PENALARAN HUKUM: Antara Nalar Deduktif dan
Nalar Induktif
R. Herlambang Perdana WiratramanFakultas Hukum Universitas Airlangga dan Anggota HuMa
Catatan Pengantar untuk Pendidikan Hukum KritisHuMa-Mahkamah FH UGM, Yogyakarta (2004)
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
2
Apa perlunya Penalaran Hukum?
• Kemampuan Identifikasi dan Analisis atas Jawaban yang Mempunyai Nilai Kebenaran dalam Sudut Pandangtertentu
• Memetakan Logika (Hukum) yang Digunakan• Strategi Pengembangan Metodologi Berfikir atau
Penelitian Hukum
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
3
Dua Model Proses Nalar
• Dalam Logika dikenal adanya 2 Model Proses Bernalar,
1. Nalar DEDUKSI (Umum Khusus) 2. Nalar INDUKSI (Khusus Umum)
NALAR DEDUKSI
(Umum Khusus)
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
5
Istilah dalam Logika
• Konstruksi Penalaran disebut SILOGISMA• Silogisma terdiri dari kalimat-kalimat
pernyataan, yang dalam logika disebutPROPOSISI
• Unsur setiap Proposisi yang berposisidalam silogisma disebut TERMA
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
6
SILOGISMA DEDUKSI
• Silogisma berfungsi sebagai prosespembuktian benar-salahnya suatupendapat, tesis, atau juga hipotesistentang masalah tertentu
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
7
Contoh 1
• Semua manusia hidup saatnya nanti akanmati
• Aktivis mahasiswa adalah manusia hidup• Maka aktivis mahasiswa pada saatnya
nanti akan mati
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
8
Contoh 2
• Barangsiapa mengambil barang milikorang lain secara melawan hak akandipidana penjara karena pencuriansetinggi-tingginya 5 tahun
• Maling mengambil barang milik orang lain secara melawan hak
• Maka maling akan dipidana penjarakarena pencurian setinggi-tingginya 5 tahun
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
9
PREMIS• Dua Proposisi pertama disebut PREMIS • Proposisi pertama, karena menyatakan
hal/keadaan yang umum (semua manusia mestiakan mati) atau suatu prinsip/norma umum(siapapun yang mencuri akan dipenjara) disebutPREMIS MAYOR
• Proposisi kedua, karena menyatakanperistiwa/kenyataan khusus (“aktivis mahasiswaadalah manusia”, “maling mencuri”) disebutPREMIS MINOR
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
10
KONKLUSI
• Proposisi ketiga, yang menutup prosespenalaran deduktif dan merupakankonsekuensi logis akibat adanyahubungan antara premis mayor danpremis minor disebut KONKLUSI
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
11
TERMA
• Kata atau sekumpulan kata yang telahdisepakatkan bersama sebagai suatusimbol yang merepresentasikan suatusubyek atau obyek (obyek benda/obyekpersitiwa) disebut TERMA
• Terma merupakan unsur pembentuk (‘the building bocks’) suatu Proposisi
• Dalam bahasa Indonesia, diterjemahkandengan ‘pengertian’ atau ‘konsep’
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
12
• Terma dalam setiap penalaran atau pembuktiandeduksi tak selamanya berkenaan dengangejala-gejala realitas yang bersifat kongkrit, individual atau khusus.
• Misalnya : ikan teri, merupakan terma yang lebihkongkrit/khusus serta lebih berkonotasiindividual daripada terma “ikan”, “binatang air”, apalagi terma “fauna ciptaan Tuhan”.
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
13
POSISI TERMA
• Berdasarkan posisinya terma dibedakanmenjadi 3 : terma mayor; terma minor; danterma tengah.
• Untuk memudahkannya, ada pemberiankode yang lazim digunakan:
• Terma Mayor ‘T’ (t-besar) atau P (predikat)
• Terma Minor ‘t’ (t-kecil) atau S (subyek) • Terma Tengah M (medium)
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
14
Terma ‘T’ atau ‘P’ (Mayor)
• Adalah serangkaian kata-kata yang umumnya berfungsi predikat dan mestidijumpai dalam premis mayor dan dalamKonklusi.
Contoh: • “Saatnya nanti akan mati”• “Akan dipidana penjara karena pencurian
setinggi-tingginya 5 tahun”
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
15
Terma ‘t’ atau ‘S’ (Minor)
• Adalah subyek atau pokok kalimat yang terdapat di premis minor dan Konklusi.
Contoh: • “Aktivis mahasiswa”• “Maling”
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
16
Terma ‘M’ (Tengah/Medium)
• Adalah terma yang didapati sebagaisubyek dalam premisa mayor dan premisaminor, tetapi TIDAK lagi didapati dalamkalimat proposisi Konklusi.
Contoh:• Semua manusia hidup• Barangsiapa mengambil barang milik
orang lain secara melawan hak
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
17
Contoh 3
• Semua aturan hukum yang dibuatpemerintah harus dipatuhi
• UU Lalu Lintas merupakan aturan hukumyang dibuat pemerintah
• Maka UU Lalu Lintas haruslah dipatuhi
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
18
Contoh 4 • Semua pedagang kaki lima bersedia pindah dan
mentaati peraturan Walikota demokratik darilokasi berjualannya dekat kampus UGM
• Pak Sanip penjaja koran dan Hanifah isterinyapenjual rokok adalah pedagang kaki lima
• Maka, Pak Sanip penjaja koran dan Hanifahisterinya penjual rokok harusnya bersediapindah dan mentaati peraturan Walikotademokratik dari lokasi berjualannya dekatkampus UGM
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
19
Contoh 5
• Demi kemajuan pendidikan, seluruh mahasiswayang baik selalu mentaati kewajiban membayarSPP tepat waktu dan kuliah rajin.
• Anwar dan kawan-kawannya adalah mahasiswayang baik.
• Maka, demi kemajuan pendidikan tinggi, Anwardan kawan-kawannya selalu mentaati kewajibanmembayar SPP tepat waktu dan kuliah rajin.
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
20
Rumusan posisi Terma dalamSilogisma
• Premis Mayor : Terma Tengah – TermaMayor M – T atau M – P
• Premis Minor : Terma Minor – TermaTengah t – M atau S – M
• Konklusi : Terma Minor – Terma Mayor t – T atau S – P
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
21
Fallacy (Falasi)
• Adalah penalaran yang tidak mematuhi petunjuklogika yang menyebabkan terjadinya prosespenalaran yang keliru atau kakacauan.
• Orang yang menguasai dalil nalar, tetapi tidakjujur dalam berargumentasi, berartimenyalahgunakan kemamuannya dengan caramemanfaatkan “seni mengelirukan orang” gunamematahkan argumen lawan debatnya
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
22
Terma dalam Pembedaan Kelas• Kelas T/P > M > t/S• Terma ‘T’ atau ‘P’ selalu beruang lingkup lebih luas
dibanding dengan terma ‘M’• Terma ‘M’ selalu beruang lingkup lebih luas dibanding
dengan terma ‘t’ atau ‘S’Contoh:• Semua yang pernah dilahirkan (M) - saatnya nanti akan
mati (T)• Aktivis mahasiswa (t) - adalah makhluk hidup yang
dilahirkan (M)• Maka aktivis mahasiswa (t) - pada saatnya nanti akan
mati (T)
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
23
Contoh 6
• Semua tindakan pelanggaran hukum (M) -mestilah berakibat pemidanaan (T)
• Semua tindakan pengambilan barang milikorang lain secara melawan hak (t) adalahtindak pelanggaran hukum (M)
• Maka, semua tindak pengambilan barangmilik orang lain secara melawan hak (t) mestilah berakibat pemidanaan (T)
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
24
SIFAT PROPOSISI:AFFIRMATIO & NEGO
• (A)ff(i)rmatio ‘mengiyakan’ kode A & I• N(e)g(o) ‘menidakkan’ kode E & O• Kedua kata ini (affirmation & nego) digunakan
untuk menyatakan apakah dalam setiap premissuatu terma ‘M’ atau ‘t’ itu memang benarterbilang ke dalam kelas terma ‘T/P’.
• Pernyataan positif: M = T/P atau S = T/P A• Pernyataan negatif: M ≠ T/P atau S ≠ T/P E
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
25
Proposisi Universal & Partikular/Singular
Bila proposisi universal (semua/tidak semua)• Pernyataan positif: M = T/P atau S = T/P A• Pernyataan negatif: M ≠ T/P atau S ≠ T/P E
Bila proposisi partikular/singular (beberapa, sebagian, individu, dll.)
• Pernyataan positif: M = T/P atau S = T/P I• Pernyataan negatif: M ≠ T/P atau S ≠ T/P O
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
26
Contoh 7
• Tidak semua usulan masyarakat sertamerta menjadi kebijakan pemerintah
• Semua yang dibahas dalam rapat gerakananti korupsi merupakan usulanmasyarakat
• Tidak semua dibahas dalam rapat gerakananti korupsi serta merta menjadi kebijakanpemerintah
Sifat Proposisi: EIO
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
27
Contoh 8
• Semua pejabat negara seharusnyamenyerahkan daftar kekayaan pada KPKPN
• Beberapa menteri kabinet SBY yang tidak maudiaudit merupakan pejabat negara.
• Maka, beberapa menteri kabinet SBY yang tidakmau diaudit seharusnya menyerahkan daftarkekayaan pada KPKPN
Sifat Proposisi: AOO
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
28
Contoh 9
• Semua anggota DPR yang tahu kode etik harusbekerja tanpa mau disuap uang oleh siapapun
• Akbar Tanjung sebagai pimpinan adalahanggota DPR yang tahu kode etik
• Oleh sebab itu, Akbar Tanjung sebagaipimpinan harus bekerja tanpa mau disuap uangoleh siapapun
• Sifat proposisi: AII
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
29
Latihan Pemetaan Sifat Proposisi
• Buat proposisidalam isu-isuhukum yang bersifat:
1. AEE2. EAE
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
30
LOGIKA DEDUKSI SEBAGAI KEBENARAN YG BERSIFAT FORMAL
• Bagaimana bila proposisi dalam silogismatersebut cacat materiil?
• Bagaimana bila terjadi perdebatan ataspremis mayor atau minornya, sehinggamelahirkan Konklusi yang berbeda?
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
31
Contoh 10• Setiap warga negara yang baik wajib
mendukung upaya pemerintah dalampembangunan
• Petani Kedungombo merupakan warga negarayang baik
• Maka, petani kedungombo wajib mendukungupaya pemerintah dalam pembangunan
Sifat proposisi: “AII”Tetapi nyatanya bisa: “EIO”. Mengapa?
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
32
Contoh 11• Dalam sistem negara hukum, semua warga negara
Indonesia harus dianggap tahu peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Cak Semin yang buta huruf, belum pernah mengenyamsekolah, dan tinggal jauh di pedalaman adalah warganegara Indonesia
• Jadi, dalam sistem negara hukum, Cak Semin yang butahuruf, belum pernah mengenyam sekolah, dan tinggaljauh di pedalaman harus dianggap tahu peraturanperundang-undangan yang berlaku.
Sifat Proposisi : AIINyatanya sifat proposisinya: EIO
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
33
Contoh 12 • Setiap tindak kejahatan HAM berat yang
terencana, sistematik dan menimbulkan korbanbanyak bisa dipidana dengan Perpu yang menganut asas retroaktif.
• Pengeboman Paddy’s café di Bali adalah tindakkejahatan HAM berat yang terencana, sistematikdan menimbulkan korban banyak.
• Jadi, Pengeboman Paddy’s café di Bali bisadipidana dengan Perpu yang menganut asasretroaktif.
NALAR INDUKSI
(Khusus Umum)
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
35
Nalar Induksi
• Dalam science, ilmuwan selalu membacadengan suatu reserve. Mencadangkansikap kehati-hatian, terutama terhadappremis mayor yang biasa diberangkatkandalam suatu keyakinan proposisi.
• Sehingga segala sesuatunya akanmenjadi “mungkin” atau “kemungkinan”☺ .
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
36
• Memulai dengan paradigma empirismeuntuk mengecek kebenaran proposisinya.
• Induksi, demi terjaminnya kebenaranpremis mayor, HARUS DIDAHULUKAN.
• “Sudah waktunya kuda penggerak(=induksi) ditaruh di depan kereta(=deduksi) (Francis Bacon: 1561-1626)
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
37
Silogisma Eksplanatifdalam Nalar Induksi
• Nalar induksi juga terdiri dari 3 proposisi: dua proposisi ANTESEDEN yang disebutPREMIS
• Proposisi Anteseden, diawali denganproposisi terma-terma khusus.
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
38
Contoh 13
• Petani-petani Pagilaran adalah orang miskinyang bergantung hidupnya pada tanah
• Petani-petani Pagilaran tanahnya dirampasuntuk laboratorium pertanian UGM
• Disimpulkan bahwa para petani yang miskin danbergantung hidupnya pada tanah besarkemungkinannya tanahnya dirampas untuk Lab. Pertanian UGM
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
39
Contoh 14
• 45 Anggota DPRD Sumbar terlibat dalamkorupsi APBD
• 45 Anggota DPRD Sumbar dikenai pidanapenjara lebih dari 1 tahun
• Disimpulkan bahwa Anggota DPRD yang terlibat dalam korupsi APBD kemungkinanbesar dikenai pidana penjara lebih dari 1 tahun.
Herlambang-Penalaran Hukum (2004)
40
Contoh 15
• Anggota DPRD yang terlibat dalamkorupsi APBD dikenai pidana penjara lebihdari 1 tahun.
• 13 Anggota DPRD Jatim terlibat dalamkorupsi APBD
• 13 Anggota DPRD Jatim dikenai pidanapenjara lebih dari 1 tahun