PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PROSES
KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI BANK SYARIAH
(Studi Pada Nasabah Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah di
DKI Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E.)
Oleh
Khalimatus Sakdiyah
NIM: 11150850000046
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Khalimatus Sakdiyah
NIM : 11150850000046
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH BRAND
EQUITY TERHADAP PROSES KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI
BANK SYARIAH (Studi Pada Nasabah Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah di
DKI Jakarta) adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan
tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam
penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya
bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan sanksi yang berlaku di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jika ternyata skripsi
ini merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Tangerang, 2 Juni 2019
Khalimatus Sakdiyah
11150850000046
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PROSES
KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI BANK SYARIAH
(Studi Pada Nasabah Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah di
DKI Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
KHALIMATUS SAKDIYAH
NIM: 11150850000046
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing,
Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA
NIP. 197410182014112001
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/1440 H
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu 10 April 2019 telah dilakukan uji komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Khalimatus Sakdiyah
No. Induk Mahasiswa : 11150850000046
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Brand Equity Terhadap Proses Keputusan
Nasabah Menabung di Bank Syariah (Studi Pada Nasabah
Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah di DKI Jakarta)
Setelah mencerrmati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 April 2019
1. Endah Meiria, S.E., M.Si.
NIDN. 0205068502 (………………..………………)
Penguji I
2. Aini Masruroh, SEI., MM
NIDN. 2020088005 (………………..………………)
Penguji II
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Juli 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Khalimatus Sakdiyah
2. NIM : 11150850000046
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Brand Equity terhadap Keputusan Nasabah
Menabung di Bank Syariah (Studi Pada Nasabah Bank
Syariah Mandiri dan BNI Syariah di DKI Jakarta
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Juni 2019
1. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A (………………..………………)
NIP. 197509032007012023 Ketua
1. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA (………………..………………)
NIP. 197410182014112001 Sekretaris
2. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA(………………..………………)
NIP. 197410182014112001 Pembimbing I
3. Ir. Ela Patriana, MM (………………..………………)
NIP. 196905282008012010 Penguji Ahli
vi
ABSTRACT
This study aims to determine the effect simultaneously or partially of brand
awareness, perceived quality, brand association, and brand loyalty towards the
customer's decision to save in a Syariah Bank. To analyze the data, the author uses
multiple linear regression analysis and data processing using SPSS version 25.
Based on multiple linear regression analysis, it is known that brand awareness
variables and brand association have no significant effect on purchasing decisions.
Based on multiple linear regression analysis, it is known that brand awareness,
brand association, perceived quality, and brand loyalty variables simultaneously
and partially have a significant influence on purchasing decisions. The R Square
value of 0.508 indicates that 50.8% of the variation in Purchasing Decisions can
be explained by the four independent variables in the regression equation, while
the remaining 49.2% is determined by other variables that are not known and not
included in this regression analysis.
Keywords: purchasing decisions, brand awareness, perceived quality, brand
association, and brand loyalty.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan
maupun parsial dari brand awareness, perceived quality, brand association, dan
brand loyalty terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Syariah. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Untuk menganalisis data,
penulis menggunakan analisis regresi linier berganda dan pengolahan data
menggunakan SPSS versi 25. Berdasarkan analisis regresi linier berganda diketahui
bahwa variabel brand awareness dan brand association tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan analisis regresi linier
berganda diketahui bahwa variabel brand awareness, brand association, perceived
quality, dan brand loyalty secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai R Square sebesar 0,508
menunjukkan bahwa sebesar 50,8% variasi Keputusan Pembelian dapat dijelaskan
oleh keempat variabel independen dalam persamaan regresi, Sedangkan sisanya
sebesar 49,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk
dalam analisis regresi ini.
Kata kunci: keputusan pembelian, brand awareness, perceived quality, brand
association, and brand loyalty.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menjadikan
manusia sebagai kholifah dimuka bumi ini. Sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing dan mendidik umat manusia menuju jalan kebenaran. Berkat rahmat
Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir mengenai “Pengaruh Brand
Equity terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank Syariah (Studi Pada
Nasabah Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah Syariah di DKI Jakarta.”
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk kelulusan dan
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali
menemui hambatan-hambatan akan tetapi Alhamdulillah berkat doa, semangat,
motivasi, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan sehingga penulis bisa
mengerjakan penelitian ini.
2. Kedua orang tua, Bapak Abdul Syukur dan Ibu Siti Rukanah yang selalu
memberikan nasihat, motivasi, dan dukungan baik secara material maupun
nonmaterial.
3. Seluruh keluarga besar peneliti yang yang selalu memberikan dukungan
kepada peneliti untuk menyelesaikan studi.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.
5. Ibu Cut Erika Ananda SE., MBA selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan
Perbankan Syariah yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan
untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini serta
motivasinya yang begitu besar pada penulis.
6. Ibu Fitri Damayanti SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
periode 2015-2019.
ix
7. Ibu Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A selaku Sekretaris Jurusan Perbankan
Syariah.
8. Ibu Santi Yustini, SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan arahan serta motivasi kepada peneliti.
9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu bagi peneliti
selama perkuliahan.
10. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti.
11. Seluruh Responden yang telah rela meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner dan membantu proses penelitian
12. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung serta menemani penulis selama
perkuliahan yaitu Handa, Noviana, Shafira, Andri dan Alysha.
13. Teman-teman satu bimbingan yang selalu sabar membantu dan menyemangati
dalam menyelesaikan penulisan skripsi yaitu Karin, Hiba, Ayu, Nae, Fathin
dan Rahmad.
14. Teman-teman seperjuangan yakni Angkatan 2015 Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak saya sebutkan
namanya satu-persatu..
15. Semua pihak yang belum disebut diatas, terima kasih atas segala bantuan
selama proses penulisan skripsi ini.
Demi kesempurnaan tugas akhir ini penulis mengharap kritik dan saran dari
pembaca. Kritik dan saran penulis butuhkan agar tugas akhir ini menjadi lebih baik
dan digunakan sebagaimana fungsinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 2 Juli 2019
Khalimatus Sakdiyah
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... v
ABSTRACT........................................................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 12
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 12
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................ 13
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 20
A. Teori Terkait Dengan Variabel Penelitian ................................................ 20
1. Brand (Merek) ........................................................................................ 20
2. Brand Equity ........................................................................................... 21
3. Brand Awareness .................................................................................... 25
xi
4. Brand Association ................................................................................... 27
5. Perceived Quality .................................................................................... 31
6. Brand Loyalty.......................................................................................... 34
7. Proses Keputusan Pembelian ................................................................... 38
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 43
C. Keterkaitan Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian .............. 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 47
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 48
1. Populasi ............................................................................................... 48
2. Sampel ................................................................................................. 48
C. Sumber Data ........................................................................................... 49
1. Data Primer ......................................................................................... 49
2. Data Sekunder ..................................................................................... 49
D. Instrumen Penelitian ................................................................................ 50
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 50
F. Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 50
1. Uji Deskriptif ....................................................................................... 51
2. Uji Kualitas Data ................................................................................. 51
3. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 52
4. Uji Hipotesis ........................................................................................ 54
5. Uji Regresi Linier Berganda ................................................................ 57
G. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 63
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 63
B. Deskripsi Responden ............................................................................... 64
xii
C. Uji Kualitas Data ..................................................................................... 71
1. Uji Validitas ........................................................................................ 71
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 74
D. Statistik Deskriptif .................................................................................. 75
1. Variabel Independen ............................................................................ 75
2. Variabel Dependen .............................................................................. 89
E. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 91
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 91
2. Uji Multikolinieritas ............................................................................ 93
3. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 94
F. Uji Hipotesis ........................................................................................... 96
1. Signifikasi Parameter Individual (Uji-t) ............................................... 96
2. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) ........................................................... 97
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 98
G. Uji Regresi Linier Berganda .................................................................... 99
H. Interpretasi ............................................................................................ 101
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 105
A. Kesimpulan ........................................................................................... 105
B. Saran ..................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109
LAMPIRAN ................................................................................................... 114
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia ............................................. 2
Tabel 1. 2 Pertumbuhan Jaringan Kantor Perbankan Konvensional ...................... 3
Tabel 1. 3 Pertumbuhan Aset Perbankan Konvensional (Miliar) ........................... 3
Tabel 1. 4 Pertumbuhan Jaringan Kantor Perbankan Syariah ................................ 4
Tabel 1. 5 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah (Miliar) .................................... 5
Tabel 1. 6 Hasil Survei Top Brand Award Tahun 2017 ........................................ 8
Tabel 1. 7 Hasil Survei Top Brand Award Tahun 2018 ........................................ 9
Tabel 1. 8 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 14
Tabel 3. 1 Skala Likert ....................................................................................... 50
Tabel 3. 2 Kriteria untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi 57
Tabel 3. 3 Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 59
Tabel 4. 1 Nama Bank Syariah yang Diketahui Responden ................................ 64
Tabel 4. 2 Nama Bank Syariah Lain yang Diketahui Responden ........................ 65
Tabel 4. 3 Sumber Responden Mengetahui Bank Syariah ................................... 65
Tabel 4. 4 Nama Bank Syariah Yang Digunakan Responden .............................. 66
Tabel 4. 5 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 67
Tabel 4. 6 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................................ 67
Tabel 4. 7 Jumlah Responden Berdasarkan Domisili Kantor Bank Syariah ......... 68
Tabel 4. 8 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah Bank Syariah
.......................................................................................................................... 69
Tabel 4. 9 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................ 69
Tabel 4. 10 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ...................................... 70
Tabel 4. 11 Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan Bruto ......................... 70
Tabel 4. 12 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness ................................. 72
Tabel 4. 13 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Assoviation ............................... 72
Tabel 4. 14 Hasil Uji Validitas Variabel Perceived Quality ................................ 73
Tabel 4. 15 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Loyalty...................................... 73
Tabel 4. 16 Hasil Uji Validitas Variabel Proses Keputusan Nasabah .................. 74
Tabel 4. 17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ......................................... 74
Tabel 4. 18 Nasabah Mengetahui Merek Bank Syariah Yang Digunakan ........... 75
Tabel 4. 19 Logo Bank Syariah Membuat Nasabah Mengenali Merek ................ 76
xiv
Tabel 4. 20 Nasabah Mengingat Merek Bank Syariah Yang Digunakan ............. 76
Tabel 4. 21 Merek Bank Syariah Yang Digunakan Merupakan Merek Yang
Pertama Kali Diingat Nasabah ........................................................................... 77
Tabel 4. 22 Bank Syariah Memiliki Logo Menarik ............................................. 78
Tabel 4. 23 Bank Syariah Memiliki Image Yang Baik ........................................ 78
Tabel 4. 24 Bank Syariah Memudahkan Dalam Mengatur Keuangan ................. 79
Tabel 4. 25 Bank Syariah Memberikan Bagi Hasil Yang Sesuai ......................... 79
Tabel 4. 26 Bank Syariah Memudahkan Transaksi Dengan Mobile Banking ...... 80
Tabel 4. 27 Bank Syariah Memiliki Berbagai Macam Produk Tabungan ............ 80
Tabel 4. 28 Bank Syariah Yang Digunakan Diawasi Oleh DPS .......................... 81
Tabel 4. 29 Menabung di Bank Syariah Mendukung Gaya Hidup Rajin Menabung
Sesuai Syariah ................................................................................................... 81
Tabel 4. 30 Bank Syariah Yang Nasabah Gunakan Termasuk Dalam Kategori
Bank Devisa ...................................................................................................... 82
Tabel 4. 31 Bank Syariah Yang Digunakan Lebih Unggul Dari Pesaingnya ....... 82
Tabel 4. 32 Bank Syariah Cocok di Indonesia Dengan Penduduk Mayoritas
Muslim .............................................................................................................. 83
Tabel 4. 33 Bank Syariah Memiliki Kantor Yang Bersih dan Rapih ................... 83
Tabel 4. 34 Karyawan Bank Syariah Cepat dan Tepat ........................................ 84
Tabel 4. 35 Karyawan Bank Syariah Tanggap Mengatasi Keluhan Nasabah ....... 84
Tabel 4. 36 Jaminan Pelayanan Bank Syariah Dapat Dipercaya .......................... 85
Tabel 4. 37 Karyawan Bank Syariah Memberikan Pelayanan Yang Tulus ......... 85
Tabel 4. 38 Nasabah Suka Berganti Merek Bank Syariah ................................... 86
Tabel 4. 39 Nasabah Terbiasa Menggunakan Bank Syariah Untuk Transaksi ..... 87
Tabel 4. 40 Nasabah Puas Terhadap Produk dan Jasa Yang Digunakan .............. 87
Tabel 4. 41 Nasabah Menyukai Bank Syariah Yang Digunakan Saat Ini ............ 88
Tabel 4. 42 Nasabah Setia Terhadap Bank Syariah Yang Digunakan .................. 88
Tabel 4. 43 Menjadi Nasabah Bank Syariah Sesuai Kebutuhan dan Keinginan ... 89
Tabel 4. 44 Mencari Informasi Mengenai Bank Syariah ..................................... 90
Tabel 4. 45 Membandingkan Dengan Bank Syariah Lain ................................... 90
Tabel 4. 46 Memutuskan Menggunakan Bank Syariah ....................................... 91
Tabel 4. 47 Merekomendasikan Kepada Orang Lain .......................................... 91
xv
Tabel 4. 48 Uji Normalitas ................................................................................. 93
Tabel 4. 49 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 94
Tabel 4. 50 Uji Glejser ....................................................................................... 95
Tabel 4. 51 Hasil Uji t (Parsial) .......................................................................... 96
Tabel 4. 52 Hasil Uji F (Simultan) ..................................................................... 98
Tabel 4. 53 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 99
Tabel 4. 54 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... 100
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Jumlah Penduduk DKI Jakarta (1961-2017) ................................... 11
Gambar 2. 1 Konsep Brand Equity ..................................................................... 23
Gambar 2. 2 Piramida Brand Awereness ............................................................ 26
Gambar 2. 3 Nilai Asosiasi Merek ..................................................................... 29
Gambar 2. 4 Diagram Nilai Kesan Kualitas ........................................................ 33
Gambar 2. 5 Nilai Loyalitas Merek .................................................................... 35
Gambar 2. 6 Piramida Brand Loyalty ................................................................. 36
Gambar 2. 7 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap ........................... 38
Gambar 2. 8 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 43
Gambar 4. 1 Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual ..................... 92
Gambar 4. 2 Grafik Histogram ........................................................................... 92
Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ...................................... 95
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian .................................................................... 114
Lampiran 2: Data Primer dari google form dalam excel ................................... 121
Lampiran 3: Hasil Uji SPSS – Uji Kualitas Data .............................................. 125
Lampiran 4: Hasil Uji SPSS – Uji Asumsi Klasik ............................................ 130
Lampiran 5: Hasil Uji SPSS – Uji Hipotesis ..................................................... 132
Lampiran 6: Hasil Uji SPSS – Regresi Linier Berganda ................................... 133
Lampiran 7: Tabel r Product Moment .............................................................. 134
Lampiran 8: Tabel Uji t .................................................................................... 135
Lampiran 9: Tabel Uji F ................................................................................... 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan bisnis jasa semakin berkembang, ditunjukkan
dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan jasa yang bermunculan
dengan penawaran yang beragam. Mulai dari yang menawarkan berbagai jenis
pelayanan produk dengan kualitas tinggi hingga pelayanan jasa yang ekstra
cepat dan nyaman (Supriyadi, 2016).
Salah satu perusahaan jasa yang besar di Indonesia saat ini adalah
perusahaan jasa keuangan yakni jasa perbankan. Berdasarkan Pasal UU No. 21
Tahun 2008 bank adalah suatu badan usaha yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Yaya 2014, p.48).
Di Indonesia terdapat dua jenis bank yang sering digunakan masyarakat
dalam bertransaksi, yaitu bank syariah dan bank konvensional (Yaya 2014,
p.48). Bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang
kegiatannya berdasarkan syariah-syariah islam, yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas ekonomi umat dengan jalan mengembangkan
kemandirian umat melalui kegiatan penghimpunan dengan penyaluran dana.
Namun demikian, fakta yang terjadi masih ada sebagian masyarakat yang
belum mengetahui secara jelas produk-produk bank syariah, sehingga diantara
mereka masih timbul keraguan mengenai prinsip-prinsip syariah (Mandasari
2015, p.1). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat. Bahkan
bank konvensional ikut bersaing dengan mendirikan institusi syariah atau unit
usaha syariahnya sendiri.
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992
adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak
terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan
syariah di Indonesia akan terus berkembang (Karim 2010, p.25). Kiprah bank
2
syariah di Indonesia sudah memasuki dekade ke 3. Sejak pertama kali di rintis
pada tahun 1992 oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI), bank syariah lainnya
pun bermunculan.
Tabel 1. 1 Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia
1 PT. Bank Aceh Syariah
2 PT. BPD Nusa Tenggara Barat
3 PT. Bank Muamalat Indonesia
4 PT. Bank Victoria Syariah
5 PT. Bank BRISyariah
6 PT. Bank Jabar Banten Syariah
7 PT. Bank BNI Syariah
8 PT. Bank Syariah Mandiri
9 PT. Bank Mega Syariah
10 PT. Bank Panin Dubai Syariah
11 PT. Bank Syariah Bukopin
12 PT. BCA Syariah
13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
14 PT. Maybank Syariah Indonesia
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, 2018)
Dalam beberapa tahun terakhir, perbankan syariah menunjukkan
peningkatan yang positif di Indonesia. Perkembangan perbankan syariah
dapat dilihat pada pertumbuhan jaringan kantor perbankan syariah berikut.
3
Tabel 1. 2 Pertumbuhan Jaringan Kantor Perbankan Konvensional
Jenis Bank 2015 2016 2017 2018 April 2019
Bank Umum
Jumlah Bank 118 116 115 115 113
Jumlah Kantor 32.949 32.730 32.285 31.618 31.577
Bank Pembiayaan Rakyat
Jumlah Bank 1.636 1.633 1.619 1.597 1.586
Jumlah Kantor 5.982 6.075 6.192 6.273 6.293
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, 2018)
Berdasarkan Tabel 1.2, pertumbuhan jaringan kantor perbankan
konvensional mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2015 jumlah
Bank Umum Konvensional adalah sebanyak 118 bank kemudian berkurang
menjadi 116 bank pada tahun 2016 dan 115 di akhir tahun 2017. 115 bank pada
tahun 2018 dan April 2019 jumlah Bank Umum Konvensional menurun
menjadi 113 bank. Jumlah kantor Bank Umum Konvensional juga mengalami
penurunan. Dari tahun 2015 hingga tahun 2017 jumlah kantor Bank Umum
Konvensional terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015 jumlah kantor
bank konvensional adalah sejumlah 32.949 kantor. Kemudian mengalami
penurunan pada tahun 2016 menjadi 32.730 kantor. Lalu menurun kembali
jumlahnya pada tahun 2017 menjadi 32.285 kantor. 2018 jumlahnya menjadi
31.618 kantor. Dan 2019 menjadi 31.577.
Tabel 1. 3 Pertumbuhan Aset Perbankan Konvensional (Miliar)
Tahun Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Total
2016 Rp 6.729.799 Rp 113.501 Rp 6.843.300
2017 Rp 7.387.634 Rp 125.945 Rp 7.513.579
2018 Rp 8.068.346 Rp 135.693 Rp 8.204.039
April 2019 Rp 8.119.598 Rp 137.497 Rp 8.257.095
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, 2018)
4
Berdasarkan Tabel 1.3, pertumbuhan aset perbankan konvensional
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 2016 jumlah aset perbankan
syariah adalah Rp 6.843.300 miliar. Pada Desember 2017 jumlah aset
perbankan syariah tumbuh menjadi Rp 7.513.579 miliar. Pada 2018 aset
perbankan kovensional menjadi Rp 8.204.039 miliar. Pada April 2019 naik
menjadi Rp 8.257.095 miliar. Melalui pertumbuhan aset perbankan
konvensional yang sangat pesat maka dapat dilihat bahwa sangat besar nasabah
memberikan kepercayaannya kepada bank konvensional.
Tabel 1. 4 Pertumbuhan Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Jenis Bank 2015 2016 2017 2018 April 2019
Bank Umum Syariah
Jumlah Bank 12 13 13 14 14
Jumlah Kantor 1.990 1.869 1.825 1.875 4.187
Unit Usaha Syariah
Jumlah UUS 22 21 21 20 20
Jumlah Kantor 311 332 344 354 383
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Jumlah Bank 163 166 167 167 164
Jumlah Kantor 446 453 441 495 502
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, 2018)
Berdasarkan Tabel 1.3, pertumbuhan jaringan kantor perbankan syariah
mengalami perlambatan. Pada tahun 2015 jumlah Bank Umum Syariah adalah
sebanyak 12 bank kemudian meningkat menjadi 13 bank pada tahun 2016 dan
jumlahnya tetap hingga di akhir tahun 2017. Tetapi pada 2018 dan April 2019
jumlah Bank Umum Syariah meningkat menjadi 14 bank. Namun, peningkatan
jumlah bank umum syariah tidak diimbangi dengan jumlah kantornya. Dari
tahun 2015 hingga tahun 2017 jumlah kantor bank umum syariah terus
mengalami penurunan. Pada tahun 2015 jumlah kantor bank syariah adalah
5
sejumlah 1.990 kantor. Kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016
menjadi 1.869 kantor. Lalu menurun kembali jumlahnya pada tahun 2017
menjadi 1.825 kantor. 2018 jumlahnya menjadi 1.875 kantor. Dan 2019
meningkat menjadi 4.187. Selain dari pertumbuhan jaringan kantor,
pertumbuhan perkembangan perbankan syariah juga dapat dilihat dari total aset
yang dimiliki oleh perbankan syariah di Indonesia.
Tabel 1. 5 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah (Miliar)
Tahun Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Total
2016 Rp 254.184 Rp 102.320 Rp 356.504
2017 Rp 288.027 Rp 136.154 Rp 424.181
2018 Rp 316.691 Rp 160.636 Rp 477.327
April 2019 Rp 318.058 Rp 161.638 Rp 479.696
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, 2018)
Berdasarkan Tabel 1.5, pertumbuhan aset perbankan syariah
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 2016 jumlah aset perbankan
syariah adalah Rp 356.504 miliar. Pada Desember 2017 jumlah aset perbankan
syariah menjadi Rp 424.181 miliar. Pada 2018 aset perbankan syariah naik
menjadi Rp 477.327. Pada April 2019 total aset naik menjadi Rp 479.696
miliar. Melalui pertumbuhan aset perbankan syariah yang semakin pesat maka
dapat dilihat bahwa sangat besar nasabah memberikan kepercayaannya kepada
bank syariah.
Berdasarkan pada data, aset perbankan syariah dari tahun ke tahun
selalu mengalami peningkatan. Namun aset bank konvensional jauh lebih
unggul daripada bank syariah. Hal ini menunjukkan masyarakat lebih
mengenal bank konvensional daripada bank syariah. Tetapi dengan jumlah aset
bank syariah yang terus meningkat juga menunjukkan bahwa masyarakat mulai
mempertimbangkan adanya keberadaan perbankan syariah di Indonesia.
Sehingga masyarakat mulai tertarik mengambil keputusan menjadi nasabah
bank syariah. Dalam hal ini, pengertian keputusan menjadi nasabah tidak jauh
6
berbeda dengan keputusan pembelian karena keputusan menjadi nasabah
menjalani proses yang sama seperti pada keputusan pembelian.
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Keputusan
pembelian adalah proses dimana konsumen melewati lima tahap, yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler dan Keller 2007, p.235).
Sejarah perbankan syariah di Indonesia sudah mulai dikenal oleh
masyarakat. Kemunculan bank syariah di Indonesia sudah mulai mendapatkan
tempat di masyarakat yang mayoritas muslim. Tentunya masing – masing
perbankan pasti akan melakukan inovasi pada semua produk yang mereka
miliki tak terkecuali perbankan syariah. Hal tersebut bertujuan untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dibanding pesaingnya. Untuk itu
perbankan syariah harus memiliki identitas tersendiri melalui merek yang
prestisius. Menurut Durianto et al., (2004) merek memiliki peran penting dan
merupakan “aset prestisius” bagi perusahaan.
Kecenderungan perkembangan perang pemasaran di masa mendatang
akan menjadi perang antar merek, yaitu suatu persaingan untuk memperoleh
dominasi merek. Merek pada saat seperti itu akan menjadi suatu aset
perusahaan yang paling bernilai. Oleh karena itu sebuah merek harus dikelola,
dikembangkan, diperkuat, dan ditingkatkan kualitasnya sehingga akan mampu
memberikan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Alasan penting
lainnya mengapa perlu adanya pengelolaan dan pengembangan merek, ini
dikarenakan merek lebih bermakna dari 2 pada sekedar produk. Produk hanya
menjelaskan atribut fisik berikut dimensinya sehingga tidak lebih dari komoditi
yang dapat ditukarkan, sedangkan merek dapat menjelaskan emosi serta
hubungan secara spesifik dengan pelanggan. Hal ini dapat terjadi karena merek
mengandung nilainilai yang bersifat intangible, emosional, keyakinan,
harapan, serta sarat dengan persepsi pelanggan (Rangkuti 2004, p. 11).
Menurut Keller dalam Tjiptono (2005, p. 20). Merek juga dapat
memberikan berbagai manfaat, baik manfaat bagi produsen maupun manfaat
bagi konsumen. Bagi produsen merek bermanfaat sebagai sarana untuk
7
memudahkan proses penanganan dan pelacakan produk, sarana menciptakan
asosiasi dan makna yang unik yang membedakan produk dari produk pesaing,
sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa mendatang,
dan sebagai sumber keunggulan kompetitif terutama melalui perlindungan
hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak
konsumen. Sedangkan bagi konsumen merek memiliki manfaat melalui
sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Kehidupan manusia yang saat ini tidak
dapat lepas dari peranan merek sebuah produk, membuat merek menjadi faktor
penentu untuk keberhasilan dalam proses penjualan produk tersebut. Merek
diharapkan mampu menjadi sebuah identitas dan pembeda dengan produk-
produk lain, tak terkecuali di bidang jasa perbankan.
Pentingnya bagi suatu perusahaan agar lebih mudah dikenal jika
perusahaan tepat dalam memberikan nama brand. Pemberian nama suatu brand
yang tepat akan memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian. Merek
perlu dipresepsikan sebagai produk yang berkualitas, sehingga konsumen dapat
memahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra, dan mutu.
Merek bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), simbol atau
kombinasinya. Lebih dari itu, merek adalah “janji” perusahaan secara konsisten
memberikan features, benefits, dan services kepada para pelanggan (Kotler dan
Keller 2009, p.324). Jadi jika sebuah merek telah dikenal oleh konsumen, dan
dapat membedakan suatu merek dengan merek yang lain, maka merek tersebut
telah memiliki brand equity yang tinggi.
Brand equity adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa.
Brand equity dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan
bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar,
dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan (Kotler dan Keller
2009, p. 263). Brand equity berhubungan dengan kesadaran merek, kesan
kualitas, asosiasi merek yang kuat dan loyalitas merek. Dalam kaitannya
dengan keempat variabel tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan
maupun konsumen. Bagi perusahaan adalah untuk mengetahui apa yang
diinginkan oleh konsumen serta memahami karakteristik konsumen dari segi
brand awereness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty
8
maupun bagaimana seorang konsumen melakukan keputusan pembelian. Bagi
konsumen adalah untuk memberi kemudahan untuk mengetahui informasi
tentang suatu produk yang diminatinya dan keputusannya untuk melakukan
keputusan pembelian. Jika pelanggan tidak tertarik pada suatu merek dan
membeli karena karakteristik produk, harga, kenyamanan dan dengan hanya
sedikit memperdulikan merek, kemungkinan ekuitas mereknya rendah.
Sedangkan jika para pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun
dihadapkan pada para pesaing yang menawarkan produk lebih unggul,
misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai
ekuitas yang tinggi (Astuti dan Cahyadi, 2007).
Menurut Durianto (2004) dalam Wasil (2017) menyatakan bahwa,
kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan seorang calon
pembeli untuk mengenali dan mengingat merek sebagai bagian dari suatu
produk dengan merek yang dilibatkan. Aaker dalam Handayani (2010)
memberikan pengertian tentang kesadaran merek, yaitu kemampuan pelanggan
potensial untuk mengenali atau mengingat tentang suatu merek, termasuk
dalam kategori produk tertentu. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh
Wasil (2017) bahwa brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen filter air minum merek Forbes dari PT. Euro
P2P Direct Indo. Hal membuat peneliti merasa tertarik untuk menjadikan salah
satu variabel independen yaitu brand awereness.
Tabel 1. 6 Hasil Survei Top Brand Award Tahun 2017
Kategori Tabungan Syariah
MEREK TBI TOP
Bank Syariah Mandiri (BSM) 26.1% TOP
BRI Syariah 22.9% TOP
BNI Syariah 15.2% TOP
Bank Muamalat 13.3%
BCA Syariah 3.8%
(Sumber: www.topbrand-award.com)
9
Tabel 1. 7 Hasil Survei Top Brand Award Tahun 2018
Kategori Tabungan Syariah
MEREK TBI TOP
Bank Syariah Mandiri (BSM) 27.6% TOP
BRI Syariah 27.5% TOP
BNI Syariah 27.0% TOP
BCA Syariah 6.5%
Bank Muamalat 4.2%
(Sumber :www.topbrand-award.com)
Berdasarkan tabel 1.6 di ketahui bahwa Bank Syariah Mandiri
menduduki posisi pertama dari tahun 2017 hingga tahun 2018. Diposisi kedua
dan ketiga ditempati oleh Bank BRI Syariah dan Bank BNI Syariah. Sementara
posisi keempat pada tahun 2017 adalah Bank Mualamat namun pada tahun
2018 posisi keempat ditempati oleh Bank BCA Syariah.
Dalam memperhatikan ekuitas merek yang tinggi adalah asosiasi
merek. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) dalam Pradipta et al., (2016)
menjelaskan bahwa asosiasi merupakan atribut yang sudah ada di dalam merek
dan akan lebih besar apabila pelanggan mempunyai banyak pengalaman
berhubungan dengan merek tersebut. Menurut Aaker dalam Rangkuti
(2004:43) mengatakan asosiasi merek dapat memberikan lima keuntungan bagi
perusahaan maupun bagi pelanggan, keuntungan tersebut antara lain membantu
proses penyusunan informasi, diferensiasi posisi, alasan untuk membeli,
menciptakan sikap perasaan positif, dan basis perluasan yaitu asosiasi merek
dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Rahmadhano (2014) bahwa brand association tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Peter
Says Denim di Kota Bandung. Hal membuat peneliti merasa tertarik untuk
menjadikan salah satu variabel independen yaitu brand association.
10
Elemen ketiga dalam ekuitas merek adalah perceived quality.
Simamora (2008) dalam Adijaya (2016) menyatakan bahwa persepsi kualitas
adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau
jasa layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif dengan produk-produk lain.
Aaker dalam Wasil (2017) menyatakan, persepsi kualitas (perceived quality)
merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan
suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya.
Persepsi kualitas adalah salah satu kunci dimensi ekuitas merek. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Pradipta et al., (2016) menyatakan bahwa
variabel perceived quality berpengaruh signifikan dan positif terhadap
keputusan pembelian.
Menurut Aeker dalam Chan (2010) menyatakan bahawa loyalitas
merek (brand loyalty) mencerminkan tingkat keterkaitan konsumen dengan
suatu merek produk. Menurut Griffin dalam Pradipta (2014) menjelaskan
bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang
atau jasa dari suatu perusahaan yang dipilih. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Adijaya (2016) variabel brand loyalty merupakan variabel yang memiliki
pengaruh paling besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembelian
produk samsung.
Penelitian ini berfokus pada wilayah DKI Jakarta. Hal ini dilakukan
karena Provinsi DKI Jakarta merupakan pusat perekonomian dan bisnis di
Indonesia. Ekuitas merek sangatlah penting untuk menarik nasabah-nasabah
perbankan syariah di Jakarta. Banyaknya perbankan syariah di Jakarta Syariah
menjadikan masyarakat Jakarta memiliki banyak pilihan sesuai dengan
kebutuhannya. Selain itu banyaknya jumlah penduduk DKI Jakarta juga
menjadikan peluang yang besar bagi perbankan syariah untuk meningkatkan
jumlah nasabah dan menjadikan elemen ekuitas merek menjadi sangat penting
untuk dilakukan penelitian bagi keberlangsungan bisnis perbankan syariah
khususnya di DKI Jakarta.
11
Gambar 1. 1 Jumlah Penduduk DKI Jakarta (1961-2017)
(Sumber: www.databoks.katadata.co.id)
Berdasarkan data, dapat diketahui jumlah penduduk DKI Jakarta pada
2015 mencapai 10,18 juta jiwa. Kemudian meningkat menjadi 10,28 juta jiwa
pada 2016, dan bertambah menjadi 10,37 juta jiwa pada 2017.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengalaisis fakta
dari fenomena yang terjadi, mengenai seberapa besar pengaruh dari brand
equity terhadap keputusan masyarakat menabung di bank syariah. Selain itu
adanya perbedaan penelitian terdahulu sehingga penulis ingin menguji kembali
faktor tersebut dengan objek penelitian yang berbeda dari sebelumnya. Selain
itu penulis ingin memberikan informasi bahwa melalui faktor brand equity
dapat meningkatkan keputusan masyarakat untuk menitipkan dananya di bank
syariah sehingga pangsa pasar dan jumlah rekening nasabah terhadap dana
pihak ketiga dari bank syariah terus meningkat.
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik
penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH BRAND EQUITY
TERHADAP PROSES KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI
BANK SYARIAH (STUDI PADA NASABAH BANK SYARIAH
MANDIRI DAN BNI SYARIAH DI DKI JAKARTA”.
12
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa masalah yang menjadi latar
belakang penentuan judul ini, antara lain :
1. Jumlah bank umum konvensional lebih tinggi daripada bank syariah.
2. Jumlah kantor bank konvensional lebih tinggi dari jumlah kantor bank syariah.
3. Jumlah aset bank konvensional lebih tinggi dari aset bank syariah.
4. Brand equity merupakan salah satu faktor penting terhadap keputusan nasabah
menabung.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis dapat mengidentifikasi
berbagai masalah dalam penelitian ini.
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah digunakan untuk menghindari adanya suatu
penyimpangan atau pelebaran pokok masalah agar penelitian lebih terarah dan
memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian berfokus pada nasabah bank syariah yang berada di DKI
Jakarta.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel independen (brand
awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty) dan
variabel dependen (proses keputusan nasabah).
3. Penelitian ini menggunakan metode analisis Regresi Linier Berganda.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah variabel brand awareness berpengaruh terhadap proses keputusan
nasabah memilih menabung di bank syariah?
2. Apakah variabel brand association berpengaruh terhadap proses keputusan
nasabah memilih menabung di bank syariah?
3. Apakah variabel perceived quality berpengaruh terhadap proses keputusan
nasabah memilih menabung di bank syariah?
13
4. Apakah variabel brand loyalty berpengaruh terhadap proses keputusan memilih
menabung di bank syariah?
5. Apakah variabel brand awareness, brand association, perceived quality, dan
brand loyalty berpengaruh terhadap proses keputusan nasabah memilih
menabung di bank syariah?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh brand awareness terhadap proses
keputusan nasabah memilih menabung di bank syariah.
2. Untuk menganalisis pengaruh brand association terhadap proses
keputusan nasabah memilih menabung di bank syariah.
3. Untuk menganalisis pengaruh perceived quality terhadap proses
keputusan nasabah memilih menabung di bank syariah.
4. Untuk menganalisis pengaruh brand loyalty terhadap proses keputusan
nasabah memilih menabung di bank syariah.
5. Untuk menganalisis pengaruh brand awareness, brand association,
perceived quality, dan brand loyalty terhadap proses keputusan nasabah
memilih menabung di bank syariah.
2. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian tentunya diharapkan dapat memiliki manfaat bagi
semua pihak yang membaca ataupun yang terlibat dalam penelitian ini.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan akan memberikan wawasan dan pengetahuan
terbaru bagi penulis, khususnya terkait dengan bagaimana
mengimplementasikan ilmu/teori tentang bagaimana pengaruh brand
equity terhadap proses keputusan nasabah memilih menabung
khususnya di bank syariah yang didapat selama mengikuti perkuliahan,
kedalam sebuah tulisan karya ilmiah.
14
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang relevan dan
berguna bagi perusahaan terkait brand equity terhadap proses keputusan
nasabah memilih menabung di bank syariah.
c. Bagi Akademisi
Dari penelitian ini akademisi diharapkan dapat mengetahui wawasan di
bidang perbankan syariah mengenai pengaruh brand equity terhadap
proses keputusan nasabah memilih menabung di bank syariah.
d. Bagi Pembaca
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
informasi ketika memutuskan untuk menabung di bank syariah.
Sehingga pembaca diharapkan mempunyai gambaran dan pengetahuan
tentang bagaimana dan seperti apakah perbankan syariah dapat
memberikan pelayanan yang baik untuk nasabah.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan acuan bagi peneliti untuk melakukan
penelitian saat ini. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara
ringkas di bawah ini karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian
sebelumny, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 8 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Mohammad
Wasil (2017)
ISSN Print:
1411-1713
ISSN Online:
2528-150X
Pengaruh
Brand
Awareness
Brand
Association
dan
Percieved
Quality
Terdapat
variabel
brand
awareness,
brand
association,
dan
perceived
quality
Tidak
terdapat
variabel
brand
loyalty
Hasil uji t brand
awareness
berpengaruh
tidak signifikan,
brand
association
berpengaruh
signifikan, dan
15
Tabel 1.6 (Lanjutan)
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Jurnal feb
unmul,
Vol.19, No.2
Perceved
quality
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian filter
air minum
merek forbes
dari PT EURO
P2P DIRECT
INDO
Samarinda .
2 Ravie
Rahmadhano
(2014)
ISSN : 2355-
9357
e-Proceeding
of
Management,
Vol.1, No.3
Pengaruh
Brand
Equity
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen
Pada Peter
Says
Denim Di
Kota
Bandung
Terdapat
variabel
brand
awareness,
brand
association,
brand
loyalty dan
perceived
quality
Objek
penelitian
dilakukan
pada Peter
Says
Denim di
Kota
Bandung
Brand
Awareness,
Brand
Association dan
Brand Loyalty
secara parsial
tidak
berpengaruh
yang signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen pada
PSD dikota
Bandung.
16
Tabel 1.6 (Lanjutan)
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
3 Arianis Chan
(2010)
ISSN 0216-
1249
Jurnal
Administrasi
Bisnis,
Vol.6, No.1
Pengaruh
Ekuitas
Merek
Terhadap
Proses
Keputusan
Pembelian
Konsumen:
Studi
Kasus
Bank
Muamalat
Indonesia
Cabang
Bandung
Terdapat
variabel
brand
awareness,
brand
association,
brand
loyalty dan
perceived
quality
Objek
penelitian
pada Bank
Muamalat
Indonesia
Cabang
Bandung dan
Menggunakan
Structural
Equation
Model
Hasil
pengujian
hipotesis
menunjukkan
bahwa ekuitas
merek Bank
Muamalat
Indonesia
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
proses
keputusan
pembelian
konsumen.
4 Dicho
Pradipta,
Kadarisman
Hidayat, dan
Sunarti
(2016)
Jurnal
Administrasi
Bisnis
Pengaruh
Brand
Equity
Terhadap
Keputusan
Pembelian
(Survei
pada
Konsumen
Pembeli
Terdapat
variabel
brand
awareness,
brand
association,
brand
loyalty dan
perceived
quality
Objek
penelitian
dilakukan
pada
pengguna
kartu perdana
Simpati
Hasil dari
penelitian ini
menunjukkan
terdapat tiga
variabel yang
mempunyai
pengaruh
signifikan
secara parsial
yaitu brand
association,
17
Tabel 1.6 (Lanjutan)
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
(JAB),
Vol.34,
No.1
dan Pengguna
Kartu Perdana
simPATI
Telkomsel di
Lingkungan
Mahasiswa
Jurusan
Administrasi
Bisnis
Angkatan 2012
& 2013 Fakultas
Ilmu
Administrasi
Universitas
Brawijaya
Malang)
perceived
quality dan
brand loyalty
sedangkan
variabel
brand
awereness
berpengaruh
5 Abraham
Adijaya
(2016)
ISSN
2053-
4019
Jurnal
JIBEKA,
Vol.10,
No.1
Pengaruh Brand
Equity terhadap
Keputusan
Pembelian
Smartphone
Samsung oleh
Mahasiswa
Universitas X
Terdapat
variabel
brand
awareness,
brand
association,
brand loyalty
dan
perceived
quality
Objek
penelitian
dilakukan
pada
Samsung
Brand Equity
sebagai
variabel
independen
berpengaruh
sebesar
34,8%
terhadap
keputusan
pembelian
18
Tabel 1.6 (Lanjutan)
No Nama
peneliti
Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
6 Muhammad
Amir Adam
and Sameen
Nasir Akber
(2016)
ISSN 2053-
4019(Print),
ISSN: ISSN
2053-
4027(Online)
European
Journal of
Business and
Innovation
Research,
Vol.4, No.4
The Impact
of Brand
Equity on
Consumer
Puchase
Decision of
Cell
Phones
Terdapat
variabel
brand
awareness,
brand
association,
brand
loyalty dan
perceived
quality
Objek
penelitian
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
mayoritas
responden
percaya bahwa
ekuitas merek
mempengaruhi
keputusan
pembelian
mereka setiap
kali membeli
ponsel
7 Naeem
Akhtar,
Qurat- Ul-
Ain, dkk
(2016)
ISSN: 2306-
9007
Impact of a
Brand
Equity on
Consumer
Purchase
Decision in
L’Oreal
Skincare
Products
Terdapat
variabel
brand
awareness,
brand
association,
brand
loyalty dan
perceived
quality
Objek
penelitian
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa ekuitas
merek
mempengaruhi
keputusan
pembelian
19
Tabel 1.6 (Lanjutan)
No Nama peneliti Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
International
Review of
Management
and Business
Research,
Vol.5, Issue.3
8 Ashutosh
Nigam and
Rajiv Kaushik
(2011)
ISSN (Online):
2230-7893
International
Journal of
Computational
Engineering &
Management,
Vol. 12,
Impact of
Brand Equity
on Customer
Purchase
Decisions:
An Empirical
Investigation
with Special
Reference to
Hatchback
Car Owners
in Central
Haryana
Brand
equity
Objek
Penelitian
Hasil
penelitian
menunjukkan
Ekuitas
merek yang
kuat memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
mobil
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Terkait Dengan Variabel Penelitian
1. Brand (Merek)
Menurut American Marketing Association dalam (Kotler dan Keller
2008, p.258) mendefinisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda,
lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau
kelompok penjual dan mendeferensiasikan mereka dari para pesaing”.
Maka merek adalah produk atau jasa yang dimensinya
mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk
atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang
sama. Penetapan merek sudah ada selama berabad-abad sebagai sarana
untuk membedakan barang dari satu produsen dengan produsen lainnya.
Menurut Diana dan Tjiptono (2000, p.39), merek (brand) merupakan
nama, istilah, tanda, simbol/lambang/logo, desain, warna, gerak, atau
kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat
memberikan identitas dan diferensiasi yang membedakannya dengan
produk lain.
Sedangkan menurut David A. Aaker dalam Rangkuti (2004, p.36)
merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti
sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelopok penjual
tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang
dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitornya. Menurut UU merek No.15
tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam dari Tjiptono (2005, p.2) merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsu-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa.
21
Merek dapat memiliki enam tingkat pengertian, yaitu (Rangkuti
2004, p.36):
a. Atribut, yaitu merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
b. Manfaat, yaitu suatu merek yang lebih daripada serangkaian atribut.
Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut
diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional
dan/atau emosional.
c. Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
d. Budaya, yaitu merek juga mewakili budaya tertentu.
e. Kepribadian, yaitu merek juga mencerminkan kepribadian tertentu.
f. Pemakai, yaitu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli
atau menggunakan produk tersebut.
Menurut Tjiptono dan Diana (2000, p.39) penggunaan merek
memeliki berbagai macam tujuan, yaitu:
1. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya produk pesaing,
sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian
ulang.
2. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya
dengan bentuk desain dan warna-warni yang menarik).
3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan
kualitas, serta citra tertentu kepada konsumen.
4. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya dengan
membangun merek yang terkenal bercitra baik, dan dilindungi hak
eksklusif berdasarkan hak cipta/paten, maka perusahaan dapat
meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.
2. Brand Equity
Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan
jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berpikir, merasa,
dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas
yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupakan aset tak berwujud
yang penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi
perusahaan (Kotler dan Keller 2017, p.334).
22
Aaker dalam Rangkuti (2004, p.39) mendefinisikan brand equity
sebagai berikut: “brand equity is a set of asset and liabilities linked to a
brand’s name and symbol that adds to or subtracts from the value
provided by a product or service to a firm and or that firm’s costumer.
The major asset categories are: brand awareness, perceived quality,
brand associations and brand loyalty.” Brand equity merupakan
seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu
merek, nama dan simbolnya yang mampu menambah atau mengurangi
suatu nilai dari suatu produk barang dan jasa kepada perusahaan atau
pelanggan perusahaan. Kategori aset utamanya adalah kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek.
Brand equity merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang
terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada
perusahaan maupun pelanggan (Durianto 2001, p.6). Menurut Aaker
(1991) dalam Cahyadi (2007, p.146) konsep ekuitas merek adalah
bahwa sebuah merek bisa memiliki posisi sangat kuat dan menjadi
modal atau ekuitas, apabila merek tersebut memenuhi empat utama,
yaitu Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, dan
Brand Loyalty.
Berdasarkan uraian ditas maka dapat disimpulkan ekuitas merek
(brand equity) merupakan salah satu bagian yang penting dari suatu
produk atau jasa karena mempengaruhi nilai bagi suatu produk dan jasa
melalui cara pelanggan berpikir, merasakan, dan bertindak dalam
hubungannya dengan merek beserta harga, pangsa pasar, dan
profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.
Menurut Aaker dalam Durianto 2001, p.4) brand equity dapat
dikelompokkan dalam lima ketgori, yaitu:
1. Brand awareness (kesadaran merek) yaitu, menujukkan
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu.
23
2. Brand association (asosiasi merek) yaitu, mencerminkan pencitraan
suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan
kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga,
pesaing, selebritis, dan lain-lain.
3. Perceived quality (kesan kualitas) yaitu, mencerminkan persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kulitas suatu produk atau jasa
layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand loyalty (loyalitas merek) yaitu, mencerminkan tingkat
keterikatan konsumen dengan suatu merek produk.
5. Other proprietary brand assets (aset-aset merek lainnya).
Empat elemen brand equity di luar aset-aset merek lainnya dikenal
dengan elemen utama dari brand equity. Elemen brand equity yang
kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat
elemen utama tersebut. Gambar berikut akan memperlihatkan
kemampuan brand equity dalam menciptakan nilai bagi perusahaan
atau pelanggan atas dasar lima kategori yang telah disebutkan.
Gambar 2. 1 Konsep Brand Equity
(Sumber: Durianto 2001, p.5)
Brand Equity Brand loyalty
Brand awareness Perceived quality
Other proprietary
brand assets
Brand association
Memberikan nilai kepada
pelanggan dengan memperkuat:
Interpretasi/proses informasi
Rasa percaya diri dalam
pembelian
Pencapaian kepuasan dari
pelanggan
Memberikan nilai kepada
perusahaan dengan memperkuat:
Efesiensi dan efektivitas
program pemasaran
Brand loyalty
Harga/laba
Perluasan merek
Peningkatan perdagangan
Keuntungan kompetitif
24
Menurut Durianto (2001, p.6), disamping memberi nilai bagi
konsumen, brand equity juga memberikan nilai bagi perusahaan dalam
bentuk:
1. Brand equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program
dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen
lama. Promosi yang dilakukan akan lebih efektif jika merek dikenal.
Brand equity yang kuat dapat menghilangkan keraguan konsumen
terhadap kualitas merek.
2. Empat dimensi brand equity: brand awareness, perceived quality,
asosiasi-asosiasi, dan aset merek lainnya dapat mempengaruhi alasan
pembelian konsumen. Bahkan seandainya brand awareness,
perceived quality, dan asosiasi-asosiasi tidak begitu penting dalam
proses pemilihan merek, ketiganya tetap dapat mengurangi
keinginan atau rangsangan konsumen untuk mencoba merek-merek
lain.
3. Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam
merespon inovasi yang dilakukan para pesaing. Brand loyalty adalah
salah satu kategori brand equity yang dipengaruhi oleh kategori
brand equity lainnya. Kategori-kategori brand equity lainnya juga
berhubungan satu sama lain. Perceived quality dapat dipengaruhi
oleh brand awareness. Nama merek dapat memberikan kesan bahwa
produk dibuat dengan baik (perceived quality), diyakinkan oleh
asosiasi dan loyalitas (seorang konsumen yang loyal tidak akan
menyukai produk yang kualitasnya rendah).
4. Brand association juga sangat penting sebagai dasar strategi
positioning maupun strategi perluasan produk.
5. Salah satu cara memperkuat brand equity adalah dengan melakukan
promosi besar-besaran yang membutuhkan biaya besar. Brand equity
yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang
lebih tinggi dengan menerapkan premium price (harga premium),
dan mengurangi keterganungan pada promosi sehingga dapat
diperoleh laba yang lebih tinggi.
25
6. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk
pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau
menciptakan bidang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan
jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki brand
equity tersebut.
7. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena
mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi.
8. Aset-aset brand equity lainnya dapat memberikan keuntungan
kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang
tidak dimiliki pesaing.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
brand equity memiliki peran yang sangat penting bagi tercapainya
tujuan perusahaan. Suatu produk akan dapat menjadi pilihan konsumen
serta dapat menguasai pasar apabila memiliki brand equity yang baik.
Setiap perusahaan yang ingin bertahan dan terus maju di tengah
persaingan yang sangat kompetitif seperti sekarang ini harus memiliki
brand equity yang baik disetiap produk-produknya.
3. Brand Awareness
Pengertian kesadaran merek (brand awareness) menurut Aaker
(1996) dalam Rangkuti (2004, p.39) adalah kesanggupan seseorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu
merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Peran brand
awareness dalam keseluruhan brand equity tergantung dari sejauh mana
tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek. Menurut Keller
(2008, p.374), kesadaran merek terkait dengan kekuatan merek dalam
memori konsumen, yang tercermin dari kemampuan konsumen untuk
mengidentifikasi berbagai elemen merek seperti nama merek, logo,
simbol, karakter, kemasan, dan slogan dalam kondisi yang berbeda.
Kesadaran merek menggambarkan kemungkinan bahwa merek akan
muncul dalam pikiran dalam situasi yang berbeda dan kemudahan yang
diberikannya.
26
Durianto (2004) dalam Wasil (2017) menyatakan bahwa, kesadaran
merek (brand awareness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli
untuk mengenali dan mengingat merek sebagai bagian dari suatu produk
dengan merek yang dilibatkan.
Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya
mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori
produk. Brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki dapat ditempuh
melalui cara berikut (Durianto 2001, p.57):
1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil berbeda
dibandingkan dengan yang lainnya serta harus ada hubungan antara
merek dengan kategori produknya.
2. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu
konsumen untuk mengingat merek.
3. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat
menghubungkan dengan merek.
4. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak
diingat pelanggan.
5. Brand awareness dapat diperkuat dengan suatu isyarat yang sesuai
dengan kategori produk, merek, atau keduanya.
6. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena
membentuk ingatan lebih sulit daripada membentuk pengenalan.
Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dapat digambarkan
sebagai suatu piramida seperti di bawah ini:
Gambar 2. 2 Piramida Brand Awereness
Sumber: Rahmadhano (2014)
Top of
Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unware of Brand
27
Piramida kesadaran merek dari tingkat terendah sampai tingkat
tertinggi adalah sebagai berikut (Wasil, 2017):
1. Unware of Brand (tidak menyadari merek)
Tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana
konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
2. Brand Recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek
muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan
(aidedrecall).
3. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall)
4. Top of Mind (puncak pikiran)
Merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang
pertama kali muncul dalam benak konsumen.
4. Brand Association
Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak
seseorang yang terkait dengan ingatan mengenai suatu merek. Kesan-
kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin
banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek
atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam
strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung
oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Suatu merek yang telah
mapan akan memiliki posisi menonjol dalam persaingan bila didukung
oleh berbagai asosiasi merek yang kuat. Asosiasi merek yang saling
berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut dengan
brand image (Durianto 2001, p.69).
Pengertian asosiasi merek (brand association) menurut Aaker
(1996) dalam Rangkuti (2004, p.43) adalah segala hal yang berkaitan
dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun
juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek
akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau
penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang
28
diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang
merek atau brand image di dalam benak konsumen. Secara sederhana,
pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan
merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image
atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand personality).
Selanjutnya apabila para konsumen beranggapan bahwa merek
tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra tersebut akan
melekat secara terus menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan
terhadap merek tersebut yang disebut dengan loyalitas merek (brand
loyalty). Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan
dan para pelanggan karena ia dapat membantu proses penyusunan
informasi untuk membedakan merek yang satu dengan merek yang
lainnya (Rangkuti 2004, p.44).
Terdapat lima keuntungan asosiasi merek (brand association), yaitu
(Rangkuti 2004, p.43-44):
1. Membantu proses/penyusunan informasi
Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat membantu
mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat
dengan mudah dikenal oleh pelanggan.
2. Diferensiasi/posisi
Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi
usaha pembedaan. Asosiasi-asosiasi merek dapat memainkan peran
yang sangat penting dalam membedakan satu merek dari merek yang
lain.
3. Alasan untuk membeli
Pada umumnya asosiasi merek dapat sangat membantu para
konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli produk
tersebut atau tidak.
29
4. Menciptakan sikap/perasaan positif
Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada
gilirannya akan berdampak positif terhadap produk yang
bersangkutan.
5. Basis perluasan
Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan
merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara suatu
merek dan sebuah produk baru.
Gambar 2. 3 Nilai Asosiasi Merek
Sumber: Rangkuti (2004, p.43)
Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya
dihubungkan dengan berbagai hal sebagai berikut (Durianto 2001, p.70-
72):
1. Product attributes (atribut produk)
Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan
strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan
asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna,
asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan
pembelian suatu merek.
Asosiasi Brand
Membantu proses/penyusunan
informasi
Diferensiasi/posisi
Alasan untuk membeli
Menciptakan sikap/perasaan positif
Basis perluasan
30
2. Intangibles attributes (atribut tak berwujud)
Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti persepsi
kualitas, kemajuan teknologi atau kesan nilai yang mengikhtisarkan
serangkain atribut yang objekif.
3. Customer’s benefit (manfaat bagi pelanggan)
Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi
pelanggan, maka biasanya terdapat hubungan antarkeduanya.
4. Relative price (harga relatif)
Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan
diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua
dari tingkat harga.
5. Application (penggunaan)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut
dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
6. User/costumer (pengguna/pelanggan)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek
dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.
7. Celebrity/person (orang terkenal/khalayak)
Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek. Hal ini
dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke
merek tersebut.
8. Life style/personality (gaya hidup atau kepribadian)
Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh
asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian
dan karakteristik gaya hidup pelanggan yang hampir sama.
9. Product class (kelas produk)
Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.
10. Competitors (para pesaing)
Mengetahui para pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan
mengungguli pesaing.
31
11. Country/geographic area (Negara atau wilayah geografis)
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memliki
hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Contoh
Prancis diasosiasikan dengan mode pakaian dan parfum.
5. Perceived Quality
Kualitas adalah fitur dan karakteristik produk atau jasa yang
mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi keinginan yang
dinyatakan atau isyarat (Kotler 2005, p.310). Pelayanan adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun, dimana pelayanan merupakan perilaku konsumen
demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri (Kotler 2002,
p.83).
Kualitas pelayanan adalah model yang menggambarkan kondisi
pelanggan dalam membentuk harapan akan layanan dari pengalaman
masa lalu, promosi dari mulut ke mulut, dan iklan dengan
membandingkan pelayanan yang mereka harapkan dengan apa yang
mereka terima/rasakan (Kotler 2005, p.153).
Pengertian kesan kualitas menurut Aaker dalam Rangkuti (2004,
p.41) adalah presepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud
yang diharapkan. Perceived quality dapat didefinisikan sebagai persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulannya suatu
produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan
pelanggan (Durianto 2001, p.96).
Karena perceived quality merupakan presepsi dari pelanggan maka
perceived quality tidak dapat ditentukan secara obyektif. Presepsi
pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena
setiap pelanggan memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) yang
berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Maka dapat dikatakan
bahwa membahas perceived quality berarti akan membahas keterlibatan
dan kepentingan pelanggan.
32
Apabila terkait dengan kualitas pelayanan, ukurannya bukan hanya
ditentukan oleh pihak yang melayani (perusahaan) saja, tetapi lebih
banyak ditentukan oleh pihak yang dilayani, karena merekalah yang
menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan
berdasarkan harapan-harapan mereka dalam memenuhi kepuasannya
(Rianto 2010, p.220). Kualitas pelayanan terbagi atas:
1. Kualitas layanan internal
Kualitas layanan internal berkaitan dengan interaksi jajaran
pegawai perusahaan dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Faktor
yang mempegaruhi kualitas pelayanan internal adalah:
Pola manajemen umum perusahaan.
Penyediaan fasilitas pendukung.
Pengembangan sumber daya manusia.
Iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja.
Pola insentif.
2. Kualitas layanan eksternal
Mengenai kualitas layanan kepada pelanggan eksternal, kualitas
layanan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
Yang berkaitan dengan penyediaan jasa.
Yang berkaitan dengan penyediaan barang.
Terdapat lima keuntungan kesan kualitas (perceived quality). Antara
lain (Rangkuti, 2004:42):
1. Alasan membeli, kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan
yang penting untuk membeli. Hal ini mempengaruhi merek-merek
mana yang harus dipertimbangkan, dan selanjutnya mempengaruhi
merek apa yang akan dipilih.
2. Diferensiasi, artinya adalah suatu karakteristik penting dari merek
adalah posisinya dalam dimensi kesan kualitas.
3. Harga optimum, pada keuntungan ketiga ini memberikan pilihan-
pilihan dalam menetapkan harga optimum (premium price).
4. Meningkatkan minat para distributor, keuntungan keempat ini
memilliki arti penting bagi para distributor, pengecer serta berbagai
33
saluran distribusi lainnya. Karena hal itu sangat membantu dalam
perluasan distribusi.
5. Perluasan merek, kesan kualitas dapat dieksploitasi dengan cara
menggunakan berbagai cara perluasan merek, yaitu dengan
menggunakan merek tertentu untuk masuk dalam kategori produk
baru.
Kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti
dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 2. 4 Diagram Nilai Kesan Kualitas
Sumber: Rangkuti (2004, p.42)
Terdapat lima kriteria pokok kualitas pelayanan yaitu sebagai berikut
(Rianto 2010, p.221):
1. Bentuk fisik (Tangibles)
Kemampuan peusahaan (bank) dalam menunjukkan eksistensinya
pada pelanggan. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana
fisik perusahaan (bank) dan lingkungan sekitarnya. Bentuk
bangunan, tata ruang dan desain interior gedung merupakan bentuk
fisik yang dapat meyakinkan nasabah.
2. Kehandalan (Reability)
Kemampuan perusahaan (bank) untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan yang dijanjikan.
Kesan Kualitas
Alasan untuk membeli
Diferensiasi/posisi
Harga optimum
Minat saluran distribusi
Perluasan brand
34
3. Ketanggapan (Responsiveness)
Kemampuan bank untuk menolong pelanggan dan ketersediaan
untuk melayani nasabah dengan baik.
4. Jamianan (Assurance)
Kemampuan pegawai bank untuk menumbuhkan rasa percaya para
nasabah pada bank.
5. Emapati (Empathy)
Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual yang
diberikan kepada para nasabah dengan berupa memehami keinginan
nasabah.
6. Brand Loyalty
Brand loyalty merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan
kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran
tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk
yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan,
baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya (Durianto, 2001, p.126).
Sedangkan menurut Rangkuti (2004, p.60) loyalitas merek adalah
ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek
merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam
pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang
pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat,
maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat
dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity yang
berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena
loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di
masa depan.
Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset
strategis dan jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan
mempunyai potensi untuk memberikan nilai dalam beberapa bentuk
seperti yang diperlihatkan dalam gambar berikut (Rangkuti 2004, p.63):
35
Gambar 2. 5 Nilai Loyalitas Merek
Sumber: Rangkuti (2004:63)
Berdasarkan gambar 2.4 dapat dijelaskan bahwa terdapat 4 nilai
loyalitas merek, yaitu (Rangkuti 2004, p.63):
1. Pengurangan biaya pemasaran
Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai
loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi baya pemasaran
perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh
lebih murah dibandingkan mendapatkan pelanggan baru.
2. Peningkatan perdagangan
Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan.
Loyalitas yang kuat akan meyakinkan pihak pengecer untuk
memajang di rak-raknya, karena mereka mengetahui bahwa para
pelanggan akan mencantumkan merek-merek tersebut dalam daftar
belanjanya.
3. Mengikat customer baru
Dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki
keyakinan bahwa membeli produk bermerek terkenal minimal dapat
mengurangi risiko.
Loyalitas Merek
Pengurangan biaya pemasaran
Peningkatan perdagangan
Mengikat customer baru:
a. Menciptakan kesadaran brand
b. Meyakinkan kembali
Waktu merespon
36
4. Waktu merespon
Adalah loyalitas merek memberikan waktu, semacam ruang
bernafas, pada suatu perusahaan untuk cepat merespon gerakan-
gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk
yang unggul, seorang pengikut loyal akan memberi waktu pada
perusahaan tersebut agar memperbarui produknya dengan cara
menyesuaikan atau menetralisasikannya.
Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat dilihat pada
diagram berikut ini:
Gambar 2. 6 Piramida Brand Loyalty
Sumber: Durianto (2001, p.130)
Berdasarkan piramida loyalitas di atas, adapun tingkatan brand
loyalty adalah sebagai berikut (Durianto 2001, p.128):
1. Switcher (berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai
pelanggan tingkatan paling dasar. Semakin tinggi frekuensi
pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke
merek lain mengindikasikan mereka sebagai pelanggan yang sama
sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Ciri yang
paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli
produk karena harganya murah.
Commited
buyer
liking the brand
satisfied buyer
habitual buyer
switcher
37
2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini adalah para pembeli
merasa puas dengan produk yang ia gunakan, atau minimal ia tidak
mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk
tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang
cukup untuk menciptakan membeli merek produk yang lain terutama
jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun
pengorbanan lain. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam
membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkat ini berisi orang-orang yang puas mengkonsumsi merek
tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan
pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost
(biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko
kinerja yang berkaitan dengan tindakan mereka beralih merek.
Untuk dapat menarik minat pembeli dalam tingkat ini maka para
pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung para
pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan
berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya
(switching cost loyal).
4. Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori ini adalah konsumen yang
benar-benar menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai
perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli
terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol,
rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas
yang tinggi.
5. Commited buyer (pembeli yang komit)
Pada tingkat ini pembeli adalah para pelanggan yang setia. Mereka
mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi
pengguna satu merek. Bahkan merek tersebut sangat penting bagi
mereka baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai
38
siapa mereka sebenarnya. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi
loyalitas pembeli ditunjukkan dengan tindakan merekomendasikan
dan memperomosikan merek tersebut kepada pihak lain.
7. Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2003, p.227), keputusan pembelian
adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan
suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Menurut Kotler dan Keller (2007, p.235), untuk tercapainya
keputusan pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses
pembelian dengan suatu tahapan. Proses tahapan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 7 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
Sumber : Kotler dan Keller (2007, p.235)
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan
internal atau eksternal.
b. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Pada level ini orang hanya
sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini:
Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
Sumber komersial, yaitu iklan, wiraniaga, panyalur, dan pajangan
di toko.
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
39
Sumber publik, yaitu media massa, organisasi penentu peringkat
konsumen.
Sumber pengalaman, yaitu penanganan, pengkajian, dan
pemakaian produk
c. Evaluasi alternatif
Konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat
penilaian akhir. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang
digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam
semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi
keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses
evaluasi konsumen sebagai proses yang berorentasi kognitif. Yaitu,
model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas
produk dengan sangat sadar dan rasional (Kotler dan Keller 2007,
p.237). Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami
proses evaluasi konsumen yaitu:
1. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
2. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
3. Konsumen memandang masing-masing produk sebagai
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda
dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan itu.
d. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2007, p.240-243), dalam tahap evaluasi,
para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat
untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam beberapa kasus,
konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara formal
mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor-faktor yang
mengintervensi bisa memengaruhi keputusan final.
Model pilihan konsumen yang non-kompensasi.
Model harapan nilai adalah model kompensasi dimana hal-hal
yang dianggap baik pada sebuah produk dapat membantu
40
mengatasi hal-hal lain yang dirasa buruk. Namun, konsumen
mungkin tidak ingin menghabiskan begitu banyak waktu dan
energi untuk menilai merek. Dengan model non-kompensasi
pada pilihan konsumen, pertimbangan atribut positif dan negatif
tidak perlu disaring. Mengevaluasi atribut lebih dalam membuat
keputusan menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tapi
juga meningkatkan kemungkinan orang untuk melakukan
pilihan yang berbeda jika dia lebih leluasa menghadapi rincian
yang lebih besar. Disini kita menyoroti tiga warisan pilihan
tersebut yaitu:
1. Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu
tingkat minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut
dan memilih alternatif pertama yang memenuhi standar
minimum untuk sebuah atribut.
2. Pada pengalaman leksikografik, konsumen memilih merek
terbaik berdasarkan atribut yang dirasakan paling penting.
3. Pada pengalaman eliminasi berdasarkan aspek, konsumen
membandingkan merek pada sebuah atribut yang diseleksi
dengan memerhatikan tingkat probabilitas (dimana
probabilitas memilih sebuah atribut itu secara positif
berhubungan dengan arti pentingnya) dan merek
dieliminasi jika tidak memenuhi tingkat minimum yang
dapat diterima.
Faktor-faktor yang mengganggu
Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, ada dua
faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan
pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap
orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan
bergantung pada dua hal:
1. Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang
disukai konsumen.
41
2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat
orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan
semakin mengubah niat pembeliannya.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang
dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Keputusan
konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari
keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang
difikirkan. Ada beberapa macam jenis resiko yang bisa dirasakan
konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk,
antara lain:
1. Resiko fungsional, produk tidak berkinerja sesuai harapan
dan produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar.
2. Resiko fisik, produk menimbulkan ancaman terhadap
kesejahteraan atau kesehatan fisik dari pengguna atau orang
lain.
3. Resiko sosial, produk menimbulkan rasa malu terhadap
orang lain.
4. Resiko psikologis, produk mempengaruhi kesejahteraan
mental dari pengguna.
5. Resiko waktu, kegagalan produk mengakibatkan biaya
peluang kerena menemukan produk lain yang memuaskan.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian terhadap sebuah produk, konsumen
akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Para
pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca
pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2007, p. 243), ada lima orang yang
berperan dalam keputusan pembelian:
a. Pencetus
Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli
produk.
42
b. Pemberi pengaruh
Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.
c. Pengambil keputusan.
Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen
keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli,
bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.
d. Pembeli
Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
e. Pemakai
Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau
jasa produk.
43
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. 8 Kerangka Pemikiran
Pengaruh Brand Equity terhadap Proses Keputusan Nasabah Menabung di Bank Syariah
Brand Awareness
(X1)
Perceived Quality
(X2)
Brand Association
(X3)
Keputusan Nasabah (Y)
Uji Kualitas Data:
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik:
1. Uji Normalitas
2. Uji Mulitikolinearitas
3. Uji Heteroskedatisitas
Uji Hipotesis:
1. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t)
2. Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
3. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji Regresi Linier Berganda
Interpretasi
Brand Loyalty (X4)
44
C. Keterkaitan Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian
1. Hubungan Brand Awereness Terhadap Keputusan Nasabah
Pengertian kesadaran (awareness) menurut Aaker (1996) dalam
Rangkuti (2004, p. 39) adalah kesanggupan seseorang calon pembeli
untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wasil (2017) menunjukkan
Brand awereness secara parsial tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian konsumen pada filter
air minum merek Forbes dari PT. Euro P2P Direct Indo Samarinda. Hal
ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradipta et al.,
(2016) yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel brand
awereness berpengaruh tidak signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
Hₒ1: Tidak terdapat pengaruh siginifikan antara variabel brand
awereness terhadap keputusan nasabah.
Ha1: Terdapat pengaruh siginifikan antara variabel brand awereness
terhadap keputusan nasabah
2. Hubungan Brand Association Terhadap Keputusan Nasabah
Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak
seseorang yang terkait dengan ingatan mengenai suatu merek. Kesan-
kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin
banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek
atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam
strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung
oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Suatu merek yang telah
mapan akan memiliki posisi menonjol dalam persaingan bila didukung
oleh berbagai asosiasi merek yang kuat. Asosiasi merek yang saling
berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut dengan
brand image (Durianto 2001, p. 69).
45
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmadhano (2014)
adalah variabel brand associations secara parsial tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
pada PSD di kota Bandung.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
Hₒ2: Tidak terdapat pengaruh siginifikan antara variabel brand
association terhadap keputusan nasabah.
Ha2: Terdapat pengaruh siginifikan antara variabel brand association
terhadap keputusan nasabah
3. Hubungan Perceived Quality Terhadap Keputusan Nasabah
Pengertian kesan kualitas menurut Aaker dalam Rangkuti (2004, p.
41) adalah presepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud
yang diharapkan. Perceived quality dapat didefinisikan sebagai persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulannya suatu
produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan
pelanggan (Durianto 2001, p. 96).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ramadhano (2014) yaitu
disimpulkan bahwa perceived quality memiliki pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian tersebut juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashutosh Nigam dan
Rajiv Kaushik (2011) menunjukkan perceived quality memiliki
pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
Hₒ3: Tidak terdapat pengaruh siginifikan antara perceived quality
terhadap keputusan nasabah.
Ha3: Terdapat pengaruh siginifikan antara variabel perceived quality
terhadap keputusan nasabah
46
4. Hubungan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Nasabah
Menurut Rangkuti (2004, p. 60) loyalitas merek adalah ukuran dari
kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan
inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran,
karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan
pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan
kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal ini
merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan dengan
perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara
langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chan (2010) adalah
brand loyalty memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian
nasabah. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Amir Adam dan Sameen Nasir Akber (2016) yaitu hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara brand loyalty dan keputusan pembelian konsumen dalam
membeli ponsel.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
Hₒ4: Tidak terdapat pengaruh siginifikan antara brand loyalty terhadap
keputusan nasabah.
Ha4: Terdapat pengaruh siginifikan antara variabel brand loyalty
terhadap keputusan nasabah.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiono 2008, p. 11).
Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih
detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Prasetyo 2011, p. 42). Dalam
penelitian ini pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan
penelitian kuantitatif dengan cara survey. Metode penelitian kuantitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat
ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel
dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan
psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu (Sugiyono 2014,
p. 17).
Survey dilakukan untuk mengumpulkan informasi dengan menanyai
orang melalui daftar pertanyaan yang terstruktur. Dengan survey, periset
bertujuan memperoleh informasi seperti preferensi, sikap, atau pendapat
responden yang diungkapkan dalam menjawab petanyaan-pertanyaan.
Survey bertujuan untuk meliputi banyak orang sehingga hasil survey dapat
dipandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi (Sunyoto 2014,
p. 19).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel brand awareness,
brand association, perceived quality, dan brand loyalty serta pengaruhnya
terhadap keputusan nasabah di DKI Jakarta menabung di Bank Syariah.
Dalam penelitian ini terdapat 1 (satu) variabel dependen yaitu keputusan
nasabah dalam menggunakan produk tabungan di Bank Syariah dan 4
(empat) variabel independen yaitu brand awereness, brand association,
perceived quality, dan brand loyalty. Objek peneletian skripsi ini dilakukan
pada nasabah Bank Syariah di DKI Jakarta.
48
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek
dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono 2008, p. 115). Populasi yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah para nasabah Bank syariah di DKI Jakarta.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, apa yang dipelajari dari sampel tersebut
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono
2014, p.81). Sedangkan menurut Morissan (2015, p.109) sampel adalah
bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan anggota populasi yang
bersifat representatif.
Dalam penelitian ini, sampel diambil menggunakan teknik non-
probability. Nonprobability sampling ialah tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sujarweni 2012, p.9). Sampel ini dipilih berdasarkan
arbitrer oleh peneliti. Dengan kata lain, probabilitas masing-masing
anggota populasi tidak diketahui (Kuncoro 2003, p. 118). Teknik
penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental
sampling dimana calon responden yang terpilih adalah mereka yang
kebetulan berada di lokasi yang sama dengan peneliti (Kuncoro 2003).
Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui,
maka dalam menentukan sampel menggunakan rumus Wibisono
(Riduwan & akdon, 2008) .
𝑛 = (Zα/2σ
e)2 =
(1,96).(0,25)
0,05 2 = 96,04
Keterangan:
𝑛 = Besarnya Sampel
𝑍𝛼 = Tingkat Keyakinan yang dibutuhkan dalam penetuan sampel
1,96 dengan tingkat kepercayaan 95%
49
𝜎 = StandarDeviasi Populasi
𝑒 = Tingkat Kesalahan atau kesalahan maksimum yang dapat
ditoleransi.
Dengan menggunakan rumus Wibisono, maka diperoleh sampel
sebesar 96 responden. Dengan mengacu pada rumus tersebut, maka
sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah sebanyak 100 responen
yang berasal dari pembulatan hasil rumus Wibisono dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95%.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Sugiono (2014, p. 193), data primer adalah data yang
langsung diberikan kepada pengumpul data. Data primer diperoleh
secara langsung dari sumbernya, sehingga periset merupakan tangan
pertama yang memperoleh data tersebut (Sunyoto 2014, p. 28) untuk
memperoleh data primer dalam penelitian ini, metode pengumpulan data
yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah metode
pengumpulan data primer yang menggunakan item pertanyaan dan
pernyataan dengan format tertentu. Kuesioner memiliki keunggulan
karena memuat informasi yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
penelitian (Abdillah dan Hartono 2015, p. 52).
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data publikasi yang dikumpulkan oleh
pihak lain, orang atau lembaga tertentu, bukan oleh periset sendiri, untuk
tujuan yang lain, berupa informasi yang relevan dengan permasalahan
yang ada (Sunyoto 2014, p. 42). Data sekunder diperoleh dengan
menggunakan studi kepustakaan (library research). Penelitian ini
dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan berbagai bahan
bacaan dan menggali berbagai teori yang berkaitan dengan topik
penelitian yang diperoleh dari membaca literatur, buku, artikel, jurnal,
dan sejenisnya. Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder
berupa data nasabah yang di dapat langsung dari Bank Jabar Banten
Syariah.
50
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif
deskriptif, yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian ini ingin
membuktikan apakah terdapat pengaruh antara brand awareness, band
association, perceived quality dan brand loyalty terhadap proses keputusan
nasabah menabung di bank syariah. Pengolahan data pada penelitian ini
menggunakan software SPSS 25.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian
kuesioner (angket) oleh responden. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari tiap-tiap indikator variabel
penelitian. Pertanyaan-pertannyaan pada angket dibuat dengan skala Likert.
Tabel 3. 1 Skala Likert
No. Jenis Jawaban Bobot
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Cukup Setuju (CS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Pada skala Likert, menurut Morissan (2015, p. 88), peneliti harus
merumuskan sejumlah pertanyaan mengenai suatu topik tertentu, dan
responden diminta memilih apakah ia sangat setuju, setuju, ragu-ragu/tidak
tahu/netral/cukup setuju, tidak setuju atau sangat tidak setuju dengan
berbagai pertanyaan tersebut. Setiap pilihan jawaban memiliki bobot yang
berbeda, dan seluruh jawaban responden dijumlahkan berdasarkan bobotnya
sehingga memnghasilkan suatu skor tunggal mengenai suatu topik tertentu.
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju mempunyai
tingkat atau preferensi yang lebih tinggi dari Setuju dan Setuju lebih tinggi
dari Cukup Setuju.
F. Teknik Pengolahan Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatif dengan menguji hipotesis. Data Kuantitatif adalah data
51
dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono
2014, p. 13). Data tersebut diperhitungkan dengan model statistik,
sebelumnya data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu
dengan menggunakan tabel-tabel tertentu. Untuk mempermudah dalam
mengolah dan menganalisis data, dalam penelitian ini menggunakan
program IBM SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows
versi 25. Adapun alat analisis yang digunakan yaitu uji validitas dan
reabilitas.
1. Uji Deskriptif
a. Karakteristik Responden
Mengkategorikan hasil kuisioner berdasarkan kategori. Pada
penelitian ini, kategori responden dibagi berdasarkan jenis kelamin,
usia, pendidikan terakhir, pekerjaan dan daerah tempat tinggal.
b. Statistik Deskriptif
Statistik mengenai hasil presentase dari tiap jawaban yang
diberikan oleh responden. Persentase dibagi sesuai dengan metode
pengambilan data pada penelitian ini yaitu dengan skala likert yang
dimana jawaban responden berdasarkan skala 1 sampai dengan 5
yaitu 1 adalah sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 netral, 4 setuju, 5
sangat setuju
2. Uji Kualitas Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur variabel dengan
menggunakan kuisioner maka harus dilakukan pengujian kualitas
terhadap data yang diperoleh. Pengujian bertujuan untuk
menggambarkan data yang telah terkumpul dan untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan valid dan realiabel sebab kebenaran
data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Uji
keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan reliabilitas. (Sugiyono 2016, p. 430)
a. Uji Validitas
Validitas mengacu pada seberapa jauh suatu ukuran empiris
cukup menggambarkan arti sebenarnya dari konsep yang tengah
diteliti. Dengan kata lain, suatu instrumen pengukuran yang valid
52
mengukur apa yang seharusnya diukur, atau mengukur apa yang
hendak kita ukur. Menentukan validitas pengukuran memerlukan
suatu evaluasi terhadap kaitan antara definisi oprasional variabel
dengan definisi konseptual. Hal ini disebabkan validitas
menjelaskan suatu ukuran yang secara tepat dapat menggambarkan
konsep yang ingin diukur (Morissan 2015, p. 103).
Menurut Ghozali (2016, p. 52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
(correlation item total correlation) dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dengan α
= 5 %, Kriteria untuk penilaian uji validitas sebagai berikut:
r hitung > r tabel , maka pernyataan tersebut valid.
r hitung < r tabel , maka pernyataan tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Corbac’h
Alpha > 0,70 (Ghozali 2016, p. 47).
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian
asumsi klasik terlebih dahulu, agar data sampel yang diolah benar-benar
dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini mencakup uji normalitas, uji multikolineritas, dan uji
heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel atau penganggu atau residual memiliki
53
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di
sekitar garis diagonal dan menngikuti arah garis diagonal, maka
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik)
menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak menunjukkan
pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2016, p. 154).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variable independen. Jika variable independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesame variabel independen sama dengan nol.
Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai
Cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas
yang masih dapat ditolerir (Ghozali 2016, p. 103-104).
54
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua
pengamatan. Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini
tidak terpenuhi, maka penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel
kecil maupun besar dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi
kurang akurat (Sudarmanto 2005, p. 148). Sedangkan Suliyanto
berpendapat bahwa heteroskedastisitas berarti ada varian variabel
pada model regresi yang tidak sama. (Rusman 2015, p. 63).
Menurut Ghozali (2016, p. 134), uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian residual dari satu observasi dengan yang lain.
Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Uji
glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel independen. (Ghozali 2016, p. 137), dengan rumus:
ǀUtǀ = ∝ + βXt + vt
Kriteria terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu model
regresi adalah jika signifikansinya dibawah tingkat kepercayaan
0,05, yang berarti bahwa apabila signifikansinya > 0,05 penelitian
dapat dilanjutkan.
4. Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011) pengujian hipotesis dilakukan dengan t
hitung dengan t tabel, dimana t hitung lebih besar atau sama dengan (≥) dari t
tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima (Rosyadi 2013, p. 47). Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan nilai statistic, maka untuk
55
nilai t-statistik atau t-tabel yang digunakan adalah 1,985. Sehingga
kriteria penerimaan atau penolakan Hipotesa adalah Ha diterima dan H0
di tolak ketika t-statistik > 1,985.
a. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t)
Uji parametrik (parametric test) merupakan instrumen
statistik yang digunakan untuk meneliti seberapa sering hasil
pengamatan dapat terjadi. Salah satu metode ujinya yaitu uji-t yang
digunakan untuk membandingkan mean atau nilai rata-rata sampel
yang diamati dengan nilai rata-rata yang diharapkan secara normal
dari distribusi nilai rata-rata. Uji-t membandingkan nilai rata-rata
satu sama lain untuk menentukan adanya signifikasnsi statistik
(Morissan 2015, p. 330).
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen (Ghozali 2011, p. 98).
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel
independen (merek, kualitas pelayanan, dan lokasi) terhadap
variabel dependen (keputusan nasabah produk tabungan)
berpengaruh secara parsial atau terpisah. Hipotesa yang akan
digunakan dalam pengujian ini adalah:
1. H0 : b1 = 0, artinya variabel-variabel independen (brand
awareness, brand association, perceived quality,dan
brand loyalty) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (keputusan nasabah).
2. Ha : b1 ≠ 0, artinya bahwa variabel-variabel independen
(brand awareness, brand association, perceived
quality,dan brand loyalty) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat (keputusan nasabah).
Menurut Ghozali (2011:99), uji t dilakukan dengan
membandingkan signifikasi t hitung dengan t tabel dengan ketentuan:
1. H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk α =
0,05
56
2. H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel untuk α =
0,05
Dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%), nilai df (degree
of freedom) n-k-1.
b. Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependent/terikat (Ghozali 2011, p. 98).
Membuat hipotesis dengan kasus pengujian F-test:
1. H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 , artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen (brand awareness,
brand association, perceived quality,dan brand loyalty)
secara simultan terhadap variabel dependen (keputusan
nasabah).
2. Ha : b1, b2, b3, b4 > 0 , artinya ada pengaruh signifikan
antara variabel independen (brand awareness, brand
association, perceived quality,dan brand loyalty) secara
simultan terhadap variabel dependen (keputusan
nasabah).
Menurut Ghozali (2011, p. 98), uji F dilakukan dengan
membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan:
1. H0 diterima dan Ha ditolak jika Fhitung < Ftabel untuk α =
0,05
2. H0 ditolak dan Ha diterima jika Fhitung > Ftabel untuk α =
0,05
Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf
signifikansi sebesar 5% (α = 0,05). Jika hasil yang didapat adalah
poin nomor 1, artinya masing-masing variabel independen secara
bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Sebaliknya, jika yang didapat sesuai dengan
kriteria nomor 2, maka yang artinya masing-masing variabel
57
independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (Ghozali 2016, p. 95). Koefisien
Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amatlah terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Jika R2 semakin kecil, maka persentase
perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel
bebas (X) semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Untuk dapat
memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan
tersebut besar atau kecil, maka dapat digunakan kriteria sebagai
berikut.
Tabel 3. 2 Kriteria untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien
Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-0,1000 Sangat Kuat
(Sumber: Sugiyono 2016, p. 184)
5. Uji Regresi Linier Berganda
Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka
digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression).
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis
pengaruh antara variabel independen (brand awareness, perceived
quality, brand association, dan brand loyalty) terhadap variabel
58
dependen yaitu keputusan pembelian. Model persamaan linier berganda
adalah sebagai berikut:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+ b4X4+e
Keterangan:
Y : Keputusan nasabah.
a : Koefisien konstanta.
b1 : Koefisien regresi brand awareness
b2 : Koefisien regresi brand association
b3 : Koefisien regresi perceived quality
b4 : Koefisien regresi brand loyalty
X1 : Brand awareness
X2 : Brand association
X3 : Perceived quality
X4 : Brand Loyalty
e : Std. Error
G. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel
yang diklasifikasikan dalam data (dependen) dan variabel tidak terikat
(independen). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2014, p. 59).
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan nasabah Bank
Syariah di DKI Jakarta. Menurut Sugiyono (2014, p. 59) variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas (X) dalam
penelitian ini adalah awareness (X1), brand association (X2), perceived
quality (X3) dan brand loyalty (X4). Adapun penjelasan mengenai
operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
59
Tabel 3. 3 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Brand
awareness (X1)
(Wasil, 2017)
Unware of Brand (tidak
menyadari merek)
Konsumen tidak
menyadari akan adanya
suatu merek
Likert
Brand Recogition
(pengenalan merek)
Konsumen dapat
mengenali merek setelah
dibantu
Likert
Brand Recall
(pengingatan kembali
terhadap merek)
Konsumen dapat
mengingat merek tanpa
dibantu
Likert
Top of Mind (puncak
pikiran)
Merek yang pertama kali
muncul di benak konsume
Likert
Brand
association
(X2)
(Durianto 2001,
p.70-72)
Product attributes (atribut
produk)
Memiliki logo atau
simbol yang menarik
Likert
Intangibles attributes
(atribut tak berwujud)
Memiliki image yang
baik
Likert
Customer’s benefit
(manfaat bagi pelanggan)
Produk memberikan
manfaat bagi pelanggan
Likert
Relative price (harga
relatif)
Memiliki tinkat harga
yang sesuai
Likert
60
(Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Application
(penggunaan)
Mengasosiasikan merek
tersebut dengan suatu
penggunaan atau aplikasi
tertentu
Likert
User/costumer
(pengguna/pelanggan)
Produk dapat digunakan
semua orang
Likert
Celebrity/person
(orang
terkenal/khalayak)
Orang terkenal mengingatkan
akan suatu merek
Likert
Life style/personality
(gaya hidup atau
kepribadian)
Asosiasi merek dengan
terinspirasi dari berbagai
kepribadian dan karakteristik
gaya hidup
Likert
Product class (kelas
produk)
Mengaitkan merek di kelas
produknya
Likert
Competitors (para
pesaing)
Mengenali pesaing atau
bahkan mengungguli pesaing
Likert
Country/geographic
area (Negara atau
wilayah geografis)
Suatu negara bisa menjadi
simbol yang kuat asalkan
memiliki hubungan yang erat
dengan produk
Likert
61
(Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Perceived
quality (X3)
(Rianto
2010,
p.221)
Bentuk fisik (Tangibles) Kemampuan peusahaan (bank)
dalam menunjukkan
eksistensinya pada pelanggan
Likert
Kehandalan (Reability) Kemampuan perusahaan
memberikan pelayanan sesuai
dengan yang dijanjikan
Likert
Ketanggapan
(Responsiveness)
Kemampuan bank untuk
menolong pelanggan dan
ketersediaan untuk melayani
nasabah dengan baik
Likert
Jaminan (Assurance) Kemampuan pegawai bank
untuk menumbuhkan rasa
percaya para nasabah pada
bank
Likert
Empati (Empathy) Memberikan perhatian yang
tulus dan bersifat individual
yang diberikan kepada para
nasabah dengan berupa
memehami keinginan nasabah
Likert
62
(Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Brand Loyalty
(X4)
(Durianto 2001,
p.128)
Switcher Konsumen tidak loyal sama sekali Likert
Habitual
buyer
Pembeli merasa puas dengan produk
yang ia gunakan
Likert
Satisfied buyer Konsumen loyal yang merasakan
pengorbanan apabila ia melakukan
penggantian ke merek lain
Likert
Likes the
brand
Konsumen benar-benar menyukai
merek tersebut
Likert
Commited Para konsumen yang setia Likert
Proses
Keputusan
Pembelian (Y)
(Kotler dan
Keller 2007,
p.235)
Pengenalan
masalah
Pembeli mulai mengenali masalah
atau kebutuhan
Likert
Pencarian
informasi
Adanya sumber informasi dari
keluarga, teman, media massa dan
testimoni konsumen
Likert
Evaluasi
alternatif
Konsumen membandingkan dengan
produk tabungan dari bank lain
Likert
Keputusan
pembelian
Konsumen melakukan keputusan
pembelian
Likert
Perilaku pasca
pembelian
Sikap konsumen setelah melakukan
keputusan pembelian
Likert
63
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti transfer
dan kliring. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat
bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar
negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah
dan/atau unit syariah. UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum
konvensional bersangkutan. Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran (Soemitra 2014, p.62).
Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Pasal 4 tentang Perbankan
Syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat (Yaya 2014, p.48). Bank
syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga
baitulmal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah,
hibah, atau dana sosial lainnya (antara lain denda terhadap nasabah atau
ta’zir) dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu,
bank syariah juga dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf
uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan
kehendak pemberi wakaf (wakif) (Yaya 2014, p.49).
Fungsi bank syariah tidak jauh berbeda dengan bank konvensional
atau bank umum lainnya, seperti yang tertera dalam UU RI no 21 tahun 2008
tentang perbankan syariah bahwasannya:
1. Bank Syariah dan UUS ( Unit Usaha Syariah ) wajib menjalankan
fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
64
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana social lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal
dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir)
sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
4. Alat transmisi kebijakan moneter (sama seperti bank Konvensional).
B. Deskripsi Responden
Objek dalam penelitian ini adalah responden yang menjadi nasabah
Bank Syariah di Jakarta. Sampel yang diambil yaitu berjumlah 100
responden. Berikut ini adalah hasil dari karakteristik responden yang diteliti
a. Berdasarkan hasil penelitain mengenai nama Bank Syariah yang
diketahui responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Nama Bank Syariah yang Diketahui Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Bank BJB Syariah 1 1,0 1,0 1,0
Bank Mega Syariah 1 1,0 1,0 2,0
Bank Muamalat 8 8,0 8,0 10,0
Bank Syariah Mandiri 50 50,0 50,0 60,0
BNI Syariah 30 30,0 30,0 90,0
BRI Syariah 9 9,0 9,0 99,0
CIMB Syariah 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Bersadarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa frekuensi terbanyak adalah
Bank Syariah Mandiri dengan 50% atau 50 responden memilih Bank
Syariah Mandiri sebagai Bank Syariah yang paling disadari keberadaan
mereknya oleh responden. Selanjutnya di posisi kedua ada Bank BNI
Syariah dengan persentase 30%. Ketiga adalah BRI Syariah dengan
persentase 9%. Keempat terdapat Bank Muamalat dengan persentase 8%.
Lalu diposisi terakhir terdapat Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah dan
CIMB Syariah dengan persentase masing-masing 1%.
65
b. Berdasarkan hasil penelitian nama Bank Syariah lain yang diketahui
responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Nama Bank Syariah Lain yang Diketahui Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Bank BJB Syariah 2 2,0 2,0 2,0
Bank CIMB Niaga Syariah 1 1,0 1,0 3,0
Bank Muamalat 17 17,0 17,0 20,0
Bank Syariah Mandiri 31 31,0 31,0 51,0
BCA Syariah 4 4,0 4,0 55,0
BNI Syariah 31 31,0 31,0 86,0
BRI Syariah 13 13,0 13,0 99,0
Bukopin Syariah 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Bersadarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa frekuensi terbanyak adalah
Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah dengan masing-masing perolehan
nilai 31% atau 31 responden memilih Bank Syariah Mandiri sebagai bank
syariah yang diketahui. Kemudian diposisi ketiga ada Bank Muamalat
sebesar 17%. Keempat adalah Bank BRI Syariah adalah 13%. Posisi kelima
adalah BCA Syariah sebsar 4%. Posisi keenam ada Bank BJB Syariah
sebesar 2%. Dan diposisi terakhir ada Bank CIMB Syariah dan Buopin
Syariah dnegan perolehan masingmasing 1%.
c. Berdasarkan hasil penelitian sumber responden mengetahui Bank
Syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Sumber Responden Mengetahui Bank Syariah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Bank konvensional
yang bersangkutan
4 4,0 4,0 4,0
Brosur 5 5,0 5,0 9,0
Iklan 17 17,0 17,0 26,0
Internet 3 3,0 3,0 29,0
Kerabat 16 16,0 16,0 45,0
Media massa 17 17,0 17,0 62,0
Pegawai Bank 2 2,0 2,0 64,0
66
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Perkuliahan 10 10,0 10,0 74,0
Teman 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Bersadarkan tabel 4.3 diatas diperoleh bahwa frekuensi terbanyak
adalah nasabah banyak mengetahui tentang bank syariah melalui teman.
Dengan perolehan frekuensi sebanyak 26 atau 26%. Lalu nasabah juga
banyak mengetahui bank syariah dari media massa dan iklan dengan
perolehan frekuensi masing-masing 17 atau 17%. Kemudian selanjutnya
melalui kerabat sebanyak 16%. Lalu setelah itu melalui perkuliahan
sebanyak 10%. Posisi selanjutnya nasabah mengathui bank syariah melalui
brodur sebanyak 5%. Nasabah juga mengetahui bank syariah dari bank
konvensional yang bersangkutan sebanyak 4%. Selanjutnya nasabah
mengetahi bank syariah dari internet sebanyak 2%. Dan yang terakhir
nasabah mengetahui bank syariah dari pegawai bank sebanyak 2%. Untuk
lebih jelasnya berikut ini grafik menjelaskan sumber 100 responden
mengetahui bank syariah.
d. Berdasarkan hasil penelitian nama bank syariah yang digunakan
responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Nama Bank Syariah Yang Digunakan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bank BJB Syariah 1 1,0 1,0 1,0
Bank DKI syariah 1 1,0 1,0 2,0
Bank Mega Syariah 1 1,0 1,0 3,0
Bank Muamalat 6 6,0 6,0 9,0
Bank Syariah Mandiri 46 46,0 46,0 55,0
BCA Syariah 2 2,0 2,0 57,0
BNI Syariah 36 36,0 36,0 93,0
BRI Syariah 6 6,0 6,0 99,0
CIMB Syariah 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
67
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh bahwa Bank Syariah Mandiri
menjadi bank syariah terbanyak yang digunakan oleh responden dengan
46% atau 46 responden. BNI Syariah menempati posisi kedua dengan 36%
atau 36 responden. BRI Syariah, dan Bank Muamalat memperoleh 6% atau
6 responden. BCA Syariah memperoleh 2% atau 2 responden. Bank BJB
Syariah, Bank DKI Syariah, Bank Mega Syariah, dan CIMB Syariah 1%
atau 1 responden.
Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah menjadi bank yang paling
banyak digunakan oleh responden dan juga merupakan bank yang masuk ke
dalam top of mind. Sehingga peneliti akan memfokuskan penelitian terhadap
82 responden yang menggunakan bank tersebut.
e. Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 32 39,0 39,0 39,0
Perempuan 50 61,0 61,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin
dari 82 responden nasabah perbankan syariah di DKI Jakarta di dominasi
perempuan 50 atau 50% responden. Dan jenis kelamin laki-laki dengan
32% atau 32 responden.
f. Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan usia adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid > 50 Tahun 3 3,7 3,7 3,7
17-30 Tahun 60 73,2 73,2 76,8
31-40 Tahun 11 13,4 13,4 90,2
41-50 Tahun 8 9,8 9,8 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
68
Dari tabel 4.6 dapat diketahui dari 82 responden yang mengisi
kuesioner, frekuensi terbanyak berada pada usia 17 – 30 tahun dengan
73,2% atau 60 responden. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pada
usia produktif responden sudah mendominasi penggunaan produk atau jasa
perbankan syariah. Hal ini menunjukkan nasabah pada usia produktif juga
tertarik menggunakan perbankan syariah di DKI Jakarta. Frekuensi kedua
terletak pada usia 31 – 40 tahun dengan 13,4% atau 11 responden, hal ini
juga menunjukkan produk atau jasa perbankan syariah juga di gunakan tidak
hanya pada usia muda saja. Pada usia 41 – 50 tahun menunjukkan frekuensi
hanya 9,8% atau 8 responden. Dan usia >50 tahun 3 reponden atau 3,7%.
g. Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan domisili
kantor bank syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 7 Jumlah Responden Berdasarkan Domisili Kantor Bank Syariah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Jakarta Barat 16 19,5 19,5 19,5
Jakarta Pusat 13 15,9 15,9 35,4
Jakarta Selatan 32 39,0 39,0 74,4
Jakarta Timur 10 12,2 12,2 86,6
Jakarta Utara 11 13,4 13,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa dari 82
responden, frekuensi terbanyak terdapat di Jakarta Selatan dengan 39% atau
32 responden. Kedua berada di Jakarta Barat dengan 19,5% atau 16
responden. Jakarta Pusat ketiga dengan 15,9% atau 13 responden Keempat
Jakarta Utara dengan 13,4% atau 11 responden. Terakhir Jakarta Timur
dengan 12,2% atau 10 responden.
69
h. Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan lama
menjadi nasabah bank syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 8 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah
Bank Syariah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 1 Tahun 42 42,0 42,0 42,0
> 6 Tahun 9 9,0 9,0 51,0
1-3 Tahun 37 37,0 37,0 88,0
4-6 Tahun 12 12,0 12,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 82 responden,
frekuensi terbanyak dari lama nasabah menggunakan perbankan syariah di
DKI Jakarta adalah <1 tahun dengan frekuensi 43,9% atau 36 responden.
Kedua 1-3 tahun dengan frekuensi 39% atau 32 responden. Ketiga dengan
frekuensi lama 4-6 tahun dengan frekuensi 11% atau 9 responden. Dan
terakhir dengan frekuensi lama > 6 tahun dengan 6,1% atau 5 responden.
j. Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan pendidikan
terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 9 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Diploma (D1/D2/D3) 11 13,4 13,4 13,4
Pascasarjana (S2, S3) 3 3,7 3,7 17,1
Sarjana (S1) 18 22,0 22,0 39,0
SD - SMP/Sederajat 7 8,5 8,5 47,6
SMA/Sederajat 43 52,4 52,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa frekuensi terbanyak
responden yang menggunakan perbankan syariah didominasi oleh
SMA/Sederajat dengan 52,4% atau 43 responden. Kedua didominasi oleh
responden yang pendidikan terakhirnya Sarjana (S1) dengan 22% atau 18
responden.
70
k. Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan pekerjaan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 10 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Fresh draduate 1 1,2 1,2 1,2
Guru/Dosen 3 3,7 3,7 4,9
Ibu Rumah Tangga 5 6,1 6,1 11,0
Pegawai Swasta/BUMN 13 15,9 15,9 26,8
Pelajar/Mahasiswa 42 51,2 51,2 78,0
PNS/TNI/POLRI 3 3,7 3,7 81,7
Wiraswasta 15 18,3 18,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa frekuensi terbanyak
responden yang menggunakan perbankan syariah berdasarkan pekerjaan
saat ini didominasi oleh Pelajar/Mahasiswa dengan 51,2% atau 42
responden. Hal ini menjukkan bahwa Pelajar/Mahasiswa sudah tertarik
menggunakan jasa perbankan syariah.
l. Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan pekerjaan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 11 Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan Bruto
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid > 10 Juta Rupiah 6 7,3 7,3 7,3
1 - 3 Juta Rupiah 44 53,7 53,7 61,0
3,1 - 6 Juta Rupiah 25 30,5 30,5 91,5
6,1 - 10 Juta Rupiah 7 8,5 8,5 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa frekuensi terbanyak
responden yang menggunakan perbankan syariah berdasarkan penghasilan
bruto didominasi responden dengan penghasilan kotor 1 – 3 juta dengan
53,7% atau 44 responden. Hal ini menjukkan kesadaran menggunakan
perbankan syariah tidak dipengaruhi oleh besaran pendapatan.
71
C. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016, p. 52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
(correlation item total correlation) dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dengan α = 5
%, Kriteria untuk penilaian uji validitas sebagai berikut:
r hitung > r tabel , maka pernyataan tersebut valid.
r hitung < r tabel , maka pernyataan tersebut tidak valid.
Penghitungan uji validitas ini menggunakan bantuan Statistical
Package for the Social Science (SPSS). Setelah r hitung diperoleh,
kemudian dibandingkan dengan r tabel dengan tingkat kepercayaan 95%
atau α=0.05 dengan df = n-2 (20-2 = 18). Jika dilihat dalam nilai-nilai r
Product Moment, rtabel =.0,444.
Kuesioner try out disebarkan kepada 20 orang responden dengan
memberikan 30 butir pernyataan terdiri dari lima variabel penelitian,
antara lain brand awareness, brand association, perceived quality,
brand loyalty dan proses pengambilan keputusan nasabah. Kemudian
setiap variabel dibagi menjadi beberapa dimensi atau indikator, variabel
brand awareness (X1) dibagi menjadi 4 dimensi dengan 4 butir
pernyataan, variabel brand association (X2) dibagi menjadi 11 dimensi
dengan 11 butir pernyataan, variabel perceived quality (X3) dibagi
menjadi 5 dimensi dengan 5 butir pernyataan, variabel brand loyalty
(X4) dibagi menjadi 5 dimensi dengan 4 pernyataan dan variabel proses
pengambilan keputusan nasabah (Y) dengan 5 dimensi dengan 5 butir
pernyataan. Berikut ini adalah hasil uji validitas dari brand awareness,
brand association, perceived quality, brand loyalty terhadap proses
pengambilan keputusan nasabah dengan sampel try out 20 responden.
72
a. Variabel Brand Awareness
Tabel 4. 12 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X1.1 0,444 0,908 Valid
X1.2 0,444 0,916 Valid
X1.3 0,444 0,882 Valid
X1.4 0,444 0,856 Valid
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel brand
awareness memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan
berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari 0,444.
b. Variabel Brand Association
Tabel 4. 13 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Assoviation
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X2.1 0,444 0,595 Valid
X2.2 0,444 0,804 Valid
X2.3 0,444 0,720 Valid
X2.4 0,444 0,860 Valid
X2.5 0,444 0,649 Valid
X2.6 0,444 0,819 Valid
X2.7 0,444 0,842 Valid
X2.8 0,444 0,778 Valid
X2.9 0,444 0,719 Valid
X2.10 0,444 0,841 Valid
X2.11 0,444 0,693 Valid
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa variabel brand
association memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan
berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari 0,444.
73
c. Variabel Perceived Quality
Tabel 4. 14 Hasil Uji Validitas Variabel Perceived Quality
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X3.1 0,444 0,829 Valid
X3.2 0,444 0,849 Valid
X3.3 0,444 0,941 Valid
X3.4 0,444 0,826 Valid
X3.5 0,444 0,872 Valid
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa variabel perceived
quality memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan
berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari 0,444.
d. Variabel Brand Loyalty
Tabel 4. 15 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Loyalty
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
X4.1 0,444 0,640 Valid
X4.2 0,444 0,898 Valid
X4.3 0,444 0,865 Valid
X4.4 0,444 0,865 Valid
X4.5 0,444 0,754 Valid
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa variabel brand loyalty
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan
berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari 0,444.
74
e. Variabel Proses Keputusan Nasabah
Tabel 4. 16 Hasil Uji Validitas Variabel Proses Keputusan
Nasabah
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
Y1 0,444 0,774 Valid
Y2 0,444 0,731 Valid
Y3 0,444 0,703 Valid
Y4 0,444 0,818 Valid
Y5 0,444 0,802 Valid
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa variabel proses keputusan
nasabah memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan
berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari 0,444.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan Corbac’h Alpha > 0,70 (Ghozali
2016, p. 47).
Tabel 4. 17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
No Variabel Cronbach’s Alpha
1 Brand Awareness 0,907
2 Brand Association 0,923
3 Perceived Quality 0,912
4 Brand loyalty 0,853
5 Keputusan Nasabah 0,815
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh tabel 4.17, uji reabilitas
pada variabel penelitian, karena nilai Cronbach’s Alpha berada diatas
75
nilai standar, yaitu diatas 0,70. Sehingga dapat dikatakan semua
dimensi ini bersifat reliable.
D. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data berdasarkan
atas hasil data yang diperoleh dari jawaban responden terhadap masing-
masing indikator dalam kuesioner. Berikut adalah statistik deskriptif pada
masing masing variabel:
1. Variabel Independen
a. Brand Awareness (X1)
Dalam variabel Brand Awareness terdapat 4 pernyataan yang
diajukan kepada 82 responden dan mempresentasikan indikator
indikator dari variabel tersebut. Indikator dari variabel brand
awareness yaitu unware of brand (1 pernyataan), brand recogition
(1 pernyataan), brand recall (1 pernyataan), dan top of mind (1
pernyataan). Berikut adalah hasilnya:
Tabel 4. 18 Nasabah Mengetahui Merek Bank Syariah Yang
Digunakan
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.18 terdapat 50 responden menyatakan
sangat setuju, dan 24 responden setuju. Dari hasil pilihan tersebut
61% responden memilih sangat setuju dan 29,3% responden
memilih setuju menyadari merek bank syariah yang digunakan. 1
responden menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan
cukup setuju. Hal ini berarti masih ada nasabah yang belum
menyadari merek bank syariah yang digunakan.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 7 8,5 8,5 9,8
Setuju 24 29,3 29,3 39,0
Sangat Setuju 50 61,0 61,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
76
Tabel 4. 19 Logo Bank Syariah Membuat Nasabah Mengenali
Merek
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.19 terdapat 44 responden menyatakan
sangat setuju, dan 33 responden setuju. Dari hasil pilihan tersebut
53,7% responden memilih sangat setuju dan 40,2% responden
memilih setuju. Selanjutnya, 1 responden menyatakan sangat tidak
setuju, 4 responden menyatakan cukup setuju. Hal tersebut
membuktikan masih terdapat nasabah yang belum mengenali logo
bank syariah yang digunakan.
Tabel 4. 20 Nasabah Mengingat Merek Bank Syariah Yang
Digunakan
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.20 terdapat 29 responden menyatakan
setuju, dan 49 responden sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut
35,4% responden memilih setuju dan 59,8% responden memilih
sangat setuju, yang berarti responden setuju bahwa mereka
mengingat merek bank syariah yag digunakan. Tetapi, 1 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 4 4,9 4,9 6,1
Setuju 33 40,2 40,2 46,3
Sangat Setuju 44 53,7 53,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 1 1,2 1,2 2,4
Cukup Setuju 2 2,4 2,4 4,9
Setuju 29 35,4 35,4 40,2
Sangat Setuju 49 59,8 59,8 100,0
Total 82 100,0 100,0
77
setuju, 2 responden menyatakan cukup setuju. Sehingga dapat dilihat
masih terdapat nasabah tidak mengingat merek bank syariah yang
digunakan.
Tabel 4. 21 Merek Bank Syariah Yang Digunakan Merupakan
Merek Yang Pertama Kali Diingat Nasabah
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.21 terdapat 21 responden menyatakan
setuju, dan 52 responden sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut
25,6% responden memilih setuju dan 63,4% responden memilih
sangat setuju, yang berarti responden setuju bahwa merek bank
syariah yang digunakan merupakan merek bank syariah yang
pertama kali diingat. Tetapi 3 responden menyatakan tidak setuju, 6
responden menyatakan cukup setuju yang berarti masih terdapat
responden tidak setuju bahwa merek bank syariah yang digunakan
merupakan merek bank syariah yang pertama kali diingat.
b. Brand Association (X2)
Dalam variabel Brand Association terdapat 11 pernyataan
yang diajukan kepada 82 responden dan mempresentasikan
indikator indikator dari variabel tersebut. Indikator dari variabel
brand association yaitu product attributes (1 pernyataan),
intangibles attributes (1 pernyataan), customer’s benefit (1
pernyataan), relative price (1 pernyataan), application (1
pernyataan), user/costumer (1 pernyataan), celebrity/person (1
pernyataan), life style/personality (1 pernyataan), product class (1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 3 3,7 3,7 3,7
Cukup Setuju 6 7,3 7,3 11,0
Setuju 21 25,6 25,6 36,6
Sangat Setuju 52 63,4 63,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
78
pernyataan), competitors (1 pernyataan), dan country/geographic
area (1 pernyataan). Berikut adalah hasilnya:
Tabel 4. 22 Bank Syariah Memiliki Logo Menarik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2,4 2,4 2,4
Cukup Setuju 14 17,1 17,1 19,5
Setuju 35 42,7 42,7 62,2
Sangat Setuju 31 37,8 37,8 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.22 terdapat 2 responden menyatakan
tidak setuju, 14 responden menyatakan cukup setuju, 35 responden
menyatakan setuju, dan 31 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 42,7% responden memilih setuju dan 37,8%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa merek bank syariah yang digunakan memiliki logo yang
menarik.
Tabel 4. 23 Bank Syariah Memiliki Image Yang Baik
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Setuju 4 4,9 4,9 4,9
Setuju 41 50,0 50,0 54,9
Sangat Setuju 37 45,1 45,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.23 terdapat 4 responden menyatakan
cukup setuju, 41 responden menyatakan setuju, dan 37 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 50% responden memilih
setuju dan 45,1% responden memilih sangat setuju, yang berarti
responden setuju bahwa bank syariah yang digunakan memiliki
image yang baik.
79
Tabel 4. 24 Bank Syariah Memudahkan Dalam Mengatur
Keuangan
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.24 terdapat 6 responden menyatakan
cukup setuju, 34 responden menyatakan setuju, dan 42 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 41,5% responden memilih
setuju dan 51,2% responden memilih sangat setuju, yang berarti
responden setuju bahwa bank syariah memudahkan dalam mengatur
keuangan.
Tabel 4. 25 Bank Syariah Memberikan Bagi Hasil Yang Sesuai
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.25 terdapat 8 responden menyatakan
cukup setuju, 28 responden menyatakan setuju, dan 46 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 34,1% responden memilih
setuju dan 56,1% responden memilih sangat setuju, yang berarti
responden setuju bahwa bank syariah memberikan bagi hasil yang
sesuai.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup Setuju 6 7,3 7,3 7,3
Setuju 34 41,5 41,5 48,8
Sangat Setuju 42 51,2 51,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Setuju 8 9,8 9,8 9,8
Setuju 28 34,1 34,1 43,9
Sangat Setuju 46 56,1 56,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
80
Tabel 4. 26 Bank Syariah Memudahkan Transaksi Dengan Mobile
Banking
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Setuju 6 7,3 7,3 7,3
Setuju 41 50,0 50,0 57,3
Sangat Setuju 35 42,7 42,7 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.26 terdapat 6 responden menyatakan
cukup setuju, 41 responden menyatakan setuju, dan 35 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 50% responden memilih
setuju dan 42,7% responden memilih sangat setuju, yang berarti
responden setuju bahwa bank syariah memudahkan transaksi melalui
mobile banking.
Tabel 4. 27 Bank Syariah Memiliki Berbagai Macam Produk
Tabungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Setuju 10 12,2 12,2 12,2
Setuju 44 53,7 53,7 65,9
Sangat Setuju 28 34,1 34,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.27 terdapat 10 responden menyatakan
cukup setuju, 44 responden menyatakan setuju, dan 28 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 53,7% responden memilih
setuju dan 34,1% responden memilih sangat setuju, yang berarti
responden setuju bahwa bank syariah yang digunakan memiliki
berbagai macam produk tabungan.
81
Tabel 4. 28 Bank Syariah Yang Digunakan Diawasi Oleh DPS
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 7 8,5 8,5 9,8
Setuju 34 41,5 41,5 51,2
Sangat Setuju 40 48,8 48,8 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.28 terdapat 1 responden menyatakan
tidak setuju, 7 responden menyatakan cukup setuju, 34 responden
menyatakan setuju, dan 40 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 41,5% responden memilih setuju dan 48,8%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa bank syariah yang digunakan diawasi oleh DPS.
Tabel 4. 29 Menabung di Bank Syariah Mendukung Gaya
Hidup Rajin Menabung Sesuai Syariah
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.29 terdapat 8 responden menyatakan
cukup setuju, 42 responden menyatakan setuju, dan 32 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 42% responden memilih
setuju dan 32% responden memilih sangat setuju.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup Setuju 8 9,8 9,8 9,8
Setuju 42 51,2 51,2 61,0
Sangat Setuju 32 39,0 39,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
82
Tabel 4. 30 Bank Syariah Yang Nasabah Gunakan Termasuk
Dalam Kategori Bank Devisa
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 14 17,1 17,1 18,3
Setuju 30 36,6 36,6 54,9
Sangat Setuju 37 45,1 45,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.30 terdapat 1 responden menyatakan
tidak setuju, 14 responden menyatakan cukup setuju, 30 responden
menyatakan setuju, dan 37 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 36,6% responden memilih setuju dan 45,1%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa bank syariah yang digunakan termasuk ke dalam kategori
bank devisa.
Tabel 4. 31 Bank Syariah Yang Digunakan Lebih Unggul Dari
Pesaingnya
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.31 terdapat 1 responden menyatakan
tidak setuju, 9 responden menyatakan cukup setuju, 29 responden
menyatakan setuju, dan 43 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 35,4% responden memilih setuju dan 52,4%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa bank syariah yang digunakan lebih unggul dibandingkan para
pesaingnya.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 9 11,0 11,0 12,2
Setuju 29 35,4 35,4 47,6
Sangat Setuju 43 52,4 52,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
83
Tabel 4. 32 Bank Syariah Cocok di Indonesia Dengan Penduduk
Mayoritas Muslim
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.32 terdapat 1 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan cukup setuju, 18
responden menyatakan setuju, dan 59 responden sangat setuju. Dari
hasil pilihan tersebut 22,0% responden memilih setuju dan 72,2%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa bank syariah cocok di Indonesia dengan penduduk yang
mayoritas adalam muslim.
c. Perceived Quality (X3)
Dalam variabel Perceived Quality terdapat 5 pernyataan
yang diajukan kepada 82 responden dan mempresentasikan
indikator indikator dari variabel tersebut. Indikator dari variabel
perceived quality yaitu tangibles (1 pernyataan), reability (1
pernyataan), responsiveness (1 pernyataan), assurance (1
pernyataan), dan empathy (1 pernyataan). Berikut adalah hasilnya:
Tabel 4. 33 Bank Syariah Memiliki Kantor Yang Bersih dan
Rapih
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,0
Cukup Setuju 4 4,9 4,9 12,0
Setuju 18 22,0 22,0 36,0
Sangat Setuju 59 72,2 72,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 8 9,8 9,8 11,0
Setuju 34 41,5 41,5 52,4
Sangat Setuju 39 47,6 47,6 100,0
Total 82 100,0 100,0
84
Berdasarkan tabel 4.33 terdapat 1 responden menyatakan
tidak setuju, 8 responden menyatakan cukup setuju, 34 responden
menyatakan setuju, dan 39 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 41,5% responden memilih setuju dan 47,6%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa bank syariah yang digunakan memiliki kantor yang bersih
dan rapih.
Tabel 4. 34 Karyawan Bank Syariah Cepat dan Tepat
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.34 terdapat 1 responden menyatakan
tidak setuju, 5 responden menyatakan cukup setuju, 35 responden
menyatakan setuju, dan 41 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 42,7% responden memilih setuju dan 50%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa bank syariah yang digunakan memiliki karyawan yang cepat
dan tepat dalam menangani nasabah.
Tabel 4. 35 Karyawan Bank Syariah Tanggap Mengatasi
Keluhan Nasabah
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 5 6,1 6,1 7,3
Setuju 35 42,7 42,7 50,0
Sangat Setuju 41 50,0 50,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 8 9,8 9,8 11,0
Setuju 35 42,7 42,7 53,7
Sangat Setuju 38 46,3 46,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
85
Berdasarkan tabel 4.35 terdapat 1 responden menyatakan
tidak setuju, 8 responden menyatakan cukup setuju, 35 responden
menyatakan setuju, dan 38 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 42,7% responden memilih setuju dan 46,3%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa bank syariah yang digunakan memiliki karyawan yang
tanggap mengatasi keluhan nasabah.
Tabel 4. 36 Jaminan Pelayanan Bank Syariah Dapat
Dipercaya
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.36 terdapat 8 responden menyatakan
cukup setuju, 31 responden menyatakan setuju, dan 43 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 37,8% responden memilih
setuju dan 52,4% responden memilih sangat setuju, yang berarti
responden setuju bahwa bank syariah yang digunakan memberikan
jaminan pelayanan yang dapat dipercaya.
Tabel 4. 37 Karyawan Bank Syariah Memberikan Pelayanan
Yang Tulus
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.37 terdapat 1 responden menyatakan
tidak setuju, 9 responden menyatakan cukup setuju, 30 responden
menyatakan setuju, dan 42 responden sangat setuju. Dari hasil
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup Setuju 8 9,8 9,8 9,8
Setuju 31 37,8 37,8 47,6
Sangat Setuju 43 52,4 52,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 9 11,0 11,0 12,2
Setuju 30 36,6 36,6 58,8
Sangat Setuju 42 51,2 51,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
86
pilihan tersebut 36,6% responden memilih setuju dan 51,2%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa bank syariah yang digunakan memiliki karyawan yang
memberikan pelayanan yang tulus.
d. Brand Loyalty (X4)
Dalam variabel brand loyalty terdapat 5 pernyataan yang
diajukan kepada 82 responden dan mempresentasikan indikator
indikator dari variabel tersebut. Indikator dari variabel brand loyalty
yaitu berpindah-pindah (1 pernyataan), pembeli yang puas atau
bersifat kebiasaan (1 pernyataan), pembeli yang puas dengan biaya
peralihan (1 pernyataan), menyukai merek (1 pernyataan), dan
commited (1 pernyataan). Berikut adalah hasilnya:
Tabel 4. 38 Nasabah Suka Berganti Merek Bank Syariah
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.38 terdapat 28 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 30 responden menyatakan tidak setuju, 16
responden menyatakan cukup setuju, 6 responden menyatakan
setuju, dan 2 responden sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut
34,1% responden memilih sangat tidak setuju dan 36,6% responden
memilih tidak setuju, yang berarti responden tidak setuju bahwa
nasabah suka berganti merek bank syariah.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 28 34,1 34,1 34,1
Tidak Setuju 30 36,6 36,6 70,7
Cukup Setuju 16 19,5 19,5 90,2
Setuju 6 7,3 7,3 97,6
Sangat Setuju 2 2,4 2,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
87
Tabel 4. 39 Nasabah Terbiasa Menggunakan Bank Syariah
Untuk Transaksi
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.39 terdapat 4 responden menyatakan
tidak setuju, 14 responden menyatakan cukup setuju, 42 responden
menyatakan setuju, dan 22 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 51,2% responden memilih setuju dan 26,8%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa nasabah terbiasa menggunakan bank syariah untuk transaksi.
Tabel 4. 40 Nasabah Puas Terhadap Produk dan Jasa Yang
Digunakan
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.40 terdapat 1 responden menyatakan
tidak setuju, 6 responden menyatakan cukup setuju, 47 responden
menyatakan setuju, dan 28 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 57,3% responden memilih setuju dan 34,1%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa nasabah merasa puas terhadap produk dan jasa perbankan
syariah yang digunakan.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 4,9 4,9 4,9
Cukup Setuju 14 17,1 17,1 22,0
Setuju 42 51,2 51,2 73,2
Sangat Setuju 22 26,8 26,8 100,0
Total 82 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 6 7,3 7,3 8,5
Setuju 47 57,3 57,3 65,9
Sangat Setuju 28 34,1 34,1 100,0
Total 82 100,0 100,0
88
Tabel 4. 41 Nasabah Menyukai Bank Syariah Yang Digunakan
Saat Ini
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.41 terdapat 7 responden menyatakan
cukup setuju, 39 responden menyatakan setuju, dan 36 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 47,6% responden memilih
setuju dan 43,9% responden memilih sangat setuju, yang berarti
responden setuju menyukai bank syariah yang digunakannya saat
ini.
Tabel 4. 42 Nasabah Setia Terhadap Bank Syariah Yang
Digunakan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 2 2,4 2,4 3,7
Cukup Setuju 8 9,8 9,8 13,4
Setuju 37 45,1 45,1 58,5
Sangat Setuju 34 41,5 41,5 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.42 terdapat 1 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 8
responden menyatakan cukup setuju, 37 responden menyatakan
setuju, dan 34 responden sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut
45,1% responden memilih setuju dan 41,5% responden memilih
sangat setuju, yang berarti responden setuju bahwa responden
merupakan nasabah yang setia terhadap bank syariah yang
digunakannya saat ini.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup Setuju 7 8,5 8,5 8,5
Setuju 39 47,6 47,6 56,1
Sangat Setuju 36 43,9 43,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
89
2. Variabel Dependen
a. Keputusan Nasabah (Y)
Dalam variabel keputusan nasabah terdapat 5 pernyataan
yang diajukan kepada 82 responden dan mempresentasikan
indikator indikator dari variabel tersebut. Indikator dari variabel
keputusan nasabah yaitu pengenalan masalah (1 pernyataan),
pencarian informasi (1 pernyataan), evaluasi alternatif (1
pernyataan), keputusan pembelian (1 pernyataan), dan perilaku
pasca pembelian (1 pernyataan). Berikut adalah hasilnya:
Tabel 4. 43 Menjadi Nasabah Bank Syariah Sesuai
Kebutuhan dan Keinginan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 1 1,2 1,2 2,4
Cukup Setuju 7 8,5 8,5 11,0
Setuju 46 56,1 56,1 67,1
Sangat Setuju 27 32,9 32,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.43 terdapat 1 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 7
responden menyatakan cukup setuju, 46 responden menyatakan
setuju, dan 27 responden sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut
56,1% responden memilih setuju dan 32,9% responden memilih
sangat setuju, yang berarti responden setuju bahwa menjadi nasabah
bank syariah sesuai kebutuhan dan keinginan.
90
Tabel 4. 44 Mencari Informasi Mengenai Bank Syariah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 4,9 4,9 4,9
Cukup Setuju 5 6,1 6,1 11,0
Setuju 39 47,6 47,6 58,5
Sangat Setuju 34 41,5 41,5 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.44 terdapat 4 responden menyatakan
tidak setuju, 5 responden menyatakan cukup setuju, 39 responden
menyatakan setuju, dan 34 responden sangat setuju. Dari hasil
pilihan tersebut 47,6% responden memilih setuju dan 41,5%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
bahwa sebelum menjadi nasabah bank syariah responden mencari
informasi mengenai bank syariah terlebih dahulu.
Tabel 4. 45 Membandingkan Dengan Bank Syariah Lain
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Tidak Setuju 3 3,7 3,7 4,9
Cukup Setuju 8 9,8 9,8 14,6
Setuju 41 50,0 50,0 64,6
Sangat Setuju 29 35,4 35,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.45 terdapat 1 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 8
responden menyatakan cukup setuju, 41 responden menyatakan
setuju, dan 29 responden sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut
50% responden memilih setuju dan 35,4% responden memilih
sangat setuju, yang berarti responden setuju bahwa sebelum menjadi
nasabah bank syariah responden membandingkan dengan bank
syariah lain.
91
Tabel 4. 46 Memutuskan Menggunakan Bank Syariah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2
Cukup Setuju 5 6,1 6,1 7,3
Setuju 37 45,1 45,1 52,4
Sangat Setuju 39 47,6 47,6 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.46 terdapat 1 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan cukup setuju, 37
responden menyatakan setuju, dan 39 responden sangat setuju. Dari
hasil pilihan tersebut 45,1% responden memilih setuju dan 47,6%
responden memilih sangat setuju, yang berarti responden setuju
memutuskan menggunakan bank syriah.
Tabel 4. 47 Merekomendasikan Kepada Orang Lain
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Setuju 6 7,3 7,3 7,3
Setuju 38 46,3 46,3 53,7
Sangat Setuju 38 46,3 46,3 100,0
Total 82 100,0 100,0
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel 4.47 terdapat 6 responden menyatakan
cukup setuju, 38 responden menyatakan setuju, dan 38 responden
sangat setuju. Dari hasil pilihan tersebut 46,3% responden memilih
setuju dan 46,3% responden memilih sangat setuju, yang berarti
responden setuju untuk merekomendasikan bank syariah yang
digunakan kepada orang lain.
E. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel atau penganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
92
residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan menngikuti arah
garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang
mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2016: 154).
Gambar 4. 1 Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual
Dependent Variable: Keputusan Nasabah
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Gambar 4. 2 Grafik Histogram
Dependent Variable: Keputusan Nasabah
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
93
Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan bahwa
data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histrogram. Jadi,
data menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi ini
memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4. 48 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 82
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,08580256
Most Extreme Differences Absolute ,083
Positive ,040
Negative -,083
Test Statistic ,083
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Hasil pengujian pada tabel 4.48 menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi residual sebesar 0,200 yang lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model penelitian memiliki distribusi data
normal.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai Cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Setiap peneliti harus
menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali,
2016: 103-104).
94
Tabel 4. 49 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Brand Awareness ,419 2,385
Brand Association ,298 3,350
Perceived Quality ,295 3,390
Brand Loyalty ,594 1,683
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2019)
Berdasarkan tabel 4.49 dari hasil uji Variance Inflation Factor
(VIF) pada hasil output SPSS tabel coefficients, masing-masing
variabel independen memiliki VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1.
Maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
multikolinieritas antara variabel dependen dengan variabel
independen yang lain sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokesdastisitas
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2016:134).
95
Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 dan tidak
mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Penyebaran titik-titik
tersebut tidak membentuk pola. Maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi Keputusan nasabah
berdasarkan variabel bebas (brand awareness, brand association,
perceived quality, dan brand loyalty).
Kriteria terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu model
regresi adalah jika signifikansinya dibawah tingkat kepercayaan
0,05, yang berarti bahwa apabila signifikansinya > 0,05 penelitian
dapat dilanjutkan.
Tabel 4. 50 Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.273 1.419 0.897 .373
Brand Awareness .143 .082 .290 1.736 .087
Brand Association .055 .052 .209 1.058 .293
Perceived Quality -.145 .086 -.333 -1.677 .098
Brand Loyalty -.089 .070 -.178 -1.269 .208
a. Dependent Variable: RES1
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
96
Berdasarkan hasil tabel 4.50 dari keempat variabel
independen (brand awareness, brand association, perceived quality
dan brand loyalty) diperoleh hasil nilai Sig. >5%. Karena nilai Sig.
>5% maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas
dan hasil uji dapat dilanjutkan. Berdasarkan gambar 4.3 terlihat
bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y (daerah postif dan negatif) serta tidak berbentuk pola. Jadi, dapat
di ambil kesimpulan bahwa asumsi heteroskedastisitas tidak
terpenuhi karena model regresi berganda memiliki asumsi varian
residual yang konstan (homoskedatisitas).
F. Uji Hipotesis
1. Signifikasi Parameter Individual (Uji-t)
Uji statistik t pada menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen dalam menerangkan variabel
dependen yang menghasilkan kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan
uji t, yaitu jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, jika t hitung > t
tabel, maka Ho ditolak. Untuk menentukan t tabel, dapat dicari pada
tabel statistik pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df = n-
k-1. Priyatno (2013). Atau 82-4-1 = 77. Didapat t tabel sebesar 1,992.
Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi adalah jika sig. > 0,05
maka Ho diterima, jika sig < 0,05 maka Ho ditolak (Priyatno 2010, p.86-
87).
Tabel 4. 51 Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,792 2,363 1,182 ,241
Brand Awareness ,131 ,137 ,118 ,959 ,341
Brand Association ,103 ,086 ,174 1,192 ,237
Perceived Quality ,317 ,144 ,325 2,208 ,030
Brand Loyalty ,229 ,117 ,203 1,959 ,054
a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
97
Berdasarkan pada tabel 4.51 uji t, untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
(individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
a. Menguji Pengaruh Variabel Brand Awareness (X1)
Terlihat bahwa t hitung koefisien brand awareness adalah 0,959
dengan nilai signifikansi sebesar 0,341>0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel brand awareness tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel keputusan nasabah secara parsial.
b. Menguji Pengaruh Variabel Brand Association (X2)
Terlihat bahwa t hitung koefisien brand association adalah 1,192.
Dengan nilai signifikansi 0,237>0.05, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel brand association tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel keputusan nasabah secara parsial.
c. Menguji Pengaruh Variabel Perceived Quality (X3)
Terlihat bahwa t hitung koefisien kepercayaan adalah 2,208. Dengan
nilai signifikansi 0,030<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel perceived quality berpengaruh signifikan terhadap variable
keputusan nasabah secara parsial.
d. Menguji Pengaruh Brand Loyalty (X4)
Terlihat bahwa t hitung koefisien kepercayaan adalah 1,959. Dengan
nilai signifikansi 0,54<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
brand loyalty berpengaruh signifikan terhadap variable keputusan
nasabah secara parsial.
2. Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen untuk mengambil
keputusan apakah Ho diterima atau ditolak dengan membandingkan F
hitung dan F tabel. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima. Jika F
hitung > F tabel, maka Ho ditolak. F tabel dapat dicari pada tabel statistik
dengan df (jumlah kelompok data – 1) dan df2 (jumlah data – 3), maka
98
hasil yang diperoleh adalah df1 = 4 dan df 2 = (82 – 4 – 1) = 77 yaitu
sebesar 2,49 (Priyatno, 2010).
Adapun pengujian dalam uji F ini dengan menggunakan suatu tabel
yang disebut dengan tabel ANOVA (Analysis of Variance). Dasar
keputusannya adalah dengan menggunakan angka probabilitas
signifikansi yaitu jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, namun jika Sig. <
0,05 maka Ho ditolak. Berikut adalah hasil uji F dalam penelitian ini:
Tabel 4. 52 Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 364,348 4 91,087 19,903 ,000b
Residual 352,396 77 4,577
Total 716,744 81
a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah
b. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand
Association
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Dalam model ANOVA dapat diperoleh F hitung sebesar 19,903.
Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi variabel keputusan nasabah atau
dengan kata lain variabel brand awareness, brand association,
perceived quality, dan brand loyalty secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable keputusan
nasabah.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2016:95), koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Jika R2 semakin besar, maka persentase
perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas
(X) semakin tinggi. Jika R2 semakin kecil, maka persentase perubahan
variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan variabel bebas (X) semakin
rendah, begitu pula sebaliknya.
99
Tabel 4. 53 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,713a ,508 ,483 2,139
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand
Association
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Pada tabel 4.53 dapat diketahui bahwa besar R Square (R2) adalah
0,508. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen brand
awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty
hanya dapat menjelaskan sebesar 50,8% terhadap variabel dependen
proses pengambilan keputusan. Sedangkan sisanya sebesar 49,2%
(100%-50,8%) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini. Hasil koefisien determinasi (R2) adalah
0,508 atau 50,8% artinya koefisien determinasi dari variabel penelitian
menunjukkan tingkat korelasi yang sedang.
G. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier adalah analisis hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Jika menggunakan dua atau lebih
variabel independen dalam satu model regresi maka disebut analisis regresi
linier berganda (Priyatno, 2010:78). Untuk menguji regresi linier berganda,
perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu karena variabel
independennya lebih dari satu maka perlu diuji keindependenan hasil uji
regresi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependennya (Sujarweni, 2012:96).
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh brand equity, brand association, perceived quality dan
brand loyalty terhadap proses pengambilan keputusan nasabah. Analisis
regresi digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini (Sujarweni, 2012:160). Berdasarkan data-data yang disajikan
sebelumnya, selanjutnya akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS V.25
untuk mengetahui besaran pengaruh variabel brand equity, brand
100
association, perceived quality dan brand loyalty terhadap variabel proses
pengambilan keputusan nasabah menabung di bank syariah. Hasil
pengelolaan data dengan SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 54 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,792 2,363 1,182 ,241
Brand Awareness ,131 ,137 ,118 ,959 ,341
Brand Association ,103 ,086 ,174 1,192 ,237
Perceived Quality ,317 ,144 ,325 2,208 ,030
Brand Loyalty ,229 ,117 ,203 1,959 ,054
a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah
(Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2019)
Berdasarkan tabel di atas, hasil persamaan regresi yang telah diperoleh
adalah sebagai berikut:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+ b4X4+e
Y= 2,792+0,131X1+0,103X2+0,317X3+0,229X4
Keterangan:
Y : Keputusan nasabah.
a : Koefisien konstanta.
b1 : Koefisien regresi brand awareness
b2 : Koefisien regresi brand association
b3 : Koefisien regresi perceived quality
b4 : Koefisien regresi brand loyalty
X1 : Brand awareness
X2 : Brand association
X3 : Perceived quality
X4 : Brand Loyalty
e : Std. Error
Dari hasil pengujian regresi linier berganda terdapat persamaan yang
menunjukkan jika koefisien regresi dari variabel bebas (B1, B2, B3, B4)
bertanda positif (+) hal ini berarti bahwa bila variabel brand awareness,
101
brand association, perceived quality dan brand loyalty terpenuhi
mengakibatkan variabel proses pengambilan keputusan nasabah semakin
meningkat, dan sebaliknya jika bertanda negatif (-) hal ini berarti bahwa bila
variabel brand awareness, brand association, perceived quality dan brand
loyalty tidak terpenuhi akan mengakibatkan variabel proses keputusan
nasabah akan menurun. Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a. Nilai konstanta persamaan linear menunjukkan angka 2,792 hal ini berarti
apabila nilai variabel yang terdiri dari brand awareness, brand association,
perceived quality dan brand loyalty konstan atau tetap, maka variabel proses
pengambilan keputusan nilainya meningkat sebesar 2,792
b. Nilai koefisien regresi brand awareness (B1) sebesar 0,131 menunjukkan
bahwa jika variabel brand awareness meningkat sebesar 1%, maka proses
pengambilan keputusan juga meningkat sebesar 0,131
c. Nilai koefisien regresi brand association (B2) sebesar 0,103 menunjukkan
jika variabel brand association meningkat sebesar 1%, maka proses
pengambilan keputusan juga meningkat sebesar 0,103
d. Nilai koefisien regresi perceived quality (B3) sebesar 0,317 menunjukkan
bahwa jika variabel perceived quality menigkat sebesar 1%, maka proses
pengambilan keputusan akan meningkat 0,317
e. Nilai koefisien brand loyalty (B4) sebesar 0,229 menunjukkan bahwa jika
variabel brand loyalty meningkat sebesar 1%, maka proses pengambilan
keputusan juga meningkat sebesar 0,229
H. Interpretasi
Berdasarkan pengujian hipotesis hasil penelitian yang telah
dilakukan untuk mengetahui pengaruh brand awareness, brand association,
perceived quality dan brand loyalty terhadap proses pengambilan keputusan
nasabah menaung di bank syariah akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengaruh brand awareness terhadap proses pengambilan keputusan
nasabah menabung di bank syariah
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel brand awareness terhadap
proses pengambilan keputusan nasabah menabung di bank syariah.
102
Dengan signifikansi yaitu 0,341 > 0,05 dan dibuktikan dengan uji
statistik t dimana t hitung < t tabel yaitu 0,959 < 1,992 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ha1 ditolak dalam penelitian ini dan menerima Ho1.
Hal ini disebabkan masih ada responden yang belum menyadari merek
bank syariah yang digunakan, logo bank syariah masih belum membuat
nasabah dapat mengenali merek bank syariah, dan merek bank syariah
yang digunakan nasabah tidak selalu merupakan merek yang diingat
pertama kali.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Mohammad Wasil
(2017) menunjukkan brand awereness secara parsial tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
pada filter air minum merek Forbes dari PT. Euro P2P Direct Indo
Samarinda. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dicho Pradipta, Kadarisman Hidayat, dan Sunarti (2016) yaitu hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel brand awereness berpengaruh
tidak signifikan terhadap proses pembelian kartu perdana simpati.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel brand awareness tidak berpengaruh terhadap proses
pengambilan keputusan nasabah menabung di bank syariah.
2. Pengaruh brand association terhadap proses pengambilan keputusan
nasabah menabung di bank syariah
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel brand association
terhadap proses pengambilan keputusan nasabah menabung di bank
syariah. Dengan signifikansi yaitu 0,237 > 0,05 dan dibuktikan dengan
uji statistik t dimana t hitung < t tabel yaitu 1,192 < 1,992 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ha2 ditolak dalam penelitian ini dan menerima Ho2.
Hal ini disebabkan karena masih terdapat nasabah yang beranggapan
bahwa logo bank syariah tidak menarik, mobile banking bank syariah
belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan nasabah untuk melakukan
transaksi, bank syariah masih kurang memiliki produk yang beragam,
bank syariah belum bisa membuat nasabah untuk memiliki keinginan
103
lebih rajin menabung, masih terdapat nasabah yang belum mengetahui
bahwa bank yang digunakan masuk ke dalam kategori bank devisa, dan
masih terdapat nasabah yang belum yakin bahwa bank syariah yang
digunakan lebih unggul dari para pesaingnya.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Ravie Ramadhano
(2014) menunjukkan brand association secara parsial tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
pada PSD di kota Bandung.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel brand association tidak berpengaruh terhadap proses
pengambilan keputusan nasabah menabung di bank syariah.
3. Pengaruh perceived quality terhadap proses pengambilan keputusan
nasabah menabung di bank syariah
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel perceived quality terhadap
proses pengambilan keputusan nasabah menabung di bank syariah.
Dengan signifikansi yaitu 0,030 < 0,05 dan dibuktikan dengan uji
statistik t dimana t hitung > t tabel yaitu 2,208 > 1,992 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ha3 dalam penelitian ini diterima dan menolak Ho3.
Hal ini disebabkan karena mayoritas nasabah setuju bahwa bank syariah
memiliki kantor yang bersih dan rapih, karyawan bank syariah cepat dan
tepat dalam memberikan pelayanan, karyawan bank syariah mampu
mengatasi keluhan nasabah, bank syariah memberikan jaminan
pelayanan yang dapat dipercaya, dan karyawan bank syariah tulus
memberikan pelayanan kepada nasabah.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ashutosh
Nigam dan Rajiv Kaushik (2011) menunjukkan perceived quality
memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ravie
Ramadhano (2014) yaitu disimpulkan bahwa perceived quality
104
memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel perceived quality berpengaruh terhadap proses pengambilan
keputusan nasabah menabung di bank syariah.
4. Pengaruh brand loyalty terhadap proses pengambilan keputusan
nasabah menabung di bank syariah
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel brand loyalty terhadap proses
pengambilan keputusan nasabah menabung di bank syariah. Dengan
signifikansi yaitu 0,054 < 0,05 dan dibuktikan dengan uji statistik t
dimana t hitung > t tabel yaitu 1,959 > 1,992 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ha4 dalam penelitian ini diterima dan menolak Ho4. Hal ini
disebabkan karena nasabah tidak suka berganti-ganti merek bank
syariah, nasabah merasa puas terhadap produk dan jasa bank syariah
yang digunakan, dan nasabah menyukai merek bank syariah yang
digunakannya.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Arianis Chan
(2010) adalah brand loyalty memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian nasabah. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Amir Adam dan Sameen Nasir Akber
(2016) yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara brand loyalty dan keputusan pembelian
konsumen dalam membeli ponsel.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel brand loyalty berpengaruh terhadap proses pengambilan
keputusan nasabah menabung di bank syariah.
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh brand
awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty terhadap
proses pengambilan keputusan nasabah. Maka kesimpulan yang dapat
ditarik adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial (uji t) variabel brand
awareness tidak berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan
nasabah menabung di Bank Syariah.
2. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial (uji t) variabel brand
association tidak berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan
nasabah menabung di Bank Syariah.
3. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial (uji t) variabel perceived
quality berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan nasabah
menabung di Bank Syariah.
4. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial (uji t) variabel brand loyalty
berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan nasabah
menabung di Bank Syariah.
5. Berdasarkan hasil uji regresi secara simultan (uji F) diketahui bahwa
brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand
loyalty secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variable keputusan nasabah menabung di Bank
Syariah.
B. Saran
Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari masih
terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan
saran agar mendapat gambaran sebagai bahan pertimbangan dan
penyempurna penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa.
Maka, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
106
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan referensi
mengenai keputusan nasabah bagi peneliti maupun peneliti selanjutnya
yang tertarik untuk mengangkat topik penelitian sejenis, yaitu brand
awareness, brand associatin, perceived quality, dan brand loyalty
terhadap proses pengambilan keputusan nasabah. Selain itu, bagi para
akademisi yang ingin meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan nasabah, peneliti
menyarankan untuk memperluas faktor-faktor yang akan diteliti.
2. Bagi Perusahaan
a. Brand Awareness
Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan masukkan ataupun sebagai bahan pertimbangan
dalam mengembangkan brand equity. Dilihat dari kuesioner
yang diberikan kepada nasabah banyak nasabah yang
menyebutkan Bank Mandiri Syariah sebagai bank syariah yang
paling diingat oleh nasabah. Brand awareness Bank Syariah
Mandiri yang kini berada di top of mind. Artinya banyak
masyrakat yang jika diminta untuk menyebutkan nama Bank
Syariah yang diketahui mayoritas menjawab Bank Syariah
Mandiri. Oleh karna itu, Bank Syariah Mandiri harus mampu
mempertahankan prestasi tersebut. Dan untuk bank syariah lain
diharapkan dapat menjadi Bank Syariah Mandiri sebagai acuan
agar merek bank syariahnya lebih dikenal lagi oleh masyarakat.
Namun ternyata brand awareness saat ini tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan nasabah
untuk menabung di bank syariah. Oleh karena itu, bank syariah
harus dapat membangun kesadaran merek yang kuat di
masyarakat agar dapat menarik masyarakat untuk menabung di
bank syariah.
107
b. Brand Association
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Bank Syariah untuk
meningkatkan brand association pada merek Bank Syariah
adalah dengan cara menambahkan persepsi nilai yang positif
kepada konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
membuat logo bank syariah yang menarik, memiliki berbagai
macam produk untuk ditawarkan kepada nasabah, memberikan
bagi hasil yang sesuai kepada nasabah, memberikan kemudahan
pelayanan melalui internet banking. Hal ini harus sangat
diperhatikan oleh bank syariah mengingat bank konvensional
telah menawarkan hal-hal tersebut. Bank syariah sebaiknya
menanggapi hal tersebut dengan melakukan berbagai macam
inovasi sehigga nasabah tidak terpengaruh oleh bank lain.
c. Perceived Quality
Bank Syariah juga harus semakin meningkatkan persepsi
kualitas yang positif di mata nasabah, karena persepsi kualitas
(perceived quality) yang positif akan mampu mendorong
keputusan pembelian dan sebaliknya persepsi kualitas yang
negatif akan membuat nasabah tidak bertahan memilih bank
syariah. Untuk meningkatkan perceived quality (persepsi
kualitas) yang positif terhadap Bank Syariah, Bank Syariah
harus mengerti apa yang nasabah butuhkan dan inginkan.
Sehingga dengan terpenuhinya keinginan nasabah maka akan
tercipta kesan kualitas yang baik terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan oleh bank syariah.
d. Brand Loyalty
Agar dapat mempertahankan dan meningkatkan loyalitas
konsumen terhadap merek, sebaiknya Bank Syariah menjalin
kedekatan dengan para nasabahnya. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara membuat nasabah selalu puas terhadap produk
ataupun jasa yang digunakan. Dengan begitu kemungkinan
108
nasabah untuk loyal akan semakin besar dan keinginan nasabah
untuk berganti merek pun akan dapat dihindari.
2. Bagi Nasabah
Diharapkan nasabah tetap menjadi nasabah Bank Syariah dan tetap
menggunakan jasa Bank Syariah agar terhindar dari unsur riba.
Memperkenalkan dan merekomendasikan Bank Syariah kepada orang
lain, dan memberikan kritik maupun saran yang membangun kepada
Bank Syariah agar Bank Syariah semakin unggul dan mendominasi di
Indonesia
109
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku dan Jurnal
Abdillah, W. dan J. Hartono. 2015. Partial Least Square (PLS): Alternatif Structural
Equation Modeling (SEM) Dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Adam, Muhammad Amir dan Sameen Nasir Akber. 2016. The Impact of Brand
Equity on Consumer Purchase Decision of Cell Phones. European
Journal of Business and Innovation Research. 4(4). ISSN 2053-
4019(Print), ISSN: ISSN 2053-4027(Online)
Adijaya, Abraham. 2016. Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian
Smartphone Samsug Oleh Mahasiswa Universitas X. Jurnal JIBEKA.
10(1). ISSN 2053-4019(Print), ISSN: ISSN 2053-4027(Online)
Akhtar, Naeem, Qurat-Ul-Ain, Umer Iqbal Siddiqi, Amna Ashraf, dan Muniba
Latif. 2016. Impact of a Brand Equity on Consumer Purchase Decision
in L’Oreal Skincare Products. International Review of Management
and Business Research 5(3). ISSN: 2306-9007
Amstrong, dan Kotler. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kesembilan.
Jakarta: PT. Indeks Gramedia
Andri, Soemitra, M.A. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:
Kencana.
Astuti, Sri Wahjuni dan I Gde Cahyadi. 2007. Pengaruh Elemen Ekuitas Merek
Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan Di Surabaya Atas Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Honda. Majalah Ekonomi. Tahun XVII. No.
2. Agustus. Hal. 145 – 156. Surabaya: Universitas Airlangga.
Cahyadi, S. W. 2007. Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Rasa Percaya
Diri Pelanggan Di Surabaya Atas Keputusan Pembelian Sepeda Motor
Honda. Majalah Ekonomi
110
Chan, Arianis. 2010. Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Proses Keputusan
Pembelian Konsumen : Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Cabang
Bandung. Jurnal Administrasi Bisnis. 6(1). ISSN 02161249.
Diana, Anastasia dan Tjiptono, Fandy. 2000 . Prinsip dan Dinamika Pemasaran.
Yogyakarta : J&J Learning.
Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Toni Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar
Melalui Riset Ekuitas Dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Ghozali, Iman. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi lima. Semarang: Universitas Diponegoro
Ghozali. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23.
Semarang: Universitas Diponegoro
Karim, Adiwarman. 2010. Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2017. Principles of Marketing. United Stated
of America: Pearson Education
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT
Maacanan Jaya Cemerlang
Kotler, Philip, dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi
13. Jakarta: Erlangga
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga
111
Mandasari, I. 2015. Pengaruh Promosi dan Kualitas Pelayanan terhadap
Keputusan Nasabah untuk Menabung pada BRI Syariah Cabang
Cirebon.
Morissan, M.A. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Nigam, Ashutosh and Rajiv Kaushik. 2011. Impact of Brand Equity on Customer
Purchase Decisions: An Empirical Investigation with Special Reference
to Hatchback Car Owners in Central Haryana. IJCEM International
Journal of Computational Engineering & Management. 12. ISSN
(Online): 2230-7893
Pradipta, Dicho, Kadarisman Hidayat dan Sunarti. 2016. Pegaruh Brand Equity
Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Pembeli dan
Pengguna Kartu Perdana simPATI Telkomsel di Lingkungan
Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Angkatan 2012 & 2013
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 34 No. 1
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Putra
Rahmadhano, Ravie. 2014. Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada Peter Says Denim Di Kota Bandung. e-
Proceeding of Management: Vol.1, No.3. ISSN : 2355-9357
Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand: Teknik mengelola brand equity dan
strategi pengembangan merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Rianto, Nur. 2010. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta
Riduwan dan Akdon, 2008. Rumus dan data dalam aplikasi statistik. Bandung:
Alfabeta.
Rosyadi, Imron. 2013. “Keefektifan Model Pembelajaran Course Review Horay
Terhadap Aktivitas dan Hasil Pembelajaran PKN”. Journal Of
Elementary Education.
112
Sudarmanto R. G., 2005, Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS, Edisi
Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta
Sujarweni, 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sunyoto, Danang. 2014. Konsep Dasar Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT.
Buku Seru
Supriyadi, dan Dewa Ayu. 2016. Faktor-Faktor Jasa Pelayanan yang
Memengaruhi Kepuasan Konsumen di Bank Pembangunan daerah
Bali. Jurnal Psikologi Udayana 2016, Vol. 3, No. 3, 445-452.
Tjiptono, D. A. 2000. Prinsip dan Dinamika Pemasaran. Yogyakarta: J&J Learning
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management and Strategy. Edisi 1. Yogyakarta: Andi
Wasil, Mohammad. 2017. Pengaruh brand awareness brand association dan
percieved quality. Forum ekonomi. 19(2)
Yaya, Rizal dan Aji Erlangga Martawireja, Dkk. 2014. Akuntansi Perbankan
Syariah. Jakarta: Salemba Empat
B. Website
www.topbrand-award.com diakses pada 10 Februari 2019 dari
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-
result/top_brand_index_2017_fase_1
www.topbrand-award.com diakses pada 10 Februari 2019 dari
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-
result/top_brand_index_2018_fase_1
113
www.databoks.katadata.co.id diakses pada 10 Februari 2019 dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/01/24/berapa-jumlah-
penduduk-jakarta
www.ojk.go.id diakses pada 10 Mei 2019 dari
https://ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---April-2019.aspx
114
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Responden yang terhormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Khalimatus Sakdiyah
NIM : 11150850000046
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam rangka melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH BRAND
EQUITY TERHADAP PROSES KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI
BANK SYARIAH (Studi Pada Nasabah Perbankan Syariah di DKI Jakarta)” guna
menyelesaikan tugas akhir S1. Untuk itu saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i
agar bersedia untuk mengisi angket ini. Tidak ada jawaban benar dan salah dalam
kuesioner ini, sehingga Saudara/i diminta untuk mengisi dengan yang paling sesuai
dengan diri Saudara/i alami. Data yang diambil akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas kesediaannya, saya ucapkan
terimakasih.
Hormat Saya,
Khalimatus Sakdiyah
(NIM. 11150850000046)
115
PROFILE RESPONDEN
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda check list (√) atau tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang ada.
1. Sebutkan satu nama Bank Syariah yang anda ketahui!
2. Sebutkan nama Bank Syariah lainnya selai diatas!
3. Dari mana anda mengetahui Bank Syariah?
4. Apakah Anda nasabah dari salah satu perbankan syariah di wilayah DKI
Jakarta? (*)
Ya Tidak
*Jika jawaban anda Ya, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya
5. Jenis Kelamin: Laki – Laki Perempuan
6. Usia Anda Saat ini :
17-30 Tahun 31-40 Tahun
7-50 Tahun >50 Tahun
7. Sebutkan nama bank tersebut? : .....................................
8. Sebutkan dimana domisili dari bank syariah tersebut?
Jakarta Selata Jakarta Utara Jakarta Timur
Jakarta Barat Jakarta Pusat
9. Sudah berapa lama Anda menjadi nasabah dibank syariah tersebut?
< 1 Tahun 1-3 Tahun
4-6 Tahun > 6 Tahun
10. Pendidikan Terakhir anda :
SD – SMP/Sederajat SMA/Sederajat
Sarjana (S1) Diploma
(D1/D2/D3) Pascasarjana (S2, S3)
116
11. Pekerjaan anda saat ini :
Pelajar/Mahasiswa Pegawai Swasta/BUMN
Guru /Dosen PNS / TNI / POLRI
Wiraswasta Lainnya...................
12. Penghasilan Bruto anda saat ini:
1-3,1 Juta Rupiah 3,1-6 Juta Rupiah
6,1-10 Juta Rupiah > 10 Juta Rupiah
A. Petunjuk Pengisian
Setiap butir pernyataan berikut ini terdiri atas 5 pilihan jawaban:
No. Jenis Jawaban Bobot
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Cukup Setuju (CS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Pilihlah salah satu yang menurut anda anggap yang paling tepat
dengan cara memberi tanda check list (√) atau tanda silang (X) pada setiap
butir penyataan.
Brand Awareness
No. Pernyataan SS S CS TS STS
a. Unware of Brand
1. Saya mengetahui merek Bank Syariah yang
saya gunakan saat ini
b. Brand Recogition
2. Logo Bank Syariah yang saya gunakan
membuat saya mengenali merek tersebut
c. Brand Recall
3. Saya dapat mengingat merek Bank Syariah
yang saya gunakan dengan baik
117
No. Pernyataan SS S CS TS STS
d. Top of Mind
4. Merek Bank Syariah yang saya gunakan
merupakan merek yang pertama kali
muncul dibenak saya dalam kategori Bank
Syariah
Brand Association
No. Pernyataan SS S CS TS STS
a. Product attributes
5. Merek Bank Syariah yang saya gunakan
memiliki logo yang menarik
b. Intangibles attributes
6. Bank Syariah yang saya gunakan memiliki
image yang baik
c. Customer’s benefit
7. Bank Syariah yang saya gunakan
memberikan manfaat kepada saya dalam
memudahkan mengatur keuangan
d. Relative price
8. Bank Syariah yang saya gunakan
memberikan bagi hasil yang sesuai
e. Application
9. Bank Syariah yang saya gunakan
memudahkan saya dalam bertransaksi
dengan mobile banking
f. User/costumer
10. Bank Syariah yang saya gunakan memiliki
bermacam produk tabungan mulai dari
untuk anak-anak hingga orang dewasa
118
No. Pernyataan SS S CS TS STS
g. Celebrity/person
11. Bank syariah yang saya gunakan diawasi
oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
dikenal dalam masyarakat
h. Life style/personality
12. Bank Syariah yang saya gunakan
mendukung saya untuk memiliki gaya
hidup rajin menabung sesuai prinsip syariah
i. Product class
13. Bank Syaraih yang saya gunakan masuk
dalam kategori bank devisa
j. Competitors
14. Bank Syariah yang saya gunakan lebih
unggul dibanding para pesaingnya
k. Country/geographic
15. Bank Syariah sangat cocok di Indonesia
karena mayoritas penduduknya beragama
Islam
Perceived Quality
No. Pernyataan SS S CS TS STS
a. Bentuk fisik (Tangibles)
16. Bank Syariah yang saya gunakan memiliki
bangunan kantor yang bersih dan rapih serta
memiliki area parkir yang luas
b. Kehandalan (Reability)
17. Karyawan Bank Syariah yang saya gunakan
cepat dan tepat dalam meberikan pelayanan
kepada nasabah
119
c. Ketanggapan (Responsiveness)
18. Kemampuan karyawan Bank Syariah yang
saya gunakan untuk cepat tanggap dalam
mengatasi keluhan dari nasabah
d. Jaminan (Assurance)
19. Bank Syariah yang saya gunakan jaminan
pelayanan yang dapat dipercaya
e. Empati (Empathy)
20. Karyawan Bank Syariah yang saya gunakan
memberikan pelayanan yang tulus atas
kesulitan yang nasabah hadapi
Brand Loyalty
No. Pernyataan SS S CS TS STS
a. Berpindah-pindah
21. Saya suka
Syariah
berganti-ganti merek Bank
b. Pembeli yang puas/bersifat kebiasaan
22. Saya terbiasa menggunakan jasa perbankan
syariah untuk setiap transaksi perbankan
saya
c. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan
23. Saya merasa puas dengan produk dan jasa
Bank Syariah yang saya gunakan
d. Menyukai merek
24. Saya menyukai Bank Syariah yang saya
gunakan saat ini
e. Commited
25. Saya selalu setia menggunakan merek Bank
Syariah yang saya gunakan saat ini
120
Keputusan Pembelian
No. Pernyataan SS S CS TS STS
a. Pengenalan masalah
26. Menjadi nasabah di bank syariah sudah
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
saya
b. Pencarian informasi
27. Saya berusaha mencari informasi mengenai
Bank Syariah
c. Evaluasi alternatif
28. Sebelum menjadi nasabah saya
membandingkan Bank Syariah yang akan
saya gunakan dengan bank lain
d. Keputusan pembelian
29. Saya memutuskan memilih Bank Syariah
yang saya gunakan
e. Perilaku pasca pembelian
30. Saya akan merekomendasikan Bank
Syariah yang saya gunakan kepada teman-
teman
121
Lampiran 2: Data Primer dari google form dalam excel
Brand Awareness (X1) Brand Association (X2)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 total X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 total
1 4 4 5 5 18 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 49
2 4 4 4 4 16 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 48
3 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 47
4 3 3 5 4 15 2 4 4 5 3 3 5 4 5 4 5 44
5 4 4 4 4 16 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 42
6 5 5 5 5 20 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 52
7 5 5 5 5 20 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 54
8 5 5 5 5 20 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54
9 4 4 4 4 16 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 45
10 1 1 1 2 5 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 31
11 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 51
12 4 4 4 2 14 3 3 3 5 5 4 2 4 5 3 5 42
13 3 4 3 4 14 3 4 4 4 4 3 4 5 3 3 5 42
14 3 4 4 5 16 3 4 5 3 5 5 3 3 3 4 3 41
15 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
16 3 3 2 2 10 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 37
17 5 4 4 3 16 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 42
18 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
19 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
20 5 5 5 4 19 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 50
21 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 52
22 4 4 4 5 17 5 4 3 3 4 5 3 4 5 3 4 43
23 5 4 4 4 17 4 5 5 3 4 5 3 4 3 5 5 46
24 5 4 5 5 19 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 51
25 5 5 5 4 19 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 48
26 5 4 4 3 16 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 42
27 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
28 4 4 5 4 17 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 52
29 4 4 4 5 17 3 4 5 4 3 4 5 4 4 3 4 43
30 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 52
31 5 5 5 5 20 3 5 5 4 5 5 4 5 3 3 5 47
32 5 5 5 5 20 3 5 5 5 5 5 3 3 3 2 3 42
33 3 3 3 3 12 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 38
34 3 4 4 4 15 5 5 5 5 4 3 4 5 3 4 5 48
35 4 4 4 3 15 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 40
36 4 5 5 3 17 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 40
37 5 4 4 5 18 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 48
38 4 4 4 4 16 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 41
39 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
40 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
41 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 52
42 5 5 5 5 20 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 48
43 5 5 5 5 20 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 50
44 5 5 5 5 20 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 53
45 5 5 5 5 20 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 51
46 5 5 5 5 20 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 50
122
47 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
48 5 5 5 5 20 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 47
49 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
50 5 5 5 5 20 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 51
51 5 5 5 5 20 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 46
52 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
53 5 5 5 5 20 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 41
54 4 4 4 5 17 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 44
55 5 5 5 5 20 4 3 4 5 4 4 5 3 5 4 3 44
56 3 3 4 3 13 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 48
57 5 5 5 5 20 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 51
58 5 5 5 5 20 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 51
59 5 5 5 5 20 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 47
60 4 4 4 4 16 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 48
61 5 4 5 5 19 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 50
62 5 5 5 5 20 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 53
63 4 5 4 4 17 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 52
64 5 4 4 5 18 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 49
65 5 5 5 5 20 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 52
66 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
67 5 5 5 5 20 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 52
68 5 5 5 5 20 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 50
69 5 5 5 5 20 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 52
70 5 5 5 5 20 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 49
71 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
72 4 5 4 5 18 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 53
73 4 4 4 4 16 4 4 3 5 3 3 4 4 4 4 4 42
74 5 4 5 5 19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 54
75 5 5 5 5 20 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 53
76 4 4 4 4 16 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 49
77 5 5 5 5 20 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 45
78 5 4 4 5 18 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 52
79 4 4 5 5 18 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 47
80 4 4 4 4 16 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 49
81 5 5 5 5 20 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 49
82 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45
123
Perceived Quality (X3) Brand Loyalty (X4) Keputusan Pembelian (Y)
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 total X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 total Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 total
1 5 5 4 4 4 22 3 4 4 4 4 19 4 5 5 5 5 24
2 3 4 4 5 4 20 5 5 5 5 4 24 5 4 4 5 5 23
3 3 4 4 4 4 19 2 4 4 4 3 17 4 3 4 4 5 20
4 4 3 3 4 3 17 1 2 3 3 4 13 3 3 3 3 3 15
5 4 4 4 4 4 20 2 3 4 3 3 15 4 4 2 4 3 17
6 5 5 5 5 5 25 3 4 5 5 5 22 5 4 4 5 5 23
7 5 5 5 5 5 25 2 4 5 5 5 21 5 5 5 5 5 25
8 4 4 5 5 5 23 1 3 5 5 3 17 4 5 5 5 5 24
9 4 4 4 4 4 20 3 4 5 5 5 22 4 4 4 4 4 20
10 2 3 3 3 3 14 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15
11 5 5 5 5 5 25 1 4 4 4 4 17 5 5 2 4 4 20
12 3 4 4 3 4 18 2 2 3 3 2 12 4 4 4 4 5 21
13 4 4 4 4 3 19 2 3 3 4 3 15 3 5 4 3 4 19
14 3 3 3 3 3 15 1 2 4 4 4 15 3 2 4 3 4 16
15 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
16 3 4 3 3 3 16 2 2 3 3 2 12 3 2 3 3 3 14
17 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20
18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
19 3 4 4 4 4 19 1 3 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20
20 5 5 4 5 4 23 2 5 4 5 4 20 4 4 4 5 5 22
21 5 4 4 5 4 22 3 4 5 5 5 22 4 4 4 4 4 20
22 5 5 4 4 3 21 2 4 4 5 4 19 5 4 3 4 4 20
23 4 4 4 3 4 19 1 3 5 5 5 19 5 5 3 5 5 23
24 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 17 4 5 5 5 5 24
25 4 4 4 5 5 22 3 4 4 4 4 19 5 4 4 4 4 21
26 4 3 3 4 3 17 3 4 4 4 4 19 4 4 5 5 5 23
27 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
28 5 5 4 5 4 23 3 5 4 5 4 21 4 4 5 4 5 22
29 4 4 4 4 4 20 2 3 4 4 4 17 4 4 3 4 4 19
30 5 5 5 5 5 25 2 5 5 5 5 22 5 5 5 5 5 25
31 4 5 5 5 5 24 1 4 5 5 5 20 4 2 2 5 5 18
32 5 2 2 3 2 14 1 4 2 3 1 11 1 5 1 1 3 11
33 3 3 3 3 3 15 3 3 4 4 4 18 4 3 3 4 4 18
34 4 5 3 4 4 20 1 3 4 5 5 18 2 2 3 4 3 14
35 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 3 17 4 4 4 4 4 20
36 4 4 3 3 3 17 4 4 3 3 3 17 4 5 4 4 4 21
37 4 4 4 4 4 20 2 4 4 5 5 20 4 4 4 4 4 20
38 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
39 5 5 5 5 5 25 1 5 5 5 5 21 5 5 5 5 5 25
40 5 5 5 5 5 25 1 4 5 5 5 20 4 5 5 5 5 24
41 5 5 5 5 5 25 1 4 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
42 5 5 5 5 5 25 1 5 5 5 5 21 4 5 4 5 4 22
43 5 5 5 5 5 25 2 3 4 4 4 17 4 4 5 5 4 22
44 4 5 5 5 5 24 2 5 5 5 5 22 5 3 4 5 4 21
45 4 5 5 5 5 24 2 5 5 5 5 22 4 4 4 5 5 22
46 5 5 5 5 5 25 2 4 4 5 5 20 5 4 4 5 4 22
47 5 5 5 5 5 25 1 5 5 5 5 21 5 5 5 5 5 25
48 5 5 5 5 5 25 1 4 4 4 4 17 4 4 5 5 5 23
124
49 5 5 5 5 5 25 1 5 5 5 5 21 5 5 5 5 5 25
50 5 5 5 5 5 25 1 5 5 5 5 21 5 5 5 5 5 25
51 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 5 4 4 4 21
52 5 5 5 5 5 25 1 4 4 4 5 18 4 5 5 5 5 24
53 5 4 5 4 4 22 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20
54 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 3 17 4 4 4 4 4 20
55 4 4 4 5 4 21 2 4 4 4 4 18 5 5 5 5 5 25
56 3 4 4 4 5 20 1 4 4 5 4 18 4 4 4 4 4 20
57 5 5 5 5 5 25 2 5 4 4 4 19 5 5 5 5 5 25
58 5 4 4 4 4 21 2 5 4 4 4 19 5 5 5 5 5 25
59 5 5 5 5 5 25 2 4 4 5 4 19 5 5 5 5 5 25
60 5 5 5 5 5 25 1 4 4 5 5 19 5 5 5 4 5 24
61 5 5 5 5 5 25 2 4 5 5 5 21 4 4 5 5 5 23
62 5 5 5 5 5 25 2 3 4 4 4 17 4 5 5 5 5 24
63 5 5 5 5 5 25 3 4 4 5 5 21 5 4 4 4 5 22
64 5 5 5 4 5 24 2 5 5 5 5 22 5 5 5 5 5 25
65 5 5 5 5 5 25 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25
66 5 5 5 5 5 25 3 4 4 4 5 20 5 5 5 5 5 25
67 5 5 4 5 5 24 3 5 5 5 5 23 5 5 5 5 5 25
68 5 5 5 5 5 25 1 5 5 5 5 21 4 4 4 4 4 20
69 4 5 5 5 5 24 2 5 4 4 5 20 4 5 4 5 5 23
70 5 5 5 5 5 25 3 4 4 4 5 20 3 5 4 4 4 20
71 5 4 5 5 5 24 1 5 5 5 5 21 4 4 4 4 4 20
72 4 5 5 5 5 24 3 4 5 5 5 22 3 4 4 4 4 19
73 4 4 4 4 5 21 2 4 5 4 5 20 4 4 4 5 4 21
74 4 4 5 4 5 22 1 4 4 4 4 17 5 4 5 5 5 24
75 5 5 4 5 4 23 2 5 5 5 5 22 4 4 4 4 4 20
76 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 17 4 5 4 4 4 21
77 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 17 4 4 4 5 4 21
78 4 5 5 5 5 24 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20
79 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20
80 4 4 4 4 5 21 2 3 4 4 4 17 4 4 4 4 4 20
81 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 17 4 5 4 4 4 21
82 5 5 5 5 5 25 1 5 5 4 4 19 4 4 4 4 4 20
125
Lampiran 3: Hasil Uji SPSS – Uji Kualitas Data
Valid & Reliabilitas variabel brand awareness
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1total
X1.1 Pearson Correlation 1 ,790** ,707** ,679** ,908**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20
X1.2 Pearson Correlation ,790** 1 ,773** ,711** ,916**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20
X1.3 Pearson Correlation ,707** ,773** 1 ,691** ,882**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20
X1.4 Pearson Correlation ,679** ,711** ,691** 1 ,856**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20
X1total Pearson Correlation ,908** ,916** ,882** ,856** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,907 4
Valid & Reliabilitas variabel brand association
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2total
X2.1 Pearson
Correlation
1 ,729*
*
,455* ,318 ,306 ,531* ,489* ,404 ,079 ,402 ,420 ,595**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,044 ,172 ,189 ,016 ,029 ,077 ,740 ,079 ,065 ,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.2 Pearson
Correlation
,729** 1 ,729*
*
,534* ,322 ,592*
*
,743*
*
,652*
*
,342 ,713** ,512* ,804**
Sig. (2-
tailed)
,000
,000 ,015 ,166 ,006 ,000 ,002 ,140 ,000 ,021 ,000
126
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.3 Pearson
Correlation
,455* ,729*
*
1 ,503* ,399 ,619*
*
,613*
*
,470* ,343 ,655** ,361 ,720**
Sig. (2-
tailed)
,044 ,000
,024 ,081 ,004 ,004 ,037 ,138 ,002 ,118 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.4 Pearson
Correlation
,318 ,534* ,503* 1 ,566*
*
,652*
*
,658*
*
,693*
*
,797*
*
,650** ,671** ,860**
Sig. (2-
tailed)
,172 ,015 ,024
,009 ,002 ,002 ,001 ,000 ,002 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.5 Pearson
Correlation
,306 ,322 ,399 ,566*
*
1 ,876*
*
,472* ,286 ,358 ,442 ,309 ,649**
Sig. (2-
tailed)
,189 ,166 ,081 ,009
,000 ,036 ,221 ,121 ,051 ,185 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.6 Pearson
Correlation
,531* ,592*
*
,619*
*
,652*
*
,876*
*
1 ,611*
*
,403 ,474* ,659** ,413 ,819**
Sig. (2-
tailed)
,016 ,006 ,004 ,002 ,000
,004 ,078 ,035 ,002 ,070 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.7 Pearson
Correlation
,489* ,743*
*
,613*
*
,658*
*
,472* ,611*
*
1 ,630*
*
,530* ,718** ,523* ,842**
Sig. (2-
tailed)
,029 ,000 ,004 ,002 ,036 ,004
,003 ,016 ,000 ,018 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.8 Pearson
Correlation
,404 ,652*
*
,470* ,693*
*
,286 ,403 ,630*
*
1 ,644*
*
,643** ,634** ,778**
Sig. (2-
tailed)
,077 ,002 ,037 ,001 ,221 ,078 ,003
,002 ,002 ,003 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.9 Pearson
Correlation
,079 ,342 ,343 ,797*
*
,358 ,474* ,530* ,644*
*
1 ,753** ,484* ,719**
Sig. (2-
tailed)
,740 ,140 ,138 ,000 ,121 ,035 ,016 ,002
,000 ,031 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2.10 Pearson
Correlation
,402 ,713*
*
,655*
*
,650*
*
,442 ,659*
*
,718*
*
,643*
*
,753*
*
1 ,374 ,841**
Sig. (2-
tailed)
,079 ,000 ,002 ,002 ,051 ,002 ,000 ,002 ,000
,104 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
127
X2.11 Pearson
Correlation
,420 ,512* ,361 ,671*
*
,309 ,413 ,523* ,634*
*
,484* ,374 1 ,693**
Sig. (2-
tailed)
,065 ,021 ,118 ,001 ,185 ,070 ,018 ,003 ,031 ,104
,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2tot
al
Pearson
Correlation
,595** ,804*
*
,720*
*
,860*
*
,649*
*
,819*
*
,842*
*
,778*
*
,719*
*
,841** ,693** 1
Sig. (2-
tailed)
,006 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,923 11
Valid & Reliabilitas variabel perceived quality
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3total
X3.1 Pearson Correlation 1 ,651** ,662** ,651** ,563** ,829**
Sig. (2-tailed) ,002 ,001 ,002 ,010 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X3.2 Pearson Correlation ,651** 1 ,844** ,490* ,694** ,849**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,028 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X3.3 Pearson Correlation ,662** ,844** 1 ,737** ,844** ,941**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X3.4 Pearson Correlation ,651** ,490* ,737** 1 ,694** ,826**
Sig. (2-tailed) ,002 ,028 ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X3.5 Pearson Correlation ,563** ,694** ,844** ,694** 1 ,872**
Sig. (2-tailed) ,010 ,001 ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X3total Pearson Correlation ,829** ,849** ,941** ,826** ,872** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
128
N 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,912 5
Valid & Reliabilitas variabel brand loyalty
Correlations
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4total
X4.1 Pearson Correlation 1 ,636** ,277 ,277 ,200 ,640**
Sig. (2-tailed) ,003 ,237 ,237 ,397 ,002
N 20 20 20 20 20 20
X4.2 Pearson Correlation ,636** 1 ,687** ,687** ,548* ,898**
Sig. (2-tailed) ,003 ,001 ,001 ,012 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X4.3 Pearson Correlation ,277 ,687** 1 ,923** ,693** ,865**
Sig. (2-tailed) ,237 ,001 ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X4.4 Pearson Correlation ,277 ,687** ,923** 1 ,693** ,865**
Sig. (2-tailed) ,237 ,001 ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X4.5 Pearson Correlation ,200 ,548* ,693** ,693** 1 ,754**
Sig. (2-tailed) ,397 ,012 ,001 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20 20
X4total Pearson Correlation ,640** ,898** ,865** ,865** ,754** 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,853 5
129
Valid & Reliabilitas variabel proses keputusan nasabah
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Ytotal
Y1 Pearson Correlation 1 ,525* ,209 ,712** ,605** ,774**
Sig. (2-tailed) ,018 ,376 ,000 ,005 ,000
N 20 20 20 20 20 20
Y2 Pearson Correlation ,525* 1 ,412 ,513* ,328 ,731**
Sig. (2-tailed) ,018 ,071 ,021 ,158 ,000
N 20 20 20 20 20 20
Y3 Pearson Correlation ,209 ,412 1 ,442 ,542* ,703**
Sig. (2-tailed) ,376 ,071 ,051 ,014 ,001
N 20 20 20 20 20 20
Y4 Pearson Correlation ,712** ,513* ,442 1 ,563** ,818**
Sig. (2-tailed) ,000 ,021 ,051 ,010 ,000
N 20 20 20 20 20 20
Y5 Pearson Correlation ,605** ,328 ,542* ,563** 1 ,802**
Sig. (2-tailed) ,005 ,158 ,014 ,010 ,000
N 20 20 20 20 20 20
Ytotal Pearson Correlation ,774** ,731** ,703** ,818** ,802** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,815 5
130
Lampiran 4: Hasil Uji SPSS – Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 82
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,08580256
Most Extreme Differences Absolute ,083
Positive ,040
Negative -,083
Test Statistic ,083
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
131
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,792 2,363 1,182 ,241
Brand Awareness ,131 ,137 ,118 ,959 ,341
,419 2,385
Brand Association ,103 ,086 ,174 1,192 ,237
,298 3,350
Perceived Quality ,317 ,144 ,325 2,208 ,030
,295 3,390
Brand Loyalty ,229 ,117 ,203 1,959 ,054
,594 1,683
a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.273 1.419 0.897 .373
Brand Awareness .143 .082 .290 1.736 .087
Brand Association .055 .052 .209 1.058 .293
Perceived Quality -.145 .086 -.333 -1.677 .098
Brand Loyalty -.089 .070 -.178 -1.269 .208
a. Dependent Variable: RES2
132
Lampiran 5: Hasil Uji SPSS – Uji Hipotesis
1. Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,792 2,363 1,182 ,241
Brand Awareness ,131 ,137 ,118 ,959 ,341
Brand Association ,103 ,086 ,174 1,192 ,237
Perceived Quality ,317 ,144 ,325 2,208 ,030
Brand Loyalty ,229 ,117 ,203 1,959 ,054
a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah
2. Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 364,348 4 91,087 19,903 ,000b
Residual 352,396 77 4,577
Total 716,744 81
a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah
b. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,713a ,508 ,482 2,139
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Brand Awareness, Perceived Quality,
Brand Association
133
Lampiran 6: Hasil Uji SPSS – Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,792 2,363 1,182 ,241
Brand Awareness ,131 ,137 ,118 ,959 ,341
Brand Association ,103 ,086 ,174 1,192 ,237
Perceived Quality ,317 ,144 ,325 2,208 ,030
Brand Loyalty ,229 ,117 ,203 1,959 ,054
a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah
134
Lampiran 7: Tabel r Product Moment
135
Lampiran 8: Tabel Uji t
136
Lampiran 9: Tabel Uji F