Download - pengaruh rokok
-
8/12/2019 pengaruh rokok
1/26
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini, rokok semakin banyak meluas di berbagai tempat.
Banyak negara-negara industri yang menilai bahwa merokok telah menjadi
perilaku yang secara sosial dianggap kurang biasa untuk diterima. Hal ini adalah
hasil penyuluhan yang intensif, bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah,
melainkan oleh pihak lembaga swadaya masyarakat dan juga pihak perusahaan-
perusahaan. Di negara berkembang, penyuluhan tentang bahaya merokok belum
dilaksanakan secara intensif. Hal ini selain karena industri rokok merupakan
sumber pemasukan bagi negara dan sumber kesempatan kerja, juga karena di
sebagian besar negara-negara sedang berkembang, dana untuk ini walaupun ada,
sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dipergunakan oleh perusahaan-
perusahaan rokok untuk memasarkan rokok. Industri rokok melaksanakan secara
agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan gaya hidup modern, masyarakat
terutama remaja yang paling sangat terpengaruh.
Kebiasaan merokok telah lama dikenal oleh masyakarat Indonesia dan
dunia dan jumlah perokok semakin terus bertambah dari waktu ke waktu. The
Tobacco Atlas 2009 mencatat, ada lebih dari 10 juta batang rokok dihisap setiap
menit, tiap hari, di seluruh dunia oleh satu miliar laki-laki dan 250 juta
perempuan. Sebanyak 50 persen total konsumsi rokok dunia dimiliki RRC,
Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan Indonesia. Bila kondisi ini berlanjut, jumlah
total rokok yang dihisap tiap tahun adalah 9.000 triliun rokok pada tahun 2025.
Sebanyak 84,8 juta jiwa perokok di Indonesia berpenghasilan kurang dari 20
rupiah ribu per hari (upah minimum regional untuk Jakarta sekitar 38 rupiah ribu
per hari). Perokok di Indonesia 70% diantaranya berasal dari kalangan keluarga
miskin. Belanja tembakau oleh keluarga miskin secara konsisten meningkat dari
8% pada tahun 1996 menjadi 13,3% pada tahun 2003, sementara uang yang
dibelanjakan untuk karbohidrat menurun dari 28% menjadi 19% pada tahun yang
sama. Hal ini membuat keluarga miskin semakin bertambah miskin karena harus
-
8/12/2019 pengaruh rokok
2/26
2
mengeluarkan dana tambahan untuk memenuhi kebutuhan pokok, ditambah biaya
yang harus dikeluarkan akibat penyakit yang disebabkan oleh tembakau.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan
banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui
dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan
risiko timbulnya berbagai penyakit namun pada kenyataannya masih banyak saja
masyarakat yang kurang peduli akan bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat
asap rokok. Masyarakat tidak pernah memikirkan akibat yang dihasilkan jika
mengkonsumsi rokok dalam jangka waktu yang lama tetapi mereka hanya senang
merasakan kenikmatan dari asap rokok yang sifatnya hanya sesaat.
-
8/12/2019 pengaruh rokok
3/26
-
8/12/2019 pengaruh rokok
4/26
4
sebenarnya semu karena Departemen Keuangan mendeteksi adanya rokok ilegal
dan pemalsuan cukai. Dengan adanya penurunan konsumsi rokok tersebut maka
Departemen Keuangan membekukan peningkatan cukai tahunan selama tahun
2003-2004 yang bertujuan untuk menyehatkan industri. Dampak dari kebijakan
pembekuan ini, pada data tahun 2008 menunjukkan konsumsi rokok sebesar 240
milyar batang, meningkat tajam setelah tahun 2005 sebesar 214 milyar batang
(Gambar 2.2).
Sumber : Koran Tempo, 31 Agustus 2009
Gambar 2.2 Konsumsi Rokok di Indonesia 2005 - 2008 (milyar batang)
Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan
jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008).
200
205
210
215
220
225
230
235
240
2005 2006 2007 2008
214
220
238 240
-
8/12/2019 pengaruh rokok
5/26
5
Sumber: WHO Report on Global Tobacco Epidemic, 2008
* Jumlah perokok didunia mencapai 1,3 milyar orang.
Gambar 2.3 Kontribusi 10 Negara dengan Perokok Terbesar dari jumlah perokokdunia*(%)
2.1.2 Prevalensi MerokokPada tahun 2007, prevalensi merokok usia 15 tahun ke atas adalah sebesar
34,2% (lebih dari 50 juta orang dewasa), meningkat dari 31,5 % tahun 2001 dan
tidak menunjukkan perbedaan dibandingkan tahun 2004 (Gambar 2.4).
A. Prevalensi Merokok Dewasa Menurut Jenis KelaminPrevalensi merokok pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada
perempuan. Prevalensi merokok pada laki-laki meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2007 prevalensi merokok laki-laki dewasa meningkat dari 62,2%
tahun 2001 menjadi 65,6%. Demikian juga proporsi perempuan perokok dewasa
meningkat 4 kali lipat dari 1,3% menjadi 5,2% selama kurun waktu 2001 - 2007
(Gambar 2.4).
0
5
10
15
20
25
30
C
ina
In
dia
Indonesi
a Rusia
Ame
rika
Jep
ang
Brasil
Jerm
an
Turki
30
11,2
4,8 4,8 4,52,8 1,9 1,8 1,7
-
8/12/2019 pengaruh rokok
6/26
-
8/12/2019 pengaruh rokok
7/26
7
Tabel 2.1 Prevalensi perokok berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
Indonesia tahun 1995, 2001, 2004 dan 2007
Kel.
Umur
1995 2001 2004 2007
L P Total L P Total L P Total L P Total
10-14 0,5 0,1 0,3 0,7 0 0,4 NA NA NA 3,5 0,5 2,0
15-19 13,7 0,3 7,1 24,2 0,2 12,7 32,8 1,9 17,3 37,3 1,6 18,8
20-24 42,6 1 20,3 60,1 0,6 28,8 63,6 4,1 30,6 67,6 2,3 32,8
25-29 57,3 1,1 27,4 69,9 0,6 33,7 69,9 4,5 34,7 73,5 2,5 35,1
30-34 64,4 1,2 31,5 70,5 0,9 35,3 68,9 3,8 37,3 73,3 2,7 35,6
35-39 67,3 1,7 35,6 73,5 1,3 36,6 67,7 5,0 39,7 71,7 3,4 35,740-44 67,3 2,3 34,2 74,3 1,9 39,6 66,9 4,9 40,1 71,6 4,6 36,6
45-49 68 3,1 35,7 74,4 2,2 41,3 67,9 5,8 41,0 72,5 5,9 38,1
50-54 66,8 3,4 34,5 70,4 2,6 34,8 67,9 4,9 38,8 69,9 7,0 38,6
55-59 66,1 3,3 33,9 69,9 3 36,3 64,1 6,2 36,8 68,2 8,4 39,2
60-64 64,7 2,8 32,2 65,6 2,8 32,6 60,0 6,2 31,3 64,0 11,4 36,3
65-69 64,3 3,8 34 64,7 2,7 32,2 58,7 4,4 30,9 60,5 13,5 35,7
70-74 56,9 3,1 30,6 59,2 2,1 30 55,3 3,8 27,0 58,4 17,0 35,8
75+ 53,3 1,9 24,8 48,5 2,1 23,5 47,4 4,1 24,9 55,5 18,0 34,9
Sumber:Susenas Tahun 1995, 2001,2004 dan Riskesdas 2007
C. Kebiasaan Merokok pada Profesi Kesehatan
Untuk mendapat data pembanding yang terpercaya, WHO, US CDC
Atlanta dan Canadian Public Health Association mengembangkan Global
Tobacco Surveillance Sytem (GTSS). GTSS terdiri dari Global Youth Tobacco
Survey (GYTS) untuk anak sekolah (13-15 tahun), Global School Personnel
Survey (GSPS) dan Global Health Professional Survey (GHPS) untuk profesi
kesehatan. Sampai tulisan ini dibuat, Indonesia telah melakukan GYTS dan
GHPS. Untuk GHPS menggunakan mahasiswa tahun ketiga di Fakultas
Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Ilmu Keperawatan dan Fakultas Farmasi.
Tahun 2006 Indonesia melakukan GHPS dengan menggunakan mahasiswa
kedokteran tingkat ketiga sebagai responden dalam survei. Mahasiswa kedokteran
diharapkan akan berperan penting untuk menurunkan kebiasaan merokok,
sekaligus memberikan informasi dampak merokok terhadap kesehatan, termasuk
membantu berhenti merokok dan memberi contoh gaya hidup bebas rokok.
-
8/12/2019 pengaruh rokok
8/26
8
Hampir setengah (48,4%) dari mahasiswa kedokteran pernah merokok. GHPS
2006 mendapatkan prevalensi merokok mahasiswa kedokteran adalah 9,3%, laki-
laki 21,1% dan perempuan 2,3%. Sepertiganya (33%) sudah merasa ingin
merokok kurang dari 30 menit setelah bangun tidur di pagi hari, pada perempuan
39,4%, lebih tinggi dari laki-laki sebesar 31,9%. Ini menunjukkan tingkat
kecanduan merokok yang tinggi (Tabel 2.2).
Tabel 2.2 Prevalensi Mahasiswa Kedokteran Merokok, Indonesia Tahun 2006
Pernah
Merokok(%)
Perokok aktif
(%)
Perokok aktif yang berkeinginan
merokok kurang dari 30 menitsetelah bangun tidur (%)
Laki-Laki 70,2 21,1 31,9
Perempuan 35,4 2,3 39,4
Total 48,4 9,3 33,0
Source: Indonesia Global Health Professional Survey (GHPS), 2006
D. Prevalensi Merokok Berdasarkan ProvinsiTahun 2007 Provinsi Bengkulu adalah provinsi dengan prevalensi perokok
tertinggi di Indonesia (38,7%) dan melebihi angka nasional sebesar 34,2 %
(Gambar 2.5).
-
8/12/2019 pengaruh rokok
9/26
9
38.7
38.2
37.5
37.3
37.1
36.2
35.5
35.2
35.2
34.9
34.8
34.8
34.8
34.7
34.3
33.9
33.8
33.5
32.8
32.6
32.6
32.4
32
31.6
30.8
30.8
30.8
30.3
29.5
29.4
29.3
28.2
27
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Bengkulu
Lampung
Gorontalo
Banten
JawaBara
t
SumateraSelatan
MalukuUtara
SumateraBara
t
SulawesiTengah
SumateraUtara
NAD
Riau
NusaTenggaraTimu
r
KalimantanTengah
JawaTengah
SulawesiUtara
NusaTenggaraBara
t
Jamb
i
D.I.
Yogyakarta
BangkaBelitung
JawaTimu
r
KalimantanBara
t
Papua
Maluku
KepulauanRiau
DKIJakarta
IrianJayaBara
t
SulawesiTenggara
SulawesiBara
t
SulawesiSelatan
KalimantanTimu
r
Ba
li
KalimantanSelatan
Sumber : Riskesdas 2007
Gambar 2.5 Prevalensi perokok umur >15 tahun berdasarkan provinsi di Indonesia,Tahun 2007
Dibandingkan hasil survei tahun 1995 dan 2007, hampir semua provinsi
menunjukkan kenaikan prevalensi merokok, kecuali di Provinsi Bali (Tabel 1.5a).
Lebih dari setengah laki-laki adalah perokok (65,6%), sedangkan perempuan
perokok sebesar 5,2%.Prevalensi perempuan perokok tertinggi di Provinsi Papua
sebesar 11,7 %.
-
8/12/2019 pengaruh rokok
10/26
10
Tabel 2.3 Trend Prevalensi Merokok Pada Penduduk > 15 tahun Berdasarkan
Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 1995, 2001,2007
Provinsi
Merokok
1995 2001 2007
L P L & P L P L & P L P L & P
Aceh 52,8 2,2 26,9 * * * 66,6 5,7 34,8
Sumatra Utara 59,8 2,5 28,7 59,7 1,7 30,3 64,9 7,0 34,9
Sumatra Barat 54,2 1,5 27,6 67,1 2,5 33,3 71,6 3,7 35,2
Riau 58,6 3,7 31 63,3 2,1 33,4 64,2 5,0 34,8
Jambi 57,2 1,7 29,2 57,4 1,5 30,1 63,1 4,8 33,5
Sumatra Selatan 61,3 1,7 31,6 64,8 1,7 33,7 69,3 3,4 36,2
Bengkulu 61,1 2,4 32,3 66,7 0,6 34,8 73,1 4,2 38,7
Lampung 42,6 1,8 22,1 67,4 1,6 35,9 70,9 4,3 38,2
Bangka Belitung * * * 58,5 1,3 30,3 61,3 3,2 32,6
Kepulauan Riau * * * * * * 59,1 4,8 30,8
DKI Jakarta 58,3 1,8 29,8 54,5 1,5 27,7 60,4 4,8 30,8
Jawa Barat 52,4 1,3 26,1 68 1,7 35 71,1 6,2 37,1
Jawa Tengah 47,2 0,5 23,5 61,5 1 30,8 65,6 6,0 34,3
DI Yogyakarta 55,7 1,3 27,2 53,7 0,2 26,3 60,3 7,7 32,8
Jawa Timur 33,1 0,9 16,9 62,4 0,8 30,7 64,5 4,0 32,6
Banten * * * 66,3 0,8 33,6 71,7 4,9 37,3
Bali 61,8 0,5 29,2 45,7 1,3 23,3 49,2 7,5 28,2
NTB 45,7 1 18,8 62,6 0,4 29,9 66,6 4,1 33,8
NTT 39,8 0,9 20,1 56,6 0,5 27,6 64,3 9,2 34,8
Kalimantan Barat 54,7 2,4 28,7 58,6 2,9 31,4 59,5 5,4 32,4
Kalimantan Tengah 46,3 2,3 23,6 60,2 1 31,8 62,9 6,6 34,7
Kalimantan Selatan 42,1 1,9 22,5 51,8 1,2 26,6 54,5 2,1 27,0
Kalimantan Timur 50,6 0,9 25,6 55,3 2,6 29,2 54,6 3,3 29,3
Sulawesi Utara 49,3 3,3 26,2 61,2 1,9 31,7 63,8 5,0 33,9
Sulawesi Tengah 48,7 2,2 23,7 64,6 3 34,3 68,0 3,8 35,2
Sulawesi Selatan 51,1 2,4 26,1 58,5 1,2 27,9 60,7 2,9 29,4Sulawesi Tenggara 40,9 1 21,1 58,7 1,7 29,9 60,1 3,5 30,3
Gorontalo * * * 69 0,9 35,2 74,2 3,6 37,5
Sulawesi Barat * * * * * * 57,7 2,4 29,5
Maluku 69 4,3 23,1 * * *
Maluku 62,0 4,3 31,6
Maluku Utara 68,1 5,4 35,5
Papua 69 0,6 27,3 54,6 3,7 29,7
Irian Jaya Barat 56,9 7,7 30,8
Papua 52,9 11,7 32,0
Indonesia 53,4 1,7 26,9 62,2 1,3 31,5 65,6 5,2 34,2
-
8/12/2019 pengaruh rokok
11/26
11
2.1.3 Prevalensi Perokok PasifA. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Perokok
Menurut data Riskesdas 2007 menunjukkan 69% rumah tangga memiliki
pengeluaran untuk rokok. Hal ini berarti minimal terdapat 1 orang anggota rumah
tangga yang mengkonsumsitembakau.
B. Prevalensi Perokok yang Merokok di RumahRiskesdas 2007menyatakan bahwa 85,4 % dari perokok berusia 10 tahun
ke atas merokok di dalam rumah bersama dengan anggota lainnya.
C. Prevalensi Perokok Pasif di RumahTahun 2007, 40,5% populasi semua umur (91 juta) terpapar asap rokok
didalam rumah. Perempuan lebih tinggi (54,5%) dari pada laki-laki (26%) dan
anak usia 0-14 tahun yang terpapar adalah 58,8%, dengan demikian sekitar 40 juta
anak terpapar asap rokok, atau hampir separuh jumlah perokok pasif di dalam
rumah.
Tabel 2.4Prevalensi populasi yang terkena asap rokok orang lain (Perokok Pasif)di dalam rumah berdasarkan kelompok umur dan Jenis Kelamin, Indonesia Tahun
2001, 2004 dan 2007
Kel.
Umur
Prevalensi Perokok Pasif
2001 2004 2007
L P Total L P Total L P Total
0-4 69,5 69,6 69,5 NA NA NA 59,2 59,0 59,1
5-9 70,6 70,6 70,6 NA NA NA 59,3 58,8 59,0
10-14 70,7 70,4 70,6 NA NA NA 57,8 59,1 58,4
15-19 51,1 67,6 59 36,1 55,2 45,7 35,1 57,8 46,220-24 23,4 65,6 45,6 16,5 52,0 36,1 15,1 56,6 37,2
25-29 9,6 65,5 38,8 8,1 53,9 32,7 8,1 55,8 33,9
30-34 4,3 64,8 35 5,7 53,7 29,0 4,4 53,1 30,4
35-39 2,1 67,4 35,4 7,1 54,6 28,3 3,0 54,0 29,9
40-44 2,5 68,8 34,3 8,6 53,4 28,0 3,1 54,7 30,1
45-49 3,5 67,5 32,9 8,3 54,0 28,1 4,6 55,8 31,0
50+ 5,3 56,3 31,9 11,7 38,3 25,0 8,8 44,4 27,1
Total 31,8 66 48,9 26,0 54,5 40,5
Total 11,8 50,0 30,5
-
8/12/2019 pengaruh rokok
12/26
12
Tabel 2.5 Jumlah populasi yang terkena asap rokok orang lain (Perokok Pasif) di
dalam rumah berdasarkan kelompok umur dan Jenis Kelamin Indonesia Tahun
2007
Kel.
Umur
Jumlah Perokok Pasif (orang)
2007
Laki-laki Perempuan Total
0-4 6,371,809 6,014,790 12,386,600
5-9 7,307,709 6,936,435 14,244,144
10-14 6,925,952 6,777,618 13,703,569
15-19 3,344,070 5,247,592 8,591,661
20-24 1,137,282 4,858,956 5,996,238
25-29 658,103 5,288,081 5,946,184
30-34 351,293 4,888,260 5,239,553
35-39 252,310 5,011,481 5,263,791
40-44 228,468 4,480,063 4,708,531
45-49 312,423 4,029,228 4,341,651
50+ 1,710,277 9,107,741 10,818,017
Total 28,599,696 62,640,245 91,239,939
Sumber: Riskesdas 2007
D. Pelajar yang Terpapar Asap Rokok Orang LainDua dari tiga siswa (68,8%) terpapar asap rokok orang lain di dalam
rumah mereka dan lebih dari tiga perempat persen (78,1%) siswa terpapar asap
rokok orang lain di tempat umum (Tabel 1.11).
Tabel 2.6 Proporsi Dari Siswa Terpapar Asap Rokok Orang Lain Tahun 2009
Source: Indonesia GYTS 2009
Siswa Yang Terpapar Asap Rokok Orang Lain Jumlah (%)
Siswa yang tinggal serumah dengan perokok yang
merokok di dalam rumah
68,8
Siswa yang tinggal serumah dengan perokok yangmerokok di luar rumah dan tempat umum
78,1
Siswa yang berpendapat bahwa merokok seharusnya
dilarang di tempat umum
85,0
Siswa yang berpendapat bahwa asap rokok orang lain
berbahaya bagi mereka
71,0
Siswa yang memiliki sedikitnya satu orang atau lebih dari
satu orang tua yang merokok
72,4
Siswa yang memiliki banyak atau seluruh teman yang
merokok
15,7
-
8/12/2019 pengaruh rokok
13/26
13
2.2 PENGARUH ROKOK AKTIF DAN PASIF TERHADAP KESEHATAN
2.2.1 Sejarah Rokok
Awal sejarah dari rokok ini bermula ketika suku Indian di benua Amerika
melakukan upacara tertentu sebagai tata cara ramah tamah pada masa itu, sebelum
tahun 1492. Dalam upacara tersebut mereka menghisap tembakau dengan
menggunaka pipa bercabang (bentuknya Y) yang kemudian disebut dengan
nama Tobacco. Kedua cabang pipa tersebut dimasukkan ke dalam tiap lubang
hidung agar dapat dihisap. Meskipun cara ini tidak nyaman dirasakan tetapi
karena sudah menjadi ritual upacara maka hal tersebut tetap dilakukan. Dalam
istilah biologi, tembakau berasal dari kata nocitiana yang diambil dari nama
seorang Duta Besar Perancis untuk Portugal yaitu Jean Nicot sebagai bentuk
penghargaan atas kiriman bibit tembakaunya kepada permaisuri Perancis,
Catherine de Medici. Sejak saat itu, tembakau semakin terkenal di Perancis.
Tanaman tembakau yang terdapat di Amerika Serikat tadi telah ditanam pada
tahun 600 SM. Rokok yang pada tahun 600 ini telah diprediksi oleh filosof Cina
bernama Fang Yizhi akan merusak paru (apabila dikonsumsi dalam jangka
panjang), ditemukan pertama kali oleh Colombus bersamaan ketika ia
menemukan benua Amerika (tahun 1492) (Basyir, 2007).
Perkembangan selanjutnya pada rokok adalah pertumbuhan secara
komersial tembakau di Amerika pada tahun 1612 sedangkan di Asia (Jepang)
pada tahun 1603. Studi pertama tentang dampak merokok adalah pada tahun 1761
yang dilakukan oleh John Hill di Inggris. Kemudian penelitian besar mengenai
dampak merokok pasif dilakukan oleh Hirayama pada tahun 1981 (Jepang).
Peraturan tertulis pertama mengenai larangan merokok di tempat-tempat ibadah
adalah di Negara Bhutan yaitu sejak tahun 1729. Diperkenalkan pertama kali
kepada kaum muslimin pada abad ke-10 tahun Hijriah oleh orang-orang Nasrani.
Pada abad ke-19 orang Spanyol memperkenalkan cerutu ke Filipina, Rusia dan
Turki. Sejak saat itulah tembakau menyebar ke negeri-negeri Islam (Jaya, 2009).
-
8/12/2019 pengaruh rokok
14/26
14
2.2.2 Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun
terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku
bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.
Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari
para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di
kalangan bangsawan Eropa.
2.2.3 Kandungan Rokok dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu
orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena
diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon
monoksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotin (yang terjadi juga
dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas. CO,
Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan:
gelisah, tangan gemetar (Tremor), cita rasa/selera makan berkurang dan ibu-ibu
hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
Nikotin pada prinsipnya akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit
dengan cepat sehingga organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen antara lain
otak dan otot jantung. Pada pemakaian jangka lama, nikotin juga akan
mengakibatkan dinding pembuluh darah menjadi kaku dan berkapur
-
8/12/2019 pengaruh rokok
15/26
15
(atherosclerosis) dengan demikian suplai oksigen ke organ-organ tubuh akan
menurun sedikit demi sedikit. Atherosclerosis juga akan timbul dengan semakin
meningkatnya usia. Dengan demikian, semakin lanjut umur seorang perokok dan
semakin lama dia merokok maka semakin parah kondisinya terutama otak dan
otot jantung.
Di samping membuat pembuluh darah kaku dan berkapur, nikotin juga
dapat membuat darah menjadi lebih mudah menggumpal ( thrombosis). Gumpalan
darah ini dapat menyumbat pembuluh darah otot jantung dan mengakibatkan
matinya sel-sel otot jantung setempat, infark otot jantung (myocardial infarction).
Bila terjadi pada pembuluh darah otak akan mengakibatkan matinya sel-sel
jaringan otak setempat, infark otak. Setiap kematian jaringan otot jantung maupun
otak tidak akan dapat pulih kembali karena sel otot jantung atau sel otak tidak
dapat melakukan regenerasi.
Gas CO pada prinsipnya akan menghambat pengangkutan oksigen oleh sel
darah merah dari paru-paru ke organ tubuh. Pada dasarnya resiko mendapat
penyakit adalah kurangnya suplai oksigen ke organ-organ tubuh dan tersumbatnya
pembuluh-pembuluh darah dan akan semakin meningkat apabila perokok tersebut
usianya sudah agak lanjut dan banyak merokok. Tar sebenarnya adalah kondesat
dari semua zat yang terdapat pada asap rokok. Tar yang tertimbun pada saluran
napas akan menyebabkan batuk-batuk atau sesak napas. Saluran pernapasan
mempunyai kemampuan membersihkan diri secara biologis tetapi kalau terjadi
timbunan tar setiap harinya melebihi kemampuan biologis tersebut maka
perlahan-lahan akan terjadi akumulasi tar. Tar bersifat merangsang secara kimiawi
maka akan dapat menimbulkan kerusakan selaput lendir saluran-saluran
pernapasan (bronchitis dan emfisema) serta meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker mulai dari hidung, pita suara dan terus sampai ke paru-paru.
Zat-zat lain yang terdapat dalam rokok, antara lain:
-
8/12/2019 pengaruh rokok
16/26
16
Ammonia
Merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya
racun yang ada pada ammonia sehingga kalau disuntikkan (baca: masuk) sedikit
pun kepada peredaraan darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
Formic acid
Sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat
lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan
seseorang seperti merasa digigit semut.
HCN/Asam Sianida
Merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan
sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan.
Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya.
Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan
kematian.
Nitrous oxide
Sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat menyebabkan
hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah
jenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan
operasi oleh para dokter.
Formaldehyde
Sejenis gas tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas ini tergolong
sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras
terhadap semua organisme-organisme hidup.
-
8/12/2019 pengaruh rokok
17/26
17
Fenol
Merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa
zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dan membahayakan, karena phenol ini terikat ke protein dan menghalangi
aktivitas enzim.
Asetol
Merupakan hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna
yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.
Hydrogen sulfide (H2S)
Sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras.
Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi yang berisi pigmen).
Pyridine
Sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat
digunakan mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
Methyl chloride
Merupakan campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hidrogen dan
karbon merupakan unsurnya yang terutama. Zat ini adalah merupakan compound
organis yang dapat beracun.
Metanol
Sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar.
Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan bahkan
kematian.
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)
Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin dideskripsikan
sebagai Fused Ring System atau PAH. Beberapa PAH yang terdapat dalam asap
-
8/12/2019 pengaruh rokok
18/26
-
8/12/2019 pengaruh rokok
19/26
19
dan memainkan sigaret dengan jari-jarinya lebih lama sebelum ia
menghidupkannya dengan nyala api.
2. Perilaku merokok orang yang mengalami perasaan negatif (negative effectsmoker). Orang semacam ini mulai merokok karena timbulnya perasaan
negatif dalam dirinya seperti kegelisahan dan cemas. Sebatang dianggap
sebagai penyelamat, mereka hanya menggunakan rokok bila perasaan
tidak enak timbul sehingga dapat terhindar dari rasa tidak enak yang lebih
parah lagi.
3. Perilaku merokok yang adiktif (addictive smokers). Mereka yang sudahketagihan merokok akan menambah penggunaan rokok berikutnya karena
efek dari rokok sebelumnya telah berkurang. Begitu rokoknya habis
dihisap, ia segera mempersiapkan rokok berikutnya untuk dihisap.
Umumnya mereka tidak mampu dan merasa gelisah bila di rumahnya tidak
tersedia rokok.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (purehabits smokers).Para perokok menggunakan rokok sama sekali bukan untuk
mengendalikan perasaannya secara langsung, akan tetapi karena sudah
menjadi kebiasaan. Mereka menyalakan api untuk menghisap rokok
berikutnya meskipun di asbak masih tersedia sebatang rokok yang masih
menyala dan utuh.
2.2.5 Penyakit-penyakit yang Timbul Akibat Rokok
Kebiasaan merokok dapat memberi akibat buruk pada berbagai organ
tubuh kita, mulai dari kepala (serangan stroke atau gangguan pembuluh otak),
gangguan di paru dan jantung, berbagai keluhan di perut, gangguan pada proses
kehamilan sampai pada kelainan di kaki (gangguan pembuluh darah di kaki).
A. Kanker ParuKanker paru memang belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat kita.
Jenis penyakit tersebut tidak setenar kanker darah atau kanker payudara
-
8/12/2019 pengaruh rokok
20/26
20
paadahal di dunia ini kanker paru adalah kanker yang paling sering ditemukan
pada kaum pria. Di Amerika Serikat diperkirakan bahwa 80-90% kanker paru
pada pria dan 70% pada wanita disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penelitian di
Inggris menunjukkan bahwa sekitar 87% kematian akibat kanker paru dan 82%
kematian akibat kebiasaan merokok. Sementara itu, paparan asap rokok pada
mereka yang tidak merokok (perokok pasif) ternyata meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker paru sampai 30% lebih tinggi.
Penyakit ini sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok sebagai
penyebab utamanya. Hal ini telah dibuktikan pada berbagai penelitian di dalam
dan di luar negeri. Para ahli membagi kanker secara umum dalam tiga golongan
besar. Golongan pertama adalah kanker yang dapat dicegah, golongan kedua
adalah kanker yang dapat ditemukan dlam stadium dini dan golongan ketiga
adalah kanker yang dapat diobati dengan tuntas. Dalam hal ini kanker paru
termasuk golongan yang pertama, kanker yang dapat dicegah dengan
menghindarkan diri dari kebiasaan merokok. Salah satu bahan di dalam rokok
yang merupakan penyebab kanker paru adalah tar. Bila seseorang menghisap
rokok dalam jangka lama maka di dalam parunya akan terjadi berbagai perubahan
akibat asap rokok itu.
Pengobatan kanker paru terdiri dari pembedahan, penyinaran atau
radioterapi dan pemberian obat-obat sitostatika. Kadang-kadang dilakukan
beberapa jenis pengobatan sekaligus, misalnya pembedahan yang kemudian
diikuti dengan radioterapi. Cara pengobatan terbaik adalah pembedahan yang
biasanya hanya dikerjakan pada stadium-stadium awal. Sayangnya banyak pasien
yang datang sudah terlambat sehingga tidak dapat dibedah lagi dan
penyembuhannya menjadi amat sulit diupayakan lagi.
B. Kanker LainnyaKebiasaan merokok juga dihubungkan dengan berbagai kanker lain, mulai
dari kanker mulut sampai kanker leher rahim. Risiko bagi laki-laki perokok yang
terkena kanker mulut adalah kira-kira lebih banyak daripada yang bukan perokok.
-
8/12/2019 pengaruh rokok
21/26
21
Risiko untuk kanker tenggorokan Sembilan kali lebih tinggi dan risiko untuk
kanker kandung kemih 2-3 kali lebih tinggi daripada bukan perokok.
C. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)Merokok merupakan faktor risiko utama terjadinya PPOK. Gangguan
respirasi dan penurunan faal paru paling sering terjadi pada perokok. Usia mulai
merokok, jumlah bungkus rokok pertahun, dan perokok aktif mempengaruhi
angka kematian. Perokok pasif dan merokok selama hamil juga merupakan faktor
risiko terjadinya PPOK. Di Indonesia, 70% kematian karena penyakit paru kronik
dan emfisema adalah akibat penggunaan tembakau. Lebih daripada setengah juta
penduduk Indonesia pada tahun 2001 menderita penyakit saluran pernafasan yang
disebabkan oleh penggunaan tembakau (Supari, 2008).
Secara umum telah diketahui bahwa merokok dapat menyebabkan
gangguan pernafasan. Terdapat beberapa alasan yang mendasari pernyataan
ini. Pertama, salah satu efek dari penggunaan nikotin akan menyebabkan
konstriksi bronkiolus terminal paru, yang meningkatkan resistensi aliran udara
ke dalam dan keluar paru. Kedua, efek iritasi asap rokok menyebabkan
peningkatan sekresi cairan ke dalam cabang-cabang bronkus serta
pembengkakan lapisan epitel. Ketiga, nikotin dapat melumpuhkan silia pada
permukaan sel epitel pernapasan yang secara normal terus bergerak untuk
memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran pernafasan.
Akibatnya lebih banyak debris berakumulasi dalam jalan napas dan kesukaran
bernapas menjadi semakin bertambah. Hasilnya, semua perokok baik berat
maupun ringan akan merasakan adanya tahanan pernafasan dan kualitas hidup
berkurang (Guyton, 2008).
D. Penyakit jantungPenyakit jantung koroner berhubungan dengan penyempitan atau
tersumbatnya pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang berfungsi
memberikan aliran darah bagi jaringan jantung. Penyakit inilah yang sering kali
-
8/12/2019 pengaruh rokok
22/26
22
dikenal sebagai penyebab serangan jantung yang mendadak. Dua bahan terpenting
dalam asap rokok yang berkaitan dengan penyakit jantung adalah nikotin dan gas
CO. asap rokok mengandung sekitar 0,5% sampai 3% dan kalau dihisap maka
kadar nikotin dalam darah akan berkisar 40-50 mg/ml. nikotin dapat mengganggu
jantung, membuat irama jantung menjadi tidak teratur, mempercepat aliran darah,
menimbulkan kerusakan lapisan dalam dari pembuluh darah dan menimbulkan
penggumpalan darah.
E. Mengganggu KehamilanPengaruh rokok pada janin dalam kandungan memang sering mendapat
sorotan masyarakat umum dan juga kalangan kesehatan. Kebiasaan merokok para
calon ibu ternyata membawa akibat buruk pada anak yang akan dilahirkannya.
Wanita hamil yang merokok lebih banyak melahirkan bayi yang meninggal bila
dibandingkan dengan wanita hamil yang bukan perokok. Seandainya bayi itu lahir
normal maka bayi wanita perokok lebih sering meninggal pada bulan-bulan
pertama kehidupannya. Gizi ibu perokok biasanya lebih buruk dari yang tidak
merokok karena kebiasaan merokok telah diketahui menekan nafsu makan.
Selanjutnya, nikotin juga merupakan zat vasokonsriktor yang berakibat
mengganggu metabolism protein dalam tubuh janin yang sedang berkembang
serta nikotin dapat menyebabkan jantung janin berdenyut lebih lambat dan
menimbulkan gangguan pada system saraf.
Kelainan bawaan pada bayi yang baru lahir, misalnya kelainan katup
jantung, ternyata juga lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh
ibu perokok dibandingkan dengaan yang tidak merokok. Kejadian abortus juga
lebih sering terjadi pada wanita-wanita perokok. Semua keadaan di atas terjadi
karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO, sianida, tiosianat,
nikotin dan karbonik anhidrase, yang selain mengganggu kesehatan ibu juga dapat
menembus plasenta atau ari-ari dan mengganggu kesehatan janin di dalam
kandungan.
-
8/12/2019 pengaruh rokok
23/26
23
2.2.6 Risiko Bahaya Merokok pada Perokok Pasif
Selain asap utama, asap sampingan dari rokok juga berbahaya. Asap rokok
yang terpaksa dihisap oleh perokok pasif ini kandungan bahan kimianya lebih
tinggi dibandingkan dengan asap rokok utama. Hal ini disebabkan tembakau
terbakar pada temperatur lebih rendah ketika rokok sedang dihisap. Ini membuat
pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan banyak bahan kimia.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menginformasikan bahwa
ternyata perokok aktif hanya menghisap 25 persen asap rokok yang berasal dari
ujung yang terbakar, sementara 75 persen lainnya untuk yang mengisap asapnya.
Tidak itu saja, mereka yang tidak merokok atau perokok pasif juga ketambahan
separuh asap yang diembuskan si perokok.
Yang jelas, dari hembusan asap rokok tersebut para perokok pasif
mengisap 4.000 jenis bahan kimia saat terpapar asap rokok orang lain. Perokok
pasif adalah orang yang paling dirugikan dari aktivitas merokok. Dibandingkan
dengan yang terpapar dengan asap rokok utama, pengaruh perokok pasif
mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengidap berbagai jenis penyakit,
diantaranya:
- Meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung- Masalah pernapasan termasuk radang paru-paru dan bronchitis- Sakit atau pedih mata- Sakit kerongkongan- Sakit kepala- Dementia (kumpulan gejala klinik yang ditandai oleh hilangnya memori
jangka pendek dan gangguan global fungsi mental termasuk fungsi
bahasa) serta gangguan kognitif dalam bentuk lain.
-
8/12/2019 pengaruh rokok
24/26
24
BAB III
KESIMPULAN
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Perokok dikenal dalam dua tipe yaitu perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok aktif adalah orang yang melakukan kegiatan merokok sehingga ia selalu
terancam oleh bahaya yang ditimbulkan oleh asap rokok. Sedangkan perokok
pasif adalah orang yang tidak merokok akan tetapi ia selalu berada dalam ruangan
yang dicemari oleh asap rokok
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu
orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena
diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon
monoksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotin (yang terjadi juga
dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas. CO,
Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan:
gelisah, tangan gemetar (Tremor), cita rasa/selera makan berkurang dan ibu-ibu
hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya
-
8/12/2019 pengaruh rokok
25/26
-
8/12/2019 pengaruh rokok
26/26
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kemenetrian Kesehatan, Republik Indonesia.
Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA). 2008. Status of Tobacco
Use and Its Control: Indonesia Report Card.
World Health Organization. 2006.Indonesia Global Health Professional Survey(GHPS) 2006.
World Health Organization. 2008. WHO Report on Global Tobacco Epidemic.New York: WHO.