i
PENANAMAN KARAKTER DISIPLINDI SEKOLAH DASAR NEGERI CEPIT SEWON BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OlehFinna Yuliska
NIM 11108249011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2015
i
PENANAMAN KARAKTER DISIPLINDI SEKOLAH DASAR NEGERI CEPIT SEWON BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OlehFinna Yuliska
NIM 11108249011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2015
i
PENANAMAN KARAKTER DISIPLINDI SEKOLAH DASAR NEGERI CEPIT SEWON BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OlehFinna Yuliska
NIM 11108249011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2015
ii
v
MOTTO
Sungguh, orang-orang yang bertaqwa berada dalam naungan (pepohonan surga
yang teduh) dan (di sekitar) mata air, dan buah-buahan yang mereka sukai.
(Katakan kepada mereka): “makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai
balasan dari apa yang telah kamu kerjakan “. Sesungguhnya demikianlah kami
memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik.
(Terjemahan QS. Al-Mursalat: 41-44)
vi
PERSEMBAHAN
Ucapan terima kasih kupersembahkan kepada:
1. Alm. Ayah dan Ibuku tercinta Masjida yang telah memberikan doa dan
dukungan.
2. Almamater yang telah memberi peluang sangat berharga untuk masa depan.
3. Agama, Nusa, dan Bangsa.
vii
PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DI SD NEGERI CEPIT SEWONBANTUL YOGYAKARTA
OlehFinna Yuliska
NIM 11108249011
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penanaman karakterdisiplin di SD Negeri Cepit, dan peran guru dalam penanaman karakter disiplin diSD Negeri Cepit.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitianini adalah kepala sekolah, 7 guru, dan 18 peserta didik. Teknik pengumpulan datayang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisisdengan menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikankesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasiteknik dan sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penanaman karakter disiplin di SDNegeri Cepit diintegrasikan melalui program pengembangan diri yang meliputikegiatan rutin (upacara bendera, budaya pagi, sholat berjamah, dan tugas piket),kegiatan spontan( menasehati, dan menegur), keteladanan (berpakaian rapi,salaman dan mengucap salam, serta menjaga kebersihan), pengkondisian(menyediakan alat kebersihan, tempat sampah, wastafel, dan pemasangan sloganditiap kelas). Penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit adalah dengan caramembuat visi dan misi yang mengandung nilai-nilai karakter. Selain itu, Kepalasekolah berusaha menjadikan dirinya sebagai contoh tauladan yang baik bagiwarga sekolah. seperti berpakaian rapi, melaksanakan tugas piket sebagai Kepalasekolah, serta datang dan pulang sekolah tepat waktu. Peran guru dalampenanaman karakter di SD Negeri Cepit adalah dengan menjadikan dirinyasebagai contoh yang baik bagi peserta didiknya. Selain itu guru sudahmenempelkan tata tertib dan jadwal piket disetiap kelas, serta pemasangan slogan-slogan yang berkaitan dengan kedisiplinan peserta didik.
Kata kunci: disiplin,karakter.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi
yang berjudul “Penanaman Karakter Disiplin Di SD Negeri Cepit”
Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan
dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk menimba ilmu di UNY.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
peneliti untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skrispi.
4. Pembimbing Skripsi AM. Yusuf M. Pd. yang dengan penuh kesabaran dan
perhatian telah membimbing peneliti sampai penulisan skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
5. Kepada dosen-dosen PGSD yang telah memberikan bimbingan serta ilmu
dalam selama perkuliahan.
6. Kepala sekolah SD Negeri Cepit Sewon Bantul Yogyakarta Karno, S. Pd.
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD
Negeri Cepit.
7. Guru SD Negeri Cepit Sewon Bantul Yogyakarta Ernawati, S. Pd., Estinastiti,
S. Pd., Juwariyah, S. Pd., Sumaryani, S.Pd., Oki Agista, S.Pd., Siti Alfiah, S.
Pd.I., Majidi, S. Pd.Jas yang telah bersedia sebagai informan dalam
pelaksanaan penelitian.
8. Seluruh staf dan peserta didik SD Negeri Cepit
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
G. Defenisi Operasional ................................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Karakter .................................................................. 7
1. Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................ 7
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan
Karakter .............................................................................................. 8
3. Pengertian Karakter ........................................................................... 11
4. Komponen Karakter Yang Baik .......................................................... 12
B. Hakekat Disiplin ....................................................................................... 14
xi
1. Pengertian Disiplin ............................................................................. 14
2. Pentingnya Karakter Didiplin Di Sekolah Dasar ............................... 16
3. Tujuan Disiplin .................................................................................. 17
4. Unsur-unsur Disiplin .......................................................................... 18
5. Indikator Disiplin .............................................................................. 22
C. Peran Komponen Sekolah Dalam Penanaman Karakter Disiplin ............ 22
D. Penanaman Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar .................................... 25
1. Kegiatan Rutin ................................................................................. 26
2. Kegiatan Spontan .............................................................................. 26
3. Keteladanan ....................................................................................... 27
4. Pengkondisian ................................................................................... 27
E. Karakteristik Anak Sekolah Dasar ......................................................... 27
1. Perkembangan Fisik ... ...................................................................... 28
2. Perkembangan Kognitif ... ................................................................ 28
3. Perkembangan Bahasa .................................................................... 29
4. Perkembangan Moral ....................................................................... 30
5. Perkembangan Emosi ....................................................................... 30
6. Perkembangan Sosial ....................................................................... 30
F. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 32
B. Setting Penelitian ..................................................................................... 32
C. Subjek Penelitian ................................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan data ...................................................................... 34
1. Observasi .......................................................................................... 34
2. Wawancara ....................................................................................... 35
3. Dokumentasi ..................................................................................... 36
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 36
1. Pedoman Observasi ........................................................................... 36
2. Pedoman Wawancara ........................................................................ 38
3. Panduan Dokumentasi ........................................................................ 40
xii
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 40
1. Reduksi Data (Data Reduction) .......................................................... 41
2. Penyajian Data (Data Display) ............................................................. 41
3. Penarikan Kesimpulan (Data Drawing/Verification) ........................... 41
G. Keabsahan Data ....................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 43
1. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 43
2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian ............................................... 44
3. Deskripsi Data ....................................................................................... 44
a. Penanaman Karakter Disiplin di SDNegri Cepit melalui Program
Pengembangan Diri ......................................................................... 44
b. Peran Guru Dalam Menanamkan Karakter Disiplin di SD Negeri
Cepit ............................................................................................... 72
4. Pembahasan .............................................................................................. 78
1. Penanaman Karakter Disiplin Di SDNegeri Cepit melalui Program
Pengembangan Diri .......................................................................... 78
2. Peran Guru Dalam Menanamkan Karakter Disiplin DI SD Negeri
Cepit ................................................................................................ 80
5. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 84
B. Saran ........................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 86
LAMPIRAN .................................................................................................. 88
xiii
DAFTAR GAMBARhal
Gambar 1. Komponen Dalam Analisis Data(intractive model) ....................................................................... 41
Gambar 2. Kepala sekolah, guru, dan peserta didik melaksanakan upacarabendera ...................................................................................... 47
Gambar 3. Budaya pagi yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik ... 50
Gambar 4. Peserta didik sholat berjamaah di Masjid ................................... 52
Gambar 5. Peserta didik melaksanakan tugas piket ..................................... 55
Gambar 6. Guru menegur peserta didik yang ribut saat kegiatan upacaraBendera .................................................................................... 58
Gambar 7. Guru memakai seragam rapi, dan sikap sempurna saat berdoapada kegiatan upacara bendera .................................................. 63
Gambar 8. Guru bersama peserta didik membersihkan genangan air dihalaman sekolah ........................................................................ 66
Gambar 9. Tata tertib dipasang disetiap kelas. ............................................. 70
Gambar 10. Tempat penyimpanan buku di dalam kelas.. ............................... 72
Gambar 11. Visi Misi sekolah ditempel disetiap kelas.. ................................. 73
Gambar 12. Kepala sekolah sedang malakukan penghormatan pada saatupacara bendera di SDNegeri Cepit ........................................... 75
Gambar 13. Guru memakai seragam coklat muda pada hari Senin .............. 76
xiv
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi Dengan Kepala sekolah ................. 37
Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman observasi Dengan Guru .............................. .. 37
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman observasi Dengan Peserta didik .................... 38
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Kepala sekolah .............. 38
Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Guru................................ 39
Tabel 6. Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Peserta didik..................... 39
xv
DAFTAR LAMPIRANhal
Lampiran 1. Lembar Observasi Integrasi Dalam ProgramPengembangan Diri Kepala sekolah ...................................... 90
Lampiran 2. Lembar Observasi Integrasi Dalam Program PengembangaDiri Guru .............................................................................. 94
Lampiran 3. Lembar Observasi Integrasi Dalam Program PengembanganDiri Peserta didik ............................................................ .... 99
Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Penanaman KarakterDisiplin kepada Kepala sekolah ............ ......................... .... 104
Lampiran 5. Daftar Pertanyaan Wawancara Penanaman Karakterdisiplin kepada Guru .................................................... .... 106
Lampiran 6. Daftar Pertanyaan wawancara Penanaman Karakter DisiplinKepada Peserta didik .......................................................... 108
Lampiran 7. Catatan Lapangan .............................................................. 110
Lampiran 8. Hasil Observasi Integrasi Dalam Program PengembanganDiri kepala sekolah ......................................................... .... 126
Lampiran 9. Hasil Observasi Integrasi Dalam Program PengembanganDiri Guru ....................................................................... .... 133
Lampiran 10. Hasil Observasi Integrasi Dalam Program PengembanganDiri Peserta didik ........................................................ .... 141
Lampiran 11. Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin KepadaKepala sekolah ............................................................... .... 148
Lampiran 12. Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin KepadaKepada Guru .................................................................. .... 150
Lampiran 13. Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin KepadaPeserta didik ................................................................... .... 158
Lampiran 14. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil ObservasiIntegrasi dalam Program Pengembangan Diri ................ .... 170
Lampiran 15. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil WawancaraPenanaman Karakter Disiplin Kepada Kepala sekolah .... .... 193
xvi
Lampiran 16. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil WawancaraPenanaman Karakter Disiplin Kepada Guru .................. .... 197
Lampiran 17. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil WawancaraPenanaman Karakter Disiplin Kepada Peserta didik ..... .... 209
Lampiran 18. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil WawancaraPenanaman Krakter Disiplin Kepada Kepala sekolah,Guru dan Peserta didik (Triangulasi Sumber) ................. .... 229
Lampiran 19. Kesimpulan dan Verifikasi Data Observasi, Wawancaradan Dokumentasi (Triangulasi Teknik) .......................... .... 242
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian ................................................. .... 252
Lampiran 21. Dokumen Surat ............................................................................ .. 256
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal
I UU SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,
kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU SISDIKNAS tahun 2003 tersebut tidak
hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas tapi juga berkepribadian atau
berkarakter. Sehingga lahir generasi berkarakter yang menghormati nilai-nilai luhur
bangsa dan agama. Pondasi kebangsaan yang kokoh diharapkan dapat dibangun
dengan bangkitnya kesadaran bangsa melalui pendidikan karakter. Lickona,
(Muchlas Samani dan Haryanto 2012: 44) menyatakan bahwa pendidikan karakter
sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami,
peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Senada dengan hal itu,
Muchlas Samani (2012:45) mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah
proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya
yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.
Doni Koesoema A. (2010: 115) mengatakan pendidikan karakter menjadi
semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan kita mengingat
berbagai macam perilaku non-edukatif kini telah merambah dalam lembaga
pendidikan kita. Perilaku tersebut antara lain: fenomena kekerasan, pelecehan
seksual, bisnis mania lewat sekolah, korupsi dan kesewenang-wenangan yang terjadi
dikalangan sekolah
Secara umum proses penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik akan
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain yang ada disekitarnya. Sekolah menjadi
ujung tombak dalam mengimplementasikan pendidikan karakter kepada peserta
2
didik, jika dilakukan dengan baik maka sekolah akan menghasilkan lulusan yang
berkarakter, sebaliknya jika sekolah hanya mengutamakan akademik peserta didik
dan mengabaikan pendidikan karakter maka sekolah tidak akan mampu
menghasilkan lulusan yang berkarakter.
Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir, sikap,
dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah,
berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Guru harus mampu menumbuhkan sikap
disiplin pada peserta didik, terutama disiplin diri dan membantu peserta didik untuk
mengembangkan pola perilakunya, dalam melaksanakan aturan sebagai sarana untuk
menegakkan disiplin.
Sekolah bukan hanya dijadikan tempat untuk mengembangkan kognitif saja,
tetapi juga pada pengembangan afektif. Peserta didik menghabiskan sebagian besar
waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan
mempengaruhi pembentukan karakternya. Pendidikan karakter penting untuk
ditanamkan dalam diri peserta didik sedini mungkin mulai dari lingkungan keluarga
dan secara berkesinambungan. Pendidikan karakter baiknya ditanamkan pada semua
jenjang pendidikan, akan tetapi pendidikan karakter yang diberikan pada jenjang SD
harus dengan porsi yang lebih besar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Hal
itu karena peserta didik SD masih bersifat alami layaknya anak-anak dan belum
terkontaminasi dengan sifat-sifat yang kurang baik sehingga pada saat penanaman
nilai-nilai karakter sangat memungkinkan untuk anak lebih mudah menerimanya,
yang pada akhirnya nilai-nilai luhur bangsa kita akan senantiasa melekat di jiwa
peserta didik hingga mereka dewasa.
Pendidikan karakter sangat strategis ditanamkan sejak sekolah dasar, namun
kenyataannya sistem pendidikan dini yang ada lebih kepada mengembangkan
3
kognitif dan kurang memperhatikan pengembangan afektif peserta didik.
Dikarenakan guru kurang mengembangkan bidang afektif maka peneliti akan
mengadakan penelitian terhadap peserta didik dalam bidang afektif atau sikap.
Maria J. Wantah (2005: 143) mengatakan dari sisi pedagogik disiplin sangat
penting bahkan merupakan keharusan bagi pertumbuhan anak. Tumbuh kembang
anak tidak hanya secara fisiologis, tetapi juga secara mental dan sosial. Hurlock,
(1978: 83) disiplin perlu untuk perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa
kebutuhan. Dengan demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian
pribadi dan sosial anak.
Hasil observasi yang dilakukan di SD Cepit pada tanggal 24 Oktober 2014
menunjukkan bahwa penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit belum
maksimal, terlihat selama pembelajaran berlangsung peserta didik sering meminta
izin keluar kelas misalnya ke kamar kecil atau membuang kertas, sehingga
menyebabkan proses belajar mengajar kurang efektif. Selanjutnya, tata tertib sekolah
sudah ditempel di dinding kelas masing-masing, namun tata tertib tersebut masih
dilanggar oleh peserta didik. Pelanggaran yang dilakukan antara lain yaitu, peserta
didik datang terlambat ke sekolah, tidak memakai atribut lengkap pada saat upacara
bendera maupun ekstralurikuler pramuka, banyak peserta didik yang berbicara
dengan teman saat pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, peserta didik sering
melakukan tindakan kurang terpuji, seperti bermain ketika proses belajar mengajar
sedang berlangsung, melakukan kontak fisik seperti memukul teman, dan masih
terdapat peserta didik yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) maupun tugas
di sekolah yang diberikan. Peran guru dalam menanamkan karakter disiplin pada
siswa dirasa masih kurang, karena guru sering mengabaikan sikap peserta didik yang
4
tidak disiplin ketika proses belajar mengajar, bahkan tidak memberikan teguran
maupun hukuman.
Nilai-nilai yang ada di SDN Cepit telah tertuang dalam visi misi sekolah
yang mengutamakan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Adapun visi
SD Negeri Cepit ialah terwujudnya manusia cerdas, berakhlak mulia, berkarakter
Indonesia. Sedangkan misi SD Negeri Cepit diantaranya adalah menanamkan nilai-
nilai karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai karakter yang
bersumber dari agama, Pancasila, dan budaya ada 18 dan disiplin adalah salah
satunya.
Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri Cepit, yang terletak di kelurahan
Panggungharjo kecamatan Sewon kabupaten Bantul. SD Negeri Cepit berada di
tengah lingkungan masyarakat, dan peserta didik yang sekolah di SD Cepit berasal
dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan keadaan dan problematika
yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian bagaimana
penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit dengan mengangkat judul
“PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DI SEKOLAH DASAR NEGERI
CEPIT”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah
yang timbul di SD Negeri Cepit antara lain:
1. Penanaman karakter disiplin belum maksimal
2. Masih ada peserta didik yang tidak disiplin dengan terlambat datang ke sekolah.
3. Peserta didik sering izin keluar kelas.
4. Peserta didik sering tidak memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
5
5. Masih ada peserta didik yang melakukan kontak fisik atau bertengkar dengan
teman pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
6. Masih terdapat peserta didik yang tidak mengerjakan PR atau tugas di sekolah
yang diberikan guru.
7. Peran guru masih kurang dalam menanamkan karakter displin
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan dari identifikasi masalah, maka penelitian ini
akan difokuskan pada:
1. Penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit.
2. Peran guru dalam penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka dalam
penelitian di SD Negeri Cepit ini dapat diajukan rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana proses penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit?
2. Bagaimana peran guru dalam penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah
1. Untuk mendeskripsikan proses penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit.
2. Mendapatkan data tentang peran guru dalam penanaman karakter disiplin di SD
Negeri Cepit.
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini bermanfaat:
1. Secara Teoritis
Memberi masukan dalam upaya meningkatkan penanaman karakter disiplin
sesuai dengan visi dan misi sekolah.
6
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberi gambaran sejauh mana penanaman karakter disiplin dalam proses
pembelajaran di sekolah tersebut.
2) Meningkatkan motivasi bagi guru untuk mengintegrasikan karakter disiplin
dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Peserta didik
1) Memberi informasi bagi peserta didik tentang karakter disiplin yang
dikembangkan oleh sekolah.
2) Meningkatkan pembiasaan bertindak, bersikap, dan berucap sesuai dengan
nilai karakter yang baik.
G. Defenisi Operasional
1. Penananaman adalah suatu cara atau pemberian sesuatu
2. Karakter adalah nilai-nilai yang ada pada seseorang yang menjadi ciri khas
orang tersebut , yang terwujud dalam bentuk perilaku.
3. Disiplin adalah sikap atau perilaku seseorang yang patuh terhadap aturan aturan
sosial masyarakat yang memotivasi seseorang tersebut untuk melakukan hal
yang benar.
7
BAB IIKAJIAN TEORI
A. Hakekat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Masnur Muslich (2011: 84) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
lingkungan, dan negara menjadi manusia yang kamil. Senada dengan hal itu Zubaedi
(2012: 17) menjelaskan bahwa pendidikan karakter dipahami sebagai upaya
penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan
pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang
menjadi jati dirinya, diwujudkan dengan interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri,
antar sesama, dan lingkungannya. Agus Wibowo (2012: 36) juga mengungkapkan
bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan
mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka
memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya,
entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara.
Winton (Muchlas samani dan Hariyanto 2012: 43) berpendapat bahwa
pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru
untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para peserta didiknya. Senada dengan pendapat
di atas Dharma Kesuma, dkk (2011: 5) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai
pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak
secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.
Zaim Elmubarok (2009: 104) menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan
8
sebuah usaha yang menghidupkan kembali pedagogi ideal-spiritual yang sempat
hilang diterjang gelombang positivisme ala comte.
Muchlas Samani dan Hariyanto (2012: 52) nilai nilai karakter yang
bersumber dari agama, Pancasila dan budaya dan tujuan pendidikan nasional
Indonesia adalah 1. Religius, 2. Jujur, 3. Toleransi, 4. Disiplin, 5. Kerja keras, 6.
Kreatif, 7, Mandiri, 8. Demokratis, 9. Rasa ingin tahu, 10. Semangat kebangsaan, 11.
Cinta tanah air, 12. Menghargai prestasi, 13. Bersahabat/komunikatif, 14. Cinta
damai, 15. Gemar membaca, 16. Peduli lingkungan, 17. Peduli sosial, 18.tanggung
jawab. Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah sebagai usaha untuk menanamkan nilai-nilai karakter
yang baik kepada peserta didik sehingga dapat diwujudkan dalam interaksi antar
sesama dalam lingkungan tempat tinggalnya.
Pendidikan karakter menjadi penting ditanamkan pada peserta didik, agar
perilaku peserta didik dapat berkembang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang
bersumber dari agama, Pancasila, dan budaya. Apabila nilai-nilai karakter tersebut
telah dimiliki oleh peserta didik dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-
hari, tentu peserta didik tersebut akan mudah diterima di lingkungan tempat
tinggalnya. Sebaliknya nilai-nilai karakter tersebut tidak ditanamkan pada peserta
didik, tentu akan mengakibatkan perilaku yang tidak disukai, yang mengakibatkan
terjadinya tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dari peserta didik.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter
Zubaedi (2012: 178-183) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pendidikan karakter ada 4 faktor, yaitu : insting, adat atau kebiasaan,
keturunan, dan milieu atau lingkungan.
9
a. Insting (naluri)
Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Insting berfungi
sebagai penggerak untuk melahirkan tingkah laku. Misalnya, seperti naluri seseorang
untuk makan. Begitu seseorang lahir hasrat untuk makan sudah ada dalam dirinya
tanpa ada dorongan oleh orang lain. Buktinya ketika seorang bayi lahir ia dapat
mencari air susu ibunya tanpa ada yang mengajari.
b. Adat atau kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah tindakan dan perilaku seseorang yang dilakukan
secara terus menerus dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti
berpakaian, mandi, makan, dan tidur. Perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan tidak
cukup hanya diulang-ulang, tetapi harus mempunyai kecenderungan untuk
menyukainya. Orang yang sedang sakit akan rajin berobat, minum obat, dan
mengikuti saran-saran yang diberikan oleh dokter, tidak bisa dikatakan sebagai adat
atau kebiasaan. Karena setelah dia sembuh, dia tidak lagi menggunakan
kebiasaannya untuk berobat kepada dokter. Jadi kebiasaan itu terbetuk karena
adanya kecenderungan hati untuk melaksanakannya.
c. Keturunan (wirotsah/heredity)
Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter atau sikap seseorang. Dalam ilmu pendidikan ada perbedaan
pendapat antara aliran nativisme yang dipelopori oleh Schopenhaur yang
mengatakan bahwa seseorang ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir.
Pendidikan tidak dapat merubah atau mempengaruhi perkembangan jiwa seorang
anak. Sedangkan menurut aliran empirisme, seperti yang dikatakan oleh John Locke
dalam teori tabula rasa, bahwa perkembangan jiwa anak itu mutlak ditentukan oleh
pendidikan atau lingkungannya. Menyikapi kedua aliran tersebut muncul teori
10
konvergensi yang bersifat “dasar” dan “ajar” secara bersama-sama dapat
mempengaruhi perkembangan jiwa manusia. Sebagai contoh dua anak kembar yang
disekolahkan secara bersama-sama ternyata kepandaiannya berbeda-beda. Hal ini
mengartikan tidak hanya keturunan maupun pendidikan saja yang memberikan
pengaruh pada perkembangan anak, tetapi keduanyalah yang mempengruhi
perkembangan anak.
d. Faktor milieu atau lingkungan.
Aspek yang ikut memberikan pengaruh dalam terbentuknya sikap dan
tingkah laku seseorang adalah faktor milieu (lingkungan) di mana seseorang berada.
Milieu terbagi menjadi dua macam, lingkungan alam dan lingkungan pergaulan.
Lingkungan alam yang mengelilingi seseorang, menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi perubahan tingkah laku seseorang. Dalam hal ini jika
lingkungan alam seseorang itu baik, maka perubahan tingkah laku yang ada pada diri
seseorang itu akan semakin matang. Sebaliknya, jika lingkungan alam seseorang itu
jelek, maka akan menjadi rintangan dalam mematangkan tingkah laku seseorang itu
sehingga hanya mampu berbuat sesuai dengan kondisi yang ada di lingkungannya.
Lingkungan pergaulan adalah dimana manusia selalu berhubungan dengan manusia
lainnya. Dalam pergaulan seseorang akan saling mempengaruhi setiap tindakan,
pikiran, dan sifat. Misalnya, di lingkungan sekolah akhlak anak dapat terbina dengan
baik menurut pendidikan dan tauladan yang diberikan oleh guru-guru di sekolah.
Oleh karena itu perilaku, sifat, dan akhlak seseorang itu dapat berproses dari
lingkungan tempat tinggalnya.
Dengan demikian, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilah
pendidikan karakter terdiri dari faktor insting, adat atau kebiasaan, keturunan, dan
11
lingkungan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi keberhasilah pendidikan
karakter terdiri dari faktor lingkungan alam dan lingkungan pergaulan,
3. Pengertian Karakter
Kemendiknas menjelaskan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan
(virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap, dan bertindak (Agus Wibowo, 2012: 35). Senada dengan hal itu,
Simon Philips menyatakan bahwa karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju
pada sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku. (Fatchul Mu’in, 2011:
160). Selanjutnya, Masnur Muslich (2011: 84) menyatakan bahwa karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum,
tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Muchlas samani dan Hariyanto, (2011: 43) mengungkapkan bahwa karakter
dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik
karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan
orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Suyanto menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik
dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Zubaedi, 2012: 11).
Dilanjutkan dengan Dharma Kesuma, dkk (2011: 11) yang menyatakan bahwa
karakter adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku, jadi suatu
karakter melekat dengan nilai dari perilaku tersebut.
12
Dony koesoema A. (2010: 80) menjelaskan bahwa istilah karakter dianggap
sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau
gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan
seseorang sejak lahir. Lorens Bagus (Syamsul Kurniawan, 2013: 28) mendefinisikan
karakter sebagai nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku,
kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-
nilai, dan pola-pola pemikiran. Dari beberapa pendapat diatas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang ada pada seseorang yang
menjadi ciri khas orang tersebut yang terwujud dalam sikap dan perilaku yang dapat
terbentuk melalui lingkungan.
4. Komponen Karakter Yang Baik
Lickona, (Masnur Muslich, 2011: 133) dalam pendidikan karakter
menekankan pentingnya tiga komponen pendidikan karakter yang baik (komponents
of good character), yaitu moral knowing atau pengetahuan moral, moral feeling atau
perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral. Ketiga komponen
tersebut perlu ditanamkan kepada anak, agar anak dapat mengetahui, merasakan dan
melaksanakan nilai-nilai karakter dengan baik.
Selain itu, Moral knowing juga penting diajarkan kepada peserta didik
sebagai pengetahuan awal tentang moral. Moral knowing ini terdiri dari enam hal,
yaitu: (1) moral awarenes (kesadaran moral), (2) knowing moral values (mengetahui
nilai-nilai moral), (3) perspective taking, (4) moral reasoning, (5) decision making,
dan (6) self knowledge.
Selanjutnya, Moral feeling juga harus ditanamkan kepada peserta didik
karena seseorang itu bertindak dengan perasaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
13
moral. Untuk menjadi manusia yang berkarakter terdapat enam aspek emosi yang
harus dirasakan oleh seseorang, yaitu (1) conscience (nurani), (2) self esteem (peraya
diri, (3), empathy (merasakan penderitaan orang lain), (4) loving the good (mencintai
kebenaran), (5) self control (mampu mengontrol diri), dan (6) humility (kerendahan
hati).
Aspek lain yang harus ditanamkan kepada peserta didik adalah moral
action, agar apa yang diajarkan kepada anak melaui komponen moral knowing dan
moral feeling dapat menghasilkan (outcome) yang terwujud secara nyata dalam
perilaku anak. Ada tiga aspek lain dari karakter yang membantu mendorong anak
dalam berbuat kebaikan, yaitu kompetensi (competence), keinginan (will), dan
kebiasaan (habit).
Dengan adanya komponen karaker yang baik yang telah tertanam pada diri
peserta didik, akan menjadikannya terbiasa untuk melakukan hal yang baik dan akan
merasa bersalah jika tidak melaksanakannya. Misalnya, peserta didik yang
melakukan kebiasaan gosok gigi dua kali sehari, akan merasa tidak enak jika hanya
gosok gigi satu kali sehari. Dengan adanya kebiasaan baik tersebut, sudah menjadi
naluri yang secara otomatis akan membuat anak merasa bersalah jika tidak
menjalankan kebiasaan baik tersebut.
Orang tua perlu menyadari bahwa mendidik kebiasaan baik saja tidak cukup,
setelah pesera didik mendapatkan pengetahuan tentang moral (moral knowing),
seharusnya orang tua dapat menumbuhkan rasa atau keinginan peserta didik untuk
selalu berbuat baik (desiring the good) agar peserta didik terbiasa untuk menghargai
pentingnya nilai-nilai moral (valuing). Misalnya peserta didik tidak berbohong
karena menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran , bukan karena mengetahui hukuman
atau sanksi yang akan didapatkannya.
14
Cinta kebaikan (loving the good) dapat mendorong seseorang untuk berbuat
baik. Piaget (Masnur Muchlis, 2011: 135) menyatakan aspek kecintaan inilah yang
dapat membuat seseorang mempunyai karakter yang konsisten antara pengetahuan
(moral knowing) dan tindakannya (moral action). Oleh karena itu, aspek ini
merupakan yang paling sulit untuk diajarkan karena menyangkut wilayah emosi
(otak kanan).
Aspek moral feeling (mencintai kebajikan) perlu ditumbuhkan pada peserta
didik, salah satu caranya dengan memberikan penekanan akan pentingnya nilai-nilai
moral dalam kehidupan. Orang tua harus dapat menumbukan rasa kecintaan peserta
didik dalam melakukan kebaikan, sebaliknya orang tua juga harus dapat
menumbuhkan rasa bersalah pada peserta didik apabila melakukan suatu kesalahan.
Kecintaan ini (moral feeling) dapat menjadi kontrol eksternal yang paling efektif,
dan kontrol internal berupa pengawasan dari orang tua terhadap perilaku peserta
didik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen karakter yang baik
terdiri dari tiga komponen yaitu, moral knowing, moral feeling, dan moral action.
Dari ketiga komponen karakter yang baik tersebut diharapkan peserta didik dapat
mengetahui, merasakan, dan melaksanakan nilai-nilai karakter yang baik.
B. Hakekat Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Syamsul Kurniawan (2013: 136) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau
ketertiban. Senada dengan hal itu, Pandji Anoraga (2006: 46) mendefinisikan bahwa
disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib. Muchlas
15
Samani dan Hariyanto (2012: 28) mengartikan nilai disiplin ialah mematuhi aturan-
aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
Lickona, (2012: 62) menjelaskan disiplin berarti menetapkan pengharapan-
pengharapan, membuat anak-anak bertanggung jawab padanya, dan tanggap kepada
kesalahan-kesalahannya dengan suatu cara yang mengajarkan apa yang benar
maupun memotivasi si anak untuk melakukan apa yang benar. Definisi lain yang
dikemukakan oleh Durkhiem, (1961: 23) bahwa disiplin merupakan sarana untuk
perilaku yang diperintahkan. Disiplin adalah dirinya sendiri. Hurlock, (1978: 82)
disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui
kelompok. Selanjutnya, Maria J Wantah. 2005: 139). Disiplin diartikan sebagai
penataan perilaku, dan peri hidup sesuai dengan ajaran yang dianutnya.
Disiplin selalu dianggap perlu bagi perkembangan peserta didik, akan tetapi
pandangan tentang disiplin yang baik kini telah menyurut, banyak yang memberi
pemahaman positif dan negatif tentang konsep disiplin. Disiplin positif diartikan
sebagai pendidikan dan bimbingan yang mampu mengarahkan peserta didik pada
perilaku baik yang sesuai dengan aturan-aturan tertentu, dapat mendisiplinkan diri,
dan dapat diterima di masyarakat. Sedangkan disiplin negatif dilihat sebagai suatu
pengekangan dan penguasaan dari luar melalui cara yang tidak disukai atau
menyakitkan, dan biasanya disiplin negatif dijalankan secara sembarangan. Hal ini
diartikan sama dengan hukuman, namun hukuman yang diberikan tidak selalu
memberikan efek jera kepada peserta didik agar tidak melakukan kembali perbuatan
yang melanggar disiplin. Disiplin positif dapat menumbuhkan kematangan peserta
didik, sedangkan disiplin negatif dapat memperbesar ketidakmatangan peserta didik.
Disiplin yang dimaksud pada penelitian ini adalah disiplin yang mencakup
empat unsur pokok meliputi patuh terhadap peraturan, konsistensi, hukuman, dan
16
penghargaan. Dari beberapa pengertian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa
disiplin adalah sikap atau perilaku seseorang yang patuh pada aturan-aturan sosial
masyarakat yang memotivasi peserta didik untuk melakukan hal yang benar.
2. Pentingnya Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar
Maria J. Wantah (2005: 143) menjelaskan dari sisi paedagogik disiplin
sangat penting bahkan merupakan keharusan bagi pertumbuhan anak. Tumbuh
kembang anak tidak hanya secara fisiologis, tetapi juga secara mental dan sosial.
Hurlock, (1978: 83) disiplin perlu untuk perkembangan anak, karena ia memenuhi
beberapa kebutuhan. Dengan demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan
penyesuaian pribadi dan sosial anak.
Disiplin yang sebenarnya merupakan kebutuhan intrinsik dan ekstrinsik bagi
perkembangan peserta didik. Kebutuhan instrinsik artinya disiplin peserta didik
dapat berfikir, menata, dan menentukan sendiri tingkah laku sosialnya sesuai dengan
tata tertib dan kaedah-kaedah tingkah laku dalam masyarakat. Kebutuhan ekstrinsik
artinya dalam kehidupannya anak selalu akan bertanya dan meminta petunjuk
tentang arah tingkah lakunya, maka disinilah disiplin memberikan penerangan bagi
peserta didik agar tidak tersesat dalam bertingkah laku.
Anak membutuhkan rasa aman. Disiplin memberikan petunjuk yang pasti
apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh peserta didik. Dengan
adanya disiplin anak merasa jalannya lebih aman, bebas dari rintangan dan hambatan
karena perilakunya yang sesuai dengan aturan-aturan disiplin yang berlaku di
masyarakat. Melalui disiplinlah peserta didik dapat belajar perilaku baik yang dapat
diterima oleh masyarakat.
Hurlock, (1978: 83) menyatakan beberapa kebutuhan masa kanak-kanak
yang dapat diisi oleh disiplin.
17
a. Disiplin memberikan peserta didik pengetahuan apa yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan sehingga peserta didik memiliki rasa aman.
b. Disiplin membantu peserta didik menghindari perilaku yang salah sehingga
dapat menghindari rasa bersalah dan malu yang diakibatkan apabila peserta
didik melakukan kesalahan. Rasa malu akibat perilaku yang salah
mengakibatkan rasa tidak bahagia, penyesuaian terhadap disiplin
memungkinkan peserta didik hidup menurut standar yang disetujui
kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial.
c. Dengan disiplin, peserta didik belajar bersikap menurut cara yang benar
sehingga akan mendatangkan pujian yang akan dianggap oleh peserta didik
sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan.
d. Disiplin yang sesuai dengan pola perkembangan berfungsi sebagai motivasi
ego peserta didik yang mendorong mencapai cita-cita atau apa yang
diharapkan darinya.
e. Disiplin membantu peserta didik dalam pengambilan keputusan dan
pengendalian perilaku dengan mengembangkan hati nurani “suara dari
dalam”.
3. Tujuan Disiplin
Maria J. Wantah (2005: 176) menjelaskan bahwa upaya menanamkan
disiplin kepada anak bertujuan membentuk tingkah lakunya agar sesuai dengan
keinginan masyarakat, dan menghindari tingkah laku yang tidak diinginkan. Tujuan
disiplin ialah mengubah sikap dan perilaku anak agar menjadi benar dan dapat
diterima masyarakat. Senada dengan hal itu Hurlock, (1978: 82) mengemukakan
tujuan seluruh disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan
18
sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu
diidentifikasi.
Selanjutnya, Syilvia Rimm (2003: 47) menjelaskan tujuan disiplin untuk
mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan
persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri.
Sedangkan Doni Koesoema (2010: 238) mengatakan tujuan kedisiplinan dalam
pendidikan bukanlah keteraturan luar, atau keteraturan sosial, melainkan sebuah
keteraturan dari dalam, yaitu sebuah proses penyempurnaan dari manusia sebagai
subjek moral yang bertindak.
Melalui pembentukan disiplin akan membuat perilaku peserta didik semakin
matang secara emosional. Peserta didik yang disiplin mampu menunjukkan perilaku
yang baik, seperti dapat membantu orang lain yang lebih membutuhkan dan
memiliki sifat toleransi yang tinggi. Disiplin juga membantu peserta didik dalam
pengendalian diri mereka, dan bukan membuat peserta didik mematuhi perintah
orang dewasa. Pendidik harus menyadari untuk mendisiplinkan peserta didik tidak
berjalan dengan sendirinya, akan tetapi adanya upaya untuk pembentukan disiplin
yang dapat diterima peserta didik yang menguntungkan bagi pembentukan
perilakunya. Oleh karena itu, disiplin positif akan menghasilkan perilaku yang baik
dari disiplin negatif.
4. Unsur-unsur Disiplin
Disiplin sebagai kebutuhan perkembangan peserta didik diharapkan mampu
mendidik perilaku peserta didik sesuai dengan aturan dan norma yang ditetapkan
oleh kelompok masyarakat tertentu. Disiplin harus memiliki empat unsur penting,
keempat unsur tersebut saling berhubungan antara satu dengan unsur yang lain.
Apabila salah satu dari keempat unsur tersebut hilang, maka akan menyebabkan
19
sikap yang tidak menguntungkan pada perilaku peserta didik yang tidak akan sesuai
dengan standar dan harapan sosial. Empat unsur tersebut yang dikemukakan oleh
Hurlock, (1978: 84) yaitu: peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam
peraturan, hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku
yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku.
a. Peraturan
Pokok utama disiplin dalah peraturan. Peraturan berisikan ketentuan
ketentuan yang telah disepakati bersama untuk menata tingkah laku. Ketentuan-
ketentuan tersebut mungkin ditetapkan oleh orang tua, guru, atau komunitas tertentu
untuk membekali peserta didik dengan tuntutan perilku yang telah disepakati
bersama. Di sekolah peraturan tersebut juga digunakan untuk pedoman kepada
peserta didik agar dapat mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah. Misalnya,
peraturan mengenai datang ke sekolah, pembayaran uang sekolah, dan peraturan
mengenai penggunaan seragam. Demikian juga peraturan di dalam rumah,
mengajarkan peserta didik apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan ketika
di dalam rumah atau dalam hubungan keluarga. Misalnya seseorang sedang belajar,
tidak boleh saling mengganggu, atau sengaja berteriak-teriak. Tidak boleh
mengeluarkan kata-kata kasar kepada saudara maupun orang tua, tidak boleh lalai
dalam mengerjakan tugas, seperti membersihkan tempat tidur, mencuci piring, dan
membersihkan kamar mandi.
Peraturan mempunyai dua fungsi, peraturan pertama mempunyai arti
pendidikan, karena memperkenalkan peserta didik pada perilaku baik yang telah
disepakati bersama. Peraturan kedua, peraturan yang membantu peserta didik untuk
mengekang perilaku yang tidak diharapkan. Agar peraturan dapat memenuhi kedua
20
fungsi tersebut, sebaiknya peraturan yang dibuat harus melibatkan peserta didik agar
mudah dimengerti dan diingat oleh si anak.
b. Konsistensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Konsistensi tidak
sama seperti dengan ketepatan yang artinya tidak ada suatu perubahan. Konsistensi
yang dimaksudkan adalah suatu kecenderungan menuju kesamaan. Konsistensi harus
menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsistensi dalam peraturan yang
dilaksanakan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam pemberian aturan ini
diajarkan dan dipaksakan, hukuman akan diberikan kepada mereka yang melanggar
aturan, dan penghargaan diberikan kepada mereka yang tidak melanggar aturan.
Misalnya, jika suatu hari peserta didik dihukum karena melakukan kesalahan, dan
pada lain hari tidak mendapatkan hukuman pada kesalahan yang sama, maka peserta
didik tidak akan mengetahui mana tindakan yang benar dan mana yang salah.
Konsistensi mempunyai tiga fungsi yaitu : pertama penghargaan mempunyai
nilai mendidik yang besar. Apabila suatu aturan dilaksanakan secara konsisten dapat
memacu nilai belajar. Kedua konsistensi dapat memberikan nilai motivasi yang kuat.
Jika peserta didik yang menyadari bahwa penghargaan selalu mengikuti perilaku
yang disetujui dan hukuman selalu mengikuti suatu perilaku yang dilarang, peserta
didik akan memiliki keinginan yang jauh lebih besar untuk menjauhi perbuatan yang
dilarang, sebaliknya peserta didik akan mempunyai keinginan yang lebih besar untuk
melakukan tindakan perilaku yang disetujui. Ketiga konsistensi mempertinggi
penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. Pengetahuan tentang
disiplin yang diterima di rumah dan di sekolah konsisten, akan menciptakan rasa
hormat dalam diri peserta didik terhadap orang tua dan guru.
21
c. Hukuman
Hukuman adalah memberikan suatu ganjaran atau hukuman karena
melakukan suatu pelanggaran, kesalahan, dan perlawanan sebagai pembalasan.
Walaupun tidak disampaikan dengan jelas, tersirat di dalamnya bahwa, perlawanan,
dan pelanggaran itu dilakukan dengan sengaja, dalam hal ini seseorang itu
mengetahui bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap melakukan kesalahan tersebut.
Pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik, kita tidak dapat berasumsi bahwa
kesalahan itu sengaja dilakukan oleh peserta didik, kecuali sudah terdapat bukti
bahwa peserta didik telah mengerti peraturan kelompok sosial yang diajarkan oleh
orang tua atau guru. Tetapi dengan bertambahnya usia, mereka akan belajar tentang
apa yang benar dan apa yang salah.
Hukuman memiliki tiga fungsi penting dalam perkembangan moral anak.
Fungsi pertama adalah untuk menghalangi perbuatan yang tidak diinginkan oleh
masyarakat. Bila peserta didik menyadari bahwa suatu tindakan tertentu akan ada
hukumannya, maka mereka biasanya akan mengurungkan niatnya untuk melakukan
tindakan tersebut. Fungsi kedua dari hukuman ialah mendidik, karena peserta didik
akan belajar suatu tindakan tertentu itu benar karena tidak mendapatkan hukuman
bila mereka melakukannya, peserta didik akan mengerti suatu tindakan itu salah
karena mendapat hukuman bila mereka melakukannya. Fungsi hukuman yang ketiga
adalah memberikan motivasi terhadap perilaku yang diterima di masyarakat. Akibat
yang ditimbulkan dari tindakan yang salah dapat menjadi motivasi bagi peserta didik
agar tidak mengulangi kesalahan tersebut.
d. Penghargaan
Istilah penghargaan perlu diberikan untuk suatu hasil yang baik.
Penghargaan tidak harus berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian,
22
senyuman, dan tepukan di punggung. Penghargaan mempunyai tiga fungsi penting
dalam mengajarkan peserta didik berperilaku yang baik di masyarakat. Fungsi
penghargaan yang pertama adalah mendidik. Bila suatu hal itu disetujui, maka
peserta didik akan merasa hal itu baik dan boleh dikerjakan. Fungsi yang kedua
adalah sebagai motivasi untuk melakukan kembali perilaku yang disetujui oleh
masyarakat. Fungsi yang ketiga adalah untuk memperkuat suatu tindakan atau
perilaku yang disetujui secara sosial, apabila tidak ada penghargaan maka akan
melemahkan keinginan seseorang untuk melakukan kembali perilaku tersebut.
5. Indikator Disiplin
Menurut Kemendikbud (2010: 26) indikator dari nilai disiplin ialah :
a. Membiasakan hadir tepat waktu.
b. Membiasakan mematuhi aturan.
c. Menggunakan pakaian sesuai dengan ketentuan.
Hal senada juga diungkapkan Jamal Ma’ruf (2013: 94) bahwa dimensi dari
disiplin ialah: disiplin waktu, disiplin menegakkan aturan, disiplin sikap, serta
disiplin menjalankan ibadah. Berdasarkan kedua pendapat tersebut , maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa indikator dari disiplin pada dasarnya ialah disiplin waktu,
disiplin menegakkan peraturan, dan disiplin perilaku.
Selanjutnya, dari tata tertib yang ada di SD Negeri Cepit, peneliti mengambil
indikator disiplin yaitu disiplin waktu, disiplin menegakkan peraturan, kerapian,
serta disiplin perilaku. Ke 4 hal tersebut yang menjadi pedoman peneliti untuk
membuat kisi-kisi penelitian.
C. Peran Komponen Sekolah Dalam Penanaman Karakter Disiplin
Masnur Muslich (2011: 84) menyatakan bahwa dalam pendidikan karakter di
sekolah semua komponen (stakeholder) harus dilibatkan, termasuk komponen-
23
komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas
hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana,
pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Senada dengan
hal itu, Peterson dan Deal (Darmiyati Zuchdi, 2011: 148) menyatakan bahwa
masing-masing komponen sekolah memainkan peran yang berbeda-beda. Mereka
bertanggung jawab terhadap kelangsungan struktur dan kegiatan-kegiatan sekolah,
berbagai prosedur dan kebijakan, program-program dan sumberdaya, serta standar
dan aturan yang berlaku di sekolah.
Komponen sekolah memainkan peran yang pokok dalam membentuk budaya
sekolah dengan cara mengkomunikasikan visi dan misi sekolah, mengartikulasikan,
dan memelihara nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan positif, serta menghargai
setiap capaian yang diperoleh warga sekolah. Secara keseluruhan, peran yang
didapat dimainkan oleh masing-masing komponen sekolah dalam mewujudkan
budaya sekolah yang berbasis karakter terpuji adalah.
1. Kepala sekolah
Peran yang dimainkan kepala sekolah dalam membangun budaya sekolah
yang berbasis karakter memang sangat menentukan, yaitu melakukan pembinaan
secara terus-menerus dalam hal pemodelan (modeling), pengajaran (teaching), dan
penguatan karakter (reinforcing) yang baik terhadap semua warga sekolah (guru,
peserta didik, dan karyawan). Kepala sekolah harus menjadi teladan bagi guru,
karyawan, peserta didik, dan bahkan orang tua/wali peserta didik. Secara teratur dan
berkesinambungan Kepala sekolah harus melakukan komunikasi dengan warga
sekolah mengenai terwujudnya budaya sekolah tersebut.
24
Beberapa hal yang perlu diperhatikan kepala sekolah dalam mewujudkan
budaya sekolah dengan karakter adalah sebagai berikut.
a. Berjuang atau berusaha keras untuk memodelkan diri atau menjadi model
bagi semua guru, karyawan, dan peserta didik.
b. Mendorong semua guru dan karyawan untuk menjadi model karakter yang
baik bagi semua peserta didik.
c. Menyediakan waktu dalam siklus berkelanjutan, bagi guru untuk
merencanakan dan melaksanakan pengintegrasian nilai-nilai karakter
disiplin ke dalam pokok bahasan masing-masing mata pelajaran.
d. Membentuk dan mendukung bekerjanya Tim Budaya Sekolah dan Karakter
dalam memperkuat pelaksanaan dan pembudayaan nilai, norma, dan
kebiasaan-kebiasaan karakter di lingkungan sekolah.
e. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tertentu yang mendukung
pembudayaan dan penanaman karakter disiplin di lingkungan sekolah,
seperti seminar, pentas seni, dan pemutaran film.
2. Tim Pengawal Budaya Sekolah dan Karakter
Untuk membantu pelaksanaan program budaya sekolah yang berbasis
karakter, pihak sekolah atau kepala sekolah hendaknya membentuk tim tersendiri.
Tim ini bisa melibatkan atau terdiri dari unsur pimpinan sekolah bimbingan dan
konseling, guru, dan perwakilan orang tua/wali peserta didik. Tim ini bertugas untuk
menentukan prioritas nilai, norma, kebiasaan-kebiasaan karakter tertentu yang akan
dibudayakan dan ditanamkan di lingkungan sekolah. Tim ini bertugas untuk
merencanakan dan menyusun program pelaksanaan pembudayaan dan penanaman
karakter disiplin di lingkungan sekolah dalam rentang waktu tertentu.
25
3. Guru
Peran guru sangatlah penting dalam penanaman karakter disiplin terhadap
peserta didik, karena berinteraksi langsung secara terus menerus dalam proses
pembelajaran. Guru harus mempersiapkan berbagai pilihan dan strategi untuk
menanamkan setiap nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan ke dalam
setiap mata pelajaran yang diampunya. Guru merupakan model secara langsung bagi
peserta didik, oleh karena itu guru harus memiliki karakter disiplin sebagai pendidik.
4. Keluarga
Orang tua/ wali peserta didik dapat terlibat dalam kegiatan pembudayaan
dan penanaman karakter disiplin melalui beberapa kegiatan. Orang tua/wali peserta
didik secara aktif mengikuti kegiatan rutin atau bergilir yang dilaksanakan pihak
sekolah dalam pertemuan-pertemuan antara orang tua/wali peserta didik dengan wali
kelas dan guru-guru kelas.
5. Komite Sekolah dan Masyarakat
Sekolah bersama komite sekolah dan masyarakat secara bersama-sama
menyusun suatu kegiatan yang dapat mendukung terwujudnya pembudayaan dan
penanaman karakter disiplin yang baik bagi seluruh warga sekolah.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
penanaman karakter di sekolah semua komponen didalamnya harus ikut dilibatkan.
Dalam penelitian ini hanya akan melihat pada penanaman karakter disiplin yang ada
di sekolah sehingga peneliti hanya akan membahas beberapa peran komponen
sekolah yaitu kepala sekolah, dan guru.
D. Penanaman Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar
Penanaman adalah suatu proses atau cara dalam memberikan sesuatu. Dalam
menanaman karakter disiplin pada peserta didik sejatinya dimulai sejak usia dini,
26
karna peserta didik akan lebih cepat menerima dan meniru apa yang diberikan oleh
gurunya di sekolah. Di sekolah disiplin begitu diperlukan agar menjadi sebuah
lembaga pembentukan karakter peserta didik agar dapat menghasilkan output yang
berkarakter, tanpa ada kedisiplinan sekolah hanya akan menjadi tempat berseminya
berbagai konflik sehingga kekacauan menjadi tontonan yang tak terelakkan dari
tindakan indisipliner tersebut.
Dengan adanya penanaman disiplin di sekolah kepada peserta didik, sekolah
tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik, melainkan juga
memberikan sumbangan bagi persiapan moral peserta didiknya dalam kehidupan.
Agus Wibowo (2012: 84) menjelaskan bahwa model pengintegrasian pendidikan
karakter di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam pengintegrasian
karakter disiplin pada peserta didik guru menjadi faktor utama, guru dapat
menggunakan strategi pengintegrasian dalam program pengembangan diri untuk
menanamkan karakter disiplin pada peserta didik.
1. Kegiatan Rutin Sekolah
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan
konsisten setiap saat. Misalnya, upacara bendera pemeriksaan kebersihan badan,
berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, mengucap salam.
2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat
itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan
yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik, yang
harus dikoreksi pada saat itu juga. Misalnya, mengkoreksi kesalahan ketika ada
peserta didik yang membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak dan
27
berkelahi. Selain itu, memberikan pujian ketika peserta didik memperoleh nilai
tinggi, menolong orang lain, dan memperoleh prestasi.
3. Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang
lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik, sehingga
diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Misalnya,
berpakaian rapi, datang tepat waktu, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang,
perhatian terhadap peserta didik, jujur, serta menjaga kebersihan.
4. Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka sekolah harus
dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan
kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkannya. Misalnya,
toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat, dan selalu dibersihkan,
sekolah terlihat rapi, dan alat belajar ditempatkan teratur.
E. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Karakteristik anak usia Sekolah Dasar perlu diketahui oleh pendidik, agar
lebih mengenal kebutuhan peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar. Seorang guru
harus dapat menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak, maka
guru penting untuk mengetahui karakteristik peserta didiknya. Selain karakeristik
guru juga perlu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Sunarto dan Agung Hartono (2008: 18) mengatakan setiap individu pada
hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik yang
meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral,
serta sikap. Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 104) menjelaskan bahwa guru atau pendidik
perlu memahami bahwa semua memiliki kebutuhan bervariasi antara peserta didik
28
yang satu dengan yang lain. Kebutuhan peserta didik juga bervariasi sesuai dengan
perkembangannya, meski pada umumnya meliputi kebutuhan fisik, kognitif, emosi,
sosial, dan intelektual.
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki
masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Peserta didik menjadi lebih tinggi,
lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Perubahan nyata terlihat
pada sistem tulang, otot dan keterampilan gerak. Keterampilan gerak mengalami
kemajuan pesat, semakin lancar dan lebih terkoordinasi dibanding dengan masa
sebelumnya.
Kegiatan fisik sangat perlu untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan
kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai
keterampilan. Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi peserta didik karena
energi yang tertumpuk pada peserta didik perlu penyaluran. Pada prinsipnya selalu
aktif bergerak penting bagi peserta didik. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik
menonjol dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hampir tidak nampak.
2. Perkembngan Kognitif
Piaget (Sunarto dan Agung Hartono 2008: 20) menjelaskan perkembangan
kognitif seseorang mengikuti tahap-tahap sebagai berikut.
a. Tahap pertama: masa sensori motor (0.0 - 2.5 tahun)
Masa ketika bayi mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas
motorik untuk mengenal lingkungannya.
b. Tahap kedua: masa pra-operasional (2.0 – 7.0) tahun).
Pada masa ini adalah kemampuan peserta didik menggunakan simbol yang
mewakili suatu konsep.
29
c. Tahap ketiga: masa konkreto prerasional (7.0 – 11.0 tahun).
Pada tahap ini peserta didik sudah dapat melakukan berbagai macam tugas
yang konkret.
d. Tahap keempat: masa operasional (11.0 – dewasa)
Pada tahap ini seseorang sudah mampu berfikir abstrak dan hipotesis,
memperkirakan apa yang mungkin terjadi, dan dapat mengambil kesimpulan
dari suatu pernyataan.
Piaget (Rita Eka Izzaty, 2008: 119) menjelaskan bahwa masa ini dalam
tahap operasi konkret dimana konsep yang semula samar-samar dan tidak jelas
menjadi konkret, mampu memecahkan masalah-masalah yang actual, mampu
berfikir logis. Berkurang rasa egonya, menerima pandangan orang lain, materi
pembicaraan lebih ditujukan kepada orang lain. Peserta didik berfikir induktif,
berfikir dari hal-hal yang khusus kemudian ditarik kesimpulan ke yang umum.
Mereka memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat,
kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah. Peserta didik mulai memahami jarak,
hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan, kemampuan mengelompokkan
benda berdasarkan kriteria tertentu, dan menghitung. Peserta didik mampu
mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri-ciri suatu objek
3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan
perbendaharaan kata dan tata bahasa. Bersamaan dengan masa sekolah, peserta didik
semakin banyak menggunakan kata kerja seperti memukul, melempar, menendang
dan menampar. Peserta didik kelas satu merespon pertanyaan orang dewasa dengan
jawaban yang lebih sederhana dan pendek. Belajar membaca dan menulis
membebaskan peserta didik dari keterbatasan untuk berkomunikasi langsung.
30
Menulis merupakan tugas yang dirasa lebih sulit dari pada membaca bagi peserta
didik. Membaca memiliki peran penting dalam pengembangan bahasa.
4. Perkembangan Moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan peserta didik untuk
memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral
banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tuanya serta perilaku moral dari orang-
orang disekitarnya.
5. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan peserta didik.
Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik peserta didik terutama bila emosi itu
kuat dan berulang-ulang. Pergaulan yang semakin luas membawa peserta didik
belajar bahwa ungkapan emosi yang kurang baik tidak diterima oleh teman-temanya.
Peserta didik belajar mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat
diterima seperti: amarah, menyakiti perasaan teman, ketakutan dan sebagainya.
6. Perkembangan Sosial
Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir tak bisa dipisahkan
dengan perkembangan sosial, yang sering disebut dengan perkembangan tingkah
laku sosial. Orang-orang di sekitarnyalah yang banyak mempengaruhi perilaku
sosialnya. Dunia sosioemosional peserta didik menjadi semakin kompleks dan
berbeda dengan masa ini. Interaksi dengan keluarga, teman sebaya, sekolah dan
hubungan dengan guru memiliki peran penting dalam hidup peserta didik.
Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam perkembangan gender dan moral
menandai perkembangan peserta didik selama masa kanak-kanak akhir. Bermain
secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada peserta didik untuk
berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama teman. Permainan yang disukai
31
cenderung bermain berkelompok. Pengaruh teman sebaya sangat besar baik yang
bersifat positif seperti pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri,
maupun negatif.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa guru
perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh peserta didik, hal ini untuk mengetahui
keadaan peserta didiknya dan dapat menerapkan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Pada masa ini peserta didik dalam tahap operasi konkret
dimana konsep yang semula masih samar-samar dan tidak jelas hingga menuju pada
masa konkret anak telah mampu memecahkan masalah yang actual serta berfikir
logis.
F. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian
sebagai berikut.
1. Bagaimana proses penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit?
2. Bagaimana peran guru dalam menanamkan karakter disiplin di SD Negeri Cepit?
32
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena
data yang disajikan berupa kata-kata. Lexy J. Moleong (2013: 6) mendefinisikan
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Selanjutnya apabila dilihat dari permasalahan yang ingin diteliti, maka
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu
(Nurul Zuriah, 2009: 47).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
penanaman karakter disiplin di Sekolah Dasar Negeri Cepit. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang akan disajikan secara deskriptif. Oleh
karena itu, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cepit yang terletak di kelurahan
Panggungharjo kecamatan Sewon kabupaten Bantul. SD Negeri Cepit berada di
tengah lingkungan masyarakat, dan peserta didik yang sekolah di SD Negeri Cepit
berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah. Dengan alokasi waktu penelitian
dari bulan Januari sampai dengan Februari.
33
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan seseorang atau sesuatu yang darinya diperoleh
keterangan. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik yang meliputi kelas I-
VI. Selain itu yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan
guru, dalam pengambilan subjek penelitian menggunakan teknik snow ball. Teknik
snow ball memulai dari jumlah subjek yang sedikit semakin lama berkembang
menjadi banyak, subjek yang melalui teknik ini jumlah informan yang akan menjadi
subjeknya akan terus bertambah sesuai dengan terpenuhinya kebutuhan informasi.
Dalam penelitian ini mengambil informan kunci kepala sekolah, selanjutnya data
yang diperoleh dari informan ditriangulasi dengan data dari informan tambahan yaitu
dengan mewawancarai guru dan peserta didik yang berada di SD Negeri Cepit.
Peneliti menjadikan guru sebagai subjek penelitian ini sebanyak 7 orang,
dengan kriteria:
1. Guru kelas, karena dianggap paling berperan dalam penanaman karakter disiplin
pada pesrta didik, yaitu guru kelas I-V.
2. Guru yang sudah mengajar ≥ 5 tahun di SD Negeri Cepit.
3. Guru Pelajaran Agama Islam.
4. Guru Pelajaran olahraga.
Subjek guru yaitu, Ew selaku guru kelas 1, En selaku guru kelas II, Jr selaku
guru kelas III, Sm selaku guru kelas IV, Oa selaku guru kelas V, Sa selaku guru
pelajaran agama islam, serta Mj selaku guru olahraga. Peneliti juga mengambil data
tersebut dari peserta didik dengan kriteria sebagai berikut.
a. Ketua kelas
b. Sekretaris kelas
c. Bendahara
34
Peneliti mewawancarai kelas tinggi maupun kelas rendah secara bertahap,
setelah subjek ke 18 data yang diperoleh sudah cukup, sehingga peneliti tidak
menambah subjek lagi dari peserta didik. Peserta didik yang dijadikan subjek
penelitian ini adalah Rk, Ap, Rc, Rr, Aj, Ak, As, Sa, Ac, Ir, Rd, Hi, Ar, Ss, Pw, Aj,
Ha, serta Gn.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2012: 308), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Untuk mendapatkan data dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting), Sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak
pada observasi, didukung oleh wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini
data dapat diperoleh dengan menggunakan teknik penelitian sebagai berikut.
1. Observasi
Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 220) mendefinisikan bahwa observasi
(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Sugiyono (2007: 204) menjelaskan dalam pelaksanaan pengumpulan
data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi
berperanserta) dan non participan observation, selanjutnya dari segi instrumen yang
digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
Dalam proses pelaksanaan pengumpulan data peneliti menggunakan
observasi nonpartisipan, karena peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independen.
35
Sedangkan dari segi instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan instrumen
observasi terstruktur karena telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan
diamati, kapan, dan dimana tempatnya berlangsung penelitian. Peneliti
mengobservasi kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk mengetahui proses
penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit, yang meliputi kegiatan rutin,
kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian.
2. Wawancara
Lexy J Moleong (2013: 186) menjelaskan bahwa wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Esterberg mengemukakan beberapa macam
wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur
(Sugiyono 2012: 319). Dalam penelitian ini peneliti menggunkan wawancara
semiterstruktur untuk pelaksanaan pengumpulan data karena jenis wawancara ini
tergolong dalam kategori in-depth interview, yang dalam pelaksanaannya lebih bebas
bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara ini bertujuan untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, sehingga peneliti dapat menambah
pertanyaaan yang tidak ada pada pedoman wawancara agar dapat mengungkap
pendapat dan ide-ide dari responden.
Untuk mendapatkan informasi mengenai penanaman karakter disiplin di SD
Negeri Cepit, peneliti memilih informan utama yaitu kepala sekolah, setelah itu
dilanjutkan dengan guru, dan peserta didik yang berada di SD Negeri Cepit. Peneliti
memilih informan yang berperan penting dalam permasalahan yang ingin diketahui,
yaitu bagaimana proses penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit, yang
meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian.
Pertanyaan wawancara terdapat pada lampiran.
36
3. Dokumentasi
Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011: 149) studi dokumentasi yaitu
mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan
penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah
kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Suharsimi Arikunto (2006: 231)
mengatakan dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, foto dan sebagainya.
Untuk memperoleh data dokumentasi proses penanaman karakter disiplin di SD
Negeri Cepit , peneliti menggunakan dokumen catatan pribadi, buku harian, foto,
dokumen-dokumen yang ada di sekolah seperti: jadwal, tata tertib dan lain
sebagainya
E. Instrumen Penelitian
Lexy J Moleong (2013: 168) menjelaskan bahwa kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor
hasil penelitiannya. Nurul Zuriah (2009: 168) menyatakan bahwa instrumen
penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data.
Penelitian ini dibantu dengan pedoman instrumen observasi, pedoman
wawancara, dokumentasi alat perekam, kamera, dan alat tulis. Oleh karena itu
peneliti memerlukan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan panduan
dokumentasi.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi disusun sebelum kegiatan observasi dilaksanakan agar
tetap fokus dan tidak keluar dari konteks penelitian. Berikut ini tabel kisi-kisi
pedoman observasi kepala sekolah, guru, dan peserta didik.
37
Tabel 1. Kisi-kisi pedoman observasi dengan kepala sekolah
Indikator
Variabel
Deskripsi Jumlah
Butir
Nomor Butir
Disiplin
waktu, aturan,
kerapian serta
prilaku
a. Kegiatan
rutin
4 b. 1,2,3,4
c. Kegiatan
spontan
5 d. 5,6,7,8,9
e. Keteladan
an
9 f. 10,11,12,1
3,14,15,16
,17,18
g. Pengkond
isian
8 h. 19,20,21,
22,23,24,
25,26
Tabel 2. Kisi-kisi pedoman observasi dengan guru
Indikator
Variabel
Deskripsi Jumlah
Butir
Nomor Butir
Disiplin waktu,
aturan,
perilaku, serta
sikap.
a. Kegiatan
rutin
4 a. 1,2,3,4
b. Kegiatan
spontan
5 b. 5,6,7,8,9
c. Keteladan
an
9 c. 10,11,12,1
3,14,15,16
38
,17,18
d. Pengkond
isian
8 d. 19,20,21,
22,23,24,
25,26
Tabel 3. Kisi-kisi pedoman observasi dengan peserta didik
Indikator
Variabel
Deskripsi Jumlah
Butir
Nomor Butir
Disiplin
waktu, aturan,
perilaku, serta
sikap.
a. Kegiatan
rutin
4 a. 1,2,3,4
b. Kegiatan
spontan
5 b. 5,6,7,8,9
c. Keteladan
an
9 c. 10,11,12,1
3,14,15,16,
17,18
d. Pengkond
isian
8 d. 19,20,21,2
2,23,24,25
26
2. Pedoman Wawancara
Sebelum melakukan kegiatan wawancara terlebih dahulu peneliti membuat
pedoman wawancara sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan wawancara agar
tetap terfokus dan tidak keluar dari tujuan utama. Berikut ini merupakan kisi-kisi
pedoman wawancara Kepala sekolah, guru, dan peserta didik.
39
Tabel 4. Kisi-kisi pedoman wawancara dengan Kepala sekolahIndikator
Variabel
Deskripsi Jumlah
Butir
Nomor Butir
Disiplin waktu,
aturan,
kerapian, serta
perilaku.
a. Kegiatan
rutin
3 a. 2,7,14
b. Kegiatan
spontan
5 b. 4,8,9,15,13
c. Keteladanan 5 c. 3,5,6,10,11
d. Pengkondisi
an
3 d. 1,12,16
Tabel 5. Kisi-kisi pedoman wawancara dengan guruIndikator
Variabel
Deskripsi Jumlah
Butir
Nomor Butir
Disiplin waktu,
aturan,
kerapian, serta
perilaku.
a. Kegiatan
rutin
3 a. 2,7,14
b. Kegiatan
spontan
5 b. 4,8,9,15,13
c. Keteladanan 5 c. 3,5,6,10,11
d. Pengkondisi
an
3 d. 1,12,16
40
Tabel 6. Kisi-kisi pedoman wawancara dengan peserta didikIndikator
variabel
Deskripsi Jumlah
Butir
Nomor Butir
Disiplin waktu,
aturan,
kerapian, serta
perilaku.
a. Kegiatan
rutin
3 a. 2,7,14
b. Kegiatan
spontan
5 b. 4,8,9,15,13
c. Keteladanan 5 c. 3,5,6,1011
d. Pengkondisi
an
3 d. 1,12,16
3. Dokumentasi
Panduan dokumentasi diperlukan untuk mempermudah peneliti dalam
penyusunan pembahasan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
dokumen catatan pribadi, buku harian, foto, dokumen-dokumen yang ada di sekolah
seperti: jadwal pelajaran, tata tertib dan lain sebagainya.
F. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Biklen (Lexy J. Moleong, 2013: 248) menjelaskan analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. Miles dan Huberman (Ulber Silalahi, 2010: 339-341) menyatakan bahwa data
yang diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan
41
data yang bermacam-macam (triangulasi data), data dilakukan secara terus menerus
sampai datanya jenuh. Aktivitas analisis data digambarkan seperti di bawah ini:
``
Gambar 1. Komponen dalam analisis data (interactive model)
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Penarikan Kesimpulan (Data Drawing/ Verification)
Dalam penelitian kualitatif akan ditarik kesimpulan dari data yang
dikumpulkan di lapangan setelah penelitian berlangsung.
Data Reduction
Drawing/Verification
Data Display
Data Collection
42
G. Keabsahan Data
Sugiyono, (2012: 366) mengemukakan bahwa uji keabsahan data dalam
penelitian kualititatif meliputi uji credibility (validitas interbal), transferability,
(validitas eksternal) dependability (reliabilitas) dan confirmability (obyektivitas).
Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan uji kredibilitas, dalam
pengujian kredibilatas penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi.
Wiersma menjelaskan triangulasi dalam pengujian kredibilitas sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu
Sugiyono (2012: 368). Dalam menguji kredibilitas data, peneliti menggunakan
triangulasi, bahan referensi, serta member check. Triangulasi yang digunakan
peneliti adalah triangulasi teknik dan sumber. Triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Peneliti menggali informasi dari kepala sekolah lalu ditriangulasi
ke guru serta melebar ke peserta didik. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
43
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cepit yang beralamat di kelurahan
Panggungharjo kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta. Lokasi sekolah ini
berjarak 30 meter dari jalan besar, tidak diketahui secara pasti kapan SD Negeri
Cepit dibangun, namun menurut kepala sekolah SD Negeri Cepit tahun 1959 SD
Cepit sudah ada. Fasilitas yang dimiliki oleh SD Negeri Cepit berupa 12 ruang kelas,
masing-masing kelas terdiri dari 2 kelas dari kelas I-VI. Ruang kepala sekolah
dipisah dengan ruang guru, hanya ada satu pintu di dalam ruangan tersebut yang
menghubungkan ruang kepala sekolah dan guru.
SD Negeri Cepit memiliki 1 ruang perpustakaan, 1 ruangan untuk ruang
UKS dan lab komputer, dan ada 8 ruang toilet. SD Negeri Cepit mempunyai
halaman sekolah yang cukup luas sehingga mampu menampung seluruh peserta
didik dari kelas I-VI dan para guru untuk melaksanakan upacara. Selain itu di depan
bangunan sekolah SD Negeri Cepit terdapat lapangan bola milik masyarakat yang
biasa digunakan peserta didik pada saat kegiatan olahraga maupun yang lainnya. Di
belakang bangunan SD Negeri Cepit juga terdapat bangunan masjid yang
dimanfaatkan sekolah untuk bisa sholat zuhur berjamaah.
Penelitian ini dilaksanakan pada Senin 27 Januari 2015 sampai Rabu 04
Februari 2015, adapun kegiatan penelitian meliputi: pengamatan I pada Senin, 26
Januari 2015, pengamatan II pada Selasa 27 Januari 2015, pengamatan III pada
Kamis 29 Januari 2015, pengamtan IV pada Jum’at, 30 Januari 2015, pengamatan V
pada Sabtu, 31 Januari 2015, pengamatan VI pada Senin, 02 Februari 2015,
44
pengamatan VII pada Selasa, 03 Februari 2015, serta pengamatan VIII pada Rabu,
04 Februari 2015.
2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan peserta didik
SD Negeri Cepit Sewon Bantul Yogyakarta. Kepala sekolah dijadikan sebagai
subjek atau key informan. Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada
subjek penelitian untuk memperoleh data mengenai bagaimana penanaman karakter
disiplin melalui pengintegrasian pengembangan diri dan bagaimana peran guru
dalam menanamkan karakter disiplin di SD Negeri Cepit.
b. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penanaman karakter disiplin di SD Negeri
Cepit Sewon Bantul Yogyakarta.
3. Deskripsi Data
Berdasarkan pertanyaan penelitian pada bab III, hasilnya sebagai berikut.
a. Penanaman Karakter Disiplin di SD Negeri Cepit melalui Program
Pengembangan Diri
1) Kegiatan Rutin
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah bentuk kegiatan rutin
yang dilaksanakan oleh sekolah dalam menanamkan karakter disiplin di SD Negeri
Cepit adalah kegiatan upacara bendera dan ekstrakurikuler Pramuka.
a) Upacara
Kepala sekolah menyatakan bahwa “kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh
sekolah dalam menanamkan karakter disiplin adalah upacara”. Pernyataan tersebut
diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru ketika peneliti
45
mengajukan pertanyaan tentang bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan secara rutin
oleh sekolah dalam rangka menanamkan karakter disiplin yaitu upacara bendera,
hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Ew :“Kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan di halaman sekolah, dandi dalam kelas menyelesaikan tugas belajar tepat waktu sesuai denganjadwal.” ( Pada pengamatan I Senin, 26 Januari 2015)
En :“Kegiatan yang rutin dilaksanakan untuk menanamkan karakter disiplinadalah upacara bendera.” (Pada pengamatan II Selasa, 27 Januari2015)
Jr :“Kegiatan yang rutin dilaksanakan adalah upacara bendera dan hari-harihari besar.” (Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
Mj :“Kegiatan yang sering dilaksanakan sekolah diantaranya upacarabendera, sholat berjamaah, dan Pramuka.” (Pada pengamatan Padapengamatan VII Selasa, 03 Februari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SD Negeri Cepit dapat
disimpulkan bahwa bentuk kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh sekolah dalam
menanamkan karakter disiplin salah satunya adalah kegiatan upacara. Pernyataan
tersebut diperkuat dengan pernyataan oleh peserta didik ketika peneliti mengajukan
pertanyaan kegiatan apa yang sering dilaksanakan oleh sekolah, hasil wawancara
selengkapnya di bawah ini.
Rh :“Kegiatan upacara, dan menyiapkan atribut yang dipakai pada upacaraseperti topi, dasi, dan sabuk.” (Pada pengamatan I Senin, 26 Januari2015)
Ir :“Kegiatan yang sering dilaksanakan oleh sekolah upacara bendera,olahraga, dan ekstrakurikuler.” (Pada pengamatan IV Jum’at, 30Januari 2015)
Pw :“Kegiatan Upacara bendera yang dilaksanakan setiap Senin pagi danpramuka Senin siang.” (Pada pengamatan VI Senin, 02 Februari2015)
Aj :“Kegiatan yang sering dilaksanakan upacara bendera di halamansekolah dan melaksanakan tugas piket di dalam kelas.” (Padapengamatan VII Selasa, 03 Februari 2015)
Selain itu, hasil observasi yang dilakukan peneliti selama 8 kali pengamatan
tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara. Setiap hari Senin kepala sekolah, guru,
dan peserta didik melaksanakan upacara bendera mulai pukul 07:00 sampai 07:35
46
WIB. Pada pengamatan I dan VI kepala sekolah bertugas sebagai pembina upacara,
sedangkan petugas kegiatan upacara dilaksanakan oleh peserta didik kelas IV, V, dan
VI secara bergantian setiap minggunya.
Pelaksanaan upacara pada hari Senin, 27 Januari 2015 dan 02 Februari 2015
terlaksana dengan baik. Pelaksanaan upacara di SD Negeri Cepit diawali dengan
persiapan upacara, peralatan upacara disiapkan oleh penjaga sekolah dan dibantu
oleh peserta didik. Kepala sekolah dan guru datang lebih awal dengan memakai
seragam rapi, setelah bel berbunyi kepala sekolah dan guru mengkondisikan peserta
upacara agar siap melaksanakan upacara, kegiatan upacara baru dimulai setelah
semua barisan tersusun dengan rapi. Kepala sekolah melaksanakan tugasnya sebagai
pembina upacara pada pengamatan I dan VI. Peserta didik datang ke sekolah
sebelum upacara dimulai, namun ada peserta didik yang datang terlambat tapi tidak
mendapat teguran maupun hukuman dari guru, karena peserta didik tersebut
bertempat tinggal jauh dari sekolah dan tidak memiliki kendaraan untuk berangkat
ke sekolah. Keadaan tesebut dapat dimaklumi oleh guru, namun guru juga berusaha
untuk mengingatkan agar datang tepat waktu ke sekolah.
Dalam mengikuti upacara peserta didik menggunakan atribut lengkap, tetapi
ada beberapa peserta didik yang tidak menggunakan topi sehingga mendapat teguran
dari guru Sn dan dinasehati. Pada pengamatan I Kepala sekolah yang menjadi
pembina upacara menyampaikan tentang pergantian kurikulum dan memberikan
pesan moral. Pada pengamatan VI kepala sekolah juga menjadi pembina upacara dan
menyampaikan bahwa murid kelas VI minggu depan akan melaksanakan try out dan
mengingatkan peserta didik agar hati-hati dalam besepeda karena baru saja ada
peserta didik yang jatuh karena bersepeda.
47
Dalam kegiatan upacara terdapat nilai-nilai kedisiplinan yang ditanamkan
kepada peserta didik, seperti disiplin waktu, berpakaian, dan bersikap. Kegiatan
upacara dimulai pukul 07.00 WIB peserta didik sudah harus berada di sekolah untuk
mengikuti kegiatan upacara, sehingga tidak boleh ada yang terlambat. Pada kegiatan
upacara guru juga memakai seragam rapi sebagai bentuk penanaman karakter
disiplin dalam berpakaian, guru akan memberikan teguran kepada peserta didik jika
ada peserta didik yang tidak berpakaian rapi ataupun tidak memakai atribut lengkap
pada saat kegiatan upacara. Selanjutnya, guru mengikuti kegiatan upacara dengan
tertib, seperti melaksanakan kegiatan hening cipta, berdoa, dan ikut memberikan
penghormatan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penanaman karakter disiplin dalam
bersikap.
Gambar 2. Kepala sekolah, guru, dan peserta didik melaksanakan upacaraBendera
48
b) Pramuka
Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SD Cepit. Berdasarkan
hasil wawancara dengan kepala sekolah menyatakan bahwa ” Kegiatan rutin yang
dilaksanakan oleh sekolah adalah kegiatan pramuka”. Pernyatan tersebut didukung
oleh pernyataan yang disampaikan oleh guru-guru ketika peneliti mengajukan
pertanyaan tentang apa pendekatan/program yang dilakukan dalam penanaman
karakter disiplin SD Negeri Cepit, selain upacara adalah kegiatan pramuka, hasil
wawancara selengkapnya sebagai berikut.
En :“Kalau di Kurikulum 2013 dulu ada kegiatan pramuka, sekarang masukcek kerapian pakaian dan buku, kebersihan kuku dan gigi, kadangmasih lupa.” (Pada pengamatan II Selasa, 27 Januari 2015)
Jr :“Program yang dilaksanakan dalam penanaman karakter disiplin adalahkegiatan Pramuka.” (Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
Oa :“Memberikan keteladanan kepada murid, mentaati tata tertib, dankegiatan pramuka.” (Pada pengamatan V Sabtu, 31 januari 2015)
Mj :“Kegiatan ekstrakurikuler anak merasa tidak begitu tertekan dan rasatakut berkurang seperti pramuka, sepak bola, dengan seperti itumanfaatkan pendidikan karakter.” (Pada pengamatan VII Selasa, 03Februari 2015).
Selain itu, hasil wawancara dengan peserta didik juga ikut mendukung
pernyataan dari guru tentang kegiatan pramuka yang sering dilaksanakan oleh
sekolah dan diikuti oleh peserta didik, hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
As :“kegiatan yang sering dilaksanakan oleh sekolah ada kegiatanpramuka, tari, dan seni musik.” (Pada pengamatan III Kamis, 29Januari 2015)
Hi :“Kegiatannya belajar di kelas, pramuka, drum band, dan nari.” (Padapengamatan V Sabtu, 31 Januari 2015)
Ss :“Ekstrakurikuler teknologi informatika, olahraga, tari, pramuka, lesmusik.” (Pada pengamatan VI Senin, 02 Februari 2015)
Berdasarkan hasil observasi ketika melaksanakan 8 hari magang di SD Cepit
program ekstrakurikuler pramuka telah dilaksanakan sekali seminggu setiap hari
Senin pukul 14:00 WIB sampai selesai yang wajib diikuti oleh peserta didik kelas
III, IV, V, dan VI pada saat kurikulum 2013 masih berjalan, namun pada saat
49
peneliti mengadakan penelitian kegiatan pramuka sedang diliburkan dikarenakan
oleh pergantian kurikulum dari kurikulum 2013 ke kurikulum KTSP. Sehingga,
dengan pergantian kurikulum tersebut kegiatan ekstrakurikuler pramuka belum dapat
dilaksanakan.
Program ekstrakurikuler pramuka direncanakan akan dilaksanakan kembali
pada tanggal 09 Februari 2015 sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh sekolah,
sehingga peneliti belum bisa mendeskripsikan bagaimana penanaman karkter
disiplin dalam kegiatan pramuka di SD Negeri Cepit.
c) Budaya pagi
Kegiatan lain yang dilaksanakan secara rutin adalah budaya pagi yang
dilaksanakan oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
ketika peneliti mengajukan pertanyaan bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan
secara rutin oleh sekolah dalam rangka menanamkan karakter disiplin yaitu budaya
pagi, hasil wawancara selengkapnya sebagai berikut.
Sm :“Membiasakan membuang sampah pada tempatnya, berpakaian rapi,
bersalaman pada pagi hari (budaya pagi), menyalami tamu, berpamitan
dengan orang tua, membiasakan izin, dan memberi alasan kenapa tidak
masuk.” (Pada pengamatan IV Jum’at, 30 Januari 2015)
Selanjutnya, pernyataan tersebut diperkuat dari hasil observasi selama
delapan kali pengamatan, setiap hari guru yang bertugas budaya pagi pada hari itu
datang lebih awal dan berdiri di depan pagar sekolah untuk menyambut peserta
didik dan bersalaman dengan peserta didik. Guru yang bertugas melaksanakan
budaya pagi terdiri dari 2 sampai 3 orang, apabila guru yang bertugas belum datang
guru yang sudah datang lebih dulu berdiri di depan pagar untuk meggantikan guru
yang bertugas pada hari itu. Guru lebih mengutamakan untuk menyambut
50
kedatangan peserta didik walaupun sedang tidak bertugas untuk melaksanakan
budaya pagi, karena itu tanggung jawab semua guru dan hal itu dilakukan untuk
mengakrabkan peserta didik dan guru.
Penanaman karakter disiplin yang dilaksanakan dalam kegiatan budaya pagi
adalah membiasakan peserta didik untuk datang tepat waktu ke sekolah, sehingga
bisa bersalaman dengan guru yang sedang piket, selain itu guru juga memberikan
sikap yang baik ketika menyambut kedatangan peserta didik dengan bersalaman dan
mengucap salam, sehingga akan tertanam dalam diri peserta didik untuk selalu
bersikap baik, serta peserta didik akan terbiasa untuk selalu bersalaman dan
mengucap salam ketika bertemu dengan warga sekolah maupun orang lain yang
lebih tua.
Gambar 3. Budaya pagi yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik
51
d) Sholat berjamaah
Sholat zuhur berjamah merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakn di SD
Negeri Cepit. Sholat zuhur berjamaah dilaksanakan di masjid yang berada di
belakang bangunan sekolah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh guru ketika
peneliti mengajukan pertanyaan bentuk kegiatan apa yang dilaksanakan secara rutin
oleh sekolah dalam menanamkan karakter disiplin yaitu sholat berjamah, hasil
wawancara selengkapnya sebagai berikut.
Sa :“Upacara, sholat berjamaah kalau sudah mendengar adzan guru dan
peserta didik berangkat bersama ke masjid.” (Pada pengamatan VI
Senin, 02 Februari 2015)
Mj :“Upacara, sholat berjamaah, pramuka.” (Pada pengamatan VII Selasa,
03 Februari 2015)
Selain itu, hal tersebut diperkuat dari hasil observasi yang peneliti lakukan
selama delapan kali pengamatan bahwa setiap hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis
peserta didik dan guru melaksanakan sholat zuhur berjamaah di masjid yang ada
dibelakang bangunan sekolah, sedangkan pada hari Jumat dan Sabtu peserta didik
pulang sekolah lebih pada pukul 11:00 WIB. Peserta didik dan guru membawa
perlengkapan ibadah masing-masing dari rumah, namun ketika ada peserta didik
yang tidak membawa perlengkapan ibadah boleh meminjamnya di kantor yang telah
di sediakan sekolah. Waktu sholat zuhur telah dibuatkan jadwal perkelas dan
ditempel di masing-masing kelas oleh guru PAI, namun sekarang jadwal tersebut
sudah tidak diberlakukan lagi. Peserta didik kelas I-VI wajib melaksanakan sholat
zuhur berjamaah di masjid bagi yang sedang tidak berhalangan.
Kegiatan sholat zuhur berjamaah secara rutin dilaksanakan di SD Negeri
Cepit. Karakter disiplin yang ditanamkan kepada peserta didik adalah, disiplin waktu
52
dan tertib dalam melaksanakan sholat. Guru segera menghentikan pembelajaran
ketika akan masuk waktu sholat zuhur, peserta didik dan guru mempersiapkan alat
ibadah dan langsung menuju masjid ketika adzan tiba. Sebelum sholat dimulai guru
juga memberitahukan kepada peserta didik agar tidak ribut ketika sholat sedang
berlangsung.
Gambar 4. Peserta didik sholat berjamaah di Masjid.
e) Tugas piket
Kegiatan lain yang dilaksanakan secara rutin oleh sekolah adalah
melaksanakan tugas piket. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah
dapat diperoleh data bahwa “peserta didik melaksanakan tugas piket dibagi 6
kelompok, datang lebih awal membersihkan kelas menyiapkan sarana pembelajaran.
Sedangkan guru melaksanakn piket waktu libur dan piket budaya pagi 3-2
orang/hari untuk bersalaman dengan peserta didik”.
53
Pernyataan kepala sekolah tersebut diperkuat oleh pernyataan yang
disampaikan guru ketika peneliti mengajukan pertanyaan bagaimana jalannya tugas
piket peserta didik di sekolah, hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Ew :“Tiap hari piket membersihkan kelas berjalan lancar sesuai denganjadwal.” (Pada pengamatan I 26 Januari 2015)
Jr :“Ketika peserta didik yang piket membersihkan kelas, ada guru yangmengontrol.” (Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
Sm :“Kegiatan piket peserta didik berjalan dengan baik sesuai denganjadwal.” (Pada pengamatan IV Jum’at, 30 Januari 2015)
Sa :“Tugas piket membersihkan kelas berjalan terus tiap hari .” (Padapengamatan VI Senin, 02 Februari 2015)
Hasil wawancara dengan peserta didik menunjukkan bahwa peserta
didik melaksanakan tugas piket sesuai dengan jadwal yang telag dibuat. Pernyataan
ini diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh peserta didik ketika peneliti
mengajukan pertanyaan apakah kamu melaksanakan tugas piket, hasil wawancara
selengkapnya di bawah ini.
As :“Iya, saya melaksanakan tugas piket membersihkan kelas pada pagihari.” (Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
Ir :“Saya melaksanakan tugas piket menyapu kelas sesuai dengan jadwal.”(Pada pengamatan IV Jum’at, 30 Januari 2015)
Hi :“Iya, saya melaksanakan piket sebelum pulang sekolah mengangkatkursi ke atas meja, menyapu, dan menurunkan kursi kembali” (Padapengamatan IV Jum’at, 30 Januari 2015)
Ss :“Iya, saya piket 2x seminggu Senin dan Kamis, karena muridnyasedikit.” (Pada pengamatan VI Senin, 02 Februari 2015)
Hasil observasi selama delapan kali pengamatan pun tidak jauh berbeda
dengan hasil wawancara kepala sekolah, guru, dan peserta didik. selama observasi
peneliti melihat bahwa stiap hari peserta didik melaksanakan tugas piket sesuai
jadwal yang telah ditentukan, tugas piket yang dilaksanakan kepala sekolah dan guru
adalah piket budaya pagi. Setiap hari guru yang piket budaya pagi datang lebih awal
ke sekolah untuk berdiri di depan pagar menyambut peserta didik dan bersalaman
dengan peserta didik, tetapi ada juga beberapa guru yang tidak melaksanakan
tugasnya untuk datang lebih awal agar bisa bersalaman dengan peserta didik dengan
54
beberapa alasan. Ketika guru yang piket budaya pagi pada hari itu belum datang ke
sekolah, guru lain yang sudah datang lebih awal bersedia untuk berdiri di depan
pagar untuk menyambut kedatangan peserta didik dan bersalaman dengan peserta
didik, hal ini dilakukan untuk mengakrabkan hubungan guru dan peserta didik.
Kelas I melaksanakan piket kelas dengan menghapus papan tulis dan
menyapu kelas sebelum dan seusai pembelajaran, Selain membersihkan kelas,
dikelas I juga terdapat jadwal piket pemimpin doa belajar sebelum dan seusai
pembelajaran yang dilaksanakan secara bergantian oleh peserta didik sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat oleh guru. Petugas piket kelas II menyapu kelas sebelum
dan seusai pembelajaran, membuka dan menutup jendela, membersihkan papan tulis,
dan berdoa dipimpin oleh ketua kelas setiap harinya. Sedangkan kelas III
melaksanakan piket dengan menyapu kelas sebelum pembelajaran, menghapus
papan tulis, membuka jendela pada pagi hari dan menutup jendela seusai
pembelajran, mengeluarkan tempat cuci tangan sebelum pembelajaran dan
memasukkan kembali ke dalam kelas setelah pembelajaran.
Selanjutnya tugas piket yang dlaksanakan di kelas IV tidak jauh berbeda
dengan kelas III, peserta didik menyapu kelas pada pagi hari, membersihan papan
tulis, dan piket berdoa dipimpin oleh ketua kelas setiap harinya. Piket kelas V
melaksanakan dengan menyapu di pagi hari, membersihkan papan tulis dan berdoa
dipimpin oleh ketua kelas setiap harinya. Sedangkan pada kelas VI, peserta didik
menyapu kelas setelah pembelajaran dan membiarkan kursi diangkat ke atas meja,
dan besok akan diturunkan sendiri oleh peserta didik yang menduduki kursi tersebut.
Tugas piket guru dan peserta didik secara rutin dilaksanakan setiap hari
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Guru melaksanakan tugas piket budaya
pagi untuk menyambut kedatangan peserta didik ke sekolah, sedangkan peserta didik
55
melaksanakan tugas piket kebersihan kelas. Karakter disiplin yang ditanamkan
kepada peserta didik adalah tepat waktu dalam melaksanakan tugas piket dan
bersikap yang baik, seperti bertanggung jawab dalam melakasanakan piket
kebersihan kelas. Guru menunggui peserta didik yang sedang melaksanakan piket
agar bisa mengontrol jalannya tugas piket, selain itu guru juga mengingatkan peserta
didik untuk melaksanakan tugas piket, agar peserta didik bisa melaksanakan tugas
piket dengan tepat waktu. Dengan adanya jadwal piket yang telah dibuat bersama
membantu peserta didik untuk disiplin dalam melaksanakan tugas piket.
Gambar 5. Peserta didik melaksanakan tugas piket
Dari hasil wawancara dan observasi di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa bentuk kegiatan rutin yang dilaksanakan di SD Negeri Cepit dalam rangka
menanamkan karakter disiplin adalah upacara bendera, kegiatan ekstrakurikuler
pramuka, budaya pagi, sholat berjamaah, serta tugas piket guru dan peserta didik.
dalam hal ini karakter disiplin yang ditanamkan adalah disiplin dalam berpakaian,
56
tertib dalam mengikuti kegiatan upacara maupun pembelajaran, tepat waktu datang
ke sekolah, tepat waktu melaksanakan sholat, dan disiplin dalam melaksanakan tugas
piket. Meskipun masih ada guru dan peserta didik yang terlambat datang ke sekolah,
namun secara keseluruhan semuanya sudah berjalan dengan baik.
2) Kegiatan Spontan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah ketika peneliti
mengajukan pertanyaan tentang hal apa yang spontan Bapak lakukan ketika
menjumpai peserta didik atau guru melakukan hal yang tidak disiplin, “peserta didik
langsung ditegur diberi arahan sedangkan guru diberi arahan supaya tepat waktu
pada saat rapat atau pada saat briefing di ruang guru”.
Pernyataan kepala sekolah tersebut diperkuat dengan pernyataan yang
diberikan oleh guru ketika penelti mengajukan pertanyaan tentang hal apa yang
spontan bapak/ibu guru lakukan ketika menjumpai peserta didik melakukan hal yang
tidak disiplin, hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Ew :“Apabila ada peserta didik yang tidak disiplin saya langsung menegur.”(Pada pengamatan I 26 Januari 2015)
Jr :“Ketika ada peserta didik yang tidak disiplin saya akanmenasehatinya.” (Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
En :“Saya menegur dan menasehati peserta didik apabila tidak disiplindalam belajar.” (Pada pengamatan II Selasa, 27 Januari 2015)
Sm :“Apabila ada peserta didik yang tidak disiplin, saya akan menegur danmenanyakan kepada peserta didik penyebabnya, serta memberi saranatau solusi.” (Pada pengamatan IV Jum’at, 30 Januari 2015)
Oa :“saya langsung menegur saat itu juga apabila ada peserta didik yangtidak disiplin.” (Pada pengamatan V Sabtu, 31 januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik dapat diperoleh data
bahwa peserta didik akan dapat teguran dan diberi sanksi jika melakukan hal yang
tidak disiplin. Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan yang diberikan oleh peserta
didik ketika peneliti mengajukan pertanyaan jika kamu melakukan hal yang tidak
57
disiplin apa yang dilakukan Bapak/Ibu guru, hasil wawancara selengkapnya di
bawah ini.
As :“Guru akan memberikan teguran kepada saya, jika tidak disiplin dalam
belajar.” (Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
Ss :“Saya akan mendapat teguran dari ibu guru, bisa juga dengan
membayar denda 500 kalau ribut dikelas.” (Pada pengamatan VI
Senin, 02 Februari 2015)
Dari hasil observasi pada pengamatan I, ketika upacara bendera peneliti
melihat ada beberapa peserta didik yang tidak memakai topi seketika itu juga guru
yang melihat hal tersebut langsung menegur dan memberi nasehat, selain itu ketika
di dalam kelas guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa
yang mampu membaca di papan tulis. Pada pengamatan III, ada peserta didik yang
tidak mengerjakan tugas kelompok, tugas itu hanya dikerjakan oleh satu orang
peserta didik, ketika guru mengetahui hal itu satu persatu peserta didik dalam satu
kelompok dipanggil ke meja guru diberi teguran dan pengarahan agar lain kali harus
lebih disiplin dalam mengerjakan tugas. Pada pengamatan IV, guru mengetahui ada
salah seorang peserta didik yang tidak mengerjakan PR yang diberikan oleh guru,
peserta didik tersebut langsung dipanggil ke meja guru dan diberikan nasehat agar
peserta didik mau mengerjakan PR .
Dalam menanamkan karakter disiplin pada kegiatan spontan adalah dengan
memberikan nasehat dan teguran kepada peserta didik yang tidak disiplin, guru
dengan segera memanggil peserta didik yang tidak disiplin serta memberikan
nasehat dan teguran agar peserta didik tidak mengulangi kesalahan dan bisa lebih
disiplin dalam mengerjakan tugas maupun hal lainnya.
58
Gambar 6. Guru menegur peserta didik yang ribut saat kegiatan upacara bendera
Selain itu, kegiatan spontan yang dilakukan guru adalah menegur warga
sekolah yang tidak berpakaian rapi. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah, ketika peneliti mengajukan pertanyaan apakah Bapak/Ibu guru memberikan
teguran kepada peserta didik atau guru yang berpakaian tidak rapi (kemeja
dikeluarkan, memakai model celana pensil, peserta didik perempuan memakai rok
pendek diatas lutut), dapat diperoleh data bahwa “peserta didik langsung ditegur
diarahkan berpakaian rapi, sedangkan guru diingatkan.”
Pernyataan kepala sekolah tersebut diperkuat dengan pernyataan yang
disampaikan oleh guru ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang apakah
Bapak/Ibu guru memberikan teguran kepada peserta didik yang berpakaian tidak rapi
(kemeja dikeluarkan, memakai model celana pensil, peserta didik perempuan
memakai rok pendek diatas lutut), hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Ew :“saya langsung menegur dan merapikan pakaian peserta didik yangtidak rapi.” (Pada pengamatan I 26 Januari 2015)
59
Sm :“Iya, sebelum pelajaran dimulai saya mengecek pakaian peserta didik,apakah sudah rapi atau belum.” (Pada pengamatan IV Jum’at, 30Januari 2015)
Oa :“Iya, sebelum pulang saya mengecek kerapian peserta didik denganberdiri.” (Pada pengamatan V Sabtu, 31 januari 2015)
Mj :“Saya pasti selalu menegur, dulu pernah ketika kegiatan olahraga adasiswi yang memakai celana tipis, karna sudah besar saya tidaklangsung menegur di depan umum tapi dipanggil setelah kegiatanolahraga.” (Pada pengamatan VII Selasa, 03 Februari 2015)
Selanjutnya, hasil wawancara dengan peserta didik juga ikut mendukung
pernyataan yang diberikan oleh guru, peserta didik diberikan teguran oleh guru jika
ada yang tidak berpakaian rapi dan dinasehati. Pernyataan ini diperkuat dengan
pernyataan yang diberikan oleh peserta didik, hasil wawancara selengkapnya di
bawah ini.
Rh :“Saya pernah ditegur karena pakaiannya tidak rapi, ibu gurumenyampaikan besok lagi pakaiannya yang rapi.” (Pada pengamatan ISenin, 26 Januari 2015)
As :“Iya, ibu guru menegur kami jika pakaiannya tidak rapi” (Padapengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
Ss :“Ibu guru akan menegur jika pakaiannya tidak rapi, tapi saya belumpernah mendapat teguran dari guru karena pakaian tidak rapi..” (Padapengamatan VI Senin, 02 Februari 2015)
Dari hasil observasi selama delapan kali pengamatan, pada pengamatan ke
IV, sebelum memulai pembelajaran guru memeriksa kerapian peserta didik mulai
dari rambut, pakaian, dan sepatu. Guru mendatangi meja salah seorang peserta didik
kerena tidak berpakaian rapi, guru menegur peserta didik dan berusaha untuk
merapikan pakaian peserta didik tersebut. Pada pengamatan VII, ketika hendak
belajar olahraga guru melihat peserta didik tidak memakai sepatu, saat itu juga guru
menyuruh peserta didik untuk memasang sepatu sebelum pelajaran olahraga dimulai.
Penanaman karakter disiplin yang diberikan oleh guru dalam kegiatan spontan yang
lainnya adalah dengan memberikan tegurun maupun nasehat bagi peserta didik yang
tidak berpakaian rapi. Sehingga, dengan adanya teguran tersebut dapat membuat
peserta didik lebih disiplin dalam berpakaian selama di sekolah.
60
Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah ketika
peneliti mengajukan pertanyaan apa yang Bapak lakukan sebagai kepala sekolah
ketika menjumpai ada peserta didik atau guru yang terlambat datang ke sekolah,
“peserta didik ditanya dan diberi arahan, sedangkan guru ditanya kenapa terlambat,
lain kali jangan sampai terlambat”. Pernyataan kepala sekolah tersebut diperkuat
dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru ketika peneliti mengajukan
pertanyaan Apa yang Bapak/Ibu guru lakukan ketika menjumpai ada peserta didik
yang terlambat datang ke sekolah, hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Ew :“Kalau ada peserta didik yang terlambat biasanya saya menanyakankenapa datang terlambat ke sekolah.” (Pada pengamatan I 26 Januari2015)
En :“Ketika ada peserta didik yang terlambat saya akan memberikanteguran, tapi peserta didik disini jarang terlambat.” (Pada pengamatanII Selasa, 27 Januari 2015)
Jr :“Saya akan memberikan teguran kepada peserta didik yang terlambat,dan memberi peringatan agar tidak terlambat lagi datang ke sekolah.”(Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
Sa :“Peserta didik yang terlambat akan diberikan teguran, lalu ditanyakenapa terlambat datang ke sekolah.” (Pada pengamatan VI Senin, 02Februari 2015)
Berdasarkan hasil observasi masih ada beberapa guru dan peserta didik yang
terlambat datang ke sekolah. pada pengamatan I ketika upacara sudah dimulai masih
ada guru dan peserta didik yang datang terlambat, tetapi masih bisa mengikuti
kegiatan upacara, setelah upacara selesai ada beberapa orang peserta didik yang baru
masuk ke sekolah, selama kegiatan upacara peserta didik berada diluar sekolah
karena terlambat untuk mengikuti kegiatan upacara. Peserta didik tersebut masuk ke
skolah dengan tidak ada teguran maupun hukuman. Pada pengamatan VI juga masih
terdapat peserta didik yang datang terlambat, peserta didik tersebut tidak mengikuti
kegiatan upacara sama sekali. Setelah upacara selesai peserta didik masuk ke sekolah
dengan tidak ada teguran maupun hukuman.
61
Guru menyampaikan dalam penanaman karakter disiplin pada kegiatan
spontan adalah memberikan teguran dan menanayakan kepada peserta didik jika ada
yang terlambat datang ke sekolah. Hal ini ini untuk menanamkan karakter disiplin
dalam hal waktu, tetapi ketika di lapangan peneliti melihat ada beberapa peserta
didik yang telambat datang ke sekolah pada saat kegiatan upacara, dengan mudahnya
peserta didik tersebut masuk ke sekolah dengan tidak ada teguran yang diberikan
oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kegiatan spontan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
guru pada peserta didik adalah menegur peserta didik yang tidak berpakain rapi,
mengingatkan peserta didik yang terlambat, menegur dan menasehati peserta didik
yang melakukan hal yang tidak disiplin, memperbaiki perilaku peserta didik agar
bersikap disiplin dari mengerjakan suatu hal, seperti disiplin dalam mengerjakan
tugas. Karakter disiplin yang ditanamkan adalah disiplin dalam berpakaian, disiplin
waktu, dan disiplin dalam bersikap.
3) Keteladanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, contoh yang baik
sebagai bentuk pembiasaan dalam hal kedisiplinan kepala sekolah memberikan
“keteladanan, bersikap disiplin, tepat waktu, berperilaku baik di lingkungan sekolah,
bersikap tertib, saling menghormati, saling menghargai, satu sama lain di lingkungan
sekolah”. hal itu diperkuat dengan pernyataan yang diberikan oleh guru ketika
peneliti mengajukan pertanyaan tentang Bagaimana cara Bapak/Ibu guru
memberikan contoh yang baik sebagai bentuk pembiasaan, hasil wawancara
selengkapnya di bawah ini.
Ew :“Gurunya datang tepat waktu, saat berdoa semua mengikuti dan sikapsempurna..” (Pada pengamatan I 26 Januari 2015)
62
En :“Memberikan contoh yang baik dengan berpakaian yang rapi danbersikap sopan kepada orang lain.” (Pada pengamatan II Selasa, 27Januari 2015)
Jr :“Masuk dan pulang tepat waktu.” (Pada pengamatan III Kamis, 29Januari 2015)
Oa :“Cara saya memberikan contoh yang baik kepada peserta didik denganmasuk belajar dan pulang pada jamnya, cara berpakaian yang baik,cara peserta didik meminta izin, cara peserta didik menjawab salam.”(Pada pengamatan V Sabtu, 31 januari 2015)
Sa :“Bentuk pembiasaan yang baik yang diberikan kepada peserta didikdengan berangkat ke masjid bersama begitu mendengar adzan.” (Padapengamatan VI Senin, 02 Februari 2015)
Hasil wawancara dengan peserta didik menyatakan guru memberikan contoh
yang baik kepada peserta didik dengan berpakaian rapi, berbicara sopan, belajar
disiplin, dan berjabat tangan serta mengucap salam. pernyataan tersebut diperkuat
dengan pernyataan yang diberikan oleh peserta didik, hasil wawancara selengkapnya
di bawah ini.
Rh :“Iya, bu guru memberikan contoh yang baik dengan berpakaian yangrapi dan berbicara sopan.” (Pada pengamatan I Senin, 26 Januari2015)
Hi :“Iya, bu guru tidak rame, belajar disiplin, bu guru selalu memberikancontoh yang baik kepada kami.” (Pada pengamatan V Sabtu, 31Januari 2015)
Ss :“Iya, bu guru memberikan contoh seperti datang ke sekolah berjabattangan dan mengucap salam kepada guru yang piket budaya pagimaupun yang tidak piket.” (Pada pengamatan IV Senin, 02 Februari2015)
Berdasarkan hasil observasi peneliti memperoleh data bahwa kepala sekolah
dan guru pada hari Senin dan Selasa memakai seragam coklat muda, pada Rabu
seragam warna biru, Kamis, Jumat, dan Sabtu memakai pakaian batik bebas tapi
sopan. Selain itu, guru juga memeberikan contoh bersikap tertib saat kegiatan
upacara, bersalaman jika bertemu kepala sekolah dan guru, serta berperilaku baik di
sekolah dengan tidak makan dan minum ketika proses pembelajaran. Guru
memberikan keteladanan yang baik kepada peserta didik sebagai bentuk penanaman
karkter disiplin kepada peserta didik, seperti guru memakai seragam rapi, dan
63
bersikap tertib. Peserta didik cenderung lebih suka mengikuti apa yang dilakukan
oleh gurunya, sehingga memudahkan guru untuk menanamkan karakter disiplin
dalam hal berpakaian dan bersikap.
Gambar 7. Guru memakai seragam rapi, dan sikap sempurnasaat berdoa pada kegiatan upacara bendera
Selain itu, kepala sekolah dan guru berusaha untuk datang tepat waktu ke
sekolah. pada pengamatan I 1 orang guru terlambat, pada pengamatan II, setelah bel
berbunyi peneliti tidak bisa melihat apakah ada guru yang terlambat atau tidak
dikarenakan peneliti ikut masuk ke dalam kelas. Pada pengamatan III, setelah bel
berbunyi peneliti juga tidak bisa melihat apakah ada guru yang terlambat, karena
peneliti ikut masuk ke dalam kelas. Pada pengamatan IV, peneliti melihat 1 orang
guru baru hadir ke sekolah pukul 07:30 dengan alasan paginya guru tersebut cek-up
ke rumah sakit. Pada pengamatan V, peneliti tidak melihat ada guru yang terlambat.
Selanjutnya, pada pengamtan VI peneliti tidak melihat tidak ada guru yang
terlambat, pada saat upacara di mulai semua guru sudah berada di sekolah. pada
pengamatan VII, peneliti melihat banyak guru yang terlambat, Ew sampai ke sekolah
64
sekitar pukul 07:10, Rw sampai ke sekolah sekitar pukul 07:30, Sn sampai ke
sekolah pukul 07:45, Wr sampai ke sekolah sekitar pukul 08:10, Sm sampai ke
sekolah sekitar pukul 08:20. Pada pengamatan VII, peneliti melihat ada 2 orang guru
yang terlambat datang ke sekolah, Sa sampai ke sekolah sekitar pukul 07:10, Sn
sampai ke sekolah sekitar pukul 07:30. Masih terdapat beberapa guru guru yang
datang terlamabat kesekolah, namun secara keseluruhan guru sudah berusaha untuk
datang tepat waktu ke sekolah sabagai bentuk keteladanan kepada peserta didik.
Selain membiasakan diri untuk datang tepat waktu ke sekolah, pada
pengamatan V peneliti melihat guru memberikan keteladanan kepada peserta didik
dengan membersihkan genangan air yang ada dihalaman sekolah. Guru membantu
peserta didik untuk membersihkan genangan air yang dihalaman sekolah agar bisa
dipakai untuk kegiatan olahraga. Keteladanan dalam bentuk lain yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik adalah berusaha untuk datang tepat waktu ke sekolah,
sehingga diharapkan peserta didik juga bisa tepat waktu datang ke sekolah dan tidak
terlambat dalam mengikuti pembelajaran, guru akan memberikan teguran kepada
peserta didik jika ada yang terlambat. Dalam ha ini guru sudah menanamkan
karakter disiplin dalam hal waktu.
Selanjutnya, peneliti juga memperoleh data bahwa kepala sekolah
memprioritaskan bersalaman dan mengucap salam dengan orang lain, tidak hanya
dengan guru dan peserta didik tetapi juga dengan wali murid. Maka, dibuat jadwal
budaya salam pagi untuk menyambut kedatangan peserta didik di depan pintu
gerbang dan bersalaman dengan peserta didik untuk mengakrabkan hubungan
peserta didik dengan guru. Hal ini di dukung oleh pernyataan yang diberikan oleh
guru ketika peneliti mengajukan pertanyaan apakah Bapak/Ibu guru mengucapkan
65
salam dan berjabat tangan jika bertemu guru, peserta didik, maupun wali murid, hasil
wawancara selengkapnya di bawah ini.
En :“Iya, saya selalu bersapa, dan jabat tangan jika bertemu guru maupunpeserta didik.” (Pada pengamatan II Selasa, 27 Januari 2015)
Sm :“Iya, jika bertemu guru dan peserta didik saya akan mengucapkansalam maupun berjabat tangan, hal itu membuat guru dan pesertadidik akrab.” (Pada pengamatan VI Jum’at, 30 Januari 2015)
Sa :“Iya, jelas, karna berjabat tangan dan mengucapkan salam membuathubungan guru dan peserta didik menjadi akrab.” (Pada pengamatanVI Senin, 02 Februari 2015)
Mj :“Berjabat tangan jarang untuk lawan jenis, kalau bapak kadang-kadangiya kalau acara resmi, kadang tidak mengucapkan salam, kepada anakkelas I, II, III berjabat tangan, IV, V, VI tidak menurut norma agama.”(Pada pengamatan VII Selasa, 03 Februari 2015)
Hasil wawancara dengan peserta didik, ikut mendukung pernyataan yang
diberikan oleh guru. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan apakah kamu
mengucapkan salam dan berjabat tangan jika bertemu Bapak/Ibu guru atau orang
yang lebih tua, hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Rh :“Salaman dan mengucap salam jika bertemu guru maupun orang yanglebih tua.” Pada pengamatan I (Senin, 26 Januari 2015)
As :“Iya. Kalau bertemu guru salaman, kalau bertemu orang yang lebih tuajuga salaman.” (Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari 2015)
Hi :“Iya salaman jika bertemu guru dn orang yang lebih tua.” (Padapengamatan V Sabtu, 31 Januari 2015)
Hasil observasi dapat diperoleh data bahwa guru dan peserta didik saling
berjabat tangan dan mengucap salam pada pagi hari sesampainya di sekolah dan
ketika selesai pembelajaran. Selain itu peneliti melihat pada pengamatan VII, guru
Mj bersalaman dengan Sn ketika sampai di sekolah. pada pengamatan VIII, ketika
guru En, Oa, Sc, Jr, Sm, Sa, dan Sn sampai ke sekolah guru tersebut langsung
bersalaman dengan kepala sekolah. Guru Mj juga mengucapkan salam kepada
peneliti saat bertemu di sekolah.
Keteladanan yang diberkan guru dalam bersalaman dapat menanamkan
karakter disiplin kepada peserta didik dalam bersikap. Guru selalu bersalaman
66
dengan warga sekolah, sehingga peserta didik akan mudah melihat dan dapat
melaksanakan apa yang dilakukan oleh gurunya. Dengan adanya kegiatan tersebut
peserta didik lebih menghormati guru maupun orang yang lebih tua.
Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk
keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru adalah berusaha untuk
datang tepat waktu ke sekolah, memakai seragam rapi, bersalaman dan mengucap
salam jika bertemu warga sekolah atau orang yang lebih tua, bersikap tertib pada
saat kegiatan upacara, serta memberikan keteladanan kepada peserta didik dengan
memberi contoh nyata seperti ikut membersihkan genangan air yang ada di halaman
sekolah. Dalam hal ini karakter disiplin yang ditanamkan adalah disiplin waktu,
disiplin dalam berpakaian, dan disiplin dalam bersikap.
Gambar 8. Guru bersama peserta didik membersihkan genangan air di halamansekolah
67
4) Pengkondisian
Adapun penanaman karakter disiplin melalui pengkondisian di SDN Cepit
sebagai beikut.
berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat diperoleh data
bahwa Kepala sekolah memberikan hukuman tidak dalam bentuk hukuman fisik,
tetapi berbentuk hukuman ringan yang mendidik. Seperti peserta didik tidak
mengerjakan PR, maka peserta didik disuruh mengerjakan PR nya di ruang
tersendiri. Pernyataan tersebut ikut diperkuat dengan pernyataan yang diberikan oleh
guru ketika peneliti mengajukan pertanyaan bagaimanakah Bapak/Ibu guru
menerapkan hukuman kepada peserta didik, hasil wawancara selengkapnya sebagai
berikut.
Ew :“Hukuman diterapkan kepada peserta didik tidak dalam bentukhukuman fisik, tetapi dengan menulis.” (Pada pengamatan I 26 Januari2015)
Sm :“Hukuman diberikan dengan teguran, diberi sanksi, misalnya tidakmengerjakan PR disuruh keluar untuk mengerjakan.” (Padapengamatan V Jum’at, 30 Januari 2015)
Oa :“Hukuman yang diberikan berupa non fisik, misalnya tidakmengerjakan PR, peserta didik disuruh mengerjakan PR diluar kelasdan PR nya tidak dinilai sebelum mendapatkan tanda tangan dariorang tua peserta didik.” (Pada pengamatan V Sabtu, 31 januari 2015)
Mj :“Hukuman diberikan yang bermanfaat, yang sesuai dengankemampuan peserta didik, seperti lagi berdoa ngomong sendiri padasaat pelajaran olahraga hukumannya lari 2x keliling halamansekolah.” (Pada pengamatan VI Selasa, 03 Februari 2015)
Hasil wawancara dengan peserta didik dapat diperoleh data bahwa guru
memberikan teguran kepada peserta didik jika melanggar peraturan, namun ada juga
dengan membayar denda. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada
peserta didik, hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Ir :“Ibu guru memberikah hukuman dengan disuruh keluar, tapi sayabelum pernah.” (Pada pengamatan IV Jum’at, 30 Januari 2015)
Hi :“Hukumannya di denda, dendanya 500 - 2.000 tergantung kesalahan,saya pernah di denda tapi sudah lupa berapa dendanya.” (Padapengamatan V Sabtu, 31 Januari 2015)
68
Ss :“Hukumannya didenda, uangnya dikumpul ke bendahara pas akhirtahun dikembalikan lagi atau membeli peralatan kelas.” (Padapengamatan VI Senin, 02 Februari 2015)
Hasil observasi menunjukkan bahwa, pada pengamatan III, peneliti melihat
ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas kelompok, guru memanggil peserta
didik tersebut memberikan nasehat dan sebagai hukumannya, guru menyuruh peserta
didik untuk mengerjakan kembali tugas kelompok tersebut bersama teman
sekelompoknya. Pada pengamatan VII, ada 2 orang peserta didik yang ribut ketika
berdoa sebelum kegiatan olahraga dimulai, setelah selesai berdoa guru langsung
memberi teguran dan hukuman dengan berlari 2x keliling halaman sekolah. guru
menyampaikan bahwa hukuman seperti itu bermanfaat untuk peserta didik.
Pengkondisian yang ada di sekolah dapat membantu guru dalam
menanamkan karkter disiplin kepada peserta didik. seperti pemberian hukuman non
fisik maupun membayar denda, dalam hal pemberian hukuman ini diharapkan akan
memberikan efek jera kepada peserta didik dan tidak mengulanginya lagi, sehingga
peserta didik akan lebih bersikap disiplin dalam berperilaku maupun bertindak.
Selanjutnya, hasil wawacara dengan kepala sekolah dapat diperoleh data bahwa
kepala sekolah tidak merasa kesulitan dalam menerapkan peraturan yang dibuatnya.
Pernyataan ini ikut diperkuat dengan pernyataan yang diberikan oleh guru ketika
peneliti mengajukan pertanyaan apa kesulitan Bapak/Ibu ketika menerapkan
peraturan sekolah, hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Ew :“Saya sedikit kesulitan menerapkan peraturan pada anak kelas1, masihmerasa agak sulit karena baru penyesuaian dari TK ke SD, kalau kelaslain saya tidak merasa kesulitan” (Pada pengamatan I 26 Januari 2015)
En :“Penerapan peraturan sudah bagus, namun sedikit kesulitan karenasifat dan karakter anak berbeda-beda, ada yang menerima tapi tidakmelaksanakan.” (Pada pengamatan II Selasa, 27 Januari 2015)
Sm :“Tidak ada kesulitan dalam menerapkan peraturan.” (Pada pengamatanVI Senin, 02 Februari 2015)
69
Guru masih merasa kesulitan ketika menerapkan peraturan bagi peserta didik
kelas I, namun pada kelas lain guru tidak merasa kesulitan, hanya saja merasa
kesulitan karna sifat dan karakter setiap anak itu berbeda. Hasil wawancara dengan
peserta didik juga ikut mendukung pernyataan yang diberikan oleh guru, hasil
wawancara selengkapnya sebagai berikut.
Rh :“Saya tidak merasa kesulitan dalam mentaati peraturan.” (Padapengamatan I Senin, 26 Januari 2015)
As :“Saya tidak merasa sulit.” (Pada pengamatan III Kamis, 29 Januari2015)
Ir :“Tidak ada kesulitan dalam mentaati peraturan.” (Pada pengamatan IVJum’at, 30 Januari 2015)
Hi :“Sulit, karena banyak aturan.” (Pada pengamatan V Sabtu, 31 Januari2015)
Ss :“Dulu tidak ada peraturan sekarang sudah banyak, peraturan dibuat biartertib, kadang-kadang saya merasa sulit dan banyak yang langgarperaturan.” (Pada pengamatan VI Senin, 02 Februari 2015)
Peserta didik tidak merasa sulit dalam mentaati peraturan, namun kadang-
kadang peserta didik merasa sulit karna sekarang sudah banyak aturan. Berdasarkan
hasil observasi dapat diperoleh data bahwa kepala sekolah dan guru sudah
memasang tata terib diruangan guru dan di setiap ruang kelas, sehingga guru dan
peserta didik dapat mengetahui tata tertib yang ada di SD Cepit. tata tertib yang
dipasang di setiap kelas tersebut juga dicantumkan sanksi bagi peserta didik yang
melanggar tata tertib tersebut. Selain itu guru menempelkan jadwal pelajaran dan
piket kelas yang dibuat oleh peserta didik maupun hasil print out agar peserta didik
bisa mengetahui kapan peserta didik tersebut harus melaksanakan tugas piket.
Tata tertib yang dibuat oleh sekolah sebagai bentuk pengkondisian untuk
menanamkan karakter disiplin kepada peserta didik. Dengan adanya tata tertib
tersebut, dapat membantu guru dalam menata perilaku peserta didik, guru dapat
memberikan hukuman kepada peserta didik jika melakukan pelanggaran sesuai
dengan aturan tata tertib yang berlaku di sekolah tersebut, begitu juga dalam hal
70
berpakaian dan sikap. Selanjutnya, dengan adanya tata tertib tersebut, diharapkan
mampu membuat peserta didik lebih disiplin dalam mentaati peraturan sekolah.
sehingga tertanam dalam diri peserta didik sikap disiplin dalam hal berpakaian,
waktu, sikap, dll.
Gambar 8. Tata tertib dipasang disetiap kelas
Selanjutnya, guru juga menyediakan tempat alat belajar di masing-masing
kelas, agar dapat menempatkan kembali alat belajar tersebut pada tempat yang telah
disediakan, seperti menyediakan tempat penyimpanan buku paket di dalam kelas.
Selain itu kepala sekolah dan guru telah menyediakan alat kebersihan di dalam kelas
seperti penyapu, penghapus, dan kemoceng agar dapat digunakan oleh peserta didik
untuk menjaga membersihkan kelas, tempat sampah di depan kelas dan diberbagai
tempat dan tempat cuci tangan di luar kelas. Kepala sekolah dan guru juga berusaha
71
untuk mengkondisikan kelas dengan adanya tempelan slogan-slogan seperti budaya
7k dan 5s di dalam kelas yang mudah di lihat dan dipahami oleh peserta didik.
Fasilitas yang tersedia di sekolah juga ikut mendukung penanaman karakter
disiplin terhadap peserta didik, seperti disediakan tempat parkir sepeda motor untuk
guru dan tempat parkir sepeda untuk peserta didik, agar peserta didik maupun guru
dapat menempatkan kendaraan dengan rapi ditempat yang telah disediakan oleh
sekolah. Selanjutnya sekolah juga menyediakan kantin di sekolah, tetapi dikarenakan
kantin yang ada di sekolah berukuran kecil sehingga tidak mampu mengakomodasi
permintaan belanja peserta didik, akhirnya peserta didik lebih memilih untuk
membeli jajanan di luar sekolah.
Pengkondisian yang diberikan oleh sekolah dalam penanamna karakter
disiplin di SD Negeri Cepit yang lainnya berupa penyediaan alat kebersihan di
sekolah. Dengan adanya alat kebersihan tersebut peserta didik lebih disiplin dalam
menjalankan tugas piket untuk membersihkan kelas, dan dapat membuang sampah
pada tempat sampah yang telah disediakan di setiap kelas maupun di tempat- tempat
tertentu. Selain itu, sekolah juga menyediakan alat belajar di dalam kelas agar
peserta didik dapat menata buku pembelajaran dengan rapi. Selanjutnya, sekolah
juga menyediakan tempat parkir bagi kendaraan guru dan peserta didik, sehingga
bisa ditata dengan rapi di tempat parkiran. dalam hal ini guru telah menanmkan
karakter disiplin dalam hal kebersihan, dan kerapian.
72
Gambar 9. Tempat penyimpanan buku di dalam kelas
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa
pengkondisian yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru, dapat membantu
penanaman karkter disiplin kepada peserta didik seperti diberlakukannya sanksi
sehingga peserta didik taat pada aturan, peserta didik rajin melaksankan piket karna
tersedianya alat kebersihan, peserta didik dapat membuang sampah pada tempatnya,
dan dapat membudayakan 7k dan 5s kepada warga sekolah maupun orang lain, serta
peserta didik dapat menempatkan sepeda dengan rapi ditempat parkiran yang telah
disediakan oleh sekolah. Hal ini untuk menanamkan karakter disiplin dalam
berperilaku, kebersihan, waktu, dan bersikap,
b. Peran Guru Dalam Menanamkan Karakter Disiplin di SD Negeri Cepit
Dalam menanamkan karakter disiplin bagi warga sekolah, maka diperlukan
adanya peran masing-masing dari komponen sekolah. Komponen-komponen sekolah
tersebut antara lain adalah kepala sekolah, guru, keluarga, tim pengawal budaya
73
sekolah, dan komite. Dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, peneliti
mendapatkan data tentang peran komponen sekolah, namun karena keterbatasan
yang ada maka peneliti hanya fokus pada peran kepala sekolah dan guru dalam
penanaman karakter disiplin. Peran komponen sekolah tersebut akan dijelaskan,
sebagai berikut.
1) Kepala Sekolah
Dari hasil pengamatan, peneliti memperoleh data bahwa kepala sekolah
sudah menjalankan perannya dalam penanaman karakter disiplin kepada warga
sekolah. Kepala sekolah melakukan pembinaan secara terus menerus dalam hal
pemodelan (modelling), selain itu terdapat VISI MISI yang didalamnya terdapat kata
berkarakter yang berarti menjadikan karakter sebagai salah satu tujuan utama dalam
pendidikan di sekolah tersebut.
Gambar 10. Visi Misi sekolah ditempel disetiap kelas
Kepala sekolah juga memberikan teladan bagi guru, karyawan, peserta didik
dan bahkan orangtua/wali dengan cara mengedepankan sikap disiplin dalam
berpakian, bersalaman dan berjabat tangan jika bertemu warga sekolah atau orang
74
lain, dan tegas dalam hal waktu. Kepala sekolah jarang terlambat datang ke sekolah
dan selalu pulang pada waktu yang telah ditentukan.
Kepala sekolah memprioritaskan untuk bersalaman dan mengucap salam
jika bertemu dengan warga sekolah maupun orang lain, hal ini dilakukan sebagai
bentuk keteladanan bagi warga sekolah. Oleh karena itu, dibuat jadwal piket budaya
pagi bagi guru setiap hari agar siap menyambut peserta didik di depan gerbang
sekolah dengan salam dan jabat tangan. Guru yang piket terdiri dari 2 sampai 3
orang guru, guru yang piket diharapkan datang lebih awal ke sekolah. Selanjutnya,
apabila guru yang piket belum hadir ke sekolah, guru lain yang sudah hadir ke
sekolah, langsung menempatkan diri di depan pagar untuk menyambut peserta didik,
bersalaman, dan mengucap salam.
Menanamkan karakter disiplin harus tegas, siapapun yang melanggar harus
mendapat sanksi sesuai dengan pelanggaranya, meskipun sanksi itu ringan namun
harus tetap bersifat mendidik. Kepala sekolah dalam menerapkan hukuman tidak
dalam bentuk hukuman fisik, tetapi memberi arahan jika tidak bisa diberi arahan
maka akan diberikan hukuman ringan yang bermanfaat bagi peserta didik. Kepala
sekolah sudah menempelkan tata tertib sekolah disetiap kelas, pada tata tertib
tersebut juga dicantumkan sanksi yang akan didapat oleh peserta didik jika
melanggar tata tertib sekolah.
Penanaman karakter disiplin juga diterapkan pada kegiatan-kegiatan rutin
seperti upacara. Pada saat kepala sekolah bertugas sebagai pembina upacara, Kepala
sekolah selalu memberikan arahan yang berisi pesan moral diakhir arahannya.
Arahan yang diberikan pada tanggal 26 Januari 2015 berisi tentang menyuruh
peserta didik agar berhati-hati dalam bersepeda karena baru saja ada teman kalian
yang jatuh. Pada upacara berikutnya kepala sekolah memberikan arahan yang berisi
75
pesan moral untuk meningkatkan kerapian, kemandirian, kebersihan kreativitas, serta
himbauan kepada warga sekolah untuk rajin membersihkan lingkungan sekolah dan
lingkungan rumah, karena sedang musim hujan dan banyak nyamuk bersarang
digenangan air, agar warga sekolah tidak terkena penyakit demam berdarah.
Gambar 11. Kepala sekolah sedang malakukan penghormatan pada saat upacarabendera di SD Negeri Cepit
2) Guru Kelas I-V
Guru menjalankan perannya dalam menanamkan karakter disiplin pada
peserta didik dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas guru memberikan
perannya dalam menanamkan karkater disiplin dengan tidak makan dan minum
ketika proses pembelajaran, masuk dan keluar kelas sesuai alokasi waktu yang telah
ditentukan, berkata sopan dan bersikap sabar dalam menasehati peserta didik.
Sedangkan di luar kelas, guru yang melaksanakan tugas piket budaya pagi
merupakan contoh teladan yang baik bagi peserta didik, datang lebih pagi sebelum
jam pelajaran dimulai dan pulang pada jam 13.45 WIB. Meski masih ada beberapa
76
guru yang terlambat datang ke sekolah tetapi namun semuanya sudah berjalan
dengan baik. Guru selalu berpakaian rapi dengan seragam yang telah ditentukan oleh
sekolah, pada Senin-Selasa guru memakai seragam coklat muda, Rabu guru
memakai seragam biru, pada Kamis, Jumat, dan sabtu guru memakai pakaian batik
bebas namun tetap sopan. Selain itu, kegiatan lainnya yaitu bersalaman dan
mengucap salam jika bertemu kepala sekolah, guru, maupun wali murid, serta
berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat zuhur berjamaah ketika sudah
mendengar suara adzan.
Gambar 12. Guru memakai seragam coklat muda pada hari Senin
Selanjutnya, peran yang diberikan guru dalam menanamkan karakter disiplin
adalah dengan membuat jadwal piket kelas dan jadwal mata pelajaran. Menegur
peserta didik yang bersikap tidak disiplin seperti pakaian yang tidak rapi, tidak
mengerjakan PR, tidak mengerjakan tugas kelompok, dan memberikan sanksi
ataupun membayar denda bagi yang melanggar tata tertib sekolah.
77
3) Guru Pelajaran Agama Islam
Peran guru pelajaran agama Islam tidak jauh berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh guru kelas, guru memberikan teladan yang baik seperti
melaksanakan piket budaya pagi, berusaha untuk datang tidak terlambat ke
sekolah, masuk dan keluar kelas tepat waktu, serta berpakaian rapi. Selain itu, dari
hasil observasi peneliti melihat bahwa guru pelajaran agama Islam juga sudah
membuat jadwal sholat zuhur berjamaah bagi peserta didik kelas III-VI, agar peserta
didik disiplin dalam melaksanakan sholat, namun sekarang jadwal tersebut sudah
tidak diberlakukan lagi karena sekarang peserta didik kelas I-VI wajib melaksanakan
sholat bagi yang tidak berhalangan.
4) Guru Pelajaran Olahraga
Selain guru kelas dan guru pelajaran agama islam, guru olahraga juga ikut
berperan dalam penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit, dari hasil
wawancara dengan guru olahraga, guru tersebut mengatakan sebelum pelajaran
olahraga guru tersebut selalu mengecek kerapian pakaian peserta didik, peserta didik
yang laki-laki memasukkan kaki baju ke dalam celana, sedangkan yang peremuan
harus dikeluarkan walaupun memakai seragam olahraga. Dari hasil observasi,
peneliti melihat pada saat pembelajaran olahraga di luar kelas guru tersebut juga
memasukkan kaki baju ke dalam celana, hal itu dilakukan untuk memberikan contoh
yang baik bagi peserta didiknya. Selanjutnya, peneliti juga melihat bahwa guru
memberikan sanksi berupa lari 2x putaran halaman sekolah karena tidak rapi dalam
berpakaian.
78
B. Pembahasan
1. Penanaman Karakter Disiplin di SD Negeri Cepit Melalui Integrasi Dalam
program Pengembangan Diri
a. Kegiatan Rutin
Dari deskripsi data yang peneliti jabarkan di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kegiatan rutin yang dilaksanakan di SD Negeri Cepit
diantaranya adalah upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin mulai pukul
07:00 – 07:30 WIB. Dalam kegiatan upacara bendera guru tampak datang lebih
awal, berpakaian rapi, dan tertib dalam mengikuti kegiatan upacara, hal ini untuk
menanamkan karakter disiplin waktu, berpakaian, dan bersikap. Selain itu kegiatan
ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan setiap hari senin pada pukul 14:00 WIB
sampai dengan selesai merupakan kegiatan rutin yang ada di SD Negeri Cepit,
namun pada saat penelitian berlangsung kegiatan ekstrakurikuler pramuka sedang
diliburkan karena ada pergantian kurikulum dari kurikulum 2013 ke KTSP.
Selanjutnya, kegiatan budaya pagi yang dilaksanakan setiap hari oleh guru
dan peserta didik untuk mengakrabkan hubungan guru dan peserta didik. Selain itu,
kegiatan budaya pagi tersebut bertujuan untuk menanamkan karakter disiplin waktu
pada peserta didik agar tidak terlambat datang ke sekolah. Sholat zuhur berjamaah
yang wajib diikuti oleh peserta didik kelas I- VI mulai Senin-Kamis juga menjadi
kegiatan rutin di sekolah, dengan adanya kegiatan sholat zuhur berjamaah
diharapkan peserta didik akan disiplin dalam mengerjakan sholat.
Selain itu, kegiatan rutin lainnya yang ada di SD Cepit adalah melaksanakan
tugas piket kebersihan kelas bagi peserta didik dan melaksanakan piket budaya pagi
bagi guru untuk menyambut peserta didik serta bersalaman dan mengucap salam.
Dalam hal ini karakter disiplin yang ditanamkan kepada peserta didik adalah disiplin
79
waktu dan bersikap. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo (2012: 84)
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan
konsisten setiap saat. Kegiatan upacara sudah sesuai teori karena dilaksanakan
secara terus menerus dan kosisten setiap hari senin, kegiatan budaya pagi juga sudah
sesuai dengan teori karena dilaksanakan setiap pagi secara rutin, sholat zuhur
berjamaah juga rutin dilaksanakan setiap senin sampai dengan kamis, serta tugas
piket rutin dilaksanakan setiap hari oleh siswa. Sedangkan kegiatan pramuka peneliti
belum melihat selama penelitian karena sedang diliburkan.
b. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru di SD Negeri
Cepit adalah menegur peserta didik yang tidak berpakain rapi, mengingatkan peserta
didik yang terlambat, menegur dan menasehati peserta didik yang melakukan hal
yang tidak disiplin, memperbaiki perilaku peserta didik agar bersikap disiplin dari
mengerjakan suatu hal, seperti disiplin dalam mengerjakan PR. Selain itu, guru juga
memberi penghargaan seketika itu juga apabila ada siswa yang memperoleh prestasi.
Dalam hal ini guru mengajarkan karakter disiplin dalam berpakaian, disiplin waktu,
dan disiplin dalam bersikap. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo
(2012: 87) Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada
saat itu juga. Kegiatan yang dilaksanakan guru sudah sesuai dengan teori karena
menegur atau menasehati siswa pada saat itu juga ketika guru mengetahui adanya
perbuatan yang kurang baik dari peserta didik, maupun ketika peserta didik
memperoleh prestasi.
c. Keteladanan
Dari hasil penelitian, peneliti melihat keteladanan yang diberikan oleh
kepala sekolah dan guru diantaranya dengan berpakaian rapi, tidak terlambat datang
80
ke sekolah, bersalaman dan mengucap salam jika bertemu guru atau orang yang
lebih tua. Selain itu guru juga memberikan keteladanan kepada peserta didik dengan
memberi contoh nyata seperti ikut membersihkan genangan air yang ada di halaman
sekolah. Dalam hal ini karakter disiplin yang ditanamkan adalah disiplin waktu,
disiplin dalam berpakaian, dan disiplin dalam bersikap. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Agus Wibowo (2012: 89) Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru
dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-
tindakan yang baik, sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk
mencontohnya. Tindakakan-tindakan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan
dengan teori karena sudah memberikan contoh yang baik.
d. Pengkondisian
Pengkondisian yang sudah dilakukan sekolah adalah dengan menempelkan
tata tertib ditiap kelas termasuk diruangan kepala sekolah, menyediakan alat
kebersihan seperti sapu, penghapus, kemoceng, tempat sampah, memasang slogan-
slogan yang berkaitan dengan pendidikan karakter disetiap kelas, serta tersedianya
tempat parkir. Hal ini untuk menanamkan karakter disiplin dalam hal waktu,
kerapian, kebersihan, sikap, dan perilaku. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
diberikan oleh Agus Wibowo (2012: 90) Untuk mendukung keterlaksanaan
pendidikan karakter maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan
itu. Guru sudah mengkondisikan sekolah dengan menyediakan berbagai fasilitas
untuk mendukung penanman karakter disiplin di SD Negeri Cepit, hal itu sudah
sesuai dengan teori.
2. Peran Guru Dalam Penanaman Karakter Disiplin di SD Negeri Cepit
Bentuk penanaman karakter yang dilakukan di SD Negeri Cepit dapat dilihat
dari peran masing-masing komponen sekolah. Dalam hal ini peneliti hanya ingin
81
memfokuskan pada peran kepala sekolah dan guru saja, karena kepala sekolah dan
gurulah yang palaing berperan dalam menanamkan karakter disiplin pada peserta
didik di sekolah.
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah menjalankan perannya dalam menanamkan karakter disipilin
kepada peserta didik dengan memberikan tauladan atau contoh yang baik. Kepala
sekolah menjadikan dirinya sebagai model dengan lebih mengedepankan sikap
disiplin, seperti datang dan pulang sekolah tepat waktu, berpakaian rapi,
melaksanakan tugas piket sebagai pembina upacara, dan membuat jadwal piket
budaya pagi.
Selain itu penanaman karakter disiplin juga diterapkan pada kegiatan-
kegiatan rutin seperti upacara bendera, kepala sekolah yang berperan sebagai
pembina upacara juga menyisipkan pesan moral di akhir pengarahannya yang
berkaitan dengan kedisiplinan di sekolah. Dari data di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepala sekolah memberikan keteladanan yang baik bagi warga sekolah
sebagai bentuk penanaman karakter disiplin seperti datang dan pulang ke sekolah
tepat waktu, berpakaian rapi, melaksanakan tugas piket sebagai pembina upacara,
dan membuat jadwal piket budaya pagi.
b. Guru Kelas I-V
Guru sudah berusaha menjalankan perannya dalam penanaman karakter
disiplin, seperti memberikan tauladan yang baik kepada peserta didik seperti tidak
makan dan minum pada saat proses pembelajaran. Selain itu, guru selalu
menggunakan pakaian rapi, sesuai dengan seragam yang ditentukan oleh sekolah.
selanjutnya, guru juga menegur peserta didik yang tidak disiplin terhadap peraturan
sekolah dan memberikan sanksi atau denda agar dapat memberikan efek jera kepada
82
peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih disiplin dalam mematuhi peraturan
sekolah.
c. Guru Pelajaran Agama Islam
Guru pelajaran agama Islam sudah memberikan contoh yang baik bagi
peserta didikya, seperti melaksanakan budaya pagi, tidak terlambat atang ke
sekolah, masuk dan keluar kelas tepat waktu, serta berpakaian rapi. Selain
itu, guru pelajaran agama Islam juga sudah membuat jadwal waktu sholat
zuhur bagi peserta didik.
d. Guru Pelajaran Olahraga
Guru pelajaran olahraga juga memberikan peran yang baik dalam
penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit, seperti selalu berpakaian
rapi pada saat kegiatan olahraga walaupun sedang memakai seragam
olahraga. Selain itu guru juga berusaha menegakkan peraturan yang ada di
sekolah dengan memberikan hukuman yang bermanfaat bagi peserta didik
yang melangar tata tertib sekolah.
Dari data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepala sekolah dan guru
memberikan keteladanan yang baik sebagai bentuk penanaman karakter disiplin
kepada warga sekolah. Pemahaman kepala sekolah dan guru di atas hampir sama
dengan penjelasan Zubaedi (2011: 17) menjelaskan bahwa pendidikan karakter
dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam
bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dengan interaksi dengan Tuhannya, diri
sendiri, antar sesama, dan lingkungannya.
83
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa SD Negeri Cepit
sudah menanamkan karakter disiplin pada peserta didik, namun peneliti melihat
strategi yang digunakan oleh sekolah belum dilaksankan secara optimal, masih ada
kegiatan yang belum berjalan dengan baik. Seperti pelaksanaan budaya pagi, guru
yang piket pada hari itu sering datang terlambat, bahkan ada guru yang sama sekali
tidak melaksanakan piket budaya pagi pada saat peneliti melaksanakan penelitian.
Selanjutnya, peneliti melihat peserta didik yang ada di SD Negeri Cepit,
sudah melaksanakan kewajibannya sebagi seorang peserta didik untuk mematuhi tata
tertib di sekolah, sebagian besar peserta didik tidak terlambat datang ke sekolah,
peserta didik selalu berpakaian rapi sesuai dengan ketentuan yang ada di sekolah,
walaupun ada beberapa peserta didik yang tidak memakai seragam tertentu di
sekolah, dikarenakan bajunya hilang atau sudah robek, hal itu dapat dimaklumi oleh
guru. Walaupun banyak kegiatan yang belum terlaksana secara maksimal, namun
secara keseluruhan guru sudah menanamkan karakter disiplin di SD Negeri Cepit.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Penanaman Karakter Disiplin di SD
Negeri Cepit” ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan peneliti.
Kekurangan tersebut yaitu peneliti tidak mengajak teman sejawat dalam
melaksanakan penelitian sehingga peneliti tidak bisa mengamati Penanaman
Karakter Disiplin di SD Negeri Cepit secara keseluruhan. Selain itu, peneliti tidak
dapat secara langsung mengamati kegiatan-kegiatan penanaman karakter disiplin
yang sudah dilaksanakan oleh sekolah sebelum peneliti melakukan penelitian. Oleh
karena itu, peneliti masih terbatas untuk menyimpulkan lebih luas mengenai
Penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit.
84
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat
disimpulkan, seperti di bawah ini.
1. Penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit di integrasikan melalui program
pengembangan diri yang meliputi kegiatan rutin (upacara bendera, budaya pagi,
sholat berjamah, dan tugas piket guru dan peserta didik), kegiatan spontan
(menasehati, dan menegur), keteladanan (berpakaian rapi, salaman serta mengucap
salam, dan menjaga kebersihan), pengkondisian (menyediakan alat kebersihan,
tempat sampah, wastafel, dan pemasangan slogan ditiap kelas). Dengan adanya
kegiatan tersebut, peserta didik menjadi tidak terlambat datang ke sekolah, disiplin
dalam berpakaian, disiplin waktu sholat maupun tugas piket, dan tertib dalam
bersikap.
2. Peran kepala sekolah dalam penanaman karakter disiplin di SD Negeri Cepit adalah
dengan cara membuat VISI MISI yang di dalamnya terdapat kata berkarakter yang
berarti menjadikan karakter sebagai salah satu tujuan utama dalam pendidikan di
sekolah tersebut. Selain itu, kepala sekolah berusaha menjadikan dirinya sebagai
contoh tauladan yang baik bagi warga sekolah. seperti berpakaian rapi,
melaksanakan tugas piket sebagai kepala sekolah, serta datang dan pulang sekolah
tepat waktu.
3. Peran guru dalam penanaman karakter di SD Negeri Cepit adalah dengan
menjadikan dirinya sebagai contoh yang baik bagi peserta didiknya. Selain itu, guru
sudah menempelkan tata tertib dan jadwal piket disetiap kelas, serta pemasangan
slogan-slogan yang berkaitan dengan kedisiplinan peserta didik.
85
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti
sebagai berikut.
1. Kepala sekolah hendaknya bersikap tegas bagi guru yang tidak melaksanakan piket
budaya pagi dengan menerapkan peraturan atau tata tertib yang berlaku di SD Negeri
Cepit.
2. Kepala sekolah dan guru hendaknya konsisten dengan peraturan yang diterapkan
kepada peserta didik.
3. Guru hendaknya menjalankan piket budaya pagi yang telah dibuat oleh kepala
sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
4. Sekolah hendaknya menyediakan kantin yang bisa mengakomodasi kebutuhan
peserta didik, sehingga tidak membeli makanan atau minuman diluar sekolah.
86
DAFTAR PUSTAKA
Agus Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakterbangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darmiyati Zuchdi. (2011). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori danPraktik.rev.ed. Yogyakarta: UNY Press.
Dharma Kesuma, dkk. (2011) Pendidikan Karaker: Kajian Teori dan Praktik diSekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Djam’an Satori dan Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.
Doni Kesuma A. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi mendidik Anak di ZamanGlobal. Jakarta: Grasindo.
Durkhiem, Emile. (1961). Pendidikan Moral: Suatu Teori dan Aplikasi SosiologiPendidikan. Jakarta : PT Gelora Aksara.
Fatchul Mu’in. (2011). Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik dan Praktik.Jakarta: Ar-ruz Media.
Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak. (Alih bahasa: dr.Med.MeitasariTjandrasa). Jakarta: Erlangga.
Jamal Ma’ruf Asmani. (2010) Buku Panduan Internalisasi Pendidikan KarakterDi Sekolah. Yogyakarta: Diva press.
Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. (2010) PengembanganPendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta: KementrianPendidikan Nasional.
Lexy J. Moleong. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Lickona, Thomas. (2012). Character Matters (Pendidikan Karakter).Penerjemah:Saut Pasaribu. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Maria J.Wantah. (2005). Pengembangan Disiplin Dan Pembentukan Moral PadaAnak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Masnur Muslich. (2011). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan KrisisMultidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
87
Muchlas Samani dan Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT.Remaja Rosda Karya.
Nurul Zuriah. (2009). Metodologi Penelitian: Sosial dan Pendidikan Teori-aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pandji Anoraga. (2006). Psikologi kerja. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNYPress.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
________. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.Jakarta: Bumi Aksara.
Sunarto dan B.Agung Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:PT.Rineka Cipta.
Syamsul Kurniawan. (2013). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Sylvia Rimm. (2003). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Ulber Silalahi (2010). Metode penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Zaim Elmubarok. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Afabeta.
Zubaedi. (2012). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.
88
LAMPIRAN
89
Lampiran 1. Lembar Observasi Integrasi Dalam Program Pengembangan Diri Kepala sekolah
LEMBAR OBSERVASI INTEGRASI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Hari/Tanggal :
Sasaran Observasi : Kepala sekolah
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom yang tersedia!
NoAspek yang
DiamatiSub Aspek yang Diamati
Keterangan Pernyataan
Ya Tidak
1 Kegiatan
Rutin
1. Setiap hari senin Kepala sekolah
melaksanakan upacara bendera
2. Kepala sekolah melaksanakan tugas piket
3. Kepala sekolah berdoa sebelum dan setelah
90
pelajaran
2 Kegiatan
Spontan
4. Kepala sekolah mengisi catatan kehadiran
5. Memperingatkan warga sekolah yang datang
terlambat
6. Memperingatkan warga sekolah yang tidak
berpakaian rapi
7. Memperingatkan warga sekolah yang tidak
melaksanakan tugas piket
8. Mengkoreksi kesalahan ketika ada guru/
peserta didik yang melakukan hal yang tidak
disiplin
9. Menegur warga sekolah yang tidak
memakai atribut upacara
91
3 Keteladanan 10. Kepala sekolah memakai seragam,
berpakaian bersih, rapi dan sopan
11. Kepala sekolah membiasakan hadir tepat
waktu ke sekolah
12. Kepala sekolah tidak pernah merokok di
sekolah
13. Kepala sekolah membuang sampah pada
tempatnya
14. Kepala sekolah mengucapkan salam atau
berjabat tangan jika bertemu guru dan wali
murid
4 Peng-
kondisian
15. Kepala sekolah berkata sopan dan bersikap
sabar
92
16. Kepala sekolah tidak makan atau minum
saat pembelajaran
17. Kepala sekolah menata buku dengan rapi di
mejanya
18. Kepala sekolah menempatkan sepeda motor
dengan rapi diparkiran
19. Menempelkan tata tertib di dinding sekolah
20. Menempelkan jadwal pelajaran dan piket
guru
21. Menempelkan daftar hadir guru
22. Kepala sekolah menempatkan alat belajar
secara teratur
23.Ruang Kepala sekolah bersih dan rapi
93
24.Sekolah menyediakan alat kebersihan
25. Sekolah menyediakan bak sampah di
berbagai tempat
26. Pemasangan slogan-slogan yang berkaitan
dengan kedisiplinan
Yogyakarta, ................................... 2015
Peneliti
Finna Yuliska
NIM 11108249011
Catatan:
94
Lampiran 2. Lembar Observasi Integrasi Dalam Program Pengembangan Diri Guru
LEMBAR OBSERVASI INTEGRASI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Hari/Tanggal :
Sasaran Observasi : Guru
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom yang tersedia!
NoAspek yang
DiamatiSub Aspek yang Diamati
Keterangan Pernyataan
Ya Tidak
95
1 Kegiatan
Rutin
1. Setiap hari senin Guru melaksanakan
upacara bendera
2. Guru melaksanakan tugas piket
3. Guru berdoa sebelum dan setelah pelajaran
2 Kegiatan
Spontan
4. Bapak/ibu guru mengisi datatan kehadiran
dan melakukan presensi
5. Memperingatkan peserta didik yang datang
terlambat ke sekolah
6. Memperingatkan peserta didik yang tidak
berpakaian rapi
7. Memperingatkan peserta didik yang tidak
melaksanakan tugas piket
8. Mengkoreksi kesalahan ketika ada peserta
96
didik yang melakukan hal yang tidak
disiplin
9. Bapak/ibu guru menegur peserta didik yang
tidak memakai atribut upacara.
3 Keteladanan 10.Guru memakai seragam, berpakaian bersih,
rapi dan sopan
11. Guru membiasakan hadir tepat waktu ke
sekolah
12. Guru tidak pernah merokok di sekolah
13. Guru membuang sampah pada tempatnya
14. Guru mengucapkan salam atau berjabat
tangan jika bertemu wali murid
4 Peng- 15. Bapak/ibu guru selalu berkata sopan dan
97
kondisian bersikap sabar
16. Bapak/ibu guru tidak pernah makan maupun
minum sEwaktu pembelajaran
17. Bapak/ibu guru menata buku dengan rapi di
mejanya
18. Guru menempatkan sepeda motor dengan
rapi di parkiran
19. Menempelkan tata tertib di dinding sekolah
20. Bapak/ibu guru menenempelkan jadwal
pelajaran dan jadwal piket di dalam kelas
21. Guru membuat daftar kehadiran peserta
didik
22. Guru menempatkan alat belajar secara
98
teratur
23. Ruangan guru terlihat rapi dan bersih
24. Sekolah menyediakan alat kebersihan di
dalam kelas (serok sampah,bak sampah,
sapu, kemoceng, penghapus )
25. Guru menyediakan tempat sampah disetiap
kelas
26. Pemasangan slogan-slogan yang berkaitan
dengan kedisiplinan di dinding sekolah
99
Yogyakarta, ................................... 2015
Peneliti
Finna Yuliska
NIM 11108249011
Catatan:
Lampiran 3. Lembar Observasi Integrasi Dalam Program Pengembangan Diri Peserta didik
LEMBAR OBSERVASI INTEGRASI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Hari/Tanggal :
Sasaran Observasi : Peserta didik
100
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom yang tersedia!
NoAspek yang
DiamatiSub Aspek yang Diamati
Keterangan Pernyataan
Ya Tidak
1 Kegiatan
Rutin
1. Setiap hari senin peserta didik
melaksanakan upacara bendera
2. Peserta didik melaksanakan tugas piket
3. Peserta didik berdoa sebelum dan setelah
pelajaran
2 Kegiatan
Spontan
4. Peserta didik hadir di sekolah setiap hari
5. Memperingatkan teman yang datang
terlambat ke sekolah
6. Memperingatkan teman yang tidak
berpakaian rapi
101
7. Memperingatkan teman yang tidak
melaksanakan tugas piket
8. Memperingatkan ketika ada teman yang
melakukan hal yang tidak disiplin
9. Memperingatkan teman yang tidak memakai
atribut upacara
3 Keteladanan 10. Peserta didik memakai seragam, berpakaian
bersih, rapi dan sopan
11. Peserta didik membiasakan tepat waktu
masuk kelas
12. Peserta didik tidak pernah merokok di
sekolah
13. Peserta didik membuang sampah pada
102
tempatnya
14. Peserta didik mengucapkan salam atau
berjabat tangan jika bertemu Kepala sekolah
dan guru
4 Peng-
kondisian
15. Peserta didik membiasakan untuk berkata
sopan dan sabar
16. Peserta didik tidak makan dan minum saat
proses pembelajaran
17. Peserta didik menyimpan buku dengan rapi
18. Tersedia tempat parkiran sepeda peserta
didik
19. Menempelkan tata tertib di dinding sekolah
20. Menempelkan jadwal pelajaran dan piket
103
kelas
21. Peserta didik mengisi papan presensi
22. Peserta didik meletakkan alat belajar pada
tempatnya
23. Ruangan kelas terlihat bersih dan rapi
24. Sekolah menyediakan alat kebersihan di
dalam kelas (serok sampah,bak sampah,
sapu, kemoceng, penghapus )
25. Terdapat bak sampah di tiap kelas
26. Pemasangan slogan-slogan yang berkaitan
dengan kedisiplinan di dinding sekolah
104
Yogyakarta, ................................... 2015
Peneliti
Finna Yuliska
NIM 11108249011
Catatan:
105
Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Penanaman Karakter Disiplin kepada Kepalasekolah
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENANAMAN KARAKTERDISIPLIN KEPADA KEPALA SEKOLAH
No. Pertanyaan Jawaban1 Apa yang dimaksud dengan
disipin menurut Bapak?2 Apa yang bapak lakukan dalam
menanamkan karakter disiplindalam kegiatan upacara benderadi SD Negeri Cepit?
3 Apa pendekatan/program yangdilakukan dalam penanamankarakter disiplin SD NegeriCepit?
4 Bagaimana Bapakmengkomunikasikan tentangkedisiplinan peserta didikdengan wali murid?
5 Apakah Bapak mengucapkansalam dan berjabat tangan jikabertemu guru, peserta didik,maupun wali murid?
6 Bagaimana Bapak gurumenanamkan kepada anaksupaya berpakaian rapi dansopan?
7 Bentuk kegiatan apa yangdilaksanakan secara rutin olehsekolah dalam rangkamenanamkan karakter disiplin?
8 Hal apa yang spontan Bapaklakukanketika menjumpai pesertadidik/guru melakukan hal yangtidak disiplin?
9 Apakah Bapak/Ibu gurumemberikan teguran kepadapeserta didik atau guru yangberpakaian tidak rapi (kemejadikeluarkan, memakai model
106
celana pensil, peserta didikperempuan memakai rokpendek diatas lutut)?
10 Apakah Bapak/Ibu gurukonsisten dengan taat terhadapperaturan sekolah (datang tepatwaktu, keluar sekolah tepatwaktu, berpakaian rapi,menerima peserta didik danmenyayanginya)?
11 Bagaimana cara Bapak/Ibuguru memberikan contoh yangbaik sebagai bentukpembiasaan dalam halkedisiplinan?
12 Bagaimanakah Bapakmenerapkan hukuman kepadapeserta didik?
13 Apa yang Bapak lakukansebagai Kepala sekolah ketikamenjumpai ada peserta didikatau guru yang terlambatdatang ke sekolah?
14 Menurut pendapat Bapak,bagaimana jalannya tugas piketdi sekolah baik peserta didikatau pun guru?
15 Apa yang dilakukan Bapakapabila ada peserta didik yangbertengkar?
16 Apa kesulitan Bapak ketikamenerapkan peraturan sekolah?
107
Lampiran 5. Daftar Pertanyaan Wawancara Penanaman Karakter disiplin kepada Guru
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA GURU
No Pertanyaan Jawaban1 Menurut Bapak/Ibu guru, apa
yang dimaksud dengandisiplin?
2 Apa yang dilakukan oleh gurudalam menanamkan karakterdisiplin dalam kegiatan upacarabendera di SD Negeri Cepit?
3 Apa pendekatan/program yangdilakukan dalam penanamankarakter disiplin SD NegeriCepit?
4 Bagaimana Bapak/Ibu gurumengkomunikasikan tentangkedisiplinan peserta didikdengan wali murid?
5 Apakah Bapak/Ibu gurumengucapkan salam danberjabat tangan jika bertemugur, peserta didik, maupun walimurid?
6 Bagaimana Bapak/Ibu gurumenanamkan kepada anaksupaya berpakaian rapi dansopan?
7 Bentuk kegiatan apa yangdilaksanakan secara rutin olehsekolah dalam rangkamenanamkan karakter disiplin?
8 Hal apa yang spontan dilakukanBapak/Ibu guru ketikamenjumpai peserta didik/gurumelakukan hal yang tidakdisiplin?
9 Apakah Bapak/Ibu gurumemberikan teguran kepadapeserta didik yang berpakaian
108
tidak rapi (kemeja dikeluarkan,memakai model celana pensil,peserta didik perempuanmemakai rok pendek diataslutut)?
10 Apakah Bapak/Ibu gurukonsisten dengan taat terhadapperaturan sekolah (datang tepatwaktu, keluar sekolah tepatwaktu, berpakaian rapi,menerima peserta didik danmenyayanginya)?
11 Bagaimana cara Bapak/Ibuguru memberikan contoh yangbaik sebagai bentukpembiasaan?
12 Bagaimanakah Bapak/Ibu gurumenerapkan hukuman kepadapeserta didik?
13 Apa yang Bapak/Ibu gurulakukan ketika menjumpai adapeserta didik yang terlambatdatang ke sekolah?
14 Menurut pendapat Bapak/Ibuguru, bagaimana jalannya tugaspiket di sekolah?
15 Apa yang dilakukan Bapak/Ibuguru apabila ada peserta didikyang bertengkar?
16 Apa kesulitan Bapak/Ibu ketikamenerapkan peraturan sekolah?
109
Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Wawancara Penanaman Karakter Disiplin Kepada Pesertadidik
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA PESERTA DIDIK
No Pertanyaan Jawaban1 Menurut kamu, apa itu sokap
disiplin?2 Perbuatan disiplin apa yang
pernah kamu lakukan?3 Apa yang kamu persiapkan
untuk kegiatan upacarabendera?
4 Apakah kamu diajarkanmengucapkan salam danberjabat tangan jika bertemuBapak/Ibu guru atau orangyang lebih tua?
5 Apakah kamu mengucapkansalam dan berjabat tangan jikabertemu Bapak/Ibu guru atauorang yang lebih tua?
6 Apakah kamu diajarkanberpakaian rapi dan sopan?
7 Bentuk kegiatan apa yangsering dilaksanakan olehsekolah?
8 Jika kamu melakukan hal yangtidak baik apa yang dilakukanBapak/Ibu guru?
9 Apakah Bapak/Ibu gurumemberikan teguran kepadakamu jika berpakaian tidakrapi?
10 Apakah Bapak/Ibu guru selaludatang tepat waktu?
11 Apakah Bapak/Ibu gurumemberikan contoh yang baikkepadamu?
12 Hukuman apa saja yangdiberikan Bapak/Ibu guru jika
110
kamu melanggar peraturan?13 Apakah kamu melaksanakan
tugas piket?14 Apakah kamu mengerjakan
pekerjaan rumah?15 Apa yang kamu lakukan
apabila ada teman yangbertengkar?
16 Apa kesulitan kamu dalammenaati peraturan sekolah?
111
Lampiran 7. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
Observasi ke- : I
Hari, tanggal : Senin, 26 Februari 2015
Tempat : SDN Cepit
Subjek penelitian : Guru dan peserta didik kelas I
Materi : Upacara Bendera, Bahasa Indonesia dan IPA
Pukul 06.30 guru Sn, Mj, dan Sh berdiri di depan pintu pagar untuk menyambut
kedatangan peserta didik, walaupun guru tersebut bukan piket budaya pagi pada hari itu.
Peserta didik yang datang ke sekolah langsung bersalaman dengan guru sambil mengucap
salam. Sebelum upacara dimulai, pak guru Mj membersihkan genanagan air yang ada di
lapangan untuk digunakan sebagai tempat upacara.
Sebelum upacara dimulai, penjaga sekolah mempersiapkan peralatan untuk
keperluan upacara dari mulai sound system, panggung tempat pembina upacara, dan
keperluan lainnya. Selain mempersiapkan keperluan untuk upcara, peserta didik juga
terlihat mempersiapkan atribut yang akan dipakai pada saat kegiatan upacara. Peserta
didik yang sudah siap untuk mengikuti kegiatan upacara, duduk di depan kantor dan di
depan kelas sambil menunggu bel berbunyi.
Sebelum upacara dimulai, guru Mj mengkondisikan barisan peserta didik agar
siap mengikuti upacara. Pukul 07:00 bel berbunyi dan upacara dimulai, Petugas upacara
pada hari itu ialah kelas VI, Kepala sekolah dan guru langsung membuat barisan
112
tersendiri di depan peserta didik. Pada saat kegiatan upacara berjalan 2 menit ada 2
peserta didik dan 1 guru baru datang ke sekolah, tetapi masih bisa mengikuti upacara dan
tidak mendapat teguran. Pada saat upacara guru Sn menegur peserta didik yang ribut.
Kepala sekolah sebagai pembina upacara pada hari itu menyampaikan bahwa
mulai hari ini SD Cepit kembali menggunakan kurikulum KTSP, karena sekolah SD
Cepit baru melaksanakan satu semester pembelajaran menggunakan kurikulum 2013.
Kelas I, II, IV,dan V tidak lagi belajar menggunakan Tema, tetapi menggunakan mata
pelajaran. SD Cepit juga akan meningkatkan lagi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan diri anak. Dan sebagai penutup Kepala sekolah menyampaikan pesan
moral kepada peserta didik agar hati-hati kalau bersepeda, karena baru saja ada peserta
didik SD Cepit yang jatuh naik sepeda. Setelah upacara selesai, peserta didik merapikan
kembali perlengkapan upacara.
Pelajaran Bahasa Indonesia
Peserta didik kelas I langsung berbaris dihadapan kelas dipimpin oleh ketua
kelas, setelah itu peserta didik menunggu guru di dalam kelas. Pukul 07:55 guru baru
masuk kelas dan berdoa bersama dipimpin oleh RK. Saat pembelajaran banyak peserta
didik yang ribut, sebagai huuman bagi peserta didik yang ribut guru menyuruh peserta
didik untuk bercerita di depan kelas, dengan begitu peserta didik akan kembali tenang
dalam mengikuti pembelajaran.
Guru menyampaikan kepada peserta didik hari ini kita akan kembali
menggunakan kurikulum KTSP dan sebentar lagi jadwal mata pelajaran baru dibagikan,
peserta didik boleh menggunakan buku lama asal PRnya jangan dicampur. Materi yang
diajarkan guru pada hari itu belajar menulis huruf kapital, setelah memberi penjelasan dan
membuat contoh di papan tulis, guru memberikan tugas dan guru mengelilingi peserta
113
didik untuk mengecek hasil kerja peserta didik. guru memberikan penilaian secara
berkelompok kepada peserta didik bagi kelompok yang bisa membaca di papan tulis.
Sebelum jam istirahat, guru menyampaikan bagi yang piket kelas setelah jam pelajaran
untuk merapikan buku paket yang ada di belakang meja guru.
Mata pelajaran IPA
Pada saat guru sedang memberikan mataeri pembelajaran IPA banyak peserta
didik yang ribut dan tidak memperhatikan, akhirnya guru memukul meja dengan
penggaris yang ada di kelas agar peserta didiknya diam. Guru membagikan jadwal mata
pelajaran kepada peserta didik untuk ditempel di rumah masing-masing. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan PR kepada peserta didik, guru menyuruh salah satu
peserta didik meminta maaf kepada teman yang dinakalinya.
114
CATATAN LAPANGAN
Observasi ke- : II
Hari, tanggal : Selasa, 27 Januari 2015
Tempat : SDN Cepit
Subjek penelitian : Guru dan peserta didik
Materi : IPA
Pukul 06:40 peserta didik sudah berdatangan ke sekolah namun belum ada guru
yang menunggui di depan pintu gerbang untuk bersalaman dengan peserta didik, peserta
didik langsung menuju kelas untuk melaksanakan piket kelas bagi yang piket. Setelah bel
berbunyi peserta didik langsung berdiri di depan kelas di siapkan oleh ketua kelas, setelah
berada di dalam kelas peserta didik langsung berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas
sambil menunggu guru masuk kedalam kelas. Setelah guru berada didalam kelas, peserta
didik langsung menyambut gurunya dengan bernyanyi bersama. Selanjutnya, guru
mengucap salam sebagai tanda pembelajaran dimulai.
Dalam proses pembelajaran di kelas II, guru menyampaikan pembelajaran yang
ingin dipelajari pada hari itu, lalu guru menyuruh siwa untuk mengumpulkan PR. Guru
menyuruh peserta didik untuk membagikan buku paket pelajaran IPA yang ada dibagian
pojok belakang kelas karena tidak lagi menggunakan kurikulum 2013, buku yang
dibagikan tidak lagi mencukupi 1 peserta didik 1 buku, karena sudah 1 semester tidak
digunakan, bukunya ada yang hilang ataupun dipinjam oleh kelas lainnya. Pada proses
pembelajaran guru sering berkelililng untuk memberi penjelasan tentang materi yang
diberikan.
115
Pada saat pemebelajaran berlangsung banyak peserta didik yang ribut, guru
menggunakan kata anak hebat, anak super pada anak yang ribut, sehingga anak akan
kembali tenang. Selain banyak anak ribut, juga terdapat anak yang minum di kelas, tetapi
guru tidak menegur. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab
pertanyaan dari guru dan memberikan nilai kepada peserta didik yang dapat mengerjakan
tugas dengan baik.
Pelajaran Matematika
Peneliti melakukan observasi pembelajaran Matematika setelah jam istirahat.
Guru masuk ke dalam kelas untuk memulai pembelajaran dan semua peserta didik sudah
berada di dalam kelas. Guru bersama peserta didik mengoreksi PR secara bersama-sama,
peserta didik menilai pekerjaan rumahnya sendiri lalu guru memanggil nama peserta
didik ssatu persatu sembari peserta didik menyebutkan berapa nilai PR yang
didapatkannya. Pada hari itu 1 peserta didik tidak mengerjakan PR, guru hanya menegur
dan tidak diberi hukuman.
Pada saat pembelajaran berlangsung ada satu anak yang mimisan, lalu guru
menyuruh peserta didik untuk membersihkan darah mimisannya sendiri tanpa ada teman
yang menemaninya. Guru menyampaikan materi yang dipeljari hari itu, lalu memberikan
latihan dan diberikan nilai sesuai dengan kemampuan anak. Guru memberikan PR
sebanyak 10 nomor, lalu peserta didik menyoraki guru karena memberikan PR terlalu
banyak.
Guru menegur peserta didik yang ribut, serta mengingtakan peserta didik yang
piket, karena peserta didik yang melaksanaan tugas piket hari esok harus piket pada saat
jam pulang sekolah pada hari sebelumnya. Guru menunggui peserta didik yang piket
setelah itu guru dan peserta didik ke masjid untuk sholat Zuhur berjamaah.
116
CATATAN LAPANGAN
Observasi ke- : III
Hari, tanggal : Kamis, 29 Januari 2015
kelas : Kelas III
Tempat : SDN Cepit
Subjek penelitian : Guru dan peserta didik kelas IIIMata Pelajaran : Pelajaran Agama Islam dan PKn
Pukul 06:30 murid- murid sudah berada di sekolah, namun belum ada guru yang
datang ke sekolah, peserta didik tetap menyalami peneliti yang duduk di depan gerbang
karena sudah menjadi budaya salam pagi di SD Cepit walaupun guru yang piket budaya
pagi belum datang, peserta didik langsung menuju ke kelas untuk melaksanakan piket
bagi yang piket kelas pada hari itu.
Pukul 07:05 bel berbunyi, peserta didik langsung berbaris di depan kelas di
siapkan oleh ketua kelas dan barisan yang rapi lebih dahulu masuk ke dalam kelas baru
disusul oleh barisan berikutnya. Setelah di dalam kelas peserta didik berdoa dipimpin
oleh ketua kelas sambil menunggu guru masuk kedalam kelas.
Pukul 07:17 guru pelajaran agam islam masuk ke dalam kelas dan memberikan
materi hafalan ayat-ayat pendek, lalu dibacakan secara bersama-sama. Setelah selesai
membacakan hafalan tersebut, peserta didik mengingatkan kepada guru kalau ada PR
yang harus dikumpulkan, lalu peserta didik berbaris di depan meja guru untuk
mendapatkan nilai dari PR tersebut. Setelah penilaian PR selesai, guru memanggil satu
persatu nama peserta didik dan peserta didik menyebutkan nilai PR yang di dapat oleh
peserta didik.
Guru memberikan materi MAD pada hari itu, banyak peserta didik yang kurang
memperhatikan pelajaran dan banyak yang ribut. Guru memberikan tugas dan
117
memberikan nilai sesuai dengan kemampuan anak. Peserta didik yang dapat mengerjakan
tugas dengan baik mendapat pujian dari guru dengan mengataka “Pinter”. Diakhir
pembelajaran guru memberikan PR dan sebuah nyanyian yang berjudul “Sholat tepat
waktu”, setelah selesai bernyanyi bersama sebagai penutup pembelajaran guru mengucap
hamdalah.
Pelajaran PKn
Setelah jam istirahat peneliti kembali masuk ke kelas III dengan pembelajaran
PKn. Pada awal pembelajaran guru langsung melakukan presensi lalu memanggil salah
seorang peserta didik yang dering tidak hadir ke sekolah dan menanyakan penyebab nya
serta memberikan nasehat agar peserta didik tersebut rajin datang ke sekolah.
Pada pelaksanaan pembelajaran peserta didik mengingatkan pada guru bahwa
hari ini ada PR, lalu guru bersama peserta didik membahas PR bersama. Guru
memberikan penjelasan tentang materi Bentuk-bentuk harga diri, setelah itu guru
memberikan tugas dan dibahas secara bersama. Diakhir pembelajaran guru memberikan
PR dan memberi kesempatan kepada peserta didik tentang materi penbelajaran yang
belum dipahami. Jam 11.30 guru bersama peserta didik siap-siap untuk melaksnakan
sholat Zuhur berjamaaah di masjid, setelah selesai sholat peserta didik kembali ke dalam
kelas membaca doa bersama dan sebelum pulang peserta didik melaksanakan piket.
118
CATATAN LAPANGAN
Observasi ke- : IV
Hari, tanggal : Jumat, 30 Januari 2015
kelas : Kelas IV
Tempat : SDN Cepit
Subjek penelitian : Guru dan peserta didik kelas IVMata Pelajaran : Matematika dan Teknologi Informatika
Pukul 06:30 guru Sn sudah berdiri di depan pagar untuk menyambut kedatangan
peserta didik dan menyalami peserta didik, setelah itu peserta didik langsung menuju
kelas dan ada juga yang bermain-main dihalaman sekolah sambil menunggu bel berbunyi.
Setelah peserta didik mendengar bel berbunyi, peserta didik langsung masuk kelas dan
berdoa secara bersama dipimpin oleh ketua kelas sambil menunggu guru masuk kelas.
Setelah bel berbunyi, masih ada peserta didik dan guru yang datang terlambat tapi
tidak mendapat teguran maupun hukuman. Sebelum guru masuk ke alam kelas, terlihat
peserta didik Ra dan beberapa temannya sedang mengerjakan PR di dalam kelas dengan
alasan PR nya belum selesai. Guru datang sekitar setengah jam bel berbunyi, dan guru
langsung masuk ke dalam untuk memulai pembelajaran.
Pada awal pembelajaran guru menanyakan apakah ada PR atau tidak kepada
peserta didik, guru menyuruh peserta didik untuk merapikan tempat duduk, dan
melakukan presensi. Guru mengelilingi peserta didik untuk mengecek kerapian peserta
didik dari pakaian sampai dengan rambut dan memberi nasehat kepada peserta didik agar
selalu berpakaian yang rapi.
Guru menyuruh peserta didik untuk meminjam buku paket pelajaran Matematika
ke kelas 4b karena buku matematika di kelas 4a tidak ada. Peserta didik bersama guru
membahas PR bersama, peserta didik satu persatu maju ke depan kelas untuk menuliskan
hasil Prnya di papan tulis. Setelah selesai membahas PR bersama, guru memanggil satu
persatu nama peserta didik sambil menyembutkan berapa jumlah PR peserta didik yang
benar. Ada satu peserta didik yang tidak mengerjakan PR, guru memanggil peserta didik
tersebut ke meja guru dan menasehatinya. Sebelum jam istirahat peserta didik
mengumpulkan infaq ke meja guru.
119
Pelajaran Teknologi Informasi (TI)
Setelah jam istirahat peneliti kembali melanjutkan observasi di kelas IV pada
mata pelajaran TI, tetapi pada saat itu peserta didik hanya disuruh belajar diperpustakaan
bukan di lab komputer. Pukul 11:40 peserta didik bersiap-siap untk sholat Zuhur
berjamaah ke masjid. Setelah selesai sholat peserta didik kembali masuk ke dalam kelas
untuk berdoa bersama sebelum pulang.
120
CATATAN LAPANGAN
Observasi ke- : V
Hari, tanggal : Sabtu, 31 Januari 2015
kelas : Kelas V
Tempat : SDN Cepit
Subjek penelitian : Guru dan peserta didik kelas VMata Pelajaran : Membatik, Bahasa Jawa, dan SBK
Pukul 06:40 guru Sn sudah berdiri di depan pagar untuk menyambut kedatangan
peserta didik dan menyalaminya, walaupun guru Sn bukan piket budaya pagi pada hari
sabtu. Setelah bersalaman dengan guru peserta didik langsung menuju kelas dan
melaksanakan piket kelas bagi yang piket. Pagi itu terlihat guru Mj dan peserta didik
membersihkan genangan air yang ada di halamn sekolah. Pukul 07:00 bel berbunyi,
peserta didik langsung berbaris di depan kelas dipimpin oleh ketua kelas agar masuk
kelas dengan rapi dan langsung berdoa bersama sambil menunggu guru masuk kelas.
Pembelajaran pada hari itu dilaksanakan di luar, karena peserta didik akan belajar
membatik dan proses mEwarnai. Guru menjelaskan proses pEwarnaan kepada peserta
didik dan mengerjakan bersama-sama, pada saat itu terlihat guru membuang bungkus
pEwarna secara sembarangan. Setelah proses membatik selesai peserta didik kembali ke
kelas untuk mengikti pembelajaran selanjutnya.
Pelajaran Bahasa Jawa
Pada jam pelajaran ke-2 guru terlambat masuk dan menjelaskan kepada peserta
didik kalau guru tersebut dipanggil Kepala sekolah sehingga terlamba masuk ke dalam
kelas. Guru membuka pebelajaran dengan mengucap salam, guru menjelaskan materi
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, setelah itu diberi tugas dan dibahas
bersama. Peserta didik yang berhasil mengerjakan tugas di papan tulis tidak mendapat
pujian apapun dari guru.
Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
Setelah jam istirahat peneliti melanjutkan observasi pada mata pelajaran SBK,
guru hanya memberikan tugas menggambar kepada peserta didik dan tidak memberikan
materi apapun. Sebelum pulang peserta didik berdoa bersama dan mengucap salam dan
121
selamat siang bu guru, guru menjawab salam peserta didik dan mengucapkan selamat
siang . guru mempersilahkan peserta didik yang paling tertib duduknya untuk pulang
lebih awal, peserta didik bersalaman dengan guru sambil mengucap salam.
122
CATATAN LAPANGAN
Observasi ke- : VI
Hari, tanggal : Senin, 02 Februari 2015
kelas : Kelas VI
Tempat : SDN Cepit
Subjek penelitian : Guru dan peserta didik kelas VIMata Pelajaran : Upacara Bendera, Pelajaran Agama Islam dan Matematika
Pukul 06:50 guru Mj berdiri di depan pagar untuk menyambut peserta didik dan
bersalaman dengan peserta didik, walaupun pagi itu guru Mj bukat piket budaya pagi.
Setelah bersalamn dengan guru peserta didik langsung masuk kelas, piket pada hari itu
sudah dikerjakan sebelum pulang sekolah pada hari sebelumnya, tetapi kursi-kursi yang
di atas meja tidak diturunkan oleh petugas piket, hanya orang yang duduk di kursi
tersebut nantinya yang akan menurunkan kursi tersebut.
Sebelum upacara dimulai, penjaga sekolah dan peserta didik mempersiapkan
peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan upacara. Pukul 07:00 Kepala sekolah dan
beberapa guru baru datang ke sekolah, pukul 07:05 bel berbunyi peserta didik langsung
mempersiapkan dan dibantu oleh Kepala sekolah mengkondisikan barisan peserta didik
agar siap untkuk mengikuti upacara, begitu juga dengan kelas V yang menjadi petugas
upacara pada hari itu langsung menempati barisannya.
Kepala sekolah yang menjadi pembina upacara pada hari itu menyampaikan
bahwa kelas VI minggu depan akan melaksanaka Try out selama 3 hari. Kepala sekolah
juga menyampaikan kepada anak-anak supaya meningkatkan kerapian, kebersihan,
kemandirian dan kreativitas. Selanjutnya, Kepala sekolah menyampaikan agar peserta
didik rajin membersihkan lingkungan agar terhindar dari penyakit deemam berdarah.
Pada kegiatan upacara tampak satu peserta didik tidak memakai topi , tapi tidak ada
teguran dari guru.
Setelah upacara selesai peserta didik masuk kelas, tidak ada berbaris di depan
kelas dan langsung berdoa sambil menunggu guru masuk kelas. Pada pembukaan
pembelajaran guru menanyakan kabar peserta didik, guru menyampaikan materi
pembelajaran. Setelah itu guru membahas PR bersama peserta didik dan memeberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. Guru menegur peserta didik yang tidak
123
memeperhatikan pembelajaran, guru dengan sabar menghadapi sifat peserta didik dengan
menasehati peserta didik yang ribut. Guru memberikan tugas kepada peserta didik dan
guru berkeliling untuk mengecek peserta didik dalam mengerjakan tugas.
Pelajaran Agama Islam
Materi pelajaran agama islam adalah ayat-ayat pendek. guru menyuruh peserta
didik membaca hafalan ayat-ayat pendek yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh guru.
Guru menyuruh peserta didik membaca ayat tersebut secara berkelompok menurut jejeran
tempat duduk. Pada saat pembelajaran banyak peserta didik yang ribut, guru dengan sabar
dan berkata sopan dalam menegur peserta didik yang ribut. Guru memberikan pertanyaan
kepada peserta didik dan mendapat pujian bagi peserta didik yang menjawab dengan
benar pertanyaan dari guru.
Guru memberikan tugas kepada peserta didik, setelah itu guru duduk disamping
salah satu peserta didik yang ribut agar menjadi tidak ribut. Guru memberikan waktu
kepada peserta didik dalam mengerjakan tugas agar peserta didik fokus dalam
mengerjakan tugas dan tidak ribut. Setelah selesai mengerjakan tugas guru dan peserta
didik membahas tugas bersama. Guru memanggil satu persatu nama peserta didik dan
menyebutkan berapa nilai yang di dapat oleh peserta didik dengan jujur.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan PR dan mengucap hamdalah bersam
sebagai penutup pembelajaran. Setelah itu peserta didik bersiap-siap untuk melaksanakan
sholat Zuhur berjamaah di masjjid.
Matematika
Setelah selesai sholat peserta didik kembali masuk kelas untuk mengikuti
pembeljaran Matematika, guru hanya memberikan tugas karena harus mengikuti kegiatan
yang ada di luar sekolah. karena guru kelas tidak ada Kepala sekolah berinisiatif untuk
masuk dan membahas bersama tugas yang diberikan oleh guru bersama-sama. Terlihat
guru dan peserta didik berkomunikasi menggunakan bahasa jawa, sebelum jam pulang
Kepala sekolah menyuruh peserta didik untuk tenang dan bersiap-siap. Setelah pelajaran
usai peserta didik dan Kepala sekolah berdoa bersama, lalu bersalaman dan mengucap
salam kepada Kepala sekolah.
124
CATATAN LAPANGAN
Observasi ke- : VII
Hari, tanggal : Selasa, 03 Februari 2015
Tempat : SDN Cepit
Subjek penelitian : Fasilitas di dalam kelas
SD Negeri Cepit memiliki 12 ruang kelas karena memiliki kelas yang paralael a
dan b dari kelas I-VI. Disetiap ruang kelas tampak disediakan alat kebersihan seperti
penyapu, penghapus, dan kemoceng. Selain itu juga terdapat foto presiden dan wakil
presiden, lambang garuda, yang dipajang di atas papan tulis. Gambar tokoh-tokoh
nasional juga terdapat di dalam kelas, jam dinding ditiap kelas agar guru maupun peserta
didik dapat mengetahui bila waktu sholat Zuhur akan tiba dan segera menghentikan
pelajaran lalu bersiap-siap untuk ke masajid.
Beragam text lines juga dipasang di setiap kelas seperti jagalah kebersihan, waktu
adala ilmu, budaya 7k, budaya 5s, bersih pangkal sehat, buku adalah ilmu, hormatilah
gurumu sayangi temanmu, kebersihan adalah sebagian dari iman, budaya budi pekerti 6
SMPT, senyum itu sedekah, bersih itu sehat, berdoa sebelum bekerja, dan lain-lain.
Terdapat papan pajangan dibeberapa kelas, namun sudah tidak diperhatikan lagi, dan isi
papan pajangan sudah lama tidak diganti.
Di dalam kelas juga disediakan almari dan tempat media pembelajaran sederhana.
Terdapat tempat buku di pojok belakang kelas, maupun dibagian depan. Selain tempat
buku pelajaran dibeberapa kelas juga terdapat tempat penyimpana hasil karya peserta
didik dibagian belakang kelas, sehingga karya-karya peserta didik tersebut bisa tetap
diperhatikan dan tak mudah rusak karena ditata dengan rapi di tempat yang telah
disediakan. Terdapat lampu penerang di dalam kelas, dan juga satu buah kipas angin yang
diletakkan diatas.
125
CATATAN LAPANGAN
Observasi ke- : VIII
Hari, tanggal : Selasa, 04 Februari 2015
Tempat : SDN Cepit
Subjek penelitian : Lingkungan dan Fasilitas sekolah Sekolah
SD Negeri Cepit beralamat di kelurahan Panggung harjo kecamatan
SEwon Kabupaten bantul Yogyakarta. Lokasi sekolah ini berjarak 30 meter dari
jalan besar, tidak diketahui secara pasti kapan SD Cepit dibangun, namun menurut
Kepala sekolah SD Cepit tahun 1959 sudah ada. Fasilitas yang dimiliki oleh SD
Cepit berupa 12 ruang kelas, masing-masing kelas terdiri dari 2 kelas dari kelas I-
VI. Ruang Kepala sekolah dipisah dengan ruang guru, hanya ada satu pintu di
dalam ruangan tersebut yang menghubungkan ruang Kepala sekolah dan guru.
SD Negeri Cepit memiliki 1 ruang perpustakaan, 1 ruangan untuk ruang UKS dan
lab komputer, dan ada 8 kamar mandi. SD Negeri Cepit mempunyai halaman sekolah
yang cukup luas sehingga mampu menampung seluruh peserta didik dari kelas I-VI dan
para guru untuk melaksanakan upacara. Selain itu di depan bangunan sekolah SD Cepit
terdapat lapangan bola milik masyarakat yang biasa digunakan peserta didik pada saat
kegiatan olahraga maupun yang lainnya. Di belakang bangunan SD Cepit juga terdapat
bangunan masjid yang dimanfaatkan sekolah untuk bisa sholat Zuhur berjamaah.
Sekolah menyediakan alat kebersihan seperti kemoceng, penghapus, dan sapu di
tiap kelas. Tempat sampah dan serok sampah juga disediakan ditiap depan kelas berwarna
hitam, selain di depan kelas tempat sampah juga disediakan di depan pintu gerbang
sekolah.
Tanaman hijau juga ditanam di halaman sekolah, lalu dibuat tulisan “Jangan
injak-injak aku dan sayangi dan rawatlah aku”. Tempat cuci tangan juga disediakn di
126
depan kelas, satu tempat cuci tangan untuk 3 – 4 kelas. Selain itu di depan kantor juga
disediakn tempat cuci tangan.
126
Lampiran 8. Hasil Observasi Integrasi Dalam Program Pengembangan Diri Kepala sekolah
PENYAJIAN DATA OBSERVASI UPAYA PENGEMBANGAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Hari/Tanggal : Pengamatn I pada Senin 26 Januari 2015, pengamatan IV pada Jumat 30 Januari 2015, pengamatan VI pada Senin 02
Februari 2015, pengamatan VII pada Selasa 03 Februari 2015, pengamatan VIII pada Rabu 04 Februari 2015.
Sasaran Observasi : Kepala sekolah
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom yang tersedia!
NoAspek yang
DiamatiSub Aspek yang Diamati
Keterangan Pernyataan
Ya Tidak
1. Kegiatan
Rutin
1. Setiap hari senin Kepala sekolah
melaksanakan upacara bendera
Kepala sekolah melaksanakan upacara, dan
membantu guruyang lain untuk
mengkondisikan peserta didik agar siap untuk
mengikuti upacara (Pengamatan I dan VI)
2. Kepala sekolah melaksanakan tugas piket Kepala sekolah melaksanakan tugas piket
menjadi pembina upacara setiap hari senin
127
(Pengamatan I dan VI)
3. Kepala sekolah berdoa sebelum dan setelah
pelajaran
Kepala sekolah berdoa pada saat mengajar
kegiatan upacara (Pengamatan I dan VI)
4. Kepala sekolah mengisi catatan kehadiran Kepala sekolah mengisi catatan kehadiran
yang disediakan di meja administrasi setiap
hari (Pengamatan VIII)
2. Kegiatan
Spontan
5. Memperingatkan warga sekolah yang datang
terlambat
Sudah terlihat upaya sekolah untuk
memperingatkan warga sekolah yang datang
terlambat dengan adanya peraturan dan
mendapat sanksi bagi yang melanggarnya, agar
tidak mengulangi kesalahannya. (Pengamatan
VII)
6. Memperingatkan warga sekolah yang tidak
berpakaian rapi
Saat menjadi pembina upacara Kepala sekolah
menyampaikan kepada seluruh warga sekolah
untuk meningkatkan kerapian (Pengamatan
VI)
128
7. Memperingatkan warga sekolah yang tidak
melaksanakan tugas piket
Saat menjadi pembina upacara Kepala sekolah
menyampaikan kepada seluruh warga sekolah
untuk meningkatkan kebersihan baik di
Sekolah maupun di rumah (Pengamatan VI)
8. Mengkoreksi kesalahan ketika ada guru/
peserta didik yang melakukan hal yang tidak
disiplin
Kepala sekolah menegur peserta didik yang
ribut di dalam kelas pada saat pembelajaran
(Pengamatan VI)
9. Menegur warga sekolah yang tidak
memakai atribut upacara
Pada saat kegiatan upacara ada satu peserta
didik yang tidak memakai atribut upacara
tetapi Kepala sekolah tidak menegur, namun
guru yang lain sudah menegur dan memberi
nasehat.
3. Keteladanan 10. Kepala sekolah memakai seragam,
berpakaian bersih, rapi dan sopan
Kepala sekolah selalu memakai pakaian yang
rapi dan bajunya disisipkan kedalam celana
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI, VII dan VIII)
11. Kepala sekolah membiasakan hadir tepat Kepala sekolah membiasakan hadir tepat
129
waktu ke sekolah waktu. sebelum pukul 07:00 Kepala sekolah
sudah berada di skolah (Pengamatan I dan VI)
12. Kepala sekolah tidak pernah merokok di
sekolah
Kepala sekolah tidak pernah merokok selama
di sekolah (Pengamatan I, II, III, IV, V, VI,
VII, dan VIII)
13. Kepala sekolah membuang sampah pada
tempatnya
Terdapat tempat sampah di dalam ruangan
Kepala sekolah, dan kondisi ruangan terlihat
bersih.
14. Kepala sekolah mengucapkan salam atau
berjabat tangan jika bertemu guru dan wali
murid
Kepala sekolah berjabat tangan dan mengucap
salam saat bertemu dengan guru dan peserta
didik pada pagi hari (Pengamatan VIII)
15. Kepala sekolah berkata sopan dan bersikap
sabar
Kepala sekolah berkata sopan dan bersikap
sabar pada saat menjadi pembina upacara dan
mengajar di kelas VI (Pengamatan I dan VI)
16. Kepala sekolah tidak makan atau minum
saat pembelajaran
Kepala sekolah tidak makan atau minum saat
pembelajaran (Pengamatan I dan VI)
130
17. Kepala sekolah menata buku dengan rapi di
mejanya
Terlihat buku-buku tersusun rapi di ruang
Kepala sekolah (Pengamatan IV dan VIII)
18. Kepala sekolah menempatkan sepeda motor
dengan rapi diparkiran
Kepala sekolah menempatkan sepeda motor
dengan rapi di parkiran sekolah (Pengamatan I
dan VI)
4 Peng-
kondisian
19. Menempelkan tata tertib di dinding sekolah Terlihat tempelan tata tertib peserta didik di
ruangan Kepala sekolah (Pengamatan VII)
20. Menempelkan jadwal pelajaran dan piket
guru
Diruangan Kepala sekolah terdapat jadwal
mata pelajaran dari kelas I-VI, tetapi tidak ada
tempelan jadwal piket (Pengamatan VII)
21. Menempelkan daftar hadir guru Ada yang di tempel di dinding depan ruang
Kepala sekolah, dan qda yang diletakkan di
meja administrasi (Pengamatan VIII)
22. Kepala sekolah menempatkan alat belajar
secara teratur
Kepala sekolah menempatkan alat belajar pada
tempatnya pada saat mengajar di kelas VI
131
(Pengamatan VI)
23.Ruang Kepala sekolah bersih dan rapi Ruang Kepala sekolah terlihat bersih dan
buku-buku ditata dengan rapi (Pengamatan IV
dan VIII)
24.Sekolah menyediakan alat kebersihan Sekolah menyediakan alat kebersihan seperti
penyapu, tempat sampah, serok sampah,
kemoceng, penghapus, dll. (Pengamatan VII
dan VIII)
25. Sekolah menyediakan bak sampah di
berbagai tempat
Terdapat bak sampah di depan masing-masing
kelas, di ruangan guru, dan 2 tempat sampah
di depan bangunan sekolah (Pengamatan VIII)
26. Pemasangan slogan-slogan yang berkaitan
dengan kedisiplinan
Terdapat tempelan-tempelan yang berkaitan
dengan kedisiplinan di dinding setiap kelas
diantaranya budaya 7k dan tata tertib
sekolah. (Pengamatan VII)
132
Yogyakarta, ................................... 2015
Peneliti
Finna Yuliska
NIM 11108249011
Catatan:
133
Lampiran 9. Hasil Observasi Integrasi Dalam Program Pengembangan Diri Guru
PENYAJIAN DATA LEMBAR OBSERVASI UPAYA PENGEMBANGAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Hari/Tanggal :Pengamatan I pada Senin, 26 Januari 2015, pengamatan II pada Selasa 27 Januari 2015, pengamatan III pada Kamis 29
Januari 2015, pengamtan IV pada Jumat, 30 Januari 2015, pengamatan V pada Sabtu, 31 Januari 2015, pengamatan VI
pada Senin, 02 Februari 2015, Pengamatan VII pada Selasa, 03 februari 2015, pengamatan VIII pada Rabu, 04 Februari
2015.
Sasaran Observasi : Guru
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom yang tersedia!
NoAspek yang
DiamatiSub Aspek yang Diamati
Keterangan Pernyataan
Ya Tidak
1 Kegiatan
Rutin
1. Setiap hari senin Guru melaksanakan
upacara bendera
Guru-guru melaksanakan upacara, dan
mengkondisikan barisan peserta didik
sebelum upacara dimulai (Pengamatan I dan
VI)
2. Guru melaksanakan tugas piket Guru melaksanakan tugas piket budaya pagi
134
untuk menyambut dan bersalaman dengan
peserta didik (Pengamatan I, IV, V, VI, VII,
dan VIII)
3. Guru berdoa sebelum dan setelah pelajaran Guru berdoa setelah pembelajaran bersama
peserta didik (Pengamatan I, II,III,IV,V,dan
VI)
4. Bapak/ibu guru mengisi datatan kehadiran
dan melakukan presensi
Guru mengisi catatan kehadiran di meja
administrasi dan melakukan presensi peserta
didik (Pengamatan I, II, III, IV, V, VI, dan
VIII)
2. Kegiatan
Spontan
5. Memperingatkan peserta didik yang datang
terlambat ke sekolah
Guru berupaya memperingati peserta didik
agar peserta didik tidak terlambat dengan
membuat peraturan di sekolah, tetapi peserta
didik jarang datang terlambat (Pengamatan I,
II, III, IV, V, dan VI)
6. Memperingatkan peserta didik yang tidak Guru memperingatkan peserta didik yang
135
berpakaian rapi tidak berpakaian rapi pada saat di kelas
maupun pada saat upacara (Pengamatan I dan
IV)
7. Memperingatkan peserta didik yang tidak
melaksanakan tugas piket
Guru mengingat kepada peserta didik yang
piket untuk merapikan buku pembelajaran
(Pengamatan I dan IV)
8. Mengkoreksi kesalahan ketika ada peserta
didik yang melakukan hal yang tidak
disiplin
Guru memanggil peserta didik yang tidak
mngerjakan PR, sering tidak hadir ke sekolah,
dan tidak mengerjakan tugas kelompok
(Pengamatan III dan IV)
9. Bapak/ibu guru menegur peserta didik yang
tidak memakai atribut upacara.
Pada saat upacara guru menegur satu orang
peserta didik yang tidak memakai topi dan
menasehatinya (Pengamatan I)
3. Keteladanan 10.Guru memakai seragam, berpakaian bersih,
rapi dan sopan
Setiap hari guru memakai pakaian yang rapi,
Guru memakai pakaian seragam pada saat
upacara, guru laki-laki bajunya disisipkan ke
136
dalam celana, guru perempuan tidak ada yang
memakai rok di atas lutut(Pengamatan I, II,
III, IV, V, VI, VII dan VIII)
11. Guru membiasakan hadir tepat waktu ke
sekolah
Guru berusaha untuk hadir ke sekolah
sebelum pukul 07:00, namun ada juga
beberapa yang masih terlambat, satu orang
guru yang sering terlambat hadir ke sekolah
karena harus cek-up ke rumah sakit pada pagi
hari.
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI, VII dan
VIII)
12. Guru tidak pernah merokok di sekolah Peneliti tidak pernah melihat guru merokok di
sekolah (Pengamatan I, II, III, IV, V, VI, VII,
dan VIII)
13. Guru membuang sampah pada tempatnya Guru Sm dan SA membuang sampah pada
tempat yang telah disediakan (Pengamatan II
137
dan IV)
14. Guru mengucapkan salam atau berjabat
tangan jika bertemu wali murid
Selama penelitian tidak ada kegiatan
pertemuan dengan orang tua peserta didik
15. Bapak/ibu guru selalu berkata sopan dan
bersikap sabar
Guru selalu sabar dalam mengajari peserta
didiknya, walaupun peserta didik sering ribut,
guru berusaha untuk berkata sopan dalam
menasehati peserta didiknya (Pengamatan I,
II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII)
16. Bapak/ibu guru tidak pernah makan maupun
minum sEwaktu pembelajaran
Guru tidak makan maupun minum pada saat
pembelajaran berlangsung (Pengamatan I, II,
III, IV, V, dan VI)
17. Bapak/ibu guru menata buku dengan rapi di
mejanya
Terlihat buku-buku tersusun rapi di meja guru
(Pengamatan I, II, III, IV, V, dan VI)
18. Guru menempatkan sepeda motor dengan
rapi di parkiran
Sepeda motor tersusun rapi di parkiran yang
telah disediakan maupun di halaman sekolah
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI, VII dan
138
VIII)
19. Menempelkan tata tertib di dinding sekolah Terlihat tempelan tata tertib di dinding setiap
kelas (Pengamatan VII)
20. Bapak/ibu guru menenempelkan jadwal
pelajaran dan jadwal piket di dalam kelas
Jadwal pelajaran dan jadwal piket di tempel di
setiap kelas, (Pengamatan VII)
21. Guru membuat daftar kehadiran peserta
didik
Selain presensi, di tiap kelas juga tersedia
papan presensi, salah satu peserta didik
menulis di papan tersebut jika ada murid yang
tidak hadir ke sekolah (Pengamatan IV dan
VII)
22. Guru menempatkan alat belajar secara
teratur
Terlihat buku-buku dan penghapus di simpan
kembali ke tempat yang telah disediakan
setelah pembelajaran selesai (Pengamatan I,
II, III, IV, V, dan VI)
23. Ruangan guru terlihat rapi dan bersih Tempat duduk guru ditata dengan rapi di
ruangan kantor, tersedia almari tempat
139
penyimpanan barang masing-masing guru
yang sudah diberi nama disetiap boxnya.
(Pengamatan VII)
24. Sekolah menyediakan alat kebersihan di
dalam kelas (serok sampah,bak sampah,
sapu, kemoceng, penghapus )
Di setiap kelas terdapat kemoceng,
penghapus, dan sapu. Sedangkan bak sampah
dan serok sampah terdapat di depan masing-
masing kelas. (Pengamatan VII dan VIII)
25. Guru menyediakan tempat sampah disetiap
kelas
Terlihat tempat sampah di depan masing-
masing kelas berwarna hitam (Pengamatan
VIII)
26. Pemasangan slogan-slogan yang berkaitan
dengan kedisiplinan di dinding sekolah
Disetiap kelas terlihat tempelan-tempelan
yang mengajak peserta didik untuk disiplin,
seperti budaya 7k, tata tertib sekolah, ajakan
untuk menjaga kebersihan, dll. (Pengamatan
VII)
140
Yogyakarta, ................................... 2015
Peneliti
Finna Yuliska
NIM 11108249011
Catatan:
141
Lampiran 10. Hasil Observasi Integrasi Dalam Program Pengembangan Diri Peserta didik
PENYAJIAN DATA LEMBAR OBSERVASI UPAYA PENGEMBANGAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Hari/Tanggal :Pengamatan I pada Senin, 26 Januari 2015, pengamatan II pada Selasa 27 Januari 2015, pengamatan III pada Kamis 29
Januari 2015, pengamtan IV pada Jumat, 30 Januari 2015, pengamatan V pada Sabtu, 31 Januari 2015, pengamatan VI
pada Senin, 02 Februari 2015, Pengamatan VII pada Selasa, 03 februari 2015, pengamatan VIII pada Rabu, 04 Februari
2015.
Sasaran Observasi : Peserta didik
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom yang tersedia!
NoAspek yang
DiamatiSub Aspek yang Diamati
Keterangan Pernyataan
Ya Tidak
1 Kegiatan Rutin 1. Setiap hari senin peserta didik
melaksanakan upacara bendera
Satu persatu peserta didik datang kesekolah dan
menyalami guru yang berdiri di depan pagar
sekolah, lalu bersiap-siap untuk mengikuti
142
upacara (Pengamatan I dan VI)
5. Peserta didik melaksanakan tugas
piket
Peserta didik selalu melaksanakan tugas piket
pada saat pagi hari ataupun setelah jam pulang
(Pengamatan I, II, III, IV, V, dan VI)
6. Peserta didik berdoa sebelum dan
setelah pelajaran
Peserta didik berdoa sebelum dan setelah
pelajaran dipimpin oleh ketua kelas dan ada juga
yang bergantian sesuai jadwal piket memimpin
doa (Pengamatan I, II, III, IV, V dan ,VI)
7. Peserta didik hadir di sekolah
setiap hari
Peserta didik membiasakan hadir di sekolah
setiap hari, peserta didik akan mengirim surat
jika tidak hadir ke sekolah (Pengamatan I, III, III,
IV, V, dan VI)
2. Kegiatan
Spontan
5. Memperingatkan teman yang datang
terlambat ke sekolah
Peserta didik jarang terlambat datang ke sekolah
6. Memperingatkan teman yang tidak
berpakaian rapi
Peserta didik menegur temannya yang tidak
berpakaian rapi pada saat kegiatan upacara
143
(Pngamatan I dan VI)
7. Memperingatkan teman yang tidak
melaksanakan tugas piket
Peserta didik mengingatkan temanya untuk
melaksanakan piket sebelum pulang sekolah
(Pengamatan I dan II)
8. Memperingatkan ketika ada teman
yang melakukan hal yang tidak
disiplin
Peserta didik menegur temannya yang
bertengkar, dan berusaha untuk melerai
(pengmatan II dan VII)
9. Memperingatkan teman yang tidak
memakai atribut upacara
Peserta didik menegur teman yang tidak
memakai topi pada saat kegiatan upacara
(pengamatan I dan VI)
3. Keteladanan 10. Peserta didik memakai seragam,
berpakaian bersih, rapi dan sopan
Peserta didik memakai seragam sekolah sesuai
jadwal yang telah ditentukan sekolah
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII)
11. Peserta didik membiasakan tepat
waktu masuk kelas
Setelah bel berbunyi peserta didik langsung
membuat barisan untuk masuk ke dalam kelas,
dan menunggui gurunya di dalam kelas
144
(Pengamatan I, II, III, IV, V, dan VI)
12. Peserta didik tidak pernah merokok
di sekolah
Selama penelitian, peneliti tidak pernah melihat
peserta didik merokok di sekolah (Pengamatan I,
II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII)
13. Peserta didik membuang sampah
pada tempatnya
Peserta didik membuang sampah pada tempat
yang telah disediakan (Pengamatan I, II, III, IV,
V, dan VI)
14. Peserta didik mengucapkan salam
atau berjabat tangan jika bertemu
Kepala sekolah dan guru
Peserta didik selalu bersalaman dan mengucap
salam pada guru yang menjadi piket budaya pagi
ketika datang ke sekolah, dan pulang sekolah
pada wali kelas masing-masing. (Pengamatan I,
II, III, IV, V, dan VI)
15. Peserta didik membiasakan untuk
berkata sopan dan sabar
Peserta didik berkata sopan dan bersikap sabar
dalam melerai temannya yang bertengkar.
(Pengamatan II, dan VI)
16. Peserta didik tidak makan dan
minum saat proses pembelajaran
Peserta didik minum saat pembelajaran
(Pengamatan I, II, III)
145
17. Peserta didik menyimpan buku
dengan rapi
Setelah pembelajaran selesai, peserta didik
mengumpulkan kembali buku paket dan
meletakkannya di tempat yang telah disediakan
di dalam kelas (Pengamatan I, II, IV)
4. Pengkondisian 18. Tersedia tempat parkiran sepeda
peserta didik
Peserta didik menempatkan sepedanya dengan
rapi ditempat parkiran sepeda yang telah
disediakan sekolah (Pengamatan I, II, III, IV, V,
VI, VII, dan VI)
19. Menempelkan tata tertib di dinding
sekolah
Disetiap kelas terdapat tempelan text line budaya
pekerti 6 SMTP, budaya 7k, dan 5s (Pengamatan
VII)
20. Menempelkan jadwal pelajaran
dan piket kelas
Jadwal mata pelajaran dan jadwal piket ditempel
disetiap kelas, ada yang dibuat dan dikreasikan
oleh peserta didik sendiri, dan ada juga yang hasil
print out (Pengamatan VII)
21. Peserta didik mengisi papan Peserta didik menulis di papan presensi jika ada
146
presensi peserta didik yang tidak hadir (Pengamatan III)
22. Peserta didik meletakkan alat
belajar pada tempatnya
Setelah pembelajaran selesai peserta didik
menyimpan kembali buku dan pensilnya ke
dalam tas ataupun kelaci meja (Pengamatan I, II,
III, IV, V, dan VI)
23. Ruangan kelas terlihat bersih dan
rapi
Ruang kelas dibersihkan dan dirapikan oleh
peserta didik setiap pagi dan sebelum pulang
(Pengamatan I, II, III, IV, V, dan VI)
24. Sekolah menyediakan alat
kebersihan di dalam kelas (serok
sampah,bak sampah, sapu,
kemoceng, penghapus )
Di setiap kelas terdapat kemoceng, penghapus,
dan sapu. Sedangkan bak sampah dan serok
sampah terdapat di depan masing-masing kelas.
(Pengamatan VII dan VIII)
25. Terdapat bak sampah di tiap kelas Bak sampah disediakan di depan kelas, sehingga
mempermudah bagi peserta didik yang piket
kelas untuk membuang sampah. (Pengamatan
VIII)
147
26. Pemasangan slogan-slogan yang
berkaitan dengan kedisiplinan di
dinding sekolah
Di dalam kelas terdapat text line yang berisi
ajakan untuk menjaga kebersihan, budaya 7k, tata
tertib sekolah, dll. (Pengamatan VII)
Yogyakarta, ................................... 2015
Peneliti
Finna Yuliska
NIM 11108249011
Catatan:
148
Lampiran 11. Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin Kepada Kepala sekolah
PENYAJIAN DATA HASIL WAWANCARA PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA KEPALA SEKOLAH
No. Pertanyaan Jawaban1 Apa yang dimaksud dengan disipin menurut
Bapak?“Disiplin adalah sesuatu yang dilakukan secara tepat baik waktu, tempat,dan suasana.” ( Senin, 26 Januari 2015)
2 Apa yang bapak lakukan dalam menanamkankarakter disiplin dalam kegiatan upacarabendera di SD Negeri Cepit?
“Menanamkan rasa disiplin pada peserta didik dengan cara memberibimbingan juga petunjuk upacara yang benar sesuai dengan tata tertibkedisiplinan dalam upacara.” ( Senin, 26 Januari 2015)
3 Apa pendekatan/program yang dilakukandalam penanaman karakter disiplin SD NegeriCepit?
“Upacara bendera, tata tertib yang ditaati oleh peserta didik.” ( Senin, 26Januari 2015)
4 Bagaimana Bapak mengkomunikasikantentang kedisiplinan peserta didik dengan walimurid?
“Suatu saat wali murid dipanggil ke sekolah lalu diutarakan tentangkedisiplinan di sekolah.” ( Senin, 26 Januari 2015)
5 Apakah Bapak mengucapkan salam danberjabat tangan jika bertemu guru, pesertadidik, maupun wali murid?
“iya, guru dan peserta didik akrab.” ( Senin, 26 Januari 2015)
6 Bagaimana Bapak guru menanamkan kepadaanak supaya berpakaian rapi dan sopan?
“Dengan memberi contoh berpakaian rapi, mengajak atau mengarahkanpeserta didik untk berpakaian rapi sesuai dengan ketentuan, dan setiap disekolah supaya berpakaian yang rapi”. ( Senin, 26 Januari 2015)
7 Bentuk kegiatan apa yang dilaksanakansecara rutin oleh sekolah dalam rangkamenanamkan karakter disiplin?
“Upacara bendera, pelatihan pramuka, latihan baris-berbaris, danolahraga.” ( Senin, 26 Januari 2015)
8 Hal apa yang spontan Bapak lakukanketika menjumpai peserta didik/gurumelakukan hal yang tidak disiplin?
“Peserta didik langsung ditegur diberi arahan sedangkan guru diberiarahan supaya tepat waktu pada saat rapat atau pada saat briefing di ruangguru.” ( Senin, 26 Januari 2015)
9 Apakah Bapak memberikan teguran kepadapeserta didik atau guru yang berpakaian tidak
“Peserta didik langsung ditegur diarahkan berpakaian rapi, sedangkanguru di ingatkan.” ( Senin, 26 Januari 2015)
149
rapi (kemeja dikeluarkan, memakai modelcelana pensil, peserta didik perempuanmemakai rok pendek diatas lutut)?
10 Apakah Bapak guru konsisten dengan taatterhadap peraturan sekolah (datang tepatwaktu, keluar sekolah tepat waktu, berpakaianrapi, menerima peserta didik danmenyayanginya)?
“iya.” ( Senin, 26 Januari 2015)
11 Bagaimana cara Bapak memberikan contohyang baik sebagai bentuk pembiasaan dalamhal kedisiplinan?
“Keteladanan, bersikap disiplin, tepat waktu, berprilaku baik dilingkungan sekolah, bersikap tertib, saling menghormati, salingmenghargai, satu sama lain di lingkungan sekolah.” ( Senin, 26 Januari2015)
12 Bagaimanakah Bapak menerapkan hukumankepada peserta didik?
“Peserta didik dipanggil diberi arahan kalau tidak bisa baru diberihukuman, hukumannya tugas ringan. Misalnya kalau tidak mengerjakanPR disuruh mengerjakan di ruang tersendiri kalau sudah selesai baru bolehmengikuti pembelajaran.” ( Senin, 26 Januari 2015)
13 Apa yang Bapak lakukan sebagai Kepalasekolah ketika menjumpai ada peserta didikatau guru yang terlambat datang ke sekolah?
“Peserta didik ditanya dan diberi arahan, sedangkan guru ditanya kenapaterlambat, lain kali jangan sampai terlambat.” ( Senin, 26 Januari 2015)
14 Menurut pendapat Bapak, bagaimana jalannyatugas piket di sekolah baik peserta didik ataupun guru?
“Peserta didik melaksanakan tugas piket dibagi 6 kelompok, datang lebihawal membersihkan kelas menyiapkan sarana pembelajaran, sedangkanguru melaksanakan piket waktu libur dan piket budaya pagi 3-2 orang/hariuntuk bersalaman dengan peserta didik.” ( Senin, 26 Januari 2015)
15 Apa yang dilakukan Bapak apabila adapeserta didik yang bertengkar?
“Dilerai, dipisah, dibawa ke kantor diberi arahan tidak boleh bertengkarlagi harus berakhir damai.” ( Senin, 26 Januari 2015)
16 Apa kesulitan Bapak ketika menerapkanperaturan sekolah?
“Tidak ada.” ( Senin, 26 Januari 2015)
150
Lampiran 12. Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin Kepada Kepada Guru
PENYAJIAN DATA HASIL WAWANCARA PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA GURU
No Pertanyaan Narasumber Jawaban1. Menurut Bapak/Ibu guru, apa yang
dimaksud dengan pendidikan karakterdisiplin?
Ew “Disiplin adalah aturan, kebiasaan yang harus dijalankan sesuaiaturan yang dilaksanakan.” (26 Januari 2015)
En “Disiplin adalah tepat waktu, anak-anak tertib dalam mengikutipelajaran dan kegiatan di sekolah, upacara, danekstrakurikuler.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Menerapkan anak mentaati aturan, tidak melanggar aturan.”(Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.”(Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Ketepatan mulai dari waktu dan prilaku.” (Sabtu, 31 januari2015)
Sa “Mentaati peraturan sekolah.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “Patuh dengan aturan yang sudah ditetapkan baik yang tertulis
maupun yang tidak.” (Selasa, 03 Februari 2015)2. Apa yang dilakukan oleh guru dalam
menanamkan karakter disiplin dalamkegiatan upacara bendera di SD NegeriCepit?
Ew “Kelengkapan dalam upacara, sikap, dan memakai atribut.” (26Januari 2015)
En “Dalam berpakaian, kelengkapan, topi seragam ketika upacaratertib, tidak rame, mengikuti dengan khidmat.” (Selasa, 27Januari 2015)
Jr “Anak diharapkan tepat waktu, anak harus khidmat, anak harusbisa mengenang pahlawan pendidikan.” (Kamis, 29 Januari2015)
Sm “Melakukan pembinaan lEwat kelas dengan memberitahukanuntuk mentaati tata tertib yang sudah dibuat di kelas, pakaian,jam masuk kelompok belajar, mengikkuti upacara dan
151
memantaskan diri dengan aturan dilingkungan kelas danupacara.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Memberi contoh, beri pengertian, memberi manfaat.” (Sabtu,31 januari 2015)
Sa “Memberi contoh.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “aturan yang sudah ditentukan dalam upacara, apabila ada anak
yang tidak kuat boleh meninggalkan upacara tapi pesertadidiknya harus jujur.” (Selasa, 03 Februari 2015)
3. Apa pendekatan/program yang dilakukandalam penanaman karakter disiplin SDNegeri Cepit?
Ew “Pakaian yang rapi, dari pagi sampai pulang mengerjakan PRharus menyelesaikan tugas.” (26 Januari 2015)
En “Kalau di Kurikulum 2013 dulu pramuka, sekarang masuk cekkerapian pakaian dan buku, kebersihan kuku dan gigi. Kadangmasih lupa.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Kegiatan Pramuka.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sm “Melakukan pembiasaan, mengadakan ekstrakurikuler
pramuka, bimbingan bakat, seperti drum band memfasilitasianak.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Keteladanan, tata tertib, pramuka.” (Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Wajib sholat Zuhur berjamaah peserta didik kelas III-VI.”(Senin, 02 Februari 2015)
Mj “Kegiatan ekstrakurikuler anak merasa tidak begitu tertekandan rasa takut berkurang seperti pramuka, sepak bola, denganseperti itu manfaatkan pendidikan karakter.” (Selasa, 03Februari 2015)
4. Bagaimana Bapak/Ibu gurumengkomunikasikan tentang kedisiplinanpeserta didik dengan wali murid?
Ew “Orang tua dipanggil ketemu dengan guru”. (26 Januari 2015)
En “Pakai telfon, sma, menulis dibuku peserta didik dikasih keorang tua.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Setiap pembagian rapor, apabila anak ada masalah orang tuapeserta didik dipanggil.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Sekolah mengundang wali murid untuk menyampaikan ataumenanyakan kepada wali murid apa yang dikehendaki putra-
152
putrinyadi sekolah.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “Ditulis dibuku peserta didik, penerimaan rapor.” (Sabtu, 31
januari 2015)Sa “Kalau ada yang bandel home visit.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “Untuk kemajuan anak memberi dan meminta masukan pada
orang tua pada saat ada pertemuan dengan wali murid.” (Selasa,03 Februari 2015)
5. Apakah Bapak/Ibu guru mengucapkansalam dan berjabat tangan jika bertemuguru, siwa, maupun wali murid?
Ew “Iya”. (26 Januari 2015)
En “Iya, bersapa, dan jabat tangan.” (Selasa, 27 Januari 2015)Jr “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Iya’ guru dan peserta didik akrab.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “Iya.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Iya, jelas.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “Berjabat tangan jarang untuk lawan jenis, kalau bapak kadang-
kadang iya kalau acara resmi, kadang tidak mengucapkansalam, kepada anak kelas I, II, III berjabat tangan, IV, V, VItidak menurut norma agama.” (Selasa, 03 Februari 2015)
6. Bagaimana Bapak/Ibu guru menanamkankepada anak supaya berpakaian rapi dansopan?
Ew “selalu mengingatkan dan membantu merapikan”. (26 Januari2015)
En “Mengecek kerapian, menegur, mengingatkan untuk berpakaianrapi, dan berlaku sopan.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Selalu diingatkan, dikontrol, dan baris di depan kelas dilihatdari ujung kaki sampai ujung rambut.” (Kamis, 29 Januari2015)
Sm “Dengan dicek sebelum pembelajaran, memberi nasehat, danmemantaskan diri.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Contoh, kasih tahu tata tertib tentang pakaian.” (Sabtu, 31januari 2015)
Sa “Kalau ada baju yang keluar, langsung ditegur, pakai sepatukalau masih disekolah.” (Senin, 02 Februari 2015)
Mj “Ada kendala karena yang pertama aturan sekolahbersebrangan dengan agama, untuk yang putri tidak
153
dimasukkan bajunya pada olahraga, kalau yang putradimasukkan tetapi orang memandang malah tidak disiplin,disiplin sesuai dengan situasi dan kondisi.” (Selasa, 03 Februari2015)
7. Bentuk kegiatan apa yang dilaksanakansecara rutin oleh sekolah dalam rangkamenanamkan karakter disiplin?
Ew “Kegiatan upacara, dikelas menyelesaikan tugas tepat waktu.”(26 Januari 2015)
En “Upacara.” (Selasa, 27 Januari 2015)Jr “Upacara, hari hari besar.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Membiasakan membuang sampah pada tempatnya, berpakaianrapi, bersalaman pada pagi hari, menyalami tamu, berpamitandengan orang tua, membiasakan izin, dan memberi alasankenapa tidak masuk.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Upacara.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Upacara, sholat berjamaah kalau sudah mendengar adzan guru
dan peserta didik sama sama berangkat ke masjid.” (Senin, 02Februari 2015)
Mj “Upacara, sholat berjamaah, pramuka.” (Selasa, 03 Februari2015)
8. Hal apa yang spontan Bapak/Ibu gurulakukan ketika menjumpai peserta didikmelakukan hal yang tidak disiplin?
Ew “Langsung ditegur.” (26 Januari 2015)
En “Menegur, menasehati.” (Selasa, 27 Januari 2015)Jr “Dinasehati.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Memberi saran, menayakan penyebab, memberi solusi, danmenegur.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Langsung ditegur saat itu juga.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Hanya menasehati.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “Kadang liat karakter anak, yang melanggar dipanggil langsung
melalui teman dekat untuk menegur.” (Selasa, 03 Februari2015)
9. Apakah Bapak/Ibu guru memberikanteguran kepada peserta didik yangberpakaian tidak rapi (kemeja dikeluarkan,memakai model celana pensil, peserta
Ew “Langsung ditegur dan dirapikan.” (26 Januari 2015)
En “iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Jr “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)
154
didik perempuan memakai rok pendekdiatas lutut)?
Sm “Iya, dicek.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “Iya, sebelum pulang cek kerapian dengan berdiri.” (Sabtu, 31
januari 2015)Sa “Wali kelas iya.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “Mesti selalu negur, dulu pernah olahraga memakai celana
tipis, karena sudah besar tidak langsung ditegurdi depan umumtapi dipanggil setelah kegiatan olahraga.” (Selasa, 03 Februari2015)
10. Apakah Bapak/Ibu guru konsisten dengantaat terhadap peraturan sekolah (datangtepat waktu, keluar sekolah tepat waktu,berpakaian rapi, menerima peserta didikdan menyayanginya)?
Ew “Ya, berusaha datang tepat waktu.” (26 Januari 2015)
En “Iya, kadang telat 5 menit, diusahakan tepat waktu.” (Selasa, 27Januari 2015)
Jr “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sm “Iya konsisten.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “”Belum seutuhnya.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Insyaallah.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “di tengah-tengah, kalau sudah tidak ada lagi teman saya
pulang walaupun belum jam 2 kurang seperempat.” (Selasa, 03Februari 2015)
11. Bagaimana cara Bapak/Ibu gurumemberikan contoh yang baik sebagaibentuk pembiasaan?
Ew “Gurunya datang tepat waktu, saat berdoa ikut berdoa, dansikap sempurna.” (26 Januari 2015)
En “Berpakaian yang rpi sopan kepada orang lain.” (Selasa, 27Januari 2015)
Jr “Masuk dan pulang tepat waktu.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sm “Mengajak untuk melakukan bersalaman dan mengucap
salam.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “Masuk belajar dan pulang pada jamnya, cara berpakaian, cara
peserta didik meminta izin, cara peserta didik menjawabsalam.” (Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Begitu mendengar adzan sama-sama ke masjid.” (Senin, 02Februari 2015)
Mj “Seperti alangkah baiknya makan sambil duduk, memberikansesuatu dengan tangan kanan, dikasih jepit kuku untung
155
dipotong kuku yang panjang.” (Selasa, 03 Februari 2015)12. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru
menerapkan hukuman kepada pesertadidik?
Ew “Hukuman diterapkan dengan menulis.” (26 Januari 2015)
En “Memberikan hadiah ditangan kalo bagus gambar smile, kalaujelek gambar cemberut.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Diberi sanksi sesuai dengan bentuk kesalahan agar aak tidakmengulangi lagi.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Teguran, diberi sanksi, misalnya tidak mengerjakan PRdisuruh keluar untuk mengerjakan.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Misalnya tidak mengerjakan PR, peserta didik disuruhmengerjakan PR diluar dan PRnya tidak dinilai sebelummendapatkan tanda tangan dari orang tua peserta didik.”(Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Kalau tidak memperhatikan menyuruh ngulang apa yangdisampaikan guru agar anak fokus lagi.” (Senin, 02 Februari2015)
Mj “Yang bermanfaat, sesuai dengan kemampuan peserta didik,seperti lagi berdoa ngomong sendiri pada saat pelajaranolahraga hukumannya lari 2x keliling halaman sekolah.”(Selasa, 03 Februari 2015)
13. Apa yang Bapak/Ibu guru lakukan ketikamenjumpai ada peserta didik yangterlambat datang ke sekolah?
Ew “Kalau peserta didik ditanya kenapa terlambat.” (26 Januari2015)
En “Menegur, peserta didik jarang terlambat.” (Selasa, 27 Januari2015)
Jr “Ditegur dan jangan terlambat lagi.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sm “Ditanyakan kenap terlambat.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “G’ papa, ada 1 anak rumahnya jauh g’ punya kendaraan.”
(Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Ditegur, ditanya kenapa terlambat.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “Menegur dengan guyonan (sindiran).” (Selasa, 03 Februari
2015)14. Menurut pendapat Bapak/Ibu guru,
bagaimana jalannya tugas piket pesertaEw “Tiap hari berjalan lancar.” (26 Januari 2015)
156
didik di sekolah? En “Ada jadwal.” (Selasa, 27 Januari 2015)Jr “Ada piket, guru mengontrol.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Berjalan dengan baik.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “Jalan tiap hari.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Berjalan terus membersihkan kelas.” (Senin, 02 Februari
2015)Mj “Tergantung guru kelas, kelas III piketnya jalan.” (Selasa, 03
Februari 2015)15. Apa yang dilakukan Bapak/Ibu guru
apabila ada peserta didik yang bertengkar?Ew “Didamaikan.” (26 Januari 2015)
En “Melerai, menasehati.” (Selasa, 27 Januari 2015)Jr “Dilerai, ditanya masalahnya apa, dan didamaikan.” (Kamis, 29
Januari 2015)Sm “Ditegur, dilerai, ditanya, dan dimaikan.” (Jumat, 30 Januari
2015)Oa “Melerai, tapi sulit kalu sudah nangis baru selesai.” (Sabtu, 31
januari 2015)Sa “Dilerai, dipanggil, dan dinasehati, kalau di kelas tidak bisa
diselesaikan.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “Dipanggil, intograsi, lalu ditanya, dan memakai sanksi.”
(Selasa, 03 Februari 2015)16. Apa kesulitan Bapak/Ibu ketika
menerapkan peraturan sekolah?Ew “Kesulitannya pada anak kelas1 masih agak sulit karena baru
penyesuaian dari TK ke SD, kalau kelas lain tidak merasakesulitan” (26 Januari 2015)
En “Sudah bagus, kesulitan karena sifat dan karakter berbeda, adayang menerima tapi tidak melaksanakan.” (Selasa, 27 Januari2015)
Jr “Harus sabar, telaten dalam menerapkan untuk anak yangbandel karena karakter anak berbeda-beda.” (Kamis, 29 Januari2015)
Sm “Kesulitan kalau ada peserta didik yang tidak memahamiaturan.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Kesulitan dari saya karena, karena belum bisa tepat waktu,
157
peserta didik hanya butuh pembiasaan.” (Sabtu, 31 januari2015)
Sa “Tidak ada kesulitan.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “Kesulitan karena anak membutuhkan contoh dari guru dan
orang tua, contoh dari guru kurang pas, orang tua kurangmemberi teladan yang baik, karena pakek tatoan memakaicelana pendek, dan ngerokok pada saat mengantar anak.”(Selasa, 03 Februari 2015)
158
Lampiran 13. Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin Kepada Peserta didik
PENYAJIAN DATA HASIL WAWANCARA PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA PESERTA DIDIK
No Pertanyaan Narasumber Jawaban1 Menurut kamu, apa itu sikap disiplin? Rh “Tepat waktu.” (Senin, 26 Januari 2015)
Ap “Tepat waktu datang ke sekolah dan mengerjakan tugas.” (Senin, 26Januari 2015)
Rc “Mengerjakan tugas dan tidak ribut di kelas.” (Senin, 26 Januari2015)
Rr “Tidak boleh menakali, sombong, berantem, tidak berjalan saat belajar,harus sopan kepada orang tua.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Aj “Mengerjakan PR dan tidak boleh tidak terlambat ke sekolah.” (Selasa,27 Januari 2015)
Ak “Harus tertib saat belajar di kelas, mengerjakan tugas dari ibu guru, dantidak boleh terlambat datang ke sekolah” (Selasa, 27 Januari 2015)
As “Aturan yang berlaku.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Tidak ribut di kelas, tidak boleh datang terlambat ke sekolah.”
(Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Harus mentaati peraturan yang ada di sekolah dan tidak boleh
melanggarnya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Tepat waktu.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Tepat waktu datang ke sekolah,berpakaian rapi, dan bersalaman sama
guru” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Orang yang berpakaian rapi.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Harus mentaati peraturan yang ada di sekolah, tidak boleh terlambat,
melaksanakan piket kelas, dan berpakaian rapi.” (Sabtu, 31 Januari2015)
Ss “Tata tertib yang harus dipatuhi.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Berangkat sekolah lebih awal, melaksanakan tugas piket.” (Senin, 02
Februari 2015)Aj “Menaati peraturan, berpakaian rapi.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Mematuhi aturan yang ada di sekolah.” (Selasa, 03 Februari 2015)
159
Gn “Menaati Peraturan.” (Selasa, 03 Februari 2015)2 Perbuatan disiplin apa yang pernah kamu
lakukan?Rh “Tidak terlambat, membuang sampah pada tempatnya.” (Senin,
26 Januari 2015)Ap “Memakai pakaian rapi dan tidak terlambat datang ke sekolah” (Senin,
26 Januari 2015)Rc “Melaksanakan piket kebersihan kelas dan tidak terlambat datang ke
sekolah.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Memakai pakaian rapi, tidak nakal, kalau ada orang jatuh saya bantu.”
(Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Mengerjakan PR, memakai seragam rapi, dan tidak terlambat datang
ke sekolah.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Memakai pakaian yang rapi dan tidak terlambat datang ke sekolah.”
(Selasa, 27 Januari 2015)As “Piket kelas, kadang terlambat, kadang tidak.” (Kamis, 29
Januari 2015)Sa “Mengikuti upacara dengan tertib dan memakai atribut upacara, seperti
topi dn sabuk.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Mengerjakan PR tepat waktu, melaksanakan tugas piket, dan
bersalaman sama guru.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Melakukan hal-hal baik, seperti menolong teman dan berpakaian
rapi.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Sholat tepat waktu, berpakaian rapi, dan membuang sampah pada
tempatnya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Berpakaian rapi.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Berpakaian rapi, mengerjakan PR, sholat tepat waktu.” (Sabtu, 31
Januari 2015)Ss “Tidak mengejek teman, tidak rame, selalu memperhatikan saat
guru menjelaskan dan semua peraturan yang ada di kelas.”(Senin, 02 Februari 2015)
Pw “Kalau ribut dicatat, melaksanakan tugas piket.” (Senin, 02 Februari2015)
Aj “Melaksanakan tiket.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Berangkat tepat waktu, menjaga kebersihan, memakai pakaian rapi.”
(Selasa, 03 Februari 2015)
160
Gn “Ngga bertengkar, ngerjain PR, ngga buang sampah sembarangan.”(Selasa, 03 Februari 2015)
3 Apa yang kamu persiapkan untuk kegiatanupacara bendera?
Rh “Topi, dasi, dan sabuk.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Topi, dasi, dan sabuk.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Ikat pinggang, dasi, sepatu, dan kaus kaki.” (Senin, 26 Januari
2015)Rr “Topi, ikat pinggang, sepatu, kaus kaki, dan pakaian yang rapi.”
(Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Baju yang rapi, sepatu, kaus kai, dasi, dan topi.” (Selasa, 27 Januari
2015)Ak “Pakaian rapi, kaus kaki, sepatu, topi, dan ikat pinggang.” (Selasa, 27
Januari 2015)As “Topi, seragam rapi.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Topi, ikat pinggang, dan seragam yang rapi.” (Kamis, 29 Januari
2015)Ac “Topi, dasi, dan sabuk.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Topi, seragam rapi.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Kaus kaki, sepatu, topi, ikat pinggang, dan dasi.” (Jumat, 30 Januari
2015)Hi “Topi dan sabuk.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Topi, sabuk, dan pakaian yang rapi.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Topi, sabuk.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Topi, Pakaian rapi, sabuk.’ (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Memakai topi, seragam, sabuk, dan dasi.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Topi, ikat pinggang, dasi.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Topi, dasi, pakaian rapi.” (Selasa, 03 Februari 2015)
4 Apakah kamu diajarkan mengucapkansalam dan berjabat tangan jika bertemuBapak/Ibu guru atau orang yang lebih tua?
Rh “iya, sesudah makan bilang alhamdulillah, ketemu gurusalaman.” (Senin, 26 Januari 2015)
Ap “Iya, diajarin orang tua dan ibu guru.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Iya, kalau di rumah diajarin sama orang tua, kalau di sekolah di ajarin
sama ibu guru.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Diajarin sama orang tua dan Ibu guru.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Iya, Ibu guru yang ngajarin kalau bertemu orang yang lebih tua harus
161
mengucap salam.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Ibu guru mengajarkan untuk hormat kepada orang yang lebih tua.”
(Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Iya orang tua dan Ibu guru.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Diajarin salaman kepada orang yang lebih tua oleh Ibu guru.” (Jumat,
30 Januari 2015)Hi “Iya, orang tua dan guru.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya Ibu guru yang ngajarin untuk bersalaman dan mengucap salam
kepada orang yang lebih tua.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Iya, Kepala sekolah yang ngajarin.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Iya, orang tua sama guru yang ngajarin.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Iya, orang tua dan guru.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, bu guru dan orang tua.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Iya, diajari.” (Selasa, 03 Februari 2015)
5 Apakah kamu mengucapkan salam danberjabat tangan jika bertemu Bapak/Ibuguru atau orang yang lebih tua?
Rh “Salaman.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Iya salaman.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Iya bersalaman dan mengucap salam sama orang yang lebih tua.”
(Senin, 26 Januari 2015)Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Kalau bertemu Bapak dan Ibu guru saya salaman.” (Selasa, 27 Januari
2015)Ak “Jika bertemu guru saya salaman dan mengucap salam.” (Selasa, 27
Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Saya selalu salaman kalau bertemu Bapak dan Ibu guru.” (Kamis, 29
Januari 2015)Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya salaman dan berjabat tangan.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Iya salaman.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Salaman jika bertemu Bapak dan Ibu guru maupun orang tua.”
(Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Iya.” (Senin, 02 Februari 2015)
162
Pw “ Iya, kalau sama yang lebih tua juga salaman.” (Senin, 02 Februari2015)
Aj “Iya, sama yang lebih tua juga.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Iya.” (Selasa, 03 Februari 2015)
6 Apakah kamu diajarkan berpakaian rapidan sopan?
Rh “ya, pakaiannya yang sopan.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “ Iya, diajari sama guru.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Diajari sama orang tua dan guru.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Diajari sama orang tua di rumah, dan diajari guru di sekolah.” (Selasa,
27 Januari 2015)Ak “iya diajarin di sekolah sama guru.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Iya diajari Ibu guru.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Diajarin sama orang tua dan guru.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Iya, diajari.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Diajari.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Iya, diajari.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, saya selalu diajari untuk berpakaian rapi dan sopan.” (Sabtu, 31
Januari 2015)Ss “Iya, diajari.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Iya, orang tua dan Ibu guru.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Iya, orang tua dan guru.’ (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, orang tua dan ibu guru.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Iya, bu guru dan orang tua.” (Selasa, 03 Februari 2015)
7 Bentuk kegiatan apa yang seringdilaksanakan oleh sekolah?
Rh “Olahraga, jalan-jalan, ke kolam renang Terto Bantul.” (Senin, 26Januari 2015)
Ap “Upacara bendera, olahraga, dan pramuka.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Upacara bendera.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Menulis, menyapu.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Pramuka dan upacara bendera setiap hari senin.” (Selasa, 27 Januari
2015)Ak “Upacara bendera, pramuka, nari dan olahraga.” (Selasa, 27 Januari
2015)
163
As “Pramuka, nari, dan seni musik.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Belajar di kelas, upacara bendera, dan drum band.” (Kamis, 29
Januari 2015)Ac “Ekstrakurikuler pramuka dan upacara.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Upacara, olahraga, ekstrakurikuler.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Tugas piket kelas, upacara, dan pramuka.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Belajar, pramuka, drum band, nari.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Olahraga, pramuka, dan upacara bendera.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Ekstrakurikuler teknologi informatika, olahraga, nari, pramuka,
les musik.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Upacara, pramuka.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Upacara, piket.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Pramuka, upacara, tari, drum band.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Pramuka, upacara, tari.” (Selasa, 03 Februari 2015)
8 Jika kamu melakukan hal yang tidak baikapa yang dilakukan Bapak/Ibu guru?
Rh “Suruh minta maaf.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Memberi sanksi.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Menegur dan memberi hukuman.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Dicubit.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Dimarahi dan diberi hukuman.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Ditegur sama bu guru, lalu disuruh meminta maaf.” (Selasa, 27
Januari 2015)As “Menegur.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Ditegur sama bu guru, lalu diberi sanksi.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Menegur dan dinasehati supaya tidak nakal lagi.” (Kamis, 29 Januari
2015)Ir “Memberi sanksi, tapi belum pernah dapat sanksi.” (Jumat, 30
Januari 2015)Rd “Dinasehat sama guru.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Dimarahi.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “menegur dan dinasehati.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Menegur, bayar denda 500 karena rame.” (Senin, 02 Februari
2015)Pw “Dinasehati lalu dihukum.” (Senin, 02 Februari 2015)
164
Aj “Dinasehati.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Diperingatkan.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Memberi hukuman.” (Selasa, 03 Februari 2015)
9 Apakah Bapak/Ibu guru memberikanteguran kepada kamu jika berpakaiantidak rapi?
Rh “Pernah ditegur, besok lagi pakaiannya yang rapi.” (Senin, 26Januari 2015)
Ap “Iya ditegur sama bu guru.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Ditegur lalu dirapikan sama bu guru.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Ditegur, dirapikan.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Iya ditegur dan dirapikan sama bu guru.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Kalo gurunya lihat pasti ditegur.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Iya ditegur dan dirapikan.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Ditegur kalau gurunya lihat pakaian yang tidak rapi.” (Kamis, 29
Januari 2015)Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Ditegur kalau pakaiannya tidak rapi datang ke sekolah.” (Jumat, 30
Januari 2015)Hi “Iya.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, mesti ditegur dan dirapikan.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Ditegur, tapi belum pernah.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Kadang ditegur kalo bu gurunya lihat.’ (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Kadang-kadang.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, selalu ditegur.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Ditegur.” (Selasa, 03 Februari 2015)
10 Apakah Bapak/Ibu guru selalu datangtepat waktu?
Rh “Tepat waktu.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Kadang-kadang tepat waktu, kadang-kadang enggak.” (Senin, 26
Januari 2015)Rc “kadang-kadang tepat waktu.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Tepat waktu.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Tepat waktu.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Kadang iya, kadang peserta didik manggil gurunya ke kantor.”
(Kamis, 29 Januari 2015)
165
Sa “Kadang-kadang.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “kadang tepat waktu kadang enggak.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Kadang iya kadang g’.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya tepat waktu.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Kadang-kadang.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Kadang dipanggil peserta didik ke kantor gurunya.” (Sabtu, 31
Januari 2015)Ss “Iya, 06.30.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Kadang-kadang.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Iya.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, datang tepat waktu.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Kadang-kadang.” (Selasa, 03 Februari 2015)
11 Apakah Bapak/Ibu guru memberikancontoh yang baik kepadamu?
Rh “Iya, berpakaian yang rapi, berbicara sopan.” (Senin, 26 Januari2015)
Ap “iya, seperti berpakaian rapi dan membuang sampah pada tempatnya.”(Senin, 26 Januari 2015)
Rc “Iya, seperti berpakaian rapi.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Ibu guru memberikan contoh yang baik seperti tidak terlambat datang
ke sekolah dan berpakaian rapi.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Iya seperti mengucap salam dan berjabat tangan jika bertemu dengan
orang lain.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Iya seperti membuang sampah pada tempatnya.” (Kamis, 29 Januari
2015)Ac “Iya, seperti berpakaian rapi, tidak terlambat datang ke sekolah, dan
disiplin.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya, seperti menghormati orang lain dan berkata yang sopan.”
(Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Iya, tidak rame, belajar disiplin.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, seperti merapikan buku setelah belajar.” (Sabtu, 31 Januari
2015)
166
Ss “Iya, seperti datang ke sekolah berjabat tangan dan mengucapsalam.” (Senin, 02 Februari 2015)
Pw “Iya, seperti berpakaian rapi.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Iya, seperti pakaian rapi.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, tidak rame di kelas, tidak berkata kasar.” (Selasa, 03 Februari
2015)Gn “Iya, berpakaian rapi.” (Selasa, 03 Februari 2015)
12 Hukuman apa saja yang diberikanBapak/Ibu guru jika kamu melanggarperaturan?
Rh “Ilekke, minta maaf.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Disuruh mengerjakan PR di luar kelas.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Belum pernah mendapat hukuman dari guru.” (Senin, 26 Januari
2015)Rr “Membersihkan WC.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Mendapat sanksi membersihkan WC.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Belum pernah dapat hukuman.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Belum pernah mendapatkan hukuman.” (Kamis, 29 Januari
2015)Sa “Disuruh menulis di luar kelas, tapi saya belum pernah.” (Kamis, 29
Januari 2015)Ac “Disuruh keluar kelas.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “disuruh keluar, tapi saya belum pernah.” (Jumat, 30 Januari
2015)Rd “Disuruh bayar denda, besar dendanya tergantung kesalahan.” (Jumat,
30 Januari 2015)Hi “Di denda, denda 500 - 2.000 tergantung kesalahan, pernah di
denda tapi udah lupa berapa dendanya.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Di denda.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Didenda, uangnya dikumpul ke bendahara pas akhir tahun
dikembalikan lagi atau membeli peralatan kelas.” (Senin, 02Februari 2015)
Pw “Suruh nyapu kelas, suruh bersihin WC.’ (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Membersihkan ruangan kelas.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Bersihin kelas.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Bersihin kelas, bersihin kamar mandi, nyapu halaman sekolah.”
(Selasa, 03 Februari 2015)
167
13 Apakah kamu melaksanakan tugas piket? Rh “Kadang-kadang.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Iya, selalu melaksanakan tugas piket.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “ Kalau sudah jadwal piket, saya melaksanakan piket.” (Senin, 26
Januari 2015)Rr “Iya.’ (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Iya, selalu.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Kadang-kadang.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Iya, saya sering membantu teman yang piket.” (Kamis, 29 Januari
2015)Ac “Iya, saya senan membantu teman yang piket.” (Kamis, 29 Januari
2015)Ir “iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya, saya melaksanakan piket sesuai jadwal.” (Jumat, 30 Januari
2015)Hi “Iya.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, kadang-kadang.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Iya, senin dan kamis.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Iya.’ (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Iya, selalu melaksanakan tugas piket.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya melaksanakan tugas piket.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Iya, selalu.” (Selasa, 03 Februari 2015)
14 Apakah kamu mengerjakan pekerjaanrumah?
Rh “Iya.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Iya, saya mengerjakan PR di rumah.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Iya, ngerjain PR di rumah.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Iya, saya mengerjakan PR.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Iya, selalu.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Iya, tapi saya pernah tidak mengerjakan PR.” (Kamis, 29 Januari
2015)Ac “Iya, tapi saya pernah mengerjakan PR di sekolah karena lupa.”
(Kamis, 29 Januari 2015)
168
Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya, selalu mengerjakan PR di rumah.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Iya.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, mengerjakan di rumah, kadang-kadang di sekolah.” (Sabtu, 31
Januari 2015)Ss “Iya, selalu.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Iya selalu membuat PR.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “ Iya.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, ngerjain tugas.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Iya, selalu.” (Selasa, 03 Februari 2015)
15 Apa yang kamu lakukan apabila adateman yang bertengkar?
Rh “Disuruh minta maaf.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Melerai.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc Disuruh minta maaf.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Dipisah.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Memisahkan mereka.supaya tidak bertengkar lagi.” (Senin, 26
Januari 2015)Ak “Melerai dan disuruh minta maaf.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Memisahkan.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Melerai dan suruh minta maaf.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Menegur dan memisahkan, lalu suruh meminta maaf.” (Kamis, 29
Januari 2015)Ir “Memisahkan.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Melerai dan memisahkan.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Melihat.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Melerai dan disuruh minta maaf.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Melerai, kalo g’ melerai bayar denda 1000.” (Senin, 02 Februari
2015)Pw “Menegur.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Menegur.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Melerai,” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Melerai.” (Selasa, 03 Februari 2015)
16 Apa kesulitan kamu dalam menaatiperaturan sekolah?
Rh “Nggak ada.” (Senin, 26 Januari 2015)Ap “Enggak ada kesulitan.” (Senin, 26 Januari 2015)
169
Rc “Tidak ada.” (Senin, 26 Januari 2015)Rr “Ngga ada, merasa senang.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Tidak merasa sulit.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Saya tidak kesulitan dalam mentaati peraturan sekolah.” (Selasa, 27
Januari 2015)As “Ngga merasa sulit.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Tidak ada kesulitan.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Banyak aturan sekarang, jadinya sulit.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Tidak ada.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Saya tidak kesulitan dalam mentaati peraturan.” (Jumat, 30 Januari
2015)Hi “Sulit, banyak aturan.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Agak sulit, sekarang banyak aturan.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Dulu ngga ada peraturan sekarang sudah banyak, peraturan
dibuat biar tertib, kadang-kadang sulit dan banyak yang langgar.”(Senin, 02 Februari 2015)
Pw “Ada, kadang-kadang bawa buku.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Tidak ada.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Ngga ada.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Tidak ada.” (Selasa, 03 Februari 2015)
170
Lampiran 14. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Observasi Integrasi dalam Program Pengembangan Diri
REDUKSI, PENYAJIAN DATA, DAN KESIMPULAN
HASIL OBSERVASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Hari/Tanggal : Pengamatan I pada Senin, 26 Januari 2015, pengamatan II pada Selasa 27 Januari 2015, pengamatan III pada Kamis 29
Januari 2015, pengamtan IV pada Jumat, 30 Januari 2015, pengamatan V pada Sabtu, 31 Januari 2015, pengamatan VI
pada Senin, 02 Februari 2015, Pengamatan VII pada Selasa, 03 februari 2015, pengamatan VIII pada Rabu, 04 Februari
2015.
Sasaran Observasi : Kepala sekolah, Guru, dan Peserta didik
No Aspek yang
Diamati
Sub Aspek yang
Diamati
Keterangan Kesimpulan Pernyataan
Ya Tidak
1. Kegiatan
Rutin
1. Setiap hari
senin
melaksanakan
upacara
bendera
Kepala sekolah
Kepala sekolah melaksanakan
upacara, dan membantu guruyang
lain untuk mengkondisikan peserta
didik agar siap untuk mengikuti
upacara (Pengamatan I dan VI)
Guru
Guru-guru melaksanakan upacara,
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik setiap hari senin
melaksanakan upacara, Kepala
sekolah sebagai pembina dan
peserta didik secara bergantian
menjadi petugas upacara.
171
dan mengkondisikan barisan
peserta didik sebelum upacara
dimulai (Pengamatan I dan VI)
Peserta didik
Satu persatu peserta didik datang
kesekolah dan menyalami guru
yang berdiri di depan pagar
sekolah, lalu bersiap-siap untuk
mengikuti upacara (Pengamatan I
dan VI)
2. Melaksanakan
tugas piket
Kepala sekolah
Kepala sekolah melaksanakan tugas
piket menjadi pembina upacara
setiap hari senin (Pengamatan I dan
VI)
Guru
Guru melaksanakan tugas piket
budaya pagi untuk menyambut dan
bersalaman dengan peserta didik
(Pengamatan I, IV, V, VI, VII, dan
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik melaksanakan
tugas piketnya masing-masing,
Kepala sekolah bertugas menjadi
pembina upacara setiap hari
senin dan piket budaya pagi,
guru melaksanakan piket budaya
pagi dan piket pada saat libur,
peserta didik melaksanakan
piket kelas setiap hari.
172
VIII)
Peserta didik
Peserta didik selalu melaksanakan
tugas piket pada saat pagi hari
ataupun setelah jam pulang
(Pengamatan I, II, III, IV, V, dan
VI)
3. Berdoa
sebelum dan
setelah
pelajaran
Kepala sekolah
Kepala sekolah berdoa pada saat
mengajar dan kegiatan upacara
(Pengamatan I dan VI)
Guru
Guru berdoa setelah pembelajaran
bersama peserta didik (Pengamatan
I, II,III,IV,V,dan VI)
Peserta didik
Peserta didik berdoa sebelum dan
setelah pelajaran dipimpin oleh
ketua kelas dan ada juga yang
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik selalu berdoa
sebelum dan setelah
pembelajaran, selain itu, pada
kegiatan upacara warga sekolah
ikut berdoa pada saat hening
cipta.
173
bergantian sesuai jadwal
(Pengamata I, II, III, IV, V, dan VI)
4. Mengisi
catatan
kehadiran
Kepala sekolah
Kepala sekolah mengisi catatan
kehadiran yang disediakan di meja
administrasi (Pengamatan VIII)
Guru
Guru mengisi catatan kehadiran di
meja administrasi dan melakukan
presensi peserta didik (Pengamatan
I, II, III, IV, V, VI, dan VIII)
Peserta didik
Peserta didik membiasakan hadir di
sekolah setiap hari, peserta didik
akan mengirim surat jika tidak
hadir ke sekolah (Pengamatan I, III,
III, IV, V, dan VI)
Kepala sekolah dan guru
mengisi catatan kehadiran setiap
hari de meja administrasi. Guru
mengabsen peserta didik setiap
hari di kelas, jika aada yang
tidak hadir peserta didik akan
mengirim surat.
2. Kegiatan
Spontan
5. Memperingatk
an warga
Kepala sekolah
Sudah terlihat upaya sekolah untuk
Kepala sekolah dan guru
berupaya untuk mengingatkan
peserta didik yang terlambat
174
sekolah yang
datang
terlambat
memperingatkan warga sekolah
yang datang terlambat dengan
adanya peraturan dan mendapat
sanksi bagi yang melanggarnya,
agar tidak mengulangi
kesalahannya (Pengamatan VII)
Guru
Guru berupaya memperingati
peserta didik agar peserta didik
tidak terlambat dengan membuat
peraturan di sekolah, tetapi peserta
didik jarang datang terlambat
Peserta didik
datang ke sekolah agar tidak
mengulanginya lagi.
6. Memperingatk Kepala sekolah
Saat menjadi pembina upacara
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik selalu
175
an warga
sekolah yang
tidak
berpakaian
rapi
Kepala sekolah menyampaikan
kepada seluruh warga sekolah
untuk meningkatkan kerapian
(Pengamatan VI)
Guru
Guru memperingatkan peserta didik
yang tidak berpakaian rapi pada
saat di kelas maupun pada saat
upacara (Pengamatan I dan IV)
Peserta didik
Peserta didik menegur temannya
yang tidak berpakaian rapi pada
saat kegiatan upacara (Pngamatan I
dan VI)
mengingatkan warga sekolah
yang tidak berpakian rapi.
7. Memperingatk
an warga
sekolah yang
tidak
Kepala sekolah
Saat menjadi pembina upacara
Kepala sekolah menyampaikan
kepada seluruh warga sekolah
untuk meningkatkan kebersihan
baik di Sekolah maupun di rumah
Kepala sekolah, guru dan peserta
didik mengingatkan warga
sekolah yang tidak
melaksanakan piket.
176
melaksanakan
tugas piket
(Pengamatan VI)
Guru
Guru mengingat kepada peserta
didik yang piket untuk merapikan
buku pembelajaran (Pengamatan I
dan IV)
Peserta didik
Peserta didik mengingatkan
temanya untuk melaksanakan piket
sebelum pulang sekolah
(Pengamatan I dan II)
8. Mengkoreksi
kesalahan
ketika ada
guru/ peserta
didik yang
melakukan hal
yang tidak
Kepala sekolah
Kepala sekolah menegur peserta
didik yang ribut di dalam kelas
pada saat pembelajaran
(Pengamatan VI)
Guru
Guru memanggil peserta didik yang
tidak mngerjakan PR, sering tidak
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik menegur warga
sekolah yang melakukan hal
tidak disiplin. Seperti ribut pada
saat pembelajaran, peserta didik
tidak mengerjakan PR, dan
menegur teman yang bertengkar.
177
disiplin hadir ke sekolah, dan tidak
mengerjakan tugas kelompok
(Pengamatan III dan IV)
Peserta didik
Peserta didik menegur temannya
yang bertengkar, dan berusaha
untuk melerai (pengmatan II dan
VII)
9. Menegur
peserta didik
yang tidak
memakai
atribut
upacara
Kepala sekolah
Guru
Pada saat upacara guru menegur
satu orang peserta didik yang tidak
memakai topi dan menasehatinya
(Pengamatan I)
Peserta didik
Peserta didik menegur teman yang
tidak memakai topi pada saat
kegiatan upacara (pengamatan I dan
VI)
Guru dan peserta didik menegur
warga sekolah yang tidak atribut
upacara
178
3. Keteladanan 10. Memakai
seragam,
berpakaian
bersih, rapi
dan sopan
Kepala sekolah
Kepala sekolah selalu memakai
pakaian yang rapi dan bajunya
disisipkan kedalam celana
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI,
VII dan VIII)
Guru
Setiap hari guru memakai pakaian
yang rapi, Guru memakai pakaian
seragam pada saat upacara, guru
laki-laki bajunya disisipkan ke
dalam celana, guru perempuan
tidak ada yang memakai rok di atas
lutut(Pengamatan I, II, III, IV, V,
VI, VII dan VIII)
Peserta didik
Peserta didik memakai seragam
sekolah sesuai jadwal yang telah
ditentukan sekolah (Pengamatan I,
II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII)
Kepala sekolah dan guru selalu
memakai pakaian yang rapi, bagi
guru laki-laki bajunya disispkan
kedalam celana, sedangkan guru
perempuan tidak ada yang
memakai atau rok di atas lutut.
Peserta didik memakai seragam
rapi sesuai jadwal yang telah
ditentukan sekolah.
179
11. Membiasakan
hadir tepat
waktu ke
sekolah
Kepala sekolah
Kepala sekolah membiasakan hadir
tepat waktu. sebelum pukul 07:00
WIB Kepala sekolah sudah berada
di skolah (Pengamatan I dan VI)
Guru
Guru berusaha untuk hadir ke
sekolah sebelum pukul 07:00,
namun ada juga beberapa yang
masih terlambat, satu orang guru
yang sering terlambat hadir ke
sekolah karena harus cek-up ke
rumah sakit pada pagi hari.
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI,
VII dan VIII)
Peserta didik
Sebelum bel berbunyi peserta didik
sudah banyak yang datang dan
Kepala sekolah, guru, dan siwa
membiasakan hadir tepat waktu
datang ke sekolah.
180
peserta didik jarang terlambat
datang ke sekolah (Pengamatan I,
II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII)
12. Tidak pernah
merokok di
sekolah
Kepala sekolah
Kepala sekolah tidak pernah
merokok selama di sekolah
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI,
VII, dan VIII)
Guru
Peneliti tidak pernah melihat guru
merokok di sekolah (Pengamatan I,
II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII)
Peserta didik
Selama penelitian, peneliti tidak
pernah melihat peserta didik
merokok di sekolah (Pengamatan I,
II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII)
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik tidak ada yang
merokok di sekolah.
13. Membuang
sampah pada
Kepala sekolah
Terdapat tempat sampah di dalam
ruangan Kepala sekolah, dan
Warga sekolah berupaya
menjaga kebersihan lingkungan
dengan menyediakan tempat
181
tempatnya kondisi ruangan terlihat bersih
Guru
Guru Sm dan SA membuang
sampah pada tempat yang telah
disediakan (Pengamatan II dan IV)
Peserta didik
Peserta didik membuang sampah
pada tempat yang telah disediakan
(Pengamatan I, II, III, IV, V, dan
VI)
sampah diberbagai tempat dan
membuang sampah pada
tempatnya.
14. Mengucapkan
salam atau
berjabat
tangan jika
bertemu guru
dan wali
murid
Kepala sekolah
Kepala sekolah berjabat tangan dan
mengucap salam saat bertemu
dengan guru dan peserta didik pada
pagi hari (Pengamatan VIII)
Guru
Peserta didik
Peserta didik selalu bersalaman dan
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik saling berjabat jika
bertemu hal ini untuk
mengakrabkan warga sekolah.
setiap hari peserta didik
smelakukan jabat tangan dan
mengucap salam pada guru yang
berdiri di depan pagar sekolah
untuk menyambut kedatangan
peserta didik, hal ini dilakukan
182
mengucap salam pada guru yang
menjadi piket budaya pagi ketika
datang ke sekolah, dan pulang
sekolah pada wali kelas masing-
masing. (Pengamatan I, II, III, IV,
V, dan VI)
secara bergantian sesuai dengan
jadwal piket budaya pagi guru.
15. Berkata sopan
dan bersikap
sabar
Kepala sekolah
Kepala sekolah berkata sopan dan
bersikap sabar pada saat menjadi
pembina upacara dan mengajar di
kelas VI (Pengamatan I dan VI)
Guru
Guru selalu sabar dalam mengajari
peserta didiknya, walaupun peserta
didik sering ribut, guru berusaha
untuk berkata sopan dalam
menasehati peserta didiknya
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI,
VII, dan VIII)
Kepala sekolah, guru, berkata
sopan dalam menegur dan
bersikap sabar dalam mengajar,
begitu juga dengan peserta didik
dengan sabar melerai temannya
yang bertengkar.
183
Peserta didik
Peserta didik berkata sopan dan
bersikap sabar dalam melerai
temannya yang bertengkar.
(Pengamatan II, dan VI)
16. Tidak makan
atau minum
saat
pembelajaran
Kepala sekolah
Kepala sekolah tidak makan atau
minum saat pembelajaran
(Pengamatan I dan VI)
Guru
Guru tidak makan maupun minum
pada saat pembelajaran
berlangsung (Pengamatan I, II, III,
IV, V, dan VI)
Peserta didik
Kepala sekolah dan guru
memberikan contoh yang baik
kepada peserta didik dengan
tidak makan dan minum pada
saat pembelajaran berlangsung
17. Menata buku
dengan rapi di
mejanya
Kepala sekolah
Terlihat buku-buku tersusun rapi di
ruang Kepala sekolah (Pengamatan
IV dan VIII)
Kepala sekolah dan guru, terlihat
menata buku-buku dengan rapi
yang ada di mejanya. Sedangkan
peserta didik menyimpan buku
184
Guru
Terlihat buku-buku tersusun rapi di
meja guru (Pengamatan I, II, III,
IV, V, dan VI)
Peserta didik
Setelah pembelajaran selesai,
peserta didik mengumpulkan
kembali buku paket dan
meletakkannya di tempat yang telah
disediakan di dalam kelas
(Pengamatan I, II, IV)
di dalam tas ataupun di laci
setelah pembelajaran.
18. Menyediakan
tempat
parkiran di
sekolah
Kepala sekolah
Kepala sekolah menempatkan
sepeda motor dengan rapi di
parkiran sekolah (Pengamatan I dan
VI)
Guru
Sepeda motor tersusun rapi di
parkiran yang telah disediakan
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik meletakkan
kendaraan masing-masing
dengan rapi di parkiran yang
telah disediakna sekolah, baik
parkiran sepeda motor untuk
Kepala sekolah dan guru,
maupun parkiran sepeda peserta
didik.
185
maupun di halaman sekolah
(Pengamatan I, II, III, IV, V, VI,
VII dan VIII)
Peserta didik
Peserta didik menempatkan
sepedanya dengan rapi ditempat
parkiran sepeda yang telah
disediakan sekolah (Pengamatan I,
II, III, IV, V, VI, VII, dan VI)
4. Pengkondisia
n
19. Menempelkan
tata tertib di
dinding
sekolah
Kepala sekolah
Terlihat tempelan tata tertib peserta
didik di ruangan Kepala sekolah
(Pengamatan VII)
Guru
Terlihat tempelan tata tertib di
dinding setiap kelas (Pengamatan
VII)
Kepala sekolah dan guru sudah
memasang tata terib diruangan
guru dan di setiap ruang kelas,
sehingga guru dan peserta didik
dapat mengetahui tata tertib
yang ada di SD Cepit.
186
Peserta didik
Disetiap kelas terdapat tempelan
text line budaya pekerti 6 SMTP,
budaya 7k, dan 5s (Pengamatan
VII)
20. Menempelkan
jadwal
pelajaran dan
jadwal piket
kelas
Kepala sekolah
Diruangan Kepala sekolah terdapat
jadwal mata pelajaran dari kelas I-
VI, tetapi tidak ada tempelan
jadwal piket (Pengamatan VII)
Guru
Jadwal pelajaran dan jadwal piket
di tempel di setiap kelas,
(Pengamatan VII)
Peserta didik
Jadwal mata pelajaran dan jadwal
piket ditempel disetiap kelas, ada
Terdapat jadwal mata pelajaran
peserta didik kelas I-VI di
ruangan Kepala sekolah. Guru
menempelkan jadwal pelajaran
dan piket kelas yang dibuat oleh
peserta didik maupun hasil print
out.
187
yang dibuat dan dikreasikan oleh
peserta didik sendiri, dan ada juga
yang hasil print out (Pengamatan
VII)
21. Menempelkan
daftar hadir
guru
Kepala sekolah
Ada yang di tempel di dinding
depan ruang Kepala sekolah, dan
ada yang diletakkan di meja
administrasi (Pengamatan VIII)
Guru
Selain presensi, di tiap kelas juga
tersedia papan presensi.
(Pengamatan dan VII)
Peserta didik
Peserta didik mengulis di papan
presensi jika ada teman yang tidak
hadir (Pengamatan III)
Kepala sekolah menempelkan
daftar hadir di depan ruangan
Kepala sekolah, dan di dalam
kelas terdapat papan presensi
peserta didik.
22. Menempatkan Kepala sekolah Kepala sekolah, guru, dan
188
alat belajar
secara teratur
Kepala sekolah menempatkan alat
belajar pada tempatnya pada saat
mengajar di kelas VI (Pengamatan
VI)
Guru
Terlihat buku-buku dan penghapus
di simpan kembali ke tempat yang
telah disediakan setelah
pembelajaran selesai (Pengamatan
I, II, III, IV, V, dan VI)
Peserta didik
Setelah pembelajaran selesai
peserta didik menyimpan kembali
buku dan pensilnya ke dalam tas
ataupun kelaci meja (Pengamatan I,
II, III, IV, V, dan VI)
peserta didik menempatkan
kembali alat belajar pada tempat
yang telah disediakan di ruang
kelas.
23.Ruangan
bersih dan rapi
Kepala sekolah
Ruang Kepala sekolah terlihat
bersih dan buku-buku ditata dengan
rapi (Pengamatan IV dan VIII)
Ruangan Kepala sekolah terlihat
bersih, dan ruangan guru di tata
dengan rapi. Ruang kelas selalu
dibersihkan oleh peserta didik
189
Guru
Tempat duduk guru ditata dengan
rapi di ruangan kantor, tersedia
almari tempat penyimpanan barang
masing-masing guru yang sudah
diberi nama disetiap boxnya.
(Pengamatan VII)
Peserta didik
Ruang kelas dibersihkan dan
dirapikan oleh peserta didik setiap
pagi dan sebelum pulang
(Pengamatan I, II, III, IV, V, dan
VI)
pagi dan sebelum pulang.
24.Sekolah
menyediakan
alat kebersihan
Kepala sekolah
Sekolah menyediakan alat
kebersihan seperti penyapu, tempat
sampah, serok sampah, kemoceng,
penghapus, dll. (Pengamatan VII
dan VIII)
Kepala sekolah dan guru telah
menyediakan alat kebersihan di
dalam kelas agar dapat
digunakan oleh peserta didik
untuk menjaga membersihkan
kelas.
190
Guru
Di setiap kelas terdapat kemoceng,
penghapus, dan sapu. Sedangkan
bak sampah dan serok sampah
terdapat di depan masing-masing
kelas. (Pengamatan VII dan VIII)
Peserta didik
Di setiap kelas terdapat kemoceng,
penghapus, dan sapu. Sedangkan
bak sampah dan serok sampah
terdapat di depan masing-masing
kelas. (Pengamatan VII dan VIII)
25. Sekolah
menyediakan
bak sampah di
berbagai
tempat
Kepala sekolah
Terdapat bak sampah di depan
masing-masing kelas, di ruangan
guru, dan 2 tempat sampah di
depan bangunan sekolah
(Pengamatan VIII)
Guru
Terlihat tempat sampah di depan
Kepala sekolah dan guru
menyediakan bak sampah di
berbagai tempat agar warga
sekolah tidak membuang
sampah sembarangan sehingga
kebersihan sekolah tetap terjaga.
191
masing-masing kelas berwarna
hitam (Pengamatan VIII)
Peserta didik
Bak sampah disediakan di depan
kelas, sehingga mempermudah bagi
peserta didik yang piket kelas untuk
membuang sampah. (Pengamatan
VIII)
26. Pemasangan
slogan-slogan
yang berkaitan
dengan
kedisiplinan
Kepala sekolah
Terdapat tempelan-tempelan yang
berkaitan dengan kedisiplinan di
dinding setiap kelas diantaranya
budaya 7k dan tata tertib sekolah.
(Pengamatan VII)
Guru
Disetiap kelas terlihat tempelan-
tempelan yang mengajak peserta
didik untuk disiplin, seperti budaya
7k, tata tertib sekolah, ajakan untuk
menjaga kebersihan, dll.
Kepala sekolah dan guru
berusaha menanamkan karakter
disiplin pada peserta didik
dengan adanya tempelan-
tempelan text line di dalam kelas
yang mudah di lihat dan
dipahami oleh peserta didik.
192
(Pengamatan VII)
Peserta didik
Di dalam kelas terdapat text line
yang berisi ajakan untuk menjaga
kebersihan, budaya 7k, tata tertib
sekolah, dll. (Pengamatan VII)
193
Lampiran 15. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin Kepada Kepala sekolah
PENYAJIAN DATA DAN KESIMPULAN
HASIL WAWANCARA PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA KEPALA SEKOLAH
No. Pertanyaan Jawaban Kesimpulan1 Apa yang dimaksud dengan
disiplin menurut Bapak?“Disiplin adalah sesuatu yang dilakukansecara tepat baik waktu, tempat, dan suasana.”( Senin, 26 Januari 2015)
Kepala sekolah sudah memahamidengan baik pengertian disiplin
2 Apa yang bapak lakukan dalammenanamkan karakter disiplindalam kegiatan upacara benderadi SD Negeri Cepit?
“Menanamkan rasa disiplin pada peserta didikdengan cara memberi bimbingan jugapetunjuk upacara yang benar sesuai dengantata tertib kedisiplinan dalam upacara.” (Senin, 26 Januari 2015)
Dalam kegiatan upacara Kepalasekolah menanamkan rasa disiplindengan cara menjalankan kegitanupacara sesuai dengan tata tertibkedisiplinan dalam upacara, sehinggaupacara dapat menjadi sarana dalammembentuk karakter disiplin bagiwarga sekolah.
3 Apa pendekatan/program yangdilakukan dalam penanamankarakter disiplin di SD NegeriCepit?
“Upacara bendera, tata tertib yang ditaati olehpeserta didik.” ( Senin, 26 Januari 2015)
Program yang dilakukan Kepalasekolah dalam penanaman karakterdisiplin adalah upacara berndera, tatatertib yang harus ditaati oleh pesertadidik.
4 Bagaimana Bapakmengkomunikasikan tentangkedisiplinan peserta didik denganwali murid?
“Suatu saat wali murid dipanggil ke sekolahlalu diutarakan tentang kedisiplinan disekolah.” ( Senin, 26 Januari 2015)
Kepala sekolah mengundang seluruhwali murid lalu diutarakan tentangkedisiplinan yang berlaku di sekolah.
5 Apakah Bapak guru “iya, guru dan peserta didik akrab.” ( Senin, Kepala sekolah memprioritaskan
194
mengucapkan salam dan berjabattangan jika bertemu guru, pesertadidik, maupun wali murid?
26 Januari 2015) bersalaman dan mengucap salamdengan orang lain, tidak hanya denganguru dan peserta didik tetapi jugadengan wali murid. Maka, dibuatjadwal budaya salam pagi untukmenyambut kedatangan peserta didikdi depan pintu gerbang dan bersalamandengan peserta didik untukmengakrabkan hubungan peserta didikdengan guru.
6 Bagaimana Bapak gurumenanamkan kepada anak supayaberpakaian rapi dan sopan?
“Dengan memberi contoh berpakaian rapi,mengajak atau mengarahkan peserta didikuntk berpakaian rapi sesuai dengan ketentuan,dan setiap di sekolah supaya berpakaian yangrapi”. ( Senin, 26 Januari 2015)
Kepala sekolah mengajak dan membericontoh untuk berpakaian rapi sesuaidengan ketentuan yang berlaku disekolah.
7 Bentuk kegiatan apa yangdilaksanakan secara rutin olehsekolah dalam rangkamenanamkan karakter disiplin?
“Upacara bendera, pelatihan pramuka, latihanbaris-berbaris, dan olahraga.” ( Senin, 26Januari 2015)
Kepala sekolah menerapkan beberapakegiatan di sekolah untuk menanamkankarakter disiplin diantaranya adalahupacara bendera, dan pelatihanpramuka,
8 Hal apa yang spontan Bapaklakukan ketika menjumpai pesertadidik/guru melakukan hal yangtidak disiplin?
“Peserta didik: langsung menegur diberiarahanGuru: diberi arahan supaya tepat waktu padasaat rapat atau pada saat briefing di ruangguru.” ( Senin, 26 Januari 2015)
Kepala sekolah secara spontanlangsung menegur dan memberi arahankepada peserta didik yang melakukanhal yang tidak disiplin. Sedangkankepada guru kepalas sekolah tidaklangsung menegur saat itu uga tetpaipada saat kegiatan briefing di ruangguru.
195
9 Apakah Bapak memberikanteguran kepada peserta didik atauguru yang berpakaian tidak rapi(kemeja dikeluarkan, memakaimodel celana pensil, peserta didikperempuan memakai rok pendekdiatas lutut)?
“Peserta didik langsung ditegur diarahkanberpakaian rapi, sedangkan guru diingatkan.” (Senin, 26 Januari 2015)
Kepala sekolah langsung menegurpeserta didik dan diarahakan tukberpakaian rapi. Sedangkan guru hanyadiingatkan saja untuk berpakaian rapi.
10 Apakah Bapak/Ibu guru konsistendengan taat terhadap peraturansekolah (datang tepat waktu,keluar sekolah tepat waktu,berpakaian rapi, menerima pesertadidik dan menyayanginya)?
“iya.” ( Senin, 26 Januari 2015) Kepala sekolah konsisten dengan taatkepada peraturan yang dibutnyasendiri.
11 Bagaimana cara Bapak/Ibu gurumemberikan contoh yang baiksebagai bentuk pembiasaan dalamhal kedisiplinan?
“Keteladanan, bersikap disiplin, tepat waktu,berprilaku baik di lingkungan sekolah,bersikap tertib, saling menghormati, salingmenghargai, satu sama lain di lingkungansekolah.” ( Senin, 26 Januari 2015)
Kepala sekolah memberikan contohuntuk bersikap baik dan selalu mentaatiperaturan yang ada di sekolah.
12 Bagaimanakah Bapakmenerapkan hukuman kepadapeserta didik?
“Peserta didik dipanggil diberi arahan kalautidak bisa baru diberi hukuman, hukumannyatugas ringan. Misalnya kalau tidakmengerjakan PR disuruh mengerjakan diruang tersendiri kalau sudah selesai baru bolehmengikuti pembelajaran.” ( Senin, 26 Januari2015)
Kepala sekolah memberikan hukumantidak dalam bentuk hukuman fisik,tetapi berbentuk hukuman ringan yangmendidik. Seperti peserta didik tidakmengerjakan PR, maka peserta didikdisuruh mengerjakan PR nya di ruangtersendiri.
13 Apa yang Bapak lakukan sebagaiKepala sekolah ketika menjumpaiada peserta didik atau guru yang
“Peserta didik: Ditanya, diberi arahanguru: ditanya kenapa terlambat, lain kalijangan sampai terlambat.” ( Senin, 26 Januari
Ketika ada peserta didik dan guru yangterlambat Kepala sekolah memberikanpertanyaan dan pengarahan.
196
terlambat datang ke sekolah? 2015)14 Menurut pendapat Bapak,
bagaimana jalannya tugas piket disekolah baik peserta didik ataupun guru?
“Peserta didik melaksanakan tugas piketdibagi 6 kelompok, datang lebih awalmembersihkan kelas menyiapkan saranapembelajaran, sedangkan guru melaksanakanpiket waktu libur, piket budaya pagi 3-2orang/hari untuk bersalaman dengan pesertadidik.” ( Senin, 26 Januari 2015)
Tugas piket peserta didik sudahberjalan dngan baik dengan adanyapembagian kelompok. Sedangkan gurudibuat tugas piket waktu libur dan piketbudaya pagi untuk bersalaman denganpeserta didik.
15 Apa yang Bapak lakukan apabilaada peserta didik yangbertengkar?
“Dilerai, dipisah, dibawa ke kantor diberiarahan tidak boleh bertengkar lagi harusberakhir damai.” ( Senin, 26 Januari 2015)
Kepala sekolah mencoba mendamaikanpeserta didik yang bertengkar .
16 Apa kesulitan Bapak ketikamenerapkan peraturan sekolah?
“Tidak ada.” ( Senin, 26 Januari 2015) Kepala sekolah tidak merasa kesulitandalam menerapkan peraturan yangdibuatnya.
197
Lampiran 16. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin Kepada Guru
PENYAJIAN DATA DAN KESIMPULAN
HASIL WAWANCARA PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA GURU
No Pertanyaan Narasumber Jawaban Kesimpulan1. Menurut Bapak/Ibu guru,
apa yang disiplin?Ew “Disiplin adalah aturan, kebiasaan yang
harus dijalankan sesuai aturan yangdilaksanakan.” (26 Januari 2015)
Guru sudah memahami dengan baikpengertian disiplin. Guru memberikanpendapat tentang disiplin adalah suatuatauran yang harus dilaksanakandengan tepat waktu baik yang tertulismaupun yang tidak.
En “Disiplin adalah tepat waktu, anak-anaktertib dalam mengikuti pelajaran dankegiatan di sekolah, upacara, danekstrakurikuler.” (Selasa, 27 Januari2015)
Jr “Menerapkan anak mentaati aturan, tidakmelanggar aturan.” (Kamis, 29 Januari2015)
Sm “Melakukan tindakan yang sesuai denganaturan yang berlaku.” (Jumat, 30 Januari2015)
Oa “Ketepatan mulai dari waktu danprilaku.” (Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Mentaati peraturan sekolah.” (Senin, 02
198
Februari 2015)Mj “Patuh dengan aturan yang sudah
ditetapkan baik yang tertulis maupunyang tidak.” (Selasa, 03 Februari 2015)
2. Apa yang dilakukan olehguru dalam menanamkankarakter disiplin dalamkegiatan upacara benderadi SD Negeri Cepit?
Ew “Kelengkapan dalam upacara, sikap, danmemakai atribut.” (26 Januari 2015)
Guru berusaha untuk memberikancontoh yang baik kepada pesertadidiknya, seperti berpakaian rapi,memakai atribut, tidak ribut, dsb,dalam kegiatan upacara.
En “Dalam berpakaian, kelengkapan, topiseragam ketika upacara tertib, tidak rame,mengikuti dengan khidmat.” (Selasa, 27Januari 2015)
Jr “Anak diharapkan tepat waktu, anakharus khidmat, anak harus bisamengenang pahlawan pendidikan.”(Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Melakukan pembinaan lEwat kelasdengan memberitahukan untuk mentaatitata tertib yang sudah dibuat di kelas,pakaian, jam masuk kelompok belajar,mengikkuti upacara dan memantaskandiri dengan aturan dilingkungan kelas danupacara.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Memberi contoh, beri pengertian,memberi manfaat.” (Sabtu, 31 januari2015)
Sa “Memberi contoh.” (Senin, 02 Februari2015)
Mj “aturan yang sudah ditentukan dalamupacara, apabila ada anak yang tidak kuat
199
boleh meninggalkan upacara tapi pesertadidiknya harus jujur.” (Selasa, 03Februari 2015)
3. Apa pendekatan/programyang dilakukan dalampenanaman karakterdisiplin SD Negeri Cepit?
Ew “Pakaian yang rapi, dari pagi sampaipulang mengerjakan PR harusmenyelesaikan tugas.” (26 Januari 2015)
Sekolah melaksanakan beberapaprogram dalam menanamkan karakterdisiplin seperti kegiatanekstrakurikuler pramuka, sholatZuhur berjamaah, cek kerapianpakaian dan buku, cek kebersihankuku dan gigi.
En “Kalau di Kurikulum 2013 dulu pramuka,sekarang masuk cek kerapian pakaian danbuku, kebersihan kuku dan gigi. Kadangmasih lupa.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Kegiatan Pramuka.” (Kamis, 29 Januari2015)
Sm “Melakukan pembiasaan, mengadakanekstrakurikuler pramuka, bimbinganbakat, seperti drum band memfasilitasianak.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Keteladanan, tata tertib, pramuka.”(Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Wajib sholat Zuhur berjamaah pesertadidik kelas III-VI.” (Senin, 02 Februari2015)
Mj “Kegiatan ekstrakurikuler anak merasatidak begitu tertekan dan rasa takutberkurang seperti pramuka, sepak bola,dengan seperti itu manfaatkan pendidikankarakter.” (Selasa, 03 Februari 2015)
4. Bagaimana Bapak/Ibuguru mengkomunikasikan
Ew “Orang tua dipanggil ketemu denganguru”. (26 Januari 2015)
Guru mengkomunikasikan tentangkedisiplinan peserta didik dengan
200
tentang kedisiplinanpeserta didik dengan walimurid?
En “Pakai telfon, sms, menulis dibukupeserta didik dikasih ke orang tua.”(Selasa, 27 Januari 2015)
mengadakan pertemuan dengan walimurid, sekolah meminta masukanpada orang tua untuk kemajuananaknya. Kemudian pada saatpembagian raport, melalui telfon atausms, dan menulis dibuku pesertadidik.
Jr “Setiap pembagian rapor, apabila anakada masalah orang tua peserta didikdipanggil.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Sekolah mengundang wali murid untukmenyampaikan atau menanyakan kepadawali murid apa yang dikehendaki putra-putrinyadi sekolah.” (Jumat, 30 Januari2015)
Oa “Ditulis dibuku peserta didik, penerimaanrapor.” (Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Kalau ada yang bandel home visit.”(Senin, 02 Februari 2015)
Mj “Untuk kemajuan anak memberi danmeminta masukan pada orang tua padasaat ada pertemuan dengan wali murid.”(Selasa, 03 Februari 2015)
5. Apakah Bapak/Ibu gurumengucapkan salam danberjabat tangan jika guru,peserta didik, maupunwali murid?
Ew “Iya”. (26 Januari 2015) Guru menyapa, berjabat tangan, danmengucap salam jika bertemu walimurid, selain itu guru juga melakukanhal yang sama jika bertemu Kepalasekolah dan peserta didik, hal itudilakukan untuk mengakrabkansesama warga sekolah.
En “Iya, bersapa, dan jabat tangan.” (Selasa,27 Januari 2015)
Jr “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sm “Iya’ guru dan peserta didik akrab.”
(Jumat, 30 Januari 2015)Oa “Iya.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Iya, jelas.” (Senin, 02 Februari 2015)
201
Mj “Berjabat tangan jarang untuk lawanjenis, kalau bapak kadang-kadang iyakalau acara resmi, kadang tidakmengucapkan salam, kepada anak kelas I,II, III berjabat tangan, IV, V, VI tidakmenurut norma agama.” (Selasa, 03Februari 2015)
6. Bagaimana Bapak/Ibuguru menanamkan kepadaanak supaya berpakaianrapi dan sopan?
Ew “Selalu mengingatkan dan membantumerapikan”. (26 Januari 2015)
Guru memberikan contoh, selalumengingatkan, dan membantumerapikan, jika ada anak yang tidakberpakaian rapi.
En “Mengecek kerapian, menegur,mengingatkan untuk berpakaian rapi, danberlaku sopan.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Selalu diingatkan, dikontrol, dan baris didepan kelas dilihat dari ujung kakisampai ujung rambut.” (Kamis, 29Januari 2015)
Sm “Dengan dicek sebelum pembelajaran,memberi nasehat, dan memantaskandiri.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Contoh, kasih tau tata tertib tentangpakaian.” (Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Kalau ada baju yang keluar, langsungditegur, pakai sepatu kalau masihdisekolah.” (Senin, 02 Februari 2015)
Mj “Ada kendala karena yang pertama aturansekolah bersebrangan dengan agama,untuk yang putri tidak dimasukkan padaolahraga, kalau yang putra dimasukkan
202
tetapi orang memandang malah tidakdisiplin, disiplin sesuai dengan situasidan kondisi.” (Selasa, 03 Februari 2015)
7. Bentuk kegiatan apayang dilaksanakan secararutin oleh sekolah dalamrangka menanamkankarakter disiplin?
Ew “Kegiatan upacara, dikelasmenyelesaikan tugas tepat waktu.” (26Januari 2015)
Kegiatan rutin yang dilaksanakan diSD Negeri Cepit adalah upacara,dholat berjamaah, pramuka,bersalaman pada budaya pagi.En “Upacara.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Upacara, hari hari besar.” (Kamis, 29Januari 2015)
Sm “Membiasakan membuang sampah padatempatnya, berpakaian rapi, bersalaman,menyalami tamu, berpamitan denganorang tua, membiasakan izin, danmemberi alasan kenapa tidak masuk.”(Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Upacara.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Upacara, sholat berjamaah.” (Senin, 02
Februari 2015)Mj “Upacara, sholat berjamaah, pramuka.”
(Selasa, 03 Februari 2015)8. Hal apa yang spontan
dilakukan Bapak/Ibu guruketika menjumpai pesertadidik melakukan hal yangtidak disiplin?
Ew “Langsung ditegur.” (26 Januari 2015) Ketika ada peserta didik yangmelakukan hal yang tidak disiplinguru langsung menegur saat itu juga,menanyakan penyebab, dan memberisolusi.
En “Menegur, menasehati.” (Selasa, 27Januari 2015)
Jr “Dinasehati.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sm “Memberi saran, menayakan penyebab,
memberi solusi, dan menegur.” (Jumat,
203
30 Januari 2015)Oa “Langsung ditegur saat itu juga.” (Sabtu,
31 januari 2015)Sa “Hanya menasehati.” (Senin, 02 Februari
2015)Mj “Kadang liat karakter anak, yang
melanggar dipanggil langsung melaluiteman dekat untuk menegur.” (Selasa, 03Februari 2015)
9. Apakah Bapak/Ibu gurumemberikan tegurankepada peserta didik yangberpakaian tidak rapi(kemeja dikeluarkan,memakai model celanapensil, peserta didikperempuan memakai rokpendek diatas lutut)?
Ew “Langsung ditegur dan dirapikan.” (26Januari 2015)
Guru berusaha membuat anak selaluberpakaian rapi dengan mengecekkerapian sebelum pulang. Jika adapeserta didik yang tidak berpakaianrapi langsung ditegur dan dirapikan.
En “iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Jr “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Iya, dicek.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “Iya, sebelum pulang cek kerapian
dengan berdiri.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Wali kelas iya.” (Senin, 02 Februari
2015)Mj “Mesti selalu negur, dulu pernah olahraga
memakai celana tipis, karena sudah besartidak langsung ditegurdi depan umumtapi dipanggil setelah kegiatan olahraga.”(Selasa, 03 Februari 2015)
10. Apakah Bapak/Ibu gurukonsisten dengan taatterhadap peraturansekolah (datang tepatwaktu, keluar sekolah
Ew “Ya, berusaha datang tepat waktu.” (26Januari 2015)
Guru belum bisa konsisten untuk taatperaturan, tapi guru berusaha untukdatang tepat waktu.En “Iya, kadang telat 5 menit, diusahakan
tepat waktu.” (Selasa, 27 Januari 2015)Jr “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)
204
tepat waktu, berpakaianrapi, menerima pesertadidik danmenyayanginya)?
Sm “Iya konsisten.” (Jumat, 30 Januari 2015)Oa “”Belum seutuhnya.” (Sabtu, 31 januari
2015)Sa “Insyaallah.” (Senin, 02 Februari 2015)Mj “di tengah-tengah, kalau sudah tidak ada
lagi teman saya pulang walaupun belumjam 2 kurang seperempat.” (Selasa, 03Februari 2015)
11. Bagaimana caraBapak/Ibu gurumemberikan contoh yangbaik sebagai bentukpembiasaan?
Ew “Gurunya datang tepat waktu, saat berdoaikut berdoa, dan sikap sempurna.” (26Januari 2015)
Guru berusaha untuk mentaatiparaturan sekolah, seperti datang tepatwaktu, seragam rapi, masuk belajardan pulang pada jamnya. Ketikamendengar adzan langsung menujumasjid. Menyampaikan hal-hal yangsederhana seperti alangkah baiknyajika makan sambil duduk, danmemberi sesuatu dengan tangankanan.
En “Berpakaian yang rapi sopan kepadaorang lain.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Masuk dan pulang tepat waktu.”(Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Mengajak untuk melakukan bersalamandan mengucap salam.” (Jumat, 30 Januari2015)
Oa “Masuk belajar dan pulang pada jamnya,cara berpakaian, cara peserta didikmeminta izin, cara peserta didikmenjawab salam.” (Sabtu, 31 januari2015)
Sa “Begitu mendengar adzan sama-sama kemasjid.” (Senin, 02 Februari 2015)
Mj “Seperti alangkah baiknya makan sambilduduk, memberikan sesuatu dengantangan kanan, dikasih jepit kuku untung
205
dipotong kuku yang panjang.” (Selasa, 03Februari 2015)
12. Bagaimanakah Bapak/Ibuguru menerapkanhukuman kepada pesertadidik?
Ew “Hukuman diterapkan dengan menulis.”(26 Januari 2015)
Guru memberikan hukuman denganmemberikan tugas yang bermanfaatdan disesuaikan dengan kemampuanpeserta didik agar anak tidakmengulangi lagi.
En “Memberikan hadiah ditangan kalo bagusgambar smile, kalau jelek gambarcemberut.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Diberi sanksi sesuai dengan bentukkesalahan agar anak tidak mengulangilagi.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Teguran, diberi sanksi, misalnya tidakmengerjakan PR disuruh keluar untukmengerjakan.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Misalnya tidak mengerjakan PR, pesertadidik disuruh mengerjakan PR diluar danPRnya tidak dinilai sebelummendapatkan tanda tangan dari orang tuapeserta didik.” (Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Kalau tidak memperhatikan menyuruhngulang apa yang disampaikan guru agaranak fokus lagi.” (Senin, 02 Februari2015)
Mj “Yang bermanfaat, sesuai dengankemampuan peserta didik, seperti lagiberdoa ngomong sendiri pada saatpelajaran olahraga hukumannya lari 2xkeliling halaman sekolah.” (Selasa, 03Februari 2015)
206
13. Apa yang Bapak/Ibu gurulakukan ketikamenjumpai ada pesertadidik yang terlambatdatang ke sekolah?
Ew “Kalau peserta didik ditanya kenapaterlambat.” (26 Januari 2015)
Guru menegur peserta didik yangterlambat dan menanyakan apapenyebabnya. Guru juga menegurpeserta didik dengan guyonan(sidiran), peserta didik di SD Cepitjarang terlambat ketika bel berbunyirata-rata peserta didik sudah berada disekolah, ada 1 peserta didik yangsering terlambat karena rumahnyajauh dari sekolah dan tidak punyakendaraan.
En “Menegur, peserta didik jarangterlambat.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Ditegur, diberikan nasehat janganterlambat lagi, memberikan alasankenapa telambat, dan disuruh berdoasendiri.” (28 Januari 2015)
Sm “Ditanyakan kenap terlambat.” (Jumat,30 Januari 2015)
Oa “G’ papa, ada 1 anak rumahnya jauh g’punya kendaraan.” (Sabtu, 31 januari2015)
Sa “Ditegur, ditanya kenapa terlambat.”(Senin, 02 Februari 2015)
Mj “Menegur dengan guyonan (sindiran).”(Selasa, 03 Februari 2015)
14. Menurut pendapatBapak/Ibu guru,bagaimana jalannya tugaspiket di sekolah pesertadidik
Ew “Tiap hari berjalan lancar.” (26 Januari2015)
Piket kelas tiap hari berjalan lancar,guru mengontrol peserta didik dalammenjalankan piket kebersihan kelas.En “Ada jadwal.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Jr “Ada piket, guru mengontrol.” (Kamis,29 Januari 2015)
Sm “Berjalan dengan baik.” (Jumat, 30Januari 2015)
Oa “Jalan tiap hari.” (Sabtu, 31 januari 2015)Sa “Berjalan terus membersihkan kelas.”
(Senin, 02 Februari 2015)Mj “Tergantung guru kelas, kelas III
207
piketnya jalan.” (Selasa, 03 Februari2015)
15. Apa yang Bapak/Ibu gurulakukan apabila adapeserta didik yangbertengkar?
Ew “Didamaikan.” (26 Januari 2015) Guru melerai, menanyakanpermasalahan, dan mendamaikan.
En “Melerai, menasehati.” (Selasa, 27Januari 2015)
Jr “Dilerai, ditanya masalahnya apa, dandidamaikan.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Sm “Ditegur, dilerai, ditanya, dan dimaikan.”(Jumat, 30 Januari 2015)
Oa “Melerai, tapi sulit kalu sudah nangisbaru selesai.” (Sabtu, 31 januari 2015)
Sa “Dilerai, dipanggil, dan dinasehati, kalaudi kelas tidak bisa diselesaikan.” (Senin,02 Februari 2015)
Mj “Dipanggil, intograsi, lalu ditanya, danmemakai sanksi.” (Selasa, 03 Februari2015)
16. Apa kesulitan Bapak/Ibuketika menerapkanperaturan sekolah?
Ew “Kesulitannya pada anak kelas1 masihagak sulit karena baru penyesuaian dariTK ke SD, kalau kelas lain tidak merasakesulitan” (26 Januari 2015)
Guru masih merasa kesulitan ketikamenerapkan peraturan bagi pesertadidik kelas I, namun pada kelas lainguru tidak merasa kesulitan, hanyasaja merasa kesulitan karena sifat dankarakter setiap anak itu berbeda.
En “Sudah bagus, kesulitan karena sifat dankarakter berbeda, ada yang menerima tapitidak melaksanakan.” (Selasa, 27 Januari2015)
Jr “Harus sabar, telaten dalam menerapkanuntuk anak yang bandel karena karakter
208
anak berbeda-beda.” (Kamis, 29 Januari2015)
Sm “Kesulitan kalau ada peserta didik yangtidak memahami aturan.” (Jumat, 30Januari 2015)
Oa “Kesulitan dari saya karena, karenabelum bisa tepat waktu, peserta didikhanya butuh pembiasaan.” (Sabtu, 31januari 2015)
Sa “Tidak ada kesulitan.” (Senin, 02Februari 2015)
Mj “Kesulitan karena anak membutuhkancontoh dari guru dan orang tua, contohdari guru kurang pas, orang tua kurangmemberi teladan yang baik, karena pakektatoan memakai celana pendek, danngerokok pada saat mengantar anak.”(Selasa, 03 Februari 2015)
209
Lampiran 17. Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Wawancara Penanaman Karakter Disiplin Kepada Peserta didik
PENYAJIAN DATA DAN KESIMPULAN
HASIL WAWANCARA PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA PESERTA DIDIK
No Pertanyaan Narasumber Jawaban Kesimpulan1 Menurut kamu, apa itu
sikap disiplin?Rh “Tepat waktu.” (Senin, 26 Januari 2015) Peserta didik memahami bahwa
disiplin ituadalah aturan atau tata tertib yangberlaku dan harus dipatuhi.
Ap “Tepat waktu datang ke sekolah danmengerjakan tugas.” (Senin, 26 Januari2015)
Rc “Mengerjakan tugas dan tidak ribut di kelas.”(Senin, 26 Januari 2015)
Rr “Tidak boleh menakali, sombong, berantem,tidak berjalan saat belajar, harus sopankepada orang tua.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Aj “Mengerjakan PR dan tidak boleh tidakterlambat ke sekolah.” (Selasa, 27 Januari2015)
Ak “Harus tertib saat belajar di kelas,mengerjakan tugas dari ibu guru, dan tidakboleh terlambat datang ke sekolah” (Selasa,27 Januari 2015)
As “aturan yang berlaku.” (Kamis, 29Januari 2015)
Sa “Tidak ribut di kelas, tidak boleh datangterlambat ke sekolah.” (Kamis, 29 Januari2015)
Ac “Harus mentaati peraturan yang ada di
210
sekolah dan tidak boleh melanggarnya.”(Kamis, 29 Januari 2015)
Ir “Tepat waktu.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Tepat waktu datang ke sekolah,berpakaian
rapi, dan bersalaman sama guru” (Jumat, 30Januari 2015)
Hi “Orang yang berpakaian rapi.” (Sabtu, 31Januari 2015)
Ar “Harus mentaati peraturan yang ada disekolah, tidak boleh terlambat, melaksanakanpiket kelas, dan berpakaian rapi.” (Sabtu, 31Januari 2015)
Ss “Tata tertib yang harus dipatuhi.” (Senin,02 Februari 2015)
Pw “Berangkat sekolah lebih awal,melaksanakan tugas piket.” (Senin, 02Februari 2015)
Aj “Menaati peraturan, berpakaian rapi.”(Selasa, 03 Februari 2015)
Ha “Mematuhi aturan yang ada di sekolah.”(Selasa, 03 Februari 2015)
Gn “Menaati Peraturan.” (Selasa, 03 Februari2015)
2 Perbuatan disiplin apayang pernah kamulakukan?
Rh “Tidak terlambat, membuang sampahpada tempatnya.” (Senin, 26 Januari2015)
Peserta didik memahami bahwamelakukan hal-hal baik seperti tidakterlambat datang ke sekolah,melaksanakan piket kelas, berpakaianrapi, membuang sampah pada
Ap “Memakai pakaian rapi dan tidak terlambatdatang ke sekolah” (Senin, 26 Januari2015)
211
Rc “Melaksanakan piket kebersihan kelas dantidak terlambat datang ke sekolah.” (Senin,26 Januari 2015)
tempatnya, dsb, merupakan perbuatandisiplin.
Rr “Memakai pakaian rapi, tidak nakal, kalauada orang jatuh saya bantu.” (Selasa, 27Januari 2015)
Aj “Mengerjakan PR, memakai seragam rapi,dan tidak terlambat datang ke sekolah.”(Selasa, 27 Januari 2015)
Ak “Memakai pakaian yang rapi dan tidakterlambat datang ke sekolah.” (Selasa, 27Januari 2015)
As “Piket kelas, kadang terlambat, kadangtidak.” (Kamis, 29Januari 2015)
Sa “Mengikuti upacara dengan tertib danmemakai atribut upacara, seperti topi dnsabuk.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Ac “Mengerjakan PR tepat waktu, melaksanakantugas piket, dan bersalaman sama guru.”(Kamis, 29 Januari 2015)
Ir “Melakukan hal-hal baik, sepertimenolong teman dan berpakaian rapi.”(Jumat, 30 Januari 2015)
Rd “Sholat tepat waktu, berpakaian rapi, danmembuang sampah pada tempatnya.”(Jumat, 30 Januari 2015)
Hi “Berpakaian rapi.” (Sabtu, 31 Januari2015)
Ar “Berpakaian rapi, mengerjakan PR, sholat
212
tepat waktu.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Tidak mengejek teman, tidak rame,
selalu memperhatikan saat gurumenjelaskan dan semua peraturan yangada di kelas.” (Senin, 02 Februari 2015)
Pw “Kalau ribut dicatat, melaksanakan tugaspiket.” (Senin, 02 Februari 2015)
Aj “Melaksanakan tiket.” (Selasa, 03 Februari2015)
Ha “Berangkat tepat waktu, menjaga kebersihan,memakai pakaian rapi.” (Selasa, 03 Februari2015)
Gn “Ngga bertengkar, ngerjain PR, ngga buangsampah sembarangan.” (Selasa, 03 Februari2015)
3 Apa yang kamupersiapkan untuk kegiatanupacara bendera?
Rh “Topi, dasi, dan Sabuk.” (Senin, 26Januari 2015)
Peserta didik menyiapkan topi, sabuk,dan seragam rapi sebelum mengikutikegiatan upacara.Ap “Topi, dasi, dan sabuk.” (Senin, 26 Januari
2015)Rc “Ikat pinggang, dasi, sepatu, dan kaus kaki.”
(Senin, 26 Januari 2015)Rr “Topi, ikt pinggang, sepatu, kaus kaki, dan
pakaian yang rapi.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Baju yang rapi, sepatu, kaus kai, dasi, dan
topi.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Pakaian rapi, kaus kaki, sepatu, topi, dan
ikat pinggang.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Topi, seragam rapi.” (Kamis, 29 Januari
2015)
213
Sa “Topi, ikat pinggang, dan seragam yangrapi.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Ac “Topi, dasi, dan sabuk.” (Kamis, 29 Januari2015)
Ir “Topi, seragam rapi.” (Jumat, 30 Januari2015)
Rd “Kaus kaki, sepatu, topi, ikat pinggang, dandasi.” (Jumat, 30 Januari 2015)
Hi “Topi dan sabuk.” (Sabtu, 31 Januari2015)
Ar “Topi, sabuk, dan pakaian yang rapi.”(Sabtu, 31 Januari 2015)
Ss “Topi, sabuk.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Topi, Pakaianrapi, sabuk.’ (Senin, 02
Februari 2015)Aj “Memakai topi, seragam, sabuk, dan dasi.”
(Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Topi, ikat pinggang, dasi.” (Selasa, 03
Februari 2015)Gn “Topi, dasi, pakaian rapi.” (Selasa, 03
Februari 2015)4 Apakah kamu diajarkan
mengucapkan salam danberjabat tangan jikabertemu Bapak/Ibu guruatau orang yang lebih tua?
Rh “iya, sesudah makan bilangalhamdulillah, ketemu guru salaman.”(Senin, 26 Januari 2015)
Peserta didik dijarkan untukbersalaman dengan orang tua danguru.
Ap “Iya, diajarin orang tua dan ibu guru.”(Senin, 26 Januari 2015)
Rc “Iya, kalau di rumah diajarin sama orang tua,kalau di sekolah di ajarin sama ibu guru.”(Senin, 26 Januari 2015)
214
Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Diajarin sama orang tua dan Ibu guru.”
(Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Iya, Ibu guru yang ngajarin kalau bertemu
orang yang lebih tua harus mengucap salam.”(Selasa, 27 Januari 2015)
As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Ibu guru mengajarkan untuk hormat kepada
orang yang lebih tua.” (Kamis, 29 Januari2015)
Ac “Iya orang tua dan Ibu guru.” (Kamis, 29Januari 2015)
Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Diajarin salaman kepada orang yang lebih
tua oleh Ibu guru.” (Jumat, 30 Januari2015)
Hi “Iya, orang tua dan guru.” (Sabtu, 31Januari 2015)
Ar “Iya Ibu guru yang ngajarin untukbersalaman dan mengucap salam kepadaorang yang lebih tua.” (Sabtu, 31 Januari2015)
Ss “Iya, Kepala sekolah yang ngajarin.”(Senin, 02 Februari 2015)
Pw “Iya, orang tua sama guru yang ngajarin.”(Senin, 02 Februari 2015)
Aj “Iya, orang tua dan guru.” (Selasa, 03Februari 2015)
Ha “Iya, bu guru dan orang tua.” (Selasa, 03
215
Februari 2015)Gn “Iya, diajari.” (Selasa, 03 Februari 2015)
5 Apakah kamumengucapkan salam danberjabat tangan jikabertemu Bapak/Ibu guruatau orang yang lebih tua?
Rh “Salaman.” (Senin, 26 Januari 2015) Peserta didik diajarkan untukmengucap salam dan berjabat tanganjika bertemu guru atau orang yanglebih tua.
Ap “Iya salaman.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Iya bersalaman dan mengucap salam sama
orang yang lebih tua.” (Senin, 26 Januari2015)
Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Kalau bertemu Bapak dan Ibu guru saya
salaman.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Jika bertemu guru saya salaman dan
mengucap salam.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Saya selalu salaman kalau bertemu Bapak
dan Ibu guru.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Iya, salaman sama guru dan orang yang
lebih tua.” (Kamis, 30 Januari 2015)Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya salaman dan berjabat tangan.” (Jumat,
30 Januari 2015)Hi “Iya salaman.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Salaman jika bertemu Bapak dan Ibu guru
maupun orang tua.” (Sabtu, 31 Januari2015)
Ss “Iya.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “ Iya, kalau sama yang lebih tua juga
salaman.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Iya, sama yang lebih tua juga.” (Selasa, 03
Februari 2015)
216
Ha “Iya.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Iya.” (Selasa, 03 Februari 2015)
6 Apakah kamu diajarkanberpakaian rapi dan sopan?
Rh “ya, pakaiannya yang sopan.” (Senin, 26Januari 2015)
Peserta didik diajarkan untukberpakaian rapi dan sopan.
Ap “ Iya, diajari sama guru.” (Senin, 26 Januari2015)
Rc “Diajari sama orang tua dan guru.” (Senin,26 Januari 2015)
Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Diajari sama orang tua di rumah, dan diajari
guru di sekolah.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “iya diajarin di sekolah sama guru.” (Selasa,
27 Januari 2015)As “Iya diajari ibu guru.” (Kamis, 29 Januari
2015)Sa “Diajarin sama orang tua dan guru.” (Kamis,
29 Januari 2015)Ac “Iya, diajari.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Diajari.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Iya, diajari.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, saya selalu diajari untuk berpakaian
rapi dan sopan.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Iya, diajari.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Iya, orang tua dan Ibu guru.” (Senin, 02
Februari 2015)Aj “Iya, orang tua dan guru.’ (Selasa, 03
Februari 2015)Ha “Iya, orang tua dan ibu guru.” (Selasa, 03
217
Februari 2015)Gn “Iya, bu guru dan orang tua.” (Selasa, 03
Februari 2015)7 Bentuk kegiatan apa yang
sering dilaksanakan olehsekolah?
Rh “Olahraga, jalan-jalan, ke kolam renangTerto Bantul.” (Senin, 26 Januari 2015)
Kegiatan yang sering dilaksankansekolah adalah olahraga, upacara,melaksanakan tugas piket,ekstrakurikuler (pramuka, nari, lesmusik)
Ap “Upacara bendera, olahraga, dan pramuka.”(Senin, 26 Januari 2015)
Rc “Upacara bendera.” (Senin, 26 Januari2015)
Rr “Menulis, menyapu.” (Selasa, 27 Januari2015)
Aj “Pramuka dan upacara bendera setiap harisenin.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Ak “Upacara bendera, pramuka, nari danolahraga.” (Selasa, 27 Januari 2015)
As “Pramuka, nari, dan seni musik.” (Kamis,29 Januari 2015)
Sa “Belajar di kelas, upacara bendera, dan drumband.” (Kamis, 29 Januari 2015)
Ac “Ekstrakurikuler pramuka dan upacara.”(Kamis, 29 Januari 2015)
Ir “Upacara, olahraga, ekstrakurikuler.”(Jumat, 30 Januari 2015)
Rd “Tugas piket kelas, upacara, dan pramuka.”(Jumat, 30 Januari 2015)
Hi “Belajar, pramuka, drum band, nari.”(Sabtu, 31 Januari 2015)
Ar “Olahraga, pramuka, dan upacara bendera.”(Sabtu, 31 Januari 2015)
218
Ss “Ekstrakurikuler teknologi informatika,olahraga, nari, pramuka, les musik.”(Senin, 02 Februari 2015)
Pw “Upacara, pramuka.” (Senin, 02 Februari2015)
Aj “Upacara, piket.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Pramuka, upacara, tari, drum band.” (Selasa,
03 Februari 2015)Gn “Pramuka, upacara, tari.” (Selasa, 03
Februari 2015)8 Jika kamu melakukan hal
yang tidak baik apa yangdilakukan Bapak/Ibu guru?
Rh “Suruh minta maaf.” (Senin, 26 Januari2015)
Peserta didik akan dapat teguran dandiberi sanksi jika melakukan hal yangtidak disiplin.Ap “Memberi sanksi.” (Senin, 26 Januari
2015)Rc “Menegur dan memberi hukuman.” (Senin,
26 Januari 2015)Rr “Dicubit.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Dimarahi dan diberi hukuman.” (Selasa, 27
Januari 2015)Ak “Ditegur sama bu guru, lalu disuruh meminta
maaf.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Menegur.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Ditegur sama bu guru, lalu diberi sanksi.”
(Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Menegur dan dinasehati supaya tidak nakal
lagi.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Memberi sanksi, tapi belum pernah
dapat sanksi.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Dinasehat sama guru.” (Jumat, 30 Januari
219
2015)Hi “Dimarahi.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “menegur dan dinasehati.” (Sabtu, 31
Januari 2015)Ss “Menegur, bayar denda 500 karena
rame.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Dinasehati lalu dihukum.” (Senin, 02
Februari 2015)Aj “Dinasehati.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Diperingatkan.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ll “Menasehati, dihukum.” (Rabu, 04 Februari
2015)9 Apakah Bapak/Ibu guru
memberikan tegurankepada kamu jikaberpakaian tidak rapi?
Rh “Pernah ditegur, besok lagi pakaiannyayang rapi.” (Senin, 26 Januari 2015)
Guru memberikan teguran kepadapeserta didik yang tidak berpakaianrapi dan dinasehati.Ap “Iya ditegur sama bu guru.” (Senin, 26
Januari 2015)Rc “Ditegur lalu dirapikan sama bu guru.”
(Senin, 26 Januari 2015)Rr “Ditegr, dirapikan.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Iya ditegur dan dirapikan sama bu guru.”
(Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Kalo gurunya lihat pasti ditegur.” (Selasa,
27 Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Iya ditegur dan dirapikan.” (Kamis, 29
Januari 2015)Ac “Iya ditegur dan dirapikan.” (Kamis, 29
Januari 2015)Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)
220
RdHi “Iya.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, mesti ditegur dan dirapikan.” (Sabtu,
31 Januari 2015)Ss “Ditegur, tapi belum pernah.” (Senin, 02
Februari 2015)Pw “Kadang ditegur kalo bu gurunya lihat.’
(Senin, 02 Februari 2015)Aj “Kadang-kadang.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, selalu ditegur.” (Selasa, 03 Februari
2015)Gn “Ditegur.” (Selasa, 03 Februari 2015)
10 Apakah Bapak/Ibu guruselalu datang tepat waktu?
Rh “Tepat waktu.” (Senin, 26 Januari 2015) Peserta didik berpendapat guru datangtepat waktu, namun kadang-kadangtidak.
Ap “Kadang-kadang tepat waktu, kadang-kadangenggak.” (Senin, 26 Januari 2015)
Rc “kadang-kadang tepat waktu.” (Senin, 26Januari 2015)
Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Tepat waktu.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Tepat waktu.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Kadang iya, kadang peserta didik
manggil gurunya ke kantor.” (Kamis, 29Januari 2015)
Sa “Kadang-kadang.” (Kamis, 29 Januari2015)
Ac “kadang tepat waktu kadang enggak.”(Kamis, 29 Januari 2015)
Ir “Kadang iya kadang g’.” (Jumat, 30Januari 2015)
221
Rd “Iya tepat waktu.” (Jumat, 30 Januari2015)
Hi “Kadang-kadang.” (Sabtu, 31 Januari2015)
Ar “Kadang dipanggil peserta didik ke kantorgurunya.” (Sabtu, 31 Januari 2015)
Ss “Iya, 06.30.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Kadang-kadang.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Iya.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, datang tepat waktu.” (Selasa, 03
Februari 2015)Gn “Kadang-kadang.” (Selasa, 03 Februari 2015)
11 Apakah Bapak/Ibu gurumemberikan contoh yangbaik kepadamu?
Rh “Iya, berpakaian yang rapi, berbicarasopan.” (Senin, 26 Januari 2015)
Guru memberikan contoh yang baikkepada peserta didik denganberpakaian rapi, berbicara sopan,menghormati orang lain, belajardisiplin, serta berjabat tangan sertamengucap salam jika bertemu oranglain.
Ap “iya, seperti berpakaian rapi dan membuangsampah pada tempatnya.” (Senin, 26Januari 2015)
Rc “Iya, seperti berpakaian rapi.” (Senin, 26Januari 2015)
Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Ibu guru memberikan contoh yang baik
seperti tidak terlambat datang ke sekolah danberpakaian rapi.” (Selasa, 27 Januari 2015)
Ak “Iya seperti mengucap salam dan berjabattangan jika bertemu dengan orang lain.”(Selasa, 27 Januari 2015)
As “iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Iya seperti membuang sampah pada
tempatnya.” (Kamis, 29 Januari 2015)
222
Ac “Iya, seperti berpakaian rapi, tidak terlambatdatang ke sekolah, dan disiplin.” (Kamis, 29Januari 2015)
Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya, seperti menghormati orang lain dan
berkata yang sopan.” (Jumat, 30 Januari2015)
Hi “Iya, tidak rame, belajar disiplin.” (Sabtu,31 Januari 2015)
Ar “Iya, seperti merapikan buku setelah belajar.”(Sabtu, 31 Januari 2015)
Ss “Iya, seperti datang ke sekolah berjabattangan dan mengucap salam.” (Senin, 02Februari 2015)
Pw “Iya, seperti berpakaian rapi.” (Senin, 02Februari 2015)
Aj “Iya, seperti pakaian rapi.” (Selasa, 03Februari 2015)
Ha “Iya, tidak rame di kelas, tidak berkatakasar.” (Selasa, 03 Februari 2015)
Gn “Iya, berpakaian rapi.” (Selasa, 03 Februari2015)
12 Hukuman apa saja yangdiberikan Bapak/Ibu gurujika kamu melanggarperaturan?
Rh “Ilekke, minta maaf.” (Senin, 26 Januari2015)
Guru memberikan teguran kepadapeserta didik jika melanggar peraturan,namun ada juga dengan membayardenda.
Ap “Disuruh mengerjakan PR di luar kelas.”(Senin, 26 Januari 2015)
Rc “Belum pernah mendapat hukuman dariguru.” (Senin, 26 Januari 2015)
Rr “Membersihkan WC.” (Selasa, 27 Januari
223
2015)Aj “Mendapat sanksi membersihkan WC.”
(Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Belum pernah dapat hukuman.” (Selasa, 27
Januari 2015)As “belum pernah mendapatkan hukuman.”
(Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Disuruh menulis di luar kelas, tapi saya
belum pernah.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Disuruh keluar kelas.” (Kamis, 29 Januari
2015)Ir “disuruh keluar, tapi saya belum pernah.”
(Jumat, 30 Januari 2015)RdHi “Didenda, denda 500 - 2.000 tergantung
kesalahan, pernah di denda tapi udah lupaberapa dendanya.” (Sabtu, 31 Januari2015)
Ar “Didenda.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Didenda, uangnya dikumpul ke
bendahara pas akhir tahun dikembalikanlagi atau membeli peralatan kelas.”(Senin, 02 Februari 2015)
Pw “Suruh nyapu kelas, suruh bersihin WC.’(Senin, 02 Februari 2015)
Aj “Membersihkan ruangan kelas.” (Selasa, 03Februari 2015)
Ha “Bersihin kelas.” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Bersihin kelas, bersihin kamar mandi, nyapu
224
halaman sekolah.” (Selasa, 03 Februari 2015)13 Apakah kamu
melaksanakan tugas piket?Rh “Kadang-kadang.” (Senin, 26 Januari
2015)Peserta didik selalu melaksanakantugas piket.
Ap “Iya, selalu melaksanakan tugas piket.”(Senin, 26 Januari 2015)
Rc “ Kalau sudah jadwal piket, sayamelaksanakan piket.” (Senin, 26 Januari2015)
Rr “Iya.’ (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Iya, selalu.” (Selasa, 27 Januari 2015)Ak “Kadang-kadang.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Iya, saya sering membantu teman yang
piket.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Iya, saya senan membantu teman yang
piket.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya, saya melaksanakan piket sesuai
jadwal.” (Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Iya.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, kadang-kadang.” (Sabtu, 31 Januari
2015)Ss “Iya, senin dan kamis.” (Senin, 02
Februari 2015)Pw “Iya.’ (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Iya, selalu melaksanakan tugas piket.”
(Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya melaksanakan tugas piket.” (Selasa, 03
Februari 2015)
225
Gn “Iya, selalu.” (Selasa, 03 Februari 2015)14 Apakah kamu
mengerjakan pekerjaanrumah?
Rh “Iya.” (Senin, 26 Januari 2015) Peserta didik selalu mengerjakanpekejaan rumah (PR)Ap “Iya, saya mengerjakan PR di rumah.”
(Senin, 26 Januari 2015)Rc “Iya, ngerjain PR di rumah.” (Senin, 26
Januari 2015)Rr “Iya.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Iya, saya mengerjakan PR.” (Selasa, 27
Januari 2015)Ak “Iya, selalu.” (Selasa, 27 Januari 2015)As “Iya.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Iya, tapi saya pernah tidak mengerjakan
PR.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ac “Iya, tapi saya pernah mengerjakan PR di
sekolah karena lupa.” (Kamis, 29 Januari2015)
Ir “Iya.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Iya, selalu mengerjakan PR di rumah.”
(Jumat, 30 Januari 2015)Hi “Iya.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Iya, mengerjakan di rumah, kadang-kadang
di sekolah.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Iya, selalu.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Iya selalu membuat PR.” (Senin, 02
Februari 2015)Aj “ Iya.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Iya, ngerjain tugas.” (Selasa, 03 Februari
2015)Gn “Iya, selalu.” (Selasa, 03 Februari 2015)
226
15 Apa yang kamu lakukanapabila ada teman yangbertengkar?
Rh “Disuruh minta maaf.” (Senin, 26 Januari2015)
Apabila ada peserta didik yangbertengkar, peserta didik harus meleraidan disuruh minta maaf, jika adapeserta didik yang tidak melerai makaakan mendapat denda,
Ap “Melerai.” (Senin, 26 Januari 2015)Rc “Disuruh minta maaf.” (Senin, 26 Januari
2015)Rr “Dipisah.” (Selasa, 27 Januari 2015)Aj “Memisahkan mereka.supaya tidak
bertengkar lagi.” (Senin, 26 Januari 2015)Ak “Melerai dan disuruh minta maaf.” (Selasa,
27 Januari 2015)As “Memisahkan.” (Kamis, 29 Januari 2015)Sa “Melerai dan suruh minta maaf.” (Kamis, 29
Januari 2015)Ac “Menegur dan memisahkan, lalu suruh
meminta maaf.” (Kamis, 29 Januari 2015)Ir “Memisahkan.” (Jumat, 30 Januari 2015)Rd “Melerai dan memisahkan.” (Jumat, 30
Januari 2015)Hi “Melihat.” (Sabtu, 31 Januari 2015)Ar “Melerai dan disuruh minta maaf.” (Sabtu,
31 Januari 2015)Ss “Melerai, kalo g’ melerai bayar denda
1000.” (Senin, 02 Februari 2015)Pw “Menegur.” (Senin, 02 Februari 2015)Aj “Menegur.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Melerai,” (Selasa, 03 Februari 2015)Gn “Melerai.” (Selasa, 03 Februari 2015)
16 Apa kesulitan kamu dalam Rh “Ngga ada.” (Senin, 26 Januari 2015) Peserta didik tidak merasa sulit dalam
227
menaati peraturansekolah?
Ap “Enggak ada kesulitan.” (Senin, 26 Januari2015)
mentaati peraturan, namun kadang-kadang peserta didik merasa sulitkarena sekarang sudah banyak aturan.Rc “Tidak ada.” (Senin, 26 Januari 2015)
Rr “Ngga ada, merasa senang.” (Selasa, 27Januari 2015)
Aj “Tidak merasa sulit.” (Selasa, 27 Januari2015)
Ak “Saya tidak kesulitan dalam mentaatiperaturan sekolah.” (Selasa, 27 Januari 2015)
As “Ngga merasa sulit.” (Kamis, 29 Januari2015)
Sa “Tidak ada kesulitan.” (Kamis, 29 Januari2015)
Ac “Banyak aturan sekarang, jadinya sulit.”(Kamis, 29 Januari 2015)
Ir “Tidak ada.” (Jumat, 30 Januari 2015)RdHi “Sulit, banyak aturan.” (Sabtu, 31 Januari
2015)Ar “Agak sulit, sekarang banyak aturan.”
(Sabtu, 31 Januari 2015)Ss “Dulu ngga ada peraturan sekarang sudah
banyak, peraturan dibuat biar tertib,kadang-kadang sulit dan banyak yanglanggar.” (Senin, 02 Februari 2015)
Pw “Ada, kadang-kadang bawa buku.” (Senin,02 Februari 2015)
Aj “Tidak ada.” (Selasa, 03 Februari 2015)Ha “Ngga ada.” (Selasa, 03 Februari 2015)
228
Gn “Tidak ada.” (Selasa, 03 Februari 2015)
229
Lampiran 18. Reduksi, Penyajian Data, dan Kesimpulan Hasil Wawancara Penanaman Krakter Disiplin Kepada Kepala sekolah, Guru dan
Peserta didik (Triangulasi Sumber)
REDUKSI, PENYAJIAN DATA, DAN KESIMPULAN
HASIL WAWANCARA PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN KEPADA KEPALA SEKOLAH, GURU DAN PESERTA DIDIK
No Pertanyaan Narasumber Jawaban Kesimpulan
1. Apa yang dimaksud
dengan disiplin menurut
Bapak?
Kepala sekolah Kepala sekolah sudah memahami
dengan baik pengertian disiplin.
Kepala sekolah, guru, dan peserta
didik sudah memahami dengan baik
arti disiplin.Guru Guru sudah memahami dengan baik
pengertian disiplin. Guru
memberikan pendapat tentang
disiplin adalah suatu atauran yang
harus dilaksanakan dengan tepat
waktu baik yang tertulis maupun
yang tidak.
Peserta didik Peserta didik memahami bahwa
disiplin itu adalah aturan atau tata
tertib yang berlaku dan harus
dipatuhi.
230
2. Apa yang bapak lakukan
dalam menanamkan
karakter disiplin dalam
kegiatan upacara bendera
di SD Negeri Cepit?
Kepala sekolah Dalam kegiatan upacara Kepala
sekolah menanamkan rasa disiplin
dengan cara menjalankan kegitan
upacara sesuai dengan tata tertib
kedisiplinan dalam upacara, sehingga
upacara dapat menjadi sarana dalam
membentuk karakter disiplin bagi
warga sekolah.
Kepala sekolah dan guru
menanamkan karakter disiplin
dalam kegiatan upacara bendera
dengan menjalankan kegiatan
upacara sesuai dengan tata tertib dan
memberi contoh yang baik pada
peserta didik seperti berpakaian rapi
dan memaikai atribut dalam
kegiatan upacara.Guru Guru berusaha untuk memberikan
contoh yang baik kepada peserta
didiknya, seperti berpakaian rapi,
memakai atribut, tidak ribut, dsb,
dalam kegiatan upacara
Peserta didik Peserta didik menyiapkan topi,
sabuk, dan seragam rapi sebelum
mengikuti kegiatan upacara.
3. Apa pendekatan/program
yang dilakukan dalam
penanaman karakter
Kepala sekolah Program yang dilakukan Kepala
sekolah dalam penanaman karakter
disiplin adalah upacara berndera, tata
Pendekata/program yang
dilaksanaan di SD Cepit dalam
menanamkan karakter disiplin
231
disiplin di SD Negeri
Cepit?
tertib yang harus ditaati oleh peserta
didik.
adalah kegiatan upacar bendera,
ekstrakurikuler pramuka, dan sholat
berjamaah. Kegiatan peserta didik
yang berkaitan dengan karakter
disiplin adalah tidak terlambat,
melaksanakan piket, pakaian rapi,
dan membuang sapah pada
tempatnya.
Guru Sekolah melaksanakan beberapa
program dalam menanamkan
karakter disiplin seperti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka, sholat
Zuhur berjamaah, cek kerapian
pakaian dan buku, cek kebersihan
kuku dan gigi.
Peserta didik Peserta didik memahami bahwa
melakukan hal-hal baik seperti tidak
terlambat datang ke sekolah,
melaksanakan piket kelas,
berpakaian rapi, membuang sampah
pada tempatnya, dsb, merupakan
perbuatan disiplin.
4. Bagaimana Bapak
mengkomunikasikan
tentang kedisiplinan
Kepala sekolah Kepala sekolah mengundang seluruh
wali murid lalu diutarakan tentang
kedisiplinan yang berlaku di sekolah.
Kepala sekolah dan guru
mengadakan pertemuan dengan wali
murid untuk mengutarakan tentang
232
peserta didik dengan wali
murid?
Guru Guru mengkomunikasikan tentang
kedisiplinan peserta didik dengan
mengadakan pertemuan dengan wali
murid, sekolah meminta masukan
pada orang tua untuk kemajuan
anaknya. Kemudian pada saat
pembagian raport, melalui telfon atau
sms, dan menulis dibuku peserta
didik
kedisiplinan peserta didik dan
meminta masukan kepada orang tua
peserta didik untuk kemajuan
anaknya.
Peserta didik Berkaitan dengan kedisiplinan,
peserta didik diajarkan untuk
bersalaman dengan orang tua dan
guru.
5. Apakah Bapak/Ibu guru
mengucapkan salam dan
berjabat tangan jika
bertemu guru, peserta
didik, maupun wali murid?
Kepala sekolah Kepala sekolah memprioritaskan
bersalaman dan mengucap salam
dengan orang lain, tidak hanya
dengan wali murid tetapi juga
dengan peserta didik. Maka, dibuat
jadwal budaya salam pagi untuk
Kepala sekolah, guru, dan peserta
didik mengucapkan salam dan
berjabat tangan apabila bertemu
untuk mengakrabkan hubungan
sesama warga sekolah.
233
menyambut kedatangan peserta didik
di depan pintu gerbang dan
bersalaman dengan peserta didik
untuk mengakrabkan hubungan
peserta didik dengan guru.
Guru Guru menyapa, berjabat tangan, dan
mengucap salam jika bertemu wali
murid, selain itu guru juga
melakukan hal yang sama jika
bertemu Kepala sekolah dan peserta
didik, hal itu dilakukan untuk
mengakrabkan sesama warga
sekolah.
Peserta didik Peserta didik mengucap salam dan
berjabat tangan jika bertemu guru
atau orang yang lebih tua.
6. Bagaimana Bapak guru
menanamkan kepada anak
supaya berpakaian rapi dan
Kepala sekolah Kepala sekolah mengajak dan
memberi contoh untuk berpakaian
rapi sesuai dengan ketentuan yang
Kepala sekolah dan guru
mengajarkan dan memberi contoh
kepada peserta didik untuk
234
sopan? berlaku di sekolah. berpakaian rapi sesui dengan
ketentuan yang berlaku di sekolah.Guru Guru memberikan contoh, selalu
mengingatkan, dan membantu
merapikan, jika ada anak yang tidak
berpakaian rapi.
Peserta didik Peserta didik diajarkan untuk
berpakaian rapi dan sopan.
7. Bentuk kegiatan apa yang
dilaksanakan secara rutin
oleh sekolah dalam rangka
menanamkan karakter
disiplin?
Kepala sekolah Kepala sekolah menerapkan
beberapa kegiatan di sekolah untuk
menanamkan karakter disiplin
diantaranya adalah upacara bendera,
dan pelatihan pramuka,
Kegiatan yang dilaksanakan secara
rutin oleh sekolah adalah upacaraa
bendera, latihan pramuka, sholat
berjamaah, salam budaya pagi.
Guru Kegiatan rutin yang dilaksanakan di
SD Negeri Cepit adalah upacara,
sholat berjamaah, pramuka,
bersalaman pada budaya pagi.
Peserta didik Kegiatan yang sering dilaksankan
sekolah adalah olahraga, upacara,
235
ekstrakurikuler (pramuka, nari, les
musik)
8. Hal apa yang spontan
Bapak lakukan ketika
menjumpai peserta
didik/guru melakukan hal
yang tidak disiplin?
Kepala sekolah Kepala sekolah secara spontan
langsung menegur dan memberi
arahan kepada peserta didik yang
melakukan hal yang tidak disiplin.
Sedangkan kepada guru Kepala
sekolah tidak langsung menegur saat
itu uga tetpai pada saat kegiatan
briefing di ruang guru.
Kepala sekolah dan guru langsung
memberikan teguran, dan
mengoreksi kesalahan yang
dilakukan oleh peserta didik.
Guru Ketika ada peserta didik yang
melakukan hal yang tidak disiplin
guru langsung menegur saat itu juga,
menanyakan penyebab, dan memberi
solusi
Peserta didik Peserta didik akan dapat teguran dan
diberi sanksi jika melakukan hal
yang tidak disiplin.
9. Apakah Bapak Kepala sekolah Kepala sekolah langsung menegur Kepala sekolah dan guru menegur
236
memberikan teguran
kepada peserta didik atau
guru yang berpakaian
tidak rapi (kemeja
dikeluarkan, memakai
model celana pensil,
peserta didik perempuan
memakai rok pendek
diatas lutut)?
peserta didik dan diarahakan tuk
berpakaian rapi. Sedangkan guru
hanya diingatkan saja untuk
berpakaian rapi.
peserta didik yang tidak berpakaian
rapi dan berusaha membuat anak
selalu berpakaian rapi dengan
mengecek kerapian sebelum pulang.
Guru Guru berusaha membuat anak selalu
berpakaian rapi dengan mengecek
kerapian sebelum pulang. Jika ada
peserta didik yang tidak berpakaian
rapi langsung ditegur dan dirapikan.
Peserta didik Peserta didik diberikan teguran oleh
guru jika ada yang tidak berpakaian
rapi dan dinasehati.
10. Apakah Bapak/Ibu guru
konsisten dengan taat
terhadap peraturan sekolah
(datang tepat waktu, keluar
sekolah tepat waktu,
berpakaian rapi, menerima
peserta didik dan
Kepala sekolah Kepala sekolah konsisten dengan taat
kepada peraturan yang dibutnya
sendiri.
Kepala sekolah dan guru sudah
tertib dan taat terhadap perturan
sekolah, namun masih ada yang
terlambat karena berbagai alasan.Guru Guru belum bisa konsisten untuk taat
peraturan, tapi guru berusaha untuk
datang tepat waktu.
Peserta didik Peserta didik berpendapat guru
237
menyayanginya)? datang tepat waktu, namun kadang-
kadang tidak.
11. Bagaimana cara Bapak/Ibu
guru memberikan contoh
yang baik sebagai bentuk
pembiasaan dalam hal
kedisiplinan?
Kepala sekolah Kepala sekolah memberikan contoh
untuk bersikap baik dan selalu
mentaati peraturan yang ada di
sekolah.
Kepala sekolah dan guru
memberikan contoh dan mentaati
peraturan sekolah sebagai bentuk
pembiasaan dalam hal kedisiplinan,
Guru Guru berusaha untuk mentaati
paraturan sekolah, seperti datang
tepat waktu, seragam rapi, masuk
belajar dan pulang pada jamnya.
Ketika mendengar adzan langsung
menuju masjid. Menyampaikan hal-
hal yang sederhana seperti alangkah
baiknya jika makan sambil duduk,
dan memberi sesuatu dengan tangan
kanan.
Peserta didik Peserta didik diberikan contoh yang
baik dengan berpakaian rapi,
berbicara sopan, belajar disiplin,
238
berjabat tangan, dan mengucap
salam.
12. Bagaimanakah Bapak
menerapkan hukuman
kepada peserta didik?
Kepala sekolah Kepala sekolah memberikan
hukuman tidak dalam bentuk
hukuman fisik, tetapi berbentuk
hukuman ringan yang mendidik.
Seperti peserta didik tidak
mengerjakan PR, maka peserta didik
disuruh mengerjakan PR nya di
ruang tersendiri.
Kepalas sekolah dan guru
menerapkan hukuman kepada
peserta didik dengan cara
memberikan teguran, sanksi, dan
denda.
Guru Guru memberikan hukuman dengan
memberikan tugas yang bermanfaat
dan disesuaikan dengan kemampuan
peserta didik agar anak tidak
mengulangi lagi.
Peserta didik Peserta didik diberikan teguran jika
melanggar peraturan, namun dikelas
tertentu ada hukuman dengan
membayar denda.
239
13. Apa yang Bapak/Ibu
lakukan ketika menjumpai
ada peserta didik/guru
yang terlambat datang ke
sekolah?
Kepala sekolah Ketika ada peserta didik dan guru
yang terlambat Kepala sekolah
memberikan pertanyaan dan
pengarahan.
Kepala sekolah dan guru
memberikan teguran dan
pengarahan kepada peserta didik
begitu juga kepada guru apabila
terlambat datang ke sekolah.Guru Guru menegur peserta didik yang
terlambat dan menanyakan apa
penyebabnya. Guru juga menegur
peserta didik dengan guyonan
(sidiran), peserta didik di SD Cepit
jarang terlambat ketika bel berbunyi
rata-rata peserta didik sudah berada
di sekolah, ada 1 peserta didik yang
sering terlambat karena rumahnya
jauh dari sekolah dan tidak punya
kendaraan.
Peserta didik Berkaitan dengan kedisiplinan
peserta didik di sekolah dan di
rumah, peserta didik selalu
mengerjakan pekejaan rumah (PR).
240
14. Menurut pendapat Bapak,
bagaimana jalannya tugas
piket di sekolah baik
peserta didik atau pun
guru?
Kepala sekolah Tugas piket peserta didik sudah
berjalan dngan baik dengan adanya
pembagian kelompok. Sedangkan
guru dibuat tugas piket waktu libur
dan piket budaya pagi untuk
bersalaman dengan peserta didik.
Tugas piket di sekolah baik peserta
didik maupun guru berjalan dengan
baik, guru mengontrol peserta didik
dalam melaksanakan tugas piket.
Guru Piket kelas tiap hari berjalan lancar,
guru mengontrol peserta didik dalam
menjalankan piket kebersihan kelas.
Peserta didik Peserta didik selalu melaksanakan
tugas piket.
15. Apa yang Bapak lakukan
apabila ada peserta didik
yang bertengkar?
Kepala sekolah Kepala sekolah mencoba
mendamaikan peserta didik yang
bertengkar.
Kepala sekolah, guru, peserta didik
mencoba melerai dan mendamaikan
apabila ada warga sekolah yang
bertengkar.Guru Guru melerai, menanyakan
permasalahan, dan mendamaikan.
Peserta didik Apabila ada peserta didik yang
bertengkar, peserta didik harus
melerai dan disuruh minta maaf, jika
241
ada peserta didik yang tidak melerai
maka akan mendapat denda.
16. Apa kesulitan Bapak
ketika menerapkan
peraturan sekolah?
Kepala sekolah Kepala sekolah tidak merasa
kesulitan dalam menerapkan
peraturan yang dibuatnya.
Kepala sekolah dan guru tidak
mengalami kesulitan dalam
menerapkan peraturan sekolah,
namun masih ada beberapa guru
yang menghadapi kendala di kelas I,
sedangkan di kelas yang lain
kendalanya adalah sifat dan karakter
anak yang berbeda.
Guru Guru masih merasa kesulitan ketika
menerapkan peraturan bagi peserta
didik kelas I, namun pada kelas lain
guru tidak begittu merasa kesulitan,
hanya saja kendala yang dihadapi
karena sifat dan karakter setiap anak
itu berbeda.
Peserta didik Peserta didik tidak merasa sulit
dalam mentaati peraturan, namun
kadang-kadang peserta didik merasa
sulit karena sekarang sudah banyak
aturan.
242
Lampiran 19. Kesimpulan dan Verifikasi Data Observasi, Wawancara dan Dokumentasi (Triangulasi Teknik)
No Aspek
yang
Diamati
Wawancara Observasi Kesimpulan Pernyataan
Ya Tidak
1. Kegiatan
Rutin
2. Kepala sekolah dan
guru menanamkan karakter
disiplin dalam kegiatan
upacara bendera dengan
menjalankan kegiatan
upacara sesuai dengan tata
tertib dan memberi contoh
yang baik pada peserta didik
seperti berpakaian rapi dan
memaikai atribut dalam
kegiatan upacara.
7. Kegiatan yang
dilaksanakan secara rutin oleh
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik setiap hari senin
melaksanakan upacara,
Kepala sekolah sebagai
pembina dan peserta didik
secara bergantian menjadi
petugas upacara.
Kegiatan rutin yang ada di SD
Cepit adalah kegiatan upacara
bendera, tugas piket guru
(budaya pagi) dan peserta didik
(piket kelas), berdoa sebelum
dan sesudah pembelajaran,
mengisi catatan kehadiran, dan
sholat berjamaah.
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik melaksanakan
tugas piketnya masing-
masing, Kepala sekolah
bertugas menjadi pembina
upacara setiap hari senin dan
243
sekolah adalah upacaraa
bendera, latihan pramuka,
sholat berjamaah, salam
budaya pagi.
14. Tugas piket di sekolah
baik peserta didik maupun
guru berjalan dengan baik,
guru mengontrol peserta didik
dalam melaksanakan tugas
piket.
piket budaya pagi, guru
melaksanakan piket budaya
pagi dan piket pada saat libur,
peserta didik melaksanakan
piket kelas setiap hari.
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik selalu berdoa
sebelum dan setelah
pembelajaran, selain itu, pada
kegiatan upacara warga
sekolah ikut berdoa pada saat
hening cipta.
Kepala sekolah dan guru
mengisi catatan kehadiran
setiap hari di meja
administrasi. Guru
mengabsen peserta didik
setiap hari di kelas, jika ada
yang tidak hadir peserta didik
244
akan mengirim surat.
2. Kegiatan
Spontan
4. Kepala sekolah dan guru
mengadakan pertemuan
dengan wali murid untuk
mengutarakan tentang
kedisiplinan peserta didik dan
meminta masukan kepada
orang tua peserta didik untuk
kemajuan anaknya.
8. Kepala sekolah dan guru
langsung memberikan
teguran, dan mengoreksi
kesalahan yang dilakukan
oleh peserta didik.
9. Kepala sekolah dan guru
menegur peserta didik yang
tidak berpakaian rapi dan
berusaha membuat anak
selalu berpakaian rapi dengan
Kepala sekolah dan guru
berupaya untuk
mengingatkan peserta didik
yang terlambat datang ke
sekolah agar tidak
mengulanginya lagi.
kegiatan spontan yang
dilakukan oleh Kepala sekolah
dan guru antara lain memberi
teguran dan mengoreksi
kesalahan yang dilakukan oleh
peserta didik, mengingatkan
warga sekolah yang datang
terlambat, mengingatkan warga
sekolah yang tidak berpakaian
rapi,
mengingatkan warga sekolah
yang tidak melaksanakan piket,
menegur warga sekolah yang
melakukan hal tidak disiplin
seperti tidak mengerjakan PR,
dan menegur warga sekolah
yang tidak menggunakan
upacara.
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik selalu
mengingatkan warga sekolah
yang tidak berpakian rapi.
Kepala sekolah, guru dan
peserta didik mengingatkan
warga sekolah yang tidak
melaksanakan piket.
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik menegur warga
sekolah yang melakukan hal
245
mengecek kerapian sebelum
pulang.
13. Kepala sekolah dan guru
memberikan teguran dan
pengarahan kepada peserta
didik begitu juga kepada guru
apabila terlambat datang ke
sekolah.
15. Kepala sekolah, guru,
peserta didik mencoba
melerai dan mendamaikan
apabila ada warga sekolah
yang bertengkar.
tidak disiplin. Seperti ribut
pada saat pembelajaran,
peserta didik tidak
mengerjakan PR, dan
menegur teman yang
bertengkar.
Guru dan peserta didik
menegur warga sekolah yang
tidak memakai atribut
upacara
3. Ketelada
nan
3. Pendekata/program yang
dilaksanaan di SD Cepit
dalam menanamkan karakter
disiplin adalah kegiatan
upacar bendera,
ekstrakurikuler pramuka, dan
Kepala sekolah dan guru
selalu memakai pakaian yang
rapi, bagi guru laki-laki
bajunya disisipkan kedalam
celana, sedangkan guru
perempuan tidak ada yang
Kepala sekolah dan guru
memberikan contoh dengan
membiasakan hadir tepat
waktu, berpakaian rapi,
membuang sampah pada
tempatnya, mengucap salam
246
sholat berjamaah. Kegiatan
peserta didik yang berkaitan
dengan karakter disiplin
adalah tidak terlambat,
melaksanakan piket, pakaian
rapi, dan membuang sampah
pada tempatnya.
5. Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik mengucapkan
salam dan berjabat tangan
apabila bertemu untuk
mengakrabkan hubungan
sesama warga sekolah.
6. Kepala sekolah dan guru
mengajarkan dan memberi
contoh kepada peserta didik
untuk berpakaian rapi sesui
dengan ketentuan yang
berlaku di sekolah.
memakai rok di atas lutut.
Peserta didik memakai
seragam rapi sesuai jadwal
yang telah ditentukan
sekolah.
dan berjabat tangan kepada
warga sekolah, dan tidak
makan dan minum sambil
berjalan.
Kepala sekolah, guru, dan
siwa membiasakan hadir tepat
waktu datang ke sekolah.
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik tidak ada yang
merokok di sekolah.
Warga sekolah berupaya
menjaga kebersihan
lingkungan dengan
menyediakan tempat sampah
diberbagai tempat dan
membuang sampah pada
tempatnya.
Kepala sekolah, guru, dan
247
10. Kepala sekolah dan guru
sudah tertib dan taat terhadap
perturan sekolah, namun
masih ada yang terlambat
karena berbagai alasan.
11. Kepala sekolah dan guru
memberikan contoh dan
mentaati peraturan sekolah
sebagai bentuk pembiasaan
dalam hal kedisiplinan,
peserta didik saling berjabat
jika bertemu hal ini untuk
mengakrabkan warga
sekolah. Setiap hari peserta
didik melakukan jabat tangan
dan mengucap salam pada
guru yang berdiri di depan
pagar sekolah untuk
menyambut kedatangan
peserta didik, hal ini
dilakukan secara bergantian
sesuai dengan jadwal piket
budaya pagi guru.
Kepala sekolah, guru, berkata
sopan dalam menegur dan
bersikap sabar dalam
mengajar, begitu juga dengan
peserta didik dengan sabar
melerai temannya yang
248
bertengkar.
Kepala sekolah dan guru
memberikan contoh yang
baik kepada peserta didik
dengan tidak makan dan
minum pada saat
pembelajaran berlangsung
Kepala sekolah dan guru,
terlihat menata buku-buku
dengan rapi yang ada di
mejanya. Sedangkan peserta
didik menyimpan buku di
dalam tas ataupun di laci
setelah pembelajaran.
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik meletakkan
kendaraan masing-masing
dengan rapi di parkiran yang
telah disediakna sekolah, baik
249
parkiran sepeda motor untuk
Kepala sekolah dan guru,
maupun parkiran sepeda
peserta didik.
4. Pengkon
disian
1. Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik sudah
memahami dengan baik arti
disiplin.
12. Kepala sekolah dan guru
menerapkan hukuman kepada
peserta didik dengan cara
memberikan teguran, sanksi,
dan denda.
16. Kepala sekolah dan guru
tidak mengalami kesulitan
dalam menerapkan peraturan
sekolah, namun masih ada
beberapa guru yang
menghadapi kendala di kelas
Kepala sekolah dan guru
sudah memasang tata terib
diruangan guru dan di setiap
ruang kelas, sehingga guru
dan peserta didik dapat
mengetahui tata tertib yang
ada di SD Cepit.
Sekolah menyediakan alat
kebersihan, menempel jadwal
pelajaran dan jadwal piket di
setiap kelas. Selain alat
kebersihan, sekolah juga
memasang tata tertib sekolah di
kantor, kelas, dan
perpustakaan. Tempat sampah
disediakan di depan setiap
kelas dan di beberapa sudut
lingkungan sekolah. sekolah
menerapkan sanksi berupa
hukuman non fisik bagi warga
sekolah yang melanggar tata
tertib.
Terdapat jadwal mata
pelajaran peserta didik kelas
I-VI di ruangan Kepala
sekolah. Guru menempelkan
jadwal pelajaran dan piket
kelas yang dibuat oleh peserta
didik maupun yang print out.
Kepala sekolah menempelkan
250
I, sedangkan di kelas yang
lain kendalanya adalah sifat
dan karakter anak yang
berbeda.
daftar hadir di depan ruangan
Kepala sekolah, dan di dalam
kelas terdapat papan presensi
peserta didik.
Kepala sekolah, guru, dan
peserta didik menempatkan
kembali alat belajar pada
tempat yang telah disediakan
di ruang kelas.
Ruangan Kepala sekolah
terlihat bersih, dan ruangan
guru di tata dengan rapi.
Ruang kelas selalu
dibersihkan oleh peserta didik
pagi dan sebelum pulang.
Kepala sekolah dan guru
telah menyediakan alat
kebersihan di dalam kelas
agar dapat digunakan oleh
251
peserta didik untuk menjaga
membersihkan kelas.
Kepala sekolah dan guru
menyediakan bak sampah di
berbagai tempat agar warga
sekolah tidak membuang
sampah sembarangan
sehingga kebersihan sekolah
tetap terjaga.
Kepala sekolah dan guru
berusaha menanamkan
karakter disiplin pada peserta
didik dengan adanya
tempelan-tempelan text line
di dalam kelas yang mudah di
lihat dan dipahami oleh
peserta didik.
252
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Guru mengkondisikan Gambar 2. Peserta didik berbaris
barisan peserta didik sebelum sebelum masuk kelas
kegiatan upacara
Gambar 3. Guru membersihkan Gambar 4. Kepala sekolah sikap
genangan air di halaman sekolah sempurna pada saat berdoa
253
Gambar 5. Peraturan kelas yang Gambar 6. Slogan yang mengajak
dibuat oleh guru dan peserta didik peserta didik untuk menjaga kebersihan
Gambar 7. Slogan-slogan yang berkaitan Gambar 8. Tempat parkir
dengan kedisiplinan kendaraan peserta didik
254
Gambar 9. Tempat parkir kendaraan Gambar 10. Daftar hadir guru ditempel
Kepala sekolah, guru, dan karyawan di depan ruangan Kepala sekolah
Gambar 11 .Wastafel tersedia di depan kelas Gambar 12. Jadwal piket guru
dan di depan ruangan guru
255
Gambar 13. Jadwal pelajaran Gambar 14. Tersedia tempat sampah
dan piket peserta didik disetiap depan kelas
Gambar 15. Tersedia penyapu disetiap kelas Gambar 16. Peserta didik membeli
jajanan di luar sekolah
Lampiran 21. Dokumen Surat