Download - PATOGENESIS-makalah endokrin 2
PATOGENESIS
Beberapa faktor, baik genetic maupun lingkungan, diperkirakan berperan pada pathogenesis
kanker tiroid.
a. Faktor Genetik
Pentingnya faktor genetik digaris bawahi dengan adanya kasus kanker tiroid dalam
keluarga. Karsinoma tiroid medularis familial terjadi pada neoplasia endokrin multiple
tipe 2 yang berkaitan dengan mutasi protoonkogen RET di sel germ line. Baru-baru ini
juga dilaporkan suatu sindrom karsinoma tiroid papilar familiar, meskipun lokus
genetic untuk entitas ini belum diketahui. Baik mutasi loss of function di gen APC
pada poliposis adenomatosa familial maupun perubahan gen PTEN pada penyakit
Cowden (Sindrom hamartoma multiple), berkaitan dengan predisposisi herediter
mengidap kanker tiroid. Selain kanker tiroid familial, kelainan protoonkogen RET
juga pernah dilaporkan pada beberapa kasus karsinoma tiroid medular dan papilar
yang sporadik. RET sering mengalami pengaktifan pada karsinoma tiroid papiler
karena letaknya yang berkaitan dengan gen lain yang aktif secara konstitutif (produk
fusi yang terbentuk dari tata ulang somatic pada RET ini secara generic dikenal
sebagai RET/PTC). Baru-baru ini ditemukan translokasi kromosom, t(2;3) (q13;p25)
pada beberapa kasus karsinoma folikular tiroid. Translokasi ini menyebabkan fusi gen
untuk faktor transkripsi tiroid PAX8 ke gen PPARy1, menghasilkan sebuah protein
onkogenik baru. Meskipun tampaknya cukup spesifik untuk karsinoma folikuler tiroid,
proses molekuler ini hanya diekspresikan oleh 20% tumor. Mutasi inaktivasi gen TP53
jarang ditemukan pada kanker tiroid yang berdiferensiasi (papilar atau folikuler),
tetapi sering pada kanker anaplastik.
b. Radiasi pengion
Pajanan ke radiasi pengion, terutama selama dua decade pertama kehidupan, muncul
sebagai salah satu faktor predisposisi terpenting timbulnya kanker tiroid. Dahulu,
terapi radiasi digunakan secara bebas pada pengobatan sejumlah lesi di kepala dan
leher pada bayi dan anak, termasuk pembesaran tonsil reaktif, akne dan tinea kapitis.
Sampai 9 % orang yang mendapat terapi semacam ini selama masa anal-anak
kemudian mengidap keganasan tiroid, biasanya beberapa decade setelah pajanan.
Selain itu, insidensi karsinoma tiroid meningkat secara substansial pada mereka yang
selamat dari bom atom di Jepang dan mereka yang terpajan radiasi pengion setelah
bencana reactor nuklir Chernobyl. Sebagian besar kanker yang muncul dalam situasi
ini adalah kanker tiroid papilaris, dan sebagian besar memperlihatkan tata ulang gen
RET.
c. Penyakit tiroid yang sudah ada
Gondok multinoduler kronis dilaporkan merupakan faktor predisposisi pada beberapa
kasus karena daerah dengan gondok endemic akibat defisiensi yodium
memperlihatkan prevalensi karsinoma folikuler yang lebih tinggi. Seperti telah
disinggung, hanya sedikit terdapat bukti bahwa adenoma folikuler berkembang
menjadi karsinoma. Meskipun sebagian besar (tidak semua) limfoma tiroid muncul
dari tiroiditis yang sudah ada, tidak ada bukti yang mengisyaratkan bahwa tiroiditis
menyebabkan peningkatan risiko karsinoma tiroid.
PATOFISIOLOGI CARCINOMA THYROID
1). Patofisiologi Ca Thyroid Tipe Folikuler
Penyebab utama dari adenoma dan carcinoma tipe folikuler adalah adanya titik
mutasi pada ras onkogen terutama pada tipe poorly differentiated (55%) dan anaplastic
carcinoma (52%). Sebagai akibat dari adanya mutasi tersebut, p21-RAS menjadi terkunci
pada konformasi aktif, yang menyebabkan aktivasi dan pertumbuhan tumor. Proses
biokimia pertumbuhan tumor ini dapat dijadikan sebagai dasar terapi untuk Ca thyroid
folikuler. Paparan x-ray dapat mempengaruhi kejadian dan pola mutasi ras (Santacore,
2011).
2). Patofisiologi Ca Thyroid Tipe Papiler
Carcinoma thyroid papiler berkaitan erat dengan aktivasi TRK dan ret proto-
onkogen, keduanya melalui mekanisme amplifying dan rearranging. Kode proto-onkogen
TRK untuk reseptor tirosin kinase; ret menunjukkan inverse kromosom parasentrik 10 dan
11 dalam 30-35% kasus. Namun, proto-onkogenmet diekspresikan berlebih dan/atau
diperkuat dalam 3 dari 4 pasien (Santacore,2011).
Selain itu, bukti menunjukkan bahwa beberapa molekul yang fisiologis mengatur
pertumbuhan thyrocytes, seperti interleukin-1 dan interleukin-8, atau sitokin lainnya (yaitu,
insulin-like growth factor-1, transforming growth factor-beta, epidermal growth factor)
dapat berperan dalam pathogenesis carcinoma ini (Santacore, 2011).
3). Patofisiologi Ca Thyroid Meduler
Carcinoma thyroid meduler (MTC) biasanya didiagnosis pada pemeriksaan fisik
sebagai nodul soliter leher, dan umumnya menyebar pada kelenjar limfe regional pada
awalnya. Metastasis jauh terjadi di hati, paru-paru,tulang, dan otak (Konstantakos,2011).
MTC sporadic biasanya unilateral. Dalam hubungan dengan sindrom aneoplasia
endokrin multiple (MEN), selalu bilateral dan multisentris. MTC biasanya adalah kelainan
pertama kali diamati baik sindroma MEN 2A dan 2B(Konstantakos, 2011).
Selain memproduksi kalsitonin, sel-sel MTC dapat memproduksi hormone lainnya,
termasuk kortikotropin, serotonin, melanin, dan prostaglandin, sehingga sindrom
paraneoplastik (misalnya, sindrom karsinoid, sindrom Cushing) dapat terjadi pada pasien
ini (Konstantakos, 2011).
Mutasi pada proto-onkogen RET (Rearranged during Transfection), protein reseptor
tirosin kinase yang dikodekan pada kromosom 10, memberikan berbagai tingkat risiko
(Kloss, 2009); sehingga thyroidektomi profilaksis sekarang dapat ditawarkan untuk pasien
tipe tertentu pasien dengan kelainan genetic (Konstantakos, 2011).
4). Patofisiologi Ca Thyroid Anaplastik
Carcinoma thyroid anaplastik (ATC) umumnya terjadi pada orang di daerah
defisiensi iodium dan pada pasien dengan patologi thyroid sebelumnya (misalnya, riwayat
goiter sebelumnya, follicular thyroid cancer, papillary thyroidcancer). Invasi lokal dari
struktur yang berdekatan (misalnya, trakea, esofagus) umum terjadi (Konstantakos, 2011).
ATC memiliki program yang cepat dan penyebaran awal. Organ umum pada
metastase jauh termasuk paru-paru, tulang, dan otak. Metastasis, terutamadi paru-paru,
terjadi lebih dari 50% kasus (Konstantakos, 2011).