BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi sekarang ini begitu pesat yang diiringi
dengan perkembangan sistem informasi yang berbasis teknologi. Hal ini telah
menyebabkan terjadinya perubahan yang begitu cepat di dalam berbagai bidang.
Teknologi informasi dalam hal ini merupakan salah satu tiang penopang
keberhasilan dalam era globalisasi. Kemunculan teknologi mainframe pada
dekade 1960-an telah membawa perubahan mendasar pada proses pengolahan
data, yaitu dari proses manual ke proses bacth (batch processing). Dengan
dukungan komputer yang semakin baik, tahun 1970 proses pengolahan data mulai
bergerak menjadi sistem on-line data processing. Perkembangan dari sistem
informasi itu sendiri perlu didukung dengan banyak faktor yang diharapkan bisa
memberikan keberhasilan dari sistem informasi itu sendiri yang dapat dilihat
melalui kepuasan dari pemakai sistem informasi. Suatu sistem dapat dikatakan
berhasil apabila didukung oleh beberapa faktor pendukungnya, seperti partisipasi
pemakai (Suryaningrum, 2003).
Teknologi informasi yang dapat diakses dengan mudah memberikan
arus informasi yang sangat cepat dan besar. Hal ini akan memacu kecepatan
perubahan sosial dalam lingkungan kerja sehingga menjadi lebih dinamis dan
lentur. Informasi harus aktual, jelas, handal, tepat waktu, dan dapat dipercaya.
Semuanya dapat diperoleh dari sumber media informasi yang didukung peralatan
pengolahan informasi yang baik. Kemudahan akses informasi ini akan
1
menumbuhkan transparansi dalam masyarakat pekerja tersebut. Perkembangan
selanjutnya menunjukkan dunia informasi bukan lagi menjadi tuntutan bagi
perusahaan atau organisasi, melainkan sebagai kebutuhan untuk menunjukkan
kerja entitas perusahaan atau organisasi tersebut. Dalam lingkup sistem informasi,
kebutuhan pengguna terhadap sistem informasi harus dapat dideteksi dengan baik
oleh perancang sistem, agar sistem yang akan diterapkan di dalam suatu
organisasi dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang bersangkutan. Pemenuhan
kebutuhan pengguna tersebut nantinya akan dapat memberikan kepuasan kepada
para pengguna jasa sistem informasi dan memotivasi mereka untuk melakukan
pekerjaan mereka secara optimal.
Perkembangan teknologi sistem informasi dalam organisasi menjadi
penting artinya berkaitan dengan ketepatan waktu dan kebenaran penyediaan
informasi yang dibutuhkan pemakai. Perkembangan sistem informasi tersebut
perlu didukung banyak faktor yang diharapkan dapat memberikan kesuksesan dari
sistem informasi itu sendiri yang tercermin melalui kepuasan pemakai sistem
informasi. Selain itu dengan adanya sistem informasi, permasalahan yang terjadi
pada organisasi dapat diketahui dengan cepat sehingga organisasi bisa mengambil
tindakan dengan tepat.
Sistem informasi adalah salah satu cara agar organisasi bisnis dapat
memberikan keunggulan kompetitif dan mampu bersaing dengan para
kompetitornya. Rockart (1995) dalam Jumaili (2005) menyatakan bahwa
teknologi informasi merupakan sumber daya keempat setelah sumber daya
manusia, sumber daya uang, dan sumber daya mesin yang digunakan untuk
membentuk dan mengoperasikan perusahaan.
2
Teknologi informasi saat ini memainkan peranan penting dalam
mendukung pengambilan keputusan oleh manajemen. Hal ini mendorong adanya
suatu kebutuhan penting untuk melakukan evaluasi secara obyektif tentang
keberhasilan atau kegagalan sistem yang berguna dalam mendukung pembuatan
keputusan yang tepat. Evaluasi yang dilakukan tersebut akan berguna dalam
membantu tercapainya keberhasilan atas pengembangan sistem informasi
Dalam bidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi memiliki
dampak yang sangat signifikan, terutama terhadap sistem informasi akuntansi
dalam suatu organisasi bisnis. Dampak yang nyata dirasakan adalah pemrosesan
data yang mengalami perubahan dari sistem manual digantikan oleh komputer
sebagai alat pemrosesan data. Demikian juga yang dialami oleh para akuntan yang
seharusnya melakukan pengendalian dan pemantauan terhadap efiensi dan
efektivitas dalam mengelola keuangan.
Sistem informasi akuntansi berbasis komputer dirancang untuk
mengubah data akuntansi menjadi informasi. Sistem informasi akuntansi
merupakan sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan dan
diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Informasi
adalah salah satu sumber daya bisnis yang vital untuk kelangsungan dan
kontinuitas hidup perusahaan. Dalam dunia bisnis, informasi dapat berasal dari
intern maupun ekstern perusahaan. Setiap saat informasi diperlukan baik oleh
manajemen maupun pengguna lainnya dalam rangka untuk pengambilan
keputusan
Perkembangan dalam mengolah informasi akuntansi ini juga pada
akhirnya berdampak pada jasa yang diberikan oleh seorang auditor internal. Dulu,
3
auditor tidak harus ahli dalam bidang komputer untuk keperluan auditnya. Namun
sekarang dengan kemajuan teknologi, seorang auditor tidak hanya harus ahli
dalam bidangnya tetapi juga harus memiliki kemampuan tertentu di bidang
komputer.
Auditor internal dalam suatu perusahaan berperan penting dalam
memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan
apakah sistem informasi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan
atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya,
auditor internal berperan sebaik mungkin melaksanakan tugas utamanya, yaitu
melakukan penilaian dan evaluasi terhadap sistem dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan. Berperannya auditor internal yang optimal diharapkan akan
berpengaruh terhadap proses manajemen agar lebih objektif dan tujuan
perusahaan tercapai. Laporan evaluasi dan penilaian auditor internal terhadap
pencapaian tujuan perusahaan merupakan umpan balik kepada para manajer
dalam melaksanakan tugasnya.
Sistem informasi akuntansi merupakan bagian penting dari auditor
internal. Informasi dapat dikatakan berkualitas jika dapat memberikan suatu
gambaran yang utuh dari suatu permasalahan, atau pemecahan masalah. Para
auditor internal harus menggunakan sistem informasi akuntansi untuk
memudahkan dalam mengaudit perusahaan. Dengan berkembangnya teknologi
informasi dan berdampak pula pada perkembangan sistem informasi akuntansi
maka auditor internal harus memiliki keahlian untuk dapat memahami dan
mengevaluasi atas sistem informasi akuntansi perusahaan yang telah
terkomputerisasi.
4
Keberhasilan suatu sistem informasi akan tergantung pada kemudahan
dan pemanfaatan pemakai sistem terhadap teknologi yang ada dalam sistem
karena teknologi akan membantu individu dalam menyelesaikan tugasnya
Goodhue (1995) dalam Jumaili (2005). Satu hal penting yang harus diperhatikan
oleh perusahaan atau pelaku bisnis yang menerapkan teknologi informasi adalah
sejauhmana keberhasilan sistem tersebut membawa dampak positif dalam
peningkatan kinerja baik individual maupun organisasi secara keseluruhan.
Konstruk evaluasi pemakai diri sendiri merupakan suatu konstruk yang sangat
luas dan evaluasi pemakai merupakan suatu evaluasi atau pengukuran tentang
sikap dan kepercayaan individu terhadap sesuatu, baik barang ataupun jasa.
Jumaili (2005) mengajukan hubungan kecocokan tugas teknologi
untuk dijadikan sebagai acuan evaluasi pemakai dalam sistem informasi. Dalam
model ini dinyatakan bahwa pemakai akan memberikan nilai evaluasi yang tinggi
(positif) tidak hanya dikarenakan oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi
lebih sejauhmana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas
mereka dan sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Evaluasi pemakai atas
kecocokan tugas teknologi menjadi penting artinya berkaitan dengan pencapaian
kinerja individual yang tinggi sehingga mengarahkan individu untuk mencapai
kinerja yang lebih baik selain itu Jumaili (2005) juga mengungkapkan bahwa
secara umum, efektivitas penggunaan atau penerapan teknologi sistem informasi
dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan pemakai dalam
mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterpretasikan data tersebut.
Data dalam sistem informasi tersebut seharusnya merupakan data yang
5
terintegrasi dari seluruh unit perusahaan atau organisasi sehingga dapat digunakan
untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan.
Agar dapat memahami dengan baik hubungan antara teknologi
informasi dan kinerja individu diperlukan model teoritis komprehensif yang kuat.
Model yang dimaksud adalah model rantai teknologi-kinerja (technology to
performance chain). Model TPC merupakan model rantai kinerja teknologi
dimana teknologi sistem informasi (TSI) merupakan suatu rantai aktivitas yang
meningkatkan kinerja individu dan organisasi. Model ini dikembangkan oleh
Goodhue dan Thomson (1995) yang merupakan kombinasi dari dua model
terdahulu (model yang berfokus pada pemanfaatan teknologi dan kecocokan
tugas-teknologi) yang di dalamnya mencakupi variable l- variabel yang secara
signifikan menjadi prediktor langsung maupun tidak langsung bagi kinerja
individual. Kepercayaan adalah hal yang diperlukan oleh pemakai teknologi
sistem informasi akuntansi agar dia merasa bahwa teknologi sistem informasi
akuntansi yang diterapkan dapat meningkatkan kinerja auditor internal dalam
menjalankan tugasnya di organisasi perusahaan.
Kepercayaan adalah hal yang diperlukan oleh pemakai teknologi
sistem informasi akuntansi agar dia merasa bahwa teknologi sistem informasi
akuntansi yang diterapkan dapat meningkatkan kinerja auditor internal dalam
menjalankan tugasnya di organisasi perusahaan. Goodhue dalam Jumaili (2005)
mengajukan konstruk hubungan kecocokan tugas teknologi untuk dijadikan acuan
evaluasi pemakai dalam sistem informasi. Dalam model ini dinyatakan bahwa
pemakai akan memberikan nilai evaluasi yang tinggi (positif) tidak hanya
dikarenakan oleh karakterisitik sistem yang melekat, tetapi lebih kepada sejauh
6
mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan
sesuai dengan kebutuhan tugas mereka.
Trisnaningsih (2007) menjelaskan bahwa, kinerja (prestasi kerja)
adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan waktu yang diukur dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan
kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu,
dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan.
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku
manusia dalam melakukan peran yang dimainkannya untuk mencapai tujuan
organisasi. Adapun tujuan pokok dalam penelitian kinerja menurut Mulyadi
(1997) dalam Sari (2008) adalah memotivasi karyawan dalam memenuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil
yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau
rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang pernah
dilakukan Jumaili (2005) dan Sari (2008) dengan mengacu pada penelitian Sari
(2008). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari (2008) didapat bahwa
efektivitas penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem informasi memilikii
pengaruh positif terhadap kinerja individual pada pasar swalayan di Kota
Denpasar, sedangkan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan teknologi
sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal sebagai pemakai
teknologi sistem informasi tersebut berdasar model sebelumnya (Goodhue, 1995)
7
dan untuk mengetahui apakah tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem
informasi akuntansi akan meningkatkan kinerja auditor internal.
Berdasarkan latar belakang tersebut , maka penulis merasa tertarik
untuk membahas dan melakukan penelitian serta mengetahui lebih lanjut kedalam
bentuk skripsi yang berjudul : ”Pengaruh Efektivitas Penggunaan Dan
Kepercayaan Atas Teknologi Sistem Informasi Akuntasi Terhadap Kinerja
Auditor Internal”, dengan studi empiris pada lembaga perbakan yang ada di kota
Padang.
B. Identifikasi Masalah
Dalam hal ini penulis membahas variabel-variabel yang mempengaruhi
kinerja auditor internal secara spesifik dengan melihat fenomena, fakta dan data
yakni mengenai pembahasan khususnya teknologi sistem informasi akuntansi di
lembaga perbankan yang ada di kota Padang. Bertitik tolak dari latar belakang
masalah diatas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi
berpengaruh terhadap kinerja auditor internal?
2. Apakah kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja auditor internal?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti akan membatasi
masalahpada pengaruh efektivitas penggunaan dan kepercayaan atas teknologi
sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal.
8
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
1. Sejauh mana pengaruh efektivitas penggunaan atas
teknologi sistem informasi terhadap kinerja auditor internal di lembaga
perbankan di kota Padang?
2. Sejauh mana pengaruh kepercayaan atas teknologi
sistem informasi terhadap kinerja auditor internal di lembaga perbankan di
kota Padang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Pengaruh efektivitas penggunaan atas teknologi sistem
informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal di lembaga perbankan
yang ada di kota padang.
2. Pengaruh kepercayaan atas teknologi sistem informasi
akuntansi terhadap kinerja auditor internal di lembaga perbankan yang ada di
kota padang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain;
1. Bagi Penulis
Adanya penelitian ini penulis dapat memperoleh banyak pengetahuan
mengenai pengaruh teknologi sistem informasi akuntansi dan kepercayaan
teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal.
9
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan prosedur penelitian
terutama dalam bidang keahlian kosentrasi akuntansi keuangan.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat membantu penerapan teknologi sistem informasi
akuntansi dan membantu penyediaan informasi dengan cepat sesuai dengan
kebutuhan manajer dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat
meningkatkan kinerja auditor internal.
4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang melakukan penelitian berikutnya
yang sejenis.
10
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORI
1. Teknologi Informasi
a. Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Amir (1996) dalam Sudarsono (2004), teknologi
informasi merupakan sistem yang meliputi perangkat keras, perangkat
lunak, prosedur, basis data, sumber daya manusia dan fasilitas-fasilitas
untuk memproses informasi pada suatu organisasi, yang mampu
meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam pemrosesan informasi serta
mengarahkan perusahaan untuk meraih keunggulan bersaing.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi merupakan suatu perpaduan antara teknologi
komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat
keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan
telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam
sistem informasi suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi para
pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.
b. Pemanfaatan Teknologi Informasi
11
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan sesuatu yang
diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan
tugasnya, pengukuran berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi
pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan.
Maharsi (2000) menyatakan bahwa kehadiran teknologi
informasi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, teknologi
informasi mampu untuk meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu,
lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan manajemen. Selain itu efisiensi
operasi perusahaan dapat ditingkatkan. Akibatnya dapat tetap bertahan
dalam era informasi serta mampu menghadapi pasar global.
2. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem
Suatu perusahaan dikatakan baik jika mampu membentuk
organisasi yang rapi dan rasional, yaitu telah memiliki sistem dan prosedur
yang memadai. Pengguna sistem dan prosedur yang tepat dapat mendukung
kelancaran operasi perusahaan. Sistem dan prosedur sangat penting
peranannya karena membantu manajemen untuk memperoleh informasi
tentang tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan.
Menurut Mc Leod, Jr, (2008) Sistem adalah sekelompok
elemenelemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu tujuan. Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama,
12
tapi susunan dasar adalah: input, transformasi, output, mekanisme kontrol
dan tujuan
Mulyadi (2008) mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan menurut Subari (2004)
mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut
pola yang terpadu untuk melaksanakan tugas pokok perusahaan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang
masingmasing melakukan fungsi khusus yang penting untuk mendukung
bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada.
b. Pengertian Informasi
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat
penting bagi manajemen di dalam mengambil keputusan. Informasi
menunjukkan hasil dan pengolahan data yang telah diorganisasikan dan
berguna bagi orang yang menerimanya.
Dibawah ini adalah pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli diantaranya yaitu :
Menurut Subari (2004) informasi adalah sebagai berikut:
“Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan
dasar untuk mengambil keputusan yang tepat”.
Menurut Hall (2007:14) informasi adalah suatu proses dan
pemakai yang melakukan suatu tindakan yang dapat dilakukan atau tidak
dilakukan.
13
Informasi sangat penting dalam suatu organisasi, informasi
mengarahkan dan memperlancar kegiatan sehari-hari. Suatu sistem yang
kurang dapat informasi akan menjadi kerdil dan kurang berguna karena
masukan-masukan dari data kurang berfungsi dengan baik.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan
suatu kejadiankejadian nyata (fakta) yang digunakan dalam pengambilan
keputusan. Dengan kata lain, informasi adalah fakta yang mempunyai arti
dan berguna untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi berbeda dengan data,
karena informasi merupakan hasil akhir atau keluaran sistem informasi.
Sedangkan data merupakan bahan yang akan diolah oleh sistem informasi.
Data merupakan angka, tulisan, gambar, dan bahkan simbol.
c. Pengertian Sistem Informasi
Definisi sistem informasi secara umum adalah suatu sistem
manusia atau mesin yang terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan
(Decision making).
Menurut Laudon dan Laudon (2008) sistem informasi adalah
sebagai berikut : ”Sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang
saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan
keputusan dan pengawasan dalam organisasi”.
14
Menurut O’Brien (2005), pengertian sistem informasi adalah
sebagai berikut: ”Sebuah sistem informasi adalah suatu kombinasi yang
teratur dari orang - orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi di dalam suatu organisasi.
Suatu sistem bergantung pada sumber daya manusia (pemakai
akhir dan pakar sistem informasi), hardware (mesin dan media), software
(program dan prosedur), data (dasar data dan pengetahuan), serta jaringan
(media komunikasi dan dukungan jaringan) untuk melakukan input, proses
output, penyimpanan dan aktivitas pengendalian yang mengubah sumber
daya data menjadi produk informasi.
d. Pengertian Akuntansi
Menurut Niswonger, Warren, Reeve dan Fees (2006:6),
akuntansi adalah sebagai berikut: ”Akuntansi adalah sistem informasi yang
memberikan laporan kepada pihakpihak berkepentingan mengenai kegiatan
ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Menurut Suwardjono (2005:7) menyatakan bahwa akuntansi
adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan
penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi
dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan)
informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sistem
yang memberikan informasi kuantitatif bisnis ekonomi, terutama sifat-sifat
15
keuangan yang ditujukan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusannekonomis.
e. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jogiyanto (2003:225) sistem informasi akuntansi
adalah sebagai berikut : “Sistem informasi akuntansi merupakan sistem
informasi yang merekam dan melaporkan transaksi bisnis aliran dana dalam
organisasi, dan menghasilkan laporan keuangan”.
Bodnar, George H, and S. Hopwood William (2005:1)
mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai berikut : “Sistem
informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya yang dirancang
untuk menyediakan data bagi beragam pengambil keputusan sesuai dengan
kebutuhan dan kewenangan mereka”.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di
dalam suatu organsasi yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas,
teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukkan
untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi
rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap
kejadian-kejadian internal.
3. Audit Internal
a. Pengertian Audit
Pengertian audit menurut Arens, et al (2009) “Audit adalah
proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti tentang informasi
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian informasi ekonomi tersebut
16
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, dan melaporkan hasil
pemeriksaan tersebut”.
Auditing menurut Agoes (2004:3) adalah suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematais, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.
Boynton (2006:5) menurut Report of the Committee on Basic
Auditing Concepts of the American Accounting Assocation” (Accounting
Review, vol.47) memberikan definisi auditing sebagai berikut: “Auditing
adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi,
dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi menurut Report of
the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting
Assocation” (Accounting Review, vol.47) dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Suatu proses sistematis, berupa serangkaian atau prosedur yang logis,
terstruktur, dan terorganisir. Auditing Standards Board (Dewan Standar
Auditing) menerbitkan Generally Accepted Auditing Standards
(Standar Auditing yang Berlaku Umum) yang digunakan sebagai
professional berkaitan dengan proses audit.
17
b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, berarti memeriksa
dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa
memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan atau
entitas yang membuat asersi tersebut.
c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi
yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek
pokok auditing.
d. Derajat kesesuaian. Hal ini menunjuk pada kedekatan di mana asersi
dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan
sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan.
f. Penyampaian hasil, diperoleh melalui laporan tertulis yang
menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang
ditetapkan.
g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan
atau mengandalkan temuan-temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis
mereka adalah para pemegang saham, manajemen, kreditor,
pemerintah, dan masyarakat luas.
b. Pengertian Auditor Internal
Audit internal yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam
bidang pemeriksaan finansial, tetapi sudah meluas ke bidang lainnya, seperti
manajemen audit, audit lingkungan hidup, sosial audit dan lain-lain. Bahkan
mulai tahun 2000-an kegiatan internal audit sudah mencakup konsultasi
18
yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi
suatu organisasi.
Menurut Mulyadi dan Puradiredja (2002), Auditor internal
adalah: “Auditor yang bekerja di dalam perusahaan (perusahaan negara
maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan
apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak
telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan
organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh
berbagai bagian dalam organisasi”.
Menurut Boynton (2006:8) mendefinisikan auditor internal
sebagai berikut: “Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang
diaudit. Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian
independen, yang dinamakan audit internal, dalam lingkungan organsiasi
sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi. Dan bertujuan untuk membantu
manajemen organisasi dalam memberikan pertanggung jawaban yang
efektif”.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditor
internal merupakan sebuah profesi yang dinamis yang mengantisipasi
perubahan dalam lingkungan operasinya sangat beradaptasi terhadap
perubahanperubahan struktur, proses dan teknologi informasinya. Auditor
internal membantu suatu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan
membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan keefektifan sistem informasi akuntansi.
19
Auditor internal membantu perusahaan dengan memeriksa
sistem informasi akuntansi tersebut. Auditor internal diharapkan mampu
untuk membantu mengantisipasi perubahan di dalam lingkungan usahanya
terutama dalam bidang perkembangan teknologi komputer dan melalui
peran mereka, perusahaan mampu menyesuaikan dirinya terhadap
lingkungan yang berubah. Tidak hanya itu, auditor yang sebelumnya hanya
melakukan pemeriksaant terhadap laporan keuangan historis, kini auditor
berkepentingan untuk memberikan nilai yang berguna bagi perusahaan
untuk masa sekarang ataupun untuk masa yang akan datang. Auditor juga
diharapkan mampu memberikan sarana dan kontribusi bagi manajemen
perusahaan atas keputusan yang akan diambilnya di masa yang akan datang
serta dilibatkan dalam perencanaan keputusan strategis perusahaan.
c. Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Terdapat perbedaan antara auditor internal dengan auditor
eksternal, berkaitan dengan posisi serta fokus perhatian dari seorang auditor
internal dibandingkan dengan auditor eksternal. (Sawyer’s, 2005)
Tabel 2.2Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
No Audit Internal Audit Eksternal
1 Merupakan karyawanperusahaan
Merupakan orang yang independen di luar perusahaan
2 Melayani kebutuhan organisasi,meskipun fungsinya harusdikelola perusahaan
Melayani pihak ketiga yangmemerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan
3 Fokus pada kejadian-kejadian dimasa depan denganmengevaluasi kontrol yang
Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian - kejadian masa lalu yang
20
dirancang untuk meyakinkanpencapaian tujuan organisasi
dinyatakan dalam laporankeuangan
4 Langsung berkaitan denganpencegahan kecurangan dalamsegala bentuknya atau perluasandalam setiap aktivitas yangditelaah
Sekali-kali memperhatikanpencegahan dan pendeteksiankecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material
5 Menelaah aktivitas secara terusmenerus
Menelaah catatan-catatan yangmendukung laporan keuangansecara periodik, biasanya satutahun sekali
d. Persamaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Menurut Agoes (2004: 225), persamaan auditor internal dan auditor
eksternal adalah sebagai berikut:
a. Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang pendidikan
dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan, perpajakan,
manajemen dan komputer.
b. Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan), program
pemeriksaan (audit programme) secara tertulis.
c. Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan harus
didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas pemeriksaan
(audit working papers).
d. Staf audit harus selalu melakukan Continuing Professional Education
(Pendidikan Profesi Berkelanjutan).
21
e. Baik auditor internal maupun auditor eksternal harus mempunyai audit
manual, sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaannya dan
harus memiliki kode etik serta sistem pengendalian mutu.
e. Tujuan dan Tanggung Jawab Auditor Internal.
Menurut Tugiman (2006), tujuan pelaksanaan audit internal
adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan
tanggung jawabnya secara efektif. Auditor internal akan memberikan
berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi
sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa. Berdasarkan kelima
standar lingkup audit Institute of Internal Auditor (2001), tanggung jawab
auditor internal adalah sebagai berikut:
a. Melakukan review keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi
finansial dan operasional serta cara yang dipergunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan
informasi tersebut.
b. Melakukan review berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk
memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana,
prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat berakibat penting terhadap
kegiatan organisasi, serta harus menentukan apakah organisasi telah
mencapai kesesuaian dengan hal-hal tersebut.
c. Melakukan review berbagai cara yang dipergunakan untuk melindungi
harta dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan harta-harta
tersebut.
22
d. Menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan berbagai sumber
daya.
e. Melakukan review berbagai operasi atau program untuk menilai apakah
hasilnya akan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan.
f.
4. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas.
Handoko (1999) dalam Jumaili (2005) mengemukakan bahwa
efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,
menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Yamit (1998)
dalam Jumaili (2005) mendefinisikan efektivitas sebagai suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai, baik secara
kualitas maupun waktu, orientasinya adalah pada keluaran (output) yang
dihasilkan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas
adalah upaya suatu organisasi untuk mencapai tujuan dengan tepat waktu
dan hasil sesuai dengan yang diharapkan menggunakan sumberdaya dan
sarana yang ditetapkan. Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep yang
penting untuk melihat gambaran suatu organisasi karena dapat menunjukkan
tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya. Pengukuran
efektivitas organisasi merupakan suatu hal yang sangat rumit karena dalam
23
organisasi yang sangat besar dengan banyak bagian yang sifatnya berbeda
dan mempunyai sasaran yang berbeda antara satu sama lain.
b. Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi
Irwansyah (2003) dalam Jumaili (2005) mengemukakan bahwa
penggunaan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya
mempertimbangkan pemakai. Tidak jarang ditemukan bahwa teknologi
yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau tidak
dimanfaatkan secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi,
sehingga sistem informasi kurang memberikan manfaat dalam
meningkatkan kinerja individual.
Efektivitas penggunaan atau pengimplementasian teknologi
sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan
pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan
menginterpretasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut
seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan
atau organisasi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas
dalam perusahaan.
Jumlah sarana komputer dalam perusahaan juga sangat
mempengaruhi dalam pencapaian efektivitas penggunaan teknologi sistem
informasi dalam perusahaan. Dengan lebih banyak fasilitas pendukung yang
disediakan bagi pemakai, maka akan semakin memudahkan pemakai
mengakses data yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas individu dalam
perusahaan atau organisasi. Diharapkan dengan penggunaan teknologi
sistem informasi, individu dari perusahaan atau organisasi yang merupakan
24
pemakai sistem tersebut dapat menghasilkan output yang semakin baik dan
kinerja yang dihasilkan tentu akan meningkat.
5. Kepercayaan
Dalam penggunaan sistem informasi, kepercayaan terhadap sistem
informasi itu sendiri sangatlah penting karena dengan adanya kepercayaan itu
individu akan merasa yakin dalam melakukan pekerjaannya dan akan
mendapat hasil yang maksimal. Kepercayaan adalah hal yang diperlukan bagi
pemakai sistem informasi agar dia merasakan teknologi sistem informasi yang
baru dapat meningkatkan kinerja individu dalam menjalankan kegiatan
organisasi atau perusahaan.
Lau dan Lee (1999) dalam Nazar dan Syahran (2008)
mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan individu untuk
menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Kesediaan ini
muncul karena adanya pemahaman individu tentang pihak lain yang didasarkan
pada masa lalunya, adanya harapan pihak lain akan memberikan sumbangan
yang positif (walaupun ada juga kemungkinan pihak lain memberikan
sumbangan yang negatif). Gefen (2002) dalam Nazar dan Syahran (2008)
mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan untuk membuat dirinya peka
kedalam tindakan yang diambil oleh pihak yang dipercaya yang didasarkan
kepada keyakinan.
Pendapat lain mengenai kepercayaan adalah harapan positif bahwa
orang lain tidak akan melalui kata-kata, tindakan, atau keputusan bertindak
msecara oportunistik (Robin, 2001; dalam Listyan, 2008). Istilah harapan
positif ini mengandaikan pengenalan dan keakraban dengan pihak lain.
25
Kepercayaan adalah sesuatu yang diberikan karena adanya rasa percaya. Ada
dua konseptualisasi yang dominan mengenai rasa percaya, yaitu: (1) rasa
percaya sebagai afeksi; dan (2) rasa percaya sebagai aspek kognisi. Afeksi
berkaitan dengan perasaan dan emosi (Partanto dan Yuwono, 1994; dalam
Listyan, 2008). Aspek kognisi merupakan ekspresi nonverbal yang berupa
keyakinan. Keyakinan pada dasarnya ada dua, yaitu: (1) keyakinan yang
berhubungan dengan atribut yang dimiliki oleh suatu objek; dan (2) keyakinan
evaluasi, yaitu keyakinan yang berhubungan dengan manfaat suatu objek.
Model konsep kepercayaan lebih banyak dipakai dalam konteks komunikasi
(Gerek, 2003). Gerek memusatkan pada suatu konsep keterpaduan dari
kepercayaan dalam penggunaan rancang bangun komunikasi internet dimana
kepercayaan diperlukan dalam konteks ini.
Kepercayaan dipertimbangkan sebagai sesuatu yang utama dapat
disampaikan dengan aturan yang spesifik untuk komunikasi. Dalam hal ini
kepercayaan adalah hal yang diperlukan individu pemakai sistem informasi
agar ia merasa bahwa sistem informasi tersebut dapat meningkatkan kinerja
individual dalam menjalankan kegiatan organisasi atau perusahaan.
6. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja
(performance). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2005)
dalam Ratih (2009) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang yaitu hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
26
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Menurut pendapat Mink 1993 dalam Dalmy (2009) terdapat
lima karakteristik karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, yaitu:
1. Berorientasi pada prestasi. Karyawan ingin lebih maju dan apa yang
telah dicapainya saat ini.
2. Percaya diri, karyawan harus mempunyai sikap mental yang positif
yang mengarahkannya untuk bertindak dengan tingkat percaya diri
yang tinggi.
3. Pengendalian diri, dalam hal ini pengendalian diri karyawan harus
mempunyai rasa displin diri yang sangat tinggi.
4. Kompetensi, karyawan mampu mengembangkan kemampuan spesifik
kompetensi berprestasi dalam pilihan mereka.
5. Persisten, karyawan mempunyai piranti kerja yang didukung oleh
suasana psikologis dan bekerja keras untuk mencapai tujuan.
b. Dimensi-Dimensi Kinerja
Mangkunegara (2005) mengatakan bahwa kinerja dibedakan
menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu
adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja
organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok.
Kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk
menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang
diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan
untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi.
27
Kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari: kemampuan dan keahlian, latar
belakang, dan demografi.
b. Faktor psikologis yang terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian,
pembelajaran, dan motivasi.
c. Faktor Organisasi yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur dan job design.
Menurut Robbins (1996) dalam Duma (2004:9) terdapat tiga dimensi untuk
mengetahui kinerja seseorang, yaitu:
a. Hasil tugas individu (Individual task outcomes)
Menilai hasil tugas karyawan dapat dilakukan pada suatu badan usaha
yang sudah menetapkan standar kinerja sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dinilai berdasarkan periode waktu tertentu, seperti laporan harian
hasil kerja. Penilaian diatas dilakukan oleh atasan atau pimpinan
langsung dari karyawan. Oleh sebab itu data-data mengenai hasil tugas
individu dari karyawan tersebut dapat diperoleh secara langsung melalui
wawancara dengan atasan langsung.
b. Perilaku (Behavior)
Melihat adanya hubungan antara perilaku seorang karyawan terhadap
hasil kerja yang diharapkan oleh perusahaan. Hal itu terutama dilihat
ketika karyawan tersebut bekerja didalam suatu kelompok dan hasil kerja
kelompok tersebut merupakan salah satu ukuran kinerja karyawan
tersebut.
c. Ciri atau sifat (Traits)
28
Ciri atau sifat yang dimiliki karyawan, umumnya berlangsung lama dan
tetap sepanjang waktu, seperti sopan santun, ramah, kemampuan
karyawan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja, dan sebagainya.
c. Manfaat Pengukuran Kinerja
Menurut Larry D.Stout dalam Bastian (2001:329) yang
dimaksud dengan pengukuran kinerja adalah proses mencatat dan mengukur
pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission
accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa,
ataupun suatu proses. Menurut Mulyadi (2001) manfaat yang dapat diambil
dari adanya pengukuran kinerja adalah:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dengan pengembangan karyawan
dan menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Dengan adanya pengukuran kinerja maka dapat diketahui secara
tepat ada yang sedang dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui
29
pengukuran kinerja dapat disusun rencana, strategi, dan menentukan
langkah-langkah yang perlu diambil sehubungan dengan pencapaian tujuan
karier yang diinginkan.
d. Kinerja Auditor
Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas
pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu
tertentu. Menurut Kalbers dan Forgarty (1995) dalam Trisnaningsih
(2007:8) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap
pekerjaan yang dilakukan atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan
langsung.
Kinerja auditor dapat ditingkatkan atau dapat menjadi maju
(improved) dan mencapai tingkat yang paling baik (excellent) dengan
mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas kerja. Pada intinya, perusahaan
harus yakin bahwa para personil benar-benar melakukan aktivitas yang
benar dan dengan cara yang tepat pula.
Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jumaili (2005)
mengungkapkan bahwa kinerja yang dihasilkan akan kecocokan tugas
teknologi berimplikasi pada efisiensi, efektivitas dan kualitas yang lebih
tinggi terhadap pemanfaatan teknologi serta implikasi kinerja yang lebih
baik pada sistem informasi. Sistem dengan task-technology fit yang lebih
tinggi mengantarkan pada kinerja yang lebih baik karena memenuhi
30
kebutuhan individu untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang
dibebankan.
Kinerja akuntan khususnya auditor menggunakan sistem
informasi pada saat mereka membutuhkan dan mengambil informasi serta
menyiapkan laporan kepada manajemen dan laporan keuangan kepada pihak
luar. Para akuntan terutama auditor internal diasumsikan merancang sistem
informasi pada saat mereka bekerja dengan menggunakan bagan akun,
sehingga terbentuk suatu rancangan sistem informasi yang berisikan segala
bentuk laporan dan informasi tentang keadaan perusahaan yang pada
akhirnya memudahkan stakeholder perusahaan untuk mengontrol
perusahaannya. Pengenalan dan pemahaman komputer dalam dunia kerja
menjadikan sistem informasi menjadi sangat penting terhadap profesi
auditor.
7. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Auditor Internal
Sistem informasi akuntansi merupakan proses mengumpulkan,
mengolongkan, mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan
dikomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Dalam
hal ini, auditor internal berperan penting dalam perusahaan untuk memeriksa
sistem informasi akuntansi yang ada diperusahaan apakah sistem informasi
akuntansi tersebut telah dijalankan sesuai dengan kebijakan perusahaan atau
malah melenceng dari kebijakan perusahaan.
Budiasih (2002) menjelaskan bahwa auditor dalam melaksanakan
pekerjaannya sebenarnya melakukan pemeriksaan terhadap data yang telah
diproses oleh manajemen. Karena auditor memeriksa data dan data yang
31
diperiksa tidak hanya sekedar data, akan tetapi data untuk memeriksa laporan
keuangan juga harus diperiksa. Sehingga pekerjaan seorang auditor
memerlukan keahlian khusus baik di bidang hardware, software maupun
brainware yang merupakan perangkat keras ataupun lunak dari komputer. Ada
tiga pendekatan utama terhadap auditing berdasarkan komputer, yaitu :
1. Auditing Around The Computer
Audit terhadap suatu penyelenggaraan sistem informasi berbasis
komputer tanpa menggunakan kemampuan dan peralatan itu sendiri. Audit
terjadi sebelum dilakukan pemeriksaan secara langsung terhadap data
ataupun program yang ada di dalam itu sendiri. Pendekatan ini
memfokuskan pada input dan output, sehingga tidak perlu memperhatikan
pemrosesan komputer karena pada prinsipnya input yang benar akan
menghasilkan output yang benar, sehingga yang digunakan auditor jika
dalam memeriksa output menunjukkan hasil yang benar dari seperangkat
input pada sistem pemrosesan, maka operasi pemrosesan transaksi dianggap
benar.
2. Auditing Trough The Computer
Audit terhadap suatu penyelenggaraan sistem informasi berbasis
komputer dengan menggunakan fasilitas komputer yang sama dengan yang
digunakan dalam pemrosesan data. Pendekatan ini dapat menggunakan
perangkat lunak dalam bentuk Specialized Audit Software (SAS) dan
Generalized Audit Software (GAS). Tujuan audit dengan pendekatan ini
adalah memeriksa kebenaran software aplikasi yang digunakan. Kebenaran
32
ini dapat berupa kebenaran perhitungan dan memastikan keandalan
kendalikendali aplikasi yang terdapat pada program aplikasi. Pendekatan ini
mengasumsikan bahwa jika sistem pemrosesan ternyata mengandung
pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan penyimpangan tidak
mungkin luput dari pendeteksian, akibatnya keluaran secara layak dapat
diterima sebagai andal.
3. Auditing With The Computer
Audit terhadap suatu penyelenggaraan sistem informasi berbasis
komputer dengan menggunakan komputer yang telah dilengkapi dengan
software yang dapat membantu auditor untuk menghasilkan output yang
digunakan dalam proses audit. Jenis audit ini menggunakan software audit,
yang akan membantu auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data
yang sebagian besar data berupa elektronik. Salah satu software ini adalah
teknik audit berbantuan komputer (Computer Assisted Techniques /
CAATS). Dengan pendekatan ini audit memfokuskan secara langsung pada
tahap pemrosesan, pengeditan dan pemrograman.
8. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang membahas tentang pengaruh efektivitas
penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap
kinerja auditor internal diantaranya adalah Jumaili (2005), dalam penelitiannya
mengenai kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam
evaluasi kinerja individual menyimpulkan bahwa kepercayaan terhadap sistem
informasi baru dan teknologi sistem informasi baru terhadap peningkatan
kinerja individu menunjukkan hasil yang positif.
33
Selain itu Listyan (2008) meneliti mengenai pengaruh teknologi
sistem informasi baru dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi
baru dalam kinerja individual. Dalam penelitian Listyan (2008) menunjukkan
bahwa teknologi sistem informasi baru dan kepercayaan terhadap teknologi
sistem informasi baru berpengaruh terhadap kinerja individual. Sedangkan
penelitian yang hampir sama mengenai efektivitas penggunaan dan
kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi dilakukan oleh Maria
(2008). Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh efektivitas penggunaan
dan kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja
individual. Dalam hasil penelitiannya, efektivitas penggunaan dan kepercayaan
teknologi sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja
individual
Sedangkan penelitian yang hampir sama mengenai efektivitas
penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi dilakukan
oleh Maria (2008). Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh efektivitas
penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap
kinerja individual. Dalam hasil penelitiannya, efektivitas penggunaan dan
kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap
kinerja individual.
Tabel 2.2Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Sekarang
Perbandingan Penelitian TerdahuluMaria (2008)
Penelitian Sekarang(2010)
Objek penelitian 13 pasar swalayan Perusahaan swasta atau
34
dansampel
diwilayah kota Denpasar.Sampel terdiri dari 78responden penggunateknologi sisteminformasi.
perusahaan pemerintahyang memiliki auditorinternal dalammenjalankan kegiatanoperasionalnya. Sampelterdiri dari auditorinternal.
Variabel independen
a) Efektivitaspenggunaan teknologisistem informasiakuntansib) Kepercayaan akanteknologi sisteminformasi akuntansi
a) Efektivitaspenggunaanteknologi sisteminformasi akuntansib) Kepercayaan akanteknologi sisteminformasi akuntansi
Variabel dependen Kinerja Individual Kinerja Auditor Internal
Metode Analisa Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda
9. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan Antara Efektifitas Penggunaan Teknologi Sistem
Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Auditor Internal.
Penggunaan teknologi informasi dalam menunjang sistem
informasi memberikan pengaruh terhadap hampir semua aspek dalam
pengelolaan bisnis. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan
tergantung bagaimana sistem tersebut dijalankan, kemudahan sistem itu
bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.
Irwansyah (2003) dalam Jumaili (2005) menggunakan model
TPC (Technology to Performance Chain) yang dikembangkan oleh
Goodhue yang mencoba keberhasilan teknologi sistem informasi yang
diimplementasikan dalam organisasi atau perusahaan dengan
menggunakan evaluasi pemakai. Model tersebut digunakan untuk
35
menganalisa hubungan evaluasi pemakai dari kecocokan tugas dan
teknologi terhadap kinerja. Jika teknologi informasi yang tersedia cocok
dengan tugas yang harus diselesaikan dan kemampuan individu pemakai,
maka pemakai akan memanfaatkan teknologi sistem informasi dalam
menjalankan tugas yang dibebankannya. Hal ini akan berpengaruh pada
pencapaian kinerja individual yang diharapkan, semakin baik teknologi
yang diterapkan maka pencapaian kinerja individual akan semakin tinggi.
b. Hubungan Kepercayaan atas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi
terhadap Kinerja Auditor Internal
Perkembangan teknologi yang begitu cepat telah membawa
dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan
sebelumnya. Mengetahui tren bahwa perkembangan teknologi dalam
sistem informasi akuntansi akan membantu manajemen dalam penyusunan
strategi untuk bersaing. Kegunaan sistem informasi baru di perusahaan
tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk mendukung
terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Kepercayaan individu dalam
sebuah organisasi kepada teknologi informasi akan memudahkan tugas
maupun pekerjaannya. Seperti dalam urusan keuangan sampai dengan
urusan paperworks (manajemen dokumentasi). Melihat akan hal itu, maka
perusahaan atau organisasi tanpa ragu untuk menanamkan investasi pada
pengaplikasian teknologi informasi. Dengan melihat keadaan ini, jelas
terlihat bahwa kebutuhan baru akan sistem informasi bagi perusahaan atau
organisasi, yaitu teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan
36
sehingga hal itu akan menambah kepercayaan individu pengguna
teknologi informasi.
c. Hubungan Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan atas Teknologi
Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Auditor Internal
Jumaili (2005) melanjutkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Irwansyah (2003) dengan menambahkan variabel kepercayaan yang
didasarkan pada karakteristik teknologi dan kinerja individual dengan
teknologi sistem informasi baru yang diterapkan dan digunakan oleh
pemakai sistem tersebut. Hasil yang diperoleh Jumaili (2005) melalui
model teknis analisis analisa regresi sederhana mendukung hasil
penelitian-penelitian sebelumnya bahwa penggunaan teknologi sistem
informasi baru akan meningkatkan kinerja individu. ]
Goodhue dalam Jumaili (2005) mengemukakan bahwa
kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi dalam mengevaluasi
kinerja individual diperlukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa
sistem informasi yang berbasis komputer tersebut dapat digunakan untuk
mengendalikan kinerja bawahan. Keberhasilan sistem informasi suatu
perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem
itu bagi para pemakainya dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.
Konstruk evaluasi pemakai diri sendiri merupakan suatu konstruk yang
sangat luas dan evaluasi pemakai merupakan suatu evaluasi atau
pengukuran tentang sikap dan kepercayaan individu terhadap sesuatu, baik
barang maupun jasa. Goodhue mengajukan konstruk hubungan kecocokan
tugas teknologi untuk dijadikan sebagai acuan evaluasi pemakai dalam
37
sistem informasi. Dalam model ini dinyatakan bahwa pemakai akan
memberikan nilai evaluasi yang tinggi (positif) tidak hanya dikarenakan
oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih kepada sejauh mana
sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan
sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Evaluasi pemakai atas kecocokan
tugas teknologi menjadi penting artinya berkaitan dengan pencapaian
kinerja individual yang tinggi. Goodhue menemukan kecocokan tugas
teknologi akan mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih
baik.
B. KERANGKA KONSEPTUAL
Kinerja auditor internal dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Salah satu faktor tersebut yaitu kemampuan auditor internal dalam pengggunaan
sistem informasi akuntansi dalam menjalankan tugasnya serta kepercayaan akan
teknologi sistem informasi akuntansi tersebut. Perkembangan sistem informasi
akuntansi memberikan dampak pada proses audit.
Sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimanakah
pengaruh penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi
terhadap kinerja auditor internal.
Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
38
Kepercayaan Atas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi
(X2)
Kinerja Auditor internal(Y)
Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
(x1)
C. Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka konseptual diatas dan bertitik tolak dari
permasalahan yang diajukan dan tujuan penelitian serta kajian teori mengenai
penelitian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini
adalah :
H1 : Efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi secara signifikan
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal di lembaga perbankan
dikota padang.
H2 : Kepercayaan akan teknologi sistem informasi secara signifikan berpengaruh
positif terhadap kinerja kinerja auditor internal di lembaga perbankan dikota
padang.
H3 : Efektivitas dan kepercayaan akan teknologi sistem informasi secara
signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal di lembaga
perbankan dikota padang.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, maka penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian empirisdimana peneliti terlibat langsung
didalamnya. Penelitian ini menguji sejauh mana ”Pengaruh Efektivitas
Penggunaan Dan Kepercayaan Atas Teknologi Sistem Informasi Akuntasi
Terhadap Kinerja Auditor Internal’’ di lembaga perbankan yang ada dikota
Padang.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan dijelaskan oleh
seorang peneliti dalam penelitiannya (Irawan, 1999:72). Dalam penelitian ini yang
dijadikan populasi adalah seluruh auditor internal di lembaga perbankan di kota
Padang.
Sampel adalah wakil populasi dan sebagian jumlah dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Irawan, 1999:73), yang menjadi
40
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh auditor internal, sebab menurut
Arikunto (2004:120) jika jumlah populasi dibawah 100 orang, maka keseluruhan
populasi akan dijadikan sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
non-probabilistik atau non acak dengan teknik total sampling yaitu metode
pemilihan sampel yang diaplikasikan pada seluruh anggota populasi.
C. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek
yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, pengalaman, atau karekteristik dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjadi responden. Sumber data dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data penelitian yang
diperoleh secara langsung berdasarkan kuesioner. Reseponden meliputi
keseluruhan auditor internal yang ada di lembaga perbankan.
D. Teknik Pengumpulan Data.
Data untuk penelitian ini dikimpulkan cara memberikan atau
menyebarkan kuisioner kepada auditor intern pada lembaga perbankan yang ada
dikota padang. Kuisioner diberikan langsung kepada auditor intern dan begitu
pula halnya dengan pengembaliannya.
E. Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
41
1. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang menjadi
perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Pengamatan akan dapat
mendeteksikan ataupun menerangkan variabel dalam variabel terikat beserta
perubahannya yang terjadi kemudian. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Efektivitas dan Kepercayaan.
2. Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang dapat
mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai
pengaruh positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Kinerja Auditor Intern.
F. Instrumen Penelitian
Alat Pengumpulan data yang digunkan yaitu angket dan kuisioner
yang disebarluaskan kepada responden. Kuisioner tersebut diukur dengan
menggunkan skala likert dengan skor 1 sampai 5. Skala ini meminta responden
menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang
suatu objek (likert, dalam istijanto, 2005:88).
Alternatif JawabanSifat Pernyataan
Positif NegatifSangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2Kurang Setuju(KS) 3 3Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (TS) 1 5
42
Variabel Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi
Akuntansi mengacu kepada item-item Ratih. Untuk variabel Kepercayaan Atas
Teknologi Sistem Informasi Akuntansi mengacu pada item – item Jumaili.
Sedangkan variabel Kinerja auditor internal mengacu pada item – item yang
dikembangkan oleh Mink
Adapun kisi – kisi instrumennya sebagai berikut:
Tabel 3.1Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Sub Variabel IndikatorSkala
Pengukuran1 Efektivitas
PenggunaanTeknologi SistemInformasiAkuntansi (X1)
Sumber : Ratih (2009)
Kemudahanpenggunaanteknologisisteminformasi akuntansi
1. Mudah dalam mengoperasikan
2. Mudah dalam memberikan penilaian
3. Memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi sistem
4. Memiliki kemampuan bahasa asing
Skala Likert1-5
2 KepercayaanAtas TeknologiSistemInformasi Akuntansi(X2)
Sumber:Jumaili (2005)
a. Manfaat teknologi sistem informasi
b. Kewenangan dalam menggunakan teknologi sistem infoormasi akuntansi
c. Karakteristik kepercayaan terhadap teknologi sistem
1. Peningkatan kinerja individual
1. Kewenangan dalam mengakses data
2. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
3. Mendapatkan
Skala Likert1-5
43
informasi akuntansi
pelatihan dalam menggunakan teknologi sistem informasi akuntansi
4. Kemajuan dalam pengembangan sistem
3 Kinerja auditor internal (Y)
Sumber:Mink (1993) daloam Dalmy (2009)
a. Berorientasi pada prestasi
b. Sikap mental
c. Disiplin
d. Kompeten
e. Persisten
1. Berkeinginan untuk lebih maju dari yang telah dicapai sekarang
2. Berusaha keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan
3. Adanya dampak positif terhadap psikologis Penggunaan setelah menggunakan computer
4. Ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas
5. Mematuhi aturan yang berlaku diperusahaan
6. Profesionalisme tinggi7. Sertufikasi8. Afanya piranti kerja
yang memadai9. Lingkungan kerja
yang memadai
Skala Likert1-5
G. Pengujian Kualitas Data
Sebelum menggunakan instrumen terlebih dahulu dilakukan uji coba
untuk mendapatkan butir pernyataan yang valid dan handal, maka dilakukan uji
validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji Validitas untuk mengetahui sejauh mana validitas data yang
didapat dari penyebaran kuisioner. Uji validitas ini dilakukan dengan
44
menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS (Statiscal Product
Service Solution) versi 15.00 untuk n = 30, α = 0,005 sehingga rtabel = 0,361
dengan Kriteria.
Jika r0 > r tabel : intrumen dikatakan valid
Jika r0 < r tabel : intrumen dikatakan tidak valid
Untuk mengetahui validitas instrumen juga dapat digunakan rumus
koefisien korelasi sederhana sebagai berikut :
rxy =
(Saifuddin, 2001:19)
dimana :
rxy = Koefisien Korelasi
n = jumlah responden
x = Variabel bebas
y = variabel terikat
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul
data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan
atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu atas
sekelompok individu walaupun dilakukan dalam waktu yang berbeda
45
Untuk Mengetahui reliabilitas atau kendala instrumen digunakan
rumus alpha Cronbach yaitu dengan menggunakan bantuan komputer melalui
program SPSS versi 15.0
r 11 =
dimana : r11= Koefisien reliabilitas
k = banyaknya jumlah item
= Jumlah Varians Skor item
Si2 = varians skor total
Kriteria keputusan adalah sebagai berikut :
a. Alpha < Standardized item alpha = reliabel
b. Alpha > Standardized item alpha = tidak reliabel
Atau alpha rtable = reliabel dan alpha rtable = tidak reliabel
maksudnya jika berati reliabel, sebaliknya jika berarti
tidak reliabel. r tabel mengacu tabel r untuk uji satu arah.
H. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data
yang pola distribusinya normal (tidak menceng ke kiri dan ke kanan). Uji
normalitas dapat dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov, dengan
46
melihat nilai signifikansi pada 0.05. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan >
0.05 maka data berdistribusi normal (Idris, 2004:66).
b. Uji Multikolinearitas
Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan regresi
berganda maka dilakukan uji multikolinearitas. Multikolinearitas adalah
kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antara varaibel-
variabel bebas (X) yang berarti. Analisis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan SPSS Versi 12.0, untuk melihat apakah dalam regresi
ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas. Menurut (Singgih,
2000:206) menyatakan bahwa deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat
dari besaran VIF dan tolerance, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIP > 5, terjadi multikolinearitas.
b. Jika nilai tolerance>0,1 dan VIF < 5, tidak terjadi multikolinearitas
c. Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varians dari suatu pengamatan ke pengamatan lain disebut
homogenitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Untuk mendeteksi
adanya heterokedastisitas dapat menggunakan metode grafik. Prinsip ini adalah
memeriksa pola residual terhadap taksiran Y. Seperti yang telah dijabarkan di
atas bahwa heterokedastisitas bila variansnya berbeda, sehingga seakan-akan
sekelompok data yang mempunyai error yang berbeda-beda, bila diplotkan
dengan nilai Y akan membentuk suatu pola. Pola yang terbentuk tersebut
47
menunjukkan adanya heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.
I. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
a. Verifikasi Data
Verifikasi data yaitu memeriksa kembali kuesioner yang
telah diisi oleh responden untuk memastikan apakah semua pertanyaan
sudah dijawab lengkap oleh responden.
b. Menghitung nilai jawaban
1) Menghitung frekuensi dari jawaban yang diberikan
responden atas setiap item pertanyaan yang diajukan.
2) Menghitung rata-rata skor total item dengan menggunakan
rumus:
Dimana:
S = Selalu P = Pernah TP = Tidak PernahSR = Sering K = Kadang-kadang
3) Menghitung nilai rerata jawaban responden dengan
menggunakan rumus:
48
Mean =
Dimana:
Xi = Skor Totaln = Jumlah Responden
4) Menghitung nilai TCR masing-masing kategori jawaban
dari deskriptif variabel, maka dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Dimana:
TCR = Tingkat Capaian RespondenRs = Rata-rata skor jawaban respondenn = Nilai skor jawaban
Nilai persentase dimasukkan ke dalam kriteria sebagai berikut:
(a) Interval jawaban responden 76-100% kategori jawaban
baik.
(b) Interval jawaban responden 56-75% kategori jawaban
cukup baik.
(c) Interval jawaban responden <56% kategori jawaban kurang
baik.
2. Metode Analisis Data
49
Analisis data menggunakan regresi berganda (multiple regression)
untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen. Persamaan regresi yang digunakan adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = Efektivitas Pelaksanaan Standar Pengendalian Mutu
X1 = Manajemen Kepegawaian
X2 = Pemantauan Praktik (peer review)
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
e = Error atau variabel gangguan
J. Uji Hipotesis
a. Uji F (F-test)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Nilai F statistik F dihitung dari formula sebagai
berikut:
(Agus, 2004:207)
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
b. Uji t (t-test)
50
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Statistik t dihitung dari formula sebagai berikut:
(Agus, 2004:204)
Dimana: bk adalah koefisien regresi ke k
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Dengan tingkat kepercayaan (α) untuk pengujian hipotesis (α) = 0.05.]
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra ”Akuntansi Sektor Publik”, BPFE, Yogyakarta, 2001.
Bodnar, George H, and S.Hopwood William, “Sistem Informasi Akuntansi”. Edisi
Kedelapan. Jilid 1. PT.Indeks, Jakarta, 2005.
51
Boynton, W.C, Johnson, R.N, dan Kell, W.G, “Modern Auditing”. Edisi Ketujuh.
Jilid 1. Erlangga, Jakarta, 2006.
Budiasih, “Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Sistem
Informasi Akuntansi”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Jilid 7, No 3, 2002.
Dalmy, Darlisman ”Pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi Terhadap Kinerja
Auditor dan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Inspektorat
Provinsi jambi”, Skripsi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Medan. 2009.
Hall, James A, ”Sistem Informasi Akuntansi”, Buku Satu, Salemba Empat,
Jakarta, 2002.
Jogiyanto, “Sistem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.
Jumaili, Salman “Kepercayaan Terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru
Dalam Evaluasi Kinerja Individual”, Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Solo, 2005.
Laudon, Kenneth.C dan Jane. P Laudon, “Sistem Informasi Manajemen”, Edisi
10. Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Doni Listyan, “Kepercayaan Terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru Dalam
Evaluasi Kinerja Individual”, Skripsi S1 program Akuntansi Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, 2008.
Maharsi, Sri,“Pengaruh Perkembangan Teknologi InformasiTerhadap Bidang
Akuntansi Manajemen”, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2,
Hal:127-137 November 2000
Mc Leod, Raymond, “Sistem Informasi Manajemen”, Edisi Indonesia. Jilid 1.
Salemba Empat, Jakarta, 2008.
52
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, “Auditing”, Edisi keenam. Salemba Empat,
Jakarta, 2001
Nazar, M. Rafki dan Syahran, “Pengaruh Privasi, Keamanan Kepercayaan, dan
Pengalaman Terhadap Niat Untuk Bertransaksi Secara Online”,
Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.
Niswonger, Rollin C, Carl S Warren, James m. Reeve, Philip E Fees, Alfonsus
Sirait dan Helda Gunawan, “Prinsip-Prinsip Akuntansi”, Edisi ke-19.
Cetakan Kesatu. Erlangga, Jakarta, 2006
Romney, Marshall.B dan Paul John Steinbart, “Sistem Informasi Akuntansi”,
Edisi Kesembilan. Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Sari, Maria M. Ratna “Pengaruh Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan
Terhadap Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja
Individual Pada Pasar Swalayan Di Kota Denpasar”, Buletin Studi
Ekonomi, Universitas Udayana, 2008
Sawyer B, Lawrence, Dittenhofer A, Mortimer.,dan Scheiner H, James, “Internal
Auditing”, Buku 1. Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Subari, Tata “Sistem Informasi Akuntansi”, Edisi 1. Penerbit Andi, Yogyakarta,
2004.
Suryaningrum, Diah Hari. 2003. “The Relationship between User Participation
and System Succes: Study of Three Contingeny Factors on BUMN In
Indonesia.” SNA VI, Oktober.
Suwardjono, “Akuntansi Pengantar”, BPFE, Yogyakarta, 2005.
53
Sudarsono, Dharma Tintri E. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi
Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal”, KOMMIT2004,
Jakarta, 2004.
Trisnaningsih, Sri “Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai
Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor”, Simposium Nasional
Akuntansi X, Makassar, 2007.
Tugiman, Hiro “Standar Profesional Audit Internal”, Kanisius, Yogyakarta,
2006.
Wijayanti, Ratih “Analisis Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Nasabah Terhadap
Layanan Internet Banking (Studi Empiris Terhadap Nasabah Bank Di
Depok)”, Skripsi S1 Program Akuntansi Universitas Gunadarma, Depok,
2009.
54