Transcript

~ibunJabaro Selasa o Rabu • Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 @) 11 12 13 14 1519 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OPeb oMar OApr OMei .Jun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes

ana Kolu •I atau spirasi?----~~~~--.--

referatSUMADIDosen Universitas Islam Negeri BandungKandidat Doktor KomunikasiUniversitas P;:ldjadjaran

ADA yang aneh dalam duniapolitik kita, yaitu dana aspirasiyang pengusulannya tidak tang-gung-tanggung dip imp in olehpartai pemimpin sekretariatgabungan (Setgab) yaitu PartaiGolongan Karya (Golkar).Sebetulnya di beberapa DPRD

Provinsi/Kabupaten di [awaBaratjuga ada istilahdana aspirasiyang sudah begitu lama akrab ditelingamasyarakat. Dana aspirasiyang berkembang di beberapaKabupaten/Kota di [awa Baratmodusnya antara lain, pertama,setiap anggota dewan yangberada di daerah pemilihanmengajukan atau memasukankeinginannya ten tang sebuahanggaran yang menurutnyapenting, padahal belum tentumenurut masyarakat. Kedua,modusnya adalah anggota mene-rima proposal-proposal baik darikelompok bisnis, perkumpulanwarga, ormas, yayasan, panitiapembangunan sarana ibadah,dan lain-lain.Ketika dikortfirmasi, mengapa

legislatif terlibat eksekusi angga-ran yang menjadi tugas ekseku-tif. Para anggota legislatif di dae-rah mengatakan bahwa merekatidak mengelola anggaran. Tetapibuktinya, anggaran yang mere-ka usulkan. Caranya memang di-titipkan ke eksekutif. Dan padawaktu eksekusi anggaran paraanggota legislatif dan pasukan-nya yang membagikan.Celakanya anggaran yang

disebut dana aspirasi tidak seju-jurnya sampai kepada sasaran.Ketika proses pembagian adamodus sindikasi yang sangat sis-tematis yaitu terjadinya prosen-tase atau lebih jelasnya pemo-tongan dengan jumlah membe-ratkan bagi penerima bantuan.--------~~--~~-----

Bagi peneri-ma bantuanjuga sangatdilematis,jikatidakme-menuhi sya-rat pernoto-nganmerekatidak akandapat ban-tuan, maka dengan terpaksamereka ikut dalam arus kesesatantersebut.Penulis pernah mendapatkan

sebuah cerita dari salah seorangpengelola tempat ibadah yangmendapat bantuan. Kebetulanuntuk di daerah tempat merekatinggal, ada anggota legislatif.Pengurus mesjid menggunakankesempatan tersebut untukmcngajukan dana operasionalmesjid.Singkatcerita proposal itudisampaikan kepada anggotalegislatif melalui orang keperca-yaannya. Akhirnya proposal ituberhasil, malah dana bantuannyadibawa langsung orang keperca-yaan anggota legislatif.Apa yangterjadi, jumlah dana tersebutbetul dua juta rupiah di kuitansiyangharus ditandatangani.Tetapibegitu memberikan uang tunai-nya, orang kepercayaan anggotalegislatif mengatakan bahwakarena ini dana aspirasi, maka

Kliping Humas Unpad 2010

I--~-

dari "sananya" sudah dipotong satujuta, dan ini tinggal satu juta. Danyang satu juta celakanya sebagaibalasjasa kepada orang tersebut dimintalagi Rp 500.000,sehingga dana bantu-an dua juta hanya sampai Rp 500.000.

Hal itu lebih untung, karena didaerah pemilihan lain ada sebuahcerita yayasan yang diajukan olehanggota legislatif mendapat bantuanmendekati Rp 100 juta, malah fiktif,tidak ada nama yayasan tersebut,ketika ditelusuri olehpihak pemeriksadan ditanyakan kepada masyarakatdi alamat yayasan tersebut tidak adayang mengetahuinya.

Dana "Bancakan" Anggota DPRDari kisah di

atas korupsi dinegeri kita se-telah reforma-si temyata bu-kan berku-rang malah se-makin ber-tambah dancaranya sa-ngat sistema-tik. Dana AP-BD/N akhir-nya menjadibancakan bu-kan memenu-hi kebutuhanmasyarakat.

Oleh karena itu dana aspirasi yangakan diusulkan DPR dalam APBNtahun 2011 nasibnya akan samadengan kisah di atas. Padahal jumlah-nya taktanggung-tanggung, Rp15mi-liar per orang anggota DPR. Dengankata lain, dibutuhkan anggaran Rp8,4triliun untuk 560anggota Dewan.

SebetulnyaseandainyaAPBN/D itudisusun dan dirumuskan ,dengan ba-sis kebutuhan masyarakat, maka ti-dak diperlukan namanya Dana Aspi-rasi.Adanya dana aspirasi menunjuk-an ketidakpahaman fungsi sebagaianggota legislatif, yaitu selain fungsilegislasi, terkait dengan anggaran

fungsi pokoknya adalah budgeting(menetapkan APBN/D) dan penga-wasan pelaksanaan anggaran.

[ika berhasil dana aspirasi diajukandalam APBN2011oleh anggota DPR,maka menjadi preseden buruk bagi:pertama, akan melanggengkan prak-tik korupsi sistemik yang selama initerjadi di beberapa Propinsi dan Kabu-paten/Kota yang mereka telah mela-kukan dana aspirasi. Kedua, danaaspirasi hanya akan menjadi danakampanye bagi anggota DPR.Karenadengan dana aspirasi yang merekaakan bawa dan langsung merekamembagikan akan menjadi alat kam-panye paling ampuh, sehingga danaaspirasi rnenjadi dana yang mem-bangun citra anggota DPR. Ketiga,dana aspirasi hanya akanmembangundan menyebarkan nilai-nilai relasikuasa yang kolutif dan pragmatis. Inisangat berbahaya sebab ke depanrakyat akan menjadi pragmatis yangmengidentikan wakil rakyat itubanyak uang, sehingga setiap politikakan terkait dengan uang. Setiapdatang wakil rakyat, maka identiksebuah ATM yang akan mengelon-torkan uang. Keempat, dana aspirasihanya akan menjadi jejaring korupsimodus baru. Tentu anggota DPRakanmenyalurkan dana aspirasi itu hanyakepada orang/masyarakat yangsanggup mendukungnya pada Pemi-lu ke depan serta sebagaimana ceritadi atas dana aspirasi akan menjadidana opersional kampanye anggotaDPR.

Akhimya dengan alasan apapun,termasuk bahwa dana aspirasi ituusulan konstituen/ masyarakat dan dibeberapa negara maju dana sepertiini ada praktiknya, tetapi konteksnegara kita belum tepat. Mereka jujuruntuk kepentingan rakyat. Yangterpenting bagi anggota DPR jugaDPRDPropinsi/Kabupaten/Kota saatini adalah menyusun APBN/D yangbasisnya adalah kebutuhan masyara-kat, bukan syahwat kekuasaan dankepentingan pribadi. (*)


Top Related