Download - Obat dlm kehamilan (revised)
PEMAKAIAN OBAT DALAM KEHAMILAN
Yesie Aprillia S.Si,T. M.Kes
PENDAHULUAN
• MOTTO : FOETUS IS A PATIENT
OBAT
JANIN
IBU
RISK
BENEFIT
Penggolongan Keamanan Obat Dalam Kehamilan menurut FDA Kategori A : Aman dalam kehamilan
Penelitian Controlled trials pada manusia tidak menunjukkan adanya bukti risiko pada janin
Kategori B : Relatif aman dalam kehamilan Penelitian reproduktif pada hewan percobaan tidak menunjukkan adanya risiko jelas pada janin, penelitian RCT belum banyak dilakukan, atau penelitian pada hewan percobaan memperlihatkan efek merugikan yang belum terbukti pada wanita hamil
Kategori C : Penelitian pada hewan memperlihatkan adanya efek merusak pada janin (teratogenik, lethal, atau lainnya), namun belum dijumpai adanya penelitian controlled trials pada wanita hamil. Obat-obatan ini hanya boleh digunakan bila manfaatnya jelas melampaui risikonya pada janin.
Kategori D : Terdapat bukti adanya risiko atau efek merugikan pada janin manusia,
namun penggunaanya dalam kehamilan dapat diterima dengan mengesampingkan risiko pada janin (misalnya demi keselamatan penderita, atau bila obat lain yang lebih aman terbukti tidak efektif).
Kategori X : Terdapat bukti jelas terjadinya anomali pada janin, dan risiko penggunaan
obat ini dalam kehamilan jelas melampaui keuntungan yang bisa diperoleh. Obat-obat ini dikontraindikasikan pada kehamilan, atau pada wanita yang mungkin akan hamil.
EFEK 0BAT PADA JANIN
• Efek merugikan Obat pada Janin ditentukan oleh:
1. Sifat Kimia & Fisika dari obat2. Paparan obat pada Janin:
a. Farmakokinetik Obatb. Transfer plasentalc. Disposisi obat pada janin
3. Umur kehamilan/Stadium Perkembangan Janin
PENGANTAR
• Ibu obat Plasenta Janin
• Obat menembus plasenta dengan mekanisme difusi pasif.
• Mudah menembus sawar plasenta bila:– BM rendah
– Larut dalam lemak
– Tak terionisasi
TERATOGENESIS
• Merupakan proses disgenesis organ-organ janin baik secara struktural maupun fungsional.
• Manifestasi dapat berupa cacat kongenital,IUGR, karsinogenesis, maupun kematian janin.
• Periode paling peka adalah pada masa organogenesis, yakni periode 12 minggu setelah konsepsi.
• Pengaruh obat setelah periode organgenesis biasanya pada gangguan fungsional.
KONTRAINDIKASI PADA KEHAMILAN
1. Obat sitotoksik:
- Cyclofosfamid - MTX
- Busulphan
2. Vit. A & analognya:
- Isotritenoin, Etretinate
3. Obat Kardiovaskuler:
- ACE Inhibitor - Losartan
- Spironolacton
4. Anti Jamur:
- Griseovulfin - Itraconazol
- Ketokonazol - Fluconazol
5. Anti Konvulsan:
- Karbamazepin
- Fenitoin
- Sodium valproat
6. Anti Inflamasi: Kolkisin
KONTRAINDIKASI PADA KEHAMILAN
7. Antibiotika:
- Aminoglikosid - Tetrasiklin
- Kloramfenikol - Vancomisin
- Nitrofurantoin
8. Anti Helmintik :
- Mebendazol
KONTRAINDIKASI PADA KEHAMILAN
ANTIBIOTIKA• Drugs of choice: Penisilin atau turunannya
• Beberapa Antibiotika tergolong Teratogen- Tetrasiklin → tulang & gigi- Gentamisin → teratogen pd hewan- Streptomisin → efek toksik posnatal- Eritromisin → - defek kardiovaskular
- cacat duct. Pylorus ?- Penisilin V → kelainan kardiovaskuler
ANTIBIOTIKA KONTROVERSIAL
• Cotrimoxazol → - risiko kelainan kongenital
- defek kardiovask ↑ ↑☺Trimetropin & Sulfonamid menghambat pembentukan asam folat. ☺Cotrimoksazol tidak direkomendasikan utk digunakan dlm Trimester 1, disarankan pemakaiannya bersama dengan asam folat
ANTIBIOTIKA KONTROVERSIAL1. Ciprofloksasin : teratogen ?
☺ Penelitian terbaru: tak terbukti ☺ Aman, setidaknya pd trimester 1
2. Metronidazol : ☺Terbukti aman, bahkan sekarang di rekomendasikan pada Tx Vaginosis Bakterial
ANTIBIOTIKA KONTROVERSIAL
• Cefalosporin Generasi Baru : belum cukup bukti keamanannya dalam kehamilan.
→ Gunakan hanya bila obat lain tidak efektif.
Index Kategori Keamanan Beberapa Antibiotik Penting- Gentamisin C Cefixim B- Kanamicin D Cefuroxim B- Amikasin D Spiramicin C- Cefadroxil B Ofloxacin C- Cefotaxim B Levofloxacin D- Ceftriaxon B Doxycyclin D- Cefazolin B Clindamicin B- Rifampicin C Ethambutol B
Anti Jamur
• Griseofulvin: Teratogen
KI pada ♀ hamil & kehamilan harus ditunda ± 1 bln pasca terapi obat ini.
• Ketoconazol : menghalangi aromatase mikrosomal plasental & pembentukan sitikrom P-450.
Hindari pemakaian pd trimester awal.
ANTI EPILEPSI
• Karbamazepin: Neural Tube defect Gangguan tumbuh kembang
• Sodium Valproat Spina bifida Labiopalatoschisis
Pemberian anti epilepsi sebaiknya disertai asam folat.
OBAT KARDIOVASKULER Anti Hipertensi
• Drug of choice : Metyl-dopa
• Second line: ß-blockers, Ca antagonist.
• AWAS: Singkirkan terlebih dahulu adanya PREEKLAMSIA, dan atau PIH (Pregnancy Induced Hypertesion).
• Upayakan penurunan Tek. Darah ≤ 20%.
Awas: Intra Uterine fetal Death
ACE inhibitor
• Teratogen → Fetal Toxic
• KI pd kehamilan khususnya pd trimester 2 & 3
• Menyebabkan disfungsi ginjal janin, oligohidramnion, defek osifikasi tengkorak, IUGR, stillbirth, dan kematian neonatal
ß-adrenergic antagonist
• Aman digunakan pada trimester 3
• Hati-hati pada trimester awal karena menyebabkan IUGR, hipokalsemia, & respiratory distress pada janin.
• Sebaiknya digunakan pada kehamilan < 28 minggu hanya bila gagal dengan metyl dopa
PERHATIAN KHUSUS
• Nifedipin → memperlemah kontraksi uterus → perdarahan post partum
• Pemberian Nifedipin bersama MgSO4 bersifat sinergis.Awas: 1. Hipotensi
2. Kontraksi uterus <<<
• Nifedipin sebaiknya diberikan minimal 3 jam setelah pemberian MgSO4
Anti Aritmia
• Digoxin & ß-blocker, atau Calsium antagonis dapat digunakan utk terapi supraventrikular aritmia dlm kehamilan.
• Meski menembus sawar plasenta, namun obat-obat tsb tidak terlalu berbahaya bagi janin.
• Untuk profilaktik pilihan pertama adalah
ß-blocker kardioselektif.
Anti Aritmia
• Amiodarone : kaya iodine
Obat ini menembus sawar plasenta
Dapat → hipotiroidisme janin
Efek lanjutan: kesulitan membaca, Ggn pemahaman bahasa tulis & kemampuan aritmatika yg rendah.
Obat Kardiovaskuler lain
• Spironolacton : mempunyai efek anti androgenik pada tingkat testoteron, atau kemungkinan pada reseptor androstenedion.
• Awas: obat ini dapat menyebabkan Anomali Genitalia Eksterna.
ANALGETIK
• NSAIDs : paling sering digunakan.
• NSAIDs dapat menyebabkan terjadinya
• - oligohidramnion,
- perdarahan intrakranial,
- enterokolitis.
• Pd pemakaian lama dapat menyebabkan perdarahan neonatal melalui inhibisinya pada fungsi platelet.
NSAIDs
• Bahaya lain : Premature Closure of Ductus Arteriosus akibat gangguan pada sintesis prostaglandin.
• Menurunkan kontraksi uterus : awas bahaya perdarahan postpartum
• NSAIDs sebaiknya tidak digunakan pada trimester akhir kehamilan, atau hanya boleh digunakan pada kehamilan < 32 minggu.
Dekongestan, Obat Batuk, & Antihistamin
Nama Obat Kategori FDA
Golongan Penggunaan dlm Kehamilan
Chlorpheneramine B Antihistamin Antihistamin pilihan
Pseudoephedrine B Dekongestan Dekongestan pilihan
Dextromethorphan C Antitussive Cukup aman Guaifenesin (GG) C Ekspektoran Mungkin aman
pada Trimester 1 Diphenhydramine B Antihistamin/antiemetik Efek uterotonik
pada dosis besar Actived R)(Tripolidine & Pseudoephedrine)
B Dekongestan Relatif aman
Inhaled steroid B Dekongestan/Anti asma Relatif aman
Anti Diare
Nama Obat Kategori FDA
Penggunaan dlm Kehamilan
Kaolin & Pectin B Pilihan pertama Bismuth subsalicylate D Tidak dianjurkan
(absorbsi salisilat) Loperamide B Cukup aman, tidak
pada trimester 1 Atropin/diphenoxylate (Lomotil)
C Tidak dianjurkan
Antasida, Simethicone, & H2- selektif
Nama Obat Kategori FDA
Golongan Penggunaan dlm Kehamilan
Aluminum hydroxide/ Magnesium hydroxide
B Antasid Relatif aman
Calcium carbonate C Antasid Cukup aman Simethicone C Antiflatulent Cukup aman Cimetidine B Antihistamin Relatif aman * Ranitidine B Antihistamin Relatif aman * Famotidine B Antihistamin Mungkin aman Omeperazole B Cukup aman
Pada pemakaian lama dapat menimbulkan Ginekomasti. Beberapa laporan menyiratkan obat ini dapat memicu abortus spontan, namun
belum cukup bukti untuk itu.