PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
SISWA KELAS X SMAN 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN
2018/2019
(Skripsi)
Oleh
DYAH AYU DWIKASARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
SISWA KELAS X SMAN 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh
DYAH AYU DWIKASARI
Rumusan masalah dalam penelitian ialah bagaimana perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran menulis teks eksposisi
siswa kelas X SMA Negeri 1 Pringsewu tahun ajaran 2018/2019. Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran menulis teks eksposisi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Sumber
data dalam penelitian ini ialah pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X
SMAN 1 Pringsewu yang difokuskan pada perencanaan pembelajaran (RPP),
pelaksanaan pembelajaran (aktivitas guru dan aktivitas siswa), dan penilaian
pembelajaran. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik
observasi, dokumentasi, dan perekaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah melakukan tiga tahapan dalam
pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Pada perencanaan pembelajaran, guru
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan komponen-komponen
RPP pada Kurikulum 2013. Pada pelaksanaan pembelajaran terdapat dua aktivitas,
yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Aktivitas yang dilakukan guru meliputi
tiga tahap kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pada kegiatan inti
terjadi aktivitas siswa yang meliputi (1) aktivitas mengamati, (2) aktivitas
menanya, (3) aktivitas mencoba, (4) aktivitas menalar, dan (5) aktivitas
mengomunikasikan. Penilaian yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
menulis teks eksposisi Kelas X SMAN 1 Pringsewu yang dilakukan guru
menggunakan tes tulis dan tes lisan. Sedangkan penilaian keterampilan yang
dilakukan guru menggunakan teknik kinerja.
Kata kunci: pembelajaran, RPP, pelaksanaan, penilaian, menulis teks eksposisi
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
SISWA KELAS X SMAN 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh
DYAH AYU DWIKASARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi : Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi
Siswa Kelas X SMAN 1 Pringsewu
Tahun Pelajaran 2018/2019
Nama Mahasiswa : Dyah Ayu Dwikasari
Nomor Pokok Mahasiswa : 1413041025
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Eka Sofia Agustina, M.Pd. Dr. Iing Sunarti, M.Pd.
NIP 19780809 200801 2 014 NIP 19581116 198703 2 001
2. Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni
Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd.
NIP 19640106 1988108 1 001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Eka Sofia Agustina, M. Pd. .................................
Sekertaris : Dr. Iing Sunarti, M. Pd. .................................
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Sumarti, M.Pd. ..................................
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd.
NIP 19620804 198905 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 14 Juni 2019
SURAT PERNYATAAN
Sebagai civitas akademik Universitas Lampung, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Dyah Ayu Dwikasari
NPM : 1413041025
Judul Skripsi : Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2018/2019
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan, dan
pelaksanaan penelitian/ implementasi saya sendiri tanpa bantuan orang lain
kecuali arahan pembimbing akademik;
2. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
penulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali ditulis dengan dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka;
3. Saya menyerahkan hak milik atas karya tulis ini kepada Universitas
Lampung, dan oleh karena itu Universitas Lampung berhak melakukan
pengelolaan atas karya tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang
berlaku; dan
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanks akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karya tulis ini serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, Juli 2019
Yang Membuat Pernyataan
Dyah Ayu Dwikasari
1413041025
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ambarawa Kab. Pringsewu,
pada 17 Desember 1995. Penulis merupakan anak ke-
2 dari dua bersaudara pasangan dari Drs. Supriyono
dan Endy Sri Hidayati, Amd. KL.
Penulis pertama kali menempuh pendidikan di Sekolah Dasar
Muhammadiyah 1 Pringsewu masuk pada tahun 2002 dan selesai pada
tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Pringsewu masuk pada tahun 2008 dan selesai pada
tahun 2011. Selanjutnya, penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pringsewu yang diselesaikan pada tahun
2014.
Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Pengalaman mengajar
didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pakuan Ratu, Way Kanan pada tahun
pelajaran 2017/2018.
MOTO
أ اي أي يوأنيآييذيا اهأ أيوا ا لاوايأه اا اأ هي باهيا عأ ايللاياوايا
“Jadikanlahيsabar dan sholat sebagai penolongmu.
Sesungguhnya Allah beserta orangييorangيyangيsabar.”
(Q.S. Al-Baqarah 2: 153)
اه هيوأ يو ن و يآي ي
“Allahيtidakيakan membebani seseorang itu melainkan dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah 2: 286)
PERSEMBAHAN
Alhamdullillahi Rabbil Alamin, dengan penuh kasih sayang dan cinta,
kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang kusayangi,
1. Ibunda Endy Sri Hidayati dan Ayahanda Supriyono tersayang yang selalu
mendoakan tiada henti agar aku selalu diberikan kemudahan dan kelancaran
oleh Allah Subhanahu Wataala dalam belajar dan motivasi untuk meraih cita-
cita;
2. Mbakku Arizka Ambarwati, adikku Fienda Oktavia, kakak iparku Risiono, dan
Almira Afika Arresy keponakanku tersayang yang menjadi motivasi dan
penyemangat hidupku;
3. Keluarga besarku yang ikut serta memberikan doa dan dukungan terbaik;
4. Seluruh sahabatku yang telah memberikan warna di hari-hariku;
5. Dosen-dosen tercinta yang telah bersedia memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat;
6. Almamater Universitas Lampung yang tercinta.
1
SANWACANA
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu Wataala
karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi kita, Muhammad
Shalallahualaihi Wasallam. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam penulisan
skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih setulus-
tulusnya kepada :
1. Eka Sofia Agustina, M.Pd. sebagai pembimbing I dan juga pembimbing
akademik yang senantiasa memberikan dukungan, nasihat, saran-saran, dan
bantuan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini;
2. Dr.Iing Sunarti, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan dengan penuh kesabaran serta memberikan saran yang sangat
bermanfaat bagi penulis;
3. Dr. Sumarti, M.Hum. sebagai penguji yang telah memberikan nasihat, arahan,
saran, dan motivasi kepada penulis;
4. Prof. Dr.Patuan Raja, M.Pd. sebagai Dekan FKIP Universitas Lampung
beserta stafnya;
2
5. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung;
6. Dr. Munaris, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung yang telah banyak membantu
penulis selama menempuh pendidikan;
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat;
8. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2014 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi;
9. Anggun Kinanti, S.Pd. sebagai guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Pringsewu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi;
10. Ibundaku tersayang Endy Sri Hidayati, yang selalu memberikan doa,
motivasi, dan semangat serta kasih sayang dan ketulusan yang tak terhingga
padaku agar diriku selalu bersabar dan berjuang di dalam kehidupan ini;
11. Ayahandaku tersayang Supriyono yang selalu memberikan kasih sayang,
motivasi, nasihat, dan semangat serta untaian doa yang tiada terputus untuk
keberhasilanku.
Bandar Lampung, Juli 2019
Dyah Ayu Dwikasari
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................i
LEMBAR JUDUL.................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR MENGESAHKAN..............................................................................iv
SURAT
PERNYATAAN......................................................................................................v
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................vi
MOTO...................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN...............................................................................................viii
SANWACANA......................................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 7
II. LANDASAN TEORI ....................................................................................... 8
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 ................................. 8
B. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013 ....... 12
C. Komponen Pembelajaran .............................................................................. 13
1. Strategi Pembelajaran ................................................................................ 14
2. Pendekatan dalam Pembelajaran ............................................................... 15
3. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 ............. 21
4. Teknik Pembelajaran ................................................................................. 23
5. Media dalam Pembelajaran ........................................................................ 25
Halaman
4
D. Tahapan Pembelajaran .................................................................................. 26
1. Perencanaan Pembelajaran ........................................................................ 26
2. Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................................... 31
3. Penilaian Pembelajaran .............................................................................. 37
E. Menulis Teks Eksposisi ................................................................................ 57
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 72
A. Metode Penelitian ......................................................................................... 72
B. Sumber Data dan Data .................................................................................. 72
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 73
D. Teknik Analisis Data .................................................................................... 74
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 80
A. Hasil dan Pembahasan Perencanaan Pembelajaran ...................................... 81
1. Identitas Mata Pelajaran............................................................................. 82
2. Perumusan Indikator .................................................................................. 83
3. Perumusan Tujuan Pembelajaran............................................................... 84
4. Pemilihan Materi Ajar ............................................................................... 86
5. Pemilihan Sumber Belajar ......................................................................... 87
6. Pemilihan Media Belajar ........................................................................... 88
7. Model Pembelajaran .................................................................................. 89
8. Skenario Pembelajaran .............................................................................. 90
9. Penilaian..................................................................................................... 96
B. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 97
1. Kegiatan Pendahuluan ............................................................................. 105
2. Kegiatan Inti ............................................................................................ 112
3. Kegiatan Penutup ..................................................................................... 137
C. Hasil dan Pembahasan Aktivitas Siswa ...................................................... 140
1. Akivitas Mengamati pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi .......... 141
2 Aktivitas Menanya pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi ............. 142
3. Aktivitas Menalar pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi .............. 143
4. Aktivitas Mencoba pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi ............ 144
5. Aktivitas Mengomunikasikan pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi
..................................................................................................................... 146
5
D. Hasil dan Pembahasan Penilaian Pembelajaran ......................................... 147
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan atau Penilaian Kognitif ................... 147
2. Penilaian Kompetensi Keterampilan atau Penilaian Psikomotorik ......... 150
V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 158
A. Simpulan ..................................................................................................... 158
B. Saran ........................................................................................................... 159
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 160
LAMPIRAN
6
DAFAR GAMBAR
halaman
1. Skema Penilaian 41
2. Teknik Penilaian Keterampilan 49
3. Guru Memberikan Salam dan Memulai Kegiatan Apersepsi dan Motivasi 106
4.Guru Memberikan Pertanyaan Menantang 109
5. Guru Menyampaikan Manfaat Materi Pembelajaran 110
6. Guru Memberikan Fasilittas Literasi, kerjasama, dan komunikasi 118
7. Guru Menguasai Kelas dari Sudut Depan 119
8. Guru Menguasai Kelas dari Sudut Tengah 120
9. Guru Memancing Siswa untuk Menanya 124
10. Guru Memfasilitasi Siswa untuk Mencoba 125
11. Guru Memfasilitasi Siswa untuk Mengamati 126
12. Guru Memfasilitasi Peserta Didik untuk Berkomunikasi 129
13. Guru dan Siswa Memanfaatkan Sumber Belajar 130
14. Guru Menggunakan Media Pembelajaran 131
15. Guru Melibatkan Siswa dalam Pemanfaatan Media 133
16. Partisipasi Guru dan Siswa 134
17. Menunjukkan Hubungan antar Pribadi yang Kondusif 135
18. Guru dan Siswa Membuat Rangkuman 138
19. Siswa Membuat Hasil Portofolio 139
20. Aktivitas Mengamati 141
21. Aktivitas Mencoba 145
7
DAFTAR TABEL
halaman
1.Keterkaitan Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Makna 10
2. Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru 36
3. Aktivitas Siswa 57
4. Pengamatan Perencanaan Pembelajaran 74
5. Instrumen Kriteria Proses Pelaksanaan Pembelajaran 75
6. Instrumen Penilaian Pengetahuan 77
7. Instrumen Penilaian Keterampilan 77
8. Instrumen Kriteria Aktivitas Siswa 78
8
DAFTAR LAMPIRAN
1. RPP
2. Silabus
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Penelitian Pendahuluan
5. Permohonan Penelitian
6. Hasil Wawancara
7. Skenario Pembelajaran
8. Tabel Instrumen Pengamatan Perencanaan Pembelajaran
9. Tabel Instrumen Kriteria Proses Pelaksanaan Pembelajaran
10. Tabel Instrumen Kriteria Aktivitas Siswa
11. Hasil kerja portopolio siswa
12. Rekap nilai rata-rata nilai Ujian Nasional SMA N 1 Pringsewu dalam 3
tahun terakhir
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru.
Aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran, seperti
media, metode, dan kurikulum yang digunakan. Pembelajaran yang diberikan
guru harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pembelajaran di sekolah pada saat ini memakai Kurikulum 2013 edisi revisi 2016.
Kurikulum ini mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu. Ketiga kompetensi inilah yang dijadikan sebagai pedoman dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian guru dalam pembelajaran.
Kewajiban seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas harus
menempuh tahapan pembelajaran. Tahapan pembelajaran yang dimaksud, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan meliputi perancangan RPP,
pemilihan materi, pemilihan metode, dan teknik belajar. Pelaksanaan ialah
penerapan atas perencanaan yang telah dilakukan, yaitu proses belajar mengajar.
Kemudian, setelah dilakukan proses belajar mengajar, guru diharapkan membuat
evaluasi pembelajaran agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada
pembelajaran tersebut sehingga dapat memperbaikinya pada pembelajaran
selanjutnya. Ketiga tahapan ini harus dilaksanakan oleh guru dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
2
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 tidak dapat dilepaskan
dari empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali dengan tiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka rona (Tarigan, 1979:1). Pelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah memiliki dua materi untuk dipelajari, yaitu kebahasaan dan kesastraan.
Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki kecakapan dalam berbahasa sdan
bersastra.
Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran
lain dan karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain.
Pembelajaran bahasa lndonesia memiliki peranan yang sangat penting untuk
membina keterampilan komunikasi dan penguasaan ilmu pengetahuan. Akan
tetapi, faktanya pelajaran Bahasa Indonesia justru menjadi pelajaran yang cukup
sulit bagi siswa. Berita Kompas pada 25 Mei 2011 menunjukkan siswa yang tidak
lulus pada pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 1.786 (38,43%) menempati
peringkat kedua setelah Matematika, yaitu sebanyak 2.391 siswa (51,44%)
sedangkan Bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing memiliki jumlah siswa
tidak lulus lebih sedikit yaitu sebanyak 152 siswa (3,2%). Kemudian, berita
Kompasiana pada tanggal 29 Mei 2013 menunjukkan hasil Ujian Nasional
pelajaran Bahasa Indonesia menempati peringkat terendah dibandingkan mata
pelajaran lainnya. Kepala Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, menyebutkan bahwa hasil UN tahun 2012 jumlah siswa yang tidak
lulus Bahasa Indonesia, yaitu 25% siswa jurusan bahasa, 12% siswa jurusan IPA,
dan 19% siswa jurusan IPS (dikutip dari Republika, 24 Mei 2013 pada
Kompasiana). Data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang tidak mencapai
3
kelulusan paling banyak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kemudian, pada
tahun 2017 ujian nasional yang telah berganti menjadi ujian nasional berbasis
komputer (UNBK) juga menunjukkan hasil yang sama seperti tahun-tahun
sebelumnya, yaitu rata-rata nilai turun kecuali pada mata pelajaran Bahasa Inggris
(berita Tirto.id, 28 Mei 2018). Nilai mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata
pada tahun 2016, yakni 78,53 sedangkan pada tahun 2017 turun menjadi 70,79
dan di tahun 2018 turun lagi menjadi 66,77. Berbanding terbalik dengan nilai
bahasa Inggris yang malah mengalami kenaikan dari tahun 2017 ke 2018, yaitu
dari 49,2 menjadi 51,32.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa materi dalam pelajaran Bahasa
Indonesia cukup sulit untuk dipahami siswa. Guru bahasa Indonesia sebagai
pendidik hendaknya mampu mengatasi hal tersebut dengan mengevaluasi
tahapan-tahapan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Salah satu materi dalam
pelajaran bahasa Indonesia yang cukup sulit, yakni menulis karena menulis
menuntut siswa untuk menghasilkan produk yang nantinya akan menjadi
penilaian keterampilan siswa. Menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa
yang harus dikuasai oleh pengguna bahasa. Kegiatan menulis merupakan wadah
dalam menyalurkan komunikasi secara tidak langung yakni melalui tulisan. Guru
harus dapat menjadikan siswanya gemar menulis agar kemampuan berkomunikasi
mereka menjadi semakin baik dan kaya. Salah satunya dengan pembelajaran
menulis teks eksposisi.
Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan objek sehingga
memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca (Keraf, 1995: 7).
Pembelajaran menulis teks eksposisi merupakan pembelajaran yang sangat
4
penting dan juga cukup sulit karena eksposisi adalah bentuk wacana yang tujuan
utamanya adalah memberitahukan dan memberi informasi mengenai suatu objek
tertentu berdasarkan pendapat penulisnya. Dalam hal ini, siswa sebagai penulis
dari teks eksposisi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dituntut untuk dapat
menguraikan pendapatnya mengenai suatu objek yang diobservasi. Pembelajaran
ini tidak hanya menuntut siswa untuk dapat mengamati objek berdasarkan sudut
pandangnya melainkan juga menuntut siswa mampu berpendapat dan
menghasilkan sebuah tulisan yang diharapkan mampu meningkatkan
pemahamannya dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
SMA Negeri 1 Pringsewu merupakan sekolah unggulan yang hampir setiap
tahunnya meluluskan 100% siswanya dengan nilai rata-rata Bahasa Indonesia
82,77 tahun 2015, 83,02 tahun 2016, dan 75,16 tahun 2017 berada di posisi
pertama mengalahkan nilai Bahasa Inggris, yaitu 79,66 tahun 2015, 68,23 tahun
2016, dan 60,18 tahun 2017. Data tersebut diperoleh dari hasil UN Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Berdasarkan nilai Ujian Nasional dalam 3 tahun terakhir. Penulis memilih SMA
Negeri 1 Pringsewu sebagai objek penelitian agar dapat mengetahui kegiatan
pembelajaran guru Bahasa Indonesia pada sekolah tersebut. Materi yang penulis
teliti ialah materi pembelajaran teks eksposisi. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan acuan guru lain untuk melakukan pembelajaran yang baik agar
tercapainya tujuan pembelajaran di kelas, terutama pembelajaran Bahasa
Indonesia.
5
Penelitian mengenai pembelajaran sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Sella
DestrianiيPutriيdenganيjudulي“PembelajaranيMenulisيTeksيEksposisiيpadaيSiswaي
KelasيVIIيMTsيNegeriي1يBandarيLampungيTahunيPelajaranي.”2015/2016ي
Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran menulis
teks eksposisi pada siswa kelas VII MTs Negeri 1 Bandar Lampung. Hasil
penelitian tersebut menemukan indikator yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran sudah sesuai. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
tersebut. Perbedaan tersebut ialah subjek dan tempat penelitian. Berdasarkan
uraian tersebut, penulis menelitiي“PembelajaranيMenulisيTeksيEksposisiيpadaي
SiswaيKelasيXيSMAيNegeriي1يPringsewuيTahunيPelajaran2018/2019ي”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan
masalahيyangيditelitiيdalamيpenelitianيiniيyaituي“Bagaimanakahيpembelajaranي
menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Ajaran
.hal-hal sebagai berikutيmencakupيyangي”2017/2018
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X
SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2018/2019?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X
SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2018/2019?
3. Bagaimana penilaian pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X
SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun ajaran 2018/2019?
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran meliputi
1. Perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri
1 Pringsewu Tahun Ajaran 2018/2019.
2. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi kelas X SMA Negeri 1
Pringsewu Tahun Ajaran 2018/2019.
3. Penilaian pembelajaran menulis teks eksposisi kelas X SMA Negeri 1
Pringsewu Tahun Ajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis pada bidang
kebahasaan dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis, yaitu dapat
menambah referensi tentang pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian khususnya dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.
2. Manfaat Praktis
Sebagai acuan guru untuk melaksanakan pembelajaran, khususnya bagi guru
Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X tentang pembelajaran menulis teks
eskposisi. Selain itu, peneliti berikutnya dapat memilih materi yang lebih
bervariasi dan sesuai dengan perkembangan kurikulum yang berlaku di sekolah.
7
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini ialah.
1. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.
a. Perencanaan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
b. Pelaksanaan pembelajaran berupa aktivitas guru dalam mengajar dan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Penilaian pembelajaran yang sudah disiapkan oleh guru.
2. Data dalam penelitian ini ialah komponen perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran menulis teks cerita eksposisi pada kelas X SMAN 1
Pringsewu Tahun Pelajaran 2018/2019.
3. Tempat pelaksanaan penelitian ini bertempat di SMAN 1 Pringsewu.
4. Waktu Penelitian ini pada hari Selasa tanggal 5 September 2018.
8
II. LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dapat diketahui bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran adalah suatu proses untuk memungkinkan seseorang secara
sengaja turut serta dalam tingkah laku tertentu dengan kondisi khusus untuk
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu (Sagala, 2013: 61). Pembelajaran
adalah suatu peristiwa yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan
mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreatifitas siswa.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid
(Sagala, 2013: 61).
Aktivitas membelajarakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah
upaya menjadikan bahan atau kegiatan belajar. Upaya tersebut ialah untuk
menciptakan kegiatan belajar dalam suatu ruang dan waktu sehingga siswa
mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu (Degeng dalam Hamzah, 2006: 2).
9
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran merupakan suatu usaha yang direkayasa
untuk menciptakan suasana belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pada kurikulum 2013 pembelajaran dikembangkan dalam dua modus
pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak
langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana siswa
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
langsung tersebut siswa melakukan kegiatan belajar, mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, dan mengasosiasi. Proses pembelajaran langsung
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau disebut dengan
instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
Berbeda dengan pegetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses
pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai
proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran
dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang
terjadi selama belajar di sekolah dan di luar kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler
terjadi proses pembelajaran untuk megembangkan moral dan perilaku yang terkait
dengan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun tidak langsung terjadi secara
terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan
10
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.
Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses
pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-
2.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut
KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Proses pembelajaran tersebut, yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan
Belajar dan Makna
No Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar Kompetensi yang
Dikembangkan
1 Mengamati Membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa
atau dengan alat)
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari
informasi.
2 Menanya Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak
dipahami dari objek yang
diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang objek yang
diamati. (dimulai dari
pertanyaan factual sampai ke
pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan
untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
11
3 Mengumpulkan
informasi/eksperimen
-Melakukan eksperimen
-Membaca sumber lain selain
buku teks
-Mengamati
objek/kejadian/aktivitas
-Wawancara dengan
narasumber
Mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat
orang lain, kemampuan
berkomunikasi,
menerapkan
kemampuan
mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara yang
dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
4 Mengasosiasikan
mengolah informasi
-Mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen
maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
-Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan
dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat
peraturan, kerja keras,
kemampuan menrapkan
prosedur dan
kemampuan berpikir
induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan.
5 Mengomunikasikan Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau
media lainnya.
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir
sistematis,
mengungkapkan
pendapat dengan singkat
dan jelas dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
dengan baik dan benar.
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
12
B. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013
Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasil pembelajaran dan juga menjadi
landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Tujuan
pembelajaran merupakan hal yang ingin dicapai dalam suatu proses pembelajaran
agar jalannya pembelajaran tidak kehilangan fokus sehingga tepat sasaran. Tujuan
pembelajaran yang merupakan tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran
menjadi tolok ukur terhadap keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri. Oleh
karena itu, perlu disusun suatu deskripsi tentang cara mengukur tingkah laku yang
tidak dapat diamati secara langsung. Kunci utama dalam pencapaian suatu tujuan
pembelajaran adalah siswa, mata pelajaran, dan guru. Karena dilihat dari
kebutuhan siswa ditentukan hasil belajar dengan kaitan terhadap kurikulum yang
diterapkan. Guru merupakan sumber utama tujuan siswa dalam mencapai tujuan
siswa dalam mencapai tujuan yang bermakna dan dapat diukur (Hamalik, 2009:
77-78).
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam merencanakan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut
(Uno, 2006: 34). Robert F. Mager dalam Uno (2006: 35) memberikan pengertian
tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh siswa dalam kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Salah satu
Karakteristik Kurikulum 2013 adalah mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat (Kemendikbud, 2013). Kurikulum 2013 disusun dengan tujuan untuk
mempersiapkan warga Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif selain
13
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia (Kemendikbud, 2013).
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 dimaknai sebagai suatu
pembelajaran berbasis teks. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan
pemahaman atas empat keterampilan berbahasa sekaligus cakap dan terampil
dalam menggunakan empat keterampilan tersebut. Keempat keterampilan
berbahasa tersebut adalah berbicara, menyimak, membaca, dan menulis.
Sejatinya, Bahasa Indonesia membantu guru untuk menyiapkan siswa agar siap
bersosialisasi menjadi bagian dari masyarakat pengguna bahasa dan ikut andil di
dalamnya melalui pemikiran, ide, gagasan, dll. yang dituangkan melalui bahasa
(Kemendikbud, 2013).
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan Kurikulum 2013,
menuntut siswa untuk mampu menguasai keterampilan berbahasa dengan porsi
pengetahuan dan ketrampilan yang seimbang. Selain itu, pembelajaran Bahasa
Indonesia juga harus mampu meningkatkan kompetensi keterampilan sikap pada
setiap siswa. Pada akhirnya, kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dapat dicapai oleh siswa sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan
bermasyarakat.
C. Komponen Pembelajaran
Dalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang saling berkaitan dan
mendukung keberhasilan proses pembelajaran, sehingga kesemuanya penting
untuk diperhatikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Berikut komponen-
komponen dalam pembelajaran tersebut.
14
1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran. Uno (2006: 45) menyebutkan paling tidak ada tiga jenis strategi
yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian
pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi
pengelolaan pembelajaran. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan
(Sagala, 2013: 222). Berkaitkan dengan belajar-mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar-
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu,
yakni tujuan pembelajaran (Suliani, 2011: 5). Dick dan Carey dalam Suliani
(2011: 4) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
adalah seperangkat alat yang harus dipersiapkan oleh guru agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
15
2. Pendekatan dalam Pembelajaran
Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan
belajar mengajar, antara lain:
a. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
Pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Ilmiah
(ScientificApproach). Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah
harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan
penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai berikut
(Kemendikbud, 2013).
a. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-
kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi siswa agar mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi
atau materi pembelajaran.
16
e. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
substansi atau materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem
penyajiannya.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap mengamati transformasi
substansiيatauيmateriيajarيagarيsiswaيtahuيtentangي‘mengapa’. Ranah keterampilan
mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar siswa tahu tentang
‘bagaimana’. Ranah pengetahuan mengamati transformasi substansi atau materi
ajar agar siswaيtahuيtentangي‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layakn (hard skill) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi
menggali informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata
17
pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak
selalu dapat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja
proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan
menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
Berikut adalah aktivitas siswa yang terjadi dalam pembelajaran yang menerapkan
pendekatan saintifik (Kemendikbud, 2013).
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media objek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah
dalam pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka
pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang,
biaya dan tenaga relatif banyak.
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswanya belajar
dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan dari muridnya, ketika itu pula ia
mendorong siswanya untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
3) Menalar
Istilahي“menalar”يdalamيkerangkaيprosesيpembelajaranيdenganيpendekatanيilmiah
yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan siswa
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi siswa
18
harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,
meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
4) Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan
fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru
dan siswa adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses
penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang
memunyai kesamaan dan persamaan.
5 ) Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan
antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran karena hal
itu akan mempertajam daya nalar siswa. Di sinilah esensi bahwa guru dan siswa
dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya
hubungan sebab dan akibat.
6) Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, siswa harus mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan
berbagai ranah tujuan belajar yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk hal ini adalah: (1) menemukan tema atau
topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum;
19
(2)mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus
disediakan; (3) mempelajari dasar teoretis yang relevan dari hasil-hasil
eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat
fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan
atas hasil percobaan; (7) membuat laporan dan mengomunikasikan hasil
percobaan.
b. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna
dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak
hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya
berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa
untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian, proses
pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar sehingga guru dituntut
untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip-prinsip
membelajarkan-memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
Dalam pembelajaran kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat
bagi siswa dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan
lingkungan tempat siswa tinggal serta budaya yang berlaku di lingkungannya.
Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan nilai sikap yang ada di
dalam materi dikaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Dengan memilih
konteks secara tepat, maka siswa dapat diarahkan kepada pemikiran agar tidak
hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di lingkungan kelas saja, tetapi diajak
20
untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi di dalam kehidupan
mereka sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat luas.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai
tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama
untuk merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupa
pengetahuan dan keterampilan dari hasil menemukan sendiri oleh siswa.
c. Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakam landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu
bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba (Suwarna,
2005). Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur
kognitif seseorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat
pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan
seseorang akan dapat membina konsep di dalam struktur kognitifnya dengan
menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang tersedia ada
padanya dan proses ini dikenal sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang
ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang
dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaran atau tuning. Seseorang juga boleh
membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan
analogi, yaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya.
21
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran karena
belajar menuntut pemanfaatan konsep sendiri dengan menghubungkan hal yang
dipelajari dengan pengetahuan yang ada.
3. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
Model pembelajaran pada Kurikulum 2013 sebagai berikut.
1. Problem Based Learning adalah metode yang menempatkan siswa untuk
berperan sebagai pemecah masalah yang tidak terstruktur dalam real world
sebagai kegiatan belajar mereka. Problem based learning merupakan metode
pembelajaran yang berorientasikan pada peran aktif siswa dengan cara
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan siswa mampu
untuk menyelesaikan masalah yang ada secara aktif dan kemudian menarik
kesimpulan dengan menentukan sendiri langkah apa saja yang harus dilakukan
(Wardoyo, 2013: 40).
Melalui metode ini siswa diberi sebuah permasalah, kemudian dengan adanya
suatu masalah tersebut siswa dituntut untuk menemukan jalan keluarnya.
Bersamaan dengan proses mencari jalan keluar untuk sebuah masalah ini,
siswa akan mengalami proses belajar. Siswa tidak dibekali materi atau
informasi yang dipelajari, siswa akan memahami bahwa mereka lebih banyak
mempelajari cara belajar dengan membangun kemampuan dalam menarik
sebuah kesimpulan dari permasalahan yang dihadapi. Bern dan Erickson dalam
Komalasari (2013: 59) menegaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan
22
siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep
dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu.
Wardoyo (2013: 43) mengatakan bahwa metode problem based learning
memiliki karakteristik adalah (1) adanya permasalahan yang mendasari proses
belajarsiswa; (2) proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (3) proses
pembelajaran yang dikendalikan oleh siswa; dan (4) refleksi terhadap proses
pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa.
2. Project Based Learning merupakan pendekatan yang memusat pada prinsip dan
konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah
dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri
membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata. Bern
dan Erickson dalam Komalasari (2013: 70) menyebutkan dengan metode
proyek ini siswa akan memiliki hasil kerja dirinya yang diperoleh dari belajar,
karya ini berupa produk akhir dari aktivitas belajar.
3. Discovery Learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep. Hal ini diungkapkan
Bruner dalam Komalasari (2013: 21) yang mengatakan bahwa proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Discovery
merupakan metode yang mengharuskan siswa untuk menemukan jawaban
tanpa bantuan khusus (Nasution, 2008: 173).
23
Berdasarkan uraian tersebut, metode penemuan (Discovery Learning) adalah
sebuah pembelajaran yang tidak menyajikan langsung pelajaran yang akan
diajarkan, tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri materi pelajaran
yang telah diinstruksikan sebelumnya. Peran guru dalam pembelajaran sebagai
pembimbing dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif.
4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan cara atau kecakapan guru dalam menyampaikan
suatu materi pembelajaran tertentu di kelas. Berikut beberapa teknik pembelajaran
yang dilakukan guru di dalam kelas (Suliani, 2011: 34).
a. Ceramah
Teknik ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Cara mengajar
yang tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan adalah
cara mengajar dengan ceramah.
b. Demonstrasi
Teknik demonstrasi merupakan metode penyajian pembelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi, atau benda tertentu, baik sekedarnya atau hanya sekedar tiruan.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam.
c. Diskusi
Teknik diskusi adalah teknik yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Dalam melaksanakan teknik diskusi perlu ada topik yang
24
menjadi bahan diskusi antara satu atau sekelompok siswa dengan siswa yang
lainnya.
d. Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai teknik mengajar, simulasi dapat diartikan cara
penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Jenis-jenis
simulasi di antaranya Sosiodrama, Psikodrama, Role Playing, Pear Teaching,
dan Simulasi Game.
e. Tugas dan Resitasi
Tugas dan resitasi memiliki cakupan yang lebih luas dari pada sekadar
pekerjaan rumah. Tugas dan resitasi merangsang siswa untuk aktif belajar
baik secara individu maupun kelompok. Teknik ini digunakan dengan tujuan
agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa
melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas. Tugas dan resitasi
dapat dilaksanakan di rumah, di sekolah, atau pun di tempat-tempat yang lain.
f. Tanya Jawab
Teknik tanya jawab adalah teknik mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Komunikasi tersebut terjadi ketika guru
bertanya kemudian siswa menjawab atau ketika siswa bertanya lalu guru
menjawab.
25
g. Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung
pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satuan
(kelompok) tersendiri atau pun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-
sub kelompok).
5. Media dalam Pembelajaran
Secara harfiah, kata media berarti perantara atau pengantar. Media sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Media yang digunakan
dengan baik untuk kegiatan belajar mengajar dapat memengaruhi efektivitas
program instruksional (Brown dalam Suliani, 2011: 54).
Kesadaran akan pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran dirasakan
semakin meningkat. Hal ini tidak lepas karena faktor globalisasi dan kemajuan
teknologi yang menuntut pembelajaran semakin dinamis dan efektif. Dengan
adanya media, maka efektivitas kegiatan pembelajaran menjadi semakin mudah
untuk dijangkau.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala alat yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung
sehingga dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien. Menurut Hamalik (dalam Suliani, 2013: 61) bahwa media pembelajaran
memiliki fungsi, diantaranya sebagai berikut.
a. Mengubah titik berat pendidikan formal, dari pendidikan yang menekankan
pada pengajaran akademis, menekankan semata-mata pelajaran yang sebagian
26
besar kurang berguna bagi kebutuhan anak yang beralih kepada pendidikan
yang mementingkan kebutuhan dan kehidupan anak.
b. Membangkitkan motivasi belajar pada murid. Maksudnya, adalah dengan
menampilkan media pada pembelajaran, maka siswa akan termotivasi untuk
belajar secara lebih aktif.
c. Memberikan kejelasan (classification) untuk mendapatkan pengalaman yang
lengkap, yaitu dengan melalui lambang kata, wakil dari benda yang sebenarnya
dengan melalui benda sebenarnya.
d. Memberikan rangsangan (stimulation) untuk keingintahuan yang merupakan
pangkal daripada ilmu pengetahuan yang hendak dieksploitasi dalam proses
belajar mengajar dengan pemakaian media pendidikan.
D. Tahapan Pembelajaran
Menurut standar proses, pembelajaran terdiri atas tiga tahap yang harus dilalui
yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran.
1. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha manusia yang bersifat kompleks karena banyak
nilai-nilai dan faktor-faktor manusia yang turut terlibat di dalamnya. Dikatakan
sangat penting sebab pengajaran adalah usaha membentuk manusia yang baik.
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran yang
direncanakan dapat dicapai. Dalam mencapai tujuan pembelajaran perlu adanya
perencanaan yang matang sehingga aktivitas pembelajaran menjadi terarah dan
berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Itulah alasan suatu perencanaan dalam
27
pembelajaran menjadi sangat penting dan tidak dapat ditinggalkan. Perencanaan
pembelajaran memunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk mengarahkan
guru selama proses pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa manfaat
perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut.
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e. Untuk bahan penyusun data agar terjadi keseimbangan kerja.
f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat, dan biaya.
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk : (1) mempermudah,
memperlancar, dan meningkatkan hasil proses balajar mengajar; (2) dengan
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara profesional, sistematis, dan
berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan
memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan
terencana. Panduan penyusunan RPP Kurikulum 2013 revisi tahun 2017 dalam
hal isi komponen RPP merujuk pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016 yang
dipaparkan sebagai berikut:
a. identitas sekolah, yaitu terdapat satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah
pertemuan;
28
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD yang disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan KD yang akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,
dan penutup; dan
m. penilaian hasil pembelajaran.
29
Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk
format berikut ini.
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. _____________ (KD pada KI-1)
2. _____________ (KD pada KI-2)
3. _____________ (KD pada KI-3)
Indikator: __________________
4. _____________ (KD pada KI-4)
Indikator: __________________
Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator
karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung.
Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yangdicapai melalui
proses pembelajaran langsung.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan 3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/KegiatanيAwalي(…menit)
b. Kegiatan Inti (... Menit)
c. Penutupي(…menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/KegiatanيAwalي(…menit)
b. Kegiatan Inti (... Menit)
c. Penutupي(…menit),يdanيseterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrument
3. Pedoman penskoran
30
Selain menyusun RPP, dalam perencanaan pembelajaran penting bagi guru untuk
menyiapkan rambu-rambu penilaian. Penilaian dilakukan untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan pencapaian tujuan belajar oleh guru dan siswa. Dalam
merancang penilaian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai
berikut.
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD
pada KI-3 dan KI-4.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang biasa
dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan untuk
menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan siswa.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5) Remedi bagi siswa yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan
program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi ketuntasan.
6) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka penilaian harus diberikan baik
pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil
melakukan observasi lapangan (Mendikbud, 2013).
31
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap kedua dalam pembelajaran berdasarkan standar proses yaitu pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan adalah langkah awal guru untuk melaksanakan
pembelajaran, bisa berupa apersepsi dan motivasi sebagai berikut.
1) Mengondisikan siswa agar siap secara fisik dan juga psikis sehingga dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
2) Memberikan motivasi belajar kepada siswa secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional.
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
4) Mengantarkan siswa kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai.
5) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
Dari kegiatan pendahuluan tersebut guru dapat melakukan hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan apersepsi dan motivasi serta penyampaian kompetensi dan
rencana kegiatan.
32
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
siswa untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan
informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan
KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar
siswa dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru
atau ahli, siswa menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan
pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada siswa.
Setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap
seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan
data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum
menggunakannya siswa harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan
menerapkannya.
33
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event).
1) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan
siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, dan
mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
2) Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa
untuk bertanya mengenai apa yang sudah disimak, dibaca, atau dilihat. Guru perlu
membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hasil
pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan
fakta, konsep, prosedur, atau hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat
faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Siswa dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan
guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat siswa mampu mengajukan
pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.
Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu siswa. Semakin terlatih
dalam bertanya makarasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan
beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan siswa, dari
sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
34
3) Mengumpulkan dan Mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku
yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau
bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.
4) Mengomunikasikan Hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa
atau kelompok siswa tersebut. Selain itu siswa yang lain juga memiliki
kesempatan untuk berpartisipasi dengan cara mengomentari atau bertanya tentang
hal-hal yang dianggap kurang jelas atas penyampaian hasil belajar oleh siswa
lainnya tersebut.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa sendiri membuat
rangkuman atau simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan
35
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar siswa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya (Mendikbud, 2013).
36
Tabel 2.1 Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru
Aspek yang Diamati
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi 1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta
didik atau pembelajaran sebelumnya. 2 Mengajukan pertanyaan menantang. 3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. 4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran.
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan
1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok,
dan melakukan observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan,
perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkret ke
abstrak).
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai. 2 Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi. 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas. 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
Aspek yang Diamati 6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif (nurturant effect). 7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan.
Penerapan Pendekatan Scientific 1 Memancing peserta didik untuk bertanya. 2 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 3 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 4 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis. 5 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berpikir
yang logis dan sistematis). 6 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar
pembelajaran. 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.
37
3 Menghasilkan pesan yang menarik. 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
pembelajaran. 5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru,
peserta didik, sumber belajar. 2 Merespon positif partisipasi peserta didik. 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. 5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar.
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup
Penutup Pembelajaran 1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan
peserta didik. 2 Memberikan tes lisan atau tulisan. 3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. 4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan
berikutnya dan tugas pengayaan.
Sumber: (Modul materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013).
3. Penilaian Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013
Berdasarkan buku pedoman penilaian di SMA dapat diketahui bahwa Penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh informasi atau data mengenai
proses dan hasil belajar siswa. Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan
menafsirkan data hasil pengukuran capaian kompetensi siswa yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dalam Kurikulum 2013
memiliki beberapa karakteristik, yaitu belajar tuntas, otentik, berkesinambungan,
menggunakan bentuk dan teknik penilaian yang bervariasi, dan berdasarkan acuan
kriteria (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2015).
38
a. Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan capaian minimal dari kompetensi setiap muatan
pelajaran yang harus dikuasai peserta didik dalam kurun waktu belajar tertentu.
Ketuntasan aspek sikap (KI-1 dan KI-2) ditunjukkan dengan perilaku baik peserta
didik. Jika perilaku peserta didik belum menunjukkan kriteria baik maka
dilakukan pemberian umpan balik dan pembinaan sikap secara langsung dan
terus-menerus sehingga peserta didik menunjukkan perilaku baik.
Ketuntasan belajar aspek pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) ditentukan
oleh satuan pendidikan. Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
diberi kesempatan untuk perbaikan (remedial teaching), dan peserta didik tidak
diperkenankan melanjutkan pembelajaran kompetensi selanjutnya sebelum
kompetensi tersebut tuntas. Kriteria ketuntasan dijadikan acuan oleh pendidik
untuk mengetahui kompetensi yang sudah atau belum dikuasai peserta didik.
Melalui cara tersebut, pendidik mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik
sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.
b. Otentik
Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara holistis.
Aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dinilai secara bersamaan sesuai
dengan kondisi nyata. Penilaian dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik yang dikaitkan dengan situasi nyata bukan dunia
sekolah. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian digunakan berbagai bentuk
dan teknik peniliaian. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui
39
oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.
c. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil terus menerus dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian.
d. Menggunakan Bentuk dan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan diukur atau
dinilai. Berbagai metode atau teknik penilaian dapat digunakan, seperti tes tertulis,
tes lisan, penugasan, penilaian kerja (praktik dan produk), penilaian proyek,
portofolio, dan pengamatan atau observasi.
e. Berdasarkan Acuan Kriteria
Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan acuan kriteria.
Kemampuan peserta didik tidakl dibandingkan terhadap ketuntasan yang
ditetapkan. Kriteria ketuntasan ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan
pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan memfasilitasi siswa memperoleh
40
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berimplikasi pada penilaian yang
harus meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama proses (formatif)
maupun pada akhir periode pembeajaran (sumatif).
1) Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku
spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas
sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui
capaian/perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku siswa
sesuai butir-butir nilai sikap dalam KD dari KI-1 dan KI-2.
Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata
pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan
konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang ditulis
dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Jurnal berisi catatan anekdot
(anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi
lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang
dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK, tetapi juga informasi
lain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber. Selain itu,
penilaian diri dan penilaian antarteman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah
satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Skema penilaian
sikap dapat dilihat pada gambar berikut.
41
Gambar 2.1 Skema Penilaian Sikap
(a) Observasi
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi atau jurnal.
Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom catatan perilaku yang diisi
oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan
pengamatan dari perilaku siswa yang muncul secara alami selama satu
semester. Perilaku siswa yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah
perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan indikator
dari sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku
yang dilengkapi dengan waktu dan tempat teramatinya perilaku tersebut. Catatan
tersebut disusun berdasarkan waktu kejadian.
Apabila seorang siswa pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika pada
kesempatan lain siswa tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju
atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka
di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap siswa tersebut telah (menuju atau
42
konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengan demikian, yang dicatat dalam
jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik, tetapi juga setiap
perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan. Berdasarkan kumpulan
catatan tersebut guru membuat deskripsi penilaian sikap untuk satu semester.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:
(a) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru mata
pelajaran, dan guru BK selama periode satu semester;
(b) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjadi
tanggung-jawabnya; bagi guru mata pelajaran 1 (satu) jurnal digunakan
untuk setiap kelas yang diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal digunakan
untuk setiap kelas di bawah bimbingannya;
(c) Perkembangan sikap sipritual dan sikap sosial siswa dapat dicatat dalam
satu jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah;
(d) Siswa yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang
menunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami
(siswa-siswa yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam
jurnal);
(e) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut tidak
terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan
melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana
dirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang
ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh
siswa melalui perilakunya secara alami;
43
(f) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)
sikap siswa segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh
informasi terpercaya mengenai perilaku siswa sangat baik/kurang baik
yang ditunjukkan siswa secara alami;
(g) Apabila siswa tertentu pernah menunjukkan sikap kurang baik, ketika yang
bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan),
sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal;.
(h) Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan
menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih
lanjut.
(b) Penilaian diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri
sendiri (siswa) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya
dalam berperilaku. Hasil penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data
konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaian diri siswa juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan
kemampuan refleksi atau mawas diri.
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir- butir
pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom “Ya” dan “Tidak” atau
dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian
sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.
44
(c) Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh
seorang siswa (penilaian) terhadap siswa yang lain terkait dengan sikap/perilaku
siswa yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat
digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu, penilaian antarteman juga
dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang
rasa, dan saling menghargai.
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir- butir
pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom “YA” dan “TIDAK”
atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk
penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.
2) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
penguasaan siswa yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, maupun
prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai.
Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah
mencapai KBM/KKM, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan
kekuatan penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran
(diagnostic). Hasil penilaian digunakan memberi umpan balik (feedback)
45
kepada siswa dan guru untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian
pengetahuan yang dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan
dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan antara lain tes
tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio. Berikut disajikan uraian mengenai
pengertian, langkah-langkah, dan contoh kisi-kisi dan butir instrumen tes
tertulis, lisan, penugasan, dan portofolio dalam penilaian pengetahuan.
a) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes
tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
(1) Menetapkan Tujuan Tes
Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan penilaian, apakah
untuk keperluan mengetahui capaian pembelajaran atau untuk memperbaiki proses
pembelajaran, atau untuk kedua-duanya. Tujuan penilaian harian (PH) berbeda
dengan tujuan penilaian tengah semester (PTS), dan tujuan untuk penilaian akhir
semester (PAS). Sementara penilaian harian biasanya diselenggarakan untuk
mengetahui capaian pembelajaran ataukah untuk memperbaiki proses
pembelajaran, PTS dan PAS umumnya untuk mengetahui capaian pembelajaran.
46
(2) Menyusun Kisi-Kisi
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan ditulis yang
meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan
jumlah soal. Kisi-kisi disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa
yang seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan faktual, konseptual,
dan prosedural dengan kecakapan berfikir tingkat rendah hingga tinggi akan
terwakili secara memadai.
(3) Menulis Soal Berdasarkan Kisi-kisi dan Kaidah Penulisan Soal
(4) Menyusun Pedoman Penskoran.
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan
kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci atau model jawaban dan
rubrik.
b) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan
siswa merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Selain bertujuan mengecek
penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, tes lisan dapat
menumbuhkan sikap berani berpendapat, percaya diri, dan kemampuan
berkomunikasi secara efektif. Dengan demikian, tes lisan dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat
ketertarikan siswa terhadap pengetahuan yang diajarkan dan motivasi siswa dalam
belajar.
c) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan
memfasilitasi siswa memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan
47
untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran
(assessment of learning). Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for
learning). Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai
karakteristik tugas yang diberikan.
d) Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe portofolio
antara lain portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran.
Guru dapat memilih tipe portofolio yang sesuai dengan tujuannya. Untuk SMA,
tipe portofolio yang utama untuk penilaian pengetahuan adalah portofolio
pameran, yaitu merupakan kumpulan sampel pekerjaan terbaik dari KD pada KI-
3, terutama pekerjaan-pekerjaan dari tugas-tugas dan ulangan harian tertulis yang
diberikan kepada siswa.
Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal
pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau
elektronik. Pada akhir suatu semester kumpulan sampel pekerjaan tersebut
digunakan sebagai sebagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian
pengetahuan secara deskriptif. Portofolio pengetahuan tidak diskor lagi dengan
angka.
48
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio untuk pengetahuan:
(1) Pekerjaan asli siswa;
(2) Pekerjaan yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa dan guru;
(3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
(4) Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen portofolio;
(5) Pekerjaan yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap pembelajaran KD dari
KI-3 berakhir, pekerjaan terbaik dari KD tersebut (bila ada) dimasukkan ke
dalam portofolio.
3) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan
tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan
karakteristik KD pada KI-4.
49
Teknik penilaian keterampilan dapat digambarkan pada skema berikut.
Gambar 2.3. Teknik Penilaian Keterampilan
Berikut disajikan uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian keterampilan
tersebut yang mencakup pengertian, langkah-langkah, dan contoh instrumen dan
rubrik penilaian.
(1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian pembelajaran
yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Dengan demikian,
aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas atau kulaitas produknya atau kedua-
duanya. Contoh keterampilan proses adalah keterampilan melakukan
tugas/tindakan dengan menggunakan alat dan/atau bahan dengan prosedur kerja
Penilaian
Keterampilan
Kinerja
Mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan proses
dan/atau hasil (produk)
Proyek
Mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu
Portofolio
Sampel karya siswa terbaik dari KD pada KI-4 untuk
mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan (dalam
satu semester)
50
kerja tertentu, sementara produk adalah sesuatu (bisanya barang) yang
dihasilkan dari penyelesaian sebuah tugas.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan aspek proses adalah berpidato,
membaca karya sastra, menggunakan peralatan laboratorium sesuai keperluan,
memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang, koreografi, dan
dansa. Contoh penilaian kinerja yang mengutamakan aspek produk adalah
membuat gambar grafik, menyusun karangan, dan menyulam. Contoh penilaian
kinerja yang mempertimbangkan baik proses maupun produk adalah
memasak nasi goreng dan memanggang roti.
Langkah-langkah umum penilaian kinerja ialah sebagai berikut:
(a) menyusun kisi-kisi;
(b) mengembangkan/menyusun tugas yang dilengkapi dengan langkah-
langkah, bahan, dan alat;
(c) menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek yang
perlu dinilai;
(d) melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses
penyelesaian tugas dan/atau menilai produk akhirnya berdasarkan rubrik;
(e) mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut.
(2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam
periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur
51
satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran. Tugas tersebut
berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
(a) Pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
(b) Relevansi
Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
(c) Keaslian
Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek siswa.
(d) Inovasi dan kreativitas
Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang
berbeda dari biasanya.
(3) Penilaian Portofolio
Seperti pada penilaian pengetahuan, portofolio untuk penilaian keterampilan
merupakan kumpulan sampel karya terbaik dari KD pada KI-4. Portofolio setiap
siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan
oleh guru. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau elektronik.
52
Pada akhir suatu semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai
sebagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara
deskriptif. Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan angka.
4. Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013
Evaluasi yaitu merupakan proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai
kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek,
dan masih banyak lagi (Davies dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013: 190).
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu Wand
dan(Brown dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013: 191). Evaluasi adalah tindakan
tentang penetapan derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok
(Kourilski dalam Hamalik, 2001: 145).
Evaluasi penting dilakukan dalam suatu pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi pembelajaran adalah
evaluasi terhadap proses belajar-mengajar. Dimyati dan Mudjiono (2013:
221)mengemukakan definisi evaluasi pembelajaran yaitu suatu proses untuk
menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan
penilaian dan pengukuhan. Dimyati dan Mudjiono (2013: 221) juga mencatat
bahwa evaluasi pembelajaran mencakup pembuatan pertimbangan tentang jasa,
nilai atau manfaat program, hasil, dan proses pembelajaran.
Ada beberapa fungsi dan tujuan dalam evaluasi pembelajaran. Beberapa fungsi
dan tujuan tersebut ialah sebagai berikut.
53
a. Pengembangan
Pengembangan suatu program pendidikan pada hakikatnya adalah pengembangan
dalam bidang perencanaan. Perencanaan mengandung nilai strategis karena
merupakan acuan dalam rangka operasionalisasi pendidik dan pembelajaran.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 222) menjelaskan fungsi dan evaluasi pembelajaran
untuk pengembangan pembelajaran dilaksanakan apabila hasil kegiatan evaluasi
pembelajaran digunakan sebagai dasar pengembangan pembelajaran.
b. Evaluasi
Evaluasi juga berfungsi dan bertujuan untuk menetapkan kedudukan suatu
program pembelajaran berdasarkan ukuran dan kriteria tertentu sehingga suatu
program dapat dipercaya, diyakini dan dapat dilaksanakan, dan program tersebut
harus diperbaiki dan disempurnakan.
Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk (1) memberikan informasi yang
berkenaan dengan kemajuan siswa, (2) pembinaan kegiatan pembelajaran, (3)
menempatkan kemampuan dan kesulitan, (4) mendorong motivasi belajar siswa,
dan (5) membantu dan membimbing tingkah laku peserta didik.
Kurikulum 2013 mengembangkan modus penilaian autentik. Penilaian
autentik(Authentic Assessment)adalah pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara
signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekalipun. Ketika
menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta
didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,
54
aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah (Kemendikbud,
2013).
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian
autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam
pengaturan yang lebih autentik (Kemendikbud, 2013).
Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran
langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka
panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas
tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks.
Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respons peserta didik
atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada (Kemendikbud,
2013).
Dalam penilaian autentik, jenis penilaian yang digunakan yaitu penilaian kinerja,
proyek, portofolio, dan tertulis. Penilaian kerja dilakukan dengan cara merekam
hal-hal seperti daftar cek (checklist), catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative
records), skala penilaian (rating scale), memori atau ingatan (memory approach).
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Selanjutnya,
penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
55
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Terakhir
adalah tes tertulis yang berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif,
sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik.
5. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam pembelajaran ialah aktivitas yang berkaitan dengan
aktivitas bersifat fisik dan mental. Sehubungan dengan hal ini, Piaget dalam
Sadirman(2011: 100) menerangkan bahwa seorang anak berpikir sepanjang ia
berbuat, tanpa perbuatan anak tidak akan berpikir. Oleh karena itu, agar anak
berpikir sendiri ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada
taraf verbal akan timbul setelah anak berpikir dalam taraf perbuatan. Jadi, sudah
jelas aktivitas yang bersifat fisik maupun mental merupakan kegiatan belajar yang
optimal.
Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa
yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut (Sardiman, 1994: 100).
a. Aktivitas melihat (visual activities), seperti membaca, memperhatikan gambar
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain;
b. Aktivitas lisan (oral activities), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi;
c. Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan:uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato;
d. Aktivitas menulis (writing activities), seperti menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin;
56
e. Aktivitas menggambar (drawing activities), seperti menggambar, membuat
grafik, peta, diagram;
f. Aktivitas gerak (motor activities), seperti melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak;
g. Aktivitas mental (mental activities), seperti menanggap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan;
h. Aktivitas emosi (emotional activities), seperti menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Dari delapan aktivitas belajar di atas, aktivitas yang menunjang siswa dalam
melakukan pembelajaran menyusun teks hasil observasi, peneliti mengacu pada
aktivitas berikut.
a. Aktivitas melihat (visual activities), seperti membaca, memperhatikan gambar
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Aktivitas lisan (oral activities), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
c. Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan:uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Aktivitas menulis (writing activities), seperti menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
e. Aktivitas gerak (motor activities), seperti mengacungkan tangan untuk
bertanya, maju ke depan kelas untuk menuliskan, memperagakan cerita.
57
f. Aktivitas mental (mental activities), seperti menanggap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
g. Aktivitas emosi (emotional activities), seperti menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Tabel 2.3 Aktivitas Siswa
No. Indikator Deskripsi
1 Aktivitas Mengamati Siswa mengamati secara langsung semua yang
diberikan oleh guru, pada proses pembelajaran.
2 Aktivitas Menanyakan
Siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik).
3 Aktivitas Menalar
Siswa memahami, mencerna, lalu menyimpulkan
apa yang dipelajari serta informasi yang
didapatkan.
4 Aktivitas Mencoba Siswa mempraktekan apa yang telah dipelajari
atau informasi yang didapatkannya.
5 Aktivitas
Mengomunikasikan
Siswa menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya
Sumber: Implementasi Kurikulum 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
E. Menulis Teks Eksposisi
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
(Tarigan, 2008: 3). Setiap penulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya, antara
lain mengajak, menginformasikan, meyakinkan, atau menghibur pembaca.
Menulis dapat diartikan sebagai aktivitas mengekspresikan ide, gagasan, pikiran,
atau perasaan ke dalam lambang bahasa tulis.
58
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir
(Tarigan, 2008): 22). Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah
menulis atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama
meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa kedua istilah tersebut memiliki
pengertianيyangيberbeda.يIstilahي“menulis”يseringيmelekatيpadaيprosesيkreatifي
yangيberjenisيilmiah.يAdapunيistilahي“tulisan”يseringيdilekatkanيpada proses
kreatif yang berjenis nonilmiah.
“Menulis”يdanي“tulisan”يsebenarnyaيduaيkegiatanيyangيsamaيkarenaيmenulisي
berarti menulis (baca: menyusun atau merangkai, bukan mengkhayal) kata
menjadi kalimat, menyusun kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf,
menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang mengusung pokok persoalan.
Pokok persoalan di dalam tulisan disebut gagasan atau pikiran. Gagasan tersebut
menjadi dasar bagi berkembangnya tulisan tersebut. Gagasan pada sebuah tulisan
biasa bermacam-macam, bergantung pada keinginan penulis. Melalui tulisannya,
penulis bisa mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak, dan
pengalamannya.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu (Tarigan, 2008: 22). Dalam kegiatan menulis, seseorang dituntut untuk
menguasai struktur bahasa dan kosakata. Dengan menguasai dua hal tersebut
seseorang dapat menyusun tulisannya secara sistmatis sehingga tulisan mudah
dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
59
Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengungkapkannya secara tersurat. Untuk dapat mengungkapkan gagasan secara
tersurat, seorang penulis harus dapat menggambarkan bahasa dengan kata-kata
padat makna yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
kepada pembaca karena menulis bukan hanya melukiskan lambang-lambang
grafis semata. Dengan demikian, pesan yang disampaikan penulis melalui
tulisannya akan mudah dipahami oleh pembaca (Akhadiah dkk, 1998: 2)
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir
(Tarigan, 2008: 22). Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah
menulis atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama
meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa kedua istilah tersebut memiliki
pengertianيyangيberbeda.يIstilahي“menulis”يseringيmelekatيpadaيprosesيkreatifي
yang berjenis ilmiah.يAdapunيistilahي“tulisan”يseringيdilekatkanيpadaيprosesي
kreatif yang berjenis nonilmiah.
Menulis dan tulisan sebenarnya dua kegiatan yang sama karena menulis berarti
menulis (baca: menyusun atau merangkai, bukan mengkhayal) kata menjadi
kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan
kompleks yang mengusung pokok persoalan. Pokok persoalan di dalam tulisan
disebut gagasan atau pikiran. Gagasan tersebut menjadi dasar bagi
berkembangnya tulisan tersebut. Gagasan pada sebuah tulisan biasa bermacam-
macam, bergantung pada keinginan penulis. Melalui tulisannya, penulis bisa
mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak, dan
pengalamannya.
60
Menulis juga merupakan proses penemuan yang terus-menerus, bagaimana
menemukan bahasa yang efektif untuk mengomunikasikan pikiran dan perasaan;
mengaplikasikan apa yang dimiliki, baik kosakata maupun tata bahasa, dari apa
yang pernah siswa pelajari di kelas. Kegiatan menulis juga melibatkan komponen-
komponen bahasa di dalamnya. Kegiatan menulis juga merupakan respresentasi
dari penguasaan kosakata yang dimiliki seseorang membantu dirinya dalam
menemukan segala yang ada dalam pikirannya dalam bentuk tulisan.
Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, sedangkan
tujuan dari menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap,
dan isi pikiran secara jelas dan efektif. Pengungkapan fakta, perasaan, sikap, dan
isi pikiran tersebut dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat. Selain itu, menulis
memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut.
1. Dengan menulis, kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita.
Kita mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu topik. Untuk
mengembangkan topik itu, kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan
pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.
2. Melalui kegiatan menulis, kita mengembangkan berbagai gagasan. Kita
terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta
yang mungkin tidak pernah dilakukan jika tidak menulis.
3. Kegiatan menulis memaksa lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.
4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta
mengungkapkannya secara tersurat.
61
5. Melalui tulisan kita dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara
lebih objektif.
6. Dengan menulis di atas kertas, kita akan lebih mudah memecahkan
permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks
yang lebih konkret.
7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita
harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi
penyadap informasi dari orang lain.
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta
berbahasa secara tertib.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa komunikasi lewat tulisan memiliki
banyak keuntungan. Lewat kegiatan menulis dapat menghasilkan komunikasi
yang objektif dan efektif karena sebelum tulisan itu dikomunikasikan kepada
orang lain, sang penulis dapat menganalisis tulisannya dengan cermat dan teliti
sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi yang hendak dicapainya. Analisis
yang cermat dan teliti jelas dapat dilakukan karena sifat tulisan yang tersurat.
Dalam proses pembelajaran, seseorang belajar bagaimana mengkomunikasikan
pikiran dan perasaannya dengan menggunakan tanda-tanda yang jelas yang dapat
dimengerti tidak saja oleh dirinya tetapi juga oleh orang lain. Menulis secara jelas
merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia dengan menggunakan tanda-
tanda konvensional yang jelas. Tanda-tanda konvensional yang dimaksud ialah
penggunaan huruf atau ejaan yang telah disepakati dalam suatu bahasa.
Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan gagasan, ide-ide, pikiran, atau
perasaan lewat tulisan dengan memperhatikan susunan kalimat, ujaran, dan tanda
62
baca. Menulis bagi sebagian orang adalah kegiatan yang mudah untuk dilakukan
meskipun bagi sebagian yang lain menulis adalah hal yang sukar. Tidak semua
orang mampu menyatakan pikiran, gagasan, ide-ide, dan perasaannya ke dalam
tulisan.
Kegiatan menulis menuntut kemampuan penguasaan bahasa, yaitu kesanggupan
dalam menggunakan unsur-unsur kemampuan yang berbeda. Seorang siswa akan
dapat menulis dengan baik apabila mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.
Selain itu, untuk dapat menulis dengan baik, ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, yaitu (1) kaya akan ide, (2) memiliki ilmu pengetahuan yang
luas, pengalaman hidup yang mendalam, (4) memiliki intuisi yang tajam, (5)
memiliki jiwa yang arif, dan (6) kaya akan bahasa.
Kemampuan menulis seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1)
menguasai pengetahuan bahasa yang meliputi penguasaan kosakata secara aktif,
penguasan kaidah secara gramatikal, dan penguasaan gaya bahasa, (2) memiliki
kemampuan penalaran yang baik, dan (3) memiliki pengetahuan yang baik dan
mantap mengenai objek garapannya. Jika penulis menguasai ketiga faktor
tersebut, penulis akan dapat membuat tulisan narasi dengan baik.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan ialah sebagai alat komunikasi yang
tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena melatih para
pelajar untuk berpikir kritis. Menulis bertujuan untuk memudahkan merasakan
dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi
kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi
pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.
63
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu
dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas-tugas terpenting penulis sebagai
penulis adalah menguasai prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan,
susunan, dan gaya. Secara singkat: belajar menulis adalah belajar berpikir
dalam/denganيcaraيtertentuي(D’AngeloيdalamيTarigan,23 :2008ي).
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan yang sangat beraneka ragam
bagi penulis. Penulis yang belum berpengalaman baiknya memperhatikan kategori
di bawah ini sebagai berikut.
a. Memberitahukan atau mengajar.
b. Meyakinkan atau mendesak.
c. Menghibur atau menyenangkan.
d. Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Maksud atau tujuan penulis (the writer’s intention)يadalahي“responsiيatau jawaban
yang diharapkan oleh penulis dariيpembaca”.يBerdasarkan batasan ini, dapat
dirinci sebagai berikut.
1. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana
informatif (informative disource).
2. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana
peruasif (persuasive discourse).
3. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau
litery discourse).
64
4. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api
disebut wacana ekspresif (expressive discourse).
Perlu diperingatkan di sini bahwa dalam praktiknya jelas sekali terlihat bahwa
tujuan-tujuan yang telah disebutkan tadi sering bertumpang-tindih, dan setiap
orang mungkin saja menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup dalam
daftar di atas. Akan tetapi, dalam kebanyakan tujuan menulis, ada satu tujuan
yang menonjol atau dominan; dan yang dominan inilah memberi nama atas
keseluruhan tujuan tersebutي(D’AngeloيdalamيTarigan,25ي:2008ي).
Kualitas tulisan dapat diukur berdasarkan unsur-unsur yang membangun sebuah
tulisan. Unsur-unsur tersebut antara lain isi, dan aspek kebahasaan (Akhadiah,
1988: 23).
1. Isi tulisan merupakan gagasan yang mendasari keseluruhan tulisan. Gagasan
yang baik didukung oleh hal-hal sebagai berikut.
a. Pengoperasian gagasan, yaitu kepaduan hubungan antarparagraf;
b. Kesesuaian isi dengan tujuan penulisan;
c. Kemampuan mengembangkan topik. Pengembangan topik yang baik
adalah pengembangan secara tuntas, rinci, dan tunggal.
2. Aspek kebahasaan
Unsur-unsur kebahasaan yang dapat dijadikan petunjuk penyajian bahasa
yang baik dalam tulisan adalah sebagai berikut.
a. Tulisan harus jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi
pembaca. Kalimat-kalimat dalam tulisan harus efektif.
b. Tulisan harus menerapkan ejaan bahasa Indonesia (EBI), meliputi
pemakaian huruf, kata, unsur, serapan, serta pemakaian tanda baca.
65
Namun, untuk menjaga kecermatan, peneliti hanya akan meneliti
pemakaian huruf kapital, tanda baca, titik dan koma.
c. Ketepatan pilihan kata. Hal ini tidak terlepas dari kaidah makna dan
sintaksis. Penulis harus memperhatikan kebakuan kata yang dipilihnya.
Unsur-unsur dalam menulis merupakan satu kesatuan dari isi tulisan dan
aspek kebahasan yang saling berkaitan satu sama lainnya. Apabila unsur-
unsur menulis tersebut dikuasai oleh siswa, siswa tidak merasa kesulitan
dalam menulis.
Langkah awal dalam menulis artikel opini (eksposisi), beberapa langkah berikut
ini dapat dilakukan, yaitu pertama, menggali ide. Ketika menemukan ide cobalah
analisis masalah (tema) tersebut. Lakukan riset data. Diskusikan dengan banyak
orang sehingga analisis kita terhadap tema tersebut menjadi sebuah analisis kritis
dan tajam dengan problem solving yang brilian. Kedua, membuat kerangka tulisan
secara rinci. Pastikan kerangka tulisan kita berstruktur pembukaan, isi, dan
penutup. Struktur yang demikian memungkinkan hasil tulisan kita mudah dibaca
dan dipahami oleh calon pembbaca. Ketiga, kumpulkan data dan referensi (buku,
majalah, Koran, hasil penelitian dan lain sebagainya). Referensi bermanfaat dalam
membangun analisis terhadap permasalahan yang akan kita tulis sementara data
berfungsi sebagai penguat. Keempat, mulailah menulis. Setelah langkah-langkah
sebelumnya kita lakukan, mulailah untuk menulis. Terakhir adalah editing.
Editing diperlukan untuk mengetahui apakah tulisan kita sesuai dengan Ejaan
bahasa Indonesia (EBI) .
66
1. Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah uraian atau pemaparan yang isinya berupa penjelasan atau
informasi mengenai mengapa dan bagaimana yang diungungkapkan berdasarkan
fakta dengan menunjukkan berbagai bukti konkret dengan tujuan menambah
pengetahuan pembaca. Teks eksposisi ini sangat mudah untuk ditemukan
misalnya pada artikel, skripsi, atau karya ilmiah lain yang memberikan informasi
baru bagi pembacanya.
2. Ciri-ciri Teks Eksposisi
Ada beberapa ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut.
Paparan isi karangan yang berisi pendapat, gagasan, keyakinan.
1. Paparan memerlukan fakta yang diperlukan dengan angka, statistik, peta dan
grafik.
2. Paparan memerlukan analisis dan sintesis.
3. Paparan menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan, dan penelitian,
serta sikap dan keyakinan.
4. Paparan menjadi sumber daya khayal.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang informatif dengan kata-kata yang
denotatif, serta penutup paparan yang berisi penegasan.
67
3. Tujuan Teks Eksposisi
Ada beberapa tujuan karangan eksposisi berdasarkan Eti (dalam Dalman, 2012:
120).
a. Memberi informasi atau keterangan yang sejelas-jelasnya tentang objek,
meskipun pembaca belum pernah mengalami atau mengamati sendiri, tanpa
memaksa orang lain untuk menerima gagasan atau informasi.
b. Memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
c. Menyajikan fakta dengan gagasan yang disusun sebaik-baiknya sehingga
mudah dipahami oleh pembaca.
Digunakan untuk menjelaskan hakikat sesuatu, memberikan petunjuk mencapai
atau mengerjakan sesuatu, menguraikan proses dan menemukan pertalian antara
satu hal dengan hal yang lain.
4. Macam-macam Teks Eksposisi
Ada beberapa macam eksposisi berdasarkan Mariskan (dalam Dalman, 2012:
121).
a. Lukisan dalam Eksposisi
Lukisan dalam eksposisi adalah paparan yang mempergunakan lukisan agar
paparan itu tidak kering, misalnya otobiografi, kisah perampokan, peristiwa
pembunuhan.
b. Eksposisi Proses
Eksposisi yang memparkan atau menjelaskan proses terjadinya sesuatu,
misalnya proses pembuatan tempe.
c. Eksposisi Perbandingan
68
Dalam memperjelas paparan sering digunakan perbandingan di antara dua hal
atau lebih. Kedua hal atau lebih itu dicari perbedaannya dan persamaannya.
Susunan paparan perbandingan itu dapat berpola A+B atau A/B+A/B. Pola
A+B maksudnya perbedaan A dijelaskan terlebih dahulu, baru perbedaan B.
Berbeda dengan teori kedua yang menggunakan satu sekaligus atau kedua
masalah.
Contoh: ada dua orang bernama Dadap dan Cecep
1) Pola A+B
Dadap, anak pak Hasan orangnya lemah lembut, sopan. Bentuk tubuhnya
ramping, berambut keriting, jika berbicara sangat menyenangkan serta
pandai bercerita. Setisp orang yang mengenalnya akan mengatakan bahwa
Dadap orang yang baik.
Berlainan dengan Cecep. Cecep orangnya sangat angkuh, berlagak
kebarat-baratan, bentuk tubuhnya tegap dan membusung, berambut lurus,
jika bicara seperti orang besar. Kesan yang diajak bicara adalah bahwa
Cecep sombong.
2) Pola A/B+A/B
Dadap dan Cecep dibesarkan dari keluarga yang berbeda. Dadap dari
lingkungan keluarga yang sederhana, sedangkan Cecep dilahirkan dari
keluarga bangsawan dan keluarga berbeda.
5. Macam-Macam Metode Pengembangan Karangan Teks Eksposisi
Pengembangan karangan eksposisi dapat menggunakan beberapa metode. Penulis
bebas memilih metode dengan materi sajian serta memungkingkan terciptanya
69
kejelasan dan kemenarikan mengenai informasi yang disampaikan. Adapun
metode-metode yang dapat digunakan adalah metode identifikasi, perbandingan,
ilustrasi, klasifikasi, definisi, dan analisis (Keraf dalam Akhadiah, dkk, 1997: 8.8)
a. Metode Identifikasi
Metode identifikasi merupakan suatu metode yang menyebutkan ciri-ciri atau
unsur yang membentuk suatu hal atau objek sehingga pembaca dapat
mengenal objek itu dengan tepat dan jelas.
Dalam menggunakan metode ini, penulis harus mengenal atau melacak ciri-
ciri objek. Setelah mengenal objek, barulah dilakukan proses penggambaran
atau menjabarkan ciri-ciri khusus objek yang akan disajikan baik secara
konkret maupun abstrak. Misalnya, menerangkan penyanyi dengan
menyebutkan ciri-ciri fisiknya terlebih dahulu.
b. Metode Perbandingan
Metode perbandingan merupakan suatu metode untuk mengungkapkan
kesamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih. Metode ini digunakan
untuk membantu pembaca dalam memahami dengan jelas suatu objek yang
sudah diketahui.
c. Metode Ilustrasi atau Eksemplikasi
Metode ini berusaha memberikan gambaran atau penjelasan yang khusus atau
yang konkret atau suatu prinsip umum atau kaidah yang lebih luas lingkupnya
dengan mengutip atau menunjukkan suatu pokok yang khusus yang tercakup
dalam prinsip umum atau kaidah yang lebih luas lingkupnya itu.
d. Metode klasifikasi
70
Metode klasifikasi merupakan suatu metode untuk menempatkan barang-
barang atau mengelompokkan bermacam-macam subjek dalam suatu system
kelas. Kelas merupakan suatu konsep mengenai ciri-ciri yang serupa, yang
harus dimiliki oleh barang-barang atau bermacam-macam subjek tertentu.
e. Metode Definisi
Metode definisi merupakan penjelasan mengenai makna atau pengertian suatu
kata, frasa, atau kalimat. Definisi terdiri atas dua bagian, yaitu bagian yang
didefinisikan dan bagian yang mendefinisikan menurut sift dan strukturnya,
definisi terdiri atas tiap macam, yaitu definisi nominal, definisi logis atau
formal, dan definisi luas.
f. Metode Analisis
Analisis merupakan proses penalaran yang menguraikan bagian-bagian
fungsional yang membentuk sesuatu yang utuh. Cara menganalisis sesuatu
juga bermacam-macam, sesuai dengan penglihatan dan penalaran seseorang.
Secara garis besar, analisis dapat dibagi atas beberapa bagian, yaitu analisis
bagian, analisis fungsional, analisis proses, dan analisis kausal.
6. Langkah-Langkah Menulis Teks Eksposisi
Pada dasarnya, setiap jenis karangan memiliki langkah-langkah yang tidak jauh
berbeda dan bahkan sama. Jadi, yang berbeda adalah penyampaian isi dan
tujuannya. Berikut adalah langkah-langkah menulis karangan eksposisi (Dalman,
2012: 134).
a. Menentukan topik (tema)
b. Menentukan tujuan;
71
c. Mendapatkan data yang sesuai dengan topik;
d. Membuat kerangka karangan;
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
72
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif.
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan pembelajaran menulis teks
eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1Pringsewu Tahun Pelajaran 2018/2019.
Metode penelitian ini dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu
pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2011: 6).
B. Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data dan data penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Sumber data
Sumber data pada penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran menulis teks
eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Data Penelitian
a. Perencanaan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Pelaksanaan pembelajaran yang berupa aktivitas guru dalam mengajar dan
aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Penilaian pembelajaran yang sudah disiapkan oleh guru.
73
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data pembelajaran teks eksposisi
adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Teknik observasi yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data berupa
perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru (RPP). Selain itu, guru dan
peneliti memilih kelas yang akan dijadikan subjek penelitian dan materi yang
akan diajarkan guru.
2. Dokumentasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan melihat RPP dan teks
eksposisi yang diajarkan oleh guru.
3. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran.
4. Rekaman
Rekaman yang dilakukan peneliti ialah merekam kegiatan pembelajaran di
kelas untuk memperoleh data yang sesuai dengan komponen pembelajaran.
Pengumpulan data mengenai perencanaan pembelajaran diperoleh dari
instrumen yang digunakan dalam lembar pengamatan perencanaan
pembelajaran yang terdapat di dalam modul pelatihan Kurikulum 2013.
Untuk mengetahui kelengkapan komponen RPP yang disusun oleh guru dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut.
74
D. Teknik Analisis Data
Tabel 3.1 Instrumen Pengamatan Perencanaan Pembelajaran
Komponen Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Deskripsi
A. Identitas Mata
Pelajaran
Identitas mata pelajaran berisi informasi
tentang:
a). Nama sekolah
b). Kelas
c). Semester
d). Mata pelajaran
e). Materi pokok
f). Jumlah pertemuan
B. Perumusan
Indikator
Perumusan indikator harus memiliki
kesesuaian dengan KI, KD
Perumusan indikator harus memiliki
kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap,
dan keterampilan
C. Perumusan Tujuan
Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus
sesuai dengan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai dalam kompetensi
dasar
D. Pemilihan Materi
Ajar
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
dan alokasi waktu
E. Pemilihan Sumber
Belajar
Kesesuaian dengan KI dan KD
Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan
pendekatan scientific
F. Pemilihan Media
Belajar
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan
pendekatan scientific
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
75
Kesesuaian dengan pendekatan scientific
H. Skenario
Pembelajaran
Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup dengan jelas
I. Penilaian Kesesuaian dengan teknik dan bentuk
penilaian autentik
Sumber: Panduan Penilaian untuk SMA Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia
Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Lembar observasi proses mengajar
guru dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Instrumen Kriteria Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Aspek yang Diamati Deskripsi
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan
Motivasi
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
Mengajukan pertanyaan-peranyaan tentang materi yang
sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan
dipelajari
Penyampaian
Kompetensi dan
Rencana Kegiatan
Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan
atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari
suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau
KD yang akan dicapai
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang yang akan dilakukan peserta didik
untuk menyelesaikan pemasalahan atau tugas
Kegiatan Inti Proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif
mencari informasi, sertam emberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik
76
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,
yang meliputi proses mengamati, menanya,
mengumpulkan dan mengasosiasikan, serta
mengkomunikasikan hasil
Kegiatan Penutup
Penutup
Pembelajaran
Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman atau simpulan pelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, dan
memberikan tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Sumber: Panduan Penilaian untuk SMA Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia
77
Tabel 3.3 berikut menyajikan instrumen penilaian pengetahuan.
Tabel 3.3 Instrumen Peniaian Pengetahuan
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan Tes Tertulis Benar-Salah, Menjodohkan,
Pilihan Ganda,
Isian/Melengkapi, Uraian
Mengetahui penguasaan
pengetahuan siswa untuk
perbaikan proses pembelajaran
dan/atau pengambilan nilai
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman siswa
untuk perbaikan proses
pembelajaran
Penugasan Tugas yang dilakukan secara
individu maupun kelompok
Memfasilitasi penguasaan
pengetahuan (bila diberikan
selama proses pembelajaran)
atau mengetahui penguasaan
pengetahuan (bila diberikan
pada akhir pembelajaran)
Portofolio Sampel pekerjaan siswa
terbaik yang diperoleh dari
penugasan dan tes tertulis
Sebagai (sebagian) bahan guru
mendeskripsikan capaian
pengetahuan di akhir semester
Sumber: Panduan Penilaian untuk SMA Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia
Tabel 3.4 berikut menyajikan instrumen penilaian keterampilan.
Tabel 3.4 Instrumen Penilaian Keterampilan
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan Kinerja Tugas dengan prosedur kerja
tertentu
Mengukur capaian pembelajaran
berupa keterampilan proses
dan/atau hasil (produk)
Proyek Praktik Mengetahui kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan
pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu tugas dalam
periode/waktu tertentu
Portofolio Sampel pekerjaan siswa
terbaik dari KD pada KI-4
Mendeskripsikan capaian
kompetensi keterampilan
(dalam satu semester)
Sumber: Panduan Penilaian untuk SMA Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia
78
Selain itu, untuk aktivitas siswa dapat dilihat dari lembar observasi aktivitas siswa
seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Instrumen Kriteria Aktivitas Siswa
Aspek yang Diamati Deskripsi
Aktivitas Mengamati Siswa mengamati secara langsung semua yang
diberikan oleh guru, pada proses pembelajaran
Aktivitas Menanya Siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang belum dipahami dari apa yang diamati, atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan mengenai apa yang telah diamati
Akivitas Menalar Siswa memahami, mencerna, lalu menyimpulkan
apa yang bdipelajari serta informasi yang
didapatkan
Aktivitas Mencoba Siswa mempraktekan apa yang telah dipelajari
atau informasi yang didapatkannya
Aktivitas
Mengomunikasikan
Siswa menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya
Sumber: Panduan Penilaian untuk SMA Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia
Selanjutnya wawancara, tujuan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di
SMA Negeri 1 Pringsewu.
Analisis data bersifat objektif, yakni sebuah analisis berdasarkan data yang
diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Teknik analisis data
dilakukan dengan tahap-tahap yang dijabarkan melalui kegiatan-kegiatan
penelitian sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan observasi di sekolah, melihat kelas yang akan dijadikan
penelitian, dan melihat RPP yang dibuat oleh guru.
79
2. Melakukan dokumentasi terkait dengan RPP yang telah dibuat guru.
3. Melakukan wawancara terhadap guru yang dijadikan subjek penelitian terkait
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.
4. Merekam dan mendokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukn guru dan aktivitas siswa.
5. Menyimpulkan hasil penelitian.
158
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran
2018/2019, dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan tiga tahap kegiatan
pembelajaran yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam
pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa kelas X MIPA 2.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pada tahap perencanaan, guru sudah melakukan perencanaan pembelajaran
dengan komponen RPP yang terdapat dalam instrumen pengamatan
perencanaan pembelajaran. RPP yang disusun guru terdiri dari identitas mata
pelajaran, perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan
materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, skenario
pembelajaran dan penilaian. Semua indikator dalam instrumen penyusunan
RPP telah tertera pada RPP yang dibuat oleh guru.
2. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi guru sudah
melakukan tiga tahap dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup namun pada kegiatan pelaksanaan
pembelajaran peneliti menemukan beberapa komponen yang tidak sesuai
antara instrumen pelakasanaan pembelajaran dengan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu dalam mendemonstrasikan
159
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan pemberian tes yang
berupa lisan maupun tulisan.
3. Penilaian pembelajaran yang dilakukan guru hanya melalui dua ranah
penilaian, yaitu penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Guru tidak
melakukan penilaian sikap selama penelitian berlangsung karena penilaian
sikap dilakukan oleh guru agama islam. Penilaian pengetahuan yang
dilakukan guru menggunakan dua teknik, yaitu teknik tertulis dan teknik
lisan. Teknik tulis menggunakan instrumen penugasan kelompok dan teknik
lisan menggunakan istrumen tanya-jawab. Penilaian keterampilan yang
dilakukan guru menggunakan teknik kinerja kelompok.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disarankan sebagai berikut.
1. Guru bahasa Indonesia agar dapat menyesuaikan antara rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan pelaksanaan pembelajaran
sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara lebih tersruktur, karena
dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti menemukan ketidaksesuaian antara
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajarannya.
2. Peneliti berikutnya yang akan meneliti di bidang kajian yang sama
hendaknya dapat memilih materi pembelajaran yang lebih bervariasi dan
sesuai dengan perkembangan kurikulum yang berlaku di sekolah.
160
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Hamalik, Oemar, 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah, Nanang, dan Cucu Suhana. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung:Refika Aditama
Https://www.bola.kompas.com/read/2011/05/21/18042068/Bahasa.Indonesia.Kia
n.Kurang.Diminati
Https://www.kompasiana.com/abacaraka/55299735f17e61630ad623b3/mengapa-
nilai-.bahasa-indonesia-selalu-terendah
Https://www.tirto.id/hasil-unbk-sma-2018-rata-rata-nilai-turun-kecuali-bahasa-
inggris-c Liy
Kemendikbud. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Depdikbud.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Jakarta: Erlangga.
Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Rohman, Muhammad dan Sofan Amri. 2013. Strategi dan Desain
Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alvabeta.
161
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis. Bandung: Angkasa.
Universitas Lampung. 2017. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Yunus, Abidin. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: Refika.