PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI PT
KRAKATAU POSCO TERHADAP KONDISI
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI
KELURAHAN KUBANGSARI KOTA CILEGON
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik
pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Administrasi Publik
Oleh
FANI ANDIANI
NIM 6661120151
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2019
“Apabila Anda berbuat baik kepada orang lain, maka
Anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri”
(Benyamin Franklin)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Alm. Papa, Mama, Adik, dan semua orang yang aku sayangi
ABSTRAK
Fani Andiani. NIM 6661120151. Skripsi. Pengaruh Keberadaan Industri PT
Krakatau Posco terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon. Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I, DR.
Agus Sjafari, M.Si, Pembimbing II, Leo Agustino, PhD.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah pembangunan PT Krakatau Posco
menimbulkan kerugian bagi masyarakat dalam aspek lingkungan, seperti banjir dan
tercemarnya lingkungan karena belum memenuhi persyaratan AMDAL. Hal tersebut
berdampak pada kesehatan masyarakat. Selain itu, perusahaan kurang merekrut
masyarakat sekitar mengakibatkan masih banyaknya masyarakat yang menganggur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keberadaan industri PT
Krakatau Posco terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon. Penelitian ini menggunakan teori komponen sosial
ekonomi dari Suratmo (2004) yang terdiri dari sembilan komponen. Metode yang
digunakan adalah metode kuantitatif dengan menyebar kuesioner. Sample pada
penelitian ini berjumlah 100 orang dengan taraf kesalahan 10%. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa persentase Pengaruh Keberadaan PT Krakatau Posco
terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari adalah 9,6%.
Sehingga terdapat pengaruh antara keberadaan PT Krakatau Posco terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Kubangsari. Saran peneliti agar PT Krakatau
Posco memperhatikan aspek ekonomi dalam memberikan pekerjaan bagi masyarakat
Kubangsari, pemerintah memberikan teguran kepada perusahaan dalam hal
pencemaran lingkungan, dan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan serta
dampak yang dihasilkan oleh kegiatan industri.
Kata Kunci : Industri, Pengaruh, Komponen Sosial, Komponen Ekonomi
ABSTRACT
Fani Andiani. 6661120151. Undergraduate Thesis. The Effect of PT Krakatau
Posco Industrial Existence of the Socio-Economic Conditions on the Community in
Kubangsari Subdistricts of Cilegon City. Department of Public Administration,
Faculty of Social and Political Sciences, Sultan Ageng Tirtayasa University.
Advisor I, DR. Agus Sjafari, M.Si, Advisor II, Leo Agustino, PhD.
The problem of this research is the construction of PT Krakatau Posco give the
impact to the community in environmental aspects, such as flooding and
environmental pollution because it did not meet the requirements of the EIA. It's give
the impact on public health. In addition, the company has not recruited the nearest
community causes still many unemployed people. The aim of this research is to
determine the effect of the PT Krakatau Posco industrial existence of the socio-
economic conditions on the community in Kubangsari Subdistricts of Cilegon City.
This research uses the theory of the socio-economic component of Suratmo (2004)
which consists of nine components. This research used descriptive quantitative
method. Data collected by distributing questionnaires. Sample in this research
amounted to 100 people with a error level of 10%. The results of this research
indicated that the percentage of exixtence effect of PT Krakatau Posco on the
Community Social Economy in Kubangsari Village is 9.6%. So that there is an
influence between the existence of PT Krakatau Posco of the socio-economic
conditions on the community in Kubangsari Village. Researcher suggestion is that PT
Krakatau Posco pays attention to the economic aspects of providing employment for
the people of Kubangsari, the government gives a warning to the company in terms of
environmental pollution, and the community participates in development as well as
the impacts of industrial activities.
Keywords: Industry, Influence, Social Effects, Economic Effects
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan kasih
karunia-Nya bagi penulis, sehingga segala usaha dan perjuangan yang dihadapi,
penulis dapat menyelasaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Keberadaan Industri PT
Krakatau Posco Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon”.
Skripsi ini dibuat dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd, Selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus dosen pembimbing I. Terima
kasih atas segala arahan, bimbingan serta masukan yang diberikan kepada
penulis.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si, sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ix
4. Bapak Imam Mukhroman, S.Sos, M.Si, sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Listyaningsih, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
8. Bapak Leo Agustino, PhD, selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas
segala arahan, bimbingan serta masukan yang diberikan selama ini.
9. Bapak Dr. Dirlanudin, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik Program
Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
10. Teruntuk Almarhum Papa, Mama serta Adik yang senantiasa selalu
memberikan semangat dan dukungan tiada henti, dan doa yang selalu engkau
berikan kepada penulis.
11. Ramdan Sutrisna yang selalu memberikan semangat dan doa setiap hari
kepada penulis, sekaligus partner terbaik.
12. Untuk sahabat-sahabat SMA penulis Lidia, Suheni, Siti Mega, dan Rafatia
yang selalu mengingatkan dan memberi semangat bagi penulis.
x
13. Untuk sahabat-sahabat Kelas A Administrasi Negara 2012 (Dian, Utut, Etin,
Dilon, Galih) serta kawan-kawan kelas A angkatan 2012 Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang saling membantu
semoga sehat dan sukses selalu.
14. Untuk Seluruh Keluarga Serikat Eksekutif Muda Untirta (SEMUT) Anggi,
Dina, Soffal, Gebi, Ka Akmal dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, yang telah memberikan motivasi dan dukungan untuk penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis meminta maaf apabila masih banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengharapkan segala masukan
baik kritik maupun saran dan pembaca yang dapat membangun demi
penyempurnaan skripsi ini.
Serang, Januari 2019
Fani Andiani
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 17
1.3 Batasan Masalah .................................................................................................. 17
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................... 17
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 18
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori .................................................................................................... 20
2.1.1 Konsep Industri .................................................................................... 21
2.1.1.1 Teori Lokasi Industri ............................................................. 22
2.1.2 Konsep dan Tujuan Industrialisasi ....................................................... 24
2.1.2.1 Unsur-Unsur Industrilisasi .................................................... 25
xii
2.1.2.2 Faktor Pendorong Industrialisasi ........................................... 26
2.1.2.3 Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Indonesia .......... 27
2.1.3 Konsep Industri Berwawasan Lingkungan .......................................... 27
2.1.4 Fungsi Lingkungan Hidup ................................................................... 30
2.1.5 Konsep Pembangunan .......................................................................... 31
2.1.6 Indikator Keberhasilan Pembangunan ................................................. 36
2.1.7 Analisis Dampak Pembangunan .......................................................... 39
2.1.8 Konsep Dampak Sosial Ekonomi ........................................................ 40
2.1.9 Eksternalitas ......................................................................................... 40
2.1.10 Penetapan Komponen Sosial Ekonomi .............................................. 41
2.1.11 Lingkungan Sosial .............................................................................. 43
2.1.12 Komponen Pokok Lingkungan Sosial ................................................ 44
2.1.13 Indikator Kualitas Lingkungan Sosial ................................................ 46
2.1.14 Lingkungan Ekonomi ......................................................................... 47
2.1.15 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 48
2.1.16 Pengertian Persepsi ............................................................................ 49
2.1.17 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................................. 52
2.1.18 Pengertian Masyarakat ....................................................................... 54
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 56
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................................... 59
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metodologi Penelitian ............................................................... 62
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ........................................................................ 63
3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................................. 63
3.4 Variabel Penelitian .............................................................................................. 63
3.4.1 Definisi Konsep .................................................................................... 63
3.4.2 Definisi Operasional ............................................................................. 64
xiii
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................................ 65
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 67
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 70
3.7.1 Uji Validitas dan Realibilitas ............................................................... 71
3.7.2 Uji Normalitas ...................................................................................... 74
3.7.3 Uji Regresi ........................................................................................... 75
3.7.4 Uji Signifikansi .................................................................................... 76
3.7.5 Uji Koefisien Determinasi ................................................................... 76
3.8 Jadwal Penelitian ................................................................................................. 78
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek penelitian .................................................................................. 79
4.1.1 Gambaran Umum ................................................................................. 79
4.1.2 Visi dan Misi Kelurahan Kubangsari ................................................... 80
4.2 Deskripsi Data Penelitian ..................................................................................... 82
4.2.1 Data Pribadi Responden ....................................................................... 83
4.2.1.1.1 Jenis Kelamin Responden .................................................. 84
4.2.1.1.2 Umur Responden ................................................................ 84
4.2.1.1.3 Pendidikan Terakhir Responden ........................................ 85
4.3 Pengujian Syarat Statistik ................................................................................... 85
4.3.1 Uji Validitas ......................................................................................... 85
4.3.2 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 88
4.3.3 Uji Normalitas ...................................................................................... 90
4.4 Analisis Data Penelitian ...................................................................................... 92
4.4.1 Deskripsi Data Variabel X (Keberadaan Industri) ............................... 92
4.4.2 Deskripsi Data Variabel Y (Kondisi Sosial Ekonomi) ...................... 100
4.5 Uji Hipotesis ..................................................................................................... 130
4.5.1 Uji Korelasi ........................................................................................ 130
4.5.2 Uji T-test ............................................................................................ 132
xiv
4.5.3 Uji Regresi ......................................................................................... 133
4.5.4 Hasil Analisis Regresi Sederhana (Simple Regression) ..................... 134
4.5.5 Uji Hipotesis Regresi ......................................................................... 134
4.6 Pembahasan ........................................................................................................ 136
4.7 Persepsi Masyarakat Kubangsari terhadap Keberadaan Industri ...................... 150
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 154
5.2 Saran .................................................................................................................. 155
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Industri di Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Banten ....................... 8
Tabel 1.2 Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah Kota Cilegon ...................... 9
Tabel 1.3 Kewarganegaraan Asing yang Bekerja di Kota Cilegon ........................... 11
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................. 64
Tabel 3.2 Skorsing/Nilai............................................................................................. 66
Tabel 3.3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ................... 73
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian........................................................................................ 78
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X .................................................................. 86
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas variabel Y ................................................................... 86
Tabel 4.3 Reliability Statistic Variable X ................................................................... 88
Tabel 4.4 Reliability Statistic Variable Y .................................................................. 89
Tabel 4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................................... 91
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y ............................... 131
Tabel 4.7 Tingkat Kekuatan Hubungan Koefisien Korelasi ................................... 131
Tabel 4.8 Uji Regresi Variabel X terhadap Variabel Y .......................................... 133
Tabel 4.9 Coefficients Alpha ................................................................................... 134
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Variabel X terhadap Variabel Y ............................ 135
Tabel 4.11 Kriteria Penilaian Berdasarkan Rata-rata Skor ..................................... 139
Tabel 4.12 Skor Dimensi Variabel X ...................................................................... 139
Tabel 4.13 Skor Dimensi Variabel Y ...................................................................... 142
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ....................................................................... 60
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Kubangsari ........................................... 81
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Kubangsari 82
Gambar 4.3 Data Variabel X ..................................................................................... 93
Gambar 4.4 Data Variabel Y ................................................................................... 100
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden .................................................................... 84
Diagram 4.2 Umur Responden .................................................................................. 84
Diagram 4.3 Pendidikan Terakhir Responden .......................................................... 85
Diagram 4.4 Masyarakat Kubangsari merasa terganggu akibat dengan keberadaan
industri PT Krakatau Posco ........................................................................... 93
Diagram 4.5 Masyarakat Kubangsari setuju dengan keberadaan industri PT Krakatau
Posco di daerah ini ........................................................................................ 94
Diagram 4.6 Keberadaan industri PT Krakatau Posco membuat kehidupan
masyarakat Kubangsari menjadi lebih baik .................................................. 95
Diagram 4.7 Masyarakat Kubangsari setuju dengan pembangunan industri PT
Krakatau Posco di daerah ini ........................................................................ 96
Diagram 4.8 PT Krakatau posco sering melakukan kegiatan industri untuk
masyarakat Kubangsari ................................................................................. 97
Diagram 4.9 Kegiatan industri PT Krakatau Posco positif dan berguna bagi
masyarakat Kubangsari ................................................................................. 98
Diagram 4.10 Dampak yang ditimbulkan keberadaan industri PT Krakatau posco
menimbulkan dampak yang positif bagi masyarakat Kubangsari ................. 99
Diagram 4.11 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh
terhadap penambahan jumlah penduduk Kubangsari ................................. 101
Diagram 4.12 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak terhadap
perkembangan umur penduduk Kubangsari ................................................ 102
Diagram 4.13 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh
terhadap kesenjangan perbandingan jenis kelamin penduduk Kubangsari . 103
xviii
Diagram 4.14 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh
terhadap migrasi masuk penduduk di wilayah Kubangsari ......................... 104
Diagram 4.15 Pengaruh terhadap migrasi masuk penduduk besar di wilayah
Kubangsari akibat dengan adanya keberadaan industri .............................. 105
Diagram 4.16 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh
terhadap migrasi keluar penduduk di wilayah Kubangsari ......................... 106
Diagram 4.17 Pengaruh terhadap migrasi keluar penduduk besar di wilayah
Kubangsari akibat dengan adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco .....
107
Diagram 4.18 Penduduk Kubangsari yang pindah jauh dari tempat asal mereka ... 108
Diagram 4.19 Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi perkembangan
ekonomi masyarakat Kubangsari ................................................................ 109
Diagram 4.20 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh yang
buruk terhadap perkembangan ekonomi masyarakat Kubangsari .............. 110
Diagram 4.21 Perubahan perkembangan ekonomi masyarakat mempengaruhi
persaingan sosial dan perubahan gaya hidup masyarakat akibat keberadaan
industri PT Krakatau Posco ......................................................................... 111
Diagram 4.22 Keberadaan industri PT Krakatau Posco menambah jumlah
pengangguran masyarakat Kubangsari ....................................................... 112
Diagram 4.23 PT Krakatau Posco berprilaku adil terhadap perekrutan karyawan yang
harusnya didomisili oleh penduduk lokal ................................................... 113
Diagram 4.24 Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi terhadap
jumlah lapangan pekerjaan di wilayah Kubangsari .................................... 114
Diagram 4.25 Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi struktur
ekonomi kota Cilegon ................................................................................. 115
Diagram 4.26 Masyarakat Kubangsari mempunyai kehidupan yang sudah sejahtera
sebelum adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco ........................... 116
Diagram 4.27 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh
terhadap pendapatan masyarakat Kubangsari ............................................. 116
xix
Diagram 4.28 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh yang
rendah terhadap pendapatan masyarakat Kubangsari ................................. 117
Diagram 4.29 Mata pencaharian masyarakat Kubangsari rata-rata sebagai petani
sebelum adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco ........................... 118
Diagram 4.30 Terjadinya perubahan mata pencaharian masyarakat Kubangsari setelah
adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco ......................................... 119
Diagram 4.31 Adanya pola perubahan dari kebiasaan masyarakat Kubangsari dalam
bidang kesehatan sebelum adanya keberadaan industri PT Krakatau
Posco ................................................................................................ 120
Diagram 4.32 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak terhadap
kesehatan masyarakat Kubangsari .............................................................. 120
Diagram 4.33 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak yang
negatif terhadap kesehatan masyarakat Kubangsari .................................... 121
Diagram 4.34 Keberadaan industri PT Krakatau Posco menyebabkan pola hidup
kesehatan masyarakat Kubangsari menjadi tidak sehat akibat adanya polusi
yang disebabkan oleh kegiatan industri ...................................................... 122
Diagram 4.35 Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi jumlah
ketersediaan air bagi masyarakat Kubangsari ............................................. 123
Diagram 4.36 Masyarakat Kubangsari sempat mengalami kesulitan mendapatakan air
setelah adanya keberadaan industri PT Krakatau posco ............................. 124
Diagram 4.37 Masyarakat Kubangsari tetap mendapatkan akses air setelah adanya
keberadaan industri PT Krakatau Posco ...................................................... 124
Diagram 4.38 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan masyarakat Kubangsari menjadi banjir ..................... 125
Diagram 4.39 Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi jumlah
ketersediaan lahan bagi masyarakat Kubangsari ......................................... 126
Diagram 4.40 Masyarakat Kubangsari sebagian besar menjual lahannya kepada PT
Krakatau Posco secara murah dan paksa ..................................................... 126
xx
Diagram 4.41 Masyarakat Kubangsari tetap memiliki lahan setelah adanya
keberadaan industri PT Krakatau Posco ...................................................... 127
Diagram 4.42 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan masyarakat Kubangsari yaitu polusi tanah ................ 128
Diagram 4.43 Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi jumlah
ketersediaan udara bersih bagi masyarakat Kubangsari .............................. 128
Diagram 4.44 Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan masyarakat Kubangsari yaitu polusi udara ................ 129
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Revolusi industri, tentu kita sudah mengenal istilah tersebut dan tak asing
lagi di telinga kita. Pada mulanya revolusi industri dimulai pada tahun 1750-1850
atau tepatnya pada abad 18an yang terjadi selama kurun waktu satu abad
dipelopori oleh Negara Inggris dimana alat-alat yang bersifat konvensional mulai
digantikan dengan alat yang lebih modern dengan menggunakan mesin. Pada kala
itu menggunakan mesin uap sebagai pengoperasian mesin seperti alat pemintal,
pembangkit mesin, dimaksudkan untuk mempermudah dan mengefisiensikan
waktu. Dari revolusi industri pula lah banyak terciptanya alat modern, lapangan
pekerjaan dan mensejahterakan masyarakat Inggris khususnya. Revolusi
industripun berkembang pesat hingga terdengar gaungnya keseluruh dunia
dimulai dari Eropa Barat, Amerika Utara dan Jepang dan perkembangannya masih
berlangsung dan dirasa hingga pada saat ini. Inggris begitu gencarnya
membangun industri hingga berdiri banyak industri sampai-sampai asap hitam
yang membumbung ke udara sebagai hasil pembuangn dari industri mampu
menutupi sebagian kawasan Negara tersebut sehingga Inggris dijuluki Negara
hitam.
2
Mengapa roda kehidupan yang bergairah ini berawal di Inggris dan bukan
di negara Eropa daratan? Alasan pertama adalah negeri Inggris negara kaya,
3
kemudian sirkulasi dagangnya yang ramai dengan perdagangan budak,
perampokan, peperangan. Alasan kedua, warga inggris adalah warga pelaut.
Mereka dapat melakukan transakasi barang dagangan dengan berbagai negara di
dunia, baik itu di Eropa daratan maupun negara-negara di Asia. Ruang lingkup
lintasan dagang mereka yang luas menjadikan Inggris negeri yang dinamis dan
terkaya di masa itu. Alasan lain adalah karena di negeri ini semangat ilmu
pengetahuan yang berkembang pesat. Newton ahli fisika, memberi inspirasi
tersendiri pada kaum intelektual Inggris. Kemudian hampir semua filusuf-filusuf
empiris muncul di Inggris seperti Bacon, Locke. Pemikiran para filusuf ini
memberi andil tertentu dalam perkembangan ilmu empiris di Inggris dan Eropa
pada umumnya.
Indonesia merupakan negara berkembang yang berupaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat dan
kemajuan bangsanya. Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang optimal,
Indonesia melaksanakan pembangunan secara terpadu dengan mengembangkan
wilayah regional. Hal tersebut perlu dilakukan karena Indonesia merupakan
sebuah negara kepulauan yang sangat besar dengan pulau-pulau dalam jumlah
yang sangat banyak, juga memiliki ragam budaya dan wilayah regional. Berbagai
perbedaan antar regional merupakan konsekuensi dari berbagai variasi dari
geofisik dasar, kondisi perkeonomian, distribusi sumber daya alam serta atribut
sosial masyarakat.
Pada dasarnya pembangunan sebuah daerah merupakan hal yang sangat
penting bagi masyarakat, karena dengan pembangunan daerah yang menjadi lebih
4
baik sudah pasti pendapatan yang diperoleh dari daerah tersebut akan meningkat
seiring dengan kemajuan orang-orang yang ada di daerah tersebut untuk dapat
mengolah hasil sumber daya alam yang ada disekitarnya.
Hal tersebut terkait konsep pembangunan berkelanjutan, yakni
pembangunan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan manusia saat ini
tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang.
Tujuan pembangunan di Indonesia yaitu mencapai kesejahteraan sosial
yang dijelaskan pasal 33 UUD 1945, yaitu:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama, berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup rakyat banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air serta kekayaan yang terkandung didalamnya, dikuasai negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pembangunan di Indonesia yang memberikan kontribusi besar terhadap
pertumbuhan ekonomi ialah pembangunan pada bidang ekonomi. Pada
hakekatnya pembangunan ekonomi adalah usaha atau kebijakan yang bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperbesar kesempatan kerja,
meningkatkan pemerataan pembangunan, meningkatkan peran lembaga ekonomi,
dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sekunder
dan tersier. Jadi tujuan pembangunan nasional bukan hanya mengejar
5
pembangunan ekonomi yang tinggi saja melainkan juga memberikan penekanan
pada aspek pendapatan masyarakat dan pemerataan.
Pembangunan yang berhasil menunjukan bahwa perlunya pembangunan
yang seimbang yang ditekankan pada keuntungan yang akan diperoleh dari
adanya saling ketergantungan yang efisien dari berbagai sektor, yaitu sektor
industri, sektor pertanian, dan sektor jasa. Dimana akan timbul banyak masalah
jika pembangunan itu hanya dipusatkan pada satu sektor saja. Tanpa adanya
keseimbangan pembangunan antara berbagai sektor dan akan menyebabkan
adanya ketidakstabilan terhadap berbagai kegiatan ekonomi sehingga proses
pembangunan menjadi terhambat.
Pembangunan sektor industri merupakan bagian internal dari
pembangunan nasional yang secara potensial memberikan kontribusi yang besar
bagi perekonomian Indonesia. Adanya pembangunan di sektor industri semakin
menunjukkan adanya peranan yang sangat berarti dimana sektor industri mampu
menumbuhkan sektor pertanian dan kegiatan jasa yang semakin meluas. Dengan
adanya pembangunan di sektor industri pertumbuhan perekonomian di Indonesia
semakin meningkat sehingga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
perekonomian.
Perkembangan pembangunan industri yang pada saat ini begitu tinggi
membuat pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian yang sebelumnya dijadikan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri. Dalam Undang-
6
Undang tersebut terdapat beberapa peraturan mengenai berbagai proses perizinan
industri, standar industri, dan lain-lain.
Sektor industri merupakan salah satu usaha guna mendukung pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Sektor ini diarahkan untuk menciptakan struktur
ekonomi kokoh dan lebih seimbang yaitu struktur ekonomi dengan titik berat
industri yang maju didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Dengan
pemahaman tersebut berarti industrialisasi merupakan satu fase dari keseluruhan
pembangunan ekonomi. Di dalam sektor industri terdapat dua fase pendekatan
yaitu pendekatan yang bersifat dualitis yakni memandang perekonomian
tradisional sebagai alternatif yang bersaing, dan merancang impor dengan
mengingat produktivitas industri. Pendekatan yang kedua yaitu dengan mobilisasi
sektor tradisional dalam perekonomian untuk melayani tugas industri.
Pendekatan tersebut dapat diasumsikan bahwa rakyat yang hidup di
daerah-daerah pedesaan merupakan angkatan kerja potensial. Dengan demikian
kebijakan ekonomi harus berpusat pada pengendalian dan pemanfaatan sektor-
sektor tradisional yang belum berkembang demi pertumbuhan dan industrialisasi.
Untuk merangsang sektor industri kondisi daerah harus disesuaikan dengan
perkembangan wilayah serta potensi yang dimiliki oleh wilayah yang
bersangkutan dengan tetap memperhatikan aspek peningkatan pendayagunaan
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber pembangunan lainnya serta
kelayakan ekonomi dan tata ruang. Berbagai aspek yang menyangkut potensi
daerah serta hal-hal yang mendukung ke arah efesiensi pelaksanaan serta
produktivitas industri. Menyikapi hubungan tersebut, maka banyak peluang bagi
7
para usahawan untuk turut serta menanam modalnya dengan mendirikan berbagai
pabrik yang memproduksi berbagai hasil industri.
Industrialisasi sebagai suatu aspek pembangunan akan dapat mengubah
struktur dan fungsi sosial masyarakat. Artinya industrialisasi bukan hanya mampu
menaikan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, melainkan juga menimbulkan
hal-hal lain pada kehidupan masyarakat seperti pertambahan penduduk yang
cukup tinggi sebagai akibat datangnya penduduk dari daerah lain yang berfungsi
sebagai tenaga kerja di pabrik-pabrik, terjadi pola pergeseran ekonomi
masyarakat, pergeseran pola hidup, pencemaran lingkungan serta masalah-
masalah lain yang secara nyata. Permasalahan-permasalahan yang diakibatkan
oleh industrialisasi merupakan suatu dampak yang harus diterima masyarakat di
Indonesia demi aspek pembangunan yang berkembang. Permasalahan-
permasalahan yang muncul akibat adanya industrialisasi di kota-kota besar atau
kabupaten umumnya hampir sama yaitu yang berdampak pada ekonomi dan sosial
masyarakat sekitarnya.
Berlatar belakang permasalahan-permasalahan yang utama pada
pembangunan industri yaitu permasalahan pencemaran lingkungan maka
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk
mengurangi dampak pencemaran akibat pembangunan industri. Masalah
pencemaran lingkungan merupakan masalah yang utama dalam pembangunan
industri. Limbah yang dihasilkan oleh industri tak sebanding dengan kontribusi
industri tersebut kepada masyarakat untuk meningkatkan ekonomi sekitar
8
sehingga dengan pembangunan industri tersebut akan memunculkan masalah baru
lagi masyarakat sekitar. Masalah tersebut tidak akan terasa dalam jangka yang
pendek, melainkan masalah tersebut akan terasa pada jangka atau waktu yang
lama. Untuk menangani masalah tersebut, pemerintah daerah tentu berperan
penting dalam melakukan pengawasan terhadap daerahnya. Berlatar belakang
tersebutlah pemerintah pusat mengeluarkan otonomi daerah.
Seiring datangnya era otonomi daerah pemerintah mengatur regulasinya
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah maka setiap daerah memiliki hak untuk mengelola sendiri
segala urusan pemerintahannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di
daerahnya. Maka pemerintah daerah juga memiliki kewenangan dalam mengelola
kawasan industri yang dimiliki daerahnya dalam upaya mencapai kesejahterasaan
masyarakat, karena otonomi daerah pada prinsipnya bertujuan untuk memacu
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat,
menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat serta peningkatan
pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu secara nyata, dinamis,
dan bertanggungjawab.
Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki industri terbesar di
Indonesia ialah provinsi Banten. Banten mempunyai delapan Kota/Kabupaten
yang dimana terdapat beberapa industri. Industri yang ada di Banten terdiri dari
dua golongan yakni industri besar dan industri sedang. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik Provinsi Banten jumlah semua industri yang ada di Provinsi Banten
9
berjumlah 1.570 perusahaan/industri baik besar maupun sedang. Berikut adalah
Tabel Jumlah Industri Kabupaten-Kota di Provinsi Banten pada tahun 2010
sampai 2014.
Tabel 1.1
Jumlah Industri di Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Banten
No Nama Tahun
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013
1 Kabupaten Pandeglang 13 12 12 11
2 Kabupaten Lebak 17 16 17 18
3 Kabupaten Tangerang 704 689 682 695
4 Kabupaten Serang 143 144 144 152
5 Kota Tangerang 583 563 555 561
6 Kota Cilegon 76 77 77 77
7 Kota Serang 23 23 21 19
8 Kota Tangerang Selatan 61 59 62 57
Provinsi Banten 1620 1582 1570 1570
Sumber: Badan Pusat statistik Provinsi Banten, 2014
Wilayah Provinsi Banten mempunyai posisi strategis pada lintas
perdagangan internasional dan nasional. Secara ekonomi wilayah Banten
mempunyai banyak industri. Salah satu wilayah di Banten yang berperan dalam
pembangunan ekonomi di sektor industri yaitu wilayah Cilegon. Kota Cilegon
dalam perkembangan telah memperlihatkan kemajuan yang pesat diberbagai
bidang, baik bidang fisik, sosial maupun ekonomi. Hal ini tidak saja memberikan
dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan, tetapi perlunya memberikan gambaran
10
mengenai perlunya dukungan kemampuan dan potensi wilayah untuk
menyelenggarakan otonomi daerah. Kota Cilegon, pesat dengan perkembangan
industrinya. Kota yang terletak di Provinsi Banten ini dikenal sebagai kota
industri, dan menjadi pusat industri di kawasan Banten bagian barat. Sehingga
mengubah mata pencaharian penduduknya, yang awalnya bermata pencaharian di
sektor pertanian menjadi di sektor industri. Hal tersebut dapat terlihat pada
kontribusi Industri pengolahan terhadap pendapatan daerah, sebagaimana tabel 1.2
Tabel 1.2
Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah (Harga Konstan)
Kota Cilegon
Sektor/Lapangan Usaha Kontribusi PDRB (Persen)
2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian 2,52 2,42 2,3 1,71 1,61
Pertambangan 0,09 0,09 0,09 0,07 0,13
Industri Pengolahan 62,99 61, 99 60,57 72,47 72,47
Listrik dan Air Bersih 8,76 8,26 8,01 5,57 5,83
Bangunan 0,45 0,45 0,45 0,33 0,33
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 12,77 14,00 15,42 11,45 11,73
Angkutan/Komunikasi 8,24 8,38 8,41 5,07 4,98
Bank/Keu/Perum 2,76 2,89 3,08 2,22 2,24
Jasa 1,43 1,52 1,64 1,12 1,13
Total 100 100 100 100 100
Laju Pertumbuhan - 5 5 48 7
Sumber:http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/ekonomipdrb.php?ia=367
2&is=3
11
Dari tabel 1.2 Industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar dalam
pembentukan PDRB. Dimana 70%an PDRB disumbang oleh industri pengolahan.
Pada tahun 2007 hingga 2011 mengalami kenaikan hampir 10% hanya pada
rentang 5 tahun, yang sebelumnya berkontribusi sebesar 62,99 menjadi 72,47%,
sedangkan sektor yang lain hampir sebagian besar mengalami penurunan pada
kontribusi PDRB.
PT. Krakatau Steel merupakan industri yang melingkupi pabrik-pabrik
baja hilir bersekala besar. Tujuan dari pendirian PT.Krakatau Steel yaitu untuk
membangun industri baja nasional yang mampu berperan sebagai salah satu unsur
utama penunjang pertumbuhan industri baja pada khususnya dan pertumbuhan
ekonomi pada umunya. Tujuan idiil yang harus dicapai oleh PT.Krakatau Steel
adalah menjadi salah satu pusat keunggulan dibidang industri baja, dalam arti bisa
menjadi tulang punggung dalam rangka memenuhi kebutuhan besi dan baja
nasional dengan kemampuan sendiri.
Perusahaan baja POSCO (Pohang Steel Coorporation) yang didirikan
tahun 1968, telah bertumbuh menjadi perusahaan papan atas di industri baja dunia
dalam tempo tiga dekade, POSCO memproduksi sekitar 28 juta ton baja setiap
tahunnya dan digunakan dilebih dari 60 negara. Perusahaan ini telah
menggunakan teknologi otomatis pada pabrik-pabrik bajanya yang berlokasi di
Kota Pelabuhan Pohang dan Gwangyang di Korea Selatan, sebagai jaringan
produksi berbagai jenis produk termasuk hot rolled coil, cold rolled sheet, plate
wire rod, electrical steel, dan stainless steel.
12
Dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan baja nasional maupun
internasional, maka kedua perusahaan baja ini bermitra dan mendirikan sebuah
Industri baja terpadu dengan nama PT. Krakatau Posco. Industri ini bergerak
dalam bidang intergrated steel plant.
Pembangunan industri PT. Krakatau Posco akan memberikan dampak bagi
kehidupan masyarakat Kota Cilegon. Dari segi ekonomi akan memberikan
stimulan bagi perekonomian Kota Cilegon dan Banten, baik dalam menciptakan
lapangan pekerjaan, kesempatan-kesempatan usaha baru maupun meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan Surat BKPM Nomor
231/1/IP/PMA/2010 Pembangunan PT.Krakatau Posco diperkirakan akan
memberikan dampak positif dengan nilai investasi pembangunan untuk tahap
pertama sebesar US$2.844.000.000,00 dengan total investasi mencapai 6 USD
dan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 2.146 dari 1.717 laki-laki dan
429 perempuan.
PT.Krakatau Posco tidak hanya memberikan perubahan ekonomi saja pada
Kota Cilegon, namun menimbulkan perubahan dari segi kependudukan, sosial
budaya maupun lingkungan hidup. Permasalahan sosial pada segi kependudukan
mulai banyaknya penduduk asing yang tinggal di Kota Cilegon, sebagaimana
tabel berikut.
Tabel 1.3
Kewarganegaraan Asing yang Bekerja di Kota Cilegon
No. Nama Negara 2012 Jan 2013-Maret 2014
13
1 Amerika Serikat 2 2
2 Argentina - 2
3 Australia - 2
4 Austria 42 20
5 Belanda - 1
6 Belgia 5 7
7 Britania Raya - 23
8 China 9 390
9 Filipina 11 31
10 India 36 114
11 Inggris 12 5
12 Iran, Republik Islam - 3
13 Italia 1 12
14 Jepang 141 326
15 Jerman 16 40
16 Korea Selatan 447 1.342
17 Kroasia 1 -
18 Malaysia 14 50
19 Mesir - 2
20 Perancis 2 2
21 Polandia 9 2
22 Republik Ceko - 1
23 Rumania - 4
24 Rusia 7 7
25 Singapura 7 11
26 Slovenia - 2
27 Spanyol - 1
28 Taiwan 3 23
29 Thailand 3 5
30 Turki - 16
14
31 Ukraina 1 5
32 Vietnam - 9
TOTAL 769 2439
(Sumber: diolah dari berbagai sumber, 2014)
Dari tabel 1.3 Korea Selatan merupakan jumlah warga terbanyak yaitu 447
pada tahun 2012 dan melonjak menjadi 1.342 orang hingga Maret 2014
dibandingkan warga berkebangsaan lain. Hal tersebut dapat dikarenakan PT.
Kratakau Posco yang 70% sahamnya dipegang oleh Pohang Iron Steel Company
Korea Selatan (Posco). Sehingga adanya kekhawatiran perubahan sosial budaya
dengan adanya kebijakan warga negara asing yang tinggal berbaur dengan
penduduk setempat terutama masyarakat Kubangsari. Karena secara geografis
letak PT. Krakatau Posco terletak di Kelurahan Kubangsari Kecamatan Ciwandan.
Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon
berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota Cilegon dikenal
sebagai kota industri. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah Kota Baja mengingat
kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara karena sekitar 6 juta
ton baja dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon.
Kota Cilegon memiliki 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Cilegon, Kecamatan
Ciwandan, Kecamatan Pulo Merak, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Purwakarta,
Kecamatan Grogol, Kecamatan Citangkil, dan Kecamatan Jombang. Kecamatan
Ciwandan adalah wilayah Pemekaran Anyer dan Pulomerak. Ciwandan
merupakan kecamatan yang paling banyak industri & perusahaan besar dibanding
dengan kecamatan lain di Cilegon. Tapi jumlah Keluarga Miskin (Gakin) di
15
Kecamatan Ciwandan mencapai 2.756 rumah tangga sasaran (RTS). Jumlah ini
paling tinggi dibandingkan kecamatan lain di Kota Cilegon. Hal ini dapat dilihat
dari data RTS penerima program bantuan beras untuk rakyat miskin (Raskin)
berdasarkan Keputusan Walikota Cilegon Nomor 501/Kep-31 BPMKP/2011
tentang Pagu Alokasi Penyaluran Beras untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)
tahun 2011.
Perusahaan PT. Krakatau Posco mempunyai kepedulian terhadap
masyarakat sekitarnya berupa program-program yang telah disusun untuk jangka
waktu yang berkelanjutan seperti dengan menyediakannya mobil kesehatan
keliling. Menurut warga Kelurahan Kubangsari yang saya wawancarai pada
tanggal 20 Juni tahun 2017 di Kecamatan Ciwandan yang bernama Bapak Zaenal
mobil kesehatan keliling tersebut sudah berjalan, namun belum optimal. Hal
tersebut dikarenakan minimnya jumlah mobil yang disediakan oleh pihak
perusahaan dan semenjak diberlakukannya program mobil keliling tersebut, hanya
beroperasi dua kali saja sejak program ini diluncurkan dalam waktu dua tahun
yang lalu tahun 2017.
Perusahaan patungan Krakatau Steel dan Pohang Steel Corporation
(Posco) asal Korea Selatan ini menyerap 100 ribu tenaga kerja. Perusahaan
patungan bernama Krakatau Posco tersebut akan segera membangun pabrik baja
yang akan memproduksi 3 juta ton slab per tahun mulai akhir 2013. Lalu juga
akan menghasilkan plat baja sebanyak 1,5 juta ton untuk kebutuhan pasar dalam
negeri dan sisanya untuk kebutuhan produksi Krakatau Steel dan Posco.
16
Kebutuhan pasar dalam negeri untuk produk baja diperkirakan meningkat 12%
sampai 15% per tahun. Konsumsi baja per kapita diantisipasi akan meningkat dari
48 kg di 2010, menjadi 57 kg di 2015. Dengan berdirinya pabrik ini diharapkan
akan menyerap tenaga kerja dari lokal. Pemkot Cilegon dan PT. Krakatau Posco
telah menyetujui kesepakatan dan memberikan kesempatan kerja kepada pegawai
buruh yang diutamakan penduduk lokal pada tahun 2012.
Namun pada kenyataannya, menurut Narasumber Bapak Zaenal salah satu
tokoh masyarakat Kubangsari, Krakatau posco dibagi menjadi 3 bagian daerah
yaitu Kelurahan Kubangsari, Kelurahan Samangraya, dan Kelurahan Tegalratu
yang letaknya sangat berdekatan dengan Perusahaan Krakatau Posco tersebut,
tetapi masyarakat sekitar masih banyak yang belum terkena dampak dari
penyerapan tenaga kerja PT. Krakatau Posco. Dari jumlah pegawai Krakatau
posco yang berjumlah 2009, hanya sekitar 25% saja yang berasal dari wilayah
Kubangsari yaitu berjumlah 372 orang sebagai pegawai tetap PT Krakatau Posco.
Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya industri bagi kondisi
ekonomi di antaranya perubahan mata pencaharian dan daya serap tenaga kerja.
Dalam arti adanya industri yang didirikan di atas ladang pertanian atau
persawahan yang sebelumnya menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat
sekitar akan tetapi dengan adanya pembangunan industri lahan mereka menjadi
tergerus dan berubah sehingga masyarakat yang sudah tua dan tidak produktif
bekerja serta tidak tersaring oleh adanya industri mengalami kerugian dan
kehilangan mata pencahariannya, sehingga akan berdampak negatif pula pada
berkurangnya pendapatan.
17
Kehadiran industri telah menyebabkan kerja sama tidak hanya terbatas
dalam lingkungan komunitas mereka sendiri, tetapi sudah melibatkan orang luar
terutama dengan pihak perindustrian. Dalam persaingan yang sangat nyata adalah
persaingan dalam memperoleh kesempatan untuk dapat bekerja pada PT Krakatau
Posco. Menurut pendapat ibu Laksmi yang diwawancarai pada tanggal 24 Maret
2017, demikian juga dalam memugar dan memperbaiki rumah yang diganti
dengan bangunan yang lebih kuat, besar dan permanen serta adanya persaingan
dan perubahan gaya hidup dalam membeli barang-barang konsumtif seperti
televisi, VCD, radio tape recorder, sepeda, dan sepeda motor. Dengan demikian
kehadiran industri telah menyebabkan munculnya kompleksitas persaingan sosial
dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Pembangunan PT.Krakatau Posco menimbulkan kerugian bagi masyarakat
sekitar pabrik yaitu tercemarnya Sumber Daya Alam (SDA) berupa banjir yang
diakibatkan banyak saluran dan persawahan sebagai pembuangan air saat ini telah
ditimbun dijadikan area pabrik hal ini dikarenakan pembangunan pabrik PT.
Krakatau Posco tidak memenuhi persyaratan AMDAL. Selain menyebabkan
banjir, saluran pembuangan udara hasil produksi PT. Krakatau Posco tidak
tersikulasi dengan baik, asap yang dihasilkan menyebabkan polusi sejauh 5 KM
yang berdampak pada warga Kelurahan Kubangsari Kecamatan Ciwandan.
Pengaruh industri terhadap kesehatan, adanya pencemaran kualitas udara dari
industri yang bersumber dari pabrik, yang berefek samping pada kesehatan
khususnya pernapasan dan ISPA.
18
Atas dasar latar belakang pemikiran diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan menulis Skripsi dengan judul: “Pengaruh Keberadaan
Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis mencoba mengidentifikasi
beberapa masalah yang berkaitan dengan Pengaruh Keberadaan Industri PT
Krakatau Posco Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon, yaitu:
1. Kurangnya penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat lokal
Kelurahan Kubangsari untuk melakukan pembangunan perusahaan PT.
Krakatau Posco.
2. Munculnya kompleksitas persaingan sosial dan perubahan gaya hidup
masyarakat.
3. Sumber Daya Alam (SDA) yang tercemar akibat adanya proses
pembuangan produksi yang dilakukan PT Krakatau Posco.
1.3 Batasan Masalah
19
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi ruang lingkup
permasalah pada Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh keberadaan industri PT Krakatau Posco?
2. Seberapa besar tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan
Kubangsari?
3. Seberapa besar Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari
Kota Cilegon?
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap bentuk tindakan atau langkah yang terencana sudah mempunyai
tujuan tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan ini,
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota
Cilegon.
1.6 Manfaat Penelitian
20
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini dapat dikatakan masing-masing
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1. Menambah ilmu pengetahuan penelitian yang dilaksanakan sehingga
memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu
administrasi negara khususnya dalam bidang Administrasi
Pembangunan dan Pembangunan Masyarakat serta pemerintahan
daerah.
2. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun
mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih
mendalam mengenai dampak kawasan Industri di suatu daerah.
b. Manfaat Praktis
1. Hasil dari penelitian ini berguna untuk memperdalam konsep
penerapan ilmu pengetahuan tentang administrasi pembangunan dan
pembangunan masyarakat serta pemerintahan daerah.
2. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi Petinggi-
Petinggi perusahaan PT. Krakatau Posco dalam meningkatkan
pembangunan yang mempertimbangkan aspek negatif dan positifnya.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi
pembaca pada penelitian selanjutnya.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
Deskripsi teori yakni menjabarkan penggunaan berbagai teori dan konsep
yang relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian, yang kemudian disusun
dengan teratur dan rapi untuk dapat membuat suatu hipotesis penelitian. Dengan
mengkaji berbagai teori dan konsep maka peneliti memiliki konsep penelitian
yang jelas, sehingga dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan,
serta dapat menemukan hasil penelitian yang tepat dan akurat. Selain itu, untuk
meningkatkan kualitas deskripsi teori, pembahasannya perlu dikaitkan dengan
hasil-hasil penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dengan demikian, maka
memunkinkan hasil penelitian tentang “Pengaruh Keberadaan Industri PT
Krakatau Posco Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon” menjadi lebih optimal dan akurat.
Penelitian ini sangat erat hubungannya dengan teori-teori yang digunakan
para ahli ilmu administrasi negara,
22
Ilmu administrasi pembangunan, ilmu sosial, dan ilmu-ilmu lainnya. Dalam hal
ini terutama dilihat dalam ilmu administrasi pembangunan yang mana berkaitan
dengan sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh pembangunan industri di suatu
daerah apakah pengaruh tersebut lebih banyak dampak positifnya atau bahkan
lebih banyak dampak negatifnya. Dengan adanya pemaparan teori-teori, maka
memungkinkan hasil penelitian yang dilakukan dapat mencapai hasil yang
optimal. Untuk itu dalam deskripsi teori ini, peneliti akan menuliskan teori-teori
yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
2.1.1 Konsep Industri
Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal
1 ayat 1 disebutkan bahwa perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang
bertalian kegiatan industri. Sedangkan industri adalah seluruh bentuk kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan baku dan / atau memanfaatkan sumber daya
industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya
mengutamakan upaya efesiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan
kelestariann fungsi lingkungan hiduop serta dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri
23
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh perusahaan kawasan industri.
Pada dasarnya kegiatan industri adalah mengolah masukan (Input) menjadi
keluaran (Output). Keluaran yang dihasilkan suatu industri adalah berupa produk
yang diinginkan beserta limbah. Limbah dapat bernilai ekonomis sehingga dapat
dijual atau dipergunakan kembali dan yang tidak bernilai ekonomis yang akan
menjadi beban lingkungan. Limbah ini dikeluarkan melalui media udara, air, dan
tanah yang merusak komponen ekosistem alam.
Tujuan didirikannya industri berdasarkan Undang-Undang Perindustrian
Nomor 3 Tahun 2014 pasal 3 yaitu sebagai berikut:
a. Mewujudkan industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian
nasional.
b. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur industri
c. Mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta industri
hijau
d. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah
pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan
yang merugikan masyarakat
e. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja
f. Mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah
Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional
g. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.
2.1.1.1 Teori Lokasi Industri
Penempatan lokasi industri mempunyai peranan yang sangat
penting, sebab akan mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas
proses dan kegiatan industri itu sendiri, lokasi industri dalam hal
24
ini kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau
setengah jadi, jadi diputuskan berdasarkan berbagai macam
orientasi,
Menurut Djamari membagi pemilihan lokasi menjadi golongan
yaitu:
a. Industri yang berorientasi kepada bahan mentah (Raw
Materials Oriented Manufactures.
b. Industri yang berorientasi kepada pasaran (Market Oriented
Manufactures).
c. Industri yang berorientasi kepada tenaga kerja (Labour
Oriented Manufactures).
d. Industri yang berorientasi kepada sumber tenaga/energi
(Power Oriented Manufactures).
Penyebaran lokasi industri ke daerah-daerah mempunyai arti
penting bagi pembangunan daerah yang dijadikan lokasi industri,
potensi yang ada dapat terolah dan dapat dimanfaatkan sebaik -
baiknya, baik itu potensi manusia maupun potensi alam, seperti
yang dikemukakan oleh Djamari yang mengemukakan:
Faktor-faktor yang bermacam-macam itu biasanya berinteraksi
satu sama lain tetapi suksesnya suatu industri biasanya bukan
karena semua faktor itu ada secara lengkap dan optimum pada
suatu wilayah. Tetapi dari sekian banyak faktor-faktor itu ada
sebagian faktor yang dominan, yang sangat menentukan, sehingga
suatu industri ditempatkan di tempat tertentu.
Sedangkan Djojodipuro mengemukakan bahwa:
Dalam teori weber, faktor yang mempengaruhi lokasi industri
yaitu biaya angkutan dan tenaga kerja yang merupakan faktor
regional yang bersifat umum dan faktor deglomerasi yang bersifat
lokal dan khusus. Sehingga dalam teori weber tersebut biaya
angkutan dianggap sebagai penentu utama lokasi industri; biaya
25
produksi tidak dianggap menentukan secara langsung, akan tetapi
lebih dilihat sebagai fungsi berat yang diangkut dan jarak yang
ditempuh.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
banyak faktor yang menunjang dalam keberdaan suatu industri,
namun biasanya ada faktor yang lebih dominan lainnya yang dapat
menentukan diamana suatu industri ditempatkan. Lokasi industri
sangat menentukan keberhasilan suatu industri, karena dalam
penentuan lokasi industri, gejala – gejala geografi suatu daerah
harus mempunyai kemampuan sebagai penunjang kegiatan industri
tersebut, selain hatus memperhatikan unsur tenaga kerja, bahan
mentah, pasaran, dan pengembangan wilayah.
2.1.2 Konsep dan Tujuan Industrialisasi
Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan
dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di
bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka
industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha
mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah
pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.
Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi,
budaya dan politik. Awal konsep industrialisasi revolusi industri abad 18 di
Inggris adalah dalam pemintalan dan produksi kapas yang menciptakan
26
spesialisasi produksi. Selanjutnya penemuan baru pada pengolahan besi dan mesin
uap sehingga mendorong inovasi baja, dan begitu seterusnya, inovasi-inovasi baru
terus bermunculan. Industri merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk
menjamin pertumbuhan ekonomi.
Menurut Boediono definisi Industrialisasi adalah: Proses percepatan
pertumbuhan produksi barang industri yang dilaksanakan didalam negri, yang
diimbangi dengan pertumbuhan yang serupa di bidang permintaannya (yang
berasal dari dalam negri sendiri maupun luar negri). Industrialisasi akan terhambat
apabila aspek produksinya atau aspek permintaanya atau keduannya terhambat
pertumbuhannya. (Ekonomi Internasional 1990).
Tujuan industrialisasi itu sendiri adalah untuk memajukan sumber daya
alam yang dimiliki oleh setiap Negara, dengan didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas, dengan industrialisasi ini maka, Negara berkembang
yang mampu memanfaatkannya dengan baik, maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.
2.1.2.1 Unsur-Unsur Industrialisasi
a) Masyarakat yang melakukan proses produksi dengan menggunakan
mesin
Seiring kemajuan zaman maka teknologi akan semakin
berkembang dan teknologi ini sangat berpengaruh terhadap besar
kecilnya barang yang akan di tawarkan. Adanya tekhnologi yang lebih
maju dan modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan
barang dan jasa selain itu dengan menggunakan mesin yang modern
akan menurunkan biaya produksi suatu barang atau jasa dan akan
memudahkan produsen. Dan dengan adanya teknologi mesin yang
canggih juga, dapat meningkatkan hasil produksi, serta
mengefesienkan waktu.
b) Berskala besar
Dengan adanya industrialisasi juga memberikan dampak
secara besar, yaitu dengan meningkatnya pendapatan masyarakat
dengan produksi yang besar.
c) Pembagian kerja teknis yang relatif kompleks dan menggunakan
tenaga kerja yang keterampilannya bermacam-macam.
27
Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk
pencapaian tujuan tentunya telah di tentukan. Keseluruhan
pekerjaan dan kegiatan yang telah di rencanakan tentunya perlu di
sederhanakan guna mempermudahkan bagaimana
pengimplementasikannya. Upaya untuk menyederhanakan dari
keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat
kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap
orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang
sederhana dan spesifik.
Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti pergantian teknik
produksi dari cara yang masih tradisional ke cara modern, yang
terkandung dalam revolusi industri. Dalam hal ini terjadi proses
transformasi, yaitu suatu perubahan masyarakat dalam segala segi
kehidupannya (Dharmawan).
Secara umum dampak positif dari adanya pembangunan industri
adalah:
1. Meningkatkan devisa Negara
2. Menyerap tenaga kerja
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
4. Terbukanya usaha-usaha di sector informal
2.1.2.2 Faktor Pendorong Industrialisasi (Perbedaan Intesitas dalam
Proses Industrialisasi Antar Negara)
1. Kemampuan teknologi dan inovasi.
2. Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita.
3. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang
awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen,
kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan
mengalami proses industrialisasi lebih cepat.
4. Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan
dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang
menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi.
5. Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti
tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang
diberikan.
28
6. Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih
lambat dalam industrialisasi.
7. Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea
masuk bagi industri.
2.1.2.3 Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Indonesia
Perkembangan industry manufaktur disetiap Negara juga dapat
digunakan untuk melihat perkembangan industry Negara itu secara
nasional, sejak krisis ekonomi dunia pada tahun 1998 dan perontokan
perekonomian nasional, perkembangan industri di Indonesia secara
nasional belum memperlihatkan perkembangan yang memuaskan.
Bahkan perkembangan industry nasional, khususnya industry
manufaktur, lebih sering merosot perkembangannya dibandingkan
dengan grafik peningkatannya.
Sebuah hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah
lembaga internasional terhadap prospek industry manufaktur di
berbagai Negara melihatkan hadil yang cukup memprihatinkan. Dari
60 negara yang menjadi obyek penelitian, posisi industry manufaktur
Indonesia berada diposisi terbawah bersama beberapa Negara asia
seperti Vietnam, riset yang meneliti aspek daya saing produk industry
manufaktur Indonesia dipasar global,menempatkan pada posisi
terendah.
2.1.3 Konsep Industri Berwawasan Lingkungan
29
Usaha pengendalian pencemaran dapat dilakukan melalui berbagai upaya.
Pembangunan industri di Indonesia lebih menitik beratkan pada aspek
pertumbuhan ekonomi telah menjadikan pertumbuhan di sektor lain tidak
seimbang. Aspek sosial-budaya dan aspek lingkungan seperti diabaikan. Setelah
muncul berbagai masalah barulah disadari bahwa pembangunan berkelanjutan
adalah suatu keharusan. Menurut Sofyan Effendi (dalam Wibawa 1991:14),
mendefinisikan pembangunan berkelanjutan adalah:
“Suatu proses pembangunan yang pemanfaatan sumber dayanya, arah
invesinya, orientasi pengembangan teknologinya dan perubahan
kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan dengan amat
memperhatikan potensi pada saat ini dan masa depan dalam pemenuhan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat”
Gagasan pembangunan berkelanjutan atau dikenal juga dengan
pembangunan berwawasan lingkungan secara bertahap mulai dimasukkan
kedalam kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari
diberlakukannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pengelolaan lingkungan yang selanjutnya direvisi dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan dan
direvisi kembali dengan Undang-undang 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan Lingkungan hidup.
Menurut Pasal 3 UU Nomor 32 Tahun 2009. Tujuan perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah:
1. Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup;
30
2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
3. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem;
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5. Mencapai kelestarian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan
hidup;
6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa
depan;
7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup
sebagai bagian dari hak asasi manusia;
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
10. Mengantisipasi isu lingkungan global.
Emil Salim (1990) dalam Hadi (2001) selanjutnya mengemukakan
beberapa resep strategis jika kosnep pembangunan berkelanjutan itu diterapkan
dalam konteks Negara-negara berkembang seperti Indonesia, antara lain:
1) Pembangunan berkelanjutan menghendaki penerapan perencanaan tata
ruang (Spatial Planning) misalnya pembangunan sumber daya alam yang
memperhatikan daya dukung lingkungan. Penempatan berbagai aktivitas
yang menggunakan sumber daya alam harus memperhatikan kapasitas
lingkungan alam dalam mengadopsi perubahan yang diakibatkan oleh
aktivitas pembangunan. Untuk itu sumber daya alam di suatu Negara
seyogyanya dibagi kedalam sumber yang harus dikonservasi dan sumber
yang bisa diekploitasi.
2) Perencanaan pembangunan menghendaki adanya standar lingkungan
seperti ambien untuk air permukaan, air bawah tanah, air laut dan udara di
kota dan daerah pedesaan. Dengan adanya standar, kegiatan industri tidak
diijinkan untuk membuat limbah melebihi buku mutu. Dengan standar itu
pula, kualitas lingkungan akan terjaga.
3) Penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Setiap
rencana usaha atau kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan harus dilengkapi dengan Analisis Dampak
Lingkungan (AMDAL). Setelah dampak penting diidentifikasi,
dipraktikan dan dievaluasi maka langkah selanjutnya adalah bagaimana
dampak tersebut dikelola dan dipantau.
4) Rehabilitasi kerusakan lingkungan khususnya di daerah yang kritis seperti
sungai-sungai yang menjadi tempat pembuangan dan di lahan kritis.
31
Program ini sempat berhenti dan dalam tahun 2001 akan dihidupkan
kembali dengan pola baru yang merupakan salah satu tujuan program
utama lingkungan hidup.
5) Usaha untuk memasukan pertimbangan lingkungan ke dalam perhitungan
ekonomi sebagai dasar untuk kebijakan ekonomi lingkungan.
Kebijaksanaan ekonomi yang menimbulkan dampak pada lingkungan
perlu dievaluasi. Kebijaksanaan sektoral didorong dengan memasukan
secara eksplisit variabel lingkungan.
Menurut Hadi (2001), pembangunan berwawasan lingkungan mengendaki
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Pembangunan itu sarat dengan nilai, dalam arti bahwa ia harus
diorientasikan untuk mencapai tujuan ekologis, sosial, dan ekonomi.
2. Pembangunan itu membutuhkan perencanaan dan pengawasan yang
seksama pada semua tingkatan.
3. Pembangunan itu menghendaki pertumbuhan kualitatif setiap individu dan
masyarakat.
4. Pembangunan membutuhkan pengertian dan dukungan semua pihak bagi
terselenggaranya keputusan yang demokratis.
5. Pembangunan membutuhkan suasana terbuka, jujur dan semua yang
terlihat senantiasa memperoleh informasi yang aktual.
2.1.4 Fungsi Lingkungan Hidup
Menurut Suparmoko, (2006:1-2) lingkungan hidup merupakan faktor
penting bagi kehidupan manusia karena ia memiliki tiga fungsi pokok, yaitu:
a. Sebagai penyedia barang mewah (sumber daya alam) yang akan diolah
lagi menjadi produk jadi, baik yang dapat dikonsumsi sebagai sandang,
pangan, papan maupun produk-produk alat produksi seperti mesin, pabrik,
jembatan dan sebagainya.
b. Lingkungan adalah sebagai sumber kesenangan yang sifatnya alami seperti
memberikan kesegaran karena adanya yang sejuk dan nyaman untuk
32
dihirup, menyediakan sinar matahari yang hangat, menyediakan pantai
yang bersih dan indah untuk keperluan rekreasi dan sebagainya.
c. Lingkungan menyediakan diri sebagai tempat untuk menampung dan
mengolah limbah secara alami.
Berdasarkan pengamatan dan data lingkungan yang ada di Indonesia dan
di banyak negara, terbukti bahwa ketiga fungsi utama lingkungan itu telah
menyusut. Daya tampung lingkungan dalam menampung limbah telah menyusut
drastis, sehingga pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari. Alam sebenarnya
memiliki daya tampung limbah yang tak terhingga, namun karena limbah
produksi dan konsumsi yang dibuang ke alam telah jauh melebihi daya tampung
lingkungan, maka limbah tersebut menjadi tercemar dan pencemar inilah yang
mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia. Karena itu, tanpa pemberian nilai
terhadap lingkungan, baik yang berupa manfaat maupun berupa kerugian atau
kerusakan, maka usaha-usaha pengelolaan lingkungan sulit untuk dapat dikatakan
berjalan dengan efektif atau tidak.
2.1.5 Konsep Pembangunan
Setiap penelitian diperlukan sebuah teori yang dijadikan landasan, untuk
itu penelitian ini menggunakan beberapa teori, mulai dari teori penunjang sampai
teori inti. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kubangsari Kecamatan Ciwandan
Kota Cilegon yang merupakan letak PT. Krakatau Posco. Dalam hal ini Rostow
(1966:24) mengemukakan bahwa pembangunan sebagai suatu proses yang
bergerak dalam sebuah garis lurus, yaitu masyarakat yang terbelakang terhadap
33
masyarakat yang maju. Pendapat lain disebutkan dalam Zulkarimen Nasution
(2004:1) bahwa:
“Pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang
memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang
memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar
terhadap lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan yang
memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri
mereka sendiri”.
Pendapat dalam derajat lain, Sumitro Djojohadikusumo (dalam Bachrawi
Sanusi 2004:8) mendefinisikan pembangunan adalah suatu proses transformasi
yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan
pada landasan kegiatan ekonomi maupun kerangka susunan dari ekonomi
masyarakat yang bersangkutan.
Pembangunan secara umum diartikan sebagai suatu usaha untuk
memajukan, mensejahterakan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pembangunan seringkali diarahkan pada pertumbuhan dibidang ekonomi atau
kemajuan material. Namun pada kenyataannya, pembangunan dibidang ekonomi
saja belum cukup untuk memajukan kualitas hidup masyarakat, karena malah
menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemiskinan akibat kesenjangan atau
ketidakmerataan distribusi sumber, kerusakan lingkungan hidup akibat eksploitasi
sumber daya alam, dan lain-lain. Masyarakat harus mampu mengelola sumber
dayanya secara mandiri, sehingga pembangunan dibidang sosial pun perlu
dilaksanakan.
Siagian (2008:45) memberikan pengertian tentang pembangunan yaitu:
34
“Pembangunan didefinisikan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar
oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional
yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan. Jadi, pada hakekatnya, pembangunan itu harus mencerminkan
perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara
keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan
individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk
bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih baik, secara material
maupun spiritual. Tidak ada yang mengidentifikasikan tujuan manusiawi
pembangunan ekonomi sebaik Amartya Sen, seorang pemikir utama mengenai
makna pembangunan.
Menurut Deddy T. Tikson (2005:132) bahwa pembangunan nasional dapat
pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja
melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam
struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan
produksi yang cepat disektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap
pendapatan nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan
35
menjadi semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan
industrialisasi
dan modernisasi ekonomi. Transformasi sosial dapat dilihat melalui
pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap
sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air
bersih, fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan
politik. Sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain dengan
bangkitnya semangat kebangsaan dan nasinonalisme, disamping adanya
perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan
spiritualisne ke materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang tinggi
kepada penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi organisasi
modern dan rasional.
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan
masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik yang berlangsung pada level makro
(nasional) dan mikro (community/group). Makna penting dari pembangunan
adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat yang
menyangkut berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak lagi hanya
mencakup bidang ekonomi dan industri, melainkan telah merambah ke seluruh
aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
modernisasi diartikan sebagai proses transformasi dan perubahan dalam
36
masyarakat yang meliputi segala aspeknya, baik ekonomi, industri, sosial, budaya,
dan sebagainya.
Oleh karenanya dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses
perubahan yang mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen pembangunan
menganggapnya sebagai suatu proses pembangunan dimana terjadi proses
perubahan dari kehidupan tradisional menjadi modern, yang pada awal mulanya
ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern, menggantikan alat-alat
yang tradisional.
Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk
ilmu-ilmu sosial, para ahli manajemen pembangunan terus berupaya untuk
menggali konsep-konsep, pembangunan secara ilmiah. Secara sederhana
pembangunan sering diartikan sebagai suatu upaya untuk melakukan perubahan
menjadi lebih baik. Karena perubahan yang dimaksud adalah menuju arah
peningkatan dari keadaan semula, tidak jarang pula ada yang mengasumsikan
bahwa pembangunan adalah juga pertumbuhan. Seiring dengan perkembangannya
hingga saat ini belum ditemukan adanya suatu kesepakatan yang dapat menolak
asumsi tersebut. Akan tetapi untuk dapat membedakan keduanya tanpa harus
memisahkan secara tegas batasannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan
tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat
menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai
akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa
37
pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari
aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.
2.1.6 Indikator Keberhasilan Pembangunan
Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk
setiap negara. Di Negara-Negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan
pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik
masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yanbg
rendah. Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan
tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan
tersier (Deddy T Tikson 2005:93).
Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga
internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur
perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua
indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi
suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan
Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan
Deddy T Tikson (2005:98) terhadap kelima indikator tersebut:
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan
salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makro ekonomi,
indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat dikur,
38
sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Tampaknya pendapatan perkapita telah menjadi indikator
makro ekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa
kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional selama ini, telah
dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia. Seolah-olah ada
asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis
ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan
ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menanggap penggunaan
indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator
ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan,
termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur Ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan perkapita akan
mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-
kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan
perkapita, kontribusi sektor manufaktur/ industri dan jasa terhadap
pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sekotr industri
dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-
barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan
perluasan tenaga kerja. Dilain pihak, kontribusi sektor pertanian terhadap
pendapatan nasional akan semakin menurun.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang
bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.
Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di
wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi
di Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di
wilayah urban berbanding lurus dengan proporsi industrialisasi. Ini berarti
bahwa kecepatan urbanisasi semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses
industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagian besar penduduk
tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang
berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan
fenomena ini, urbanisasi digunakan salah satu indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sektor manufaktur/ industri selama tahap industrialisasi
memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan faktro
utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana
terjadi di Inggris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan
kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang
39
memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui
tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Quality of Life Index (PQLI) digunakan untuk
mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat
indikator makro ekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang
kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi.
Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi
tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung
berdasarkan kepada: (1) angka rata-rata harapan hidup, pada umur satu
tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek hidp. Dalam indeks
ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat
menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan
lingkungan keluarga yang langsung berasosiasi dengan kesejahteraan
keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat
menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai
hasil pembangunan.
Variabel ini menggambarkan menggambarkan kesejahteraan masyarakat,
karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status
pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap
sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil
dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran
kuantitas manusia.
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat
indikaror pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa
indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini
adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut
UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumber
daya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan
sebagai sebuah proses yang bertujuan mengembangkan pilihan-pilihan
yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa
peningkatan kualitas sumber daya manusia akan diikuti oleh terbukanya
berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara
bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai faktor penting dalam kehidupan
manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat
dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap
40
paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan
pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan
yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengan mengkombinasikan tiga komponen: (1)
Rata-rata harapan hidup pada saat lahir; (2) Rata-rata pencapaian pendidikan
tingkat SD, SMP, dan SMA; (3) Pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan
Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan
peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan
knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota
keluarga dan lingkungannya.
2.1.7 Analilis Dampak Pembangunan
Analisis dampak pembangunan dilakukan pada semua jenis pembangunan,
diberbagai wilayah dan pada berbagai aspek kehidupan serta pada kurun waktu
kemarin, sekarang dan yang akan datang. Pembangunan dilakukan oleh berbagai
kelompok dan lapisan masyarakat, oleh pemerintah dan oleh lembaga-lembaga
masyarakat. Pembahasan analisis dampak pembangunan mencakup non fisik.
Pembangunan aspek fisik meliputi perangkat keras mencakup pemukiman
dan perumahan, pembangunan wilayah perkotaan dan pedesaan, sarana dan
prasarana transportasi (darat, laut, udara), kesehatan (rumah sakit-rumah sakit),
pendidikan, wisata, kawasan industri, perkantoran, pasar, pertanian (termasuk
perkebunan dan perikanan), lingkungan hidup, teknologi informasi dan
komunikasi serta berbagai peralatan perlengkapan. Aspek non fisik mencakup
41
pembangunan mental, moral, dan karakter, pembangunan kecerdasan hidup,
sosial, budaya, ilmu pengetahuan.
Analisis dampak pembangunan dilakukan sebelum atau sesudah
pembangunan dilaksanakan. Bila sebelum pembangunan dilaksanakan, analisis
dampak berkaitan dengan studi kelayakan pembangunan. Analisis dampak
pembangunan diutamakan dan dianjurkan untuk dilakukan sebelum dilaksanakan.
Jadi analisis dampak pembangunan berorientasi pada pencegaan dampak negatif
daripada penanggulangan. Namun bila analisis dampak pembangunan
dilaksanakan sesudah pembangunan dimaksudkan agar dapat diketahui dampak
pembangunan secara positif dan negatif, sekaligus dapat meninjak lanjuti dampak
positifnya dan mencari solusi. Pemecahan dampak negatifnya dengan baik dan
benar.
2.1.8 Konsep Dampak Sosial Ekonomi
Untuk mengetahui dampak positif dan negatif maka diperlukan pengertian
yang sama tentang apa yang dimaksud dampak. Menurut Soekartawi (1995:140)
dampak adalah akibat dari suatu kegiatan misalnya kegiatan pembangunan.
Dampak pembangunan ini muncul karena adanya pihak yang diuntungkan
(gainers) dan pihak yang dirugikan (losers) maka penilaian dampak sosial
ekonomi juga perlu mengacu pada mereka yang diuntungkan dan yang dirugikan
dari kegiatan pembangunan karena dampak dari suatu pembangunan itu adalah
sebagai akibat faktor eksternalitas, maka penilaian pada eksternalitas ini juga
42
sangat penting. Dapat disimpulkan bahwa dampak sosial ekonomi adalah akibat
dari bidang sosial dan ekonomi yang ditimbulkan dari suatu kegiatan yang
menyebabkan adanya pihak yang dirugikan dan diuntungkan.
2.1.9 Eksternalitas
Eksternalitas adalah faktor eksternal (luar dari suatu sistem) yang
mempengaruhi proses suatu kegiatan dan faktor ini sangat penting berpengaruh
terhadap kegiatan tersebut. Menurut George dan Shorey dalam Soekartawi
(1995:141) eksternalitas diartikan sebagai: “Any change in the value of a firm’s
production or a consumer’s utility function arising from the activity of other
decision-making units”
Dilihat dari segi dampaknya, eksternalitas dapat dibagi dua, yaitu
eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Yang dimaksud eksternalitas positif
adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan suatu
pihak yang diuntungkan, sedangkan eksternalitas negatif adalah apabila
dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi sifatnya merugikan.
Selain itu, ditinjau dari pihak-pihak yang melakukan dan pihak yang
menerima akibat, eksternalitas dibedakan menjadi: eksternalitas produsen-
produsen, eksternalitas produsen-konsumen. Jadi eksternalitas adalah faktor diluar
sistem yang mempunyai peran yang penting dalam proses suatu kegiatan.
Eksternalitas juga memiliki dua dampak yaitu dampak positif (menguntungkan)
dan dampak negatif (merugikan).
43
2.1.10 Penetapan Komponen Sosial Ekonomi
Penetapan komponen-komponen sosial-ekonomi relatif lebih sulit
dibanding penetapan komponen fisik-kimia dan biologi karena sifat manusia yang
sangat dinamis dan setiap komponen mempunyai hubungan yang erat dan
interaksi.
Suratmo (2004:116) mengemukakan beberapa komponen yang selalu
dianggap penting untuk diketahui, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pola perkembangan penduduk (jumlah, umur, perbandingan kelamin dan
sebagainya) pola perkembangan penduduk pada masa-masa yang lalu
sampai sekarang perlu diketahui.
2. Pola perpindahan, pola perpindahan ini erat hubungannya dengan
perkembangan penduduk, pola perpindahan yang perlu diketahui adalah
pola perpindahan ke luar dan masuk ke dalam suatu daerah secara umum,
serta pola pemindahan musiman dan tetap.
3. Pola perkembangan ekonomi, pola perkembangan ekonomi masyarakat ini
erat hubungannya pula dengan pola perkembangan penduduk,
perpindahan, keadaan sumber daya alam yang tersedia dan sumber
pekerjaan yang tersedia.
4. Penyerapan tenaga kerja, masalah pengangguran merupakan masalah
umum khususnya di Negara berkembang. Negara maju pun saat ini tengah
mengalami masalah tersebut. Banyaknya pembangunan dapat menyerap
tenaga kerja sekitar dan makin besar dampak positifnya, sekalipun harus
mengadakan pendidikan khusus. Dampak penyerapan tenaga kerja tidak
selalu berupa dampak langsung tetapi juga dampak tidak langsung, artinya
timbulnya sumber-sumber pekerjaan yang baru dan ini merupakan
komponen berikutnya yang penting.
5. Berkembangnya struktur ekonomi, struktur ekonomi disini dimaksudkan
dengan timbulnya aktifitas perekonomian lain akibat adanya pembangunan
tersebut, sehingga merupakan sumber-sumber pekerjaan baru yang sering
dapat menyerap tenaga kerja yang lebih besar dari yang terserap oleh
pembangunan. Misalnya hotel, rumah sewa, restoran, warung, transportasi,
toko-toko, dan lain sebagainya.
44
6. Peningkatan pendapatan masyarakat, keadaan umum untuk masyarakat di
Negara berkembang adalah rendahnya pendapatan masyarakat.
Peningkatan pendapatan baik secara langsung atau tidak langsung dari
pembangunan akan memberikan dampak yang berarti. Seiring ada proyek
yang melayani sendiri kebutuhan-kebutuhan sehari-hari dari pegawainya
dan membuat kompleks perumahan dan fasilitas lain sendiri.
Kebijaksanaan ini sebenarnya mengurangi dampak positif dari
perekonomian masyarakat dan secara tidak sadar membuat tembok
pemisah yang tidak terlihat dengan masyarakat modern yang tersaing,
sering juga disebut sebagai masyarakat modern yang tersaing. Hal ini akan
memberikan dampak negatif pada interaksi karyawan pada proyek
masyarakat setempat.
7. Perubahan lapangan pekerjaan, dengan timbulnya lapangan pekerjaan baru
baik yang langsung atau tidak langsung karena perkembangan struktur
ekonomi perlu diperhatikan karena tidak selalu perubahan itu
menguntungkan bagi masyarakat secara umum. Misalnya enggannya
pemuda-pemudi buruh atau pemberi petani, mereka lebih memilih bekerja
sebagai buruh atau pemberi jasa walaupun penghasilannya dan
pengeluarannya lebih buruh.
8. Kesehatan masyarakat, kesehatan masyarakat erat kaitannya dengan
pendapatan masyarakat dan erat pula kaitannya dengan kebiasaan
kehidupannya. Misalnya kebiasaan mandi, cuci, dan keperluan sehari-hari
untuk makan dan minum yang masih menggunakan air sungai. Maka
pencemaran air dari proyek akan langsung mengenai kesehatan
masyarakat, begitu halnya dengan pencemaran udara dan kebisingan.
9. Bentuk komponen lain yaitu sumber daya alam yang sangat langka dan
sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Misalnya air, di suatu tempat dimana
air sangat sedikit sekali sehingga masyarakat sangat menggantungkan
hidupnya pada air tersebut. Gangguan pada air tersebut merupakan
dampak besar bagi masyarakat.
2.1.11 Lingkungan Sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah bisa hidup sendiri.
Dimanapun dan bila manapun, manusia senantiasa memerlukan kerjasama dengan
orang lain. Manusia membentuk pengelompokan sosial (social grouping) diantara
sesama dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan.
45
Kemudian dalam kehidupan itu manusia memerlukan pula adanya organisasi,
yaitu jaringan interaksi sosial antara sesama untuk menjamin ketertiban sosial.
Interaksi-interaksi sosial antara sesama untuk menjamin ketertiban sosial.
Interaksi-interaksi sosial itulah yang melahirkan sesuatu yang dinamakan
lingkungan sosial, seperti keluarga inti, keluarga luas, kelompok masyarakat dan
lain-lain. Johny Purba (2005:2)
Lingkungan sosial yang dianggap merupakan bagian dari lingkungan
hidup adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam
interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan
nilai norma yang sudah mapan, serta terkait dengan lingkungan alam dan
lingkungan binaan/buatan (tata ruang).
Definisi lingkungan sosial ini adalah definisi yang dibuat dengan
mempertimbangkan keterkaitan antara seluruh komponen yang terdapat dalam
lingkungan hidup, bukan semata-mata interaksi sosial an sich beserta pranata,
simbol, nilai, dan normanya saja tetapi juga kaitannya dengan unsur-unsur
lingkungan hidup lainnya, alam dan lingkungan binaan/buatan.
Secara teoritis menurut Johny Purba (2005:14) pengelolaan lingkungan
sosial dapat diartikan sebagai upaya atau serangkaian tindakan untuk perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian/pengawasan, dan evaluasi yang bersifat komunikatif
dengan mempertimbangkan:
a. Ketahanan sosial (daya dukung dan daya tampung sosial setempat)
b. Keadaan ekosistemnya
46
c. Tata ruangnya
d. Kualitas sosial setempat
e. Kesesuaian dengan azas, tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan
hidup.
2.1.12 Komponen Pokok Lingkungan Sosial
Terkait dengan kesinambungan lingkungan sosial menurut Johny Purba
(2005:21), terdapat enam komponen atau ruang lingkup lingkungan sosial yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Pengelompokan Sosial (Social Grouping)
Derasnya mobilitas manusia (berpindah-pindah) sejalan dengan
perkembangan sarana dan prasarana transportasi/komunikasi. Dewasa ini
banyak sekali kesatuan-kesatuan sosial yang terbentuk atas dasar
kebersamaan lingkungan pemukiman. Lingkungan pemukiman menjadi
faktor utama terbentuknya persatuan dan kesatuan sosial. Jika dimasa
lampau kestuan-kesatuan sosial yang berlandaskan ikatan lingkungan
pemukiman itu relatif kecil, dewasa ini kesatuan-kesatuan sosial itu
semakin luas, tidak terkait itu batas kesatuan geografis, kebudayaan,
politik maupun kekerabatan.
Betapa kuat kebersamaan lingkungan pemukiman sebagai sarana
kebersamaan yang positif itu tercermin dalam penamaan kesatuan-
kesatuan sosial dengan nama lokasi pemukiman yang bersangkutan seperti
RT, RW, Dusun/Kampung, Desa/Kelurahan, Kecamatan, Lokas/Daerah,
nasional atau bahkan regional maupun global. Kuatnya ikatan kesatuan
lingkungan pemukiman itu dapat dimengerti karena fungsi sosialnya
sebagai tempat berlindung, sebagai sumber pencaharian hidup, sebagai
sarana integrasi sosial, sebagai arena sosialisai/pengembangan kerukunan,
dan wahana aktualisasi/pengembangan kreativitas.
2. Penataan Sosial (Social Aligment)
Penataan sosial sangat diperlukan untuk mengatur ketertiban hidup
dalam masyarakat yang mempersatukan lebih dari satu orang. Penataan
tersebut dapat berupa aturan-aturan sebagai pedoman bersama dalam
menggalang kerjasama dan pergaulan sehari-hari antar anggotanya. Setiap
orang harus jelas kedudukannya dan peran-peran yang harus dilakukan,
dan mengetahui apa yang harus diberikan dan apa yang harus diharapkan
dari pihak lainnya.
Di samping kedudukan-kedudukan sosial dan peran-peran terkait,
setiap anggota suatu kelompok sosial harus memahami hak dan kewajiban
47
masing-masing. Dengan demikian setiap anggota dapat memperkirakan
sikap dan tindakan anggota lain serta cara menanggapinya secara efektif
sehingga mewujudkan hubungan sosial yang selaras, serasi dan seimbang.
3. Media Sosial (Social Media)
Untuk menggalang kerjasama yang mempersatukan sejumlah orang
diperlukan media yang baik yang berupa simbol-simbol maupun
kepentingan-kepentingan yang tidak mungkin dikerjakan sendiri-sendiri
secara terpisah.
Kepentingan bersama itu pada umumnya berkisar pada upaya
memenuhi kebutuhan hidup biologis, sosial maupun kejiwaan. Pada
banyak masyarakat, kebutuhan rasa aman dengan mempertahankan
kesatuan wilayah pemukiman yang berfungsi sebagai tempat berlindung,
sumber makanan/ pencaharian hidup dan tempat mengembangkan
keturunan menjadi media sosial yang sangat luas.
4. Pranata Sosial (Social Institution)
Pranata sosial berfungsi sebagai sarana integrasi sosial yang
bersangkutan. Dengan mengacu pada pranata sosial orang membedakan
perlakuan antar sesama anggota dengan perlakuan terhadap bukan
anggota. Bahkan dengan mengacu pada pranata sosial orang dapat
diputuskan keanggoatannya atau sebaliknya dianggap sebagai anggota.
Dengan pesatnya perkembangan pranata peraturan perundang-undangan
dan kemajuan teknologi, sehingga menimbulkan konflik sosial yang harus
dihadapi tanpa merugikan salah satu pihak.
5. Pengendalian Sosial (Social Control)
Untuk menjamin ketertiban masyarakat, lebih-lebih dalam masyarakat
yang majemuk dan mengalami perkambangan yang pesat kearah
masyarakat industri dewasa ini, pengendalian dan pengawasan sosial
menjadi amat penting artinya. Setiap kesatuan sosial mengembangkan
pola-pola di mekanisme pengendalian yang sampai batas tertentu sangat
efektif.
Berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan, besarnya setiap
kesatuan sosial atau masyarakat telah mengembangkan pranata ataupun
kelembagaan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan dalam
mengolah sumber daya alam dan mengolah lingkungannya. Pengendalian
sosial setempat juga sangat penting artinya sebagai penghambat
pengalihan penguasaan atas sumber daya alam setempat, ataupun
pengalihan fungsi lahan yang semula dipertahankan untuk memlihara
keseimbangan lingkungan setempat.
6. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Lingkungan sosial itu terbentuk didorong oleh keinginan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kehidupan yang
mendasar senantiasa menimbulkan kebutuhan sampingan yang biasanya
lebih kompleks, yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial disini mencakup
48
kebutuhan untuk hidup bersama secara harmonis, pembentukan komuniti,
kelompok sosial, ketertiban dan sebagainya.
Keberlanjutan seluruh komponen lingkungan sosial tersebut tidak bisa
terlepas dari hubungannya dengan lingkungan alam dan buatan.
Komponen tersebut pada erat kaitannya dengan lingkungan yang memberi
energi padanya. Tanpa energi dari lingkungan mustahil komponen-
komponen lingkungan itu dapat disinambungkan. Ada lima fungsi sosial
lingkungan yaitu: sebagai sumber makan/minum (pencarian hidup),
sebagai wahana aktualisasi diri dan pengembangan kreativitas
(kebudayaan), sebagai sarana pengembangan kesetiakawanan sosial dan
tempat berlindung.
2.1.13 Indikator Kualitas Lingkungan Sosial
Standar kriteria atau mutu keserasian lingkungan sosial seringkali
ditentukan oleh kondisi sosial, budaya dan lingkungan masyarakat itu sendiri.
Menurut Johny Purba (2005:28), dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup, indikator lingkungan sosial ditentukan
berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup
yang bertanggung jawab secara sosial dan dilakukan secara intergral, holistik, dan
adil dengan ciri-ciri:
1. Segenap pihak diikutsertakan dan masing-masing mempunyai peran dan
tanggung jawab. Hal ini didasarkan ada prinsip partisipatif dan tanggung
jawab.
2. Hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas guna meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Hal ini ditandai dengan tingkat ekonomi dan
pendapatan masyarakat yang layak, tempat tinggal dan pemukiman yang
sehat dan aman, adanya kesempatan bekerja dan berusaha, pertumbuhan
dan distribusi penduduk sesuai daya dukung dan daya tampung sosial,
tingkat pendidikan yang memadai, dan kesehatan yang prima.
3. Penghormatan terhadap hak-hak maysrakat serta modal sosial yang
dikembangkan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini ditandai dengan adanya
perlindungan hukum atas hak intelektual warga maupun kelompok
masyarakat, misalnya melalui peran, serta perlindungan terhadap hak-hak
49
adat masyarakat lokal (misalnya melalui peraturan daerah yang
mengakomodasi perlindungan atas hak-hak masyarakat lokal).
2.1.14 Lingkungan Ekonomi
Lingkungan merupakan komponen penting dari sistem ekonomi. Artinya
bahwa tanpa adanya lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi. Ini
menyiratkan bahwa dalam sistem ekonomi, nilai lingkungan harus diperlakukan
sama, seperti halnya perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan
modal) yakni sebagai aset ekonomi. Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin
diperbaiki maka kualitas sumber daya alam dan lingkungan perlu dipertahankan.
Lingkungan ekonomi adalah kegiatan manusia dalam memanfaatkan
sumber daya alam dan lingkungan yang hal tersebut dapat dipertahankan dan
bahkan penggunaannya dapat ditingkatkan dalam jangka panjang atau
berkelanjutan.
Perkembangan ekonomi ialah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan secara
bijaksana. Perkembangan ekonomi tergantung pada sumber daya alam yang
dimiliki oleh lingkungan tersebut serta cara memanfaatkannya. Pemanfaatan
sumber daya alam harus memikirkan aspek lingkungan dan masa yang akan
datang agar generasi selanjutnya masih bisa memanfaatkannya.
2.1.15 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
50
Pertumbuhan ekonomi suatu Negara tergantung pada sumber daya alamya,
sumber daya manusia, modal, usaha, teknologi, dan sebagainya. Dalam studinya
Bauer dalam M.L. Jhingan (2008:67) menentukan beberapa faktor ekonomi yaitu:
1. Sumber Alam
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian
adalah sumber daya alam atau tanah. Tanah sebagaimana digunakan dalam
ilmu ekonomi mencakup sumber daya alam seperti: kesuburan tanah, letak
dan susunannya, kelayakan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber
lautan, dan sebagainya. Bagi pertumbuhan ekonomi, tersedianya sumber
daya alam yang melimpah merupakan hal yang penting. Suatu Negara
yang kekurangan sumber daya alam tidak akan dapat membangun dengan
cepat. Oleh karena itu, sumber daya alam tidak akan dapat dikembangkan
melalui perbaikan teknologi dan ilmu pengetahuan.
2. Akumulasi Modal
Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat
reproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini
disebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Proses pembentukan
modal bersifat komutatif dan membiayai diri sendiri serta mencakup tiga
tahap yang saling berkaitan yaitu: (1) keberadaan tabungan nyata dan
kenaikannya, (2) keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk
menggalakan keuangan dan menyalurkan ke jalur yang dikehendaki, (3)
menggunakan tabungan untuk investasi barang modal.
3. Organisasi
Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan.
Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam
kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi modal, buruh, dan
membantu meningkatkan produktivitasnya. Dalam pertumbuhan ekonomi
modern, para wiraswastawan tampil sebagai organisasi dan pengambil
resiko diantara ketidakpastian.
4. Kemajuan Teknologi
Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor yang penting didalam
proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan
dalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil
teknik penelitian baru. Perubahan dalam teknologi telah menaikan
produktivitas buruh, modal dan faktor produksi lain.
5. Pembagian Kerja dan Skala Produksi
51
Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan
proktivitas, keduanya membawa kearah ekonomi produksi skala besar
yang selanjutnya membantu perkembangan produksi. Pembagian kerja
menghasilkan perbaikan kemampuan produksi buruh, setiap buruh
menjadi lebih efisien daripada sebelumnya. Akan tetapi, pembagian kerja
tergantung pada luas pasar. Luas pasar sebaliknya tergantung pada
kemajuan ekonomi, yaitu seberapa jauh perkembangan permintaan, tingkat
produksi, sarana transportasi dan sebagainya.
2.1.16 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
(Rakhmat, 2005: h. 67). Lebih lanjut Rakhmat (2005: h. 99) menyatakan bahwa
persepsi ialah “memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli)”.
Atkinson dan Hilgard (dalam Hadi, 2001: h. 146) menyatakan bahwa
sebagai suatu cara pandang atau penilaian, persepsi termasuk proses komunikasi
yang timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima
seseorang sangat kompleks, stimulus itu masuk ke dalam otak, di sini stimulus
diartikan, ditafsirkan dan diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian
dihasilkan persepsi. Sejalan dengan hal tersebut, Harihanto (2001: h. 134)
sebagaimana dikutip oleh Pandeangan (2005: h. 12) menyatakan bahwa “persepsi
pada hakikatnya adalah pandangan, interpretasi, penilaian, harapan atau aspirasi
seseorang terhadap obyek”. Persepsi dibentuk melalui serangkaian proses yang
diawali dengan menerima rangsangan atau stimulus dari obyek oleh indera dan
dipahami dengan interpretasi atau penafsiran tentang obyek yang dimaksud.
Menurut Atkinson dan Hilgard (1983), teori yang berkenaan dengan persepsi
52
adalah teori Gestalt, dimana teori tersebut memiliki prinsip bahwa persepsi
bertindak untuk menarik data sensorik menjadi suatu pola keseluruhan (holistic
pattern). Oleh sebab itu, keseluruhan lain dengan jumlah/penjumlahan bagian.
Prinsip Gestalt tersebut digambarkan melalui fenomena-fenomena persepsi yang
dapat digolongkan menjasi 3 kelas/tingkatan, yaitu:
1. Organisasi persepsi (perceptual organization) Organisasi persepsi
berkaitan dengan ketergantungan apa yang dihayati dengan hubungan antara
bagian konfigurasi stimulus. Contoh asumsinya adalah hukum kesederhanaan
(Law of simplicity) yaitu penghayatan berkaitan dengan penafsiran stimulus yang
termudah dan termungkin. Fenomena yang termasuk dalam pengorganisasian
persepsi adalah dampak gambar dan latar (figure and ground effects) serta
pengelompokkan persepsi (perceptual grouping). Salah satu faktor penyebab
terjadinya dampak gambar dan latar adalah perhatian selektif (selective attention).
2. Konstansi persepsi (perceptual constancy) Konstansi persepsi berkaitan
dengan tendensi agar setiap obyek tampak sama walaupun terdapat perubahan
pada stimulus yang mencapai reseptor.
3. Ilusi persepsi (perceptual illusion) Ilusi adalah penghayatan yang salah
sehingga keadaannya berbeda dengan keadaan yang digambarkan oleh ilmu
pengetahuan alam dengan bantuan instrumen pengukurannya. Terdapat ilusi fisik
(physical) dan ilusi persepsi (perceptual). Ilusi fisik disebabkan oleh faktor
eksternal yaitu semua bayangan yang disebabkan oleh adanyan penyimpangan
stimulus yang mencapai reseptor kita, dan ilusi persepsi adalah ilusi yang timbul
dalam sistem persepsi. Terdapat pula ilusi geometrik yang merupakan bagian dari
ilusi persepsi yaitu penggambaran garis-garis yang beberapa aspeknya berubah
menurut persepsinya.
Berkaitan dengan pengertian persepsi, terdapat konsep mengenai persepsi
selektif. Konsep persepsi selektif mengemukakan bahwa proses pemberian makna
pada stimuli sangat ditentukan oleh karakteristik individu, termasuk harapan.
Individu memilih stimuli tertentu dan mengabaikan stimuli lainnya. Salah satu
contohnya adalah individu yang memandang perusahaan memberikan dampak
positif terhadap dirinya karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan tanggung
53
jawab sosial kepada masyarakat di sekitarnya, dengan mengabaikan dampak
negatif kehadiran perusahaan tersebut bagi lingkungannya. Individu tersebut telah
melakukan persepsi selektif terhadap perusahaan. Persepsi selektif merupakan
suatu jenis kebutuhan psikologis karena membantu orang untuk memelihara
keseimbangannya dalam proses untuk mencapai tujuan-tujuannya, meskipun
bersifat menipu diri sendiri. Menurut Leavitt (dalam Hadi, 2001: h. 78) persepsi
selektif adalah salah satu cara pertahanan yang digunakan oleh individu untuk
menghindari sesuatu hal yang tidak mengenakkan, yaitu pertahanan terhadap
masuknya hal-hal yang dapat belum diseleksi yang agak mengganggu
keseimbangan (equilibrium) seseorang. Kaidah keseluruhan tentang persepsi yang
selektif adalah:
1. Orang melihat kepada hal-hal yang mereka anggap akan membantu
memuaskan kebutuhan-kebutuhan.
2. Mengabaikan hal-hal yang mengganggu, dan kemudian (3) melihat kepada
gangguan-gangguan yang berlangsung lama dan yang meningkat.
Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka dapat diketahui bahwa proses
pembentukkan persepsi merupakan proses yang terjadi pada diri individu. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa persepsi masyarakat merupakan suatu hal yang
tidak ada.
Menurut Mayo (dalam Suharto 2005: h. 162) masyarakat dapat diartikan dua
konsep, yaitu:
1. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah
geografi yang sama.
54
2. Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan
berdasarkan kebudayaan dan identitas. Persepsi masyarakat yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah persepsi beberapa individu yang dianggap dapat
mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama.
2.1.17 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional (Rakhmat,
2005: h. 23). David Krech dalam Rakhmat (2005: h. 25) menyebutnya faktor
fungsional dan faktor struktural. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan
halhal lain yang termasuk dalam faktor-faktor personal. Persepsi tidak ditentukan
oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon
pada stimuli tersebut.
2. Faktor Struktural
Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang
ditimbulkannya pada sistem saraf individu.
Selain faktor kebutuhan di atas, Leavitt (1978) juga menyatakan bahwa
cara individu melihat dunia adalah berasal dari kelompoknya serta
keanggotaannya dalam masyarakat. Artinya, terdapat pengaruh lingkungan
terhadap cara individu melihat dunia yang dapat dikatakan sebagai tekanan-
tekanan sosial.
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan
individu merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi persepi
individu tersebut terhadap suatu obyek. Teori kebutuhan Maslow menyebutkan
55
bahwa seseorang tidak akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan di atasnya
apabila kebutuhan pada jenjang di bawahnya telah terpenuhi/terpuaskan
(Mugniesyah, 2006: h.67). Adapun penjelasan hierarki tersebut sebagaimana yang
diungkapkan oleh Mugnisyah (2006: h. 69), antara lain:
a. Kebutuhan Fisiologis, mencakup kebutuhan dasar atau primer manusia,
seperti udara, sandang, pangan, papan, dan seks.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu apabila semua kebutuhan dasar telah
terpenuhi, maka individu memiliki keinginan untuk memenuhi semua
kebutuhannya yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan.
c. Kebutuhan sosial, mencakup kebutuhan akan hubungan sosial (kasih
sayang, persahabatan, penerimaan, dan perhatian) termasuk memberi dan
menerima rasa cinta, rasa memiliki, rasa dibutuhkan.
d. Kebutuhan harga diri, kebutuhan yang berfokus pada ego, status, harga
diri, dikenal, percaya diri, dan prestise (gengsi). Selain itu juga mencakup
perasaan dapat menyelesaikan sesuatu (feeling of echievement).
e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang
dengan potensi diri sepenuhnya dengan mengembangkan diri dan berpretasi
sebaik mungkin dengan potensi diri sepenuhnya.
2.1.18 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu
kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang memungkinkan para
warganya untuk berinteraksi. Suatu negara modern adalah contoh dari suatu
kesatuan manusia yang memiliki berbagai jenis prasarana, seperti misalnya suatu
jaringan komunikasi berupa jaringan jalan raya, kereta api, perhubungan udara,
media elektronika, media cetak, sistem upacara dan lain-lain. Sehingga warga
suatu negara dengan wilayah yang kecil tentu memiliki potensi untuk berinteraksi
secara lebih intensif dari pada warga dari suatu negara yang sangat luas.
(Koentjaraningrat, 2004 : 120).
56
Masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang
sama, relatif independen dari orang-orang di luar wilayah itu, dan memiliki
budaya yang relatif sama. (Schaefer dan Lamm dalam Saptono dan Bambang
Suteng Sulasno, 2006: h. 35).
Masyarakat terbagi menjadi dua jenis, yaitu masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Dalam masyarakat
modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dengan
masyarakat perkotaan (urban community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak
mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana karena dalam
masyarakat modern betapapun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh
dari kota. Sebaliknya pada masyarakat bersahaja pengaruh-pengaruh dari kota
secara relatif tidak ada. (Soerjono Soekanto, 2006: h. 136).
Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang bersalah dari kata latin
socius, yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab
yaitu syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah ilmiah, saling
berinteraksi. Lebih lengkapnya masyarakat adalah segolongan besar atau kecil
terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara
golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian
kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non
yang harus ada dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya
57
orangorang saja, di antara mereka harus ada pertalian satu sama lain
(Koentjaraningrat, 2004: h. 135).
Masyarakat adalah suatu kesatuan yang berubah yang hidupnya karena
proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal
kehidupan yang tenang, teratur dan aman. Disebabkan oleh karena pengorbanan
sebagian kemerdekaan dari anggota-onggota, baik dengan paksa maupun suka
rela. Pengorbanan di sini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak
sewenangwenang, untuk mengutamakan kepentingan dan kemanan bersama,
dengan paksa berarti tunduk kepala hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara
dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan
keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama.
Menurut Koentjaraningrat (2004: h.136) masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan adat-istiadat tertentu yang sifatnya
berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa indentitas bersama. Lebih lanjut
ciri-ciri masyarakat menurut Koentjaraningrat (2004: h. 136) adalah:
1. Merupakan kesatuan hidup bersama yang saling berinteraksi dan
berkesinambungan.
2. Memiliki kebiasaan-kebiasaan, adat-istiadat, norma, hukum, serta aturan
yang mengatur semua pola tingkah laku warga dan dipatuhi oleh seluruh
anggotanya.
3. Memiliki indentitas atau ciri kepribadian yang sama kuat, dan mengikat
seluruh warga.
2.2 Penelitian Terdahulu
58
Sebagai acuan dan bahan masukan bagi peneliti dalam melakukan
penelitian, maka peneliti menelusuri beberapa jurnal penelitian yang kurang lebih
membahas topik yang relevan dengan peneliti yaitu tentang Pengaruh Keberadaan
Industrialisasi PT Krakatau Posco Terhadap Peningkatan Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon. Penelitian terdahulu ini dapat
berfungsi sebagai data pendukung yang relevan dengan fokus penelitian peneliti.
Penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:
Pertama, Jurnal S-1 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas
Teknik Teknik PWK Volume 3 Nomor 1 2014 yang dilakukan oleh Fittiara
Aprilia Sari dan Sri Rahayu mahasiswa dan dosen Universitas Diponegoro dengan
judul “Kajian Dampak Keberadaan Industri PT. Korindo Ariabima Sari di
Kelurahan Mendawai, Kabupaten Kota Waringin Barat”. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui kondisi keluarahan Mendawai sebelum dan sesudah adanya
pembangunan industri. Penelitian ini menggunakan teori Kristanto (2004: 156-
157) mengklasifikasikan kegiatan industri menjadi industri dasar (hulu), hilir, dan
kecil. Selain itu, industri juga dapat diklasifikasikan secara konvensional, yaitu
industri primer, sekunder, dan tersier. Jika dilihat berdasarkan jumlah tenaga
kerjanya, menurut Biro Pusat Statistik (BPS) kegiatan industri dapat
diklasifikasikan menjadi industri besar, sedang, kecil, dan rumah tangga.
Kemudian, peneliti ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuisoner pada masyarakat
kelurahan Mendawai. Penelitian ini berfokus pada Dampak Keberadaan Industri
59
PT. Korindo Ariabima Sari di Kelurahan Mendawai, Kabupaten Kota Waringin
Barat.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa keberadaan industri PT.
Korindo Ariabima Sari telah berdampak positif dan negatif terhadap kondisi fisik,
lingkungan, dan sosial ekonomi. Keberadaan industri tersebut cenderung
memberikan dampak negatif terhadap kondisi fisik (perubahan penggunaan lahan)
dan kondisi lingkungan. Selain itu, dampak positif dapat dilihat dari kondisi fisik
(ketersediaan fasilitas umum dan kondisi prasaran jalan) dan kondisi sosial
ekonomi. Tetapi, dalam mengendalikan dampak negatif tersebut, pada dasarnya
industri PT. Korindo Ariabima Sari telah mempertimbangkan dampak kegiatan
industri dengan adanya AMDAL Pusat Tahun 1995 yang mengatur upaya
pengendalian dampak lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan saat
ini yaitu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif, serta penelitian ini juga sama-sama mengkaji mengenai dampak
industri bagi masyarakat sekitar namun menggunakan perspektif teori yang
berbeda.
Kedua, penelitian skripsi tahun 2016 yang dilakukan oleh Asdi Yuda
mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Universitas Lampung dengan judul “Analisis
Keberadaan Pabrik Tepung Tapioka Cv Central Intan Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Desa Ratna Daya Kecamatan Raman Utara Kabupeten
Lampung Timur”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak
60
kegiatan CV Central Intan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar
dan mengetahui perbandingan antara besarnya dampak positif dan dampak negatif
keberadaan CV Central Intan.
Penelitian ini menggunakan teori Armado (2008), menyatakan bahwa
komponen yang dianggap penting dalam penetapan aspek sosial ekonomi yaitu,
pola perkembangan penduduk, pola perpindahan, pola perkembangan ekonomi,
penyerapan tenaga kerja, berkembangnya struktur ekonomi, peningkatan
pendapatan masyarakat, perubahan lapangan pekerjaan, tata guna usaha,
kesehatan masyarakat, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas beribadat,
persepsi masyarakat dan sebagainya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini berfokus
kepada Analisis Keberadaan Pabrik Tepung Tapioka Cv Central Intan Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ratna Daya Kecamatan Raman Utara
Kabupeten Lampung Timur.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa keberadaan CV Central
Intan memberikan dampak positif maupun negatif pada kondisi sosial ekonomi
masyarakat desa Ratna Daya dusun II dan dusun V. Dampak positif dari
keberadaan CV Central Intan yaitu penyerapan tenaga kerja, perubahan lapangan
pekerjaan dan peningkatan pendapatan. Sedangkan dampak negatif dari
keberadaan CV Central Intan yaitu terjadinya pencemaran lingkungan, penurunan
kondisi kesehatan masyarakat menurun akibat lingkungan yang tercemar serta
biaya yang dikeluarkan akibat pencemaran. Dari hasil survei 93 masyarakat dusun
61
II dan V desa Ratna Daya didapat hasil bahwa rata-rata persentase dampak positif
sebesar 39.96% dan rata-rata persentase dampak negatif sebesar 17.78%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan CV Central Intan memberikan
dampak positif yang lebih besar terhadap masyarakat sekitarnya.
Adapun terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang
dilakukan saat ini yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian yang sama
yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Kemudian terdapat perbedaan
yaitu teori yang digunakan peneliti untuk menganalisis.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentfikasi sebagai
masalah yang penting (Sugiyono, 2013:60). Berdasarkan keseluruhan uraian
tentang definisi dan pendapat para tokoh tentang industrialisasi dan konsep sosial
ekonomi, maka peneliti menggunakan teori-teori yang relevan, sehingga
membentuk suatu kerangka berfikir terhadap suatu hal tersebut. Kerangka berfikir
yang dimaksud adalah Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota
Cilegon.
(Y)
Komponen Sosial Ekonomi
1. Pola perkembangan
penduduk (jumlah, umur
dan perbandingan jenis
kelamin)
2. Pola perpindahan penduduk
(perpindahan keluar dan
masuk penduduk)
3. Pola perkembangan
62
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berfikir
(Sumber: Peneliti, 2018)
2.4 Hipotesis Penelitian
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam
penelitian setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir.
Menurut Sugiyono (2013 :64), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan kerangka
berfikir yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti menggunakan hipotesis
(X)
Keberadaan Industri
Merupakan ciri dari
pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan masyarakat
modern
63
asosiatif. Hipotesis asosiatif adalah hipotesis yang menunjukkan dugaan adanya
hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Jadi hipotesis dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Hipotesis Nol (Ho):
Tidak ada Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon.
Hipotesis Alternatif (Ha):
Ada Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon.
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metodologi Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu metode yang digunakan
untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang sesuai dan
tepat dalam penelitiannya. Kesesuaian dan ketepatan data sangat dipengaruhi
oleh metode yang dipakai oleh peneliti, sehingga peneliti harus mampu
menentukan metode penelitian apa yang tepat dalam penelitiannya. Tujuan
dari metode penelitian adalah dapat membantu peneliti dalam menghasilkan
penelitian yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan atas
data yang diperoleh. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2013:2).
Metode penelitian sangat berkaitan erat dengan tipe penelitian yang
digunakan, karena tiap-tiap tipe dan tujuan penelitian yang didesain memiliki
konsekuensi pada dipilihnya metode penelitian yang tepat guna mencapai tujuan
penelitian tersebut. Adapun dalam penelitian ini merupakan penelitian asosiatif
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih
(Arikunto, 2002:11). Dengan penelitian ini, maka akan dapat dibangun suatu teori
yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
65
Metode penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan
mengenai apa yang ingin kita ketahui menurut Margono, dalam Darmawan
(2013:37). Guna untuk memperdalam analisis penelitian, peneliti juga
menggunakan analisis sata deskripsi pada setiap sub indikatornya.
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah Pengaruh Keberadaan
Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di
Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon,
3.3 Lokasi Penelitian
Tempat (locus) penelitian ini adalah di Kelurahan Kubangsari yang
terletak di kecamatan Ciwandan sekitar PT. Krakatau Posco.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
a. Industri
adalah kegiatan produksi barang atau jasa dengan menggunakan
teknologi dan inovasi terbaru untuk mempercepat kemajuan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
b. Komponen Sosial Ekonomi
66
adalah komponen yang menunjang perkembangan penduduk,
migrasi, perkembangan ekonomi, ketenagakerjaan, peningkatan
pendapatan masyarakat, lapangan pekerjaan , kesehatan masyarakat
dan sumber daya alam yang berpengaruh pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
3.4.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Indikator Sub-Indikator Pernyataan
1 Keberadaan
Industri
Kegiatan Industri a. Anggapan
masyarakat
terhadap
keberadaan
industri
b. Kegiatan
industri
1,2,3
4,5,6
Dampak dari Industri a. Dampak
terhadap
masyarakat
7
2 Sosial Ekonomi
Pola perkembangan
penduduk (jumlah,
umur, perbandingan
kelamin)
a. perkembangan
jumlah penduduk
b. perkembangan
umur penduduk
c. perbandingan
jenis kelamin
penduduk
8
9
10
Pola perpindahan
penduduk
a. migrasi masuk
penduduk
b. migrasi keluar
penduduk
11,12
13,14,15
Pola perkembangan
ekonomi
a. perkembangan
ekonomi
masyarakat
16,17,18
67
Penyerapan tenaga
kerja
a. jumlah
pengangguran
b. jumlah
lapangan
pekerjaan
19,20
21
Perkembangan
struktur ekonomi
a. perubahan
struktur ekonomi
22
Peningkatan
pendapatan
masyarakat
a. pendapatan
masyarakat
sebelum
keberadaan
industri
b. pendapatan
masyarakat
setelah
keberadaan
industri
23
24,25
Perubahan lapangan
pekerjaan
a. mata
pencaharian
sebelum
keberadaan
industri
b. mata
pencaharian
setelah
keberadaan
industri
26
27
Kesehatan
masyarakat
a. kebiasaan
masyarakat dalam
bidang kesehatan
b. dampak
keberadaan
industri terhadap
kesehatan
masyarakat
28
29,30,31
Sumber daya alam a. ketersediaan air
b. ketersediaan
lahan
c. ketersediaan
udara
32,33,34,35
36,37,38,39
40,41
Sumber: Peneliti, 2018
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan diukur dari indikator-indikator
68
variabel yang diberikan oleh peneliti. Pada penelitian ini, pengukuran yang
digunakan oleh peneliti untuk Variabel X dan Variabel Y adalah skala
pengukuran instrumen Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Skala Likert (Sugiyono, 2007:107), dimana jawaban setiap instrumen
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Pada penelitian ini,
variasi jawaban yang digunakan untuk pernyataan dalam angket, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Skorsing/Nilai
Jawaban
Skor
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
(Sumber: Sugiyono,2007:107)
Penelitian kuantitatif sangat berbeda dengan penelitian kualitatif,
dimana dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah
peneliti itu sendiri, sedangkan dalam penelitian kuantitatif umumnya peneliti
menggunakan instrumen sebagai alat ukur untuk mengumpulkan data. Pada
penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah berdasarkan
teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
69
1. Metode angket yaitu metode pengumpulan data melalui
formulir/daftar yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang
diajukkan secara tertulis pada seseorang atau pada sekumpulan
orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang
diperlukan oleh peneliti.
2. Wawancara, digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang baru diteliti. Wawancara dilakukan dengan tanya
jawab langsung kepada pihak yang menjadi objek penelitian guna
mencari data.
3. Observasi yaitu pengumpulan data dengan mengambil langsung
pada objek penelitian, sehingga diketahui keadaan sebenarnya
guna memperoleh data yang valid. Pada penelitian ini, observasi
yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipan
(mengamati tetapi tidak ikut berperan serta).
4. Studi dokumentasi yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan
memperoleh data sekunder berupa peraturan perundang-undangan,
laporan, artikel online, jurnal online, catatan serta dokumen-
dokumen yang relevan dengan masalah yang diteliti.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Marczyk dkk (dalam Isna dan Warto, 2012:7). Populasi adalah
semua individu yang menarik bagi peneliti. Misalnya: seorang peneliti mungkin
70
tertarik untuk meneliti kecemasan di kalangan pengacara, dalam contoh ini,
populasinya adalah semua pengacara. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh penduduk Kelurahan Kubangsari yang berjumlah 7131 jiwa.
Pengertian sampel menurut Marczyk dkk, (dalam Isna dan Warto, 2012:7)
ialah sebagian dari populasi yang diteliti oleh peneliti dan Sampel menurut
Sugiyono (2013:81) adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, simpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representative/mewakili keadaan populasi yang sebenarnya.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kubangsari Kecamatan Ciwandan,
maka berdasarkan definisi di atas yang menjadi populasi sasaran adalah Penduduk
Kelurahan Kubangsari. Setelah peneliti melakukan observasi awal ke lokasi
penelitian, diketahui bahwa jumlah penduduk Kelurahan Kubangsari berjumlah
7131 jiwa terdiri dari jumlah laki-laki 3424 orang dan perempuan 3707
orang. Pada penelitian, tentunya peneliti membutuhkan sampel yang
nantinya menjadi fokus objek penelitian yang dianggap mempresentasikan
populasi.
Pada penelitian ini, dalam menentukan jumlah atau ukuran sampel (sample
size), menggunakan Rumus Taro Yamane, dimana jumlah populasi berjumlah N=
71
7131 dengan tingkat kesalahan 10% dan diperoleh hasil orang sebagai sampel
yang akan diteliti.
Perhitungan sampel
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d2 : Presisi yang ditetapkan (taraf kesalahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 10 % atau 0,1)
1 : Bilangan konstan
Setelah itu, dapat dilihat di bawah ini yaitu perhitungan pencarian
sampel dengan menggunakan Rumus Taro Yamane, yaitu sebagai berikut:
n = 7131
7131 (0,1)2 + 1
n = 7131
72,31
n = 98,61
72
Atas nilai yang didapatkan dari perhitungan Rumus Taro Yamane tersebut,
peneliti membulatkan jumlah responden menjadi 100 orang, jadi jumlah sampel
yang diteliti pada masyarakat Kubangsari adalah 100 orang. Dari jumlah
tersebut peneliti membuat pembagian sebaran sampling yaitu sebanyak 25
responden pada setiap RW, dikarenakan jumlah RW di Kelurahan Kubangsari
berjumlah 4 RW.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengelolaan data merupakan awal dari proses analisis data dan merupakan
tahapan-tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan dan diformat menurut
aturan untuk keperluan proses berikutnya. Apabila pengumpulan data sudah
dilakukan, maka data yang sudah terkumpul harus diolah dan dianalisis. Teknik
pengelolaan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Memeriksa/editing yaitu proses pemeriksaan kembali terhadap catatan,
berkas-berkas dan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti dan yang
dilakukan terhadap angket agar dapat meningkatkan kehandalan data.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kembali
semua angket tersebut satu-persatu. Hal ini dilakukan dengan maksud
mencek, apakah setiap angket telah diisi sesuai dengan petunjuk
sebelumnya atau tidak. Jika terdapat beberapa angket yang masih belum
diisi atau pengisian yang tidak sesuai dengan petunjuk dan tidak
relevannya jawaban dengan pernyataan. Semua kekurangan dan kerusakan
73
waktu mengedit ini, sebaiknya diperbaiki dengan jalan menyuruh mengisi
kembali angket yang masih kosong pada responden semula.
2. Memberi tanda Kode/Coding yaitu dengan mengklasifikasikan jawaban
responden berdasarkan macamnya dengan memberikan kode terhadap
jawaban responden sesuai dengan kategori masing-masing.
3. Tabulasi data merupakan bagian terakhir dari pengelolaan data. Tabulasi
adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-
angka serta menghitungnya.
Pada penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan penghitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi serta menyajikan data baik dalam
bentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, ataupun dalam bentuk pie. (Sugiyono,
2013:176).
Adapun teknik analisis data selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
74
3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Ancok, (dalam Isna dan Warto, 2012:340), menjelaskan bahwa
validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu mengukur apa
yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan angket di dalam
pengumpulan data penelitian, maka angket yang disusun harus mengukur apa
yang ingin diukurnya. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengujian
validitas instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
Teknik korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan diantara dua variabel, bila data dari kedua
variabel berbentuk interval atau rasio. Teknik korelasi product moment
termasuk dalam kelompok statistik parametrik.
Rumus korelasi product moment, yaitu sebagai berikut:
(Isna dan Warto, 2012:280)
Keterangan :
rxy = Korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Xi = Data variabel X ke-i (ke 1, 2, 3, …n)
Yi = Data variabel Y ke-i (ke 1, 2, 3, …n)
N = Jumlah sampel.
∑ = Jumlah keseluruhan data atau nilai.
75
Selanjutnya untuk mendapatkan interpretasi seberapa kuat hubungan
antara variabel X dan variabel Y, maka dapat digunakan pedoman
interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiono (2013:184), dalam bukunya
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
(Sumber: Sugiyono, 2013:184)
Selain valid instrumen penelitian juga harus reliabel. Menurut Ancok
(dalam Isna dan Warto, 2012:362), menjelaskan reliabilitas adalah indeks
yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
76
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item, dijelaskan oleh
Ancok (dalam Isna dan Warto, 2012:362) ialah dengan mengoreksi angka
korelasi yang diperoleh dengan memasukkannya ke dalam rumus, yaitu sebagai
berikut:
Ancok (dalam Isna dan Warto, 2012:362)
Keterangan:
r. tot = Angka reliabilitas seluruh item.
r. tt = Angka Korelasi belahan pertama dan belahan kedua.
Untuk mengetahui apakah instrumen yang kita uji reliabel atau tidak,
dilakukan dengan membandingkan nilai r. tot dengan r tabel pada n -2, α 0,1. Jika
r. tot > r tabel (n-2, α 0,1) berarti instrumen reliabel dan jika r. tot ≤ r tabel (n-2, α
0,1) berarti instrumen tidak reliabel.
3.7.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data residual
berdistribusi secara normal atau tidak. Uji asumsi klasik regresi merupakan
77
uji prasyarat jika penelitian menggunakan analisis regresi linier. Uji asumsi
klasik terdiri dari uji normalitas residual, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Residual merupakan selisih antara
nilai variabel dependen (Y) dengan variabel dependen hasil analisis regresi
(Y). Model regresi yang baik adalah yang memiliki data residual yang
berdistribusi normal. Uji normalitas residual yang digunakan pada penelitian ini
yaitu menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan
membandingkan Asymptotic-Significance dengan nilai 0,1. (Priyatno, 2013:49).
Dasar pengambilan keputusan (Priyatno, 2013:50), yaitu sebagai
berikut:
1. Nilai signifikansi (Asym.Sig 2-tailed) ≤ 0,1 maka distribusi data
adalah tidak normal.
2. Nilai signifikansi (Asym.Sig 2-tailed) > 0,1 maka distribusi data
adalah normal.
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan
analisis parametrik yaitu uji normalitas data populasi. Hal ini dapat
ditegaskan bahwa suatu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji-t menurut suatu asumsi yang harus diuji yaitu populasi harus
berdistribusi normal.
3.7.3 Uji Regresi
Analisis regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel
dependen. Dengan kata lain, teknik ini dipergunakan, jika kita ingin
78
memprediksi perubahan satu variabel independen, dimana kedua variabel
tersebut berskala interval atau rasio. Prediksi perubahan satu variabel
dependen berdasarkan perubahan satu variabel independen tersebut adalah
menggunakan persamaan umum regresi linier sederhana yaitu sebagai berikut:
Purwanto dan Sulistyastuti (dalam Isna &
Warto, 2012:309)
Keterangan :
Y’ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
α = Intercept, harga Y bila X = 0 (harga konstanta).
β = Angka arah atau koefisien regresi (slope), yang menunjukkan
angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik,
dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
3.7.4 Uji Signifikansi
Untuk menguji signifikansi pengaruhnya, maka harus di tes apakah
korelasi antara variabel X dan variabel Y signifikan atau tidak. Maka
perlu dilakukan uji signifikansi yang dalam penelitian ini menggunakan
uji “t” dengan menetapkan tingkat kesalahan 10% dan dk = n-2 terhadap
variabel X dan Y. Adapun rumus uji “t” tersebut adalah
79
(Priyatno, 2013:114)
Keterangan :
t = Uji t
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Data
Adapun penentuan nilai t hitung dan t tabel, yaitu sebagai berikut:
a. Ho diterima jika thitung ≤ ttabel.
b. Ho ditolak jika thitung > ttabel.
3.7.5 Uji Koefisien Determinasi
Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y, kemudian dapat dilakukan dengan cara menghitung
koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang
ditemukan. Jadi, rumus koefisien determinasi yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
(Sarwono, 2006:159)
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
R = Korelasi Koefisien Product Moment
Untuk mempermudah dalam proses perhitungan. Peneliti
Kd = r2
x 100%
80
menggunakan program SPSS versi 20.0, dengan menggunakan program
tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model summary berdasarkan nilai
dari tabel r square.
3.8 Jadwal Penelitian
Tabel 3.4
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Penelitian
Waktu Penelitian
2017 2018 2019
Mar Apr-
Mei
Juni-
Okt
Nov-
Des
Jan-
Mar
April-
Oktober
Oktober-
Desember Januari
1 Perbaikan
Judul
2 Observasi
Awal
3
Perijinan dan
Obeservasi
Lapangan
81
4
Penyusunan
BAB I - BAB
III
5
Bimbingan
dan perbaikan
BAB I - BAB
III
6 Seminar
Proposal
7
Pengumpulan
Data di
Lapangan
8
Penyusunan
Laporan
Hasil Skripsi
9 Sidang
Skripsi
79
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi obyek penelitian ini akan menjelaskan tentang obyek penelitian
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum dari
Kelurahan Kubangsari. Yang akan dipaparkan sebagai berikut:
4.1.1 Gambaran Umum
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kubangsari Kecamatan
Ciwandan dengan lokasi di Jl. Raya Anyer Sunan Bonang, No. 40. Secara
administratif jumlah penduduk 7131 jiwa terdiri dari jumlah laki-laki 3424 orang
dan perempuan 3707 orang yang tersebar di 4 RW dan 16 RT, yang berbatasan
langsung dengan wilayah/daerah lain yaitu:
1) Sebelah Utara : Selat Sunda
2) Sebelah Selatan : Kelurahan Banjarnegara
3) Sebelah Barat : Kelurahan Tegal Ratu
4) Sebelah Timur : Kelurahan Samangraya
Total luas wilayah Kelurahan Kubangsari yaitu sekitar 186,53 ha/m2, yang meliputi:
1) Pemukiman : 32,00 ha/m2
80
2) Persawahan : 67,05 ha/m2
3) Perkebunan : 15,00 ha/m2
4) Kuburan : 4,05 ha/m2
5) Perkantoran : 00,03 ha/m2
6) Prasarana umum : 1,05 ha/m2
7) Industri Krakatau Posco : 66,00 ha/m2
Dengan orbitasi/jarak dengan pusat kota yaitu sebagai berikut:
1) Jarak ke ibukota kecamatan : 2 Km
2) Jarak ke ibukota kabupaten/kota : 8 Km
3) Jarak ke ibukota provinsi : 29 Km
4.1.2 Visi dan Misi Kelurahan Kubangsari
Visi
Mewujudkan Kelurahan Kubangsari menjadi kelurahan kawasan
“BERBAJA” (Bersih, Baldatun Thoyyibatun Warrabun Ghafur, Sejahtera)
Misi
I. Meningkatkan Kualitas Aparatur Kelurahan yang dapat Tanggap
Keterbukaan dan bertanggung jawab;
II. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas perdayaan organisasi
kemasyarakatan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan;
III. Meningkatkan rasa kekeluargaan dan kegotong royongan;
81
IV. Meningkatkan sarana dan prasarana Kelurahan;
V. Meningkatkan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kelurahan Kubangsari
STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAHAN KELURAHAN KUBANGSARI
KECAMATAN CIWANDAN KOTA CILEGON
PERDA NO : 10 THN 2008
TGL 17 JUNI 2008
PELAKSANA TAPEM. 1.H. JAHRUDIN
2.RENI WIDIASTUTY
PELAKSANA TAPEM.
MAYA SABAR
KASI TATA PEMERINTAHAN
ACENG SYARIFUDIN, S.AP
NIP. 19720410 200701 1 024
PELAKSANA PEM.
IIN INAYAH, S.PdI
PELAKSANA KESOS
DEDE NURHASANAH
PELAKSANA KESOS 1.MUTI’AH
2.IDRIS SOFYAN
LURAH KUBANGSARI
TUBAGUS JUANDA,SE
NIP. 19591102 198903 1 001
SEKRETARIS LURAH
DADANG LUTFI
NIP. 19661004 199303 1 007
U M U M H.MULYADI
NIP.19710410 200701 1 004
KEUANGAN
YENI
NIP.19721004 200701 1 004
PELAKSANA TRANTIB 1.M.IRVAN
2.MAS’UD
PELAKSANA TRANTIB H. HUSNI,S.Sos
NIP. 900 026 631
KASI TRANTIB
HERYANTO, S.IP
NIP.19720410 200701 1 004
PELAKSANA PEM 1.IDA
2.JAHURI
KASI PEM.
T THORFATUL UYUN,S.PdI,MM
NIP.19780127 200501 1006
KASI KESOS
SITI BADIAH,S.IP.MM
NIP.19770409 200212 2 005
KELOMPOK FUNGSIONAL
82
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Kubangsari
4.2 Deskripsi Data Penelitian
Pada deskripsi data akan dijelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data
mentah dengan mempergunkan teknik analisis data yang relevan. Pada deskripsi data
ini dipaparkan pula data identitas/latar belakang responden. Sebagaimana teori Oemi
(1986) mengatakan bahwa, background seseorang (pendidikan, agama, ekonomi,
STRUKTUR ORGANISASI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN RT/RW KELURAHAN KUBANGSARI
KECAMATAN CIWANDAN KOTA CILEGON
PERWAL NO : 38 THN 2007
TGL 17 JUNI 2007
BIIDANG
AGAMA/KERIOHANIAN
NIP. 19720410 200701 1 024
KETUA RW
WAKIL RW
BENDAHARA
SEKRETARIS
BIDANG PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
NIP.19720410 200701 1 004
BIDANG OLAHRAGA, PEMUDA
DAN KESENIAN
BIDANG PERANAN WANITA
BIIDANG EKONOMI DAN
KOPERASI
NIP. 19720410 200701 1 024
BIIDANG PEMBANGUNAN
BIIDANG KESRA DAN
HUMAS
NIP. 19720410 200701 1 024
BIIDANG KEAMANAN,
KETENTRAMAN
KETERTIBAN DAB LINMAS
83
pengalaman, dan kebudayaan) memiliki pengaruh besar terhadap jalan pikiran dan
opini, yang akan dinyatakan.
4.2.1 Data Pribadi Responden
Data responden merupakan daftar ajuan pertanyaan dalam angket berupa :
A. Jenis kelamin responden
B. Umur responden
C. Pendidikan responden
Data pribadi tersebut diperlukan untuk melengkapi analisis data yang
memiliki kemungkinan menjadi faktor lain yang diduga mampu mempengaruhi hasil
penenlitian. Karena seorang akan menyampaikan penilaianya dengan dipengaruhi
oleh faktor-faktor di atas. Dengan kata lain, penilaian seorang banyak dipengaruhi
oleh frame of reference dan field of experience. Adapun Perincian data hasil
pengisian kuisioner oleh responden yang dalam sample ditentukan jumlahnya
sebanyak 100 penduduk Kelurahan Kubangsari, selengkapnya dapat dilihat pada
diagram-diagram di bawah ini:
84
4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden
Diagram 4.1
Jenis Kelamin Responden
Sumber : Dari data yang diolah peneliti, 2018
Berdasarkan data pada diagram 4.1 di atas diketahui bahwa responden laki-
laki berjumlah 67 orang (67%) dan responden perempuan sebanyak 33 orang (33%).
Dengan demikian, mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki
dibandingkan dengan responden perempuan.
4.2.1.2 Umur Responden
Diagram 4.2
Umur Responden
Sumber : Dari data yang diolah peneliti, 2018
Berdasarkan pada data diagram 4.2 yang berisikan tentang data usia
responden, maka terlihat bahwa responden penelitian di dominasi oleh penduduk
67%
33%
Laki-Laki Perempuan
4%
40% 52%
4%
< 20 tahun 21-30 tahun
31-49 tahun > 50 tahun
85
golongan umur antara 31-49 dengan jumlah 52 orang atau setara dengan 52% dari
jumlah keseluruhan sampel.
4.2.1.3 Pendidikan Terakhir Responden
Diagram 4.3
Pendidikan Terakhir Responden
Sumber : Dari data yang diolah peneliti, 2018
Berdasarkan pada diagram 4.3 tentang data pendidikan responden di atas,
terlihat bahwa responden dari penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sampai
dengan SMA/SMK berjumlah 49 orang atau sekitar 49%, sedangkan responden yang
memiliki tingkat pendidikan sampai dengan diploma berjumlah 14 orang atau setara
dengan 14%, lalu anggota yang memiliki tingkat pendidikan hingga S1 berjumlah 37
orang atau sama dengan 37% dan belum ada sejumlah penduduk yang telah
mengenyam tingkat pendidikan hingga S2.
4.3 Pengujian Prasyarat Statistik
4.3.1 Uji Validitas
Pada penelitian ini, analisis data yang pertama kali dilakukan yaitu dengan
melakukan uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan
49%
14%
37%
0%
SMA/SMK D3 S1 S2
86
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji Validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu kuesioner. Berikut
pengujian validitas dengan menggunakan alat bantu piranti lunak Statistic
Program Social Science (SPSS) versi 20 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel X (Kebradaan Industri)
Sumber: Data Primer diolah Kembali 2018
Tabel 4.2
Hajil Validitas Variabel Y (Sosial Ekonomi)
ITEM
PERNYATAAN NILAI rhitung NILAI rtabel KETERANGAN
Item Y1 0,464 0,165 VALID
Item Y2 0,450 0,165 VALID
Item Y3 0,667 0,165 VALID
Item Y4 0,689 0,165 VALID
Item Y5 0,641 0,165 VALID
Item Y6 0,565 0,165 VALID
Item Y7 0,768 0,165 VALID
Item Y8 0,377 0,165 VALID
Item Y9 0,776 0,165 VALID
Item Y10 0,524 0,165 VALID
ITEM
PERNYATAAN NILAI rhitung NILAI rtabel KETERANGAN
Item X1 0,262 0,165 VALID
Item X2 0,436 0,165 VALID
Item X3 0,290 0,165 VALID
Item X4 0,648 0,165 VALID
Item X5 0,235 0,165 VALID
Item X6 0,684 0,165 VALID
Item X7 0,555 0,165 VALID
87
Item Y11 0,665 0,165 VALID
Item Y12 0,771 0,165 VALID
Item Y13 0,278 0,165 VALID
Item Y14 0,673 0,165 VALID
Item Y15 0,665 0,165 VALID
Item Y16 0,710 0,165 VALID
Item Y17 0,842 0,165 VALID
Item Y18 0,559 0,165 VALID
Item Y19 0,851 0,165 VALID
Item Y20 0,705 0,165 VALID
Item Y21 0,595 0,165 VALID
Item Y22 0,689 0,165 VALID
Item Y23 0,717 0,165 VALID
Item Y24 0,533 0,165 VALID
Item Y25 0,639 0,165 VALID
Item Y26 0,536 0,165 VALID
Item Y27 0,198 0,165 VALID
Item Y28 0,425 0,165 VALID
Item Y29 0,262 0,165 VALID
Item Y30 0,737 0,165 VALID
Item Y31 0,278 0,165 VALID
Item Y32 0,723 0,165 VALID
Item Y33 0,622 0,165 VALID
Item Y34 0,624 0,165 VALID
Sumber: Data Primer diolah kembali 2018
Pada tabel diatas dalam menentukan kevalidan suatu item pernyataan maka
setiap nilai pada kolom ini dibandingkan dengan nilai pada rtabel dengan derajat bebas
n-2 dimana n adalah jumlah responden sebanyak 100, berdasarkan pada rtabel, dengan
jumlah responden (n) adalah 100, maka didapatkan 100-2=98, dengan tingkat
signifikansi 10% (0.1), didapatkan nilai rtabel sebesar 0,165. Adapun kriteria
item/butir instrumen yang digunakan adalah dimana jika rhitung > rtabel, berarti
item/butir instrumen dinyatakan valid, dan jika rhitung ≤ rtabel berarti item/butir
88
dinyatakan tidak valid. Berdasarkan tabel diatas hasil analisis yang didapatkan bahwa
terdapat 41 item/butir instrumen sudah valid.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach dengan bantuan SPSS 20. Aplha Cronbach yaitu penghitungan yang
dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir
pernyataan dalam kuesioner. Berikut hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini:
Tabel 4.3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.319 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Per_1 14.96 3.534 .017 .342
Per_2 15.74 3.144 -.032 .435
Per_3 15.97 3.565 -.066 .404
Per_4 16.23 2.502 .479 .053
Per_5 14.97 3.585 -.009 .354
Per_6 16.25 2.593 .490 .068
Per_7 16.04 2.887 .226 .225
Sumber : Dari Olahan Data Peneliti, 2018
89
Tabel 4.4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.948 34
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Per_8 97.91 144.608 .434 .947
Per_9 97.87 144.458 .411 .947
Per_10 98.15 139.664 .589 .946
Per_11 98.03 139.646 .666 .945
Per_12 98.14 140.889 .605 .946
Per_13 98.14 140.788 .501 .947
Per_14 98.13 137.064 .795 .944
Per_15 98.46 141.806 .294 .950
Per_16 98.11 136.644 .800 .944
Per_17 98.01 140.535 .558 .946
Per_18 98.16 138.318 .658 .945
Per_19 98.19 135.590 .735 .945
Per_20 98.67 143.658 .306 .948
Per_21 98.04 139.998 .649 .946
Per_22 98.16 138.318 .658 .945
Per_23 97.80 138.768 .690 .945
Per_24 98.16 134.762 .806 .944
Per_25 97.99 139.828 .595 .946
Per_26 98.15 134.412 .818 .944
Per_27 98.01 139.889 .674 .945
Per_28 97.91 142.103 .596 .946
Per_29 98.03 139.646 .666 .945
Per_30 98.26 138.780 .671 .945
Per_31 98.18 140.432 .547 .946
Per_32 98.07 137.702 .652 .945
Per_33 97.83 142.446 .500 .947
90
Per_34 98.50 146.253 .120 .950
Per_35 97.81 143.751 .439 .947
Per_36 97.74 145.346 .265 .948
Per_37 97.98 139.111 .704 .945
Per_38 98.67 143.658 .306 .948
Per_39 97.89 139.998 .737 .945
Per_40 98.08 138.054 .636 .946
Per_41 98.08 139.913 .655 .946
Sumber : Dari Olahan Data Peneliti, 2018
Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 dapat dilihat bahwa semua item pada masing-
masing indikator pada penelitian ini dinyatakan reliabel, karena nilai koefisien Alpha
Cronbach memiliki r hitung > r tabel (0,165).
4.3.3 Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah data yang digunakan mengikuti
pola distribusi normal atau tidak. Karena model yang baik adalah data harus
mengikuti pola distribusi normal. Pengujian ini dilakukan dengan pengujian
normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Dimana kriteria
pengujiannya adalah:
a. Jika nilai Asym.sig (2-tailed) ≥ alpha (α = 0.1) maka disimpulkan data
berdistribusi normal
b. Jika nilai Asym.sig (2-tailed) < alpha (α = 0.1) maka disimpulkan data
tidak berdistribusi normal
Sedangkan uji hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
91
Ho : Sig. < 0,1 Data tidak berdistribusi normal
Ha : Sig. > 0,1 Data berdistribusi normal
Hasil uji normalitas variabel X yaitu “Keberadaan Industri” terhadap variabel
Y “Sosial Ekonomi” dengan metode One Sample Kolmogorov Smirnov Test
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 11.59197381
Most Extreme Differences
Absolute .067
Positive .067
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .668
Asymp. Sig. (2-tailed) .764
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Dari Olahan Data Peneliti, 2018
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.5 diatas, menunjukan bahwa:
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,1 atau 0,764 > 0,1 yaitu menolak Ho dan menerima
Ha, artinya berdasarkan pada hasil pengolahan dan pengujian data mengenai uji
normalitas variabel X yaitu “Keberadaan Industri” terhadap variabel Y “Sosial
Ekonomi” maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
92
4.4 Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini jenis dan analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuantitatif deskriptif, maka data yang diperoleh tidak hanya berbentuk
kalimat pernyataan dari kuesioner, melainkan dari hasil penelitian yang berbentuk
angka yang kemudian diolah. Skala yang dipakai dalam kuesioner ini adalah skala
likert, dimana pemilihan jawaban terdiri atas 4 item skoring, antara lain skor 4 untuk
penilaian sangat setuju, skor 3 untuk penilaian setuju, skor 2 untuk penilaian tidak
setuju, dan skor 1 untuk penilaian sangat tidak setuju. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan 2 variabel yaitu variabel X yaitu “Keberadaan Industri” dan variabel Y
“Sosial Ekonomi”.
Untuk mengetahui dan menjelaskan lebih dalam mengenai pengaruh
keberadaan industri PT Krakatau Posco terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kubangsari terkait dengan 2 variabel dari teori yang telah dirumuskan seseuai dengan
apa yang ditemukan dilapangan, adapaun lebih lengkapnya peneliti menguraikan
dalam bentuk diagram disertai penjelasan dan kesimpulan hasil jawaban dari
pernyataan yang diajukan kepada para responden melalui penyebaran kuesioner yaitu
sebagai berikut:
4.4.1 Deskripsi Data Variabel X (Keberadaan Industri)
Variabel X yaitu keberadaan industri meliputi 2 sub-indikator yaitu: kegiatan
industri, dan dampak dari industri. Ke-2 sub-indikator tersebut merupakan suatu
93
karakter dari keberadaan industri PT Krakatau Posco yang dianggap menentukan
pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kubangsari.
Gambar 4.4
Data Variabel X
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Adapun penjelasan dari masing-masing sub-indikator tersebut yaitu sebagai
yaitu:
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan anggapan masyarakat terhadap
keberadaan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.4
Masyarakat Kubangsari merasa terganggu akibat dengan keberadaan industri
PT Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
1, 1604
2, 232
Kegiatan Industri
Dampak dari Industri
0 500 1000 1500 2000
40
60
0 0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
Berdasarkan diagram 4.4 di atas maka dapat dijelaskan 60% responden
menjawab setuju, 40% menjawab sangat setuju, dan 0% menjawab sangat tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Mayoritas responden 60% menjawab setuju dan
40% responden menjawab sangat setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa penduduk
Kubangsari merasa terganggu dengan adanya industri di daerah sekitarnya,
dikarenakan polusi dan limbah industri yang tidak dibuang secara maksimal oleh
perusahaan terkait di daerah sekitar. Limbah industri ini dibuang ke aliran sungai
maupun dibuang ketas tanah. Industri yang memiliki seharusnya mengolah
limbah tersebut agar kandungan berbahayanya hilang atau berkurang, barulah
limbah tersebut dibuang agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat
Kubangsari.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan anggapan masyarakat
terhadap keberadaan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.5
Masyarakat Kubangsari setuju dengan keberadaan industri PT Krakatau Posco
di daerah ini
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
19
31
43
7
0
20
40
60
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
Berdasarkan diagram 4.5 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 43% responden
menjawab tidak setuju, 31% menjawab setuju, 19% menjawab sangat setuju, 7%
menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 43%, karena menurut penduduk sekitar industri di daerah Kubangsari
dengan adanya industri PT Krakatau Posco masyarakat merasa terganggu dengan
adanya industri di daerah sekitarnya, dikarenakan polusi dan limbah industri yang
tidak dibuang secara maksimal oleh perusahaan terkait di daerah sekitar. Namun 31%
responden juga menjawab setuju, mereka menjawab setuju karena keberadaan
industri PT Krakatau Posco juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
Kubangsari, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun pendidikan yang dapat
meningkat.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan anggapan masyarakat
terhadap keberadaan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.6
Keberadaan industri PT Krakatau Posco membuat kehidupan
masyarakat Kubangsari menjadi lebih baik
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
2
41 51
6
0
20
40
60
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
96
Berdasarkan diagram 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa 51% responden
menjawab tidak setuju, 41% menjawab setuju, 6% menjawab sangat tidak setuju, dan
2% menjawab sangat setuju. Mayoritas responden menjawab tidak setuju dengan
persentase sebesar 51%, karena sebelum adanya keberadaan industri di daerah
Kubangsari masyarakat setempat sudah sejahtera dan baik. Dikarenakan mata
pencaharian masyarakat Kubangsari rata-rata sebagai petani, mereka mampu
menanam dan menjual hasil mereka secara baik ke pasar-pasar terdekat mereka
sebelum keberadaan industri PT Krakatau Posco. Namun setelah adanya industri ini,
mereka menjadi kehilangan lahan mereka yang dijual kepada PT Krakatau Posco
untuk dijadikan sebuah industri.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan kegiatan industri. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.7
Masyarakat Kubangsari setuju dengan pembangunan industri PT Krakatau
Posco di daerah ini
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.7 diatas dijelaskan bahwa, 67% responden menjawab
tidak setuju, 20% menjawab setuju, 11% menjawab sangat tidak setuju, dan 2%
2
20
67
11
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
menjawab sangat setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berpendapat bahwa penduduk sekitar tidak setuju dengan dilakukannya
pembangunan industri di daerah Kubangsari. Pembangunan industri PT Krakatau
Posco memberikan perubahan yang berdampak negatif yaitu terjadinya pencemaran
terhadap lingkungan sekitar industri seperti polusi air bersih, polusi kebisingan suara,
dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang dirasakan oleh
penduduk Kubangsari yaitu adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial
antara masyarakat asli dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan
mengakses pekerjaan khusunya di wilayah industri PT Krakatau Posco.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan kegiatan industri. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.8
PT Krakatau posco sering melakukan kegiatan industri untuk masyarakat
Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.8 diatas dijelaskan bahwa, 61% responden menjawab
setuju, 39% menjawab sangat setuju, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat
39
61
0 0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
bahwa kegiatan industri yang dilakukan di daerah Kubangsari tergolong sering
dilakukan oleh pihak PT Krakatau Posco, dan dampak yang dilakukan oleh
pembangunan industri tersebut memiliki dampat negatif dan dampak positif.
Pembangunan industri PT Krakatau Posco memberikan perubahan yang berdampak
negatif yaitu terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri seperti
polusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara. Selain pencemaran
lingkungan dampak negatif yang dirasakan oleh penduduk Kubangsari yaitu adanya
potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli dengan
masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khusunya di
wilayah industri PT Krakatau Posco. Sedangkan terdapat beberapa persen saja
dampak positif yang timbul akibat adanya kegiatan industri di Kubangsari, yaitu
menciptakan peluang usaha dan pekerjaan bagi masyarakat, ketersediaan sarana dan
prasarana.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan kegiatan industri. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.9
Kegiatan industri PT Krakatau Posco positif dan berguna bagi masyarakat
Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
0 22
67
11
0
50
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Berdasarkan diagram 4.9 diatas dijelaskan bahwa, 67% responden menjawab
tidak setuju, 22% menjawab setuju, 11% menjawab sangat tidak setuju, dan 0%
menjawab sangat setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berpendapat bahwa kegiatan industri yang dilakukan di daerah Kubangsari
tergolong tidak positif dan berguna bagi masyarakat. Dikarenakan kegiatan industri
PT Krakatau Posco memberikan perubahan yang berdampak negatif yaitu terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri seperti polusi air bersih, polusi
kebisingan suara, dan polusi udara.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan dampak terhadap masyarakat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.10
Dampak yang ditimbulkan keberadaan industri PT Krakatau posco
menimbulkan dampak yang positif bagi masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.10 diatas dijelaskan bahwa, 63% responden menjawab
tidak setuju, 27% menjawab setuju, 5% menjawab sangat setuju dan sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat
bahwa dampak yang ditimbulkan dari keberadaan industri terhadap masyarakat di
5
27
63
5
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
100
daerah Kubangsari memiliki dampak yang negatif. Karena seperti pada penjelasan
yang telah dijelaskan pada diagram sebelumnya, pembangunan industri tersebut
memiliki dampat negatif dan dampak positif. Pembangunan industri PT Krakatau
Posco memberikan perubahan yang berdampak negatif yaitu terjadinya pencemaran
terhadap lingkungan sekitar industri seperti polusi air bersih, polusi kebisingan suara,
dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang dirasakan oleh
penduduk Kubangsari yaitu adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial
antara masyarakat asli dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan
mengakses pekerjaan khusunya di wilayah industri PT Krakatau Posco.
4.4.2 Deskripsi Data Variabel Y (Sosial Ekonomi)
Variabel Y yaitu sosial ekonomi meliputi 9 sub-indikator yaitu:.pola
perkembangan penduduk (jumlah, umur, perbandingan kelamin), pola perpindahan
penduduk, pola perkembangan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, perkembangan
struktur ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan lapangan
pekerjaan, kesehatan masyarakat, sumber daya alam.
Gambar 4.5
Data Variabel Y
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
1, 928 2, 1445
5, 893 4, 831
5, 291 6, 926
7, 598 8, 901
9, 3005
Pola Perkembangan PendudukPola Perpindahan Penduduk
Pola Perkembangan EkonomiPenyerapan Tenaga Kerja
Perkembangan Struktur EkonomiPeningkatan Pendapatan Masyarakat
Perubahan Lapangan PekerjaanKesehatan Masyarakat
Sumber Daya Alam
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
101
Adapun penjelasan dari masing-masing sub-indikator tersebut yaitu sebagai
yaitu:
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan perkembangan jumlah penduduk.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.11
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh terhadap
penambahan jumlah penduduk Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.11 diatas dijelaskan bahwa, 87% responden menjawab
setuju, 16% menjawab sangat setuju, dan 0% tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa
keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh terhadap penambahan
jumlah penduduk di Kubangsari. Hal ini disebabkan karena banyak pendatang yang
masuk di wilayah Kubangsari akibat keberadaan industri PT Krakatau Posco.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan perkembangan umur penduduk.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
16
84
0 0 0
50
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Diagram 4.12
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak terhadap
perkembangan umur penduduk Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.12 diatas dijelaskan bahwa, 80% responden menjawab
setuju, 20% menjawab sangat setuju, dan 0% tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau Posco
memberikan dampak terhadap perkembangan umur penduduk. Perkembangan umur
penduduk di Kubangsari menjadi tinggi disebabkan oleh kematian, kelahiran, dan
migrasi masuk maupun keluar. Namun angka paling besar yaitu dari aspek migrasi
masuk dan keluar penduduk di wilayah Kubangsari.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan perbandingan jenis kelamin
penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
20
80
0 0 0
50
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
Diagram 4.13
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh terhadap
kesenjangan perbandingan jenis kelamin penduduk Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.13 diatas dijelaskan bahwa, 62% responden menjawab
setuju, 23% menjawab tidak setuju, 15% menjawab sangat setuju dan 0% sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau Posco
memberikan pengaruh terhadap kesenjangan perbandingan jenis kelamin penduduk.
Ini diakibatkan karena banyak perempuan yang bekerja di PT Krakatau Posco,
sehingga lelaki merasa iri. Ketika seorang laki-laki dan perempuan memiliki
keluarga, setuju bahwa masing-masing harus memiliki kehidupan kerja dan berusaha
untuk kemandirian finansial individu, maka harus diciptakan kondisi yang
memungkinkan masing-masing memiliki bagian yang sama dalam tugas-tugas
keluarga dan merawat anak-anak mereka.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan migrasi masuk penduduk. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada dIagram berikut:
15
62
23
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
Diagram 4.14
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh terhadap
migrasi masuk penduduk di wilayah Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.14 diatas dijelaskan bahwa, 70% responden menjawab
setuju, 17% menjawab sangat setuju, 13% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco memberikan pengaruh terhadap migrasi masuk penduduk. Hal ini dikarenakan
keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan kesempatan yang lumayan
menunjang untuk para pendatang, dari segi ada yang membuka warung makan, kost-
kostan, warung grosir dan lainnya yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan
tidak memiliki biaya yang banyak apabila ingin berpindah ke daerah Kubangsari. Dan
para pendatang yang datang ke wilayah Kubangsari juga ingin mencari kehidupan
yang lebih baik lagi dari faktor ekonomi di tempat yang baru.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan migrasi masuk penduduk.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
17
70
13 0
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
Diagram 4.15
Pengaruh terhadap migrasi masuk penduduk besar di wilayah Kubangsari
akibat dengan adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.15 diatas dijelaskan bahwa, 73% responden menjawab
setuju, 17% menjawab tidak setuju, 10% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri
mempengaruhi terhadap migrasi masuk penduduk besar di daerah Kubangsari. Hal ini
disebabkan karena seperti penjelasan pada diagram sebelumnya yaitu keberadaan
industri PT Krakatau Posco memberikan kesempatan yang lumayan menunjang untuk
para pendatang, dari segi ada yang membuka warung makan, kost-kostan, warung
grosir dan lainnya yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan tidak memiliki
biaya yang banyak apabila ingin berpindah ke daerah Kubangsari. Dan para
pendatang yang datang ke wilayah Kubangsari juga ingin mencari kehidupan yang
lebih baik lagi dari faktor ekonomi di tempat yang baru.
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan migrasi keluar penduduk. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
10
73
17
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
Diagram 4.16
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh terhadap
migrasi keluar penduduk di wilayah Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.16 diatas dijelaskan bahwa, 70% responden menjawab
setuju, 14% menjawab tidak setuju, 13% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco memberikan pengaruh terhadap migrasi keluar penduduk di Kubangsari,
karena warga Kubangsari sebagian banyak yang pindah karena mereka kehilangan
lahan mata pencaharian akibat adanya industri PT Krakatau Posco. Karena sebelum
adanya industri PT Krakatau Posco mata pencaharian mereka rata-rata sebagai petani,
tetapi setelah adanya industri PT Krakatau posco lahan mereka telah tidak ada karena
dibeli oleh pihak Krakatau Posco, itu yang menyebabkan sebagian penduduk
Kubangsari kehilangan mata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu mereka
mencari trmpat tinggal dan lahan baru yang masih bisa dipakai untuk mereka bertani.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan migrasi keluar penduduk.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
13
70
14 3
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
107
Diagram 4.17
Pengaruh terhadap migrasi keluar penduduk besar di wilayah Kubangsari
akibat dengan adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.17 diatas dijelaskan bahwa, 63% responden menjawab
setuju, 21% menjawab tidak setuju, 15% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pengaruh terhadap migrasi keluar
penduduk di Kubangsari besar. Hal ini disebabkan karena seperti penjelasan pada
diagram sebelumnya karena warga Kubangsari sebagian banyak yang pindah karena
mereka kehilangan lahan mata pencaharian akibat adanya industri PT Krakatau
Posco. Karena sebelum adanya industri PT Krakatau Posco mata pencaharian mereka
rata-rata sebagai petani, tetapi setelah adanya industri PT Krakatau posco lahan
mereka telah tidak ada karena dibeli oleh pihak Krakatau Posco, itu yang
menyebabkan sebagian penduduk Kubangsari kehilangan mata pencaharian sebagai
petani. Oleh karena itu mereka mencari trmpat tinggal dan lahan baru yang masih
bisa dipakai untuk mereka bertani.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan migrasi keluar penduduk.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
15
64
21
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
108
Diagram 4.18
Penduduk Kubangsari yang pindah jauh dari tempat asal mereka
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.18 diatas dijelaskan bahwa, 43% responden menjawab
tidak setuju, 32% menjawab setuju, 18% menjawab sangat setuju, dan 7% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa penduduk Kubangsari yang
pindah tidak jauh dari tempat asal, itu disebabkan mereka mencari mata pencaharian
yang lebih baik dan mampu mensejahterakan kehidupan mereka namun tempat yang
mereka cari tidak jauh dari tempat asal mereka, tempat yang mereka datangi hanya
pindah ke beberapa kelurahan dan kecamatan yang berbeda dari tempat asal mereka.
Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi
masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.19
Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi perkembangan
ekonomi masyarakat Kubangsari
18
32
43
7
0
20
40
60
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
109
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.19 diatas dijelaskan bahwa, 62% responden menjawab
setuju, 21% menjawab tidak setuju, 17% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat. Kehadiran industri
tersebut menyebabkan mata pencaharian masyarakat Kubangsari kehilangan mata
pencaharian yang sebelumnya menjadi petani, karena lahan mereka hilang
disebabkan oleh pembangunan industri PT Krakatau posco. Hal itu mempengaruhi
perkembangan ekonomi mereka, yang semula mereka ada penghasilan tetapi mereka
menjadi kehilangan penghasilan mereka atau penghasilan mereka menurun dibanding
sebelumnya.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi
masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.20
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh yang buruk
terhadap perkembangan ekonomi masyarakat Kubangsari
17 62
21 0 0
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
110
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.20 diatas dijelaskan bahwa, 66% responden menjawab
setuju, 20% menjawab sangat setuju, 14 % menjawab tidak setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco memberikan pengaruh yang buruk terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat. Hal ini disebabkan karena seperti penjelasan pada diagram sebelumnya
kehadiran industri tersebut menyebabkan mata pencaharian masyarakat Kubangsari
kehilangan mata pencaharian yang sebelumnya menjadi petani, karena lahan mereka
hilang disebabkan oleh pembangunan industri PT Krakatau posco. Hal itu
mempengaruhi perkembangan ekonomi mereka, yang semula mereka ada penghasilan
tetapi mereka menjadi kehilangan penghasilan mereka atau penghasilan mereka
menurun dibanding sebelumnya.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi
masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.21
20
66
14
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
111
Perubahan perkembangan ekonomi masyarakat mempengaruhi persaingan
sosial dan perubahan gaya hidup masyarakat akibat keberadaan industri PT
Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.21 diatas dijelaskan bahwa, 68% responden menjawab setuju,
16% menjawab tidak setuju, 13% menjawab sangat setuju, dan 3% menjawab sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa perubahan perkembangan
ekonomi masyarakat mempengaruhi persaingan sosial dan perubahan gaya hidup
masyarakat Kubangsari akibat keberadaan industri PT Krakatau Posco. Hal ini
disebabkan oleh kehadiran industri telah menyebabkan kerja sama tidak hanya
terbatas dalam lingkungan komunitas mereka sendiri, tetapi sudah melibatkan orang
luar terutama dengan pihak perindustrian. Dalam persaingan yang sangat tertara
adalah persaingan dalam memperoleh kesempatan untuk dapat bekerja pada PT
Krakatau Posco. Demikian juga dalam memugar dan memperbaiki rumah yang
diganti dengan bangunan yang lebih kuat, besar dan permanen serta adanya
persaingan dan perubahan gaya hidup dalam membeli barang-barang konsumtif
seperti televisi, VCD, radio tape recorder, sepeda, dan sepeda motor. Dengan
demikian kehadiran industri telah menyebabkan munculnya kompleksitas persaingan
sosial dan perubahan gaya hidup masyarakat.
13
68
16 3
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
112
Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan jumlah pengangguran. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.22
Keberadaan industri PT Krakatau Posco menambah jumlah pengangguran
masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.22 diatas dijelaskan bahwa, 46% responden menjawab setuju,
33% menjawab tidak setuju, 21% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa dengan adanya PT Krakatau Posco
justru menambah jumlah pengangguran masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan PT
Krakatau Posco tidak menyerap tenaga kerja dari penduduk sekitar sesuai dengan
perjanjian sebelumnya. Selain itu, dampak yang ditimbulkan dari adanya industri bagi
kondisi ekonomi di antaranya perubahan mata pencaharian dan daya serap tenaga
kerja. Dalam arti adanya industri yang didirikan di atas ladang pertanian atau
persawahan yang sebelumnya menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat
sekitar akan tetapi dengan adanya pembangunan industri lahan mereka menjadi
tergerus dan berubah sehingga masyarakat yang sudah tua dan tidak produktif
bekerja serta tidak tersaring oleh adanya industri mengalami kerugian dan
21
46
33
0 0
20
40
60
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
113
kehilangan mata pencahariannya, sehingga akan berdampak negatif pula pada
berkurangnya pendapatan.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan jumlah pengangguran. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.23
PT Krakatau Posco berprilaku adil terhadap perekrutan karyawan yang
harusnya didomisili oleh penduduk lokal
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.23 diatas dijelaskan bahwa, 67% responden menjawab
tidak setuju, 26% menjawab setuju, 7% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa PT Krakatau Posco tidak berprilaku adil
terhadap perekrutan karyawan yang harusnya didomisili oleh penduduk lokal.
Sebenarnya, pada proses pembangunan awal industri PT Krakatau Posco, pihak
manajemen perekturan sudah berjanji bahwa karyawan yang nantinya bekerja di PT
Krakatau Posco mayoritas akan diisi oleh masyarakat sekitar daerah Kubangsari.
Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan jumlah lapangan pekerjaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.24
Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi terhadap jumlah
lapangan pekerjaan di wilayah Kubangsari
7 26 67
0 0
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
114
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.24 diatas dijelaskan bahwa, 71% responden menjawab setuju,
16% menjawab sangat setuju, 13% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau Posco
mempengaruhi terhadap jumlah lapangan pekerjaan di Kubangsari. Karena dampak
yang ditimbulkan dari adanya industri daya serap tenaga kerja. Dalam arti adanya
industri yang didirikan di atas ladang pertanian atau persawahan yang sebelumnya
menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat sekitar akan tetapi dengan adanya
pembangunan industri lahan mereka menjadi tergerus dan berubah sehingga
masyarakat yang sudah tua dan tidak produktif bekerja serta tidak tersaring
oleh adanya industri mengalami kerugian dan kehilangan mata pencahariannya.
Kesembilan, pernyataan yang berkaitan dengan perubahan struktur ekonomi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.25
Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi struktur ekonomi kota
Cilegon
16
71
13 0
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
115
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.25 diatas dijelaskan bahwa, 68% responden menjawab
setuju, 16% menjawab tidak setuju, 13% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco mempengaruhi struktur ekonomi kota Cilegon. Sektor industri di Kota Cilegon
cukup potensial dan laju pertumbuhannya cukup tinggi termasuk salah satunya
industri PT Krakatau Posco. Perkembangan sektor industri ini didukung dengan nilai
investasi yang tinggi. Secara keseluruhan industri yang memberikan kontribusi besar
adalah industri besar. Dengan adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco di kota
Cilegon ini, tentu saja akan memberikan dampak kepada Kota Cilegon itu sendiri.
Kesepuluh, pernyataan yang berkaitan dengan pendapatan masyarakat
sebelum keberadaan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.26
Masyarakat Kubangsari mempunyai kehidupan yang sudah sejahtera sebelum
adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco
13
68
16 3
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
116
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.26 diatas dijelaskan bahwa, 59% responden menjawab
setuju, 34% menjawab sangat setuju, 7% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah sejahtera sebelum
keberadaan industri PT Krakatau Posco. Hal ini dikarenakan masyarakat Kubangsari
sudah memiliki kehidupan dan penghasilan yang layak sebelum adanya industri PT
Krakatau Posco.
Kesebelas, pernyataan yang berkaitan dengan pendapatan masyarakat setelah
keberadaan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.27
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh terhadap
pendapatan masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.27 diatas dijelaskan bahwa, 49% responden menjawab setuju,
30% menjawab tidak setuju, 21% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat tidak
34
59
7 0
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
21
49 30
0 0
50
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
117
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau Posco
memberikan pengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan dampak
adanya industri bagi kondisi ekonomi di antaranya perubahan mata pencaharian dan
daya serap tenaga kerja. Dalam arti adanya industri yang didirikan di atas ladang
pertanian atau persawahan yang sebelumnya menjadi salah satu mata pencaharian
masyarakat sekitar akan tetapi dengan adanya pembangunan industri lahan mereka
menjadi tergerus dan berubah sehingga masyarakat yang sudah tua dan tidak
produktif bekerja serta tidak tersaring oleh adanya industri mengalami kerugian
dan kehilangan mata pencahariannya, sehingga akan berdampak negatif pula pada
berkurangnya pendapatan.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan pendapatan masyarakat
setelah keberadaan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.28
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh yang rendah
terhadap pendapatan masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.28 diatas dijelaskan bahwa, 64% responden menjawab
setuju, 22% menjawab sangat setuju, 14% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat
22
64
14
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
118
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco memberikan pengaruh yang rendah terhadap pendapatan masyarakat. Namun
dengan adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco juga membawa dampak yang
positif terhadap pendapatan masyarakat, contoh saja mereka membuka warung
makan, kos-kosan, warung sembako untuk menambah pendapatan mereka.
Keduabelas, pernyataan yang berkaitan dengan mata pencaraharian sebelum
keberadaan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.29
Mata pencaharian masyarakat Kubangsari rata-rata sebagai petani sebelum
adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.29 diatas dijelaskan bahwa, 48% responden menjawab
setuju, 30% menjawab tidak setuju, 22% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sebelum adanya PT Krakatau
Posco mata pencaharian masyarakat Kubangsari rata-rata sebagai petani. Namun
setelah adanya industri yang didirikan di atas ladang pertanian atau persawahan yang
sebelumnya menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat sekitar akan tetapi
dengan adanya pembangunan industri lahan mereka menjadi tergerus dan berubah
22
48
30
0 0
20
40
60
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
119
sehingga masyarakat yang sudah tua dan tidak produktif bekerja serta tidak
tersaring oleh adanya industri mengalami kerugian dan kehilangan mata
pencahariannya.
Ketigabelas, pernyataan yang berkaitan dengan mata pencaraharian setelah
keberadaan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.30
Terjadinya perubahan mata pencaharian masyarakat Kubangsari setelah
adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.30 diatas dijelaskan bahwa, 72% responden menjawab
setuju, 17% menjawab sangat setuju, 11% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan mata
pencaharian masyarakat Kubangsari setelah adanya keberadaan industri PT Krakatau
Posco. Meskipun masyarakat Kubangsari juga masih ada yang menjadi petani dengan
lahan yang seadanya, walaupun lahan mereka sebagian telah dibangun industri PT
Krakatau Posco.
Keempatbelas, pernyataan yang berkaitan dengan kebiasaan masyarakat
dalam bidang kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
17
72
11 0
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
120
Diagram 4.31
Adanya pola perubahan dari kebiasaan masyarakat Kubangsari dalam bidang
kesehatan sebelum adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.31 diatas dijelaskan bahwa, 78% responden menjawab
setuju, 19% menjawab sangat setuju, 3% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada pola perubahan dari kebiasaan
masyarakat dalam bidang kesehatan sebelum adanya keberadaan industri PT
Krakatau Posco.
Kelimabelas, pernyataan yang berkaitan dengan dampak keberadaan industri
terhadap kesehatan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram
berikut:
Diagram 4.32
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak terhadap
kesehatan masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.32 diatas dijelaskan bahwa, 70% responden menjawab
setuju, 17% menjawab sangat setuju, 13% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat
19
78
3 0 0
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
17 70
13 0 0
100
1
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
121
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan dampak keberadaan industri
terhadap kesehatan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram
berikut:
Diagram 4.33
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak yang negatif
terhadap kesehatan masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.33 diatas dijelaskan bahwa, 61% responden menjawab
setuju, 29% menjawab tidak setuju, 10% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco memberikan dampak yang negatif terhadap kesehatan masyarakat. Limbah
dapat menurunkan kualitas lingkungan baik air, tanah, maupun udara, dan limbah
bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, makanan, dan kontak
langsung dengan kulit. Masyarakat Kubangsari sudah merasakan dampak negatif
keberadaan industri bagi kesehatan mereka, diantaranya yaitu ada yang mengalami
diare, flu, dan gangguan pernapasan serta pencernaan lainnya.
10
61
29
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
122
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan dampak keberadaan industri
terhadap kesehatan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram
berikut:
Diagram 4.34
Keberadaan industri PT Krakatau Posco menyebabkan pola hidup kesehatan
masyarakat Kubangsari menjadi tidak sehat akibat adanya polusi yang
disebabkan oleh kegiatan industri
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.34 diatas dijelaskan bahwa, 63% responden menjawab
setuju, 24% menjawab tidak setuju, 13% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco menyebabkan masyarakat Kubangsari menjadi tidak sehat akibat adanya polusi
yang disebabkan oleh kegiatan industri tersebut. Masyarakat Kubangsari sudah
merasakan dampak negatif keberadaan industri bagi kesehatan mereka, diantaranya
yaitu ada yang mengalami diare, flu, dan gangguan pernapasan serta pencernaan
lainnya.
Keenambelas, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan air. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.35
13
63
24
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
123
Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi jumlah ketersediaan
air bagi masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.35 diatas dijelaskan bahwa, 66% responden menjawab
setuju, 19% menjawab sangat setuju, 11% menjawab tidak setuju, dan 4% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco mempengaruhi jumlah ketersediaan air bagi masyarakat. Air di daerah
Kubangsari menjadi tercemar, warma air menjadi keruh dan berbau. Masyarakat
Kubangsari menjadi mengalami kesulitan air bersih akibat limbah yang dihasilkan
oleh PT Krakatau Posco.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan air. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.36
Masyarakat Kubangsari sempat mengalami kesulitan mendapatakan air setelah
adanya keberadaan industri PT Krakatau posco
19 66
11 4 0
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
124
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.36 diatas dijelaskan bahwa, 70% responden menjawab
setuju, 27% menjawab sangat setuju, 3% menjawab tidak setuju, dan 0% dan sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa masyarakat sempat mengalami
kesulitan mendapatakan air setelah adanya keberadaan industri PT Krakatau posco.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan air. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.37
Masyarakat Kubangsari tetap mendapatkan akses air setelah adanya
keberadaan industri PT Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.37 diatas dijelaskan bahwa, 52% responden menjawab
tidak setuju, 39% menjawab setuju, 9% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat tidak
27
70
3 0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
9
39
52
0 0
20
40
60
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
125
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak mendapatkan akses air
setelah adanya PT Krakatau Posco.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan air. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.38
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan masyarakat Kubangsari menjadi banjir
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.38 diatas dijelaskan bahwa, 74% responden menjawab
setuju, 26% menjawab sangat setuju, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau Posco
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan masyarakat Kubangsari menjadi
banjir. PT Krakatau posco rawan menghasilkan berbagai jenis limbah yang
mencemari air. Aktivitas industri PT Krakatau Posco tidak sapat disangkal lagi
merusak lingkungan Kubangsari melalui pencemarannya contohnya banjir. Banjir ini
disebabkan oleh meluapnya air sungai atau got pembuangan air masyarakat akibat
pengolahan limbah industri yang tidak baik.
Ketujuhbelas, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan lahan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
26
74
0 0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
126
Diagram 4.39
Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi jumlah ketersediaan
lahan bagi masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.39 diatas dijelaskan bahwa, 67% responden menjawab
setuju, 33% menjawab sangat setuju, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa dengan keberadaan industri PT
Krakatau Posco mempengaruhi jumlah ketersediaan lahan bagi masyarakat. Lahan
masyarakat menjadi berkurang karena dengan adanya industri PT Krakatau Posco.
Karena lahar pertanian mereka telah dibeli oleh pihak industri tersebut.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan lahan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.40
Masyarakat Kubangsari sebagian besar menjual lahannya kepada PT Krakatau
Posco secara murah dan paksa
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
33
67
0 0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
20
69
11 0
0
50
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
127
Berdasarkan diagram 4.40 diatas dijelaskan bahwa, 69% responden menjawab
setuju, 20% menjawab sangat setuju, 11% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa masyarakat Kubangsari sebagian
besar menjual lahannya kepada PT Krakatau Posco secara murah dan paksa. Hal ini
disebabkan karena ada pihak ketiga yang mengancam mereka apabila masyarakat
tidak menjual lahannya kepada pihak industri tersebut.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan lahan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.41
Masyarakat Kubangsari tetap memiliki lahan setelah adanya keberadaan
industri PT Krakatau Posco
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.41 diatas dijelaskan bahwa, 67% responden menjawab
tidak setuju, 26% menjawab setuju, 7% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa masyarakat Kubangsari tidak memiliki
lahan setelah adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco karena lahan mereka
telah dijual kepada pihak industri tersebut.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan lahan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
7
26
67
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
128
Diagram 4.42
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan masyarakat Kubangsari yaitu polusi tanah
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.42 diatas dijelaskan bahwa, 74% responden menjawab
setuju, 22% menjawab sangat setuju, 4% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat tidak
setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau Posco
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan masyarakat Kubangsari yaitu
polusi tanah. Lingkungan Kubangsari menjadi polusi tanah disebabkan oleh
penggalian, pengeboran, dll.
Kedelapanbelas, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan udara. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.43
Keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi jumlah ketersediaan
udara bersih bagi masyarakat Kubangsari
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
22
74
4 0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
18
67
11 4
0
50
100
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
129
Berdasarkan diagram 4.43 diatas dijelaskan bahwa, 67% responden menjawab
setuju, 18% menjawab sangat setuju, 11% menjawab tidak setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco mempengaruhi jumlah ketersediaan udara bersih bagi masyarakat Kubangsari.
Selanjutnya, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan udara. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada diagram berikut:
Diagram 4.44
Keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan masyarakat Kubangsari yaitu polusi udara
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018
Berdasarkan diagram 4.44 diatas dijelaskan bahwa, 71% responden menjawab
setuju, 15% menjawab tidak setuju, 14% menjawab sangat setuju, dan 0% sangat
tidak setuju. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa keberadaan industri PT Krakatau
Posco memberikan dampak negatif terhadap lingkungan masyarakat Kubangsari yaitu
polusi udara. Polusi udara disebabkan oleh pembuangan limbah udara atau asap
bakaran sisa industri yang tidak disaring terlebih dahulu.
14
71
15
0 0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
130
4.5 Uji Hipotesis
Pada penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat signifikasi dari hipotesis yang diajukan. Adapun hipotesis diajukan
yaitu:
Hipotesis Nol (Ho):
Tidak ada Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon.
Hipotesis Alternatif (Ha):
Ada Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon.
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis tersebut perlu menggunakan
teknik analisis statistik. Adapun beberapa pengujian yang akan diterapkan dalam
penelitian ini antara lain:
4.5.1 Uji Korelasi
Uji koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X
dan variabel Y. pengujian ini berlandaskan pada rumus Product Moment Pearson’s
correlation, untuk menganalisis hubungan antara keberadaan industri PT Krakatau
Posco terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kubangsari berikut ini:
131
Tabel 4.6
Hasil Uji Korelasi Variabel X Terhadap Variabel Y
Correlations
Keberadaan_in
dustri
Sosial_Ekonomi
Keberadaan_industri
Pearson Correlation 1 .309**
Sig. (2-tailed) .002
N 100 100
Sosial_Ekonomi
Pearson Correlation .309** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan table 4.7 diatas, sesuai dengan hasil pengujian koefisien korelasi
menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar ry = 0,309. Artinya bahwa terdapat hubungan antara keberadaan industri
terhadap kondisi sosial ekonomi. Adapun kekuatan hubungan antar variabel x dan y
yaitu hubungan antara keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Tingkat Kekuatan Hubungan Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
132
Sumber: Sugiyono, 2013:184
Berdasarkan tabel diatas, hubungan koefisien korelasi berada pada kategori
“Rendah” karena nilai ry = 0,309 berada diantara nilai 0,20 – 0,3999.
4.5.2 Uji T-Test
Berdasarkan pengolahan data hasil pengujian sebelumnya, telah didapat nilai
koefisiensi korelasi yaitu, 0,309 dengan kategori rendah. Hubungan tersebut berlaku
untuk sampel yang berjumlah 100 orang. Selanjutnya untuk menguji signifikansi
hubungan antar variabel penelitian menggunakan rumus t-test untuk melakukan uji
signifikansi dengan menggunakan tingkat kesalahan 10% guna mengetahui t tabel.
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji signifikansi sebagai berikut:
√
√
√
√ ( )
t = 2,908
Berdasarkan pada hasil nilai thitung didapatkan nilai sebesar 2,908 maka terlihat
bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel atau (2,908 > 1,290) dengan demikian
dinyatakan bahwa hubungan yang terhadi antara variabel X yaitu keberadaan industri
dan variabel Y yaitu sosial ekonomi adalah signifikan (nyata).
133
4.5.3 Uji Regresi
Tabel 4.8
Uji Regresi Variabel X Terhadap Variabel Y
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .309a .096 .086 11.651 2.161
a. Predictors: (Constant), Keberadaan_industri
b. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, terlihat besaran angka r square yang merupakan
hasil dari pengkuadratan dari nilai korelasi 0,309 yaitu 0,095481. Nilai tersebut dapat
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh keberadaan industri PT Krakatau Posco
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon,
dengan cara perhitungan pada tabel diatas dapat diuraikan melalui rumus koefisien
determinasi sebagai berikut:
R = 0,309
KD = r2 x 100%
KD = ( 0,3092
x 100% )
KD = 0,095481 x 100%
KD = 9,6%
Dari hasil perhitungan diatas, didapat nilai koefisien determinasi = 9,6%.
Dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa besarnya pengaruh keberadaan industri PT
Krakatau Posco terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon sebesar 9,6% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor
134
lain yang tidak ditelit pada penelitian ini.
4.5.4 Hasil Analisis Regresi Sederhana (Simple Regression)
Analisis regresi sederhana dalam penelitian digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya kelinieran pengaruh variabel independent terhadap variabel dipendent.
Adapun variabel independent dalam penelitian ini yaitu pengaruh keberadaan industri
PT Krakatau Posco, sedangkan variabel dependennya yaitu kondisi sosial ekonomi
masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon, selanjutnya untuk melihat nilai
koefisien tersebut dapat dilihat pada table 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 65.597 11.078 5.921 .000
Keberadaan_industri 1.932 .600 .309 3.220 .002
a. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
Berdasarkan pada tabel 4.9 dapat diuraikan bahwa nilai konstan (α) memiliki
nilai 65,597 dan b memiliki nilai sebesar 11,078 Maka dengan demikian didapatkan
hasil persamaan regresi Y = 65,597 + 11,078X. artinya jika nilai X naik sebesar satu
satuan maka, nilai Y juga akan bertambah sebesar 11,078 satu satuan.
4.5.5 Uji Hipotesis Regresi
Uji hipotesis regresi dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi sudah
benar atau salah. Uji ini dilakukan dengan membandingkan besarnya angka taraf
signifikan (sig) penelitian dengan taraf signifikan sebesar 0,10. Berikut ini:
135
Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis Variabel X Terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1407.498 1 1407.498 10.369 .002b
Residual 13303.012 98 135.745
Total 14710.510 99
a. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
b. Predictors: (Constant), Keberadaan_industri
Untuk pengujian pada tabel diatas, diberlakukan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis Nol (Ho):
Tidak ada Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon.
Hipotesis Alternatif (Ha):
Ada Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon.
Menurut Sugiyono (2017:187) pengujian nilai signifikansi dengan
menggunakan nilai signifikansi dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika signifikansi penelitian < 0,10 maka H0 ditolak dan Ha diterima
2. Jika signifikansi penelitian > 0,10 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Pada perhitungan tabel 4.10 di atas, diperoleh nilai signifikansi 0,002. Jika
nilai signifikansi dibandingkan, maka hasilnya adalah 0,002 < 0,10. Maka
berdasarkan pada ketentuan diatas, maka di dapat pernyataan hasil hipotesis yaitu ; H0
ditolak dan Ha diterima. Artinya adalah adanya pengaruh keberadaan industri PT
136
Krakatau Posco terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon, dengan demikian pernyataan tersebut dapat diatarik
kesimpulan bahwa model regresi pada tabel sudah benar.
4.6 Pembahasan
Penelitian dengan judul “Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota
Cilegon” dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yang
mempertanyakan besarnya pengaruh keberadaan industri PT Krakatau Posco terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon. Sesuai
dengan hasil uji hipotesis penelitian tentang pengaruh keberadaan industri PT
Krakatau Posco terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon dengan beberapa tahap pengujian, dari hasil uji korelasi
yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar ry = 0,309. Dimana nilai tersebut ada di tingkat kekuatan
hubungan pada range nilai 0,20 – 0,3999. yang dikategorikan berkorelasi rendah.
Artinya dari hasil perhitungan tersebut dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara
keberadaan industri PT Krakatau Posco dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Kelurahan Kubangsari yang rendah.
Selanjutnya, untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan yang terjadi
antara keberadaan industri PT Krakatau Posco dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat di Kelurahan Kubangsari, maka digunakan uji t. Adapun dalam pengujian
137
uji t-test diperoleh Nilai thitung = 2,908 dan nilai ttabel = 1,29025 pada tingkat Sig =
0,1. Dengan demikian, nilai thitung > ttabel (2,908 > 1,29025) berarti hubungan antara
keberadaan industri PT Krakatau Posco dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Kelurahan Kubangsari adalah signifikan. karena nilai t hitung lebih besar dari pada t
tabel. Maka berdasarkan pada hasil pengujian tersebut, disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara keberadaan industri PT Krakatau Posco dengan
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Kubangsari.
Setelah dilakukan 2 pengujian sebelumnya sebagaimana dijabarkan diatas,
diketahui besaran kontribusi keberadaan industri PT Krakatau Posco terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon maka dilakukan
perhitungan berdasarkan nilai koefisien determinasinya sebagai berikut : KD = (ry)2 x
100% = (0,3092
x 100%)= 9,6%. Dengan hasil nilai tersebut, maka diketahui bahwa
variabel keberadaan industri memberikan kontribusi sebesar 9,6% terhadap kondisi
sosial ekonomi.
Untuk melihat hubungan keberadaan industri PT Krakatau Posco terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Kubangsari maka perlu dihitung
menggunakan teknik analisis regresi sebagai berikut Y = 65,597 + 11,078X.
Konstanta sebesar 65,597.
Menyatakan, jika tidak ada keberadaan industri maka kondisi sosial = 65,597.
Koefisien regresi X sebesar 11,078 menunjukkan hubungan keberadaan industri
rendah. Berarti variabel keberadaan industri dapat digunakan untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari aspek sosial dan ekonomi masyarakat Kubangsari,
138
dengan demikian, dari hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas, dan teori serta
hasil penelitian yang relevan disimpulkan bahwa keberadaan industri berhubungan
rendah dan signifikan dengan kondisi sosial ekonomi.
Pada sub pembahasan ini, dipaparkan pula pendeskripsian dan analisis
variabel yang didasarkan pada akumulasi berbagai dimensi dan indikator, adapun
pengukuran atas variabel-variabel tersebut dilakukan berdasarkan penilaian
pandangan, presepsi maupun sikap responden terhadap setiap item pertanyaan yang
diajukan dan kemudian diolah dalam bentuk tabulasi frekuensi. Dari 41 item
pertanyaan yang disajikan berkaitan dengan variabel X yaitu keberadaan industri dan
Variabel Y yaitu kondisi sosial ekonomi, kepada 100 responden penelitian dengan 4
pilihan jawaban yang meliputi “sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju”, maka di dapat hasil akumulatif skor jawaban responden yang kemudian
dikelompokan dengan kriteria penilaian menggunakan rentan skor ideal, sebagai
berikut:
1. Nilai skala pengukuran terbesar yaitu 4, dan terkecil yaitu 1. dengan
responden sejumlah 100 orang, diperoleh nilai terbesar kumulatif yaitu 100 x
4 = 400 dan nilai terendah dari skor kumulatif yaitu 100 x 1 = 100
2. Rentang skor maksimum dan minimum adalah 400 - 100 = 300
3. Range skor untuk setiap kategori 300/4 = 75
Dengan demikian, diperoleh klasifikasi kriteria pengukuran skor sebagai berikut:
139
Tabel 4.11
Kriteria Penilaian Berdasarkan Rata-rata Skor
No Rentang Skor Kategori
1 100,00 – 175,00 Sangat rendah
2 175,00 – 250,00 Rendah
3 250,00 – 325,00 Kuat
4 325,00 – 400,00 Sangat Kuat
Sumber : Data Primer 2018 diolah
A. Variabel X “Keberadaan Industri PT Krakatau Posco”
Variabel X yaitu keberadaan industri meliputi 2 dimensi yaitu: kegiatan industri,
dan dampak dari industri. Ke-2 dimensi tersebut merupakan suatu dimensi karakter
dari keberadaan industri PT Krakatau Posco yang dianggap menentukan pengaruh
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kubangsari. Adapun untuk mengukur
variabel tersebut dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur kuesioner yang
berisikan 7 butir pernyataan dengan masing-masing dimensi terdari 1 sampai 3 item
pernyataan. Dengan gambaran skor sebagai berikut:
Tabel 4.12
Skor Dimensi Variabel X “Keberadaan Industri PT Krakatau Posco”
No. Dimensi Skor % Jumlah
item
Rata-
rata
skor
Kategori
1 Kegiatan Industri 1604 87,4 6 267,33 Kuat
2 Dampak dari industri 232 12,6 1 232 Rendah
Variabel
Keberadaan Industri
PT Krakatau Posco
1836 100% 7 499,33 Rendah
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018
140
Berdasarkan gambaran skor variabel X pada tabel 4.13 diatas,
menggambarkan bahwa skor rata-rata dengan nilai 499,33 tersebut menunjukan
bahwa keberadaan industri PT Krakatau Posco dikategorikan rendah. Adapun untuk
mengetahui lebih jelas kecenderungan setiap sub variabel yang terdiri dari 2 dimensi
tersebut, akan diuraikan sebagai berikut:
1. Sub Variabel: Kegiatan industri
Dimensi sub variabel kegiatan industri menggunakan 6 indikator pernyataan yang
antara lain: masyarakat Kubangsari merasa terganggu akibat dengan keberadaan
industri PT Krakatau Posco, masyarakat Kubangsari setuju dengan keberadaan
industri PT Krakatau Posco di daerah ini, keberadaan industri PT Krakatau Posco
membuat kehidupan masyarakat Kubangsari menjadi lebih baik, masyarakat
Kubangsari setuju dengan pembangunan industri PT Krakatau Posco di daerah ini, PT
Krakatau posco sering melakukan kegiatan industri untuk masyarakat Kubangsari,
kegiatan industri PT Krakatau Posco positif dan berguna bagi masyarakat Kubangsari
. Dari tabel 4.12 yang berisikan skor dimensi variabel keberadaan industri, pada butir
nomor 1. Dimensi kegiatan industri terlihat bahwa rata-rata skornya berada pada
kategori kuat. Artinya, mayoritas responden penelitian memberikan jawaban yang
cenderung menyatakan bahwa secara umum, dimensi kegiatan industri memberikan
pengaruh yang sangat kuat di daerah Kubangsari dengan persentase kontrobusi
pengaruh sebesar 87,4%. Itu dikarenakan oleh dimensi kegiatan industri di Kubangsari
memberikan dampak yang negatif serta positif untuk masyarakat. Salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh masyarakat yaitu tidak baiknya pengolaham limbah yang
141
disebabkan proses produksi suatu industri. Sedangkan salah satu dampak positif yang
ditimbulkan yaitu perubahan gaya hidup masyarakat yang berkecukupan akibat adanya
kegiatan industri.
2. Sub Variabel: Dampak dari Industri
Dimensi sub variabel dampak dari industri menggunakan 1 indikator pernyataan
yang antara lain: dampak yang ditimbulkan keberadaan industri PT Krakatau posco
menimbulkan dampak yang positif bagi masyarakat Kubangsari. Dari tabel 4.12 yang
berisikan skor dimensi variabel keberadaan industri, pada butir nomor 2. Dimensi
dampak dari industri terlihat bahwa rata-rata skornya berada pada kategori rendah
dengan nilai rata-rata skor 232. Artinya, mayoritas responden penelitian memberikan
jawaban yang cenderung menyatakan bahwa secara umum, dimensi dampak dari
industri menimbulkan dampak yang negatif dengan persentase kontribusi pengaruh
sebesar 12,6%. Salah satu dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat yaitu tidak
baiknya pengolaham limbah yang disebabkan proses produksi suatu industri.
B. Variabel Y “Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari”
Variabel Y yaitu kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Kubangsari
meliputi 9 dimensi yaitu: pola perkembangan penduduk (jumlah, umur, perbandingan
kelamin), pola perpindahan penduduk, pola perkembangan ekonomi, penyerapan
tenaga kerja, perkembangan struktur ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat,
perubahan lapangan pekerjaan, kesehatan masyarakat, sumber daya alam. Adapun
untuk mengukur variabel tersebut dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur
142
kuesioner yang berisikan 34 butir pernyataan dengan masing-masing dimensi terdari
1 sampai 10 item pernyataan. Dengan gambaran skor sebagai berikut:
Tabel 4.13
Skor Dimensi Variabel Y “Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kubangsari”
No. Dimensi Skor % Jumlah
item
Rata-
rata
skor
Kategori
1
Pola perkembangan
penduduk (jumlah,
umur, perbandingan
kelamin)
928 9,45 3 309,33 Kuat
2 Pola perpindahan
penduduk 1445 14,7 5 289 Kuat
3 Pola perkembangan
ekonomi 893 9,09 3 297,66 Kuat
4 Penyerapan tenaga
kerja 831 8,46 3 277 Kuat
5 Perkembangan
struktur ekonomi 291 2,96 1 291 Kuat
6
Peningkatan
pendapatan
masyarakat
926 9,43 3 308,66 Kuat
7 Perubahan lapangan
pekerjaan 598 6,09 2 299 Kuat
8 Kesehatan masyarakat 901 9,17 4 225,25 Rendah
9 Sumber daya alam 3005 30,60 10 300,5 Kuat
Variabel Kondisi
Sosial Ekonomi
Masyarakat di
Kelurahan
Kubangsari
9818 100% 34 2597,4 Kuat
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa skor yang tertera pada variabel
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang merupakan variabel Y dari penelitian ini,
143
menunjukkan rata-rata jawaban responden ada pada skor 2597,4 yang artinya adalah
kuat. Adapun untuk mengetahui lebih jelas kecenderungan setiap sub variabel yang
terdiri dari 9 dimensi tersebut, akan diuraikan sebagai berikut:
1. Sub Variabel: Pola Perkembangan Penduduk (Jumlah, Umur, Perbandingan
Kelamin)
Dimensi pola perkembangan penduduk dihitung dengan menggunakan 3 indikator
pernyataan yang antara lain: keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan
pengaruh terhadap penambahan jumlah penduduk Kubangsari, keberadaan industri
PT Krakatau Posco memberikan dampak terhadap perkembangan umur penduduk
Kubangsari, keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh terhadap
kesenjangan perbandingan jenis kelamin penduduk Kubangsari. Dari hasil skor pada
tabel 4.13 diatas, dapat diartikan bahwa secara umum, dimensi pola perkembangan
penduduk memiliki skor rata-rata sebesar 309,33 dikategorikan kuat dengan
persentase kontribusi sebesar 9,45% dari kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kubangsari. Dimensi pola perkembangan penduduk merupakan dimensi yang
berpengaruh terhadap jumlah umur produktif yang bekerja dengan keberadaan suatu
industri.
2. Sub Variabel: Pola Perpindahan Penduduk
Dimensi pola perpindahan penduduk dihitung dengan menggunakan 5 indikator
pernyataan yang antara lain: keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan
pengaruh terhadap migrasi masuk penduduk di wilayah Kubangsari, pengaruh
terhadap migrasi masuk penduduk besar di wilayah Kubangsari akibat dengan adanya
144
keberadaan industri PT Krakatau Posco, keberadaan industri PT Krakatau Posco
memberikan pengaruh terhadap migrasi keluar penduduk di wilayah Kubangsari,
pengaruh terhadap migrasi keluar penduduk besar di wilayah Kubangsari akibat
dengan adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco, penduduk Kubangsari yang
pindah jauh dari tempat asal mereka. Dari hasil skor pada tabel 4.13 diatas, dapat
diartikan bahwa secara umum, dimensi pola perpindahan penduduk memiliki skor
rata-rata sebesar 289 dikategorikan kuat dengan persentase kontribusi sebesar 14,7%
dari kondisi sosial ekonomi masyarakat Kubangsari. Dimensi pola perpindahan
penduduk merupakan dimensi yang berpengaruh terhadap penduduk migrasi masuk
dan keluar penduduk di Kubangsari.
3. Sub Variabel: Pola Perkembangan Ekonomi
Dimensi pola perkembangan ekonomi dihitung dengan menggunakan 3 indikator
pernyataan yang antara lain: keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi
perkembangan ekonomi masyarakat Kubangsari, keberadaan industri PT Krakatau
Posco memberikan pengaruh yang buruk terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat Kubangsari, perubahan perkembangan ekonomi masyarakat
mempengaruhi persaingan sosial dan perubahan gaya hidup masyarakat akibat
keberadaan industri PT Krakatau Posco. Dari hasil skor pada tabel 4.13 diatas, dapat
diartikan bahwa secara umum, dimensi pola perkembangan ekonomi memiliki skor
rata-rata sebesar 297,66 dikategorikan kuat dengan persentase kontribusi sebesar
9,09% dari kondisi sosial ekonomi masyarakat Kubangsari. Dimensi pola
145
perkembangan ekonomi merupakan dimensi yang menunjang berubahnya kondisi
sosial ekonomi masyarakat Kubangsari.
4. Sub Variabel: Penyerapan Tenaga Kerja
Dimensi penyerapan tenaga kerja dihitung dengan menggunakan 3 indikator
pernyataan yang antara lain: keberadaan industri PT Krakatau Posco menambah
jumlah pengangguran masyarakat Kubangsari, PT Krakatau Posco berprilaku adil
terhadap perekrutan karyawan yang harusnya didomisili oleh penduduk lokal,
keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi terhadap jumlah lapangan
pekerjaan di wilayah Kubangsari. Dari hasil skor pada tabel 4.13 diatas, dapat
diartikan bahwa secara umum, dimensi pola perkembangan ekonomi memiliki skor
rata-rata sebesar 277 dikategorikan kuat dengan persentase kontribusi sebesar 8,46%
dari kondisi sosial ekonomi masyarakat Kubangsari. Dimensi penyerapan tenaga kerja
merupakan dimensi untuk mengetahui seberapa besar penyerapan tenaga kerja lokal
masyarakat Kubang sari yang direkrut oleh PT Krakatau Posco.
5. Sub Variabel: Perkembangan Struktur Ekonomi
Dimensi perkembangan struktur ekonomi dihitung dengan menggunakan 1 indikator
pernyataan yang antara lain: keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi
struktur ekonomi kota Cilegon.. Dari hasil skor pada tabel 4.13 diatas, dapat diartikan
bahwa secara umum, dimensi perkembangan struktur ekonomi memiliki skor rata-rata
sebesar 291 dikategorikan kuat dengan persentase kontribusi sebesar 2,96% dari
kondisi sosial ekonomi masyarakat Kubangsari.
146
6. Sub Variabel: Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Dimensi peningkatan pendapatan masyarakat dihitung dengan menggunakan 3
indikator pernyataan yang antara lain: masyarakat Kubangsari mempunyai kehidupan
yang sudah sejahtera sebelum adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco,
keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan pengaruh terhadap pendapatan
masyarakat Kubangsari, keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan
pengaruh yang rendah terhadap pendapatan masyarakat Kubangsari. Dari hasil skor
pada tabel 4.13 diatas, dapat diartikan bahwa secara umum, dimensi peningakatan
pendapatan masyarakat memiliki skor rata-rata sebesar 308,66 dikategorikan kuat
dengan persentase kontribusi sebesar 9,43% dari kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kubangsari. Dimensi peningkatan pendapatan masyarakat merupakan dimensi untuk
mengetahui seberapa besar jumlah pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah
keberadaan industri PT Krakatau Posco.
7. Sub Variabel: Perubahan Lapangan Pekerjaan
Dimensi perubahan lapangan pekerjaan dihitung dengan menggunakan 2 indikator
pernyataan yang antara lain: mata pencaharian masyarakat Kubangsari rata-rata
sebagai petani sebelum adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco, terjadinya
perubahan mata pencaharian masyarakat Kubangsari setelah adanya keberadaan
industri PT Krakatau Posco. Dari hasil skor pada tabel 4.13 diatas, dapat diartikan
bahwa secara umum, dimensi perubahan lapangan pekerjaan memiliki skor rata-rata
sebesar 299 dikategorikan kuat dengan persentase kontribusi sebesar 6,09% dari
kondisi sosial ekonomi masyarakat Kubangsari. Dimensi perubahan lapangan
147
pekerjaan merupakan dimensi untuk mengetahui berubah atau tidaknya lapangan
pekerjaan masyarakat Kubangsari sebelum dan sesudah keberadaan industri PT
Krakatau Posco.
8. Sub Variabel: Kesehatan Masyarakat
Dimensi kesehatan masyarakat dihitung dengan menggunakan 4 indikator
pernyataan yang antara lain: adanya pola perubahan dari kebiasaan masyarakat
Kubangsari dalam bidang kesehatan sebelum adanya keberadaan industri PT
Krakatau Posco, keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak
terhadap kesehatan masyarakat Kubangsari, keberadaan industri PT Krakatau Posco
memberikan dampak yang negatif terhadap kesehatan masyarakat Kubangsari,
keberadaan industri PT Krakatau Posco menyebabkan pola hidup kesehatan
masyarakat Kubangsari menjadi tidak sehat akibat adanya polusi yang disebabkan
oleh kegiatan industri. Dari hasil skor pada tabel 4.13 diatas, dapat diartikan bahwa
secara umum, dimensi kesehatan masyarakat memiliki skor rata-rata sebesar 225,25
dikategorikan rendah dengan persentase kontribusi sebesar 9,17% dari kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kubangsari. Dimensi kesehatan masyarakat merupakan dimensi
untuk mengetahui dampak bagi kesehatan masyarakat apa sajakah yang diterima bagi
masyarakat Kubangsari.
9. Sub Variabel: Sumber Daya Alam
Dimensi sumber daya alam dihitung dengan menggunakan 10 indikator pernyataan
yang antara lain: keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi jumlah
148
ketersediaan air bagi masyarakat Kubangsari, masyarakat Kubangsari sempat
mengalami kesulitan mendapatakan air setelah adanya keberadaan industri PT
Krakatau posco, masyarakat Kubangsari tetap mendapatkan akses air setelah adanya
keberadaan industri PT Krakatau Posco, keberadaan industri PT Krakatau Posco
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan masyarakat Kubangsari menjadi
banjir, keberadaan industri PT Krakatau Posco mempengaruhi jumlah ketersediaan
lahan bagi masyarakat Kubangsari, masyarakat Kubangsari sebagian besar menjual
lahannya kepada PT Krakatau Posco secara murah dan paksa, masyarakat Kubangsari
tetap memiliki lahan setelah adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco,
keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan masyarakat Kubangsari yaitu polusi tanah, keberadaan industri PT
Krakatau Posco mempengaruhi jumlah ketersediaan udara bersih bagi masyarakat
Kubangsari, keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan masyarakat Kubangsari yaitu polusi udara. Dari hasil skor pada
tabel 4.13 diatas, dapat diartikan bahwa secara umum, dimensi sumber daya alam
memiliki skor rata-rata sebesar 300,5 dikategorikan kuat dengan persentase kontribusi
sebesar 30,60% dari kondisi sosial ekonomi masyarakat Kubangsari. Dimensi sumber
daya alam merupakan dimensi untuk mengetahui dampak bagi lingkungan masyarakat
Kubangsari dengan adanya keberadaan industri PT Krakatau Posco.
149
Dalam pembahasan diatas, maka dapat diketahui bawha kuatnya kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kubangsari bukan dipengaruhi oleh keberadaan industri PT
Krakatau Posco, tetapi karena faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
Namun PT Krakatau Posco memberikan dampak yang rendah. Contohnya saja tidak
berjalannya program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang mengacu pada
tujuan pembangunan di level global, nasional, maupun lokal. Dalam hal ini PT.
Krakatau Posco dengan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) berkeinginan
membantu para masyarakat Kelurahan Kubangsari Kecamatan Ciwandan dalam
bidang perindustrian. Namun, beberapa program Corporate Sosial Responsibility
(CSR) yang dimiliki Krakatau Posco seperti Program Pengembangan Pendidikan
Dasar dengan tema Kreatif, Inovatif, Ceria, dan Peduli Lingungan ata disebut
KANCIL. Program tersebut akan diimplementasikan di 4 (empat) Sekolah Dasar di
Kecamatan Citangkil dan Ciwandan, 1 (satu) Sekolah di Kelurahan Wanayasa,
Kabupaten Serang, dan 1 (satu) Panti Asuhan di Kelurahan Deringo, Citangkil.
Secara keseluruhan program ini melibatkan sekitar 900 siswa dan 65 guru dari 5
sekolah serta 29 anak dan 6 pengasuh dari Panti Asuhan Al Mubarok. Program yang
dijalankan meliputi pelatihan guru, Kelas Inspirasi, renovasi fasilitas sekolah, dan
pengenalan kewirausahaan. Program ini belum berjalan secara merata, disebabkan
belum adanya anak perusahaan Krakatau Posco yang menangani khusus bagian
program Corporate Sosial Responsibility (CSR). Pada awalnya program ini hanya
dilakukan sebulan setelah program CSR ini direncanakan oleh PT. Krakatau Posco,
150
namun setelah itu program tersebut tidak dijalankan kembali sesuai pada perencanaan
awal yang diadakan setiap 1 bulan sekali.
Selain tidak berjalannya program Corporate Sosial Responsibility (CSR),
masyarakat Kubangsari memang sudah sejahtera sebelum dengan adanya keberadaan
industri PT Krakatau Posco. Karena rata-rata mata pencaharian masyarakat
Kubangsari yang rata-rata mata pencahariannya sebagai pedagang dan bertani.
Apalagi di wilayah Kubangsari selalu ada pasar tumpah yang adanya setiap selasa
dan sabtu. Keberadaan pasar tumpah di wilayah Kubangsari ini memberikan dampak
yang positif bagi pendapatan masyarakat Kubangsari, dari pasar tumpah ini mereka
mendapatkan pendapatan tambahan untuk menunjang kehidupan mereka sehari-hari.
Selain itu, mengapa masyarakat tidak berpartisipasi terhadap pembangunan yang
dilakukan oleh PT Krakatau Posco, karena masyarakat sudah tidak percaya lagi
kepada pihak industri. Karena pihak industri hanya memberikan janji saja namun
tidak ditepati. Contoh janji yang diberikan kepada masyarakat yaitu, akan mengelola
limbah yang dihasilkan baik limbah udara, tanah, maupun air agar tidak berdampak
pada masyarakat Kubangsari. Namun hingga saat ini janji tersebut tidak pernah
ditepati oleh pihak industri terkait.
4.7 Persepsi Masyarakat Kubangsari terhadap Keberadaan Industri PT.
Krakatau Posco
Aktivitas perusahaan memiliki dampak terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak
tersebut dapat berupa dampak positif seperti antara lain penciptaan lapangan
151
pekerjaan dan peningkatan ekonomi, maupun dampak negatif seperti antara lain
penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, bagian mana yang
lebih menonjol dari kedua dampak tersebut tergantung dari sudut mana masyarakat
memandangnya atau persepsi masyarakat akan ada secara positif maupun negatif.
Apabila dampak positif lebih menonjol dibandingkan dampak negatif di mata
masyarakat sekitar, maka hal tersebut tentu akan menguntungkan bagi perusahaan.
Hal yang tidak diinginkan adalah apabila yang terjadi merupakan hal yang
sebaliknya. Akibatnya, kegiatan perusahaan dan proses produksinya dapat terhambat
sebagaimana yang dialami oleh PT. Krakatau Posco.
Dampak dari aktivitas dari PT. Krakatau Posco memiliki dampak dari dua sisi
yaitu positif dan negatif, sehingga dampak tersebut menimbulkan berbagai macam
persepsi atau pandangan terhadap perusahaan tersebut. Salah satu contoh dampak
negatif adalah masalah lingkungan sekitar masyarakat terganggu oleh aktivitas
kendaraan pengangkut hasil produksi. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Mahyan
selaku warga Kubangsari, yaitu:
“Kalau neng menanyakan kepada kami masalah kegiatan industri di wilayah
kami, iya saya pribadi mengatakan bahwa kegiatan tersebut sedikit mengganggu jalan
yang setiap hari dilalui oleh kendaraan penggangkut, sehingga ketika mobil tersebut
lewat jalan akan berdebu.” (Wawancara, Kamis 31 Januari 2019).
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Sofyan, warga Kubangsari mengatakan
bahwa:
“Adanya perusahaan PT. Krakatau Posco sangat membantu masyarakat, karena
kenapa saya katakan begitu, karena dengan adanya perusahaan tersebut tentu
menciptakan peluang kerja bagi masyarakat di sini.” (Wawancara, Kamis 31 Januari
2019).
152
Lebih lanjut Sofyan mengatakan “kalau masalah aktivitas memang agak
mengganggu sebab mengganggu jalan. Meskipun kegiatan penggangkutan tersebut
mengganggu aktivitas warga akibat debu dan lumpur dari aktivitas kendaraan
pengangkut. Cuma kalau waktu musim kemarau jalan disiram agar tidak berdebu”.
(Wawancara, Kamis 31 Januari 2019).
Persepsi masyarakat tentang pengaruh keberadaan PT. Krakatau Posco terhadap
kondisi sosial ekonomi merupakan penilaian masyarakat terhadap pengaruh
keberadaan industri, khususnya dalam hal kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
sekitarnya. Sebagian besar masyarakat menyatakan tidak setuju kehadiran pendatang
menjadi penyebab berkurangnya sosialisasi antar warga karena memang aktifitas
warga juga berjalan seperti biasa, para pendatang yang berprofesi sebagai tenaga
kerja di PT. Krakatau Posco yang tinggal atau kost juga jarang sekali berinteraksi
dengan warga, kecuali waktu jam istirahat dan biasanya hanya di warung- warung
sekitar PT. Krakatau Posco.
Masyarakat yang diwawancarai juga menyatakan setuju keberadaan PT. Krakatau
Posco menyebabkan kecemburuan sosial antar warga, karena secara langsung tidak
semua warga yang mendaftar semuanya akan diterima sebagai tenaga kerja di
perusahaan tersebut. Keberadaan PT. Krakatau Posco juga menimbulkan rasa iri
warga yang memiliki rumah atau lahan yang lokasinya relatif lebih jauh dengan
perusahan, karena jika ingin membuka usaha warung misalnya, jelas kurang laku
dibanding warung-warung yang ada di sekitar perusahaan.
Persepsi masyarakat terhadap penyerapan tenaga kerja meliputi persepsi tentang
PT. Krakatau Posco dalam menyerap tenaga kerja, peluang menjadi tenaga kerja, dan
153
prioritas bagi masyarakat sekitar untuk menjadi tenaga kerja di PT. Krakatau Posco
yaitu Sebagian besar yang diwawancarai menyatakan tidak setuju jika PT. Krakatau
Posco mampu menyerap banyak tenaga kerja dari penduduk Desa Singosaren.
154
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
penelitian dengan judul “Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon”, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil dari gambaran indikator-indikator dari masing-masing
variabel menunjukan bahwa sebagian besar responden cenderung memberikan
nilai rendah terhadap indikator-indikator dari variabel keberadaan industri. Ini
berarti bahwa keberadaan industri PT Krakatau Posco dapat dikategorikan
rendah. Sedangkan hasil kuesioner kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kubangsari responden sebagian besar cenderung memberikan jawaban dengan
pilihan kategori kuat terhadap indikator-indikator dari variabel kondisi sosial
ekonomi. Artinya keberadaan industri PT Krakatau Posco memberikan
pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon, namun pengaruhnya rendah. Dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kubangsari diketahui bawha kuatnya kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kubangsari bukan dipengaruhi oleh keberadaan industri
155
PT Krakatau Posco, tetapi karena faktor lain yang tidak dibahas pada
penelitian ini
2. Keberadaan industri berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kubangsari dengan nilai f hitung sebesar 10,369 dengan tingkat signifikan
sebesar 10% dan secara statistik memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil korelasi product moment yaitu 9,6%. Terlihat
bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel atau (2,908 > 1,290) dengan demikian
dinyatakan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel X yaitu keberadaan
industri dan variabel Y yaitu sosial ekonomi adalah signifikan (nyata).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Keberadaan Industri PT
Krakatau Posco Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan
Kubangsari Kota Cilegon”, maka peneliti mencoba memberikan saran atau masukan
sebagai berikut:
1. PT Krakatau Posco seharusnya terlebih dahulu memandang warga sekitar
perusahaannya yaitu masyarakat Kubangsari agar masyarakat Kubangsari
yang masih pengangguran dan kehilangan pekerjaannya akibat adanya
keberadaan industri dapat bekerja di PT Krakatau Posco. Dan PT Krakatau
Posco juga seharusnya memberikan surat keterangan perjanjian atau hitam
diatas putih agar masyarakat Kubangsari percaya bahwa masyarakat
setempat diberikan kesempatan untuk direkrut oleh PT Krakatau Posco.
156
2. Seharusnya pemerintah Kota Cilegon bertindak tegas dan memberikan
teguran atau membuat kebijakan terhadap perusahaan karena dampak
keberadaan industri tersebut tidak baik, baik dari segi kesehatan yang
polusinya semakin buruk dari hari ke hari yang dapat mengganggu
aktivitas dari warga sekitar yang sangat membahayakan. Dari segi
lingkungan juga yang semakin memperburuk keadaan tempat tinggal
mereka yang sering terjadi banjir akibat keberadaan industri. Dan maupun
dari segi lainnya.
3. Selain perusahaan yang berintropeksi diri dan pemerintah yang bertindak
tegas terhadap pembangunan perusahaan tersebut, masyarakat juga
seharusnya berpartisipasi terhadap pembangunan yang dilakukan agar
dampaknya terasa meskipun tidak secara langsung dampak tersebut
dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hadi, Agus Purbathin. 2001. Hubungan Antara Komunikasi Publik Perusahaan
dan Sikap Komunitas Setempat (Kasus Perusahaan Pertambangan di
Nusa Tenggara Barat). Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian
Bogor.
Hadi, Sudharto P. 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Isna, Alizar & Warto. 2012. Analisis Data Kuantitatif. Purwokerto: STAIN Press.
Jhingan, M.L. 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Koentjaraningrat. 2004. Pengantar Antropologi Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution, Zulkarimen. 2004. Komunikasi Pembangunan. Jakarta: PT Raja
Grafindo
Persada.
Pandeangan, Henry Virgo. 2005. Persepsi dan Sikap Masyarakat terhadap
Industri Pulp (Studi Kasus PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, Sumatra
Utara). Skripsi. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Purba, Johny. 2005. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sanusi, Bachrawi. 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan. Jakarta: PT Asdi
Mahastya.
Sarwono, Jhonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siagian, Sondang P. 2008. Administrasi Pembangunan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Soekartawi. 1995. Pembangunan Pertanian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
________. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat;
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan
Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Suratmo, F Gunarwan. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Susanto, A.B. 2009. Reputation-Driven Corporate Social Responsibility. Jakarta:
Erlangga.
Suparmoko, M. 2006. Panduan dan Analisis Valuasi Ekonomi. Yogyakarta:
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
Tikson, Deddy T. 2005. Keterbelakangan & Ketergantungan. Makassar:
Ininnawa.
Wibawa, Samodra. 1991. Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Dokumen Lain:
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 1 ayat 1
Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Internet:
http://sitiromro.blogspot.com/2015/05/industrialisasi.html?m=1 diakses pada
tanggal 20 Maret 2018
http://srisukmawati97.blogspot.co.id/2015/04perkembangan-sektor-industri-
manufaktur.html diakses pada 25 Mei 2018
LAMPIRAN