PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA
TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
MA AL-AWWABIN TAHUN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
CHANDA ANRY LESTARI
NIM 1113015000057
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ii
i
ABSTRAK
Chanda Anry Lestari (NIM: 111301500057), Pemgaruh Kegiatan
Ekstrakurikuler Paskibra Terhadap Pembentukan Karakter Siswa MA AL-
Awwabin Tahun 2018/2019. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler PASKIBRA pada pembentukan karakter disiplin dan semangat
kebangsaan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan metode korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah siswa yang
berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA di 2018/2019 dengan
total sampel 30 orang. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan
teknik sampel jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner, wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab hipotesis adalah regresi
linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dengan pembentukan siswa disiplin karakter
32,2% dan karakter semangat kebangsaan 19,4%
Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra, Pembentukan Karakter,
Disiplin, Semangat Kebangsaan
ii
ABSTRACT
Chanda Anry Lestari (NIM: 1113015000057) The influence of Paskibra
extracurricular activities on the formation of discipline characters and the
student's national spirit of MA Al-Awwabin in 2018/2019. A Skripsi of
Department of Social Education (IPS), Faculty of Educational Science of
Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta
This research aims to determine the influence of Paskibra extracurricular
activities on the formation of discipline characters and the student's national
spirit. This research uses a quantitative approach and uses a correlation method.
The population on this research was the student who participated in Paskibra
Extracurriculer Activities in 2018/2019 with total sample of 30 people. To collect
the data, this research used saturated sample techniques. The data collection
technique used in this research using questionnaire, interview, observation and
documentation. Data analysis used in this research to answer the hypothesis is a
simple linear regression. The results of this study showed that there was an
influence between paskibra extracurricular activities to the formation of students
disciplinary character of 32.2% and the national spirit character of 19.4%
Keywords : Paskibra extracurricular activities, The formation of characters,
Discipline, National spirit
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
mendapatkan kekuatan, kesabaran, kemudahan serta pemahaman hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya serta seluruh muslimin
dan muslimat.
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana
Pendidikan (S.Pd).
Skripsi ini dapat penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini.
Berkaitan dengan rampungnya skripsi ini, penulis sangat menyadari berbagai
pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M. A selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sururin, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Muhamad Arif, S. Pd, M. Pd dan Ibu Neng Sri Nuraeni, M. Pd
yang telah memberikan waktu dan ilmunya yang berharga untuk
membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk
memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
iv
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staff
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan
kemudahan dalam pembuatan surat-surat dan sertifikat.
8. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis menyediakan serta pinjaman literatur yang dibutuhkan.
9. Bapak Drs. H. Ahmad Muchtar selaku Kepala Madrasah AL-Awwabin, Ibu
Hanna Maria, S. Pd. I selaku Bidang Kurikulum, Ibu Mirafiory, S. Pd selaku
bidang kesiswaan, Zubaidah, S. Pd selaku bidang Tata Usaha, dan Bapak
Maulana Yusuf, S. Pd. I selaku pembina kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
MA AL-Awwabin Depok yang telah mengizinkan dan kesediannya dalam
memberikan tempat untuk melaksanakan penelitian di sekolah.
10. Teruntuk Muhammad Iqbal, S. E suamiku yang telah memberikan semangat,
motivasi, do’a yang tiada henti-hentinya dan juga mengorbankan seluruh jiwa
dan raga baik secara fisik maupun materi. Dan abang Kun Muhammad
Alfatih yang telah teramat sangat setia menemani bundanya dalam
mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan
sebaik-baiknya balasan bagi kalian berdua, Aamiin.
11. Kedua orang tua penulis, Ayah Riyanto dan Mamah Anansih yang telah
memberikan semangat, motivasi, do’a yang tiada henti-hentinya dan juga
mengorbankan seluruh jiwa dan raga baik secara fisik maupun materi.
Semoga Allah SWT memberikan sebaik-baiknya balasan bagi mereka berdua,
Aamiin.
12. Untuk adik-adik penulis, Vio dan Nafa yang telah memberikan bantuannya
dalam proses penyelesaian skripsi ini dan juga untuk menjaga dan menemani
Kun ketika penulis pergi untuk bimbingan ke kampus.
13. Untuk keluarga condet yang juga telah memberikan dukungan, semangat dan
doa kepada penulis hingga terselesaikan skripsi ini.
v
14. Untuk Ka Iyah, Mpo Yatmi dan teh Akis terimakasiiiihhhhhhhhhhh, banyak
jasa yang telah kalian berikan kepada penulis hingga akhirnya selesailah
skripsi ini. Alhamdulillah
15. Sahabat penulis khususnya Habibah, Rina Arnisyah, Maisya Zaqiyah,
Syarifah Alawiyah, Vivi Lutfiyah, Amira Indira Sari, Dita, Hanipah, Galenna
Putri Yani, serta teman-teman konsentrasi Ekonomi angkatan 2013.
Terimakasih atas pengalaman dan bantuannya selama kuliah ini. Semoga
Allah SWT selalu memudahkan segala urusan kita. Amin
16. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2013
yang tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa persahabatan
kita, tetap kompak selalu dan terus menjalin tali silaturrahmi.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang secara
langsung dan tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Mudah-mudahan bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis
mendapat ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun guna memperbaiki di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, terutama bagi penulis
sendiri serta bagi kemajuan dunia pendidikan.
Jakarta, 25 Juli 2019
Penulis
Chanda Anry Lestari
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SIDANG
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAT PERNYATAAN UJI REFERENSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ........................................................ 10
D. Rumusan Masalah ............................................................ 11
E. Tujuan Penelitian ............................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ........................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ............................................................ 13
1. Pembentukan Karakter................................................ 13
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ............................. 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................... 52
C. Kerangka Berpikir ............................................................ 59
D. Hipotesis ........................................................................... 60
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 61
B. Metode Penelitian ............................................................ 62
C. Populasi dan Sampel ........................................................ 63
1. Populasi ..................................................................... 63
2. Sampel ........................................................................ 63
D. Variabel Penelitian ........................................................... 64
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 65
1. Kuesioner (Angket) .................................................... 65
2. Dokumentasi ............................................................... 66
3. Wawancara ................................................................. 66
4. Observasi .................................................................... 66
F. Instrumen Penelitian......................................................... 67
1. Definisi Konseptual .................................................... 67
2. Definisi Operasional ................................................... 67
G. Teknik Analisis Data ........................................................ 86
1. Tahap Menyiapkan Data ............................................ 87
2. Tahap Mengolah dan Menganalisis Data ................... 87
3. Uji Instrumen Penelitian ............................................. 88
4. Uji Prasyarat Data ....................................................... 89
5. Uji Analisis Regresi .................................................... 91
6. Uji Hipotesis ............................................................... 92
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................ 95
1. Deskripsi Data ............................................................ 95
2. Deskripsi Hasil Penelitian.......................................... 104
3. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian
Hipotesis .................................................................... 119
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 140
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa ...................... 140
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan
Siswa .......................................................................... 143
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................... 148
B. Implikasi .......................................................................... 149
viii
C. Saran ................................................................................ 149
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 151
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 53
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ....................................................................... 61
Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban Responden ............................................. 65
Tabel 3.3 Tabel Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert ........................... 70
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Ekstrakurikuler Paskibra (X) ......... 70
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Pembentukan Karakter Disiplin
(Y1) dan Semangat Kebangsaan (Y2) ........................................... 72
Tabel 3.6 Kisi-kisi Dokumentasi................................................................... 74
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Pelatih ........................................................ 75
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa ......................................................... 80
Tabel 3.9 Pedoman Observasi ....................................................................... 86
Tabel 3.10 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien
Korelasi Menurut Sugiyono ..................................................... 93
Tabel 4.1 Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang Pendidikan,
Jabatan dan Bidang Studi ......................................................... 98
Tabel 4.2 Jumlah siswa-siswi MA. AL-Awwabin Depok .......................... 102
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana .................................................................. 103
Tabel 4.4 Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................ 103
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Keaktifan .......... 104
Tabel 4.6 Data Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ...................... 105
Tabel 4.7 Data Variabel Indikator Pembentukan Karakter Disiplin Siswa 106
Tabel 4.8 Data Variabel Indikator Pembentukan Karakter Semangat
Kebangsaan Siswa ...................................................................... 107
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler
Paskibra) ..................................................................................... 120
x
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Y1 (Pembentukan Karakter
Disiplin Siswa) ...................................................................... 121
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Y2 (Pembentukan Karakter
Semangat Kebangsaan) ......................................................... 122
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Kegiatan
Ekstrakurikuler Paskibra) ...................................................... 124
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y1 (Pembentukan Karakter
Disiplin Siswa) ...................................................................... 124
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y2 (Pembentukan Karakter
Semangat Kebangsaan Siswa) ............................................... 125
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas ............................................................. 126
Tabel 4.16 Hasil Uji Linieritas
Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dengan
Variabel Y1 (Pembentukan Karakter Disiplin) ..................... 130
Tabel 4.17 Hasil Uji Linieritas
Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dengan
Variabel Y2 (Pembentukan Karakter Semangat
Kebangsaan) .......................................................................... 131
Tabel 4.18 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................. 121
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan
Variabel Pembentukan Karakter Disiplin (Y1) ...................... 121
Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan
Variabel Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan
(Y2) ........................................................................................ 132
Tabel 4.20 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan
Variabel Pembentukan Karakter Disiplin (Y1) ...................... 133
Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
xi
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan
Variabel Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan
(Y2) ....................................................................................... 134
Tabel 4.22 Hasil Uji T (Variabel X terhadap Y1) ..................................... 135
Tabel 4.23 Hasil Uji T (Variabel X terhadap Y2) ..................................... 136
Tabel 4.24 Tingkat Korelasi atau Kekuatan Suatu Hubungan .................. 137
Tabel 4.25 Hasil Uji Koefisien Korelasi
(Variabel X terhadap Y1 dan Y2) ............................................ 138
Tabel 4.26 Hasil Uji Koefisien Determinasi (X terhadap Y1) ................... 139
Tabel 4.27 Hasil Uji Koefisien Determinasi (X terhadap Y2) ................... 140
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... 59
Gambar 3.1 Desain Penelitian .................................................................... 63
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Keaktifan .... 105
Gambar 4.2 Normal Q-Q Plot Paskibra .................................................... 127
Gambar 4.3 Normal Q-Q Plot Disiplin ...................................................... 128
Gambar 4.4 Normal Q-Q Plot Semangat Kebangsaan ............................... 129
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Uji Coba Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Angket Penelitian
Lampiran 4 Data Penelitian
Lampiran 5 Hasil Analisis Data
Lampiran 6 Wawancara
Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 Lembar Ujian Referensi
Lampiran 9 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Validasi Penelitian
Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 13 Surat Keterangan
Lampiran 14 Program Kerja Kegiatan Ekstrakurikuler
MA Al-Awwabin
Lampiran 15 Biodata
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan satu variabel penting dalam kehidupan
seseorang. Pendidikan mampu mengubah kehidupan seseorang menjadi
lebih berkualitas dengan meningkatkan intelektual, keterampilan,
pengembangan potensi diri dan membentuk pribadi yang bertanggung
jawab serta kreatif.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Potensi tersebut dapat dicapai oleh peserta didik melalui tiga jalur
pendidikan yang salah satunya ialah pendidikan formal. Pendidikan formal
merupakan jalur pendidikan berjenjang dan terstruktur pada satuan
pendidikan. Pada pendidikan formal terdapat kurikulum yang berperan
sebagai pedoman umum dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.
Kurikulum merupakan program pendidikan yang memuat rancangan
pembelajaran yang berisikan konsep, persiapan, dan ketentuan tentang isi,
tujuan,bahan materi ajar dan metode yang digunakan selama pembelajaran
agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Namun melihat kenyataan yang ada, nyatanya pendidikan sekarang
ini belum berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah
disebutkan. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang belum sesuai
dengan kenyataan tertera pada kalimat berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia berakhlak mulia. Kata berakhlak mulia berarti
mengarah pada karakter siswa. Namun karakter siswa sekarang ini
2
semakin jauh dari arti berakhlak mulia. Karakter siswa kian hari kian
menurun. Bentuk masalah dari menurunnya karakter siswa yang muncul
sekarang ini ialah penggunaan NAPZA dan obat terlarang; hubungan
seksual pranikah dan aborsi, perkelahian, tawuran dan kekerasan,
kriminalitas remaja, radikalisme, rendahnya solidaritas sosial, rendahnya
semangat kebangsaan, rendahnya semangat bela Negara dan rendahnya
semangat persatuan dan kesatuan.1
Menurut Thomas Lickona (dalam Anas Salahudin dan Irwanto
Alkrienciehie) terdapat sepuluh tanda kehancuran bangsa yaitu: (1)
Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; (2) Penggunaan kata-kata
yang buruk; (3) Pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan;
(4) Meningkatnya perilaku merusak diri; (5) Semakin kaburnya pedoman
moral; (6) Menurunnya etos kerja; (7) Rendahnya rasa hormat kepada guru
dan orangtua; (8) Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan
masyarakat; (9) Membudayanya ketidakjujuran; (10) Adanya rasa curiga
dan kebencian di antara sesama. Kita sudah memiliki setidaknya delapan
tanda kehancuran bangsa dari sepuluh tanda yang diungkapkan oleh
Thomas Lickona.2Hasil survei FEKMI (2003) menunjukkan bahwa 1573
orang remaja atau pemuda pernah 54% berkelahi, 87% berbohong, 8,9%
mencoba narkoba, 28% merasa kekerasan adalah hal biasa, 17% melukai
diri, 13% ketergantungan obat atau minuman, 12% depresi, 47% remaja
mengaku nakal di sekolah, 33% tidak memedulikan peraturan sekolah. Hal
ini menyadarkan kita bahwa betapa lemahnya karakter bangsa saat ini.3
Selain permasalahan yang telah dipaparkan diatas, ditemukan pula
permasalahan karakter di kalangan remaja yang tidak sejalan dengan
delapan belas karakter bangsa yang dirumuskan oleh kemendiknas.
Beberapa diantaranya ialah karakter religius, karakter jujur, karakter
1Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 32-35 2Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 35 3Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 33
3
disiplin, karakter kerja keras, karakter semangat berkebangsaan, karakter
cinta tanah air, karakter bersahabat/komunikatif, karakter cinta damai,
karakter gemar membaca dan karakter tanggung jawab.
Religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain4. Miras
atau minuman keras merupakan suatu hal yang dilarang oleh ajaran agama.
Namun mengonsumsi miras menjadi perilaku di kalangan remaja sekarang
ini. Pola konsumsi miras dikalangan remaja terus mengalami peningkatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2007
mencatat, remaja pengonsumsi miras di Indonesia masih diangka 4,9
persen. Dimana jumlah tersebut mengalami kenaikan yang signifikan pada
2014 menjadi 23 persen dari total jumlah remaja sekitar 14,4 juta jiwa,
berdasarkan riset Gerakan Nasional Anti Miras (GeNam). Perilaku remaja
ini jelas jauh dari karakter religius, dimana para remaja yang mengonsumsi
miras berarti telah melanggar ajaran agama yang dianutnya.
Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaan.5 Namun kenyataannya masih banyak ditemui di
kalangan pelajar yang melakukan kegiatan mencontek seperti bertanya,
berdiskusi tentang jawaban saat ulangan dengan teman, mengebet buku
pelajaran, searching jawaban di Internet hingga menggunakan kunci
jawaban saat Ujian Nasional. Kegiatan mencontek tersebut jelas jauh dari
karakter jujur, karena siswa telah melakukan kebohongan dalam
mengerjakan ujian/ulangan. Kegiatan mencontek ini membuat tindakan
dan pekerjaan siswa tidak dapat dipercaya.
4 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 54 5 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 54
4
Disiplin merupakan sikap patuh dan taat terhadap peraturan yang
telah ditetapkan dengan keharusan. 6 Penanaman disiplin haruslah
dilakukan semenjak anak masih menginjak usia dini. Hal ini disebabkan
karena disiplin tidak tercipta secara instan. Diperlukan proses panjang agar
disiplin dapat menjadi kebiasaan yang akhirnya terbentuk menjadi suatu
karakter yang telah melekat. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
merupakan salah satu konteks pembelajaran kedisiplinan di sekolah.
Dimana pada sekarang ini sikap disiplin siswa kian melemah. Banyak
faktor yang mempengaruhi menurunnya sikap disiplin siswa diantaranya
yaitu berasal dari lemahnya keinginan pada diri siswa yang ingin
menerapakan nilai kedisiplinan; terbawa oleh arus lingkungan, keluarga
dan teman yang memang terbiasa tidak menerapkan sikap disiplin.
Kerja keras yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 7 Kerja keras merupakan
pengorbanan untuk mencapai kesuksesan. Begitu juga dengan kesuksesan
pelajar dalam meraih cita-cita, harus ada pengorbanan dengan cara kerja
keras dalam belajar. Namun pada kenyataannya ada siswa yang masih
mendapatkan nilai dibawah KKM karena tidak mengerjakan tugas dengan
fokus dan sungguh-sungguh.
Semangat kebangsaan yaitu cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. 8 Arus globalisasi dan semakin
tertinggalnya Negara Indonesia dengan Negara lain membuat pemuda
Indonesia kian jauh dari semangat kebangsaan.9 Mereka lebih menyukai
6 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 54. 7Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 54 8Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 55 9Wartawarga, “Pengaruh Globalisasi dan Nilai-nilai Nasionalisme”, diakses pada 17 Mei
2010http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/pengaruh-globalisasi-dan-nilai-nilai-
nasionalisme/
5
dan lebih bangga dengan kebudayaan Negara lain dibanding dengan
negaranya sendiri. Begitu pula dengan para siswa, mereka cenderung lebih
menggemari Negara lain dibanding dengan negaranya sendiri, contohnya
ialah demam K-Pop dikalangan remaja siswa.
Cinta damai, yaitu sikap, perkataan dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.10
Namun kenyataannya masih banyak ditemui kasus tawuran di kalangan
pelajar, yang bahkan memakan korban hingga tewas. Kegiatan tawuran ini
menunjukkan para pelajar jauh dari karakter cinta damai yang anti
kekerasan, perilaku yang anti kasih sayang, tetapi justru malah menjadi
provokator dalam didalam perselisihan.
Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan manfaat bagi dirinya.
11Namun pada masa sekarang ini, kalangan remaja maupun siswa lebih
gemar membuka berbagai media sosial dibandingkan dengan membaca
buku yang sebetulnya lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan
dengan membuka media sosial.
Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, karakter dimulai
dalam sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.12 Menurut
Peter salim yang dikutip oleh Elma Nurpiana, tanggung jawab ialah
berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. 13
Tanggung jawab memiliki banyak manfaat yansg diantaranya ialah lebih
10 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 55 11 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 55 12 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan karakter: Pendidikan berbasis
agama &budaya bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 56 13Elma Nurpiana, “Penanaman Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Siswa Kelas VII di MTsN Pakem Sleman
Yogyakarta Tahun Akademik 2012/2013”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2013, h. 20
6
dihargai dan dihormati oleh oranglain dan memiliki banyak kepercayaan
yang diberikan oleh lingkungan sekitar. Contoh karakter tanggung jawab
yang ada pada seorang pelajar ialah belajar, mengerjakan tugas dan
pekerjaan rumah serta melaksanakan jadwal piket.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara oleh guru Bimbingan
Konseling yaitu Ibu Mirafiory Sekar Putri, S. Pdi MA Al-Awwabin pada
tanggal 2 Desember 2018 menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang
berusaha melakukan kecurangan-kecurangan disaat ulangan harian
(karakter jujur), masih terdapat pula siswa yang tidak mematuhi tata tertib
sekolah seperti keluar kelas saat jam pelajaran sedang berlangsung dan
datang terlambat ke sekolah (karakter disiplin), masih terdapat siswa yang
memiliki nilai dibawah rata-rata KKM yang telah ditentukan (karakter
kerja keras), banyak siswa yang tidak bersemangat disaat mengikuti
upacara sekolah yang diadakan rutin setiap hari senin dan terdapat siswa
yang tidak hafal lagu Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta (karakter
semangat kebangsaan), masih terdapat siswa yang mengaku menggemari
budaya luar seperti K-Pop dan merasa lebih bangga apabila mengunakan
produk luar dibandingkan dengan produk lokal (karakter cinta tanah air),
lebih banyak siswa yang menggunakan waktu luangnya untuk bersosial
media dibandingkan dengan membaca buku (karakter gemar membaca)
dan masih terdapat siswa yang tidak menyelesaikan tugas dan pekerjaan
rumah serta tidak melaksanakan tugas piket yang telah dijadwalkan
(karakter tanggung jawab).14
Menurut Heri Gunawan, salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi pembentukan karakter adalah pendidikan. 15 Melalui
pendidikan, naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan
baik dan terarah.16
14Mirafiory Sekar Putri, guru Bimbingan Konseling di MA Al-Awwabin, wawancara,
Depok, 2 Desember 2018 pada pukul 10.30 WIB 15Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 21 16Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 21
7
Didalam sistem pendidikan terdapat kurikulum, dimana kurikulum
tersebut terbagi menjadi tiga program pendidikan, yang diantaranya ialah
kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler merupakan program utama dalam mendidik siswa
yang dilakukan oleh sekolah dengan kegiatan pembelajaran yang teratur,
jelas, terjadwal dan sistematik. Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan
untuk memperdalam materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, dibawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan.Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan
bagian dari kegiatan pendidikan dipercaya mampu dalam membentuk
karakter siswa. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu media yang
sangat potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu
akademik peserta didik. 17 Kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki
kesamaan tujuan dengan pendidikan nasional, yaitu sama-sama bertujuan
untuk membentuk karakter siswa. Tujuan ekstrakurikuler tertera pada
Permendikbud RI No.62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah pasal 2 yang menyatakan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan
minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan
manusia seutuhnya melalui pengembangan bakat,minat, kreativitas dan
kerja sama dengan orang lain. MA Al-Awwabin merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang telah memiliki dan menjalankan berbagai
kegiatan ekstrakurikuler yang diantaranya yaitu ekstrakurikuler Pasukan
17 Sofan Amri, Ahmad Jauhari, Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), cet. I, h. 31
8
Pengibar Bendera (PASKIBRA), Palang Merah Remaja (PMR), Praja
Muda Karana (PRAMUKA), volley ball, marching band, dan lain
sebagainya.
Menurut Heri Gunawan, pelaksanaan upacara bendera memiliki
tujuan yang dua diantaranya ialah membiasakan bersikap tertib dan
disiplin serta mempertebal rasa semangat kebangsaan.18 Kegiatan upacara
bendera biasanya menjadi salah satu aktifitas yang dilakukan oleh anggota
ekstrakurikuler paskibra. Paskibra merupakan tim atau anggota yang
terdiri dari siswa dan siswi yang didalamnya terdapat berbagai jenis
latihan mengenai upacara bendera yang dilaksanakan diluar jam pelajaran
sekolah. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0416/U/1984 mengungkapkan pendidikan pendahuluan bela Negara yang
diselenggarakan sekolah antara lain dengan pembentukan pasukan
pengibar bendera (paskibra) sekolah. Beberapa jenis kegiatan dalam
ektrakurikuler paskibra yaitu Peraturan Baris Berbaris (PBB), Tata
Upacara Bendera (TUB) serta Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS)
tingkat perintis dan pemula.
Pada penelitian sebelumnya oleh Sakinah Meindahsari Suripto
yang berjudul Pelaksanaan Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan Pengibar
Bendera) dalam Upaya Menumbuhkan Sikap Nasionalisme siswa di SMP
Negeri 3 Malang menunjukkan bahwa hasil penelitian kegiatan
ekstrakurikuler paskibra memberikan pengaruh terhadap pembentukan
karakter dan sikap siswa karena paskibra dapat menanamkan sikap tegas,
bertanggungjawab, disiplin, percaya diri, dan memiliki jiwa
kepemimpinan, serta di dalam setiap pelaksanaan program kegiatan
ekstrakurikuler paskibra dapat menumbuhkan aspek sikap nasionalisme
yakni cinta tanah air, rela berkorban, persatuan dan kesatuan, serta jiwa
pembaharu atau pantang menyerah.19
18Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 272 19 Sakinah Meindahsari Suripto, “Pelaksanaan Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan
Pengibar Bendera) dalam Upaya Menumbuhkan Sikap Nasionalisme siswa di SMP Negeri
9
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra diharap mampu mengarahkan
pembentukan karakter disiplin dan semangat kebangsaan ke arah yang
lebih baik. Didalam latihan paskibra, tidak hanya fisik saja yang dilatih,
melainkan mental dan moral juga ikut ditempa dalam kegiatan ini yang
diharap akan membentuk karakter siswa kearah yang lebih baik bagi siswa
yang mengikutinya.
Dari penjabaran diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
terhadap Pembentukan Karakter Siswa MA AL-Awwabin Tahun Ajaran
2018/2019”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul diatas maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Telah melemahnya karakter bangsa yang ditandai dengan delapan
tanda yang kita miliki dari sepuluh tanda kehancuran bangsa yang
diungkapkan Thomas Lickona (jika disandingkan dengan hasil survey
FEKMI 2003)
2. Menurunnya karakter religius siswa yang ditandai dengan
meningkatnya konsumsi miras di kalangan remaja
3. Menurunnya karakter jujur siswa yang ditandai dengan semakin
banyaknya siswa yang mencontek saat ujian
4. Menurunnya karakter disiplin siswa yang ditandai dengan masih
banyaknya siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah seperti keluar
kelas saat jam pelajaran sedang berlangsung dan datang terlambat ke
sekolah
5. Menurunnya karakter kerja keras siswa yang ditandai dengan masih
adanya siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata KKM
6. Menurunnya karakter semangat kebangsaan siswa yang ditandai
dengan masih terdapat siswa yang tidak bersemangat saat upacara dan
Malang”, Jurnal Online Universitas Negeri Malang Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan tahun
2014, h. 13
10
masih terdapat pula siswa yang tidak hafal dengan lagu-lagu
kebangsaan seperti lagu Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta
7. Menurunnya karakter cinta tanah air yang ditandai dengan banyaknya
siswa yang lebih mencintai budaya luar dan lebih bangga
menggunakan produk luar dibanding produk lokal
8. Menurunnya karakter bersahabat/komunikatif yang ditandai dengan
lebih banyaknya penggunaan gadget dibanding dengan
bercengkrama/menyapa teman dan meningkatnya kasus bullying di
kalangan siswa
9. Menurunnya karakter cinta damai yang ditandai dengan meningkatnya
tawuran dikalangan siswa
10. Siswa lebih senang membuka sosial media dibanding dengan membaca
buku yang menandai menurunnya karakter gemar membaca
11. Menurunnya karakter tanggung jawab siswa yang ditandai dengan
masih terdapat siswa yang tidak menyelesaikan tugas dan pekerjaan
rumah serta tidak melaksanakan tugas piket yang telah dijadwalkan
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, untuk memperoleh fokus
penelitian ini maka akan dibatasi pada pembentukan karakter siswa
melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra, dalam masalah ini peneliti
membatasi masalah sebagai berikut:
1. Menurunnya karakter disiplin siswa yang ditandai dengan masih
banyaknya siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah seperti keluar
kelas saat jam pelajaran sedang berlangsung dan datang terlambat ke
sekolah
2. Menurunnya karakter semangat kebangsaan siswa yang ditandai
dengan masih terdapat siswa yang tidak bersemangat saat upacara dan
masih terdapat pula siswa yang tidak hafal dengan lagu-lagu
kebangsaan seperti lagu Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta
11
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini yaitu:
1. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter disiplin siswa?
2. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter semangat kebangsaan siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penerlitian ini
bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter disiplin siswa
2. Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter semangat kebangsaan siswa
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan mengenai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler paskibra
terhadap pembentukan karakter siswa
b. Dapat memperkaya dan memperdalam ilmu pengetahuan dalam
bidang pendidikan
c. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian sejenis
serta wawasan keilmuan dalam bidang pendidikan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk dapat menambah pengetahuan dan dapat mengembangkan
ilmu yang diperoleh selama menjalani kuliah sebagai bekal
kemudian hari.
12
b. Bagi Siswa
untuk dapat menambah pengetahuan siswa tentang pengaruh
kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karaktersiswa, sehingga siswa dapat mengambil hal positif dalam
kegiatan ekstrakurikuler paskibra yang memiliki kaitan dan
dampak pada pembentukan karakter siswa.
c. Bagi guru
Sebagai bahan informasi dan pembelajaran selaku pembina
kegiatan ekstrakurikuler untuk membimbing dan mengarahkan
siswa dalam mengambil hal positif pada kegiatan ekstrakurikuler
paskibra yang memiliki kaitan dan dampak pada pembentukan
karakter siswa.
d. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan
informasi mengenai pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra
terhadap pembentukan karakter siswa.
13
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Pembentukan Karakter
a. Pengertian Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia kata karakter
berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain, tabiat atau watak.20
Menurut Hamka Abdul Aziz, karakter adalah watak atau sifat,
fitrah yang ada pada diri manusia.21
Menurut Heri Gunawan karakter adalah keadaan asli yang ada
dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya
dan dengan orang lain22.
Menurut Rosidatun, karakter adalah perilaku yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun
bertindak23
Menurut Fatchul Mu’in karakter mengacu pada serangkaian
sikap, perilaku, motivasi dan keterampilan.24Karakter memilki ciri-
ciri sebagai berikut:25
20 KBBI Daring, “Karakter”, diakses pada 7 Desember 2018
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/karakter 21 Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati,(Jakarta: Al-Mawardi
Prima, 2012), cet.3, h. 17 22 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 3 23 Rosidatun, Model Implementasi Pendidikan Karakter, (Gresik: Caremedia
Communication, 2018) cet. 1, h. 19 24 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan berbasis
Agama & Budaya Bahasa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) h. 44 25 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), h. 161-162
14
- Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat
oranglain sedang melihat kamu” ( character is what you are
when nobody is looking )
- Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan
(character is the result of values and beliefs)
- Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah
kedua (character is a habit that becomes second nature)
- Karakter bukanlah reputasi atau apa yang dipikirkan oleh orang
lain terhadapmu (character is not reputation or what others
think about you)
- Karakter bukanlah seberapa baik kamu daripada orang lain
(character is not how much better you are than others)
- Karakter tidak relatif (character is not relative)
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
karakter merupakan sifat, watak, fitrah, tabiat, sikap, perilaku yang
tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun
bertindak yang terdapat didalam diri individu yang
membedakannya dengan orang lain
b. Jenis-jenis Karakter
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional, karakter bangsa
terdiri atas sebagai berikut.26
1. Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain
Indikator untuk karakter religius adalah sebagai berikut:27
a) Berperilaku, bertindak, dan berpikir sesuai ajaran agama
26 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan berbasis
Agama & Budaya Bahasa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) h. 54-56 27 Atikah Mumpuni, Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), Cet. I, h. 23
15
b) Menjalankan perintah Tuhan (berdoa, beribadah,
bersyukur)
c) Toleran terhadap agama lain (member kesempatan
beribadah, tidak mengganggu, dan tidak memaksakan
agama)
d) Hidup rukun dengan pemeluk agama lain
2. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaan
Indikator untuk karakter jujur adalah sebagai berikut:28
a) Mengungkapkan dalam bahasa tulis atau lisan kejadian
yang diketahui berdasarkan pengalamannya
b) Mengungkapkan dalam bahasa tulis atau lisan perasaan
yang sesungguhnya
c) Mengatakan hal yang sebenarnya
d) Tidak melakukan kecurangan saat bermain atau melakukan
kegiatan
3. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya
Indikator untuk karakter toleransi adalah sebagai berikut:29
a) Menghargai pendapat teman
b) Mau berbagi dengan orang lain
c) Tidak memaksakan kehendak sendiri
d) Tidak membuat provokasi
e) Menjadi pendamai bagi yang berselisih
f) Menghormati peribadan yang berbeda agama
g) Tidak memaksakan faham/agama kepada orang lain
28 Atikah Mumpuni, Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), Cet. I, h. 24-25 29 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 59
16
4. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Indikator untuk karakter disiplin adalah sebagai berikut:30
a) Menolak setiap ajakan untuk melanggar hukum
b) Mengendalikan diri terhadap perbuatan tercela
c) Hemat dalam menggunakan uang dan barang
d) Menyelesaikan tugas tepat waktu
e) Meletakkan sesuatu pada tempatnya
f) Dapat menyimpan rahasia
g) Patuh pada etika sosial/masyarakat setempat
h) Patuh pada setiap peraturan yang berlaku
i) Memiliki catatan kehadiran
j) Mematuhi tata tertib sekolah
k) Membiasakan hadir tepat waktu
l) Membiasakan mematuhi aturan
m) Bersedia antri
n) Menepati janji
o) Menyimpan kembali pada tempatnya barang-barang yang
telah dipakai
5. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
Indikator untuk karakter kerja keras adalah sebagai berikut:31
a) Mengerjakan semua tugas kelas dengan sungguh-sungguh
b) Mencari informasi dari sumber di luar buku pelajaran
c) Menyelesaikan PR pada waktunya
d) Menggunakan sebaian besar waktu di kelas untuk belajar
30 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 59-60 31 Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), h. 41-42
17
e) Memcatat dengan sunguh-sungguh sesuatu yang ditugaskan
guru
f) Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapi
g) Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah
h) Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya
i) Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru
6. Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
Indikator untuk karakter kreatif adalah sebagai berikut:32
a) Mampu memanfaatkan barang-barang bekas
b) Tidak berorientasi kepada “harus selalu yang baru”
c) Berani tampil berbeda dari orang lain
d) Memotivasi diri untuk selalu berkarya
e) Mampu mempernarui dan mengumpulkan hal-hal yang
dianggap sepele oleh orang lain
7. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Indikator untuk karakter mandiri adalah sebagai berikut:33
a) Mampu mengerjakan tugas/pekerjaan tanpa bantuan orang
lain
b) Bersikap dewasa
c) Tidak cengeng
d) Memiliki rasa percaya diri
e) Gemar bersosialisasi
f) Mampu memenuhi kebutuhan sendiri
g) Bertanggung jawab
h) Mampu mengatasi kesulitan
32 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 61 33 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 61-62
18
i) Mengenal kemampuan diri sendiri
j) Selalu berfikir positif
k) Berwawan global
l) Mampu mengambil keputusan berdasar pengetahuan dan
pemikiran sendiri
m) Mempu bekerja mengandalkan keahlian pribadi
n) Mempu mengelola ekonomi tanpa membebani oranglain
o) Dan melakukan sesuatu memang karena mau
8. Demokratis, yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dengan orang lain
Indikator untuk karakter demokratis adalah sebagai berikut:34
a. Berpikir positif dalam setiap pergaulan dengan teman
sejawat
b. Menunjukkan sikap hormat dan menghargai setiap
perbedaan pendapat
c. Tidak memonopoli setiap kesempatan berbicara dan
mengeluarkan pendapat
d. Menyimak dan mendengarkan setiap pandangan walaupun
berbeda dengan persepsi pribadi
e. Meminimalisir terjadinya interupsi dan tidak memotong
pembicaraan kecuali dengan cara yang santun
f. Menghindari perlakuan yang bernada pelecehan dan
merendahkan termasuk kepada peserta didik lain yang
mimiliki cacat fisik dan mental
9. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat dan didengar
Indikator untuk karakter rasa ingin tahu adalah sebagai
berikut:35
34 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar & Implementasi, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), h. 101-102
19
a) Mengajukan pertanyaan
b) Selalu timbul rasa penasaran
c) Menggali, menjejaki, dan menyelidiki
d) Tertarik pada berbagai hal yang belum ditemukan
jawabannya
e) Mengintai, mengintip, dan membongkar berbagai hal yang
masih kabur
10. Semangat kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan negara dan
bangsa diatas kepentingan diri dan kelompoknya
Indikator untuk karakter semangat kebangsaan adalah sebagai
berikut:36
a) Turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan dan
proklamasi kemerdekaan
b) Menggunakan bahasa Indonesia ketika ada teman dari suku
lain
c) Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib
d) Mengagumi banyaknya keragaman bahasa di Indonesia
e) Mengakui persamaan hak dan kewajiban antara dirinya dan
teman sebangsa dari suku, etnis, budaya lain
f) Membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang
berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan
g) Turut sera dalam panitia peringatan hari pahlawan dan
proklamasi kemerdekaan
h) Menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara di kelas
i) Menyanyikan lagu-lagu perjuangan
j) Menyukai berbagai adat di nusantara
35 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar & Implementasi, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), h. 102 36 Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), h. 53-54
20
k) Bekerja sama dengan teman suku, etnis, budaya lain
berdasarkan persamaan hak dan kewajiban
l) Menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis
yang ada di Indonesia
11. Cinta tanah air, yaitu cara berpikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
Indikator untuk karakter cinta tanah air adalah sebagai
berikut:37
a) Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah
wilayah Indonesia
b) Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah
yang dimiliki Indonesia
c) Mengagumi keragaman hasi-hasilpertanian, perikanan,
flora dan fauna Indonesia
d) Mengagumi kekayaan hutan Indonesia
e) Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa
Indonesia
f) Mengagumi posisi geografis wilayah Indonesua dalam
keunggulan yang hadir di wilayah Negara Indonesia
g) Mengagumi sumbangan produk pertanian, perikanan, flora
dan fauna Indonesia bagi dunia
h) Mengagumi peran hutan Indonesia bagi dunia
i) Mengagumi peran laut dan hasil laut Indonesia bagi
bangsa-bangsa di dunia
j) Menggunakan produk dalam negeri
37 Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), h. 55-56
21
12. Menghargai prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain
Indikator untuk karakter menghargai prestasi adalah sebagai
berikut:38
a) Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya
b) Berlatih keras untuk berprestasi dalam akademik, olah raga
dan kesenian
c) Hormat kepada sesuatu yang sudah dilakukan guru, kepala
sekolah dan personalia sekolah lain
d) Menceritakan prestasi yang dicapai orang tua
e) Menghasilkan hasil kerja pemimpin di masyarakat
sekitarnya
f) Menghargai tradisi dan hasil karya masyarakat di sekitarnya
g) Rajin belajar untuk berprestasi tinggi
h) Berlatih keras untuk menjadi pemenang dalam berbagai
kegiatan olahraga dan kesenian di sekolah
i) Menghargai hasil kerja keras guru, kepala seklah, dan
personalia lain
j) Menghargai upaya orang tua untuk mengembankan
berbagai potensi dirinya melalui pendidikan dan kegiatan
lain
k) Menghargai hasil kerja pemimpin dalam mensejahterakan
masyarakat dan bagsa
l) Menghargai temuan-temuan yang telah dihasilkan manusia
dalam bidang ilmu, teknologi, sosial, budaya dan seni
38 Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), h. 58
22
13. Bersahabat/komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan
oranglain
Indikator untuk karakter bersahabat/komunikatif adalah sebagai
berikut:39
a) Bekerja sama dalam kelompok di kelas
b) Berbicara dengan teman sekelas
c) Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat
d) Bergaul dengan teman lain kelas
e) Berbicara denga guru, kepala sekolah, personalia seklah
lainnya
f) Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas
g) Member dan mendengarkan pendapat dalam diskusi kelas
h) Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya kelas
i) Akti dalam kegiatan organisasi di sekolah
j) Aktif dalam sosial dan budaya sekolah
14. Cinta damai, yaitu sikap, perkataan dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya
Indikator untuk karakter cinta damai adalah sebagai berikut:40
a) Menciptakan suasana kampus/sekolah/tempat bekerja yang
nyaman, tenteram dan harmonis
b) Membiasakan berperilaku yang anti kekerasan
c) Membiasakan perilaku yang penuh kasih sayang
d) Menjadi mediator bagi yang berselisih
e) Tidak ikut-ikutan dalam tawuran
f) Tidak menjadi provokator
39 Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), h.60-61 40 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 66
23
15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan manfaat bagi
dirinya
Indikator untuk karakter gemar membaca adalah sebagai
berikut:41
a) Memiliki program wajib baca
b) Melakukan kunjungan perpustakaan
c) Membeli buku secara berkala
d) Menympan koleksi buku dengan rapih dan teratur
e) Tidak mencorat-coret buku
f) Membuat rangkuman/laporan dari bahan bacaan
g) Berburu buku baru
h) Memiliki target membaca setiap hari
16. Peduli lingkungan, yaitu bersikap dan tindakan berupaya
mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi
Indikator untuk karakter peduli lingkungan adalah sebagai
berikut:42
a) Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian
lingkungan
b) Pembiasaan hemat energi;listrik dan air
c) Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organic
dan anorganik
d) Tidak memasang pamphlet/stiker pada pohon
e) Tidak mencorat-coret dinding
f) Tidak meludah/kencing di sembarang tempat
41 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 67 42 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 67-68
24
17. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan
Indikator untuk karakter peduli sosial adalah sebagai berikut:43
a) Berpartisipasi dalam aksi sosial
b) Berpartisipasi dalam pengumpulan dana sosial
c) Menghibur teman yang sedang sedih
d) Membantu teman yang sedang mendapatkan masalah
e) Tidak meremehkan masalah orang lain
f) Bersikap empati
18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
karakter dimulai dalam sosial dan budaya), Negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
Indikator untuk karakter tangung jawab adalah sebagai
berikut:44
a) Menempatkan dan membereskan kembali barang-barang
yang telah digunakan pada tempatnya
b) Melaksanakan tugas piket dengan sungguh-sungguh, ikhlas,
sabar, dan tidak mengeluh
c) Menjaga dokumen berharga baik milk pribadi maupun
keluarga
d) Mengerjakan tugas sekolah dengan baik
e) Belajar atau bekerja dengan rajin
Menurut Rianawati, nilai-nilai karakter yang dijiwai oleh
Pancasila dapat dikemukakan sebagai berikut:45
43 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 68 44 Atikah Mumpuni, Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), Cet. I, h. 28 45 Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), h. 24-25
25
1. Karakter yang bersumber dari olah hati antara lain beriman dan
bertakwa,jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung
jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah,
rela berkorban, dan berjiwa patriotic
2. Karakter yang bersumber dari olah piker antara lain verdas,
kritis, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan
reflektif
3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain
bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif, determinative, kompetitif, ceria, dan
gigih
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain
kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan,
ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit
(mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air
(patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia,
dinamis, kerja keras dan beretos kerja
Menurut Ratna Mengawangi yang dikutip oleh Ani Nur Aeni
mengelompokkan karakter ke dalam 9 pilar, yaitu (1) cinta Tuhan
dan ciptaannya, (2) kemandirian dan tanggung jawab, (3)
kejujuran, amanah dan bijaksana, (4) hormat dan santun, (5)
dermawan, suka menolong, dan gotong royong, (6) percaya diri,
kreatif, dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan keadilan, (8) baik
dan rendah hati, (9) toleransi, kedamaian dan kesatuan46
c. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberate us of all
dimensions of school life to foster optimal character development
(usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah
untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal). Hal ini
46 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,
2014), Cet. I, h. 71
26
berarti bahwa untuk mendukung perkembangan karakter peserta
didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari
aspek isi kurikulum, kualitas hubungan,penanganan mata
pelajaran, pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh
lingkungan sekolah.47
Pendidikan karakter adalah upaya sengaja untuk membantu
orang mengerti, peduli tentang, dan berbuat atas dasar nilai-nilai
etik48
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut.49
Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah segala usaha
dan upaya yang secara sengaja yang melibatkan seluruh komponen
disekolah berupa kurikulum, kualitas hubungan,penanganan mata
pelajaran, pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh
lingkungan sekolah untuk memberikan suatu sistem penanaman
nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut serta berbuat atas dasar nilai-nilai
etik.
d. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah
pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi
47 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet.I, hal. 14 48Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi, (Jakarta:
Prenadamedia group, 2016), cet. 2, h. 8 49 Sofan Amri, Ahmad Jauhari, Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), cet. I, h. 4
27
lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilainilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari hari50
Tujuan Pendidikan Karakter menurut Zubaedi ialah:51
a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik
sebagai manusia dan warga Negara yang memiliki nilai-nilai
karakter bangsa
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang
terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsa dan religius
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa yang mandiri, kreatif,
dan berwawasan kebangsaan
d. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan.
Sedangkan menurut Kemendiknas Pendidikan karakter
bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter
bangsa yaitu Pancasila, meliputi: (1) Mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik,
dan berprilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter
Pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki
sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranyaserta
mencintai umat manusia52
50 Ahmad Jauhari, Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran,
(Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), cet. I, h. 31 51 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet.I, h. 18 52 Kemendiknas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011), h. 7
28
Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai tujuan
pendidikan karakter, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter bertujuan untuk:
1) Mengembangkan potensi, kebiasaan, perilaku terpuji peserta
didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik serta menjadi manusia dan warga Negara yang
memiliki nilai-nilai karakter bangsa (Pancasila).
2) Menanamkan jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, percaya
diri , mandiri, kreatif dan memiliki nilai nasionalisme berupa
semangat kebangsaan dan cinta tanah air pada peserta didik.
3) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatanagar tercipta manusia dan warga Negara yang
memiliki nilai-nilai karakter bangsa.
e. Fungsi Pendidikan karakter
Terdapat beberapa fungsi pendidikan karakter yaitu:53
1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi peserta didik
agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai
dengan falsafah hidup pancasila
2. Fungsi perbaikan dan penguatan. Pendidikan karakter berfungsi
memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat dan pemerintah untuk ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan
potensi warga Negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa
yang maju, mandiri dan sejahtera
3. Fungsi penyaring. Pendidikan karakter berfungsi memilah
budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang
53 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet.I, h. 18
29
tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermartabat.
Sedangkan menurut Heri Gunawan, pendidikan karakter
berfungsi: (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan
membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan
peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.54
Menurut Kemendiknas, pendidikan karakter berfungsi: (1)
membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; (2)
membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan
mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat
manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3)
membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri,
dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu
harmoni.55
Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai fungsi
pendidikan karakter, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter berfungsi untuk:
1) Pembentukan dan pengembangan potensi dasar peserta didik
agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta
keteladanan baik yang sesuai dengan falsafah hidup pancasila
2) Memperkuat dan membangun kehidupan kebangsaan yang
multikultural
3) Membangun dan peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya
luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan
kehidupan ummat manusia agar dapat meningkatkan
peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia
54Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 30 55 Kemendiknas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011), h. 7
30
4) Memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat dan pemerintah untuk ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan
potensi warga Negara dan pembangunan bangsa menuju
bangsa yang maju, mandiri, kreatif, sejahtera, cinta damai agar
mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu
harmoni
5) Memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang bermartabat.
f. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan
karakter. Diantara sekian banyak faktor tersebut, para ahli
menggolongkannya menjadi dua bagian, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern56
1. Faktor Intern
a. Insting atau nurani
Setiap perbuatan manusia lahir dari suatu kehendak
yang digerakkan oleh naluri (insting). Naluri dapat
menjerumuskan manusia kepada kehinaan (degradasi),
tetapi dapat juga mengangkat kepada derajat yang tinggi
(mulia), jika naluri disalurkan kepada hal yang baik dengan
tuntunan kebenaran
b. Adat atau kebiasaan (Habit)
Kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang
sehingga mudah dikerjakan maka hendaknya manusia
memaksakan diri untuk mengulang-ulang perbuatan yang
baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak
(karakter) yang baik padanya.
56Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 20-22
31
c. Kehendak/kemauan (Iradah)
Kehendak atau kemauan merupakan penggerak dan
pendorong manusia dengan sungguh-sungguh untuk
berperilaku
d. Suara batin atau suara hati
Suara batin berfungsi memperingatkan bahayanya
perbuatan buruk dan berusaha untuk mecegahnya, di
samping dorongan untuk melakukan perbuatan baik.
e. Keturunan
Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat
mempengaruhi perbuatan manusia
2. Faktor Ekstern
a. Pendidikan
Dengan pendidikan, naluri yang terdapat pada
seseorang dapat dibangun dengan baik dan terarah.
b. Lingkungan
Manusia hidup selalu berdampingan dengan manusia
lainnya dan alam sekitar. Itulah sebabnya manusia harus
bergaul dan dalam pergaulan itu saling memperngaruhi
pikiran, sifat dan tingkah laku.
Menurut Fatchul Mu’in terdapat beberapa unsur dimensi
manusia secara psikologis dan sosiologis yang berkaitan dengan
terbentuknya karakter pada manusia, yaitu:57
1. Sikap
Sikap seseorang terhadap sesuatu yang ada di hadapannya,
biasanya menunjukkan bagaimana karakternya.
2. Emosi
Emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan
manusia, yang disertai dengan efeknya pada kesadaran,
57 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), h. 168-181
32
perilaku, dan juga merupakan proses fisiologis. Emosi identik
dengan perasaan yang kuat.
3. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari
faktor sosiopsikologis. Kepercayaan memberikan perspektif
pada manusia dalam memandang kenyataan dan ia memberikan
dasar bagi manusia untuk mengambil pilihan dan menentukan
keputusan.
4. Kebiasaan dan Kemauan
Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap,
berlangsung secara otomatis, tidak direncanakan. Sedangkan
kemauan merupakan tindakan atau usaha seseorang untuk
mencapai tujuan.
5. Konsepsi diri
Konsepsi diri adalah bagaimana “saya” harus membangun diri,
apa yang “saya” inginkan dari, dan bagaimana “saya”
menempatkan diri dalam kehidupan. Konsepsi diri merupakan
proses menangkal kecenderungan mengalir dalam hidup.
Menurut Zahruddin AR dan Hasanudin Sinaga yang dikutip
oleh Zubaedi, peningkatan dalam pembentukan karakter dapat
dilakukan melalui:
1) Pendidikan. Dengan pendidikan, cara pandang seseorang akan
bertambah luas, tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat
dari perbuatan akhlak terpuji dan tercela
2) Menaati dan mengikuti peraturan dan undang-undang yang ada
di masyarakat dan negara
3) Kebiasaan, akhlak terpuji dapat ditingkatkan melalui kehendak
atau kegiatan baik yang dibiasakan
4) Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baik pergaulan adalah
berteman dengan para ulama (orang yang beriman) dan
ilmuwan (intelektual)
33
5) Melalui perjuangan dan usaha. Akhlak terpuji tidak timbul
kalau tidak dari keutamaan sedangkan keutamaan tercapai
melalui perjuangan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
dua faktor pembentuk karakter, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal pembentuk karakter, yaitu: (1)
insting/Nurani; (2) kebiasaan; (3) sikap; (4) emosi; (5) suara hati
dan konsepsi diri; (6) kemauan dan usaha; (7) kepercayaan; (8)
keturunan. Sedangkan faktor eksternal pembentuk karakter, yaitu
(1) Pendidikan; (2) Lingkungan; (3) Pergaulan; (4) Mematuhi
aturan yang berlaku.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan kokurikuler, dibawah bimbingan dan pengawasan satuan
pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian
peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan
pendidikan.58
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan diluar
mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan
disekolah.59
58 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Mendikbud, h. 2 59 Sofan Amri, Ahmad Jauhari, Tatik Elisah, Sofan Amri, Ahmad Jauhari, Tatik Elisah,
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011),
cet. I, h. 31
34
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kegiatan kurikuler
yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Artinya
kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan kesiswaan di luar jam
pelajaran yang bertujuan untuk membantu mengembangkan
potensi siswa. Tetapi, kegiatan siswa yang berkaitan dengan suatu
mata pelajaran walaupun dilaksanakan di luar jam sekolah tidak
termasuk dalam kategori ektrakurikuler.60
Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai pengertian
kegiatan ekstrakurikuler, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan kokurikuler untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara
optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan disekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler terbagi menjadi dua, yaitu:61
a. Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler
yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib
diikuti oleh seluruh peserta didik.
b. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan
ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan
oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik
sesuai bakat dan minatnya masing-masing.62
60 Jasman Jalil, Pendidikan Karakter: Implementasi oleh Guru, Kurikulum, Pemerintah
dan Sumber Daya Pendidikan”, (Jawa Barat: CV Jejak, 2018), cet.I, h. 129 61 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Mendikbud, h. 2-3 62 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum: Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta: Mendikbud, h. 2
35
b. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler
Visi dan misi kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat pada
satuan pendidikan ialah:63
1. Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah
berkembangnya potensi, bakat, minat kemampuan, kepribadian dan
kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan-kegiatan
di luar kegiatan intrakurikuler.
2. Misi
Misi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
a) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan
diikuti sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,dan minat
peserta didik.
b) Menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan
kesenpatan kepada peserta didik untuk dapat
mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara
optimal melalui kegiatan mandiri dan atau berkelompok
c. Prinsip Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
dikembangkan dengan prinsip:64
1) Partisipasi aktif yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai
dengan minat dan pilihan masing-masing;
2) Menyenangkan yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi
peserta didik
63 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum: Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta: Mendikbud, h. 2-3 64 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Mendikbud, h. 7
36
Kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki prinsip-prinsip yang
diantaranya ialah prinsip:65
- Individual. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik
masingmasing.
- Pilihan. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
- Keterlibatan aktif. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler
menuntut keiikutsertaan peserta didik secara penuh.
- Menyenangkan. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
- Etos kerja. Prinsip kegiatan ekstrakrikler yang membangn
semangat peserta didik ntk bekerja dengan baik dan berhasil
- Kemanfaatan sosial. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
Dari beberapa pendapat diatas mengenai prinsip kegiatan
ekstrakurikuler, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler memiliki prinsip: individual, pilihan,
keterlibatan/partisipasi aktif, menyenangkan, etos kerja dan
kemanfaatan sosial.
d. Fungsi Ekstrakurikuler
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
memiliki fungsi sebagai berikut:66
1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik
sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka
65 Trianto Ibnu Badar, Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah, (Depok: PT Kharisma Putra Utama, 2017), cet. I, h. 353 66 Saihudin, Manajemen Institusi Pendidikan, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2018), cet I, h. 109
37
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ektrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik
3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan
4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir
Terdapat lima alasan mengapa kegiatan ektrakurikuler penting
untuk anak 67 , yaitu (1) Menjadikan anak aktif: ekstrakurikuler
membuat siswa menjadi pribadi yang aktif dan produktif, siswa
dapat menyalurkan energinya dalam kegiatan yang positif; (2)
Mengajarkan kerja sama tim: dalam kegiatan ekstrakurikuler
umumnya siswa akan bertemu dengan teman-teman baru dan
dalam beberapa hal harus mencoba bekerja sama dengan mereka;
(3) Menyalurkan energi dan kreativitas: Melalui kegiatan
ekstrakurikuler siswa jadi bisa menyalurkan minat. Mereka jadi
terdorong untuk mengembangkan bakatnya; (4) Mengurangi risiko
stress: melakukan hal-hal yang menyenangkan di luar aktivitas
sekolah dengan ekstrakurikuler bisa menjadi terapi anti depresi
yang ampuh untuk siswa; (5) Belajar manajemen waktu: mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler akan menambah kegiatan siswa, dan
dengan memiliki aktivitas yang padat inilah mau tak mau mereka
akan belajar untuk mengatur dan memprioritaskan waktu.
Setelah penjabaran fungsi diatas, maka didapat fungsi yang
lainnya dari kegiatan ekstrakurikuler, yaitu (1) Kegiatan
ekstrakurikuler dapat menyehatkan fisik siswa karena siswa banyak
melakukan gerak tubuh selama menjalani kegiatan ekstrakurikuler;
67 Tantri Setyorini, “Lima alasan kenapa kegiatan ekstrakurikuler penting untuk anak”
artikel diakses pada 22 Juli 2014https://www.merdeka.com/gaya/5-alasan-kenapa-kegiatan-
ekstrakurikuler-penting-untuk-anak.html
38
(2) Kegiatan ekstrakurikuler memacu siswa untuk banyak
berinteraksi dan bersosialisai dengan siswa lain dalam anggota
ekstrakurikulernya sehingga dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi siswa; (3) Biasanya terdapat ajang perlombaan pada
tiap kegiatan ekstrakurikuler yang akan menambah pengalaman
positif bagi siswa, dan akan menambah tingkat percaya diri siswa
karena siswa terbiasa tampil dimuka umum
e. Tujuan Ekstrakurikuler
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan
pendidikan adalah:68
a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik
b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat
dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya.
Menurut Permendikbud RI No.62 tahun 2014 tentang kegiatan
ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
pasal 2 disebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan
dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian, peserta
didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
pendidikan nasional.69
Dari beberapa pendapat diatas mengenai tujuan kegiatan
ekstrakurikuler, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler memiliki tujuan harus dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian, peserta
didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
68 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum: Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta: Mendikbud, h. 3 69 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Mendikbud, h. 2
39
pendidikan nasional serta harus dapat mengembangkan bakat dan
minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya.
f. Kegiatan Ekstrakurikuler PASKIBRA
1) Pengertian Ekstrakurikuler Paskibra
Menurut Arif yang dikutip oleh Dian Bayu, Paskibra
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk
memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela
Negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan
berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan character
building generasi muda Indonesia. 70 Paskibra merupakan
pasukan pengibar bendera yang bertugas melakukan
pengibaran dan penurunan bendera merah putih di ruang
lingkup sekolah. Anggota paskibra berasal dari siswa siswi
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Terdapat
banyak hal yang dipelajari dalam kegiatan ekstrakurikuler
paskibra yang diantaranya PBB, langkah dan cara pengibaran
dan penurunan bendera (TUB) pada setiap upacara bendera
yang dilakukan secara rutin di sekolah atau pada saat
memperingati hari besar nasional seperti hari kemerdekaan
Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.
70 Dian Bayu, “Implementasi Program Kerja Ekstrakurikuler Paskibra dalam
Mengembangkan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas XI SMK Tahun Pembelajaran 2017-2018”,
Jurnal Pendidikan Indonesia Volume 4, Nomor 2, Program Studi Pancasila dan Kewarganegaraan
UKSW Salatiga, h. 134
40
2) Visi dan Misi Paskibra
Visi dan Misi Paskibra ialah:71
1. Visi
Memberikan pengetahuan tentang unsur dasar PBB
(Peraturan Baris Berbaris) dan memberikan pengarahan
kepada setiap anggota Paskibra untuk berdisiplin
2. Misi
- Membentuk pribadi yang disiplin
- Mempererat tali persaudaraan antar anggota paskibra
- Membekali pengetahuan tentang PBB kepada setiap
anggota paskibra
- Membentuk pribadi yang kuat
3) Tujuan Paskibra
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler paskibra bagi siswa-siswi
yang mengikuti ialah:72
a) Siswa mampu menunjukkan kemampuannya menjadi
petugas apapun dalam upacara bendera
b) Siswa dapat menambah wawasan kebangsaan dan
memupuk jiwa nasionalisme melalui kegiatan
ekstrakurikuler paskibra
c) Siswa mampu menjadi pemimpin dan tauladan serta dapat
berorganisasi secara baik karena kedisiplinannya
d) Siswa dapat meningkatkan keterampilan dan
kedisiplinannya melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra
e) Siswa menjadi bertanggung jawab karena diberi tugas
secara rutin dalam upacara bendera
71 Popi Haryanti Julyani, “ Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera
dalam Menumbuhkan sikap nasionalisme Siswa, Skripsi Universitas Pasundan, Bandung, 2016, h.
25 72 Popi Haryanti Julyani, “ Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera
dalam Menumbuhkan sikap nasionalisme Siswa, Skripsi Universitas Pasundan, Bandung, 2016, h.
26
41
f) Mempermudah anggota untuk menyongsong masa depan
dengan bekal sertifikat dari pemerintah setempat karena
pernah menjadi petugas pengibar bendera saat upacara hari
besar Negara
4) Fungsi Paskibra
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra memiliki fungsi sebagai
berikut:73
a) Menghimpun dan membina para anggota agar menjadi
siswa-siswi dan warga Negara Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berjiwa Pancasila,
setia dan patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia
b) Mengamalkan Pancasila
c) Membina watak, kemandirian dan profesionalisme,
memelihara dan meningkatkan rasa persaudaraan,
kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, mewujudkan
kerjasama yang utuh serta jiwa pengabdian kepada bangsa
dan nengara, memupuk rasa tanggung jawab dan daya cipta
yang dinamis serta kesadaran nasional dikalangan para
anggota dan keluarganya.
d) Membentuk manusia Indonesia yang memiliki ketahanan
mental (tangguh), cukup pengetahuan dan kemahiran teknis
untuk dapat melaksanakan pekerjaannya (tanggap), serta
daya tahan fisik/jasmani (tangkas)
Dari uraian diatas, tampak bahwa kegiatan ekstrakurikuler
paskibra mempunyai peranan yang berkaitan dengan
pembentukan karakter siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler paskibra sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta
73 Popi Haryanti Julyani, “ Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera
dalam Menumbuhkan sikap nasionalisme Siswa, Skripsi Universitas Pasundan, Bandung, 2016, h.
26-27
42
didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia
(berkarakter).
5) Materi Paskibra
a) PBB (Peraturan Baris Berbaris)
Materi PBB dalam kegiatan ekstrakurikuler
paskibra berlandasan hukum pada UUD 1945, Undang-
undang Nomor 20 tahun 1982, Keputusan Mentri
Pendidikan dan kebudayaan No. 0641/U/1984 dan
Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 46
Tahun 2014 tentang Peraturan Baris Berbaris
Peraturan baris berbaris yang disingkat menjadi
PBB merupakan peraturan tata cara baris berbaris yang
diwujudkan dalam bentuk latihan fisik yang diperlukan
guna menanamkan kebiasaan dan jiwa korsa yang
diarahkan kepada terbentuknya suatu sikap yang
berkarakter dan jasmanii yang tegap, tangkas,
menumbuhkan disiplin,loyalitas tinggi, kebersamaan dan
rasa tanggung jawab diatas kepentingan individu.74
Peraturan baris berbaris memiliki dibagi menjadi
dua maksud, yaitu:75
- Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela
Negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
setiap warga Indonesia seperti yang dicantum pada
UUD 1945
- Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin,
mempertebal rasa semangat kebersamaan
Tujuan PBB ialah Menumbuhkan sikap jasmani
yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga
dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
74 Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Peraturan Baris Berbaris, h. 3-4 75 Beni Bandajini Aripin, Buku Panduan Paskibra, (Pandeglang: t.p, 2012), h. 21
43
kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara
tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.76
Macam-Macam Gerakan dalam Baris-Berbaris
yaitu:
1. Gerak di tempat
- Sikap sempurna
- Istirahat di tempat
- Parade Istirahat
- Lencang kanan/kiri
- Lencang depan
- Hadap Kanan/kiri
- Balik Kanan
- Hadap serong kanan/kiri
- Jalan ditempat
- Hormat bendera/Pembina
2. Gerak meninggalkan tempat
- Langkah tegap, langkah biasa, langkah parade
- Langkah ke kanan/kiri/ke depan / ke belakang
- Langkah lari
- Haluan Kanan/kiri
3. Bentuk barisan
- Bentuk bersaf
- Bentuk Berbanjar
Dalam PBB juga terdapat aba-aba. Aba-aba adalah
perintah yang diberikan oleh seorang
komandan/pemimpin/pejabat tertua/ pejabat yang ditunjuk
kepada pasukan/sekelompok orang untuk dilaksanakan
76 Beni Bandajini Aripin, Buku Panduan Paskibra, (Pandeglang: t.p, 2012), h. 21
44
pada waktunya secara serentak atau berturut-turut dengan
tepat dan tertib.77 Macam-macam Aba-aba, yaitu :
1. Aba-aba Petunjuk adalah aba-aba yang dipergunakan
jika perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba
peringatan dan pelaksana. Contoh : Kepada pembina
upacara , kepada bendera merah putih
2. Aba-aba Peringatan adalah aba-aba yang inti
perintahnya sudah cukup jelas untuk dapat dilaksanakan
(tidak ragu). Contoh : Lencang kanan, haluan kanan
3. Aba-aba Pelaksanaan adalah Aba-aba yang dilaksnakan
secra serentak berturut-turut atau saat pelaksanaan dari
aba-aba petunjuk dan peringatan.
- Aba-aba GERAK digunakan untuk gerak ditempat
- Aba-aba JALAN digunakan untuk meninggalkan
tempat
- Aba-aba MULAI digunakan untuk pelaksanaan atau
perintah yang harus dilaksanakan secara berturut-
turut
Penggunaan aba-aba, yaitu:
- Kepada Pembina upacara – Hormat = GERAK
- Pasukan satu – Langkah tegap maju = JALAN
- Semua pasukan – Berhitung = MULAI
Contoh materi PBB dan pemberian aba-aba pada
Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 46
Tahun 2014 tentang Peraturan Baris Berbaris Pasal 7 poin 4
yaitu tata cara lencang depan78
Ketentuan umum Lencang Kanan/Kiri setengah lengan
lencang kanan/kiri dan lencang depan sebagai berikut:
77 Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Peraturan Baris Berbaris, h. 4 78 Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Peraturan Baris Berbaris Pasal 7, h. 12
45
a. Pasukan dalam posisi sikap sempurna.
d. Aba-aba sebagai berikut:
1. Untuk lencang kanan/kiri “LENCANG
KANAN/KIRI = GERAK “
2. Untuk setengah lengan lencang kanan/kiri
“SETENGAH LENGAN LENCANG
KANAN/KIRI = GERAK “
3. Untuk lencang depan “LENCANG DEPAN =
GERAK”
e. Dilaksanakan dalam formasi bersaf dan berbanjar.
Tata cara lencang depan diatur dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Dilaksanakan pada saat pasukan dalam formasi
berbanjar.
b. Penjuru tetap sikap sempurna sedangkan banjar kanan
nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan jari-jari tangan menggenggam,
punggung tangan menghadap ke atas jarak 1 lengan
ditambah 2 kepal orang yang di depannya.
f. Banjar dua dan tiga saf terdepan mengambil antara satu
lengan/setengah lengan disamping kanan, setelah lurus
menurunkan tangan, serta menegakkan kepala kembali
dengan serentak.
g. Pada aba-aba “TEGAK = GERAK” banjar kanan
kecuali penjuru secara serentak menurunkan lengan dan
berdiri dalam sikap sempurna.
Dari penjabaran salah satu materi PBB tentang tata cara
lencang depan, terlihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler
paskibra dapat melatih penanaman karakter disiplin pada
diri siswa. Aba-aba yang merupakan pemberian perintah
dari pemimpin harus sepatutnya ditaati, dipatuhi dan
46
dilaksanakan oleh peserta baris berbaris. Apabila satu
peserta saja tidak mematuhi aba-aba/perintah yang
diberikan oleh pemimpin, dan apabila peserta tidak secara
tertib/berurutan mengikuti tata cara lencang depan yang
telah memiliki ketentuan tertulis yang telah ditetapkan
maka barisan yang rapih dan lurus tidak akan tercipta.
Perilaku tersebut secara umum sesuai dengan definisi
karakter disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
b) TUB (Tata Upacara Bendera)
Tata upacara bendera kegiatan ekstrakurikuler
paskibra berlandasan hukum pada Undang-Undang No.
02/1989 tentang pendidikan nasional, Inpres No. 14/1991
tanggal 21 desember 1981 tentang penyelenggaraan
bendera merah putih, Keputusan Mendikbud No.
0289/UU/1984/28 Juni 1984 tentang pedoman
perpotokolan Depdikbud, Keputusan Depdikbud No.
0461/UU/1984/18 Oktober 1984 tentang pembinaan
kesiswaan., Edaran Dikdasmen No. 11028/C/U/1988
tanggal 31 Oktober 1987 perihal Upacara bendera dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara
Bendera di sekolah
Pelaksana upacara bendera terdiri dari unsur-unsur,
yaitu:
1. Pejabat upacara, yang terdiri dari:
- Pembina upacara
- Pemimpin upacara
- Pengatur Upacara
- Pembawa upacara
47
2. Petugas upacara, yang terdiri dari:
- Pembawa teks pancasila
- Pembaca teks pembukaan UUD 1945
- Pembaca teks janji siswa
- Pembaca Doa
- Dirijen/pemimpin lagu
- Kelompok pengibar bendera
- Kelompok paduan suara
3. Peserta upacara, terdiri dari seluruh warga sekolah
Susunan acara upacara meliputi:
1. Acara Persiapan, yang terdiri dari:
- Setiap pemimpin barisan menyiapkan barisannya
- Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara
- Penghormatan kepada pemimpin upacara
- Laporan setiap pemimpin barisan
- Pemimpin upacara mengambil alih pimpinan
2. Acara pokok, yang terdiri dari:
- Pembina upacara memasuki lapangan upacara
- Penghormatan umum kepada Pembina upacara
- Laporan pemimpin upacara
- Penaikan bendera merah putih diiringi lagu
Indonesia Raya
- Mengheningkan cipta
- Pembacaan teks Pancasila
- Pembacaan teks pembukaan UUD 1945
- Pembacaan teks janji siswa
- Amanat Pembina upacara
- Menyanyikan lagu wajib nasional
- Pembacaan doa
- Laporan pemimpin upacara
- Penghormatanumum kepada Pembina upacara
48
- Pembina upacara meninggalkan lapangan upacara
3. Acara penutupan, yang terdiri atas:
- Pemimpin upacara membubarkan perserta upacara
- Peserta upacara meninggalkan lapangan upacara
Pelaksanaaan upacara bendera di sekolah
merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan
pendidikan yang mencakup nilai-nilai penanaman sikap
disiplin, kerjasama, rasa percaya diri, dan tanggung jawab
yang mendorong lahirnya sikap dan kesadaran berbangsa
dan bernegara serta cinta tanah air di kalangan peserta
didik79
Menurut Heri Gunawan, tujuan yang diharapkan
dari pelaksanaan upacara bendera disekolah ialah (a)
membiasakan bersikap tertib dan disiplin, (b) membiasakan
berpenampilan rapi, (c) meningkatkan kemampuan
memimpin, (d) membiasakan kesediaan dipimpin, (e)
membina kekompakkan dan kerjasama, (f) mempertebal
rasa semangat kebangsaan80.
Menurut Permendikbud No.22 tahun 2018,
pelaksanaan upacara disekolah bertujuan untuk (a)
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara, (b)
membiasakan bersikap tertib dan disiplin, (c)
meningkatkan kemampuan memimpin, (d) membiasakan
kekompakan dan kerjasama, (e) menumbuhkan rasa
tanggung jawab, dan (f) mempertebal semangat kebangsaan
dan cinta tanah air.81
79 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di sekolah, h. 1 80Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 272 81 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di sekolah, h. 4
49
Melihat dari tujuan pelaksanaan upacara bendera di
sekolah yang telah dikemukakan oleh Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera
di sekolah dan Heri Gunawan, pelaksanaan upacara bendera
disekolah dapat membiasakan bersikap tertib dan disiplin
pada diri siswa. Karena melalui upacara bendera, siswa
wajib menaati dan patuh pada peraturan, tata tertib serta
mengikuti tata cara pelaksanaan upacara (TUB) yang telah
ditentukan seperti diwajibkan untuk datang tepat waktu
sebelum upacara bendera dimulai dan wajib memakai
atribut upacara yang telah ditentukan.
Pelaksanaan upacara bendera juga bertujuan untuk
mempertebal rasa semangat kebangsaan siswa. Karena di
dalam acara upacara bendera terdapat:
a. Pengibaran bendera merah putih yang merupakan
lambang Negara. Saat pengibaran bendera, peserta dan
petugas upacara melakukan penghormatan pada bendera
merah putih yang diiringi dengan lagu Indonesia Raya,
kegiatan tersebut dapat dimaknai sebagai pengakuan
terhadap rasa memiliki Negara Indonesia dan rasa
bangga sebagai bangsa Indonesia. Selain itu hormat
pada bendera merah putih dan pelantunan lagu
mengheningkan cipta merupakan bentuk penghormatan
terhadap jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang
dalam membebaskan Indonesia dari penjajahan hingga
akhirnya Negara Indonesia memiliki kemerdekaan.
b. Pembacaan teks Pancasila: Pada kegiatan ini, pembina
upacara membacakan teks Pancasila, kemudian diucap
ulang oleh seluruh peserta upacara. Hal ini
dimaksudkan agar para peserta upacara dapat
mengingat dan mengamalkan nilai-nilai yang
50
terkandung dalam Pancasila dari sila pertama sampai
sila kelima ditujukan agar siswa kembali mengingat dan
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia yang nantinya
akan berdampak pada tumbuhnya kecintaan terhadap
bangsa dan negara.
c. Pembacaan pembukaan UUD 1945: Kegiatan ini
bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang dasar
negara Republik Indonesia. Sehingga para peserta didik
dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya yang nantinya akan berdampak pada
tumbuhnya kecintaan terhadap bangsa dan negara.
5) Program Kerja Ekstrakurikuler Paskibra di MA Al-
Awwabin
a) Latihan Rutin Setiap Hari Jumat
- Tujuan diadakanya kegiatan latihan rutin adalah sebagai
dasar untuk mendidik dan melatih anggota PASKIBRA
agar memahami, menguasai, dan menerapkan
pengetahuan materi-materi Ke-PASKIBRAAN.
- Waktu pelaksanaan 1 minggu 1 kali dalam setiap
minggu yaitu pada setiap hari Jumat.
- Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah seluruh
anggota Paskibra MA Al-Awwabin
b) Latihan Pengibaran Bendera (TUB)
- Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk
mempersiapkan anggota paskibra ketika akan bertugas
mengibarkan bendera pada saat upacara bendera.
- Waktu Pelaksanaan, waktu pelaksanaan kegiatan ini
adalah 1 minggu 2 kali yaitu pada hari Jum’at – Sabtu.
- Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah seluruh
anggota Paskibra MA Al-Awwabin
51
c) Pengibaran Bendera di Sekolah
- Tujuan dilaksanakanya program ini adalah untuk
menguji kemampuan anggota PASKIBRA dalam
melaksanakan tugas pengibaran bendera pada saat
upacara bendera.
- Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah 1 bulan sekali
setiap minggu pertama pada hari senin
- Peserta kegiatan ini adalah anggota PASKIBRA MA
Al-Awwabin yang dipilih dan bergiliran
d) Seleksi Paskibra tingkat Kelurahan
- Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk
memilih anggota-anggota PASKIBRA MA Al-
Awwabin yang akan bertugas mengibarkan bendera di
Kelurahan Bedahan pada saat HUT RI
- Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah bulan Juli pada
setiap tahun
- Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah seluruh
anggota PASKIBRA MA Al-Awwabin
e) Pengibaran Bendera di Kelurahan saat HUT RI
- Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk
menguji kemampuan anggota paskibra dalam
melaksanakan tugas pengibaran bendera saat upacara
bendera
- Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah setiap tanggal
17 Agustus pada setiap tahun
- Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah anggota
PASKIBRA MA Al-Awwabin yang telah mengikuti
seleksi
f) DIKLATSAR (Pendidikan dan Latihan Dasar)
- Tujuan program ini adalah untuk menguji seberapa
besar siswa menguasai materi-materi yang telah
52
diberikan pada saat latihan rutin, sehingga
perkembangan kemampuan anggota akan lebih dapat
terpantau secara periodic
- Waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah setiap 3 bulan
- Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah seluruh
anggota PASKIBRA MA Al-Awwabin
g) Pelantikan anggota PASKIBRA baru / Kenaikan
Jenjang
- Tujuan diadakanya kegiatan Pelantikan Anggota
PASKIBRA adalah sebagai salah satu pengakuan
formal yang diberikan kepada seluruh anggota
PASKIBRA bahwa mereka sudah menjadi anggota
PASKIBRA, ditandai dengan diberikannya lencana bagi
anggota baru dan topi bagi kenaikan jenjang.
- Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah setiap setahun
sekali pada bulan September.
- Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah seluruh
calon anggota PASKIBRA MA Al-Awwabin
h) Mengikuti lomba PBB dan Tata Upacara Bendera
- Tujuan program ini adalah untuk menguji kemampuan,
kecakapan dan mental anggota PASKIBRA.
- Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah 1 tahun sekali
- Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah anggota
PASKIBRA dari perwakilan setiap MA yang ada di
kota Depok
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian relevan yang berkaitan dengan “Pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter siswa kelas XI
MA Al-Awwabin tahun ajaran 2018/2019. Adalah sebagai berikut:
53
Tabel 2.1
Hasil Penelitian yang Relevan
No Nama
Peneliti/
Tahun
Judul Tempat Hasil Perbedaan
1. Sakinah
Meindahsari
Suripto
(2014)82
Pelaksanaan
Ekstrakurikuler
Paskibra
(Pasukan
Pengibar
Bendera)
dalam Upaya
Menumbuhkan
Sikap
Nasionalisme
siswa di SMP
Negeri 3
Malang
SMP
Negeri 3
Malang
Kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
memberikan
pengaruh terhadap
pembentukan
karakter dan sikap
siswa karena
paskibra dapat
menanamkan sikap
tegas,
bertanggungjawab,
disiplin, percaya
diri, dan memiliki
jiwa
kepemimpinan,
serta di dalam
setiap pelaksanaan
program kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra dapat
menumbuhkan
aspek sikap
Perbedaan terdapat
pada objek dan
lokasi penelitian
serta metode
penelitian yang
digunakan ialah
kualitatif
82Sakinah Meindahsari Suripto, “Pelaksanaan Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan Pengibar
Bendera) dalam Upaya Menumbuhkan Sikap Nasionalisme siswa di SMP Negeri Malang”, Jurnal
Online Universitas Negeri Malang Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan tahun 2014, h. 13
54
nasionalisme yakni
cinta tanah air, rela
berkorban,
persatuan dan
kesatuan, serta jiwa
pembaharu atau
pantang menyerah
2. Nia Dwi
Ratnasari dan
Suharningsih
(2013) 83
Hubungan
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Pasukan
Pengibar
Bendera
(PASKIBRA)
dengan
Kepemimpinan
Peserta Didik
SMA Kartika
IV-3 Surabaya
SMA
Kartika
IV-3
Surabaya
Terdapat hubungan
sebesar 0,613
antara kegiatan
ekstrakurikuler
Paskibra dengan
kepemimpinan
peserta didik dan
hubungan ini dapat
dikatakan kuat
karena berada pada
rentang 0,600 -
0,799. Hal ini
menunjukkan
bahwa kegiatan
ekstrakurikuler
Paskibra menjadi
salah satu sarana
untuk melatih dan
mengembangkan
kepemimpinan
peserta didik.
Perbedaan terdapat
pada objek dan
lokasi penelitian,
dan variable terikat
yaitu
kepemimpinan
83Nia Dwi Ratnasari dan Suharningsih, “Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan
Pengibar Bendera (PASKIBRA) dengan Kepemimpinan Peserta Didik SMA Kartika IV-3
Surabaya”, Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013, h. 389
55
3. Yuyun
Fitahapsari
(2015)84
Penanaman
Karakter
Disiplin dan
Tanggung
jawab (Studi
Kasus pada
kegiatan
Ekstrakurikuler
Paskibra di
SMA Negeri 1
Sragen)
SMA
Negeri 1
Sragen
Cara anggota
ekstrakurikuler
paskibra
menanamkan
karakter disiplin
dan tanggung jawab
melalui latihan
rutin setiap hari
jum’at diantaranya
mengikuti latihan
tepat waktu pada
pukul 15.00 WIB,
selesai latihan tepat
pada pukul 16.30,
memakai kaos
seragam lengkap,
mengikuti latihan
secara teratur setiap
hari jum’at,
mengikuti intruksi
baris berbaris
secara tanggap,
melaksanakan
pemanasan sebelum
latihan tanpa
disuruh seperti lari
dan push up secara
bersama-sama
Perbedaan terdapat
pada objek dan
lokasi penelitian
serta metode
penelitian yang
digunakan ialah
kualitatif
84Yuyun Fitahapsari, “Penanaman Karakter Disiplin dan Tanggung jawab (Studi Kasus
pada kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen)”, Naskah Publikasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2015
56
dengan tertib,
melaksnakan
latihan tanpa
paksaan dari
siapapun, selalu
jujur dalam
melaksanakan
pemanasan, latihan
PBB dan latihan
Tata Upacara
Bendera.
4. Alan Sigit
Fibrianto,
Syamsul
Bakhri
(2017)85
Pelaksanaan
Aktivitas
Ekstrakurikuler
Paskibra
(Pasukan
Pengibar
Bendera)
dalam
Pembentukan
Karakter,
Moral dan
sikap
Nasionalisme
Siswa SMA
Negeri 3
Surakarta
SMA
Negeri 3
Surakarta
Kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
memberikan
pengaruh terhadap
pembentukan
karakter, moralitas,
dan sikap siswa
karena paskibra
dapatmenanamkan
sikap tegas,
bertanggung
jawab, disiplin,
percaya diri, sikap
toleransi yang
tinggi dan memiliki
jiwakepemimpinan.
Perbedaan terdapat
pada objek dan
lokasi penelitian
dan metode
penelitian yang
digunakan ialah
kualitatif
85 Alan Sigit Fibriantodan Syamsul Bakhri, “Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan Pengibar
Bendera) dalam Pembentukan Karakter, Moral dan sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 3
Surakarta”, Jurnal Moral Kemasyarakatan- vol. 2 No. 2, Desember 2017, h. 92
57
Selain itu, di dalam
setiap pelaksanaan
program kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra dapat
menumbuhkan
aspek sikap
nasionalisme yakni,
cinta tanah air, rela
berkorban,
persatuan dan
kesatuan, wawasan
kebangsaan (terkait
empat pilar bangsa
yaitu, “Pancasila,
UUD 1945,
Bhineka Tunggal
Ika, dan Negara
Kesatuan Republik
Indonesia/ NKRI”,
sikap pluralisme,
dan moralitas yang
baik), serta jiwa
pembaharu atau
pantang menyerah.
Setelah mengkaji beberapa skripsi dan jurnal pada tabel diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang akan dilakukan penulis memiliki
perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini
berfokus pada kegiatan ekstrakurikuler paskibra, yang dikaitkan
58
pengaruhnya terhadap pembentukan karakter siswa. Pembentukan karakter
yang ditekankan pada penelitian ini ialah karakter disiplin dan karakter
semangat kebangsaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dan lokasi penelitian berada di MA Al-Awwabin.
C. Kerangka Berpikir
Karakter dapat terbentuk melalui dua faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal pembentuk karakter ialah
insting/nurani, adat/kebiasaan, kehendak/kemauan, suara batin/suara hati
dan keturunan. Sedangkan faktor eksternal pembentuk karakter ialah
lingkungan dan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor eksternal dalam
pembentukan karakter. Karena dengan pendidikan, naluri yang terdapat
pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan terarah. Didalam sistem
pendidikan terdapat kurikulum, dimana kurikulum tersebut terbagi
menjadi tiga program pendidikan, yang diantaranya ialah kegiatan
intrakurikuler, kegiatan kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu media yang sangat
potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik
peserta didik. Karena kegiatan ekstrakurikuler memiliki kesamaan tujuan
dengan pendidikan nasional, yaitu sama-sama bertujuan untuk membentuk
karakter siswa.
Paskibra merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
memiliki jenis kegiatan seperti Peraturan Baris Berbaris (PBB), Tata
Upacara Bendera (TUB) serta Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS)
tingkat perintis dan pemula. Jenis kegiatan paskibra ini diharap mampu
dalam membentuk karakter siswa terutama pada karakter disiplin dan
karakter semangat kebangsaan.
59
Gambar 2. 1
Bagan Kerangka Berpikir
Faktor Internal Faktor Eksternal
Insting/
Nurani Adat/
Kebiasaan
Kehendak/
Kemauan
Suara
Batin/Suara
Hati
Keturunan
Lingkungan Pendidikan
Kegiatan
Intrakurikuler
Kegiatan
Kokurikuler
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler
Paskibra Pengaruh Kegiatan
Ekstrakurikuler Paskibra
terhadap Pembentukan
Karakter
Kurikulum
KARAKTER
Faktor Pembentuk Karakter
60
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.86Adapun
hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. H0: Tidak terdapat pengaruh pada kegiatan ekstrakurikuler paskibra
terhadap pembentukan karakter siswa MA Al-Awwabin tahun ajaran
2018/2019
2. H1:Terdapat pengaruh pada kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter siswa MA Al-Awwabin tahun ajaran 2018/2019
86 Muh. Fitrah, Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas
& Studi Kasus”, (Jawa Barat: CV Jejak, 2017), cet. I, h.128
61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian mengenai “Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra
terhadap pembentukan karakter disiplin dan semangat kebangsaan
siswa MA Al-Awwabin Depok tahun ajaran 2018-2019” dilaksanakan
di MA Al-Awwabin Depok yang terletak di Jalan Raya Sawangan No.
21 , Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Sawangan, Kota Depok,
Provinsi Jawa Barat
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dalam menyusun skripsi ini dilakukan selama 10
bulan, yaitu pada bulan Oktober 2018-Juli 2019.
Tabel 3. 1
Kegiatan Penelitian
Tahap
Penelitian
Waktu Penelitian
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Bimbingan
skripsi
Bab 1
Bimbingan
skripsi
Bab 2
Bimbingan
skripsi
Bab 3
Pelaksanaan
Uji Coba
Instrumen
62
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan
Data
Menyusun
Laporan
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode
penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Asep Saepul Hamdi dan E. Bahruddin, pendekatan
kuantitatif menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara
kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan
percobaan terkontrol.87
Menurut Nana Sayodih yang dikutip oleh Asep Saepul metode
penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu
variabel dengan variabel-variabel lain88.
Menurut Suryani dan Hendryadi, metode penelitian
korelasional/Asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari
hubungan atau pengaruh satu atau lebih variabel independen dengan satu
atau lebih variabel dependen. 89 Dimana dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan variabel independen kegiatan ekstrakurikuler paskibra (X)
dan variabel dependen adalah pembentukan karakter siswa (Y). Penelitian
korelasional/asosiatif yang digunakan oleh peneliti ialah hubungan kausal
(hubungan sebab akibat).
87 Asep Saepul Hamdi, E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), cet. I, h. 5 88 Asep Saepul Hamdi, E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), cet. I, h.. 7 89 Suryani, Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), cet. I, h. 119
63
Gambar 3. 1
Desain Penelitian
Keterangan:
X : Kegiatan ekstrakurikuler paskibra
Y1 : Pembentukan karakter disiplin
Y2: Pembentukan karakter semangat kebangsaan
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat
perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui90.
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang
dijadikan objek penelitian.91
Populasi penelitian adalah sekelompok subjek atau data dengan
karakteristik tertentu.92
Pada penelitian “Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra
terhadap pembentukan karakter siswa MA Al-Awwabin Depok tahun
ajaran 2018-2019” populasinya ialah seluruh siswa MA Al-Awwabin
Depok yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra pada tahun
ajaran 2018-2019 yang berjumlah 30 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, sampel memberikan
gambaran yang benar tentang populasi.93
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel adalah bagian populasi yang diteliti.94
90 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 76 91 Suryani, Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), cet. I, h. 189 92 Firdaus, Fakhry, Aplikasi Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), cet.
I, h. 99 93 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 78
X Y1
Y2
64
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan sampling jenuh
dimana sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi
yang biasa digunakan apabila populasi dianggap kecil atau kurang dari
100.95
Menurut Carsel, sampling jenuh disebut juga populasi total adalah
suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil
atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang.96 Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto yang dikutip oleh Carsel, populasi yang kurang dari 100 maka
diisyaratkan semua populasi tersebut dijadikan sampel.97 Maka dari itu
sampel penelitian ini ialah semua populasi dengan jumlah 30 siswa.
D. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai orang,
faktor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.98 Dalam penelitian ini terdapat satu variabel X dan
dua variabel Y. Variabel X disebut juga sebagai variabel independen/bebas
yaitu variabel yang menjadi sebab perubahannya (mempengaruhi) atau
timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel Y disebut juga
sebagai variabel dependen/terikat yaitu variabel yang menjadi akibat
(dipengaruhi) dari variabel bebas, yaitu:
1. Variabel bebas (X) : Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra, yaitu
masukan yang akan memberi pengaruh pada pembentukan karakter
siswa
94Firdaus, Fakhry, Aplikasi Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), cet. I,
h. 99 95 Suryani, Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), cet. I, h. 203 96 Syamsunie Carsel, Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan, (Yogyakarta:
Penebar Media Pustaka, 2018), cet.I, h. 96 97 Syamsunie Carsel, Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan, (Yogyakarta:
Penebar Media Pustaka, 2018), cet.I, h. 97 98 Sandu Siyoto, M. Ali, Dasar Merodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), cet. I, h. 49-50
65
2. Variabel terikat (Y1) : Pembentukan karakter disiplin siswa, yaitu hasil
dari pengaruh variabel independen.
3. Variabel terikat (Y2) : Pembentukan karakter semangat kebangsaan
siswa, yaitu hasil dari pengaruh variabel independen.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.99 Dalam penelitian
ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Kuesioner (Angket)
Menurut Juanda yang dikutip oleh Firdaus Kuesioner merupakan
daftar pertanyaan yang dibagikan kepada responden untuk diisi dan
kemudian dikembalikan pada peneliti.100 Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan
dan penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner disusun berdasarkan variabel yang ditentukan oleh
peneliti. Kuesioner yang dibuat oleh peneliti disebarkan kepada siswa
yang berkaitan dengan pernyataan yang berhubungan dengan
pengaruh kegiatan ekstrakurikuler (variabel X) terhadap pembentukan
karakter disiplin siswa (variabel Y1) serta karakter semangat
kebangsaan siswa (variabel Y2). Dalam membuat kuesioner ini,
peneliti menggunakan skala likert sebagai alat ukur untuk
mengkuantifikasikan hasil jawaban dari responden.
Tabel 3. 2
Skor Alternatif Jawaban Responden
99 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 110 100 Firdaus, Aplikasi Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), cet. I, h. 104
Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan
Positif
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
66
2) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu informasi yang berasal dari catatan penting dari
lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. 101 Dokumentasi
digunakan sebagai pelengkap data dalam penyusunan penelitian.
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi juga digunakan untuk
mendapatkan data yang berhubungan dengan pengaruh kegiatan
ektrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter siswa berupa
dokumen program kerja kegiatan ekstrakurikuler dan data siswa yang
aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra.
3) Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan bertanya
jawab langsung antara (petugas) peneliti dengan responden 102
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan
responden ataupun subjek penelitian. Teknik wawancara digunakan
peneliti untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, terutama
berkaitan dengan pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter disiplin dan semangat kebangsaan siswa MA
Al-Awwabin Depok. Pihak yang terlibat dalam proses wawancara
ialah pelatih kegiatan ekstrakurikuler paskibra MA Al-Awwabin
Depok dan lima siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
paskibra yang diwawancarai menyilang (dimintai pendapat tentang
temannya).
4) Observasi
Observasi adalah salah satu instrument pengumpulan data berupa
pengamatan atau catatan pencatatan secara teliti dan sistematis
mengenai gejala-gejala (phenomena) yang sedang diteliti.103 Melalui
101 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif, ( Sukabumi: Jejak
Publisher, 2018), h. 255 102Firdaus, Fakhry, Aplikasi Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), cet.
I, h. 104 103 Firdaus, Fakhry, Aplikasi Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), cet.
I, h. 104
67
observasi, peneliti dapat langsung mengamati data dan keadaan di
lapangan sehingga dapat lebih mudah memahami kondisi yang erat
kaitannya dengan pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter disiplin dan semangat kebangsaan siswa MA
Al-Awwabin Depok.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang dipakai untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian. Menurut Asep
Saepul dan E. Bahruddin, instrumen penelitian adalah pedoman tertulis
tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang
dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden 104 Dalam
penelitian kuantitatif yang menjadi instrumen atau alat didalam penelitian
digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, dengan jumlah
instrumen yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel penelitian.105
1. Definisi Konseptual
a. Variabel bebas (X): Kegiatan ekstrakurikuler paskibra merupakan
salah satu kegiatan ekstrakurikuler berbentuk krida yang menjadi
media atau sarana yang memungkinkan untuk mengarahkan
pembentukan karakter siswa.
b. Variabel Terikat (Y1): Karakter disiplin merupakan salah satu
karakter diantara delapan belas karakter yang telah disebutkan oleh
Kemendikbud yang sedang dicoba untuk ditanamkan pada setiap
diri siswa
c. Variabel Terikat (Y2): Karakter semangat kebangsaan merupakan
salah satu karakter diantara delapan belas karakter yang telah
disebutkan oleh Kemendikbud yang sedang dicoba untuk
ditanamkan pada setiap diri siswa
104 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 123 105 Asep Saepul Hamdi, E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), cet. I, h. 50
68
3. Definisi Operasional
a. Variabel bebas (X): Kegiatan ekstrakurikuler paskibra merupakan
salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembentukan
karakter siswa. Untuk mengukur bagaimana kegiatan
ekstrakurikuler paskibra dapat membentuk karakter disiplin dan
semangat kebangsaan adalah dengan melihat apakah tujuan dan
fungsi kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat sesuai dengan
semestinya setelah menjalani kegiatan materi paskibra (PBB dan
TUB)
b. Variabel terikat (Y1): Karakter disiplin adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan. Untuk mengukur karakter disiplin siswa maka
digunakan indikator karakter disiplin, yang diantaranya ialah
menolak setiap ajakan untuk melanggar hukum, mengendalikan
diri terhadap perbuatan tercela, hemat dalam menggunakan uang
dan barang, menyelesaikan tugas tepat waktu, meletakkan sesuatu
pada tempatnya, dapat menyimpan rahasia, patuh pada etika
sosial/masyarakat setempat, patuh pada setiap peraturan yang
berlaku, memiliki catatan kehadiran, mematuhi tata tertib sekolah,
membiasakan hadir tepat waktu, membiasakan mematuhi aturan,
bersedia antri, menepati janji, menyimpan kembali pada tempatnya
barang-barang yang telah dipakai
c. Variabel terikat (Y2): Karakter semangat kebangsaan adalah cara
berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan diri dan
kelompoknya. Untuk mengukur karakter semangat kebangsaan
siswa maka digunakan indikator karakter semangat kebangsaan,
yang diantaranya ialah turut serta dalam upacara peringatan hari
pahlawan dan proklamasi kemerdekaan, menggunakan bahasa
Indonesia ketika ada teman dari suku lain, menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib, mengagumi banyaknya
69
keragaman bahasa di Indonesia, mengakui persamaan hak dan
kewajiban antara dirinya dan teman sebangsa dari suku, etnis,
budaya lain, membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis
yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan, turut
sera dalam panitia peringatan hari pahlawan dan proklamasi
kemerdekaan, menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara di
kelas, menyanyikan lagu-lagu perjuangan, menyukai berbagai adat
di nusantara, bekerja sama dengan teman suku, etnis, budaya lain
berdasarkan persamaan hak dan kewajiban, menyadari bahwa
setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan
bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Indonesia.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka peneliti bermaksud
membuat instrumen penelitian berupa kisi-kisi atau berisikan
indikator-indikator yang akan diteliti dan sebagai alat untuk
mengukur fenomena-fenomena yang diteliti. Instrumen penelitian ini
dibuat untuk mengungkap data mengenai pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter siswa.
Dalam penelitian ini, teknik pengukuran data menggunakan Skala
Likert. Skala Likert merupakan skala untuk mengukur sikap,
pandangan, persepsi, tanggapan responden terhadap fenomena
sosial.106Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Skala
Likert, menggunakan jawaban alternatif yang telah disediakan oleh
peneliti, sehingga responden hanya menjawab dengan cara checklist
pada jawaban. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu
dapat diberi skor, sebagai berikut:
106 Syamsunie Carsel, Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan, (Yogyakarta:
Penebar Media Pustaka, 2018), cet.I, h. 240
70
Tabel 3.3
Tabel Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan
Positif
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Instrumen yang akan disusun dalam penelitian ini mengenai
”Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap Pembentukan
karakter Disiplin dan Semangat Kebangsaan Siswa MA Al-Awwabin
Depok Tahun Ajaran 2018-2019”.
Berikut ini merupakan rancangan kisi-kisi instrumen penelitian
pada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter disipin dan semangat kebangsaan siswa MA Al-Awwabin Depok
tahun ajaran 2018-2019.
Tabel 3. 4
Kisi-kisi Kuesioner
Variabel Ekstrakurikuler Paskibra (X)
Variabel Indikator Sub Indikator Butir
Soal Jumlah
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Paskibra
Tujuan
ekstrakurikuler
Paskibra
(Popi Haryanti
Julyani)
1. Siswa mampu
menunjukkan
kemampuannya
menjadi petugas
apapun dalam upacara
bendera
1
11 2. Siswa dapat
menambah wawasan
kebangsaaan dan
memupuk jiwa
nasionalisme melalui
kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
2, 3
71
3. Siswa mampu menjadi
pemimpin dan
tauladan serta dapat
berorganisasi secara
baik karena
kedisiplinannya
4, 5
4. Siswa dapat
meningkatkan
keterampilan dan
kedisiplinannya
melalui kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
6, 7
5. Siswa menjadi
bertanggung jawab
karena diberi tugas
secara rutin dalam
upacara bendera
8, 9
6. Mempermudah
anggota untuk
menyongsong masa
depan dengan bekal
sertifikat dari
pemerintah setempat
karena pernah
menjadi petugas
pengibar bendera saat
upacara hari besar
Negara
10,
11
Fungsi
Ekstrakurikuler
Paskibra
(Popi Haryanti
Julyani)
1. Menghimpun dan
membina para
anggota agar menjadi
siswa-siswi dan warga
Negara Indonesia
yang beriman dan
bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha
Esa, berjiwa
Pancasila, setia dan
patuh pada Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
12,
13
9
2. Mengamalkan
Pancasila
14,
15
3. Membina watak,
kemandirian dan
16,
17
72
profesionalisme,
memelihara dan
meningkatkan rasa
persaudaraan,
kekeluargaan,
persatuan dan
kesatuan,
mewujudkan
kerjasama yang utuh
serta jiwa pengabdian
kepada bangsa dan
Negara, memupuk
rasa tanggung jawab
dan daya cipta yang
dinamis serta
kesadaran nasional
dikalangan para
anggota dan
keluarganya
4. Membentuk manusia
Indonesia yang
memiliki ketahanan
mental (tangguh),
cukup pengetahuan
dan kemahiran teknis
untuk dapat
melaksanakan
pekerjaannya
(tanggap), serta daya
tahan fisik/jasmani
(tangkas)
18,
19,
20
Tabel 3. 5
Kisi-kisi Kuesioner
Variabel Pembentukan Karakter Disiplin (Y1) dan
Semangat Kebangsaan (Y2)
Variabel Indikator Sub Indikator No.
Item Jumlah
Faktor
Pembentuk
Karakter
Disiplin dan
Semangat
Kebangsaan
Karakter
Disiplin
(Ani Nur Aeni)
1. Menolak setiap ajakan
untuk melanggar
hokum
1, 2
25 2. Mengendalikan diri
terhadap perbuatan
tercela
3, 4
3. Hemat menggunakan 5,
73
uang dan barang
4. Menyelesaikan tugas
tepat waktu 6, 7
5. Meletakkan sesuatu
pada tempatnya 8, 9
6. Dapat menyimpan
rahasia
10,
11
7. Patuh pada etika
sosial/masyarakat
setempat
12,
13
8. Patuh pada setiap
peraturan yang
berlaku
14
9. Memiliki catatan
kehadiran 15
10. Mematuhi tata tertib
sekolah
16,
17
11. Membiasakan hadir
tepat waktu
18,
19
12. Bersedia antri 20,
21
13. Menepati janji 22,
23
14. Menyimpan kembali
pada tempatnya
barang-barang yang
telah dipakai
24,
25
Karakter
Semangat
Kebangsaan
(Rianawati)
1. Turut serta dalam
upacara peringatan
hari pahlawan dan
proklamasi
kemerdekaan
26,
27
18
2. Menggunakan bahasa
Indonesia ketika ada
teman dari suku lain
28,
29
3. Menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan
lagu-lagu wajib
30
4. Mengagumi
banyaknya keragaman
bahasa di Indonesia
31
5. Mengakui hak dan
kewajiban antara
dirinya dan teman
sebangsa dari suku,
32,
33
74
etnis, budaya lain
6. Membaca buku-buku
mengenai suku
bangsa dan etnis yang
berjuang bersama
dalam
mempertahankan
kemerdekaan
34
7. Turut serta dalam
panitia peringatan hari
pahlawan dan
proklamasi
kemerdekaan
35,
36
8. Menggunakan bahasa
Indonesia ketika
berbicara di kelas
37,
38
9. Menyanyikan lagu-
lagu perjuangan 39
10. Menyukai berbagai
adat di nusantara 40
11. Bekerja sama dengan
teman suku, etnis,
budaya lain
berdasarkan
persamaan hak dan
kewajiban
41,
42
12. Menyadari bahwa
setiap perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan
dilakukan bersama
oleh berbagai suku,
etnis yang ada di
Indonesia
43
Tabel 3.6
Kisi-kisi Dokumentasi
No Dokumen yang Dibutuhkan Sumber Data
1
Daftar nama siswa MA Al-Awwabin Depok yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra tahun
2018/2019
TU MA Al-
Awwabin
Depok
2 Program kerja kegiatan ekstrakurikuler paskibra MA
Al-Awwabin Depok tahun 2018/2019
Ekstrakurikuler
paskibra MA
Al-Awwabin
75
Depok
Tabel 3. 7
Pedoman Wawancara
Sumber data: Pelatih kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
Variabel Indikator Pertanyaan No.
Item Jumlah
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Paskibra
Tujuan
Ekstrakurikuler
Paskibra
(Popy
Haryanti
Julyani)
1. Bagaimana menurut
Bapak/Ibu, apakah
tujuan kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra yang
mencakup:
• Siswa mampu
menunjukkan
kemampuannya
menjadi petugas
apapun dalam
upacara bendera
• Siswa dapat
menambah
wawasan
kebangsaan dan
memupuk jiwa
nasionalisme
melalui kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
• Siswa mampu
menjadi pemimpin
dan tauladan serta
dapat
berorganisasi
secara baik karena
kedisiplinannya
• Siswa dapat
meningkatkan
keterampilan dan
kedisiplinannya
melalui kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
• Siswa menjadi
bertanggung jawab
1 2
76
karena diberi tugas
secara rutin dalam
upacara bendera
• Mempermudah
anggota untuk
menyongsong
masa depan
dengan bekal
sertifikat dari
pemerintah
setempat apabila
pernah menjadi
petugas pengibar
bendera saat
upacara hari besar
Negara
Telah tercapai dengan
baik oleh siswa yang
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra ?
Fungsi
Ekstrakurikuler
Paskibra
(Popy Haryanti
Julyani)
1. Bagaimana menurut
Bapak/Ibu, apakah
fungsi dari kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra yang
mencakup:
• Menghimpun dan
membina para
anggota agar
menjadi siswa-
siswi dan warga
Negara Indonesia
yang beriman dan
bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha
Esa, berjiwa
Pancasila, setia
dan patuh pada
Negara Kesatuan
Republik
Indonesia
• Mengamalkan
Pancasila
• Membina watak,
kemandirian dan
2
77
profesionalisme,
memelihara dan
meningkatkan rasa
persaudaraan,
kekeluargaan,
persatuan dan
kesatuan,
mewujudkan
kerjasama yang
utuh serta jiwa
pengabdian
kepada bangsa dan
Negara, memupuk
rasa tanggung
jawab dan daya
cipta yang dinamis
serta kesadaran
nasional
dikalangan para
anggota dan
keluarganya
• Membentuk
manusia Indonesia
yang memiliki
ketahanan mental
(tangguh), cukup
pengetahuan dan
kemahiran teknis
untuk dapat
melaksanakan
pekerjaannya
(tanggap), serta
daya tahan
fisik/jasmani
(tangkas)
Telah berjalan sesuai
fungsinya oleh siswa
yang mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra?
Karakter
Disiplin
(Ani Nur Aeni)
1. Bagaimana menurut
pengamatan
Bapak/Ibu, apakah
Bapak/Ibu merasa
bahwa siswa yang
3 2
78
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra memiliki
indikator karakter
disiplin yang
mencakup:
• Menolak setiap
ajakan untuk
melanggar hukum
• Mengendalikan
diri terhadap
perbuatan tercela
• Hemat
menggunakan
uang dan barang
• Menyelesaikan
tugas tepat waktu
• Meletakkan
sesuatu pada
tempatnya
• Dapat menyimpan
rahasia
• Patuh pada etika
sosial/masyarakat
setempat
• Patuh pada setiap
peraturan yang
berlaku
• Memiliki catatan
kehadiran
• Mematuhi tata
tertib sekolah
• Membiasakan
hadir tepat waktu
• Bersedia antri
• Menepati janji
• Menyimpan
kembali pada
tempatnya barang-
barang yang telah
dipakai
Karakter
Semangat
Kebangsaan
(Rianawati)
1. Bagaimana menurut
pengamatan
Bapak/Ibu, apakah
siswa yang
4
79
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
menunjukkan
indikator karakter
semangat
kebangsaan yang
mencakup:
• Turut serta dalam
upacara peringatan
hari pahlawan dan
proklamasi
kemerdekaan
• Menggunakan
bahasa Indonesia
ketika ada teman
dari suku lain
• Menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan
lagu-lagu wajib
• Mengagumi
banyaknya
keragaman bahasa
di Indonesia
• Mengakui
persamaan hak dan
kewajiban antara
dirinya dan teman
sebangsa dari suku,
etnis, budaya lain
• Membaca buku-
buku mengenai
suku bangsa dan
etnis yang berjuang
bersama dalam
mempertahankan
kemerdekaan
• Turut sera dalam
panitia peringatan
hari pahlawan dan
proklamasi
kemerdekaan
• Menggunakan
bahasa Indonesia
ketika berbicara di
kelas
80
• Menyanyikan lagu-
lagu perjuangan
• Menyukai berbagai
adat di nusantara
• Bekerja sama
dengan teman suku,
etnis, budaya lain
berdasarkan
persamaan hak dan
kewajiban
• Menyadari bahwa
setiap perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan
dilakukan bersama
oleh berbagai suku,
etnis yang ada di
Indonesia
Tabel 3. 8
Pedoman Wawancara
Sumber data: Siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
(wawancara antar teman peer group kegiatan ekstrakurikuler paskibra)
Variabel Indikator Pertanyaan No.
Item Jumlah
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Paskibra
Tujuan
Ekstrakurikuler
Paskibra
(Popy
Haryanti
Julyani)
1. Bagaimana menurut
pengamatanmu,
apakah siswa yang
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
menunjukkan
indikator tujuan
kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra yang
mencakup:
• Siswa mampu
menunjukkan
kemampuannya
menjadi petugas
apapun dalam
upacara bendera
1 2
81
• Siswa dapat
menambah
wawasan
kebangsaan dan
memupuk jiwa
nasionalisme
melalui kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
• Siswa mampu
menjadi pemimpin
dan tauladan serta
dapat
berorganisasi
secara baik karena
kedisiplinannya
• Siswa dapat
meningkatkan
keterampilan dan
kedisiplinannya
melalui kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
• Siswa menjadi
bertanggung jawab
karena diberi tugas
secara rutin dalam
upacara bendera
• Mempermudah
anggota untuk
menyongsong
masa depan
dengan bekal
sertifikat dari
pemerintah
setempat apabila
pernah menjadi
petugas pengibar
bendera saat
upacara hari besar
Negara
Telah tercapai dengan
baik?
82
Fungsi
Ekstrakurikuler
Paskibra
(Popy Haryanti
Julyani)
1. Bagaimana menurut
pengamatanmu,
apakah siswa yang
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
menunjukkan
indikator fungsi dari
kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra yang
mencakup:
• Menghimpun dan
membina para
anggota agar
menjadi siswa-
siswi dan warga
Negara Indonesia
yang beriman dan
bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha
Esa, berjiwa
Pancasila, setia
dan patuh pada
Negara Kesatuan
Republik
Indonesia
• Mengamalkan
Pancasila
• Membina watak,
kemandirian dan
profesionalisme,
memelihara dan
meningkatkan rasa
persaudaraan,
kekeluargaan,
persatuan dan
kesatuan,
mewujudkan
kerjasama yang
utuh serta jiwa
pengabdian
kepada bangsa dan
Negara, memupuk
rasa tanggung
jawab dan daya
2
83
cipta yang dinamis
serta kesadaran
nasional
dikalangan para
anggota dan
keluarganya
• Membentuk
manusia Indonesia
yang memiliki
ketahanan mental
(tangguh), cukup
pengetahuan dan
kemahiran teknis
untuk dapat
melaksanakan
pekerjaannya
(tanggap), serta
daya tahan
fisik/jasmani
(tangkas)
Telah berjalan sesuai
fungsinya?
Karakter
Disiplin
(Ani Nur Aeni)
1. Bagaimana menurut
pengamatanmu,
apakah temanmu
yang mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra memiliki
indikator karakter
disiplin yang
mencakup:
• Menolak setiap
ajakan untuk
melanggar hukum
• Mengendalikan
diri terhadap
perbuatan tercela
• Hemat
menggunakan
uang dan barang
• Menyelesaikan
tugas tepat waktu
• Meletakkan
sesuatu pada
tempatnya
3 2
84
• Dapat menyimpan
rahasia
• Patuh pada etika
sosial/masyarakat
setempat
• Patuh pada setiap
peraturan yang
berlaku
• Memiliki catatan
kehadiran
• Mematuhi tata
tertib sekolah
• Membiasakan
hadir tepat waktu
• Bersedia antri
• Menepati janji
• Menyimpan
kembali pada
tempatnya barang-
barang yang telah
dipakai
Karakter
Semangat
Kebangsaan
(Rianawati)
1. Bagaimana menurut
pengamatanmu,
apakah siswa yang
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
paskibra
menunjukkan
indikator karakter
semangat kebangsaan
yang mencakup:
• Turut serta dalam
upacara peringatan
hari pahlawan dan
proklamasi
kemerdekaan
• Menggunakan
bahasa Indonesia
ketika ada teman
dari suku lain
• Menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan
lagu-lagu wajib
• Mengagumi
banyaknya
4
85
keragaman bahasa
di Indonesia
• Mengakui
persamaan hak dan
kewajiban antara
dirinya dan teman
sebangsa dari suku,
etnis, budaya lain
• Membaca buku-
buku mengenai
suku bangsa dan
etnis yang berjuang
bersama dalam
mempertahankan
kemerdekaan
• Turut sera dalam
panitia peringatan
hari pahlawan dan
proklamasi
kemerdekaan
• Menggunakan
bahasa Indonesia
ketika berbicara di
kelas
• Menyanyikan lagu-
lagu perjuangan
• Menyukai berbagai
adat di nusantara
• Bekerja sama
dengan teman suku,
etnis, budaya lain
berdasarkan
persamaan hak dan
kewajiban
• Menyadari bahwa
setiap perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan
dilakukan bersama
oleh berbagai suku,
etnis yang ada di
Indonesia
86
Tabel 3. 9
Pedoman Observasi
No Kegiatan Keterangan
1 Mengobservasi kegiatan
ekstrakurikuler paskibra yang
berkaitan dengan pembentukan
karakter disiplin
2 Mengobservasi kegiatan
ekstrakurikuler paskibra yang
berkaitan dengan pembentukan
karakter semangat kebangsaan
G. Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data dalam penelitatian kuantitatif meliputi
pengolahan dan penyajian data, melakukan berbagai perhitungan untuk
mendeskripsikan data, dan melakukan analisis untuk menguji hipotesis.
Penghitungan dan analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan teknik
statistik107
Kegiatan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Menyiapkan Data
Pengolahan data adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari
setiap variabel penelitian yang siap dianalisis. 108 Berikut adalah
langkah dari pengolahan data kuantitatif:109
a. Pengeditan Data (Editing)
Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah
dikumpulkan yang dilakukan karena kemungkinan data yang
107Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. II, h. 297 108 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. II, h. 297 109 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. II, h. 297-298
87
masuk (raw data) tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan
kebutuhan. Pengeditan data dilakukan untuk melengkapi
kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data
yang lemah.
b. Coding atau Transformasi Data
Coding (pengkodean) data adalah pemberian kode (symbol
tertentu dalam bentuk huruf atau angka atau memberikan identitas
data) tertentu pada tiap-tiap data termasuk memberikan kategori
untuk jenis data yang sama. Kode yang diberikan dapat memiliki
makna sebagai data kuantitatif (berbentuk skor)
c. Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel
dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesua dengan
kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas
semua data yang dianalisis.
2. Tahap Mengolah dan Menganalisis Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
memperoleh data/angka ringkasan berdasarkan kelompok data
mentah.110
Kegiatan analisis data ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter disiplin dan semangat kebangsaan siswa, jadi
rumus yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana atau simple
regressions. Regresi linier sederhana adalah model probabilistik yang
menyatakan hubungan linier anatara dua variabel dimana salah satu
variabel dianggap memperngaruhi variable yang lain.111 Variabel yang
mempengaruhi dinamakan variabel independen yaitu kegiatan
ekstrakurikuler dan variabel yang dipengaruhi dinamakan variabel
dependen yaitu pembentukan karakter disiplin dan semangat
110J. Supranto, STATISTIK: Teori dan Aplikasi,( Jakarta: Erlangga, 2000) h. 24 111 Suyono, Analisis Regresi untuk Penelitian, ( Yogyakarta: Deepublish, 2018), cet. I, h.
5
88
kebangsaan siswa. Dalam penelitian ini, analisis regresi sederhana
dilakukan dua kali secara berulang, pertama dilakukan untuk melihat
pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter disiplin siswa dan yang kedua dilakukan untuk melihat
pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter semangat kebangsaan siswa.
3. Uji Instrumen Penelitian
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.112
Item instrumen dinyatakan valid umumnya bila bernilai 0,3
atau lebih. Uji Validitas instrumen yang biasa digunakan untuk
mengetahui apakah masing-masing butir soal pertanyaan valid atau
tidak valid adalah Pearson Product Moment dengan rumus:113
rhitung = 𝑛(∑XY)−(∑X)(∑Y)
√[(𝑛.∑𝑋2 −(∑X)2 }{𝑛.∑𝑌2−(∑𝑌)2]
Keterangan:
rhitung = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
X = Skor variabel (jawaban responden)
Y = Skor total dare variabel (jawaban responden)
b. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila instrument tersebut
konsisten atau ajek dalam hasil ukurnya sehingga dapat
dipercaya.114 Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya dan datanya
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali
diambil, hasilnya akan tetap sama.
112 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 269 113 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 48 114 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 271
89
Uji Reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut dianggap reliabel atau tidak. Adapun kriteria
pengujian dari Uji Reliabilitas menggunakan teknik Alpha
Cronbach ini jika (r11) > 0,6 maka instrumen dianggap reliabel.115
Rumus:
r11 =(𝑘
𝑘−1) (1 −
∑𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 )
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Xi = Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
ΣX = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
σ2t = Varians total
Σσ2t = Jumlah varians butir
k = Jumlah butir pertanyaan
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen
4. Uji Prasyarat Data
Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap
kuisioner penelitian dan kemudian mendapatkan data tersebut maka
selanjutnya dilakukan uji prasyarat data. Uji prasyarat data diperlukan
untuk mengetahui apakah pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau
tidak. Uji prasyarat data yang dilakukan adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah data
variabel yang kita miliki mendekati populasi distribusi normal atau
tidak.116
Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Shapiro-Wilk. Uji
normalitas dilakukan menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk
karena sampel data bejumlah kurang dari 50 sampel. Uji statistik
115 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 57-58 116 Sufren, Belajar Otodidak SPSS Pasti Bisa, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2014), h. 65
90
Shapiro-Wilk memiliki asumsi bahwa data berdistribusi normal jika
tingkat kesalahannya 5% atau 0,05. Dengan menentukan hasil
hipotesis.
H0 : Distribusi normal, jika probabilitas (sig) 0,05 (H0 diterima)
H1 : Distribusi tidak normal, jika probabilitas (sig) ≤ 0,05 (H0
ditolak)
Jika dilihat dengan Plot (grafik) NORMAL Q-Q PLOT data
menyebar dekat dengan garis lurus, dan data mengikuti alur ke
kanan atas, maka bisa dikatakan distribusi data adalah normal.117
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk membuktikan bahwa masing-
masing variabel bebas mempunyai hubungan yang linier dengan
variabel terikat. 118 Dasar pengambilan keputusan dalam Uji
Linieritas dapat dilakukan dengan dua cara: Pertama: adalah
dengan melihat Fhitung dan Ftabel, jika nilai Fhitung< Ftabel maka
kesimpulannya adalah terdapat hubungan linier secara signifikan
antara variabel X dengan variabel Y. Cara kedua: adalah dengan
melihat nilai signifikansi, jika nilai signifikansi > 0,05 maka
kesimpulannya adalah terdapat hubungan linier secara signifikansi
antara variabel X dengan variabel Y.119
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan uji untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi dalam penelitian, terjadi
ketidaksamaan varian dari residual yang di amati. Apabila varian
yang diamati bersifat tetap atau ajeg, keadaaan ini disebut sebagai
homoskedastisitas. Sebaliknya jika varian yang diamati berubah
dari satu pengamatan dengan pengamatan lain, kondisi data disebut
117 Singgih Santoso, Statistik Parametrik, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), h.
97 118 Yulingga Nanda Hanief, Statistik Pendidikan, ( Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 63 119Sahid Raharjo, “Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS” artikel diakses
pada Februari 2014 https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-linearitas-dengan-program-
spss.html?m=1
91
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik apabila tidak terdapat
indikasi heteroskedastisitas pada data.”120 Berdasarkan penjelasan
tersebut, model regresi seharusnya memiliki varian data yang
sama.
Metode yang digunakan pada uji ini, yaitu metode uji
glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel
independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikasi
antara variabel independen dengan absolut residualnya lebih dari
0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
5. Uji Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis regresi linear sederhana. Regresi linier sederhana digunakan
hanya untuk satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Tujuan
dari penerapan analisis regresi linier sederhana ini adalah untuk
meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel terikat (Y) yang
dipengaruhi oleh variabel bebas (X). Adapun rumus regresi linier
sederhana adalahsebagai berikut :121
Y = 𝑎 + 𝑏𝑋
Dimana:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
A dan b = Konstanta
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus berikut:
𝑏 = 𝑛. ∑XY − ∑X. ∑Y
𝑛. ∑X2 − (∑X)2
𝑎 = ∑Y − 𝑏. ∑X
𝑛
Dimana n = jumlah data
120 Fajri Ismail, Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018) ,h. 220 121 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 284
92
6. Uji Hipotesis
Dalam penelitian, hipotesis adalah jawaban atau dugaan
sementara yang harus diuji kebernarannya.122 Jenis pengujian hipotesis
yang dilakukan pada penelitian ini adalah hipotesis asosiatif. Hipotesis
asosiatif adalah hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban
pada permasalahan yang bersifat hubungan/pengaruh.123
Teknik statistik yang digunakan adalah korelasi Product Moment
untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan
sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.
a. Uji T
Menurut Imam Ghozali yang dikutip oleh Hanipah, Uji T
digunakan untuk membuktikan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Spearman
dengan rumus sebagai berikut:124
Keterangan:
• t = uji signifikan korelasi
• r = nilai koefisien korelasi
• n = jumlah Responden
• H0 = korelasi tidak signifikan
• Ha = korelasi signifikan
Dengan kriteria pengujian:
• Terima H0 jika th < tt
122 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 38 123 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 39 124 Hanipah, “ Pengaruh Pembelajaran Microteaching terhadap Keterampilan Dasar
Mengajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2014”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2018, h. 52
93
• Tolak Ha jika th > tt
b. Uji Koefisien Korelasi
Rumus Korelasi Product Moment:125
rxy = ∑xy
√∑x2y2
Dimana:
rxy = Korelasi antara variabel x dengan y
x = (xi – x)
y = (yi – y)
rxy= 𝑛(∑XY)−(∑X)(∑Y)
√{(𝑛.∑𝑋2 −(∑X)2 }{𝑛.∑𝑌2−(∑𝑌)2}
Berikut adalah pedoman untuk memberikan interprestasi
terhadap koefisien korelasi menurut Sugiyono:126
Tabel 3.10
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap
Koefisien Korelasi Menurut Sugiyono
No Interval Nilai Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat rendah
2 0,20 – 0,399 Rendah
3 0,40 – 0,599 Sedang/Cukup
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat kuat
c. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Imam Ghozali yang dikutip oleh Hanipah, Koefisien
determinasi (KD) adalah angka atau indeks yang digunakan untuk
mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel atau lebih (variabel
125Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 228 126 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 231
94
bebas, X) terhadap variasi (naik/turunnya) variabel yang lain (variabel
terikat, Y).127
KP = (KK2) x 100%
Keterangan:
KK = Koefisien Korelasi
127 Hanipah, “ Pengaruh Pembelajaran Microteaching terhadap Keterampilan Dasar
Mengajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2014”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2018, h. 54
95
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
a. Sejarah Madrasah Aliyah AL-Awwabin Depok
Cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah ada
sejak 1962. Yaitu, ketika Abuya KH. Abdurrahman Nawi, seorang
ulama’ betawi yang akrab dipanggil Abuya membuka pengajian
tradisional dengan membaca kitab-kitab kuning di ruang pavilion
rumahnya, yang beralamat di Gang Melinjo Jalan Tebet Barat VI H,
Jakarta Selatan. Pengajian tersebut diikuti oleh banyak kalangan dari
orang tua, remaja hingga orang-orang dewasa yang datang dari
berbagai tempat di Jakarta dan sekitarnya. Diantaranya dari Kebayoran
Baru, Kebayoran Lama, Kebon Baru, Menteng Dalam, Pancoran,
Kebon Tebu, Pengadegan, Bukit Duri, Kampung Melayu, Karang
Tengah, Bekasi dan lain-lain.
Pengajian ini mendapatkan dukungan dari kaum bapak dan ibu
terutama warga Tebet dan sekitarnya. Pengajian ini diberinama AS-
SALAFIYAH yang artinya mengikuti jalan hidup orang dulu yang
baik-baik.
14 tahun kemudian, tahun 1976 pengajian / majelis ta’lim ini
berkembang pesat. Ditandai dengan munculnya cabang-cabang majelis
di berbagai tempat baik di musholla-musholla maupun di masjid-
masjid. Perkembangan ini berkat dukungan yang luas dari para ulama’
dan umaro’. Terutama guru-guru Abuya yang tidak lain merupakan
ulama’-ulama’ besar di zamannya, dan panutan kaum muslimin di
Jabodetabek, seperti, Al-Habib Ali bin Husin Al-Athas Bungur,
Sayyidil Walid Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad As-Seggaf,
Mu’allim KH. Syafi’ie Hadzami, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tidak heran, jika Abuya kemudian menjadi seorang yang meski tidak
96
mengecap pendidikan formal dan tidak memiliki ijazah formal atau
gelar akademik, namun mampu memiliki pengaruh luas dan kharisma
di tengah umat. Hal ini juga disebabkan kegigihannya di saat belajar
menuntut ilmu di jalur non formal. Dalam sehari, Abuya mengaji
kepada 5 guru dalam disiplin ilmu yang berbeda dengan menggunakan
sepeda. Di mata anak-anaknya, Abuya merupakan sosok yang sangat
menanamkan disiplin kepada anak-anaknya sehingga anak-anaknya di
saat masih kecil, tidak pernah tidur kecuali kaki harus dalam keadaan
bersih. Jika belum bersih, maka Abuya sendiri yang akan mencucinya.
Abuya juga memiliki ketepatan dalam menentukan arah masa depan
pendidikan anak-anaknya. Jurusan pendidikan yang dipilihkan untuk
anaknya kelak akan bermanfaat bagi anaknya sendiri di kemudian hari.
Tahun 1979, dengan tekad yang bulat dan niat yang ikhlas, maka
dibangunlah sebuah gedung pendidikan berkapasitas 2 (dua) lantai
yang dibangun di atas area tanah pribadinya seluas + 300 m2 atas
pemberian Almarhum orang tua beliau yang berlokasi di Jl. Tebet
Barat VI H. Gedung Pendidikan tersebut resmi dibuka oleh Ketua
Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU) saat itu
asal Banjarmasin, yaitu, Bapak KH. Idham Kholid. Pada peresmian
tersebut, juga pengajian / Majelis Ta’lim yang pada awalnya bernama
AS-SALAFIYAH resmi diganti dengan nama PERGURUAN AL-
AWWABIN. Dengan demikian, tahun 1979 ini dicatat sebagai tahun
awal berdirinya Perguruan Al-Awwabin yang di kemudian hari
berganti nama menjadi YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-
AWWABIN.
Di Perguruan Al-Awwabin Tebet, tidak hanya dibuka pendidikan
Non Formal tapi juga menerima murid baru dalam pendidikan Formal
yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah sejak dibuka tahun 1979.
Datang murid dari berbagai tempat untuk menimba ilmu, baik menjadi
santri yang bermukim maupun pulang pergi.
97
Tempat yang begitu sempit di Tebet dan lahan yang begitu kecil
seluas +300 m2 dirasa kurang memadai untuk sebuah lembaga
pendidikan yang sedang berkembang pesat. Akhirnya Abuya yang
dibantu dengan Tim Panitia, mendapatkan tempat, persisnya di Jalan
Raya Sawangan Nomor 21 Kelurahan Pancoran Mas Kecamatan
Pancoran Mas Kota Depok. Di tempat ini kemudian dibangun sebuah
gedung yang berdaya tampung lebih besar dari gedung yang ada di
Tebet yaitu mampu menampung lebih dari seribu siswa. Perguruan Al-
Awwabin Cabang Depok kemudian diresmikan tahun 1982 oleh
Menteri Agama Munawir Syadzali.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1983 Perguruan Al-
Awwabin Cabang Depok mulai membuka pendaftaran Murid baru baik
untuk Pendidikan Non Formal (Pesantren) maupun pendidikan Formal
(Ibtida’iyah, Tsanawiyah, dan Aliyah).
Seiring perkembangan zaman, Perguruan Al-Awwabin melakukan
perubahan administratif pengelolaan lembaga menjadi Yayasan
Pondok Pesantren Al-Awwabin dalam rangka melakukan pembenahan
dan perbaikan manajerial di berbagai aspek pengelolaan baik sarana
dan pra sarana.128
b. Visi dan Misi MA AL-Awwabin Depok
1) Visi
Terwujudnya madrasah ideal, idola, unggul, professional dan
Islami
2) Misi
a) Melaksanakan pembelajaran yan komprehensif, yang mengacu
pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, dengan
mengembangkan kurikulum muatan lokal dan pembiasaan diri
melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
b) Melaksanakan pembelajaran mengunakan teknologi informasi
128 Madrasah Aliyah AL-Awwabin, Sejarah berdirinya MA AL-Awwabin, Depok
98
c) Menghasilkan lulusan yan berakhlakul karimah, memiliki
pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan metakognetif
d) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan serta
siswa dengan alternative yang terbaik dan terkini
e) Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang representative
f) Menerapkan manajemen berbasis madrasah yang ditunjukkan
dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, kebutuhan dan
akuntabilitas129
c. Guru dan Tenaga Kependidikan
Madrasah Aliyah Al-Awwabin Depok memiliki guru dan tenaga
kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan
maupun pendidikan seperti pada table berikut130
Tabel 4.1
Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang
Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi
No. Nama Guru Jenjang
Pendidikan Jabatan Bidang Studi
1. Drs. H. Ahmad
Muchtar S1
Kepala
Sekolah -
2. Abdul Sukur, S.
Ag S1
Guru Fiqih/Aqidah
Kelas: X, XI, XII
3.
Hj. Siti
Hasanah, S. Ag,
MM. Pd
S2
Guru AL-Qur’an Hadits
Kelas: XII
4. Lukman Hakim,
S. Pd. I S1
Guru Muhadhoroh
Kelas: X, XI, XII
5. Drs. H.
Fatchurrochman, S2
Guru Bahasa Arab
Kelas: XI, XII
129 Madrasah Aliyah AL-Awwabin, Visi dan Misi MA AL-Awwabin, Depok 130 Madrasah Aliyah AL-Awwabin, Data Jenjang Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi
Guru dan Tenaga Pendidik MA AL-Awwabin, Depok
99
MA
6. Dra. Erlina,
MM. Pd S1
Guru Bahasa Indonesia
Kelas: X, XII
7.
Hj. Siti
Badriyah, S. Ag,
MM. Pd
S2
Guru SKI Kelas: X, XI,
XII
8. Juriati, S. Ag S1 Guru Sosiologi/Sejarah
Kelas: X, XI, XII
9. Dra. Hj.
Syahminal S1
Guru Seni Budaya
Kelas: X, XI, XII
10. Drs. H. Abdul
Ajis S1
Guru Geografi Kelas:
X, XI, XII
11. H. Sofa, S.Pd S1 Guru Bahasa Indonesia
Kelas: XI
12. Slamet Riyadi,
S. Pd S1
Guru Ekonomi Kelas:
X, XI, XII
13. Rizki Muharam,
S. Hum S1
Guru PJOK/Qurdist/SKI
Kelas: X, XI, XII
14. Dinis Iskandar,
S. Kom S1
Guru TIK
15. Dian Anggraeni,
S. Pd S1
Guru Prakarya/TIK
Kelas: X, XI, XII
16. Muhammad
Munib, S. Ag S1
Guru Aqidah Akhlak
Kelas: X, XI, XII
17. Rina Agustina,
S. Pd S1
Guru Matematika
Kelas: XI, XII
18. Lenny Larissa,
S. Si S1
Guru Biologi Kelas: X,
XI, XII
19. Hanna Maria, S.
Pd. I S1
Guru Bahasa Inggris
Kelas X, XI, XII
100
20. Ilyas Nurdin, S.
Si S1
Guru Matematika, HKP
Kelas: X
21. Darul Quthni, S.
Pd S1
Guru Fiqih Kelas: X,
XI, XII
23. Siti Badriyah, S.
Ag S1
Guru SKI Kelas: XII
25. Maulana Yusuf,
S. Pd. I S1
Guru PKN Kelas: X,
XI, XII
29. Nurasyik, S. Pd.
I S1
Guru Mulok Nahwu
Kelas: X, XI, XII
30. Asrorudin, S.
So. I S1
Guru Sejum Kelas: X,
XI, XII/ Sindo: X,
XI, XII/ SOS: X,
XI, XII
31. Hasan Shohih,
S. Pd. I S1
Guru Al Quran Hadits
Kelas: XI, XII
32. Wahyudi, S. Pd.
I S1
Guru Al Quran Hadits
Kelas: X
33. Candra Rini, S.
Pd S1
Guru Bahasa Indonesia
Kelas: X, XI, XII
34. Nurlaila, S. Pd. I S1 Guru Biologi Kelas: X,
XI, XII
35. Mirafiory, S. Pd S1
Guru Bahasa
Inggris/BK Kelas:
X, XI, XII
36. Zaitunah, S. E S1 Guru MTK Kelas: X,
XI, XII
37. Ettin Muljantini
Saleh, S. Pd. I S1
Guru Ekonomi Kelas:
X, XI
38. Abdul Azis, S. S1 Guru Seni Budaya
101
Pd Kelas: X, XI, XII
39. Zaim Najbuddin
Rohman, S. Pd S1
Guru Bahasa Arab
Kelas: X
40. Mulyanah, S.
Pd. I S1
Karyawan
TU -
41. Zubaidah, S. Pd S1 Karyawan
TU -
42. Henny Andwija SMA Karyawan
TU -
43. Rizal SMA Karyawan
Keamanan -
44. Imam SMA Karyawan
Keamanan -
45. Agung SMA Karyawan
Keamanan -
46. Ahmad SMA Karyawan
Keamanan -
47. Syafe’i SMA Karyawan
Kebersihan -
48. Maman SMA Karyawan
Kebersihan -
49. Dayat SMA Karyawan
Kebersihan -
Berdasarkan tabel di atas jumlah guru, tenaga pendidik dan
karyawan di Madrasah Aliyah AL-Awwabin Depok berjumlah 49
orang. Dari 39 Guru dan tenaga pendidik diantaranya terdapat 36 orang
yang jenjang pendidikan sampat Strata 1 (S1), 1 orang guru sampai
jenjang Magester Agama (MA), 2 orang guru sampai jenjang Magester
Pendidikan (M. Pd) dan 9 orang karyawan. Sehingga dapat terlihat
rata-rata guru MA Al-Awwabin Depok berpendidikan sampai jenjang
Strata1 (S1).
d. Jumlah Siswa
Keadaan siswa-siswa yang ada di Madrasah Aliyah AL-Awwabin
Depok Sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa
kelas yang cukup dari kelas X A, X B, dan X C, kelas XI A, XI B dan
102
XI C, dan kelas XII A, XII B dan XII C. seperti terlihat pada tabel
berikut:131
Tabel 4.2
Jumlah siswa-siswi MA. AL-Awwabin Depok
Berdasarkan tabel jumlah siswa-siswi MA AL-Awwabin Depok,
terlihat jumlah siswa-siswi masing-masing kelas, mulai dari kelas X A,
X B, X C yang keseluruhan siswa kelas 10 berjumlah 71 siswa, kelas
XI A, XI B, XI C yang berjumlah 63 siswa dan kelas XII A, XII B, XII
C yang keseluruhan siswa kelas 12 berjumlah 58 siswa. Sehingga
jumlah keseluruhan siswa-siswi MA AL-Awwabin berjumlah 192
siswa.
e. Sarana dan Prasarana
Fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia di Madrasah Aliyah
AL-Awwabin Depok yang dapat mendukung proses pembelajaran,
sarana pendukung seperti musholah, perpustakaan, lapangan olahraga,
laboratorium komputer, dan alat pendukung lainnya. Kegiatan
131 Madrasah Aliyah AL-Awwabin, Jumlah siswa-siswi MA AL-Awwabin, Depok
Kelas L P JML
X A 32 0 32
X B 0 24 24
X C 0 15 15
Jumlah 71
Kelas L P JML
XI A 23 0 23
XI B 0 24 24
XI C 0 16 16
Jumlah 63
Kelas L P JML
XII A 21 0 21
XII B 0 24 24
XII C 0 13 13
Jumlah 58
Rekapitulasi L P JML
76 116 192
103
ekstrakurikuler seperti pramuka, paskibra, PMR dan lain sebagainya.
Berikut tabel sarana dan prasarana MA AL-Awwabin Depok:132
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana
No. Sarana Pendukung Ket.
1 Masjid/Mushola Ada
2 Perpustakaan Ada
3 Lapangan Olahraga Ada
4 Alat-alat Kesenian Ada
5 Alat-alat Keterampilan Ada
6 Laboratorium M-IPA Tidak
7 Laboratorium Komputer Ada
Tabel 4.4
Kegiatan Ekstrakurikuler
No. Kegiatan Ekstrakurikuler Ket.
1 Pramuka Ada
2 Palang Merah Remaja Ada
3 Pengajian/Lembaga Dakwah Siswa Ada
4 Buletin/Majalah Sekolah Tidak
5 Seni Musik Ada
6 Paskibra Ada
7 Olah Raga (termasuk Bela Diri) Ada
Berdasarkan tabel sarana dan prasarana di atas, terlihat bahwa
fasilitas sekolah di MA AL-Awwabin Depok cukup lengkap sesuai
dengan standar sekolah yang ada di Depok. Sarana dan prasarana yang
tersedia sebagai salah satu faktor pendukung dalam proses
132 Madrasah Aliyah AL-Awwabin, Sarana dan Prasarana MA AL-Awwabin, Depok
104
pembelajaran di sekolah agar berlangsung efektif dan efisien sehingga
dapat menciptakan siswa-siswi yang berprestasi baik dalam bidang
akademik maupun non akademik.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Jumlah Responden
Penelitian ini dilakukan di sekolah Madrasah Aliyah AL-Awwabin
Depok. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra yang terdiri
dari 30 orang
b. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat
Keaktifan
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dari 30 peserta
kegiatan ekstrakurikuler paskibra adalah seluruhnya berjenis kelamin
perempuan, yang berarti kegiatan ekstrakurikuler paskibra diikuti oleh
100% peserta berjenis kelamin perempuan
Karateristik responden berdasarkan tingkat keaktifan dari 30
peserta kegiatan ekstrakurikuler paskibra yaitu 12 orang yang sangat
aktif, 14 orang yang aktif dan 4 orang yang kurang aktif. Seperti yang
terlihat pada tabel dan diagram lingkaran di bawah ini:
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Keaktifan
No. Tingkat Keaktifan Frekuensi Presentase
1. Sangat Aktif 12 40%
2. Aktif 14 47%
3. Kurang Aktif 4 13%
Jumlah 30 100%
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian
105
Gambar 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Keaktifan
c. Deskripsi Hasil Kuesioner
1) Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
Deskripsi hasil penelitian untuk variabel kegiatan
ekstrakurikuler paskibra dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Data Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
No Indikator Skala Likert
STS TS RR S SS
1
Tujuan
ekstrakurikuler
Paskibra
0,3% 2,4% 9,7% 49,7% 37,9%
2 Fungsi
Ekstrakurikuler
Paskibra
0% 0% 10,7% 52,2% 37,0%
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa hasil kuesioner pada
indikator Tujuan ekstrakurikuler paskibra responden paling banyak
menjawab setuju yaitu dengan nilai 49,7%. Begitu juga pada
indikator fungsi ekstrakurikuler paskibra responden juga paling
banyak menjawab setuju dengan nilai 52,2%. Dengan kata lain,
responden menilai dan mereka setuju bahwa indikator tujuan
40%
Sangat Aktif
47%
Aktif
13%
Kurang
Aktif
Sangat Aktif
Aktif
Kurang Aktif
106
ekstrakurikuler paskibra dan fungsi ekstrakurikuler paskibra telah
tercapai dengan baik.
2) Variabel Pembentukan Karakter Siswa
Deskripsi hasil penelitian untuk variabel pembentukan
siswa terbagi menjadi karakter disiplin siswa (Y1) dan karakter
semangat kebangsaan siswa (Y2) dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.7
Data Variabel Indikator Pembentukan Karakter Disiplin Siswa
No Sub Indikator
(Karakter Disiplin)
Skala Likert
STS TS RR S SS
1
Menolak setiap
ajakan untuk
melanggar hukum
0% 5,0% 16,7% 43,3% 35,0%
2
Mengendalikan diri
terhadap perbuatan
tercela
0% 0% 11,7% 48,3% 40,0%
3 Hemat menggunakan
uang dan barang 0% 0% 16,7% 40,0% 43,3%
4 Menyelesaikan tugas
tepat waktu 0% 0% 8,3% 31,7% 60,0%
5 Meletakkan sesuatu
pada tempatnya 0% 0% 0% 36,7% 63,3%
6 Dapat menyimpan
rahasia 0% 0% 3,3% 51,7% 45,0%
7
Patuh pada etika
sosial/masyarakat
setempat
0% 0% 0% 50,0% 50,0%
8
Patuh pada setiap
peraturan yang
berlaku
0% 0% 10,0% 43,3% 46,7%
9 Memiliki catatan
kehadiran 0% 0% 10,0% 46,7% 43,3%
10 Mematuhi tata tertib
sekolah 0% 0% 0% 51,7% 48,3%
11 Membiasakan hadir
tepat waktu 0% 0% 6,7% 41,7% 51,7%
107
12 Bersedia antri 0% 0% 10,0% 38,3% 51,7%
13 Menepati janji 0% 0% 10,0% 46,7% 43,3%
14
Menyimpan kembali
pada tempatnya
barang-barang yang
telah dipakai
0% 0% 0% 45% 55,0%
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa hasil kuesioner pada 14
subindikator di atas yaitu menolak setiap ajakan untuk melanggar
hukum, mengendalikan diri terhadap perbuatan tercela, hemat
menggunakan uang dan barang, menyelesaikan tugas tepat waktu,
meletakkan sesuatu pada tempatnya, dapat menyimpan rahasia,
patuh pada etika sosial/masyarakat setempat, patuh pada setiap
peraturan yang berlaku, memiliki catatan kehadiran, mematuhi tata
tertib sekolah, membiasakan hadir tepat waktu, bersedia antri,
menepati janji, menyimpan kembali pada tempatnya barang-barang
yang telah dipakai responden paling banyak menjawab sangat
setuju yaitu dengan nilai masing-masing sebesar 35,0%, 40,0%,
43,3%, 60,0%, 63,3%, 45,0%, 50,0%, 46,7%, 43,3%, 48,3%,
51,7%, 51,7%, 43,3% dan 55,0%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
responden menilai dan mereka sangat setuju bahwa bahwa siswa
memiliki karakter disiplin dalam dirinya.
Tabel 4.8
Data Variabel Indikator Pembentukan Karakter Semangat
Kebangsaan Siswa
No
Sub Indikator
(Karakter
Semangat
Kebangsaan)
Skala Likert
STS TS RR S SS
1
Turut serta dalam
upacara
peringatan hari
pahlawan dan
0% 0% 0% 45,5% 55,0%
108
proklamasi
kemerdekaan
2
Menggunakan
bahasa Indonesia
ketika ada teman
dari suku lain
0% 0% 0% 45,5% 55,0%
3
Menyanyikan
lagu Indonesia
Raya dan lagu-
lagu wajib
0% 0% 0% 43,3% 56,7%
4
Mengagumi
banyaknya
keragaman bahasa
di Indonesia
0% 0% 0% 46,7% 53,3%
5
Mengakui hak
dan kewajiban
antara dirinya dan
teman sebangsa
dari suku, etnis,
budaya lain
0% 0% 1,7% 48,3% 50,0%
6
Membaca buku-
buku mengenai
suku bangsa dan
etnis yang
berjuang bersama
dalam
mempertahankan
kemerdekaan
0% 0% 20,0% 50,0% 30,0%
7
Turut serta dalam
panitia peringatan
hari pahlawan dan
proklamasi
kemerdekaan
0% 0% 8/3% 43,3% 48,3%
8
Menggunakan
bahasa Indonesia
ketika berbicara
di kelas
0% 0% 0% 48,3% 51,7%
9
Menyanyikan
lagu-lagu
perjuangan
0% 0% 0% 40,0% 60,0%
109
10
Menyukai
berbagai adat di
nusantara
3,3% 13,3% 23,3% 30,0% 30,0%
11
Bekerja sama
dengan teman
suku, etnis,
budaya lain
berdasarkan
persamaan hak
dan kewajiban
0% 6,7% 3,3% 43,3% 46,7%
12
Menyadari bahwa
setiap perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan
dilakukan
bersama oleh
berbagai suku,
etnis yang ada di
Indonesia
0% 0% 0% 33,3% 66,7%
Dari tabel 4.8 diketahui bahwa hasil kuesioner pada 12
subindikator di atas yaitu turut serta dalam upacara peringatan hari
pahlawan dan proklamasi kemerdekaan, menggunakan bahasa
Indonesia ketika ada teman dari suku lain, menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib, mengagumi banyaknya
keragaman bahasa di Indonesia, mengakui hak dan kewajiban
antara dirinya dan teman sebangsa dari suku, etnis, budaya lain,
membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang
berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan, turut serta
dalam panitia peringatan hari pahlawan dan proklamasi
kemerdekaan, menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara di
kelas, menyanyikan lagu-lagu perjuangan, menyukai berbagai adat
di nusantara, bekerja sama dengan teman suku, etnis, budaya lain
berdasarkan persamaan hak dan kewajiban, menyadari bahwa
setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan
bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Indonesia responden
paling banyak menjawab sangat setuju yaitu dengan nilai masing-
110
masing sebesar 55,0%, 55,0%, 56,7%, 53,3%, 50,0%, 30,0%,
48,3%, 51,7%, 60,0%, 30,0%, 46,7% dan 66,7%Jadi dapat
disimpulkan bahwa responden menilai dan mereka sangat setuju
bahwa siswa memiliki karakter semangat kebangsaan dalam
dirinya.
d. Analisis Hasil Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada pelatih
kegiatan ekstrakurikuler paskibra MA Al-Awwabin Depok dan 5 orang
siswa yamg aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra, yang
masing-masing dimintai pendapatnya tentang temannya menurut
pengamatan pribadinya. Wawancara dilakukan untuk memperkuat
hasil kuesioner penelitian. Narasumber yang diwawancarai merupakan
pelatih kegiatan ekstrakurikuler paskibra yang bernama Bapak
Maulana Yusuf, S. Pd. I. Adapun hasil analisis wawancara sebagai
berikut:
1) Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui pendapat
narasumber (Pelatih Paskibra) tentang tujuan dari kegiatan
ekstrakurikuler paskibra yang telah diikuti siswa apakah telah
tercapai dengan baik atau belum. Berikut ini adalah jawaban dari
narasumber MY:
“Kalau telah tercapai atau tidak, kita tolak ukurnya agak sulit
ini, karena untuk mengukur ini sendiri agak subjektif kalo kita
mengukur sendiri dari pelatihnya, tapi bisa kita dapatkan dari
guru-guru sekitar yang bahwasanya mereka berpendapat siswa
atau siswi yang mengikuti paskibra jauh lebih disiplin baik itu
dari segi kedatangan, atau mengerjakan tugas dan sebagainya.
Itu kita dapat kayak semacem complimentary atau pujian, seperti
itu. Jadi itu udah menjawab ya tolak ukurnya.”
Dari paparan hasil wawancara di atas, narasumber
mengatakan bahwa mereka merasakan ketercapaian tujuan dari
kegiatan ekstrakurikuler paskibra terutama pada poin kedisiplinan,
dimana banyak guru-guru yang berpendapat bahwa siswa dan siswi
111
yang mengikuti paskibra jauh lebih disiplin baik dari segi
kedatangan, mengerjakan tugas dan sebagainya.
2) Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui pendapat
narasumber (Pelatih Paskibra) tentang fungsi dari kegiatan
ekstrakurikuler paskibra yang telah diikuti siswa apakah telah
tercapai dengan baik atau belum. Berikut ini adalah jawaban dari
narasumber MY:
“Ya, kalo itu saya rasakan langsung, kenapa? Karena saya lihat
siswa atau siswi yang mengikuti paskibra ini lebih pede,
mentalnya lebih terlatih, lebih gatau malu (dalam hal positif)”
Dari paparan hasil wawancara di atas, narasumber
mengatakan bahwa mereka mendapatkan fungsi dari kegiatan
ekstrakurikuler terutama pada sikap tangguh, tangkas dan tanggap
pada peserta kegiatan ekstrakurikuler paskibra.
3) Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra terhadap Pembentukan
Karakter Disiplin Siswa
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui pendapat
narasumber (Pelatih Paskibra) tentang ekstrakurikuler paskibra
yang telah diikuti siswa apakah dapat membentuk karakter disiplin
pada diri siswa atau tidak. Berikut ini adalah jawaban dari
narasumber MY:
“Kalau kita membicarakan terkait dengan disiplin yang
sebagaimana udah disebutkan diawal terkait dengan tujuan, ya
kalo kita bicarakan indikatornya apa aja sih, siswa atau siswi ini
sudah disiplin, sudah lebih disiplin dikarenakan sudah mengikuti
kegiatan paskibra. Banyak indikatornya seperti yang tadi mba
sudah sebutkan, banyak itu, saya (sampe) lupa itu. Tapi tadi saya
inget-inget sedikit, aturan dan taat tidak melanggar hukum,
mematuhi tata tertib sekolah, itu pastinya tercermin, kenapa?
Karena (dengan) paskibra ini kita membiasakan siswa dan siswi
taat terhadap peraturan, dari segi kedatangan, terus taat terhadap
aturan-aturan yang berlaku disekolah. Gausah aturan disekolah,
kita ambil yang simplenya aja, pada saat kegiatan paskibra itu
berjalan, siswa dan siswi itu diatur segimana rapihnya dalam
mengikuti barisan, dari situ udah keliatan ya gimana siswa dan
siswi in imengikuti aturan dalam barisan atau formasi yang
112
sudah ditentukan, di situ sudah kelihatan seberapa disiplin siswa
itu sendiri, mungkin dari situ udah bisa menggambarkan ya dari
sikap dan perilakunya sehari-hari, ya kira-kira seperti itu. Kalau
saya ngomong tercermin, pasti tercermin, dia datang tepat waktu
pastinya, terus dia punya catatan yang baik, karena kalau dia
nggak rajin mencatat ya gimana toh dia bisa bikin barisan yang
begitu baiknya, terus disini juga kita mengajarkan dengan secara
tidak langsung kita menyebutkan Pancasila dan Undang-undang
berarti kan kita mengajarkan juga hormat kepada yang lebih tua
dan seperti itu dan sebagainya”
Dari paparan hasil wawancara di atas, narasumber
mengatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat
membentuk karakter disiplin siswa seperti taat pada peraturan dan
tata tertib sekolah, datang tepat waktu, dan hormat kepada yang
lebih tua melalui latihan (PBB) yang telah siswa ikuti dalam
kegiatan ekstrakulikuler paskibra.
4) Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra terhadap Pembentukan
Karakter Semangat Kebangsaan Siswa
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui pendapat
narasumber (Pelatih Paskibra) tentang ekstrakurikuler paskibra
yang telah diikuti siswa apakah dapat membentuk karakter
semangat kebangsaan pada diri siswa atau tidak. Berikut ini adalah
jawaban dari narasumber MY:
“Ya kalo ditanya punya jiwa kebangsaan atau ndak, harapan
saya si iya. Karena kenapa? Karena didalam paskibra ini sendiri
kita sudah membiasakan ya terkait dengan kebangsaan itu
sendiri, kita sudah membisakan mulai dari menyanyikan lagu
Indonesia Raya, menyebutkan Undang-undang, Pancasila, terus
apalagi UUD, terus yang kita gimana caranya kita
memperlakukan sang saka merah putih pastinya kita disitu
melatih pada setiap siswa dan siswi untuk lebih memiliki jiwa
berkebangsaan Indonesia Raya.”
Dari paparan hasil wawancara di atas, narasumber mengatakan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat membentuk karakter
semangat kebangsaan siswa karena didalam kegiatan
ekstrakurikuler paskibra, para siswa sudah dibiasakan dengan
latihan (Tata Upacara Bendera) yang mengandung karakter
113
semangat kebangsaan seperti pembacaan UUD, pembacaan
Pancasila, dan pada saat pengibaran bendera merah putih.
Selanjutnya ialah analisis wawancara yang dilakukan pada 5 orang
siswa yamg aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra, yang
masing-masing dimintai pendapatnya tentang temannya menurut
pengamatan pribadinya. Namun karena jawaban ke 5 orang siswa
tersebut hampir memiliki maksud yang sama, maka peneliti hanya
mentraskripkan hasil wawancara 2 orang siswa untuk mewakili ke 5
jawaban siswa yang telah diwawancari. Siswa pertama berinisial CS
(yang dimintai pendapatnya tentang AR) dan yang kedua berinisial AR
(yang dimintai pendapatnya tentang KA). Adapun hasil analisis
wawancara sebagai berikut:
1) Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
a) Siswa mampu menunjukkan kemampuannya menjadi petugas
apapun dalam upacara bendera.
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai
AL:
“Iya, ka AL lumayan banyak dan sering gonta-ganti
jadi petugas upacara kayak pernah jadi pengibar bendera,
pembacaan UUDnya juga lancar dan lantang, sama jadi
pemimpin upacara dia pernah juga”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Iya, KA pernah jadi petugas pengibar bendera bareng
aku, terus jadi pemimpin barisan juga pernah sama jadi
MC upacara”
b) Siswa dapat menambah wawasan kebangsaan dan memupuk
jiwa nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai AL
“Oh itu iya, soalnya kan kita ada materi tentang
wawasan kebangsaan juga, kayak contohnya sejarah
bendera merah putih”
114
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Iya, di ekskul paskibra ini kan kita ada materi tentang
wawasan kebangsaannya juga”
c) Siswa dapat meningkatkan keterampilan dan kedisiplinannya
melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai
AL:
“iya ka banget, ka AL kalo udah latihan PBB serius
banget, jarang banget salah, dan emang rajin banget juga
si dateng latihannya, secara ka AL kan emang ketuanya
tuh”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“iya, diantara kalangan anak kelas X, menurutku
memang dia yang paling rajin latihan, jarang telat dan
cepet nangkepnya kalo lagi PBB”
Dari paparan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa
tujuan kegiatan ekstrakurikuler paskibra telah tercapai oleh para
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra, dimana
para siswa tersebut telah mampu menjadi petugas apapun dalam
upacara bendera, memiliki wawasann kebangsaan dan memupuk
jiwa nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra dan
mendapatkan peningkatan keterampilan dan kedisiplinan melalui
kegiatan ekstrakurikuler paskibra.
2) Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
a) Mengamalkan Pancasila (Pengamalan sila ke-2: memiliki
rasa peduli terhadap sesama
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai
AL:
“Oh iya dong, gak cuma ka AL aja si sebenernya, kita
emang selalu susah seneng sama-sama”
115
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“iya, dia lumayan care sama yang lain juga”
b) Membentuk manusia Indonesia yang memiliki ketahanan
mental (tangguh), cukup pengetahuan dan kemahiran teknis
untuk dapat melaksanakan pekerjaannya (tanggap), serta daya
tahan fisik/jasmani (tangkas)
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai
AL:
“Pasti, secara gitu paskibra latihannya begitu (sangat
serius)”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Iya, dia anggota kelas X yang lumayan tahan banting”
Dari paparan hasil wawancara di atas, dapat diketahui
bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler paskibra telah tercapai
oleh para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
paskibra, dimana para siswa tersebut mengamalkan Pancasila
dan memiliki ketahanan mental (tangguh), cukup
pengetahuan dan kemahiran teknis untuk dapat melaksanakan
pekerjaannya (tanggap), serta daya tahan fisik/jasmani
(tangkas).
3) Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra terhadap Pembentukan
Karakter Disiplin Siswa
a) Mengendalikan diri terhadap perbuatan tercela
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai AL:
“Iya, ka AL baik ko”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
116
“Iya, KA ade kelas yang baik”
b) Dapat menyimpan rahasia
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai AL:
“Iya lumayan”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Belum pernah curhat-curhatan tuh hehe, tapi dia
keliatannya si gak comel”
c) Patuh pada etika sosial/masyarakat setempat
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai AL:
“Iyalah pasti, ka AL sopan banget ke orang yang lebih
tua, ke ade kelas juga baik”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Iya, dia sopan si”
d) Patuh pada setiap peraturan yang berlaku
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai
AL:
“Iya, dia jarang banget telat latihan”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Iya, dia lumayan on time”
e) Menepati janji
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai
AL:
“Banget”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Sepertinya iya, soalnya dia on time”
Dari paparan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa kegiatan
ekstrakurikuler paskibra dapat membentuk karakter disiplin siswa
117
dimana siswa dapat mengendalikan diri terhadap perbuatan
tercela, dapat menyimpan rahasia dengan baik, patuh pada etika
sosial/masyarakat setempat dan dapat menepati janji.
4) Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra terhadap Pembentukan
Karakter Semangat Kebangsaan Siswa
a) Hafal lagu perjuangan sebagai wujud dari kecintaannya
terhadap bangsa
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai
AL:
“Iya, kan kita juga suka latihan TUB tuh bareng anak
padus”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Iya, soalnya kan kita ada TUB juga”
b) Mengakui persamaan hak dan kewajiban antara dirinya dan
teman sebangsa dari suku, etnis, budaya lain
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai AL:
“Iya, ka AL orang yang humble, gak ngebeda-bedain”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Iya, KA berteman dengan siapa aja si
c) Bekerja sama dengan teman suku, etnis, budaya lain
berdasarkan persamaan hak dan kewajiban
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber CS mengenai AL:
“Iya, (AL) beneran enak diajak kerjasama walaupun dia
kaka kelas.”
Berikut ini adalah jawaban dari narasumber AL mengenai
KA:
“Iya, (KA) enak juga diajak kerjasama
Dari paparan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa kegiatan
ekstrakurikuler paskibra dapat membentuk karakter kebangsaan
118
siswa karena siswa mengakui persamaan hak dan kewajiban
antara dirinya dan teman sebangsa dari suku, etnis, budaya lain,
menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan dapat bekerja sama
dengan teman suku, etnis, budaya lain berdasarkan persamaan hak
dan kewajiban
e. Hasil Analisis Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakasanakan di MA AL-Awwabin
Depok pada tanggal 19 April 2019 menunjukkan bahwa poin-poin yang
tertera pada pedoman observasi yang bertujuan untuk mengamati
kegiatan ekstrakurikuler paskibra yang berkaitan dengan pembentukan
karakter disiplin seperti latihan kegiatan ekstrakurikuler paskibra
dilaksanakan mengikuti/berpedoman pada tata cara PBB yang telah
ditetapkan, pelaksaan perintah aba-aba, terbentuk barisan yang rapi,
terdapat kekompakkan pada setiap gerakan, Pelaksanaan acara TUB
(oleh seluruh pelaksana upacara) yang tertib dan berurutan sesuai
dengan pedoman TUB yang telah ditetapkan, pelaksana upacara
melaksanakan kegiatan upacara dengan baik, peserta upacara mengikuti
dan melaksanakan perintah yang diberikan oleh pejabat dan petugas
upacara, pelaksanaan upacara berjalan dengan khidmat telah terlaksana
dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa latihan didalam kegiatan
ektrakurikuler paskibra telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai
dengan aturan yang ditetapkan yang tentunya akan berdampak pada
pembentukan karakter disiplin pada peserta kegiatan ekstrakurikuler
paskibra.
Pada poin-poin pedoman observasi yang bertujuan untuk
mengamati kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembentukan
karakter semangat kebangsaan seperti gerakan hormat pada saat
pengibaran bendera Merah Putih sebagai pengakuan terhadap rasa
memiliki Negara Indonesia dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia,
pelantunan lagu mengheningkan cipta merupakan bentuk penghormatan
terhadap jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang dalam
119
membebaskan Indonesia dari penjajahan hingga akhirnya Negara
Indonesia memiliki kemerdekaan, pembacaan teks Pancasila yang diucap
ulang oleh seluruh peserta upacara ditujukan agar siswa kembali
mengingat dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia yang nantinya akan
berdampak pada tumbuhnya kecintaan terhadap bangsa dan negara,
peserta mendengarkan dengan khidmat pembacaan pembukaan UUD
1945 bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang dasar negara
Republik Indonesia agar peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya yang nantinya akan berdampak pada
tumbuhnya kecintaan terhadap bangsa dan negara telah terlaksana. Hal
ini menunjukkan bahwa latihan didalam kegiatan ektrakurikuler paskibra
telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang
ditetapkan yang tentunya akan berdampak pada pembentukan karakter
semangat kebangsaan pada peserta kegiatan ekstrakurikuler paskibra.
3. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Persyaratan Analisis
1) Uji Validitas
Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n − 2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Untuk melihat nilai rtabel dilihat pada α = 0, 05 r
product moment. Jika rhitun g> rtabel dan nilai positif maka item
pertanyaan valid.
Uji validitas instrumen penelitian ini dengan memperlihatkan
angka pada Corrected Item-Total Correlation. Berdasarkan hsil uji
validitas instrumen penelitian Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler
Paskibra terhadap Pembentukan Karakter Siswa terhadap 30
responden dapat dilihat sebagai berikut:
120
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel X
(Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra)
Butir
Soal Rhitung Rtabel Keterangan
1 0, 798 0, 374 Valid
2 0,364 0, 374 Tidak Valid
3 0,669 0, 374 Valid
4 0,769 0, 374 Valid
5 0,570 0, 374 Valid
6 0,718 0, 374 Valid
7 0,775 0, 374 Valid
8 0,661 0, 374 Valid
9 0,621 0, 374 Valid
10 0,502 0, 374 Valid
11 0,554 0, 374 Valid
12 0,602 0, 374 Valid
13 0,429 0, 374 Valid
14 0,660 0, 374 Valid
15 0,651 0, 374 Valid
16 0,490 0, 374 Valid
17 0,736 0, 374 Valid
18 0,873 0, 374 Valid
19 0,585 0, 374 Valid
20 0,515 0, 374 Valid
21 0,653 0, 374 Valid
Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan uji validitas di atas dengan
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untu degree of freedom
(df) = 30 − 2 yaitu 28, maka angka kritis r atau rtabel = 0,374 (rhitung >
121
rtabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk variabel X (Kegiatan
Ekstrakurikuler Paskibra) dari 21 pernyataan terdapat 20 pernyataan
valid, sedangkan 1 pernyataan tidak valid. Dengan demikian, 1
pernyataan yang tidak valid tidak lagi digunakan dalam angket
penelitian dan 20 pernyataan akan digunakan kembali dalam angket
penelitian untuk disebarkan kepada 30 responden siswa.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Y1
(Pembentukan Karakter Disiplin Siswa)
Butir
Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0, 371 0, 374 Valid
2 0,436 0, 374 Valid
3 0,746 0, 374 Valid
4 0,472 0, 374 Valid
5 0,397 0, 374 Valid
6 0,351 0, 374 Tidak Valid
7 0,471 0, 374 Valid
8 0,883 0, 374 Valid
9 0,454 0, 374 Valid
10 0,710 0, 374 Valid
11 0,565 0, 374 Valid
12 0,638 0, 374 Valid
13 0,620 0, 374 Valid
14 0,655 0, 374 Valid
15 0,598 0, 374 Valid
16 0,345 0, 374 Tidak Valid
17 0,367 0, 374 Tidak Valid
18 0,482 0, 374 Valid
19 0,381 0, 374 Valid
122
20 0,375 0, 374 Valid
21 0,438 0, 374 Valid
22 0,545 0, 374 Valid
23 0,788 0, 374 Valid
24 0,640 0, 374 Valid
25 0,770 0, 374 Valid
26 0,773 0, 374 Valid
27 0,554 0, 374 Valid
28 0,686 0, 374 Valid
Berdasarkan tabel 4.10 hasil perhitungan uji validitas di atas
dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untu degree of
freedom (df) = 30 − 2 yaitu 28, maka angka kritis r atau rtabel = 0,374
(rhitung > rtabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk variabel X
(Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dari 28 pernyataan terdapat 25
pernyataan valid, sedangkan 3 pernyataan tidak valid. Dengan
demikian, 3 pernyataan yang tidak valid tidak lagi digunakan dalam
angket penelitian dan 25 pernyataan akan digunakan kembali dalam
angket penelitian untuk disebarkan kepada 30 responden siswa.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Y2
(Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan)
Butir
Soal rhitung rtabel Keterangan
29 0,473 0, 374 Valid
30 0,435 0, 374 Valid
31 0,687 0, 374 Valid
32 0,496 0, 374 Valid
33 0,281 0, 374 Tidak Valid
34 0,394 0, 374 Valid
123
35 0,504 0, 374 Valid
36 0,252 0, 374 Tidak Valid
37 0,414 0, 374 Valid
38 0,614 0, 374 Valid
39 0,705 0, 374 Valid
40 0,578 0, 374 Valid
41 0,528 0, 374 Valid
42 0,515 0, 374 Valid
43 0,653 0, 374 Valid
44 0,220 0, 374 Tidak Valid
45 0,443 0, 374 Valid
46 0,396 0, 374 Valid
47 0,186 0, 374 Tidak Valid
48 0,410 0, 374 Valid
49 0,649 0, 374 Valid
50 0,399 0, 374 Valid
Berdasarkan tabel 4.11 hasil perhitungan uji validitas di atas
dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untu degree of
freedom (df) = 30 − 2 yaitu 28, maka angka kritis r atau rtabel = 0,374
(rhitung > rtabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk variabel X
(Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dari 22 pernyataan terdapat 18
pernyataan valid, sedangkan 4 pernyataan tidak valid. Dengan
demikian, 4 pernyataan yang tidak valid tidak lagi digunakan dalam
angket penelitian dan 18 pernyataan akan digunakan kembali dalam
angket penelitian untuk disebarkan kepada 30 responden siswa.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut dianggap reliabel atau tidak. Penelitian ini
menggunakan teknik Alpha Cronbach dimana instrumen penelitian
124
dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,6.
Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas:
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas pada variabel X
(Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dapat dilihat pada
besarnya nila Alpha Cronbach yaitu 0, 936 lebih besar dari 0,6 maka
dimensi dan indikator-indikator dalam penelitian ini dikatakan reliabel
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y1
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas pada variabel X
(Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dapat dilihat pada
besarnya nila Alpha Cronbach yaitu 0, 931 lebih besar dari 0,6 maka
dimensi dan indikator-indikator dalam penelitian ini dikatakan reliabel
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,936 21
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,931 28
125
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y2
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas pada variabel X
(Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dapat dilihat pada
besarnya nila Alpha Cronbach yaitu 0, 876 lebih besar dari 0,6 maka
dimensi dan indikator-indikator dalam penelitian ini dikatakan reliabel
3) Uji Normalitas
Pada penggunaan statistik parametris mengharuskan data setiap
variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Pada
penelitian ini uji normalitas dilakukan menggunakan uji statistik
Shapiro-Wilk karena sampel data bejumlah kurang dari 50 sampel dan
analisis dengan Plot (grafik) NORMAL Q-Q PLOT data menyebar
dekat dengan garis lurus, dan data mengikuti alur ke kanan atas, maka
bisa dikatakan distribusi data adalah normal. Uji statistik Shapiro-Wilk
memiliki asumsi bahwa data berdistribusi normal jika tingkat
kesalahannya 5% atau 0,05. Dengan menentukan hasil hipotesis.
H0 : Distribusi normal, jika probabilitas (sig) 0,05 (H0 diterima)
H1 : Distribusi tidak normal, jika probabilitas (sig) ≤ 0,05 (H0 ditolak)
Adapun hasil uji normalitas data sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,876 22
126
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Paskibra ,128 30 ,200* ,962 30 ,358
Disiplin ,146 30 ,101 ,968 30 ,476
Semangat
kebangsaan ,078 30 ,200* ,982 30 ,879
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi pada variabel
X Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra sebesar 0,358, nilai signifikasi
variabel Y1 Pembentukan Karakter Disiplin Siswa sebesar 0,476 dan
nilai signifikasi variabel Y2 Pembentukan Karakter Semangat
Kebangsaan Siswa sebesar 0,879. Hal tersebut menunjukkan jika nilai
sig 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian
ini berdistribusi normal.
Untuk memperjelas hasil perhitungan di atas maka dapat dilihat
gambar berikut:
127
Gambar 4.2
Normal Q-Q Plot Paskibra
Pada gambar 4.2 diatas dapat diketahui bahwa terlihat titik-titik
pada gambar mengikuti garis dan berada tidak jauh dari garis
diagonalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel
paskibra berdistribusi normal.
128
Gambar 4.3
Normal Q-Q Plot Disiplin
Pada gambar 4.3 diatas dapat diketahui bahwa terlihat titik-titik
pada gambar mengikuti garis dan berada tidak jauh dari garis
diagonalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel
disiplin berdistribusi normal.
129
Gambar 4.4
Normal Q-Q Plot Semangat Kebangsaan
t
a
s
d
a
D
D
Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa terlihat titik-titik pada gambar
mengikuti garis dan berada tidak jauh dari garis diagonalnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa variabel semangat kebangsaan
berdistribusi normal.
4) Uji Linieritas
Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Adapun
hasil uji linieritas yang didapatkan adalah sebagai berikut:
130
Tabel 4.16
Hasil Uji Linieritas
Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dengan
Variabel Y1 (Pembentukan Karakter Disiplin)
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Disiplin *
Paskibra
Between
Groups
(Combined) 1142,000 19 60,105 1,851 ,159
Linearity 472,890 1 472,890 14,565 ,003
Deviation
from Linearity 669,110 18 37,173 1,145 ,427
Within Groups 324,667 10 32,467
Total 1466,667 29
Berdasarkan analisis uji linearitas pada tabel 4.16, hasil pengujian
untuk variabel kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter disiplin yaitu nilai koefisien Fhitung sebesar
1,145 dan Ftabel dengan dk pembilang 18 dan dk penyebut 10 pada
taraf kesalahan 5%. Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,145 < 2,41 maka
dapat dinyatakan bahwa kecenderungan antara variabel independen
dan variabel dependen berbentuk garis lurus (linear). Dan bila dilihat
dari koefisien signifikansi (Sig) sebesar 0,427 pada taraf kesalahan
0,05 (5%). Karena Signifikansi lebih besar dari tingkat kesalahan
yaitu 0,427 > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen cenderung berbentuk garis
lurus.
131
Tabel 4.17
Hasil Uji Linieritas
Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dengan
Variabel Y2 (Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan)
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Semangat
kebangsaan *
Paskibra
Between
Groups
(Combined) 1034,717 19 54,459 1,815 ,167
Linearity 259,173 1 259,173 8,637 ,015
Deviation from
Linearity 775,543 18 43,086 1,436 ,284
Within Groups 300,083 10 30,008
Total 1334,800 29
Berdasarkan analisis uji linearitas pada tabel 4.17, hasil pengujian
untuk variabel kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter disiplin yaitu nilai koefisien Fhitung sebesar
1,436 dan Ftabel dengan dk pembilang 18 dan dk penyebut 10 pada
taraf kesalahan 5%. Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,436 < 2,41 maka
dapat dinyatakan bahwa kecenderungan antara variabel independen
dan variabel dependen berbentuk garis lurus (linear). Dan bila dilihat
dari koefisien signifikansi (Sig) sebesar 0,284 pada taraf kesalahan
0,05 (5%). Karena Signifikansi lebih besar dari tingkat kesalahan
yaitu 0,284 > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen cenderung berbentuk garis
lurus.
5) Uji Heteroskedastisitas
Metode yang digunakan pada uji ini, yaitu metode uji glejser
dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen
dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikasi antara variabel
independen dengan absolut residualnya lebih dari 0,05 maka tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.
132
Tabel 4.18
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan Variabel
Pembentukan Karakter Disiplin (Y1)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,075 8,892 1,470 ,153
Paskibra -,105 ,105 -,186 -1,001 ,325
a. Dependent Variable: ABS_RES_DISIPLIN
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai
signifikasi dari kedua variabel tersebut lebih dari 0,05 yaitu sebesar
sig 0,325 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Tabel 4.19
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan Variabel
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan (Y2)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,026 7,440 1,482 ,150
Paskibra -,071 ,088 -,151 -,810 ,425
a. Dependent Variable: ABS_RES_SEMANGAT_KEBANGSAAN
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai
signifikasi dari kedua variabel tersebut lebih dari 0,05 yaitu sebesar
sig 0,425 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
133
6) Uji Regresi Linier Sederhana
Setelah melakukan serangkaian uji persyaratan data dengan hasil
lolos uji, maka selanjutnya dilakukan uji analisis regresi. Analisis regresi
yang peneliti lakukan adalah regresi linear sederhana yaitu analisis regresi
yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
variabel-variabel yang diteliti. Berikut ini hasil dari tabel regresi linear
sederhana penelitian ini:
Tabel 4.20
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan Variabel
Pembentukan Karakter Disiplin (Y1)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 62,134 13,249 4,690 ,000
Paskibra ,569 ,156 ,568 3,650 ,001
a. Dependent Variable: Disiplin
Pengujian:
Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra berpengaruh signifikan
terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Siswa
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada tabel 4.20
antara pembelajaran Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X) terhadap
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa (Y1) diketahui bahwa nilai
koefisien regresi adalah sebesar 0,569 dan nilai konstanta sebesar 62,134.
Dengan demikian, persamaan regresi yang diperoleh adalah Y= 62,134 +
0,569X. Dimana Y1 adalah Pembentukan Karakter Disiplin Siswa,
sedangkan X adalah Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra. Dari persamaan
tersebut dapat dianalisis beberapa hal, antara lain:
134
a) Nilai konstanta sebesar 62,134 menunjukan bahwa jika tidak ada
variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X), maka Pembentukan
Karakter Disiplin Siswa bernilai 62,134.
b) Nilai koefisien sebesar 0,569 menunjukan bahwa jika nilai variabel
pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X) sebesar 1, maka
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa akan bertambah 0,569.
Berdasarkan nilai signifikansi, pada tabel 4.24 diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari tingkat alpha
(0,001 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kegiatan
Ekstrakurikuler Paskibra (X) berpengaruh terhadap variabel
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa (Y1).
Tabel 4.21
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan Variabel
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan (Y2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 44,117 13,784 3,201 ,003
Paskibra ,421 ,162 ,441 2,597 ,015
a. Dependent Variable: Semangat kebangsaan
Pengujian:
Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra berpengaruh signifikan
terhadap Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada tabel 4.21
antara pembelajaran Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X) terhadap
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa (Y2) diketahui
bahwa nilai koefisien regresi adalah sebesar 0,421 dan nilai konstanta
sebesar 44,117. Dengan demikian, persamaan regresi yang diperoleh
135
adalah Y= 44,117 + 0,421X. Dimana Y1 adalah Pembentukan Karakter
Semangat Kebangsaan Siswa, sedangkan X adalah Kegiatan
Ekstrakurikuler Paskibra. Dari persamaan tersebut dapat dianalisis
beberapa hal, antara lain:
c) Nilai konstanta sebesar 44,117 menunjukan bahwa jika tidak ada
variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X), maka Pembentukan
Karakter Semangat Kebangsaan Siswa bernilai 44,117.
d) Nilai koefisien sebesar 0,421 menunjukan bahwa jika nilai variabel
pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X) sebesar 1, maka
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa akan bertambah
0,421
Berdasarkan nilai signifikansi, pada tabel 4.22 diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,015 yang berarti lebih kecil dari tingkat alpha
(0,015 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kegiatan
Ekstrakurikuler Paskibra (X) berpengaruh terhadap variabel
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa (Y2).
b. Pengujian Hipotesis
1) Uji T
Uji T dilakukan untuk membuktikan pengaruh setiap variabel
independen terhadap variabel dependen secara individu. Kriteria
pengujian jika nilai signifikansi > 0,05 dan Thitung < Ttabel maka H0
diterima dan jika nilai signifikansi < 0,05 dan Thitung > Ttabel maka
H0 ditolak. Adapun hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.22
Hasil Uji T (Variabel X terhadap Y1)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 62,134 13,249 4,690 ,000
Paskibra ,569 ,156 ,568 3,650 ,001
a. Dependent Variable: Disiplin
136
Berdasarkan tabel 4.22 pada kolom Thitung dapat dilihat
pengaruh dari variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap
Pembentukan Karakter Disiplin dari arah tanda dan tingkat
signifikansinya. Diketahui nilai Thitung sebesar 3,650 dan nilai Ttabel
diketahui sebesar 2,048, yang berarti nilai Thitung > Ttabel (3,650 >
2,048), dan nilai signifikansi < 0,05 maka keputusan dalam penelitian
ini Ha diterima H0 ditolak. Maka dapat diinterpretasikan atau dapat
diartikan bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra berpengaruh
terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Siswa.
Tabel 4.23
Hasil Uji T (Variabel X terhadap Y2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 44,117 13,784 3,201 ,003
Paskibra ,421 ,162 ,441 2,597 ,015
a. Dependent Variable: Semangat kebangsaan
Berdasarkan tabel 4.23 pada kolom Thitung dapat dilihat
pengaruh dari variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa dari arah tanda
dan tingkat signifikansinya. Diketahui nilai Thitung sebesar 2,597 dan
nilai Ttabel diketahui sebesar 2,048, yang berarti nilai Thitung > Ttabel
(2,597 > 2,048), dan nilai signifikansi < 0,05 maka keputusan dalam
penelitian ini Ha diterima H0 ditolak. Maka dapat diinterpretasikan atau
dapat diartikan bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra berpengaruh
terhadap Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa.
137
2) Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya
atau kuat lemahnya hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Perhitungan koefisien korelasi ini menggunakan rumus product
moment dari pearson. Kriteria pengambilan keputusan pada koefisien
korelasi jika nilai signifikansi < 0,05 maka berkorelasi. Namun
apabila nilai signifikansi > 0,05 maka tidak berkorelasi. Sedangkan
dari tingkat korelasi dan kekuatan hubungan dapat dilihat pada tabel
4.14, yaitu tabel tingkat korelasi dan kekuatan hubungan di bawah ini:
Tabel 4.24
Tingkat Korelasi atau Kekuatan Suatu Hubungan
No Interval Nilai Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat rendah
2 0,20 – 0,399 Rendah
3 0,40 – 0,599 Sedang/Cukup
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat kuat
Adapun hasil dari perhitungan koefisien korelasi dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.25 di bawah ini:
138
Tabel 4.25
Hasil Uji Koefisien Korelasi
(Variabel X terhadap Y1 dan Y2)
Correlations
Paskibra Disiplin Semangat
kebangsaan
Paskibra
Pearson Correlation 1 ,568** ,441*
Sig. (2-tailed) ,001 ,015
N 30 30 30
Disiplin
Pearson Correlation ,568** 1 ,481**
Sig. (2-tailed) ,001 ,007
N 30 30 30
Semangat
kebangsaan
Pearson Correlation ,441* ,481** 1
Sig. (2-tailed) ,015 ,007
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil dari tabel 4.25 menunjukkan bahwa tingkat
hubungan (korelasi) antara kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter disiplin siswa adalah korelasi yang cukup,
dimana hasil uji tingkat hubungan (korelasi) koefisien korelasi sebesar
0,568.
Berdasarkan hasil dari tabel 4.25 Tingkat hubungan (korelasi)
antara kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter semangat kebangsaan siswa adalah korelasi yang cukup,
dimana hasil uji tingkat hubungan (korelasi) koefisien korelasi sebesar
0,441.
Dari hasil signifikansi pada tabel 4.25, pada variabel X
(kegiatan ekstrakurikuler paskibra) dengan Y1 (pembentukan karakter
disiplin) memiliki hasil signifikansi, yaitu 0,001. Artinya karena hasil
signifikansi < dari tingkat alpha, yaitu 0,001 < 0,05 maka dapat
139
dikatakan bahwa terdapat hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler
paskibra terhadap pembentukan karakter disiplin siswa.
Dari hasil signifikansi pada tabel 4.25 , pada variabel X
(kegiatan ekstrakurikuler paskibra) dengan Y2 (pembentukan karakter
semangat kebangsaan siswa) memiliki hasil signifikansi, yaitu 0,015.
Artinya karena hasil signifikansi < dari tingkat alpha, yaitu 0,015 <
0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara kegiatan
ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter semangat
kebangsaan siswa.
3) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
besarnya kontribusi atau persentase variabel bebas terhadap variabel
terikat. Adapun hasil koefisien determinasi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.26
Hasil Uji Koefisien Determinasi (X terhadap Y1)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,568a ,322 ,298 5,958
a. Predictors: (Constant), Paskibra
Berdasarkan tabel 4.26, hasil perhitungan diperoleh nilai
koefisien determinasi yang dilihat dari tabel R Square sebesar 0,322
atau sama dengan 32,2%. Angka tersebut mengandung arti bahwa
pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter disiplin adalah sebesar 0,322 atau 32,2% sedangkan 0,678
atau 67,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi ini.
Angka 0,322 atau 32,2% tersebut diperoleh dari Rumus Koefisien
Determinasi (KD) yaitu KD= (r)2 x 100% dimana 0,5682 x 100% =
0,322 atau 32,2%.
140
Tabel 4.27
Hasil Uji Koefisien Determinasi (X terhadap Y2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,441a ,194 ,165 6,198
a. Predictors: (Constant), Paskibra
Berdasarkan tabel 4.27, hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien
determinasi yang dilihat dari tabel R Square sebesar 0,194 atau sama
dengan 19,4%. Angka tersebut mengandung arti bahwa pengaruh
kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter
disiplin adalah sebesar 0,194 atau 19,4% sedangkan 0,806, atau 80,6%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi ini. Angka 0,194
atau 19,4% tersebut diperoleh dari Rumus Koefisien Determinasi
(KD) yaitu KD= (r)2 x 100% dimana 0,4412 x 100% = 0,194 atau
19,4%.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap Pembentukan Karakter
Disiplin Siswa
Variabel dependen (Y1) dalam penelitian ini adalah pembentukan
karakter disiplin. Berdasarkan hasil dan analisis data adanya pengaruh
positif antara kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter disiplin siswa. Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.133
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan regresi linier
sederhana diperoleh index korelasi sebesar 0,568 dan tingkat atau
133 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan berbasis
Agama & Budaya Bahasa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) h. 54
141
pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter disiplin siswa setelah melihat tabel interpretasi nilai r pada
kategori cukup. Nilai koefisien determinasi (R Square) yang diperoleh
adalah 32,2% yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas (X) memiliki
kontribusi sebesar 32,2% terhadap variabel terikat (Y1). Hasil pengujian
hipotesis yang dilakukan menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif
antara variabel kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter disiplin siswa dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
thitung ttabel, dimana thitung untuk variabel kegiatan ekstrakurikuler paskibra
terhadap variabel pembentukan karakter disiplin sebesar 3,650 sedangkan
nilai ttabel dengan α = 0,05 sebesar 2,048 dan dengan nilai Sig < 0,05 yaitu
sebesar 0,001, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil koefisien regresi
Y= 62,134 + 0,569X dapat diketahui nilai konstanta 62,134 dan nilai
kegiatan ekstrakurikuler paskibra (X) bernilai positif yaitu 0,569 maka
akan dapat membentuk karakter disiplin siswa sebesar 0,569. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh terhadap kegiatan
ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter disiplin siswa.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler paskibra
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter
disiplin seseorang. Akan tetapi kegiatan ekstrakurikuler paskibra bukan
satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter
disiplin. Sehingga ada beberapa faktor lain seperti kesadaran diri, tekanan
dari luar, hukuman, teladan, dan lingkungan berdisiplin dan latihan
berdisiplin atau faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.134yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter disiplin seseorang
yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bahwa
kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat membentuk karakter disiplin siswa
(Y1) seperti taat pada peraturan dan tata tertib sekolah, datang tepat waktu,
134 Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Konsep, Teori dan
Aplikasinya, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h. 125-126
142
dan hormat kepada yang lebih tua melalui latihan (PBB) yang telah siswa
ikuti dalam kegiatan ekstrakulikuler paskibra. Selain itu, siswa juga dapat
mengendalikan diri terhadap perbuatan tercela, dapat menyimpan rahasia
dengan baik, patuh pada etika sosial/masyarakat setempat, patuh pada
setiap peraturan yang berlaku dan dapat menepati janji.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa latihan didalam kegiatan ektrakurikuler paskibra telah dilaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan yang tentunya akan
berdampak pada pembentukan karakter disiplin pada peserta kegiatan
ekstrakurikuler paskibra. Hal ini ditandai dengan terpenuhinya poin-poin
yang tertera pada lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati
kegiatan ekstrakurikuler paskibra yang berkaitan dengan pembentukan
karakter disiplin.
Hasil ketiga analisis diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Sofan Amri, Arif dan Heri Gunawan. Sofan Amri mengemukakan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu media yang sangat
potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik
peserta didik.135 Arif yang dikutip oleh Dian Bayu, mengemukakan bahwa
paskibra merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk
memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela Negara,
kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur
dalam rangka pembentukan character building generasi muda Indonesia.136
Heri Gunawan juga mengemukakan bahwa pelaksanaan upacara bendera
dapat membiasakan siswa bersikap tertib dan disiplin serta mempertebal
semangat kebangsaan.137 Dimana kegiatan upacara bendera telah menjadi
135 Sofan Amri, Ahmad Jauhari, Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), cet. I, h. 31 136 Dian Bayu, “Implementasi Program Kerja Ekstrakurikuler Paskibra dalam
Mengembangkan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas XI SMK Tahun Pembelajaran 2017-2018”,
Jurnal Pendidikan Indonesia Volume 4, Nomor 2, Program Studi Pancasila dan Kewarganegaraan
UKSW Salatiga, h. 134 137 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 272
143
salah satu aktifitas yang rutin dilakukan oleh anggota ekstrakurikuler
paskibra.
Hasil ketiga analisis diatas juga sesuai dengan penelitian yang
relevan oleh Sakinah Meindahsari Suripto yang berjudul Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) dalam Upaya
Menumbuhkan Sikap Nasionalisme siswa di SMP Negeri 3 Malang dalam
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang 2014
menunjukkan bahwa hasil penelitian kegiatan ekstrakurikuler paskibra
memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter dan sikap siswa
karena paskibra dapat menanamkan sikap tegas, bertanggungjawab,
disiplin, percaya diri, dan memiliki jiwa kepemimpinan, serta di dalam
setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat
menumbuhkan aspek sikap nasionalisme yakni cinta tanah air, rela
berkorban, persatuan dan kesatuan, serta jiwa pembaharu atau pantang
menyerah.138
Jadi, dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler
paskibra terhadap pembentukan karakter disiplin dan semangat
kebangsaan siswa yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap Pembentukan Karakter
Semangat Kebangsaan Siswa
Variabel dependen (Y2) dalam penelitian ini adalah pembentukan
karakter semangat kebangsaan siswa. Berdasarkan hasil dan analisis data
adanya pengaruh positif antara kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter semangat kebangsaan siswa. Semangat kebangsaan
adalah yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
138 Sakinah Meindahsari Suripto, “Pelaksanaan Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan
Pengibar Bendera) dalam Upaya Menumbuhkan Sikap Nasionalisme siswa di SMP Negeri
Malang”, Jurnal Online Universitas Negeri Malang Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan tahun
2014, h. 13
144
kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.139
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan regresi linier
sederhana diperoleh index korelasi sebesar 0,441 dan tingkat atau
pengaruh kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter semangat kebangsaan siswa setelah melihat tabel interpretasi nilai
r pada kategori cukup. Nilai koefisien determinasi (R Square) yang
diperoleh adalah 19,4% yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas (X)
memiliki kontribusi sebesar 19,4% terhadap variabel terikat (Y2). Hasil
pengujian hipotesis yang dilakukan menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
positif antara variabel kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter semangat kebangsaan siswa dapat diterima. Hal ini
dapat dilihat dari hasil nilai thitung ttabel, dimana thitung untuk variabel
kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap variabel pembentukan karakter
semangat kebangsaan sebesar 2,597 sedangkan nilai ttabel dengan α = 0,05
sebesar 2,048 dan dengan nilai Sig < 0,05 yaitu 0,015, maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Hasil koedisien regresi Y= 44,117 + 0,421X dapat
diketahui nilai konstanta 44,117 dan nilai kegiatan ekstrakurikuler
paskibra (X) bernilai positif yaitu 0,421 maka akan dapat membentuk
karakter semangat kebangsaan siswa sebesar 0,421. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh terhadap kegiatan
ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter semangat
kebangsaan siswa. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler paskibra merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pembentukan karakter semangat kebangsaan seseorang. Akan tetapi
kegiatan ekstrakurikuler paskibra bukan satu-satunya faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan karakter semangat kebangsaan. Sehingga ada
beberapa faktor lain seperti seperti filterisasi budaya asing, refleksi
139 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan berbasis
Agama & Budaya Bahasa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) h. 55
145
sejarah, pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta kegiatan yang
bersifat kecintaan terhadap tanah air (memakai dan mencintai produk
dalam negeri) atau faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pembentukan
karakter semangat kebangsaan seseorang yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.140
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bahwa
kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat membentuk karakter semangat
kebangsaan siswa (Y2) karena didalam kegiatan ekstrakurikuler paskibra,
para siswa sudah dibiasakan dengan latihan (Tata Upacara Bendera) yang
mengandung karakter semangat kebangsaan seperti pembacaan UUD,
pembacaan Pancasila, dan pada saat pengibaran bendera merah putih.
Selain itu, siswa juga mengakui persamaan hak dan kewajiban antara
dirinya dan teman sebangsa dari suku, etnis, budaya lain; menyanyikan
lagu perjuangan dan dapat bekerja sama dengan teman suku, etnis, budaya
lain berdaarkan persamaan hak dan kewajiban.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa latihan didalam kegiatan ektrakurikuler paskibra telah dilaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan yang tentunya akan
berdampak pada pembentukan karakter semangat kebangsaan pada peserta
kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Hal ini ditandai dengan terpenuhinya
poin-poin yang tertera pada lembar observasi yang bertujuan untuk
mengamati kegiatan ekstrakurikuler paskibra yang berkaitan dengan
pembentukan karakter semangat kebangsaan.
Hasil ketiga analisis diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Sofan Amri, Arif dan Heri Gunawan. Sofan Amri mengemukakan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu media yang sangat
potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik
peserta didik.141 Arif yang dikutip oleh Dian Bayu, mengemukakan bahwa
140 Aa Nurdiaman, Pendidikan Kewarganegaran: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara,
(Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009), h. 19 141 Sofan Amri, Ahmad Jauhari, Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), cet. I, h. 31
146
paskibra merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk
memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela Negara,
kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur
dalam rangka pembentukan character building generasi muda Indonesia.142
Heri Gunawan juga mengemukakan bahwa pelaksanaan upacara bendera
dapat membiasakan siswa bersikap tertib dan disiplin serta mempertebal
semangat kebangsaan.143 Dimana kegiatan upacara bendera telah menjadi
salah satu aktifitas yang rutin dilakukan oleh anggota ekstrakurikuler
paskibra.
Hasil ketiga analisis diatas juga sesuai dengan penelitian yang
relevan oleh Sakinah Meindahsari Suripto yang berjudul Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) dalam Upaya
Menumbuhkan Sikap Nasionalisme siswa di SMP Negeri 3 Malang dalam
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang 2014
menunjukkan bahwa hasil penelitian kegiatan ekstrakurikuler paskibra
memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter dan sikap siswa
karena paskibra dapat menanamkan sikap tegas, bertanggungjawab,
disiplin, percaya diri, dan memiliki jiwa kepemimpinan, serta di dalam
setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat
menumbuhkan aspek sikap nasionalisme yakni cinta tanah air, rela
berkorban, persatuan dan kesatuan, serta jiwa pembaharu atau pantang
menyerah.144
Jadi, dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler
142 Dian Bayu, “Implementasi Program Kerja Ekstrakurikuler Paskibra dalam
Mengembangkan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas XI SMK Tahun Pembelajaran 2017-2018”,
Jurnal Pendidikan Indonesia Volume 4, Nomor 2, Program Studi Pancasila dan Kewarganegaraan
UKSW Salatiga, h. 134 143 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 272 144 Sakinah Meindahsari Suripto, “Pelaksanaan Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan
Pengibar Bendera) dalam Upaya Menumbuhkan Sikap Nasionalisme siswa di SMP Negeri
Malang”, Jurnal Online Universitas Negeri Malang Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan tahun
2014, h. 13
147
paskibra terhadap pembentukan karakter disiplin dan semangat
kebangsaan siswa yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
148
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan di MA
AL-Awwabin Depok mengenai “Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Paskibra
(X) terhadap Pembentukan Karakter Disiplin (Y1) dan semangat kebangsaan
(Y2)” dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra (X) terhadap pembentukan karakter disiplin siswa (Y1) maka
Ho ditolak dan H1 diterima dengan membuktikan koefisien korelasi yang
dihasilkan sebesar 0,568, hal ini menyatakan bahwa pengaruh antara
variabel X dan Y1 berada pada kategori cukup. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh positif antara variabel kegiatan
ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter disiplin siswa.
Dilihat dari hasil uji T dengan taraf signifikan 0,05 dapat diketahui thitung
sebesar 3,650 dan ttabel sebesar 2,048. Karena thitungttabel yaitu 3,650
2,048, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kegiatan
ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter disiplin siswa.
Dengan melihat nilai koefisien determinasi (R Square) dapat dinyatakan
bahwa terdapat pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler paskibra
terhadap pembentukan karakter disiplin siswa sebesar 32,2% sedangkan
67,8% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kesadaran diri, tekanan dari
luar, hukuman, teladan, lingkungan berdisiplin dan latihan berdisiplin
atau faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel kegiatan ekstrakurikuler
Paskibra (X) terhadap pembentukan karakter semangat kebangsaan siswa
(Y2) maka Ho ditolak dan H1 diterima dengan membuktikan koefisien
korelasi yang dihasilkan sebesar 0,441, hal ini menyatakan bahwa
pengaruh antara variabel X dan Y2 berada pada kategori cukup. Hasil
149
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif antara variabel
kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan karakter
semangat kebangsaan siswa. Dilihat dari hasil uji T dengan taraf
signifikan 0,05 dapat diketahui thitung sebesar 2,597 dan ttabel sebesar
2,048. Karena thitungttabel yaitu 2,597 2,048, maka dapat disimpulkan
terdapat pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap
pembentukan karakter semangat kebangsaan siswa. Dengan melihat nilai
koefisien determinasi (R Square) dapat dinyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler paskibra terhadap pembentukan
karakter semangat kebangsaan siswa sebesar 19,4% sedangkan 80,6%
dipengaruhi oleh variabel lain seperti filterisasi budaya asing, refleksi
sejarah, pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta kegiatan yang
bersifat kecintaan terhadap tanah air (memakai dan mencintai produk
dalam negeri) atau faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru dan
siswa bahwasanya kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menjadi salah
satu ekstrakurikuler rujukan dalam upaya untuk membentuk karakter
siswa yang disiplin dan karakter siswa yang bersemangat kebangsaan.
Karena ekstrakurikuler paskibra memiliki kegiatan dan materi yang
mengandung karakter disiplin seperti PBB (Peraturan Baris Berbaris) dan
karakter semangat kebangsaan seperti TUB (Tata Upacara Bendera).
C. Saran
1. Bagi Sekolah
Hendakya pihak sekolah lebih memberi dukungan pada kegiatan
ekstrakurikuler paskibra, seperti melakukan penambahan dan
pembaruan pada alat-alat penunjang ekstrakurikuler paskibra agar
program kerja yang telah dibuat dapat berjalan lebih efektif.
2. Bagi Siswa
Bagi seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
paskibra hendaknya selalu bersemangat dan konsisten dalam
150
mengikuti latihan. Karena dengan rutin mengikuti latihan yang ada
pada kegiatan ekstrakurikuler paskibra, siswa akan mendapatkan
manfaat yang besar seperti dapat terbentuknya karakter disiplin dan
karakter semangat kebangsaan.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini hanya memberikan informasi bahwa kegiatan
ekstrakurikuler paskibra memberikan sumbangan sebesar 32,2%
terhadap pembentukan karakter disiplin siswa dan 19,4% terhadap
pembentukan karakter semangat kebangsaan siswa. Oleh karena itu,
perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan karakter disiplin seperti kesadaran diri,
tekanan dari luar, hukuman, teladan, dan lingkungan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter semangat
kebangsaan siswa seperti seperti filterisasi budaya asing, refleksi
sejarah, pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta kegiatan yang
bersifat kecintaan terhadap tanah air (memakai dan mencintai produk
dalam negeri).
151
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Aeni, Ani Nur. Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD. Bandung: UPI
PRESS, 2014.
Anggito, Albi dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
Jejak Publisher, 2018.
Amri, Sofan dan Ahmad Jauhari, Tatik Elisah. Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011.
Aripin, Beni Bandajini. Buku Panduan Paskibra. Pandeglang: t.p, 2012.
Aziz, Hamka Abdul. Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati. Jakarta: Al-
Mawardi Prima, 2012.
Badar, Trianto Ibnu dan Hadi Suseno. Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah. Depok: PT Kharisma Putra Utama, 2017.
Carsel, Syamsunie. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan.
Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2018.
Firdaus dan Fakhry. Aplikasi Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish,
2018.
Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus. Jawa Barat: CV Jejak, 2017.
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2002.
Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, Bandung:
Alfabeta, 2012.
Hamdi, Asep Saepul dan E. Bahruddin. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish, 2014.
Hanief, Yulingga Nanda. Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Ismail, Fajri. Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.
Jalil, Jasman. Pendidikan Karakter: Implementasi oleh Guru, Kurikulum,
Pemerintah dan Sumber Daya Pendidikan. Jawa Barat: CV Jejak, 2018.
152
Kemendiknas. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.
Mu’in, Fatchul. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011.
Mumpuni, Atikah. Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran. Yogyakarta:
Deepublish, 2018.
Nurdiaman, Aa. Pendidikan Kewarganegaran: Kecakapan Berbangsa dan
Bernegara. Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009.
Rianawati. Implementasi Nilai-nilai Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI). Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014.
Saihudin. Manajemen Institusi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2018.
Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan karakter: Pendidikan
berbasis agama &budaya bangsa. Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Santoso, Singgih Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013.
Siyoto, Sandu dan M. Ali. Dasar Merodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015.
Sufren. Belajar Otodidak SPSS Pasti Bisa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2014.
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015.
Supranto, J. STATISTIK: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga, 2000.
Suryani dan Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2015
Susanto, Ahmad. Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Konsep, Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018
Suyono. Analisis Regresi untuk Penelitian. Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana, 2011.
153
Yaumi, Muhammad. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi.
Jakarta: Prenadamedia group, 2016.
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
SKRIPSI DAN JURNAL
Bayu, Dian. “Implementasi Program Kerja Ekstrakurikuler Paskibra dalam
Mengembangkan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas XI SMK Tahun
Pembelajaran 2017-2018”. Jurnal Pendidikan Indonesia Volume 4, Nomor
2, Program Studi Pancasila dan Kewarganegaraan UKSW Salatiga
Fitahapsari, Yuyun. “Penanaman Karakter Disiplin dan Tanggung jawab (Studi
Kasus pada kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen)”.
Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.
Hanipah. “ Pengaruh Pembelajaran Microteaching terhadap Keterampilan Dasar
Mengajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2014”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2018.
Julyani, Popi Haryanti “ Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar
Bendera dalam Menumbuhkan sikap nasionalisme Siswa. Skripsi
Universitas Pasundan, Bandung, 2016.
Nurpiana, Elma. “Penanaman Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa
melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Siswa Kelas VII di
MTsN Pakem Sleman Yogyakarta Tahun Akademik 2012/2013”. Skripsi
pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013.
Ratnasari, Nia Dwi dan Suharningsih. “Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler
Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) dengan Kepemimpinan Peserta
Didik SMA Kartika IV-3 Surabaya”. Jurnal Kajian Moral dan
Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2, 2013.
Suripto, Sakinah Meindahsari. “Pelaksanaan Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan
Pengibar Bendera) dalam Upaya Menumbuhkan Sikap Nasionalisme siswa
di SMP Negeri Malang”. Jurnal Online pada Universitas Negeri Malang
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, 2014.
154
UNDANG-UNDANG
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Jakarta: Mendikbud
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum: Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta:
Mendikbud.
Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Peraturan Baris Berbaris.
INTERNET
KBBI Daring. “Karakter”. diakses pada 7 Desember 2018
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/karakter)
Raharjo, Sahid. “Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS” artikel
diakses pada Februari 2014. (https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-
linearitas-dengan-program-spss.html?m=1)
Setyorini, Tantri. “Lima alasan kenapa kegiatan ekstrakurikuler penting untuk
anak” artikel diakses pada 22 Juli 2014.
(https://www.merdeka.com/gaya/5-alasan-kenapa-kegiatan-
ekstrakurikuler-penting-untuk-anak.html)
Wartawarga, “Pengaruh Globalisasi dan Nilai-nilai Nasionalisme”, diakses pada
17 Mei 2010. (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/pengaruh-
globalisasi-dan-nilai-nilai-nasionalisme/)
155
ANGKET UJI COBA PENELITIAN
Responden Yth,
Saya Chanda Anry Lestari mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap
Pembentukan Karakter Siswa MA Al-Awwabin Tahun 2018/2019” untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Saudara/i untuk
mengisi angket uji coba penelitian ini.Atas kerjasama dan partisipasinya saya ucapkan
terima kasih.
Depok, 27 Maret 2019
Peneliti
Chanda Anry Lestari
ANGKET UJI COBA PENELITIAN
No. Angket : ………………. (diisi oleh peneliti)
I. Identitas Responden
1. Nama Responden : ……………………………….
2. Jenis Kelamin : ……………………………….
3. Kelas : ……………………………….
4. Tingkat keaktifan : Sangat Aktif
Aktif
Kurang Aktif
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu bobot nilai alternatif jawaban sesuai
dengan keadaan yang Saudara/i alami
3. Keterangan pilihan jawaban
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-ragu
Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X)
No Pernyataan Skala Likert
SS S RR TS STS
1 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya mampu
menjadi petugas apapun dalam upacara bendera
2 Saya selalu siap apabila secara tiba-tiba ditunjuk
menjadi petugas upacara bendera
3 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menambah
wawasan kebangsaan pada diri saya
4 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat memupuk jiwa nasionalisme pada diri saya
5 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki jiwa kepemimpinan
6 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya dapat
berorganisasi secara baik
7 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat meningkatkan
keterampilan saya
8 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki sikap disiplin
9 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki sikap tanggung jawab
10 Saya selalu mengerjakan setiap tugas dan pekerjaan
dengan baik
11
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra mempermudah saya
untuk menyongsong masa depan dengan bekal sertifikat dari pemerintah setempat apabila pernah menjadi petugas pengibar bendera saat upacara hari besar Negara
12
Pengalaman yang saya dapat dalam mengikuti
kegiatanekstrakurikuler paskibra membuat saya lebih
percaya diri dan siap mengahadapi masa depan
13
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat membina
anggotanya menjadi siswa-siswi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
14
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat membina
anggotanya menjadi siswa-siswi yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia
15 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya peduli
terhadap sesama (Pengamalan sila ke-2)
16
Dalam memutuskan sesuatu didalam kelompok, saya
selalu berdiskusidan meminta pendapat pada anggota
kelompok(Pengamalan sila ke-4)
17
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra menjadikan saya
sebagai orang yang berkarakter dan melatih kemandirian
dalam diri saya
18 Kegiatan ekstrakurikuler paskibramelatih kerjasama
dalam diri saya
19 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki sikap tahan mental (Tangguh)
20
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki cukup pengetahuan dan kemahiran yang cukup
untuk melaksanakan pekerjaan (Tanggap)
21 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki fisik/jasmani yang bugar (Tangkas)
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa (Y1)
No Pernyataan Skala Likert
SS S RR TS STS
1 Saya menolak ajakan teman untuk ke kantin saat jam
pelajaran berlangsung
2 Saya menolak ajakan teman untuk bekerjasama dalam
ulangan/ujian
3 Saya dapat mengendalikan diri untuk tidak berkata kasar
walaupun ada sesuatu yang membuat saya kesal/marah
4 Saya tidak memiliki keinginan untuk membalas
perbuatan orang yang pernah menyakiti saya
5 Saya menggunakan uang hanya untuk membeli barang-
barang yang saya butuhkan, bukan yang saya inginkan
6 Saya selalu menyimpan sisa uang dengan cara ditabung
7 Apabila diberikan tugas, saya segera menyelesaikan
tanpa menundanya
8 Saya selalu mengumpulkan tugas pada waktu yang telah
ditentukan
9 Saya selalu menyimpan sepatu di rak sepatu
10 Saya tidak membuang sampah sembarangan
11 Saya dapat menyimpan rahasia dengan baik
12 Saya selalu menjaga ucapan agar tidak bersinggungan
dengan rahasia yang telah dipercayakan kepada saya
13 Saya selalu menerima sesuatu dengan tangan kanan
14 Saya tidak meludah di sembarang tempat
15 Saya selalu memakai helm saat berkendara roda dua
16 Saya selalu bersalaman (salim) pada orang ng lebih tua
17 Saya tidak pernah bolos
18 Saya memiliki catatan kehadiran (absen)
19 Saya selalu memakai seragam sesuai ketentuan dan
jadwal yang telah ditentukan sekolah
20 Saya ikut menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
sekolah
21 Saya tidak pernah terlambat datang ke sekolah
22 Saya tidak mengulur waktu untuk kembali ke kelas
setelah waktu istirahat berakhir
23 Saya tidak berebut posisi ketika antri
24 Saya tidak memotong/menyelak antrian
25 Saya menjalankan perjanjian yang telah disepakati
dengan sungguh-sungguh
26 Saya memenuhi segala janji-janji yang pernah
diutarakan
27
Saya meletakkan kembali mukena/sarung yang telah
saya pakai pada lemari penyimpanan Musola/Masjid
sekolah
28 Saya meletakkan kembali buku yang telah saya baca di
rak buku perpustakaan
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa (Y2)
29 Saya turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan
30 Saya mengikuti upacara peringatan hari proklamasi
kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus di sekolah
31 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika menyapa
teman dari suku lain
32 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika mengobrol
dengan teman dari suku lain
33 Saya dapat menyanyikan lagu Maju Tak Gentar dengan
hafal
34 Saya dapat menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan
hafal
35 Indonesia kaya akan keragaman bahasa
36 Saya mengagumi banyaknya keragaman bahasa yang
dimiliki Indonesia
37
Saya dan teman sebangsa dari suku, etnis dan budaya
lain dapat sama-sama menggunakan fasilitas yang ada di
sekolah
38
Saya dan teman sebangsa dari suku, etnis dan budaya
lain sama-sama harus mematuhi tata tertib yang berlaku
di sekolah
39
Saya tertarik membaca buku mengenai suku bangsa dan etnis yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan
40 Saya ikut serta dalam panitia peringatan hari pahlawan
41 Saya ikut serta dalam panitia peringatan hari
kemerdekaan
42 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika berdiskusi di kelas
43 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika sedang mempresentasikan tugas di depan kelas
44 Saya dapat menyanyikan lagu Halo-halo Bandung
dengan hafal
45 Saya dapat menyanyikan lagu Hari Merdeka (Tujuh
belas Agustus) dengan hafal
46 Saya menyukai atraksi Palang Pintu Pernikahan di suku
Betawi
47 Saya menyukai atraksi Debus di suku Banten
48 Saya bekerjasama dengan teman suku, etnis, budaya lain dalam mengerjakan tugas kelompok
49 Saya bekerjasama dengan teman suku, etnis, budaya lain dalam melaksanakan tugas piket
50
Saya menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Indonesia
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
(KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,936 21
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x1 90,17 65,454 ,798 ,929
x2 90,67 70,161 ,364 ,938
x3 90,17 68,075 ,669 ,932
x4 90,13 67,085 ,769 ,930
x5 90,00 70,483 ,570 ,934
x6 90,17 67,592 ,718 ,931
x7 90,17 67,040 ,775 ,930
x8 90,03 68,240 ,661 ,932
x9 90,10 69,886 ,621 ,933
x10 90,33 69,540 ,502 ,935
x11 90,17 68,695 ,554 ,934
x12 90,37 67,551 ,602 ,933
x13 89,87 71,499 ,429 ,936
x14 89,97 69,895 ,660 ,932
x15 90,00 68,414 ,651 ,932
x16 89,83 71,868 ,490 ,935
x17 90,00 69,172 ,736 ,931
x18 90,07 66,133 ,873 ,928
x19 90,20 66,924 ,585 ,934
x20 90,17 69,109 ,515 ,935
x21 90,10 68,231 ,653 ,932
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
(PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,931 28
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
y11 117,87 131,430 ,371 ,931
y12 118,47 126,878 ,436 ,931
y13 118,50 122,672 ,746 ,926
y14 118,63 130,171 ,472 ,930
y15 118,47 129,568 ,397 ,931
y16 118,37 129,275 ,351 ,931
y17 118,67 127,126 ,471 ,930
y18 118,40 118,869 ,883 ,924
y19 118,23 125,840 ,454 ,931
y110 118,17 124,902 ,710 ,927
y111 118,30 123,390 ,565 ,929
y112 118,03 126,861 ,638 ,928
y113 118,17 124,626 ,620 ,928
y114 118,17 123,385 ,655 ,927
y115 118,50 123,707 ,598 ,928
y116 118,17 129,454 ,345 ,932
y117 118,10 129,128 ,367 ,931
y118 118,03 128,102 ,482 ,930
y119 117,93 130,340 ,381 ,931
y120 117,93 130,409 ,375 ,931
y121 118,43 125,771 ,438 ,931
y122 118,40 124,110 ,545 ,929
y123 118,17 122,902 ,788 ,926
y124 118,33 124,023 ,640 ,928
y125 118,23 123,289 ,770 ,926
y126 118,20 122,303 ,773 ,926
y127 118,20 127,062 ,554 ,929
y128 118,03 125,344 ,686 ,927
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
(PEMBENTUKAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,876 22
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
y229 96,43 44,323 ,473 ,871
y230 96,37 44,792 ,435 ,872
y231 96,70 41,045 ,687 ,863
y232 96,67 42,368 ,496 ,871
y233 96,30 46,010 ,281 ,876
y234 96,23 46,254 ,394 ,874
y235 96,27 45,513 ,504 ,872
y236 96,33 46,092 ,252 ,877
y237 96,37 44,930 ,414 ,873
y238 96,63 40,999 ,641 ,865
y239 96,60 40,869 ,705 ,862
y240 96,90 42,852 ,578 ,868
y241 96,80 42,579 ,528 ,869
y242 96,63 44,240 ,515 ,870
y243 96,60 41,766 ,653 ,865
y244 96,47 46,051 ,220 ,878
y245 96,27 45,789 ,443 ,873
y246 97,10 42,852 ,396 ,876
y247 96,50 46,052 ,186 ,880
y248 96,67 43,816 ,410 ,873
y249 96,60 42,800 ,649 ,866
y250 96,37 45,482 ,399 ,873
ANGKET PENELITIAN
Responden Yth,
Saya Chanda Anry Lestari mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra terhadap
Pembentukan Karakter Siswa MA Al-Awwabin Tahun 2018/2019” untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Saudara/i untuk
mengisi angket penelitian ini.Atas kerjasama dan partisipasinya saya ucapkan terima
kasih.
Depok, 23 April 2019
Peneliti
Chanda Anry Lestari
ANGKET PENELITIAN
No. Angket : ………………. (diisi oleh peneliti)
III. Identitas Responden
5. Nama Responden : ……………………………….
6. Jenis Kelamin : ……………………………….
7. Kelas : ……………………………….
8. Tingkat keaktifan : Sangat Aktif
Aktif
Kurang Aktif
IV. Petunjuk Pengisian Angket
4. Isilah identitas terlebih dahulu
5. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu bobot nilai alternatif jawaban sesuai
dengan keadaan yang Saudara/i alami
6. Keterangan pilihan jawaban
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-ragu
Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra (X)
No Pernyataan Skala Likert
SS S RR TS STS
1 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya mampu
menjadi petugas apapun dalam upacara bendera
2 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menambah
wawasan kebangsaan pada diri saya
3 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat memupuk jiwa nasionalisme pada diri saya
4 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki jiwa kepemimpinan
5 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya dapat
berorganisasi secara baik
6 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat meningkatkan
keterampilan saya
7 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki sikap disiplin
8 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki sikap tanggung jawab
9 Saya selalu mengerjakan setiap tugas dan pekerjaan
dengan baik
10 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra mempermudah saya
untuk menyongsong masa depan dengan bekal sertifikat dari pemerintah setempat apabila pernah menjadi petugas pengibar bendera saat upacara hari besar Negara
11
Pengalaman yang saya dapat dalam mengikuti
kegiatanekstrakurikuler paskibra membuat saya lebih
percaya diri dan siap mengahadapi masa depan
12
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat membina
anggotanya menjadi siswa-siswi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
13
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat membina
anggotanya menjadi siswa-siswi yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia
14 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya peduli
terhadap sesama (Pengamalan sila ke-2)
15
Dalam memutuskan sesuatu didalam kelompok, saya
selalu berdiskusidan meminta pendapat pada anggota
kelompok(Pengamalan sila ke-4)
16
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra menjadikan saya
sebagai orang yang berkarakter dan melatih kemandirian
dalam diri saya
17 Kegiatan ekstrakurikuler paskibramelatih kerjasama
dalam diri saya
18 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki sikap tahan mental (Tangguh)
19
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki cukup pengetahuan dan kemahiran yang cukup
untuk melaksanakan pekerjaan (Tanggap)
20 Kegiatan ekstrakurikuler paskibra membuat saya
memiliki fisik/jasmani yang bugar (Tangkas)
Pembentukan Karakter Disiplin Siswa (Y1)
No Pernyataan Skala Likert
SS S RR TS STS
1 Saya menolak ajakan teman untuk ke kantin saat jam
pelajaran berlangsung
2 Saya menolak ajakan teman untuk bekerjasama dalam
ulangan/ujian
3 Saya dapat mengendalikan diri untuk tidak berkata kasar
walaupun ada sesuatu yang membuat saya kesal/marah
4 Saya tidak memiliki keinginan untuk membalas
perbuatan orang yang pernah menyakiti saya
5 Saya menggunakan uang hanya untuk membeli barang-
barang yang saya butuhkan, bukan yang saya inginkan
6 Apabila diberikan tugas, saya segera menyelesaikan
tanpa menundanya
7 Saya selalu mengumpulkan tugas pada waktu yang telah
ditentukan
8 Saya selalu menyimpan sepatu di rak sepatu
9 Saya tidak membuang sampah sembarangan
10 Saya dapat menyimpan rahasia dengan baik
11 Saya selalu menjaga ucapan agar tidak bersinggungan
dengan rahasia yang telah dipercayakan kepada saya
12 Saya selalu menerima sesuatu dengan tangan kanan
13 Saya tidak meludah di sembarang tempat
14 Saya selalu memakai helm saat berkendara roda dua
15 Saya memiliki catatan kehadiran (absen)
16 Saya selalu memakai seragam sesuai ketentuan dan
jadwal yang telah ditentukan sekolah
17 Saya ikut menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
sekolah
18 Saya tidak pernah terlambat datang ke sekolah
19 Saya tidak mengulur waktu untuk kembali ke kelas
setelah waktu istirahat berakhir
20 Saya tidak berebut posisi ketika antri
21 Saya tidak memotong/menyelak antrian
22 Saya menjalankan perjanjian yang telah disepakati
dengan sungguh-sungguh
23 Saya memenuhi segala janji-janji yang pernah
diutarakan
24
Saya meletakkan kembali mukena/sarung yang telah
saya pakai pada lemari penyimpanan Musola/Masjid
sekolah
25 Saya meletakkan kembali buku yang telah saya baca di
rak buku perpustakaan
Pembentukan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa (Y2)
26 Saya turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan
27 Saya mengikuti upacara peringatan hari proklamasi
kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus di sekolah
28 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika menyapa
teman dari suku lain
29 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika mengobrol
dengan teman dari suku lain
30 Saya dapat menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan
hafal
31 Indonesia kaya akan keragaman bahasa
32 Saya dan teman sebangsa dari suku, etnis dan budaya
lain dapat sama-sama menggunakan fasilitas yang ada di
sekolah
33
Saya dan teman sebangsa dari suku, etnis dan budaya
lain sama-sama harus mematuhi tata tertib yang berlaku
di sekolah
34
Saya tertarik membaca buku mengenai suku bangsa dan etnis yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan
35 Saya ikut serta dalam panitia peringatan hari pahlawan
36 Saya ikut serta dalam panitia peringatan hari
kemerdekaan
37 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika berdiskusi di kelas
38 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika sedang mempresentasikan tugas di depan kelas
39 Saya dapat menyanyikan lagu Hari Merdeka (Tujuh
belas Agustus) dengan hafal
40 Saya menyukai atraksi Palang Pintu Pernikahan di suku
Betawi
41 Saya bekerjasama dengan teman suku, etnis, budaya lain dalam mengerjakan tugas kelompok
42 Saya bekerjasama dengan teman suku, etnis, budaya lain dalam melaksanakan tugas piket
43
Saya menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Indonesia
REGRESI LINIER SEDERHANA
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi (X terhadap Y1)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,568a ,322 ,298 5,958
a. Predictors: (Constant), Paskibra
Hasil Uji Koefisien Determinasi (X terhadap Y2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,441a ,194 ,165 6,198
a. Predictors: (Constant), Paskibra
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Paskibra ,128 30 ,200* ,962 30 ,358
Disiplin ,146 30 ,101 ,968 30 ,476
Semangat kebangsaan ,078 30 ,200* ,982 30 ,879
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Hasil Uji Linearitas
Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dengan Variabel Y1 (Pembentukan
Karakter Disiplin)
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Disiplin *
Paskibra
Between
Groups
(Combined) 1142,000 19 60,105 1,851 ,159
Linearity 472,890 1 472,890 14,565 ,003
Deviation
from Linearity 669,110 18 37,173 1,145 ,427
Within Groups 324,667 10 32,467
Total 1466,667 29
Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra) dengan Variabel Y2 (Pembentukan
Karakter Semangat Kebangsaan)
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Semangat
kebangsaan *
Paskibra
Between
Groups
(Combined) 1034,717 19 54,459 1,815 ,167
Linearity 259,173 1 259,173 8,637 ,015
Deviation from
Linearity 775,543 18 43,086 1,436 ,284
Within Groups 300,083 10 30,008
Total 1334,800 29
Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan Variabel Pembentukan
Karakter Disiplin (Y1)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 13,075 8,892 1,470 ,153
Paskibra -,105 ,105 -,186 -1,001 ,325
a. Dependent Variable: ABS_RES_DISIPLIN
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan Variabel Pembentukan
Karakter Semangat Kebangsaan (Y2)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11,026 7,440 1,482 ,150
Paskibra -,071 ,088 -,151 -,810 ,425
a. Dependent Variable: ABS_RES_SEMANGAT_KEBANGSAAN
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan Variabel Pembentukan
Karakter Disiplin (Y1)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 62,134 13,249 4,690 ,000
Paskibra ,569 ,156 ,568 3,650 ,001
a. Dependent Variable: Disiplin
Variabel Kegiatan Ekstrkurikuler Paskibra (X) dan Variabel Pembentukan
Karakter Semangat Kebangsaan (Y2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 44,117 13,784 3,201 ,003
Paskibra ,421 ,162 ,441 2,597 ,015
a. Dependent Variable: Semangat kebangsaan
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji T (Variabel X terhadap Y1)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 62,134 13,249 4,690 ,000
Paskibra ,569 ,156 ,568 3,650 ,001
a. Dependent Variable: Disiplin
Hasil Uji T (Variabel X terhadap Y2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 44,117 13,784 3,201 ,003
Paskibra ,421 ,162 ,441 2,597 ,015
a. Dependent Variable: Semangat kebangsaan
WAWANCARA
Sumber : Pelatih Ekstrakurikuler Paskibra
Nama Responden :Maulana Yusuf, S. Pd. I
Hari/Tanggal Wawancara :Rabu, 27 Maret 2019
1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan kegiatan ekstrakurikuler
paskibra yang mencakup:
• Siswa mampu menunjukkan kemampuannya menjadi petugas
apapun dalam upacara bendera
• Siswa dapat menambah wawasan kebangsaan dan memupuk jiwa
nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra
• Siswa mampu menjadi pemimpin dan tauladan serta dapat
berorganisasi secara baik karena kedisiplinannya
• Siswa dapat meningkatkan keterampilan dan kedisiplinannya
melalui kegiatan ekstrakurikuler paskibra
• Siswa menjadi bertanggung jawab karena diberi tugas secara rutin
dalam upacara bendera
• Mempermudah anggota untuk menyongsong masa depan dengan
bekal sertifikat dari pemerintah setempat apabila pernah menjadi
petugas pengibar bendera saat upacara hari besar Negara
Telah tercapai dengan baik oleh siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler paskibra ?
Jawab: Kalau telah tercapai atau tidak, kita tolak ukurnya agak
sulit ini, karena untuk mengukur ini sendiri agak subjektif kalo
kita mengukur sendiri dari pelatihnya, tapi bisa kita dapatkan
dari guru-guru sekitar yang bahwasanya mereka berpendapat
siswa atau siswiyang mengikuti paskibra jauh lebih disiplin baik
itu dari segi kedatangan, atau mengerjakan tugas dan sebagainya.
Itu kita dapat kayak semacem complimentary atau pujian, seperti
itu. Jadi itu udah menjawab ya tolak ukurnya.
2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, apakah fungsi dari kegiatan
ekstrakurikuler paskibrayang mencakup:
• Menghimpun dan membina para anggota agar menjadi siswa-siswi
dan warga Negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, setia dan patuh pada
Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Mengamalkan Pancasila
• Membina watak, kemandirian dan profesionalisme, memelihara
dan meningkatkan rasa persaudaraan, kekeluargaan, persatuan dan
kesatuan, mewujudkan kerjasama yang utuh serta jiwa pengabdian
kepada bangsa dan Negara, memupuk rasa tanggung jawab dan
daya cipta yang dinamis serta kesadaran nasional dikalangan para
anggota dan keluarganya
• Membentuk manusia Indonesia yang memiliki ketahanan mental
(tangguh), cukup pengetahuan dan kemahiran teknis untuk dapat
melaksanakan pekerjaannya (tanggap), serta daya tahan
fisik/jasmani (tangkas)
Telah berjalan sesuai fungsinya oleh siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler paskibra?
Jawab: Ya, kalo itu saya rasakan langsung, kenapa? Karena saya
lihat siswa atau siswi yang mengikuti paskibra ini lebih pede,
mentalnya lebih terlatih, lebih gatau malu (dalam hal positif)
3. Bagaimana menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu
merasa bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra
menunjukkan indikator karakter disiplin yang mencakup:
• Menolak setiap ajakan untuk melanggar hukum
• Mengendalikan diri terhadap perbuatan tercela
• Hemat menggunakan uang dan barang
• Menyelesaikan tugas tepat waktu
• Meletakkan sesuatu pada tempatnya
• Dapat menyimpan rahasia
• Patuh pada etika sosial/masyarakat setempat
• Patuh pada setiap peraturan yang berlaku
• Memiliki catatan kehadiran
• Mematuhi tata tertib sekolah
• Membiasakan hadir tepat waktu
• Bersedia antri
• Menepati janji
• Menyimpan kembali pada tempatnya barang-barang yang telah
dipakai
Jawab: Kalau kita membicarakan terkait dengan disiplin yang
sebagaimana udah disebutkan diawal terkait dengan tujuan, ya
kalo kita bicarakan indikatornya apa aja sih, siswa atau siswi ini
sudah disiplin, sudah lebih disiplin dikarenakan sudah mengikuti
kegiatan paskibra. Banyak indikatornya seperti yang tadi mba
sudah sebutkan, banyak itu, saya (sampe) lupa itu. Tapi tadi saya
inget-inget sedikit, aturan dan taat tidak melanggar hukum,
mematuhi tata tertib sekolah, itu pastinya tercermin, kenapa?
Karena (dengan) paskibra ini kita membiasakan siswa dan siswi
taat terhadap peraturan, dari segi kedatangan, terus taat terhadap
aturan-aturan yang berlaku disekolah. Gausah aturan disekolah,
kita ambil yang simplenya aja, pada saat kegiatan paskibra itu
berjalan, siswa dan siswi itu diatur segimana rapihnya dalam
mengikuti barisan, dari situ udah keliatan ya gimana siswa dan
siswi inimengikuti aturan dalam barisan atau formasi yang sudah
ditentukan, di situ sudah kelihatan seberapa disiplin siswa itu
sendiri, mungkin dari situ udah bisa menggambarkan ya dari sikap
dan perilakunya sehari-hari, ya kira-kira seperti itu. Kalau saya
ngomong tercermin, pasti tercermin, dia datang tepat waktu
pastinya, terus dia punya catatan yang baik, karena kalau dia
nggak rajin mencatat ya gimana toh dia bisa bikin barisan yang
begitu baiknya, terus disini juga kita mengajarkan dengan secara
tidak langsung kita menyebutkan Pancasila dan Undang-undang
berarti kan kita mengajarkan juga hormat kepada yang lebih tua
dan seperti itu dan sebagainya
4. Bagaimana menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paskibra menunjukkan indikator
karakter semangat kebangsaan yang mencakup:
• Turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi
kemerdekaan
• Menggunakan bahasa Indonesia ketika ada teman dari suku lain
• Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib
• Mengagumi banyaknya keragaman bahasa di Indonesia
• Mengakui persamaan hak dan kewajiban antara dirinya dan teman
sebangsa dari suku, etnis, budaya lain
• Membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang
berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan
• Turut sera dalam panitia peringatan hari pahlawan dan proklamasi
kemerdekaan
• Menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara di kelas
• Menyanyikan lagu-lagu perjuangan
• Menyukai berbagai adat di nusantara
• Bekerja sama dengan teman suku, etnis, budaya lain berdasarkan
persamaan hak dan kewajiban
• Menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada
di Indonesia
Jawab: ya kalo ditanya punya jiwa kebangsaan atau ndak, harapan
saya si iya. Karena kenapa? Karena didalam paskibra ini sendiri
kita sudah membiasakan ya terkait dengan kebangsaan itu sendiri,
kita sudah membisakan mulai dari menyanyikan lagu Indonesia
Raya, menyebutkan Undang-undang, Pancasila, terus apalagi
UUD, terus yang kita gimana caranya kita memperlakukan sang
saka merah putih pastinya kita disitu melatih pada setiap siswa dan
siswi untuk lebih memiliki jiwa berkebangsaan Indonesi Raya.
PEDOMAN WAWANCARA
Sumber : Siswa
Nama Responden (Inisial) : CS
(Memberikan pendapatnya mengenai AL)
Hari/Tanggal Wawancara :Senin, 20 Januari 2020
5. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra telah mampu menunjukkan
kemampuannya menjadi petugas apapun dalam upacara bendera?
Jawab: iya, ka AL lumayan banyak dan sering gonta-ganti jadi
petugas upacara kayak pernah jadi pengibar bendera, pembacaan
UUDnya juga lancar dan lantang, sama jadi pemimpin upacara
dia pernah juga
6. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra memiliki wawasan kebangsaan dan
memupuk jiwa nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler
paskibra?
Jawab: Oh itu iya, soalnya kan kita ada materi tentang wawasan
kebangsaan juga, kayak contohnya sejarah bendera merah putih
7. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra mendapatkan peningkatan
keterampilan dan kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler
paskibra?
Jawab: iya ka banget, ka AL kalo udah latihan PBB serius banget,
jarang banget salah, dan emang rajin banget juga si dateng
latihannya, secara ka AL kan emang ketuanya tuh
8. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra memiliki rasa peduli terhadap sesama?
(Pengamalan sila ke-2)
Jawab: Oh iya dong, gak cuma ka AL aja si sebenernya, kita emang
selalu susah seneng sama-sama
9. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra memiliki sikap tahan mental (Tangguh)?
Jawab: Pasti, secara gitu paskibra latihannya begitu (sangat serius)
10. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat mengendalikan diri terhadap
perbuatan tercela?
Jawab: iya, ka AL baik ko
11. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menyimpan rahasia dengan
baik?
Jawab: iya lumayan
12. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra patuh pada etika sosial/masyarakat
setempat?
Jawab: iyalah pasti, ka AL sopan banget ke orang yang lebih tua,
ke ade kelas juga baik
13. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra patuh pada setiap peraturan yang
berlaku?
Jawab: iya, dia jarang banget telat latihan
14. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menepati janji?
Jawab: Banget
15. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra berteman dan bekerja sama tanpa
membeda-bedakan suku?
Jawab: iya, ka AL orang yang humble, gak ngebeda-bedain, dan
beneran enak diajak kerjasama walaupun dia kaka kelas.
16. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra hafal lagu perjuangan sebagai wujud
dari kecintaannya terhadap bangsa?
Jawab: Iya, kan kita juga suka latihan TUB tuh bareng anak
padus
PEDOMAN WAWANCARA
Sumber : Siswa
Nama Responden (Inisial) : AL
(Memberikan pendapatnya mengenai KA)
Hari/Tanggal Wawancara :Senin, 20 Januari 2020
1. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra telah mampu menunjukkan
kemampuannya menjadi petugas apapun dalam upacara bendera?
Jawab: Iya, KA pernah jadi petugas pengibar bendera bareng
aku, terus jadi pemimpin barisan juga pernah sama jadi MC
upacara
2. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra memiliki wawasan kebangsaan dan
memupuk jiwa nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler
paskibra?
Jawab: Iya, di ekskul paskibra ini kan kita ada materi tentang
wawasan kebangsaannya juga
3. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra mendapatkan peningkatan
keterampilan dan kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler
paskibra?
Jawab: iya, diantara kalangan anak kelas X, menurutku memang
dia yang paling rajin latihan, jarang telat dan cepet nangkepnya
kalo lagi PBB
4. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra memiliki rasa peduli terhadap sesama?
(Pengamalan sila ke-2)
Jawab: iya, dia lumayan care sama yang lain juga
5. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra memiliki sikap tahan mental (Tangguh)?
Jawab: iya, dia anggota kelas X yang lumayan tahan banting
6. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat mengendalikan diri terhadap
perbuatan tercela?
Jawab: iya, KA ade kelas yang baik
7. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menyimpan rahasia dengan
baik?
Jawab: belum pernah curhat-curhatan tuh hehe, tapi dia
keliatannya si gak comel
8. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra patuh pada etika sosial/masyarakat
setempat?
Jawab: iya, dia sopan si
9. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra patuh pada setiap peraturan yang
berlaku?
Jawab: iya, dia lumayan on time
10. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menepati janji?
Jawab: sepertinya iya, soalnya dia on time
11. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra berteman dan bekerja sama tanpa
membeda-bedakan suku?
Jawab: iya, KA berteman dengan siapa aja si, enak juga diajak
kerjasama
12. Bagaimana menurutmu, apakah temanmu (siswa) yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler paskibra hafal lagu perjuangan sebagai wujud
dari kecintaannya terhadap bangsa?
Jawab: Iya, soalnya kan kita ada TUB juga
OBSERVASI
Penelitian “ Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap
Pembentukan Karakter Siswa MA AL-Awwabin Depok Tahun 2018-
2019”
Beri tanda (√) untuk kegiatan yang terlaksana
No Kegiatan Keterangan
1 Mengobservasi kegiatan ekstrakurikuler
paskibra yang berkaitan dengan
pembentukan karakter disiplin
a. PBB
- Latihan yang dilaksanakan
mengikuti/berpedoman pada tata
cara PBB yang telah ditetapkan
- Pelaksaan perintah aba-aba
- Terbentuk barisan yang rapi
- Terdapat kekompakkan pada
setiap gerakan
b. TUB
- Pelaksanaan acara TUB (oleh
seluruh pelaksana upacara) yang
tertib dan berurutan sesuai
dengan pedoman TUB yang telah
ditetapkan
- Pelaksana upacara melaksanakan
kegiatan upacara dengan baik
- Peserta upacara mengikuti dan
√
√
√
√
√
√
melaksanakan perintah yang
diberikan oleh pejabat dan
petugas upacara
- Pelaksanaan upacara berjalan
dengan khidmat
√
√
2 Mengobservasi kegiatan ekstrakurikuler
paskibra yang berkaitan dengan
pembentukan karakter semangat
kebangsaan
a. TUB
- Gerakan hormat pada saat
pengibaran bendera Merah Putih
sebagai pengakuan terhadap rasa
memiliki Negara Indonesia dan
rasa bangga sebagai bangsa
Indonesia
- Pelantunan lagu mengheningkan
cipta merupakan bentuk
penghormatan terhadap jasa-jasa
para pahlawan yang telah berjuang
dalam membebaskan Indonesia
dari penjajahan hingga akhirnya
Negara Indonesia memiliki
kemerdekaan
- Pembacaan teks Pancasila yang
diucap ulang oleh seluruh peserta
upacara ditujukan agar siswa
kembali mengingat dan
mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila
√
√
sebagai dasar Negara Indonesia
yang nantinya akan berdampak
pada tumbuhnya kecintaan
terhadap bangsa dan negara.
- Peserta mendengarkan dengan
khidmat pembacaan pembukaan
UUD 1945 bertujuan untuk
mengingatkan kembali tentang
dasar negara Republik Indonesia
agar peserta didik dapat
mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya yang
nantinya akan berdampak pada
tumbuhnya kecintaan terhadap
bangsa dan negara
√
√
DOKUMENTASI
Sesi Wawancara
Latihan PBB dan TUB
TUB
Pelaksanaan Upacara Bendera
BIODATA
Latar Belakang Pendidikan
• Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-Sekarang
• MAN 7 Jakarta 2010-2013
• SMPN 253 Jakarta 2007-2010
• SDN Beji 4 Depok 2001-2007
Nama : Chanda Anry Lestari
TTL : Depok, 11 Januari 1996
Alamat : Jl. Kupu Bombay RT2/5 No.
70, Pasir Putih, Sawangan,
Depok
Pekerjaan : Mahasiswa