PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15)DENGAN VARIASI DOSIS DAN FREKUENSI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMANKACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
SKRIPSI
FATIKHATUS SHOLIKHAH
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGIDEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA2016
PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15)DENGAN VARIASI DOSIS DAN FREKUENSI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMANKACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
SKRIPSI
FATIKHATUS SHOLIKHAH
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGIDEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA2016
PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15)DENGAN VARIASI DOSIS DAN FREKUENSI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMANKACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
SKRIPSI
FATIKHATUS SHOLIKHAH
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGIDEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Scanned by CamScanner
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Scanned by CamScanner
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Scanned by CamScanner
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam
lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi
kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penulis dan harus menyebutkan
sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini adalah hak milik
Universitas Airlangga.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam juga senantiasa
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wasallam
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul
“Pemberian Formulasi Pengenceran Biofertilizer (1:15) dengan Variasi Dosis
dan Frekuensi terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kacang
Hijau (Vigna radiata L.)” disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
S1 pada program studi Biologi di Universitas Airlangga.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan,
oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun
dari semua pihak pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis, tetapi juga pembaca pada umumnya dan menjadi sumber informasi bagi
kita semua.
Surabaya, Juni 2016
Penulis,
Fatikhatus Sholikhah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Luapan syukur dan persimpuhan diri penulis sertakan hanya kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat dan karuniaNya di sepanjang kehidupan,
khususnya di empat tahun terakhir perjuangan menuntut ilmu di bangku kuliah.
Segala nafas, waktu, kesempatan, dan nikmat yang Allah berikan telah menemani
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Berkah kasih sayang dan tumpahan
keringat orang tua serta keluarga tak luput menjadi buncahan semangat dan
ambisi. Ibunda Endah Sutarti dan Almarhum Ayahanda Sutrisna, terima kasih
yang tak terbatas untuk kedua orang tua terbaik yang selalu menyelimuti putra
putrinya dengan kasih sayang, alunan do’a yang tak putus disetiap nafas, dan juga
pengorbanan jiwa raga yang tak akan terbayarkan. Allah hadirkan ciptaannya yang
lain, Avif Nurrakhman, yang telah menjadi kakak terbaik dan pengganti ayahanda
yang sempurna, terima kasih atas semangat dan pengetahuan yang telah diberikan
kepada penulis. Berikut penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Pembimbing skripsi Drs. Agus Supriyanto, M. Kes sebagai dosen
pembimbing I/penguji I, dan Tri Nurhariyati, S. Si., M. Kes sebagai dosen
pembimbing II/penguji II yang memberikan bimbingan dan masukan
dalam penulisan skripsi. Drs. Salamun, M. Kes sebagai penguji III, dan Dr.
Rosmanida, M. Kes sebagai penguji IV terima kasih atas saran dan nasehat
yang sangat membangun bagi penulis.
2. Dosen Departemen Biologi sebagai orang tua penulis di kampus, penulis
mengucapkan terima kasih atas segala ilmu yang telah disampaikan.
3. Sahabat Sri Lestari Ningsih, Wenda Pratiwi, Tri Wulandari dan Riski Eka
Sari, terima kasih telah mewarnai selama empat tahun terakhir di
kehidupan penulis, dan semoga takdir selalu menyatukan kita semua
sampai menutup mata.
4. Sahabat Penelitian, sahabat Laboratorium Mikrobiologi, sahabat Kelompok
Studi PEKSIA dan sahabat pengurus dan kepanitiaan di HIMBIO, terima
kasih atas segala pengalaman, ilmu, dukungan dan pelajarannya selama ini.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
vii
5. Kakak-kakak Biologi, Mbak Zahra, Mbak Riris, Mbak Arum, Mas Ogis,
Mas Arif, Mbak Tri, Mbak Ayu, Mbak Nanas terima kasih atas segala
dukungan dan nasehat yang berarti selama di dunia perkuliahan dan
organisasi.
6. Adik-adik Biologi dan ITL, Fortunita, Fina, Inesavira, Deszan, Antien,
Nabila, Binti, terima kasih atas semangat dan tingkah lucu yang menjadi
hiburan yang berarti bagi penulis.
7. Bapak Suwarni selaku laboran Laboratorium Mikrobiologi Universitas
Airlangga atas bantuan dan saran selama penelitian.
8. Teman-teman Biologi angkatan 2012 atas kerjasama, dorongan, dan
bantuan selama awal perkuliahan hingga akhir pengerjaan skripsi.
Serta semua pihak yang membantu penulis dalam pengerjaan penelitian
sampai penulisan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.
Surabaya, Juni 2016
Penulis,
Fatikhatus Sholikhah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
viii
Fatikhatus Sholikhah. 2016. Pemberian Formulasi Pengenceran Biofertilizer(1:15) dengan Variasi Dosis dan Frekuensi Terhadap Pertumbuhan danProduktivitas Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.). Skripsi ini dibawah bimbingan Drs. Agus Supriyanto, M. Kes. Dan Tri Nurhariyati, S. Si.,M. Kes. Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UniversitasAirlangga, Surabaya.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian formulasipengenceran biofertilizer (1:15) dengan interaksi variasi dosis dan frekuensiterhadap pertumbuhan, produktivitas, dan nilai Relativity Agronomic Efectivity(RAE) terhadap produksi kacang hijau (Vigna radiata L.) pada lahan sawah.Penelitian ini bersifat eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL),terdiri atas 11 perlakuan, yaitu K- (tanpa pemberian pupuk), K+ (pemberian pupukkimia), dan variasi interaksi biofertilizer dosis 5 mL (P1), 10 mL (P2), 15 mL (P3)dengan frekuensi satu kali (a), dua kali (b), tiga kali (c). Setiap perlakuan terdiriatas 3 ulangan. Mikroba dalam biofertilizer terdiri atas Rhizobium sp., Azotobactersp., Azospirillum sp., Bacillus subtiliis, Bacillus megaterium, Bacilluslicheniformis, Pseudomonas putida, Pseudomonas fluorescens, Cellulomonas sp.,Lactobacillus plantarum, dan Saccharomyces cerevisiae. Variabel terikatpenelitian ini meliputi pertumbuhan (tinggi batang, jumlah daun, bintil akar) danproduktivitas (jumlah polong, berat polong, berat biji). Data pertumbuhan setiapminggu dianalisis secara deskriptif, data pertumbuhan saat panen dianalisismenggunakan uji Brown-Forsythe dan uji lanjutan berupa uji Games Howelldengan derajat signifikansi 0,05, sedangkan data produktivitas saat panendianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan uji lanjutan berupa uji Duncandengan derajat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberianinteraksi variasi dosis dan frekuensi biofertilizer berpengaruh terhadappertumbuhan (tinggi batang, jumlah daun, bintil akar) dan produktivitas (jumlahpolong, berat polong, berat biji). Pertumbuhan tinggi batang tertinggi pada K+(63,70±4,73 cm) namun tidak signifikan dengan P3a, P3b, dan P3c. Jumlah dauntertinggi pada P3c, P3b, P3a (51,20 helai). Bintil akar tertinggi pada P3c(4,60±1,30). Sedangkan produktivitas jumlah polong tertinggi pada K+(61,27±19,28), berat polong tertinggi pada K+ (58,10±16,07 g), dan berat bijitertinggi pada K+ (39,97±8,63 g) serta signifikan terhadap perlakuan biofertilizer(1:15). Nilai RAE biofertilizer (1:15) kurang dari 100%.
Kata kunci : Biofertilizer, kacang hijau (Vigna radiata L.), pertumbuhan,produktivitas, RAE
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
ix
Fatikhatus Sholikhah. 2016. Formulations Award Biofertilizer Dilution (1:15)with Dose and Frequency Variations on Growth and Productivity of Vignaradiata L.. This thesis is under the guidance of Drs. Agus Supriyanto, M. Kes.and Tri Nurhariyati, S.Si., M.Kes. Departement of Biology, Faculty of Scienceand Technology, Airlangga University, Surabaya.
ABSTRACT
This aim of this study was to know the effect of diluting formulationsbiofertilizer (1:15) in various interaction of doses and frequency on growth,productivity, and value Relativity Agronomic Efectivity (RAE) of Vigna radiata L.in paddy fields. This study was an experimental study with a CompletelyRandomized Design (CRD), consists of 11 treatments, it was K- (withoutfertilizer), K+ (treatment of chemical fertilizers), and various interaction of dosebiofertilizer of 5 mL (P1), 10 mL (P2), 15 mL (P3) with a frequency of one (a),twice (b), three times (c). Each treatment consists of three replicates. The microbesin biofertilizer consisted of Rhizobium sp., Azotobacter sp., Azospirillum sp.,Bacillus subtiliis, Bacillus megaterium, Bacillus licheniformis, Pseudomonasputida, Pseudomonas fluorescens, Cellulomonas sp., Lactobacillus plantarum, andSaccharomyces cerevisiae. The dependent variables in this experiment were thegrowth (plant height, number of leaves, number of root nodules) and productivity(number of pods, pod weight, seed weight). The data of the every week growth wasanalyzed descriptively, while the data of the growth was analyzed by Brown-Forsythe test and advanced test called Games Howell with significance level of0.05, while the data of productivity were analyzed by one-way ANOVA andadvanced test called Duncan with significance level of 0.05. The results showedthat the various interaction of doses and frequency of biofertilizer had effect ongrowth (plant height, number of leaves, number of root nodules) and productivity(number of pods, pod weight, seed weight). The highest of plant height in K+tretment (63.70 ± 4.73 cm) but not significant with P3a, P3b and P3c treatments.The highest number of leaves on P3c, P3b, P3a treatments (51.20 piece). Thehighest number of nodule on P3c treatment (4.60 ± 1.30). While the productivityhighest number of pods on K+ treatment (61.27 ± 19.28), the highest pod weighton K+ treatment (58.10 ± 16.07 g), and the highest seed weight on K+ treatment(39.97 ± 8.63 g) and biofertilizer significantly to treatment (1:15). RAE value ofbiofertilizer (1:15) is less than 100%.
Keywords: Biofertilizer, growth, productivity, RAE, Vigna radiata L.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iLEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iiLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iiiPEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI .......................................................... ivKATA PENGANTAR ........................................................................................vUCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................viABSTRAK ..........................................................................................................viiiABSTRACT .......................................................................................................... ixDAFTAR ISI........................................................................................................xDAFTAR TABEL ...............................................................................................xiiDAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiiiDAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................11.1 Latar Belakang ..........................................................................................11.2 Rumusan Masalah .....................................................................................51.3 Asumsi Penelitian .....................................................................................51.4 Hipotesis Penelitian...................................................................................6
1.4.1 Hipotesis kerja..................................................................................61.4.2 Hipotesis statistik .............................................................................6
1.5 Tujuan Penelitian .....................................................................................71.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................82.1 Tinjauan Umum Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) ..................8
2.1.1 Klasifikasi tanaman kacang hijau varietas VIMA-I ........................82.1.2 Karakter morfologi tanaman kacang hijau varietas VIMA-I ...........92.1.3 Kandungan gizi dan manfaat tanaman kacang hijau ........................132.1.4 Syarat tumbuh tanaman kacang hijau...............................................14
2.2 Tinjauan Mengenai Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman ...............162.3 Tinjauan Umum Biofertilizer ...................................................................17
2.3.1 Mikroba fiksasi nitrogen ..................................................................182.3.2 Mikroba pelarut fosfat ......................................................................232.3.3 Mikroba perombak bahan organik ...................................................28
2.4 Tinjauan Mengenai Dosis dan Frekuensi Pemupukan Biofertilizer.........32
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................343.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................343.2 Bahan dan Alat Penelitian........................................................................34
3.2.1 Bahan Penelitian...............................................................................343.2.2 Alat Penelitian ..................................................................................35
3.3 Rancangan Penelitian...............................................................................35
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
xi
3.3.1 Variabel penelitian ...........................................................................373.4 Prosedur Penelitian ..................................................................................37
3.4.1 Pengkuran kuantitas mikroba biofertilizer dan tanah pada mediaspesifik sebelum penanaman ..........................................................37
3.4.2 Tahap penanaman kacang hijau ......................................................383.4.3 Tahap perawatan kacang hijau .........................................................393.4.4 Tahap pemanenan kacang hijau ......................................................393.4.5 Prosedur pengambilan data .............................................................403.4.6 Pengukuran kuantitas mikroba dalam tanah pada media spesifik
setelah panen ...................................................................................413.5 Analisis Data ............................................................................................413.6 Alur Penelitian .........................................................................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................444.1 Hasil Penelitian ........................................................................................44
4.1.1 Pertumbuhan tanaman kacang hijau pada umur 1, 2, 3, 4, 5, dan 6minggu setelah tanam .....................................................................44
4.1.2 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau ..........................494.1.3 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau ...........................514.1.4 Pertumbuhan bintil akar tanaman kacang hijau ..............................534.1.5 Produktivitas jumlah polong tanaman kacang hijau .......................554.1.6 Produktivitas berat polong tanaman kacang hijau ...........................574.1.7 Produktivitas berat biji tanaman kacang hijau ................................59
4.2 Pembahasan .............................................................................................614.2.1 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau ..........................614.2.2 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau............................654.2.3 Pertumbuhan bintil akar tanaman kacang hijau ..............................664.2.4 Produktivitas tanaman kacang hijau ...............................................684.2.5 Efektivitas formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap hasil
produktivitas tanaman kacang hijau ...............................................71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................735.1 Kesimpulan .............................................................................................735.2 Saran .......................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................xvLAMPIRAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100 g Bahan ............................. 133.1 Perlakuan pemberian biofertlizer .................................................... 364.1 Rata-rata tinggi batang tanaman kacang hijau tiap minggu ............ 454.2 Rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau tiap minggu ............. 474.3 Rata-rata tinggi batang akhir tanaman kacang hijau ....................... 504.4 Rata-rata jumlah daun akhir tanaman kacang hijau ........................ 524.5 Rata-rata bintil akar tanaman kacang hijau ..................................... 544.6 Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau ............................... 564.7 Rata-rata berat polong tanaman kacang hijau .................................. 584.8 Rata-rata berat biji tanaman kacang hijau serta nilai efektifitas ..... 60
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Batang tanaman kacang hijau........................................................... 92.2 Daun tanaman kacang hijau ............................................................ 102.3 Akar tanaman kacang hijau.............................................................. 102.4 Bunga tanaman kacang hijau .......................................................... 112.5 Polong tanaman kacang hijau .......................................................... 112.6 Biji tanaman kacang hijau ............................................................... 122.7 Rhizobium sp. dengan TEM ............................................................. 202.8 Azospirillum sp. dengan TEM.......................................................... 212.9 Azotobacter sp. dengan electron micrograph ................................. 222.10 Bacillus megaterium......................................................................... 242.11 Bacillus subtilis ................................................................................ 252.12 Bacillus licheniformis ...................................................................... 262.13 Pseudomonas putida ........................................................................ 272.14 Pseudomonas fluorescenes dengan epifluorescensmicrograph ....... 282.15 Cellulomonas sp. dengan pewarnaan Gram ..................................... 292.16 Lactobacillus plantarum dengan SEM............................................. 302.17 Saccharomyces cereviceae dengan SEM......................................... 313.1 Skema Alur Penelitian...................................................................... 434.1 Grafik rata-rata tinggi batang kacang hijau tiap minggu ................ 454.2 Grafik rata-rata jumlah daun kacang hijau tiap minggu ................. 474.3 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer
(1:15) terhadap tinggi batang akhir kacang hijau ............................ 504.4 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer
(1:15) terhadap jumlah daun akhir kacang hijau ............................. 524.5 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer
(1:15) terhadap bintil akar kacang hijau .......................................... 544.6 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer
(1:15) terhadap jumlah polong kacang hijau ................................... 564.7 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer
(1:15) terhadap berat polong kacang hijau ...................................... 584.8 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer
(1:15) terhadap berat biji kacang hijau ............................................ 60
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1 Hasil pengukuran mikroba dalam sampel biofertilizer dan tanah2 Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)3 Produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)4 Hasil uji statistik pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.)5 Hasil penghitungan Relativity Agronomic Effectivity (RAE)6 Hasil produktivitas kacang hijau di lahan7 Bahan penelitian8 Alat penelitian9 Hasil penelitian pengukuran mikroba dan pertumbuhan kacang hijau
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman pangan
dari kacang-kacangan yang mempunyai peranan penting dalam menunjang
peningkatan gizi makanan bagi masyarakat sebagai pengganti beras. Kacang hijau
memiliki manfaat yang beragam, khususnya sebagai makanan olahan yang
memiliki tinggi kandungan vitamin terutama vitamin B1, kalori, protein dan
karbohidrat.
Di Indonesia, kacang hijau menduduki urutan ketiga jenis tanaman
kacang-kacangan sebagai tanaman pangan setelah kacang tanah dan kacang
kedelai (Sumarji, 2013). Tingkat produksi kacang hijau pada tahun 2012 sampai
dengan 2014 mengalami fluktuasi khususnya di daerah Provinsi Jawa Timur. Pada
tahun 2012 diperoleh produksi sebesar 66.772 ton, pada tahun 2013 produksi
sebesar 57.686 ton, dan pada tahun 2014 besar produksi kacang hijau adalah
60.310 ton (Anonim, 2015). Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan
kebutuhan masyarakat yang terus meningkat yang dilihat dari fakta data yang
diperoleh, menyebabkan potensi permintaan pasar terhadap kacang hijau semakin
banyak (Trustinah dalam Zebua et al., 2012). Menurut Ditjen Tanaman Pangan
(2012) dalam Trustinah et al. (2014), untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yang tidak diimbangi dengan produksi kacang hijau menimbulkan kegiatan impor
untuk memenuhi kebutuhan yaitu rata-rata 29.443 ton/tahun.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
2
Untuk mengatasi kendala dalam kebutuhan terhadap kacang hijau, pada
akhirnya para petani menggunakan pupuk kimia untuk meningkatkan kesuburan
tanah dan hasil produksi. Hal tersebut menjadikan petani tergantung pada pupuk
kimia, dengan perilaku melebihi dosis yang dianjurkan dan tidak spesifik lokasi
(Mezuan et al., 2002). Selain itu, keberadaan pupuk kimia sering mengalami
kelangkaan, akibatnya petani harus membeli pupuk dengan harga lebih mahal,
terlebih semenjak diberlakukannya kebijakan pengurangan dan penghapusan
subsidi harga pupuk yang kemudian mempengaruhi harga jual produk pertanian
(Darwis dan Nurmanaf, 2004). Selain itu, penggunaan pupuk kimia memiliki
dampak negatif terhadap lingkungan.
Menurut Cahyono (2008), penggunaan pupuk kimia menyebabkan
pencemaran tanah berupa berubahnya kondisi fisik, kimiawi dan biologi tanah,
kondisi ini tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman dan beberapa mikroba tanah,
sehingga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan berkurangnya
produktivitas tanaman. Sedangkan menurut Campbell et al. (2003), mineral
berlebih yang diperoleh dari pupuk kimia dan tidak diserap oleh tumbuhan
merupakan pemborosan karena tercuci secara cepat dari tanah oleh air hujan dan
irigasi, aliran mineral tersebut memasuki air tanah dan akhirnya mencemari air
sungai dan danau. Keadaan ini mengakibatkan pemborosan biaya dan
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Berawal dari permasalahan
tersebut, perlu dikembangkan suatu teknologi yang sesuai dengan lingkungan
serta mampu mendukung pencapaian produksi maksimal (tanaman) dan aman
terhadap lingkungan (Mezuan et al., 2002).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
3
Salah satu solusi dalam mengatasi masalah yang timbul akibat penggunaan
pupuk kimia adalah menggunakan biofertilizer (pupuk hayati) yang lebih murah
secara ekonomis sehingga dapat menghemat biaya pertanian karena biofertilizer
merupakan pupuk yang mengandung agen hayati atau biasa disebut biang
sehingga petani dapat memperbanyak sendiri (Anonim, 2015) dan secara ekologis
lebih ramah lingkungan. Biofertilizer merupakan suatu amandemen yang
mengandung mikroorganisme bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah
dan kualitas hasil tanaman, melalui peningkatan aktivitas biologi.
Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai bahan aktif biofertilizer ialah
mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat dan dekomposer (Subba Rao, 1982).
Penelitian Chusnia (2012) pada tanaman kacang hijau menunjukkan
adanya peningkatan pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau sebagai
pengaruh penggunaan biofertilizer tanpa pengenceran dengan formulasi 9 mikroba
yaitu Rhizobium sp., Azotobacter sp., Azospirillum sp., Bacillus megaterium,
Bacillus subtilis, Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Cellulomonas sp., dan
Saccharomyces cereviceae yang diaplikasikan pada media tanam tanah pada
polybag. Akan tetapi media tanam tanah dalam polybag memiliki beberapa
kelemahan jika dibandingkan dengan lahan sawah. Menurut Danu (2012), media
tanam dalam polybag memiliki kelemahan yaitu sekali pakai dan mudah rusak,
selain itu menurut Prasetyo dalam Maslahatin (2014) media tanam polybag hanya
mempunyai daya tahan terbatas yaitu 2-3 kali pemakaian untuk media tanam,
kurang cocok untuk usaha skala besar, dan produktivitas tidak maksimal.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4
Pemberian biofertilizer tanpa pengenceran jika diaplikasikan pada lahan
sawah untuk mendukung produktivitas tanaman khususnya kacang hijau dinilai
kurang efisien dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Pengenceran
biofertilizer adalah salah satu upaya untuk menghemat biaya pertanian dalam
budidaya tanaman kacang hijau khususnya di lahan sawah. Pengenceran
dilakukan agar tanaman dapat menerima semua unsur yang terkandung dalam
pupuk, memudahkan mobilitas unsur hara dalam tanaman, dan membuat
pemberian pupuk merata ke seluruh bagian tanaman (Andrea, 2014). Solihin
(2011) menyatakan aplikasi pengenceran 0,5 liter biofertilizer dengan 14 liter air
mampu meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sengon di Desa
Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor dan juga mampu
mempercepat pertumbuhan tanaman famili Fabaceae. Sedangkan berbagai
penelitian, belum ditemukan penelitian mengenai aplikasi biofertilizer pada
tanaman kacang hijau yang dilakukan pengenceran dengan air terlebih dahulu,
khususnya pada formulasi pengenceran 1:15.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai pemberian biofertilizer pada tanaman kacang hijau menggunakan media
yang aplikatif yaitu lahan sawah yang dilakukan pengenceran menggunakan air
dengan formulasi pengenceran biofertilizer yaitu 1:15, dengan tujuan untuk
mengetahui dosis optimal biofertilizer terhadap pertumbuhan dan produktivitas
tanaman kacang hijau pada lahan sawah yang belum diketahui standarisasi
penggunaannya dan juga sebagai upaya revitalisasi lahan kritis guna menjaga
kualitas, kuantitas dan stabilitas hasil pertanian.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah interaksi variasi dosis dan frekuensi pemberian formulasi
pengenceran biofertilizer (1:15) yang berbeda berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)?
2. Apakah interaksi variasi dosis dan frekuensi pemberian formulasi
pengenceran biofertilizer (1:15) yang berbeda berpengaruh terhadap
produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)?
3. Berapakah nilai Relative Agronomic Efectivity (RAE) formulasi
pengenceran biofertilizer (1:15) pada produksi tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.)?
1.3 Asumsi Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa konsorsium mikroba yaitu
Rhizobium sp., Azotobacter sp., Azospirillum sp., B. megaterium, B. subtilis, B.
licheniformis, P. putida, P. fluorescens, Cellulomonas sp., L. plantarum dan S.
cereviceae yang terdiri atas bakteri pemfiksasi nitrogen dapat memfiksasi nitrogen
dari atmosfer sehingga mudah diikat oleh tanaman, bakteri pelarut fosfat dapat
melarutkan fosfat sehingga mudah diserap oleh tanaman, serta mikroba
dekomposer yang mampu mendegradasi bahan organik yang dibutuhkan sehingga
dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik yang apabila digabungkan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
6
dalam satu formula membentuk biofertilizer dan diberikan pada tanaman kacang
hijau dengan pengenceran agar pupuk merata ke seluruh bagian tanaman dan
memudahkan tanaman menerima semua unsur yang terkandung di dalam pupuk
dengan pengenceran 1:15 dalam dosis dan frekuensi yang optimal akan
mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau menjadi
lebih baik.
1.4 Hipotesis Penelitian
1.4.1 Hipotesis kerja
Jika interaksi dosis dan frekuensi tepat pemberian formulasi pengenceran
biofertilizer (1:15) pada tanaman kacang hijau, maka dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau menjadi maksimal.
1.4.2 Hipotesis statistik
H0a : Tidak ada pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi yang berbeda
pada pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
H1a : Ada pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi yang berbeda pada
pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
H0b : Tidak ada pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi yang berbeda
pada pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap
produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
7
H1b : Ada pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi yang berbeda pada
pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap
produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi pemberian
formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) yang berbeda terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).
2. Mengetahui pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi pemberian
formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) yang berbeda terhadap
produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).
3. Mengetahui nilai Relative Agronomic Efectivity (RAE) formulasi
pengenceran biofertilizer (1:15) pada produksi tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.).
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada
masyarakat khususnya petani tentang dosis dan frekuensi yang tepat pemberian
biofertilizer untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas kacang hijau
(Vigna radiata L.) pada lahan sawah dan dapat menjaga kualitas, kuantitas, serta
stabilitas produktivitas kacang hijau.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
2.1.1 Klasifikasi tanaman kacang hijau varietas VIMA-I
Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean,
green bean (Inggris), dan choroko (bahasa Swahili, India). Di Indonesia, kacang hijau
juga memiliki beberapa nama daerah, seperti artak (Madura), kacang wilis (Bali),
buwe (Flores), dan tibowang candi (Makassar) (Astawan, 2009). Sedangkan menurut
kedudukan dalam taksonomi tumbuhan, kacang hijau varietas VIMA-I
diklasifikasikan sebagai berikut.
Division : Spermatophyta
Classis : Magnoliophyta
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Vigna
Species : Vigna radiata L. var. VIMA-I (Puluhulawa, 2014)
Kacang hijau merupakan komoditi yang penting karena menghasilkan bahan
pangan (Leatemia dan Rumthe, 2011). Tanaman kacang hijau termasuk tanaman
pangan dan tergolong dalam keluarga polong-polongan (Fabaceae) yang sudah lama
dibudidayakan di Indonesia. Kacang hijau merupakan sejenis tanaman budidaya dan
palawija yang dikenal luas di daerah tropika dengan banyak varietas.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
9
2.1.2 Karakteristik morfologi tanaman kacang hijau varietas VIMA-I
Tanaman kacang hijau merupakan tanaman C3 yang mempunyai tingkat
kejenuhan cahaya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman C4 (Zebua et al.,
2012). Menurut Buranatham dalam Sundari et al. (2005), tanaman kacang hijau
mempunyai peluang yang baik untuk dikembangkan pada kondisi intensitas cahaya
rendah seperti tumpangsari, dengan tanaman pangan jagung, ubi kayu, maupun
dengan tanaman perkebunan terutama di bawah tanaman perkebunan yang masih
muda.
Tanaman kacang hijau terdiri atas batang, daun, akar, bunga, buah, dan biji.
Secara morfologi tanaman kacang hijau memiliki batang pendek berukuran kecil,
berbulu, berwarna hijau kecokelat-cokelatan, atau kemerah-merahan, tumbuh tegak
mencapai ketinggian 30 cm – 110 cm, berbentuk bulat, dan memiliki cabang yang
menyamping serta tumbuh menyebar ke semua arah (Rukmana, 1997). Morfologi dan
batang tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Batang Kacang Hijau varietas VIMA-I, bg: batang
bg
bg
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
10
Daun tumbuh majemuk, tiga helai anak daun per tangkai atau disebut dengan
trifoliate, letak daun berseling, tangkai daun cukup panjang yaitu lebih panjang dari
daunnya (Anonim, 2015). Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan
berwarna hijau (Rukmana, 1997). Morfologi tanaman kacang hijau dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Daun Kacang Hijau varietas VIMA-I, dn: daun
Perakaran tanaman kacang hijau yaitu akar tunggang dan bercabang banyak
serta membentuk bintil-bintil (nodula) akar (Rukmana, 1997). Akar dan bintil akar
tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Akar Kacang Hijau varietas VIMA-I, ak: akar, bt: bintil akar
akbt
dn
dn
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
11
Bunga kacang hijau berkelamin sempurna (hermaprodite) yang dapat
melakukan penyerbukan sendiri, berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning yang
mulai muncul 28 – 33 hari. Bunga tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta
batang (Anonim, 2015). Bunga tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Bunga Kacang Hijau varietas VIMA-I, ba: bunga
Buah berpolong, berbentuk silindris dengan panjang antara 6 cm – 15 cm dan
biasanya berbuluh pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau, setelah tua
berwarna hitam atau cokelat (Anonim, 2015). Polong lebat di bagian kuncup
(Puluhulawa, 2014). Polong tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Polong Kacang Hijau varietas VIMA-I, pl: polong
ba
ba
pl
pl
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
12
Tiap polong kacang hijau berisi 6 butir – 15 butir biji. Biji kacang hijau
berukuran lebih kecil dibandingkan dengan biji kacang-kacangan lain. Biji kacang
hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg – 0,8 mg atau per
1000 butir antara 66 g – 78 g. Biji berwarna hijau kusam (Puluhulawa, 2014). Biji
kacang hijau tersusun atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji, kotiledon, dan embrio
(Rukmana, 1997). Biji tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Biji Kacang Hijau varietas VIMA-I, bj: biji
2.1.3 Kandungan gizi dan manfaat tanaman kacang hijau
Tanaman kacang hijau memiliki banyak manfaat (multiguna), yakni bijinya
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, sedangkan limbahnya dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak maupun pupuk hijau. Peran strategis lainnya dari kacang hijau
adalah komplementer dengan beras. Protein beras yang miskin lisin dapat diperkaya
oleh kacang hijau yang kaya lisin. Dalam tatanan makanan sehari-hari, produk olahan
kacang hijau adalah bubur, makanan bayi, sayur (kecambah/taoge), industri
bj
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
13
minuman, bahan campuran soun, tepung hunkue, dan kue-kue (Trustinah, 2014).
Kacang hijau merupakan sumber gizi, terutama karena kandungan protein nabati yang
cukup tinggi.
Kandungan gizi dalam kacang hijau cukup tinggi serta mineral yang
terkandung di dalamnya juga sangat lengkap. Nilai kandungan gizi dalam 100 g
kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100 g Bahan
No Kandungan Gizi Kandungan/100g bahan Satuan
1. Energi 345,00 kalori2. Protein 22,00 g3. Lemak 1,20 g4. Karbohidrat 62,90 g
5. Air 10,00 g6. Kalsium 125,00 mg7. Fosfor 320,00 mg8. Zat besi 67,0 mg9. Vitamin A 157,00 mg
10. Vitamin B1 0,64 mg11. Vitamin C 6,00 mg12. Natrium 6,00 mg
13. Kalium 1132,00 mg
14. Serat 4,44 gSumber: (Rukmana, 1997); (Duke, 1981).
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk
memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik
bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang
rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
14
dari kacang hijau tidak mudah berbau. Selain itu asam lemak tak jenuh pada kacang
hijau menjadikan kacang ini baik jika dikonsumsi bagi penderita obesitas untuk
menurunkan berat badan (Triyono et al., 2010).
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam
lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan mengandung lemak tak jenuh. Asupan
lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau juga
mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan. Vitamin B1 merupakan
bagian dari koenzim yang berperan penting dalam oksidasi karbohidrat untuk diubah
menjadi energi (Triyono et al., 2010).
Manfaat lain dari tanaman kacang hijau adalah dapat melancarkan buang air
besar. Selain itu juga dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis, terkilir, beri-beri,
demam nifas, kepala pusing/vertigo, memulihkan kesehatan, kencing kurang lancar,
kurang darah, dan jantung mengipas (Achyad dan Rasyidah, 2006).
2.1.4 Syarat tumbuh tanaman kacang hijau
Kacang hijau dapat ditanam di lahan sawah pada musim kemarau atau di
lahan tegalan pada musim hujan (Anonim, 2005). Menurut Trustinah (2014), kacang
hijau memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya,
yaitu berumur genjah (55 – 65 hari), toleran kekeringan, dan dapat ditanam pada
daerah yang kurang subur sehingga potensial dikembangkan di lahan-lahan
suboptimal. Akan tetapi untuk membudidayakan tanaman kacang hijau tetap perlu
diperhatikan beberapa hal yang sangat penting untuk menentukan pertumbuhan
tanaman kacang hijau, diantaranya adalah iklim dan tanah.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
15
1. Iklim
Berdasarkan indikator di daerah sentrum produsen keadaan iklim yang ideal
untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25oC – 27oC dengan
kelembaban udara 50% – 80%, curah hujan 50 mm – 200 mm perbulan, dan cukup
mendapat sinar matahari (tempat terbuka). Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi
produktivitas kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering
(kemarau) yang rata-rata curah hujannya rendah. Di daerah curah hujan tinggi,
kacang hijau mengalami banyak hambatan dan gangguan, misalnya mudah rebah dan
terserang penyakit. Produktivitas tanaman kacang hijau pada musim hujan umumnya
lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas pada musim kemarau (Rukmana,
1997).
2. Tanah
Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk kebun kacang
hijau adalah tanahnya subur, gembur banyak mengandung bahan organik (humus),
aerasi dan draenasinya baik, serta mempunyai kisaran pH tanah 5,5 – 6,5 (Bimasri,
2014). Tanah yang ber pH lebih rendah dari 5,8 perlu dilakukan pengapuran (liming).
Fungsi pengapuran adalah untuk meningkatkan nitrogen sebagai ion ammonium dan
nitrat agar tersedia bagi tanaman, membantu memperbaiki kegemburan serta
meningkatkan pH tanah mendekati netral (Rukmana, 1997). Biasanya jenis tanah
yang baik bagi jagung, padi, dan kedelai juga baik bagi pertumbuhan kacang hijau
(Sumarji, 2013).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
16
Lahan yang digunakan untuk budidaya kacang hijau sebaiknya di dataran
rendah hingga 500 m dpl. Curah hujan yang rendah cukup ditoleransi tanaman kacang
hijau khususnya pada tanah yang diairi seperti padi. Tanah yang ideal adalah tanah
ber pH 5,8 dengan kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang
yang cukup agar bisa mengoptimalkan produktivitas tanaman kacang hijau
(Andrianto dan Indarto, 2004)
2.2 Tinjauan Mengenai Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman
Pertumbuhan merupakan penambahan ukuran karena organisme multisel
tumbuh dari zigot, penambahan itu bukan hanya dalam volume, tetapi juga dalam
bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Penambahan
volume (ukuran) sering ditentukan dengan cara mengukur pembesaran ke satu atau
dua arah, seperti panjang (misalnya tinggi batang), diameter (misalnya diameter
batang), atau luas (misalnya luas daun) (Salisbury dan Ross, 1995). Sedangkan
menurut Dewi (2012), pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran dan massa yang
dapat diketahui dengan mengukur tinggi tanaman, berat basah ataupun berat kering
akar tanaman. Berat kering lebih disukai untuk menaksir pertumbuhan tanaman,
karena mencerminkan akumulasi senyawa organik yang disintesis tanaman dari
senyawa anorganik. Unsur hara yang diserap tanaman dari lingkungan juga memberi
kontribusi pada berat kering tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).
Salah satu keistimewaan pertumbuhan pada tumbuhan adalah adanya
kekhasan yang berlangsung pada proses tersebut yaitu jika suatu tumbuhan yang telah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
17
tumbuh mencapai ukuran tertentu, maka struktur tubuh tumbuhan tersebut akan
mengalami penuaan dan mati (Sudjadi dan Laila, 2007).
Dewi (2012) menyatakan bahwa produktivitas merupakan kemampuan
tanaman untuk menghasilkan produk yang dapat diukur setelah pemanenan.
Sedangkan menurut Gardner et al. (1991), produktivitas tanaman merupakan jumlah
pertumbuhan yang dapat dicapai oleh suatu tanaman pada waktu periode tertentu.
Dalam produktivitas tanaman budidaya modern, produktivitas suatu tanaman
ditunjukkan untuk memaksimalkan laju pertumbuhan melalui manipulasi genetik dan
lingkungan sehingga mendapat hasil panen yang juga maksimal. Dengan kata lain,
produktivitas suatu tanaman bisa diartikan sebagai sebuah hasil akhir dari suatu
tanaman yang diperoleh setelah proses pertumbuhan selesai. Selain itu produktivitas
juga diartikan sebagai produksi per satuan luas lahan yang digunakan dalam pertanian
dan diukur dalam satuan ton per hektar (ton/ha). Sedangkan produksi merupakan
hasil panen dari luas lahan petani selama satu kali musim tanam yang diukur dalam
satuan kilogram (kg) (Sucipto, 2013).
2.3 Tinjauan Umum Biofertilizer
Biofertilizer atau pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung
mikroorganisme bermanfaat yang dapat mendorong pertumbuhan dan meningkatkan
kebutuhan nutrisi tanaman (Anonim, 2011). Menurut Gunalan (1996),
mikroorganisme yang bermanfaat adalah sejumlah jamur dan bakteri yang secara
garis besar memiliki fungsi menguntungkan sebagai penyedia hara, peningkat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
18
ketersediaan hara, pengontrol organisme pengganggu tanaman, pengurai bahan
organik dan pembentuk humus, pemantap agregat, serta perombak persenyawaan
agrokimia. Pemanfaatan beberapa jenis mikroba tanah dapat membantu ketersediaan
hara bagi tanaman seperti hara nitrogen dan fosfat, selain itu ada mikroba tanah yang
berperan dalam mempercepat dekomposisi bahan organik (Rahmawati, 2005).
Rao (1994) mendefinisikan biofertilizer sebagai preparasi yang mengandung
sel-sel strain efektif mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat atau selulolitik yang
digunakan pada biji, tanah, atau tempat pengomposan dengan tujuan meningkatkan
jumlah mikroba tersebut dan mempercepat proses mikrobiologi tertentu untuk
menambah banyak ketersediaan hara dalam bentuk tersedia yang dapat diasimilasi
tanaman.
Pada penggunaannya, biofertilizer dapat digunakan sebagai substitusi dari
pupuk kimia, pemakaian pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl dan lain-lain) dapat
ditinggalkan, dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan jalan memperbaiki
struktur tanah dan mengoptimalkan mikroba yang bekerja dalam tanah, meningkatkan
hasil panen, serta kesediaan hara makro maupun mikro terpenuhi, dan aktifitas
mikroorganisme tanah untuk membantu kesuburan tanah juga terjaga (Maslahatin,
2014). Berikut kelompok mikroba yang tergabung dalam formulasi biofertilizer.
2.3.1 Mikroba fiksasi nitrogen
Lingga dan Marsono (2000), mengatakan bahwa peranan nitrogen bagi
tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
19
khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu nitrogen juga penting dalam
pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis.
Meskipun di dalam tanah banyak tersusun atas nutrien-nutrien, tetapi banyak
dari nutrien-nutrien tersebut tidak dapat digunakan oleh tanah secara langsung.
Diketahui N2 di atmosfer tersedia melimpah dengan prosentase kurang lebih 80%,
namun pada kenyataannya nitrogen tersebut merupakan nutrien terbatas untuk
pertumbuhan tanaman, karena N di atmosfer tidak dapat diambil untuk dipergunakan
tanaman. Disisi lain, kini telah diketahui ada beberapa bakteri yang dapat memfiksasi
nitrogen (Rai, 2006).
Mikroba sebagai agen pemfiksasi nitrogen, memenuhi kebutuhan akan unsur
N yang dapat dipenuhi melalui sumber N dalam berbagai senyawa organik maupun
melakukan penambatan nitrogen dari udara, baik melaui simbiotik maupun non-
simbiotik (Simanungkalit et al., 2006).
Fiksasi nitrogen secara simbiotik dilakukan oleh mikroba-mikroba yang
umumnya hidup di sekitar perakaran tanaman kacang-kacangan (legum) yang biasa
dikenal dengan nama kolektif rhizobia. Kolektif rhizobia yaitu mikroba tanah yang
mampu melakukan fiksasi nitrogen udara melaui simbiosis dengan tanaman kacang-
kacangan (Simanungkalit et al., 2006). Sementara itu, fiksasi nitrogen secara non-
simbiotik dilakukan oleh mikroba-mikroba yang hidup bebas di dalam tanah.
Beberapa spesies bakteri yang bisa memfiksasi nitrogen adalah Azotobacter
chroocorum, Azotobacter beijerinckii, Azotobacter vibelandii, Azotobacter paspali,
dan Azospirillum sp. (Kardinan dan Ruhnayat, 2003).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
20
Gambar 2.7 Rhizobium sp. dengan TEM(Sumber: Reeve et al. 2013)
A. Rhizobium
Klasifikasi Rhizobium sp. menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Classis : Alphaproteobacteria
Order : Rhizobiales
Family : Rhizobiaceae
Genus : Rhizobium
Species : Rhizobium sp.
Rhizobium sp. (Gambar 2.7) memiliki bentuk batang, termasuk Gram negatif,
dan termasuk bakteri aerobik (Raj et al., 2013). Menurut Martani dan Margino
(2005), kebanyakan Rhizobium sp. tumbuh optimum pada pH netral. Selain itu
sebagian besar Rhizobium juga memiliki suhu optimum antara 28oC – 31oC dan
umumnya tidak dapat tumbuh pada suhu 37oC (Zahran, 1999). Bakteri Rhizobium sp.
tidak membentuk spora, banyak terdapat di daerah perakaran (rizosfer) tanaman
legum dan membentuk simbiotik Rhizobium dengan tanaman legum (Yuwono, 2006).
Menurut Novriani (2011), Rhizobium sp. merupakan kelompok bakteri
berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan
tanaman legum, kelompok bakteri ini mampu menginfeksi akar tanaman dan
membentuk bintil akar. Bintil akar berfungsi mengambil nitrogen di atmosfer dan
menyalurkannya sebagai unsur hara yang diperlukan tanaman inang. Rhizobium sp.
mampu menyumbangkan N dengan cara memfiksasi nitrogen ke dalam bentuk
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
21
Gambar 2.8 Azospirillum sp. dengan TEM(Sumber: Alexandre et al., 1999)
ammonium (NH3) sebagai penyusun asam amino yang selanjutnya dimanfaatkan oleh
tanaman.
B. Azospirillium
Klasifikasi Azospirillium sp. menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Classis : Alphaproteobacteria
Order : Rhodospirillales
Family : Rhodospirillaceae
Genus : Azospirillum
Species : Azospirillum sp.
Azospirillum sp. (Gambar 2.8) merupakan genus bakteri yang berbentuk spiral
besar atau batang lurus (Sholichah, 2015), motil dengan karakter gerakan seperti
tutup botol atau gerakan vibrator. Azospirillum sp. memiliki suhu optimum 37o C
dengan rentang pH 6 – 7,3 dan bakteri ini digolongkan dalam bakteri Gram negatif
yang termasuk bakteri penambat nitrogen non simbiosis (Holt et al., 2000) yang
menambat nitrogen pada kondisi mikroaerofilik dan terdapat di tanah dan rhizosfer
(Madigan et al., 2000). Bakteri Azospirillum sp. mampu menambat nitrogen (N2) dari
udara dan mengubahnya menjadi NH3 menggunakan enzim nitrogenase, kemudian
mengubahnya menjadi glutamin atau alanin (Waters et al., 1998), sehingga diserap
oleh tanaman dalam bentuk NO3 dan NH4+.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
22
Eckert et al. (2001) melaporkan bahwa Azospirillum sp. digunakan sebagai
biofertilizer karena mampu menambat nitrogen (N2) 40 – 80% dari total nitrogen
dalam rotan, dan 30% nitrogen dalam tanaman jagung. Akbari et al. (2007)
menyatakan bahwa bakteri Azospirillum sp. juga menghasilkan hormon pertumbuhan
sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan.
C. Azotobacter
Klasifikasi Azotobacter sp. menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Classis : Gammaproteobacteria
Order : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Azotobacter
Species : Azotobacter sp.
Azotobacter sp. (Gambar 2.9) memiliki bentuk batang, termasuk golongan
bakteri Gram negatif dan juga termasuk bakteri aerobik (Raj et al., 2013). Temperatur
optimum pertumbuhannya adalah 20 – 30oC dengan pH 7,0 – 7,5. Azotobacter sp.
merupakan bakteri heterotrof dan merupakan bakteri penambat nitrogen non
simbiosis yang dijumpai pada tanah netral sampai basa, pada lingkungan perairan dan
rhizosfer tanaman (Handayanto dan Hairiah, 2009).
Menurut Widiastuti et al. (2012), Azotobacter sp. diketahui dapat memfiksasi
N secara non simbiotik dan menghasilkan hormon tumbuh seperti Indole Acetic Acid
Gambar 2.9 Azotobacter sp. dengan electronmicrographs perbesaran 25.000kali (Sumber: Wyss et al., 1961)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
23
(IAA) dan polisakarida ekstraseluler. IAA yang disekresikan bakteri memacu
pertumbuhan akar secara langsung dan menstimuli pemanjangan atau pembelahan sel
atau secara tidak langsung (Patten dan Glick, 2002).
2.3.2 Mikroba pelarut fosfat
Unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar,
khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu fosfat juga berfungsi sebagai
bahan baku untuk pembentukan sejumlah protein serta mempercepat pembungaan,
pemasakan biji dan buah (Lingga dan Marsono, 2000).
Ketersediaan fosfat dalam tanah jarang yang melebihi 0,01% dari total P.
Sebagian besar bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi
tanaman (Husen et al., 2006). Pada tanah masam, fosfat akan bersenyawa dengan
alumunium membentul Al-P, sedangkan pada kondisi basa, fosfat akan bersenyawa
dengan kalsium membentuk Ca-P yang sukar larut. Alternatif untuk meningkatkan
efisiensi pemupukan fosfat dalam mengatasi rendahnya fosfat tersedia adalah dengan
memanfaatkan mikroorganisme pelarut fosfat yang tidak tersedia menjadi tersedia,
sehingga dapat diserap oleh tanaman. Mikroorganisme ini diketahui mampu
memproduksi asam amino, vitamin, serta substansi pemacu pertumbuhan seperti IAA
dan giberelin yang dapat membantu pertumbuhan tanaman (Ponmurugan dan Gopi,
2006). Selain itu mikroorganisme ini juga mampu menahan penetrasi patogen akar
karena sifat mikroba yang cepat mengkolonisasi akar dan menghasilkan senyawa
antibiotik (Elfiati, 2005).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
24
Gambar 2.10 Bacillus megaterium(Sumber: De Vos et al., 2009)
Mikroba pelarut P terdiri atas dua kelompok yaitu bakteri dan fungi. Pelarut P
dari kelompok bakteri antara lain adalah Pseudomonas sp. dan Bacillus sp.,
sedangkan dari kelompok fungi adalah Aspergillus sp. dan Penicillium sp.. Mikroba-
mikroba tersebut dapat tumbuh dalam fosfat tak larut (insoluble phosphate) seperti
trikalsium, ferric, alumunium, dan magnesium (Kardinan dan Ruhnayat, 2003).
Mikroba pelarut P hidup di perakaran tanaman yaitu di daerah permukaan
tanah sampai kedalaman 25 cm dari permukaan tanah. Keberadaan mikroba ini
berkaitan dengan banyaknya jumlah bahan organik yang secara langsung
mempengaruhi kehidupan mikroorganisme dan secara fisiologis mikroba yang berada
dekat dengan daerah perakaran akan lebih aktif daripada yang hidup jauh dari
perakaran (Husen et al., 2006).
A. Bacillus megaterium
Klasifikasi Bacillus megaterium menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Classis : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : Bacillus megaterium
Bacillus megaterium (Gambar 2.10) termasuk bakteri Gram positif, berbentuk
batang, memproduksi endospora sehingga resisten terhadap keadaan ekstrim
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
25
(Sholichah, 2015), aerobik, akan tetapi dapat tumbuh pada kondisi anaerob dalam
keadaan tertentu. Menurut Madigan dan Martinko (2005) bakteri ini banyak
ditemukan dalam tanah dan di air. Bacillus megaterium merupakan bakteri saprofit
yang mampu mendaur ulang bahan organik yang ada di tanah dan dapat melarutkan
fosfat (Vary, 2007). Selain itu bakteri ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
dengan memproduksi hormon IAA sebagai nutrisi bagi tanaman (Aryantha et al.,
2004).
B. Bacillus subtilis
Klasifikasi Bacillus subtilis menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Classis : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : Bacillus subtilis
Bacillus subtilis (Gambar 2.11) memiliki bentuk batang, motil, flagellumnya
khas lateral, membentuk endospora dimana endosporanya tidak lebih dari satu sel
sporangium, merupakan bakteri Gram positif, merupakan organisme kemoorganotrof,
dan bersifat aerobik sejati atau anaerobik fakultatif (Pelczar dan Chan, 2010). Ciri
pembeda yang menonjol dari bakteri ini adalah kemampuannya dalam membentuk
endospora. Endosporanya memiliki resistensi tinggi terhadap panas dan dapat
Gambar 2.11 Bacillus subtilis(Sumber: De Vos et al., 2009)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
26
bertahan hidup lama (Pelczar dan Chan, 2010). Bacillus subtilis memiliki
kemampuan memproduksi antibiotik dalam bentuk lipopeptida, salah satunya adalah
iturin. Iturin membantu Bacillus subtilis berkompetisi dengan mikroorganisme lain
dengan cara membunuh mikroorganisme lain atau menurunkan tingkat
pertumbuhannya. Iturin juga memiliki aktivitas fungisida terhadap patogen
(Buchanan et al., 1975).
C. Bacillus licheniformis
Klasifikasi Bacillus licheniformis menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Classis : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : Bacillus licheniformis
Bacillus licheniformis (Gambar 2.12) merupakan bakteri yang umum
ditemukan di tanah dan bulu burung, merupakan kelompok bakteri Gram positif,
berbentuk batang lurus atau bengkok, motil dengan menggunakan flagella peritrik,
termasuk organisme aerobik atau fakultatif anaerob, tumbuh pada suhu 15oC sampai
50 – 55oC, maksimum dapat tumbuh pada suhu 68oC dan pH 5,7 – 6,8 (Sholichah,
2015). Bacillus licheniformis beberapa ada yang berantai, memiliki spora elips atau
Gambar 2.12 Bacillus licheniformis(Sumber: De Vos et al., 2009)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
27
Gambar 2.13 Pseudomonas putida(Sumber: Martinez et al., 2011)
sentral dan subterminal (De Vos et al., 2009). Bakteri ini dibutuhkan dalam pertanian
karena banyak fosfat yang sukar diserap oleh tanaman (Simanungkalit, 2001).
D. Pseudomonas putida
Klasifikasi Pseudomonas putida menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Classis : Gammaproteobacteria
Order : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Species : Pseudomonas putida
Pseudomonas putida (Gambar 2.13) ditemukan di tanah, air, dan pada
permukaan yang bersentuhan dengan tanah atau air (Donnel dan Felow, 1994).
Pseudomonas putida berbentuk batang panjang, Gram negatif, tidak berspora,
sebagian besar bergerak aktif, dan aerob (Chasanah, 2007). Temperatur pertumbuhan
optimumnya adalah 25oC – 30oC (termasuk kelompok mesofilik) (Schlegel dan
Schmidt dalam Chasanah, 2007).
Berdasarkan penelitian Hussein et al. (2004) terhadap 3 strain Pseudomonas
putida menunjukkan bahwa bakteri ini mempunyai ketahanan dan mampu
mengakumulasi ion-ion logam berat Cu(II), Cd(II), dan Ni(II). Bakteri ini
mempunyai molekul pembawa untuk pengambilan logam-logam essensial seperti Zn,
Mo, Mn, dan Ni (Canovas et al. dalam Chasanah, 2007).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
28
Gambar 2.14 Pseudomonas fluorescensdengan epifluorescensphotomicrograph(Sumber: Vieira, 2005)
E. Pseudomonas fluorescens
Klasifikasi Pseudomonas fluorescens menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Classis : Gammaproteobacteria
Order : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Species : Pseudomonas fluorescens
Pseudomonas fluorescens (Gambar 2.14) merupakan bakteri berbentuk batang
lurus atau lengkung, tidak membentuk spora dan bereaksi negatif pada pewarnaan
Gram. Pseudomonas fluorescens memiliki suhu pertumbuhan optimal yaitu pada
25oC – 30oC (George et al., 2005). Sebagian besar Pseudomonas fluorescens adalah
penghuni rhizosfer, secara agresif mengkoloni akar dan biasa disebut dengan
rhizobakteria. Bakteri Pseudomonas fluorescens selain melarutkan fosfat yang sukar
larut, juga efektif sebagai agen biokontrol karena produksi antibiotiknya mempunyai
spektrum luas terhadap beberapa patogen (Trujillo et al., 2007).
2.3.3 Mikroba perombak bahan organik
Di dalam ekosistem, organisme perombak bahan organik memegang peranan
penting karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang
dikembalikan ke dalam tanah (N, P, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4 atau
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
29
CO2) sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman (Saraswati et al.,
2006).
Penggunaan mikroba perombak bahan organik sebagai strategi untuk
mempercepat proses dekomposisi sisa-sisa tanaman yang mengandung lignin dan
selulosa, meningkatkan biomassa dan aktivitas mikroba, mengurangi penyakit
tanaman, larva insektisida, biji gulma, volume bahan buangan sehingga nantinya
dapat dimanfaatkan untuk mengingkatkan kesuburan dan kesehatan tanah yang
merupakan kebutuhan pokok untuk meningkatkan kandungan bahan organik di dalam
tanah (Saraswati et al., 2006).
A. Cellulomonas
Klasifikasi Cellulomonas sp. menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Classis : Actinobacteria
Order : Coriobacteriales
Family : Cellulomonadaceae
Genus : Cellulomonas
Species : Cellulomonas sp.
Cellulomonas sp. (Gambar 2.15) merupakan bakteri Gram positif yang
bersifat motil dengan satu atau beberapa flagel, tidak membentuk spora, serta
fakultatif anaerob. Cellulomonas sp. terdapat pada kultur yang masih muda berbentuk
batang tidak teratur dan ramping, beberapa batang biasanya berbentuk seperti huruf
Gambar 2.15 Cellulomonas sp. denganpewarnaan Gram(Sumber: Irfan et al., 2010)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
30
Gambar 2.16 Lactobacillus plantarumdengan SEM(Sumber: Bronze, 2008)
V, dapat membentuk rantai namun tidak membentuk misellium dan kultur tua
batangnya biasanya pendek dan beberapa berbentuk coccus (Holt et al., 2000).
Termasuk mikroba selulolitik yang menghasilkan enzim selulase yang akan
mempercepat berlangsungnya proses pembusukan bahan organik (Rai, 2006). Bakteri
ini juga mampu mengubah nitrat menjadi nitrit (Sholichah, 2015).
B. Lactobacillus plantarum
Klasifikasi Lactobacillus plantarum Garrity et al. (2004) menurut adalah:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Classis : Bacilli
Order : Lactobacillales
Family : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Species : Lactobacillus plantarum
Lactobacillus plantarum (Gambar 2.16) merupakan bakteri Gram positif,
berbentuk batang, bersifat anaerob fakultatif, homofermentatif, dan tidak bersifat
patogen (Stefanie et al. dalam Fauziah, 2012). Bakteri ini berbentuk batang dan tidak
mempunyai spora, tumbuh baik pada suhu 15 oC – 45oC dan pH asam yaitu 3,2
(Sholichah, 2015). Fungsi utama dari bakteri ini adalah konversi fermentasi gula
hadir dalam bahan baku menjadi asam laktat (De Vries et al., 2006).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
31
Gambar 2.17 Saccharomyces cereviceaedengan SEM dalam jaring nylon(kiri) dan struktur permukaan(kanan) (Sumber: Casiola et al.,2001; Osumi, 1997)
C. Saccharomyces cereviceae
Klasifikasi Saccharomyces cereviceae menurut Garrity et al. (2004) adalah:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Classis : Saccharomycetes
Order : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Species : Saccharomyces cereviceae
Saccharomyces cereviceae (Gambar 2.17) adalah fungi uniseluler yang juga
disebut ragi, berbentuk bulat atau oval, bermultifikasi membentuk bud (tunas), dan
setelah dewasa akan pecah menjadi sel induk. Strukturnya mempunyai dinding
polisakarida tebal yang menutupi protoplasma (Haetami et al., 2008). Dapat hidup di
lingkungan aerob maupun anaerob. Pada medium normal, memerlukan waktu 90
menit untuk mengganda dan koloni tumbuh setelah 2 – 3 hari (Ballesta, 2010).
Saccharomyces cereviceae bersifat fermentatif, yaitu mampu melakukan fermentasi,
yang memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol. Namun dengan adanya
oksigen, Saccharomyces cereviceae juga dapat melakukan respirasi yaitu
mengoksidadi gula menjadi karbon dioksida dan air (Eulis, 2009). Menurut Benito
(2013), Saccharomyces cereviceae dapat mempercepat proses hidrolisis pada
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
32
pengomposan. Saccharomyces cereviceae akan mendegradasi karbohidrat, pati,
glukosa menjadi karbon dioksida dan air (Eulis, 2009).
2.4 Tinjauan Mengenai Dosis dan Frekuensi Pemupukan Biofertilizer
Pemupukan adalah penambahan bahan atau zat pada tanah untuk melengkapi
kandungan unsur hara yang tidak mencukupi untuk pertumbuhan dan produktivitas
tanaman (Sutedjo, 1999). Pemupukan secara organik mampu berperan memobilisasi
atau menjembatani hara yang sudah ada dalam tanah sehingga mampu membentuk
partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman. Efisiensi pemupukan haruslah
dilakukan, karena kelebihan dosis merupakan pemborosan yang berarti mempertinggi
pengeluaran disamping berpengaruh negatif terhadap kesuburan tanah. Kastono
(1999) menyatakan bahwa pemupukan mempunyai dua tujuan utama yaitu mengisi
perbekalan zat hara tanaman yang cukup dan memperbaiki atau memelihara kondisi
tanah, dalam hal struktur, kondisi pH, serta potensi pengikat terhadap zat hara
tanaman.
Masfufah (2012) menyatakan bahwa pemupukan tidak semata-mata diberikan
langsung pada tanaman, akan tetapi harus memperhatikan waktu, cara pemupukan,
dan dosis pupuk yang sesuai. Agar pemberian lebih efektif, maka waktu pemupukan
harus disesuaikan dengan jenis pupuk yang digunakan, fase pertumbuhan tanaman,
dan teknik budidaya yang diterapkan. Menurut Marschner dalam Wijayani dan
Widodo (2005), kebutuhan dosis pupuk yang tepat berbeda pada setiap tanaman,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
33
karena penggunaan dosis yang tidak tepat dapat membuat pertumbuhan tanaman
terhambat bahkan mati.
Pada penelitian Chusnia (2012), diketahui dosis optimal biofertilizer yang
tanpa dilakukan pengenceran dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas
tanaman kacang hijau paling baik adalah pada dosis 15 mL dan frekuensi pemberian
sebanyak tiga kali pada media tanah dalam polybag. Sedangkan pada penelitian
Masfufah (2012) menunjukkan bahwa pada dosis 10 mL pemberian biofertilizer
mampu memberikan hasil yang baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman maupun
produktivitas buah tomat (Lycopersicon esculentum) dengan media tanam berupa
tanah maupun tanah yang dicampur dengan kompos.
Pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus hybridus L.) pada pemberian
biofertilizer berbahan baku limbah cair tepung ikan dengan konsentrasi 100%
menunjukkan hasil kurang baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman (Sholichah,
2016). Begitu juga dengan penelitian Nitasari (2016), yang menunjukkan pada
perlakuan biofertilizer berbahan baku molase dengan konsentrasi 100% dan 75%
pada pertumbuhan biji tanaman bayam tidak berkembang baik bahkan mati.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
34
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu di areal persawahan Desa
Lemujut, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sebagai
tempat budidaya tanaman kacang hijau sekaligus tempat pengambilan data,
Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga, Surabaya, sebagai tempat pengukuran kuantitas mikroba
dalam biofertilizer dan tanah. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan, bulan
Juni 2015 sampai Maret 2016 pada musim kemarau.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1 Bahan penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang
hijau (Vigna radiata L.), biofertilizer dari Kelompok Tani Desa Lemujut, pupuk
kimia (Vitonic Super), insektisida (Match 50EC). Media spesifik yang digunakan
untuk pengukuran kuantitas mikroba yaitu Nfb (Nitrogen free bromothymol blue)
(semi solid) yang terdiri atas asam malat 0,5 g; KOH 0,4 g; K2HPO4 0,05 g;
FeSO4 0,005 g; MnSO4 0,001 g; MgSO4 0,01 g; NaCl 0,002 g; CaCl2 0,002 g;
Na2MoO2 0,001 g; bromotimol biru 0,3 mL; Agar 1,75 g serta 100 mL akuades,
media Pikovskaya terdiri atas glukosa 1 g; Ca3PO4 0,5 g; (NH4)2SO4 0,05 g; KCl
0,02 g; MgSO4 0,01 g; MnSO4 0,01 g; FeSO4 0,01 g; yeast extract 0,05 g; agar
1,5 g; serta 100 mL akuades, dan media CMCA (Carboxy Methyl Cellulose Agar)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
35
terdiri atas CMC 1 g; KNO3 0,075 g; MgSO4.7H2O 0,02 g; KH2PO4 0,05 g;
FeSO4.7H2O 0,002 g; CaCl2.2H2O 0,004 g; yeast extract 0,05 g; agar 17 g; serta
akuades 100 mL. Media tanam menggunakan lahan sawah di Desa Lemujut
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Bahan lain yang
digunakan alkohol 70%, dan spirtus yang digunakan untuk sterilisasi alat dan
lingkungan kerja, akuades steril, kapas, aluminium foil, dan tissue.
3.2.2 Alat penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ada dua kelompok. Untuk
alat yang digunakan di laboratorium adalah tabung reaksi (Pyrex), rak tabung
reaksi, cawan petri, pipet volum (Pyrex), labu Erlenmeyer (Herma dan Duran),
gelas beaker, gelas ukur (Pyrex), autoclave (OSK 6500, ALP Co. Ltd), timbangan
analitik (Shimadzu), kompor listrik, magnetic stirrer, water bath, inkubator, oven,
Laminar Air Flow (ESCO), Colony Counter (Galaxy 230), shaker (GLF), spatula,
pengaduk kaca, bunsen, handsprayer, seal/selotip, kertas coklat, label dan baki.
Sedangkan di lapangan menggunakan alat yaitu cangkul, jerigen (ukuran 15 liter),
ember plastik, syringe (ukuran 25 mL), pH meter, penggaris/meteran, timbangan
digital, kantong plastik, tali rafia, kertas HVS, pensil dan kamera.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 11 jenis perlakuan yang terdiri atas perlakuan dari
kombinasi variasi dosis biofertilizer yang telah diencerkan dengan air
(perbandingan 1:15) yaitu 5 mL, 10 mL, dan 15 mL dengan variasi frekuensi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
36
pemberian masing-masing dosis yaitu 1 kali yaitu pada 1 minggu setelah tanam, 2
kali yaitu pada 1 dan 3 minggu setelah tanam, dan 3 kali yaitu pada 1, 3 dan 5
minggu setelah tanam, 2 perlakuan kontrol yaitu kontrol negatif dilakukan tanpa
pemberian pupuk (hanya air) serta kontrol positif dilakukan dengan pemberian
pupuk kimia (Vitonic Super). Perlakuan pemberian biofertilizer dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Perlakuan pemberian biofertilizer
No Perlakuan
1. K-
2. K+
3. P1a
4. P1b
5. P1c
6. P2a
7. P2b
8. P2c
9. P3a
10. P3b
11. P3c
Jumlah ulangan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga
ulangan, dan pada setiap pengulangan dengan lima tanaman. Untuk menentukan
Keterangan:
K- : Tanpa pemberian biofertilizer (hanya air)
K+ : Pupuk kimia (Vitonic Super)
P1a : Biofertilizer dosis 5 mL dengan frekuensi 1 kali
P1b : Biofertilizer dosis 5 mL dengan frekuensi 2 kali
P1c : Biofertilizer dosis 5 mL dengan frekuensi 3 kali
P2a : Biofertilizer dosis 10 mL dengan frekuensi 1 kali
P2b : Biofertilizer dosis 10 mL dengan frekuensi 2 kali
P2c : Biofertilizer dosis 10 mL dengan frekuensi 3 kali
P3a : Biofertilizer dosis 15 mL dengan frekuensi 1 kali
P3b : Biofertilizer dosis 15 mL dengan frekuensi 2 kali
P3c : Biofertilizer dosis 15 mL dengan frekuensi 3 kali
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
37
banyaknya sampel atau ulangan dalam penelitian, diperoleh dari rumus Faderer
(Arifiyah, 2007). Rumus Faderer adalah sebagai berikut:
(n-1) (t-1) ≥ 15
Keterangan:
n = jumlah sampel atau ulangan
t = jumlah perlakuan
3.3.1 Variabel penelitian
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu:
a. Variabel bebas : Interaksi dosis (5, 10, dan 15 mL) dan frekuensi
pemberian biofertilizer (1, 2, dan 3 kali)
b. Varibel terikat : Pertumbuhan tanaman kacang hijau meliputi
tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan
jumlah bintil akar serta produktivitas meliputi
jumlah polong, berat kering polong (g) dan berat
kering biji (g)
c. Variabel terkendali : Varietas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.
var. VIMA-I)
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pengukuran kuantitas mikroba dalam biofertilizer dan tanah pada
media spesifik sebelum penanaman
Tahap sebelum penanaman kacang hijau adalah melakukan pengukuran
kuantitas mikroba dalam biofertilizer dan tanah pertanian yang akan digunakan
sebagai tempat budidaya tanaman kacang hijau. Pengukuran kuantitas mikroba
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
38
dalam biofertilizer dan tanah dilakukan dengan cara menetapkan keberadaan
mikroba menggunakan media spesifik serta didampingi perhitungan MPN (Most
Probable Number) untuk media Nfb semi solid, sedangkan untuk media
Pikovskaya dan media CMCA didampingi dengan perhitungan TPC (Total Plate
Count). Cara menumbuhkan mikroba pada beberapa media spesifik yaitu dengan
terlebih dahulu menghomogenkan sampel yaitu biofertilizer dan tanah dengan
akuades steril, kemudian dilanjutkan dengan seri pengenceran.
Pada metode MPN menggunakan Nfb semi solid dilakukan dengan cara
membagi tiga seri pengenceran tiap sampelnya, masing-masing sampel sudah
terdapat tiga buah tabung reaksi berisi 6 mL media Nfb semi solid. Seri pertama
berisi 10 mL sampel, seri kedua berisi 1 mL sampel dan seri ketiga berisi 0,1 mL
sampel dan diinkubasi selama 7 x 24 jam. Pada metode TPC menggunakan media
Pikovskaya dan media CMCA dilakukan dengan mengambil 1 mL suspensi
mikroba dari beberapa pengenceran kemudian ditumbuhkan pada 10 mL media
spesifik dan diinkubasi selama 3 x 24 jam. Selain itu juga dilakukan perhitungan
koloni mikroba yang terbentuk dari hasil TPC biofertilizer dan tanah
menggunakan Colony Counter.
3.4.2 Tahap penanaman kacang hijau
1. Persiapan lahan
Lahan dilubangi sedalam 5 cm dengan jarak tiap lubang yaitu 30 cm x 40
cm. Lahan yang digunakan untuk pertumbuhan kacang hijau adalah lahan bekas
tanaman padi. Menurut Anonim (2005), pada lahan bekas padi, tidak perlu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
39
dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT), melainkan hanya
tunggul padi dipotong pendek dan dibersihkan.
2. Penanaman dan pemupukan kacang hijau
Penanaman kacang hijau dilakukan dengan sistem tugal, yaitu menanam 2
biji kacang hijau pada tiap lubang. Pada tiap perlakuan terdapat tiga pengulangan
dan setiap pengulangan ada lima tanaman. Dosis pemupukan terdiri atas 5 mL, 10
mL, dan 15 mL biofertilizer yang sudah diencerkan menggunakan air dengan
perbandingan 1:15. Frekuensi pemupukan terdiri atas tiga perlakuan yaitu 1 kali
pemupukan yaitu pada 1 minggu setelah tanam, 2 kali pemupukan yaitu pada 1
dan 3 minggu setelah tanam, dan 3 kali pemupukan yaitu pada 1, 3, serta 5
minggu setelah tanam.
3.4.3 Tahap perawatan kacang hijau
Penyiangan terhadap gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kacang hijau
dilakukan dua kali dari tanaman mulai ditanam sampai panen. Penyiangan
pertama dilakukan saat tanaman kacang hijau berumur dua minggu dan
penyiangan kedua dilakukan saat tanaman kacang hijau berumur empat minggu
(Anonim, 2005). Penyemprotan insektisida (Match 50EC) satu kali pada satu
musim tanam yaitu pada umur lima minggu setelah tanam untuk membunuh hama
dan penyakit yang menyerang tanaman.
3.4.4 Tahap pemanenan kacang hijau
Pemanenan dilakukan apabila polong tanaman kacang hijau sudah
berwarna coklat. Pemanenan dilakukan dengan cara polong dipetik dan segera
dijemur selama 2 – 3 hari hingga kulit mudah terbuka. Untuk melepaskan biji dari
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
40
polong yaitu dengan cara dipukul-pukul dan dikupas agar biji terlepas dari kulit
polong.
3.4.5 Prosedur pengambilan data
a. Pengukuran pertumbuhan tanaman kacang hijau
Pengumpulan data diperoleh dari pengukuran tiga parameter, yaitu tinggi
batang tanaman dimulai dari permukaan tanah sampai pangkal daun paling tinggi
(cm), jumlah daun (helai) dan jumlah bintil akar. Pengukuran tinggi batang
tanaman dan jumlah daun dilakukan saat tanaman kacang hijau berumur satu
minggu sampai enam minggu yang dilakukan pada tiap minggu. Pengukuran
tinggi batang tanaman dilakukan dengan menggunakan penggaris/meteran.
Sedangkan pengambilan data untuk bintil akar dilakukan setelah panen.
b. Pengukuran produktivitas tanaman kacang hijau
Pengukuran produktivitas tanaman kacang hijau dilakukan dengan
menghitung jumlah polong tiap perlakuan, menimbang berat kering polong (g),
dan menimbang seluruh biji kering (g) yang sudah dipisahkan dari kulit
polongnya baik yang rusak maupun yang tidak rusak menggunakan timbangan
analitik.
c. Penghitungan nilai Relativity Agronomic Effectivity (RAE)
Uji efektivitas biofertilizer dilakukan untuk mengetahui pengaruh
biofertilizer yang diberikan terhadap tanaman kacang hijau. Menurut Iwantari
(2012), uji efektivitas biofertilizer yaitu untuk menentukan apakah suatu pupuk
mempunyai nilai efektivitas terhadap hasil tanaman baik secara agronomis dan
secara sosial ekonomi, dengan menggunakan rumus:
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
41
RAE = ( ) ( )( ) ( ) x 100%
Jika hasil yang diperoleh RAE ≥ 100%, maka biofertilizer terbukti efektif
untuk digunakan. Jika hasil yang diperoleh RAE < 100%, maka biofertilizer tidak
efektif untuk digunakan.
3.4.6 Pengukuran kuantitas mikroba dalam tanah pada media spesifik
setelah panen
Tahap setelah pemanenan kacang hijau adalah melakukan pengukuran
kuantitas mikroba dalam tanah pertanian yang telah digunakan sebagai tempat
budidaya tanaman kacang hijau. Pengukuran kuantitas mikroba dalam tanah
dilakukan dengan cara menetapkan keberadaan mikroba menggunakan media
spesifik serta didampingi perhitungan MPN (Most Probable Number) untuk
media Nfb semi solid dan perhitungan TPC (Total Plate Count) untuk media
Pikovskaya dan media CMCA. Prosedur pengukuran kuantitas mikroba dalam
tanah setelah perlakuan sama dengan pengukuran kuantitas mikroba dalam
biofertilizer dan tanah sebelum penanaman kacang hijau. Tujuan dilakukan
pengukuran kuantitas mikroba dalam tanah setelah pemanenan adalah untuk
membandingkan jumlah mikroba yang ada di dalam tanah sebelum dan setelah
perlakuan.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini kemudian dianalisis secara
deskriptif dan satistik. Data pertumbuhan tanaman kacang hijau yang diambil
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
42
setiap minggu yaitu berupa tinggi tanaman dan jumlah daun mulai umur 1 sampai
6 minggu setelah tanam dianalisis secara deskriptif.
Data pertumbuhan akhir yang terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, dan
bintil akar serta data produktivitas yang terdiri atas jumlah polong, berat polong,
dan berat biji tanaman kacang hijau yang diperoleh dari hasil penelitian secara
keseluruhan setelah panen diuji statistik menggunakan Statistical Product and
Service Solution (SPSS). Data tersebut diuji normalitas data menggunakan uji
Kolmogorov Smirvow dan dilanjutkan dengan uji homogenitas data menggunakan
uji Levene test. Apabila data normal dan homogen, kemudian data dianalisis
menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) satu arah dengan derajat
signifikansi 0,05. Jika data hasil analisis ANOVA satu arah memiliki pengaruh
nyata, maka dilanjutkan dengan uji Ducan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk
uji beda antar perlakuan.
Pada data normal dan tidak homogen maka dilakukan uji dengan Brown
Forsythe, dan jika berpengaruh maka dilanjutkan dengan uji Games Howell.
Sedangkan apabila data tidak normal dan tidak homogen, maka diuji
menggunakan uji Kruskal-Wallis dan jika berpengaruh maka dilanjutkan dengan
uji Mann-Whitney.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
43
3.6 Alur penelitian
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
Analisis Data
Pemanenen dan Pengambilan Data
Perawatan dan Pengamatan
Penanaman dan Pemupukan
Persiapan Lahan
Pengukuran Kuantitas Mikroba dalamBiofertilizer dan Tanah pada Media Spesifik
Sebelum Penanaman
penyiraman
penyiangan
penyemprotan insektisida
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
44
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi pengenceran biofertilizer
(1:15) pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dapat diketahui melalui
pengamatan parameter pertumbuhan dan produktivitas. Parameter pertumbuhan
terdiri atas tinggi batang dan jumlah daun yang diamati pada tiap minggu dan
dianalisis secara deskriptif, selain itu data pertumbuhan seperti tinggi batang,
jumlah daun, dan jumlah bintil akar setelah panen dilakukan pengamatan dan uji
statistik. Sedangkan untuk parameter produktivitas yang terdiri atas jumlah
polong, berat polong, dan berat biji dilakukan pengamatan dan uji statistik.
4.1.1 Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada umur 1,
2, 3, 4, 5, dan 6 minggu setelah tanam
Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) terdapat dua
parameter yaitu pertumbuhan tinggi batang dan pertumbuhan jumlah daun yang
diukur setiap rentan waktu satu minggu sekali yaitu pada interval waktu 1, 2, 3, 4,
5, dan 6 minggu setelah tanam. Pengukuran tinggi batang tanaman kacang hijau
dilakukan dengan cara mengukur tinggi batang tanaman mulai dari atas
permukaan tanah hingga ujung batang paling tinggi menggunakan mistar dengan
nilai akurasi 1 mm. Berikut disajikan hasil rata-rata pengukuran dan grafik
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada umur
satu sampai enam minggu setelah tanam dengan variasi interaksi dosis dan
frekuensi pemupukan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
45
Tabel 4.1 Rata-rata tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) tiapminggu
PerlakuanTinggi batang (cm)
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST
K- 10,80±1,96 17,17±2,04 21,13±2,04 24,60±2,63 32,07±3,99 43,87±8,04
K+ 7,50±2,50 14,17±2,24 23,20±2,94 32,20±5,03 43,00±5,97 63,70±4,73
P1a 7,83±1,57 10,43±2,15 16,70±3,72 23,87±5,05 35,07±7,11 52,23±7,95
P1b 10,17±1,78 13,81±1,96 20,67±1,59 28,00±1,63 40,13±2,13 57,43±3,41
P1c 7,50±1,43 10,77±1,83 17,43±2,42 25,60±3,19 36,93±4,04 56,53±4,17
P2a 8,20±1,80 10,87±2,07 17,17±3,22 24,03±4,20 34,63±4,70 50,80±7,39
P2b 8,67±1,33 12,00±1,36 18,23±1,53 25,83±2,66 37,57±4,20 54,30±6,76
P2c 8,00±1,44 12,03±1,47 17,90±2,16 24,30±2,88 33,00±4,82 50,57±3,73
P3a 8,80±1,81 12,87±1,59 20,07±2,27 29,40±2,66 44,10±3,02 61,87±3,37
P3b 7,90±1,43 11,57±2,41 17,67±3,37 27,43±3,45 40,60±5,75 57,50±5,86
P3c 9,10±1,67 12,97±2,02 18,53±2,98 28,70±3,71 42,57±4,81 59,53±4,81
Keterangan : MST = Minggu Setelah Tanam
Gambar 4.1 Grafik rata-rata tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.) tiap minggu
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6
Tin
ggi B
atan
g (c
m)
Minggu setelah tanam
K-
K+
P1a
P1b
P1c
P2a
P2b
P2c
P3a
P3b
P3c
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
46
Keterangan: K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
Tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas memperlihatkan rata-rata pertumbuhan
tinggi batang tanaman kacang hijau dalam interval waktu satu sampai enam
minggu setelah tanam. Dari grafik tersebut, terlihat garis linier yang berarti tinggi
batang tanaman kacang hijau memiliki pertumbuhan yang terus meningkat.
Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau tertinggi adalah pada kontrol
positif (K+) menggunakan pupuk kimia yaitu dengan rata-rata pada minggu
keenam sebesar 63,70±4,73 cm, diikuti dengan P3a yaitu perlakuan biofertilizer
(1:15) dosis 15 mL dan frekuensi 1 kali yaitu sebesar 61,87±3,37 cm. Sedangkan
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau terendah yaitu pada kontrol
negatif (K-) tanpa perlakuan dengan rata-rata pada minggu keenam sebesar
43,87±8,04 cm.
Selain pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau, parameter
pertumbuhan tanaman kacang hijau yang dilakukan pengamatan setiap satu
minggu sekali yaitu jumlah daun. Pengukuran jumlah daun dilakukan dengan
menghitung banyaknya daun tiap tanaman. Berikut disajikan hasil pengukuran
dan grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
pada umur satu sampai enam minggu setelah tanam pada variasi interaksi dosis
dan frekuensi pemupukan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
47
Tabel 4.2 Rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) tiapminggu
PerlakuanJumlah daun (helai)
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST
K- 4,60±1,06 6,00±1,46 9,80±1,52 16,60±2,50 20,80±5,00 29,80±5,94
K+ 6,20±1,52 7,60±1,55 12,40±1,55 22,67±4,62 33,20±4,36 49,80±5,37
P1a 3,00±1,46 5,80±1,37 10,80±1,37 15,80±2,21 27,80±6,78 37,40±8,27
P1b 3,20±1,52 5,80±1,37 11,60±1,24 16,80±2,40 31,40±7,79 46,20±6,56
P1c 3,00±1,46 5,00±1,13 11,60±1,68 17,60±4,12 29,80±9,45 49,20±8,60
P2a 3,60±1,55 6,00±1,85 10,60±1,55 17,80±4,87 31,80±11,70 49,40±8,58
P2b 4,00±1,46 6,00±1,46 11,00±1,13 16,80±2,11 26,00±5,07 45,20±5,17
P2c 3,20±1,52 5,40±1,06 11,40±1,06 16,00±1,46 25,80±4,74 46,80±4,46
P3a 4,40±1,24 6,20±1,52 11,00±1,60 19,60±4,52 32,67±11,81 51,20±7,67
P3b 3,20±1,52 5,40±1,06 10,80±1,37 18,80±5,05 31,40±7,54 51,20±4,78
P3c 2,60±1,24 5,40±1,06 10,60±1,06 18,20±3,55 31,40±6,02 51,20±4,51
Keterangan : MST = Minggu Setelah Tanam
Gambar 4.2 Grafik rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.) tiap minggu
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6
Jum
lah
Dau
n (h
elai
)
Minggu setelah tanam
K-
K+
P1a
P1b
P1c
P2a
P2b
P2c
P3a
P3b
P3c
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
48
Keterangan: K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
Tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas memperlihatkan rata-rata pertumbuhan
jumlah daun tanaman kacang hijau pada interval waktu satu sampai enam minggu
setelah tanam. Dari grafik tersebut, terlihat garis linier yang berarti jumlah daun
tanaman kacang hijau memiliki pertumbuhan yang terus meningkat. Pertumbuhan
jumlah daun tanaman kacang hijau tertinggi adalah pada P3c yaitu perlakuan
biofertilizer (1:15) dosis 15 mL dan frekuensi satu kali yaitu pada rata-rata
minggu keenam sebesar 51,20±4,51, disusul dengan perlakuan P3b yaitu
perlakuan biofertilizer (1:15) dosis 15 mL dan frekuensi dua kali sebesar
51,20±4,78, dan P3a yaitu perlakuan biofertilizer (1:15) dosis 15 mL dan
frekuensi tiga kali sebesar 51,20±7,67. Sedangkan pertumbuhan jumlah daun
tanaman kacang hijau terendah yaitu pada kontrol negatif (K-) tanpa perlakuan
dengan rata-rata pada minggu keenam sebesar 29,80±5,94.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
49
4.1.2 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada minggu
keenam dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan
pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi interaksi dosis dan frekuensi.
Pengamatan tinggi batang dilakukan dengan cara mengukur batang mulai dari atas
permukaan tanah sampai ujung batang paling tinggi menggunakan mistar/meteran
dengan nilai akurasi 1 mm. Dari hasil pengamatan, diuji menggunakan
Kolmogorov Smirnow didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05
maka data tersebut berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas
menggunakan Levene Test, tinggi batang pada variasi interaksi dosis dan
frekuensi pemupukan didapatkan nilai signifikasi 0,006 yang berarti data tersebut
tidak homogen. Selanjutnya dilakukan uji Brown-Forsythe menunjukkan nilai
signifikasi 0,000, artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis
dan frekuensi terhadap tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).
Kemudian dilakukan uji Games Howell untuk menunjukkan perbedaan antar
perlakuan (lampiran 4). Berikut disajikan tabel dan diagram tinggi batang
tanaman kacang hijau pada variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer
(1:15).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
50
Tabel 4.3 Rata-rata tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata tinggi batang (cm)
K- 43,87±8,04a
K+ 63,70±4,73d
P1a 52,23±7,95abc
P1b 57,43±3,41c
P1c 56,53±4,17c
P2a 50,80±7,39abc
P2b 54,30±6,76bc
P2c 50,57±3,73ab
P3a 61,87±3,37d
P3b 57,50±5,86cd
P3c 59,53±4,81cd
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.3 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
01020304050607080
K- K+
Tin
ggiB
atan
g (c
m)
50
Tabel 4.3 Rata-rata tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata tinggi batang (cm)
K- 43,87±8,04a
K+ 63,70±4,73d
P1a 52,23±7,95abc
P1b 57,43±3,41c
P1c 56,53±4,17c
P2a 50,80±7,39abc
P2b 54,30±6,76bc
P2c 50,57±3,73ab
P3a 61,87±3,37d
P3b 57,50±5,86cd
P3c 59,53±4,81cd
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.3 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
50
Tabel 4.3 Rata-rata tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata tinggi batang (cm)
K- 43,87±8,04a
K+ 63,70±4,73d
P1a 52,23±7,95abc
P1b 57,43±3,41c
P1c 56,53±4,17c
P2a 50,80±7,39abc
P2b 54,30±6,76bc
P2c 50,57±3,73ab
P3a 61,87±3,37d
P3b 57,50±5,86cd
P3c 59,53±4,81cd
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.3 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
P3a P3b P3c
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
51
4.1.3 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada minggu
keenam dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan
pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi interaksi dosis dan frekuensi.
Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jumlah
helai daun tiap tanaman. Dari hasil pengamatan diuji normalitas menggunakan
Kolmogorov Smirnow, didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05
maka data tersebut berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas
menggunakan Levene Test, jumlah daun pada variasi interaksi dosis dan frekuensi
pemupukan didapatkan nilai signifikasi 0,002 yang berarti data tersebut tidak
homogen. Selanjutnya dilakukan uji Brown-Forsythe menunjukkan nilai
signifikasi 0,000, artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis
dan frekuensi terhadap jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).
Kemudian dilakukan uji Games Howell untuk menunjukkan perbedaan antar
perlakuan (lampiran 4). Berikut disajikan tabel dan diagram jumlah daun tanaman
kacang hijau pada variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer (1:15).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
52
Tabel 4.4 Rata-rata jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah daun (helai)
K- 29,80±5,94a
K+ 49,80±5,37c
P1a 37,40±8,27ab
P1b 46,20±6,56bc
P1c 49,20±8,60c
P2a 49,40±8,58c
P2b 45,20±5,17bc
P2c 46,80±4,46c
P3a 51,20±7,67c
P3b 51,20±4,78c
P3c 51,20±4,51c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.4 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
0
10
20
30
40
50
60
70
K- K+
Jum
lah
daun
(hel
ai)
52
Tabel 4.4 Rata-rata jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah daun (helai)
K- 29,80±5,94a
K+ 49,80±5,37c
P1a 37,40±8,27ab
P1b 46,20±6,56bc
P1c 49,20±8,60c
P2a 49,40±8,58c
P2b 45,20±5,17bc
P2c 46,80±4,46c
P3a 51,20±7,67c
P3b 51,20±4,78c
P3c 51,20±4,51c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.4 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
52
Tabel 4.4 Rata-rata jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah daun (helai)
K- 29,80±5,94a
K+ 49,80±5,37c
P1a 37,40±8,27ab
P1b 46,20±6,56bc
P1c 49,20±8,60c
P2a 49,40±8,58c
P2b 45,20±5,17bc
P2c 46,80±4,46c
P3a 51,20±7,67c
P3b 51,20±4,78c
P3c 51,20±4,51c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.4 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
P3a P3b P3c
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
53
4.1.4 Pertumbuhan bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setelah panen
dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan
pemberian biofertilizer (1:15) dengan interaksi dosis dan frekuensi. Pengamatan
dilakukan dengan cara menghitung jumlah banyaknya bintil akar tiap tanaman.
Dari hasil pengamatan diuji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnow,
didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas menggunakan Levene
Test, jumlah bintil akar pada variasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan
didapatkan nilai signifikasi 0,000 yang berarti data tersebut tidak homogen.
Selanjutnya dilakukan uji Brown-Forsythe menunjukkan nilai signifikasi 0,000,
artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi
terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Kemudian
dilakukan uji Games Howell untuk menunjukkan perbedaan antar perlakuan
(lampiran 4). Berikut disajikan tabel dan diagram jumlah bintil akar tanaman
kacang hijau pada variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer (1:15).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
54
Tabel 4.5 Rata-rata jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah bintil akar
K- 0,60±0,74a
K+ 0,87±0,92ab
P1a 2,40±1,68bc
P1b 1,73±1,75abc
P1c 2,67±1,99bcd
P2a 3,00±2,62abcd
P2b 4,00±2,33cd
P2c 3,87±1,77cd
P3a 3,47±1,51cd
P3b 2,87±2,10bcd
P3c 4,60±1,30d
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.5 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
0
1
2
3
4
5
6
7
K- K+
Jum
lah
Bin
til A
kar
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
54
Tabel 4.5 Rata-rata jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah bintil akar
K- 0,60±0,74a
K+ 0,87±0,92ab
P1a 2,40±1,68bc
P1b 1,73±1,75abc
P1c 2,67±1,99bcd
P2a 3,00±2,62abcd
P2b 4,00±2,33cd
P2c 3,87±1,77cd
P3a 3,47±1,51cd
P3b 2,87±2,10bcd
P3c 4,60±1,30d
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.5 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
54
Tabel 4.5 Rata-rata jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah bintil akar
K- 0,60±0,74a
K+ 0,87±0,92ab
P1a 2,40±1,68bc
P1b 1,73±1,75abc
P1c 2,67±1,99bcd
P2a 3,00±2,62abcd
P2b 4,00±2,33cd
P2c 3,87±1,77cd
P3a 3,47±1,51cd
P3b 2,87±2,10bcd
P3c 4,60±1,30d
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05
Gambar 4.5 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
P3a P3b P3c
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
55
4.1.5 Produktivitas jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setelah panen
dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan
pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi interaksi dosis dan frekuensi.
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jumlah polong tiap
tanaman. Dari hasil pengamatan diuji normalitas menggunakan Kolmogorov
Smirnow, didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas menggunakan
Levene Test, jumlah polong pada variasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan
didapatkan nilai signifikasi 0,599 yang berarti data tersebut homogen. Selanjutnya
dilakukan uji ANOVA satu arah menunjukkan nilai signifikasi 0,000, artinya H0
ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi terhadap
jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Kemudian dilakukan uji
Duncan untuk menunjukkan perbedaan antar perlakuan (lampiran 4). Berikut
disajikan tabel dan diagram jumlah polong tanaman kacang hijau pada variasi
interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer (1:15).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
56
Tabel 4.6 Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah polong
K- 29,87±10,69ab
K+ 61,27±19,28d
P1a 31,67±13,83abc
P1b 41,53±11,54bc
P1c 27,53±10,81a
P2a 42,93±16,42c
P2b 38,73±12,95abc
P2c 38,53±16,93abc
P3a 35,80±15,16abc
P3b 31,80±15,25abc
P3c 42,93±15,23c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05
Gambar 4.6 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah polong tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
0102030405060708090
K- K+
Jum
lah
polo
ng
56
Tabel 4.6 Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah polong
K- 29,87±10,69ab
K+ 61,27±19,28d
P1a 31,67±13,83abc
P1b 41,53±11,54bc
P1c 27,53±10,81a
P2a 42,93±16,42c
P2b 38,73±12,95abc
P2c 38,53±16,93abc
P3a 35,80±15,16abc
P3b 31,80±15,25abc
P3c 42,93±15,23c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05
Gambar 4.6 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah polong tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
56
Tabel 4.6 Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata jumlah polong
K- 29,87±10,69ab
K+ 61,27±19,28d
P1a 31,67±13,83abc
P1b 41,53±11,54bc
P1c 27,53±10,81a
P2a 42,93±16,42c
P2b 38,73±12,95abc
P2c 38,53±16,93abc
P3a 35,80±15,16abc
P3b 31,80±15,25abc
P3c 42,93±15,23c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05
Gambar 4.6 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah polong tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
P3a P3b P3c
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
57
4.1.6 Produktivitas berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setelah panen
dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan
pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis dan frekuensi. Pengamatan
dilakukan dengan cara menimbang berat polong menggunakan timbangan digital
dengan nilai akurasi 0,1 g. Dari hasil pengamatan diuji normalitas menggunakan
Kolmogorov Smirnow, didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05
maka data tersebut berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas
menggunakan Levene Test, berat polong pada variasi interaksi dosis dan frekuensi
pemupukan didapatkan nilai signifikasi 0,692 yang berarti data tersebut homogen.
Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu arah menunjukkan nilai signifikasi 0,000,
artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi
terhadap berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Kemudian
dilakukan uji Duncan untuk menunjukkan perbedaan antar perlakuan (lampiran
4). Berikut disajikan tabel dan diagram berat polong tanaman kacang hijau pada
variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer (1:15).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
58
Tabel 4.7 Rata-rata berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata berat polong (g)
K- 32,23±10,58abc
K+ 58,10±16,07d
P1a 28,59±11,26ab
P1b 38,95±10,75bc
P1c 24,32±8,98a
P2a 26,54±13,32bc
P2b 34,49±11,28abc
P2c 36,19±14,48bc
P3a 34,30±13,91abc
P3b 31,10±13,06abc
P3c 39,96±13,77c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05
Gambar 4.7 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
01020304050607080
K- K+
Ber
at p
olon
g (g
)
58
Tabel 4.7 Rata-rata berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata berat polong (g)
K- 32,23±10,58abc
K+ 58,10±16,07d
P1a 28,59±11,26ab
P1b 38,95±10,75bc
P1c 24,32±8,98a
P2a 26,54±13,32bc
P2b 34,49±11,28abc
P2c 36,19±14,48bc
P3a 34,30±13,91abc
P3b 31,10±13,06abc
P3c 39,96±13,77c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05
Gambar 4.7 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
58
Tabel 4.7 Rata-rata berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Rata-rata berat polong (g)
K- 32,23±10,58abc
K+ 58,10±16,07d
P1a 28,59±11,26ab
P1b 38,95±10,75bc
P1c 24,32±8,98a
P2a 26,54±13,32bc
P2b 34,49±11,28abc
P2c 36,19±14,48bc
P3a 34,30±13,91abc
P3b 31,10±13,06abc
P3c 39,96±13,77c
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05
Gambar 4.7 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
P3a P3b P3c
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
59
4.1.7 Produktivitas berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setelah panen
dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan
pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis dan frekuensi. Pengamtan
dilakukan dengan cara menimbang berat biji yang sudah dikupas dari polongnya
menggunakan timbangan digital dengan nilai akurasi 0,1 g. Dari hasil pengamatan
diuji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnow, didapatkan nilai signifikasi
tiap perlakuan p lebih dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal (lampiran
4). Hasil uji homogenitas menggunakan Levene Test, berat biji pada variasi
interaksi dosis dan frekuensi pemupukan didapatkan nilai signifikasi 0,573 yang
berarti data tersebut homogen. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu arah
menunjukkan nilai signifikasi 0,000, artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh
variasi interaksi dosis dan frekuensi terhadap berat biji tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.). Kemudian dilakukan uji Duncan untuk menunjukkan
perbedaan antar perlakuan (lampiran 4). Berikut disajikan tabel dan diagram berat
biji tanaman kacang hijau pada variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer
(1:15) beserta nilai efektivitas tiap perlakuan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
60
Tabel 4.8 Rata-rata berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) padavariasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan serta nilai efektifitas
Perlakuan Rata-rata berat biji (g) Nilai Efektifitas (%)
K- 22,48±7,09abc -K+ 39,97±8,63d -P1a 19,65±8,95ab – 16,16P1b 28,14±8,39c 32,37P1c 17,03±6,70a – 31,19P2a 25,41±10,12bc 16,74P2b 25,75±8,09bc 18,72P2c 25,99±11,13bc 20,05P3a 24,79±10,38bc 13,19P3b 22,50±9,75abc 0,11P3c 29,14±10,70c 38,09
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05; Nilai efektifitasdihitung dari rumus RAE (lampiran 5)
Gambar 4.8 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
0
10
20
30
40
50
60
K- K+
Ber
at B
iji (
g)
60
Tabel 4.8 Rata-rata berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) padavariasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan serta nilai efektifitas
Perlakuan Rata-rata berat biji (g) Nilai Efektifitas (%)
K- 22,48±7,09abc -K+ 39,97±8,63d -P1a 19,65±8,95ab – 16,16P1b 28,14±8,39c 32,37P1c 17,03±6,70a – 31,19P2a 25,41±10,12bc 16,74P2b 25,75±8,09bc 18,72P2c 25,99±11,13bc 20,05P3a 24,79±10,38bc 13,19P3b 22,50±9,75abc 0,11P3c 29,14±10,70c 38,09
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05; Nilai efektifitasdihitung dari rumus RAE (lampiran 5)
Gambar 4.8 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
60
Tabel 4.8 Rata-rata berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) padavariasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan serta nilai efektifitas
Perlakuan Rata-rata berat biji (g) Nilai Efektifitas (%)
K- 22,48±7,09abc -K+ 39,97±8,63d -P1a 19,65±8,95ab – 16,16P1b 28,14±8,39c 32,37P1c 17,03±6,70a – 31,19P2a 25,41±10,12bc 16,74P2b 25,75±8,09bc 18,72P2c 25,99±11,13bc 20,05P3a 24,79±10,38bc 13,19P3b 22,50±9,75abc 0,11P3c 29,14±10,70c 38,09
Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05; Nilai efektifitasdihitung dari rumus RAE (lampiran 5)
Gambar 4.8 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali
P3a P3b P3c
Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
61
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Pertumbuhan merupakan peningkatan tinggi tanaman, panjang, lebar, dan
luas daun, serta berat kering masing-masing organ yang meliputi akar, batang,
daun, dan buah (Noggle dan Fritz, 1983). Pertambahan tinggi tanaman merupakan
bentuk peningkatan pembelahan sel-sel akibat adanya asimilat yang meningkat
(Harjanti, et al., 2014). Parameter tinggi batang diukur secara berkala pada saat
tanaman berumur 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 minggu setelah tanam. Pada hasil
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada umur
satu sampai enam minggu setelah tanam, menunjukkan pertumbuhan yang terus
meningkat atau linier yang ditunjukan pada grafik gambar 4.1. Pertumbuhan
tertinggi tinggi batang tanaman kacang hijau terdapat pada perlakuan K+
(pemberian pupuk kimia) yaitu sebesar 63,70 cm, hal tersebut berarti bahwa
perlakuan K+ lebih baik dibandingkan dengan perlakuan biofertilizer (1:15).
Analisis data secara statistik pada data pertumbuhan tinggi batang akhir,
diketahui bahwa biofertilizer (1:15) berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi
batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Meskipun pada pengamatan,
perlakuan K+ menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan pemberian
biofertilizer (1:15), namun pada uji lanjutan dapat diketahui bahwa perlakuan P3a,
P3b, dan P3c yang merupakan perlakuan dengan pemberian biofertilizer (1:15)
yaitu dosis 15 mL dengan frekuensi pemberian secara berurutan yaitu tiga kali,
dua kali, dan satu kali, menunjukkan nilai yang tidak signifikan terhadap
perlakuan K+. Hal itu berarti ketiga perlakuan biofertilizer (1:15) tersebut tidak
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
62
memiliki beda nyata terhadap perlakuan K+ (pemberian pupuk kimia) atau bisa
juga berarti pertumbuhan tinggi batang antara perlakuan K+ (pemberian pupuk
kimia) dan perlakuan biofertilizer (1:15) pada dosis 15 mL memiliki hasil yang
hampir sama. Sesuai dengan penelitian Chusnia (2012) yang menunjukkan hasil
pemberian pupuk hayati pada konsentrasi 15 mL dengan tiga kali pemupukan per
tanaman memberikan nilai tertinggi pada tinggi batang tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.) yang ditanaman pada media tanam berupa tanah dalam
polybag.
Menurut Champbell et al. (2003), biofertilizer mampu menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti N, P, dan K. Menurut Meirina (2011),
unsur N, P, dan K diserap oleh tanaman dan digunakan untuk proses metabolisme
di dalam tanaman tersebut. Suplai hara yang cukup membantu terjadinya proses
fotosintesis dalam tanaman menghasilkan senyawa organik yang akan diubah
dalam bentuk ATP saat berlangsungnya respirasi, selanjutnya ATP ini digunakan
untuk membantu pertumbuhan tanaman.
Unsur N (Nitrogen) merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan
tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau
pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar
(Chusnia, 2012).
Unsur P (Fosfor) merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel yang
berperan penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan
jaringan meristem, pertumbuhan jaringan muda dan akar, mempercepat
pembungaan dan pemasakan buah (Chusnia, 2012).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
63
Unsur K (Kalium) sangat penting dalam proses metabolisme tanaman,
kalium juga penting di dalam proses fotosintesis karena bila kalium kurang pada
daun maka kecepatan asimilasi CO2 akan menurun, meningkatkan resistensi
terhadap penyakit dan meningkatkan kualitas biji atau buah (Jumani dalam
Chusnia 2012).
Perlakuan biofertilizer (1:15) lainnya yaitu P1a, P1b, P1c, P2a, P2b, dan
P2c menunjukkan hasil yang signifikan terhadap perlakuan K+ (pemberian pupuk
kimia), yang berarti bahwa keenam perlakuan biofertilizer (1:15) tersebut berbeda
nyata terhadap K+ (pemberian pupuk kimia). Selain itu, pertumbuhan tinggi
batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) terendah terdapat pada perlakuan
K- (tanpa pemberian pupuk, hanya air) dengan rata-rata sebesar 43,87 cm, yang
berarti bahwa tanaman kacang hijau tanpa pemberian pupuk memiliki
pertumbuhan yang kurang baik jika dibandingkaan dengan tanaman kacang hijau
yang diberi biofertilizer (1:15) dan pupuk kimia. Menurut Nyoman (2002), ketika
suatu tanaman mengalami kekurangan hara, gejala yang terlihat meliputi
terhambatnya pertumbuhan akar, batang, dan daun, sehingga hasil yang diperoleh
akan turun.
Selain faktor tersedianya hara mineral, pertumbuhan dan perkembangan
tanaman juga dipicu oleh faktor lain, salah satunya adalah fitohormon yang
dihasilkan baik dari mikroba tanam maupun biofertilizer. Fitohormon yang
berasal dari inokulan berperan meregulasi pertumbuhan bibit (Chusnia, 2012). Hal
tersebut diperkuat oleh Maslahatin (2013) yang menyatakan bahwa formulasi
biofertilizer yang salah satunya terdiri atas Azotobacter sp. merupakan salah satu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
64
rhizobakteria yang dikenal sebagai PGPR (Plant Growt Promoting Rhizobacteria)
yaitu bakteri yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman karena mampu
memfiksasi nitrogen dan memproduksi fitohormon, antara lain auksin (IAA),
sitokini, dan giberelin (GA).
Auksin atau yang bisa disebut dengan asam indolasetat (IAA) merupakan
hormon yang memacu pemanjangan potongan akar atau bahkan akar secara utuh,
membantu pertumbuhan kuncup atau daun muda, dan berfungsi sebagai herbisisda
bagi gulma pengganggu (Salisbury dan Ross, 1995).
Sitokinin merupakan hormon yang memacu pembelahan sel dan
pertumbuhan organ, menunda penuaan dan meningkatkan aktivitas wadah
penampungan hara, memacu perkembangan kuncup samping tumbuhan dikotil,
serta memacu pembesaran sel pada kotiledon dan daun tumbuhan dikotil
(Salisbury dan Ross, 1995).
Giberelin atau yang bisa disebut dengan asam giberelat (GA) merupakan
hormon yang membantu memacu perkecambahan biji dorman dan pertumbuhan
kuncup dorman, mendorong pembungaan, membantu pengangkutan makanan dan
unsur mineral dalam sel, serta membantu pertumbuhan buah. Namun fungsi utama
dari giberelin adalah membantu pertumbuhan pajang batang bahkan membantu
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, termasuk daun dan akar (Salisbury dan
Ross, 1995).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
65
4.2.2 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Secara umum pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan jumlah dan
massa sel sehingga pertumbuhan tanaman identik dengan pertambahan tinggi
tanaman. Selain itu, pertumbuhan tanaman erat kaitannya dengan bertambahnya
jumlah daun (Nitasari, 2016). Oleh karena itu, selain mengukur tinggi batang
tanaman, maka ada pula parameter yang digunakan untuk pengamatan
pertumbuhan yaitu jumlah daun. Pada penelitian, pertumbuhan jumlah daun pada
umur satu sampai enam minggu menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat
atau linier yang terlihat pada grafik gambar 4.2. Pertumbuhan jumlah daun
tertinggi terdapat pada perlakuan P3c, P3b, dan P3a (pemberian biofertilizer
(1:15) dengan dosis 15 mL dan frekuensi berturut-turut yaitu tiga, dua, dan satu
kali) dengan rata-rata sama sebesar 51,20 helai, hal tersebut berarti bahwa pada
parameter jumlah daun, perlakuan biofertilizer (1:15) menunjukkan hasil yang
lebih baik jika dibandingkan dengan K+ (kontrol positif, pemberian pupuk kimia)
dan K- (tanpa pemberian pupuk, hanya air) yang memiliki jumlah daun dengan
rata-rata terendah yaitu 29,80 helai.
Pada analisis data parameter jumlah daun secara statistik, dapat diketahui
bahwa hasil pertumbuhan jumlah daun pada perlakuan biofertilizer (1:15) yang
terdiri atas P1a, P1c, P2a, P2b, P2c dan perlakuan K+ (pemberian pupuk kimia)
tidak signifikan terhadap perlakuan P3c, P3b, dan P3a yang memiliki rata-rata
jumlah daun tertinggi, hal tersebut berarti bahwa pada perlakuan tersebut
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada pertumbuhan jumlah daun
tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Sedangkan pada perlakuan P1b
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
66
(pemberian biofertilizer 5 mL, frekuensi dua kali) dan perlakuan K- (tanpa
pemberian pupuk, hanya air) menunjukkan hasil yang signifikan yang berarti
bahwa perlakuan P1b dan K- berbeda nyata terhadap perlakuan P3c, P3b, dan
P3a.
Jumlah daun yang semakin banyak merupakan perwujudan pertumbuhan
yang baik, namun hal itu juga dapat mempengaruhi produktivitas tanaman.
Haryono (2012) menyatakan bahwa jumlah daun yang semakin banyak atau
semakin rimbun pada tanaman memungkinkan terjadinya penaungan di antara
daun yang ada. Adanya daun yang saling menaungi menyebabkan tidak semua
daun yang ada dapat menangkap cahaya matahari, selanjutnya akan berpengaruh
pada proses fotosintesis dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil fotosintesis.
Dengan kata lain, apabila jumlah daun meningkat justru dapat menurunkan hasil
tanaman.
4.2.3 Pertumbuhan bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Data pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dengan
parameter jumlah bintil akar menunjukkan nilai tertinggi pada perlakuan P3c yaitu
pemberian biofertilizer (1:15) pada dosis 15 mL dengan frekuensi tiga kali dengan
rata-rata sebesar 4,60 dan rata-rata terendah pada perlakuan K- (tanpa pemberian
pupuk) yaitu sebesar 0,60. Pada analisis data statistik, pertumbuhan bintil akar
pada perlakuan P3c memiliki hasil yang tidak signifikan atau tidak berbeda nyata
terhadap perlakuan P1c, P2a, P2b, P2c, P3a, dan P3b, sedangkan signifikan atau
berbeda nyata terhadap perlakuan P1a, P1b, K- dan K+. Tingginya rata-rata bintil
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
67
akar pada perlakuan P3c menunjukkan bahwa kemampuan penyerapan unsur N
pada P3c lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Gibson dalam
Risnawati (2010) menyatakan bahwa pembentukan bintil akar yang baik dari hasil
penambatan N pada akar tanaman legum merupakan suatu rangkaian yang
komplek dari proses fisiologi yang meliputi interaksi antara tanaman inang
dengan mikroba yang diinokulasikan. Sedangkan pada perlakuan biofertilizer
(1:15) seperti P1a, P1b, P1c, P2a, P2b, P2c, P3a, dan P3b memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan K- (tanpa pemberian pupuk) dan K+
(pemberian pupuk kimia), hal tersebut berarti bintil akar tanaman kacang hijau
yang diberi perlakuan biofertilizer (1:15) memiliki pertumbuhan bintil akar yang
lebih baik karena mengandung mikroba yang dapat memicu terbentuknya bintil
akar terutama mikroba Rhizobium sp.. Didukung penelitian oleh Dellapierre dan
Anandaraj (2010) pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) di India, yang
menyatakan bahwa efek kombinasi antara inokulan Rhizobium sp., Pseudomonas
fluorescens, dan Bacillus megaterium dapat meningkatkan pertumbuhan,
pembentukan bintil, dan berat basah tanaman kacang hijau dibandingkan dengan
kontrol yang tidak diberi inokulan.
Selain penjelasan di atas, perbedaan hasil bintil akar pada pemberian
biofertilizer (1:15) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif juga
dapat disebabkan oleh cara pemupukan yang berbeda. Pada perlakuan K+
(pemberian pupuk kimia) yang mengandung unsur N, P dan K dilakukan dengan
menyemprotkan pupuk langsung pada organ tanaman seperti daun dan batang,
sedangkan pemberian biofertilizer (1:15) dilakukan dengan cara memberikan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
68
pupuk langsung pada bagian pangkal batang atau area di sekitar akar tanaman,
sehingga mikroba yang terkandung dalam biofertilizer (1:15) dapat hidup dan
berasosiasi serta bersimbiosis dengan akar tanaman yang kemudian membentuk
bintil akar.
4.2.4 Produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Data produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dengan
parameter jumlah polong, berat polong, dan berat biji menunjukkan nilai tertinggi
pada perlakuan K+ (pemberian pupuk kimia). Berdasarkan analisis data secara
statistik, menunjukkan bahwa nilai K+ (pemberian pupuk kimia) signifikan
terhadap perlakuan lainnya, hal tersebut berarti perlakuan K+ (pemberian pupuk
kimia) memiliki beda nyata terhadap perlakuan biofertilizer (1:15) dan kontrol
negatif. Perlakuan biofertilizer (1:15) yang terdiri atas P1b, P2a, P2b, P2c, P3a,
P3b dan P3c memiliki rata-rata hasil produktivitas di atas K- (tanpa pemberian
pupuk, hanya air). Berbeda lagi dengan perlakuan P1a dan P1c (biofertilizer
(1:15) 3 mL, frekuensi berturut-turut satu dan tiga kali) yang memiliki nilai lebih
rendah dari perlakuan K- (tanpa pemberian pupuk, hanya air).
Hasil yang menunjukkan tingginya produktivitas pada kontrol positif dan
rendahnya produktivitas pada perlakuan biofertilizer (1:15 dapat disebabkan
karena menurut Lingga (2000) terdapat keuntungan dari penggunaan pupuk kimia,
pupuk kimia dapat terukur dengan tepat karena umumnya takaran haranya sesuai.
Selain itu, kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan
yang tepat.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
69
Pada K+ yang dilakukan pemberian pupuk kimia, diketahui sudah tersedia
unsur hara yang dibutuhkan tanaman secara langsung berupa unsur N, P, dan K,
sedangkan pada biofertilizer (1:15) unsur hara tidak tersedia secara langsung
melainkan terlebih dahulu diolah oleh mikroba yang terkandung di dalamnya.
Sebagai contoh unsur N (nitrogen) yang berfungsi membantu pertumbuhan dan
produktivitas tanaman, awalnya tersedia melimpah di udara dalam bentuk N2
kemudian difiksasi oleh mikroba pemfiksasi nitrogen terlebih dahulu baik oleh
mikroba yang berasosiasi maupun yang bersimbiosis dengan tanaman (Rai, 2006).
Maka dari itu, produktivitas pada pemberian pupuk kimia menunjukkan hasil
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian biofertilizer (1:15) terlebih lagi
pada tanaman tanpa pemberian pupuk. Berdasarkan penelitian Ariani (2012), pada
pertumbuhan dan hasil produksi tanaman kacang tanah, pengaruh konsentrasi
pemberian pupuk kimia memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pupuk
hayati pada konsentrasi 5 mL dan 10 mL.
Cara pemberian pupuk biofertilizer (1:15) dan pupuk kimia yang berbeda
juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas. Perlakuan K+ yang
berasal dari pupuk kimia di aplikasikan dengan cara penyemprotan pada daun atau
pemupukan lewat daun, dapat membantu dalam menanggulangi gejala karena
defisiensi unsur mikronutrien atau unsur lain dalam jumlah kecil, sedangkan unsur
N dengan segera dapat diserap oleh daun tanaman tertentu (Tjitrosomo et al.,
1987). Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara bagi
pertumbuhan dan produktivitas tanaman sangat berpengaruh. Meskipun pupuk
kimia mudah larut sehingga lebih cepat diserap oleh tanaman dan pengaruhnya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
70
langsung dapat terlihat pada tanaman, tetapi pemakaian pupuk kimia secara terus
menerus dapat meninggalkan residu sehingga dapat merusak lingkungan (Lingga,
2000).
Menurut Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No.47/07/35/Th.XIII,
produktivitas kacang hijau pada tahun 2015 sebesar 11,89 ku/ha yang kemudian
dikonversikan dalam ton menjadi 1,19 ton/ha (Anonim, 2015). Sedangkan
produktivitas kacang hijau pada media tanah dalam polybag oleh Chusnia (2012)
pada perlakuan dengan hasil tertinggi menunjukkan produktivitas sebesar 9 ku/ha
yang kemudian dikonversikan dalam ton menjadi 0,9 ton/ha. Jika dibandingkan
dengan produktivitas kacang hijau hasil penelitian ini yang kemudian
dikonversikan menjadi ton per hektar (Lampiran 6) menunjukkan bahwa semua
perlakuan biofertilizer (1:15) memiliki produktivitas yang jauh lebih tinggi yaitu
sebagai contoh pada perlakuan biofertilizer (1:15) dengan dosis 15 dan frekuensi
pemberian tiga kali yang menunjukkan nilai produktivitas sebesar 21,9 ton/ha. Hal
tersebut dapat dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal yang mendukung
pertumbuhan kacang hijau menjadi lebih baik.
Menurut Taufika (2010), selain faktor internal dalam tanaman, ada pula
faktor eksternal atau lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman
meliputi iklim dan tanah yang digunakan sebagai media tanam atau sebagai
tempat budidaya. Chusnia (2012) berpendapat bahwa menanam di polybag
memiliki produktivitas yang tidak maksimal seperti di lahan karena media tanam
akan terkuras atau berkurang unsur organiknya, drainase dan aerasi juga kurang
efektif. Sedangkan Isroi (2008) berpendapat bahwa biofertilizer memiliki
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
71
keefektifan yang spesifik terhadap daerah tempat budidaya karena mikroba yang
terkandung di dalam biofertilizer sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
biotik maupun abiotik, sehingga biofertilizer yang cocok di daerah sub tropis
belum tentuk efektif di daerah tropis.
4.2.5 Efektivitas formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap
produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Pengujian efektivitas biofertilizer dilakukan untuk mengetahui kualitas
dari pupuk yang telah dibuat. Efektivitas dari suatu biofertilizer dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sangat tergantung pada
keunggulan karakter fungsional, kepadatan populasi, kecocokannya dengan
tanaman inang, dan daya saing inokulan (Husen, 2009). Sedangkan menurut
Saraswati (2007), efektivitas biofertilizer merupakan salah satu upaya untuk
mencapai renewable input dalam sistem pertanian berkelanjutan dengan
memelihara kesehatan dan kualitas tanah dan mengurangi ketergantungan pupuk
kimia melalui proses biologi.
Pada pengukuran kuantitas mikroba dalam biofertilizer, diketahui mikroba
golongan pemfiksasi nitrogen yang dianalisis menggunakan media spesifik Nfb
semisolid dengan metode MPN menunjukkan jumlah sebanyak 1100 sel/100 mL,
mikroba golongan pelarut fosfat yang dianalisis menggunakan media spesifik
Pikovskaya menunjukkan jumlah mikroba sebanyak 6,6 x 106 CFU/mL, dan
mikroba golongan pendegradasi bahan organik yang dianalisis menggunakan
media spesifik CMC menunjukkan jumlah mikroba sebanyak 12,3 x 106 CFU/mL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
72
(selengkapnya lihat lampiran 1). Sholichah (2016) menyatakan bahwa persyaratan
teknik minimal pupuk hayati majemuk cair harus mengandung mikroba sebanyak≥ 107 CFU/mL sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
70/Permentan/S.R.140/10/2011, sedangkan menurut Andriyani (2013)
menyatakan bahwa standar baku untuk biofertilizer adalah > 106 CFU/mL.
Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa biofertilizer (1:15) tidak
menghasilkan keefektivan apabila diaplikasikan terhadap tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.) jika dibandingkan dengan pupuk kimia karena hasil nilai RAE
kurang dari 100% (penghitungan RAE dapat dilihat pada lampiran 5).
Keberhasilan inokulasi pupuk hayati dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
ditentukan oleh mutu inokulan (Saraswati, 1999). Menurut Simanungkalit et al.
(2009), beberapa karakteristik mikroba yang menentukan suatu mutu pupuk hayati
antara lain adalah jumlah populasi, keefektifan, bahan pembawa (carrier), dan
masa kadaluwarsa. Berkaitan dengan faktor populasi mikroba, mikroba yang
terkandung dalam biofertilizer sebelum pengenceran memiliki jumlah yang
mendekati batas minimum yaitu 106, dan saat akan diaplikasikan ke tanaman
kacang hijau terlebih dahulu dilakukan pengenceran menggunakan air dengan
perbandingan 1:15, maka dari itu hasil pada perlakuan biofertilizer (1:15) kurang
efektif jika diaplikasikan pada tanaman kacang hijau. Berbeda dengan penelitian
Chusnia (2012) yang menunjukkan hasil aplikasi biofertilizer tanpa diencerkan
dengan air dengan dosis 15 mL dan frekuensi pemberian sebanyak tiga kali yang
efektif terhadap tanaman kacang hijau pada media tanam berupa tanah pada
polybag dengan nilai RAE sebesar 347,37%.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dalam interaksi
variasi dosis dan frekuensi yang berbeda berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau. Tinggi batang dengan rata-rata
tertinggi pada perlakuan pupuk kimia sebesar 63,70 cm, jumlah daun
dengan rata-rata tertinggi pada perlakuan biofertilizer (1:15) dengan dosis
15 mL sebesar 51,20 helai, serta bintil akar dengan rata-rata tertinggi pada
perlakuan biofertilizer (1:15) dosis 15 mL dan frekuensi tiga kali sebesar
4,60.
2. Pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dalam interaksi
variasi dosis dan frekuensi yang berbeda berpengaruh terhadap
produktivitas tanaman kacang hijau dengan rata-rata tertinggi pada
perlakuan pupuk kimia pada parameter yang terdiri atas jumlah polong
sebesar 61,27, berat polong sebesar 58,10 g, dan berat biji sebesar 39,97 g.
3. Nilai Relative Agronomic Efectivity (RAE) formulasi pengenceran
biofertilizer (1:15) pada produksi tanaman kacang hijau menunjukkan nilai
kurang dari 100% yang berarti formulasi pengenceran biofertilizer (1:15)
kurang efektif terhadap produktivitas tanaman kacang hijau.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
74
5.2 Saran
1. Dalam penelitian ini formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) kurang
efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna
radiata L.), maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai pemberian
biofertilizer tanpa pengenceran maupun pengenceran yang lebih kecil
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tanaman kacang hijau pada lahan
sawah agar dapat meningkatkan produktivitas.
2. Perlakuan yang tidak sama antara kontrol positif dan perlakuan
biofertilizer (1:15) menjadi salah satu faktor perbedaan hasil produktivitas
kacang hijau, maka perlu dilakukan penelitian dengan pola pemupukan
yang sama antara perlakuan pupuk kimia sebagai kontrol positif dan
perlakuan biofertilizer (1:15).
3. Meskipun dalam penelitian ini pengenceran biofertilizer (1:15) kurang
efektif untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau dibandingkan
pupuk kimia, tapi hasil produktivitas yang dikonversikan dalam satuan
ton/ha menunjukkan bahwa biofertilizer (1:15) menghasilkan produktivitas
yang lebih baik dibandingkan dengan data produktivitas kacang hijau di
Jawa Timur dan produktivitas kacang hijau pada media polybag, sehingga
biofertilizer (1:15) dapat diaplikasikan pada tanaman kacang hijau di lahan
sawah.
4. Dalam penelitian ini pengenceran biofertilizer (1:15) kurang efektif untuk
meningkatkan produktivitas tanaman kacang hijau, tapi mampu
meningkatkan pertumbuhan jumlah daun kacang hijau, maka dari itu perlu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
75
dilakukan penelitian aplikasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap
tanaman lain khususnya tanaman yang dengan produktivitas berupa daun.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
DAFTAR PUSTAKA
Achyad, D. E., dan R. Rasyidah. 2006. Jamu Isi Kacang Hijau (Phaseolusradiatus). Diakses di http://www.asiamaya.com/ jamu/ isi/ kacang/ hijau/phaseolus radiatus. htm pada Selasa 17 November 2015.
Adisarwanto. 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.
Akbari, G. A., S. M. Arab, H. A. Alikhani, I. Allahdadi, and M. H. Arzanesh.2007. Isolation and Selection on Indigenous Azospirillum spp. and IAA ofSuperior strain on Wheat Roots. World Journal of Agricultural. Vol 3.Halaman 523-529.
Alexandre, Gladys, R. Rohr, dan R. Bally. 1999. A Phase Variant of Azospirillumlipoferum Lacks a Polar Flagellum and Constitutively ExpressesMachanosensing Lateral Flagella. Journal American Society forMicrobiology. Departement of Microbiology and Molecular GeneticsLoma Linda University. Loma Linda.
Andrea. 2014. Cara Penggunaan Pupuk Organik Cair yang Benar. Diakses dihttp://pupuklopedia.blogspot.com/2014/07/cara-penggunaan-pupuk-organik-cair-yang.html pada 23 Juli 2016.
Andrianto, T.T. dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai,Kacang Hijau, Kacang Panjang. Yogyakarta: Absolut.
Andriyani, Ika. 2013. Aplikasi Biofertilizer terhadap Pertumbuhan dan ProduksiTanaman Sawi Hijau (Brassica rapa L.). Skripsi. Program Studi BiologiDepartemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.Surabaya.
Anonim. 2015. Produksi Padi dan Palawija. Berita Resmi Statistik Provinsi JawaTimur. No 22. Halaman 12.
Anonim. 2015. Klasifikasi dan Ciri-ciri Morfologi Kacang Hijau. MenteriPertanian. Diakses di http://www.menteripertanian.com./klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-kacang-hijau/ pada Rabu 18 November 2015.
Anonim. 2005. Teknik Budi Daya Kacang Hijau. Malang: Balai PenelitianTanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
Anonim. 2011. Arti dan Peran Pupuk Organik Khususnya Pupuk Hayati(Biofertilizer). Diakses di http://binaukm.com/2011/08/arti-dan-peran-pupuk-organik-khususnya-pupuk-hayati-bio-fertilizer/ pada Rabu 18November 2015.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Anonim. 2015. Pengertian dan Fungsi Pupuk Hayati. Diakses dialamtani.com/pupuk-hayati.html pada Rabu 20 Juli 2016.
Ariaini, Neichita Ayu. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati terhadapPertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Kacang Hijau (Arachishypogaea). Skripsi. Program Studi Biologi Departemen Biologi FakultasSains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya.
Arifiyah. 2007. Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa)terhadap Jumlah Trombosit Tikus Wistar yang Diberi Metotreksat. ArtikelKarya Tulis Ilmiah. Program Pendidikan Sarjana Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro. Semarang. Halaman 7.
Aryantha, P. I. Nyoman, Dian P. dan Nurmi P. 2004. Potensi Isolat BakteriPenghasil IAA dalam Peningkatan Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijaupada Kondisi Hidroponik. Jurnal Mikrobiologi Indonesia. Vol 9 (12).Halaman 43-46.
Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian . Jakarta:Penebar Swadaya. Halaman 33.
Ballesta, I. 2010. Saccharomyces cerevisiae. Diakses dihttps://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Saccharomyces_cerevisiaepada Selasa 3 November 2015.
Benito, A. K., Yuli A. H, Eluis T. M, dan Ellin Harlia. 2013. Pemanfaatan FesesSapi Perah menjadi Pupuk Cair dengan Penambahan Saccharomycescerevisiae. Jurnal Ilmu Ternak. Vol 13 (2). Fakultas PeternakanUniversitas Padjadjaran. Bandung.
Bimasri, John. 2014. Peningkatan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiataL.) di Tanah Gambut melalui Pemberian Pupuk N dan P. ProsidingSeminar Nasional Lahan Subotimal. Fakultas Pertanian Universitas MusiRawas. Lubuklinggau. Halaman 614.
Bronze, M., Vilas-Boas L., Catulo L., dan Peres C. 2008. Use of Lactobacillusplantarum in Treathments of Olive Mill Wastewater. Journal Acta Hort.Vol 791. Halaman 637-644.
Buchanan, K. E., dan Gibbons, N. E. 1975. Bergey’s Manual of DeterminativeBacteriology. Edisi kedelapan. Baltimore: The William & WilkinsCompany.
Cahyono, B. 2008. Teknik Budidaya Cabai Rawit dan Analisis Usaha Tani.Yogyakarta: Kanisius.
Campbell, N. A., J. B. Reece, dan L. G. Mitchell. 2003. Biologi. Jilid 2 EdisiKelima. Jakarta: Erlangga.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Casiola, Flavia, M. Silveira, S. Jerico, and I. Joekes. 2001. Interaction betweenSaccharomyces cerevisiae and Chrysotile. Journal European Cells andMaterial. Vol 2. Universidade de Sao Paul. Halaman 32.
Chasanah, A Nur. 2007. Efektivitas Biofilm Pseudomonas putida dengan MediumPendukung Pipa PVC dan Tempurung Kelapa untuk Menurunkan KadarKromium (Cr) Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit. Skripsi.Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Chusnia, Wilda. 2012. Kajian Aplikasi Pupuk Hayati dalam MeningkatkanPertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)pada Polybag. Skripsi. Departemen Biologi Universitas Airlangga.Surabaya. Halaman 4, 67.
Danu, Rina Kurniaty. 2012. Teknik Persemaian. Artikel. Balai PenelitianTeknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan. Kementrian Kehutanan. Bogor. Halaman 6.
Darwis, Valeriana., dan Nurmanaf A. R. 2004. Kebijakan Distribusi, TingkatHarga dan Pengguaan Pupuk di Tingkat Petani. Laporan Penelitian. PusatPenelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Dellapierre, L. R., dan Anandaraj, B. 2010. Studies on Influences of Bioinoculants(Pseudomonas fluorescens, Rhizobium sp., Bacillus megaterium) in GreenGram. Journal Bioscience Technology. Vol 1 (2). Halaman 97-98.
De Vos, Paul, M. Garrity, D. Jones, N. R. Krieg, W. Ludwig, F. A. Ruiney, K. H.Schleifer, dan W. B. Whitman. 2009. Bergey’s Manual of SystematicBacteriology Firmicutes. Edisi kedua. Vol 3. New York: Springer Scienceand Business Media.
De Vries, M., Vaughan E., Kleerebezem M., dan De Vos W. 2006. Lactobacillusplantarum Survival, Functional and Potential Probiotic. InternationalDairy Journal. Vol 16. Halaman 1018-1028.
Dewi, Rivia Kumala. 2012. Pengaruh Pemberian Konsorsium Mikroba dalamBiofertilizer terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Kacang Tanah(Arachis hypogaea L.). Skripsi. Departemen Biologi UniversitasAirlangga. Surabaya.
Donnel, A.G.O and Fellow. 1994. Handbook of New Bacterial Sistematic. London:Academic ress. Harcourt Brace and Company.
Duke, J.A. 1981. Handbook of Legumes of World Economic Importance. NewYork and London: Plenum Press. Halaman 294.
Eckert, B.O.B. Weber., G. Kirchhof, A. Halbritter, M. Stoffels, and A. Hartmann.2001. Azospirillum doebereinerae sp. nov., A Nitrogen-Fixing Bacterium
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Associated with the C4-grass Miscanthus. International Journal ofSystematic and Evolutionary Microbiology. Vol 51. Halaman 17-26.
Elfiati, Deni. 2005. Peranan Mikroba Pelarut Fosfat terhadap PertumbuhanTanaman. Electronic Journal. Fakultas Pertanian Universitas SumateraUtara.
Eulis, T.M. 2009. Biokonversi Limbah Industri Peternakan. Bandung: UniversitasPadjadjaran Press.
Fauziah, Aulia. 2012. Kemampuan Antifungi Lactobacillus plantarum terhadapKapang yang Tumbuh pada Silase. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.
Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi TanamanBudidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Garrity, George M., J. A. Bell, dan T. G. Lilburn. 2004. Taxonomic Outline of theProcaryotes Bergeys Manual of Systematic Bacteriology. Edisi kedua.New York: Springer Science and Business Media Inc.
George, M., Don J. Brenner, James T. Staley, Noel R. Krieg, David R. Boone,Paul De Vos, Michael G., Fred A. Raine, dan Karl Heinz S. 2005. TheProteobacteria Part C the Alfa, Beta, Delta, and Epsilonproteobacteria.Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. Edisi kedua. Vol 2. NewYork: Springer Science and Business Media Inc.
Gunalan. 1996. Penggunaan Mikroba Bermafaat pada Bioteknologi TanahBerwawasan Lingkungan. Majalah Sriwijaya. Vol 32 (2). UniversitasSriwijaya.
Haetami, Kiki, Abun, Y. Mulyani. 2008. Studi Pembuatan Probiotik BAS(Bacillus licheniformis, Aspergillus niger, dan Saccharomyces cereviceae)sebagai Feed Suplement serta Implikasinya terhadap Pertumbuhan IkanNila Merah. Laporan Penelitian. Universitas Padjajaran. Halaman 9.
Handayanto, E., dan K. Hairiah. 2009. Biologi Tanah Landasan PengelolaanTanah Sehat. Yogyakarta: Adipura.
Harjanti, Risva Aprian., Tohari., dan S. N. H. Utami. 2014. Pengaruh TakaranPupuk Nitrogen dan Silika terhadap Pertumbuhan Awal (Saccharumofficinarum L.) pada Inceptisol. Majalah Vegetalika. Vol 3 (2). Halaman35-44.
Haryono, Gembong., M. Astiningrum., dan Historiawati. 2012. Hubungan TinggiTanaman dengan Jumlah Cabang Produktif, Berat Biji Kering Per MeterPersegi dan Kadar Protein Kedelai. Majalah Ilmiah Dinamika. Magelang.Halaman 103-106.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Holt, John G. , N. R. Krieg., P. H. A. Sneath, J. T. Staley, dan S. T. Williams.2000. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Edisi kesembilan.Philadelphia USA: Lippicott Williams & Wilkins.
Husen, E. 2009. Telaah Efektivitas Pupuk Hayati Komersial dalam MeningkatkanPertumbuhan Tanaman. Balai Penelitian Tanah Departemen PertanianJawa Barat. Bogor.
Husen, E., Saraswati R., dan Hastuti R.D. 2006. Rhizobakteri Pemacu TumbuhTanaman. Diakses dihttp://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk9.pdfpada Rabu 4 November 2015.
Hussein, H., H. Ibrahim, K. Kandeel, and H. Moawad. 2004. Biosorption of HeavyMetals from Waste Water Using Pseudomonas sp. Electronic Journal ofBiotechnology. Vol 7 (1).
Irfan, Muhammad, A. Safdar, Q. Syed, dan M. Nadeem. 2010. IsolationandScreening of Cellulolytic Bacteria from Soil and Optimization ofCellulase Production and Activity. Research Article: Turkish Journal ofBiochemistry. Vol 37 (3). Halaman 290.
Isroi. 2008. Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia. Diakses dihttps://isroi.com/2008/02/26/pupuk-organik-pupuk-hayati-dan-pupuk-kimia/ pada tanggal 23 Juli 2016.
Iwantari, Ayu, A. Supriyanto., dan T. Nurhariyati. 2012. Pengaruh PemberianBiofertilizer dan Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan danProduktivitas Tanaman Kubis (Brassica oleracea). Journal Unair.Departemen Biologi Universitas Airlangga. Surabaya.
Kardinan, A., dan Ruhnayat A. 2003. Budidaya Tanaman Obat secara Organik.Jakarta: Agromedia.
Kastono, Dony. 1999. Budidaya Tanaman Semusim: Bagian Tembakau. DiktatMata Kuliah Budidaya Tanaman Semusim. Fakultas Pertanian UniversitasGadjah Mada. Yogyakarta.
Leatemia, J. Audrey, dan Ria Y. Rumthe. 2011. Studi Kerusakan Akibat SeranganHama pada Tanaman Pangan di Kecamatan Bula , Kabupaten SeramBagian Timur, Propinsi Maluku. Jurnal Agroforesti. Vol 6 (1). FakultasPertanian Universitas Pattimura. Ambon.
Lingga, P., dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: PenerbitSwadaya.
Madigan, M., and Martinko J. 2005. Brock Biology of Microorganisms. Edisikesebelas. Prentice Hall.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Martani, E., dan S. Margino. 2005. Populasi Rhizobium dan Fiksasi Nitrogen padaKedelai di Tanah Gambut yang Diperlakukan dengan Paraquat. JurnalTanah Tropika. Vol 10 (2). Halaman 113-120.
Martinez, Virginia, P. Garcia, J. L Garcia, dan M. A. Prieto. 2011. ControlledAutolysis Facilitates the Polyhydroxyalkanoate Recovery in Pseudomonasputida KT2440. Journal Microbial Biotechnology. Spain: Society forApplied Microbiology and Blackwell Publishing Ltd.
Masfufah, Ainun. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati (Biofertilizer) padaBerbagai Dosis dan Media Tanam yang Berbeda terhadap Pertumbuhandan Produktivitas Tanaman Tomat. Skripsi. Departemen BiologiUniversitas Airlangga. Surabaya.
Maslahatin, Hikmah Rizka. 2014. Penentuan Dosis Optimal Biofertilizer terhadapPertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicumfrutescens L. var. baskara). Skripsi. Departemen Biologi UniversitasAirlangga. Surabaya. Halaman 17-18, 27.
Meirina, T. 2011. Produktivitas Kedelai (Glycine max L. Merril var. lokon) yangDiperlakukan dengan Pupuk Organik Cair Lengkap pada Dosis dan WaktuPemupukan yang Berbeda. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro. Semarang.
Mezuan, I.P Handayani dan E. Inoriah. 2002. Penerapan Formulasi Pupuk Hayatiuntuk Budidaya Padi Gogo. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Vol 4(1). Halaman 27-34.
Nitasari, Ajeng Erma. 2016. Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Hayati(Biofertilizer) Berbahan Baku Molase terhadap Pertumbuhan danProduktivitas Tanaman Bayam (Amaranthus hybridus) pada Sistem RakitApung (Floating System). Skripsi. Program Studi Biologi DepartemenBiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya.
Noggle, G. R. Dan Frits G. J. 1983. Introduction Plant Physiology. 2nd Edition.Prentice Hall Inc Englewood Clifts. New Jersey.
Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogenbagi Tanaman Kedelai. Jurnal Agronobis. Vol 3 (5). Halaman 35-36.
Nyoman. 2002. Diagnosis dan Toksisitas Mineral pada Tanaman. MakalahFalsafah Sains. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Osumi, Masako. 1997. The Ultrastructure of Yeast: Cell Wall Structure andFormation. Journal Elsevier Science Micron. Vol 9 (2/3). Japan: GreatBritain. Halaman 209.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Patten, C. L., dan B. R. Glick. 2002. Role of Pseudomonas putida Indol AceticAcid in Development of the Host Plant Root System. Appl. Environ.Microbiol. Vol 68. Halaman: 3795-3801.
Pelczar, M. J., dan E. C. S. Chan. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi I. Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia.
Ponmurugan, P. dan C. Gopi. 2006. In Vitro Production of Growth Regulators andPhosphatase Activity by Phosphate Solubilizing Bacteria. African Journalof Biotechnology. Vol 5 (4). Halaman 348.
Puluhulawa, Citra. 2014. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiataL.) melalui Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik Tumpang Saridengan Jagung Manis pada Sistem Tanam Legowo. Skripsi. JurusanAgroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.Gorontalo.
Rahmawati, Nini. 2005. Pemanfaatan Biofertilizer pada Pertanian Organik.Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Halaman 5-14.
Rai, M. K. Ed. 2006. Handbook of Microbial Biofertilizers. Food Products Press-The Haworth Press Inc. New York.
Raj, B. Samuel, J . R. D. Solomon, R. Prathipa, A. M. Kumar. 2013. Production ofElectricity from Agricultural Soil and Dye Industrial Effluent Soil UsingMicrobial Fuel Cell. International Journal of Research in Engineeringand Technology. Vol 2 (10). Halaman 144.
Rao, N. S. S. 1994. Biofertilizers in Agriculture. New Delhi: Oxford and IBH publ.Co.
Reeve, Wayne, Rui T., S. De Meyer, V. Melino, Jason T., Julie A., Ravi T., JohnH., Ronald Y., G. O’Hara, M. Ninawi, Hazuki T., David B., Chris D.,Roxanne T., C. Han, Chia-Lin Wei, Marcel H., J. Han, I-Min Chen,Konstatinos M., Victor M., Natalia I., Galina O., Ioanna P., Amrita P.,Lynne G., Sam P., Tanja W., dan Nikos K. 2013. Genome Sequence ofThe Clover- Nadulation Rhizobium leguminosarum bv. Trifolii StrainTA1. Journal of The Genomic Standarts Consorcium. Vol 9 (2).
Risnawati. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea dan Beberapa Formula PupukHayati Rhizobium terhadap Pertumbuhan dan Hasil kedelai (Glycine maxL. Merril) di Tanah Masam Ultisol. Skripsi. Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Rukmana, Rahmat. 1997. Kacang Hijau, Budidaya dan Pascapanen. Jakarta:Kanisius.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Edisi Keempat. Jilid1. Bandung: Penerit ITB.
Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Edisi Keempat. Jilid3. Bandung: Penerit ITB. Halaman 33-75.
Saraswati, R. 1999. Teknologi Pupuk Mikroba Multiguna MenunjangKeberlanjutan Sistem Produksi Kedelai. Jurnal Mikrobiologi Indonesia.Vol 4 (1). Halaman 1-9.
Saraswati, R. 2007. Peran Pupuk Hayati dalam Meningkatkan Efisiensipemupukan Menunjang Keberlanjutan Produktivitas Tanah. JurnalSumberdaya Lahan. Vol 1 (4). Halaman 3.
Saraswati, R., Santosa E., dan Yuniarti E. 2006. Organisme Perombak BahanOrganik. Diakses dihttp://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk10.pdf pada Rabu 4 November 2015.
Sholichah, Mar’atus. 2016. Biofertilizer Berbahan Baku Limbah Cair Tepung Ikansebagai Alternatif Nutrisi untuk Meningkatkan Pertumbuhan danProduktivitas Bayam (Amaranthus hybridus L.) Sistem Hidroponik RakitApung. Skripsi. Program Studi Biologi Departemen Biologi FakultasSains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya.
Simanungkalit, R.D.M. 2001. Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Kimia: SuatuPendekatan Terpadu. Buletin Agrobio. Vol 4 (2). Halaman 56-61.
Simanungkalit, R. D. M., D. A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W.Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Bogor: Balai Besar Penelitian danPengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Simanungkalit, R. D. M., Husein, E., dan Saraswati. R. 2009. Baku Mutu PupukHayati dan Sistem Pengawasannya. Balai Penelitian Tanah DepartemenPertanian Jawa Barat. Bogor.
Solihin, Rohim. 2011. Pupuk Hayati Percepat Panen. Diakses di www.trubus-online.co.id/pupuk-hayati-percepat-panen/ pada Rabu 20 Juli 2016.
Subba Rao. 1982. Biofertilizer in Agriculture. Oxfort- IBH. New Delhi.
Sucipto, Eny Ivan. 2013. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawahdi Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. FakultasPertanian Universitas Lampung. Halaman 39.
Sudjadi, B., dan S. Laila. 2007. Biologi 3A Sains dalam Kehidupan. Surabaya:Yudhistira.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Sumarji. 2013. Laporan Kegiatan Penyuluhan Teknik Budidaya Tanaman KacangHijau (Vigna radiata (L.) Wilczek). Program Studi Agroteknologi FakultasPertanian Universitas Islam Kadiri. Kediri.
Sundari, Titik, Soemartono, Tohari, dan W. Mangoendidjojo. 2005. KeragaanHasil dan Toleransi Genotipe Kacang Hijau terhadap Penaungan. JurnalIlmu Pertanian. Vol 12 (1). Halaman 13.
Sutedjo, Mul Mulyani. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Taufika, R. 2011. Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair terhadapPertumbuhan dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.). JurnalTanaman Hortikultura. Universitas Andalas. Sumatera Barat.
Tjitrosomo, S. S., S. Harran, A. Sudiarto, Hadisunarso, R. Mondong, T.Koesoemaningrat, P. P. D. Tjondronrgoro, R. S. Hadioetomo, M.Djaelani, T. Adiwikarta, W. Prawiranata, H. Sudarnadi, M. A. Zakaria, M.Natasaputra. 1987. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa. Halaman 159-160.
Triyono, Agus., N. Rahman., dan Y. Andriana. 2010. Pengaruh ProporsiPenambahan Pengekstraksi dan Jumlah Bahan Penstabil terhadapKarakteristik Susu Kacang Hijau (Phaseolus radiates L.). ProsidingSeminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Pengembangan TeknologiKimia untuk Pengolahan Sumberdaya Alam Indonesia. Balai BesarPengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Subang. Halaman 1.
Trujillo, M. E. E. Vela’zzques, S. Migue’lez, M. S. Jime’nez, P. F. Mateos, dan E.Martey’ nez-Molina. 2007. Characterization of a Strain of Pseudomonasfluorescens that Solubilizes Phosphates in Vitro and Produces HighAntibiotic Activity Againts Several Microorganism. First InternationalMeeting on Microbial Phosphate Solubilization. Netherlands. Halaman265-268.
Trustinah, B.S. Radjit., N. Prasetiaswati., dan D. Harnowo. 2014. Adopsi VarietasUnggul Kacang Hijau di Sentra Produksi. Makalah Iptek TanamanPangan. Vol 9 (I). Halaman 25.
Vary, Patricia. 2007. Bacillus megaterium dari Tanah, Bakteri Sederhana untukProduksi Protein. Jurnal Bioteknologi Mikrobiologi Terapan. Vol 76.Halaman 957-967.
Vieira, M.J. 2005. Use of Biocides and Surfactans to Control Pseudomonasfluorescens Biofilms. Thesis. Universitas of Minho. Halaman 77.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Waters, T. K., Hughes I. I., B. L. Purecell, L. C. Gerhardt, K. O. Mowhinney, danEmerich D. W. 1998. Alanin, Not Ammonia, is Extreced from N2 –FixingSoybean Nodule Bacteriods. Prociding Natural Academic Science. USA.
Widiastuti, Irma Catur Prastyo. 2012. Kultur Antera Cabai Rawit (Capsicumfrutescens L.) dengan Perlakuan Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh Auksindan Kinetin. Skripsi. Departemen Biologi Universitas Airlangga.Surabaya.
Wijayani, Arid, dan W. Widodo. 2005. Usaha Menguatkan Kualitas BeberapaVarietas Tanaman Tomat dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Diakses dihttps://agrisci.ugm.ac.id/vol112-1/9tomat_ari.pdf pada Selasa 10November 2015.
Wyss, Orville, Marilyn G. Neumann, dan M. D. Socolofsky. 1961. Developmentand Germination of the Azotobacter Cyst. The Journal of Biophysical andBiochemical Cytology. Vol 10. Departement of Microbiology TheUniversity of Texas. Austin. Halaman 556-557.
Yuwono, T. 2006. Bioteknologi Pertanian. Yogyakarta: Universitas Gadjah MadaPress.
Zahran, H. H. 1999. Nitrogen Fixation Under Severe Conditions. Microbial andMolecular Biology Reviews. Vol 63 (4). Halaman: 968-986.
Zebua, S. J., Toekidjo, dan R. Rabaniyah. 2012. Kualitas Benih Kacang Hijau(Vigna radiata (L.) R. Wilczek) pada Pertanaman Monokultur dan TumpangSari dengan Jagung (Zea mays L.). Jurnal UGM. Fakultas PertanianUniversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
LAMPIRAN
Lampiran 1
1.1 Hasil Pengukuran Mikroba dalam sampel biofertilizer dan tanah
PerlakuanMikrobagolongan
Jumlah mikrobasebelum
perlakuan
Jumlah mikrobasetelah perlakuan
pHsebelum
perlakuan
pHsetelah
perlakuan
B
FiksasiNitrogen
1100 sel /100 mL -
- -PelarutFosfat
6,6x106 CFU/mL -
PerombakB. O
12,3x106 CFU/mL -
K-
FiksasiNitrogen
21 sel /100 mL 39 sel /100 mL
5,5 5,4PelarutFosfat
0,4x106 CFU/mL 0,8x106 CFU/mL
PerombakB. O
6,1x106 CFU/mL 6,9x106 CFU/mL
K+
FiksasiNitrogen
23 sel /100 mL 39 sel /100 mL
5,3 5,0PelarutFosfat
1,0x106 CFU/mL 0,1x106 CFU/mL
PerombakB. O
1,0x106 CFU/mL 0,8x106 CFU/mL
TB
FiksasiNitrogen
28 sel / 100 mL 460 sel /100 mL
5,5 6,2PelarutFosfat
0,5x106 CFU/mL 1,4x106 CFU/mL
PerombakB. O
0,5x106 CFU/mL 7,6x106 CFU/mL
Keterangan: B: biofertilizer; K-: Tanah Kontrol Negatif; K+: Tanah KontrolPositif; TB: Tanah yang diberi perlakuan biofertilizer
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Lampiran 2. Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
2.1 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)pada umur satu sampai enam minggu
Perlakuan Ulangan TanamanMinggu setelah tanam
1 2 3 4 5 6
K-
1
1 11,50 15,50 19,50 21,00 26,00 27,00
2 8,00 18,00 19,00 26,00 28,00 40,00
3 11,00 16,50 19,50 27,00 38,50 45,00
4 9,50 17,50 22,00 23,00 33,00 36,00
5 7,00 18,50 24,50 25,50 30,00 42,00
2
1 14,50 16,50 23,50 25,00 30,00 48,00
2 11,50 17,00 20,00 21,50 37,50 44,00
3 14,00 17,00 23,00 27,00 32,00 46,00
4 11,50 17,00 21,00 23,50 38,00 50,00
5 11,50 20,00 21,00 30,00 36,00 53,00
3
1 9,00 21,00 23,00 27,00 30,00 44,00
2 10,00 14,00 19,00 23,00 34,00 47,00
3 11,00 18,50 24,00 26,00 31,00 35,00
4 11,00 13,00 18,50 21,50 27,00 40,00
5 11,00 17,50 19,50 22,00 30,00 61,00
Rata-rata 10,80 17,17 21,13 24,60 32,07 43,87
K+
1
1 8,00 10,50 22,50 25,50 40,00 69,00
2 4,50 16,00 28,00 36,00 46,00 63,00
3 9,50 13,50 22,50 37,00 45,00 67,00
4 9,00 12,50 24,50 29,00 50,00 67,50
5 4,50 14,00 20,00 27,00 40,00 68,00
2
1 4,50 12,50 25,50 25,50 32,00 63,50
2 7,00 15,00 23,00 40,00 42,50 57,50
3 4,50 13,50 25,50 35,00 56,00 65,00
4 4,50 14,00 23,50 26,00 38,00 53,50
5 9,50 10,00 19,00 33,00 46,50 68,00
3
1 7,00 15,00 19,00 32,00 40,00 59,00
2 11,00 18,50 25,00 30,00 50,00 67,50
3 9,00 16,00 27,50 36,00 39,00 57,50
4 8,50 16,50 23,50 31,00 40,00 65,50
5 11,50 15,00 19,00 40,00 40,00 64,00
Rata-rata 7,50 14,17 23,20 32,20 43,00 63,70
P1a 1
1 11,00 15,00 21,50 29,00 33,00 50,00
2 9,00 11,00 19,00 33,00 45,00 63,00
3 9,00 12,00 21,00 30,00 42,50 67,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4 7,00 11,00 19,00 28,50 45,00 65,50
5 8,50 11,00 17,50 22,00 40,00 54,00
2
1 8,00 9,50 14,00 19,50 30,00 51,00
2 7,00 11,00 22,00 27,00 42,00 55,50
3 7,00 9,50 11,00 19,50 33,00 51,00
4 4,00 6,00 10,50 19,50 28,00 45,00
5 7,50 8,50 17,50 22,50 30,00 51,50
3
1 7,00 8,00 13,50 15,00 23,50 40,00
2 8,00 11,00 17,00 25,00 32,00 45,00
3 7,00 9,00 12,00 18,00 25,00 44,00
4 9,50 13,00 18,00 25,00 37,00 54,00
5 8,00 11,00 17,00 24,50 40,00 47,00
Rata-rata 7,83 10,43 16,70 23,87 35,07 52,23
P1b
1
1 9,00 12,00 20,00 25,00 39,00 57,00
2 9,00 14,00 21,00 29,00 43,00 61,00
3 9,00 14,60 21,50 28,00 43,00 53,00
4 10,00 11,50 18,00 28,00 36,00 57,00
5 10,00 14,00 21,50 28,00 44,00 65,00
2
1 13,00 17,50 23,00 28,50 38,00 57,00
2 12,00 16,50 22,00 29,50 39,00 58,00
3 13,50 17,00 22,00 30,50 41,00 60,00
4 10,50 12,50 19,00 27,00 39,00 56,00
5 9,00 12,50 19,00 26,00 41,00 61,00
3
1 8,00 13,00 20,00 26,00 38,00 59,00
2 8,00 11,00 18,00 27,50 40,00 55,00
3 12,00 14,50 22,50 27,00 40,00 56,50
4 11,00 13,50 21,50 30,00 40,00 52,00
5 8,50 13,00 21,00 30,00 41,00 54,00
Rata-rata 10,17 13,81 20,67 28,00 40,13 57,43
P1c
1
1 7,50 10,00 18,50 27,00 39,00 58,00
2 7,00 11,00 19,00 23,00 36,00 60,00
3 6,00 9,50 13,00 26,00 40,00 58,00
4 7,50 10,00 17,50 27,00 35,00 53,00
5 11,00 13,50 21,50 29,00 40,00 62,00
2
1 7,00 10,00 19,00 25,00 40,00 60,00
2 8,50 11,00 17,00 28,00 37,50 54,00
3 7,00 11,00 18,00 25,50 37,50 53,00
4 7,00 12,00 19,00 26,00 41,00 58,00
5 6,00 9,50 16,00 23,00 29,00 48,00
31 6,00 7,50 14,00 20,50 32,00 54,00
2 8,00 13,00 18,50 28,00 30,00 60,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
3 10,00 14,50 20,50 32,00 35,00 63,00
4 6,50 9,50 15,50 24,00 42,00 54,00
5 7,50 9,50 14,50 20,00 40,00 53,00
Rata-rata 7,50 10,77 17,43 25,60 36,93 56,53
P2a
1
1 8,00 9,50 16,00 23,00 37,00 55,00
2 6,00 8,00 15,00 21,00 32,00 48,00
3 7,00 11,00 15,50 24,00 33,00 45,00
4 9,00 11,50 19,00 23,00 37,00 53,00
5 8,50 11,00 19,00 29,50 40,00 57,00
2
1 9,50 10,50 16,00 21,50 34,00 43,00
2 5,50 10,50 13,00 21,00 35,50 43,00
3 6,50 7,00 13,50 21,00 28,00 43,00
4 8,00 10,50 16,00 21,00 32,00 43,00
5 11,00 15,00 23,00 32,00 43,00 61,00
3
1 7,00 9,00 12,00 16,00 24,00 40,00
2 7,00 12,50 19,00 25,00 37,50 58,00
3 11,00 12,00 19,00 26,00 37,00 59,00
4 8,00 11,00 19,50 27,00 37,00 58,00
5 11,00 14,00 22,00 29,50 32,50 56,00
Rata-rata 8,20 10,87 17,17 24,03 34,63 50,80
P2b
1
1 8,00 11,50 18,00 30,00 42,00 60,00
2 11,00 12,50 18,00 21,00 28,00 44,00
3 10,00 12,00 18,50 27,00 43,00 60,00
4 10,00 12,50 18,00 29,00 37,00 52,00
5 10,50 14,00 19,00 27,00 37,00 56,00
2
1 8,00 9,50 16,00 23,00 35,50 35,50
2 8,00 12,50 18,00 25,00 37,00 52,00
3 7,00 11,50 17,50 25,00 37,00 56,00
4 7,00 11,00 18,00 25,00 38,00 55,00
5 8,00 11,50 19,00 30,00 44,00 60,00
3
1 8,00 12,00 17,00 26,50 34,00 56,00
2 7,00 11,00 18,00 25,00 38,50 61,00
3 10,00 15,00 23,00 27,00 43,00 56,00
4 8,50 10,50 17,00 22,00 35,00 53,00
5 9,00 13,00 18,50 25,00 34,50 58,00
Rata-rata 8,67 12,00 18,23 25,83 37,57 54,30
P2c 1
1 9,50 12,00 21,00 28,00 36,00 52,00
2 8,00 12,50 17,00 19,00 25,00 43,00
3 6,50 11,00 14,50 21,50 23,00 47,00
4 7,00 10,50 17,50 20,00 29,00 43,50
5 6,00 10,50 16,00 24,00 32,00 53,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
2
1 8,00 12,50 22,00 26,00 40,00 53,00
2 10,50 15,00 21,00 28,00 35,00 54,00
3 8,00 12,50 17,50 27,00 32,50 49,00
4 7,00 10,00 16,00 22,00 33,00 51,00
5 9,00 10,50 20,00 27,00 41,00 56,00
3
1 8,00 12,50 18,00 26,00 36,00 51,00
2 9,50 12,50 16,00 23,50 31,00 51,00
3 6,00 11,00 17,00 23,00 34,00 52,00
4 10,00 14,50 18,00 26,50 35,00 54,00
5 7,00 13,00 17,00 23,00 32,50 49,00
Rata-rata 8,00 12,03 17,90 24,30 33,00 50,57
P3a
1
1 7,00 9,50 15,50 22,00 37,00 54,00
2 8,50 14,00 23,00 33,00 46,00 62,00
3 7,00 13,50 23,00 31,00 45,00 60,00
4 7,00 11,00 18,50 30,00 46,00 64,00
5 8,00 13,50 21,50 28,00 47,00 60,00
2
1 9,00 13,50 20,00 27,50 39,00 60,00
2 9,00 13,50 22,00 32,00 47,00 64,00
3 8,00 10,50 18,50 28,00 42,50 69,00
4 8,50 11,50 17,50 29,50 46,00 64,00
5 7,00 12,50 19,00 31,00 47,00 61,00
3
1 12,00 13,50 19,00 31,00 43,00 63,00
2 8,00 13,00 21,50 30,00 44,50 61,00
3 9,00 14,00 18,00 27,00 44,00 64,50
4 12,00 14,00 21,50 30,00 41,50 63,00
5 12,00 15,50 22,50 31,00 46,00 58,50
Rata-rata 8,80 12,87 20,07 29,40 44,10 61,87
P3b
1
1 9,50 10,50 15,00 25,00 36,00 53,00
2 8,00 13,00 19,00 31,00 47,00 64,00
3 9,00 12,00 15,00 24,00 36,00 53,00
4 10,50 15,50 21,00 29,00 42,50 63,00
5 10,00 14,50 24,50 36,00 51,00 64,00
2
1 7,50 11,00 15,50 26,00 48,00 58,00
2 9,00 14,00 18,00 26,50 38,00 60,00
3 6,50 10,00 16,00 28,00 39,00 59,00
4 7,00 15,00 22,00 32,00 46,00 58,50
5 8,00 11,50 18,50 24,00 42,00 57,00
3
1 7,00 10,50 19,00 26,00 38,50 57,00
2 5,50 8,00 11,00 23,00 28,00 40,00
3 7,50 11,00 17,00 26,00 39,00 60,00
4 6,50 8,00 14,50 27,00 38,00 57,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
5 7,00 9,00 19,00 28,00 40,00 59,00
Rata-rata 7,90 11,57 17,67 27,43 40,60 57,50
P3c
1
1 7,00 11,50 17,00 26,00 35,00 50,00
2 9,50 14,00 18,00 28,00 35,00 56,00
3 9,00 11,50 19,00 32,00 45,00 56,00
4 9,00 11,50 15,00 30,00 44,00 62,00
5 11,00 15,00 20,00 33,00 46,00 59,00
2
1 7,50 10,00 16,00 25,00 40,00 59,00
2 10,00 11,00 21,50 32,00 47,00 61,00
3 13,50 17,00 24,50 33,00 50,00 60,00
4 8,00 13,50 16,50 28,50 44,00 69,00
5 10,00 15,50 23,50 34,00 48,00 58,00
3
1 9,50 14,50 20,00 31,00 43,00 59,00
2 7,00 10,50 17,00 24,50 38,00 58,00
3 8,50 14,00 19,00 25,00 46,00 68,00
4 8,00 12,50 17,00 22,50 36,00 55,00
5 9,00 12,50 14,00 26,00 41,50 63,00
Rata-rata 9,10 12,97 18,53 28,70 42,57 59,53
2.2 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)pada umur satu sampai enam minggu
Perlakuan Ulangan TanamanMinggu setelah tanam
1 2 3 4 5 6
K-
1
1 5,00 5,00 11,00 14,00 17,00 23,00
2 2,00 5,00 11,00 17,00 17,00 23,00
3 5,00 5,00 11,00 17,00 20,00 35,00
4 5,00 5,00 11,00 17,00 23,00 26,00
5 5,00 8,00 11,00 14,00 14,00 29,00
2
1 5,00 5,00 8,00 17,00 20,00 29,00
2 2,00 5,00 8,00 14,00 20,00 38,00
3 5,00 8,00 11,00 17,00 23,00 29,00
4 5,00 8,00 11,00 14,00 17,00 20,00
5 5,00 5,00 8,00 14,00 17,00 35,00
3
1 5,00 8,00 11,00 20,00 35,00 38,00
2 5,00 5,00 8,00 17,00 23,00 35,00
3 5,00 5,00 8,00 17,00 20,00 23,00
4 5,00 5,00 8,00 17,00 20,00 29,00
5 5,00 8,00 11,00 23,00 26,00 35,00
Rata-rata 4,60 6,00 9,80 16,60 20,80 29,80
K+ 11 5,00 8,00 14,00 17,00 23,00 47,00
2 8,00 11,00 14,00 29,00 38,00 53,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
3 5,00 8,00 11,00 26,00 35,00 53,00
4 8,00 8,00 14,00 17,00 35,00 53,00
5 8,00 8,00 14,00 26,00 35,00 56,00
2
1 5,00 5,00 11,00 23,00 32,00 44,00
2 5,00 8,00 11,00 17,00 32,00 56,00
3 8,00 8,00 14,00 20,00 38,00 47,00
4 8,00 8,00 11,00 21,00 35,00 47,00
5 5,00 5,00 11,00 29,00 35,00 53,00
3
1 5,00 5,00 11,00 23,00 29,00 38,00
2 5,00 8,00 11,00 29,00 38,00 56,00
3 5,00 8,00 14,00 20,00 35,00 44,00
4 5,00 8,00 14,00 17,00 26,00 47,00
5 8,00 8,00 11,00 26,00 32,00 53,00
Rata-rata 6,20 7,60 12,40 22,67 33,20 49,80
P1a
1
1 5,00 5,00 11,00 14,00 26,00 32,00
2 5,00 8,00 11,00 17,00 35,00 41,00
3 5,00 8,00 14,00 20,00 38,00 44,00
4 5,00 5,00 11,00 17,00 35,00 38,00
5 5,00 5,00 8,00 14,00 20,00 26,00
2
1 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 23,00
2 2,00 8,00 11,00 17,00 35,00 47,00
3 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 41,00
4 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 44,00
5 2,00 8,00 11,00 14,00 20,00 29,00
3
1 2,00 5,00 8,00 11,00 17,00 26,00
2 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 44,00
3 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 35,00
4 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 44,00
5 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00
Rata-rata 3,00 5,80 10,80 15,80 27,80 37,40
P1b
1
1 2,00 5,00 11,00 14,00 26,00 38,00
2 2,00 8,00 11,00 17,00 32,00 53,00
3 5,00 8,00 14,00 23,00 53,00 59,00
4 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 44,00
5 5,00 5,00 11,00 17,00 29,00 41,00
2
1 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 38,00
2 2,00 5,00 14,00 17,00 35,00 44,00
3 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 44,00
4 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 47,00
5 5,00 8,00 11,00 17,00 32,00 53,00
3 1 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 44,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
2 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 38,00
3 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00
4 5,00 5,00 11,00 14,00 29,00 47,00
5 5,00 8,00 14,00 20,00 41,00 56,00
Rata-rata 3,20 5,80 11,60 16,80 31,40 46,20
P1c
1
1 2,00 5,00 11,00 17,00 23,00 41,00
2 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 41,00
3 2,00 5,00 11,00 17,00 56,00 62,00
4 5,00 5,00 14,00 17,00 32,00 47,00
5 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 41,00
2
1 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00
2 5,00 5,00 11,00 17,00 23,00 41,00
3 5,00 5,00 14,00 17,00 35,00 53,00
4 2,00 5,00 11,00 17,00 35,00 59,00
5 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 47,00
3
1 2,00 2,00 8,00 14,00 17,00 35,00
2 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 50,00
3 5,00 8,00 14,00 32,00 32,00 59,00
4 2,00 5,00 14,00 17,00 38,00 62,00
5 2,00 5,00 11,00 17,00 23,00 53,00
Rata-rata 3,00 5,00 11,60 17,60 29,80 49,20
P2a
1
1 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 47,00
2 2,00 8,00 14,00 29,00 53,00 62,00
3 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 47,00
4 5,00 5,00 11,00 17,00 38,00 47,00
5 5,00 5,00 11,00 17,00 35,00 59,00
2
1 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 50,00
2 2,00 5,00 8,00 14,00 20,00 44,00
3 2,00 5,00 8,00 14,00 17,00 38,00
4 2,00 5,00 11,00 14,00 32,00 47,00
5 5,00 8,00 11,00 20,00 38,00 56,00
3
1 2,00 2,00 8,00 11,00 14,00 32,00
2 5,00 8,00 11,00 26,00 47,00 59,00
3 5,00 8,00 11,00 17,00 26,00 41,00
4 5,00 8,00 11,00 23,00 41,00 56,00
5 5,00 8,00 11,00 17,00 44,00 56,00
Rata-rata 3,60 6,00 10,60 17,80 31,80 49,40
P2b 1
1 5,00 8,00 11,00 20,00 32,00 47,00
2 2,00 5,00 8,00 14,00 17,00 38,00
3 5,00 5,00 11,00 17,00 20,00 44,00
4 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 47,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
5 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 50,00
2
1 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 41,00
2 5,00 8,00 11,00 17,00 32,00 44,00
3 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 44,00
4 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 41,00
5 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 47,00
3
1 5,00 5,00 11,00 17,00 20,00 41,00
2 5,00 8,00 11,00 17,00 26,00 38,00
3 5,00 8,00 14,00 20,00 29,00 47,00
4 2,00 5,00 11,00 14,00 26,00 53,00
5 5,00 8,00 11,00 20,00 32,00 56,00
Rata-rata 4,00 6,00 11,00 16,80 26,00 45,20
P2c
1
1 5,00 5,00 11,00 14,00 26,00 44,00
2 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 41,00
3 2,00 5,00 11,00 17,00 35,00 50,00
4 2,00 5,00 11,00 17,00 20,00 44,00
5 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 47,00
2
1 5,00 8,00 14,00 17,00 29,00 50,00
2 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00
3 5,00 5,00 11,00 14,00 23,00 44,00
4 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 59,00
5 2,00 8,00 11,00 17,00 26,00 47,00
3
1 2,00 5,00 14,00 17,00 23,00 47,00
2 2,00 5,00 11,00 14,00 26,00 50,00
3 2,00 5,00 11,00 17,00 23,00 47,00
4 5,00 5,00 11,00 17,00 23,00 44,00
5 5,00 5,00 11,00 14,00 20,00 41,00
Rata-rata 3,20 5,40 11,40 16,00 25,80 46,80
P3a
1
1 2,00 5,00 8,00 14,00 23,00 47,00
2 5,00 8,00 11,00 20,00 35,00 47,00
3 5,00 8,00 14,00 26,00 44,00 59,00
4 5,00 5,00 11,00 29,00 53,00 62,00
5 5,00 8,00 11,00 23,00 44,00 59,00
2
1 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00
2 5,00 8,00 11,00 20,00 44,00 65,00
3 2,00 5,00 8,00 14,00 20,00 41,00
4 2,00 5,00 11,00 17,00 20,00 44,00
5 5,00 8,00 11,00 17,00 23,00 47,00
3
1 5,00 5,00 11,00 17,00 29,00 50,00
2 5,00 5,00 11,00 17,00 17,00 41,00
3 5,00 5,00 14,00 20,00 45,00 56,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4 5,00 8,00 11,00 26,00 41,00 56,00
5 5,00 5,00 11,00 17,00 20,00 47,00
Rata-rata 4,40 6,20 11,00 19,60 32,67 51,20
P3b
1
1 2,00 5,00 8,00 17,00 26,00 53,00
2 2,00 8,00 11,00 17,00 29,00 47,00
3 5,00 5,00 11,00 20,00 32,00 50,00
4 5,00 5,00 11,00 17,00 23,00 47,00
5 5,00 5,00 11,00 17,00 41,00 56,00
2
1 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 44,00
2 2,00 5,00 11,00 20,00 35,00 56,00
3 2,00 5,00 11,00 20,00 38,00 50,00
4 5,00 8,00 14,00 35,00 47,00 62,00
5 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00
3
1 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 47,00
2 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 50,00
3 2,00 5,00 11,00 23,00 41,00 56,00
4 2,00 5,00 8,00 17,00 23,00 50,00
5 2,00 5,00 11,00 14,00 29,00 53,00
Rata-rata 3,20 5,40 10,80 18,80 31,40 51,20
P3c
1
1 2,00 5,00 11,00 23,00 44,00 53,00
2 5,00 5,00 11,00 20,00 29,00 47,00
3 2,00 5,00 11,00 23,00 44,00 50,00
4 2,00 5,00 11,00 14,00 32,00 53,00
5 2,00 5,00 11,00 17,00 23,00 44,00
2
1 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 47,00
2 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 50,00
3 2,00 8,00 11,00 17,00 29,00 47,00
4 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 59,00
5 5,00 8,00 11,00 17,00 29,00 50,00
3
1 5,00 5,00 11,00 20,00 32,00 53,00
2 2,00 5,00 8,00 14,00 29,00 56,00
3 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 53,00
4 2,00 5,00 8,00 26,00 35,00 59,00
5 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 47,00
Rata-rata 2,60 5,40 10,60 18,20 31,40 51,20
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
2.3 Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Ulangan TanamanData pertumbuhan
Tinggi batang(cm)
Jumlah daun(helai)
Jumlah bintil akar
K-
1
1 27,00 23,00 1,00
2 40,00 23,00 0,00
3 45,00 35,00 1,00
4 36,00 26,00 0,00
5 42,00 29,00 0,00
2
1 48,00 29,00 2,00
2 44,00 38,00 0,00
3 46,00 29,00 0,00
4 50,00 20,00 1,00
5 53,00 35,00 1,00
3
1 44,00 38,00 0,00
2 47,00 35,00 0,00
3 35,00 23,00 1,00
4 40,00 29,00 0,00
5 61,00 35,00 2,00
Rata-rata 43,87 29,80 0,60
K+
1
1 69,00 47,00 0,00
2 63,00 53,00 2,00
3 67,00 53,00 0,00
4 67,50 53,00 1,00
5 68,00 56,00 0,00
2
1 63,50 44,00 2,00
2 57,50 56,00 0,00
3 65,00 47,00 1,00
4 53,50 47,00 0,00
5 68,00 53,00 1,00
3
1 59,00 38,00 2,00
2 67,50 56,00 0,00
3 57,50 44,00 0,00
4 65,50 47,00 2,00
5 64,00 53,00 2,00
Rata-rata 63,70 49,80 0,87
P1a 1
1 50,00 32,00 4,00
2 63,00 41,00 3,00
3 67,00 44,00 2,00
4 65,50 38,00 0,00
5 54,00 26,00 5,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
2
1 51,00 23,00 2,00
2 55,50 47,00 3,00
3 51,00 41,00 0,00
4 45,00 44,00 4,00
5 51,50 29,00 3,00
3
1 40,00 26,00 0,00
2 45,00 44,00 5,00
3 44,00 35,00 2,00
4 54,00 44,00 2,00
5 47,00 47,00 1,00
Rata-rata 52,23 37,40 2,40
P1b
1
1 57,00 38,00 0,00
2 61,00 53,00 1,00
3 53,00 59,00 3,00
4 57,00 44,00 0,00
5 65,00 41,00 3,00
2
1 57,00 38,00 2,00
2 58,00 44,00 0,00
3 60,00 44,00 0,00
4 56,00 47,00 5,00
5 61,00 53,00 0,00
3
1 59,00 44,00 2,00
2 55,00 38,00 2,00
3 56,50 47,00 4,00
4 52,00 47,00 4,00
5 54,00 56,00 0,00
Rata-rata 57,43 46,20 1,73
P1c
1
1 58,00 41,00 3,00
2 60,00 41,00 3,00
3 58,00 62,00 2,00
4 53,00 47,00 0,00
5 62,00 41,00 0,00
2
1 60,00 47,00 4,00
2 54,00 41,00 1,00
3 53,00 53,00 6,00
4 58,00 59,00 0,00
5 48,00 47,00 1,00
3
1 54,00 35,00 5,00
2 60,00 50,00 2,00
3 63,00 59,00 4,00
4 54,00 62,00 4,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
5 53,00 53,00 5,00
Rata-rata 56,53 49,20 2,67
P2a
1
1 55,00 47,00 4,00
2 48,00 62,00 7,00
3 45,00 47,00 6,00
4 53,00 47,00 3,00
5 57,00 59,00 6,00
2
1 43,00 50,00 6,00
2 43,00 44,00 2,00
3 43,00 38,00 0,00
4 43,00 47,00 0,00
5 61,00 56,00 2,00
3
1 40,00 32,00 1,00
2 58,00 59,00 0,00
3 59,00 41,00 0,00
4 58,00 56,00 2,00
5 56,00 56,00 6,00
Rata-rata 50,80 49,40 3,00
P2b
1
1 60,00 47,00 7,00
2 44,00 38,00 3,00
3 60,00 44,00 4,00
4 52,00 47,00 4,00
5 56,00 50,00 0,00
2
1 35,50 41,00 5,00
2 52,00 44,00 3,00
3 56,00 44,00 7,00
4 55,00 41,00 7,00
5 60,00 47,00 3,00
3
1 56,00 41,00 2,00
2 61,00 38,00 0,00
3 56,00 47,00 3,00
4 53,00 53,00 6,00
5 58,00 56,00 6,00
Rata-rata 54,30 45,20 4,00
P2c
1
1 52,00 44,00 4,00
2 43,00 41,00 2,00
3 47,00 50,00 2,00
4 43,50 44,00 6,00
5 53,00 47,00 1,00
21 53,00 50,00 5,00
2 54,00 47,00 3,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
3 49,00 44,00 3,00
4 51,00 59,00 3,00
5 56,00 47,00 7,00
3
1 51,00 47,00 6,00
2 51,00 50,00 5,00
3 52,00 47,00 5,00
4 54,00 44,00 2,00
5 49,00 41,00 4,00
Rata-rata 50,57 46,80 3,87
P3a
1
1 54,00 47,00 2,00
2 62,00 47,00 0,00
3 60,00 59,00 4,00
4 64,00 62,00 5,00
5 60,00 59,00 4,00
2
1 60,00 47,00 4,00
2 64,00 65,00 3,00
3 69,00 41,00 2,00
4 64,00 44,00 4,00
5 61,00 47,00 6,00
3
1 63,00 50,00 3,00
2 61,00 41,00 2,00
3 64,50 56,00 4,00
4 63,00 56,00 4,00
5 58,50 47,00 5,00
Rata-rata 61,87 51,20 3,47
P3b
1
1 53,00 53,00 0,00
2 64,00 47,00 0,00
3 53,00 50,00 5,00
4 63,00 47,00 5,00
5 64,00 56,00 8,00
2
1 58,00 44,00 1,00
2 60,00 56,00 2,00
3 59,00 50,00 3,00
4 58,50 62,00 2,00
5 57,00 47,00 4,00
3
1 57,00 47,00 3,00
2 40,00 50,00 2,00
3 60,00 56,00 2,00
4 57,00 50,00 2,00
5 59,00 53,00 4,00
Rata-rata 57,50 51,20 2,87
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P3c
1
1 50,00 53,00 5,00
2 56,00 47,00 4,00
3 56,00 50,00 3,00
4 62,00 53,00 6,00
5 59,00 44,00 4,00
2
1 59,00 47,00 4,00
2 61,00 50,00 2,00
3 60,00 47,00 4,00
4 69,00 59,00 4,00
5 58,00 50,00 6,00
3
1 59,00 53,00 5,00
2 58,00 56,00 7,00
3 68,00 53,00 5,00
4 55,00 59,00 6,00
5 63,00 47,00 4,00
Rata-rata 59,53 51,20 4,60
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Lampiran 3. Produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
3.1 Produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Perlakuan Ulangan TanamanData pertumbuhan
Jumlah polong Berat polong (g) Berat biji (g)
K-
1
1 25,00 23,30 15,50
2 12,00 23,90 15,00
3 32,00 31,90 28,70
4 37,00 49,60 25,50
5 47,00 45,10 29,50
2
1 21,00 19,10 13,40
2 41,00 35,20 25,60
3 36,00 21,00 14,00
4 22,00 24,60 16,50
5 44,00 40,10 27,00
3
1 35,00 41,40 29,50
2 19,00 28,10 29,80
3 14,00 20,30 13,80
4 33,00 48,90 32,50
5 30,00 31,00 20,90
Rata-rata 29,87 32,23 22,48
K+
1
1 62,00 67,80 48,50
2 103,00 97,80 58,60
3 53,00 56,40 46,20
4 62,00 59,20 42,50
5 69,00 72,50 32,60
2
1 59,00 58,80 41,20
2 62,00 46,60 31,90
3 60,00 53,70 35,50
4 67,00 62,40 42,80
5 48,00 38,10 39,40
3
1 89,00 70,60 42,50
2 25,00 29,80 21,70
3 36,00 47,80 41,20
4 76,00 61,30 43,50
5 48,00 48,70 31,40
Rata-rata 61,27 58,10 39,97
P1a 1
1 28,00 29,90 20,70
2 33,00 29,70 20,10
3 24,00 18,40 12,50
4 39,00 27,30 19,40
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
5 19,00 19,70 12,10
2
1 26,00 25,70 15,90
2 33,00 30,30 21,70
3 28,00 26,40 17,20
4 25,00 23,90 15,50
5 21,00 17,30 10,80
3
1 21,00 21,90 15,20
2 55,00 49,40 36,70
3 12,00 17,00 10,90
4 57,00 35,90 24,50
5 54,00 56,10 41,60
Rata-rata 31,67 28,59 19,65
P1b
1
1 60,00 67,00 50,30
2 40,00 40,70 29,70
3 53,00 41,60 30,00
4 47,00 43,90 32,30
5 33,00 32,60 23,00
2
1 27,00 27,60 20,20
2 46,00 45,30 33,30
3 43,00 43,80 32,00
4 46,00 37,40 26,40
5 31,00 26,20 17,40
3
1 59,00 45,40 31,90
2 40,00 32,90 23,40
3 17,00 22,30 15,60
4 43,00 43,40 32,00
5 38,00 34,10 24,60
Rata-rata 41,53 38,95 28,14
P1c
1
1 38,00 35,40 24,30
2 20,00 13,70 8,60
3 25,00 18,50 12,70
4 13,00 11,20 7,30
5 24,00 23,50 16,40
2
1 52,00 42,00 30,40
2 16,00 15,70 10,20
3 18,00 18,60 12,80
4 32,00 30,40 21,10
5 32,00 29,90 21,50
3
1 40,00 36,60 26,30
2 24,00 24,60 17,30
3 38,00 25,60 19,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4 21,00 18,90 13,30
5 20,00 20,20 14,20
Rata-rata 27,53 24,32 17,03
P2a
1
1 61,00 52,80 37,60
2 38,00 27,30 19,60
3 39,00 28,70 20,40
4 32,00 25,70 18,00
5 45,00 38,00 28,00
2
1 23,00 21,20 14,80
2 39,00 29,40 19,40
3 44,00 34,20 23,00
4 23,00 22,50 15,10
5 60,00 49,10 35,80
3
1 30,00 29,30 19,90
2 30,00 38,10 20,20
3 62,00 53,40 38,60
4 37,00 31,20 21,80
5 81,00 67,20 48,90
Rata-rata 42,93 36,54 25,41
P2b
1
1 49,00 41,30 30,20
2 56,00 53,30 38,50
3 56,00 50,90 36,80
4 51,00 45,30 32,40
5 36,00 41,80 31,00
2
1 29,00 23,90 16,60
2 32,00 31,00 21,60
3 32,00 31,80 23,60
4 24,00 21,40 14,90
5 53,00 21,60 30,20
3
1 32,00 31,00 21,90
2 50,00 46,90 34,30
3 41,00 32,40 22,50
4 19,00 20,50 14,30
5 21,00 24,20 17,50
Rata-rata 38,73 34,49 25,75
P2c1
1 40,00 41,60 29,50
2 10,00 17,20 12,00
3 16,00 16,30 10,50
4 43,00 33,90 23,50
5 47,00 41,20 29,70
2 1 69,00 70,20 53,10
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
2 53,00 44,10 31,40
3 15,00 17,30 12,30
4 42,00 38,90 28,80
5 43,00 42,40 30,90
3
1 41,00 38,70 28,20
2 16,00 16,30 10,90
3 56,00 43,70 31,90
4 45,00 41,30 29,70
5 42,00 39,80 27,40
Rata-rata 38,53 36,19 25,99
P3a
1
1 38,00 33,80 24,60
2 42,00 38,90 28,20
3 29,00 28,00 20,10
4 44,00 40,60 29,30
5 58,00 54,00 39,70
2
1 23,00 25,10 18,20
2 38,00 34,00 24,70
3 46,00 40,90 30,00
4 62,00 61,50 43,70
5 29,00 30,50 21,80
3
1 51,00 44,60 33,10
2 15,00 14,60 9,90
3 12,00 12,20 7,80
4 18,00 16,20 11,00
5 32,00 39,60 29,70
Rata-rata 35,80 34,30 24,79
P3b
1
1 24,00 34,10 24,40
2 11,00 14,50 10,30
3 11,00 14,20 9,90
4 48,00 36,70 27,00
5 45,00 46,60 34,00
2
1 18,00 16,10 10,90
2 31,00 29,90 21,70
3 54,00 52,40 38,10
4 43,00 41,50 30,50
5 39,00 42,20 30,80
3
1 50,00 40,40 29,30
2 19,00 13,80 9,20
3 21,00 21,30 15,70
4 17,00 22,70 16,30
5 46,00 40,10 29,40
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Rata-rata 31,80 31,10 22,50
P3c
1
1 52,00 50,90 38,60
2 24,00 29,20 21,90
3 24,00 24,30 17,80
4 32,00 22,00 14,90
5 52,00 52,40 39,10
2
1 49,00 51,80 38,30
2 28,00 24,20 16,90
3 23,00 22,50 15,20
4 57,00 48,90 36,50
5 40,00 40,30 28,40
3
1 36,00 29,40 20,90
2 38,00 38,10 27,00
3 55,00 46,80 34,00
4 69,00 56,60 40,60
5 65,00 62,00 47,00
Rata-rata 42,93 39,96 29,14
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Lampiran 4. Hasil uji statistik pertumbuhan dan produktivitas tanaman
kacang hijau (Vigna radiata L.)
4.1 Hasil uji statistik tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tinggi Batang
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Normal
Paramete
rsa,b
Mean43,86
67
63,70
00
52,23
33
57,43
33
56,53
33
50,80
00
54,30
00
50,56
67
61,86
67
57,50
00
59,53
33
Std.
Deviati
on
8,043
34
4,731
35
7,950
44
3,406
23
4,172
47
7,389
18
6,760
71
3,726
67
3,372
51
5,858
45
4,808
72
Most
Extreme
Differenc
es
Absolu
te
,115 ,175 ,145 ,151 ,195 ,188 ,234 ,213 ,157 ,266 ,144
Positiv
e
,104 ,131 ,145 ,151 ,195 ,188 ,161 ,112 ,151 ,135 ,144
Negati
ve
-,115 -,175 -,112 -,070 -,171 -,182 -,234 -,213 -,157 -,266 -,108
Kolmogorov-
Smirnov Z
,447 ,676 ,563 ,583 ,754 ,727 ,904 ,825 ,607 1,030 ,558
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,988 ,751 ,909 ,886 ,620 ,666 ,387 ,504 ,855 ,239 ,914
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Descriptives
Tinggi Batang
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K- 15 43,8667 8,04334 2,07678 39,4124 48,3209 27,00 61,00
K+ 15 63,7000 4,73135 1,22163 61,0799 66,3201 53,50 69,00
P1a 15 52,2333 7,95044 2,05280 47,8305 56,6361 40,00 67,00
P1b 15 57,4333 3,40623 ,87948 55,5470 59,3196 52,00 65,00
P1c 15 56,5333 4,17247 1,07733 54,2227 58,8440 48,00 63,00
P2a 15 50,8000 7,38918 1,90788 46,7080 54,8920 40,00 61,00
P2b 15 54,3000 6,76071 1,74561 50,5560 58,0440 35,50 61,00
P2c 15 50,5667 3,72667 ,96222 48,5029 52,6304 43,00 56,00
P3a 15 61,8667 3,37251 ,87078 59,9990 63,7343 54,00 69,00
P3b 15 57,5000 5,85845 1,51265 54,2557 60,7443 40,00 64,00
P3c 15 59,5333 4,80872 1,24161 56,8704 62,1963 50,00 69,00
Total 165 55,3030 7,79573 ,60690 54,1047 56,5014 27,00 69,00
Test of Homogeneity of Variances
Tinggi Batang
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,597 10 154 ,006
Robust Tests of Equality of Means
Tinggi Batang
Statistica df1 df2 Sig.
Brown-Forsythe 14,860 10 113,272 ,000
a. Asymptotically F distributed.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Tinggi Batang
(I) Interaksi
Dosis dan
Frekuensi
(J) Interaksi
Dosis dan
Frekuensi
Mean
Difference
(I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Games-
HowellK-
K+ -19,83333* 2,40944 ,000 -28,4209 -11,2458
P1a -8,36667 2,92010 ,185 -18,5753 1,8419
P1b -13,56667* 2,25533 ,000 -21,7693 -5,3640
P1c -12,66667* 2,33958 ,001 -21,0706 -4,2627
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P2a -6,93333 2,82011 ,369 -16,7980 2,9314
P2b -10,43333* 2,71296 ,023 -19,9407 -,9260
P2c -6,70000 2,28886 ,183 -14,9798 1,5798
P3a -18,00000* 2,25195 ,000 -26,1951 -9,8049
P3b -13,63333* 2,56926 ,001 -22,6848 -4,5819
P3c -15,66667* 2,41963 ,000 -24,2821 -7,0512
K+
K- 19,83333* 2,40944 ,000 11,2458 28,4209
P1a 11,46667* 2,38880 ,003 2,9587 19,9747
P1b 6,26667* 1,50528 ,011 ,9607 11,5726
P1c 7,16667* 1,62881 ,006 1,4652 12,8682
P2a 12,90000* 2,26548 ,000 4,8657 20,9343
P2b 9,40000* 2,13062 ,006 1,8796 16,9204
P2c 13,13333* 1,55507 ,000 7,6724 18,5943
P3a 1,83333 1,50021 ,974 -3,4572 7,1239
P3b 6,20000 1,94434 ,099 -,6220 13,0220
P3c 4,16667 1,74183 ,406 -1,9228 10,2561
P1a
K- 8,36667 2,92010 ,185 -1,8419 18,5753
K+ -11,46667* 2,38880 ,003 -19,9747 -2,9587
P1b -5,20000 2,23326 ,455 -13,3169 2,9169
P1c -4,30000 2,31832 ,737 -12,6215 4,0215
P2a 1,43333 2,80249 1,000 -8,3683 11,2350
P2b -2,06667 2,69464 ,999 -11,5069 7,3736
P2c 1,66667 2,26712 ,999 -6,5287 9,8620
P3a -9,63333* 2,22985 ,012 -17,7425 -1,5241
P3b -5,26667 2,54991 ,609 -14,2453 3,7120
P3c -7,30000 2,39907 ,141 -15,8363 1,2363
P1b
K- 13,56667* 2,25533 ,000 5,3640 21,7693
K+ -6,26667* 1,50528 ,011 -11,5726 -,9607
P1a 5,20000 2,23326 ,455 -2,9169 13,3169
P1c ,90000 1,39073 1,000 -3,9779 5,7779
P2a 6,63333 2,10083 ,122 -,9687 14,2353
P2b 3,13333 1,95464 ,864 -3,9007 10,1674
P2c 6,86667* 1,30360 ,001 2,3064 11,4270
P3a -4,43333* 1,23764 ,041 -8,7601 -,1066
P3b -,06667 1,74974 1,000 -6,3074 6,1740
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P3c -2,10000 1,52154 ,942 -7,4674 3,2674
P1c
K- 12,66667* 2,33958 ,001 4,2627 21,0706
K+ -7,16667* 1,62881 ,006 -12,8682 -1,4652
P1a 4,30000 2,31832 ,737 -4,0215 12,6215
P1b -,90000 1,39073 1,000 -5,7779 3,9779
P2a 5,73333 2,19104 ,298 -2,0954 13,5620
P2b 2,23333 2,05129 ,988 -5,0568 9,5235
P2c 5,96667* 1,44447 ,011 ,9116 11,0217
P3a -5,33333* 1,38524 ,023 -10,1935 -,4731
P3b -,96667 1,85708 1,000 -7,5160 5,5826
P3c -3,00000 1,64384 ,756 -8,7561 2,7561
P2a
K- 6,93333 2,82011 ,369 -2,9314 16,7980
K+ -12,90000* 2,26548 ,000 -20,9343 -4,8657
P1a -1,43333 2,80249 1,000 -11,2350 8,3683
P1b -6,63333 2,10083 ,122 -14,2353 ,9687
P1c -5,73333 2,19104 ,298 -13,5620 2,0954
P2b -3,50000 2,58595 ,950 -12,5461 5,5461
P2c ,23333 2,13679 1,000 -7,4557 7,9224
P3a -11,06667* 2,09720 ,001 -18,6601 -3,4732
P3b -6,70000 2,43477 ,230 -15,2481 1,8481
P3c -8,73333* 2,27631 ,026 -16,7987 -,6679
P2b
K- 10,43333* 2,71296 ,023 ,9260 19,9407
K+ -9,40000* 2,13062 ,006 -16,9204 -1,8796
P1a 2,06667 2,69464 ,999 -7,3736 11,5069
P1b -3,13333 1,95464 ,864 -10,1674 3,9007
P1c -2,23333 2,05129 ,988 -9,5235 5,0568
P2a 3,50000 2,58595 ,950 -5,5461 12,5461
P2c 3,73333 1,99324 ,727 -3,3993 10,8660
P3a -7,56667* 1,95074 ,028 -14,5911 -,5423
P3b -3,20000 2,30981 ,942 -11,2884 4,8884
P3c -5,23333 2,14213 ,380 -12,7884 2,3217
P2c
K- 6,70000 2,28886 ,183 -1,5798 14,9798
K+ -13,13333* 1,55507 ,000 -18,5943 -7,6724
P1a -1,66667 2,26712 ,999 -9,8620 6,5287
P1b -6,86667* 1,30360 ,001 -11,4270 -2,3064
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P1c -5,96667* 1,44447 ,011 -11,0217 -,9116
P2a -,23333 2,13679 1,000 -7,9224 7,4557
P2b -3,73333 1,99324 ,727 -10,8660 3,3993
P3a -11,30000* 1,29774 ,000 -15,8405 -6,7595
P3b -6,93333* 1,79275 ,025 -13,2935 -,5731
P3c -8,96667* 1,57082 ,000 -14,4862 -3,4471
P3a
K- 18,00000* 2,25195 ,000 9,8049 26,1951
K+ -1,83333 1,50021 ,974 -7,1239 3,4572
P1a 9,63333* 2,22985 ,012 1,5241 17,7425
P1b 4,43333* 1,23764 ,041 ,1066 8,7601
P1c 5,33333* 1,38524 ,023 ,4731 10,1935
P2a 11,06667* 2,09720 ,001 3,4732 18,6601
P2b 7,56667* 1,95074 ,028 ,5423 14,5911
P2c 11,30000* 1,29774 ,000 6,7595 15,8405
P3b 4,36667 1,74538 ,354 -1,8623 10,5956
P3c 2,33333 1,51652 ,893 -3,0189 7,6856
P3b
K- 13,63333* 2,56926 ,001 4,5819 22,6848
K+ -6,20000 1,94434 ,099 -13,0220 ,6220
P1a 5,26667 2,54991 ,609 -3,7120 14,2453
P1b ,06667 1,74974 1,000 -6,1740 6,3074
P1c ,96667 1,85708 1,000 -5,5826 7,5160
P2a 6,70000 2,43477 ,230 -1,8481 15,2481
P2b 3,20000 2,30981 ,942 -4,8884 11,2884
P2c 6,93333* 1,79275 ,025 ,5731 13,2935
P3a -4,36667 1,74538 ,354 -10,5956 1,8623
P3c -2,03333 1,95696 ,992 -8,8961 4,8294
P3c
K- 15,66667* 2,41963 ,000 7,0512 24,2821
K+ -4,16667 1,74183 ,406 -10,2561 1,9228
P1a 7,30000 2,39907 ,141 -1,2363 15,8363
P1b 2,10000 1,52154 ,942 -3,2674 7,4674
P1c 3,00000 1,64384 ,756 -2,7561 8,7561
P2a 8,73333* 2,27631 ,026 ,6679 16,7987
P2b 5,23333 2,14213 ,380 -2,3217 12,7884
P2c 8,96667* 1,57082 ,000 3,4471 14,4862
P3a -2,33333 1,51652 ,893 -7,6856 3,0189
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P3b 2,03333 1,95696 ,992 -4,8294 8,8961
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
K-S
(P=0,000)–
(P=0,185)S
(P=0,000)S
(P=0,001)–
(P=0,369)S
(P=0,023)–
(P=0,183)S
(P=0,000)S
(P=0,001)S
(P=0,000)
K+S
(P=0,003)S
(P=0,011)S
(P=0,006)S
(P=0,000)S
(P=0,006)S
(P=0,000)–
(P=0,974)–
(P=0,099)–
(P=0,406)
P1a–
(P=0,455)–
(P=0,737)–
(P=1,000)–
(P=0,999)–
(P=0,999)S
(P=0,012)–
(P=0,609)–
(P=0,141)
P1b–
(P=1,000)–
(P=0,122)–
(P=0,864)S
(P=0,001)S
(P=0,041)–
(P=1,000)–
(P=0,942)
P1c–
(P=0,298)–
(P=0,988)S
(P=0,011)S
(P=0,023)–
(P=1,000)–
(P=0,756)
P2a–
(P=0,950)–
(P=1,000)S
(P=0,001)–
(P=0,230)–
(P=0,026)
P2b–
(P=0,727)S
(P=0,028)–
(P=0,942)–
(P=0,380)
P2cS
(P=0,000)S
(P=0,025)S
(P=0,000)
P3a–
(P=0,354)–
(P=0,893)
P3b–
(P=0,992)
P3c
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4.2 Hasil uji statistik jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah Daun
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Normal
Paramete
rsa,b
Mean29,80
00
49,80
00
37,40
00
46,20
00
49,20
00
49,40
00
45,20
00
46,80
00
51,20
00
51,20
00
51,20
00
Std.
Deviati
on
5,942
58
5,374
54
8,270
43
6,559
62
8,595
68
8,575
71
5,171
35
4,459
34
7,673
70
4,783
90
4,507
14
Most
Extreme
Differenc
es
Absolu
te
,209 ,258 ,202 ,185 ,163 ,179 ,164 ,215 ,241 ,199 ,158
Positiv
e
,154 ,165 ,123 ,185 ,163 ,144 ,164 ,215 ,241 ,199 ,158
Negati
ve
-,209 -,258 -,202 -,117 -,140 -,179 -,103 -,132 -,134 -,123 -,122
Kolmogorov-
Smirnov Z
,810 ,997 ,781 ,716 ,632 ,694 ,635 ,834 ,934 ,771 ,610
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,527 ,273 ,575 ,685 ,819 ,721 ,815 ,489 ,347 ,592 ,850
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Descriptives
Jumlah Daun
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K- 15 29,8000 5,94258 1,53437 26,5091 33,0909 20,00 38,00
K+ 15 49,8000 5,37454 1,38770 46,8237 52,7763 38,00 56,00
P1a 15 37,4000 8,27043 2,13542 32,8200 41,9800 23,00 47,00
P1b 15 46,2000 6,55962 1,69369 42,5674 49,8326 38,00 59,00
P1c 15 49,2000 8,59568 2,21940 44,4399 53,9601 35,00 62,00
P2a 15 49,4000 8,57571 2,21424 44,6509 54,1491 32,00 62,00
P2b 15 45,2000 5,17135 1,33524 42,3362 48,0638 38,00 56,00
P2c 15 46,8000 4,45934 1,15140 44,3305 49,2695 41,00 59,00
P3a 15 51,2000 7,67370 1,98134 46,9504 55,4496 41,00 65,00
P3b 15 51,2000 4,78390 1,23520 48,5508 53,8492 44,00 62,00
P3c 15 51,2000 4,50714 1,16374 48,7040 53,6960 44,00 59,00
Total 165 46,1273 9,04876 ,70444 44,7363 47,5182 20,00 65,00
Test of Homogeneity of Variances
Jumlah Daun
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,982 10 154 ,002
Robust Tests of Equality of Means
Jumlah Daun
Statistica df1 df2 Sig.
Brown-Forsythe 15,910 10 124,670 ,000
a. Asymptotically F distributed.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Jumlah Daun
(I) Interaksi
Dosis dan
Frekuensi
(J) Interaksi
Dosis dan
Frekuensi
Mean Difference
(I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Games-
HowellK-
K+ -20,00000* 2,06882 ,000 -27,2384 -12,7616
P1a -7,60000 2,62950 ,182 -16,8695 1,6695
P1b -16,40000* 2,28536 ,000 -24,3958 -8,4042
P1c -19,40000* 2,69815 ,000 -28,9294 -9,8706
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P2a -19,60000* 2,69391 ,000 -29,1133 -10,0867
P2b -15,40000* 2,03400 ,000 -22,5218 -8,2782
P2c -17,00000* 1,91833 ,000 -23,7494 -10,2506
P3a -21,40000* 2,50599 ,000 -30,2058 -12,5942
P3b -21,40000* 1,96977 ,000 -28,3120 -14,4880
P3c -21,40000* 1,92577 ,000 -28,1726 -14,6274
K+
K- 20,00000* 2,06882 ,000 12,7616 27,2384
P1a 12,40000* 2,54671 ,002 3,3758 21,4242
P1b 3,60000 2,18959 ,849 -4,0789 11,2789
P1c ,60000 2,61752 1,000 -8,6954 9,8954
P2a ,40000 2,61315 1,000 -8,8787 9,6787
P2b 4,60000 1,92577 ,408 -2,1332 11,3332
P2c 3,00000 1,80317 ,840 -3,3214 9,3214
P3a -1,40000 2,41897 1,000 -9,9379 7,1379
P3b -1,40000 1,85780 ,999 -7,9019 5,1019
P3c -1,40000 1,81108 ,999 -7,7472 4,9472
P1a
K- 7,60000 2,62950 ,182 -1,6695 16,8695
K+ -12,40000* 2,54671 ,002 -21,4242 -3,3758
P1b -8,80000 2,72554 ,092 -18,3689 ,7689
P1c -11,80000* 3,07989 ,023 -22,5684 -1,0316
P2a -12,00000* 3,07618 ,019 -22,7553 -1,2447
P2b -7,80000 2,51850 ,126 -16,7438 1,1438
P2c -9,40000* 2,42605 ,027 -18,0934 -,7066
P3a -13,80000* 2,91302 ,002 -23,9884 -3,6116
P3b -13,80000* 2,46692 ,000 -22,6014 -4,9986
P3c -13,80000* 2,43193 ,000 -22,5087 -5,0913
P1b
K- 16,40000* 2,28536 ,000 8,4042 24,3958
K+ -3,60000 2,18959 ,849 -11,2789 4,0789
P1a 8,80000 2,72554 ,092 -,7689 18,3689
P1c -3,00000 2,79182 ,989 -12,8159 6,8159
P2a -3,20000 2,78773 ,983 -13,0006 6,6006
P2b 1,00000 2,15672 1,000 -6,5735 8,5735
P2c -,60000 2,04800 1,000 -7,8394 6,6394
P3a -5,00000 2,60659 ,701 -14,1305 4,1305
P3b -5,00000 2,09626 ,412 -12,3846 2,3846
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P3c -5,00000 2,05496 ,386 -12,2601 2,2601
P1c
K- 19,40000* 2,69815 ,000 9,8706 28,9294
K+ -,60000 2,61752 1,000 -9,8954 8,6954
P1a 11,80000* 3,07989 ,023 1,0316 22,5684
P1b 3,00000 2,79182 ,989 -6,8159 12,8159
P2a -,20000 3,13506 1,000 -11,1600 10,7600
P2b 4,00000 2,59009 ,889 -5,2189 13,2189
P2c 2,40000 2,50029 ,995 -6,5811 11,3811
P3a -2,00000 2,97514 1,000 -12,4118 8,4118
P3b -2,00000 2,53997 ,999 -11,0836 7,0836
P3c -2,00000 2,50599 ,999 -10,9956 6,9956
P2a
K- 19,60000* 2,69391 ,000 10,0867 29,1133
K+ -,40000 2,61315 1,000 -9,6787 8,8787
P1a 12,00000* 3,07618 ,019 1,2447 22,7553
P1b 3,20000 2,78773 ,983 -6,6006 13,0006
P1c ,20000 3,13506 1,000 -10,7600 11,1600
P2b 4,20000 2,58567 ,856 -5,0019 13,4019
P2c 2,60000 2,49571 ,991 -6,3634 11,5634
P3a -1,80000 2,97129 1,000 -12,1979 8,5979
P3b -1,80000 2,53546 1,000 -10,8662 7,2662
P3c -1,80000 2,50143 1,000 -10,7779 7,1779
P2b
K- 15,40000* 2,03400 ,000 8,2782 22,5218
K+ -4,60000 1,92577 ,408 -11,3332 2,1332
P1a 7,80000 2,51850 ,126 -1,1438 16,7438
P1b -1,00000 2,15672 1,000 -8,5735 6,5735
P1c -4,00000 2,59009 ,889 -13,2189 5,2189
P2a -4,20000 2,58567 ,856 -13,4019 5,0019
P2c -1,60000 1,76311 ,997 -7,7747 4,5747
P3a -6,00000 2,38926 ,345 -14,4496 2,4496
P3b -6,00000 1,81895 ,078 -12,3621 ,3621
P3c -6,00000 1,77120 ,064 -12,2015 ,2015
P2c
K- 17,00000* 1,91833 ,000 10,2506 23,7494
K+ -3,00000 1,80317 ,840 -9,3214 3,3214
P1a 9,40000* 2,42605 ,027 ,7066 18,0934
P1b ,60000 2,04800 1,000 -6,6394 7,8394
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P1c -2,40000 2,50029 ,995 -11,3811 6,5811
P2a -2,60000 2,49571 ,991 -11,5634 6,3634
P2b 1,60000 1,76311 ,997 -4,5747 7,7747
P3a -4,40000 2,29160 ,699 -12,5736 3,7736
P3b -4,40000 1,68862 ,293 -10,3057 1,5057
P3c -4,40000 1,63707 ,255 -10,1231 1,3231
P3a
K- 21,40000* 2,50599 ,000 12,5942 30,2058
K+ 1,40000 2,41897 1,000 -7,1379 9,9379
P1a 13,80000* 2,91302 ,002 3,6116 23,9884
P1b 5,00000 2,60659 ,701 -4,1305 14,1305
P1c 2,00000 2,97514 1,000 -8,4118 12,4118
P2a 1,80000 2,97129 1,000 -8,5979 12,1979
P2b 6,00000 2,38926 ,345 -2,4496 14,4496
P2c 4,40000 2,29160 ,699 -3,7736 12,5736
P3b ,00000 2,33483 1,000 -8,2929 8,2929
P3c ,00000 2,29783 1,000 -8,1905 8,1905
P3b
K- 21,40000* 1,96977 ,000 14,4880 28,3120
K+ 1,40000 1,85780 ,999 -5,1019 7,9019
P1a 13,80000* 2,46692 ,000 4,9986 22,6014
P1b 5,00000 2,09626 ,412 -2,3846 12,3846
P1c 2,00000 2,53997 ,999 -7,0836 11,0836
P2a 1,80000 2,53546 1,000 -7,2662 10,8662
P2b 6,00000 1,81895 ,078 -,3621 12,3621
P2c 4,40000 1,68862 ,293 -1,5057 10,3057
P3a ,00000 2,33483 1,000 -8,2929 8,2929
P3c ,00000 1,69706 1,000 -5,9345 5,9345
P3c
K- 21,40000* 1,92577 ,000 14,6274 28,1726
K+ 1,40000 1,81108 ,999 -4,9472 7,7472
P1a 13,80000* 2,43193 ,000 5,0913 22,5087
P1b 5,00000 2,05496 ,386 -2,2601 12,2601
P1c 2,00000 2,50599 ,999 -6,9956 10,9956
P2a 1,80000 2,50143 1,000 -7,1779 10,7779
P2b 6,00000 1,77120 ,064 -,2015 12,2015
P2c 4,40000 1,63707 ,255 -1,3231 10,1231
P3a ,00000 2,29783 1,000 -8,1905 8,1905
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P3b ,00000 1,69706 1,000 -5,9345 5,9345
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
K-S
(P=0,000)–
(P=0,182)S
(P=0,000)S
(P=0,000)S
(P=0,000)S
(P=0,000)S
(P=0,000)S
(P=0,000)S
(P=0,000)S
(P=0,000)
K+S
(P=0,002)–
(P=0,849)–
(P=1,000)–
(P=1,000)–
(P=0,408)–
(P=0,840)–
(P=1,000)–
(P=0,999)–
(P=0,999)
P1a–
(P=0,092)S
(P=0,023)S
(P=0,019)–
(P=0,126)S
(P=0,027)S
(P=0,002)S
(P=0,000)S
(P=0,000)
P1b–
(P=0,989)–
(P=0,983)–
(P=1,000)–
(P=1,000)–
(P=0,701)–
(P=0,412)–
(P=0,386)
P1c–
(P=1,000)–
(P=0,889)–
(P=0,995)–
(P=1,000)–
(P=0,999)–
(P=0,999)
P2a–
(P=0,856)–
(P=0,997)–
(P=1,000)–
(P=1,000)–
(P=1,000)
P2b–
(P=0,997)–
(P=0,354)–
(P=0,078)–
(P=0,064)
P2c–
(P=0,694)–
(P=0,293)–
(P=0,255)
P3a–
(P=1,000)–
(P=1,000)
P3b–
(P=1,000)
P3c
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4.3 Hasil uji statistik jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah Bintil Akar
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Normal
Parameter
sa,b
Mean,600
0
,866
7
2,400
0
1,733
3
2,666
7
3,000
0
4,000
0
3,866
7
3,466
7
2,866
7
4,600
0
Std.
Deviati
on
,736
79
,915
48
1,681
84
1,751
19
1,988
06
2,618
61
2,329
93
1,767
43
1,505
55
2,099
89
1,298
35
Most
Extreme
Differenc
es
Absolu
te
,326 ,295 ,139 ,239 ,149 ,207 ,138 ,155 ,238 ,193 ,211
Positiv
e
,326 ,295 ,127 ,239 ,132 ,182 ,133 ,155 ,162 ,193 ,211
Negati
ve
-,208 -,225 -,139 -,161 -,149 -,207 -,138 -,139 -,238 -,140 -,189
Kolmogorov-
Smirnov Z
1,26
1
1,14
2
,540 ,925 ,576 ,803 ,534 ,599 ,923 ,749 ,819
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,083 ,148 ,933 ,359 ,894 ,539 ,938 ,865 ,361 ,629 ,514
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Descriptives
Bintil Akar
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K- 15 ,6000 ,73679 ,19024 ,1920 1,0080 ,00 2,00
K+ 15 ,8667 ,91548 ,23637 ,3597 1,3736 ,00 2,00
P1a 15 2,4000 1,68184 ,43425 1,4686 3,3314 ,00 5,00
P1b 15 1,7333 1,75119 ,45216 ,7636 2,7031 ,00 5,00
P1c 15 2,6667 1,98806 ,51331 1,5657 3,7676 ,00 6,00
P2a 15 3,0000 2,61861 ,67612 1,5499 4,4501 ,00 7,00
P2b 15 4,0000 2,32993 ,60159 2,7097 5,2903 ,00 7,00
P2c 15 3,8667 1,76743 ,45635 2,8879 4,8454 1,00 7,00
P3a 15 3,4667 1,50555 ,38873 2,6329 4,3004 ,00 6,00
P3b 15 2,8667 2,09989 ,54219 1,7038 4,0295 ,00 8,00
P3c 15 4,6000 1,29835 ,33523 3,8810 5,3190 2,00 7,00
Total 165 2,7333 2,11306 ,16450 2,4085 3,0581 ,00 8,00
Test of Homogeneity of Variances
Bintil Akar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,823 10 154 ,000
Robust Tests of Equality of Means
Bintil Akar
Statistica df1 df2 Sig.
Brown-Forsythe 7,614 10 116,118 ,000
a. Asymptotically F distributed.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Bintil Akar
(I) Interaksi
Dosis dan
Frekuensi
(J) Interaksi
Dosis dan
Frekuensi
Mean
Difference
(I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Games-
HowellK-
K+ -,26667 ,30342 ,998 -1,3314 ,7980
P1a -1,80000* ,47409 ,036 -3,5208 -,0792
P1b -1,13333 ,49055 ,465 -2,9181 ,6515
P1c -2,06667* ,54743 ,040 -4,0725 -,0608
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P2a -2,40000 ,70238 ,085 -5,0057 ,2057
P2b -3,40000* ,63095 ,002 -5,7296 -1,0704
P2c -3,26667* ,49441 ,000 -5,0665 -1,4668
P3a -2,86667* ,43278 ,000 -4,4269 -1,3064
P3b -2,26667* ,57459 ,030 -4,3779 -,1554
P3c -4,00000* ,38545 ,000 -5,3768 -2,6232
K+
K- ,26667 ,30342 ,998 -,7980 1,3314
P1a -1,53333 ,49441 ,130 -3,3039 ,2373
P1b -,86667 ,51021 ,821 -2,6985 ,9652
P1c -1,80000 ,56512 ,116 -3,8451 ,2451
P2a -2,13333 ,71625 ,176 -4,7655 ,4989
P2b -3,13333* ,64636 ,004 -5,4942 -,7725
P2c -3,00000* ,51393 ,000 -4,8463 -1,1537
P3a -2,60000* ,45496 ,000 -4,2183 -,9817
P3b -2,00000 ,59147 ,081 -4,1475 ,1475
P3c -3,73333* ,41019 ,000 -5,1806 -2,2860
P1a
K- 1,80000* ,47409 ,036 ,0792 3,5208
K+ 1,53333 ,49441 ,130 -,2373 3,3039
P1b ,66667 ,62691 ,990 -1,5253 2,8586
P1c -,26667 ,67236 1,000 -2,6225 2,0891
P2a -,60000 ,80356 ,999 -3,4493 2,2493
P2b -1,60000 ,74194 ,552 -4,2149 1,0149
P2c -1,46667 ,62994 ,444 -3,6693 ,7360
P3a -1,06667 ,58282 ,753 -3,1062 ,9729
P3b -,46667 ,69465 1,000 -2,9046 1,9713
P3c -2,20000* ,54859 ,016 -4,1279 -,2721
P1b
K- 1,13333 ,49055 ,465 -,6515 2,9181
K+ ,86667 ,51021 ,821 -,9652 2,6985
P1a -,66667 ,62691 ,990 -2,8586 1,5253
P1c -,93333 ,68406 ,947 -3,3279 1,4612
P2a -1,26667 ,81338 ,885 -4,1444 1,6110
P2b -2,26667 ,75256 ,143 -4,9143 ,3810
P2c -2,13333 ,64242 ,074 -4,3792 ,1125
P3a -1,73333 ,59628 ,172 -3,8218 ,3551
P3b -1,13333 ,70598 ,867 -3,6079 1,3413
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P3c -2,86667* ,56287 ,001 -4,8481 -,8852
P1c
K- 2,06667* ,54743 ,040 ,0608 4,0725
K+ 1,80000 ,56512 ,116 -,2451 3,8451
P1a ,26667 ,67236 1,000 -2,0891 2,6225
P1b ,93333 ,68406 ,947 -1,4612 3,3279
P2a -,33333 ,84890 1,000 -3,3186 2,6520
P2b -1,33333 ,79082 ,830 -4,1036 1,4369
P2c -1,20000 ,68684 ,799 -3,6038 1,2038
P3a -,80000 ,64390 ,971 -3,0646 1,4646
P3b -,20000 ,74663 1,000 -2,8108 2,4108
P3c -1,93333 ,61308 ,112 -4,1052 ,2385
P2a
K- 2,40000 ,70238 ,085 -,2057 5,0057
K+ 2,13333 ,71625 ,176 -,4989 4,7655
P1a ,60000 ,80356 ,999 -2,2493 3,4493
P1b 1,26667 ,81338 ,885 -1,6110 4,1444
P1c ,33333 ,84890 1,000 -2,6520 3,3186
P2b -1,00000 ,90501 ,987 -4,1674 2,1674
P2c -,86667 ,81572 ,990 -3,7512 2,0179
P3a -,46667 ,77991 1,000 -3,2502 2,3169
P3b ,13333 ,86667 1,000 -2,9082 3,1749
P3c -1,60000 ,75467 ,577 -4,3185 1,1185
P2b
K- 3,40000* ,63095 ,002 1,0704 5,7296
K+ 3,13333* ,64636 ,004 ,7725 5,4942
P1a 1,60000 ,74194 ,552 -1,0149 4,2149
P1b 2,26667 ,75256 ,143 -,3810 4,9143
P1c 1,33333 ,79082 ,830 -1,4369 4,1036
P2a 1,00000 ,90501 ,987 -2,1674 4,1674
P2c ,13333 ,75509 1,000 -2,5222 2,7888
P3a ,53333 ,71625 ,999 -2,0055 3,0722
P3b 1,13333 ,80986 ,938 -1,7004 3,9670
P3c -,60000 ,68868 ,998 -3,0627 1,8627
P2c
K- 3,26667* ,49441 ,000 1,4668 5,0665
K+ 3,00000* ,51393 ,000 1,1537 4,8463
P1a 1,46667 ,62994 ,444 -,7360 3,6693
P1b 2,13333 ,64242 ,074 -,1125 4,3792
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P1c 1,20000 ,68684 ,799 -1,2038 3,6038
P2a ,86667 ,81572 ,990 -2,0179 3,7512
P2b -,13333 ,75509 1,000 -2,7888 2,5222
P3a ,40000 ,59947 1,000 -1,7001 2,5001
P3b 1,00000 ,70868 ,935 -1,4834 3,4834
P3c -,73333 ,56625 ,961 -2,7274 1,2608
P3a
K- 2,86667* ,43278 ,000 1,3064 4,4269
K+ 2,60000* ,45496 ,000 ,9817 4,2183
P1a 1,06667 ,58282 ,753 -,9729 3,1062
P1b 1,73333 ,59628 ,172 -,3551 3,8218
P1c ,80000 ,64390 ,971 -1,4646 3,0646
P2a ,46667 ,77991 1,000 -2,3169 3,2502
P2b -,53333 ,71625 ,999 -3,0722 2,0055
P2c -,40000 ,59947 1,000 -2,5001 1,7001
P3b ,60000 ,66714 ,997 -1,7521 2,9521
P3c -1,13333 ,51331 ,518 -2,9310 ,6644
P3b
K- 2,26667* ,57459 ,030 ,1554 4,3779
K+ 2,00000 ,59147 ,081 -,1475 4,1475
P1a ,46667 ,69465 1,000 -1,9713 2,9046
P1b 1,13333 ,70598 ,867 -1,3413 3,6079
P1c ,20000 ,74663 1,000 -2,4108 2,8108
P2a -,13333 ,86667 1,000 -3,1749 2,9082
P2b -1,13333 ,80986 ,938 -3,9670 1,7004
P2c -1,00000 ,70868 ,935 -3,4834 1,4834
P3a -,60000 ,66714 ,997 -2,9521 1,7521
P3c -1,73333 ,63746 ,250 -3,9986 ,5319
P3c
K- 4,00000* ,38545 ,000 2,6232 5,3768
K+ 3,73333* ,41019 ,000 2,2860 5,1806
P1a 2,20000* ,54859 ,016 ,2721 4,1279
P1b 2,86667* ,56287 ,001 ,8852 4,8481
P1c 1,93333 ,61308 ,112 -,2385 4,1052
P2a 1,60000 ,75467 ,577 -1,1185 4,3185
P2b ,60000 ,68868 ,998 -1,8627 3,0627
P2c ,73333 ,56625 ,961 -1,2608 2,7274
P3a 1,13333 ,51331 ,518 -,6644 2,9310
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
P3b 1,73333 ,63746 ,250 -,5319 3,9986
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
K-–
(P=0,998)S
(P=0,036)–
(P=0,465)S
(P=0,040)–
(P=0,085)S
(P=0,002)S
(P=0,000)S
(P=0,000)S
(P=0,030)S
(P=0,000)
K+–
(P=0,130)–
(P=0,821)–
(P=0,116)–
(P=0,176)S
(P=0,004)S
(P=0,000)S
(P=0,000)–
(P=0,081)S
(P=0,000)
P1a–
(P=0,990)–
(P=1,000)–
(P=0,999)–
(P=0,552)–
(P=0,444)–
(P=0,753)–
(P=1,000)S
(P=0,016)
P1b–
(P=0,947)–
(P=0,885)–
(P=0,143)–
(P=0,074)–
(P=0,172)–
(P0,867=)S
(P=0,001)
P1c–
(P=1,000)–
(P=0,830)–
(P=0,799)–
(P=0,977)–
(P=1,000)–
(P=0,112)
P2a–
(P=0,987)–
(P=0,990)–
(P=1,000)–
(P=1,000)–
(P=0,577)
P2b–
(P=1,000)–
(P=0,999)–
(P=0,938)–
(P=0,998)
P2c–
(P=1,000)–
(P=0,935)–
(P=0,961)
P3a–
(P=0,997)–
(P=0,518)
P3b–
(P=0,250)
P3c
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4.4 Hasil uji statistik jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah Polong
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Normal
Paramet
ersa,b
Mean29,86
67
61,26
67
31,66
67
41,53
33
27,53
33
42,93
33
38,73
33
38,53
33
35,80
00
31,80
00
42,93
33
Std.
Devia
tion
10,68
956
19,27
792
13,83
405
11,54
412
10,80
917
16,42
066
12,94
751
16,92
786
15,15
727
15,25
123
15,23
373
Most
Extreme
Differen
ces
Absol
ute
,112 ,151 ,205 ,118 ,193 ,195 ,186 ,268 ,091 ,169 ,124
Positi
ve
,102 ,151 ,205 ,118 ,193 ,195 ,165 ,175 ,080 ,162 ,110
Negat
ive
-,112 -,120 -,147 -,114 -,100 -,117 -,186 -,268 -,091 -,169 -,124
Kolmogorov-
Smirnov Z
,435 ,587 ,792 ,457 ,746 ,754 ,721 1,037 ,353 ,653 ,481
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,991 ,881 ,557 ,985 ,634 ,621 ,676 ,232 1,000 ,787 ,975
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Descriptives
Jumlah Polong
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K- 15 29,8667 10,68956 2,76003 23,9470 35,7863 12,00 47,00
K+ 15 61,2667 19,27792 4,97754 50,5909 71,9424 25,00 103,00
P1a 15 31,6667 13,83405 3,57194 24,0056 39,3277 12,00 57,00
P1b 15 41,5333 11,54412 2,98068 35,1404 47,9263 17,00 60,00
P1c 15 27,5333 10,80917 2,79091 21,5474 33,5193 13,00 52,00
P2a 15 42,9333 16,42066 4,23980 33,8399 52,0268 23,00 81,00
P2b 15 38,7333 12,94751 3,34303 31,5632 45,9034 19,00 56,00
P2c 15 38,5333 16,92786 4,37075 29,1590 47,9077 10,00 69,00
P3a 15 35,8000 15,15727 3,91359 27,4062 44,1938 12,00 62,00
P3b 15 31,8000 15,25123 3,93785 23,3542 40,2458 11,00 54,00
P3c 15 42,9333 15,23373 3,93333 34,4972 51,3695 23,00 69,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Total 165 38,4182 16,70149 1,30021 35,8509 40,9855 10,00 103,00
Test of Homogeneity of Variances
Jumlah Polong
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,832 10 154 ,599
ANOVA
Jumlah Polong
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 12907,345 10 1290,735 6,053 ,000
Within Groups 32838,800 154 213,239
Total 45746,145 164
Jumlah Polong
Interaksi
Dosis dan
Frekuensi
N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Duncana
P1c 15 27,5333
K- 15 29,8667 29,8667
P1a 15 31,6667 31,6667 31,6667
P3b 15 31,8000 31,8000 31,8000
P3a 15 35,8000 35,8000 35,8000
P2c 15 38,5333 38,5333 38,5333
P2b 15 38,7333 38,7333 38,7333
P1b 15 41,5333 41,5333
P2a 15 42,9333
P3c 15 42,9333
K+ 15 61,2667
Sig. ,071 ,060 ,073 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15,000.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4.5 Hasil uji statistik berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berat Polong
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Normal
Paramet
ersa,b
Mean32,23
33
58,10
00
28,59
33
38,94
67
24,3
200
36,54
00
34,48
67
36,19
33
34,30
00
31,10
00
39,96
00
Std.
Deviat
ion
10,57
947
16,06
696
11,26
115
10,75
074
8,97
936
13,32
338
11,27
892
14,47
976
13,91
233
13,05
663
13,77
336
Most
Extreme
Differen
ces
Absol
ute
,165 ,128 ,240 ,207 ,143 ,189 ,173 ,235 ,118 ,155 ,178
Positi
ve
,165 ,128 ,240 ,207 ,143 ,189 ,173 ,226 ,118 ,141 ,178
Negati
ve
-,107 -,104 -,152 -,098 -,091 -,125 -,127 -,235 -,096 -,155 -,157
Kolmogorov-
Smirnov Z
,638 ,495 ,929 ,804 ,556 ,732 ,672 ,912 ,455 ,599 ,691
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,810 ,967 ,354 ,538 ,917 ,657 ,758 ,377 ,986 ,865 ,726
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Descriptives
Berat Polong
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K- 15 32,2333 10,57947 2,73161 26,3746 38,0920 19,10 49,60
K+ 15 58,1000 16,06696 4,14847 49,2024 66,9976 29,80 97,80
P1a 15 28,5933 11,26115 2,90762 22,3571 34,8296 17,00 56,10
P1b 15 38,9467 10,75074 2,77583 32,9931 44,9002 22,30 67,00
P1c 15 24,3200 8,97936 2,31846 19,3474 29,2926 11,20 42,00
P2a 15 36,5400 13,32338 3,44008 29,1618 43,9182 21,20 67,20
P2b 15 34,4867 11,27892 2,91221 28,2406 40,7327 20,50 53,30
P2c 15 36,1933 14,47976 3,73866 28,1747 44,2120 16,30 70,20
P3a 15 34,3000 13,91233 3,59215 26,5956 42,0044 12,20 61,50
P3b 15 31,1000 13,05663 3,37121 23,8695 38,3305 13,80 52,40
P3c 15 39,9600 13,77336 3,55627 32,3326 47,5874 22,00 62,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Total 165 35,8885 14,78946 1,15136 33,6151 38,1619 11,20 97,80
Test of Homogeneity of Variances
Berat Polong
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,734 10 154 ,692
ANOVA
Berat Polong
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 11214,385 10 1121,439 7,004 ,000
Within Groups 24657,043 154 160,111
Total 35871,428 164
Berat Polong
Duncana
Interaksi Dosis dan Frekuensi N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P1c 15 24,3200
P1a 15 28,5933 28,5933
P3b 15 31,1000 31,1000 31,1000
K- 15 32,2333 32,2333 32,2333
P3a 15 34,3000 34,3000 34,3000
P2b 15 34,4867 34,4867 34,4867
P2c 15 36,1933 36,1933
P2a 15 36,5400 36,5400
P1b 15 38,9467 38,9467
P3c 15 39,9600
K+ 15 58,1000
Sig. ,054 ,056 ,105 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15,000.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
4.6 Hasil uji statistik berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berat Biji
K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Normal
Paramete
rsa,b
Mean22,48
00
39,96
67
19,65
33
28,14
00
17,02
67
25,40
67
25,75
33
25,98
67
24,78
67
22,50
00
29,14
00
Std.
Deviat
ion
7,086
93
8,626
92
8,951
05
8,387
56
6,704
95
10,12
109
8,093
20
11,13
186
10,37
551
9,748
92
10,69
598
Most
Extreme
Differenc
es
Absol
ute
,201 ,157 ,210 ,203 ,130 ,261 ,175 ,231 ,108 ,157 ,154
Positiv
e
,201 ,141 ,210 ,203 ,130 ,261 ,138 ,231 ,108 ,150 ,151
Negati
ve
-,198 -,157 -,161 -,107 -,073 -,147 -,175 -,217 -,096 -,157 -,154
Kolmogorov-
Smirnov Z
,777 ,607 ,812 ,784 ,503 1,009 ,679 ,895 ,418 ,609 ,598
Asymp. Sig. (2-
tailed)
,582 ,854 ,525 ,570 ,962 ,260 ,746 ,400 ,995 ,852 ,867
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Descriptives
Berat Biji
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
K- 15 22,4800 7,08693 1,82984 18,5554 26,4046 13,40 32,50
K+ 15 39,9667 8,62692 2,22746 35,1892 44,7441 21,70 58,60
P1a 15 19,6533 8,95105 2,31115 14,6964 24,6103 10,80 41,60
P1b 15 28,1400 8,38756 2,16566 23,4951 32,7849 15,60 50,30
P1c 15 17,0267 6,70495 1,73121 13,3136 20,7397 7,30 30,40
P2a 15 25,4067 10,12109 2,61325 19,8018 31,0115 14,80 48,90
P2b 15 25,7533 8,09320 2,08965 21,2715 30,2352 14,30 38,50
P2c 15 25,9867 11,13186 2,87423 19,8220 32,1513 10,50 53,10
P3a 15 24,7867 10,37551 2,67895 19,0409 30,5324 7,80 43,70
P3b 15 22,5000 9,74892 2,51716 17,1012 27,8988 9,20 38,10
P3c 15 29,1400 10,69598 2,76169 23,2168 35,0632 14,90 47,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Total 165 25,5309 10,56992 ,82287 23,9061 27,1557 7,30 58,60
Test of Homogeneity of Variances
Berat Biji
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,859 10 154 ,573
ANOVA
Berat Biji
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5316,195 10 531,620 6,295 ,000
Within Groups 13006,397 154 84,457
Total 18322,592 164
Berat Biji
Duncana
Interaksi Dosis dan Frekuensi N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P1c 15 17,0267
P1a 15 19,6533 19,6533
K- 15 22,4800 22,4800 22,4800
P3b 15 22,5000 22,5000 22,5000
P3a 15 24,7867 24,7867
P2a 15 25,4067 25,4067
P2b 15 25,7533 25,7533
P2c 15 25,9867 25,9867
P1b 15 28,1400
P3c 15 29,1400
K+ 15 39,9667
Sig. ,140 ,107 ,093 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15,000.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Lampiran 5. Hasil penghitungan Relativity Agronomic Effectivity (RAE)
Nilai Relativity Agronomic Effectivity (RAE)
P1a =19,6533 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = – 16,16 %
P1b =28,1400 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = 32,37 %
P1c =17,0267 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = – 31,19 %
P2a =25,4067 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = 16,74 %
P2b =25,7533 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = 18,72 %
P2c =25,9867 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = 20,05 %
P3a =24,7867 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = 13,19 %
P3b =22,5000 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = 0,11 %
P3c =29,1400 22,4800
39,9667 22,4800x 100% = 38,09 %
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Lampiran 6. Hasil produktivitas kacang hijau di lahan
Produksi kacang hijau pada berbagai perlakuan dihitung dengan cara konversi kedalam satuan ton per hektar (ton/ha).
- Luas media tanam = = = 1333,34 cm2 = 0,1333 m2⁄tanaman
- Jumlah tanaman/ha = , m2 x 1 tanaman = 75018,755 tanaman/ha
a. Jumlah biji K- = 22,48 g/tanamanProduktivitas K- = 75018,755 tanaman/ha x
22,48 g/tanaman= 1686421,61 g/ha= 16,8 ton/ha
b. Jumlah biji K+ = 39,97 g/tanamanProduktivitas K+ = 75018,755 tanaman/ha x
39,97 g/tanaman= 2998499,64 g/ha= 29,9 ton/ha
c. Jumlah biji P1a = 19,65 g/tanamanProduktivitas P1a = 75018,755 tanaman/ha x
19,65 g/tanaman= 1474118,54 g/ha= 14,7 ton/ha
d. Jumlah biji P1b = 28,14 g/tanamanProduktivitas P1b = 75018,755 tanaman/ha x
28,14 g/tanaman= 2111027,77 g/ha= 21,1 ton/ha
e. Jumlah biji P1c = 17,03 g/tanamanProduktivitas P1c = 75018,755 tanaman/ha x
17,03 g/tanaman= 1277569,40 g/ha= 12,8 ton/ha
f. Jumlah biji P2a = 25,41 g/tanamanProduktivitas P2a = 75018,755 tanaman/ha x
25,41 g/tanaman= 1906226,56 g/ha= 19,1 ton/ha
g. Jumlah biji P2b = 25,75 g/tanamanProduktivitas P2b = 75018,755 tanaman/ha x
25,75 g/tanaman= 1931732,94 g/ha= 19,3 ton/ha
h. Jumlah biji P2c = 25,99 g/tanamanProduktivitas P2c = 75018,755 tanaman/ha x
25,99 g/tanaman= 1949737,44 g/ha= 19,5 ton/ha
i. Jumlah biji P3a = 24,79 g/tanamanProduktivitas P3a = 75018,755 tanaman/ha x
24,79 g/tanaman= 1859714,94 g/ha= 18,6 ton/ha
j. Jumlah biji P3b = 22,50 g/tanamanProduktivitas P3b = 75018,755 tanaman/ha x
22,50 g/tanaman= 1687921,99 g/ha= 16,9 ton/ha
k. Jumlah biji P3c = 29,14 g/tanamanProduktivitas P3c = 75018,755 tanaman/ha x
29,14 g/tanaman= 2186046,52 g/ha= 21,9 ton/ha
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Lampiran 7. Bahan Penelitian
Benih kacang hijau(Vigna radiata L.) var. VIMA-I
Pupuk kimia
Media CMC dan MediaPikovskaya
Biofertilizer Kelompok TaniDesa Lemujut
Media Nfb semisolid
Akuades
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Kapas, alkohol, kertas cokelat,alumunium foil, cling
Akuades streil
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Lampiran 8. Alat Penelitian
Tabung reaksi
Labu erlenmeyer,Gelas ukur, dan Botol
kultur
Autoclave
Cawan petri
Gelas beaker
Timbangan analitik
Pipet volum dan finn
Timbangan digital
Kompor listrik
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Water bath
Shaker
Baki
Oven
Spatula danpengaduk kaca
Colony counter
Bunsen
Inkubator Ember dan Syringe
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Lampiran 9. Hasil penelitian pengukuran mikroba dan pertumbuhan kacanghijau (Vigna radiata L.)
Nfb semi solid yang ditambahformulasi biofertilizer
Media CMC yang ditambahformulasi biofertilizer
Media Pikovskaya yangditambah formulasi biofertilizer
Usia 1 MST
Pemberian biofertilizer Usia 3 MST
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH
Muncul polong
Biji setelah panenPolong setelah panen
Tahap panen
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH