Download - PENGARUH TENAGA KERJA DAN MODAL TERHADAP …
PENGARUH TENAGA KERJA DAN MODAL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA
DANGKE DI DESA PINANG KECAMATAN CENDANA KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Oleh
NUR VRELISA
NIM 105711108716
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
PENGARUH TENAGA KERJA DAN MODAL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA
DANGKE DI DESA PINANG KECAMATAN CENDANA KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Oleh
NUR VRELISA
NIM 105711108716
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati
Karya ilmiah ini kupersembahkan
kepada almamater, bangsa, dan agamaku
kepada kedua orang tuaku Ruslan dan Nurmiati tercinta
serta keluarga dan sahabat-sahabat yang tersayang
yang dengan tulus dan ikhlas selalu berdoa dan membantu
baik moril maupun materil demi keberhasilan penulis
MOTTO HIDUP
Menyia-nyiakan waktu lebih buruk dari kematian, karena kematian
memisahkanmu dari dunia sementara menyia-nyiakan waktu
memisahkanmu dari Allah Swt
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat salam
tak lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tenaga Kerja Dan Modal
Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Usaha Dangke Di Desa
Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada orang tua penulis Bapak “Ruslan” dan Ibu “Nurmiati” yang senantiasa
memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak
pamrih. Dan saudara-saudara tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Serta seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Asdar, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, MM selaku Pembimbing I
yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik.
6. Ibu Warda, SE., M.E selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak pernah lelah dalam
menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses
perkuliahan.
8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Ekonomi Pembangunan Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama
yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi
penulis.
ix
10. Terima kasih kepada semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan
dukungan sehingga penulis dapat merampung penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Makassar, 23 Januari 2021
Penulis
x
ABSTRAK
Nur Vrelisa, Tahun 2020. Pengaruh Produktivitas Susu Sapi (Usaha Dangke) Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang, Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Di Bimbing Oleh Pembimbing I Abdul Rahman Rahim Dan Pembimbing II Warda.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produktivitas susu sapi (usaha dangke) terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga di desa pinang kecamatan cendana kabupaten enrekang. Metode yang di gunakan adalah metode kuantitatif dan data yang digunakan adalah data kuisioner atau angket yang telah dilakukan oleh peneliti, serta ditunjang data pustaka. Untuk menganalisis hipotesis yaitu pengaruh produktivitas susu sapi (usaha dangke) yang terdiri dari indicator produktivitas yaitu tenaga kerja dan modal, maka digunakan metode analisis Linier Berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pendapatn rumah tangga dan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga, artinya jika jumlah tenaga kerja naik sebesar satu persen maka peningkatan pendapatan rumah tangga akan mengalami kenaikan sebesar, dan jika produktivitas modal mengalami peningkatan sebesar satu persen maka peningkatan pendapatan rumah tangga mengalami kenaikan sebesar.
Kata kunci : Produktivitas usaha dangke, tenaga kerja, modal
xi
ABSTRACT
Nur Vrelisa, 2020. The Effect of Cow Milk Productivity (Dangke Business) on Increasing Household Income in Pinang Village, Cendana District, Enrekang Regency, Thesis, Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Guided by Advisor I Abdul Rahman Rahim and Supervisor II Warda. The purpose of this study was to determine the effect of cow's milk productivity (dangke business) on increasing household income in Pinang Village, Cendana District, Enrekang Regency. The method used is quantitative methods and the data used are questionnaire data or questionnaires that have been conducted by researchers, and supported by library data. To analyze the hypothesis, namely the effect of cow's milk productivity (dangke business) which consists of productivity indicators, namely labor and capital, the Multiple Linear analysis method is used to determine the effect of independent variables on the dependent variable. The results of this study indicate that labor productivity has a positive but insignificant effect on household income and capital has a positive and significant effect on increasing household income, meaning that if the number of workers increases by one percent, the increase in household income will increase by, and if capital productivity has increased by one percent, the increase in household income has increased by. Keywords: Dangke business productivity, labor, capital
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. v
ABSTRAK ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 12
1. Pengertian Produktivitas ................................................ 12
2. Peningkatan Produktivitas ............................................. 13
3. Indikator produktivitas .................................................... 14
4. Produksi ........................................................................ 14
xiii
5. Produksi susu ................................................................ 15
6. Modal ............................................................................ 15
7. Tenaga Kerja ................................................................. 16
8. Sapi perah ..................................................................... 18
9. Dangke .......................................................................... 20
10. Usaha Rumah Tangga .................................................. 21
11. Pendapatan ................................................................... 22
B. Tinjauan Empiris ...................................................................... 24
C. Kerangka Pikir ......................................................................... 29
D. Hipotesis ................................................................................... 30
BAB III METODE PENILITIAN ........................................................... 31
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 31
1. Lokasi Penelitian ........................................................... 31
2. Waktu Penelitian ............................................................ 31
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................... 32
D. Populasi dan Sampel ................................................................. 33
1. Populasi ......................................................................... 33
2. Sampel .......................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 34
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ............................ 38
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 38
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ............................................... 40
C. Pembahasan .............................................................................. 51
xiv
BAB V PENUTUP ................................................................................ 54
A. Kesimpulan ................................................................................ 54
B. Saran ......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 56
LAMPIRAN........................................................................................... 58
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Table 1.1 Sample Populasi ......................................................................... 5
Table 1.2 Sample Populasi .......................................................................... 6
Table 1.3 Sample Produksi .......................................................................... 7
Tabel 1.4 Sampel Produksi .......................................................................... 9
Table 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 24
Table 4.1 jumlah penduduk sesuai dengan dusun/lingkungan ........ 39
Table 4.2 jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan ...................... 39
Table 4.3 distribusi reponden berdasarkan umur ............................ 40
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir .......................................................................... 30
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner penelitian ................................................................. 59
Lampiran 2 Data kuesioner penelitian .......................................................... 62
Lampiran 3 Surat penelitian .......................................................................... 68
Lampiran 4 Surat balasab penelitian ............................................................ 69
Lampiran 5 Dokumentasi penelitian .............................................................. 70
Lampiran 6 Riwayat hidup penulis .................................................... 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produktivitas merupakan faktor sangat penting dalam
mempertahankan dan mengembangkan keberhasilan suatu
organisasi/perusahaan. Sebagaimana yang kita ketahui, setiap
organisasi/perusahaan menginvestasikan sumber- sumber vital (sumber
daya manusia, bahan dan uang) untuk memproduksi barang/jasa. Dengan
menggunakan sumber-sumber daya manusia tesebut secara efektif akan
memberikan hasil yang lebih baik.
Produktivitas secara teori diartikan sebagai perbandingan antara
output (barang dan jasa) dengan input (tenaga kerja, bahan dan uang).
Produktivitas yang rendah merupakan pencerminan dari
organisasi/perusahaan yang memboroskan sumber daya yang dimilikinya.
Dan ini berarti bahwa pada akhirnya perusahaan tersebut kehilangan daya
saing dan dengan demikian akan mengurangi skala aktivitas usahanya.
Produktivitas yang rendah dari banyak organisasi/perusahaan akan
menurunkan pertumbuhan industry dan ekonomi suatu bangsa secara
menyeluruh.
Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan
telah disadari secara universal, tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak
mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai
kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barangbarang maupun jasa,
peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada
2
standar hidup yang berada dibawah kondisi distribusi yang sama dari
perolehan produktivitas yang sesuai dengan masukan tenaga kerja.
Produktivitas penting dalam meningkatkan dan mempertahankan
perusahaan dalam hal menghasilkan barang atau jasa yang pada dasarnya
tidak lepas dari peningkatan dan pengefektifan mutu tenaga kerja sebagai
sumber daya manusia yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Pengukuran produktifitas digunakan untuk mengukur tingkat
kinerja yang dicapai oleh perusahaan. Dengan adanya produktivitas maka
perusahaan dapat menilai efisiensi dan efektifitas.
Ada dua indicator dalam produktivitas, menurut Muchdarsyah (dalam Yuli
Tri Cahyono dan Lestiyana Indira M, 2007)
1. Produktivitas tenaga kerja (labor)
a. Didefinisikan sebagai nilai tambah (added value) per pekerja
b. Mencerminkan efektivitas dan efisiensi tenaga kerja dalam
produksi dan pendapatan (sale) dari output
2. Produktivitas modal (capital)
a. Mengukur efektivitas dan efisiensi modal dalam meningkatkan
output.
b. Didefinisikan sebagai nilai tambah per modal.
c. Hasil dari peningkatan peralatan dan mesin yang digunakan, juga
keterampilan tenaga kerja menggunakan modal, proses, dll.
Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani
karena hampir 100% dapat dicerna. Seiring bertambahnya jumlah penduduk
di Indonesia, meningkatnya taraf hidup serta kesadaran masyarakat akan
3
pentingnya pemenuhan gizi bagi tubuh, maka konsumsi terhadap susu
semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari data konsumsi masyarakat
pada tahun 2010 sebanyak 3.170.960 ton, kemudian tahun 2011 meningkat
menjadi 3.495.340 on dan tahun 2012 meningkat lagi menjadi 3.737.380 ton
(Kementan, 2013).
Susu merupakan produk utama yang dihasilkan peternak sapi perah,
kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan berpengaruh terhadap
penghasilan yang diperoleh setiap peternak. Dukungan faktor lingkungan
(pakan, tatalaksana, pencegahan penyakit dan lain-lain) yang berkualitas,
untuk memperoleh kualitas dan kuantitas susu yang optimum, juga didukung
oleh kualitas genetik sapi perah yang dibudidayakan. Faktor genetik sangat
penting, karena bersifat mewaris, artinya keunggulan yang diekspresikan
oleh suatu 2 individu dapat diwariskan pada keturunannya. Faktor genetik
merupakan kemampuan individu ternak, sedangkan faktor lingkungan
merupakan kesempatan untuk memunculkan keunggulan ternak tersebut
(Dudi dkk, 2006).
Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah. Jika
dibandingkan dengan negara Asia lainya, Indonesia masih tinggal atau
menempati urutan keenam dari Negara tetengga. Berdasarkan data
Kementrian Pertanian, tingkat konsumsi susu masyarakat di India per kapita
tahun 2011 tercatatat sebanyak (42,8 liter), Thailand (33,7 liter), Malaysia
(22,1liter), Filifina (22,1 liter), Vietnam (12,1 liter), dan Indonesia sebanyak
11,9 liter (Anonim, 2012). Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi
susu dalam negeri yaitu dengan meningkatkan jumlah populasi sapi perah
betina melalui impor sapi betina Fries Holland (FH) dari luar negeri dan
4
meningkatkan produktivitasnya. Produktivitas sapi perah terdiri dari
performans pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu.
Produktivitas susu sapi perah dipengaruhi oleh faktor genetik,
lingkungan dan interaksi antar keduanya. Faktor genetik meliputi mutu
genetik dan faktor lingkungan yang mencakup aspek reproduksi, pakan,
tatalaksana dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan sehingga
sapi perah mempunyai produktiivitas yang baik. Performans pertumbuhan
diantaranya bobot lahir, bobot sapih dan laju pertumbuhan. Performans
produksi meliputi produksi susu, lama laktasi dan lama kering. Performans
reproduksi meliputi umur pertama beranak, masa kosong, jumlah kawin
perkebuntingan dan selang beranak. Mengingat pentingnya susu dalam
meningkatkan kualitas SDM Indonesia, maka upaya meningkatkan
konsusmsi susu mutlak diperlukan, diantaranya mengelola susu dalam
berbagai bentuk olahan. Beberapa daerah di Indonesia memiliki produk
olahan susu tradisional seperti dali di Sumatra Utara, dadih di Sumatra
Barat, cologanti di Nusa Tenggara Timur, dan dangke di Sulawesi Selatan
yang mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia sebenarnya telah lama
mengenal susu sebagai bahan makanan. Pengembangan produk olahan
susu tradisional memiliki potensi meningkatkan konsumsi susu nasional
karena telah lama dikenal dan dikonsumsi masyarakat sehingga lebih
gampang diterima dan kasusu intoleransi susu dapat dihindarkan.
Kabupaten Enrekang adalah salah satu yang telah menjadi prioritas
pengembangan peternakan sapi perah Sulawesi Selatan. Dukungan dari
Dinas Peternakan Kabupaten Enrekang tampak dengan adanya program-
program pemberian modal bagi peternak, dan Inseminasi Buatan (IB) yang
5
bertujuan mengembangkan produksi susu untuk mendukung kegiatan
pengolahan dangke yang diolah dari susu sapi atau susu kerbau (Kasim ddk,
2011).
Tabel 1.1 Populasi Ternak Sapi Perah Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2014-2017
No Kab/Kota Total Sapi Perah
2014 2015 2016 2017
1 Kab. Selayar 1 - - -
2 Kab. Bulukumba 5 1 - -
3 Kab. Bantaeng 28 19 16 16
4 Kab. Gowa 77 54 35 36
5 Kab. Sinja 182 167 126 128
6 Kab. Bone 2 2 2 2
7 Kab. Pinrang 24 24 27 27
8 Kab. Enrekang 1145 1248 1323 1343
Jumlah 1464 1515 1529 1552
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan, 2017
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa Kabupaten Enrekang
memiliki populasi sapi perah terbanyak menurut Kabupaten/kota, pada tahun
2014 memiliki populasi sapi perah sebanyak 1145, tahun 2015 sebanyak
1248, kemudian tahun 2016 meningkat sebanyak 1323, dan pada tahun
2017 sebanyak 1343.
Sapi perah merupakan salah satu jenis komoditi unggulan peternakan
Kabupaten Enrekang selain sapi potong dan kambing Sapi perah telah
tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Enrekang seperti Kecamatan
Enrekang, Cendana, Alla, Baraka dan Anggeraja (Tabel 1). Peternakan sapi
perah di Kabupaten Enrekang sudah dimulai sejak tahun 1981 melalui
proyek Crash Program oleh Dinas Peternakan berupa bantuan sapi perah
jenis Sachiwal Cross dan Santa Gertrudis dari New Zealand (Gambar 1).
Perkembangan sapi perah mengalami stagnasi dari tahun 1981 – 1991,
6
populasinya hanya bertambah 60 ekor. Namun, sejak tahun 1991 – 2001
dengan adanya teknologi Inseminasi Buatan (IB) populasi dapat ditingkatkan
hingga mencapai 110 ekor, bahkan pada tahun 2002 mencapai 284 ekor.
Dengan teknologi IB dan pengadaan sapi perah melalui bantuan pemerintah
(APBD II) serta swadaya masyarakat, populasi sapi sampai dengan tahun
2018 ini mencapai 6908 ekor (Tabel 1.2).
Tabel 1.2 Populasi Sapi Perah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Enrekang
Sampai Tahun 2018
No Kecamatan Total Ternak Sapi Perah (ekor)
1 Maiwa 47
2 Bungi 19
3 Enrekang 969
4 Cendana 3402
5 Baraka 213
6 Buntu Batu 185
7 Anggeraja 1088
8 Malua 65
9 Alla 473
10 Curio 192
11 Masalle 35
12 Baroko 220
Total 6908 Sumber : Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Enrekang, 2018.
Usaha peternakan sapi perah ini banyak dikembangkan sebagai ternak
dengan hasil utama berupa susu. Meningkatnya populasi sapi perah di
Kabupaten Enrekang berdampak pada melimpahnya susu segar yang
diproduksi peternakan sapi perah. Menurut Asosiasi Gabungan Koperasi
7
Susu Indonesia (2017), setiap sapi perah lokal mampu menghasilkan susu
sebanyak 13-15 liter per harinya.
Pengembangan usaha kecil makanan khas tradisional dangke di
Kabupaten Enrekang memiliki potensi yang cerah seiring dengan cerahnya
prospek persapiperahan sebagai penyedia bahan baku produk dalam bentuk
susu segar di Kabupaten Enrekang. Menurut Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Enrekang (2012) populasi sapi perah yang ada di
Kabupaten Enrekang sebanyak 1443 ekor dan mampu menghasilkan susu
segar 4613 liter/hari. Adapun populasi sapi perah dan produksi susu di
Kabupaten seperti ditunjukkan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.3 Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu berdasarkan Kecamatan
di Kabupaten Enrekang
No. Kecamatan Jumlah Produksi susu/hari (liter)
1. Enrekang 174 456
2. Cendana 686 2538
3. Maiwa 5 27
4. Anggeraja 242 784
5. Alla 143 387
6. Baraka 68 236
7. Malua 3 20
8. Bungin - -
9. Buntu Batu 19 52
10. Masalle 33 -
11. Curio 40 95
12. Baroko 30 18
T o t a l 1443 4613
Sumber : Saputra A (2012).
Dari Tabel 1.2 menunjukkan populasi sapi perah terbanyak berada di
Kecamatan Cendana (686 ekor), Anggeraja (242 ekor), Enrekang (174 ekor),
Alla (143 ekor), dan Baraka (68 ekor). Hal ini mengindikasikan
8
pengembangan usaha sapi perah di Kabupaten Enrekang terbesar di bagian
selatan kota Enrekang yang merupakan daerah dataran rendah.
Dangke merupakan indigenous product Kabupaten Enrekang. Dangke
diproduksi dari susu sapi perah melalui proses aglutinasi bahan kering susu
dengan menggunakan getah papain pada suhu 70oC. Berat rata-rata dangke
mencapai 330 gram yang diproduksi dari 1,5 liter susu sapi dan dijual
dengan harga Rp 15.000 – 25.000 per biji dangke. Jika dikonversi ke harga
susu per liter, maka harga susu di Kabupaten Enrekang mencapai Rp
10.000 – 16.000 per liter. Pusat produksi dangke di Kabupaten Enrekang
saat ini terpusat di daerah sentra (Kecamatan Cendana) dimana terdapat
55,13% peternak di Kecamatan tersebut dan daerah pengembangan yang
tersebar di 3 Kecamatan yaitu Alla, Anggeraja dan Baraka dengan jumlah
peternak 44,87% dari total peternak (Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Enrekang, 2016).
Dangke merupakan produk olahan susu tradisional yang dikenal sejak
tahun 1905 dan usaha pengolahannya sekarang telah menjadi usaha skala
rumah tangga di kabupaten Enrekang. Nilai lebih dari pengolahan dangke di
Enrekang adalah sebagai wadah penyerapan susu hasil produksi peternak
sehingga tidak dikenal adanya penolakan terhadap produksi susu peternak
seperti yang biasa terjadi di sentra susu di daerah jawa. Peternakan sapi
perah dan usaha pembuatan dangke menjadi satu kesatuan industri dalam
satu rumah tangga peternak. Pengembangan dangke tidak hanya
meningkatkan konsumsi susu, tetapi juga menjadi motivasi bagi peternak
untuk terus mengembangkan usaha peternakannya. Dangke adalah salah
satu peluang investasi di sektor peternakan yang berprospek untuk
9
dikembangkan karena permintaan pasar terhadap produk tersebut semakin
meningkat sehingga dapat menjadi sumber penghasilan yang cukup
menjanjikan untuk masyarakat setempat. Usaha pembuatan dangke telah
turun-temurun menjadi sumber pendapatan sebagian kecil masyarakat di
Kecamatan Cendana.
Tabel 1.3 menunjukkan produksi dangke yang dihasilkan oleh
usaha rumah tangga dangke di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang
sangatlah beragam setiap hari tergantung jumlah sapi yang sedang dalam
masa laktasi. Pendapatan yang diperoleh pemilik usaha dangke dalam
mengelola usahanya tergantung besar kecilnya produksi yang dihasilkan
serta besar kecilnya biaya produksi yang di keluarkan dalam proses
produksi.
Tabel 1.4
Jumlah Produksi Dangke di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Tahun 2019
No Uraian Jumlah Responden (Jiwa) Persentase (%)
1 < 9,28 Buah/Hari 33 37,50
2 9,28 - 13,76 Buah/Hari 29 32,95
3 > 13,76 Buah/Hari 26 29,55
Jumlah 88 100,00
Sumber: Dwi Aras Pancarany (2019).
Usaha produksi susu dangke sebagai salah satu jenis usaha
masyarakat yang dilakukan perorangan atau keluarga, di samping usaha-
usaha lain seperti pertanian, perkebunan dan lain-lain. Usaha produksi susu
dangke diharapkan dapat meningkatkan pendapatan. Dengan pendapatan
10
yang meningkat maka kesejahteraan masyarakat diharapkan ikut meningkat.
Tambahan penghasilan dari olahan susu dangke akan berpengaruh
terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, serta merupakan sumber mata
pencaharian sebagian penduduk karena memberikan pendapatan tambahan
bagi masyarakat berpendapatan rendah di daerah kecamatan Cendana.
Penelitian ini mengacu pada indicator produktivitas menurut
Muchdarsyah Sinungan (2005), yaitu produktivitas tenaga kerja (labor) dan
produktivitas modal (capital).
Berdasarkan paparan latar belakang dan permasalahan diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tenaga Kerja
Dan Modal Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Usaha
Dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan
rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana
Kabupaten Enrekang ?
2. Apakah modal berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan rumah
tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap peningkatan
pendapatan rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan
Cendana Kabupaten Enrekang
11
2. Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap peningkatan pendapatan
rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana
Kabupaten Enrekang
D. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan penelitian, ada tiga manfaat yang dapat diperoleh,
yaitu :
1. Dapat menambah wawasan peneliti mengenai peluang usaha serta
pengaruh tenaga kerja dan modal terhadap peningkatan pendapatan
rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana
Kabupaten Enrekang.
2. Dapat menjadi masukan/informasi bagi pemilik usaha dangke atau pihak
yang terkait.
3. Sebagai referensi dan informasi bagi pembaca dan pihak yang ingin
melakukan penelitian dengan masalah yang sama.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Produktivitas
Produktivitas memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang
pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang produktivitas,
adapun berbagai macam pengertian produktivitas adalah sebagai berikut :
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktifitas tidak lain ialah ratio
dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan sumber daya
produksi yang dipergunakan (input).
b. Sinungan Muchdarsyah (2009) menyatakan bahwa produktivitas
merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial,
yakni : investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta
riset, manajemen, dan tenaga kerja.
c. Menurut Hasibuan dalam Edyun (2012). Produktivitas adalah
meningkatnya output (hasil) yang sejalan dengan input (masukan). Jika
produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan
efisiensi (waktu, bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan
adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.
d. Menurut Jackson, dalam Agustin (2014). Produktivitas (productivity)
diartikan sebagai meningkatnya hasil kerja yang dipengaruhi oleh (input)
dan menghasilkan sebuah barang atau jasa (output).
13
2. Peningkatan Produktivitas
Peningkatan Produktivitas bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
dalam memproduksi barang atau jasa dengan kata lain produktivitas
mengutarakan cara pemanfaatan secara maksimal terhadap sumber daya
yang ada dalam memproduksi barang dan jasa. Produktivitas merupakan
sumber yang dapat memberikan keuntungan yang kompetitif dan
kelangsungan hidup suatu perusahaan secara jangka panjang. Suatu
perusahaan dapat menambah kekompetitifannya dengan meningkatkan
produktivitas dengan cara menambahkan nilai tambah (added value) bagi
produk/jasa yang dihasilkan lebih baik dari kompetitor-kompetitor yang lain.
Konsep dari produktivitas sendiri tidak lepas dari peningkatan kualitas, baik
kualitas input, output, dan proses itu sendiri.
Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber
pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan
unsur penting dalam menjaga kesinambungan peningkatan produktivitas
jangka panjang. Dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang sama,
pertumbuhan output akan meningkat lebih cepat apabila kualitas dari
kedua sumber daya tersebut meningkat. Walaupun secara teoritis faktor
produksi dapat dirinci, pengukuran kontribusinya terhadap output dari suatu
proses produksi sering dihadapkan pada berbagai kesulitan. Disamping itu,
kedudukan manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar maupun sebagai
manajer, dari suatu aktivitas produksi tentunya juga tidak sama dengan
mesin atau alat produksi lainnya. Seperti diketahui bahwa output dari setiap
aktivitas ekonomi tergantung pada manusia yang melaksanakan aktivitas
14
tersebut, maka sumber daya manusia merupakan sumber daya utama
dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.
3. Indikator Produktivitas
Ada dua indikator produktivitas, yaitu:
a. Produktivitas tenaga kerja
1) Produktivitas tenaga kerja didefinisikan sebagai nilai tambah
(added value) per pekerja.
2) Mencerminkan efektivitas dan efisiensi tenaga kerja dalam
produksi dan pendapatan (sale) dari output
b. Produktivitas modal (capital)
1) Produktivitas modal (capital) yaitu Mengukur efektivitas dan
efisiensi modal dalam meningkatkan output.
2) Didefinisikan sebagai nilai tambah modal.
3) Hasil dari peningkatan peralatan yang digunakan, juga
keterampilan tenaga kerja menggunakan modal, proses,
dan lain-lain.
4. Produksi
Produksi adalah proses hasil akhir aktivitas ekonomi yang
memanfaatkan dari beberapa masukan untuk menghasilkan output. Setiap
kegiatan produksi sangat tergantung pada faktor-faktor produksi
diantaranya alam, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Semakin
banyak produk yang dihasilkan maka akan berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan tenaga kerja. Peningkatan output akan
menyebabkan peningkatan kesempatan kerja. Produksi dalam teori ini
adalah suatu proses yang dihasilkan suatu barang yang memiliki nilai jual
15
dengan diawali dari input kemudian menghasilkan pengeluaran berbentuk
output (barang) yang berguna bagi kebutuhan masyarakat, apabila modal
yang digunakan untuk produksi sulit didapatkan maka produksi akan
terhambat, sehingga hal ini menjadi permasalahan pada produksi
(Dwintasari dan Indrajaya, 2017).
5. Produksi Susu
Produksi susu merupakan faktor esensial dalam menentukan
keberhasilan usaha sapi perah, karena jumlah susu yang dihasilkan akan
menentukan pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi
perah di Indonesia berkisar antara 8 - 10 l/ekor/hari (Ramli et al., 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu antara lain
genetik, lingkungan serta interaksi antara kedua faktor tersebut. Faktor
genetik yang mempengaruhi produksi yaitu bangsa ternak, sedangkan
faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas antara lain pakan,
iklim, ketinggian tempat, bobot badan, penyakit, kebuntingan dan jarak
beranak, bulan laktasi. Kualitas susu akan semakin menurun seiring
dengan pertambahan umur ternak terutama bahan padatannya (Salundik et
al., 2011).
6. Modal
Modal merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh kuat
dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro modal
merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara
langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana produksi,
sehingga mampu mendorong kenaikan produktivitas dan output. Menurut
Meij (dalam Riyanto, 2010) modal adalah sebagai kolektivitas dari barang-
16
barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, yang dimaksud
dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam
rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya untuk membentuk
pendapatan. Para ekonomi menggunakan istilah modal atau capital untuk
mengacu pada stok berbagai peralatan dan struktur yang digunakan dalam
proses produksi. Artinya, modal ekonomi mencerminkan akumulasi barang
yang dihasilkan di masa lalu yang sedang digunakan pada saat ini untuk
memproduksi barang dan jasa yang baru. Modal ini antara lain peralatan,
mesin, angkutan, gedung dan bahan baku.
7. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu
negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja Sedangkan menurut DR Payaman Siamanjuntak (2002)
dalam bukunya “Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia” tenaga kerja
adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari
pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga. Secara praksis pengertian tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur. Jadi
yang dimaksud dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari
atau sudah melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa
yang sudah memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah.
17
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu
diperhitungkan dalam proses produksi. Jumlah yang cukup bukan saja
dilihat dari tersedianya tenaga kerja tapi juga kualitas dan macam tenaga
kerja. Penggunaan faktor tenaga kerja dalam produksi barang dan jasa
mempunyai 2 (dua) macam nilai ekonomi yaitu :
1. Dengan tenaga kerja yang disumbangkan, input lain berupa
modal, bahan, energi dan informasi dapat diubah menjadi output
atau produk yang mempunyai nilai tambah.
2. Penggunaan tenaga kerja juga memberikan pendapatan kepada
orang yang melakukan pekerjaan dan memungkinkan
penyumbang input lain memperoleh pendapatan.
Simanjuntak (2002) berpendapat tenaga kerja merupakan salah satu
faktor produksi selain faktor produksi tanah,modal yang memiliki peranan
penting dalam mendukung kegiatan produksi guna menghasilkan barang
dan jasa. Pertambahan permintaan barang dan jasa masyarakat akan
mengakibatkan peningkatan permintaan tenaga kerja. Permintaan tenaga
kerja disebut derived demand, Karen sebagai input perubahan permintaan
tenaga kerja ditentuksn oleh perubahan permintaan outputnya. Semakin
besar permintaann output yang dihasilkan semakin besar pula permintaan
tenaga kerjanya. Akan tetapi hal yang sebaliknya terjadi pada industri kecil.
Jumlah tenaga kerja yang digunakan industri kecil tidak dipengaruhi oleh
target berapa output yang dihasilkan. Industry kecil tidak memperhatikan
seberapa besar permintaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan
karena industri ini bersifat supply oriented. Sebaliknya pada industri besar
18
dan menengah memiliki orientasi usaha yang cenderung kearah pasar atau
demand oriented (Ananta,1993:159).
8. Sapi Perah
Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan
dibandingkan ternak lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah
makanan ternak berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan. Di negara-negara maju, sapi perah dipelihara
dalam populasi tertinggi, karena merupakan salah satu sumber kekuatan
ekonomi bangsa. Sapi perah menghasilkan susu dengan keseimbangan
nutrisi sempurna yang tidak dapat digantikan bahan makanan lain
(Shiddieqy, 2007).
Sapi perah yang ada di Indonesia merupakan sapi impor dan hasil
persilangan sapi impor dengan sapi lokal. Menurut Prihadi (1997), sapi
perah di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan
kemurnian bangsanya :
a. Sapi Pure Breed
Termasuk jenis ini adalah sapi FH murni yang diimpor langsung
dari breeder, juga sapi kelahiran Indonesia yang induknya FH murni
serta pejantannya juga FH murni.
b. Sapi Cross Breed
Sapi ini merupakan persilangan antara sapi murni FH dengan sapi
lokal dan diketahui tingkat kemurniannya (berapa persen darah FH nya).
19
c. Sapi Non Discript
Sapi yang termasuk non discript adalah sapi-sapi yang jelas bukan
sapi FH murni, tetapi tidak diketahui dengan jelas tingkat kemurnian
darah FH nya dan tidak mempunyai ciri-ciri seperti FH.
Mardiningsih (2007) menyatakan bahwa sapi perah yang dipelihara di
Indonesia pada umumnya adalah bangsa Friesian Holstein (FH) dan
keturunannya atau persilangannya yang dikenal dengan Peranakan
Friesian Holstein (PFH). Sapi perah FH berasal dari belanda dengan ciri-
ciri khas yaitu warna bulu hitam dengan bercak-bercak putih pada umunta,
namun ada juga yang berwarna coklat ataupun merah dengan bercak
putih, bulu ujung ekor bawah juga berwarna putih, bagian bawah dari kaki
berwarna putih, dan tanduk yang pendek serta menjurus kedepan (Makin,
2011).
Sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan salah satu
sapi perah di Indonesia yang merupakan hasil persilangan dari sapi perah
Friesian Holstein (FH) dengan sapi lokal. Sapi PFH memiliki sifat bobot
badan yang cukup tinggi dan mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis
dengan produksi susu yang relatif tinggi.
Hadisutanto (2008) menyatakan bahwa sapi Perah Fries Holland
telah diternakkan lebih dari 2000 tahun yang lalu dan berasal dari North
Holland dan West Friesland. Menurut sejarahnya bahwa bangsa sapi Fries
Holland berasal dari Boss Taurus yang mendiami daerah beriklim sedang
di dataran Eropa. Sebagian besar sapi tersebut memiliki warna bulu hitam
dengan bercak-bercak putih, bulu ujung ekor berwarna putih, bagian bawah
dari corpus (bagian kaki) berwarna putih atau hitam dari atas terus ke
20
bawah dan di Belanda sendiri ada Fries Holland yang mempunyai warna
coklat/merah dengan bercak-bercak putih.
9. Dangke
Dangke adalah sebutan keju dari daerah Enrekang, Sulawesi selatan.
merupakan makanan tradisional yang rasanya mirip dengan keju, namun
tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih
hingga kekuningan. Makanan khas ini dibuat dengan bahan dasar susu
segar dari kerbau yang digumpalkan dengan menggunakan bahan alami
atau tanpa pengawet buatan. Oleh sebab itu dangke memiliki kandungan
protein yang cukup tinggi, dan aman untuk dikonsumsi, walaupun hanya
bisa bertahan beberapa hari saja pada suhu ruang. Proses pembuatan
dangke oleh masyarakat Enrekang umumnya dilakukan melalui
pemanasan susu kemudian ditambahkan getah pepaya, setelah terjadi
penggumpalan kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan
tempurung kelapa yang sekaligus sebagai alat pencetak dangke dan
selanjutnya dibungkus dengan daun pisang. Bentuk dangke dan
pembungkus daun pisang menjadi ciri khas dari produk dangke oleh
masyarakat Enrekang. Menurut Malaka dkk. (2015), bahwa struktur dangke
yang terbaik pada pemanasan 75 °C dengan konsentrasi getah pepaya
0,5% memiliki kandungan protein 17,94%, lemak 24,295%, laktosa
14,12%, pH 5,93 dan persentase asam laktat 0,296%. Mukhlisah dkk
(2017), melaporkan bahwa dangke yang memiliki kualitas terbaik pada
suhu pemansan 80 °C dan konsentrasi papain 0,3%. Karakteristik dangke
yang dihasilkan memiliki kadar protein 16,86%; air 58,75%; lemak 15,19%,
abu 2,31%, karbohidrat 5,88%. Karakteristik fisik dangke yang dihasilkan
21
meliputi pH 6,62, produksi curd dangke 15,66% dan kekerasan 752 9 gf).
Sabil dkk. (2017), berpendapat bahwa suhu pemeraman memberikan
pengaruh terhadap kualitas kimia dan mikrostruktur dangke berbahan
dasar susu sapi, dimana pada suhu pemeraman 5 °C memiliki kadar
protein 24,98%, lemak 2,26%, dan kadar air 51,15%.
10. Usaha rumah tangga
Usaha rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan
dalam skala kecil yang bergerak dalam bidang usahatertentu. Home berarti
rumah, tempat tinggal ataupun kampung halaman. Sedang industri, dapat
diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun
perusahaan. Singkatnya, home industry (atau biasanya ditulis/dieja dengan
“Usaha rumah tangga”) adalah rumah usaha produk barang atau juga
perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah (Gita Rosalita Armelia dan Anita
Damayantie, 2014).
Usaha rumah tangga juga dapat berarti usaha rumah tangga karena
termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga. Pada
umumnya memusatkan kegiatan di sebuah rumah keluarga tertentu dan
para karyawannya berdomisili di tempat yang tidak jauh dari rumah
produksi tersebut. Secara geografis dan psikologis hubungan mereka
sangat dekat (pemilik usaha dan karyawan) sehingga memungkinkan
kemudahan dalam menjalin komuniksi. Pelaku kegiatan ekonomi yang
berbasis rumah ini adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari
anggota keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan
22
mengajak beberapa orang disekitarnya sebagai karyawan (Maninggar
Praditya,2010).
11. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang
bingung mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan
dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai
income, maka income dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata
revenue sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan.
Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas
jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah.
Pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
1) Produk
Salah satu tugas utama dari manajemen penjualan adalah desain
produk yaitu mereka merupakan pemberi saran perbaikan yang
diperlukan desain produk dengan akibat dari keluhan para
pelanggan.
2) Harga
Jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan
suatu produk dengan akibat dari keluhan para pelanggan.
3) Distribusi
Prantara barang dari produsen ke konsumen, semakin luas
pendistribusiannya maka akan mempengaruhi penjualan promosi.
23
Menurut Boediono pendapatan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain dipengaruhi:
a) Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki bersumber pada hasil-hasil
tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.
b) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini
ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.
c) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.
b. Sumber Pendapatan
Pendapatan seseorang harus dapat digunakan untuk
menentukan tingkat kesejahteraan sebab dengan pendapatan
seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sumber pendapatan
masyarakat terdiri dari:
1) Di sektor formal berupa gaji dan upah yang diperoleh secara tetap
dan jumlah yang telah ditentukan.
2) Di sektor informal berupa pendapatan yang bersumber dari
perolehan atau penghasilan tambahan seperti: penghasilan dagang,
tukang, buruh, dan lain-lain.
3) Di sektor subsisten merupakan pendapatan yang bersumber dari
hasil usaha sendiri berupa tanaman, ternak, kiriman dan pemberian
orang lain.
Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan yang
berupa uang maupun barang yang diterima, biasanya sebagai balas
jasa dari sektor informal. Sumber pendapatan ini berupa:
a) Pendapatan dari usaha, meliputi: Produksi susu sapi perah.
24
b) Pendapatan dari investasi.
c) Pendapatan dari keuntungan sosial.
B. Tinjauan Empiris
Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu,
maka disusun suatu kerangka pemikiran teori mengenai penelitian yang akan
dilakukan.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang menajdi bahan
pertimbangan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO Nama
(Tahun)
Judul Metode Hasil
1. Nurhaeda
h*, Arman,
dan
Irmayani
(2019)
Diverfikasi Produk
Dangke Untuk
Meningkatkan
Kesejahteraan
Peternak Sapi di
Kabupaten
Enrekang
Data yang
digunakan
dalam
penelitian
ini, yaitu
data
Primer
disurvey
Konsumsi produk
dangke di
Kabupaten
Enrekang masih
dalam bentuk
tradisional, belum
ada diversifikasi
yang luas atas
produk tersebut.
Hal ini
berpengaruh pada
jumlah konsumsi
masyarakat atas
produk tersebut.
Konsumsi
masyarakat
Kabupaten
Enrekang atas
produk dangke
adalah 25%
25
responden
mengkonsumsi 1-2
buah/hari, 14%
respon
mengkonsumsi 3-
4 buah/hari dan
sisanya 61%
mengkonsumsi
secara tidak
menentu, dan
dengan adanya
diverifikasi
produksi dangke
akan meningkatkan
profit masyarakat
serta akan
menunjang
keberlangsungan
usaha masyarakat
2. Syamsul
Rahman dan
Awaluddin
Rauf
(2013)
Kelompok Usaha
Sapi Perah dan
Pengolah Dangke
di Kabupaten
Enrekang
Data yang
digunakan
dalam
penelitian
ini, yaitu
data
Primer
disurvey
Perlunya kelompok
petani peternak
(mitra)
memperbaiki
sistem pengelolaan
usaha sapi perah,
khususnya
pemahaman
peternak apa
tujuan pembesaran
sapi perah, seluk
beluk manfaat
pemberian pakan
bagi sapi perah,
dan standar
perkandangan sapi
perah supaya
dapat
meningkatkan
produktivitas hasil
susu
3. Sjamsuddin
Garantjang
dan Sutomo
Syawal
Potensi
Pengembangan
Sapi Perah di
Kabupaten
Data yang
digunakan
diperoleh dari
data primer
Peluang
pengembangan
sapi perah di
Kabupaten
26
(2017) Enrekang dan
Capaian Selama
30 Tahun Terakhir
dan data
sekunder
Enrekang akan
membuka
lapangan kerja dan
masih
memungkinkan
peningkatan
populasi terutama
di kecamatan-
kecamatan yang
masih kurang
ternak perahnya
sementara di
wilayah kecamatan
yang sudah padat
ternak
perahnyanya perlu
dilakukan
perbaikan
manajemen,
seleksi
peningkatan
reproduksi
produksi susu per
ekor ketersediaan
pakan hijauan dan
limbah pertanian.
4. Euis Dasipah
dan Reiza
Miftah
Wirakusuma
(2017)
Pengaruh Souvenir
Olahan Susu
terhadap
Pendapatan
Masyarakat di
Kabupaten
Bandung Barat
Data yang
digunakan
diperoleh dari
data primer
dan data
sekunder
Berdasarkan hasil
penelitian dapat
disimpulkan bahwa
pakan yang
diberikan pada
ternak
berpengaruh positif
terhadap produk
susu, Pendapatan
peternak sapi
perah dipengaruhi
oleh kualitas dan
kuantitas produk
susu
5. Christian
Manase
Luanmase*,
Sudi Nurtini,
Analisis Motivasi
Beternak Sapi
Potong Bagi
Peternak Lokal dan
Data yang
digunakan
dalam
penelitian ini
Berdasarkan hasil
penelitian pada
usaha beternak
sapi potong, dapat
27
dan F.
Trisakti
Haryadi
(2011)
Transmigran Serta
Pengaruhnya
Terhadap
Pendapatan di
Kecamatan
Kairatu, Kabupaten
Seram Bagian
Barat
adalah data
primer dan
data sekunder
disimpulkan
bahwa:
1. Terdapat
perbedaan
signifikan
antara peternak
lokal dan
transmigran
yakni: umur
peternak,
tingkat
pendidikan,
keberanian
mengambil
resiko dan
curahan waktu
kerja.
2. Karakteristik
yang signifikan
terhadap
motivasi adalah
pengalaman
peternak,
tanggungan
keluarga, luas
lahan, dan
dummy
peternak.
3. Karakteristik
yang signifikan
terhadap
pendapatan
adalah umur
peternak,
tingkat
pendidikan,
pengalaman
peternak,
kepemilikan
ternak dan
dummy
peternak, dan
4. Motivasi
28
peternak
transmigran
berhubungan
positif dengan
pendapatan.
6. Wilda Ayu
Ridwana
(2020)
Pengaruh Modal,
Biaya Dan
Penjualan Produk
Terhadap Laba
Usaha Usahawan
Susu Pasteruisai
Di Blitar
Pendekatan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah
pendekatan
kuantitatif
1. Modal
berpengaruh
posotif terhadap
laba bersih
usahawan susu
pasteurisasi di
blitar
2. Biaya tidak
berpengaruh
terhadap laba
bersih
usahawan susu
pasteurisasi di
blitar
3. Penjualan
produk
berpengaruh
positif terhadap
laba bersih
usahawan susu
pasteurisasi di
blitar
4. Modal, biaya,
dan penjualan
produk
perpengaruh
terhadap laba
bersih
usahawan susu
pasteurisasi di
blitar
7. Satya
Nugroho dan
Muchamad
Joko Budiono
(2014)
Pengaruh Modal ,
Tenaga Kerja Dan
Teknologi
Terhadap Hasil
Produksi Susu
Kabupaten
Bojowali
Penelitian ini
menggunakan
data primer
Modal, tenaga
kerja dan teknologi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap hasil
produksi susu sapi
perah. Serta
mempunyai
29
pengaruh 87%
Sedangkan
sisanya sebesar
13% dipengaruhi
oleh faktorfaktor
lain yang tidak
diteliti
8. Wahniyathi
Hatta1 Dan
Mirnawati B.
Sudarwanto2
(2014)
Survei Karakteristik
Pengolahan Dan
Kualitas Produk
Dangke Susu Sapi
Di
Kabupaten
Enrekang,
Sulawesi Selatan
Jenis
penelitian ini
adalah survey
bersifat
deskriptif
Metode pembuatan
dangke susu sapi
di Kabupaten
Enrekang meliputi
tahap pemanasan
susu, penambahan
larutan getah
pepaya untuk
pembentukan curd,
penyaringan/pence
takan curd dengan
tempurung kelapa
C. Kerangka Pemikiran
Hubungan produktivitas dangke terhadap pendapatan rumah tangga.
Produktivitas adalah hubungan antara masukan-masukan dan keluaran-
keluaran suatu sistem produktif. Dalam teori, sering mudah untuk mengukur
hubungan ini sebagai rasio keluaran dibagi masukan. Bila lebih banyak
keluaran diproduksi dengan jumlah masukan sama, produktivitas naik. Begitu
juga, bila lebih sedikit masukan digunakan untuk sejumlah keluaran sama,
produktivitas juga naik.
Pendapatan yang diperoleh pemilik usaha dangke dalam mengelola
usahanya tergantung besar kecilnya produksi yang dihasilkan serta besar
kecilnya biaya produksi yang di keluarkan dalam proses produksi.
Berdasarkan landasan teori dan pemaparan di atas, maka untuk
mengetahui pengaruh produktivitas susu dangke terhadap pendapatan rumah
30
tangga maka disusun suatu kerangka pemikiran teori mengenai penelitian
yang akan dilakukan.
Kerangka pemikiran teori tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
D. Hipotesis
1. Diduga tenaga kerja berpengaruh positif terhadap peningkatan
pendapatan rumah tangga usaha dangke di desa Pinang Kecamatan
Cendana Kabupaten Enrekang.
2. Diduga modal berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan
rumah tangga usaha di desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang.
Pendapatan Rumah Tangga
(Y)
Tenaga kerja
(X1)
Modal
(X2)
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah jenis
penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 13), metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif. Metode
kuantitatif yang dimaksud adalah yang bersifat angka dan bilangan, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini di Desa Pinang Kecamatan Cendana
Kabupaten Enrekang, dipilihnya lokasi ini karena dari pengamatan peneliti
desa pinang merupakan desa yang berpotensial untuk meningkatkan
pendapatan rumah tangga dalam hal produksi susu sapi.
2. Waktu Penelitian
32
Penelitian ini dilakukan pada semester VIII tahun 2019/2020. Secara
keseluruhan semau kegiatan dari penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu
sejak bulan Oktober - November 2020.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel penelitian
a. Variabel independen (variabel bebas)
Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen
(variabel bebas) dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent
adalah produktivitas susu dangke.
b. Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi atau akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel dependen adalah pendapatan rumah tangga.
2. Defenisi Operasional
Definsi operasional adalah variabel penelitian ini dimaksudkan untuk
memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis,
instrumen, serta sumber pengukuran berasal dari mana. Berikut ini akan
dijelaskan definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini:
a. Pendapatan Rumah Tangga (Y) adalah penerimaan dari gaji atau balas
jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah
Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa
dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga.
33
b. Tenaga kerja (X1) tenaga kerja adalah individu yang sedang melakukan
pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa.
c. Modal (X2) merupakan faktor esensial dalam menentukan keberhasilan
usaha dangke, modal memiliki peran penting dalam mendukung
kegiatan prodiksi guna menghasilkan barang dan jasa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau
suatu subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang memproduksi susu sapi
yaitu sebanyak 30 usaha rumah tangga dalam peningkatan pendapatan
rumah tangga (variabel dependen dan independent).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan dalam penelitian. Adapun sampel dari penelitian
ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu penduduk yang
memproduksi susu sapi dalam peningkatan pendapatan rumah tangga.
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 50 orang. Sampel jenuh disebut juga
dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
34
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui metode
wawancara dan kuisioner.
1. Wawancara
Wawancara adalah sejumlah petanyaan yang akan ditanyakan
kepada responden secara lisan. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara
merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara
dengan sumber informasi, di mana pewawancara bertanya langsung
tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya. Dalam
penelitian ini subjek yang akan diwawancarai adalah masyarakat desa
Pinang Kecamatan Cenda Kabupaten Enrekang.
2. Kuisioner
Metode angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan
rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan
diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden
(orang-orang yang menjawab atas pertanyaan yg diajukan untuk
kepentingan penelitian), terutama pada penelitian survei. Dalam penelitian
ini menggunakan kuisioner terbuka yaitu memberikan kebebesan kepada
objek penelitian dalam menjawab, dan subjeik dalam penelitian ini adalah
masyarakat desa Pinang Kecamatan Cenda Kabupaten Enrekang.
3. Studi Pustaka
35
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang diambil dari
buku-buku ilmiah, literatur dan sumber lainnya yang memilki keterkaitan
dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan
beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai landasan
teori sebagai pendukung teoritas dalam permasalahan yang peneliti
angkat.
F. Teknik Analisis Data
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan jika menggunakan analisis
regresi linear untuk memperoleh model regresi yang bisa
dipertanggungjawabkan. Uji ini terdiri dari uji normalitas residual, uji
multikolinearitas, uji heteroskedasitas dan uji autokorelasitas.
a) Analisis Regresi Linier Berganda
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi liner
berganda dengan menggunakan program SPSS. Analisis regresi linier
berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh kuantitatif
produktivitas susu sapi (variabel X) terhadap pendapatan rumah tangga
di desa Pinang (variabel Y).
Formulasi persamaannya sebagai berikut :
Dimana :
Y = pendapatan rumah tangga
α = Nilai konstanta
b1 = Besarnya pengaruh tenaga kerja
b2 = Besarnya pengaruh modal
Y = α + b1X1 + b2X2 + e
36
X2 = Variabel modal
X1 = Variabel tenaga kerja
e = Faktor eror
b) Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,
apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Nilai
residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk loceng
(bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga.
Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem dalam data
yang diambil.
c) Uji Multtikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya multikolinearitas.
d) Uji Aoutokorelasi
Uji Autokorelasi merupakan salah satu uji asumsi klasik dalam
analisis regresi linear berganda. Uji autokorelasi adalah untuk melihat
apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode
sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi
37
adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data
observasi sebelumnya.
e) Uji Hipotesis
a. Uji t (Individu)
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi di setiap
variabel independen. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah
variabel independen yang terdapat dalam suatu persamaan secara
individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Algifari,
2000).
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
b. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel
dependen. Pengujian yang dilakukan menggunakan uji distribusi F.
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
c. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determiminasi R² merupakan ukuran ikhtisar yang
mengatakan seberapa baik garis regresi sampai dengan
mencocokkan data. Nilai R² berkisar antara nol sampai satu (0 < R²
< 1). Semakin besar nilai R² maka semakin besar variabel
38
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen.
Koefesien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel independen (tenaga kerja dan modal) terhadap
variabel dependen (pendapatan rumah tangga).
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Keadaan Geografi Desa Pinang
Desa Pinang adalah hasil dari pemekaran desa sebelumnya yaitu
desa persiapan Leoran, yang terletak 6 KM dari Ibukota Kabupaten
Enrekang, atau 10 KM dari Ibukota Kecamatan Cendana dengan luas
wilayah seluas ± 14. 51 KM2, dengan batas-batas yaitu sebagai beriku:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cemba Kecamatan
Enrekang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lebang
c. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Leoran
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batulappa Kabupaten
Pinrang
2. Iklim
Keadaan iklim di Desa Pinang terdiri dari : Musim Hujan, kemarau
dan musim pancaroba. Dimana musim hujan biasanya terjadi antara
Bulan Januari s/d April, musim kemarau antara bulan Juli s/d November,
sedangkan musin pancaroba antara bulan Mei s/d Juni.
3. Keadaan Penduduk Desa Pinang
Jumlah Penduduk/KK, jiwa, RTM = 49 KK, RTSM = 40, Non RTM =
185.
40
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Dusun/Lingkungan
No Nama Dusun Jumlah Jiwa
Kepala Keluarga L P Total
1. Dusun Riso 185 213 398 115
2. Dusun Lekkong 68 87 155 57
3. Dusun Kunyi 107 104 211 55
4. Dusun Padang Malua 138 122 260 67
Jumlah 498 526 1024 294
Sumber : Profil Desa Pinang, 2019
Pada tabel 4.1 menunjukkan jumlah penduduk di Desa Pinang
sebanyak 1024 jiwa, dengan perincian total penduduk laki-laki sebanyak
498 dan perempuan sebanyak 526.
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
Petani Pedagang PNS Buruh
350 37 30 -
Sumber : profil Desa Pinang
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa petani sebagai pekerjaan terbanyak
yaitu 350 orang, kemudian pedagang sebanyak 37 orang, serta PNS
(Pegawai Negeri Sipil) sebnayak 30 orang.
4. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini yaitu pemilik usaha dangke.
41
a. Pemilik usaha Dangke
1) Distribusi responden berdasarkan umur
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Kelompok umur (tahun) Jumlah (orang)
20-29 3
30-39 6
40-49 5
50-59 13
60-69 3
Sumber : data primer
Tabel 4.3 menunjukkan distribusi responden berdasarkan umur, 20-
29 tahun sebanyak 3 orang, 30-39 tahun sebanyak 6 orang, 40-49 tahun
sebanyak 5 orang, 50-59 sebanyak 13 orang, dan 60-69 tahun sebanyak
3 orang.
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)
1. Analisis regresi linear berganda
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi liner
berganda dengan menggunakan program SPSS. Analisis regresi linier
berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh kuantitatif
produktivitas susu sapi (variabel X) terhadap pendapatan rumah tangga
di desa Pinang (variabel Y).
42
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.023 4.520 1.775 .087
tenaga_kerja .172 .243 .125 .706 .487
Modal .431 .150 .510 2.876 .008
a. Dependent Variable: pendapatan
Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Regresi berganda bertujuan untuk meramalkan
pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
tenaga kerja dan modal terhadap pendapatan rumah tangga usaha
dangke.
Bentuk umum dari persamaan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
Dimana:
Y = Pendapatan rumah tangga
X1 = Tenaga Kerja
X2 = Modal
43
Dari persamaan regresi dapat diartikan dan diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar menyatakan bahwa jika variabel
independen nilainya 0, maka keputusan faktor pendapatan
rumah tangga usaha dangke adalah sebesar 8,023.
2. Koefisien regresi X1 (Variabel Tenaga Kerja) sebesar 0,172
artinya jika tenaga kerja menglami kenaikan sebesar 1% maka
pendapatan rumah tangga usaha dangke (Y) akan mengalami
kenaikan sebesar 0,172. Koefisien bernilai positif berarti terjadi
hubungan yang positif antara tenaga kerja terhadap
pendapatan. Jika tenaga kerja meningkat maka pendapatan
akan meningkat.
3. Koefisien regresi X2 (Modal) sebesar 0,431 artinya jika modal
mengalami kenaikan sebesar 1% pendapatan rumah tangga
usaha dangke (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,431.
Koefisien bernilai positif antara modal terhadap pendapatan
rumah tangga usaha dangke menyatakan bahwa modal
memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.
1. Uji normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,
apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Nilai
residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk lonceng
(bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga.
44
Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem dalam data
yang diambil.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal
Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.47335385
Most Extreme
Differences
Absolute .112
Positive .112
Negative -.069
Test Statistic .112
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji one sample
kolmogrov-smirnov diatas menunjukkan bahwa nilai residual dari
variabel dependen dan varaiabel independen pada jumlah sampel
(n) sebanyak 30 adalah 0,200. Dengan demikian, data dari penelitian
ini terdistribusi secara normal karena nilai residual lebih besar dari
pada nilai signifikansi yang sudah di tetapkan yaitu 0,05 atau
0,200>0,05 sehingga model regresi dapat digunakan untuk
pengujian hipotesis.
2. Uji multikolinieritas
45
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya multikolinearitas.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8.023 4.520 1.775 .087
tenaga_kerja .172 .243 .125 .706 .487 .784 1.276
Modal .431 .150 .510 2.876 .008 .784 1.276
a. Dependent Variable: pendapatan
Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)
Berdasarkan uji multikolinieritas diatas dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antara masing-masing
variabel independen dalam model regresi yaitu dengan melihat
VIFdan nilai tolerance. Hasil perhitungan tolerance menunjukkan
tidak ada variabel independen yang memeiliki nilai tolerance kurang
dari 0,1 demikian dengan VIF tidak ada variabel independen yang
memeiliki nilai VIF lebih besar dari 10 sehingga dengan demikian
dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara variabel independen
atau tidak terjadi gejala multikolinieritas.
3. Uji autokorelasi
46
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier tindakan satu responden atau sampel mempengaruhi tindakan
responden yang lain atau tidak. Apabila tindakan responden satu
mempengaruhi tindakan responden yang lainnya maka terdapat
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya
masalah autokorelasi. Dikatakan tidak terjadi masalah autokorelasi
jika nilai DW bearada dianatara nilai DU dan 4-DU.
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .579a .335 .286 1.527 .335 6.801 2 27 .004 1.838
a. Predictors: (Constant), modal, tenaga_kerja
b. Dependent Variable: pendapatan
Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)
Tabel diatas menunjukkan nilai DW sebesar 1,838 sedangkan
nilai DU sebesar 1,6498. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat
adanya masalah autokorelasi karena nilai DW terletak antara DU
sampai dengan (4-du) atau DU (1,6498) < Durbin Watson (1,838) <
4- du (2.162).
4. Uji heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
47
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model yang baik adalah yang homkeastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu cara mendeteksi uji ini adalah
dengan melihat Scatter Plot. Jika titik-titik yang tersebar di daerah
positif dan negative serta tidak membentuk pola yang jelas, maka
data tersebut dinyatakan tidak ada masalah heteroskedastisitas.
Berikut hasil uji dari uji heteroskedastisitas:
48
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa persebaran
titik-titik berada pada di bawah dan diatas 0 sehingga dapat
disimpulkan model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas karena
tidak terbentuk suatu pola yang jelas.
5. Uji Hipotesis
a. Uji T (Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
masing-masing variabel independen (modal dan tenaga kerja)
secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(pendapatan rumah tangga usaha dangke). Derajat keabsahan
signifikansi yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Untuk
melakukan uji t, hipotesis yang peneliti ajukan adalah sebagai
berikut:
Ha1 : Tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
rumah tangga usaha dangke
Ha2 : Modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan rumah
tangga usaha dangke
Ha3 : Modal dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan perusahaan
Coefficientsa
49
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.023 4.520 1.775 .087
tenaga_kerja .172 .243 .125 .706 .487
Modal .431 .150 .510 2.876 .008
a. Dependent Variable: pendapatan
Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada
tabel diatas diperoleh nilai sebagai berikut:
1. Variabel Tenaga Kerja (X1)
T hitung untuk variabel X1 sebesar 0,706 dan tidak
signifikan 0,487>0,05. Variabel X1 mempunyai t hitung yakni
0,706 dengan t tabel=3,646 (df 30 dengan signifikansi 0,05).
Jadi t hitung<t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel X1 (tenaga kerja) memiliki tidak kontribusi terhadap
variabel Y (pendapatan rumah tangga usaha dangke). Nilai t
positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai
hubungan yang searah dengan varaibel Y. Jadi dapat
disimpulkan variabel tenaga kerja secara parsial memiliki
pengaruh tidak signifikan terhadap pendapatan rumah
tangga.
2. Variabel Modal (X2)
T hitung untuk variabel modal sebesar 2,876 dengan
signifikan 0,008<0,05. Variabel X2 memiliki nilai t hitung yaitu
50
2,876 dengan t tabel=3,646 jadi t hitung<t tabel sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (modal) memiliki
kontribusi terhadap variabel Y (pendapatan rumah tangga
usaha dangke). Nilai t posiitf menunjukkan bahwa variabel
X2 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat
disimpulkan variabel modal secara parsial memiliki pengaruh
signifikan terhadap pendapatan perusahaan.
b. Uji f simultan
Uji statistik F pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui
apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
nilai signifikansi dengan nilai α (5%) dan membandingkan nilai F
hitung dengan F tabel dengan asumsi jika nilai Sig.<α dan nilai F
hitung>F tabel maka Ho ditolak. Adapun hipotesis yang telah
peneliti ajukan sebagai berikut:
Ho : variabel independen (tenaga kerja dan modal) secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen (pendapatan rumah tangga usaha dangke)
Ha : variabel independen (tenaga kerja dan modal) secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap pendapatan
rumah tangga usaha dangke.
51
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 31.714 2 15.857 6.801 .004b
Residual 62.952 27 2.332
Total 94.667 29
a. Dependent Variable: pendapatan
b. Predictors: (Constant), modal, tenaga_kerja Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)
Pada tabel diatas diperoleh nilai F hitung 6,801>F tabel
2,922 dan Sig. 0,004<0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel independen antara lain tenaga kerja (X1) dan modal
(X2) secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu pendapatan rumah tanga usaha dangke
(Y). Maka dengan kata lain variabel-variabel independen mampu
menjelaskan besarnya variabel dependen pendapatan
perusahaan.
c. Uji koefisien Determinasi r2
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar variabel dependen (Y) yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen (X). Adapun hasil yang diperoleh
sebagai berikut :
52
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .579a .335 .286 1.527
a. Predictors: (Constant), modal, tenaga_kerja
b. Dependent Variable: pendapatan
Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil uji
determinasi pada output model summary dari analisis regresi
berganda tepatnya pada nilai R Square sebesar 0,335. Jadi
pengaruh tenaga kerja dan modal terhadap pendapatan
perusahaan yaitu sebesar 33,5% sedangkan sisanya 66,5%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
variabel penelitian.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan semua indikator memberikan pengaruh positif
terhadap pendapatan ekonomi.
1. Pengaruh Tenaga Kerja (X1) Terhadap Pendapatan Rumah
Tangga Di Desa Pinang (Y)
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa uji t dengan variabel
X1 (tenaga kerja) menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,706 dengan
53
nilai Sig. 0,487 (<5%) dengan ketentuan yang ada yaitu jika nilai Sig.>α
maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan nilai standarisasi α yang telah ditetapkan maka Ho
diterima dan Ha ditolak, atau dengan penjelasan bahwa variabel X1
(tenaga kerja) berpengaruh positif terhadap variabel Y (pendapatan
usaha rumah tangga) namun pengaruhnya tidak signifikan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Satya Nugroho dan Muchamad Joko Budianto dengan judul
“Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi Terhadap Hasil
Produksi Susu Kabupaten Boyolali” dimana tenaga berpengaruh
secara positif dan signifikan.
2. Pengaruh Modal (X2) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga
Di Desa Pinang (Y)
Dari hasil menunjukkan bahwa angka koefisien regresi variabel
modal memperoleh nilai sebesar 0,431 hal ini menunjukkan bahwa
jika modal mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka pendapatan
rumah tangga usaha dangke (Y) akan mengalami kenaikan sebesar
0,431. Koefisien bernilai positif menunjukkan hubungan yang positif
antara variabel modal dengan variabel pendapatan rumah tangga
usaha dangke. Jika modal meningkat maka pendapatan akan
mengalami peningkatan. Variabel modal memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t hitung untuk variabel modal sebesar 2,876 dengan
signifikansi 0,008<0,05. Variabel X2 memiliki nilai t hitung sebesar
54
2,876 dengan t tabel sebesar 3,646 (df 30 dilihat pada lampiran) jadi t
hitung>t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (modal)
memiliki kontribusi terhadap variabel Y (pendapatan rumah tangga
usaha dangke). Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X2 memiliki
hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan variabel
modal secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap
pendapatan perusahaan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Wilda Ayu Ridwana dengan judul “Pengaruh Modal, Biaya Dan
Penjualan Produk Terhadap Laba Usaha Usahawan Susu
Pasteurisasi Di Blitar”, berdasarkan penelitian tersebut variabel modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih.
Faktor modal memiliki arti penting dalam sebuah usaha rumah
tangga dimana besar kecil nya modal yang dimiliki usaha rumah
tangga akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan juga
perkembangan usaha. Peningkatan pada modal akan memberi
peningkatan terhadap pendapatan usaha rumah tangga, karena usaha
rumah tangga memiliki kesempatan untuk memperluas dan
memperbesar kapasitas produksinya, yang kemudian secara otomatis
akan memperbesar labanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
modal memiliki hubungan yang positif terhadap pendapatan usaha
rumahtangga.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian yang dilakukan
terhadap produktivitas susu sapi (usaha dangke) yang terdiri dari tenaga
kerja dan modal mempengaruhi pendapatan rumah tangga di Desa Pinang
Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dengan menggunakan
pendekatan Regresi Linear Berganda di simpulkan sebagai berikut :
1. Produktivitas susu sapi (usaha dangke), hal ini dilihat dari hasil
penelitian yang menyatakan Koefisien regresi X1 (Variabel Tenaga
Kerja Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan yang positif
antara tenaga kerja terhadap pendapatan namun tidak signifikan
2. Produktivitas susu sapi (usaha dangke), hal ini dilihat dari hasil
penelitian yang menyatakan Koefisien regresi X2 (Modal) Koefisien
bernilai positif antara modal terhadap pendapatan rumah tangga
usaha dangke menyatakan bahwa modal memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap pendapatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan yang berkaitan dengan produktivitas susu sapi terhadap
pendapatan rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang, Kecamatan
cendana, Kabupaten Enrekang seba gai berikut :
56
1. Tenaga kerja
a. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan baik dari pemerintah
maupun lembaga swadaya masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan tentang usaha rumah tangga (usaha dangke)
b. Lebih kreatif dan inovatif baik dari produk maupun kemasan agar
lebih menarik konsumen.
c. Memperluas jaringan pemasaran.
2. Modal
Bahwa salah satu hal yang menghambat keberhasilan produksi
dangke adalah modal usaha, perlu adanya dukungan anggaran dana
mengenai modal usaha untuk para pelaku usaha rumah tangga (usaha
dangke) dari pemerintah untuk pengembangan usaha rumah tangga
(usaha dangke) di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten
Enrekang.
3. Saran bagi pemerintah
Pemerintah seharusnya memberikan dukungan untuk pelaku usaha
rumah tangga seperti bantuan dana dan pelatihan – pelatihan kepada
pelaku usaha rumah tangga agar kiranya dapat mengembangkan
usaha rumah tangga dan memasarkannya dengan skala nasional.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
meneliti faktor lain yang berhubungan dengan pendapatan rumah
tangga usaha dangke.
57
DAFTAR PUSATAKA
Agustin, R. P., 2014. Hubungan antara produktivitas kerja terhadap pengembangan karir pada karyawan PT Bank Mandiri Tarakan. eJournal Psikologi, 02(01), 24 - 40.
Anggraeni, Adisty C., 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta
Anggraeni, Adisty Cynthia (2012). Asuhan Gizi; Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu
Anonim, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tentang Ketenagakerjaan
Anonim, 2012. Konsumsi susu Indonesia paling rendah di Asia.
Aras , dwi Pancarany 2019. Analisis Keuntungan Dan Kelayakan Usaha Produk Dangke Di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang. 2016. Laporan Kinerja Tahun 2016. Enrekang: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang
Dudi, Dedi R dan T. Dhalika, 2006. Evaluasi Potensi Genetik Sapi Perah Fries holland. Tesis Sekolah Pasca Sarjana Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.http:// pustaka. Undap. ac. id./wp-content/up loads. Diakses pada tanggal 17 Mei 2010.
Dwitasari, N. M., dan Indrajaya, I. G. (2017). Analisis Produksi Terhadap Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di desa Bresela kabupaten Gianyar. E- Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 6, No. 5, Hal. 856-883
Hadisutanto, B., 2008. Studi tentang Beberapa Performan Reproduksi Pada Berbagai Paritas Induk dalam Formulasi Masa Kosong (Days Open) Sapi FH. Disertasi. Bandung.
Hasibuan, Malayu Sp., 2012. Manajemen SDM. Edisi Revisi, Cetakan Ke
Tigabelas. Jakarta, Bumi Aksara.
Kasim, SN. dkk. (JurnalAgribisnis Vol. X (3) September 2011).Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah di Kabupaten Enrekang.(diakses pada 21 Desember 2013 pukul 00:36)
Makin, M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Mardiningsih.D., 2007. Tingkat produktifitas tenaga kerja perempuan pada peternakan sapi perah rakyat di kecamatan Pakem kabupaten Sleman.
58
Muchdarsyah, Sinungan, 2009. Prduktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta, bumi Aksara.
Payaman J Simanjuntak, Pengantar Sumber Daya Manusia, Lembaga Penerbit UI, Jakarta, 2002, Hal 91
Praditya, Maninggar. 2010. Analisis Usaha Industri Gula Jawa Skala RUmah Tangga di Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Ramli, et al. 2009. Prevalence and Risk Factor for Stunting and Severe Stunting Among Under Fives in North Maluku Province of Indonesia. BMC Pediatrics. Press, Inc. Florida. Page. 147-198.
Reksopryitno, 2004. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, Jakarta, Bina Grarafika, hal 79.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar–Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
Sabil, S., Malaka, R., & Maruddin, F. (2017). Chemical and Microstructure Characteristics of Dangke at Various of Temperature Ripened. International Journal of ChemTech Research. 10(7):611-615.
Salundik, Suryahadi, S. S. Mansjoer, D. Soepandi dan W. Ridwan. 2011. Analisis kualitas fisik dan kimia susu sapi perah dengan pakan klobot jagung dari limbah organik pasar. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Institiut Pertanian Bogor. Jurnal. 15 (3): 118 - 121.
Saputra, 2012. Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Shiddieqy, M. I. 2007. Memetik Manfaaat Susu Sapi. Retrieved Februari 21,
2019.
Sugiyono, 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung, Alfabeta.
59
L
A
M
P
I
R
A
N
60
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PRODUKTIVITAS SUSU SAPI TERHADAP
PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA DANGKE
DI DESA PINANG KECAMATAN CENDANA KABUPATEN
ENREKANG
1. Petunjuk Pengisian
A. Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/ i untuk menjawab
seluruh pernyataan yang ada dengan jujur dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
B. Berilah tanda (V) pada kolom yang tersedia dan pilih
sesuai hati nurani Anda.
C. Ada empat alternatif jawaban, yaitu:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
2. Karakteristik Responden
A. Nama :
B. Usia :
C. Jenis kelamin :
PETUNJUK PENGISIAN
61
D. Pendidilkan :
E. Lama bekerja :
DAFTAR PERNYATAAN
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
A. TENAGA KERJA
1. Tenaga kerja yang saya miliki jumlahnya mencukupi untuk membantu saya mengolah produksi.
2. Untuk mendapatkan tenaga yang rajin dan jujur, saya gunakan anggota keluarga maupun tetangga saya
3. Tenaga kerja yang saya miliki mampu mendorong produktivitas saya
4. Hasil kerja produksi sudah sesuai dengan diharapkan
5. Adanya kesesuaian antara target dengan realisasi pekerjaan
B. MODAL USAHA
6. Modal usaha saya dari modal pribadi
7. Modal yang di pergunakan sangat bermanfaat untuk perkebangan usaha saya.
8. Biaya saya untuk membeli bahan baku tidak menghabiskan modal saya
9. Saya dapat menggunakan dana dari modal saya untuk membeli peralatan agar lebih lengkap
10. Saya memiliki modal untuk membuka usaha dari bantuan keluarga
C. PENDAPATAN RUMAH TANGGA
62
11. Pendapatan hasil produksi sesuai dengan apa yang saya harapkan
12. Biaya-biaya produksi saya seimbang
dengan hasil jumlah produksi yang
saya dapatkan.
13. Biaya-biaya membeli bahan baku dan tenaga buruh tidak menghabiskan penghasilan yang saya dapatkan dari produksi saya
14. Penjualan/Produksi usaha saya semakin meningkat karena adanya tambahan modal
15. Selain mengharapkan pendapatan hasil produksi, saya juga berupaya mencari alternatif penghasilan tambahan di luar prosi ddukangke
63
Data Olah Kuisioner Penelitian Produktivitas Susu Sapi (Usaha Dangke) Di
Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang
Responden p1 p2 p3 p4 p5 total p6 p7 p8 p9 p10 Total p11 p12 p13 p14 p15 Total
Responden 1 4 5 4 4 4 21 4 4 3 4 4 19 5 5 3 4 5 22
Responden 2 4 4 5 5 4 22 4 4 4 5 3 20 4 4 3 5 5 21
Responden 3 4 4 4 4 4 20 4 5 2 5 3 19 4 4 4 4 4 20
Responden 4 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 20 5 4 5 4 5 23
Responden 5 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 3 18 4 4 3 4 4 19
Responden 6 5 4 4 4 5 22 4 5 3 5 3 20 5 4 3 4 5 21
Responden 7 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21 4 4 4 4 4 20
Responden 8 4 4 4 4 5 21 4 4 4 5 3 20 4 4 4 4 5 21
Responden 9 4 3 4 4 4 19 3 5 2 3 5 18 4 4 2 4 4 18
Responden 10 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 20
Responden 11 5 4 4 4 4 21 5 4 4 5 4 22 4 4 3 5 5 21
Responden 12 4 4 4 4 4 20 5 4 3 4 4 20 5 4 2 4 4 19
Responden 13 3 3 3 4 4 17 4 5 4 4 3 20 4 4 4 4 4 20
Responden 14 5 4 4 4 4 21 5 5 4 5 4 23 4 4 3 5 3 19
Responden 15 4 4 4 5 4 21 4 5 3 4 3 19 4 4 3 5 4 20
Responden 16 5 4 5 4 3 21 3 4 3 4 3 17 3 3 3 4 4 17
Responden 17 5 4 4 4 5 22 4 5 5 4 4 22 4 3 5 5 4 21
Responden 18 5 4 4 4 4 21 5 4 4 4 4 21 4 4 4 5 5 22
64
Responden 19 5 4 4 4 5 22 5 5 5 4 4 23 4 3 5 5 4 21
Responden 20 4 4 5 4 3 20 4 5 2 3 3 17 4 4 2 4 3 17
Responden 21 5 4 4 5 4 22 5 5 5 5 4 24 4 4 4 5 5 22
Responden 22 5 4 4 5 4 22 5 5 5 5 4 24 4 4 4 5 5 22
Responden 23 5 4 4 4 4 21 4 4 4 5 4 21 5 5 4 5 5 24
Responden 24 5 4 4 4 4 21 5 5 5 5 4 24 5 4 4 5 5 23
Responden 25 5 5 5 5 4 24 3 5 3 5 5 21 4 4 3 5 3 19
Responden 26 5 4 4 4 4 21 5 5 5 5 4 24 4 4 3 5 5 21
Responden 27 4 3 4 4 4 19 4 4 3 4 3 18 4 4 3 4 4 19
Responden 28 4 4 4 4 4 20 3 4 3 4 4 18 4 4 4 5 5 22
Responden 29 4 4 4 3 4 19 3 4 4 5 4 20 3 4 3 5 4 19
Responden 30 4 4 4 4 3 19 3 4 3 4 4 18 3 3 3 4 4 17
TOTAL 132 119 125 124 121 621 123 134 110 132 111 610 123 118 104 135 130 610
65
Analisis regresi linear berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.023 4.520 1.775 .087
tenaga_kerja .172 .243 .125 .706 .487
modal .431 .150 .510 2.876 .008
a. Dependent Variable: pendapatan
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.47335385
Most Extreme Differences Absolute .112
Positive .112
Negative -.069
Test Statistic .112
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
66
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8.023 4.520 1.775 .087
tenaga_kerja .172 .243 .125 .706 .487 .784 1.276
modal .431 .150 .510 2.876 .008 .784 1.276
a. Dependent Variable: pendapatan
Uji Aoutokorelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .579a .335 .286 1.527 .335 6.801 2 27 .004 1.838
a. Predictors: (Constant), modal, tenaga_kerja
b. Dependent Variable: pendapatan
67
Uji Heterokedasitas
Uji T (parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.023 4.520 1.775 .087
tenaga_kerja .172 .243 .125 .706 .487
modal .431 .150 .510 2.876 .008
a. Dependent Variable: pendapatan
68
Uji F simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 31.714 2 15.857 6.801 .004b
Residual 62.952 27 2.332
Total 94.667 29
a. Dependent Variable: pendapatan
b. Predictors: (Constant), modal, tenaga_kerja
Uji Determinasi r2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .579a .335 .286 1.527
a. Predictors: (Constant), modal, tenaga_kerja
b. Dependent Variable: pendapatan
69
70
71
Lampiran 5
DOKUMENTASI PENELITIAN
72
RIWAYAT HIDUP PENULIS
NUR VRELISA, lahir di Osso tanggal 07 Juni 1997,
merupakan anak ketiga dari pasangan Ruslan dan
Nurmiati. Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama
Islam. Kini penulis beralamat di BTN Dwi Ratu Pesona Mas
Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar Sulawesi Selatan.
Adapun riwayat pendidikan penulis yaitu pada tahun 2009 lulus dari SD K Ba’Ka.
Kemudian melanjutkan di SMP NEGERI 1 ENREKANG dan lulus pada tahun
2012. Penulis melanjutkan pendidikan di SMK PGRI ENREKANG dan lulus pada
tahun 2015. Setelah itu kuliah di UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR,
pada tahun 2020 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “
PENGARUH TENAGA KERJA DAN MODAL TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA DANGKE DI DESA PINANG
KECAMATAN CENDANA KABUPATEN ENREKANG”.