Download - Pemerintah Pusat Jadi Pengendali Batam
-
7/25/2019 Pemerintah Pusat Jadi Pengendali Batam
1/3
1/6/2016 Pemerintah Pusat Jadi Pengendali Batam
http://print.kompas.com/baca/2016/01/06/Pemerintah-Pusat-Jadi-Pengendali-Batam 1/5
Kompas Print Berlangganan Pasang Iklan ePaper Tentang Kami Login Daftar
Kompas.com Kompas TV
REGIONAL> NUSANTARA> PEMERINTAH PUSAT JADI PENGENDALI BATAM
Utama Politik Ekonomi Olahraga Sains Internasional Regional Opini Gaya Hidup Galeri
Pemerintah Pusat JadiPengendali BatamOleh KRIS R MADA
Siang | 6 Januari 2016 12:40 WIB 215 dibaca 0 komentar
BATAM, KOMPAS Untuk bisa bersaing dengan Singapura dan Johor
Bahru di Malaysia, pengelolaan Batam, Kepulauan Riau, harus oleh
pemerintah pusat. Pemerintah daerah tidak punya kewenangan dan
kemampuan untuk mencapai tujuan itu. Pemerintah juga harus serius
mengembangkan pelabuhan di Batam.
"Tidak adil membandingkan Batam dengan Singapura dan Iskandar
Development Region di Johor Bahru. Singapura dikelola setingkat negara.
Iskandar juga oleh perwakilan pemerintah federal Malaysia. Kenapa
(pengelola) Batam malah mau dijadikan setingkat daerah?" tutur pengajar
Fakultas Ekonomi Universitas Internasional Batam, Suyono Saputro, Selasa
(5/1), di Batam.
Seperti diberitakan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan ada
dualisme kewenangan di Batam antara Badan Pengusahaan (BP) dan
Pemerintah Kota Batam. Akibatnya, Batam sulit berkembang. Karena itu, ada
wacana BP Batam dibubarkan dan status kawasan perdagangan dan
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA
Kantor pusat Badan Pengusahaan Batam, Kepulauan Riau. Pemerintah tengah membahas dualismepengelolaan Batam antara BP dan Pemerintah Kota Batam. Dualisme disebut sebagai salah satu penyebabBatam semakin tidak kompetitif sebagai kawasan industri.
http://-/?-http://print.kompas.com/galerihttp://print.kompas.com/rubrik/b8/gaya%20hiduphttp://print.kompas.com/rubrik/b7/opinihttp://print.kompas.com/rubrik/b6/regionalhttp://print.kompas.com/rubrik/b5/internasionalhttp://print.kompas.com/rubrik/b4/sainshttp://print.kompas.com/rubrik/b3/olahragahttp://print.kompas.com/rubrik/b2/ekonomihttp://print.kompas.com/rubrik/b1/politikhttp://print.kompas.com/http://print.kompas.com/rubrik/r62/regional/nusantarahttp://print.kompas.com/rubrik/b6/regionalhttp://ads.print.kompas.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=259__zoneid=127__cb=97288ac27d__oadest=http%3A%2F%2Fprint.kompas.com%2Fberitaterbaruhttp://print.kompas.com/http://kompas.tv/http://kompas.com/http://kiosk.kompas.com/kioskV20/Account/Register?src=http://print.kompas.com/baca/2016/01/06/Pemerintah-Pusat-Jadi-Pengendali-Batamhttp://kiosk.kompas.com/kioskV20/Account/KompasIDLogin?src=http://print.kompas.com/baca/2016/01/06/Pemerintah-Pusat-Jadi-Pengendali-Batamhttp://profile.print.kompas.com/profil/http://epaper.kompas.com/kompas/http://klasika.kompas.com/http://kiosk.kompas.com/http://print.kompas.com/http://print.kompas.com/ -
7/25/2019 Pemerintah Pusat Jadi Pengendali Batam
2/3
1/6/2016 Pemerintah Pusat Jadi Pengendali Batam
http://print.kompas.com/baca/2016/01/06/Pemerintah-Pusat-Jadi-Pengendali-Batam 2/5
. ,
pengelolaan Batam akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Kepri. Status
Batam akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (Kompas, 31/12/2015).
Pembubaran BP Batam, menurut Suyono, bukan menyelesaikan masalah.
Bahkan, ada potensi timbul berbagai masalah jika wacana yang dilontarkan
Tjahjo itu jadi diwujudkan.
Lebih baik BP Batam dikuatkan sebagai lembaga pusat dan dikendalikan
Presiden. "Alasan paling pokok, Singapura dan Iskandar punya berbagai
fasilitas yang hanya mungkin diberikan oleh pemerintah pusat. Batam akanbisa menyaingi Singapura, seperti yang diinginkan Presiden, jika punya hal
serupa. Pemerintah provinsi tidak punya kewenangan untuk memberikan
aneka fasilitas itu," paparnya.
Alasan lain, pembubaran BP Batam akan menimbulkan ketidakpastian baru.
Padahal, salah satu alasan pembubaran adalah menghilangkan ketidakpastian
berusaha. "Ada ribuan dokumen terkait dengan investasi harus dialihkan ke
lembaga baru kalau BP Batam bubar. Bagaimana pemerintah menjamin
proses itu lancar?" ujarnya.
Ia mengakui selama ini Batam memang tidak berkembang. Padahal, Batam
mendapat banyak fasilitas. "Pemerintah pusat ikut andil dengan
perkembangan sekarang. Ribuan hektar lahan di Pulau Rempang dan Pulau
Galang tidak bisa dimanfaatkan karena Mendagri menetapkan kedua pulau
dalam status quo. Padahal, Batam kesulitan lahan untuk menampung investor
baru. Ada banyak peraturan buatan pusat yang saling bertentangan," katanya.
Pemerintah juga tidak kunjung membangun pelabuhan layak untuk Batam.
Pelabuhan terbesar di Batam hanya berkapasitas 600.000 TEU per tahun.
Sebaliknya, Singapura bisa menangani 35 juta TEU dan Johor mencapai 15 juta
TEU. "Bagaimana mungkin daerah industri bisa berkembang kalau tidak punya
pelabuhan layak? Membangun pelabuhan butuh dana tidak sedikit dan daerah
tidak punya kemampuan untuk itu," tuturnya.
Sementara Direktur Promosi Investasi BP Batam Purnomo Andi Antonomengatakan, sebagian perizinan memang selesai di BP Batam. Namun,
sebagian lagi masih harus diurus di instansi-instansi pemerintah pusat dan
harus diurus di Jakarta. "Beberapa pihak menyarankan kewenangan-
kewenangan itu dilimpahkan ke Batam. Berdasarkan pengalaman, BP Batam
siap melaksanakan. Akan tetapi, kami tidak tahu kenapa tidak mendapat
pelimpahan," tuturnya.
Andi juga mengungkapkan, beberapa hari terakhir para pengusaha di Batam
bingung. Karena itu, BP Batam akan segera mengumpulkan pengusaha dan
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA
Sejumlah pekerja masuk ke salah satu dari 22 kawasan industri di Batam, Kepulauan Riau. Industri daninvestasi di Batam terus merosot dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah menyebut dualismepengelolaan Batam oleh Badan Pengusahaan dan Pemerintah Kota Batam sebagai salah satu penyebabBatam semakin tidak kompetitif sebagai kawasan industri.
-
7/25/2019 Pemerintah Pusat Jadi Pengendali Batam
3/3
1/6/2016 Pemerintah Pusat Jadi Pengendali Batam
http://print.kompas.com/baca/2016/01/06/Pemerintah-Pusat-Jadi-Pengendali-Batam 3/5
Daya Saing Batam Terus MerosotCetak | 30 Desember 2015
BATAM, Kompas Daya saing Kota Batam,Kepulauan Riau, sebagai daerah tujuaninvestasi terus merosot. Pemerintah dinilaibelum serius memperbaiki daya saing salah
ndustri Batam Butuh Kepastianetak | 5 November 2015
BATAM, Kompas Pengembangan industriBatam, Kepulauan Riau, terkendala masalahketersediaan lahan, tumpang tindihperaturan, dan perburuhan. Pemerintah
Kebijakan Simetris Pusat-DaerahDitungguCetak | 3 November 2015
akarta, Kompas Kebijakan pemerintah pusatyang kondusif untuk menarik investasidiharapkan juga diterapkan hingga ke daerah.
enekan Kesenjanganetak | 2 Januari 2016
Kesenjangan antardaerah menjadi salah satupersoalan di negeri ini. Perbedaan kandungankekayaan alam, keberadaan industri,kapasitas sumber daya manusia, dan
BACA JUGA
menyampaikan penjelasan. "Hal yang harus dipahami, sampai sekarang belum
ada keputusan resmi tentang status Batam dan BP Batam. Dahulu, status
ditetapkan dengan undang-undang dan PP. Jika harus ada pergantian, maka
harus diterbitkan peraturan pengganti yang setara. Ucapan sebagian pihak
tidak bisa dijadikan acuan," ujarnya.
Tidak fokus
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kepri Bidang
Investasi Harris Marsanto mengatakan, sulit mengharapkan Batam
berkembang jika BP Batam dipertahankan. BP Batam sudah tidak bisa
mengikuti perkembangan zaman. "BP Batam justru menghambat
pertumbuhan investasi di Batam. Kondisi itu lebih dipicu organisasi BP Batam
yang tidak dikelola pihak berkompeten," ujarnya.
Batam dinyatakan tidak berkembang sesuai rancangan. Kota itu disiapkan
menjadi kota pelabuhan dan industri untuk memanfaatkan kedekatan dengan
Selat Malaka. Namun, sekarang Batam terus kehilangan pamor sebagai daerah
industri. "Sejumlah perusahaan hengkang dari Batam dalam beberapa tahun
terakhir," ucapnya.
Batam sekarang, antara lain, harus menghadapi masalah permukiman,ketersediaan lahan, dan aneka persoalan lain yang tidak sesuai dengan
rencana pengembangannya. Tumpang tindih peraturan dan lembaga
pengelola, pungutan liar, dan masalah ketenagakerjaan membuat Batam terus
kehilangan daya saing. Bahkan, daya saing Batam di bawah kota industri lain
di Indonesia. Padahal, Batam didorong menjadi kawasan industri yang
seharusnya bersaing di tingkat regional.
Adapun Ketua Kadin Batam Jadi Rajaguguk menuturkan, pengusaha mendesak
pemerintah segera mengakhiri ketidakpastian di Batam. "Kami tidak mengerti
keputusan mana yang benar. Tidak ada kepastian gara-gara pernyataan
seorang menteri. Pengusaha resah karena pernyataan gegabah pejabat
negara," tutur Jadi.
Jadi merujuk pada Tjahjo yang awalnya menyatakan BP Batam akan
dibubarkan dan status KPPB Batam diganti menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.
Kemudian Tjahjo meralat pernyataan itu. Menurut siaran pers Kementerian
Dalam Negeri, status BP dan Batam akan diputuskan setelah ada kajian.
Pernyataan Tjahjo dinilai tidak sejalan dengan keinginan pemerintah
memperlancar investasi dan meningkatkan daya saing. Pernyataan itu
menambah kebingungan dan ketidakpastian berusaha di Batam. Padahal,
pemerintah selalu menyatakan ingin memberikan kepastian berusaha di
Batam dan di daerah-daerah lain di Indonesia.
0 0 1
https://www.facebook.com/sharer/sharer.php?u=http://kompasprint.com/1Pq5Bhttps://plus.google.com/share?url=http://kompasprint.com/1Pq5Bhttps://twitter.com/intent/tweet?url=http://print.kompas.com/baca/2016/01/06/Pemerintah-Pusat-Jadi-Pengendali-Batam&via=hariankompas&related=hariankompas&text=Pemerintah+Pusat+Jadi+Pengendali+Batamhttp://print.kompas.com/2016/01/02/Menekan-Kesenjangan?utm_source=bacajugahttp://print.kompas.com/2015/11/03/Kebijakan-Simetris-Pusat-Daerah-Ditunggu?utm_source=bacajugahttp://print.kompas.com/2015/11/05/Industri-Batam-Butuh-Kepastian?utm_source=bacajugahttp://print.kompas.com/2015/12/30/Daya-Saing-Batam-Terus-Merosot?utm_source=bacajuga