Download - MODUL Antropometri
MODUL 1A
NTROPOMETRI
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam lingkungan kerja, berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya suatu
pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar
dan manusiawi tetapi karena apabila tidak diperhatikan dapat menimbulkan
berbagai kerugian, sebaliknya apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi suatu pekerjaan adalah komponen penyusun dari sistem kerja
tersebut. Untuk itu dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia
harus diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari
segi fisik maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi
fisik harus dapat disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa
fasilitas kerja dan tempat kerjanya. Penyesuaian komponen tersebut akan sangat
membantu kerja manusia tersebut, sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk
itulah diperlukan suatu pengukuran antropometri.
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap
dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat
diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan
interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dalam melakukan perancangan suatu fasilitas dan tempat kerja
dalam suatu sistem diperlukan pengetahuan tentang ergonomi dan antropometri
untuk dapat menghasilkan suatu rancangan yang tepat dan optimal dengan
memanfaatkan data-data pengukuran dimensi tubuh manusia yang akan
berinteraksi dengan fasilitas dan tempat kerja tersebut. Diharapkan nantinya
dengan adanya pengetahuan tentang antropometri fasilitas dan tempat kerja
dapat membuat keadaan kerja lebih produktif dan nyaman.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan praktikum ini secara umum adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam merancang fasilitas dan tempat
kerja yang optimum untuk kelancaran sistem kerja.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1
MODUL 1A
NTROPOMETRI
2. Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dari sisi antropometri serta
mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem kerja.
3. Mampu menganalisis, menilai, dan memperbaiki serta merancang suatu
fasilitas dan tempat nyasar.
4. Memahami alat-alat yang digunakan dalam pengukuran antropometri.
5. Mengaplikasikan ilmu ergonomi pada dunia kerja nantinya.
6. Mengetahui pentingnya perancangan fasilitas dan tempat kerja yang
ergonomis untuk meghindari kecelakaan dan rasa sakit pada saat bekerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan praktikum ini secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengukur dimensi-dimensi tubuh manusia sesuai antropometri.
2. Menganalisis dan merancang suatu komponen sistem kerja (fasilitas dan
tempat kerja) yang sesuai dengan dimensi ukuran tubuh manusia dari hasil
simulasi kerja.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2
MODUL 1A
NTROPOMETRI
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Ergonomi
Pengertian Ergonomi dalam buku Sritomo Wignjosoebroto adalah Ergonomi
(ergonomics) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja
dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan
sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari
kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-
batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat
berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat
keras/hard-ware ( mesin, peralatan kerja dll ) dan perangkat lunak/soft-ware
(metode kerja, sistem dan prosedur, dll ). Dengan demikian terlihat jelas bahwa
ergonomi adalah suatu keilmuan yang multi disiplin, karena disini akan
mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan ( kedokteran,
biologi ), ilmu kejiwaan (psychology ) dan kemasyarakatan ( sosiologi ).
Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi dikelompokkan atas empat
bidang penyelidikan, menurut Iftikar Sutalaksana dalam bukunya yaitu :
1. Penyelidikan tentang tampilan ( display ).
Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang
menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan, dan
mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka,
lambang dan sebagainya.
2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia
Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja,
dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut
3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja
yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh tempat
kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan
fasilitas kerja seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur,
getaran dll. Yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku manusia.
Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan yang tersebut diatas, maka
terlihat sejumlah disiplin dalam ergonomi, yaitu :
1. Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia.
2. Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran/dimensi tubuh manusia.
3. Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf dan otak manusia.
4. Psikologi eksperimen, yang mempelajari tingkah laku manusia.
Maksud dan tujuan dari disiplin ilmu ergonomi adalah untuk mendapatkan
rancangan sistem manusia dan teknologi yang optimal. Permasalahan sistem ini
tentu saja diselesaikan dengan proses pendekatan sistem pula. Disiplin akan
mencoba membawa ke arah proses perancangan mesin yang tidak saja memiliki
kemampuan yang canggih, melainkan juga memperhatikan aspek kemampuan
dan keterbatasan manusia. Dengan demikian sistem tersebut bisa berjalan
dengan efektif dan efisien.
Disiplin ergonomi ini sangat banyak sekali diaplikasikan dalam perancangan
produk. Sebagai contoh, pernahkah Anda menyadari makna di balik susunan
huruf yang ada pada keyboard komputer? Mengapa huruf “a, s, d, f” terletak di
sebelah kiri secara berurutan, sedangkan tombol spasi terletak di bagian bawah?
Mengapa tombol anak panah ada di sebelah kanan bawah, tidak ditaruh di
tengah saja? Itu semua adalah hasil aplikasi dari ilmu ergonomi. Susunan huruf
dibuat sedemikian rupa sehingga tombol huruf yang sering digunakan untuk
menulis akan berada dalam jangkauan yang lebih dekat dari tangan kita. Tombol
spasi diletakkan di bagian bawah dan ukurannya lebih luas dibanding yang lain,
karena tombol ini hampir selalu kita tekan setiap, tatkala selesai menulis sebuah
kata. Begitu juga dengan letak tombol panah yang mudah dijangkau tangan
kanan, karena tangan kanan kita lebih sensitif sehingga memudahkan untuk
mengarahkan pointer.
2.2Sejarah Ergonomi
Pengkajian hubungan manusia dengan lingkungan kerja sebenarnya sudah
lama dilakukan oleh manusia, antara lain terlihat pada perubahan rancangan
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4
MODUL 1A
NTROPOMETRI
peralatan-peralatan yang digunakan, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk
menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari
batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini menunjukkan bahwa manusia
sejak awal kebudayaan berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk
memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang
bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga lebih
memudahkan dan menggerakkan pemakaiannya.
Pengembangan yang lebih mendalam dilakukan setelah perang dunia kedua,
tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris oleh sekelompok ilmuwan yang terdiri
dari: ahli anatomi, ahli psikologi, dan insinyur. Hal itu dianggap sebagai hari
lahirnya ergonomi.
Pada hari itu diadakan pertemuan di British Admiralty yang membentuk
suatu Human Resources Group untuk orang-orang yang berminat terhadap
masalah manusia dalam berkerja. Baru pada tanggal 16 Februari 1950
terminologi ergonomi diadopsi dan ergonomi menjadi suatu disiplin ilmu.
Pada abad ke-20 orang mulai mensistemasikan cara-cara perbaikan tersebut
dan secara khusus mengembangkannya. Usaha-usaha ini terus berkembang
terus menerus. Istilah untuk ilmu baru ini berbeda di beberapa Negara, seperti:
“Arbeltswissenschaft” di Jerman, “Bioteknologi” dinegara-negara Skandinavia,
“Human Engineering” atau “Human Factor Engineering” di negara-negara
Amerika bagian Utara. Perbedaan nama-nama diatas hendaknya tidak dijadikan
masalah, karena secara praktis istilah-istilah tadi mempunyai maksud yang
sama.
2.3 Interaksi Man-Mesin
Sistem manusia mesin merupakan kombinasi antara satu atau beberapa
manusia dengan satu atau beberapa “mesin” dimana salah satu dengan yang
lainnya akan saling berinteraksi untuk mengahasilkan keluaran keluaran
berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh (Sritomo,2008:35). Yang
dimaksud dengan “mesin” dalam hal ini mencakup semua objek fisik seperti
peralatan, perlengkapan, fasilitas, dan benda-benda yang biasa digunakan
manusia dalam melaksanakan pekerjaannya.
Terdapat tiga macam hubungan dalam kaitannya dengan sistem manusia
mesin yang meliputi: manual man machine system, semi automatic machine
system, automatic man machine system.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
5
MODUL 1A
NTROPOMETRI
1. Manual Man-Machine System
Dalam site mini input akan langsung ditransformasikan oleh mausia
menjadi output. Di sini manusia masih memegang kendali secara penuh
didalam melaksanakan aktivitasnya. Peralatan kerja yang ada hanyalah
sekedar menambah kemampuan kapabilitas dalam menyelesaikan pekerjaan
yang semakin kapabilitas dalam menyelesaiakan pekerjaaan yang
dibebankan kepadanya. Sistem dimana manusia secara penuh berfungsi
sumber tenaga dan pengendalian langsung dikenal sebagai manual system.
Gambar 2.1 Bagan Input-output dari Sistem Manusia Mesin Hubungan Manual Sumber: Wignjosoebroto, 2008
2. Semi – Automatic Man-Machine System
Tidak seperti halnya pada manual system maka dalam semi automatic
man-machine system akan ada mekanisme khusus yang akan mengolah
input atau informasi dari luar sebelum masuk ke dalam sistem kerja manusia
dan demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia ini akan diolah
atau dikontrol terlebih dahulu melewati suatu mekanisme tertentu sebelum
suatu output berhasil diproses.
Gambar 2.2 Bagan Input-output dari Sistem Manusia Mesin Hubungan Semi Otomatis/Mekanis
Sumber: Wignjosoebroto, 2008
3. Automatic Man-Machine System
Di dalam sistem ini manusia akan melaksanakan fungsi dua sekaligus
yaitu menerima rangsangan dari luar dan pengendali aktifitas seperti
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
6
MODUL 1A
NTROPOMETRI
umumnya yang dijumpai pada prosedur kerja yang normal. Fungsi operator
di sini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap bekerja
deangan baik serta memasukkan data atau mengganti dengan program-
program baru apabila diperlukan.
Gambar 2.3 Bagan Input-output dari Sistem Manusia Mesin Hubungan Otomatis Sumber: Wignjosoebroto, 2008
Dibandingkan dengan mesin, manusia sebagai komponen yang ada di dalam
proses produksi akan memiliki beberapa keterbatasan antara lain sebagai
berikut:
1. Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupun tekanan dalam jumlah besar,
sebagai contoh tenaga yang besar guna memotong logam.
2. Tidak bisa menggunakan kekuatan ototnya dengan intensitas yang tetap
dan/atau tingkat akurasi yang tinggi.
3. Tidak bisa menampilkan kecepatankerja yang tinggi dan gerakan-gerakan
yang berulang tanpa kenal lelah, bosan maupun menimbulkan kesalahan.
4. Tidak bisa melakukan analisis dan kalkulasi perhitungan masalah-masalah
yang terlalu kompleks secara cepat dan tepat.
5. Tidak bisa mengenrjakan berbagai macam pekerjaan yang berbeda-beda
secara serentak dalam waktu yang relatif bersamaan.
6. Tidak bisa menyimpan dan memanggil/mengingat kembali sejumlah data
dalam jumlah besar secara secara tepat dan akurat.
7. Tidak bisa memberikan tanggapan secara cepat terhadap sinyal kendali yang
berubah-ubah dalam frekuensi yang seringkali.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
7
MODUL 1A
NTROPOMETRI
8. Tidak bisa memberikan performance dan fungsi kerja secara memeuaskan
bilamana kondisi lingkungan fisik kerja seperti panas, dingin, bising,
kelembaban, dan sebagainya berada di atas ambang batas kesanggupannya.
Selanjutnya dibandingkan dengan manusia, mesin – istilah ini juga dipakai
untuk menyebut fasilitas kerja lainnya yang “non-human” – secara umum juga
akan memliki keterbatasan-keterbatasan antara lain seperti berikut.
1. Tidak bisa memberi tanggapan terhadap “perintah-perintah” yang di luar
batas kemampuan yang telah dirancang sebelumnya.
2. Tidak bisa memberi tanggapan terhadap kejadian-kejadian yang tidak
diramalkan sebelumnya.
3. Tidak bisa “berpikir” induktif, yaitu menarik kesimpulan umum dari hal-hal
yang bersifat khusus.
4. Tidak bisa bertindak fleksibel, seperti menggunakan alternate-alternatif baru
yang tidak dirancang/diprogramkan sebelumnya.
5. Tidak bisa berfungsi secara layak di luar batas beban atas kapasitas
normalnya.
Dari perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa manusia dan mesin (non-
human) memiliki keterbatasan-keterbatasan dan kelebihan yang bila keduanya
digabungkan akan dapat menghasilkan sebuah stasiun kerja baru yang lebih
baik. Oleh karena itu, perancangan mengenai stasiun kerja dengan
penggabungan sub-sistem manusia dan sub-sistem mesin haruslah sesuai untuk
keduanya. Seperti peletakkan panel-panel kontrol yang sesuai dengan tinggi
siku, display instrumen sesuai dengan tinggi pandangan mata, dan sebagainya.
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.4 Interaksi Kerja dalam Sistem Manusia-MesinSumber: Wignjosoebroto, 2008
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
8
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Dengan memperhatikan kelebihan ataupun keterbatasan manusia
dibandingkan mesin , tabel dibawah ini akan memberikan semacam kesimpulan
umum tentang perbandingan manusia-mesin untuk beberapa masalah tertentu.
Tabel 2.1 Perbandingan Antara Manusia-Mesin Ditinjau dari Beberapa AspekMasalah Manusia Mesin
Kecepatan Lambat Cepat
Tenaga (Power)Kecil , terbatas dan berubah-ubah
Dapat diatur dengan baik , bisa besar dan tetap
KeseragamanTidak dapat diandalkan , perlu dimonitor dengan mesin
Seragam/standart cocok untuk pekerjaan rutin dan massal
Ingatan (Memory)
Bisa mengingat segala macam,dengan pendekatan dari berbagai sudut , baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi
Baik untuk menyimpan dan memproduksi sesuatu yang sudah ditentukan baik untuk jangka oendek maupun panjang (komputer)
Berpikir Induktif Baik Deduktif baik
KalkulasiLambat dan sangat mungkin melakukan kesalahan tetapi memiliki kemampuan koreksi
Cepat dan tepat , tetapi tidak memiliki kemampuan koreksi
Reaksi terhadap yang berlebihan
Degradasi , kemampuan akan turun secara bertahap
Kerusakan terjadi tiba-tiba
KepintaranDapat menyesuaikan sesuatu yang terduga/dapat diduga dapat meramal , menganalisa
Tidak ada , hanya bisa memutuskan ya/tidak sesuai dengan program.
Sumber: Wignjosoebroto , Sritomo . (2003 : 41)
Dari perbedaan antara manusia dan mesin tersebut di atas, maka diharapkan
akan dapat dirancang suatu sistem manusia-mesin dimana interaksi hubungan
antara manusia dan mesin tersebut akan saling melengkapi satu dengan lainnya.
Disini kita melihat bahwa kelebihan utama manusia dibandingkan dengan
mesin adalah sifatnya yang mudah untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Manusia bisa merubah peranannya dengan cepat dan teratur,
sehingga memungkinkannya untuk bisa bekerja dalam kondisi apapun. Tetapi
sifat yang mudah berubah-ubah dari manusia ini juga membuktikan sifat
ketidakstabilan manusia, yaitu cara atau apa yang dihasilkan sekarang belum
tentu sama denan yang dihasilkan yang akan datang. Hal lain berbeda dengan
sifat mesin yang relatif lebih stabil dibandingkan dengan manusia. Dengan kata
lain, sistem manusia-mesin pada hakekatnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
9
MODUL 1A
NTROPOMETRI
kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan mempelajari komponen
manusia sebagai salah satu komponen dalam sistem manusia – mesin,
diharapkan dapat memperoleh hasil yg optimal.
2.4Pengertian Antropometri
Istilah antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthro yang berarti
manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif, antropometri dapat
dinyatakan sebagai studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Menurut Nurmianto (2004), antropometri merupakan kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karateristik tubuh manusia, ukuran, bentuk,
dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain. Data antropometri ini dapat diterapkan jika tersedia nilai mean (rata-rata)
dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal.
Menurut Sanders & Mc Cormick ; Pheasant (1988) ; dan Pulat (1992),
antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karateristik fisik tubuh
lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Secara luas, antropometri akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam merancang interaksi manusia dalam sebuah
sistem. Data antropometri ini akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi
yang tepat berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikannya atau menggunakan produk tersebut (Wignjosoebroto,2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan dimensi tubuh manusia
(Sritomo, 2000) adalah sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Terdapat perbedaan antara dimensi tubuh pria dan tubuh wanita. Pada
umumnya, tubuh pria lebih besar dibanding tubuh wanita. Oleh karena
perbedaan tersebut, maka data antropometri untuk kedua jenis kelamin
tersebut dibedakan.
2. Suku Bangsa
Suku bangsa yang berbeda akan memiliki karateristik tubuh yang
berbeda juga antara satu dengan lainnya.
Berikut ini gambar yang menunjukkan perbedaan dimensi tinggi dari
berbagai suku bangsa (5th dan95th) :
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
10
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Gambar 2.5 Perbedaan Tinggi Tubuh Manusia dalam Posisi Berdiri Tegak untuk Berbagai Suku Bangsa
Sumber: Wignjosoebroto, 2008
Keterangan :
1. Amerika 6. Italia (militer)
2. Inggris 7. Perancis (militer)
3. Swedia 8. Jepang (militer)
4. Jepang 9. Turki (militer)
5. Amerika (pilot)
3. Usia
Usia digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu balita, anak-anak,
remaja, dewasa, dan lanjut usia. Hal tersebut mempengaruhi desain ketika
diaplikasikan untuk kelompok usia tertentu. Hal ini dikarenakan manusia
memiliki fase bertumbuh dari waktu ke waktu. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Amerika Serikat, disimpulkan bahwa pria akan tumbuh dan
berkembang sampai dengan usia 21 tahun, sedangkan wanita 17 tahun.
Bahkan ada sekitar 10% yang masih terus bertambah tinggi hingga usia 23
tahun untuk pria, dan 21 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak akan ada lagi
pertumbuhan, bahkan justru akan cenderung terjadi penyusutan atau
penurunan yang dimulai sekitar umur 40 tahun-an.
4. Jenis Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam
seleksi karyawannya. Misalnya pekerjaan buruh mengharuskan orang-orang
yang berpostur lebih besar dibanding pekerja kantoran. Sedangkan menurut
Wignjosoebroto (2003) dimensi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh tingkat
sosio ekonomi. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi
tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan
dengan negara-negara berkembang. LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA11
MODUL 1A
NTROPOMETRI
5. Pakaian
Pakaian merupakan sumber variabilitas yang dipengaruhi oleh keadaan
daerah. Misalnya saat musim dingin, manusia akan memakai baju yang lebih
tebal.
6. Faktor Kehamilan pada Wanita
Wanita hamil jelas memiliki perbedaan dimensi tubuh dengan wanita
yang tidak hamil. Terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan
produk dan analisis perancangan kerja.
7. Cacat Tubuh
Dengan perkembangan zaman, maka ada satu rancangan fasilitas untuk
para penderita cacat tubuh secara fisik, misalnya kursi roda dan tangan
palsu.
8. Posisi Tubuh
Sikap atau postur tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh. Oleh
sebab itu, posisi tubuh standar harus diterapkan dalam survei pengukuran.
Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:
a. Antropometri Statis (Structural Body Dimensions)
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan
tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya
representative. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana
tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap
tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara
lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun
duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau
duduk, panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini
diantaranya: tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu,
tinggi pertengahan pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki,
dan tinggi mata pada posisi duduk.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
12
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Gambar 2.6 Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Posisi Berdiri dan Duduk Tegap
Sumber : Wignjosoebroto , Sritomo (2003 :63)
b. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions)
Antropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik
manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Hasil yang diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan
berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Antropometri dalam
posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak
diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.
Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai
posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih
sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
1) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktivitas.
Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
2) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja
yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
3) Pengukuran variabilitas kerja.
Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari
seorang juru ketik atau operator komputer.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
13
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Gambar 2.7 Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam Posisi Berbagai Posisi Gerakan Kerja
Sumber : Wignjosoebroto , Sritomo (2003 :64)
2.5Data Antropometri dan Pengukuran
Data antropometri adalah data mengenai ukuran dimensi tubuh manusia.
Untuk memperjelas mengenai data antropometri yang tepat diaplikasikan dalam
berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan pengambilan
ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran dimensi
antropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada gambar
berikut :
Gambar 2.8 Antropometri Tubuh Manusia yang Diukur DimensinyaSumber : Nurmianto, 2008
Keterangan gambar :
1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak
2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak
5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
14
MODUL 1A
NTROPOMETRI
6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk
7. Tinggi mata dalam posisi duduk
8. Tinggi bahu dalam posisi duduk
9. Tinggi siku dalam posisi duduk
10. Tebal atau lebar paha
11. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut
12. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari ujung lutut
13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha
15. Lebar dari bahu
16. Lebar pinggul/pantat
17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung
18. Lebar perut
19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai ujung jari dalam posisi siku tegak
lurus
20. Lebar kepala
21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari dalam
posisi tegak
22. Lebar telapak tangan
23. Lebar tangan dalam posisi terbentang
24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak
25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak
26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan
Tabel 2.2 Antropometri masyarakat Indonesia yang didapat dari interpolasi masyarakat British dan Hongkong terhadap masyarakat Indonesia
Dimensi Pria Wanita5% X 95% SD 5% X 95% SD
1 Tinggi tubuh posisi berdiri tegak 1532
1632
1732
61 1464
1563
1662
60
2 Tinggi Mata 1425
1520
1615
58 1350
1446
1542
58
3 Tinggi Bahu 1347
1338
1429
55 1184
1272
1361
54
4 Tinggu Siku 932 1003
1074
43 886 957 1028
43
5 Tinggi Genggaman Tangan (kuckle) pada posisi duduk
665 718 782 39 646 708 771 38
6 Tinggi Badan pada posisi Duduk 809 864 919 33 775 834 893 367 Tinggi Mata pada posisi Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
15
MODUL 1A
NTROPOMETRI
8 Tinggi Bahu pada posisi Duduk 523 572 621 30 501 550 599 309 Tinggi Siku pada posisi Duduk 181 231 282 31 175 229 283 3310
Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15
11
Jarak dari pantat ke lutut 500 545 590 27 488 537 586 30
12
Jarak dari Lipat Lutut (Popliteal) ke Pantat
405 450 495 27 488 537 586 30
13
Tinggi Lutut 418 496 544 29 428 472 516 27
14
Tinggi Lipat Lutut (Popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28
15
Lebar Bahu (Bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26
16
Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29
17
Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30
18
Tebal Perut (Abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34
19
Jarak dari Siku ke Ujung Jari 405 439 473 21 374 409 287 34
20
Lebar Kepala 140 150 160 6 135 145 157 4
21
Panjang Tangan 101 176 191 9 153 168 183 9
22
Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4
23
Jarak Bentang dari Ujung Jari Kanan ke Kiri
1520
1662
1805
87 1400
1532
1646
75
24
Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak
1795
1923
2051
78 1713
1841
1969
79
25
Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak
1065
1169
1273
63 945 1030
1115
52
26
Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan
640 708 767 37 610 661 712 51
Sumber: Nurmianto, 2005
2.6Aplikasi Distribusi Normal dalam Antropometri
Data Antropometri jelas digunakan supaya rancangan suatu produk bisa
sesuai dengan orang yang akan mengoperasikanya. Ukuran tubuh yang
diperlukan pada hakikatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuransecara
individual. Situasi ini berubah manakala lebih banyak produksi standar yang
harus di buat dan di operasikan oleh banyak orang. Adapun pendekatan dalam
penggunaan data antropometri adalah sebagai berikut (Nurmianto,1991) :
1. Pilihlah simpangan baku yang sesuai sebagai dasar perancangan yang
dimaksud.
2. Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk
populasi yang sesuai.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
16
MODUL 1A
NTROPOMETRI
3. Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.
4. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.
Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai rata-
rata (mean) dan simpangan baku (standart deviation) dari suatu distribusi normal
(Nurmianto, 1991). Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai rata-
rata dan simpangan baku yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus 1
dan 2 sebagai berikut :
X=∑xn
(2-1)
Sumber: Wignjosoebroto , Sritomo . 2003
Dimana:
X = rata-rata
∑x = Jumlah data yang akan dihitung
n = Jumlah sampel
σ x=√ ∑i=1 ( x−x )2
n−1(2-2)
Sumber: Wignjosoebroto , Sritomo . 2003
Dimana :
X = rata-rata
σ x = Simpangan baku (Standart deviation)
n = Jumlah sampel
x =Nilai data
Data antropometri jelas diperlukan agar supaya rancangan suatu produk bisa
sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang
diperlukan pada hakikatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara
individual, seperti halnya yang dijumpai untuk produk yang dibuat berdasarkan
pesanan (job order) . Situasi menjadi berubah manakala lebih banyak lagi produk
standart yang harus dibuat untuk dioperasikan oleh banyak orang. Permasalahan
yang timbul disini adalah ukuran siapakah yang nantinya dipilih sebagai acuan
untuk mewakili populasi yang ada? Mengingat ukuran individu akan bervariasi
satu dengan populasi yang menjadi target sasaran produk tersebut .
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya permasalahan adanya variasi
ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang
produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu sesuai” (adjustable) dengan
suatu rentang ukuran tertentu .
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
17
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Gambar 2.9 Distribusi Normal Dengan Data Antropometri 95-th PersentilSumber : Wignjosobroto , Sritomo . (2003 : 66)
Ada dua cara untuk melihat kenormalan data yaitu secara visual dan dengan
uji statistik. Secara visual dengan menggunakan histogram, dahan daun, box
plot, tetapi cara ini bersifat subyektif. Biasanya dengan uji statistik, akan lebih
obyektif untuk mengatakan data berdistribusi normal. Ada beberapa statistik uji
kenormalan data antara lain :
1. Statistik ShapiroWilk W
Statistik ini dikembangkan oleh Shapiro dan Wilk tahun 1965. Statistik ini
merupakan rasio antara dua penduga ragam. Statistik ujinya dinamakan
statistik W. Statistik W ini mengukur straightness dari plot quantil-quantilnya.
Bila nilai dari W 1, maka data dikatakan normal.
2. Statistik AndersonDarling
Statistik ini dikembangkan oleh Anderson dan Darling tahun 1954.
Statistik AndersonDarling berdasarkan pada fungsi distribusi empirik. Statistik
ujinya dinamakan statistik yang merupakan kuadrat dari selisih antara luas
histogram dengan luas daerah di bawah kurva normal. Bila nilai Pvalue ,
maka data berdistribusi normal. Biasanya digunakan untuk data berukuran
besar.
3. Statistik KolmogorovSmirnov
Statistik ini menggunakan fungsi distribusi kumulatif dan berdasarkan
pada maksimum perbedaan antara dua distribusi, yaitu distribusi normal
dengan distribusi data yang diamati. Biasanya digunakan untuk data
berukuran 30. Bila nilai Pvalue , maka data berdistribusi normal.
Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga
rata-rata dan simpangan standartnya (standart deviation) dari data yang ada .
Dari nilai yang ada tersebut maka “percentile” dapat ditetapkan sesuai dengan
tabel probabilitas distribusi normal . Dengan percentile maka yang dimaksudkan
disini adalah suatu nilai yang menunjukkan prosentase tertentu dari orang yang
memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut. Sebagai contoh 95-th
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
18
MODUL 1A
NTROPOMETRI
percentile akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau di bawah
ukuran tersebut ; sedangkan 5-th percentile akan menunjukan 5% populasi akan
berada pada atau dibawah ukuran itu .
Pemakaian nilai-nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam perhitungan
data antropometri dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.3 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal
Persentil PerhitunganKe-1 x−2,325σ xKe-2,5 x−1,960σ xKe-5 x−1,645σ xKe-10 x−1,280σ xKe-50 xKe-90 x−1,280σ xKe-95 x−1,645σ xKe-97,5 x−1,960σ xKe-99 x−2,325σ x
Sumber: Nurmianto, 2008
2.7Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk/ Fasilitas
Kerja
Data antropometri untuk berbagai ukuran anggota tubuh baik yang diukur
dalam posisi tetap (structural body dimension) ataupun posisi bergerak dinamis
sesuai dengan fungsi yang bisa dikerjakan oleh anggota tubuh tersebut
(functional body dimension) dan dikelompokan berdasarkan nilai persentil dari
populasi tertentu akan sangat bermanfaat untuk menentukan ukuran-ukuran
yang harus diakomodasikan pada saat perancangan sebuah produk, fasilitas
kerja maupun stasiun kerja. Persoalan yang paling mendasar dalam
mengaplikasikan data antropometri dalam proses perancangan adalah
bagaimana bisa menemukan dimensi ukuran yang paling tepat untuk rancangan
yang ingin dibuat agar bisa mengakomodasikan mayoritas dan potensial populasi
yang akan menggunakan/mengoperasikan hasil rancangan tersebut. Dalam hal
ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan dasar menentukan minimum
atau maksimum ukuran yang umum ingin ditetapkan, yaitu :
1. Dimensi jarak ruangan (clearance dimensions), yaitu dimensi yang diperlukan
untuk menentukan minimum ruang (space) yang diperlukan orang untuk
dengan leluasa melaksanakan aktivitas dalam sebuah stasiun kerja baik pada
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
19
MODUL 1A
NTROPOMETRI
saat mengoperasikan maupun harus melakukan perawatan dari fasilitas kerja
(mesin dan peralatan) yang ada. Jarak ruangan (clearance) dalam hal ini
dirancang dengan menetapkan dimensi ukuran tubuh yang terbesar (upper
percentile) dari populasi pemakai yang diharapkan. Sebagai contoh pada saat
kita merancang ukuran lebar jalan keluar-masuk (personal aisle) ke sebuah
areal kerja, maka disini dimensi ukuran lebar jalan akan ditentukan
berdasarkan data antropometri (lebar badan) dengan persentil terbesar (95th
atau 97.5th percentil) dari populasi.
2. Dimensi jarak jangkauan (reach dimension), yaitu dimensi yang diperlukan
untuk menentukan maksimum ukuran yang harus ditetapkan agar mayoritas
populasi akan mampu menjangkau dan mengoperasikan peralatan kerja
(tombol kendali, keyboard, dan sebagainya) secara mudah dan tidak
memerlukan usaha (effort) yang terlalu memaksa. Disini jarak jangkauan
akan ditetapkan berdasarkan ukuran tubuh terkecil (lower percentile) dari
populasi pemakai yang diharapkan dan biasanya memakai ukuran 2.5th atau
5th percentil.
Berdasarkan dua dimensi rancangan tersebut diatas dan untuk
mengaplikasikan data antropometri agar bisa menghasilkan rancangan produk,
fasilitas maupun stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh dari populasi
pemakai terbesarnya (fitting the task to the man), maka ada tiga filosofi dasar
perancangan yang bisa dipilih sesuai dengan tuntutan kebutuhannya (Tayyari
dan Smith, 1997), yaitu :
1. Rancangan untuk ukuran rata-rata (design for average), yang banyak
dijumpai dalam perancangan produk/fasilitas yang dipakai untuk umum
(public facilities) seperti kursi kereta api, bus dan fasilitas umum lainnya yang
akan dipakai oleh orang banyak (problem utama jarang sekali dijumpai orang
yang memiliki dimensi ukuran rata-rata, sehingga rancangan yang dibuat
tidak akan bisa sesuai dengan ukuran mayoritas populasi yang ada).
2. Rancangan untuk ukuran ekstrim (design for extreem), yang ditujukan untuk
mengakomodasikan mereka yang memiliki ukuran yang terkecil atau yang
terbesar (dipilih salah satu) dengan oritentasi mayoritas populasi akan bisa
terakomodasi oleh rancangan yang dibuat.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
20
MODUL 1A
NTROPOMETRI
3. Rancangan untuk ukuran yang bergerak dari satu ekstrim ke ekstrim ukuran
yang lain (design for range), yang diaplikasikan untuk memberikan
fleksibilitas ukuran (karena ukuran mampu diubah-ubah) sehingga mampu
digunakan oleh mereka yang memiliki ukuran tubuh terkecil maupun yang
terbesar (biasanya akan memakai ukuran dari range percentile 5th dan
95th ).
Selanjutnya untuk mengaplikasikan data antropometri dalam proses
perancangan ada beberapa langkah dan sistematika prosedur yang harus
ditempuh yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tentukan terlebih dahulu mayoritas (potensi) dari populasi yang diharapkan
akan memakai/mengoperasikan produk/fasilitas rancangan yang akan dibuat
(seperti yang dilakukan dalam langkah penetapan target dan segmentasi
pasar).
2. Tentukan proporsi dari populasi (percentile) yang harus diikuti, seperti 90th,
95th , 97.5th ataukah 99th percentil.
3. Tentukan bagian-bagian tubuh dan dimensinya yang akan terkait dengan
rancangan yang dibuat.
4. Tentukan prinsip ukuran yang harus diikuti apakah rancangan tersebut untuk
ukuran ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (range), ataukah
menggunakan ukuran rata-rata.
5. Aplikasikan data antropometri yang sesuai dan tersedia, bilamana diperlukan
tambahkan dengan “allowance” untuk mengantisipasi ketebalan pakaian
yang harus dikenakan, pemakaian sarung tangan (gloves), dan sebagainya.
2.8Aspek-aspek Ergonomi dalam Perancangan Fasilitas
Kegiatan manufacturing dapat didefinisikan sebagai satu atau kelompok kerja
yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan baku
menjadi produk akhir yang dikehendaki. Kegiatan ini akan berlangsung pada
suatu stasiun kerja, dalam industry manufacturing stasiun kerja merupakan
lokasi dimana suatu operasi produksi akan mengambil tempat yang menurut
James A. Apple dalam bukunya, “Plant Layout and Material Handling” (New York :
John Wilen & Sons, 1997) didefinisikan sebagai :
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
21
MODUL 1A
NTROPOMETRI
…the space accipied by a machine or work bench, necessary auxiliary
equipment, and the operator ; or it may contain a group of smaller or a
group of similar machines, and may require more than one operator. or it
maybe merely a piece of floor space where an operator works alongside a
conveyor, as in assembly operations.”
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa problem pada sebuah stasiun
kerja adalah pengaturan komponen-komponen yang terlibat dalam kegiatan
produksi yaitu yang menyangkut material (bahan baku, produk jadi dan scrap),
mesin atau peralatan kerja, perkakas-perkakas pembantu, fasilitas-fasilitas
penunjang (utilitas), lingkungan fisik dan manusia pelaksana kerja.
Ukuran kesuksesan sebuah sistem produksi biasanya dinyatakan dalam
bentuk besarnya produktifitas atau besarnya rasio output per input yang
dihasilkan, sedangkan faktor utama yang berpengaruh pada peningkatan
produktivitas kerja adalah performansi kerja manusia.
Dari penelitian-penelitian ergonomis yang acap kali dilaksanakan, kesimpulan
umum yang bisa ditarik adalah bahwa sistem produksi cenderung dirancang
untuk akomodatif terhadap mesin.
Oleh karena itu, dengan adanya pendekatan-pendekatan ergonomis
diharapkan sebuah sistem produksi dapat dirancang untuk melaksanakan
kegiatan tertentu dengan didukung oleh keserasian hubungan antara manusia
dengan sistem kerja yang dikendalikannya sehingga tercipta sistem kerja yang
memilik aspek seperti berikut ini :
1. Efektif
Yang dimaksud dengan efektif adalah dapat digunakan sesuai dengan tujuan
produk tersebut diproduksi. Misal gunting untuk memotong, maka sudah
seharusnya salah satu bagian dari gunting tersebut memiliki ketajaman yang
cukup untuk dapat melakukan fungsinya.
2. Nyaman
Stasiun kerja yang dirancang harus mengutamakan kenyamanan kerja
operator, hal ini bertujuan agar operator berada pada tingkat produktivitas
yang tinggi sehingga target kerja yang dibebankan dapat tercapai.
3. Aman
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
22
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Dalam stasiun kerja yang ergonomis, hendaknya peralatan kerja, areal kerja
serta perancangan tata letak fasilitas harus diperhatikan dan didesain
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan keselamatan kerja operator.
4. Sehat
Aspek ergonomis yang perlu dipertimbangkan pula dalam perancangan suatu
stasiun kerja adalah kesehatan. Kesehatan pekerja secara tidak langsung
akan berdampak pada produktifitas pekerja. maka hal-hal seperti
kelembaban,posisi kerja yang baik dan tidak mengakibatkan CTD (cumulative
trauma disorder), dan sirkulasi udara yang sehat juga harus diperhatikan
agar tidak membahayakan pekerja.
5. Efisien
Efisien adalah mengerjakan sesuatu secara tepat waktu, biaya dan energy.
Diharapkan dalam memproses atau mengerjakan suatu produk dapat
dipastikan waktu pengerjaannya dengan biaya dan energy seminimal
mungkin sehingga didapatkan hasil yang optimal baik dari segi waktu biaya
dan energy.
Berkaitan dengan perancangan areal atau stasiun kerja dalam suatu
rancangan industri, menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek
ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Sikap dan posisi kerja
Pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap atau posisi kerja
sangat penting, tidak peduli apakah pekerjaan tersebut dilakukan dengan
posisi kerja berdiri, duduk, atau posisi kerja yang lainnya. Beberapa
pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal
sebagai berikut:
a. Antropometri dan mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan
sikap membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam
jangka waktu lama. Untuk mengatasi hal ini maka stasiun kerja harus
dirancang dengan mempertimbangkan fasilitas kerja seperti meja, kursi,
dan lain-lain yang sesuai dengan data antropometri. Hal ini agar operator
dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap normal.
b. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang
bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak
jangkauan normal.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
23
MODUL 1A
NTROPOMETRI
c. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk
waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada pada posisi
miring, sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator
harus bekerja dengan posisi terlentang dan tengkurap.
d. Operator tidak seharusnya dipaksa dalam frekuensi atau periode waktu
yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level
siku normal.
2. Dimensi Ruang Kerja
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi
dari tubuh manusia termasuk disini adalah ukuran linier, berat, volume,
ruang gerak, dan lain-lain. Persyaratan ergonomis mensyaratkan supaya
peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya,
khususnya menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam memperhatikan
dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkau yang bisa
dilakukan oleh perator, batasan-batasan ruang yang enak cukup memberikan
keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus
dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
3. Kondisi Lingkungan Kerja
Operator diharapkan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi
lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperature, kelembaban,
getaran, kebisingan dan lain-lain. Adanya lingkungan fisik kerja yang bising,
panas bergetar atau atmosfir yang tercemar akan memberikan dampak
negatif terhadap ferforma maupun moral dan motifasi operator.
4. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja
Perancangan sistem kerja haruslah mempertimbangkan prosedur-
prosedur untuk mengkombinasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat
memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan
mengenai prinsip ekonomi gerakan diberikan selama tahap perancangan
sistem kerja dari suatu industi, karena hal ini akan memudahkan modifikasi
yang diperlukan terhadap hard ware, prosedur kerja dan lainnya.
Beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan prinsip-
prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan
stasiun kerja adalah:
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
24
MODUL 1A
NTROPOMETRI
a. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator mudah akan mengetahui lokasi
penempatan material (bahan baku, produk akhir, atau scrap), suku
cadang, peralatan kerja, mekanisme kontrol, display, dan lain-lain.
b. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja kerja, kursi dan lain-lain)
dengan dimensi yang sesuai dengan antropometri pekerja dalam range 5
persentil sampai 95 persentil. Biasanya untuk merancang lokasi jarak
jangkauan yang akan dipergunakan oleh operator dengan menggunakan
jarak jangkauan persentil terpendek (5 persentil), sedangkan untuk lokasi
kerja yang membutuhkanclearance akan dipergunkan data terbesar (95
persentil)
c. Atur pengiriman material ataupun peralatan secara teratur ke stasiun-
stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya
membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan
kerja yang dibutuhkan
d. Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi
keseimbangan kerja antara tangan kiri dan tangan kanan. Diharapkan
operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya secara
serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur pada
saat yang bersamaan.
e. Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksi.
Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja sesuai
dengan aliran proses yang ada. Hal ini berguna untuk meminimalkan jarak
perpindahan material selama proses produksi berlangsung.
5. Energi kerja yang dikonsumsikan
Energi kerja yang dikonsumsikan pada saat seseorang melakukan
kegiatan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Dengan
adanya perancangan kerja seharusnya dapat menghemat energi yang harus
dikonsumsikan. Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi gerakan dalam tahap
perancangan dan pengembangan sistem kerja secara umum akan dapat
meminimalakan energi yang harus di konsumsikan dan dapat meningkatkan
efisiensi sehingga bisa meningkatkan output yang dihasilkan.
Kegiatan manufacturing bisa didefinisikan sebagai suatu unit atau kelompok
kerja yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan
baku menjadi produk akhir yang dikehendaki. Didalam suatu stasiun kerja harus
dilakukan pengaturan kerja komponen-komponen yang terlibat didalam sistem
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
25
MODUL 1A
NTROPOMETRI
produksi yaitu menyangkut material (bahan baku, produk jadi, dan scrap),
mesin/peralatan kerja, perkakas pembantu, dan fasilitas penunjang (utilitas),
lingkungan fisik kerja dan manusia pelaksana kerja (operator), dengan
pendekatan ergonomi diharapkan sistem produksi bisa dirancang untuk
melaksanakan kegiatan kerja tertentu dengan didukung keserasian hubungan
antara manusia dengan sistem kerja yang dikendalikannya.
Menurut (Wignjosoebroto, 2003), ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam perancangan stasiun kerja, yaitu:
1. Aspek yang menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan
menekankan prinsip-prinsip ekonomi gerakan.
2. Data-data mengenai dimensi tubuh manusia yang berguna untuk mencari
hubungan keserasian antara produk dan manusia yang memakainya.
3. Pengaturan tata letak fasilitas kerja yang perlu dalam melakukan suatu
kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien.
4. Pengukuran energi yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas
tertentu.
5. Keselamatan dan kesehatan kerja pada stasiun tersebut.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
26
MODUL 1A
NTROPOMETRI
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
3.1Diagram Alir Praktikum
Berikut merupakan diagram alir praktikum modul antropometri:
Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum AntropometriSumber: Data yang diolah
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
27
MODUL 1A
NTROPOMETRI
3.2Peralatan dan Bahan Praktikum
Alat – alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini antara lain:
1. Kursi Antropometri
Digunakan dalam pengukuran dimensi – dimensi tubauh manusia.
2. Alat Ukur Bantu (meteran, mistar dll)
Digunakan sebagai alat bantu dalam pengukuran dimensi – dimensi tubuh
manusia.
3. Lembar Pengamatan
Digunakan untuk mencata data hasil pengukuran dimensi – dimensi tubuh
manusia.
3.3Prosedur Praktikum
1. Membagi tugas dalam masing-masing kelompok
a. Satu orang sebagai pengamat
b. Satu orang sebagai pencatat
c. Satu orang sebagai pengukur
2. Empat anggota kelompok menjadi objek yang diukur
3. Mengukur dimensi tubuh pada bagian: tubuh, kepala, tangan, dan kaki
berdasarkan gambar antropometri.
4. Mencatat hasil pengukuran tersebut pada lembar pengamatan.
5. Melakukan pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang tersedia.
6. Setelah seluruh anggota diukur, membuat rekapitulasi data antropometri dan
kemudian digabungkan dengan rekapitulasi data Antropometri kelompok lain.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
28
MODUL 1A
NTROPOMETRI
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur dimensi tubuh praktikan
saat praktikum. Pengukuran dilakukan pada praktikan pria dan wanita. Data yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Pengukuran Dimensi Pria
Dimensi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Peter
Zandi
NKGian
Sofyan
VikiReyna
rdTio Ali
Hafid
Alan
Dimas P.
Arendi
D1182,
5170 159 169 178,5 167 176
163,5
160,5
185 177 167160,
5
D2 172 161 147158,
5165
157,5
176 152 150 173 163 154 151
D3 155 144 132140,
5147
138,5
149 137 134 153 148 136 133
D4118,
5105 97
102,5
92100,
5103 98 100 114 109 99 99
D5 79 72 67 69,5 71 65,5 71 66 65 79 71 65 66
D6 92 88 84 93 92 88 89 81 83,5 93 92 87 79
D7 82 77 72 81 79,5 77 75 73 37 81 77 76 69
D8 63,5 61,5 53 62 65 56,5 59 59,5 54 64 61 60 55
D9 24,5 27 24 27,5 30 21 18 24 23 16 25,5 28 22
D10 11 16 13 13 12,5 12 16 11,5 14 11 13,5 11 13
D11 61,5 61 50 59 55 50 65 56,5 58 64 61 60 60
D12 53 50 41 45 42 48 53 45,5 46 53 50 51 50
D13 57 56 50,5 54 54 51 56 51 53,5 60 58 49 51,5
D14 49 42,5 42 47 47 46 46 41 43 48 46,5 43 44
D15 42 44 42 43,5 42 42 49 46 52 44 46 46 41
D16 36 44 37 37 33,5 37 42,5 40 46 37 41 38 34
D17 32 27 31 31,5 30 22 32 31 35 32,5 37,5 27 26
D18 26 32 29 29,5 27 27 33,5 28 39 29 32 28 30
D19 49,5 47,5 44 48 46,5 45 46 46 48,5 50 47 47 43
D20 14 11,5 14,5 16,5 17,5 17 16 16 15 13,5 20 16 14
D21 19 16 18 19 19 19 18 18 20 22 20 19 17
D22 16 10,5 10 10 11 8,5 9 8 9,5 9 9 9 8
D23 183 176 168180,
5185,5 172 182 171 177 191 187 178 173
D24 234214,
5198,
5215,
5224
218,5
226 208 210 237 218 214 201
D25 144 130120,
5136 140 132 136 132
122,5
144 135 136 121
D26 73 82 72 74 78 82,5 85 78 75 90 81 78 76
Sumber: Pengolahan Data
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
29
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Tabel 4.2 Data Pengukuran Dimensi Pria
Dimensi
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Ipul
Ifnu
ErciDerr
yDavi
dErda
Ricardo
Agus
Agung
Fero
Barkah
Deldana
Revan
D1168
166
173,5
164 176179,
5170 160 180 164 168,5 169 176
D2157
154
163,5
153 166167,
5161 147 166 151 154 157 165
D3138
137
145,5
137 148148,
5141 132 146 137 143 142 151
D4102
99106,
598 108 109 105 99 110 99 103 104 109
D5 66 65 72,5 65 74 72,5 70 63 71 63 71 69 77
D6 86 85 89 86 93 87 81 80 89 81 84 87 91
D7 72 79 80 74 76 75 76 69 82 72 71 73 79,5
D8 58 60 67 60 61 67 6155,5
60 57 56 60 64
D9 26 23 21 22 21 22 26 22 26 23 20 25 27
D1010,5
13 15 15 10 13 10 12 11 14 13 13 16
D11 59 58 64 61 55 62 59 50 58 57 64 60 56
D1248,5
46 54 51 47 50 43 39 43 41 51 45 44
Sumber: Pengolahan Data
Lanjutan Tabel 4.2 Data Pengukuran Dimensi Pria
Dimensi
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Ipul
Ifnu
ErciDerr
yDavi
dErda
Ricardo
Agus
Agung
Fero
Barkah
Deldana
Revan
D1358,5
51 55 50 54 58 49 48 50 49 54 54 56
D14 44 43 45 57 45 63 52 41 44 42 44 44 43
D15 44 48 44 46 46 52 43 41 47 47 43 43 56
D16 40 41 44 43 40 42 40 39 43 40 42 42 53
D1728,5
30 29 33 33 37 27 25 33 32 26 30 34
D18 31 34 31 32 20 34 29 31 35 34 29 29 43
D19 47 47 49 44 48 50 47 41 49 45 45 44 48
D20 16 15 24 21 19 20 18 15 20 20 21 18 20
D2118,5
19 19 19 20 21 19 18 19 19 20 18 19
D22 9 9,5 9,5 10 10 10 9 7 10 10 8 8,5 11
D23178
175
186 176 180 190 171 161 182 172 170 167 187
D24217
214
223,5
205 222231,
5218 199 230 212 212 218 226
D25135
132
137 128 140 144 127 121 140 128 123 135,5 139
D26 75 82 90 72 79 78 76 71 87 75 78 80 80
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.3 Data Pengukuran Dimensi Pria
Dimensi
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nuge
Dimas R.
Tegar
AfifFuad
Veni AdhiHabi
bDimas
Adit Feri Nico
D1 167 177 171161,
5172,
5154,5 164 165 164 175 163 179
D2 153 165 156 153, 159, 146,5 154 161 153, 163 151 168
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
30
MODUL 1A
NTROPOMETRI
5 5 5
D3135,
5147 142
137,5
144,5
129,5134,
5149 136
144,5
136 146
D4 97,5 108 104 98107,
596
101,6
99 100 106 100 107
D5 68 73 71 65 71,5 67 68,5 64 64 70 69 74
D6 88 90 88,5 81 87 77 86 84 87 92 85 93
D7 75 79 73 73 74 68 73 72 72,5 78 72,5 81
D8 60 65 62 57 58 52 58 56 59 62,5 58,5 64
D9 23 21 25 19 18 21 24 21 20 24 22 23
D10 13,5 12 9,5 13 14 11 13 13 9 13,5 15 13
D11 59 57 60 55 64 53 59 47 59 62,5 51 62
D12 46 45 49 44 50,5 42 53 45 49 50 44 45
D13 52 56 52 51 58,5 50 50 52 52 55 53 54
D14 44,5 47 43 46 47 41 43 41 43 47,5 47 58
D15 45 49 41 44 43 41 32 40 48 46 43 46
D16 43 40 34,5 40 38 34 38 39 44 45 30 34
D17 32 33 29 29,5 34,5 27 33 33 40 37 28 31
D18 31,5 30 24,3 28,5 20,5 26 29 30 36 31 27 28
D19 43,5 49 46 47 47,5 45 49 47 47 48 48 50
D20 19 20,5 21 18 17,5 14 16 17 20,5 16 20 18
D21 18 20,5 21 18,5 19,5 14 18 19,5 19 20 17 20
D22 8,5 11 8,5 8,5 8,5 8,5 8 8,5 9 9 8 9
D23 171 192 178172,
5175 160 164
168,5
174 180 168 180
D24 210 232 219 211223,
5205 208 204
204,5
216 205 212
D25 131 144 137 126 136 121 158 162 162 171 162 174
D26 71 82 79 76 80 73 71 66 78 76,5 71 77
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.4 Data Pengukuran Dimensi Pria
Dimensi
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Akbar
Yudis
Aditya
Afnan
Erdi
DodiYock
yAji Badu
Wildan
Rizky
Prayogo
D1 165 164 180 182 162 162,5 169 169 168 165 160 168
D2 152 153 169 169 151 147 162 159,5 158 156,5 149 158
D3 136 138 153 152 136 132 142 140 139,5 137 132 139,5
D4 100 97 111 11299,5
96 103,5 102,5 101,5 101,5 97 101,5
D5 67 69 78 73 69 64 74 65,5 66,5 67 65 66,5
Sumber: Pengolahan Data
Lanjutan Tabel 4.4 Data Pengukuran Dimensi Pria
Dimensi
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Akbar
Yudis
Aditya
Afnan
Erdi
DodiYock
yAji Badu
Wildan
Rizky
Prayogo
D6 83 86 92 94 85 82 93,5 87 86,5 85 89 86,5
D7 68 75 81,5 84 74 77 85 72 74,5 74 79 74,5
D8 57 57 64 68 58 55 68 56,5 60 59 59 60
D9 24,5 25 26 25 24 24 33 16,5 23,5 23 24 23,5
D10 11 13,5 16 16,5 14 16 23 13,5 13 12 17 13
D11 58,5 59 68 64,5 59 57 63 59 59 55 56 59
D12 46 49 57,5 49 47 49 51 53 51 47 41 51
D13 52 50 58 59 52 50 53 54 56 50 48 56
D14 43 43 59 56 41 37 35 45 45 42 36 45
D15 41 43 49 50,5 47 46 55 45 43,5 41 47 43,5
D16 38 39 44 46 35, 40 53 41 37 33,5 42 37
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
31
MODUL 1A
NTROPOMETRI
5
D17 31 34 36 37 35 38 43 31,5 33 30 34 33
D18 27 28 36 36 28 34 45 30 26,5 25 36 26,5
D19 46 44 52,5 5146,5
46,5 53 47 49 48 45 49
D20 19 19,5 16 19,5 17 16 17 17 18 16 18 18
D21 18 18 21 20,5 18 19 21 18 19 21 19 19
D22 8 9 9,5 9,5 8,5 8 9 9,5 8,5 10 9 8,5
D23 168 168 189 185,5 174 168 177 174 177 176 162 177
D24 205 200 234 226 215 199,5 208,5 217 214,5 212,5 201 214,5
D25 169 168 178 185 129 129,5 137 176 177,5 170,5 130 177,5
D26 76 69,5 79 81 85 81 85 71 71 74 78 71
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.5 Data Pengukuran Dimensi Wanita
Dimensi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Atika
Rosa
Yane
Elok Eni YesiIwa
Dinda
Itsna
Della
Rina
ChikiDevina
D1151,
5145 158 160 160
144,5
153
164 159153,
5145 144,7 158
D2 140 134151,
5148,
5148,5
133,5
140
152 147 141 133 131,5 145
D3 124118,
5136,
5132,
5130,5 120
123
135130,
5124,
5118 117,9 269
D4 90,5 87,5 98 98,7 94 88 93 101 97 95,5 84 86,5 84
D5 62 58 69 69 64 57 62 67 66,5 60 57 58,8 60
D6 79 75 76 86 83,5 7578,5
84 82,5 79 74 77 82
D7 68 65 74 73,2 70,5 65 67 74,5 68,5 66,5 63 65,7 69,5
D8 51,5 51 60,5 58,3 55,5 5150,5
60 55 50,5 49 52,4 56
D9 22 18 23,5 24,2 21,5 1720,5
21 21 20 17 19,6 21
D10 12 13 13 14,5 11,5 1211,5
12 11,5 12,7 12 12,3 13
D11 52 54 55 55,5 50,5 56 50 60 56,5 49,7 57 57,6 50
D12 42 46 43 44 45,5 40 43 50 46,4 39 48 50 45
D13 47 44 52 48,5 47 4545,5
50 50 47 46 44,4 42
D14 41 40 43 41 42 40 39 42 42,5 40 37 36,8 41
D15 38 39 40,8 39 37 40 40 41 39 38 38 38,7 40
D16 37 38 39 40,5 36 37 36 40 40,3 37,5 36 38,3 39
D17 26 24,5 29,5 24 25,5 29 27 17 33 29,5 23 28,2 28
D18 29 30,5 26 27 28 30 27 30 30 37,1 27 29,6 28,5
D19 41 40 47 41,5 43 39,5 41 44,5 41 40 37,5 36,5 43
D20 15 12,5 13 13,5 15 1513,5
17 17,5 17,5 13 14 14
D21 16,5 15,5 18 15,3 17 16 16 18,5 17,5 17,5 15,5 16 17
D22 7 8 7,5 7 7,5 8 7 7 7,2 7 6,5 7,3 8
D23156,
5148
170,5
157,2
160,8 149149
168 162 153 145 144,5 161
D24 194 182208,
5200 200 182
191
207200,
1186
181,5
181,8 187
D25 118 107 130 122 125 110114
124,5
121,5
110113,
5113,1 120
D26 67 66 74 68,5 72 64 66 72,5 71 70 62 62,5 73
Sumber: Pengolahan Data
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
32
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Tabel 4.6 Data Pengukuran Dimensi Wanita
Dimensi
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Emy
Bella
Ruth
IveAurana
Maria
VicaAnnisa
Atikah
Etta
Triana
Dian
Novian
D1 158 154 159 158 171161,
5151,
5160 162
160
158,5 153 169
D2 147 142 148138,
5155 153
139,5
147 149149
148,5 141 158
D3 130 127 131122,
5141 129
122,5
132 132133
131,5 124 138
D495,5
97 98 86 105 98 91,5 99 95101
95,5 95 101
D5 63 65 67 60 71 68 62,5 63 66 68 64,5 64 68
D680,5
81 82 80 89 84 80 80 90 83 82,5 79 85
D7 68 70 72 70 70 74,5 68 69 70 72 73 65 72
D8 53 56 57 54,5 60 57,5 53 55,5 59 60 54 52 55,5
D9 24 26 25 23 25 28 24 22 21,529,5
23 20 22
D10 13 15 17 12 12 18 13 12 10 10 15 12,5 12
D1158,5
59 60 57 58 63,5 51,5 50 55 20 61 49 55
D12 49 50 53 49 44 51,5 39 39 48 41 50 43,5 48
D13 50 48 48 51 49 51 45 48 50 50 51 47 53
D14 43 40 39 41 44 41 39 41 38,5 41 41 41 44
D15 39 45 42 40,5 40 43 38 41 4442,5
42,5 38,5 43
D16 36 43 48 38 38 49 37 39 40 40 38 37 44
D1726,5
28,5 29 27 26 39,5 28 25 26,531,7
30 25 28
D18 28 31 32 25,5 25 35 25 31 30 28 27,5 28 29
D19 43 40 47 41,5 45 45 39 41 42,5 42 42,5 41 24
D2014,5
17 15 15,5 19 20 16 15 20 19 18,5 14 14
D21 17 17 19 17 18 17 17 18 1816,5
18 18 20
D22 8 7 8 9,5 9 7,5 7,5 7 8 7,5 7 7,5 8
D23 152 152 158 158 165 153 151 161 161162
159 154 166
D24 198 192 196 197 203 201190,
5199 202
201
201188,
5208
D25 120 120 121 119 127 123 117 121 125118
116 118 124
D26 66 73 70 69 80 68 67 71 69 75 70 73 76
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.7 Data Pengukuran Dimensi Wanita
Dimensi
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38Firdanis
Wieke
Mega
Inggrid
Santi
Sartika
Echa
Shela
irfi Finsha
Dyah
Adel
D1 161 157,5167,
4160,5 154 158,5 159 159 149 158 167
145,5
D2 149 143 155 150,5 141 148 148 148 144 148 154135,
5D3 133 127 139 134,5 125 129,5 129 131 125 132 138 121
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
33
MODUL 1A
NTROPOMETRI
D4 99 93103,
496,5 93 95,5 94 97 95 97 102 89
D5 70 63 80,6 66 64 66 61,5 65,5 59 62 67 59D6 87 78,5 86 84 78 85,5 79,5 79,5 79 85 84 78,5D7 71 65 77,3 74 68 71,5 71 72,5 66 73 73 66D8 58 54 61,5 57,5 53 58,5 56 58 56 57 57 52D9 22 18 27 24 22 20 17,5 23 24 22 19 23
D10 10 9 12,8 12,5 10 9,5 12 13 14 13 14 10,5D11 53 51 55 61 59 57 56 58 53 47 57 49D12 43 41 46 51 49 48 46,5 47 41 38 46,5 42D13 50 47 49,5 52,5 48 49 51 49 47 46,5 53 46D14 41 43 41,3 43 40 41 41 40 38 37 44 38,5D15 40 37,5 38,8 41 38 37 42 40 38 40 38 38D16 40 38 38,4 42 37 37 34,5 37 34 41 37 37D17 26 27 30 26,5 23 29 34,5 30 26 28 29 30D18 28 25 26,5 29,5 26 24 28 26 25 30 25 28D19 40 38 42,5 43 42 40 45,5 42 40 47 45 39D20 20 15 14,8 13 16,5 14 16 16 17 17 17 14D21 17 16 17,6 19 16,5 16,5 19 18 16,5 19 18,5 16D22 7 7 7,1 7 8 7 8 7 7 8 7 7
D23 158 154164,
4167 154 157 173 160 147 166 169 144
D24 199 198207,
8199,5 193 195 204
197,5
189 203 210 182
Sumber: Pengolahan Data
Lanjutan Tabel 4.7 Data Pengukuran Dimensi Wanita
Dimensi
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38Firdanis
Wieke
Mega
Inggrid
Santi
Sartika
Echa
Shela
irfi Finsha
Dyah
Adel
D25 120 113128,
5123 117 121 130 130 119 127 130
146,5
D26 70 69 74,3 70 71 66 84 76 66 76 74 64Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.8 Data Pengukuran Dimensi Wanita
Dimensi
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Debrina
Rara
Risma
DesyMand
aIlla Nuri Laily
Elin
rethaAnis
aApril
D1 163 152 166 149 170,5 164 158 156 158 164,5 157 158
D2 151 140 156 140 158,5152,
5147,
7145 147 154 145 147,7
D3 136 126 135 126 141,5136,
5128 127 132 139 131 128
D4 101 89 103 95 102 101 93 95 98 102 97 93
D5 69 62 73 59 70,5 66 62 64 64 68 66 62
D6 83 78 88 85 83 86 80 78 88 80 80 83
D7 71 69 76 70 78 72,5 68 70 76 70 70,5 68
D8 55 57 60 52 59 55 52 52 63 54 54 62
D9 21,5 18 23 21 21 27 21 21 23 20 24 23
D10 11 11 12 15 12 12,5 10 13 13 11 12 10
D11 58 53 63 59 47 59 60 58 60 61 55 60
D12 49 47 53 51 50 52 52 49 51 56 45 52
D13 59 45 53 50 52 51,5 51 48 51 50 49 51
D14 47,5 39 42 38 41 44,5 42 40 42 43 43 40
D15 36 37, 37 39 42 39 39,5 38,5 40 41 37 39,5
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
34
MODUL 1A
NTROPOMETRI
5
D16 3734,5
33 32 41 38 38 30 40 36 34 38
D17 30,5 28 26 29 28 29 30 26 30 29 29 30
D18 24 24 23 19 26 30,5 27 20 29 23 28 27
D19 44 40 45 41 46 45,5 44 43 46 47 44 44
D20 15 16 13 12 14 18 18 17 19 17 17 18
D21 19,516,5
19 17 18,5 18,5 18 1617,5
18 18 18
D22 9,5 7,5 7 8 8,5 8,5 7 7 7 8 7,5 7,5
D23 165 151 172 157 174171,
5162 160 159 170 160 162
D24 208 188 208 185 208201,
5198 188 199 206
192,5
198
D25 168,5 122 166 149 166 167 156 149 123 161 155 156
D26 70 67 73 65 74 75 77 69 69 75 70 77
Sumber: Pengolahan Data
4.2Pengolahan dan Analisis Data
4.2.1 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data dilakukan pada dimensi 1 hingga dimensi 26, berikut
merupakan tabel dari uji keseragaman data pada dimensi 1 :
Tabel 4.9 Hasil Uji Keseragaman PriaDimen
siRata-rata
Standar deviasi
Data maxData min
BKA BKB Keterangan
D1 168,5532 5,856281 180 159180,265
8156,840
6 seragam
D2 157,6702 6,079435 169 147169,829
1145,511
3 seragam
D3 141,3776 6,035943 153 132153,449
4129,305
7 seragam
D4 102,3467 3,845753 110 96110,038
294,6551
6 seragam
D5 68,58889 3,289599 71 6375,1680
962,0096
9 seragam
D6 87,42857 3,612767 94 81 94,654180,2030
4 seragamSumber: Pengolahan Data
Lanjutan Tabel 4.9 Hasil Uji Keseragaman PriaDimen
siRata-rata
Standar deviasi
Data maxData min
BKA BKB Keterangan
D7 75,75556 3,166986 82 7182,0895
369,4215
8 seragam
D8 59,60465 2,503707 64 5564,6120
754,5972
4 seragam
D9 23,72619 1,948115 27,5 2027,6224
219,8299
6 seragam
D10 12,85745 1,956788 16,5 916,7710
28,94387
1 seragam
D11 59,76136 2,73965 65 5565,2406
654,2820
6 seragamD12 47,79592 3,561832 54 41 54,9195 40,6722 seragam
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
35
MODUL 1A
NTROPOMETRI
8 5
D13 52,82292 2,872262 58,5 4858,5674
447,0783
9 seragam
D14 44,03947 2,034771 48 40,548,1090
139,9699
3 seragam
D15 44,59302 2,5571 49 4049,7072
239,4788
2 seragam
D16 39,8 3,303579 46 33,546,4071
633,1928
4 seragamD17 31,80435 3,201524 38 26 38,2074 25,4013 seragam
D18 30,16222 3,343262 36 24,336,8487
5 23,4757 seragam
D19 46,93182 1,760652 50 43,550,4531
243,4105
1 seragam
D20 17,84375 1,946509 21 1421,7367
713,9507
3 seragam
D21 19,2 0,925645 21 1821,0512
917,3487
1 seragam
D22 9 0,691215 10 810,3824
37,61757
1 seragam
D23 4,911597 183 164183,408
6163,762
24,91159
7 seragam
D24 212,6047 7,324582 226 198,5227,253
8197,955
5 seragam
D25 142,2449 17,92813 178 120,5178,101
2106,388
6 seragam
D26 77,02128 4,183245 85 69,585,3877
768,6547
9 seragamSumber: Pengolahan Data
Berdasarkan tabel, didapatkan data berupa nilai rata-rata dari keseluruhan
data dimensi 1 pada pria, nilai standart deviasi, nilai batas bawah (BKB) dan nilai
batas atas (BKA).
Sebagai contoh, pada data D1, nilai max adalah 180 dan nilai min adalah
159 sementara nilai BKA adalah 180,2658 dan nilai BKB adalah 156,8406
dengan standart deviasi sebesar 5,856281. Karena nilai data max dan data min
masih berada dalam jangkauan nilai BKA dan BKB, maka data D1 dapat
dikatakan seragam.
Cara menghitung nilai BKA untuk D1 adalah sebagai berikut:
BKA=x+k .σ
BKA = 168,5532+ (2 x 5,856281)
BKA = 180,2658
Cara menghitung nilai BKB untuk D1 adalah sebagai berikut:
BKB=x−k .σ
BKB = 168,5532– (2 x 6,6772)
BKB = 156,8406
Pada perhitungan BKA dan BKB di atas, nilai k = 2, karena pada perhitungan
ini digunakan tingkat keyakinan 95%. Untuk tingkat keyakinan 95%, nilai k = 2.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
36
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Dengan demikian, setelah melakukan uji seragam sebanyak 7 kali dengan
mengurangi beberapa data yang tidak seragam, didapatkan keseragaman pada
keseluruhan dimensi tubuh pria. Berikut merupakan tabel hasil uji keseragaman
pada dimensi 1. Agar lebih mudah untuk melihat apakah data tersebut seragam
atau tidak, bisa tampilkan dalam bentuk peta kontrol. Berikut ini adalah gambar
peta kontrol untuk Dimensi 1 Pria :
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46145
150
155
160
165
170
175
180
185
pria
Series1Series2Series3
Gambar 4.1 Peta Kontrol Dimensi 1 PriaSumber: Pengolahan Data
Tabel 4.10 Hasil Uji Keseragaman WanitaDimen
siRata-rata
Standar deviasi
Data max
Data min
BKA BKBKeteranga
n
D1 158,3846 3,860157 166 151,1166,104
9150,664
3 seragam
D2 146,7595 4,742905 156 138,5156,245
3137,273
7 seragam
D3 129,8061 6,088596 141,5 118141,983
3117,628
9 seragam
D4 96,87073 3,239232 103 90,5103,349
290,3922
7 seragam
D5 64 3,806519 71 5771,6130
456,3869
6 seragam
D6 75,05 8,975164 90 5993,0003
357,0996
7 seragam
D7 69,79333 2,745111 74,5 6575,2835
664,3031
1 seragam
D8 55,32553 2,950348 60,5 50,561,2262
349,4248
4 seragam
D9 22,25526 1,485188 25 2025,2256
419,2848
9 seragam
D10 11,93488 1,12924 14 1014,1933
69,67640
4 seragam
D11 56,07872 3,928432 63,5 4963,9355
948,2218
6 seragam
D12 46,35714 4,232808 53 3854,8227
637,8915
3 seragam
D13 48,79167 2,502835 53 4453,7973
4 43,786 seragamD14 40,77551 1,912299 44,5 37 44,6001 36,9509 seragam
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
37
MODUL 1A
NTROPOMETRI
1 1
D15 39,72391 1,655856 43 3743,0356
3 36,4122 seragam
D16 38,22973 1,479464 41 3641,1886
6 35,2708 seragam
D17 28,05 1,632208 31 2531,3144
224,7855
8 seragam
D18 27,57609 2,347498 32 2332,2710
822,8810
9 seragam
D19 42,55208 2,533267 47 37,547,6186
237,4855
5 seragamD20 16 2,135702 20 12 20,2714 11,7286 seragam
D21 17,38367 1,074583 19,5 15,319,5328
415,2345
1 seragam
D22 7,375 0,446238 8 6,58,26747
56,48252
5 seragam
D23 158,764 7,754466 174 144174,272
9143,255
1 seragam
D24 196,5918 8,328961 210 181,5213,249
8179,933
9 seragam
D25 120,2568 5,196983 130 110130,650
7109,862
8 seragam
D26 70,58889 3,92586 78 62,578,4406
162,7371
7 seragamSumber: Pengolahan Data
Berdasarkan tabel, didapatkan data berupa nilai rata-rata dari keseluruhan
data dimensi 1 pada wanita, nilai standart deviasi, nilai batas bawah (BKB) dan
nilai batas atas (BKA).
Sebagai contoh, pada data D1, nilai max adalah 166 dan nilai min adalah
151,1 sementara nilai BKA adalah 166,1049 dan nilai BKB adalah 150,6643
dengan standart deviasi sebesar 3,860157. Karena nilai data max dan data min
masih berada dalam jangkauan nilai BKA dan BKB, maka data D1 dapat
dikatakan seragam.
Cara menghitung nilai BKA untuk D1 adalah sebagai berikut:
BKA=x+k .σ
BKA = 158,3846+ (2 x 3,860157)
BKA = 166,1049
Cara menghitung nilai BKB untuk D1 adalah sebagai berikut:
BKB=x−k .σ
BKB = 158,3846– (2 x 3,860157)
BKB = 150,6643
Pada perhitungan BKA dan BKB di atas, nilai k = 2, karena pada perhitungan
ini digunakan tingkat keyakinan 95%. Untuk tingkat keyakinan 95%, nilai k = 2.
Dengan demikian, setelah melakukan uji seragam sebanyak 7 kali dengan
mengurangi beberapa data yang tidak seragam, didapatkan keseragaman pada
keseluruhan dimensi tubuh wanita. Berikut merupakan tabel hasil uji
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
38
MODUL 1A
NTROPOMETRI
keseragaman pada dimensi 1. Agar lebih mudah untuk melihat apakah data
tersebut seragam atau tidak, bisa tampilkan dalam bentuk peta kontrol. Berikut
ini adalah gambar peta kontrol untuk Dimensi 1 Wanita :
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37140
145
150
155
160
165
170
wanita
Series1Series2Series3
Gambar 4.2 Peta Kontrol Dimensi 1 WanitaSumber: Pengolahan Data
4.2.2 Uji Kenormalan Data
Data antropometri yang akan digunakan dalam sebuah perancangan adalah
data yang berdistribusi normal. Hal ini dilakukan agar data yang dilakukan untuk
perancangan merupakan data yang dapat mewakili populasi pengguna produk
tersebut. Berikut merupakan pengolahan data (uji kenormalan data) hasil
praktikum Perancangan Kerja dan Ergonomi :
1. Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh Pria
Berikut merupakan langkah-langkah uji kenormalan dengan menggunakan
SPSS 17.0 :
a. Buka aplikasi SPSS 17.0
b. Masukkan data yang telah diperoleh ke dalam SPSS
c. Klik Analyze >> Descriptive >> Explore
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
39
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Gambar 4.3 Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh PriaSumber: Print Screen Pengolahan Data dengan SPSS 17.0
d. Masukkan data D1 hingga D26 ke dalam test variabel list
e. Klik Plot lalu pilih Normality with Plot Test, klik Continue, lalu klik
OK.
Gambar 4.4 Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh PriaSumber: Print Screen Pengolahan Data dengan SPSS 17.0
f. Selanjutnya akan muncul output seperti berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh PriaTests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
D1 .142 38 .052 .949 38 .084
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
40
MODUL 1A
NTROPOMETRI
D2 .192 38 .001 .943 38 .054
D3 .135 38 .077 .950 38 .090
D4 .147 38 .037 .926 38 .015
D5 .137 38 .070 .942 38 .049
D6 .089 38 .200* .953 38 .109
D7 .159 38 .016 .915 38 .007
D8 .099 38 .200* .960 38 .192
D9 .128 38 .122 .963 38 .236
D10 .198 38 .001 .951 38 .098
D11 .138 38 .064 .956 38 .136
D12 .141 38 .055 .956 38 .138
D13 .146 38 .040 .942 38 .049
D14 .169 38 .008 .952 38 .104
D15 .142 38 .052 .954 38 .122
D16 .095 38 .200* .970 38 .390
D17 .090 38 .200* .966 38 .300
D18 .130 38 .104 .955 38 .133
D19 .137 38 .068 .956 38 .145
D20 .146 38 .039 .935 38 .028
D21 .202 38 .000 .903 38 .003
D22 .173 38 .006 .883 38 .001
D23 .101 38 .200* .959 38 .171
D24 .063 38 .200* .972 38 .454
D25 .177 38 .004 .871 38 .000
D26 .113 38 .200* .976 38 .565
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS 17.0
Dari tabel di atas kita dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Nilai α yang digunakan pada pengujian kali ini adalah 0,05. Dan kriteria
pengujian kenormalan ini adalah :
H0 diterima apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ α
H0 ditolak apabila Asymp. Sig (2-tailed) < α
Dari output SPSS di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)
untuk D1 hingga D26 adalah lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data D1 hingga D26 (Data Dimensi Tubuh Pria) berdistribusi normal.
2. Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh Wanita
Berikut merupakan langkah-langkah uji kenormalan dengan menggunakan
SPSS 17.0 :
a. Buka aplikasi SPSS 17.0
b. Masukkan data yang telah diperoleh ke dalam SPSS
c. Klik Analyze >> Descriptive >> Explore
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
41
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Gambar 4.5 Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh WanitaSumber: Print Screen Pengolahan Data dengan SPSS 17.0
d. Masukkan data D1 hingga D26 ke dalam test variabel list
e. Klik Plot lalu pilih Normality with Plot Test, klik Continue, lalu klik
OK.
Gambar 4.6 Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh WanitaSumber: Print Screen Pengolahan Data dengan SPSS 17.0
f. Selanjutnya akan muncul output seperti berikut ini :
Tabel 4.12 Hasil Uji Kenormalan Data Dimensi Tubuh Wanita Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
42
MODUL 1A
NTROPOMETRI
D1 .157 37 .022 .954 37 .133
D2 .152 37 .031 .944 37 .060
D3 .111 37 .200* .968 37 .357
D4 .119 37 .200* .964 37 .269
D5 .113 37 .200* .964 37 .263
D6 .197 37 .001 .885 37 .001
D7 .122 37 .180 .935 37 .033
D8 .113 37 .200* .955 37 .135
D9 .146 37 .044 .934 37 .031
D10 .201 37 .001 .936 37 .035
D11 .105 37 .200* .958 37 .169
D12 .097 37 .200* .965 37 .289
D13 .120 37 .194 .964 37 .276
D14 .162 37 .015 .951 37 .100
D15 .147 37 .042 .937 37 .036
D16 .183 37 .003 .921 37 .012
D17 .122 37 .178 .950 37 .100
D18 .125 37 .157 .949 37 .087
D19 .112 37 .200* .962 37 .237
D20 .112 37 .200* .957 37 .165
D21 .151 37 .032 .947 37 .074
D22 .304 37 .000 .796 37 .000
D23 .097 37 .200* .981 37 .780
D24 .114 37 .200* .951 37 .101
D25 .076 37 .200* .976 37 .600
D26 .096 37 .200* .979 37 .694
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS 17.0
Dari tabel di atas kita dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Nilai α yang digunakan pada pengujian kali ini adalah 0,05. Dan kriteria
pengujian kenormalan ini adalah :
H0 diterima apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ α
H0 ditolak apabila Asymp. Sig (2-tailed) < α
Dari output SPSS di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)
untuk D1 hingga D26 adalah lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data D1 hingga D26 (Data Dimensi Tubuh Wanita) berdistribusi normal.
4.2.3 Persentil
Setelah memperoleh data, melakukan perhitungan persentil untuk tiap-tiap
dimensi dan dilakukan pada data pria maupun wanita. Persentil yang digunakan
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
43
MODUL 1A
NTROPOMETRI
dalam pengolahan data ini ialah persentil 5-th, 10-th, 50-th, 90-th, dan 95-th.
Hasil pengolahan data terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13 Persentil Pria
Dimensi Rata-rata Standart deviasiPersentil
5-th 10-th 50-th 90-th 95-th
D1 168,5532 5,856281158,919
6161,057
2168,553
2176,049
2178,186
8
D2 157,6702 6,079435147,669
5149,888
5157,670
2165,451
9167,670
9
D3 141,3776 6,035943131,448
5133,651
6141,377
6149,103
6151,306
7
D4 102,3467 3,84575396,0204
497,4241
4102,346
7107,269
3 108,673
D5 68,58889 3,289599 63,1775 64,378268,5888
972,7995
874,0002
8
D6 87,42857 3,61276781,4855
782,8042
387,4285
792,0529
193,3715
7
D7 75,75556 3,16698670,5458
771,7018
275,7555
6 79,809380,9652
5
D8 59,60465 2,50370755,4860
556,3999
159,6046
562,8093
963,7232
5
D9 23,72619 1,94811520,5215
4 21,232623,7261
926,2197
826,9308
4
D10 12,85745 1,9567889,63853
410,3527
612,8574
515,3621
416,0763
7
D11 59,76136 2,7396555,2546
456,2546
159,7613
663,2681
164,2680
8
D12 47,79592 3,56183241,9367
143,2367
847,7959
252,3550
653,6551
3
D13 52,82292 2,87226248,0980
549,1464
252,8229
256,4994
257,5477
9
D14 44,03947 2,03477140,6922
741,4349
644,0394
746,6439
847,3866
7
D15 44,59302 2,557140,3865
941,3199
344,5930
247,8661
148,7994
5
D16 39,8 3,30357934,3656
135,5714
2 39,844,0285
845,2343
9
D17 31,80435 3,20152426,5378
4 27,706431,8043
5 35,902337,0708
6
D18 30,16222 3,34326224,6625
525,8828
430,1622
2 34,441635,6618
9
D19 46,93182 1,76065244,0355
544,6781
946,9318
249,1854
549,8280
9
D20 17,84375 1,94650914,6417
415,3522
217,8437
520,3352
821,0457
6
D21 19,2 0,92564517,6773
118,0151
7 19,220,3848
320,7226
9
D22 9 0,6912157,86295
18,11524
5 99,88475
510,1370
5
D23 4,911597 183-
296,123-
229,3284,91159
7239,151
6305,946
6
D24 212,6047 7,324582200,555
8203,229
2212,604
7221,980
2224,653
6
D25 142,2449 17,92813112,753
1119,296
9142,244
9165,192
9171,736
7
D26 77,02128 4,18324570,1398
471,6667
377,0212
882,3758
383,9027
2
Sumber: Pengolahan Data
Dari tabel 4.13 dapat diketahui nilai persentil dimensi 1 pada pria, dengan
rumus berikut ini :
Rumus untuk perhitungan persentil 5-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 5-th = x – (1,645.σ)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
44
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Persentil 5-th =168,5532– (1,645 x 5,856281)
Persentil 5-th = 158,919617755
Rumus untuk perhitungan persentil 10-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 10-th = x – (1,28.σ)
Persentil 10-th = 168,5532– (1,28 x 5,856281)
Persentil 10-th = 161,05716032
Rumus untuk perhitungan persentil 50-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 50-th = x
Persentil 50-th = 168,5532
Rumus untuk perhitungan persentil 90-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 90-th = x + (1,28.σ)
Persentil 90-th = 168,5532 + (1,28 x 5,856281)
Persentil 90-th = 176,04923968
Rumus untuk perhitungan persentil 95-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 95-th = x + (1,645.σ)
Persentil 95-th = 168,5532 + (1,645 x 5,856281)
Persentil 95-th = 178,186782245
Tabel 4.14 Persentil WanitaDimens
i Rata-rata Standart deviasiPersentil
5-th 10-th 50-th 90-th 95-th
D1158,384
6 3,860157152,03
46153,44
36158,38
5163,32
56164,73
46
D2146,759
5 4,742905138,95
74140,68
86 146,76152,83
04154,56
16
D3129,806
1 6,088596119,79
04122,01
27129,80
6137,59
95139,82
18
D496,8707
3 3,23923291,542
1992,724
5196,870
7101,01
69102,19
93
D5 64 3,80651957,738
2859,127
66 6468,872
3470,261
72
D6 75,05 8,97516460,285
8663,561
79 75,0586,538
2189,814
14
D769,7933
3 2,74511165,277
6266,279
5969,793
373,307
0774,309
04
D855,3255
3 2,95034850,472
2151,549
0855,325
559,101
9860,178
85
D922,2552
6 1,48518819,812
1320,354
2222,255
324,156
324,698
39
D1011,9348
8 1,1292410,077
2810,489
4511,934
913,380
3113,792
48
D1156,0787
2 3,92843249,616
4551,050
3356,078
761,107
1162,540
99
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
45
MODUL 1A
NTROPOMETRI
D1246,3571
4 4,23280839,394
1740,939
1546,357
151,775
1353,320
11
D1348,7916
7 2,50283544,674
5145,588
0448,791
751,995
352,908
83
Sumber: Pengolahan Data
Lanjutan Tabel 4.14 Persentil WanitaDimens
i Rata-rata Standart deviasiPersentil
5-th 10-th 50-th 90-th 95-th
D1440,7755
1 1,91229937,629
7838,327
7740,775
543,223
2543,921
24
D1539,7239
1 1,65585637,000
0337,604
4139,723
941,843
4142,447
79
D1638,2297
3 1,47946435,796
0136,336
0238,229
740,123
4440,663
45
D17 28,05 1,63220825,365
0225,960
77 28,0530,139
2330,734
98
D1827,5760
9 2,34749823,714
4624,571
2927,576
130,580
8931,437
72
D1942,5520
8 2,53326738,384
8639,309
542,552
145,794
6646,719
3
D20 16 2,13570212,486
7713,266
3 1618,733
719,513
23
D2117,3836
7 1,07458315,615
9816,008
217,383
718,759
1419,151
36
D22 7,375 0,4462386,6409
386,8038
15 7,3757,9461
858,1090
62
D23 158,764 7,754466146,00
79148,83
83158,76
4168,68
97171,52
01
D24196,591
8 8,328961182,89
07185,93
07196,59
2207,25
29210,29
29
D25120,256
8 5,196983111,70
78113,60
47120,25
7126,90
89128,80
58
D2670,5888
9 3,9258664,130
8565,563
7970,588
975,613
9977,046
93
Sumber: Pengolahan Data
Dari tabel 4.14 dapat diketahui nilai persentil dimensi 1 pada pria, dengan
rumus berikut ini :
Rumus untuk perhitungan persentil 5-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 5-th = x – (1,645.σ)
Persentil 5-th = 158,3846 – (1,645 x 3,860157)
Persentil 5-th = 152,034641735
Rumus untuk perhitungan persentil 10-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 10-th = x – (1,28.σ)
Persentil 10-th = 158,3846 – (1,28 x 3,860157)
Persentil 10-th = 153,44359904
Rumus untuk perhitungan persentil 50-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 50-th = x
Persentil 50-th = 158,3846
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
46
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Rumus untuk perhitungan persentil 90-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 90-th = x + (1,28.σ)
Persentil 90-th = 158,3846 + (1,28 x 3,860157)
Persentil 90-th = 163,32560096
Rumus untuk perhitungan persentil 95-th pada D1 adalah sebagai berikut:
Persentil 95-th = x + (1,645.σ)
Persentil 95-th = 158,3846 + (1,645 x 3,860157)
Persentil 95-th = 164,734558265
4.2.4 Gambar Desain Produk Lemari
Berdasarkan hasil perhitungan persentil, maka ukuran yang sesuai untuk
pembuatan lemari berdasaran ukuran tubuh praktikan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Ukuran dan Desain yang digunakan dalam Desain LemariNO
Keterangan Persentil Allowance
Ukuran
1 Tinggi Lemari (Dimensi 24)
5th dari data wanita
1 cm 183 cm
2 Tinggi Kaca Dari Alas (Dimensi 1)
95 th dari data pria 2cm 173 cm
3 Tinggi Rak Paling Atas (Dimensi 2)
5 th dari data wanita
3cm 139 cm
4 Tinggi Pegangan Pintu dari Alas (Dimensi 4)
50 th dari data wanita
1cm 96 cm
5 Panjang Pegangan Pintu (Dimensi 22)
95 th dari data pria 1cm 10 cm
6 Lebar (Diameter) Pegangan Pintu (Dimensi 21)
5 th dari data wanita (15 cm)
1cm 5 cm
7 Lebar Lemari (Dimensi 15)
95 th dari data pria 1cm 49 cm
8 Tinggi Cantolan Baju (Dimensi 8)
95 th dari data pria 5cm 64 cm
9 Lebar 1 Pintu (Dimensi 16)
95 th dari data pria 3cm 46 cm
10 Lebar 2 Pintu (Dimensi 23)
5 th dari data wanita
3cm 146 cm
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan data dimensi yang didapat, dihasilkan sebuah desain produk
seperti yang tampak pada Gambar 4.7 sebagai berikut:
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
47
MODUL 1A
NTROPOMETRI
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
48
MODUL 1A
NTROPOMETRI
Gambar 4.7 Desain LemariSumber: Print Screen Desain Lemari dengan Autocad 2008
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
49
MODUL 1A
NTROPOMETRI
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
50
MODUL 1A
NTROPOMETRI
BAB VPENUTUP
5.1Kesimpulan
Ergonomi merupakan studi mengenai sistem kerja manusia yang bertujuan
untuk mendesain sistem kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien.
Ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan
manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya.
Salah satu cabang ilmu dari ergonomi ialah Anthropometri. Anthropometri
merupakan studi mengenai dimensi tubuh manusia yang nantinya digunakan
untuk menyesuaikan interaksi antara manusia dengan sistem kerja yang ada.
Data sampel yang diperoleh dari praktikum mengenai dimensi-dimensi tubuh
manusia ini selanjutnya diuji keseragaman data, kenormalan data dan persentil,
selanjutnya dari data persentil tadi digunakan untuk mendesain ukuran produk
yang sesuai dan nyaman untuk konsumen khususnya bagi praktikan yang
diambil datanya. Produk yang dirancang ialah lemari, dari penguji tersebut
diperoleh :
1. Dari pengujian keseragaman data menggunakan BKA dan BKB serta peta
kontrol diperoleh bahwa data D1 hingga D26 seragam untuk data pria dan
wanita.
2. Dari pengujian kenormalan, data D1 hingga D26 berdistribusi normal untuk
data pria dan wanita.
3. Persentil yang diuji yaitu persentil 5th,10th 50th, 90th, 95th .
Dimensi yang digunakan pada produk lemari ini ada sepuluh dimensi meliputi
D24, D1, D2, D4, D21, D22, D15, D8, D16, D23 dengan persentil yang digunakan
meliputi P5, P50, dan P95 dari persentil perempuan atau laki-laki.
5.2Saran
Adapun saran dari kelompok kami dalam praktikum ini adalah :
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan lebih memahami materi
praktikum yang akan dilaksanakan, agar memudahkan saat pelaksanaan
praktikum.
2. Pada saat pengukuran sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengambil data
dan lebih cermat dalam membaca keterangan data yang ditunjukkan pada
hasil pengambilan data
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
51
MODUL 1A
NTROPOMETRI
3. Pada saat pelaksanaan praktikum, praktikan sebaiknya memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya guna menghindari keterlambatan jadwal.
4. Sebaiknya data yang diambil oleh praktikan adalah data yang seragam dan
berdistribusi normal sehingga produk yang didesain sesuai dengan ukuran
dari konsumen (praktikan yang diukur).
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
52