J A K A R T A , M E I 2 0 1 4
MENGHADIRKANMENGHADIRKANNEGARA YANG BEKERJA
KORUPSI BUKANLAH HUKUM SEMATA, TETAPI SUDAH MENJADI FENOMENA KEJAHATAN LUAR BIASA (EXTRA ORDINARY CRIME).
SEMAKIN RENDAHNYA TINGKAT KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP LEMBAGA NEGARA & LEMBAGA PENEGAK HUKUM
MEMBURUKNYA INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM
PELANGGARAN ANTI KORUPSI & PENEGAKAN HUKUM
GAMBAR : INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAMKeterangan : Skala 0 (lemah) s/d 7 (kuat)Sumber: Setara Institute, 2010-2013
Survei Publik Mengenai Perbandingan Kondisi Penegakan Hukum dengan 10 Tahun Lalu, Sumber : Kompas 2013
SOLUSI
MEMBANGUN “BUDAYA TAKUT KORUPSI”.
PELAYANAN PUBLIK YANG BEBAS KORUPSI MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI YANG
TRANSPARAN
PEMBENTUKAN REGULASI YANG MENDUKUNG PEMBERANTASAN KORUPSI
MENDUKUNG PENGUATAN DAN INDEPENDENSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)
MEMBANGUN SINERGI DI ANTARA KEPOLISIAN, KEJAKSAAN AGUNG DAN KPK.
MEMPRIORITASKAN PENANGANAN KASUS KORUPSI DI SEKTOR PENEGAKAN HUKUM, POLITIK, PAJAK, BEA CUKAI DAN INDUSTRI SUMBER DAYA ALAM
PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI PENERAPAN SISTEM INTEGRITAS NASIONAL (SIN)
MENDUKUNG KETERLIBATAN PUBLIK DAN MEDIA MASSA DALAM PENGAWASAN TERHADAP UPAYA TINDAKAN KORUPSI
STRUKTUR ORGANISASI BIROKRASI YANG GEMUK DAN AKOMODATIF TERHADAP KEPENTINGAN PEJABAT YANG BERWENANG.
TUMPANG TINDIH PERATURAN PER-UU.
SDM APARATUR KURANG KOMPETEN.
KORUPSI BIROKRASI MASIH TINGGI.
PELAYANAN PUBLIK TAK CUKUP BERKUALITAS.
REFORMASI BIROKRASI SOLUSI
PENETAPAN PAYUNG HUKUM YANG
KUAT UNTUK REFORMASI BIROKRASI
DAN PELAYANAN PUBLIK
MERAMPINGKAN STRUKTUR
ORGANISASI BIROKRASI YANG
CENDERUNG GEMUK
MENJALANKAN SECARA KONSISTEN UU
APARATUR SIPIL NEGARA
PEMBERANTASAN KORUPSI DI
KALANGAN APARATUR SIPIL NEGARA
