i
PENGARUH PENDEKATAN PROSES BERVISI SETS
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA
KOMPETENSI TERKAIT KELARUTAN DAN HASIL
KALI KELARUTAN
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Istikomatul Fatonah
4301411085
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
“Hai oramg-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (Q.S. Muhammad: 7)
“...Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita...” (Q.S. At Tawbah: 40)
Ingatlah, sungguh pertolongan Allah itu sangat dekat (Q.S. Al-Baqarah:214).
Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman:13)
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula”. (Q.S. Ar-Rahman: 60)
Sesungguhnya bahagia itu ada pada setiap rasa syukur kita.
Karya ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih untuk doa,
kasih sayang, dan pengorbanannmu
2. Adikku tersayang yang selalu mendukung dan
memotivasi
3. Saudari-saudari semuslimku di keluarga besar Ihwah
Rasul dan organisasi yang telah mengajariku banyak
hal.
4. Sang mentor dan sang murobiku.
5. Semua dosen pendidikan kimia 2011.
6. Sahabat-sahabatku dan seluruh teman-teman
pendidikan kimia 2011 terutama di Rombel 1
PGMIPABI Pendidikan Kimia 2011.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kasih dan
kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama
menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama, dan
sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes).
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Universitas Negeri Semarang.
3. Ketua Jurusan Kimia.
4. Prof. Drs. A. Binadja, Apt., MS, Ph.D., selaku pembimbing 1 dan Dr. Sri
Haryani, M.Si. selaku Pembimbing 2, yang telah memberikan petunjuk,
arahan dan bimbingan pada penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan bekal kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SMA N 1 Kradenan yang telah memberi izin penelitian.
7. Reban, S.Pd dan seluruh staf pengajar di SMA N 1 Kradenan atas bantuan
yang diberikan selama proses penelitian.
8. Siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA N 1 Kradenan tahun ajaran
2014/2015 yang telah membantu proses penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
vi
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
demi kebaikan di masa yang akan datang.
Semarang, 17 September 2015
Penulis
vii
ABSTRAK
Fatonah, Istikomatul. 2015. Pengaruh Pendekatan Proses Bervisi SETS terhadap
Keterampilan Proses Siswa pada Kompetensi terkait Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Prof. Drs. A. Binadja, Apt.,
MS, Ph.D., Pembimbing 2 Dr. Sri Haryani, M.Si.
Kata kunci : keterampilan proses sains; pendekatan proses; visi SETS
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan proses bervisi
SETS dan mengetahui pengaruhnya terhadap keterampilan proses sains siswa.
Kompetensi yang dipakai dalam penelitian ini adalah kompetensi terkait kelarutan
dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Kradenan tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Desain penelitian eksperimen yang
digunakan adalah non-equivalent control group design. Pengambilan data
dilakukan dengan metode tes dan angket. Pengaruh antar variabel dicari
menggunakan persamaan persamaan r-product moment sementara peningkatan
keterampilan proses sains dicari dengan persamaan N-Gain. Hasil uji N-gain dari
data pretes dan postes menunjukkan dari kesembilan proses sains yang diteliti,
jumlah siswa yang mendapat kriteria N-gain sedang hingga tinggi dikelas
eksperimen lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Hasil uji korelasi data
postes kedua kelas menunjukkan bahwa pendekatan proses bervisi SETS
memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan proses sains siswa dengan
harga rxy sebesar 0,2. Pengaruh tersebut sebesar 4%. Berdasarkan hasil analisis
data ini maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan proses bervisi
SETS berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains siswa pada
kompetensi terkait kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil analisis deskriptif
lembar angket menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan proses bervisi SETS
dalam pembelajaran mendapatkan tanggapan positif dari siswa.
viii
ABSTRACT
Fatonah, Istikomatul. 2015. The Effect of Process Approach that Feature SETS
Visions on Student's Science Process Skills Related to the Solubility and Solubility
Product Competencies. Undergraduate Thesis. Chemistry Department, Faculty of
Mathematic and Natural Science, Universitas Negeri Semarang. Supervisor Prof.
Drs. A. Binadja, Apt., MS, Ph.D., and Co-supervisor Dr. Sri Haryani, M.Si.
Key words: process approach; science process skill; SETS vision
This experiment study aimed to implementate a process approach that feature
SETS visions in class and to determine its effect on student's science process
skills. Competencies used in this study are related to the solubility and solubility
product. The population in this study was students of class XI IPA SMAN 1
Kradenan on the academic year of 2014/2015. Sampling purposive sampling
technique was used. The non-equivalent control group design was used. Data
collection was performed by test and questionnaire. N-gain test results showed of
the ninth science process studied, the number of students who received N-gain
criterion of moderate to high in experiment class was more than control class.
Results of correlation test using the equation r-product moment indicated that the
process approach that feature SETS visions gave a positive effect on student’s
science process skills of with price of rxy was 0.2. The magnitude of these effects
amounted to 4%. It can be concluded that the implementation of the process
approach that feature SETS visions gave positive effect on student's science
process skills in competencies related to solubility and solubility product.
Descriptive analysis of questionnaire showed that the implementation of the
process approach that feature SETS visions got positive respon from students.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PRAKATA ..................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB
1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 8
2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10
2.1 Pendekatan Proses ......................................................................... 10
2.2 Visi Science, Environment, Technology and Society (SETS)........ 12
2.3 Keterampilan Proses Sains ............................................................ 13
2.4 Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ................................... 19
2.4.1 Pengertian Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ................. 19
2.4.2 Meramalkan Reaksi Pengendapan ..................................... 21
2.4.3 Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan ......................... 21
2.4.4 Pengaruh pH terhadap Kelarutan ....................................... 22
2.4.5 Kelarutan Khas dari Senyawa Ionik dalam Air pada suhu
250C ................................................................................... 22
2.5 Hasil Penelitian Relevan ................................................................ 23
2.6 Pendekatan Proses Bervisi SETS, Keterampilan Proses Sains dan
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan............................................... 26
2.7 Kerangka Berpikir ......................................................................... 28
2.8 Hipotesis ........................................................................................ 30
3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 31
3.1 Penentuan Subjek Penelitian ......................................................... 31
3.1.1 Populasi Penelitian ............................................................... 31
3.1.2 Sampel Penelitian ................................................................. 31
3.1.3 Variabel Penelitian ............................................................... 31
3.1.3.1 Variabel Bebas ......................................................... 31
3.1.3.2 Variabel Terikat ....................................................... 32
x
3.1.3.3 Variabel Kontrol....................................................... 32
3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 32
3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................ 33
3.4 Metode Pengumpulan Data............................................................ 35
3.4.1 Jenis Data .............................................................................. 35
3.4.2 Cara Mengumpulkan Data .................................................... 35
3.4.2.1 Metode Dokumentasi ............................................... 35
3.4.2.2 Metode Tes ............................................................... 35
3.4.2.3 Metode Observasi .................................................... 36
3.4.2.4 Metode Angket ......................................................... 36
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................... 36
3.5.1 Bentuk Instrumen ................................................................. 36
3.5.2 Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen ........................... 38
3.6 Analisis Instrumen Penelitian ........................................................ 44
3.6.1 Silabus, RPP dan Lembar Petunjuk Praktikum ................... 44
3.6.2 Tes ....................................................................................... 45
3.6.2.1 Validitas Soal ........................................................... 45
3.6.2.2 Daya Pembeda .......................................................... 47
3.6.2.3 Taraf Kesukaran ....................................................... 49
3.6.2.4 Reliabilitas ............................................................... 50
3.6.3 Lembar Observasi ................................................................. 51
3.6.3.1 Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Proses
Sains. ........................................................................ 51
3.6.3.2 Lembar Observasi Afektif ........................................ 53
3.6.4 Angket .................................................................................. 54
3.6.4.1 Validitas ................................................................... 54
3.6.4.2 Reliabilitas ............................................................... 55
3.7 Metode Analisis Data .................................................................... 56
3.7.1 Analisis Data Awal .............................................................. 56
3.7.1.1 Uji Normalitas .......................................................... 56
3.7.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians ...................................... 57
3.7.2 Analisis Data Akhir ............................................................. 57
3.7.2.1 Uji Normalitas .......................................................... 57
3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians ...................................... 58
3.7.2.3 Uji Hipotesis ........................................................... 58
3.7.2.4 Analisis Data Keterampilan Proses Sains Siswa ...... 60
3.7.2.5 Analisis Data Ranah Afektif Siswa .......................... 62
3.7.2.6 Analisis Deskriptif terhadap Hasil Angket .............. 63
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 65
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 65
4.1.1 Hasil Analisis Data Tahap Awal .......................................... 65
4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas ................................................ 65
4.1.1.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians ............................ 66
4.1.2 Hasil Analisis Data Akhir ..................................................... 67
4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif .................................... 67
4.1.2.2 Hasil Analisis Data Keterampilan Proses Sains ....... 70
xi
4.1.2.3 Hasil Analisis Data Afektif ...................................... 86
4.1.2.4 Hasil Analisis Data Angket ...................................... 88
4.2 Pembahasan ................................................................................... 91
4.2.1 Proses Pembelajaran ............................................................. 93
4.2.1.1 Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .......... 93
4.2.1.2 Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ................ 95
4.2.2 Pencapaian Kompetensi ....................................................... 95
4.2.2.1 Pencapaian Kompetensi Ranah Kognitif ................. 95
4.2.2.2 Pencapaian Keterampilan Proses Sains Siswa ......... 97
4.2.2.3 Pencapaian Ranah Afektif ........................................ 105
4.2.3 Hasil Angket Tanggapan Siswa ............................................ 110
5. PENUTUP ............................................................................................ 116
5.1 Simpulan ........................................................................................ 116
5.2 Saran ........................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 118
LAMPIRAN .................................................................................................. 122
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Indikator-Indikator Keterampilan Proses Sains ....................................... 16
2.2 Karakteristik Butir Soal KPS ................................................................... 18
3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 32
3.2 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Silabus, RPP dan Lembar
Petunjuk Praktikum .................................................................................. 44
3.3 Validitas Silabus, RPP dan Lembar Petunjuk Praktikum ........................ 44
3.4 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Soal................................ 45
3.5 Validitas Soal ........................................................................................... 45
3.6 Validitas Butir Soal Uji Coba Soal .......................................................... 47
3.7 Kriteria Daya Beda Soal........................................................................... 48
3.8 Daya Beda Soal Uji Coba ........................................................................ 48
3.9 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ............................... 49
3.10 Soal yang Digunakan untuk Evaluasi ...................................................... 51
3.11 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Observasi ......... 51
3.12 Validitas Lembar Observasi ..................................................................... 52
3.13 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Observasi ......... 53
3.14 Validitas Lembar Observasi Afektif ........................................................ 53
3.15 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Angket ............. 55
3.16 Validitas Lembar Angket ......................................................................... 55
3.17 Interpretasi Nilai ................................................................................. 61
3.18 Kriteria Skor Afektif Siswa ...................................................................... 63
3.19 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Penilaian Afektif .......................... 63
3.20 Penskoran Tiap Butir Angket ................................................................... 63
3.21 Kriteria Skor Total Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ..................... 64
3.22 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Respon Siswa ............................... 64
4.1 Data Awal Populasi .................................................................................. 65
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Populasi ......................................................... 66
4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians ............................................................ 66
4.4 Gambaran Umum Hasil Ranah Kognitif .................................................. 67
4.5 Hasil Uji Normalitas Data Kognitif ......................................................... 68
4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Postes ................................................. 68
4.7 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Data Kognitif ......................... 69
4.8 Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Kognitif ............................... 70
4.9 Gambaran Umum Hasil Nilai KPS .......................................................... 70
4.10 Hasil Uji Pengaruh Antar Dua Variabel .................................................. 71
4.11 Pengelompokan Kategori N-Gain Kelas Eksperimen (E) dan Kelas Kontrol
(K) .................................................................................................................... 73
4.12 Rata-Rata Skor Afektif Siswa Tiap Aspek .............................................. 87
4.13 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ......................... 89
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 2.1 Keterkaitan Antarunsur SETS .................................................................. 13
2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................. 29
4.1 Hasil Nilai Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. ......... 67
4.2 Hasil Nilai KPS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. .......................... 71
4.3 Nilai N-Gain secara Klasikal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....... 73
4.4 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Mengobservasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...... 75
4.5 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Menafsirkan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......... 76
4.6 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Memprediksi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......... 77
4.7 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Mengklasifikasikan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
................................................................................................................. 79
4.8 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Mengajukan Hipotesis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
................................................................................................................. 80
4.9 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Menggunakan Alat dan Bahan Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen .............................................................................................. 82
4.10 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Mengkomunikasikan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
................................................................................................................. 83
4.11 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Menerapkan Konsep Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen .............................................................................................. 85
4.12 Jumlah Siswa dengan N-Gain Rendah, Sedang dan Tinggi pada
Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ......................................................................................... …. 86
4.13 Perbandingan Rata-Rata Nilai Afektif antara Kelas Kontrol dan Eksperimen
Tiap Aspek .............................................................................................. 88
4.14 Analisis Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ................................. 91
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus Untuk Mata Pelajaran Kimia Kelas Eksperimen .............................. 122
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................... 128
3 Lembar Panduan Praktikum Siswa Kelas Eksperimen ................................. 160
4 Silabus Untuk Mata Pelajaran Kimia Kelas Kontrol .................................... 173
5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...................................... 176
6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ................................................... 205
7 Kisi-kisi Soal (Pre-Test dan Post-Test)......................................................... 211
8 Soal (Pre-Test dan Post-Test) ....................................................................... 213
9 Kunci Jawaban Soal (Pre-Test dan Post-Test) .............................................. 219
10 Angket Tanggapan Siswa ............................................................................ 226
11 Kisi-Kisi Penilaian Aspek Afektif Siswa .................................................... 227
12 Data Nilai Ulangan Tengah Semester ......................................................... 229
13 Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Ulangan Tengah Semester ............ 230
14 Uji Normalitas Data Nilai Ulangan Tengah Semester XI IPA 5 ................ 231
15 Uji Normalitas Data Nilai Ulangan Tengah Semester XI IPA 6 ................ 232
16 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................... 233
17 Analisis Uji Coba Soal ................................................................................ 234
18 Perhitungan Reliabilitas Instrumen ............................................................. 237
19 Data Nilai Postes Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 238
20 Uji Normalitas Hasil Nilai Postes Ranah Kognitif Kelas Eksperimen ....... 239
21 Uji Normalitas Hasil Nilai Postes Ranah Kognitif Kelas Kontrol............... 240
22 Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Ranah Kognitif ............................. 241
23 Uji Perbedaan Rata-Rata Data Hasil Nilai Kognitif ................................... 242
24 Uji t Pihak Kanan Data Hasil Nilai Kognitif .............................................. 243
25 Analisis Reliabilitas Lembar Penilaian Keterampilan Proses Sains ........... 244
26 Data Nilai KPS Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 247
27 Uji Korelasi Pengaruh Pendekatan Proses Bervisi SETS Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa ............................................................... 248
28 Analisis Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (Kelas Eksperimen) ..... 249
29 Analisis Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (Kelas Kontrol) ........... 254
30 Analisis Reliabilitas Lembar Afektif .......................................................... 259
31 Analisis Deskriptif Nilai Afektif Kelas Eksperimen ................................... 261
32 Analisis Deskriptif Nilai Afektif Kelas Kontrol ......................................... 262
33 Analisis Reliabilitas Lembar Angket .......................................................... 263
34 Analisis Deskriptif Hasil Angket ................................................................ 264
35 Dokumentasi Hasil Pekerjaan Siswa ........................................................... 265
36 Lembar Validasi Instrumen ......................................................................... 269
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sains merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis (Siahaan &
Suyana, 2010). Artinya, sains senantiasa berkembang dari waktu ke waktu
mengikuti perkembangan zaman. Cara pembelajarannya pun harus sesuai dengan
kondisi ini. Proses pembelajaran yang sesuai tentunya bukan pembelajaran yang
hanya bersifat informatif saja, tetapi juga pembelajaran yang mampu membuat
siswa mengetahui dan memiliki pengalaman tentang proses perkembangan sains
tersebut.
Kimia merupakan cabang dari sains. Salah satu kompetensi yang dipelajari
siswa SMA di mata pelajaran kimia adalah kompetensi mengenai kelarutan dan
hasil kali kelarutan. Kompetensi ini diajarkan di kelas XI semester II yang berisi
konsep dan hafalan yang membutuhkan kemampuan berpikir serta kemampuan
mengkaitkan konsep yang ada dengan konsep-konsep yang sudah pernah
dipelajari sebelumnya. Pada kompetensi kelarutan dan hasil kali kelarutan
terdapat konsep yang memerlukan pengamatan siswa sehingga diharapkan siswa
dapat mengamati gejala-gejala, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, dan menarik kesimpulan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
bagian dari keterampilan proses sains sehingga membutuhkan pendekatan
pembelajaran yang tepat sehingga keterampilan tersebut dapat ikut
terkembangkan selama pembelajaran.
2
Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kradenan, kabupaten
Grobogan menunjukkan bahwa siswa masih cenderung pasif dalam proses
pembelajaran dengan aktivitas sains yang rendah. Siswa cenderung hanya datang,
duduk dan diam mencatat apa yang disampaikan guru. Saat diberi kesempatan
untuk bertanya siswa hanya diam. Diamnya siswa tidak bisa diketahui dengan
pasti apakah diam karena sudah mengerti, diam karena tidak paham sama sekali,
atau karena hal lain. Guru dikelas yang diobservasi juga lebih sering
menggunakan metode ceramah dibandingkan metode yang lainnya. Penggunaan
alat peraga juga masih minim. Pemberian materi dari guru juga masih kurang
mengaitkan antara isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran lebih
banyak diisi latihan soal. Hasil wawancara dengan siswa dan guru menyebutkan
bahwa praktikum jarang dilakukan. Bahkan pada semester sebelumnya, praktikum
hanya dilakukan satu kali pada materi asam basa. Wawancara juga menghasilkan
kesimpulan bahwa siswa menganggap pelajaran kimia sulit dipahami, sehingga
siswa menggunakan cara praktis dalam belajar yaitu dengan menghafal.
Metode ceramah merupakan metode yang mengutamakan pada pemberian
informasi kepada siswa oleh guru. Kelemahan metode ceramah adalah siswa akan
cenderung pasif dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi
berpusat pada guru (Saptorini, 2013). Hal ini kurang sesuai dengan semangat
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menginginakan agar siswa terlibat
atau dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran (Mulyasa, 2011:33).
Penggunaan metode ceramah menunjukkan adanya komunikasi satu arah
dalam pembelajaran. Komunikasi satu arah terjadi karena siswa tidak memberikan
3
respon terhadap pembelajaran. Kurangnya respon siswa saat pembelajaran
berlangsung menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi siswa kurang, yang
dapat diartikan pula tingkat keterampilan proses sains siswa juga rendah (Kirch,
2007). Pembelajaran yang lebih banyak diisi dengan latihan soal menunjukkan
bahwa aspek kognitif masih sangat diutamakan. Siswa yang masih mengutamakan
cara menghafal hanya akan menghasilkan lulusan yang bagus secara teoritis tapi
minim dalam hal aplikasi. Hal ini tentu kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran
kimia di sekolah menengah atas yaitu membekali siswa agar mampu
mengembangkan kemampuan observasi dan eksperimentasi serta berpikir taat
asas. Ini berarti belajar kimia bukan hanya tentang hasil (produk) tetapi juga
tentang proses.
Tujuan pendidikan di Indonesia menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi-potensi
peserta didik yang menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab (Munib, 2011:141). Tujuan
ini kemudian dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan yang terdiri dari 23
poin untuk tingkat SMA/MA/SMALB/Paket C. Salah satu kompetensi tersebut
adalah siswa mampu mengembangkan dan menerapkan informasi-informasi dan
pengetahuan secara logis, kritis dan kreatif dan inovatif (Mulyasa, 2011:95).
Untuk dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tujuan dan memenuhi
standar kompetensi lulusan diperlukan pengembangan keterampilan proses sains
siswa.
4
Keterampilan proses sains dibagi menjadi dua yaitu keterampilan proses
sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi (Padilla, 1990).
Keterampilan proses sains meliputi keterampilan mengobservasi, membuat
hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menginterpretasikan
data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan dan
mengkomunikasikan (Holil, 2008). Kesembilan keterampilan dasar ini haruslah
dikembangkan untuk kepentingan masa depan siswa. Keterampilan ini harus
mulai diajarkan kepada siswa sejak dibangku kuliah. Maka diperlukan pendekatan
pembelajaran yang mampu untuk memfasilitasi siswa meningkatkan kemampuan
kognitif sekaligus menumbuh-kembangkan keterampilan dasarnya. Pendekatan
yang dapat diterapkan adalah pendekatan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan
hanya hasil. Proses pembelajarannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses. Pendekatan proses penting untuk diterapkan karena dapat
melatih daya pikir dan kemampuan psikomotor siswa. Pendekatan proses juga
dapat meningkat partisipasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini karena siswa
berperan selaku subjek dalam belajar. Siswa bukan sekedar penerima informasi,
tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi, sehingga siswa harus aktif dan
terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya, atau
pengalamannya (Holil, 2008).
Penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran utamanya dalam ilmu
sains karena ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat sehingga tidak cukup
5
waktu yang dimiliki oleh guru untuk mengajarkan semuanya kepada siswa. Maka,
siswa perlu diberi bekal keterampilan proses sains agar kedepannya dapat
mengolah informasi dari berbagai sumber bukan hanya dari guru. Bahwa sains itu
dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses. Hasil dari
pengetahuan tidak pernah benar 100%, maka untuk dapat membuktikan
argumennya dimasa datang, siswa perlu dibekali keterampilan untuk berproses
mencari penguat argumennya kelak (Holil, 2008).
Penelitian Dewi (2011) tentang Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses
Sains terhadap KPS Siswa pada konsep suhu dan kalor menyimpulkan
pembelajaran dengan pendekatan KPS berpengaruh terhadap KPS siswa dengan
taraf signifikansi sebesar 0,05. Perhitungan statistik menunjukkan nilai rata-rata
pre-test sebesar 50,25, nilai rata-rata post-test sebesar 70,58, diperoleh thitung
sebesar 7,78 dengan ttabel sebesar 2,00. Penelitian lain adalah penelitian Handayani
(2011) berjudul meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui pendekatan
keterampilan proses pada konsep laju reaksi tahun 2011. Penerapan pendekatan
keterampilan proses dengan metode praktikum dan diskripsi terbukti dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata pencapaian
indikator pemahaman konsep siswa pada konsep laju reaksi yaitu 70,12 pada
siklus 1 dan 78,75 pada siklus 2. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
Rochman (2010) yang berjudul efektifitas pembelajaran sains dengan pendekatan
keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N 1
Semarang pada materi pokok kalor. Kesimpulan yang didapatkan adalah
pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses memberikan hasil positif
6
terhadap cara belajar peserta didik dan hasil belajar lebih bisa mengefisienkan
waktu bagi pendidik dalam melakukan KBM. Penelitian lain tentang Pendekatan
ini dilakukan oleh Priyanti dkk (2009) juga menghasilkan kesimpulan bahwa
pembelajaran kimia melalui pendekatan KPS berorientasi Problem Based
Instruction dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Salah satu standar kompetensi lulusan selain tersebut di atas adalah siswa
mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
Sayangnya, pembelajaran di sekolah masih bersifat teori sehingga siswa tidak
sadar bahwa sebenarnya disekelilingnya merupakan kimia dan produk kimia,
bahwa selama ini kimia sangat dekat dengan siswa. Maka diperlukan pula bukan
hanya pendekatan proses yang diterapkan namun pendekatan proses yang
memiliki visi yang jelas yaitu visi SETS. Visi SETS (Science, Environment,
Technology and Society) adalah cara pandang kedepan yang membawa kearah
pemahaman bahwa segala sesuatu yang dihadapi siswa dalam kehidupan ini
mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat sebagai satu
kesatuan yang saling memberikan pengaruh secara timbal balik (Binadja, 2005).
Penggunaan visi SETS dalam pembelajaran membentuk kesan positif dalam diri
siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati dan kesan positif yang timbul akibat
pembelajaran bervisi SETS berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas
X SMA Negeri 1 Pati (Sigit, 2008). Selain itu, pembelajaran SETS juga
menggunakan diagram SETS yang menggambarkan keterkaitan antarunsur SETS.
Penggunaan diagram ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa
(Karamustafaoğlu, 2011). Pembelajaran bervisi SETS membuat siswa lebih
7
mampu menghubungkan topik dengan pembelajaran, yang meningkatkan interaksi
siswa selama pembelajaran, membuat pembelajaran berpusat pada siswa dan
memberikan pengalaman kepada siswa mengenai proses penelitian (Yörük, N. et
al, 2010). Pengalaman merasakan proses penelitian dapat mengembangkan
keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh
masalah tersebut melalui penelitian dengan judul Pengaruh Pendekatan Proses
Bervisi SETS terhadap Keterampilan Proses Siswa pada Kompetensi terkait
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang akan diteliti
adalah:
1. Apakah penerapan pendekatan proses bervisi SETS berpengaruh positif
terhadap keterampilan proses sains siswa?
2. Bagaimana tanggapan siswa pada pelaksanaan pembelajaran pendekatan
proses bervisi SETS?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menerapkan pendekatan proses bervisi SETS dan mengetahui
pengaruhnya terhadap keterampilan proses sains siswa.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa pada pembelajaran
pendekatan proses bervisi SETS.
8
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diupayakan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa Calon Guru
a. Memberikan informasi tentang penerapan pendekatan proses bervisi
SETS.
b. Memberikan masukan pada calon guru agar lebih memperhatikan masalah-
masalah yang terkait dalam pembelajaran, khususnya partisipasi siswa,
sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
2. Bagi siswa
a. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga dapat lebih
termotivasi dan berpartisipasi dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan partisipasi dan kemampuan siswa karena sistem
pembelajarannya yang lebih bersifat student centered.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan saran dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran
yang mampu meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir siswa
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
b. Sebagai acuan kebijakan sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran
yang dapat meningkatkan ketercapain kompetensi dasar siswa.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
bagian awal skripsi, bagian pokok skripsi dan bagian akhir skripsi. Bagian awal
skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan
9
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian
pokok skripsi terdiri dari lima bab yaitu bab 1 Pendahuluan (berisi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan skripsi), bab 2
tinjauan pustaka (berisi tentang teori yang digunakan sebagai landasan penelitian
seperti pendekatan proses, visi SETS, keterampilan proses sains, materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan, keterampilan proses sains dan kelarutan dan hasil kali
kelarutan, hasil penelitian yang relevan, pendekatan proses bervisi SETS,
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian), bab 3 metode penelitian (berisi
populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan
data, prosedur penelitian, dan metode analisis data), bab 4 hasil penelitian dan
pembahasan (berisi hasil penelitian dan pembahasan), dan bab 5 penutup (berisi
simpulan dan saran). Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.
10
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan
suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses (Gusti, 2010). Menurut Frederick
(2014), pendekatan proses adalah sebagai berikut:
A process approach to science is one in which children do something with
the concepts and generalizations they learn. It implies that students can
manipulate, decide, solve, predict, and structure the knowledge of science
in ways that are meaningful to them.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan
hasil (Nay dkk, 1971). Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar
menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau
mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik.
Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau
memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang
dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan,
keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran
yang menggunakan pendekatan proses adalah :
1) Mengamati gejala yang timbul.
2) Mengklasifikasikan sifat-sifat yang sama, serupa.
11
3) Mengukur besaran-besaran yang bersangkutan.
4) Mencari hubungan antar konsep- konsep yang ada.
5) Mengenal adanya suatu masalah, merumuskan masalah.
6) Memperkirakan penyebab suatu gejala, merumuskan hipotesis.
7) Meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi.
8) Berlatih menggunakan alat-alat ukur.
9) Melakukan percobaan.
10) Mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan data.
11) Berkomunikasi dan mengenal adanya variabel, mengendalikan suatu variabel.
Pelaksanaan proses dimulai dari yang sederhana, selanjutnya diikuti
dengan proses yang lebih kompleks makin banyak komponennya dan makin sulit
(Gusti, 2010).
Keunggulan pendekatan proses adalah :
1) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting untuk
pengembangan pengetahuan dan masa depan.
2) Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan
keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.
Kelemahan pendekatan proses :
1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan
pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua
sekolah dapat menyediakannya.
12
3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan
untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap
siswa mampu melaksanakannya (Gusti, 2010).
2.2 Visi Science, Environment, Technology and Society (SETS)
Menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional (2007), pendidikan SETS merupakan cara
pembelajaran yang bersifat terpadu yang melibatkan unsur sains, lingkungan
teknologi dan masyarakat. Dalam pendidikan ini, siswa dikondisikan agar mau
dan mampu mengetahui, memahami prinsip sains untuk menghasilkan karya
teknologi (sederhana atau lebih rumit tergantung tingkat pendidikannya) disertai
dengan pemikiran untuk mengurangi atau mencegah kemungkinan dampak
negatif yang mungkin timbul dari munculnya suatu produk teknologi terhadap
lingkungan dan masyarakat.
Pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan dengan
sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.
SETS membahas tentang hal-hal yang sifatnya nyata, yang dapat dipahami, dapat
dibahas dan dapat dilihat. Unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
dalam SETS dibahas sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan (Binadja,
1999).
Pembelajaran bervisi SETS harus memberikan peserta didik pemahaman
tentang peranan lingkungan terhadap sains, teknologi, dan masyarakat agar
peserta didik dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipelajarinya. Fokus
13
pembelajarannya mengenai bagaimana cara membuat peserta didik agar dapat
melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan
sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang saling berkaitan (Binadja,
1999). Keterkaitan antara keempat unsur SETS dapat dilihat di Gambar 2.1
berikut.
Gambar 2.1 Keterkaitan Antarunsur SETS
2.3 Keterampilan Proses Sains
Ilmu sains dan mengajari siswa tentang sains lebih dari sekedar transfer
ilmu pengetahuan. Dimensi sains yang pertama adalah isi dari sains, konsep dasar
dan pengetahuan tentang sains itu sendiri. Dimensi ini yang banyak orang merasa
paling penting.
Dimensi kedua adalah kegiatan ilmiah dan sikap ilmiah. Proses sains adalah
keterampilan proses yang digunakan oleh para ilmuwan dalam kegiatan sains.
Keterampilan proses sains inilah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
Sains adalah tentang bertanya dan menemukan jawaban dari pertanyaan, ini
adalah keterampilan yang juga digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
LINGKUNGAN MASYARAKAT
TEKNOLOGI
SAINS
14
Saat siswa diajarkan keterampilan ini dalam pembelajaran, siswa sebenarnya juga
diajarkan tentang keterampilan yang akan siswa gunakan dalam kehidupan masa
depan mereka.
Keterampilan proses sains merupakan pondasi dari metode ilmiah.
Keterampilan proses sains dibagi menjadi dua, yaitu keterampilan proses sains
dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi. Keterampilan proses sains
terintegrasi meliputi mengontrol variabel, membuat hipotesis,
menginterpretasikan data, melakukan percobaan, defining operationally, dan
formulating models. Keterampilan proses sains dasar meliputi mengobservasi,
mengukur, menyusun kesimpulan sementara (inferensi), mengklasifikasikan,
memprediksi dan mengkomunikasikan (Padilla, 1990).
Mengobservasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan alat-alat indra, seperti mata, hidung, telinga, lidah dan kulit.
Semakin banyak indra yang digunakan dalam mengobservasi menunjukkan
tingkat kemampuan observasi siswa. Selama ini, siswa mengobservasi hanya
menggunakan satu indra, yaitu mata.
Mengukur adalah adalah keterampilan menggunakan alat ukur standar
maupun tidak standar atau mengestimasi untuk mendeskripsikan dimensi dari
suatu objek atau kejadian. Praktikum kimia menggunakan berbagai alat ukur yang
terbuat dari kaca, seperti gelas ukur, gelas kimia dan termometer. Alat lain yang
digunakan adalah timbangan digital dan timbangan Ohauss.
Inferensi adalah keterampilan menyusun kesimpulan sementara.
Keterampilan ini sering dilakukan oleh para ilmuwan ketika melakukan
15
penelitian. Dengan melakukan inferensi, motivasi untuk melanjutkan penelitian
lebih mendalam, karena biasanya inferensi akan menimbulkan rasa ingin tahu
yang lebih yang dapat mendorong untuk menemukan jawabannya. Inferensi
bukanlah kesimpulan akhir, tapi hanya untuk sementara waktu berdasarkan
penemuan yang sudah ada sebelum penelitian selesai dilakukan.
Mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek atau kejadian menjadi
kategori-kategori berdasarkan sifat-sifat atau kriteria. Contoh kategori yang dapat
dipakai adalah senyawa yang termasuk senyawa mudah larut, senyawa tidak
mudah larut dan senyawa tidak larut dalam air. Contoh lainnya adalah siswa
diminta untuk mengelompokkan barang-barang yang termasuk logam dan non
logam.
Memprediksi atau meramalkan merupakan keterampilan membuat prediksi
atau perkiraan menggunakan pola-pola tetentu terhadap sesuatu yang mungkin
terjadi sebelum dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu berbeda
dengan meramalkan secara magis. Hal ini karena meramalkan dalam sains tidak
berdasarkan hal-hal yang bersifat tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang
sudah ada sebelumnya.
Mengkomunikasikan adalah keterampilan dalam menjelaskan hasil
pengamatan, menjelaskan grafik, tabel, atau diagram. Menyusun dan
menyampaikan laporan, serta melakukan diskusi tentang hasil penelitian juga
termasuk dalam keterampilan mengkomunikasikan.
Indikator-indikator keterampilan proses sains dasar dapat dilihat pada Tabel
2.1.
16
Tabel 2.1 Indikator-Indikator Keterampilan Proses Sains (Rustaman, 2009)
No. Aspek Indikator
1. Mengobservasi - Menggunakan berbagai alat indra
- Mengumpulkan atau menggunakan fakta
yang relevan
2. Mengklasifikasikan - Mencatat setiap hasil pengamatan secara
terpisah
- Mencari persamaan dan perbedaan
- Mengontraskan ciri-ciri
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokan
3. Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola atau keteraturan dalam
suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan
4. Mempredikasi - Menggunakan pola atau keteraturan hasil
pengamatan
- Mengemukakan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan yang belum terjadi
5. Mengajukan
pertanyaan
- Bertanya apa, mengapa dan bagaimana
- Bertanya untuk meminta penjelasan
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar
belakang hipotesis
6. Mengajukan
hipotesis
- Mengetahui bahwa ada yang lebih dari
satu kemungkinan penjelasan dari satu
kejadian
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan bukti yang
lebih banyak
7. Merencanakan
penelitian
- Menentukan alat dan bahan atau sumber
yang akan digunakan
- Menentukan variabel atau faktor tertentu
- Menentukan apa yang akan diatur, diamati
dan dicatat
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan
berupa langkah kerja
8. Menggunakan
alat/bahan/sumber
- Memakai alat, bahan atau sumber
- Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat, bahan atau sumber
- Mengetahui bagaimana menggunakan
alat, bahan, atau sumber
9. Menerapkan konsep - Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman
baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi
17
10. Mengkomunikasikan - Memeriksa atau menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau pengamatan
- Menyusun dan menyampaikan laporan
secara sistematis dan jelas
- Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian
- Membaca grafik/tabel/diagram
11. Melaksanakan
percobaan
- Mencakup semua aspek KPS dalam
situasi baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman
baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi
Penilaian adalah suatu prosedur untuk menilai kemampuan siswa dalam
menguasai seluruh aspek keterampilan proses. Penilaian keterampilan proses sains
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung dilakukan pada setiap pembelajaran di
kelas, di laboratorium, maupun di lapangan dengan menggunakan format
observasi penilaian keterampilan proses (Fatmawati, 2013).
2. Tes Tertulis
Dapat dilakukan menggunakan tes obyektif dan uraian. Untuk mengetahui
bahwa proses kerja ilmiah itu benar-benar terjadi dan siswa memahami konsep
dengan baik, maka dalam setiap pokok uji tes obyektif siswa dituntut untuk
mengemukakan alasan mengapa ia memilih jawaban tersebut, sehingga dapat
diinterpretasikan apakah siswa hanya menebak, salah konsep, tidak mengusai
konsep dan keterampilan proses, atau menguasai konsep dan keterampilan proses
(Dewi, 2011).
Tabel 2.1 (lanjutan)
18
Saat menggunakan metode penilaian tes tertulis, maka ada karakteristik
tersendiri untuk tiap butir soal KPS yang harus diperhatikan (Rustaman, 2009).
Karakteristik ini ada yang bersifat umum ada pula yang bersifat khusus. Secara
umum, pembahasan butir soal KPS lebih ditujukan untuk membedakan dengan
butir soal biasa yang mengukur penguasaan konsep, karena butir soal KPS tidak
boleh dibebani konsep. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus
diyakini oleh penyusun butir soal sudah dipelajari siswa dan tidak asing bagi
siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, butir soal KPS
mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa.
Informasi dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau
objek aslinya. Ketiga, aspek yang diukur harus jelas dan hanya mengandung satu
aspek saja. Keempat, sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu
menghadirkan objek. Secara khusus, karakteristik butir soal KPS tertera pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Karakteristik Butir Soal KPS (Rustaman, 2009)
Aspek KPS Keterangan
Observasi Harus dari objek atau peristiwa
sesungguhnya
Interpretasi Harus menyajikan sejumlah data yang
menyajikan pola
Klasifikasi Harus ada kesempatan
mencari/menemukan persamaan dan
perbedaan atau diberikan kriteria tertentu
untuk melakukan pengelompokan atau
ditentukan jumlah kelompok yang harus
dibentuk
Prediksi Harus jelas pola atau kecenderungan
untuk dapat mengajukan dugaan atau
ramalan
Berkomunikasi Harus ada bentuk penyajian tertentu
untuk diubah ke bentuk penyajian
lainnya, misalnya bentuk uraian ke
19
bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk
grafik
Berhipotesis Dapat merumuskan dugaan atau jawaban
sementara atau menguji pernyataan yang
ada dan mengandung hubungan dua
variabel atau lebih, biasanya
mengandung cara kerja untuk menguji
atau membuktikan
Merencanakan percobaan Harus memberikan kesempatan untuk
mengusulkan gagasan berkenaan dengan
alat/bahan yang akan digunakan, urutan
prosedur yang harus ditempuh,
menentukan peubah (variabel),
mengendalikan peubah.
Menerapkan konsep atau
prinsip
Harus membuat konsep atau prinsip yang
akan diterapkan tanpa menyebutkan
nama konsepnya
Mengajukan pertanyaan Harus memunculkan sesuatu yang
mengherankan, mustahil, tidak bisa, atau
kontradiktif agar responden atau siswa
termotivasi untuk bertanya.
Pemberian skor tiap butir soal KPS perlu diberi dengan cara tertentu,
umpamanya masing-masing 1 untuk soal observasi diatas yang berjumlah skornya
5. Untuk respon yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi
skor bervariasi berdasarkan tingkat kesulitannya. Umpamanya pertanyaan berlatar
belakang hipotesis diberi skor 3, pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor
2, pertanyaan yang meminta penjelasan diberi skor 1 (Rustaman, 2009).
2.4 Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
2.4.1 Pengertian Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Saat suatu zat berupa elektrolit padat dilarutkan dalam air, zat tersebut
akan terurai menjadi ion-ionnya. Ion-ion tersebut akan bertumbukan dan
membentuk padatan kembali. Kondisi dimana laju elektrolit terurai dan
membentuk ion-ionnya sama dengan laju tumbukan ion-ion tersebut membentuk
Tabel 2.2 (lanjutan)
20
padatan kembali disebut kesetimbangan dinamis atau kesetimbangan ionik. Pada
kesetimbangan ionik, konsentrasi ion-ion dari elektrolit padat tidak berubah lagi
dengan waktu. Larutan tersebut dikatakan bersifat jenuh (Masterton, Hurley, Neth,
2012:91). Konsentrasi zat dalam suatu larutan jenuh disebut kelarutan s. Satuan
kelarutan adalah mol/L (Johari & Rachmawati, 2010).
Contohnya ada larutan elektrolit AxBy dalam larutan jenuh.
Kesetimbangan ion yang terbentuk antara padatan AxBy dengan ion-ionnya Am+
dan Bn-
, yang dapat dituliskan sebagai berikut.
AxBy(s) x Am+
(aq) + y Bn-
(aq)
Persamaan kesetimbangannya adalah:
, - , -
[ ]
(Johari & Rachmawati, 2010)
Karena konsentrasi padatan AxBy tetap, maka [ ] dapat digabung dengan
untuk mendapatkan persamaan berikut:
[ ] = , - , -
(Johari & Rachmawati, 2010)
Perkalian konsentrasi ion-ion Am+
dan Bn-
dalam larutan jenuh diberi pangkat
sama dengan koefisien reaksinya, x dan y, memberikan hasil kali kelarutan. Nilai
hasil kali kelarutan sifatnya tetap selama suhu tetap. Nilainya sama dengan
[ ], maka [ ] disebut tetapan hasil kelarutan.
Apabila kelarutan AxBy sebesar s, maka nilai konsentrasi stoikiometri ion-
ion Am+
dan Bn-
dalam larutan jenuh berturut-turut adalah x s dan y s.
21
AxBy(s) x Am+
(aq) + y Bn-
(aq)
x s y s
Dengan demikian, kita peroleh hubungan antara kelarutan dan hasil kali kelarutan
s dari AxBy dengan tetapan hasil kali kelarutan sebagai berikut:
, - , -
( ) ( )
(Johari & Rachmawati, 2010)
Perumusan diperuntukkan bagi elektrolit berupa garam dan basa yang
sukar larut.
2.4.2 Meramalkan Reaksi Pengendapan
Konsep dapat digunakan untuk meramalkan reaksi pengendapan
elektrolit dalam larutan. Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai
dengan quotion reaksi ( ). merupakan hasil dari perkalian konsentrasi molar
ion-ion dalam larutan dengan asumsi bahwa zat terurai sempurna.
Tidak ada endapan terbentuk
Larutan tepat jenuh, endapan belum terbentuk
Endapan terbentuk
(Masterton., Hurley., Neth, 2012:479)
2.4.3 Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan
Jika AgCl dimasukkan dalam larutan AgNO3 berarti sebelum terbentuk ion
Ag+ dan ion Cl
- , didalam larutan sudah terdapat ion Ag
+ dari larutan AgNO3. Ion
Ag+ yang sudah ada dalam larutan disebut sebagai ion senama. Begitu pula jika
22
AgCl dilarutkan dalam NaCl, ion Cl- yang sudah ada dalam larutan disebut ion
senama.
Menurut asas kesetimbangan (prinsip Le Chatelier), penambahan ion
senama akan mempengaruhi reaksi reaksi kesetimbangaan.
AgCl (s) Ag+(aq) + Cl
-(aq)
Jika dalam larutan sudah terdapat ion Ag+ atau sudah terdapat ion Cl
-,
reaksi kekanan akan sukar, berarti elektrolit semakin sukar larut
(Supardi&Luhbandjono, 2008:21).
2.4.4 Pengaruh pH terhadap Kelarutan
Beberapa senyawa asam dan basa ada yang sukar larut dalam air, Senyawa
asam atau basa tersebut akan membentuk larutan dengan pH jenuh. Besarnya pH
jenuh sesuai banyaknya ion H+ atau ion OH
- yang terlarut. Konsentrasi ini sangat
bergantung pada besarnya harga Ksp sehingga kelarutan akan semakin membesar.
Berarti pH larutan asam akan semakin kecil sedangkan pH larutan basa akan
semakin besar. Konsentrasi ion H+ atau ion OH
- yang terlarut dapat ditentukan
dengan cara menghitung harga kelarutannya. Perubahan pH akan mempengaruhi
kelarutan dari basa yang sukar larut dan garam dari asam lemah yang sukar larut
(Johari & Rachmawati, 2010).
2.4.5 Kelarutan Khas dari Senyawa Ionik dalam Air pada suhu 250C
1) Semua senyawa logam alkali (golongan I A) dapat larut.
2) Semua senyawa yang mengandung ion amonium (NH4+) dapat larut.
3) Semua senyawa yang mengandung ion nitrat (NO3-), ion klorat (ClO3
-) dan ion
perklorat (ClO4-) dapat larut.
23
4) Sebagian besar ion hdroksida (OH-) tidak dapat larut. Pengecualiannya adalah
hdroksida logam alkali dan barium hidroksida. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
sedikit larut.
5) Sebagian besar senyawa yang mengandung ion klorida (Cl-), ion bromida (Br
-)
atau ion iodida (I-) dapat larut. Pengecualiannya senyawa-senyawa yang
mengandung ion Ag+, ion Hg2
2+, dan ion Pb
2+.
6) Semua ion karbonat (CO32-
), ion fosfat (PO43-
) dan ion sulfida (S2-
) tidak dapat
larut. Pengecualiannya adalah senyawa-senyawa dari ion logam alkali dan ion
ammonium.
7) Sebagian besar ion sulfat (SO42-
) dapat larut. Kalsium sulfat (CaSO4) dan perak
sulfat (Ag2SO4) sedikit larut. Barium sulfat (BaSO4), merkuri (II) sulfat
(HgSO4) dan timbal sulfat (PbSO4) tidak dapat larut (Chang, 2004:93).
2.5 Hasil Penelitian Relevan
2.5.1 The Effects Of Science, Technology, Society, Environment (STSE)
Interactions On Teaching Chemistry (Nuray Yörük, Inci Morgil,
Nilgün Seçken, 2010)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
pendekatan STSE (Sains, Technology, Society, Environment) selama
pembelajaran kimia. Pembelajaran STSE diterapkan dalam pembelajaran karena
penting bagi siswa untuk belajar bagaimana caranya mereka bisa mempraktekan
atau menerapkan pengetahuan daripada sekedar mengingatnya secara langsung.
Siswa juga harus disadarkan bagaimana ilmu sains yang dipelajari di sekolah
dapat dihubungkan dengan teknologi dan masyarakat sesuai dengan kegunaan
masing-masing.
24
Pembelajaran bervisi STSE membuat siswa lebih mampu
menghubungkan topik dengan pembelajaran, yang meningkatkan interaksi siswa
selama pembelajaran dan membuat lingkungan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Siswa dapat dapat terlibat langsung dalam proses penelitian disamping
mencoba untuk membuat hubungan antara konsep dengan topik yang disampaikan
dalam pembelajaran. Hal ini dapat berefek positif dalam meningkatkan perhatian
mereka saat pembelajaran berlangsung dan keterampilan proses sains siswa.
2.5.2 Pupil Achievement in Science A Process Approach-Part E (Torop, 1971)
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana keberterimaan siswa
terhadap penerapan pembelajara Science A Prosess Approach (SAPA). Penelitian
ini melibatkan 21 kelas dan 11 guru dari kelas empat sekolah dasar. Guru
sebelumnya telah dipersiapkan untuk menerapkan SAPA di kelas dan dibekali
pula dengan buku pegangan pembelajaran SAPA, meskipun guru masih diberi
kebebasan untuk mengembangkannya. Evaluasi yang dipakai adalah pembuatan
laporan atas tugas yang diberikan guru. Tugas yang diberikan berupa aplikasi dari
materi yang telah diajarkan guru, sehingga siswa diberi kesempatan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Hasilnya 82% siswa
memberikan respon positif terhadap pembelajaran SAPA ini.
2.5.3 Learning by Doing: Experiments and Instruments in the History of
Science Teaching (Elizabeth Cavicchi, 2012)
Buku ini menjelaskan bahwa penggunaan instrumen untuk mengajar
berkembang sangat pesat, membuat siswa tidak perlu susah-susah dalam belajar,
namun, belajar sains hakikatnya bukan hanya tentang instrumen namun juga
25
tentang hasil yang diharapkan. Apakah para ilmuwan terdahulu menghasilkan
karya dari bangku sekolah? Tidak. Mereka menghasilkan karya dengan praktik
langsung. Bahwa berhubungan langsung dengan alam adalah hakikat utama
belajar sains.
2.5.4 Skripsi
Penelitian Dewi (2011) tentang Pengaruh Pendekatan Keterampilan
Proses Sains terhadap KPS Siswa pada konsep suhu dan kalor menyimpulkan
pembelajaran dengan pendekatan KPS berpengaruh terhadap KPS siswa dengan
taraf signifikansi sebesar 0,05. Perhitungan statistik menunjukkan nilai rata-rata
pre-test sebesar 50,25, nilai rata-rata post-test sebesar 70,58, diperoleh thitung
sebesar 7,78 dengan ttabel sebesar 2,00.
Penelitian lain adalah penelitian Handayani (2011) berjudul
meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui pendekatan keterampilan proses
pada konsep laju reaksi tahun 2011. Penerapan pendekatan keterampilan proses
dengan metode praktikum dan diskripsi terbukti dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata pencapaian indikator pemahaman
konsep siswa pada konsep laju reaksi yaitu 70,12 pada siklus 1 dan 78,75 pada
siklus 2.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rochman (2010) yang berjudul
efektifitas pembelajaran sains dengan pendekatan keterampilan proses terhadap
hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N 1 Semarang pada materi pokok kalor.
Kesimpulan yang didapatkan adalah pembelajaran dengan pendekatan
ketrampilan proses memberikan hasil positif terhadap cara belajar peserta didik
26
dan dan hasil belajar lebih bisa mengefisienkan waktu bagi pendidik dalam
melakukan KBM.
Penelitian lain tentang pendekatan keterampilan proses sains ini
dilakukan oleh Priyanti dkk (2009) juga menghasilkan kesimpulan bahwa
pembelajaran kimia melalui pendekatan KPS berorientasi Problem Based
Instruction dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Penggunaan visi SETS dalam pembelajaran membentuk kesan positif
dalam diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati dan kesan positif yang timbul akibat
pembelajaran bervisi SETS berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas
X SMA Negeri 1 Pati (Sigit, 2008).
2.6 Pendekatan Proses Bervisi SETS, Keterampilan Proses Sains
dan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pembelajaran kimia dengan pendekatan proses bervisi SETS merupakan
pembelajaran yang menuntut keaktifan, kemandirian, kreatifitas, dan keberanian
untuk mengungkapkan ide dan gagasan yang ada pada diri siswa. Pada
pembelajaran ini siswa diajak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dilalui
oleh ilmuwan hingga akhirnya menemukan konsep dengan tujuan untuk
meningkatkan daya pikir serta psikomotor siswa. Agar pembelajaran lebih
mengena dan meningkatkan antusias siswa, pembelajaran dihubungkan dengan
kehidupan nyata ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan (science), dampak terhadap
lingkungan (environment) dan masyarakat (society) dan teknologi yang dapat
dikembangkan (technology). Diharapkan setelah pembelajaran selesai siswa tidak
hanya mengetahui teori-teori materi yang mereka pelajari saja, tetapi juga
27
mengetahui penerapan materi yang dipelajari dan bahkan mengembangkannya
sendiri.
Pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan pendekatan
proses bervisi SETS akan dibagi menjadi empat pokok bahasan. Pokok bahasan
pertama adalah pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pokok bahasan
kedua mengenai reaksi pengendapan. Pokok bahasan ketiga mengenai pengaruh
ion senama terhadap kelarutan dan yang terakhir mengenai pengaruh pH terhadap
kelarutan.
Pembelajaran untuk setiap pokok bahasan diawali dengan pembahasan
artikel tentang fenomena yang ada disekitar lingkungan siswa. Dikarenakan akan
ada empat pokok bahasan maka akan ada empat artikel yang akan dibahas siswa.
Siswa dimintai pendapatnya mengenai fenomena tersebut. Artikel yang dibahas
siswa mengandung aspek sains, teknologi yang dikembangkan serta dampak
terhadap lingkungan dan masyarakat. Didalam artikel terdapat sebuah pertanyaan
yang harus dijawab oleh siswa melalui percobaan. Namun, percobaan ini akan
dirancang dan dilakukan sendiri oleh siswa. Guru hanya berperan sebagai
fasilitator. Dengan merancang percobaan sendiri dan melakukannya sendiri juga,
siswa diharapkan akan dapat mengembangkan keterampilan proses sainsnya.
Keterampilan mengobservasi dikembangkan dengan kegiatan
menganalisis permasalahan dan selama pengamatan dan pengambilan data selama
praktikum dilaksanakan. Keterampilan memprediksi dikembangkan selama siswa
merancang percobaan. Keterampilan lain yang akan dikembangkan dengan
kegiatan merancang praktikum adalah mengajukan pertanyaan untuk membuat
28
rumusan masalah, mengajukan hipotesis dalam rangka menjawab rumusan
masalah, dan mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan dalam percobaan
yang akan dilakukan siswa. Keterampilan yang akan dikembangkan dengan
kegiatan percobaan adalah keterampilan menafsirkan hasil pengamatan,
mengklasifikasikan data hasil pengamatan, hingga akhirnya dapat menarik
kesimpulan untuk menjawab hipotesis. Diakhir percobaan siswa diminta untuk
membuat laporan percobaan. Pembuatan laporan percobaan dilakukan untuk
mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan. Dalam laporan siswa diminta
untuk menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi selama percobaan dilaksanakan
dan kemudian mengakhiri penjelasan dengan membuat diagram SETS. Hal ini
untuk mengembangkan keterampilan menerapkan konsep.
2.7 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.2 dibawah
ini.
29
Penerapan Pendekatan Proses Bervisi SETS terhadap Keterampilan Proses Siswa
pada Kompetensi terkait Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Penerapan pendekatan proses diharapkan berpengaruh positif terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Diharapkan keterampilan proses sains siswa meningkat
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
- Siswa tidak aktif dalam
pembelajaran
- Guru lebih sering menggunakan
metode ceramah
- Praktikum jarang dilakukan
- Pembelajaran berpaku pada
produk
- Pembelajaran belum mengaitkan
antara sains dengan lingkungan,
teknologi serta masyarakat
Perlunya pengembangan keterampilan proses sains siswa
Penerapan Pendekatan Proses bervisi SETS
- Proses pembelajarannya yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses
- Meningkatkan kesan positif dalam pembelajaran serta memberikan
pemahaman kepada siswa bahwa aspek sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat sebagai satu kesatuan yang saling memberikan timbal balik
- Tujuan Pendidikan Nasional
menurut UU No. 20 tahun 2003
adalah untuk mengembangkan
potensi-potensi peserta didik
- Standar Kompetensi Lulusan adalah
siswa mampu mengembangkan dan
menerapkan informasi informasi dan
pengetahuan secara logis, kritis dan
kreatif dan inovatif
- Siswa mampu memanfaatkan
lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab
30
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan proses bervisi SETS berpengaruh positif terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
31
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Subyek Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian
Populasi (Sugiyono, 2007:6) dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Kradenan tahun ajaran 2014/2015. Kelas XI IPA SMA Negeri
1 Kradenan tahun ajaran 2014/2015 berjumlah enam kelas.
3.1.2 Sampel Penelitian
Penentuan sampel (1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol) dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling (Arikunto,
2006:139; Sugiyono, 2007:68), yaitu memilih sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah izin dari sekolah,
guru kimia yang mengajar dikelas tersebut, dan waktu pelaksanaan pembelajaran.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kradenan
pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Penentuan kelas yang akan digunakan
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan setelah analisis data awal
nilai ulangan tengah semester II dari kedua kelas sampel.
3.1.3 Variabel Penelitian
3.1.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas (Sugiyono, 2006:4) dalam penelitian yang dilakukan adalah
pendekatan dalam pembelajaran.
32
3.1.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat (Sugiyono, 2006:4) dalam penelitian ini adalah
keterampilan proses sains siswa.
3.1.3.3 Variabel kontrol
Variabel kontrol (Sugiyono, 2006:6) dalam penelitian ini adalah guru mata
pelajaran, jumlah jam mata pelajaran, dan materi yang diajarkan. Pembelajaran
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama
dengan jumlah jam mata pelajaran yang sama dan materi yang diajarkan sama
yaitu kelarutan dan hasil kali kelarutan.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design (Arikunto,
2006:84). Desain ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Desain penelitian quasi
eksperimennya adalah nonequivalent control group design. Desain ini hampir
sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah nilai keterampilan proses sains
dari dua kelas yang diberi perlakuan berbeda. Desain penelitian disajikan pada
tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2
33
Keterangan:
X1 = perlakuan pada kelas eksperimen (pembelajaran dengan pendekatan
proses bervisi SETS)
X2 = pembelajaran kimia bervisi SETS
Y1 = pretes
Y2 = postes
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri empat tahap,
dengan rincian sebagai berikut:
3.3.1 Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan dilakukan untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di
sekolah serta mengkaji hasil penelitian sebelumnya terkait pembelajaran
mengggunakan pendekatan proses dan visi SETS, dan mengurus perijinan unk
penelitian.
3.3.2 Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah:
a. Penyusunan perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, soal evaluasi, lembar observasi afektif, angket, lembar petunjuk
praktikum.
b. Penyusunan instrumen dan dikonsultasikan dan divalidasi oleh dengan dosen
pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
c. Melakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, realibilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda soal tes.
34
d. Penentuan dua kelas sebagai sampel melalui pertimbangan guru kelas dan ijin
dari sekolah.
e. Penentuan kelas yang dipakai sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol
melalui uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan nilai ulangan
tengah semester II kelas XI IPA tahun pelajaran 2014/2015.
3.3.3 Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Melakukan pretes pada kedua sampel tersebut untuk mengetahui gambaran
tentang kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan tentang materi
yang akan dibahas.
b. Mengevaluasi hasil pretes.
c. Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi SETS diterapkan dalam kelas
eksperimen dan pembelajaran bervisi SETS diterapkan dalam kelas kontrol.
d. Memberikan postes pada akhir proses belajar mengajar untuk mengukur
keterampilan proses sains siswa dan ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas
kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
e. Evaluasi hasil postes dan membandingkan dengan hasil pretes untuk
mengetahui peningkatan nilai hasil belajar.
f. Pemberian angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
35
3.3.4 Tahap Akhir
Tahap akhir dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data, mengolah dan
menganalisis data, melaporkan hasil penelitian, dan menarik kesimpulan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang diambil dari penelitian penerapan pendekatan proses bervisi
SETS terkait kompetensi terkait kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah sebagai
berikut.
1. Data hasil belajar kognitif.
2. Data kemampuan afektif dan keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Data tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan pendekatan
proses bervisi SETS pada kompetensi terkait kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
3.4.2 Cara Mengumpulkan Data
3.4.2.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi (Arikunto, 2006:158) dalam penelitian ini digunakan
untuk menentukan nama-nama siswa anggota sampel dan daftar nilai ulangan
tengah semester II pada mata pelajaran kimia SMA N 1 Kradenan kelas XI IPA.
Data nilai dan daftar nama ini digunakan untuk analisis tahap awal.
3.4.2.2 Metode Tes
Metode tes (Arikunto, 2006 :150) digunakan untuk mengetahui hasil belajar
kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada siswa yang dikenai perlakuan,
36
yaitu siswa yang diberikan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi SETS
dan siswa yang diberi pembelajaran dengan visi SETS. Kemudian dibandingkan
mana yang lebih baik tingkat ketercapaiannya. Metode tes yang digunakan adalah
pretes dan postes.
3.4.2.3 Metode Observasi
Metode observasi (Arikunto, 2006:156) digunakan untuk menilai afektif
pada proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan pada metode ini adalah
lembar observasi, yaitu lembar observasi yang berisi indikator-indikator yang
dijadikan acuan untuk mengamati kemampuan siswa dari ranah afektif selama
proses pembelajaran berlangsung.
3.4.2.4 Metode Angket
Metode angket (Arikunto, 2006:151) digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang menggunakan pembelajaran
dengan pendekatan proses bervisi SETS yang diberikan pada siswa kelas
eksperimen di akhir seluruh pertemuan kegiatan pembelajaran.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Bentuk Instrumen
3.5.1.1 Silabus
Silabus yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan kurikulum
KTSP. Silabus yang digunakan dikembangkan dengan bervisi SETS.
3.5.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh guru dalam kegitan pembelajaran yang disusun dalam
37
skenario kegiatan. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap
pertemuan yang terdiri dari 6 rencana pembelajaran, yang masing-masing
dirancang untuk pertemuan selama 90 menit. RPP yang digunakan ada 2 yaitu
RPP dengan memuat pendekatan proses bervisi SETS dan RPP dengan memuat
visi SETS.
3.5.1.3 Lembar Petunjuk Praktikum
Lembar ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Lembar ini dibuat sesuai pendekatan proses bervisi SETS. Lembar ini berisi
panduan pelaksanaan praktikum yang akan dilaksanakan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Lembar ini hanya digunakan di kelas eksperimen.
3.5.1.4 Soal Tes
Soal tes digunakan untuk menilai penguasaan kognitif dan keterampilan
proses sains siswa. Soal tes ini digunakan saat pretes (sebelum pembelajaran
menggunakan pendekatan proses bervisi SETS maupun pembelajaran bervisi
SETS) dan postes (setelah pembelajaran menggunakan pendekatan proses bervisi
SETS maupun pembelajaran bervisi SETS).
3.5.1.5 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menilai ranah afektif siswa selama
kegiatan pembelajaran di kedua kelas. Lembar observasi tersebut dilengkapi
dengan rubrik penilaian.
3.5.1.6 Lembar Angket Tanggapan Siswa
Angket ini digunakan untuk mendapatkan tanggapan siswa tentang
penerapan pendekatan proses bervisi SETS pada pembelajaran.
38
3.5.2 Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen
3.5.2.1 Langkah-langkah Penyusunan Silabus
Langkah-langkah pengembangan instrumen silabus yang digunakan di kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
1) Mengisi kolom identitas berupa (nama mata pelajaran, jenjang pendidikan,
kelas/tingkatan, dan kelompok target).
2) Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi.
3) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar. Kompetensi dasar akan
ditambah dalam rangka pengembangan pembelajaran bervisi SETS sesuai
kebutuhan siswa.
4) Menentukan indikator pencapaian kompetensi dasar. Indikator pencapaian
kompetensi dasar secara otomatis ditambahkan dengan indikator pencapaian
kompetensi dasar yang ditambahkan dalam rangka pengembangan
pembelajaran bervisi SETS.
5) Mengidentifikasi materi standar. Materi standar yang sudah ada akan
ditambahkan dengan penambahan informasi seputar SETS yang menunjukkan
keterkaitan diantara konsep sains, yang dipelajari, dengan aspek lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
6) Mengembangkan pengalaman belajar. Pengembangan pengalaman belajar
akan disesuaikan dengan pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini
yaitu pendekatan proses dan pengalaman dalam rangka pencapaian
kompetensi terkait SETS.
39
7) Menentukan jenis penilaian (standar penilaian) yang ditambah dengan bentuk
yang relevan untuk pencapaian kompetensi yang bervisi SETS.
8) Menentukan alokasi waktu pembelajaran.
9) Menentukan sarana dan sumber belajar.
10) Menentukan produk belajar/pembelajaran yang diharapkan diperoleh siswa
selama kegiatan pembelajaran berpendekatan proses bervisi SETS
berlangsung (Binadja, 2005c).
11) Setelah silabus selesai disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing 1
dan dosen pembimbing 2 serta guru mata pelajaran di sekolah untuk melihat
kelayakan silabus untuk digunakan dalam penelitian.
Silabus hasil pengembangan untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada
Lampiran 1 dan untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.5.2.2 Langkah-langkah Penyusunan RPP
Langkah-langkah penyusunan instrumen RPP yang digunakan di kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
1) Mengisi kolom identitas yang disesuaikan dengan silabus hasil
pengembangan untuk kelas eksperimen, meliputi subjek pembelajaran, materi
pokok, kelas/semester, kelompok target, pertemuan ke-, dan waktu
pelaksanaan.
2) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang
akan digunakan yang terdapat pada silabus silabus hasil pengembangan untuk
kelas eksperimen disesuaikan dengan rencana pertemuan.
40
3) Perumusan kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini meliputi kegiatan
pendahuluan atau apersepsi, kegiatan utama dan kegiatan akhir. Kegiatan
pembelajaran akan menggunakan pendekatan proses yang dapat dimasuki
berbagai sisi SETS yang disesuaikan dengan materi pokok pembelajaran.
4) Sumber rujukan yang akan diapakai selama pembelajaran sesuai silabus hasil
pengembangan untuk kelas eksperimen.
5) Penentuan produk pembelajaran berupa produk pembelajaran dalam bentuk
sumber daya manusia dan produk pembelajaran diluar SDM. Produk
pembelajaran dalam bentuk sumber daya manusia diungkap secara spesifik
dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Produk pembelajaran diluar
SDM diungkapkan berupa produk jadi dari kekayaan intelektual SDMnya.
6) Penentuan evaluasi program pembelajaran sesuai ketentuan dalam silabus
hasil perkembangan untuk kelas eksperimen.
7) Penanggung jawab pembelajaran, yakni guru subjek pembelajaran dan
direktur instansi pendidikan (Binadja, 2005b).
8) Setelah RPP selesai disusun kemudian dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing 1 dan dosen pembing 2 serta guru mata pelajaran di sekolah
untuk melihat kelayakan RPP untuk digunakan dalam penelitian.
RPP hasil pengembangan untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada
Lampiran 2 dan untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.5.2.3 Langkah-langkah Penyusunan Lembar Petunjuk Praktikum
Langkah-langkah penyusunan bahan ajar yang akan digunakan di kelas
eksperimen adalah sebagai berikut:
41
1) Melakukan analisis kurikulum.
2) Menyususun peta kebutuhan lembar petunjuk praktikum.
3) Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Diutamakan referensi
terkini dan relevan dengan kompetensi yang hendak dipakai.
4) Menyusun lembar petunjuk praktikum sesuai dengan pendekatan dalam
penelitian ini yaitu pendekatan proses bervisi SETS. Unsur sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat harus ada dalam handout membentuk satu kesatuan
yang saling berhubungan.
5) Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk menemukan
kemungkinan kekurangan-kekurangan.
6) Setelah lembar petunjuk praktikum selesai disusun, kemudian dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing 1 dan dosen pembing 2 serta guru mata pelajaran
di sekolah untuk melihat apakah media dapat digunakan dalam penelitian.
7) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi.
Lembar petunjuk praktikum hasil pengembangan untuk kelas eksperimen
dapat dilihat pada Lampiran 3. Kelas kontrol menggunakan lembar kerja
siswa yang dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.5.2.4 Langkah-langkah Penyusunan Soal Tes
Langkah-langkah penyusunan instrumen soal keterampilan proses sains adalah
sebagai berikut:
1) Mengadakan pembatasan dan penyesuaian bahan-bahan instrumen dengan
kurikulum yaitu bidang studi kimia kompetensi terkait kelarutan dan hasil
kali kelarutan.
42
2) Menentukan aspek KPS yang akan dinilai.
3) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan.
4) Menentukan tipe atau bentuk tes. Direncanakan penelitian ini menggunakan
soal tes berbentuk pilihan ganda beralasan dengan empat buah kemungkinan
jawaban dan satu jawaban tepat yang diberi alasan dengan menggunakan
pertanyaan yang mengacu pada indikator keterampilan proses sains.
5) Menyusun isi dan jawaban soal.
6) Menyususun kisi-kisi pemberian nilai.
7) Mengkonsultasikan butir soal, isi dan jawaban soal serta kisi-kisi pemberian
nilai yang telah tersusun kepada ahli yaitu dosen pembimbing I, dosen
pembimbing II untuk untuk memberikan validasi terhadap soal yang akan
digunakan.
8) Melakukan uji coba soal.
9) Menganalisis hasil uji coba untuk mengukur reliabilitas, daya beda dan
tingkat kesukaran perangkat tes yang digunakan.
10) Melakukan revisi perangkat tes jika diperlukan berdasarkan hasil uji coba
soal.
11) Menentukan soal-soal yang dipakai dalam penelitian.
Kisi-kisi pembuatan soal dapat dilihat pada Lampiran 7. Soal-soal yang
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 8 dan kunci
jawaban dari soal dapat dilihat pada Lampiran 9.
43
3.5.2.5 Langkah-langkah Penyusunan Lembar Observasi Afektif
Langkah-langkah penyusunan instrumen lembar observasi adalah sebagai
berikut :
(1) Menentukan aspek yang akan diamati dalam penilaian afektif.
(2) Menentukan tipe atau bentuk lembar observasi.
(3) Menyusun lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.
(4) Mengkonsultasikan lembar observasi afektif yang telah tersusun kepada ahli
yaitu dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
Kisi-kisi atau rubrik penilaian lembar observasi afektif yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 11.
3.5.2.6 Langkah-langkah Penyusunan Angket
Langkah-langkah penyusunan instrumen lembar angket adalah sebagai
berikut:
(1) Menentukan indikator yang akan diamati untuk mengetahui respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran.
(2) Menentukan tipe atau bentuk angket respon yang berupa daftar rating scale
dengan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
(3) Menyusun aspek yang telah ditentukan dalam lembar angket.
(4) Mengkonsultasikan isi lembar angket yang telah tersusun kepada dosen
pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
Angket tanggapan siswa yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Lampiran 10.
44
3.6 Analisis Instrumen Penelitian
3.6.1 Silabus, RPP dan Lembar Petunjuk Praktikum
Validitas RPP diukur berdasarkan construct validity dengan pertimbangan
ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para
ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi
(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian jumlahnya dikonsultasikan
dengan Tabel 3.2 untuk menentukan kriteria kelayakan media.
Tabel 3.2 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Silabus, RPP dan
Lembar Petunjuk Praktikum
Rentang Kriteria Kualitatif
78 ≤ skor ≤ 96 Sangat layak
60 ≤ skor ≤ 77 Layak
42 ≤ skor ≤ 59 Kurang Layak
24 ≤ skor ≤ 41 Tidak Layak
Berdasarkan perhitungan validitas silabus, RPP dan lembar petunjuk
praktikum diperoleh hasil seperti Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Validitas Silabus, RPP dan Lembar Petunjuk Praktikum
Jumlah Skor Kriteria
Validator I 86 Sangat layak
Validator II 80 Sangat layak
Hasil tersebut menunjukkan bahwa silabus, RPP dan lembar petunjuk
praktikum dengan pendekatan proses bervisi SETS dapat digunakan untuk
penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria sangat layak. Hasil
validasi dapat dilihat pada Lampiran 36.
45
3.6.2 Tes
3.6.2.1 Validitas Soal
Perangkat soal tes harus memenuhi validitas isi dan validitas butir soal. Soal
tes memenuhi validitas isi (content validity) apabila materinya telah disesuaikan
dengan kurikulum yang sedang berlaku. Penyusunan kisi-kisi soal berdasarkan
kurikulum sebagai pedoman dalam pembuatan soal tes, kemudian dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi
(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian jumlahnya dikonsultasikan
dengan Tabel 3.4 untuk menentukan kriteria kelayakan media.
Tabel 3.4 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Soal
Rentang Kriteria kualitatif
38 ≤ skor ≤ 46 Sangat layak
29 ≤ skor ≤ 37 Layak
20 ≤ skor ≤ 28 Kurang Layak
11 ≤ skor ≤ 19 Tidak Layak
Berdasarkan perhitungan validitas soal diperoleh hasil seperti Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Validitas Soal
Jumlah Skor Kriteria
Validator I 38 Sangat Layak
Validator II 34 Layak
Hasil tersebut menunjukkan bahwa soal untuk mengukur keterampilan
proses sains siswa dapat digunakan untuk penelitian, karena dari kedua validator
diperoleh kriteria sangat layak dan layak. Hasil validasi dapat dilihat pada
Lampiran 36.
46
Selain validitas konstruk, dilakukan juga perhitungan validitas butir.
Menurut Arikunto (2006: 79), validitas butir dihitung menggunakan rumus
korelasi point biserial yaitu:
q
p
S
MMr
t
tp
pbis
Keterangan:
= Koefisien korelasi point biserial
Mp = Skor rata-rata kelas yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan
Mt = Skor rata-rata total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan
q = Proporsi siswa yang menjawab salah butir soal yang bersangkutan
St = Standar deviasi skor total
kemudian digunakan untuk mencari signifikasi ( ) dengan rumus:
√( )
√( )
Rumus tersebut memperoleh besar thitung, kemudian besar thitung
dibandingkan dengan ttabel.
1. Item-item yang mempunyai thitung lebih besar dari ttabel termasuk item yang
valid.
2. Item-item yang mempunyai thitung kurang dari ttabel termasuk item yang tidak
valid, maka perlu direvisi atau tidak digunakan.
pbisr
pbisr hitungt
47
Setelah dilakukan perhitungan validitas tiap-tiap butir soal dihitung
dengan menggunakan rumus korelasi point biseral kemudian dikonsultasikan
dengan α = 5% diperoleh t tabel = 1,7.
Berdasarkan perhitungan validitas soal (Lampiran 17) hasilnya disajikan
dalam Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Validitas Butir Soal Uji Coba Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Butir Soal
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15 16, 17, 18, 19, 20
20
Tidak Valid 0
Jumlah 20
(Sumber: Data yang diolah)
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17
Berdasarkan kriteria validitas ada 20 soal yang dinyatakan valid. Soal yang
valid tersebut mencakup keseluruhan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dan
memuat aspek KPS yang akan diukur.
3.6.2.2 Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana butir soal
mampu membedakan anak yang pandai dan anak kurang pandai berdasarkan
kriteria tertentu. Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin
mampu butir soal tersebut membedakan anak yang pandai dan yang kurang
pandai.
Cara menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:
a. Seluruh peserta tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai
terbawah.
48
b. Seluruh siswa tes dibagi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah
dikarenakan jumlah siswa uji coba kurang dari 100.
c. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus:
Keterangan:
D = daya pembeda
BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya siswa pada kelompok atas
JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria daya beda soal diklasifikasikan seperti ditampilkan dalam Tabel 3.7
berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Daya Beda Soal (Arikunto, 2006: 218)
Skor daya beda Kategori
0,70 < D ≤ 1,00
0,40 < D ≤ 0,70
0,20 < D ≤ 0,40
0,00 < D ≤ 0,20
Sangat baik
Baik
Cukup
Jelek
Hasil analisis daya beda soal uji coba disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Daya Beda Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Butir Soal
Sangat jelek
Jelek 0
3 ,4, 5, 6, 8, 9, 14, 15, 18, 19, 20
0
11
Cukup 1, 2, 10, 13, 16 5
Baik
Sangat Baik
7, 11, 12, 17
0
4
Jumlah 20
(Sumber: Data yang diolah)
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17
49
3.6.2.3 Taraf Kesukaran
Untuk menentukan tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai
berikut (Arikunto, 2006:207).
Keterangan :
P = Indeks kesukaran,
B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar, dan
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.
Untuk menginterpretasikan taraf kesukaran dapat digunakan kriteria sebagai
berikut:
a. Soal dengan 0,0 ≤ TK < 0,3 adalah soal sukar.
b. Soal dengan 0,3 ≤ TK < 0,7 adalah soal sedang.
c. Soal dengan 0,7 ≤ TK ≤ 1,0 adalah soal mudah.
Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran pada Lampiran 17, jumlah butir soal
dan nomor soal dengan kriteria sukar, sedang dan mudah dapat dilihat pada Tabel
3.9.
Tabel 3.9. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria
Indeks Kesukaran Nomor Soal
Jumlah
Butir Soal
Sukar 3, 4, 7, 13, 16, 17 6
Sedang 1, 2, 9, 10, 11, 12, 15, 18, 19, 20 10
Mudah 5, 6, 8, 14 4
Jumlah 20
(Sumber: Data yang diolah)
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17
50
3.6.2.4 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil
tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang
berbeda akan memberikan hasil yang relatif sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan
tes dengan instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama (Arikunto,
2006: 178).
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat menunjukkan
hasil yang relatif, jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain. Rumus
yang digunakan adalah rumus KR-21.
r11= [k
k 1] [1
M(k M)
kVt
]
Jika r11 > rtabel maka tes tersebut dikatakan reliabel
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
k = banyaknya butir soal
m = skor rata-rata
Vt = varians total
(Arikunto, 2006: 189)
Rekapitulasi hasil analisis yang telah dilakukan semua soal dinyatakan
reliabel dengan nilai r= 0,6 (artinya keajegan tes ini cukup). Hasil selengkapnya
terdapat pada Lampiran 18.
Sebagai alat evaluasi, soal-soal tes harus memiliki karakteristik atau
syarat-syarat sebagai alat evaluasi yang baik diantaranya harus memenuhi syarat
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda serta sesuai dengan tujuan
51
pembelajaran yang akan diukur. Berdasarkan syarat tersebut yang digunakan
dalam penelitian adalah soal yang dinyatakan valid, dan mempunyai daya beda
dengan kriteria cukup dan baik. Soal yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Soal yang Digunakan untuk Evaluasi
Kriteria
Soal Nomor Soal
Jumlah
Butir Soal
Dipakai 1, 2, 7, 10, 11, 12, 16, 17 8
Diperbaiki 3, 4, 5, 6, 8, 9, 13, 14, 15, 18, 19,
20
12
Dibuang 0
Jumlah 20
3.6.3 Lembar Observasi
3.6.3.1 Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Proses Sains
3.6.3.1.1 Validitas
Validitas (Arikunto, 2006: 168) lembar observasi diukur berdasarkan
construct validity dengan pertimbangan ahli. Para ahli diminta pendapatnya
tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli dalam penelitian ini adalah dosen
pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi
(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian jumlahnya dikonsultasikan
dengan Tabel 3.11 untuk menentukan kriteria kelayakan media.
Tabel 3.11 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Observasi
Rentang Kriteria kualitatif
30 ≤ skor ≤ 36 Sangat Layak
23 ≤ skor ≤ 29 Layak
16 ≤ skor ≤ 22 Kurang Layak
9 ≤ skor ≤ 15 Tidak Layak
52
Berdasarkan perhitungan validitas lembar observasi diperoleh hasil seperti
Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Validitas Lembar Observasi
Jumlah Skor Kriteria
Validator I 33 Sangat layak
Validator II 31 Sangat layak
Hasil tersebut menunjukkan bahwa lembar observasi dapat digunakan
untuk penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria sangat layak. Hasil
validasi dapat dilihat pada Lampiran 36.
3.6.3.1.2 Reliabilitas
Reliabilitas lembar observasi menggunakan kesepakatan antara 2 pengamat
yang diukur dengan korelasi peringkat.
∑
( )
Keterangan:
b : Beda peringkat antara pengamat pertama dan kedua
N : Jumlah responden
Perhitungan reliabilitas pada lembar observasi untuk penilaian keterampilan
proses sains menghasilkan harga r sebesar 0,9. Kriteria reliabel instrumen yaitu,
suatu soal disebut reliabel bila harga r lebih besar daripada r tabel untuk n=20
yaitu 0,444, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lembar observasi ini
reliabel. Perhitungan reliabilitas lembar observasi untuk penilaian keterampilan
proses sains dapat dilihat pada Lampiran 26.
53
3.6.3.2 Lembar Observasi Afektif
3.6.3.2.1 Validitas
Validitas lembar observasi diukur berdasarkan construct validity dengan
pertimbangan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah
disusun. Para ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing 1 dan dosen
pembimbing 2.
Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi
(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian dicari nilai rata-ratanya dan
dikonsultasikan dengan Tabel 3.13 untuk menentukan kriteria kelayakan media.
Tabel 3.13 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Observasi
Rentang Kriteria kualitatif
30 ≤ skor ≤ 36 Sangat layak
23 ≤ skor ≤ 29 Layak
16 ≤ skor ≤ 22 Kurang Layak
9 ≤ skor ≤ 15 Tidak Layak
Berdasarkan perhitungan validitas lembar observasi diperoleh hasil seperti
Tabel 3.14.
Tabel 3.14 Validitas Lembar Observasi Afektif
Jumlah Skor Kriteria
Validator I 33 Sangat layak
Validator II 31 Sangat layak
Hasil tersebut menunjukkan bahwa lembar observasi dapat digunakan
untuk penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria sangat layak. Hasil
validasi dapat dilihat pada Lampiran 36.
3.6.3.2.2 Reliabilitas
Reliabilitas lembar observasi menggunakan kesepakatan antara 2 pengamat
yang diukur dengan korelasi peringkat Spearman (Arikunto, 2006:278).
54
∑
( )
Keterangan:
b : Beda peringkat antara pengamat pertama dan kedua
N : Jumlah responden
Perhitungan reliabilitas pada lembar observasi ranah afektif menghasilkan
harga r sebesar 0,5. Kriteria reliabel instrumen yaitu, suatu soal disebut reliabel
bila harga r lebih besar daripada r tabel untuk n=20 yaitu 0,444, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa lembar observasi ranah afektif penelitian ini reliabel.
Perhitungan reliabilitas lembar observasi ranah afektif dapat dilihat pada
Lampiran 31.
3.6.4 Angket
3.6.4.1 Validitas
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan
pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi SETS pada kompetensi terkait
kelarutan dan hasil kali kelarutan. Validitas angket ini diukur berdasarkan
construct validity dengan pertimbangan ahli (expert judgment). Para ahli diminta
pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli dalam penelitian ini
adalah dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.
Validator menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi
(skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Kemudian jumlahnya dikonsultasikan
dengan Tabel 3.15 untuk menentukan kriteria kelayakan media.
55
Tabel 3.15 Rentang dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Lembar Angket
Rentang Kriteria kualitatif
26 ≤ skor ≤ 32 Sangat layak
20 ≤ skor ≤ 25 Layak
14 ≤ skor ≤ 19 Kurang Layak
8 ≤ skor ≤ 13 Tidak Layak
Berdasarkan perhitungan validitas lembar angket diperoleh hasil seperti Tabel
3.16.
Tabel 3.16 Validitas Lembar Angket
Jumlah Skor Kriteria
Validator I 30 Sangat layak
Validator II 27 Sangat layak
Hasil tersebut menunjukkan bahwa lembar angket dapat digunakan untuk
penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria sangat layak. Hasil
validasi dapat dilihat pada Lampiran 36.
3.6.4.2 Reliabilitas
Reliabilitas lembar angket diukur menggunakan rumus Alpha-Cronbach
(Arikunto, 2006:196). Rumus yang dipakai adalah:
r11 =
2
2
11
t
b
k
k
Keterangan :
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = Jumlah variansi skor butir
2
t = Variansi total
56
Perhitungan reliabilitas instrument angket dengan n = 20 dan taraf nyata α
= 5% diperoleh rtabel = 0,444 dari daftar kritik r product moment. Hasil
perhitungan diperoleh rxx = 0,5 maka instrumen angket dinyatakan reliabel.
Perhitungan reliabilitas lembar angket dapat dilihat pada Lampiran 33.
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Awal
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak dan untuk penentuan kelas eksperimen dan kontrol. Data yang diolah
untuk uji normalitas diambil dari data nilai hasil ulangan tengah semester II kelas
XI IPA tahun ajaran 2014/2015.
Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:
i
k
i
ii
e
eo
1
2
2
)(
dengan: 2 = harga chi-kuadrat
oi = frekuensi observasi
ei = frekuensi harapan.
Kriteria keputusan jika nilai 2 hitung <
2 tabel dengan taraf signifikan ( ) = 1%
dan derajat kebebasan (dk)= k-3 (k=banyaknya kelompok) maka data terdistribusi
normal (Sudjana, 2002: 273).
57
3.7.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah variansi
data yang akan dianalisis sama atau tidak.
Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:
terkecilvarians
terbesarvarianshitungF
Kriteria pengujian sebagai berikut:
1) jika harga Fhitung < F1/2α(nb-1)(nk-1) dengan (s12 = s2
2) berarti kedua kelas
mempunyai varians tidak berbeda sehingga diuji dengan rumus t.
2) jika harga Fhitung > F1/2α(nb-1)(nk-1) dengan (s12 ≠ s2
2 ) berarti kedua kelas
mempunyai varians berbeda sehingga diuji dengan rumus t’.
Peluang yang digunakan adalah ½ α (α = 5 %), dk untuk pembilang= n1 – 1 dan
dk untuk penyebut = n2 – 1 (Sudjana, 2002: 250)
3.7.2 Analisis Data Akhir
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua
kelompok terdistribusi normal atau tidak.
Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2)
dengan rumus:
χ2 = (Sudjana, 2002:273)
Keterangan:
χ2 = chi kuadrat
2
1
k
i i
ii
E
EO
58
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi harapan
K = banyaknya kelas interval
Kriteria keputusan jika nilai 2 hitung <
2 tabel dengan taraf signifikan ( ) =
0,05 dan derajat kebebasan (dk)= k-3 (k=banyaknya kelompok) maka data
terdistribusi normal.
3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah variansi
data yang akan dianalisis homogen atau tidak.
Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:
terkecilvarians
terbesarvarianshitungF
Kriteria pengujian sebagai berikut:
1) jika harga Fhitung < F1/2α(nb-1)(nk-1) dengan (s12 = s2
2) berarti kedua kelas
mempunyai varians tidak berbeda sehingga diuji dengan rumus t.
2) jika harga Fhitung > F1/2α(nb-1)(nk-1) dengan (s12 ≠ s2
2 ) berarti kedua kelas
mempunyai varians berbeda sehingga diuji dengan rumus t’.
Peluang yang digunakan adalah ½ α (α = 5 %), dk untuk pembilang= n1 – 1
dan dk untuk penyebut = n2 – 1 (Sudjana, 2002: 250)
3.7.2.3 Uji Hipotesis
3.7.2.3.1 Uji Perbedaan Dua Pihak
Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan ketercapaian
kompetensi dasar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
59
Uji t dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians antara kelompok yaitu:
(1) jika varians kedua kelas sama, maka rumus yang digunakan adalah:
dengan
dk = n1 + n2 -2
Keterangan :
Rata-rata nilai kelas eksperimen
Rata-rata nilai kelas kontrol
Varians nilai-nilai kelas tes eksperimen
Varians nilai-nilai kelas tes kontrol
n1= Jumlah anggota kelas eksperimen
n2= Jumlah anggota kelas kontrol
S2 = Varians gabungan
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a) Jika -t(1-α)(n1+n2-2) <thitung<t(1-α)(n1+n2-2) hal ini berarti tidak terdapat perbedaan
ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol.
b) Jika -t(1-α)(n1+n2-2)< thitungt(1-)(n1+n2-2) hal ini berarti terdapat perbedaan
ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol (Sudjana, 2002:239-240).
(2) jika varians kedua kelas tidak sama, maka rumus yang digunakan adalah
t’hitung = 2
2
21
2
1
21
// nsns
XX
21
21
11
nns
xxt
2
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
snsns
1x
2x
2
1s
2
2s
60
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
a) Jika -21
2211
ww
twtw
< t’ <
21
2211
ww
twtw
hal ini berarti tidak terdapat perbedaan
ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol
b) Jika -21
2211
ww
twtw
< t
’
21
2211
ww
twtw
hal ini berarti terdapat perbedaan
ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol.
dengan
dan
( )( ) dan ( )( )
Keterangan :
X 1 = Rata-rata postes kelas eksperimen.
X 2 = Rata-rata postes kelas kontrol.
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen.
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol.
s1 = Simpangan baku kelas eksperimen.
s2 = Simpangan baku kelas kontrol.
3.7.2.4 Analisis Data Keterampilan Proses Sains Siswa
3.7.2.4.1 Uji Pengaruh Antar Dua Variabel
Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan pendekatan
proses bervisi SETS terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA N 1
Kradenan. Uji ini pada prakteknya membandingkan nilai keterampilan proses
siswa di kelas eksperimen dan nilai keterampilan proses siswa di kelas kontrol
61
untuk melihat adakah pengaruh pemberian perlakuan pendekatan proses bervisi
SETS dalam pembelajaran. Pengujian ini akan menggunakan rumus korelasi
product-moment (Arikunto, 2006:275).
∑ (∑ ) (∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
= Jumlah pasangan data
= Nilai keterampilan proses sains kelas eksperimen
= Nilai keterampilan proses sains kelas kontrol
Indeks yang didapat kemudian akan diinterpretasikan dengan tabel
menggunakan Tabel 3.17.
Tabel 3.17 Interpretasi Nilai (Arikunto, 2006:276)
Besarnya nilai Interpretasi
0,8 ≤ ≤ 1,00 Tinggi
0,6 ≤ < 0,8 Cukup
0,4 ≤ < 0,6 Agak Rendah
0,2 ≤ < 0,4 Rendah
0,0 ≤ < 0,2 Sangat Rendah
Apabila diperoleh angka negatif, berarti menunjukkan bahwa pengaruh
pembelajaran pendekatan proses bervisi SETS berpengaruh negatif terhadap
keterampilan proses sains siswa dan interpretasinya adalah kebalikan dari tabel
diatas (Arikunto, 2006:276). Pada penelitian ini diharapkan pendekatan proses
bervisi SETS dapat memberikan pengaruh lebih besar atau sama dengan 0,4.
3.7.2.4.2 Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah koefisien yang menyatakan berapa persen (%)
besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini
adalah pengaruh penerapan pendekatan proses bervisi SETS terhadap
62
keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA N 1 Kradenan. Rumus yang
digunakan:
KD = ( )
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi
= koefisien korelasi produk momen (Sudjana, 2005).
3.7.2.4.3 Perhitungan N-Gain
Melter dalam Hernani et al. (2009) perhitungan N-Gain digunakan untuk
mengukur perkembangan hasil belajar siswa, dalam hal ini keterampilan proses
sains siswa, dengan rumus:
N-Gain = ( - )
( - )
Dengan tingkat pencapaian harga N-Gain sebagai berikut:
0,00 – 0,29 = kategori rendah
0,30 – 0,69 = kategori sedang
0,70 – 1,00 = kategori pencapaian tinggi
3.7.2.5 Analisis Data Ranah Afektif Siswa
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui nilai hasil belajar afektif dikelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Kriteria penilaian ditampilkan pada Tabel 3.18. Untuk menentukan skor siswa
menggunakan rumus sebagai berikut:
63
Tabel 3.18 Kriteria Skor Afektif Siswa
Nilai Kategori
28 ≤ skor ≤ 32
23 ≤ skor ≤ 27
18 ≤ skor ≤ 22
13 ≤ skor ≤ 17
8 ≤ skor ≤ 12
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Tiap aspek dari penilaian afektif dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai
tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu:
Tiap aspek dalam penilaian afektif dikategorikan sesuai Tabel 3.19 berikut:
Tabel 3.19 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Penilaian Afektif
Rata-rata nilai tiap aspek Kategori
3,4 < Nilai ≤ 4,0
2,8 < Nilai ≤ 3,4
2,7 < Nilai ≤ 2,8
1,6 < Nilai ≤ 2,2
1,0 < Nilai ≤ 1,6
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
3.7.2.6 Analisis Deskriptif terhadap Hasil Angket
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui respon siswa baik dikelas eksperimen. Adapun penskoran untuk
masing-masing butir seperti pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20 Penskoran Tiap Butir Angket
Pernyataan SS S TS STS
Skor Jawaban 4 3 2 1
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
64
Kriteria penilaian ditampilkan pada Tabel 3.21. Untuk menentukan skor
siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 3.21 Kriteria Skor Total Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Nilai tiap Aspek Kategori
40 ≤ skor ≤ 48
30 ≤ skor ≤ 39
21 ≤ skor ≤ 29
12 ≤ skor ≤ 20
Sangat Berkesan
Berkesan
Cukup Berkesan
Tidak Berkesan
Pembelajaran disimpulkan berkesan positif kepada siswa jika setidaknya ada 22
siswa yang interpretasi skor angketnya menyatakan sangat berkesan dan berkesan.
Tiap aspek dari data respon siswa dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai
tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu:
Dari tiap aspek dalam penilaian respon siswa terhadap pembelajaran
dikategorikan sesuai kategori yang ditampilkan dalam Tabel 3.22 berikut:
Tabel 3.22 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Respon Siswa
Rata-rata nilai tiap aspek Kategori
3,4 < Nilai ≤ 4,0
2,8 < Nilai ≤ 3,4
2,7 < Nilai ≤ 2,8
1,6 < Nilai ≤ 2,2
1,0 < Nilai ≤ 1,6
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
116
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan proses bervisi
SETS berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains siswa
dengan indeks rxy sebesar 0,2. Besarnya pengaruh pendekatan proses
bervisi SETS terhadap keterampilan proses sains siswa sebesar 4%.
2. Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran kimia
dengan menggunakan pendekatan proses bervisi SETS dengan 25 siswa
menyatakan pembelajaran sangat berkesan dan 13 siswa menyatakan
pembelajaran berkesan.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan terkait penelitian ini sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan proses
bervisi SETS agar dapat digunakan sebagai alternatif untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan juga ketercapaian
kompetensi dasar ranah kognitif.
2. Guru agar lebih kreatif dalam memilih materi-materi apa saja yang dapat
disampaikan dengan pendekatan proses bervisi SETS.
117
3. Perbaikan pada lembar petunjuk praktikum pada bagian pendahuluan/
artikel dan ditambah dengan petunjuk pengisian lembar petunjuk
praktikum yang lebih spesifik.
4. Pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi SETS harus memiliki
aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang lebih variatif dapat
mengakomodasi semua tipe gaya belajar siswa sehingga hasil yang
didapatkan lebih maksimal.
5. Perlu penilaian keterampilan proses sains dari sisi ranah psikomotorik.
6. Perlu penelitian lebih lanjut apakah pendekatan proses bervisi SETS
dapat meningkatkan literasi sains siswa.
118
DAFTAR PUSTAKA
Abungu, H.E., M.I.O. Okere, S.W. Wachanga. 2014. The effect of science process
skills teaching approach on secondary school students’ achievement in
chemistry in Nyando District, Kenya. Journal of Educational and Social
Research MCSER Publishing, Rome-Italy Vol. 4 No.6
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Binadja, Achmad. 1999. Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks
Kehidupan dan Pendidikan yang Ada. Makalah disajikan dalam Seminar
Lokakarya Pendidikan SETS, kerjasama antara SEAMO RECSAM dan
Unnes 14 – 15 Desember 1999
Binadja, Achmad. 2005a. Pedoman Praktis Pengembangan Rencana
Pembelajaran Berdasar Kurikulum 2004 Bevisi dan Berpendekatan SETS
(Science, Environment, Technology, Society) atau (Sains, Lingkungan,
Teknologi, dan Masyarakat). Laboratorium SETS Universitas Negeri
Semarang
Binadja, Achmad. 2005b. Pedoman Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Bervisi dan Berpendekatan SETS (Science, Environment,
Technology, Society) atau (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat).
Laboratorium SETS Universitas Negeri Semarang
Binadja, Achmad. 2005c. Pedoman Praktis Pengembangan Silabus Pembelajaran
Berdasar KBK Bervisi dan Berpendekatan SETS (Science, Environment,
Technology, Society) atau (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat).
Laboratorium SETS Universitas Negeri Semarang
Binadja, Achmad. 2005d. Pedoman Pengembangan Bahan Pembelajaran Bervisi
dan Berpendekatan SETS (Science, Environment, Technology, Society) atau
(Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat). Laboratorium SETS
Universitas Negeri Semarang
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga
Dewi, R.S. 2011. Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap
keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Fatmawati, Baiq. 2013. Menilai Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Metode
Pembelajaran Pengamatan Langsung, disampaikan di Seminar Nasional X
Pendidikan Biologi FKIP UNS
119
Finley, F. N. 1983. Science processes. Journal Of Research In Science Teaching
20(1):47-54
Frederick, A.D. 2014. Why the Process Approach to Learning Matters So Much.
Online. Tersedia di http://www.dawnpub.com/why-the-process-approach-
to-learning-matters-so-much/ diakses pada 06-02-2015
Gusti. 2010. Makalah Pendekatan CBSA, Pendekatan Proses, Pendekatan
Konsep, Pendekatan Deduktif, dan Pendekatan Induktif. Online. Tersedia di
http://gendingkeren.blogspot.com/2010/04/makalah-pendekatan-cbsa-
pendekatan.html Diakses pada 05-01-2015
Handayani, D.F. 2011. Meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui
pendekatan keterampilan proses pada konsep laju reaksi. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Holil, A. 2008. Keterampilan Proses. Online. Tersedia di
http://www.ukessays.com/essay/education/keterampilan-proses.php diakses
pada 05-01-2015
Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
Kan L.T & N.M Siew. 2014. Effects of outdoor school ground lessons on
students’ science process skills and scientific curiosity. Journal of
Education and Learning; Vol. 3, No. 4; 2014
Karamustafaoğlu, Sevilay. 2011. Improving the science process skills ability of
science student teachers using i diagrams. Eurasian J. Phys. Chem. Educ.
3(1):26-38, 2011
Kirch, S.A. 2007. Re/production of science process skills and a scientific ethos in
an early childhood classroom. Cult Stud of Sci Educ (2007) 2:785–845
Masterton, W.L., C.N. Hurley., E.J. Neth. 2012. Chemistry: Principels and
Reactions 7th
edition. USA: Brooks/Cole Cengage Learning
Morrison, J.A. & J.C. Estes. 2007. Using scientist and real-world scenario in
professional development for middle school science teacher. Journal of
Science Teacher Education. 18 (2): 165-184
Mulyasa, E. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Munib, A. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan
MKU & MKDK LP3 Unnes
120
Nay, M.A. 1971. A process approach to teaching science. Science Education. 55
(2): 197-207
Padilla, M.J. 1990. The science process skill. Research Matters - to the Science
Teacher No 9004 tersedia di
http://www.educ.sfu.ca/narstsite/publications/research/skill.htm diakses
pada 05-01-2015
Pratama, PW & KI Supardi. 2014. Implementasi local material experiment untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Chemistry in Education CiE
3 (1) (2014)
Priyanti, N.E.. 2009. Peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan
keterampilan proses sains berorientasi problem-based instruction. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.1, hlm 391-399
Rochman, F. 2010. Efektifitas pembelajaran sains dengan pendekatan
keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII Mts N 1
Semarang pada materi pokok kalor. Skripsi. Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Rustaman, N.R. 2009. Asesmen Pendidikan IPA . Online.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197
9032-NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pendidikan_IPA.pdf diakses
pada 06-02-2015
Saptorini. 2013. Strategi Pembelajaran Kimia. Semarang: Unnes
Siahaan, P. & I. Suyana. 2010. Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains.
Disampaikan dalam pelatihan guru MIPA Papua Barat. Online, tersedia di
Hakikat Sains
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195803011980
021-PARSAORAN_SIAHAAN/Makalah-
Modul/Pelatihan_Guru_MIPA_Papua_Barat-11-
15_Januari_2010/HAKIKAT_SAINS_DAN_Pembelajaran_IPAx.pdf
diakses pada 06-02 2015
Sigit, N. 2008. Keberkesanan pembelajaran kimia materi ikatan kimia bervisi sets
pada hasil belajar siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2 (2), hlm 256-
262
Soeprodjo. 2014. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Semarang: Unnes
Sudjana. 2002. Metode Statistika (Ed ke-6). Bandung: Tarsito.
Sudjiono, A. 2010. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.
121
Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sukron, M.B. 2005. Pengembangan model pembelajaran konstruktivis untuk
meningkatkan keterampilan proses sains. Widya Tama, Vol.2 No.4,
Desember 2005, hal 26
Supardi, K.I.& G. Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II. Semarang: UPT Unnes
Press
Supasorn, S. & S. Waengchin. 2014. Development of grade 8 students’ learning
achievement on chemical reaction by using scientific investigation learning
activities. Procedia Social and Behavioural Sciences, 116, 744-749
Torop, W. 1971. Pupil Achievement in Science A Process Approach-Part E.
Paper Presented At The Annual Meeting Of The National Association For
Research In Science Teaching ( 44th, Chicago, Illois, April 1971)
Wright, T. 2001. Karen in motion the role of physical enactment in developing an
understanding of distance, time, and speed. The Journal of Mathematical
Behavior. 20 (2): 145-162.
Yoruk, N. 2009. The effect of science, technology, society and environment (stse)
education on student’s career planning. Education Review.
Yörük, N., I. Morgil., N. Seçken. 2010. The effects of science, technology,
society, environment (stse) interactions on teaching chemistry. Natural
Science 2 (2010) 1417-1424
122
SILABUS UNTUK MATA PELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
MATA PELAJARAN : KIMIA
JENJANG : SMA DAN MA
KELAS/SEMESTER : XI/II
KELOMPOK : BERVISI SETS
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
KOMPETE
NSI DASAR INDIKATOR
MATER
I
POKOK
PENGALAMAN BELAJAR
ASPEK/BE
NTUK
PENILAIA
N
ALOKAS
I
WAKTU
SARANA/SU
MBER
BELAJAR
PRODUK
BELAJAR
4.6
Mempredi
ksi
terbentuk
nya
endapan
dari suatu
reaksi
berdasark
an prinsip
kelarutan
dan hasil
kali
kelarutan
o Menjelaskan
pengertian
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan
o Menjelaskan
kesetimbangan
dalam larutan
jenuh atau
larutan garam
yang sukar
larut.
o Menuliskan
ungkapan
berbagai Ksp
elektrolit yang
sukar larut
dalam air.
kelarutan
dan hasil
kali
kelarutan
Siswa diberikan pertanyaan/
permasalahan
Siswa mengumpulkan informasi
yang relevan dengan
permasalahan yang
dikemukakan oleh guru
Siswa membuat jawaban
sementara (hipotesis)
Siswa melakukan percobaan
kelarutan garam/ion-ion
menggunakan bahan obat maag
(Mg(OH)2)
Siswa mengolah dan
menganalisis data hasil
percobaan
Siswa merumuskan dan
menyusun kesimpulan hasil
percobaan atau praktikum
Tes Tertulis
Tugas
Individu,
mengumpul
kan
informasi
dan
menganalisi
s penerapan
sains dalam
bidang
teknologi
beserta
dampak
yang
ditimbulkan
ditinjau dari
segi
12 jam
pelajaran Buku kimia
yang
terdapat
informasi
kelarutan
dan hasil
kali
kelarutan
Lembar
petunjuk
praktikum
siswa
Lembar
Kerja Siswa
Bahan dan
alat untuk
praktikum
Internet
Sumber Daya
Manusia
a. Siswa mampu
menemukan
sendiri konsep
kelarutan dan hasil
kali kelarutan
(Ksp)
b. Siswa mampu
menganalisis
keterkaitan
hubungan materi
kelarutan dan hasl
kali kelarutan
dengan elemen-
elemen dalam
SETS
c. Siswa dapat
Lampiran 1
123
o Menghubungka
n tetapan hasil
kali kelarutan
dengan tingkat
kelarutan atau
pengendapannn
ya
o Menghitung
kelarutan suatu
elektrolit yang
sukar larut
berdasarkan
data harga Ksp
atau sebaliknya.
o Melakukan
percobaan
kelarutan
garam/ion-ion
o Menganalisis
dan
menyimpulkan
(inferensi)
hasil
percobaan
o Menganalisis
dan
menginterpret
asi penerapan
sains kelarutan
dan hasil kali
Siswa secara berkelompok
menganalisis penerapan sains
kelarutan garam/ion-ion pada
topik obat maag dalam bidang
teknologi, dan dampaknya
terhadap lingkungan dan
masyarakat
Siswa mengemukakan informasi
dan melakukan diskusi hasil
percobaan dan hasil analisis
keterkaitan antar unsur SETS di
depan kelas
Siswa menarik kesimpulan hasil
diskusi kelas
lingkungan
dan
masyarakat
( batu
ginjal,
stalagtit dan
stalagmit,
pembuktian
sidik jari,
warna hijau
di sekitar
kuning
telur,
fotografi)
Tugas
Kelompok
Uji
Kognitif
mengukur
keterampila
n proses
sains pada
materi
kelarutan
dan hasil
kali
kelarutan
berpendeka
tan proses
bervisi
menumbuhkan dan
mengembangkan
keterampilan
proses sains dalam
diri siswa untuk
diterapkan dalam
menghadapi
fenomena
kehidupan sehari-
hari
Non Sumber Daya
Manusia
a. Lembar jawaban
pre test dan post
test untuk
mengukur
keterampilan
proses sains siswa
dan hasil belajar
siswa
b. Hasil observasi
selama siswa
melaksanakan
praktikum
c. Laporan praktikum
d. Kumpulan hasil
diskusi dan analisa
keterkaitan
penerapan
kelarutan dan hasil
kali kelarutan
124
kelarutan pada
topik obat
maag dalam
bidang
teknologi
beserta
dampaknya
ditinjau dari
segi
lingkungan
dan
masyarakat
SETS
Uji
psikomotori
k
keterampila
n proses
sains dalam
melakukan
diskusi dan
praktikum
kelarutan
dan hasil
kali
kelarutan
Uji afektif
siswa
selama
pembelajar
an
berlangsun
g
Laporan
tertulis
dalam bidang
teknologi dan
implikasinya pada
lingkungan dan
masyarakat
(konteks SETS)
o Menjelaskan
pengaruh
penambahan ion
senama dalam
larutan
o Melakukan
percobaan
pengaruh ion
senama
terhadap
kelarutan
o Menganalisis
dan
menyimpulkan
(inferensi)
hasil
percobaan
o Menganalisis
Pengaruh
ion
senama
terhadap
kelarutan
Siswa diberikan pertanyaan/
permasalahan yaitu kesadahan
air
Siswa mengumpulkan informasi
yang relevan dengan
permasalahan yang
dikemukakan oleh guru
Siswa membuat jawaban
sementara (hipotesis)
Siswa membuat rancangan
percobaan untuk mengatasi
kesadahan air
Siswa melakukan percobaan
untuk menguji kelarutan
Ca(OH)2 dalam larutan CaCl2
dan percobaan untuk mengatasi
kesadahan air
Siswa mengolah dan
125
dan
menginterpret
asi penerapan
sains pengaruh
ion terhadap
kelarutan pada
topik
kesadahan air
dalam bidang
teknologi dan
dampaknya
terhadap
lingkungan
dan
masyarakat
menganalisis data hasil
percobaan
Siswa merumuskan dan
menyusun kesimpulan hasil
percobaan atau praktikum
Siswa secara berkelompok
menganalisis penerapan sains
pengaruh ion senama terhadap
kelarutan pada topik kesadahan
air dalam bidang teknologi, dan
dampaknya terhadap lingkungan
dan masyarakat
Siswa mengemukakan informasi
dan melakukan diskusi hasil
percobaan dan hasil analisis
keterkaitan antar unsur SETS di
depan kelas
Siswa menarik kesimpulan hasil
diskusi kelas
o Menentukan pH
larutan dari
harga Kspnya
dan
mengevaluasi
hasilnya
o Melakukan
percobaan
pengaruh pH
terhadap
kelarutan
Pengaruh
pH
terhadap
kelarutan
Siswa diberikan pertanyaan/
permasalahan mengenai
penambahan senyawa flouride
dalam pasta gigi
Siswa mengumpulkan informasi
yang relevan dengan
permasalahan yang
dikemukakan oleh guru
Siswa membuat jawaban
sementara (hipotesis)
Siswa merancang percobaan
126
o Menganalisis
dan
menyimpulkan
(inferensi)
hasil
percobaan
o Menganalisis
dan
menginterpret
asi penerapan
sains pengaruh
pH terhadap
kelarutan pada
topik
penambahan
senyawa
flouride dalam
pasta gigi
dalam bidang
teknologi dan
dampaknya
terhadap
lingkungan
dan
masyarakat
untuk menyelidiki pengaruh
penambahan senyawa flouride
dalam pasta gigi
Siswa melakukan percobaan
yang sudah mereka rancang
Siswa mengolah dan
menganalisis data hasil
percobaan
Siswa merumuskan dan
menyusun kesimpulan hasil
percobaan atau praktikum
Siswa secara berkelompok
menganalisis penerapan sains
pengaruh pH terhadap kelarutan
pada topik penambahan senyawa
flouride dalam pasta gigi dalam
bidang teknologi, dan
dampaknya terhadap lingkungan
dan masyarakat
Siswa mengemukakan informasi
dan melakukan diskusi hasil
percobaan dan hasil analisis
keterkaitan antar unsur SETS di
depan kelas
Siswa menarik kesimpulan hasil
diskusi kelas
o Memperkirakan
terbentuknya
endapan
berdasarkan
Reaksi
Pengend
apan
Siswa diberikan pertanyaan/
permasalahan yakni kualitas
garam Indonesia yang masih
rendah
127
harga Ksp dan
mengevaluasi
hasilnya
o Melakukan
percobaan
reaksi
pengendapan
o Menganalisis
dan
menyimpulkan
(inferensi)
hasil
percobaan
o Menganalisis
dan
menginterpret
asi penerapan
sains reaksi
pengendapan
tentang reaksi
pemurnian
garam dalam
bidang
teknologi dan
dampaknya
terhadap
lingkungan
dan
masyarakat
Siswa mengumpulkan informasi
yang relevan dengan
permasalahan yang
dikemukakan oleh guru
Siswa membuat jawaban
sementara (hipotesis)
Siswa secara berkelompok
merancang rencana untuk
mengatasi masalah kualitas
garam
Siswa secara berkelompok
mempresentasikan rencana
kelompok masing-masing untuk
mengatasi masalah tersebut dan
keterkaitan antar unsur SETS di
depan kelas
Siswa secara berkelompok
menganalisis penerapan sains
reaksi pengendapan pada topik
pemurnian garam krosok dalam
bidang teknologi, dan
dampaknya terhadap lingkungan
dan masyarakat
Siswa menarik kesimpulan hasil
diskusi kelas
128
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi:
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar:
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator:
1. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan
2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar
larut.
3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.
4. Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan.
5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga
Ksp atau sebaliknya.
Indikator tambahan
6. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan
7. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains dalam materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan dalam bidang teknologi beserta dampaknya ditinjau dari
segi lingkungan dan masyarakat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara mandiri dapat mengetahui gambaran terhadap materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan dengan mengerjakan soal-soal
3. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS
Metode : Diskusi dan tanya jawab
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan apersepsi mengenai manfaat
belajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
dalam konsep SETS
10 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi
1. Guru membagikan kertas soal pre test kepada
70 menit
Lampiran 2
129
siswa.
2. Siswa diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan
soal tersebut.
3. Guru mengawasi jalannya pre-test
4. Siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban
Elaborasi
5. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, satu
kelompok terdiri dari 5 orang
6. Guru menjelaskan aturan main selama
pembelajaran kedepannya
7. Guru membagikan lembar kerja tugas akhir
8. Guru menginformasikan kepada siswa tentang
tugas akhir yang akan dilaksanakan di
pertemuan terakhir sebelum ulangan, yaitu
merancang percobaan pemurnian garam
krosok dan akan dipresentasikan didepan
kelas
Konfirmasi
9. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mencari informasi terkait komposisi obat
maag.
Penutup 1. Guru memberi tugas kelompok untuk membawa
obat maag untuk pertemuan selanjutnya
2. Guru menutup kelas dengan salam
10 menit
4. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat dan Bahan
- Soal pre-test, lembar jawaban
Sumber Rujukan
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang obat maag dan batu gamping
- Berita surat kabar
5. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa termotivasi untuk giat belajar saat mengetahui manfaat belajar kelarutan
dan hasil kali kelarutan
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Jawaban pre-test siswa
130
6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan kuis singkat tentang manfaat belajar kelarutan dan
hasil kali kelarutan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung
7. PENANGGUNG JAWAB
131
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi:
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar:
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator:
1. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan
2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar
larut.
3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.
4. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannnya.
5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga
Ksp atau sebaliknya.
Indikator tambahan
6. Melakukan percobaan kelarutan garam/ion-ion
7. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan
8. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains kelarutan dan hasil kali
kelarutan pada topik obat maag dalam bidang teknologi beserta dampaknya
ditinjau dari segi lingkungan dan masyarakat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian dari kelarutan setelah
melaksanakan praktikum
2. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan setelah
melaksanakan praktikum
3. Siswa dapat membedakan larutan jenuh, tak jenuh dan belum jenuh setelah
melakukan percobaan secara berkelompok
4. Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan dalam larutan jenuh dan
garam yang sukar larut melalui diskusi kelas
5. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan setelah
melaksanakan praktikum
6. Siswa secara mandiri dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang
sukar larut dalam air setelah melakukan diskusi kelas
132
7. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan hubungan tingkat kelarutan suatu
senyawa dengan harga Ksp dari senyawa tersebut setelah melakukan diskusi
kelas
8. Siswa secara mandiri dapat menghitung kelarutan suatu senyawa elektrolit sukar
larut berdasarkan harga Ksp atau sebaliknya setelah diskusi kelas
9. Siswa secara mandiri dalam kelompok dapat melakukan percobaan kelarutan
garam dan ion-ion setelah membaca lembar petunjuk praktikum
10. Siswa dapat secara mandiri dalam kelompok menganalisis dan menyimpulkan
hasil percobaan setelah menjawab soal-soal dalam lembar kerja petunjuk
praktikum dalam diskusi kelompok
11. Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains kelarutan dan
hasil kali kelarutan pada topik obat maag dalam bidang teknologi beserta
dampaknya ditinjau dari segi lingkungan dan masyarakat dalam diskusi
kelompok
3. ANALISIS MATERI
1. a. Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
tertentu pelarut. Misal, jika sejumlah AgCl dilarutkan ke dalam air dan ada
sebagian yang tidak larut, maka larutan yang dihasilkan merupakan larutan
jenuh. Bila ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan lagi sedikit AgCl maka
AgCl yang ditambahkan tidak bisa melarut. Konsentrasi zat terlarut di dalam
larutan jenuh dinyatakan sebagai kelarutannya. Kelarutan dinyatakan dalam
mol L-1
atau gram L-1
.
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kelarutan
1. Suhu
Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi, bila suhu dinaikkan. Adanya
panas mengakibatkan semakin renggangnya jarak antarmolekul zat padat,
sehingga kekuatan gaya antarmolekul semakin lemah dan mudah terlepas
oleh gaya tarik dari molekul-molekul air.
2. Jenis pelarut
a. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar.
Sesuai prinsip like disolved like, senyawa polar mudah larut dalam pelarut
polar. Misal: Garam dapur, gula, alkohol, dan semua asam merupakan
senyawa polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar misal air.
b. Senyawa non-polar mudah larut dalam pelarut non-polar
Misal: lemak mudah larut dalam minyak.
3. Tekanan
Tekanan mempengaruhi kelarutan, jika zat terlarutnya gas. Semakin rendah
tekanan, semakin kecil kelarutan. Misal, kelarutan gas CO2dalamminuman
soda.
2. Kesetimbangan dalam Larutan Jenuh
Kesetimbangan kelarutan adalah sistem kesetimbangan yang menyangkut
kelarutan zat-zat elektrolit yang sukar larut. Di dalam larutan jenuh terjadi
133
kesetimbangan antara padatan dengan ion-ion hasil disosiasinya. Contoh
suatu kesetimbangan kelarutan dari garam barium sulfat, BaSO4dalam air.
BaSO4(s) BaSO4(aq) Ba2+
(aq) + SO42-
(aq)
BaSO4(s) Ba2+
(aq) + SO42-
(aq)
, - [
]
, -
3. Tetapan hasil kali kelarutan adalah tetapan kesetimbangan garam atau basa yang
sukar larut. Harga tetapan hasil kali kelarutan sama dengan konsentrasi ion-ion
dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefisien. Dalam suatu larutan jenuh dari zat elektrolit
yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut
dengan ion-ion yang terlarut. Secara umum, persamaan kesetimbangan untuk
larutan garam AmBn yang sedikit larut yaitu :
AmBn(s) m An+
(aq)+ n Bm-
(aq)
, - , -
, -
, - , - , -
Ksp = , - , -
Misal:
a. Elektrolit biner
AB(s) A+
(aq) + B-(aq)
Apabila kelarutan AB = s mol/L, maka:
AB(s) A+
(aq) + B-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
= s . s = s2
b. Elektrolit terner
AB2(s) A2+
(aq) + 2 B-(aq)
s s 2s
Ksp = , - , -
= s . (2s)2 = 4 s
3
c. Elektrolit kwartener
AB3(s) A3+
(aq) + 3 B-(aq)
s s 3s
Ksp = , - , -
= s . (3s)3 = 27 s
4
4. Hubungan Ksp dengan Kelarutan
Hubungan antara kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan dapat dijelaskan sebagai
berikut : Untuk padatan AxBy yang berada dalam kesetimbangan dengan ion-ion
hasil disosiasinya dalam larutan jenuhnya, berlaku :
AxBy (s) x Ay+
(aq) + y Bx-
(aq)
134
s M x s M y s M
Ksp = , - , -
Ksp = (x s)x . (y s)
y
Ksp = xx. y
y . s
(x+y)
√
a. Elektrolit biner, Ksp = s2
√
b. Elektrolit tersier, Ksp = 4s3
√
c. Elektrolit kuartener, Ksp = 27 s4
√
Besarnya kosentrasi ion-ion zat elektrolit yang sukar larut dalam air ditentukan
oleh kelarutannya, sehingga semakin besar harga Ksp suatu zat, semakin besar
pula kelarutan zat tersebut dalam air. Sebaliknya, semakin kecil harga Ksp suatu
zat, semakin kecil pula kelarutan zat tersebut dalam air. Contoh :
Mg(OH)2(s) Mg2+
(aq) + 2 OH-(aq)
s s 2s
Ksp = , - , -
= s. (2s)2= 4s
3
√
√
5. Menghitung Kelarutan dari Ksp
Kelarutan dapat dicari dari harga Ksp, dan sebaliknya harga Ksp dapat dicari
dari data kelarutan. Misal :
Jika Ksp Ag2S = 4 x 10-12
, berapakah harga kelarutan (s) dari Ag2S ?
Ag2S 2 Ag2+
+ S2-
s 2s s
Ksp = , - , -
4 x 10-12
= (2s)2 (s)
4 x 10-12
= 4s3
√
s = 10-4
mol/L
135
6. Obat maag dalam konteks SETS
Senyawa yang terkandung didalam antasida, misal, Al(OH)3, Mg(CO3)2 dan
Mg(OH)2 merupakan garam dan basa yang sukar larut dalam air (sains). Prinsip
kerja antasida yaitu menetralkan kelebihan asam lambung (teknologi). Antasida
membantu masyarakat dalam mengobati sakit maag (masyarakat). Namun, jika
kelebihan Al(OH)3, dapat menyebabkan sembelit karena kation Al3+
mengikat
anion PO43-
yang terdapat dalam tubuh, sehingga membentuk endapan
alumunium fosfat (masyarakat). Mg(OH)2 dalam jumlah besar dapat
menyebabkan diare karena terbentuk MgSO4 yang dikenal sebagai obat
pencahar. Antasida menghasilkan sampah plastik kemasan obat, baik dalam
bentuk tablet maupun botol plastik (lingkungan).
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS
Metode :Praktikum
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
7 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
mengajukan pertanyaan tentang kelarutan
suatu senyawa, “apa yang akan terjadi jika kita
melarutkan satu sendok garam NaCl dan batu
gamping masing-masing kedalam gelas yang
berisi air, apakah akan larut? Bagaimana kalau
kita tambahkan terus-menerus masing-masing
zat kedalam gelas masing-masing?”
“Apa rumus kimia dari senyawa-senyawa dalam
obat maag? Bagaimana reaksi kesetimbangan
ion-ion senyawa tersebut dalam air?
Elaborasi
2. Guru meminta siswa berkumpul sesuai
kelompoknya
3. Guru membagikan lembar petunjuk praktikum
kepada setiap kelompok
4. Siswa melakukan percobaan kelarutan
garam/ion-ion menggunakan obat maag
(Mg(OH)2)sesuai panduan dalam lembar
petunjuk praktikum
5. Guru mengawasi jalannya praktikum dan
membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam melakukan praktikum
6. Siswa mengolah dan menganalisis data hasil
percobaan dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab siswa dalam
lembar petunjuk praktikum
73 menit
136
7. Siswa merumuskan dan menyusun
kesimpulan hasil percobaan atau praktikum
8. Siswa secara berkelompok
menganalisispenerapan sains kelarutan
garam/ion-ion pada topik obat maag dalam
bidang teknologi, dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat
9. Guru meminta salah satu kelompok untuk maju
kedepan mempresentasikan hasil
praktikumnya
10. Guru meminta satu kelompok yang lain untuk
maju ke depan mempresentasikan hasil
diskusi mengenai penerapan sains kelarutan
garam/ion-ion pada topik obat maag dalam
bidang teknologi, dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat
Konfirmasi
11. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
praktikum siswa dan hasil diskusi siswa untuk
meluruskan bagian-bagian penjelasan siswa
yang masih kurang lengkap
Penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil
diskusi kelas hari ini
2. Guru memberi tugas kepada siswa untuk
membuat laporan hasil praktikum dan
merapikan hasil diskusi hari ini
3. Guru memperkenalkan siswa mengenai topik
kesadahan air dan sekaligus membagikan
lembar kerja siswa 2
4. Guru menugaskan tiap kelompok untuk
merancang percobaan untuk mengatasi
kesadahan air yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup kelas dengan salam.
10 menit
5. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat dan Bahan
- Beaker glass, lumpang dan alu, batang pengaduk, spatula/ sendok plastik/
sendok logam, gelas ukur
- Aquades, obat maag merk “promag” tablet,
Sumber Rujukan
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang obat maag dan batu gamping
- Berita surat kabar
137
6. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan
garam yang sukar larut
- Siswa dapat menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat
kelarutannya
- Siswa dapat menuliskan ungkapan Ksp zat elektrolit yang larut dalam air
- Siswa dapat menghitung harga kelarutan dari data Ksp atau sebaliknya
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Laporan praktikum
- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan
masyarakat (konteks SETS)
7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan soal-soal tentang kesetimbangan kesetimbangan
dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut, menghubungkan
tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutannya, menuliskan
ungkapan Ksp zat elektrolit yang larut dalam air, menghitung harga
kelarutan dari data Ksp atau sebaliknya
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan
kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi
8. ALAT EVALUASI
a. Aspek Kognitif
1. Jelaskan pengertian kelarutan! Tuliskan satuan kelarutan ?
2. Tuliskan reaksi kesetimbangan dari garam CaSO4!
3. Tuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk garam Mg(OH)2 !
4. Jika kelarutan garam biner dalam air dinyatakan x mol/liter. Tuliskan Ksp dari
garam biner tersebut !
5. Jika konsentrasi Ca2+
dalam larutan jenuh CaF2= 2 x 10-4
mol/liter, maka berapa
hasil kali kelarutan CaF2?
6. Buatlah keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk topik obat maag!
138
b. Kunci jawaban
1. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut
atau larutan pada suhu tertentu. Misalkan, sejumlah AgCl dimasukkan ke dalam
air, ada sebagian yang tidak larut atau terdapat endapan. Ketika ditambahkan
lagi sedikit AgCl, ternyata AgCl sudah tidak dapat melarut lagi. Konsentrasi
maksimum AgCl yang dapat larut dinyatakan sebagai kelarutan. Satuan
kelarutan yaitu mol/liter.
2. CaSO4(s) Ca2+
(aq) + SO42-
(aq)
3. Mg(OH)2(s) Mg2+
(aq) + 2 OH-(aq)
s s 2s
Ksp = , - , -
= s. (2s)2= 4s
3
4. Misal garam biner AB
AB(s) A+
(aq) + B-(aq)
Apabila kelarutan AB = x mol/L, maka:
AB(s) A+
(aq) + B-(aq)
x x x
Ksp = , - , -
= x . x = x2
5. [Ca2+
] = 2 x 10-4
mol/liter
CaF2(s) Ca2+
(aq) + 2 F-(aq)
2 x 10-4
4 x 10-4
Ksp = , - , -
= (2 x 10-4
) (4 x 10-4
)2
= 3,2 x 10-11
139
6.
9. PENANGGUNG JAWAB
LINGKUNGAN
Menghasilkan sampah
plastik yang dapat
mencemari lingkungan
Daur ulang kemasan botol
obat maag, dapat
mengurangi pencemaran
dan volume sampah
MASYARAKAT
Membantu masyarakat
dalam mengobati sakit
maag.
Kelebihan Al(OH)3, dapat
menyebabkan sembelit
Mg(OH)2dalam jumlah
besar dapat menyebabkan
diare karena terbentuk
MgSO4
TEKNOLOGI
Menetralkan kelebihan asamlambung
SAINS
Kelarutan dan hasil kali
kelarutan
140
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 3
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator
1. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan
Indikator Tambahan
2. Melakukan percobaan pengaruh ion senama terhadap kelarutan
3. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan
4. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh penambahan ion
senama terhadap kelarutan pada topik kesadahan airdalam bidang teknologi dan
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat secara mandiri menjelaskan pengaruh penambahan ion senama
terhadap kelarutandalam diskusi kelompok
2. Siswa dapat secara mandiri dapat menghitung kelarutan zat dalam larutan yang
mengandung ion senama
3. Siswa secara mandiri dalam kelompok dapat melakukan percobaan yang
dirancang sendiri oleh siswa
4. Siswa dapat secara mandiri dalam kelompok menganalisis dan menyimpulkan
hasil percobaan setelah menjawab soal-soal dalam lembar kerja petunjuk
praktikum dalam diskusi kelompok
5. Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh
penambahan ion senama terhadap kelarutan pada topik kesadahan air dalam
bidang teknologi beserta dampaknya ditinjau dari segi lingkungan dan
masyarakat dalam diskusi kelompok
3. ANALISIS MATERI
1. (a) Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan
Suatu zat elektrolit umumnya lebih mudah larut dalam pelarut air murni
daripada dalam air yang mengandung salah satu ion dari elektrolit tersebut. Hal
ini sesuai dengan Asas Le Chatelier, sistem dalam keadaan setimbang
menanggapi peningkatan salah satu pereaksi dengan cara menggeser
kesetimbangan kearah pereaksi tersebut diberi aksi. Jika Ag2CrO4 dilarutkan
141
dalam larutan AgNO3, ternyata kelarutan Ag2CrO4dalam larutan-larutan lebih
kecil. Hal ini disebabkan karena sebelum Ag2CrO4(s)terionisai menjadi Ag+
(aq), di
dalam larutan sudah terdapat ion Ag+.
Ag2CrO4(s) 2 Ag+
(aq) + CrO42-
(aq)
AgNO3(aq) Ag+
(aq) + NO3-(aq)
Penambahan Ag+dari Ag2CrO4 menggeser kesetimbangan ke kiri atau dari arah
zat yang ditambah, sehingga Ag2CrO4 yang larut makin sedikit. Dengan
demikian, adanya ion sejenis memperkecil kelarutan.
(b) Menghitung Kelarutan dalam Larutan yang Mengandung Ion Senama
Jika diketahui harga Ksp AgI = 10-10
. Tentukan kelarutan AgI dalam :
a. Air murni
b. Larutan KI 0,1 M
Jawab:
a. AgI(s) Ag+
(aq) + I-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
10-10
= s . s
10-10
= s2
s = √
s = 10-5
b. AgI(s) Ag+
(aq) + I-(aq)
s s s
KI(aq) K+
(aq) + I-(aq)
0,1 M 0,1 M
[I-] = s + 0,1 M
Penambahan jumlah ion I- dalam campuran diatas menyebabkan pergeseran
kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan AgI. Reaksi kesetimbangan akan
bergeser kearah AgI sehingga menyebabkan jumlah padatan AgI bertambah
atau kelarutan AgI berkurang. Kelarutan AgI berkurang akan menyebabkan
jumlah ion I- juga berkurang menjadi lebih kecil dari s. Karena nilai s juga
sudah sangat kecil dibandingkan nilai 0,1 M (konsentrasi I- dari KI), maka
yang digunakan dalam perhitungan hanyalah nilai I-dari KI.
Ksp = , - , -
10-10
= s . (0,1)
M
Kelarutan AgI dalam larutan KI 0,1 M sebesar 10-9
M
Jadi penambahan KI mengubah kelarutan dari 10-5
M menjadi 10-9
M
(kelarutan semakin kecil)
2. Kesadahan Air
Air merugikan dalam kehidupan. Bagi tumbuhan, air adah mempengaruhi
transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi
142
kesuburan (lingkungan). Dengan adanya teknologi atau cara menghilangkan
kesadahan air (teknologi), maka tersedia air minum bebas sadah, mengurangi
terbentuknya kerak pada ketel dan panci, dan konsumsi sabun yang tinggi dapat
dikurangi (masyarakat).
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS
Metode : Praktikum
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru meminta siswa berkumpul sesuai
kelompoknya
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
hari ini
7 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi 1. Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan mengajukan pertanyaan tentang
pengaruh penambahan ion senama
“Bagaimana kelarutan Ca(OH)2 jika ke
dalam larutan ditambahkan CaCl2?”
Elaborasi
2. Guru menanyakan kepada siswa apakah
sudah menyelesaikan tugas untuk
merancang percobaan untuk mengurangi
kesadahan air.
3. Siswa melakukan percobaan untuk
menguji kelarutan Ca(OH)2 dalam
larutan CaCl2 dan melakukan
percobaan yang dirancang sendiri oleh
siswa untuk mengatasi kesadahan air
4. Guru mengawasi jalannya praktikum dan
membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam melakukan praktikum
5. Siswa mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
siswa dalam lembar kerja siswa
6. Siswa merumuskan dan menyusun
kesimpulan hasil percobaan atau
praktikum
7. Siswa secara berkelompok
menganalisispenerapan sains mengenai air
sadah dalam bidang teknologi, dan
dampaknya terhadap lingkungan dan
masyarakat
8. Guru meminta salah satu kelompok untuk
73 menit
143
maju kedepan mempresentasikan hasil
praktikumnya
9. Guru meminta satu kelompok yang lain
untuk maju ke depan mempresentasikan
hasil diskusi mengenai penerapan sains
pengaruh penambahan ion senama
terhadap kelarutan dalam bidang
teknologi, dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat
Konfirmasi
10. Guru memberikan konfirmasi terhadap
hasil praktikum siswa dan hasil diskusi
siswa untuk meluruskan bagian-bagian
penjelasan siswa yang masih kurang
lengkap
Penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
hasil diskusi kelas hari ini
2. Guru memberi tugas kepada siswa untuk
membuat laporan hasil praktikum dan
merapikan hasil diskusi hari ini
3. Guru membagikan lembar kerja untuk
pertemuan selanjutnya mengenai
permasalahan kesehatan digi dan
penggunaan flourida dalam pasta gigi.
4. Guru memberi tugas dalam kelompok
untuk merancang percobaan untuk
mengetahui bagaimana dampak pasta gigi
terhadap gigi
5. Guru menutup kelas dengan salam.
10 menit
5. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat/bahan:
- Tabung reaksi, pipet tetes, beaker glass, sendok logam/spatula dan penangas air
- Larutan CaCl2 0,02 M, Ca(OH)2dan bahan-bahan praktikum yang didiapkan
siswa
Sumber Belajar:
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi pengaruh penambahan ion senama terhadap
kelarutan
- Berita surat kabar
6. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
144
- Siswa dapat menghitung kelarutan zat dalam larutan yang mengandung ion
senama
- Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi dalam
bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Laporan praktikum
- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan
masyarakat (konteks SETS)
7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan soal-soal tentang pengaruh ion senama terhadap
kelarutan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan
kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi
8. ALAT EVALUASI
a. Penilaian Aspek Kognitif
1. Jelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan!
2. Tentukan kelarutan AgCl dalam:
a. Air murni
b. NaCl 0,01 M
c. AgNO30,001 M (Ksp AgCl = 10-10
)
3. Buatlah diagram keterhubungkaitan unsur SETS untuk topik kesadahan air !
b. Kunci jawaban
1. Apabila ke dalam larutan yang sukar larut ditambahkan suatu garam yang
telah berisi salah satu ion garam tersebut , maka kelarutan garam lebih kecil
daripada kelarutannya dalam air murni. Adanya ion senama mengakibatkan
kesetimbangan bergeser ke kiri, atau ke arah zat yang mengendap, sehingga
kelarutan berkurang.
2. Diketahui:
a. Ksp AgCl = 10-10
AgCl(s) Ag+
(aq) + Cl-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
145
10-10
= s2
s = √
s = 10-5
Kelaruan AgCl dalam air murni 10-5
mol/L
b. Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,01 M
NaCl(aq) Na+
(aq) + Cl-(aq)
0,01 M 0,01 M 0,01 M
AgCl(s) Ag+
(aq) + Cl-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
Penambahan jumlah ion Cl- dalam campuran diatas menyebabkan
pergeseran kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan AgCl. Reaksi
kesetimbangan akan bergeser kearah AgCl sehingga menyebabkan
jumlah padatan AgCl bertambah atau kelarutan AgCl berkurang.
Kelarutan AgCl berkurang akan menyebabkan jumlah ion Cl-juga
berkurang menjadi lebih kecil dari s. Karena nilai s juga sudah sangat
kecil dibandingkan nilai 0,1 M (konsentrasi Cl-dari larutan NaCl), maka
yang digunakan dalam perhitungan hanyalah nilai konsentrasiCl-dari
larutan NaCl.
Ksp = , - , -
10-10
= , - (0,01)
, - = 10-8
mol/L
Jadi kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M sebesar 10-8
mol/liter
c. Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO30,001 M
AgNO3(aq) Ag+
(aq) + NO3-(aq)
0,001 M 0,001 M 0,001 M
AgCl(s) Ag+
(aq) + Cl-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
10-10
= (0,001) , -
, - = 10-7
mol/L
Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO30,001 M = 10-7
mol/L
146
3.
9. PENANGGUNG JAWAB
LINGKUNGAN
Mempengaruhi transfer hara
yang mempengaruhi
kesuburan
Beberapa jenis ikan
memerlukan kisaran
kesadahan tertentu
MASYARAKAT
Tersedia air minum bebas
sadah
Mengurangi terbentuknya
kerak pada pipa dan panci
Konsumsi sabun yang
tinggi bisa dikurangi
TEKNOLOGI
Penghilangan kesadahan air
SAINS
Pengaruh ion senama terhadap
kelarutan
147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 4
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator
1. Menentukan pH larutan dari harga Kspnya dan sebaliknya
Indikator Tambahan
2. Melakukan percobaan pengaruh pH terhadap kelarutan
3. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan
4. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh pH terhadap
kelarutan pada topik penambahan senyawa flouride dalam pasta gigi dalam
bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara dapat menjelaskan pengaruh perubahan pH terhadap kelarutan
setelah melakukan praktikum
2. Siswa dapat secara mandiri menghitung pH larutan dari harga Kspnya dan
sebaliknya setelah diskusi kelas
3. Siswa secara mandiri dalam kelompok dapatmerancan dan melakukan
percobaan berdasarkan permasalahan di lembar kerja siswa 3
4. Siswa dapat secara mandiri dalam kelompok menganalisis dan menyimpulkan
hasil percobaan setelah menjawab soal-soal dalam lembar kerja siswa dalam
diskusi kelompok
5. Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh pH
terhadap kelarutan pada topik penambahan senyawa flourida dalam pasta gigi
dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat
dalam diskusi kelompok
3. ANALISIS MATERI
1. (a) Hubungan pH terhadap Kelarutan
Sesuai prinsip penambahan ion senama, basa lebih mudah larut dalam larutan
yang bersifat asam, dan sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Suatu basa
sukar larut, kelarutannya semakin kecil jika pH dinaikkan. Semakin besar
konsentrasi OH-, maka kelarutan suatu basa semakin berkurang. Misal, Ksp
Mg(OH)2= 2 x 10-12
, kelarutannya dalam air murni sebesar 7,9 x 10-5
mol/L.
148
Tapi, kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang memiliki pH = 9
pH = 9, pOH = 5
[OH-] = 10
-5
Ksp = , - , -
2 x 10-12
= s . (10-5
)2
= 2 x 10
-2 mol/L
Kelarutan Mg(OH)2dalam larutan yang mempunyai pH = 12
pH = 12, pOH = 2
[OH-] = 10
-2
Ksp = , - , -
2 x 10-12
= s . (10-2
)2
= 2 x 10
-8 mol/L
Kelarutan Mg(OH)2dalam larutan yang mengandung pH 12 lebih kecil
dibandingkan kelarutan pada pH 9.
(b) Menghitung pH dari Ksp
Harga pH dapat digunakan untuk menghitung Ksp dari suatu basa yang sukar
larut. Sebaliknya harga Ksp suatu basa yang sukar larut dapat digunakan untuk
menentukan pH larutan.
Contoh:
Ke dalam satu liter larutan 0,001 M MgCl2dimasukkan NaOH pekat tetes demi
tetes. Tentukanlah pH larutan, saat dalam larutan ini mulai terlihat endapan putih
Mg(OH)2. Ksp Mg(OH)2= 9 x 10-12
dan volume dianggap tetap.
Jawab:
MgCl2(aq) Mg2+
(aq) + 2 Cl-(aq)
0,001 M 0,001 M 0,002 M
Ksp = , - , -
9 x 10-12
= (0,001) , -
, - = 9 x 10-9
, - = 9,5 x 10-5
pOH = -log [ ]
= - log 9,5 x 10-5
= 5 – log 9,5
pH = 9 + log 9,5
2. Penambahan Fluorida dalam Pasta Gigi
Kerusakan gigi dikarenakan suasana asam pada mulut yang dihasilkan bakteri
pengurai makanan (sains). Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan gigi
yaitu menambahkan fluorida dalam pasta gigi (teknologi). Dampak dari
penambahan fluorida dalam pasta gigi, dapat meningkatkan taraf kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan (masyarakat). Namun penambahan fluorida
berlebihan, mengakibatkan kurang baik bagi kesehatan jika secara tidak sengaja
menelan pasta gigi (masyarakat). Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak yang
baru belajar gosok gigi. Sampah plastik kemasan pasta gigi dapat mencemari
149
lingkungan jika tidak diatasi (lingkungan), maka dari itu perlu upaya
penanggulangan limbah sampah plastik kemasan (lingkungan).
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS
Metode : Praktikum
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru meminta siswa berkumpul sesuai
kelompoknya
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari
ini
7 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi 1. Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan mengajukan pertanyaan tentang
peristiwa sehari-hari.
“Anak-anak, sudah sikat gigi pagi ini?
Kalian sikat gigi menggunakan apa? Pasta
gigi? Mengapa gosok gigi harus
menggunakan pasta gigi? Mengapa harus
dua kali sehari sikat gigi itu? Apa yang akan
terjadi kalau kita silat gigi lebih dari 2 kali
sehari?”
Elaborasi
2. Guru menanyakan kepada siswa apakah
sudah menyelesaikan tugas untuk
merancang percobaan untuk menyelidiki
pengaruh flourida dalam pasta gigi
3. Siswa melakukan percobaan
menggunakan bahan-bahan yang telah
disiapkan siswa sesuai rancangan percobaan
masing-masing
4. Guru mengawasi jalannya praktikum dan
membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam melakukan praktikum
5. Siswa mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
siswa dalam lembar kerja siswa
6. Siswa merumuskan dan menyusun
kesimpulan hasil percobaan atau praktikum
7. Siswa secara berkelompok
menganalisispenerapan sains penambahan
flouride dalam pasta gigi dalam bidang
teknologi, dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat
8. Guru meminta salah satu kelompok untuk
73 menit
150
maju kedepan mempresentasikan hasil
praktikumnya
9. Guru meminta satu kelompok yang lain
untuk maju ke depan mempresentasikan
hasil diskusi mengenai penerapan sains
penambahan flouride dalam pasta gigi
dalam bidang teknologi, dan dampaknya
terhadap lingkungan dan masyarakat
Konfirmasi
10. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
praktikum siswa dan hasil diskusi siswa
untuk meluruskan bagian-bagian penjelasan
siswa yang masih kurang lengkap
Penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
hasil diskusi kelas hari ini
2. Guru memberi tugas kepada siswa untuk
membuat laporan hasil praktikum dan
merapikan hasil diskusi hari ini
3. Guru mengingatkan siswa bahwa pertemuan
selanjutnya adalah pelaksanaan tugas akhir
dan meminta setiap kelompok untuk
mempersiapkan diri
4. Guru menutup kelas dengan salam.
10 menit
5. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat/bahan:
- Sesuai rancangan dari siswa
Sumber Belajar:
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang pasta gigi dan kandungannya serta
fungsinya
- Berita surat kabar
6. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat menentukan pH larutan dari harga Kspnya
- Siswa dapat menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan
- Siswa menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi pada topik
penambahan senyawa fluoride dalam pasta gigi dalam bidang teknologi dan
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
151
Non Sumber Daya Manusia
- Laporan praktikum
- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan
masyarakat (konteks SETS)
7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan soal-soal tentang pengaruh pH terhadap kelarutan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan
kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi
8. ALAT EVALUASI
a. Penilaian Aspek Kognitif
1. Jelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan?
2. Jika larutan jenuh basa L(OH)2 mempunyai pH 8, berapa harga Ksp
larutan jenuh tersebut?
3. Jika diketahui Ksp Ca(OH)2= 5 x 10-6
, tentukan pH larutan CaCl20,05 M
saat ditetesi larutan NaOH mulai membentuk endapan?
4. Buatlah diagram keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk topik
penambahan fluorida dalam pasta gigi!
b. Jawaban Pertanyaan
1. Suatu basa sukar larut, kelarutannya semakin kecil jika pH dinaikkan.
Semakin besar konsentrasi OH-, maka kelarutan suatu basa semakin
berkurang.
2. Larutan jenuh basa L(OH)2
pH = 8, pOH = 6
[OH-] = 10
-6
L(OH)2(s) L2+
(aq) + 2 OH-(aq)
s s 2s
[L2+
] =
x [OH
-] = 5 x 10
-7
Ksp L(OH)2 = [L2+
] [OH-]
2
= 5 x 10-7
. (10-6
)2= 5 x 10
-19
3. Ksp Ca(OH)2= 5 x 10-6
CaCl2(aq) Ca2+
(aq) + 2 Cl-(aq)
0,05 M 0,05 M 0,1 M
Ksp = , - , -
5 x 10-6
= (0,05) , -
152
, - = 10-4
, - = 10-2
pOH = -log [ ]
= - log 10-2
= 2
pH = 12
4.
9. PENANGGUNG JAWAB
LINGKUNGAN
Menimbulkan pencemaran tanah
yang
dihasilkan dari limbah plastik
kemasan
Penanggulangan dengan cara
daur ulang dapat mengurangi
penceemaran
MASYARAKAT
Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan kesehatan
Pasta gigi yang tidak sengaja
tertelan berdampak buruk bagi
kesehatan
Daur ulang sampah kemasan
pasta gigi menjadi kerajinan
tangan dapat menambah
pendapatan masyarakat
TEKNOLOGI
Penambahan senyawa flourida dalam pasta
gigi
SAINS
Pengaruh pH terhadap
kelarutan
153
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 5
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator
1. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp dan
mengevaluasi hasilnya
Indikator Tambahan
2. Melakukan percobaan reaksi pengendapan
3. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan
4. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains reaksi pengendapan tentang
reaksi pemurnian garam dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara mandiri dapat memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan
harga Ksp dan mengevaluasi hasilnya setelah melakukan diskusi kelas
2. Siswa secara mandiri dapat melakukan percobaan pemurnian garam krosok
setelah membaca lembar kerja petunjuk praktikum 4
5. Siswa dapat secara berkelompok menganalisis dan menyimpulkan (inferensi)
hasil percobaan setelah menjawab pertanyaan dalam lembar kerja petunjuk
praktikum
3. Siswa dapat secara berkelompok menganalisis dan menginterpretasi penerapan
sains reaksi pengendapan tentang reaksi pemurnian garam dalam bidang
teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dalam diskusi
kelompok
3. ANALISIS MATERI
1. Memperkirakan Pengendapan
Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan pengendapan
suatu larutan. Semakin besar harga Ksp suatu senyawa, maka semakin mudah
larut senyawa tersebut. Mengendap atau tidak senyawa AxBy, dapat dilihat dari
harga [Ay+
]x.[B
x-]
y, atau yang disebut dengan Qc.
• Jika Qc < Ksp, maka AxBy belum mengendap
• Jika Qc = Ksp, maka larutan tepat jenuh
154
• Jika Qc > Ksp,telah terbentuk endapan AxBy
2. Pembuatan garam dapur (teknologi) menggunakan prinsip kelarutan dan hasil
kali (sains). Dengan pemurnian garam dapur dari senyawa pengotor, maka
dihasilkan garam murni (masyarakat). Iodium dalam garam dapur dapat
menjadi asupan gizi untuk kecerdasan anak (masyarakat) dan mencegah
penyakit gondok (masyarakat). Garam dapur juga dapat dimanfaatkan sebagai
obat kumur alami (masyarakat). Plastik kemasan garam dapur jika tidak
dikelola dengan baik, menyebabkan pencemaran tanah (lingkungan)
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS
Metode : Praktikum
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru meminta siswa berkumpul sesuai
kelompoknya
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
7 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan mengajukan pertanyaan tentang
peristiwa sehari-hari.
Guru meminta salah satu siswa yang
berasal dari daerah sekitar Bledug Kuwu
untuk menceritakan di depan kelas proses
pembuatan garam di Bledug Kuwu. Guru
kemudian menambahkan bahwa
kandungan NaCl dalam garam tersebut
masih rendah dan harganya juga murah.
Maka hari ini kita akan belajar bagaimana
meningkatkan kualitas garam.
Eksplorasi
2. Guru mengecek tiap kelompok apakah
sudah mengerjakan tugas akhir untuk
membuat rancangan pemurnian garam
krosok
3. Setiap kelompok mempersiapkan
presentasi kelompok masing-masing
4. Perwakilan kelompok maju kedepan meja
guru untuk mengambil undian untuk
menentukan urutan tampil kelompok untuk
presentasi
5. Guru memberi awalan untuk membuka
presentasi dan mempersilahkan kelompok
pertama untuk melakukan presentasi
6. Guru mengawasi jalannya presentasi
7. Siswa melakukan presentasi sesuai
urutan kelompoknya
73 menit
155
8. Siswa mempersilahkan kelompok lain
untuk memberikan pertanyaan dan
menanggapi jawaban yang telah
diberikan
9. Presentasi dilanjutkan oleh kelompok lain
sesuai urutan hingga semua kelompok
mendapatkan giliran
Konfirmasi
10. Guru memberikan konfirmasi terhadap
hasil presentasi siswa dan hasil diskusi
siswa untuk meluruskan bagian-bagian
penjelasan siswa yang masih kurang
lengkap
Penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
hasil presentasi kelas hari ini
2. Guru memberikan tugas individu untuk
mencari informasi mengenai penerapan
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
lain dalam kehidupan sehari-hari.
Syaratnya dalam satu kelompok tidak
boleh sama isinya antar anggotanya, dan
dianalisis keterkaithubungan unsur
SETSnya. Dikumpulkan dalam bentuk
makalah kelompok. Tugas dikumpulkan
setelah ulangan.
3. Guru menutup kelas dengan salam.
10 menit
5. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat/bahan:
- LCD, Proyektor, laptop
Sumber Belajar:
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang pemurnian garam krosok
- Berita surat kabar
6. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan suatu senyawa berdasarkan
harga Ksp
- Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi pada topik
pemurnian garam krosok dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
156
Non Sumber Daya Manusia
- Laporan praktikum
- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan
masyarakat (konteks SETS)
7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan soal-soal tentang reaksi pengendapan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan
kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi
8. ALAT EVALUASI
a. Penilaian Aspek Kognitif
1. Apa yang terjadi pada larutan jika harga Ksp lebih kecil dari hasil kali
konsentrasi ion-ionnya?
2. Sebanyak 100 mL AgNO3 0,1 M dicampur dengan 100 mL KI 0,1 M dan
diketahui Ksp AgI = 10-16
. Apakah terjadi endapan pada pencampuran kedua zat
tersebut ?
b. Kunci Jawaban
1. Jika harga Ksp lebih kecil dari hasil kali konsentrasi ion-ion, maka akan
terbentuk endapan.
2. Diketahui : n Ag+= 0,1 M . 0,1 L = 10
-2 mol
n I-= 0,1 M . 0,1 L = 10
-2 mol
, -
= 5 x 10
-2 M
, -
= 5 x 10
-2 M
Qsp = , -, -
= (5 x 10-2
) (5 x 10-2
) = 2,5 x 10-3
Qsp > Ksp maka akan terjadi pengendapan AgI
9. PENANGGUNG JAWAB
157
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 6
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi:
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar:
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator:
1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar
larut.
2. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.
3. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannnya.
4. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga
Ksp atau sebaliknya.
Indikator tambahan
5. Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan
6. Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains dalam materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan dalam bidang teknologi beserta dampaknya ditinjau dari
segi lingkungan dan masyarakat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara mandiri dapat mengevaluasi diri mengenai kepahamannya
terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan mengerjakan soal-soal
ulangan
3. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Proses Bervisi SETS
Metode : Diskusi dan Tanya jawab
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
10 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi
1. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada hal
yang ingin ditanyakan sebelum ulangan dimulai
Elaborasi
2. Guru membagikan kertas soal ulangan dan
lembar jawaban kepada siswa.
70 menit
158
3. Siswa diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan
soal tersebut.
4. Guru mengawasi jalannya ulangan
5. Siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban
Konfirmasi
6. Guru membagikan angket tanggapan siswa
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung
7. Siswa mengisi angket yang dibagikan guru
8. Siswa mengumpulkan angket kepada guru
Penutup 9. Guru menutup kelas dengan salam dan ucapan
terimakasih
10 menit
4. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat dan Bahan
- Soal ulangan, lembar jawaban, lembar angket tanggapan siswa
Sumber Rujukan
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Berita surat kabar
5. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat termotivasi untuk giat belajar saat mengetahui manfaat belajar
kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Jawaban ulangan siswa
- Jawaban angket tanggapan siswa
6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan melakukan ulangan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung
160
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA KELAS EKSPERIMEN
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 1
“OBAT MAAG DALAM AIR”
A. Tujuan Praktikum
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan
2. Siswa dapat membuat analisis keterkaitan hubungan unsur SETS dengan
praktikum 1
B. Latar Belakang
Hari ini Ayu tidak masuk sekolah. Surat keterangan yang diberikan dokter
mengatakan bahwa Ayu mengalami maag. Maag merupakan penyakit yang
ditandai dengan rasa sakit dibagian lambung. Menurut para dokter hal ini
dikarenakan kadar asam lambung yang berlebihan. Untuk mengatasinya, saat ini
sudah dijual berbagai macam obat maag, dari yang bentuknya tablet hingga yang
bentuknya cair. Bagaimana obat-obat tersebut bisa meredakan sakit maag?
C. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan:
Beaker glass, lumpang dan alu, batang pengaduk, spatula/ sendok plastik/ sendok
logam, gelas ukur, stop watch
Bahan yang digunakan:
Aquades, obat maag tablet
D. Langkah Kerja
1. Dengan menggunakan gelas ukur, tuangkan ke dalam 3 beaker glass masing-
masing 10 mL aquades. Labeli dengan memberi angka 1, 2, dan 3
2. Haluskan obat maag dalam lumpang menggunakan alu
3. Ambil 1 sendok obat maag yang telah dihaluskan lalu masukkan kedalam
beaker glass nomor 1.
4. Amati beaker glass tersebut dan bandingkan dengan beaker glass nomor 2.
5. Tulis hasil pengamatan kalian kedalam bagian data pengamatan
6. Pada beaker glass nomor 3, masukkan 1 sendok obat maag yang telah
dihaluskan, lalu aduk hingga semua obat maag larut.
7. Tambahkan obat maag yang telah dihaluskan 1 sendok lagi dan seterusnya
hingga ada obat maag yang tidak larut di dasar beaker glass atau hingga obat
maag tidak melarut lagi. Catat berapa sendok obat maag yang dibutuhkan.
Lampiran 3
161
8. Gunakan semua panca indramu untuk melakukan pengamatan, catat setiap
kondisi yang terjadi selama praktikum berlangsung, mintalah petunjuk guru
sebelum merasakan dan membaui zat-zat yang ada di dalam laboratorium
E. Data Pengamatan
1. Obat Maag dalam aquades (Beaker Glass 1)
Kondisi obat maag mula-
mula
Kondisi obat maag
setelah dihaluskan
Kondisi obat maag
setelah dilarutkan dalam
aquades
2. Obat maag dalam aquades (beaker glass 3)
Kondisi obat maag mula-
mula
Kondisi obat maag
setelah dihaluskan
Kondisi obat maag
setelah dilarutkan dalam
aquades
Banyaknya obat maag
yang diperlukan hingga
ada obat maag yang tidak
larut
F. Pertanyaan
1. Apakah kandungan/senyawa utama yang terkandung dalam obat maag?
2. Apakah rumus kimia dari senyawa tersebut?
3. Saat satu sendok obat maag dilarutkan dalam air apakah yang terjadi?
4. Saat ditambahkan obat maag ditambahkan secara terus-menerus apakh
obat maag masih dapat larut?
5. Jadi apakah pengertian dari kelarutan?
162
6. Dapatkan kalian tuliskan reaksi kesetimbangan senyawa dalam obat maag
saat dilarutkan dalam air.
.............. ( ) ............ ( ) + .............. ( )
7. Saat kondisi setimbang, bagaimana persamaan untuk mencari tetapan
kesetimbangannya?
, - , -
, - , - , -
Pada saat kondisi larutan jenuh Kc = Ksp, maka:
Ksp = , - , -
Jadi, pengertian dari Ksp atau hasil kali kelarutan adalah
...................................................................................................................
8. Tulislah dalam bagan dibawah ini keterkaitan antara unsur SETS dalam
praktikum kali ini.
LINGKUNGAN MASYARAKAT
TEKNOLOGI
SAINS Kelarutan dan hasil kali kelarutan
163
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 2
A. LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia.
Kesadahan dalam air tidak dikehendaki baik untuk penggunaan dalam rumah
tangga maupun industri. Tahukah kalian, apa yang dimaksud kesadahan air?
Adakah dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari air sadah? Jelaskan?
Kesadahan dibedakan berdasarkan anion yang terikat di dalam air. Jelaskan
jenis air sadah?
Sudah disebutkan pada awal paragraf, bahwa air sadah tidak dikehendaki.
Bagaimana cara menghilangkan kesadahan? Masalah air sadah banyak
ditemukan di daerah yang mengandung kapur. Tidak semua orang mengetahui
tentang kesadahan air. Masyarakat pedesaan yang tingkat pendidikan dan
kesadaran kesehatannya masih rendah, kurang mengetahui dampak kesadahan.
Masyarakat memanfaatkan air sumur untuk keperluan sehari-hari, misal
mencuci dan memasak. Kasus lebih ekstrim terjadi pada daerah yang kesulitan
mendapatkan air. Mereka memanfaatkan air seadanya tanpa memperdulikan air
tersebut sadah atau tidak. Tanpa mereka sadari, air tersebut membawa mereka
pada masalah kesehatan. Amankah kita mengkonsumsi air minum dari air
sadah? Jelaskan alasan Anda!
Jawablah pertanyaan yang dicetak miring lalu rancanglah percobaan untuk
membantu masyarakat mengatasi masalah air sadah diatas.
164
B. JUDUL PERCOBAAN
.............................................................................................................................
C. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah ...........................................................................
.........................................................................................................................
D. RUMUSAN MASALAH
Buatlah rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas dalam bentuk
pertanyaan dan beri jawaban semampunya.
E. HIPOTESIS PERCOBAAN
Buatlah dugaan sementara tentang percobaan yang akan kalian laksanakan:
F. ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN
Tulislah alat dan bahan yang akan kalian gunakan dalam praktikum ini.
G. PROSEDUR EKSPERIMEN YANG AKAN DILAKUKAN
Tulislah prosedur atau langkah kerja yang akan kalian lakukan dalam percobaan
ini dalam bentuk diagram alir.
165
H. HASIL PENGAMATAN
Tulislah hasil pengamatan kalian selama praktikum di sini.
I. ANALISIS DATA DAN PERTANYAAN
1. Pada tabung reaksi 1, apa persamaan yang dapat kamu lihat antara larutan
CaCl2 dan Ca(OH)2?
2. Ceritakan peristiwa yang terjadi pada praktikum di tabung 1?
3. Apa pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan suatu garam
berdasarkan hasil praktikum semua tabung reaksi?
4. Tulislah dalam bagan dibawah ini keterkaitan antara unsur SETS dalam
praktikum kali ini.
LINGKUNGAN MASYARAKAT
TEKNOLOGI
SAINS
166
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 3
“PENAMBAHAN SENYAWA FLUORIDE DALAM PASTA GIGI”
A. Latar Belakang
Masih ingat dengan lagu burung kakak tua?
Burung kakak tua
Hinggap dijendela
Nenek sudah tua
Giginya tinggal dua..
Ya, sesorang yang menua usianya maka giginya akan mudah keropos hingga
menyebabkan giginya berlubang lalu tanggal dan berakhir ompong. Untuk
mencegah hal tersebut, sedari kecil kita pasti dibiasakan untuk menggosok gigi
dua kali sehari menggunakan pasta gigi.
Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa pasta gigi yang mengeluarkan
banyak busa merupakan pasta gigi yang bagus, karena dapat membersihkan gigi
dengan optimal. Yang menyebabkan pasta gigi berbusa adalah deterjen. Apakah
deterjen merupakan agen pembersih dalam pasta gigi? Coba cari komponen atau
agen dalam pasta gigi!
Banyak sekali tawaran jenis pasta gigi ditelevisi. Sekarang ini banyak pasta gigi
yang menawarkan perlindungan ganda atau yang mengandung double fluoride.
Sebenarnya apa tujuan penambahan fluorida dalam pasta gigi? Apakakah pasta
gigi dengan kandungan fluorida tinggi merupakan pasta gigi yang baik?
Bagaimana prinsip kerja pasta gigi, sehingga dapat melindungi gigi dari
kerusakan?
Pernahkah kalian melihat anak kecil yang baru belajar menggosok gigi?
Kebanyakan anak kecil belum bisa berkumur, sehingga busa pasta gigi tidak
dimuntahkan, tetapi ditelan. Apalagi pasta gigi yang diberi rasa buah, anak kecil
kadang malah dengan sengaja menelannya. Mungkin juga karena anak-anak
merasa pasta giginya seperti permen atau makanan, sehingga mereka asal saja
menelan pasta giginya. Pada kasus seperti diatas, apakah berbahaya atau tidak
fluorida dalam pasta gigi yang tertelan?
Jawablah pertanyaan yang dicetak miring lalu rancanglah percobaan untuk
mengetahui efek pasta gigi pada gigi.
167
A. JUDUL PERCOBAAN
.............................................................................................................................
B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah ...........................................................................
.........................................................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH
Buatlah rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas dalam bentuk
pertanyaan dan beri jawaban semampunya.
D. HIPOTESIS PERCOBAAN
Buatlah dugaan sementara tentang percobaan yang akan kalian laksanakan:
E. ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN
Tulislah alat dan bahan yang akan kalian gunakan dalam praktikum ini.
F. PROSEDUR EKSPERIMEN YANG AKAN DILAKUKAN
Tulislah prosedur atau langkah kerja yang akan kalian lakukan dalam percobaan
ini dalam bentuk diagram alir.
168
G. HASIL PENGAMATAN
Tulislah hasil pengamatan kalian selama praktikum di sini.
H. PERTANYAAN
1. Apakah senyawa utama pembentuk email gigi? Tuliskan rumus kimianya!
2. Apakah bahan-bahan yang kamu gunakan dalam percobaan ini? Tuliskan
alasanmu menggunakan bahan-bahan tersebut!
Bahan Alasan
3. Apakah kandungan/komposisi dari pasta gigi?
4. Kandungan pasta gigi yang mana yang dapat mempengaruhi kondisi keasaman
dari gigi?
5. Berapakah pH dari larutan asam asetat/ asam cuka 1 M?
6. Tuliskan reaksi kesetimbangan yang terjadi pada email gigi?
........................ (..) ....................(..) + ................. (..) + ................(..)
7. Jika kita tidak pernah menggosok gigi setelah makan, apa yang akan terjadi
pada gigi? Jelaskan menggunakan reaksi kesetimbangan email gigi diatas!
169
8. Jika kita menggosok gigi menggunakan pasta gigi berflouride, bagaimanakah
hal itu dapat melindungi email gigi? Jelaskan menggunakan reaksi
kesetimbangan email gigi diatas!
9. Apa yang akan terjadi jika kita menyikat gigi secara berlebihan? Misal 4 kali
sehari.
10. Maka, bagaimanakah pengaruh perubahan pH dalam kelarutan suatu senyawa?
11. Tulislah dalam bagan dibawah ini keterkaitan antara unsur SETS dalam
percobaan kali ini.
LINGKUNGAN MASYARAKAT
TEKNOLOGI
SAINS Pengaruh pH dalam kelarutan
170
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 4
“PEMURNIAN GARAM”
A. Tujuan Praktikum
1. Siswa dapat menjelaskan prinsip metode rekristalisasi dalam proses
pemurnian garam
2. Siswa dapat membat analisis keterkaitan hubungan unsur SETS dengan
praktikum 4
B. Latar Belakang
Petani garam dari Aceh
“Garamku Tak Asin Lagi”
Kepada para siswa yang belajar kimia,
Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang
sangat melimpah. Indonesia adalah salah satu negara terkaya di dunia. Tapi
tragisnya, Indonesia masih harus mengimpor bahan kebutuhan hidup sehari-hari
seperti garam.
Maka, kami membuat sebuah film dokumenter tentang petani garam dengan judul
“garamku tak asin lagi”. Film ini bercerita tentang masyarakat di pinggiran Aceh
yang kebanyakan wanita yang bekerja sebagai petani garam secara tradisional
ditengah gempuran garam impor. Film kami masuk kedalam kompetisi film
dokumenter Eagle Award, di Metro TV sebagai finalis.
Setelah melihat filmnya, kami berharap kalian mau untuk membantu kami
menemukan cara yang mudah untuk meningkatkan kualitas garam dan membantu
para petani. Setelah membuat rancangan eksperimen, kalian akan
mempresentasikannya dikelas.
Terimakasih sudah menerima tantangan ini.
Hormat kami,
Azhari dan Jammaludin Phonna
Nangroe Aceh Darussalam
171
A. JUDUL PERCOBAAN
.............................................................................................................................
B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah ...........................................................................
.........................................................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH
Buatlah rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas dalam bentuk
pertanyaan dan beri jawaban semampunya.
D. HIPOTESIS PERCOBAAN
Buatlah dugaan sementara tentang percobaan yang akan kalian laksanakan:
E. ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN
Tulislah alat dan bahan yang akan kalian gunakan dalam praktikum ini.
172
F. PROSEDUR EKSPERIMEN YANG AKAN DILAKUKAN
Tulislah prosedur atau langkah kerja yang akan kalian lakukan dalam percobaan
ini dalam bentuk diagram alir.
G. Tulislah dalam bagan dibawah ini keterkaitan antara unsur SETS dalam
rancangan percobaan kalian.
H. Persiapkan rancangan praktikum kalian untuk dipresentasikan di depan
kelas!
TEKNOLOGI
LINGKUNGAN MASYARAKAT
SAINS
173
SILABUS UNTUK MATA PELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL
MATA PELAJARAN : KIMIA
JENJANG : SMA DAN MA
KELAS/SEMESTER : XI/II
KELOMPOK : BERVISI SETS
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
KOMPET
ENSI
DASAR
INDIKATOR MATERI
POKOK PENGALAMAN BELAJAR
ASPEK/BENTU
K PENILAIAN
ALOKA
SI
WAKT
U
SARANA/SUM
BER
BELAJAR
PRODUK
BELAJAR
4.6
Mempre
diksi
terbentu
knya
endapan
dari
suatu
reaksi
berdasar
kan
prinsip
kelaruta
n dan
hasil kali
kelaruta
n
o Menjelaskan
pengertian
kelarutan dan hasil
kali kelarutan
o Menjelaskan
kesetimbangan
dalam larutan
jenuh atau larutan
garam yang sukar
larut.
o Menuliskan
ungkapan berbagai
Ksp elektrolit yang
sukar larut dalam
air.
o Menjelaskan
hubungan tetapan
kelarutan
dan hasil
kali
kelarutan
Siswa secara berkelompok
mengerjakan soal mengenai sub
pokok materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan
Siswa memperhatikan
penjelasan kesetimbangan
dalam larutan jenuh atau garam
sukar larut
Siswa menyelesaikan soal
menghitung kelarutan suatu
elektrolit yang sukar larut
Siswa membuat analisis
keterhubungkaitan antar unsur
SETS untuk topik obat maag
Tes Tertulis
Tugas
kelompok
mengumpulkan
informasi dan
menganalisis
penerapan sains
dalam bidang
teknologi
beserta dampak
yang
ditimbulkan
ditinjau dari
segi lingkungan
dan masyarakat
(fotografi, air
sadah, stalagtit
12 jam
pelajaran Buku kimia
yang terdapat
informasi
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan
Lembar kerja
siswa
Bahan dan
alat untuk
praktikum
Internet
Sumber
Daya
Manusia
d. Siswa
mampu
menemukan
sendiri
konsep
kelarutan
dan hasil kali
kelarutan
(Ksp)
e. Siswa
mampu
menganalisis
keterkaitan
hubungan
Lampiran 4
174
hasil kali kelarutan
dengan tingkat
kelarutan atau
pengendapannya.
o Menghitung
kelarutan suatu
elektrolit yang
sukar larut
berdasarkan data
harga Ksp atau
sebaliknya.
o Menjelaskan
analisis
keterhubungkaitan
antar unsur SETS
untuk topik obat
maag
dan stalagmit,
penambahan
flouride dalam
pasta gigi, obat
maag, )
Uji Kognitif
mengukur
keterampilan
proses sains
Uji
psikomotorik
keterampilan
proses sains
dalam
melakukan
diskusi dan
praktikum
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan
Uji afektif siswa
selama
pembelajaran
berlangsung
materi
kelarutan
dan hasil kali
kelarutan
dengan
elemen-
elemen
dalam SETS
f. Siswa dapat
menumbuhk
an dan
mengembang
kan
keterampilan
proses sains
dalam diri
siswa untuk
diterapkan
dalam
menghadapi
fenomena
kehidupan
sehari-hari
Non Sumber
Daya
Manusia
e. Lembar
jawaban pre
test dan post
test untuk
o Menjelaskan
pengaruh
penambahan ion
senama dalam
larutan
o Menjelaskan
analisis
keterhubungkaitan
antar unsur SETS
untuk topik
kesadahan air
Pengaruh
ion senama
terhadap
kelarutan
menyelesaikan soal-soal dalam
rangka menguji pemahaman
mengenai pengaruh ion senama
terhadap kelarutan
siswa membuat analisis
keterhubungkaitan antar unsur
SETS untuk topik kesadahan air
o Menentukan pH Pengaruh menyelesaikan soal-soal dalam
175
larutan dari harga
Kspnya
o Menjelaskan
analisis
keterhubungkaitan
antar unsur SETS
untuk penambahan
fluorida dalam
pasta gigi
pH terhadap
kelarutan
rangka menguji pemahaman
mengenai pengaruh pH terhadap
kelarutan
siswa membuat analisis
keterhubungkaitan antar unsur
SETS untuk topik penambahan
fluorida dalam pasta gigi
mengukur
keterampilan
proses sains
siswa dan
hasil belajar
siswa
f. Hasil
observasi
selama
pembelajaran
g. Kumpulan
hasil diskusi
dan analisa
keterkaitan
penerapan
kelarutan
dan hasil kali
kelarutan
dalam
bidang
teknologi
dan
implikasinya
pada
lingkungan
dan
masyarakat
(konteks
SETS)
o Memperkirakan
terbentuknya
endapan
berdasarkan harga
Ksp
o Menjelaskan
analisis
keterhubungkaitan
antar unsur SETS
untuk topik
pemurnian garam
krosok
Reaksi
Pengendapa
n
menyelesaikan soal-soal dalam
rangka menguji pemahaman
mengenai reaksi pengendapan
siswa membuat analisis
keterhubungkaitan antar unsur
SETS untuk pemurnian garam
krosok
siswa menyimpulkan kelarutan
suatu garam
176
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi:
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar:
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator:
1. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan
2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar
larut.
3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.
4. Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan.
5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga
Ksp atau sebaliknya
6. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk topik obat
maag.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara mandiri dapat mengetahui gambaran terhadap materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan dengan mengerjakan soal-soal
3. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran : Bervisi SETS
Metode : Diskusi dan tanya jawab
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan apersepsi mengenai manfaat
belajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
dalam konsep SETS
10 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi
1. Guru membagikan kertas soal pre test kepada
siswa.
2. Siswa diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan
soal tersebut.
75 menit
Lampiran 5
177
3. Guru mengawasi jalannya pre-test
4. Siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban
Elaborasi
5. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, satu
kelompok terdiri dari 6-7 orang
6. Guru menjelaskan aturan main selama
pembelajaran kedepannya
7. Guru membagikan lembar kerja tugas akhir
8. Guru menginformasikan kepada siswa tentang
tugas akhir yang akan dikumpulkan sebelum
ulangan, yaitu makalah mengenai penerapan
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam
kehidupan sehari-hari.
9. Siswa perwakilan dari setiap kelompok maju
kedepan untuk mengambil kartu kuis
10. Siswa bersama kelompoknya menjawab materi
yang akan dipresentasikan dengan mencari
kartu pasangan dari kartu kuis.
Konfirmasi
11. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
pertemuan selanjutnyamencari informasi terkait
komposisi obat maag.
Penutup 1. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi
terlebih dahulu
2. Guru menutup kelas dengan salam
5 menit
4. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat dan Bahan
- Soal pre-test, lembar jawaban, kartu kuis dan kartu pasangannya
Sumber Rujukan
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang obat maag dan batu gamping
- Berita surat kabar
5. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa termotivasi untuk giat belajar saat mengetahui manfaat belajar kelarutan
dan hasil kali kelarutan
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Jawaban pre-test siswa
178
6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan kuis singkat tentang manfaat belajar kelarutan dan
hasil kali kelarutan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung
7. PENANGGUNG JAWAB
179
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi:
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar:
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator:
1. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan
2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar
larut.
3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.
4. Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan.
5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga
Ksp atau sebaliknya
6. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk topik obat
maag.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian dari kelarutan setelah
melaksanakan praktikum
2. Siswa dapat membedakan larutan jenuh, tak jenuh dan belum jenuh setelah
melakukan percobaan secara berkelompok
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan dalam larutan jenuh dan
garam yang sukar larut melalui diskusi kelas
4. Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan setelah
melaksanakan praktikum
5. Siswa secara mandiri dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang
sukar larut dalam air setelah melakukan diskusi kelas
6. Siswa secara mandiri dapat menghubungkan tingkat kelarutan suatu senyawa
dengan harga Ksp dari senyawa tersebut setelah melakukan diskusi kelas
7. Siswa secara mandiri dapat menghitung kelarutan suatu senyawa elektrolit sukar
larut berdasarkan harga Ksp atau sebaliknya setelah diskusi kelas
8. Siswa dapat dapat membuat analisis keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk
topik obat maag
3. ANALISIS MATERI
1. a. Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
tertentu pelarut. Misal, jika sejumlah AgCl dilarutkan ke dalam air dan ada
180
sebagian yang tidak larut, maka larutan yang dihasilkan merupakan larutan
jenuh. Bila ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan lagi sedikit AgCl maka
AgCl yang ditambahkan tidak bisa melarut. Konsentrasi zat terlarut di dalam
larutan jenuh dinyatakan sebagai kelarutannya. Kelarutan dinyatakan dalam
mol L-1
atau gram L-1
.
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kelarutan
4. Suhu
Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi, bila suhu dinaikkan. Adanya
panas mengakibatkan semakin renggangnya jarak antarmolekul zat padat,
sehingga kekuatan gaya antarmolekul semakin lemah dan mudah terlepas
oleh gaya tarik dari molekul-molekul air.
5. Jenis pelarut
c. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar.
Sesuai prinsip like disolved like, senyawa polar mudah larut dalam pelarut
polar. Misal: Garam dapur, gula, alkohol, dan semua asam merupakan
senyawa polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar misal air.
d. Senyawa non-polar mudah larut dalam pelarut non-polar
Misal: lemak mudah larut dalam minyak.
6. Tekanan
Tekanan mempengaruhi kelarutan, jika zat terlarutnya gas. Semakin rendah
tekanan, semakin kecil kelarutan. Misal, kelarutan gas CO2dalamminuman
soda.
2. Kesetimbangan dalam Larutan Jenuh
Kesetimbangan kelarutan adalah sistem kesetimbangan yang menyangkut
kelarutan zat-zat elektrolit yang sukar larut. Di dalam larutan jenuh terjadi
kesetimbangan antara padatan dengan ion-ion hasil disosiasinya. Contoh
suatu kesetimbangan kelarutan dari garam barium sulfat, BaSO4dalam air.
BaSO4(s) BaSO4(aq) Ba2+
(aq) + SO42-
(aq)
BaSO4(s) Ba2+
(aq) + SO42-
(aq)
, - [
]
, -
3. Tetapan hasil kali kelarutan adalah tetapan kesetimbangan garam atau basa yang
sukar larut. Harga tetapan hasil kali kelarutan sama dengan konsentrasi ion-ion
dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefisien. Dalam suatu larutan jenuh dari zat elektrolit
yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut
dengan ion-ion yang terlarut. Secara umum, persamaan kesetimbangan untuk
larutan garam AmBn yang sedikit larut yaitu :
AmBn(s) m An+
(aq)+ n Bm-
(aq)
, - , -
, -
, - , - , -
181
Ksp = , - , -
Misal:
d. Elektrolit biner
AB(s) A+
(aq) + B-(aq)
Apabila kelarutan AB = s mol/L, maka:
AB(s) A+
(aq) + B-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
= s . s = s2
e. Elektrolit terner
AB2(s) A2+
(aq) + 2 B-(aq)
s s 2s
Ksp = , - , -
= s . (2s)2 = 4 s
3
f. Elektrolit kwartener
AB3(s) A3+
(aq) + 3 B-(aq)
s s 3s
Ksp = , - , -
= s . (3s)3 = 27 s
4
4. Hubungan Ksp dengan Kelarutan
Hubungan antara kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan dapat dijelaskan sebagai
berikut : Untuk padatan AxBy yang berada dalam kesetimbangan dengan ion-ion
hasil disosiasinya dalam larutan jenuhnya, berlaku :
AxBy (s) x Ay+
(aq) + y Bx-
(aq)
s M x s M y s M
Ksp = , - , -
Ksp = (x s)x . (y s)
y
Ksp = xx. y
y . s
(x+y)
√
d. Elektrolit biner, Ksp = s2
√
e. Elektrolit tersier, Ksp = 4s3
√
f. Elektrolit kuartener, Ksp = 27 s4
√
Besarnya kosentrasi ion-ion zat elektrolit yang sukar larut dalam air ditentukan
oleh kelarutannya, sehingga semakin besar harga Ksp suatu zat, semakin besar
182
pula kelarutan zat tersebut dalam air. Sebaliknya, semakin kecil harga Ksp suatu
zat, semakin kecil pula kelarutan zat tersebut dalam air. Contoh :
Mg(OH)2(s) Mg2+
(aq) + 2 OH-(aq)
s s 2s
Ksp = , - , -
= s. (2s)2= 4s
3
√
√
5. Menghitung Kelarutan dari Ksp
Kelarutan dapat dicari dari harga Ksp, dan sebaliknya harga Ksp dapat dicari
dari data kelarutan. Misal :
Jika Ksp Ag2S = 4 x 10-12
, berapakah harga kelarutan (s) dari Ag2S ?
Ag2S(s) 2 Ag2+
(aq)+ S2-
(aq)
s 2s s
Ksp = , - , -
4 x 10-12
= (2s)2 (s)
4 x 10-12
= 4s3
√
s = 10-4
mol/L
6. Obat maag dalam konteks SETS
Senyawa yang terkandung didalam antasida, misal, Al(OH)3, Mg(CO3)2 dan
Mg(OH)2 merupakan garam dan basa yang sukar larut dalam air (sains). Prinsip
kerja antasida yaitu menetralkan kelebihan asam lambung (teknologi). Antasida
membantu masyarakat dalam mengobati sakit maag (masyarakat). Namun, jika
kelebihan Al(OH)3, dapat menyebabkan sembelit karena kation Al3+
mengikat
anion PO43-
yang terdapat dalam tubuh, sehingga membentuk endapan
alumunium fosfat (masyarakat). Mg(OH)2 dalam jumlah besar dapat
menyebabkan diare karena terbentuk MgSO4 yang dikenal sebagai obat
pencahar. Antasida menghasilkan sampah plastik kemasan obat, baik dalam
bentuk tablet maupun botol plastik (lingkungan).
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran : Bervisi SETS
Metode :Diskusi informasi, tanya jawab, penugasan
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
7 menit
Kegiatan Eksplorasi 73 menit
183
Utama 1. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
mengajukan pertanyaan tentang kealrutan suatu
senyawa,“apa yang akan terjadi jika kita
melarutkan satu sendok garam NaCl dan batu
gamping masing-masing kedalam gelas yang
berisi air, apakah akan larut? Bagaimana kalau
kita tambahkan terus-menerus masing-masing
zat kedalam gelas masing-masing?”
“Apa rumus kimia dari batu gamping?
Bagaimana reaksi kesetimbangan ion-ion batu
gamping dan NaCl dalam air?”
2. Guru menjelaskan materi secara singkat
3. Guru membuka wawasan siswa mengenai
SETS, guru memberikan contoh peristiwa atau
aplikasi materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Membagikan artikel tentang obat maag dan
lembar kerja siswa
Elaborasi
5. Guru meminta siswa berkumpul sesuai
kelompoknya
6. Guru mengajak siswa memahami artikel
7. Meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan
yang ada di lembar kerja siswa secara kelompok
8. Membimbing siswa untuk membuat analisis
keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk
topikobat maag
9. Meminta siswa menyajikan jawaban didepan
kelas
Konfirmasi
10. Guru memberi pertanyaan tentang materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah
dibahas.
11. Memberi penghargaan kepada siswa yang
menjawab pertanyaan.
12. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum jelas.
13. Memberi kesempatan siswa untuk menjawab
pertanyaan teman mengenai materi yang belum
dikuasai.
Penutup 1. Membimbing siswa untuk menarik simpulan
secara umum mengenai materi yang telah
dibahas.
2. Memberi tugas rumah mengenai materi yang
telah dibahas.
3. Menyampaikan kepada siswa bahwa pertemuan
selanjutnya akan mempelajari pengaruh ion
senama terhadap kelarutan dan meminta siswa
mempelajarinya terlebih dahulu
4. Guru menutup kelas dengan salam.
10 menit
184
5. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat dan Bahan
- Komputre, Laptop, LCD, Lembar Kerja Siswa
Sumber Rujukan
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang obat maag dan batu gamping
- Berita surat kabar
6. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan
garam yang sukar larut
- Siswa dapat menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat
kelarutannya
- Siswa dapat menuliskan ungkapan Ksp zat elektrolit yang larut dalam air
- Siswa dapat menghitung harga kelarutan dari data Ksp atau sebaliknya
Non Sumber Daya Manusia
- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan
masyarakat (konteks SETS)
7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan soal-soal tentang kesetimbangan kesetimbangan
dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut, menghubungkan
tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutannya, menuliskan
ungkapan Ksp zat elektrolit yang larut dalam air, menghitung harga
kelarutan dari data Ksp atau sebaliknya
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan
kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi
8. ALAT EVALUASI
a. Aspek Kognitif
1. Jelaskan pengertian kelarutan! Tuliskan satuan kelarutan ?
2. Tuliskan reaksi kesetimbangan dari garam CaSO4!
3. Tuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk garam Mg(OH)2 !
185
4. Jika kelarutan garam biner dalam air dinyatakan x mol/liter. Tuliskan Ksp dari
garam biner tersebut !
5. Jika konsentrasi Ca2+
dalam larutan jenuh CaF2= 2 x 10-4
mol/liter, maka berapa
hasil kali kelarutan CaF2?
6. Buatlah keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk topik obat maag!
b. Kunci jawaban
1. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut
atau larutan pada suhu tertentu. Misalkan, sejumlah AgCl dimasukkan ke dalam
air, ada sebagian yang tidak larut atau terdapat endapan. Ketika ditambahkan
lagi sedikit AgCl, ternyata AgCl sudah tidak dapat melarut lagi. Konsentrasi
maksimum AgCl yang dapat larut dinyatakan sebagai kelarutan. Satuan
kelarutan yaitu mol/liter.
2. CaSO4(s) Ca2+
(aq) + SO42-
(aq)
3. Mg(OH)2(s) Mg2+
(aq) + 2 OH-(aq)
s s 2s
Ksp = , - , -
= s. (2s)2= 4s
3
4. Misal garam biner AB
AB(s) A+
(aq) + B-(aq)
Apabila kelarutan AB = x mol/L, maka:
AB(s) A+
(aq) + B-(aq)
x x x
Ksp = , - , -
= x . x = x2
5. [Ca2+
] = 2 x 10-4
mol/liter
CaF2(s) Ca2+
(aq) + 2 F-(aq)
2 x 10-4
4 x 10-4
Ksp = , - , - = (2 x 10
-4) (4 x 10
-4)2
= 3,2 x 10-11
186
6.
9. PENANGGUNG JAWAB
LINGKUNGAN
Menghasilkan sampah
plastik yang dapat
mencemari lingkungan
Daur ulang kemasan botol
obat maag, dapat
mengurangi pencemaran
dan volume sampah
MASYARAKAT
Membantu masyarakat
dalam mengobati sakit
maag.
Kelebihan Al(OH)3, dapat
menyebabkan sembelit
Mg(OH)2dalam jumlah
besar dapat menyebabkan
diare karena terbentuk
MgSO4
TEKNOLOGI
Menetralkan kelebihan
asamlambung
SAINS
Kelarutan dan hasil kali
kelarutan
187
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 3
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator
1. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan
2. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk topik
kesadahan air
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat secara mandiri menjelaskan pengaruh penambahan ion senama
terhadap kelarutandalam diskusi kelompok
2. Siswa dapat secara mandiri dapat menghitung kelarutan zat dalam larutan yang
mengandung ion senama
3. Siswa dapat menganalisis penerapan sains pengaruh penambahan ion senama
terhadap kelarutan pada topik kesadahan air dalam bidang teknologi beserta
dampaknya ditinjau dari segi lingkungan dan masyarakat dalam diskusi
kelompok
3. ANALISIS MATERI
1. (a) Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan
Suatu zat elektrolit umumnya lebih mudah larut dalam pelarut air murni
daripada dalam air yang mengandung salah satu ion dari elektrolit tersebut. Hal
ini sesuai dengan Asas Le Chatelier, sistem dalam keadaan setimbang
menanggapi peningkatan salah satu pereaksi dengan cara menggeser
kesetimbangan kearah pereaksi tersebut diberi aksi. Jika Ag2CrO4 dilarutkan
dalam larutan AgNO3, ternyata kelarutan Ag2CrO4dalam larutan-larutan lebih
kecil. Hal ini disebabkan karena sebelum Ag2CrO4(s)terionisai menjadi Ag+
(aq), di
dalam larutan sudah terdapat ion Ag+.
Ag2CrO4(s) 2 Ag+
(aq) + CrO42-
(aq)
AgNO3(aq) Ag+
(aq) + NO3-(aq)
Penambahan Ag+dari Ag2CrO4 menggeser kesetimbangan ke kiri atau dari arah
zat yang ditambah, sehingga Ag2CrO4 yang larut makin sedikit. Dengan
demikian, adanya ion sejenis memperkecil kelarutan.
(b) Menghitung Kelarutan dalam Larutan yang Mengandung Ion Senama
Jika diketahui harga Ksp AgI = 10-10
. Tentukan kelarutan AgI dalam :
a. Air murni
b. Larutan KI 0,1 M
188
Jawab:
a. AgI(s) Ag+
(aq) + I-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
10-10
= s . s
10-10
= s2
s = √ s = 10
-5
b. AgI(s) Ag+
(aq) + I-(aq)
s s s
KI(aq) K+
(aq) + I-(aq)
0,1 M 0,1 M
[I-] = s + 0,1 M
Penambahan jumlah ion I- dalam campuran diatas menyebabkan pergeseran
kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan AgI. Reaksi kesetimbangan akan
bergeser kearah AgI sehingga menyebabkan jumlah padatan AgI bertambah
atau kelarutan AgI berkurang. Kelarutan AgI berkurang akan menyebabkan
jumlah ion I-juga berkurang menjadi lebih kecil dari s. Karena nilai s juga
sudah sangat kecil dibandingkan nilai 0,1 M (konsentrasi I-dari KI), maka
yang digunakan dalam perhitungan hanyalah nilai I-dari KI.
Ksp = , - , -
10-10
= s . (0,1)
M
Kelarutan AgI dalam larutan KI 0,1 M sebesar 10-9
M
Jadi penambahan KI mengubah kelarutan dari 10-5
M menjadi 10-9
M
(kelarutan semakin kecil)
2. Kesadahan Air
Air merugikan dalam kehidupan. Bagi tumbuhan, air adah mempengaruhi
transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi
kesuburan (lingkungan). Dengan adanya teknologi atau cara menghilangkan
kesadahan air (teknologi), maka tersedia air minum bebas sadah, mengurangi
terbentuknya kerak pada ketel dan panci, dan konsumsi sabun yang tinggi dapat
dikurangi (masyarakat).
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran : Bervisi SETS
Metode : Diskusi informasi, demonstrasi, tanya jawab
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Mengingatkan kembali materi sebelumnya
dengan mengajukan pertanyaan:
a. Jelaskan pengertian kelarutan dan hasil
kali kelarutan ?
b. Bagaimana persamaan tetapan hasil
7 menit
189
kali kelarutan Mg(OH)2?
Kegiatan
Utama Eksplorasi 1. Guru menanyakan tugas siswa mencari
artikel berkenaan dengan kasus yang akan
dibahas (kesadahan air)
2. Meminta siswa mengkondisikan diri sesuai
kelompoknya.
3. Membagikan LKS kepada masing-masing
kelompok.
4. Mendemonstrasikan pelarutan garam
dalam air dan dalam larutan garam untuk
meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
5. Memberi kesempatan kepada siswa yang
ingin bertanya materi, sebelum diskusi
dimulai
Elaborasi
6. Meminta setiap kelompok mendiskusikan
soal yang ada di lembar kerja siswa
mengenai konsep penambahan ion senama.
7. Memberi bonus nilai bagi kelompok yang
paling cepat menyelesaikan tugas.
8. Salah satu kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang telah
dilakukan serta meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil diskusinya
Konfirmasi
9. Memberi pertanyaan tentang materi
pengaruh ion senama yang telah dibahas.
10. Memberi penghargaan kepada siswa yang
menjawab pertanyaa.
11. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum jelas.
12. Memberi kesempatan siswa untuk
menjawab pertanyaan teman mengenai
materi yang belum dikuasai
73 menit
Penutup 1. Membimbing siswa untuk menarik
simpulan secara umum mengenai materi
yang telah didiskusikan bersama.
2. Memberikan tugas rumah untuk
memperdalam pemahaman siswa.
3. Memberi tugas masing-masing kelompok
mencari materi mengenai penambahan
fluorida dalam pasta gigi untuk dibahas
pada pertemuan selanjutnya
4. Guru menutup kelas dengan salam.
10 menit
5. PERANGKAT PEMBELAJARAN
190
Alat/bahan:
- Komputre, Laptop, LCD, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar:
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi pengaruh penambahan ion senama terhadap
kelarutan
- Berita surat kabar
6. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
- Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi dalam
bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Laporan praktikum
- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan
masyarakat (konteks SETS)
7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan soal-soal tentang pengaruh ion senama terhadap
kelarutan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan
kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi
8. ALAT EVALUASI
a. Penilaian Aspek Kognitif
1. Jelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan!
2. Tentukan kelarutan AgCl dalam:
a. Air murni
b. NaCl 0,01 M
c. AgNO30,001 M (Ksp AgCl = 10-10
)
3. Buatlah diagram keterhubungkaitan unsur SETS untuk topik kesadahan air !
b. Kunci jawaban
191
1. Apabila ke dalam larutan yang sukar larut ditambahkan suatu garam yang
telah berisi salah satu ion garam tersebut , maka kelarutan garam lebih kecil
daripada kelarutannya dalam air murni. Adanya ion senama mengakibatkan
kesetimbangan bergeser ke kiri, atau ke arah zat yang mengendap, sehingga
kelarutan berkurang.
2. Diketahui:
a. Ksp AgCl = 10-10
AgCl(s) Ag+
(aq) + Cl-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
10-10
= s2
s = √ s = 10
-5
Kelaruan AgCl dalam air murni 10-5
mol/L
b. Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,01 M
NaCl(aq) Na+
(aq) + Cl-(aq)
0,01 M 0,01 M 0,01 M
AgCl(s) Ag+
(aq) + Cl-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
Penambahan jumlah ion Cl- dalam campuran diatas menyebabkan
pergeseran kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan AgCl. Reaksi
kesetimbangan akan bergeser kearah AgCl sehingga menyebabkan jumlah
padatan AgCl bertambah atau kelarutan AgCl berkurang. Kelarutan AgCl
berkurang akan menyebabkan jumlah ion Cl-juga berkurang menjadi lebih
kecil dari s. Karena nilai s juga sudah sangat kecil dibandingkan nilai 0,1 M
(konsentrasi Cl-dari larutan NaCl), maka yang digunakan dalam perhitungan
hanyalah nilai konsentrasi Cl-dari larutan NaCl.
Ksp = , - , -
10-10
= , - (0,01) , - = 10
-8 mol/L
Jadi kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M sebesar 10-8
mol/liter
c. Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO30,001 M
AgNO3(aq) Ag+
(aq) + NO3-(aq)
0,001 M 0,001 M 0,001 M
AgCl(s) Ag+
(aq) + Cl-(aq)
s s s
Ksp = , - , -
10-10
= (0,001) , - , - = 10
-7 mol/L
Kelarutan AgCl dalam larutan AgNO30,001 M = 10-7
mol/L
192
3.
9. PENANGGUNG JAWAB
LINGKUNGAN
Mempengaruhi transfer hara
yang mempengaruhi
kesuburan
Beberapa jenis ikan
memerlukan kisaran
kesadahan tertentu
MASYARAKAT
Tersedia air minum bebas
sadah
Mengurangi terbentuknya
kerak pada pipa dan panci
Konsumsi sabun yang
tinggi bisa dikurangi
TEKNOLOGI
Penghilangan kesadahan air
SAINS
Pengaruh ion senama terhadap
kelarutan
193
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 4
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator
1. Menentukan pH larutan dari harga Kspnya dan sebaliknya
2. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk penambahan
fluorida dalam pasta gigi
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara dapat menjelaskan pengaruh perubahan pH terhadap kelarutan
setelah melakukan praktikum
2. Siswa dapat secara mandiri menghitung pH larutan dari harga Kspnya dan
sebaliknya setelah diskusi kelas
3. Siswa dapat menganalisis penerapan sains pengaruh pH terhadap kelarutan pada
topik penambahan senyawa flouride dalam pasta gigi dalam bidang teknologi
dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dalam diskusi kelompok
3. ANALISIS MATERI
1. (a) Hubungan pH terhadap Kelarutan
Sesuai prinsip penambahan ion senama, basa lebih mudah larut dalam larutan
yang bersifat asam, dan sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Suatu basa
sukar larut, kelarutannya semakin kecil jika pH dinaikkan. Semakin besar
konsentrasi OH-, maka kelarutan suatu basa semakin berkurang. Misal, Ksp
Mg(OH)2= 2 x 10-12
, kelarutannya dalam air murni sebesar 7,9 x 10-5
mol/L.
Tapi, kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang memiliki pH = 9
pH = 9, pOH = 5
[OH-] = 10
-5
Ksp = , - , -
2 x 10-12
= s . (10-5
)2
= 2 x 10
-2 mol/L
Kelarutan Mg(OH)2dalam larutan yang mempunyai pH = 12
pH = 12, pOH = 2
[OH-] = 10
-2
Ksp = , - , -
2 x 10-12
= s . (10-2
)2
= 2 x 10
-8 mol/L
194
Kelarutan Mg(OH)2dalam larutan yang mengandung pH 12 lebih kecil
dibandingkan kelarutan pada pH 9.
(b) Menghitung pH dari Ksp
Harga pH dapat digunakan untuk menghitung Ksp dari suatu basa yang sukar
larut. Sebaliknya harga Ksp suatu basa yang sukar larut dapat digunakan untuk
menentukan pH larutan.
Contoh:
Ke dalam satu liter larutan 0,001 M MgCl2dimasukkan NaOH pekat tetes demi
tetes. Tentukanlah pH larutan, saat dalam larutan ini mulai terlihat endapan putih
Mg(OH)2. Ksp Mg(OH)2= 9 x 10-12
dan volume dianggap tetap.
Jawab:
MgCl2(aq) Mg2+
(aq) + 2 Cl-(aq)
0,001 M 0,001 M 0,002 M
Ksp = , - , -
9 x 10-12
= (0,001) , -
, - = 9 x 10-9
, - = 9,5 x 10-5
pOH = -log [ ]
= - log 9,5 x 10-5
= 5 – log 9,5
pH = 9 + log 9,5
2. Penambahan Fluorida dalam Pasta Gigi
Kerusakan gigi dikarenakan suasana asam pada mulut yang dihasilkan bakteri
pengurai makanan (sains). Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan gigi
yaitu menambahkan fluorida dalam pasta gigi (teknologi). Dampak dari
penambahan fluorida dalam pasta gigi, dapat meningkatkan taraf kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan (masyarakat). Namun penambahan fluorida
berlebihan, mengakibatkan kurang baik bagi kesehatan jika secara tidak sengaja
menelan pasta gigi (masyarakat). Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak yang
baru belajar gosok gigi. Sampah plastik kemasan pasta gigi dapat mencemari
lingkungan jika tidak diatasi (lingkungan), maka dari itu perlu upaya
penanggulangan limbah sampah plastik kemasan (lingkungan).
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran : Bervisi SETS
Metode : diskusi informasi, tanya jawab, penugasan
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan: Bagaimanakah pengaruh ion
senama terhadap kelarutan?
7 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan mengajukan pertanyaan tentang
peristiwa sehari-hari.
“Anak-anak, sudah sikat gigi pagi ini?
Kalian sikat gigi menggunakan apa? Pasta
gigi? Mengapa gosok gigi harus
73 menit
195
menggunakan pasta gigi? Mengapa harus
dua kali sehari sikat gigi itu? Apa yang akan
terjadi kalau kita silat gigi lebih dari 2 kali
sehari?”
2. Guru mengecek apakah siswa sudah
membawa artikel tentang penambahan
senyawa flouride dalam pasta gigi.
3. Guru meminta siswa berkumpul sesuai
kelompoknya
Elaborasi
4. Guru membagikan lembar kerja kepada
setiap kelompok
5. Siswa menganalisis artikel masing-masing
6. Meminta siswa mengerjakan soal-soal
latihan yang ada di lembar kerja siswa
secara kelompok.
7. Membimbing siswa untuk membuat analisis
keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk
topik penambahan fluorida dalam pasta gigi.
8. Meminta beberapa siswa maju
menyampaikan jawaban
Konfirmasi
9. Memberi pertanyaan tentang materi
pengaruh pH terhadap kelarutan yang telah
dibahas.
10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum jelas.
11. Memberi kesempatan siswa untuk
menjawab pertanyaan teman mengenai
materi yang belum dikuasai.
Penutup 1. Membimbing siswa untuk menarik simpulan
secara umum mengenai materi yang telah
dibahas.
2. Memberi tugas rumah
3. Menginformasikan kepada siswa bahwa
pertemuan selanjutkan akan mempelajari
materi reaksi pengendapan.
4. Meminta siswa mencari artikel tentang
pemurnian garam krosok
5. Guru menutup kelas dengan salam.
10 menit
5. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat/bahan:
- Komputer, Laptop, LCD, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar:
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
196
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang pasta gigi dan kandungannya serta
fungsinya
- Berita surat kabar
6. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat menentukan pH larutan dari harga Kspnya
- Siswa dapat menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan
- Siswa menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi pada topik
penambahan senyawa fluoride dalam pasta gigi dalam bidang teknologi dan
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan
masyarakat (konteks SETS)
7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan soal-soal tentang pengaruh pH terhadap kelarutan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan
kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi
8. ALAT EVALUASI
a. Penilaian Aspek Kognitif
1. Jelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan?
2. Jika larutan jenuh basa L(OH)2 mempunyai pH 8, berapa harga Ksp
larutan jenuh tersebut?
3. Jika diketahui Ksp Ca(OH)2= 5 x 10-6
, tentukan pH larutan CaCl20,05 M
saat ditetesi larutan NaOH mulai membentuk endapan?
4. Buatlah diagram keterhubungkaitan antarunsur SETS untuk topik
penambahan fluorida dalam pasta gigi!
b. Jawaban Pertanyaan
1. Suatu basa sukar larut, kelarutannya semakin kecil jika pH dinaikkan.
Semakin besar konsentrasi OH-, maka kelarutan suatu basa semakin
berkurang.
2. Larutan jenuh basa L(OH)2
pH = 8, pOH = 6
197
[OH-] = 10
-6
L(OH)2(s) L2+
(aq) + 2 OH-(aq)
s s 2s
[L2+
] =
x [OH
-] = 5 x 10
-7
Ksp L(OH)2 = [L2+
] [OH-]
2
= 5 x 10-7
. (10-6
)2= 5 x 10
-19
3. Ksp Ca(OH)2= 5 x 10-6
CaCl2(aq) Ca2+
(aq) + 2 Cl-(aq)
0,05 M 0,05 M 0,1 M
Ksp = , - , -
5 x 10-6
= (0,05) , -
, - = 10-4
, - = 10-2
pOH = -log [ ]
= - log 10-2
= 2
pH = 12
4.
LINGKUNGAN
Menimbulkan pencemaran tanah
yang
dihasilkan dari limbah plastik
kemasan
Penanggulangan dengan cara
daur ulang dapat mengurangi
penceemaran
MASYARAKAT
Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan kesehatan
Pasta gigi yang tidak sengaja
tertelan berdampak buruk bagi
kesehatan
Daur ulang sampah kemasan
pasta gigi menjadi kerajinan
tangan dapat menambah
pendapatan masyarakat
TEKNOLOGI
Penambahan senyawa flourida dalam pasta
gigi
SAINS
Pengaruh pH terhadap
kelarutan
199
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 5
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator
1. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp dan
2. Menjelaskan analisis keterhubungkaitan antar unsur SETS untuk topik
pemurnian garam krosok
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara mandiri dapat memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan
harga Ksp dan mengevaluasi hasilnya setelah melakukan diskusi kelas
2. Siswa dapat secara berkelompok menganalisis penerapan sains reaksi
pengendapan tentang reaksi pemurnian garam dalam bidang teknologi dan
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dalam diskusi kelompok
3. ANALISIS MATERI
1. Memperkirakan Pengendapan
Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan
pengendapan suatu larutan. Semakin besar harga Ksp suatu senyawa, maka
semakin mudah larut senyawa tersebut. Mengendap atau tidak senyawa
AxBy, dapat dilihat dari harga [Ay+
]x.[B
x-]
y, atau yang disebut dengan Qc.
• Jika Qc < Ksp, maka AxBy belum mengendap
• Jika Qc = Ksp, maka larutan tepat jenuh
• Jika Qc > Ksp,telah terbentuk endapan AxBy
2. Pembuatan garam dapur (teknologi) menggunakan prinsip kelarutan dan
hasil kali (sains). Dengan pemurnian garam dapur dari senyawa pengotor,
maka dihasilkan garam murni (masyarakat). Iodium dalam garam dapur
dapat menjadi asupan gizi untuk kecerdasan anak (masyarakat) dan
mencegah penyakit gondok (masyarakat). Garam dapur juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat kumur alami (masyarakat). Plastik kemasan
garam dapur jika tidak dikelola dengan baik, menyebabkan pencemaran
tanah (lingkungan)
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran : Bervisi SETS
Metode : diskusi informasi, tanya jawab, praktikum
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
200
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Guru mengingatkan siswa kembali tentang
materi yang telah lalu dengan mengajukan
pertanyaan
a. Bagaimana pengaruh pH terhadap
kelarutan ?
b. Mengapa senyawa fluorida ditambahkan
ke dalam pasta gigi ?
7 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan mengajukan pertanyaan tentang
peristiwa sehari-hari.
Guru meminta salah satu siswa yang
berasal dari daerah sekitar Bledug Kuwu
untuk menceritakan di depan kelas proses
pembuatan garam di Bledug Kuwu. Guru
kemudian menambahkan bahwa
kandungan NaCl dalam garam tersebut
masih rendah dan harganya juga murah.
Maka hari ini kita akan belajar bagaimana
salah satu cara untuk meningkatkan kadar
NaCl dalam garam tersebut.
2. Meminta siswa mengkondisikan diri sesuai
kelompoknya.
3. Memberi kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai materi sebelum diskusi
dimulai.
Eksplorasi
4. Guru membagikan lembar kerja kepada
setiap kelompok
5. Siswa menganalisis artikel masing-masing
6. Meminta siswa mengerjakan soal-soal
latihan yang ada di lembar kerja siswa
secara kelompok.
7. Membimbing siswa untuk membuat
analisis keterhubungkaitan antar unsur
SETS untuk topik pemurnian garam
krosok
8. Meminta beberapa siswa maju
menyampaikan jawaban
Konfirmasi
9. Guru memberi pertanyaan tentang materi
reaksi pengendapan yang telah dibahas.
10. Memberi penghargaan kepada siswa yang
menjawab pertanyaan.
11. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum jelas.
73 menit
201
12. Memberi kesempatan siswa untuk
menjawab pertanyaan teman mengenai
materi yang belum dikuasai
Penutup 1. Membimbing siswa untuk menarik
simpulan secara umum mengenai materi
yang telah didiskusikan bersama
2. Guru mengingatkan siswa untuk belajar
karena pertemuan selanjutnya akan
diadakan ulangan
3. Guru mengingatkan siswa untuk
mengumpulkan makalah sebagai tugas
akhir sebelum ulangan dimulai
4. Guru menutup kelas dengan salam.
10 menit
5. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat/bahan:
- Komputer, Laptop, LCD, Lembar Kerja Siswa
Sumber Belajar:
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang pemurnian garam krosok
- Berita surat kabar
6. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan suatu senyawa berdasarkan
harga Ksp
- Siswa dapat menganalisis dan menginterpretasikan penerapan materi pada topik
pemurnian garam krosok dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Kumpulan hasil diskusi dan analisa keterkaitan penerapan kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam bidang teknologi dan implikasinya pada lingkungan dan
masyarakat (konteks SETS)
7. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan soal-soal tentang reaksi pengendapan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
202
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama praktikum dan
kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi
8. ALAT EVALUASI
a. Penilaian Aspek Kognitif
1. Apa yang terjadi pada larutan jika harga Ksp lebih kecil dari hasil kali
konsentrasi ion-ionnya?
2. Sebanyak 100 mL AgNO3 0,1 M dicampur dengan 100 mL KI 0,1 M dan
diketahui Ksp AgI = 10-16
. Apakah terjadi endapan pada pencampuran kedua zat
tersebut ?
b. Kunci Jawaban
1. Jika harga Ksp lebih kecil dari hasil kali konsentrasi ion-ion, maka akan
terbentuk endapan.
2. Diketahui : n Ag+= 0,1 M . 0,1 L = 10
-2 mol
n I-= 0,1 M . 0,1 L = 10
-2 mol
, -
= 5 x 10
-2 M
, -
= 5 x 10
-2 M
Qsp = , -, - = (5 x 10
-2) (5 x 10
-2) = 2,5 x 10
-3
Qsp > Ksp maka akan terjadi pengendapan AgI
9. PENANGGUNG JAWAB
203
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. SPESIFIKASI SUBJEK PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas / Semester : XI / II
Kelompok Target : Bervisi SETS
Pertemuan ke : 6
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
2. KOMPETENSI CAPAIAN DAN INDIKATORNYA
Standar Kompetensi:
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar:
4.6 Memprediksiterbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
Indikator:
1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar
larut.
2. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.
3. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannnya.
4. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga
Ksp atau sebaliknya.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa secara mandiri dapat mengevaluasi diri mengenai kepahamannya
terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan mengerjakan soal-soal
ulangan
3. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran : Bervisi SETS
Metode : Diskusi dan Tanya jawab
Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek presensi siswa
10 menit
Kegiatan
Utama Eksplorasi
1. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada hal
yang ingin ditanyakan sebelum ulangan dimulai
Elaborasi
2. Guru membagikan kertas soal ulangan dan
lembar jawaban kepada siswa.
3. Siswa diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan
soal tersebut.
4. Guru mengawasi jalannya ulangan
5. Siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban
Konfirmasi
6. Guru membagikan angket tanggapan siswa
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung
7. Siswa mengisi angket yang dibagikan guru
8. Siswa mengumpulkan angket kepada guru
70 menit
204
Penutup 9. Guru menutup kelas dengan salam dan ucapan
terimakasih
10 menit
4. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Alat dan Bahan
- Soal ulangan, lembar jawaban, lembar angket tanggapan siswa
Sumber Rujukan
- Buku kimia yang terdapat informasi kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Johari, JMC & M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta: Esis
- Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
- Website yang memuat informasi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Berita surat kabar
5. PRODUK PEMBELAJARAN
Sumber Daya Manusia
- Siswa dapat termotivasi untuk giat belajar saat mengetahui manfaat belajar
kelarutan dan hasil kali kelarutan
- Keterampilan proses sains dalam diri siswa tumbuh dan berkembang untuk
diterapkan dalam menghadapi fenomena kehidupan sehari-hari
Non Sumber Daya Manusia
- Jawaban ulangan siswa
- Jawaban angket tanggapan siswa
6. EVALUASI PROGRAM DAN HASIL BELAJAR
Evaluasi Program
- Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi diri, kelompok, serta proses oleh guru dan siswa
Evaluasi Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Menguji siswa dengan melakukan ulangan
Aspek Afektif
Mengobservasi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
Aspek Psikomotorik
Mengobservasi keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung
7. PENANGGUNG JAWAB
205
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL
LEMBAR KERJA SISWA 1
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !
1. Apa yang dimaksud dengan :
a. Kelarutan
b. Hasil kali kelarutan
2. Tentukan reaksi kesetimbangan ion dan tetapan hasil kali kelarutan pada
persamaan di bawah ini untuk senyawa berikut :
a. CaSO4
b. Cr(OH)3
c. Ag2CrO4
d. Li3PO4
e. Cu2S
f. CdS
3. Dalam 250 mL air murni terlarut 0,74 miligram Ca(OH)2 dengan Mr = 74.
Tentukan harga Ksp Ca(OH)2!
4. Berapa gram massa AgCl (Mr = 143,5) yang dapat larut dalam 1 liter air, jika Ksp
AgCl = 1,0 x 10-10
?
5. Jelaskan prinsip penggunaan obat maag jika dikaitkan dengan materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan !
6. Buatlah diagram keterhubungkaitan antar unsur SETS berkaitan dengan obat maag!
LINGKUNGAN MASYARAKAT
TEKNOLOGI
SAINS Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Lampiran 6
206
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 2
“PENGARUH PENAMBAHAN ION SENAMA TERHADAP KELARUTAN”
1. Bagaimana pengaruh penambahan ion sejenis pada hasil kali kelarutan zat
elektrolit?
2. Tentukan kelarutan AgCl dalam :
a. Air murni
b. NaCl 0,01 M
c. AgNO3 0,001 M (Ksp AgCl = 10-10
)
3. Diketahui Ksp AgCl = 10-10
. Tentukanlah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1
M dan CaCl2 0,1 M !
PERHATIKAN DEMONSTRASI DARI GURU Apakah AgCl lebih mudah larut dalam air murni atau dalam
larutan NaCl? Kemukakan alasanmu!
Jawab: ..............................................................
...........................................................................
.........................................................................
207
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM SISWA 3
“PENAMBAHAN SENYAWA FLUORIDE DALAM PASTA GIGI”
1. Ke dalam satu liter larutan 0,001 M MgCl2 dimasukkan NaOH pekat tetes demi
tetes. Tentukan pH larutan saat dalam larutan ini mulai terlihat endapan putih
Mg(OH)2. Ksp Mg(OH)2= 9 x 10-12
dan volume dianggap tetap. Berapa harga Ksp
larutan jenuh Al(OH)3 yang mempunyai pH = 9 ?
2. Suatu garam basa lebih larut dalam larutan yang bersifat . . . . . . .
3. Jika suatu basa dilarutkan pada larutan yang pH-nya 4, maka kelarutan basa
tersebut semakin. . . . . .
4. Diketahui Ksp Fe(OH)2= 8 x 10-16
. Tentukan kelarutan Fe(OH)2 dalam :
a. Aquades
b. Larutan NaOH 0,01 M
PERHATIKAN DEMONSTRASI DARI GURU
Apakah Mg(OH)2 lebih mudah larut dalam air murni, dalam larutan NaOH, atau
larutan HCl? Kemukakan alasanmu!
Jawab:
.............................................
.........................................................
.........................................................
.........................................................
.........................................................
.........................................................
208
LEMBAR KERJA SISWA 4
1. Apa yang terjadi jika:
a. [Pb2+
] [Cl-]
2 < Ksp PbCl2
b. [Pb2+
] [Cl-]
2 = Ksp PbCl2
c. [Pb2+
] [Cl-]
2 > Ksp PbCl2
2. Apakah akan terbentuk endapan, jika 10 mL 0,006 M Ba(NO3)2(aq) ditambahkan ke
dalam 600 mL 0,0005 M Na2SO4(aq)? Ksp BaSO4= 1,1 x 10-10
.
3. Apakah akan terbentuk endapan jika 10 mL 0,001 M AgNO3 ditambahkan ke
dalam 490 mL 0,002 M K2CrO4. Jika diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12
.
209
LEMBAR TUGAS AKHIR
Petunjuk :
1. Masing-masing kelompok mengambil kartu kasus secara acak.
2. Masing-masing kelompok menebak/menjawab soal yang ada di kartu kuis.
3. Setelah mengetahui jawaban dari kartu kasus, masing-masing kelompok mencari kartu
pasangannya yang berisi kata kunci dari kartu kuis.
4. Masing-masing kelompok membuat makalah berdasarkan kartu kuis dan kartu
pasangannya.
5. Makalah dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya.
KARTU KUIS
Temukan Kartu Pasangannya
Cari Tahu Aku
Aku bisa mengabadikan kenangan-
kenangan kalian. Dulu aku sangat
terkenal, tapi sekarang aku sudah
digantikan dengan teknologi yang
baru. Aku berwarna hitam putih.
Siapakah aku?
Cari Tahu Aku
Aku dicari dipagi hari saat
menggosok gigi. Tanpa aku gigimu
akan berlubang. Aku memiliki
banyak rasa. Aku bisa bermanfaat
tapi juga bisa membahayakan.
Siapakah Aku?
Cari Tahu Aku
Aku merupakan produk yang
tidak asing lagi bagi kita. Setiap
kali memasak pasti kita
menggunakanku. Selain untuk
masak, sekarang aku juga
dimanfaatkan untuk obat kumur
alami. Siapakah aku ?
Cari Tahu Aku
Aku sering berada di daerah
pantai. Aku mengandung ion-ion
logam. Saat kau gunakan aku
untuk mandi, sabun yang kau
gunakan hanya akan menghasilkan
sedikit busa. Siapakah Aku?
Cari Tahu Aku
Aku berada di dalam goa.
Bentukku keras dan runcing. Aku
terbentuk secara alami dan
membutuhkan waktu yang sangat
lama. Siapakah aku ?
Cari Tahu Aku
Aku sangat dibutuhkan oleh orang
yang sakit maag. Aku tersedia
dalam berbagai merek. Siapakah
Aku?
210
1. Jelaskan proses pencetakan foto
hitam putih?
2. Bagaimana reaksi yang terjadi?
3. Apa kelebihan dan kekurangan
dari
4. industri fotografi bagi masyarakat
dan lingkungan?
5. Pekerjaan apa saja yang dapat
dikembangkan dari industri
fotografi?
6. Buatlah diagram
keterhubungkaitan antar unsur
SETS untuk topik industri
fotografi !
1. Bagaimana proses pembuatan
garam dapur?
2. Bagaimana reaksi yang terjadi
pada pembuatan garam dapur?
3. Mengapa produk garam di
Indonesia kotor?
4. Mengapa garam di Indonesia
harganya mahal?
5. Jelaskan kelebihan dan
kekurangan pembuatan garam
dapur bagi masyarakat dan
lingkungan?
6. Buatlah diagram
keterhubungkaitan antar unsur
SETS untuk topik garam dapur!
1. Bagaimana proses terbentuknya
stalagtit dan stalagmit?
2. Bagaimana reaksi yang terjadi?
3. Apa kelebihan dan kekurangan
dari stalagtit dan stalagmit dalam
konteks SETS?
4. Pekerjaan apa saja yang dapat
dikembangkan dari terbentuknya
stalagtit dan stalagmit?
5. Buatlah diagram
keterhubungkaitan antar unsur
SETS untuk topik stalagtit dan
stalagmit!
1. Bahan apa yang terkandung dalam
pasta gigi yang dapat melindungi
gigi dari kerusakan?
2. Bagaimana prinsip kerja pasta gigi
sehingga dapat melindungi gigi
dari kerusakan?
3. Bagaimana reaksi kimia yang
terjadi?
4. Apakah pasta gigi yang
mengandung banyak flouride
merupakan pasta gigi yang baik?
5. Apa kelebihan dan kekurangan
flouride dalam pasta gigi?
6. Buatlah diagram keterhubung-
kaitan antar unsur SETS untuk
topik floride dalam pasta gigi!
1. Apakah pengertian air sadah?
2. Sebutkan dan jelaskan macam-
macam kesadahan air!
3. Apakah dampak positif dan
negatif yang ditimbulkan air
sadah?
4. Bagaimana cara menghilangkan
kesadahan air?
5. Bagaimana reaksi kimia yang
terjadi?
6. Buatlah diagram keterhubung-
kaitan antar unsur SETS untuk
kesadan air!
1. Bagaimana prinsip kerja antasida?
2. Apa saja kandungan dalam antasida?
3. Jelaskan efek samping antasida!
4. Apa kekurangan dan kelebihan
antasida bagi masyarakat dan
lingkungan?
5. Pekerjaan apa saja yang dapat
dikembangkan dari konsep antasida?
6. Buatlah diagram keterhubung-kaitan
antar unsur SETS untuk topik
antasida!
211
KISI-KISI SOAL (PRE-TEST DAN POST-TEST)
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : 2
Kelompok : Bervisi SETS
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar : 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan
Alokasi Waktu : 1 x 60 menit
Sekolah : SMA N 1 Kradenan
Sub Pokok
Materi Indikator Aspek KPS
Nomor
Soal
Jenjang
Soal Jumlah
Kelarutan dan
Hasil Kali
Kelarutan
Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan Mengajukan
Pertanyaan 18 C6 1
Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang
sukar larut.
Mengkomunikasikan 20 C2 1
Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air. Mengklasifikasikan 13 C1 1
Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannnya.
Mengklasifikasikan 4 C4 2
Mengklasifikasikan 5 C4
Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data
harga Ksp atau sebaliknya.
Menafsirkan 16 C4 1
Menganalisis dan menyimpulkan (inferensi) hasil percobaan Menggunakan Alat
dan Bahan 10 C4 1
Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains kelarutan dan hasil kali
kelarutan pada topik obat maag dalam bidang teknologi beserta dampaknya
ditinjau dari segi lingkungan dan masyarakat
Mengajukan
Hipotesis 7 C5
2
Menafsirkan 19 C4
Penambahan
ion senama Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan Menafsirkan 1 C4 1
Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh ion terhadap
kelarutan pada topik kesadahan air dalam bidang teknologi dan dampaknya
terhadap lingkungan dan masyarakat
Menerapkan Konsep 14 C2
3 Menerapkan Konsep 15 C4
Mengajukan 8 C5
Lampiran 7
212
Hipotesis
Pengaruh pH
terhadap
kelarutan
Menentukan pH larutan dari harga Kspnya Memprediksi 12 C3 1
Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan Mengobservasi 2 C4
2 Mengajukan
Hipotesis 17 C3
Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains pengaruh pH terhadap
kelarutan pada topik penambahan senyawa flouride dalam pasta gigi dalam
bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat
Mengajukan
Hipotesis 6 C5 1
Reaksi
pengendapan
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp Memprediksi 3 C3 2
Memprediksi 9 C4
Menganalisis dan menginterpretasi penerapan sains reaksi pengendapan
tentang reaksi pemurnian garam dalam bidang teknologi dan dampaknya
terhadap lingkungan dan masyarakat
Mengkomunikasikan
11 C6 1
Total 20
213
SOAL (PRE-TEST DAN POST-TEST)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI IPA
Waku : 90 menit
Tahun Pelajaran : 2014/2015
PETUNJUK UMUM
1. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab pertanyaan.
3. Jumlah soal sebanyak 20 butir soal objektif dengan 4 pilihan jawaban untuk masing-
masing soal.
4. Tuliskan alasan jawaban kalian di lembar jawaban yang sudah disediakan
6. Tanyakan pada pengawas jika ada sesuatu yang belum jelas
Menafsirkan
1. Richo melakukan eksperimen di dalam laboratorium. Richo membuat larutan PbCrO4
yang melewati jenuh sehingga sudah ada PbCrO4 yang mengendap (gambar A).
Kemudian kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan larutan K2CrO4 yang hasilnya
dapat dilihat pada gambar B.
(A) (B)
Kesimpulan yang dapat kamu ajukan sesuai kondisi pada gambar diatas adalah:
a. Penambahan K2CrO4 menyebabkan kelarutan PbCrO4 bertambah
b. Penambahan K2CrO4 menyebabkan kelarutan PbCrO4 berkurang
c. Penambahan K2CrO4 menyebabkan endapan PbCrO4 yang ada sebelumnya berkurang
d. Penambahan K2CrO4 tidak mempengaruhi kelarutan PbCrO4
Alasan:...................................................................................
Mengobservasi
2. Hana memiliki larutan jenuh CaCO3. Kemudian larutan tersebut ditambahkan beberapa
tetes HCl. Jika digambarkan, akan seperti gambar dibawah ini. Kesimpulan yang dapat
diambil Hana adalah.....
Lampiran 8
214
a. Penambahan HCl menyebabkan kelarutan CaCO3 bertambah
b. Penambahan HCl menyebabkan kelarutan CaCO3 berkurang
c. Penambahan HCl tidak berpengaruh pada kelarutan CaCO3
d. Penambahan HCl menyebabkan ion Ca2+
dan CO32-
dalam larutan berkurang
Alasan: ...................................................................................................
Memprediksi
3. Diketahui Ksp PbSO4 = 1,6 x 10-8
. Campuran yang menghasilkan endapan PbSO4 yaitu...
a. 50 mL larutan PbCl2 0,1 M dengan 50 mL larutan Na2SO4 0,1 M
b. 500 mL larutan PbCl2 0,0001 M dengan 500 mL larutan Na2SO4 0,0001 M
c. 100 mL larutan Pb(OH)2 0,0001 M dengan 50 mL larutan H2SO4 0,0001 M
d. 500 mL larutan Pb(OH)2 0,00001 M dengan 100 mL larutan H2SO4 0,00001 M
Alasan: ...........................................................................................................
Mengklasifikasikan
4. Tetapan hasil kali kelarutan dari tembaga (II) sulfida (CuS), kalsium fluorida (CaF2)
dan timbal (II) iodida (PbI2) yaitu sama besar pada suhu yang sama. Jika kelarutannya
dinyatakan s, pada suhu yang sama . . . .
a. s CuS = s CaF2 = s PbI2
b. s CuS < s CaF2 = s PbI2
c. s CuS < s CaF2 < s PbI2
d. s CuS = s CaF2 > s PbI2
Alasan:...........................................................................................................
Mengklasifikasikan
5. Diketahui beberapa harga Ksp:
1. Mg(OH)2= 1,8 x 10-11
2. Ca(OH)2= 5,5 x 10-6
3. Ba(OH)2= 5 x 10-3
4. Mn(OH)2= 4,5 x 10-14
Urutan kelarutan dari yang paling mudah larut ke paling sukar larut . . . .
a. 3, 2, 1, 4
b. 3, 4, 2, 1
c. 1, 2, 4, 3
d. 3, 1, 2, 4
Alasan: ...................................................................................................
Mengajukan hipotesis
6. Sejak kecil Irfa menggosok giginya menggunakan pasta gigi berflourida dua kali sehari.
Sari menggosok giginya hanya satu kali dalam sehari. Ternyata gigi Sari mulai berlubang
dan sering sakit gigi saat berada di kelas 2 SD. Hipotesismu mengenai hal ini adalah....
a. Semakin sering menggosok gigi akan membuat gigi menjadi rapuh
b. Kandungan flouride dalam pasta gigi membuat pH di lingkungan sekitar gigi
menjadi naik sehingga email gigi menjadi tidak mudah larut
c. Tidak ada pengaruhnya seringnya gosok gigi dengan gigi berlubang
d. Kandungan flouride dalam pasta gigi menyebabkan pH di lingkungan sekitar gigi
menjadi turun sehingga email gigi menjadi tidak mudah larut
Alasan: ..........................................................................................................
215
Mengajukan hipotesis
7. Obat maag yang beredar di masyarakat saat ini bermacam-macam, ada yang bentuknya
cair ada pula yang bentuknya tablet. Seorang siswa ingin mengetahui apakah bentuk obat
maag dapat mempengaruhi cepat lambatnya obat bereaksi dilihat dari kelarutan dan hasil
kali kelarutan. Rumuskan hipotesismu atas rumusan masalah diatas.
a. Bentuk obat mempengaruhi kelarutan obat maag dan mempercepat terjadinya reaksi
b. Bentuk obat tidak mempengaruhi kelarutan obat maag, hanya mempercepat
terjadinya reaksi
c. Obat maag yang berbentuk tablet lebih cepat menyembuhkan sakit maag karena lebih
cepat larut
d. Obat maag yang berbentuk cair lebih cepat menyembuhkan sakit maag karena lebih
cepat larut
Alasan: .........................................................................................................
Mengajukan hipotesis
8. Wawan yang tengah berlibur di rumah neneknya yang dekat dengan pantai merasa kaget
karena baju yang dicucinya tadi pagi bukannya bersih malah menyisakan serbuk-serbuk
putih dibeberapa bagian. Selain itu, tadi pagi saat mencuci, sabun yang dipakainya
mencuci juga tidak menghasilkan busa sebanyak kalau dia mencuci di rumah, meskipun
merk sabun yang dipakainya sama. Hipotesis yang kamu ajukan untuk kejadian tersebut
adalah....
a. Air yang dipakai Wawan mencuci mengandung senyawa yang membentuk endapan
saat digunakan bersama sabun
b. Sabun yang dipakai Wawan untuk mencuci terlalu sedikit sehingga busa yang dihasilkan
juga sedikit
c. Wawan tidak serius mencuci bajunya sehingga masih tersisa kotoran di bajunya
d. Jenis sabun yang dipakai Wawan adalah jenis sabun yang sedikit menghasilkan busa
Alasan: .........................................................................................................
Memprediksi
9. Dalam satu liter larutan terdapat campuran garam PbF2, CaF2, dan MgF2 yang masing-
masing konsentrasinya 0,01 M. Diketahui Ksp Pb(OH)2 = 2,8×10–16
, Ca(OH)2 = 4,5×10–
14, dan Mg(OH)2 = 4,5×10
–17 pada suhu 25 °C. Jika ditambahkan NaOH sehingga pH
larutan menjadi 9, maka garam yang mengendap . . .
a. Semua mengendap
b. Hanya Ca(OH)2
c. Tidak ada
d. Mg(OH)2 dan Pb(OH)2
Alasan:........................................................................................................
Menggunakan alat/bahan/sumber
10. Nita akan melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penambahan senyawa
florida dalam pasta gigi. Salah satu bahan yang digunakan dalam percobaan Nita adalah
telur. Tujuan penggunaan telur dalam percobaan ini adalah...
a. Kulit telur sifatnya keras, sama seperti sifat email gigi yang keras
b. Telur murah dan mudah didapat
c. Kulit telur mengandung senyawa yang juga terkandung dalam email gigi
d. Telur dipakai karena sama-sama berasal dari makhluk hidup
216
Alasan: ..........................................................................................................
Mengkomunikasikan
11. Laut di Indonesia sangat luas, sehingga mempunyai potensi yang besar untuk
mengembangkan industri pengolahan garam. Garam produksi dalam negeri masih kurang
baik, belum banyak yang mengandung iodium dan terkadang masih mengndung senyawa
pengotor. Maka dari itu, perlu upaya pemurnian garam dapur dan penembahan iodium.
Dari pernyataan di atas, analisislah diagram keterhubungkaiatan antar unsur SETS!
Alasan: .........................................................................................................
Memprediksi
12. Larutan jenuh magnesium hidroksida Mg(OH)2 yang dipersiapkan untuk pembuatan
antasida pada suhu tertentu mempunyai harga Ksp = 1,2 x 10-12
. Kemudian dimasukkan
ke dalam larutan penyangga yang mempunyai pH = 9. Kelarutan hidroksida tersebut
dalam larutan dengan pH= 9 . . . mol/L
a. 1,2 x 10-2
b. 1,6 x 10-2
c. 4,8 x 10-2
d. 1,5 x 10-2
Alasan: .........................................................................................................
Mengklasifikasikan
13. Sari menemukan di dalam laboratorium ada berbagai macam garam. Garam yang
ditemukan Sari antara lain ada barium sulfat, kalsium sulfat, barium klorida, perak sulfat,
alumunium klorida, dan magnesium fosfat. Jika masing-masing garam dilarutkan dalam
200 mL aquades hingga kondisi jenuh, senyawa yang tetapan hasil kali kelarutannya
adalah 27s4 adalah ....
a. Barium Sulfat, Kalsium Sulfat dan Barium Klorida
b. Magnesium Fosfat
c. Alumunium Klorida
d. Barium Klorida dan Alumunium Klorida
Alasan: .........................................................................................................
Menerapkan konsep
Untuk soal 14-15
Jika air sumber di rumah kalian sukar berbusa ketika digunakan bersama sabun, berarti
air tersebut merupakan air sadah. Air sadah mengandung ion Ca2+
atau Mg2+
yang cukup
tinggi. Ion Ca2+
atau Mg2+
mensubstitusikan ion Na+ dari sabun, sehingga air sabun tidak
berbuih dan kehilangan daya pembersihnya. Air sadah juga dapat menyebabkan
penyumbatan pada pipa. Air sadah jika digunakan untuk mencuci baju, menyebabkan
warna pakaian menjadi kusam. Air sadah dibedakan menjadi 2, yaitu air sadah sementara
dan tatap. Air sadah sementara dapat dihilangkan dengan pamanasan. Air sadah tetap
dapat dihilangkan dengan menambah garam karbonat dan zeolit.
14. Yang merupakan keuntungan yang ditimbulkan air sadah adalah...
a. Terbentuknya kerak pada perabot rumah tangga
b. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan scum yang susah dihilangkan
c. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak
d. Sebagai tempat hidup yang baik bagi ikan cupang dan rainbow sulawesi
Alasan: .........................................................................................................
217
15. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1. Kerak yang dihasilkan dari air sadah pada alat rumah tangga menyebabkan
pemborosan bahan bakar
2. Mempengaruhi transfer hara dan hasil sekresi melalui membran dan dapat
mempengaruhi kesuburan
3. Pemborosan sabun karena air sabun tidak berbuih dan kehilangan daya pembersihnya
4. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesedahan tertentu untuk hidupnya.
Pernyataan yang tepat mengenai dampak air sadah bagi masyarakat yaitu . . .
a. 1, 2, 3
b. 1, 3
c. Hanya 4
d. Semua benar
Alasan: .........................................................................................................
Menafsirkan
16. Selama eksperimen, seorang siswa membuat suatu larutan jenuh CaCrO4. Ketika 164 mL
air dalam larutan tersebut diuapkan. Ia menemukan adanya padatan CaCrO4 yang
tertinggal. Setelah ditimbang ternyata massanya 0,653 gram. Maka, tetapan hasil kali
kelarutan CaCrO4 adalah.... (Ar Ca = 40, Cr = 52, O = 16)
a. 6,25 x 10-2
b. 6,25 x 10-3
c. 6,25 x 10-4
d. 6,25 x 10-5
Alasan: .........................................................................................................
Mengajukan hipotesis
17. Dari senyawa-senyawa berikut ini, manakah yang kelarutannya akan dipengaruhi oleh
perubahan pH?
a. BaSO4
b. BaF2
c. CaCO3
d. AuCl3
Alasan: .........................................................................................................
Mengajukan pertanyaan
18. Ana sedang menemani neneknya ke rumah sakit. Nenek Ana mengalami gangguan di
salah satu organ dalamnya. Tak berapa lama kemudian Nenek Ana diminta untuk
melakukan rontgen untuk melihat perkembangan penyakit neneknya. Sebelum
melakukan rontgen, Nenek Ana diminta perawat untuk minum segelas air putih. Ana
penasaran dengan air tersebut dan menanyakan kepada perawat mengenai air itu. Perawat
itu menjawab bahwa itu bukan air putih biasa, tapi air itu mengandung barium sulfat.
Ana tertarik dengan penjelasan ini dan ingin melakukan percobaan untuk mengetahui
cara kerja barium sulfat sehingga barium sulfat digunakan dalam melakukan rontgen.
Rumusan masalah yang tepat untuk peristiwa ini adalah...
a. Apakah barium sulfat berbahaya bagi tubuh?
b. Mengapa barium sulfat mempengaruhi hasil rontgen?
c. Apakah barium sulfat diserap oleh tubuh?
d. Bagaimana barium sulfat mempengaruhi hasil rontgen?
218
Alasan: .........................................................................................................
Menafsirkan
19. Mg(OH)2 adalah salah satu zat yang terkandung dalam obat maag. Reni melarutkan
sebanyak 0,5 gram Mg(OH)2 dalam larutan HCl 0,5 M di dalam beaker glass dan semua
Mg(OH)2 larut. Jika dalam beaker glass tersebut di tambahkan larutan NaOH tetes demi
tetes hingga indikator universal menunjukkan warna biru, apa yang terjadi di dalam
beaker glass tersebut?
a. Kondisi larutan adalah basa
b. Kondisi larutan adalah asam
c. Konsentrasi ion Mg2+
dan ion OH- meningkat ditandai dengan tidak terbentuk
endapan didasar beaker glass
d. Terbentuk endapan didasar beaker glass
Alasan: .........................................................................................................
Mengkomunikasikan
20. Berdasarkan grafik di bawah ini, bagaimanakah kelarutan dari senyawa KNO3, Li2SO4
dan NaCl?
a. Semakin tinggi temperatur semakin banyak KNO3 yang terlarut, semakin tinggi
temperatur semakin sedikit Li2SO4, dan semakin tinggi tempetur semakin sedikit pula
NaCl yang terlarut.
b. Pada suhu 100C, kelarutan KNO3 lebih besar dari NaCl, tapi lebih kecil dari Li2SO4
c. Pada suhu 500C, kelarutan NaCl lebih besar dari Li2SO4, tapi lebih kecil dari KNO3
d. Pada suhu 500C, kelarutan NaCl lebih kecil dari Li2SO4 dan KNO3
Alasan:........................................................................................................
Kriteria Penilaian
5 : siswa menjawab pilihan ganda benar dan alasan yang diberikan tepat
4 : Siswa menjawab pilihan ganda salah tapi alasan yang diberikan tepat
3 : Siswa menjawab pilihan ganda benar tapi alasan salah
2 : Siswa menjawab pilihan ganda salah dan alasannya juga salah
1 : Siswa hanya menjawab pilihan ganda tanpa disertai alasan
219
KUNCI JAWABAN SOAL (PRE-TEST DAN POST-TEST)
No Jawaban Alasan
1. B Gambar A
PbCrO4 (s) Pb2+
(aq) + CrO42-
(aq)
Gambar B
K2CrO4 (aq) 2 K+ (aq) + CrO4
2-(aq)
Penambahan K2CrO4 menyebabkan jumlah ion CrO42-
bertambah yang
menyebabkan kesetimbangan di gambar A bergeser ke kiri yang
membuat jumlah PbCrO4 (s) akan bertambah yang berarti kelarutan
PbCrO4 (s) berkurang.
Hal ini juga nampak pada gambar. Gambar A terlihat adanya endapan
dan larutan keruh, setelah penambahan K2CrO4 (aq) (gambar B), larutan
menjadi jernih dan terbentuk gumpalan-gumpalan dipermukaan larutan
yangberarti ada endapan tambahan yang mengindikasikan bahwa
kelarutan PbCrO4 (s) berkurang.
2. A Larutan jenuh Ca CO3
CaCO3 (s) Ca2+
(aq) + CO32-
(aq)
CO32-
adalah basa konjugasi relatif kuat yang dapat terhidrolisis
CO32-
(aq) + H2O (l) HCO3-(aq) + OH
-(aq)
Penambahan HCl
HCl (aq) H+ (aq) + Cl
-(aq)
Penambahan HCl menyebabkan pH larutan turun.
pH turun berarti konsentrasi ion H+ bertambah dan konsentrasi ion OH
-
berkurang dengan demikian, kesetimbangan hidrolisis akan bergeser ke
kanan. Akibatnya, konsentrasi ion CO32-
akan berkurang dan
menyebabkan pergeseran kesetimbangan pada reaksi peruraian CaCO3
dimana kesetimbangan bergeser ke kanan yang menyebabkan lebih
banyak garam CaCO3 terurai menjadi ion-ionnya. Maka kelarutan
CaCO3 bertambah.
Hal ini juga nampak pada gambar dimana sebelum penambahan HCl,
jumlah ion Ca2+
hanya ada 2 dan ion CO32-
ada 4. Setelah penambahan
HCl, jumlah ion keduanya bertambah dan jumlah/tinggi endapan didasar
gelas beker berkurang yang berarti kelarutan CaCO3 bertambah.
3. A Ksp PbSO4 = 1,6 x 10-8
. Untuk mencari campuran yang akan
menghasilkan endapan, maka harus dicari campuran yang Qc nya > Ksp
PbSO4.
Campuran a
Reaksi kesetimbangan : PbCl2 (aq) Pb2+
(aq) + 2 Cl-(aq)
Menghitung , - jika diketahui PbCl2 terurai sempurna:
n PbCl2 = 0,1 M .
= 0,005 mol
PbCl2 (aq) Pb2+
(aq) + 2 Cl-(aq)
0,005 mol 0,005 mol 0,01 mol
Menghitung , -, diketahui Na2SO4 terurai sempurna:
n Na2SO4 = 0,1 M .
= 0,005 mol
Na2SO4 (aq) 2 Na+ (aq) + SO4
2-(aq)
0,005 mol 0,01 mol 0,005 mol
Untuk mengetahui konsentrasi , -, dan , - dalam campuran:
, -
=
=
= 0,05 M
Lampiran 9
220
, -
=
=
= 0,05 M
Maka Qc PbSO4 = , - [ ]
= (0,05) x (0,05)
= 25 x 10-4
Karena Qc > Ksp, maka akan terbentuk endapan PbSO4
Campuran b
Reaksi kesetimbangan : PbCl2 (aq) Pb2+
(aq) + 2 Cl-(aq)
Menghitung , - jika diketahui PbCl2 terurai sempurna:
n PbCl2 = 0,0001 M .
= 0,00005 mol
PbCl2 (aq) Pb2+
(aq) + 2 Cl-(aq)
0,00005 mol 0,00005 mol 0,0001 mol
Menghitung , -, diketahui Na2SO4 terurai sempurna:
n Na2SO4 = 0,0001 M .
= 0,00005 mol
Na2SO4 (aq) 2 Na+ (aq) + SO4
2-(aq)
0,00005 mol 0,0001 mol 0,00005 mol
Untuk mengetahui konsentrasi , -, dan , - dalam campuran:
, -
=
=
= 0,00005 M
, -
=
=
= 0,00005 M
Maka Qc PbSO4 = , - [ ]
= (0,00005) x (0,00005)
= 2,5 x 10-9
Karena Qc < Ksp, maka akan belum terbentuk endapan PbSO4
Campuran c
Reaksi kesetimbangan : Pb(OH)2 (s) Pb2+
(aq) + 2 OH-(aq)
Menghitung , - jika diketahui Pb(OH)2 terurai sempurna:
n Pb(OH)2 = 0,0001 M .
= 0,00005 mol
Pb(OH)2 (aq) Pb2+
(aq) + 2 OH-(aq)
0,00005 mol 0,00005 mol 0,0001 mol
Menghitung , -, diketahui H2SO4 terurai sempurna:
n H2SO4 = 0,0001 M .
= 0,000005 mol
H2SO4 (aq) 2 H+ (aq) + SO4
2-(aq)
0,000005 mol 0,00001 mol 0,000005 mol
Untuk mengetahui konsentrasi , -, dan , - dalam campuran:
, -
=
=
= 3,3 x 10
-4 M
, -
=
=
= 3,3 x 10
-5 M
Maka Qc PbSO4 = , - [ ]
= (3,3 x 10-4
) (3,3 x 10-5
)
= 1,1 x 10-8
Karena Qc < Ksp, maka akan belum terbentuk endapan PbSO4
Campuran d
Reaksi kesetimbangan : Pb(OH)2 (s) Pb2+
(aq) + 2 OH-(aq)
Menghitung , - jika diketahui Pb(OH)2 terurai sempurna:
221
n Pb(OH)2 = 0,00001 M .
= 0,000005 mol
Pb(OH)2 (aq) Pb2+
(aq) + 2 OH-(aq)
0,000005 mol 0,000005 mol 0,00001 mol
Menghitung , -, diketahui H2SO4 terurai sempurna:
n H2SO4 = 0,00001 M .
= 0,000001 mol
H2SO4 (aq) 2 H+ (aq) + SO4
2-(aq)
0,000001 mol 0,000002 mol 0,000001 mol
Untuk mengetahui konsentrasi , -, dan , - dalam campuran:
, -
=
=
= 8,3 x 10
-6 M
, -
=
=
= 1,67 x 10
-6 M
Maka Qc PbSO4 = , - [ ]
= (8,3 x 10-6
) (1,67 x 10-6
)
= 1,4 x 10-11
Karena Qc < Ksp, maka akan belum terbentuk endapan PbSO4
4. B Ksp CuS = Ksp CaF2 = Ksp PbI2 = x
CuS Cu2+
+ S2-
s s s
Ksp = , - , - = s x s
= s2
s = √
s = √
CaF2 Ca2+
+ 2 F-
s s 2s
Ksp = , - , -
= s x 4s2
= 4s3
s = √
s = √
PbI2 Pb2+
+ 2 I-
s s 2s
Ksp = , - , -
= s x 4s2
= 4s3
s = √
s = √
5. A Ksp Mg(OH)2 = 1,8 x 10-11
Ksp Ca(OH)2 = 5,5 x 10-6
Ksp Ba(OH)2 = 5 x 10-3
Ksp Mn(OH)2 = 4,5 x 10-14
222
Untuk mengurutkan dari zat yang paling mudah larut ke yang paling
sukar larut, kita harus mencari nilai kelarutan masing-masing zat dari
harga Ksp yang ada kemudian dibandingkan. Namun, karena semua
senyawa adalah senyawa tersier, maka bisa langsung dengan
membandingkan nilai Kspnya.
Senyawa paling mudah larut = senyawa dengan Ksp paling besar
Maka urutanyya adalah Ba(OH)2, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Mn(OH)2.
6. B Hipotesis yang baik harus berlatarbelakang dan ada variabel dan
biasanya juga mengandung cara kerja untuk membuktikannya.
Email gigi (Ca5(PO4)2OH) merupakan senyawa yang mudah larut dalam
kondisi asam. Makanan yang masih tersisa disela-sela gigi akan
diuraikan oleh bakteri menjadi senyawa asam, yang jika tidak sering
dibersihkan akan melarutkan email gigi. Penggunaan pasta gigi
berflourida mengandung senyawa flourida yang akan menggantikan
posisi OH- dalam email gigi menjadi senyawa Ca5(PO4)2F yang mana
senyawa ini lebih tahan terhadap asam sehingga adapat mencegah gigi
berlubang.
7. B Hipotesis yang baik harus berlatarbelakang dan ada variabel dan
biasanya juga mengandung cara kerja untuk membuktikannya.
Berdasarkan masalah yang disebutkan bahwa kelarutan tidak
dipengaruhi oleh bentuk obat. Kelarutan hanya dipengaruhi oleh suhu,
jenis pelarut dan tekanan. Bentuk obat hanya akan mempengaruhi cepat
lambatnya reaksi terjadi yaitu pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi.
8. A Hipotesis yang baik harus berlatarbelakang dan ada variabel dan
biasanya juga mengandung cara kerja untuk membuktikannya.
Berdasarkan masalah campuran antara air dengan sabun yang tidak
menghasilkan busa sebanyak biasanya karena air yang digunakan
berbeda. Hal ini dimungkinkan karena air yang digunakan mengandung
suatu senyawa yang tidak ada di air biasanya yang jika ditambahkan
dengan sabun membentuk endapan.
9. A 1 L larutan, terdapat:
PbF2 Pb2+
+ 2 F-
0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol
CaF2 Ca2+
+ 2 F-
0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol
MgF2 Mg2+
+ 2 F-
0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol
NaOH Na+ + OH
-
pH = 9
pOH = 5
, - = 10-5
Untuk mengetahui garam mana yang mengendap maka harus dicari
Qcnya untuk kemudian dibandingkan dengan Ksp senyawanya.
Pb(OH)2 Pb2+
+ 2 OH-
0,01 mol 10-5
Qc = , - , - = 0,01 x (10
-5)2
= 10-12
Karena nilai Qc Pb(OH)2 > Ksp Pb(OH)2 maka akan terbentuk endapan
223
Pb(OH)2
Mg(OH)2 Mg2+
+ 2 OH-
0,01 mol 10-5
Qc = , - , -
= 0,01 x (10-5
)2
= 10-12
Karena nilai Qc Mg(OH)2 > Ksp Mg(OH)2 maka akan terbentuk endapan
Mg(OH)2
Ca(OH)2 Ca2+
+ 2 OH-
0,01 mol 10-5
Qc = , - , - = 0,01 x (10
-5)2
= 10-12
Karena nilai Qc Ca(OH)2 > Ksp Ca(OH)2 maka akan terbentuk endapan
Ca(OH)2
10. C Kuning telur merupakan salah satu bahan yang senyawa utama
pembentuknya adalah kalsium. Kalsium juga adalah senyawa utama
yang membentuk email gigi. Karena itulah kulit telur menjadi alternatif
pengganti email gigi dalam percobaan. Bahan lain yang dapat digunakan
adalah kerang dan kapur.
11.
12. A Mg(OH)2
Ksp = 1,2 x 10-12
pH = 9
pOH = 5
, - = 10-5
Mg(OH)2 Mg2+
+ 2 OH-
s s 2 s
Ada pengaruh penambahan ion senama, yaitu ion OH-, maka kelarutan
akan berubah, tapi nilai hasil kali kelarutan tetap karena tidak ada
keterangan perubahan suhu.
Ksp = , - , - 1,2 x 10
-12 = s x (2s + 10
-5)2
Penambahan jumlah ion OH- dalam campuran diatas menyebabkan
pergeseran kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan Mg(OH)2. Reaksi
kesetimbangan akan bergeser kearah Mg(OH)2 sehingga menyebabkan
jumlah padatan Mg(OH)2 bertambah atau kelarutan Mg(OH)2 berkurang.
Kelarutan Mg(OH)2 berkurang akan menyebabkan jumlah ion OH- juga
berkurang menjadi lebih kecil dari 2s. Karena nilai 2s juga sudah sangat
kecil dibandingkan nilai 10-5
M (konsentrasi OH –
dari Mg(OH)2 ), maka
yang digunakan dalam perhitungan hanyalah nilai OH –
dari Mg(OH)2.
1,2 x 10-12
= s x (10-5
)2
s =
s = 1,2 x 10-2
Maka kelarutan Mg(OH)2 adalah 1,2 x 10-2
mol/L
13. C Barium sulfat = BaSO4
BaSO4 Ba2+
+ SO42-
s s s
Ksp = s2
224
Kalsium sulfat = CaSO4
CaSO4 Ca2+
+ SO42-
s s s
Ksp = s2
Barium klorida = BaCl2
BaCl2 Ba2+
+ 2 Cl-
s s 2s
Ksp = 4s3
Perak sulfat = Ag2SO4
Ag2SO4 2 Ag+ + SO4
2-
s 2s s
Ksp = 4s3
Alumunium klorida = AlCl3
AlCl3 Al3+
+ 3 Cl-
s s 3s
Ksp = 27s4
Magnesium fosfat = Mg3(PO4)2
Mg3(PO4)2 3 Mg2+
+ 2 PO43-
s 3s 2s
Ksp = 108s5
14. D Keuntungan yang ditimbulkan dengan adanya air sadah adalah:
1. Sebagai tempat hidup yang baik bagi ikan cupang dan rainbow
sulawesi
2. Mempengaruhi transfer hara dan hasil sekresi melalui membran dan
dapat mempengaruhi kesuburan tanah
Kerugian yang ditimbulkan dengan adanya air sadah adalah:
1. Terbentuknya kerak pada perabot rumah tangga
2. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan scum yang susah
dihilangkan
3. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak
15. B Dampak air sadah bagi masyarakat
1. Kerak yang dihasilkan dari air sadah pada alat rumah tangga
menyebabkan pemborosan bahan bakar
2. Pemborosan sabun karena air sabun tidak berbuih dan kehilangan
daya pembersihnya
Dampak air sadah bagi lingkungan
1. Mempengaruhi transfer hara dan hasil sekresi melalui membran dan
dapat mempengaruhi kesuburan
2. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesedahan tertentu untuk
hidupnya.
16. C Larutan jenuh CaCrO4
Vair = 164 mL
Massa CaCrO4 = 0,653 gram
MM CaCrO4 = 158 gram/mol
, - =
=
= 0,025 M
CaCrO4 Ca2+
+ CrO42-
225
0,025 M 0,025 M 0,025 M
Ksp = , - [ ]
= (0,025)( 0,025)
= 6,25 x 10-4
17. C a) BaSO4 Ba2+
+ SO42-
Ion sulfat adalah basa lemah dan perubahan pH tidak terlalu
banyak mempengaruhinya. Meskipun demikian, jika dilarutkan
atau ditambahkan dalam asam kua akan sedikit
mempengaruhinya.
b) BaF2 Ba2+
+ 2 F-
F- adalah basa konjugasi dari asam lemah, itu berarti F
- adalah
basa yang cukup kuat. Hasilnya F- akan bereaksi dengan
hidrogen berlebih dalam larutan asam. Hal ini akan menurunkan
konsentrasi ion F- yang menyebabkan BaF2 akan melarut untuk
mempertahankan kesetimbangannya.
c) CaCO3 Ca2+
+ CO32-
Ion CO32-
adalah anion basa dan dapat bereaksi dengan 2 ion
hdrogen. Ini menyebabkan CaCO3 yang melarutkan lebih banyak
jika pH larutan turun dan endapan CaCO3 akan lebih banyak saat
pH larutan naik
d) AuCl3 Au3+
+ 3 Cl-
Ion Cl-
adalah basa konjugasi dari asam kuat dan tidak akan
bereaksi dengan ion hidrogen berlebih. Kelarutan AuCl3 tidak
akan dipengaruhi oleh pH.
18. D Rumusan masalah yang tepat untuk menanyakan tentang cara adalah
bagaimana barium sulfat mempengaruhi hasil rontgen
19. D Mg(OH)2 Mg2+
+ 2 OH-
Saat dilarutkan dalam larutan HCl, semua Mg(OH)2 larut dan kondisi
larutan adalah asam.
Ketika ditambahkan dengan larutan NaOH tetes demi tetes, pH pelan-
pelan naik yang juga berarti konsentrasi OH-
meningkat. Indikator
universal menunjukkan warna biru berarti larutan dalam kondisi basa
yang berarti konsentrasi ion OH-
> konsentrasi ion H+. Peningkatan
konsentrasi ion OH- akan menggeser kesetimbangan diatas ke arah kiri
sehingga padatan Mg(OH)2 akan semakin banyak yang mengindikasikan
kelarutan Mg(OH)2 berkurang.
20. C Berdasarkan grafik, kelarutan KNO3 bertambah dengan bertambahnya
suhu.
Kelarutan Li2SO4 semakin menurun seiring kenaikan suhu.
Kelarutan NaCl sebaliknya, semakin tinggi suhu semakin banyak NaCl
yang terlarut.
Pada suhu 100C kelarutan KNO3 < kelarutan Li2SO4 < kelarutan NaCl
Pada suhu 500C kelarutan Li2SO4 < kelarutan NaCl < kelarutan KNO3
226
ANGKET TANGGAPAN SISWA
Petunjuk Pengisian
1. Tuliskan nama, kelas dan nomor absen, pada kolom yang sudah tersedia
2. Bacalah pernyataan berikut ini dengan teliti
3. Berilah tanda (√) pada jawaban yang kamu pilih
4. Waktu yang disediakan adalah 10 menit
5. Jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai hasil belajar.
No Pertanyaan Jawaban
SS S TS STS
13. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS menarik dan menyenangkan
14. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS memudahkan saya dalam memahami konsep materi
pelajaran
15. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS meningkatkan rasa ingin tahu saya dalam mempelajari
materi pembelajaran.
16. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS meningkatkan kemampuan saya dalam mengingat konsep
pembelajaran.
17. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS memudahkan saya untuk mengaplikasikan konsep
pembelajran dalam kehidupan sehari-hari.
18. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS membantu saya dalam mengerjakan soal-soal yang
berkaitan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
19. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS dapat meningkatkan aktifitas belajar saya.
20. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS dapat meningkatkan hasil belajar saya.
21. Pelaksanaan dengan pendekatan proses bervisi SETS cocok
diterapkan dalam pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
22. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS perlu diaplikasikan untuk materi kimia lainnya.
23. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS dapat menambah wawasan saya.
24. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan proses bervisi
SETS menantang kreatifitas saya dalam belajar.
Ket:
SS= sangat setuju S= setuju TS = tidak setuju STS = sangat tidak setuju
Lampiran 10
227
KISI-KISI PENILAIAN ASPEK AFEKTIF SISWA
No Aspek Skor Kriteria
1 Kehadiran siswa dalam proses
belajar mengajar
4 Selalu mengikuti pelajaran kimia
3 Pernah tidak mengikuti pelajaran kimia 1x
2 Pernah tidak mengikuti pelajaran kimia 2x
1 Pernah tidak mengikuti pelajaran kimia 3x
atau lebih
2 Kerapian siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar
4 Selalu rapi dalam berpakaian
3 Pernah 1 kali tidak rapi dalam berpakaian
2 Pernah 2 kali tidak rapi dalam berpakaian
1 Pernah 3 kali tidak rapi dalam berpakaian
3
Kesiapan dan ketertarikan siswa
dalam mengikuti proses belajar
mengajar
4 Siswa membawa buku paket, buku tulis,
LKS, dan alat tulis
3 Siswa tidak membawa salah satu media
belajar
2 Siswa tidak membawa dua macam media
belajar
1 Siswa tidak membawa tiga macam media
belajar
4
Keseriusan siswa dalam
mengikuti proses belajar
mengajar
4 Siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama > 20 menit
3 Siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama 15-20 menit
2 Siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama 10-15 menit
1 Siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama < 10 menit
5 Mengajukan pertanyaan
4 Siswa menyampaikan pertanyaan lebih dari
3x
3 Siswa menyampaikan pertanyaan 3x
2 Siswa menyampaikan pertanyaan 2x
1 Siswa menyampaikan pertanyaan 1x
6 Mengemukakan gagasan
4 Menjawab pertanyaan dengan sungguh-
sungguh tanpa diminta oleh guru
3 Menjawab pertanyaan dengan sungguh-
sungguh dengan diminta oleh guru
2 Menjawab pertanyaan tidak dengan dengan
sungguh-sungguh tanpa diminta oleh guru
1 Tidak dapat merespon apapun tentang
pertanyaan
7 Kerjasama dalam kelompok 4 Selalu mengerjakan bagian tugas masing-
masing dan membantu teman dalam
Lampiran 11
228
sekelompok dengan baik dan benar
3 Selalu mengerjakan bagian tugas masing-
masing tetapi masih kurang baik dan benar
2 Pernah membantu teman dalam sekolompok
dengan baik dan benar
1 Tidak pernah mengerjakan bagian tugas
masing-masing dengan baik dan benar
8 Mencari dan menganalisisa data
4 Selalu mencari dan menganalisis data dalam
menyelesaikan masalah dengan benar
3 Sering mencari dan menganalisis data dalam
menyelesaikan masalah dengan benar
2 Pernah mencari dan menganalisis data dalam
menyelesaikan masalah dengan benar
1
Tidak pernah selalu mencari dan
menganalisis data dalam menyelesaikan
masalah dengan benar
229
Lampiran 12
DATA NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER KELAS XI
No Kelas
XI IPA 5
XI IPA 6
1 95 90
2 88 80
3 80 88
4 84 88
5 80 80
6 95 77
7 80 77
8 77 80
9 83 80
10 89 75
11 77 85
12 85 83
13 75 80
14 80 80
15 83 100
16 90 77
17 75 75
18 80 85
19 80 76
20 83 70
21 77 63
22 92 63
23 80 80
24 75 80
25 85 80
26 90 83
27 88 80
28 79 80
29 87 88
30 77 75
31 80 75
32 77 80
33 91 85
34 77 80
35 84 80
36 77 88
37 88 83
38 83 80
Jumlah 3142 3045
x 83 80
s
2 32,4381 45,2356
s 5,70 6,73
n 38 38
231
Lampiran 14
UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER XI IPA 5
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha :
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika
2 hitung<
2tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
=
95 Panjang Kelas
=
3,5
Nilai minimal
=
75 Rata-rata ( x )
=
82,45
Rentang
=
21 s
=
5,66 Banyak kelas
=
6 n
=
40
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
75 - 78 74,5 -1,40 0,4199 0,1626 6,5023 11 3,1111
79 - 82 78,5 -0,70 0,2573 0,2609 10,434
1 10 0,0181
83 86 82,5 0,01 0,0035 0,2593 10,371
8 8 0,5424
87 - 90 86,5 0,72 0,2628 0,1597 6,3865 7 0,0589
91 - 94 90,5 1,42 0,4225 0,0609 2,4348 2 0,0777
95 - 99 94,5 2,13 0,4834 0,0153 0,6139 2 3,1296
99,5 3,01 0,4987
² = 6,9378
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81
6,9378
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
232
Lampiran 15 Uji Normalitas Data Nilai Ulangan Tengah Semester XI IPA 6
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha :
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika
2<
2tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
=
100 Panjang Kelas
=
6,4
Nilai minimal
=
63 Rata-rata ( x )
=
80,12
Rentang
=
39 s
=
6,73 Banyak kelas
=
6 n
=
38
Kelas Interval Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
63 - 69 62,0 -2,69 0,4965 0,0456 1,7337 2 0,040
9
70 - 76 69,0 -1,65 0,4508 0,2210 8,3981 5 1,375
0
77 83 76,0 -0,61 0,2298 0,3957 15,0357 20 1,639
0
84 - 90 83,0 0,43 0,1658 0,2633 10,0046 7 0,902
3
91 - 97 90,0 1,47 0,4291 0,0649 2,4643 1 0,870
1
98 - 104 97,0 2,51 0,4940 0,0058 0,2221 1 2,724
7
104,0 3,55 0,4998
² = 7,552
0
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81
7,552
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 16
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
233
Kelas Eksperimen (XI IPA 6) Kelas Kontrol (XI IPA 5)
No. Nama Kode No. Nama Kode
1 Amprih Prayogani E-1 1 Andi Setiawan K-1
2 Aryani Suryaningsih E-2 2 Ayu Rahmasari K-2
3 Atika Nanda Hartanti E-3 3 Dani Yonas Oktiawan K-3
4 Dewi Sri Lestari E-4 4 Dwi Ahmad Sahroni K-4
5 Dewi Yuli Anti E-5 5 Eka Yuana Safitri K-5
6 Diah Agustina Puji L E-6 6 Febriana Tegar Anitasari K-6
7 Evita Sari E-7 7 Friska Yuniar NP K-7
8 Farhan Widiharsono E-8 8 Hendi Setyantoro K-8
9 Friska Trimulya E-9 9 Ilham Ibrahim K-9
10 Gumelar Aji Budi Saputro E-10 10 Imam Mohammad Ali K-10
11 Gunung Nur Hendrawan E-11 11 Irma Listiana K-11
12 Indah Rahayu E-12 12 Khum Naffah K-12
13 Indung Nur Kiswandana E-13 13 Lilik Puspita K-13
14 Irham Ibrahim E-14 14 Lilis Purwanti K-14
15 Kiki Nanda Dwi R E-15 15 Lukman Khakim K-15
16 Lely Anggitasari E-16 16 Masyudi Utama K-16
17 M. Edi Utomo E-17 17 Mei Juwi Tanti K-17
18 Meri Kurnia Dewi E-18 18 Nani Ismawati K-18
19 Miftakhul Huda E-19 19 Nisa Ani Saputri K-19
20 Muhammad Nasirudin E-20 20 Nofita Putri Setiyani K-20
21 Muhammad Syaifudin E-21 21 Raka Hendra Setyawan K-21
22 Mukhamat Samsul Arifin E-22 22 Refo Tarfian Putro K-22
23 Nedhia Mayangsari E-23 23 Rida Estu Alfina K-23
24 Nia Ikrimah E-24 24 Ruli Noor Muhaini K-24
25 Nur Marza Nitami E-25 25 Setyani K-25
26 Nur Setyaningsih E-26 26 Sigit Pamungkas K-26
27 Rina Krisyani E-27 27 Sinta Rahayu K-27
28 Riyan Setyawan E-28 28 Siti Nurkhasanah K-28
29 Rizki Arisandi E-29 29 Sonia Julianingrum K-29
30 Rizky Indra Permadi E-30 30 Sri Nurhayati K-30
31 Robbi Fadhillah E-31 31 Sri Yuniati K-31
32 Sebti Anggi Ea Putri E-32 32 Sulaiman K-32
33 Tika Lusiana E-33 33 Sulasmi K-33
34 Tri Rahayu Apriani E-34 34 Sya'roni Ma'mun K-34
35 Tri Wulandari E-35 35 Tia Agustina K-35
36 Vika Fajar Ariyani E-36 36 Tias Utika Latri K-36
37 Yuliano Vava Bachtiar E-37 37 Verdhya Popy Mardhila K-37
38 Yunita Dwi Kumalasari E-38 38 Wahyu Setyaningtyas K-38
237
Lampiran 18 Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Rumus:
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan k : Banyaknya butir soal
M : rata-rata skor total (Y) Vt : Varians skor total = kuadrat simpangan baku skor total
Kriteria
Apabila r11> r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. r11 Keterangan
0,800
1,000 Sangat tinggi
0,600
0,800 Tinggi
0,400
0,600 Cukup
0,200
0,400 Rendah
< 0,200 Sangat Rendah
0 Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
k = 20
M = 10,1333
Vt = 10,74023
r11
=
20
1
10,13 (20 10,133) 20
1
( 20 . 10,74)
= 1,0526
0,5345434
.
= 0,5626772
Untuk α = 5% dengan dk=30 nilai r tabel diperoleh = 0,3494
Karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka instrumen tersebut reliabel
Nilai koefisiensi korelasi tersebut pada interval 0,400 - 0,00 dalam kategori
cukup
238
DATA NILAI POSTES KOGNITIF SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen (XI-IPA6) Kelas Kontrol (XI-IPA5)
No Kode Nilai No Kode Nilai
1 E-01 70 1 K-01 65
2 E-02 50 2 K-02 70
3 E-03 45 3 K-03 50
4 E-04 50 4 K-04 60
5 E-05 50 5 K-05 45
6 E-06 60 6 K-06 70
7 E-07 60 7 K-07 55
8 E-08 40 8 K-08 65
9 E-09 40 9 K-09 55
10 E-10 70 10 K-10 55
11 E-11 65 11 K-11 60
12 E-12 50 12 K-12 65
13 E-13 30 13 K-13 55
14 E-14 50 14 K-14 60
15 E-15 80 15 K-15 45
16 E-16 60 16 K-16 65
17 E-17 40 17 K-17 50
18 E-18 40 18 K-18 65
19 E-19 40 19 K-19 65
20 E-20 60 20 K-20 75
21 E-21 55 21 K-21 50
22 E-22 50 22 K-22 55
23 E-23 40 23 K-23 55
24 E-24 45 24 K-24 65
25 E-25 60 25 K-25 70
26 E-26 45 26 K-26 55
27 E-27 60 27 K-27 65
28 E-28 55 28 K-28 45
29 E-29 45 29 K-29 65
30 E-30 50 30 K-30 60
31 E-31 40 31 K-31 50
32 E-32 60 32 K-32 55
33 E-33 40 33 K-33 55
34 E-34 55 34 K-34 60
35 E-35 40 35 K-35 70
36 E-36 40 36 K-36 65
37 E-37 35 37 K-37 60
38 E-38 45 38 K-38 60
= 1910 = 2255
n1 = 38 n2 = 38
x1
= 50
x2
= 59
Nilai Tertinggi = 80 Nilai Tertinggi = 75
Nilai Terendah = 30 Nilai Terendah = 45
s12 = 120,1991 s2
2 = 58,3393
s1 = 10,9635 s2 = 7,6380
Lampiran 19
239
UJI NORMALITAS
HASIL NILAI POSTES RANAH KOGNITIF KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha :
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika
2 <
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
80 Panjang Kelas
=
9
Nilai minimal
=
30 Rata-rata ( x )
= 50,26
Rentang
=
50 S
=
10,96 Banyak kelas
=
6 N
=
38
Kelas Interval Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
30 - 38 29,5 -1,89 0,4709 0,1195 4,5395 1 2,760
39 - 48 38,8 -1,04 0,3514 0,2756 10,4725 14 1,188
49 57 48,2 -0,19 0,0758 0,3212 12,2065 10 0,399
58 - 66 57,5 0,66 0,2454 0,1893 7,1917 8 0,091
67 - 76 66,8 1,51 0,4347 0,0563 2,1384 2 0,009
77 - 85 76,2 2,36 0,4909 0,0084 0,3198 1 1,446
85,5 3,21 0,4993
² = 5,8930
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,8147
5,893
7,8147
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 20
240
UJI NORMALITAS
HASIL NILAI POSTES RANAH KOGNITIF KELAS KONTROL
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha :
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika
2 <
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
=
75 Panjang Kelas
=
6 Nilai minimal
=
45 Rata-rata ( x )
=
59,34
Rentang
=
30 s
=
7,64 Banyak kelas
=
6 n
=
38
Kelas Interval Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z Luas Kls.
Untuk Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
45 - 50 44,5 -1,94 0,4740 0,0975 3,7053 7 2,9296
51 - 56 50,5 -1,16 0,3765 0,2314 8,7934 9 0,0049
57 62 56,5 -0,37 0,1451 0,3055 11,6071 7 1,8287
63 - 68 62,5 0,41 0,1604 0,2244 8,5262 10 0,2547
69 - 74 68,5 1,20 0,3847 0,0917 3,4834 4 0,0766
75 - 80 74,5 1,98 0,4764 0,0208 0,7903 1 0,0557
80,5 2,77 0,4972
² = 5,1502
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,8147
5,1502
7,8147
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 21
241
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL RANAH KOGNITIF
Hipotesis
Ho : 12 = 2
2
Ha : 12
=
22
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)
F 1/2 (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah 1910 2255 N 38 38
x
50,26 59,34 Varians (s
2) 120,1991 58,3393
Standart deviasi (s) 10,9635 7,6380
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F =
120,20 = 2,0603
58,34
Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb – 1 = 38 - 1 = 37
dk penyebut = nk -1 = 38 - 1 = 37 F (0.025)(35:37) = 1,9241
1,9241
2,0603 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai
varians yang berbeda.
Lampiran 22
Daerah penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
terkecilVarians
terbesarVarians F
244
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR PENILAIAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS
Pengamat 1
No Kode
Aspek yang diamati Skor Pering-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total kat
1 UC-01 5 5 1 2 5 5 5 5 1 5 5 5 2 3 5 1 3 5 2 5 75 2
2 UC-02 4 2 1 2 5 5 3 5 1 5 3 5 1 5 2 5 3 2 1 1 61 10,5
3 UC-03 5 5 1 2 3 5 2 5 1 2 3 1 3 5 5 1 1 2 2 1 55 14
4 UC-04 5 4 2 2 5 5 3 3 1 2 3 5 1 5 5 1 3 2 2 2 61 8
5 UC-05 3 5 2 2 5 5 2 5 1 5 2 1 1 3 3 1 1 3 2 2 54 15
6 UC-06 3 5 2 2 5 5 3 5 2 5 2 5 3 5 2 3 1 3 2 4 67 4
7 UC-07 5 4 1 2 3 5 3 5 1 5 4 5 2 5 2 1 3 2 3 2 63 6,5
8 UC-08 2 4 1 1 2 3 2 5 2 2 1 1 2 5 3 1 1 1 1 1 41 17
9 UC-09 2 5 3 2 5 3 2 5 3 2 2 1 1 5 2 4 1 2 2 5 57 4,5
10 UC-10 2 3 1 1 3 5 2 1 1 5 1 1 1 5 2 1 1 3 1 1 41 19
11 UC-11 5 5 1 2 3 5 2 5 3 5 1 3 3 5 3 1 3 3 2 2 62 6,5
12 UC-12 5 4 1 2 5 5 5 5 1 5 4 5 1 3 2 4 3 5 1 2 68 5
13 UC-13 2 4 2 2 2 5 2 5 3 2 1 1 2 4 5 4 1 3 2 2 54 12,5
14 UC-14 2 5 1 2 5 3 2 5 3 5 1 1 5 5 5 1 1 5 1 1 59 12,5
15 UC-15 3 5 3 2 5 3 5 5 3 5 4 5 2 5 5 2 3 5 2 5 77 1
16 UC-16 5 5 1 2 5 3 3 5 2 5 4 5 5 3 2 2 1 5 2 5 70 3
17 UC-17 4 3 1 1 1 3 2 3 1 3 1 1 1 2 5 1 1 2 3 5 44 18
18 UC-18 2 5 2 2 5 3 2 5 3 5 1 1 1 5 2 4 2 2 2 5 59 9
19 UC-19 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 38 20
20 UC-20 2 2 1 2 2 5 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 5 44 16
Lampiran 25
245
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR PENILAIAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS
Pengamat 2
No Kode
Aspek yang diamati Skor Pering-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total kat
1 UC-01 4 5 5 5 5 5 2 5 1 3 4 5 1 5 5 1 3 3 3 4 74 2
2 UC-02 4 3 1 1 5 3 5 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 5 2 5 59 9,5
3 UC-03 2 5 1 1 1 5 5 5 1 3 2 5 2 5 2 3 3 2 2 2 57 13
4 UC-04 2 5 3 2 3 5 3 3 2 3 2 3 2 5 2 3 3 2 2 5 60 7,5
5 UC-05 5 5 2 2 3 5 2 3 3 1 1 1 1 3 2 2 3 5 2 2 53 14
6 UC-06 4 3 3 1 5 5 2 3 1 2 3 5 2 5 5 1 5 3 2 2 62 5
7 UC-07 2 3 2 2 4 5 3 5 3 2 3 3 2 5 2 3 2 3 2 5 61 6
8 UC-08 2 1 1 2 3 5 3 3 3 2 1 5 2 5 2 1 3 1 1 1 47 17,5
9 UC-09 2 3 1 2 3 5 2 5 3 3 3 5 2 5 2 3 3 2 2 2 58 11,5
10 UC-10 2 2 2 1 5 2 2 3 2 3 2 1 2 3 1 3 3 3 1 2 45 19
11 UC-11 4 3 3 2 3 3 5 3 3 2 2 3 2 5 2 3 3 2 2 5 60 7,5
12 UC-12 4 3 5 5 5 5 1 3 1 3 4 5 1 1 5 1 5 3 2 2 64 4
13 UC-13 2 2 2 2 2 3 5 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 52 15
14 UC-14 2 3 3 1 1 5 3 3 3 3 3 5 2 5 3 3 3 3 2 2 58 11,5
15 UC-15 4 3 5 5 5 5 2 5 2 3 4 5 1 5 5 1 3 3 5 4 75 1
16 UC-16 2 3 5 2 5 3 2 5 2 3 3 5 2 5 5 3 3 3 2 2 65 3
17 UC-17 2 3 3 2 3 5 3 3 1 2 1 1 2 5 1 1 3 3 2 5 51 16
18 UC-18 2 5 1 2 5 5 2 3 1 3 3 5 1 5 5 3 1 3 2 2 59 7,5
19 UC-19 2 3 1 1 3 3 1 5 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 2 5 40 20
20 UC-20 2 2 2 2 3 5 2 5 1 3 1 1 1 3 3 1 3 2 1 4 47 17,5
246
PERHITUNGAN RELIABILITAS LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR
(KETERAMPILAN PROSES SAINS)
No Kode Pengamat Pengamat Peringkat Peringkat
b b^2 1 2 1 2
1 UC-01 75 74 2 2 0 0
2 UC-02 61 59 10,5 9,5 1 1
3 UC-03 55 57 14 13 1 1
4 UC-04 61 60 8 7,5 0,5 0,25
5 UC-05 54 53 15 14 1 1
6 UC-06 67 62 4 5 -1 1
7 UC-07 63 61 6,5 6 0,5 0,25
8 UC-08 41 47 17 17,5 -0,5 0,25
9 UC-09 57 58 4,5 11,5 -7 49
10 UC-10 41 45 19 19 0 0
11 UC-11 62 60 6,5 7,5 -1 1
12 UC-12 68 64 5 4 1 1
13 UC-13 54 52 12,5 15 -2,5 6,25
14 UC-14 59 58 12,5 11,5 1 1
15 UC-15 77 75 1 1 0 0
16 UC-16 70 65 3 3 0 0
17 UC-17 44 51 18 16 2 4
18 UC-18 59 59 9 7,5 1,5 2,25
19 UC-19 38 40 20 20 0 0
20 UC-20 44 47 16 17,5 -1,5 2,25
∑ 71,5
6 x ∑b^2 429
N ((N^2)-1) 7980
harga Rho 0,946240602
harga r tabel 0,444
kesimpulan realibilitas lembar observasi Reliabel
247
DATA NILAI KPS SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen (XI-IPA6) Kelas Kontrol (XI-IPA5)
No Kode Nilai No Kode Nilai
1 E-01 78 1 K-01 50
2 E-02 74 2 K-02 77
3 E-03 67 3 K-03 65
4 E-04 62 4 K-04 62
5 E-05 68 5 K-05 56
6 E-06 67 6 K-06 75
7 E-07 70 7 K-07 62
8 E-08 56 8 K-08 52
9 E-09 59 9 K-09 53
10 E-10 64 10 K-10 60
11 E-11 65 11 K-11 59
12 E-12 72 12 K-12 62
13 E-13 60 13 K-13 61
14 E-14 70 14 K-14 58
15 E-15 78 15 K-15 47
16 E-16 73 16 K-16 47
17 E-17 67 17 K-17 46
18 E-18 72 18 K-18 71
19 E-19 64 19 K-19 60
20 E-20 69 20 K-20 63
21 E-21 70 21 K-21 63
22 E-22 71 22 K-22 66
23 E-23 69 23 K-23 66
24 E-24 67 24 K-24 59
25 E-25 75 25 K-25 68
26 E-26 67 26 K-26 58
27 E-27 78 27 K-27 66
28 E-28 67 28 K-28 60
29 E-29 69 29 K-29 68
30 E-30 63 30 K-30 58
31 E-31 64 31 K-31 57
32 E-32 71 32 K-32 61
33 E-33 53 33 K-33 60
34 E-34 66 34 K-34 57
35 E-35 59 35 K-35 61
36 E-36 61 36 K-36 66
37 E-37 65 37 K-37 63
38 E-38 66 38 K-38 67
= 2425 = 2310
n1 = 38 n2 = 38
x1
= 67
x2
= 61
Nilai Tertinggi = 78 Nilai Tertinggi = 77
Nilai Terendah = 53 Nilai Terendah = 46
s12 = 33,4964 s2
2 = 48,4950
s1 = 5,7876 s2 = 6,9638
Lampiran 26
248
UJI KORELASI PENGARUH PENDEKATAN PROSES BERVISI SETS
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
No X Y X^2 Y^2 XY (∑X)^2 (∑Y)^2
1 78 77 6084 5929 6006
2 74 50 5476 2500 3700
3 67 65 4489 4225 4355
4 62 56 3844 3136 3472
5 68 62 4624 3844 4216
6 67 75 4489 5625 5025
7 70 62 4900 3844 4340
8 56 52 3136 2704 2912
9 59 53 3481 2809 3127
10 64 60 4096 3600 3840
11 65 59 4225 3481 3835
12 72 62 5184 3844 4464
13 60 61 3600 3721 3660
14 70 58 4900 3364 4060
15 78 47 6084 2209 3666
16 73 47 5329 2209 3431
17 67 46 4489 2116 3082
18 72 71 5184 5041 5112
19 64 60 4096 3600 3840
20 69 63 4761 3969 4347
21 70 63 4900 3969 4410
22 71 66 5041 4356 4686
23 69 66 4761 4356 4554
24 67 59 4489 3481 3953
25 75 68 5625 4624 5100
26 67 58 4489 3364 3886
27 78 66 6084 4356 5148
28 67 60 4489 3600 4020
29 69 68 4761 4624 4692
30 63 58 3969 3364 3654
31 64 57 4096 3249 3648
32 71 61 5041 3721 4331
33 53 60 2809 3600 3180
34 66 57 4356 3249 3762
35 59 61 3481 3721 3599
36 61 66 3721 4356 4026
37 65 63 4225 3969 4095
38 66 67 4356 4489 4422
∑ 2556 2310 173164 142218 155656 6533136 5336100
r product momen 0,2
Koefisien Determinasi 4,00
Interpretasi nilai r product momen Berpengaruh Rendah
Lampiran 27
249
ANALISIS KETERCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
(KELAS EKSPERIMEN)
No. Aspek Mengobservasi Menafsirkan
Siswa Pretest Posttest Skor Ideal
Gain Pretest Posttest Skor Ideal
Gain
1 E-1 3 5 5 1.0 5 8 15 0.3
2 E-2 2 4 5 0.7 5 11 15 0.6
3 E-3 3 5 5 1.0 5 9 15 0.4
4 E-4 4 5 5 1.0 7 8 15 0.1
5 E-5 4 5 5 1.0 5 6 15 0.1
6 E-6 5 5 5 0.0 6 8 15 0.2
7 E-7 4 5 5 1.0 5 11 15 0.6
8 E-8 4 5 5 1.0 4 7 15 0.3
9 E-9 1 5 5 1.0 4 8 15 0.4
10 E-10 3 5 5 1.0 6 6 15 0.0
11 E-11 3 5 5 1.0 7 9 15 0.3
12 E-12 4 5 5 1.0 5 10 15 0.5
13 E-13 1 4 5 0.8 4 8 15 0.4
14 E-14 5 5 5 0.0 4 4 15 0.0
15 E-15 4 5 5 1.0 6 8 15 0.2
16 E-16 3 5 5 1.0 8 9 15 0.1
17 E-17 3 5 5 1.0 5 10 15 0.5
18 E-18 2 5 5 1.0 5 12 15 0.7
19 E-19 3 5 5 1.0 4 10 15 0.5
20 E-20 2 5 5 1.0 4 11 15 0.6
21 E-21 4 5 5 1.0 5 10 15 0.5
22 E-22 4 5 5 1.0 4 12 15 0.7
23 E-23 5 5 5 0.0 7 9 15 0.3
24 E-24 2 3 5 0.3 5 10 15 0.5
25 E-25 3 5 5 1.0 5 11 15 0.6
26 E-26 2 5 5 1.0 5 8 15 0.3
27 E-27 2 5 5 1.0 5 11 15 0.6
28 E-28 3 5 5 1.0 5 10 15 0.5
29 E-29 5 5 5 0.0 6 11 15 0.6
30 E-30 1 5 5 1.0 3 9 15 0.5
31 E-31 1 4 5 0.8 4 9 15 0.5
32 E-32 4 4 5 0.0 8 8 15 0.0
33 E-33 1 3 5 0.5 4 5 15 0.1
34 E-34 1 5 5 1.0 3 8 15 0.4
35 E-35 5 5 5 0.0 7 7 15 0.0
36 E-36 5 5 5 0.0 5 9 15 0.4
37 E-37 4 4 5 0.0 4 8 15 0.4
38 E-38 2 5 5 1.0 7 10 15 0.4
rata-
rata 3.1 4.8 5.0 0.9 5.2 8.9 15.0 0.4
Lampiran 28
250
Memprediksi Mengklasifikasikan
Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain
5 10 15 0.5 7 9 15 0.3
3 9 15 0.5 4 13 15 0.8
3 9 15 0.5 8 10 15 0.3
3 8 15 0.4 5 8 15 0.3
5 9 15 0.4 5 11 15 0.6
4 9 15 0.5 8 10 15 0.3
3 10 15 0.6 5 8 15 0.3
3 6 15 0.3 3 7 15 0.3
5 7 15 0.2 5 8 15 0.3
3 9 15 0.5 4 9 15 0.5
4 8 15 0.4 5 8 15 0.3
6 10 15 0.4 6 8 15 0.2
3 7 15 0.3 3 6 15 0.3
5 12 15 0.7 6 14 15 0.9
5 11 15 0.6 6 9 15 0.3
4 9 15 0.5 6 12 15 0.7
3 11 15 0.7 3 8 15 0.4
3 8 15 0.4 7 11 15 0.5
5 7 15 0.2 6 12 15 0.7
5 10 15 0.5 5 11 15 0.6
3 10 15 0.6 3 6 15 0.3
3 8 15 0.4 3 8 15 0.4
3 12 15 0.8 4 11 15 0.6
3 8 15 0.4 6 10 15 0.4
3 9 15 0.5 5 11 15 0.6
3 5 15 0.2 5 10 15 0.5
4 11 15 0.6 6 9 15 0.3
3 7 15 0.3 4 10 15 0.5
3 12 15 0.8 4 9 15 0.5
3 9 15 0.5 3 6 15 0.3
3 8 15 0.4 7 8 15 0.1
5 11 15 0.6 6 8 15 0.2
3 3 15 0.0 6 7 15 0.1
3 11 15 0.7 7 9 15 0.3
3 7 15 0.3 6 10 15 0.4
3 10 15 0.6 6 7 15 0.1
4 6 15 0.2 5 10 15 0.5
3 7 15 0.3 8 10 15 0.3
3.6 8.8 15.0 0.5 5.3 9.2 15.0 0.4
251
Mengajukan Hipotesis Menggunakan Alat dan Bahan
Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain
14 18 20 0.7 2 5 5 1.0
7 16 20 0.7 1 5 5 1.0
11 14 20 0.3 2 3 5 0.3
10 14 20 0.4 2 3 5 0.3
12 15 20 0.4 3 5 5 1.0
12 14 20 0.3 2 5 5 1.0
10 16 20 0.6 3 5 5 1.0
11 12 20 0.1 2 2 5 0.0
9 11 20 0.2 2 2 5 0.0
13 14 20 0.1 3 5 5 1.0
9 15 20 0.5 1 5 5 1.0
11 18 20 0.8 2 5 5 1.0
9 14 20 0.5 2 2 5 0.0
11 11 20 0.0 1 5 5 1.0
9 16 20 0.6 2 5 5 1.0
9 12 20 0.3 1 5 5 1.0
13 14 20 0.1 3 3 5 0.0
9 12 20 0.3 3 5 5 1.0
9 14 20 0.5 3 5 5 1.0
11 13 20 0.2 2 3 5 0.3
11 14 20 0.3 3 5 5 1.0
11 14 20 0.3 3 5 5 1.0
11 13 20 0.2 3 4 5 0.5
9 14 20 0.5 3 4 5 0.5
13 15 20 0.3 3 5 5 1.0
9 15 20 0.5 2 5 5 1.0
10 18 20 0.8 3 5 5 1.0
11 14 20 0.3 2 3 5 0.3
13 14 20 0.1 2 2 5 0.0
4 13 20 0.6 1 2 5 0.3
9 13 20 0.4 1 2 5 0.3
10 18 20 0.8 2 3 5 0.3
8 14 20 0.5 3 5 5 1.0
11 13 20 0.2 5 5 5 0.0
11 13 20 0.2 2 3 5 0.3
9 12 20 0.3 1 2 5 0.3
9 14 20 0.5 2 2 5 0.0
13 13 20 0.0 2 3 5 0.3
10.3 14.1 20.0 0.4 2.2 3.9 5.0 0.6
252
Mengkomunikasikan Menerapkan Konsep
Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain
8 10 10 1.0 8 8 10 0.0
3 5 10 0.3 8 9 10 0.5
2 5 10 0.4 4 10 10 1.0
2 5 10 0.4 5 10 10 1.0
4 8 10 0.7 6 6 10 0.0
2 6 10 0.5 5 7 10 0.4
2 6 10 0.5 6 7 10 0.3
4 7 10 0.5 2 8 10 0.8
4 7 10 0.5 6 8 10 0.5
4 6 10 0.3 4 7 10 0.5
2 4 10 0.3 5 8 10 0.6
4 6 10 0.3 4 5 10 0.2
4 7 10 0.5 4 9 10 0.8
2 4 10 0.3 2 10 10 1.0
5 9 10 0.8 6 10 10 1.0
3 9 10 0.9 5 7 10 0.4
5 7 10 0.4 2 7 10 0.6
2 7 10 0.6 5 7 10 0.4
3 7 10 0.6 4 4 10 0.0
3 7 10 0.6 3 6 10 0.4
4 7 10 0.5 2 10 10 1.0
4 7 10 0.5 2 10 10 1.0
2 3 10 0.1 4 7 10 0.5
2 7 10 0.6 4 10 10 1.0
3 7 10 0.6 8 10 10 1.0
2 9 10 0.9 6 7 10 0.3
7 9 10 0.7 4 8 10 0.7
2 8 10 0.8 4 7 10 0.5
2 7 10 0.6 7 7 10 0.0
2 4 10 0.3 2 10 10 1.0
2 7 10 0.6 2 10 10 1.0
4 7 10 0.5 6 10 10 1.0
4 6 10 0.3 5 10 10 1.0
2 6 10 0.5 6 8 10 0.5
2 2 10 0.0 6 7 10 0.3
2 4 10 0.3 4 7 10 0.5
3 9 10 0.9 3 10 10 1.0
4 6 10 0.3 7 10 10 1.0
3.2 6.5 10.0 0.5 4.6 8.2 10.0 0.7
253
Mengajukan Pertanyaan
Pretest Posttest Skor Ideal Gain
3 5 5 1.0
2 2 5 0.0
1 2 5 0.3
2 2 5 0.0
2 3 5 0.3
3 3 5 0.0
2 2 5 0.0
1 3 5 0.5
1 3 5 0.5
1 3 5 0.5
2 3 5 0.3
2 5 5 1.0
1 3 5 0.5
1 5 5 1.0
3 5 5 1.0
3 5 5 1.0
1 2 5 0.3
2 5 5 1.0
1 2 5 0.3
3 3 5 0.0
1 3 5 0.5
1 2 5 0.3
1 5 5 1.0
1 2 5 0.3
2 5 5 1.0
1 5 5 1.0
1 2 5 0.3
1 3 5 0.5
1 2 5 0.3
1 5 5 1.0
1 3 5 0.5
1 2 5 0.3
1 1 5 0.0
2 3 5 0.3
1 5 5 1.0
1 5 5 1.0
1 2 5 0.3
2 3 5 0.3
1.5 3.3 5.0 0.5
254
ANALISIS KETERCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
(KELAS KONTROL)
No. Aspek Mengobservasi Menafsirkan
Siswa Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain
1 E-1 1 2 5 0.3 2 7 15 0.4
2 E-2 3 5 5 1.0 7 10 15 0.4
3 E-3 3 4 5 0.5 7 9 15 0.3
4 E-4 2 3 5 0.3 5 9 15 0.4
5 E-5 2 5 5 1.0 4 6 15 0.2
6 E-6 5 5 5 0.0 7 8 15 0.1
7 E-7 2 3 5 0.3 4 7 15 0.3
8 E-8 3 3 5 0.0 4 5 15 0.1
9 E-9 3 5 5 1.0 7 9 15 0.3
10 E-10 2 3 5 0.3 4 8 15 0.4
11 E-11 2 5 5 1.0 4 7 15 0.3
12 E-12 2 3 5 0.3 6 7 15 0.1
13 E-13 4 5 5 1.0 6 7 15 0.1
14 E-14 2 3 5 0.3 4 7 15 0.3
15 E-15 2 3 5 0.3 4 5 15 0.1
16 E-16 1 2 5 0.3 4 4 15 0.0
17 E-17 2 3 5 0.3 5 6 15 0.1
18 E-18 3 5 5 1.0 7 7 15 0.0
19 E-19 2 5 5 1.0 5 7 15 0.2
20 E-20 3 3 5 0.0 6 7 15 0.1
21 E-21 4 5 5 1.0 6 7 15 0.1
22 E-22 2 4 5 0.7 6 7 15 0.1
23 E-23 2 4 5 0.7 5 7 15 0.2
24 E-24 2 3 5 0.3 4 7 15 0.3
25 E-25 3 5 5 1.0 5 6 15 0.1
26 E-26 1 2 5 0.3 5 6 15 0.1
27 E-27 2 3 5 0.3 5 7 15 0.2
28 E-28 2 2 5 0.0 5 7 15 0.2
29 E-29 2 3 5 0.3 7 7 15 0.0
30 E-30 3 3 5 0.0 5 7 15 0.2
31 E-31 2 2 5 0.0 5 5 15 0.0
32 E-32 2 4 5 0.7 5 7 15 0.2
33 E-33 2 2 5 0.0 5 7 15 0.2
34 E-34 4 5 5 1.0 6 7 15 0.1
35 E-35 3 5 5 1.0 6 7 15 0.1
36 E-36 2 2 5 0.0 6 7 15 0.1
37 E-37 3 3 5 0.0 5 7 15 0.2
38 E-38 3 5 5 1.0 5 7 15 0.2
rata-
rata 2.4 3.6 5 0.5 5.2 6.9 15 0.2
Lampiran 29
255
Memprediksi Mengklasifikasikan
Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain
5 8 15 0.3 6 6 15 0.0
7 12 15 0.6 5 11 15 0.6
5 8 15 0.3 6 8 15 0.2
3 9 15 0.5 7 7 15 0.0
4 7 15 0.3 5 6 15 0.1
3 11 15 0.7 4 11 15 0.6
4 9 15 0.5 6 8 15 0.2
3 5 15 0.2 7 8 15 0.1
6 6 15 0.0 6 6 15 0.0
3 7 15 0.3 3 8 15 0.4
3 7 15 0.3 3 8 15 0.4
3 12 15 0.8 6 9 15 0.3
6 7 15 0.1 4 6 15 0.2
3 9 15 0.5 7 7 15 0.0
3 5 15 0.2 4 5 15 0.1
4 9 15 0.5 6 7 15 0.1
5 5 15 0.0 4 8 15 0.4
3 11 15 0.7 8 11 15 0.4
5 8 15 0.3 7 7 15 0.0
3 11 15 0.7 4 7 15 0.3
7 7 15 0.0 6 7 15 0.1
7 10 15 0.4 6 8 15 0.2
4 11 15 0.6 6 9 15 0.3
3 9 15 0.5 6 9 15 0.3
7 11 15 0.5 4 11 15 0.6
6 6 15 0.0 5 7 15 0.2
3 12 15 0.8 7 9 15 0.3
4 11 15 0.6 4 6 15 0.2
4 11 15 0.6 3 7 15 0.3
6 9 15 0.3 6 7 15 0.1
3 9 15 0.5 5 6 15 0.1
7 8 15 0.1 4 4 15 0.0
3 9 15 0.5 5 7 15 0.2
3 7 15 0.3 6 6 15 0.0
6 11 15 0.6 4 7 15 0.3
6 12 15 0.7 7 9 15 0.3
3 11 15 0.7 6 6 15 0.0
4 11 15 0.6 6 7 15 0.1
4.4 9.0 15 0.4 5.4 7.5 15 0.2
256
Mengajukan Hipotesis Menggunakan Alat dan Bahan
Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain
11 14 20 0.3 1 2 5 0.3
11 15 20 0.4 1 3 5 0.5
10 15 20 0.5 2 3 5 0.3
11 14 20 0.3 2 3 5 0.3
11 15 20 0.4 2 3 5 0.3
9 15 20 0.5 2 3 5 0.3
9 15 20 0.5 2 2 5 0.0
9 14 20 0.5 2 2 5 0.0
13 13 20 0.0 1 1 5 0.0
11 14 20 0.3 3 3 5 0.0
11 11 20 0.0 2 3 5 0.3
11 13 20 0.2 2 3 5 0.3
9 18 20 0.8 3 5 5 1.0
11 15 20 0.4 3 3 5 0.0
12 13 20 0.1 1 2 5 0.3
8 14 20 0.5 2 3 5 0.3
9 10 20 0.1 1 3 5 0.5
14 15 20 0.2 2 3 5 0.3
12 14 20 0.3 1 3 5 0.5
11 14 20 0.3 3 3 5 0.0
13 14 20 0.1 3 3 5 0.0
13 13 20 0.0 3 3 5 0.0
11 13 20 0.2 2 3 5 0.3
10 13 20 0.3 1 3 5 0.5
11 13 20 0.2 2 3 5 0.3
11 15 20 0.4 2 3 5 0.3
11 13 20 0.2 3 3 5 0.0
11 13 20 0.2 2 3 5 0.3
11 15 20 0.4 1 5 5 1.0
8 13 20 0.4 1 2 5 0.3
12 13 20 0.1 2 2 5 0.0
13 15 20 0.3 2 3 5 0.3
10 13 20 0.3 1 2 5 0.3
9 13 20 0.4 1 3 5 0.5
11 12 20 0.1 1 3 5 0.5
14 15 20 0.2 3 3 5 0.0
11 15 20 0.4 2 3 5 0.3
11 13 20 0.2 2 2 5 0.0
10.9 13.8 20 0.3 1.9 2.8 5 0.3
257
Mengkomunikasikan Menerapkan Konsep
Pretest Posttest Skor Ideal Gain Pretest Posttest Skor Ideal Gain
2 5 10 0.4 4 5 10 0.2
5 8 10 0.6 6 8 10 0.5
6 8 10 0.5 4 7 10 0.5
3 7 10 0.6 7 8 10 0.3
2 5 10 0.4 6 7 10 0.3
5 8 10 0.6 6 10 10 1.0
4 5 10 0.2 6 10 10 1.0
3 6 10 0.4 2 6 10 0.5
3 3 10 0.0 5 5 10 0.0
3 6 10 0.4 5 6 10 0.2
4 5 10 0.2 6 10 10 1.0
4 5 10 0.2 6 7 10 0.3
4 4 10 0.0 6 7 10 0.3
4 5 10 0.2 6 7 10 0.3
3 6 10 0.4 4 7 10 0.5
2 2 10 0.0 4 5 10 0.2
4 4 10 0.0 4 4 10 0.0
6 6 10 0.0 6 8 10 0.5
4 7 10 0.5 5 7 10 0.4
3 5 10 0.3 5 8 10 0.6
5 6 10 0.2 7 10 10 1.0
5 6 10 0.2 5 10 10 1.0
4 4 10 0.0 6 10 10 1.0
3 6 10 0.4 6 7 10 0.3
4 8 10 0.7 6 6 10 0.0
3 9 10 0.9 6 7 10 0.3
4 6 10 0.3 6 10 10 1.0
5 7 10 0.4 6 8 10 0.5
3 5 10 0.3 6 10 10 1.0
4 7 10 0.5 5 7 10 0.4
5 6 10 0.2 6 10 10 1.0
3 9 10 0.9 6 6 10 0.0
4 5 10 0.2 6 10 10 1.0
4 5 10 0.2 6 10 10 1.0
4 5 10 0.2 5 8 10 0.6
4 5 10 0.2 5 8 10 0.6
5 5 10 0.0 6 10 10 1.0
7 7 10 0.0 6 10 10 1.0
3.9 5.8 10 0.3 5.5 7.9 10 0.5
258
Mengajukan Pertanyaan
Pretest Posttest Skor Ideal Gain
1 1 5 0.0
3 5 5 1.0
3 3 5 0.0
2 2 5 0.0
2 2 5 0.0
3 4 5 0.5
3 3 5 0.0
1 3 5 0.5
3 5 5 1.0
1 5 5 1.0
1 3 5 0.5
3 3 5 0.0
2 2 5 0.0
2 2 5 0.0
1 1 5 0.0
1 1 5 0.0
1 3 5 0.5
3 5 5 1.0
1 2 5 0.3
3 5 5 1.0
3 4 5 0.5
3 5 5 1.0
3 5 5 1.0
2 2 5 0.0
5 5 5 0.0
2 3 5 0.3
1 3 5 0.5
3 3 5 0.0
2 5 5 1.0
1 3 5 0.5
3 4 5 0.5
1 3 5 0.5
3 5 5 1.0
1 1 5 0.0
3 3 5 0.0
1 5 5 1.0
3 5 5 1.0
3 5 5 1.0
2.2 3.4 5 0.4
259
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR AFEKTIF
Pengamat 1
No Kode
Nilai Jumlah Peringkat
1 2 3 4 5 6
1 UC-01 5 3 4 4 4 4 24 13.5
2 UC-02 5 5 4 5 4 4 27 5
3 UC-03 5 5 4 3 3 4 24 13.5
4 UC-04 5 3 4 4 4 4 24 13.5
5 UC-05 5 5 4 4 4 4 26 10
6 UC-06 5 5 5 4 4 4 27 5
7 UC-07 5 5 5 4 4 4 27 5
8 UC-08 3 4 4 3 4 3 21 19
9 UC-09 4 5 5 4 5 4 27 5
10 UC-10 5 3 4 4 3 4 23 16.5
11 UC-11 5 5 5 4 4 4 27 5
12 UC-12 5 5 5 4 4 4 27 5
13 UC-13 4 5 3 4 3 3 22 18
14 UC-14 5 5 5 4 4 4 27 5
15 UC-15 5 5 4 5 4 4 27 5
16 UC-16 5 3 3 4 4 4 23 16.5
17 UC-17 3 3 4 3 4 3 20 20
18 UC-18 5 5 4 3 4 4 25 11
19 UC-19 4 5 4 5 4 5 27 5
20 UC-20 5 5 4 3 3 4 24 13.5
Pengamat 2
No Kode
Nilai Jumlah Peringkat
1 2 3 4 5 6
1 UC-01 5 5 4 5 4 4 27 10.5
2 UC-02 4 5 4 4 5 5 27 10.5
3 UC-03 5 5 5 4 4 4 27 10.5
4 UC-04 5 5 4 4 4 4 26 15
5 UC-05 5 5 5 4 4 4 27 10.5
6 UC-06 5 5 5 5 4 5 29 1.5
7 UC-07 5 5 5 5 4 4 28 4.5
8 UC-08 5 3 5 4 4 4 25 17
9 UC-09 5 5 5 4 4 4 27 10.5
10 UC-10 5 3 4 3 4 4 23 19
11 UC-11 5 4 5 5 4 4 27 10.5
12 UC-12 5 5 5 5 3 5 28 4.5
13 UC-13 5 5 5 4 4 4 27 10.5
14 UC-14 4 5 4 4 5 5 27 10.5
15 UC-15 5 5 5 5 4 5 29 1.5
16 UC-16 5 5 5 5 4 4 28 4.5
17 UC-17 5 5 4 3 4 4 25 17
18 UC-18 4 5 5 4 5 5 28 4.5
19 UC-19 5 3 5 4 4 4 25 17
20 UC-20 4 4 4 3 4 3 22 20
Lampiran 30
260
PERHITUNGAN RELIABILITAS LEMBAR AFEKTIF
No Responden
Pengamat
1
Pengamat
2
Peringkat
1
Peringkat
2 B b^2
1 UC-01 24 27 13.5 10.5 3 9
2 UC-02 27 27 5 10.5 -5.5 30.25
3 UC-03 24 27 13.5 10.5 3 9
4 UC-04 24 26 13.5 15 -1.5 2.25
5 UC-05 26 27 10 10.5 -0.5 0.25
6 UC-06 27 29 5 1.5 3.5 12.25
7 UC-07 27 28 5 4.5 0.5 0.25
8 UC-08 21 25 19 17 2 4
9 UC-09 27 27 5 10.5 -5.5 30.25
10 UC-10 23 23 16.5 19 -2.5 6.25
11 UC-11 27 27 5 10.5 -5.5 30.25
12 UC-12 27 28 5 4.5 0.5 0.25
13 UC-13 22 27 18 10.5 7.5 56.25
14 UC-14 27 27 5 10.5 -5.5 30.25
15 UC-15 27 29 5 1.5 3.5 12.25
16 UC-16 23 28 16.5 4.5 12 144
17 UC-17 20 25 20 17 3 9
18 UC-18 25 28 11 4.5 6.5 42.25
19 UC-19 27 25 5 17 -12 144
20 UC-20 24 22 13.5 20 -6.5 42.25
∑ 614.5
6 x ∑b^2 3687
N ((N^2)-1) 7980
harga Rho 0.53797
harga r table 0.444
kesimpulan realibilitas lembar observasi Reliabel
261
ANALISIS DESKRIPTIF NILAI AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN
No Kode Nilai
Jumlah Interpretasi 1 2 3 4 5 6 7 8
1 E-1 4 4 3 4 3 4 3 3 28 Sangat Baik
2 E-2 3 4 3 3 4 4 4 4 29 Sangat Baik
3 E-3 4 4 4 3 4 3 3 3 28 Sangat Baik
4 E-4 4 4 3 3 4 3 3 3 27 Baik
5 E-5 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Sangat Baik
6 E-6 4 4 4 4 3 4 3 4 30 Sangat Baik
7 E-7 4 4 4 4 3 4 4 4 31 Sangat Baik
8 E-8 4 2 4 3 4 3 3 3 26 Baik
9 E-9 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Sangat Baik
10 E-10 4 2 3 3 4 4 3 3 26 Baik
11 E-11 4 3 4 4 3 3 3 3 27 Baik
12 E-12 4 4 4 4 2 4 3 4 29 Sangat Baik
13 E-13 4 4 4 3 3 3 4 3 28 Sangat Baik
14 E-14 3 4 3 3 4 4 3 4 28 Sangat Baik
15 E-15 4 4 4 4 3 4 3 4 30 Sangat Baik
16 E-16 4 4 4 4 3 3 3 3 28 Sangat Baik
17 E-17 4 4 3 3 3 4 3 4 28 Sangat Baik
18 E-18 3 4 4 3 4 4 3 4 29 Sangat Baik
19 E-19 4 2 4 3 3 4 3 3 26 Baik
20 E-20 3 3 3 3 3 4 4 3 26 Baik
21 E-21 4 3 3 3 3 4 3 3 26 Baik
22 E-22 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Baik
23 E-23 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Baik
24 E-24 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Baik
25 E-25 4 4 4 4 3 3 3 3 28 Sangat Baik
26 E-26 4 4 4 3 4 3 3 3 28 Sangat Baik
27 E-27 4 4 4 2 4 4 3 3 28 Sangat Baik
28 E-28 4 3 3 2 4 3 4 4 27 Baik
29 E-29 3 3 3 3 4 3 4 4 27 Baik
30 E-30 4 3 3 4 3 3 3 4 27 Baik
31 E-31 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Baik
32 E-32 4 4 4 4 4 4 3 4 31 Sangat Baik
33 E-33 4 4 4 2 3 3 4 4 28 Sangat Baik
34 E-34 3 4 4 3 3 4 3 4 28 Sangat Baik
35 E-35 4 4 4 3 3 4 3 3 28 Sangat Baik
36 E-36 4 4 4 3 4 3 3 3 28 Sangat Baik
37 E-37 4 4 3 3 4 4 3 4 29 Sangat Baik
38 E-38 4 4 4 4 3 3 3 3 28 Sangat Baik
Jumlah 146 138 138 122 127 132 124 132 1059
Rerata 3.8 3.6 3.6 3.2 3.3 3.5 3.3 3.5 28
TiapAspek
Kriteria ST ST ST T T ST T ST
Lampiran 31
262
ANALISIS DESKRIPTIF NILAI AFEKTIF KELAS KONTROL
No Kode Nilai
Jumlah Interpretasi 1 2 3 4 5 6 7 8
1 K-1 4 2 3 3 3 3 3 2 23 Baik
2 K-2 4 4 3 4 3 3 3 3 27 Baik
3 K-3 4 4 3 2 2 3 3 3 24 Baik
4 K-4 4 2 3 3 3 3 3 3 24 Baik
5 K-5 4 4 3 3 3 3 3 3 26 Baik
6 K-6 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Sangat baik
7 K-7 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Baik
8 K-8 2 3 3 2 3 2 3 3 21 Cukup
9 K-9 3 4 4 3 4 3 3 3 27 Baik
10 K-10 4 2 3 3 2 3 3 3 23 Baik
11 K-11 4 4 4 3 3 3 4 3 28 Sangat baik
12 K-12 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Baik
13 K-13 3 4 2 3 2 2 2 3 21 Cukup
14 K-14 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Baik
15 K-15 4 4 3 4 3 3 3 4 28 Sangat baik
16 K-16 4 2 2 3 3 3 3 3 23 Baik
17 K-17 2 2 3 2 3 2 2 2 18 Cukup
18 K-18 4 4 3 2 3 3 3 3 25 Baik
19 K-19 3 4 3 4 3 4 3 4 28 Sangat baik
20 K-20 4 4 3 2 2 3 3 3 24 Baik
21 K-21 4 4 4 3 3 4 3 3 28 Sangat baik
22 K-22 4 4 3 2 3 3 2 3 24 Baik
23 K-23 4 3 3 3 4 3 3 3 26 Baik
24 K-24 2 3 3 2 4 3 3 3 23 Baik
25 K-25 4 4 4 3 3 4 3 3 28 Sangat baik
26 K-26 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat baik
27 K-27 4 4 4 4 3 4 4 4 31 Sangat baik
28 K-28 2 3 3 3 3 3 3 3 23 Baik
29 K-29 4 4 3 3 3 3 3 3 26 Baik
30 K-30 4 4 3 3 3 4 4 4 29 Sangat baik
31 K-31 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat baik
32 K-32 4 4 3 2 3 3 3 3 25 Baik
33 K-33 4 4 3 2 3 3 3 3 25 Baik
34 K-34 4 3 3 2 2 3 2 3 22 Cukup
35 K-35 2 3 3 2 2 3 2 3 20 Cukup
36 K-36 2 3 3 2 2 3 2 3 20 Cukup
37 K-37 4 4 4 3 3 4 3 4 29 Sangat baik
38 K-38 4 4 3 3 3 3 3 3 26 Baik
Jumlah 137 135 124 106 110 117 112 120 961
Rerata 3.6 3.6 3.3 2.8 2.9 3.1 2.9 3.2 25
TiapAspek
Kriteria ST ST T T T T T T
Lampiran 32
263
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR ANGKET
No
Kode INDIKATOR Skor Kuadrat
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Skor Total
1 UC-01 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 4 36 1296
2 UC-02 3 1 2 4 2 3 2 2 2 1 2 3 27 729
3 UC-03 2 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 21 441
4 UC-04 2 2 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 33 1089
5 UC-05 1 1 3 1 1 2 2 3 3 4 1 3 25 625
6 UC-06 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 37 1369
7 UC-07 1 2 1 2 2 1 3 2 3 2 1 2 22 484
8 UC-08 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 38 1444
9 UC-09 4 2 2 1 2 3 3 3 2 3 2 3 30 900
10 UC-10 3 4 3 2 3 2 3 1 3 2 2 4 32 1024
11 UC-11 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 4 34 1156
12 UC-12 1 1 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 29 841
13 UC-13 3 3 2 1 2 3 3 4 3 2 2 4 32 1024
14 UC-14 2 2 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 37 1369
15 UC-15 4 3 3 2 4 3 1 2 1 3 1 3 30 900
16 UC-16 3 2 4 3 3 2 2 3 3 1 3 2 31 961
17 UC-17 1 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 3 34 1156
18 UC-18 2 2 3 1 3 3 1 2 1 1 3 1 23 529
19 UC-19 3 1 1 2 2 1 3 3 2 3 2 3 26 676
20 UC-20 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 2 36 1296
Jumlah 50 45 53 47 55 54 53 55 50 50 46 55 613 19309
jumlah kuadrat 145 121 160 131 170 164 166 173 151 150 131 177
varians butir 1 1 0.98 1 0.94 0.9 1.3 1.09 1.3 1.3 1.26 1.29 13.3025
varians total 26.0275
k/(k-1) 1.090909091
varians butir/varians total 0.511094035
Reliabilitas 0.533351962
harga r table 0.444
Kesimpulan reliabilitas angket Reliabel
Lampiran 33
264
ANALISIS DESKRIPTIF HASIL ANGKET
No Kode Tanggapan ke-
Total Interpretasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 E-1 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 43 Sangat Berkesan
2 E-2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 41 Sangat Berkesan
3 E-3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 39 Berkesan
4 E-4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 43 Sangat Berkesan
5 E-5 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 41 Sangat Berkesan
6 E-6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 39 Berkesan
7 E-7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 39 Berkesan
8 E-8 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 41 Sangat Berkesan
9 E-9 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 42 Sangat Berkesan
10 E-10 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 40 Sangat Berkesan
11 E-11 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 42 Sangat Berkesan
12 E-12 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 38 Berkesan
13 E-13 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 39 Berkesan
14 E-14 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 41 Sangat Berkesan
15 E-15 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 39 Berkesan
16 E-16 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 38 Berkesan
17 E-17 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 40 Sangat Berkesan
18 E-18 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 40 Sangat Berkesan
19 E-19 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 36 Berkesan
20 E-20 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 40 Sangat Berkesan
21 E-21 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 37 Berkesan
22 E-22 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 42 Sangat Berkesan
23 E-23 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 40 Sangat Berkesan
24 E-24 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 41 Sangat Berkesan
25 E-25 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 42 Sangat Berkesan
26 E-26 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 40 Sangat Berkesan
27 E-27 3 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 38 Sangat Berkesan
28 E-28 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 42 Sangat Berkesan
29 E-29 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 39 Berkesan
30 E-30 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4 4 38 Berkesan
31 E-31 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 43 Sangat Berkesan
32 E-32 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 40 Sangat Berkesan
33 E-33 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 40 Sangat Berkesan
34 E-34 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 43 Sangat Berkesan
35 E-35 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 39 Berkesan
36 E-36 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 41 Sangat Berkesan
37 E-37 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 40 Sangat Berkesan
38 E-38 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 41 Sangat Berkesan
Total 129 125 135 123 123 122 132 123 124 122 137 132 1527
Rerata per
aspek 3.4 3.3 3.6 3.2 3.2 3.2 3.5 3.2 3.3 3.2 3.6 3.5 40
Kriteria B B SB B B B SB B B B SB SB B
Lampiran 34
265
Lampiran 35
Dokumentasi Hasil Pekerjaan Siswa
Rumusan masalah yang tertulis belum selaras dengan
hipotesis yang diajukan.
- Belum memisahkan antara alat
dan bahan
- Belum menuliskan kuantitas dari
alat dan bahan yang digunakan
- Sudah memisahkan antara alat
dan bahan
- Belum menuliskan kuantitas dari
alat dan bahan yang digunakan
266
Belum menuliskan prosedur percobaan dengan menggunakan
diagram alir, namun sudah ada usaha pelabelan.
Data percobaan atau hasil pengamatan masih dituliskan
dalam bentuk paragraf
Belum menuliskan prosedur percobaan dengan
menggunakan diagram alir.
267
- Data percobaan atau hasil pengamatan sudah disajikan
dalam bentuk tabel
- Sudah ada pengklasifikasian data pengamatan
- Sudah menunjukkan ada lebih dari satu indra yang
digunakan dalam observasi
Jawaban siswa yang masih kurang sesuai dengan pertanyaan, belum bisa
menerapkan konsep ke dalam situasi baru
Jawaban siswa yang mengindikasikan tentang literasi sains
268
Diagram SETS yang dari segi isi di kolom lingkungan
masih kurang.
Diagram SETS yang masih kurang dari segi tanda
penghubung semua unsur SETS