PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA
DENGAN FEE AUDIT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh :
ANNISA AYU FITRIA
NIM. 109082000123
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Annisa Ayu Fitria
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 17 April 1991
3. Alamat : Vila Nusa Indah Jl. Anggrek Blok J1 No.20,
Bojong Kulur, Kec. Gunung Putri, Kab. Bogor.
4. Telepon : 085695387393
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Bentara Indonesia I 1995-1997
2. SDN 06 Pagi Cipinang Muara 1997-2000
3. SD Islam Ar-Rahman 2000-2003
4. SMPN 9 Bekasi 2003-2006
5. SMAN 2 Bekasi 2006-2009
6. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah 2009-2013
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Divisi Sosial dan Agama BEM Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah, periode 2010-2011.
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi
Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.
2. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
3. Training of Accounting Software and Talkshow (TOAST) bersama
Zahir dan IAI oleh STAN, 10 April 2011.
vii
4. Seminar Audit National Acccounting Challenge oleh STAN,
“Implikasi Penerapan UU No.5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik
Terhadap Perkembangan Profesi Akuntan Publik”, 6 Desember 2012.
V. KEPANITIAAN
1. Program Pengenalan Studi Almamater (PROPESA) oleh BEMJ
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah, sebagai divisi acara, Agustus
2010.
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Budiadi, SH.
2. Tempat tanggal Lahir : Yogyakarta, 21 November 1956
3. Ibu : Meta Riana
4. Tempat tanggal Lahir : Rantau Panjang, 6 Juni 1968
5. Alamat : Vila Nusa Indah Jl. Anggrek Blok J1 No.20,
Bojong Kulur, Kec. Gunung Putri, Kab. Bogor.
6. Telepon : (021) 82416104
7. Anak ke : 1 dari 3 bersaudara
viii
ABSTRACT
The Effect of Audit Quality on Earning Management with Audit Fees as
Intervening Variable
This research purposes to examine the effect of audit quality on earnings
management by audit fee as an intervening variable. This research used sample of
manufacturing industry which is listed in Indonesian Stock Exchange during
2009-2011 period. The number of manufacturing industries that were became in
this study were 67 companies with 3 years observation. Based on method
purposive sampling, research sample total is 201 financial statements. Hypothesis in
this research are tested by multiple regression.
Result of this research indicates that audit quality influences positive
significantly on audit fees with the coefficient of determination for 30,0%. Audit
fees influences positive significantly on earning management with the coefficient
of determination for 39,6%. So audit quality influences positive significantly on
earning management through audit fees as intervening variable with the total
coefficient of determination for 57,7%.
Keywords: audit quality, audit fees, and earning management.
ix
ABSTRAK
Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit
sebagai Variabel Intervening
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit terhadap
manajemen laba dengan fee audit sebagai variabel intervening. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2009-2011. Jumlah perusahaan manufaktur yang
dijadikan sampel penelitian ini adalah 67 perusahaan dengan pengamatan selama
3 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah
201 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
teknik regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap fee audit dengan hasil koefisien determinasi sebesar 30,0%.
Fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba dengan
hasil koefisien determinasi sebesar 39,6%. Sehingga kualitas audit berpengaruh
terhadap manajemen laba melalui fee audit sebagai variabel intervening dengan
hasil koefisien determinasi total sebesar 57,7%.
Kata kunci : kualitas audit, fee audit, dan manajemen laba.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Penganugerah, yang telah
memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju
jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Ayahanda Budiadi dan Ibunda Meta Riana tercinta, yang selalu mencurahkan
perhatian, cinta dan kasih sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju
hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu membuat
bangga ayah dan ibunda.
2. Kedua adik tercinta, Adita dan Ananda, yang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. Terimakasih atas semua
kasih sayang.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Rini SE., Ak., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Yahya Hamja selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
xi
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang
Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang
skripsi.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Dhika Harmawan, terima kasih selama ini telah memberikan doa dan
dukungan penuh kepada penulis. Tetap berdoa kepada Allah SWT. dan selalu
berikhtiar secara maksimal.
10. Sahabat seperjuanganku, Silvia, Puspo, Zahra, Rizka, Laila, Galih, Hamdan,
Rachmat, dan Adi. Terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan
kepada penulis.
11. Keluarga besar Akuntansi C Angkatan 2009 (ACID). Terima kasih atas
dukungan, doa, semangat, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.
Semoga tali persahabatan tetap terjaga diantara kita.
12. Seluruh rekan akuntansi 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Mei 2013
Annisa Ayu Fitria
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................. viii
Abstrak ................................................................................................................ ix
Kata Pengantar .................................................................................................. x
Daftar Isi ........................................................................................................... xii
Daftar Tabel ...................................................................................................... xv
Daftar Gambar ................................................................................................ xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8
1. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ............... 11
1. Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................... 11
2. Manajemen Laba ...................................................................... 13
3. Kualitas Audit ........................................................................ 16
4. Fee Audit ................................................................................ 18
B. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 20
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 25
D. Hipotesis ...................................................................................... 26
1. Kualitas Audit dan Fee Audit ................................................. 26
xiii
2. Fee Audit dan Manajemen Laba .................................................. 26
3. Kualitas Audit dan Manajemen Laba ........................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 29
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 29
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 29
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 30
D. Metode Analisis Data ................................................................... 31
1. Statistik Deskriptif .................................................................. 31
2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 31
3. Uji Hipotesis .............................................................................. 34
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................ 39
1. Kualitas Audit (Variabel Independen) .................................... 39
2. Fee Audit (Variabel Intervening) ............................................ 39
3. Manajemen Laba (Variabel Dependen) .................................... 40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 44
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 44
1. Deskripsi Objek Penelitian ...................................................... 44
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................... 45
B. Analisis dan Pembahasan ............................................................ 48
1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 48
2. Hasil Uji Asumsi Klasik.......................................................... 49
a. Hasil Uji Normalitas ............................................................ 49
b. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................... 50
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................ 51
d. Hasil Uji Autokorelasi ......................................................... 52
3. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 53
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................... 53
b. Hasil Uji Statistik F (F- test) ............................................... 56
c. Hasil Uji Statistik t (t- test) .................................................. 57
4. Interpretasi ............................................................................... 61
a. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Fee Audit ..................... 61
xiv
b. Pengaruh Fee Audit Terhadap Manajemen Laba ......................... 62
c. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Melalui Fee
Audit Sebagai Variabel Intervening ............................................. 62
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 65
A. Kesimpulan.................................................................................. 65
B. Implikasi ...................................................................................... 65
C. Saran ............................................................................................. 66
Daftar Pustaka .................................................................................................... 68
Lampiran ............................................................................................................ 72
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................ 21
3.1. Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ............................................... 42
4.1. Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria .................................................. 45
4.2. Sampel Penelitian ....................................................................................... 46
4.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha ............................................. 47
4.4. Analisis Statistik Deskriptif Tahun 2009-2011 .......................................... 48
4.5. Hasil Uji K-S .............................................................................................. 49
4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 51
4.7. Hasil Uji Autokorelasi................................................................................ 53
4.8. Hasil Uji Koefisien Determinasi I .............................................................. 54
4.9. Hasil Uji Koefisien Determinasi II ............................................................ 55
4.10. Hasil Uji F Persamaan I ............................................................................. 56
4.11. Hasil Uji F Persamaan II ............................................................................ 57
4.12. Hasil Regresi I ............................................................................................ 58
4.13. Hasil Regresi II .......................................................................................... 59
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1. Skema Kerangka Pemikiran ....................................................................... 25
4.1. Hasil Uji Normal Probability Plot ............................................................. 50
4.2. Grafik Scatterplot ...................................................................................... 52
4.3. Hasil Analisis Jalur .................................................................................... 61
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Data sampel .................................................................................................... 73
2. Hasil Output SPSS ......................................................................................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan publik memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan
keuangan berkala yaitu laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan
tengah tahunan. Laporan keuangan tahunan disampaikan kepada Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan wajib diumumkan kepada publik.
Pengumuman ini harus disertai dengan opini dari akuntan publik yang
mengaudit laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan diperlukan oleh
berbagai pihak eksternal, seperti investor maupun kreditor untuk
pengambilan keputusan terhadap investasi yang akan dilakukannya di
masa mendatang.
Namun pada kenyataannya laporan keuangan sering disalahgunakan
dalam praktik manajemen laba. Pihak manajemen melakukan rekayasa
laporan keuangan sehingga memberikan informasi yang menyesatkan bagi
pengambil keputusan. Pada dasarnya manajemen laba tidak begitu saja
menyalahi prinsip akuntansi yang berlaku umum. Manajemen laba terjadi
karena adanya fleksibilitas standar akuntansi keuangan untuk
menggunakan asumsi, penilaian, serta pemilihan metode perhitungan
dalam penyusunan laporan keuangan yang memungkinkan manajemen
discretion dalam akuntansi akrual.
2
Manajer perusahaan atau pembuat laporan keuangan melakukan
manajemen laba untuk kepentingan pribadi maupun organisasi. Perilaku
manajemen laba juga terjadi karena adanya asimetri informasi
(information asymmetry) yang tinggi antara manajemen dengan pihak lain
yang tidak mempunyai sumber dan dorongan atau akses yang memadai
terhadap informasi untuk memonitor tindakan manajer (Richardson, 1998).
Hal inilah yang membuat perusahaan memerlukan jasa seorang
akuntan publik (selanjutnya disebut sebagai auditor). Seorang auditor
memberikan jasa audit atas laporan keuangan klien untuk memberikan
jaminan kepada pemakai laporan keuangan bahwa laporan keuangan
tersebut telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan sehingga
laporan keuangan tersebut bisa diandalkan dalam pengambilan keputusan.
Para pengambil keputusan tentu saja mengharapkan hasil audit yang
terbaik sehingga mampu membuat mereka yakin atas keputusan yang
harus mereka ambil. Jasa audit merupakan alat monitoring terhadap
kemungkinan timbulnya konflik kepentingan antara pemilik dengan
manajer dan antara pemegang saham dengan jumlah kepemilikan yang
berbeda serta dapat mengurangi asimetris informasi antara manajer dengan
stakeholder perusahaan dengan memperbolehkan pihak luar untuk
memeriksa validitas laporan keuangan (Jensen dan Meckling, 1976).
Beberapa kasus skandal akuntansi yang menimpa dunia akuntan
publik dalam dekade terakhir telah mencoreng citra dan kepercayaan
3
publik terhadap integritas auditor. Kasus Enron dan kasus Worldcom di
Amerika dan kasus-kasus audit lainnya membuat kredibilitas auditor
semakin dipertanyakan. Kasus Enron di Amerika melibatkan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen. Pada kasus Enron tersebut terjadi
manipulasi laporan keuangan. Pada laporan keuangan dilaporkan
perusahaan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal sebenarnya
perusahaan mengalami kerugian. Berdasarkan hasil pemeriksaan
ditemukan ternyata terdapat beberapa pejabat, manajer dan sebagian besar
staf akuntansi Enron adalah mantan auditor di KAP Andersen. Setelah
kasus ini diungkap dan dilakukan penyelidikan, akhirnya KAP Andersen
dinyatakan bersalah karena melakukan hambatan terhadap proses
pengadilan melalui penghancuran dokumen-dokumen yang terkait dengan
audit yang mereka lakukan (Hutabarat, 2012).
Di Indonesia juga terjadi beberapa kasus manajemen laba seperti
kasus yang menimpa PT. Kimia Farma dan PT. Kereta Api Indonesia
(KAI). PT. Kimia Farma melakukan penggelembungan (overstated) laba
perusahaan dalam laporan keuangan 2001 (Tempo (2002) dalam Rani dan
Syafruddin, 2011). Kasus ini juga mengakibatkan penjatuhan sanksi
kepada auditor PT. Kimia Farma karena atas risiko audit yang tidak
berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba tersebut, meskipun
telah melakukan prosedur audit sesuai SPAP (Bapepam (2002) dalam Rani
dan Syafruddin, 2011).
4
Untuk kasus PT. KAI pada tahun 2005, diumumkan bahwa PT. KAI
mendapat keuntungan sebesar Rp 6,90 miliar. Padahal sebenarnya
mengalami kerugian sebesar Rp 63 miliar. Hal ini mengakibatkan Menteri
Keuangan terhitung sejak tanggal 6 Juli 2007 membekukan izin Akuntan
Publik (AP) Drs. Salam Mannan, pemimpin rekan pada KAP S. Mannan,
Sofwan, Adnan dan Rekan selama sepuluh bulan melalui Keputusan
Menkeu No. 500/KM.1/2007. Sanksi itu diberikan karena Salam Mannan
melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik dan
Kode Etik dalam kasus audit umum atas laporan keuangan PT Kereta Api
(Persero) Tahun 2005 (Tempo, 2007).
Kasus yang dialami Enron, PT. Kimia Farma, dan PT. KAI
memberikan indikasi penurunan kualitas audit. Kasus skandal keuangan
ini membuat masyarakat ragu atas integritas dan kredibilitas para auditor
dalam meminimalkan besarnya praktik manajemen laba. Wajar jika saat
ini kualitas audit menjadi suatu topik yang hangat dibicarakan serta
mendapat perhatian khusus dari para akuntan, pemerintah, masyarakat, dan
seluruh pengguna laporan keuangan.
Selama ini kualitas audit kebanyakan dikaitkan dengan KAP yang
ditugaskan melakukan audit. KAP dibagi menjadi KAP yang termasuk
dalam big four dan non big four. Umumnya, masyarakat menilai bahwa
KAP yang termasuk dalam big four memiliki kualitas audit yang lebih
baik dibandingkan KAP non big four.
5
Namun demikian, kasus skandal keuangan yang terjadi memberikan
bukti bahwa tidak selamanya perhitungan kualitas audit dengan
pengklasifikasian antara big four auditor dengan non big four auditor
memberikan ukuran timbulnya manipulasi laporan keuangan (Meutia,
2004). Penelitian yang dilakukan oleh Yamaguchi et al. (2013), Luhgiatno
(2010) dan Angelia (2012) memberikan hasil bahwa kualitas audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan Maya Indriastuti
(2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan BIG4 lebih kompeten dan
profesional dibanding auditor non BIG4 sehingga ia memiliki pengetahuan
lebih banyak tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan
maupun melakukan tindakan manajemen laba.
Dalam pelaksanaan audit, auditor menerima fee audit sebagai imbalan
atas jasa profesional yang mereka berikan kepada perusahaan. Fee audit
dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya (upah) yang dibebankan oleh
auditor untuk proses audit yang dilakukan untuk suatu perusahaan (klien),
penentuan fee audit didasarkan pada kontrak antara auditor dan klien
sesuai dengan waktu yang dihabiskan untuk proses audit, pelayanan yang
dibutuhkan, dan jumlah staf yang dibutuhkan untuk proses audit (Walid
El-Gammal, 2012).
Fee audit bisa menjadi suatu permasalahan yang dilematis karena
auditor mendapat fee dari perusahaan (klien) yang diaudit. Auditor harus
6
mempertahankan independensi ketika memberikan opini, tetapi di sisi lain
auditor juga menerima imbalan dari perusahaan (klien) atas pekerjaan
yang dilakukannya. Sehebat apapun kemampuan teknikal auditor akan
sangat tergantung dari variabel eksternal lainnya yang mendasari
pengambilan keputusan auditor dalam pemberian opini. (Hartadi, 2009).
Walid El-Gammal (2012) menyatakan bahwa kualitas audit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit. Perusahaan akan
membayar fee audit yang lebih untuk KAP yang berafiliasi dengan KAP
BIG4 internasional karena brand KAP BIG4 dan kualitas lebih tinggi yang
mampu disediakan oleh KAP BIG4.
Fee audit ternyata juga berpengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Ling Zhou et al. (2004) membuktikan
bahwa fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen
laba. Fee audit meningkatkan akrual abnormal yang konsisten dengan teori
perilaku dari pengaruh sadar atau bias dalam hubungan auditor- klien. Hal
ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Nini dan Estralita Trisnawati
(2009). Penelitian mereka membuktikan bahwa imbalan atau fee audit
tidak memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba. Menurutnya,
independensi auditor pada KAP BIG4 sangat tinggi sehingga fee audit
tidak akan mempengaruhi auditor dalam membatasi praktik manajemen
laba.
7
Beberapa penelitian di atas membuktikan bahwa kualitas audit
berpengaruh terhadap fee audit dan fee audit berpengaruh terhadap
manajemen laba. Hal inilah yang membuat pertanyaan apakah mungkin fee
audit mampu mempengaruhi hubungan antara kualitas audit dengan
manajemen laba.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Johanna Miettinen (2008) yang berjudul “The Effect of Audit Quality on
the Relationship between Audit Committee Effectiveness and Financial
Reporting Quality”. Penelitian yang dilakukan oleh Johanna Miettinen
(2008) menggunakan frekuensi pertemuan komite audit, ukuran komite
audit, dan rasio keahlian komite audit sebagai variabel independen,
discretionary accruals sebagai variabel dependen, dan fee audit sebagai
variabel intervening. Dalam penelitiannya, Johanna Miettinen (2008)
menemukan hasil bahwa fee audit berhasil memediasi pengaruh frekuensi
pertemuan komite audit dengan discretionary accruals. Berbeda dengan
penelitian Johanna Miettinen (2008), penelitian ini menggunakan kualitas
audit sebagai variabel independen, manajemen laba sebagai variabel
dependen, dan fee audit sebagai variabel intervening.
Berdasarkan latar belakang ini, peneliti ingin melakukan penelitian
tentang kualitas audit, fee audit, dan manajemen laba yang terjadi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Judul penelitian yang diambil adalah Pengaruh Kualitas Audit
8
Terhadap Manajemen Laba Dengan Fee Audit Sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap fee audit?
2. Apakah fee audit berpengaruh terhadap manajemen laba?
3. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba melalui
fee audit sebagai variabel intervening?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian perlu ditentukan terlebih
dahulu tujuan penelitian. Penelitian ini meneliti tentang kualitas audit,
fee audit, dan manajemen laba. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah menemukan bukti empiris mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaruh kualitas audit terhadap fee audit.
b. Pengaruh fee audit terhadap manajemen laba.
9
c. Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba yang dilakukan
perusahaan dengan memperhatikan fee audit sebagai variabel
intervening.
2. Manfaat Penelitian
Di dalam setiap penelitian diharapkan memiliki berbagai manfaat
yang ditujukan kepada pihak-pihak tertentu. Adapun penelitian ini
diharapkan dapat berguna untuk:
a. Ilmu pengetahuan dan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi berupa bukti empiris mengenai kualitas
audit dan fee audit yang mempengaruhi manajemen laba.
b. Auditor, hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan acuan auditor
untuk terus meningkatkan kualitas audit sehingga mampu
memberikan hasil yang terbaik bagi para pengguna laporan
keuangan.
c. Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemahaman agar para manajer tidak melakukan praktik manajemen
laba.
d. Pihak eksternal, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
oleh para investor, pemegang saham, dan kreditor sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan.
10
e. Pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan tambahan
pengetahuan dan menyediakan informasi terkait kualitas audit dan
fee audit dalam hubungannya dengan manajemen laba.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori Keagenan menjelaskan adanya kontrak antara agen
(manajemen) dan principal (pemegang saham) yang mana agen
menerima mandat untuk mengelola perusahaan dari principal (Jensen
dan Meckling, 1976). Dalam teori ini diasumsikan bahwa
dimungkinkan manajemen akan berperilaku oportunistik untuk
memaksimumkan kepentingannya sendiri dengan melakukan
manajemen laba. Tindakan manajerial ini dapat menyesatkan dan
dapat menyebabkan pihak outsider membuat keputusan ekonomi yang
salah.
Manajemen sebagai agen mempunyai tanggung jawab dalam
operasional perusahaan sehari-hari dalam hal pengambilan keputusan
berdasarkan informasi yang diperoleh manajemen. Dengan demikian,
agen lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik.
Ketimpangan informasi ini biasa disebut sebagai asimetri informasi.
Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara
12
prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang
tidak sebenarnya kepada prinsipal (Pamudji dan Trihartati, 2010).
Adanya asimetri informasi ini menimbulkan dua permasalahan
yang disebabkan oleh kesulitan prinsipal untuk memonitor dan
melakukan pengendalian terhadap tindakan-tindakan agen. Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut adalah:
a. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam
kontrak kerja.
b. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak
dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen
benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya,
atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Eisenhardt (1989) dalam Rani dan Syafruddin (2011) menyatakan
bahwa masalah keagenan muncul ketika, yang pertama, tujuan dari
principal dan agen bertentangan dan adanya kesulitan bagi principal
untuk menverifikasi apa yang sebenarnya dilakukan oleh agen. Kedua,
adalah permasalahan pembagian risiko yang mungkin muncul ketika
principal dan agen memiliki perilaku berbeda terhadap risiko.
Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara
principal (pemegang saham) dan agen (manajemen) sebagaimana
dijelaskan dalam teori keagenan memungkinkan terjadinya praktik
13
manajemen laba. Agen akan memiliki informasi yang lebih banyak
dari pada principal. Hal ini dapat mendorong agen untuk menyajikan
informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika
informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Salah
satu bentuk tindakan agen tersebut adalah yang disebut sebagai
manajemen laba.
2. Manajemen Laba
Standar akuntansi memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat
menjadikan laporan keuangan menjadi kurang andal (reliable).
Keterbatasan tersebut diantaranya adalah fleksibilitas penerapan
metode akuntansi yang menyebabkan peluang bagi manajemen untuk
melibatkan subjektifitas dalam menyusun metode akuntansi yang
dipilih dan penentuan waktu untuk pengeluaran-pengeluaran yang
bersifat discretionary dapat dipergunakan oleh manajemen untuk
mempengaruhi laba, yaitu dengan mempercepat atau menunda
pengeluaran-pengeluaran tersebut dan menggesernya pada periode
yang lain.
Keterbatasan laporan keuangan inilah yang menyebabkan
terjadinya aktivitas manajemen laba (earnings management) oleh
pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan.
Secara umum, manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer
perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-
14
informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui
stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan
(Sulistyanto, 2008).
Yamaguchi et al. (2013) mendefinisikan manajemen laba sebagai
suatu pilihan yang dilakukan oleh manajer atas kebijakan akuntansi,
atau tindakan nyata yang mempengaruhi laba sehingga mencapai
tujuan pelaporan yang spesifik. Nini dan Estralita Trisnawati (2009)
mengatakan bahwa manajemen laba adalah penggunaan pertimbangan
manajemen dalam pemilihan kebijakan akuntansi perusahaan untuk
pelaporan keuangan dalam batasan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya maupun nilai
perusahaan. Sedangkan manajemen laba menurut Nur Azlina (2010)
yaitu menentukan laba sedemikian rupa dengan mempermainkan pos-
pos pendapatan dan biaya dalam laporan laba-rugi baik melalui
pemanfaatan pemilihan alternatif metode maupun melalui operasi.
Menurut Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001), definisi
manajemen laba dibagi dalam dua definisi, yaitu:
a. Definisi sempit
Dalam definisi sempit, manajemen laba hanya berkaitan
dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba
didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain” dengan
15
komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya
earning.
b. Definisi luas
Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk
meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas
suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa
mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis
jangka panjang unit tersebut.
Manajemen laba dapat dilakukan melalui mekanisme-mekanisme
tertentu. Menurut Wild et al. (2007) dalam Nini dan Estralita
Trisnawati (2009), mekanisme dilakukannya manajemen laba adalah
sebagai berikut:
a. Income Shifting
Income Shifting adalah proses pengelolaan laba dengan
memindahkan income dari satu periode ke periode lain. Income
Shifting dilakukan dengan mempercepat atau menunda pengakuan
pendapatan atau beban. Contohnya menunda pengakuan beban
dengan cara mengkapitalisasikannya, mengalihkan beban ke
periode berikutnya dengan mengadopsi metode akuntansi tertentu
dan lain sebagainya.
16
b. Classificatory Earnings Management
Manajemen laba juga dapat dilakukan dengan cara
mengklasifikasikan pendapatan dan beban di bagian tertentu
dalam laporan laba rugi. Bentuk paling umum dari classificatory
earnings management yaitu memindahkan beban ke urutan
bawah, biasanya bersama dengan unusual and nonrecuring item,
agar kurang diperhatikan.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai manajemen laba, dapat
disimpulkan bahwa manajemen laba merupakan cermin perilaku
oportunis seorang manajer dengan cara melakukan mekanisme-
mekanisme tertentu yang mengakibatkan informasi menjadi tidak
berkualitas. Hal ini yang selanjutnya menjadi perhatian bagi pihak
yang berkepentingan.
3. Kualitas Audit
Auditor yang berkualitas adalah auditor yang bisa memberikan
informasi yang akurat. Informasi yang akurat adalah informasi yang
bisa dengan tepat menunjukkan nilai perusahaan. DeAngelo (1981)
mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang
auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu
pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk
menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP
17
yang kecil. KAP yang besar jika tidak memberikan kualitas audit yang
tinggi akan kehilangan reputasinya, dan jika ini terjadi maka dia akan
mengalami kerugian yang lebih besar dengan kehilangan kepercayaan
klien.
Auditor yang berkualitas harus memberikan informasi yang tepat,
tidak hanya mengenakan fee yang lebih tinggi agar pilihan itu benar-
benar mencerminkan informasi yang ada pada perusahaan. DeAngelo
(1981) menggunakan reputasi auditor sebagai proksi kualitas audit.
Dia beranggapan bahwa auditor yang berkualitas tersebut
berhubungan dengan ukuran kantor akuntan.
Beberapa penelitian di Amerika dan Australia menyebutkan
bahwa adanya hubungan antara kualitas audit dengan ukuran KAP.
Hubungan tersebut terjadi dalam kaitannya dengan reputasi KAP
tersebut. Lennox (1999), menyatakan bahwa perusahaan audit yang
besar lebih mampu menangkap sinyal akan penyelewengan keuangan
yang terjadi dan mengungkapkannya dalam pendapat audit mereka.
Di Indonesia, beberapa penelitian lainnya juga menggunakan
ukuran kantor akuntan publik sebagai proksi kualitas audit seperti
penelitian yang dilakukan oleh Nuraini dan Sumarno Zain (2007).
Mereka mengasumsikan bahwa auditor KAP BIG4 memiliki kualitas
audit relatif lebih baik dibandingkan dengan auditor KAP non BIG4.
18
Berikut ini adalah daftar KAP yang termasuk ke dalam kelompok Big
Four di Indonesia:
a. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan yang berafiliasi dengan
Deloitte.
b. KAP Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan yang berafiliasi dengan
Price Waterhouse Coopers (PWC).
c. KAP Purwanto, Suherman, Surja yang berafiliasi dengan Ernst &
Young (EY).
d. KAP Siddharta dan Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG.
4. Fee Audit
Pada tahun 2008 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
menerbitkan Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang
Kebijakan Penentuan Fee Audit yang digunakan sebagai panduan bagi
profesi Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik dalam
menetapkan fee audit. Dalam bagian Lampiran 1 dijelaskan bahwa
panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh anggota IAPI
yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan
besaran imbalan yang wajar atas jasa profesional yang diberikannya.
Fee audit merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi karena
tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti, ukuran
perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang dihadapi auitor, risiko
19
audit yang dihadapi auditor dari klien, serta nama KAP yang
melakukan jasa audit (DeAngelo, 1981).
Di Indonesia besarnya fee audit masih menjadi perbincangan yang
cukup panjang, mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor- faktor yang mempengaruhi besar kecilnya fee audit yaitu besar
kecilnya klien, lokasi kantor akuntan publik dan ukuran kantor
akuntan publik. Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No.KEP.024/IAPI/VII/2008, dalam
menetapkan imbalan jasa atau fee audit, akuntan publik harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kebutuhan klien.
b. Tugas dan tanggung jawab menurut hukum (statutory duties).
c. Independensi.
d. Tingkat keahlian (levels of expertise) dan tanggung jawab yang
melekat pada pekerjaan yang dilakukan, serta tingkat
kompleksitas pekerjaan.
e. Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan
oleh akuntan publik dan stafnya untuk menyelesaikan pekerjaan.
f. Basis penetapan fee yang disepakati.
Fee audit yang ditawarkan oleh suatu KAP kepada perusahaan
dapat berbeda jumlah atau besarnya dengan audit fee yang ditawarkan
oleh KAP yang lain. Selama ini, penetapan audit fee dilakukan secara
20
subjektif oleh salah satu pihak atau dasar kekuatan tawar menawar
antara akuntan publik dengan klien dengan dipengaruhi oleh
persaingan sesama akuntan publik.
Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang
diberikan, auditor dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional
yang dipandang sesuai. Klien (perusahaan) cenderung
mengasosiasikan harga dengan tingkat kualitas jasa. Harga yang
mahal dipersepsikan mencerminkan kualitas yang tinggi dan
sebaliknya.
Hotaish et al. (2007) dalam Hartadi (2009) menemukan bukti
bahwa pada saat auditor bernegosiasi dengan manajemen mengenai
besaran tarif fee yang harus dibayarkan oleh pihak manajemen
terhadap hasil kerja laporan auditan, maka kemungkinan besar akan
terjadi konsesi resiprokal yang jelas akan mereduksi kualitas laporan
auditan. Tindakan ini jelas menjurus kepada tindakan yang
mengesampingkan profesionalisme, dimana konsesi resiprokal
tersebut akan mereduksi kepentingan penjagaan atas kualitas auditor.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu berisi tentang penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
21
yang akan dilakukan oleh peneliti kali ini. Adapun hasil penelitian
terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel. 2.1
Hasil penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Linda
Elizabeth
DeANGELO
(1981)
Auditor Size
and Audit
Quality
Auditor size
and
Audit quality.
Kualitas audit secara
langsung berhubungan
dengan ukuran dari
KAP.
2. Inten Meutia
(2004)
Pengaruh
Independensi
Auditor
Terhadap
Manajemen
Laba untuk
KAP Big 5 dan
Non Big 5
Kualitas
audit dan
manajemen
laba.
Terdapat hubungan
negatif antara kualitas
audit dengan absolute
discretionary accruals.
Perusahaan yang diaudit
oleh KAP Big 5
memiliki absolute
discretionary accruals
yang lebih rendah
dibandingkan dengan
perusahaan yang diaudit
oleh KAP Non Big 5.
3. Ling Zhou et
al. (2004)
The Joint
Determination
of Audit Fees,
Non-Audit Fees,
and Abnormal
Accruals.
Audit fees,
non- audit
fees,
abnormal
accruals.
Non- audit fees
menurunkan abnormal
accruals. Sedangkan fee
audit meningkatkan
abnormal accruals.
4. Nuraini A
dan
Sumarno
Zain (2007)
Analisis
pengaruh
kepemilikan
institusional dan
kualitas audit
terhadap
manajemen
Kepemilikan
institusional,
kualitas
audit,
manajemen
laba.
Kepemilikan
institusional
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
absolute discretionary
accrual.
Kualitas audit
22
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
laba. berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
absolute discretionary
accrual.
5. Dhaliwal, D.
S., C. A.
Gleason, S.
Heitzman,
and K. D.
Melendrez
(2008)
Auditor Fees
and Cost of
Debt
Non audit
fee, total
auditor fees,
kualitas
audit.
Fee audit secara
signifikan
mempengaruhi kualitas
audit.
6. Shammari et
al. (2008)
Determinants of
Audit Fees in
Kuwait
Ukuran
perusahaan,
resiko
perusahaan,
kompleksitas
perusahaan,
profitabilitas
perusahaan,
tipe industri,
ukuran KAP,
fee audit.
Ukuran dan
kompleksitas
perusahaan berpengaruh
positif terhadap fee
audit. Sedangkan
variabel lainnya tidak
berpengaruh signifikan
terhadap fee audit.
7. Bambang
Hartadi
(2009)
Pengaruh Fee
Audit, Rotasi
KAP, dan
Reputasi
Auditor
Terhadap
Kualitas Audit
di Bursa Efek
Indonesia
Fee audit,
rotasi KAP,
reputasi
auditor,
kualitas
audit.
Fee audit berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas audit, sementara
rotasi dan reputasi audit
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas audit.
8. Nini dan
Estralita
Trisnawati
(2009)
Pengaruh
Independensi
Auditor Pada
Kap Big Four
Terhadap
Manajemen
Laba Pada
Industri Bahan
Etika profesi,
Non audit
services,
audit fee
pada KAP
Big four,
praktik
manajemen
(1) Penerapan prinsip
etika profesi pada
auditor yang bekerja di
KAP Big four terbukti
memiliki pengaruh
terhadap praktik
manajemen laba ; (2)
Independensi auditor
pada KAP big four
23
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Dasar, Kimia
dan Industri
Barang
Konsumsi
laba. sangat tinggi, imbalan
atau audit fee tidak
akan mempengaruhi
auditor dalam
membatasi praktik
manajemen
laba;
(3) Semakin tinggi non
audit services yang
diberikan oleh auditor
pada KAP big four,
semakin kecil
kemungkinan praktik
manajemen laba.
9. Luhgiatno
(2010)
Analisis
Pengaruh
Kualitas Audit
terhadap
Manajemen
Laba Studi pada
Perusahaan
yang Melakukan
IPO di
Indonesia.
KAP BIG4,
KAP
spesialis
industri,
manajemen
laba.
KAP BIG4 dan KAP
spesialis industri sama-
sama tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap praktik
manajemen laba pada
perusahaan yang
melakukan IPO di
Indonesia.
10. Angelia
(2012)
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Kualitas Audit,
dan
Independensi
Auditor
terhadap
Manajemen
Laba pada
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia.
Ukuran
perusahaan,
leverage,
kualitas
audit,
independensi
auditor,
manajemen
laba.
Ukuran perusahaan,
kualitas audit, dan
independensi auditor
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba.
Sedangkan leverage
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen
laba.
24
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
11. Maya
Indriastuti
(2012)
Analisis
Kualitas Auditor
dan Corporate
Governance
terhadap
manajemen laba
Kualitas
auditor,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
proporsi
dewan
komisaris
independen.,
manajemen
laba.
Variabel kualitas
auditor, kepemilikan
manajerial, dan
kepemilikan
institusional masing-
masing berpengaruh
secara parsial terhadap
manajemen laba.
Sedangkan variabel
proporsi dewan
komisaris independen
tidak berpengaruh
secara signifikan.
12. Walid El-
Gammal
(2012)
Determinants of
Audit Fees:
Evidence from
Lebanon
Reputasi
KAP, KAP
BIG4,
kompleksitas
resiko klien,
fee audit.
Baik dari sudut pandang
auditor maupun klien
ditemukan bahwa
menjadi salah satu KAP
BIG4 menjadi faktor
yang paling penting
dalam mempengaruhi
besarnya fee audit.
13. Yamaguchi
et al. (2013)
Acrual Based
and Real
Earnings
Management:
An International
Comparison for
Investor
Protection
Accrual
based
earning
management,
real earning
management,
outside
investor
rights, legal
enforcement,
disclosure
regulations,
analyst
following.
Manajemen laba
berbasis akrual
terhambat, sedangkan
manajemen laba riil
diimplementasikan di
negara dengan
perlindungan investor
yang kuat. Kontrol
kualitas audit tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Sumber: data diolah
25
C. Kerangka Berpikir
Menurut Hamid (2012), kerangka pemikiran merupakan sintesa dari
serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada
dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam
memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang
ditetapkan. Gambar dibawah menunjukkan kerangka pemikiran yang
dibuat dalam model penelitian ini.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Adanya Skandal Akuntansi dan Pelanggaran yang Dilakukan
oleh Akuntan Publik
Basis Teori
Fee Audit Kualitas Audit Manajemen Laba
e2
e1
Metode Analisis:
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
26
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Gambar. 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Menurut Hamid (2012), hipotesis merupakan dugaan sementara atas
suatu hubungan, sebab akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis berperan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian
dan membantu peneliti membuat rancangan kesimpulan.
1. Kualitas Audit dan Fee Audit
Auditor yang mampu memberikan kualitas lebih baik seharusnya
menerima fee audit yang lebih tinggi. Penelitian Francis dan Simon
(1987) serta Walid El-Gammal (2012) membuktikan bahwa kualitas
audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit.
Berdasarkan hal di atas, diduga:
H0 = Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap fee audit.
Ha1 = Kualitas audit berpengaruh positif terhadap fee audit.
2. Fee Audit dan Manajemen Laba
Sehubungan dengan fee audit terhadap manajemen laba, auditor
yang mampu menerima fee audit yang tinggi cenderung tidak
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
27
independen dalam mendeteksi dan menolak penggunaan praktik
akuntansi perusahaan klien yang sifatnya meragukan. Hal ini
diakibatkan karena adanya teori perilaku bias antara hubungan auditor
dengan klien. Dengan begitu memungkinkan manajemen laba
meningkat saat fee audit yang diterima auditor lebih tinggi. Penelitian
Ling Zhou et al. (2004) menemukan bukti bahwa fee audit
meningkatkan akrual abnormal yang konsisten dengan teori perilaku
dari pengaruh sadar atau bias dalam hubungan auditor-klien.
Berdasarkan hal di atas, diduga:
H0 = Fee audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Ha2 = Fee audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
3. Kualitas Audit dan Manajemen Laba
Auditor yang mampu memberikan kualitas yang lebih baik
seharusnya menerima bayaran yang lebih tinggi sebagai imbalan.
Tetapi dalam kenyataannya justru fee audit yang lebih tinggi membuat
bias antara hubungan auditor dengan klien. Hal ini membuat auditor
cenderung tidak independen ketika mendeteksi manajemen laba.
Sehingga diduga:
H0 = Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
melalui fee audit.
28
Ha3 = Kualitas audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba
melalui fee audit.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel
atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
independen yaitu kualitas audit, terhadap variabel dependen yaitu
manajemen laba, dengan fee audit sebagai variabel intervening. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus
dalam penggunaan metode judgment sampling. Judgement sampling
merupakan tipe cara pengambilan sampel secara tidak acak yang
informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang
umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro
dan Supomo, 2002). Kriteria penarikan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
30
1. Perusahaan listed (terdaftar) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1
Januari 2009 sampai 31 Desember 2011 dan tidak delisting selama
periode penelitian.
2. Menerbitkan laporan keuangan auditan (audited financial statement)
untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember setiap
tahunnya secara berturut-turut dalam periode 2009-2011.
3. Mencantumkan professional fee dalam laporan keuangannya.
4. Mencantumkan nama KAP yang mengaudit laporan keuangannya.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh
oleh peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber
lain, baik lisan maupun tulisan. Data sekunder dikumpulkan dari website
dan sumber lainnya, lalu dilanjutkan dengan pencatatan, perekapan,
kemudian penghitungan. Untuk variabel independen (kualitas audit),
variabel dependen (manajemen laba), dan variabel intervening (fee audit)
data berupa laporan tahunan yang diperoleh dari BEI. Data penunjang
lainnya diperoleh dari situs resmi BEI (www.idx.co.id), database pasar
modal lab bursa FEB UIN Syarif Hidayatullah.
Pengunaan data sekunder dikarenakan alasan sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang sudah dipublish telah diaudit oleh akuntan
publik sehingga informasinya dapat dipercaya.
31
2. Kantor pusat perusahaan berada di berbagai tempat yang berbeda
sehingga apabila harus mengambil data langsung dari sumbernya
akan menyita banyak waktu dan materi.
3. Lebih mudah dan lebih murah dalam memperoleh data.
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2012).
Statistik deskriptif didasarkan pada data yang telah dikumpulkan
lalu dianalisis. Analisis ini digunakan untuk memberikan deskripsi
mengenai variabel-variabel penelitian (fee audit, kualitas audit, dan
manajemen laba) yang dapat dilihat dari jumlah data, maksimum,
minimum, angka rata-rata, kisaran, dan standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian akan dilakukan pada variabel fee audit dan
manajemen laba saja karena satu variabel lainnya (kualitas audit)
32
hanyalah variabel dikotomi yang jelas tidak akan mampu
membentuk distribusi normal.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel independen, variabel dependen atau keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali,
2012). Proses uji normalitas data dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Uji K-S dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya
dengan ketentuan:
1) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05; distribusi
adalah tidak normal.
2) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05; distribusi
adalah normal.
Selain uji K-S, normal tidaknya suatu data dapat dideteksi juga
lewat plot grafik histogram, hanya gambar grafik kadang-kadang
dapat menyesatkan karena kelihatan distribusinya normal tetapi
secara statistik sebenarnya tidak normal (Ghozali, 2012).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau
33
independen (Ghozali, 2012). Untuk menguji multikolinearitas,
maka dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan uji
Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan, yaitu:
1) Apabila memiliki nilai VIF (variance inflation factor) < 10;
2) Mempunyai angka Tolerance mendekati > 0,10; dan
3) Jika kedua kriteria di atas terpenuhi, maka bisa disimpulkan
bahwa variabel-variabel independen tidak memiliki masalah
multikolinearitas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen (Ghozali, 2012).
c. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik bersifat homokedastisitas dan tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2012).
Heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat plot antara
nilai taksiran dengan residual. Uji heterokedastisitas dalam
34
penelitian ini yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatter plot. Ketentuan :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan masalah
heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Gejala ini menimbulkan konsekuensi yaitu interval keyakinan
menjadi lebih lebar serta varians dan kesalahan standar akan
ditafsir terlalu rendah. Uji autokorelasi dilakukan dengan Run test
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.
3. Uji Hipotesis
Jika suatu variabel dependen bergantung pada lebih dari satu
variabel independen, hubungan antara kedua variabel disebut analisis
regresi berganda (multiple regression). Hasil pengujian tersebut akan
35
memberikan hasil dari penolakan atau penerimaan dari hipotesis
penelitian.
Penelitian ini menggunakan software SPSS 21 untuk memprediksi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
LNABSDTA = β1KA + β2LNFEE + e
Keterangan:
LNABSDTA : Manajemen laba
KA : Kualitas audit
LNFEE : Fee audit
β1, β2 : Koefisien masing-masing variabel
e : Error
Analisis regresi linier berganda dan analisis jalur digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini. Analisis jalur merupakan
perluasan dari analisis regresi berganda, atau dengan kata lain analisis
jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan
kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan teori. Persamaannya antara lain adalah sebagai berikut:
LNFEE = β1 KA + e1
36
LNABSDTA = β1 KA + β2 LNFEE + e2
Keterangan:
LNABSDTA : Manajemen laba
KA : Kualitas audit
LNFEE : Fee audit
β1, β2 : Koefisien masing-masing variabel
e1, e2 : Error
Untuk mengetahui kebenaran prediksi dari pengujian regresi yang
dilakukan, maka dilakukan pencarian nilai koefisien determinasi. Uji
F juga digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. Sedangkan pengujian untuk mendukung
hipotesis adalah dengan uji t yaitu seberapa jauh pengaruh variabel
dependen.
a. Uji Koefisien Determinasi
Untuk menguji seberapa jauh kemampuan model penelitian
dalam menerangkan variabel dependen, yaitu dengan menghitung
koefisien determinasi (R²). Semakin besar adjusted R² suatu
variabel independen, maka menunjukkan semakin dominan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
37
Nilai R² yang telah disesuaikan adalah antara nol dan sampai
dengan satu. Nilai R² yang mendekati satu berarti kemampuan
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen. Nilai R² yang kecil atau dibawah 0,5 berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sangat kecil. Menurut Gujarati (2003) dalam
Ghozali (2012) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R²
negatif, maka nilai adjusted R² dianggap bernilai nol.
b. Uji Statistik F (F-test)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimaksud dalam penelitian secara
simultan atau bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α=5%).
Ketentuan penolakan dan penerimaan hipotesis adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai signifikansi F > 0,05 atau Fhitung < Ftabel maka
Ho diterima dan menolak H1 (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh
variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
38
2) Jika nilai signifikansi F ≤ 0,05 atau Fhitung > Ftabel maka
Ho ditolak dan menerima H1 (koefisien regresi signifikan).
Ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
c. Uji Statistik t (t-test)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara parsial atau individual
dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α=5%).
Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka Ho diterima dan menolak
H1 (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa
secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai signifikansi t ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan menerima
H1 (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara
parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
39
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat- sifat atau nilai
dari seseorang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini, variabel yang digunakan adalah kualitas audit sebagai
variabel independen, fee audit sebagai variabel intervening, sedangkan
manajemen laba sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kualitas Audit (Variabel Independen)
Menurut Luhgiatno (2010) dan Aloysia (2003), kualitas audit
sebagai variabel dependen dalam penelitian diproksikan dengan
ukuran kantor akuntan publik yang diukur dengan menggunakan
variabel dummy yaitu nilai 0 untuk KAP non BIG4 dan nilai 1 untuk
KAP yang berafiliasi dengan KAP BIG4 internasional. Dengan
mengasumsikan bahwa auditor KAP BIG4 memiliki kualitas audit
relatif lebih baik dibandingkan dengan auditor KAP non BIG4.
2. Fee Audit (Variabel Intervening)
Variabel intervening yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fee audit. Data tentang fee audit akan diambil dari akun professional
fees yang terdapat dalam laporan keuangan dari perusahaan yang
40
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hartadi (2009).
3. Manajemen Laba (Variabel Dependen)
Sejauh ini hanya model berbasis agregate accrual yang diterima
secara umum sebagai model yang memberikan hasil paling kuat dalam
mendeteksi manajemen laba (Sulistyanto, 2008). Model empiris ini
sejalan dengan akuntansi berbasis akrual yang selama ini digunakan
dalam pencatatan transaksi. Model akuntansi akrual dapat
memunculkan komponen akun akrual yang mudah dipermainkan
nominalnya karena akun ini berasal dari transaksi-transaksi yang tidak
disertai penerimaan dan pengeluaran kas. Model agregat accrual
menggunakan semua komponen laporan keuangan untuk mendeteksi
rekayasa keuangan.
Model berbasis agregate accrual yang digunakan adalah Modified
Jones Models. Dechow et al. (1995) menemukan bahwa model ini
merupakan alat yang paling kuat untuk mendeteksi manajemen laba.
Sehingga manajemen laba sebagai variabel dependen dalam penelitian
ini diproksikan dengan discretionary accruals (DTA) model jones
dimodifikasi (modified jones model). Pengukuran variabel manajemen
laba menurut modified jones models dapat dilakukan dengan urutan
sebagai berikut (Sulistyanto, 2008):
41
a. Menghitung nilai total akrual (TAC) dengan model berikut:
TAC = NI – CF
Keterangan: TAC : Total accrual
NI : Net income after tax
CF : Net cash flow from operation
b. Menghitung nilai nondiscretionary accruals (NDA) dengan
terlebih dahulu melakukan regresi linear sederhana terhadap
model berikut:
Keterangan: TAC : Total accrual
TA : Total assets
PPE : Gross property, plant, and equipment
Dengan melakukan regresi terhadap ketiga variabel di atas maka
diperoleh koefisien dari variabel independen, yaitu b1, b2, b3 yang
akan dimasukkan dalam persamaan di bawah ini untuk
menghitung nilai nondiscretionary total accruals (NDTA).
42
Keterangan: NDA : Nondiscretionary accruals
TA : Total assets
TR : Trade receivables
PPE : Gross property, plant, and equipment
c. Menghitung nilai discretionary accruals (DTA) yang merupakan
selisih antara total akrual (TAC) dengan nondiscretionary
accruals (NDTA).
Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian
disajikan secara ringkas dalam tabel dibawah ini:
Tabel. 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
No. Jenis
Variabel
Variabel Indikator Skala
Pengukuran
1. Dependen Manajemen
Laba
Logaritma
natural dan
absolut dari
discretionary
accruals
modified jones
model.
Rasio
2. Independen Kualitas Audit Variabel
dummy, jika
perusahaan
menggunakan
KAP BIG4
maka diberi
nilai 1, jika
perusahaan
tidak
menggunakan
Nominal
43
No. Jenis
Variabel
Variabel Indikator Skala
Pengukuran
KAP BIG4
maka diberi
nilai 0.
3. Intervening Fee Audit Logaritma
natural dari
professional
fees.
Rasio
Sumber: data diolah
44
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2009-
2011. Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di BEI sebelum 1
Januari 2009 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari
BEI atau mengalami delisting.
Industri manufaktur dipilih karena memiliki jumlah perusahaan
yang listing paling banyak dibandingkan dengan industri lain. Selain
itu juga untuk menghindari adanya industrial effect, yaitu resiko
industri yang berbeda antara sektor industri yang satu dengan yang
lain. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh kualitas audit
terhadap manajemen laba dengan fee audit sebagai variabel intervening
pada industri manufaktur.
Tabel di bawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
45
Tabel. 4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
Jumlah perusahaan yang listing di BEI
tahun 2009-2011
128
Laporan keuangan tidak tersedia selama
tahun 2009-2011
(30)
Perusahaan tidak mencantumkan akun
professional fee pada laporan keuangan
(30)
Perusahaan tidak mencantumkan nama KAP
yang melakukan audit atas perusahaan
tersebut
(1)
Jumlah perusahaan sampel 67
Tahun pengamatan (tahun) 3
Jumlah sampel total selama periode
penelitian
201
Sumber: data diolah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011 berjumlah 128 perusahaan.
Dari 128 perusahaan manufaktur tersebut terdapat 30 perusahaan yang
laporan keuangannya tidak lengkap selama periode 2009-2011, 30
perusahaan yang tidak mencantumkan akun professional fees dalam
laporan keuangannya, dan 1 perusahaan yang tidak mencantumkan
nama KAP yang melakukan audit terhadap perusahaan tersebut.
Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel adalah
sebanyak 67 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan
sampel penelitian ini adalah sebanyak 201 pengamatan selama 3 tahun.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan metode purposive
sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
46
Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, seperti akun professional fees, KAP yang
melakukan audit atas perusahaan terkait, dan beberapa akun yang
diperlukan untuk menghitung discretionary accrual sebagai proksi
manajemen laba. Ringkasan sampel penelitian disajikan dalam tabel
berikut ini.
Tabel. 4.2
Sampel Penelitian
No. Jenis Usaha Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
1. Animal Feed 3 3 3
2. Automotive and
Components
8 8 8
3. Cable 1 1 1
4. Cement 3 3 3
5. Ceramics, Glass,
Porcelain
4 4 4
6. Chemicals 4 4 4
7. Cosmetics, household
goods
1 1 1
8. Electronics 1 1 1
9. Food and Beverages 7 7 7
10. Footwear 1 1 1
11. Metal and Allied
Products
8 8 8
12. Pharmaceuticals 7 7 7
13. Plastics and
Packaging
5 5 5
14. Pulp and Paper 3 3 3
15. Textile, Garment 8 8 8
16. Tobacco
Manufacturers
2 2 2
17. Wood Industries 1 1 1
Jumlah 67 67 67
Akumulasi 201
Sumber: data diolah
47
Pada Tabel. 4.3 dibawah ini dapat dilihat bahwa sampel yang
terpilih tersebar secara acak pada 17 sektor industri. Perusahaan yang
paling banyak berasal dari sektor automotive and components, metal
and allied products, serta textile and garment yaitu sebanyak 8
perusahaan atau sebesar 11,9%.
Tabel. 4.3
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha
No. Jenis Usaha Frekuensi Persentase
(%)
1. Animal Feed 3 4,5
2. Automotive and
Components
8 11,9
3. Cable 1 1,5
4. Cement 3 4,5
5. Ceramics, Glass,
Porcelain
4 5,9
6. Chemicals 4 5,9
7. Cosmetics, household
goods
1 1,5
8. Electronics 1 1,5
9. Food and Beverages 7 10,5
10. Footwear 1 1,5
11. Metal and Allied
Products
8 11,9
12. Pharmaceuticals 7 10,5
13. Plastics and
Packaging
5 7,5
14. Pulp and Paper 3 4,5
15. Textile, Garment 8 11,9
16. Tobacco
Manufacturers
2 3,0
17. Wood Industries 1 1,5
Jumlah 67 100,0
Sumber: data diolah
48
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan membandingkan
nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari sampel. Analisis
deskriptif dalam tabel. 4.4 merupakan analisis deskriptif untuk variabel
yang digunakan dalam penelitian ini (kualitas audit, fee audit, dan
manajemen laba).
Tabel. 4.4
Analisis Statistik Deskriptif Tahun 2009-2011
S
u
m
b
e
r
:
Sumber: output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.4, dari 67 perusahaan yang menjadi sampel,
nilai rata-rata variabel KA adalah 0,4428. Variabel KA merupakan
variabel dummy sehingga nilai minimum dan maksimumnya adalah 0
dan 1. Hal ini berarti bahwa nilai minimum mewakili perusahaan yang
tidak memakai jasa KAP BIG4 dan nilai maksimumnya mewakili
perusahaan yang memakai jasa KAP BIG4. Variabel LNFEE
memiliki nilai rata-rata 21,4976 dengan nilai minimum dan
maksimum 16,17 dan 27,89. Variabel LNABSDTA memiliki nilai
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
KA 201 .00 1.00 .4428 .49796
LNFEE 201 16.17 27.89 21.4976 1.85700
LNABSDTA 201 19.82 30.28 24.6573 1.95450
Valid N
(listwise)
201
49
rata-rata 24,6573 dengan nilai minimum dan maksimum 19,82 dan
30,28.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali,
2012). Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan
uji Klomogorov-Smirnov (K-S).
Tabel. 4.5
Hasil Uji Klomogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 201
Normal
Parameters
Mean .0000000
Std. Deviation 1.51124306
Most Extreme
Differences
Absolute .029
Positive .029
Negative -.024
Kolmogorov-Smirnov Z .410
Asymp. Sig. (2-tailed) .996
Sumber: output SPSS
Asymp. Sig (2-tailed) pada hasil uji Klomogorov-Smirnov
sebesar 0,996. Nilai tersebut diatas 0,05 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi
dapat digunakan untuk pengujian berikutnya. Selain uji
Klomogorov-Smirnov, normalitas dapat pula dideteksi dengan
50
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
atau biasa disebut dengan normal probability plot.
Gambar. 4.1
Hasil Uji Normal Probability Plot
Hasil uji normal probability plot mampu membentuk satu garis
lurus diagonal dan terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Hal ini konsisten dengan hasil uji Klomogorov-Smirnov.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji
multikolonieritas dilakukan dengan menggunakan uji nilai
tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Untuk
51
mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan cara
melihat nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF).
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikoliniearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10. Apabila tolerance value dibawah 0.10 atau nilai
VIF di atas 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji
multikolinearitas disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel. 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
KA .696 1.437
LNFEE .696 1.437
Sumber: output SPSS
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 atau
nilai tolerance > 0,10. Hasil VIF juga menunjukkan bahwa tidak
ada variabel bebas yang memiliki nilai lebih dari 10 atau VIF < 10.
Jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model
regresi ini.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
52
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau sama, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2012).
Gambar. 4.2.
Grafik Scatterplot
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa model regresi
tidak mengalami gangguan heterokedastisitas atau disebut
homokedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
53
(sebelumnya) (Ghozali, 2012). Dalam penelitian ini, uji
autokorelasi dilakukan dengan Run Test untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
Tabel. 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.03638
Cases < Test Value 100
Cases >= Test Value 101
Total Cases 201
Number of Runs 103
Z .212
Asymp. Sig. (2-tailed) .832
Sumber: output SPSS
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah
-0.03638 dengan probabilitas 0,832 signifikan pada 0,05. Karena
nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikansi yang telah
ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
tersebut terbebas dari masalah autokorelasi (tidak terjadi
autokorelasi)..
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
54
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas (Ghozali, 2012).
1) Koefisien Determinasi Persamaan I
Tabel. 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi I
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .551a .304 .300 1.55317
Sumber: output SPSS
Tabel di atas diketahui besarnya nilai R² sebesar 0,300. Hal
ini berarti 30,0% variasi fee audit yang dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen yaitu kualitas audit. Sedangkan
sisanya (100% - 30,0% = 70,0%) dijelaskan oleh sebab-sebab
lain di luar model, seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek
corporate governance, dan pertumbuhan penjualan.
1 = √ 2 = √ = √ = 0,837
55
2) Koefisien Determinasi Persamaan II
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi II
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .634a .402 .396 1.51886
Sumber: output SPSS
Uji R² didapatkan hasil sebesar 0,396 atau 39,6%. Hal ini
berarti 39,6% variasi manajemen laba yang dapat dijelaskan
oleh variasi variabel independen yaitu kualitas audit dan fee
audit. Sedangkan sisanya 60,4% (100% - 39,6%) dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi,
seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek corporate
governance, dan pertumbuhan penjualan.
e2 = √ 2 = √ = √ = 0,777
3) Koefisien Determinasi Total
R² = 1 – (e1)2 x (e2)
2
= 1 – 0,700 x 0,604
= 0,577
Berdasarkan perhitungan di atas, koefisien determinasi
total sebesar 0,577. Hal ini berarti bahwa variabel manajemen
laba mampu dijelaskan oleh variabel kualitas audit dengan
variabel fee audit sebagai variabel intervening sebesar 57,7%.
56
Sedangkan sisanya sebesar 42,3% dijelaskan oleh variabel lain
di luar model, seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek
corporate governance, dan pertumbuhan penjualan.
b. Hasil Uji Statistik F (F-test)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/ terikat (Ghozali, 2012).
1) Uji F Persamaan I
Tabel. 4.10
Hasil Uji F Persamaan I
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 209.638 1 209.638 86.903 .000b
Residual 480.053 199 2.412
Total 689.692 200
Sumber: output SPSS
Uji anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar
86,903 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh variabel kualitas audit
terhadap variabel fee audit.
57
2) Uji F Persamaan II
Uji signifikansi simultan (Uji F) bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel kualitas audit dan fee audit
berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba.
Berdasarkan tabel 4.11, uji anova atau F test menghasilkan
nilai F hitung sebesar 66,591 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Karena signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka secara simultan
ada pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel. 4.11
Hasil Uji F Persamaan II
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 307.241 2 153.621 66.591 .000b
Residual 456.771 198 2.307
Total 764.012 200
Sumber: output SPSS
c. Hasil Uji Statistik t (t-test)
Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) digunakan
untuk melihat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap
variabel terikat. Untuk menginterpretasikan koefisien variabel
bebas (independen) dapat menggunakan unstandardized
coefficients maupun standardized coefficients. Penelitian ini
menggunakan standardized coefficients sehingga tidak ada
konstantanya. Keuntungan dengan menggunakan standardized beta
58
adalah mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel
independen (Ghozali, 2012).
1) Persamaan I
Berdasarkan tabel di bawah ini, nilai t hitung 9,322 dan
sig. 0,000. Nilai t hitung bertanda positif dan nilai signifikansi
< 0,05, maka variabel kualitas audit berpengaruh terhadap fee
audit. Standardize coefficient KA sebesar 0,551 sehingga
hipotesis pertama yang mengatakan bahwa kualitas audit
berpengaruh positif terhadap fee audit diterima. Kesimpulan uji
persamaan pertama bahwa Ha1: Kualitas Audit berpengaruh
positif terhadap Fee Audit dinyatakan diterima.
Tabel. 4.12
Hasil Regresi I
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.587 .147 140.278 .000
KA 2.056 .221 .551 9.322 .000
Sumber: output SPSS
2) Persamaan II
Uji persamaan kedua adalah analisis regresi berganda
melihat pengaruh variabel kualitas audit dan fee audit terhadap
manajemen laba. Persamaan II digunakan untuk menguji
hipotesis II dan III.
59
Dari tabel 4.13 didapatkan hasil nilai t hitung LNFEE
senilai 8,664 dengan signifikansi 0,000 (<0,05), yang artinya
ada pengaruh variabel fee audit terhadap manajemen laba.
Standardized coefficient LNFEE sebesar 0,571 (positif)
sehingga dapat disimpulkan LNFEE berpengaruh postif
terhadap manajemen laba. Sedangkan nilat t hitung kualitas
audit sebesar 1,583 dengan signifikansi 0,115 (>0,05) berarti
tidak ada pengaruh langsung variabel kualitas audit terhadap
manajemen laba.
Tabel. 4.13
Hasil Regresi II
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 11.564 1.434 8.062 .000
KA .409 .259 .104 1.583 .115
LNFEE .601 .069 .571 8.664 .000
Sumber: output SPSS
Untuk melihat pengaruh langsung atau tidak langsung
variabel kualitas audit terhadap manajemen laba dilihat dari
nilai standardized coefficient. Hasil output memberikan nilai
standardized beta KA pada persamaan I sebesar 0,551 dan
signifikan pada 0,000 yang berarti KA berpengaruh positif
60
terhadap LNFEE. Nilai standardized coefficient beta
merupakan nilai jalur p2.
Kemudian pada persamaan II nilai standardized coefficient
untuk KA 0,104 dengan signifikansi 0,115 artinya KA tidak
berpengaruh langsung terhadap LNFEE sedangkan nilai
standardized coeffficient LNFEE 0,571 dengan signifikansi
0,000 artinya LNFEE berpengaruh positif terhadap
LNABSDTA. Pengaruh tidak langsung KA terhadap
LNABSDTA = 0,551 x 0,571 = 0,315. Koefisien ini bernilai
positif sehingga antara KA dan LNABSDTA memiliki
hubungan tidak langsung. Nilai standardized beta KA 0,104
merupakan nilai jalur 1 (p1) dan nilai standardized beta
LNFEE 0,571 merupakan nilai jalur 3 (p3). Besarnya nilai e1 =
0,837 dan besarnya nilai e2 = 0,777.
Kesimpulan uji persamaan kedua bahwa:
Ha2: Fee audit berpengaruh positif terhadap
manajemen laba dinyatakan diterima.
Ha3: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap
manajemen laba melalui fee audit dinyatakan diterima.
61
0,551 0,571
Gambar. 4.3
Hasil Analisis Jalur
4. Interpretasi
a. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Fee Audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian Shammari et al. (2008) dalam
penelitiannya yang berjudul Determinants of Audit Fees in Kuwait
bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap fee audit.
Namun, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Walid El-Gammal (2012) bahwa kualitas audit berpengaruh positif
dan signifikan terhadap fee audit. Perusahaan akan membayar fee
audit yang lebih untuk KAP yang berafiliasi dengan KAP BIG4
internasional karena brand KAP BIG4 dan kualitas lebih tinggi
yang mampu disediakan oleh KAP BIG4. The big four adalah
perusahaan audit terbesar di dunia. Kekuatan keuangan dan
Fee Audit Kualitas Audit Manajemen Laba
e2
e1
62
keahlian yang mereka miliki mampu memberikan kualitas audit
yang lebih baik.
b. Pengaruh Fee Audit Terhadap Manajemen Laba
Penelitian ini memberikan hasil bahwa fee audit berpengaruh
positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ling Zhou
et al. (2004). Dalam penelitiannya, Ling Zhou et al. (2004)
menemukan bukti bahwa fee audit meningkatkan akrual abnormal
yang konsisten dengan teori perilaku dari pengaruh sadar atau bias
dalam hubungan auditor- klien.
Namun, hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian
Nini dan Estralita Trisnawati (2009). Penelitian mereka
membuktikan bahwa imbalan atau fee audit tidak memiliki
pengaruh terhadap praktik manajemen laba. Menurut Nini dan
Estralita Trisnawati (2009), independensi auditor pada KAP BIG4
sangat tinggi sehingga fee audit tidak akan mempengaruhi auditor
dalam membatasi praktik manajemen laba.
c. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Melalui Fee
Audit Sebagai Variabel Intervening
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit terhadap
manajemen laba memiliki hubungan tidak langsung. Namun
demikian, kualitas audit dan manajemen laba tidak memiliki
63
hubungan langsung karena pada uji parsial variabel KA terhadap
variabel LNABSDTA memiliki signifikansi 0,115 (diatas 0,05)
sehingga kualitas audit tidak berpengaruh langsung terhadap
manajemen laba, tetapi harus melalui fee audit. Hal ini disebabkan
karena perusahaan yang diaudit oleh KAP besar tidak terbukti
membatasi perilaku manajemen laba, hal ini disebabkan BIG4
lebih kompeten dan profesional dibanding auditor non BIG4
sehingga ia memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara
mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan maupun
melakukan tindakan manajemen laba (Indriastuti, 2012).
Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa kualitas
audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yaitu penelitian
Yamaguchi et al. (2013), Luhgiatno (2010) dan Angelia (2012).
Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat mempunyai
persepsi bahwa KAP berskala besar dapat menyediakan kualitas
audit yang tinggi. Persepsi masyarakat tersebut kurang tepat,
karena pada kenyataannya perusahaan yang diaudit oleh KAP
BIG4 tidak terbukti mampu membatasi praktik manajemen laba
yang dilakukan perusahaan (Luhgiatno, 2010).
Adapun alasan yang dapat menjelaskan fenomena ini
berkaitan dengan subjektivitas auditor. Kualitas laporan keuangan
auditan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas auditor
64
secara individual. Kemungkinan terjadinya manajemen laba
semakin besar jika auditor secara individual memiliki kualitas
rendah sekalipun auditor tersebut berasal dari KAP BIG4. Alasan
ini didukung oleh terlibatnya KAP Arthur Andersen dalam kasus
Enron. Kasus tersebut mencerminkan bahwa digunakannya KAP
BIG4 dalam pengauditan laporan keuangan tidak menutup
kemungkinan terjadinya kecurangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Aloysia Yanti Ardiati (2003) yang membuktikan bahwa klien
KAP BIG5 melaporkan jumlah akrual diskresioner lebih tinggi
daripada klien KAP non BIG5. Menurut Aloysia Yanti Ardiati
(2003), audit laporan keuangan tidak bertujuan untuk mendeteksi
terjadinya manajemen laba, tetapi audit dilakukan untuk
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model analisis
regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh kualitas audit terhadap fee audit menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan, konsisten dengan hasil penelitian Walid El-
Gammal (2012).
2. Pengaruh fee audit terhadap manajemen laba menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan, konsisten dengan hasil penelitian Ling Zhou et al.
(2004).
3. Kualitas audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui fee
audit sebagai variabel intervening.
B. Implikasi
Kesimpulan diatas menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh positif
terhadap manajemen laba melalui fee audit. Oleh karena itu, hal ini perlu
menjadi perhatian bagi berbagai pihak, diantaranya:
1. Bagi auditor, diharapkan hasil penelitian ini mampu menjadi perhatian
khusus sehingga auditor dapat meningkatkan independensi dan kualitas
66
audit. Auditor harus meningkatkan integritasnya agar mereka mampu
membatasi praktik manajemen laba meskipun dibayar dengan fee audit
yang tinggi.
2. Bagi pihak eksternal seperti pemegang saham dan investor, sebaiknya
tidak begitu saja meyakini bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP
BIG4 mampu membatasi praktik manajemen laba. Pengawasan investor
juga harus ditingkatkan sehingga mampu meminimalisir praktik
manajemen laba.
C. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian mendatang, diharapkan dapat mempertimbangkan
penggunaan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi
penelitian dan diharapkan memperpanjang rentang waktu penelitian.
Ukuran sampel dalam penelitian ini dirasa masih terlalu sedikit karena
dibatasi hanya untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam
jangka waktu tiga tahun.
2. Pengukuran terhadap variabel fee audit pada penelitian selanjutnya
hendaknya lebih akurat, misalnya dengan melakukan penelitian langsung
kepada auditor dan klien.
67
3. Pengukuran terhadap variabel manajemen laba pada penelitian mendatang
hendaknya mempertimbangkan unsur manajemen laba riil, tidak hanya
terfokus pada manajemen laba berbasis akrual.
4. Untuk penelitian mendatang, diharapkan untuk menambah variabel
penelitian seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek corporate
governance, dan pertumbuhan penjualan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Angelia, Dwi Suci. “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Kualitas Audit
dan Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Fakultas
Ekonomi Universitas Riau. 2012.
Antle, Rick, Elizabeth Gordon, Ganapathi Narayanamoorthy, dan Ling Zhou.
“The Joint Determination of Audit Fees, Non- Audit Fees, and Abnormal
Accruals”. SSRN Journal. 2004.
Ardiati, Aloysia Yanti. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham
Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi”. Tesis. Universitas
Atma Jaya. Yogyakarta. 2003.
Azlina, Nur. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEI)”. Pekbis Jurnal, Vol.2, No.3. Riau. 2010.
DeAngelo, Linda Elizabeth. “Auditor Size and Audit Quality”. Journal of
Accounting and Economics. Pp. 183-199. 1981.
Dechow, Patricia, Richard G. Sloan, Amy P. Sweeney. “Detecting Earnings
Management”. The Accounting Review, Vol.70, No.2, Pp.193-225. 1995.
Dhaliwal, D. S., C. A. Gleason, S. Heitzman, and K. D. Melendrez. “Auditor
Fees and Cost of Debt”. Journal of Accounting, Auditing, and Finance. 2008.
El-Gammal, Walid. “Determinants of Audit Fees: Evidence from Lebanon”.
International Business Research, Vol.5, No.11. 2012.
Enomoto, Masahiro, Fumihiko Kimura, dan Yamaguchi Tomoyasu. “Accrual-
Based and Real Earnings Management: An International Comparison for
Investor Protection”. Discussion Paper Series, Kobe University. 2013.
69
Francis, Jere dan Daniel T. Simon. “A Test of Audit Pricing in the Small-Client
Segment of the U.S. Audit Market”. The Accounting Review, Vol.62, No.1,
Pp. 145-157. 1987.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”,
Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Hartadi, Bambang. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor
Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan. 2009.
Hutabarat, Goodman, “The Effect of Audit Experience Time Budget Pressure and
Auditor’s Ethics On Audit Quality”, Jurnal Ilmiah Esai Volume 6, Nomor 1,
Januari, 2012.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen.” BPFE. Yogyakarta. 2002.
Indriastuti, Maya. “Analisis Kualitas Auditor dan Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba”. Eksistansi (ISSN 2085-2401), Vol.IV, No.2.
Semarang. 2012.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H. “Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics,
Vol.3, 1976.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep- 36/PM/2003. 30
September 2003.
Lennox, Clive S. “Audit Quality and Auditor Size : An Evaluation of Reputation
and Deep Pockets Hypothesis”. Journal of Bussiness Finance and
Accounting. Pp. 779-805. 1999.
70
Luhgiatno. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi
Pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia”. Fokus Ekonomi,
Vol.5, No.2, Halaman 15-31. 2010.
Meutia, Inten. “Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba
untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.7,
No.3, Halaman 333-350. 2004.
Miettinen, Johanna.”The Effect of Audit Quality on the Relationship between
Audit Committee Effectiveness and Financial Reporting Quality”. University
of Vaasa. Finlandia. 2008.
Nini dan Estralita Trisnawati. “Pengaruh Independensi Auditor Pada Kap Big
Four Terhadap Manajemen Laba Pada Industri Bahan Dasar, Kimia dan
Industri Barang Konsumsi”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11, No.3,
Halaman 175-188. 2009.
Nuraini dan Sumarno Zain. “Analisis pengaruh kepemilikan institusional dan
kualitas audit terhadap manajemen laba”. Jurnal Maksi, Vol.7, No.1,
Halaman 19-32. 2007.
Pamudji, Sugeng dan Aprillia Trihartati. “Pengaruh Independensi dan Efektivitas
Komite Audit Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Dinamika Akuntansi,
Vol.2, No.1, Halaman 21-29. 2010.
Rani, Prawita dan Muchamad Syafruddin. “Pengaruh Kinerja Komite Audit
Terhadap Manajemen Laba (Dengan menggunakan Earning Restatement
Sebagai Proksi Dari Manajemen Laba)”. Jurnal Universitas Diponegoro.
2011.
Richardson, Vernon. “Information Asymmetry and Earnings Management: Some
Evidence”. Working Paper Series, SSRN. 1998.
71
Shammari, Bader Al-, Abdullah Al-Yaqout, dan Ahmad Al-Hussaini.
“Determinants of Audit Fees in Kuwait”.
Journal of Academy of Business and Economics. 2008.
Sulistyanto, Sri. “Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris”. Grasindo.
Jakarta. 2008.
Supriyanto, Agus. “Izin Akuntan Pt. Kereta Api Dibekukan”. Diakses tanggal 27
Juni 2013, dari http://www.tempo.co/read/news/2007/08/03/056104906/Izin-
Akuntan-PT-Kereta-Api-Dibekukan
Widyaningdyah, Agnes Utari. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh
terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.3, No.2, Halaman 89-101. 2001.
72
LAMPIRAN
73
LAMPIRAN 1
DATA
SAMPEL
74
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Tahun 2009-2011
No Nama Perusahaan Kode A B C D
1. Akasha Wira International Tbk ADES √
2. Polychem Indonesia Tbk ADMG √
3. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA √
4. Aneka Kemasindo Utama Tbk AKKU √
5. Argha Karya Prima Ind. Tbk AKPI √
6. Alkindo Naratama Tbk ALDO √
7. Alakasa Industrindo Tbk ALKA √
8. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI √
9. Asahimas Flat Glass Tbk AMFG √
10. Asiaplast Industries Tbk APLI √
11. Argopantes Tbk ARGO √
12. Arwana Citramulia Tbk ARNA √
13. Astra International Tbk ASII √
14. Astra Otoparts Tbk AUTO √
15. Sepatu Bata Tbk BATA √
16. Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA √
17. Branta Mulia Tbk (Indo Kordsa Tbk) BRAM √
18. Berlina Tbk BRNA √
19. Barito Pacific Tbk BRPT √
20. Betonjaya Manunggal Tbk BTON √
21. Budi Acid Jaya Tbk BUDI √
22. Cahaya Kalbar Tbk CEKA √
23. Centex Tbk CNTX √
24. Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN √
25. Citra Tubindo Tbk CTBN √
26. Davomas Abadi Tbk DAVO √
27. Delta Djakarta DLTA √
28. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS √
29. Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA √
30. Dynaplast Tbk DYNA √
31. Ekadharma International Tbk EKAD √
32. Eratex Djaja Tbk ERTX √
33. Ever Shine Tex Tbk ESTI √
34. Eterindo Wahanatama Tbk ETWA √
35. Fajar Surya Wisesa Tbk FASW √
36. Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI √
37. Gunawan Dianjaya steel Tbk GDST √
38. Goodyear Indonesia Tbk GDYR √
39. Gudang Garam Tbk GGRM √
40. Gajah Tunggal Tbk GJTL √
75
No Nama Perusahaan Kode A B C D
41. Panasia Indo Resources Tbk HDTX √
42. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP √
43. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP √
44. Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR √
45. Intikeramik Alamasri Industri Tbk IKAI √
46. Sumi Indo Kabel Tbk IKBI √
47. Indomobil Sukses International Tbk IMAS √
48. Indofarma Tbk INAF √
49. Indal Aluminium Industry Tbk INAI √
50. Intanwijaya International Tbk INCI √
51. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF √
52. Indorama Synthetics Tbk INDR √
53. Indospring Tbk INDS √
54. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP √
55. Toba Pulp Lestari Tbk INRU √
56. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP √
57. Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL √
58. Sumber Energi Andalan Tbk ITMA √
59. Jembo Cable Company Tbk JECC √
60. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW √
61. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA √
62. Jaya Pari Steel Tbk JPRS √
63. Kimia Farma Tbk KAEF √
64. Karwell Indonesia Tbk KARW √
65. KMI Ware and Cable Tbk KBLI √
66. Kabelindo Murni Tbk KBLM √
67. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI √
68. Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI √
69. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS √
70. Kedaung Indah Can Tbk KICI √
71. Kalbe Farma Tbk KLBF √
72. Lion Metal Works Tbk LION √
73. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI √
74. Lionmesh Prima Tbk LMSH √
75. Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN √
76. Malindo Feedmill Tbk MAIN √
77. Multistrada Arah Sarana Tbk MASA √
78. Martina Berto Tbk MBTO √
79. Merck Tbk MERK √
80. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI √
81. Mulia Industrindo Tbk MLIA √
82. Mustika Ratu Tbk MRAT √
76
No Nama Perusahaan Kode A B C D
83. Mayora Indah Tbk MYOR √
84. Hanson International Tbk MYRX √
85. Apac Citra Centertex Tbk MYTX √
86. Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL √
87. Nipress Tbk NIPS √
88. Panasia Filament Inti Tbk PAFI √
89. Pan Brothers Tbk PBRX √
90. Pelangi Indah Canindo Tbk PICO √
91. Asia Pacific Fibers Tbk POLY √
92. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS √
93. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN √
94. Sat Nusapersada Tbk PTSN √
95. Pyridam Farma Tbk PYFA √
96. Ricky Putra Globalindo Tbk RICY √
97. Bentoel International Investama Tbk RMBA √
98. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI √
99. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas
Tbk
SAIP √
100. Sucaco Tbk SCCO √
101. Schering-Plough Indonesia Tbk SCPI √
102. Sekawan Intipratama Tbk SIAP √
103. Siwani Makmur Tbk SIMA √
104. Surya Intrindo Makmur Tbk SIMM √
105. Sierad Produce Tbk SIPD √
106. Sekar Laut Tbk SKLT √
107. Holcim Indonesia Tbk SMCB √
108. Semen Gresik Tbk SMGR √
109. Selamat Sempurna Tbk SMSM √
110. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI √
111. Sarasa Nugraha Tbk SRSN √
112 Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM √
113. Siantar Top Tbk STTP √
114. Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI √
115. Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS √
116. Mandom Indonesia Tbk TCID √
117. Tirta Mahakam Resouces Tbk TIRT √
118. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM √
119. Surya Toto Indonesia TOTO √
120 Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA √
121. Trias Sentosa Tbk TRST √
122. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
ULTJ √
77
No Nama Perusahaan Kode A B C D
123. Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC √
124. Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT √
125. Unitex Tbk UNTX √
126 Unilever Indonesia Tbk UNVR √
127 Voksel Electric Tbk VOKS √
128. Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS √
JUMLAH 30 30 1 67
Keterangan:
A : Laporan keuangan tidak tersedia selama tahun 2009-2011.
B : Perusahaan tidak mencantumkan akun professional fees pada laporan
keuangan.
C : Perusahaan tidak mencantumkan nama KAP yang melakukan audit atas
perusahaan tersebut.
D : Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.
78
Daftar Nama Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1. Akasha Wira International Tbk ADES
2. Polychem Indonesia Tbk ADMG
3. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
4. Alakasa Industrindo Tbk ALKA
5. Asiaplast Industries Tbk APLI
6. Argopantes Tbk ARGO
7. Arwana Citramulia Tbk ARNA
8. Astra International Tbk ASII
9. Astra Otoparts Tbk AUTO
10. Sepatu Bata Tbk BATA
11. Branta Mulia Tbk (Indo Kordsa Tbk) BRAM
12. Berlina Tbk BRNA
13. Barito Pacific Tbk BRPT
14. Betonjaya Manunggal Tbk BTON
15. Delta Djakarta DLTA
16. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS
17. Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
18. Ekadharma International Tbk EKAD
19. Eratex Djaja Tbk ERTX
20. Ever Shine Tex Tbk ESTI
21. Eterindo Wahanatama Tbk ETWA
22. Fajar Surya Wisesa Tbk FASW
23. Gudang Garam Tbk GGRM
24. Gajah Tunggal Tbk GJTL
25. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
26. Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
27. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
28. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
29. Jembo Cable Company Tbk JECC
30. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW
31. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA
32. Jaya Pari Steel Tbk JPRS
33. Kimia Farma Tbk KAEF
34. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI
35. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS
36. Kalbe Farma Tbk KLBF
37. Lionmesh Prima Tbk LMSH
38. Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN
39. Malindo Feedmill Tbk MAIN
40. Multistrada Arah Sarana Tbk MASA
79
No Nama Perusahaan Kode
41. Merck Tbk MERK
42. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
43. Mulia Industrindo Tbk MLIA
44. Mustika Ratu Tbk MRAT
45. Mayora Indah Tbk MYOR
46. Hanson International Tbk MYRX
47. Apac Citra Centertex Tbk MYTX
48. Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL
49. Pelangi Indah Canindo Tbk PICO
50. Asia Pacific Fibers Tbk POLY
51. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
52. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
53. Sat Nusapersada Tbk PTSN
54. Pyridam Farma Tbk PYFA
55. Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
56. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk SAIP
57. Schering-Plough Indonesia Tbk SCPI
58. Sekawan Intipratama Tbk SIAP
59. Sierad Produce Tbk SIPD
60. Holcim Indonesia Tbk SMCB
61. Semen Gresik Tbk SMGR
62. Selamat Sempurna Tbk SMSM
63. Sarasa Nugraha Tbk SRSN
64. Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI
65. Surya Toto Indonesia TOTO
66. Trias Sentosa Tbk TRST
67. Unitex Tbk UNTX
80
Variabel Penelitian
KODE THN FA KA DTA ABSDTA LNFEE LNABSDTA
ADES 2011 88.000.000 0
(31.360.000.000,04) 31360000000.04 18.29 24.17
ADMG 2011
6.366.548.000 1
(63.029.694.999,96) 63029694999.96 22.57 24.87
AISA 2011 2.843.000.000 0
120.288.999.999,99 120288999999.99 21.77 25.51
ALKA 2011
264.418.000 0
(17.952.913.000,06) 17952913000.06 19.39 23.61
APLI 2011 727.474.421 0
20.576.811.653,00 20576811653.00 20.41 23.75
ARGO 2011
1.847.440.000 0
(59.315.550.999,94) 59315550999.94 21.34 24.81
ARNA 2011
5.432.083.257 1
(47.903.192.393,98) 47903192393.98 22.42 24.59
ASII 2011
1.302.000.000.000 1
11.747.000.000.000,00
11747000000000.00 27.89 30.09
AUTO 2011
48.516.000.000 1
843.007.000.000,01 843007000000.01 24.61 27.46
BATA 2011
1.772.841.000 1
(14.008.584.000,01) 14008584000.01 21.30 23.36
BRAM 2011
4.300.609.000 1
(70.759.141.999,95) 70759141999.95 22.18 24.98
BRNA 2011
1.997.554.000 0
(53.001.167.999,99) 53001167999.99 21.42 24.69
BRPT 2011
43.948.000.000 1
(756.928.999.999,89) 756928999999.89 24.51 27.35
BTON 2011
225.854.854 0
(14.418.493.560,17) 14418493560.17 19.24 23.39
DLTA 2011
3.680.367.000 1
(25.612.523.000,00) 25612523000.00 22.03 23.97
DPNS 2011
166.844.025 0
(20.763.747.477,08) 20763747477.08 18.93 23.76
DVLA 2011
3.088.770.000 1
48.397.325.000,00 48397325000.00 21.85 24.60
EKAD 2011
853.616.690 0
11.680.596.037,93 11680596037.93 20.56 23.18
ERTX 2011
2.409.500.000 0
139.460.230.999,90 139460230999.90 21.60 25.66
ESTI 2011 830.851.961 1
(10.660.652.658,99) 10660652658.99 20.54 23.09
ETWA 2011
1.598.651.883 0
145.556.368.893,97 145556368893.97 21.19 25.70
FASW 2011 5.771.678.405 1
(1.778.848.388.086,96) 1778848388086.96 22.48 28.21
GGRM 2011
72.961.000.000 1
5.048.409.000.000,01 5048409000000.01 25.01 29.25
GJTL 2011 12.493.000.000 1
379.317.000.000,03 379317000000.03 23.25 26.66
HMSP 2011
73.918.000.000 1
(3.023.844.000.000,03) 3023844000000.03 25.03 28.74
IGAR 2011 536.441.467 0
28.483.306.036,99 28483306036.99 20.10 24.07
INDF 2011
78.562.000.000 1
(77.317.999.999,99) 77317999999.99 25.09 25.07
INTP 2011 2.616.000.000 1
(282.194.999.999,96) 282194999999.96 21.68 26.37
JECC 2011
3.562.863.000 0
19.148.718.999,93 19148718999.93 21.99 23.68
JKSW 2011 10.500.000 0
(7.331.065.995,03) 7331065995.03 16.17 22.72
81
KODE THN FA KA DTA ABSDTA LNFEE LNABSDTA
JPFA 2011 29.297.000.000 0
746.618.000.000,01 746618000000.01 24.10 27.34
JPRS 2011
754.710.222 0
74.481.538.367,95 74481538367.95 20.44 25.03
KAEF 2011 9.142.477.128 0
90.210.422.650,00 90210422650.00 22.94 25.23
KBRI 2011
1.629.618.525 0
10.299.471.461,03 10299471461.03 21.21 23.06
KIAS 2011 1.855.959.194 0
(59.520.506.800,94) 59520506800.94 21.34 24.81
KLBF 2011
15.625.973.295 1
49.461.596.986,02 49461596986.02 23.47 24.62
LMSH 2011 500.346.026 0
5.797.255.612,79 5797255612.79 20.03 22.48
LPIN 2011
513.638.000 0
6.981.722.677,90 6981722677.90 20.06 22.67
MAIN 2011
2.234.744.000 0
138.747.627.999,98 138747627999.98 21.53 25.66
MASA 2011
3.839.000.000 1
43.949.000.000,04 43949000000.04 22.07 24.51
MERK 2011
5.995.174.000 1
74.928.021.999,96 74928021999.96 22.51 25.04
MLBI 2011
37.855.000.000 1
(164.372.999.999,97) 164372999999.96 24.36 25.83
MLIA 2011
2.346.994.000 1
(218.191.499.999,92) 218191499999.92 21.58 26.11
MRAT 2011
9.438.915.980 0
26.724.768.781,98 26724768781.98 22.97 24.01
MYOR 2011
9.724.973.229 0
1.091.425.698.614,00 1091425698614.00 23.00 27.72
MYRX 2011
723.784.779 0
6.936.859.047,93 6936859047.93 20.40 22.66
MYTX 2011
3.658.864.406 0
(116.075.107.850,95) 116075107850.95 22.02 25.48
NIKL 2011
2.994.302.000 1
97.746.567.000,01 97746567000.01 21.82 25.31
PICO 2011
268.675.000 0
26.450.744.941,01 26450744941.01 19.41 24.00
POLY 2011 7.842.431.490 0
(3.374.998.989.313,90) 3374998989313.90 22.78 28.85
PRAS 2011
459.660.667 0
(3.292.716.136,98) 3292716136.98 19.95 21.91
PSDN 2011 1.045.000.000 1
3.057.691.848,93 3057691848.93 20.77 21.84
PTSN 2011
840.543.331 0
(60.217.750.408,96) 60217750408.96 20.55 24.82
PYFA 2011 639.284.500 0
3.483.985.632,89 3483985632.89 20.28 21.97
RICY 2011
1.521.763.312 0
(3.578.233.235,99) 3578233235.99 21.14 22.00
SAIP 2011 220.415.000 0
211.978.057.522,08 211978057522.08 19.21 26.08
SCPI 2011
2.676.386.000 1
28.366.504.999,96 28366504999.96 21.71 24.07
SIAP 2011
389.989.128 0
7.179.193.711,91 7179193711.91 19.78 22.69
SIPD 2011
5.226.191.529 0
987.598.157,02 987598157.02 22.38 20.71
SMCB 2011 3.175.000.000 1
(1.022.675.999.999,95) 1022675999999.95 21.88 27.65
SMGR 2011
62.176.154.000 1
(460.480.809.999,95) 460480809999.95 24.85 26.86
SMSM 2011 967.459.944 0 (10.505.861.431,97) 10505861431.97 20.69 23.08
82
KODE THN FA KA DTA ABSDTA LNFEE LNABSDTA
SRSN 2011 888.457.000 0
(5.725.990.000,01) 5725990000.01 20.60 22.47
SULI 2011
1.847.698.340 1
(339.180.351.224,95) 339180351224.95 21.34 26.55
TOTO 2011 2.372.671.326 1
(15.123.004.884,98) 15123004884.98 21.59 23.44
TRST 2011
1.174.310.887 1
(75.765.175.040,96) 75765175040.96 20.88 25.05
UNTX 2011 514.399.836 1
1.812.789.628,99 1812789628.99 20.06 21.32
ADES 2010
74.000.000 0
61.406.999.999,98 61406999999.98 18.12 24.84
ADMG 2010 10.481.760.000 1
(133.472.089.999,94) 133472089999.94 23.07 25.62
AISA 2010
2.277.654.307 0
102.568.000.000,01 102568000000.01 21.55 25.35
ALKA 2010
447.201.000 0
4.117.797.999,85 4117797999.85 19.92 22.14
APLI 2010
385.402.000 0
(9.071.163.253,99) 9071163253.99 19.77 22.93
ARGO 2010
1.808.377.000 0
(116.647.679.999,92) 116647679999.92 21.32 25.48
ARNA 2010
8.144.602.234 1
(35.377.338.568,98) 35377338568.98 22.82 24.29
ASII 2010
395.000.000.000 1
14.097.000.000.000,00
14096999999999.99 26.70 30.28
AUTO 2010
54.186.000.000 1
826.178.000.000,00 826178000000.00 24.72 27.44
BATA 2010
1.435.790.000 1
17.864.448.999,99 17864448999.99 21.08 23.61
BRAM 2010
2.121.084.000 1
87.310.370.000,05 87310370000.05 21.48 25.19
BRNA 2010
3.634.199.000 0
(22.433.105.999,98) 22433105999.98 22.01 23.83
BRPT 2010
34.453.000.000 1
(1.511.916.999.999,96) 1511916999999.96 24.26 28.04
BTON 2010
168.193.717 0
(13.008.788.582,18) 13008788582.18 18.94 23.29
DLTA 2010 3.601.357.000 1
114.323.748.000,04 114323748000.04 22.00 25.46
DPNS 2010
139.920.000 0
(1.216.135.578,09) 1216135578.09 18.76 20.92
DVLA 2010 1.853.152.000 1
(11.974.696.000,01) 11974696000.01 21.34 23.21
EKAD 2010
393.565.397 0
12.252.118.175,92 12252118175.92 19.79 23.23
ERTX 2010 3.454.694.000 0
12.770.048.999,90 12770048999.90 21.96 23.27
ESTI 2010
892.386.569 1
2.770.824.979,03 2770824979.03 20.61 21.74
ETWA 2010 975.901.630 0
188.927.857.891,97 188927857891.97 20.70 25.96
FASW 2010
2.404.193.879 1
(881.932.712.367,95) 881932712367.95 21.60 27.51
GGRM 2010
52.872.000.000 1
1.342.191.000.000,01 1342191000000.01 24.69 27.93
GJTL 2010
8.857.000.000 1
(180.355.999.999,97) 180355999999.97 22.90 25.92
HMSP 2010 89.160.000.000 1
(637.227.000.000,00) 637227000000.00 25.21 27.18
IGAR 2010
760.696.712 0
(31.656.181.343,04) 31656181343.04 20.45 24.18
INDF 2010 75.586.000.000 1 (3.054.925.999.999,98) 3054925999999.98 25.05 28.75
83
KODE THN FA KA DTA ABSDTA LNFEE LNABSDTA
INTP 2010 6.368.000.000 1
(165.366.999.999,95) 165366999999.95 22.57 25.83
JECC 2010
1.949.056.000 0
(8.781.452.000,01) 8781452000.01 21.39 22.90
JKSW 2010 25.750.000 0
23.623.839.640,98 23623839640.98 17.06 23.89
JPFA 2010
23.900.000.000 0
(6.882.999.999,96) 6882999999.96 23.90 22.65
JPRS 2010 691.389.523 0
(20.380.666.795,07) 20380666795.07 20.35 23.74
KAEF 2010
3.938.982.962 0
(403.415.141,00) 403415141.00 22.09 19.82
KBRI 2010 1.250.768.920 0
(474.371.704.945,98) 474371704945.98 20.95 26.89
KIAS 2010
1.969.616.663 0
(20.952.287.518,98) 20952287518.98 21.40 23.77
KLBF 2010
22.073.809.956 1
89.891.104.726,00 89891104726.00 23.82 25.22
LMSH 2010
394.369.176 0
(2.297.182.432,22) 2297182432.22 19.79 21.55
LPIN 2010
523.226.000 0
12.797.077.415,90 12797077415.90 20.08 23.27
MAIN 2010
1.068.321.000 0
30.990.699.000,01 30990699000.01 20.79 24.16
MASA 2010
2.788.000.000 1
(330.299.999.999,96) 330299999999.96 21.75 26.52
MERK 2010
18.196.291.000 1
(40.788.890.000,05) 40788890000.05 23.62 24.43
MLBI 2010
29.946.000.000 1
122.994.000.000,03 122994000000.03 24.12 25.54
MLIA 2010
2.667.827.000 1
1.054.977.796.000,09 1054977796000.09 21.70 27.68
MRAT 2010
8.249.803.313 0
19.804.985.780,98 19804985780.98 22.83 23.71
MYOR 2010
1.616.824.606 0
261.401.225.082,98 261401225082.98 21.20 26.29
MYRX 2010
879.550.000 0
19.437.259.357,45 19437259357.45 20.59 23.69
MYTX 2010 3.155.954.080 0
(286.883.057.475,95) 286883057475.95 21.87 26.38
NIKL 2010
2.432.451.000 1
120.429.692.999,97 120429692999.97 21.61 25.51
PICO 2010 258.731.000 0
38.747.132.591,02 38747132591.02 19.37 24.38
POLY 2010
9.089.565.594 0
(2.226.675.709.254,89) 2226675709254.89 22.93 28.43
PRAS 2010 129.400.000 0
(92.940.656.056,01) 92940656056.01 18.68 25.26
PSDN 2010
962.087.619 1
29.162.948.012,92 29162948012.92 20.68 24.10
PTSN 2010 1.207.442.417 0
(76.778.348.813,00) 76778348813.00 20.91 25.06
PYFA 2010
142.002.800 0
(5.338.883.288,11) 5338883288.11 18.77 22.40
RICY 2010
413.788.127 0
(22.117.292.087,01) 22117292087.01 19.84 23.82
SAIP 2010
369.247.500 0
(103.425.371.549,93) 103425371549.93 19.73 25.36
SCPI 2010 2.443.503.000 1
(9.109.035.000,04) 9109035000.04 21.62 22.93
SIAP 2010
399.142.000 0
(2.259.788.841,08) 2259788841.08 19.80 21.54
SIPD 2010 4.656.328.259 0 53.677.989.756,01 53677989756.01 22.26 24.71
84
KODE THN FA KA DTA ABSDTA LNFEE LNABSDTA
SMCB 2010 1.308.000.000 1
(230.851.999.999,91) 230851999999.91 20.99 26.17
SMGR 2010
27.575.771.000 1
280.697.832.000,06 280697832000.06 24.04 26.36
SMSM 2010 890.058.545 0
19.754.959.542,03 19754959542.03 20.61 23.71
SRSN 2010
475.910.000 0
2.040.205.000,00 2040205000.00 19.98 21.44
SULI 2010 4.195.695.079 1
85.434.943.858,05 85434943858.05 22.16 25.17
TOTO 2010
1.822.099.932 1
37.739.733.093,02 37739733093.02 21.32 24.35
TRST 2010 1.055.449.517 1
1.561.012.700,05 1561012700.05 20.78 21.17
UNTX 2010
512.659.825 1
3.362.788.697,01 3362788697.01 20.06 21.94
ADES 2009
235.000.000 0
(567.000.000,02) 567000000.02 19.28 20.16
ADMG 2009
5.107.719.000 1
(61.119.614.999,93) 61119614999.92 22.35 24.84
AISA 2009
1.829.101.401 0
(12.991.586.351,98) 12991586351.98 21.33 23.29
ALKA 2009
415.141.000 0
(18.881.997.999,81) 18881997999.81 19.84 23.66
APLI 2009
526.398.230 0
(9.340.652.764,98) 9340652764.98 20.08 22.96
ARGO 2009
488.967.000 0
(18.040.325.999,93) 18040325999.93 20.01 23.62
ARNA 2009
1.342.961.150 1
(24.097.133.763,98) 24097133763.98 21.02 23.91
ASII 2009
275.000.000.000 1
(1.294.999.999.999,98) 1294999999999.98 26.34 27.89
AUTO 2009
52.349.000.000 1
172.520.000.000,02 172520000000.02 24.68 25.87
BATA 2009
5.449.886.000 1
(27.905.858.000,02) 27905858000.02 22.42 24.05
BRAM 2009
3.048.733.000 1
(141.145.754.999,95) 141145754999.95 21.84 25.67
BRNA 2009 2.029.899.479 0
(6.822.980.880,99) 6822980880.98 21.43 22.64
BRPT 2009
16.676.000.000 1
(486.996.999.999,92) 486996999999.92 23.54 26.91
BTON 2009 155.010.050 0
(1.433.118.074,14) 1433118074.14 18.86 21.08
DLTA 2009
3.135.789.000 1
(42.841.175.000,01) 42841175000.01 21.87 24.48
DPNS 2009 205.500.000 0
(13.157.105.562,08) 13157105562.08 19.14 23.30
DVLA 2009
1.481.422.000 1
66.583.475.999,97 66583475999.97 21.12 24.92
EKAD 2009 321.332.303 0
22.011.597.670,92 22011597670.92 19.59 23.81
ERTX 2009
5.047.456.000 0
(35.867.769.000,03) 35867769000.03 22.34 24.30
ESTI 2009
1.025.051.159 1
(17.856.512.719,96) 17856512719.96 20.75 23.61
ETWA 2009
665.708.500 0
11.442.160.189,98 11442160189.98 20.32 23.16
FASW 2009 2.627.923.600 1
(591.411.355.446,94) 591411355446.94 21.69 27.11
GGRM 2009
36.528.000.000 1
190.501.000.000,01 190501000000.01 24.32 25.97
GJTL 2009 12.183.000.000 1 (232.074.999.999,96) 232074999999.96 23.22 26.17
85
KODE THN FA KA DTA ABSDTA LNFEE LNABSDTA
HMSP 2009 60.719.000.000 1
781.743.000.000,00 781743000000.00 24.83 27.38
IGAR 2009
466.186.227 0
(4.653.673.708,02) 4653673708.02 19.96 22.26
INDF 2009 104.012.000.000 1
207.309.000.000,02 207309000000.02 25.37 26.06
INTP 2009
7.205.614.910 1
(437.767.551.932,94) 437767551932.94 22.70 26.80
JECC 2009 1.839.147.000 0
(11.978.754.999,96) 11978754999.96 21.33 23.21
JKSW 2009
18.250.000 0
(34.040.163.892,06) 34040163892.06 16.72 24.25
JPFA 2009 30.712.000.000 0
130.194.000.000,00 130194000000.00 24.15 25.59
JPRS 2009
522.314.418 0
11.543.598.865,06 11543598865.06 20.07 23.17
KAEF 2009
1.240.000.000 0
(635.575.582.662,99) 635575582662.99 20.94 27.18
KBRI 2009
1.559.566.566 0
35.950.478.391,05 35950478391.05 21.17 24.31
KIAS 2009
1.630.769.351 0
66.826.305.812,08 66826305812.08 21.21 24.93
KLBF 2009
25.940.456.019 1
(434.579.700.263,00) 434579700262.99 23.98 26.80
LMSH 2009
363.562.770 0
(1.664.406.922,15) 1664406922.15 19.71 21.23
LPIN 2009
898.703.000 0
8.983.096.259,92 8983096259.92 20.62 22.92
MAIN 2009
1.898.707.000 0
(14.222.400.000,00) 14222400000.00 21.36 23.38
MASA 2009
4.790.000.000 0
(5.868.999.999,97) 5868999999.97 22.29 22.49
MERK 2009
13.081.029.000 1
65.436.700.999,97 65436700999.97 23.29 24.90
MLBI 2009
20.955.000.000 1
(186.522.000.000,00) 186522000000.00 23.77 25.95
MLIA 2009
1.836.659.000 1
893.623.704.000,06 893623704000.06 21.33 27.52
MRAT 2009 1.823.121.970 0
18.579.011.672,97 18579011672.97 21.32 23.65
MYOR 2009
1.315.581.596 0
(63.926.836.963,99) 63926836963.99 21.00 24.88
MYRX 2009 47.500.000 0
14.912.972.664,35 14912972664.35 17.68 23.43
MYTX 2009
4.002.189.711 0
162.651.463.445,06 162651463445.06 22.11 25.81
NIKL 2009 1.337.283.000 1
(92.216.008.999,99) 92216008999.99 21.01 25.25
PICO 2009
230.432.750 0
(14.074.248.566,99) 14074248566.99 19.26 23.37
POLY 2009 8.287.460.086 0
(626.864.748.529,89) 626864748529.89 22.84 27.16
PRAS 2009
202.236.364 0
(36.424.557.500,96) 36424557500.96 19.12 24.32
PSDN 2009
2.024.822.837 1
76.791.879.431,03 76791879431.03 21.43 25.06
PTSN 2009
957.642.582 0
(94.186.511.118,96) 94186511118.96 20.68 25.27
PYFA 2009 287.170.548 0
(1.247.263.792,12) 1247263792.12 19.48 20.94
RICY 2009
1.066.760.137 0
(57.027.195.784,00) 57027195784.00 20.79 24.77
SAIP 2009 68.875.000 0 331.854.948.199,08 331854948199.08 18.05 26.53
86
KODE THN FA KA DTA ABSDTA LNFEE LNABSDTA
SCPI 2009 1.243.826.000 1
11.950.992.999,91 11950992999.91 20.94 23.20
SIAP 2009
263.350.000 0
(901.468.740,09) 901468740.09 19.39 20.62
SIPD 2009 2.544.203.501 0
44.291.113.955,98 44291113955.98 21.66 24.51
SMCB 2009
5.134.000.000 1
(647.113.999.999,95) 647113999999.94 22.36 27.20
SMGR 2009 73.414.626.000 1
(920.009.693.999,97) 920009693999.97 25.02 27.55
SMSM 2009
1.020.169.541 0
(135.220.141.779,96) 135220141779.96 20.74 25.63
SRSN 2009 611.094.000 0
51.961.169.999,99 51961169999.99 20.23 24.67
SULI 2009
4.575.549.833 1
(47.082.543.559,93) 47082543559.93 22.24 24.58
TOTO 2009
1.796.000.141 1
(44.706.903.263,96) 44706903263.96 21.31 24.52
TRST 2009
906.647.542 1
(171.490.510.100,94) 171490510100.94 20.63 25.87
UNTX 2009
584.481.188 1
28.163.181.375,01 28163181375.01 20.19 24.06
87
LAMPIRAN 2
HASIL
OUTPUT SPSS
88
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
89
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 201
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.51124306
Most Extreme Differences
Absolute .029
Positive .029
Negative -.024
Kolmogorov-Smirnov Z .410
Asymp. Sig. (2-tailed) .996
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 11.564 1.434
8.062 .000
KA .409 .259 .104 1.583 .115 .696 1.437
LNFEE .601 .069 .571 8.664 .000 .696 1.437
a. Dependent Variable: LNABSDTA
90
Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.03638
Cases < Test Value 100
Cases >= Test Value 101
Total Cases 201
Number of Runs 103
Z .212
Asymp. Sig. (2-tailed) .832
a. Median
91
Hasil Regresi Persamaan I
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 KAb . Enter
a. Dependent Variable: LNFEE
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .551a .304 .300 1.55317
a. Predictors: (Constant), KA
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 209.638 1 209.638 86.903 .000b
Residual 480.053 199 2.412
Total 689.692 200
a. Dependent Variable: LNFEE
b. Predictors: (Constant), KA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.587 .147 140.278 .000
KA 2.056 .221 .551 9.322 .000
a. Dependent Variable: LNFEE
92
Hasil Regresi Persamaan II
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 LNFEE, KAb . Enter
a. Dependent Variable: LNABSDTA
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .634a .402 .396 1.51886
a. Predictors: (Constant), LNFEE, KA
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 307.241 2 153.621 66.591 .000b
Residual 456.771 198 2.307
Total 764.012 200
a. Dependent Variable: LNABSDTA
b. Predictors: (Constant), LNFEE, KA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11.564 1.434 8.062 .000
KA .409 .259 .104 1.583 .115
LNFEE .601 .069 .571 8.664 .000
a. Dependent Variable: LNABSDTA