PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN KIiMDlKBUD p-----; ts~'· rrT!rTt' --
SURAT EDARAN NOM OR: 23979/A.A3/KUl2013
TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA YAAN TAHUN 2013
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan dan
pertanggungjawaban anggaran tahun 2013 Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
I. Umum
1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) agar segera meneliti Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK) yang diterima untuk memastikan kebenaran
jumlah dana dan akun yang digunakan;
2. KPA agar melakukan revisi DIPAIPOK yang tidak sesuai dan
berkoordinasi dengan Bagian Keuangan dan Bagian
Perencanaan Satker masing-masing agar tidak menghambat
pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran;
3. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan
diperlukan revisi DIPAIPOK. agar memperhatikan kegiatan
kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga tidak terjadi pagu
minus, dan berkoordinasi dengan Bagian Perencanaan dan
Bagian Keuangan.
4. Penempatan akun pad a DIPAIPOK berpedoman pad a
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
80/PB/2011 tanggal 30 November 2011 tentang Perubahan
dan Penambahan Akun Pendapatan, Belanja dan Transfer
pada Bagan Akun Standar. Apabila terdapat akun-akun yang
PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNCJAWABAN ANGCA1<AN KIiMDIKBllD - wei- - .... .... ....m"·_J"O •• _ .... __ .......... n - --_ ••
tidak diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011, tetap berpedoman
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007
tentang Bagan Akun Standar dan Peraturan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-08/PB/2009 tentang
Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar;
5, Agar perencanaan kas dapat dilaksanakan dengan baik. maka
perlu ditingkatkan komunikasi antara KPA cq Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) selaku pelaksana kegiatan dengan Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) dan
Bendahara Pengeluaran (BP) yang mengatur lalu lintas
kebutuhan dana satker;
6. Dalam melaksanakan anggaran/pencairan, Satker agar
menginventarisir kegiatan-kegiatan apa saja yang akan
dilaksanakan baik berhubungan dengan belanja barang
maupun belanja modal. Kegiatan-kegiatan yang bisa
dilaksanakan lebih cepat diawal tahun anggaran agar jangan
ditunda-tunda. terutama kegiatan pembangunan fisik yang
memerlukan waktu lebih panjang dalam persiapan berupa
pelelangan barang/jasa hingga pelaksanaan pekerjaan, demi
terlaksananya pelaksanaan anggaran yang optimal, tepat
waktu, efektif dan efisien.
7. Pertanggungjawaban Uang Persediaan (UP) dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. UP dapat diberikan untuk pengeluaran:
1) Belanja Barang;
2) Belanja Modal;
3) Belanja lain-lain.
2
PELAKSANAANDAN PERTANGGUNGjAWABAN ANGCARAN K(iMOIKBUJ)
b. Khusus untuk satker perwakilan/satker atase teknis di luar
negeri, sesuai
Perbendaharaan
dengan
Nomor
Peraturan Direktur Jenderal
PER-2/PB/2013 Tanggal 21
Januari 2013 tentang Mekanisme pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara pada Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri, pemberian UP dapat diberikan
untuk pengeluaran:
1) 8elanja Pegawai;
2) Belanja 8arang;
3) Belanja Modal;
4) Belanja Bantuan Sosial; dan
5) Belanja Lain-lain;
c. Penggantian UP dapat dilakukan apabila telah
dipertanggungjawabkan minimal 50% (lima puluh persen);
d. UP harus sudah dapat dipertanggungjawabkan dan
dimintakan pengajuan penggantian UP paling lambat 2
(dua) bulan setelah Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
diterbitkan;
e. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
akan menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA,
dalam hal 2 (dua) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan belum
dilakukan pengajuan penggantian UP;
f. Dalam hal setelah 1 (satu) bulan sejak disampaikan surat
pemberitahuan kepada KPA belum dilakukan pengajuan
penggantian UP, maka Kepala KPPN memotong UP
sebesar 25% (dua puluh lima persen);
g. Dalam hal 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan KPA
tidak memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau
menyetorkan ke kas negara, Kepala KPPN memotong UP
3
PEl AKSi\NAAN [JAN I'lOlnANCGUNGJAWABAN ANC(;ARAN KEMl)IKBlJD ••••• ••• •••••• • •••• ~." •••• ~ '"' • • .w ••
sebesar 50% (lima puluh persen) dengan cara
menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA untuk
memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau
menyetorkan ke kas negara.
8. Permintaan dan pertanggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan (TUP) dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Permintaan persetujuan Kepala KPPN;
b. Untuk kegiatan yang sangat mendesak dan tidak dapat
ditunda dan dana UP tidak cukup untuk membiayai;
c. Pertanggungjawaban TUP/SPP-Ganti Uang Persediaan
(GUP) Nit1il harus sudah dilakukan tidak lebih dari 1 (satu)
bulan sejak diterimanya SP2D;
d. Pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan dapat
dilakukan dengan persetujuan kepala KPPN.
9. Penyampaian SPP-GUP/Nihil di lengkapi dengan dokumen
pendukung, sebagai berikut:
a. Daftar rincian permintaan pembayaran
b. Bukti pengeluaran
c. Daftar rekapitulasi pajak (sesuai format pad a lampiran Surat
Edaran ini)
d. Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dikonfirmasi KPPN.
II. Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
1. Ketentuan penggunaan meterai diatur sebagai berikut:
a. Bukti pembayaran atas transaksi sampai dengan
Rp250.000,OO (dua ratus lima puluh ribu rupiah) tidak
menggunakan meterai;
4
PELAKSANAAN DAN PERTANCCUN(~JAWAKAN ANCCAR/\N Kf':iVll.J!KBUD --_ .. _.- ... __ ._ ... ,-, ......... _.m __ ._ ....... , ..... _ ... , , "', .......... - ';", _.... . ...... _._ ... "iijii;;pjiiii'"
b. Bukti pembayaran atas transaksi di atas Rp2S0.000,OO (dua
ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan
Rp1.000.000,OO (satu juta rupiah) bermeterai Rp3.000,OO
(tiga ribu rupiah);
c. Bukti pembayaran atas transaksi di atas Rp1.000.000,OO
(satu juta rupiah) bermeterai Rp6.000,OO (enam ribu
rupiah).
2. Bukti pertanggungjawaban pengadaan barang dan jasa diatur
sebagai berikut:
a. Pengeluaran sampai dengan RpSO.OOO.OOO,OO (lima puluh
juta rupiah) cukup dengan Kuitansi;
b. Pengeluaran di atas Rp50.000.000,OO (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan Rp200.000.000,OO (dua ratus juta
rupiah) dilengkapi dengan Sural Perintah Kerja (SPK);
c. Pengeluaran di atas Rp200.000.000,OO (dua ratus juta
rupiah) dilengkapi dengan Sural Perjanjian/Kontrak;
3. Pengadaan barang alau pekerjaan konstruksi alau jasa lainnya
di atas Rp50.000.000,OO (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan Rp200.000.000,OO (dua ratus juta rupiah):
a. Pelaksana pemilihan penyedia barang dan jasa adalah
Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa yang diangkat oleh
Kuasa Pengguna Anggaran;
b. Penerima/pemeriksa barang dan jasa adalah Panitia
Pemeriksa/Penerima Barang/Jasa yang ditetapkan oleh
Kuasa Pengguna Barang dan Jasa.
4. Pengadaan barang alau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya
di atas Rp200.000.000,OO (dua ratus juta rupiah):
a. Pelaksana pemilihan penyedia barang dan jasa adalat1
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa yang diangkat oleh
5
Kuasa Pengguna Anggaran. beranggotakan sekurang
kurangnya 3 (tiga) orang;
b. Penerima/pemeriksa barang dan jasa adalah Panitia
Penerima/Pemeriksa Barang/Jasa yang ditetapkan oleh
Kuasa Pengguna Barang/Jasa.
5. Pembayaran biaya akomodasi dan konsumsi kepada pihak
ketiga agar dilaksanakan dengan sistem perjanjian harga
satuan sehingga tagihan pembayaran sesuai dengan daftar
jumlah orang dan kamar yang akan digunakan sebagai
lampiran SPP yang akan diajukan kepada PPSPM;
6. Dalam hal pelaksanaan penyelesaian tagihan atas
perjanjian/kontrak yang akan dibayarkan agar memperhatikan
ketentuan perpajakan yang berlaku;
7. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bertanggung jawab
menyusun laporan pelaksanaan kegiatan baik keuangan
maupun fisiko
III. Perjalanan Dinas
1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri
Perjalanan Dinas Dalam Negeri adalah perjalanan ke luar
tempat kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik
Indonesia untuk kepentingan negara.
Perjalanan dinas jabatan adalah perjalanan dinas melewati
batas kota dan/atau dalam kota dari tempat kedudukan ke
tempat yang dituju. melaksanakan tugas. dan kembali ke
tempat kedudukan semula di dalam negeri. Kegiatan
perjalanan dinas meliputi: kegiatan konsultasi, pendampingan.
pembinaan. bimbingan teknis. monitoring dan evaluasi. audit.
rekonsiliasi. konfirmasi. dan kegiatan lainnya yang sejenis.
6
.. P~LAKSANAAN DAN PERTANGGUNCJAWAHAN ANC;GAf~_~~_~HAD[rs[lUD
Unsur biaya perjalanan dinas terdiri atas: uang harian, biaya
transportasi, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa
kendaraan dalam kota. Pengelolaan dan pertanggungjawaban
biaya perjalanan dinas diatur sebagai berikut:
a. Pelaksanaan perjalanan dinas harus memperhatikan hal
hal berikut:
1) Skala prioritas pada kepentingan yang sangat tinggi
terkait dengan penyelenggaraan kegiatan dan
pencapaian kinerja organisasi;
2) Ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan tujuan
dan pencapaian kinerja organisasi;
3) Efisiensi dan akuntabilitas penggunaan anggaran.
b. Besarnya uang harian perjalanan dinas sesuai dengan
standar biaya yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 Tanggal 9 Maret 2012
tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013;
c. Uang representasi perjalanan dinas per hari untuk Menteri
sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
Eselon I sebesar Rp190.000,00 (seratus sembilan puluh
ribu rupiah) dan eselon II sebesar Rp130.000,OO (seratus
tiga puluh ribu rupiah);
d. Biaya transpor dapat dibedakan dalam akun sebagai
berikut:
1) Akun 521119 Belanja Barang Operasional Lainnya dapat
digunakan untuk belanja biaya transpor dalam kota,
dalam rangka kegiatan operasional satker (transport
lokal ke KPPN, dan BANK dalam rangka pencairan
anggaran dll.), mekanisme pencairannya dapat dilakukan
melalui UP/TUP atau LS kepada yang bersangkutan;
7
PELAkSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN KEMDIKBUD •. --_.... .-'".,~ •• ~. -~ "," •.• n,. '-"'~~"'~W'''~~'.''""E7ET- X=W75~"'-~"'"'' - ~
2) Akun 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya
dapat digunakan untuk belanja biaya transpor dalam kota
dalam rangka kegiatan non operasional satker (transpor
lokal kegiatan seminar dalam kota dlL), mekanisme
pencairannya dapat dilakukan melalui UP/TUP atau LS
kepada yang bersangkutan;
3) Akun 524111 Belanja Perjalanan Biasa dan akun 524119
Belanja Perjalanan Lainnya dapat digunakan untuk
transport dalam rangka perjalanan dinas apabila
perjalanan dinas dimaksud memenuhi kriteria dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012
Tanggal 3 Juli 2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam
Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan
Pegawai Tidak Tetap (transpor luar kota), mekanisme
pencairannya dapat dilakukan melalui UP/TUP atau LS
ke pihak ketiga/Bendahara Pengeluaran.
e. Biaya transportasi yang menggunakan pesawat udara,
kereta api, atau kapal laut dibayarkan secara at cost,
sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor
37/PMK.02/2012 Tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar
Biaya Tahun Anggaran 2013;
f. Biaya penginapan/hotel dibayar secara at cost dengan
memperhatikan tarif tertinggi penginapan/hotel sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012
Tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun
Anggaran 2013. Pelaksana perjalanan dinas yang tidak
menggunakan hotel dapat diberikan biaya penginapan
secara lumpsum sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif
8
hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan standar biaya
penginapan;
g. Biaya transportasi dari tempat kedudukan di Jakarta ke
wilayah disekitar Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten
yang tidak dapat dilakukan secara at cost agar dilakukan
dengan pembayaran maksimum sebagai berikut:
1) Biaya transportasi ke wilayah Bogor sebesar
Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);
2) Biaya transportasi ke wilayah SukabumilCianjur sebesar
Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah);
3) Biaya transportasi ke wilayah Bekasi/Depokl Tanggerang
sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah);
4) Biaya transportasi ke wilayah Bandung sebesar
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
5) Biaya transportasi ke wilayah Serang/Cilegon sebesar
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
6) Biaya transportasi dalam kota sebesar Rp110.000,00
(seratus sepuluh ribu rupiah.
Pertanggungjawaban biaya transportasi untuk wilayah
Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten tersebut di atas
menggunakan bukti pembayaran kendaraan atau dengan
Formulir Daftar Pengeluaran Riil (DPR);
h. Biaya transportasi dari provinsi di luar Provinsi DKI Jakarta
atau Kantor Kemdikbud, ke kabupaten, ke terminal
bus/stasiun kereta api/pelabuhan, diatur oleh masing
masing Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) setempat;
i. Biaya transportasi dalam kota hanya dapat diberikan
kepada yang melakukan kegiatan/pekerjaan di luar kantor
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kantor yang
bersifat insidentil dengan ketentuan masih dalam batas
wilayah suatu kabupaten/kota;
j. Biaya transportasi dalam kabupaten/kota tidak dapat
diberikan sepanjang pelaksanaan kegiatan rapat masih
dalam satu komplek perkantoran yang sama atau di luar
kantor tetapi memakai kendaraan dinas;
k. Biaya transportasi/taksi dapat diberikan dalam perjalanan
dinas dari kantor tempat kedudukan sampai dengan tempat
tujuan keberangkatan dan kepulangan termasuk biaya ke
terminal bus/stasiun/bandaral pelabuhan yang besarnya
disesuaikan dengan Standar Biaya yang diterbitkan oleh
Kementerian Keuangan Republik Indonesia;
I. Biaya transportasi yang menggunakan mod a transportasi
lainnya yang tidak dapat diperoleh bukti pengeluarannya,
dipertanggungjawabkan dengan menggunakan Formulir
Daftar Pengeluaran Riil (DPR);
m. Dalam hal perjalanan dinas dalam kat a melebihi 8 (delapan)
jam pergi pulang termasuk pelaksanaan kegiatannya maka
dapat diberikan transpor dalam kota dan uang harian
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari standar biaya
uang perjalanan dinas dalam negeri pad a kat a berkenaan
dan tidak diberikan penginapan.
2. Perjalanan Dinas Luar Negeri (LN)
a. Perjalanan Dinas Luar Negeri adalah perjalanan ke luar
tempat kedudukan yang dilakukan ke luar wilayah Republik
Indonesia untuk kepentingan negara.
b. Uang Harian perjalanan dinas luar ilegeri dapat digunakan
untuk: uang makan, tranpor lokal, uang saku, dan uang
10
PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN KEMDIKBUD T5177 .St··rwyy _. __ n._ r.~@----=
penginapan sesuai klasifikasi uang harian perjalanan dinas
luar negeri, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 37/PMK.02/2012 Tanggal 9 Maret 2012 tentang
Standar Biaya Tahun Anggaran 2013;
c. Biaya Tiket perjalanan dinas luar negeri digunakan untuk:
biaya tiket Pulang Pergi (PP) termasuk biaya asuransi, tidak
termasuk Airport tax dan biaya retribusi lainnya, sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012
Tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun
Anggaran 2013;
d. Perjalanan Dinas ke Luar Negeri harus dilengkapi dengan
surat persetujuan dari Kementerian Sekretariat Negara.
IV. RapatlPertemuan di Dalam Kantor
1. Rapat/pertemuan di dalam kantor dapat diberikan uang saku
sebesar Rp250.000,OO (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
apabila telah memenuhi 6 (enam) kriteria sesuai Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 Tanggal 9 Maret
2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 sebagai
berikut:
a. Rapat melibatkan eselon 1 lainnya;
b. Dilaksanakan 4 jam di luar jam kerja;
c. Tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur;
d. Dilengkapi dengan surat undangan yang ditandatangani
oleh pejabat setingkat eselon Il/kepala satuan kerja;
e. Surat tugas bagi peserta dari unit penyelenggara yang
ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon IlIkepala
satuan kerja;
1\
I'ELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN KEMDIKtlUO -.. ··~~'r .. - ---~~" ".~.-,-- - .-,~~.-.~~~'"~''' .. J5
f. Surat pernyataan pelaksanaan kegiatan yang
ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan (pejabat
minimal setingkat eselon IlI/kepala satuan kerja).
2. Siaya pengadaan konsumsi makanan termasuk minuman dan
kudapan untuk rapaUpertemuan di dalam kantor sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 Tanggal
9 Maret 2012 tentang Standar Siaya Tahun Anggaran 2013;
3. Peserta rapat di luar komplek perkantoran dapat diberikan
transport sebesar Rp110.000,OO (seratus sepuluh ribu rupiah).
V. Rapat/Pertemuan di Luar Kantor
Kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor diselenggarakan dalam
rangka penyelesaian pekerjaan yang perlu dilakukan secara
intensif. Kegiatan rapaUpertemuan di luar kantor dapat
dilaksanakan di luar kota atau di dalam kota. Siaya kegiatan
rapat/pertemuan di luar kantor terdiri dari: uang saku/uang harian,
biaya transpor, dan biaya paket rapat/pertemuan yang dibagi
dalam tiga jenis yaitu paket Fullboard, Paket Fullday, dan Paket
Halfday. Pelaksanaan kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor
hendaknya dilakukan secara selektif dan efisien dengan
mempertimbangkan kebutuhan kegiatan, penajaman kegiatan,
duplikasi kegiatan, pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi, serta pemanfaatan sarana pertemuan milik Kemdikbud.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban biaya rapat/pertemuan sebagai berikut:
12
PELAKSANfI::'--N DAN PERTANC9l!j\J~;JAWAIlAN ANC9ARAN KliMLJ1KllUD
1. Kegiatan rapat/pertemuan di luar kota dengan paket
Fullboard
Unsur biaya dalam kegiatan rapat/pertemuan di luar kota
dengan menggunakan paket Ful/board adalah sebagai berikut:
a. Uang harian paket Ful/board di luar kota sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012
Tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun
Anggaran 2013;
b. Biaya transportasi kegiatan rapat di luar kota sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012
Tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun
Anggaran 2013;
c. Kegiatan rapaUpertemuan dengan melibatkan unit kerja
lain, biaya dapat dibebankan pada unit kerja penyelenggara
atau dibebankan bersama;
d. Eselon I dan eselon II menggunakan satu kamar untuk satu
orang, sedangkan eselon III ke bawah menggunakan satu
kamar untuk dua orang;
e. Bagi peserta yang karena faktor transportasi memerlukan
waktu tambahan untuk berangkaUpulang di luar waktu
kegiatan rapat, dapat dialokasikan biaya penginapan dan
uang harian perjalanan dinas satu hari sebelum dan satu
hari sesudahnya, sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Kegiatan rapat/pertemuan di dalam kota dengan paket
Fullboard
Unsur biaya dalam kegiatan rapat/pertemuan di dalam kota
dengan menggunakan paket Ful/board adalah sebagai berikut:
a. Uang saku paket Ful/board di dalam kota sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012
13
PEIAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN KEMDIKBUD ~"~~ ~;,,~--
Tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun
Anggaran 2013;
b. Biaya transportasi dalam kota sebesar Rp110.000,00
(seratus sepuluh ribu rupiah);
c. Biaya transportasi dari luar kota dibayarkan at cost;
f. Kegiatan rapat/pertemuan dengan melibatkan unit kerja
lain, biaya dapat dibebankan pada unit kerja penyelenggara
atau dibebankan bersama;
d. Eselon I dan eselon II menggunakan satu kamar untuk satu
orang, sedangkan eselon III ke bawah menggunakan satu
kamar untuk dua orang.
3. Kegiatan rapatlpertemuan di dalam kota dengan paket
Ful/day
a. Uang saku paket Fu/lday di dalam kota sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012
Tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahu"n
Anggaran 2013;
b. Uang transportasi lokal sebesar Rp110.000,OO (seratus
sepuluh ribu rupiah);
c. Kegiatan rapat/pertemuan dengan melibatkan unit kerja
lain, biaya dapat dibebankan pad a unit kerja penyelenggara
atau dibebankan bersama.
4. Kegiatan rapatlpertemuan di dalam kota dengan paket
Ha/fday
a. Uang saku paket Ha/fday di dalam kota sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012
Tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun
Anggaran 2013;
14
PELAKSANAAN DAN l'ERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN KEMDlKHUD 5V'WP"~ -5"=;=
b. Biaya transportasi dalam kota sebesar Rp110.000,00
(seratus sepuluh ribu rupiah);
c. Kegiatan rapat/pertemuan dengan melibatkan unit kerja
lain, biaya dapat dibebankan pada unit kerja penyelenggara
atau dibebankan bersama.
VI. Honorarium
Honorarium d~pat diberikan antara lain kepada:
1. Penanggung Jawab Pengelola Keuangan;
2. PejabaUPanitia Pengadaan Barang/Jasa atau Unit Layanan
Pengadaan (ULP);
3. PejabaUPanitia Penerima Hasil Pekerjaan;
4. Pengelola PNBP;
5. Pengelola Sistem Akuntansi Instansi;
6. Pengurus/Penyimpan BMN;
7. Peneliti;
8. Narasumber
Seminar/Rakor/Lokakarya/Sosialisasi/Diseminasi;
9. Panitia Seminar/Rakor/Lokakaryal SosialisasilDiseminasi;
10. Penyuluh non Pegawai Negeri;
11. Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti;
12. Rohaniwan;
13. Tim Pelaksana Kegiatan;
14. Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan;
15. Tim Penyusun Jurnal;
16. Tim Penyusun Buletin/Majalah;
17. Tim Pengelola Website;
18. Penanggung Jawab Pengelola Keuangan pada Satker yang
mengelola Belanja Pegawai.
15
PEI.AK~;ANAAN DAN PERTANGGLJNGjAWMlAN ANCGARANKEMDIKBUD _. ,,_ •.. ~._. U'~~"2"" -."--.--~.~ "",_r
Besarnya honorarium masing-masing pejabat, sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 Tanggal 9
Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013.
VII. Bantuan Sosial
Untuk Belanja Bantuan Sosial, pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) nya sebagai berikut:
1. Langsung ke penerima dilengkapi dengan:
a. Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan;
b. Fotokopi Rekening Bank;
c. Daftar Nominatif bagi Penerima Bantuan.
2. Penyaluran melalui bank pemerintah/kantor pos penyalur
dilengkapi dengan:
a. SK Penetapan Penerima Bantuan;
b. Surat Perjanjian kerja sama penyaluran dana antara
KPA/PPK dengan Bank Pemerintah/Kantor Pos;
c. Daftar Nominatif.
3. Bantuan Beasiswa dilengkapi dengan:
a. SK Penetapan Penerima Bantuan;
b. Daftar Nominatif.
VIII. Pembebanan Anggaran
Pembebanan anggaran setiap transaksi harus dibebankan pad a
jenis belanja dan akun yang tepat. Apabila jenis belanja dan jenis
akun tidak tersedia dalam DIPA/Rencana Kerja Anggaran
Kementrian/Lembaga (RKAKL), maka sebelum melakukan
transaksi harus dilakukan revisi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
16
l'ELAKSANAAN DAN PERTANCC;UNGTAWABAN ANCGARAN KEMJ)II"IlUD •• __ ...... _n • r o - •• .... • .......... i"w,.miiP .......
IX. Pencairan Anggaran
Dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
anggaran, kepala Satker dapat menunjuk beberapa BPP sesuai
kebutuhan.
Dalam pelaksanaan pembayaran atas beban APBN, KPA
membuka rekening pengeluaran atas nama Bendahara
Pengeluaran/BPP dengan perselujuan Kuasa BUN.
Proses pencairan anggaran atau penyelesaian tagihan agar
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
1901PMK.05/2012 tanggal 29 November 2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, sebagai berikut:
.. ---,-----.-.. _ .... _----. -----,-_._.- ._---_._. _ .. _- '- ..... _. --_._ .. _. ..-
Uraian Proses No.
Penyampaian Jangka Waktu Keterangan
.... ------+-=----. ----. , .... -- 1---'_-- ." ." -----.- .-.----".-----" 1. Dari penerima hak 5 hari kerja sejak Harus
kepada Pejabat timbulnya hak bukti tagih dijelaskan Bila Pembuat Komitmen melampaui
jangka waktu 12. SPP-UP/TUP-------aan---2 hari kerja setelah --r-Ha ru 5---"
PPK kepada PP- diterimanya permintaan dijelaskan Bila SPM UP/TUP dari Bendahara melampaui
Pengeluaran/persetujuan jangka waktu TUP dari Kepala KPPN
'-1--- ---" ---. _----" -.-.. - .-.f-----,,,.
3_ SPP-GUP/Nihil
_._-4.
dari 5 hari kerja setelah bukti Harus PPK kepada PP- diterima lengkap dan dijelaskan Bila SPM benar
- ------, .... _--- ._--------- _ ......... __ .. _,
SPP-LS belanja pegawai dari PPK kepada PP SPiVI
4 hari kerja setelah bukti diterima lengkap dan
benar
melampaui jangka waktu
Harus dijelaskan Bila melampaui jangka waktu
--_. _._._--." ---_.- - _. --
[7
5.- ---SPP-LS non-b-e-:-la-n-:-ja---r--=5--:-h-a-r:-i kerja setelah bukti --.--
Harus dijelaskan Bila melampaui jangka waktu
pegawai dari PPK diterima lengkap dan kepada PP-SPM benar
6. -- - --- -- --:--:----,-------,----,,----+-- -.--
Pengujian SPP- 2 hari kerja setelah bukti Harus UP/TUP oleh PP- diterima lengkap dan dijelaskan Bila SPM benar melampaui
7. Pengujian SPPGUP/Nihil oleh PP
SPM
1-----+---8. Pengujian SPP-LS
9_
oleh PP SPM
Pengemballan SPP
oleh PP-SPM
10. SPM dari PP-SPM kepada KPPN
~------
jangka waktu ----:-----:-:-:---t--:-:------ - -
4 hari kerja setelah bukti Harus
diterima lengkap dan dijelaskan Bila benar melampaui
jangka waktu -- - -- ---- ---,--------1------
5 hari kerja setelah bukti Harus diterima lengkap dan dijelaskan Bila
benar melampaui jangka waktu
2 hari kerja s-e-t-el:---a--=-h--:-b-u-'--k--:-ti-+-H-a-r--u--s dibuat
diterima SPP alasan tertulis jika melampaui
2 hari kerja setefahSPM terbit
jangka waktu Harus dijelaskan Bila melampaui jangka waktu
-----------'- ------------
X. Ralat SPM & SP2D dan Pembatalan SPP & SPM
KoreksilRalat, Pembatalan SPP, SPM dan SP2D dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Koreksi/ralat SPP, SPM dan SP2D hanya dapat dilakukan
sepanjang tidak mengakibatkan:
1. Perubahan jumlah uang pad a SPP, SPM dan SP2D;
2. Sisa pagu anggaran pad a DIPA/POK menjadi minus;
3. Perubahan Kode Bagian Anggaran, Eselon I dan Satker.
18
I'ELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN KEMDIKBUD _. "' - ._- . "... " .. - ., T~"'-'---
b. Dalam hal diperlukan perubahan kode Bagian Anggaran,
eselon I dan Satker dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Dirjen Perbendaharaan;
c. Koreksilralat SPP,SPM dan SP2D dapat dilakukan untuk:
1. Memperbaiki uraian pengeluaran dan kode Bagan Akun
Standar (BAS) selain perubahan kode;
2. Pencatuman kode pad a SPM yang meliputi kode jenis
SPM, cara bayar, tahun anggaran, jenis pembayaran,
sifat pembayaran, sumber dana, cara penarikan, nomor
register;
3. Koreksi/ralat penulisan nomor dan nama rekening, nama
bank yang disebabkan terjadinya kegagalan transfer dana.
d. Koreksi/ralat SPM dan ADK SPM hanya dapat dilakukan
berdasarkan permintaan koreksilralat SPM dan ADK SPM
secara tertulis dari PPK;
e. Koreksi/ralat kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit)
pad a ADK SPM dapat dilakukan berdasarkan permintaan
koreksilralat ADK SPM secara tertulis dari PPK sepanjang
tidak mengubah SPM;
f. Koreksilralat SP2D hanya dapat dilakukan berdasarkan
permintaan koreksi SP2D secara tertulis dari PP-SPM dengan
disertai SPM dan ADK yang telah diperbaiki;
g. Pembatalan SPP hanya dapat dilakukan oleh PPK sepanjang
SP2D belum diterbitkan;
h. Pembatalan SPM hanya dapat dilakukan oleh PP-SPM secara
tertulis sepanjang SP2D belum diterbitkan;
i. Dalam hal SP2D telah diterbitkan dan belum mendebet kas
negara, pembatalan SPM dapat dilakukan setelah mendapat
19
persetujuan Dirjen Perbendaharaan atau pejabat yang
ditunjuk;
j. Koreksi SP2D atau daftar nominatif untuk penerima lebih dari
satu rekening hanya dapat dilakukan oleh KPPN berdasarkan
permintaan KPA;
k. Pembatalan SP2D tidak dapat dilakukan dalam hal SP2D
telah mendebet ke Kas Negara.
Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan
terima kasih.
:,',-,;" I, \J~kai1a:, 14 Maret 2013 ""::,, Sekr~ta;i;/Jenderal,
:rembusan: 1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan; 3. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan; 4. Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
20
PELAKSANAi\K DAN PERTA.l\JGGUNGJA \VABA.,!\f ANGGA~M- KEMDlk'1lUD
Lampiran Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemdikbud
Nomor
Tanggal
239791A.A31KU/2013
14 Maret 2013
Uraian
DAFTAR REKAPITULASr PAJAK
PPN
Jumlah Potongan Jumlah
PPh Ps.22 PPh Ps.23 SSPB
3 Bendahara PengeluaranlBendahara Pengeluaran Pembantu Satker
Nama ..... ' ~~IP.