Download - Menjelaskan Politik Indonesia-3 - Copy
MENJELASKAN POLITIK INDONESIA
Varian Pendekatan Dalam Perspektif Pluralisme
Cornelis Lay, MA (Pascasarjana Ilmu Politik
UGM)
BAGAIMANA MENJELASKAN
Intrepretasi atas politik bisa dilakukan dalam empat pendekatan:
Pertama adalah pendekatan negara monolitik. Negara dilihat dalam sosoknya yang otonom, tunggal dan homogen. Hal ini nampak dalam studi Harry J Benda maupun Benedict Anderson (1983).
PENDEKATAN KEDUA
Kedua membaca adanya pluralisme dalam negara, seperti terlihat dalam studi tentang kotestasi dalam lingkaran elite birokrasi. Karl Jakson (1978) dan Harold Crouch (1978) menyebutkan perpolitikan yang bersandar pada kompetisi antar klik politik sebagai replika dari model Patrimonial State. Emmerson (1983) melalui konsep Pluralisme Birokrasi melihat arti penting perdebatan orientasi kebijakan dalam kotestasi antar elite. Sedangkan, Tornquist (1990) melihat hubungan patron klien pada dasarnya memiliki basis material dalam kapitalisme rente.
CIRI DUA PENDEKATAN
Ciri penting dari dua pendekatan di atas adalah memberikan perhatian terbatas bagi kelompok-kelompok sosial di luar negara. Pendekatan ini memusatkan perhatian apa yang menjadi kepentingan Negara (dalam pendekatan Negara monolitik) atau dinamika politik yang terjadi dalam negara (dalam pendekatan pluarlisme dalam negara). Ketika memusatkan perhatian pada negara maka kedua pendekatan ini menganggap apa yang terjadi dalam masyarakat tidak relevan. Masyarakat dibaca sebagai entitas homogen.
PENDEKATAN KETIGA
Pendekatan ketiga mulai memberikan perhatian pada kelompok-kelompok sosial di luar negara, namun masih dalam peran-peran terbatas. Hal ini muncul dari eksplanasi Dwight King dan Mohtar Masoed ketika menggunakan kerangka Otoritarian Birokratik untuk menjelaskan politik Indonesia atau Richard Robison dalam bukunya The Rise of Capital, William Liddle dengan label Pluralisme Terbatas, dan Andrew MacIntrye dalam kasus relasi antara negara dengan sektor bisnis.
PENDEKATAN KEEMPAT
Keempat, pendekatan yang menekankan pada dinamika dalam ranah masyarakat. Masyarakat terpilah-pilah (plural) secara nominal (ideologi, etnis agama) maupun graduated (kelas-kelas sosial). Interpretasi ini muncul dalam studi Geertz tentang aliran, Herbert Feith dan Lances Castles maupun studi- studi yang menekankan pada munculnya politik etnisitas dalam perpolitikan Indonesia.
RENTANG TEORI
Negara
Otonom
Pluralisme Negara
Pluralisme
Terbatas
Pluralisme
Masyarakat
SOCIETYCENTRIC
STATE CENTRIC