Download - Metal Plankton
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 1/21
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan perairan tawar adalah lingkungan perairan yang terdapat di
daratan. Secara umum perairan darat dengan berbagai cara akan dipengaruhi
oleh sifat daratan yang ada di sekelilingnya sehingga pada perairan darat
tertentu dapat memiliki ciri-ciri khusus yang spesifik. Karena keberadaannya
di daratan, lingkungan ini masih terpengaruh oleh iklim daratan, seperti halnya
musim hujan, kemarau, angin, dan lain-lain. Keadaan-keadaan inilah yang
merupakan salah satu penyebab terjadinya perbedaan kehidupan lingkungan
perairan tawar (Hariyanto, 2008).
Perairan tawar ada dua macam yaitu perairan tenang (lentik) seperti danau,
waduk, dan kolam. Perairan mengalir (lotik) seperti sungai, selokan, dan parit.
Pada habitat lotik ada dua zona utama, yaitu zona air deras dan zona kedung
atau zona tenang. Sedangkan pada perairan tenang atau lentik pada umumnya
terdapat tiga zona utama, yaitu zona litoral, zona limnetik, dan zona profundal
(Nontji, 2002).
Ekosistem ini terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik. Seiring
dengan perkembangan zaman banyak terjadi pencemaran di perairan tawar
yang disebabkan oleh aktifitas masyarakat sekitar, sebagai contohnya outlet
air buangan yang secara langsung mengalir ke sungai. Dengan adanya kondisi
seperti ini dapat memperburuk kehidupan makhluk hidup disekitar perairan
tersebut. Untuk menentukan kondisi suatu perairan dapat ditentukan dengan
parameter biologi yakni salah satu menjadi parameternya adalah plankton(Hariyanto, 2008).
Pada percobaan ini, akan dilakukan sampling plankton di suatu perairan
lotik, kemudian menganalisis sampel plankton tersebut. Selanjutnya diadakan
analisis laboratorium untuk identifikasi zooplankton dan fitoplankton.
Diharapkan dengan percobaan ini, praktikan mampu membedakan
fitoplankton dan zooplankton juga melakukan perhitungan sederhana
kelimpahan plankton.
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 2/21
2
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana menentukan titik sampling yang representatif dan melakukan
sampling dengan benar?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi plankton dengan tepat?
3. Bagaimana menentukan kualitas suatu perairan menggunakan indeks
diversitas dan indeks dominansi?
1.3 Tujuan
1. Mampu menentukan titik sampling yang representatif dan melakukan
sampling plankton dengan benar.
2. Mampu mengidentifikasi plankton dengan tepat.
3. Mampu menentukan kualitas suatu perairan menggunakan indeks
diversitas dan indeks dominansi.
1.4 Hipotesis
Hipotesis kerja :
Jika tingkat keanekaragaman plankton tinggi, maka kualitas air dari perairan
tersebut dapat dikatakan baik dan jika tingkat keanekaragaman planton rendah,
maka kualitas air dari perairan tersebut dapat dikatakan buruk (tercemar).
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 3/21
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum mengenai Plankton
Dalam bidang biologi oseanografi terdapat sistem pelagik terdiri dari hewan
dan turnbuh-turnbuhan yang hidupnya berenang dan melayang-layang di lautan
terbuka, salah satunya adalah plankton. Plankton berasal dari bahasa Yunani yaitu
planktos yang artinya mengembara atau berkeliaran (Odum, 1971). Plankton
tersusun atas jasad-jasad tumbuhan mikroskopis ( phytoplankton) dan jasad-jasad
hewani ( zooplankton) yang terdapat di laut maupun air tawar, hidup bebas
terapung dan pergerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan angin
(Nybakken, 1992). Banyak di antara kelompok hewan ini yang merupakan
golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh
arus lautan. Kelompok ini terdiri dari golongan binatang (zooplankton) dan
golongan tumbuh-tumbuhan (fitoplankton).
Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting
dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil
mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang
dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi
kelompok organisme air lainnya yang membentuk rantai makanan (Juwana,
2007). Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan
tumbuhan tingkat tinggi di darat sebagai produsen primer penghasil nutrisi yang
sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam rantai makanan.
Zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan makanan yang
banyak mengandung asam amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak dan
karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis zooplankton yang secara komersial ditangkap
untuk berbagai macam pemanfaatan.
Berdasarkan jenisnya, plankton dapat dibagi dua, yaitu :
a. Zooplankton : Plankton berupa hewan. Zooplankton merupakan suatu
kelompok yang terdiri dari berjenis-jenis hewan yang sangat banyak macamnya
termasuk protozoa, coelenterata, molusca, annelida, dan crustacea. Kelompok
ini mewakili hampir seluruh phylum yang terdapat di kerajaan hewan. Beberapa
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 4/21
4
dari organisme ini ada yang bersifat sebagai plankton untuk seluruh massa
hidupnya, tetapi ada juga hewan yang bersifat sebagai plankton hanya untuk
sebagian dari massa hidupnya. Zooplankton tidak dapat memproduksi zat-zat
organik dari zat-zat anorganik, oleh karena itu mereka harus mendapat tambahan
bahan-bahan organik dari makanannya. Hal ini dapat diperoleh mereka baik
secara langsung maupun tidak langsung dari tumbuh-tumbuhan. Zooplankton
yang bersifat herbivora akan memakan fitoplankton secara langsung; sedangkan
golongan karnivora memanfaatkan mereka dengan cara tidak langsung dengan
memakan golongan herbivora atau karnivora yang lain.
b. Phytoplankton: Plankton berupa tumbuhan. Phytoplankton merupakan
tumbuh-tumbuhan air yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari sejumlah
besar kelas yang berbeda. Mereka mempunyai peranan yang sama pentingnya
baik di sistem pelagik maupun seperti yang diperankan oleh tumbuh-tumbuhan
hijau yang lebih tinggi tingkatnya di ekosistem daratan; mereka adalah produsen
utama ( primary producer ) zat-zat organik. Phytoplankton hanya dapat dijumpai
pada lapisan permukaan laut saja. Mereka juga akan lebih banyak dijumpai pada
tempat-tempat yang terletak di daerah continental shelf dan di sepanjang pantai
dimana terdapat proses upwelling. Daerah-daerah ini biasanya merupakan suatu
daerah yang kaya akan bahan-bahan organik.
2.2 Tinjauan Umum mengenai Migrasi Vertikal Plankton dan Faktor
Penyebabnya
Migrasi vertikal adalah migrasi harian yang dilakukan oleh organisme
zooplankton tertentu ke arah dasar laut pada siang hari dan ke arah permukaan
laut pada malam hari. Jarak yang ditempuh zooplankton pada migrasi ini berkisarantara 100-400 m. Menurut Nybakken (1992), secara umum faktor yang
mempengaruhi migrasi vertikal zooplankton ada dua yaitu cahaya dan suhu.
a. Faktor Cahaya
Cahaya mengakibatkan respons negatif bagi para migran, mereka bergerak
menjauhi permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan meningkat,
sebaliknya mereka akan bergerak ke permukaan laut apabila intensitas cahaya di
permukaan menurun. Pola yang umum tampak adalah bahwa zooplankton
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 5/21
5
terdapat di dekat permukaan laut pada malam hari, sedangkan menjelang dini hari
dan datangnya cahaya mereka bergerak lebih ke dalam. Dengan meningkatnya
intensitas cahaya sepanjang pagi hari, zooplankton bergerak lebih ke dalam
menjauhi permukaan laut dan biasanya kemudian mempertahankan posisinya
pada kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu. Di tengah hari atau ketika
intensitas cahaya matahari maksimum, zooplankton berada pada kedalaman yang
paling jauh, kemudian tatkala intensitas cahaya matahari sepanjang sore hari
menurun, zooplankton mulai bergerak ke arah permukaan laut dan sampai di
permukaan sesudah matahari terbenam dan masih tinggal di permukaan selama
fajar belum tiba.
b. Faktor Suhu
Migrasi vertikal paling umum terlihat di wilayah-wilayah perairan bahari
dimana kolom air menunjukkan adanya stratifikasi termal yang jelas sedangkan di
perairan bahari dimana kolom air mendekati kondisi isotermal, migrasi vertikal
tidak jelas atau bahkan tidak berlangsung sama sekali. Migrasi vertikal juga tidak
berlangsung di wilayah-wilayah perairan bahari sepanjang musim dingin. Tujuan
migrasi vertikal adalah untuk menhindari pemangsaan oleh para predator yang
mendeteksi mangsa secara visual dan untuk mengubah posisi dalam kolom air,
serta sebagai mekanisme untuk meningkatkan produksi dan menghemat energi.
2.3 Tinjauan Umum mengenai Peranan Plankton dalam Ekosistem
Plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai peranan
penting dalam ekosistem laut karena plankton menjadi bahan makanan bagi
berbagai jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai
kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan
tumbuhan tingkat tinggi di darat. Fitoplankton merupakan produsen primer
penghasil nutrisi yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam
rantai makanan. Fitoplankton dapat ditemukan diberbagai massa, air mulai dari
permukaan laut sampai pada kedalaman intensitas cahaya yang masih
memungkinkan terjadinya fotosintesis (Nontji, 2002). Sumber energi yang
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 6/21
6
digunakan untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia yang terjadi dalam
proses fotosintesis adalah sinar matahari yang diabsorbsi oleh klorofil.
2.4 Tinjauan Umum mengenai Alat Sampling
Menurut Michael (1995), teknik sampling plankton menggunakan alat
berupa jaring yang memiliki tempat menampung air pada ujungnya disebut jaring
plankton (net plankton). Net Plankton untuk phytoplankton berukuran diameter
31 cm dengan mata jaring berukuran 30-60 mikron. Plankton Net untuk
zooplankton berukuran diameter 45 cm dengan mata jaring berukuran 150-500
mikron. Plankton Net untuk ikhtyoplankton berukuran diamater 55 cm.
Gambar 2.4 Net Plankton
-
2.4 Tinjauan Umum mengenai Metode Analisis Plankton
Dalam melakukan penganalisisan keadaan suatu perairan, diperlukan
adanya penentuan indeks diversitas plankton di perairan tersebut terlebih dahulu.
Untuk menentukan nilai tersebut, kita melakukan perhitungan nilai N yangdirumuskan sebagai berikut:
dimana :
N : Jumlah sel per liter
n : Jumlah sel yang diamati
Vr : Volume air yang tersaring (L)
Vs : Volume air yang disaring (L)
Vo : Volume air yang diamati (L)
N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 7/21
7
Berdasarkan data jumlah sel per satuan volume, kemudian di lakukan
analisis kualitatif, meliputi indeks keanekaragaman (diversitas), dengan
menggunakan formula Shannon-Wiener berikut (Anonim, 2010):
H’= -∑[(ni/N) x ln (ni/N)]
dimana :
H’: indeks diversitas Shannon-Wiener
ni : jumlah individu spesies 1
N : Jumlah total individu semua spesies
Data yang di peroleh akan dibandingkan dengan kriteria penilaian
keanekaragaman jenis ditinjau dari struktur komunitas. Untuk keperluan tersebutdigunakan kriteria penilaian pembobotan kualitas lingkungan seperti berikut ini
(Anonim, 2010) :
Indeks keanekaragaman (H’) Struktur Komunitas
>2,41
1,81-2,4
1,21-1,8
0,61-1,2
<0,6
Sangat stabil
Lebih stabil
Stabil
Cukup stabil
Tidak stabil
Dari indeks keanekaragaman dapat diketahui kriteria kualitas air seperti pada tabel
berikut (Anonim, 2010):
No. Indeks Kualitas Perairan Pustaka
I
>3,0 Air bersih
Wilha (1975)1,0 – 3,0 Setengah tercemar
1,0 Tercemar berat
II
3,0 – 4,0 Tercemar sangat ringan
Wilha (1975)2,0 – 3,0 Tercemar ringan
1,0 – 2,0 Setengah tercemar
III
2,0 Tidak tercemar
Lee, dkk. (1975)1,0 – 2,0 Tercemar ringan
1,0 – 1,5 Tercemar sedang
< 1,0 Tercemar berat
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 8/21
8
Untuk membuat agar konsentrasi formalin di dalam botol film menjadi 4%
dapat dilakukan dengan rumus:
dimana:
N1 : Konsentrasi formalin
N2 : Konsentrasi formalin yang diinginkan dalam botol film
V1 : Volume larutan dalam botol film
V2 : Volume yang di cari
Lalu dominansi plankton dalam daerah perairan dapat diketahui dengan
menggunakan rumus :
dimana :
D : Indeks dominansi
ni : Jumlah dndividu jenis ke-i (i = 1,2,3,...)
N : Jumlah total individu (Citrasari, 2010)
Dengan kriteria (Odum, 1993) sebagai berikut, D mendekati 0 tidak ada jenis
yang mendominansi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominansi.
Untuk membuat agar konsentrasi formalin di dalam botol film menjadi 4%
dapat dilakukan dengan rumus:
dimana:
N : Konsentrasi formalin
N2 : Konsentrasi formalin yang diinginkan dalam botol film
V1 : Volume larutan dalam botol film
V2 : Volume yang di cari
2.5. Tinjauan Umum mengenai Teknik Sampling dan Identifikasi Plankton
Pengambilan sampel plankton harus sesuai dengan pengambilan sampel air
untuk analisis faktor fisika dan kimia air dengan beberapa kali ulangan secara
random (Fachrul, 2007 dalam Anonim, 2010). Banyak sampel air yang diperlukan
untuk mengidentifikasi plankton adalah tiga liter untuk perairan oligotropik
(kurang subur) dan satu liter untuk perairan eutrofik (subur) (Soegianto, 2004).
N1 x V1 = N2 x V2
N1 x V1 = N2 x V2
D = ni²/N² x 100%
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 9/21
9
Untuk penyeragaman alat dan metode sampling, para peneliti umumnya
menggunakan jaring kitahara yang dimodifikasi, yaitu jaring berbentuk kerucut,
diameter mulut 0,3 m panjang 1 m dan lebar mata jaring 0,08 mm (Praseno,
1989). Meskipun sebenarnya menurut Soegianto, 2004 bahwa ukuran mata jaring
(mesh size) plankton yang digunakan bermacam-macam/ disesuaikan dengan
ukuran plankton yang menjadi tujuan penelitian.
Pengambilan sampel plankton di perairan dapat dilakukan secara tegak
(vertikal), miring (obligue), mendatar (horizontal) (Fachrul, 2007 dalam Anonim,
2010). Metoda pengambilan plankton secara horizontal ini dimaksudkan untuk
mengetahui sebaran plankton horizontal. Plankton net pada suatu titik di laut,
ditarik kapal menuju ke titik lain. Jumlah air tersaring diperoleh dari angka pada
flowmeter atau dengan mengalikan jarak diantara dua titik tersebut dengan
diameter plankton net. Sedangkan sampling secara vertikal dilakukan dengan cara
meletakkan plankton net sampai ke dasar perairan, kemudian menariknya keatas.
Kedalaman perairan sama dengan panjang tali yang terendam dalam air sebelum
digunakan untuk menarik plankton net ke atas (Widianingsih, 2007).
Volume air tersaring adalah kedalaman air dikalikan dengan diameter mulut
plankton net. Pengoperasian secara langsung ini sebaiknya dilengkapi dengan
flowmeter di mulut jaring, agar volume air yang tersaring dapat diketahui
(Soegianto, 2004). Pengambilan sampel di perairan dangkal (< 10 m) dilakukan
secara mendatar dengan menarik jaring selama 5 menit di bawah permukaan air.
Di perairan laut yang relatif dalam (> 200 m), pengambilan fitoplankton hanya
dibatasi mulai dari kedalaman 150 m keatas sampai 0 m (permukaan laut)
(Praseno, 1989).
Identifikasi dan penghitungan jumlah (pencacahan) dapat dilakukan dengan
metode sub sampel dengan menggunakan Sedgwick Rafter cell. Sedgwick Rafter
cell tersebut diisi penuh dengan sampel dan ditutup cover. Selanjutnya diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 40x atau 100x. Pencacahan dilakukan pada
5 lapang pandang secara berurutan dan teratur dengan bantuan alat hitung
(counter ). Untuk proses identifikasi dilakukan dengan mencocokkan plankter
yang teramati dengan buku identifikasi (Citrasari, 2010).
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 10/21
10
Halaman ini sengaja dikosongkan
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 11/21
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum
Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Srikana pada hari Selasa tanggal 27
September 2011 pada pukul 15.30 sampai 16.20 WIB, meliputi penelitian
menyangkut persiapan alat dan bahan, penentuan tempat sampling,
pengambilan sampel, analisis sampel, dan analisis data. Untuk analisis sampel
dilakukan di Ruang 122 Laboratorium Ekologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Jaring plankton
2. Ember plastik
3. Botol koleksi
4. Pipet
5. Sedgwick Rafter cell
6. Mikroskop
7. Buku identifikasi plankto
3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Formalin 40%2. Air sampel plankton
3.3 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum plankton antara lain :
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 12/21
12
NO. CARA KERJA GAMBAR
1. Siapkan jaring plankton dan
pastikan penjepit saluran sudah
dipasang.
2. Sampel air sungai diambil dengan
menggunakan ember plastik
berukuran 10 liter.
3. Sampel air dituangkan ke dalam
jaring plankton. Ulangi prosedur ini
sampai 10 kali (air yang tertampung
keruh).
4. Buka saluran jaring dan air yang
terjebak dimasukkan dalam botol
film dan diawetkan dengan
formalin 4%.
5. Memberikan label keterangan nama
pengambil, lokasi, dan tanggal
pengambilan, kemudian
membawanya ke laboratorium
untuk melakukan analisis.
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 13/21
13
6. Ulangi prosedur pada titik
pengambilan sampel air yang
berbeda.
7. Sampel air yang diawetkan diambil
1 ml dan diletakkan di Sedgwick
Rafter cell.
8. Amati di bawah mikroskop untuk
mengidentifikasi jenis dan jumlah
plankton.
3.4 Cara Analisis Data
NO CARA ANALISIS DATA KETERANGAN
1. Kestabilan ekosistem ditentukan
dengan menggunakan indeks
diversitas
H’ = -∑[(ni/N) x In ( ni/N)]
dimana :
H’= Indeks diversitas Shanon-Wienner
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah total individu semua spesies
2. Spesies yang mendominansi
ditentukan dengan menggunakan
indeks dominansi
D = ni2 /N
2x 100%
dimana :
D = indeks dominansi Simpson
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = jumlah total individu semua spesies
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 14/21
14
3. Jumlah sel plankton per satuan
volume
N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)
dimana :
N = Jumlah sel per liter
n = Jumlah sel yang diamati
Vr = Volume air tersaring (L)
Vo = Volumew air yang diamati (L)
Vs = Volume air yang disaring (L)
4. Membuat konsentrasi formalin
40% menjadi 4%
N1 x V1 = N2 x V2
dimana :
N1 : Konsentrasi formalin
N2 : Konsentrasi formalin yang
diinginkan dalam botol film
V1 : Volume larutan dalam botol film
V2 : Volume yang di cari
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 15/21
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil sampling dan identifikasi yang dilakukan di Sungai Srikana
dengan menggunakan jaring plankton, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jenis Plankton yang Ditemukan di Sungai Srikana
No. Nama Spesies Jumlah
1. Oscillatoria chlorina 2
2.Spirillum undulans
1
Tabel 4.1.2 Analisa Data Hasil Percobaan Sampling Plankton
No Nama Spesies Indeks Diversitas (H’) Indeks Dominansi (D)
1. Oscillatoria chlorina 0 100%
2. Spirillum undulans 0 100%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan sampling plankton di sungai
Srikana. Praktikum ini bertujuan untuk menguji kualitas air menggunakan
plankton sebagai bioindikator kualitas perairan dengan mengambil dua titik
sampling. Titik sampling pertama, yaitu pada badan sungai yang mengalir ke
arah timur dan titik sampling kedua, yaitu pada badan sungai yang mengalir ke
arah barat (dapat dilihat pada denah). Pengujian kualitas air dilakukan dengan
mengambil sampel air menggunakan jaring plankton yang selanjutnya dianalisis
di laboratorium.
Berdasarkan analisis planton diketahui bahwa plankton yang terdapat di
Sungai Srikana berasal dari golongan fitoplankton. Pada titik sampling 1
ditemukan fitoplankton yakni Oscillatoria chlorina sebanyak 2 organisme dan
pada titik sampling 2 ditemukan fitoplankton berjenis Spirillum undulans
sebanyak 1 organisme.Pada titik sampling 1 arus air mengarah ke timur dengan
warna air abu-abu kebiruan. Hal ini dikarenakan perairan tersebut merupakan
buangan dari limbah rumah tangga dan banyaknya sampah yang dibuang di
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 16/21
16
perairan tersebut. Plankton pada titik sampling 1 yaitu Oscillatoria chlorina
dengan indeks diversitas 0 (nol) dan indeks dominansi 100%. Pada titik sampling
2 arus air mengalir ke barat dengan warna hitam kehijau-hijauan. Hal ini
dikarenakan banyak buangan limbah rumah tangga, banyaknya sampah dan
buangan sisa bahan bangunan. Plankton pada titik sampling 2 yaitu Spirillum
undulans dengan indeks diversitas 0 (nol) dan indeks dominansi 100%.
Berdasarkan indeks Shannon-Wiener menurut Wilha (1975) diketahui bahwa
kualitas air pada masing-masing titik sampling adalah sangat tercemar. Faktor
yang mempengaruhi buruknya kualitas air adalah pembuangan limbah domestik
yang berasal dari penduduk sekitar berupa deterjen, sisa-sisa bahan makanan
seperti lemak dan sampah, serta terdapat sisa buangan bahan bangunan. Selain itu,
disepanjang sungai banyak pedagang kaki lima yang membuang limbah langsung
ke badan sungai sehingga menambah banyaknya sampah yang mengenang di
badan sungai.
Plankton dapat menjadi indikator pencemaran suatu perairan. Semakin banyak
jenis plankton yang mampu hidup pada suatu perairan maka semakin baik kualitas
perairannya dan begitu sebaliknya. Plankton mampu hidup pada kondisi normal
seperti keadaan DO yang memenuhi, suhu yang tidak ekstrim, dan juga pada pH
tertentu. Hal tersebut merupakan faktor pembatas keberadaan plankton pada suatu
perairan. Jika faktor tersebut tidak dipenuhi maka akan mempengaruhi
keberadaan plankton bahkan plankton akan hilang pada perairan. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis terbukti.
Saat melakukan sampling maupun identifikasi plankton tentunya terjadi
beberapa kesalahan yang menyebabkan hasil ananlisis kurang optimal. Kesalahan
tersebut berasal dari praktikan maupun keadaan yang tidak mnendukung.Kesalahan praktikan seperti kurang hati-hati dalam menyaring air sample
menggunakan jaring plankton, kurang tepat saat mengambil air sample, maupun
kurang telitinya dalam identifikasi plankton menggunakan mikroskop. Sedangkan
kedaan yang tidak mendukung seperti sungai terlalu keruh dan ketinggian sungai
yang terlalu dangkal.
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 17/21
17
BAB V
KESIMPULAN
1. Sampling plankton yang dilakukan pada sungai di Srikana (perairan lentik)
dilakukan dengan cara mengambil air sungai sebanyak 10 liter dengan
bantuan ember plastik, kemudian disaring dengan net plankton.
Pengambilan air dilakukan hingga air yang tertampung keruh. Air yang
tertampung di pindahkan ke botol koleksi dan dilakukan analisa di
laboratorium.
2. Jenis plankton yang teridentifikasi pada lokasi satu yaitu spesies
Oscillatoria chlorina sebanyak 2 ekor dengan indeks dominansinya 100%
dan indeks diversitas 0 (nol), sedangkan pada lokasi dua yaitu spesies
Spirillum undulans sebanyak 1 ekor diperoleh indeks dominansi 100% dan
indeks diversitas 0 (nol).
3. Kedua titik lokasi sampling tersebut merupakan perairan tercemar berat
sehingga komunitasnya tidak stabil karena plankton yang ditemukan tidak
beragam dan berjumlah sedikit.
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 18/21
18
Halaman ini sengaja dikosongkan
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 19/21
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Metode Analisis Plankton. Surabaya.
Citrasari, N., dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Metode dan Teknik Analisis
Lingkungan. Surabaya.
Ferianti F. M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hariyanto, S., dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Airlangga
University Press.
Juwana. 2007. Perkembangan Komunitas Fitoplankton sebagai indikator
Perubahan Tingkat kesuburan Kualitas Perairan. Bogor: IPB.
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium (Terjemahan). Jakarta: UI Press.
Nontji, Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa:
M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen dan M. Hutomo. Jakarta: PT
Gramedia.
Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. Ed Ke-3. Philadelphia: W.B.
Sounders Company.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah
Mada Press.
Praseno, Djoko P. 1989. Proyek Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Laut dan Air Tawar . Jakarta: LIPI Press.
Soegianto, A. 2004. Metode Pendugaan Pencemaran Perairan Dengan
Indikator Biologis. Surabaya: Airlangga University Press.
Widianingsih, 2007. Metoda Pengambilan Sampling Plankton.(http://kuliahplanktonologi.blogspot.com/2007/12/metoda-pengambilan-
sampel-plankton-dan.html). Diakses tanggal 30 September 2011.
5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 20/21
20
Halaman ini sengaja dikosongkan