1
MODUL
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Bab:
Proses Morfologi
KELAS X IBA (Peminatan)
YAYASAN WIDYA BHAKTI
SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA
TERAKREDITASI A
Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587
http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected]
043
URS is member of Registar of Standards (Holding)
Ltd.
ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En
2
Proses pembentukan kata.
Proses morfologis dapat berupa afiksasi, pemajemukan, dan
pengulangan (reduplikasi).
A. Afiksasi
Proses atau hasil penambahan afiks.
Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar
atau bentuk dasar akan mengubah makna gramatikal.
Afiks berupa prefiks, infiks, konfiks, sufiks.
Prefiks (awalan) afiks yang melekat pada awal kata dasar.
Infiks (sisipan) afiks yang melekat di dalam kata dasar.
Sufiks (akhiran) afiks yang melekat pada awal dan akhir kata dasar.
Konfiks (afiks terbagi) afiks yang melekat pada awal dan akhir kata
dasar.
Fonem satuan terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna.
Misalnya /h/ adalah fonem, karena membedakan makna kata harus dan
arus.
Apa itu proses
morfologis??
3
Morfem satua bentuk bahasa terkecil dan tidak dapat dibagi atas
bagian bermakna yang lebih kecil.
Tabel Jenis Afiks dan Penggunannya
Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3 Golongan 4
Prefiks Contoh Infiks Contoh Sufiks Contoh Konfiks Contoh
meN- meramal,
mengakar,
membaca,
menukar,
menyapu,
mengelas
-el- Gelembung
,
Geletar,
Gelitik,
telapak
-kan Kerjakan,
Relakan,
Jauhkan,
tenangkan,
peN-
an
Penahanan
Penggunaan
Peleraian
Perumusan
Pengetikan
Penyebutan
ber- Beramal
Bekerja
belajar
-em- Gemilang
kemilau
-an Harapan
Harian
tulisan
Per-an Persahabata
n
Persatuan
Pelajaran
ke- Ketiga
Kekasih
-er- Gerigi
Kerudung
seruling
-i Sukai
Dasari
tulisi
Ber-an Berdatangan
Beterbangan
ter- Tertulis
Terambil
termurah
-in- Kinerja
sinambung
-nya Kiranya
Agaknya
datangnya
Ke-an Keadilan
Kemanusiaa
n
Kerusuhan
di- Diangkat -wan Sejarawan Se-nya Sebaiknya
4
dipecat Ilmuwwan
rupawan
Seyogianya
seandainya
peN- Pengamat
Pencatat
pendampin
g
-wati Wartawati
seniwati
pe- Perajin
Pesuruh
-man Budiman
seniman
per- Perbesar
peringan
-i Badani
islami
se- Sependapa
t
sepanjang
-wi Duniawi
manusiawi
a- Amoral
asusila
-nda Ibunda
Ayahanda
kakanda
pra- Prabayar
prakarya
-isme Komunism
e
-asi
-isasi
Netralisasi
lokalisasi
maha- Mahakarya
Mahabinta
ng
-in Hadirin
muslimin
-at Hadirat
muslimat
-is problemati
s
5
AFIKS SERAPAN BAHASA ASING
Pra-, a-, -wan, -wati, -is, -man, -wi
-if (sportif), -or (proklamator), -ik (akrobatik), -al
AFIKS PRODUKTIF DAN AFIKS IMPRODUKTIF
Afiks Produktif
Afiks yang hidup, yang memiliki kesanggupan yang besar
untuk melekat pada kata-kata atau morfem-morfem.
Afiks improduktif
Afiks yang sudah usang, yang distribusinya terbatas pada
beberapa kata, yang tidak lagi membentuk kata-kata baru.
TABEL AFIKS PRODUKTIF
Prefiks Infiks Sufiks Konfiks
meN-
ber-
di-
ter-
peN-
pe-
se-
per-
ke-
maha-
-kan
-an
-i
-wan
ke-an
peN-an
per-an
ber-an
se-nya
6
para-
Yang tergolong afiks improduktif ialah pra-, a-, -el-, -em-, -er-, -wati, -
is, -man, -da, -wi.
B. Proses Pengulangan (Reduplikasi)
Ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruh maupun sebagian, baik
dengan variasi fonem maupun tidak.
Macam-macam pengulangan:
Pengulangan seluruh
Pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.
Contoh:
Sepeda sepeda-sepeda
Buku buku-buku
Sekali sekali-sekali
Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya.
Di sini bentuk dasar tidak diulang seluruhnya. Hampir semua bentuk
dasar pengulangan ini berupa bentuk kompleks. Apabila bentuk dasar
itu berupa bentuk kompleks, kemungkinan bentuknya sebagai
berikut.
7
a) Bentuk meN- misalnya:
Membaca membaca-baca
Memperkatakan memperkata-katakan
Mengambil mengambil-ambil
Melambaikan melambai-lambaikan
b) Bentuk di- misalnya:
Diusai diusai-usai
Ditarik ditarik-tarik
Ditanami ditanam-tanami
c) Bentuk ber- misalnya:
Berjalan berjalan-jalan
Bermain bermain-main
Berkata berkata-kata
d) Bentuk ter- misalnya:
Terbatuk Terbatuk-batuk
Tergoncang tergoncang-goncang
Terbalik terbalik-balik
e) Bentuk ber-an misalnya:
Berlarian berlari-larian
Berhamburan berhambur-hamburan
Berjauhan berjauh-jauhan
f) Bentuk –an misalnya:
Minuman minum-minuman
Tumbuhan tumbuh-tumbuhan
8
g) Bentuk ke- misalnya:
Kedua kedua-dua
Ketiga ketiga-tiga
Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Dalam golongan ini, bentuk dasar diulang seluruhnya dan
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya
pengulangan itu terjadi bersama-sama dengan proses pembubuhan
afiks dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi.
Contoh:
Anak anak-anakan
Rumah rumah-rumahan
Orang orang-orangan
Pengulangan dengan perubahan fonem
Kata ulang yang pengulangannya termasuk golongan ini
sebenarnya hanya sedikit. Contohnya adalah bolak-balik. Di
samping kata bolak-balik terdapat kata kebalikan, sebaliknya,
dibalik, membalik. Dari perbandingan itu, dapat disimpulkan
kata bolak balik dibentuk dari bentuk dasar balik yang diulang
seluruhnya dengan perubahan fonem, ialah dari /a/ menjadi /o/,
dan dari /i/ menjadi /a/.
Contoh:
Gerak gerak-gerik
9
Serba serba-serbi
Di samping perubahan fonem vokal seperti terlihat pada contoh
di atas, terdapat juga perubahan fonem konsonan, misalnya:
Lauk lauk-pauk
Ramah ramah-tamah
C. Proses Pemajemukan
Dalam bahasa Indonesia, kerapkali ditemukan gabungan dua kata yang
menimbulkan kata baru. Kata yang terjadi dari gabungan dua kata lazim
disebut kata majemuk. Misalnya, rumah sakit, meja makan, kepala
batu.
Kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Di
samping itu, ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu
pokok kata sebagai unsurnya, misalnya, daya tahan, daya juang, kamar
tunggu, dan ada pula yang terdiri dari pokok kata semua, misalnya
lomba lari, jual beli, simpan pinjam.
Ciri-ciri kata majemuk:
1. Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
Yang dimaksud pokok kata ialah satuan gramatik yang tidak
dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik
tidak memiliki sifat bebas, yang dapat dijadikan bentuk dasar
bagi suatu kata. Misalnya, juang, alir, tahan.
Satuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan pokok kata, atau
pokok kata semua berdasarkan ciri ini merupakan kata majemuk,
10
karena pokok kata merupakan satuan gramatik yang tidak dapat
berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak
memiliki sifat bebas sehingga gabungan dengan pokok kata
tentu tidak dapat dipisahkan atau diubah strukturnya.
Contoh, kolam renang, jam kerja, waktu kerja.
2. Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah
strukturnya.
Ilustrasi
Satuan kamar mandi kelihatannya sama dengan orang mandi.
Keduanya terdiri dari kata nominal dan kata kerja, tetapi
ternyata kedua satuan ini berbeda. Pada orang mandi kata
orang dapat diikuti dengan kata itu (misalnya) menjadi orang
itu mandi. Kata mandi dapat didahului kata sedang, akan,
sudah : menjadi orang itu sedang mandi. Dengan kata lain,
unsur-unsur dalam orang mandi dapat dipisahkan, berbeda
dengan unsur-unsur dalam kamar mandi yang tidak dapat
dipisahkan. Satuan kamar itu mandi, kamar itu sudah mandi
dalam bahasa Indonesia tidak ada. Demikianlah satuan kamar
mandi merupakan kata majemuk, sedangkan orang mandi
merupakan klausa.
*Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata,
sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat.
11
3. Tidak bisa disispi kata apapun.
Misalnya, rumah sakit, kaki tangan. Kata-kata tersebut tidakbisa
disispi dengan kata lain seperti rumah itu sakit, kaki dan tangan.
4. Perluasan tidak bisa dikenakan terhadap unsur-unsurnya semata.
Jika kata majemuk itu memperoleh imbuhan, harus dikenakan
terhadap keseluruhannya. Misalnya kata majemuk salah guna.
Kata tersebut tidak bisa menghasilkan bentuk penyalah guna.
Akan tetapi, kata itu harus secara keseluruhan mendapat
imbuhan, seperti penyalahgunaan.
5. Susunan kata majemuk tidak bisa dipertukarkan.
Posisi unsur komponen kata majemuk yang memiliki hubungan
setara tidak bisa dipertukarkan. Misalnya sepak tejang, tidak bisa
diubah menjadi terjang sepak.
6. Konstruksi kata majemuk tidak bisa diubah.
Misalnya konstruksi daun telinga, tidak bisa diubah menjadi
telinga itu daunnya.
Klasifikasi Kata Majemuk
1) Berdasarkan hubungan unsur-unsur pembentuknya.
Berdasarkan hunungan unsur pembentuknya, kata majemuk dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Bentuk majemuk DM
Bentuk majemuk ini terdiri atas unsur pertama yang
diterangkan dan usnur kedua yang menerangkan unsur
12
pertama. Bentuk ini ada yang unsur keduanya berfungsi
sebagai M berkelas kata sifat, ada juga yang unsur keduanya
berfungsi sebagai M berkelas kata selain kata sifat.
Contoh, Mereka pergi ke meja hijau
Syfa menaruh bukunya di atas meja tulis
b. Bentuk majemuk MD
Bentuk majemuk ini terdiri atas unsur pertama yang
menerangkan, unsur kedua yang diterangkan.
Contoh : Bala tentara musuh sudah menyerbu daerah itu.
Meja hijau
D M (kata sifat)
U inti U penjelas
Meja tulis
D M (Kata Kerja)
U inti U penjelas
13
c. Bentuk majemuk kopulatif
Unsur-unsur bentuk majemuk ini biasanya ada yang setara,
berlawanan, dan bersinonim.
Contoh:
2) Berdasarkan kepaduan artinya.
Berdasarkan kepaduan arti antarunsurnya, kata majemuk dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang artinya tidak
lagi berhubungan dengan arti unsur-unsurnya. Kata majemuk
kiasan termasuk dalam kelompok ini. Misalnya, kaki tangan,
sapu tangan, buah bibir.
Kata majemuk semisenyawa, adalah kata majemuk yang artinya
masih berhubungan dengan arti salah satu unsurnya. Misalnya,
mata kaki, daun telinga, kaki gunung.
Kata majemuk tidak senyawa (renggang) adalah kata majemuk
yang masih berhubungan dengan arti semua unsurnya. Misalnya,
meja makan, kursi tamu.
Si Dewi adalah kaki tangan musuh. (setara)
Koperasi simpan pinjam sangat membantu
para anggotanya. (berlawanan)
Rumahnya hancur lebur diterpa badai.
(bersinonim)
14
3) Berdasarkan jenis kata unsur-unsurnya.
Berdasarkan jenis kata unsur-unsurnya, kata majemuk dapat
diklasifikasikan sbb:
Kata Benda + Kata Benda. Misalnya buah tangan, jantung hati.
Kata Benda + Kata Sifat. Misalnya rumah sakit, tangan kosong.
Kata Benda + Kata Kerja. Misalnya meja makan.
Kata Sifat + Kata Benda. Misalnya besar kepala, ringan tangan.
Kata Bilangan + kata benda. Misalnya dasawarsa, caturkarya.
Kata Kerja + Kata Kerja. Misalnya keluar masuk.
Kata Sifat + Kata Sifat. Misalnya gundah gulana.
Kata Benda + Kata Bilangan. Misalnya simpang lima.
DAFTAR PUSTAKA
Ramlan. 2009. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV
Karyono.
Mulyadi, Yadi dan Ani Andriyani. 2016. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA/MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya.
15
16
17
18
19