PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA SISWA KELAS X IPS 4 SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 4
TANJUNGPINANGTAHUN PELAJARAN 2016/2017
ARTIKEL E-JOURNAL
diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
OLEH
AZMI
NIM 130388201003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK
Azmi, 2016.Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Kemahiran
Berbicara Siswa Kelas X IPS 4 Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Maritim Raja Ali
Haji.Pembimbing I: Legi Elfitra,M.Pd. Pembimbing II: Drs.Wagiman, M.Pd.
Permasalahan yang dihadapi Sekolah Menengah Atas Negeri 4Tanjungpinang adalah
kemampuan yang rendah dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek
kemahiran berbicara. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menetapkan rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu, adakah pengaruh model pembelajaran quantum teaching
terhadap kemahiran berbicara siswa kelas X IPS 4 Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016-2017?Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
keefektifan model pembelajaran quantum teaching terhadap kemahiran berbicara
siswa kelas X IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran
2016-2017.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 4 Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016-2017. Bentuk
penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian one grouf
pretest-postest. Yaitu untuk mencari pengaruh terhadap perlakuan tertentu dan dalam
kondisi tertentu.Variable bebas (X) adalah model pembelajaran quantum teaching
dan variabel terikat adalah kemahiran berbicara siswa kelas X IPS 4 Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang. Nilai pretest siswa, kemahiran berbicara
siswa dalam menceritakan cerita rakyat sebelum diterapkan model pembelajaran
quantum teaching dari keseluruhan aspek penilaian diperoleh rata-rata 67,71.
kemahiran berbicara siswa dalam menceritakan cerita rakyatmasih tergolong dalam
kategori sedang. Nilai postest siswa, kemahiran berbicara siswa dalam menceritakan
cerita rakyatsetelah diterapkan model pembelajaran quantum teaching dari
keseluruhan aspek penilaian diperoleh rata-rata 91,94.kemahiran berbicara siswa
dalam menceritakan cerita rakyatdalam hal ini tergolong dalam kategori amat
baik.Untuk membuktikan signifikan perbedaan pretest dan postest kemahiran
berbicara siswa dalam menceritakan cerita rakyat sebelum diterapkan model
pembelajaran quantum teaching dan setelah diterapkan model pembelajaran quantum
teaching, maka perlu dilakukan uji t. Uji t menggunakan hipotesis statistik yakni H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan taraf signifikan peneliti memperoleh t hitung sebesar
15,24 sedangkan t tabel 2,028 dengan db = N-1 = 37-1 = 36. Jika t hitung > t tabel,
maka H0 ditolak dan Ha diterima.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh model pembelajaran quantum teaching terhadap kemahiran berbicara siswa
kelas X IPS 4 Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran
2016-2017.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Quantum Teaching, Kemahiran Berbicara
ABSTRACT
Azmi, 2016. The influence of Quantum Learning Model of Teaching Speaking Skills
Against Students of class X 4 IPS high school 4 Year 2016/2017 Lesson
Tanjungpinang. Thesis Department of Education Indonesia language and literature,
Faculty of teacher training and education science, Maritime Univesitas Raja Ali Haji.
Supervisor i: Legi Elfitra, M.Pd. Supervisor II: Drs. Wagiman, M.Pd.
The problems faced by high school 4 Tanjungpinang is a low ability in subjects on
the Indonesia language proficiency speak. Based on the foregoing, the researchers set
formulation problem in this study i.e., does the influence of quantum learning model
of teaching speaking skills against students of class X 4 IPS high school 4 Year 2016-
2017 Lesson Tanjungpinang? The purpose of this research is to know the
effectiveness of quantum learning model of teaching speaking skills against students
of class X IPS high school 4 Year 2016-2017 Lesson Tanjungpinang. The population
in this research is the grade X 4 IPS high school 4 Year 2016-2017 Lesson
Tanjungpinang. This form of research is research experiments with design research
one pretest - postest grou f. I.e. To search for particular treatment and the effect on
under certain conditions. The free variable (X) is the quantum learning teaching
model and variables are bound is speaking proficiency grade IPS X 4 high school 4
Tanjungpinang. The value of the student's pretest, speaking proficiency students in
telling folk tales before quantum learning model applied to teaching of all aspects of
the valuation obtained average 67.71. speaking proficiency students in telling folk
tales still belongs in the category of being. The value of speaking proficiency postest
students, students in telling folk tales after quantum learning model applied to
teaching of the whole aspect of the judgment obtained an average of 91.94. speaking
proficiency students in telling folk tales in this case belongs in the category of very
good.
To prove the significant difference of pretest and postest proficiency speaking
students in telling folk tales before quantum learning model applied to teaching and
learning model applied after quantum teaching, then it needs to be done the test t. t-
test statistical hypotheses using i.e. H0 is rejected and the Ha are received. With
significant levels of researchers obtain count of 15.24 t while t table 2.028 with db =
N-1 = 37-1 = 36. If t calculate > t table, then H0 is rejected and the Ha are received.
Thus it can be concluded that there is an influence of the quantum learning model of
teaching speaking skills against students of class X 4 IPS high school 4 Year 2016-
2017 Lesson Tanjungpinang.
Key Words: Quantum Learning Model Of Teaching, Speaking Proficiency.
1. Pendahuluan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi ataukata-
kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran,gagasan,
dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa
berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan
yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot
tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang
dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu alat suatu alat untuk
mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. (Tarigan, 2008:16).
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh siswa dari kemahiran
berbicara.Dari segi sosial yaitu berkaitan dengan kehidupan interaksi antar
individu. Sedangkandari segi lain yaitu mampu menyampaikan atau
mendeskripsikan suatu hal dengan jelas. Kemahiran berbicara sangat penting
untuk dikuasai oleh siswa agar siswa mampu mengembangkan kemampuan
berpikir dalam menyampaikan suatu gagasan kepada orang lain secara lisan.
Tujuan utama dalam berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan pikirannya secara efektif, seyogianyalah sang pembicara
memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu
mengevaluasi efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya dan harus
mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik
secara umum maupun perorangan. (Tarigan, 2008:16)
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang belum rata dalam
menerapkan Kurikulum 2013 (K-13). Kelas yang menerapkan K-13 hanyalah
siswa kelas X dan sisanya kelas XI dan kelas XII masih menerapakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Saat ini siswa kelas X IPS 4 berjumlah 37
siswa,denganperincian 21 orang laki-laki dan 16 orang siswa
perempuan.Berdasarkanhasil observasi awal dengan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang bernama ibu Nurdiana di Sekolahtersebut bahwasannya siswa
kelas X IPS 4 memiliki kemampuan yang rendahdalam pelajaran Bahasa
Indonesia pada aspek berbicara. Beliau juga menyatakan dari 37 siswa,
ditemukanhanya siswa 18 (49%) yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal(KKM) 72. Sisanya sejumlah siswa19(51%) tidak berhasil mencapai
KKM.Artinya siswa kelas X IPS 4 memiliki kemampuan yang rendah dalam
aspekberbicara.
Guru pelajaran bahasa Indonesia juga menyatakan siswa kurang mahir dalam
berbicara disebabkan siswakurang menguasai materi saatproses pembelajaran
berlangsung, lalu siswa merasa kurang percaya diri, siswa juga selalu
menganggap remeh setiap kali guru memberikan tugas. Di samping itu, ada
beberapa kemungkinan yang terjadisaat siswa kurang memiliki kemahiran dalam
berbicara,diantaranya proses pembelajaran yang monoton, dan kurangnya
tingkatkreatifitas yang dimiliki oleh guru saat menggunakan model
pembelajaran.Ini menunjukkan bahwa masih sangat rendahnya tingkat kemahiran
berbicara siswa.Akibatnya nilai yang diperoleh olehsebagian siswa tidak
mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah tersebut. Sebelumnya peneliti
juga pernah melaksanakan praktik pengalaman lapangan pada bulan September
hingga Desember 2016, pada saat peneliti mengajar di kelas X IPS 4 peneliti
menemukan permasalahan yang sama pada siswa, yakni siswa memang kurang
mahir dalam berbicara.
2. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metode
penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kuantitatif dengan metode
eksperimen. Dengan teknik ini, peneliti berupaya untuk mengetahui ada
tidaknyapengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadapkemahiran
berbicara siswa. Menurut Emzir (2010:28), “Pendekatan kuantitatif adalah suatu
pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab
akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, serta penguji teori), menggunakan
strategi penelitian seperti eksperimen dan survey yang memerlukan data statistik”.
Penelitian ini disebut metode eksperimen, yaitu untuk mencari pengaruh
terhadap perlakuan tertentu dan dalam kondisi tertentu berdasarkan hal tersebut
peneliti ingin mencari pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadap
kemahiran berbicara siswa kelas X IPS 4 Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Tanjungpinang. Variabel bebas (X) adalah model pembelajaran Quantum
Teaching. Variabel terikat (Y) adalah kemahiran berbicara siswa kelas X IPS 4
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang. Desain eksperimen yang
digunakan pretest-postest dengan satu kelompok (One Group Pretest-Postest
Design). Desain ini terdapat prestest, sebelum diberi perlakuan dan postest,
setelah diberi perlakuan. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti juga
memerlukan konsep atau gambaran desain peneliti yang akan digunakan saat
melakukan penelitian. Karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Desain pretest-postest dengan satu kelompok (Sugiyono, 2012:74).
O1 = Pretest (Skor hasil kemahiran berbicara siswa sebelum menggunakan
model pembelajaran Quantum Teaching).
X = Perlakuan (Menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching).
O2 = Postest (Skor hasil kemahiran berbicara setelah menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching).
O1 X O2
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Untuk mengetahui kondisi awal dan mengatasai permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran Kemahiran Berbicara Siswa Kelas X IPS 4 Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017.Peneliti
melakukan tes awal (pretest) kepada subjek penelitian yang berjumlah 37 orang.
Subjek dalam penelitian tersebut diperoleh secara utuh dari total 37 orang siswa
yang terdapat di kelas X IPS 4 yang terdiri dari 21 orang siswa laki-lakidan 16
orang siswa perempuan.Adapun rata-rata yang diperoleh dari hasil kemahiran
berbicara siswa dalam menceritakan kembali isi cerita rakyat sebelum diterapkan
model pembelajaran quantum teaching adalah 67,71. Kemampuan siswa
tergolong dalam kategori sedang. Dan pada pertemuan selanjutnya peneliti sudah
menerapkan model pembelajaran quantum teaching untuk mengetahui nilai
postestdan diperoleh nilai 91,94.
Setelah diperoleh hasil kemahiran berbicara siswa dalam membaca cerita
rakyat sebelum diterapkan model pembelajaran quantum teaching dan setelah
diterapkan model pembelajaran quantum teaching, adapun rata-rata antara pretest
dan postest sebagai berikut:
Keterangan:
Pretest (sebelum diberi diklat)
O1 X O2
Postest (setelah diberi diklat)
Pengaruh model pembelajaran quantum teaching terhadap kemahiran
berbicara = ( O2-O1 )
O1 = 67,71
O2 = 91,94
O2-O1 = 91,94 - 67,71
= 24,23
Adapun selisih antara pretest dan postestdalam penelitian “Pengaruh Model
Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Kemahiran Berbicara Siswa Kelas
X IPS 4 Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran
2016/2017” adalah 24,23.
Selanjutnya adalah mencari nilai thitung. Nilai thitung yang diperoleh akan
dibandingkan dengan nilai ttabel, untuk melihat hasil dari hipotesis yang diajukan,
apakah H0 di tolak atau di terima. Langkah-langkah mencari nilai thitung adalah
sebagai berikut.
𝑡 =𝑀𝑑
𝑋2𝑑
𝑁 𝑁−1
Keterangan :
t = Nilai t – hitung
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
𝑋2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
d.b = ditentukan dengan N-1
Jadi, t = 𝑀𝑑
𝑋2𝑑
𝑁 𝑁−1
𝑡 =24.23
3360.03
37 36
𝑡 = 24.23
3360.03
1332
t= 24.23
2.52
t = 24,23
1,59
𝑡 = 15.24
t hitung = 15,24
db = N-1 = 37-1 = 36
t tabel = 2,028
Berdasarkan perhitungan uji t, peneliti memperoleh t hitung sebesar 15,24
sedangkan t tabel 2,028 dengan db = N-1 = 37-1 = 36. Maka, dapat diketahui bahwa t
hitung > t tabel.Artinya Ho ditolak dan Ha diterima.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadap
kemahiran berbicara siswa kelas X IPS 4 Tahun Pelajaran 2016/2017. Adapun
hipotesis yang diajukan adalah :
Ha = Ada pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadap kemahiran
berbicara siswa kelas X IPS 4 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Ho = Tidak ada pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadap
kemahiran berbicara siswa kelas X IPS 4 Tahun Pelajaran 2016/2017.
4. Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Hasil
kemahiran berbicara siswa sebelum diterapkan model pembelajran quantum teaching,
diperoleh nilai rata-rata dari keseluruhan aspek penilaian yaitu 67,71. tergolong
kategori sedang.Selanjutnya, hasil kemahiran berbicara setelah diterapkan model
pembelajran quantum teaching, diperoleh nilai rata-rata dari keseluruhan aspek
penilaian yaitu 91,94. tergolong kategori amat baik. nilaithitung dari selisih pre-test
dan post-test tersebut. Perolehan thitung adalah 15,24, sedangkan ttabel adalah 2,028.
Maka, dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel.Sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima.Maka dalam hal ini terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran
quantum teaching terhadap kemahiran berbicara siswa kelas X IPS 4 Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017.Dari penelitian
ini maka peneliti mengemukakan beberapa saran, yakni kepada pihak sekolah,
khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia, lebih memperhatikan dan
meningkatkan kemampuan anak untuk mampu berbicara dengan baik.Siswa
diharapkan lebih menyadari pentingnya memperhatikan kemahiran berbicara.Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan pertimbangan
untuk menggunakan model pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
5. Daftar Pustaka
Anggraini, Pipit Indah. 2016. Penerapan Metode Pembelajaran Quantum Teaching
Terhadap Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas X Jurusan Ilmu-Ilmu
Sosial Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2015-
2016. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMRAH: Tidak
Diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
PraktikJakarta:Rineka Cipta.
Depotter, Bobbi, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie. 2012. Quantum Teaching.
Bandung: Penerbit Kaifa.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
Fritasari, 2016. Analisis Kemampuan Berbicara Anak Autisme Di Sekolah Luar
Biasa Negeri Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMRAH: Tidak Diterbitkan.
Haryadi dan Zamzani. 2000. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Jumiyanto, Danang. 2012, “Penggunaan Metode Pembelajaran Quantum Teaching
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Mata Diklat
Gambar Teknik di SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012.”Skripsi
Sarjana Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
(Tidakditerbitkan).http://eprints.uny.ac.id/6687/1/skripsi_DanangJumiyanto.p
df. Diakses pada tanggal 20 Februari 2016 pukul 20.58 WIB.
Kurniawan, Hengki. 2014. Hubungan Antara Kemahiran Berbicara dan Prestasi
Belajar Bahasa Indonesia Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3
Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2013.Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UMRAH: Tidak Diterbitkan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Priyatni, Enda Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Saddhono, Kundharu. Slamet.2014. Pembelajaran Keterampilan
BerbahasaIndonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.Jakarta:
Bumi Aksara.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susetyo. 2010. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang Profesional. Bengkulu: Unit
Penerbitan FKIP Unib.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Zulaicha. 2016. Peningkatan Kemahiran Berbicara dengan Menggunakan Metode
Simulasi Siswa Kelas VIII D Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Bintan.
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMRAH: Tidak Diterbitkan.