Download - Pembahasan Dan Kesimpulan pH Dan Tensiometer
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan pengukuran yang tujuannya
untuk menghitung besarnya kelembaban tanah terhadap air dan kadar keasaman
tanah dengan menggunakan peralatan tensiometer dan pH meter yang dilakukan
dilapangan depan gedung jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Pengukuran kelembaban tanah terhadap air ini dilakukan dengan prinsip
memasukan air kedalam sebuah tabung yang tertutup, kemudian tabung tersebut
dimasukan kedalam tanah selamjutnya dengan menentukan tekanan yang tercatat
darii kehilangan kadar air maka kelembaban tanah ini pun dapat ditentukan.
Pengukuran pH meter yang dilakukan pada tiga titik berbeda yang
pastinya memiliki kadar air dan Ph yang berbeda-beda juga. pH tanah pada titik 1,
2, dan 3 memiliki derajat yang netral karena harga pH tanah itu sekitar 4,0 – 10,0
sehingga tanah tersebut tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa. Menurut
Kartasapoetra dan Sutedjo, klasifikasi pH adalah sebagai berikut:
Reaksi Tanah pH
Sangat asam <4,5
Asam sekali 4,6 – 5,0
Agak Asam 5,1 – 5,5
Sedikit Asam 5,6 – 6,0
Kurang Asam 6,1 – 6,5
Netral 6,6 – 7,5
Sedikit Alkalis atau basa 7,6 – 8,0
Agak Alkalis atau basa 8,1 - 9,0
Sangat Alkalis > 9,0
Maka jelas kita perhatikan bahwa ketiga titik yang diuji derajat keasaman
bersifat kurang asam. Dimana harga pH adalah log dari harga kebalikan
konsentrasi ion hydrogen. Dalam air terjadi disosiasi H+ + OH- menjadi (H2O →
H+ + OH- ). Bila kita mengambil suatu titik dari 3 hasil pengamatan itu, diperoleh
harga rata-rata 5,6 dan tanah tersebut berada dalam kondisi sedikit asam.
Menurut Sarfuddin Sarief, jenis tanah pada kondisi ini memiliki kadar
unsur hara yang terkandung cukup tinggi, tetapi tergantung pada bahan induknya.
Tanah jenis ini disebut juga tanah kapur merah atau red lateric limestone soil,
bahan induknya adalah batu kapur dan batu endapan. Daya menahan airnya
sedang begitu juga dengan nilai permeabilitasnya.
Kita ketahui bahwa reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur
hara bagi tanaman. Pada reaksi tanah yang netral, yaitu pH 6,6 – 7,5 maka unsur
hara tersedia dalam jumlah yang banyak. pH tanah juga mempunyai pengaruh
langsung ataupun tidak langsung terhadap tanaman. Tanaman langsung dapat
tumbuh dengan baik antara pH 5,0 – 8,0. Pada pH yang kita peroleh pada tanah ini
yaitu 5,6 artinya tanah jenis ini masih terdapat unsure-unsur yang diperlukan dan
mudah diserap bagi tanaman. Hal ini terjadi karena pada pH tersebut merupakan
pH yang tanah yang mendekati nilai normal Dimana, pada pH netral banyak
unsure hara mudah larut dalam air. Tanaman yang cocok ditanami pada tanah ini
adalah tanaman pangan seperti padi, kentang, jagung, dan palawija.
Kemudian pengukuran dengan tensiometer ini merupakan pecobaan yang
akan mengukur nilai Pf pada sampel tanah yang telah ditentukan. Hal yang
mempengaruhi adalah keadaan temperature dan tanah itu sendiri. Bila tanah dalam
keadaan kering, air yang berada dalam pipa kolom air akan terhisap keluar melalui
bagian porus. Akibatnya akan terjadi penurunan air pada pipa kolom air, dan
ruang hampa udara dengan tekanan lebih rendah dari tekanan udara luar ( < 1
atm). Hal ini dapat dibaca pada skala manometer yang menunjukkan besarnya
daya isap tanah (cmHg).Sebaliknya bila tanah menjadi lembab kembali, daya isap
tanah berkurang sehingga air tanah bahkan akan terhisap kembali ke dalam pipa
kolo air melalui bagian porus, sampai tercapai keseimbangan tekanan udara luar
dan tekanan udara di dalam pipa kolom air. Pengukuran tidak atau kurang teliti
bila digunakan pada tanah yang sangat berpasir, atau tanah berbatu tanpa kontak
yang baik antara tanah yang diperiksa dengan permukaan bagian porus
tensiometer.
Apabila hasil praktikum didapat nilai rata-rata yang menyatakan kisaran Pf 3
ini menyatakan bahwa tanah uji kondisinya berada di bawah titik layu. Dengan
demikian tanah uji masih dapat ditanami berbagai jenis tanaman karena nilai pF
berada antara 2 sampai 4 yang diketahui sebagai nilai pF yang disarankan untuk
pertumbuhan tanaman dan masih dibawah dan titik layu permanen.
Menurut Schroeder (1972) kondisi tanah seperti di atas apabila terdapat
tanaman di atasnya maka pemberian air irigasi dapat dikurangi bahkan tidak
dilakukan karena jumlah air yang tersedia dalam matriks tanah lebih besar dari
jumlah air spesifik yang dibutuhkan tumbuhan.
KESIMPULAN
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang kita dapatkan dari praktikum ini,
yaitu :
1. Nilai rata-rata 5,6 sehingga tanah tersebut termasuk berada dalam
golongan dengan kondisi sedikit asam.
2. Kondisi tanah tersebut memiliki kadar unsur hara yang terkandung cukup
tinggi, tetapi tergantung pada bahan induknya dan daya menahan airnya
sedang begitu juga dengan nilai permeabilitasnya.
3. Tanaman yang cocok ditanami pada tanah ini adalah tanaman pangan
seperti padi, kentang, jagung, dan palawija.
4. Hal yang mempengaruhi kelembapan tanah dengan tensiometer adalah
keadaan temperature dan tanah itu sendiri.
5. Tanah yang di uji dengan tensiometer termasuk kedalam kondisi berada di
bawah titik layu.
6. apabila terdapat tanaman di atasnya maka pemberian air irigasi dapat
dikurangi bahkan tidak dilakukan karena jumlah air yang tersedia dalam
matriks tanah lebih besar dari jumlah air spesifik yang dibutuhkan
tumbuhan.