-
PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL
KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU
DAN PRESTASI SISWA SMA
DI MANGGARAI NTT
TESIS
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Lindung Klementina Elisabet
132222213
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL
KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU
DAN PRESTASI SISWA SMA
DI MANGGARAI NTT
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Lindung Klementina Elisabet
132222213
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
LEplBAR PENGESJ生ⅡAN
PENGARUⅡ KEPEPIIPIPINAN INSTRUKS10NAL KEPALA SEKOLAⅡTERLDAP KINERIA GURU DAN PMSTASISISWA SMA DI
い GGARAI NTT
C)leh
Lindung Klerllelltilla Elisabet
i32222213
Tesis ini telah di pada 22 Juni 2016Di terdiri dari:
Yapi Taum, M.HumPe:nbimbing 11
Dr Herw Miaridio.M Si
Pengull AhliKetua Tirn Penguji
釜智_璽堕= Df
む、 1 妙
ヽだ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PERNYATAAI\I
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalarn tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjailaan di suatu Perguruan Tinggi
dam sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakart4 221u1t2016
Lindung Klementina Elisabet
1V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK I(EPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lindung Klementina ElisabetNomor Mahasiswa : 132222213
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul PengaruhI(epemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru DanPrestasi Siswa SMA Di Manggarai NTT, beserta perangkat yang diperlukan(bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas SanataDharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain,mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, danmempublikasikannya di Lrternet atau media lain untuk kepentingan akademistanpa perlu meminta ijin dari saya mauprm memberikan royalti kepada sayaselama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggaL:22 Jult 2016
Yang menyatakan
(Lindung Klementina Elisabet)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tesis ini. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memperoleh gelar sarjana S-2 pada
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan tesis ini banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi,
namun demikian hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi berkat adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
a. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian pada penulis.
b. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar
dan mengembangkan kepribadian pada penulis.
c. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA., selaku Dosen Pembimbing I yang
bersedia membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan
dan saran selama penulisan tesis.
d. Dr. Yoseph Yapi Taum, selaku dosen pembimbing II yang bersedia
membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan dan saran
selama penulisan tesis.
e. Bapak Drs.Hilarius Jonta, M.Si selaku kepala kantor pelayanan perijinan
Terpadu satu Pintu kab.Manggarai atas kerjasamanya dalam penyusunan tesis
ini.
f. Ibu Dra. Frederika Soch, M.Pd selaku kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Manggarai Timur atas kerjasamanya dalam penyusunan
tesis ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
g. Bapak Magol Marten, S.pd, selaku kepala Dinas Pendidikan Pemuda danOlahraga Kabupaten Manggarai Barat atas kerjasamanya dalam pen)'usunan
tesis ini
h. Dosen-dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan seluruh stafsekretariat MM atas pelayanan yang baik sehingga dapat memperlancar
penulisan tesis ini.
Teristimewa kepada suami dan anak-anak serta keluarga besar Flores dan
Kebumen atas dukungan baik moril maupun materi kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tesis ini
Teman-teman MM terutama angkatan I atas kebersamaan belajar selama ini.
. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segaladukungannya.
Penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi pembacayangberminat dan dapat
juga sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa tesis
ini masih jauh dari sempuma. Untuk itu penulis dengan rendah hati mengharapkan
kritik dan saran yang dapat memberikan manfaat bagi penulis. Semoga tesis ini
dapat bermanfaat bagi pembaca"
2016
Penulis
ogyakarta,22 Juli
ケ
Vll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
PERNYATAAN ..................................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT .......................................................................................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah ......................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
A. Kepemimpinan Instruksional ....................................................................... 7
B. Kinerja Guru .............................................................................................. 11
C. Prestasi Siswa ............................................................................................. 14
D. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah terhadap Prestasi Siswa .................................................... 17
E. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru ........................................................................................................... 21
F. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Siswa ..................................... 23
G. Perumusan Hipotesis ................................................................................. 25
H. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................... 28
BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................... 29 A. Rancangan atau Desain Penelitian ............................................................ 29
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 29
C. Populasi dan Sampel................................................................................. 32
D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 33
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 35
F. Metode Analisis Data ............................................................................... 36
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41 A. Gambaran Umum Kabupaten Manggarai ................................................. 41
B. Deskripsi variabel penelitian .................................................................... 46
C. Analisis Data ............................................................................................ 54
D. Hasil Pengujian Hipotesis......................................................................... 59
E. Pembahasan .............................................................................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
BAB V: PENUTUP .............................................................................................. 71 A. Kesimpulan ................................................................................................. 71
B. Keterbatasan penelitian ............................................................................... 71
C. Saran ........................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jawaban Kuesioner Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru………………………….. 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian................................................ 35
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Deskripsi Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Menurut Indikator………
38
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai Tahun
2013........................................................................................
43
Tabel 4.5 Data Pendidikan Penduduk di Tiga Kabupaten Manggarai
Tahun 2013………………………………………………… 45
43
Tabel 4.6 Data Kondisi Ekonomi Penduduk 3 Kabupaten
Manggarai tahunh 2013……………………………..............
44
Tabel 4.7 Profil Sekolah SMA di Kabupaten Manggarai, Manggarai
Barat dan Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi
Sampel Penelitian..................................................................
45
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi Penerapan Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah.......................................................................
47
Tabel 4.9 Skor Kinerja Guru................................................................... 50
Tabel 4.10 Nilai Average variance extracted (AVE)…........................... 55
Tabel 4.11 Reliabilitas Komposit ………..................................……...... 52 57
Tabel 4.12 Nilai R-Square ..............................................................……. 58
Tabel 4.13 Koefisien Jalur Pengaruh Antara Variabel Penelitian......….. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitan.................................................. 28
Gambar 4.2 Peta Wilayah 3 Kabupaten di Mangarai, NTT...................... 42
Gambar 4.3 Penerapan Kepemimpinan Instruksioanl Kepala Sekolah
secara umum..........................................................................
48
Gambar 4.4 Penerapan Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
berdasarkan Skala Indikator.................................................
49
Gambar 4.5 Skor Kinerja Guru secara umum.......................................... 51
Gambar 4.6 Rerata Skor Indikator Kinerja Guru...................................... 52
Gambar 4.7 Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Nasional (UN) tahun
2013/2014..............................................................................
53
Gambar 4.8 Model struktural..................................................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner…………………………………………………… 77
Lampiran 2 Nilai Loading dan Cross Loading…………………………. 85
Lampiran 3 Skor Total Kepemimpinan Instruksional, Kinerja Guru dan
Nilai Ujian Nasional tahun 2013/2014……………………...
88
Lampiran 4 Rekapitulasi Data Kepemimpinan Instruksional Kepala
Sekolah dan Kinerja Guru…………………………………..
90
Lampiran 5 Rekapitulasi Data Kepemimpinan Instruksional Kepala
Sekolah………………………………………………………
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
instruksional kepala sekolah dan kinerja guru terhadap prestasi siswa SMA di
kabupaten Manggarai, NTT. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Data primer yaitu kepemimpinan instruksioanal kepala sekolah dan kinerja guru,
dikumpulkan dengan kuesioner dan data sekunder berupa nilai ujian nasional SMA
tahun ajaran 2013/2014. Jumlah sampel 30 sekolah, responden terdiri dari 30
kepala sekolah dan 135 wali kelas 3 SMA di Manggarai NTT. Teknik analisis data
menggunakan PLS (Partial Least Square) melalui software SmartPLS. Nilai
siginfikansi (p) yang digunakan adalah 0.05
Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh langsung
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa SMA di
Manggarai, NTT dengan nilai P 0,070 (tidak signifikan). Terdapat pengaruh
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan nilai P
0,000 (signifikan). Terdapat pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa secara
signifikan dengan nilai p 0,029 dan terdapat pengaruh secara tidak langsung
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa SMA di
Manggarai melalui variabel intervening kinerja guru dengan nilai p 0,027.
Disimpulkan bahwa prestasi siswa SMA di tiga kabupaten di Manggarai
dipengaruhi secara tidak langsung oleh kepemimpinan instruksional kepala
sekolah melalui kinerja guru sebagai variabel intervening.
Kata kunci: Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Prestasi
Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
ABSTRACT
This research aims to know the influence of instructional leadership
principals and teachers ' performance to the achievements of high school students
in the Manggari Regency, NTT. This type of research used quantitative and
qualitative approaches,while the sampling used a purposive sampling motode.
Primary data i.e. instructional principal leadership and performance teacher, was
collected with a questionnaire and a secondary data in the form of a national high
school examinations year 2013/2014. The samples number is 30 high school and
the respondents that consisted of 30 principals and 135 class guardians.The data
was analysed using Partial Least Squar(PLS) technique via software SmartPLS.
The value of siginificant (p) used was 0.05.
Results of the study showed there was no direct influence of the
instructional leadership to the achievements of high school students in Manggarai
(p=0.070). It was proved that the principal instructional leadership could
influence the performance of the teacher significantly (p=0.000). While the student
achievement was influenced by the performance of the teacher significantly ( p=
0.029). It was also shown that the instructional leadership could influence the
achievements of high school students in Manggarai through intervening variable
performance of the teacher (p= 0.027).
It is concluded that the achievements of high school students in the three
districts of Manggarai is influenced indirectly by the principal instructional
leadership through the performance of teachers as the intervening variable.
Keywords: Instructional leadership of the principal, Teacher Performance,
student achievement.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang kepala sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah merupakan
subjek yang harus melakukan transformasi kemampuannya melalui bimbingan,
tuntunan, pemberdayaan, atau anjuran kepada seluruh komunitas sekolah untuk
mencapai tujuan lembaga secara efektif dan efisien. Banyak model
kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam berbagai organisasi
atau institusi, baik profit maupun non profit, namun model kepemimpinan
yang paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan
instruksional (PMPTK, 2010). Dalam rangka mencapai prestasi siswa, kepala
sekolah sebagai pemimpin instruksional perlu menciptakan sekolah yang
berkompetitif, mendorong stafnya agar mampu membuat keputusan penting,
menyediakan panduan intsruksional, membuat rencana strategis untuk
pengembangan sekolah (Peariso, 2011).
Kepemimpinan instruksional sangat penting untuk diterapkan di
sekolah karena berkontribusi terhadap presatsi belajar siswa, mampu
memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah, mampu
memfokuskan kegiatan-kegiatan warga sekolah untuk menuju pencapaian visi,
misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan instruksional juga penting diterapkan
di sekolah karena kemampuannya membangun komunitas belajar warganya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (Learning
school) yang memiliki perilaku-perilaku memberdayakan warga sekolah
seoptimal mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus menerus,
mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, mengajak para warganya
untuk fokus pada layanan para siswa (Daryanto, 2011).
Pentingnya kepemimpinan instruksional kepala sekolah dalam
meningkatkan prestasi siswa, kinerja guru bahkan kinerja sekolah sudah
dikemukakan oleh beberapa ahli berdasarkan beberapa hasil penelitian. Rayma
et al. (1996) mengemukakan bahwa pemimpin instruksional yang bagus akan
meningkatkan prestasi siswa, memenuhi tuntutan masyarakat dan para guru
untuk mencapai tujuannya karena kepemimpinan instruksional memiliki
elemen kunci yaitu pembentukan visi, mengembangkan rasa saling percaya,
membimbing kerjasama dan rasa saling menghormati untuk semua pihak
dalam komunitas sekolah. Melalui kepemimpinan instruksional praktik
kerjasama, efektivitas instruksional dan prestasi pendidikan yang bagus
menjadi fokus pendidikan. Kepemimpinan instruksional sebagai suatu hal yang
penting untuk perkembangan dan pemeliharaan sebuah sekolah yang efektif
(Foriska, 1994).
Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah
memotivasi dan menginspirasi guru serta memfasilitasi dan mendorong proses
belajar aktif pada siswa dengan tujuan akhir adalah berdampak pencapaian
prestasi siswa (Quinn, 2002).
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan instruksional
sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Artinya, jika ingin
prestasi belajar siswa meningkat , maka kepemimpinan instruksional sebaiknya
diterapkan dalam penyelengaaraan proses pendidikan di sekolah. Banyak studi
membuktikan bahwa kepala sekolah yang secara aktif terfokus pada program-
program instruksional mempunyai pencapaian prestasi siswa yang lebih tinggi dari
pada kepala sekolah yang mengelola sekolah tidak terfokus pada program
instruksional (Cotton.2003).
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji
secara mendalam tentang pengaruh kepemimpinan instruksional terhadap kinerja
guru dan prestasi belajar siswa SMA di Manggarai, NTT. Berdasarkan data
tingkat kelulusan dan nilai ujian nasional tingkat SMA di NTT tahun ajaran
2013/2014 relatif berada di bawah tingkat kelulusan SMA nasional yaitu dari 34
propinsi NTT masuk peringkat ke 32 tingkat kelulusannya. Hasil ujian nasional
tahun ajaran 2013/2014 menunjukan prestasi siswa di NTT masih dibawah rata-
rata nasional yaitu NTT rata-rata IPA 29,54, rata-rata nasional 38,20 dan IPS
NTT rata-rata 26.78 nasional 35.07. Sesuai dengan disiplin pendidikan yang
sedang dijalani oleh peneliti, maka penelitian akan difokuskan pada pengaruh
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja guru dan prestasi
siswa SMA di Manggarai, NTT.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengajukan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
1. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh secara
langsung pada prestasi siswa?
2. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh terhadap
kinerja guru?
3. Apakah kinerja guru berpengaruh terhadap prestasi siswa?
4. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh secara
tidak langsung terhadap prestasi siswa?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah secara langsung
terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.
2 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja
guru SMA di Manggarai, NTT.
3 Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.
4 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah secara tidak
langsung terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan pengaruh
kepemimpinan instruksioanal kepala sekolah SMA di Manggarai , NTT,
sehingga dapat dijadikan sarana untuk memperkaya khasanah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
khususnya di bidang gaya kepimimpinan instruksional kepala sekolah
dan sekaligus untuk bahan kajian penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, diskusi, rujukan
bagi pengambil kebijakan tentang betapa pentingnya kepemimpinan
instruksional kepala sekolah untuk diterapkan untuk meningkatkan
prestasi siswa di SMA.
b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu
manajemen pendidikan dan bermanfaat secara praktis bagi
kepala sekolah dan guru SMA pada umumnya, khususnya SMA
di Manggarai ,NTT, dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
E. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah
Variabel yang akan diteliti untuk menghindari meluasnya pembahasan,
penulis menetapkan batasan-batasan masalah dalam perumusan masalah, yakni
menganalisa kepemimpinan Instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan
prestasi siswa SMA di Manggarai NTT.
F. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, metode pembahasan yang terdiri dari metode
penelitian dan metode penulisan, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
Bab II: Pembahasan teori, yaitu 1) Kepemimpinan Instruksional 2) kinerja
guru3) prestasi siswa 4) Hipotesis, 5) dan kerangka konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
Bab III: Metodologi penelitian yang terdiri dari: 1) Rancangan/Desain
penelitian 2) Definisi Istilah atau Operasional 3) Populasi dan
Sampel 4) Instrumen Penelitian 5) Metode Pengumpulan Data 6)
Metode analisis data.
Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan
mengenai:1) Deskripsi hasil penelitian 2) Hasil analisis 3) hasil
pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V: Kesimpulan, batasan penelitian dan saran. Tiga hal yang dijabarkan
dalam bab ini adalah point utama dari hasil penelitian, batasan
penelitain dan saran untuk kepala sekolah dan peneliti selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan Instruksional
Definisi kepemimpinan instruksional menurut Hoy dan Miskel
(2008) adalah kepemimpinan dibidang pendidikan yang berfokus pada
proses belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,
mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar yang
positif. Terbentuknya konsep kepemimpinan instruksional dilatar belakangi
oleh adanya kualitas pendidikan yang perlu ditingkatkan. Kualitas
pendidikan yang kurang tersebut memacu untuk mentranformasi peran
kepala sekolah. Transformasi peran kepala sekolah yang dimaksud adalah
perlunya ditinjau ulang, disesuaikan dan kembali fokus kepada kegiatan
belajar–mengajar yang merupakan tujuan utama sekolah. Transformasi
peran kepala sekolah untuk perbaikan kegaiatan belajar mengajar menjadi
permulaan terbentuknya kepemimpinan instruksional.
Tujuan kepemimpinan insruksional adalah untuk memfasilitasi
pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat
kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat
keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan
meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus sepanjang
hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan
pesat (Daryanto,2011). Kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
bertugas untuk mengevaluasi efektivitas guru, membantu pertumbuhan
profesional guru, mengevaluasi efektivitas kurikulum dan mengembangkan
budaya akademis di sekolah.
Menurut Hallinger (2005) ada tiga dimensi kepemimpinan
instruksional, yaitu: merumuskan misi sekolah, mengelola program
instruksional dan promosi iklim belajar yang positif.
a. Merumuskan misi sekolah.
Merumuskan misi sekolah dijabarkan menjadi dua indikator
kepemimpinan instruksional yaitu: merumuskan tujuan sekolah dan
mengkomunikasikan tujuan sekolah. Dimensi ini berisi peran kepala
sekolah dengan bekerja sama dengan guru untuk membuat tujuan sekolah
yang jelas, terukur, ada target waktu. Tujuan sekolah berupa hal yang
berkaitan dengan kemajuan akademis siswa. Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan tujuan sekolah tersebut
kepada semua komunitas sekolah supaya mereka mengetahui dan
mendukung.
b. Mengelola program instruksional.
Dimensi ini berfokus pada koordinasi kegiatan belajar mengajar dan
kurikulum, terdiri dari tiga fungsi kepemimpinan, yaitu: supervisi dan
evaluasi instruksional, koordinasi kurikulum dan monitoring kemajuan
siswa. Dimensi ini memerlukan seorang kepala sekolah untuk terlibat
secara mendalam untuk menstimulasi, mensupervisi, memonitor kegiatan
belajar-mengajar di sekolah. Kepala sekoah juga harus memiliki keahlian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
dalam hal belajar-mengajar, berkomiten untuk mengusahakan kemajuan
sekolah dan menguasai program instruksional.
c. Mempromosi iklim belajar yang positif
Dimensi ini terdiri dari lima fungsi kepemimpinan instruksional yaitu:
menjaga waktu belajar, mempromosi pertumbuhan professional, menjaga
kehadiran yang tinggi, memberi insentif untuk pengajar dan pelajar.
Fokus dimensi ini adalah mengupayakan perkembangan mutu dan
harapan yang tinggi dan membentuk budaya untuk perbaikan yang
berkelanjutan.
Andrews dan Soder (1987) dalam Peariso (2011) mengemukakan bahwa
pemimpin instruksional yang efektif adalah pemimpin yang melakukan dengan
baik akan empat hal sebagai berikut:
a. Kepala sekolah mengarahkan semua stakeholder untuk mencapai visi-
misi sekolah, dan berperan sebagai penyedia sumberdaya. (Resource
provider)
b. Menetapkan ekspektasi, terlibat terus- menerus untuk mengembangkan:
program instruksional (Instructional resource)
c. Kepala sekolah monjadi role model untuk komitmen terhadap tujuan
sekolah, menyampaikan visi sekolah (Communicator)
d. Kepala sekolah secara fisik selalu hadir di dalam segala acara sekolah).
(Visible present)
Petterson (1993) dalam PMPTK (2010) mendefinisikan kepemimpinan
instruksional yang efektif sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menanamkan isi dan makna visi
sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-
kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi
dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah
yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam
implementasinya.
b. Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai
dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku. (manajemen
partisipatif
c. Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran, misalnya
dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan
belajar siswa harus menjadi prioritas.
d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar
sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang
berlangsung didalam sekolah. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator
sehingga dengan berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan
pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan
belajar tersebut.
Dari uraian dapat di atasdapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
instruksional adalah kepemimpinan dibidang pendidikan yang berfokus
pada proses belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,
mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
positif untuk memfasilitasi pembelajaran yang pada gilirannya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa..Pemimpin instruksional juga bertugas
untuk mengevaluasi efektivitas guru, membantu pertumbuhan profesional
guru, mengevaluasi efektivitas kurikulum dan mengembangkan budaya
akademis di sekolah.
Dengan mencakup tiga dimensi kepemimpinan instruksional yaitu
merumuskan misi sekolah, mengelola program instruksional dan promosi
iklim belajar yang positif dan dirumuskan menjadi 10 indikator
kepemimpinan instruksional yaitu:1) Perumusan tujuan sekolah, 2)
Mengkomunikasikan tujuan sekolah, 3) Supervisi dan evaluasi
instruksional, 4) Koordinasi kurikulum, 5) Memonitor kemajuan siswa, 6)
Menjaga waktu instruksional, 7) Menyediakan insentif untuk guru, 8)
Menyediakan insentif untuk siswa, 9) Meningkatkan perkembangan
profesionalitas dan, 10) Mempertahanakn kehadiran.
B. Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Kinerja guru dapat diartikan
sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam
menjalankan tugasnya di sekolah serta menggambarkan adanya suatu
perubahan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas
pembelajaran yang ditunjukkan oleh indikator-indikator: 1) kemampuan
menyusun rencana dan program pembelajaran, 2) kemampuan
melaksanakan pembelajaran, 3) kemampuan mengadakan hubungan antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
pribadi 4) kemampuan melaksanakan penilaian 5) kemampuan
melaksanakan program pengayaan, dan 6) kemampuan melaksanakan
program remedial (Supardi, 2014).
Menurut Association of American School in South America-
Teacher Performance Assessment System (AASSA-TPAS, 2010), terdapat 6
standard indikator kinerja guru, yaitu:
a. Perencanaan instruksional.
Guru merencanakan kegiatan instruksional, sesuai dengan kurikulum,
strategi dan sumber daya sekolah, untuk memenuhi kebutuhan murid.
b. Pelaksanaan Instruksional
Guru melibatkan siswa untuk belajar dengan berbagai strategi
instruksional guna memenuhi kebutuhan belajar siswa.
c. Menilai proses belajar
Guru secara sistematis mengumpulkan, mengalisis dan menggunakan
data untuk menilai atau mengukur kemajuan belajar siswa, memberi
arahan belajar dan memberi umpan balik kepada hasil pengukuran
kemajuan belajar siswa.
d. Lingkungan belajar
Guru menggunakan perlengkapan, metoda, kebiasaan dan prosedur yang
membuat suasana lingkungan belajar yang kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
e. Profesionalisme
Guru mempertahankan komitmennya sesuai dengan etika profesioanlime,
misi sekolah dan bertangungjawab serta berpartisipasi dalam
pertumbuhan profesionalisme demi meningkatkan belajar siswa.
f. Kemajuan siswa
Upaya guru untuk kemajuan siswa yang sesuai target dan terukur.
Dalam Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pasal 1, ayat 1 menjelaskan bahwa: guru adalah
pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Guru juga dituntut memenuhi cakupan
kompetensi berkaitan dengan profesionalisme guru yang meliputi: (1)
kompetensi pendagogik (2) kompetensi kepribadian (3) kompetensi sosial;
dan (4) kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang guru untuk meningkatkan
prestasi siswa. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan
definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja
yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola
kegiatan belajar mengajar, yang meliputi 6 standarisasi kinerga guru yaitu:
1) Perencanaan instruksional 2) Pelaksanaan Instruksional 3) Menilai proses
belajar 4) Lingkungan belajar 5) Profesionalisme 6) Kemajuan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Semakin baik mutu dan kinerja seorang guru, maka semakin besar
peranannya dalam meningkatakan prestasi siswa. Oleh karena itu guru
merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Hal ini dikarenakan guru adalah pihak yang berinteraksi langsung dengan
peserta didik Supardi (2013).
C. Prestasi Siswa
Prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun keterampilan
motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari
penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk
mengukur prestasi atau hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau
achievement test yang disusun oleh guru (Sukmadinata, 2005). Fungsi
prestasi belajar menurut Purwanto (2003) yaitu:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
anak didik
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa
mampu memahami dan menguasai bahan ajar atau materi yang telah
disampaikan oleh guru. Dengan melihat prestasi belajar tersebut maka
dapat segera dievaluasi hal-hal yang menyebabkan siswa kurang
memahami atau menguasai bahan ajar atau materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
b. Prestasi belajar sebagai lembaga kepuasan hasrat ingin tahu
Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai tendensi
keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia, termasuk
didalamnya adalah seorang siswa yang ingin mencapai kepuasan dengan
cara memperoleh prestasi belajar yang baik.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan
Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai
bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern
Sebagai indikator intern artinya prestasi belajar yang telah diraih dapat
digunakan sebagai tolak ukur tingkat produktifitas suatu institusi
pendidikan. Sedangkan sebagai indikator ekstern artinya tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan siswa
dalam masyarakat.
Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
internal maupun faktor eksternal siswa. Faktor internal yaitu berasal dari
diri siswa sendiri dan faktor eksternal siswa faktor dari luar individu. Salah
satu faktor eksternal siswa yang mempengaruhi prestasi siswa menurut
Syah (2006) adalah Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar
guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor Pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pembelajaran.
Lingkungan sekolah yang baik dapat memotivasi siswa untuk
belajar lebih rajin, Lingkungan sekolah tempat yang paling efektif untuk
anak mengembangkan potensi yang dimilikinya. Menurut Yusuf (2005)
sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang
menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Indikator lingkungan sekolah meliputi: (1) kondisi tempat sekolah (2) staf
pengajar, (3) hubungan siswa dengan guru (4) hubungan siswa dengan
siswa.
Selain faktor-faktor tersebut tadi, hal lain yang dapat
mempengaruhi terhadap prestasi sekolah adalah kepemimpinan kepala
sekolah. Tabrani Rusyan mengungkapkan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah harus dapat memberikan motivasi kerja bagi peningkatan
produktivitas kerja guru dan hasil belajar siswa. Selanjutnya Mulyasa
(2009), bahwa kepala sekolah sedikitnya mempunyai peran dan fungsi
sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan
Motivator.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbagai faktor
berperan dalam ikut menentukan prestasi siswa di sekolah yaitu faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
karateristik siswa, faktor guru dan faktor pemimpin kepala sekolah. Faktor
karakteristik siswa sendiri meliputi kemampuan intelektual, motivasi dan
status ekonomi. Faktor guru meliputi teknik mengajar guru, strategi
mengajar aktif, dan aktivitas perkembangan staf. Namun pada dasarnya
berkembang tidaknya peserta didik lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal
dalam hal ini pengaruh dari komponen-komponen yang ada di sekolah.
Kepala sekolah sebagai penggerak utama dalam proses pendidikan
diharapkan memiliki kemampuan untuk membangun komponen-komponen
yang ada di sekolah.
D. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepemimpinan
Instruksional Kepala Sekolah terhadap Prestasi Siswa
Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah dengan
prestasi siswa baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Pengaruh langsung kepemimpinan instruksional kepala sekolah adalah
praktek pemimpin yang bisa berpengaruh kepada prestasi sekolah dan
dampak tersebut dapat diukur terpisah dari variabel lainnya. Pengaruh tidak
langsung kepemimpinan instruksioanl adalah kontribusi pemimpin terhadap
pencapaian sekolah yang dimediasi oleh orang, faktor organisasi, budaya,
dan peristiwa lain. Esensi keberhasilan kepemimpinan adalah mencapai
tujuan orgnisasi secara tidak langsung yaitu melalui orang lain (Peariso,
2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Hallinger dan Heck (1998) membuat klasifikasi pengaruh
kepemimpian instruksional terhadap pencapaain prestasi siswa, sebagai
berikut:
a. Pengaruh langsung, dimana tindakan kepala sekolah mempengaruhi
pencapaian sekolah.
b. Pengaruh melalui mediasi, dimana tindakan kepala sekolah
mempengaruhi pencapaian sekolah secara tidak langsung melalui
variabel-variabel lain.
c. Pengaruh timbal-balik, dimana kepala sekolah mempengaruhi guru dan
sebaliknya guru mempengaruhi kepala sekolah, dan proses tersebut
mempengaruhi pencapaian sekolah. Selanjutnya pengaruh melalui
mediasi dan efek timbal-balik digabung menjadi satu klasifikasi yaitu
pengaruh tidak langsung.
Kepemimpinan instruksional sangat cocok diterapkan di sekolah
karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses
dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan
tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian
menuntut sekolah sebagai organisasi harus memfokuskan pada
pembelajaran (learning-focused schools), yang meliputi kurikulum, proses
belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar (Cotton.2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Kepemimpinan instruksional sangat penting untuk diterapkan
disekolah karena bahwa kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat
signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar karena mampu memberikan
dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan prestasi
belajar siswanya.
Meta análisis secara ekstensif yang dilakukan oleh Waters et al.
(2003), pemimpin intruksional yang efektif dalam arti mampu mencapai
prestasi siswa yang baik sebagai tujuannya, memiliki banyak karakteristik
kunci yaitu: 1) Mengalokasi sumberdaya dan pengembangan kurikulum, 2)
Fokus kepada intruksional dan penilaian, 3) Memiliki pengetahuan metoda
kurikulum, 3) Hadir secara nyata, 4) Bisa berkomunikasi baik dengan staff,
4) Berperan sebagi figur contoh 5) Memonitor dan mengevaluasi efektivitas
program, 6) Flexibel dan tahu situasi, 7) Memberi stimulasi intelektual
kepada staf.
Pengaruh langsung kepemimpinan Instruksional terhadap prestasi
siswa adalah praktek pemimpin yang bisa berdampak kepada pencapaian
sekolah dan dampak tersebut dapat diukur terpisah dari variabel lainnya
(Peariso, 2011). Pengaruh tidak langsung dari kepemimpinan instruksional
terhadap prestasi siswa adalah kontribusi pemimpin terhadap pencapaian
sekolah yang dimediasi oleh orang, faktor organisasi, budaya, dan peristiwa
lain. Banyak hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh secara tidak
langsung dari kepemimpinan instruksional terhadap efektivitas sekolah dan
prestasi siswa. Mekanisme kepemimpian instruksional dapat berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
secara tidak langsung kepada efektivitas sekolah dan pencapaian prestasi
siswa melalui peran kepala sekolah dalam membimbing arah sekolah
melalui visi, misi, goal dan pengaruhnya pada memotivasi staf, membangun
komitmen, dan pengkondisian pekerjaan (Halinger at al., 2008).
Menurut Glickman (2002) terdapat tiga elemen penting dalam
konsep kepemimpinan instruksional yaitu : elemen yang mempengaruhi
langsung terhadap pembelajaran siswa, elemen hubungan kepemimpinan
instruksional dengan guru, dan elemen yang mendukung pencapaian
peningkatan pembelajaran, tiga elemen ini dilaksanakan secara utuh dan
dilaksanakan secara berkelanjutan dalam penyelenggaran sekolah. Dengan
kata lain, ketiga elemen ini harus bersama-sama dijadikan prioritas dalam
pembuatan kebijakan dan layanan pembelajaran kepada siswa. Elemen yang
mempengaruhi langsung terhadap pembelajaran siswa meliputi: konten
materi pelajaran, metode yang digunakan dan penilaian pembelajaran.
Elemen hubungan kepemimpinan instruksional dengan guru, yang meliputi:
fokus observasi dan penggunaan data, pendekatan yang digunakan dalam
bekerja dengan guru, dan stuktur dan format untuk mengorganisasikan
usaha peningkatan pembelajaran.
Hasil penelitian Gentilucci & Muto (2007) bahwa perilaku
kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai
pemimpin instruksional memiliki pengaruh signifikan pada penciptaan
sekolah efektif dan prestasi siswa. Beberapa penelitian lainnya tentang hal
serupa telah dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh langsung dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
tidak langsung kepemimpinan terhadap prestasi belajar siswa (Leithwood at
al,. 2004). Kualitas kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci untuk
memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran organisasi (Datnow,
2005).
Komunikasi langsung dengan siswa merupakan hal yang penting di
lakukan oleh seorang pemimpin instruksional dalam rangka menyerap dan
menampung aspirasi siswa, hal ini dapat menjadi dasar pembuatan program
peningkatan layanan belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
para siswa. Yukl (2009) mengemukakan bahwa komunikasi langsung
memungkinkan efek kata-kata diperkuat oleh intonasi, gerakan, dan
keakraban. Komunikasi langsung membantu usaha mempengaruhi dan
memberikan kesempatan untuk memperoleh umpan balik yang segera
tentang efektivitas sebuah program. Hal ini berguna untuk memberi
motivasi, semangat, pemahaman terhadap masalah-masalah yang dihadapi
siswa, yang akan menjadi dasar evaluasi bagi kepala sekolah dalam upaya
membuat program dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang maksimal.
E. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru
Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam
mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran untuk mampu
menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan
pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan
bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Menurut Wahjosumidjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
(2005) kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan kepala
sekolah untuk menggerakkan, mengerahkan, membimbing, melindungi,
memberi teladan, memberi dorongan, dan memberi bantuan terhadap
sumber daya manusia yang ada di suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan
komponen sekolah maupun kepemimpinan kepala sekolah. Pidarta (2004)
mengemukakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru
dalam melaksanakan tugasnya adalah kepemimpinan kepala sekolah untuk
menentukan baik buruknya kinerja guru. Penelitian Rinehart at al, (1998)
menunjukkan bahwa kinerja guru dapat ditingkatkan oleh pengaruh kepala
sekolah karena kepala sekolah tersebut dapat dipercaya karena
kemampuannya. Hasil Penelitian Blase dan Blasé (1999) juga
menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah
kepada kinerja guru melalui strategi kepala sekolah yaitu dengan cara
memberi contoh kepada para guru dalam praktek intruksional setiap
harinya.
Menurut Mulyasa (2013) sukses tidaknya pendidikan dan
pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala
sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah yang berkaitan dengan
pengetahuan dan pemahamannya terhadap manajemen dan kepemimpinan,
serta tugas yang dibebankan kepadanya. Kepala sekolah sebagai pimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
tertinggi harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui
program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. kepemimpinan
kepala sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan
budaya kerja guru yang akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru
untuk mencapai kualitas pendidikan sekolah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpinan
instruksional kepala sekolah mempunyai tugas yang penting di dalam
mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran untuk mampu
menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan
pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan
bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Kepala sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja guru.
F. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Siswa
Tidak terkecuali dengan institusi sekolah sebagai organisasi
pendidikan, keberhasilan maupun kurang berhasilnya pencapaian tujuannya
sangat ditentukan oleh kinerja personil didalamnya. Salah satu pihak yang
dinilai amat menentukan pencapaian hasil dan tujuan itu adalah guru karena
guru merupakan pihak yang langsung terkait dengan kegiatan pembelajaran
terhadap siswa, sehingga memiliki peran amat strategis. kinerja guru
memainkan peran penting dalam pencapaian hasil belajar siswanya (Agung
dan Yufridawati, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Hasil penelitian Policy Studies Associates (PSA), (2005),
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara kualitas guru
dengan kemajuan belajar siswa. Guru yang berkualitas sangat berpengaruh
pada kemajuan prestasi siswa.. Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi
siswa lebih besar dari pada faktor lainnya: ekonomi, etnis, ukuran kelas,
absensi. Guru yang kurang berpengalaman merupakan penghambat
kemajuan prestasi siswa.
Menurut Lunenburg dan Irby (2006) mengidentifikasi 12 prinsip
guru yang efektif dalam peningkatan prestasi belajar siswa : 1) menciptakan
suasana yang akrab dan penuh kepedulian 2) memaksimalkan waktu belajar
siswa dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, 3) memahami
komponen kurikulum dan diarahkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran,
4) menjelaskan tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran yang
diingginkan kepada siswa, 5) penyampaian materi pembelajaran dengan
jelas dan membantu siswa memahami hubungan antar materi tersebut, 6)
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa pada isi
materi, memahami hubungan antar materi dan implikasinya, berpikir secara
kritis terhadap materi tersebut, 7) memfasilitasi siswa dengan memberi
kesempatan untuk berlatih dan menerapkan materi yang telah dipelajari, 8)
memberi bantuan kepada siswa untuk dapat secara produktif terlibat dalam
proses pembalajaran, 9) mampu menjadi model, 10) menggunakan
cooperative learning, 11) menggunakan penilaian yang variatif, 12)
ekpektasi yang tinggi terhadap hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru di sekolah
mempunyai peran penting dalam pencapaian prestasi siswa karena guru
dipandang sebagai faktor kunci, guru yang berinteraksi secara langsung
dengan murid dalam proses belajar mengajar di sekolah.
G. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori sebagaimana telah diuraikan diatas dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Kepemimpinan instruksional secara langsung berupa praktek
kepemimpinan yang bisa berdampak kepada pencapaian prestasi siswa
mencakup kegiatan kepala sekolah yang langsung dalam meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar seperti Komunikasi langsung dengan siswa
merupakan hal yang penting di lakukan oleh seorang pemimpin instruksional
dalam rangka menyerap dan menampung aspirasi siswa, hal ini dapat menjadi
dasar pembuatan program peningkatan layanan belajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan para siswa. Yukl (2009:30) mengatakan bahwa
komunikasi langsung memungkin efek kata-kata diperkuat oleh intonasi,
gerakan, dan keakraban. Komunikasi langsung membantu usaha
mempengaruhi dan memberikan kesempatan untuk memperoleh umpan balik
yang segera tentang efektivitas sebuah program. Hal ini berguna untuk
memberi motivasi, semangat, pemahaman terhadap masalah-masalah yang
dihadapi siswa, yang akan menjadi dasar evaluasi bagi kepala sekolah dalam
upaya membuat program dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang
maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
H1: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional secara langsung
terhadap prestasi siswa.
Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah
kemampuannya untuk memotivasi dan menginspirasi guru dengan tujuan
akhir adalah berdampak pada praktik instruksional dan pencapaian prestasi
siswa dengan mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran agar
mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan
pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa
kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh
dalam meningkatkan kinerja guru (Mulyasa, 2004).
H2: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional terhadap kinerja guru.
Prestasi siswa di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor.Faktor-
faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal siswa. Guru
Salah satu pihak yang dinilai amat menentukan pencapaian hasil dan tujuan
itu adalah guru karena guru merupakan pihak yang langsung terkait
dengan kegiatan pembelajaran terhadap siswa, sehingga memiliki peran
amat strategis. kinerja guru memainkan peran penting dalam pencapaian
hasil belajar siswanya. Alasan utama, guru merupakan pihak yang
langsung terkait dengan kegiatan pembelajaran terhadap siswa sehingga
memiliki peran teramat strategis (Agung dan Yufridawati, 2013).
Berdasarkan Undang Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik
H3: Terdapat pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa.
Pengaruh kepemimpinan instruksional secara tidak langsung
terhadap prestasi siswa melalui peran kepala sekolah dalam membimbing
arah sekolah melalui perumusan, penyampaian dan pembangunan
komitmen pada visi, misi dan goal sekolah, memotivasi staff dan guru,
pengelolaan program intruksioanal dan mencipatakan suasana kerja dan
belajar mengajar yang positif. Guru sebagai mediator hubungan rasional
dan emosional. Hubungan rasional melalui kualitas dan penguasaan guru
dalam mendidik siswa yang dipengaruhi oleh kapasitas kepala sekolah
dalam hal memecahkan masalah dan pengetahuan tentang kepemimpinan
yang relevan dan praktek mendidik, hubungan emosional yaitu tingkat
emosional guru yang merupakan hasil pengaruh dari kepala sekolah
dengan cara menginspirasi dan mendukung mereka.
Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah
kemampuannya untuk memotivasi dan menginspirasi guru dengan tujuan
akhir adalah berdampak pada praktik instruksional dan pencapaian prestasi
siswa. Kepala sekolah harus menyediakan kepemimpinan instruksional
untuk memfasilitasi dan mendorong proses belajar aktif pada siswa (Quinn,
2002).
H4: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional secara tidak langsung
terhadap prestasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
H. Kerangka Konsep Penelitian
Dari landasan teori di atas dapat dibuat kerangka konsep penelitian pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1 mengilustrasikan bahwa kepemimpinan instruksional
kepala sekolah sebagai variabel eksogen yang mempengaruhi 2 variabel
endogen yaitu variabel kinerja guru dan variabel prestasi siswa. Variabel
kinerja guru selain sebagai variabel endogen, juga sebagai variabel intervening
yang berfungsi memediasi pengaruh variabel kepemimpinan instruksional
kepala sekolah terhadap prestasi siswa.
Kepemimpinan
Instruksional
Kepala sekolah
Kinerja Guru
Prestasi
Siswa
Sumber : Irianto (2004)
Gambar 1.1.
Kerangka Konsep Penelitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan atau Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah
terhadap kinerja guru dan prestasi siswa SMA di kabupaten Manggarai,
kabupaten Manggarai Timur dan kabupaten Manggarai Barat, NTT.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2007). Variabel
dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Variabel eksogen, yakni variabel yang tidak dipengaruhi atau
diprediksi oleh variabel lain dalam model. Variabel eksogen dikenal
juga sebagai independent variabel. Dalam penelitian ini variabel
eksogen adalah kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan
kinerja guru.
2) Variabel endogen, yakni variabel yang dipengaruhi atau diprediksikan
oleh satu atau beberapa variabel yang lain dalam model. Variabel
endogen dikenal juga sebagai dependent variabel. Dalam penelitian ini
variabel endogen adalah kinerja guru dan Prestasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
3) Variabel mediasi atau intervening secara teoritis adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan dependen dan independen menjadi hubungan
langsung dan tidak langsung yang dapat diamati dan diukur. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel mediasi adalah kinerja guru
Definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
Kepemimpinan instruksional menurut Hoy dan Miskel adalah
kepemimpinan di bidang pendidikan yang berfokus pada proses
belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,
mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar-
mengajar yang positif dengan tujuan untuk memfasilitasi
pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat
kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat
keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya,
dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus
sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
berkembang dengan pesat.
Kepemimpinan instruksional memiliki tiga dimensi yaitu 1.
merumuskan misi sekolah, 2. mengelola program instruksional dan 3.
Promosi iklim belajar yang positif. Kemudian dirumuskan menjadi 10
indikator kepemimpinan instruksional yaitu:1) Perumusan tujuan
sekolah, 2) Mengkomunikasikan tujuan sekolah, 3) Supervisi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
evaluasi instruksional, 4) Koordinasi kurikulum, 5) Memonitor
kemajuan siswa, 6) Menjaga waktu instruksional, 7) Menyediakan
insentif untuk guru, 8) Menyediakan insentif untuk siswa, 9)
Meningkatkan perkembangan profesionalitas dan, 10)
Mempertahanakan kehadiran (Hallinger , 2005)
b. Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Kinerja guru dapat
diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan
seorang guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah serta
menggambarkan adanya suatu perubahan yang ditampilkan guru
dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran (Supardi,2014).
Kinerja guru memiliki satu dimensi, dengan enam indikator
yaitu:1) Perencanaan instruksional yaitu membuat rencana mengajar
sesuai dengan kurikulum yang ada, 2) Pelaksanaan instruksional
yaitu guru mendorong dan menjaga siswa untuk belajar secara aktif,
3) Menilai proses belajar yaitu guru menggunakan data-data awal
yang ada untuk menentukan target pencapaian pembelajaran siswa, 4)
Lingkungan belajar yaitu guru melakukan upaya-upaya tertentu
untuk perbaikan sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi yang kurang
baik, 5) Profesionalisme yaitu guru memastikan bahwa semua peserta
didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran, 6) Kemajuan siswa yaitu Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
mengevaluasi cara mengajar apabila siswa susah memahami materi
yang di ajarkan dan menggunakannya hasil evaluasi tersebut untuk
memperbaiki cara mengajar berikutnya.
c. Prestasi Siswa
Prestasi siswa dikemukakan oleh Winkel dalam Sunarto (2009)
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang
siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan nilai yang
dicapainya. Prestasi siswa adalah nilai ujian Nasional (UN) dari
masing-masing sekolah tahun ajaran 2013/2014 SMA di Manggarai
NTT.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua sekolah SMA di tiga kabupaten
Manggarai di NTT. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 30 sekolah
SMA di tiga kabupaten manggarai yaitu kabupaten Manggarai, Kabupaten
Manggarai Timur dan Kabupaten Manggarai barat, NTT..
Unit analisis dalam penelitian adalah sekolah. Di ketiga kabupaten
tersebut terdapat 68 Sekolah SMA negeri dan swasta. Dari jumlah tersebut,
peneliti mengambil sampel sekolah SMA sebanyak 30 sekolah. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan
menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan
pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai karakteristik populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Ukuran sampel dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
mengacu pada pendapat Sugiyono (2011) bahwa sampel minimal untuk
penelitian adalah 30 sampel.
. Kriteria penelitian sampel adalah sekolah yang memiliki kepala
sekolah dan wali kelas 3 yang sudah menjabat minimal 3 tahun sebagai kepala
sekolah dan wali kelas di SMA tempat penelitian. Dasar pertimbangannya
karena kepala sekolah dan wali kelas tersebut mengetahui keadaan saat itu
serta memenuhi kriteria penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang
akurat.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan menggunakan
kuesioner berdasarkan indikator-indikator variabel penelitian yang dikemukan
oleh Peariso (2011). Kuesioner ditujukan untuk responden kepala sekolah dan
wali kelas 3 SMA di Manggarai. Untuk variabel prestasi belajar siswa
berdasarkan nilai rata-rata ujian nasional tahun ajaran 2013/2014.
Kuesioner penelitian mencakup 30 pernyataan variabel kepemimpinan
instruksional kepala sekolah dan 30 pernyataan kinerja guru. Dengan
demikian jumlah item pernyataan yang disampaikan kepada responden
penelitian sebanyak 60 item pernyataan. Keseluruhan jawaban responden
diberi nilai sesuai dengan rentang nilai tersebut dan kemudian dirangkum
dalam satu tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis. Untuk membuat unit
analiais dengan cara membuat rata-rata jawaban respondenmengenai persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
guru tentang kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kepala sekolah
sendiri dan 30 pernyataan kinerja guru.
Penyusunan kuesioner menggunakan Skala Likert. Sugiyono (2012)
menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Tabel 3.1
Tabel Skor Jawaban Kuesioner Respondenr Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
Positif Skor Negative Skor
Hampir tidak pernah 1 Hampir tidak pernah 5
Jarang 2 Jarang 4
Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3
Sering 4 Sering 2
Hampir selalu 5 Hampir selalu 1
Untuk mengetahui penjabaran variabel-variabel ke dalam sub variabel,
dan indikator, disusun kisi-kisi instrumen penelitian sebagaimana disajikan
pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator No Butir
Pernyataan Sumber
KEPEMIMPINAN
INSTRUKSIONAL
KEPALA
SEKOLAH
a. Perumusan tujuan sekolah
1,2,3
Peariso
(2011)
b. Mengkomunikasikan tujuan sekolah
4,5,6
c. Supervisi dan evaluasi instruksional
7,8,9
d. Mengkoordinasi kurikulum
10,11,12
e. .Monitor kemajuan siswa
13,14,15
f. Menjaga waktu instruksional
16,17,18
g. Mempertahankan kehadiran
19,20,21
h. Memberi penghargaan atau insentif untuk
guru
22,23,24
i. Mengembangkan profesionalisme guru
25,26,27
j. penghargaan untuk siswa
28,29,30
KINERJA
GURU
a. Perencanaan instruksional
1,2,3,4,5
AASSA-
TPAS
(2010)
b. Pelaksanaan instruksional
6,7,8,9,10
c. c. Evaluasi proses belajar 11,12,13,14,15
d. Lingkungan belajar Kondusif
16,17,18,19,20
e. Profesionalisme 21,22,23,24,25
f. Kemajuan siswa
26,27,28,29,30
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan berbagai data, keterangan dan informasi
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
a. Data Primer
Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli. (Indriantoro dan Supomo, 1999 dalam Aji dan Sabeni,
2003). Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
primer dilakukan dengan cara meminta responden yaitu kepala sekolah
dan guru wali kelas tiga mengisi kuesioner yang dibagikan, dan
melakukan wawancara bagi kepala sekolah dan guru serta melakukan
observasi.
b. Data Sekunder
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat dokumen sekolah hasil
rata-rata nilai ujian nasional siswa kelas III SMA di Manggarai, tahun
ajaran 2013/2014 yang menjadi sampel penelitian.
Penelitian dilakukan di 3 kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur,
yaitu: Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten
Manggarai Timur. Penelitian dilakukanan pada tanggal 20 Juli sampai 15
Agustus 2015.
F. Metode Analisis Data
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis
deskriptif menampilkan data hasil penelitian dalam bentuk prosentase dan
rerata. Analisis inferensial menggunakan SmartPLS 3.0. PLS adalah sebuah
teknik pilihan yang cocok karena ukuran sampel yang kecil, tidak didasarkan
banyak asumsi, data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
dengan skala kategori, ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model
yang sama) (Ghozali, 2008).
Alasan memilih PLS SEM karena dalam penelitian terdapat tiga
variabel penelitian yaitu variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah
sebagai variabel independen, kinerja guru sebagai variabel intervening dan
variabel dependen yaitu prestasi siswa. Dengan demikian penggunaan PLS
akan mampu menguji dan mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung
dari variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap variabel
prestasi siswa. Analisis PLS-SEM terdiri dua sub model yaitu: model
pengukuran atau sering disebut outer model dan model struktural atau inner
model.
a. Analisis Data Deskriptif
Analisis statistik deskriptif menampilkan hasil deskripsi data
variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan
prestasi siswa untuk mengetahui distribusi frekuensi dan nilai skor rata-
rata masing-masing indikator dengan menjumlahkan skor nilai hasil
jawaban responden dalam pengisian kuesioner yang kemudian
dikategorikan dan dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi. Penentuan
batas-batas rentang nilai dan kategori berdasarkan skala likert. Kuesioner
disebarkan ke responden kemudian di rekapitulasi (Riduwan,2013).
Pedoman penskoran kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan
kninerja guru terhadap jawaban kuesioner dapat disusun sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Skor terendah : 1 x 30 = 30
Skor tertinggi : 5 x 30 = 150
Tabel 3.3
Kriteria Interprestasi Skor Penerapan Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
b. Analisis Data Statistik Inferensial
Menurut (Sugiyono, 2008) statistik inferensial adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini analisis data statistik
inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS untuk model
pengukuran (outer model), model struktural (inner model) dan pengujian
hipotesis. Kriteria uji dilakukan pada kedua model tersebut.
Variabel Rentang nilai skor Kategori
Kepemimpinan
Instruksional
Kepala Sekolah
0 % - 20 % Hampir tidak pernah
21 % - 40 % jarang
41 %- 60 % Kadang-kadang
61 %- 80 % sering
81 %- 100 % Hampi selalu
Kinerja Guru
0 % - 20 %
Sangat kurang
21 % - 40 % Kurang
41 %- 60 % Cukup
61 %- 80 % Baik
81 %- 100 % Sangat baik
Jumlah Skor 30 60 90 120 150
0 20% 40% 60% 80% 100%
1 Skor item 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
1 Outer model (Model Measurement)
Model pengukuran atau Outer model dievaluasi dengan
cara melihat nilai validitas dan reliablitas pengukuran dari model
tersebut. Validitas pengukuran terdiri atas validitas konvergen dan
validitas diskriminan. Validitas konvergen ditentukan menggunakan
parameter loading factor dan nilai Average Variance Extracted
(AVE). Pengukuran dapat dikategorikan memiliki validitas
konvergen apabila nilai loading factor dan nilai AVE sebesar 0,5 atau
lebih. Validitas diskriminan ditentukan dengan melihat cross loading
dari setiap variabel dan di kategorikan memiliki validitas diskriminan
apabila nilai cross loading mencapai 0,7 (Ghozali dan Latan, 2015).
Model ini menspesifikasi hubungan antara variabel laten
dengan indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model
mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan
variabel latennya. Uji yang dilakukan pada outer model:
1) Convergent Validity. Nilai convergent validity adalah nilai loading
faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang
diharapkan > 0.7.
2) Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading
factor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki
diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai
loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan
dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
3) Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan >0.5.
a. Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability
>0.7 mempunyi reliabilitas yang tinggi.
Uji yang dilakukan diatas merupakan uji pada outer model untuk
indikator reflektif,:
2 Inner Model (Model Structural)
Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara
konstruk laten. Inner model (inner relation, structural model dan
substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten
berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan
menggunakan nilai R-square dan koefisien jalur untuk mendapatkan
informasi seberapa besar variabel laten dependen dipengaruhi oleh
variabel laten independen, serta uji signifikansi untuk menguji nilai
signifikansi hubungan atau pengaruh antar variabel (Ghozali, 2015).
Beberapa uji untuk model struktural yaitu
1) R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square untuk variabel
Kinerja Guru dan prestasi siswa. Perubahan nilai R-Square dapat
digunakan untuk menilai pengaruh variabel kepemimpinan
instruksional kepala sekolah terhadap variabel kinerja guru dan
prestasi apakah mempunyai pengaruh yang substantif.
2) Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau besarnya
hubungan atau pengaruh konstruk laten yang dilakukan dengan
prosedur bootstrapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Manggarai
a. Wilayah lokasi penelitian
Suku Manggarai adalah sebuah suku bangsa yang mendiami bagian
barat pulau Flores di propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Suku
Manggarai tersebar di tiga kabupaten di propinsi tersebut, yaitu Kabupaten
Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur.
Kabupaten Mangarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur merupakan
hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai.
Kabupaten Manggarai secara geografis terletak pada 08o14”-09o00”
LS dan 120o 15”-120o30” BT . Kabupaten Manggarai yang beribu kota di
Ruteng memiliki luas169.435 hektar yang terbagi dalam 1145 desa, 17
kelurahan dan 11 kecamatan. Komoditi unggulan kabupaten Manggarai
yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan, perternakan dan jasa.
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, diwilayah ini tersedia 1
bandara, yaitu bandara Frans Lega, untuk transportasi laut tersedia 1
pelabuhan, antara lain Reo.
Kabupaten Manggrai Timur (KMT) terletak antara 08o14-09o00”
Lintang selatan dan 120o30” -120o55” BT. KMT yang beribukota di Borong
memiliki luas wilayah 249.455 Ha yang terbagi dalam 17 kelurahan dan 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
kecamatan. Komoditi unggulan yaitu sector pertanian, perkebunan,
perikanan dan peternakan.
.
Gambar 4.2
Peta Wilayah 3 Kabupaten di Manggarai, NTT
Kabupaten Manggrai Barat secara geografis terletak pada
08o14”LS—09o00”LS dan 119o21”-120o15”BT. Kabupaten Manggrai Barat
yang beribukota di Labuan Bajo memiliki luas 294.750 hektar yag terbagi
dalam 164 desa 5 kelurahan dan 10 kecamatan. Komoditi unggulan
kabupaten Manggarai Barat yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan dan jasa serta wisata alam dan pariwisata dengan obyek seperti
Taman Nasional Komodo, Kawasan hutan Mbeliling, Istana Ular, dan
beberapa objek wisata air terjun seperti Cunca Rame dan Cunca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
Wulang.wisata budaya.sebagai penunjang kegiatan perekonomian,
diwilayah ini tersedia 1 bandara udara, yaitu bandara komodo dan memilik
satu ipelabuhan yaitu pelabuhan labuhan.
b. Data Demografi
Data demografi Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten
Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur dapat dilihat di tabel-tabel 4.4
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai Tahun 2013
No Nama Kabupaten Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/km2)
1 Manggarai Timur 264979 106
2 Manggarai 309614 183
3 Manggarai Barat 240905 82
Hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2013 data
pendidikan penduduk di tiga kabupaten di Manggarai tahun 2013.
Tabel 4.5
Data Pendidikan Penduduk di Tiga Kabupaten Manggarai
Tahun 2013
No
Nama Kabupaten
Angka Melek
Huruf (%)
Tingkat Pendidikan (%)
Tidak tamat
SD SD SMP SMA
Perguruan
tinggi
1 Manggarai Timur
93,8 31,1 51,3 9,2 6,4 2,0
2 Manggarai 93,2 41,2 31,6 13,3 10,3 3,6
3 Manggarai Barat
93,0 33,3 44,8 9,4 8,6 3,9
Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013
dikabupaten Manggarai Timur, persentase jumlah penduduk yang tidak
mempunyai ijazah SD cukup tinggi yaitu sebesar 31,1 persen. Tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 51,3 persen. Diikuti oleh
penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 9,2 persen. Sedangkan penduduk
dengan ijazah SMA/SMK hanya 6,4 persen dan perguruan tinggi hanya 2,0
persen.
Kabupaten Manggarai , persentase jumlah penduduk 10 tahun
keatas yang tidak mempunyai ijazah sangat tinggi yaitu sebesar 41,2
persen.Terbesar kedua yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 31,6
persen. Diikuti oleh penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 13,3 persen.
Sedangkan penduduk dengan ijazah SMA/SMK 10 persen dan perguruan
tinggi hanya 3,6 persen.
Kabupaten Manggarai Barat persentase jumlah penduduk yang
tidak mempunyai ijazah SD cukup tinggi yaitu sebesar 33,3 persen.
Tertinggi yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 44,8 persen. Diikuti
oleh penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 9,4 persen. Sedangkan
penduduk dengan ijazah SMA/SMK hanya 8,6 persen dan perguruan tinggi
hanya 3,9 persen
Tabel 4.6
Data Kondisi Ekonomi Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai tahunh
2013.
No
Nama Kabupa-
ten
Pendapatan
perkapita (Rp/tahun
)
Keluarga
Prasejahtera (%)
Pekerjaan (%)
Pertanian
&perkebunan
Industri,Konstruksi,
Penggalian
Dagang, Angkutan, Keuangan
, Jasa
1 Manggarai Timur
1.609.866 55,1 82,4 10,6 7,0
2 Manggarai
2.103.662 59,1 63,7 11,9 24,4
3 Manggarai Barat
1.832.922 58,2 63,8 9,1 27,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
c. Karakteristik Objek Penelitian
Berikut ini disajikan profil sekolah SMA di kabupaten Manggarai,
Manggarai Barat dan Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi
sampel Penelitianseperti terlihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Profil Sekolah SMA di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan
Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi Sampel Penelitian
No Nama SMA Negeri/Swasta 1 SMA “A” Negeri
2 SMA “B” Swasta
3 SMA “C” Negeri
4 SMA “D” Negeri
5 SMA “E” Negeri
6 SMA “F” Swasta
7 SMA “G” Swasta
8 SMA “H” Swasta
9 SMA “I” Negeri
10 SMA “J” Negeri
11 SMA “K” Negeri
12 SMA “L” Negeri
13 SMA “M” Swasta
14 SMA “N” Swasta
15 SMA “O” Swasta
16 SMA “P” Negeri
17 SMA “Q” Negeri
18 SMA “R” Negeri
19 SMA “S” Swasta
20 SMA “T” Swasta
21 SMA “U” Negeri
22 SMA “V” Swasta
23 SMA “W” Swasta
24 SMA “X” Negeri
25 SMA “Y” Negeri
26 SMA “Z” Negeri
27 SMA “AA” Swasta
28 SMA “BB” Negeri
29 SMA “CC” Negeri
30 SMA “DD” Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
B. Deskripsi variabel penelitian
Analisis deskriptif data variabel penelitian merupakan upaya
menggambarkan secara umum tentang data yang diperoleh selama
penelitian. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu kepemimpinan
instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan prestasi siswa. Variabel
kinerja guru juga sebagai variabel intervening.
Hasil jawaban responden untuk variabel kepemimpinan
instruksional untuk: mean (rata-rata) sebesar 109,4, simpangan baku
(standar deviasi) 12,6, titik tengah (median) 108,2, skor minimum
sebesar 87,9 dan skor maksimum 138,1 . Untuk variabel kinerja guru
diperoleh hasil mean (rata-rata) sebesar 10,92, simpangan baku (standar
deviasi) 16,2, titik tengah (median) 106,9, skor minimum sebesar 80,6
dan skor maksimum 143,8. Rerata prestasi hasil ujian nasional mean
(rata-rata) sebesar 4,4, simpangan baku (standar deviasi) 0,8, titik tengah
(median) 4,1, skor minimum sebesar 3,3 dan skor maksimum 6,3.
Hasil rekapitulasi skor total data dstribusi frekuensi Kepemimpinan
Instruksional, kepala sekolah, kinerja guru dan nilai ujian nasional tahun
ajaran 2013/2014 pada lampiran 4.
a. Deskripsi Data Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala
Sekolah
Deskriptif variabel kepemimpinan instruksional kepala
sekolah bertujuan menggambarkan pendapat kepala sekolah dan
persepsi guru wali kelas tiga tentang penerapan kepemimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
instukrusional kepala sekolah SMA di 30 sekolah SMA di
kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.
Berikut disajikan hasil deskripsi distribusi frekuensi data penerapan
variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi Penerapan Kepemimpinan
Instruksioanl Kepala Sekolah
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 30 - 54 0 0%
2 55 - 78 0 0%
3 79 - 102 9 30%
4 103 - 126 19 63,3%
5 126 - 150 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Riduwan 2013
Gambar 2.1 di bawah berdasarakan kriteria interprestasi
skor kepemimpinan instruksional kepala sekolah pada tabel 3.3