PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN, DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP BIAYA MODAL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Dita Yunianti NIM : 108082000064
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2015 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dita Yunianti
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Juni 1990
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jalan Kayu Manis 5 Rt/Rw 004/002
No.60 Pondok Cabe Udik – Pamulang
Tangerang Selatan - Banten
6. Telpon : 081381341099
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SDN 01 Cirendeu Tahun 1996-2002
2. SMPN 1 Cirendeu Tahun 2002-2005
3. SMAN 1 Pamulang Tahun 2005-2008
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
• Anggota OSIS SMAN 1 Pamulang Tahun 2005-2006
• Anggota MPK SMAN 1 Pamulang Tahun 2006-2008
IV. PENGALAMAN KERJA
• Magang di KUD Soliamitra Tahun 2011
• PT. Arkadia Nusantara Mandiri Tahun 2012
vii
ABSTRACT
The objective of this research was to analyze the effect of information
asymmetry, institutional ownership, firm size and earning management on the cost
of capital. Information asymmetry as measured by bid-ask spread, the
institutional ownership as measured by percentage from number of institute
shares with number of company shares, the firm size as measured by market
value of equity, and the earning management as measured by discretionary
accrual, whereas the cost of capital as measured by ohlson model.
This research included quantitave research. The research method used is
causal comparative research, such as the research that has purposed for
analyzing the effects between two variables or more. The sample in this research
were companies of the manufacturing sector at the Indonesian Stock Exchanges.
Total of sample in this research were 74 companies. The sampling methods in this
research used purposive sampling which were published in financial report
during period 2009-2012. Type of data used are secondary data. The data
processing method used multiple linear regression using t test and F test. This
research used statistic approach.
The results showed that (1) the information asymmetry had not positive
significant effect on cost of capital, (2) the institutional ownership had negative
significant effect on cost of capital (3) the firm size had negative significant effect
on cost of capital (4) the earning management had not positive significant effect
on cost of capital, and (5) simultaneously of information asymmetry, institutional
ownership, firm size, and earning management had significant effect on the cost of
capital.
Keyword: Information Asymmetry, Earning Management, and Cost of Capital
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh asimetri informasi,
kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan manajemen laba terhadap biaya
modal. Asimetri informasi diukur dengan bid-ask spread, kepemilikan
institusional diukur dengan persentase jumlah saham institusi dengan total saham
perusahaan, ukuran perusahaan diukur dengan nilai pasar ekuitas dan manajemen
laba diukur menggunakan discretionary accrual, sedangkan biaya modal diukur
dengan model ohlson.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kausal komparatif, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 74 perusahaan. Metode
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling
dengan laporan keuangan yang dipublikasikan dari tahun 2009-2012. Jenis data
yang dipergunakan adalah data sekunder. Metode pengolahan data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F.
Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) asimetri informasi tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap biaya modal, (2) kepemilikan institusional
berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya modal, (3) ukuran perusahaan
berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya modal, (4) manajemen laba tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap biaya modal, dan (5) secara simultan
asimetri informasi, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan manajemen
laba berpengaruh signifikan terhadap biaya modal.
Kata kunci: Asimetri Informasi, Manajemen Laba, dan Biaya Modal.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Asimetri Informasi, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, dan Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal”. Shalawat serta
salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
sang teladan yang membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sepenuhnya
menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis.
2. Masku tersayang Brigadir Joko Sujarwo yang telah memberikan semangat
serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Adik-adikku Ade Ina Yatillah, Pipit Fitriyani, Zahra Afifah yang telah
menemani dan memberikan doa dan dukungannya sampai skripsi ini
terselesaikan.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen pembimbing skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi.
5. Ibu Atiqah, SE, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah bersedia
meluangkan waktu serta memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
6. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., M.M selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Seluruh staf bagian akademik dan jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku Asri Hairani, Agista Nuraini, Nabilah Nawazir. Terima
Kasih atas dukungan, doa serta semangatnya sampai skripsi ini terselesaikan.
12. Teman-temanku AKB 2008 yang selalu memberi dukungan kepada penulis.
13. Teman-teman seperjuangan sidang Miladita, Nike dan Diden. Terima kasih
atas semangatnya.
14. Semua pihak yang terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca sekalian. Sehingga penulisan skripsi ini penulis harapkan dapat
dikembangkan lebih dalam lagi agar dapat memberikan nilai dan manfaat yang
baik bagi seluruh pihak terutama dalam hal pendidikan.
Jakarta, Desember 2015
(Dita Yunianti)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 9
1. Tujuan Penelitian ................................................................ 9
2. Manfaat Penelitian .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur ...................................................................... 12
1. Teori Keagenan ................................................................... 12
2. Asimetri Informasi .............................................................. 14
xii
3. Kepemilikan Institusional ................................................... 17
4. Ukuran Perusahaan ............................................................. 18
5. Manajemen Laba ................................................................ 20
6. Biaya Modal ....................................................................... 26
B. Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................................... 34
C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 38
D. Perumusan Hipotesis ................................................................. 39
1. Keterkaitan Antar Variabel ................................................. 39
a. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Biaya Modal ... 39
b. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Biaya
Modal .......................................................................... 40
c. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Biaya Modal ... 41
d. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal ...... 42
2. Hipotesis Penelitian ............................................................ 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 45
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 47
D. Metode Analisis Data ................................................................. 47
1. Statistik Deskriptif ............................................................... 47
2. Uji Asumsi Klasik................................................................ 48
a. Uji Normalitas ............................................................. 48
b. Uji Multikoloniearitas .................................................. 49
xiii
c. Uji Autokorelasi ........................................................... 49
d. Uji Heterokedastisitas .................................................. 50
3. Uji Regresi Berganda ........................................................... 51
a. Regresi Linier Berganda ............................................... 51
b. Koefisien Determinasi .................................................. 51
4. Uji Hipotesis ....................................................................... 52
a. Uji Statistik t ................................................................ 52
b. Uji Statistik F ............................................................... 53
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 54
1. Variabel Independen ............................................................ 54
a. Asimetri Informasi ....................................................... 55
b. Kepemilikan Institusional ............................................. 55
c. Ukuran Perusahaan ...................................................... 56
d. Manajemen Laba .......................................................... 56
2. Variabel Dependen ............................................................. 58
a. Biaya Modal ................................................................ 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 60
1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 60
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................. 61
B. Hasil Uji Analisis Data ............................................................... 61
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 61
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 65
xiv
a. Hasil Uji Normalitas Data ............................................. 65
b. Hasil Uji Multikolinearitas ............................................ 68
c. Hasil Uji Autokorelasi ................................................... 69
d. Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................... 70
3. Hasil Uji Regresi Berganda .................................................. 72
a. Regresi Linier Berganda ............................................... 72
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................... 74
4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 75
a. Hasil Uji Statistik t ........................................................ 75
b. Hasil Uji Statistik F ....................................................... 77
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 78
1. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Biaya Modal .......... 78
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Biaya Modal . 80
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Biaya Modal ......... 81
4. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal ............. 82
5. Pengaruh Asimetri Informasi, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan dan Manajemen Laba Secara Bersama-sama Terhadap
Biaya Modal ....................................................................... 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 87
B. Implikasi .................................................................................... 88
C. Keterbatasan ............................................................................... 89
D. Saran .......................................................................................... 89
xv
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 95
xvi
DAFTAR TABEL
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ................................................................... 34
3.1 Proses Seleksi Sampel ............................................................................. 46
3.2 Operasionalisasi Variabel penelitian ........................................................ 54
4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ................................................. 61
4.2 Statistik Deskriptif .................................................................................. 62
4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov ....................................................................... 68
4.4 Uji Multikolinearitas ............................................................................... 69
4.5 Uji Autokorelasi ...................................................................................... 70
4.6 Uji Regresi Linier Berganda ................................................................... 72
4.7 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) ....................................... 74
4.8 Uji Statisik t ............................................................................................ 75
4.9 Uji Statistik F .......................................................................................... 78
xvii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 38
4.1 Grafik Histogram .................................................................................... 66
4.2 Grafik P-Plot .......................................................................................... 67
4.3 Grafik Scatterplot.................................................................................... 71
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nama Sampel ................................................................................. 95
2. Hasil Perhitungan Variabel Biaya Modal................................................... 98
3. Hasil Perhitungan Variabel Asimetri Informasi ........................................ 109
4. Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Institusional ............................... 119
5. Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan ........................................ 129
6. Hasil Perhitungan Variabel Manajemen Laba ............................................ 145
7. Hasil Output SPSS ................................................................................... 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tempat bagi terjadinya mekanisme transaksi saham yang fair disebut
pasar modal. Namun transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya
konflik kepentingan dan transparannya laporan keuangan emiten. Aktivitas
yang dilakukan oleh investor di pasar modal ditentukan oleh informasi yang
mereka peroleh baik secara langsung (laporan publik) maupun tidak langsung
(insider trading).
Penyampaian informasi melalui laporan keuangan perlu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan pihak-pihak eksternal maupun internal yang kurang
memiliki wewenang untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari
sumber langsung perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu
sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana
pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya
pemilik. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) Revisi 2009 terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan
catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan ini diakui oleh investor,
kreditor, supplier, organisasi buruh, bursa efek dan para analis keuangan
sebagai sumber informasi penting mengenai keberadaan sumber daya
2
ekonomi perusahaan yang diharapkan berguna untuk pengambilan keputusan.
Dan informasi ini juga diharapkan menjadi pedoman untuk pemegang saham
dan investor potensial untuk menentukan kepentingan investasi mereka
terhadap saham emiten.
Penyampaian informasi melalui laporan keuangan sering menjadi target
pihak manajemen untuk melakukan tindakan opportunis yaitu tindakan
manajemen hanya untuk mengambil kepentingan dirinya sendiri terhadap
para pengguna laporan keuangan. Salah satu informasi yang terdapat di dalam
laporan keuangan adalah informasi mengenai laba perusahaan. Menurut
PSAK Nomor 1, informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi
sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan,
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan
pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
sumber daya. Bagi pemilik saham dan atau investor, laba berarti peningkatan
nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima, melalui pembagian dividen.
Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen
perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian
pihak-pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas
pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan
prospeknya di masa depan.
3
Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja
manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba seperti ini
digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba
tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya. Kualitas
laba khususnya dan kualitas laporan keuangan pada umumnya adalah penting
bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan karena untuk tujuan
kontrak dan pengambilan keputusan investasi. Bagi investor, laporan laba
dianggap mempunyai informasi untuk menganalisis saham yang diterbitkan
oleh emiten. Pada lingkungan pasar modal, laporan keuangan yang
dipublikasikan merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan
oleh sebagian besar pemakai laporan dan atau pelaku pasar serta pihak-pihak
yang berkepentingan dengan emiten untuk pertimbangan tentang efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. (IAI, 2009).
Informasi yang berkualitas bagi investor berfungsi untuk menurunkan
asimetri informasi. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan
datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya.
Leuz et al. (2003) dalam Utami (2005) melakukan studi komparatif
internasional tentang manajemen laba dan proteksi investor dengan sampel
31 negara, yang meliputi periode pengamatan dari tahun 1990 sampai tahun
1999. Dalam penelitian ini Indonesia termasuk sebagai sampel. Tujuan
penelitiannya adalah untuk memberikan bukti empirik adanya perbedaan
4
manajemen laba di berbagai negara, dan perbedaan tersebut dikarenakan
adanya perbedaan proteksi terhadap investor. Berdasarkan pada nilai rata-rata
skor manajemen laba, Indonesia berada pada urutan ke 15 dari 31 negara.
Artinya, Indonesia berada pada tingkat menengah, tingkat terendah
manajemen laba adalah Amerika Serikat. Jika dibandingkan dengan negara
ASEAN yang ikut terpilih sebagai sampel yaitu: Malaysia, Filipina, dan
Thailand, maka Indonesia adalah yang paling besar tingkat manajemen
labanya. Untuk skor legal enforcement Indonesia mendapat skor 2,9 dan
merupakan skor terendah dari 31 negara, artinya bahwa legal enforcement di
Indonesia sangat lemah dan ini berdampak pada rendahnya tingkat proteksi
terhadap investor.
Hal ini menunjukkan terjadinya skandal keuangan, yang merupakan
kegagalan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi para
pengguna laporan. Laba sebagai bagian dari laporan keuangan tidak
menyajikan fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan
sehingga laba yang diharapkan dapat memberikan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan menjadi diragukan kualitasnya. Pihak
manajemen perusahaan sangat menyadari peranan informasi laba dalam
income statement. Oleh karena itu, pihak manajemen cenderung memberikan
kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk mencapai tujuan
tertentu yang biasanya bersifat jangka pendek. (Syahril Djaddang, 2006).
5
Beberapa kasus seperti penggelapan dana nasabah di Sanjaya Sekuritas
(Century) dan pinjaman China Investment (CIC) pada Bumi Resources,
adalah sedikit dari bentuk ketimpangan informasi (Information Asymmetry) di
pasar modal.
Deretan kasus ketimpangan informasi di pasar modal menuntut regulator
di pasar modal melakukan pengawasan salah satunya dengan membuat
Undang-Undang NO.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Pasar modal
hendaknya memperhatikan perilaku perusahaan domestik dalam melakukan
investasi. Kebanyakan perusahaan domestik, menerapkan investasi bersifat
spekulatif. Investasi spekulatif merupakan perusahaan yang mampu
membayar bunga atas utang dengan menggunakan pendapatan yang diperoleh
dari hasil produknya. Itu diartikan bahwa arus kas perusahaan cukup
dipertanyakan untuk melunasi seluruh kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Persoalannya akan berbahaya ketika perubahan-perubahan eksternal, seperti
kenaikan suku bunga dan nilai tukar (kurs), perusahaan yang bersifat
speculatif menjadi default. Perusahaan model ini sama sekali tidak dapat
memperinci pokok pinjaman maupun bunga. Hal ini mempengaruhi
pendapatan perusahaan akibat menurunnya daya beli dan likuiditas pasar
domestik.
Tindakan manajemen laba juga telah memunculkan dalam beberapa
kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain
Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat.
6
Dalam kasus Enron misalnya, satu dampak yang sangat jelas yaitu kerugian
yang ditanggung para investor dari ambruknya nilai saham yang sangat
dramatis dari harga per saham US$ 30 menjadi US$ 10 dalam waktu dua
minggu. Beberapa praktik manajemen laba juga pernah terjadi di pasar modal
Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil
pemeriksaan Bapepam, diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian
dalam laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk., berupa kesalahan dalam
penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana
dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp32,7 miliar. (Badan
Pengawas Pasar Modal, 2002).
Kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma Tbk
berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam. Badan Pengawas Pasar Modal
(2004), menemukan bukti bahwa nilai barang dalam proses dinilai lebih
tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian nilai persediaan barang
dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp. 28,87 miliar. Akibatnya
penyajian terlalu tinggi (overstated) persediaan sebesar Rp. 28,87 miliar,
harga pokok penjualan disajikan terlalu rendah (understated) sebesar Rp28,8
miliar dan laba bersih disajikan terlalu tinggi overstated dengan nilai yang
sama.
7
Menurut Bagnoli dan Watts (2000) dalam Utami (2005), praktik
manajemen laba banyak dilakukan oleh manajemen karena mereka
menganggap bahwa perusahaan lain juga melakukan hal yang sama. Dengan
demikian, kinerja kompetitor juga dapat menjadi pemicu untuk melakukan
praktik manajemen laba karena investor dan kreditor akan melakukan
komparasi untuk menentukan perusahaan mana yang mempunyai rating yang
baik (favorable).
Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat
yang diperoleh dari pengungkapan informasi tersebut lebih besar dari
biayanya. Manfaat tersebut diperoleh karena ungkapan informasi oleh
perusahaan akan membantu investor dan kreditor memahami risiko investasi.
Verrecchia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001), menunjukkan
bahwa dengan mengungkapkan informasi privat maka tuntutan investor
terhadap kompensasi menurun karena biaya transaksi turun sehingga
komponen adverse selection dan bid-ask spread berkurang dan pada akhirnya
cost of equity capital juga turun.
Manajemen laba juga menyebabkan banyak informasi yang harus
diungkap oleh perusahaan, sehingga berkonsekuensi terhadap meningkatnya
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi
publik (cost of equity capital). Manajemen laba seiring dengan meningkatnya
biaya modal ekuitas (cost of equity capital) yang dikeluarkan perusahaan
(Utami, 2005).
8
Hal tersebut juga sama halnya dengan semakin besar perusahaan akan
memiliki biaya informasi yang lebih tinggi demikian juga dengan perusahaan
yang lebih kecil. Besar kecilnya perusahaan disebut dengan ukuran
perusahaan. Studi yang dilakukan oleh Botoson (1997) dalam Utami (2005)
memberikan hasil bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap biaya modal ekuitas.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik
untuk mengetahui lebih banyak dan menyusun penelitian dengan judul:
“Pengaruh Asimetri Informasi, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan dan Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan beberapa hal yang diuraikan dalam alasan pemilihan judul,
maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap biaya modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah kepemilikan intitusional berpengaruh terhadap biaya modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap biaya modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
9
5. Apakah asimetri informasi, kepemilikan intitusional, ukuran perusahaan
dan manajemen laba secara bersama-sama berpengaruh terhadap biaya
modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh asimetri informasi terhadap biaya
modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
b. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan intitusional terhadap
biaya modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
c. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap biaya
modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
d. Untuk menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
e. Untuk menganalisis pengaruh asimetri informasi, kepemilikan
intitusional, ukuran perusahaan, dan manajemen laba secara
bersama-sama terhadap biaya modal perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
10
2. Manfaat Penelitian
a. Aspek Teoritis
1) Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi
pada literatur-literatur terdahulu mengenai Biaya Modal (Cost of
Capital) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dan
memberi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan serta
memberi konstribusi dalam pengembangan teori Biaya Modal.
2) Bagi peneliti yang akan datang
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan
pengetahuan dalam penelitian yang berkaitan dengan Biaya
Modal.
3) Bagi peneliti
Diharapkan menambah wawasan yang lebih tentang Biaya
Modal (Cost of Capital) serta mempertajam kemampuan dalam
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Modal.
b. Aspek Praktis
1) Bagi akademisi
Diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi investor
dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan berkaitan
11
dengan penanaman modal dalam saham, khususnya pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2) Bagi peneliti yang akan datang
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
sehingga dapat melakukan penelitian selanjutnya yang lebih
baik lagi.
3) Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana latihan pengembangan
kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang
diperoleh di bangku kuliah.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Mursalim (2005) mengatakan bahwa teori keagenan dapat
dipandang sebagai suatu model kontraktual antara dua atau lebih orang
(pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain
disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggung jawaban atas
decision making kepada agent, hal ini dapat dikatakan bahwa principal
memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas
tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang
dan tanggung jawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja
atas persetujuan bersama.
Didasarkan atas hal tersebut, dapat dikatakan bahwa adanya
hubungan antara principal dan agent, dimana principal bertindak
sebagai penyedia fasilitas dan dana bagi perusahaan sehingga memiliki
hak untuk memberikan penilaian terhadap kinerja seorang agent. Agent
dalam hal ini dapat dikatakan sebagai pihak manajemen atau pihak yang
mempunyai kekuasaan untuk mengelola perusahaan dimana selain
menjalankan tugas untuk mengelola perusahaan sesuai dengan
kepentingan yang ada pada principal, seorang agent juga
13
bertanggungjawab untuk menghasilkan laporan atas usaha yang telah
dijalankan.
Principal dapat memberikan penilaian terhadap kinerja agent
melalui laporan keuangan yang telah dibuat oleh agent selama
perusahaan berlangsung. Principal selalu mengharapkan agar agent
bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, namun terkadang terjadi
suatu konflik kepentingan diantara principal dan agent. Ujiyanto dan
Pramuka (2007) mengatakan bahwa agency theory merupakan sebuah
kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Selanjutnya
mereka menjelaskan bahwa konflik kepentingan antara principal dan
agent terjadi karena kemungkinan agent tidak selalu berbuat sesuai
dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency
cost). Dalam teori agensi konflik tersebut dapat dikurangi dengan
melakukan pengawasan sehingga dapat menyelaraskan atau menyamakan
berbagai kepentingan yang ada antara principal dan agent di dalam
perusahaan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) mengindentifikasikan biaya
keagenan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) the monitoring expenditure by
the principal adalah biaya pengawasan yang harus dikeluarkan oleh
pemilik; 2) the bonding cost adalah biaya yang harus dikeluarkan akibat
pemonitoran yang harus dikeluarkan principal kepada agent; 3) the
residual loss yaitu pengorbanan akibat berkurangnya kemakmuran
14
principal karena perbedaan keputusan antara principal dan agent. Salah
satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontrol konflik keagenan
adalah dengan menerapkan monitoring melalui tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance). Corporate governace
merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan
melalui supervisi atau pengawasan kinerja manajemen dan menjamin
akuntabilitas manajemen terhadap para pemegang kepentingan dengan
mendasarkan pada kerangka peraturan. Hal ini sekaligus terkait dengan
masalah keagenan di mana corporate governance merupakan konsep
yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai
alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka
akan menerima pengembalian atas dana yang telah mereka investasikan.
2. Asimetri Informasi ( Information Asymmetry )
a. Definisi Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer
memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak
dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Jensen dan Meckling (1976)
menambahkan bahwa jika kedua kelompok (agen dan prinsipal)
tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan
utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa
agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan
15
prinsipal. Prinsipal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif
yang tepat bagi agen dan melakukan monitor yang didesain untuk
membatasi aktivitas agen yang menyimpang.
Menurut Scott (2000) terdapat dua tipe asimetri informasi :
adverse selection dan moral hazard.
1) Adverse selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam
mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan/akan
melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha
potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain.
Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer
perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih
mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan
daripada para investor luar.
2) Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana
satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan
melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha
potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam
penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak
lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya
16
pemisahan pemilikan dengan pengendaliaan yang merupakan
karakteristik kebanyakan perusahaan besar.
b. Teori Bid-Ask Spread
Literatur mikrostruktur mengenai bid-ask spread menyatakan
bahwa terdapat suatu komponen spread yang turut memberikan
kontribusi terhadap kerugian yang dialami dealer ketika bertransaksi
dengan pedagang terinformasi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Order processing cost, terdiri dari biaya yang dibebankan oleh
pedagang sekuritas (efek) atas kesiapannya mempertemukan
pesanan pembelian dan penjualan, dan kompensasi untuk waktu
yang diluangkan oleh pedagang sekuritas guna menyelesaikan
transaksi.
2) Inventory holding cost (biaya penyimpanan persediaan) yaitu
kos yang ditanggung oleh pedagang sekuritas untuk membawa
persediaan saham agar dapat diperdagangkan sesuai dengan
permintaan.
3) Adverse selection component, menggambarkan suatu upah
(reward) yang diberikan kepada pedagang sekuritas untuk
mengambil suatu risiko ketika berhadapan dengan investor yang
memiliki informasi superior. Komponen ini terkait erat dengan
arus informasi di pasar modal.
17
Berkaitan dengan bid-ask spread, fokus perhatian akuntan
adalah pada komponen adverse selection karena berhubungan
dengan penyediaan informasi ke pasar modal.
Pembahasan lebih lanjut mengenai spreads dikemukakan oleh
Cohen dkk (1986) dan Hamilton (1991) dalam Rahmawati dkk
(2006). Cohen dkk (1986) menekankan bahwa riset mengenai kos
transaksi/kos kesegeraan (immediacy cost) harus membedakan antara
spread dealer dan spread pasar. Ia menjelaskan bahwa spread dealer
untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid dan ask yang
ditentukan oleh dealer secara individual ketika ia hendak
memperdagangkan saham tersebut, sedangkan spread pasar untuk
suatu saham merupakan perbedaan harga bid tertinggi dan ask
terendah diantara beberapa dealer yang sama-sama melakukan
transaksi untuk saham tersebut. Berdasarkan perbedaan tersebut,
maka spread pasar dapat lebih kecil dibandingkan dengan spread
dealer.
3. Kepemilikan Institusional ( Institutional Ownership )
Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang
dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lainnya). (Tarjo, 2008).
Menurut Gideon (2005), bahwa kepemilikan institusional memiliki
18
kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses
monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba.
Masalah keagenan utama dalam perusahaan dengan konsentrasi
kepemilikan seperti ini adalah konflik antara pemegang saham
pengendali dengan pemegang saham minoritas. Apabila tidak terdapat
perlindungan hukum yang memadai, pemegang saham pengendali dapat
melakukan aktifitas yang menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan
pemegang saham minoritas. (Tarjo, 2008).
Kepemilikan institusional diukur dengan skala rasio melalui jumlah
saham yang dimiliki oleh investor institusional dibandingkan dengan
total saham perusahaan. Adapun rumusnya sebagai berikut:
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan sering dihubungkan dengan ungkapan laporan
keuangan dalam banyak penelitian empiris dan secara statistik signifikan
diantara keduanya. Menurut Marwata (2000) dalam Murni (2004)
mengemukakan bahwa perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung
memiliki public demand akan informasi lebih tinggi dibanding dengan
perusahaan yang berukuran kecil. Perusahaan yang lebih besar dengan
total risiko yang ditanggung oleh investor lebih besar, akan mendapatkan
INST = Jumlah Saham yang Dimiliki Investor Institusi
Jumlah Saham Perusahaan yang Beredar
19
keuntungan per saham yang terbesar (dalam hal ini peningkatan nilai
saham) sebagai hasil dari peningkatan ungkapan.
Besar kecilnya suatu perusahaan juga berdampak terhadap struktur
pendanaan perusahaan. Perusahaan besar cenderung memerlukan dana
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Hal
ini bisa terjadi dikarenakan adanya dorongan untuk menghasilkan
kenaikan laba di setiap periodenya.
Sudarmadji dan Sularto (2007) ukuran besar atau tidaknya suatu
perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi
pasar maka semakin besar juga ukuran perusahaan tersebut. Semakin
besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak
penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal
oleh masyarakat. Ketiga variabel tersebut yang dapat dikatakan relatif
stabil adalah aktiva dibandingkan dengan nilai pasar dan penjualan.
Veronica dan Utama (2005) mengungkapkan bahwa ukuran
perusahaan diukur dari natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan
pada akhir tahun, yaitu jumlah saham yang beredar pada akhir tahun.
Menurut Rodoni dan Ali (2010), proksi ukuran perusahaan biasanya
adalah total aset perusahaan. Karena aset biasanya sangat besar nilainya
dan untuk menghindari bias skala maka besaran aset perlu dikompres.
20
Secara umum proksi ukuran perusahaan yang dipakai logaritma (log)
atau Logaritme Natural Asset.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa
ukuran perusahaan adalah variabel yang digunakan untuk mengukur
besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan menggunakan besarnya
aktiva, nilai pasar ekuitas dan penjualan perusahaan. Pada penelitian ini
ukuran perusahaan menggunakan nilai pasar ekuitas. Nilai pasar ekuitas
yang dihitung adalah dengan mengalikan jumlah lembar saham yang
beredar dengan stock closing price.
5. Manajemen Laba ( Earnings Management )
a. Definisi Manajemen Laba
Manajemen laba didefinisikan oleh Setiawati dan Na’im (2000)
adalah campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri.
Definisi ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Healy (1999)
dalam Rahmawati dkk (2006) bahwa manajemen laba terjadi ketika
para manajer menggunakan pertimbangan di (dalam) pelaporan
keuangan dan di (dalam) transaksi yang terstruktur untuk mengubah
laporan keuangan bagi yang manapun menyesatkan beberapa
stakeholders tentang dasar kinerja ekonomi perusahaan atau untuk
21
mempengaruhi hasil sesuai kontrak yang tergantung pada angka-
angka akuntansi dilaporkan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen laba
merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas
laporan keuangan. Manajemen laba menambah bias dalam laporan
keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang
mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba
tanpa rekayasa.
Scott (2000) membagi cara pemahaman atas manajemen laba
menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik
manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi
kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (opportunistic
earnings management). Kedua, dengan memandang manajemen laba
dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings
Management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu
fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam
mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Apabila manajemen laba
bersifat oportunis, maka informasi laba tersebut dapat menyebabkan
pengambilan keputusan investasi yang salah bagi investor. Karena
itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
manajemen laba yang dilakukan perusahaan.
22
b. Motivasi Manajemen Laba
Menurut Scott (2000), motivasi perusahaan dalam hal ini
manajer melakukan manajemen laba adalah :
1) Bonus scheme (rencana bonus)
Secara lebih spesifik, ini merupakan perluasan hipotesis
rencana bonus, yang menyatakan bahwa manajer-manajer
perusahaan yang menggunakan rencana bonus akan
memaksimalisasikan pendapatan masa kini atau tahun berjalan
mereka. Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana
bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat
memaksimalkan bonus yang akan diterimanya.
2) Debt covenant (kontrak utang jangka panjang)
Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam
teori akuntansi positif yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke
pelanggaran perjanjian utang maka manajer akan cenderung
memilih metode akuntansi yang dapat “memindahkan” laba
periode mendatang ke periode berjalan sehingga dapat
mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran
kontrak.
3) Political motivation (motivasi politik)
Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis
cenderung menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya,
23
khususnya selama periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini
dilakukan untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari
pemerintah misalnya subsidi.
4) Taxation motivation (motivasi perpajakan)
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa
perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Dengan
mengurangi laba yang dilaporkan maka perusahaan dapat
meminimalkan besar pajak yang harus dibayarkan kepada
pemerintah.
5) Pergantian CEO
CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun
akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk
meningkatkan bonusnya. Demikian pula dengan CEO yang
kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan laba
untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya.
6) Initial Public Offering (penawaran saham perdana)
Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada
dalam prospektus merupakan sumber informasi yang penting.
Informasi ini dapat dipakai sebagai sinyal kepada calon investor
tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi keputusan calon
investor maka manajer berusaha menaikkan laba yang
dilaporkan.
24
c. Bentuk Manajemen Laba
Scott (2000) menyebutkan ada empat bentuk dari manajemen
laba, yaitu:
1) “Tindakan kepalang basah” (taking a big bath), dilakukan
ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan tidak bisa
dihindari pada periode berjalan, dengan cara mengakui biaya-
biaya pada periode-periode yang akan datang dan kerugian
periode berjalan.
2) Meminimumkan laba (income minimation), dilakukan saat
perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan tujuan
agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang
diambil bisa berupa pembebanan pengeluaran iklan, riset dan
pengembangan yang cepat dan sebagainya.
3) Memaksimumkan laba (income maximization), yaitu
memaksimalkan laba agar memperoleh bonus yang lebih besar.
Demikian pula dengan perusahaan yang mendekati suatu
pelanggaran kontrak utang jangka panjang, manajer perusahaan
tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba.
4) Perataan laba (income smoothing), merupakan bentuk
manajemen laba yang dilakukan dengan cara menaikkan dan
menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang
25
dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko
tinggi.
d. Pengukuran Manajemen Laba
Untuk mendeteksi ada tidaknya manajemen laba, maka
pengukuran atas akrual adalah hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Konsep akrual dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
discretionary accrual dan nondiscretionary accrual.
Discretionary accrual adalah pengakuan laba atau beban yang
bebas tidak diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen.
Nondiscretionary accrual adalah sebaliknya, pengakuan akrual laba
yang wajar yang tunduk suatu standar atau prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Oleh karena itu, nondiscretionary accrual
merupakan akrual yang wajar dan apabila dilanggar akan
mempengaruhi kualitas laporan keuangan (tidak wajar) maka
nondiscretionary accrual ini tidak relevan dalam objek penelitian
ini. Oleh karena itu, bentuk akrual yang dianalisis dalam penelitian
ini adalah bentuk discretionary accrual yang merupakan akrual tidak
normal dan merupakan pilihan kebijakan manajemen dalam
pemilihan metode akuntansi.
26
Menurut Beneish (2001) dalam Utami (2005) ada tiga
pendekatan yang dapat digunakan untuk proksi manajemen laba
yaitu :
1) Pendekatan yang mendasarkan pada model agregat akrual, misal
model Jones (1991) dan modified Jones.
2) Pendekatan yang mendasarkan pada model spesifik akrual,
misal Beneish (1997) serta Beaver, McNichols dan Nelson
(2000).
3) Pendekatan berdasarkan distribusi frekuensi, fokusnya adalah
perilaku laba yang dikaitkan dengan spesifik benchmark dimana
praktik manajemen laba dapat dilihat dari banyaknya frekuensi
perusahaan yang melaporkan laba di atas atau di bawah
benchmark, misal Burgstahler, Hail dan Leuz (2006) serta
Myers dan Skinner (1999).
6. Biaya Modal ( Cost of Capital )
a. Definisi Biaya Modal
Biaya modal adalah merupakan konsep yang dinamis yang
dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Struktur biaya modal didasarkan
pada beberapa asumsi yang berkaitan dengan risiko dan pajak.
Asumsi dasar yang digunakan dalam estimasi biaya modal adalah
risiko bisnis dan risiko keuangan adalah tetap (relatif stabil).
27
Pengertian biaya modal menurut Keown dkk (2004) adalah
tingkat yang harus didapat pada sebuah proyek investasi, jika proyek
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan nilai investasi pemegang
saham umum. Biaya modal juga merupakan dasar yang sesuai untuk
mengevaluasi kinerja periodik sebuah divisi atau bahkan seluruh
perusahaan. Dalam hal ini, biaya modal menjadi penentu utama atas
biaya modal yang terkait dengan investasi perusahaan.
Cost of equity capital dapat diidentifikasi sebagai tingkat
return minimum yang disyaratkan oleh penggunaan modal ekuitas
atas investasi. (Mardiyah, 2002).
b. Sumber Biaya Modal Ekuitas
Dalam menarik investor, perusahaan membuat instrumen-
instrumen pembiayaan atau surat-surat berharga yang bervariasi.
Biaya modal dihitung atas beberapa sumber dana yang tersedia bagi
perusahaan. Menurut Keown dkk (2004) ada tiga sumber dana dalam
perhitungan biaya modal yaitu :
1) Hutang jangka panjang
Biaya hutang jangka panjang didapat dari pembagian antara
beban bunga hutang jangka panjang yang ditanggung dengan
total hutang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan
pada periode tertentu. Dalam perhitungan biaya hutang jangka
28
panjang perlu diperhitungkan adanya pajak penghasilan untuk
mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman.
2) Saham preferen
Pembayaran biaya saham preferen dilakukan dengan
pemberian dividen dalam jumlah tertentu. Besarnya biaya saham
preferen sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh
investor pemegang saham preferen. Perhitungan biaya saham
preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi dengan
hasil penjualan saham preferen.
3) Saham biasa
Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang
digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang
diharapkan diterima di masa yang akan datang. Biaya modal
saham biasa merupakan hal yang unik karena dua alasan.
Pertama, biaya modal saham biasa lebih sukar untuk diestimasi
dibanding biaya hutang atau saham istimewa karena tingkat
pengembalian yang disyaratkan pemegang saham biasa adalah
tidak dapat diamati. Ini diakibatkan oleh kenyataan bahwa
pemilik saham biasa adalah pemilik perusahaan yng bersifat
residual, yang berarti bahwa mereka setara dengan apa yang
tersisa dari laba perusahaan setelah membayar kontrak
perjanjian bunga dan pembayaran pokok untuk pemegang
29
obligasi perusahaan serta setelah pembayaran dividen yang
dijanjikan kepada pemegang saham istimewa. Kedua, biaya
modal saham biasa dapat diperoleh dari laba ditahan perusahaan
atau dari penjualan saham baru. Biaya-biaya yang terkait dengan
masing-masing sumber ini adalah berbeda, karena perusahaan
tidak mengeluarkan biaya-biaya pengambangan apapun ketika ia
menahan laba, tetapi mengeluarkan biaya tersebut ketika ia
menjual saham biasa yang baru.
c. Pengukuran Biaya Modal Ekuitas
Pengukuran biaya modal ekuitas, dipengaruhi oleh model
penilaian perusahaan yang digunakan. Menurut Botosan dan Plumlee
(2000) dalam Utami (2005) ada beberapa model penilaian
perusahaan, antara lain :
1) Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth
valuation model)
Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham
sama dengan nilai tunai (present value) dari semua deviden yang
akan diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada
tingkat pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas
(Model ini dikenal dengan sebutan Gordon model). Penentuan
biaya laba ditahan dengan pendekatan ini mengacu pada
30
penilaian saham biasa dengan pertumbuhan konstan atau
normal.
Kelemahan dari pendekatan ini adalah bahwa untuk
menentukan tingkat pengembalian yang diisyaratkan investor,
penghitungan masing-masing saham pesaing harus dilakukan
sendiri-sendiri. Kelemahan yang lain adalah bahwa tingkat
pertumbuhan deviden konstan. Ini dalam kenyataannya mungkin
tidak selalu tepat.
2) Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Berdasarkan model CAPM, biaya modal saham biasa
adalah tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai
kompensasi atas resiko yang tidak dapat didiversifikasi yang
diukur dengan beta. Prosedur penentuan biaya laba ditahan
dengan menggunakan pendekatan CAPM adalah sebagai
berikut:
(a) Tetapkan perkiraan tarif bebas resiko (R) yang umumnya
ditetapkan berdasarkan suku bunga obligasi atau promes
pemerintah.
(b) Tentukan koefisien beta saham () dan gunakan sebagai
indeks resiko saham.
(c) Cari tingkat pengembalian menurut pasar atau rata-rata
saham (k).
31
(d) Tentukan perkiraan tingkat pengembalian disyaratkan dari
saham dengan nilai (k-R) adalah premi resiko pada rata-rata
saham, sedangkan adalah indeks resiko saham
bersangkutan yang sedang dianalisis.
Kelebihan dari pendekatan CAPM adalah memberikan
perkiraan k yang akurat. Kelemahan metode ini adalah :
(a) Bila diversifikasi pemegang saham suatu perusahaan tidak
luas maka mereka akan lebih tertarik pada masalah total
resiko dan bukannya hanya resiko pasar saja.
(b) Adanya perubahan tingkat resiko saham versus hasil
sehingga premi resiko pasar menjadi tidak stabil.
3) Model Ohlson
Model Ohlson digunakan untuk mengestimasi nilai
perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas
ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal.
= + ∑ ( 1 + ) { − ( ) } .…. (1)
Dalam hal ini, Pt = harga saham pada periode t Yt = nilai buku per lembar saham periode t Xt = laba per lembar saham r = ekspektasi biaya modal ekuitas Dalam mengestimasi biaya modal ekuitas Botosan (1997)
pada dasarnya memakai model Ohlson. Botosan (1997)
menghitung ekspektasi biaya modal ekuitas dengan
32
menggunakan estimasi laba per lembar saham untuk periode
empat tahun ke depan (t=4) dan memakai data forecast laba per
saham yang dipublikasikan oleh Value Line. Di Indonesia
publikasi data forecast laba per saham tidak ada. Oleh karena
itu, estimasi laba per saham penelitian ini menggunakan random
walk model. Alasan untuk menggunakan estimasi model random
walk karena model tersebut dapat digunakan sebagai alternatif
dalam mengukur prakiraan laba. Untuk mengestimasikan laba
per lembar saham pada periode t+1 digunakan model random
walk sebagai berikut :
( ) = + …………………………………. (2)
Dalam hal ini,
( ) = Estimasi laba per lembar saham pada periode t +1
Laba per lembar saham aktual pada periode t = Drift term yang merupakan rata-rata perubahan
laba per lembar saham selama 5 tahun
Untuk tujuan estimasi laba satu tahun ke depan (t +1)
digunakan data rata-rata perubahan laba per lembar saham untuk
lima tahun atau sejak go public jika emiten belum genap lima
tahun menjadi perusahaan publik. Dengan demikian estimasi
biaya modal ekuitas pada persamaan (1) dapat disederhanakan
menjadi sebagai berikut:
Pt = Bt + (1 + r ) [ xt + 1 - r Bt] ..……….............. (3)
33
xt + 1 = laba per saham periode t + 1 yang diestimasi dengan
model random walk seperti pada persamaan (2). Setelah
disederhanakan secara matematik maka persamaan (3) menjadi:
( Pt - Bt ) (1 + r ) = ( x t + 1 - r Bt)
r = ( Bt + x t + 1 - Pt ) / Pt
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
34
Tabel 2.1 Penelitian Sebelum
nya terkait Asim
etri Informasi (X
1 ), Kepem
ilikan Institusional (X2 ), U
kuran Perusahaan (X3 ), M
anajemen
Laba (X4 ) dan Biaya M
odal (Y)
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian M
etodologi Penelitian H
asil Penelitian Persam
aan Perbedaan
1. A
ida Ainul
Mardiyah
(2002)
Pengaruh Informasi
Asim
etri dan D
isclosure terhadap Cost of Capital
Variabel:
Asim
etri Informasi,
Biaya M
odal M
etode: A
nalisis regresi berganda
Variabel:
Disclosure
Sampel:
Perusahaan publik listing di B
EJ tahun 1996
Terdapat hubungan positif antara asim
etri informasi
dengan biaya modal
2. Siti A
siah M
urni
(2004)
Pengaruh Luas U
ngkapan Sukarela dan A
simetri
Informasi Terhadap
Cost of Equity Capital pada
Perusahaan Publik di Indonesia
Variabel:
Asim
etri Informasi,
Ukuran Perusahaan,
Biaya M
odal M
etode: A
nalisis regresi berganda
Variabel:
Indek Pengungkapan, Beta
Saham
Sampel:
Seluruh perusahaan m
anufaktur yang terdaftar di B
EJ tahun 1999 dan 2000
Asim
etri informasi
berpengaruh positif secara signifikan terhadap biaya m
odal. U
kuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya m
odal.
3. W
iwik
Utam
i
(2005)
Pengaruh M
anajemen Laba
Terhadap Biaya
Modal Ekuitas
(Studi Perusahaan Publik Sektor M
anufaktur)
Variabel:
Manajem
en Laba, U
kuran Perusahaan, B
iaya Modal
Metode:
Analisis regresi
berganda
Variabel:
Risiko B
eta Sam
pel: Perusahaan sektor m
anufaktur 2001 dan 2002
Manajem
en laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya m
odal. U
kuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya m
odal.
Bersambung ke halam
an berikutnya
35
Tabel 2.1 (lanjutan)
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian M
etodologi Penelitian H
asil Penelitian Persam
aan Perbedaan
4. Tarjo
(2008)
Pengaruh K
onsentrasi K
epemilikan
Institusional dan Leverage terhadap M
anajemen Laba,
Nilai Pem
egang Saham
serta Cost of Equity Capital
Variabel:
Biaya M
odal, M
anajemen Laba,
Kepem
ilikan Institusional
Variabel:
Leverage, Nilai Pem
egang Saham
Sam
pel: Perusahaan m
anufaktur yang terdaftar di B
EJ 2004-2005 M
etode: A
nalisis jalur (path analysis).
Manajem
en laba berpengaruh positif signifikan terhadap biaya m
odal. K
epemilikan institusional
berpengaruh positif signifikan terhadap biaya m
odal.
5. C
hristopher S. A
mstrong,
John E.Core,
Daniel
J.Taylor, and R
obert E.V
errecchia
(2011)
When D
oes Inform
ation A
symm
etry Affect
the Cost of C
apital
Variabel:
Asim
etri Informasi,
Biaya M
odal
Sampel:
Sampel yang digunakan data
dari Com
pustat, CR
SP, Institut untuk Studi Pasar K
eamanan
(ISSM), Perdagangan dan
Penawaran O
tomatis (Taq),
dan I / B / E / S tahun 1976 –
2006. M
etode: Penelitian ini m
enggunakan m
etode analisis
Asim
etri informasi m
emiliki
hubungan positif dengan biaya m
odal perusahaan yang m
elebihi standar faktor risiko ketika pasar tidak sem
purna dan tidak ada hubungan ketika pasar m
endekati persaingan sem
purna
Bersambung ke halam
an berikutnya
36
Tabel 2.1 (lanjutan)
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian M
etodologi Penelitian H
asil Penelitian Persam
aan Perbedaan
6. D
hiba Meutya
Chancera dan
Prof. Dr. H
. M
uchamad
Syafruddin, M
.Si., Akt
(2011)
Pengaruh M
anajemen Laba
terhadap Biaya
Modal Ekuitas pada
Perusahaan M
anufaktur yang Terdaftar di B
EI 2008-2009
Variabel:
Biaya M
odal, M
anajemen Laba,
Ukuran Perusahaan
Metode:
Metode analisis regresi
berganda
Variabel:
Risiko B
eta Sam
pel: Perusahaan m
anufaktur yang terdaftar di B
EI 2008-2009
Manajem
en laba berpengaruh positif secara signifikan terhadap biaya m
odal. U
kuran perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap biaya m
odal.
7. A
gus Purw
anto
(2012)
Pengaruh M
anajemen Laba,
Asymm
etry Inform
ation dan Pengungkapan
Sukarela terhadap B
iaya Modal
Variabel:
Biaya M
odal, M
anajemen Laba,
Asim
etri Informasi,
Ukuran Perusahaan
Metode:
Metode analisis regresi
berganda
Variabel:
Pengungkapan Sukarela Sam
pel: Perusahaan m
anufaktur yang terdaftar di B
EI 2005-2007
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara m
anajemen
laba terhadap biaya modal
Asim
etri informasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya m
odal U
kuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya m
odal. Bersam
bung ke halaman berikutnya
37
Tabel 2.1 (lanjutan)
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian M
etodologi Penelitian H
asil Penelitian Persam
aan Perbedaan
8. Etty
Murw
aningsari
(2012)
Faktor-Faktor yang M
empengaruhi Cost O
f Capital
Variabel:
Biaya M
odal, Asim
etri Inform
asi, Manajem
en Laba, U
kuran Perusahaan M
etode: M
etode analisis regresi berganda
Variabel:
Disclosure, R
eturn K
umulatif, K
arakteristik Perusahaan, B
eta Saham,
Kualitas A
udit Sam
pel: Perusahaan m
anufaktur yang terdaftar di B
EJ 2006-2008
Asim
etri informasi
berpengaruh postif signifikan terhadap biaya m
odal. M
anajemen laba
berpengaruh positif signifikan terhadap biaya m
odal. U
kuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap biaya m
odal. 9.
Regina R
eizky Ifonie
(2012)
Pengaruh Asim
etri Inform
asi dan M
anajemen Laba
Terhadap Cost Of
Equity Capital pada Perusahaan Real
Estate yang Terdaftar di B
ursa Efek Indonesia
Variabel:
Biaya M
odal, Asim
etri Inform
asi, Manajem
en Laba M
etode: M
etode analisis regresi berganda
Sampel:
Perusahaan real estate yang terdaftar di B
EI dari tahun 2008 - 2009.
Asim
etri informasi
berpengaruh positif tidak tidak signifikan terhadap biaya m
odal. M
anajemen laba
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap biaya m
odal.
Sumber: D
ata yang Diolah dari Berbagai Sum
ber
38
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini terlihat dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Asimetri Informasi (Information Asymmetry)
(X1)
Manajemen Laba (Earning Management)
(X4)
Biaya Modal (The Cost of Capital)
(Y)
Metode Analisis
Pengaruh Asimetri Informasi, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership)
(X2)
Ukuran Perusahaan (Size) (X3)
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
39
D. Perumusan Hipotesis
1. Keterkaitan Antar Variabel
a. Pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal
Informasi akuntansi yang berkualitas berguna bagi investor
untuk menurunkan asimetri informasi. Asimetri informasi timbul
ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan di masa depan dibandingkan pemegang saham dan
stakeholder lainnya. Ketika timbul asimetri informasi, keputusan
ungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga
saham sebab asimetri informasi antara informasi yang lebih
terinformasi dan investor kurang terinformasi menimbulkan biaya
transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam pasar
untuk saham-saham perusahaan (Komalasari dan Baridwan, 2001).
Hubungan antara asimetri informasi, likuiditas perdagangan dan
harga saham dikembangkan oleh penelitian sebelumnya (Demsetz
(1968); Epps (1976); Copeland dan Galai (1983); Glosten dan
Milgrom, (1985); Diamond dan Verrecchia(1991) dalam Murni
(2004)). Lang dan Lundlolm (1996) dalam Murni (2004)
mengemukakan bahwa keuntungan potensial terhadap ungkapan,
termasuk meningkatnya investor yang mengikutinya, mengurangi
estimasi risiko dan mengurangi asimetri informasi yang masing-
masing menunjukkan pengurangan cost of equity capital perusahaan
dalam penelitian teoritikal.
40
Dari beberapa penelitian terdahulu, asimetri informasi sering
diproksikan dengan bid-ask spread. Mardiyah (2002) menemukan
ada pengaruh positif antara asimetri informasi dengan cost of capital.
Murni (2004) meneliti hubungan antara asimetri informasi dan cost
of equity capital, dimana asimetri informasi diukur menggunakan
bid-ask spreads. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif
antara asimetri informasi dengan cost of equity capital. Hal ini
berarti bahwa cost of equify capital perusahaan semakin besar
dengan semakin meningkatnya asimetri informasi, sebaliknya
dengan menurunnya asimetri informasi maka cost of equity capital
perusahaan juga semakin turun.
Pemilihan jenis spread yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagaimana yang digunakan oleh Komalasari dan Baridwan
(2001) yaitu menggunakan spread pasar dengan alasan bahwa
spread dealer adalah unobservable di Bursa Efek Indonesia.
b. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap biaya modal
Kepemilikan institusional yang dilandasi praktik good corporate
governance berarti adanya jaminan bagi investor atas investasi yang
telah ditanamkan, adanya jaminan keamanan berarti mengurangi
risiko. Penelitian Ashbaugh et al. (2004) dan Haque (2006) dalam
Tarjo (2008) menemukan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital. Dari temuan
41
tersebut menunjukkan bahwa keberadaan struktur kepemilikan
mampu meningkatkan kinerja pasar saham dan harga saham. Ada
anggapan bahwa peningkatan kinerja pasar saham justru akan
mengurangi informasi yang harus diungkap oleh perusahaan,
sehingga berdampak terhadap turunnya biaya yang dikeluarkan
untuk menyediakan informasi bagi publik (cost of equity capital).
Jika suatu perusahaan terdapat pemilik mayoritas, maka pemilik
mayoritas ada kecenderungan akan melakukan ekspropriasi terhadap
pemilik minoritas. Atas dasar anggapan tersebut investor
institusional sebagai pemilik mayoritas merasa tertantang dan ingin
menunjukkan jika dirinya tidak melakukan ekspropriasi terhadap
pemilik minoritas maupun publik secara keseluruhan. Untuk itu
pemilik mayoritas memiliki kekuatan untuk menekan manajer untuk
mengungkap informasi mengenai kondisi perusahaan walaupun itu
perlu biaya yang cukup besar. Jadi, atas dasar untuk menjaga
reputasi investor institusional sebagai pemilik mayoritas, maka
manajer bersedia untuk mengeluarkan biaya yang dipergunakan
untuk menyediakan informasi bagi publik (cost of equity capital).
c. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap biaya modal
Studi yang dilakukan oleh Botoson (1997) dalam Utami (2005)
memberikan hasil bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Perusahaan yang
42
berukuran besar cenderung memiliki public demand akan informasi
lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih
kecil. Menurut Murni (2004) bahwa ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap biaya modal, dengan semakin besar perusahaan
maka biaya modalnya semakin kecil.
d. Pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Dechow et al. (1996)
dalam Utami (2005) yang meneliti penyebab dan konsekuensi dari
tindakan memanipulasi laba adalah untuk mengetahui sejauh mana
dampak manipulasi laba terhadap biaya modal. Proksi yang
digunakan untuk mengukur biaya modal adalah (1) harga saham, (2)
bid-ask spread, dan (3) number of analyst following. Sampel yang
digunakan adalah perusahaan yang mendapat sangsi dari Securities
Exchange Commission (SEC) karena diduga melakukan
penyimpangan terhadap standar akuntansi yang berlaku, dengan
tujuan untuk memanipulasi laba. Motif manajemen melakukan
manipulasi laba adalah untuk memperoleh pendanaan eksternal
dengan biaya murah. Kesimpulannya adalah biaya modal perusahaan
yang terkena sangsi SEC karena diduga melakukan manajemen laba
adalah lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan sampel
kontrol.
43
Salah satu cara untuk mengantisipasi adanya risiko praktik
manajemen laba yang dilakukan oleh emiten adalah dengan cara
menaikkan tingkat imbal hasil saham yang dipersyaratkan. Namun,
Richardson (1999) menunjukkan bahwa pasar tidak menggunakan
informasi yang berkaitan dengan akrual. Hal ini tidaklah
mengejutkan karena investor melakukan perdagangan tidak
didasarkan pada informasi akrual melainkan investor lebih memilih
menggunakan pengaruh harga saham sebagai informasinya.
Penelitian tersebut senada dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sloan (1996) dalam Utami (2005) yang menyatakan
bahwa investor tidak mengantisipasi dengan baik informasi yang
terkait dengan akrual (mispricing akrual). Investor cenderung
overestimate terhadap besarnya komponen akrual, serta
underestimate terhadap besarnya komponen arus kas.
Tarjo (2008) menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh
positif signifikan terhadap cost of equity capital. Hasil studi ini dapat
dikatakan bahwa manajemen laba bisa dianggap sebagai rekayasa
laba negatif. Hal ini tercermin dengan meningkatkan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi
publik. Ada kesan bahwa manajer sengaja mengeluarkan biaya
tersebut untuk menutupi rekayasa laba yang telah dilakukan untuk
mengelabuhi publik.
44
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka hipotesis penelitian yang akan
diuji adalah sebagai berikut:
a. Ha1 : Asimetri informasi berpengaruh signifikan terhadap
biaya modal
b. Ha2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan
terhadap biaya modal
c. Ha3 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
biaya modal
d. Ha4 : Manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap biaya
modal
e. Ha5 : Asimetri informasi, kepemilikan institusi, ukuran
peusahaan dan manajemen laba secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap biaya modal
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian
kausal komparatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini untuk
menjelaskan apakah terdapat pengaruh dari asimetri informasi, kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, dan manajemen laba baik secara tersendiri
ataupun secara bersama-sama terhadap biaya modal (cost of capital). Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan publik sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2009-2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu statistik.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Pengambilan sampel
berdasarkan dengan menggunakan metode purposive samping. Purposive
Sampling adalah tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian). Sampel dipilih dengan
kriteria sebagai berikut:
46
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama periode 1 Januari
2009 sampai dengan 31 Desember 2012.
2. Perusahaan yang tidak mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia
sehingga dapat terus menjalankan perdagangan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.
3. Perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas positif selama periode tahun
2009 sampai dengan tahun 2012.
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam
purposive sampling pada penelitian ini akan digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel
No Kriteria Pelanggaran
Kriteria Jumlah
1. Perusahaan manufaktur periode 2009-2012 134 2. Perusahaan yang mengalami delisting
selama periode 2009-2012 (7) 127
3. Perusahaan yang memiliki ekuitas negatif (15) 112 4. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan lengkap selama 2009-2010 (25) 87
5. Perusahaan sampel yang menjadi outlier (13) 74 6. Data perusahaan Lengkap (0) 74
Jumlah Sampel 74 Periode Penelitian 4
Total Jumlah Sampel Selama Periode Penelitian
296
Sumber: Data sekunder diolah
47
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan
perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa kumpulan data saham harian, dan juga laporan keuangan
perusahaan yang diterbitkan oleh BEI dan kemudian diklasifikasikan
sebagai perusahaan yang termasuk dalam perusahaan manufaktur. Data
diperoleh melalui situs www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com.
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji
hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan
uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel
dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
48
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2009).
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka
peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan analisis grafik.
Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat Normal Probability Plot (P-P Plot) yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali,
2009).
49
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-
Smirnov. Kriteria pengujian uji Kolmogorov-Smirnov adalah:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi secara
normal.
2) Jika nilai signifikasi < 0,05 maka data tidak berdistribusi
secara normal.
b. Uji Multikoloniearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10, nilai
tersebut menunjukkan adanya multikolonieritas (Ghozali, 2009).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
50
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat
menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil pengujian
ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Dasar
pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan
menggunakan Durbin-Watson.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat
dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika
ada pola tertentu maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.
Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
51
r = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
3. Uji Regresi Berganda
a. Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis
adalah metode statistik regresi berganda. Analisis regresi bertujuan
untuk mencari adanya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Berdasarkan hipotesis yang diajukan di atas,
maka model yang digunakan untuk melihat pengaruh asimetri
informasi, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan
manajemen laba terhadap biaya modal adalah sebagai berikut:
Keterangan:
r = Biaya Modal α = konstanta β1 β2 β3 β4 = koefisien regresi X1 = Asimetri Informasi X2 = Ukuran Perusahaan X3 = Kepemilikan Institusional X4 = Manajemen Laba
= istilah gangguan b. Koefisien determinasi ( Adjusted R2)
Koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
1 atau (0 < x < 1). Nilai adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
52
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Secara umum,
koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah
karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki
nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2009).
4. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).
Menurut Ghozali (2009) jika nilai statistik t hitung lebih tinggi
dibandingkan t tabel, maka Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
Menurut Singgih Santoso (2010) dasar pengambilan keputusan
dalam uji statistik t ini adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas signifikansi di bawah 0,05, maka variabel
independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.
2) Jika nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05, maka variabel
independen secara individual tidak berpengaruh signifikan
53
terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha)
ditolak.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat
(Ghozali, 2009).
Menurut Ghazali (2009) jika nilai F hitung lebih besar daripada
F tabel, maka Ha diterima menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
Menurut Singgih Santoso (2010) dasar pengambilan keputusan
dalam uji statistik F ini adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas di bawah 0,05, maka semua variabel
independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha)
diterima.
2) Jika nilai probabilitas di atas 0,05, maka semua variabel
independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha)
ditolak.
54
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan disertai dengan operasional serta cara pengukurannya. Berikut
variabel dan indikator penelitian yang ditunjukkan dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Jenis
Variabel Nama
Variabel Sumber Indikator Variabel Skala
Variabel Independen
Asimetri Informasi (X1)
Komalasari dan Baridwan (2001)
Bid Ask Spread Rasio
Kepemilikan Institusional (X2)
La Porta et al. (1999) dalam Tarjo (2008)
Jumlah saham yang dimiliki insitusi terhadap jumlah saham yang beredar
Rasio
Ukuran Perusahaan (X3)
Veronica dan Utama (2005)
Nilai Pasar Ekuitas Rasio
Manajemen Laba (X4)
Rahmawati dkk (2006)
Discretionary Accruals (DA) Rasio
Variabel Dependen
Biaya Modal (Y)
Botosan (1997), Botosan dan Plumlee (2002), dalam Utami (2005)
Model Ohlson Rasio
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka akan dirumuskan
definisi dari operasional variabel :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang ditetapkan
menjadi variabel independen yaitu:
55
a. Asimetri Informasi ( Information Asymmetry (X1))
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer
memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak
dimiliki oleh pihak luar perusahaan.
Asimetri informasi dalam penelitian ini diproksikan dengan
menghitung besarnya bid-ask spreads menggunakan model yang
dipakai dalam Komalasari dan Baridwan (2001) yang dinyatakan
sebagai berikut:
, = , − , / {( , + , )/2} × 100
Dimana: Aski,t = harga ask tertinggi saham perusahaan i yang
terjadi pada hari t Bidi,t = harga bid terendah saham perusahaan i yang
terjadi pada hari t
b. Kepemilikan Institutional (Institutional Ownership (X2))
Konsentrasi kepemilikan institusional merupakan saham
perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan
asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi
lainnya).
56
Kepemilikan institusional diukur dengan skala rasio melalui
jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional dibandingkan
dengan total saham perusahaan. Pengukuran variabel ini mengacu La
Porta et al. (1999) dalam Tarjo (2008). Adapun rumusnya sebagai
berikut:
c. Ukuran Perusahaan (Size (X3))
Ukuran perusahaan diukur dengan nilai pasar ekuitas. Nilai
pasar ekuitas yang dihitung dengan menggunakan proksi Veronica
dan Utama (2005) adalah dengan mengalikan jumlah lembar saham
yang beredar pada akhir tahun dengan stock closing price, hasilnya
dilogaritma.
d. Manajemen Laba ( Earning Management (X4))
Manajemen laba adalah tindakan manajer untuk meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana
manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan
(penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proxy
discreationery accruals (DA) menggunakan model modified Jones
(1991). Model modified Jones (1991) merupakan perkembangan dari
INST = Jumlah Saham yang Dimiliki Investor Institusi
Jumlah Saham Perusahaan yang Beredar
57
model Jones yang dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik
dibandingkan model-model lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Rahmawati dkk (2006), perhitungannya dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1) Menghitung total accrual (TACCit), caranya adalah dengan
mengurangkan laba bersih dalam satu tahun dengan arus kas
dari operasi dalam periode yang sama. Persamaan rumusnya
sebagai berikut :
Dimana :
TACCit = Total accruals perusahaan i pada periode t EBXTit = Earnings Before Extraordinary Items
perusahaan i pada periode t OCFit = Operating Cash Flow perusahaan i pada
periode t
2) Menghitung non discreationary accruals (NDACCit), yaitu :
Dimana :
NDACCit = Non Discreationary Accruals perusahaan TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode t-1 REVit = Pendapatan bersih perusahaan i pada pada
periode t RECit = Piutang usaha perusahaan i pada periode t PPEit = Nilai aktiva tetap (gross) perusahaan i
pada periode t
TACCit = EBXTit –OCFit
=,
+
,+
,
58
3) Menghitung discreationary accrual (DACCit), caranya adalah
dengan mengurangkan total akrual yang telah dibagi dengan
total asset periode sebelumnya dengan non discreationary
accruals.
Dimana : DACCit = Discreationary Accrual TACCit = Total accruals perusahaan i pada periode t TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode t-1 NDACCit = Non Discreationary Accruals
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
a. Biaya Modal (Cost of Capital (Y))
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Cost of Capital yang
dihitung berdasarkan tingkat diskonto yang dipakai investor untuk
menilaitunaikan future cash flow (Botosan (1997), Botosan dan
Plumlee (2002), dalam Utami (2005)).
= + (1 + ) { − }
Keterangan:
Pt = harga saham pada periode t Bt = nilai buku per lembar saham periode t xt+1 = laba per lembar saham pada periode t + 1 r = biaya modal ekuitas
Untuk menghitung laba per lembar saham pada periode t+1
digunakan model Random Walk sebagai berikut:
DACCit= (TACCit/ TAi,t-1)- NDACCit
………(1)
59
( ) = +
( ) = nilai buku per lembar saham periode t = laba per lembar saham pada periode t+1
= harga pasar saham pada periode t Rumus ini diturunkan dari model Ohlson dengan menggunakan
model Random Walk untuk mengestimasi laba per lembar saham.
Hal ini dikarenakan tidak adanya data forecast di Indonesia. Nilai
buku, laba per lembar saham dan harga pasar saham dapat diperoleh
dari JSX Fact Book. Dengan demikian estmasi cost of capital pada
persamaan (1) dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut:
Pt = Bt + (1 + r ) [ xt + 1 - r Bt] ..……….............. (3)
xt + 1 = laba per saham periode t + 1 yang diestimasi dengan
model random walk seperti pada persamaan (2).
( Pt - Bt ) (1 + r ) = ( x t + 1 - r Bt) ………………….. (4)
Setelah disederhanakan secara matematik maka persamaan (4)
menjadi:
r = ( Bt + x t + 1 - Pt ) / Pt
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
…………………. .. (2)
60
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan termasuk ke dalam perusahaan
manufaktur pada periode 2009-2012. Perusahaan sektor manufaktur
dipilih peneliti, karena peneliti ingin mengetahui apakah asimetri
informasi, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan manajemen
laba mempengaruhi biaya modal pada perusahaan-perusahaan yang
tergabung dalam perusahaan sektor manufaktur Bursa Efek Indonesia.
Pemilihan perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor
manufaktur dengan alasan bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan
bursa efek terbesar di Indonesia. Tahun penelitian yang dipilih dalam
penelitian ini adalah tahun 2009-2012. Dalam analisis statistik, peneliti
menggunakan data empat tahun, namun ada beberapa variabel yang
membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1), sehingga untuk tahun
2008 tidak semuanya dimasukkan, data tersebut digunakan hanya untuk
melengkapi data tahun 2009 dan juga membutuhkan data dari tahun
sesudahnya (t+1) sehingga untuk tahun 2013 tidak semuanya dimasukkan
karena data tersebut hanya untuk melengkapi data tahun 2012.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive
sampling. Melalui metode tersebut diharapkan sampel dapat mewakili
61
populasi dan tidak menimbulkan bias bagi tujuan penelitian yang telah
dijelaskan sebelumnya. Adapun kriteria sampel yang dipilih pada
penelitian ini adalah:
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
No Keterangan Jumlah 1. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012 134
3. Perusahaan sektor manufaktur yang mengalami delisting selama periode 2009-2012
(7)
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki ekuitas negatif
(15)
5. Perusahaan manufaktur yang tidak berhasil diperoleh dan tidak menerbitkan laporan keuangan lengkap selama periode 2009-2012 ataupun tidak memiliki kelengkapan data sesuai dengan variabel yang diteliti
(25)
6. Perusahaan manufaktur yang menjadi outlier (13) Jumlah 74
Sumber: Data sekunder diolah
B. Hasil Uji Analisis Data
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Pada penelitian ini statistik deskriptif akan menggambarkan
deksripsi masing-masing variabel. Tabel 4.2 menggambarkan statistik
deskriptif seluruh variabel dalam penelitian ini akan meliputi nilai
minimum, maksimum, mean (rata-rata), standar deviasi. Nilai minimum
menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan
dan analisis data yang telah dilakukan terhadap perusahaan sampel. Nilai
maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil
62
pengolahan dan analisis yang dilakukan, sedangkan mean (rata-rata)
menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel.
Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif perusahaan sampel
secara keseluruhan:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Std.
Deviation COC 296 -.97 1.79 -.0455 .65967 Asim 296 .00 14.35 3.7597 2.35241 Inst 296 .25 1.00 .7172 .17644 Size 296 23.86 33.36 27.7237 2.16432 DA 296 -3.88 .53 .0208 .26752 Valid N (listwise) 296 Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa jumlah sampel
ada 296. Dari 296 sampel ini variabel biaya modal (COC) dalam
penelitian ini menggunakan model ohlson. Berdasarkan tabel 4.2 dapat
dijelaskan bahwa nilai minimum biaya modal adalah -0,97 pada
perusahaan Merck Sharp Dohme Tbk. tahun 2012, sedangkan nilai
maksimum adalah 1,79 pada perusahaan Pan Brothers Tbk. tahun 2009.
Biaya modal dengan nilai negatif menggambarkan investor mendapatkan
return negatif atau dengan kata lain menanggung kerugian atas investasi
yang dilakukan, sedangkan biaya modal dengan nilai positif
menggambarkan investor mendapatkan return positif atau dengan kata
lain mendapat keuntungan atas investasi yang dilakukan seperti yang
63
diungkapkan Utami (2005). Rata-rata biaya modal adalah sebesar -
0.0455 per bulan dengan standar deviasi 0.65967.
Variabel asimetri informasi (Asim) yang diproksikan dari hasil bid
ask spread menunjukkan nilai minimum sebesar 0.00 pada perusahaan
Prasidha Aneka Niaga Tbk. tahun 2009, Sekar Laut Tbk. tahun 2010,
2011 dan 2012. Nilai maksimum sebesar 14.35, dengan rata-rata sebesar
3.7597 dan standar deviasi sebesar 2.35241. Dari nilai minimum dapat
diketahui bahwa terdapat perusahaan yang tidak terjadi kesenjangan
informasi antara manajer dengan investor. Meskipun jika dilihat dari nilai
maksimum terdapat pula kesenjangan informasi yaitu pada perusahaan
Wilmar Cahaya Indo Tbk. tahun 2010.
Pada variabel kepemilikan institusional (Inst) nilai minimum sebesar
0.25 pada perusahaan Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. tahun 2009
dan maksimum sebesar 1.00 pada perusahaan Bentoel International
Investama Tbk. tahun 2009, dengan nilai rata-ratanya 0.7172 dengan
standar deviasi 0.17644. Dari nilai rata-ratanya dapat diketahui bahwa
lebih dari setengah saham yang beredar dimiliki oleh institusi
dibandingkan kepemilikan keluarga ataupun manajerial. Dari nilai
minimum dapat diketahui pula bahwa masih ada saham yang dimiliki
keluarga ataupun manajerial. Hal ini mengindikasikan bahwa pemilik
institusi dapat dengan mudah mengintervensi manajemen dikarenakan
jumlah proporsi saham yang dimilliki institusi lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah saham manajerial.
64
Variabel ukuran perusahaan (Size) yang diproksikan dari nilai pasar
ekuitas yaitu mengalikan jumlah lembar saham yang beredar dengan
stock closing price memiliki nilai minimum sebesar 23.86 pada
perusahaan Lionmesh Prima Tbk. tahun 2009 dan nilai maksimum 33.36
pada perusahaan Astra International Tbk tahun 2012 dengan rata-rata
ukuran perusahaan sebesar 27.7237 dan standar deviasi 2.16432. Dengan
tingginya nilai maksimum maka dapat disimpulkan semakin besar nilai
pasar ekuitas perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan
tersebut. Ukuran perusahaan yang besar akan lebih mendapat banyak
perhatian dari publik sehingga perusahaan yang besar cenderung lebih
berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan perusahaannya.
Variabel manajemen laba (DA) dalam penelitian ini diproksikan dari
hasil dicreationary accruals (DA). Dicreationary accruals (DA) adalah
komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajemen, artinya
manajer dapat melakukan tindakan intervensi dalam proses pelaporan
keuangan. Manajemen laba (DA) memiliki nilai minimum sebesar -3.88
pada perusahaan Jembo Cable Company Tbk tahun 2012 dan nilai
maksimum sebesar 0.53 pada perusahaan Wilmar Cahaya Indo Tbk.
tahun 2010. Manajemen laba dengan nilai negatif menunjukkan adanya
income decreasing accruals dan positif menunjukkan adanya income
increasing accruals. Hal ini menggambarkan bahwa emiten cenderung
melakukan penurunan laba (income decreasing accruals). Mean
65
manajemen laba sebesar 0.0208, sedangkan standar deviasi sebesar
0.26752.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Hasil uji asumsi
klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas Data
Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2
yang menggambarkan bahwa data sampel terdistribusi secara
normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
66
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji normalitas yang didasarkan atas 296 data
observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian
dengan jumlah sampel (4 tahun; dari tahun 2009-2012 dan 74
perusahaan). Gambar 4.1 dengan jumlah data 296 memiliki standar
deviasi sebesar 0.993, dan mean (rata-rata) yang dihasilkan sebesar .
Normalitas data dapat lebih diuji kehandalannya dengan melihat
Normal Probability Plot (P-P Plot). Adapun hasilnya pada gambar
4.2.
67
Sumber: Data Sekunder Diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa sebaran titik pada grafik
probability plot mengikuti garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan
bahwa data terdistribusi secara normal dan model regresi yang diuji
dengan menggunakan grafik tersebut telah memenuhi asumsi
normalitas. Adapun hasil uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
68
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual N 296 Normal Prametersa..b Mean .0000000 Std.
Deviation .49509844
Most Extreme Differences Absolute .041 Positive .039 Negative -.041 Kolmogorov-Smirnov Z .705 Asymp. Sig. (2-tailed) .702 a. Test distribution is Normal b. Calculated from data
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov di atas, menunjukkan nilai Kolmogorov-
Smirnov tingkat signifikansi α > 0,05 dimana hasilnya signifikansi
pada 0,702 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara
normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya
gejala korelasi yang kuat antar variabel bebasnya. Pengujian ini
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
69
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) Asim .944 1.060 Inst .991 1.009 Size .943 1.060 DA .994 1.006
a. Dependent Variable: COC Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance mendekati angka 1
(satu) untuk setiap variabel, maka variabel independen dalam model
persamaan regresi tidak terdapat problem multikolinearitas sehingga
dapat digunakan dalam penelitian.
Hasil perhitungan nilai Variance Infllation Factor (VIF) untuk
masing-masing variabel independen juga tidak ada yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Regresi yang bebas dari autokorelasi memiliki nilai Durbin-
Watson diantara -2 sampai +2.
70
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
a
S
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 2.004. Nilai yang
dihasilkan diantara -2 sampai +2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi antara variabel bebas asimetri informasi
(X1), kepemilikan institusional (X2), ukuran perusahaan (X3) dan
manajemen laba (X4) dengan variabel terikat biaya modal (Y).
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya
jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Model Durbin-Watson
1 2.004 a. Predictors: (Constant), DA, Size, Inst, Asim b. Dependent Variable: COC
71
heterokedastisitas. Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada
gambar 4.3.
Sumber: Data yang diolah
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Berdasarkan hasil uji pada gambar 4.3 di atas dapat dilihat
bahwa grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas
dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu
pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak
terjadi heterokedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga
model regresi layak digunakan untuk memprediksi biaya modal
berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu asimetri
72
informasi, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan
manajemen laba.
3. Hasil Uji Regresi Berganda
a. Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda. Pada dasarnya
analisis regresi digunakan untuk memperoleh persamaan regresi
dengan cara memasukan perubah satu demi satu, sehingga dapat
diketahui pengaruh yang paling kuat hingga yang paling lemah.
Untuk menentukan persamaan regresi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa nilai koefisien
dari persamaan regresi didapatkan model persamaan regresi:
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.812 .420
Asim .004 .013 .013 Inst -.732 .165 -.196 Size -.193 .014 -.633 DA .122 .109 .049
a. Dependent Variabel :COC Sumber: data sekunder yang diolah
73
r = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4
r = 5,812 + 0,004 X1 - 0,732 X2 – 0,193 X3 + 0,122 X4
Keterangan : r = Biaya Modal α = konstanta β1 = Koefisien regresi asimetri informasi β2 = Koefisien regresi kepemilikan institusional β3 = Koefisien regresi ukuran perusahaan β4 = Koefisien regresi manajemen laba X1 = Asimetri Informasi X2 = Ukuran Perusahaan X3 = Kepemilikan Institusional X4 = Manajemen Laba
Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 5,812 artinya
asimetri informasi (X1), kepemilikan institusional (X2), ukuran
perusahaan (X3) dan manajemen laba (X4) dianggap konstan maka
biaya modal konstan sebesar 5,812.
Koefisien regresi variabel asimetri informasi (X1) sebesar 0,004
artinya asimetri informasi mengalami kenaikan 1 % maka biaya
modal (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,004 dengan
asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional (X2) sebesar
- 0,732 artinya kepemilikan institusi mengalami kenaikan 1 % maka
biaya modal (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,732 dengan
asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (X3) sebesar
-0,193 artinya ukuran perusahaan mengalami kenaikan 1 % maka
74
biaya modal (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,193 dengan
asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
Pada koefisien regresi variabel manajemen laba (X4) sebesar
0,122 artinya manajemen laba mengalami kenaikan 1 % maka biaya
modal (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,122 dengan
asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam
tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.7 menunjukkan nilai
Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0.429 atau 42,9%. Nilai ini
menunjukkan bahwa biaya modal dapat dijelaskan sebesar 42,9%
oleh variabel asimetri informasi, kepemilikan institusi, ukuran
perusahaan dan manajemen laba. Sedangkan sisanya 57,1% (100% -
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .661a .437 .429 .49849 a. Predictors: (Constant), DA, Size, Inst, Asim b. Dependent Variable: COC Sumber: Data sekunder yang diolah
75
42,9%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan
dalam model penelitian ini misalnya variabel luas ungkapan sukarela
(disclosure), beta saham, kualitas audit dan variabel lainnya.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05.
Jika nilai p < 0,05 maka Ha diterima, sedangkan jika nilai p > 0,05
maka Ha ditolak.
Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.8
dibawah ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
SuSumber: Data Sekunder diolah
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.812 .420 13.825 .000
Asim .004 .013 .013 .279 .780 Inst -.732 .165 -.196 -4.430 .000 Size -.193 .014 -.633 -13.973 .000 DA .122 .109 .049 1.119 .264
a. Dependent Variabel :COC
76
Tabel 4.8 di atas dapat diketahui tingkat signifikansi untuk
masing-masing variabel independen. Dari keempat variabel bebas
diatas yang memiliki tingkat signifikansi p < 0,05 adalah variabel
kepemilikan institusi dan ukuran perusahaan. Sedangkan pada kedua
variabel lainnya yaitu asimetri informasi dan manajemen laba
memiliki tingkat signifikansi p value > 0,05.
Variabel asimetri informasi memiliki nilai thitung sebesar 0,279
dengan nilai signifikansi sebesar 0,780 > 0,05. Tingkat signifikansi
tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha1 ditolak. Hal ini berarti
bahwa secara parsial asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap
biaya modal. Demikian pula diperoleh nilai koefisien regresi bernilai
positif sebesar 0,004, sehingga dapat dikatakan bahwa asimetri
informasi berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap biaya
modal. Sebagaimana dengan semakin tinggi terjadinya asimetri
informasi maka tidak akan meningkatkan biaya modal yang
dikeluarkan.
Pada variabel kepemilikan institusional (inst) memiliki nilai
thitung sebesar -4,430 dengan tingkat signifikansi 0.000 dan nilai beta
yang dihasilkan adalah negatif sebesar -0,732 yang berarti bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap biaya modal. Kesimpulannya Ha2 diterima.
Variabel ukuran perusahaan (size) memiliki nilai thitung sebesar -
13.973 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang berarti bahwa ukuran
77
perusahaan berpengaruh secara signifikan. Adapun nilai beta yang
dihasilkan -0,193, hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan yang
diukur dengan nilai pasar ekuitas berpengaruh negatif secara
signifikan. Kesimpulannya Ha3 diterima.
Variabel manajemen laba (DA) memiliki nilai thitung sebesar
1.119 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,264 > 0,05 hal ini berarti
bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap biaya modal.
Demikian pula hasil nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar
0.122 sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen laba
berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap biaya modal
(COC). Kesimpulan Ha4 ditolak.
b. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria
yang digunakan adalah apabila probabilitas > 0,05 maka Ha diterima
sedangkan sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka Ha ditolak.
Berikut ini adalah tabel 4.9 yang menunjukkan hasil uji statistik F.
78
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
S
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil uji statistik F
dengan nilai Fhitung sebesar 56.404 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai
probabilitas 0.05 yang dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen yaitu asimetri informasi, kepemilikan institusional,
ukuran perusahaan dan manajemen laba berpengaruh secara simultan
dan signifikan terhadap biaya modal (COC).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal (COC)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel asimetri informasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya modal. Besarnya asimetri
informasi yang diukur dengan bid-ask spreads tidak dapat menjelaskan
pengaruhnya terhadap biaya modal. Temuan ini sejalan dengan Ifonie
(2012) yang menyatakan bahwa asimetri informasi menghasilkan arah
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 56.064 4 14.016 56.404 .000a Residual 72.311 291 .248 Total 128.375 295
a. Predictors: (Constant), DA, Size, Inst, Asim b. Dependent Variable: COC
79
positif tidak signifikan terhadap biaya modal. Hal ini berarti bahwa
semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar
modal maka tidak akan menurunkan biaya modal yang ditanggung oleh
perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Murni (2004) mengatakan dengan hasil analisis
regresi menunjukkan koefisien asimetri informasi positif sebesar 0.035
dan tingkat signifikansi 0.081, dengan menggunakan tingkat alpha
sebesar 0.10, dapat disimpulkan bahwa cost of equity capital perusahaan
semakin besar dengan semakin meningkatnya asimetri informasi,
sebaliknya dengan menurunnya asimetri informasi maka cost of equity
capital perusahaan juga semakin turun. Hasil penelitian ini juga tidak
konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Komalasari dan Baridwan (2001), Verrecchia et.al (2011),
Murwaningsari (2012), dan Purwanto (2012).
Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan dalam masa
tahun penelitian. Peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur
tahun 2009-2012, sedangkan penelitian Murni (2004) meneliti dari tahun
1999-2000 dan juga Purwanto (2012) meneliti perusahaan manufaktur
tahun 2005-2007. Mungkin juga dapat disebabkan karena banyaknya
skandal yang terjadi akibat asimetri informasi membuat pemerintah
meregulasi tentang ketentuan pengungkapan sehingga memaksa
manajemen untuk memberikan informasi sesuai kebutuhan investor dan
80
para pemakai keuangan lainnya, sehingga memberikan perlindungan
kepada para investor agar dapat merasa aman untuk melakukan investasi
di pasar modal.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Modal
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap biaya modal. Artinya,
semakin tinggi persentase saham yang dimiliki oleh investor institusi
maka akan semakin mengurangi biaya modal yang dikeluarkan. Temuan
studi ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap cost of equity capital.
Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian Ashbaugh et al.
(2004) dan Haque (2006) dalam Tarjo (2008). Hasil penelitian mereka
menemukan hubungan negatif antara konsentrasi kepemilikan
institusional dengan cost of equity capital. Konsentrasi kepemilikan
institusional mampu meningkatkan kinerja pasar saham dan mampu
menekan risiko jika investor membeli saham perusahaan. Risiko turun
menyebabkan perusahaan memiliki kelonggaran untuk tidak harus
mengungkap semua informasi mengenai kondisi perusahaan, sehingga
hal ini dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkap
informasi kepada publik (cost of equity capital).
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Tarjo
(2008) dalam hal arah hubungannya. Karena menurut penelitiannya
81
konsentrasi kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan
terhadap cost of equity capital. Dalam penelitiannya juga
memperlihatkan bahwa pemilik mayoritas tidak melakukan ekspropriasi
karena takut pasar saham dan pemegang saham minoritas mendiskon
harga pasar saham. Sehingga pemilik mayoritas menekan manajer untuk
menginformasikan mengenai perusahaan kepada publik sesuai dengan
realita yang ada walaupun itu perlu biaya besar.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Biaya Modal
Berdasarkan uji hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap biaya modal. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif
dengan biaya modal. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan
semakin kecil biaya modal yang dibutuhkan. Ukuran perusahaan yang
dalam penelitian ini diukur dengan nilai pasar ekuitas menunjukkan
gambaran suatu perusahaan. Hal ini tentunya mengakibatkan nilai pasar
ekuitas menjadi salah satu tolak ukur yang diperhatikan oleh para
investor dalam berinvestasi. Pada perusahaan dengan nilai pasar ekuitas
yang besar mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba yang lebih
besar karena luasnya kesempatan untuk mendapatkan dana dari pihak
internal maupun eksternal. Perusahaan dengan nilai pasar ekuitas yang
besar juga dinilai mempunyai risiko yang lebih kecil karena banyak
informasi-informasi mengenai perusahaan berskala besar daripada
82
perusahaan berskala kecil. Dengan risiko yang kecil maka akan
mengurangi ketidakpastian hasil yang akan diperolehnya di masa yang
akan datang, sehingga investor akan mengisyaratkan rate of return yang
lebih rendah sehingga biaya modal yang dikeluarkan akan rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Murni (2004) yang menyatakan
ukuran perusahaan yang diukur dengan nilai pasar ekuitas berpengaruh
negatif terhadap cost of equity capital.
Penelitian ini berlawanan dengan Hanniarsa (2013) ukuran
perusahaan yang diukur dengan nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh
terhadap cost of equity capital. Dikarenakan investor tidak melihat nilai
pasar ekuitas sebagai acuan dalam mensyaratkan rate of return minimum
atau tingkat pengembalian hasil yang diharapkan dalam berinvestasi.
4. Pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal (COC)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa manajemen laba yang diukur
dengan DA tidak berpengaruh terhadap biaya modal (COC). Dengan kata
lain bahwa biaya modal tidak akan semakin besar dengan semakin
meningkatnya manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa investor
kurang cermat dalam melakukan analisis terhadap laba yang dihasilkan
oleh perusahaan. Investor yakin kalau laba yang dihasilkan oleh
perusahaan adalah laba yang sebenarnya.
Hasil penelitian ini sesuai menurut Xie (2001) dalam Utami (2005),
yang menyatakan bahwa investor mispricing (kesalahan penentuan
83
harga) akrual yang menjelaskan bahwa terjadinya anomaly akrual. Hal
ini menunjukkan bahwa investor memiliki kepercayaan yang tinggi
kepada perusahaan atas investasinya dan menilai risiko yang akan
ditanggungnya juga lebih kecil, karena adanya peraturan-peraturan yang
dibuat oleh pemerintah. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian
Ifonie (2012), Purwanto (2012), dan Adriani (2013), yang menyatakan
bahwa manajemen laba yang diukur dengan DA tidak berpengaruh
terhadap biaya modal. Investor telah mengantisipasi adanya manajemen
laba yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga investor tidak hanya
melihat hasil laporan keuangan tetapi melihat faktor lain dalam
mengambil keputusan untuk menanamkan uang dalam perusahaan
tersebut.
Temuan ini berlawanan dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin tinggi nilai DA, maka semakin tinggi biaya modal. Manajemen
laba merupakan salah satu faktor yang mengurangi kredibilitas laporan
keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan
dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka
laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba sebenarnya menurut
Setiawati dan Naim (2000) dalam Utami (2005).
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Utami (2005)
yang mengatakan manajamen laba dapat berpengaruh terhadap biaya
modal ekuitas dengan tingkat signifikan 1%, yang menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat akrual maka semakin tinggi pula biaya modal.
84
Penemuan ini juga tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh
Chancerra dan Syafruddin (2011) dan Murwaningsari (2012) yang
menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan
terhadap biaya modal ekuitas. Artinya semakin tinggi tingkat manajemen
laba maka semakin tinggi imbal hasil saham dan konsekuensinya investor
akan menaikkan tingkat biaya modal ekuitas.
5. Pengaruh Asimetri Informasi, , Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan dan Manajemen Laba (DA) terhadap Biaya Modal
(COC)
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua
variabel independen yaitu asimetri informasi, ukuran perusahaan,
konsentrasi kepemilikan institusional dan manajemen laba (DA) secara
simultan berpengaruh terhadap biaya modal (COC) dengan tingkat
signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa Ha5 diterima, atau dengan kata lain asimetri informasi,
kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan manajemen laba (DA)
secara bersama-sama dapat mempengaruhi biaya modal (COC).
Ketika timbul asimetri informasi, keputusan pengungkapan yang
dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri
informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor yang
kurang terinformasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi
likuiditas yang diharapkan dalam pasar untuk saham-saham perusahaan.
85
Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri informasi yang terjadi
diantara partisipan pasar modal maka akan membuat semakin kecil biaya
modal yang ditanggung oleh perusahaan, ataupun sebaliknya.
Lain halnya dengan kepemilikan institusi, semakin besar
kepemilikan insitusi maka semakin mampu meningkatkan kinerja pasar
saham dan mampu menekan risiko jika investor membeli saham
perusahaan. Risiko turun menyebabkan perusahaan memiliki
kelonggaran untuk tidak harus mengungkap semua informasi mengenai
kondisi perusahaan, sehingga hal ini dapat menurunkan biaya yang
dikeluarkan untuk mengungkap informasi kepada publik (cost of equity
capital).
Begitu pun pada ukuran perusahaan yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang
digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total penjualan yang diperoleh.
Perusahaan yang besar cenderung memiliki public demand akan
informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang lebih
kecil. Perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih
rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka.
Lalu, perusahaan yang mengalami peningkatan profitabilitas akan
melakukan manajemen laba dengan mengurangi discretionary acrual
untuk melakukan pengelolaan nilai laba perusahaan. Dengan
dilakukannya manipulasi data semata-mata untuk didasarkan pada
keinginan manajemen untuk mempengaruhi persepsi investor atas risiko
86
perusahaan. Seperti halnya ketika timbul asimetri informasi, risiko yang
timbul tersebut ada yang berhubungan dengan imbal hasil yang diukur
dengan laba per lembar saham, ada pula risiko yang berhubungan dengan
struktur keuangan perusahaan yang diukur dengan debt equity ratio.
Manajemen laba akan meningkatkan risiko kalau tindakan tersebut
menutupi kinerja manajer yang buruk. Manajemen laba menyebabkan
banyak informasi yang harus diungkap oleh perusahaan, sehingga
berkonsekuensi terhadap meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menyediakan informasi bagi publik.
Sebagaimana biaya modal itu sendiri adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi publik
(pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur dan masyarakat secara
umum).
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel asimetri informasi memiliki pengaruh positif tidak signifikan
terhadap biaya modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Ifonie (2012), tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian Komalasari dan Baridwan (2001), Mardiyah (2002), Murni
(2004), Verrechia et al (2011), dan Purwanto (2012).
2. Variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif secara
signifikan terhadap biaya modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Ashbaugh et al. (2004) dan Haque (2006) dalam Tarjo (2008).
3. Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif secara signifikan
terhadap biaya modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Murni
(2004), Utami (2005) dan Purwanto (2012).
4. Variabel manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
biaya modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ifonie (2012),
Purwanto (2012) dan Adriani (2013). Akan tetapi hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan hasil penelitian Utami (2005) dan Tarjo (2008).
88
5. Variabel asimetri informasi, ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional dan manajemen laba secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap biaya modal.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, implikasi dari
penelitian ini mencakup dua hal yaitu implikasi teoritis dan implikasi praktis.
Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian bagi
perkembangan teori-teori yang membahas mengenai biaya modal serta faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi biaya modal, yaitu asimetri informasi,
kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan manajemen laba.
Sedangkan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusi temuan
penelitian terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pelaporan
keuangan perusahaan terutama pelaporan laba perusahaan seperti investor
yang ingin berinvestasi dalam perusahaan yang tergabung dalam sektor
manufaktur lebih melakukan analisis yang akurat terhadap pelaporan
keuangan perusahaan yang akan dituju dengan lebih memperhatikan item-
item keuangan yang mudah untuk di rekayasa dan bagi pihak lain yang
menggunakan pelaporan laba sebagai acuan dalam mengambil keputusan
seperti kreditor yang menggunakan pelaporan laba sebagai dasar untuk
memberikan pinjaman kepada perusahaan. Pihak manajemen pun diharuskan
untuk membuat laporan keuangan yang sesuai dengan aturan dan tata cara
pelaporan keuangan perusahaan sehingga menggambarkan kondisi
89
perusahaan yang sebenarnya sehingga tidak terjadi bias dalam pelaporan
keuangan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan
hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup
perusahaan yang tergabung dalam sektor manufaktur, sehingga tidak
dapat dikatakan mencakup semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pengukuran biaya modal menggunakan model ohlson yang sudah
dimodifikasi oleh Utami (2005). Terdapat proksi lain untuk
menggambarkan variabel biaya modal yang mungkin jika digunakan
dalam penelitian ini akan memberikan hasil yang berbeda.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 4 (empat) variabel
independen untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi biaya
modal.
D. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah populasi perusahaan yang
akan dijadikan populasi penelitian di berbagai sektor seperti LQ45,
konstruksi bangunan, perbankan, maupun lainnya yang mempunyai
sektor yang berbeda.
90
2. Dalam penelitian selanjutnya variabel biaya modal dapat menggunakan
proksi lain untuk pengukurannya seperti, CAPM (Capital Asset Pricing
Model), model penilaian pertumbuhan konstan dan atau model yg
lainnya. Penggunaan model untuk mendeteksi biaya modal dalam
penelitian ini mungkin belum mampu memperlihatkan biaya modal
dengan baik dan benar.
4. Dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel baru untuk
mengetahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi biaya modal
seperti disclosure, beta saham, kualitas audit dan lain-lain.
91
DAFTAR PUSTAKA
Adriani. “Pengaruh Tingkat Disclosure, Manajemen Laba, Asimetri Informasi Terhadap Biaya Modal”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, Padang, 2013.
Anonimous. “Annual Report 2002”. Badan Pengawas Pasar Modal. Jakarta, 2002. Anonimous. “Press Release, 8 November 2004”. Badan Pengawas Pasar Modal.
Jakarta, 2004. Belkaoui dan Ahmed Riahi. “Teori Akuntansi”, Buku 1, Edisi 5, Salemba Empat,
Jakarta, 2006. Beneish, MD dan Nichols, DC. “Earnings Quality and Future Returns : The
Relation between Accruals and the Probability of Earnings Manipulation”, Working Paper, Indiana University, 2005.
Boediono, Gideon SB. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”, Simposium Nasional Akuntansi 8, Solo, 15-16 September 2005.
Chancera, Dhiba Meutya dan Muchamad Syafruddin,. “Pengaruh Manajemen
Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2009”. Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Dechow, R dan Skinner DJ. “Earnings Management: Reconciling the Views of
Accounting Academics, Practitioners,and Regulators”, Accounting Horizons, Vol. 14, No. 2, pp.193-225, 2000.
Djaddang, Syahril. “Analisis Hubungan Perataan Laba (Income Smoothing)
dengan Ekspektasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jakarta, 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 4,
Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang, 2009. Halim, Julia, Carmel Meiden, dan Rudolf Rumban Tumbing. “Pengaruh
Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang termasuk dalam Indeks LQ-45”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, 2005.
92
Hamid, Abdul.“Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Hanniarsa, Putra A. “Pengaruh Nilai Pasar Ekuitas dan Risiko Sistematis
Terhadap Cost of Equity Capital (Studi Empiris Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011)”. Skripsi Universitas Negeri Padang, Padang, 2013.
Husnan, Suad. “Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang)”, Buku I, Edisi 4, BPFE UGM, Yogyakarta, 1997. Ifonie, Regina Reizky. “Pengaruh Asimetri Informasi dan Manajemen Laba
Terhadap Cost Of Equity Capital pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol 1 No.1, Januari 2012.
Ikatan Akuntansi Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat,
Jakarta, 2009. Jensen, Michael C dan William H. Meckling. “Theory of the firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of financial Economic,1976.
Keown, Arthur J, David F Scott, John D Martin, dan J William Petty.
“Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi”, Edisi 9, PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA, Jakarta, 2004.
Komalasari, Puput Tri dan Zaki Baridwan. “Asimetri Informasi dan Cost of Capital”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4., No. 1, Januari, h 64-81, 2001.
Mardiyah, Aida Ainul. “Pengaruh Informasi Asimetri Dan Disclosure terhadap Cost of Capital”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5,No. 2,Hal. 229-256, Mei 2002.
Murni, Siti Asiah. “Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi
Terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 7, No 2: hal 192 – 206, 2004.
Mursalim. “Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada
Investor di BEJ”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005. Murwaningsari, Etty. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cost of Capital
(Pendekatan: Structural Equation Model)”. Jurnal Ekonomi Universitas Trisakti, Majalah Ekonomi, Jakarta, Agustus 2012.
93
Purwanto, Agus. “Pengaruh Manajemen Laba, Asymmetry Information dan Pengungkapan Sukarela Terhadap Biaya Modal”. Simposium Nasional Akuntansi XV, IAI, 2012.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi 10, Makassar, 26-28 Juli 2007.
Rahmawati, Yacob Suparno dan Nurul Qomariyah. “Pengaruh Asimetri Informasi
Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Richardson, Scott A. “Accruals and Short Selling: An Opportunity Foregone?”,
EFMA Athens Working Paper, University of Michigan, 1999. Richardson,Vernon J. “Information Asymmetry and Earnings Management
: Some Evidence”, 1998, http /www.ssrn.com diakses tanggal 09 Juni 2015. Santoso, Singgih. “Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS”, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta, 2010. Scott, William R. “Financial Accounting Theory”, Third ED, University of
Waterloo, Prentice Hall Canada Inc, 2000. Stolowy, H., dan G. Breton. “A Framework for The Clasification of Account
Manipulations”, Working Paper, 2000, http: // papers.ssrn.com diakses tanggal 09 Juni 2015.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto,. “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, leverage, Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, Proceeding PESAT Vol 2, Jakarta, 2007.
Tarjo. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity Capital”, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.
Ujiyantho, Muh.Arief, dan Bambang Agus Pramuka,. “Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makkasar, 2007.
Utami, Wiwik. “ Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas”,
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005.
94
Veronica, Sylvia dan Sidharta Utama.“Pengaruh Struktur kepemilikian, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management)”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005.
Verrecchia, Robert E, Christopher S Armstrong, John E Core dan Daniel J Taylor.. “When Does Information Asymmetry Affect The Cost of Capital?”, Journal of Accounting Research Vol 49, No 1, March 2011.
Warsono. “Manajemen Keuangan, Keputusan Keuangan Jangka
Panjang”, UMM Press, Malang, 1998. www.idx.co.id www.yahoofinance.com
95
Lampiran 1 Daftar Nama Sampel
96
Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel
No Kode Emiten Nama Emiten
1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 ADMG Polychem Indonesia Tbk 3 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 4 AKKU Alam Karya Unggul Tbk 5 AKPI Argha Karya Prima Industries Tbk 6 APLI Asiaplast Industries Tbk 7 ARNA Arwana Citramulia Tbk 8 ASII Astra International Tbk 9 AUTO Astra Otoparts Tbk 10 BATA Sepatu Bata Tbk 11 BRAM Indo Kordsa Tbk 12 BRNA Berlina Tbk 13 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 14 BUDI Budi Starch & Swee Tbk 15 CEKA Wilmar Cahaya Indo Tbk 16 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 17 DLTA Delta Djakarta Tbk 18 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 19 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 20 EKAD Ekadharma International Tbk 21 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 22 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 23 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 24 GGRM Gudang Garam Tbk 25 GJTL Gajah Tunggal Tbk 26 HMSP HM Sampoerna Tbk 27 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 28 INAF Indofarma (Persero) Tbk 29 INAI Indal Alumunium Industry Tbk 30 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 31 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 32 JECC Jembo Cable Company Tbk 33 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 34 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 35 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 36 KBLM Kabelindo Murni Tbk
Bersambung ke halaman berikutnya
97
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Nama Emiten
37 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 38 KIAS Keramika Indonesia Asosiasi Tbk 39 KLBF Kalbe Farma Tbk 40 LION Lion Metal Works Tbk 41 LMPI Langgeng Makmur Indonesia Tbk 42 LMSH Lionmesh Prima Tbk 43 MAIN Malindo Feedmil Tbk 44 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 45 MERK Merck Tbk 46 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 47 MRAT Mustika Ratu Tbk 48 MYOR Mayora Indah Tbk 49 PBRX Pan Brothers Tbk 50 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 51 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 52 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 53 PYFA Pyridam Farma Tbk 54 RMBA Bentoel International Investama Tbk 55 SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk 56 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 57 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 58 SIPD Sierad Produce Tbk 59 SKLT Sekar Laut Tbk 60 SMCB Holcim Indonesia Tbk 61 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 62 SMSM Selamat Sempurna Tbk 63 SPMA Suparma Tbk 64 SRSN Indo Acidatama Tbk 65 STTP Siantar Top Tbk 66 TCID Mandom Indonesia Tbk 67 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 68 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk 69 TRST Trias Sentosa Tbk 70 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 71 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Co. Tbk 72 UNVR Unilever Indonesia Tbk 73 VOKS Voksel Electric Tbk 74 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
98
Sumber: Data yang diolah
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel
Biaya Modal
99
PERHITUNGAN VARIABEL BIAYA MODAL
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
1 ADES
2009 115.25 640 54 -0.74 2010 169.49 1620 44 -0.87 2011 213.56 1010 141 -0.65 2012 354.24 1920 94 -0.77
2 ADMG
2009 280.28 134 10 1.17 2010 321.16 215 76 0.85 2011 661.35 580 27 0.19 2012 795.83 365 3 1.19
3 AISA
2009 255.98 360 45 -0.16 2010 344.50 760 51 -0.48 2011 626.45 495 87 0.44 2012 694.81 1080 106 -0.26
4 AKKU
2009 86.96 150 -20 -0.55 2010 65.22 129 -39 -0.80 2011 26.09 155 -9 -0.89 2012 17.39 164 -6 -0.93
5 AKPI
2009 1141.18 600 92 1.06 2010 1013.24 960 78 0.14 2011 1088.24 1020 116 0.18 2012 1239.71 800 51 0.61
6 APLI
2009 120.00 62 16 1.19 2010 152.67 90 15 0.86 2011 147.33 75 3 1.00 2012 146.00 86 1 0.71
7 ARNA
2009 186.92 149 43 0.54 2010 222.89 290 52 -0.05 2011 263.22 365 86 -0.04 2012 329.70 1640 32 -0.78
8 ASII
2009 9855.24 34700 3549 -0.61 2010 12181.32 54550 5273 -0.68 2011 18734.68 74000 555 -0.74 2012 2218.51 7600 480 -0.64
100
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
9 AUTO
2009 4162.13 5750 1480 -0.02 2010 5007.78 13950 287 -0.62 2011 1224.84 3400 279 -0.56 2012 1422.46 3700 209 -0.56
10 BATA
2009 23153.85 36000 4690 -0.23 2010 25538.46 67600 4355 -0.56 2011 27230.77 55000 5334 -0.41 2012 29769.23 60000 34 -0.50
11 BRAM
2009 2182.22 1450 298 0.71 2010 2384.44 2400 122 0.04 2011 2671.11 2150 527 0.49 2012 3644.44 3000 132 0.26
12 BRNA
2009 1304.35 600 252 1.59 2010 1456.52 1600 344 0.13 2011 1847.83 1770 88 0.09 2012 437.68 700 -14 -0.39
13 BTON
2009 361.11 275 47 0.48 2010 405.56 340 106 0.50 2011 511.11 335 137 0.93 2012 627.78 700 144 0.10
14 BUDI
2009 198.03 220 12 -0.05 2010 202.33 220 17 0.00 2011 214.38 240 1 -0.10 2012 208.34 114 3 0.85
15 CEKA
2009 1013.42 1490 99 -0.25 2010 1036.91 1100 324 0.24 2011 1359.06 950 196 0.64 2012 1553.69 1300 219 0.36
16 CPIN
2009 892.85 2250 135 -0.54 2010 271.45 1840 144 -0.77 2011 376.85 2150 163 -0.75 2012 498.60 3650 154 -0.82
101
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
17 DLTA
2009 36875.00 62000 8715 -0.26 2010 36125.00 120000 18949 -0.54 2011 35812.50 111500 13328 -0.56 2012 37375.00 255000 16515 -0.79
18 DPNS
2009 326.28 460 45 -0.19 2010 365.56 430 -20 -0.20 2011 395.77 710 73 -0.34 2012 471.30 385 175 0.68
19 DVLA
2009 991.07 1530 99 -0.29 2010 572.32 1170 129 -0.40 2011 650.00 1150 133 -0.32 2012 751.79 1690 112 -0.49
20 EKAD
2009 125.22 125 44 0.35 2010 191.41 255 40 -0.09 2011 211.73 280 71 0.01 2012 274.68 350 56 -0.06
21 ETWA
2009 272.73 205 39 0.52 2010 311.98 230 75 0.68 2011 388.43 430 31 -0.02 2012 452.48 310 8 0.49
22 FASW
2009 639.63 1600 114 -0.53 2010 730.83 2875 53 -0.73 2011 727.20 4375 2 -0.83 2012 729.22 2550 -101 -0.75
23 FPNI
2009 277.16 200 -37 0.20 2010 229.68 142 -21 0.47 2011 198.74 157 -29 0.08 2012 183.26 115 -14 0.47
24 GGRM
2009 9512.47 21550 2155 -0.46 2010 11017.15 40000 2577 -0.66 2011 12760.40 62050 2115 -0.76 2012 13828.48 56300 2250 -0.71
102
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
25 GJTL
2009 766.43 425 238 1.36 2010 1012.05 2300 271 -0.44 2011 1271.45 3000 312 -0.47 2012 1571.88 2225 35 -0.28
26 HMSP
2009 2386.95 10400 1465 -0.63 2010 2330.37 28150 3674 -0.79 2011 232.72 39000 2237 -0.94 2012 3036.28 59900 2468 -0.91
27 IGAR
2009 197.14 139 31 0.64 2010 228.57 210 53 0.34 2011 277.14 475 42 -0.33 2012 230.48 375 20 -0.33
28 INAF
2009 96.48 83 4 0.21 2010 100.35 80 1 0.27 2011 196.52 163 14 0.29 2012 209.75 330 -17 -0.42
29 INAI
2009 405.06 215 101 1.35 2010 506.33 360 166 0.87 2011 670.89 540 146 0.51 2012 816.46 450 57 0.94
30 INDF
2009 1156.61 3550 336 -0.58 2010 1911.73 4875 571 -0.49 2011 3600.23 4600 555 -0.10 2012 3888.72 5850 285 -0.29
31 INTP
2009 2901.66 13700 876 -0.72 2010 3552.57 15950 978 -0.72 2011 4274.38 17050 1294 -0.67 2012 5275.47 22450 1361 -0.70
32 JECC
2009 682.12 490 -7 0.38 2010 655.63 620 190 0.36 2011 841.06 600 212 0.76 2012 947.02 1900 149 -0.42
103
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
33 JPFA
2009 1014.48 1400 463 0.06 2010 1483.59 3150 314 -0.43 2011 1826.74 3825 505 -0.39 2012 2234.05 6150 56 -0.63
34 JPRS
2009 362.67 265 38 0.51 2010 400.00 580 50 -0.22 2011 450.67 485 13 -0.04 2012 464.00 330 20 0.47
35 KAEF
2009 179.15 127 25 0.61 2010 200.58 159 11 0.33 2011 179.15 340 36 -0.37 2012 258.73 740 39 -0.60
36 KBLM
2009 199.11 115 4 0.77 2010 202.68 110 17 1.00 2011 217.86 114 21 1.10 2012 236.61 135 7 0.80
37 KBRI
2009 135.75 320 -61 -0.77 2010 80.12 97 -2 -0.19 2011 77.69 50 4 0.63 2012 81.84 50 -2 0.60
38 KIAS
2009 17.69 130 2 -0.85 2010 23.03 94 -2 -0.78 2011 127.00 75 5 0.76 2012 132.29 175 5 -0.22
39 KLBF
2009 424.38 1300 127 -0.58 2010 529.15 3250 91 -0.81 2011 424.38 3400 35 -0.86 2012 145.18 1060 41 -0.82
40 LION
2009 4384.62 2100 743 1.44 2010 5000.00 3800 1010 0.58 2011 5807.69 5250 1641 0.42 2012 7153.85 10400 1245 -0.19
104
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
41 LMPI
2009 395.44 215 3 0.85 2010 398.41 270 6 0.50 2011 395.44 205 2 0.94 2012 405.35 255 -12 0.54
42 LMSH
2009 4000.00 2400 766 0.99 2010 4700.00 4800 1135 0.22 2011 5700.00 5000 4300 1.00 2012 9800.00 10500 1498 0.08
43 MAIN
2009 356.93 900 531 -0.01 2010 761.06 3200 121 -0.72 2011 248.97 980 178 -0.56 2012 1061.95 2375 142 -0.49
44 MASA
2009 238.60 205 29 0.31 2010 266.09 330 23 -0.12 2011 288.63 500 1 -0.42 2012 391.70 450 5 -0.12
45 MERK
2009 16090.91 80000 5303 -0.73 2010 16500.00 96500 6549 -0.76 2011 16090.91 132500 4813 -0.84 2012 18954.55 152000 7832 -0.82
46 MLBI
2009 5000.00 177000 21021 -0.85 2010 22428.57 274950 24081 -0.83 2011 25238.10 359000 21519 -0.87 2012 15714.29 740000 222304 -0.68
47 MRAT
2009 738.32 395 57 1.01 2010 789.72 650 60 0.31 2011 836.45 500 80 0.83 2012 901.87 490 -16 0.81
48 MYOR
2009 2062.58 4500 631 -0.40 2010 2595.83 10750 631 -0.70 2011 3161.67 14250 969 -0.71 2012 4000.00 20000 1165 -0.74
105
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
49 PBRX
2009 296.63 135 80 1.79 2010 375.28 1600 23 -0.75 2011 223.24 440 -41 -0.59 2012 269.17 470 42 -0.34
50 PICO
2009 288.73 220 21 0.41 2010 309.86 190 22 0.75 2011 330.99 193 20 0.82 2012 350.35 260 27 0.45
51 PRAS
2009 134.35 119 2 0.15 2010 232.99 93 8 1.59 2011 238.10 132 70 1.33 2012 476.19 255 19 0.94
52 PSDN
2009 86.81 110 9 -0.13 2010 95.83 80 17 0.41 2011 143.06 310 18 -0.48 2012 284.72 205 5 0.41
53 PYFA
2009 136.45 110 8 0.31 2010 143.93 127 7 0.19 2011 136.45 176 10 -0.17 2012 164.49 177 12 0.00
54 RMBA
2009 260.66 650 30 -0.55 2010 294.20 800 42 -0.58 2011 310.36 790 -45 -0.66 2012 265.75 580 -144 -0.79
55 SCCO
2009 1820.39 1310 296 0.62 2010 2058.25 1950 534 0.33 2011 2519.42 3125 826 0.07 2012 3174.76 4050 509 -0.09
56 SCPI
2009 5000.00 39000 -2234 -0.93 2010 3000.00 37900 2997 -0.84 2011 5000.00 25000 -3435 -0.94 2012 4250.00 31250 -3380 -0.97
106
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
57 SIAP
2009 123.33 69 7 0.89 2010 130.00 86 5 0.57 2011 170.00 98 6 0.80 2012 176.67 120 -6 0.42
58 SIPD
2009 125.55 50 7 1.65 2010 131.30 71 2 0.88 2011 135.34 54 2 1.54 2012 135.98 50 1 1.74
59 SKLT
2009 163.53 150 7 0.14 2010 170.77 140 9 0.28 2011 178.00 140 12 0.36 2012 186.69 180 17 0.13
60 SMCB
2009 432.60 1550 108 -0.65 2010 890.38 2250 138 -0.54 2011 982.25 2175 180 -0.47 2012 1098.53 2900 124 -0.58
61 SMGR
2009 1719.15 7550 613 -0.69 2010 2023.94 9450 668 -0.72 2011 2463.76 11450 830 -0.71 2012 3062.20 15850 905 -0.75
62 SMSM
2009 345.83 750 104 -0.40 2010 360.42 1070 152 -0.52 2011 465.97 1360 187 -0.52 2012 569.44 2525 214 -0.69
63 SPMA
2009 461.80 205 20 1.35 2010 481.23 230 22 1.19 2011 503.35 240 27 1.21 2012 522.12 290 -16 0.75
64 SRSN
2009 36.21 67 2 -0.43 2010 37.87 60 4 -0.30 2011 41.86 54 3 -0.17 2012 44.68 50 3 -0.05
107
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
65 STTP
2009 309.16 250 33 0.37 2010 341.22 385 33 -0.03 2011 374.05 690 57 -0.38 2012 442.75 1050 87 -0.50
66 TCID
2009 4383.08 8100 654 -0.38 2010 4716.42 7200 620 -0.26 2011 4383.08 7700 750 -0.33 2012 5457.71 11000 796 -0.43
67 TOTO
2009 10580.00 8500 3912 0.70 2010 12620.00 39000 4415 -0.56 2011 15220.00 50000 478 -0.69 2012 1814.14 6650 478 -0.66
68 TPIA
2009 2453.30 2200 478 0.33 2010 2815.93 3425 262 -0.10 2011 2359.10 2600 -275 -0.20 2012 2273.32 4375 36 -0.47
69 TRST
2009 407.76 220 49 1.08 2010 440.88 270 51 0.82 2011 472.22 390 40 0.31 2012 481.84 345 12 0.43
70 TSPC
2009 535.33 730 109 -0.12 2010 578.67 1710 80 -0.61 2011 535.33 2550 143 -0.73 2012 745.11 3725 141 -0.76
71 ULTJ
2009 412.74 580 37 -0.22 2010 449.45 1210 35 -0.60 2011 485.46 1080 122 -0.44 2012 580.68 1330 113 -0.48
72 UNVR
2009 485.32 11050 444 -0.92 2010 530.14 16500 399 -0.94 2011 485.32 18800 634 -0.94 2012 520.05 20850 702 -0.94
108
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun
Nilai Buku per Lembar
Saham
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Periode Selanjutnya
COC
73 VOKS
2009 451.26 410 12 0.13 2010 464.50 450 133 0.33 2011 598.07 820 177 -0.05 2012 725.63 1030 47 -0.25
74 YPAS
2009 185.63 560 32 -0.61 2010 196.11 680 25 -0.67 2011 221.56 680 25 -0.64 2012 247.01 670 9 -0.62
Sumber: Data sekunder yang diolah
109
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel
Asimetri Informasi
110
PERHITUNGAN VARIABEL ASIMETRI INFORMASI
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
1 ADES
2009 567.67 532.03 6.48 2010 964.64 911.23 5.69 2011 1300.49 1250.45 3.92 2012 1356.87 1301.98 4.13
2 ADMG
2009 103.08 96.84 6.25 2010 170.49 161.43 5.46 2011 506.39 474.25 6.56 2012 442.04 426.25 3.64
3 AISA
2009 401.14 385.29 4.03 2010 508.93 484.06 5.01 2011 663.46 636.82 4.10 2012 693.50 666.48 3.97
4 AKKU
2009 99.42 89.39 10.62 2010 136.22 124.04 9.36 2011 161.80 160.41 0.87 2012 182.27 181.75 0.29
5 AKPI
2009 710.93 680.12 4.43 2010 1102.41 1082.69 1.80 2011 1108.58 1057.66 4.70 2012 913.62 895.23 2.03
6 APLI
2009 56.68 54.86 3.25 2010 82.72 79.60 3.84 2011 117.47 112.71 4.14 2012 91.04 88.07 3.31
7 ARNA
2009 265.53 252.05 5.21 2010 251.00 238.96 4.92 2011 329.82 315.91 4.31 2012 852.85 827.12 3.06
8 ASII
2009 23880.08 23022.41 3.66 2010 47258.37 46039.18 2.61 2011 62415.85 60896.95 2.46 2012 35460.77 34813.08 1.84
Bersambung ke halaman selanjutnya
111
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
9 AUTO
2009 19954.36 19481.85 2.40 2010 64922.45 62984.69 3.03 2011 3209.14 3123.76 2.70 2012 3435.16 3373.84 1.80
10 BATA
2009 28426.56 26063.48 8.67 2010 50346.15 48112.82 4.54 2011 62914.23 62902.03 0.02 2012 58866.92 58865.00 0.00
11 BRAM
2009 1855.94 1831.29 1.34 2010 1826.11 1703.40 6.95 2011 2217.46 2208.47 0.41 2012 2412.88 2387.60 1.05
12 BRNA
2009 588.54 547.96 7.14 2010 1015.39 980.90 3.46 2011 333.52 324.28 2.81 2012 2084.35 2015.96 3.34
13 BTON
2009 344.12 330.90 3.92 2010 317.59 297.10 6.67 2011 329.27 318.43 3.35 2012 660.96 631.40 4.57
14 BUDI
2009 186.03 179.38 3.64 2010 225.36 217.11 3.73 2011 244.68 234.36 4.31 2012 189.48 184.13 2.86
15 CEKA
2009 1101.34 989.87 10.66 2010 1249.18 1081.96 14.35 2011 1053.78 1046.79 0.67 2012 1830.40 1752.79 4.33
16 CPIN
2009 1074.20 1026.03 4.59 2010 4524.55 4346.28 4.02 2011 2190.81 2102.85 4.10 2012 2908.94 2824.52 2.94
17 DLTA 2009 41282.01 37569.87 9.42 2010 88478.16 83932.04 5.27 2011 119721.14 119425.41 0.25
112
2012 190913.08 190536.54 0.20 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
18 DPNS
2009 403.89 381.37 5.74 2010 379.57 376.99 0.68 2011 547.54 522.78 4.63 2012 586.38 576.87 1.64
19 DVLA
2009 1466.00 1380.15 6.03 2010 1541.01 1518.04 1.50 2011 1149.31 1135.69 1.19 2012 1448.96 1422.15 1.87
20 EKAD
2009 120.83 114.59 5.30 2010 196.52 188.12 4.37 2011 334.57 313.15 6.61 2012 382.17 365.17 4.55
21 ETWA
2009 189.21 177.87 6.18 2010 221.52 213.32 3.77 2011 329.63 315.55 4.37 2012 396.35 386.62 2.49
22 FASW
2009 1490.38 1446.40 3.00 2010 2130.92 2047.51 3.99 2011 3058.74 2979.88 2.61 2012 2673.75 2637.88 1.35
23 FPNI
2009 158.62 147.56 7.23 2010 168.88 161.26 4.62 2011 149.60 143.41 4.23 2012 130.55 128.50 1.58
24 GGRM
2009 11445.95 11045.23 3.56 2010 35404.29 34385.51 2.92 2011 49379.88 47958.74 2.92 2012 55568.08 54334.42 2.24
25 GJTL
2009 315.90 301.05 4.81 2010 1325.98 1261.33 5.00 2011 2692.78 2589.13 3.93 2012 2496.06 2431.73 2.61
26 HMSP 2009 10104.77 9887.76 2.17 2010 18508.16 18063.27 2.43 2011 30183.74 29720.53 1.55
113
2012 52000.77 51498.65 0.97 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
27 IGAR
2009 105.18 101.16 3.90 2010 164.00 159.93 2.51 2011 450.39 429.42 4.77 2012 512.67 493.67 3.78
28 INAF
2009 82.19 78.20 4.97 2010 86.73 84.04 3.15 2011 93.75 89.98 4.10 2012 218.51 208.96 4.47
29 INAI
2009 222.49 203.06 9.13 2010 280.33 266.11 5.20 2011 443.46 425.51 4.13 2012 591.17 579.06 2.07
30 INDF
2009 2056.72 1970.12 4.30 2010 4330.51 4201.73 3.02 2011 5346.04 5191.26 2.94 2012 5254.04 5145.87 2.08
31 INTP
2009 8077.07 7736.83 4.30 2010 16125.92 15677.76 2.82 2011 15723.37 15250.61 3.05 2012 19525.38 19075.00 2.33
32 JECC
2009 415.59 371.05 11.32 2010 619.00 591.37 4.56 2011 555.61 538.39 3.15 2012 1743.48 1651.56 5.42
33 JPFA
2009 741.81 710.78 4.27 2010 2204.47 2110.00 4.38 2011 4180.18 4032.62 3.59 2012 4595.00 4476.25 2.62
34 JPRS
2009 280.86 266.16 5.38 2010 417.18 390.08 6.71 2011 584.74 558.07 4.67 2012 431.17 417.15 3.31
35 KAEF 2009 131.43 125.91 4.29 2010 146.02 140.58 3.80 2011 232.00 221.22 4.76
114
2012 526.25 503.83 4.35 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
36 KBLM
2009 125.38 114.21 9.32 2010 126.94 118.56 6.83 2011 110.25 109.96 0.27 2012 135.94 132.84 2.31
37 KBRI
2009 323.56 310.19 4.22 2010 114.82 108.60 5.57 2011 67.05 65.20 2.80 2012 54.61 53.33 2.37
38 KIAS
2009 205.63 190.55 7.62 2010 176.97 165.00 7.00 2011 82.68 79.62 3.78 2012 103.28 98.36 4.88
39 KLBF
2009 997.90 961.66 3.70 2010 2274.33 2194.33 3.58 2011 3372.05 3272.46 3.00 2012 3174.69 3106.40 2.17
40 LION
2009 2742.15 2610.61 4.91 2010 3078.74 2765.89 10.71 2011 4819.31 4806.30 0.27 2012 8531.15 8457.12 0.87
41 LMPI
2009 174.69 160.59 8.41 2010 265.82 250.07 6.10 2011 4819.31 4806.30 0.27 2012 8531.15 8457.12 0.87
42 LMSH
2009 2972.83 2906.67 2.25 2010 3455.57 3206.66 7.47 2011 4873.17 4845.93 0.56 2012 7151.73 7129.90 0.31
43 MAIN
2009 907.62 902.53 0.56 2010 1397.68 1338.52 4.32 2011 2691.02 2602.03 3.36 2012 1445.19 1397.46 3.36
44 MASA 2009 173.76 166.53 4.25 2010 273.48 260.71 4.78 2011 444.94 427.51 4.00
115
2012 486.71 470.98 3.29 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
45 MERK
2009 56728.33 51853.43 8.98 2010 80624.06 76151.05 5.71 2011 113306.91 113142.28 0.15 2012 145330.00 145210.00 0.08
46 MLBI
2009 106837.35 96643.39 10.02 2010 198440.82 185575.71 6.70 2011 32016117.89 31925040.65 0.28 2012 60701288.46 60614288.46 0.14
47 MRAT
2009 327.00 311.73 4.78 2010 481.76 460.88 4.43 2011 538.54 517.68 3.95 2012 570.67 553.90 2.98
48 MYOR
2009 2072.07 2007.47 3.17 2010 7501.22 7226.84 3.73 2011 12799.43 12422.60 2.99 2012 20115.82 19578.13 2.71
49 PBRX
2009 154.66 139.80 10.10 2010 596.32 568.39 4.79 2011 881.61 856.16 2.93 2012 391.19 383.47 1.99
50 PICO
2009 239.37 227.77 4.97 2010 248.06 230.95 7.15 2011 202.77 195.93 3.43 2012 276.36 265.73 3.92
51 PRAS
2009 106.26 94.37 11.85 2010 104.20 98.14 5.99 2011 115.58 110.22 4.75 2012 142.18 134.95 5.22
52 PSDN
2009 113.77 113.77 0.00 2010 89.80 85.11 5.37 2011 191.54 189.01 1.33 2012 225.27 222.97 1.03
53 PYFA 2009 86.80 82.05 5.64 2010 116.71 110.84 5.16 2011 170.41 161.09 5.62
116
2012 180.27 174.76 3.10 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
54 RMBA
2009 660.29 638.64 3.33 2010 580.10 550.78 5.19 2011 814.43 786.50 3.49 2012 713.77 698.19 2.21
55 SCCO
2009 1324.96 1310.89 1.07 2010 1596.09 1582.07 0.88 2011 2313.86 2312.13 0.07 2012 4147.12 4041.73 2.57
56 SCPI
2009 29719.12 27311.40 8.44 2010 38576.11 37398.61 3.10 2011 27985.98 27939.63 0.17 2012 39316.35 39303.08 0.03
57 SIAP
2009 117.66 111.52 5.36 2010 72.76 67.53 7.47 2011 88.59 86.02 2.95 2012 289.36 287.60 0.61
58 SIPD
2009 52.20 50.71 2.88 2010 56.06 54.33 3.13 2011 63.35 60.36 4.84 2012 53.87 52.29 2.97
59 SKLT
2009 93.93 93.69 0.26 2010 135.00 135.00 0.00 2011 140.00 140.00 0.00 2012 157.66 157.65 0.00
60 SMCB
2009 1105.10 1057.99 4.36 2010 2198.45 2128.73 3.22 2011 2042.38 1985.85 2.81 2012 2751.73 2668.56 3.07
61 SMGR
2009 5339.83 5162.76 3.37 2010 8758.78 8550.41 2.41 2011 9292.07 9039.02 2.76 2012 12803.08 12499.42 2.40
62 SMSM 2009 558.79 513.24 8.50 2010 1072.86 1030.61 4.02 2011 1222.60 1186.46 3.00
117
2012 2072.12 2013.33 2.88 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
63 SPMA
2009 179.96 169.19 6.17 2010 241.96 233.39 3.60 2011 246.61 235.79 4.48 2012 266.44 256.23 3.91
64 SRSN
2009 70.66 66.38 6.24 2010 63.47 60.90 4.13 2011 57.49 55.45 3.62 2012 55.55 53.71 3.38
65 STTP
2009 193.95 185.67 4.36 2010 306.82 298.84 2.64 2011 511.69 509.21 0.49 2012 746.96 728.42 2.51
66 TCID
2009 5977.71 5782.29 3.32 2010 7869.39 7484.08 5.02 2011 8029.27 8003.05 0.33 2012 8790.58 8772.69 0.20
67 TOTO
2009 8268.42 8256.58 0.14 2010 13509.18 13107.49 3.02 2011 40815.24 40792.48 0.06 2012 35307.69 35116.73 0.54
68 TPIA
2009 2336.34 2242.69 4.09 2010 2596.35 2496.78 3.91 2011 3589.43 3480.28 3.09 2012 2326.15 2261.54 2.82
69 TRST
2009 189.03 180.93 4.38 2010 221.12 213.40 3.55 2011 424.35 404.78 4.72 2012 359.25 349.35 2.80
70 TSPC
2009 608.38 588.11 3.39 2010 1172.90 1136.86 3.12 2011 2216.20 2139.74 3.51 2012 2857.02 2795.87 2.16
71 ULTJ 2009 663.36 629.54 5.23 2010 927.97 874.39 5.95 2011 1212.76 1166.75 3.87
118
2012 1190.31 1153.42 3.15 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun Ask Bid Asim
72 UNVR
2009 9536.72 9277.59 2.75 2010 15144.90 14738.57 2.72 2011 16053.46 15637.20 2.63 2012 23027.12 22469.42 2.45
73 VOKS
2009 366.70 341.29 7.18 2010 439.17 414.58 5.76 2011 603.76 595.12 1.44 2012 1126.77 1097.58 2.62
74 YPAS
2009 426.87 415.12 2.79 2010 587.10 575.47 2.00 2011 662.07 640.49 3.31 2012 675.81 659.85 2.39
Sumber: Data sekunder yang diolah
119
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Institusional
120
PERHITUNGAN VARIABEL KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
1 ADES
2009 542,347,113 590,000,000 0.92 2010 542,347,113 590,000,000 0.92 2011 542,347,113 590,000,000 0.92 2012 542,347,113 590,000,000 0.92
2 ADMG
2009 3,497,214,976 3,889,179,559 0.90 2010 3,497,214,976 3,889,179,559 0.90 2011 3,098,084,976 3,889,179,559 0.80 2012 2,919,564,417 3,889,179,559 0.75
3 AISA
2009 1,075,238,100 1,672,000,000 0.64 2010 938,804,397 1,672,000,000 0.56 2011 1,737,976,061 2,926,000,000 0.59 2012 1,554,634,061 2,926,000,000 0.53
4 AKKU
2009 218,655,000 230,000,000 0.95 2010 218,655,000 230,000,000 0.95 2011 218,655,000 230,000,000 0.95 2012 218,655,000 230,000,000 0.95
5 AKPI
2009 564,849,234 680,000,000 0.83 2010 467,576,609 680,000,000 0.69 2011 467,576,609 680,000,000 0.69 2012 398,747,943 680,000,000 0.59
6 APLI
2009 731,983,500 1,300,000,000 0.56 2010 999,999,848 1,500,000,000 0.67 2011 1,199,899,848 1,500,000,000 0.80 2012 1,216,051,438 1,500,000,000 0.81
7 ARNA
2009 1,407,461,380 1,835,357,744 0.77 2010 1,363,089,380 1,835,357,744 0.74 2011 1,271,499,880 1,835,357,744 0.69 2012 1,176,499,880 1,835,357,744 0.64
8 ASII
2009 2,028,825,504 4,048,355,314 0.50 2010 2,028,825,504 4,048,355,314 0.50 2011 2,028,825,504 4,048,355,314 0.50 2012 20,288,255,040 40,483,553,140 0.50
Bersambung ke halaman selanjutnya
121
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
9 AUTO
2009 737,640,614 771,157,280 0.96 2010 3,688,203,070 3,855,786,400 0.96 2011 3,688,203,070 3,855,786,400 0.96 2012 3,688,203,070 3,855,786,400 0.96
10 BATA
2009 11,156,851 13,000,000 0.86 2010 10,924,081 13,000,000 0.84 2011 11,412,081 13,000,000 0.88 2012 11,412,581 13,000,000 0.88
11 BRAM
2009 296,154,682 450,000,000 0.66 2010 296,154,682 450,000,000 0.66 2011 296,154,682 450,000,000 0.66 2012 296,154,682 450,000,000 0.66
12 BRNA
2009 70,965,000 138,000,000 0.51 2010 70,965,000 138,000,000 0.51 2011 83,817,500 138,000,000 0.61 2012 354,825,000 690,000,000 0.51
13 BTON
2009 143,750,000 180,000,000 0.80 2010 146,755,500 180,000,000 0.82 2011 146,755,500 180,000,000 0.82 2012 147,284,500 180,000,000 0.82
14 BUDI
2009 1,930,965,000 3,756,771,333 0.51 2010 1,930,965,000 3,771,065,999 0.51 2011 1,930,965,000 3,783,367,329 0.51 2012 2,160,000,000 4,099,000,000 0.53
15 CEKA
2009 273,735,500 297,500,000 0.92 2010 273,735,500 297,500,000 0.92 2011 273,735,500 297,500,000 0.92 2012 273,735,500 297,500,000 0.92
16 CPIN
2009 1,821,277,082 3,285,000,000 0.55 2010 9,106,385,410 16,398,000,000 0.56 2011 9,106,385,410 16,398,000,000 0.56 2012 9,106,385,410 16,398,000,000 0.56
17 DLTA 2009 13,545,237 16,013,181 0.85 2010 13,545,237 16,013,181 0.85 2011 13,545,237 16,013,181 0.85
122
2012 13,078,143 16,013,181 0.82 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
18 DPNS
2009 198,886,148 331,129,952 0.60 2010 204,279,648 331,129,952 0.62 2011 199,411,148 331,129,952 0.60 2012 198,204,648 331,129,952 0.60
19 DVLA
2009 518,900,456 560,000,000 0.93 2010 1,037,800,912 1,120,000,000 0.93 2011 1,037,800,912 1,120,000,000 0.93 2012 1,037,800,912 1,120,000,000 0.93
20 EKAD
2009 421,760,580 559,020,000 0.75 2010 421,760,580 559,020,000 0.75 2011 527,200,720 698,775,000 0.75 2012 527,200,720 698,775,000 0.75
21 ETWA
2009 541,909,100 968,297,000 0.56 2010 466,269,300 968,297,000 0.48 2011 466,269,300 968,297,000 0.48 2012 466,269,300 968,297,000 0.48
22 FASW
2009 1,877,305,500 2,478,000,000 0.76 2010 1,876,812,500 2,477,888,787 0.76 2011 1,876,812,500 2,477,888,787 0.76 2012 1,876,812,500 2,477,888,787 0.76
23 FPNI
2009 5,305,434,715 5,566,414,000 0.95 2010 5,305,434,715 5,566,414,000 0.95 2011 5,305,434,715 5,566,414,000 0.95 2012 5,305,434,715 5,566,414,000 0.95
24 GGRM
2009 1,405,762,700 1,924,088,000 0.73 2010 1,453,589,500 1,924,088,000 0.76 2011 1,453,589,500 1,924,088,000 0.76 2012 1,453,589,500 1,924,088,000 0.76
25 GJTL
2009 2,154,829,538 3,484,800,000 0.62 2010 2,056,396,563 3,484,800,000 0.59 2011 2,084,202,463 3,484,800,000 0.60 2012 2,084,202,463 3,484,800,000 0.60
26 HMSP 2009 4,303,168,205 4,383,000,000 0.98 2010 4,303,168,205 4,383,000,000 0.98 2011 4,303,168,205 4,383,000,000 0.98
123
2012 4,303,168,205 4,383,000,000 0.98 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
27 IGAR
2009 662,558,500 1,050,000,000 0.63 2010 824,612,420 1,050,000,000 0.79 2011 824,612,420 1,050,000,000 0.79 2012 824,612,420 1,050,000,000 0.79
28 INAF
2009 2,500,000,000 3,099,267,500 0.81 2010 2,500,000,000 3,099,267,500 0.81 2011 2,500,000,000 3,099,267,500 0.81 2012 2,500,000,000 3,099,267,500 0.81
29 INAI
2009 104,328,000 158,400,000 0.66 2010 104,328,000 158,400,000 0.66 2011 104,328,000 158,400,000 0.66 2012 104,328,000 158,400,000 0.66
30 INDF
2009 4,394,603,450 8,780,426,500 0.50 2010 4,394,603,450 8,780,426,500 0.50 2011 4,396,103,450 8,780,426,500 0.50 2012 4,396,103,450 8,780,426,500 0.50
31 INTP
2009 2,357,216,097 3,681,231,699 0.64 2010 2,357,216,097 3,681,231,699 0.64 2011 2,357,216,097 3,681,231,699 0.64 2012 2,357,216,097 3,681,231,699 0.64
32 JECC
2009 136,303,300 151,200,000 0.90 2010 136,303,300 151,200,000 0.90 2011 136,303,300 151,200,000 0.90 2012 136,303,300 151,200,000 0.90
33 JPFA
2009 1,193,407,570 2,071,732,660 0.58 2010 1,208,301,522 2,071,732,660 0.58 2011 1,208,301,522 2,071,732,660 0.58 2012 1,226,139,947 2,132,104,582 0.58
34 JPRS
2009 513,157,500 750,000,000 0.68 2010 513,157,500 750,000,000 0.68 2011 513,157,500 750,000,000 0.68 2012 513,157,500 750,000,000 0.68
35 KAEF 2009 5,000,000,000 5,554,000,000 0.90 2010 5,000,000,000 5,554,000,000 0.90 2011 5,000,000,000 5,554,000,000 0.90
124
2012 5,000,000,000 5,554,000,000 0.90 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
36 KBLM
2009 915,698,100 1,120,000,000 0.82 2010 846,816,400 1,120,000,000 0.76 2011 836,781,900 1,120,000,000 0.75 2012 836,781,900 1,120,000,000 0.75
37 KBRI
2009 960,000,000 3,859,967,520 0.25 2010 4,678,367,441 7,913,117,916 0.59 2011 4,874,322,221 8,687,994,942 0.56 2012 4,376,502,780 8,687,995,242 0.50
38 KIAS
2009 8,288,140,200 8,425,000,000 0.98 2010 8,163,140,200 8,425,000,000 0.97 2011 8,166,677,700 8,425,000,000 0.97 2012 14,666,550,953 14,929,100,000 0.98
39 KLBF
2009 5,319,342,517 10,156,014,422 0.52 2010 5,310,667,517 10,156,014,422 0.52 2011 5,309,831,017 10,156,014,422 0.52 2012 26,549,155,085 50,780,000,000 0.52
40 LION
2009 30,012,000 52,016,000 0.58 2010 30,012,000 52,016,000 0.58 2011 30,012,000 52,016,000 0.58 2012 30,012,000 52,016,000 0.58
41 LMPI
2009 781,938,067 1,008,517,669 0.78 2010 781,938,067 1,008,517,669 0.78 2011 781,938,067 1,008,517,669 0.78 2012 839,839,069 1,008,517,669 0.83
42 LMSH
2009 3,092,700 9,600,000 0.32 2010 3,092,700 9,600,000 0.32 2011 3,092,700 9,600,000 0.32 2012 3,092,700 9,600,000 0.32
43 MAIN
2009 276,843,500 339,000,000 0.82 2010 200,335,000 339,000,000 0.59 2011 1,001,675,000 1,695,000,000 0.59 2012 1,001,675,000 1,695,000,000 0.59
44 MASA 2009 3,057,735,000 6,118,875,250 0.50 2010 2,739,745,000 6,121,964,630 0.45 2011 4,124,470,125 6,121,964,630 0.67
125
2012 4,382,992,000 9,183,000,000 0.48 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
45 MERK
2009 16,574,150 22,400,000 0.74 2010 16,574,150 22,400,000 0.74 2011 19,409,746 22,000,000 0.88 2012 19,409,746 22,000,000 0.88
46 MLBI
2009 17,565,988 21,070,000 0.83 2010 17,389,130 21,070,000 0.83 2011 17,389,130 21,070,000 0.83 2012 17,389,130 21,070,000 0.83
47 MRAT
2009 305,002,000 428,000,000 0.71 2010 305,002,000 428,000,000 0.71 2011 305,002,000 428,000,000 0.71 2012 305,002,000 428,000,000 0.71
48 MYOR
2009 253,472,012 767,000,000 0.33 2010 253,472,012 767,000,000 0.33 2011 890,456,422 1,323,000,000 0.67 2012 890,456,422 1,323,000,000 0.67
49 PBRX
2009 146,809,980 445,440,000 0.33 2010 220,185,080 445,440,000 0.49 2011 1,657,750,640 3,063,861,660 0.54 2012 1,624,897,640 3,065,612,208 0.53
50 PICO
2009 534,338,000 568,375,000 0.94 2010 534,338,000 568,375,000 0.94 2011 534,338,000 568,375,000 0.94 2012 534,338,000 568,375,000 0.94
51 PRAS
2009 266,000,000 588,000,000 0.45 2010 266,000,000 588,000,000 0.45 2011 266,000,000 588,000,000 0.45 2012 266,000,000 588,000,000 0.45
52 PSDN
2009 1,330,500,000 1,440,000,000 0.92 2010 1,038,121,210 1,440,000,000 0.72 2011 1,038,121,210 1,440,000,000 0.72 2012 1,038,121,210 1,440,000,000 0.72
53 PYFA 2009 288,119,974 535,080,000 0.54 2010 288,119,974 535,080,000 0.54 2011 288,119,974 535,000,000 0.54
126
2012 288,119,974 535,000,000 0.54 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
54 RMBA
2009 6,715,316,717 6,733,125,000 1.00 2010 7,177,763,978 7,240,005,000 0.99 2011 7,164,585,978 7,240,005,000 0.99 2012 7,164,585,978 7,240,005,000 0.99
55 SCCO
2009 138,275,640 205,583,400 0.67 2010 138,275,640 205,583,400 0.67 2011 138,275,640 205,583,400 0.67 2012 138,275,640 205,583,400 0.67
56 SCPI
2009 3,210,850 3,600,000 0.89 2010 3,210,850 3,600,000 0.89 2011 3,210,850 3,600,000 0.89 2012 3,210,850 3,600,000 0.89
57 SIAP
2009 494,000,000 600,000,000 0.82 2010 437,000,000 600,000,000 0.73 2011 437,000,000 600,000,000 0.73 2012 437,000,000 600,000,000 0.73
58 SIPD
2009 3,892,148,355 9,391,108,493 0.41 2010 3,892,148,355 9,391,108,493 0.41 2011 3,892,148,355 9,391,108,493 0.41 2012 3,892,148,355 9,391,108,493 0.41
59 SKLT
2009 663,740,500 690,740,500 0.96 2010 663,740,500 690,740,500 0.96 2011 663,740,500 691,000,000 0.96 2012 663,740,500 691,000,000 0.96
60 SMCB
2009 5,925,912,820 7,662,900,000 0.77 2010 5,925,912,820 7,662,900,000 0.77 2011 6,179,612,820 7,662,900,000 0.81 2012 6,179,612,820 7,662,900,000 0.81
61 SMGR
2009 3,025,406,000 5,931,520,000 0.51 2010 3,025,406,000 5,931,520,000 0.51 2011 3,025,406,000 5,931,520,000 0.51 2012 3,025,406,000 5,931,520,000 0.51
62 SMSM 2009 836,815,927 1,439,668,860 0.58 2010 836,815,927 1,439,668,860 0.58 2011 836,815,927 1,439,668,860 0.58
127
2012 836,815,927 1,439,668,860 0.58 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
63 SPMA
2009 1,272,200,897 1,492,046,658 0.85 2010 1,272,200,897 1,492,046,658 0.85 2011 1,272,200,897 1,492,046,658 0.85 2012 1,272,200,897 1,492,046,658 0.85
64 SRSN
2009 5,101,278,450 6,020,000,000 0.85 2010 5,135,892,652 6,020,000,000 0.85 2011 5,135,893,652 6,020,000,000 0.85 2012 4,694,421,652 6,020,000,000 0.78
65 STTP
2009 743,600,500 1,310,000,000 0.57 2010 743,600,500 1,310,000,000 0.57 2011 743,600,500 1,310,000,000 0.57 2012 743,600,500 1,310,000,000 0.57
66 TCID
2009 159,313,563 201,066,667 0.79 2010 148,334,763 201,066,667 0.74 2011 148,334,763 201,066,667 0.74 2012 148,334,763 201,066,667 0.74
67 TOTO
2009 46,968,962 49,536,000 0.95 2010 46,968,962 49,536,000 0.95 2011 47,045,842 49,536,000 0.95 2012 476,584,320 495,360,000 0.96
68 TPIA
2009 567,603,450 728,401,000 0.78 2010 571,195,450 728,401,000 0.78 2011 2,908,990,866 3,066,196,416 0.95 2012 2,910,902,366 3,066,196,416 0.95
69 TRST
2009 1,669,482,325 2,808,000,000 0.59 2010 1,669,482,325 2,808,000,000 0.59 2011 1,669,482,325 2,808,000,000 0.59 2012 1,694,528,325 2,808,000,000 0.60
70 TSPC
2009 4,279,812,318 4,500,000,000 0.95 2010 4,276,414,818 4,500,000,000 0.95 2011 4,277,791,818 4,500,000,000 0.95 2012 3,477,850,818 4,500,000,000 0.77
71 ULTJ 2009 1,352,221,060 2,888,382,000 0.47 2010 1,346,337,026 2,888,382,000 0.47 2011 1,346,337,026 2,888,000,000 0.47
128
2012 1,346,337,026 2,888,000,000 0.47 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun JUMLAH SAHAM
INSTITUSI JUMLAH SAHAM
BEREDAR Inst
72 UNVR
2009 6,484,877,500 7,630,000,000 0.85 2010 6,484,877,500 7,630,000,000 0.85 2011 6,484,877,500 7,630,000,000 0.85 2012 6,484,877,500 7,630,000,000 0.85
73 VOKS
2009 356,628,386 831,120,519 0.43 2010 586,778,198 831,120,519 0.71 2011 404,377,042 831,120,519 0.49 2012 404,377,042 831,120,519 0.49
74 YPAS
2009 597,650,500 668,000,089 0.89 2010 597,650,500 668,000,089 0.89 2011 597,650,500 668,000,089 0.89 2012 597,650,500 668,000,089 0.89
Sumber: Data sekunder yang diolah
129
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Variabel
Ukuran Perusahaan
130
131
PERH
ITUN
GA
N V
AR
IABEL U
KU
RA
N PER
USA
HA
AN
No
Kode Em
iten Tahun
Closing Price Jum
lah Saham Beredar
Nilai Pasar Ekuitas
Size
1 A
DES
2009 640
590,000,000 377,600,000,000
26.66 2010
1,620 590,000,000
955,800,000,000 27.59
2011 1,010
590,000,000 595,900,000,000
27.11 2012
1,920 590,000,000
1,132,800,000,000 27.76
2 A
DM
G
2009 134
3,889,179,559 521,150,060,906
26.98 2010
215 3,889,179,559
836,173,605,185 27.45
2011 580
3,889,179,559 2,255,724,144,220
28.44 2012
365 3,889,179,559
1,419,550,539,035 27.98
3 A
ISA
2009 360
1,672,000,000 601,920,000,000
27.12 2010
760 1,672,000,000
1,270,720,000,000 27.87
2011 495
2,926,000,000 1,448,370,000,000
28.00 2012
1,080 2,926,000,000
3,160,080,000,000 28.78
4 A
KK
U
2009 150
230,000,000 34,500,000,000
24.26 2010
129 230,000,000
29,670,000,000 24.11
2011 155
230,000,000 35,650,000,000
24.30 2012
164 230,000,000
37,720,000,000 24.35
5 A
KPI
2009 600
680,000,000 408,000,000,000
26.73 2010
960 680,000,000
652,800,000,000 27.20
2011 1,020
680,000,000 693,600,000,000
27.27 2012
800 680,000,000
544,000,000,000 27.02
Bersambung ke halam
an selanjutnya
132
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
6 A
PLI
2009 62
1,300,000,000 80,600,000,000
25.11 2010
90 1,500,000,000
135,000,000,000 25.63
2011 75
1,500,000,000 112,500,000,000
25.45 2012
86 1,500,000,000
129,000,000,000 25.58
7 A
RN
A
2009 149
1,835,357,744 273,468,303,856
26.33 2010
290 1,835,357,744
532,253,745,760 27.00
2011 365
1,835,357,744 669,905,576,560
27.23 2012
1,640 1,835,357,744
3,009,986,700,160 28.73
8 A
SII
2009 34,700
4,048,355,314 140,477,929,395,800
32.58 2010
54,550 4,048,355,314
220,837,782,378,700 33.03
2011 74,000
4,048,355,314 299,578,293,236,000
33.33 2012
7,600 40,483,553,140
307,675,003,864,000 33.36
9 A
UTO
2009 5,750
771,157,280 4,434,154,360,000
29.12 2010
13,950 3,855,786,400
53,788,220,280,000 31.62
2011 3,400
3,855,786,400 13,109,673,760,000
30.20 2012
3,700 3,855,786,400
14,266,409,680,000 30.29
10 B
ATA
2009 36,000
13,000,000 468,000,000,000
26.87 2010
67,600 13,000,000
878,800,000,000 27.50
2011 55,000
13,000,000 715,000,000,000
27.30 2012
60,000 13,000,000
780,000,000,000 27.38
Bersambung ke halam
an selanjutnya
133
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
11 B
RA
M
2009 1,450
450,000,000 652,500,000,000 27.20
2010 2,400
450,000,000 1,080,000,000,000 27.71
2011 2,150
450,000,000 967,500,000,000 27.60
2012 3,000
450,000,000 1,350,000,000,000 27.93
12 B
RN
A
2009 600
138,000,000 82,800,000,000 25.14
2010 1,600
138,000,000 220,800,000,000 26.12
2011 1,770
138,000,000 244,260,000,000 26.22
2012 700
690,000,000 483,000,000,000 26.90
13 B
TON
2009 275
180,000,000 49,500,000,000 24.63
2010 340
180,000,000 61,200,000,000 24.84
2011 335
180,000,000 60,300,000,000 24.82
2012 700
180,000,000 126,000,000,000 25.56
14 B
UD
I
2009 220
3,756,771,333 826,489,693,260 27.44
2010 220
3,771,065,999 829,634,519,780 27.44
2011 240
3,783,367,329 908,008,158,960 27.53
2012 114
4,099,000,000 467,286,000,000 26.87
15 C
EKA
2009 1,490
297,500,000 443,275,000,000 26.82
2010 1,100
297,500,000 327,250,000,000 26.51
2011 950
297,500,000 282,625,000,000 26.37
2012 1,300
297,500,000 386,750,000,000 26.68
Bersambung ke halam
an selanjutnya
134
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
16 C
PIN
2009 2,250
3,285,000,000 7,391,250,000,000
29.63 2010
1,840 16,398,000,000
30,172,320,000,000 31.04
2011 2,150
16,398,000,000 35,255,700,000,000
31.19 2012
3,650 16,398,000,000
59,852,700,000,000 31.72
17 D
LTA
2009 62,000
16,013,181 992,817,222,000
27.62 2010
120,000 16,013,181
1,921,581,720,000 28.28
2011 111,500
16,013,181 1,785,469,681,500
28.21 2012
255,000 16,013,181
4,083,361,155,000 29.04
18 D
PNS
2009 460
331,129,952 152,319,777,920
25.75 2010
430 331,129,952
142,385,879,360 25.68
2011 710
331,129,952 235,102,265,920
26.18 2012
385 331,129,952
127,485,031,520 25.57
19 D
VLA
2009 1,530
560,000,000 856,800,000,000
27.48 2010
1,170 1,120,000,000
1,310,400,000,000 27.90
2011 1,150
1,120,000,000 1,288,000,000,000
27.88 2012
1,690 1,120,000,000
1,892,800,000,000 28.27
20 EK
AD
2009 125
559,020,000 69,877,500,000
24.97 2010
255 559,020,000
142,550,100,000 25.68
2011 280
698,775,000 195,657,000,000
26.00 2012
350 698,775,000
244,571,250,000 26.22
Bersambung ke halam
an selanjutnya
135
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
21 ETW
A
2009 205
968,297,000 198,500,885,000
26.01 2010
230 968,297,000
222,708,310,000 26.13
2011 430
968,297,000 416,367,710,000
26.75 2012
310 968,297,000
300,172,070,000 26.43
22 FA
SW
2009 1,600
2,478,000,000 3,964,800,000,000
29.01 2010
2,875 2,477,888,787
7,123,930,262,625 29.59
2011 4,375
2,477,888,787 10,840,763,443,125
30.01 2012
2,550 2,477,888,787
6,318,616,406,850 29.47
23 FPN
I
2009 200
5,560,000,000 1,112,000,000,000
27.74 2010
142 5,560,000,000
789,520,000,000 27.39
2011 157
5,560,000,000 872,920,000,000
27.50 2012
115 5,566,000,000
640,090,000,000 27.18
24 G
GR
M
2009 21,550
1,924,088,000 41,464,096,400,000
31.36 2010
40,000 1,924,088,000
76,963,520,000,000 31.97
2011 62,050
1,924,088,000 119,389,660,400,000
32.41 2012
56,300 1,924,088,000
108,326,154,400,000 32.32
25 G
JTL
2009 425
3,484,800,000 1,481,040,000,000
28.02 2010
2,300 3,484,800,000
8,015,040,000,000 29.71
2011 3,000
3,484,800,000 10,454,400,000,000
29.98 2012
2,225 3,484,800,000
7,753,680,000,000 29.68
Bersambung ke halam
an selanjutnya
136
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
26 H
MSP
2009 10,400
4,383,000,000 45,583,200,000,000
31.45 2010
28,150 4,383,000,000
123,381,450,000,000 32.45
2011 39,000
4,383,000,000 170,937,000,000,000
32.77 2012
59,900 4,383,000,000
262,541,700,000,000 33.20
27 IG
AR
2009 139
1,050,000,000 145,950,000,000
25.71 2010
210 1,050,000,000
220,500,000,000 26.12
2011 475
1,050,000,000 498,750,000,000
26.94 2012
375 1,050,000,000
393,750,000,000 26.70
28 IN
AF
2009 83
3,099,267,500 257,239,202,500
26.27 2010
80 3,099,267,500
247,941,400,000 26.24
2011 163
3,099,267,500 505,180,602,500
26.95 2012
330 3,099,267,500
1,022,758,275,000 27.65
29 IN
AI
2009 215
158,400,000 34,056,000,000
24.25 2010
360 158,400,000
57,024,000,000 24.77
2011 540
158,400,000 85,536,000,000
25.17 2012
450 158,400,000
71,280,000,000 24.99
30 IN
DF
2009 3,550
8,780,426,500 31,170,514,075,000
31.07 2010
4,875 8,780,426,500
42,804,579,187,500 31.39
2011 4,600
8,780,426,500 40,389,961,900,000
31.33 2012
5,850 8,780,426,500
51,365,495,025,000 31.57
Bersambung ke halam
an selanjutnya
137
Lanjutan dari halam
an sebelumnya
No
Kode Em
iten Tahun
Closing Price Jum
lah Saham Beredar
Nilai Pasar Ekuitas
Size
31 IN
TP
2009 13,700
3,681,231,699 50,432,874,276,300
31.55 2010
15,950 3,681,231,699
58,715,645,599,050 31.70
2011 17,050
3,681,231,699 62,765,000,467,950
31.77 2012
22,450 3,681,231,699
82,643,651,642,550 32.05
32 JEC
C
2009 490
151,200,000 74,088,000,000
25.03 2010
620 151,200,000
93,744,000,000 25.26
2011 600
151,200,000 90,720,000,000
25.23 2012
1,900 151,200,000
287,280,000,000 26.38
33 JPFA
2009 1,400
2,071,732,660 2,900,425,724,000
28.70 2010
3,150 2,071,732,660
6,525,957,879,000 29.51
2011 3,825
2,071,732,660 7,924,377,424,500
29.70 2012
6,150 2,132,104,582
13,112,443,179,300 30.20
34 JPR
S
2009 265
750,000,000 198,750,000,000
26.02 2010
580 750,000,000
435,000,000,000 26.80
2011 485
750,000,000 363,750,000,000
26.62 2012
330 750,000,000
247,500,000,000 26.23
35 K
AEF
2009 127
5,554,000,000 705,358,000,000
27.28 2010
159 5,554,000,000
883,086,000,000 27.51
2011 340
5,554,000,000 1,888,360,000,000
28.27 2012
740 5,554,000,000
4,109,960,000,000 29.04
Bersambung ke halam
an selanjutnya
138
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
36 K
BLM
2009 115
1,120,000,000 128,800,000,000
25.58 2010
110 1,120,000,000
123,200,000,000 25.54
2011 114
1,120,000,000 127,680,000,000
25.57 2012
135 1,120,000,000
151,200,000,000 25.74
37 K
BR
I
2009 320
3,859,967,520 1,235,189,606,400
27.84 2010
97 7,913,117,916
767,572,437,852 27.37
2011 50
8,687,994,942 434,399,747,100
26.80 2012
50 8,687,995,242
434,399,762,100 26.80
38 K
IAS
2009 130
8,425,000,000 1,095,250,000,000
27.72 2010
94 8,425,000,000
791,950,000,000 27.40
2011 75
8,425,000,000 631,875,000,000
27.17 2012
175 14,929,100,000
2,612,592,500,000 28.59
39 K
LBF
2009 1,300
10,156,014,422 13,202,818,748,600
30.21 2010
3,250 10,156,014,422
33,007,046,871,500 31.13
2011 3,400
10,156,014,422 34,530,449,034,800
31.17 2012
1,060 50,780,000,000
53,826,800,000,000 31.62
40 LIO
N
2009 2,100
52,016,000 109,233,600,000
25.42 2010
3,800 52,016,000
197,660,800,000 26.01
2011 5,250
52,016,000 273,084,000,000
26.33 2012
740 5,554,000,000
4,109,960,000,000 29.04
Bersambung ke halam
an selanjutnya
139
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
41 LM
PI
2009 215
1,008,517,669 216,831,298,835
26.10 2010
270 1,008,517,669
272,299,770,630 26.33
2011 205
1,008,517,669 206,746,122,145
26.05 2012
255 1,008,517,669
257,172,005,595 26.27
42 LM
SH
2009 2,400
9,600,000 23,040,000,000
23.86 2010
4,800 9,600,000
46,080,000,000 24.55
2011 5,000
9,600,000 48,000,000,000
24.59 2012
10,500 9,600,000
100,800,000,000 25.34
43 M
AIN
2009 900
339,000,000 305,100,000,000
26.44 2010
3,200 339,000,000
1,084,800,000,000 27.71
2011 980
1,695,000,000 1,661,100,000,000
28.14 2012
2,375 1,695,000,000
4,025,625,000,000 29.02
44 M
ASA
2009 205
6,118,875,250 1,254,369,426,250
27.86 2010
330 6,121,964,630
2,020,248,327,900 28.33
2011 500
6,121,964,630 3,060,982,315,000
28.75 2012
450 9,183,000,000
4,132,350,000,000 29.05
45 M
ERK
2009 80,000
22,400,000 1,792,000,000,000
28.21 2010
96,500 22,400,000
2,161,600,000,000 28.40
2011 132,500
22,000,000 2,915,000,000,000
28.70 2012
152,000 22,000,000
3,344,000,000,000 28.84
Bersambung ke halam
an selanjutnya
140
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
46 M
LBI
2009 177,000
21,070,000 3,729,390,000,000
28.95 2010
274,950 21,070,000
5,793,196,500,000 29.39
2011 359,000
21,070,000 7,564,130,000,000
29.65 2012
740,000 21,070,000
15,591,800,000,000 30.38
47 M
RA
T
2009 395
428,000,000 169,060,000,000
25.85 2010
650 428,000,000
278,200,000,000 26.35
2011 500
428,000,000 214,000,000,000
26.09 2012
490 428,000,000
209,720,000,000 26.07
48 M
YO
R
2009 4,500
767,000,000 3,451,500,000,000
28.87 2010
10,750 767,000,000
8,245,250,000,000 29.74
2011 14,250
1,323,000,000 18,852,750,000,000
30.57 2012
20,000 1,323,000,000
26,460,000,000,000 30.91
49 PB
RX
2009 135
445,440,000 60,134,400,000
24.82 2010
1,600 445,440,000
712,704,000,000 27.29
2011 440
3,063,861,660 1,348,099,130,400
27.93 2012
470 3,065,612,208
1,440,837,737,760 28.00
50 PIC
O
2009 220
568,375,000 125,042,500,000
25.55 2010
190 568,375,000
107,991,250,000 25.41
2011 193
568,375,000 109,696,375,000
25.42 2012
260 568,375,000
147,777,500,000 25.72
Bersambung ke halam
an selanjutnya
141
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
51 PR
AS
2009 119
588,000,000 69,972,000,000
24.97 2010
93 588,000,000
54,684,000,000 24.72
2011 132
588,000,000 77,616,000,000
25.08 2012
255 588,000,000
149,940,000,000 25.73
52 PSD
N
2009 110
1,440,000,000 158,400,000,000
25.79 2010
80 1,440,000,000
115,200,000,000 25.47
2011 310
1,440,000,000 446,400,000,000
26.82 2012
205 1,440,000,000
295,200,000,000 26.41
53 PY
FA
2009 110
535,080,000 58,858,800,000
24.80 2010
127 535,080,000
67,955,160,000 24.94
2011 176
535,000,000 94,160,000,000
25.27 2012
177 535,000,000
94,695,000,000 25.27
54 R
MB
A
2009 650
6,733,125,000 4,376,531,250,000
29.11 2010
800 7,240,005,000
5,792,004,000,000 29.39
2011 790
7,240,005,000 5,719,603,950,000
29.37 2012
580 7,240,005,000
4,199,202,900,000 29.07
55 SC
CO
2009 1,310
205,583,400 269,314,254,000
26.32 2010
1,950 205,583,400
400,887,630,000 26.72
2011 3,125
205,583,400 642,448,125,000
27.19 2012
4,050 205,583,400
832,612,770,000 27.45
Bersambung ke halam
an selanjutnya
142
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
56 SC
PI
2009 39,000
3,600,000 140,400,000,000
25.67 2010
37,900 3,600,000
136,440,000,000 25.64
2011 25,000
3,600,000 90,000,000,000
25.22 2012
31,250 3,600,000
112,500,000,000 25.45
57 SIA
P
2009 69
600,000,000 41,400,000,000
24.45 2010
86 600,000,000
51,600,000,000 24.67
2011 98
600,000,000 58,800,000,000
24.80 2012
120 600,000,000
72,000,000,000 25.00
58 SIPD
2009 50
9,391,108,493 469,555,424,650
26.88 2010
71 9,391,108,493
666,768,703,003 27.23
2011 54
9,391,108,493 507,119,858,622
26.95 2012
50 9,391,108,493
469,555,424,650 26.88
59 SK
LT
2009 150
690,740,500 103,611,075,000
25.36 2010
140 690,740,500
96,703,670,000 25.29
2011 140
691,000,000 96,740,000,000
25.30 2012
180 691,000,000
124,380,000,000 25.55
60 SM
CB
2009 1,550
7,662,900,000 11,877,495,000,000
30.11 2010
2,250 7,662,900,000
17,241,525,000,000 30.48
2011 2,175
7,662,900,000 16,666,807,500,000
30.44 2012
2,900 7,662,900,000
22,222,410,000,000 30.73
Bersambung ke halam
an selanjutnya
143
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
61 SM
GR
2009 7,550
5,931,520,000 44,782,976,000,000
31.43 2010
9,450 5,931,520,000
56,052,864,000,000 31.66
2011 11,450
5,931,520,000 67,915,904,000,000
31.85 2012
15,850 5,931,520,000
94,014,592,000,000 32.17
62 SM
SM
2009 750
1,439,668,860 1,079,751,645,000
27.71 2010
1,070 1,439,668,860
1,540,445,680,200 28.06
2011 1,360
1,439,668,860 1,957,949,649,600
28.30 2012
2,525 1,439,668,860
3,635,163,871,500 28.92
63 SPM
A
2009 205
1,492,046,658 305,869,564,890
26.45 2010
230 1,492,046,658
343,170,731,340 26.56
2011 240
1,492,046,658 358,091,197,920
26.60 2012
290 1,492,046,658
432,693,530,820 26.79
64 SR
SN
2009 67
6,020,000,000 403,340,000,000
26.72 2010
60 6,020,000,000
361,200,000,000 26.61
2011 54
6,020,000,000 325,080,000,000
26.51 2012
50 6,020,000,000
301,000,000,000 26.43
65 STTP
2009 250
1,310,000,000 327,500,000,000
26.51 2010
385 1,310,000,000
504,350,000,000 26.95
2011 690
1,310,000,000 903,900,000,000
27.53 2012
1,050 1,310,000,000
1,375,500,000,000 27.95
Bersambung ke halam
an selanjutnya
144
Lanjutan dari halam
an sebelumnya
No
Kode Em
iten Tahun
Closing Price Jum
lah Saham Beredar
Nilai Pasar Ekuitas
Size
66 TC
ID
2009 8,100
201,066,667 1,628,640,002,700
28.12 2010
7,200 201,066,667
1,447,680,002,400 28.00
2011 7,700
201,066,667 1,548,213,335,900
28.07 2012
11,000 201,066,667
2,211,733,337,000 28.42
67 TO
TO
2009 8,500
49,536,000 421,056,000,000
26.77 2010
39,000 49,536,000
1,931,904,000,000 28.29
2011 50,000
49,536,000 2,476,800,000,000
28.54 2012
6,650 495,360,000
3,294,144,000,000 28.82
68 TPIA
2009 2,200
728,401,000 1,602,482,200,000
28.10 2010
3,425 728,401,000
2,494,773,425,000 28.55
2011 2,600
3,066,196,416 7,972,110,681,600
29.71 2012
4,375 3,066,196,416
13,414,609,320,000 30.23
69 TR
ST
2009 220
2,808,000,000 617,760,000,000
27.15 2010
270 2,808,000,000
758,160,000,000 27.35
2011 390
2,808,000,000 1,095,120,000,000
27.72 2012
345 2,808,000,000
968,760,000,000 27.60
70 TSPC
2009 730
4,500,000,000 3,285,000,000,000
28.82 2010
1,710 4,500,000,000
7,695,000,000,000 29.67
2011 2,550
4,500,000,000 11,475,000,000,000
30.07 2012
3,725 4,500,000,000
16,762,500,000,000 30.45
Bersambung ke halam
an selanjutnya
145
Lanjutan dari halaman sebelum
nya N
o K
ode Emiten
Tahun Closing Price
Jumlah Saham
Beredar N
ilai Pasar Ekuitas Size
71 U
LTJ
2009 580
2,888,382,000 1,675,261,560,000
28.15 2010
1,210 2,888,382,000
3,494,942,220,000 28.88
2011 1,080
2,888,000,000 3,119,040,000,000
28.77 2012
1,330 2,888,000,000
3,841,040,000,000 28.98
72 U
NV
R
2009 11,050
7,630,000,000 84,311,500,000,000
32.07 2010
16,500 7,630,000,000
125,895,000,000,000 32.47
2011 18,800
7,630,000,000 143,444,000,000,000
32.60 2012
20,850 7,630,000,000
159,085,500,000,000 32.70
73 V
OK
S
2009 410
831,120,519 340,759,412,790
26.55 2010
450 831,120,519
374,004,233,550 26.65
2011 820
831,120,519 681,518,825,580
27.25 2012
1,030 831,120,519
856,054,134,570 27.48
74 Y
PAS
2009 560
668,000,089 374,080,049,840
26.65 2010
680 668,000,089
454,240,060,520 26.84
2011 680
668,000,089 454,240,060,520
26.84 2012
670 668,000,089
447,560,059,630 26.83
Sumber: D
ata sekunder yang diolah
146
Lampiran 6 Hasil Perhitungan Variabel
Manajemen Laba
147
PERHITUNGAN VARIABEL MANAJEMEN LABA
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
1 ADES
2009 -567000000 -0.03 0.02 2010 61407000000 -0.14 0.49 2011 -31228000000 0.05 -0.14 2012 -4274000000 0.17 -0.18
2 ADMG
2009 -61119615000 -0.05 0.03 2010 -132865150000 -0.13 0.09 2011 -53091222000 -0.03 0.01 2012 -118880000000 -0.14 0.11
3 AISA
2009 -18593095920 -0.03 0.01 2010 98124669685 -0.11 0.18 2011 120338000000 0.04 0.03 2012 125665000000 0.04 -0.01
4 AKKU
2009 -5370947681 -0.03 -0.10 2010 -14965319658 -0.18 -0.28 2011 -7056608767 -0.06 -0.19 2012 -1232145447 -0.15 0.04
5 AKPI
2009 -112512000000 -0.03 -0.04 2010 65721000000 -0.13 0.17 2011 -81955000000 -0.02 -0.04 2012 66797000000 -0.10 0.15
6 APLI
2009 -3457481429 -0.04 0.03 2010 -6210358985 -0.15 0.13 2011 20654080622 -0.09 0.15 2012 18311946160 -0.09 0.14
7 ARNA
2009 -24097133764 -0.03 0.00 2010 -36451534419 -0.17 0.13 2011 -47852597439 -0.09 0.03 2012 -78696000000 -0.04 -0.05
8 ASII
2009 -1295000000000 -0.01 0.00 2010 11459000000000 -0.04 0.17 2011 12018000000000 0.02 0.09 2012 13530000000000 0.00 0.08
Bersambung ke halaman selanjutnya
148
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
9 AUTO
2009 189520000000 -0.01 0.06 2010 766431000000 -0.04 0.21 2011 847424000000 0.00 0.15 2012 538215000000 -0.01 0.09
10 BATA
2009 -27905858000 0.00 -0.07 2010 17864449000 -0.10 0.14 2011 -13623707000 -0.05 0.02 2012 22626978000 -0.01 0.05
11 BRAM
2009 -134476143000 -0.03 -0.05 2010 76695923000 -0.12 0.18 2011 -86798770000 -0.08 0.02 2012 -138777080031 -0.19 0.11
12 BRNA
2009 -6823030854 -0.02 0.00 2010 -25619376894 -0.12 0.07 2011 -49770632000 -0.05 -0.04 2012 -40095907000 -0.02 -0.04
13 BTON
2009 -1433118074 -0.07 0.05 2010 -13008788582 -0.03 -0.16 2011 -47000000000 0.06 -0.58 2012 -855526275 0.00 0.00
14 BUDI
2009 -93007000000 -0.02 -0.04 2010 -10024000000 -0.17 0.16 2011 -8060000000 -0.06 0.05 2012 2354000000 -0.18 0.18
15 CEKA
2009 -55189485466 -0.14 0.05 2010 236261395137 -0.12 0.53 2011 -30233750999 0.17 -0.20 2012 -120453000000 -0.12 -0.02
16 CPIN
2009 -242836000000 0.01 -0.06 2010 -198140000000 -0.09 0.05 2011 1285948000000 0.03 0.16 2012 991624000000 0.04 0.07
17 DLTA
2009 -42841175000 0.01 -0.07 2010 107824343000 -0.05 0.19 2011 -25327565000 -0.33 0.29 2012 -35441252000 0.68 -0.73
Bersambung ke halaman selanjutnya
149
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
18 DPNS
2009 -13000000000 -0.01 -0.08 2010 0 -0.02 0.02 2011 -21000000000 0.02 -0.14 2012 17469000000 0.06 0.04
19 DVLA
2009 66583658000 0.02 0.09 2010 -19733623000 -0.05 0.03 2011 6361007000 -0.03 0.04 2012 29792561000 -0.03 0.06
20 EKAD
2009 22011597671 -0.01 0.17 2010 10523940616 -0.09 0.15 2011 13531716043 0.03 0.03 2012 20417000000 0.02 0.07
21 ETWA
2009 11025273940 -0.08 0.11 2010 -112767486193 0.02 -0.23 2011 145595323695 0.05 0.22 2012 -20076000000 -0.30 0.26
22 FASW
2009 -591411355447 -0.04 -0.12 2010 -881932712368 -0.20 -0.04 2011 -1779187311872 -0.09 -0.30 2012 -121706000000 -0.19 0.17
23 FPNI
2009 -239145000000 -0.01 -0.05 2010 -205960753000 -0.15 0.08 2011 -147212056000 0.02 -0.07 2012 -187281427736 0.01 -0.07
24 GGRM
2009 190501000000 0.00 0.00 2010 1273684000000 -0.06 0.10 2011 4867693000000 0.00 0.16 2012 115426000000 0.02 -0.02
25 GJTL
2009 -232075000000 -0.02 -0.01 2010 -180356000000 -0.10 0.08 2011 641688000000 -0.06 0.12 2012 -621135000000 -0.08 0.03
26 HMSP
2009 781743000000 0.02 0.03 2010 -638546000000 -0.04 0.01 2011 -3037270000000 0.12 -0.27 2012 5717505000000 0.24 0.05
Bersambung ke halaman selanjutnya
150
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
27 IGAR
2009 -4000000000 0.00 -0.01 2010 -53000000000 -0.02 -0.15 2011 28000000000 -0.05 0.13 2012 12808000000 0.01 0.03
28 INAF
2009 -38432356978 -0.04 0.00 2010 -11166511482 -0.04 0.02 2011 7603483272 -0.03 0.04 2012 83642000000 -0.10 0.18
29 INAI
2009 -97191402937 -0.03 -0.13 2010 105948244994 -0.01 0.23 2011 6133787913 0.01 0.01 2012 122407000000 -0.01 0.24
30 INDF
2009 -573611000000 -0.02 0.00 2010 -4036876000000 -0.07 -0.03 2011 48009000000 -0.01 0.01 2012 -2547046000000 -0.02 -0.03
31 INTP
2009 -437767551933 -0.03 -0.01 2010 -151150517767 -0.15 0.14 2011 -281711000000 -0.04 0.03 2012 -911882000000 -0.01 -0.04
32 JECC
2009 -11820836000 -0.05 0.03 2010 -8765914000 -0.02 0.01 2011 -8549587000 -0.39 0.37 2012 32803205000 4.24 -3.88
33 JPFA
2009 129743000000 0.01 0.01 2010 -139000000000 -0.10 0.08 2011 725144000000 0.01 0.10 2012 777875000000 0.01 0.08
34 JPRS
2009 11543598865 -0.11 0.14 2010 -20379666795 0.02 -0.08 2011 74795304974 0.09 0.10 2012 20271000000 -0.16 0.21
35 KAEF
2009 -57862719482 0.00 -0.04 2010 -403829907 -0.06 0.06 2011 90447246896 0.01 0.05 2012 -29613000000 0.00 -0.01
Bersambung ke halaman selanjutnya
151
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
36 KBLM
2009 -6480179933 -0.06 0.04 2010 -1733300471 -0.13 0.12 2011 -28220266787 0.07 -0.14 2012 104179000000 -0.02 0.18
37 KBRI
2009 39809974302 -0.05 0.08 2010 -473000000000 -0.17 -0.26 2011 11000000000 -0.18 0.20 2012 68490748499 -0.16 0.25
38 KIAS
2009 67215396721 -0.07 0.15 2010 -22284431765 -0.13 0.12 2011 -59000000000 -0.16 0.12 2012 -62092000000 -0.09 0.06
39 KLBF
2009 -434579700263 0.01 -0.08 2010 32422162316 -0.05 0.06 2011 66504776694 -0.03 0.04 2012 395656000000 0.07 -0.02
40 LION
2009 -16843061557 -0.02 -0.05 2010 6105456915 -0.01 0.04 2011 12792714576 0.05 -0.01 2012 18394000000 0.03 0.02
41 LMPI
2009 -6917893359 -0.01 -0.01 2010 -17037231619 -0.09 0.06 2011 8527598887 -0.03 0.05 2012 16435000000 -0.03 0.06
42 LMSH
2009 -1664406922 -0.09 0.06 2010 -2297182432 -0.05 0.02 2011 5899913931 0.11 -0.03 2012 30411000000 0.02 0.29
43 MAIN
2009 -14000000000 0.00 -0.02 2010 31000000000 -0.11 0.14 2011 139000000000 0.07 0.07 2012 8953000000 0.09 -0.08
44 MASA
2009 -5869000000 -0.02 0.01 2010 -330300000000 -0.21 0.08 2011 44210000000 -0.12 0.14 2012 -491654577420 -0.21 0.11
Bersambung ke halaman selanjutnya
152
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
45 MERK
2009 65436701000 0.01 0.17 2010 -40788890000 -0.02 -0.08 2011 74769375000 0.05 0.12 2012 -30968067000 0.02 -0.07
46 MLBI
2009 -186522000000 0.01 -0.21 2010 122860000000 -0.13 0.26 2011 -164755000000 -0.08 -0.06 2012 -86860000000 -0.16 0.09
47 MRAT
2009 18562164953 0.00 0.06 2010 19386188851 -0.05 0.10 2011 25297014000 -0.03 0.09 2012 21291198000 -0.01 0.07
48 MYOR
2009 -74271933376 0.01 -0.03 2010 245832256086 -0.07 0.15 2011 303934000000 -0.38 0.45 2012 224163000000 -0.43 0.47
49 PBRX
2009 -98000000000 -0.03 -0.11 2010 33000000000 -0.08 0.12 2011 31000000000 0.14 -0.10 2012 -159993077504 0.03 -0.14
50 PICO
2009 -14074248567 -0.01 -0.01 2010 38794800699 -0.10 0.17 2011 25820548232 -0.05 0.10 2012 36484273295 -0.10 0.17
51 PRAS
2009 -36208000000 -0.06 -0.03 2010 -92247000000 -0.15 -0.07 2011 353000000 0.04 -0.04 2012 -6968405047 -0.11 0.10
52 PSDN
2009 76791879071 -0.07 0.34 2010 17483765887 -0.02 0.07 2011 3199201291 0.21 -0.20 2012 15253703524 -0.06 0.10
53 PYFA
2009 -1247263792 -0.01 0.00 2010 -5418883288 -0.13 0.08 2011 3312000000 -0.08 0.11 2012 5448715089 -0.03 0.08
Bersambung ke halaman selanjutnya
153
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
54 RMBA
2009 -419501850860 -0.01 -0.08 2010 -345241000000 -0.05 -0.03 2011 162782000000 0.00 0.03 2012 21108000000 -0.07 0.07
55 SCCO
2009 -166049579289 -0.07 -0.08 2010 90742635455 -0.01 0.09 2011 -24184022983 0.25 -0.27 2012 32846000000 0.02 0.01
56 SCPI
2009 11950993000 0.03 0.03 2010 -9109035000 -0.05 0.01 2011 28787000000 -0.05 0.18 2012 -29425610000 -0.07 -0.02
57 SIAP
2009 -1024227794 0.00 -0.01 2010 -3630966916 -0.06 0.04 2011 6912850632 0.01 0.03 2012 968978501 -0.06 0.06
58 SIPD
2009 44075621909 0.04 -0.01 2010 36305932052 -0.12 0.14 2011 535331693 -0.04 0.04 2012 157720644791 -0.10 0.16
59 SKLT
2009 1112700395 -0.04 0.04 2010 -3255727739 -0.12 0.10 2011 -11708603858 -0.06 0.00 2012 -7261000000 0.02 -0.05
60 SMCB
2009 -647114000000 -0.02 -0.07 2010 -233304000000 -0.28 0.25 2011 -1031236000000 -0.10 0.00 2012 -311112000000 -0.10 0.08
61 SMGR
2009 -920009694000 0.01 -0.09 2010 201662341000 -0.22 0.23 2011 -454753322000 0.14 -0.17 2012 -666865000000 -0.10 0.06
62 SMSM
2009 -135220141780 -0.02 -0.13 2010 5325500153 -0.09 0.10 2011 -10766347392 -0.02 0.01 2012 -84111000000 0.04 -0.11
Bersambung ke halaman selanjutnya
154
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
63 SPMA
2009 -52000000000 -0.03 0.00 2010 -60000000000 -0.20 0.16 2011 -80000000000 -0.15 0.09 2012 12119291034 -0.13 0.14
64 SRSN
2009 51581000000 0.00 0.13 2010 2210000000 -0.06 0.06 2011 -5714000000 -0.03 0.02 2012 24454188000 0.00 0.07
65 STTP
2009 -58953000000 -0.02 -0.07 2010 56518000000 -0.14 0.24 2011 -46729000000 -0.03 -0.04 2012 50539000000 -0.04 0.10
66 TCID
2009 -63000000000 -0.01 -0.06 2010 -26000000000 -0.10 0.07 2011 67000000000 -0.03 0.09 2012 -99454000000 -0.01 -0.08
67 TOTO
2009 -44706903264 -0.03 -0.01 2010 37739733093 -0.09 0.12 2011 -14247021169 -0.03 0.01 2012 48863000000 -0.02 0.05
68 TPIA
2009 -118356000000 -0.03 -0.02 2010 -231063000000 -0.09 0.01 2011 843619463750 1.01 -0.73 2012 -2255611151581 -0.06 -0.09
69 TRST
2009 -171000000000 -0.04 -0.04 2010 2000000000 -0.17 0.17 2011 12270309532 -0.06 0.07 2012 35496031937 -0.12 0.13
70 TSPC
2009 -116625384807 0.02 -0.06 2010 -139200044082 -0.05 0.00 2011 -2799605916 0.01 -0.01 2012 8971395610 0.03 -0.02
71 ULTJ
2009 45473915649 -0.01 0.03 2010 -156758058593 -0.13 0.04 2011 -221963103223 -0.08 -0.04 2012 -138603000000 0.05 -0.11
Bersambung ke halaman selanjutnya
155
Lanjutan dari halaman sebelumnya
No Kode Emiten Tahun TAC NDA DA
72 UNVR
2009 -236603000000 0.00 -0.04 2010 -232219000000 -0.13 0.10 2011 -1297876000000 0.01 -0.16 2012 -352646000000 0.02 -0.06
73 VOKS
2009 26256303922 -0.07 0.09 2010 -104855380597 -0.07 -0.02 2011 -27014318424 0.15 -0.18 2012 42216488702 0.04 -0.01
74 YPAS
2009 3495799633 -0.03 0.05 2010 -1250066558 -0.12 0.11 2011 946782696 -0.08 0.09 2012 44152000000 -0.09 0.29
Sumber: Data sekunder yang diolah
156
Lampiran 7 Hasil Output SPSS
157
Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Std. Deviation COC 296 -.97 1.79 -.0455 .65967 Asim 296 .00 14.35 3.7597 2.35241 Inst 296 .25 1.00 .7172 .17644 Size 296 23.86 33.36 27.7237 2.16432 DA 296 -3.88 .53 .0208 .26752 Valid N (listwise) 296 Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder yang diolah
158
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 296 Normal Prametersa..b Mean .0000000 Std.
Deviation .49509844
Most Extreme Differences Absolute .041 Positive .039 Negative -.041 Kolmogorov-Smirnov Z .705 Asymp. Sig. (2-tailed) .702 a. Test distribution is Normal b. Calculated from data
Sumber: Data sekunder yang diolah
159
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) Asim .944 1.060 Inst .991 1.009 Size .943 1.060 DA .994 1.006
a. Dependent Variable: COC Sumber: Data yang diolah
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah
160
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder diolah
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data Sekunder diolah
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 2.004
a. Predictors: (Constant), DA, Size, Inst, Asim b. Dependent Variable: COC
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .661a .437 .429 .49849
a. Predictors: (Constant), DA, Size, Inst, Asim, b. Dependent Variable: COC Sumber: Data sekunder yang diolah
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.812 .420 13.825 .000
Asim .004 .013 .013 .279 .780 Inst -.732 .165 -.196 -4.430 .000 Size -.193 .014 -.633 -13.973 .000 DA .122 .109 .049 1.119 .264
a. Dependent Variabel :COC
161
Hasil Uji Statistik F
S
Sumber: Data sekunder yang diolah
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 56.064 4 14.016 56.404 .000a Residual 72.311 291 .248 Total 128.375 295
a. Predictors: (Constant), DA, Size, Inst, Asim b. Dependent Variable: COC