Transcript

Obat Induksi Intravena1. Ketamin/ketalar Efek analgesia kuat sekali. Terutama untuk nyeri somatik, tapi tidak untuk nyeri visceral Efek hipnotik kurang Efek relaksasi tidak ada Refleks pharynx dan larynx masih cukup baik batuk saat anestesi refleks vagal Disosiasi mimpi yang tidak enak, disorientasi tempat dan waktu, halusinasi, gaduh gelisah, tidak terkendali. Saat penderita mulai sadar dapat timbul eksitasi Aliran darah ke otak, konsentrasi oksigen, tekanan intrakranial (Efek ini dapat diperkecil dengan pemberian thiopental sebelumnya) TD sistolik diastolik naik 20-25%, denyut jantung akan meningkat. (akibat peningkatan aktivitas saraf simpatis dan depresi baroreseptor). Cegah dengan premedikasi opiat, hiosin. Dilatasi bronkus. Antagonis efek konstriksi bronchus oleh histamine. Baik untuk penderita-penderita asma dan untuk mengurangi spasme bronkus pada anesthesia umum yang masih ringan. Dosis berlebihan secara iv depresi napas Pada anak dapat timbulkan kejang, nistagmus Meningkatkan kadar glukosa darah + 15% Pulih sadar kira-kira tercapai antara 10-15 menit Metabolisme di liver (hidrolisa & alkilasi), diekskresi metabolitnya utuh melalui urin Ketamin bekerja pada daerah asosiasi korteks otak, sedang obat lain bekerja pada pusat retikular otak

Indikasi: Untuk prosedur dimana pengendalian jalan napas sulit, misal pada koreksi jaringan sikatrik pada daerah leher, disini untuk melakukan intubasi kadang sukar. Untuk prosedur diagnostic pada bedah saraf/radiologi (arteriograf). Tindakan orthopedic (reposisi, biopsy) Pada pasien dengan resiko tinggi: ketamin tidak mendepresi fungsi vital. Dapat dipakai untuk induksi pada pasien syok. Untuk tindakan operasi kecil. Di tempat dimana alat-alat anestesi tidak ada. Pasien asma

Kontra Indikasi Hipertensi sistolik 160 mmHg diastolic 100 mmHg Riwayat Cerebro Vascular Disease (CVD) Dekompensasi kordis

Harus hati-hati pada : Riwayat kelainan jiwa Operasi-operasi daerah faring karena refleks masih baik 2. Propofol (diprifan, rekofol) Bentuk cairan, emulsi isotonik, warna putih seperti susu dengan bahan pelarut terdiri dari minyak kedelai dan postasida telur yang dimurnikan. Kadang terasa nyeri pada penyuntikan dicampur lidokain 2% +0,5cc dalam 10cc propolol jarang pada anak karena sakit dan iritasi pada saat pemberian Analgetik tidak kuat Dapat dipakai sebagai obat induksi dan obat maintenance Obat setelah diberikan didistribusi dengan cepat ke seluruh tubuh. Metabolisme di liver dan metabolit tidak aktif dikeluarkan lewat ginjal. Saat dipakai untuk induksi juga dapat terjadi hipotensi karena vasodilatasi dan apnea sejenak

Efek Samping Bradikardi. Nausea, sakit kepala pada penderita yang mulai sadar. Ekstasi, nyeri lokal pada daerah suntikan Dosis berlebihan dapat mendepresi jantung dan pernapasan Sebaiknya obat ini tidak diberikan pada penderita dengan gangguan jalan napas, ginjal, liver, syok hipovolemik.

Obat Muscle Relaxant Bekerja pada otot bergaris terjadi kelumpuhan otot napas dan otot-otot mandibula, otot intercostalis, otot-otot abdominalis dan relaksasi otot-otot ekstremitas. Bekerja pertama: kelumpuhan otot mata ekstremitas mandibula intercostalis abdominal diafragma. Pada pemberian pastikan penderita dapat diberi napas buatan. Obat ini membantu pada operasi khusus seperti operasi perut agar organ abdominal tidak keluar dan terjadi relaksasi Terbagi dua: Non depolarisasi, dan depolarisasi

DepolarisasiNon Depolarisasi

SediaanSuksinilkolin, dekametonium

Tubokurarin/kurare, Atrakurium Besilat, vekuronium, matokurin, alkuronium, Pankuronium (Pavulon), galamin, fasadinium, rekuronium,

Indikasitindakan relaksasi singkat pemasangan pipa endotracheal/spasme laringtindakan relaksasi yg lama.pada geriatri, kelainan jantung, hati, ginjal yang berat

Durasi5-10 mnt30 mnt 1 jam

Fasikulasi+-

Obat antagonis-+ (antikolinesterase, mis: prostigmin)

lewat barier plasenta- (aman pada SC)

Efek muskarinik10%: Pernafasan: penurunan volume tidal dan /atau penurunan frekuensi pernafasan, apnea, (anak 3%). 1-10%: Kardiovaskuler: Hipotensi (3% pada anak). SSP: mengantuk 1%, sedasi berlebihan dan sakit kepala 1%, seizure like activity (anak 1%). Saluran cerna: Mual 3 %, muntah 3%,. Lokal: Nyeri dan reaksi lokal pada tempat injeksi: IM 4%, IV 5%, keparahan lebih rendah dari diazepam. Mata: Nistagmus (1% pada anak). Pernafasan: batuk 1%. Lain-lain: Ketergantungan fisik dan mental pada penggunaan lama, cegukan 4%(anak 1%), reaksi paradoksikal (anak 2%). 65 tahun bila diberikan bersama narkotik, dan penghambat SSP lainnya. Penurunan efek: Peninduksi CYP3A4 dapat menurunkan efek/tingkat midazolam; misalnya aminoglutetimid, karbamazepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin, dan rifamisin.

PENGARUH KEHAMILANFaktor risiko D. Midazolam dapat melewati plasenta; tidak direkomendasikan penggunaan pada kehamilan.

PENGARUH MENYUSUIMidazolam masuk ke ASI tidak direkomendasikan pada ibu yang menyusui.

PARAMETER MONITORINGStatus pernafasan dan kardiovaskuler, tekanan darah dimonitor selama pemberian secara IV.

BENTUK SEDIAANInjeksi ampul 5 mg/5ml, 15mg/3 ml, 15 mg/ml

PERINGATANMidazolam dapat menyebabkan depresi pernafasan berat, henti nafas, apnea. Pemberian dosis awal harus ditingkatkan hati-hati, disesuaikan perindividu terutama untuk orang tua atau pasien terkebelakang, gangguan hati termasuk alkoholisme dan gangguan ginjal, terutama bila digunakan narkotik atau obat penghambat SSP secara bersamaan. Dosis awal pada orang tua atau pasien terkebelakang harus hati-hati, 1 mg , tetapi tidak boleh melewati 2,5 mg. Gunakan hati-hati pada pasien dengan gangguan pernafasan atau refleks menguap. Penggunaan selama prosedur saluran nafas atas dapat meningkatkan risiko hipoventilasi, Respons memanjang ditemukan pada pemberian terus menerus melalui infus, kemungkinan karena penumpukan metabolit, atau adanya obat yang menghambat metabolisme midazolam. Menyebabkan hambatan SSP (bergantung dosis): sedasi, pusing, bingung, ataksia dengan gangguan kemampuan fisik/mental. Gunakan hati-hati pada pasien yang menerima penghambat SSP lain atau zat psikhoaktif. Efek obat sedatif lain atau etanol mungkin diperkuat. Dapat menyebabkan hipotensi - kejadian hemodinamik sering terjadi pada pasien pediatri atau pasien denga ketidakstabilan hemodinami.. Hipotensi/depresi pernafasan dapat terjadi lebih sering pada pasien yang menggunakan analgesik narkotik. Gunakan dengan hati-hati pada pasien obesitas, gagal ginjal kronik, dan gagal jantung. Tidak memproteksi terhadap kenaikan laju jantung atau tekanan darah selama proses intubasi.Jangan diberikan pada kondisi koma, shok, intoksikasi alkohol. Bentuk parenteral mengandung benzil alkohol; hindari pemberian secara cepat pada neonatus atau pemberian infus jangka panjang. Hindari pemberian formula parenteral secara intra-arterial atau ekstravasasi. Midazolam dapat menyebabkan amnesia anterograd.

MEKANISME AKSIBerikatan dengan reseptor stereospesifik benzodiazepin pada neuron postsinaps GABA di beberapa tempat di SSP, termasuk di sistem limbik, dan reticular formation. Meningkatkan efek hambatan oleh GABA pada perangsangan neuron akibat dari meningkatnya permeabilitis neuron terhadap ion Chlorida.

EPHEDRIN

SIFAT FISIKOKIMIAEfedrin anhidrat, putih, serbuk kristal atau kristal tidak berwarna, larut dalam air, sangat mudah larut dalam alkohol, mudah larut dalam alkohol, mudah larut dalam eter.

SUB KELAS TERAPISyok, obat untuk

KELAS TERAPIKardiovaskuler

DOSIS PEMBERIAN OBATJika digunakan secara oral sebagai bronkodilator ( dalam kombinasi tetap dengan ekspektoran) atau sebagai dekongestan, nasal, dosis lazim dewasa 25-50 mg setiap 3-4 jam jika diperlukan. Dalam pengobatan sendiri sebagai bronkodilator ( dalam kombinasi tetap dengan ekspektoran) untuk dewasa dan anak > 12 tahun, dosis lazim adalah 12,5-20 mg setiap 4 jam, tidak lebih dari 150 mg dalam 24 jam. Untuk pemakaian oral sebagai bronkodilator untuk anak > 2 tahun, efedrin diberikan pada dosis 2-3 mg/kg atau 100 mg/m2 setiap hari dalam 4-6 dosis terbagi ( misalnya 0,3- 0,5 mg/kg setiap 4 jam). Sebagai alternatifnya, untuk penggunaannya sebagai bronkodilator pada anak 6-12 tahun, Dosis oral 6,25 - 12,5 mg setiap 4 jam, tidak lebih dari 75 mg dalam 24 jam. Pemakaian efedrin pada anak < 12 tahun harus dibawah pengawasan dokter. Penggunaan efedrin secara parenteral untuk mengurangi bronkospasma, akut, parah, dosis efektif yang paling rendah ( biasanya 12,5 - 25 mg). Dosis selanjutnya disesuaikan dengan respon pasien. Dosis lazim dewasa untuk pemberian IM adalah : 25 -50 mg ( range 10- 50 mg). Jika masih dibutuhkan, pemberian dosis kedua sebesar 50 mg IM atau dosis 25 mg IV. Untuk pemberian IV injeksi langsung, dosis 5 -25mg dapat diberikan secara perlahan. Jika diperlukan, untuk mendapat dosis respon yang diinginkan, dosis tambahan IV yang diperlukan dapat diberikan dalam waktu 5 - 10 menit. Dosis dewasa parenteral tidak melebihi 150 mg dalam 24 jam. Anak-anak dapat menerima 2-3 mg/kg atau 67-100 mg/m2 secara subkutan, IM atau IV setiap hari dalam 4 -6 dosis terbagi.

FARMAKOLOGIAbsorpsi : secara cepat dan sempurna diserap setelah diminum, IM atau pemberian melalui injeksi. Bronchodilatasi terjadi dalam waktu 15-60 menit setelah pemberian oral obat dan nampak tetap ada selama 2-4 jam. Lamanya pressor dan reaksi jantung tehadap ephedrin adalah 1 jam setelah aturan 10-25 mg atau IM atau pemberian injeksi 25-50 mg dan sampai 4 jam setelah obat 15-50 mg diminum. Distribusi : ephedrin memasuki plasenta dan menyebar ke air susu. Eliminasi : jumlah kecil dimetabolisme lambat dalam hati oleh oxidative deamination, demethylation, aromatic hydroxylation dan konjugasi. Ephedrin dan metabolitnya disekresi dalam urin. tingkat eksresi urin dari obat dan metabolitnya tergantung pada pH urin.

KONTRA INDIKASISangat sensitif terhadap efedrin atau komponen formulasi, aritmia, glaukoma, sudut tertutup penggunaan bersama dengan agen simpatomimetik.

EFEK SAMPINGKardiovaskular : Aritmia, nyeri dada, depresi pada tekanan darah, hipertensi, palpitasi, takikardia, pucat yang tidak biasa. SSP : agitasi, kecemasan, efek menstimulasi SSP, pening, eksitasi ketakutan, hiperaktivitas, insomnia, irritabilitas, gugup, tidak bisa istirahat. Gastrointestinal : anoreksia, gangguan lambung, mual, muntah, xerostamia. Neuromaskular dan skletal: tremor, lemah. Pernapasan : dyspnea.

INTERAKSI OBATMeningkatkan efektoksisitas: Meningkatkan toksisitas pada jantung dengan agen simpatomimetik, teofilin glikosida jantung, atau anastesi umum. Meningkatkan tekanan darah jika digunakan bersamaan dengan atropin atau penghambat MAO. Menurunkan efek pemblok dan adrenergik menurunkan efek vasopresor ephedrin.

PARAMETER MONITORINGPada pemberian larutan injeksi : monitor tekanan darah dan denyut nadi.

BENTUK SEDIAANkapsul : 25mg injeksi : 50 mg/mL

PERINGATANPenurunan volume darah harus dikoreksi sebelum memulai pengobatan dengan ephedrin, digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan mengalami gejala vasomotor tidak stabil; diabetes, hiperthyroidisme, prostatic hyperplasia, riwayat serangan jantung atau agen sympathomimetik lainnya. Juga digunakan hati-hati pada usia lanjut dan pasien-pasien yang mengalami gangguan kardiovaskular seperti penyakit arteri koroner, aritmia, dan hipertensi. Ephedrin bisa menyebabkan hipertensi.

MEKANISME AKSIMelepaskan simpanan jaringan epinepherin sehingga menghasilkan adrenergic; kerja lebih lama dan kurang manjur daripada epinephrine.

ATROPIN

KETERANGANAtropin adalah senyawa alam terdiri dari amine antimuscarinic tersier;Atropin adalah antagonis reseptor kolinergik yang diisolasi dari Atropa belladona L, Datura stramonium L dan tanaman lain keluarga Solanaceae

SIFAT FISIKOKIMIASerbuk kristal putih atau kristal putih seperti jarum ;Larut dalam air (2500 mg/mL), alkohol (200 mg/mL) pada suhu 25 0 C, gliserol (400 mg/mL) atau metanol .;Dalam perdagangan injeksi atropine berada dalam bentuk larutan steril dalam pelarut water for injection atau larutan Na Cl 0,9 %

SUB KELAS TERAPIObat Kardiovaskuler

FARMAKOLOGIFarmakodinamik/Farmakokinetik ;Aksi onset : IV : cepat;Absorpsi : Lengkap;Distribusi : Terdistribusi secara luas dalam badan , menembus plasenta; masuk dalam air susu ; menembus sawar darah otak. ;Metabolisme : hepatik ;T eliminasi (half-life elimination) : 2-3 jam;Ekskresi : urin (30% hingga 50% dalam bentuk obat yang tidak berubah dan metabolitnya)

KONTRA INDIKASIAntimuscarinic kontraindikasi pada angle-closure glaucoma ( glaukoma sudut sempit), myasthenia gravis ( tetapi dapat digunakan untuk menurunkan efek samping muskarinik dari antikolinesterase), paralytic ileus, pyloric stenosis, pembesaran prostat.

EFEK SAMPINGEfek samping antimuscarinik termasuk kontipasi, transient (sementara) bradycardia ( diikuti dengan takikardi, palpitasi, dan aritmia), penurunan sekret bronkial, retensi urin, dilatasi pupil dengan kehilangan akomodasi , fotophobia, ;mulut kering; kulit kering dan kemerahan. Efek samping yang terjadi kadang-kadang : kebingungan (biasanya pada usia lanjut) , mual, muntah dan pusing

INTERAKSI OBATMeningkatkan efek/toksisitas : Antihistamin, fenotiazin, TCAs dan obat lain dengan aktivitas antikolinergik dapat meningkatkan efek antikolinergik dari atropin jika digunakan secara bersamaan. Amine sympathomimetic dapat menyebabkan tachyrrhytmias;;hindari penggunaan secara bersamaan.;Menurunkan efek: Efek antagonis terjadi dengan obat phenothiazine.Efek levodopa dapat diturunkan(data klinik tervalidasi terbatas).Obat-obat dengan mekanisme cholinergic(metochlopramide, cisapride, bethanecol) menurunkan efek antikolinergik atropin.

PARAMETER MONITORINGHeart rate, tekanan darah, pulsa, status mental; monitor jantungBENTUK SEDIAANInjeksi

PERINGATANAntimuskarinik harus digunakan dengan hati-hati pada Down s Syndrom, pada anak-anak dan pada orang tua; digunakan secara hati-hati pula pada penderita refluks gastroesofageal, diare, ulcerative colitis, infark miokardiak akut, hipertensi, ;kondisi yang ditandai dengan takikardi (termasuk hipertiroidism,insufisisiensi jantung, bedah jatung), pyrexia, hamil dan menyusui.

MEKANISME AKSIMenghambat aksi asetilkolin pada bagian parasimpatik otot halus, kelenjar sekresi dan SSP, meningkatkan output jantung, mengeringkan sekresi, mengantagonis histamin dan serotonin

MONITORINGDenyut jantung, tekanan darah, pulsa, status mental; pemberian secara intravena diperlukan monitor jantung


Top Related