1
PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK
PENERANGAN JALAN, RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH
YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA
TANJUNGPINANG PERIODE 2010-2013
YOLANDA MUSLIM
110462201155
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang Periode 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah periode
2010-2013. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pendapatan Pajak
Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah Periode
2010-2013. Data dalam penelitian ini adalah data Kuantitatif dan data dianalisis
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian secara persial
menunjukan bahwa Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin mendirikan Bangunan dan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan secara persial Pajak Hotel dan Pajak Restoran
2
tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Secara simultan Pajak
Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah. Hal ini diperkuat dengan hasil uji koefisien determinasi
sebesar 88,7%.
Kata Kunci : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah, Pendapatan Asli Daerah
PENDAHULUAN
Disahkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Daerah memberikan dampak yang luas bagi pelaksanaan otonomi
daerah. Menurut Mardiasmo (2011 : 12) Otonomi Daerah, selanjutnya disebut
Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kota Tanjungpinang sebagai salah satu kota
otonom perlu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna menunjang pariwisata dan
pembangunan dalam rangka memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.
Pendapatan Asli Daerah ini bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan serta Lain-lain PAD yang sah.
Kota Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi diharapkan mampu
menggerakan sektor - sektor baik dari sektor pariwisata seperti perhotelan dan
restoran, dari sektor pembangunan seperti penerangan jalan umum dan restribusi izin
mendirikan bangunan, maupu mengelola dengan bijak lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah untuk meningkatan pariwisata dan pembangunan yang mana
3
nantinya semua sektor tersebut akan menjadi pendapatan bagi pemerintahan daerah.
Pendapatan Asli Daerah kota Tanjungpinang yang dari tahun ke tahunnya mengalami
peningkatan. Ini dapat dilihat dari data pendapatan asli daerah kota
Tanjungpinangtahun 2010-2013 yang bersumber dari kantor DPPKAD kota
Tanjungpinang. Dimana pada tahun 2010 PAD kota Tanjungpinang Rp
53.387.725.762,37,- ,tahun 2011 PAD kota Tanjungpinang Rp 67.912.155.207,24,-
,tahun 2012 PAD kota Tanjungpinang Rp 82.306.463.814,52,-,dan tahun 2013 PAD
kota Tanjungpinang Rp 110.217.647.265,71,-.Ini merupakan potensi yang sangat bagi
kota Tanjungpinang untuk proses pariwisata dan pembangunan sehingga dapat
memajukan perekonomian masyarakat khususnya masyarakat kota Tanjungpinang.
Pemerintahan kota Tanjungpinang juga perlu meningkatakan potensi-potensi yang
ada guna memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah.
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011
Tentang Pajak daerah, Pajak Daerah Kota Tanjungpinang terdiri dari Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang
Burung Wallet, PBB Perdesaan dan Perkotaan, Serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan.
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 7 Tahun 2012
Tentang Restribusi Perizinan Tertentu, Restribusi Perizinan Tertentu terdiri dari
Restribusi Izin Mendirikan Bangunan, Restribusi Izin Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol, Restribusi Izin Gangguan, Restribusi Izin Trayek dan Restribusi Izin
Usaha Perikanan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hadis Nirbeta 2013 yang berjudul
Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir Tehadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang Periode 2010-2012 menunjukan hasil Pajak Reklame, Pajak Hotel,
Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir sangat
4
berpengaruh Tehadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2010-
2012.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mutia Hendayani Asriyawati 2014
yang berjudul Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013 menunjukan hasil
Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013.
Selain dari itu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suci Wulandari 2014
yang berjudul Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame
dan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode
2009-2013 menunjukan hasil Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame dan Pajak Parkir berpengaruh signifikan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013.
Dari ketiga penelitian diatas, dengan hasil yang berbeda-beda, maka peneliti
tertarik untuk meneliti kembali penelitian tersebut di atas di kota yang sama yaitu
kota Tanjungpinang selama periode lima tahun terakhir yaitu 2010-2014. Selain itu
peneliti juga nemanbah variabel independen lainnya seperti Restribusi Mendirikan
Bangunan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Dari semua jenis pajak daerah yang ada di kota Tanjungpinang yang, maka
yang menjadi objek penelitian adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan
Jalan, Restribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah dengan pertimbangan semakin banyak hotel, restoran dan penerangan jalan yang
dibangun apakah akan berpengaruh terhadap PAD kota Tanjungpinang. Selanjutnya
Pajak Izin Mendirikan Bangunan dengan pertimbangan semakin banyak yang
membangun baik itu rumah, toko, gedung dan lainnya apakah akan perpengaruh
terhadap PAD kota Tanjungpinang dan yang terakhir Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah dengan pertimbangan mengingat kota tanjungpinang kota pembangunan
dan pariwisata apakah akan berbengaruh terhadap PAD kota Tanjungpinang. Dari
lima jenis pemasukan pemerintah daerah diharapkan nantinya dapat memiliki peranan
5
yang penting dalam pembiayaan pembangunan dan pariwisata daerah Kota
Tanjungpinang.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Restribusi
Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tanjungpinang Periode 2010-
2013”
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah berdasaran Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah pasal 1 angka 18
menyebutkan bahwa “ Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan. PAD bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayan Daerah Yang dipisah, Lain-lain Pendapatan Asli Dearah yang
Sah.
Pajak Hotel
Menurut Siahaan (2005 : 245) Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel.
Pengertiaan pajak hotel disini termasuk juga rumah penginapan yang memungut
bayaran. Tarif pajak hotel paling tinggi sebesar 10% dan ditetapkan dengan peraturan
daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang
dimaksud dengan pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Sedangkan pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/ peristirahatan
termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup motel,
losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah lebih dari sepuluh kamar. Dikota
6
Tanjungpinang yang mengatur tentang Pajak Hotel adalah Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011.
Pajak Restoran
Menurut Siahaan (2005 : 271) Pajak Restoran adalah pajak atas setiap
pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman
yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan
ketering.
Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada restoran dan tarif pengenaan pajak restoran paling tinggi adalah 10%.
Menurut Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Kota Tanjungpinang tentang Pajak
Daerah, Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh Restoran.
Pajak Penerangan Jalan
Menurut Siahaan (2005 : 349) Pajak Penerangan Jalan (PPJ) adalah pajak atas
penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut
tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Pajak Penerangan Jalan, Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga
listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Listrik
yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik. Listrik yang diperoleh
dari sumber lain adalah PLN dan penyedia tenaga listrik lainnya.
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Menurut Siahaan (2005 : 446) izin mendirikan bangunan adalah pemberian
izin untuk mendirikan suatu bangunan. Menurut Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu, Objek
Retribusi IMB adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. Pemberian
Izin meliputi kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan
pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata
ruang, KLB, Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan
7
bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan
bagi yang menempati bangunan tersebut.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah adalah pendapatan yang telah
ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintahan Pusat Dan Pemerintahan Daerah sebagai pendapatan
yang sah dan diluar pajak dan retribusi.
Definisi Pajak dan Retribusi
Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro yang dikutip Mardiasmo (2011 :
1) dalam buku perpajakan menyebutkan bahwa, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan
untuk membayar pengerluaran umum. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintahan Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan Mardiasmo (2011 : 15)
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek peneliti adalah Kantor Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Tanjungpinang yang
beralamat di Jalan basuki rahmat.
Ruang lingkup peneliti adalah Pendapatan Asli Daerah kota Tanjungpinang
periode 2010-2013 yang terfokus pada pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan
jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah. Metode penelitian data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data. Data bisa diperoleh melalui angket, wawancara,
pengamatan, ujian/tes, dokumentasi dan lain-lain. Dalam penelitian ini, data diperoleh
dari dokumentasi (berkas-berkas) yang berasal dari Kantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Tanjungpinang. Data yang terkumpul
8
kemudiaan dirumuskan guna menguji hipotesis sehingga penelitian teruji
kebenarannya.
Metode Analisis
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah uji statistik deskriptif. Uji
asumsi klasik yang mencakup normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan
autokorelasi.Uji analisis yang menggunakan uji analisis regresi linear berganda.Uji
Hipotesis uji parsial, uji simultan dan uji koefisien dertimasi yang kemudiaan
diproses menggunakan SPSS 20.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PAD 48 2005.18 17923.75 6538.0000 2854.05017
P.Hotel 48 142.24 545.18 282.3215 89.97556
P.Restoran 48 194.28 1460.75 450.4594 203.91021
P.PJ 48 13.71 3598.05 980.6110 537.98361
R.IMB 48 1.40 1281.84 239.5646 214.17628
LLPADygSah 48 727.80 11453.24 2758.5119 1992.11093
Valid N (listwise) 48
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Berdasarkan dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai rata-rata 6538.0000 dengan
tingkat standar deviasi 2854.05017, dari 48 data sampel variabel Pendapatan Asli
Daerah memiliki nilai minimum 2005.18 dan nilai maksimum 17923.75.
2. Variabel Pajak Hotel memiliki nilai rata-rata 282.3215 dengan tingkat standar
deviasi 89.97556, dari 48 data sampel variabel Pajak Hotel memiliki nilai
minimum 142.24 dan nilai maksimum 545.18.
9
3. Variabel Pajak Restoran memiliki nilai rata-rata 450.4594 dengan tingkat standar
deviasi 203.91021, dari 48 sampel variabel Pajak Restoran memiliki nilai
minimum 194.28 dan nilai maksimum 1460.75.
4. Variabel Pajak Penerangan Jalan memiliki nilai rata-rata 980.6110 dengan tingkat
standar deviasi 538.98361, dari 48 sampel variabel Pajak Penerangan Jalan
memiliki nilai minimum 13.71 dan nilai maksimum 3598.05.
5. Variabel Retribusi Izin Mendirikan Bangunan memiliki nilai rata-rata 239.5646
dengan tingkat standar deviasi 214.17628, dari 48 sampel variabel Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan memiliki nilai minimum 1.40 dan nilai maksimum 1281.84.
6. Variabel Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah memiliki nilai rata-rata
2758.5119 dengan tingkat deviasi 1992.11093, dari 48 sampel variabel Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah memiliki nilai minimum 727.80 dan nilai
maksimum 11453.24.
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 906.83331651
Most Extreme
Differences
Absolute .144
Positive .144
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .997
Asymp. Sig. (2-tailed) .273
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
10
Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, dapat dijelaskan bahwa nilai
signifikansi pada kolmogorov-Smirnov besar dari nilai 0,05, dimana signifikansi pada
hasil uji normalitas adalah 0,273>0,05, dengan demikian disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
Kurva dependen dan regression standardized residual membentuk gambar
lonceng. Oleh karena itu uji normalitas analisis regresi layak digunakan.
11
Titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Oleh karena itu berdasarkan uji
normalitas, analisis regresi layak digunakan.
Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -
116.339 514.005
-.226 .822
P.Hotel 5.962 2.963 .188 2.012 .051 .276 3.629
P.Restoran 2.474 1.492 .177 1.658 .105 .211 4.729
P.PJ 1.012 .264 .191 3.840 .000 .973 1.027
R.IMB 1.722 .726 .129 2.373 .022 .811 1.234
LLPADygSah .889 .091 .620 9.788 .000 .598 1.671
a. Dependent Variable: PAD
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
12
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas tersebut, dapat dijelaskan bahwa nilai
VIF pada sampel penelitian ini tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak
ada yang kurang dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas ini dapat
diamati tidak dijumpai pola tertentu pada grafik yang terbentuk. Dengan hasil ini
maka dapat disimpulkan tidak dijumpai gejala heteroskedastisitas pada model regresi
yang digunakan.
13
Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Correlations
P.Hotel P.Restoran P.PJ R.IMB LLPADyg
Sah
Unstandardized
Residual
S
p
e
a
r
m
a
n'
s
r
h
o
P.Hotel
Correlation Coefficient 1.000 .883** .307
* .431
** .602
** -.025
Sig. (2-tailed) . .000 .034 .002 .000 .865
N 48 48 48 48 48 48
P.Restoran
Correlation Coefficient .883** 1.000 .313
* .475
** .555
** .093
Sig. (2-tailed) .000 . .031 .001 .000 .531
N 48 48 48 48 48 48
P.PJ
Correlation Coefficient .307* .313
* 1.000 .021 .197 -.003
Sig. (2-tailed) .034 .031 . .885 .180 .982
N 48 48 48 48 48 48
R.IMB
Correlation Coefficient .431** .475
** .021 1.000 .294
* -.086
Sig. (2-tailed) .002 .001 .885 . .043 .563
N 48 48 48 48 48 48
LLPADygSa
h
Correlation Coefficient .602** .555
** .197 .294
* 1.000 .192
Sig. (2-tailed) .000 .000 .180 .043 . .190
N 48 48 48 48 48 48
Unstandardi
zed
Residual
Correlation Coefficient -.025 .093 -.003 -.086 .192 1.000
Sig. (2-tailed) .865 .531 .982 .563 .190 .
N 48 48 48 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Korelasi ke lima variabel dengan unstandardized residual, semua nilai
signifikansinya lebih dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi ini tidak ada heteroskedastisitas.
14
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .948a .899 .887 959.29405 1.809
a. Predictors: (Constant), LLPADygSah, R.IMB, P.PJ, P.Hotel, P.Restoran
b. Dependent Variable: PAD
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson tabel diatas,
dapat dilihat bahwa nilai uji Durbin-Watson adalah 1.809 ini berarti Durbin Watson
berada diantara -2 sampai +2, tidak ada autokorelasi.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -116.339 514.005 -.226 .822
P.Hotel 5.962 2.963 .188 2.012 .051
P.Restoran 2.474 1.492 .177 1.658 .105
P.PJ 1.012 .264 .191 3.840 .000
R.IMB 1.722 .726 .129 2.373 .022
LLPADygSah .889 .091 .620 9.788 .000
a. Dependent Variable: PAD
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
15
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 + b5.X5 + e
PAD= -116.339+5.962 X1+2.474X2+1.012 X3+1.722 X4+0.889 X5+e
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa :
1. Nilai konstanta -116.339 menunjukan bahwa apabila asumsi variabel pajak hotel,
pajak restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah konstan atau tetap maka nilai
prediksi pendapatan asli daerah di Tanjungpinang cenderung menurun -116.339
satu satuan.
2. Nilai koefisien pajak hotel bernilai positif sebesar 5.962 menyatakan bahwa
apabila pajak hotel mengalami kenaikan satu satuan maka pendapatan asli daerah
akan mengalami kenaikan sebesar 5.962 satuan dengan asumsi variabel
independen lainnya bernilai tetap
3. Nilai Koefisien pajak restoran bernilai positif sebesar 2.474 menyatakan bahwa
apabila pajak restoran mengalami kenaikan satu satuan maka pendapatan asli
daerah akan mengalami kenaikan sebesar 2.474 satuan dengan asumsi variabel
independen lainnya bernilai tetap.
4. Nilai koefisien pajak penerangan jalan bernilai positif sebesar 1.012 menyatakan
bahwa apabila pajak penerangan jalan mengalami kenaikan satu satuan maka
pendapatan asli daerah akan mengalami kenaikan sebesar 1.012 satuan dengan
asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
5. Nilai koefisien retribusi izin mendirikan bangunan bernilai positif 1.722
menyatakan bahwa apabila retribusi izin mendirikan bangunan mengalami
kenaikan satu satuan maka pendapatan asli daerah akan mengalami kenaikan
sebesar 1.722 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
6. Nilai koefisien lain-lain pendapatan asli daerah yang sah bernilai positif
menyatakan bahwa apabila lain-lain pendapatan asli daerah mengalami kenaikan
0.889 satu satuan maka pendapatan asli daerah akan mengalami kenaikan sebesar
0.889 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
16
Uji Parsial (Uji t)
Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -116.339 514.005 -.226 .822
P.Hotel 5.962 2.963 .188 2.012 .051
P.Restoran 2.474 1.492 .177 1.658 .105
P.PJ 1.012 .264 .191 3.840 .000
R.IMB 1.722 .726 .129 2.373 .022
LLPADygSah .889 .091 .620 9.788 .000
a. Dependent Variable: PAD
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
1. Pajak hotel
Diperoleh t hitung sebesar 2.012 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian
dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih kecil
dari t tabel maka variabel tidak berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi
menggunakan 0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
variabel signifikan berpengaruh.
t hitung pajak hotel > t tabel = 2.012 < 2.01801
signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.051
Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa pajak hotel tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
2. Pajak restoran
Diperoleh t hitung sebesar 1.658 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian
17
dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih besar
dari t tabel maka variabel berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi menggunakan
0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka variabel
signifikan berpengaruh.
t hitung pajak hotel < t tabel = 1.658 < 2.01801
signifikansi < signifikansi tabel = 0.05 < 0.105
Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa pajak restoran tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
3. Pajak penerangan jalan
Diperoleh t hitung sebesar 3.840 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian
dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih besar
dari t tabel maka variabel berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi menggunakan
0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka variabel
signifikan berpengaruh.
t hitung pajak hotel > t tabel = 3.840 > 2.01801
signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.000
Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa pajak penerangan jalan
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
4. Retribusi izin mendirikan bangunan
Diperoleh t hitung sebesar 2.373 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian
dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih besar
dari t tabel maka variabel berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi menggunakan
0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka variabel
signifikan berpengaruh.
t hitung pajak hotel > t tabel = 2.373 > 2.01801
signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.022
18
Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa retribusi penerangan
jalan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
5. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
Diperoleh t hitung sebesar 9.788 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian
dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih besar
dari t tabel maka variabel berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi menggunakan
0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka variabel
signifikan berpengaruh.
t hitung pajak hotel > t tabel = 9.788 > 2.01801
signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.000
Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
Uji Simultan (Uji f)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 344193019.503 5 68838603.901 74.805 .000b
Residual 38650293.205 42 920245.076
Total 382843312.708 47
a. Dependent Variable: PAD
b. Predictors: (Constant), LLPADygSah, R.IMB, P.PJ, P.Hotel, P.Restoran
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan
bangunan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah dengan perhitungan sebagai
berikut :
f hitung > t tabel = 74.805 > 2.41
signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.000
19
Analisis Koefisien Determinasi
Uji koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Mode
l
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .948a .899 .887 959.29405
a. Predictors: (Constant), LLPADygSah, R.IMB, P.PJ, P.Hotel, P.Restoran
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh angka Adjusted R Square sebesar 0.887 atau
88.7%. Hal ini berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen sebesar 88.7% sedangkan sisanya sebesar 11.3%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik yang bertujuan untuk memperoleh
hasil regresi yang baik, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas dan bebas dari multikolinearitas, heteroskedastisitas dan
autokorelasi. Hasil pengujian secara simultan (uji f) diketahui bahwa pajak hotel,
pajak restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013.
Hal ini diperkuat dengan uji koefisien determinasi (R2) dengan hasil Adjusted
R Square sebesar 0.887 atau 88,7%. Hal ini berarti bahwa pendapatan asli daerah kota
Tanjungpinang periode 2010-2013 88.7 % dipengaruhi oleh pajak hotel, pajak
restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
20
Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Hasil pengujian pajak hotel menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 2.012
dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel dapat disimpulkan
bahwa pajak hotel tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dengan
signifikansi 0,05 dan signifikansi t 0.051 ini berarti signifikansi lebih besar dari
signifikansi t dapat disimpulkan bahwa pajak hotel tidak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan asli daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asriyawati
(2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pajak hotel tidak berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah.
Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Hasil pengujian pajak restoran menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 1.658
dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih kecil dari t tabel dapat disimpulkan
bahwa pajak restoran tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dengan
signifikansi 0.05 dan signifikansi t 0.105 ini berarti signifikansi lebih kecil dari
signifikansi t dapat disimpulkan bahwa pajak restoran tidak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan asli daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari
(2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pajak restoran tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
Pengaruh Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Hasil pengujian pajak penerangan jalan menunjukan bahwa nilai t hitung
sebesar 3.840 dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel dapat
disimpulkan bahwa pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah. Dengan signifikansi 0,05 dan signifikansi t 0.000 ini berarti signifikansi lebih
besar dari signifikansi t dapat disimpulkan bahwa pajak penerangan jalan
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
21
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta
(2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pajak pajak penerangan jalan
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
Pengaruh Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli
Daerah
Hasil pengujian retribusi izin mendirikan bangunan menunjukan bahwa nilai t
hitung sebesar 2.373 dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel
dapat disimpulkan bahwa retribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah. Dengan signifikansi 0,05 dan signifikansi t 0.022 ini berarti
signifikansi lebih besar dari signifikansi t dapat disimpulkan bahwa retribusi izin
mendirikan bangunan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh setyawati
(2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa retribusi daerah berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah.
Pengaruh Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah
Hasil pengujian lain-lain pendapatan asli daerah yang sah menunjukan bahwa
nilai t hitung sebesar 9.788 dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih besar dari t
tabel dapat disimpulkan bahwa lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dengan signifikansi 0,05 dan
signifikansi t 0.000 ini berarti signifikansi lebih besar dari signifikansi t dapat
disimpulkan bahwa lain-lain pendapatan asli daerah yang sah berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan asli daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferdian
(2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
22
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di bab sebelumnya mengenai pengaruh
pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan
bangunan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terhadap pendapatan asli
daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013 pada kantor DPPKAD kota
Tanjungpinang, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengujian secara persial untuk pajak hotel, menyatakan bahwa pajak
hotel tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota
Tanjungpinang periode 2010-2013.
2. Dari hasil pengujian secara persial untuk pajak restoran, menyatakan bahwa pajak
restoran tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota
Tanjungpinang periode 2010-2013.
3. Dari hasil pengujian secara persial untuk pajak penerangan jalan, menyatakan
bahwa pajak penerangan jalan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli
daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013.
4. Dari hasil pengujian secara persial untuk retribusi izin mendirikan bangunan,
menyatakan bahwa reribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013.
5. Dari hasil pengujian secara persial untuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,
menyatakan bahwa lain-lain pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013.
6. Dari hasil pengujian secara silmutan untuk pajak hotel, pajak restoran, pajak
penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota
Tanjungpinang periode 2010-2013.
7. Dari hasil uji koefisien determinasi (R2) membuktikan bahwa pajak hotel, pajak
restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-lain
23
pendapatan asli yang sah mempengaruhi pendapatan asli daerah dengan persentase
88,7% dan 11.3% oleh faktor lain yang tidak dijelaskan model regresi.
Saran
Berdasaran kesimpulan diatas, sebagai masukan untuk pemerintahan kota
Tanjungpinang dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah dan untuk peneliti
selanjutnya, maka peneliti menyarankan :
1. Bagi DPPKAD Kota Tanjungpinang : Dalam penelitian ini Pajak hotel dan pajak
restoran merupakan komponen yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang Oleh karena itu DPPKAD kota
Tanjungpinang harus lebih meningkatkan pungutan pajak hotel dan pajak restoran
dengan cara meningkatan jumlah objek pajak hotel dan pajak restoran di kota
Tanjungpinang. Dengan demikian diharapkan realisasi pajak hotel dan pajak
restoran meningkat dan pendapatan asli daerah juga meningkat. Dengan adanya
peningkatan pendapatan asli daerah maka pemerintah kota Tanjungpinang untuk
membiayai pembangunan di Tanjungpinang.
2. Bagi penelitian selanjutnya : dapat menambah sampel penelitian supaya hasilnya
lebih baik dan untuk memperkuat hasil peneliti sebelumnya dan dapat nenambah
variabel dependen atau mengganti variabel independen berdasarkan teori-teori
yang ada supaya hasil lebih baik dan untuk memperkuat hasil peneliti sebelumnya.
24
Daftar Pustaka
Asriyawati, Mutia Hendayani. 2014. Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak
Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota Tanjungpinang).
Universitas Maritim Raja Ali Haji (Jurnal).
Ferdian, Yuriko. 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah Terhadap Belanja Daerah (Studi pada
Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Universitas Negeri Padang (Jurnal).
Ghozali, Imam.2013.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IMB SPSS
21.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan statistik. Jakarta:Bumi Aksara.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi .Yogyakarta: Penerbit Andi.
Narbeta, Hadis. 2013. Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak
Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota Tanjungpinang). Universitas Maritim
Raja Ali Haji (Jurnal).
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011, tentang Pajak.
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 7 Tahun 2012, tentang Retribusi
Perizinan Tertentu.
Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Paramatrik. Jakarta : Gramedia
Setyawati, Martani. 2010. Analisis Pengaruh Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota Sragen). Universitas Sebelas Maret
(Jurnal).
Siahaan, P.Marihot.2005.Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : Rajagrafindo
Persada.
25
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.Bandung : Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan. Yogyakata : Andi
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Wulandari, Suci. 2014. Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota
Tanjungpinang). Universitas Maritim Raja Ali Haji (Jurnal).
Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Dearah Di
Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers