NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PROSES TURUNNY A
AL-QUR' AN SECARA BERANGSUR--ANGSUR
(Studi Atas Penetapan Huknm Khamr Dalam Al-Qur'an)
Oleh:
EVI HERA 'VA TI
NIM: 0011017844
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1426 H/2005 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang be1judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN OALAM PROSES
TURUNNYA AL-QUR'AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR: Stu<li Atas
Penetapan Hukum Khamr Dalam AI-Qur'an telah diujikan dalarn Sidang
Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan JIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 19 Februari 2005. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat
untuk ni.ernperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (SI) pada Jurusan Pendidikan
Agarna Islam.
Dekan/ Pudek I/
/\ Prof. ."'"-!. ~~alm\JJ Harun
NIP. 150 062 5~8
Penguji I
\\
Ors. Abdul Haris, M.Ag NIP. ISO 275 608
Jakarta. 19 F ebruari 2005
Sidang Munaqasyah
Sckretaris Me .. angkap Anggota
!\/ ·"\ RQ!ITa~a, MA
NIP,;AefO 231 356
Penguj i II
~· A. Svafi'i, M.Ag NIP. 150 268 584
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
111emberikan rahrnat dan hidayah-Nya dalam penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan
salam sernoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zarnan.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini (skripsi) untuk dapat mengilasilkan karya ilmiah yang sebaik mungkin,
narnun karena keterbatasan kernarnpuan yang dirniliki penulis, maka penyajian
skripsi ini masih jauh dari kes':!mpurnaan. Oleh karena itu, penulis selalu berharap
saran dan kritik yang rnembangun dari herbagai pihak.
Penulis menyadari brrhwa selesainya penulisan skripsi ini berkat birnbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, rnaka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Dekan dan Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN
SyarifHidayatullah Jakarta.
' 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHdayatullah Jakarta.
3. Dosen Pembi•nbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan berharga
dalarn penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, atas semua ilmu yang telah diajarkan kepada penulis.
). Bapak Pirnpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
Stafnya, atas kemudahan yang diberikan kepada penulis dalam menggunakan
buku-buku sebagai referensi.
6. lbunda dan Ayahanda, yang telah membesarkan, rnemberikan kasih sayang
secara ikhlas, rnendidik, mendo'akan, dan rnencukupi kebutuhan moril dan
materil penulis sejak kecil sampai sekarang dan seterusnya. Kasih sayang
rnereka takkan putus sepanjang hayat. Dernikian juga kepada sernua anggota
keluarga.
7. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya
kelas E jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2000, yang telah be1juang
bersama dengan penuh suka dan duka selama study di !campus tercinta ini,
terutarna: Muly, !day, Qq, Ai, Nyai, Ndang, dan semuanya (I love You All
and I'll be miss You).
8 Teman-teman Kos "Pak Zainun Kamal", terutarna: K'Vv'iwin, Heddot, Nelly,
K'Tati', Yayah, dan pihak-pihak lain yang be1jasa baik secara langsung
maupun tidak, yang te\ah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Jazakumullah Kbair.
Akhirnya hanya kepa<la Allah SWT, semua ini penulis serahkan. Semoga
setiap amal baik mendapat balasan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT, dan apa
yang penulis usahakan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Jakarta, 2 Februari 2005
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
KATAPENGANTAR ....................................................................................... .
DAFT AR ISI ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... .
A. Latar Belakang ............................................................................ .
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................... ....................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Peneliiian .................................................... 5
D. Metode Penelitian ........................................................................ 6
E. Sisten1atil(a Pe11ulisan ............................................................ ...... 7
BAB II AL-QUR'AN DAN PENDIDIKAN ................................................ 8
A. Fungsi dan Tujuan Pokok Al-Qur'an .......................................... 8
1. Fungsi Al-Qur'an .................................................................. 8
2. Tujuan al-Qur'an .................................................................. 13
B. K.onsep Pendidikan Qur'ani ........................................................ 18
1. Konsep Manusia Dalam Al-Qur'an ...................................... 19
2. K.onsep Pendidikan Dalam Al-Qur'an .................................. 25
3. K.omponen-komponen Penting Dalam Pendidikan Qur'ani.. '.'.8
BAB III PENGHARAMAN KHAMR DALAM AL-QUllAN ................... 38
A. Pengertian K.hamr ........................................................................ 38
B. Pengharaman Khamr dalam Al-Qur'an ....................................... 40
BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PENET AP AN
HUKUM KHAMR SECARA BERANGSUR-ANGSUR ............. 55
A. Nilai Pendidikan Keimanan Kepada Allah ... .,............................ 55
B. Nilai Metodologi Pengajaran ...................................................... 65
BAB V PENUTUP ................................ ....................................................... 71
A. Kesimpulan ..................................................... ............................. 71
B. Saran-saran .................................................................................. 72
DAFTARPUSTAKA ......................................................................................... 73
LAMP IRAN
BAB!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT menurunkan al-Qur·an kepada nabi Muhammad SAW secara
berangsur-angsur sesuai dengan peristi\va dan keadaan 1nasyarakat yang n1c!atar
belakangi turunnya suatu ayat, sesuai dengan perkembangan adat kebiasaan
n1asyarakat. Sebagain1ana firn1an-Nya:
)~j5 ;Jj) c.':__,<:_:, ~ U"lJI ~ ;f):J ;8) lJ\)j ,. "' ,. ,.
''Dan al-Qur 'an lefah kami lurunkan dengan berangsur-angsur agar kwnu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan lwmi me1111runku11 bagian demi bagian". (Al lsra (l 7): I 06). 1
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan al-Qur'an dalam
waktu yang berbeda-beda selama sekitar dua puluh tiga tahun dengan berangsur-
angsur satu ayat atau beberapa ayat sesuai dengan kondisi sosial dan kebutuhan
masyarakat, agar Muhammad membacakan dan menjelaskan dengan perlahan-lahan.
agar manusia dapat memahami dan mengamalkannya, dan Allah S WT
menurunkannya melalui malaikat Jibril bagian demi bagian secara pasti tanpa sedikit ,.
keraguan pun agar sesuai dengan ken1aslahatan dan perken1bangan 111asyarakat. ~
1 Departe1nen Aga1na Rcpublik Indonesia, Al-Qur 'an dan Te1:jen1uhn.ra, (Surabaya: CV Jc1ya Sakti. 1997), h. 440
~ M Quraish Shihab, Ta_f~·ir Al /11ishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an. (Jakarta: Le111era Hati. 2002). Cet ke-1. Vol. 7. h.564
2
Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur untuk seluruh umat manusia. akan
tetapi dimulai dengan perbaikan keadaan orang-orang Arab yang Allah SWT pilih
sebagai penolong agama dan penycrunya. Kcadaan orang Arab ketika itu tcrdiri atas
dua perkara, berhalaisme dalam agama dan kckacauan dalam tatanan masyarakat.
Mula-mula ayat-ayat Al-Qur'an turun mengenai keimanan, setelah keimanan turnbuh
dalarn hati rnereka sccara sernpurna, baru Allah SWT mernberantas penyakit-pcnyakit
sosial setahap demi setahap. Utsman Najati rnengatakan:
Dalam menyembuhkan kebiasaan-kcbiasaan buruk al-Qur'an rnernakai dua cara: Pertama, penundaan penyembuhan kebiasaan-kebiasaan itu. sarnpai keimanan benar-benar mapan dalam kalbu kaum muslirnin. Kedua. rnenyiapkan secara bertahap jiwa rnereka untuk melepaskan diri dari kebiasan-kebiasaan buruk. Jni dilakukan denagn rnernbentuk secara bertahap kebiasaan yang bertentangan dengan kebiasaan yang dirninla untuk melepaskan diri darinya.3
Dari pendapat di atas, dapat diambil pemahaman balnva al-Qui" an. tidak
rnelarang kebiasaan-kebiasaan buruk sekaligus, tetapi melarangnya secara bertahap.
dengan rnenyiapkan keimanan mereka terlebih dahulu. Iman yang sudah kual clan
rnapan akan memungkinkannya untuk digunakan sebagai dorongan kual untuk
111engga111pangkan proses 111elepaskan diri dari kebiasaan buruk yang dorninan dan
mempelajari,·kebiasaan-kebiasaan baru sebagai ganti daripadanya. Oleh karena inilah
rnaka kebanyakan ayat-ayat al-Qur'an yang diturunkan di Mekkah. pada fase pertama
dari seruan Islam, pada dasarnya baru berkenaan dengan seruan pada aqidah tauhicl."1
:i M. Uts111an Najati, Al-Qur'an dan lh11u .li1Fa, te1:j. Ahn1ad Rofi· ·usnuini. (Bandung: Pustakn. 1997), Cet. Ke- 2, h. 206
~ !hid.
Salah satu penyakit sosial yang menjadi kebiasaan buruk mereka adalah
meminum khamr (mabuk), Mcreka sangat suka minum khamr seperti kita rnerninurn
air putih. Cara yang ditempuh al-Qur'an dalam menghadapi penyakit tersebut yaitu
dengan cara berangsur-angsur, tahap demi tahap dalam mensyariatkannya.
Pada mulanya diperintahkan untuk menjauhinya saja secara tidak langsung.
yaitu clijelaskan bahwa khamr aclalah sesuatu yang memabukan (QS.An Nah1:67).
Ayat pertama ini diturunkan di Mekkah sebelum kharnr dilarang. Dan ticlak melarang.
hanya menceritakan saja. Sebab orang-orang Arab sudah lama sekali mengarnbil
khamr clari kurma clan anggur. 5
Selanjutnya Ayat-ayal khamr turun di Madinah. Pertama. dijelaskan bahwa
dosanya lebih besar dari pada manfaatnya (QS. Al Baqarah:2 l 9). Kemudian minum
kharnr rnulai clilarang. namun pada waktu-waktu terlentu. yaitu rnenjclang slrnlat
(QS.An Nisa:43). Baru kemudian khamr diharamkan sama sekali (QS. Al Maidah:90-
9 I), Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu I-lurairah. bahwa:
Pada waktu Rasulullah SAW pertama kali datang ke Madinah. didapati penduduk kola itu suka minum khamr dan makan dari basil judi. Kernudian mereka menanyakan kepada Beliau lentang kedua ha! tersebut. Sehubungan dengan itu Allah SWT menurunkan ayal ke-219 dari surat al Baqarah tentang mereka menanyakan masalah kharnr. Mereka berkata: ''Tidak diharamkan bagi kita minum khamr, hanya saja berdosa besar"'. Oleh sebab itu. mereka meneruskan kebiasaan itu. Sehingga pada suatu ketika ada seorang sahabat Muhajirin menjadi imam dalam shalat maghrib. di clalam membaca ayat-ayal al-Qur'an ter:jadi kesalahan dikarenakan dia dalam keadaan mabuk. Sehubungan dengan ilu Allah SWT menurunkan ayat yang lcbih tcgas. yaitu ayat ke-43 dari surat an Nisa. Kemudian turun lagi yang lebih tegas dari itu.
5 Har11ka, Tc{/vir Al Azhar, juzu 13-14, (Jakarta: PT Pustaka Panji Mas. 1983 ). Cet. Kc<~. h. ~64
4
yaitu ayat ke-90-9 l dari surat al Maidah. Dengan turunnya ayat tersebut. mereka berkata: "Ya Rabb, sungguh kami akan berhenti".6
Demikianlah al-Qu1"an turun secara berangsur-angsur dalam menclapkan
hukurn khamr. Dengan rnetode 1m al-Qur'an telah berhasil mcmbual mcreka
rneninggalkan kebiasaan buruk yang sudah membudaya itu, bahkan rnereka
meninggalkannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan hati. Maka bejana- bejana
arak diturnpahkan dan guci-gucinya dipecahkan di sernua lcmpat. Scmua itu
clilakukan karena menclengar pcrintah untuk mcnghentikannya. Bahkan arak yang acla
di mulut dan belurn ditelan dirnuntahkan dari mulut ketika sedang mcreka minum. 7
Model penerapan hukum yang dernikian apabila ditinjau dari segi ilmu
pendidikan, adalah merupakan rnetode yang benar dalam meyampaikan materi
dengan melihat kesiapan baik secara fisik maupun psikis bagi pcserta cliclik. Sehingga
tidak terjadi perasaan berat dan menolak untuk melaksanakan ketentuan-kctentuan
yang ada.
Berdasarkan latar belakang inilah penulis rnengangkal judul skripsi mengenai
"Nilai-nilai Pendidikan da/am Proses Turunnya Al-Qur ·an secara !Jeru11gs11r-u11gs11r
(Studi alas Penetapan Hukum Khamr da/am Al-Qur 'an)".
6 Jalaluddin Abdur Rah111an bin Abi Bakar as Suyuthi. Luhoahun i\luquul_/ii ·~shoahin .\'u::1111/.
(Riyadh: Maktabah Riyadh Al-HadiJsah. tth). h. 95
7 Sayyid Quthb, Tt?f.\·ir.fi Zhila/;/ Qur'an: Di Ba1l'oh Na11nga11 Al-~}11r'a11. tcij. /\s'ad Yasin. dkk., (Jakarta: Gema lnsani Press, 2000), Cet. ke- I, Ji lid 4, h. 266
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk rnernpe1jelas penulisan skirpsi tentang nilai-nilai pendidikan turunnya
Al-Qur'an secara berangsur-angsur ini, penulis membatasi dalam dua aspek, yaitu:
a. Turunnya al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam menetapkan hukum khamr.
b. Nilai-nilai pendidikan pada proses turun.1ya al-Qur'an :;ecara berangsur-angsur
dalam menetapkan hukum khamr tersebut.
2. Perumusan Masalah
Berangkat dari uraian mengenai masalah diatas tersebut, penulis merumuskan
satu permasalahan dalam suatu pertanyaan: apa sajakah nilai-nilai pendidikan yang
terkandung pada proses turunnya al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam
rnenetapkan hukurn khamr?
C. Tujuan dan Kcgunaan Penelitian
Sesuai dengan batasan masalah yang telah diuraikan di atas yang akan dicapai
clalam penelitian ini adalah:
a. Untuk membahas turunnya al-Qur'an secara berangsur-angsur dalam menetapkan
hukum khamr.
b. Untuk membahas nilai-nilai pendidikan yang terkandung pada turun ny-:1 al
Qur'an secara berangsur-angsur dalan1 menetapkan hukurn kharnr.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai suatu bentuk kontribusi
penulis bagi pengembangan khazanah keilmuan Islam, khususnya dalarn bidang
6
pendidikan. Selain dari pada itu, kegunaan penelitian ini sebagai salah satu syarat
yang harus penulis penuhi untuk dapat meraih gelar sarjana dalam bidang Pendidikan
Agama Islam dalam rangka penydesaian stud) dijenjang Strata l (Sl).
D. Metode Penelitian
Dalam usaha mengumpulkan bahan dalam penulisan skripsi ini, penulis
rnenggunakan penelitian kepustakaan (Library Researh), khususn:;a dalam menyus·.m
ulasan mufassirin atas ayat-ayat yang dibahas, seperti kitab-kitab Tafsir maupun
Hadits, dan kitab-kitab atau buku-buku lain yang berkaitan dengan tema pembahasan.
Adapun metode pembahasan yang penulis pergunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah metode deskriptif dan analisis, yakni dengan mengumpulkan data
secara sistematis dan konsisten. Kemudian menganalisa, menyeleksi, dan
rnenarasikan untuk diambil kesirnpulan. Yaitu surnber-sumber tersebut dideskripsikan
dan dianalisa dengan langkah menghimpun ayat-ayat al-Qur'an yang rnempunyai
maksud yang sama dalam arti sama-sama mernbicarakan satu topik masalah dan
menyusunnya berdasar k.ronologi sebab turunnya ayat-ayat terse but.
Dalan{ ha! ini penulis menggunakan langkah di atas, yakni dimulai dengan
menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masakh penetapan hukum khamr,
menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi masa turunnya, disertai
pengetahaun mengenai latar belakang turunnya ayat (asbabun nuzul), dan melengkapi
pembahasan dan uraian dengan hadits, bila dipandang perlu.
7
Dalam mengambil kesimpulan, penulis menggunakan Analisis lnduktif.
Dcngan metode ini penulis menganalisa masalah-masalah yang bersifat khusus dan
kcmudian kcsimpulan yang bersifat umum.
Adapun tehnik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku "Pedoman
l'enulisan Skripsi dan Disertasi" yang dikeluarkan oleh UIN Syarif Hidayatullab
Jakarta.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi 1111 penulis membagi kedalam lima bab dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab I Berisi tentang pendahuluan yang mtliputi tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan clan manfaat penelitian, metode
dan sistematika penulisan.
Bab II Berisi tentang al-Qur'an clan pencliclikan yang meliputi tentang fungsi clan
tujuan pokok al-Qur'an, clan konsep pencliclikan Qur'ani.
Bab III Berisi tentang penetapan hukum khamr clalam al··Qur'an yang meliputi
' pengertian khamr clan pengharaman khamr clalam al-Qur'an.
Bab IV Berisi tentang nilai-nilai penclidikan clalam penetapan h'Jkum khamr secara
berangsur-angsur yang meliputi nilai-nilai pencliclikan keimanan clan nilai
metoclologi pengajaran.
Bab V Berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan clan saran-saran.
BAB II
AL-QUR' AN DAN PENDIDIKAN
A. Fungsi dan Tujuan Pokok Al-Qur'an
1. Fungsi Al-Qur'an
Sebelum clikemukakan tentang fungsi al-Qur'an, terlebih clahulu akan
clijelaskan pengertian al-Qur'an itu sencliri. Al-Qur'an secara bahasa ialah "bacaan"
atau "yang dibaca". Seclangkan menurut istilah syar'i ialah "Kalamullah yang
diturunkan kepada N abi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf" .1
Prof. Dr. Abdul Wahab Khalaf iebih komplit menyebutkan definisi al-Qur'an
sebagai b?.rikut:
"Ka/am Allah yang diturunkan mela/ui perantaraan malaikal Jibril ke da!am qa/bu Rasulullah Saw, dengan menggunakan bahasa Arab diserlai dengan kehenaran agar dijadikan hujjaii(pengual) dalam ha! per.gakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan undang-undang bagi se/uruh ummal manusia, disamping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al-Qur 'an dihimpun antara dua ujung yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas yang sampai kepada kita ~ecara tertib dalam bentuk tu/isan maupzm /isan dalam keadaan utuh atau terpelihara dari perubahan dan
. ..2 pergantzan .
Allah ,SWT menurunkan al-Qur'an untuk memperbaiki keadaan umat
manusia. Oleh karena itu al-Qur'an menerangkan beberapa perintah clan beberapa
larangan, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
1 S.T. Roestam. et. al., Hukum dan Syarial Islam, (Jakarta: Kalar 1 Mulia, 1992), cet. ke-2, h. 15
2 Abdul Wahab Khalaf, I/mu Vshu/ Fiqh, Alih Bahasa: Masdar Helmy, (Bandung: Gema Insani Press, I 997), cet. ke-2, h. 39-40
9
~01) ol~pl J ~~~fl:.: :S)h,; t,>lll :;u1 ~JI Jj..ji 0;_:; JJJI ,, ,, ,.. ,, ,, ,.. ,, ,,. - - ,, ,.. ,,
ci~I ~ f~J o(L\1 ~ ~) }:ci1 J- ~i+.i) J )~1:.:.h, ~~~ ,, ,.. ,, ... ,, ,.. ,, ,,
~ J~J ~ )~7) "-! 1_;1~ ::r-.J~ ;. s'.l c C.Sl.5-' J1 jlli.U1) ~::;,,! ~ (;.a7) ,,.... ,, ,, ... ,,
(\ oV :v/JI_;>- ';JI) 0~1 ~ ~) ~ J)l t,>~I ~)!11~1) "(yaitu) orang-orang yang mengik11ti Rasul, Nabi yang ummi yang (nnmanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan lnjil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma 'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban clan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, clan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur 'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung''. (Al A'raaf: 157)3
Fungsi utama al-Qur'an rliturunkan oleh Allah SWT kepada manusia adalah
sebagai petunjuk atau pedoman bagi manusia. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
,, Jo o .,, ..- J ,, Jo ,, l :;:, ,,
.l!l(,..JI) t..S'.4JI 0.o o~) lf'UJ t..S:i.;,, 01<'.,.<ll "'-) J)i t,?jjl 0~~ ~ ,, "' ,, ,.. .. ,,
< 1 Ao : 1 Io }-)1)
"(Beberapa hari yang diturunkan ilu ialah) bu/an Ramadhan, bu/an yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)". (Al-Baqarah: 185)4
Ayat di atas menjelaskan bahv•a al-Qur'an adalah petunjuk bagi manusia '
menyangkut tuntunan yang berkaitan dengan akidah, penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda yangjelas antara yang hak dan yang batil.5
3 Oepag RI. Op Cit., h. 246
4 Ibid., h. 4'.i
5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur "an, ( Jakarta: Lentera Hati, 1999), Vol. I, h. 378
10
Al-Qur'an sebagai kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
dijadikan sebagai pedoman bagi manusia, karena al-Qur'an aclalah kebenaran yang
mutlak clan ticlak clapat diragukan lagi. Hal ini sebagaimana clijelaskan oleh Allah
SWT dalam sebuah firman-Nya:
('\ : '/; /01) ~ 0~ "-) ~) Li yl3:l1 2.J.J; ,, ,, ,, ,,
"Kitab (al-Qur 'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang bertakwa". (Al-Baqarah: 2)6
Ayat tersebut diperkuat oleh ayat yang lain, yang menjelaskan bahwa al-
Qur'an memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Sebagaimana firman-Nya:
,, :;, ,,. ,, ,, } :;, 0 ,,, o... :;, ,, ,, }g ,, ;;:,
~ 0i ~~Ldl l! ~ ~:jj\ ~'..?JI ';' ~{) r~i ~ ,~ lf~ L!l<'.;JI Iii l!~
('\ : \ v/,lr'll) 1~ 1:,;,,_I "Sesungguhnya al-Qur 'an ini m~mberikan petunjuk kepada (ja/an) yang iebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang ·mu 'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada paha/a yang besar". (AlIsra: 9>'7
Karena itu, al-Qur'an sebagai ~edoman hidup yang sebaik-baiknya clan yang
kebenarannya tidak diragukan lagi wajib diikuti dan dijadikan pegangan oleh manusia
di clalam hidup:1ya.
Banyak nilai-nilai universal dan pokok yang dikandung al-Qur'an, tetapi nilai-
nilai itu dilengkapi lagi dengan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, yakni
keterangan dan rinciannya. Misalnya tentang wujud clan keesaan Tuhan. Al-Quran
6 Depag RI, Op. cit., h. S
7 /hid, h. 425-426
11
tidak hanya rnenjelaskan dalil-dalil pernbuktiannya, tetapi juga sifat-sifat dan na111a
nama yang wajar disandang-Nya. 8
Al-Qur'an adalah pembeda yang bak dan yang batiL karena al-Qur'anlah yang
dijadikan sebagai ukuran, kriteria untuk rnernisahkan, membedakan dan rnenentukan
n1ana yang buruk dan 111ana yang salah diantara pcrbuatan n1anusia.
Selain itu, al-Qui" an juga berfungsi sebagai mukjizat terbcsar yang dibcrikan
oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw dibandingkan dcngan rnukjizat
mukjizat lain yang cliberikan kepacla seluruh Nabi clan Rasul-Nya. Nahi Muhammad
cliutus untuk seluruh urnat manusia, clirnana dan kapanpun hingga akhir zarnan.
sehingga sifat misinya pun berlaku secara universal, kekaL clapat dipikirkan clan
clibuktikan kebenarannya oleh aka! rnanusia clirnana dan kapanrun. Disinilah terletak
hmgsi al-Qur'an sebagai mukjizat Nabi Muhammad.
Al-Qur'an digunakan oleh Nabi SAW untuk rnenantang orang-orang pada
masa beliau clan generasi sesuclahnya yang ticlak percaya akan kebenaran al-Qw"an
sebagai firrnan Allah (bukan ciptaan Allah) dan tidak percaya akan risalah Nabi SAW
clan ajaran yang dibawanya.
Keindahan bahasa dan sastra al-Qur'an mencapai tingkat yang luar biasa di
luar kemampuan manusia. Sejak cliturunkannya sarnpai kini ticlak clapat ditanclingi
oleh siapapun. baik secara perorangan maupun dengan bekerja sama. Dengan
clemikian terbuktilah kebenaran firrnan Allah SWT bcrikut ini:
8 M. Qurnish Shihab, Op. cit., h. 3 79
12
0l.S- '.jj ~ J)l U 01~~\ 1:i;, ~ 1/t; ~if~~\) ~J~I ~\ u1 Jl ,..,.. ,, ,.. ,.. ,, ,,. ,,. ,, ,, ,,. ,.. ,,
(AA : \ v/~l_r'~I) \~ J2-:.} ~ , ' ,
"Kalakanlah: 'Sesungguhnyajika manusia danjin oerkumpul un1uk mimbual yang serupa al-Qur 'an ini, niscaya mereka lidak akan dapal membual yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembanlu bagi senagianyang lain". (Al- Israa': 88)9
Sebagaimana jumhur kaum muslimin berpendapat bahwa al-Qur'an
:nerupakan nrnkjizat (mujizat bidzatihi). Maksudnya, al-Qur'an dengan seluruh yang
ada di dalamnya termasuk struktur kalimat, balaghah, bayan (penjelasan), perundang-
undangan (tasyri'), berita-berita ghaib dan persoalan-persoalnn lain yang merupakan
mulgizat, telah menyebabkan seluruh manusia tidak mampu membuat yang serupa
dengannya. 10
Adapun Masyfuk Zuhdi mengemukakan ada empat macam fungsi yang pokok
pada al-Qur'an, yaitu:
a. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad Saw untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul Tuhan dan bahwa al-Qur'an adalah firman Tuhan, bukan ucapan atau ciptaan Nabi Muhammad sendiri.
b. Sebagai sumber segala macam aturan tentang hukum, sosial-ekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral, dau sebagainya yang hams dijadikan way of life bagi seluruh umat manusia untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinxa.
c. Sebagai hakim yang diberi wewenang oleh Tuhan memberikan keputusan terakhir mengenai beberapa masalah yang diperselisihkan di kalangan pemimpinpemimpin agama dari berbagai macam agama dan sekaligus sebagai korektor kepercayaan-kepercayaan yang salah di kalangan umat beragama.
9 Depag RI. Op. cit., h. 437
10 Abu Zahrah An Najd, Al-Q11r'an Dan Rahasia Angka-Angka, Terj. Agus Effendi, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991 ), h. 17 '
13
d. Sebagai penguat dan yang menguatkan kebenaran adanya kitab-kitab suci yang pernah diturunkan sebelurn al-Qur'an dan kebenaran adanya para Nahi dan Rasul sebelurn Nabi Muhammad 11
Kemudian Syahminan Zaini dalarn hukunya Keivajibun Orang Beri111a11
Terhadap Al-Qur 'an, mengenai fungsi al-Qur'an antara lain menyebutkan:
a. Untuk mernimpin rnanusia ke jalan keselamatan atau kebahagiaan (QS. Al Maaidah: 15-16).
b. Untuk mempertahankan martabat manusia (QS. Al Anfaal: 55 & Al Munaafiquun: 8).
c. Sebagai alat untuk menghidupkan manusia sebagai manusia (QS. Al Anfaal: 24) cl. Sebagai rahmat dari Allah (QS. Al Isra: 82 & Al An ·aam: 157). e. Sebagai pemberi penjelasan terhadap berbagai persoalan yang akan dihadapi olch
manusia di dunia ini dan di akhirat nanti. (QS. An Nahl: 112·1 f. Untuk memperkenalkan Allah.
Dari penjelasan dan pendapat di alas dapal clisi111pulkan balm a al-Qui" an
dalam kaitannya dengan Allah SWT adalah wahyu-Nya. clengan Rasulullah
111erupakan 111ukjizatnya, clan clalam kaitannya clengan umat 111anusia adalah pedo111an
hidupnya.
2. Tujuan Al-Qur'an
Tujuan merupakan sesuatu yang diharapkan tereapai setelah usaha atau
kegiatan itu selesai, setiap kegiatan yang telah direncanakan pasti mempunyai tujuan
' karena tanpa tujuan yang pasti biasanya tidak terarah.
Tujuan diturunkannya al-Qu1"an adalah untuk menyempurnakan kompetensi
manusia sebagai khalifah Allah.
11 Masjfuk Zuhdi, Penguntar (J/u111ul Qur'an ; Bagian Perta111a, (Surabaya: PT Bina lln1u. 1993), Ce1. J(e-4. h. 22-23
14
Dan manusia sebagai khalifah di bumi ini mempunyai tugas pokok, yaitu
;11ewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan.
Untuk mencap.ai kemakmuran dan kebahagiaan tersebut manusia harus
berhubungan dengan Tuhan, manusia dan alam. Karena itu al-Qur'an diturunkan
Allah SWT ada'.ah untuk memperkenalkan Tuhan, manusia dan alam.
a. Memperkena\kan Tuhan
Ticlak ada alternatif lain bagi manusia untuk mengenal Allah SWT kecuali
melalui kitab-Nya, yaitu al-Qur'an yang telah memperkenalkan keesaan-Nya dan
sifat-sifat-Nya dengan sebaik-baiknya. 13
Adanya pemahaman yang mendalam dan sebaik-baiknya tentang Tuhan itulah
kehidupan manusia akan menjadi tcnteram (bahagia). Al-Qur'an menyatakan ha!
1111 :
}} " } c :;. " ,,,.. ;;, 0 }} J " ,, ;;,
('I A : \ '\f .1.Y )i) y }AJI :'.(,k; ;111 f ~ ll\ ;111 f ~ ~-,t; ::.i::k;) 1_;.1. ~~\ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Jngat/ah, hanya dengan mengingat Allah/ah hali menjadi tenteram ''. (Ar Ra'd: 28)14
Sebaliknya jika manusia tidak mengenal dan mengingat Tuhan, pasti manusia
semacan~ ini akan mengalami kehidupan yang sempit. Sebagaimana Allah SWT
berfirman:
13 Perhatikan QS. An Nam I ayat 62-64, QS. Al Hasyr ayat 22 & 24
14 Depag RI, op. cit., h. 373
15
_,. 0 .. ,, ,, ~ ,,. 0 ,.
( \ 1 t : 1 . / 4 )~I ~~1 ~~ ~~) ~ ;'• -:: ;_i 0µ '-? f ~ ~ ;j>:,:Ol :;) "Dan harang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami a/can menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta''. (Thaahaa: 124)'5
Selain itu jika manusia tidak mengcrti tentang Allah, maka kehidupan
manusia akan ditemani dan dikuasai syetan bahkan dipimpinnya. 16
Menurut Syahminan Zaini, hal-hal yang pokok yang harus cliketahui dan
climengerti tentang Allah SWT adalah:
l. Acla-Nya
2. Esa-Nya
3. Sifat-sifat-Nya
4. Nama-nama-Nya
5. Akibat tidak mengerti. 17
b. Memperkenalkan Manusia
Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk mcneliti tentang dirinya 18•
Untuk memahami tentang diri manusia hanya dapat dilakukan lewat al-Qur'an
saja. Sebab dalam diri manusia itu ada urusan Allah yaitu rohnya. 19
15 Ibid., h. 491
16 Lihat QS. Az Zukhruf: 36 & QS. Al A'raaf: 27
17 Syahminan Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1986), Cet. Ke-I, h. 64
"Perhatikan QS. Adz Dzaariyaa:: 21 dar QS. Ar-Ruum: 8
19 Lihat QS. Al lsraa: 85
16
Manusia kebanyakan tidak mengerti bahkan ticlak menghirauLan sedikit pun
kepada al-Qur'an. Karena itu mereka tidak mengerti akan dirinya, sehingga
tidaklah mengherankan jika kehiclupan mereka semrawut dan dilanda bennacam-
macam krisis, seperti yang dialami sekarang ini. Berclasarkan itulah j ilea manusia
ingin hidup makmur dan bahagia maka harus mengerti betul tentang dirinya dan
sarananya adalah al-Qur'an.
Hal-ha! yang pokok yang harus diketahui tentang manus1a menurut
Syahminan Zaini adalah:
I. Proses penciptaannya 2. Sturukturnya/ martabatnya 3. Tugas hiclupnya 4. Perlengkapan tugas hidupnya 5. Aturan tugas hidupnya 6. Pengawasnya 7. Penggoclanya 8. Pembinaanya 9. Tanggungjawabnya I 0. Tempat kembalinya 11. Akibat tidak mengerti20
c. Memperkenalkan Alam
Allah SWT memerintahkan kepacla manusia untuk mereliti alam. Banyak
ayat-ayat al-Qur'an yang memerintahkan tentang ha! ini dan penelitian
terhadapnya. Ada yang bersifat umum dar, ada pula yang bersifat khusus, seperti
tentang unta, buah-buahan, burung dan lain-lain.21
20 Ibid., h. 65
21 Lihat QS. Al A 'raaf: 185, QS. Al Ahqaaf: 33, dan lain-lain. Lihat pula QS. Al Ghaasyiyah: 17 (Unta), QS. Al An'aam: 99 (buah-buahan), dan QS. An Nahl: 79 (burung)
17
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada manus1a untuk menggarap
alam sedemikian rupa sehingga hidup mereka menjadi makmur dan bahagia.22
Hal-ha! yang pokok yang harus diketahui tentang Alam, antara lain:
I. Proses penciptaannya
2. Hukum-hukum dasarnya
0 Pemanfaatannya J.
4. Pemeliharaannya
5. Kesudahannya
6. Akibat tidak m<:ngerti.23
Menurut M Quraish Shihab dari sejarah diturunkannya al-Qur'an dapat
diambil kcsirnpulan bahwa al-Qur'an mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu:
!. Petunj uk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalarn keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan normanorma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupam1ya secara individual atau kolektif.
3. Petunjuk mengenal syariat dan hukum denganjalan menerangkan dasar-dasar hukum yang hams diikuti oleh manusia dalam hubung=ya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, Al-Qur'an adalah petunjuk bagi selumh manusia ke jalan yang hams ditempuh demi kebahagiaan hid up di dunia dan di akhirat. 24
22 Lihat QS. Al Jumu'ah: 10
23 Syah1ninan Zaini, Loe. cit.
24 M Quraish Shihab, Membumikan A/-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu da/am Kehidupan Masyarakal, (Bandung: Mizan, 1999), Cet: Ke- 22, h. 40
18
Sedangkan Yusuf Qardawi membagi tujuan al-Qur'an menjadi tujuh bagian,
yaitu:
I. Mcluruskan akidah dan persepsi tentang uluhiyah, risalah dan pembaiasan. 2. Menetapkan kemuliaan manusia dan hak-halmya, terutama orang-orang yang
lemah. 3. Mengarahkan manusia untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah. 4. Mengajak kepada pensucianjiwa manusia. 5. Membentuk keluarga yang baik dan berbuat adil terhadap kaum wanita. 6. Membangun umat yang menjadi saksi atas seluruh manusia. 7. Mengajak ke alam manusia yang saling bahu membahu.25
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Allah menurunkan al-
Qur'an adalah untuk memperkenalkan Tuhan, manusia, dan alam. sekaligus
mensyaratkan terjalin hubungan yang tepat antara manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sebagai suatu kesatuan yang
p~du, guna mewujudkan 3uksesnya tugas kekhalifahan manusia.
B. Konsep Pendidikan Qurani
Manusia yang baru labir dari perut ibunya masih dalam keadaan sangat
iemah. tidak berdaya, dan tidak mengetabui apa-apa.26 Untuk menjadi hamba Allah
yang selalu menyembah-Nya dengan tulus daa menjadi khalifah-Nya di muka bumi, '
anak manusia tersebut membutuhkan perawatan, bimbingan, dan pengembangan
sege111p potensinya kepada tujuan yang benar. Ia harus dikembangkan segala
25 Yusuf Qardhawi, Terj: Ka:hur Suhardi, Bagaimana Berinleraksi dengan Al-Qur ·an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), Cet. Ke- 3, h. 67
26 Lihat QS. An Nahl: 78
19
potensinya kc arah yang positif melalui suatu upaya yang bisa disebut sebagai al
tarbiyyah, al-ta 'dib, al-ta 'lim atau yang kita kenal "pendidikan".
Al-Qur'an mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk jalan yang
lurus dan sebagai penjelas dari petunjuk itu sendiri, serta memberikan garis pemisah
antara yang hale dan yang oatil. Dengan demikian kandungan al-Qur an dapat
dijadikan sebagai materi pendidikan. Al-Qur'an menjamin bahwa segala sesuatu
apapun yang berhubungan dengan manusia dan makhluk pada umumnya tidak ada
yang terlewatkan di dalamnya termasuk persoalan pendidikan.27
Sedangkan yang bertugas menyampaikan materi tersebut (pendidik) adalah
~asulullah Saw. Allah SWT menempatkan Rasulullah Saw sebagai figur ideal
seorang pendidik28 dan Allah meminjuknya sebagai figur yang memiliki kepribadian
sebagai makhluk yang sempurna.29 Adapun metode yang digunakan oleh Nabi dalam
mendidik para sahabat adalah metode yang diambil dari al-Qur'an.
I. Konsep Manusia dalam Al-Qur'an
Pembahasan tentang konsep pendidikan tidak mungkin akan lepas da1i objek
dan subjek pen,didikan itu sendiri, yaitu manusia. Demikian halnya dengan konsep
Pendidikan Qurani, karena itu 3ebelum lebih jauh membahas tentang Pendidikan
27 Lihat QS. Al An'aam: 38 & QS, An Nahl: 89)
28 Lihat QS. Al Ahzab: 21
29 Lihat QS. Al Qalam: 4
20
Qurani, secara filosofis pembahasan kita hams diawali oleh pembicaraan tentang
topik utamanya, yaitu manusia menurut pandangan al-Qur'an.
AI-Qur'an secara kategorik rr:endudukkan manusia ke dalarn dua fungsi
pokok yaitu sebagai 'abdullah (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi
(wakil Tuhan di bumi).30
Sebagai 'abdullah tugas utaina manusia adalah beribaclah kepada Allah SWT.
Para ulama membagi malrna ibadah kepada dua pengertian. Pertama pengertian
khusus, yaitu melaksanakan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara
hamba dan tuhannya yang tata aturannya telah diatur dalam al-Qur'an dan as-Sunnah.
Kedua dalam pengertian luas, yaitu ibadah berarti segala aktivitas yang titik tolaknya
ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah berupa amal shaleh.31
Pelaksanaan fungsi manusia sebagai 'abdu/lah di atas ternyata belum cukup,
rnanusia masih dituntut untuk melakukan fungsi yang lain yaitu sebagai khalifah
Allah di bumi. Manusia adalah wakil atau pengganti di bumi dengan tugas
menjalankan mandat yang diberikan oleh Allah kepadanya untuk membangun dunia
ini sebaik-baiknya.
Manda( atau tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi adalah:
a. Patuh dan tunduk kepada perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya.
30 Li hat QS. Adz Dzaariyaat: 56 ('Abdullah) & QS. Al An 'aam: 165 (Khalifah Allah)
31 T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), Cet. Ke-7, h. 7
21
b. Bertanggung jawab atas kenyataan dan kehidupan di clunia sebagai pengemban
amanah Allah. 32
c. Menerjemahkan segala sifat-sifat Allah SWT pacla perilaku kehidupan sehari-ha1·i
clalam batas-batas kemanusiaannya (kemampuan manusia).33
d. Menjadi penguasa untuk mengatur bumi dengan upaya memakmurkan dan
mengelolanya untuk kesejahteraan masyarakat.34
Manusia tercliri clari dua substansi materi dan immateri.35 Manusia yang
t.::rdiri dari clua substansi itu telah dilengkapi clengan alat-alat potensi clan potensi-
potensi dasar atau clisebut fitrah. 36
Alat-alat potensial manusia menurut Ahdul Fattah Jalal tercliri dari:
l ) Alat peraba clan pencium
2) Daya pendengaran
3) Daya penglihatan
4) Akal atau daya berfikir
5) Kalbu atau claya rasa.37
32 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Fi/osofis dan Kerangka Dasar Operasiona/isasinya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), Cet. Ke-I, h. 61
33 Hasan Langgulung., Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: PT Al Husna Zikra, 1995); Cet. Ke-3, h. 6
"Muhammad Iqbal, Membangun kembali Pikiran da/am Islam, (Jakarta,: Tinta Mas, I 966), Cet. Ke- l, h. ke-I6
35 Harun Nasution, Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran, (Bandung: Mizan, 1995), cet. Ke-1,h.37
36 Tim Dasen IAIN Sunan AmpeI, Dasar-dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya Aditama, 1996), h. 37
37 Ibid., h. 38
22
Di sampmg dilengkapi dengan alat-alat potensial tersebut, manusia JUga
dilengkapi dengan fitrah. Pem~.knaan fitrah dalam pengertian umum sering dipahami
sc:bagai potensi bc:rcorak keagamaan. 38 Pengertian demikian dipahami clari firman
Allah berikut ini:
;,~1 211; .11 ~~ ~~ ~ ~ ~GI :,Ll j1 11 o~ L0~ ~~ 21P-) ~\i (\ · :\ · fo)I) 0~ ~ ;rGI ;s-f ~j ~I
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah ata.1) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah ini. Tidak ada perubahan pada fi1rah Allah. (ilulah) agwna yang lurus; telapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ''. (QS. Ar Ruum: 30)39
Sedangkan penafsiran lebih lengkap mengenai potensi fitrah tersebut
dijelaskan oleh lbnu Taimiyah. Menurutnya fitrah manusia mempunyai dua jenis
yaitu fitrah a/-Munazzalah dan fitrah al-Garizah. Fitrah Al-Munazzalah merupakan
iitrah yang masuk pada cliri manusia berupa petunjuk al-Qur'an dan hadist. Aclapun
Eitrah Al-Gharizah merupakan fitrah intern clalam cliri manusia.40
Fitrah Al-Garizah mempunyai tiga claya kekuatan. Pertama, claya intelek yaitu
potensi dasar untuk memungkinkan manusia kepacla membedakan yang baik clan
yang buruk, benar clan salah, clan bisa mengantarkan manusia kepacla ma 'rifatullah".
Kedua, claya ofensif merupakan potensi clasar manusia sehingga dengan potensi ini
mampu mengincluksi obyek-obyck yang menyenangkan dan berguna. Ketiga, daya
'" Tobroni dan Syamsul Arifin, Islam Plura/isme Budaya dan Po/itik: Rejleksi Teo/ogi untuk Aksi dalam Keberagamaan dan Pendidikan, (Yogyakarta: S!PRES, 1994), cet. Ke-4, h. 150
39 Depag RL, h, Op. cit. 645
'° Juhaya S. Praja, Epistomo/ogi Ibnu Tai1111yah", Ulumul Qur'an II, h.7
23
defensif yaitu potensi dasar yang dapat menghindarkan manusia dari perbuatan yang
akan merugikan dirinya. 41
Kemampuan manusia dalam menjalankan fungsinya baik sebagai 'abdullah
maupun khalifah, sehingga mencapai kualitas insan (kehidupan manusia yang lebih
bermakna secara etik, moral, intelektual dan kultural), secara langsung dipengaruhi
oleh potensi fitrah ini. Sebaliknya pengingkaran terhadap potensi tersebut akan
mengakibatkan manusia berada pada kualitas yang paling buruk42 atau paling tidak
hanya sampai pada kualitas basyar (Mahkluk yang sekedar ada, walaupun mengalami
proses pertumbuhan namun sekedar rangkaian evolusi biologis mekanistik).43
Semua potensi manusia tidak akan terwujud serta merta pada saat
penciptaannya. Murtadha Mutahari menyebutkan bahwa manusia makhluk potensial.
Sebagai makhluk potensial, manusia tergerak menurut kesanggupannya di bawah
bimbingan kekuatan dalam dirinya dan ketentuan eksternal.
Oleh karena itu muncul sebuah pertanyaan bagaimana agar manusia itu
menjadi manusia? Atau dengan pertanyaan lain, bagaimana caranya agar manusia
dapat secara optimal menjalankan peran-perannya sebagai konsekuansi dari potensi
potensi yang ctiberikan Tuhan kepadanya?
41 Ibid
42 Lihat QS. Al Thin: 5
43 Tobroni dan Sya1nsul Arifin, op. cit., n. 157
24
Manusia akan mampu menjalankan peranannya secara optimal jika
kepadanya diberikan bekal pendidikan dan pelatihan secara efektif dan efesien.44Jika
potensi itu tidak dikembangkan, niscaya ia akan kurang bermakna dalam
keb.idupannya, oleh karena itu perlu dikembangkan. Dan pengembangan itu
senantiasa dilakukan melalui pendidikan.
Trnri Nativisme daP Empirisme yang dipertemukan oleh Kerschenteiner
melalui teori konvergensinya, telah ikut membuktikan bahwa manusia itu adalah
makhluk yang dapat dididik dan dapat mendidik. Demikian pula John Locke dengan
teori ·,-abularasa, mengakui bahwa manusia lahir itu dalam keadaan bersih bagaikan
secarik kertas kosong yang belum ditulis apa-apa. Kendatipun teori John Locke ini
berbeda dalam implikasinya dengan konsep fitrah dalam al-Qur'an, akan tetapi dari
satu sisi memi liki kesamaan yaitu bahwa manusia itu dapat dikembangkan baik ke
arah positif maupun ke arah yang negatif. Berkenaan dengan itu Rasulullah bersabda:
LJ I Lr"° ..
(~ 3 <.fJ6'.,l\ ol3J) ...;~_ 31 .._;\~ 31 ..;b fr.! 01 oly.li o pl
"Dari Abu Huraiarah ra. Dari Nabi Muhammad Sa,v beliau bersabda: Setiap anak yang di/ahirkan itu da/am keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya/ah yang menjadikan anak itu yahudi, nasrani, atau majusi. (HR. Bukhori Muslim)45
"' H.M. Chobib Thoha, (ed), Reformulusi Fi/safat Islam, (Yogyakarta, Pusaka Pe\ajar, 1996), cet. [(e- I, h. 162
45 Ahmad Al Hasyimi Bek, Mukhtarul Ahadit,; Nabawiyah, (Mesir: Al- Bakhiratul Kubra, 1951), h. 156
25
Dari penjelasa•1 diatas dapat disimpulkan bahwa manusia membutuhkan
pendidikan untuk rrenegakkan kehidupannya melalui pengembangan potensi-potensi
dirinya dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai 'abduliah dan khalifatullah.
2. Konsep Pendidikan da!am Al-Qur'an
Ada tiga istilah yang digunakan oleh para ahli pendidikan Islam dal«m
mengartikan pendidikan, yaitu Ta '/im, Ta 'dib, dan Tarbiyah. Bila merujuk pada
istilah al-Qur' an, tampaknya kata yang paling tepat untuk mengartikulasikan makna
pendidikan aclalah istilah "Tarbiyah".46
Jika kita merjuk pacla kamus bahasa Arab, maka kita akan menemukan kata
untuk istilah tarbiyah (penclidikan) clan menganclung mai<na-makna clasar sebagai
berikut: Pertama: kata tarbiyah beras:.il dari kata clasar rabaa-yarbu; yang berarti
turnbuh clan bertambah atau berkembang. Kedua: kata tarbiyah berasal clari kata
rabiya-yarbaa; yang berarti tumbuh dan menjadi besar atau menjadi clewasa. Ketiga:
0
kata tarbiyah berasal dari kata rabba-yarabhu; yang berarti memperbaiki, mengatur,
mengurus, atau mendidik.
Kata 1pbba yang biasa di terjemahkar, dengan makna Tuha:1, juga berasal clari
kata dasar tersebut. Dalan1 ha! ini kata rabb yang berarti Tuhan, juga mempunyai arti
yang sama dengan kata tarbiyah, yaitu: "menyampaikan sesuatu kepada keaclaannya
46 Syahidin, Me1ode Pendidikan Qurani: Teori dan Ap/ikasi, (Jakarta: Misaka Galiza, 1999), cct. IZc-1, h. 9
26
yang sempurna secara bertahap dan berangsur-angsur sampai mencapai
kesempurnaan".47
Mengambil penge1iian dari makna dasar dan kata-kata dasar tarbiyah tersebut,
maka istilah tarbiyah yang ekuivalen dengan istilah pendidikan, mempunyai
pengertian sebagai "usaha atau proses untuk menumbuhkembangkan potensi bawaan
atau fitrah anak secara berangsur-angsur dan bertahap sampai mencapai tingkat
1.(esempurnaannya dan mampu melaksanakan fungsi dan tugas-tugas hidup dengan
sebaik-baiknya". Ditinjau dari segi kamus bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari
kata didik yang mendapat awalan 'pe' dan akhiran 'an'. Didik artinya pelihara,
latihan, ajaran, dan pimpinan.4 ~
Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan hahwa pendidikan
aclalah pemeliharaan dan pengajaran &tau bimbingan yang diberikan kepada anak
didik dalam rangka mencari tujuan hidupnya. Maka, pengertian pendidikan qur'ani
dapat didefinisikan sebagai "suatu upaya manusia dalam memelihara, mengajar, atau
rnembimbing anak didik mencapai tujuan hidupnya, yaitu menjadi manusia yang
sempurna sesuai petunjuk al Qur'an cla As Sunnah".
Secara 'konsepsional seluruh upaya pendidikan tidak terlepas dari tiga prinsip
dasar yang tidak bisa dilepaskan satu sama lai11nya, yaitu lanclasan untuk berpijak,
" Tim Dasen IAIN Sunan Ampcl-Malang., Dasar-dasar Pendidikan Islam, (Surabaya: Karya Aditama, 1996), Cet. ke-l, h .
• ii; WJS. Poerwa<lanninta., Ka111us Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1979), h.250
27
tujuan yang hendak dicapai, dan pelaksanaan yang harus ditempuh. Ketiga aspek
tersebut dilakukan secara konsisten, terpadu, dan berkesinambungan.
Karena objek dan subjek pendidikan itu adalah manusia, maka yang dimaksud
dengan landasan Pendidikan Qur'ani ini berangkat dari konsepsi manusia menurut al
Qur'an, yaitu rnakhluk ciptaan Allah yang di bekali dengan potensi yang lengkap.
Sedangkan tujuan Pendidikan Qurani identik dengan tujuan hidup manusia menurut
al-Qur'an, yaitu mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yakni manusia
yang sempurna. Pelaksanaan pendidikan Qur'ani merupakan aspek ketiga dari
konsepsi pendidikan Qurani.
Pada prinsipnya, pelaksanaan Pendidikan Qurani mempola pada perilaku
Nabi Muhammad Saw dalam membina keluarga dan para sahabatnya, karena segala
apa yang dilakukan oleh Nabi merupakan manipestasi dari kandungan al-Qur'an.
Namun demikian clalam pelaksanaan yang sangat teknis, Nabi memberikan peluang
kepada para pengikutnya untuk mengembangkan earn sendiri selama cara tersebut
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan
oleh Nabi sendiri.
Dari definisi di atas dapat dikembangkan maknanya, bahwa kon~epsi
Pendidikan Qur'ani adalah suatu usaha yang dilakukan baik oleh perorangan atau
kelompok, informal maupun mel.embaga, dalam rangka mempersiapkan suatu
generasi yang memiliki kepribadian muslim yang paripuma (insan kamil), dengan
figur idealnya adalah Nabi Muhammad Saw.
28
3. Kornponen-Kornponen Penting Dalarn Pendidikan Qur'ani
Ada beberapa komponen penting dalam Pendidikan Qurani yang dapat dikaji
dari ayat-ayat al-Qur'an. Komponen-komponen tersebut diantaranya masalah tujuan
pendidikan, peserta didik, materi pendidikan, pcndidik, dan metode pendidikan.
a. Tujuan Pcudidikan
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan dnlam al-Qur'an
adalah beribadah kepada Allah dalam pengercian yang luas, meliputi masalah-
rnasalah ritual dan sosial, d.:ngan maksud untuk melaksanakan tugas kekhalifahan,
ynitu memakmurkan bumi diatas hukum-hukum Allah. Rurnusan ini didasarkan
firman Allah berikut ini:
< o 1 : o \I c:..>\!)..UI) 0 J'..W ~1 ;:_,.,.;)'\) 0=}1 ~ G) ,. ,, ,, ,, ,,
"Dan aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku "(QS. 51: 56)49
"',, ,, 0 .. ... ,.. ,, 0 ) ,, ,, 0
('i. : 'I• _All) ... ~ '-'°~\JI .} J_yb,. u,il ;;SJ~ 2-l!) J~ ~1) ,. ,, ~ / ... M ,,,. ,, / / ,.
"Jngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesunguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.. "(QS. 2: 30)50
b. Pcserta Didik
Bila kita menyimak isyarat al-Qur'an, bahwa konsep peserta didik ialah
segenap makhluk jika pendidiknya (al-Murabbiy) adalah Allah. Namun, yang
dimaksud peserta didik dalam konteks pendidikan di sini adalah segenap manusia.
49 Depag RI, Op. cit., h. 862
50 Ibid., h. I 3
29
AI-Qur'an menguraikan manusin menjadi empat unsur51, yaitu-
1) Unsur Fisik atau Jisim
Mengenai hal ini Allah SWT berfirman:
"(Nabi mereka) berkata: Sesungguhnya Allah memi/ihnya rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa .. "(QS. 2: 247).52
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menajdikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, mendengar perkataan mereka, mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar .. "(QS. 63:4)53
Kedua ayat ini mengisyaratkan pandangan totalitas tentang manusia, sehingga
kesempurnaan fisik saja tidak cukup baginya sebelum diikuti oleh kesalehan hati
dan ilmu yang luas. Unsur fisik perlu mendapatkan perhatian yang besar karena
merupakan alat untuk menjalankan tugas k.;manusiaan.
2) Unsur Akal
Di antara kemampuan akal yang dituntut untuk dikembangkan adalah dapat
memahami' perintah agama, mengatur kehidupan dunia, menimbulkan peradaban,
membedakan yang baik dan yang buruk, dan memahami timggung jawab terhadap
amanat Allah. Ada lebih dari 300 ayat al-Qur'an yang mengajak kita untuk
51 Syahidin, op. cit., h. 14
52 Depag RI., Op. cit., h. 60
53 Depag RI, op. cit., h. 936
30
menggunakan aka! dan mendorongnya kepada usaha memahami ma'na yang hak,
baik dan proporsional. 54
Akal sebagaimana kita ketahui adalah merupakan identitas manusia yang
membedakannya dengan makhluk lain. Ia sangat berperan sekali dalam gerak dan
langkah manusia sebagai pengontrol. Disinilah Alla!-. memberikan potensi kepada
manusia berupa akal, yang membutuhkan perkembangan dan pertumbuhannya.
Energi inilah yang tercipta melalui usaha pendidikan, maka sudah selayaknyalah
akal dididik guna menemukan potensinya yang sangat besar itu. Dan 11-Qur'an
mengecam bagi siapa saja yang tidak memperhatikan dan peduli terhadap potensi
aka! bahkan menganggapnya seperti binatang yang lebih bodoh dari binatang
bodoh lainnya.55
3) Unsur Qolb
Disamping sebagai alat yang penting untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,
qolb juga merupakan tcmpat takwa yang sebenarnya, sesuai dengan sabda Nabi
Saw:
(~ o\JJ) .o)..l...p JI),;:,\)\.;_,,\_,,,<.>~\
'Takwa itu di sini, sambil ia menunjukkan ke arah dadanya."
Kata Qolb terambil dari kata yang bermakna membalik karena sermg ia
berbolak balik, sekali senang sekali susab, sekali setuju dan sekali menolak. Qolb
54 Ali Al-Ju1nbulati Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Dh·asatun Muqaaranatun fi/-Tarbiyati/ !s!amiyah, alih bahasa Prof., Dr., H.M. Arifin M.Ed., (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), eel. Ke-1, h. 52
55 Lihat QS. Al Anfal: 22
31
berpotensi untuk tidak konsisten. Al-Qur'an pun menggarnbarkan demikian, aca
yang baik, ada pula sebaliknya. 56
Banyak kata "qolb" disebutkan dalam al-Qur'an, ha! ini cukup menjadi alasan
betapa pentingnya peran qolb itu. Diantara ayat yang menyebutkan kata "qolb"
adalah sebagai berikut:
QS. Al Hajj ayat 46, QS. Al An'aam ayat 25
"Sesungguhnya bukanlah mata itu yang but a, tetapi yang but a, ialah ha ti yang di dalam dada ''. (QS. 22:46)57
"Dan dicmtara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan)mu, padahal kami telah meletakkan tutupan di atas hati mere/ca (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (kami letakkan) sumbatcm di telinganya .. " (QS. 6: 25)58
4) Unsur Ruh
Ruh merupakan unsur penting yang ada pada diri manusia. 59Penjelasan
adanya unsur ruh ini antara lain terdapat dalam firman Allah berikut:
56 M Quraih Shihab, Wal-vasan A/-Quran: Tafi:ir Maudhu '/ atas Pe!bagai Persoalan U111al,
(Bandung: M izan, 200 I), Cet. Ke- I 2, h. 288
57 Depag RI, op. cit., h. 5 I 9
58 Ibid., h. I90
59 Lihat QS. As Sajdah: 7-9
32
"Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannuya, dan telah kutiupakn kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendak/ah kamu kepadanya bersujud"(QS. 15: 29)60
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia mempunyai ruh. Apakah ruh itu?
Kita tidak tahu secara persis, yang kita ketahui ruh adalah bagian dari kita. Allah
telah menyatakan bahwa manusia tidak akan mampu mengetahui hakekat ruh. 61
Dari keempat unsur yang ada pada diri manusia tersebut, masing-masing
memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Akan tetapi, semua itu merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi manusia. Keutuhan dari
semua unsur, baik dari segi ma~erinya maupun segi fungsinya, merupakan
identitas kemanusiaan.
c. Pendidik
Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah untuk menyampaikan misi kerasulan,
dan diantara tugas kerasulannya adalah menyempurnakan akhlak. Dalam
melaksanakan tugasnya tersebut, Rasulullah mampu mengembangkan semua aspek
kepribadian para sahabat. Dalam kontek pendidikan, beliau bi;rtindak sebagai
pendidik ulung yang mampu menghasilkan suatu generasi pilihan sepanjang sejarah
peradaban manusia. Para sahabat merupakan prototipe hasil pendidikan Rasulullah.
Menurut Hasan Langgulung, Muhammad Saw merupakan sosok pendidik
agung yang menjadi rujukan bagi pendidikan Islam. Sebagai indikator dari
kcberhasilan beliau sebagai pendidik agung tersebut adalah keberhasilan beliau
60 Depag RI, op. cit., h. 393
61 Lihat QS. Al lsraa: 85
mendidik, membimbing serta menggembleng para sahabat beliau hingga menjadi
manusia yang telah teruji kemuliaan akhlaknya.62
Keberhasilan Rasulullah dalam mendidik para sahab1t karena beliau memiliki
wawasan yang luas dan sikap serta perilaku yang terpuji. Sikap dan perilaku yang
dimiliki Rasulullah, antara lain63:
1) Sikap lkhlas (QS. Al Mudatstsir: 6).
2) Sikap Adil (QS. Al Syuuraa: 15).
3) Sikap Sabar (QS. Al lnsaan: 24).
4) Sikap Tawakal
5) Sikap Qona'ah
cl. Materi Pendidikan
Ada empat hal pokok yang perlu dijadikan materi pendidikan clalam usaha
membina semua unsur kemanusiaan pada setiap aspek kehidupannya, yaitu 1man,
i I mu, amal, clan akhlak. 64
Iman merupakan sumber akhlak yang mulia. Akhlak menuntun manusia
kepada kebenaran yang merupakan hakikat ilmu, clan ilmu menuntun manusia
beramal saleh.
62 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Jslarn, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988), cet.
63 Syahidin, op. cit., h. 18-21
64 Ibid
34
Masing-masing unsur diatas mernpakan suatu kesatuan yang utuh karena
semuanya saling terkait bagaikan sebatang pohon yang berbuah dengan lebatnya.
Iman bagaikan akarnya, ilmu bagaikan batangnya, amal dan akhlak bak buahnya.
Keempat unsur di atas, dapat ditelusuri sebagai berikut:
I) Iman dalam Al-Qur' an
Iman yang dimaksud adalah pengakuan akan kebenaran yang iisertai
kemantapan pikiran dan perasaan. Iman tersebut berisi iman kepada Allah, iman
kepada hal-hal gaib, iman kepada Rasul Allah, iman kepada hari akhir, clan iman
kepada kitab Allah. Mnsing-masing unsur clari materi keimanan itu saling
berkaitan cral, yang bermuara kepada iman kepacla aclanya Allah dan keesaannya
clalam segala ha!.
2) Ilmu clalam Al-Qur'an
Al-Qur'an mengisyaratkan bahwa yang menjadikan manusia (Adam) lebih
mulia claripada malaikat adalah karena ilmu yang diberikan Allah kepacla
Adam. 65Dan bahwa hanya orang yang berilmu yang dapat lebih tinggi taqwanya
kepada Allah66, karena mereka mengetahui dan memaharni tanda-tanda kebesaran
clan keagu~gan Allah, baik yang tertulis dalam al-Qur'an maupun yang terlihat
dalam alam semesta. Mereka merenungkan, memikirkan dan dapat memahami
65 Lihat QS. Al Baqarnh: 31
66 Lihat QS. Faatir:28
35
perumpamaan-perumpamaan dalam al-Qur'an dan menarik kesimpulan yang
benar dan berfaedah dari pad2.nya.67
Ilmu-ilrnu yang diisyaratkan dalarn al-Qur'an untuk dipelajari selain ilrnu-
ilrnu keagamaan adalah:
a. llmu Kedokteran (QS. 23: 12-18)
b. IlnmKejiwaan(QS.17: 11,QS. 70: 19)
c. Ilrnu Fisika (QS. 57: 25)
d. Ilmu Geografi ( QS. 99: 1-2)
e. Ilmu Falak (QS. 36: 37-40), dan lain-lain. 68
3) Akhlak dalam Al-Qur'an
Salah satu misi penting yang diemban Rasulullah Ice dunia ini adalah
menyempurr,akan akhlak rnanusia, sebagaimana sabdanya: "Sesungguhnya aku
diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia."
Akhlak termasuk diantara makna yang terpenting dalam hidup ini. Apabila
beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya pertama yang berkatian dengan
hubungan antara hamba dengan Tuhan-Nya, maka akhlak pertama kali berkaitan
dengan ht;bungan muamalah manusia dengan manusia yang lainnya, baik secara
individu maupun kolektif. Tetapi pcrlu diingat bahwa akhlak tidak terbatas pada
hubungan antara manusia d.,ngan manusia lainnya. Tetapi melebihi itu, juga
67 Lihat QS. Al Ankabut: 43
68 Syahidin, op. cit., h. 22
36
mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan
kehidupan ini.69 Malah n:elampaui itu yaitu mengatur hubungan antara hamba
dengan Tuhannya. 70
4) Amal Saleh dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an sangat mendorong manusia untuk beramal saleh. Banyak ayat-ayat
al-Qur'an yang menyatakan pentingnya amal shaleh dalam kehidupan manusia71•
Amal saleh merupakan manifestasi dari pengakuan seorang mukmin akan
kebenaran iman, ilmu, dan akhlak. Ketiga aspek tersebut hanya akan berarti bila
dibarengi dengan amalan yang nyata sebagai bukti pengakuannya.
Tidak semua perbuatan baik manusia dapat disebut amal saleh. Perbuatan baik
dapat dilakukan oleh siapa saja dengan rnotivasi yang bermacam-macam, yang
penting dalam pandangan manusia perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan
yang menguntu.1gkan orang lain, sedang amal saleh tidak demikian. Amal saleh
dapat didefinisikan sebagai perbuatan baik yang dilakukan oleh orang beriman
dengan penuh keikhlasan, semata-mata ingin ridho Allah. Jadi, setiap amal saleh
dapat disebut sebagai perbua~an baik, sedangkan tidak setiap perbuatan baik dapat
disebut amal saleh.
69 Oman Muhammad Al Tumy Al Syaibani, Falso/ah Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 312
70 Lihat QS. Luqman: 18-19 dan 147
71 Lihat QS. Al Kahfi: 110, QS. At Taubah: 105 dan QS. Ali lnlfan: 195
37
Dari keempat materi didik dalam al-Qur'an diatas, tampak bahwa Pendidikan
Qurani tidak hanya berhenti pada kegiatan menghapal dan mengkaji, tetapi harus
sampai pada tingkat pengamalan al-Qur'an dalam kehidupan yang merupakan
perpaduan keempat materi didik di atas.
e. Metodc
Mctode mcrupcikan salah satu komponen pendidikan yang cukup penting
untuk diperhatikan. Pcnyampaian materi dalam a1ii penamaan nilai-nilai pendidikan
sering gaga] karena cara yang digunakannya kurang tepat.
Penguasaan guru terhadap materi pendidikan belum cukup untuk dijadikan
titik tolak keberhasilan suatu proses belajar mengajar, karena proses bertujuan untuk
mencerdaskan sang murid terhadap materi pelajaran, maka guru dituntut untuk
meniPgkatkan kemampuannya.
Bertolak dari pemahaman tentang konsep pendidikan dalam pe1spektif al-
Qur'an, maka metode pendidikan Qurani merupakan suatu bagian penting dalam
melaksanakan upaya pendidikan. Al-Qur'an telah menawarkan sejumlah cara dalam
menyampaikap nilai-nilai pendidihn, baik dalam aspek pengembangan aka!,
perasaan, keterampilan, maupun aspek-aspek kemanusiaan lainnya.
Dalam al-Qur'an dapat ditemukan berbagai metode pendidikan yang sangat !'
menyentuh pnasaan, mendidik jiwa dan mea1bangkitkan semangat. Metode tersebut
mampu menggugah puluhan ribu kaum mukminin untuk membuka hati umat manusia
agar dapat menerima petunjuk Ilahi.
,_.,»"''
BAB III
PENGHARAMAN ICT-IAMR DALAM AL-QUR' AN
A. Pengertian Khamr
Kata khamr ( .f" ) menurut bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata
khamara -- yakhmuru - khamran, yang artinya menutupi. 1
Sedangkan menurut ulama, ada perbedaan pendapat mengenai makna dan
hakekat kharnr, yaitu:
Menurut kelornpok ulama bermadzhab Hanafi, khamr adalah minuman
memabukkan yang terbuat dari anggur. Adapun minuman lain seperti yang terbuat
dari kurma atau gandum dan lain-lain yang berpotensi memabukkan, maka ia tidak
dinarnai khamar, tetapi nabiiz.
Mereka berpendapat, bahwa yang haram baik sedikit atau banyak adalah yang
terbuat dari anggur, yakni khamr. ·Sedang nabiiz tidak haram kalau sedikit. Ia baru
haram l~alau ban yak. 2
Hal senada juga diungkapkan oleh ulama Kuffah, apa yang disebut nab .. iz
bukanlah khari1r. Dan apa yang disebut khamr hanyalah yang dibuat dari perasan
anggur.3
1 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1972), h. 121
2 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur'an, (Jakarta: l,cntera Hati, 2000), V. 1, h. 436-437
3 M. Ali Ash Shabuni, Tafsir Ayat-a:;at Hukum dalam Al Qur'an, terj. Saleh Mahfoed, (13andung: Al Maarif, 1994), Cet. ke-1, h. 491
39
Sedangkan menurut mayoritas ulama segala sesuatu yang memabukkan,
apapu'.l bahan mentahnya. Minuman yang berpotensi memabukkan bila dir.1inum
dengan kadar normal oleh seorang normal, maka minuman itu adalah khamr sehingga
haram hukum meminumnya, baik diminum banyak maupun sedikit serta baik ketika
ia diminum memabukkan secara faktual atau tidak.4
Ini berdasar pada sabda Rasul SAW: "Setiap yang memabukkan adalah
khamr, dan seliap khamr adalah haram. "(HR. Muslim dari lbn Umar) dan "Segala
yang memabukkan bi/a diminum dalam kadar yang banyak, J'taka kadarnya yang
sedikitpun hm«1m. "(HR. lbn Majah melalui Jabir ibn Abdillah). 5
Hal senada juga diungkapkan oleh Didin Hafidhuddin dalam tafsirnya, bahwa
khamr adalah setiap minuman yang memabukkan, apa saja namanya. Ukuran
memabukkan di sini adalah ketika pertama diminum memabukkan. Sebab kalau
ukuran memabukkannya berdasarkan banyaknya, ini relatif, karena bisa jadi ada
orang yang meminum kha111r sa111pai iima botol tidak mabuk karena sudah biasa. Jadi
bukan banyaknya yangjadi ukuran.6
Dari kesimpulan pendapat di atas penulis simpulkan bah.wa ada dua perbedaan
pcndapat mcn'genai hakekat khamr. Pertama, apa yang disebut khamr itu hanya yang
tcrbuat dari anggur saja. Kedua, khamr ialah segala sesuatu yang memabukkan
apapun bahan mentahnya, terbuat dari anggur, gandum, kurma dan lain-lain.
4 M. Quraish Shihab, Loe.cit.
5 !bid., V. 3, 2001, h. 177.
6 Did in 1-lafidhuddin, Tafsir Al Hijri, (Jakarta: Logos Wacana llmu, 2000), Cet. ke-1, h. 19.5.
40
Dari perbedaan pendapat di atas penulis cenderung pada pendapat kedua,
bahwa apa yang dinamakan dengan khamr tidak hany'1 yang terbuat dari anggur saja.
Apapun bahan mentahnya dan apapun namanya, jika ia berp·)(ensi mernabukkan,
rnaka haram hukumnya baik sedikit maupun banyak.
B. Penghanur,an Khamr dalam Al-Qur'an
Akal adalah suatu kenikmatan paling besar yang diberikan Allah SWT kepada
rnanusia, yang rnembuatnya lebih mulia daripada hewan. Dengan aka! sehat, manusia
dapat membedakan antara yang baik dan buruk. 0 leh karena itu agama Islam
mernerintahkan supaya semua orang memeliharnnya.
Salah satu cara memeEhara aka! adalah menjauhi khamr. Sebagaimana khamr
rnenurut bahasa menutupi, orang yang suka minum khamr tertutup aka! sehatnya,
tertutup kesadarannya, dan menghancurkan akalnya.7 Oleh karena itu Allah SWT
1i1engharamkan khamr, yang disebut ummul khabaaits, yaitu induk dari segala yang
keji. Karena itu khamr adalah ;;ebab dari segala yang buruk.
An-Nasai meriwayatkan dari Utsman bin Affan ra. bahwa ia berkata:
'".fauhilah khamr, karena ia ada/ah induk dari segala yang keji". 8
Perhatian al Qur'an mengenai sesuatu yang memabukan (khamr) sudah
dirnulai sejak di Mekkah. Kemudian dilanjutkan di Madinah sampai khamr benar
benar dihararnkan secara total. Untuk lebih jelasnya bagairnana al-Qur'an
7 Ibid., h. 193.
'M. Ali Ash Shabuni, op.cit., h. 486.
41
mengharamkan khamr secara bertahap adalah sebagaimana yang akan penulis
jelaskan di bawah ini.
Pcriodc Mekkah
Allah SWT menurunkan ayat mengenai masalah khamr dalam empat ayat.
Satu di antaranya turun di Mekkah, yaitu firman-Nya:
\ ;.i i:':J ::iJ) rs' J) I'.' . :;_ ~jJJ I~ ~ 0 )Ll " ,,. - ""
yG:.~l~J J:>jl ...:.;\~ <./') , , ,
, ' ("\V :\"\/~I) L.l~
"Dan dari buah kurma dan anggur, kamu /mat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. "(QS. 16: 67)9
Ayat di atas menegaskan bahwa kurma dan anggur dapat dijadikan dua ha!
yang berbeda, yaitu minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Me1)1ang
demikianlah realitas pada saat itu, dari kurma dan anggur orang .. orang Arab membuat
minuman yang memabukkan (sakaran) disamping menjadikannya sesuatu yang tidak
memabukkan, seperti sale kurma dan anggur, sari buah, dan lain-lain.
Kata sakaran ( 1.f---i ) terambil dari kata sakira-yaskaru ( ~ - .f---i ) yakni
menutup. Kata sakaran pada ayat di atas dipahami dalam arti memabukkan atau
sej enis minurrfan yang memabukkan. 10
Pada kali ini Allah SWT belum menetapkan keharaman khamr, tetapi telah
mengisyaratkan bahwa sakaran (khan1r) adalah sesuatu yang tidak baik. Menurut M.
9 Depag RI, h. 412.
"M. Quraish Shihab, op.cit., V. 7, 2002, h. 277-278.
42
Quraish Shihab Allah SWT mengisyaratkannya melalui pemisahan dengan kata ( J )
wa!dan antara sakaran dengan ( \.:_;,.. U j) ) rizqan hasanahlrezeki yang baik. Kata
dan berfungsi menggabung dua hal yang berbeda. Ini berarti antara sakaran dan
rezeki yang baik terdapat perbedaan, dan kalau salah satunya telah dinyatakan baik
maka yang dipisahkan oleh kata dan adalah sesuatuyang tidak baik. 11
Menurut Muhammad Mutawally Sya'rawi, pada saat Allah SWT
menyebutkan 1.f-.. I memabukkan, ayat berlanjut terns tanpa memberikan tambahan
di belakang kata ini. Namun ketika disebutkan kata \; jJ /rezeki, Allah SWT telah
menyifatinya dengan \.:_;,.. /baik. Hal ini mengandung makna bahwa sejak awal Allah
SWT telah menyikapi khamr ini dengan pernyataan bahwa orang yang
mempergunakan khamr dari buah-buahan, mereka telah menyelewengkan
kedudukannya dari \.:_;,.. 1.9 j) lrezeki yang baik. 12
Menurut Hamka dalam tafsirnya, bahwa korma dan anggur bisa menimbulkan
minuman keras yang membuat mabuk, merusak aka!, tetapi bisa juga menjadi rezeki
yang baik. Cuma bergantung kepada kepandaian mamisia dan niatnya. Sebagaimana
"tenaga atom;' di zaman sekarang ini, bisa menjadi alat pemusnah dan bisa pula
menjadi alat untuk memajukan kehidupan dan kemakmuran manusia. Tepat sekali
ujung ayat "Sesungguhnya pada yang demikian, suatu tanda bagi kaum yang mau
II Ibid.
" M Mutawalli Sya'rawi, Al- Qur'an; Terjemah Ta/sir Sya'rawi, terj. Tim te1je111ah Safir Al Azhar, (Jakarta: Dula Azhar, 2004), Cet. ke-1,jilid l, h. 693
43
menggunakan akal". 13Bahwa sesungguhnya kedua ha! itu menjadi tanda bagi orang
yang mau berpikir, yang mau menggunakan aka! sehatnya dalam menentukan pilihan,
untuk memilih sesuatu yang baik dan meninggalkan sesuatu yang merusak. 14
Isyarat al-Qur'an mengenai khamr (sakaran) di atas merupakan sentuhan dari
jauh bagi hati orang muslim yang baru lahir (baru muslim). Sedangkan adat kebiasaan
dan tradisi minum khamr lebih mendalam bagi mereka dari pada sentuhan sepintas
dari jauh itu. Sehingga, setelah turun ayat di atas diantara mereka masih banyak yang
tetap melakukan kebiasaan tersebut. M Quraish Shihab mengatakan: "Ayat di atas
adalah isyarat pertama lagi sepintas tentang keburukan minuman memabukkan
(khamr), yang kemudian mengnndang sebagian umat Islam ketika itu menjauhi
khamr, walaupun oleh ayat di atas belum secara tegas diharamkan". 15
Periode Madinah
Sedangkan di Madinah, mengenai khamr dimulai dengan ayat berikut:
o o,.. o ,, ,.. o oJ o o }.--
• ·' 0. '·<r \~ ~':1· l1l, ·c' , < ''1 i·. • I• o. \( 0 :. i1 . - 2J5 .it..; ~ 0" r. ~ ,J <.f' C: J fr.' !"', ....._ er ~ J r-"-' if Y -,.. ,, ,.. ,.. ,.. ,.. ,.. ,, ,.. ,.. ... ,.,,.. ,.. ,..
('I' \ °' : 'I 0 _;)I) ...
"Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan Judi, katakanlah: 'Pada keduanya ilu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bafi manusia, tetapi dosa kedu'anya lebih besar daripada manfatnya. "(QS. 2." 219) 1
13 Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Fustaka Panji Mas, 1983), Cet. ke-2, juzu 13-14, h. 263.
14 Didin Hafidhuddin, Op. cit., h. 193
i; M. Quraish Shihab, op.cit., h. 278.
16 Depag JU, op.cit., h. 53.
44
Kebiasaan mmum khamr (mabuk) tidak hanya dilakukan oleh penduduk
Mekkah, penduduk Madinah juga sangat suka minum khamr disamping ri1ain judi.
Ayat di atas turun berkenaan dengan pertanyaan mereka terhadap khamr dan ju di.
Pada waktu pertama kali memasuki kota Madinah didapati penduduk kota itu
suka minum khamr dan makan hasil judi. Kemudian mereka menanyakan kepada
Rasulullah tentang kesukaan dan mata pencaharian mereka tersebut. Sehubungan
dengan itu Allah SWT menurunkan ayat di atas dengan menjelaskan bahwa khamr
mengandung dosa besar dan beberapa manfaat bag1 manusia, tetapi dosanya lebih
besar dari pada manfaatnya.
Khamr mengandung dosa besar karena banyak madharatnya, y1itu dapat
merusak aka!, fisik, dan harta. Khamr dapat menghilangkan fongsi aka!, yaitu orang
yang mabuk tertutup akalnya, sehingga ia tidak dapat membedakan antara yang baik
dan yang buruk. Khamr juga merusak kesehatan, yang menimbulkan berbagai
penyakit, seperti rusaknya maidah, menimbulkan kelemahan pada keturunan, dan
'Iain-lain. 17Selain itu khamr juga dapat menghabiskan harta, karena khamr
menimbulkan ketagihan. Seseorang yang ketagihan minum khamr akan membeli
khamr dengan harga berapapun asalkan ketagihannya terpenuhi.
Pada ayat di atas dijelaskan pula bahwa khamr ada manfaatnya bagi manus·a.
Menurut Al Tabari dalam tafsirnya, Manfaat yang dimaksud dalam ayat ini adalah
manfaat keuntungan sebelum diharamkannya dan mendatangkan kenikmatan bagi
17 TM Hasbi Ash Shiddiqi, Taf,ir Ai-Qur 'an Majid, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, l 995), Cet. ke-2, Vol. l, h. 364
45
peminumnya. 18 Sebagaimana menurut Al-Qurthu1'i bahwa manfaat pada khamr ialah
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan khamr itu sendiri. Para pedagangnya
mendatangkan khamr dari Syam dengan harga rendah dan menjualnya di Hijaz
dengan keunt.mgan besar. Para pedagang khamr itu tidak pernah mengalami tawar
menawar terhadap harga yang mereka minta, peminumnya membayar harganya
19 dcngan mahal.
Manfaat yang bersifat individual, yaitu kenikmatan yang dirasakan oleh
peminum khamr, sebetulnya bukanlah menunjukkan makna sebuah "manfaat". Tetapi
mungkin dirasakan oleh pelakunya memang seperti itu. Perasaan orang yang mabuk
seperti seolah-olah terbang (fly), atau barang kali juga ada ~'ang dalam keadaan
mabuk ia merasa gagah dan jagoan, seolah-olah tak punya musalah, dan sebagaimana
diungkapkan oleh Hasan dalam syairnya berikut ini:
"',..,, ·' ,, J. J. ...
LO.Lil lg:g:~ i;, 1'.J:,( IS'' G. CS'''.'.;\',:",'' ~ " ) .J r- '"fr. .r"')
"Dan kami meminumnya, maka ia menjadikan kami laksana raja-raja, dan singasinga yang tak dapat dicegah menyongsong musuh. ·20
Manfaat-manfaat di atas tidak sebanding dengan bahaya dan kerusakan yang
ditimbulkan oleh khamr, karenanya al-Qur'an menegaskan bahwa dosanya lebih '
bcsar dari pada manfaatnya.
18 Ja'far Muhammad lbnu Jarir Al-Tabari, Jami'u al-Bayon 'an la 'wil ayi al-Qur 'an, (Beirut: IJarul fikr, 1988), h. 359
19 M. Ali Ash Shabuni, op.cit,, h. 485.
20 Ja'for M lbnu Jarir Al-Tabari, Op. cit,, h. 485-486
46
Pada ayat di atas khamr belum diharamkan secara langsung. Menurut M.
Quraish Shihab isyarat kuat tentang keharamannya sudah lebih jelas, walaupun belum
j uga tegas. Jawaban yang menyatakan dosanya lebih besar dari manfaatnya
menunjukkan bahwa ia seharusnya dihindari, karena sesuatu yang keburuka1mya
lebih banyak dari pada kebaikannya adalah sesuatu yang tercela, ')ahkan haram.21
Sayyid Quthb mengatakan bahwa, sesuatu atau perbuatan adakalanya bukan
kejahatan murni. Kebaikan itu adakalanya bercampur dengan kejelekan dan kejelekan
bercampur dengan kebaikan di muka bumi ini. Akan tetapi, yang menjadi acuan
penghalalan dan pengharaman itu adalah dominannya kebaikan atau kejelekan.
Apabila dosa dalarn kharnr lebih besar daripada manfaatnya, hal itu menjadi ilia/
"alasan" penghararnan dan pelarangannya meskipun pengharaman dan pelarangannya
tidak disebutkan secara eksplisit.220rang yang mau berfikir dan ingin selamat dalam
kehidupannya pasti tidak akan melakukan perbuatan itu, Untuk apa kita melakukan
sesuatu yang mungkin ada sedikit manfaatnya, tetapi dibalik itu kecelakaan dan
kerusakan yang jauh lebih besar akan ditimbulkannya.
Oleh karena itu, dengan turunnya ayat ini sebagian kaum muslimin
rneninggalkan 1drnmr, karena adanya keterangan yang menyatakan bahwa pada khamr
terdapat dosa besar. Tetapi sebagian yang lain masih tetap rneminumnya, karena
21 M. Quraish Shihab, op.cit., V. I, h. 437.
22 Sayyid Quthb, Ta/sir fl Zhilali/ Qur'an: Di Bawah Naungan Al Qur'an, terj. As'ad Yasin, dkk., (Jakarta: Gema lnsani Press, 2000), Jilid II, h. 108.
47
berpegangan pada faktor ada beberapa manfaat bagi manusia.23Keadaan seperti ini
berlangsung hingga turun ayat berikutnya. Jbnu Munzir meriwayatkan dari Sa'id bin
Jubair, ketika turun salah satu ayat dalam QS. Al Baqarah ayat 219, snatu kaum
masih meminumnya, disebabkan adanya firman Allah, " .. dan beberapa manfaat bagi
manusia .. ". Sedangkan kaum yang lain meninggalkannya, disebabkan firman-Nya,
" .. Dosanya lebih besar..". Diantara mereka adalah Usman bin Maz'un. Keadaan ini
berlangsung hingga turun salah satu ayat dalam QS. An Nisaa.24
Setelah diisyaratkan bahwa khamr sebaiknya ditinggalkan karena banyak
dosanya, barn kemudian hukum syariat tentang khamr dimulai. Tepatnya ketika
terjadi peristiwa pada sahabat yang sedang melaksanakan shalat mengalami kesalahan
dalam bacaan shalatnya karena mabuk.
Allah SWT berfirman:
,, } ) ,, ,, ,, ,, ,, ,, _. '" _, :P )"
( H' : t/ ,L.JI) ... 0) _,.if C 1_,.'.J.:J c?- 0~\5'...'... ~lj ;)(a.l1 1J.:,;J '1 1_?\ J0ll ~IL; "Hai orang-orang yang ber!man, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan. "(QS. 4: 43/5
Ayat di alas menegaskan bahwa Allah melarang orang-orang beriman
melaksanakan shalat dalam keadaan mabuk, yakni hilang atau berkurang kesadaran
akibat khamr dan semacamnya, sebagaimana te1jadi pada sementara rekan-rekan
yang mabuk sehingga membaca ayat-ayat al-Qur'an dalam shalat mereka keliru tanpa
23 M. Ali Ash Shabuni, op.cit., V. I, h. 482
"Musthofa al Maraghi., Terjemah Tafsir Al Maraghi, jilid 7, h. 34
25 Depag RI, h. 125.
48
sadar. Tetapi hendaklah melaksanakan shalat dengan khusyuk dan penuh kesadaran
sehingga kamu mengetahui apa yang kamu ucapkan.26
Diriwayatkan mengenai sebab nuzul ayat di atas addah bahwa 'Abd al
Rahman bin 'Auf mengundang makan Ali bin Abi Thalib dan kawan-kawannya.
Dalam kenduri tersebut, konon dihidangkan pula khamr, sehingga sebagian dari
mereka ada yang mabuk. Ketika tiba waktu shalat, orang-orang menyuruh Ali
menjadi imam, clan pacla waktu itu konon beliau membaca surat Al Kaafiruun secara
keliru, yakni membaca: "qui yaa ayyuha al-kaafiruun, a 'budu maa ta 'buduun ··.
Dalam riwayat lbn Jarir dan lbn al-Mundir clari Ali, bahwasanya yang
menjacli imam shalat ketika itu adalah 'Abel Rahman bin 'Auf (bukan Ali), clan
shalatnya ketika itu aclalah shalat maghrib.27
Pada kali ini Allah melatih kaum muslimin untuk menghentikan kebiasaan
1)1inum kharnr (mabuk) dengan melarangnya pada waktu-waktu tertentu, yaitu
menjelang waktu shalat. Shalat wajib clalam sehari ada lima waktu clan kebanyakan
waktunya berclekatan, hal ini mempersempit kesempatan untuk melakukan kebiasaan
minum khamr (mabuk). Sekaligus menghentikan kebiasaan mabuk yang berhubungan
dengan waktu'-waktu yang biasa mereka melakukannya, karena biasanya peniabuk
rnerasa butuh kepada sesuatu yang memabukkan pacla waktu-waktu yang biasa
melakukannya. Apabila waktu itu telah lewat secara berulang-ulang, maka hal itu
26 M. Quraish Shihab, op.cit., V. II, h. 429.
27 M. Amin Suma, Ta/sir Ahkam I, (Jakai1a: Logos, 1997), Cet. !, h. 25-26
49
sedikit demi sedikit akan menghilangkan kecanduan mereka terhadap khamr. Dan
orang yang beriman tentu akan lebih mementingkan shalat daripada mabuk, karena
shalat adalah tiang agama. Karenanya sebagian kaum meninggalkannya.
Namun ada juga yang masih tetap melanjutkan kebiasaan itu. Mereka minum
jauh sebelum waktu shalat, supaya tidak mengganggu shalat. Mereka tidak lagi
111eminumnya di siang hari tetapi meminumnya setelah shalat isya, karena jarak
waktu antara shalat isya dan shalat subuh cukup panjang, sehingga kalaupun waktu
itu mereka mabuk, keesokan harinya menjelang shalat subuh mereka telah sadar
'8 kembali.-'
Ayat demi ayat telah Allah SWT turunkan yang berkaitan dengan khamr dan
meminum khamr. Masyarakat sudah mulai menyadari bahaya-bahaya khamr, m'.mun
kebiasaan orang-orang Arab untuk meminum khamr masih berlanjut walaupun sudah
semakin berkurang. Masih ada kasus-kasus yang muncul berkenaan dengan efek
khamr, seperti keonaran dan kekacauan yang membawa perkelahian.
Allah SWT membiarkan mereka dalam keadaan seperti itu untuk beberapa
masa hingga agama menjadi kuat. Dan semakin hari semakin banyak kasus y2.ng
muncul berke;rnan dengan efek khamr, lalu mereka mulai menuntut untuk mendai:at
ketegasan hukum khamr. Umar ra. berkata: "Ya Allah jelaskan kepada kami dengan
sejelas-jelasnya tentang khan1r". Maka Allah SWT menurunkan ayat berikut:
"M. Quraish Shihab, op .cit., h. 430.
50
,.. ,.. _,.. ,,g rO O O _., :;;. J"
0Uo'.'"\\ f<' ~ ~! (:Jj'J1) yl.'..a;'J1) ~1) ~I C~ 1):T ~~I ~14 0 ,, " ,, " ,, " ,, ) ,, ,, ,, ,, " J :;;. ,.. ,.. ?\ ~ ,1~1) o)(w\ ~ ~; 0\ 0~1 '.l;f- c~ .0~ rm ~~Li
,.. ,, 0 ,.. ,.. ,.. ' " ). ,.. 0
(°'\-a.. :o/o.JJl11) 0_,;;;.: ;JJI J~ ~)Ldl y-i=-) ~1 f~::;. ;,s-~) ?') "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya syelan ilu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran meminum) khamr dan be1judi itu, dan menghalangi kamu dari mengiiigat Allah dan sembahyang. Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). "(QS. 5: 90-91/9
Dalam suatu riwayat dikemukakan !:>ahwa ayat di atas turun berkenaan dengan
peristiwa yang menimpa dua suku (kabilah) kaum Anshar yang hidup damai cak
pernah saling dendam dan dengki. Namun demikian, apabila mereka sedang dalam
keadaan mabuk karena khamr, mereka saling mengganggu, memukul sehingga
meninggalkan bekas di muka mereka, sehingga pudarlah rasa kekeluargaan mereka.
Timbul rasa permusuhan dan saling menuduh bahwa suku yang lainnyalah yang
mengganggunya ita. Perasaan demikianlah yang menimbulkan dendam kesumat.
Mereka tidak akan berbuat seperti itu apabila mereka saling berkasih sayang. Di
dalam ayat ini dilukiskan dengan jelas keberhasilan syetan dalam mengadu domba
kaurn muslimin !ewat khamr. (HR. Nasa'i dan Baihaqi dari lbnu Abbas).30
29 Depag RI, op.cit., h. 176.
30 A. Mudjab Mahali, Op. cit., h. 57
51
Dalam riwayat lain dikernukakan bahwa suatu ketika ada seorang lelaki dari
kalangan sahabat Anshar 111enghiclangkan 111akanan clan 111inuman kepacla beberapa
sahabat Nabi SAW yang di clalamnya teclapat khamr. Kctika itu khamr bclum
diharamkan. Para sahabat clengan nikmatnya 111e111inum kha111r. sehingga cliantara
mereka saling me111perolok clan saling merasa unggul atas yang lain. karena 111ereka
clalam keaclaan mabuk. Para sahabat Anshar menyatakan clirinya lebih unggul clan
mulia claripada orang-orang Muhajirin clan clemikian sebaliknya. Dalam keadaan ini
berdirilah seorang lelaki clari kalangan Anshar mengambil ekor unta -yang sudah
dikeringkan -untuk memukul hidung Sa'ad- salah seorang sahabat Muhajirin
sehingga mengeluarkan clarah. Sehubungan clengan ilu sangal merugikan kaum
muslimin, rnaka Allah SWT menurunkan ayat di atas sebagai ketegasan tentang
larangan minum khamr sebab ha! itu merupakan perbuatan syetan yang sangat kej i.
Mulai saat itu para sahabat menghentikan kebiasaan minu111 khamr clan jucli. (I IR.
Baihaqi clari Abu Husain bin Bisyr dari Mush'ab bin Sa'acl clari Sa'acl). 31
Pacla ayat 90 di atas Allah SWT menegaskan bahwa sesungguhnya rnerninu111
kharnr aclalah kekejian clari aneka kekejian yang termasuk perbuatan syaitan. Syaitan
adalah sesat i:lan pe111bawa kepacla kesesatan. Oleh karena itu hendaklah orang-orang
Yang berirnan menjauhi perbuatan itu supaya rne111peroleh keberuntungan. Didin
Hafidhucldin mengatakan, janji Allah sudah jelas, bagi siapa yang berusaha
menjauhkan cliri (clan masyarakat) clari kha111r Allah SWT akan rnernberiknn
" Ibid., h. 59.
52
keberuntungan. Artinya, keberuntungan, kebahagiaan, keselamatan dan keberkahan
tidak mungkin bisa dicapai tanpa m.enjauhkan diri, masyarakat serta bangsa kita dari
l l .. 32
(_ 1a1nr ini.
Pada ayat 91 dapat dipahami bahwa yang menjadi sebab inti pengharaman
khamr itu adalah:
I. Menimbulkan permusuhan dan kebencian
2. Menghalangi dari mengingat Allah SWT dan sembahyang
Ayat ini menegaskan bahwa sesungguhnya syaitan itu hanya bermaksud
mendorong dan menggambarkan kesenangan serta kelezatan khamr untuk
menimbulkan permusuhan bahkan kebencian di antara karnu melalui upayanya
memperindah khamr dalam benak kamu.33
Permusuhan dan kebencian sesungguhnya merupakan sumber malapetaka.
Dari kcbcncian dan pennusuhan biasanya timbul hal-hal lain yang sifatnya merusak.
Memandang orang lain bukan lagi didasari kasih sayang, melainkan didasari rasa
kebencian, sepe1ii kasus pernbunuhan biasanya terjadi karena kebencian. Itulah yang
menyenangkan syaitan, yaitu supaya manusia saling bermusuhan dan membenci,
karena ketika' mabuk dia akan lupa diri dan tidak dapat mengendalikan diri.
Di samping itu, melalui kbamr syaitan juga menghalagi dari mengingat Allah
SWT dan secara khusus menghalangi shalat. Karena meminum khamr menjadikan
32 Didin Hafidhuddin, op.cit., h. 196.
33 M. Quraish Shihab, op.cit., V. III,, h. 179.
53
pelakunya tidak menyadari ucapan dan perbuatannya. Maka bahaya khamr bukan
hanya pada diri sendiri, tetapi juga menghancurkan hubungan dengan sesama
manusia <lan hubungan dengan Allah. Oleh karena irn diakhir ayat Allah menegaskan
"berhentilah kamu dari mengerjakan perbuatan itu".
Setelah Allah SWT melarang khamr dengan ayat di atas, kaum muslimin yang
sedang minum khamr mendengar ayat tersebut langsung menghentikan minumnya.
Mereka berhenti meminumnya secara total, tidaK ada lagi ~'ang meminum khamr.
Maka bejana-bejana arak ditumpahkan dan guci-gucinya dipecahkan di semua
tempat. Semua itu dilakukan hanya karena menclengar perintah untuk
menghentikannya. Bahkan, arak yang ada di mulut dan belum ditelan dimuntahkan
clari mulut ketika seclang mereka minum.34 Adapun riwayat-riwayat yang
menyebutkan adanya sekiaD orang yang masih meminum khamr setelah turunnya
ayat tersebut sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkaa. 35
Pacla suatu ketika Abu Ubaidah bin Jarroh, Ubayyin bin Ka'ab, Suhail bin
.Baiclha dan beberapa sahabat yang lain beracla di rurnah Abi Thalhah berpesta pora
dengan meminum khamr. Tiba-Tiba ada seorang lelaki yang datang seraya berkata:
'Adakah karr\u belum mengetahui, bahwa sesungguhnya khamr telah diharamkan?'.
Mereka berkata: 'Kami akan menunggu sampai clengan mendapat kej elasan clari
Rasulullah SAW'. Kemuclian mereka berkata: 'Wahai Anas habiskanlah minuman
34 Sayyid Quthb, Op. cit., Jilid 4, h. 266
35 Ibid., h. 180.
BAB IV
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PENETAPAl\/ HUKUM KHAMR
SECARA BERANGSUR-ANGSUR
A. Nilai Pendidikan Keimanan Kepada Allah
Ada hubungan vertikal yang meny1ngkut nilai keimanan kepada Allah
sebagai Tuhan semesta abm, dalam proses turunnya al-Qur'an dan lebih
dispesifikasikan pada proses penetapan hukum khamr. Karena tujuan diturunkannja
al-Qur'an secara integral adalah dalam rangka menanamkan nilai keimanan kepada
Allah secara optimal, dengan menunjukkan kemukjizatannya ditinjau dari berbagai
aspek. Dan dari proses turunnya ayat-ayatnya secara implisit terkandung pula nilai
pendidikan ke arah keimanan tersebut.
Iman menurut bahasa adalah diam bi I dari bahasa yaitu aamana - yu 'mi nu -
iimaanan ( Lll<;.!- Cr' j!. -- Cr'\ ) artinya adalah beriman atau percaya. 1 Adapun iman
menurut istilah ialah keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh
lidah, dan diwujudkan dengan amal perbuatan".2 Sebagaimana didefinisikan oleh
Rasulullah SAW dalam sabdanya:
:r-L J 01li1J.o1\i1 JyJ :Jij ..,_Jlb ~\ J. ~ ,y- 9,1 L_;i'- ~\ J. ~ y
(4>.-l.> c.r.I o\JJ) ,)\S"J~\ ~ J.--;;.J JLJ.l\ ~ J3;J ~\ ~ :\.!_;-"-" c)~~\
1 Ahmad Warson Munawir, Kamus Munawir-Arab Indonesia, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-buku llmiah Pondok Pesantren Al-Munawir, 1989), h. 40
2 Zakiah Daradjat, et.al., Dasar-dasar Agama Islam; Buku Teks PAI Pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. ke-10, h. 1-10
56
"Dari Ali bin al Husein dari bapaknya, Ali bin Abi Thalib ra. Berkata: Rasulullah bersabda: "Iman itu adalah mengetahui (ma'rifat) dengan hati, mengatakan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan". (HR. lhn Majah).3
Mclihat pengertian di atas, penulis mengambii kesimpulan bahwa iman itu
adalah suatu keyakinan atau kepercayaan kuat yang tertanam dalam hati seseorang
serta diungkapkan melalui ucapan kemudian dibuktikan dengirn amal perbuatan.
Iman tidak cukup diyakini oleh hati saja ataupun diungkapkan melalui lisan
saja melainkan hams ada ketiga-tiganya, yaitu diyakini dengan sanubari, diucapkan
dcngan lisan, clan dibuktikan keyakinan itu clengan amal perbuatan. Ketiganya
rnerupakan unsur yang paling saling berkaitan dan ticlak dapat dipisahkan.
Kecluclukan keimanan dalam ajaran Islam aclalah paling sentral dan paling
esensial, yakni oebagai dasar dalam mclaksanakan aktifitas. Artinya setiap aktifitas
yang clilakukan oleh manusia beriman selalu berusaha mengikuti garis-garis yang
clilcntukan Allah. Formulasi yang paling pendek dari keimanan adalah kalimat
thoyibah: laa ilaaha illallah yang berarti tidak ada Tuhan selain Allah.
Berangkat dari komitmen ini, berarti manusia beriman memutlakkan Allah
yang satu sebagai pencipta dan menisbikan yang lainnya sebagai yang dicipta . .Juga
berarti komit'men manusia kepacla Allah sebagai fokus clari rasa hormat, rasa
penghambaan dan satu-satunya sumber nilai, yang dapat dijadikan inspirasi penuntun
langkah hidupnya. Apa yang dikehendaki Allah akan menjacli nilai bagi manusia
beriman dan ia tidak akan menerima otoritas dan petunjuk kecuali otoritas dan
3 M Fuad Abdul Baqi, Sunan Al-Hafldz Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwiny !bn Majah, (Mesir, 'Isa al-Baby, tth),jilid I, h. 26
57
pctunjuk Allah. Komitmennya kepada Allah adalah bersifat utuh, total dan kokoh
serta mencakup cinta dan pengabdian, ketaatan dan kepasrahan serta berkemauan
keras untuk mereuiisasikan kehendak-kehendak-Nya.
Konsekuensi dari keimanan itu ialah segala sesuatu yang dikehendaki Allah
akan menjadi value dan merniliki otoritas penuh sebagai dzat yang wajib dipuja.
Firman Allah:
( 0 '\ : 0 \I < .. '...J\;)..i.l\) LlJ~ ~l ~~\J ~\ :-0
al~·- G) ,, ,, ,, ... ,,
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku ".4
Akan tetapi untuk sampai kepada keimanan yang optimal, sesuai dengan
nalurinya manusia memerlukan bukti-bukti yang secara rasional dapat dimengerti
atau diterima. Seorang manusia yang hendak diajak mengimani kepada yang gaib,
terlebih dahulu disodorkan bukti-bukti konkrit. Penggunaan aka! pikiran untuk
meneliti fenomena-fenomena alam semesta dan di dalam dirinya sendiri, akan dapat
membawa manusia kepada kesadaran dan kebesaran Allah. Fenomena-fenomena
tersebut banyak digambarkan dengan jelas oleh al-Qur'an, baik yang menyangkut
fenomena alam syahadah maupun alam gaib. Bahkan al-Qur'an yang memiliki
universalitas telah melampaui sejarah manusia dalam penemuan berbagai disiplin
ilmu, sehingga secara logika adahh sangat tidak mungkin apabila al-Qur'an
diciptakan oleh manusia yang memiliki keterbatasan. Allah rrenjelaskan ini di dalam
al-Qur'an:
4 Depag RI, op.cit, h. 862
58
... ,,,..,,, 0 ,,,,.,o,,,,,,,,,, }; ,,g
~ .:Si 2.J.,:r. ~ tJ)i ;j;JI Zi ~ :.;;; ~ ~i J) Jl>'JI J 8(\ ~):, ,.. ,, ,, ,,. ... ,. ,, ... ,,. ..-, ,.. -, car: t 1/-:.J_,,,a.;) :'i_ 6 -~ ~~JS'
,, "'.. ...
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufi1k dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur 'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. "(QS. Fusshilat/41: 53).5
Lebih spesifik lagi adalah tentang turunnya ayat-ayat Al-Qur'an secara
berangsur-angsur dalam menetapkan hukum khamr. Dalam menetapkan hukumnya,
al-Qur'an mendidik manusia ke arah keimanan di antaranya melalui kebijaksanaan
secara berangsur-angsur tersebut. Sebab secara logika pengharaman khamr secara
berangsur-angsur tidak perlu diterapkan apabJa kondisi masyarakat sudah memiliki
kedewasaan dalam hal keimanan, dan aspek-aspek lainnya. Dengan kebijaksanaan
tersebut, manusia diajak untuk berpikir dengan tahapan-tahapan pola pikirnya ke arah
keirnanan yang optimal.
Pendidikan keimanan yang terkandung dalam proses pengharaman khamr
secara berangsur-angsur dapat dianalisa dari beberapa indikasi berikut:
I. Proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur menunjukkan kasih sayang
Allah kepada hamba-Nya. Hal ini tergambar dari penyesuaian penurunan ayat
ayat kham~ dengan kondisi masyarakat. Sebagaimana yang dikatakan Aisyah ra.:
... ,, ,. ,, 0 0 "' ... 0 ... ... ,, ,, ,.. ... " • ,,
yG I~! j;- }Ji) WI '_?~ Q ~I ::,. o~y ~;_,. J) t: Jji J) t:.S! ,, ,,. ,,. ,, ,.. ... ,. ,.. ... ...
) ,,,, 0 ,,. >,,,..,, ,,. 0 >,.. (} ,.. ,, 0 ,, ,,
:1}\.J .;_;JI 1;;J ') r_;? Jji J) }) (ifJI) ,j~Ji ,J) \~~\ Jl ~GI "' ,,. ,, ,,
1~f ;;Ji t ::G ~
5 Ibid, h. 781
59
"Sesungguhnya pertama-tama yang turun dari Al-Qur 'an ialah surat-surat dari golongan nnifashshal (surat-surar pendek), yang di dalamnya diterangkan soa/ jannah dan neraka. Setelah manusia mempunyai kesadaran tentang Islam, baru turun ayat-ayat tentang halal dan haram. Sekiranya wahyu pertama yang rurun berbunyi: 'Janganlah kamu meminum khamr ', niscaya mereka aka•1 berkata 'tidak, kami tidak akan meninggalkan khamr sama sekali '.
Andaikan ayat larangan untuk minum khamr itu turun di Mekkah, yakni
pada fase seruan pertama dari seruan Islam, pasti dampak yang ditirnbulkannya
pada jiwa kaurn muslirnin tidaklah sama dengan darnpak ketika ayat itu
diturunkan di Madinah.
Ayat-ayat al-Qur'an turun secara berangsur-angsur dalarn rnengharamkan
khamr karena pertimbangan kondisi, yaitu mempersiapkan kondisi lahir batin
masyaralrnt yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan perhatian dan kasih rnyang
Allah kepada kaum muslimin, sehingga secara logis akan menumbuhkan
keimanan yang lebih kuat.
2. Kemaslahatan manusia. Al-Qur'an diturunkan kepada umat manusia sebagai
petunjuk jalan hidup agar manusia dapat mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan
hidup itu tidak akan terwujud kalau tidak memperhatikan komponen-komponen
antara laiq keselarasan kebutuhan-kebutuhan hidup rnanusia. Menengok kepada
sejarah prn Islam, faktor utama kekacauan adalah kan;na tidak adanya usaha
untuk mendapatkan keselarasan hubungan antara manusia yang notabene
merupakan kebutuhan hidup dan mencari kernaslahatan bersama, sepe1ti
digambarkan oleh firman Allah berikut:
60
''Nabi ilu menyuruh mereka mengerjakan yang ma 'ruf dan melarang mereka dari menge1jakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yan~ baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. "(QS. Al-A 'rajl7: 157)
Akan tetapi dalam pembinaan hukumnya, al-Qur'an memperhatikan asas-asas
yang sekiranya dapat mempermudah dan direalisasikan oleh umat. Perhatian terhadap
asas-asas ini adalah logis, sebab yang menjadi tujuan pembentukan hukum adalah
untuk kemaslahatan, maka prosesnyapuu harus memperhatikan komponen-komponen
dari kemaslalrntan tersebut.
Di dalam proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur, dipaparkan
bagaimana proses pembentukan hukum memperhatikan kemaslahatan umat, sehingga
te1jadi tahapar:-tahapan penurunan ayat disesuaikan dengan kondisi yang tentunya
memiliki nilai kemaslahatan yang berbeda apabila kondisi itu semakin berubah.
Asas-asas yang diperhatikan oleh al-Qur'an ialah7:
a. Tidak menyulitkan. Bahwa ditetapkannya hukum al-Qur'an kepada umat
adalah dengan kemudahan-kemudahan dan disesuaikan dengan kapasitas
kemampuan umat.
"Ibid, h. 246
1 Hudhari Bik, Terjemah Tarikh Tasyrik; Sejarah Pembentukan 1-/ukum Islam, Alih Bahasa oleh M Zuhri, (Indonesia: Darul lhya, I 980), h. 31
61
b. Menyedikitkan beban. Asas ini merupakan konsekuensi logis dari asas tidak
menyulitkan, karena apabila terlalu banyak beban berarti akan menyulitkan
umat.
c. Berangsur-angsur dalam pembinaan hukum. Hal ini karena melihat adat
istiadat yang sudah berjalan lama, sehingga untuk mengubahnya tidak
mungkin dengan jalan sekaligus. Sehingga dengan sistem berangsur-angsur
ini, akhirnya mcreka meninggalkan adat kebiasaan yang buruk itu.
Ketiga asas tersebut, khususnya asas berangsur-angsur dalam pembinaan
hukum direalisasikan di antaranya melalui kebijaksanaan Allah dalam mengharamkan
khamr secara berangsur-angsur, yang merupakan indikasi konkrit memudahkan
penerapan hukum untuk mencapai kemaslahatan umat.
Relevansinya dengan nilai keimanan adalah pada tujuan akhir pembentukan
hukum tersebut. Setiap manusia menghendaki suatu tatanan hukum yang dapat
mendatangkan kemaslahatan hidupnya, tetapi juga sekaligus tidak memberatkan
dalam pelaksanaannya. Naluri manusia tersebut mendapatkan jawaban dari tatanan
hukum al-Qur'an terutama dalam proses pengharaman kharnr secara berangsur
angsur yang 1'nendatangkan kemaslahatan serta dapat dijalankan dengan kemudahan
kemudahan yang ada di dalamnya. Hal ini secara logika dapat dikategorikan sebagai
pendidikan ke arah keimanan, karena dari mekanisme tersebut sesuai dengan
kebutuhan naluri manusia. Keseluruhan penjelasan ini menunjukkan kebesaran
pencipta syariat yang harus diimani, yaitu Allah SWT.
62
Masalah kedua yang merupakar. indikasi ke arah keimanan, adalah perhatian
al-Qur'an terhadap fase-fase perkembangan jiwa manusia, sehingga dalam
memberikan materinya disesuaikan dengan fase-fase tersebut.
PerkemiJangan menurut W .S. Winkel adalah "Proses berlangsungnya
perubahan-perubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam
kepribadiannya". 8 Misalnya pada anak didik, proses perkembangan ini sampai pada
puncaknya apabila mencapai kedewasaan.
Sedangkan pengertianjiwa, para ahli tidak mendefinisikan secarajelas, seperti
yang dikemukakan oleh Sarlito Wirawan Sarwono bahwa "Apa yang dimaksud
dcngan jiwa, tidak seorangpun yang tahu dengan sesungguhnya".9 Akan tetapi yang
1i1enjadi bahan penilaian dari keadaan jiwa adalah tingkah laku atau perbuatan, seperti
yang digambarkan oleh Al-Ghazali bahwa ha! ini termasuk keajaiban perhubungan
antara hati (jiwa) dan anggota, yakni nafsu dan badan. Sesungguhnya setiap sikap
yang timbul di hati itu, pengaruhnya akan melimpah kepada anggota, sehingga
anggota itu tidak akan bergerak, kecuali dengan gerak yang pasti sesuai dengan sifat
di ha ti terse but. 10
'W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996), Cet. ke-4, h. 16
9 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), Cet. ke-3, h. 3
'° Al-Ghazali, Keajaiban Hali, (Jakarta: Tintamas, l 984), alih bahasa: Nurhichmah, h. 157
63
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa oerkembangan jiwa
pada intinya adalah berlangsungnya perubahan jiwa menuju pada kematangan,
dengan mengamati tingkah laku atau perbuatan sebagai tolok ukurnya.
Proses perkembangan jiwa manusia menjadi dasar dalam menentukan
kebijaksanaan penurunan ayat-ayat Al-Qur'an, terrnasuk dalam proses pengharaman
khamr. Hal ini merupakan konsekuensi logis, apabila memandang fase-fase jiwa
manusia.
Para psikolog rnemanciang fase perkembangan jiwa manusia kaitannya dengan
suatu ide (ajaran) ke dalam tiga fase, seperti dikutip oleh Quraish Shihab:
Bahwa tahap-tahap perkembangan kejiwaan clan alam pikiran manusia dalam menilai suatu ide pada umumnya melalui tiga fase. Fase pertama, menilai .baik buruknya suatu ide dengan ukuran yang mempunyai hubungan dengan alam kebendaan (materi) atau berdasarkan pada panca indera yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan primer. Fase kedua, menilai ide tersebut atas keteladanan yang diberikan oleh seseorang, clan atau tidak terlepas dari penjelmaan dalam diri pribadi seseorang. Ia menjadi baik bila tokoh A yang melakukan atau menyatakannya baik clan jelek bila dinyatakan jelek. Fase ketiga (fase kedewasaan), adalah suatu penilaian tentang ide yang didasarkan atas nilai-nilai yang terdapat pada unsur-unsur ide itu sendiri, tanpa terpengaruh oleh faktor ekstern yang menguatkan atau melemahkannya (materi clan pribadi). 11
Pendapat di atas menggambarkan fase-fase perkembangan jiwa manusia yang
akan mewarnai persepsinya tentang sesuatu ajaran. Sejarah membuktikan bahwa pada
masa pertama pembinaan masyarakat Islam, persepsi sebagian hesar umat terhadap
ajaran-ajaran Islam lebih dikaitkan dengan figur Rasulullah. Hal ini terbukti dalam
kasus perang Uhud, sebagian kaum muslimin meninggalkan medan pertempuran
11 M. Quraish Shihab, Menibun1ikan Al-Qur'an; Fungsi ian Peranan Wahyu da/an1 Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), h. 93
64
ketika mendengar Rasulullah meninggal. Hal ini menunjukkan perkembangan jiwa
sebagian umat Islam pada masa itu baru sampai pada fase kedua.
Al-Qur'an menghendaki umat Islam dapat mencapai fase kedewasaan dalam
menilai ajaran-ajaran al-Qur'an, yakni menyadari akan pentingnya ajaran-ajaran Al-
Qur' an tan pa tendensi eksternal yang mempengaruhinya. Hal ini tergambar dalam
ayat al-Qur'an yang menanggapi kasus perang Uhud tersebut:
J ,, ,,. ,,. ,,.,, ,, } / ,,,, ) J ,, ,, ,,. .,.. ;;;
~LlJol ~ ~\ J:' )\ ;:;_,\~ J~i ~)I ;? ~ ~ ~..; J;.~ ';}~ ~ C>) ,, .\ ,;; "\ ,., ,.,,. ,, ,,
(\ t t :1/01.r-" Ji) ::r.;81 ..:Ill t?~) ~..:Ill~ ::fa*~~'.':;:;:,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke be/akang (murtad). Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak mendatangkan madharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberikan balas.:in kepada orang-orang yang bersyukur. "(QS. Ali Imran/3: 144/2
Gambaran di atas merupakan tujuan optimal yang hendak dicapai oleh al-
Qur'an ditinjau dari fase-fase perkembangan jiwa manusia, yaitu tertanamnya nilai
keimanna yang dewasa, yalmi keimanan yang semata-mata datang dari jiwa, tanpa
ada pengaruh-pengaruh dari luar.
Kebijaksanaan Allah dengan menurunkan ayat-ayat khamr secara berangsur-
angsur, karena memandang pada tingkat kesiapan jiwa manusia, merupakan langkah
pada yang logis. Memberantas tradisi minum khamr tidak mungkin dapat
dilaksanakan sekaligus tanpa ada suatu proses dan suatu ajaran akan dapat diterima
dan meresap ke dalamjiwa apabila disertai argumentasi-argumentasi logika.
12 Depag RI, op.cit, h. 99
65
Jacli pengharaman khamr yang clilakukan secara berangsur-angsur, clapat
dikategorikan sebagai proses penclidikan yang bertujuan cliterimanya materi hukum
yang terkanclung dalam ayat-ayat di al-Qur'an, tanpa ada paksaan atau faktor-faktor
eksternal lainnya. Kesaclaraan untuk menerima hukum tersebut merup11kan fase
kedewasa1n clalam meyakini suatu ide (&jaran), yaitu Al-Qur'an.
Hal ini rnenunjukkan, pendidikan keirnanan yang cliterapkan clengan
kebijaksanaan pengharaman khamr secara berangsur-angsur aclalah di samping materi
yang disarnpaikan clapat diterima oleh aka! sehat, juga harus rnemperhatikan tahapan-
tahapan perkembanganjiwa manusia.
B. Nilai Metoclologi Pengajaran
lstilah rnetodologi pengajaran tercliri clari dua kata, yaitu rnetodologi clan
pengajaran. Metodologi ialah suatu ilmu yang membicarakan suatu cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Dan pengajaran ialah proses
penyajian bahan pelajaran yang disajikan. 13
Dari pengertian di atas Ramayulis menclefinisikan bahwa metoclologi
pengajaran berarti "Suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus I
clilalui untuk mencapai tujuan mengajar". 14
Pelaks?.naan rnetodologi pengajaran dalarn pendidikan disebut "metode
mengajar". Zakiah Daradjat mendefinisikan metode mengajar sebagai "Suatu teknik
13 Ramayulis, Metodoiogi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. ke·3, h. 108
14 Ibid
66
penyampman bahan pelajaran kepada murid". Ia dimaksudkan agar murid dapat
menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh anak dengan
baik. 15 Dari definisi ini, maka keberhasilan seo1 ang pengajar dalam melaksanakan
tugasnya, tidak hanya tergantung dari penguasaan bahan yang akan diajarkan, namun
ditentukan juga oleh penguasaan cara-cara atau teknik-teknik penyampaian bahan.
Pendidik harus tahu betul dan mampu menggunakan cam atau metode yang paling
efektif dan efisien, sehingga anak didik dapat menerima dan memahami dengan
mudah bahan yang disampaikan.
Metode-metode pengajaran yang dikenal dalam dunia pendidikan modern,
sebenarnya telah dilaksanakan oleh al-Qur'an. Metode-metode yang dikenal dalam
pendidikan modern tersebut antara lain:
I. Metode ceramah, yaitu "Suatu cara mengajar yan[, digunakan untuk
menyampaikan informasi, penjelasan atau uraian tentang suatu pokok persoalan
atau masalah". 16 Al-Qur'an dalam menetapkan hukum-hukumnya, terlebih
dahulu diterangkan hakikat masalah yang sedang dibicarakan, sehingga manusia
yang menjadi obyek mengerti dengan sebenar-benarnya rnasalah yang menjadi
kajian A!-Qur'an tersebut, seperti dalam ayat-ayat khamr. Ayat-ayat yang
pertama-tarna turun adalah lebih hersifat memberitahukan atau menginfonnasikan
15 Zakiah Daradjat, dkk., Metodoiogi Pmgajaran Agama, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. ke-l,h.61
16 Madyo Ekosusilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Efflmr Publishing, l 990), Cet. ke-l, h. 46
67
tentang mmuman khamr, sehingga dengan adanya ayat-ayat 1111, manus1a
mengetahui hal yang sebenarnya tentang hakekat khamr.
!V!etocle tanya jawab, ''bernpa pertanyaan yang sebagian besar dilakukan okh
guru clalarn rnenyarnpai kan bahan pengaj a ran pad a si swa ''. 1 7 !VI ctode in i bi asan va
dipakai untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap fakta-fakta yang
clipelajari, baik yang didengar maupun yang dibacanya. Metode tanya jawab ini
jarang sekali dipakai sebagai metode tersendiri, tetapi biasanya dikombinasikan
dengan rnetode lain, seperti metode cerarnah. Hal ini clipakai oleh Al-Qur' an baik
untuk n1c111antapkan kein1anan 1nanusia n1aupun untuk 111c11gcca111 111a11u:--ia : a11g
tidak rnau mengimani-Nya. Seperti disebutkan dalam surat Ar-Rahman:
.,,_,. ,,,,_,._.,_,.F
( \ 1 : 0 0 I/)) jL.i,<1 L.,~~ <'JI ~Ll ,.. " " ,.. ,,. ,,
"Maka nikmar Tuhan kamu yang nwnakah yang kamu dusralwn. '{()S. ArRahman/55: J 3)
Atau banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang ditutup dengan pertanyaan, setclah
diterangkan pokok perrnasalalrnnya. Sebagaimana surat Hud ayat 30, ditutup
dengan ayat:
"Tidakkah kamu mengambil pelujuran. "(QS. J-luudl! 1: 30)
3. !V!etocle resitasi, yaitu "Cara mengajar dengan jalan guru mcnugaskan kcpada
s1s\va, sts\va n1elaksanakan tugas tcrsebut kepada guru yang n1en1beri tugas'·_ ix
17 /hid
IS Ibid, h. 48
68
Dalam konteks ini, al-Qur'an memperhatikan faktor-faktor yang dapat
menghambat atau melancarkan dalam melaksanakan tugas tersebut. seperti tugas
menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan, baru diturunkan setelah umat
Islam memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan pemberian
tu gas oleh al-Qur'an, tetap memperhatikan pula faktor-faktor pendukungnya.
Dari realitas ini, al-Qur'an benar-benar memiliki kemukjizatan yang secara
logika dapat diakui. S>.1atu pengetahuan tentang metodologi dengan segala aspeknya
yang ditemukan pada masa sekarang adalah merupakan implementasi dari cara-cara
al-Qur'an menetapkan hukum-hukumnya. Hal ini dijelaskan oleh Abdur Roz . .tk
Naufal, bahwa:
Ketika dunia bergerak kepada membuat perhukuman-perhukuman, yang
demikian itu adalah dalam masa membuat undang-undang, ahli-ahli hukum
dan cendekiawan berkumpul dan salir,g mempelajari, maka tiba-tiba mereka
mendapati bahwa Al-Qur'an melebihi angan-angan mereka clan mendahu;ui
buah pikiran mereka. 19
Namun dari metode-metode tersebut pada intinya a1-Qur'an lebih
1.nenitikberatkan pada penggunaan aka! pikiran dalam memaparkan masalah. Artinya
' dari keseluruhan metode, pada intinya metode yang dipakai oleh al-Qur'an dalam
menetapkan hukum-hukumnya adalah lebih bersifat analitis, yaitu melibatkan potensi
aka! manusia sebagai alat penganalisa menjadi suatu kebutuhan yang diperhatikan
oleh al-Qur'an. Hal ini dikuatkan oleh pendapat A. I-Iasyimi sebagai berikut:
19 Abdur Rozaq Nofa\, Bagaimana dan Mengapa, (Jaka11a: Bulan Bintang, 1994), Cet. ke-1, h. 19
69
Dalam memberi perintah, larangan, bimbingan dan tuntunan, Al-Qur'an selalu menye1iainya dengan sebab akibat atau menyuruh meuggali sebab akibat itu, yang dalam istilah fikih terkenal dengan "Hikmatut Tasyri "', dimana dinyatakan bahwa sega\a perintah, segala larangan, segala bimbingan dan segala tuntunan lidaklah datang melulu sebagai urusan-urusan yang diwajibkan menurut agama dan keimanan, tetapi disertainya dengan peringatan atas hubungannya dengan watak pekerjaan dan apa yang lebih aula, lebih afdlol uan lebih berhak. Penggalian sebab akibat dari urusan-urusan itu, berarti mempersiapkan aka! dan memuaskannya dengan faedah-faedah dan kemaslahatan yang terkandung dalam urusan-urusan itu, ataupun kemelaratan-kemelaratan dan bahaya-bahayanya.20
Sedangkan Quraish Shihab menggambarkan metode yang digunakan Al-
Qur'an dengan membandingkan metode yang dipakai dalam pendidikan (agama)
pada masa sekarang, adalah sebagai berikut:
Bahwa Al-Qur'an menuntun pese1ia didiknya untuk menentukan kebenaran rnelalui usaha peserta didik sendiri, menuutut agar materi yang disajikan diyakini kebenarannya melalui argumentasi-argurnentasi logika, dan kisah-kisah yang dipaparkannya mengantarkan mereka kepada tujuan pendidikan dalam berbagai aspeknya, dan nasehatnya ditunjang dengan panutan. Sementara pendidikan kita, khususnya dalam bidang metodologi, seringkali sangat menitikberatkan pada hafalan, atau contoh-contoh yang dipaparkan bersifat ajaib, kiasan yang di:<emukakan dengan bahasa gersang, tidak menyentuh hati, ditambah lagi nasehat yang diberikan tic!ak ditunjang oleh panutan pemberinya.21
Memahami pendapat-pendapat di atas, tampaknya para ahli sepakat .pada
suatu masalah bahwa metode yang dipakai oleh Al-Qur'an dalam mendidik umat
adalah metode "berpikir sendiri" tentang masalah-masalah yang dipaparkan oleh Al-
Qur'an. Hal ini tampak pada penurunan ayat-ayat Al-Qur'an secara umum, juga ·pada
ayat-ayat khamr. Ayat-ayat khamr mengajak manusia untuk berpikir, yakni dengan
memaparkan perbandingan antara maslahat dan madharatnya yang harus melibatkan
'0 A. Hasymi, Dustur Da 'wah Menurut Al-Qur'an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), Cet. ke ·I,
h. ! 12-113
" M. Quraish Shihab, op.cit., h. 177
70
aka! sebagai alat untuk menilainya, seperti yang dikemukakan oleh A. hasymi bahwa
.. Cara yang lain lagi Al-Qur'an membangun kesadaran aka! dan pikiran, yaitu dengan
mcngemukakan perbandingan antara jahat dengan baik, antara kerusakan dengan
kcsejahteraan. ''22
22 A. Hasymi, op.cit., h. 115
A. KESIMPULAN
IJAB V
PENUTUP
Setelah diuraikan tentang nil.ai-nilai pendidikan yang terkandung dalam proses
penghararnan khamr secara berangsur-angsur, yang merupakan topik kajian dan
analisa dalam skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Proses pengharaman khamr kaitannya dengan nilai pendidikan keimanan,
adalah ditinjau dari dua analisa. Yang pertama, menyangkut hakikat proses
pengharaman itu sendiri memiliki indikasi ke arah pendidikan keimanan tersebut.
Yakni proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur menunjukkan kasih
sayang Allah kepada hamba-Nya dan proses pengharaman khamr bertujuan
menciptakan kemaslahatan umat. Indikasi yang kedua adalah di samping materi
ayat dapat diterima oleh aka! sehat dan memiliki argumentasi-argumentasi yang
kuat, dari segi penyampaiannyapun disesuaikan dengan perkembangan j i wa
manusia. Fial ini akan lebih mengarahkan manusia pada nilai keimanan yang
optimal.
Proses pengharaman khamr secara berangsur-angsur juga menunjukkan
metode al-Qur'an dalam menyampaikan materi ayat, sehingga dapat diterima oleh
umat tanpa rasa berat. Metode pengajaran yang dikenal pada sistem pengajaran
sekarang, sebenamya sudah diterapkan oleh al-Qur'an, seperti metode ceramah,
72
tanya jawab, dan metode resitasi. Namun pada intinya metode yang diterapkan al
Qur'an pada umumnya dan pada ayat-ayat pengharaman kha nr pada khususnya,
lebih bersifat analitis, yakni selalu melibatkan akal pikiran manusia untuk
menganalisa materi ayat.
B. SARAN-SARAN
Setelah penulis meng211alisa dan mengkaji topik m1, maka penulis 111g111
memberikan saran-saran sebagai berikut:
I. Hendaknya umat Islam selalu memiliki antusiasme di dalam mempelajari dan
menghayati ayat-ayat al-Qur'an, karena di dalamny .. 1 termuat banyak hikmah,
khususnya dalam bidang pendidikan.
2. Hendaknya para pendidik muslim selalu mengacu kepada konsepsi al-Qur'an
dalam menyampaikan pelajaran. Terutama lebih bersifat analitis, yailu
melibatkan potensi akal peserta didik sebagai alat penganalisa dalam
mernaparkan masalah. Sehingga dapat menghasilkan generasi muslim yang
berkualitas.
3. Untuk para Intelektual Muslim, hendaknya diupayakan untuk menggali lebih
lanjut ayat-ayat a!-Qur'an, khususnya masalah ayat-ayat khamr kaitannya
dengan nilai-nilai pendidikan secara ilmiah dan lebih konfrehensif. Hal 1111
untuk membuktikan nilai superioritas al-Qur'an.
DAFT AR PUST AKA
Baqi al-, M. Fuad Abdul, Sunan Al Hafidz Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Al Qazwiny lbn Majah, Mesir: 'Isa Al Baby, tth
Bek, Ahmad Hasyim , Mukhtarul Ahadits Nabawiyah, Mesir: Al Bakhiratul Kubra, 1951
Bile, Hudnari, Terjemah Tarikh Tasyrik; Sejarah Pembentukan Hukum Islam, Alih Bahasa oleh M Zuhri, Indonesia: Dami Ihya, 1980
Daradjat, Zakiah dkk, et.al., Dasar-Dasar Agama Islam; Bul:u Teks P Al Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, Cet. ke-10
___ , Metodologi Pengajaran Agama, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. ke-1
Depag RI., Al Qur 'an Dan Terjemahnya, Surabaya: CV Jaya Sakti, 1997
Ekosusilo, Madyo, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Effhar Publishing, 1990, Cet. ke-1
Ghazali al-, Keajaiban Hati, Alih Bahasa oleh Nurhichmah, Jakarta: Tinta Mas, 1984
Hafifuddin, Di din, Al Qur 'an: Te1jemah Taj~ir Sya 'rawz, Tim Terjemah Safir Al Azhar, Jakarta: Duta Azhar, 2004, Cet. ke-1
Hainka, Tafi;ir Al Azhar, Jakarta: PT Pustaka Panji Mas, 1983, Cet. ke-2
___ , Ta/sir Al Azhar, Jakarta: Pustaka Panji, 1983, Cet. ke-3
'.-lasymi, A., Dustur Da 'wah Menurut Al Qur 'an, Jakarta: Bulan Bintang, 1974, Cet. ke-1
Iqbal, Muhammad, Membangun Kembali Pemikiran Islam, Jakarta: Tinta Mas, 1996, Cet. ke-l
Khalaf, Abdul Wahab, Jlmu Ushul Fiqh, Alih Bahasa oleh Masdar Helmy, Bandung: Gema Insani Press, I 997, Cet. ke-2
74
Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pcndidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1988, Cet. ke-2
--~· Manusia dan Pendidikan, Jakarta: PT Al Husna Zikra, 1995, Cet. ke-3
Mahali, A. Mudjab, Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al Qur 'an, Jakarta: Kalam Mulia, 1989, Cet. ke-1
Maraghi al-, f\l1111ad Musthafa, Te1jemah Tafsir Al Marag11i, Semarang: CV Toha Putra, 1993, Cet. ke-2
Muhaimin, dan Mujib, Abdul, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosa.fl d,m Kerangka Dasar Operasionalisasinya, bandung: Trigenda Karya, 1993, Cet. Ke-1
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Munawir: Arab-Indonesia, Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiyah Pondok Pesantren Al Munawir, 1989
Najati, M. Utsman., Al Qur'an Dan !!mu Jiwa, te1j. Ahmad Rofi' 'Utsman, Bandung: Pustaka, 1997, Cet. ke-2
Najd an-, Abu Zahra, Al Qur'an dan Rahasia Angka-angka, terj. Agus Effendi, Jakarta: pustaka Hidayah, 1997, Ctt. ke-2 ·
Nasution, Harun, Prof., DR., Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran, Bandung: Mizan, 1995, Cet. ke-1
Nofal, Abdur Razaq, Ir., Bagaimana Dan Mengapa, Jakarta: Bulan Bintang, 1994, Cet, ke-1
l'oerwadarminta, WJS., Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1979
l'raja, Juhaya S., Epistemologi Ibnu Taimiyah, Ulumul Qur'an II
Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil Qur 'an: Di Bawah Naungan Al Qur 'an, Te1j. As'ad Yasin dkk, Jakarta: Gema lnsani Press, 2000
Ramayulis, Metodologi Pengajaran· Agama Islam, Jakarta: Kalarn Mulia, 2001, Cet. ke-3
75
Roestam, S.T., et. al., Hukum Dan Syariat Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1992, Cet. ke-2
Sarwono, Sarlito Wirawan, Penganfa,· Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1983, Cet. ke-3
Shabuni ash-, M Ali, Taftir Ayat-ayat Hukum Dalam Al Qur 'an, te1j. Saleh Mahfoed, Bandung: Al Maarif, 1994, Cet. ke-1
Shiddieqi ash-, T.M. Hasbi, Kuliah Ibadah, Jakarta: Bulan Bimang, 1991, Cet. ke-7
___ , Tafsir Al Qur 'an A1ajid, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1995, Cet, ke-2
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al Qur 'an: Fungsi Dan f'erwwn Wahyu Dah1111 Kehidupan Ma.1yarakat, Bandung: Mizan, 1992
Shihab, M. Quraish, Ta/sir Al Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur 'an, Jakarta: Lcntera Hati, 2002
Suma, M. Amin., Tefsir Ahkam I, Jakarta: Logos, 1997, Cet. ke-1
Syahidin, Met ode Pendidikan Qur 'ani: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Misaka Galiza, 1999, Cet. kc-!
Syaibani al, Oman Muhammad Al Tumy, Falsafah Pendidikan Islam, Alih Bahasa oleh Hasan Langgvlung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979
Thoha, H.M. Cho bib, Reformulasi Filsafat Islam, Y ogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996
Tim Dosen !All~ Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, Surabaya: Karya Aditama, 1996
___ , Dasar-dasar Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Aditama, 1996, Cet. ke-1
Tobroni, dan Arifin, Syamsul, Islam Pluralisme Budaya Dan Politik: Rejleksi teologi Untuk Aksi Dalam keberagamaan Dan Pendidikan, Yogyakarta: SIPRES, 1994, Cet. ke-4
Tuwaanisi at-, Ali Al Jumbulati Abdul Futuh, Dirasatun Muqaaranatun FilTar/Jiyatil Jslamiyah, Alih Bahasa oleh Prof. Dr. H.M. Arifin, M.Ed., Jakaiia: Rineka Cipta, 1994, Cet. ke-1
76
Winkel, W.S., M.Sc, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indenosia, 1996
Yunus, Mahmud., Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1972
Zaini, Syahminan., Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1986, Cet. ke-1
Zuhdi. Masjfuk, Prof., Drs., Pengantar U/umu/ Qur'an; Bagian Pertama, Surabaya: PT Bina llmu, 1993, Cet. ke-4
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS !SLAM NEGERI
SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TA.RB!YAH DAN KEGURUAN
Tdp. : (62·2 I J 744;\'.!lH, 740 I 925. Fax.(62·2 I j 74029112
r.H.Juanda Nomu, 95, Ciputat 154 J 2, [ndon¢sia
Nomor: ET/PP.02.2/. /J[ I 200 'j Lamp. : Abstraksi /Outline Hal : BIMBlNGAN SKR1PSI
Assalann1 1alai/...11n1 -~vr. 'I-Vb,
Email : uinjk11fl}cal.>i.n.;1.id ··----
Jakarta, ... !.?.X'.~r.7.~ .. ?~?.1! .............. .
Kcpada Yth.
1. .. ~~~ ~ .. ~: .. ~:{.~~-~~~.! .. ~1.J:~ ... ' ..... .
2 ............................................. . Dasen Fak. llmu Tarbiyah & Kcguman \JIN SyarifHidayatullah .Tak;uta.
Dengan ini diharnpkan kesediaan Saudara untuk menjadi Fcmbimhing I/Jl (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa,
Nam a : .. J!tY.~ .. li.~J.::1:1.\'fP: t.~ ............................... ..
NIM 0011017344 ................. , ............ . .Turusan I Semester : .. ~~R.~~.·~.~.~'.1 .. !:~.~~? . .! ~?:~.~. / .~~.~~ ..... .
Juctut skripsi : ... J:lliM::l!.~ll.-.~ .li;;~w.l?.~Mi!. l?!#.f\ .. ~¥<~.~s.r~VA .. rmw1w.~!\ ....... . AL-QUR 1 AN SECARA »ERANGSUN-ANGSUR .........................................................................................................
. . . . . ' ......................... ' ......... · .................................... ' ..... ' ................. .. Judttl tersebut telah disetujui oleh Jumsan yang bersangkutan pada tanggal ......... .
12 Ma ret 2004 . . . .. . . . . . . . . .. . . . .. ... . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . dengan abstra.ks1 I outline sebagaunana terJamp1r.
Bimbingan shipsi ini diliarapkan selcsai dalam wak;u 6 (enam) bulan, yakni sampai
12 3eptcm~cr 2001 cleng111 tangg;1l .................................. .
Atas perhatian dan kescdiaan Saudara, kami ucapkan terima kasih. YVassalan1u 1alaiku111 \-Vr. i,vb.
An. Dek:m
)]_ / /
DEPARTEMEN AGAl\1A UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI
SY ARIF 1-UDA Y ATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Telp. : (62·2 I) 74433'28, 7401925, Fix.{62·2 l) 7402982
,JulildA Non;or9.5, Cipu!.at 15411, lndocwia Enuil : [email protected]:t.id
ior 1p.
ha!
busan:
ET/PP.Ol. l/.X.. .... .12ooy.. Jakarta, ·!J··Ok-t.ob<>P···WG4 ........................ .
Pcrpanjangan Skripsi Kepada
Yth. 1 .. P.r..~ ..... !\ ... l?.Y.1!.U.' .. ~ .. !.\, .... ~,1:... ...................... .. 2 ......................................................................... .
Dosen PembimbingSkripsi Fakulta> !!mu Tarbiyah .Jan Kcguruan Univcrsitns Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aasalan1u 1alnikun1 wr. wb.
K>mi mengharapkart keoediaan Saudara untuk mempcrpanjang waktu Bimbingan 1/11 (matcri/teknis) •) pcnulisan sKrips1 mahasiswn:
Numa Nomor Pokok
Jurusan
Judul Skripsi
·Ev:i-··Heeawa<t·:i:······························································································ .9~.1. !.~ .1:<.~ ~!! .. ' .......... ' .................. ' .......... ' ...................................... ' ........ ' ..... '. .P.r.n.r\;i.rl,i.J:~~n ... ~e=9JP.H .. X.~1.nn1. ...................................................................... .
.N I LAI~ N.l L.~ 1 .. P Jm.{D ID.I KM'! .. . I $J,,\M ... D.Al,/>.J!, .. l?.RO. fl'£.$ ... '.\'.V.l\ l!NI! .Y.~ .. /';.T,,~
.QU;R '3..N .. .SEC.A.Rf, .. ~BER.. J.!~ G.2tUR,,.JJ.XG5.Ul< .. ,(,,121 tu.di .. A.t.t\R.' .P.an !JJ~i t:i..<.\n
.l\enc t n;>.<1n •. H ul<.Ulll .. !OJ.mn r ... !l A J,\\Ul .. ;,.i ~ f~\\r: .'. ;m. l ................................... .
Penulisan skripsi mahasiswa tersebut telah habis batns waktu yang telah ditentukan sejak t&nggal 1~ ... ~~P..t?.~~-'1.L~~.O.~ ................................................... dan diperpanjang sampai dengan tanggal .1.9 .. J!!l.i:.!\t ..... ?.RR~ ........................................................... .
Demikianlah, atas kesediaan Saucara kami ucaplam terima kasih.
Wassalam.
A.n. Dckan Pembantu Dekan I,
~"\ ~-ikan (sebagai laporan)
.vr .. ~.GA.r; .. ~.<!.~ • . ):11<
'NIP 1" 231 356 ~tua Jurusnn f.Rn.9.t~!A.i:.0.!: ... ~P.~~.?: .. ~.~.~~~ .................... . "' ahasiswn yang bersangkulan ret yang tidak perlu.