-
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN TEMBOK
PENAHAN TANAH DI DESA DENDUN KECAMATAN MANTANG
KABUPATEN BINTAN TAHUN 2017
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
HARYANTI
BISMAR ARIANTO
KUSTIAWAN
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018
-
1
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN TEMBOK
PENAHAN TANAH DI DESA DENDUN KECAMATAN MANTANG
KABUPATEN BINTAN TAHUN 2017
Haryanti, Bismar Arianto dan Kustiawan
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
E-mail: [email protected]
Abstract
Community participation in development is urgently needed, because
the existence of community involvement will help the task of the Government
to know what the community actually wants, according to what is indeed be a
need the community itself in particular. So the Government especially in the
village do not carelessly or origin guess what the community needs.
Community participation is very dibutuhakan from ranging from decision
making what are the desirable form of society, what kind of implementation,
after so did according to what the community wants, to evaluating when the
construction was finished. The factors that will influence the development of
a successful or not.
Keywords: Community Participation
-
2
Abstrak
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat dibutuhkan, karena
dengan adanya keterlibatan masyarakat akan membantu tugas dari pemerintahan
untuk tahu apa yang sebenarnya yang masyarakat inginkan, sesuai dengan apa
yang memang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri khususnya. Jadi
pemerintah khususnya yang ada di desa tidak sembarangan atau asal menebak apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhakan
dari mulai dari pembuatan keputusan apa saja yang diinginkan masyarakat, bentuk
dari pelaksanaannya seperti apa, setelah jadi apakah sesuai dengan apa yang
diinginkan masyarakat, sampai ke pengevaluasian ketika pembangunan itu sudah
jadi. Faktor- faktor itu akan mempengaruhi suatu pembangunan berhasil atau
tidak.
Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat.
-
3
PENDAHULUAN
Di dalam Undang-Undang No 6 tahun 2014 yang telah disahkan pada
tanggal 15 Januari 2014 dijelaskan bahwa pembangunan desa bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia, serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar. Pembangunan
sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Dijelaskan
pada bagian ketiga bahwa dalam pembangunan desa harus mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotong-royongan guna mewujudkan
perdamaian dan keadilan sosial.
Adapun tahap-tahap partisipasi masyarakat dalam tahap pebangunan yaitu
dimulai dari tahap perencanaan program kegiatan, misalnya partisipasi dalam
mengikuti pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang diadakan oleh desa dalam
tahap perencanaan. Selanjutnya partisipasi dalam tahap pelaksanaaan kegiatan
program, misalnya partisipasi dalam hal menyumbangkan tenaga pada saat
pelaksanaan pembangunan tersebut. Selanjutnya masuk ke tahap dalam
pemanfaatan hasil program, seperti menggunakan atau memanfaatkan
pembangunan yang telah jadi serta berperan aktif dalam menjaga dan merawat
sarana dan prasarana pembangunan yang telah dibangun. Terakhir yaitu
partisipasi dalam evaluasi, misal mengawasi pengerjaan, pemanfatatan, dan
penggunaan dana yang sesuai dengan yang dibangun.
Dalam mewujudkan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, di salah satu desa yang berada di Kabupaten Bintan tepatnya di Desa
Dendun Kecamatan Mantang ini juga sedang melakukan pembangunan di Desa
-
4
Dendun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Desa Dendun ini
merupakan Desa yang baru mekar di tahun 2006, tetapi sudah banyak
pembangunan yang terlihat yang berada di Desa tersebut. Desa Dendun
merupakan salah satu Desa yang dikelilingi oleh laut dan jika ingin ke kecamatan
maka harus menyebrangi lautan. Menurut pegawai pemerintah yang bekerja di
Desa Dendun walaupun mereka harus menyebrangi lautan untuk sampai ke daerah
kecamatan itu tidak menghalangi mereka untuk terus beraktifitas sebagaimana
mestinya untuk meningkatkan pembangunan untuk membuat kesejahteraan untuk
masyarakat yang ada di Desa Dendun. Dengan keadaan Desa Dendun ini bisa kita
lihat bahwa jarak tidak bisa menutup kemungkinan untuk membuat pembangunan
desa terus berjalan, sehingga bisa membangun desa dan mewujudkan tujuan dari
pembangunan itu sendiri yaitu untuk membuat masyarakat sejahtera.
Dalam pembuatan tembok penahan tanah ini (batu miring) menggunakan
sistem swakelola, dimana swakelola itu merupakan kegiatan pengadaan atau
pengerjaan barang dan jasa dikerjakan, di rencanakan, di awasi sendiri oleh tim
pengelolaan kegiatan (TPK). Dimana tim TPK ini diketuai oleh kaur atau kasi
yang membidangi keteknisan. TPK di tunjuk, diangkat dan diberhentikan oleh
kepala desa melalui SK kepala desa. Keanggotaan dari TPK itu sendiri terdiri dari
unsur pemerintah desa, LPM, staf desa, dan tokoh masyarakat.
Dalam proses sebelum pengerjaannya tim TPK ini akan melakukan rapat
untuk menentukan siapa kepala tukang yang akan di tunjuk untuk melaksanakan
pembangunan tersebut. Setelah itu barulah dari kepala tukang yang di tunjuk
kepala tukang itu akan mencari sendiri anggota tukang yang akan dilibatkan untuk
proses pengerjaan tembok penahan tanah ini. Untuk melaksanakan pembuatan
-
5
tembok penahan tanah ini tentu tidak mudah kalau dilakukan oleh tukang saja,
harus ada kerja sama antara tukang dan masyarakat yang ada di desa dendun
tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Sehubungan dengan masalah ini, maka peneliti memilih untuk
melaksanakan penelitian dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif, di
mana akan menghasilkan data deskriptif berupa uraian kata-kata pendapat,
tanggapan, informasi, keterangan yang mengungkapkan suatu masalah baik itu
berupa tertulis maupun lisan. Penelitian kualitatif merupakan suatu rangkaian
kegiatan atau bisa disebut dengan proses penyaringan data atau informasi yang
bersifat sewajarnya dalam arti tidak melebih-lebihkan mengenai suatu masalah
yang bersinggungan dengan kondisi, aspek, atau bidang tertentu dalam kehidupan
objek yang akan di teliti oleh peneliti.
KERANGKA TEORI
PARTISIPASI
Dari segi etimologis kata partisipasi merupakan terjemahan dari kata
participatie bahasa belanda atau bahasa inggrisnya participation yang sebenarnya
berarti mengambil ( di dalam ) satu kegiatan. Kedua perkataan tadi sesungguhnya
berasal dari dua suku kata, yakni pars bagian dan capare yang berarti mengambil
bagian atau dapat juga disebut peran serta atau keikutsertaan. Jadi partisipasi
adalah keikutsertaan atau keterlibatan secara sukarela oleh masyarakat dalam
perubahan yang ditentukannya sendiri.
-
6
Sebagaimana diketahui, pembangunan pada dasarnya merupakan proses
perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan adalah sikap dan
perilaku. Partisipasi yang semakin meningkat baik secara kualitatif maupun
kuantitatif merupakan salah satuperwujudan dari perubahan sikap dan perilaku
tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan sarana bagi
masyarakat dalam melaksanakan partisipasi.
Partisipasi secara harfiah berarti keikutsertaan, dalam hal konteks politik ini
mengacu pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik. Keikutsertaan
masyarakat dalam proses politik tidaklah hanya berarti warga mendukung
keputusan atau kebijakan yang telah digariskan oleh para pemimpuinnya, karena
kalau ini yang terjadi maka istilah yang tepat adalah mobilisasi politik. Partisipasi
politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari
sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga
peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
PARTISIPASI MASYARAKAT
Untuk mencapai keberhasilan pembangunan, partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan sangat diperlukan. Pembangunan dapat berjalanterus
menerus tetapi hasilnya akan sangat berbeda apabila pembangunan tersebut
didukung dengan partisipasi masyarakat. Partisipasi dalam pembangunan harus
dilaksanakan sebagai bagian penting dari pembangunan itu sendiri.
Jameison, (dalam Mikkelsen, 2006:63), menegaskan bahwa munculnya
paradigma pembangunan berkelanjutan mengindikasikan adanya dua perspektif
yaitu pelibatan masyarakat setempat dalam pemilihan, perancangan, perencanaan
dan pelaksanaan program atau proyek yang akan mewarnai hidup mereka,
-
7
sehingga dengan demikian dapatlah dijamin bahwa persepsi masyarakat setempat,
pola sikap dan pola pikir serta nilai-nilai dan pengetahuannya ikut
dipertimbangkan secara penuh; sedangkan yang kedua adalah umpan balik
(feedback) yang hakikatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan
pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan diyakini banyak
pihak telah menjadi kata kunci dalam pengembangan pembangunan di era
otonomi daerah sekarang ini. Pembangunan yang melibatkan partisipasi
masyarakat ternyata telah gagal menciptakan keadilan dan kesejahteraan
masyarakat. Partisipasi merupakan jembatan penghubung antara pemerintah
sebagai pemenang kekuasaan, kewenangan, kebijakan dengan masyarakat yang
memiliki hak sipil, politik dan sosial ekonomi masyarakat (eko,2003:8). Dengan
partisipasi masyarakat, posisis tawar masyarakat di mata pemerintah menjadi
mengikat, masyarakat tidak selalu di dekte dan di dominasi oleh pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan atau keputusan dalam pembangunan lingkungannya
namun selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan maupun dalam
pelaksanaannya. Konsep partisispasi merupakan konsep yang luas, karena salah
satu indikator keberhasilan suatu pembangunan adalaha asanya partisipasi
masyarakat penerima program.
ARTI PENTINGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT
Peningkatan partisipasidaripada masyarakat merupakan salah satu bentuk
pemberdayaan masyarakat (social empowerment) secara aktif yang berorientasi
pada pencarian hasil pembangunan yang dilakukan dalam masyarakat (pedesaan).
Conyers (dalam Supriatna 2000:212), menegaskan bahwa, ada tiga alasan utama
-
8
mengapa partisipasi masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan,
yaitu:
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan sikap masyarakat setempat, yang tanpa
kehadirannya program pembangunan serta proyek tersebut dapat gagal.
2. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan
perencanaan, karena akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut.
Kepercyaan semacam ini adalah penting khususnya bila mempunyai tujuan
agar dapat diterima oleh masyarakat.
3. Merupakan hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
masyarakat sendiri. Dapat dirasakan mereka mempunyai hak untuk
memberikan saran dalam menentukan jenis pembangunan yang akan
dilaksanakan di daerah mereka.”
KONSEP OPERASIONAL
Untuk lebih mempermudah menghimpun data yang diperlukan serta untuk
mengukur variabel maka konsep yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh
Kaho, menurut Kaho (2002:40), partisipasi masyarakat dapat terjadi pada empat
tahap yaitu:
1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan
2. Partisipasi dalam pelaksanaan
3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil
4. Partisipasi dalam mengevaluasi
-
9
PEMBAHASAN
PARTISIPASI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Dalam hal ini masyarakat dituntut untuk ikut memberikan keputusan dalam
perancangan pembangunan. Hal ini dapat diukur dari indikator masyarakat ikut
memberikan ide dalam perencanaan pembangunan.
Perencanaan pembangunan akan tetap mengenai sasaran, terlaksana dengan
baik dan bermanfaat hasilnya jika dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan
masyrakat. Menurut Kartasasmita (1996:63), pembangunan haruslah dilaksanakan
dari rakyat, oleh takyat dan untuk rakyat. Pandangan ini menunjukkan asas
demokrasi dalam konsep pembangunan nasional. Masyarakat perlu dilibatkan
secara langsung bukan karena mobilisasi, melainkan sebagai bentuk partisipasi
yang dilandasi oleh kesadaran. Dalam proses pembangunan, masyarakat tidak
semata-mata diperlukan sebagai obyek, tetapi lebih sebagai subyek dan aktor atau
pelaku (Soetomo,2008:8).
Dalam melakukan perencanaan pembangunan tembok penahan tanah ini,
pemerintah Desa Dendun melakukan musyawarah desa atau bisa disebut dengan
musdes. Di Musdes ini tim RKP (Rencana Kerja Pemerintahan) yang di ketuai
oleh Sekertaris Desa merumuskan kegiatan selama satu tahun kedepan, rumusan
tersebut dibawa ke musyawarah desa yang bisa disebut dengan musdes untuk
dibahas, dikaji, diprioritaskan dan disepakati. Rapat Musdes ini dilakukan di
kantor desa dan balai desa. Rapat musdes ini bisa berlangsung beberapa kali,
setidaknya bisa sampai tiga kali bahkan lebih. Di dalam rapat musdes ini yang
terlibat adalah perangkat desa, BPD, RT, RW, LPM, lembaga-lembaga di desa,
unsur perempuan, dan unsur-unsur lainnya sesuai kebutuhan.
-
10
Di dalam musyawarah desa ini melibatkan seluruh elemen dari masyarakat,
dengan mengundang masyarakat untuk mengikuti kegiatan musyawarah desa
untuk menentukan mana saja program-program desa yang akan di bawa menuju
musyawarah rencana pembangunan yang disingkat dengan musrenbang.
Musrenbang dilakukan secara terbuka dengan mengedepankan musyawarah untuk
mufakat dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu masyarakat dituntut
untuk mampu memberikan ide atau masukan yang dapat membuat perubahan
kepada desa ke arah yang lebih baik kedepannya.
Di dalam Musrenbang ini yang terlibat di dalamnya selain yang mengikuti
musyawarah desa, desa juga mengundang perwakilan dari kecamatan, tenaga ahli,
pendamping desa, Babinkamtibnas, babinsa dan anggota Dewan. Semua yang
hadir ini akan mengisi daftar hadir yang berupa absen untuk menunjukkan bahwa
memang benar mereka hadir dalam musyawarah desa maupun musrenbang.
Musrenbang ini dihadiri oleh 62 orang masyarakat desa. Musrenbang ini
dilaksanakan pada tanggal 16 januari 2017.
Setelah Musrenbang ini berjalan maka program kegiatan tembok penahan
tanah ini disusun di dalam rencana kerja pemerintahan yang di singkat dengan
RKP, setelah itu tentunya dibuat dokumen yang namanya DPA (Daftar
Pembelanjaan Anggaran) atau yang kita sering sebut sebagai APBDes.
PARTISIPASI DALAM PELAKSANAAN
Maksud dari partisipasi dalam pelaksanaan ini adalah masyarakat ikut serta
dalam melaksanakan pembangunan di Desa Dendun. Hal ini dapat diukur dari
indikator ini adalah masyarakat menyumbangkan tenaganya dalam pembangunan.
-
11
Keberhasilan pembangunan tidak semata-mata mengandalkan pemerintah
karena peran seluuruh komponen juga mempengaruhi keberhasilan dari suatu
pembangunan. Peran pemerintah saat ini hanya sebagai fasilitator dalam
penyediaan prasarana publik. Masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.
Keterlibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang dianggap dapat
mengatasi kesenjangan pembangunan yang terjadi. Tetapi terkadang tujuan yang
ingin dicapai oleh pemerintah, tidak seriiring, sejalan dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh masyarakat.
Dalam pembuatan tembok penahan tanah ini (batu miring) menggunakan
sistem swakelola, dimana swakelola itu merupakan kegiatan pengadaan atau
pengerjaan barang dan jasa dikerjakan, di rencanakan, di awasi sendiri oleh tim
pengelolaan kegiatan( TPK). Dimana tim TPK ini diketuai oleh kaur atau kasi
yang membidangi keteknisan. TPK di tunjuk, diangkat dan diberhentikan oleh
kepala desa melalui SK kepala desa. Keanggotaan dari TPK itu sendiri terdiri dari
unsur pemerintah desa, LPM, staf desa, dan tokoh masyarakat.
Pada saat pelaksanaan TPK ini harus menyusun RAB (Rencana Anggaran
Biaya) berdasarkan harga pasar terdekat dari desa tersebut. Lalu TPK juga harus
bermusyawarah untuk menentukan siapa tukang yang akan di pakai untuk
melaksanakan program tersebut. Setelah semua selesai direncanakan, di
belanjakan dan di tetapkan tukangnya barulah kegiatan pelaksanaan program ini
baru bisa berlangsung.
Wawancara dilakukan kepada bapak Rupiat yang berpendapat bahwa:
“pada saat proses itu kita bisa memberdayakan semua kita akan berdayakan
semua, tetapi kita hanya butuh tukang yang asli dari dalam, dan dibantu oleh
beberapa masyarakat, soalnya dari material itu dari masyarakat semua, kita
-
12
giatkan semua masyarakat untuk mengambil material itu, jadi tidak boleh dari
luar. Memang kita beli bahan dari luar tetapi masyarakat yang mengelola.
PARTISIPASI DALAM PEMANFAATAN HASIL
Dalam hal ini masyarakat menerima manfaat dari pembangunan yang
dilakukan di Desa Dendun. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh masyarakat
melalui pertisipasi masyarakat adalah hasil pembangunan dipastikan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, dapat menyediakan dasar-dasar
kekuatan lokal dan organisasi masyarakat, secara moral merasakan memiliki,
sehingga terjaga kelestariannya dan merupakan bagian dari pembangunan yang
dilaksanakan bersama pemerintah.
Dalam hal ini masyarakat merakan manfaat pembangunan dari tembok
penahan tanah tersebut dengan adanya tembok tersebut bermanfaat untuk
menghindari rumah mereka dari gelombang laut dan sampah yang bertebaran
dimana-mana yang membuat mereka merasa tidak aman dan nyaman setiapa
harinya.
PARTISIPASI DALAM MENGEVALUASI
Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah masyarakat ikut mengawasi
jalannya pembangunan yang ada di Desa Dendun. Hal ini dapat diukur dari
indikator ini adalah masyarakat menilai kemanfaatan dari pembangunan. Dalam
hal ini masyarakat merasakan manfaat setelah dibangunnya tembok penhan tanah
tersebut dengan tidak mengeluh lagi dengan sampah maupun air gelombang yang
membuat mereka merasa tidak aman dan nyaman setiap saat berada di desa
mereka.
-
13
KESIMPULAN
1. Dilihat dari segi tahap perencanaan, masyarakat ikut berperan aktif dalam
memberikan ide-ide kepada pemerintah desa melalui musyawarah desa
ataupun musyawarah rencana kerja jangka menengah desa terkait dengan
tingkat kebutuhan mereka akan tembok penahan tanah tersebut.
2. Dilihat dalam tahap pelaksanaan pembangunan, masyarakatt desa dendun
sudah ikut serta dalam membantu dengan suka rela tugas tukang dengan
cara mengangkat batu untuk meringankan beban para tukang dalam bekerja,
ada juga yang memberikan makanan dan minuman kepada tukang, sehingga
berjalan dengan baik. Mereka sangat antusias dalam membantu para tukang
bekerja karena ingin tembok penahan tanah itu dsegera terjadi agar tidak ada
lagi kekhawatiran yang selama ini mengganggu masyarakat seperti sampah
dan air gelombang laut hilang.
3. Dilihat dari tahap pemanfaatan hasil, semua masyarakat yang berada dan
membutuhkan tembok penahan tanah ini dapat merasakan manfaat dari
adanya tembok tersebut. Semua yang masyarakat inginkan dari adanya
tembok itu sudah terwujud dan tidak ada lagi masyarakat yang berkomentar
atau mengeluhkan tentang sampah, gelombang dan lain sebangainya.
4. Dilihat dari segi mengevaluasi, masyarakat menerima tembok penahan
tanah itu dengan rasa yang bahagia setelah adanya tembok tersebut, karena
apa yang di inginkan oleh masyarakat sudah terwujud, dari tembok tersebut
juga tidak ada keluhan, seperti pecah atau sebagainya. Memang itu karena
masyarakat desa dendun memperhatikan kualitas dari tukang yang mereka
-
14
ambil sehingga mereka benar-benar puas dengan adanya tembok penahan
tanah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Makassar: Graha
Ilmu..
Afifuddin, 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan (Konsep, Teori dan
Implementasinya di Era reformasi). Bandung, Alfabeta
Dwiningrum, siti irene astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat
Dalam Pendidikan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model
Dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung:
Humaniora Utama Press.
Kaho, josep riwu. 2002. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia
jakarta: Rajawali Pers
Moelong, Lexy, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Mikkelsen. Britha. 2006. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya
Pemberdayaan. Alih Bahasa Nalle, Matheos. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia
Mubyarto. 2008. Peluang Kerja dan Peluang Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta ;
BPFEE. UGM.
-
15
Mulyadi, Mohammad. 2011. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan.
Jakarta: Nadi Pustaka
Nasution, Zulkarnain. 2009 Solidaritas Sosial dan Partisipasi Masyarakat Desa
Transisi . Malang: UMM Press
Rush, micheal dan althoff, phillips. 2002. Pengantar sosiologi politik. Jakarta: PT
raja grafindo persada
Samsura, D.A.A. 2003. Participatory Planning, Good Governance Dan Civil
Society. J
Siagian, P Sondang. 2007. Administrasi Pembangunan. Konsep, Dimensi dan
Strateginya. Jakarta : Gunung Agung.
Siregar, M.B. 2005. Pengaruh Pertisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan
Kebersihan Kota Medan. Tesis sekolah pasca sarjana universitas
sumatra utara, medan
Soetomo. 2009. Pembangunan Masyarakat: Merangkai Sebuah Kerangka,
Yogyakarta: Pustaka Pelajaran
Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryono, Agus. 2010. Dimensi-Dimensi Prima Teori Pembangunan. Malang:
Universitas Brawijaya Press
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2001. Perencanaan Pembangunan. Jakarta, Haji
Masagung
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Sztompka, Pitor. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: prenad1
-
16
Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. cetakan ke 12, Bandung: Alfabeta
Undang-Undang
Undang-undang nomor 6 tahun 2014