PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BENTENGAN
PADA PERILAKU PROSOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Wenni Suwardi
119114137
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv HALAMAN MOTTO
Hidup ini seperti sepeda.
Agar tetap seimbang, kau
harus terus bergerak
- Albert Einstein
Kemenangan yang
seindah-indahnya dan
sesukar-sukarnya yang
boleh direbut oleh
manusia ialah
menundukan diri sendiri
- Ibu Kartini
“Hidup adalah seni menggambar
tanpa menghapus”
(hidup itu tak seperti mengetik di komputer, di mana kita bisa menghapus
kesalahan dengan mudah. Maka dari itu, kita harus memikirkan baik baik apa
yang akan kita perbuat. Agar jangan sampai menyesal di kemudian hari)
- John W. Gardner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v HALAMAN PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Tuhan, saya persembahkan skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tua saya Bapak Suwardi dan Ibu Sarwini, yang senantiasa
memberi dukungan moril maupun materil kepada saya.
2. Suami dan anak saya, Vredi Bayu Aswari dan Amerta Ganesha Aswari,
yang selalu menemani saya saat suka maupun duka, susah maupun
senang.
3. Saudara saya Danni Suwardi, walau sering membuat saya kesal dan
marah, kamu tetap saudara terbaik saya.
4. Tidak lupa kepada teman-teman seperjuangan saya, kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi
ini, terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BENTENGAN
PADA PERILAKU PROSOSIAL
Wenni Suwardi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah permainan tradisional bentengan
berpengaruh pada perilaku prososial. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain eksperimen pretest-posttest control group. Penelitian ini
menggunakan subjek siswa kelas 3 SD di SD Negeri Depok 1 Sleman, Yogyakarta
yang berusia 7-11 tahun. Subjek berjumlah 32 orang yang terdiri dari 15 siswa laki-
laki dan 17 siswa perempuan. Sampel dipilih menggunakan teknik non probability
sampling berdasarkan ketersediaan, kesempatan, dan kesanggupan dari subjek.
Peneliti membagi subjek menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen melakukan permainan tradisional
bentengan dan kelompok kontrol tidak melakukan permainan tradisional
bentengan. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama diberikan
pretest dan posttest. Hipotesis penelitian ini adalah permainan tradisional
bentengan berpengaruh signifikan pada perilaku prososial. Uji hipotesis
menggunakan independent sample t-test gain score. Hasil analisis menunjukkan
bahwa permainan tradisional bentengan berpengaruh signifikan (p = 0,01 < 0,05)
pada perilaku prososial.
Kata kunci : permainan tradisional , perilaku prososial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii THE EFFECT OF TRADITIONAL GAME BENTENGAN ON PROSOCIAL
BEHAVIOR
Wenni Suwardi
ABSTRACT
This study aims to observe whether traditional game bentengan has an effect on
prosocial behavior. This study is quantitative research method with experimental
design of pretest – posttest control group. The subject of this study is 7-11 years old
third grade students at Sleman Public Elementary School 1, Yogyakarta. The
number of participants is 32 students consisting of 15 male students and 17 female
students. The sample was selected using non probability sampling technique based
on the availability, the opportunity, and the readiness of the participants. The
researcher divides the participants into two groups, the experimental group and the
control group. The experimental group was given the traditional game bentengan
and the control group were not given the traditional game bentengan. The
experimental group and the control group was both given pretest and posttest. The
hypothesis of this study is the tradisional game bentengan has significant effect on
prosocial behavior. The hypothesis test uses independent sample t-test gain score.
The result of the analysis show that traditional game bentengan has significant
effect (p = 0,01 < 0,05) on prosocial behavior.
Keywords: traditional game, prosocial behavior.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan atas
segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan
skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Permainan Tradisional Bentengan Pada
Perilaku Prososial”. Berkat Tuhan juga saya alami melalui bimbingan, bantuan,
dorongan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan
hati saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
2. Monica Eviandaru Madyaningrum M.App. Ph.D., Kaprodi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Monica Eviandaru Madyaningrum M.App. Ph.D., Dosen Pembimbing
Akademik atas dukungan dan motivasi.
4. P. Eddy Suhartanto, M.Si., dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu disela-sela kesibukan untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan saran dengan penuh kesabaran.
5. Romo Dr. A Priyono Marwan, SJ, Dosen Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma atas dukungan dan motivasi yang diberikan.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan banyak ilmu, motivasi dan pengalaman yang berarti selama
kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi 7. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
bantuan dan pelayanan yang diberikan.
8. Kedua orang tua saya, Ibu Sarwini dan Bapak Suwardi yang telah
memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, dan doa yang tiada henti.
9. Suami saya Vredi Bayu Aswari dan anak saya Amerta Ganesha Aswari,
yang selalu memberikan dukungan, motivasi, doa, dan kesabarannya dalam
menunggu saya menyelesaikan skripsi.
10. Untuk adik saya Danni Suwardi beserta keluarga besar, yang telah
memberikan dukungan dan doa.
11. Sahabat-sahabat saya yang telah banyak memberikan motivasi dan masukan
ketika saya menghadapi permasalahan selama menjalani studi.
12. Teman-teman seperjuangan (Melli, Linda, Kunto, Gerson, Nina, dan semua
yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu) yang selalu memberikan
bantuan serta dukungan.
13. Seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan
2011 atas bantuan, motivasi, doa, dan kerjasama selama berproses.
14. Karyawan Perpustakaan Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma.
15. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, dengan tangan terbuka
penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun demi pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 9
2. Manfaat Praktis .............................................................................. 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 11
A. Perilaku Prososial ................................................................................. 11
1. Definisi Perilaku Prososial ............................................................. 11
2. Aspek-aspek Perilaku Prososial ..................................................... 12
3. Bentuk-bentuk Perilaku Prososial .................................................. 13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial .................. 13
B. Permainan Tadisional Bentengan ......................................................... 17
C. Dinamika Pengaruh Permainan Tradisional Bentengan terhadap Perilaku
Prososial ............................................................................................... 21
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24
E. Hipotesis ............................................................................................... 25
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 26
A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 26
B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................ 27
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 28
1. Perilaku Prososial ........................................................................... 28
2. Permainan Tradisional Bentengan ................................................. 28
D. Subjek Penelitian .................................................................................. 28
E. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv F. Prosedur Penelitian............................................................................... 29
G. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................... 30
1. Metode............................................................................................ 30
2. Alat Pengumpul Data ..................................................................... 32
H. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 33
1. Validitas Skala ............................................................................... 33
2. Reliabilitas Skala ............................................................................ 35
I. Metode Analisis Data ........................................................................... 36
1. Uji Asumsi ..................................................................................... 36
2. Uji Homogenitas ............................................................................ 36
3. Uji Hipotesis ................................................................................... 37
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 38
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 38
1. Pelaksanaan Uji Coba .................................................................... 38
2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 40
a. Penentuan subjek penelitian ..................................................... 40
b. Pengumpulan Data Penelitian .................................................. 41
c. Uji Normalitas .......................................................................... 41
d. Uji Homogenitas ..................................................................... 42
e. Uji Hipotesis ............................................................................ 43
B. Pembahasan .......................................................................................... 44
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 46
A. Kesimpulan .......................................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi B. Kelemahan............................................................................................ 46
C. Saran .................................................................................................... 47
1. Bagi pihak orang tua dan guru ....................................................... 47
2. Bagi ilmuwan psikologi ................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 48
LAMPIRAN .................................................................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii DAFTAR GAMBAR
GABMAR 1. Kerangka Berpikir ..................................................................... 24
GAMBAR 2. Design Pretest-Posttest Control Group ..................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii DAFTAR TABEL
TABEL 1. Blue Print Skala Perilaku Prososial ............................................... 33
TABEL 2. Nilai Indeks Diskriminasi Item ...................................................... 34
TABEL 3. Klasifikasi Skor Reliabilitas ........................................................... 36
TABEL 4. Data Partisipan Uji Coba ................................................................ 38
TABEL 5. Sebaran Item Skala Perilaku Prososial Setelah Uji Coba .............. 39
TABEL 6. Data Partisipan Penelitian .............................................................. 40
TABEL 7. Test of Normality ............................................................................ 42
TABEL 8. Test of Homogenity of Variance ..................................................... 43
TABEL 9. Independent Sample Test ................................................................ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Uji Coba Skala ....................................................................... 53
a. Skala Perilaku Prososial Pretest Uji Coba ...................... 53
b. Skala Perilaku Prososial Posttest Uji Coba ...................... 56
c. Reliabilitas Skala Perilaku Prososial ................................ 59
d. Nilai Korelasi Item-item .................................................. 60
LAMPIRAN 2. Eksperimen ............................................................................. 62
a. Informed Consent ............................................................. 62
b. Skala Perilaku Prososial Pretest Penelitian...................... 63
c. Skala Perilaku Prososial Posttest Penelitian .................... 65
d. Tabel Gain Score Kelompok Eksperimen ....................... 67
e. Tabel Gain Score Kelompok Kontrol .............................. 68
f. Uji Normaliti .................................................................... 69
g. Uji Homogenitas .............................................................. 72
h. Uji Hipotesis Independent Sample ................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Usia sekolah merupakan usia anak saat memasuki tahapan sekolah formal, anak mulai dituntut untuk sekolah secara mandiri, mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sendiri, mulai belajar dan mampu membaca, menulis serta berhitung. Usia sekolah umumnya antara usia 6 hingga 12 tahun. Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980 ; dalam Hapsari, 2016), masa usia sekolah atau masa akhir kanak-kanak memiliki beberapa tugas perkembangan yaitu (a) anak diharapkan mampu mempelajari keterampilan fisik yang dibutuhkan dalam permainan bersama teman sebaya (b) belajar menyesuaikan diri bersama teman sebaya (c) mulai mengembangkan peran sosial sebagai pria atau wanita secara tepat di lingkungan (d) mengembangkan keterampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung. Hurlock (1980; dalam Hapsari, 2016) juga mengatakan bahwa masa usia sekolah memiliki beberapa karakteristik yakni (a) anak mulai tidak menuruti apa kata orang tua dan lebih sering mendengarkan apa kata teman-teman sebaya dibanding perkataan orang tua (b) anak cenderung tidak mempedulikan penampilan dan lebih bersikap ceroboh, kurang bertanggung jawab dalam meletakkan barang pribadi yang dimiliki (c) anak cenderung bertengkar bersama saudara kandung seperti saling mengejek dan menyerang secara fisik (d) anak belajar tentang berbagai keterampilan akademik maupun non akademik (e) anak memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 keterbukaan dan keinginan untuk mendapatkan pengetahuan (f) anak mulai membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, mereka berlomba-lomba dan saling berkompetisi untuk menjadi terbaik (g) anak lebih senang bermain bersama teman-teman sebaya dan merasa ingin diterima oleh teman-teman yang populer (h) anak berusaha menyesuaikan diri dengan standar yang ada dalam kelompok seperti dalam hal berpakaian, berbicara, dan berperilaku (i) anak mulai mengembangkan kreatifitas (j) anak senang atau berminat melakukan berbagai permainan bersama teman-teman sebaya. Namun, hal ini berbeda dengan usia bermain di usia prasekolah yang cenderung melakukan berbagai kegiatan dengan bermain sekalipun saat belajar. Di usia sekolah konteksnya lebih pada luasnya minat anak untuk bermain, bukan kuantitas atau jumlah waktu luang yang digunakan untuk bermain. Selama masa usia sekolah, anak-anak tidak terlepas dari berbagai masalah yang muncul di rumah, sekolah, saat bermain maupun di lingkungan. Permasalahannya bisa dalam hal akademik seperti malas belajar, suka mencontek, tidak mengerjakan tugas atau PR, tidak konsentrasi saat belajar, dan fobia sekolah. Masalah perilaku yang terjadi sejak dini di usia sekolah bisa mempengaruhi perkembangan anak pada tahap perkembangan selanjutnya, khususnya perkembangan sosial anak. Masalah perkembangan sosial yang terjadi adalah anak memiliki permasalahan perilaku yang cenderung kesulitan untuk menempatkan diri secara tepat di lingkungan dan tidak akan disukai oleh teman-teman sebayanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Di era digital seperti saat ini, anak-anak setelah pulang sekolah biasanya lebih asyik berdiam diri di rumah bermain game di komputer atau gadget miliknya seorang diri, menonton TV dan pergi ke warnet untuk bermain games. Hal ini membuat mereka menjadi lebih pasif dan bisa berdampak terhadap aspek perkembangan sosial emosi seperti sosialisasi bersama teman-teman sebaya semakin menurun karena anak lebih asyik bermain sendiri. Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan dari bermain games dan menonton televisi adalah peningkatan perilaku agresif yang ditimbulkan dari tayangan televisi atau games yang berisi kekerasan seperti tembak-tembakkan dan pertarungan, anak akan mengabaikan lingkungan sekitar serta anak akan mengalami kecanduan karena terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain game atau pun menonton televisi dibanding berinteraksi secara langsung bersama teman sebaya di luar rumah. Hal ini membuat anak kurang berinteraksi bersama lingkungan dan menjadikan kesempatan anak untuk belajar sosialisasi, kompetisi, empati bersama orang lain menjadi berkurang. Apabila hal ini dibiarkan lebih jauh akan berpengaruh pada perkembangan sosial anak, khususnya perilaku prososial. Perilaku prososial merupakan salah satu komponen yang sangat signifikan dalam mengembangkan keterampilan sosial. Perilaku prososial berguna dalam mengembangkan kemampuan sosial, emosi, dan akademik (Kostelnik dkk, 2009 ; dalam Hapsari, 2016). Beberapa contoh perilaku prososial adalah helping, sharing, cooperating, giving, comforting, inviting, donating, volunteering, encouraging, supporting. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Perilaku prososial dalam kehidupan sehari-hari dipahami sebagai perilaku sosial positif yang menguntungkan orang lain. Secara umum, istilah prososial diaplikasikan pada tindakan yang tidak menyediakan keuntungan secara langsung dan mengandung derajat resiko tertentu terhadap orang yang menolong (Baron & Byrne, 2005). Sears (1991) mengatakan bahwa perilaku prososial adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain tanpa mempedulikan motif si penolong. Perilaku prososial lebih menekankan keuntungan pada pihak yang diberi pertolongan. Wrightman dan Deaux (1993) menyatakan bahwa perilaku prososial merupakan perilaku yang memiliki manfaat bagi kesejahteraan orang lain, baik berupa fisik maupun psikis. Perilaku prososial mencakup tindakan-tindakan, yakni sharing (membagi), cooperative (kerjasama), donating (menyumbang), helping (menolong), honesty (kejujuran), generosity (kedermawanan), serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain (Diyaksini, 2003). Perilaku prososial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui hubungan antarteman dan salah satunya adalah dalam bentuk permainan (Kurniati, 2016). Bermain merupakan cara bagi anak untuk memperoleh pengetahuan. Bermain menumbuhkan keterampilan bereksplorasi, melatih pertumbuhan fisik dan imajinasi, serta memberikan peluang yang luas untuk berinteraksi bersama orang dewasa. Kurniati (2016) menjelaskan bahwa bermain sebagai sesuatu yang mempunyai nilai praktis, yang digunakan sebagai media untuk meningkatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak seperti kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi bersama teman yang baru dikenal. Kurniati (2016) menambahkan bahwa bermain merupakan cara bagi anak untuk mengasimilasi informasi baru ke dalam pandangan mereka serta menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru. Jenis permainan yang berkembang di usia sekolah dikenal dengan istilah permainan rough and tumble yaitu jenis perrmainan yang mencakup berbagai kegiatan seperti bergulat, memukul, mengejar yang disertai saling tertawa dan ejekan (Papalia et al., 2008, dalam Hapsari, 2016). Bermain menurut Tedjasaputra (2001; dalam Hapsari, 2016) terdiri dari dua macam kegiatan yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif adalah permainan yang banyak melakukan aktivitas fisik, diantaranya bermain bebas atau kejar-kejaran, bermain konstruktif, bermain peran, bermain collecting atau mengumpulkan benda-benda yang disukai, bermain eksplorasi, bermain games dan olahraga serta bermain musik. Sedangkan bermain pasif adalah permainan yang tidak terlalu banyak melakukan aktivitas fisik, seperti membaca komik, menonton film, mendengarkan radio dan musik. Bermain sebagai dasar dalam mengembangkan karakter anak. Anak menggunakan bermain sebagai media belajar tentang aturan dan keterampilan tentang hidup pribadi dan bermasyarakat. Selain itu, masa anak-anak merupakan fase awal atau fase dasar yang akan menjadi pijakan bagi perkembangan selanjutnya. Bermain memungkinkan dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang, sehingga akan menguatkan stimulasi dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 bermain bagi pribadi anak dalam mengembangkan fisik, emosi, kognisi, dan sosial (Indrijati, 2016). Scarlett (2005; dalam Indrijati, 2016) menyatakan bahwa bermain adalah kebebasan dan rasa senang yang didapatkan. Proses pengulangan dalam bermain merupakan gambaran dari rasa senang yang didapatkan dari bermain. Bermacam cara bermain akan memberikan pengaruh yang berbeda antara model bermain satu dengan yang lain. Permainan tradisional sendiri merupakan aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat yang diajarkan secara turun-temurun dari generasi satu ke generasi penerus (Kurniati, 2016). Kurniati (2016) menyatakan bahwa setiap permainan tradisional mengandung nilai-nilai yang dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan anak-anak. Permainan tradisional selain mampu memupuk kesatuan dan persatuan, juga memupuk kerjasama, kebersamaan, kedisiplinan, serta kejujuran. Permainan tradisional membantu anak menjalin relasi sosial yang baik dengan teman sebaya maupun teman yang berusia lebih muda atau lebih tua. Salah satu contohnya adalah bermain bentengan. Permainan tradisional bentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak di pulau Jawa pada malam hari saat terang bulan. Permainan tradisional bentengan dikenal dengan nama rerebonan di daerah Jawa Barat dan juga dikenal di daerah lain dengan nama pris-prisan, pal-palan, omer, jeg-jegan (id.scribd.com). Permainan tradisional bentengan menjadi media bagi anak untuk bersosialisasi bersama teman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 sebaya. Berbeda dengan permainan individual seperti kelereng, permainan ini dilakukan secara bersama-sama dan menuntut semua anak yang bermain permainan tradisional bentengan untuk berperan aktif dalam mensukseskan permainan. Dari permainan tradisional bentengan, anak belajar membangun perilaku prososial. Dimana, dalam permainan tradisional bentengan anak diajarkan untuk menghargai teman dan melatih kemampuan bekerjasama (www.statusfan.com). Selain itu, anak juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi kelompok bermain dan berempati terhadap kelebihan serta kekurangan teman kelompok atau pun lawan main dalam permainan bentengan. Ali (2012) mengemukakan bahwa permainan tradisional mempunyai potensi untuk merangsang kecerdasan majemuk. Artinya, permainan tradisional tidak sekedar melatih motorik kasar dan motorik halus, tetapi juga melatih bahasa, kecerdasan intelektual, sosial serta emosional. Mazlan (2008) menambahkan bahwa permainan tradisional merupakan hasil budaya yang memiliki nilai bagi anak-anak untuk berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolahraga, sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, Susanti dkk (2010) menjelaskan bahwa terdapat beberapa nilai yang terkandung dalam permainan tradisional antara lain rasa senang, rasa bebas dari segala tekanan, rasa berteman, rasa demokrasi, rasa penuh tanggung jawab, rasa patuh dan rasa saling membantu satu sama lain. Zuliani dkk (2015) menyatakan bahwa ciri-ciri permainan tradisional antara lain (a) dilakukan di tempat yang luas dan terbuka. (b) dimainkan secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 beramai-ramai. (c) menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam seperti batu, kayu ataupun pecahan genteng. (d) melibatkan aktivitas fisik yakni berlari, melompat, dan melempar serta (e) diiringi oleh lagu atau gerakan tertentu. Salah satu ciri yang menonjol dari permainan tradisional adalah permainan dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bertatap muka, keadaan ini memungkinkan anak untuk saling berinteraksi. Berbagai nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional menggambarkan bahwa permainan tradisional digunakan sebagai media yang tepat untuk membentuk perilaku prososial anak (Susanti dkk, 2010). Permainan yang memiliki aturan menang-kalah, mempunyai peluang lebih besar dalam mengembangkan perilaku prososial anak. Anak belajar untuk memiliki keterikatan yang kuat tehadap kelompok sehingga anak harus mampu bekerjasama dan menyesuaikan diri bersama kelompok (Kurniati, 2016). Beberapa penelitian terkait tentang pengaruh permainan tradisional terhadap perkembangan sosial anak, antara lain penelitian Susanti, dkk (2010) menunjukkan bahwa permainan tradisional memiliki pengaruh pada kompetensi personal anak sekolah dasar, penelitian Dwipa (2015) yang menunjukkan bahwa permainan tradisional bentengan, kasti, dan gobak sodor berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan gerak motorik kasar berupa kekuatan, kecepatan, serta kelincahan pada siswa putra yang duduk di bangku kelas lima sekolah dasar, penelitian Ekawati dkk (2015) menunjukkan bahwa penerapan permainan tradisional sebagai teknik pembelajaran merupakan suatu cara yang efektif untuk mengajar anak-anak dan melestarikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 budaya serta nila-nilai tradisi. Permainan berkelompok tempolong dan gobak sodor terbukti efektif untuk melatih kemampuan kerjasama anak-anak. Kajian inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh permainan tradisional bentengan pada perilaku prososial. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas timbul suatu pertanyaan penelitian yaitu ”Apakah permainan tradisional bentengan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku prososial?”. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah permainan tradisional bentengan berpengaruh terhadap perilaku prososial.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang psikologi sosial, perkembangan, dan pendidikan bahwa keterlibatan permainan tradisional bentengan dalam membangun perilaku prososial itu penting terhadap perkembangan sosial anak di tahap perkembangan selanjutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi kepada orang-tua dan pihak sekolah bahwa permainan tradisional bentengan dapat memupuk rasa kerjasama antar individu. b. Memberikan informasi kepada orang-tua bahwa permainan tradisional penting untuk membangun perkembangan sosial anak. c. Memberikan informasi kepada orang-tua dan pihak sekolah, untuk membimbing anak dalam membangun perilaku prososial di kehidupan sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Prososial 1. Definisi Perilaku Prososial Diyaksini & Hudaniah (2003) mengatakan bahwa perilaku prososial merupakan perilaku yang menguntungkan bagi penerima pertolongan dan penolong tidak memiliki keuntungan yang jelas. Diyaksini (2003) juga mengemukakan bahwa perilaku prososial adalah perilaku yang cenderung mengubah kondisi fisik atau psikologis orang lain dari kondisi kurang baik menjadi lebih baik. Baron dan Byrne (2005) menyatakan bahwa perilaku prososial ialah suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain dan mungkin terdapat resiko bagi orang yang menolong. Anwar (2005) mengatakan bahwa perilaku prososial adalah perilaku menguntungkan orang lain yang mencakup unsur kebersamaan, kerjasama, dan altruisme. Sears (1991) mengemukakan bahwa perilaku prososial merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain tanpa mempedulikan motif si penolong. Perilaku prososial merupakan perilaku yang memiliki manfaat bagi kesejahteraan orang lain, baik berupa fisik maupun psikis. Peneliti berpendapat bahwa perilaku prososial adalah suatu tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong dan menguntungkan orang lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 tanpa mempedulikan keuntungan yang jelas bagi si penolong, bentuk pertolongan baik berupa fisik maupun psikis. 2. Aspek-aspek Perilaku Prososial Mussen, dkk (dalam Diyaksini dan Hudaniah, 2003) menyatakan bahwa perilaku prososial mencakup tindakan-tindakan: a. Kerjasama, yaitu melakukan kegiatan bersama orang lain berupa diskusi dalam mempertimbangkan aspirasi guna mencapai tujuan bersama. b. Berbagi perasaan, yaitu tindakan memberi kesempatan dan perhatian kepada orang lain untuk saling mencurahkan isi hati. c. Menolong, yaitu membantu meringankan beban orang lain baik berupa fisik maupun psikis. d. Kejujuran, yaitu mangakui perasaan yang dialami, berbicara sesuai fakta yang ada. e. Mempertimbanngkan kesejahteraan orang lain, yaitu memberi sarana bagi orang lain untuk mendapatkan kemudahan dalam berbagai tindakan, serta mempunyai kepedulian terhadap orang lain dengan menghiraukan masalah orang lain. f. Berderma, yaitu memberi sesuatu kepada orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 3. Bentuk – Bentuk Perilaku Prososial Amato (dalam Danny, 2006) mengemukakan bahwa bentuk perilaku prososial yang mendasar, terdiri dari: a. Menolong yang direncanakan secara formal (formal planned helping) adalah bantuan yang diberikan kepada sebuah organisasi formal. b. Menolong yang direncanakan secara informal (informal planned
helping) adalah bantuan yang diberikan kepada teman, keluarga, dan orang yang tidak dikenal. c. Menolong secara spontan (spontaneous or unplanned helping) adalah bantuan yang diberikan secara reflek.
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial Sarwono & Meinarno (2009) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempangaruhi perilaku prososial adalah: a. Faktor Situasional 1) Bystander Orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian dan mempunyai peran dalam mempengaruhi seseorang untuk memutuskan melakukan perilaku prososial atau tidak ketika dihadapkan pada keadaan darurat. Semakin banyak jumlah bystander, semakin berkurang perilaku prososial yang diberikan. Kehadiran bystander yang begitu banyak menjadikan seseorang untuk tidak melakukan perilaku prososial karena menduga sudah ada orang lain yang melakukan pertolongan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 (diffusion of responsibility). Selain itu, seseorang berperilaku prososial apabila orang lain juga melakukan perilaku prososial. Dalam permainan tradisional bentengan, faktor ini muncul ketika anak mencoba membebaskan teman satu timnya yang tertahan di benteng lawan. Ketika ada anak yang melihat temannya menyelamatkan teman satu timnya, maka anggota lain yang masih satu tim juga akan melakukan tindakan yang sama terhadap teman satu tim yang tertahan di benteng lawan. 2) Daya Tarik Kondisi seseorang mempengaruhi kesediaan orang lain untuk berperilaku prososial (Sarwono 2009). 3) Atribusi terhadap korban Seseorang termotivasi untuk berperilaku prososial kepada orang lain apabila seseorang tersebut mengasumsikan bahwa ketidakberuntungan korban di luar kendali korban. Perilaku prososial tidak diberikan oleh orang lain apabila kejadian yang kurang menguntungkan pada korban adalah akibat kesalahan dari korban sendiri. 4) Ada model Seseorang yang melakukan perilaku prososial, mendorong orang lain untuk berperilaku prososial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 5) Desakan waktu Sarwono (2009) mengatakan bahwa orang yang sedang sibuk dan tergesa-gesa cenderung untuk tidak berperilaku prososial, sedangkan orang yang memiliki waktu luang lebih besar mempunyai kemungkinan untuk berperilaku prososial kepada orang yang membutuhkan. 6) Sifat kebutuhan korban Kejelasan dari perilaku prososial yang dibutuhkan oleh korban bahwa korban benar-benar membutuhkan pertolongan, korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan, dan korban memerlukan bantuan orang lain karena tanggung jawab yang dilakukan bukan merupakan tanggung jawab si korban. b. Faktor Personal 1) Suasana hati (mood) Secara umum seseorang yang memiliki mood positif (bahagia) mengalami peningkatan perilaku prososial, sedangkan seseorang dengan mood (sedih) negatif mempunyai perilaku prososial lebih rendah. 2) Sifat Karakteristik tertentu mendorong seseorang untuk melakukan perilaku prososial. Orang yang mempunyai sifat pemaaf, mempunyai kecenderungan untuk berperilaku prososial (Sarwono, 2009). Orang yang mempunyai pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih mudah berperilaku prososial, karena dengan melakukan perilaku prososial, ia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi (Sarwono, 2009). Seseorang yang memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi untuk dipuji, dan jika situasi menolong memberikan peluang untuk mendapatkan penghargaan atau pujian bagi diri, maka ia cenderung untuk meningkatkan perilaku prososial (Sarwono, 2009). 3) Jenis kelamin Peranan gender mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku prososial pada situasi dan bentuk pertolongan yang dibutuhkan. Laki-laki cenderung lebih terlibat dalam aktivitas prososial pada situasi darurat yang membahayakan, sementara perempuan cenderung lebih berperilaku prososial pada situasi yang bersifat memberi dukungan emosi, merawat, dan mengasuh (Sarwono, 2009). 4) Tempat tinggal Orang yang tinggal di daerah pedesaan memiliki kecenderungan lebih besar untuk berperilaku prososial dibanding orang yang tinggal di daerah perkotaan. Orang-orang yang tinggal di perkotaan memiliki beban tugas yang overlot dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mengakibatkan mereka tidak peduli terhadap kesulitan orang lain. 5) Pola Asuh Pola asuh yang bersifat demokratis secara signifikan memfasilitasi anak untuk tumbuh menjadi individu yang mau melakukan tindakan prososial melalui peran orang tua dalam menetapkan contoh-contoh perilaku prososial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17 Berdasarkan faktor-faktor perilaku prososial, dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial anak dalam permainan tradisional bentengan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tinggal, teman sebaya dan faktor dari dalam diri seperti suasana hati, pola asuh, sifat, dan jenis kelamin. Di mana, ketika anak melihat teman sebaya melakukan tindakan yang positif yang disertai dengan kondisi tempat tinggal yang sejahtera dalam bermasyarakat, suasana hati yang positif serta pola asuh yang diterapkan juga mendukung anak untuk melakukan perilaku prososial maka anak akan mencontoh dan melakukannya.
B. Permainan Tradisional “Bentengan” Permainan adalah sesuatu yang bersifat menyenangkan, spontan dan melibatkan peran aktif dari setiap pemain yang memiiki aturan berdasarkan kesepakatan bersama (Kurniati, 2016). Permainan tradisional adalah sesuatu yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu serta mengandung nilai-nilai budaya yang diajarkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kurniati, 2016). Permainan tradisional adalah permainan rakyat yang memiliki keterampilan edukatif dan bersifat menghibur. Permainan tradisional merupakan suatu permainan yang terbentuk dari aktivitas rakyat dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Permainan tradisional bentengan adalah permainan yang mempertahankan pertahanan (benteng) dari serangan lawan. Permainan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 tradisional bentengan biasa dilakukan pada malam hari ketika terang bulan. Bentengan berasal dari kata benteng yang berarti pertahanan. Permainan tradisional bentengan merupakan relevansi dari kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman panjajahan Belanda. Nama permainan tradisional bentengan diambil dari nama tempat yaitu sebuah benteng yang digunakan Indonesia sebagai pertahanan terhadap serangan Belanda. Pada permainan tradisional bentengan, setiap anggota tim dituntut untuk saling bekerjasama, menyesuaikan diri, berinteraksi, berempati, disiplin menaati aturan permainan, dan saling menghargai. Permainan tradisional bentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim, masing-masing tim terdiri dari 4-8 orang atau lebih. Jumlah pemain permainan tradisional bentengan harus berjumlah genap. Permainan tradisional bentengan membutuhkan sebuah ruang yang luas baik terbuka maupun tertutup. Setiap tim memiliki satu tempat sebagai benteng, yaitu sebuah tiang, pohon atau pilar. Masing-masing benteng dari kedua tim harus terletak sedikit berjauhan dan dapat dilihat satu sama lain. Setiap anggota dari kedua tim harus menyentuh benteng masing-masing. Permainan tradisional bentengan dimulai dengan menunjuk perwakilan dari masing-masing tim untuk menentukan siapa yang pertama kali keluar benteng dengan cara suit. Salah satu anggota tim yang menang suit mempunyai kesempatan untuk keluar dari benteng terlebih dahulu. Ketika salah satu anggota tim keluar dari benteng, maka anggota tim lawan harus mengejar dan menyentuh anggota tim tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 Anggota tim yang dikejar dan tersentuh oleh anggota tim lawan menjadi tawanan dari tim lawan. Anggota yang menjadi tawanan berdiri di dekat benteng lawan. Anggota yang tertawan dibebaskan oleh anggota lain yang satu tim dengan cara menyentuh anggota tim yang tertawan. Tim dinyatakan menang apabila salah satu anggota tim menyentuh benteng lawan tanpa tersentuh oleh anggota tim lawan sambil meneriakkan kata “benteng”. Kurniati (2016) mengemukakan bahwa aspek keterampilan sosial yang terkandung dalam permainan tradisional bentengan adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan dalam bekerja sama Keterampilan ini terlihat dalam proses pemberian bantuan kepada pemain yang membutuhkan dan setiap kelompok untuk mempertahankan benteng masing-masing. 2. Keterampilan dalam menyesuaikan diri Keterampilan ini digambarkan ketika setiap anak mendapat kesempatan untuk berada dalam satu kelompok bersama teman baru. 3. Keterampilan dalam berinteraksi Keterampilan ini ditunjukkan dalam sikap anak untuk mengajak bermain bersama dan mau membantu teman yang mengalami kesulitan ketika melakukan permainan bentengan. 4. Keterampilan dalam mengontrol diri Keterampilan ini terdeskripsi dalam permainan bentengan ketika anak mampu menahan diri dari keinginan untuk melakukan kegiatan yang bukan giliran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20 untuk bermain dan anak mampu menghindarkan diri dari kegiatan berbahaya di luar permainan bentengan. 5. Keterampilan dalam berempati Keterampilan ini muncul ketika teman satu kelompok mencapai keberhasilan, yakni ketika ada teman satu kelompok yang berhasil memasuki benteng lawan tanpa tersentuh oleh lawan, yang berarti permainan dinyatakan berakhir dan semua anggota tim yang menang akan merasakan emosi yang sama yaitu luapan emosi bahagia karena memenangkan permainan. 6. Keterampilan dalam menaati aturan Keterampilan ini digambarkan ketika anak mampu menyelesaikan semua prosedur permainan sesuai yang telah disepakati bersama serta mampu menunggu giliran untuk bermain. 7. Keterampilan dalam menghargai orang lain Keterampilan ini ditunjukkan ketika anak memiliki kesempatan untuk melihat permainan anak yang lain. Melalui aspek keterampilan yang terkandung dalam permainan tradisional bentengan anak-anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dengan cara belajar memberikan ataupun menawarkan diri untuk bekerjasama bersama orang lain, mampu berinteraksi bersama orang yang lebih muda ataupun tua, belajar berempati dan saling menghargai bersama orang lain. Dari pembelajaran yang ditimbulkan melalui aspek-aspek keterampilan permainan tradisional bentengan akan berpengaruh pula pada aspek-aspek perilaku prososial, sehingga perilaku prososial anak meningkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 C. Dinamika Pengaruh Permainan Tradisional “Bentengan” terhadap
Perilaku Prososial Perilaku prososial anak adalah perilaku anak yang dicerminkan dalam suatu tindakan nyata, membantu atau menolong orang lain. Perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain tanpa mempedulikan motif si penolong (Sears, 1991) . (Baron & Byrne, 2005) dan (Wrightman & Deaux, 1993) berpendapat bahwa perilaku prososial dipahami sebagai perilaku sosial positif yang menguntungkan bagi kesejahteraan orang lain, baik berupa fisik maupun psikis. Perilaku prososial mencakup tindakan sharing (membagi), cooperative (kerjasama), donating (menyumbang), helping (menolong), honesty (kejujuran), generosity (kedermawanan), serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain (Diyaksini, 2003) . Perilaku prososial perlu ditumbuhkan pada diri anak sejak dini. Dalam prosesnya, perilaku prososial dapat dibangun melalui berbagai kegiatan salah satunya bermain. Bermain merupakan cara bagi anak untuk menumbuhkan keterampilan bereksplorasi, berimajinasi, dan memberikan peluang bagi anak untuk berinteraksi bersama teman sebaya maupun orang dewasa. Bermain juga sebagai dasar pengembangan karakter anak dan sebagai media belajar untuk memahami aturan dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Scarlett (2005; dalam Indrijati, 2016) menambakan bahwa bermain adalah kebebasan dan rasa senang yang didapatkan, sehingga proses pengulangan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 bermain adalah gambaran dari perasaan senang yang didapatkan oleh anak dari aktivitas bermain. Susanti dkk (2010) mengemukakan bahwa pola permainan yang mendukung perkembangan sosial anak adalah pola permainan yang melibatkan interaksi bersama teman sebaya. Permainan yang melibatkan interaksi antar individu salah satunya terdapat dalam permainan tradisional. Dari permainan tradisional, anak-anak mampu membina hubungan dengan sesama, mampu memupuk kesatuan dan persatuan, memupuk kerjasama, kebersamaan, kedisiplinan, serta kejujuran. Permainan tradisional membantu anak menjalin relasi sosial yang baik bersama teman sebaya maupun teman yang berusia lebih muda atau lebih tua (Kurniati, 2016). Permainan tradisional mempunyai potensi untuk merangsang motorik kasar dan motorik halus, tetapi juga melatih bahasa, kecerdasan intelektual, sosial serta emosional (Ali, 2012). Permainan tradisional juga memiliki nilai bagi anak untuk berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolahraga, serta melatih hidup bermasyarakat (Mazlan, 2008). Selain itu, permainan tradisional mengandung berbagai perasaan positif yakni rasa senang serta bebas dari segala tekanan (Susanti, 2010). Berbagai nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional menggambarkan bahwa permainan tradisional digunakan sebagai media yang tepat untuk membentuk perilaku prososial anak (Susanti dkk, 2010). Permainan yang memiliki aturan menang-kalah, mempunyai peluang lebih besar dalam mengembangkan perilaku prososial anak, karena anak belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23 untuk memiliki keterikatan yang kuat tehadap kelompok sehingga anak harus mampu bekerjasama dan menyesuaikan diri bersama kelompok (Kurniati, 2016). Salah satu permainan tradisional yang menekankan nilai gotong-royong dan kerjasama adalah permainan tradisional bentengan. Nilai – nilai keterampilan yang terkandung dalam permainan tradisional bentengan berpengaruh pada perilaku prososial anak. Apabila nilai-nilai keterampilan permainan tradisional bentengan muncul pada perilaku anak, maka secara signifikan perilaku prososial pada anak juga terlihat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24 D. Kerangka Pemikiran
Anak Perilaku prososial tidak meningkat Tidak bermain permainan tradisional bentengan (KK) Perilaku prososial meningkat Bermain permainan tradisional bentengan (KE) Anak yang tidak terlibat dalam interaksi positif bersama teman, tidak dapat menyelesaikan konflik secara baik, tidak memiliki persahabatan yang berkualitas, dan ketrampilan bereksplorasi tidak tumbuh dengan baik, tidak memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan relasi anak di masa remaja dan dewasa. Anak yang terlibat dalam interaksi positif bersama teman, seperti menyelesaikan konflik secara baik dan memiliki persahabatan yang berkualitas serta memiliki ketrampilan bereksplorasi baik, memberikan pengaruh yang positif terhadap relasi anak di masa remaja dan dewasa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 E. Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan mengenai dugaan hubungan antara dua atau lebih variabel (Kerlinger & Lee, 2000). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah permainan tradisional bentengan secara signifikan berpengaruh terhadap perilaku prososial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen pretest-posttest control group. Penelitian kuantitatif menggunakan data numerik dan diolah menggunakan perhitungan statistik (Ghozali, 2001). Penelitian eksperimen dalam psikologi merupakan prosedur terkontrol yang memiliki sekurang-kurangnya dua kondisi perlakuan terhadap subjek (Myers & Hunsen, 2002). Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional bentengan terhadap perilaku prososial anak usia 7-11 di SD Negeri Depok 1, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengelompokkan subjek pada kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK) tidak dilakukan melalui randomisasi, melainkan berdasarkan kelompok yang sudah ada (Seniati, 2005). Tetapi, penentuan kelompok pada penelitian ini dilakukan secara random (random treatment). Pengukuran terhadap variabel tergantung (VT) dilakukan sebanyak dua kali, yakni pengukuran di awal penelitian sebelum pelatihan diberikan (pretest) dan pengukuran dilakukan kembali menggunakan alat ukur yang sama di akhir penelitian setelah pelatihan (posttest) (Seniati, 2005). Masing-masing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK) mengikuti pretest dan
posttest. (KE) O1 X O2 ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ (KK) O1 O2 Keterangan : KE : kelompok eksperimen, yakni kelompok yang diberi pelatihan (permainan tradisional bentengan) KK : kelompok kontrol, yakni kelompok yang tidak diberi pelatihan (permainan tradisional bentengan) O1 : pengukuran perilaku prososial di awal penelitian sebelum diberi pelatihan (permainan tradisional bentengan) X : pelatihan berupa permainan tradisional bentengan O2 : pengukuran perilaku prososial di akhir penelitian setelah diberi pelatihan (permainan tradisional bentengan) B. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Perilaku Prososial 2. Variabel Bebas : Permainan Tradisional Bentengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku Prososial Perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan secara spontan atau direncanakan terlebih daulu untuk menolong dan menguntungkan bagi orang lain tanpa mempedulikan keuntungan yang jelas bagi si penolong, bentuk pertolongan barupa fisik maupun psikis. 2. Permainan Tradisional Bentengan Permainan tradisional bentengan adalah permainan tradisional yang berasal dari Pulau Jawa yang dimainkan oleh dua tim, terdiri dari 4-8 orang atau lebih dan membutuhkan sebuah ruang yang luas baik terbuka maupun tertutup serta tiang, pohon atau pilar yang digunakan sebagai benteng. Berakhirnya permainan ditentukan ketika salah satu anggota tim menyentuh benteng lawan tanpa tersentuh oleh anggota tim lawan sambil meneriakkan kata “benteng”. D. Subjek Penelitian Untuk penelitian eksperimen sederhana, subjek yang digunakan pada kelompok eksperimen dan kontrol, masing-masing anggota sampel berjumlah 10 sampai 20 subjek (Sugiyono, 2018). Subjek penelitian terdiri dari 32 siswa kelas 3 SD Negeri Depok 1, Sleman, Yogyakarta yang berusia antara 7-11 tahun. Peneliti menentukan sampel menggunakan teknik non-probability
sampling karena subjek dipilih berdasarkan ketersediaan, kesempatan, dan kesanggupan dari diri subjek (Seniati, 2005). Subjek kelas 3A terdiri dari 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Kelas 3B terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Masing- masing kelas 3A dan 3B terdiri dari 16 siswa. Peneliti menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara randomisasi (random treatment). Penentuan kelompok dilakukan dengan cara, peneliti meminta salah satu perwakilan dari kelas 3A dan 3B untuk suit. Siswa yang menang mengambil terlebih dahulu salah satu kertas lipat yang sudah bertuliskan KE dan KK. Siswa yang kalah mengambil sisa kertas yang dibawa oleh peneliti. Siswa yang menang mendapat kertas bertuliskan KE yang berarti kelompok eksperimen, yakni kelas 3B. Siswa yang kalah mendapat kertas bertuliskan KK yang berarti kelompok kontrol, yakni kelas 3A. E. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan penelitian yang digunakan, sebagai berikut: a. Pena b. Skala perilaku prososial c. Tiang bambu, yang digunakan sebagai benteng permainan F. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan skala yang disebarkan pada siswa kelas 3 SD di SD N Depok 1 Sleman , Yogyakarta yang berusia 7-11 tahun. Peneliti membagikan skala perilaku prososial dalam bentuk lembaran yang sudah distaples. Kemudian peneliti meminta subjek membuka skala dan membaca informent consent serta mengisi identitas diri sebagai tanda persetujuan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30 menjadi subjek penelitian. Peneliti menjelaskan instruksi pengerjaan skala secara klasikal di depan kelas. Peneliti memberikan waktu selama 30 menit untuk pengerjaan skala. Skala yang telah diisi, dikumpulkan kembali pada peneliti di hari yang sama. Hari kedua, peneliti memberikan pelatihan berupa permainan tradisional bentengan pada kelompok eksperimen di aula sekolah. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan dan para siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Hari ketiga, peneliti menyebar skala perilaku prososial kembali. Skala perilaku prososial disebarkan pada subjek kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti membagikan skala perilaku prososial dalam bentuk lembaran yang sudah distaples. Kemudian peneliti meminta subjek membuka skala dan membaca informed consent serta mengisi identitas diri sebagai tanda persetujuan untuk menjadi subjek penelitian. Peneliti menjelaskan instruksi pengerjaan skala secara klasikal di depan kelas. Peneliti memberikan waktu selama 30 menit untuk pengerjaan skala. Skala yang telah diisi, dikumpulkan kembali pada peneliti di hari yang sama. G. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA 1. Metode Metode pengumpulan data menggunakan metode skala. Alat ukur yang digunakan peneliti adalah skala perilaku prososial. Bentuk pertanyaan bersifat tertutup, artinya subjek hanya diperbolehkan memilih satu diantara beberapa alternatif jawaban yang disediakan peneliti dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31 sesuai dengan keadaan subjek. Subjek memilih salah satu alternatif jawaban dengan menuliskan tanda centang (√) pada lembaran skala perilaku prososial. Pengukuran perilaku prososial menggunakan skala model Likert yang dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban : sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Peneliti sengaja menghilangkan alternatif jawaban ragu-ragu (R), karena peneliti ingin mencegah kecenderungan subjek untuk memilih jawaban netral atau ragu-ragu (R). Nasution (2001) menyatakan bahwa apabila alternatif jawaban berjumlah ganjil, maka jawaban yang berada di tengah adalah ragu-ragu, “tidak tahu”, “tidak dapat memutuskan” mengindikasikan bahwa orang yang memilih alternatif jawaban tersebut memiliki pendirian yang tidak jelas. Skala perilaku prososial terdiri dari pernyataan-pernyataan favorable dan unfavorable. Nilai-nilai item favorable yang diberikan peneliti untuk penskoran sebagai berikut : 1) Sangat Sesuai (SS) : 4 2) Sesuai (S) : 3 3) Tidak Sesuai (TS) : 2 4) Sangat Tidak Sesuai (STS) : 1 Nilai – nilai item unfavorable yang diberikan peneliti untuk penskoran adalah : 1) Sangat Sesuai (SS) : 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32 2) Sesuai (S) : 2 3) Tidak Sesuai (TS) : 3 4) Sangat Tidak Sesuai (STS) : 4 2. Alat Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan satu skala yaitu: a. Skala Perilaku Prososial Skala perilaku prososial yang disusun oleh peneliti mengacu pada aspek-aspek perilaku prososial Mussen, dkk (dalam Diyaksini & Hudaniah, 2003) meliputi tindakan berbagi, kerjasama, menolong, kejujuran, berderma, memperhatikan kesejahteraan. Skala perilaku prososial berisi 48 item terdiri dari 24 pernyataan favorable dan 24 pernyataan unfavorable. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 Tabel 1 Blue Print Skala Perilaku Prososial No. Aspek Perilaku Prososial Favorable Unfavorable Jumlah Prosentase 1. Berbagi Perasaan 25, 31, 37, 43 2, 8, 14, 20 8 16,6% 2. Kerjasama 1, 7, 13, 19 24, 30, 36, 42 8 16,6% 3. Menolong 3, 9, 15, 21 26, 32, 38, 44 8 16,6% 4. Kejujuran 27, 33, 39, 45 4, 10, 16, 22 8 16,6% 5. Berderma 23, 29, 35, 41 6, 12, 18, 48 8 16,6% 6. Memperhatikan Kesejahteraan 5, 11, 17, 47 28, 34, 40, 46 8 16,6% Jumlah 50 50 48 100% Prosentase 50% 50% H. VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Validitas Skala Validasi merupakan proses pengujian yang diperlukan untuk mengetahui apakah suatu skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2015). Skala perilaku prososial divalidasi dengan metode validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes yang dianalisis secara rasional atau professional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34 judgement. Skala perilaku prososial disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing yang berperan sebagai professional
judgment. Professional judgment dilakukan oleh peneliti untuk memastikan bahwa semua item skala sesuai dengan konteks pengukuran. Artinya, item skala hanya memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Peneliti juga menguji validitas dari skala perilaku prososial dengan menggunakan metode validitas item yang dilihat dari daya beda atau daya diskriminasi dari setiap item soal. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item yang bersangkutan berfungsi sama seperti fungsi alat ukur skala (Azwar, 2015). Daya diskriminasi item dihitung dengan cara mengukur korelasi antar item dengan skor total item melalui program SPSS versi
24.0. Daya diskriminasi item dihitung menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson (Azwar, 2005). Daya diskriminasi item dilihat dari nilai corrected item-total correlation tiap-tiap butir item pada output SPSS tabel item-total statistics (Nugroho, 2005). Tabel 2 Nilai Indeks Diskriminasi Item Nilai Klasifikasi ≥ 0,300 Memuaskan (diterima) 0,250 – 0, 299 Dipertimbangkan ≤ 0,249 Tidak disarankan - (minus) Gagal atau ditolak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35 Koefisien korelasi item total dianggap memuaskan (diterima) apabila nilai r ≥ 0,30. Apabila item memiliki nilai 0,250 – 0,299, maka item dapat dipertimbangkan dan item tetap lolos seleksi dengan syarat jika item yang memiliki nilai r ≥ 0,30 terbatas. Item yang memiliki nilai r ≤ 0,249 tidak disarankan untuk digunakan, begitu juga dengan item yang memiliki nilai r = - (minus) dianggap gagal atau ditolak (Periantalo, 2015). Skala perilaku prososial terdiri dari 48 item pertanyaan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan peneliti pada uji coba terhadap 54 subjek, diketahui bahwa hasil koefisien korelasi item total berkisar antara 0,042 sampai dengan 0,667. Ada 11 item dinyatakan gugur, yakni item nomor 1, 7, 22, 25, 26, 30, 31, 36, 40, 42, 45. Dari analisis item total yang dikoreksi, diperoleh 37 item valid dengan indeks korelasi item berkisar 0,316 sampai dengan 0,667. Dengan demikian, 37 pertanyaan layak digunakan lebih lanjut pada penelitian karena memenuhi standar minimal korelasi item total yaitu ≥ 0,03 (Azwar, 2015). 2. Reliabilitas Skala Reliabilitas mengacu pada tingkat konsistensi hasil pengukuran (Azwar, 2015). Peneliti menggunakan teknik analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha untuk menghitung reliabilitas skala perilaku prososial. Besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Dapat diartikan, apabila koefisien reliabilitas suatu skala mendekati nilai 1,00 maka reliabilitasnya semakin baik (Azwar, 2015). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 Tabel 3 Klasifikasi Skor Reliabilitas Skor Klasifikasi ≥ 0,90 Sangat baik 0,8 – 0,89 Baik 0,7 – 0,79 Cukup baik 0,6 – 0,7 Kurang baik ≤ 0,6 Tidak baik Koefisien reliabilitas skala perilaku prososial diketahui melalui perhitungan uji coba pada 54 subjek. Hasil perhitungan dilakukan dengan program SPSS versi 24.0, menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach sebesar (α) 0,920. Dengan demikian, skala perilaku prososial pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang sangat baik. I. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data yang diperoleh (Santoso, 2010). Uji normalitas dihitung menggunakan analisis Shapiro-Wilk dengan bantuan program SPSS
versi 24.0. Distribusi data dinyatakan normal apabila p > 0,05 (Santoso, 2010). b. Uji Homogenitas Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu varian data dari dua atau lebih kelompok bersifat homogen atau heterogen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37 Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian data adalah tidak sama atau heterogen. Dan jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa nilai varian data adalah sama atau homogen. 2. Uji Hipotesis Peneliti menggunakan teknik analisis data uji t yaitu independent sample t-
test untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional bentengan terhadap perilaku prososial yang dilihat dari perhitungan nilai gain score (Seniati, 2011). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Uji Coba
Pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 7-9 Februari 2018 di SD
Negeri Depok 1, Sleman, Yogyakarta. Peneliti dibantu oleh masing-masing
wali kelas 4A dan 4B SD Negeri Depok 1 Sleman, Yogyakarta memberikan
instruksi pengisian skala perilaku prososial. Skala perilaku prososial yang
disebar sejumlah 54 eksemplar dan terkumpul kembali dengan jumlah yang
sama yakni 54 eksemplar. Peneliti mengikutsertakan 54 subjek terdiri dari
27 laki-laki dan 27 perempuan.
Tabel 4
Data Partisipan Uji Coba
Laki-laki Perempuan Usia Kelas 27 27 9-11 tahun 4 SD
Jumlah = 54
Peneliti menenetukan kelompok eksperimen dan kontrol dengan cara
random treatment. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi
pretest dan posttest. Pretest dan posttest dilakukan dengan memberikan
skala perilaku prososial yang berjumlah 48 item terdiri dari 24 item
favorable dan 24 item unfavorable. Skala perilaku prososial mencakup item
pertanyaan bersifat tertutup, artinya subjek hanya diperbolehkan memilih
satu di antara beberapa alternatif jawaban yang disediakan peneliti dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39 sesuai keadaan subjek. Peneliti memberikan waktu 30 menit untuk mengisi
skala perilaku prososial.
Hasil uji daya beda skala perilaku prososial diketahui dari 48 item
yang diujicobakan, indeks korelasi item berkisar antara 0,042 sampai
dengan 0,667. Ada 11 item dinyatakan gugur, yakni item nomor 1, 7, 22, 25,
26, 30, 31, 36, 40, 42, 45. Dari analisis item total yang dikoreksi, diperoleh
37 item valid dengan indeks korelasi item berkisar 0,316 sampai dengan
0,667. Reliabilitas skala perilaku prososial yang ditunjukkan koefisien
Alpha sebesar 0,920. Skala perilaku prososial dianggap cukup valid dan
reliabel sebagai alat ukur penelitian. Adapun rincian item yang valid dan
gugur sebagai berikut :
Tabel 5
Sebaran Item skala Perilaku Prososial Setelah Uji Coba
No. Aspek Perilaku Nomor Butir Jumlah Favorable Unfavorable
Valid Gugur Valid Gugur 1. Berbagi
Perasaan 37, 43 25, 31 2, 8,
14, 20 0 8
2. Kerjasama 13, 19 1,7 24 30, 36, 42
8
3. Menolong 3, 9, 15, 21
32, 38, 44
26 8
4. Kejujuran 27, 33, 39
45 4, 10, 16
22 8
5. Berderma 23, 29, 35, 41
6, 12, 18, 48
8
6. Memperhatikan Kesejahteraan
5, 11, 17, 47
28, 34, 46
40 8
Jumlah 19 5 18 6 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40 2. Pelaksanaan Penelitian
a. Penentuan subjek penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari Selasa, 5 Juni 2018 di
SD Negeri Depok 1, Sleman, Yogyakarta. Subjek penelitian terdiri dari
32 siswa yang duduk di bangku kelas 3 SD Negeri Depok 1, Sleman,
Yogyakarta yang berusia antara 7-11 tahun. Peneliti menentukan sampel
menggunakan teknik non-probability sampling karena subjek dipilih
berdasarkan ketersediaan, kesempatan, dan kesanggupan dari diri subjek
(Seniati, 2005). Subjek kelas 3A terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan. Kelas 3B terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan.
Tabel 6
Data Partisipan Penelitian
Laki - laki Perempuan Usia Kelas Kelompok Eksperimen (KE)
8 8 9 – 10 tahun
3 SD
Kelompok Kontrol (KK)
7 9
Jumlah 32
Peneliti menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
secara random (random treatment). Peneliti meminta salah satu
perwakilan dari kelas 3A dan 3B untuk suit. Siswa yang menang
mengambil terlebih dahulu salah satu kertas lipat yang sudah bertuliskan
KE dan KK. Siswa yang kalah mengambil sisa kertas yang dibawa oleh
peneliti. Siswa yang menang mendapat kertas bertuliskan KE yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41 berarti kelompok eksperimen, yakni kelas 3B. Siswa yang kalah
mendapat kertas bertuliskan KK yang berarti kelompok kontrol, yakni
kelas 3A.
b. Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada hari Selasa, 05 Juni
2018. Skala penelitian yang disebar sejumlah 32 eksemplar dan
terkumpul kembali dengan jumlah yang sama yakni 32 eksemplar.
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi pretest dan posttest.
Pretest dan posttest dilakukan dengan memberikan skala perilaku
prososial yang berjumlah 37 item terdiri dari 19 item favorable dan 18
item unfavorable. Skala perilaku prososial mencakup item pertanyaan
bersifat tertutup, artinya subjek hanya diperbolehkan memilih satu
diantara beberapa alternatif jawaban yang disediakan peneliti dan sesuai
keadaan subjek. Peneliti memberikan waktu 30 menit untuk mengisi
skala perilaku prososial.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu data yang diperoleh (Santoso, 2010). Uji normalitas dihitung
menggunakan analisis Shapiro-Wilk dengan bantuan program SPSS versi
24.0. Distribusi data dinyatakan normal apabila p > 0,05 (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42 Tabel 7
Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Pretest KE 0,132 16 0,200* 0,944 16 0,405
Posttest KE 0,124 16 0,200* 0,945 16 0,419
Pretest KK 0,114 16 0,200* 0,967 16 0,785
Posttest KK 0,118 16 0,200* 0,976 16 0,928
*. This is a lower bound of te true significance.
a. liliefors Significance Correction
Hasil uji normalitas dari tabel 5 menunjukkan bahwa data
kelompok eksperimen untuk pretest memiliki nilai p 0,405 > 0,05 dan
nilai posttest memiliki nilai p 0,419 > 0,05. Sedangkan kelompok kontrol
pada pretest memiliki nilai p 0,785 > 0,05 dan posttest memiliki nilai p
0,928 > 0,05. Berdasarkan tabel uji normality data berdistribusi normal
(Santoso, 2010).
d. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu varian
data dari dua atau lebih kelompok bersifat homogen atau heterogen. Jika
nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian data adalah tidak
sama. Dan jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa nilai
varian data adalah sama atau homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43 Tabel 8
Test of Homogeneity of Variance
Levene-Statistic
df1 df2 Sig.
Hasil Based on Mean 1,051 3 60 0,377 Based on Median 0,902 3 60 0,445 Based on Median and with adjusted df
0,902 3 54,237 0,446
Based on trimmed mean
1,020 3 60 0,390
Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi
0,377 > 0,05 maka dikatakan bawa nilai varian dari dua kelompok adalah
sama atau homogen.
e. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh permainan
tradisional bentengan terhadap perilaku prososial yang dilihat dari
perhitungan nilai gain score (Seniati, 2010).
Tabel 9
Independent Sample Test
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
skor Equal variances assumed
1,932 ,175 2,702 30 ,011 5,625 2,082 1,373 9,877
Equal variances not assumed
2,702 25,839 ,012 5,625 2,082 1,344 9,906
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44 Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai p 0,011 < 0,05 yang berarti ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberikan permainan
tradisional bentengan (KE) dan kelompok yang tidak diberikan permainan
tradisional bentengan (KK) (Suparno, 2011). Artinya, permainan tradisional
bentengan berpengaruh signifikan terhadap perilaku prososial.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa permainan
tradisional bentengan memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku
prososial. Hasil analisis menggunakan teknik analisis independen sampel dan
diperoleh nilai p 0,011 < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok yang diberikan permainan tradisional bentengan (KE) dan
kelompok yang tidak diberikan permainan tradisional bentengan (KK)
(Suparno, 2011). Artinya, permainan tradisional bentengan berpengaruh
signifikan terhadap perilaku prososial maka hipotesis penelitian diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Lwin dkk (2008) bahwa
peningkatan perilaku prososial anak dilakukan melalui aktivitas permainan.
Sama halnya denga pendapat Kurniati (2016) yang mengatakan bahwa perilaku
prososial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui hubungan antarteman
dan salah satunya adalah dalam bentuk permainan. Kurniati (2016) juga
menjelaskan bahwa bermain merupakan sesuatu yang mempunyai nilai praktis,
yang digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan bersosialisasi
dan beradaptasi bersama teman yang baru dikenal. Bermain merupakan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45 bagi anak untuk mengasimilasi informasi baru ke dalam pandangan mereka
serta menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru. Di dalam bermain, anak
juga akan memperoleh pengetahuan sehingga anak dapat menumbuhkan
keterampilan bereksplorasi.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, permainan tradisional bentengan
efektif untuk meningkatkan perilaku prososial anak, sehingga baik orang-tua
maupun tenaga pendidik dapat menggunakannya dalam membantu anak
mencapai perilaku prososial.
Anak yang mengalami peningkatan dalam perilaku prososial dapat dilihat
dari aspek kerjasama dan menolong yang muncul secara berulang-ulang dalam
permainan tradisional bentengan, yakni ketika anak bekerjasama bersama
teman satu tim untuk membebaskan teman mereka dari tahanan tim lawan,
kemudian bekerjasama dengan satu tim untuk mencapai kemenangan dengan
cara mengatur strategi agar benteng lawan dapat dimasuki tanpa tersentuh
anggota tim lawan. Kemudian untuk aspek memberikan kesejahteraan bagi
orang lain dalam permainan tradisional bentengan ditunjukkan ketika anak
memberikan instruksi kepada teman satu tim untuk lari karena di belakang
mereka terdapat anggota tim lawan yang sedang mendekat. Aspek kejujuran
muncul dalam permainan tradisional bentengan ketika beberapa anak yang
tertangkap oleh tim lawan akan menyadari dengan sendirinya bahwa dia
tertangkap dan dengan sadar diri akan berjalan menuju tahanan lawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara permainan tradisional
bentengan terhadap perilaku prososial pada anak usia 9-11 tahun di SD
Negeri Depok 1 Sleman, Yogyakarta.
B. KELEMAHAN
Tempat yang digunakan untuk melakukan permainan tradisional
bentengan pada saat penelitian berbeda dengan pelaksanaan pada saat uji
coba. Ketika uji coba permainan tradisional bentengan untuk kelompok
eksperimen dilakukan di tanah lapang sedangkan pada saat penelitian,
permainan tradisional bentengan untuk kelompok eksperimen hanya
dilakukan di aula sekolah karena bertepatan bulan Ramadhan dan untuk luas
aula yang digunakan terbilang sempit. Selain itu, dari pihak guru di sekolah
juga tidak mengijinkan peserta didik melakukan aktivitas di tanah lapang,
ditakutkan ada yang pingsan karena tidak kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47 C. SARAN
1. Bagi pihak orang tua dan guru
Ada baiknya jika permainan tradisional bentengan digunakan untuk
meningkatkan perilaku prososial. Karena di dalam permainan tradisional
bentengan terkandung aspek sosial yang sama dengan aspek yang
terkandung dalam perilaku prososial. Aspek tersebut antara lain kerjasama,
berinteraksi, berempati, disiplin, menghargai, dan penyesuaikan diri bagi
anak terhadap lingkungan baru maupun lama.
2. Bagi ilmuwan psikologi
Peneliti berikutnya disarankan untuk lebih memperluas populasi,
memperbanyak sampel, dan lebih kreatif dalam memilih jenis permainan
dengan mempertimbangkan waktu, tempat dan subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48 DAFTAR PUSTAKA
Ali, R. (2012). Permainan tradisional bugis. Diakses pada 22 April 2018, dari
http://ihreworte. wordpress. com/2012/03/13/permainan-tradisional-bugis/. Anwar, F. (26 Juli 2016). 5 dampak buruk menonton tv terlalu lama terhadap
kesehatan. Diakses pada 21 Januari 2019, dari https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-3261524/5-dampak-buruk-menonton-tv-terlalu-lama-terhadap-kesehatan.
Apriliani, EI. (2017). Efektifitas dolanan cublak-cublak suweng pada
pembelajaran bahasa jawa terhadap peningkatan kompetensi sikap sosial siswa kelas 1 di Desa Margodadi. Yogyakarta: Pacasarjana Program Studi Pendidikan Guru Raudlatul Athfal UIN.
Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2015). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R. A., Byrne, D. (2005). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga. Cholidah, L., Ancok, D. dan Haryanto. Hubungan kepadatan dan kesesakan
dengan stres dan intensi prososial pada remaja di pemukiman padat. Jurnal Psikologika. No. 1, 56-64.
Ci, M. Permainan bentengan. Diakses pada 16 Januari 2019 dari,
https://id.scribd.com/doc/128202939/Permainan-Bentengan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49 Cresswell., J. W. (2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Diyaksini, T dan Hudaniah. (2003). Psikologi sosial. Malang: UMM Press. Dwipa, A. A. (2015). Pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan
kemampuan gerak motorik kasar pada siswa putra sekolah dasar. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
Fimela. (30 Agustus 2013). Efek negatif jika anak ketagihan games dan nonton tv.
Diakses pada 21 Januari 2019, dari https://www.google.com/amp/s/m.fimela.com/amp/3824173/efek-negatif-jika-anak-ketagihan-games-dan-nonton-tv.
Fitriah, E. A. (2014). Psikologi sosial terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hamidi, N & Tim TGR. (2017). Permainan benteng / bentengan. Diakses pada 17
Juli 2018 dari https://statusfan.com/mading/permainan-benteng-bentengan. Hapsari, I. I. (2016). Psikologi perkembangan anak. Jakarta Barat: PT Indeks. Hendryadi. (2012). Populasi dan sampel. Diakses pada 17 Juli 2018 dari
https://teorionline.net/populasi-dan-sampel/. Indrijati, H. (2016). Psikologi perkembangan dan pendidikan anak usia dini
sebuah bunga rampai. Jakarta: Kencana. Kartono, Kartini. (2011). Patologi sosial jilid I. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Kurniati, E. (2016). Permainan tradisional dan perannya dalam mengembangkan
keterampilan sosial anak. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50 Lwin, May, dkk. (2008). Cara mengembangkan berbagai komponen kecerdasan. Jakarta: PT Indeks.
Mahardika, E. K. (2014). Peningkatan perilaku sosial anak melalui permainan
tradisional Jawa. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Vol. 8, edisi 2. Hal 257-268.
Mahfudz, A. (2014). Permainan tradisional bentengan. Diakses pada 22 April
2018 dari https://orindnesia.wordpress.com/2014/09/02/permainan-tradisonal-bentengan/amp/.
Mazlan. (2008). Permainan tradisional. Diakses pada 5 Februari 2018, dari
(http://mazlan66.wordpress.com/2008/04/28/ permainan-tradisional/). Myers, A. & Hansen, C. (2002). Experimental Psychology, Fifth Edition. Pasific
Grove, CA: Wadsword. Nahartyo, E. (2012). Desain eksperimen dan implementasi riset eksperimen.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Ngumboro, A. K. T. (2015). Pengaruh terapi bermain peran terhadap
perkembangan sosial pada anak prasekolah di TK ABA ‘Aisyiyah Wirobrajan 1 Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan ‘Aisyiyah.
Partowisastro, K. (1983). Dinamika sosial. Jakarta Pusat: Erlangga. Paul, S. (2011). Pengantar statistika untuk pendidikan dan psikologi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Pratiwi, R. (2019). Jauhi 11 dampak negatif game online ini. Diakses pada 21
Januari 2019, dari https://www.halopsikolog.com/11.dampak-negatif-game-online/
Rokom. (6 Juli 2018). Inilah dampak kecanduan game online. Diakses pada 21
Januari 2019, dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51 sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180706/4226605/inilah-dampak-keanduan-game-online/.
Rudyanto, E. (2010). Hubungan antara kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual
dengan perilaku prososial pada perawat. Surakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS.
Santoso, A. (2010). Statistika untuk psikologi dari blog menjadi buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sarwono, S. W., Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba
Humanika. Sears, D. O., dkk. (1991). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga. Seniati, L. dkk. (2005). Psikologi eksperimen. Jakarta: PT Indeks. Seniati, L. dkk. (2011). Psikologi eksperimen. Jakarta: PT Indeks. Setiadi, B.N. dkk. (1998). Pedoman penulisan skripsi psikologi. Jakarta: LPSP3-
UI. Siregar, S. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian dilengkapi perhitungan
manual dan aplikasi SPSS Versi 17. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan
perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group. Sugiyono. (2018). Metode penelitian kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta. Susanti, F., Siswati, & Widodo, P. D. (2010). Pengaruh permainan tradisional
terhadap kompetensi interpersonal dengan teman sebaya pada siswa SD. Jurnal Psikologi Undip. Vol. 8, No. 2. Hal 145-155.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52 Veronika. (2018). 10 dampak negatif game online bagi anak paling berbahaya. Diakses pada 21 Januari 2019, dari https://klubwanita.com/dampak-negatif-game-online/amp.
Vhiendysav. (11 November 2014). Budaya Indonesia. Diakses pada 22 April
2018, dari https://budaya-indonesia.org/Bentengan-1. Walgito, B. (2003). Psikologi sosial. Yogyakarta: CV Andi. Wrightsman, L. S. & Deaux, K. (1993). Social Psychology in the 90’s. California:
Brooks/Cole Publishing Company. Zuliani, H., Nurbaity, dan Amalia, M. (2015). Efektifitas permainan tradisional
aceh dalam meningkatkan perilaku prososial remaja. Jurnal FKIP Unsyiah. Vol. II, No. 2. Hal 44 – 49.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53 LAMPIRAN 1
UJI COBA SKALA
1. Skala Perilaku Prososial
a. Pretest (uji coba)
No. PERNYATAAN SS S ST STS
1 Saya bergaul dengan teman yang memiliki
berbagai macam karakter
2 Saya berpura-pura memperhatikan ketika teman
menceritakan masalah yang dihadapi
3 Saya menghibur teman yang sedang mengalami
masalah
4 Saya merasa tidak bersalah ketika menyinggung
perasaan teman
5 Saya menjenguk teman yang tidak masuk
sekolah karena sakit
6 Saya memberi sumbangan kepada orang lain
secara terpaksa
7 Saya mengerjakan tugas kelompok bersama
teman yang memiliki kemampuan berbeda-beda
8 Saya mengajak ngobrol teman yang duduk di
samping saya ketika teman lain sedang
berdiskusi kelompok
9 Saya mengajak bermain teman yang sedang
murung
10 Saya malu mengakui kesalahan yang telah saya
perbuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54 11 Saya memberikan support kepada teman yang
kurang percaya diri ketika mengerjakan soal di
depan kelas
12 Saya tidak pernah berbagi bekal kepada teman
13 Saya menerima saran dan kritik dari teman
14 Saya acuh tak acuh kepada teman yang
mencurahkan perasaannya
15 Saya menolong teman yang jatuh di halaman
sekolah
16 Saya pura-pura tidak tahu jika ada teman yang
mencuri di kelas
17 Saya berbagi buku panduan bersama teman
sebangku ketika mengikuti KBM
18 Saya pelit ketika ada teman yang meminjam alat
tulis saya
19 Saya mengerjakan tugas kelompok secara
maksimal
20 Saya masa bodoh terhadap kondisi teman yang
mengalami musibah
21 Saya membantu teman yang kesulitan
mengerjakan tugas
22 Saya berbohong kepada guru jika ada teman
yang berkelahi
23 Saya ikhlas bersedekah kepada orang yang
membutuhkan
24 Saya hanya mau bergaul dengan teman yang
sudah saya kenal dengan baik
25 Saya bersedia mendengarkan curhatan teman
26 Saya enggan mendekati teman yang sedang
mengalami masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55 27 Saya segera minta maaf ketika menyinggung
perasaan teman
28 Saya cuek pada teman yang tidak masuk sekolah
karena sakit
29 Saya memberikan sebagian bekal saya kepada
teman yang lupa membawa uang saku
30 Saya suka mengerjakan tugas secara mandiri
daripada kelompok
31 Saya bersikap diam dan menghargai teman yang
sedang mengutarakan pendapat ketika diskusi
32 Saya malas bermain dengan teman yang terlihat
murung
33 Saya berani mengakui kesalahan yang telah saya
perbuat
34 Saya menertawakan teman yang tidak bisa
mengerjakan soal di depan kelas
35 Saya meminjamkan alat tulis kepada teman yang
lupa membawa alat tulis
36 Saya enggan menerima masukan dari teman
37 Saya memberikan saran kepada teman yang
sedang menghadapi masalah
38 Saya membiarkan teman yang jatuh di halaman
sekolah
39 Saya melapor kepada guru jika ada teman yang
mencuri di kelas
40 Saya membiarkan teman sebangku mengikuti
KBM tanpa menggunakan buku panduan
41 Saya memberi sumbangan kepada peminta-
minta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56 42 Saya malas mengerjakan tugas bersama teman
yang tidak mau mengikuti kemauan saya
43 Saya memahami perasaan teman yang sedang
mendapat musibah
44 Saya masa bodoh terhadap teman yang kesulitan
mengerjakan tugas
45 Saya mengungkapkan cerita yang sebenarnya
jika ada teman yang berkelahi
46 Saya masa bodoh terhadap teman yang sedang
memperbaiki rantai sepeda yang lepas di jalan
47 Saya membantu teman memperbaiki rantai
sepedanya yang lepas
48 Saya menghindar jika ada peminta-minta yang
menghampiri saya
b. Posttest (uji coba)
No. PERNYATAAN SS S ST STS
1 Saya berpura-pura memperhatikan ketika teman
menceritakan masalah yang dihadapi
2 Saya bergaul dengan teman yang memiliki
berbagai macam karakter
3 Saya merasa tidak bersalah ketika menyinggung
perasaan teman
4 Saya menghibur teman yang sedang mengalami
masalah
5 Saya memberi sumbangan kepada orang lain
secara terpaksa
6 Saya menjenguk teman yang tidak masuk sekolah
karena sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57 7 Saya mengajak ngobrol teman yang duduk di
samping saya ketika teman lain sedang berdiskusi
kelompok
8 Saya mengerjakan tugas kelompok bersama
teman yang memiliki kemampuan berbeda-beda
9 Saya malu mengakui kesalahan yang telah saya
perbuat
10 Saya mengajak bermain teman yang sedang
murung
11 Saya tidak pernah berbagi bekal kepada teman
12 Saya memberikan support kepada teman yang
kurang percaya diri ketika mengerjakan soal di
depan kelas
13 Saya acuh tak acuh kepada teman yang
mencurahkan perasaannya
14 Saya menerima saran dan kritik dari teman
15 Saya pura-pura tidak tahu jika ada teman yang
mencuri di kelas
16 Saya menolong teman yang jatuh di halaman
sekolah
17 Saya pelit ketika ada teman yang meminjam alat
tulis saya
18 Saya berbagi buku panduan bersama teman
sebangku ketika mengikuti KBM
19 Saya masa bodoh terhadap kondisi teman yang
mengalami musibah
20 Saya mengerjakan tugas kelompok secara
maksimal
21 Saya berbohong kepada guru jika ada teman yang
berkelahi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58 22 Saya membantu teman yang kesulitan
mengerjakan tugas
23 Saya hanya mau bergaul dengan teman yang
sudah saya kenal dengan baik
24 Saya ikhlas bersedekah kepada orang yang
membutuhkan
25 Saya enggan mendekati teman yang sedang
mengalami masalah
26 Saya bersedia mendengarkan curhatan teman
27 Saya cuek pada teman yang tidak masuk sekolah
karena sakit
28 Saya segera minta maaf ketika menyinggung
perasaan teman
29 Saya suka mengerjakan tugas secara mandiri
daripada kelompok
30 Saya memberikan sebagian bekal saya kepada
teman yang lupa membawa uang saku
31 Saya malas bermain dengan teman yang terlihat
murung
32 Saya bersikap diam dan menghargai teman yang
sedang mengutarakan pendapat ketika diskusi
33 Saya menertawakan teman yang tidak bisa
mengerjakan soal di depan kelas
34 Saya berani mengakui kesalahan yang telah saya
perbuat
35 Saya enggan menerima masukan dari teman
36 Saya meminjamkan alat tulis kepada teman yang
lupa membawa alat tulis
37 Saya membiarkan teman yang jatuh di halaman
sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59 38 Saya memberikan saran kepada teman yang
sedang menghadapi masalah
39 Saya membiarkan teman sebangku mengikuti
KBM tanpa menggunakan buku panduan
40 Saya melapor kepada guru jika ada teman yang
mencuri di kelas
41 Saya malas mengerjakan tugas bersama teman
yang tidak mau mengikuti kemauan saya
42 Saya memberi sumbangan kepada peminta-minta
43 Saya masa bodoh terhadap teman yang kesulitan
mengerjakan tugas
44 Saya memahami perasaan teman yang sedang
mendapat musibah
45 Saya masa bodoh terhadap teman yang sedang
memperbaiki rantai sepeda yang lepas di jalan
46 Saya mengungkapkan cerita yang sebenarnya jika
ada teman yang berkelahi
47 Saya menghindar jika ada peminta-minta yang
menghampiri saya
48 Saya membantu teman memperbaiki rantai
sepedanya yang lepas
2. Reliabilitas Skala Perilaku Prososial
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,910 ,913 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60 3. Nilai Korelasi Item – Total
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
VAR00001 148,81 199,210 ,220 . ,910
VAR00002 148,59 193,454 ,599 . ,907
VAR00003 148,85 192,997 ,487 . ,907
VAR00004 148,93 194,560 ,384 . ,909
VAR00005 148,85 192,846 ,416 . ,908
VAR00006 149,07 193,051 ,439 . ,908
VAR00007 148,93 198,410 ,241 . ,910
VAR00008 148,91 195,218 ,360 . ,909
VAR00009 148,98 192,283 ,592 . ,906
VAR00010 149,24 193,922 ,409 . ,908
VAR00011 148,80 190,052 ,525 . ,907
VAR00012 148,72 194,506 ,450 . ,908
VAR00013 148,94 197,072 ,361 . ,909
VAR00014 148,76 196,828 ,314 . ,909
VAR00015 148,69 194,107 ,464 . ,908
VAR00016 148,54 195,046 ,464 . ,908
VAR00017 148,69 194,861 ,528 . ,907
VAR00018 148,78 196,969 ,326 . ,909
VAR00019 148,65 195,629 ,395 . ,908
VAR00020 148,67 193,396 ,551 . ,907
VAR00021 148,96 194,150 ,475 . ,908
VAR00022 148,54 197,121 ,267 . ,910
VAR00023 148,69 189,691 ,586 . ,906
VAR00024 149,31 195,314 ,387 . ,909
VAR00025 149,02 198,169 ,258 . ,910
VAR00026 149,13 198,719 ,209 . ,911
VAR00027 148,61 195,110 ,494 . ,908
VAR00028 148,72 193,865 ,610 . ,907
VAR00029 148,85 190,695 ,583 . ,906
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61 VAR00030 149,26 201,667 ,042 . ,913
VAR00031 148,94 195,865 ,314 . ,910
VAR00032 148,94 197,487 ,335 . ,909
VAR00033 148,72 193,110 ,528 . ,907
VAR00034 148,65 196,912 ,385 . ,909
VAR00035 148,81 194,305 ,427 . ,908
VAR00036 149,11 199,119 ,160 . ,911
VAR00037 148,93 196,976 ,409 . ,908
VAR00038 148,76 193,696 ,532 . ,907
VAR00039 148,65 193,364 ,441 . ,908
VAR00040 148,96 197,244 ,303 . ,909
VAR00041 148,89 195,987 ,379 . ,909
VAR00042 148,94 200,884 ,116 . ,911
VAR00043 148,74 192,913 ,544 . ,907
VAR00044 148,91 198,048 ,352 . ,909
VAR00045 148,98 199,415 ,170 . ,911
VAR00046 148,83 192,934 ,484 . ,907
VAR00047 148,76 190,413 ,588 . ,906
VAR00048 148,85 194,657 ,487 . ,908
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62 Lampiran 2
EKSPERIMEN
1. Informed Consent Yth. Responden Dalam rangka memenuhi tugas akhir kuliah, saya Wenni Suwardi mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta meminta bantuan saudara untuk berkenan mengisi pernyataan-pernyataan pada skala psikologi ini. Petunjuk Pengisian : 1. Tulis identitas Anda pada tempat yang telah disediakan 2. Baca dan pahami secara teliti setiap pernyataan pada angket 3. Pilih pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan diri saudara, isi pernyataan dengan jujur dan tanpa ada pengaruh serta tekanan dari siapapun dengan memberi tanda cheklist ( √ ) 4. Tidak ada pilihan jawaban yang salah. Semua jawaban dianggap baik dan benar serta tidak berpengaruh pada prestasi akademik saudara. Jawablah semua pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan. 5. Keterangan Jawaban SS : Jika Anda Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut S : Jika Anda Sesuai dengan pernyataan tersebut TS : Jika Anda Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut STS : Jika Anda Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut Demikian yang saya sampaikan. Atas bantuan dan kerja sama saudara yang berkenan meluangkan waktu untuk mengsi skala ini, saya mengucapkan terima kasih. IDENTITAS DIRI 1. Nama : 2. Jenis kelamin : L / P (lingkari salah satu) 3. Usia : tahun 4. Kelas : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63 2. Skala Perilaku Prososial
a. Pretest (penelitian) No. PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya berpura-pura memperhatikan ketika teman menceritakan masalah yang dihadapi 2 Saya menghibur teman yang sedang mengalami masalah 3 Saya merasa tidak bersalah ketika menyinggung perasaan teman 4 Saya menjenguk teman yang tidak masuk sekolah karena sakit 5 Saya memberi sumbangan kepada orang lain secara terpaksa 6 Saya mengajak ngobrol teman yang duduk di samping saya ketika teman lain sedang berdiskusi kelompok 7 Saya mengajak bermain teman yang sedang murung 8 Saya malu mengakui kesalahan yang telah saya perbuat 9 Saya memberikan support kepada teman yang kurang percaya diri ketika mengerjakan soal di depan kelas 10 Saya tidak pernah berbagi bekal kepada teman 11 Saya menerima saran dan kritik dari teman 12 Saya acuh tak acuh kepada teman yang mencurahkan perasaannya 13 Saya menolong teman yang jatuh di halaman sekolah 14 Saya pura-pura tidak tahu jika ada teman yang mencuri di kelas 15 Saya berbagi buku panduan bersama teman sebangku ketika mengikuti KBM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64 16 Saya pelit ketika ada teman yang meminjam alat tulis saya 17 Saya mengerjakan tugas kelompok secara maksimal 18 Saya masa bodoh terhadap kondisi teman yang mengalami musibah 19 Saya membantu teman yang kesulitan mengerjakan tugas 20 Saya ikhlas bersedekah kepada orang yang membutuhkan 21 Saya hanya mau bergaul dengan teman yang sudah saya kenal dengan baik 22 Saya segera minta maaf ketika menyinggung perasaan teman 23 Saya cuek pada teman yang tidak masuk sekolah karena sakit 24 Saya memberikan sebagian bekal saya kepada teman yang lupa membawa uang saku 25 Saya malas bermain dengan teman yang terlihat murung 26 Saya berani mengakui kesalahan yang telah saya perbuat 27 Saya menertawakan teman yang tidak bisa mengerjakan soal di depan kelas 28 Saya meminjamkan alat tulis kepada teman yang lupa membawa alat tulis 29 Saya memberikan saran kepada teman yang sedang menghadapi masalah 30 Saya membiarkan teman yang jatuh di halaman sekolah 31 Saya melapor kepada guru jika ada teman yang mencuri di kelas 32 Saya memberi sumbangan kepada peminta-minta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65 33 Saya memahami perasaan teman yang sedang mendapat musibah 34 Saya masa bodoh terhadap teman yang kesulitan mengerjakan tugas 35 Saya masa bodoh terhadap teman yang sedang memperbaiki rantai sepeda yang lepas di jalan 36 Saya membantu teman memperbaiki rantai sepedanya yang lepas 37 Saya menghindar jika ada peminta-minta yang menghampiri saya
b. Posttest (penelitian) No. PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya berpura-pura memperhatikan ketika teman menceritakan masalah yang dihadapi 2 Saya merasa tidak bersalah ketika menyinggung perasaan teman 3 Saya menghibur teman yang sedang mengalami masalah 4 Saya memberi sumbangan kepada orang lain secara terpaksa 5 Saya menjenguk teman yang tidak masuk sekolah karena sakit 6 Saya mengajak ngobrol teman yang duduk di samping saya ketika teman lain sedang berdiskusi kelompok 7 Saya malu mengakui kesalahan yang telah saya perbuat 8 Saya mengajak bermain teman yang sedang murung 9 Saya tidak pernah berbagi bekal kepada teman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66 10 Saya memberikan support kepada teman yang kurang percaya diri ketika mengerjakan soal di depan kelas 11 Saya acuh tak acuh kepada teman yang mencurahkan perasaannya 12 Saya menerima saran dan kritik dari teman 13 Saya pura-pura tidak tahu jika ada teman yang mencuri di kelas 14 Saya menolong teman yang jatuh di halaman sekolah 15 Saya pelit ketika ada teman yang meminjam alat tulis saya 16 Saya berbagi buku panduan bersama teman sebangku ketika mengikuti KBM 17 Saya masa bodoh terhadap kondisi teman yang mengalami musibah 18 Saya mengerjakan tugas kelompok secara maksimal 19 Saya membantu teman yang kesulitan mengerjakan tugas 20 Saya hanya mau bergaul dengan teman yang sudah saya kenal dengan baik 21 Saya ikhlas bersedekah kepada orang yang membutuhkan 22 Saya cuek pada teman yang tidak masuk sekolah karena sakit 23 Saya segera minta maaf ketika menyinggung perasaan teman 24 Saya memberikan sebagian bekal saya kepada teman yang lupa membawa uang saku 25 Saya malas bermain dengan teman yang terlihat murung 26 Saya menertawakan teman yang tidak bisa mengerjakan soal di depan kelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67 27 Saya berani mengakui kesalahan yang telah saya perbuat 28 Saya meminjamkan alat tulis kepada teman yang lupa membawa alat tulis 29 Saya membiarkan teman yang jatuh di halaman sekolah 30 Saya memberikan saran kepada teman yang sedang menghadapi masalah 31 Saya melapor kepada guru jika ada teman yang mencuri di kelas 32 Saya memberi sumbangan kepada peminta-minta 33 Saya masa bodoh terhadap teman yang kesulitan mengerjakan tugas 34 Saya memahami perasaan teman yang sedang mendapat musibah 35 Saya masa bodoh terhadap teman yang sedang memperbaiki rantai sepeda yang lepas di jalan 36 Saya menghindar jika ada peminta-minta yang menghampiri saya 37 Saya membantu teman memperbaiki rantai sepedanya yang lepas
3. Tabel Gain Score
a. Kelompok Eksperimen
Nama Posttest Pretest Gain Score Nasyifa Pramudya W 130 127 3 Rinjani Sutrisno 144 143 1 Gladys Aulia R 142 141 1 Almas Arshila Nur Alimas 132 126 6 Agata Ayunandya Afiani 138 134 4 Abrefia Fidel 135 117 18 Elvira Putri R 137 130 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68 Naja Puteri Ardika 143 134 9 M. Reza Pratama 128 131 -3 Azhura Yuna Lesmana 132 117 15 Fahreza Jessen Aulia K 123 105 18 Tegar Putra Aditama 117 117 0 Luthfi Dwi Andika 104 107 -3 Jonathan Yake 113 108 5 Drajad Nur Wachid 122 125 -3 Mandala Fatiknul Izza 110 109 1 Jumlah = 69
b. Kelompok Kontrol
Nama Posttest Pretest Gain Sore Britania Dali Putri (10tahun) 107 117 -10 Faranisa Hilda A (10tahun) 121 123 -2 Nazwa Dwi Cahyanti (9tahun) 116 117 -1 Meischa Aulia Kirani (10tahun) 118 114 4 Akmalinda Inas K (9tahun) 137 135 2 Luthfiana Rahma A (9tahun) 124 119 5 Ficelia Icha P (10tahun) 130 127 3 Letta Zahra R (10tahun) 126 132 -6 Farras Nurlita Sakhi (9tahun) 126 131 -5 Rafif Putra Juliano (9tahun) 123 119 4 Rafi Zaki Pratama (9tahun) 113 117 -4 Rahadyan Aryo W (11tahun) 99 106 -7 Oktavian Ady N (9tahun) 108 107 1 Kevin Bekti Ambara (10tahun) 104 103 1 M Sadam K I (9tahun) 127 123 4 M Syubban F D (9tahun) 110 110 0 Jumlah = 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69 4. Uji Normaliti
Desriptives
Kelompok statistic Std.
Error
Nilai Pretest KE Mean 123,19 3,039 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 116,71 Upper Bound 129,66 5% Trimmed Mean 123,10 Median 125,50 Variance 147,763 Std. Deviation 12,156 Minimum 105 Maxximum 143 Range 38 Interquartile Range 22 Skewness -0,021 0,564 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70 Kurtosis -1,133 1,091 Posttest KE Mean 128,13 3,062 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 121,60 Upper Bound 134,65 5% Trimmed Mean 128,58 Median 131,00 Variance 149,983 Std. Deviation 12,247 Minimum 104 Maxximum 144 Range 40 Interquartile Range 20 Skewness -0,544 0,564 Kurtosis -0,678 1,091 Pretest KK Mean 118,75 2,373
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 113,69 Upper Bound 123,81 5% Trimmed Mean 118,72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71 Median 118,00 Variance 90,067 Std.Deviation 9,490 Minimum 103 Maxximum 135 Range 32 Interquartile Range 15 Skewness 0,069 0,564 Kurtosis -0,739 1,091 Posttest KK Mean 118,06 2,626 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 112,47 Upper Bound 123,66 5% Trimmed Mean 118,07 Median 119,50 Variance 110,504 Std. Deviation 10,504 Minimum 99 Maxximum 137 Range 38 Interquartile Range 18 Skewness -0,143 0,564 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72 Kurtosis -0,709 1,091 5. Uji Homogenitas
Descriptives
Kelas Statistic Std.
Error
Hasil Pretest KK Mean 121,42 2,439 95% Confidence Lower Bound 116,05 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73 Interval for Mean Upper Bound 126,78 5% Trimmed Mean 121,52 Median 119,00 Variance 71,356 Std. Deviation 8,447 Minimum 106 Maximum 135 Range 29 Interuartile Range 13 Skewness 0,071 0,637 kurtosis -0,421 1,323 Pottest KK Mean 116,60 2,323 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 111,74 Upper Bound 121,46 5% Trimmed Mean 116,44 Median 117,00 Variance 107,937 Std. Deviation 10,389 Minimum 99 Maximum 137 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74 Range 38 Interuartile Range 18 Skewness 0,089 0,512 kurtosis -0,927 0,992 Pretest KE Mean 123,19 3,039 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 116,71 Upper Bound 129,66 5% Trimmed Mean 123,10 Median 125,50 Variance 147,763 Std. Deviation 12,156 Minimum 105 Maximum 143 Range 38 Interuartile Range 22 Skewness -0,021 0,564 kurtosis -1,133 1,091 Posttest KE Mean 128,13 3,062 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 121,60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75 Upper Bound 134,65 5% Trimmed Mean 128,58 Median 131,00 Variance 149,983 Std. Deviation 12,247 Minimum 104 Maximum 144 Range 40 Interuartile Range 20 Skewness -0,544 0,564 Kurtosis -0,678 1,091
6. Uji Hipotesis Independent Sample Group Statistics
kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean skor KE bermain bentengan 16 4,94 6,971 1,743
KK tanpa bermain bentengan
16 -,69 4,557 1,139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
skor Equal variances assumed
1,932 ,175 2,702 30 ,011 5,625 2,082 1,373 9,877
Equal variances not assumed
2,702 25,839 ,012 5,625 2,082 1,344 9,906 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI