PENGARUH BIAS PERILAKU INVESTOR TERHADAPKEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR SAHAM
(STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA)
(Tesis )
Oleh
MUHAMMAD DANEPO
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
PENGARUH BIAS PERILAKU INVESTOR TERHADAPKEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR SAHAM
(STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA)
Oleh
MUHAMMAD DANEPO
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER SAINS AKUNTANSI
Pada
Program Studi Magister Ilmu AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH BIAS PERILAKU INVESTOR TERHADAP KEPUTUSANINVESTASI DI PASAR SAHAM
(STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA)
Oleh
MUHAMMAD DANEPO
Tujuan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris mengenai pengaruh bias
perilaku investor terhadap keputusan investasi di pasar saham. Penelitian ini
dilakukan pada investor individu di Bursa Efek Indonesia dengan sampel yang
diperoleh sebanyak 135 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah metode
kuantitatif dengan model Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa efek disposisi, perilaku herding dan perilaku
heuristikberpengaruh positif secara signifikan terhadap keputusan investasi.
Sedangkan sikap terhadap risiko tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Hasil ini berimplikasi terhadap transaksi perdagangan yang dilakukan investor
dimana dalam melakukan perdagangan saham, investor secara emosional
membuat keputusan berdasarkan informasi yang baru diterima.
Kata kunci : Bias perilaku, efek disposisi, perilaku herding, perilaku heuristik,
sikap terhadap risiko, keputusan investasi, Bursa Efek Indonesia
ABSTRACT
THE EFFECT OF INVESTOR’S BEHAVIORAL BIAS TO INVESTMENTDECISION IN STOCK MARKET
(STUDY ON INDONESIA STOCK EXCHANGE)
By
MUHAMMAD DANEPO
The purpose of this study is to provide empirical evidence about the effect of
disposition effect, herding bias, heuristics bias and risk attitude on investment
decision. This study was conducted on individual investors of Indonesian Stock
Exchange with a sample of 135 respondents. The sampling technique used was
purposive sampling. The data analysis method used is a quantitative method with
the Structural Equation Model (SEM) model. The results of this study indicate
that disposition effect, herding bias, heuristics bias have a significant positive
effect on investment decision. While the risk attitude does not affect investment
decisions. These results have implications for trade transactions conducted by
investors which investors emotionally make decisions in stock trading based on
newly received information.
Keywords : Behavioral bias, disposition effect, herding bias, heuristics bias,
prospect, investment decision, Indonesia Stock Exchange
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara yang dilahirkan
di Bandar Lampungpada tanggal 09Februari 1991 dari pasangan
yang berbahagia Bapak M. Soni Bahril dan Ibu Laila
Wirdaningsih.
Pendidikan penulis dimulai sejak Taman Kanak-kanak di R.A Aisyiah Menggala
pada tahun 1996 dan lulus tahun 1997. Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri
Lebuh Dalam Menggala pada tahun 1997-2003.Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 1Menggala pada tahun 2003-2006, Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2006-
2009 dengan predikat sebagai Lulusan Terbaik I Jurusan IPS. Lalu penulis
melanjutkan pendidikan pada tahun 2009 di kampus hijau Universitas
Lampung(Unila) mengambil program studi S1 Jurusan Akuntansi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, lulus pada bulan Mei tahun 2013dengan predikat sebagai
Lulusan Terbaik II Tingkat Fakultas.
Pengalaman kerja penulis pertama kali pada bulan Juni tahun 2013 saat itu
penulis diterima sebagai Accounting Officer di PT Surya Artha Nusantara
Finance (Member of Astra Financial Services) Kantor Pusat Jakarta melalui
penerimaan program Officer Development Program (ODP) namun pada bulan
Desember 2014 penulis mengundurkan diri. Setelah mengundurkan diri dari
perusahaan sebelumnya, penulis diterima sebagai pegawai organik di PT Jasa
Raharja (Persero)pada bulan Desember tahun 2014 dan Alhamdulillah
ditempatkan di Cabang Lampung yang merupakan kampung halaman tercinta.
Sampai saat ini penulis masih aktif bekerja di PT Jasa Raharja (Persero) Cabang
Lampung sebagai Pelaksana Administrasi.
Pada tahun 2016 penulis ingin kembali melanjutkan pendidikan tingkat
selanjutnya yakni S2. Kesukaan atau Passionpenulis terhadap bidang akuntansi
sejak di bangku SMA membuat penulis ingin melanjutkan kembali studi
akuntansi sebagai major study di program magister. Di Provinsi Lampung,
Program Magister Ilmu Akuntansi hanya ada di Unila sehingga penulis
memutuskan untuk kembali melanjutkan pendidikan di almamater tercinta
hinggapada bulan September 2016 penulis resmi terdaftar sebagai mahasiswa
program Magister Ilmu Akuntansi Universitas Lampung.
Penulis memiliki seorang istri, menikah dan membina rumah tangga pada tanggal
tanggal 20 Mei 2017 dengan seseorang terkasih yang Allah SWT berikan dan
selalu setia menjadi pendukung dibalik kesuksesan. Kebahagiaan penulis
terasasemakin lengkap dengan kehadiran sang buah hati yang Allah SWT
amanahkan pada tanggal 16 Februari 2018. Seorang anak laki-laki yang sehat
fisiknya, tampan rupanya dan Inshaa Allah akan menjadi anak soleh kebanggaan
keluarga.
Pada hari Kamis, tanggal 18 Oktober 2018, penulis dinyatakan lulus dalam ujian
tesis, dengan bergelar Magister Sains Akuntansi.
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu adakemudahan”
(QS Al Insyirah 5-6)
“Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yangdidasarkan pada ilmu pengetahuan.”
(Ali Bin Abi Thalib)
“Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya.Hiduplah seakan kau akan mati hari ini. ”
(James Dean)
“Selalu bersyukur atas keadaanmu dan jangan pernah puasdengan apa yang telah dicapai”
(Muhammad Danepo)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan dengan
kerendahan hati kupersembahkan tesis ini kepada mama dan
papaku, istri dan anakku, kakak-kakak dan adik-adikku
tersayang yang telah banyak membantu dan mendoakan
dalam setiap langkah perjalanan hidupku,teman-temanku
serta almamaterku tercinta...
SANWACANA
Puji Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tesis dengan judul “Pengaruh Bias Perilaku Investor terhadap Keputusan
Investasi Saham (Studi Pada Bursa Efek Indonesia)” adalah salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains Akuntansi pada Program Studi Magister
Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof., Dr., Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr., Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
sekaligus pembimbing yang telah luar biasa memberikan dukungan, saran,
arahan dan waktunya selama penyusunan tesis.
3. Ibu Dr., Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Utama atas
kesediaanya untuk memberikan bimbingan, bantuan, saran dan kritik dalam
proses penyelesaian tesis ini.
4. Ibu Dr., Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Utama atas
kesediaanya untuk memberikan bimbingan, bantuan, saran dan kritik dalam
proses penyelesaian tesis ini.
5. Ibu Dr., Agriyanti Komalasari, S.E., M.Si., selaku Penguji Utama yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun dalam proses penyelesaian
tesis ini.
6. Ibu Dr., Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Penguji atau
Pembahas II yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun
dalam proses penyelesaian tesis ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu, wawasan serta pelajaran selama ini.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung terutama Program Studi Magister Ilmu Akuntansi, Mas Andri,
Mba Leni atas bantuannya selama ini.
9. Mamaku tercinta Laila Wirdaningsih dan Papaku M. Soni Bahrilyang selalu
memanjatkan doa, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan
lancar karena doa orangtua adalah sebaik-baiknya doa.
10. Istriku tercinta Putri Cahyaningrum PS dan Anak kebanggaanku Muhammad
Arby Haufanhazza a.k.a Bung Arby,my supoort system yang selalu
medoakan dan menyejukkan hati ayah. Alhamdulillah tesis ini bisa ayah
selesaikan dengan baik.
11. Kakak-kakak dan Adik-adikku tersayang Kiyai Cheri, Kasta, Ses Tara, Adin,
Adek Rama, Adek Putri dan Adek Riski yang selalu memberikan dukungan,
semangat serta mendoakanku sehingga tesis ini bisa diselesaikan dengan
baik.
12. Para responden yang telah menyediakan waktu untuk membantu penulis
dalam pengisian kuesioner, sehingga tesis ini bisa diselesaikan dengan baik.
13. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Magister Ilmu Akuntansi Angkatan
2016 Brama, Nicho, Arfan, Sofyan, Marce, Tasya, Nahar, Bang Memet,
Bang Yudi, Bang Ari, Bang Fadly, Mba Afel, Mba Okta, Mba Lastri, Mba
Indah, Pak Rahmat, Pak Yatin, Pak Poniman, Bu Dila dan semuanya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan
kebersamaannya selama ini.
14. Keluarga Besar PT Jasa Raharja Cabang Lampung yang telah memberikan
pengertian, bantuan, semangat dan dukungan masa perkuliahan dan
penelitian, sehingga tesis ini bisa diselesaikan dengan baik.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan semangat dan do’a dalam proses penyelesaian tesis ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tesis ini memiliki kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
sebagai sumber informasi maupun literatur bagi penulisan karya-karya ilmiah
berikutnya.
Bandar Lampung, 18 Oktober 2018Penulis,
Muhammad Danepo
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... iHALAMAN ABSTRAK ........................................................................................ iiHALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ivHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... vHALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. viHALAMAN RIWAYAT HIDUP ........................................................................viiHALAMAN MOTTO .......................................................................................... ixHALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ xSANWACANA ..................................................................................................... xiDAFTAR ISI ...................................................................................................... xivDAFTAR TABEL ..............................................................................................xviiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................xviii
BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 101.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 111.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 12
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 13
2.1.1 Keuangan Keperilakuan ........................................................................ 142.1.2 Teori Prospek ........................................................................................ 162.1.3 Keputusan Investasi Saham .................................................................. 172.1.4 Efek Disposisi ....................................................................................... 182.1.5 Perilaku Herding.................................................................................... 212.1.6 Perilaku Heuristik ................................................................................. 23
2.1.6.1 Overconfidence ............................................................................... 242.1.6.2 Anchoring dan Ajustment ............................................................... 252.1.6.3 Representativeness .......................................................................... 262.1.6.4 Avaiability ....................................................................................... 27
2.1.7 Sikap terhadap Risiko(Prospect) ............................................................ 272.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................................... 292.3 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 292.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................................... 31
2.4.1 Pengaruh Efek Disposisi terhadapKeputusan Investasi Saham ............................................................................. 312.4.2 Pengaruh Perilaku Herding terhadap
Keputusan Investasi Saham ............................................................................. 332.4.3 Pengaruh Perilaku Heuristik terhadap
Keputusan Investasi Saham ............................................................................. 342.4.4 Pengaruh Sikap Investor akan Risiko terhadap
Keputusan Investasi Saham ............................................................................. 35
BAB III. METODE PENELITIAN3.1 Populasi dan Sampel....................................................................................... 373.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 383.3 Variabel Penelitian ........................................................................................ 383.4 Analisis Data ................................................................................................. 39
3.4.1Uji Validitas ............................................................................................ 393.4.2 Uji Reliabilitas ....................................................................................... 403.4.3 Pengukuran Model Struktural ................................................................ 41
3.5 Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 43
4.1.1 Karakteristik Data Kuesioner ................................................................. 434.1.2 Karakteristik Responden ........................................................................ 44
4.2 Distribusi Tanggapan Responden .................................................................. 454.3 Analisis Deskriptif Data ................................................................................. 494.4 Uji Kualitas Data ........................................................................................... 51
4.4.1 Uji Validitas OuterModel ...................................................................... 514.4.2 Uji Validitas Konvergen ......................................................................... 564.4.3 Uji Validitas Diskriminan ...................................................................... 574.4.4 Uji Reliabilitas ....................................................................................... 58
4.5 Pengukuran Model Struktur ........................................................................... 594.6 Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 604.7 Pembahasan ................................................................................................... 62
4.7.1 Pengaruh Efek Disposisi terhadapKeputusan InvestasiSaham .................................................................... 62
4.7.2 Pengaruh Perilaku Herding terhadapKeputusan Investasi Saham ................................................................... 64
4.7.3 Pengaruh Perilaku Heuristik terhadapKeputusan Investasi Saham .................................................................... 65
4.7.4 Pengaruh Sikap akan Risiko terhadapKeputusan InvestasiSaham .................................................................... 66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 685.2 Keterbatasan .................................................................................................. 705.3 Saran .............................................................................................................. 705.4 Implikasi ........................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu............................................................................. 30Tabel 4.1 Data Kuesioner ..................................................................................... 44Tabel 4.2 Karakteristik Responden ...................................................................... 45Tabel 4.3 Distribusi Tanggapan Responden......................................................... 46Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif ...................................................................... 49Tabel 4.5 Loading Factor ..................................................................................... 53Tabel 4.6Loading Factor Setelah Eliminasi Indikator ........................................ 55Tabel 4.7 Hasil Estimasi Nilai AVE..................................................................... 56Tabel 4.8 Fornell-Lacker Criterion...................................................................... 57Tabel 4.9 Cross Loading ...................................................................................... 57Tabel 4.10 Cronbach’s Alpha .............................................................................. 58Tabel 4.11 Coefficient of Determinant (R2) ......................................................... 59Tabel 4.12 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ................................... 60Tabel 4.13Outer Loading (Mean, STDEV, T-Values) ........................................ 60Tabel 4.14 Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ........................................ 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 29Gambar 4.1 Interpretasi Output Model disertai Nilai Loading Factor................. 52Gambar 4.2 Interpretasi Output Model disertai Nilai Loading Factor
Setelah Eliminasi Indikator ..................................................................... 54
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya keberhasilan investasi sangat ditentukan seberapa tepat keputusan
investor dalam mengambil keputusan. Investor harus mampu mengelola investasi
yang dimiliki dengan berbagai probabilitas yang mungkin akan terjadi, apakah
investasi tersebut memiliki imbal hasil (return) besar atau kecil yang ditentukan
juga seberapa tepat waktu yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan tersebut.
Pada prinsipnya, investor yang rasional mengharapkan keuntungan semaksimal
mungkin dengan risiko tertentu seminimal mungkin.
Dalam pengambilan keputusan para investor diasumsikan akan mengambil
keputusan sesuai hasil analisis tidak hanya mengandalkan estimasi atas prospek
instrumen investasi namun berdasarkan informasi yang relevan melalui proses
analisis yang kompleks yang mencakup analisis terhadap berbagai faktor, sebelum
keputusan diambil dan dijalankan. Faktor psikologi sudah ikut menentukan
investasi tersebut, bahkan banyak pihak menyatakan bahwa faktor psikologi
investasi mempunyai peran paling banyak dalam berinvestasi dan mempengaruhi
hasil yang akan dicapai.
2
Perdagangan saham di pasar modal merupakan kegiatan investasi yang
mengandung ketidakpastian cukup tinggi sehingga memerlukan pendekatan dan
interpretasi sesuai dangan keahlian dan pengalaman masing-masing investor yang
berpotensi menciptakan perilaku yang bermacam-macam. Fakta di lapangan
membuktikan bahwa investor masih dibingungkan oleh situasi dan kondisi dengan
ketidakpastian yang terjadi di pasar dan tidak didampingi oleh penasihat keuangan
yang tepat. Hal ini yang menjadikan investor tidak selalu mampu bersikap
rasional ketika dihadapkan pada suatu pilihan pengambilan keputusan (Poterba
dan Weisbenner, 2001).
Teori keuangan keperilakuan (behavioral finance theory) banyak membahas
tentang perilaku investor yang tidak rasional (behavioral bias). Menurut Kim dan
Nofsinger (2008) keuangan keperilakuan adalah studi tentang kesalahan kognisi
dan emosi dalam pengambilan keputusan keuangan yang dapat menyebabkan
keputusan investasi investor menjadi buruk. Sedangkan Olsen (1998)
mengungkapkan bahwa keuangan keperilakuan berusaha memprediksi pasar
keuangan yang berfokus pada penerapan prinsip psikologi dan ekonomi sebagai
pengembangan dalam proses pengambilan keputusan keuangan. Teori yang erat
kaitannya dengan ilmu ekonomi modern ini telah berkembang pesat melalui
berbagai penelitian berkaitan dengan teori-teori psikologi kognisi dengan
menggunakan beberapa asumsi yang berkaitan dengan rasionalitas.
Dalam teori keuangan keperilakuan data keuangan dan aspek pasar diasumsikan
mempengaruhi pilihan keputusan investor untuk berinvestasi, yang nantinya akan
mempengaruhi kinerja investasi. Penelitian yang dilakukan oleh Mahmood et al.
(2016) mengungkapkan herding dan heuristik berpengaruh positif terhadap
3
kinerja investasi. Sedangkan sikap terhadap risiko (prospect) berpengaruh negatif
terhadap kinerja investasi.
Fama (1970) menyatakan bahwa investor akan menggunakan semua informasi
yang tersedia, yang merupakan komoditas bebas biaya. Investor dianggap selalu
termotivasi untuk memaksimalkan return dengan sikap mengindari risiko (risk
averse) dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan demikian, akan tercipta
pasar saham yang benar-benar efisien dimana semua keputusan diambil
berdasarkan keputusan yang rasional, tidak ada ruang untuk keputusan yang tidak
rasional dan tidak ada penyimpangan yang ditemukan di pasar saham. Menurut
Grossman dan Stiglitz (1980) investor rasional akan memilih untuk terlibat dalam
investasi jika return yang diharapkan dapat menutupi semua biaya yang
dikeluarkan. Sebaliknya, individu yang membuat keputusan yang tidak rasional
akan mengalami hasil yang buruk. Hal ini yang menyebabkan pasar tidak efisien.
Pasar yang tidak efisien ini juga dapat dijelaskan dengan teori prospek.
Teori prospek yang dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky (1979)
menyatakan berbagai keadaan pemikiran yang dapat mempengaruhi proses
pengambilan keputusan investor, antara lain adanya bias perilaku investor yang
mengacu pada keberadaan teori prospek. Teori ini menghasilkan dua fungsi, yaitu
fungsi nilai dan fungsi bobot. Fungsi nilai terdiri atas nilai keuntungan (gains) dan
kerugian (losses), sedangkan fungsi bobot didasarkan oleh probabilitas bobot
keputusan (weight decision). Secara normal fungsi nilai yang berbentuk cembung
(concave) menunjukkan keuntungan, sedangkan kerugian berbentuk cekung
(convex). Selanjutnya, bentuk nilai yang menunjukkan kerugian akan lebih curam
daripada yang menunjukkan keuntungan dikarenakan realisasi keuntungan lebih
4
disukai dari pada kerugian. Hal ini lah yang dijelaskan sebagai disposition effect
(efek disposisi).
Pengembangan teori prospek dilakukan oleh Shefrin dan Statman (1985) untuk
mengungkapkan efek disposisi dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian
dalam realisasi rugi (loss) yakni efek untuk menjual saham saat harga saham naik
(winner) meskipun terlalu cepat dan memegang saham yang rugi terlalu lama
(losser). Penelitian tersebut menemukan bahwa adanya faktor-faktor psikologis
yakni jiwa menghitung (mental accounting), menghindari adanya sikap
penyesalan (regret aversion), pengendalian diri (self-control), dan pertimbangan
pajak (tax-consideration) dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini
menyarankan tidak digunakan tax-consideration dalam pengambilan keputusan
karena tidak dapat menjelaskan pola realisasi loss dan gain.
Perspektif ilmu keuangan modern mempunyai pandangan cukup menarik
mengenai bounded rationality (keterbatasan berpikir) dalam berinvestasi. Investor
memiliki kecenderungan untuk mencari kepuasan atau kebanggaan dalam
bertindak (Olsen, 1998). Menurut Elster (1999) dan Hirshleifer (2001) dalam
memperoleh informasi, investor dianggap memiliki keterbatasan dalam prosesnya
karena terdapat kendala kognisi (Tversky dan Kahneman, 1982) yang cenderung
bertindak heuristik dalam pengambilan keputusan. Di samping itu, investor
diasumsikan memahami risiko, sehingga tidak semua investor bersikap
menghindari risiko (Slovic et al., 2004).
Salah satu contoh dari bounded rationality misalnya ketika manajer investasi
menawarkan investasi dengan tingkat pengembalian 15% per tahun dan teman
5
investor menawarkan investasi yang sama dengan tingkat pengembalian 12% per
tahun, investor akan memilih investasi yang ditawarkan oleh temannya. Pada sisi
lain, menurut Shefrin dan Statman (1985) investor juga akan menjual saham yang
dimilikinya ketika kelihatan sudah untung dan ketika harga saham turun investor
akan menahan saham sangat lama saham tersebut, yang disebut dengan efek
disposisi. Contoh kasus ini menunjukkan bahwa investor tidak ingin mengalami
kerugian atas investasinya, namun juga asumsi bahwa individu akan bersikap
rasional tidak sepenuhnya terjadi yang diakibatkan karena keterbatasan berpikir
(bounded rationality) dan hal ini menjadi fokus utama dalam ilmu keuangan
berbasis perilaku. Menurut Shefrin (1998) keuangan keperilakuan sangat penting
bagi para praktisi atau pelaku pasar untuk mengurangi kesalahan. Praktisi dan
pelaku pasar akan diberikan sinyal-sinyal kewaspadaan atau diingatkan agar tidak
mengulangi kembali kesalahan-kesalahan yang sama.
Odean (1998) mengembangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Shefrin dan
Statman (1985) yang menghasilkan rumusan tentang efek disposisi yang sering
digunakan oleh para penelitian lain mengenai efek disposisi. Model teoretis yang
dikembangkan oleh Odean (1998) serta Gervais dan Odean (2001) menyatakan
bahwa investor yang overconfidence (kepercayaan diri tinggi) akan lebih siap
terlibat di dalam perdagangan saham dibandingkan investor yang menentukan
keputusan atas dasar rasional, walaupun menghasilkan return yang terus menerus
turun. Hal ini sejalan dengan pandangan teoritis keuangan baru yang menjelaskan
bahwa investor seringkali berperilaku tidak rasional dan adanya faktor psikologis
yang menyebabkan bias dalam pengambilan keputusan investasi (Barberis dan
Thaler, 2002).
6
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kaustia (2004) yang mereplikasi
penelitian dari Odean (1998) menemukan bahwa investor akan tetap menjual
walaupun dalam kondisi harga saham loss. Hal ini disebabkan karena perbedaan
investor di negara yang diujikan, yakni Finlandia dan Amerika Serikat yang data
studinya diambil dari Finnish Central Securities Depository (FCSD). Lebih lanjut,
Kaustia mengungkapkan bahwa teori prospek berbeda dengan efek disposisi.
Dalam teori prospek memprediksi lebih besar penjualan saham dengan harga yang
menurun dari harga beli, namun pada data transaksi memperlihatkan penjualan
pada return nol yang lebih menonjol dengan rata-rata range-nya konstan.
Perilaku investor yang lebih menyukai menjual saham untung secepatnya dan
menahan saham yang rugi sangat lama ini terlihat dati perdagangan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI). Pada masa krisis global yang terjadi tahun 2008,
perdagangan di BEI mengalami penurunan di berbagai sektor. Penurunan volume
perdagangan ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
merosot -50,64%. Transaksi jual investor domestik pada saat harga saham
mengalami kerugian akibat krisis global yakni sebesar 7,20% sedangkan transaksi
jual investor domestiknya lebih besar yakni 10,29%. Perilaku berbeda saat IHSG
mengalami kenaikan pasca krisis global tahun 2009 – 2010 dimana kenaikan
IHSG sebesar 86,98%. Transaksi jual investor lebih besar yakni 61.60%
dibandingkan transaksi beli 57,81%. Begitu pula tahun 2010 transaksi jual lebih
besar dibandingkan transaksi beli yaitu 20,55% dan 19,67% (IDX Fact Book
2012).
7
Krisis global tahun 2008 membawa efek resesi yang besar dimana perekonomian
harus tumbuh kembali dan tingkat pengangguran yang begitu tinggi. Shefrin dan
Statman (2011) melakukan penelitian mengenai krisis global tahun 2008.
Penelitiannya mengungkapkan bagaimana krisis bisa terjadi dan apa
penyebabnya. Penelitian ini secara kualitatif mengarah aspek-aspek psikologi
yakni aspirasi, kognisi, emosi, budaya dan persepsi keadilan menjadi pusat
perilaku keuangan yang dapat menentukan nasib perekonomian (Shefrin dan
Statman, 2011)
Sitinjak dan Ghozali (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh efek
disposisi, aspek kognisi dan informasi akuntansi di Indonesia. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa investor di Indonesia cenderung menjual sahamnya dengan
cepat pada saat mengalami keuntungan, dan sebaliknya bila mengalami kerugian
pada investasi sahamnya. Hasil ini sejalan dengan teori propek Kahneman dan
Tversky (1979) yang dikembangkan menjadi efek disposisi oleh Shefrin dan
Statman (1985), lalu dikembangkan oleh Odean (1998) yang menemukan
formulasi efek disposisi.
Perilaku investor yang tidak tepat dan tidak mampu dalam memilih dan
menentukan keputusan investasi ini dipengaruhi oleh banyak faktorsehingga
terlihat adanya kecenderungan terhadap perilaku investor yang tidak rasional atau
bdisebut dengan bias perilaku (behavioral biases) dalam proses pengambilan
keputusan. Menurut Shefrin (2007) aspek-aspek yang dapat turut serta dalam
pengambilan keputusan yaitu bias, heuristics dan framing effect. Sedangkan
menurut Kengatharan dan Kengatharan (2014) perilaku bias investor dan calon
8
investor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah
herding, heuristics, dan sikap investor terhadap risiko (prospect). Bias perilaku
dapat diartikan sebagai ketidaktepatan dan ketidakmampuan investor untuk
bersikap rasional dalam proses memilih keputusan investasi yang menyebabkan
keuntungan tidak maksimal dan bahkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh
pengembalian yang diharapkan dari investasinya. Selain itu bias perilaku juga
menyebabkan pasar menjadi tidak efisien. Dalam teori psikologis, kebutuhan
dasar akan selalu mendorong seseorang dalam bersikap dan menentukan
keputusan. Kebutuhan dasar tersebut terbentuk dari pengaruh lingkungan di mana
seseorang berada atau bertempat tinggal.
Selanjutnya, faktor-faktor psikologis juga turut membentuk perilaku keuangan
investor dalam melakukan transaksi jual beli saham di bursa yang memicu
terjadinya bias perilaku. Kim dan Nofsinger (2008) mengungkapkan bahwa
perbedaan perilaku seseorang sering dikaitkan dengan kondisi demografis,
perbedaan budaya, pengalaman hidup dan pendidikan. Bahkan menurut Wolosin
et al. (1973) bias perilaku orang-orang di Asia umumnya lebih tinggi
dibandingkan bias perilaku orang-orang di Amerika.
Prosad et al. (2015) meneliti bias perilaku di investor di India meliputi
overconfidence, excessive optimism, herding dan disposition effect. Hasil
menunjukkan bahwa perilaku bias dipengaruhi oleh usia, profesi dan frekuensi
perdagangan. Perilaku overconfidence menjadi perilaku bias yang paling banyak
dimiliki oleh investor India, dilanjutkan dengan optimism, herding dan disposition
effect.
9
Meskipun telah banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa bias perilaku
orang-orang Asia umumnya lebih tinggi dibandingkan di benua Amerika maupun
Eropa, masih sedikit penelitian yang secara spesifik mengungkapkan jenis bias
perilaku yang terjadi pada masyarakat Asia terutama Indonesia. Beberapa
penelitian tentang perilaku bias di Indonesia antara lain Sitinjak dan Ghozali
(2012) meneliti perilaku investor menemukan bahwa sejalan dengan teori prospek
dan efek disposisi bahwa investor akan cenderung menjual saham yang untung
dengan segera dan menahan saham yang rugi dalam waktu yang lama dan ada
pengaruh interaksi antara efek disposisi, tingkat risiko dan tingkat keyakinan
investor dalam menentukan keputusan investasi.
Gozalie dan Njo (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh perilaku
heuristik dan herding terhadap investor properti di Surabaya. Hasil menunjukkan
bahwa perilaku bias heuristik (anchoring, gambler’s fallacy, representativeness,
dan availability) berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan
overconfidence dan herding tidak signifikan pengaruhnya terhadap keputusan
investasi. Selain itu, Seto (2017) mengidentifikasi bias kognisi dan emosi yang
dimilki oleh investor di Kota Palembang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
sikap-sikap bias perilaku yang signifikan dimilki oleh investor di Kota Palembang
(lebih dari 50%) yakni overconfidence biases, representative biases, dan loss
aversion biases. Sedangkan cognitive dissonance biases, illusion of control
biases, regret aversion biases dan mental accounting biases tidak signifikan
dimiliki oleh investor di Kota Palembang.
10
Sangat penting untuk mengidentifikasi jenis-jenis bias perilaku keuangan guna
mengetahui faktor penyebab terjadinya bias perilaku dan pengaruhnya terhadap
keputusan investasi dan tingkat transaksi perdagangan saham, sekaligus mencari
solusi penyelesaiannya agar tercipta pasar modal yang efisien yang terbebas dari
kesalahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut yang meneliti
bias perilaku investor di Indonesia, karena bias perilaku investor akan membentuk
pilihan individu terhadap keputusan investasi portofolio di bursa saham.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam mengambil keputusan, investor yang berperan sebagai pengambil
keputusan memiliki berbagai alternatif. Keputusan yang diambil tentunya bukan
keputusan yang asal karena dalam proses pengambilan keputusan sebisa mungkin
investor harus mengindari risiko yang ada. Dalam penelitian ini akan berfokus
terhadap bias (kesalahan) perilaku investor. Bias perilaku investor dan calon
investor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain dan adalah
efek disposisi, herding, heuristik,dan sikap investor terhadap risiko (prospect).
Berdasarkan kenyataan di atas, penelitian ini mengangkat isu di bidang ilmu
akuntansi keuangan yang berkaitan dengan pengaruh perilaku bias investor yang
aktif melakukan trading di bursa dalam mengambil keputusan investasi di pasar
saham. Secara khusus permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah efek disposisi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
investasi di pasar saham?
11
2. Apakah perilaku herding berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
investasi di pasar saham?
3. Apakah perilaku heuristik berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
investasi di pasar saham?
4. Apakah sikap investor terhadap risiko berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan investasi di pasar saham?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan menguji pengaruh perilaku bias investor
individu terhadap keputusan investasi saham di pasar modal. Secara khusus
penelitian ini memiliki tujuan yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mendapatkan bukti empiris apakah terdapat pengaruh efek disposisi
terhadap pengambilan keputusan investasi di pasar saham,
2. Mendapatkan bukti empiris apakah terdapat pengaruh perilaku herding
terhadap pengambilan keputusan investasi di pasar saham,
3. Mendapatkan bukti empiris apakah terdapat pengaruh perilaku heuristik
terhadap pengambilan keputusan investasi di pasar saham,
4. Mendapatkan bukti empiris apakah terdapat pengaruh sikap investor akan
risiko terhadap pengambilan keputusan investasi di pasar saham.
12
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu akuntansi
keuangan dalam mengembangkan penelitian mengenai perilaku investor.
Disamping itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi investor individu,
penasihat keuangan dan investasi, komunitas investasi dan regulator.
Adapun manfaat penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam
ilmu akuntansi keuangan khususnya mengenai perilaku kognisi investor,
2. Bagi investor individu dan komunitas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan mengenai pembuatan keputusan investasi di pasar
modal dengan bias perilaku sebagai faktor yang mempengaruhinya,
3. Bagi penasihat keuangan dan investasi, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan agar penasihat keuangan bisa membantu investor
untuk membuat keputusan investasi yang tepat dan lebih baik lagi, dengan
cara melihat karakteristik investor dan informasi-informasi apa saja yang
tepat diberikan,
4. Bagi pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat mendorong
adanya regulasi yang mengatur tata cara dan dan mekanisme bagi para
investor yang masih pemula dan memberikan informasi-informasi secara
online yang dapat menjadi acuan dalam berinvestasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Bagian ini menelaah tinjauan pustaka terhadap beberapa konsep dasar yang
digunakan, bagaimana perilaku investor saat transaksi di pasar modal dan saat
pengambilan keputusan investasi. Bias perilaku investor dan calon investor
muncul sebagai reaksi atas penerimaan informasi yang mempengaruhi keputusan
untuk membeli saham tersebut. Perilaku overreaction ini terjadi dikarenakan
adanya stabilitas harga-harga saham oleh underwriter di saat saham tersebut
diterbitkan sehingga meningkatkan volume perdagangan.
Selanjutnya, penelitian ini akan melakukan analisis apakah bias perilaku investor
yang lain berpengaruh terhadap keputusan investasi saham. Bias perilaku investor
tersebut meliputi perilaku herding (pengikutan), heuristik, efek disposisi dan sikap
investor terhadap risiko.
14
2.1.1 Keuangan Keperilakuan (Behavioral Finance)
Keuangan keperilakuan merupakan aplikasi psikologi para pelaku keuangan
(Shefrin, 1998). Sedangkan menurut Kim dan Nofsinger (2008) bahwa perilaku
keuangan merupakan studi tentang kesalahan kognisi dan emosional dalam
pengambilan keputusan keuangan yang dapat menyebabkan keputusan investor
menjadi buruk. Investor menyadari bahwa faktor psikologis dalam diri yang
mempengaruhi keputusannya dalam mengambil keputusan. Menurut Thaler
(1994) dan Jegadeesh (1995) mengatakan bahwa ada enam asumsi keuangan
keperilakuan yaitu :
Individu akan meminimalkan ekspektasi regret (penyesalan), hal ini sesuai
dengan Markowitz (1952) yang menyatakan jangan menaruh investasi
dalam satu keranjang, akan tetapi membaginya kedalam beberapa
keranjang, sehingga akan meminimalisasi terjadinya regret dimasa depan,
Keuangan keperilakuan merupakan teori positif yang berusaha
menggambarkan apa yang sudah terjadi (ex post),
Investor itu sebenarnya loss averse, hal ini sesuai dengan teori prospek
oleh Kahneman dan Tversky (1979) yang menyatakan bahwa investor
akan risk averse jika sedang untung namun sebaliknya investor cenderung
menjadi seorang risk taker jika rugi,
Prediksi investor sering bias karena tidak mampu memproses informasi
baru dengan semestinya,
Keuangan keperilakuan mengatakan pengambilan keputusan investor
sering didasarkan pada ekspektasi yang naif atau normal, dengan kata lain
investor berusaha mendapatkan return yang memuaskan,
15
Keuangan keperilakuan mengasumsikan investor bahwa dalam membuat
keputusan didasarkan dengan emosi, sosial, dan psikologi.
Sedangkan menurut Shefrin (2007) ada tiga asumsi dalam behavioral finance
yang menggambarkan bidang keuangan secara psikologi, yaitu (1) asumsi bahwa
para pelaku keuangan konsisten terhadap kesalahan yang diperbuat karena mereka
selama ini melakukannya, yang dikenal dengan rules of thumb (aturan-aturan
yang biasanya ada); (2) asumsi bahwa pertimbangan suatu masalah melibatkan
persepsi para pelaku keuangan terhadap risiko dan return; (3) asumsi bahwa ada
bias harga yang telah terbentuk disebabkan oleh luasnya nilai fundamental,
sehingga terbentuk pasar yang tidak efisien. Maka dari itu, behavioral finance
sangat penting bagi para praktisi dan pelaku pasar karena akan membantu
mengurangi kesalahan dengan cara memberikan mereka sinyal-sinyal
kewaspadaan atau mengingat kesalahan tersebut untuk tidak terulang kembali
(Shefrin, 2007).
Keuangan keperilakuan memperlihatkan secara psikologi kepada para pelaku
keuangan, seperti perilaku konsisten terhadap rules of thumb, pertimbangan risiko
dan imbal hasil, serta luasnya aspek fundamental yang menyebabkan terbentuknya
pasar yang tidak efisien (Shefrin, 2007). Kesimpulan yang dapat diambil dari
teori-teori tentang keuangan keperilakuan adalah bagaimana para investor
individu mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi. Keuangan
keperilakuan pada dasarnya dilandasi oleh teori prospek.
16
2.1.2 Teori Prospek (Prospect Theory)
Teori prospek yang dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1979)
mengevaluasi keuntungan dan kerugian yang telah diperoleh investor individu,
sebagai akibat dari negative outcomes (pendapatan yang diperoleh negatif),
bentuk yang asimetris dalam merefleksikan risk averse (takut akan kerugian).
Efek disposisi dikembangkan dari teori prospek yang menunjukkan bagaimana
perilaku investor yang cenderung tidak tepat. Investor akan menjual saham-
sahamnya saat dalam posisi menguntungkan dan menahan saat dalam posisi rugi
(Alwathainani, 2012). Shefrin dan Statman (1985) mengungkapkan bahwa sikap
risk aversion (menolak risiko) terlihat ketika keuntungan akan direalisasikan
segera oleh investor dengan melakukan sell (penjualan) saham-saham yang
dimiliki, sedangkan sikap risk seeking (mencari risiko) akan terlihat saat investor
tidak suka merealisasikan kerugiannya dengan melakukan hold (memegang)
saham-saham tersebut. Peraturan pasar modal dibuat untuk membantu melihat
efek disposisi ini. Kenyataannya, banyak investor yang mengabaikan dan tidak
memperhatikan aturan pasar modal dikarenakan faktor-faktor psikologi yang
membuat investor enggan untuk merealisasikan kerugiannya di waktu yang tepat
(Goldberg dan Nitzsch, 2001).
Kahneman dan Tversky (2002) menyarankan investor mempercayai beberapa
strategi atau peran rules of thumb yang memudahkan investor dalam membuat
keputusan. Strategi yang sederhana ini disebut dengan heuristik. Heuristik cukup
bermanfaat dalam memprediksi kemungkinan probabilitas atau penilaian pada
saat menghadapi tekanan waktu (Waweru et al., 2008). Goldberg dan Nitzsch
17
(2001) mengatakan proses dalam membuat keputusan dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu persepsi, asimilasi, dan evaluasi informasi. Semua ini merupakan tingkat
adaptasi seperti seberapa cepat melakukan keputusan, seberapa banyak frekuensi
transaksi dan berapa saham yang memperoleh keuntungan atau kerugian.
2.1.3 Keputusan Investasi Saham
Syamsudin (1997) mendefinisikan investasi sebagai cara penanaman modal baik
langsung maupun tidak langsung dengan harapan investor mendapatkan imbal
hasil atas penanaman modalnya pada saatnya nanti. Pengambilan keputusan
merupakan hal yang tidak mudah dan memalui proses pemilihan salah satu dari
beberapa alternatif yang dimiliki (Sitinjak dan Ghozali (2012). Sebagai pengambil
keputusan dalam proses investasi, investor harus mengambil keputusan yang
tentunya bukan keputusan yang asal, karena dalam prosesnya investor harus
menghindari risiko.
Adapun menurut Ahmad (1996) proses investasi melalui beberapa tahapan yakni
menentukan tujuan investasi, melakukan analisis, melakukan pembentukan
portofolio, evaluasi terhadap portofolio dan melakukan revisi terhadap portofolio.
Pada tahapan analisis, investor maupun calon investor biasanya melakukan riset
dengan mempelajari aspek-aspek fundamental meliputi keadaan perekonomian
dan laporan keuangan emiten untuk mengukur seberapa besar risiko yang ada.
Sedangkan pada tahap pembentukan portofolio akan melakukan identifikasi aset-
aset mana yang akan dipilih dan seberapa besar yang akan dialokasikan pada
masing-masing aset yang akan dipilih.
18
Keputusan investasi di pasar modal tidak terlepas dari informasi akuntansi, tingkat
risiko dan tingkat kepercayaan yang menjadi bahan pertimbangan bagi investor
dalam menentukan saham yang akan dipilih sebagai instrumen investasi.
Teori mengenai efek disposisi oleh Shefrin dan Statman (1985) diperlukan bagi
investor sebagai dasar dalam membuat keputusan investasi atau trading sekuritas
di pasar modal. Dalam teori ini investor memiliki kecenderungan untuk menjadi
winner (untung) dan enggan menjadi losser (rugi). Sitinjak dan Ghozali (2012)
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa keputusan investasi dipengaruhi oleh
seberapa besar efek disposisi, aspek kognisi dan informasi akuntansi.
2.1.4 Efek Disposisi (Disposition Effect)
Efek disposisi lahir dari adanya teori prospek yang dikembangkan oleh Shefrin
dan Statman (1985) bahwa dalam penelitiannya adanya perbedaan gain dan loss.
Penelitian tersebut menguji adanya faktor-faktor psikologis yakni jiwa
menghitung (mental accounting), menghindari adanya sikap penyesalan (regret
aversion), pengendalian diri (self-control), dan pertimbangan pajak (tax-
consideration) dalam pengambilan keputusan. Tax-consideration terjadi dalam
pengambilan keputusan karena tidak dapat menjelaskan pola realisasi loss dan
gain dan tidak disarankan untuk digunakan. Hasil studi ini secara umum
menemukan adanya rasa ingin menghindari penyesalan yang dilakukan oleh
investor dan berusaha mencari kebanggan atas aset-asetnya, sehingga
mempengaruhi keputusan investor.
19
Odean (1998) lebih lanjut mengembangkan efek disposisi kepada para investor
yang terlalu cepat merealisasikan winning dan menahan loss terlalu lama dengan
menggunakan metode perhitungan proporsi realisasi keuntungan (Proportion of
Gain Realized) dan proporsi realisasi kerugian (Proportion of Losses Realized).
Hasil studinya dengan menggunakan metode tersebut menyatakan bahwa investor
individu memiliki preferensi signifikan untuk menjadi winner dan menolak losser,
kecuali pada bulan Desember ketika ada motivasi menjual karena
mempertimbangkan faktor pajak.
Namun berbeda dengan Kaustia (2004) yang mereplikasi penelitian dari Odean
(1998) menemukan bahwa investor akan tetap menjual walaupun dalam kondisi
harga saham loss. Hal ini disebabkan karena perbedaan investor di negara diujikan
yakni Finlandia dan Amerika Serikat yang data studinya diambil dari Finnish
Central Securities Depository (FCSD). Lebih lanjut Kaustia mengungkapkan
bahwa teori prospek berbeda dengan efek disposisi. Dalam teori prospek
memprediksi lebih besar penjualan saham dengan harga yang menurun dari harga
beli, pada data transaksi memperlihatkan penjualan pada return nol yang lebih
menonjol dengan rata-rata range-nya konstan.
Penelitaian di Indonesia mengenai efek disposisi pernah dilakukan oleh Sitinjak
dan Ghozali (2012) yang meneliti pengaruh efek disposisi, aspek kognisi dan
informasi akuntansi terhadap investor di Indonesia. Penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh interaksi antara efek disposisi, aspek kognisi dan informasi
akuntansi, dengan fakta sebagai berikut :
20
Efek disposisi memiliki Proportion Gain Realized (PGR) lebih besar dari
pada Proportion Loss Realized (PLR) dalam pembuatan keputusan
investasi saham sebelum dan sesudah diberikan informasi akuntansi,
Efek disposisi dengan frekuensi transaksi tinggi berbeda dengan efek
disposisi dengan frekuensi rendah,
Pembuatan keputusan investasi saham berbeda untuk tingkat risiko
sebelum diberikan informasi akuntansi dan sesudah diberikan informasi
akuntansi,
Tingkat risiko dengan frekuensi transaksi tinggi berbeda dengan tingkat
risiko dengan frekuensi rendah,
Pembuatan keputusan investasi saham berbeda untuk tingkat kepercayaan
sebelum diberikan informasi akuntansi dan sesudah diberikan informasi
akuntansi,
Tingkat kepercayaan dengan frekuensi transaksi tinggi berbeda dengan
tingkat kepercayaan dengan frekuensi rendah,
Ada pengaruh interaksi antara efek disposisi, tingkat risiko, dan tingkat
keyakinan,
Personalitas (Extraverted-Introverted, Sensor-Intuitive, Thinker-Feeler,
Judger-Perceiver) berbeda untuk dua block paling banyak melakukan
transaksi saham dan dua block paling sedikit melakukan transaksi saham,
Pembatan keputusan investasi saham berbeda untuk laki-laki dan
perempuan sebelum diberikan informasi akuntansi dan sesudah diberikan
informasi akuntansi.
21
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori propek Kahneman dan Tversky (1979),
yang dikembangkan menjadi efek disposisi oleh Shefrin dan satman (1985) lalu
dikembangkan oleh Odean (1998) yang menyimpulkan bahwa investor di
Indonesia cenderung untuk menjual sahamnya dengan cepat pada saat mengalami
keuntungan, sebaliknya bila mengalami kerugian pada saham.
2.1.5 Perilaku Herding (Pengikutan)
Perilaku herding terjadi disaat investor mengikuti keramaian atau meniru investor
lainnya di pasar saham, sehingga pasar menjadi tidak stabil, harga terdorong
untuk membentuk excess volatility (kelebihan volatilitas) dan inilah yang disebut
dengan pasar tidak efisien. Pasar tidak efisien disebabkan oleh harga saham yang
tinggi bukan disebabkan oleh adanya informasi yang berkualitas. Dengan adanya
perilaku herding ini yang menyebabkan keramaian trading di pasar saham.
Praktisi biasanya mempertimbangkan keberadaan herding ini berkaitan dengan
fakta bahwa investor mengandalkan informasi kolektif lebih dari sekedar
informasi pribadi yang bisa menghasilkan penyimpangan harga saham dari nilai
fundamental.
Dalam perspektif perilaku, herding bisa menyebabkan beberapa bias emosional,
termasuk kesesuaian, congruity dan konflik kognisi. Investor mungkin lebih
menyukai herding jika percaya bahwa herding dapat membantu mengolah dan
menghasilkan informasi yang berguna dan terpercaya. Namun menurut
Kallinterakis et al. (2010) untuk beberapa kondisi, herding bisa bermanfaat dalam
mengevaluasi kinerja profesional karena mampu menghasilkan kinerja yang lebih
22
baik dengan mengikuti perilaku yang baik. Wamae (2013) menemukan hasil
bahwa perilaku herding memiliki pengaruh positif dan signifikan pada
pengambilan keputusan investasi. Kengatharan (2014) juga telah menemukan
bahwa perilaku herding berpengaruh positif pada pengambilan keputusan
investor.
Studi yang dilakukan oleh Lin (2011) mengeksplorasi hubungan antara sifat-sifat
psikologi, demografi, efek disposisi, herding dan overconfidence, untuk para
investor individu di Pasar Modal Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada empat sifat kepribadian yang berkaitan dengan bias perilaku keuangan yakni :
Neurotocism (cirinya: mudah merasa khawatir, marah, depresi, dan
kecenderungan reaksi emosi yang reaktif) yang signifikan berkaitan
dengan efek disposisi dan herding,
Extroversion (cirinya: ramah, suka bergaul, sosial, mudah untuk
memberikan keputusan, hidup tidak dibatasi aturan, tertarik pada banyak
hal) yang signifikan berkaitan dengan herding dan overconfidence,
Openness (cirinya: fleksibel, keinginan untuk elemen-elemen baru, mudah
bertoleransi, fantasi, mampu untuk waspada pada berbagai perasaan,
memiliki nilai imajinasi, ide-ide baru) yang signifikan berkaitan dengan
herding dan overconfidence,
Conscientiousness (cirinya: kompeten, ambisi, disiplin, mengikuti aturan
atau norma, terorganisasi, memprioritaskan tugas) yang signifikan
berkaitan dengan efek disposisi dan overconfidence.
23
Namun ada sifat kepribadian yang tidak signifikan berhubungan dengan efek
disposisi, herding dan overconfidence yaitu sifat kepribadian agreeableness
(cirinya: ramah, menghindari konflik, kecenderungan menghormati orang lain,
dan percaya kepada orang lain). Lebih lanjut Gozalie dan Njo (2015) meneliti
pengaruh faktor-faktor perilaku bias heuristik dan herding terhadap keputusan
investasi properti. Hasil penelitian ternyata menunjukkan bahwa overconfidence
dan herding tidak berpengaruh signifikan dibanding faktor heuristik (anchoring,
gambler’s fallacy, representativeness, dan availability).
2.1.6 Perilaku Heuristik (Heuristics)
Heuristik merupakan pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang
dimiliki. Waweru et al. (2008) mengatakan bahwa heuristik cukup bermanfaat
dalam memprediksi kemungkinan probabilitas atau penilaian pada saat
menghadapi tekanan waktu. Heuristik memudahkan individu membuat
pengambilan keputusan, terutama di lingkungan yang kompleks dan kondisi yang
tidak pasti (Ritter, 2003). Adanya heuristik, sering memberikan keputusan yang
akurat. Kahneman dan Tversky (1982) menyarankan investor mempercayai
beberapa strategi atau peran rules of thumb (aturan yang sudah biasanya) yang
memudahkan investor dalam membuat keputusan. Strategi yang sederhana ini
disebut dengan heuristik. Menurut Bazerman (1998) adanya heuristik dapat
membuat seorang investor sukses dalam membuat suatu keputusan. Sesuatu
dengan frekuensi yang besar akan lebih mudah membentuk heuristik, dibanding
sesuatu dengan frekuensi yang sedikit.
24
Akan tetapi, heuristik terkadang menimbulkan kesalahan atau bias, seperti yang
diungkapkan oleh Kahneman dan Tversky (1979) bahwa saat menentukan
keputusan investor tidak bersikap rasional. Menurut Kahneman dan Tversky
(1979) yang termasuk dalam heuristik adalah overconfidence, anchoring dan
adjustment, representativeness, dan availability.
Sembel (2011) menunjukkan investor yang memiliki tingkat overconfidence yang
tinggi lebih banyak melakukan aktivitas trading dibandingkan dengan investor
dengan tingkat overconfindence yang lebih rendah. Tidak ada perbedaan aktivitas
trading sebelum dan sesudah informasi buruk diterima oleh investor yang
memiliki overconfidence tinggi, sedangkan akan turun aktivitas trading bagi
investor-investor yang tidak percaya diri.
Gozalie dan Njo (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh perilaku
heuristik dan herding terhadap investor properti di Surabaya. Hasil menunjukkan
bahwa perilaku bias heuristik (anchoring, gambler’s fallacy, representativeness,
dan availability) berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan
overconfidence dan herding tidak signifikan pengaruhnya terhadap keputusan
investasi.
2.1.6.1 Overconfidence (Kepercayaan Diri Tinggi)
Overconfidence merupakan cognitive heuristik dimana investor cenderung terlalu
yakin atas kemampuan untuk memilih dan memprediksi pilihan tersebut akan
berhasil. Kondisi ini normal sekaligus memcerminkan kepercayaan diri seseorang
untuk mendapatkan sesuatu. Tidak dapat disangkal bahwa manusia memiliki
25
tingkat kepercayaan diri yang tinggi termasuk dalam berinvestasi. Sebagai contoh,
investor yang kurang pengalaman baru saja menjual properti dengan harga tinggi,
sehingga ia cenderung lebih percaya diri dalam mencari properti berikutnya. Maka
kemungkinan ia akan membeli properti dengan harga terlalu mahal atau
kehilangan kesempatan investasi yang bagus (Beracha dan Scuba (2014).
2.1.6.2 Anchoring dan Ajustment
Anchoring dan ajustment adalah heuristik kognitif yang muncul dari
kecenderungan individu dalam melakukan memperkirakan harga berdasarkan
informasi awal yang didapatkan kemudian melakukan penyesuaian pada perkiraan
awal secara berurutan sampai pada perkiraan terakhir. Perkiraan awal yang
dimiliki (anchor) mungkin berasal dari berbagai sumber seperti perhitungan, nilai
tertentu yang diberikan, nilai sekarang atau rata-rata historis. Perkiraan yang
dibuat akan cenderung terhadap informasi yang pertama kali didapatkan, yang
menyebabkan penyimpangan perilaku investor terhadap konsep rasionalitas.
Fenomena inilah yang disebut dengan anchoring (Ackert dan Deaves, 2010)
Penggunaan anchoring dan ajustment dapat menyebabkan investor
melakukannya konsekuensi berikut, antara lain :
Saat membuat perkiraan pasar secara umum, para investor cenderung
tetap menggunakan informasi awal, nilai pasar saat ini,
Informasi awal mencegah investor dan analis saham menyesuaikan
dengan informasi baru, yang menyebabkan selalu menggunakan
perkiraan semula,
26
Tingkat return saham sekarang digunakan sebagai informasi awal untuk
meramalkan kenaikan atau penurunan nilai aset,
Keadaan ekonomi suatu negara atau perusahaan tertentu dapat berfungsi
sebagai informasi awal perkiraan tentang prospek masa depan. Informasi
awal yang dimiliki merupakan bias yang secara umum bisa terjadi dan
akan mempengaruhi pengambilan keputusan investasi keuangan.
Menurut Ackert dan Deaves (2010) anchoring terjadi saat investor menggunakan
sepotong informasi yang menyebabkan individu menjadi overestimate terhadap
keahlian dan pendapat pribadi yang akan menyebabkan keputusan yang keliru.
2.1.6.3 Representativeness
Representativeness adalah heuristik kognitif yang ditandai oleh kecenderungan
individu dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan berdasarkan pada
karakteristik yang menjadi wakil dari seluruh fenomena, terlepas apakah
karakteristik tersebut berhubungan dengan fenomena atau tidak. Menurut
Tversky dan Kahneman (1974) representativeness digunakan oleh individu dalam
beberapa konteks, misalnya melakukan penilaian atau analisis kondisi
ketidakpastian. Interpretasi utama dari bias representativeness ini adalah :
Mengacu pada kecenderungan investor untuk mengkontekstualisasi suatu
usaha dengan cara yang mudah dimengerti, pada saat melakukan penilaian
kesehatan suatu perusahaan untuk tujuan investasi cenderung
mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penilaian
27
investasi. Hal tersebut dianggap sebagai sebuah alternatif yang diperlukan
untuk mengevaluasi investasi.
Mengacu pada kecenderungan investor untuk memulai penilaian investasi
tertentu melalui pengamatan terhadap sampel data yang tidak memadai
untuk dianalisis. Meskipun mungkin hasil pengamatan tersebut
mencerminkan tren saat ini, tetapi belum tentu dapat menggambarkan sifat
seluruh populasi.
2.1.6.4 Avaiability
Avaiability adalah heuristik kognitif yang ditandai dengan adanya kecenderungan
untuk mengandalkan informasi yang sudah tersedia. Menurut Tversky dan
Kahneman (1974), individu mengandalkan kemudahan berdasarkan pengalaman
dan banyaknya informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan. Salah satu
contoh avaiability bias yaitu investor akan lebih memilih melakukan investasi
properti di dalam negeri karena investor mamiliki banyak informasi di dalam
negeri dibandingkan informasi properti di luar negeri (Gozalie dan Njo 2015).
Perilaku tersebut bisa sangat berbahaya berkaitan dengan keputusan investasi
yang dibuat.
2.1.7 Sikap terhadap Risiko
Manusia pada prinsipnya merupakan makhluk yang tidak menyukai risiko, ini
sesuai dengan asumsi teori ekonomi. Perilaku investor sangat beragam dalam
menanggapi risiko perdagangan. Bila investor mengambil risiko yang tinggi maka
28
investor memastikan tingkat pengembalian yang tinggi pula atas investasinya
tersebut (Sitinjak dan Ghozali, 2012). Investor yang rasional akan menanggapi
risiko berdasarkan pemikiran bahwa jika keputusan investasi diprediksi akan
menimbulkan kerugian, maka keputusan tersebut tidak akan diambil, dan
sebaliknya. Akan tetapi, banyak investor yang berperilaku tidak rasional dalam
merespon risiko yang akan terjadi. Menurut Kengatharan dan Kengatharan (2014)
perilaku bias investor dan calon investor yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan, antara lain adalah perilaku herding, perilaku heuristik, dan sikap
investor terhadap risiko (prospect). Sikap terhadap risiko sangat mempengaruhi
perilaku investor dalam mengambil keputusan (Javed dan Marghoob, 2017).
Pemikiran yang lahir dari teori prospek Kahneman dan Tversky (1974) bahwa
investor tidak selalu berpikir rasional. Investor berfokus pada subyektivitas
pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh sistem nilai investor. Bisa saja
investor mengambil risiko tinggi namun tidak diikuti dengan keuntungan yang
tinggi seperti yang diharapkan. Hal ini menandakan bahwa ada bias yang melekat
pada pelaku investasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis saat
menentukan pilihan.
Teori ini memprediksi bahwa jika investor berani berisiko (risk seeking) dalam
domain rugi (kemungkinan untung nol atau merugi adalah sama), maka investor
akan menahan lebih lama saham tertentu. Investor menahan loser karena dia
beranggapan bahwa rasa sakit akibat kerugian lebih lanjut lebih kecil daripada
rasa senang akibat pengejaran kembali harga pembelian saham (Shefrin dan
Statman, 1984). Sebaliknya, jika investor enggan berisiko dalam domain untung,
29
dia akan menjual saham untuk memperoleh untung yang pasti daripada
berspekulasi menahan saham dengan kemungkinan yang sama untuk memperoleh
laba yang lebih tinggi atau malah harga saham mengarah jatuh kembali ke harga
pembelian.
2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan telaah pustaka yang telah diuraikan di atas, maka konsep penelitian
ini dapat digambarkan pada berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.3 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya juga membahas pengaruh bias perilaku investor
terhadap keputusan investasi dan menjadi referensi dalam penelitian ini dan telah
dijelaskan dalam latar belakang dan landasan teori. Adapun daftar penelitian
terdahulu dapat digambarkan pada tabel berikut ini :
PerilakuHeuristik
Efek Disposisi PerilakuHerding
Sikap terhadap
Risiko
Keputusan Investasi
H2H1
H3H4
30
Tabel 2.1 Penelitian TerdahuluNo Uraian Penelitian Hasil Penelitian1 Gozalie dan Njo Anastasia (2015)
Pengaruh Perilaku Heuristik dan Herdingterhadap Keputusan Investasi PropertiHunian
Perilaku bias heuristik (anchoring, gambler’sfallacy, representativeness, dan availability)berpengaruh signifikan terhadap keputusaninvestasi. Sedangkan overconfidence dan herdingtidak signifikan pengaruhnya terhadap keputusaninvestasi.
2 Javed dan Marghoob (2017) The Effectsof Behavioural Factors in InvestmentDecision Making at Pakistan StockExchanges
Faktor pasar, faktor overconfidence, sikapterhadap risiko (prospect), faktor anchoring danfaktor perilaku adalah penting untuk variabeldependen Investasi pengambilan keputusan.
3 Kaustia (2014) What Causes theDisposition Effect? An empiricalevaluation
Investor di Finlandia akan tetap menjual sahamwalaupun dalam kondisi harga saham loss.
4 Kengatharan dan Kengatharan (2014)The Influence of Behavioral Factors inMaking Investment Decisions andPerformance: Study on InvestorsofColombo Stock Exchange
Perilaku bias investor dan calon investor yangdapat mempengaruhi pengambilan keputusan,antara lain adalah herding, heuristik, dan sikapinvestor terhadap risiko (prospect).
5 Lin (2011) Elucidating the Influence ofDemographics and Psychological Traitson Investment Biases
Ada empat sifat kepribadian yang berkaitandengan bias perilaku keuangan yakni :Neurotocis, Extroversion, Openness,Conscientiousness dan Overconfidence.
6 Prosad et al. (2015) Behavioral biases ofIndian investors: a survey of Delhi-NCRregion
Perilaku bias dipengaruhi oleh usia, profesi danfrekuensi perdagangan. Perilaku overconfidencemenjadi perilaku bias yang paling banyak dimilikioleh investor india, dilanjutkan dengan optimism,herding dan disposition effect.
7 Mahmood et al (2016) The Effect ofheuristics, prospect and herding factorson investment performance
Perilaku herding dan heuristik berpengaruhpositif sedangkan sikap terhadap risiko (prospectberpengaruh negatif terhadap kinerja investasi.
8 Sembel (2011) Overconfidence andExcessive Trading Behavior: AnExperimental Study
Investor yang memiliki tingkat overconfidenceyang tinggi lebih banyak melakukan aktivitastrading dibandingkan dengan investor dengantingkat overconfindence yang lebih rendah.
9 Seto (2017) Behavioral Biases PadaIndividual Investor di Kota Palembang
Bias perilaku yang signifikan dimilki olehinvestor di Kota Palembang (lebih dari 50%)yakni overconfidence biases, representativebiases, dan loss aversion biases. Sedangkancognitive dissonance biases, illusion of controlbiases, regret aversion biases dan mentalaccounting biases tidak signifikan dimiliki olehinvestor di Kota Palembang.
10 Sitinjak dan Ghozali (2012) The InvestorIndonesia Behavior on Stock InvestmentDecision Making: Dispocition Effect,Cognition and Accounting Information
Ada pengaruh interaksi antara efek disposisi,aspek kognisi dan informasi akuntansi. Keputusaninvestasi dipengaruhi oleh seberapa besar efekdisposisi, aspek kognisi dan informasi akuntansi.
11 Wamae (2013) Behavioural factorsinfluencing investment decision in stockmarket: A survey of investment banks inKenya
Herding memiliki dampak positif dan signifikanpada pengambilan keputusan investasi.
31
Berdasarkan penelitian terdahulu dan kenyataan bahwa belum konsistennya hasil
dari pengujian pengaruh faktor-faktor bias perilaku terhadap keputusan investor
yang disebabkan karena perbedaan persepsi, budaya, pengalaman dan tempat
tinggal, maka peneliti ingin mengungkap kembali hubungan tersebut di dalam
kondisi investasi saat ini.
2.4 Pengembangan Hipotesis
Dalam penelitian ini menguji pengaruh bias perilaku investor terhadap keputusan
investasi di pasar saham. Selain pengaruh efek disposisi, penelitian ini juga
menguji perilaku bias lainnya yaitu perilaku herding, perilaku heuristik dan sikap
investor terhadap risiko (prospect). Pengembangan hipotesis yang terbentuk
dalam penelitian ini akan dijelaskan di bawah ini.
2.4.1 Pengaruh Efek Disposisi terhadap Keputusan Investasi Saham
Dalam teori prospek Kahneman dan Tversky (1979) menguji peningkatan
kekuatan preferensi pengambilan keputusan sebagai suatu fungsi outcome
objective value (nilai obyektif yang dihasilkan). Teori ini mengevaluasi
keuntungan dan kerugian yang diperoleh investor individu. Daerah gain
cenderung risk aversion dan daerah loss cenderung risk seeking. Hal ini karena
investor cenderung menahan loss sangat lama karena berharap harga akan naik
kembali namun sebaliknya sangat cepat merealisasikan gain karena rasa takut
apabila harga akan turun kembali.
32
Pengujian efek disposisi yang dilakukan oleh Odean (1998) menghasilkan
formulasi dalam penghitungan efek disposisi yang dapat digunakan oleh
penelitian-penelitian selanjutnya. Porportion Gain Realized (PGR) lebih besar
dari Porportion Loss Realized (PLR) sehingga dapat disimpulkan adanya efek
disposisi para investor yang memegang investasi saham loss terlalu lama dan
menjual investasi saham winning terlalu cepat.
Menurut Kothari (2001) ada hubungan antara pasar modal dengan laporan
keuangan. Analisis fundamental, valuasi, dan pengujian efisiensi pasar menjadi
sumber utama dalam penelitian empiris tentang pasar modal. Hasilnya, rasio-rasio
dapat memprediksi pertumbuhan pendapatan. Besarnya rasio-rasio yang ada akan
memprediksi strategi trading dengan mengeksploitasi informasi tentang
pertumbuhan pendapatan. Namun, prediksi pendapatan ini juga menghasilkan
imbal hasil yang tidak normal (pasar tidak efisien), sehingga membutuhkan pula
informasi akuntansi yang ada pada laporan keuangan perusahaan.
Penelitian Kaustia (2004) yang mereplikasi penelitian dari Odean (1998)
melemahkan hasil penelitian sebelumnya mengenai efek disposisi. Hasil
penelitian Kaustia (2004) menemukan bahwa investor akan tetap menjual
walaupun dalam kondisi harga saham loss. Hal ini disebabkan karena perbedaan
investor di negara yang diujikan yakni Finlandia dan Amerika Serikat yang
mengambil data studinya dari Finnish Central Securities Depository (FCSD).
Sitinjak dan Ghozali (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh efek disposisi
terhadap keputusan investasi saham sebelum dan sesudah diberikan informasi
akuntansi. Dengan menggunakan formulasi yang dikembangkan Odean (1998),
33
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Proportion Gain Realized (PGR) lebih
besar dari pada Proportion Loss Realized (PLR). Berdasarkan uraian di atas maka
dibangun hipotesis sebagai berikut :
H1 : Efek disposisi berpengaruh terhadap keputusan investasi di pasarsaham.
2.4.2 Pengaruh Perilaku Herding terhadap Keputusan Investasi Saham
Investor yang cenderung memiliki keinginan untuk mengikuti keramaian atau
meniru investor lainnya di pasar saham menyebabkan pasar menjadi tidak stabil,
harga terdorong membentuk excess volatility (kelebihan volatilitas). Hal ini
menyebabkan pasar menjadi tidak efisien karena harga saham tinggi bukan
disebabkan oleh adanya informasi yang berkualitas namun karena adanya perilaku
herding ini yang menyebabkan keramaian trading. Dalam perspektif perilaku,
herding bisa menyebabkan beberapa bias emosional, termasuk kesesuaian,
congruity dan konflik kognisi. Investor mungkin lebih menyukai herding jika
mereka percaya bahwa herding dapat membantu mengolah dan menghasilkan
informasi yang berguna dan terpercaya.
Studi yang dilakukan oleh Lin (2011) mengeksplorasi hubungan antara sifat-sifat
psikologi, demografi, efek disposisi, herding dan overconfidence, untuk para
investor individu di Pasar Modal Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada empat sifat kepribadian yang berkaitan dengan bias perilaku keuangan yakni :
Neurotocism yang signifikan berkaitan dengan efek disposisi dan herding;
Extroversion yang signifikan berkaitan dengan herding dan overconfidence;
Openness yang signifikan berkaitan dengan herding dan overconfidence;
34
Conscientiousness yang signifikan berkaitan dengan efek disposisi dan
overconfidence. Namun ada sifat kepribadian yang tidak signifikan berhubungan
dengan efek disposisi, herding dan overconfidence, yaitu sifat kepribadian
agreeableness (cirinya: ramah, menghindari konflik, kecenderungan menghormati
orang lain, dan percaya kepada orang lain). Berdasarkan uraian di atas maka
dibangun hipotesis sebagai berikut :
H2 : Bias herding berpengaruh terhadap keputusan investasi dipasar saham.
2.4.3 Pengaruh Perilaku Heuristik terhadap Keputusan Investasi Saham
Keuangan keperilakuan menurut Shefrin (1998) memperlihatkan secara psikologi
para pelaku keuangan, seperti konsisten terhadap rules of thumb (sesuatu yang
sudah biasanya), pertimbangan risiko dan imbal hasil, serta luasnya aspek
fundamental yang menyebabkan terbentuknya pasar yang tidak efisien. Kahneman
dan Tversky (2002) menyarankan investor mempercayai beberapa strategi atau
peran rules of thumb yang memudahkan investor dalam membuat keputusan.
Strategi yang sederhana ini lah disebut dengan heuristik.
Menurut Kothari (2001) pelaku pasar secara terus-menerus mengekspos informasi
dari berbagai data yang diterima, mulai dari data keuangan kuantitatif, berita
keuangan di media, opini sosial dan rekomendasi. Semua informasi diproses dan
menjadi sesuatu yang kompleks, sehingga selama proses membuat suatu
keputusan banyak praktisi di pasar modal menggunakan heuristik (Kothari, 2001).
Heuristik cukup bermanfaat dalam memprediksi kemungkinan probabilitas atau
penilaian pada saat menghadapi tekanan waktu (Waweru et al. 2008). Heuristik
35
memiliki peraturan standar implisit secara langsung dalam membuat keputusan.
Bazerman (1998) juga mengatakan dengan adanya heuristik, seorang investor
dapat sukses dalam membuat suatu keputusan karena keputusan yang diambil
menjadilebih akurat. Sesuatu dengan frekuensi yang besar akan lebih mudah
membentuk heuristik, dibanding dengan frekuensi yang sedikit.
Akan tetapi, heuristik terkadang menimbulkan kesalahan (bias), seperti yang
diungkapkan oleh Kahneman dan Tversky (1974) bahwa terdapat tiga faktor yang
menyebabkan bias, yaitu risk attitude (sikap akan risiko), mental accounting dan
overconfidence. Beberapa faktor yang mengarah pada perilaku heuristik antara
lain adalah anchoring dan ajustment, representativeness, availability dan
overconfidence. Berdasarkan uraian di atas maka dibangun hipotesis sebagai
berikut :
H3 : Bias heuristik berpengaruh terhadap keputusan investasi di pasarsaham.
2.4.4 Pengaruh Sikap Investor akan Risiko terhadap KeputusanInvestasi Saham
Pemikiran yang lahir dari teori prospek Kahneman dan Tvesky (1976) bahwa
investor tidak selalu berpikir rasional. Investor berfokus pada subyektivitas
pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh sistem nilai investor. Bisa saja
investor mengambil risiko tinggi namun tidak diikuti dengan keuntungan yang
tinggi seperti yang diharapkan. Hal ini menandakan bahwa ada bias yang melekat
pada pelaku investasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis saat
menentukan pilihan.
36
Contohnya, investor lebih memilih investasi pasti yang memberikan tingkat
pengembalian $90,000 dengan probabilitas 90 persen. Dibandingkan investasi
yang memberikan tingkat pengembalian $100,000 dengan probabilitas 10 persen.
Hal ini memperlihatkan bahwa investor risk averse (menolak risiko) karena bila
investor dihadapkan pilihan pertama kerugian $90,000 (Sitinjak dan Ghozali,
2012). Perilaku investor cenderung risk averse bila mengalami kondisi investasi
yang untung, sedangkan perilaku investor cenderung risk taker (menyukai risiko)
bila mengalami kondisi investasi yang rugi. Berdasarkan uraian di atas maka
dibangun hipotesis sebagai berikut :
H4 : Sikap akan risiko berpengaruh terhadap keputusan investasi dipasar saham.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh investor yang aktif melakukan transaksi
dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Metode pemilihan sampel yang
digunakan adalah metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan
teknik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dimana sampel yang digunakan
memiliki kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan (Sitinjak
dan Ghozali, 2012).
Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah investor yang telah
melakukan transaksi dalam perdagangan di bursa saham paling sedikit selama dua
tahun. Sampel didapatkan dengan cara menyebar kuesioner ke investor individu
dengan cara menitipkan kuesioner ke kantor perusahaan sekuritas maupun
langsung disebarkan oleh peneliti kepada para investor yang memenuhi kriteria.
38
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode survey. Data diperoleh
langsung dari obyek penelitian dan dikumpulkan dengan cara penyebaran
kuesioner. Indikator dalam kuesioner diadopsi dari indikator yang pernah
digunakan oleh penelitian sebelumnya yakni Kengatharan dan Kengatharan
(2014) dan Mahmood et al. (2016) untuk indikator variabel perilaku herding,
perilaku heuristik, sikap terhadap risiko (prospect) dan keputusan investasi. Untuk
variabel efek disposisi menggunakan indikator yang pernah digunakan oleh
Sitinjak dan Ghozali (2012).
Masing-masing pernyataan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala
likert satu sampai lima, dengan poin jawaban: (1) sangat setuju; (2) tidak setuju;
(3); cukup setuju; (4) setuju; sedangkan skala (5) sangat setuju. Kuesioner
disajikan dalam bentuk hard copy dan soft copy. Kuesioner disebarkan dengan
cara mengirim langsung kepada calon responden melalui surat elektronik, pos
dan sejenisnya maupun media sosial kepada investor atau melalui broker masing-
masing perusahaan sekuritas.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sekaran (2009) variabel penelitian terbagi empat jenis variabel, yaitu
variabel terikat, variabel bebas, variabel moderasi, dan variabel mediasi. Dalam
penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independen)
dan variabel terikat (dependen).
39
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat
variabel independen dan satu variabel dependen sebagai berikut :
a. Variabel bebas (independen) : Efek Disposisi (ED), Perilaku Herding (HE),
Perilaku Heuristik (HU) dan Sikap Investor terhadap Risiko (SR),
b. Variabel terikat (dependen), Keputusan Investasi (KP)
3.4 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan alat analisis data metode statistika Structural
Equation Model (SEM) untuk mengetahui hubungan variabel independen
terhadap variabel dependen dengan menggunakan alat uji Partial Least Square
(PLS). PLS merupakan statistika multivariat yang mampu menguji hubungan
antara variabel dependen berganda dengan variabel independen berganda
(Hartono dan Abdillah, 2014). PLS dapat melakukan pengujian model pengukuran
(outer model) dan model struktural (inner model) secara simultan dan
pengukurannya digunakan untuk mengetahui hubungan antara item yang
diobservasi (instrumen penelitian) dengan variabel laten dengan melakukan uji
validitas dan reliabilitas (Hartono dan Abdillah, 2014).
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah uji kualitas data untuk mengukur ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi pengukurannya. Menurut Ghozali (2014)
suatu data dikatakan valid jika korelasi antara masing-masing indikatornya
terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil yang signifikan. Pengujian ini
40
bertujuan untuk memastikan apakah isi kuesioner sudah tepat untuk mengukur
instrumen penelitian, dengan menggunakan PLS dapat dilihat dari pengujian
validitas convergent dan discriminant. Convergent Validity dinilai berdasarkan
besarnya nilai loading yang menunjukkan korelasi antara item score dengan
construct score (Ghozali, 2014).
Nilai loading factor dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan
konstruk yang ingin diukur dan ini sangat direkomendasikan, namun demikian
untuk penelitian tahap awal nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Chin,
1998 dalam Ghozali, 2014). Dalam penelitian ini nilai loading > 0,50 dianggap
baik. Selain itu convergent validity dinilai dengan melihat nilai AVE (Average
Variance Extracted). Jika nilai AVE> 0,50 maka dikatakan model memiliki nilai
Convergent validity yang baik (Henseler et al., 2009 dalam Seto, 2017).
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat
mengukur dengan stabil dan konsisten sehingga bila alat ukur tersebut digunakan
kembali untuk meneliti obyek yang sama dengan teknik yang sama dalam waktu
yang berbeda, maka hasil yang diperoleh tetap sama. Uji reliabilitas
mengindikasikan suatu instrumen tidak bias dan handal diujikan pada waktu
tempat dan orang yang berbeda. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menganalisis koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu instrumen
dikatakan reliabel jika nilai Composite Realibility Measure > 0,70 dan
Cronbach’s Alpha > 0,70.
41
3.4.3 Pengukuran Model Struktural
Setelah analisis pengukuran model dilakukan, tahap selanjutnya yang dilakukan
adalah pengukuran model struktural atau inner model. Model struktural
digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan model
dan juga estimasi parameternya.
Model struktural dievaluasi dengan menggunakan koefisien determinasi R2 untuk
konstruk dependen dan Stone-Geisser-Q-Square atau Q2 untuk mengetahui
apakah model memiliki Predictive Relevance. Interpretasi R2 sama dengan
interpretasi pada regresi, yaitu untuk menilai pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Sementara Q2 mengukur seberapa baik nilai
observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q2 > 0
menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance. Besaran Q-square
memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti
model semakin baik (Ghozali, 2014).
3.5 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pengaruh langsung menggunakan Structural Equation
Modeling (SEM) dengan Partial Least Square (PLS), dilakukan dengan melihat
nilai probabilitas dan nilai t-statistik (Ghozali, 2014). SEM muncul dari evolusi
persamaan berganda yang dikembangkan dari prinsip ekonometrika dan
digabungkan dengan prinsip psikologi dan sosiologi. SEM terdiri dari dua bagian
yaitu model variabel laten dan model pengukurann. Model variabel laten
mengadaptasi model persamaan simultan pada ekonometri. Sedangkan model
42
pengukuran menggambarkan seberapa indikator terukur sebagai efek atau refleksi
dari variabel laten lainnya. Berbeda dengan teknik analisis lain yang hanya bisa
mengukur kausal searah saja, SEM memungkinkan menganalisis hubungan dua
arah yang sering muncul dalam ilmu sosial dan perilaku.
Desain PLS dibuat untuk mengatasi keterbatasan metode SEM. Pada metode SEM
mengharuskan jumlah jumlah data yang banyak biasanya minimal 100 data, tidak
ada missing values, harus berdistribusi normal dan tidak boleh memiliki
multikolinearitas. Sedangkan PLS dapat digunakan pada jumlah data sampel
yang kecil dengan menggunakan distribution fee dimana data dapat berdistribusi
tertentu. Untuk nilai probabilitas, nilai p-value dengan α = 5% adalah kurang dari
0,05. Nilai t-tabel untuk α = 5% adalah 1,96, sehingga kriteria penerimaan Ha
dan penolakan Ho adalah jika nilai ρ < 0,05 dan t-statistik > 1,96 (Hartono dan
Abdillah, 2014).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini telah menguji bagaimana pengaruh bias perilaku yang diwakili oleh
variabel efek disposisi, perilaku herding, perilaku heuristik dan sikap terhadap
risiko dalam pengambilan keputusan investasi di pasar saham. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat kami ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Efek disposisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi. Hasil ini dapat dimaknai bahwa semakin besar efek disposisi yang
dimiliki investor maka akan mempengaruhi keputusan investasinya.
2. Perilaku herding berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi. Hasil ini dapat dimaknai bahwa semakin besar perilaku herding
yang dimiliki investor maka akan mempengaruhi keputusan investasinya.
3. Perilaku heuristik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi. Hasil ini dapat dimaknai bahwa semakin besar perilaku heuristik
yang dimiliki investor maka akan mempengaruhi keputusan investasinya.
69
4. Sikap terhadap risiko (prospect) tidak berpengaruh terhadap keputusan
investasi. Hasil ini berarti sikap investor terhadap risiko yang dihadapi tidak
berpengaruh terhadap keputusan investasi dan cenderung bersikap rasional
ketika dihadapkan pada sebuah risiko di dalam pilihan investasi yang
tersedia. Pengalaman pada investasi sebelumnya tidak mempengaruhi
keputusan investasi selanjutnya. Kondisi ini bisa mengindikasikan bahwa
sikap investor terhadap risiko lebih banyak dipengaruhi pertimbangan lain
dan cenderung mengikuti tren trading yang dilakukan investor lain.
5.2 Keterbatasan
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Kerangka penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh variabel dependen efek
disposisi, perilaku herding, perilaku heuristik dan sikap akan risiko terhadap
variabel dependen keputusan investasi. Sementara masih ada beberapa model
kerangka penelitian lain yang bisa menguji hubungan bias perilaku terhadap
keputusan investasi seperti hubungan intervening atau moderating sehingga
dapat menguji variabel lain yang tidak secara langsung dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan investor,
2. Responden penelitian ini hanya terbatas pada investor di pasar saham atau
sektor keuangan saja tidak termasuk investor pada sektor riil. Sehingga tidak
bisa membandingkan apakah terdapat perbedaan hasil pengaruh bias perilaku
terhadap keputusan investasi di kedua sektor investasi tersebut.
70
5.3 Saran
Saran yang diusulkan peneliti untuk penelitian selanjutnya di bidang yang sama
ialah agar peneliti dapat menguji pengaruh bias perilaku investor dengan
menggunakan variabel moderating atau intervening terhadap keputusan investasi
dengan menggunakan variabel lain seperti aspek personalitas berdasarkan gender
maupun aspek bencana alam. Selain itu, penelitian selanjutnya juga disarankan
agar dapat menguji bias perilaku investor pada dua sektor investasi yakni sektor
keuangan dan sektor riil sehingga bisa membandingkan hasil penelitian di kedua
sektor tersebut.
5.4 Implikasi
Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa bias perilaku yang diwakili oleh
efek disposisi, perilaku herding dan perilaku heuristik berpengaruh dalam
pengambilan keputusan investor di pasar saham. Sementara itu, sikap terhadap
risiko tidak terbukti memberikan pengaruh terhadap investor dalam pengambilan
keputusan. Hasil ini berimplikasi terhadap perdagangan saham yang dilakukan
investor dimana secara emosional investor membuat keputusan berdasarkan
informasi yang baru diterima. Sebaiknya, dalam membuat keputusan investasi
investor jangan terburu-buru melainkan dipikir dengan tepat dan
mempertimbangkan berbagai aspek serta menajamkan logika.
DAFTAR PUSTAKA
Ackert L.F dan Deaves R. 2010. Behavioral Finance Phycology on Real EstateMarket Price in Nairobi Kenya, University of Nairobi Press.
Ahmad, Kumaruddin. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Investasi. PT. RinekaCipta, Jakarta.
Alwathainani, A. M. 2012. Consistent Winners and Losers. International Reviewof Economics and Finance, 21, 210-220.
Atif, Kafayat. 2014. Interrelationship of Biases: Effect Investment DecisionsUltimately. Theoretical and Applied Economics XXI 6(595), 85-110.
Barberis, Nicholas dan Thaler, R.H. 2002. Asurvey of Behavioral Finance. NBERWorking Paper, No. W9222.
Bazerman, M. 1998. Judgment in Managerial Decision Making, 4th edition,Singapore: John Wiley & Son.
Beedles, W. L. 1979. Return, Dispersion and Skewness; Synthesis and InvestmentStrategy. The Journal of Financial Research, Vol.2, No.1, pp 71-80,Spring.
Beracha E & Scuba H. 2014. Investor Behavior: The Psychology of FinancialPlanning and Investing (H.K Baker and Ricciardi V) New Jersey: JohnWiley & Sons, Inc 2014.
Bernard, V. L., dan Thomas, J. K. 1990. Evidence that Stock Prices Do NotFully Reflect the Implication of Current Earnings for FutureEarnings. Journal of Accounting and Economics. Vol.: 13 (4): 305-340.
Bloomfield, R, Libby, R., dan Nelson, M.W. 2000. Underreactions, Overreactionsand Moderated Confidence. Journal of Financial Markets, Vol.: 3 (2):113-137.
Bursa Efek Indonesia. IDX Fact Book 2012. Tersedia :http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Publication/FactBook/FileDownload/IDX-Fact-Book-2012-new-hal.pdf (10 Juli 2018)
Bursa Efek Indonesia. IDX Fact Book 2016. Tersedia :http://www.idx.co.id/media/1736/20161025_fb-2016.pdf (10 Juli 2018)
Chin, W. W. 1998. Issues and Opinion on Structural Equation Modeling. MISQuarterly, 22(1): vii-xvi.
Chiodo, A., Guidolin, M., Owyang, M. T., dan Shimoji, M. 2003. Subjectiveprobabilities: Psychological Evidence and Economic Applications.Federal Reserve Bank of St. Louis Working Paper Series (2003-009).
Cho, J. dan Lee, J. 2006. Consumers’ Use of Information Intermediaries and TheImpact on Their Information Search Behavior in The Financial Market.Journal of Consumer Affairs, 39(1), 95-120.
Debondt dan Thaler. 1984. Does the Stock Market Overreact?. The Journal ofFinance, Vol. XL, No.3, pp793-805.
Elster, J. 1999. Alchemies Od The Mind: Rationality and The Emotion. CambridgeUniversity Press.
Fama, E. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and EmpiricalWork. Journal of Finance, 25(2), pp. 383-417.
Gervais, S. dan Odean, T. 2001. Learning to Be Overconfident, The Review ofFinancial Studies, vol.14, No.1, pp. 1-27.
Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif denganPartial Least Square (PLS), Edisi 4. Semarang, Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.
Goldberg dan Nitzsch. 2001. Behavioral Finance. John Wiley & Sons.
Gozalie, Stephanie dan Njo, A. 2015. Pengaruh Perilaku Heuristics dan Herdingterhadap Keputusan Investasi Properti Hunian, Finesta, Vol.3, No.2.
Grossman J., dan Stiglitz E. 1980. On the Impossibility of InformationallyEfficient Markets. American Economic Review, Vol.70, No. 3, 393-408.
Hartono, J. dan Abdillah, W. 2014. Konsep dan Aplikasi PLS (partial leastsquare) untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Hartono, J. 2010. Teori Portofolio dan Investasi Edisi ke Tujuh, BPFE UGMYogyakarta.
Henseler, J., Ringle C M., dan Rudolf R S. 2009. The Use Of Partial Least SquaresPath Modeling In International Marketing. Emerald JAI Press, pp.277-319
Hirshleifer, D. 2001. Investor Psychology and Asset Pricing. Journal of Finance,No.56, pp.1533-1597.
Javed, M. A., Marghoob, S., 2017. The Effects of Behavioural Factors inInvestment Decision Making at Pakistan Stock Exchanges. Journal OfAdvanced Research in Bussiness and Management Studies 7, 103-114
Jegadeesh, Narasimhan, 2015. Overreaction, Delayed Reaction and ContrarianProfits. The Review of Financial Studies, Volume 8, Issue 4, 1 October1995, Pages 973–993.
Kaestner, M. 2006. Anomalous Price Behaviour Following Earnings Surprises:Does Representativeness Cause Overreaction?. Revue del’AssociationFrancaise de Finance, 27, 5-31.
Kahneman, D., dan Tversky, A. 1972. Subjective probability: A Judgment ofRepresentativeness. Cognitive Psychology, 3, 430-454.
Kahneman, D., dan Tversky, A. 1974. Judgment Under Uncertainty: Heuristicsand Biases. Science, 1124±1131.
Kahneman, D., dan Tversky, A. 1979. Prospect Theory: An Analysis of DecisionUnder Risk. Econometrica, 47(2), pp. 63-91.
Kahneman, D., P Slovic dan Tversky, A. 1982. Judgment Under Uncertainty:Heuristics and Biases. Cambridge University Press, Cambridge.
Kahneman, D., P Slovic dan Tversky, A. 2002. Maps of Bounded Rationality: APerspective on Intuitive Judgment and Choice. Prize Lecture, 8December in Princenton University, Department of Psychology,Princeton, USA.
Kallinterakis, V., Munir, N. dan Markovic, M. R. 2010. Herd Behavior,Illiquidity, and Extreme Market States: Evidence from Banja Luka.Journal of Emerging Market Finance, 9,(3), 305–324.
Kaustia, M. 2014. What Causes The Disposition Effect? An Empirical Evaluation.Doctoral Thesis Essay On Investor Behavior Phycological ReferencePrice.
Kengatharan, L dan Kengatharan, N. 2014. The Influence of Behavioral Factors inMaking Investment Decisions and Performance: Study on InvestorsofColombo Stock Exchange, Sri Lanka. Asian Journal of Finance &Accounting 6(1), 1-23.
Kim, Kenneth A dan Nofsinger, John R. 2008. Behavioral Finance in Asia.Pacific-Basin Finance Journal 16.
Kothari, S. P. 2001. Capital Market Resaearch in Accounting. Journal ofAccounting & Economics, Vol. 31, pp. 105-231.
Kumar, Satih dan Nisha Goyal. 2014. Behavioral Biases In Investment DecisionMaking – A Systematic Literature Review. Research in FinancialMarkets, Vol. 7 Issue: 1, pp.88-108.
Lam, K., Liu, T., dan Wong, W.K., 2008. The Magnitude Effect in The Over-And-Underreaction Ininternational Markets. International Journal ofFinance 20(3), 4833 - 4862.
Lin, Huci-Wen. 2011. Elucidating the Influence of Demographics andPsychological Traits on Investment Biases, World Academy od Science,Engineering and Technology, Vol. 77, pp. 145-150.
Mahmood, Z., Rehana K., Syed S.A., dan Irum,S. (2016). The Effect ofHeuristics, Prospect and Herding Factors on Investment Performance,Pakistan Journal of Social Sciences, Vol. 36 No. I, pp 475-484
Markowitz, H. 1952. The Utility of Wealth . The Journal of Economy, Vol.60,No.2, pp.151-158.
Mc Goun dan Skubic. 2000. Beyon Behavioral finance. The Journal OfPsychology And Financial Markets, Vol. 1No. 2, pp 135-144.
Odean, T. 1998. Volume, Volatility, Price and Profit When All Traders AreAbove Aver-Age, Journal of Finance, 53, pp. 1887-1934.
Olsen. 1998. Behavioral Finance and Its Implication For Stock-Price Volatility.Financial Analysis Journal, Vol 54, No 2 pp 10-18.
Pompian, M. M. 2006. Behavioral Finance and Wealth Management: How ToBuild Optimal Portfolios that Account for Investorbiases. New York:John Wiley & Sons.
Pompian, M. M. 2012. Behavioral Finance and Investor Type (ManagingBehavior to Make Better Investment Decision). New Jersey: John Wiley& Sons.
Poterba, J. M, dan S. Weisbenner. 2001. Capital Gains Tax Rules, Tax-LossTrading, and Turn of The Year Returns. Journal of Finance 56 (1): 353–368.
Prosad, J. M, Sujata K dan Jhumur S. 2015. Behavioral Biases of Indian investors:a Survey of Delhi-NCR Region. Qualitative Research in FinancialMarkets, Vol. 7 Iss 3 pp. 230 – 263.
Ritter, J. R. 2003. Behavioral Finance. Pacific-Basin Finance Journal, 11(4),429-437.
Sahi, S.K. dan Arora, A.P. 2011, Individual investor Biases: A SegmentationAnalysis, Qualitative Research in Financial Markets, Vol. 4 No. 1, pp. 6-25.
Sekaran, Umar. 2009. Reasearch Methods For Business (Metodologi PenelitianUntuk Bisnis). Penerbit Salemba Empat, Jakarta (119 - 124).
Sembel, Roy. 2011. Overconfidence and Excessive Trading Behavior: AnExperimental Study. International Journal of Business and Management,Vol. 6, No. 7.
Seto, Agung Anggoro. 2017. Behavioral Biases pada Individual Investor di KotaPalembang, Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, Volume 8 No.01Desember 2017.
Shefrin, H. 2007. Behavioral Corporate Finance. Decisions that Create Value,McGraw-Hill/Irwin: New York.
Shefrin, H dan M. Statman. 1985. The Disposition to Sell Winners too EarlyandRide Loosers to Long: Theory and Evidence. The Journal Of Finance,Vol 40, No 3.
Shefrin, H dan M. Statman. 2011. Behavioral Finance in The Financial Crisis:Market Efficiency, Minsky, and Keynes, Rethinking The FinancialCrisis. Working Paper, Santa ClaraUniversity, Russel Sage Foundation,New York.
Sitinjak, Elizabeth L. M dan I. Ghozali. 2012. The Investor Indonesia Behavior onStock Investment Decision Making: Dispocition Effect, Cognition andAccounting Information. Research Journal Of Finance and Accounting,Vol.3, No 8.
Statman, M., T, S. dan Vorkink, K. 2006. Investor Overconfidence &Trading Volume, Review of Financial Studies, Vol.19 No.4, pp. 1531-
1565.
Slovic, P., Finucane, M., Peter, E., dan MacGregor. 2004. Risk as Analysis andRisk as Feelings: Some Thoughts About Affect, Reason, Risk, andRationality. Risk Analysis,. Vol.: 24 (2): 311-322.
Subrahmanyam. 2006. Behavioral Finance : A Review And Synthesis, WorkingPaper, pp 140, November.
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tan, L., Chiang, T. C., Mason, J. R. dan Nelling, E. 2008. Herding Behavior inChinese Stock Markets: An Examination of A and B shares. Pacific-Basin Finance Journal, 16(1-2), 61–77.
Thaler, R.H. 1994. Psychology dan Saving Policies. American Economic Review,Vol. 84, No. 2, pp. 186-192.
Wamae, J. N. 2013. Behavioural factors influencing investment decision in stockmarket: A survey of investment banks in Kenya. International Journal ofSocial Sciences and Entrepreneurship 1 (6), 68-83.
Waweru, N., M., Munyoki, E., dan Uliana, E. 2008. The Effects of BehavioralFactors in Investment Decision-Making: A Survey Of InstitutionalInvestors Operating at the Nairobi StockExchange. International Journalof Business and Emerging Markets, 1 (1), 24-41.
Wolosin, R.J., Sherman, S.J., dan Till, A. 1973. Effects of Cooperation andCompetition on Responsibility Attribution After Success and Failure.Journal of Experimental Social Psychology, Vol 9, 220–235.