-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
1/68
120
PEDOMAN
KES EHATAN D AN KES ELAMATAN KERJA
INS TALAS I FARMAS I RU MAH SAKIT
(K3 - IFRS )
DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK
DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATANDEPKES RI
2006
B A K T
I H U S A D
A
612.62
Ind
p
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA : RUANG PERAC IKA
N o . J en is F as ili ta s B a ha n, K o nd is i/F un gs i Y a T id ak K e t
A. H ar us m em pu ny ai “F ire Ala rm De tec tor ” a nta ra lai n :
- Smoke Detector
- Fixed Temp erature Detector
Y a n g r u t i n d i l a k u k a npengecekan set iap 6 bulansekal i
B. Harus ada alat pemadamkebakaran :
- Alat Pemadam Api Ringan
- Hydrant
C. Tersedia alat pelindung diriseper t i masker , topi , bajuker ja, sepatu, kaos tangan
D. Tersedia tempat sampahyang cukup memadai sesuaikebutuhan yang tertutup dancar a membukanya denganinjakan kaki
E. Tersedia cai ran pencucitangan antara la in : sabunc a i r d e s i n f e k t a n d a ntissue/alat pengering tangan(hand dr ier)
- Per lu di tunjang giz i yangcukup
- P e r l u p e m e r i k s a a nk e s e h a t a n s e c a r a r u t i n
2 A L A T
P E N U N J A N G
3 SDM
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
2/68
119
6 1 3 . 6 2
I n d .
p
K a t a l o g D a l a m T e r b i t a n . D e p a r t e m e n K e s e h a t a n R I
I n d o n e s i a . D e p a r t e m e n K e s e h a t a n R I . D i r e k t o r a t J e n d e r a l
B i n a K e f a r m a s i a n d a n a l a t k e s e h a t a n .
P e d o m a n k e s e h a t a n d a n k e s e l a m a t a n k e r j a i n s t a l a s i
f a r m a s i r u m a h s a k i t ( K 3 - I F R S . - - J a k a r t a : D e p a r t e -
m e n K e s e h a t a n R I , 2 0 0 6 .
1 . J u d u l 1 . O C C U P A T I O N A L H E L A T H
2 . O C C U P A T I O N A L S A F E T Y
N o . J en is F as il ita s B a ha n, K o nd is i/F un gs i Y a T id ak K e t
sa l u r an l i mbah RS se r t atertutup
F . Luas mencukup i un t ukkegiatan peracikan
G. Ven t i l as i member i kansi rkulasi udara yang cukupdengan adanya exhaust fan
atau ACH . T i n g k a t k e b i s i n g a nmaksimum 85 DB
I. Instalasi l istr ik ter isolasidengan baik dengan panelyang je las dan aman
J. Penerangan harus cukupterang, daya l i s t r i k haruscukup dengan kebu t uhanp e m a k a i a n p e r a l a t a nperacikan
K. Kelembaban lebih keci la t au sama dengan 60 % ,
temperatur ruangan lebihkeci l atau sama dengan 25ºC
L. Sumber air cukup bersih,mempunyai debit air cukup,berasal dar i PAM atau ai r tanah
M. W astafel/bak cuci harusmempunyai lebar dan t inggiy a n g c u k u p u n t u kk e m u d a h a n p e n c u c i a n
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
3/68
118
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esakarena berkat rahmat dan karuniaNya, Buku PedomanKesehatan dan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi RumahSakit (K3-IFRS) telah diselesaikan.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, DirektoratJenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah
menyusun suatu pedoman kesehatan dan keselamatankerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapipedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudahada. Buku ini memuat uraian mengenai bagaimana pekerjadi rumah sakit khususnya di instalasi farmasi rumah sakitdalam mengelola dan menggunakan sediaan farmasi,mengetahui bahaya potensial yang ada di IFRS, manajemenK3 IFRS dan pengendalian K3-IFRS.
Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapanterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusidalam penyusunan buku pedoman ini.
Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat sebagaipedoman dalam melaksanakan program kesehatan dan
keselamatan kerja.
i
Jakarta, April 2006Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik
Drs. Abdul Muchid, Apt,NIP. 140088411
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA : RUANG PERAC IKA
N o . J en is F as ili ta s B a ha n, K o nd is i/F un gs i Y a T id ak K e t
A. LA NT AI
Rata, t idak bergelombang,tidak licin
B. DINDING
Rat a , mudah d i be r s ihkan ,t i d a k m u d a h t e r b a k a r ,berwarna terang
C. PINTU
Har us mudah d i buka da r idalam dan membuka keluar dengan handle pintu yangpanjang
D i bua t dengan l eba r dantinggi yang cukup (minimumlebar 90 cm dan t inggi 200cm )
Bahan pintu sebaiknya dar i
b a h a n y a n g m u d a hdibersihkan (kaca/stain lesssteel)
D. ATAP
A ta p /P la fo n te rb u a t d a ribahan yang berkual i tas baikdan t i dak mudah t e r j ad ikebocoran
E. DRAINASE
Sa l u r an pembuangan a i r l i mbah ha r us l anca r dansudah ter integrasi dengan
1 RUANGAN
D E P A R T E
M E N K E S E H
A T A N
R E P U
B L IK I N D O
N E S
I A
D I R E K T O R A
T J E N D E R A
L
B I N A K E F A R
M A S I A N D A N
A L A T K E S E
H A T A N
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
4/68
117
N o . J en is F as il ita s B a ha n, K o nd is i/ Fu ng si Y a T id ak K e t
4. Vaksin d is impanterpisah dengan obat
Fire alarm detector :
a . Ad a n y a s m o k edetector
b. A d a n y a f i x e dtemperature detector
c. Adanya fire springkel
d. A d a n y a a l a tpemadam api ringan
1. Sumber a ir dar iPAM/PDAM atau air tanah
2. Kualitas air bersihbebas dari fisika,kimia, mikrobiologidan radioaktif
1 . Ad a n y a p r o t a ptentang pertolonganp e r t a m a p a d akecelakaan
2. A d a n y ap e r l e n g k a p a npelindung petugas
3. A d a n y ap e r l e n g k a p a npertolongan pertamapada kecelakaan
5 PENANDA-
AN KE -
BAKARAN
6 . P EN YE DI-
AA N AI R
BERSIH
7 P E N A N G -G U L A N G A N
T E R H A D A P
K E C E L A K A -
A N
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
5/68
116
KATA SAMBUTAN
Dalam pembangunan nasional yang bertitik fokus pada sumber daya manusia, upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)merupakan upaya yang melekat dan tak terpisahkan dalamsetiap karya pembangunan. Tujuan dari penerapan upaya K3adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitaskerja seluruh pekerja ditempat kerjanya. Sebagaimanadisebutkan dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Keselamatan dan Kesehatan merupakan salah satu kegiatanyang menunjang terciptanya keluaran yang optimal, oleh karenaupaya kesehatan kerja merupakan upaya penyerasian antarakapasitas kerja, beban kerja dan l ingkungan kerja.
Upaya K3 perlu diselenggarakan disemua tempat kerja,khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahayakesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawanpaling sedikit 10 orang.Rumah sakit yang memiliki kriteria tempat kerja seperti yangtersebut diatas, maka upaya K3 merupakan hal yang mutlakdilaksanakan.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang merupakan bagian/unitdari rumah sakit yang mempunyai risiko bahaya fisika,kimia,biologi, dan psikososial, maka Apoteker perlu mempunyaipemahaman tentang K3 IFRS yang sama, dengan demikianperlu dibuat Pedoman K3 IFRS.
Semoga pedoman ini dapat berguna dalam mengembangkanprogram Kesehatan dan Keselamatan Kerja IFRS untukmencapai tujuannya yaitu pekerja IFRS yang sehat dan produktif
iii
Jakarta, April 2006Direktur Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan
Drs. Richard Panjaitan, Apt., SKMNIP. 470 034 655
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG PRASARANA
No. Jen is F asilitas Bah an , Kond is i/F ung si Ya Tidak Ket
1. Penerangan ruangancukup, tidak gelap
2. Pera latan penunjangkeselamatan listrik (sarungtangan, sepatu isolasi,helm)
3. Penyalur petir max 10 ohm
1 . L ISTR IK
Penggantian aliran listrik jika listrik m ati
2. G ENSE T
1. Temperatur udara 18-28ºC
2. Kelembaban udara 40%-60%
3 . PE NGKON
DISIAN
UDARA
1. B a h a n b e r b a h a y adisimpan pada ruangyang terpisah sesuaidengan spesifikasi barang
2. Tiap penyimpanan bahanberbahaya dilengkapidengan persyaratan yangmemenuhi syarat, sptlabel, tanda bahaya, sertapenanggulangan terhadapkecelakaan
3. Perbekalan farmasi yangharus disimpan dalamsuhu d ibawah 15ºCdisimpan dalam lemaripendingin (kulkas)
4. PENYIMPA
NAN PER-
BEKALAN
FARMASI
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
6/68
115
N o . J en is F as ili ta s B a ha n, K o nd is i/F un gs i Y a T id ak K e t
1. Closet, urinoir danwastavel terdiri darib a h a n y a n gberkualitas baik,b e r f u n g s i s e r t amudah dibersihkan
2. Kran air terdiri darib a h a n y a n g
berkualitas baik sertaberfungsi denganbaik
3.Ketinggian closetduduk 45-50 cm
4. Ketinggian urinoir 60-70 cm
5. Ketinggian wastavel70-80 cm
6. Keperluan air cukup
7.Lubang sa lu ranp e m b u a n g a nditempatkan padapermukaan lantaiyang paling rendah,dan berhubunganlangsung dengansaluran pembuangan,serta berfungsi baik
8 . S AN IT AIR
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
7/68
KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATANNomor : HK. 00. DJ. IV. 697
TENTANGPEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJADI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (K3-IFRS)
DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIANDAN ALAT KESEHATAN
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjangkelancaran pelaksanaan ProgramDirektorat Bina Farmasi Komunitas danKlinik Ditjen Binfar dan Alkes Depkes RI,perlu dilakukan dengan berbagai upaya;
b. bahwa untuk menyatukan pengertian,persepsi, dan kesamaan pandangan
tentang kesehatan dan keselamatan kerjabidang kefarmasian perlu adanyaPedoman Kesehatan dan KeselamatanKerja (K3) di IFRS;
c. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud dalam huruf adan b perlu menetapkan KeputusanDirjen Binfar dan Alkes tentangPembentukan Tim PenyusunanPedoman Kesehatan Dan KeselamatanKerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit(K3-IFRS).
Mengingat : 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992tentang Kesehatan
B A K T
I H U S A D
A
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL BINA
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950
Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203
S e k r e t a r i a t D i r e k t o r a t J e n d e r a l B i n f a r d a n A l k e s : 5 2 1 4 8 7 6 , 5 2 1 4 8 7 1 , 5 2 1 4 8 6 9D i r e k t o ra t B i n a P e n g g u n a a n O b a t R a s i o n a l ( D i t B i n P O R ) : 5 2 1 4 8 7 3D i r e k t o r a t B i n a F a r ma s i K o mu n i t a s d a n K l i n i k ( B i n a F a r k o mn i k ) : 5 2 0 3 8 7 8
D i r e k t o r a t B i n a P r o d u k s i d a n D i s t r i b u s i A l a t K e s e h a t a n ( B i n a P r o d i s d a n A l k e s ) : 5 2 1 4 8 7 4D i r e k t o r a t B i n a O b a t P u b l i k d a n P e r b e k a l a n K e s e h a t a n ( D i t B i n a O b l i k d a n P e r b e k k e s ) : 5 2 1 4 8 7 2114
N o . J en is F as ili ta s B a ha n, K o nd is i/F un gs i Y a T id ak K e t
1. Jendela terbuat dari bahanb e r k u a l i t a s b a i k d a nbertralis
2. Ket inggian jendela 70 cmdari lantai
3 . Jende l a ha r us mudah d ib u k a , d i t u t u p d a ndibersihkan
4 . JE ND EL A
1. A t a p d a r i b a h a nberkual i tas baik
2. K e m i r i n g a n a t a pd i s e s u a i k a n d e n g a nbahan yang d i gunakandan t idak bocor
3. Talang terbuat dar i bahanb e r k u a l i t a s b a i k d a nm a m p u m e n y a l u r k a ncurahan air
5. ATAP
1. Bahan plafon dari kuali tasbaik
2. Tinggi p lafon minimal 260cm dari lantai
3 . P l a f on be r war na t e rangdan m udah d i be r s i hkan
6 . P LA FO N
1. V e n t i l a s i a l a mm e m b e r i k a n s i r k u l a s iudara yang cukup
2 . Ven t i las i u t ama be r upaf a n , e x h a u s t , A Cm e m b e r i k a n s i r k u l a s iudara yang baik
7 . V EN TIL AS I
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
8/68
2. Peraturan Presiden RI No. 9 Tahun 2005tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,Susunan Organisasi dan Tata KerjaKementerian Negara RI;
3. Peraturan Presiden RI No. 10 Tahun2005 tentang Unit Organisasi dan TugasEselon I Kementerian Negara RI;
4. Permenkes No. 6 Tahun 1996 tentangSistem Manajemen Keselamatan danKesehatan Kerja;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.351 / Menkes / SK /III/ 2003 tentangKomite K3 Sektor Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1575 / Menkes / Per /XI/ 2005 tentangOrganisasi dan Tata Kerja DepartemenKesehatan;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEP UTUS AN DIR JEN BINAK E F A R M A S I A N D A N A L A TK E S E H A T A N T E N T A N GPEMBENTUKAN TIM PENYUSUNPEDOMAN KESEHATAN DANKESELAMATAN KERJA DI IFRS (K3-IFRS).
PERTAMA : Membentuk Tim Penyusunan PedomanKesehatan dan Keselamatan Kerja diInstalasi Farmasi Rumah Sakit (K3-IFRS)Tahun 2006 dengan susunan sebagaiberikut :
Penanggung jawab : Drs. Abdul Muchid, Apt
B A K T
I H U S A D
A
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL BINA
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950
Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203
S e k r e t a r i a t D i r e k t o r a t J e n d e r a l B i n f a r d a n A l k e s : 5 2 1 4 8 7 6 , 5 2 1 4 8 7 1 , 5 2 1 4 8 6 9D i r e k t o ra t B i n a P e n g g u n a a n O b a t R a s i o n a l ( D i t B i n P O R ) : 5 2 1 4 8 7 3D i r e k t o r a t B i n a F a r ma s i K o mu n i t a s d a n K l i n i k ( B i n a F a r k o mn i k ) : 5 2 0 3 8 7 8
D i r e k t o r a t B i n a P r o d u k s i d a n D i s t r i b u s i A l a t K e s e h a t a n ( B i n a P r o d i s d a n A l k e s ) : 5 2 1 4 8 7 4D i r e k t o r a t B i n a O b a t P u b l i k d a n P e r b e k a l a n K e s e h a t a n ( D i t B i n a O b l i k d a n P e r b e k k e s ) : 5 2 1 4 8 7 2 113
LA M PI R A N 2
I N STR U M EN PEN I LA I A N B I D A N G SA R A N A
No. Jen is Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket
1 . Lan ta i ruangan da ri bahanberkualitas baik, kedap air,permukaan rata, t idak lic ind a n m u d a h d ib e r s ih k a n
2 . Lan ta i sek i tar p in tu masuktidak boleh ada perbedaan
t i n g g i , k e c u a l i k a m a r m a n d i
3 . L a n t a i r a b a t m e m p u n y a ikemir ingan ke lua r , t idakl i c i n d a n m u d a hdibersihkan
4 . Lan ta i kamar mand i ha rusmempunya i kemir ingan 2dera ja t ke a rah sa lu ranpembuangan
1 . LA NT AI
1 . D i n d i n g d a r i b a h a nb e r k u a l i t a s b a i k , t i d a km u d a h t e r b a k a r , t i d a kmudah bobo l
2 . Permukaan d ind ing ha rusrata, berwarna terang, danm u d a h d i b e r s i h k a n
3 . D i n d in g K M / W C d a r ibahan kuat dan kedap air
2 . D IN DIN G
1 . P in t u t e rb u a t d a r i b a h ankualitas baik
2 . L e b a r p in t u m in im u m 9 0c m , t i n g g i m in im u m 2 0 0cm, ba rang mudah ke lua r m a s u k
3 . P IN TU
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
9/68
Ketua : Dra. Nur Ratih Purnama, Apt., M.Si
Sekretaris : Fitra Budi Astuti, S.Si., Apt
Anggota : 1. Dra. Rida Wurjati, Apt., M.KM
2. Dra. Chusun, Apt., M.Kes
3. Dra. Siti Nurul Istiqomah, Apt
4. Dra. Rostilawati Rahim, Apt
5. Drs. Masrul, Apt
6. Dr. Retnosari Andrajati, Apt, Ph.D
7. Dra. Masfiah, Apt
8. Drs . Dadang Haeruman Apt ,MM,Sp.FRS
9. Dra Eti Rosilawati, Apt
10. Dra. Laswety Bakar, Apt., M.Epid
11. Dra. Idayanti, MARS
12. Dra. Rita Hayati, Apt
13. Dra. Farida Idyastuti, Apt, SE, MM
14. Drs. Masrial Mahyudin, Apt., MM
15. Dr. Sabhartini Nadzir, MPH
16. Dra. Sri Sulistyati, Apt
17. Dra. Indrati, Apt, MM
Sekretariat : 1. Dra. Farida Adelina
2. Yeni, AMF
B A K T
I H U S A D
A
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL BINA
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950
Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203
S e k r e t a r i a t D i r e k t o r a t J e n d e r a l B i n f a r d a n A l k e s : 5 2 1 4 8 7 6 , 5 2 1 4 8 7 1 , 5 2 1 4 8 6 9D i r e k t o ra t B i n a P e n g g u n a a n O b a t R a s i o n a l ( D i t B i n P O R ) : 5 2 1 4 8 7 3D i r e k t o r a t B i n a F a r ma s i K o mu n i t a s d a n K l i n i k ( B i n a F a r k o mn i k ) : 5 2 0 3 8 7 8
D i r e k t o r a t B i n a P r o d u k s i d a n D i s t r i b u s i A l a t K e s e h a t a n ( B i n a P r o d i s d a n A l k e s ) : 5 2 1 4 8 7 4D i r e k t o r a t B i n a O b a t P u b l i k d a n P e r b e k a l a n K e s e h a t a n ( D i t B i n a O b l i k d a n P e r b e k k e s ) : 5 2 1 4 8 7 2
LAMPIRAN 1KALIMAT PERINGATAN KEAMANAN UNTUK PEKERJA DAN
PEMAKAI BAHAN BERBAHAYA
a. Pada waktu menggunakan jangan makan, minum, ataumerokok
b. Pada waktu membuka wadah / memindahkan,mengencerkan atau mancampur / menyemprotkan /memfumigasi / menggunakan, pakailah alat / pakaian /sarung tangan / sepatu boot / apron / alat pernafasan /
topeng debu /hood dengan air suply/ tutup muka /kacamata / hood averall dari karet alam / plastik
c. Cucilah dengan sabun tangan / kulit yang kena, sebelummakan, minum, atau merokok / sebelum makan darisetelah bekerja / setelah menggunakan
d. Jangan menggunakan sebagai kabut / debu
e. Jangan mengisap gas / uap / asap / kabut / debu
f. Jangan kena kulit / mata / mulut
g. Pakaian jangan kena kabut / debu / bubuk
h. Jangan tumpah atau menyiprat
i. Cucilah segera dengan sabun/bahan pekat / cipratan /debu, dari kulit
j. Siramlah segera bahan pekat / cipratan / debu dari mata
dengan air banyakk. Bukalah segera pakaian dan sepatu yang kena berat
l. Setelah digunakan bersihkanlah alat / pakaian / sarungtangan (terutama bagian dalamnya) / sepatu boot / apron/ alat pernapasan / topeng debu embusan / tutup mukadengan baik
m. Alat penyemprot / pendebu, benda-benda / tanah / lantai/ permukaan yang kena, harus dicuci yang bersih denganair / cara yang dianjurkan
n. Gantilah udara dengan baik selama (sebutkan jangkawaktunya) sebelum masuk ruangan yang telah difumigasi/ diperlakukan
o. Gantilah udara dengan baik selama penggunaan di dalamruangan / dalam rumah kaca / dan sebagainya.
112
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
10/68
KEDUA : Tugas-tugas Tim yaitu mengadakan rapatpersiapan dan koordinasi dengan pihakterkait, menyusun Draft Pedoman Kesehatandan Keselamatan Kerja di IFRS.
KETIGA : Dalam menjalankan tugas-tugasnya Timdapat mengundang organisasi profesi ataupihak-pihak lain yang terkait untukmendapatkan masukan guna memperolehhasil yang maksimal.
KEEMPAT : Da lam m e lak u k an t u g as n y a Timbertanggung jawab kepada Direktur JenderalBina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
KELIMA : Dana berasal dari Darftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Peningkatan PembinaanFarmasi Komunitas dan Klinik tahun 2006.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggalditetapkan dan akan ditinjau kembali apabilaada kesalahan atau kekeliruan
B A K T
I H U S A D
A
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL BINA
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950
Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203
S e k r e t a r i a t D i r e k t o r a t J e n d e r a l B i n f a r d a n A l k e s : 5 2 1 4 8 7 6 , 5 2 1 4 8 7 1 , 5 2 1 4 8 6 9D i r e k t o ra t B i n a P e n g g u n a a n O b a t R a s i o n a l ( D i t B i n P O R ) : 5 2 1 4 8 7 3D i r e k t o r a t B i n a F a r ma s i K o mu n i t a s d a n K l i n i k ( B i n a F a r k o mn i k ) : 5 2 0 3 8 7 8
D i r e k t o r a t B i n a P r o d u k s i d a n D i s t r i b u s i A l a t K e s e h a t a n ( B i n a P r o d i s d a n A l k e s ) : 5 2 1 4 8 7 4D i r e k t o r a t B i n a O b a t P u b l i k d a n P e r b e k a l a n K e s e h a t a n ( D i t B i n a O b l i k d a n P e r b e k k e s ) : 5 2 1 4 8 7 2
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Pedoman Upaya Kesehatan Kerja di Pabrik
Farmasi, Depkes RI, 1998
2. Buku Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit, Depkes RI, 2001
3. WHO, Why Consider Psychosocial Factors in The
Workplace in Occupat ional Hazard, 19944. WHO, Stress and Adverse Psychological Factors at
Work in Occupational Health, A Manual for Primary
Health Care Worker. WHO Regional Office for Eastern
Mediterranian, Cairo 2001.
5. Leka S, A Griffiths, T Cox, Work Organization & Stress
in Protecting Worker Health Series no. 3, WHO 2004.
111
D ite tap kan di : J A K A R T A
pada tanggal : 17 April 2006
--------------------------------------------------
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian
Dan Alat Kesehatan
DRS. RICHARD PANJAITAN, APT., SKM.
NIP. 470 034 655
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
11/68
BAB V
PENUTUP
Diharapkan dengan adanya buku pedoman ini, pembinaan
upaya kesehatan kerja yang selama ini sudah dijalankan
dapat ditingkatkan hasilnya.
Untuk pekerja di instalasi farmasi rumah sakit, diharapkanbuku pedoman ini dapat membantu mereka dalam
memahami masalah-masalah kesehatan kerja di instalasi
farmasi rumah sakit dan dapat melakukan upaya-upaya
antisipasi terhadap akibat-akibat yang ditimbulkannya
sehingga tercapai budaya sehat dalam bekerja.
Tentu saja buku pedoman ini masih belum menggambarkan
permasalahan dan cara penanggulangan yang lengkap.
Kepada para pembaca yang berminat dalam bidang
kesehatan dan keselamatan kerja di instalasi farmasi rumahsakit diharapkan bantuan dan masukan yang berharga bagi
penyempurnaan buku pedoman ini di masa mendatang.
110
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Kata Sambutan iii
Keputusan Dirjen Binfar & Alkes tentang Pembentukan
Tim Penyusun v
DAFTAR ISI ix
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 1
II.2 Tujuan 3
II.3 Pengertian 3
BAB II. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 6
II.1 Ruang Lingkup 6
II.2 Dasar Hukum 8
II.3 Potensial Bahaya 10
II.4 Upaya/Langkah-langkah Pengendalian K3 12
BAB III. MANAJEMEN K3 DI IFRS 15III.1 Tujuan 15
III.2 Fungsi 15
III.3 Organisasi 20
III.4 Tahapan Pelaksanaan K3 IFRS 21
III.5 Prosedur K3 IFRS 23
BAB IV. PENGENDALIAN K3 IFRS 32
IV.1 Bahaya Biologi 32
IV.2 Bahaya Fisika 43
ix
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
12/68
IV.3 Bahaya Kimia 60
IV.4 Bahaya Ergonomi 73
IV.5 Bahaya Psikososial dan Stres 80
IV.6 Prosedur Pemeriksaan Tenaga Kerja
dan Kesehatan Kerja 86
IV.7 Kewaspadaan Universal 91
BAB V. PENUTUP 110
DAFTAR PUSTAKA 111
LAMPIRAN 112
x
sampai mendidih. Air mendidih ditandaidengan keluarnya uap dari tutup, kecilkanapi, jaga agar uap masih tetap keluar (tanda masih mendidih).
5. Pertahankan sampai 20 menit, gunakantimer untuk mencatat.
6. Lepaskan nampan yang berisi sarungtangan, goyangkan untuk membuangkelebihan air. Jangan meletakkan nampanlangsung (selalu diatas nampan air) karenaada lobang yang memungkinkankontaminasi.
7. Gunakan segera, atau biarkan kering diudara selama 4-6 jam
c. Sterilisasi
Adalah suatu proses untuk menghilangkanseluruh mikroorganisme dari alatkesehatan termasuk endospora bakteri.
Macam-macam Sterilisasi :
- Fisik, seperti pemanasan atau radiasi,
filtrasi- Kimiawi, menggunakan bahan kimia
dengan cara merendam (mis: dalamlarutan glutardehid) dan menguapidengan gas kimia (diantaranya dengangas etilen oksida)
109
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
13/68
3. Pisahkan peralatan yang terdiri daribeberapa bagian, buka tutup (kalau ada).Rendam alat kesehatan sedemikian rupa,sehingga seluruhnya berada dibawahpermukaan larutan. Tempatkan mangkokdan wadah menghadap ke atas, bukankebawah dan diisi larutan.
4. Tutup wadah dan biarkan alat kesehatanterendam selama 20 menit. Janganmengambil atau menambahkan peralatan
dalam kurun waktu ini.5. Keluarkan alat kesehatan dengan penjepit
yang telah di DTT dan kering.
6. Bilas dengan air yang telah dididihkan,untuk menghilangkan sisa-sisa larutankimia pada peralatan, bahan residu inibersifat toksik terhadap kulit dan jaringan.
7. Gunakan peralatan segera atau disimpandalam wadah yang telah di DTT dalamkeadaan kering dan tertutup paling lama1 minggu
DTT Sarung Tangan dengan uap
1. Isi dandang paling bawah dengan air,tempatkan angsang/kukusan diatasnya.
2. Lipat sarung tangan berpasangan, bagianpangkal dibalik untuk menyatukan. Isi 5-15 pasang sarung tangan pada satunampan, jika diatur dalam 2 lapisan ataulebih, tumpuk secara silang untukmemungkinkan aliran uap mengenahisemua permukaan.
3. Letakkan nampan berisi sarung tangandiatas angsang.
4. Tu tup dandang dan panaskan
108
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Era globalisasi dan Pasar Bebas Afta 2003, Kesehatandan Keselamatan Kerja (K3) merupakan prasyarat yangditetapkan dalam hubungan ekonomi dan jasa yangharus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk
Indonesia. Berbagai penyakit yang berhubungan denganpencemaran lingkungan maupun penyakit-penyakityang diperoleh dari tempat kerja, diperkirakan akanmeningkat baik kualitas maupun intensitasnya. Untukitu diperlukan perencanaan dan pengembangan saranapelayanan yang mempunyai kemampuan dan mutupelayanan dalam satu kerangka rujukan yangkomprehensif dan diperlukan Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).Berdasarkan paradigma baru di dunia Internasionaltelah dikembangkan beberapa sistem manajemensebagai berikut :
- Sistem Manajemen Mutu (ISO seri 9000)
- Sistem Manajemen Lingkungan (ISO Seri 14000)
- Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja/ SMK3 (ISO seri 18000)
Rumah sakit sebagai tempat kerja juga mempunyairisiko bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Darihasil penelitian di sarana kesehatan rumah sakit, sekitar 1505 tenaga kerja wanita di rumah sakit Paris mengalamigangguan muskuloskeletal 16% dimana 47% darigangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulangpunggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada5057 perawat wanita di 18 rumah sakit didapatkan 566perawat wanita adanya hubungan kausal antarapemajanan gas anestesi dengan gejala neuropsikologi
1
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
14/68
antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, krampada lengan dan tangan.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan :
f Falck dkk, th 1979 melaporkan bahwa perawat yangbekerja pada bangsal kemoterapi tanpa perlindunganyang memadai menunjukkan aktivitas mutagenikyang signifikan lebih besar dari pada control subject.
f Tahun 1983 Sotaniemi, dkk melaporkan adanyakerusakan liver pada 3 (tiga) orang perawat yangbekerja pada bangsal perawatan kanker.
f Di dua rumah sakit di Italy telah dilakukan penelitianditemukan cyclophosphamide dan ifosfamide dalamurine perawat dan staf farmasi yang tidak mengikutiperaturan khusus dalam menangani obat-obatkanker.
f Taxis, K., Barber, W., 2003, terdapat 249 kesalahanperawat dalam penyiapan obat intravena (iv) dari430 sediaan iv (55,3%) baik dalam hal penyiapanmaupun pemberian kepada pasien.
Hal-hal yang merupakan penyebab belum diterapkannyaK3 di rumah sakit adalah :
1. Belum tersosialisasinya upaya K3 dijajaran pengelolarumah sakit secara baik
2. Masih kurangnya dana yang tersedia untukmenerapkan K3 di rumah sakit
3. Belum tersedianya data tentang kondisi kesehatandan keselamatan kerja di rumah sakit
4. Masih terbatasnya sumber daya manusia yangmemahami penerapan K3 di rumah sakit
5. Belum adanya organisasi yang terstruktur dalampenerapan di rumah sakit
2
5. Ketika air mulai mendidih, mulai catatwaktu, tunggu selama 20 menit. Pada saati t u , d i l a r a n g m e n g a m b i l a t a umenambahkan alat kesehatan lainnyaatau air ke dalamnya.
6. Kecilkan api dan pertahankan air mendidihsecara halus selama 20 menit, kemudiankeluarkan alat kesehatan dengan penjepityang kering dan sudah di DTT.
7. Taruh peralatan pada nampan atau wadahyang sudah di DTT. Biarkan kering di udarasebelum dilakukan penyimpanan. Janganbiarkan alat kesehatan tertinggal pada air yang berhenti mendidih, karena dapatmenyebabkan terkontaminasi kembali.
8. Gunakan peralatan segera atau disimpandalam wadah yang telah di DTT dalamkeadaan kering dan tertutup paling lama1 minggu.
Prosedur DTT dengan bahan kimia
1. Jika menggunakan larutan glutaraldehyde
Siapkan glutaraldehid sesuai denganinstruksi dari pabrik; atau gunakan larutanyang sudah disiapkan sebelumnyasepanjang masih tampak jernih (tidakkeruh) dan belum melewati bataskadaluarsa. Tempatkan larutan dalamwadah bersih yang ada tutupnya. Tuliskantanggal penyiapan larutan dan tanggalkadaluarsanya.
2. Jika menggunakan larutan klorin :
Larutan klorin harus disiapkan setiap hari(bahkan lebih cepat, jika larutan menjadikeruh). Siapkan larutan dalam wadah yangada tutupnya.
107
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
15/68
Desinfeksi dan Sterilisasi :
Desinfeksi adalah : suatu proses untukmenghilangkan sebagian atau semuamikroorganisme dari alat kesehatan kecualiendospora bakteri.
Macam dan cara desinfeksi :
1. Desinfektan Kimiawi : alkohol, klorin danikatan klorin, formaldehid, glutardehid,hydrogen peroksida, yodifora, asam
parasetat, fenol, ikatan ammoniumkuartener.
2. Cara desinfeksi lainnya : radiasi sinar ultraviolet, pasteurisasi, mesin pencuci.
3. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) yaitudilakukan apabila sterilisator tidak tersediaatau tidak mungkin dilaksanakan.
DTT dapat membunuh semuamikroorganisme termasuk hepatitis B danHIV, namun tidak dapat membunuhendospora dengan sempurna sepertitetanus atau gas gangrene.
Prosedur DTT dengan merebus
1. Isi panci atau alat pemanas dengan air
2. Buka penutup alat kesehatan dan lepaskankomponennya
3. Masukkan alat dan peralatan lainnyahingga terendam seluruhnya (supaya air dapat mengenahi semua permukaan alat)dalam air. Taruh mangkok dan wadahmenghadap keatas (bukan telungkup) danterisi air
4. Tutup panci, panaskan perlahan-lahansampai mendidih
106
Masalah-masalah di atas perlu diantisipasi melaluikebijakan yang mendorong terselenggaranya penerapanK3 Rumah Sakit.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit ( IFRS) adalah suatubagian/unit/divisi atau yang bertanggung jawab terhadappengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit yangmeliputi : obat, alkes, reagensia, gas medis,radiofarmaka, dan merupakan tempat yang berpotensimenimbulkan risiko terhadap kesehatan dankeselamatan pegawai IFRS khususnya dan pegawairumah sakit pada umumnya, maka perlu disosialisasikanupaya Kesehatan & Keselamatan Kerja IFRS denganpenyusunan buku Pedoman Kesehatan danKeselamatan Kerja (K3) IFRS
I.2 TUJUAN
Sebagai acuan dalam pelaksanaaan pelayanankefarmasian yang baik yang selaras dengan upayakesehatan dan keselamatan kerja di IFRS.
I.3 PENGERTIAN
Kesehatan kerja adalah :
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap pekerja dapat bekerja secarasehat dengan produktivitas yang optimal tanpamembahayakan diri, keluarga, masyarakat danlingkungan sekitarnya.
Pekerja adalah :
Setiap orang yang melakukan pekerjaan untukmenghasilkan barang dan atau jasa di tempat tertentubaik yang mendapat imbalan upah maupun yangtidak.
3
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
16/68
Kapasitas kerja adalah :
Kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikanpekerjaannya pada suatu tempat kerja dalam waktutertentu.
Beban kerja adalah :
Beban fisik maupun non fisik yang ditanggung olehseorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Lingkungan kerja adalah :
Kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi kondisifisik, biologik, faali (ergonomik) dan psikososial yangmempengaruhi pekerja dalam melaksanakanpekerjaannya.
Memproduksi adalah :
Membuat, mengolah, mengubah bentuk, mengubahwadah, mengubah kemasan atau penandaan untukdiedarkan
Peredaran adalah :
Pengadaan, pemberian, penyerahan, pengangkutan,penjualan, dan penyediaan ditempat, sertapenyimpanan untuk penjualan
Wadah adalah :
Barang yang dipakai untuk mewadahi bahanberbahaya yang berhubungan langsung denganbahan berbahaya termasuk tutupnya.
Etiket adalah :
Tanda yang berupa tulisan dengan atau tanpagambar yang dilekatkan, dicetak, atau diukir padawadah, pembungkus dan kemasan.
Tanda bahaya adalah :
Gambar dengan atau tanpa lukisan yang terdapat
4 105
Prosedur Pencucian Peralatan Menurut Jenisnya
Alat Prosedur Pencucian
- Cuci alat dengan detergen dan air hangat untuk menghilangkan semuapartikel yang melekat
- Bersihkan bekuan kotoran denganmenggunakan kawat halus
- Bilas alat menggunakan air bersih
dengan cara disemprotkan sedikitnyatiga kali
- Keringkan alat dengan cara diangin-anginkan
- Pisahkan dengan peralatan lain
- Cuci sarung tangan dengan detergendan air hangat
- Bilas dengan air bersih sampai semuadetergen hilang
- Cek adanya lubang dengan meniupkanudara lalu memegangnya dalam air,atau mengisi sarung tangan dengan air lalu lihat apakah ada air yang keluar
- Keringkan bagian dalam dan luar dengan handuk/kain yang bersih ataudiangin-anginkan
- Permukaan meja, dinding, lantai danl a i n n y a y a n g k e m u n g k i n a nterkontaminasi dengan darah ataucairan tubuh atau bahan berbahayalainnya, segera didekontaminasi denganlarutan klorin 0,5 % selama 10 menit.
- Setelah 10 menit lakukan pencuciandengan detergen
- Bilas dengan air sampai bersih,keringkan dengan kain bersih.
Alat yangdipakai ulang
Sarungtangan
Permukaan
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
17/68
Prosedur DekontaminasiMeja Kerja
- Prosedur sama dengandekontaminasi tumpahandarah.
b. Pencucian
Tujuan :
- menghilangkan segala kotoran
yang kasat mata dari benda danpermukaan benda dengansabun atau detergen , air, sikat.
- m e nu r un k a n j u m la hmikroorganisme yang potensialmenjadi penyebab infeksimelalui alat kesehatan atausuatu permukaan benda
104
pada wadah dan kemasan yang menunjukkan jenisbahaya dari bahan berbahaya yang bersangkutan.
Bahan berbahaya adalah :
Bahan yang selama pembuatan, pengolahan,pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan dapatmenimbulkan atau membebaskan uap/gas, ledakan,korosif, keracunan dan bahaya lain dalam jumlahyang memungkinkan gangguan kesehatan orangyang bersangkutan dengannya atau menyebabkan
kerusakan.
5
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
18/68
BAB II
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satubagian dari perlindungan bagi tenaga kerja dan bertujuanuntuk mencegah serta mengurangi terjadinya kecelakaandan penyakit akibat kerja dan di dalamnya termasuk :
1. Menjamin para pekerja dan orang lain yang adadisekitar tempat kerja selalu dalam keadaan sehat
dan selamat.
2. Menjaga agar sumber-sumber produksi digunakansecara aman dan efisien.
3. Menjamin kelancaran proses produksi yang merupakanfaktor penting dalam meningkatkan produktivitas.
Kesehatan kerja bertujuan pada pemeliharaan danpencegahan serta risiko gangguan kesehatan fisik, mentaldan sosial pada semua pekerja yang disebabkan oleh kondisidan lingkungan kerja sehingga diharapkan produktivitaspekerja dapat dipertahankan dan apabila si pekerja telahmemasuki usia pensiun maka yang bersangkutan dapatmenikmati hari tuanya tanpa mengalami gangguan penyakitakibat hubungan kerja
II.1 RUANG LINGKUP
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasianantara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungankerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metodekerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatankerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerjasetinggi-tingginya baik fisik, mental maupunkesejahteraan sosialnya.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada
6
(tersedia klorin 5 %) ambil 100ml encerkan dengan air sampaisatu liter.
Prosedur DekontaminasiTumpahan Darah/CairanTubuh :
- Pakai sarung tangan rumaht a n g g a ( m a s k e r ,kacamata/pelindung wajah
bila perlu).
- Serap darah/cairan tubuhs e b a n y a k - b a n y a k n y adengan ker tas /koranbekas/tisu
- Buang ker tas penyerapbersama sampah medisdalam kantong yang kedapcairan
- Tuangi atau semprot areabekas tumpahan darahdengan natrium hipoklorit 0,5% b ia rkan 10 men i t
kemud ian bers ihkan .- Bilas dengan lap basah yang
bers ih h ingga k lo r interangkat
- Bu ka s a ru n g t a ng a n,masukkan dalam wadahsementara menunggudekontaminasi sarungt a n g a n d a n p r o s e sselanjutnya.
- Cuci tangan.
103
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
19/68
Prosedur Dekontaminasi Alkes :
- Kenakan sarung tanganrumah tangga, celemekkedap air atau pelindungwajah kalau perlu
- Rendam alat kesehatansegera setelah dipakaidalam larutan klorin 0,5 %selama 10 menit (bila lebih,dapat memudahkan korosi
alat). Seluruh alat harusterendam larutan klorin
- Segera bilas dengan air hingga bersih dan lanjutkandengan pembers ihan
- Apabila alat kesehatan tidaklangsung dicuci, rendamdalam ember atau wadahplastik berisi air bersihsetelah dikontaminasi
- Bu ka sa r un g t a ng a n,masukkan dalam wadahsementara menunggudekontaminasi dan prosesselanjutnya
- Cuci tangan
Catatan :
- Larutan klorin hanya bertahan24 jam, buat larutan segar setiap hari dan ganti denganyang baru bila perlu, misalnya,b i l a m e n j a d i k e r u h ,terkontaminasi berat dengandarah atau cairan tubuh.
- Cara membuat klorin 0,5 %yaitu: larutan Natrium hipoklorit
102
masyarakat pekerja yang diakibatkan olehkeadaan/kondis i l ingkungan ker janya.
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagipekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinanbahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yangmembahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatulingkungan pekerjaan yang sesuai dengankemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
II.1.1 Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan LingkunganKerja
Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerjamerupakan tiga komponen utama dalam kesehatankerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antaraketiga komponen tersebut akan menghasilkankesehatan kerja yang baik dan optimal.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatankerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuanfisik yang prima diperlukan agar seseorang pekerjadapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai
(modal) awal seseorang untuk melakukanpekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisiawal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhioleh kondisi tempat kerja, gizi kerja dan lain-lain.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupunmental. Akibat beban kerja yang terlalu berat ataukemampuan fisik yang terlalu lemah dapatmengakibatkan seorang pekerja menderitagangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising,debu, zat-zat kimia dan lain-lain) dapat merupakanbeban tambahan terhadap pekerja. Beban-bebantambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau
7
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
20/68
bersama-sama dapat menimbulkan gangguanatau penyakit akibat kerja.
II.1.2 Lingkungan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja Yang Ditimbulkan
Penyakit akibat dan atau berhubungan denganpekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan dilingkungan kerja. Dewasa ini terdapat kesenjanganantara pengetahuan ilmiah tentang bagaimana
bahaya-bahaya kesehatan berperan dan usaha-usaha untuk mencegahnya.
Misalnya antara penyakit yang sudah jelaspenularannya dapat melalui darah dan pemakaian
ja ru m sunt ik ya ng beru la ng-u la ng , at auperlindungan yang belum baik pada para pekerjarumah sakit dengan kemungkinan terpajan melaluikontak langsung.
Untuk mengantisipasi permasalahan ini makalangkah awal yang penting untuk melakukan upayaK3 adalah pengenalan/identifikasi bahaya yangbisa timbul dan di evaluasi, kemudian dilakukanpengendalian
II.1.3 Perilaku Pekerja
Perilaku dan sikap para pekerja yang tidak sesuaidengan prinsip kesehatan dapat mempengaruhistatus kesehatan pekerja yang bersangkutan,sehingga di dalam pelaksanaan upaya kesehatankerja diperlukan langkah-langkah mengubahprilaku pekerja untuk keberhasilan program.
II.2 DASAR HUKUM
Pemberlakuan K3 untuk seluruh Perusahaan diIndonesia wajib mematuhi Undang-undang dan
8
Sepatu khusus sebaiknya terbuatdari bahan yang mudah dicuci dantahan tusukan misalnya karet atauplastik.
IV.7.3 Pengelolaan Alat Kesehatan :
tujuannya adalah untuk mencegahpenyebaran infeksi melalui alatkesehatan, atau untuk menjamin alat
tersebut dalam kondisi steril dan siappakai
Proses penatalaksanaan peralatandilakukan melalui 4 (empat) tahapkegiatan :
a. Dekontaminasi
b. Pencucian
c. Sterilisasi atau DTT
d. Penyimpanan
a. D e k o n t a m i n as i : y a i t u
menghilangkan mikroorganismepathogen dan kotoran dari suatubenda sehingga aman untukpengelolaan selanjutnya dandilakukan sebagai langkahpertama bagi pengelolaan alat
kesehatan bekas pakai.
Tujuan : mencegah infeksi melaluialat kesehatan atau permukaanbenda, mis HIV, HBV atau kotoran
lain yang tidak tampak sehinggadapat melindungi petugas ataupasien.
101
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
21/68
c. Penutup Kepala :
yaitu mencegah jatuhnyamikroorganisme yang ada dirambut dan kulit petugas terhadapalat-alat/daerah steril jugasebaiknya untuk melindungikepala/rambut petugas daripercikan bahan-bahan dari pasien.
d. Gaun/Baja Pelindung :tujuannya yaitu untuk melindungipetugas dari kemungkinangenangan atau percikan darahatau cairan tubuh lain yang dapatmencemari baju atau seragam.
Gaun pelindung harus dipakaiapabila ada indikasi , misalnyapada saat membersihkan luka,melakukan irigasi, melakukantindakan draenase, menuangkancairan terkontaminasi ke dalamlubang pembuangan/ w.c/toilet
e. Sepatu Pelindung :
tujuannya adalah melindungi kakipetugas dari tumpahan/percikandarah atau cairan tubuh lainnyadan bahan berbahaya lainnya danmencegah dari kemungkinantusukan benda tajam ataukejatuhan alat kesehatan.
Sepatu harus menutupi seluruhujung dan telapak kaki dan tidakdianjurkan untuk menggunakansandal atau sepatu terbuka.
100
Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan/dikeluarkan/diberlakukan mengenai Kesehatan dan KeselamatanKerja yang terangkum sebagai berikut :
1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2)menyatakan bahwa ”Setiap Warga Negara berhakatas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagikemanusiaan”. Atas dasar pasal tersebut makatelah disusun :
a. UU No.1 th.1951 tentang Pernyataan berlakunyaUU Kerja th. 1948 No.12
b. UU No.3 th.1969 tentang Persetujuan KonvensiILO no.120 mengenai Higiene dalam Perniagaandan Kantor-kantor
c. UU No.14 th.1969 tentang Pokok-Pokokmengenai Tenaga Kerja sebagai pelaksanaandari Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 tersebut diPasal 9 UU No.14 th.1969 yang menyatakan”Setiap tenaga kerja berhak mendapatperlindungan atas keselamatan, kesehatan,pemeliharaan moril kerja serta perlakukan sesuaidengan harkat dan martabat manusia dan moral agama ” dan di pasal 10 menyatakanPemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup :
f Norma keselamatan kerja
f Norma kesehatan kerja
f Norma kerja
f Pemberian ganti kerugian, perawatan, danrehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
2. Undang-undang no.1 tahun 1970 tentangKeselamatan Kerja, cakupan materinya termasukpula masalah kesehatan kerja.
3. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentangKesehatan.
9
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
22/68
4. Permenkes No. 453/Menkes/Per/XI/1992 tentangPersyaratan Keselamatan Lingkungan Rumah Sakit.
5. Permenaker No. 5/Menaker/1996 tentang SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
II.3 POTENSIAL BAHAYA
Ancaman bahaya di rumah sakit terdiri atas : ancamanbahaya biologi, ancaman bahaya kimia, ancamanbahaya fisika, ergonomi, ancaman bahaya psikososial,
keselamatan dan kecelakaan kerja di rumah sakit.
II.3.1 Ancaman Bahaya Biologi
Bahaya biologi adalah penyakit atau gangguankesehatan yang diakibatkan oleh mikroorganismehidup seperti bakteri, virus, riketsia, parasit dan
jamur.
Yang termasuk ancaman biologi di rumahsakit :
G Infeksi nosokomial
G Tuberkulosis
GHepatitis B
G AIDS
G Dan lain-lain
II.3.2 Ancaman Bahaya Kimia
Adanya bahan-bahan kimia di rumah sakit dapatmenimbulkan bahaya bagi penderita maupunpara pekerjanya. Kecelakaan akibat bahan-bahan kimia dapat menyebabkan keracunankronik. Bahan-bahan kimia yang mempunyairisiko mengakibatkan gangguan kesehatanantara lain adalah gas anestetik (halotan, nitro
10
- Pada akhir setelah hampir di ujung jari, maka secara bersamaan dandengan sangat hati-hati sarungtangan tadi dilepas.
- Perlu diperhatikan bahwa tanganyang terbuka hanya bolehmenyentuh bagian dalam sarungtangan .
- Cuci tangan setelah sarung tangandilepas, ada kemungkinan sarung
tangan berlubang namun sangatkecil dan tidak terlihat. Tindakanmencuci tangan setelah melepassarung tangan in i akanmemperkecil risiko terpajan.
b. Pelindung wajah :
Pelindung wajah terdiri dari masker dan kaca mata
Pelindung wajah ini digunakan untukmaksud :
- Untuk melindungi selaput lendir hidung, mulut dan mata selama
melakukan t indakan ataup e r a wa t a n p a s ie n y a n gmemungkinkan terjadi percikandarah dan cairan tubuh lain,termasuk tindakan bedah ortopediatau perawatan gigi.
- Masker tanpa kacamata hanyadigunakan pada saat tertentumisalnya merawat pasientuberkulosis terbuka tanpa lukadibagian kulit/pendarahan .
- Masker digunakan bila beradadalam jarak 1 meter dari pasien.
99
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
23/68
- Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukkan
ja ri -j ar i tang an yang be lu mmemakai sarung tangan, kemudianluruskan lipatan, dan atur posisisarung tangan, sehingga terasapas dan enak di tangan .
Pelepasan Sarung Tangan :
- Masukkan sarung tangan yang
masih dipakai ke dalam larutank l o r i n , g o s o k k a n u n t u kmengangkat bercak darah ataucairan tubuh lainnya, atau kotoran-kotoran lainnya yang menempel.
- Pegang salah satu sarung tanganpada lipatan lalu tarik ke arah ujung
jari-jari tangan sehingga bagiandalam dari sarung tangan pertamamenjadi sisi luar.
- Jangan dibuka sampai terlepassama sekali, biarkan sebagianmasih berada pada tangansebelum melepas sarung tangan
yang ke dua. Hal ini penting untukmencegah terpajannya kulit tanganyang terbuka dengan permukaansebelah luar sarung tangan.
- Biarkan sarung tangan yangpertama sampai sekitar jari-jari,lalu pegang sarung tangan yangke dua pada lipatannya lalu tarikke arah ujung jari hingga bagiandalam sarung tangan menjadi sisiluar.
- Demik ian d i lakukan secarabergantian.
98
oksida, etil eter), formaldehid, etilen oksida,merkuri dan debu.
II.3.3 Ancaman Bahaya Fisika
Faktor fisika merupakan beban tambahan bagipekerja di rumah sakit yang apabila tidakdilakukan upaya-upaya penanggulangannyadapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Faktor fisika di rumah sakit seperti bising, panas,
getaran, radiasi, cahaya dan listrik. Contoh :pekerja yang bekerja di ruang generator, perludisadari dapat memberi dampak negatif padapendengaran dan non pendengaran.
II.3.4 Ergonomi
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajariperilaku manusia dalam kaitan dengan pekerjaanmereka. Tujuan ergonomi adalah menyesuaikanpekerjaan dengan kondisi tubuh manusia melaluiupaya : penyesuaian ukuran tempat kerja dengandimensi tubuh, pengaturan suhu, cahaya dankelembaban yang sesuai dengan kebutuhantubuh manusia.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah ergonomidi rumah sakit, perlu dipelajari dasar-dasar ergonomi antara lain : antropometri, kerja otot,kelelahan, ketrampilan, perencanaan ruang kerja,perancangan ruang kerja, pencahayaan danwarna, kebosanan, kejenuhan, hubunganmanusia dengan mesin, kemampuan mata danalat pendengaran dan lain-lain.
Contoh : Pekerja yang sebagian besar waktukerjanya dalam posisi duduk, perlu disediakankursi yang sesuai dengan prinsip ergonomisupaya tidak menimbulkan kelelahan otottertentu.
11
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
24/68
II.3.5 Ancaman Bahaya Psikososial
Peker jaan dapat merupakan sumber kebahagiaan atau sumber kesengsaraan. Faktor psikososial yang dapat menimbulkankabahagiaan atau kesengsaraan di rumah sakitantara lain : pekerjaan yang menghasilkan upahyang kurang dari kebutuhan, yang tidak sesuaidengan minat, bakat dan yang tidak sesuaidengan bekal pengetahuan akan lebihmemungkinkan terjadinya stress. Sementara
suasana kekeluargaan, gotong royong, tidakkaku, akan mendukung terjaminnya kerja yangdapat memacu hasil kerja yang optimal.
II.3.6 Keselamatan dan Kecelakaan Kerja di RumahSakit
Keselamatan kerja adalah keselamatan yangberkaitan dengan alat kerja, bahan dan prosespengolahannya, tempat kerja dan lingkungannyaserta cara-cara melakukan pekerjaan.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terdugadan tidak diharapkan. Di rumah sakit kecelakaankerja dapat disebabkan oleh pekerjaan atau
pada waktu melaksanakan pekerjaan. Dalamhal ini terdapat dua permasalahan yang pentingyaitu : kecelakaan akibat langsung dari pekerjaanatau kecelakaan pada saat pekerjaan sedangdilakukan. Sebagai contoh kecelakaan langsungdari pekerjaan adalah paparan sinar/energi radioaktif bagi pekerja di instalasi radiologi. Sementarakecelakaaan pada saat pekerjaan sedangdilakukan adalah perawat yang tertusuk jarumpada saat melakukan penyuntikan pada pasien.
12
tangan ini dapat digunakan lagisetelah dicuci dan dibilas bersih.
Prosedur Pemakaian danPelepasan Sarung Tangan
Pemakaian Sarung Tangan Steril :
- Cuci tangan
- Siapkan area yang cukup luas,bersih dan kering untuk membuka
paket sarung tangan. Perhatikantempat menaruhnya (Steril atauminimal DDT)
- Buka pembungkus sarung tangan,minta bantuan petugas lain untukmembuka pembungkus sarungtangan, letakkan sarung tangandengan bagian telapak tanganmenghadap ke atas.
- Ambil salah satu sarung tangandengan memegang pada sisisebelah dalam lipatannya, yaitubagian yang akan bersentuhandengan kulit tangan saat dipakai.
- Posisikan sarung tangan setinggipinggang dan menggantung kelantai, sehingga bagian lubang jari-
jari tangannya terbuka. Masukkantangan jaga sarung tangan supayatetap tidak menyentuh permukaan.
- Ambil sarung tangan ke duadengan cara menyelipkan jari-jaritangan yang sudah memakaisarung tangan ke bagian lipatan,yaitu bagian yang tidak akanbersentuhan dengan kulit tangansaat dipakai.
97
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
25/68
d. Gaun pelindung (baju kerja/celemek)
e. Sepatu pelindung (sturdy footwear)
a. Sarung Tangan :
Sarung tangan harus selalu dipakaipada saat melakukan tindakanyang kontak atau diperkirakan
akan terjadi kontak dengan darah,cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulityang tidak utuh, selaput lendir pas ien dan benda yangterkontaminasi.
Hal harus diperhatikan padapenggunaan sarung tangan :
yaitu cuci tangan harus selaludilakukan pada saat sebelummemakai dan sesudah melepassarung tangan.
Dikenal tiga jenis sarung tangan :1).Sarung tangan bersih : digunakan
sebelum tindakan rutin pada kulitdan selaput lendir dan sekali pakaiharus dibuang.
2).Sarung tangan steril : digunakan jika akan melakukan tindakan steril,sarung tangan ini bisa disterilisasiulang.
3).Sarung tangan rumah tangga :d ipakai pada waktu akanmembersihkan alat kesehatan,permukaan meja kerja dll. Sarung
96
II.4 UPAYA / LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN K3
Untuk mengatasi ancaman bahaya di rumah sakitterdiri atas : ancaman bahaya biologi, ancaman bahayakimia, ancaman bahaya fisika, ergonomi, ancamanbahaya psikososial, keselamatan dan kecelakaankerja di rumah sakit, langkah-langkah yang perludilakukan adalah :
II.4.1 Pengenalan/Identifikasi Lingkungan Kerja
Informasi yang perlu diketahui adalah : pekerjayang terlibat, proses kerja dan limbah/sisabuangan, potensi bahaya yang mungkin adadan bahaya kecelakaan kerja. Sebagai contoh: pekerja yang bekerja di ruang radiologi,sebaiknya bukan orang sedang hamil, pekerjadilengkapi dengan alat deteksi paparan zatradiasi serta ruang dibuat sesuai dengan standar yang berwenang.
II.4.2 Evaluasi Lingkungan Kerja
Penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang mungkin timbul di
lingkungan kerja. Sebagai contoh : lingkungankerja secara berkala dinilai apakah adakebocoran zat berbahaya bagi kesehatan.
II.4.3 Pengendalian Lingkungan Kerja
Pengendalian dibedakan atas pengendalianlingkungan dan pengendalian perorangan.Pengendalian lingkungan meliputi perubahandari proses kerja dan/atau lingkungan kerjadengan maksud untuk pengendalian terhadapbahaya kesehatan baik dengan meniadakanatau mengurangi serta mencegah kontak.Pengendalian ancaman bahaya kesehatan dapat
13
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
26/68
dilakukan pencegahan dengan peraturan-peraturan, standar, pengawasan serta pendidikandan latihan untuk mencegah ancaman-ancamantersebut.
II.4.4 Pelayanan Kesehatan Kerja
Meliputi upaya pelayanan promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif. Bentuk kegiatan dapatberupa pemberian informasi pencegahankecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja atauberupa klinik yang dilengkapi dengan alat deteksidini kemungkinan terjadi penyakit akibat kerja,pengobatan dan pemulihan yang berkaitandengan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.Contoh : ada prosedur kerja tentang carapengamanan pekerja pengambil contoh darahdi laboratorium klinik, atas kemungkinan Hepatitisserta terapi dan rehabilitasi karena Hepatitis.
14
Untuk menggosok kulit dapatdigunakan spons steril sekali pakai
- Proses cuci tangan berlangsung3 (tiga) hingga 5 (lima) menitdengan prinsip sependek mungkintapi cukup memadai untukmengurangi jumlah bakteri yangmenempel di tangan.
- Selama cuci tangan jaga agar letaktangan lebih tinggi dari siku agar
air mengalir dari arah tangan kewastafel
- Jangan sentuh wastafel, kran, ataugaun pelindung
- Keringkan tangan dengan lap steril
- Gosok dengan alkohol 70% ataucampuran alkohol 70% denganklorheksedin 0,5 % selama 5 (lima)menit dan keringkan kembali.
- Kenakan gaun pelindung dansarung tangan steril.
IV.7.2 Alat Pelindung :
Digunakan untuk melindungi kulit danselaput lendir petugas dari risikopajanan darah, semua jenis cairantubuh, sekret, ekskreta, kulit yangtidak utuh dan selaput lendir pasien.
Macam-macam alat pelindung :
a. Sarung tangan
b. Pelindung wajah/Masker/Kacamata
c. Penutup kepala
95
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
27/68
- Yaitu buat campuran 100 mlalkohol 70% dengan 1-2 ml gliserin10%
- Caranya : gosoklah kedua cairanpada kedua tangan secara merata.
Cuci Tangan Aseptik :
Prosedur sama dengan cuci tanganhigienis hanya saja bahan deterjen
atau sabun diganti dengan antiseptikdan setelah mencuci tangan tidakboleh menyentuh bahan yang tidaksteril
Cuci Tangan Bedah :
- Nyalakan kran
- Basahi tangan dan lengan bawahdengan air
- Taruh sabun antiseptik dibagiantelapak tangan yang telah basah.Buat busa secukupnya tanpapercikan.
- Sikat bagian bawah kuku dengansikat lembut
- Buat gerakan mencuci tanganseperti cuci tangan biasa denganwaktu lebih lama. Gosok tangandan lengan satu persatu secarabergantian dengan gerakanmelingkar.
- Sikat lembut hanya digunakanuntuk membersihkan kuku sajabukan untuk menyikat kulit yanglain oleh karena dapat melukainya.
94
BAB III
MANAJEMEN K3 IFRS
Farmasi rumah sakit merupakan unit pelaksana fungsionalyang bertanggung jawab dalam meningkatkan mutupelayanan kefarmasian secara menyeluruh di rumah sakitdengan ruang lingkup pengelolaan perbekalan farmasi,pelayanan farmasi klinik dan produksi perbekalan farmasi.
III.1 TUJUAN
III.1.1 TUJUAN UMUM
Terlaksananya kesehatan dan keselamatankerja di IFRS agar tercapai pelayanankefarmasian dan produktivitas kerja yangoptimal.
III.1.2 TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan perlindungan kepada pekerjafarmasi, pasien dan pengunjung
2. M e n c e g a h k e c e l a k a a n k e r j a ,paparan/pajanan bahan berbahaya,
kebakaran dan pencemaran lingkungan3. Mengamankan peralatan kerja, bahan baku
dan hasil produksi
4. Menciptakan cara bekerja yang baik danbenar
III.2 FUNGSI
III.2.1 Perencanaan K3 IFRS
Tahapan Perencanaan :
1. Analisa situasi kesehatan dan keselamatankerja di IFRS
15
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
28/68
Analisa situasi merupakan langkah pertamayang harus dilakukan, dengan melihatsumber daya yang kita miliki, sumber danayang tersedia dan bahaya potensial apayang mengancam IFRS.
2. Identifikasi masalah kesehatan dankeselamatan kerja IFRS
Identifikasi masalah kesehatan dankeselamatan kerja dapat dilakukan denganmengadakan inspeksi tempat kerja dan
mengadakan pengukuran lingkungan kerja.Dari kegiatan ini kita dapat menentukanmasalah-masalah Kesehatan danKeselamatan Kerja.
3. Alternatif rencana upaya penanggu-langannya
Dari masalah-masalah yang ditemukan dicarialternatif upaya penanggulangannyaberdasarkan dana dan daya yang tersedia
Out put yang diharapkan dari kegiatanperencanaan adalah :
1. Adanya denah lokasi bahaya potensial
2. Rumusan alternatif rencana upaya penang-gulangannya
III.2.2 Penggerakan Pelaksanaan K3 IFRS
1. Pemer iksaan kesehatan awal danpemer iksaan kesehatan berkala.
Pemeriksaan kesehatan ini berlaku bagisemua pekerja rumah sakit, dilakukansetidak-tidaknya sekali setahun, bahkandibeberapa bagian seyogyanya dilakukansetiap 6 bulan.
16
Prosedur Cuci Tangan :
Cuci Tangan Higienis/Rutin :
- B a s ah i ta n ga n se t i ng g ipertengahan lengan bawahdengan air mengalir
- Taruh sabun dibagian telapaktangan yang telah basah. Buatbusa secukupnya tanpa percikan
- Gerakan cuci tangan terdiri dari
gosokan kedua telapak tangan,gosokan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dansebaliknya, gosok kedua telapaktangan dengan jari saling mengait,gosok kedua ibu jari denganmenggenggam dan memutar,gosok pergelangan tangan.
- Proses berlangsung selama 10-15detik
- Bilas kembali dengan air sampaibersih.
- Keringkan tangan dengan handukatau kertas yang bersih atau tisuatau handuk katun sekali pakai
- Matikan kran dengan kertas atautisu
- Pada cuci tangan aseptik/bedahdiikuti larangan menyentuhpermukaan yang tidak steril
Alternatif Cuci Tangan Higienis
- Di lakukan bi la t idak ada air mengalir.
93
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
29/68
aseptik dengan menggunakanantiseptik.
3).Cuci tangan bedah : dilakukansebelum melakukan tindakanbedah cara aseptik denganantiseptik dan sikat steril.
Sarana Cuci Tangan :
- air mengalir : dapat berupa kran
atau dengan cara mengguyur dengan gayung, namun caramengguyur dengan gayungmemiliki risiko cukup besar untukterjadinya pencemaran, baikmelalui gagang gayung maupunpercikan air bekas cucian kembalike bak penampung air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM,namun diupayakan secarasederhana dengan tangki berkrandi ruang pelayanan agar mudahdijangkau oleh para petugaskesehatan yang memerlukan.
- sabun dan detergen : bahantersebut t idak membunuhm i k r o o r g a n i s m e t e t a p imenghambat dan mengurangi
jumlah mikroorganisme dengantegangan permukaan sehinggamikroorganisme terlepas daripermukaan kulit dan mudahterbawa air.
- larutan antiseptik : dipakai padakulit atau jaringan hidup lainnyauntuk menghambat aktivitas ataumembunuh mikroorganisme padakulit.
92
2. Pemberian paket penanggulangan anemia.Pada penelitian-penelitian terdahuludiketahui banyak tenaga kerja perempuanyang menderita anemia, sedangkan pekerjaIFRS pada umumnya lebih banyak tenagakerja perempuannya.
3. Pemberian paket pertolongan gizi.Paket ini merupakan makanan tambahanyang diberikan di luar makanan utama.
4. Upaya-upaya yang dilakukan sehubungan
dengan kapasitas dan beban kerja :G pengaturan kerja bergilir (shift work)
G penempatan petugas pada jabatannya(fit to job)
G pendidikan dan pelatihan petugas IFRStentang kesehatan dan keselamatan kerja
5. Pelaksanaan upaya penanggulanganbahaya potensial
Memberikan penyuluhan kesehatan,sehingga meningkatkan kepedulian petugaskesehatan dan meningkatkan penggunaanalat pelindung, dll.
Al at pe li nd ung tu buh an ta ra la in :- pelindung pernafasan : masker
- pelindung mata : kaca mata
- pelindung pendengaran : tutup telinga
- pakaian kerja khusus : jas lab
- sarung tangan
- pelindung kepala (safety helmets)
- pelindung kaki : sepatu booth/karet
6. Pelaksanaan Cara Pelaksanaan Kerja yangBaik (CPKB)
Diharapkan setiap bagian sudah mempunyai
17
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
30/68
Prosedur Tetap (Protap) atau StandardOperating Procedure (SOP) yang tergantungdi dinding, sehingga setiap petugas dapatmembaca dan mentaatinya.
7. Pengorganisasian dan pembagian tugasyang jelas
Untuk pengorganisasian ini mengacu padaedaran Dirjen Pelayanan Medik No.HK.00.06.6.4.01497 tahun 1995 tentangperlunya pembentukan Panitia Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.Pokja/PK3-IFRS merupakan salah satubagian dari PK3-RS
Out put yang diharapkan :
1. Adanya jadwal kegiatan pelaksanaan upayakesehatan dan keselamatan kerja di IFRSbaik secara keseluruhan maupun ditiapbagian.
2. Adanya bagan struktur organisasi PK3-IFRS(Panitia Kesehatan dan Keselamatan KerjaInsta lasi Farmasi Rumah Saki t ) .
3. Terpampangnya bagan Cara PelaksanaanKerja yang Baik (CPKB) ditiap unit kerja
IFRS.
III.2.3 Pemantauan Dan Evaluasi K3 IFRS
1. Terkirimnya form identifikasi K3 IFRS kePK3-IFRS yang bersangkutan
Formulir ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab untukmendapatkan gambaran pelaksanaankegiatan K3 di IFRS
2. Adanya umpan balik dari PK3-RS ke PK3-IFRS dari hasil pengisian kuesioner.
18
- Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya,bila kelainan ditemukan akan mengganggukeselamatan kerja.
IV.7 K E WA S PA D AA N U N IV E RS A L(UNIVERSAL PRECAUTION = UP)
Prinsip utama prosedur kewaspadaanuniversal pelayanan kesehatan adalahmenjaga hygiene sanitasi individu, hygienesanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5(lima) kegiatan pokok yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranyapemakaian sarung tangan guna mencegahkontak dengan darah serta cairan infeksiyang lain,
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum suntik dan alat tajamuntuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
IV.7.1 Cuci Tangan
Ada tiga cara cuci tang an yangdi laksanakan sesuai dengankebutuhan, yaitu :
1).Cuci tangan higienik atau rutin:yaitu untuk mengurangi kotorandan flora yang ada di tangandengan menggunakan sabun ataudetergen.
2).Cuci tangan aseptik: dilakukansebelum tindakan aseptik padapasien atau melakukan pekerjaan
91
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
31/68
- Sehat
- Perlu tindak lanjut untuk kelainan medisyang ditemukan
- Per lu t indak lan ju t dar i seg ipekerjaannya, bila kelainan ditemukanakan mengganggu keselamatan kerja.
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
yaitu dimaksudkan untuk menilai adanya
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadaptenaga kerja atau golongan tenaga kerjatertentu.
Pemeriksaan ini dilakukan pada keadaan :
- Tenaga kerja yang telah mengalamikecelakaan atau penyaki t yangmemerlukan perawatan lebih dari duaminggu.
- Tenaga kerja yang diduga menderitagangguan kesehatan tertentu.
- Bila terdapat keluhan diantara tenaga kerja,atau atas pengamatan pengawas
kesehatan dan keselamatan kerja.- Atas permintaan pihak-pihak tertentu
(pengadilan).
- Pindah kerja atau bila hubungan kerjaputus (pensiun,PHK)
Kesimpulan hasil pemeriksaan berkaladigolongkan menjadi :
- Sehat
- Perlu tindak lanjut untuk kelainan medisyang ditemukan
90
Hasil umpan balik ini berupa prosentasekegiatan Upaya Kesehatan Kerja (UKK)IFRS yang sudah dilaksanakan.
3. Terkirimnya formulir check list 6 bulanan
Formulir tentang status perkembangan K3IFRS ini dikirimkan ke PK3-RS setiap bulanJanuari dan Juli tahun berjalan
4. Terselenggaranya kegiatan evaluasi
Evaluasi ini dilakukan baik secara umum
maupun spesifik.Untuk ini digunakan check list 6 bulanankeberhasilan kegiatan UKK-IFRS sebagaitolok ukurnya
III.2.4 Pembinaan K3 IFRS
Pembinaan diarahkan agar :
1. IFRS melakukan upaya-upaya K3 sehinggadicapai nihil kecelakaan dan nihil penyakitakibat kerja.
2. Indikator keberhasilan K3 IFRS adalah :
- Nihil kecelakaan
- Nihil penyakit akibat kerja
- Terlaksananya proses kesehatan dankeselamatan kerja di IFRS
- Tersedianya masukan sumber daya yangmemadai (fasil itas dan tenaga)
3. Mengingat beberapa indikator masih sulitdicapai, pemantauan diutamakan pada :
- kasus kecelakaan
- proses terlaksananya kegiatan kesehatandan keselamatan kerja di IFRS
- masukan sumber daya manus ia
19
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
32/68
III.3 ORGANISASI
Menurut Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik DepkesNo.HK.00.06.6.4.01407 tahun 1995, bentuk organisasiK3 di RS berupa Panitia K3-RS (PK3-RS), yangbertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik. PokjaIFRS adalah bagian dari Organisasi K3 RS.
K3 di IFRS mempunyai fungsi :
1. Mengatur dan berkoordinasi dalam upaya pencega-han dan penanggulangan musibah, misal :
- kebakaran dan peledakan- bahan-bahan berbahaya d ll d i IFRS
2. Melaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit (melaluiPokja K3 Rumah Sakit) bila terjadi bencana
Struktur organisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhanrumah sakit, contoh dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Bagan 1 : contoh Bagan Organisasi K3 IFRS
20
Kesimpulan hasil pemeriksaan kesehatansebelum bekerja digolongkan menjadi :
- Fit for duty : dapat melakukan segalamacam pekerjaan dan tidak ada kelainanfisik atau cacat.
- Fit for duty with minor correctable defect:dapat melakukan tugas/pekerjaan dengankelainan ringan yang dapat dikoreksi,m isa lnya gangguan ke ta jamanpenglihatan, gigi berlubang.
- Fit for selected/limited duty : dapatmelakukan pekerjaan atau tugas tertentuyang terbatas karena adanya defek ataupenyakit yang menetap.
- Unfit for duty : tidak dapat diperkerjakanpada saat ini, misalnya sedang menderitapenyakit menular akut, gangguan jiwa,dan sebagainya.
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
yaitu dimaksudkan untuk mempertahankanderajat kesehatan tenaga kerja sesudahberada dalam pekerjaannya, serta menilai
kemungkinan adanya pengaruh daripekerjaan sedini mungkin yang perludikendalikan dengan usaha pencegahan,dan sekurang-kurangnya dilakukan satutahun sekali.
Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi:pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, foto rontgen paru, laboratoriumrutin dan pemeriksaan lain yang dianggapperlu.
Kesimpulan hasil pemeriksaan berkaladigolongkan menjadi :
89
TIM K3RS
Sekretaris
Pokja............
Pokja IFRSPokja............
Pokja............
Pokja IFRS- Ketua- Sekretaris- Seksi kebakaran- Seksi kewaspadaan
bencana- Seksi lainnya
sesuai kebutuhan
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
33/68
kepentingan pengajuan kompensasi,apabila dikemudian hari terjadi suatupenyakit/gangguan kesehatan sebagaiakibat dari pekerjaannya.
Adapun pemeriksaan kesehatan sebelumbekerja meliputi :
- Identitas : Nama, umur, jenis kelamin,alamat, status perkawinan, riwayatpekerjaan terdahulu, serta rencanapenempatan/jenis pekerjaan.
- Anamnesis : ditujukan untuk mendapatkaninformasi sebanyak-banyaknya mengenaikemungkinan adanya penyakit yangdiderita saat ini, riwayat penyakit terdahulu,riwayat penyakit keluarga serta adanyapemaparan faktor risiko lingkungan kerjasebelumnya, dan pada tenaga kerja wanitaharus ditanyakan pula riwayat kehamilan,persalinan. Dari anamnesa yang lengkapini d iharapkan dapat d iketahuikemungkinan penyakit degenaratif,penyakit keturunan serta gangguankesehatan yang dapat menghambatpelaksanaan pekerjaannya.
- Pemeriksaan fisik: yaitu pemeriksaan
keadaan umum, tanda vital, pemeriksaanketajaman penglihatan, THT, pemeriksaan
jantung, paru, perut dan organ gerak.
- Pemeriksaan penunjang: mel iput ipemeriksaan foto rontgen, laboratoriumrutin serta pemeriksaan lain yang dianggapperlu .
- Jika seorang tenaga kerja 3 bulansebelumnya telah menjalani pemeriksaankesehatan oleh dokter yang berkompeten,dan tidak ada keragu-raguan, maka tidakperlu dilakukan pemeriksaan kesehatansebelum bekerja.
88
III.4 TAHAPAN PELAKSANAAN K3 IFRS
Untuk terlaksananya K3 IFRS secara optimal makaperlu dilakukan tahapan sebagai berikut :
III.4.1 Identifikasi, Pengukuran dan Analisis
Identifikasi, pengukuran dan analisis sumber-sumber yang dapat menimbulkan risikoterhadap kesehatan dan keselamatan kerja,seperti :
1. Kondisi fisik pekerja
Hendaklah dilakukan pemeriksaankesehatan sebagai berikut terhadap pekerja:
a. Sebelum dipekerjakan
b. Secara berkala, paling sedikit setahunsekali
c. Secara khusus, yaitu :
- sesudah pulih dari penyakit infeksipada saluran pernafasan (TBC) danpenyakit menular lain
- terhadap pekerja yang terpapar di
suatu lingkungan dimana terjadiwabah, dan
- apabila dicurigai terkena penyakitakibat kerja
2. Sifat dan beban kerja
Beban kerja adalah beban fisik dan mentalyang harus dipikul oleh pekerja dalammelakukan pekerjaannya. Sedangkanlingkungan kerja yang tidak mendukungmerupakan beban tambahan bagi pekerjatersebut.
21
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
34/68
3. Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan kegiatan IFRS dapatmempengaruhi kesehatan kerja dalam 2bentuk yaitu kecelakaan kerja dan penyakitakibat kerja.
a. Kecelakaan kerja di IFRS
bahaya kecelakaan yang ada dilingkungan IFRS dapat dijabarkan dalamsetiap tempat dan proses antara lain :
- terpeleset, tersengat listrik, terjepitpintu
- di tangga : terpeleset, tersandung,terjatuh
- di gudang : terpeleset, tersandung,terjatuh, kejatuhan barang
- di ruang pelayanan : terpeleset,tersandung, terjatuh, tersengat listrik
- di ruang produksi : luka bakar, ledakan,kebakaran
- di ruang penanganan sitostatik
- di ruang TPN (Total ParenteralNutrition)
b. Penyakit akibat kerja di rumah sakit- tertular pasien
- alergi obat
- keracunan obat
- resistensi obat
III.4.2 Pengendalian
1. Legislatif kontrol
2. Administratif kontrol
3. Medikal kontrol
4. Engenering kontrol
22
tersebut harus mendapat persetujuanterlebih dahulu dari direktorat/pejabatDepartemen Tenaga ker ja danTransmigrasi.
3. Pedoman pemeriksaan kesehatan tenagakerja tersebut dikembangkan sesuaidengan kemampuan perusahaan dankemajuan ilmu kedokteran dalam bidangkeselamatan kerja.
4. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja maka dalam waktuselambat-lambatnya 2 (dua) bulan,pengusaha wajib membuat laporan kepadaDirektorat Jenderal Binwasnaker Departemen Tenaga Kerja.
IV.6.2 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja :
Sebagaimana diatur dalam peraturan MenteriTenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per-02/MEN/1980, maka pemeriksaan kesehatantenaga kerja terdiri dari:
1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja.
yaitu pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter pada seorang tenagakerja sebelum diterima untuk melakukanpekerjaannya.
Tujuan:
- Agar tenaga kerja yang akan diterimaberada dalam kondisi kesehatan setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakitmenular yang akan mengenai tenaga kerjalainnya dan cocok untuk pekerjaan yangakan dilakukan.
- Sebagai data medis dasar yang dapatdipakai sebagai pertimbangan untuk
87
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
35/68
pencegahan stres di beberapa RS.Program yang dilakukan adalah :
1. Edukasi pekerja dan manajemenmengenai stres kerja.
2. Perubahan kebi jakan danprosedur RS untuk mengurangistres yang bersumber padaorganisasi.
3. M e l a k s a n a k an p r o g r a mmembantu pekerja.
Perubahan yang terjadi pada satuRS adalah penurunan kesalahanmedikasi sebanyak 5%. Hasil dari22 RS menunjukkan penurunanmalpraktek sebanyak 70% dan pada22 RS pembanding yang tidakmenerapkan program tersebut tidakterjadi penurunan malpraktek.
IV.6 PROSEDUR PEMERIKSAAN TENAGA KERJA DANKESEHATAN KERJA
IV.6.1 Prosedur Pemeriksaan Tenaga Kerja :Prosedur pemeriksaan tenaga kerja telahdiatur sebagai berikut :
1. Semua perusahaan sebagaimanadisebutkan dalam Undang-Undang no.1tahun 1970 harus melakukan pemeriksaankesehatan bagi tenaga kerja dan wajibmembuat perencanaan untuk pemeriksaankesehatan sebelum bekerja, berkala dankhusus.
2. Pengurus/pengusaha dan dokter wajibmenyusun pedoman pemeriksaankesehatan tenaga kerja dan pedoman
86
III.5 PROSEDUR K3 IFRS
III.5.1 Kebakaran :
III.5.1.1Upaya Pencegahan Kebakaran
1. Dilarang merokok dan membuangpuntung rokok berapi
2. Dilarang membiarkan orang lainmain api
3. Dilarang menyalakan lampu pelita
maupun lilin
4. Dilarang memasak baik dengancoockplat listrik maupun kompor gas
5. Dilarang membakar sampah atausisa-sisa bahan pengemas lainnya
6. Dilarang lengah menyimpan bahanmudah terbakar : elpiji, bensin,aceton dll.
7. Dilarang membiarkan orang yangtidak berkepentingan beradaditempat yang peka terhadap bahayakebakaran
III.5.1.2 Penanggulangan bila terjadi kebakaran
1. Jangan panik
2. Jangan berteriak .......” Kebakaran”
3. Matikan listrik, amankan semua gas
G Bila terjadi kebakaran kecil,panel listrik yang menujukelokasi kebakaran dimatikan
G Bila terjadi kebakaran besar,aliran listrik diseluruh gedungdimatikan
4. Selamatkan dahulu jiwa manusia
23
5 D tk APAR ( l t d IV 5 4 1 T i i i/P h
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
36/68
5. Dapatkan APAR (alat pemadamapi ringan), buka segel & padamkanapi
6. Jauhkan barang-barang yangmudah terbakar dari api
7. Tutup pintu gudang tahan api
8. Kosongkan kor idor & jalanpenghubung dan atur agar jalan-
jalan menuju pintu bebas hambatan
9. Bukalah pintu darurat
10. Bila mungkin selamatkan dokumen-dokumen penting
11. Siapkan evakuasi obat bius, injeksi,obat–obat resusitasi & cairanintravena
12. Catat nama staf yang bertugas
13. Hubungi posko
14. Siapkan kebutuhan obat dan alatkesehatan untuk kebutuhan darurat
III.5.1.3 Mencegah meluasnya kebakaran
1. Semua pekerja menyiapkan alatpemadam api dan peralatan lainnyasesuai kebutuhan
2. L a k u k a n t i n d a k an d e n g a nmenggunakan alat pemadamkebakaran bila dianggap apimerembet bangunan di unit kerjanya
3. Sekali lagi cek kesiapan alatpemadam kebakaran
Jenis alat kebakaran yang digunakan
a. Air : Hydrant
b. Busa (foam)
c. Serbuk kimia kering
d. Gas CO2
e. Cairan kimia (Halon)
24
IV.5.4.1 Terapi organisasi/Pencegahanstres
Hal ini adalah cara langsung untukmengurangi stres di tempat kerja.Pendekatan yang dilakukan adalah :
• Mengidentifikasi penyebab stres(stressor)
• Mengembangkan strategi untukmenurunkan atau menghilangkanpenyebab stres tersebut.
Metode ini sering tidak disukaip im p in a n k a r e n a d a p a tmempengaruhi rutinitas jadwalkerja atau bahkan dapatmengubah struktur organisasi.
IV.5.4.2 Terapi individu/Pengelolaan stres
Pendekatan ini adalah pendekatanyang berfokus pada individu dancara untuk mengatasi sesuai dengankebutuhan melalui penyusunanprogram pengelolaan stres. Pekerjabelajar dari program tersebutmengenai sifat, sumber stres, efek
pada kesehatan dan kemampuan/ketrampilan untuk mengurangi stres.
Cara ini mudah untuk diterapkantetapi ada kelemahannya yaituhanya berkonsentrasi pada individusehingga sering akar masalahpenyebab stres terabaikan.Sehingga stres akan muncul lagi.
Kombinasi dari kedua pendekatanini akan lebih efektif untuk mencegahterjadinya stres ditempat kerja.Beberapa penelitian di Amerikadilakukan untuk mengetahui efek
85
Merasa lelah tertekan dan III 5 2 Bahan Bahan Berbahaya
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
37/68
• Merasa lelah, tertekan danterganggu.
• Sulit/gangguan tidur
• Histeri dan gangguan psikiatri
• Bunuh diri
IV.5.3.2 Masalah fisik yang mungkinmuncul akibat stres
· Penyakit kardiovaskuler sepertipeningkatan tekanan darah
• Gangguan saluran cerna sepertidispepsia, ulkus peptikus.
• Gangguan neuro-musculoskeletalseperti sakit punggung/ pinggang,sakit kepala.
• Kanker
IV.5.3.3 Pengaruh stres pada organisasi/rumah sakit
• Sering tidak masuk
• Komitmen bekerja menurun
• Produktivitas menurun
•P e n i n g k a t a n t e r j a d i n y akecelakaan kerja
• Peningkatan ketidakpuasanpelanggan
• Merusak citra
IV.5.4 Pencegahan dan Pengelolaan Stres
Adanya masa lah stres di temp at kerj amerupakan tantangan organisasi untukmenyehatkan organisasi dan pekerjanya. Adadua hal yang dapat dilakukan oleh organisasiyaitu :
84
III.5.2 Bahan-Bahan Berbahaya
III.5.2.1 Upaya pencegahan kecelakaan olehbahan berbahaya adalah dengancara :
a. Memasang LABEL
b. Memasang TANDA BAHAYAmemakai LAMBANG/ Peringatan
c. Melaksanakan KEBERSIHAN
d. Melaksanakan PROSEDUR TETAP
e. Ventilasi Umum dan setempat harusbaik
f. Kontak dengan Bahan Korosif harusditiadakan/ dicegah/ ditekan sekecilmungkin
g. Menggunakan alat proteksi diri lab jas, pakaian kerja, pelindung kaki,tangan dan lengan (sarung tangan)serta masker
h. Seluruh tenaga ker ja harusmemperoleh penjelasan yang cukup
i. Untuk pertolongan pertama, air untukmandi, cuci dan air untukmembers ihkan mata per ludisediakan.
j. Pe nggunaan la ru ta n pe ne tr alsebaiknya t idak di lakukan.
III.5.2.2 Penanggulangan kecelakaan olehbahan berbahaya
a. Melaksanakan upaya preventif yaitumengurangi volume atau bahanberbahaya yang dikeluarkan ke
25
lingkungan atau “Minimasi Bahan Tujuan dan struktur organisasi yang
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
38/68
lingkungan atau Minimasi BahanBerbahaya“.
G Mengubah cara pembelian danpengendalian bahan berbahaya
G Mengganti bahan berbahayadengan bahan yang kurangbahayanya
G Mengurangi volume bahanberbahaya dari sumbernya
b. Mengurangi volume, konsentrasi
toksisitas dan tingkat bahaya daribahan berbahaya melalui proseskimia, fisika dan atau hayati dengancara menetralkan dengan bahanpenetral, mengencerkan volumedengan air atau udara atau zat netrallain, membiarkan bahan berbahayadalam tempat tertentu agar tereduksisecara alami oleh sinar mataharimaupun zat organik yang ada
c. Melaksanakan pembersihan bahanberbahaya yang menyebabkankontaminasi ruangan denganmengamankan petugas kebersihan
terlebih dahuluG Petugas menggunakan masker
G Petugas menggunakan sarungtangan karet dan sepatu karet
G Menyiapkan air atau zat penetrallain dalam rangka menetralkanbahan berbahaya tersebut
G Melaksanakan penetralan bahanberbahaya tersebut.
G Mengemas bahan berbahaya sisaagar aman dan tidak menjadisumber kontaminasi susulan
26
Tujuan dan struktur organisasi yangtidak jelas.
IV.5.2.9 Lingkungan kerja
Tidak nyaman, berbahaya, bising,polusi.
IV.5.2.10 Lain-lain
Konflik antara beban tugas di tempatkerja dan di rumah.
Tidak adanya dukungan di tempat
kerja bila ada masalah di rumah atausebaliknya.
IV.5.3 Akibat Dari Stres
Pengaruh stress pada setiap orang berbeda.Perubahan yang timbul akibat stres dapatberupa perubahan per i laku danmempengaruhi kesehatan mental dan fisik.Stres yang berkepanjangan dapatmenyebabkan masalah psikologis yangmengarah ke psikiatri penyalahgunaan obat,minum alkohol dan kemudian tidak datanguntuk bekerja. Stres juga dapat menurunkandaya tahan tubuh sehingga mudah terseranginfeksi.
IV.5.3.1 Masalah psikologis yang mungkinmuncul akibat stres.
• Lebih mudah tersinggung atausedih
• Makan berlebihan
• Tidak dapat berkonsentrasi atausantai
• Sulit berfikir secara logis dan sulitmengambil keputusan
• Sulit menikmati pekerjaan dantidak patuh
83
Tidak adanya kontrol dalam sistem d Melaporkan terjadinya kontaminasi
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
39/68
Tidak adanya kontrol dalam sistemkerja misalnya jam kerja, jam lembur.
IV.5.2.5 Pengembangan karir, status danpembayaran
Posisi kerja yang tidak didukung atautidak aman.
Tidak adanya prospek promosi.
Promosi yang kurang atauberlebihan.
Nilai sosial kerja rendah.
Sistem penggajian yang tidakmemuaskan.
Sistem evaluasi yang tidak adil.
Tugas tidak sesuai dengankemampuan, terlalu tinggi atauterlalu rendah.
IV.5.2.6 Peran di organisasi
Peran tidak jelas.
Peran yang menimbulkan masalah.
Terlalu besar tanggung jawab.
Terus menerus menyelesaikanmasalah.
IV.5.2.7 Hubungan antar individu
Hubungan antar sesama, antar posisi tidak baik.
Tidak ada dukungan.
Terisolasi atau pekerjaan yangterisolasi.
Pelecehan termasuk pelecehanseks, dijahati, ditekan.
IV.5.2.8 Kultur organisasi
Kepemimpinan dan komunikasi yangburuk.
82
d. Melaporkan terjadinya kontaminasikepada Kepala Instalasi Farmasi
III.5.2.3 Pertolongan pertama pada kecelakaan
a. Singkirkan racun dari sentuhandengan korban
b. Jika korban pingsan atau hampir pingsan, baringkan korban denganposisi telungkup, kepala dimiringkan,dan mulut ditarik ke depan
c. Hangatkan korban dalam posisiterbaring
d. Jika korban menunjukkan tanda-tanda kesukaran nafas, lakukanpertolongan pertama dengan nafasbuatan .
e. Jangan diberi alkohol, kecuali atassaran dokter. Alkohol dapatmeningkatkan penyerapan beberaparacun.
Pertolongan pertama pada kecelakaandapat dibedakan atas :
1. Pertolongan pertama bila korbantertelan racun
a. Segera berikan 2 hingga 4 gelasair. Jika air tidak tersedia dapatdiberikan susu atau putih telur
Perhat ian : T idak bolehmemberikan sesuatu melaluimulut jika korban pingsan
b. Lakukan segera t indakanpemuntahan dengan cara :
G Memasukkan telunjuk jarikorban ke dalam mulut bagian
27
belakang, gosokkan ke kiri dan yang menimbulkan akibat jangka panjang.
-
8/20/2019 Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit K3 IFRS (1)
40/68
belakang, gosokkan ke kiri danke kanan atau
G Memberikan air garam