-
i
MINAT GENERASI MUDA MENJADI WIRAUSAHA PADA
KOMODITI KELAPA (Cocos nucifera L.) DI KECAMATAN
TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT PROVINSI
SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pertanian
Oleh
RANDI HERMAWANSYAH
01.4.3.15.0363
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Judul Laporan : Minat Generasi Muda Menjadi Wirausaha Pada
Komoditi kelapa (Cocos nucifera L.) di Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
Nama : Randi Hermawansyah
NIRM : 01.4.3.15.0363
Program Studi : Penyuluhan Perkebunan Presisi
Jurusan : Perkebunan
Telah Dipertahankan Didepan Penguji
Pada Tanggal 01 Juli 2019
Dinyatakan Telah memenuhi Syarat
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Laporan : Minat Generasi Muda menjadi Wirausaha Pada
Komoditi kelapa (Cocos nucifera L.) di Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
Nama : Randi Hermawansyah
NIRM : 01.4.3.15.0363
Program Studi : Penyuluhan Perkebunan Presisi
Jurusan : Perkebunan
Menyetujui :
Mengetahui :
Tanggal Lulus : Senin, 01 Juli 2019
-
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan Tugas Akhir (TA) ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk, telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Randi Hermawansyah
NIRM : 01.4.3.15.0363
Tanda Tangan :
Tanggal : 01 Juli 2019
-
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai alumni POLBANGTAN Medan, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Randi Hermawansyah
NIRM : 01.4.3.15.0363
Program Studi : Penyuluhan Perkebunan Presisi
Jenis Karya : Laporan Tugas Akhir (TA)
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
POLBANGTAN Medan Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclucive
Royalti-Free Right) atas tugas ilmiah saya yang berjudul : Minat Generasi
Muda menjadi Wirausaha Pada Komoditi Kelapa (Cocos nucifera L.) Di
Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini POLBANGTAN
Medan berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan Tigas Akhir (TA) saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemiliki hak cipta. Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada : Juli 2019
Yang Menyatakan,
Randi Hermawansyah
NIRM 01.4.3.15.0363
HALAMAN PERUNTUKAN
-
vi
Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta,
ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah
yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(QS. Lukman: 27)
Alhamdulillah…. dengan ridha-Mu ya Allah…..
Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah. Cinta telah ku gapai, namun itu
bukan akhir dari perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Ya Allah yang Maha Agung nan
Maha Tinggi nan Maha Penyayang, dengan taufik dan hidayah-Mu Ya Rabb
kuselesaikan amanah tugas belajar selama empat tahun yang aku emban dengan
menjalankan perintah-Mu untuk menuntut ilmu. Semoga diri ini termasuk
kedalam golongan hamba-Mu yang senantiasa beriman, bersabar dan bersyukur
dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini merupakan langkah awal
bagiku utuk meraih cita-cita ku kelak.
Pada akhirnya Tugas Akhir (TA) ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu (Insya Allah), bila meminjam pepatah lama “Tak ada gading yang tak
retak” maka sangatlah pantas bila pepatah itu disandingkan dengan karya ini.
Karya ini merupakan wujud dari kegigihan dalam ikhtiar untuk sebuah makna
kesempurnaan dengan tanpa berharap melampaui kemaha sempurnaan sang maha
sempurna.
Dengan hanya mengharap ridho-Mu semata, ku persembahkan karya ini
untuk yang terkasih ayahanda (Herman) ibunda (Sulastri) dan kakak tercinta (Sari
Hapsani) yang senantiasa memberikan doa, dukungan, motivasi dan dorongan
sehingga perjuangan selama 4 tahun dapat terselesaikan.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini mulai dari awal sampai akhir tidak
terlepas dari dorongan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan
Tugas Akhir ini dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan, maka dari itu penulis
tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
-
vii
1. Ibu Ir. Yuliana Kansrini M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian (POLBANGTAN) Medan.
2. Bapak Dr. Iman Arman, SP, MM, selaku ketua jurusan perkebunan, ketua
program studi penyuluhan perkebunan presisi dan ketua penguji ujian
komprehensif
3. Ibu Mawar Indah P., STP, M.Si, selaku pembimbing I dan anggota penguji
ujian komprehensif.
4. Ibu Silvia Nora, SP, MP selaku dosen pembimbing II.
5. Ibu Mahmudah SP, MP selaku anggota penguji ujian komprehensif.
6. Panitian Pelaksana Tugas Akhir (TA), seluruh dosen dan segenap civitas
akademika POLBANGTAN Medan.
7. Teman sekamar seperjuangan selama 4 tahun M. Farhan Ariza Ritonga,
Erwin Ferdiansyah, Azhar Riadi Pohan, Bambang Irwansyah, Fadli Azhari
dan Verdynanta Bangun.
8. Sahabat seperjuangan ku dalam penyusunan laporan ini Miftahul Khoiriah,
Dea Sartika Sianturi dan M. Wahyu Septiadi Putra yang selalu menbantu dan
menberikan semangat selama ini.
9. Teman yang selalu memberikan semangat Intan Kusumawati, Romaito
Harahap, Suci Monica Abadi, Yekti Kurniasih dan Helmi.
10. Rekan-rekan seperjuangan program studi penyuluhan perkebunan presis dan
penyuluhan pertanian berkelanjutan angkatan 2015
Seluruh pihak yang telah berpartisifasi dalam penyususnan Tugas Akhir
(TA) ini saya hanturkan ribuan terimakasih.
-
viii
RIWAYAT HIDUP
Randi Hermawansyah, lahir di Desa Sungai Rebat
Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat pada
tanggal 27 April 1997, merupakan anak kedua dari dua
bersaudara dari pernikahan ayahanda Herman dengan
ibunda Sulastri Penulis telah menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar (SD) Negeri No. 057757 Paluh Tandak
lulus pada tahun 2009, selanjutnya melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2
Tanjung Pura lulus pada tahun 2012, Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Tanjung Pura lulus pada tahun
2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan
di Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN)
Medan Provinsi Sumatera Utara dibawah naungan Kementerian Pertanian dan
pada tahun 2019 menyelesaikan program studi Diploma IV program studi
Penyuluhan Perkebunan Presisi di Polbangtan Medan, penulis melaksanakan
Tugas Akhir (TA) di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat dengan judul
TA “Minat Generasi Muda menjadi Wirausaha pada Komoditi Kelapa (Cocos
nucifera L.) di Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat”, yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian
(S.Tr.Pt).
-
ix
ABSTRAK
Randi Hermawansyah, NIRM 01.4.3.15.0363, Minat Generasi Muda
Menjadi Wirausaha Pada Komoditi Kelapa (Cocos nucifera L.) di Kecamatan
Tanjung Pura. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat minat generasi
muda menjadi wirausaha pada komoditi kelapa dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat generasi muda menjadi wirausaha pada komoditi kelapa
(Cocos nucifera L.). Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten langkat pada bulan Maret sampai dengan Mei 2019. Metode
pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara menggunakan
kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya, sementara metode analisis
data menggunakan skala likert dan linier berganda dengan bantuan SPSS for
windows 24. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat minat generasi muda
menjadi wirausaha pada komoditi kelapa (Cocos nucifera L.) tergolong sangat
tinggi yaitu 87,45%, sementara hasil analisis linier berganda terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi minat generasi muda menjadi wirausaha pada komoditi
kelapa (Cocos nucifera L.) yaitu pendidikan formal, pengalaman dan lingkungan
msyarakat dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel.
Kata Kunci : Minat Generasi Muda, Pendidkan Formal, Pengalaman dan
Lingkungan masyarakat.
-
x
ABSTRACT
Randi Hermawansyah, NIRM 01.4.3.15.0363, Interest in Young
Generation Becomes Entrepreneurship in Coconut Commodities (Cocos nucifera
L.) in Tanjung Pura District. The purpose of this study was to determine the level
of interest of the younger generation to become entrepreneurs in coconut
commodities and to know the factors that influence the interest of the younger
generation to become entrepreneurs in the coconut commodity (Cocos nucifera
L.). This research was conducted in Tanjung Pura Subdistrict Langkat Regency in
March to May 2019. Data collection methods namely observation, documentation
and interviews using questionnaires that have been tested for validity and
reliability, while data analysis methods use a Likert scale and multiple linear with
the help of SPSS for Windows 24. The results of the study show that the level of
interest of young people in becoming entrepreneurs in coconut (Cocos nucifera
L.) is very high at 87.45%, while the results of multiple linear analysis have
factors that influence the interest of young people to become entrepreneurs in
coconut commodities ( Cocos nucifera L.) which is formal education, experience
and environment in society with a value of t calculated greater than t table.
Keywords: Interest in Young Generation, Formal Education, Experience and
Community Environment.
-
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad, hidayah
serta karunianya sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir dengan judul
“Minat Generasi Muda Menjadi Wirausaha Pada Komoditi Kelapa (Cocos
nucifera L.) di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Provinsi
Sumatera Utara” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi Diploma IV dan memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian
(S.Tr.Pt) di Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan.
Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari
bimbingan dan arahan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih diucapkan kepada :
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si, selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian (POLBANGTAN) Medan.
2. Dr. Iman Arman, SP, MM, selaku ketua Jurusan Perkebunan.
3. Mawar Indah Perangin-angin, STP, M.SI, selaku Dosen Pembimbing I.
4. Silvia Nora, SP, MP, Selaku Dosen Pembimbing II.
5. Panitia pelaksana Tugas Akhir.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir (TA)
ini.
Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta
penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Medan, Juni 2019
Penulis
Randi Hermawansyah
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan Penguji ........................................................................... ii
Lembar Pengesahan Pembimbing .................................................................. iii
Halaman Pernyataan Orisinalitas .................................................................. iv
Halaman Pernyataan Persetujian Publikasi .................................................. v
Halaman Peruntukan ...................................................................................... vi
Riwayat Hidup .................................................................................................. viii
Abstrak .............................................................................................................. ix
Abstract ............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Pengkajian ................................................................................. 4
D. Manfaat ................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5
A. Landasan Teoritis .................................................................................... 5
B. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 22
C. KerangkaPikir ......................................................................................... 23
D. Hipotesis ................................................................................................. 24
III. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 25
A. Waktu dan Tempat .................................................................................. 25
B. Batasan Operasional................................................................................ 25
C. Pelaksanaan Pengkajian .......................................................................... 32
D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 43
A. Deskripsi Wilayah Pengkajian ............................................................... 43
B. Karakteristik Responden ........................................................................ 52
C. Tingkat Minat Generasi Muda Menjadi Wirausaha Pada Komoditi
Kelapa (Cocos nucifera L.) Di Kecamatan Tanjung Pura ..................... 57
D. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Generasi Muda
Menjadi Wirausaha Pada Komoditi Kelapa (Cocos nucifera L.) Di
Kecamatan Tanjung Pura ....................................................................... 59
-
xiii
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 70
A. Kesimpulan ............................................................................................ 70
B. Saran ...................................................................................................... 70
C. Implikasi (Rencana Tindak Lanjut) ....................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73
LAMPIRAN ......................................................................................................... 78
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1. Luas areal tanaman kelapa di Indonesia ............................................ 18 2. Pengukuran Variabel Faktor yang mempengaruhi Minat
Generasi muda ................................................................................... 27
3. Populasi Pengkajian di Kecamatan Tanjung Pura ............................. 30 4. Populasi dan Sampel Pengkajian di Kecamatan Tanjung Pura ......... 31 5. Hasil Pengujian Validitas kuesioner ................................................. 34 6. Hasil Pengujian Reabilitas Kuesioner ............................................... 36 7. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test ............................... 38 8. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 39 9. Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan Perbulan dalam
Tahun 2017 ....................................................................................... 44
10. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin di Kecamatan Tanjung Pura ............................................... 44
11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di Kecamatan Tanjung Pura .............................................................. 45
12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan Tanjung Pura ..................................................................................... 46
13. Luas Panen dan Produksi Tanaman Padidan Palawija Dirinci Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Tanjung Pura. ..................... 47
14. Jumlah Luas Panen dan Produksi Sayur-Sayuran di Kecamatan Tanjung Pura ..................................................................................... 48
15. Jumlah Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Keras Perkebunan Rakyat Dirinci Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan
Tanjung Pura ..................................................................................... 48
16. Lembaga Jasa Pendidikan Formal .................................................... 49 17. Lembaga Penunjang Yang Ada di Kecamatan Tanjung Pura ........... 50 18. Daftar Kelas Kelompok Tani di Kecamatan Tanjung Pura ............. 50 19. Sumber Biaya yang Ada di Kecamatan Tanjung Pura ...................... 51 20. Umur Responden .............................................................................. 52 21. Jenis Kelamin Responden di Kecamatan Tanjung Pura .................... 53 22. Tingkat Pendidikan Formal Pemuda ................................................. 54 23. Tingkat Pengalaman Pemuda ............................................................ 55 24. Tingkat Minat Generasi Muda menjadi Wirausaha pada Komoditi
Kelapa (Cocos Nucifera L.) di Kecamatan Tanjung Pura. ............... 56
25. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Generasi Muda menjadi Wirausaha pada Komoditi Kelapa ...................................... 58
26. Rencana Kegiatan Penyuluhan ......................................................... 72
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
1. Kerangka Pikir Minat Generasi Muda Menjadi Wirausaha Pada Komoditi Kelapa Di Kecamatan Tanjung Pura ................................. 23
2. Grafik Uji Normalitas P-Plot ............................................................ 37 3. Garis Kontinum ................................................................................... 40 4. Peta Kecamatan Tanjung Pura .......................................................... 43 5. Pemamfaatan Tanam Kelapa di Lahan Padi Sawah ......................... 49 6. Diagram Venn Umur Generasi Muda di Kecamatan
Tanjung Pura .................................................................................... 52
7. Diagram Venn Jenis Kelamin Genersi Muda di Kecamatan Tanjung Pura ..................................................................................... 54
8. Diagram Batang Tingkat Pendidikan di Kecamatan Tanjung Pura ..................................................................................... 55
9. Diagram Venn Pengalaman Generasi Muda di Kecamatan Tanjung Pura ..................................................................................... 56
10. Garis Kontinum Tingkat Minat Generasi Muda menjadi Wirausaha pada Komoditi Kelapa ........................................................................................ 57
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Kuesioner minat generasi muda menjadi wirausaha pada Komoditi Kelapa(Cocos nucifera L.) di Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat ....................................................78
2. Identitas Responden ........................................................................ 86 3. Rekapitulasi Nilai Kuesioner Responden ........................................ 87 4. Rekavitulasi Kuesioner (Uji Validitas Dan Reabilitas) ...................90 5. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ...................................................... 91 6. Hasil SPSS 24. ................................................................................ 101 7. Lembar Persiapan Menyuluh dan Sinopsis ...................................... 102
-
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman asli Indonesia. Luas
tanaman kelapa Indonesia mencapai 3.781.649 Ha dan pada tahun 2017 luas lahan
tanaman kelapa mencapai 3.544.393 Ha (Data Direktorat Jendral Perkebunan RI
2012-2017), selama 5 tahun luas lahan tanaman kelapa menurun sebanyak
237.256 Ha. Dengan demikian penurunan tanaman kelapa di Indonesia tidak
terlepas dari perilaku petani di pedesaan yang telah mengganti tanaman kelapa
mereka. Di perkirakan 6 juta petani terlibat dalam pengusahaan tanaman kelapa.
Penyebaran tanaman kelapa hampir merata di seluruh Nusantara dengan beberapa
wilayah sebagai sentra produksi seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Salah satu keunggulan tanaman ini adalah dapat tumbuh hampir di berbagai
tempat seperti lahan pasang surut dan dapat di tumpangsarikan dengan tanaman
produktif lainya.
Pulau Sumatera memiliki luas 1.142.645 Ha dengan produksi 943.363 ton
sedangkan pada posisi kedua di tempati oleh Pulau Jawa dengan luas lahan
818.492 Ha dan produksi 643.156 ton (Direktorat Jendral Perkebunan 2015).
Berdasarkan data di atas Pulau Sumatera dapat dikatakan sebagai pusat kelapa di
Indonesia dengan selisih luas lahan 324.133 Ha dengan produksi 300.207 ton.
Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi di Pulau Sumatera yang
memiliki luas lahan dan produksi terbesar yaitu 110.122 Ha dengan total produksi
91.662 ton BPS Provinsi Sumatera Utara (2013), masyarakat Sumatera Utara
lebih dominan menggunakan lahan mereka untuk budidaya kelapa, itu di
karenakan tanaman kelapa memiliki umur ekonomis yang panjang dan perawatan
yang mudah sehingga masyarakat disana tidak berminat untuk mengganti tanaman
mereka, terbukti dengan data menurut BPS Provinsi Sumatera Utara (2014), luas
lahan sebanyak 110.122 Ha dengan total produksi 91.662 ton itu berarti luas
lahan serta produksinya tidak mengalami penurunan sama sekali selama 1 tahun
terakhir.
Berdasarkan data BPS Dirjenbun pada periode 2015-2017 Kabupaten
Langkat merupakan salah satu sentra perkebunan kelapa yang ada di Sumatera
Utara dengan luas keseluruhan areal tanam berjumlah 3.653 Ha dengan produksi
-
2
3.498 ton (BPS Kabupaten Langkat, 2017). Salah satu kecamatan yang menjadi
sektor tanaman kelapa di Kabupaten Langkat adalah Kecamatan Tanjung Pura.
Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah areal tanam kelapa di Kecamatan tersebut
tergolong luas yaitu 836 ha dengan luas areal tanaman yang menghasilkan
sebanyak 701 Ha dan yang belum menghasilkan sebanyak 135 Ha dan produksi
841 ton pada posisi kedua di tempati oleh Kecamatan Secanggang dengan luas
637 Ha dan produksi 634 ton (BPS Kabupaten Langkat, 2017).
Sehingga menurut data di atas jarak luas lahan sekitar 199 Ha dan
produksinya 207 ton. Walaupun produksi tanaman kelapa di Kecamatan Tanjung
Pura paling tinggi tetapi masyarakat yang berada di daerah tersebut tidak
merasakan dampak positifnya. Itu dikarenakan hasil panen kelapa tersebut lebih
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luar daerah dan masyarakat asli daerah
kebanyakan hanya menjadi buruh. Masyarakat di daerah tersebut tidak berpikir
untuk membuka usaha.
Permasalahan yang selama ini terjadi di Kecamatan Tanjung Pura adalah
bertambahnya jumlah pengangguran dari kalangan terdidik maupun masyarakat
awam. Tiap tahun jumlah lulusan semakin bertambah, akan tetapi lapangan
pekerjaan tidak bertambah. Sementara para lulusan sekolah maupun perguruan
tinggi pada umumnya memiliki pola pikir mencari kerja bukan menciptakan
pekerjaan oleh sebab itu wirausaha di Tanjung Pura tergolong sedikit.
Menurut BPS Kecamatan Tanjung Pura (2016), generasi muda di
Kecamatan Tanjung Pura sebanyak 22.637 orang. 6.202 orang yang berumur (16-
20 tahun), 5.706 orang yang berumur (21- 25 tahun), 5.501 orang yang berumur
(26- 30 tahun), dan 5228 orang yang berumur (31-35 tahun). Sementara itu jumlah
generasi muda yang masih sekolah sebanyak 8.118 orang dan sudah lulus sekolah
berumur (18-30 tahun) sebanyak 17.409, mereka sebagian melanjukan pendidikan
agar menjadi sarjana dan sebagian lagi bekerja sebagai PNS, Pedagang, Petani,
bahkan ada yang tidak bekerja.
Berdasarkan data diatas generasi muda di Kecamatan Tanjung Pura
tergolong sangat banyak. Tetapi generasi muda disana baik yang masih sekolah
maupun yang sudah tidak sekolah hanya sebagian kecil saja yang mau
berwirausaha terutama pada komoditi kelapa. Padahal peluang usaha pada
-
3
komoditi kelapa di daerah tersebut memiliki prospek yang sangat bagus di
pasaran, karena produksi kelapa di dareah tersebut tinggi dan kualitas buah yang
dihasilkan baik, sehinga diminati masyarakat luar daerah. Hal tersebut merupakan
salah satu potensi yang dapat di kembangkan generasi muda di daerah tersebut.
Akhir-akhir ini memang banyak dorongan dan himbauan untuk menjadi
pengusaha, akan tetapi bagi kalangan anak muda tidak mudah merubah atau
menghilangkan pola pikir yang beranggapan bahwa berwirausaha selalu terkait
dengan hal-hal besar dan menantang, membutuhkan modal, skill, taktik, dan ilmu
yang khusus. Negative thinking seperti inilah yang sering menghambat generasi
muda untuk berwirausaha.
Dengan melihat potensi yang ada di Kecamatan tersebut, di harapkan
pemuda disana bisa membuka usaha sehingga dapat memajukan daerah tetapi
pada kenyataanya disana masyarakat setempat hanya menjadi buruh di daerah
mereka sendiri dan tidak mau berwirausaha. Pemerintah pada saat ini sedang
menggalakkan program penumbuhan minat generasi muda, salah satunya adalah
program pemberian pelatihan pada generasi muda disana untuk berwirausaha, dan
pemberian bantuan modal melalui UKM (Unit Keuangan Mikro) yang ada di
Kecamatan Tanjung Pura.
Banyak program pemerintah lain yang membantu generasi muda untuk
berwirausaha dan potensi alam disana sangat mendukung, tetapi masih banyak
yang belum mau berwirausaha. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis
tertarik akan membahas tentang “Minat Generasi Muda Menjadi Wirausaha
pada Komoditi Kelapa (Cocos nucifera L.) di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara” di harapkan kajian ini dapat
mengetahui minat generasi muda untuk menjadi pengusaha terutama pada
komoditi kelapa dan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat
generasi muda menjadi wirausaha pada komoditi kelapa.
-
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada hal-hal tersebut maka disusunlah perumusan masalah
untuk pelaksanaan pengkajian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana minat generasi muda menjadi wirausaha pada komoditi kelapa
di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi muda menjadi
wirausaha pada komoditi kelapa di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten
Langkat.
C. Tujuan Pengkajian
Berdasarkan pada rumusan diatas maka tujuan dari pengkajian penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengkaji bagaimana minat generasi muda menjadi wirausaha pada
komoditi kelapa di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat
2. Untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi muda
menjadi wirausaha pada komoditi kelapa di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat.
D. Manfaat
Kegunaan dari pelaksanaan pengkajian ini antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Bagi pembaca khususnya mahasiswa dapat di jadikan sebagai wadah dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan
pengalaman tentang bagaimana melakukan sesuatu kegiatan penelitian.
2. Bagi mahasiswa, pengkajian merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Terapan (S.Tr) di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan .
3. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat dijadikan bahan
informasi dan landasan dalam mengambil serta menentukan kebijakan
dalam mengetahui minat generasi muda menjadi wirausaha pada komoditi
kelapa di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
4. Bagi peneliti lainnya, dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi
dalam penyusunan penelitian-penelitian sejenisnya
-
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri
seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya,
kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya
perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari informasi sebagai
wawasan bagi dirinya (Djaali, 2008).
Hurlock dalam Riyanti (2003) menjelaskan bahwa minat adalah sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan
bila seseorang bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan
bermanfaat, maka akan terbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan
mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan
menurun sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau
dapat berubah-ubah.
Minat adalah rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
paksaan dan merasa senang untuk mempelajarinya. Rasa ketertarikan tersebut
bukan karena paksaan tapi kesadaran yang tinggi karena keinginan yang kuat
untuk mencapai tujuannya. Purnomo, (2005) menyatakan bahwa minat timbul
tidak hanya spontan atau tiba-tiba melainkan muncul sebagai akibat kegiatan
partisipasi pengalaman dan kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.
Menurut Winkel dalam Triawan (2016) menyatakan bahwa minat generasi
muda dibagi menjadi 4 (empat) unsur pokok penting untuk meraih keberhasilan,
yaitu.
a. Perasaan Senang
Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang
positif. Perasaan senang biasanya ditunjukan dengan beberapa hal misalnya
semangat dalam melaksanakan aktifitas kelompok maupun perorangan
b. Perhatian
Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktifitas yang di lakukan. Soemanto dalam Triawan (2016), perhatian adalah
-
6
pemusatan tenaga atau kekuatan orang tertentu pada objek. Aktifitas yang di
sertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan
lebih tinggi.
c. Kesadaran
Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat pula di awali dengan adanya
kesadaran bahwa suatu objek itu mempunyai mamfaat bagi dirinya.
Kesadaran itu mutlak harus ada, dan dengan kesadaran itu pula seseorang
akan mengenali objek yang dirasakan ada daya tarik baginya
d. Kemauan
Kemauan seseorang dapat dikatakan mempunyai minat terhadap sesuatu
apabila seseorang mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan atau mempunyai kemauan untuk mewujudkan tujuan- tujuan yang
di kehendaki. Dengan demikian kemauan tersebut akan mendorong kehendak
yang di kenalkan oleh pikiran dan terarah pada suatu tujuan
2. Generasi Muda
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, generasi muda di kenal sebutan
pemuda dan kaum muda. Istilah- istilah tersebut memiliki makna yang beragam.
Generasi muda diartikan sebagai kelompok, golongan atau kaum muda.
Sedangkan pemuda itu sendiri diartikan sebagai orang yang masih muda atau
remaja.
Menurut Undang- Undang Nomor 40 Tahun (2009) tentang kepemudaan
pasal 1 ayat (1), mendefinisikan bahwa pemuda adalah warga Negara Indonesia
yang memasuki priode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia
sekitar 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Undang-Undang No.13 Pasal 68 tahun (2003) menyebutkan bahwa
pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Dan dalam ketentuan undang-undang
tersebut, anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 tahun. Berarti 18
tahun adalah usia minimum yang diperbolehkan pemerintah untuk bekerja.
Namun di dalam undang-undang yang sama pasal 69, 70, dan 71 menjelaskan
pengecualian bagi anak usia 13–15 tahun diizinkan melakukan pekerjaan ringan
sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan
-
7
sosial. Kemudian juga anak dengan usia minimum 14 tahun dapat melakukan
pekerjaan di tempat kerja yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan atau
pelatihan dan anak dapat melakukan pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan
minatnya.
Generasi muda yang siap bekerja adalah manusia yang berumur 18-30 tahun
yang telah menunjukan tanda-tanda kedewasaan. Generasi muda sebagai penerus
cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani pembangunan. Ibarat mata rantai
yang berurai panjang, posisi generasi muda dalam masyarakat menempati mata
rantai yang paling sentra, berfungsi sebagai penerus cita-cita bangsa dan
berpotensi mengisi serta membina kemerdekaan. Masa muda pada umumnya
dapat dipandang sebagai suatu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia
dalam proses mencari jati diri.
Pemuda atau generasi muda merupakan sebuah konsep yang selalu
dikaitkan dengan masalah nilai hal ini merupakan pengertian ideologis dan
cultural dari pada pengertian ilmiah, misalnya pemuda harapan bangsa atau
pemuda pemilik masa depan. Posisi generasi muda dalam masyarakat adalah
sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, sehingga masa depan suatu bangsa
ini terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang nantinya menggantikan
generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa (Hasibun, 2008).
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa generasi muda
adalah individu yang secara fisik sedang mengalami pertumbuhan jasmani dan
secara pisikis sedang mengalami perkembangan emosional. Mereka mempunyai
jiwa, semangat, dan ide yang masih segar dan diharapkan menjadi tumpuan dalam
pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dalam era globalisasi.
Bila generasi muda telah dipercaya dan mempunyai rasa tanggung jawab
yang tinggi dalam memperjuangkan amanah itu maka suatu bangsa tidak akan sia-
sia dalam mendidik generasi tersebut, maka dari itu nilai yang dibangun dalam
membentuk generasi muda ini adalah untuk menyiapkan penerus bangsa untuk
melanjutkan perjuangan para pahlawan, baik yang gugur membela bangsa
dan yang gugur dalam membangun bangsa ini, namun apabila yang menjadi cita-
cita bangsa ini gagal, maka akan hancurlah harapan dari bangsa yang tercinta ini.
-
8
Potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah
sebagai berikut :
a. Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada
sehingga dia dapat melihat kekurangan dalam tatanan tersebut dan secara
wajar mampu mencari gagasan baru sebagai alternatif kearah perwujudan
kearah tatanan yang lebih baik
b. Dinamika dan Kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda menyebabkan mereka mimiliki potensi
kedinamisan dan kreatifitas, yakni kemampun dan kesediaan untuk
mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan yang
ada ataupun mengungkapkan gagasan yang baru
c. Keberanian Mengambil Resiko
Keberanian dalam mengambil resiko adalah dimana seseorang berani dalam
mengambil keputusan dan sudah siap dengan segala dampaknya
d. Optimis dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi mudah patah semangat. Optimisme
dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya
pendorong untuk mencoba maju lagi.
e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
Generasi memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan
tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi kesadaran disiplin murni
pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan
memiliki tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh
baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, generasi muda secara
relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari
generasi pendahulunya.
g. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin keanekaragaman
masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika
-
9
dihayati secara sempit dan eksklusif, tapi dapat merupakan potensi dinamis
dan kreatif sehingga merupakan sumber yang besar untuk kemajuan
bangsanya. Maka para pemuda dapat didorong untuk menampilkan
potensinya yang terbaik dan diberi peran yang jelas serta bertanggung jawab
dalam menuju cita-cita bangsa.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebangsaan, kecintaan dan turut memiliki bangsa dan negara
dikalangan pemuda perlu ditingkatkan
i. Fisik kuat dan Jumlah Banyak
Potensi ini merupakan kenyataan sosiologis dan demografis. Dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan pembangunan bangsa dan negaranya yang
menghendaki pengarahan tenaga dalam jumlah besar.
j. Sikap Kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan
serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu
dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria.
k. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Para pemuda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka
pengembangan ilmu dan teknologi secara fungsional dapat dikembangkan
sebagai transformator terhadap lingkungannya.
3. Wirausaha
Pengertian wirausaha menurut Tarmudji dalam Paulus (2014) adalah
wirausaha bila ditinjau dari etimologinya berasal dari kata wira dan usaha, kata
wira berarti teladan atau patut dicontoh, sedangkan usaha berarti berkemauan
keras memperoleh manfaat. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai
beriku: seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang
bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup, atau lebih sederhana dirumuskan
sebagai, seseorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi
teladan hidup. Untuk menjadi seorang wirausahawan yang berhasil, seseorang
wirausaha harus mempunyai tekad dan kemauan yang keras untuk mencapai
tujuan usahanya.
-
10
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha harus
mampu melihat adanya peluang, menganalisa peluang dan mengambil keputusan
untuk mencapai keuntungan yang berguna bagi dirinya sendiri atau lingkungan
sekitarnya dan kelanjutan usahanya sebelum peluang tersebut dimanfaatkan oleh
orang lain. Wirausaha yang berhasil biasanya memacu sebuah mimpi dan
berusaha merealisasikannya karena adanya kepercayaan yang tinggi akan
kesuksesan yang dapat diraih.
Ciputra dalam Paulus, (2014) membagi wirausaha menjadi 4 kelompok
yang dimodifikasi urutannya sehingga dapat dihimpun dalam akronim BAGS,
yaitu:
a. Business entrepreneur, yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: owner
entrepreneur (pencipta dan pemilik bisnis) dan professional entrepreneur
(orang-orang yang memiliki daya wirausaha namun mempraktekkannya di
perusahaan milik orang lain).
b. Academic entrepreneur, merupakan akademisi yang mengajar atau mengelola
lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil tetap menjaga
tujuan mulia pendidikan.
c. Government entrepreneur, merupakan seseorang atau sekelompok orang yang
memimpin dan mengelola lembaga negara atau instansi pemerintahan dengan
jiwa dan kecakapan wirausaha.
d. Social entrepreneur, merupakan para pendiri dan pengelola organisasi-
organisasi sosial yang berhasil menghimpun dana masyarakat untuk
melaksanakan tugas-tugas sosial.
Priyanto (2014), menyebut jiwa wirausaha dipengaruhi oleh faktor
internal, eksternal dan kontekstual. Faktor internal berupa sifat-sifat personal,
sikap, kemauan dan kemampuan yang memberi kekuatan individu untuk
berwirausaha. Faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia
usaha, lingkungan fisik dan lingkungan sosial ekonomi. Faktor psikologi dan
sosiodemografi juga ditemukan dalam sejumlah studi sebagai determinan
perilaku kewirausahaan.
Faktor psikologi mencakup (i) kebutuhan untuk berprestasi/need of
achievement, (ii) inisiatif dan kreativitas, (iii) kecendrungan mengambil
-
11
resiko/the propensity to take risk, (iv) kepercayaan diri dan locus of control, (v)
self-esteem dan perilaku inovatif, (vi) nilai–nilai yang dianut dan tujuan personal,
serta (vii) leadership (Riyanto, 2003).
Faktor sosiodemografi meliputi jenis kelamin, umur dan pekerjaan orang
tua (Rasyid, 2005) Faktor kontekstual bersama faktor internal dan eksternal
merupakan kerangka integral menegaskan bahwa pendidikan, pengalaman dan
pembekalan kewirausahaan sejak usia dini dapat meningkatkan potensi
seseorang untuk menjadi wirausahawan, disamping dukungan pihak akademik,
sosial dan lingkungan usaha.
Banyak manfaat yang dihasilkan dengan berwirausaha, antara lain (Alma, 2005):
a. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga mengurangi pengangguran.
b. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,
kesejahteraan, dan sebagainya.
c. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang
patut dicontoh, diteladani, karena seorang entrepreneur itu adalah terpuji,
jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
d. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu
menjaga dan membangun lingkungan.
4. Minat Berwirausaha
Minat Berwirausaha Menurut White dan Bernard dalam Purnomo (2005)
menyatakan bahwa minat timbul tidak hanya spontan atau tiba-tiba melainkan
muncul sebagai akibat kegiatan partisipasi, motivasi, sikap, pengalaman dan
kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.
Menurut Purnomo, (2005) menyatakan bahwa minat merupakan sebagai
suatu kondisi yang terjadi apabila melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhan. Kaitannya dengan minat, maka
seseorang melihat kesuksesan orang lain dalam berwirausaha, maka akan
mengakibatkan minat dia untuk melakukan hal yang sama, selama hal tersebut
berhubungan dengan dirinya.
Minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan
berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa
-
12
manfaat bagi dirinya. Inti dari pendapat tersebut adalah pemusatan perhatian yang
disertai rasa senang (Suryamannim, 2006).
Putri, (2015) mendefenisikan minat wirausaha adalah keinginan,
ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan
adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa
merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan
yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya.
Menurut Bhandari dalam Paulus (2014) Minat berwirausaha dapat diukur
dengan:
a. Prestis sosial, merupakan suatu rasa penghargaan tersendiri yang dirasakan
seseorang bila melakukan salah satunya dengan berwirausaha untuk dilihat di
masyarakat ataupun diakui oleh lingkungan sehingga menaikkan derajatnya.
b. Tantangan pribadi, merupakan suatu tantangan untuk diri sendiri yang
membuat seseorang ingin membuktikan apakah dia mampu atau tidak
melakukan suatu hal yang mungkin belum pernah dilakukan sehingga
memicu dirinya untuk belajar dan mencoba.
c. Menjadi bos, adalah keinginan untuk menjadi bos suatu saat nanti atau
mendirikan usaha sendiri.
d. Inovasi, merupakan menciptakan sesuatu yang baru ataupun mengembangkan
sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda dari yang lainnya.
e. Kepemimpinan, merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi.
f. Fleksibilitas, merupakan kelonggaran saat memkompetensi (competency
/ability), dan insentif (incentive). Sedangkan faktor eksternalnya adalah
lingkungan (environment) Suryana dalam Paulus (2014)
Wirausaha adalah suatu kemauan keras dalam melakukan kegiatan yang
bermanfaat. Wirausaha juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan melihat
dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil
tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Jurnal Arifin, (2017) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan
serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha
-
13
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan
terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami sehimpunan orang
yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Generasi Muda Untuk Berwirausaha
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk
berwirausaha sebagai berikut :
a. Pendidikan Formal
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan
pendidikan yang termuat dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal,
Eryanto (2013), sistem pendidikan formal memiliki tingkat atau jenjang mulai
dari Sekolah Dasar sampai Pada tingkat Perguruan Tinggi, termasuk beberapa
program atau lembaga khusus untuk latihan teknik atau profesi dengan waktu
sepenuhnya. Handayani (2017), pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Sulandari (2015), peran pendidikan non formal sangat penting untuk
meningkatkan kecerdasan masyarakat dan hasil pendidikan non formal dapat
dihargai setara dengan pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
-
14
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
b. Modal
Modal dalam pengertian ini dapat di interpretasikan sebagai sejumlah uang
yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan
yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah
bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat di
perlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal,
karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana
mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan
lancar (Amirullah, 2005).
Bambang Riyanto (2010), menyatakan bahwa modal merupakan hasil
produksi yang dapat digunakan kembali untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam
perkembangannya, modal ditekankan pada nilai, daya beli, maupun kemampuan
menggunakan barang-barang modal. Sumber modal pada dasarnya berasal dari
dua sumber yakni dari dalam perusahaan (internal) dan dari luar perusahaan
(eksternal). Modal internal bersumber dari seluruh aktivitas maupun kegiatan
usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang menghasilkan laba (keuntungan).
Modal internal umumnya berasal dari aktivitas laba ditahan, akumulasi
penyusutan, dan beberapa sumber modal lainnya. Sumber modal eksternal berasal
dari pihak–pihak luar perusahaan yang mau bekerja sama dengan perusahaan.
Pihak-pihak yang sering digunakan untuk memperoleh modal seperti bank,
koperasi, kreditur, supplier, dan pasar modal.
c. Lingkungan keluarga
Menurut Dewi dan Pamudji Sugeng (2009), keluarga adalah lingkungan
dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu.
Keluarga didefenisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah
yang masih mempunyai hubungan kerabatan/hubungan darah karena perkawinan,
kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak yang belum menikah disebut keluarga.
-
15
d. Lingkungan masyarakat
Lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap minat seseorang antara lain
pergaulan dengan teman sebaya, teknologi, surat kabar dan lain-lain. Lingkungan
masyarakat mempunyai peranan dan tanggung jawab yang besar di dalam rangka
mewujudkan minat seseorang. Faktor eksternal yang mempengaruhi minat
seseorang adalah faktor lingkungan. Sehingga dapat disimpulkan pembentuk
watak, dan penumbuhan minat lingkungan masyarakat memiliki peran yang besar
(Soemanto dalam Dewi, 2009).
e. Pendapatan
Menurut Sustriani (2014) pendapatan adalah segala penghasilan berupa
uang yang di terima biasanya diterima sebagai balas jasa atas prestasi yang telah
dilakukan berupa gaji dan upah. Pendapatan adalah faktor yang sangat penting
dalam menunjang perekonomian keluarga, semakin tinggi tingkat pendapatan
akan semakin terbuka terhadap hal-hal baru.
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa
barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar
sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber
penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan sangat
penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara
langsung mau pun tidak lagsung (Suroto 2000).
f. Pengalaman
Pengalaman adalah pemahaman terhadap sesuatu yang dihayati dan dengan
penghayatan serta mengalami sesuatu tersebut diperoleh pengalaman,
keterampilan ataupun nilai yang menyatu pada potensi diri (Amir, 2015). Menurut
Foster (2011) pengalaman memiliki beberapa indikator yaitu:
1) Lama waktu/ masa kerja,
Ukuran lama waktu atau masa kerja yang telah di tempuh seseorang dapat
memahami tugas- tugas pekerjan dan telah melaksanakan dengan baik
-
16
2) Tingkat Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau
informasilain yang di butuhkan karyawan, pengetahuan juga mencakup
kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung
jawab pekerjaan.
Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang di butuhkan
untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.
3) Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek tehnik
peralatan dan tehnik pekerjaan.
g. Jaminan Harga
Menurut KBBI Jaminan adalah kepastian dan Harga adalah nilai barang
yang ditentukan atau dirupakan dengan uang, dengan kata lain jaminan harga
adalah kepastian nilai barang yang nilainya dirupakan dengan uang.
Prospek adalah peluang yang terjadi karena adanya usaha seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya juga untuk mendapatkan profit atau keuntungan
Pengembangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2002 adalah kegiatan ilmu pengetahuan yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan
teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan
fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada atau menghasilkan
sesuatu yang baru.
Prospek pengembangan dapat diartikan sebagai suatu peluang untuk
mengembangkan dan memajukan usaha secara lebih baik dari kondisi saat ini.
Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau
wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas,
untuk melaksanakan pengembangan usaha dibutuhkan dukungan dari berbagai
aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia,
teknologi dan lain-lain (Anoraga, 2007).
Menurut wikipedia usaha adalah suatu kegiatan yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau kepada bisnis lainya untuk mendapatkan laba.
Menurut pernyataan di atas Prospek usaha adalah suatu perkiraan bagaimana
-
17
kondisi pasar dimasa depan serta tingkat keuntungan yang akan didapatkan jika
kita terjun dan masuk kedalam pasar tersebut dan bagaimana keberlangsungan
suatu usaha di masa depan apakah usaha tersebut masih bisa sukses atau akan
gulung tikar.
h. Status Kepemilikan Lahan
Di Indonesia, status kepemilikan tanah diatur dalam Undang-Undang Pokok
Agraria (UUPA) No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria. Jenis status
kepemilikan tanah ada beberapa tingkatan, yaitu: Hak milik merupakan hak
individual primer yang bersifat perdata, terkuat, dan terpenuh yang bisa dimiliki
turun-temurun tanpa ada batas waktu berakhirnya, atas kepemilikan tanah pada
kawasan dengan luas tertentu yang telah disebutkan dalam sertifikat tersebut.
Di atasnya bisa dibebani hak sekunder yang lebih rendah, seperti: HGB,
HGU, HP, Hak Sewa, dan Hak Numpang Karang. SHM dapat dipindah tangan
melalui mekanisme jual-beli dan riwayat pembeli-penjual selalu tercatat dalam
lembar SHM. SHM dapat dijadikan jaminan utang sebagai sarana pembiayaan
dengan dibebani hak tanggungan. SHM dapat dihapus apabila tanah tersebut jatuh
ke tangan Negara karena pencabutan hak, penyerahan sukarela oleh pemiliknya,
tanah tersebut ditelantarkan dalam jangka waktu tertentu, atau tanah tersebut
musnah karena bencana alam. Nilai tanah dengan SHM lebih tinggi dibanding
SHGB dan nilainya berkembang seiring hukum permintaan dan penawaran.
6. Tanaman Kelapa
Tanaman Kelapa Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu
tanaman industri yang memegang peranan penting dalam perekonomian di
Indonesia. Bila ditinjau dari sudut areal penanaman kelapa, Indonesia merupakan
negara yang menempati kedudukan pertama. Keadaan iklim Indonesia sangat
cocok untuk pertumbuhan tanaman kelapa. Hal tersebut terbukti Indonesia
memiliki populasi tanaman kelapa terbesar di dunia. Tanaman kelapa tumbuh
menempati tidak kurang dari 3 juta hektar lebih di Indonesia atau 30% dari total
kelapa dunia. Pohon kelapa biasa disebut pohon nyiur. Tanaman kelapa biasanya
tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai.
-
18
Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus: cocos
dan spesies: nucifera. Di Indonesia, tanaman kelapa telah dikenali sejak tahunan
lalu. Karena tanaman kelapa dapat tumbuh mulai di sepanjang pesisir pantai dan
di dataran tinggi dan di lereng-lereng gunung di daerah tropis. Ditinjau dari
biologi pohon kelapa termasuk jenis Palmae yang berumah satu (monokotil).
Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon
kelapa dapat bercabang, namun keadaan ini merupakan keadaan yang abnormal.
Misalnya, kejadian abnormal terjadi akibat serangan hama tanaman (Andrianto,
2014).
Tanaman Kelapa dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-
tumbuhan, tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) dimasukkan ke dalam klasifikasi
sebagai berikut.:
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Sub-Divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Penggolongan varietas kelapa pada umumnya didasarkan pada perbedaan
umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah, serta sifat-sifat
khusus yang lain. Tanaman kelapa memiliki multifungsi yang dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Manfaat yang dapat kita peroleh dari pohon
kelapa sangat banyak, mulai dari batang, daun dan buahnya. Dengan demikian
membudidayakan tanaman kelapa secara ekonomis sangat menguntungkan.
Mengingat tanaman kelapa memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka tanaman
kelapa secara komersial diperkebunkan di Indonesia.
Tabel 1. Luas Areal Tanaman Kelapa di Indonesia
Provinsi Produksi
(Ton)
Pangsa
(%)
Luas Panen
(Ha) Pangsa (%)
Produktivitas
(Ton/Ha)
NAD 75.637 2,13 47.862 2,97 1,58
Sumatera Utara 228.159 6,43 93.777 5,82 2,43
-
19
Lanjutan Tabel 1.
Provinsi Produksi
(Ton)
Pangsa
(%)
Luas Panen
(Ha) Pangsa (%)
Produktivitas
(Ton/Ha)
Sumataera Barat 50.497 1,42 25.199 1,56 2,00
Riau 310.325 8,74 316.125 19,62 0,98
Jambi 209.215 5,89 72.909 4,52 2,87
Sumatera Selatan 87.339 2,46 39.861 2,47 2,19
Bengkulu 3.749 0,11 2.200 0,14 1,70
Lampung 111.411 3,14 37.698 2,34 2,96
BangkaBelitung 7.940 0,22 5.303 0,33 1,50
DKI Jakarta 84 0,00 171 0,01 0,49
Jawa Barat 279.362 7,87 54.166 3,36 5,16
Jawa Tengah 443.693 12,50 64.397 4,00 6,89
Yogyakarta 70.525 1,99 15.875 0,99 4,44
Jawa Timur 185.407 5,22 89.202 5,54 2,08
Banten 104.410 2,94 17.400 1,08 6,00
Bali 111.809 3,15 56.464 3,50 1,98
NTB 57.757 1,63 15.099 0,94 3,83
NTT 51.723 1,46 41.778 2,59 1,24
Kalimantan Barat 112.140 3,16 65.723 4,08 1,71
Kalimantan Tengah 69.445 1,96 19.973 1,24 3,48
Kalimantan Selatan 96.999 2,73 26.212 1,63 3,70
Kalimantan Timur 23.155 0,65 10.540 0,65 2,20
Sulawasi Utara 267.089 7,52 129.720 8,05 2,06
Sulawasi Tengah 191.134 5,38 65.273 8,95 1,47
Sulawesi Selatan 125.370 3,53 39.293 4,05 1,92
Sulawasi Tenggara 47.654 1,343 21.523 2,44 1,21
Gorontalo 43.380 1,22 38.176 1,34 2,02
Maluku 52.888 1,49 21.523 2,37 1,39
Papua 16.420 0,46 10,.460 0,65 1,57
Total 3.550.486 100 1.611..448 100 2,20
Sumber : BPS Republik Indonesia, (2017)
Di lihat dari data tersebut Indonesia sangat potensial sebagai penghasil
produk berbahan dasar kelapa, seperti produk kelapa, sabut, tempurung dan
sebagainya. Tetapi kenyataannya dari potensi produksi sebesar 15 milyar butir
kelapa per tahun, kelapa yang dimanfaatkan baru sekitar 7,5 milyar butir pertahun
atau sekitar 50% dari potensi produksi. Masih banyak potensi kelapa yang belum
dimanfaatkan karena berbagai kendala terutama teknologi, permodalan, dan daya
serap pasar yang belum merata (Andrianto, 2014).
Selain sebagai salah satu sumber minyak nabati tanaman kelapa juga
sebagai sumber pendapatan bagi keluarga petani, sebagai sumber devisa negara,
penyedia lapangan kerja, pemicu dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi
-
20
baru, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis
minyak kelapa dan produk ikatannya di Indonesia. Manfaat ekonomi pohon
kelapa secara rinci seperti dituliskan kembali berikut ini :
a. Batang
Manfaat batang pohon kelapa setelah berumur tertentu telah banyak dikenal
orang Indonesia, yaitu sebagai bahan bangunan, bahan untuk membuat perabotan
rumah tangga, jembatan darurat, kerangka perahu, kayu bakar, dan lainlain.
Batang pohon kelapa yang benar-benar tua dan kering mempunyai keistimewaan
di antaranya tahan terhadap sengatan rayap dan juga tahan terhadap kelembaban
tinggi. Dengan demikian bahan bangunan ini tidak mudah keropos. Ditinjau dari
segi estetis setelah bahan diserut menampakkan permukaan dengan tekstur
menarik dan licin. Karakteristik ini cocok digunakan sebagai bahan baku
pembuatan alat-alat/perabotan rumah tangga sehingga batang dari tanaman kelapa
memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi.
b. Daun
Daun kelapa muda (janur) seringkali digunakan sebagai bahan untuk
membuat hiasan (penjor) dalam berbagai macam upacara adat misalnya mantenan,
sunatan, upacara bersih desa, dan ketupat. Daun yang sudah tua digunakan untuk
membuat atap rumah dan getepe (Jawa: taruban). Tulang daun atau lidi dijadikan
barang anyaman alat-alat dapur, tusuk sate, sapu lidi, hiasan dinding, dan lain-
lain, dapat di simpulkan bahwa daun tanaman kelapa juga dapat di mamfaatkan
sehingga meningkatkan pendapatkan masyarakat yang ada di daerah penghasil
kelapa.
c. Nira
Nira adalah cairan yang diperoleh dari tumbuhan yang mengandung gula
pada konsentrasi 7,5 sampai 20%. Nira kelapa diperoleh dengan memotong bunga
betina yang belum matang, dan ujung bekas potongan akan menetes cairan nira
yang mengandung gula. Nira dapat dipanaskan untuk menguapkan airnya
sehingga konsentrasi gula meningkat dan kental. Bila didinginkan, cairan ini akan
mengeras yang disebut gula kelapa. Nira juga dapat dikemas sebagai minuman
ringan.
-
21
d. Buah kelapa
Buah kelapa merupakan hasil utama dari budidaya tanaman kelapa. Buah
kelapa mempunyai manfaat yang banyak sekali, mulai dari sabut kelapa,
tempurung, kulit daging buah, daging buah, hingga air kelapa. Buah kelapa sangat
di butuhkan untuk kehidupan sehari-hari sehingga banyak di cari masyarakat.
e. Sabut kelapa
Sabut kelapa memiliki lapisan luar tipis dan licin setebal 0,14 mm yang
warnanya bervariasi dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung kepada
kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek, kulit luar buah kelapa
sifatnya kedap air. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan
satu serat dengan serat lainnya. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram
(75% dari sabut), dan gabus (25% dari sabut). Sabut kelapa yang telah dibuang
gabusnya merupakan bahan alami yang berharga mahal untuk pelapis jok dan
kursi.
f. Tempurung kelapa
Jika kelapa dikupas bagian serabutnya, maka dijumpai bagian pembungkus
daging buah berupa lapisan yang sangat keras yang dinamakan tempurung kelapa
biasanya jika buah sudah berwarna tua maka tempurung akan berwarna hitam.
Bagian tempurung kelapa ini merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin,
selulosa, metoksil dan berbagai mineral. Penggunaan tempurung sebagai bahan
bakar dapat dibakar secara langsung sebagai pengganti kayu bakar, atau diolah
menjadi arang. Arang batok kelapa dapat digunakan sebagai kayu bakar biasa atau
diolah menjadi arang aktif yang dapat diperlukan oleh berbagai industri
pengolahan.
Menurut pernyataan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa tanaman
kelapa, semua bagian tanamannya dapat digunakan bahkan dapat di jadikan usaha
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang ada di daerah penghasil kelapa
sehingga tidak ada bagian tanaman kelapa yang menjadi limbah.
-
22
B. Penelitian Terdahulu
Marza, Alvita Raissa (2018), dengan Judul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Pemuda Pedesaan dalam Melanjutkan Usahatani Padi di
Kabupaten Lampung Tengah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pendapatan petani usahatani padi di Kabupaten Lampung Tengah, mengetahui
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam
melanjutkan usahatani padi Kabupaten Lampung Tengah, Mengetahui faktor
pendorong dan penarik pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian
Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan:
1) Berdasarkan analisis pendapatan usahatani dan R/C rasio, dapat diketahui
bahwa rata-rata pendapatan usahatani padi per hektar pada MT 1
berdasarkan biaya tunai sebesar Rp15.181.983,23, dan nisbah penerimaan
dengan biaya (R/C Rasio) tunai sebesar 3,35. Pendapatan pada MT 2
berdasarkan biaya tunai sebesar Rp16.974.989,16 dan nisbah penerimaan
dengan biaya (R/C Rasio) tunai sebesar 3,69. Pemuda pedesaan memiliki
kontribusi terhadap pendapatan sebesar kurang 3% dari pendapatan tunai
dan total.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam
melanjutkan usahatani padi orang tua di Kabupaten Lampung Tengah
adalah pendapatan, luas lahan, umur pemuda, dan tingkat pendidikan.
3) Faktor pendorong pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian
khususnya usahatani padi adalah keterbatasan kesempatan kerja, tingkat
pendidikan yang rendah, ajakan teman, kehendak orang tua, dan mengisi
waktu luang. Faktor penarik adalah tingkat pendapatan dan ketersediaan
luas lahan.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setiawan dan Sukanti (2016)
yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga Dan
Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan
Keluarga dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha.
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif. Hasil penelitian ini
-
23
menunjukkan bahwa: Ekspektasi pendapatan berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha, lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat,
pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat, ekspektasi
pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh
positif terhadap minat berwirausaha.
C. Kerangka Pikir
D.
Gambar 1. Kerangka Pikir Minat Generasi Muda Menjadi Wirausaha Pada
Komoditi Kelapa Di Kecamatan Tanjung Pura
KEADAAN SEKARANG
Generasi muda di Kecamatan Tanjung
Pura lebih minat menjadi buruh di
bandingkan berwirausaha
KEADAAN YANG DIINGINKAN
Generasi muda di Kecamatan
Tanjung Pura lebih minat menjadi
wirausaha di bandingkan menjadi
buruh
MINAT GENERASI MUDA MENJADI WIRAUSAHA PADA KOMODITI KELAPA
DI KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT PROVINSI
SUMATERA UTARA
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana minat generasi muda menjadi wirausaha pada komoditi
kelapa di Kecamatan Tanjung Pura
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat generasi muda menjadi
wirausaha pada komoditi kelapa
TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana minat generasi muda menjadi wirausaha
pada komoditi kelapa di Kecamatan Tanjung Pura
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat generasi
muda menjadi wirausaha pada komoditi kelapa
Faktor X
Faktor Internal X1 =Pendidikan Formal
X2= Pendapatan
X3 =Pengalaman
Faktor Eksternal
X4 =Status Kepemilikan Lahan
X5 =Modal
X6 =Lingkungan Keluarga
X7 =Lingkungan Masyarakat
X8=Jaminan Harga
FAKTOR Y
Minat Generasi Muda Menjadi
Wirausaha Pada Komoditi Kelapa
PENGKAJIAN
RTL
( RENCANA TINDAK LANJUT)
-
24
D. Hipotesis
Berdasarkan pada perumusan masalah dan tujuan pengkajian yang ingin
dicapai, maka di buat hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga minat generasi muda menjadi wirausaha pada komoditi kelapa di
Kecamatan Tanjung Pura masih rendah.
2. Diduga minat generasi muda menjadi wirausaha pada komoditi kelapa di
Kecamatan Tanjung Pura di pengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
-
25
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan tanggal 25 Maret sampai dengan 24
Mei 2019 di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi
pengkajian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu dengan cara
pengambilan sampel sesuai dengan keinginan penulis karena pertimbangan
tertentu. Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Tanjung Pura karena di
kecamatan tersebut mempunyai kebun kelapa yang cukup luas dan berpotensi
untuk di kembangkan.
B. Batasan Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Batasan Operasional
a. Minat adalah kemampuan seseorang untuk memberikan perhatian terhadap
kegiatan pembelajaran yang di lakukan dengan rasa senang dan penuh
kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Dalam pengkajian yang dilakukan
hanya mengkaji seberapa besar keinginan generasi muda serta faktor apa
saja yang mempengaruhi minat generasi muda tersebut menjadi
wirausahapada komoditi kelapa di Kecamatan Tanjung Pura. Indikatornya
yaitu : perasaan senang, perhatian, kesadaran dan kemauan.
b. Generasi muda yang siap bekerja dalam kajian ini umur yang di gunakan
adalah 18-30 tahun yang berada di Kecamatan Tanjung Pura dan siap untuk
bekerja.
c. Penelitian ini dilakukan secara purposive sampling di mana peneliti
mengambil tempat berdasarkan luas lahan tananam kelapa terbesar di sana
sehingga memilih Kecamatan Tanjung Pura dan menggambil tiga desa
yaitu: Desa Suka Maju, Desa Pantai Cermin, dan Desa Pematang Cengal
sebagai sampel yang di ambil.
d. Penelitian ini dilakukan kepada generasi muda yang ada di Desa Suka
Maju, Desa Pantai Cermin, dan Pematang Cengal karena ketiga desa
tersebut merupakan sentral penghasil kelapa di Kecamatan Tanjung Pura
sedangkan 16 desa lainnya lahan kelapa disana tidak dominan.
-
26
e. Faktor yang mempengaruhi minat generasi muda yang diteliti terdiri :
1) Faktor internal (pendidikan formal, pengalaman, dan pendapatan)
merupakan karakteristik yang ada pada diri pemuda yang meliputi :
a) Pendidikan formal (X1) adalah pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP)/ Sederajat, Sekolah Menengah Akhir (SMA)/
SederajatDan Perguruan Tinggi. Dalam pengkajian ini mengkaji
perbandingan antara jenjang pendidikan yang dimiliki pemuda
berpengaruh terhadap minat pemuda tersebut.
b) Pendapatan (X2) melihat seberapa besar pengaruh pendapatan terhadap
generasi muda untuk menjadi wirausaha, indikatornya yaitu:
kesejahteraan, tarap hidup, dan kebutuhan.
c) Pengalaman (X3) diukur dengan melihat apakah salah satu kendala
generasi muda memulai usaha itu di pengaruhi oleh pengalaman,
indikatornya yaitu: Lama waktu/masa kerja, tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, dan penguasaan terhadap pekerjaan dan
peralatan.
2) Faktor eksternal (kepemilikan lahan, modal, lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, dan jaminan harga). Merupakan hal yang diluar dari
karakteristik yang ada pada diri pemuda yang meliputi :
a) Status kepemilikan lahan (X4) diukur apakah kepemilikan lahan
mempengaruhi minat dari generasi muda untuk berwirausaha,
indikatornya yaitu: lahan sendiri, dan lahan sewa.
b) Modal (X5) modal mempengaruhi minat generasi muda untuk
berwirausaha, indikatornya yaitu: modal sendiri, modal pinjaman
c) Lingkungan keluarga (X6) diukur ada atau tidaknya dorongan dari
keluarga baik yang positif atau yang negatif sehingga mempengaruhi
minat seseorang. Indikatornya yaitu: ekonomi keluarga, status
pekerjaan orang tua ,dan kebudayaan di keluarga itu
d) Lingkungan masyarakat (X7) diukur seberapa besar pengaruh
lingkungan masyarakat terhadap minat generasi muda untuk
-
27
berwirausaha, indikatornya yaitu: norma dan budaya, akses informasi,
sarana dan prasarana di daerah.
e) Jaminan Harga (X8) untuk melihat apakah jaminan harga berpengaruh
terhadap minat generasi muda. Indikatornya yaitu: kepastian harga, dan
ketersediaan pasar.
2. Pengukuran Variabel
Berdasarkan batasan operasional dari masing-masing variabel yang telah
diuraikan sebelumnya maka selanjutnya masing-masing variabel tersebut akan
diuraikan sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah ditentukan, kemudian
dilakukan penialain dari kriteria-kriteria yang ada. Pengukuran variabel dalam
pengkajian ini menggunakan skala Likert.
Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala
atau fenomena suatu kejadian. Faktor internal dan eksternal diukur dengan
menggunakan pernyataan-pernyataan positif. Berikut pengukuran variabel
disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Pengukuran Variabel Faktar-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Generasi
Muda
No Variabel Indikator Kriteria Skor
1. Pendidikan Formal (X1)
Pendidikan tertinggi yang dicapai
generasi muda di bangku sekolah
Diploma/ setara
SMA
SMP
SD
Tidak Sekolah
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
2. Pendapatan (X2)
Pendapatan generasi muda yang di
peroleh baik untuk membuka usaha
maupun pendapatan dari keuntungan
Kebutuhan
Kesejahteraan
Taraf kehidupan
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
3. Pengalaman (X3)
Pengalaman yang di miliki pemuda
untuk menjadi wirausaha
lama waktu/ masa kerja
tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
-
28
Lanjutan Tabel 2.
No Variabel Indikator Kriteria Skor
4. Status Kepemilikan
Lahan (X4)
Lahan yang bisa di jadikan tempat
usaha
Lahan Sendiri
sewa
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
5. Status Kepemilikan
Lahan (X4)
Lahan yang bisa di jadikan tempat
usaha
Lahan Sendiri
sewa
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
6. Modal (X5) Modal yang di perlukan untuk melakukan usaha
Modal Sendiri
Modal Pinjaman
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
7. Lingkungan keluarga (X6)
Keadaan keluarga yang mendorong
minat generasi muda menjadi
wirausaha
Ekonomi Keluarga
Status Pekerjaan Orang Tua
Kebudayaan
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
8. Lingkungan masyarakat
(X7)
Keadaan masyarakat yang
mempengaruhi minat generasi muda
berwirausaha
Norma dan budaya
Akses informasi
Sarana dan prasarana di daerah
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
9. Jaminan Harga (X8)
jaminan harga berpengaruh terhadap
minat generasi muda.
Kepastian Harga
Ketersedian Pasar
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
10. Minat Generasi Muda (Y)
Minat generasi muda untuk menjadi
wirausaha
Perasaan Senang
perhatian
kesadaran
Kemauan
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
5
4
3
2
1
-
29
3. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana asal data pengkajian itu diperoleh
(Sujarweni, 2014). Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
a. Data primer
Data yang diperoleh dari responden secara langsung dengan wawancara atau
menggunakan kuesioner atau melakukan observasi secara langsung pada situasi
nyata dilokasi pengkajian.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dengan cara mengutip serta mencatat secara langsung
dari data yang tersedia melalui instansi yang terkait dalam pengkajian ini seperti,
Dinas Pertanian, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Tanjung Pura serta
Badan Pusat Statistik.
Selain data pendukung diatas, pengumpulan data yang dilakukan dalam
pelaksanaan pengkajian ini juga menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Data yang diperoleh harus mencapai derajat akurasi yang
signifikan, maka validitas dan reliabilitas perlu diuji terlebih dahulu sebelum
disebarkan kepada responden. Pengujian ini hanya dilakukan kepada responden
yang dianggap mewakili seluruh responden yang ada dengan ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.
4. Populasi dan Sampel
Sugiyono (2016) populasi adala wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi adalah
jumlah keseluruah unit-unit analisis sedangkan yang dimaksud dengan unit analisi
adalah objek penelitian beberapa orang atau beberapa industri, kota, negara,
wilayah, daerah dan sebagainya (Bailey, 2017). Populasi itu misalnya penduduk
di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organiasi tertentu, jumlah guru atau
murid di sekolah tertentu.
Menurut Sujarweni (2014) populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk di teliti. Populasi yang digunakan dalam pengkajian
-
30
ini adalah generasi muda yang ada di daerah baik yang masih sekolah atau yang
sudah tidak sekolah yang memiliki umur 18-30 tahun yang tersebar di beberapa
desa yang ada di Kecamatan Tanjung Pura. Populasi pengkajian di Kecamatan
Tanjung Pura disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Populasi Pengkajian di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten
Langkat
No Desa Generasi Muda (Thn) Jumlah (orang)
1. Pematang Cengal 18-30 2.169
2. Pantai Cermin 18-30 1.853
3. Suka Maju 18-30 501
Jumlah 4.523
Sumber : BPS Kab Langkat 2018
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
popolasi tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel adalah bagain dari populasi, dimana
karakteristik dan sifatnya tidak berbeda dengan karakteristik dan sifat populasi.
Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang sifat-sifatnya harus mencerminkan
sifat-sifat populasi secara utuh. Untuk menjaga agar sifat-sifat sampel benar-benar
dapat mencerminkan populasi, maka dalam penentuan sampel (teknik sampling)
harus digunakan secara teliti.
Penentuan sampel pada pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Purposive Sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu atau menentukan ciri yang sesuai dengan
tujuan. Sampel yang digunakan merupakan generasi muda yang berumur 18-30
tahun yang ada di Kecamatan Tanjung Pura.
Apabila subjeknya yang digunakan melebihi 100 maka menggunakan
presisi 15%–20%, jika popolasi kurang dari 100 dan diatas 51 maka presisinya
10% dan apabila populasi kurang dari 50 maka diambil semua sebagai sampel
(Taro Yamane dalam Ridwan, 2007). Untuk mengetahui jumlah sampel dapat
menggunakan rumus Yamane sabagai berikut :
keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat presisi
-
31
Jumlah generasi muda di Kecamatan Tanjung Pura sebanyak 4.523 orang dan
tersebar di 3 (tiga) desa yang ada di Kecamatan Tanjung Pura dengan tingkat
presisi 15%. Berdasarkan rumus tersebut dengan menggunakan presisi 15%
diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
di bulatkan menjadi 44
Jadi, jumlah sampel yang akan ditarik sebanyak 44 orang, kemudian dibagi
pada masing-masing desa yang ada di Kecamatan Tanjung Pura agar
penyebarannya sesuai dengan porsi. Penyebarannya dilakukan di sebarkan secara
acak di desa yang berpotensi, kemudian dikalikan dengan jumlah sampel
keseluruhan.
Jadi dari ketiga desa tersebut akan diambil 44 orang anggota sebagai sampel
dengan perincian masing-masing dapat dilihat secara rinci pada tabel 4. Berikut :
Tabel 4. Populasi dan Sampel Pengkajian di Kecamatan Tanjung Pura
No Desa Populasi Menghitung Sampel Jumlah
1. Pematang Cengal 2.169 (2.169/4.523) x 44 =21,1 21
2. Pantai Cermin 1.853 (1.853/4.523) x 44 =18 18
3. Suka Maju 501 (501/4.523) x44 =4.8 5
Jumlah 4.523 44 44
Sumber : Identifikasi Wilayah Kecamatan Tanjung Pura, 2018
C. Pelaksanaan Pengkajian
1. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan pengkajian ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi potensi wilayah (IPW) untuk mencari
permasalahan yang akan di kaji,
-
32
b. Menetapkan judul pengkajian sesuai dengan permasalahan yang ada,
c. Melakukan penyusunan proposal pengkajian dan seminar proposal,
d. Melakukan pengkajian dengan kusioner terhadap sampel yang ditarik,
e. Melakukan analisis data hasil pengkajian dengan menggunakan metode
korelasi dengan bantuan program SPSS,
f. Penyusunan laporan hasil pengkajian yang disertai dengan seminar hasil
pengkajian.
2. Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016) teknik pengambilan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam pengkajian, karena tujuan utama dari pengkajian
adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengambilan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Terdapat dua hal yang menpengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu, kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data.
Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji
validitas dan reabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan
reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, pada suatu seminar, diskusi dan lain-lain
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaksanaan pengkajian ini
adalah dengan menggunakan metode :
a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung dengan objek yang akan diteliti sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai minat generesi muda menjadi wirausaha pada
komoditi kelapa (Cocos nucifera L).
-
33
b. Wawancara, yaitu taya jawab langsung yang dilakukan peneliti dengan