MEKANISME PENGELOLAAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP)
Oleh : Dr. Ir. Muhammad Fadhil Hasan, M.Sc.
National Management Consultan t
Mekanisme pengelolaan program adalah tahapan yang dimulai dari tahapan
perencanaan sampai dengan tahapan pelaksanaan program.
Tahap Perencanaan Program
Perencanaan merupakan langkah awal yang harus ditempuh sebelum melaksanakan
suatu kegiatan program, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan dan harapan yang ditetapkan. Perencaaan Program MFCDP mencakup kegiatan:
pemilihan lokasi kecamatan dan desa pantai penerima manfaat kegiatan dan pemilihan
lembaga fasilitator daerah.
Pemilihan Lokasi Lokasi penerima manfaat kegiatan Program MFCDP dipilih dan ditetapkan melalui
kesepakatan oleh Pokja-Kab berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria-kriteria tersebut meliputi kriteria untuk pemilihan kecamatan dan kriteria untuk
pemilihan desa pantai.
(1). Pemilihan Kecamatan Pemilihan kecamatan penerima manfaat kegiatan Program MFCDP dipilih dan
ditetapkan melalui kesepakatan Pokja-Kab. Pemilihan kecamatan penerima manfaat
kegiatan berdasarkan kriteria, sebagai berikut :
(a) Kecamatan yang telah menerima PPK,
(b) Kecamatan yang memiliki desa-desa pantai,
(c) Kecamatan yang tidak terlibat dalam program PEMP,
(d) Kecamatan yang tidak terlibat dalam Program COREMAP Phase II,
(e) Kecamatan yang memiliki nelayan miskin lebih banyak dibandingkan dengan
kecamatan lain,
(f) Kecamatan yang memiliki potensi sumberdaya laut dan pesisir yang sudah
dikembangkan.
Program MFCDP ini akan dilaksanakan di 6 Kabupaten dan setiap kabupaten dipilih
5 desa penerima manfaat program di satu kawasan dengan kriteria sebagai
berikut:
1
(a) Satu kecamatan terpilih, apabila memiliki 5 desa pantai yang sesuai dengan
kriteria program (b) Lebih dari satu kecamatan, apabila 5 desa pantai tersebut tidak berada dalam
satu kecamatan.
(2). Pemilihan Desa Pantai Pemilihan desa pantai penerima program dilakukan melalui kesepakatan Pokja-
Kab, setelah Pokja-Kab dengan dibantu F-Kab menganalisis kondisi dan potensi
desa-desa pantai di kecamatan terpilih. Pemilihan dan penetapan desa pantai
penerima program didasarkan pada kriteria sebagai berikut :
(a) Desa pantai yang memiliki nelayan kecil/tradisional yang lebih banyak
dibandingkan dengan desa pantai lainnya,
(b) Desa yang memiliki potensi sumberdaya laut dan pesisir yang dapat
dikembangkan,
(c) Ada ketergantungan ekonomi masyarakat setempat yang sangat besar
terhadap sumberdaya pesisir dan laut.
Pemilihan Lembaga Fasilitator Lembaga Fasilitator memiliki peranan penting terhadap kesuksesan pelaksanaan
program MFCDP di daerah. Lembaga Fasilitator terdiri dari Fasilitator Kabupaten (F-
Kab), Koordinator Kawasan (KK) dan Fasilitator Desa (FD). Pemilihan F-Kab dilakukan
melalui proses tender dan diutamakan dari lembaga lokal. Seleksi dilakukan secara
bertahap oleh Pokja-Kab dan Sekretariat program MFCDP. Hal ini dilakukan agar
diperoleh F-Kab yang mengerti permasalahan yang ada pada tingkat dasar,
mempunyai visi yang kuat dan kemampuan memadai dalam bidang pendampingan
masyarakat pesisir dan pengelolaan kawasan sumberdaya pesisir dan laut, serta
dikenal dan diterima oleh masyarakat dan pemerintah setempat.
Beberapa kriteria untuk memilih F-Kab adalah sebagai berikut :
(a) Telah memenuhi persyaratan lembaga yang mapan, yaitu :
(i) Memiliki legalitas formal,
(ii) Memiliki tujuan dan pengurus yang memiliki kemampuan manajerial
yang kuat, serta memiliki staf yang bekerja penuh waktu,
(iii) Berpengalaman dalam mengelola dana dari berbagai sumber
bantuan,
(iv) Merupakan lembaga lokal, atau paling tidak merupakan lembaga
yang berdiri dan berdomisili di Ibukota propinsi atau kabupaten dari
2
calon lokasi, sehingga betul-betul mengenal dan mendalami kultur
budaya/ adat istiadat masyarakat yang akan menjadi binaannya.
(b) Memiliki visi yang jelas tentang pengelolaan kawasan pesisir berbasis
masyarakat, antara lain :
(i) Telah berpengalaman dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya
pesisir dan laut.
(ii) Telah berpengalaman dalam kegiatan pendampingan masyarakat
pesisir dan nelayan.
(iii) Dapat diterima oleh masyarakat serta tidak sedang dalam konflik
dengan masyarakat pemanfaat.
(iv) Dapat bekerjasama dengan pemerintah setempat.
Tahap Pelaksanaan Program
Tahapan pelaksanaan program MFCDP merupakan tahapan kegiatan untuk
mewujudkan rangkaian pelaksanaan kegiatan program MFCDP agar sesuai dengan
tujuan dan penerima manfaat yang ditetapkan. Tahapan kegiatan dalam Program
MFCDP, terdiri dari :
(1). Sosialisasi Program MFCDP
(2). Fasilitasi Forum Perencanaan Kawasan
(3). Fasilitasi Pendampingan Penerima Manfaat (4). Pelatihan
(5). Penyusunan Dokumen dan Implementasi RPKP-RPP Terpadu
Sosialisasi Program MFCDP
Pengertian sosialiasi dalam program MFCDP adalah proses memberikan informasi
kepada masyarakat dan stakeholder tentang program MFCDP.
Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat dan stakeholder memahami
program MFCDP mengenai apa latar belakang dan tujuan program, hasil apa yang
ingin dicapai, manfaat apa yang didapat oleh masyarakat dan stakeholder, dan
kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan sosialisasi adalah masyarakat dan stakeholder
dapat memahami secara utuh program MFCDP tentang konsep, prinsip, pendekatan,
dan prosedur pelaksanaan program MFCDP. Dengan meningkatnya pemahaman
secara utuh terhadap program MFCDP, diharapkan masyarakat dan stakeholder akan
termotivasi untuk mendukung program tersebut. Untuk itu, maka proses sosialisasi
tidak hanya dilakukan pada awal pelaksanaan program saja tetapi berlangsung secara
terus menerus sampai pada akhir pelaksanaan program.
3
Sosialisasi program MFCDP dilakukan pada setiap tingkatan pengelolaan di daerah
yaitu di kabupaten, kawasan, dan desa pesisir. Penjelasan dari pelaksanaan
sosialisasi pada setiap tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:
(a) Sosialisasi Program MFCDP di Kabupaten Sosialisasi program MFCDP di Kabupaten bertujuan untuk memberikan
penjelasan dan informasi tentang program MFCDP kepada Pokja-Kab, instansi
terkait, lembaga lokal, Camat, PjOK dan pihak yang berkepentingan mengenai
berbagai hal berkaitan dengan Program MFCDP.
(b) Sosialisasi Program MFCDP di Kawasan pesisir Sosialisasi tingkat kawasan diselenggarakan di kecamatan atau salah satu
kecamatan program MFCDP melalui Forum Perencanaan Kawasan. Sosialisasi
ini dilaksanakan oleh penanggungjawab operasional program MFCDP tingkat
kecamatan (PjOK) dibantu dan Fasilitator Kabupaten, dan dihadiri oleh
Camat, PjAK, UPK, Kepala Desa dan wakil masyarakat pesisir dari masing-
masing desa pantai penerima manfaat program. Pertemuan sosialisasi ini
menjelaskan tentang tujuan, prinsip, kebijakan, dan mekanisme pengelolaan
program MFCDP.
Hasil yang diharapkan dalam sosialisasi tingkat kawasan adalah :
(i) Publikasi atau sosialisasi kepada peserta tentang informasi pokok
program MFCDP meliputi tujuan, prinsip, pendekatan, organisasi,
pendanaan, proses dan prosedur yang dilakukan.
(ii) Terinformasinya rencana program atau proyek dari kabupaten yang
benar-benar dilaksanakan di kawasan pesisir.
(c) Sosialisasi Program MFCDP di Desa Sosialisasi program MFCDP di desa bertujuan untuk menjelaskan tujuan,
prinsip-prinsip dan mekanisme pelaksanaan Program MFCDP kepada
masyarakat desa. Sosialisasi ini dilakukan dalam Forum Perencanaan Desa
yang dilaksanakan setelah sosialisasi di kawasan. Forum Perencanaan Desa
diselenggarakan oleh kepala desa dibantu KK dan F-Kab (sebelum
terbentuknya TPK dan FD). Forum ini dihadiri oleh PjOK, aparat desa, tokoh-
tokoh masyarakat pesisir, dan organisasi masyarakat lokal di tingkat desa,
serta calon Penerima manfaat.
Hasil yang diharapkan dalam sosialisasi di desa adalah tersebarluasnya
informasi pokok program MFCDP yang meliputi konsep, tujuan, manfaat,
4
prinsip dan pendekatan, struktur organisasi, mekanisme pendanaan, serta
proses dan prosedur kegiatan dilakukan.
Selain pelaksanaan sosialisasi pada setiap tingkatan, terdapat pula berbagai bentuk
kegiatan sosialisasi yang dapat dilakukan oleh para pengelola program MFCDP, yaitu:
(a) Sosialisasi melalui Pertemuan dalam Program MFCDP Sosialisasi melalui pertemuan dalam program MFCDP adalah sosialisasi yang
dilakukan dalam bentuk pertemuan/rapat formal yang diselenggarakan dalam
rangka pelaksanaan program MFCDP seperti dalam pertemuan fasilitasi
perencanaan desa. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan sosialisasi dengan bentuk ini, antara lain :
(a) Memastikan penyelenggarakan pertemuan sosialisasi
(b) Memastikan kesediaan materi yang akan diinformasikan atau
disampaikan
(c) Kesiapan untuk penyampaian materi, seperti metode, media atau alat
yang digunakan.
(b) Sosialisasi melalui Kelembagaan Lokal dan Pertemuan Masyarakat. Sosialisasi melalui kelembagaan lokal dan pertemuan masyarakat, seperti:
pertemuan keagamaan; (pengajian, yasinan, persekutuan gereja, dll),
pertemuan adat istiadat; (gotong royong, arisan, adat dan lain-lain)
merupakan alternatif untuk menyebarluaskan sosialisasi dan informasi
program MFCDP dan media penerapan prinsip transparansi.
(c) Sosialisasi melalui Media Cetak dan Elektronik Berbagai media informasi dan publikasi, baik cetak maupun elektronik, dapat
digunakan untuk menyebarluaskan informasi mengenai program MFCDP. Media
cetak yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah leaflet/brosur, buletin,
koran, serta media elektronika seperti : internet, radio dan TV.
(d) Sosialisasi melalui Papan Informasi Papan Informasi program MFCDP adalah papan pemberitahuan dengan ukuran
tertentu yang memuat informasi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan program
MFCDP serta laporan penggunaan keuangan. Papan ini harus dipasang di
tempat strategis dan bisa dibaca masyarakat pesisir.
(e) Sosialisasi secara Personal
Bentuk sosialisasi ini dilakukan dengan memanfaatkan jaringan dengan
stakeholder di daerah seperti tokoh masyarakat, aparat pemerintah, serta
5
dengan masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini sosialisasi dilaksanakan secara
pro aktif oleh para pendamping dengan pendekatan secara personal terhadap
para stakeholder tersebut.
Fasilitasi Forum Perencanaan Kawasan
Pengertian fasilitasi dalam program MFCDP adalah membantu dan menguatkan
masyarakat penerima manfaat agar mampu mengembangkan diri untuk memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Untuk memfasilitasi masyarakat
dalam proses perencanaan kawasan, maka dilakukan fasilitasi dalam bentuk
pertemuan Forum Perencanaan Kawasan yang dilakukan pada setiap tingkatan
pengelolaan, yaitu:
(a) Forum Perencanaan Desa Forum Perencanaan Desa merupakan kegiatan pertemuan yang dilakukan di
tingkat desa yang diselenggarakan oleh kepala desa dengan dibantu oleh KK,
PjOK dan F-Kab. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan mekanisme
pelaksanaan Program MFCDP kepada masyarakat desa, membentuk Tim
Pelaksana Kegiatan, serta menyusun RPP (rencana pengelolaan perikanan).
Hasil yang diharapkan dalam kegiatan Forum Perencanaan Desa adalah
sebagai berikut :
(i) Memilih Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) sebagai penanggung jawab
operasional kegiatan di desa serta pengurus TPK lainnya yaitu, Sekretaris
dan Bendahara.
(ii) Memilih dan menetapkan 2 orang FD yang berfungsi sebagai Kader
Pemberdayaan Nelayan dan Tenaga Teknis Perikanan dengan kriteria dan
persyaratan yang telah ditentukan
(iii) Disepakati dilakukannya musyawarah ditingkat masyarakat penerima
manfaat, untuk menentukan ketua dan kepengurusannya, serta menggali
gagasan dari penerima manfaat.
(iv) Disepakati dan menetapkan jadwal Forum Perencanaan Desa.
(v) Disepakati penyusunan RPP sebagai langkah awal dari pelaksanaan
kegiatan program.
(vi) Disepakati pembuatan dan lokasi pemasangan papan informasi MFCDP dan
media informasi lainnya.
Catatan: Setelah terbentuknya TPK dan terpilihnya FD di semua desa penerima manfaat, maka penanggungjawab operasional kegiatan di tingkat desa dilakukan oleh TPK dan dalam operasionalnya akan dibantu oleh FD. Kemudian FD dan KK menyiapkan pelatihan pra
6
tugas bagi TPK sebelum melaksanakan tugas. Proses pelatihan tersebut dapat dilihat pada sub bab pelatihan para tugas bagi TPK.
(b) Forum Perencanaan Kawasan Pertemuan Forum Perencanaan Kawasan diselenggarakan di kecamatan/salah
satu kecamatan program MFCDP yang dilaksanakan oleh penanggungjawab
operasional MFCDP tingkat kecamatan (PjOK) dibantu dengan KK, dan dihadiri
oleh Camat, PjAK, UPK, Kepala Desa dan wakil masyarakat pesisir dari masing-
masing desa pantai penerima manfaat program. Pertemuan ini merupakan
forum di tingkat kawasan untuk menentukan kesepakatan-kesepakatan antar
desa pantai dalam melaksanakan Program MFCDP.
Hasil yang diharapkan dalam pertemuan Forum Perencanaan Kawasan ini
adalah :
(i) Disepakatinya penyusunan RPKP - RPP terpadu.
(ii) Disepakatinya dan ditetapkannya aturan dan sanksi-sanksi yang harus
diterapkan dalam pelaksanan MFCDP.
(iii) Pernyataan kesanggupan tiap-tiap desa untuk mematuhi dan
melaksanakan ketentuan MFCDP.
(iv) Disepakatinya jadwal kegiatan pertemuan Forum Perencanaan
Kawasan
(v) Terpilih dan disepakatinya dua orang peserta untuk menjadi Ketua
(Koordinator) dan Sekretaris (Notulis) pertemuan Forum Perencanaan
Kawasan yang akan bertugas hingga akhir pelaksanaan program
MFCDP.
(b) Forum Perencanaan Kabupaten
Pertemuan Forum Perencanaan Kabupaten merupakan kelanjutan dari
pelaksanaan sosialisasi. Hasil dari pertemuan sosialisasi tingkat kabupaten
tersebut ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut
(RKTL) sebagai upaya untuk mengkoordinasikan kegiatan antar instasi sektoral
terkait.
7
Forum Perencanaan Desa
Forum Perencanaan Kawasan 1
Forum Perencanaan Kawasan 4
Forum Perencanaan Kawasan 2
Forum Perencanaan Kabupaten
Forum Perencanaan Kawasan 3
Implementasi RPP
Serah Terima Pekerjaan
Sosialisasi, pembentukan TPK, Penyusunan Rencana
Sosialisasi
Penyusunan Rencana Kawasan
Penyusunan RPKP
Penyusunan RPP
Penyusunan Rencana Pemeliharaan dan
Pengembalian
AGENDA PERTEMUAN TAHAPAN FORUM PERENCANAAN
Gambar 2.1. Alur Pelaksanaan Forum Perencanaan Kawasan
Fasilitasi Pendampingan Masyarakat Penerima Manfaat
Untuk memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan Program MFCDP diperlukan cara
atau teknik fasilitasi pendampingan. Kegiatan ini dilakukan oleh lembaga fasilitator
daerah pada setiap tingkatan.
(1). Pelaksana Fasilitasi Pendampingan Dalam pelaksanaan Program MFCDP, masyarakat penerima manfaat difasilitasi
dan didampingi oleh lembaga fasilitator daerah yang terdiri dari :
(a) Fasilitator Desa, bertugas memberikan fasilitasi dan pendampingan di
tingkat masyarakat desa.
(b) Koordinator Kawasan, bertugas memberikan fasilitasi dan pendampingan
antar desa penerima program (di tingkat kawasan).
(c) Fasilitator Kabupaten, bertugas memberikan fasilitasi dan pendampingan
di tingkat kabupaten.
8
(2). Proses Pendampingan di Masyarakat Terdapat beberapa langkah atau tahapan dalam memfasilitasi masyarakat
melakukan suatu program, yaitu :
(a) Tahap Identifikasi Merupakan proses awal dari fasilitasi pendampingan yaitu mencoba
menemu kenali masyarakat pesisir, termasuk kondisi dan potensi serta
lingkungannya. Bagi Fasilitator yang biasanya berasal dari luar lokasi
penerima program, tahap ini sangat penting dan membantu dalam
kelancaran menjalankan tugas-tugasnya. Identifikasi wilayah dapat
dilakukan melalui kunjungan ke desa-desa untuk mengamati (observasi)
dan wawancara dengan masyarakat guna mengetahui kondisi, potensi
serta kebiasaan yang berkembang di masyarakat tersebut. Dalam tahapan
ini sekaligus untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat mengenai
keberadaan seorang fasilitator. Beberapa Identifikasi yang dilakukan
fasilitator diantaranya, sebagai berikut :
(i) Identifikasi Profil Desa
Identifikasi profil Desa merupakan kegiatan mengidentifikasi dan
menganalisa kondisi potensi suatu desa yang meliputi aspek : potensi
sumberdaya alam pesisir, kondisi sosial ekonomi masyarakat,
pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut, dan kelembagaan yang
berkembang di masyarakat desa.
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui profil desa yang
dicerminkan oleh kondisi : potensi sumberdaya alam pesisir, kondisi
sosial ekonomi masyarakat, pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut,
dan kelembagaan yang berkembang di masyarakat desa.
Hasil yang diharapkan adalah mengetahui gambaran mengenai profil
desa dan terungkapnya isu-isu strategis untuk pengelolaan kawasan
pesisir dan perikanan serta pengembangan perekonomian masyarakat
pesisir dan nelayan kecil.
Strategi pelaksanaan yang dilakukan oleh fasilitator adalah:
Menyusun daftar data profil yang akan dikumpulkan.
Membahas bersama-sama untuk menyamakan persepsi dan
melengkapi bila ada data yang diperlukan belum masuk dalam
daftar.
Melakukan pengumpulan data baik berupa data primer yaitu
pengamatan langsung dan data sekunder yaitu informasi yang
diperoleh sumber tertentu.
9
Melakukan pembahasan bersama-sama terhadap data yang telah
terkumpul untuk memastikan data yang terkumpul telah lengkap
dan memenuhi syarat.
(ii) Identifikasi Stakeholder
Identifikasi stakeholder adalah suatu kegiatan mengenali dan
mengidentifikasi pihak–pihak yang memiliki keterkaitan dan
kepentingan secara langsung terhadap pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya pesisir.
Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui pihak–pihak yang memiliki
keterkaitan dan kepentingan secara langsung terhadap pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya pesisir serta dampak potensial yang
ditimbulkannya.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah mengetahui unsur-unsur
stakeholder lengkap dengan aktifitas dan peran yang dilakukan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir.
Strategi pelaksanaan yang dilakukan oleh fasilitator adalah:
Membahas secara bersama-sama mengenai batasan kelompok
stakeholder, seperti nelayan, pengolah ikan, pedagang ikan,
lembaga lokal, instansi pemerintah, perguruan tinggi dan
konsumen.
Melakukan pembagian kelompok sesuai dengan kelompok
stakeholder yang diidentifikasi.
Membahas secara bersama-sama untuk merumuskan keterkaitan
antara berbagai stakeholder yang telah teridentifikasi dengan
rencana pengelolaan kawasan pesisir yang akan dibuat.
(iii) Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi kebutuhan adalah suatu kegiatan menggali jenis-jenis
kebutuhan yang menjadi masalah mendasar bagi masyarakat pesisir
dan nelayan.
Tujuan dari kegiatan ini mengetahui jenis-jenis kebutuhan yang
menjadi masalah mendasar dan sesuai keinginan masyarakat pesisir
dan nelayan.
Hasil yang diharapkan tersusun daftar jenis-jenis kebutuhan mendasar
keinginan masyarakat pesisir dan nelayan kecil.
Strategi pelaksanaan yang dilakukan oleh fasilitator:
Melakukan diskusi kelompok.
10
Kelompok dibagi berdasarkan jenis kelamin dan diusahakan
anggota kelompok dapat mencakup berbagai latar belakang
profesi dan status sosial dalam masyarakat setempat.
Mengajak setiap kelompok untuk mengidentifikasi kebutuhan apa
saja yang mereka inginkan dan bersifat mendasar bagi
masyarakat luas.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil identifikasi guna
mendapatkan masukan dari kelompok yang lain.
Melakukan pembahasan bersama-sama untuk merumuskan jenis-
jenis kebutuhan yang memiliki keterlibatan dan mendukung
pengelolaan kawasan pesisir dan peningkatan perekonomian
masyarakat.
(iv) Identifikasi Isu-isu Pokok Pengelolaan Kawasan
Identifikasi isu pokok pengelolaan kawasan adalah kegiatan menggali
dan menelaah permasalahan-permasalahan mendasar dan berkaitan
erat dengan pengelolaan kawasan pesisir dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan kecil.
Tujuan kegiatan ini merumuskan isu-isu pokok yang akan dijadikan
dasar penyusunan rencana pengelolaan kawasan pesisir dan perikanan
secara terpadu.
Hasil yang ingin dicapai tersusunnya daftar isu yang memiliki
keterkaitan erat dengan program pengelolaan kawasan pesisir secara
terpadu berbasis masyarakat.
Strategi pelaksanaan yang dilakukan oleh fasilitator:
Melakukan diskusi kelompok.
Membentuk kelompok diskusi dengan kategori isu yang akan
diidentifikasi, seperti : isu-isu lingkungan, isu-isu pemanfaatan,
isu-isu sosial ekonomi dan isu-isu kelembagaan.
Menjelaskan kepada peserta tentang metode yang sederhana
untuk mengidentifikasi isu-isu pokok guna memperoleh akar
masalah isu yang ditemukan.
Berdasarkan hasil identifikasi potensi desa, kelompok stakeholder
dan kebutuhan masyarakat yang telah dilakukan, mempersilahkan
masing-masing kelompok melakukan indentifikasi isu-isu yang
dinilai sangat mendasar.
Mempersilahkan masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil identifikasinya guna mendapat masukan-masukan dari
kelompok lainnya.
11
Melakukan bersama-sama untuk merumuskan isu-isu yang telah
teridentifikasi tersebut untuk ditetapkan dalam isu pokok dalam
rencana pengelolaan kawasan pesisir dan perikanan terpadu.
(b) Kegiatan Pendampingan Setelah melakukan tahap identifikasi dan keberadaan fasilitator diterima
oleh masyarakat, maka langkah berikutnya adalah melakukan
pendampingan terhadap tahapan pelaksanaan program yang dibawa, yaitu
membantu masyarakat untuk:
(i) Menyadari keberadaan diri mereka sendiri
Untuk mengajak masyarakat melaksanakan suatu kegiatan yang dapat
menunjang kualitas hidupnya, perlu adanya penyadaran kepada
masyarakat mengenai keberadaan diri mereka sendiri. Seringkali
masyarakat hanya dapat merasakan tetapi tidak dapat mengungkapkan
keberadaan mereka sendiri. Dalam masyarakat, di samping
permasalahan-permasalahan yang sering dirasakan sebenarnya ada
juga daya dan potensi yang dimiliki untuk mengatasinya. Seorang
fasilitator harus bisa memandu masyarakat untuk menemukan
keberadaan mereka sendiri.
(ii) Mendapatkan pembelajaran melalui pelatihan/pendampingan
Dengan mengetahui daya, potensi dan kemampuan serta keberadaan dirinya, menjadi akan lebih mudah bagi masyarakat untuk mengikuti dan melaksanakan program yang dibawa oleh Fasilitator. Keikutsertaan langsung masyarakat dalam setiap kegiatan merupakan proses pembelajaran sekaligus pemberdayaan, sehingga sangat diperlukan adanya pendampingan dan pelatihan yang harus diberikan oleh Fasilitator. Pendampingan kepada masyarakat termasuk dalam mengukur keberhasilannya mengacu pada tujuan, parameter dan indikator yang telah dibuat oleh masyarakat sendiri.
(iii) Mengorganisir diri
Keikutsertaan pada setiap kegiatan dalam program merupakan pengalaman baru bagi masyarakat. Jika hal ini dilakukan secara berulang-ulang pada akhirnya akan melembaga menjadi suatu sistem yang berkembang di masyarakat. Masyarakat akan mengorganisir diri mereka berdasarkan pengalaman barunya.
(iv) Realisasi
Setelah melalui berbagai tahapan di atas, masyarakat diajak untuk mengukur, mengevaluasi dan menganalisis langkah-langkah yang telah
12
dilakukan sebelumnya untuk menemukan langkah-langkah strategis selanjutnya.
(3). Fasilitasi Dalam Pertemuan Masyarakat Salah satu bentuk aktifitas masyarakat dalam mengikuti program MFCDP
adalah menyelenggarakan pertemuan-pertemuan diskusi dan musyawarah di
tingkat kelompok, dusun, desa dan antar desa atau kecamatan. Pertemuan-
pertemuan masyarakat ini akan difasilitasi dan didampingi oleh Fasilitator
Desa dan Koordinator Kawasan.
(a) Fungsi dan peran seorang Pendamping dalam suatu pertemuan masyarakat :
(i) Menyampaikan tujuan dan memandu jalannya pertemuan. (ii) Memotivasi peserta untuk mengemukakan pendapat. (iii) Memandu peserta dalam mengambil suatu keputusan.
(b) Faktor-Faktor Fasilitasi yang perlu diperhatikan oleh Pendamping:
(i) Penguasaan materi yang akan disampaikan
(ii) Penguasaan terhadap karakteristik dan tipe peserta yang hadir
(iii) Teknik komunikasi, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Penampilan; pakaian tidak mencolok, rapi dan disesuaikan
dengan peserta yang hadir.
Gunakan bahasa yang sederhana (kalau bisa bahasa setempat)
sehingga mudah dimengerti
Jangan terlalu cepat ketika berbicara.
Perlu pengaturan suara, sesuaikan dengan kondisi tempat atau
ruangan yang penting bisa didengarkan semua peserta.
Gunakan contoh-contoh yang sering terjadi keseharian sebagai
analogi menjelaskan suatu konsep.
Beri kesempatan peserta untuk bertanya.
Bersikap netral tidak boleh hanya memihak satu orang atau
kelompok tertentu saja.
Jangan memaksakan ide atau gagasannya sendiri atau
mempengaruhi peserta untuk mengikuti ide-idenya.
Tidak diperkenankan membuat keputusan sendiri.
Teknik penanganan konflik.
Pelatihan
Pelatihan merupakan bagian tidak terpisahkan dari seluruh rangkaian kegiatan
program MFCDP. Pada setiap tahapan pelaksanaan program MFCDP akan terjadi
proses transfer pengetahuan dan ketrampilan diantara pengelola program, pengelola
13
program dengan masyarakat, dan diantara masyarakat, sehingga terjadi proses
pembelajaran. Pendekatan pelatihan dalam program MFCDP menggunakan pola
pembelajaran andragogi (pembelajaran orang dewasa) dengan metode yang
partisipatif.
Pelatihan yang dilaksanakan di daerah ada dua jenis, yaitu :
(1) Pelatihan Bagi Pendamping Masyarakat (Training of Trainers)
Pelatihan bagi pendamping masyarakat (Training of Trainer) adalah pelatihan
yang diberikan pada fasilitator (F-Kab, KK, FD, dan TPK) untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan memahami mekanisme serta prosedur program
MFCDP. Berdasarkan tugas dan tingkatan pengelolaan program maka
(Training of Trainer) dibagi fasilitator dibagi dua, yaitu :
(a) Training of Trainer bagi F-Kab, dan KK
Training of Trainer bagi F-Kab dan KK yang dilaksanakan oleh TP-Nas dan
Sekretariat Program di tingkat pusat .
Tujuan (Training of Trainer) adalah memberikan pelatihan kepada seluruh
fasilitator tentang sistem pengelolaan dan pelaksanaan program MFCDP dan
tugas serta tanggung jawab.
Hasil yang diharapkan adalah F-Kab dan KK dapat meningkatkan pemahaman
tugas dan tanggungjawab yang harus diemban mengenai sistem pengelolaan
dan pelaksanaan program MFCDP.
Strategi pelaksanaan :
Pelatihan dilaksanakan oleh TP-Nas dan Sekretariat Program.
Materi Pelatihan mencakup aspek :
o Sistem pengelolaan kawasan pesisir dan pengelolaan perikanan
secara terpadu,
o Sistem kerangka pelaksanaan program MFCDP
o Sistem administrasi program MFCDP-JSDF
Pada akhir kegiatan pelatihan dilakukan evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana materi yang telah diberikan dapat dimengerti dan
bagaimana kesiapan mereka dalam membantu fasilitator lapangan.
(b) Training of Trainer bagi TPK dan FD
Training of Trainer bagi TPK dan FD adalah pelatihan TPK dan FD untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan efektifitas melaksanakan tugas
14
dan tanggungjawabnya. Pelatihan ini dilaksanakan oleh F-Kab dan KK di
tingkat daerah.
Tujuan pelatihan FD dan TPK adalah memberikan pembekalan pengetahuan
kepada FD dan TPK dalam memfasilitasi dan memotivasi masyarakat
penerima manfaat pada setiap tahapan kegiatan.
Hasil yang diharapkan adalah FD dan TPK memahami tugas dan tanggung
jawab yang harus diemban, tentang pengelolaan kawasan pesisir dan
perikanan, masalah-masalah lingkungan dan sosial ekonomi, kepemimpinan,
manajemen, serta tata cara memberikan motivasi kepada masyarakat
pesisir dan nelayan untuk hidup produktif dan ramah lingkungan.
Strategi pelaksanan pelatihan :
Untuk meningkatkan kualitas pendamping masyarakat khususnya TPK dan
FD, digunakan strategi, yaitu:
(i) Pelatihan Pra Tugas
Sebelum mejalankan tugasnya para pendamping masyarakat (TPK dan
FD) akan mendapat pelatihan terlebih dahulu. Pelatihan kepada
mereka ini lebih banyak akan dipandu dan diberikan oleh KK dan F-
Kab.
(ii) Pelatihan lanjutan
Dalam pelaksanaan tugasnya TPK dan FD akan didampingi oleh KK
dengan terus memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan.
Tambahan pengetahuan dan ketrampilan ini diberikan melalui
pelatihan lanjutan atau sering disebut dengan on the job training,
model pelatihan sambil TPK dan FD tetap menjalankan tugas-tugasnya.
Pelatihan ini dilakukan secara rutin sesuai dengan kebutuhan dengan
waktu dan materi yang sangat bervariasi untuk setiap pelaksana
MFCDP.
(iii) Materi Pelatihan
Materi yang dibahas dalam pelatihan TPK dan FD paling tidak meliputi: 1) Konsep MFCDP (latar belakang, tujuan, penerima manfaat,
prinsip, kebijakan dan tahapan MFCDP), sebagai proses pengelolaan kawasan pesisir dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
2) Tugas dan tanggung jawab FD dan TPK. 3) Pengetahuan dan ketrampilan sederhana yang berkaitan dengan
teknis kegiatan.
15
4) Teknik fasilitasi dalam pertemuan-pertemuan masyarakat, termasuk perencanaan desa secara partisipatif.
5) Teknik fasilitasi, pendampingan dan motivasi kepada masyarakat agar mampu mengelola kawasan pesisir dalam meningkatkan kesejahteraan hidup secara mandiri.
6) Pengelolaan Administrasi, pengisian formulir kegiatan, pengelolaan keuangan dan evaluasi hasil.
7) Cara-cara pengawasan dan pengendalian kegiatan termasuk mekanisme penanganan pengaduan dan permasalahan serta penanganan konflik.
8) Cara penyebarluasan informasi. 9) Cara penyusunan rencana pengelolaan kawasan pesisir dan
rencana pengelolaan perikanan.
(2) Pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Peningkatan kapasitas dan kemandirian masyarakat pesisir dan nelayan adalah suatu keinginan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan agar mereka dapat hidup lebih maju dari sebelumnya.
(a) Tujuan :
Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi dan ketrampilan tertentu dari anggota masyarakat sebagai alat memenuhi kebutuhan hidupnya serta meningkatkan kualitas hidupnya.
(b) Hasil yang diharapkan
Kemampuan dan kualitas hidup masyarakat pesisir dan nelayan akan terus meningkat dari waktu ke waktu, terutama menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan, serta tumbuhnya kesadaran terhadap pengelolaan kawasan pesisir berwawasan lingkungan.
(c) Metode Pelaksanaan :
Metode pelaksanaan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Berbagai metode dapat digunakan seperti demonstrasi, praktek, diskusi, dan sebagainya. Fasilitator Desa memfasilitasi proses pelatihan ini dengan mencarikan narasumber atau pelatih yang benar-benar dipandang ahli dan berpengalaman dibidang yang akan dilatihkan.
(d) Materi Pelatihan
Materi pelatihan ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang perlu dikembangkan baik, di bidang ekonomi, teknis perikanan, ketrampilan, pengelolaan kawasan pesisir dan lain-lain. Selain itu, materi pelatihan ini
16
juga mencakup materi yang berkenaan dengan mekanisme penyusunan dokumen dan implementasi RKPP-RPP terpadu.
(e) Langkah Pelaksanaan
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pelatihan ini adalah: (i) Pengidentifikasian jenis-jenis kegiatan yang diperlukan. (ii) Pemilihan jenis-jenis kegiatan yang akan dijalankan (iii) Penyusunan rencana pelaksanaan pelatihan (iv) Implementasi pelatihan yang dibutuhkan (v) Evaluasi hasil pelatihan
Penyusunan Dokumen dan Implementasi RPKP-RPP Terpadu
Pengimplementasian dana bantuan langsung bagi masyarakat dilakukan secara
bertahap, yaitu melalui penyusunan Dokumen Rencana pengelolaan Kawasan Pesisir
(RPKP) dan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) Terpadu dan kemudian pelaksanaan
prioritas kegiatan yang ada di dalamnya. Dokumen-dokumen tersebut merupakan
dasar penilaian bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan kawasan pesisir dan perikanan
yang akan dilakukan masyarakat penerima manfaat, sekaligus sebagai bahan
pertimbangan untuk mencairkan dana bantuan masyarakat (BLM).
(1) Mekanisme Penyusunan Dokumen RPKP-RPP Terpadu Penyusunan RPKP - RPP Terpadu meliputi tahapan-tahapan: pengkajian
partisipatif, Perumusan, Pembahasan, Rencana Aksi, Pengesahan, dan
Implementasi.
(a) Pengkajian Partisipatif
Pengkajian partisipatif bersama masyarakat dilakukan di tingkat desa dan
kawasan pesisir. Pengkajian yang dilakukan antara lain meliputi: Kondisi
sumberdaya alam pesisir (data persepsi dan nyata), Potensi Desa pantai,
Kegiatan Pemanfaatan SDA pesisir dan laut, kebutuhan dasar masyarakat
pesisir dan nelayan, aturan tradisional dalam pengelolaan kawasan pesisir
dan perikanan dan data penunjang lainnya. Data tersebut sebagian telah
terkumpul pada saat proses kegiatan identifikasi.
(b) Perumusan
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah merumuskan RPKP
dengan mengidentifikasi isu-isu pokok, merumuskan visi dan sasaran,
menyusun kegiatan-kegiatan untuk menjawab isu-isu pokok yang telah
teridentifikasi berdasarkan kebutuhan biaya dan aspek-aspek lainnya.
Proses perumusan tersebut dilakukan secara partisipatif diberbagai
17
tingkatan mulai dari individu, kelompok, tingkat desa sampai tingkat
kawasan. Pendamping pada setiap tingkatan harus pro-aktif dalam
membantu perumusan ini yang nantinya akan dibawa dalam pertemuan
Forum Perencanaan di tingkat desa, kawasan dan kabupaten.
(c) Pembahasan
Hasil perumusan RPKP selanjutnya dibahas bersama-sama oleh kelompok
masyarakat penerima manfaat, pemerintah desa, kecamatan, kabupaten,
instansi dan stakeholder terkait guna mendapatkan masukan terhadap
rumusan kegiatan-kegiatan dalam RPKP yang nantinya akan dituangkan
dalam Rencana Aksi (RPP). Pembahasan RPKP ini dilaksanakan pada
pertemuan Forum Perencanaan di tingkat Kawasan dan Kabupaten yang
didampingi oleh fasilitator dari setiap tingkatan.
(d) Rencana Aksi
Sebelum disusunnya rencana aksi yang merupakan RPP terpadu yang telah
disepakati bersama, terlebih dulu akan dilakukan revisi berdasarkan
masukan-masukan dalam proses pembahasan. Selain itu, akan dilakukan
penyesuian dan sinkronisasi dengan rencana pembangunan daerah yang
didanai dari sumber daerah, agar tidak terjadi kegiatan-kegiatan yang
tumpang tindih. Setelah verifikasi kegiatan dan dinyatakan lolos oleh
Forum Perencanaan Kawasan, maka dilakukan penyusunan rencana aksi
berupa Rencana Pengelolaan Perikanan untuk desa/kawasan tersebut
dengan menyusun prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan. Setelah itu
disusun pula Rencana Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan prioritas kegiatan
yang telah disepakati tersebut serta aturan main mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pendanaan.
(e) Pengesahan
RPKP - RPP Terpadu disyahkan dengan keputusan bersama antara
masyarakat pesisir dan nelayan, pemerintah desa dalam Forum
Perencanaan Kawasan yang dikuatkan/diketahui Camat. Dengan adanya
dokumen yang telah disahkan ini maka selanjutnya kegiatan prioritas dari
rencana aksi diimplementasikan melalui pembiayaan dari dana BLM
program MFCDP.
Secara jelas alur Mekanisme Penyusunan RPKP - RPP Terpadu disajikan pada
Gambar 2.2, sedangkan Outline RPKP - RPP Terpadu disajikan pada Gambar
2.3.
18
PEMBAHASAN
PENGKAJIAN PARTISIPATIF
PENGENDALIAN
Gambar 2.2. Mekanisme Penyusunan RPKP dan RPP Terpadu
Pengesahan RPKP dan RPP Terpadu secara berjenjang: Di tingkat Desa Di tingkat Kawasan
Proposal yang berisi Rencana Kegiatan Rencana Anggaran Biaya Aturan main pengelolaan
Penyesuaian dan sinkronisasi Penyesuaian anggaran dengan ketersediaan dana BLM
dan sumber lainnya Rencana pengembangan kawasan dari pemerintah
daerah/instansi
Pembahasan kebutuhan dilakukan secara berjenjang: Kelompok-kelompok nelayan dan masyarakat pesisir Forum Perencanaan Desa Forum Perencanaan Kawasan Forum Perencanaan Kabupaten
Perumusan permasalahan dimulai dari individu dan kelompok kemudian Forum Perencanaan di tingkat desa dan kecamatan mengenai:
Perumusan isu-isu pokok Visi dan sasaran RPKP dan RPK Kegiatan untuk menjawab isu-isu pokok
PRA di tingkat desa dan kecamatan: Data dan persepsi mengenai Potensi Desa/Kecamatan Kondisi SDA Pesisir dan Perikanan Kegiatan Pemanfaatan SDA Pesisir dan Perikanan Aturan tradisional dalam pemanfaatan dan
pengelolaan kawasan Data penunjang lainnya
IMPLEMENTASI KEGIATAN
PENGESAHAN RPKP dan RPP Terpadu
PENYUSUNAN RENCANA AKSI / RPP
PERUMUSAN
19
OUTLINE RPKP DAN RPP TERPADU PROGRAM MFCDP
Bab I. PENDAHULUAN
Isu-isu pokok pesisir/perikanan Yurisdiksi dan Legislasi Tujuan Pengelolaan
Bab II. REVIEW KEBIJAKAN
Kebijakan pusat dan daerah Studi-studi Program-program yang sudah ada
Bab III. PROFIL KAWASAN
Gambaran umum wilayah kabupaten, kecamatan, desa Deskripsi perikanan Status Sumberdaya Lingkungan Isu-isu Kawasan (Kemiskinan, Lingkungan, Nilai-nilai lokal)
Bab IV. STRATEGI PENGELOLAAN
Pendekatan partisipatif (gender, kelompok-kelompok nelayan, swasta, dll) Pemberdayaan lembaga atau sumber-sumber lokal Penguatan legalitas kewenangan pengelolaan
Bab V. PENGELOLAAN OPERASIONAL
Riset-riset pengembangan (best scientific evidence) Mekanisme community based MCS Sektor-sektor: pasca panen, teknologi, pemasaran, property rights. Konsultasi dengan stakeholder Integrasi RPP RPKP Review RPP
Bab VI. INDIKASI PROGRAM Terkait dengan sektor dan kebutuhan riil masyarakat
Rencana Kegiatan Pelaku/ Instansi terkait Sumber Biaya Waktu
Pelaksanaan 1. … 2. ….
Bab VII. PENUTUP
Gambar 2.3. Outline RPKP dan RPP Terpadu
(2) Implementasi RPKP-RPP Terpadu
Pelaksanaan Implementasi RPKP - RPP terpadu melalui dua tahap proses, yaitu
sebagai berikut :
20
Persiapan penyusunan RPKP-RPP terpadu dalam bentuk kegiatan
pengkajian/studi mengenai kebutuhan dan isu-isu pokok yang dihadapi
masyarakat pesisir dan nelayan.
Implementasi RPKP-RPP terpadu yang dilakukan masyarakat penerima
manfaat dan didanai dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).
(a) Mekanisme Persiapan Penyusunan RPKP-RPP Terpadu
Dalam rangka implementasi RPKP-RPP terpadu dibutuhkan proses
persiapan dalam bentuk pengkajian/studi awal agar dalam pelaksanaan
nantinya sesuai dengan yang diharapkan, langkah pertama yang dilakukan
F-Kab bersama LT-Daerah melakukan pengkajian partisipatif terhadap
kebutuhan dan isu-isu pokok yang dihadapi MPM.
Kegiatan pengkajian terdiri dari pengkajian jaringan pasar, uji coba
teknologi tepat guna dan pengkajian kebijakan/aturan lokal pengelolaan
kawasan pesisir (seperti : aturan pemanfaatan, aturan pemecahan konflik,
aturan pengawasan, dan bentuk-bentuk kesepakatan lainnya). Mekanisme
Kegiatan pengkajian dilakukan F-Kab berdasarkan proses identifikasi dan
masukan dari masyarakat pesisir dan nelayan.
Adapun mekanisme pengajuan dan pengelolaan dana untuk kegiatan
pengkajian/studi dijelaskan pada Bab 3 tentang Mekanisme Pendanaan.
(b) Mekanisme Implementasi RPKP-RPP Terpadu
Setelah tersusunnya RPKP-RPP terpadu yang disepakati bersama oleh
masyarakat penerima manfaat (MPM) dan pemerintah desa, langkah
selanjutnya adalah implementasi RPKP-RPP tersebut.
Implementasi RPKP-RPP Terpadu adalah realiasi kegiatan yang dilakukan
MPM dan didanai BLM program MFCDP. Kegiatan tersebut pada dasarnya
meliputi dua kegiatan utama, yaitu :
Kegiatan Pengembangan Teknologi Tepat Guna, dan
Kegiatan Pengembangan infrastruktur sosial ekonomi.
Proses implementasi kegiatan ini meliputi: persiapan, proses pelaksanaan
lelang, implementasi pembangunan dan pengendalian pengeluaran dana.
(i) Proses Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
Langkah awal dari implemetasi kegiatan yang tertuang dalam RPKP-
RPP Terpadu adalah tahap persiapan pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh TPK dan difasilitasi FD.
21
Persiapan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara matang dan
terencana untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan. Persiapan
ini lebih ditujukan kepada kesiapan dari aspek Sumber Daya Manusia
(SDM) TPK, FD, UPK dan pengelola program MFCDP di tingkat
kecamatan dan kabupaten.
Pekerjaan persiapan pelaksanaan dapat dilakukan secara simultan
dengan pengajuan pencairan dana melalui Surat Perjanjian Pemberian
Dana (SP2D) setelah penetapan usulan kegiatan yang didanai BLM
dalam Forum Perencaaan Kawasan. Pekerjaan ini dilakukan oleh TPK
dibantu FD, yaitu:
1). Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.
2). Meyusun rencana pelaksanaan per item kegiatan.
3). Menyusun rencana pencairan dana dan Rencana Penggunaan Dana
(RPD).
4). Mengadakan pembagian kerja TPK, FD dan UPK sesuai dengan
fungsi dan tugas masing-masing.
5). Untuk pekerjaan pengadaan Teknologi Tepat Guna dan
pembangunan infrastruktur sosial ekonomi yang memerlukan
keahlian khusus, TPK dapat mengsubkontrakan ke pihak lain yang
ahli dalam melakukan pekerjaan tersebut. Untuk keperluan ini,
dilakukan tahapan :
Menyusun rencana pengadaan pelelangan dan tata cara
pembayarannya.
Pembentukan panitia lelang dengan melibatkan TPK, FD dan
MPM.
Melakukan pengumuman pelelangan pekerjaan secara
terbuka, melalui media masa dan papan pengumuman.
Melakukan proses pelelangan, setelah ada minimal 5 rekanan
Suplayer/kontraktor yang mengusulkan siap melaksanakan
pekerjaan dan lulus persyaratan administrasi. Pemenang
lelang adalah Suplayer/kontraktor dengan penawaran
terendah tanpa mengurangi kualitas pekerjaan yang telah
ditetapkan.
(ii) Implementasi Kegiatan
Implementasi kegiatan yang tertuang dalam RPKP - RPP Terpadu
dan didanai BLM dikelola oleh TPK dibantu FD. Sedangkan untuk
pekerjaan kegiatan khusus yang dilaksanakan oleh
22
Suplayer/kontraktor pemenang tender pekerjaan setelah
melakukan perjanjian kontrak pekerjaan dengan TPK.
(iii) Pengendalian Pengeluaran Dana
Pengendalian pengeluaran dana dimaksudkan agar penggunaan dana
dilakukan dengan benar dan tercatat sehingga dapat dipertanggung
jawabkan. Pembayaran dana pekerjaan yang di subkontrakan
kepada rekanan diatur dalam perjanjian kontrak, dan pembayaran
dilakukan berdasarkan perkembangan kemajuan pekerjaan (termin).
Mekanisme penyaluran dana BLM dijelaskan secara rinci dalam Bab 3
tentang Mekanisme pedanaan.
Pengembangan dan Pelestarian Kegiatan Pengembangan dan pelestarian atau keberlanjutan program MFCDP harus sudah
direncanakan sejak dari tahap perencanaan kegiatan. Perencanaan pengembangan
dan keberlanjutan program yang dilakukan di tahap awal merupakan hal yang sangat
penting, mengingat program MFCDP ini bersifat sebagai program Pilot Project. Untuk
itu guna menjamin keberlanjutan program MFCDP, fasilitator dan konsultan
manajemen senantiasa harus memfasilitasi dari tahap awal dalam penyusunan
proposal penggunaan dana BLM. Selain itu, dalam hal pendanaan, Pemda harus
memiliki komitmen atas keberlanjutan pasca program. Hal ini sangat penting, karena
keberlanjutan program merupakan salah satu indikator keberhasilan program MFCDP.
Salah satu bentuk kegiatan dalam rangka mendukung proses pelestarian kegiatan
program MFCDP adalah dengan membuat aturan main pengelolaan dana BLM pasca program. Dalam hal ini, difokuskan mengenai bagaimana mekanisme pengelolaan
dana BLM yang digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan profit. Mengingat
program MFCDP pada hakekatnya merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
khususnya sebagai proses pembelajaran kepada masyarakat penerima manfaat, maka
implementasi dana BLM-MFCDP yang bersifat profit oriented harus diterapkan
mekanisme dana bergulir.
Mekanisme perguliran dana BLM seperti kategori diatas disepakati dalam Forum
Perencanaan Desa dan Forum Perencanaan Kawasan pada saat tahap perencanaan
kegiatan dan dituangkan dalam proposal RPKP-RPP Terpadu. Untuk membantu
memudahkan pengelolaan perguliran dana BLM, maka ketentuan-ketentuan dasar
yang harus disepakati adalah sebagai berikut:
• Pengajuan usulan kegiatan bantuan teknologi tepat guna pada dasarnya
dilakukan oleh kelompok-kelompok yang telah ada di masyarakat pesisir.
Syarat minimal penerima manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
23
24
o Memiliki ikatan pemersatu yang jelas.
o Saling mengenal diantara anggota-anggotanya.
o Mempunyai aktifitas ekonomi.
o Ada pertemuan rutin atau berkala diantara anggota-anggotanya.
• Jangka waktu pinjaman sesuai kesepakatan Forum Perencanaan Desa dan
Kawasan, sedangkan cara dan jadwal pengembalian dilakukan secara bertahap
atau cicilan disesuaikan dengan jenis usaha atau kegiatannya. Penentuan
jangka waktu pinjaman dan jadwal pengembalian yang telah disepakati
dituangkan secara tertulis dalam RPKP-RPP Terpadu.
• Pengembalian pinjaman dibayarkan oleh Masyarakat Penerima Manfaat
melalui TPK (sebagai perpanjangan tangan UPK untuk diteruskan kepada
UPK dan disimpan di dalam rekening pengembalian/perguliran yang dibuka
pada bank setempat, sebelum dilakukan perguliran.
• Pada intinya penggunaan jasa pinjaman adalah untuk pembiayaan operasional
UPK, menutup kerugian karena adanya kredit macet, menambah atau
penumpukan modal dana pinjaman bergulir serta kegiatan lainnya yang
bermanfaat bagi masyarakat pesisir. Pengalokasian penggunaan jasa pinjaman
didasarkan atas perhitungan yang dilakukan UPK sesuai kebutuhan dan kondisi
kesehatan UPK dan selanjutnya dibahas dan ditetapkan Forum Perencanaan
Kawasan
• Jika masyarakat penerima manfaat di suatu desa tidak melunasi pinjamannya
pada jangka waktu yang sudah ditentukan (sesuai perjanjiannya) maka dapat
diberlakukan sanksi-sanksi sesuai dengan kesepakatan dalam Forum
Perencanaan Kawasan.
TOT Pendamping
Lanjutan
Keterangan: FPD : Forum Perencanaan Desa
FPK : Forum Perencanaan Kawasan FP Kab : Forum Perencanaan Kabupaten : Alur Utama Kegiatan : Alur Pendukung Kegiatan
Realisasi Studi-studi
Sosialisasi di
Fasilitator Desa + Tim Pelaksana
Desa
Implementasi Kegiatan
Pelelangan Pekerjaan
Khusus
Pengajuan Pendanaan
Pengesahan Kegiatan
RPKP/RPP
DESAKAWASANKABUPATEN
Serah terima Pekerjaan
FPK 4: Penyusunan rencana
pemeliharaan dan Pelestarian Kegiatan
Program
Pengesahan RPKP/RPP
Terpadu
FPK 3 : Penyusunan dan
pembahasan RPP
FP Kab: Penyusunan dan
pembahasan
FPK 2 : Penyusunan
Rencana Kawasan
Pelatihan MPM
Survai-survai, penyusunan RAB
FPD 2 : Pembahasan ttg Kebutuhan
Proposal Studi-studi
FPK 1: Pembahasan
ttg
FPD 1: Perumusan masalah &
Pembentukan TPK
Pengkajian Partisipatif
TOT Pendampi
Koordinator Kawasan
Fasilitator Kabupaten
Pemilihan Desa Pemilihan Kecamatan
Sosialisasi di Desa Sosialisasi di Kecamatan
25
Gambar 2.4. Bagan Mekanisme Pengelolaan Program di Daerah