Download - pembahasan fitokim
5. Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah untuk mengisolasi rutin (flavonoid-3-glikosida) sebagai
salah satu jenis glikosida flavonoid (glikosida flavonol) yang terkandung dalam daun
singkong/ketela pohon. Glikosida flavonoid termasuk rutin merupakan salah satu metabolit
sekunder yang bersifat polar, termasuk kedalam kelompok glikosida O (molekul gula berikatan
dengan O-aglikon). Rutin daun singkong (satu zat aktif) sebagai bahan obat-obatan dan
kosmetik, serta jadi zat pengatur tumbuh tanaman.
Karena sifatnya yang polar maka pengisolasian rutin dilakukan dengan penggunaan
pelarut polar yaitu air, dengan penggunaan air yang kemudian dipanaskan membuat semua
senyawa polar tertarik bersama filtrate. Hal ini merupakan salah satu kerugian penggunaan air
sebagai pelarut karena, banyak sekali komponen-komponen polar yang dapat larut bersama air.
Filtrate yang diperoleh diuapkan hingga didapat filtrate kental dan disimpan dalam lemari
pendingin untuk mempercepat pembentukan kristal rutin dan mencegah terjadinya penjamuran.
Karena dengan media air memungkinkan timbulnya jamur atau bakteri jika disimpan di suhu
ruang.
Endapan yang diperoleh disaring dan dicuci dengan menggunakan etanol dingin dengan
maksud agar kemurnian filtrate bertambah dan terbebas dari pengotor-pengotor yang tidak ingin
diisolasi, tetapi dengan pencucian ini tidak menyebabkan kristal larut.
Sebagian dari endapan ditambahkan HCl untuk proses hidrolisis dimaksudkan agar
glikosida flavonoid rutin terhidrolisis sehingga aglikon flavonoid (kuersetein) terpisah dengan
molekul gulanya. Kuersetin ini termasuk aglikon flavonoid (zat bukan gula) yang berdasarkan
strukturnya dapat digolongkan menjadi flavonol, kuersetin mempunyai khasiat sebagai
antiinflamasi, antikanker dan antioksidant.
Setelah dihidrolisis, larutan dipartisi dengan pelarut eter dengan menggunakan corong
pisah, eter digunakan karena memiliki kepolaran yang sama dengan aglikon flavonoid
(kuersetin). Maka seluruh senyawa kuersetin akan tertarik kedalam pelarut eter, ekstraksi
dilakukan sebanyak 3 kali untuk memaksimalkan pengisolasian. Seluruh fase eter yang dicampur
disaring dengan tambahan Na sulfat anhidrat agar molekul air yang ada dalam eter dapat tertarik,
sehingga larutan benar-benar murni eter dan aglikon flavonoid. Fase eter ini diuapkan dan
selanjutnya residu yang ada ditambahkan methanol sebagai pelarut (sari II) untuk dilakukan
KLT.
Proses hidrolisis rutin menjadi kuersetin berjalan menurut reaksi berikut:
HCl
Hidrolisis
+
Rutin Kuersetin Glukosa
Sisa endapan yang tidak dihidrolisis juga dilarutkan dengan methanol untuk selanjutnya
di KLT bersama dengan sari II, dan Rf yang dihasilkan dapat dibandingkan dan dapat terlihat
proses hidrolisis berjalan dengan sempurna atau tidak.
Sari I dan sari II dilakukan pengujian dengan KLT menggunakan eluen etanol 96%.
Dengan digunakannya eluen yang bersifat polar maka senyawa polar akan terelusi lebih dulu dan
memiliki Rf yang lebih tinggi, dibandingkan dengan senyawa non-polar ataupun semipolar. Pada
KLT ini yang diuji adalah senyawa polar yaitu glikosida flavonoid (rutin) dan senyawa non-polar
yaitu aglikon glikosida (kuersetin).
Dari hasil KLT ini, kedua senyawa terelusi dan pada titik B ada senyawa yang tidak
terelusi dan tetap berada pada dasar lempeng KLT, hasil ini menunjukan adanya kuersetin yang
sudah terpisah dari rutin, tetapi karena kedua spot terelusi maka hidrolisis yang dilakukan tidak
berjalan dengan sempurna, ataupun ada pengotor lainnya yang terelusi dengan pelarut polar.
Pada penelitian sebelumnya terhadap pemeriksaan kadar rutin pada daun singkong
(Manihot utilissima Pohl.) muda, tua dan kuning. Secara KLT-spektrofotodensitometri kadar
rutin daun singkong muda adalah 0,71% (b/b), daun singkong tua 0,35%(b/b) dan daun singkong
kuning 0,16%(b/b) dan secara gravimetri kadar rutin daun singkong muda adalah 0,56% (b/b),
daun singkong tua 0,32%(b/b) dan daun singkong kuning tidak terdeteksi. Telah dilakukan pula
isolasi rutin dari daun singkong muda dengan cara maserasi dengan natrium hidroksida 1% dan
rutin yang didapat dari maserasi ini adalah 0,027% (b/b).
Pada praktikum kali ini digunakan daun singkong yang sudah agak tua sehingga kadar
yang didapat tidak maksimal. Dan untuk terbentuknya kristal rutin dibutuhkan waktu yang
sangat lama sekali kurang lebih selama 2 minggu. Dan kristal rutin yang terbentuk sangat sedikit
sekali, dan tercampur dengan endapan lainnya.
6. Kesimpulan
Rutin merupakan salah satu jenis glikosida flavonoid yang bersifat polar, sehingga dapat
diekstraksi dengan pelarut polar, seperti air, methanol atau etanol. Filtrate yang didapat dari hasil
penyarian didinginkan untuk mempercepat pembentukan kristal.
Pemisahan aglikon dan glikosidanya dapat dilakukan dengan hidrolisis asam, seperti
menggunakan HCl. Akan didapat hasil berupa kuersetin dan glukosa dari hidrolisis rutin.
Analisa dari aglikon dan glikosida ini dapat dilakukan dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis, dan menggunakan eluen tertentu sesuai dengan kepolaran senyawa yang
dianalisa.
s