Download - menjadi penulis
-
7/30/2019 menjadi penulis
1/21
Assalamualaikum,
Setiap orang bisa menjadi seorang penulis. Tidak perlu kursus menulis. Pertanyaannya apa
yang bisa kita tulis? Bukan begitu?? Banyak hal yang bisa kita tulis. Contoh anda bisa tulis
pengalaman anda, siapa tahu pengalaman anda menjadi pelajaran berharga biuat orang lian,
Tidak perlu khawatir tentang tulisan yang amburadul. Namanya juga belajar. Seorang penulisulung pun awalnya seperti itu. Lalu, apa yang membedakan penulis best seller dengan penulis
pemula.Bahkan mereka tidak hanya sekali membuat tulisan ambural, tapi berkali-kali. Sangat
mudah menjadi seoarang penulis. Tidak perlu bakat sebenarnya dalam menulis.
Sepanjang hidup kita pasti kita menemui banyak peristiwa, banyak buku yang sudah kita
baca, banyak orang yang sudah kita temui. Itu bisa menjadi sebuah tulisan yang indah. Lalu
bagaimana dengan latihannya?
Kalau saya, pertama dengan membuat jadwal 1 kali seminggu harus ada artikel baru, entah
apa itu. Lalu nanti meningkat seminggu 2 kali, dan seterusnya. Saran saya tidak perlu editing
sana-sini. Yang penting tulis dulu apa yang terlintas dalam benak anda sebelum pada kabursemua.
Baru setelah anda rasa cukup, anda mulai mengeditnya. Tulisan anda bisa menjadi ilmu bagi
orang yang membacanya. Dengan menulis maka anda telah belajar berbagi dengan orang
lain. Anda bisa berbagi pendapat, pengetahuan, kepada orang lain. Kasihan kan apa yang ada
dipikiran kita tidak dapat tertuang. Semuanya akan sia-sia.
Menulisnya adalah perbuatan menyenangkan, menggembirakan. Pekerjaan yang tak kenal
waktu. Bisa dilakukan kapan saja. Tanpa perlu takut kena PHK
.
Tidak perlu banyak-banyak dalam pertama kali menulis. Tulis saja satu paragraf, kemudian
dua paragraf. Semua adalah proses. Tidak perlu khawatir. Penulis buku best seller sekalipun
memerlukan waktu untuk menyelesaikan buku mereka.
Nah kawan, ayo mulai menulis. Tulis saja apa yang anda inginkan. Tunjukkan karya kita,
keluarkan pendapat kita. Tidak ada ruginya. Apakah anda diap menulis?
Wassalamualaikum
-
7/30/2019 menjadi penulis
2/21
KOMPAS.com - Popularitas Alberthiene Endah sebagai salah satu penulis buku biografi tak
perlu diragukan lagi. Kepiawaiannya menggulirkan cerita, dan mengorek sisi lain seorang
tokoh terkenal, membuat para pembacanya tak dapat berhenti membalik halaman demi
halaman bukunya.
Sampai saat ini, Alberthiene atau biasa disebut AE, sudah menghasilkan sekitar 29 buku
biografi tokoh-tokoh terkenal seperti Krisdayanti, Chrisye, Raam Punjabi, Anne Avantie,
Titiek Puspa, Ibu Ani Yudhoyono, dan lain-lain. Tak heran, Alberthiene kini dijuluki sebagai
the most wanted biographer(penulis biografi paling dicari) di Indonesia.
Alberthiene mengaku tak punya batasan waktu tertentu untuk bisa membuat buku. "Semua itu
tergantung dari proses wawancara yang dilakukan. Ketika narasumbernya mudah untuk
dikorek dan jujur, maka proses penulisan juga akan lebih cepat," tukasnya, saat acara
peluncuran buku terbarunya,Meuthia Rizki: Memeluk Mimpi Mendayung Harapan, di
Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia mengungkapkan, ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang penulis buku
atau biografi yang sukses:
1. Buat suasana senyaman mungkin
Salah satu proses awal sebelum menulis buku adalah mengumpulkan berbagai bahan dan
informasi melalui wawancara. "Ketika wawancara, usahakan untuk membuat suasana
senyaman mungkin, karena ini akan mempermudah narasumber bercerita dengan nyaman
pada Anda," tukasnya. Ia menyarankan untuk melakukan wawancara di tempat umum yang
santai seperti di warung kopi atau restoran.
Cari waktu yang tepat untuk wawancara, agar pikiran narasumber terfokus pada Anda.
"Sekalipun tokoh yang akan ditulis bukunya ini sangat sibuk, sebaiknya jangan mau jika ia
menawarkan wawancara sembari bekerja. Hal ini akan membuat ceritanya terlalu panjang,
dan juga tidak jelas," ungkapnya.
2. Beri batas waktu wawancara
Ketika melakukan wawancara, sebaiknya beri batasan waktu. Wawancara yang terlalu
panjang akan mengaburkan inti penting dari sebuah cerita. Menurut pengalaman
Alberthiene, wawancara biografi seseorang akan sangat efektif ketika dilakukan dalam waktu
90 menit.
"Biasanya saat wawancara, saya hanya menyediakan dua buah kaset untuk merekam cerita
saja. Danpointcerita ini akan didapatkan di 90 menit pertama," tukasnya.
3. Bedakan curhat dengan kisah hidup
Tidak semua kisah dalam perjalanan hidup seseorang bisa dituliskan. Usahakan untuk tidak
terpancing dalam pembicaraan narasumber yang menyedihkan ataupun menjengkelkan. Anda
harus jeli untuk memisahkan curhat dengan alur cerita yang ingin diketahui. Biasanya, alur
cerita kisah hidup yang sebenarnya akan diceritakan selama 90 menit pertama, dan sisanya
adalah curhat yang tidak terlalu penting untuk dituliskan.
Bumbu-bumbu dalam curhat ini secara tak langsung akan menjadi bunga dalam cerita, namun
pada akhirnya akan menggiring Anda pada sebuah kesimpulan yang tidak objektif.
4. Mendengarkan dengan hati
Mendengarkan kisah hidup seseorang bukan hanya membutuhkan telinga dan alat perekam.
"Sebagai seorang penulis, semua itu tidak ada artinya, jika Anda tidak bisa mendengarkan
dan merekam dengan hati semua kisah yang diceritakan," ujarnya.
-
7/30/2019 menjadi penulis
3/21
Menjadi penulis biografi juga bukan sekedar menjadi pencatat perjalanan hidup seseorang,
tetapi lebih mirip seperti psikiater. Karena dalam cerita biografi, Anda harus bisa membuat
seseorang merefleksikan kisah hidupnya, mulai dari kenangan manis, pahit, sedih, ataupun
gembira, dengan baik.
"Untuk bisa mengorek semua cerita itu, kita harus bisa berempati dengan situasi mereka danmendengarkan dengan hati, sebagai seorang teman yang baik. Dari situlah semua cerita akan
mengalir dengan jujur," jelasnya.
5. Cari banyak informasi
Ketika menulis biografi seseorang, Anda tak bisa hanya mendengarkan cerita dari si
narasumber saja. Kumpulkan juga informasi sebanyak-banyaknya dari keluarga atau teman
dekat yang ada di sekitarnya. Hal ini bertujuan agar semua cerita yang dituliskan bisa
menjadi sebuah cerita yang konkret dan singkron dengan berbagai pihak. Mendengarkan
kesaksian dari satu narasumber saja akan membuat cerita ini menjadi terlalu subjektif dan
kurang akurat. "Sinkronisasikan cerita dari narasumber utama dengan narasumber terdekat
lainnya, agar ceritanya berimbang," pungkasnya.
-
7/30/2019 menjadi penulis
4/21
(FIB, 13/11) Program Studi Ilmu Sejarah, FIB Universitas Airlangga Surabaya,
menyelenggarakan acara metodologi dan pelatihan tentang menulis, bagaimana
menjadi seorang penulis. Acara ini berlangsung pada Selasa, 13 November 2012
di ruang auditorium lantai dua Fakultas Ilmu Budaya.
Acara yang diikuti oleh mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah yang bertujuan untuk
memotivasi mahasiswa agar gemar menulis. Acara ini dihadiri oleh Dukut Imam
Widodo selaku pembicara. Dukut adalah seorang pegawai perusahaan asing dan
swasta nasional, ia juga mempunyai pekerjaan sampingan sebagai penulis, baik
cerpen maupun novel. Banyak penghargaan yang telah diraihnya, di antaranya
yaitu pada tahun 2002 memperoleh penghargaan dari Gubernur Jatim Imam
Utomo sebagai Seniman Kreator di Bidang Seni Sastra dan Dokumentasi, dan
pada tahun 2010 memperoleh penghargaan Jempolan Award dari PT Mataram
Paint atas Prestasi Penulisan Buku Sejarah PT Mataram Paint dalam WaktuSingkat, Produksi Cepat, dan Hasil Mantab.
Acara ini dikemas secara menarik. Ketika Dukut memberi memotivasi dan
menyampaikan materi bagaimana menjadi seorang penulis kepada audience,
audience langsung dapat menerimanya karena kata-kata yang digunakannyamudah dipahami. Ia pun selalu menyelipkan humor di sana-sini sehingga
membuat suasana tidak membosankan. Sejumlah kita diberikan oleh Dukut.
Pertama, menulis itu harus pede (percaya diri), karena kalau orang lain bisa,
kenapa kita tidak bisa? Kalau kita yakin kita bisa, pasti bisa. Kedua, belajarlah
dari pengalaman atau belajarlah dari pengalaman orang lain. Yang namanya
penulis harus rajin membaca. Dengan banyak membaca, kita akan memperoleh
banyak pengalaman di dalam menulis. Ketiga, jangan takut nulis. Dengan
-
7/30/2019 menjadi penulis
5/21
menulis kita telah melakukan sesuatu yang berarti bagi hidup. Jadi, menulis
novel, cerpen, atau puisi adalah suatu perwujudan dari kegelisahan jiwa. Jiwa
yang sedang galau jangan dibiarkan saja, tetapi ungkapkan ke dalam hal-hal
yang positif. Keempat, menejemen waktu karena waktu sangat berharga
sehingga menjadi prioritas dalam hidup. Hidup tertata itu penting karena dengan
hidup tertata, kita bisa menghasilkan sebuah karya. Kelima, tulisan akan baik
kalau idenya baik. Gagasan untuk menulis bisa muncul setiap saat sehingga
begitu inspirasi itu muncul sebaiknya cepat-cepat ditulis walaupun itu hanya
berupa sebaris kalimat saja. Jangan pernah membiarkan ilmu itu berlalu begitu
saja. Novel atau cerpen yang baik itu kalau idenya baik, cerdas dan cemerlang.
Di dalamnya ada kejutan yang tidak terduga dan di luar jangkauan pemikiran
pembaca, buat mereka terkesima dan mempunyai pengalaman batin setelah
membaca karya anda. Keenam, alur cerita. Jangan membuat cerita yang mudah
ditebak oleh pembaca. Untuk memudahkan kita menyusun alur cerita, buatlah
draft atau kerangka cerita. Munculkan konflik-konflik batin yang bisa membuat
pembaca menangis, geregetan, atau tertawa. Ketujuh, karakter. Di samping alurcerita, pembentukan karakter di dalam cerita sangat penting. Dalam
menggambarkan karakter tersebut, kembangkan imajinasi kita. Dengan begitu,
karakter yang kita ceritakan bisa benar-benar hidup. Kedelapan, lha kalau
mentok! Solusinya? Mencari hiburan, entah dengan jalan-jalan atau sekadar
nonton film selain itu buatlah tulisan yang satu dengan yang lain berbeda.
Jadi, menulis itu menyenangkan asalkan kita punya niat untuk melakukannya.
Mulai sekarang gemar-gemarlah menulis, siapa tahu dengan menulis kita bisa
mendapat pengalaman baru yang tak ternilai harganya. (MGMP)
-
7/30/2019 menjadi penulis
6/21
Siapapun bisa menulis buku, termasuk Anda. Mulailah dari langkah-langkah kecil ini
dan jadilah penulis.
Quote:
1. Tentukan tujuan
Jenis. Tentukan sejak awal apakah ingin menulis sebuah novel, buku tips, atau
kumpulan cerpen. Jika Anda telah memiliki banyak kumpulan cerita pendek, tak ada
salahnya untuk menggabungkannya menjadi sebuah buku, carilah benang merah
untuk setiap cerita. Bila ingin menulis novel, tentukan jalan cerita sejak awal. Untuk
buku tips atau fakta, rajin-rajinlah mencari sumber yang bisa dipercaya sebagai bahan
tulisan.
Segmen. Setelah menentukan tema, waktunya menentukan siapakah pembaca Anda.
Ini penting untuk menentukan gaya penulisan. Bila segmennya dewasa, tidak lucu kan
kalau gaya penulisan menggunakan bahasa remaja. Jadi, usahakan untuk
memposisikan diri sebagai pembaca.
2. Buat outline
Agar tema tak lari kemana-mana, buatlah outline atau ringkasan ide. Misalnya, bab 1
membahas cerita si A, sedang bab selanjutnya membahas cerita si D, buatlah ringkasan
cerita hingga usai. Menentukan jalan cerita dari awal bisa meminimalisasi ide buntu di
tengah jalan. Sedang untuk banyaknya bab, itu tergantung sebanyak apa ide yang ingin
dituangkan. Coba deh mulai melirik buku-buku yang telah diterbitkan. Dari sana,
Anda bisa banyak belajar.'
3. Buat deadline
Target merupakan hal penting dalam menulis. Deadline tetap diperlukan agar buku
cepat selesai. Jadi, buatlah tenggat waktu untuk setiap bab, tuliskan pada outline.
Misalnya, bab 1 mesti selesai dalam waktu tiga hari. Maka luangkan waktu setidaknya
30 menit dalam sehari untuk menulis. Kalau perlu, mintalah seorang rekan untuk
mengingatkan.
4. Siapkan referensiPerkaya ide dengan banyak membaca. Carilah referensi untuk memperkaya tulisan.
Apalagi jika ingin menulis buku tentang tips, tak ada salahnya sering bertukar ide
dengan rekan lain. Referensi bisa didapat dari berbagai sumber, mulai dari buku,
internet, serta pengalaman orang sekitar.
Anda juga bisa kok, mengamati keadaan sekitar sebagai sumber ide. Sesekali, carilah
tempat asyik untuk menulis, di kafe kesayangan misalnya, supaya membuat Anda lebih
konsentrasi untuk bekerja. Psst... curhatan seorang teman juga bisa lho, dijadikan ide
-
7/30/2019 menjadi penulis
7/21
tulisan.
5. Tulis, tulis, tulis
Bingung mau memulai dari mana, cobalah untuk menulis lepas atau free writing.
Tuangkan apa pun yang ada dalam pikiran dalam bentuk tulisan, istilahnya
"pemanasan". Percaya deh, biasanya Anda akan langsung terbawa dan tanpa sadartelah menulis sebuah jalan cerita. Memang sih, kadangkala kita membutuhkan mood
untuk mulai menulis, namun penulis yang baik tak perlu menunggu mood untuk mulai
menulis. Bangunlah mood menulis dengan menulis.
Stephen King dalam bukunya yang berjudul On Writing mengatakan, jika ingin mulai
menulis, menulislah dengan bebas, abaikan ejaan dan tanda baca, biarkan imajinasi
terbang bebas. Untuk memperbaikinya, lakukan ketika sudah selesai.
6. Review
Jangan ragu untuk membaca ulang tulisan. Setiap selesai satu bab, bacalah kembali.
Apakah ritmenya sudah mengalir atau masihkah ada kesalahan penulisan. Agar lebihmudah, buatlah hard copy usai menulis. Buat juga lampiran lengkapnya, seperti cover
dan daftar isi. Bacalah kembali dan catatlah apa yang sekiranya perlu diperbaiki. Ini
lebih efektif dibanding Anda mengeditnya lewat komputer.
7. Minta testimoni
Buku telah selesai, hore! Tetapi jangan lupa untuk meminta pendapat, ya. Pilihlah
rekan yang Anda percaya untuk membaca karya tersebut. Setidaknya, biarkan ia
dibaca oleh tiga orang yang berbeda. Mintalah masukan tentang kelebihan dan
kekurangannya.
Jangan takut akan kritik, jadikan sebagai sarana untuk bisa menulis lebih baik. Tetapi
tak perlu terlalu mengikuti, biarkan karya tersebut tetap menjadi milik Anda, tak
perlu mengubah jalan cerita atau gaya penulisan hanya karena satu orang rekan
komplain. Namun, Anda boleh saja merevisi di sana-sini bila tulisan mereka anggap
kurang menggigit.
8. Publish!
Saatnya untuk berjuang. Banyak cara yang bisa dilakukan agar karya Anda bisa
dinikmati banyak orang. Ingin indie atau penerbit, bisa.
-
7/30/2019 menjadi penulis
8/21
Kiat Menjadi Seorang Penulis
Mungkin tulisan ini tidak ada kaitannya dengan perkembangan Teknologi Informasi, bahkan sangatmenyimpang apabila dihubungkan dengan perkembangan Microsoft Windows atau Microsoft Office dan
Microsoft SQL Server atau Microsoft Exchange. Namun dengan mengetahui teknik menulis Anda bisa menulisbuku-buku komputer atau artikel untuk dipublikasikan di media masa atau blog. Untuk itu, sebagai mantan
wartawan, kontributor dan penulis saya ingin sedikit berbagi pengalaman kepada teman-temen semua, mudah-mudahan ada manfaatnya.
Bayangkan bila Anda diminta melukis sebuah rumah, sementara Anda sama sekali bukan pelukis yang handal,
bisakah Anda menghasilkan lukisan yang bagus?
Boleh jadi jawabnya ya jika Anda tahu aturan main melukis. Misal, Anda harus mencari dari sudut pandangmana objek terlihat paling menarik. Mustahil Anda melukis dari sisi atas karena tak akan menarik. Mustahil
juga Anda melukis dari sisi belakang karena Anda hanya akan menemukan tembok tinggi. Mungkin Anda akanmelihatnya dari sisi depan atau samping yang jauh lebih asri.
Itu salah satu aturan main melukis. Aturan lainnya Anda harus membuat sketsa dan memahami skalaperbandingan objek Sehingga lukisan Anda menyerupai objek yang sesungguhnya.
Jika aturan-aturan itu Anda turuti, melatihnya berulang-ulang, besar kemungkinan lukisan Anda akan bagus.Apalagi jika Anda memiliki bakat, jadilah Anda seorang pelukis yang handal.
Begitu juga dengan menulis. Meskipun Anda belum mahir menulis indah, jika Anda ikuti aturan mainnya, latihberulang-ulang, asah kreativitas dan inovasi, peluang tulisan Anda menjadi indah sangat terbuka.
Lantas, seperti apa aturan main menulis itu? Paling tidak ada tiga unsur yang harus ditata agar tulisan menjadi
indah. Pertama isinya. Kedua, cara penyajiannya. Ketiga, cara penulisan kata, kalimat, dan alineanya.
Isi Tulisan
Tulisan menarik harus berisi informasi terbaru yang sebelumnya tak diketahui pembaca. Bisa berupa pemaparan
peristiwa. Misalnya ledakan bom, kecelakaan yang merengut banyak korban, pengunduran diri pejabat, hasilpertandingan olah raga, dan sebagainya.
Bisa juga hasil-hasil penelitian dan investigasi. Misalnya penemuan vaksin AIDS, hasil poling calon presiden,kesalahan teori relativitas Einstein, penyelidikan korupsi di Departemen Agama, dan sebagainya.
Namun adakalanya unsur kekinian sebuah tulisan menjadi sulit didapat karena media televisi sudah banyakmenayangkan program breaking news. Hampir setiap jam ada saja stasiun televisi yang memberi informasi
tentang peristiwa terbaru. Bahkan untuk peristiwa yang sangat penting, mereka menayangkannya secara live.
Demikian juga dengan radio dan media dot.com. Mereka bisa menampilkan berbagai peristiwa hanya dalam
hitungan detik. Ini jelas mengalah-kan media cetak dalam hal kekinian.
Untuk menyiasati ''kekalahan'' ini media cetak banyak yang mengubah isinya. Bukan lagi menonjolkan unsur
kekinian, tetapi kedalaman cerita. Mereka menguraikan sebuah kejadian dari beragam sudut pandang denganjudul yang berbeda-beda ***. Kaya akan suasana dan cermat dalam mengamati detil peristiwa.
Tujuannya untuk menggugah emosi pembaca: memberi empati kepada pihak yang ''terzalimi'', memberi aplauskepada mereka yang berprestasi, atau mengutuk pihak yang berlaku tidak adil.
Cara Penyajian
Tulisan yang indah harus disajikan secara terfokus. Jangan sampai melebar ke samping, namun harus dalam ke
bawah.
Bagaimana agar tulisan bisa fokus? Pilihlah satu angle (sudut pandang) untuk satu cerita (judul)! Lalu pegang
teguh angle tersebut. Hapus bagian-bagian yang tidak berhubungan langsung dengannya.
Kemudian, tulisan yang indah harus beralur. Mulailah dengan menulis judul. Sebisa mungkin judul berita dibuat
dengan kalimat pendek, tapi menggambarkan isi berita secara keseluruhan. Pemberian judul ini menjadi penentuapakah pembaca akan tertarik membaca berita yang ditulis atau tidak.
Setelah itu lanjutkan dengan menulis lead, yaitu bagian terpenting dari apa yang ingin kita ceritakan. Lead bisa
menjadi penentu apakah pembaca akan melanjutkan bacaannya atau tidak. Jangan lupa, lead harus mengandungunsur 5W+1H: apa/what, di mana/where, kapan/when, mengapa/why, siapa/who dan bagaimana/how.
Pembaca yang sibuk, tentu tidak akan lama-lama membaca berita. Pembaca akan segera tahu apa yang ditulis
wartawan hanya dengan membaca lead. Tentu saja, jika pembaca masih tertarik dengan berita itu, ia akanmelanjutkan bacaannya sampai akhir. Dan, tugas wartawan terus memancing pembaca agar membaca berita
sampai tuntas.
-
7/30/2019 menjadi penulis
9/21
Selanjutnya, jika kita menganut pola piramida terbalik, susunlah alur cerita berdasarkan penting tidaknyainformasi. Bagian yang penting diletakkan di depan, semakin ke belakang semakin tidak penting. Biasanya, pola
seperti ini ada pada berita ''keras'' (spot news).
Namun, jika kita menganut pola berimbang, setelah lead, biarkan cerita mengalir dengan sendirinya tanpa harusdibatasi mana yang penting dan mana yang tidak. Mungkin alur cerita mengikuti alur waktu, tahapan kejadian,
dsb. Biasanya, pola seperti ini terdapat pada feature.
Selain itu, tulisan yang menarik harus tersaji secara lengkap. Artinya, semua informasi yang diinginkanpembaca terpenuhi. Misal, soal tempat, adakalanya kita menganggap semua pembaca tahu persis di mana lokasi
yang sedang kita ceritakan. Padahal tidak!
Stasiun Gambir, contohnya, bagi masyarakat luar Jakarta tak terlalu mengerti di mana posisinya. Jika kita
lengkapi informasi dengan kalimat, ''Tak jauh dari Masjid Istiqlal dan Monas,'' mungkin pembaca bisamembayangkan letaknya, paling tidak bagi pembaca yang pernah singgah di dua tempat tersebut.
Demikian juga dengan identitas sumber berita. Adakalanya kita hanya menulis nama dan jabatannya saja. Inikurang lengkap. Alangkah baiknya jika disertakan juga pendidikan akademiknya, ciri-ciri fisiknya,
kegemarannya, dan sebagainya.
Namun, hindarkan kesan bertele-tele dalam menceritakan identitas atau lokasi kejadian. Ingat, kita tidak sedang
memberitakan si narasumber.Agar tidak bertele-tele, identitas ini dipakai sebagai pengganti bila kita terpaksa menyebut nama sumber
berulang-ulang.
Kemudian, hilangkan penggunaan kata-kata klise. Jika sumber memberikan keterangan dengan kalimat-kalimat
klise, terjemahkanlah kalimat tersebut dalam bahasa yang sederhana. Jangan sampai menulis kalimat sepertisebuah jargon. Misal, ''Korupsi akan menghancurkan negara.'' Siapa yang mau peduli dengan jargon ini?
Jangan *** menganggap pembaca sudah tahu latar belakang peristiwa yang kita ceritakan. Dalam menulis beritakita harus menganggap pembaca belum tahu, meskipun peristiwanya terus berlanjut dan sudah berlangsung
lama.
Namun, jangan terkesan menyepelekan pembaca dengan berlama-lama menceritakan latar belakang peristiwa.
Pembaca akan merasa ''digurui''
Agar cerita latar belakang ini bisa tersaji secara benar, camkanlah satu hal: tulisan tak boleh membingungkan
orang yang belum tahu dan tak boleh juga membosankan orang yang sudah tahu.
Bagian-bagian cerita yang terlalu umum, rumit, pelik, njelimet, sajikan secara sederhana dan mudah dicerna.
Caranya, gunakan seseorang untuk mewakili kelompoknya, atau buatlah kiasan untuk membandingkan ceritayang sebenarnya. Misal, kisah tragis seorang korban banjir mungkin lebih menarik dibanding cerita banjir itu
sendiri. Begitu juga keluhan memburuknya kesehatan seorang warga yang tinggal di kali Ciliwung, Jakarta,lebih mudah dimengerti ketimbang zat-zat berbahaya yang ada di sungai itu.
Jangan lupa menyertakan kutipan langsung dalam setiap tulisan. Sebab, kutipan langsung akan membuat tulisanmenjadi lebih manusiawi. Kutipan langsung akan membantu memberi gambaran tentang karakter si penutur atau
suasana di sekitarnya. Namun, jangan terlalu banyak membuat kutipan langsung. Jangan *** terlalu panjang.
Kutipan yang benar adalah kutipan yang persis seperti apa yang dituturkan oleh sumber. Jika sumber
mengatakan harganya 100 perak, tak boleh kita tulis harganya Rp 100. Persoalannya, tak semua sumberbisa berbicara secara terpola. Bahasa lisan sangat berbeda dengan bahasa tulisan.
Karena itu, untuk membuat kutipan langsung tetap menarik, selain jangan terlalu panjang, kita pun harus
memilih ucapan sumber yang bagus untuk dikutipan secara langsung. Selebihnya, jelaskan dalam bentuk
kutipan tak langsung.
Cara Penulisan
Tulisan yang baik setidaknya memiliki tiga ciri. Pertama, mudah dimengerti. Kedua, bersahabat. Dan ketiga,akurat.
Tulisan yang mudah dimengerti biasanya jelas mana subjek, predikat, dan objeknya, tidak menggunakankalimat-kalimat yang beranak-bercucu, dan sebisa mungkin menggunakan kalimat aktif agar daya dorongnya
lebih kuat.
Mengapa harus menggunakan kalimat aktif: Perhatikan beberapa contoh berikut:
Kalimat 1: Suami istri ditabrak truk (pasif).
Kalimat 2: Truk tronton tabrak suami isteri (aktif).
Kalimat kedua (aktif) lebih menarik dibanding kalimat pertama. Sebab penekanan kalimat ada pada truk tronton
yang "besar", sementara suami isteri hanyalah objek yang "kecil". Namun ada kalanya kita harus menggunakankalimat pasif jika penekanannya ada pada objek.
Perhatikan contoh berikut:
-
7/30/2019 menjadi penulis
10/21
Kalimat 1: Truk menabrak Menteri Perhubungan (aktif).
Kalimat 2: Menteri Perbuhungan ditabrak truk (pasif).
Selain itu berhematlah dalam membuat kalimat atau kata agar tidak terkesan bertele-tele.
Penghematan kata, misalnya:
''Agar supaya,'' sebaiknya ditulis ''agar,'' atau ''supaya.''
''Kemudian,'' sebaiknya ditulis ''lalu.''
''Akan tetapi,'' sebaiknya ditulis ''tapi.''
''Tidak,'' sebaiknya ditulis ''tak.''
Adakalanya penghematan kata tak perlu dilakukan, terutama jika kita sudah terlalu sering menggunakan katatersebut. Misal, untuk kata ''tak'' sekali-kali diganti dengan ''tidak.'' Tujuannya agar tulisan menjadi lebih
berwarna.
Penghematan kalimat, misalnya:
''Adalah merupakan kenyataan,'' sebaiknya ditulis ''Merupakan kenyataan.''
''Apa yang dinyatakan Badu sudah jelas,'' sebaiknya ditulis ''Yang dinyatakan Badu sudah jelas.''''Menjadi Muslim, buat masyarakat Rwanda, bukanlah sebuah proses yang mudah,'' sebaiknya ditulis ''MenjadiMuslim, buat masyarakat Rwanda, tak mudah.''
''Kita lihat apakah dia ada di rumah atau tidak,'' sebaiknya ditulis ''Kita lihat dia di rumah atau tidak.''
''Kera adalah binatang pemamah biak,'' sebaiknya ditulis ''Kera binatang pemamah biak.
''Presiden besok akan meninjau pabrik,'' sebaiknya ditulis ''Presiden besok meninjau pabrik.''
''Tanggul Kali Citanduy mengalami kebobolan,'' sebaiknya ditulis ''Tanggul Kali Citanduy bobol.''
''Menderita kerugian,'' sebaiknya ditulis ''rugi.''
''Rumah di mana saya tinggal,'' sebaiknya ditulis ''Rumah yang saya tinggali.''
Selanjutnya, tulisan yang bersahabat biasanya tidak mengandung kalimat dan alinea yang panjang. Satu kalimatsebaiknya terdiri atas 10 sampai 20 kata. Sedang satu alinea cukup berisi 2-3 kalimat. Ingat apa yang dikatakan
Ernest Hemingway, peraih Pulitzer tahun 1950-an untuk karya monumental The Old Man and The Sea?Katanya, ''less is more!''
Untuk menguji apakah kalimat yang kita buat terlalu panjang atau tidak, cobalah tarik nafas secara wajar lalubacalah kalimat tersebut. Jika nafas Anda sudah habis sementara kalimatnya belum tuntas dibaca, itu tandanya
kalimat yang Anda buat terlalu panjang.
Selain itu, hindari pengulangan kata dalam satu kalimat, hindari pemakaian kata-kata asing (ilmiah), dan
konsistenlah dalam menulis.
Perhatikan contoh tulisan salah seorang dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB yang dimuat pada
Suara Pembaruan edisi 2003:
''.... Bisa jadi dua-duanya benar. Baik dalam sistem pasar maupun sistem sosial di desa pesisir umumnyanelayan diposisikan dependen. Ia mesti rela sebagai price taker dalam struktur pasar output yang oligopsonis,
juga terperangkap dalam struktur sosial berciri patron-klien yang seringkali asimetris itu. Pada tingkat
komunitas, struktur pasar yang monopsonistik maupun oligopsonistik selama ini tercipta karena kegiatanperikanan penuh dengan ketidakpastian, dan para toke yang ada di desa nelayan umumnya mampu menjamin
kepastian itu.''
Tulisan ini sangat njelimet, terlalu banyak kata-kata asing. Bagi kelompok orang-orang tertentu tulisan ini bisa
dimengerti. Tapi, bagi orang kebanyakan, tulisan ini sama sekali tak menarik.
Hindari *** pemakaian kata sifat, sebab kata sifat cenderung menggurui pembaca. Pakailah kata kerja.
Misalnya, kalimat ''tangisnya memilukan hati,'' tak menggugah emosi pembaca. Seharusnya kata ''memilukan''diganti dengan penggambaran suasana. Misal, suaranya melengking, air matanya mengucur, mukanya memerah,
rambutnya acak-acakan, dan lain-lain. Ingat, don't tell, but show!
Perihal ejaan, sebaiknya kita gunakanlah EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
Misalnya:
''Syah,'' seharusnya ''sah.''
''Khawatir,'' seharusnya ''kuatir.''
''Akhli,'' seharusnya ''ahli.''
''Tammat,'' seharusnya ''tamat.''
-
7/30/2019 menjadi penulis
11/21
Namun, jika Anda bingung membuat ejaan yang benar untuk satu kata, cobalah Anda memilih salah satu yangAnda anggap paling benar dan umum. Kemudian konsistenlah menulis kata tersebut! Artinya, jangan sampai di
awal cerita kita menulis ''praktek,'' lalu di tengah cerita kita menulis ''praktik.'' Ini tidak konsisten.
Keakuratan juga menjadi keharusan sebuah tulisan yang baik. Nama orang, jumlah bilangan, waktu, tidak bolehsalah. Lebih baik Anda periksa kembali jika ragu dari pada Anda tahu data-data salah setelah tulisan sudah
dipublikasikan. Sebab, ketidakakuratan akan menurunkan kepercayaan pembaca. Jika kepercayaan sudah turun,
keindahan jelas akan pudar dengan sendirinya.
Namun, adakalanya pembaca tak memerlukan detil angka-angka. Misal, kasus korupsi merugikan negara
sebesar Rp. 914.731.777, lebih baik ditulis ''lebih dari Rp. 914 juta'' atau ''lebih dari Rp. 900 juta.''
-
7/30/2019 menjadi penulis
12/21
Ini adalah bagian ke-3 tentang tips menjadi seorang travel writer. Jika pada dua tulisan
sebelumnya telah dibahas mengenai cara-cara penulisan artikelnya, maka pada bagian ini
akan dibahas mengenai foto.
Foto merupakan salah satu bagian penting yang harus ada jika kita ingin membuat artikel
tentang jalan-jalan. Meskipun tulisannya bagus tetapi jika tidak dilengkapi foto maka akan
terkesan kurang menarik atau kurang lengkap dan hambar.
Memotret pada saat jalan-jalan (travelling) dengan jalan-jalan untuk memotret adalah dua hal
yang berbeda. Jalan-jalan untuk memotret memang dikhususkan untuk mendapatkan hasil
foto yang bagus dan maksimal, berbeda dengan memotret pada saat jalan-jalan, mungkin
sekedar jepret sambil lalu saja, sehingga hasilnyapun ala kadarnya.
Hal-hal paling mendasar yang harus dipelajari dalam memotret yaitu :
1. Momen : pekerjaan utama travel photographer adalah mengejar, menunggu dan
memotret. Momen yang sudah lewat tidak mungkin terulang lagi, karena itu jangan lewatkan
momen-momen yang penting.
2. Komposisi dan angle : perhatikan komposisi gambar supaya foto menjadi enak dilihat.Kalau bisa pilihlah angle atau sudut pengambilan gambar yang tidak biasa.
3. Cahaya : jangan sampai terlalu terang atau gelap, atau objeknya menjadi gelap.
4. Warna : kombinasi warna-warna yang dihasilkan di dalam foto harus menarik dan enak
dipandang.
Biasanya ada beberapa kesalahan yang sering dibuat oleh fotografer baru antara lain :
1. Point of interest (POI) tidak jelas
-
7/30/2019 menjadi penulis
13/21
Contoh POI tidak jelas, harusnya POInya kapal tetapi kelihatan kejauhan (Dokumen pribadi)
2. Fokusnya terlalu melebar atau tidak jelas
Fokus terlalu lebar, objek terlalu banyak
3. Foto rusuh, banyak objek pengganggu
4. Objek foto utama tidak rapi
Objek kurang rapi, usahakan agar kepala tidak memotong garis horizon (Dokumen pribadi)
-
7/30/2019 menjadi penulis
14/21
5. Suka melawan matahari. Pada waktu sore atau pagi hari, hal ini mungkin bagus untuk
menghasilkan gambar siluet, tetapi jika ingin membuat foto dengan objek yang terang tentu
saja angel seperti ini harus dihindari.
Contoh foto melawan matahari (backlight), sehingga objek menjadi gelap (Dokumen pribadi)
6. Fotonya monoton ; misalnya objek diletakkan di tengah, atau gaya leloncatan di pantai
(sudah terlalu biasa).
7. Warnanya buram, karena foto diambil saat cuaca mendung, bisa jadi karena setting
kamera yang tidak benar. Jika memang terpaksa harus mengambil gambar pada saat
mendung, lebih baik jangan memperlihatkan langitnya (usahakan angle dari atas saja).
Contoh langit mendung, datar, kurang bagus untuk diperlihatkan (Dokumen pribadi)
8. Foto kurang hidup karena tidak ada hiasan orang di dalamnya
-
7/30/2019 menjadi penulis
15/21
Foto Vihara ini akan terlihat lebih hidup jika ada hiasan orang di dalamnya, meskipun hanya
tampak bagian belakang atau samping (Dokumen pribadi)
9. Horizon miring misalnya memotret laut seperti tumpah, biasanya ini tidak akan dipakai.
Contoh horizon miring (Dokumen pribadi)
10. Terlalu banyak foto narsis. Jika dalam sebuah artikel jalan-jalan, di setiap foto ada si
penulis tentu saja ini sangat membosankan (yah dia lagi-dia lagi hehe), jadi cukup pajang 1
saja foto narsis. Foto narsispun harus dibuat yang bagus sekalian.
-
7/30/2019 menjadi penulis
16/21
Contoh foto narsis yang sering dibuat oleh kebanyakan orang : objek tidak jelas dan terlalu
kecil, letak objek di tengah, angel dari depan. Jadi bingung mau lihat apanya, objeknya apa
backgroundnya nih :-) (Dokumen pribadi)
Jadi singkatnya, foto bagus itu benar-benar menarik perhatian, atau istilah sekarang nendangbanget, simple (jangan terlalu rame), bersih/bening dan seimbang atau enak dipandang.
Berikut ini saya contohkan 2 foto yang menurut saya bagus, dari kompasianer yang jago
motret, Mbak Ary Amhir dan Mas Fathoni Arief (maaf ya fotonya saya pinjam hehe), yang
saya ambil dari www.flickr.com
-
7/30/2019 menjadi penulis
17/21
Anglenya bagus dan tidak biasa, framingnya keren, jadi lebih enak dilihat (sumber foto :
http://www.flickr.com/photos/ray_amhir/5281114666/in/set-72157625521518767)
Komposisinya bagus, jeli sekali dalam memilih background dan perpaduan warna
(http://www.flickr.com/photos/sangelang/4229437409/in/set-72157624338915658/)
Nah kalau yang ini gak tau nih bagus atau tidak, hasil jepretan saya sendiri pakai kamera
pocket, dimohon kritikannya :-)
-
7/30/2019 menjadi penulis
18/21
Foto padi yang mulai menguning, saya ambil dari dalam saung (Dokumen pribadi)
Foto Candi Prambanan, saya ambil siang hari ketika matahari terik, kebetulan langitnya
sedang biru-birunya (Dokumen pribadi)
-
7/30/2019 menjadi penulis
19/21
Jika tidak pandai memotret, apakah masih bisa menjadi travel writer? Jawabannya tentu saja
bisa, caranya :
- bekerja sama dengan teman yang bisa memotret tetapi hal ini akan membuat kita menjadi
tergantung dengan orang lain.
- minta foto dari hotel/resor/resto/cafe yang ditulis, tentu saja tidak semua tempat punya.
Biasanya hanya restorant, hotel dan resort bintang 4 ke atas yang bisa menyuplai gambarbagus
- Beli foto dari penyedia jasa foto, tentu saja resikonya adalah harganya yang mahal
Jadi paling enak ya pakai foto sendiri. Jadi mulailah belajar cara-cara memotret dengan baik
dan benar. Sebenarnya tidak susah kalau kita mau belajar. Kameranya pun tidak harus yang
mahal, dengan kamera poket otomatispun kita bisa menghasilkan foto yang bagus pada saat
kondisi cahaya bagus. Asalkan kita tahu situasi dan kondisi pada saat memotret.
Yang paling penting adalah mensyukuri kamera yang kita miliki, manfaatkan sebaik-baiknya,
rajin berlatih, kreatif dan gigih.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat
-
7/30/2019 menjadi penulis
20/21
Menjadi PenulisSeorang penulis profesional telah menulis lebih dari 2 dekade dan pengajaran menulis
hampir selama itu. Setiap kursus dan setiap beberapa penulis secara terus-menerus yang
bertanya: "Bagaimana saya dapat Menjadi Penulisyang Lebih Baik". Mereka umumnyatidak menyukai jawaban dari pertanyaan itu semua. "Praktek menulis setiap hari dan
membaca untuk mempelajari tulisan orang lain sehari-hari."
Mereka tidak menyukai jawaban untuk salah satu dari 2 faktor biasanya. Banyak orang
cenderung mencari beberapa perbaikan cepat, ide ajaib yang akan memastikan mereka
adalah seorang penulis besar dalam 3 tindakan sederhana. Kelompok lain dari orang
mungkin mencibir pada bagian pertama karena mereka menganggap diri mereka "penulis
nyata" namun mereka tidak suka jawaban lebih daripada yang lain. Mereka merasa bahwa
mereka memiliki karunia yang hanya harus dibuka dengan kunci ajaib yang penulis sukses
memiliki.
Kebenaran yang sederhana adalah bahwa sama sekali tidak ada metode untuk
meningkatkan tulisan Anda sendiri selain untuk terus menerapkan kerajinan Anda. Menulis
setiap hari, merencanakan, memodifikasi, serta meninjau kembali pada setiap tulisan.
Hasilkan tantangan, tanggal jatuh tempo, bersama dengan turnamen. Mendorong diri
beserta tulisan Anda pasti akan menghargai karya Anda sendiri. Saya jamin, Compose
sesuatu yang terinspirasi oleh seorang penulis yang Anda kagumi dan kemudian menulis
sesuatu yang benar-benar Anda miliki sendiri.
Namun itu tidak cukup hanya untuk menulis. Anda juga harus membaca penerbitan orang
lain. Baca atas semua topik orang lain sebagai bahan pertimbangan dalam menulis.
Membaca fiksi, nonfiksi, puisi serta lirik lagu. Baca argumen bersama dengan persuasi, baca
pendidikan dan juga biografi, membaca sains ditambah fantasi.
http://1.bp.blogspot.com/-BqhABXbh9DE/UIajNx5--UI/AAAAAAAAB5Q/Ec_-vjz_EMI/s1600/Menulis.jpg -
7/30/2019 menjadi penulis
21/21
Membaca untuk Menulis
Anda membaca untuk mendapatkan inspirasi serta percaya diri. Anda membaca untuk
membangun bahasa Anda serta persediaan menulis metode. Anda membaca untuk
mempelajari lebih lanjut tentang ritme dan pola bahasa. Kebetulan yang sangat penting,
bahwa membaca untuk menulis sehingga saat Anda sedang menulis adalah mungkin
untuk mengembangkan nada tersendiri suara Anda.
Berubah menjadi penulis yang lebih baik bukanlah pekerjaan istirahat akhir pekan atau
mungkin satu semester. Belajar untuk menjadi penulis yang jauh lebih baik adalah pekerjaan
seumur hidup. Jika Anda benar-benar seorang penulis maka Anda akan tidak berarti berpikir
tentang pekerjaan Anda sendiri yang sedang dilakukan.
Sebagai contoh, mungkin alasan proyek yang spesifik Anda telah ditolak hampir tidak adatentang mengenai tulisan Anda sendiri tapi benar-benar karena dari topik Anda, kebutuhan
khusus yang penerbit, atau mungkin suasana hati para editor ketika pengajuan Anda sendiri
datang di meja mereka. Yang benar adalah bahwa Anda tidak dapat mengontrol kapan
Anda menjadi seorang penulis, yang diterbitkan para ahli, tetapi Anda dapat mengambil
kendali dari kemajuan Anda untuk memperbaiki tulisan Anda. Percayalah, tulisan Anda lebih
kuat sendiri menjadi sederhana akan mencapai tujuan tambahan. Setiap kali Anda
mencapai titik bahwa Anda secara teratur memasok menulis berkualitas maka Anda akan
mencari pasar. Jika Anda menulis itu, sisanya harus datang.
Your browser does not support iframes.