i
PENGARUH OBJEK WISATA, USAHA PERJALANAN
WISATA, DAN RUMAH MAKAN TERHADAP WISATAWAN
YANG BERKUNJUNG KE DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA TAHUN 1996-2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Yashinta Larasati
131324017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk :
Keluarga Kudus Nazareth
Bapak Agustinus Suprihanto
Sahabatku Selvina Puspa Indah, Septania Artemisia, Cicilia Dias
Teman-teman Pendidikan Ekonomi 2013
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Dum spiro, spero”
“Doa mengubah segala sesuatu”
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini
Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”
(Yesaya 41:10)
“Tentukan pilihanmu, yakini kamu bisa, usahakan yang terbaik, selebihnya
serahkan pada Tuhan” (Romo Adrianus Adi Nugroho, MSF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH OBJEK WISATA, USAHA PERJALANAN WISATA, DAN
RUMAH MAKAN TERHADAP WISATAWAN YANG BERKUNJUNG KE
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1996-2015
Yashinta Larasati
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh objek
wisata, usaha perjalanan wisata, dan rumah makan terhadap jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015. Penelitian ini
merupakan penelitian eksplanatori. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi
yaitu dengan mencari data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik
Daerah Istimewa Yogyakarta. Data dianalisis menggunakan teknik regresi linier
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Objek wisata berpengaruh positif
terhadap wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
1996-2015; 2) Usaha perjalanan wisata berpengaruh positif terhadap wisatawan
yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015; 3) Rumah
makan tidak berpengaruh terhadap wisatawan yang berkunjung ke Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015; dan 4) Objek wisata, usaha perjalanan
wisata, dan rumah makan berpengaruh sebesar 83,8% sedangkan 16,2%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
.
Kata kunci: objek wisata, usaha perjalanan wisata, rumah makan, wisatawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF TOURISM OBJECTS, TOUR TRAVEL BUSINESS, AND
RESTAURANTS, ON TOURIST WHO VISITED DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA IN 1996-2015
Yashinta Larasati
Sanata Dharma University
2017
This research aimed to examine and analyze the effect of tourism objects,
tour travel business, and restaurants on the number of tourist who visited Daerah
Istimewa Yogyakarta in 1996–2015. This research is explanatory study. The data
collection technique was documentation which gathered secondary data from
Central Bureau of Statistics of Daerah Istimewa Yogyakarta. The data was
analyzed using Multiple Linier Regresion Technique.
The result of data analyzis showed that: 1) tourism object had a positive
effect on the number of tourist who visited Daerah Istimewa Yogyakarta in 1996–
2015; 2) tour travel business had a positive effect on the number of tourist who
visited Daerah Istimewa Yogyakarta in 1996-2015; 3) restaurant had no effect on
the number of tourist who visited Daerah Istimewa Yogyakarta in 1996–2015;
and 4) tourism object, tour travel business, and restaurant contributed as 83,8%
to the number of tourist who visited Daerah Istimewa Yogyakarta in 1996-2015,
while the remaining (16,2%) was determined by other factors which were not
examined in this research.
Keywords: tourism object, tour travel business, restaurant, number of tourist.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan karuniaNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka kritik dan saran dari berbagai
pihak Penulis harapkan. Banyak pihak yang telah membantu dan berperan dalam
proses pengerjaan skripsi ini, maka perkenankan penulis untuk mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Rohadi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi dan Dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang sangat
baik dan sabar membimbing penulis dan telah banyak meluangkan waktu
dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi
ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Ekonomi dan
Pendidikan Akuntansi.
6. Bapak Agustinus Suprihanto yang telah memberi dukungan dalam berbagai
hal, baik finansial maupun semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Keponakanku Adeeva Zia Quinn yang selalu menghibur saya di kala penat.
8. Sahabatku Selvina Puspa Indah, Septania Artemisia, Cicilia Dias, dan Laura
Stella yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
9. Nungky Pramandha yang telah memberi dukungan dan membantu saya.
10. Fajar Hartadi dan Candra Dewa yang telah menyelamatkan data skripsi saya.
11. Romo Adrianus Adi Nugroho, MSF yang memberi semangat dan dukungan
kepada saya untuk segera menyelesaikan skripsi.
12. Fransiska Dina, Hesti Krisna, Trivilla Dewi, dan Fr. Yohanes Prihardana
yang selalu memberi semangat dan dukungan.
13. Helena Hildaria teman seperjuangan mengerjakan skripsi.
14. Teman-teman Prodi Pendidikan Ekonomi 2013 yang telah bersama saya sejak
awal semester hingga saya menyelesaikan studi.
Penulis
Yashinta Larasati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
F. Definisi Operasional .......................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 8
A. Peluang Sektor Pariwisata dalam Ekonomi Kreatif .......................... 8
1. Pengertian Pariwisata .................................................................... 8
2. Jenis Pariwisata .............................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Hubungan Pariwisata dengan Ekonomi Kreatif ............................ 13
B. Wisatawan ......................................................................................... 15
C. Objek Wisata ..................................................................................... 17
D. Usaha Perjalanan Wisata .................................................................. 19
E. Rumah Makan ................................................................................... 22
F. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 24
G. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian ..................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 29
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 29
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 29
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 31
G. Uji Prasayarat .................................................................................... 31
1. Uji Normalitas ................................................................................ 32
2. Uji Linieritas .................................................................................. 32
H. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 33
1. Uji Multikolonieritas ...................................................................... 33
2. Uji Heteroskedastisitas................................................................... 33
3. Uji Autokorelasi ............................................................................ 34
BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................... 36
A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta ............................. 36
B. Objek Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta ................................. 38
C. Usaha Perjalanan Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta ................ 38
D. Rumah Makan di Daerah Istimewa Yogyakarta ................................ 39
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 40
A. Analisis Deskriptif Data..................................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Deskripsi Wisatawan ..................................................................... 40
2. Deskripsi Data Objek Wisata ........................................................ 42
3. Deskripsi Data Usaha Perjalanan Wisata ...................................... 44
4. Deskripsi Data Rumah Makan ....................................................... 46
B. Analisis Data ...................................................................................... 48
1. Pengujian Prasyarat Regresi .......................................................... 48
a. Pengujian Normalitas ............................................................... 48
b. Pengujian Linieritas .................................................................. 49
2. Pengujian Asumsi Klasik .............................................................. 49
a. Pengujian Multikolonieritas ..................................................... 50
b. Pengujian Heteroskedastisitas .................................................. 51
c. Pengujian Autokorelasi ............................................................ 52
3. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 52
a. Uji F ........................................................................................... 55
b. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 56
C. Pembahasan ......................................................................................... 57
1. Pengaruh Objek Wisata terhadap Wisatawan yang Berkunjung
ke DIY ........................................................................................... 57
2. Pengaruh Usaha Perjalanan Wisata terhadap Wisatawan yang
Berkunjung ke DIY ....................................................................... 58
3. Pengaruh Rumah Makan terhadap Wisatawan yang Berkunjung
ke DIY ........................................................................................... 61
BAB VI. PENUTUP ...................................................................................... 64
A. Kesimpulan ......................................................................................... 64
B. Saran .................................................................................................... 64
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik V.1 Wisatawan ke DIY Tahun 1996-2015 ........................................... 41
Grafik V.2 Objek Wisata di DIY Tahun 1996-2015 ....................................... 43
Grafik V.3 Usaha Perjalanan Wisata di DIY Tahun 1996-2015 ..................... 45
Grafik V.4 Rumah Makan di DIY Tahun 1996-2015 .................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.I Kriteria Pengujian Durbin Watson ................................................. 35
Tabel V.1 Wisatawan ke DIY Tahun 1996-2015 ........................................... 40
Tabel V.2 Objek Wisata di DIY Tahun 1996-2015 ........................................ 42
Tabel V.3 Usaha Perjalanan Wisata di DIY Tahun 1996-2015 ...................... 44
Tabel V.4 Rumah Makan di DIY Tahun 1996-2015 ...................................... 46
Tabel V.5 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 48
Tabel V.6 Hasil Uji Linieritas ......................................................................... 49
Tabel V.7 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................. 50
Tabel V.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 51
Tabel V.9 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................. 52
Tabel V.10 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ............................................... 53
Tabel V.11 Hasil Uji F .................................................................................... 55
Tabel V.12 Hasil Uji R2 ................................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.I Kerangka Berpikir ........................................................................ 28
Gambar III.I Uji Durbin Watson ...................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY Tahun 1996-2015 ........... 71
Lampiran 2 Objek Wisata di DIY Tahun 1996-2015 ...................................... 72
Lampiran 3 Usaha Perjalanan Wisata di DIY Tahun 1996-2015 ................... 73
Lampiran 4 Rumah Makan di DIY Tahun 1996-2015 .................................... 74
Lampiran 5 Daftar Objek Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta ................ 75
Lampiran 6 Uji Normalitas .............................................................................. 79
Lampiran 7 Uji Linieritas ................................................................................ 80
Lampiran 8 Uji Multikolinieritas ................................................................... 81
Lampiran 9 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 82
Lampiran 10 Uji Autokorelasi ........................................................................ 83
Lampiran 11 Uji Regresi Linier Berganda ...................................................... 84
Lampiran 12 Uji F ........................................................................................... 85
Lampiran 13 Uji R2 ......................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam dan
keragaman budaya. Adanya kekayaan dan keberagaman tersebut dapat
menjadikan Indonesia salah satu tujuan wisatawan berkunjung, baik
wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah (UU N0. 10/ 2009). Industri pariwisata merupakan
industri yang dikembangkan dan diandalkan sebagai salah satu sektor
pendorong pertumbuhan ekonomi, karena sektor pariwisata dapat
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat.
Pariwisata sering dipersepsikan sebagai wahana untuk
meningkatkan pendapatan, terutama meningkatkan pendapatan
pemerintah, khususnya pendapatan devisa, sehingga perkembangannya
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Karena jumlah pendapatan
devisa ditentukan oleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama
kunjungan wisatawan ke negara destinasi, maka tolok ukur keberhasilan
pengembangan pariwisata sering dinilai dengan pencapaian target: 1)
jumlah kunjungan wisatawan; 2) pengeluaran wisatawan; 3) lama tinggal
wisatawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi di
Indonesia yang terletak di Pulau Jawa bagian tengah yang memiliki
potensi daerah wisata dengan adanya berbagai macam jenis wisata yang
tersedia. Pariwisata menjadi salah satu kekhasan dan karakteristik kota
Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari web
nationalgeographic.co.id tahun 2017, sejauh ini Yogyakarta menempati
posisi keenam dalam urutan 10 destinasi terbaik wisata Indonesia sesudah:
1) Bali, 2) Lombok, 3) Magelang, 4) Flores, 5) Batam. Dengan adanya
potensi daerah wisata di Yogyakarta, maka Yogyakarta ingin sekali
menjadi destinasi utama tujuan wisata sehingga segala perkembangan baik
yang ada di kota Yogyakarta diharapkan mampu menjadikan Yogyakarta
sebagai tujuan utama wisata.
Visi Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta jangka menengah
2012-2017 yaitu “Daerah Istimewa Yogyakarta yang lebih berkarakter,
berbudaya, maju, mandiri dan sejahtera mendorong peradaban baru.”
Dalam visi jangka panjang DIY 2005-2025 disebutkan bahwa “Daerah
Istimewa Yogyakarta pada tahun 2025 sebagai pusat pendidikan, budaya
dan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan
masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera”. Untuk mendukung Visi
Pembangunan Kepariwisataan DIY dalam Rencana Induk Kepariwisataan
Daerah (RIPPARDA) Tahun 2012-2015, yaitu “Terwujudnya Yogyakarta
sebagai destinasi pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara,
berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat,” maka sektor
pariwisata akan menjadi unggulan dan andalan dalam peningkatan
ekonomi di DIY.
Berdasarkan data yang tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)
DIY, jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta pada 2015 sebanyak
19.022.318 orang terdiri dari 18.281.909 wisatawan nusantara dan 740.409
wisatawan mancanegara. Jumlah wisatawan pada 2015 tersebut meningkat
sekitar 15,4% persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu,
berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI, jumlah Wisatawan
Asing (Wisman) yang datang ke DIY selama Januari hingga Juli 2016 lalu
dibanding kunjungan wisman selama 2015 naik sebesar 41,89 persen.
Kenaikan tersebut menurut BPS RI merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tribunnews.com 2017,
kenaikan jumlah wisatawan yang tertarik mengunjungi DIY secara
signifikan dikarenakan wilayah DIY memiliki berbagai objek wisata
berkelas dunia, mulai dari Keraton Yogyakarta, Candi Prambanan, hingga
Malioboro. Objek wisata baru yang ada di DIY seperti Gua Pindul, Pantai
Nglambor, dam Hutan Pinus turut menyumbang peningkatan jumlah
wisatawan yang mengunjungi DIY.
Sebagai daerah tujuan wisata, ketersediaan usaha perjalanan wisata
pun ikut serta dibutuhkan karena hal tersebut dapat mempermudah bagi
para wisatawan. Saat ini banyak agen travel dan biro perjalanan yang
menawarkan paket wisata dengan destinasi wisata dan promosi harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
semenarik mungkin sehingga wisatawan memiliki berbagai pilihan dalam
menentukan kegiatan wisatanya.
Selain itu, rumah makan adalah sesuatu hal yang wajib
keberadaanya. Adanya ketersediaan rumah makan yang mudah dijangkau
wisatawan maka akan memudahkan wisatawan dalam memenuhi
kebutuhan makan minumnya. Saat ini juga banyak berkembang rumah
makan yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari menu yang disajikan
maupun dari konsep rumah makannya sehingga dengan adanya
kemenarikan ataupun ciri khas tersebut dapat menarik perhatian
pengunjung untuk mencobanya.
Perkembangan sektor pariwisata di Yogyakarta dipengaruhi oleh
sejumlah faktor tertentu, sehingga penulis tertarik meneliti mengenai
beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi jumlah wisatawan ke
Daerah Istimewa Yogyakarta selama 20 tahun terakhir dengan judul
“Pengaruh Objek Wisata, Usaha Perjalanan, dan Rumah Makan Terhadap
Wisatawan yang Berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
1996-2015”.
B. Batasan Masalah
Sektor pariwisata menjadi sektor yang mencolok dan unggul di
Daerah Yogyakarta. Maka hal ini menjadi daya tarik bagi penulis untuk
meneliti perkembangan sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, maka penelitian ini hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dibatasi dalam hal wisatawan, objek wisata, usaha perjalanan wisata, dan
rumah makan.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah objek wisata berpengaruh terhadap wisatawan yang
berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015?
2. Apakah usaha perjalanan wisata berpengaruh terhadap wisatawan yang
berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015?
3. Apakah rumah makan berpengaruh terhadap wisatawan yang
berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh objek wisata terhadap
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
1996-2015
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh usaha perjalanan wisata
terhadap wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 1996-2015
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rumah makan terhadap
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
1996-2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka
hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang
memerlukan, antara lain:
1. Bagi Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai pertimbangan serta masukan
dalam menyusun program bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
sehingga rencana pembangunan dapat lebih terfokus pada bidang yang
tepat sasaran sehingga dapat memberikan dampak yang semakin baik
khususnya dalam bidang pariwisata.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai beberapa
faktor yang mempengaruhi wisatawan ke Daerah Istimewa Yogyakarta
serta memberikan refrensi/ acuan penelitian kepada peneliti
selanjutnya.
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian, ada definisi operasional yang digunakan yaitu:
1. Wisatawan
Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara waktu di
Daerah Istimewa Yogyakarta baik yang berasal dari Indonesai maupun
luar negeri. Dalam penelitian ini, wisatawan yang terdiri dari wisatawan
domestik dan mancanegara dan digambarkan dalam satuan orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Objek Wisata
Objek wisata adalah suatu destinasi wisata di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terdiri dari objek wisata alam, objek wisata budaya
dan tempat rekreasi atau usaha rekreasi dan hiburan umun. Dalam
penelitian ini objek wisata digambarkan dengan satuan unit.
3. Usaha Perjalanan Wisata
Usaha perjalanan wisata adalah badan yang menyiapkan paket
perjalanan wisata dan menjual jasanya bagi wisatawan yang berkunjung
ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini usaha perjalanan
wisata digambarakan dengan satuan unit.
4. Rumah Makan
Rumah makan adalah salah satu usaha di bidang pangan/ kuliner
di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjual masakan lokal untuk
menunjang kebutuhan makan dan minum para wisatawan. Dalam
penelitian ini rumah makan digambarkan dengan satuan unit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peluang Sektor Pariwisata dalam Ekonomi Kreatif
1. Pengertian Pariwisata
Arjana (2016: 6) menjelaskan bahwa pariwisata berasal dari bahasa
Sanskerta, pari = sempurna, lengkap, tertinggi, wisata = perjalanan,
sehingga pariwisata berarti perjalanan yang lengkap atau sempurna.
Menurut World Tourism Organization, 1999:5 (dalam Arjana 2016: 6)
“tourism: activities of persons travelling to and staying in places outside
their usual environment for not more than one consecutive year for
leisure, business and other purpose.”
Sesuai definisi itu, pariwisata adalah kegiatan orang-orang melakukan
perjalanan ke dan tinggal di suatu tempat di luar lingkungan biasanya
untuk jangka waktu kurang dari satu tahun secara berturut-turut untuk
memanfaatkan waktu senggang, urusan bisnis dan tujuan lainnya.
Suwantoro (2004: 3) menjelaskan bahwa pada hakikatnya
berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau
lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena
kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan
maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah
pengalaman ataupun untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara (UU No. 10 Tahun
2009 Tentang Pariwisata Pasal 1 ayat 1).
2. Jenis Pariwisata
Jenis-jenis pariwisata dalam buku Arjana (2016: 96) dijelaskan sebagai
berikut.
1) Jenis Pariwisata Menurut Letak
a) Pariwisata lokal (local tourism), perjalanan wisata jarak dekat seperti
piknik ke luar kota atau tempat wisata yang dapat ditempuh beberapa jam
dengan kendaraan mobil.
b) Pariwisata nasional (national turism/ domestic tourism), adalah dinamika
perjalanan wisata dalam suatu negara.
c) Pariwisata mancanegara (world tourism/ foreign tourism), meliputi
wisatawan yang masuk dari luar negeri (inbound tourism) dan wisatawan
yang berwisata ke luar negeri (outgoing tourism).
2) Jenis Pariwisata Menurut Dampak pada Devisa
a) Pariwisata aktif (in tourism), wisatawan yang masuk ke suatu negara,
jenis ini dikembangkan untuk meraup devisa.
b) Pariwisata pasif (outgoing tourism), warga negara sendiri sebagai
wisatawan melakukan perjalanan ke luar negeri. Jenis ini tidak
dikembangkan atau tidak dikampanyekan. Jika kondisi ekonomi ditandai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dengan income per kapita yang baik tentu memiliki kemampuan sebagai
wisatawan ke luar negeri.
3) Jenis Pariwisata Menurut Waktu Kunjungan
a) Pariwisata musiman (seasional tourism), seperti wisata musim dingin
yang bersalju, wisata musim panas untuk mandi matahari atau wisata
musim petik buah dan sebagainya.
b) Pariwisata okasional (occasional tourism), orang-orang melakuan
perjalanan wisata karena adanya daya tarik penyelenggaraan suatu
kegiatan (event) tertentu atau peristiwa/ kejadian (occasion) tertentu.
4) Jenis Pariwisata Menurut Tujuan
a) Pariwisata bisnis (business tourism), perjalanan yang bertujuan
menyelesaikan urusan bisnis seperti melakukan meeting, pameran atau
expo dan lain-lain.
b) Pariwisata liburan (vacancy tourism)
c) Pariwisata pendidikan (educatinal tourism) seperti study tour atau widya
wisata.
d) Pariwisata spiritual atau keagamaan (pilgrim tourism)
5) Jenis Pariwisata Menurut Jumlah Wisatawan
a) Pariwisata individual (individual tourism), seperti wisatawan yang
menggendong ransel (backpacker).
b) Pariwisata berombongan (group tourism) seperti dilakukan oleh
rombongan pelajar, karyawan melalui biro perjalanan dan agen
perjalanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
6) Jenis Pariwisata Menurut Biaya
a) Pariwisata mewah (deluxe tourism) fasilitas transportasi berupa pesawat
dan kapal pesiar, biaya akomodasi yang dibayar dengan biaya tinggi pada
hotel-hotel berbintang empat, lima atau lima berlian.
b) Pariwisata yang berbiaya sedang (middle class tourism)
c) Pariwisata berbiaya murah (social tourism), jenis ini memang memiliki
alternatif transportasi dan akomodasi yang serba murah tetapi aman dan
sehat dan tujuan wisata tercapai.
7) Jenis Pariwisata Menurut Objek Wisata
a) Pariwisata budaya (cultural tourism), merupakan jenis pariwisata yang
menonjolkan atraksi-atraksi budaya yang unik dan menarik telah menajdi
ikon pariwisata suatu daerah.
b) Pariwisata kesehatan (reccuperational tourism), seperti mandi susu di
Eropa, mandi kopi di Jepang, mandi air panas di beberapa tempat di
Indonesia.
c) Pariwisata perdagangan (commercial tourism), jenis ini berkembang
seiring terbukanya era perdagangan bebas (free trade area) yang ditandai
dengan makin banyaknya event menyangkut promosi dan pertemuan-
pertemuan seperti kegiatan perdagangan sehingga menimbulkan kegiatan
pariwisata yang dinamis.
d) Pariwisata olahraga (sport tourism), jenis pariwisata yang satu ini mampu
menyedot pengunjung event olahraga tertentu seperti olimpiade, pedat
olahraga regional, SEA Games, Asian Games, kejuaraan dunia speak bola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tentu paling akbar, disamping itu ada kejuaraan tinju profesional,
kejuaraan tenis, bulu tangkis dan sebagainya.
e) Pariwisata spiritual/keagamaan (pilgrim tourism), seperti perjalanan naik
haji ke Mekkah bagi umat Islam, mengunjungi Betlehem atau Israel bagi
umat Kristen dan berkunjung dan mandi-mandi di Sungai Gangga, India
bagi umat Hindu dan wisatawan mancanegara mengunjungi Borobudur
bagi umat Budha.
f) Pariwisata alam (natural tourism), adalah objek wisata yang
menyuguhkan atraksi asli dari alam atau lingkungan pulau, pegunungan,
laut, pantai, kekayaan fauna dan kekayaan flora.
g) Pariwisata syariah, wisata syariah sebenarnya tidak berbeda dengan
rekreasi jenis lainnya. Pembedanya adalah produk serta sarana
pendukungnya, seperti hotel dan restoran, tidak bertentangan dengan
nilai syariah
h) Wisata laut/ pantai yang dikembangkan. Kreatifitas berbagai perusahaan
yang bergerak di bidang jasa wisata, sehingga ekspansi bisnisnya
merambah berbagai kegiatan yang atraktif dan eksotik. Bali Hai Cruises
yang ada di Denpasar, Bali misalnya, yang dipublikasikan atau
diiklankan lewat kalender yang disebarluaskan sangat reatif dalam
mengembangkan bisnis untuk memanjakan wisatawan terutama
mancanegara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Hubungan Pariwisata dengan Ekonomi Kreatif
Suryana (2013), dalam bukunya menjelaskan bahwa ekonomi
kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh industri kreatif
yang mengutamakan peran kekayaan intelektual. Berdasarkan Tempo.co
2016, terdapat 16 subsektor dalam ekonomi kreatif, yaitu aplikasi dan
pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi
visual, desain produk, fesyen, film, animasi, video, fotografi, kriya
(kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan,
seni rupa, televisi dan radio.
Arjana (2016:232) menjelaskan bahwa ekonomi kreatif yang
berkembang pesat dan dapat menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan
pasar akan memicu pertumbuhan ekonomi secara pesat pula dapat dikatakan
sebagai industri kreatif. Kepariwisataan dan ekonomi kreatif merupakan
daya tarik yang saling terkait dan menguatkan, betapa tidak banyak produk
hasil dari kreativitas manusia dapat dinikmati oleh wisatawan, karena
memiliki keunikan dan keindahan. Seperti dikemukakan oleh Rahim, 2013
(dalam Arjana, 2016: 233), kepariwisataan dan ekonomi kreatif memiliki
keterkaitan yang sangat intens, karena keduanya saling mendukung dan
saling menguatkan seperti diuraikan berikut:
a) Ekonomi kreatif memberi penguatan pada kualitas daya tarik wisata,
seperti misalnya dalam menampilkan berbagai kegiatan seni yang dapat
dinikmati oleh wisatawan. Kualitas pariwisata diukur dari dua komponen
yakni lama tinggal atau length of stay wisatawan pada suatu destinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
wisata dan besar pengeluaran atau spent of money wisata. Seperti
diketahui bahwa dampak atau keuntungan ekonomi pariwisata adalah
berapa besar mendapat kucuran devisa dari para tamu, karena makin
lama wisatawan di suatu daerah makin besar pula pengeluarannya, untuk
kepentingan akomodasi, transportasi, konsumsi dan sebagainya.
b) Penciptaan daya tarik wisata, produk dan jasa ekonomi kreatif dapat
menjadi daya tarik utama di suatu destinasi, di mana wisatawan dapat
menikmati berbagai produk seni. Produk seni sangat beragam seperti seni
panggung, seni tari, seni lukis, seni patung, seni ukir, tempat produk seni
ini yang merupakan produk ekonomi kreatif menjadi andalan suatu
destinasi karena produk-produk itu memiliki keunikan bahkan menjadi
daya tarik utama yang tidak dapat dinikmati di destinasi lainnya.
c) Promosi, hubungan produk dan jasa ekonomi kreatif bersifat timbal balik
karena saling mendukung, dimana produk dan jasa ekonomi kreatif itu
dapat dijadikan media promosi wisata yang efektif demikian pula
sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, ekonomi kreatif dan industri kreatif
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan pariwisata, dalam konteks ini
adalah kualitas pengembangan pariwisata. Prinsip perjalanan wisata ke
destinasi yang diagendakan untuk mencari kesenangan, mendapat
kepuasan sehingga cenderung lebih lama tinggal untuk menikmati.
Implikasi dan kondisi kondusif itu adalah wisatawan akan lebih lama
tinggal di suatu tempat. Konsekuensi lebih lama tinggal berkorelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dengan tingkat pengeluaran yang kebih tinggi, inilah devisa dipandang
sebagai kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian negara.
Industri kreatif memiliki peran penting dalam menciptakan suasana yang
membuat wisatawan betah tinggal di suatu destinasi wisata. Sering kali
memang lama tinggal wisata di suatu tempat dijadikan indikator
keberhasilan pembangunan wisata, dibanding dengan lama tinggal (length
of stay) wisatawan yang berlangsung relatif singkat. Kualitas
pengembangan pariwisata yang baik apabila mampu membuat masa
tinggal wisatawan lebih lama.
B. Wisatawan
Suwantoro (2004: 4), menjelaskan bahwa wisatawan adalah seseorang
atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan
wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah
atau di negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara
yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut
pelancong (excursionist). The International Union of Official Travel
Organization (IUOTO) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara
umum: Pengunjung (visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara
atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk
melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategorial mengenai
sebutan pengunjung, yakni:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1) Wisatawan (tourist)
Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-
kurangnya 24 jam di suatu negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan
wisata dapat digolongkan menjadi:
a) Pesiar (leasure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan dan olahraga.
b) Hubungan dagang, sanak saudara, handai taulan, konferensi, misi, dan
sebagainya.
2) Pelancong (excursionist)
Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal
di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam. Ada dua
macam wisatawan, yaitu wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
Wisatawan domestik adalah wisatawan yang berpelancong ke tempat lain
tapi masih di negaranya sendiri. Sedangkan wisatawan mancanegara adalah
pelancong dari luar negeri, atau orang yang bertamasya ke negeri lain.
Sammeng (2001: 2) menjelaskan pula bahwa wisatawan adalah
orang yang melakukan perjalanan atau kunjungan sementara secara sukarela
ke suatu tempat di luar lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari untuk
suatu maksud tertentu dan tidak memperoleh penghasilan tetap di tempat
yang dikunjunginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
C. Objek Wisata
Yoeti (2016: 100), mejelaskan bahwa objek pariwisata seperti kita
ketahui memiliki bermacam-macam hal yang dapat dilihat, disaksikan,
dilakukan atau dirasakan. Objek tersebut dapat berupa :
1) Yang berasal dari alam dan dapat dilihat atau disaksikan secara bebas
(pada tempat-tempat tertentu harus bayar masuk, seperti cagar alam,
kebun raya dan lain-lain)
2) Yang merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa, yang dapat dilihat,
disaksikan dan dipelajari.
Objek pariwisata dan segala atraksi yang diperlihatkan merupakan daya
tarik utama, mengapa seseorang datang berkunjung pada suatu tempat, oleh
karena itu keaslian dari objek dan atraksi disuguhkan haruslah dipertahankan
sehingga wisatawan hanya ditempat tersebut dapat melihat dan menyaksikan
objek/ atraksi tersebut.
Simanjuntak (2017: 163), menjelaskan pula bahwa daya tarik wisata
yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke satu daerah dengan tujuan wisata tertentu. Tentunya
pengembangan potensi wisata ini adalah kunci utama untuk membangun
minat berwisata ke satu-satu wilayah. Selain itu potensi wisata tersebut harus
diketahui dunia luar, sehingga mereka tertarik untuk berkunjung.
Marpaung, 2000 (dalam Arjana 2016: 87) mengemukakan, objek dan
daya tarik wisata erat hubungannya dengan travel motivation dan travel
fashion, karena wisawatan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pengalaman dalam kunjungan. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar
bagi kepariwisataan. Tanpa ada daya tarik di suatu daerah, aktivitas
kepariwisataan boleh dikatakan tidak ada. Objek dan daya tarik wisata dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, yaitu: pertama, objek dan daya
Tarik wisata alam, kedua, objek wisata dan daya tarik wisata budaya, ketiga
objek dan daya tarik minat khusus.
Arjana (2016: 125), pengembangan wisata tentunya fokus pada
pengembangan objek wisata, baik wisata alam, wisata budaya, wisata
artifisial maupun wisata alternatif. Kebutuhan wisatawan untuk menikmati
keindahan alam, menyaksikan atraksi budaya, membeli produk seni sebagai
cendera mata harus bisa dikembangkan dalam perencanaan pengembangan
pariwisata, agar dapat memenuhi kebutuhan wisatwan. Kebutuhan wisatwan
dikenal sbagai triple S yakni something to see, something to do, dan
something to buy.
Daerah yang dapat mengembangkan kedua objek itu dan mampu
memenuhi kebutuhan triple S itu tentu dapat menarik manfaat dari
pengembangan wisata yang diprogramkan yang ditandai dengan kunjungan
wisatawan yang meningkat. Pengembangan objek wisata budaya juga
memegang peranan penting, karena budaya lokal memiliki keunikan.
Wisatawan tertarik menikmati keunikan budaya lokal yang di begeri asalnya
tidak ada. Provinsi Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta dan daerah-daerah lain
dapat menjadi destiansi yang menarik wisatawan karena sangat mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mempertahankan budaya asli yang luhur sehingga menarik untuk dikunjungi
oleh wisatawan terutama dari mancanegara.
D. Usaha Perjalanan Wisata
Simanjuntak (2017: 156), perusahaan perjalanan wisata atau travel
agency merupakan perusahaan yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan
perjalanan (tour) seseorang. Untuk itu dibutuhkan serangkaian fasilitas
kegiatan seperti memberikan informasi, mendapatkan visa dan dokumen
perjalanan, mengatur perjalanan, menjual tiket, memperoleh reservasi kamar
hotel, dan memimpin perjalanan. Tujuan perjalanan wisata biasanya terangkum
dalam satu paket perjalanan yang disebut paket wisata (package tour). Di
Indonesia, perusahaan perjalanan diatur oleh Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif yang membagi perusahaan melalui biro perjalanan umum dan
agen perjalanan. Di samping perusahaan perjalanan wisata, terdapat jasa
tambahan, seperti pelayanan pramuwisata (guide service), penukaran uang
(money changer), dan asuransi wisatawan.
Arjana (2016: 115), usaha jasa perjalanan wisata adalah badan yang
yang menjual jasanya menyiapkan paket perjalanan wisata yang dibutuhkan
wisatawan. Bentuk-bentuk badan yang menjual jasa ini adalah:
1) Tour operator, perusahaan yang usahanya merencanakan dan
menyelenggarakan perjalanan wisatawan atas inisiatifnya sendiri.
2) Biro perjalanan wisata, usaha jasa yang menyiapkan paket wisata, yakni
mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi wisatawan
individual atau rombongan untuk melakukan perjalanan wisata. Lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kerjanya bukan saja dalam negeri namun sampai menjangkau destinasi
wisata di luar negeri.
3) Travel agent atau agen perjalanan, merupakan usaha jasa perantara untuk
menjual atau mengurus jasa untuk perjalanan wisata. Usaha agen perjalanan
ini berfokus sebagai perantara untuk menjual jasa pemesanan tiket, hotel,
restoran dan lainnya yang dibutuhkan wisatawan saat melakukan perjalanan.
Suwantoro (2004: 11), biro perjalanan wisata adalah perusahaan yang
menyelenggarakan kegiatan paket wisata dan agen perjalanan. Adapun
kegiatan-kegiatan usaha biro perjalanan wisata adalah:
1) Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri atas dasar permintaan
2) Menyelenggarakan atau menjual pelayaran wisata
3) Menyusun dan menjual paket wisata dalam negeri kepada umum atau atas
dasar permintaan
4) Menyelenggarakan pemanduan wisata
5) Menyediakan fasilitas untuk wisatawan
6) Menjual tiket/ karcis sarana angkutan, dan lain-lain
7) Mengadakan pemesanan sarana wisata
8) Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yan
berlaku.
Agen perjalanan wisata adalah perusahaan yang melakukan kegiatan
penjualan tiket (karcis), sarana angkutan, dan lain-lain serta pemesanan
sarana wisata. Agen perjalanan wisata melakukan kegiatan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1) Menjual tiket, dan lain-lain
2) Mengadakan pemesanan sarana wisata
3) Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Biro perjalanan wisata atau agen perjalanan wisata berada di bawah
kepemimpinan ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel
Agencies). Cabang Biro Perjalana Umum adalah satuan-satuan usaha dari
suatu Biro Perjalanan Umum Wisata yang berkedudukan di tempat yang sama
atau di tempat lain yang memberikan pelayanan yang berhubungan dengan
perjalanan umum.
Bagyono (2014: 60), menjelaskan bahwa menurut Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pariwisata Nomor Kep. 16/ 4/ 11/ 88 tanggal 25 Februari
1988 tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha Perjalanan pada Bab I, Penelitian
Umum Pasal satu memberikan pengertian bahwa “Usaha perjalanan adalah
kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur, menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang, untuk
melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata.”
Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa usaha perjalanan adalah:
1) Bersifat komersial, yakni usaha yang dijalankan sepenuhnya bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan.
2) Mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan. Kegiatan
usaha perjalanan adalah menjual jasa. Oleh karena itu perusahaan tersebut
akan mendapatkan imbalan tertentu dari jasa yang dijualnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3) Ditujukan bagi seseorang atau sekelompok orang, artinya bahwa
perjalanan melaksanakan kegiatan untuk dinikmati oleh perorangan
(individu) ataupun sekelompok orang (group).
4) Ditujukan untuk kegiatan perjalanan dengan tujuan utama berwisata.
Maksudnya bahwa usaha perjalana melayani kegiatan perjalanan dengan
tujuan apapun, misalnya bisnis, olah raga, kesehatan dan lain-lain.
E. Rumah Makan
Sammeng (2001: 112), makan dan minuman merupakan hal yang
amat penting bagi wisatawan. Tidak jarang wisatawan melakukan perjalanan
wisata mengunjungi suatu tempat (terutama perjalanan jarak dekat di dalam
atau luar negeri), karena alasan makanan atau minuman. Oleh sebab itu,
wisatawan biasanya menaruh harapan untuk mendapatkan makanan atau
minuman yang enak, baik makanan atau minuman yang telah dikenalnya
maupun karena ingin mencoba makanan atau minuman baru yang belum
pernah dinikmatinya. Dalam kaitan ini banyak negara yang terkenal dan
menarik minat wisatawan karena makanan atau minuman khasnya.
Makanan dan minuman berpengaruh timbal-balik dengan kegiatan
pariwisata. Wisatawan terdorong berkunjung ke suatu tempat karena tertarik
oleh makanan dan minuman khas setempat. Sebaliknya, usaha/ bisnis makanan
dapat berkembang dengan pesat, karena kegiatan pariwisata. Di Indonesia,
usaha-usaha penjualan makanan dan minuman dibedakan dalam dua kelompok
besar, yaitu restoran dan rumah makan. Yang termasuk restoran adalah usaha/
tempat penjualan makanan yang mampu menyajikan makanan internasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Sedangkan yang termasuk kelompok rumah makan adalah suatu usaha/ tempat
penjualan makanan yang hanya menyajikan makanan lokal atau masakan
Indonesia.
Rumah makan adalah usaha penyediaan makanan dan minuman
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan
penyajian, di dalam satu tempat tetap yang tidak perpindah-pindah (Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 07/M-DAG/PER/2/2013).
Arjana (2016: 116), jasa boga dan kuliner sejak dekade akhir
meningkat dengan pesat dari skala pedagang kali lima sampai pada warung
makan, rumah makan, kedai makan, kantin dan cafe, restoran di hotel-hotel dan
di ruang publik dan food court di berbagai mall (mal) atau rest area.
Kehadirannya dapat memenuhi selera citarasa berbagai makanan internasional
dan lokal yang sangat berkembang diberbagai kota besar, untuk melayani
konsumen. Begitu meluasnya jasa ini sehingga menimbulkan model wisata
baru yakni wisata kuliner di berbagai mal, objek wisata dan di tempat
peristirahatan lainnya untuk rute perjalanan jauh. Jasa boga dan kuliner ini
semakin marak ketika jasa kuliner lokal berkompetisi dengan jasa kuliner
mancanegara. Jasa kuliner besar dikenal sebagai usaha franchise berasal dari
manacanegara itu antara lain Kentucky Fried Chicken, California Fried
Chicken, Texas Fried Chicken, McDonald’s, Dunkin Donut’s Hoka-Hoka
Bento, Pizza Hut, Kebab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
F. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Berdasarkan hasil penelitian dari Ulfa Ruri Wijayarti tahun 2007, berjudul
“Hubungan Investasi, Promosi, Jumlah Biro Perjalanan Wisata, Jumlah
Penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY Tahun 1997-2006”
yang menggunakan analisis korelasi product moment. Dari hasil penelitian
tersebut, adanya kesimpulan bahwa tidak ada hubungan signifikan investasi
dengan PDRB, adanya hubungan positif dan signifikan pada variabel
promosi dengan PDRB sektor pariwisata, serta hubungan signifikan pada
variabel jumlah biro perjalanan dan jumlah rumah penginapan dengan
PDRB Sektor Pariwisata di DIY Tahun 1997-2006.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Albertus Bima Sulistya pada tahun 2016,
berjudul “Tren Perkembangan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta
Periode 2006-2014” dengan jenis penelitian longitudinal. Hasil penelitian
yaitu, adanya kenaikan tren jumlah wisatawan mancanegara dan domestik,
serta tren jumlah objek daya tarik wisata dan tren jumlah pendapatan asli
daerah juga mengalami kenaikan.
E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan uraian penelitian sebelumnya, maka
disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Pengaruh objek wisata terhadap wisatawan yang berkunjung ke Daerah
Istimewa Yogyakarta
Faktor pertama yaitu objek wisata berkaitan dengan wisatawan.
Semakin bertambahnya objek wisata maka wisatawan yang berkunjung juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
akan meningkat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki berbagai jenis
objek wisata, baik wisata alam maupun wisata buatan. Pada masa sekarang
ini, objek wisata dapat diketahui oleh wisatawan dari berbagai sumber
informasi, baik dari promosi langsung maupun promosi tidak langsung.
Kemajuan teknologi dan akses media sosial pun berpengaruh terhadap
informasi mengenai objek wisata. Banyak wisawatan yang mengunggah
foto atau mengulas kembali kegiatan wisatanya di media sosial yang
kemudian dapat diketahui oleh para pengguna media sosial lain dan dapat
menimbulkan keinginan untuk mengunjungi objek wisata tersebut.
Selain itu, peningkatan objek wisata juga diikuti dengan peningkatan
adanya ketersediaan souvernir yang memudahkan wisatawan untuk membeli
oleh-oleh atau sekedar untuk pribadi. Tidak hanya itu, meningkatnya objek
wisata juga dapat meningkatkan ketersediaan penginapan sehingga dapat
memudahkan wisatawan yang akan tinggal dalam beberapa waktu tertentu.
Tersedianya berbagai daya tarik wisata dan penunjang lainnya di
suatu daerah wisata menjadikan faktor yang berpengaruh bagi wisatawan
untuk berkunjung. Bahkan ketika daya tarik wisata mampu memberikan
suatu kesan yang menarik hal tersebut dapat membuat wisatawan khususnya
pada wisatawan asing untuk menambah lama tinggalnya. Maka ketersediaan
jumlah peningkatan objek wisata dapat berpengaruh terhadap wisatawan
yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hipotesis 1: Objek wisata berpengaruh terhadap wisatawan yang
berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Pengaruh usaha perjalanan wisata terhadap wisatawan yang berkunjung ke
Daerah Istimewa Yogyakarta
Faktor kedua yaitu usaha perjalanan wisata berkaitan dengan
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Adanya usaha
perjalanan wisata dapat memudahkan wisatawan yang menginginkan
kepraktisan dalam perjalanan wisatanya, karena dengan adanya kepraktisan
tersebut dapat mempermudahkan wisatawan dalam melakukan tujuan
perjalananya. Dengan kepraktisan tersebut jika suatu daerah wisata memiliki
usaha perjalanan wisata maka dapat meningkatkan kunjungan wisata.
Saat ini, banyak agen maupun biro perjalanan wisata yang
memberikan tawaran paket menarik. Dalam paket perjalanan wisata banyak
paket menarik yang ditawarkan, mulai dari kebutuhan transportasi, pemandu
wisata, penginapan, kebutuhan makan minum, bahkan kebutuhan
dokumentasi sehingga wisatawan tidak perlu repot dan hanya menikmati
perjalanan wisatanya yang sudah diurus oleh usaha perjalanan wisata. Hal
tersebut dapat menarik keinginan wisatawan untuk menggunakan jasa
perjalanan wisata, terlebih bagi wisatawan yang datang dari luar kota
maupun wisatawan mancanegara karena mereka tidak perlu khawatir
mengenai kesulitan perjalanan wisatanya sehingga wisatawan dapat
bersantai menikmati kegiatan wisatanya. Hal ini dapat menimbulkan
kesempatan pula bagi usaha perjalanan wisata untuk menawarkan jasa yang
juga akan memberikannya keuntungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Adanya ketersediaan usaha perjalanan wisata maka dapat memberi
kemudahan bagi wisatawan dan dapat mendorong kunjungan wisatawan.
Peningkatan usaha perjalanan wisata pun dapat memungkinkan bagi
meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hipotesis 2: Usaha perjalanan wisata berpengaruh positif terhadap
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-
2015.
3. Pengaruh rumah makan terhadap wisatawan yang berkunjung ke Daerah
Istimewa Yogyakarta
Faktor ketiga yaitu rumah makan yang berkaitan dengan wisatawan.
Dengan adanya ketersediaan rumah makan yang mencukupi, maka dapat
memudahkan wisawatan dalam memenuhi kebutuhan makan dan
minumnya, terlebih jika rumah makan memiliki ciri khas atau keunggulan
yang menarik bagi pengunjung wisata.
Saat ini banyak ditemukan berbagai macam kuliner di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Para pemilik usaha kuliner pun mulai membuat
inovasi pada menunya untuk menarik minat dan selera konsumen. Tidak
hanya memberikan inovasi pada menunya yang akan dihidangkan, pada
beberapa rumah makan juga membuat keunikan pada tempatnya.
Makan dan minum merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.
Wisatawan tentu akan memiliki minat yang sangat baik untuk mengunjungi
suatu tempat atau daerah yang ketersediaan rumah makannya mencukupi.
Khususnya bagi pecinta kuliner, selain berkunjung pada objek wisata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tertentu pastinya akan merasa senang jika dapat menemukan tempat kuliner
yang beragam dan menarik baginya. Fenomena mengenai kegemaran
kuliner pun sekarang mulai beredar di media social, banyak food bloger
yang mengulas dan mengunggah foto mengenai kuliner. Hal tersebut dapat
menarik wisatawan untuk mencoba menu kuliner yang ada disuatu daerah
tertentu.
Adanya jumlah rumah makan yang semakin meningkat maka dapat
meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta
karena adanya kebutuhan makan dan minum yang memadai bagi wisatawan
dan pecinta kuliner.
Hipotesis 3: Rumah makan berpengaruh positif terhadap wisatawan yang
berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015.
Berdasarkan kerangka berpikir dan hipotesis penelitian yang sudah
dijelaskan, maka kerangka berpikir digambarkan sebagai berikut:
Gambar II.1 Kerangka Berpikir
Wisatawan
Objek Wisata
Usaha Perjalanan Wisata
Rumah Makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian
explanatory study yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel
dengan menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu kemudian
dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Penelitian ini mengambil judul
“Pengaruh Objek Wisata, Usaha Perjalanan Wisata, dan Rumah Makan
terhadap Wisatawan Yang Berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
1996-2015”
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti menentukan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lokasi
penelitian dengan waktu penelitian Maret – Juli 2017.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Penulis tidak mengambil data secara langsung di lapangan tetapi
data diperoleh dari dokumen-dokumen yang relevan. Karakteristik data
berupa data kuantitatif (angka) yang berupa data jumlah wisatawan, objek
wisata, usaha perjalanan wisata, dan rumah makan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Sumber Data
Sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang dicari adalah jumlah wisatawan,
objek wisata, usaha perjalanan wisata, dan rumah makan dengan jangka
waktu data periode 1996-2015.
D. Variabel Penelitian
Data yang diteliti dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua
variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel
independen adalah variabel yang bersifat menentukan atau mempengaruhi
variabel dependen. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Penelitian ini menggunakan satu
variabel dependen (terikat) dan tiga variabel independen (bebas).
a. Variabel X (bebas)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah objek wisata, usaha
perjalanan wisata, dan rumah makan pada tahun 1996-2015.
b. Variabel Y (terikat)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah wisatawan ke Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
data dokumentasi berupa catatan, dan buku. Data yang dikumpulkan yaitu
jumlah wisatawan ke DIY, objek wisata, usaha perjalanan wisata, dan
rumah makan.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti memilih statistika uji analisis regresi
linier berganda. Model regresi dalam penelitian ini adalah:
Y= a+ b1 x1+ b2 x2+ b3 x3+e
Keterangan:
Y = Jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY
X1 = objek wisata
X2 = usaha perjalanan wisata
X3 = rumah makan
a = konstanta
e = error term
G. Uji Prasyarat
Teknik analisis data regresi linier berganda dapat dilakukan dengan
melakukan uji prasyarat dan uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis.
Dalam regresi linier berganda perlu dilakukan uji prasyarat, untuk
mengetahui persamaan regresi yang diperoleh benar-benar dapat
digunakan untik memprediksi variabel dependen. Di dalam uji prasyarat
terdapat 2 yaitu, uji normalitas dan uji linieritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian
ini uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada
sumbu diagonal suatu grafik. Uji signifikansi pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependen melalui uji t hanya akan valid
jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal. Ada
beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi apakah
residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Metode yang
digunakan adalah dengan metode Uji Kolmogorov-Smirnov.
Kriteria pengujian:
a. Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0.05 maka data
berdistribusi normal
b. Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0.05 , maka
data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Metode
yang digunakan adalah dengan Uji Hipotesis Serempak (Uji F). Uji ini
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.
Kriteria:
a. Jika F hitung > F tabel atau nilai Sig < 0,05 maka Ho ditolak, Ha
diterima, artinya ada pengaruh signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Sebaliknya, jika F hitung < F tabel atau nilai Sig > 0,05 maka Ho
diterima, Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan.
H. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan model regresi yang dapat digunakan, maka
perlu dilakukan pengujian apakah ada tidaknya penyimpangan terhadap
uji asumsi klasik. Adaupun uji asumsi klasik sebagai berikut:
1) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna
antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui
apakah dalam penelitian ini terjadi multikolinearitas, dilihat dari nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Sebuah model regresi
dikatakan lolos dari uji multikolinearitas (dalam arti tidak terjadi
multikolinearitas) apabila nilai tolerance < 1 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) < 10
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan
adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas. Dalam penelitian ini akan di uji dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menggunakan Metode Korelasi Spearman. Metode berikutnya untuk
mendeteksi masalah heteroskedastisitas adalah metode yang
dikembangkan oleh spearman. Metode ini dapat digunakan untuk
sampel besar maupun sampel kecil. Ada kriteria dalam uji korelasi
spearman, yaitu:
a. Jika nilai Sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.
b. Sebaliknya, jika nilai Sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang
dihubungkan.
3. Uji Autokorelasi
Untuk melihat apakah terjadi korelasi antara periode t dengan
periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Dalam penelitian
ini menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk melihat apakah
terjadi korelasi antara periode t dengan periode sebelumnya, yaitu:
Gambar III.I Uji Durbin-Watson
Terdapat
autokorelasi
positif
Terdapat
autokorelasi
negatif Tidak terdapat
autokorelasi
+ / -
Daerah
keraguan Daerah
keraguan
0 4 dL dU 2 4 - dU 4 – dL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kriteria Pengujian:
Tabel III.I Tabel Kriteria Pengujian Durbin Watson
d < dL Terdapat autokorelasi positif
d > dU Tidak ada autokorelasi +/-
dL d dU Daerah keraguan
d > 4 - dL Terdapat autokorelasi negative
d < 4 - dU Tidak ada autokorelasi +/-
4 - dL d 4 - dU Daerah keraguan
Dengan menghitung nilai DW maka dapat diketahui model regresi terkena
penyakit autokorelasi atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau
Jawa, secara geografis terletak pada 7 33’-8 12’ Lintang Selatan dan 110 00’-
110 50’ Bujur Timur, dengan luas 3.185,80 km . Secara administratif terdiri
dari 1 kota dan 4 kabupaten, 78 kecamatan dan 438 kelurahan/ desa.
DIY di bagian Selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian
Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat Laut dibatasi oleh wilayah Jawa
Tengah yang meliputi:
1. Kabupaten Klaten di sebelah Timur Laut;
2. Kabupaten Wonogiri di sebelah Tenggara;
3. Kabupaten Purworejo di sebelah Barat;
4. Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut.
Kondisi topografi di DIY beraneka ragam, mulai dari berbentuk
dataran, lereng pegunungan serta daerah pantai. Secara topografi, DIY dapat
dikelompokkan menjadi empat satuan wilayah sebagai berikut:
a) Satuan Gunung Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung berapi
hingga dataran fluvial gunung berapi termasuk juga bentang lahan vulkanik,
meliput Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan
lereng gunung berapi merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan
resapan air daerah bawahan. Satuan bentang alam ini terletak di Sleman
bagian utara. Gunung Merapi yang merupakan gunung berapi aktif dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
karakteristik khusus, mempunyai daya tarik sebagai objek penelitian,
pendidikan, dan pariwisata;
b) Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, yang terletak di
wilayah Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu gamping
(limestone) dan bentang alam karst yang tandus dan kekurangan air
permukaan, dengan bagian tengah merupakan cekungan Wonosari
(Wonosari Basin) yang telah mengalami pengangkatan secara tektonik
sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran tinggi Wonosari).
Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan),
dengan bahan induk batu gamping dan mempunyai karakteristik lapisan
tanah dangkal dan vegetasi penutup sangat jarang;
c) Satuan Pegunungan Kulonprogo, yang terletak di Kulonprogo bagian utara,
merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi
berbukit, kemiringan lereng curam dan potensi air tanah kecil;
d) Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses
pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang di
bagian selatan DIY, mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan
dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang subur.
Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan marin dan eolin yang
belum didayagunakan, merupakan wilayah pantai yang terbentang dari
Kulon Progo sampai Bantul. Khusus bentang lahan marin dan eolin di
Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan gumuk pasirnya, merupakan
laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Objek Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu daerah tujuan dan
berpotensi di sektor pariwisata yang memiliki beragam objek wisata yang
menjadi daya tarik bagi wisatawan. Berbagai macam jenis objek wisata dapat
ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai dari Gunungkidul yang
khas dengan daerah wisata pantai, Kulonprogo dengan daerah khas wisata
perbukitan, Yogyakarta yang khas dengan wisata budaya dan edukatif,
Sleman yang khas dengan wisata sejarah, serta Bantul yang juga
menyediakan wisata alamnya.
Terdapat 18 objek wisata di Kulonprogo, 52 objek wisata di Bantul,
18 objek wisata di Gunungkidul, 63 objek wisata di Sleman, serta 25 objek
wisata di Yogyakarta. Maka total keseluruhan objek wisata di Daerah
Istimewa Yogyakarta terdapat 176 unit objek wisata. (DIY dalam Angka
2015)
C. Usaha Perjalanan Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta membuka peluang
bagi para penyedia usaha perjalanan wisata sebagai salah satu penunjang bagi
para wisatawan yang berkunjung. Adanya penawaran yang menarik dan
berbagai kemudahan untuk memesan menjadi salah satu pilihan wisatawan
untuk menggunakan usaha perjalanan wisata.
Terdapat 602 unit biro perjalanan, 19 unit cabang biro perjalanan, serta
55 unit agen perjalanan. Maka total keseluruhan usaha perjalanan wisata di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 676 unit usaha perjalanan wisata. (DIY
dalam Angka 2015)
D. Rumah Makan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta dikenal dengan istilah Kota Gudeg untuk kekhasan wisata
kulinernya. Namun banyak daerah-daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang mulai membuat beraneka ragam jenis kuliner, mulai dari makanan khas
sampai jenis makanan yang sedang popular pun dapat tersedia di Yogyakarta.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, ketersediaan rumah makan
menjadi salah satu yang penting keberadaannya. Hal tersebut juga berpotensi
untuk menunjang kegiatan wisata kuliner. Di Daerah Istimewa Yogyakarta,
terdapat 835 unit rumah makan. (Statistik Kepariwisataan 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Data
1. Deskripsi Wisatawan
Data wisatawan pada penelitian ini adalah data tahunan yang
peneliti peroleh dari Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta.
Daftar wisatawan yang berkunjung ke DIY dapat diamati dalam tabel
berikut:
Tabel V.1 Wisatawan yang berkunjung ke DIY tahun 1996 – 2015
Tahun Wisatawan (Orang)
1996 4.745.465
1997 5.729.472
1998 3.016.597
1999 3.745.885
2000 4.589.407
2001 7.098.063
2002 5.182.127
2003 3.778.951
2004 7.363.821
2005 5.070.946
2006 2.403.837
2007 5.249.738
2008 7.212.244
2009 9.716.424
2010 8.157.393
2011 9.342.243
2012 11.507.556
2013 11.666.232
2014 13.943.387
2015 19.022.318
Sumber : DIY dalam Angka berbagai edisi, diolah 2017
Wisatawan yange berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 1996-2015 dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Grafik V.1 Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY tahun 1996-2015
Sumber : DIY dalam Angka berbagai edisi, diolah 2017
Berdasarkan data wisatawan yang berkunjung ke Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 1996-2015 yang divisualisasikan dalam
bentuk grafik V.1 dapat disimpulkan bahwa tingkat kunjungan
wisawatan tertinggi berada pada tahun 2015 yaitu sebesar 19.022.318.
Hal tersebut dapat terjadi karena di tahun 2015 mulai banyak keragaman
tempat wisata yang menyebar di Daerah Istimewa Yogyakarta dan mulai
gencar penggunaan media sosial sebagai akses informasi perkembangan
pariwisata. Sedangkan kunjungan wisatawan terendah berada pada tahun
2006, hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh adanya gempa bumi
pada tahun 2006 sehingga terjadi minimnya kunjungan wisatawan.
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
16.000.000
18.000.000
20.000.000
19
961
997
19
981
999
20
002
001
20
022
003
20
042
005
20
062
007
20
082
009
20
102
011
20
122
013
20
142
015
Wis
ataw
an
Tahun
Wisatawan
Jumlah Wisatawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Deskripsi Data Objek Wisata
Data objek wisata pada penelitian ini adalah data tahunan yang
peneliti peroleh dari Badan Pusat Statistik dengan periode tahun 1996 –
2015. Objek wisata per tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat
diamati dalam tabel berikut:
Tabel V.2 Objek Wisata di DIY Tahun 1996-2015
Tahun Objek Wisata (Unit)
1996 33
1997 46
1998 34
1999 34
2000 36
2001 46
2002 112
2003 231
2004 368
2005 336
2006 48
2007 63
2008 74
2009 81
2010 82
2011 92
2012 130
2013 132
2014 132
2015 176
Sumber : DIY Dalam Angka berbagai edisi, diolah 2017
Objek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat
divisualisasikan dalam bentuk grafik berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Grafik V.2 Objek Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
1996-2015
Sumber : DIY dalam Angka berbagai edisi, diolah 2017
Berdasarkan data objek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang divisualisasikan dalam bentuk grafik V.2 dapat disimpulkan bahwa
objek wisata terbanyak berada pada tahun 2004. Hal tersebut terjadi
karena adanya jumlah objek wisata pantai yang mendominasi di daerah
Gunungkidul. Lalu terdapat penurunan paling drastis yang terjadi pada
tahun 2006. Hal tersebut terjadi karena adanya gempa bumi yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada beberapa objek wisata. Selain
itu penurunan jumlah objek wisata di Gunungkidul pada tahun 2006
disebabkan oleh adanya isu tsunami ketika gempa bumi sehingga
banyak wisata pantai tidak beroperasi untuk beberapa waktu, serta
kerusakan pada tempat wisata yang menyebabkan tidak dapat
dioperasikan dalam beberapa waktu tertentu. Kemudian terjadi
0
50
100
150
200
250
300
350
4001
99
6
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Ob
jek
Wis
ata
Tahun
Objek Wisata
Jumlah Objek Wisata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
peningkatan secara perlahan pada tahun berikutnya. Hal tersebut bisa
terjadi disebabkan oleh adanya perbaikan atau pun penambahan objek
wisata baru.
3. Deskripsi Usaha Perjalanan Wisata
Data usaha perjalanan wisata pada penelitian ini adalah data tahunan
yang peneliti peroleh dari Badan Pusat Statistik periode tahun 1996 – 2015.
Data usaha perjalanan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat diamati
dalam tabel berikut:
Tabel V.3 Usaha Perjalanan Wisata Tahun 1996- 2015
Tahun Usaha Perjalanan Wisata (Unit)
1996 112
1997 108
1998 115
1999 100
2000 99
2001 125
2002 132
2003 139
2004 182
2005 119
2006 255
2007 354
2008 254
2009 304
2010 305
2011 381
2012 427
2013 471
2014 513
2015 676
Sumber : DIY Dalam Angka berbagai edisi, diolah 2017
Usaha perjalanan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
1996-2015 dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Grafik V.3 Usaha Perjalanan Wisata
Sumber : DIY dalam Angka berbagai edisi, diolah 2017
Berdasarkan data usaha perjalanan yang divisualisasikan dalam
bentuk grafik V.3 dapat disimpulkan bahwa usaha perjalanan wisata
tebanyak berada pada tahun 2015 yaitu sebanyak 676 unit usaha
perjalanan wisata. Pada grafik tersebut, tingkat usaha perjalanan wisata
cenderung semakin meningkat. Hal tersebut terjadi karena adanya
kesempatan bagi pemilik usaha perjalanan wisata dalam membaca
peluang kebutuhan wisatawan, terlebih pada saat ini jumlah kunjungan
wisata yang juga semakin meningkat maka akan membuka kesempatan
bagi para pemilik usaha perjalanan wisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4. Deskripsi Data Rumah Makan
Data rumah makan pada penelitian ini adalah data tahunan yang
peneliti peroleh dari Badan Pusat Statistik periode tahun 1996 – 2015.
Jumlah rumah makan di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat diamati dalam
tabel berikut:
Tabel V.4 Rumah Makan di DIY Tahun 1996- 2015
Tahun Rumah Makan (Unit)
1996 194
1997 190
1998 198
1999 181
2000 186
2001 186
2002 470
2003 494
2004 518
2005 672
2006 559
2007 484
2008 505
2009 524
2010 555
2011 585
2012 650
2013 745
2014 753
2015 835
Sumber: DIY dalam Angka berbagai edisi, diolah 2017
Data rumah makan di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat
divisualisasikan dalam bentuk grafik berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Grafik V.4 Rumah Makan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1996-2015
Sumber : DIY dalam Angka berbagai edisi, diolah 2017
Berdasarkan data rumah makan yang divisualisasikan dalam
bentuk grafik V.4 dapat disimpulkan bahwa jumlah rumah makan di tahun
2002 samapi 2005 mengalami kenaikan namun kemudian di tahun 2006
sampai 2007 mengalami penurunan, hal tersebut terjadi karena adanya
kerusakan rumah makan yang terjadi pasca gempa bumi sehingga
mengakibatkan pemilik rumah makan tidak dapat mengelola usahanya
ataupun menutup sementara. Sedangkan jumlah rumah makan tebanyak
berada pada tahun 2015 yaitu sebanyak 835 unit rumah makan.
Peningkatan tersebut terjadi karena adanya kepekaan pemilik rumah
makan mengenai kebutuhan pokok manusia serta kegiatan wisata kuliner,
apalagi jika rumah makan berada pada tempat yang strategis akan
0
100
200
300
400
500
600
700
800
9001
99
61
99
71
99
81
99
92
00
02
00
12
00
22
00
32
00
42
00
52
00
62
00
72
00
82
00
92
01
02
01
12
01
22
01
32
01
42
01
5
Ru
mah
Mak
an
Tahun
Rumah Makan
Jumlah Rumah Makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mendatangkan banyak keuntungan, terlebih pada tahun 2015 mulai banyak
muncul inovasi baru pada penyajian kuliner.
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Regresi
Sebelum melakukan analisis data, maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengujian prasyarat regresi. Hal ini penting dilakukan karena
untuk mengetahui rumus “Regresi Linier Berganda” maka data-data
yang diperlukan harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Tabel V.5 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan output yang diperoleh dari olah data, dapat dilihat nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.723. Apabila dibandingkan dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 20
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.66867967E6
Most Extreme Differences Absolute .155
Positive .114
Negative -.155
Kolmogorov-Smirnov Z .693
Asymp. Sig. (2-tailed) .723
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
signifikansi > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data seluruh
variabel berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Tabel V.6 Hasil Uji Linieritas
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.732E14 3 9.108E13 27.544 .000a
Residual 5.291E13 16 3.307E12
Total 3.261E14 19
a. Predictors: (Constant), Rumah Makan di DIY, Objek Wisata di DIY, Usaha Perjalanan
Wisata di DIY
b. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
Dari hasil uji Anova atau F test, didapatkan F hitung 27,544 dengan
taraf signifikansi (a)= 5% dan F tabel = 3,24. Dari hasil perhitungan F hitung
27,544 > F tabel 3,24, artinya F hitung > F tabel. Serta nilai sig 0,000 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dengan variabel bebas objek
wisata, usaha perjalanan wisata, dan rumah makan dapat digunakan untuk
memprediksi wisatawan yang berkunjung ke DIY
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk mendeteksi dan mengetahui ada tidaknya pelanggaran dan
penyimpangan dalam pengujian “Regresi Linier Berganda”. Pengujian asumsi
klasik meliputi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
a. Uji Multikolinieritas
Tabel V.7 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Objek Wisata di DIY .285 3.503
Usaha Perjalanan Wisata
di DIY .157 6.368
Rumah Makan di DIY .104 9.577
a. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
Berdasarkan tabel hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan
bahwa variable independen memiliki tolerance kurang dari 1 (X1= 0,285 ;
X2= 0,157 ; X3= 0,104), yang berarti tidak ada korelasi antar variable
independen. Tolerance mengukur variabilitas variable independen yang
terpilih dan tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya.
Hasil VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu semua variabel
independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 (X1= 3,503 ; X2= 6,368 ;
X3= 9,577), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada
multikolinieritas antar variabel independen model regresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Uji Heteroskedastisitas
Tabel V.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Wisatawan
Yang
Berkunjun
g ke DIY
Objek
Wisata
di DIY
Usaha
Perjalanan
Wisata di
DIY
Rumah
Makan
di DIY
Unstand
ardized
Residual
Spearman'
s rho
Wisatawan
Yang
Berkunjung ke
DIY
Correlation
Coefficient 1.000 .528
* .776
** .701
** .438
Sig. (2-
tailed) . .017 .000 .001 .054
N 20 20 20 20 20
Objek Wisata
di DIY
Correlation
Coefficient .528* 1.000 .581
** .845
** .007
Sig. (2-
tailed) .017 . .007 .000 .977
N 20 20 20 20 20
Usaha
Perjalanan
Wisata di DIY
Correlation
Coefficient .776** .581
** 1.000 .820
** -.017
Sig. (2-
tailed) .000 .007 . .000 .945
N 20 20 20 20 20
Rumah Makan
di DIY
Correlation
Coefficient .701** .845
** .820
** 1.000 -.030
Sig. (2-
tailed) .001 .000 .000 . .900
N 20 20 20 20 20
Unstandardize
d Residual
Correlation
Coefficient .438 .007 -.017 -.030 1.000
Sig. (2-
tailed) .054 .977 .945 .900 .
N 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05
level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan hasil output di atas pada tabel, diketahui bahwa nilai
signifikan variabel objek wisata (X1) sebesar 0,977, usaha perjalanan wisata
0,945, dan rumah makan 0,900. Dalam uji heterokedasitas ini diketahui bahwa
signifikansi variabel objek wisata, usaha perjalanan wisata, dan rumah makan >
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi
masalah heterokedasitas.
c. Uji Autokorelasi
Tabel V.9 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .915a .838 .807 1818401.516 1.386
a. Predictors: (Constant), Rumah Makan di DIY, Objek Wisata di DIY, Usaha Perjalanan Wisata di DIY
b. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
Dengan N= 20, K=3 maka didapat tabel D-W yaitu DL= 0,9976,
DU= 1,6763. Kesimpulan dalam uji autokorelasi didapat nilai D-W yaitu
1,386. Apabila d < 4- du maka 1,386 < 2,3237, sehingga tidak ada
autokorelasi positif atau negatif.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh objek wisata, usaha perjalanan wisata, dan rumah makan terhadap
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan
hasil analisis linier berganda menggunakan program SPSS. Model persamaan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+e
Keterangan :
Y = Wisatawan yang berkunjung ke DIY
X1 = objek wisata
X2 = usaha perjalanan wisata
X3 = rumah makan
Uji regresi linier berganda yang dilakukan meliputi Uji F, dan R2
(koefisien determinasi). Hasil analisis regresi linier berganda ditunjukkan seperti
pada tabel berikut:
Tabel V.10 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.264E6 1.043E6 2.170 .045
Objek Wisata di DIY 17419.750 8065.004 .407 2.160 .046
Usaha Perjalanan
Wisata di DIY 32352.157 6304.869 1.304 5.131 .000
Rumah Makan di DIY -10870.495 5943.584 -.570 -1.829 .086
a. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda maka didapat
persamaan sebagai berikut:
Y = 2,264E6 + 17,419,750X1 + 32,352,157X2 + (-10870,495X3) + e
Berdasarkan persamaan regresi di atas maka dapat diberikan interpretasi
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Koefisien beta objek wisata sebesar 17,419,750 dengan probabilitas
0,046. Koefisien regresi bertanda positif dan probabilitas < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan objek wisata terhadap
wisatawan yang berkunjung ke DIY. Koefisien regresi objek wisata sebesar
17,419,750 mengandung arti bahwa jika objek wisata meningkat 1 satuan,
maka tingkat wisatawan yang berkunjung ke DIY ikut serta meningkat sebesar
17,419,750.
Koefisien beta usaha perjalanan wisata sebesar 32,352,157 dengan
probabilitas 0,000. Koefisien regresi bertanda positif dan probabilitas < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan usaha
perjalanan wisata terhadap wisatawan yang berkunjung ke DIY. Koefisien
regresi usaha perjalanan wisata sebesar 32,352,157 mengandung arti bahwa
jika usaha perjalanan wisata meningkat 1 satuan, maka wisatawan yang
berkunjung juga meningkat sebesar 32,352,157.
Koefisien beta rumah makan sebesar -10,870,495 dengan probabilitas
0,086. Koefisien regresi bertanda negatif dan probabilitas > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhnya negatif dan tidak signifikan
terhadap wisatawan yang berkunjung ke DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen
berpengaruh secara simultan terhadap variaben dependen. Apabila nilai F hitung
> F tabel atau nilai Sig < alpha 5 % maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga
semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen dan sebaliknya jika nilai F hitung < F tabel atau nilai Sig > alpha 5 %
maka H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga semua variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F
terhadap model regresi menggunakan SPSS disajikan pada model berikut ini
Tabel V.11 Hasil Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.732E14 3 9.108E13 27.544 .000a
Residual 5.291E13 16 3.307E12
Total 3.261E14 19
a. Predictors: (Constant), Rumah Makan di DIY, Objek Wisata di DIY, Usaha Perjalanan
Wisata di DIY
b. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
Berdasarkan tabel IV.16 terlihat bahwa hasil analisisnya diperoleh hasil
perhitungan F hitung sebesar 27,544 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai F
hitung 27,544 > F tabel 3,24 atau nilai Sig 0,000 < alpha 5 % maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel objek wisata, usaha perjalanan
wisata, dan rumah makan secara simultan berpengaruh terhadap variabel
wisatawan yang berkunjung ke DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Koefisien Determinasi (R2)
Dalam analisis regresi terdapat koefisien determinasi berganda dapat
digunakan sebagai ukuran untuk menyatakan kecocokan garis regresi yang
diperoleh, semakin besar nilai R2 (R Square) maka semakin kuat kemampuan
model regresi yang diperoleh untuk menerangkan kondisi yang sebenarnya.
Apabila R2
sama dengan 1 maka fungsi regresi 100% menjelaskan variasi dari
nilai Y sebaliknya jika nilainya 0 maka model yang digunakan sama sekali
tidak mendekati nilai Y kecocokan model dikatakan lebih baik jika nilai R2
mendekati 1.
Tabel V.12 Hasil Uji R2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .915a .838 .807 1818401.516
a. Predictors: (Constant), Rumah Makan di DIY, Objek Wisata di DIY,
Usaha Perjalanan Wisata di DIY
b. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
Hasil uji R Square (R2) pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,838
(83,8%). Hal ini menunjukan bahwa pengaruh objek wisata, usaha perjalanan
wisata, dan rumah makan terhadap wisatawan yang berkunjung ke DIY sebesar
83,8% sedangkan sisanya 16,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
C. Pembahasan
1. Pengaruh Objek Wisata Terhadap Wisatawan Yang Berkunjung ke
Daerah Istimewa Yogyakarta
Hipotesis pertama menyatakan bahwa objek wisata berpengaruh
positif dan signifikan terhadap wisatawan yang berkunjung ke DIY
tahun 1996-2015. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,160 dengan probabilitas 0,046.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata objek wisata
memiliki pengaruh signifikan terhadap wisatawan yang berkunjung ke
DIY karena ketika objek wisata meningkat akan disertai dengan
peningkatan wisatawan yang berkunjung ke DIY, sedangkan jika terjadi
penurunan pada objek wisata, wisatawan yang berkunjung juga
mengalami penurunan. Maka ketika terdapat objek wisata baru akan
menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Terlebih pada masa kini
juga pengetahuan dan kemenarikan akan objek wisata baru bisa
didapatkan oleh wisatawan melalui media sosial sehingga dapat
memunculkan ketertarikan wisatawan untuk mendatangi objek wisata
tersebut.
Selain kunjungan wisatawan untuk berlibur, objek wisata di
Yogyakarta juga kerap digunakan untuk kegiatan shooting sehingga
dengan adanya kunjungan untuk pekerjaan tersebut maka secara tidak
langsung juga memicu adanya promosi baik langsung maupun tidak
langsung yang memberi ketertarikan pada wisatawan untuk berkunjung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Adapun faktor lain yaitu, objek wisata di Yogyakarta pun
banyak didesain secara menarik untuk semakin menarik minat
kunjungan wisatawan. Beberapa tempat wisata semakin didukung
dengan berbagai fasilitas dan spot-spot yang beragam dan unik,
misalnya ada spot tertentu untuk berfoto, ada tambahan permainan
ataupun atraksi di suatu tempat wisata tertentu. Contoh, Hutan Pinus
Pengger Imogiri Bantul, tidak hanya sekedar pohon pinus namun juga
menyediakan beberapa spot menarik untuk foto. Contoh lainnya juga
adalah Pantai Parangtritis yang juga menyediakan beberapa spot foto
menarik dan menyediakan permainan ATV (all train vehicle).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang diungkapkan
oleh Bungaran Antonius Simanjuntak dan kawan-kawan dalam
bukunya yang berjudul “Sejarah Pariwisata Menuju Perkembangan
Pariwisata Indonesia”, tahun 2017, bahwa “daya tarik wisata yang juga
disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke satu daerah tujuan wisata tertentu”. Dengan
demikian hasil uji regresi mendukung hipotesis penelitian.
2. Pengaruh Usaha Perjalanan Wisata Terhadap Jumlah Wisatawan
Yang Berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta
Hipotesis kedua menyatakan bahwa usaha perjalanan wisata
berpengaruh positif dan signifikan terhadap wisatawan yang berkunjung
ke DIY tahun 1996-2015. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
berganda diperoleh nilai t hitung sebesar 5,131 dengan probabilitas
0,000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata usaha perjalanan
wisata memiliki pengaruh signifikan terhadap wisatawan yang
berkunjung ke DIY karena ketika usaha perjalanan meningkat akan
mengakibatkan peningkatan wisatawan yang berkunjung ke DIY yang
menggunakan jasa usaha perjalanan wisata. Hal tersebut dapat terjadi
karena dengan adanya usaha perjalanan wisata maka akan memberikan
kepraktisan bagi wisatawan yang hendak melakukan perjalanan
wisatanya. Terlebih sekarang banyak agen-agen wisata yang
menawarkan paket perjalanan menarik, dan bagi wisatawan luar kota
serta mancaegara maka hal tersebut sangat membantu wisatawan.
Adanya kemudahan bagi wisatawan untuk pemesanan dalam
penggunaan usaha perjalanan wisata dapat memberikan daya tarik
wisatawan, karena saat ini banyak usaha perjalanan wisata yang
menawarkan jasanya melalui pemesanan online. Selain itu, armada yang
semakin baru pun dapat menunjang kenyamana wisatawan sehingga
dapat menarik minat wisatawan untuk menggunakan jasa usaha
perjalanan wisata tersebut. Kemasan paket wisata yang menarik juga
akan menjadi pertimbangan bagi para wisatawan dalam penggunaan jasa
tersebut, sehingga saat ini banyak para pemilik jasa usaha perjalanan
wisata yang membuat paket menarik mengenai jasanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Banyaknya keperluan yang ditangani oleh usaha perjalanan
wisata seperti, tiket perjalanan, penginapan, tiket masuk tempat rekreasi,
kebutuhan makan minum, hingga kebutuhan dokumentasi serta adanya
pemandu wisata tentu sangat memberikan kemudahan bagi wisatawan
yang tidak ingin repot terlebih jika berpergian dalam jumlah banyak dan
belum cukup mengenal daerah tujuan wisatanya.
Kegiatan study tour juga dirasa mendukung adanya usaha
perjalanan wisata, karena adanya kegiatan tersebut sangat membutuhkan
ketersediaan usaha perjalanan wisata untuk memudahkan segala urusan
dan kebutuhan wisatawan. Adanya faktor-faktor yang disebutkan di atas
mengindikasikan adanya peluang usaha bagi penyedia usaha perjalanan
wisata dan memberi kepraktisan bagi wisatawan yang pada akhirnya
menarik minat wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah wisata
tertentu.
Meski banyak wisatawan yang dari luar kota menggunakan jasa
usaha perjalanan dari kota asalnya, namun juga ada yang menggunakan
jasa usaha perjalanan wisata yang melayani wisatawan dari luar kota
dengan penjemputan di tempat tertentu, misal penjemputan di bandara.
Bagi wisatawan yang hendak menggunakan jasa usaha perjalanan wisata
dari dalam kota Yogyakarta, maka wisatawan dapat memesan untuk
dilakukan penjemputan oleh pihak biro dan paket wisata pun dapat
disesuaikan dengan kesepakatan antara pihak biro dan wisatawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Selain itu, bagi wisatawan asing/mancanegara ketersediaan usaha
perjalanan wisata dianggap sangat memberi kemudahan bagi kegiatan
wisatanya. Di tahun 2015 jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke
DIY sebanyak 740.409 atau 3,9 persen dari total keseluruhan wisatawan
asing dan nusantara yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan adanya usaha perjalanan wisata, mereka tidak perlu repot dan
khawatir dengan berbagai kendala yang mungkin dihadapi pada daerah
yang belum dikenal sebelumnya. Hasil penelitian ini didukung dari
temuan sebelumnya oleh Erlangga Brahmanto dalam jurnalnya yang
berjudul “Magnet Paket Wisata dalam Menarik Minat Wisatawan Asing
Yang Berkunjung ke Yogyakarta” tahun 2015, yaitu “dengan adanya
paket tour/ tour package yang sangat beraneka ragam jenisnya maka
tidak menutup kemungkinan para wisatawan asing akan lebih banyak
lagi yang masuk ke Yogyakarta”. Dengan demikian hasil uji regresi
mendukung hipotesis penelitian.
3. Pengaruh Rumah Makan Terhadap Wisatawan Yang Berkunjung
ke Daerah Istimewa Yogyakarta
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa rumah makan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung
ke DIY tahun 1996-2015. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
berganda diperoleh nilai t hitung sebesar -1,829 dengan probabilitas
0,086.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata rumah makan tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap wisatawan yang berkunjung ke
DIY, maka ketika jumlah rumah makan bertambah maka tidak diikuti
oleh bertambahnya wisatawan yang berkunjung ke DIY. Hal tersebut
terjadi karena ada kemungkinan kebutuhan akan rumah makan di DIY
bagi wisatawan yang menggunakan usaha perjalanan wisata sudah di
tangani oleh pihak usaha perjalanan wisata tersebut, sehingga wisatawan
tidak perlu repot dalam ketersediaan rumah makan.
Pada wisatawan lokal, yang jarak wisatanya tidak terlalu jauh
kemungkinan juga terjadi mereka membawa bekal pribadi secukupnya,
hal ini dapat terlihat pada beberapa wisatawan, seperti saat wisata
keluarga atau rombongan wisata tertentu, sehingga ketersediaan makan
dan minum sudah disiapkan secara pribadi.
Kemungkinan lain adalah adanya rumah makan yang terdapat di
sekitar area wisata menjual menu yang rata-rata sama, sehingga
wisatawan kemungkinan hanya akan memilih rumah makan yang sudah
khas atau legendaris. Misal, di sentra gudeg Jalan Wijilan Yogyakarta,
rumah makan yang menjual menu gudeg, namun dalam wilayah tersebut
sudah terdapat rumah makan yang menjual menu gudeg yang terkenal
dan legendaris, sehingga wisatawan akan lebih berminat untuk mencoba
yang sudah terkenal. Ketersediaan rumah makan lainnya baik yang
menjual menu sama ataupun berbeda tidak sangat berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
signifikan terhadap wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Dalam bukunya yang berjudul Cakrawala Pariwisata (2001),
Andi Mappi Sammeng mengemukakan bahwa “Makanan dan minuman
berpengaruh timbal-balik dengan kegiatan pariwisata. Wisatawan
terdorong berkunjung ke suatu tempat karena tertarik oleh makanan dan
minuman khas setempat”. Namun dalam penelitian ini, kemungkinan
banyak wisatawan yang fokus utamanya pada objek wisata maka
ketersediaan rumah makan hanyalah sebagai penunjang yang bukan
merupakan tujuan utama berwisata. Selain itu jumlah rumah makan yang
menjual makanan khas di sekitar beberapa tempat wisata juga kalah
jumlah, misal di sekitar pantai di Gunungkidul lebih banyak menjual
makanan yang bernuansa seafood atau makanan instant, bukan makanan
khas Yogyakarta. Dengan demikian hasil uji regresi tidak mendukung
hipotesis penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan dalam bab
terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Objek wisata berpengaruh positif terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015.
2. Usaha perjalanan wisata berpengaruh positif terhadap jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015.
3. Rumah makan tidak berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2015.
4. Objek wisata, usaha perjalanan wisata, dan rumah makan berpengaruh terhadap
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1996-2015
sebesar 83,8% sedangkan 16,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
B. Saran
Perkembangan wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa
Yogyakarta dapat terus ditingkatkan mengingat Yogyakarta merupakan salah satu
kota yang memiliki keunggulan di sektor pariwisata. Maka hal-hal yang perlu
dilakukan adalah:
1. Penelitian ini menemukan pengaruh positif objek wisata terhadap wisatawan
yang berkunjung ke DIY. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
wisata dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke DIY. Mengingat
penelitian ini menemukan pengaruh postif objek wisata terhadap jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta, maka diharapkan
adanya penambahan objek wisata yang semakin memiliki daya tarik bagi
pengunjung, misalnya hiburan wisata malam yang sudah tersedia yaitu
Sendratari Ramayana di Prambanan. Di kawasan Candi Ratu Boko Sleman
serta dataran tinggi di Gunungkidul seperti Embung Batara Sriten memiliki
potensi yang sangat indah untuk pemandangan di sore hari, maka sebagai objek
wisata yang dapat memberi keindahan sunset akan lebih baik untuk
dioptimalkan yaitu dengan mengadakan promosi dan pengenalan objek wisata
yang lebih menarik sehingga dapat menarik minat dan menambah lama tinggal
wisatawan, karena rata-rata lama tinggal wisatawan masih kurang dari 2 hari
atau 1,40 di data tahun 2015, maka dengan adanya objek wisata yang mampu
memberikan kesan lebih menarik dapat menambah lama tinggal wisatawan
yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Penelitian ini menemukan pengaruh positif usaha perjalanan wisata terhadap
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta, maka akan
terdapat peluang yang lebih banyak lagi untuk ketersediaan penambahan jasa
usaha perjalanan wisata sehingga penting adanya pendataan dan terdaftarnya
usaha perjalanan wisata yang ada di DIY. Untuk menarik wisatawan
menggunakan jasa usaha perjalanan wisata pun para pemilik jasa dapat
menyediakan tawaran paket yang menarik dan memberi kenyamanan misalnya
armada yang digunakan harus dalam keadaan baik sehingga khususnya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
wisatawan asing yang lebih banyak menggunakan jasa tersebut dapat merasa
puas dan betah ketika melakukan kegiatan wisatanya di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
3. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa rumah makan tidak berpengaruh
terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY. Hal ini mengindikasikan
bahwa peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY dengan
menggunakan rumah makan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
jumlah kunjungan wisatawan tidak banyak memberikan dampak seperti yang
diharapkan. Sekalipun jumlah rumah makan semakin bertambah, hal tersebut
tidak banyak memberi pengaruh terhadap wisatawan yang berkunjung ke
Yogyakarta. Karena ketersediaan rumah makan yang menjual makanan khas di
tempat wisata belum cukup memadai dan masih terpusat di wilayah tertentu
maka dapat ditambahkan adanya rumah makan yang menjual makanan khas di
sekitar tempat wisata sehingga saat berwisata di objek wisata tertentu
wisatawan dapat mencoba kuliner khasnya. Selain itu, bagi wisatawan yang
menggunakan biro perjalanan maka sudah tidak repot dalam kebutuhan makan
dan minumnya serta bagi wisatawan lokal yang sudah menyiapkan bekalnya
sendiri, namun untuk menarik kunjungan wisatawan dalam wisata kuliner
maka rumah makan yang tersedia dapat dikemas dengan lebih menarik baik
dari desain rumah makan ataupun menu yang disediakan sehingga dapat
membuat wisatawan lebih tertarik.
4. Objek wisata, usaha perjalanan wisata, dan rumah makan berpengaruh sebesar
83,8% terhadap wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sedangkan 16,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambahkan variabel,
misalnya kemenarikan objek wisata.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Pada penelitian ini ada beberapa data yang dihitung dengan sistem froxy,
yaitu perhitungan rata-rata dari tahun sebelumnya dikarenakan tidak adanya
ketersediaan data tertulis di tahun tertentu. Data yang menggunakan sistem
froxy adalah data usaha perjalanan wisata tahun 1996 dan 1997, serta data
rumah makan tahun 1996, 1997, dan 2003.
2. Data yang tersedia tidak sepenuhnya mencerminkan realitas, misalnya pada
daftar objek wisata. Masih banyak objek wisata yang tidak tercantum oleh
Badan Pusat Statistik di dalam daftar, misal ada banyak pantai di
Gunugkidul namun dalam data yang tersedia hanya dicantumkan beberapa.
3. Adanya kemungkinan wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata
yang tidak terhitung karena perhitungan jumlah kunjungan wisatawan yang
dihitung hanya dari tiket retribusi, misal pada kegiatan wisata rohani missal:
Ganjuran, Sendang Sriningsih, Sendang Jatiningsih, Sendangsono, dan
Lawangsih tidak ada perhitungan jumlah wisatawan yang berkunjung karena
tidak menggunakan tiket masuk. Dengan demikian data jumlah wisatawan
diduga tidak mencerminkan jumlah yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Arjana, I Gusti Bagus. 2015. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Depok:
Raja Grafindo Persada.
Badan Pariwisata DIY. 2006. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2005.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2007. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2006.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2008. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2007.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2009. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2008.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2010. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2009.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2011. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2010.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2012. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2011.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2013. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2012.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2014. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2013.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2015. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2014.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pariwisata DIY. 2016. Statistik Kepariwisatan Yogyakarta 2015.
Yogyakarta: Dinas Pariwisata DIY.
Badan Pusat Statistik. 2001. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2000.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2002. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2001.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2003. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2002.
Yogyakarta: BPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Badan Pusat Statistik. 2004. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2003.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2005. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2004.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2006. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2005.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2007. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2006-
2007. Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2009. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2008.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2010. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2009.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2011. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2010.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2012. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2011.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2012.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2014. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2013.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2015. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2014.
Yogyakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik.2016. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2015.
Yogyakarta: BPS.
Bagyono. 2014. Pariwisata dan Perhotelan. Bandung: Alfabeta.
Brahmanto, Erlangga. 2015. Magnet Paket Wisata Dalam Menarik Kunjungan
Wisatawan Asing Berkunjung ke Yogyakarta. Jurnal Media Wisata, Volume
13, Nomor 2, Nov 2015.
Nursastri, Sri Anindiati. 2017. 10 Destinasi Wisata Terbaik di Indonesia Tahun
2017 [On-Line]. Tersedia: nationalgeographic.co.id/berita/2017/04/10-
destinasi-wisata-terbaik-di-indonesia-tahun-2017 [8 Oktober 2017]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 07/M-
DAG/PER/2/2013 Tentang Pengembangan Kemitraan dalam Waralaba
Untuk Jenis Usaha Jasa Makanan dan Minuman.
Ritonga, Efri NP. 2016. Dari 16 Subsektor Ekonomi Kreatif, Baru 3 yang
Berkembang. [On-Line]. Tersedia: https://bisnis.tempo.co/read/753840/dari-
16-subsektor-ekonomi-kreatif-baru-3-yang-berkembang [30 April 2017]
Santoso, S. (2001). Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik. Jakarta: Elek
Media Komputindo
Sammeng, Andi Mappi. 2001. Cakrawala Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2017. Sejarah Pariwisata Menuju
Perkembangan Pariwisata Indonesia. Jakarta: Obor.
Sulistya, Albertus Bima. 2016. Tren Perkembangan Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta Periode2006-2014. Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
Sumanto. 2014. Statistika Terapan. Yogyakarta: CAPS.
Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif Ekonomi Baru Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang. Jakarta: Salemba Empat.
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Trihendardi, C. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta:
Andi.
Thohari, Hamim. 2016. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara ke DIY
Tertinggi se-Indonesia. [On-Line]. Tersedia:
jogja.tribunnews.com/amp/2016/09/10/perkembangan-jumlah-wisatawan-
mancanegara-ke-diy-tertinggi-se-indonesia [31 Maret 2017]
Undang-Undang N0. 10/ 2009 Tentang Kepariwisataan.
Wijayarti, Ulfa Ruri. 2007. Hubungan Investasi, Promosi, Jumlah Biro
Perjalanan, Jumlah Penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY
Tahun 1997-2006. Universitas Sanata Dharma. Skripsi.
Yoeti, Oka A. 2016. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Balai
Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 1. Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY Tahun 1996-2015
Tahun Wisatawan
(Orang)
1996 4.745.465
1997 5.729.472
1998 3.016.597
1999 3.745.885
2000 4.589.407
2001 7.098.063
2001 5.182.127
2003 3.778.951
2004 7.363.821
2005 5.070.946
2006 2.403.837
2007 5.249.738
2008 7.212.244
2009 9.716.424
2010 8.157.393
2011 9.342.243
2012 11.507.556
2013 11.666.232
2014 13.943.387
2015 19.022.318
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 2. Objek Wisata di DIY Tahun 1996-2015
Tahun Objek Wisata (Unit)
1996 33
1997 46
1998 34
1999 34
2000 36
2001 46
2002 112
2003 231
2004 368
2005 336
2006 48
2007 63
2008 74
2009 81
2010 82
2011 92
2012 130
2013 132
2014 132
2015 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 3. Usaha Perjalanan Wisata di DIY Tahun 1996-2015
Tahun Usaha Perjalanan Wisata (Unit)
1996 112
1997 108
1998 115
1999 100
2000 99
2001 125
2002 132
2003 139
2004 182
2005 119
2006 255
2007 354
2008 254
2009 304
2010 305
2011 381
2012 427
2013 471
2014 513
2015 676
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4. Rumah Makan di DIY Tahun 1996-2015
Tahun Rumah Makan
1996 194
1997 190
1998 198
1999 181
2000 186
2001 186
2002 470
2003 527
2004 584
2005 672
2006 495
2007 484
2008 505
2009 524
2010 555
2011 585
2012 650
2013 745
2014 753
2015 835
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 5. Daftar Objek Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta
Tempat Objek Wisata
Kota Yogyakarta Museum Sonobudoyo
Museum Sasmitaloka Pangsar Soedirman
Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya
Museum Sasana Wiratama P. Diponegoro
Museum Pusat Dharma Wiratama
Museum Perjuangan
Museum Benteng Vredeburg
Museum Biologi UGM
Museum Puro Pakualaman
Museum Batik Indonesia
Museum Bahari
Museum Kereta Keraton
Museum Sandi
Kampung wisata Dipowinatan
Taman Pintar
Gembira Loka
Kebun Plasma Nutfah
Kraton Yogyakarta
Pagelaran Kraton
Taman sari
Istana Gedung Agung
Makam Raja Mataram (Kotagede)
Kabupaten Sleman Candi Prambanan
Candi Kalasan
Candi Sari
Candi Gebang
Candi Banyu Nibo
Kraton Ratu Boko
Candi Sambisari
Museum Pendidikan Indonesia
Museum Geoteknologi UPN
Museum TNI AU Dirgantara Mandala
Museum Affandi
Museum Gunung Merapi
Museum Jogja Kembali
Museum / Sanggar Ullen Sentalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Paleoantropologi (UGM)
Museum Universitas Islam Indonesia
Brayut, Sleman
Tanjung, Ngaglik
Grogol, Sayegan
Plempoh, Bokoharjo
Srowolan, Banyusumilir
Kembangarum, Turi
Garongan, Turi
Bokesan, Ngemplak
Kadisobo II, Sleman
Gabugan, Turi
Kelor, Turi
Sendari, Mlati
Gamplong, Moyudan
Nawung
Tunggularum, Turi
Pentingsari, Cangkringan
Ketingan, Mlati
Jetak II
Dome, Prambanan
Sukunan
Pancoh
Ledok Nongko
Pulesari
Blue Lagoon
Kaliurang
Kaliadem (Lava tour)
Ramayana Prambanan/ Trimurti
Taman Rekreasi Anak Kaliurang
Taman Nasional Gunung Merapi
Merapi Golf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kabupaten Bantul Gua Selarong
Gua Cerme
Museum Wayang Kekayon
Museum Tani Jawa Indonesia
Museum Tembi Rumah Budaya
Museum Purbakala Pleret
Museum Gumuk Pasir (Lab. Geospasial)
Museum Soeharto (Dusun Kemusuk)
Desa Wisata (36 Desa Wisata)
Pantai Parang Tritis
Pantai Samas
Pantai Kwaru
Makam Imogiri
Pantai Goa Cemara
Pantai Pandansimo
Hutan Pinus
Kebun Buah Mangunan
Kabupaten Kulon Progo Gua Kiskendo
DW. Banjaroyo
Desa Wisata Nglinggo
Desa Boroasri
Desa Wisata Kalibiru
Desa WisataBanjarasri
Desa Wisata Sermo
Desa Wisata Sidoharjo
Desa Wisata Sidorejo
Desa Wisata Jatimulyo
Desa Wisata Purwoharjo
Waduk Sermo
Pantai Glagah
Pantai Trisik
Pantai Congot
Suroloyo
Pemandian Tanjungsari
Arus Progo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kabupaten Gunungkidul DW. Goa Kalisuci
DW. Pindul, Bejiharjo
DW. Bleberan, Srigethuk
DW. Nglanggeran
Kawasan Pantai Baron-Pantai Pok Tunggal
Pantai Siung
Pantai Wedi Ombo
Pantai Sadeng
Pantai Ngerenehan
Goa Cerme
Gunung Gambar
Watu Lumbung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 20
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.66867967E6
Most Extreme Differences Absolute .155
Positive .114
Negative -.155
Kolmogorov-Smirnov Z .693
Asymp. Sig. (2-tailed) .723
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 7. Hasil Uji Linieritas
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.732E14 3 9.108E13 27.544 .000a
Residual 5.291E13 16 3.307E12
Total 3.261E14 19
a. Predictors: (Constant), Rumah Makan di DIY, Objek Wisata di DIY, Usaha Perjalanan
Wisata di DIY
b. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 8. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Objek Wisata di DIY .285 3.503
Usaha Perjalanan Wisata di
DIY .157 6.368
Rumah Makan di DIY .104 9.577
a. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Wisatawan
Yang
Berkunjung
ke DIY
Objek
Wisata
di DIY
Usaha
Perjalana
n Wisata
di DIY
Rumah
Makan
di DIY
Unstandard
ized
Residual
Spearman's
rho
Wisatawan
Yang
Berkunjung ke
DIY
Correlation
Coefficient 1.000 .528
* .776
** .701
** .438
Sig. (2-
tailed) . .017 .000 .001 .054
N 20 20 20 20 20
Objek Wisata di
DIY
Correlation
Coefficient .528
* 1.000 .581
** .845
** .007
Sig. (2-
tailed) .017 . .007 .000 .977
N 20 20 20 20 20
Usaha
Perjalanan
Wisata di DIY
Correlation
Coefficient .776
** .581
** 1.000 .820
** -.017
Sig. (2-
tailed) .000 .007 . .000 .945
N 20 20 20 20 20
Rumah Makan
di DIY
Correlation
Coefficient .701
** .845
** .820
** 1.000 -.030
Sig. (2-
tailed) .001 .000 .000 . .900
N 20 20 20 20 20
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient .438 .007 -.017 -.030 1.000
Sig. (2-
tailed) .054 .977 .945 .900 .
N 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 10. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .915a .838 .807 1818401.516 1.386
a. Predictors: (Constant), Rumah Makan di DIY, Objek Wisata di DIY, Usaha Perjalanan
Wisata di DIY
b. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 11. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.264E6 1.043E6 2.170 .045
Objek Wisata di DIY 17419.750 8065.004 .407 2.160 .046
Usaha Perjalanan Wisata
di DIY 32352.157 6304.869 1.304 5.131 .000
Rumah Makan di DIY -10870.495 5943.584 -.570 -1.829 .086
a. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 12. Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.732E14 3 9.108E13 27.544 .000a
Residual 5.291E13 16 3.307E12
Total 3.261E14 19
a. Predictors: (Constant), Rumah Makan di DIY, Objek Wisata di DIY, Usaha Perjalanan
Wisata di DIY
b. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 13. Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .915a .838 .807 1818401.516
a. Predictors: (Constant), Rumah Makan di DIY, Objek Wisata di DIY,
Usaha Perjalanan Wisata di DIY
b. Dependent Variable: Wisatawan Yang Berkunjung ke DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI