Download - PENGARUH METODE CRITICAL INCIDENT TERHADAP …
PENGARUH METODE CRITICAL INCIDENT TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PADA SISWA
KELAS V SD INPRES LANGKOWA
KECAMATAN TOMBOLO PAO
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
MARYAM
NIM. 10540 1117 9 16
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Ikuti alurnya, nikmati prosesnya. Tuhan tahu kapan kita harus bahagia”
(Maryam)
Karya ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tua, saudara-saudaraku
Serta teman-teman yang selalu ada dibelakang layar
Karena doa dan dukungan kalian harapan saya dapat menjadi kenyataan
ABSTRAK
Maryam. 2020. Pengaruh Metode Critical Incident Terhadap Keterampilan
Menulis Laporan Pada Siswa Kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Syahruddin dan Pembimbing II Sri Rahayu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode
critical incident terhadap keterampilan menulis laporan pada siswa kelas V SD
Inpres Langkoa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian Pre-Eksperimen dalam bentuk One Group Pretest-Posttest. Populasi
dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Langkoa Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
sampel jenuh, dengan menjadikan populasi sebagai sampel yaitu 12 siswa.
Instrument yang digunakan adalah tes baik berupa pretest maupun posttest, dan
observasi. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji T.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis menggunakan
uji Paired Sample T-Test menunjukkan nilai signifikan < α ( 0,00 < 0,05) atau
dengan menggunakan t tabel yaitu t hitung > t tabel (8.387 > 2,228). Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa metode critical incident berpengaruh
terhadap keterampilan menulis laporan pada siswa kelas V SD Inpres Langkoa
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Kata kunci : Strategi Pembelajaran Aktif, Critical Incident
viii
KATA PENGANTAR
Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu
sang khalik. Skripsi ini adalah setitik deretan berkah-Mu.
Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin
menghilang dari pandangan, bagaikan pelangi yang terlihat indah dari kejauhan,
tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin
mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya
dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik
dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapakan terima kasih kepada yang
teristimewa kedua orang tua tercinta yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,
membesarkan, dan medidik dengan kasih sayang yang selalu tercurah.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada; Prof. Dr. H.
Ambo Asse, M.Ag , Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,
S.Pd.,M.Pd.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri S.Pd M.Pd selaku Ketua
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD ) FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar, Ummy Khaerati Syam, S.Pd.M.Pd, Penasehat
ix
Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses
perkuliahan, Dr. Syahruddin, M.Pd., Selaku Dosen Pembimbing I Yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak
awal penyusunan proposal hingga selesainya proposal ini, Sry Rahayu, S.Pd.,
M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II Yang juga telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal
hingga selesainya proposal ini, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan
Pendidikan Guru Sekola Dasar yang telah ikhlas mentrasnfer ilmunya kepada
penulis.
Akhirnya, Hanya kepada Allah SWT kita bermohon semoga berkat dan
rahmat serta limpahan pahala yang berlipat ganda selalu dicurahkan kepada kita.
Dan semoga niat baik dan suci serta usaha yang sungguh – sungguh yang
mendapat ridha disisi – Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, 2020
Penulis
Maryam
Nim : 10540 11179 16
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
SURAT PERNYATAAN v
SURAT PERJANJIAN vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN vii
ABSTRAK viii
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA 8
A. Kajian Teori 8
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia 8
2. Keterampilan Menulis 11
3. Kriteria Penilaian 13
4. Metode Pembelajaran 13
a. Metode Critical Incident 13
b. Metode Critical Incident Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia 15
5. Penelitian Yang Relevan 16
B. Kerangka Pikir 19
C. Hipotesis 21
BAB III METODE PENELITIAN 22
A. Rancangan Penelitian 22
B. Populasi Dan Sampel 23
1. Populasi 23
2. Sampel 24
C. Defenisi Operasional Variabel 24
1. Metode Critical Incident 24
2. Hasil Belajar 25
D. Instrument Penelitian 25
1. Pretest Dan Posttest 25
xii
2. Observasi 26
E. Teknik Pengumpulan Data 26
1. Tes Awal (Pretest) 26
2. Treatment (Pemberian Perlakuan) 27
3. Tes Akhir (Posttest) 27
F. Teknik Analisis Data 27
1. Analisis Data Statistik Deskriptif 27
2. Analisis Data Statistik Inferensial 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33
A. Hasil Penelitian 33
B. Pembahasan 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 46
A. Simpulan 46
B. Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN-LAMPIRAN 50
RIWAYAT HIDUP 85
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Keadaan Sampel Siswa Kelas V 23
3.2 Teknik Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar 28
3.3 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V 29
4.1 hasil observasi proses pembelajaran 34
4.2 statistik skor hasil belajar pre-test siswa 35
4.3 statistik frekuensi dan persentase skor hasil belajar pretest 36
4.4 deskripsi ketuntasan hasil belajar pre-test 37
4.5 statistik skor hasil belajar siswa 38
4.6 statistik frekuensi dan persentase skor hasil belajar post-test 39
4.7 deskripsi ketuntasan hasil belajar post-test 40
4.8 hasil uji normalitas pretest dan posttest 41
4.9 hasil paired sample t-test 42
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir 21
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus 51
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pretest 53
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Posttest 56
4. Daftar Hadir Siswa 59
5. Format penilaian laporan 60
6. Rubrik penilaian laporan 61
7. Lembar observasi pretest 63
8. Lembar observasi posttest 65
9. Lembar penilaian menulis laporan kunjungan (pretest) 67
10. Lembar penilaian menulis laporan kunjungan (posttest) 69
11. Hasil analisis statitik deskriptif 70
12. Tabel frekuensi pretest 71
13. Tabel frekuensi posttest 72
14. Hasil uji normalitas 73
15. Uji hipotesis 74
16. T- tabel 75
17. Dokumentasi 76
18. Surat pengantar penelitian 80
19. Surat permohonan izin penelitian 81
20. Surat izin penelitian 82
21. Kartu kontrol penelitian 83
22. Surat telah melaksanakan penelitian 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran dan direncanakan dengan baik guna mengembangkan
setiap potensi sehingga dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri maupun
lingkungan sekitarnya. Hal tersebut diperkuat dengan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat 1, yang menyebutkan pengertian pendidikan sebagai berikut.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk dapat
mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara.
Sistem pendidikan di Indonesia sudah mengalami beberapa kali
perombakan kurikulum demi mewujudkan pendidikan yang efektif dan efisien
sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum yang diterapkan saat ini
masih terbagi yaitu KTSP dan kurikulum 2013. Kurikulum KTSP ( Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004
atau yang juga dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi),
pemberlakuan KTSP pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui kemandirian sekolah.Penerapan KTSP diharapkan dapat
2
menggerakkan mesin utama pendidikan yaitu pembelajaran. Pembelajaran
merupakan suatu upaya untuk menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan
proses belajar mengajar.
Sedangkan penerapan KTSP dalam pembelajaran di Sekolah Dasar
menuntut proses pembelajaran yang menantang dan merangsang otak
(kognitif), menyentuh dan menggerakkan hati (afektif), dan mendorong
peserta didik untuk melakukan kegiatan (motorik) serta apabila
memungkinkan peserta didik mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan
dalam kehidupan nyata.
Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dibutuhkan kemampuan untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif sehingga dapat meningkatkan minat dan
fokus peserta dididk dalam proses belajar. Bagi peserta didik, belajar
merupakan merupakan sebuah proses interaksi antara berbagai potensi diri
siswa (fisik, nonfisik, emosi, dan intelektual), interaksi siswa dengan guru,
siswa dengan siswa lainnya, serta lingkungan dengan konsep dan fakta,
interaksi dari berbagai stimulus dengan berbagai respons terarah untuk
melahirkan perubahan.
Dalam pembelajaran dikelas guru mengajarkan berbagai mata
pelajaran salah satunya adalah Bahasa Indonesia sesuai dengan tuntutan
komptensi dasar dan standar kompetensi yang telah ditentukan. Pembelajaran
bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tertuju pada pengembangan aspek fungsional bahasa, yaitu peningkatan
kompetensi Berbahasa Indonesia. Ketika Kompetensi berbahasa yang menjadi
3
sasaran, para guru lebih berfokus pada empat aspek keterampilan berbahasa,
yaitu menyimak, membaca berbicara, dan menulis.
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Komunikasi yang
dimaksud adalah suatu proses menyampaikan maksud kepada orang lain
dengan menggunakan saluran tertentu. Komunikasi bias berupa pengungkapan
pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian
informasi suatu peristiwa. Hal itu disampaikan dalam aspek kebahasaan
berupa kata, kalimat, paragraph, ejaan, dan tanda baca dalam bahasa tulis,
serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, dan tempo) dalam
bahasa lisan.
Berdasarkan hasil observasi awal di SD Inpres Langkowa,
menunjukkan kurang optimalnya hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis laporan.
Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guru masih menerapkan
pembelajaran yang bersifat konvensional yang mengakibatkan minat belajar
peserta didik menjadi kurang sehingga berdampak pada hasil belajar peserta
didik itu sendiri. Hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan
menulis cerpen yaitu sebanyak 5 siswa (41,70%) dari 12 siswa kelas V SD
Inpres Langkoa mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 7 siswa (58,30%)
lainnya belum mencapai nilai KKM. Dengan standar KKM yaitu 70.
Sesuai dengan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurangnya
hasil peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
4
keterampilan menulis laporan, maka perlu adanya pemecahan permasalahan
tersebut dengan melakukan penerapan strategi critical incident (mengkritisi
pengalaman penting) keterampilan menulis laporan dalam pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran aktif
dan mengajak peserta didik untuk belajar mengkritisi pengalaman penting
yang tidak pernah terlupakan. Strategi ini memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengingat-ingat pengalaman yang tidak pernah terlupakan
yang juga dikaitkan dengan materi. Keunggulan strategi critical incident
adalah belajar mengingat kembali peristiwa yang pernah dialami atau dijumpai
sendiri kemudian dikaitkan dengan materi bahasan. Topik pembelajaran
biasanya ditentukan oleh guru, dengan tugas utama peserta didik adalah
mengingat kembali pengalaman penting yang dialami oleh peserta didik baik
yang dijumpai atau dialami sendiri. Dengan demikian, pembelajaran yang
berlangsung menjadi inovatif dan menyenangkan dan semua siswa ikut terlibat
aktif dalam setiap pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran aktif dapat
berjalan bermakna dan tercapai secara optimal sesuai dengan harapan
kurikulum.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa penelitian salah satunya yang
sudah dilakukan oleh Bunga Anggun Mustika Putri, yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi Critical Incident
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mengarang Pada Siswa Kelas V Sd
Negeri 1 Jurug Kec. Mojosongo Kab. Boyolali”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia melalui penerapan
5
strategi pembelajaran Critical Incident dan secara khusus untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia setelah menerapkan srtategi
Critical Incident pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jurug, Mojosongo, Boyolali.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri
atas perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi yang dilakukan
secara kolaboratif antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian yang dikenai
tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Jurug,
Mojosongo, Boyolali yang berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Untuk
menjamin keabsahan data digunakan triangulasi sumber. Data dianalisis
dengan model analisis interaktif yang terdiri dari menelaah seluruh data yang
telah terkumpul, mereduksi data, dan menyimpulkan.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dalam
pelajaran bahasa Indonesia. Sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh nilai
rata-rata 62,96 dengan ketuntasan belajar 40%, pada siklus I nilai rata-rata
yang diperoleh 66,92 dengan ketuntasan belajar 70%, dan pada siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan dengan nilai rata-rata 72,74
dan ketuntasan belajar 90%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan penerapan strategi Critical Incident dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1
Jurug, Kec.Mojosongo, Kab.Boyolali.
6
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bunga Anggun
Mustika Putri maka pemecahan masalah dengan menggunakan metode critical
incident cukup efisien .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “ Bagaimana pengaruh penggunaan
metode critical incident terhadap keterampilan menulis laporan pada siswa
kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana pengaruh
penggunaan metode critical incident terhadap keterampilan menulis laporan
pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu manfaat
teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bantuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan
menulis laporan kunjungan terutama pada peningkatan keterampilan
menggunakan strategi Critical Incident pada siswa Kelas V SD Inpres
Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa tahun 2020/2021.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Agar lebih giat belajar dan memiliki motivasi yang kuat dalam
mengikuti proses belajar mengajar bahasa indonesia karena
pembelajaran yang dilakukan sifatnya menyenangkan.
b. Bagi Guru
Sarana atau wadah pengembangan kompetensi/keterampilan
mengajar utamanya mempergunakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan informasi dan landasan penting dalam
mengarahkan, membimbing serta mengawal aktivitas pembelajaran
guru kearah proses belajar mengajar yang lebih produktif.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam
bidang penelitian pendidikan dan metode-metode pembelajaran yang
akan menjadi bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata setelah
menyelesaikan studi.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi paling penting untuk
mempersatukan seluruh bangsa. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia
merupakan alat untuk mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis,
dari segi rasa, karsa, dan cipta serta berfikir baik secara etis, estetis, dan logis.
Kemahiran berbahasa Indonesia bagi peserta didik dapat tercermin dalam tata
pikir, tata ucap, tata tulis dan tata laku. Oleh karena itu Bahasa Indonesia
masuk dalam kelompok mata pelajaran yang wajib diajarkan sebagai bekal
bagi peserta didik, yang kelak terjun sebagai insan terpelajar ke dalam kancah
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pemimpin dalam lingkungannya
masing-masing.
Guru memegang peranan penting dalam proses belajar siswa melalui
pembelajaran. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang
memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa agar
mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif. Dalam
menciptakan interaksi yang baik diperlukan profesionalisme dan tanggung
jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta
mengembangkan keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Selanjutnya tingkat keaktifan
9
belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran juga merupakan tolok ukur
dari kualitas pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tertuju pada pengembangan aspek fungsional
bahasa, yaitu peningkatan kompetensi Berbahasa Indonesia. Ketika
kompetensi berbahasa yang menjadi sasaran, para guru lebih berfokus pada
empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara
dan menulis. Kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004: 3) dinyatakan bahwa
standar kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat
pemblajaran bahasa, yaitu berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan
belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.
Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi, baik secara lisan
maupun secara tertulis.
Mengacu pada penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dinyatakan dalam
kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004:6) adalah sebagai berikut :
a) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa dan sastra Indonesia
sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
10
b) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta mengunakannya dengan tepat dan kreatif untuk macam-macam
tujuan, keperluan, dan keadaan.
c) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan
kematangan sosial.
d) Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis).
e) Siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khasanah budaya dan intelektual Indonesia.
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Komunikasi yang
dimaksud adalah suatu proses menyampaikan maksud kepada orang lain
dengan menggunakan saluran tertentu. Komunikasi bisa berupa
pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan,
penyampaian informasi suatu peristiwa. Hal itu disampaikan dalam aspek
kebahasaan berupa kata, kalimat, paragrap atau paraton, ejaan dan tanda
baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama,
tekanan, dan tempo) dalam bahasa lisan.
11
2. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan alat yang digunakan dalam melakukan komunikasi
dan mengekspresikan diri secara nonverbal. Writing is the expression of
language in the form of letters, symbols, or words. The primary purpose of
writing is communication. (Menulis adalah ekspresi bahasa dalam bentuk
tulisan, simbol, atau kata-kata. Tujuan utama menulis adalah
mengkomunikasikan). Oleh sebab itu yang dimaksud dengan menulis adalah
tulisan tangan, mengarang, dan mengeja sebagai media komunikasi.
Menulis yaitu suatu proses yang bersifat kompleks karena
kemampuan menulis merupakan integrasi dari berbagai kemampuan, seperti
persepsi visual-motor dan kemampuan konseptual yang sangat dipengaruhi
oleh kemampuan kognitif. Menurut Alvany Rufaida dalam skripsinya yang
berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model
Quantum Learning Pada Siswa Kelas 2 Sd Negeri Karangasem 1 Laweyan
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 menyatakan “ The Developing of Skill
Writing, writing is a system of intercommunication by means of conventional
visible marks “. Artinya menulis adalah sebuah sistem pergaulan dengan cara
menandai secara konvensional. Hal ini dapat diartikan bahwa menulis
merupakan suatu bentuk pergaulan dengan cara memberi tanda yaitu bentuk
huruf.
Keterampilan seseorang menggunakan bahasa tulis sebagai alat, baik
wadah maupun media untuk memaparkan isi jiwanya, penghayatan, dan
pengalamannya secara teratur disebut dengan kemampuan
12
menulis/mengarang. Kemampuan menulis sangat penting dimiliki untuk
menunjang tugas-tugas keseharian yang terkait dengan kegiatan tulis-
menulis. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi dengan
orang lain. Dalam proses berkomunikasi dapat melalui bahasa tulis maupun
bahasa lisan. Kemampuan menulis merupakan dasar untuk menguasai
berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera
memiliki kemampuan menulis maka ia akan mengalami banyak kesulitan
dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya.
Keterampilan menulis tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan
keterampilan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik, tetapi juga
memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan
memenuhi kebutuhan emosional. Membaca dan menulis juga bermanfaat
untuk rekreasi atau untuk memperoleh kesenangan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang menulis
khususnya menulis laporan tentunya keterampilan menulis sangatlah
dibutuhkan. Suatu laporan secara umum terdiri atas dua hal, yaitu isi dan
bentuk. Isi merupakan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya.
Sedangkan bentuk merupakan unsur mekanik tulisan atau karangan seperti
ejaan, kalimat dan alinea. Agar ide atau gagasan yang dituangkan dapat
dipahami pembaca, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan unsur-unsur dalam bahasa seperti ejaan, pilihan kata dan
kosa kata, gaya bahasa, penyusunan kalimat efektif dan pengembangan
13
paragraf. Kelima unsur bahasa tersebut memiliki kedudukan yang amat
penting dalam mendukung terciptanya sebuah tulisan yang baik.
3. Kriteria Penilaian
Untuk menilai sebuah laporan maka yang perlu diperhatikan yaitu
sistematika laporan, kelengkapan laporan, kejelasan dan keruntutan
penulisan, kebenaran konsep ide yang dipaparkan, ketepatan pemilihan
kosakata, kemampuan siswa menjelaskan isi laporan, serta usaha siswa dalam
menyusun laporan .
4. Metode Pembelajaran
a. Metode Critical Incident
Pengertian metode Critical Incident atau pengalaman penting suatu
metode yang mana siswa harus mengingat dan mendiskripsikan
pengalaman masa lalunya yang menarik dan berhubungan serta berkaitan
dengan pokok bahasan yang akan disampaikan. Selanjutnya guru
menyampaikan materi dengan menghubungkan pengalaman yang dimiliki
oleh siswanya.
Metode Critical Incident adalah sebuah metode pembelajaran yang
bertujuan untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman
mereka dan metode ini digunakan untuk memulai pembelajaran. Artinya
dengan metode pembelajaran ini memungkinkan siswa belajar secara
aktif karena siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran,
dengan demikian dapat mendongkrak motivasi siswa dalam belajar.
14
Menurut Hasibuan dkk., dalam Isnu hidayat (2019:69) critical
incident dapat diartikan sebagai kejadian penting atau pengalaman yang
membekas dalam ingatan. Lebih jelasnya, critical incident adalah suatu
cara untuk mengumpulkan pengamatan langsung perilaku manusia secara
kritis dan prosedural dengan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Setiap metode pasti mempunyai tujuan masing-masing, ada pun
tujuan metode Critical Incident atau pengalaman penting ialah usaha
untuk melibatkan peserta didik aktif sejak dimulainya pembelajaran
dengan meminta peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman yang
mereka miliki terkait pada materi atau masalah yang hendak dikaji.
Konteks metode Critical Incident (pengalaman penting) harapan
banyak dan begitu besar untuk menjadikan proses belajar lebih bermakna
dengan usaha mengkonstruksi kembali pengalaman yang ada dalam
benak siswa dikaitkan dengan konteks materi yang diterima pada saat
proses pembelajaran, dengan ini memori ingatan siswa dituntut aktif
mendeskripsikan sejumlah pengalaman-pengalaman penting guna
memecakan masalah yang dihadapi.
Langkah-langkah penerapan strategi critical incident meliputi
sebagai berikut:
a. Sampaikan topik yang akan dipelajari kepada peserta didik.
b. Berikan kesempatan beberapa menit kepada peserta didik untuk
mengingat kembali pengalaman-pengalaman tak terlupakan sesuai
topik.
15
c. Pendidik menanyakan pengalaman yang tidak terlupakan tersebut.
d. Sampaikan keterkaitan antara pngalaman peserta didik dengan
materi.
b. Metode Critical Incident Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Agar lebih efisien dalam pembelajaran bahasa indonesia maka
perlu diterapkan metode critical inciden untuk membantu dalam proses
pembelajaran di kelas.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menerapkan
metode critical incident di kelas yaitu :
a. Guru menyampaikan kepada peserta didik topik atau materi yang
akan dipelajari dalam pertemuan.
b. Guru meminta pada peserta didik untuk mengingat-ingat
pengalaman mereka yang tidak terlupakan yang sesuai dan
berhubungan dengan materi yang hendak disampaikan .
c. Guru memberikan kesempatan beberapa menit kepada peserta
didik untuk berfikir tentang pengalaman mereka.
d. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan pengalaman
mereka yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan
kemudian membacanya didepan kelas.
e. Pada setiap pertemuan satu atau dua orang siswa ditunjuk maju
kedepan kelas untuk membacakan apa pengalaman mereka
terkait dengan materi yang akan di ajarkan.
16
f. Guru menyampaikan materi dengan mengaitkan pengalaman-
pengalaman yang telah diungkapkan oleh peserta didik.
g. Setelah kegiatan selesai guru menyimpulkan pelajaran.
5. Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian yang dilakukan peneliti-
peneliti terdahulu yang hasilnya telah dibuktikan kesahihannya. Di antaranya
adalah
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Bunga Anggun Mustika Putri,
yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi
Critical Incident Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mengarang Pada
Siswa Kelas V Sd Negeri 1 Jurug Kec. Mojosongo Kab. Boyolali”. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia
melalui penerapan strategi pembelajaran Critical Incident dan secara khusus
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia setelah
menerapkan srtategi Critical Incident pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jurug,
Mojosongo, Boyolali.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas
perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi yang dilakukan
secara kolaboratif antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian yang dikenai
tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Jurug,
Mojosongo, Boyolali yang berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Untuk
menjamin keabsahan data digunakan triangulasi sumber. Data dianalisis
17
dengan model analisis interaktif yang terdiri dari menelaah seluruh data yang
telah terkumpul, mereduksi data, dan menyimpulkan. Hasil penelitian
menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dalam pelajaran bahasa
Indonesia. Sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh nilai rata-rata 62,96
dengan ketuntasan belajar 40%, pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh
66,92 dengan ketuntasan belajar 70%, dan pada siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar yang cukup signifikan dengan nilai rata-rata 72,74 dan
ketuntasan belajar 90%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan penerapan strategi Critical Incident dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1
Jurug, Kec.Mojosongo, Kab.Boyolali.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Julia Ismail dan Aditia R.S. Budian
dengan judul penelitian “ Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Materi Mengarang Dengan Metode Critical Incident Siswa
Kelas Va Sd Negeri Unggulan 1 Pulau Morotai.
PTK yang terdiri dari dua siklus. Subjek dari penelitian ini yaitu siswa
kelas VA SD Negeri Unggulan 1 Pulau Morotai yang berjumlah 22 siswa
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Teknik pengumpulan
data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Pada hasil belajar siklus I,
siswa yang berhasil berjumlah 9 siswa (40,90%) dari jumlah keseluruhan 22
siswa (100%). Sedangkan 13 siswa (59,09%) belum berhasil. Dengan hasil
demikianlah sehingga peneliti melakukan penelitian ke siklus II, pada siklus
II terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu siswa yang berhasil
18
menjadi 19 siswa (86,36%). Peningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I ke
siklus II yaitu 45,46%. Hasil penelitian ini dikarenakan penggunaan metode
Critical Incident yang sudah efektif dari guru. Sehingga peneliti dapat
berkesimpulan bahwa penggunaan metode Critical Incident dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri Unggulan 1 Pulau
Morotai mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mengarang.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nur Kholilah, dengan judul
“Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Critical Incident (Pengalaman
Penting) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Fiqih
Di Mts Negeri 1 Bandar Lampung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan
strategi pembelajaran aktif critical incident terhadap hasil belajar Fiqih siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 1 Bandar Lampung. Populasi
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari tujuh kelas, teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Subjek pada
penelitian ini adalah siswa kelas VIII-G yang terdiri 36 orang yakni 15 orang
laki-laki dan 17 orang perempuan.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan
rancangan penelitian one group pretest posttest design. Instrumen yang
digunakan adalah tes baik pretest maupun posttest, observasi dan wawancara.
Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitungan dengan derajat kebebasan
19
70, diperoleh thitung = 9,35 dan ttabel = 1,66. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel (9,35 ≥ 1,66). Sehingga dapat
disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif
critical incident terhadap hasil belajar Fiqih siswa kelas VIII-G MTs Negeri 1
Bandar Lampung.
Berbeda dari penelitian diatas , penelitian ini fokus pada pengaruh
penerapan metode critical incident di kelas terhadap keterampilan menulis
laporan pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa.
B. Kerangka Pikir
Bahasa indonesia adalah salah satu pelajaran yang di berikan di SD
yang mengkaji tentang beberapa aspek seperti, menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Komunikasi yang dimaksud adalah suatu proses menyampaikan maksud
kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Komunikasi bisa
berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan,
penyampaian informasi suatu peristiwa. Hal itu disampaikan dalam aspek
kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf, ejaan dan tanda baca dalam bahasa
tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, dan tempo)
dalam bahasa lisan.
Berdasarkan hasil belajar peserta didik pada tahap observasi awal
yaitu sebanyak 5 siswa (41,70 %) dari 12 siswa kelas V SD Inpres Langkowa
20
mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 7 siswa (58,30 %) lainnya belum
mencapai nilai KKM. Dengan standar KKM yaitu 70. Hasil belajar tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya dalam proses pembelajaran
guru menggunakan cara belajar yang monoton sehingga perhatian siswa
kurang berfokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama dengan guru merencanakan
untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran yang masih memiliki
tekhnik yang kurang menarik atau efisien dengan menerapkan metode Critical
Incident yang diharapkan dapat membantu guru mengaktifkan kegiatan siswa
sehingga dapat memberikan pengaruh pada keterampilan menulis laporan.
Selanjutnya dapat memberikan masukan dan saran bagi guru untuk selalu
menerapkan pembelajaran yang bervariatif dan menyenangkan agar siswa
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Alur kerangka berpikir
secara lebih rinci dapat dilihat dalam peta konsep di bawah ini:
21
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan
diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut dengan menggunakan
metode critical incident berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan menulis
laporan (H1) pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao
kabupaten gowa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Metode
critical incident (X)
Analisis
Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Keterampilan
Menulis
Keterampilan
Membaca
Keterampilan
Berbicara
Keterampilan
Menyimak
Menulis
laporan
kunjungan
pretest
posttest
Temuan
Ada Pengaruh Tidak Ada
Pengaruh
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Maksudnya penelitian ini diarahkan dalam bentuk mencari data-data
kuantitatif melalui eksperimen. Penentuan jenis penelitian kuantitatif ini
dengan alasan semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah dalam
bentuk angka serta dapat diolah dengan analisis statistik. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji penggunaan metode critical incident terhadap
keterampilan Menulis laporan pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan alasan untuk
mengetahui adakah pengaruh variabel X yaitu penggunaan metode critical
incident terhadap variabel Y yaitu keterampilan menulis laporan. Pengaruh
ini dapat diuji dengan memberi perlakuan (men-treatmenkan) variabel X
terhadap kelompok eksperimen.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah “metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya”.
23
B. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini
merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan
obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas.
Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya
motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim
organisasinya dan lain-lain; dan juga mempunyai karakteristik obyek yang
lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang
dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti populasi dalam arti
karakteristik.
Adapun yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa kelas V yang ada di SD Inpres Langkowa Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa setelah penulis mengadakan pengamatan
dan penelusuran di lokasi penelitian, penulis mendapatkan data populasi
yang akan diteliti. Adapun rincian data populasi yang penulis dapatkan
yakni sebagai berikut:
a) Jumlah siswa kelas V, adalah sebanyak 12 orang.
b) Jumlah guru beserta kepala sekolah sebanyak 5 orang
24
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Tabel 3.1 Keadaan Sampel Siswa Kelas V
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah keseluruhan
V 5 7 12
Sumber : SD Inpres Langkoa Kecamatan Tombolo Pao Kab.
Gowa (2020)
C. Defenisi Operasional Variabel
1. Metode Critical Incident
Metode critical incident adalah salah satu strategi yang digunakan
oleh peneliti untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. Indikator metode
critical incident adalah kejadian penting atau pengalaman yang membekas
dalam ingatan. Lebih jelasnya, critical incident adalah suatu cara untuk
mengumpulkan pengamatan langsung perilaku manusia kriteria yang telah
ditetapkan dan ditetapkan sebagai variabel bebas (X).
25
2. Keterampilan Menulis
Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa untuk menuliskan sebuah laporan berdasarkan
pengalaman hasil kunjungan. Nilai keterampilan menulis yang
diperoleh siswa pada tes awal (pretest) dan nilai keterampilan menulis
yang diperoleh siswa pada tes akhir (posttest) sebagai variabel terikat
(Y).
D. Instrument Penelitian
Alat yang digunakan untuk menghasilkan data dinamakan dengan
instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah berupa tes hasil belajar bahasa indonesia siswa, pemerolehannya
dari hasil pretest dan posttest, yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
siswa menguasai materi sebelum dan sesudah menggunakan strategi atau
metode pembelajaran aktif critical incident.
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
tes dan non tes. Tes diberikan pada awal (pretest) dan akhir (posttest)
pembelajaran.
1. Tes ( Pretest dan posttest)
Pretest biasanya dilakukan sebelum dimulainya suatu proses belajar
mengajar, yang bertujuan untuk memenuhi sejauh mana para siswa telah
menguasai bahan pelajaran yang akan diberikan. Dipihak lain, posttest
biasanya dilakukan setelah suatu proses belajar-mengajar itu selesai. Posttest
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi
26
pelajaran yang telah diberikan pada suatu periode waktu tertentu. Jenis tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan memberikan
satu tema untuk dikembangkan menjadi sebuah cerpen.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Peneliti
melakukan pengamatan secara langsung dalam proses belajar mengajar.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat bukti kegiatan dalam
penelitan .
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes (pre-test dan post-test),observasi dan dokumentasi adapun
langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:
1) Tes (pretest dan post-test)
Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum
diterapkannya metode pembelajaran critical incident.
Kemudian dalam hal ini peneliti menerapkan metode pembelajaran
critical incident. Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest
untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran critical
incident.
27
2) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Lembar observasi diisi oleh seorang
observer.
3) Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan berupa foto-foto proses pelaksanaan
pembelajaran, yang berguna sebagai bukti untuk memperkuat kegiatan
penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul
berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan
kedua nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan
antara nilai yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Post test. Pengujian
perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk
keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan
demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen
One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendekripsikan atau menggambarkan data yang telah
28
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi dan bersifat kuantitatif.
Data yang digunakan untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar
siswa adalah data pretest dan posttest. Seorang siswa dikatakan tuntas
belajar apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
telah ditetapkan sekolah yaitu 70 dengan rata-rata ketuntasan hasil belajar
lebih dari 70 dan ketuntasan belajar secara klasikal tercapai jika lebih dari
75% siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar.
Untuk keperluan analisis deskriptif digunakan pengkategorisasian hasil
belajar bahasa indonesia sebagai berikut.
Tabel 3.3 Teknik Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar
No Skor Kategori
1 85 - 100 Sangat Tinggi
2 70 – 84 Tinggi
3 55 – 69 Sedang
4 46 – 54 Rendah
5 0 – 45 Sangat Rendah
Sumber : SD Inpres Langkoa Kecamatan Tombolo Pao
Jenis data berupa hasil belajar dikategorikan secara kuantitatif. Hasil
belajar bahasa indonesia siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar
secara individual dan klasikal.
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai paling
sedikit 71 dari skor ideal 100 berdasarkan KKM (kriteria ketuntasan
29
minimal) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dengan rata-rata
ketuntasan hasil belajar lebih dari 70 dan ketuntasan hasil belajar tercapai
apabila lebih dari 70 dan ketuntasan klasikal tercapai apabila lebih dari 75%
siswa dikelas tersebut telah mencapai skor paling sedikit 71.
Tabel 3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V
Kategori penguasaan Kategori ketuntasan belajar
0≤ x ≤70 Tidak tuntas
71≤ x ≤100 Tuntas
Sumber : Ketuntasan Hasil Belajar siswa kelas V SD Inpres Langkoa
Ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa di kelas tersebut
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.
Persentase ketuntasan hasil belajar klasikal dapat dihitung dengan rumus :
Ketuntasan belajar klasikal =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥70
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑋 100%
Teknik analisis data ini digunakan dengan persamaan sebagai berikut :
a. Rata-rata (Mean)
= ∑ 𝑥1𝑘
𝑖−1
𝑛
Dimana :
= Rata-rata
∑ 𝑥1𝑘𝑖−1 = Jumlah seluruh data
x
x
30
n = Banyaknya data
b. Mencari Persentase
p = 𝑓
𝑛 𝑋 100
Dimana :
p = Persentase
f = Frekuensi
n = Banyaknya sampel responden
2. Analisis Data Statistik inferensial
Analisis statistik inferencial digunakan untuk menguji kebenaran
dan menjawab rumusan masalah, apakah metode critical incident
berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa indonesia tentang
kemampuan menulis laporan kunjungan siswa kelas V SD Inpres
Langkoa. Dalam Hal ini, peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t),
dengan rumus :
t = 𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑
𝑁2𝑁1
keterangan :
Md : Mean dari perbedaan pretest dan posttest
d : Deviasi Masing-masing subjek
∑ 𝑥2𝑑 : Jumlah Kuadrat deviasi
𝑁 : subjek pada sampel
31
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Mencari nilai “Md” dengan menggunakan rumus :
Md = ∑ 𝑑
𝑁
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
∑ 𝑑 = jumlah dari gain (pretest – postest)
𝑁 = Subjek pada sampel
b. Mencari jumlah ∑ 𝑥2𝑑 dengan menggunaakan rumus :
∑ 𝑥2𝑑 = ∑ 𝑑 − (∑ 𝑑)
𝑁
Keterangan :
∑ 𝑥2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi
∑ 𝑑 = Jumlah dari gain
N = Subjek pada sampel
c. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang
signifikan
Kaidah pengujian signifikan :
1) Jika tHitung > tTabel Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa
metode pembelajaran critical incident efektif diterapkan dalam
pembelajaran bahasa indonesia tentang kemampuan menulis laporan
pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa.
2) Jika tHitung > tTabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa
metode pembelajaran critical incident tidak efektif diterapkan dalam
32
pembelajaran bahasa indonesia tentang kemampuan menulis laporan
siswa kelas V SD Inpres Langkowa.
d. Menentukan nilai tTabel
Mencari tTabel dengan menggunakan tabel distribusi t dengan
taraf signifikan α = 0,05 dan db = N – 1.
e. Membuat kesimpulan apakah metode pembelajaran critical incident
efektif diterapkan dalam pembelajaran bahasa indonesia tentang
kemampuan menulis laporan pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
a) Hasil Observasi Proses pembelajaran
Berhubung penelitian berlangsung dalam masa pandemi COVID-19
maka dalam proses pembelajaran, pertama-tama peneliti melakukan
konsultasi dengan kepala sekolah dan guru kelas terkait penelitian yang akan
dilakukan. Adapun hasil konsultasi yaitu guru menyarankan pelaksanaan
penelitian dilakukan di rumah atau dikenal dengan istilah luring dan
mempersiapkan bahan ajar sebelum mengajar termasuk didalamnya RPP,
Materi ajar, dan LKPD.
Selanjutnya peneliti mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran. Kegiatan selanjutnya peneliti membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang mana dalam satu kelompok terdiri dari 2-3 orang.
Sebelum pemberian tugas peneliti memberikan satu contoh penulisan
laporan kunjungan setelah itu peneliti mengajak siswa untuk mengingat
tempat yang pernah dikunjungi bersama-sama sebelumnya, lalu siswa
diberikan tugas membuat sebuah laporan dengan mendeskripsikan tempat
yang pernah dikunjungi.
34
Tabel 4.1 Hasil Observasi Proses pembelajaran
pretest Posttest
Skor Perolehan 24 41
Skor maksimal 50 50
Persentase 48% 82%
Kualifikasi Cukup Aktif Sangat Aktif
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa proses pembelajaran saat pretest
dikategorikan cukup aktif dengan skor 24, persentase 48%. Sedangkan proses
pembelajaran saat posttest dikategorikan sangat aktif dengan skor 41, persentase
82%. Dari Hasil tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan metode critical
incident dalam penulisan laporan pembelajaran bahasa Indonesia cukup efisien
dibandingkan sebelum penggunaan metode.
b) Hasil pretest sebelum menggunakan metode
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Inpres
Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa mulai tanggal 24 agustus
2020 - 31 agustus 2020, maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui
instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa berupa nilai dari kelas
V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
35
Adapun deskripsi secara kuantitatif skor hasil belajar pretest sebelum
diberikan perlakuan (treatmen) dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar menulis laporan Pre-test Siswa
Statistik Nilai statistic
Jumlah siswa 12
Nilai ideal 100
Nilai maksimum 80
Nilai minimum 60
Rentang nilai 20
Nilai rata-rata 65,75
Modus 60
Median 63
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean) hasil
belajar siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa setelah dilakukan pre-test adalah 65,75 dari skor ideal yang mungkin
dicapai adalah 100. Skor maksimum 80 dari skor ideal 100, skor minimum 60 dari
skor ideal 100, dan rentang skor 20 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai.
Skor rata-rata menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Inpres
Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dalam kategori sedang.
Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang diajarkan. Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan
36
kedalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang
disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar menulis
laporan Pre-test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1 0 – 45 Sangat Rendah
- -
2 46 – 54 Rendah - -
3 55 – 69 Sedang 7 58,30
4 70 – 84 Tinggi 5 41,70
5 85 – 100 Sangat Tinggi - -
Jumlah 12 100
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa 12 orang jumlah siswa kelas V SD
Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Terdapat 7 siswa
(58,30 %) yang berada pada kategori sedang, dan 5 siswa (41,70 %) yang berada
pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya minat dan
37
perhatian belajar siswa serta proses pembelajaran didominasi oleh siswa yang
pintar saja.
Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran maka
persentase ketuntasan hasil belajar menulis laporan pada siswa kelas V SD Inpres
Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa pada hasil belajar pre-test
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar keterampiln menulis Pre-test
Persentase
Nilai
Kategori Frekuensi Persentase
≤ 70 Tidak Tuntas 7 58,30 %
≥ 70 Tuntas 5 41,70 %
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
keterampilan menulis pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa setelah dilakukan Pre-test hasil belajar menulis
laporan terdapat 7 siswa (58,30 %) yang belum tuntas hasil belajarnya dan 5
siswa (41,70 %) yang telah tuntas hasil belajarnya. Ini berarti ketuntasan hasil
belajar siswa tidak memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 65,75 tidak
mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.
38
c) Hasil post-test menggunakan metode Critical Incident
Selama pembelajaran berlangsung terjadi perubahan terhadap situasi kelas
setelah diberi perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang diperoleh
setelah diberikan post-test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini.
Adapun deskripsi secara kuantitatif skor hasil belajar post-test setelah diberikan
perlakuan ( treatment ) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut .
Tabel 4.5 Statistik Skor Hasil Belajar keterampilan menulis Posttest
Statistik Nilai statistic
Jumlah siswa 12
Nilai ideal 100
Nilai maksimum 95
Nilai minimum 70
Rentang nilai 25
Nilai rata-rata 80,83
Modus 70
Median 75
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean) hasil
belajar menulis laporan pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa setelah dilakukan post-test adalah 80,83 dari skor
ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Skor maksimum 95 dari skor ideal 100,
skor minimum 70 dari skor ideal 100, dan rentang skor 25 dari skor ideal 100
yang mungkin dicapai. Skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
39
menulis laporan siswa kelas V SD Inpres Langkowa Keacamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa berada dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan dengan
menggunakan metode critical incident. Apabila skor hasil belajar siswa
dikelompokkan kedalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi nilai
seperti yang disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar
ketrampilan menulis Post-test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1 0 – 45 Sangat Rendah
- -
2 46 – 54 Rendah - -
3 55 – 69 Sedang - -
4 70 – 84 Tinggi 8 66,70%
5 85 – 100 Sangat Tinggi 4 33,30%
Jumlah 12 100 %
40
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh bahwa dari 12 orang jumlah siswa kelas V
SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa, terdapat 8 siswa
(66,70%) yang berada pada kategori tinggi, dan 4 siswa (33,30%) yang berada
pada kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan meningkatnya minat dan perhatian
belajar siswa setelah diterapkannya metode critical incident.
Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran maka
persentase ketuntasan hasil belajar menulis laporan bahasa Indonesia kelas V SD
Inpres Langkoa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa pada hasil belajar
post-test dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut
Tabel 4.7 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar keterampilan menulis Post-test
Persentase
Nilai
Kategori Frekuensi Persentase
≤ 70 Tidak Tuntas - -
≥ 71 Tuntas 12 100 %
Jumlah 12 100 %
Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
menulis laporan pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa setelah dilakukan post-test maka hasil belajar bahasa
Indonesia 12 siswa (100%) telah tuntas. Ini berarti ketuntasan belajar memuaskan
secara klasikal karena nilai rata-rata 80,83 telah mencapai KKM yang diharapkan
yaitu 71.
41
Sehingga, dapat dilihat perbedaan rata-rata nilai saat pre-test lebih rendah
yaitu 65,75 dibandingkan dengan nilai post-test yaitu 80,83. Maka dapat
disimpulkan setelah penerapan metode critical incident terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis laporan
kunjungan kelas V SD Inpres Langkowa kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa rata-rata hasil belajar menulis laporan siswa meningkat.
1. Hasil Analisis Statistik Inferensial
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diolah berdistribusi
normal atau tidak berdistribusi normal. Data diambil dari nilai pre-test dan
post-test . Uji normalitas dilakukan menggunakan system SPSS versi 25.0
dengan kriteria pengujian bahwa data hasil menulis laporan kunjungan siswa
akan terdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sebaliknya, dikatakan tidak
terdistribusi normal jika dignifikansi yang diperoleh < 0,05. Dengan taraf
kesalahan (α) yang digunakan yaitu 0,05. Berikut hasil uji normalitas data
peretest dan posttest.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Kelompok
Kolmogrov-
Smirnov Z
Asymp.sig(2-
tailed)
Keterangan
Pretest 0,235 0,032 Normal
Posttest 0,258 0,007 Normal
42
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai signifikan yang diperoleh pada pretest
yaitu 0,032 dan pada posttest yaitu 0,007. Karena nilai signifikan > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode paired sample T-test
pada program SPSS versi 25.0. Pengujian dengan menggunakan paired
sample T- Test dilakukan pada kelompok yang sama. H0 ditolak dan H1
diterima apabila sig. < 0,05 dan thitung > nilai ttabel. Berikut disajikan hasil
analisis uji-t nilai pretest dan posttest.
Tabel 4.9 Hasil Paired Sample T-Test
Variabel T Df Sig.(2-
tailed)
Keterangan
Pretest dan
posttest
-8.387 11 0,00
Ada
Perubahan
Table 4.9 menunjukkan perbandingan nilai signifikansi yaitu ( 0,00 <
0,05) sesuai dasar pengambilan keputusan dalam Paired Sample T-Test, maka
dapat disimpulkan pula bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat
pengaruh penggunaan metode critical incident terhadap keterampilan menulis
pada siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa. Sedangkan mengunakan t tabel dapat dihitung dengan melihat nilai
thitung = -8.387 dan nilai sig.(2-tailed) = 0,00 .
43
Dengan ttabel dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 : 2 =
0,025, dengan nilai Df diperoleh dari 12-1 = 11, sehingga diperoleh ttabel =
2,228. t hitung > t tabel (8.387 > 2,228) Maka dapat disimpulkan pula bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat pengaruh penggunaan metode critical
incident terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
B. Pembahasan
Penelitian eksperimen ini dilakukan pada kelas V SD Inpres Langkowa
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dengan jumlah sampel 12 siswa
yang terdiri dari 12 siswa menggunakan sampel jenuh yaitu populasi dijadikan
sampel. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimen design
dengan bentuk One grup pretest-posttest. Hal tersebut dijelaskan dalam
suryabrata (2019:10) “Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek”.
Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas yang diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal. Setelah diberikan pretest peneliti memberikan
treatment berupa penggunaan metode critical incident dalam proses
pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, diberikan posttest, pengaruh
(treatment) adalah meningkatnya nilai posttest dibandingkan dengan nilai
pretest.
Deskripi data yang diuraikan pada hasil penelitian ini telah menunjukkan
tentang pengaruh metode critical incident terhadap keterampilan menulis
laporan pada siswa kelas V SD Inpres langkowa Kecamatan Tombolo Pao
44
Kabupaten Gowa. Berdasarkan analisis deskriptif dengan menggunakan
program SPSS versi 25.0, diperoleh nilai pretest yang terendah yaitu 60 dan
tertinggi yaitu 80, sedangkan pada posttest diperoleh nilai terendah 70 dan
tertinggi 95. Nilai rata-rata (mean) pretest yang diperoleh yaitu 65,75
sedangkan posttest yaitu 80,83. Hal ini menunjukkan bahwa setelah
diterapkannya metode critical incident dalam pembelajaran menulis laporan
kunjungan, rata-rata nilai siswa meningkat dibandingkan sebelum
menggunakan metode critical incident.
Proses pembelajaran dengan penerapan metode critical incident dimulia
dari peneliti mempersiapkan bahan ajar termasuk didalamnya adalah RPP,
Media pembelajaran, Lembar observasi dan tes, memberi apersepsi tentang
tempat yang telah dikunjungi. Setelah itu barulah peneliti masuk pada tahap
penggunaan metode ciritical incident. Pada tahap penggunaan metode ciritical
incident pertama-tama peneliti mengajak siswa mengingat kejadian atau hal-hal
yang paling berkesan yang dialami siswa pada saat melakukan kunjungan
kemesjid. Kemudian siswa menyebutkan hal yang menurut mereka paling
berkesan lalu menguraikannya dalam catatan sehingga membentuk sebuah
laporan dengan sistematika yang telah diajarkan pada minggu seelumnya.
Peneliti memandu siswa agar dapat mengingat kembali kejadian yang mereka
alami.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode critical incident ini
membantu siswa dalam penulisan laporan kunjungan pada masa pandemic saat
45
ini, bukan hanya pembelajaran yang menyenangkan tetapi memacu siswa untuk
berpikir aktif sehingga melatih ingatan siswa agar lebih kuat.
Proses penerapan metode critical incident mendapat respon positif kepada
siswa dibuktikan dari lembar observasi yang menunjukkan kualifikasi 48% saat
pretest dengan kategori cukup aktif. Sedangkan pada saat posttest menunjukkan
kualifikasi 82% dengan kategori sangat aktif. Sehingga dapat disimpulkan proses
pembelajaran dengan penerapan metode critical incident membawa respon positif
bagi siswa, dari cukup aktif menjadi sangat aktif. Hasil Hasil analisis statistik
inferensial untuk uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Uji
prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas. Hasil uji normalitas menunjukkan
bahwa data pretest dan posttest dinyatakan berdistribusi normal. Hasil uji
prasyarat tersebut menyatakan bahwa data telah layak untuk diuji hipotesis. Hasil
pengujian hipotesis menggunakan uji Paired Sample T-Test menunjukkan nilai
signifikan < α ( 0,00 < 0,05) atau dengan menggunakan t tabel yaitu t hitung > t tabel
(8.387 > 2,228). Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa dalam menulis laporan kunjungan,
pada muatan pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode critical
incident, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh metode
critical incident terhadap hasil belajar menulis laporan kunjungan pada mata
pelajaran bahasa indonesia kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo
Pao Kabupaten Gowa.
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan Metode critical incident berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis laporan
kunjungan kelas V SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten
Gowa . Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Paired
Sample T-Test menunjukkan nilai signifikan < α ( 0,00 < 0,05) atau dengan
menggunakan t tabel yaitu t hitung > t tabel (8.387 > 2,228). Maka H0 ditolak dan H1
diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
siswa dalam penulisan laporan kunjungan SD Inpres Langkowa Kecamatan
Tombolo Pao Kabupaten Gowa.
Skor rata-rata hasil belajar keterampilan menulis laporan pada siswa kelas V
SD Inpres Langkowa dengan pretest yaitu 65,75 berada pada kategori sedang dan
skor rata-rata pada posttest yaitu 80,83 berada pada kategori tinggi serta respon
siswa pada proses penerapan metode critical incident dalam pembelajaran menulis
laporan kunjungan dapat dikatakan aktif dengan persentase tingkat pencapaian
82%. Hal ini terlihat dari siswa mempersiapkan pembelajaran , menanggapi
apersepsi , konsentrasi saat pembelajaran, tanggung jawab siswa dalam
menyelesaikan tugas, keaktifan siswa dalam bertanya, berfikir, berpendapat,
berinisiatif, siswa merasa senang dalam pembelajaran, dan siswa dapat membaca.
47
B. Saran
Dari hasil penelitian, diajukan beberapa saran dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan, antara lain :
1. Disarankan kepada guru khususnya guru kelas agar menggunakan
metode critical incident dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis
laporan kunjungan agar pembelajaran lebih menarik.
2. Untuk mempermudah dalam pencapaian kompentensi dasar disarankan
kepada guru untuk lebih mengoptimalkan penggunaan metode dan
memilih metode yang relevan dengsn pembahasan materi
pembelajaran.
3. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan lebih lanjut penelitian
ini, diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini, sehingga
penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi.Jakarta :Bumi Aksara
Asdam, Muhammad.2016. Bahasa Indonesia. Makassar : LIPa
Dalman. 2017. Keterampilan Membaca. Jakarta : Rajawali Pers
Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Jakarta : Rajawai Pers
Dhieni, Nurbiana, Dkk. 2017. Metode Pengembangan Bahasa. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
Hidayat, Isnu. 2019. 50 Strategi Pembelajaran Populer. Yogyakarta : Diva Press
Ismail, Julia, Dkk. Peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa
Indonesia materi mengarang dengan metode critical incident siswa kelas
Va SD Negeri Unggulan 1 Pulau Marotai. E-journal Mitra Pendidikan,
[S.1], V.3, n. 10. P. 1314-1330, oct. 2019. ISSN 2550-0481. Available at :
< http://e-jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-JMP/article/view/630>.
Diakses tanggal 12 feb 2020
Martini, Jamaris. 2014. Kesulitan Belajar Perspektif, Asesmen, dan
Penanggulangannya. Bogor : Ghalia Indonesia
Mulyati, Yeti, Dkk.2014. Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
Nasution, Mardiah Kalsum.2017. Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa. (jurnal.uinbanten.ac.id/ Jurnal Ilmiah
49
Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 1, 2017; ISSN 1978-8169 Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN “SMH” Serang, Banten)
Rufaida, Alvany. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui
Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas 2 SD Negeri Karangasem 1
Leweyan Surakarta 2009/2010. (diakses pada 12.feb.2020)
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta : kencana
Supriyadi, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : PT Armas Duta jaya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Tujuan
Pendidikan Nasional. Jakarta : PT Armas Duta jaya
Zulfa, Nelfa Fairuz, 2018. Pengaruh Strategi Critical Incident Berbantu Media
Audiovisual Terhadap Kemampuan Siswa Menulis Cerita Pengalaman
Pribadi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri
Sidoharjo 01. (http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/lensapenda)
50
L
A
M
P
I
R
A
N
51
LAMPIRAN 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Inpres Langkowa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / 1
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Kegiatan
Pembelajara
n
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Berbicara
Mengungkap-kan
pikiran, pendapat,
perasaan, fakta
secara lisan
dengan
menanggapi suatu
persoalan,
menceritakan hasil
pengamatan, atau
berwawancara
1.1 Menang-gapi penje-lasan nara sumber (petani,pedagang,nelayan,karyawan dll) dengan memperhatikan santun berbahasa.
• Teks penjelasan nara sumber
• Siswa dapat mendengarkan penjelasan.
• Siswa dapat menanggapi pernyataan.
• Siswa dapat menanggapi penjelasan nara sumber.
• Siswa dapat menuliskan hal-hal penting dari penjelasan nara sumber.
• Siswa dapat menceriterakan kembali penjelasan nara sumber.
• Mendengarkan penjelasan.
• Menananggapi pernyataan.
• Menanggapi. penjelasan nara sumber.
• Menuliskan hal-hal penting dari penjelasan nara sumber.
• Menceriterakan penjelasan nara sumber.
• Lisan.
• Tertulis
Lembar
penilaia
n
Produk
• Tanggapi-lah penje-lasan nara sumber!
1x
perte
muan
2 x 35
menit
• Kaset/CD/
• TeksBuku Bina Bahasa Indonesia hal 2-3.
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage ) dan Ketulusan ( Honesty )
2.2 Menceri-
terakan hasil
pengamatan
/kunjungan
dengan
bahasa
runtut,baik
dan benar .
• Teks Laporan Hasil Kunjungan
• Siswa dapat memahami laporan hasil kunjungan.
• Siswa dapat membuat laporan hasil kunjungan
• Memahami laporan hasil kunjungan.
• Membuat laporan hasil kunjungan.
• Lisan
• Tertulis
• Portofolio
Lembar
penilaian
Produk
• Buatlah laporan hasil kunjungan!
1 x
pert
emu
an
2 x
35
meni
Kurikul
um
2006
teks
percak
apan
Buku
Bina
52
dengan benar.
• Siswa dapat menyampaikan hasil laporan dengan benar.
• Siswa dapat menanggapi isi laporan kunjungan.
• Menyampaikan hasil laporan kunjungan.
• Menanggapi isi laporan kunjungan.
t Bahasa
Indone
sia hal
: 85-87
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage ) dan Ketulusan ( Honesty )
2.3 Berwa-
wancara
sederhana
dengan nara
sumber
(petani,peda
gang,nelayan
,karyawan
dll) dengan
memperhati
kan pilihan
kata dan
santun
berbahasa.
Teks
wawancar
a
• Siswa dapat memahami kegiatan wawancara dan memperagakan wawancara.
• Siswa dapat menuliskan daftar pertanyaan untuk melakukan wawancara.
• Siswa dapat melakukan wawancara dengan nara sumber.
• Siswa dapat menggunakan kata Tanya dengan tepat.
• Siswa dapat membuat kata Tanya apa,siapa,di mana,kapan,dari mana,bagaimana dan kapan dengan tepat.
• Memahami kegiatan wawancara dan memperagakan wawancara.
• Menuliskan daftar pertanyaan untuk melakukan wawancara..
• Melakukan wawancara dengan nara sumber.
• Menggunakan kata Tanya dengan tepat dalam kalimat.
• Lisan
• Tertulis
• Penugasan
• Portofolio
Lembar
penilaian
Produk
• Tulislah daftar pertanyaan untuk melakukan wawancara!
1 x
pert
emu
an
2 x
35
meni
t
Kurikul
um
2006
teks
percak
apan
Buku
Bina
Bahasa
Indone
sia hal
: 51-54
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage ) dan Ketulusan ( Honesty )
53
LAMPIRAN 2
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRETEST
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SD Inpre Langkowa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : 5 / Pertama
Standar Kompetensi : 2 Berbicara
Mengungkap-kan pikiran, pendapat, perasaan, fakta
secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan,
menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.
Waktu : 2 X 35 Menit
BERBICARA
A. Kompetensi Dasar
2.1. Menang-gapi penje-lasan nara sumber (petani,pedagang,nelayan,karyawan dll)
dengan memperhatikan santun berbahasa.
B. Tujuan Pembelajaran**:
▪ Siswa dapat Mendengarkan penjelasan.
▪ Siswa dapat Menananggapi pernyataan.
▪ Siswa dapat Menanggapi. penjelasan nara sumber.
▪ Siswa dapat Menuliskan hal-hal penting dari penjelasan nara sumber.
▪ Siswa dapat Menceriterakan penjelasan nara sumber
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ) dan Ketulusan ( Honesty )
C. Materi Pokok
▪ Teks penjelasan nara sumber
54
D. Pengalaman Belajar
▪ Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi :
- Tanya jawab tentang Materi yang akan dipelajari
- Mengajukan pertanyaan tentang penjelasan nara sumber
▪ Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Memberikan tanggapan berupa pendapat,saran atau alas an terhadap suatu persoalan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memperagakan percakapan.
Menjawab pertanyaan berdasarkan teks percakapan.
Mencatat pokok-pokok persoalan dalam percakapan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
▪ Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
- Mengerjakan soal-soal latihan
- Membaca buku cerita dan melaporkan isi buku secara tertulis
E. Metode/Sumber Belajar
▪ Metode : Tanya jawab,diskusi,penugasan/Multi Metode
▪ Sumber Belajar : Teks,Bina Bahasa Indonesia Kurikulum 2006 KTSP
F.Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
• Siswa dapat mendengarkan penjelasan.
• Siswa dapat menanggapi pernyataan.
• Siswa dapat
• Lisan.
• Tertulis
Lembar penilaian
Produk
• Tanggapi-lah penje-lasan nara sumber!
55
menanggapi penjelasan nara sumber.
• Siswa dapat menuliskan hal-hal penting dari penjelasan nara sumber.
• Siswa dapat menceriterakan kembali penjelasan nara sumber.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan Produk Jumlah Nilai
56
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
.....September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
MUIS, SPd.I Arfah S.Pd. SD.
NIP :19631331 198611 1 020 NIP :19810903 200502 1 004
57
LAMPIRAN 3
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN POSTTEST
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SD Inpre Langkowa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : 5 / Pertama
Standar Kompetensi : 2 Berbicara
Mengungkap-kan pikiran, pendapat, perasaan, fakta
secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan,
menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.
Waktu : 2 X 35 Menit
BERBICARA
E. Kompetensi Dasar
2.1. Menang-gapi penje-lasan nara sumber (petani,pedagang,nelayan,karyawan dll)
dengan memperhatikan santun berbahasa.
F. Tujuan Pembelajaran**:
▪ Siswa dapat Mendengarkan penjelasan.
▪ Siswa dapat Menananggapi pernyataan.
▪ Siswa dapat Menanggapi. penjelasan nara sumber.
▪ Siswa dapat Menuliskan hal-hal penting dari penjelasan nara sumber.
▪ Siswa dapat Menceriterakan penjelasan nara sumber
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ) dan Ketulusan ( Honesty )
G. Materi Pokok
▪ Teks penjelasan nara sumber
58
H. Pengalaman Belajar
▪ Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi :
- Tanya jawab tentang Materi yang akan dipelajari
- Mengajukan pertanyaan tentang penjelasan nara sumber
▪ Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Memberikan tanggapan berupa pendapat,saran atau alas an terhadap suatu persoalan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memperagakan percakapan.
Menjawab pertanyaan berdasarkan teks percakapan.
Mencatat pokok-pokok persoalan dalam percakapan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
▪ Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
- Mengerjakan soal-soal latihan
- Membaca buku cerita dan melaporkan isi buku secara tertulis
E. Metode/Sumber Belajar
▪ Metode : metode Critical incident, ,penugasan/Multi Metode
▪ Sumber Belajar : Teks,Bina Bahasa Indonesia Kurikulum 2006 KTSP
F.Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
• Siswa dapat mendengarkan penjelasan.
• Siswa dapat menanggapi pernyataan.
• Lisan.
• Tertulis
Lembar penilaian
Produk
• Tanggapi-lah penje-lasan nara sumber!
59
• Siswa dapat menanggapi penjelasan nara sumber.
• Siswa dapat menuliskan hal-hal penting dari penjelasan nara sumber.
• Siswa dapat menceriterakan kembali penjelasan nara sumber.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan Produk Jumlah Nilai
60
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
.....September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
MUIS, SPd.I Arfah S.Pd. SD.
NIP :19631331 198611 1 020 NIP :19810903 200502 1 004
61
LAMPIRAN 4
DAFTAR HADIR SISWA
62
63
LAMPIRAN 5
FORMAT PENILAIAN LAPORAN
No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal
Skor yang diperoleh
Siswa/Kelompok
1. Sistematika laporan 4
2. Kelengkapan laporan 4
3. Kejelasan dan keruntutan
penulisan 4
4. Kebenaran konsep ide yang
dipaparkan 4
5. Ketepatan pemilihan kosakata 4
6. Kemampuan siswa menjelaskan
isi laporan 4
7. Usaha siswa dalam menyusun
laporan 4
TOTAL SKOR 28
Nilai = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑠𝑙 𝑋 100
64
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN
NO ELEMEN YANG
DINILAI KRITERIA PENILAIAN SKOR
SKOR MAKSIMAL
1 SISTEMATIKA
LAPORAN
laporan dibuat sesuai sistematika
penulisan, jelas dan benar 4
4
laporan dibuat dengan benar tetapi kurang
jelas 3
laporan dibuat kurang benar dan kurang
jelas 2
laporan dibuat dengan sistematika yang
salah 1
2 KELENGKAPAN
LAPORAN
laporan dibuat secara lengkap sesuai
petunjuk pembuatan laporan 4
4 laporan dibuat tanpa kesimpulan 3
laporan dibuat tanpa diskusi, kesimpulan,
daftar pustaka 2
laporan dibuat tidak lengkap (mencakup 3
unsur saja) 1
3 KEJELASAN DAN KERUNTUTAN
PENULISAN
laporan jelas, dapat dipahami, ditulis
secara runtut 4
4
laporan jelas, tetapi penulisan kurang
runtut 3
laporan kurang jelas, kurang sesuai
dengan keruntutan penulisan 2
laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan
keruntutan penulisan 1
4 KEBENARAN KONSEP
IDE YANG DIPAPARKAN
konsep/ide yang dipaparkan tepat, benar,
dan sesuai dengan teori 4
4 konsep/ide yang dipaparkan sesuai dengan
teori tetapi kurang jelas 3
konsep/ide yang dipaparkan kurang tepat 2
konsep/ide yang dipaparkan tidak tepat 1
5 KETEPATAN PEMILIHAN KOSAKATA
menggunakan kata-kata yang tepat,
menggunakan kalimat aktif 4
4 menggunakan kata-kata yang kurang
tepat, menggunakan kalimat aktif 3
menggunakan kata-kata yang kurang
tepat, tidak menggua\nakan kalimat aktif 2
menggunakan kosakata yang salah 1
6 KEMAMPUAN PESERTA DIDIK
menguasai latar belakang, metode,
diskusi, kesimpulan 4 4
65
MENJELASKAN ISI LAPORAN
menguasai latar belakang, metode, dan
diskusi 3
menguasai latar belakang dan metode 2
menguasai latar belakang saja 1
7 USAHA PESERTA
DIDIK DALAM MENYUSUN LAPORAN
berusaha melengkapi isi laporan dengan
sungguh-sungguh, berusaha memperbaiki
isi, tulisan rapi, mudah dibaca
4
4
sesuai aspek yang tercantum pada nomor
1, kecuali ada 1 aspek yang tidak
dilakukan
3
sesuai aspek yang tercantum pada nomor
1, kecuali ada 2 aspek yang tidak di
lakukan
2
tidak berusaha melengkapi dan
memperbaiki isi laporan 1
TOTAL SKOR 28
66
LAMPIRAN 7
LEMBAR OBESERVASI PRETEST
67
68
69
LAMPIRAN 8
LEMBAR OBESERVASI POSTTEST
70
71
LAMPIRAN 9
72
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN KUNJUNGAN PRETEST
73
74
LAMPIRAN 10
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN KUNJUNGAN POSTTEST
75
76
LAMPIRAN 11
HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
Statistics
Pretest Posttest
N Valid 12 12
Missing 0 0
Mean 65.75 80.83
Std. Error of Mean 1.805 3.128
Median 63.00 75.00
Std. Deviation 6.254 10.836
Variance 39.114 117.424
Skewness 1.060 .580
Std. Error of
Skewness
.637 .637
Kurtosis .816 -1.667
Std. Error of Kurtosis 1.232 1.232
Range 20 25
Minimum 60 70
Maximum 80 95
Sum 789 970
77
LAMPIRAN 12
TABEL FREKUENSI PRETEST
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 4 33.3 33.3 33.3
63 3 25.0 25.0 58.3
70 4 33.3 33.3 91.7
80 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
78
LAMPIRAN 13
TABEL FREKUENSI POSTTEST
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 70 3 25.0 25.0 25.0
75 4 33.3 33.3 58.3
80 1 8.3 8.3 66.7
95 4 33.3 33.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
79
LAMPIRAN 14
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest
N 12 12
Normal Parametersa,b Mean 65.75 80.83
Std.
Deviation
6.254 10.836
Most Extreme
Differences
Absolute .253 .288
Positive .253 .288
Negative -.179 -.238
Test Statistic .253 .288
Asymp. Sig. (2-tailed) .032c .007c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
80
LAMPIRAN 15
UJI HIPOTESIS
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pretest
–
Posttest
-
15.083
6.230 1.798 -19.042 -11.125 -8.387 11 .000
81
LAMPIRAN 16
T-TABEL
82
LAMPIRAN 17
DOKUMENTASI
Gambar 1. Memberikan apersepsi sebelum memulsi pembelajaran
Gambar 2. Menjelaskan tata cara penulisan laporan
Gambar 3. Siswa saling berdiskusi tentang hal-hal yang mereka temui sewaktu
melakukan kunjungan
83
Gambar 4. siswa menulis laporan berdasarkan pengalaman
84
Gambar 5. Lembar kerja siswa (pretest)
Gambar 6. Lembar kerja siswa (posttest)
85
Gambar 7. Lembar kerja siswa (pretest)
Gambar 8. Lembar kerja siswa (posttest)
86
LAMPIRAN 18
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
87
LAMPIRAN 19
SURAT IZIN PENELITIAN
88
LAMPIRAN 20
89
LAMPIRAN 21
90
RIWAYAT HIDUP
MARYAM, Dilahirkan di Kabupaten Kolaka Utara tepatnya di
Desa Meeto Kecamatan Kodenya pada hari kamis tanggal 25 Juli
1998. Anak keenam dari sepuluh bersaudara pasangan dari Abd.
Hakim dan St. Hasnah . Peneliti menyelesaikan pendidikan di
Sekolah Dasar di SD Inpres Langkowa Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa pada tahun 2010. Pada tahun itu juga peneliti
melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tombolo Pao dan tamat
pada tahun 2013 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di MA
Muhammadiyah Datarang kecamatan Tombolo Pao pada tahun 2013 dan selesai
pada tahun 2016. Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi negeri, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM) Fakultas
Ilmu Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).