DR. H. Sjofjan Bakar, M.ScSekretaris Ditjen Bina Bangda
Disampaikan Dalam Sosialisasi Juknis Pelaksanaan DAK
Bidang Transportasi Pedesaan Tahun Anggaran 2013
Jakarta (Hotel Peninsula), 6 Februari 2013
MEKANISME PELAPORAN DAK
I. PENGANTAR
Landasan Hukum Pelaporan
• Kepala daerah menyampaikan laporan triwulan yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK kepada : a. Menteri Keuangan; b. Menteri teknis; dan c. Menteri Dalam Negeri
• Penyampaian laporan triwulan dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir
• Penyaluran DAK dapat ditunda apabila Daerah tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud
• Menteri teknis menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK setiap akhir tahun anggaran kepada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional, dan Menteri Dalam Negeri
• Kepala daerah menyampaikan laporan triwulan yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK kepada : a. Menteri Keuangan; b. Menteri teknis; dan c. Menteri Dalam Negeri
• Penyampaian laporan triwulan di atas dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir
• Kepatuhan daerah dalam menyampaikan laporan triwulanan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengalokasian DAK tahun berikutnya
• Menteri teknis menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK setiap akhir tahun anggaran kepada Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dan Menteri Dalam Negeri
Pasal 63, PP No. 55/2005 tentang Dana Perimbangan
Bab IV, Surat Edaran Bersama (SEB) Meneg PPN/Kepala Bapennas, Menkeu, dan Mendagri No. 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, dan
900/3556/SJ tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis
Pelaksanaan dan Evaluasi Pemantauan DAK
Esensi Pelaporan DAKSebagai wujud
transparansi serta prosedur akuntabilitas dari penggunaan DAK
di tingkat Kabupaten/Kota
Tools untuk menguatkan peran Propinsi sebagai wakil pemerintah pusat sehingga pemerintah
daerah memiliki kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada
yang menugaskan
Dalam RKP 2013 menerapkan kebijakan disincentive bagi pengelola DAK di daerah yang tidak melaporkan pelaksanaan kegiatan DAK di daerahnya. Salah satunya dengan mendorong penggunaan kinerja pelaporan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan kriteria pengalokasian DAK. Beberapa K/L (Kehutanan, PU, Pertanian, dan BKKBN) mulai memasukkan variable ini
Sesuai dengan Inpres No 42 Tahun 2012, terkait
komponen Pembinaan dan Fasilitasi Dana Perimbangan,
UKP4 akan menilai tingkat serapan DAK oleh Daerah
secara optimal
Jenis Laporan
• perencanaan pemanfaatan DAK• kesesuaian DPA-SKPD dengan Juknis• perkembangan pelaksanaan kegiatan• permasalahan yang timbul
Triwulanan
• laporan yang disampaikan kepada Menteri Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah
Penyerapan
• laporan pelaksanaan akhir tahunAkhir
II. ORGANISASI PELAKSANA
DAK DAN TUPOKSINYA
KOORDINASI ORGANISASI PELAKSANA DAK
Kementerian PPN/Bappenas
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian/Lembaga Teknis
Kementerian Keuangan
Tim POKJA/KOORDINASI Provinsi (Setda, Bappeda, SKPKD, dan
SKPD teknis)
TIM POKJA/KOORDINASI Kabupaten/Kota(Setda, Bappeda, SKPKD, dan SKPD
teknis)
SEKBER PENGELOLAAN DAK TINGKAT PUSAT
Feedback
Existing Condition Alur Pelaporan DAK(Laporan Triwulan)
SKPDKAB./KOTA
SEKDA/BAPPEDA
KAB./KOTA
BUPATI/WALIKOTA
GUBERNURREKAPITULASI
LAPORANTRIWULAN
REKAPITULASI
SKPDPROVINSI
SEKDA/BAPPEDAPROVINSI
GUBERNURREKAPITULASI
LAPORANTRIWULAN
REKAPITULASI
SEKBER DAK BANGDA
MENTERIKEUANGAN
BAPPENAS
MENTERITEKNIS
SEKBER DAK BANGDA
MENTERIKEUANGAN
BAPPENAS
MENTERITEKNIS
Alur Pelaporan DAK Dari Kabupaten/Kota Alur Pelaporan DAK Dari Provinsi
Organisasi pelaksana pusat dikoordinasikan oleh Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan melibatkan Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian/Lembaga teknis terkait.
Organisasi Pelaksana Pusat
Kementerian PPN
melakukan pemantauan
teknis pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan
DAK dari aspek
pencapaian sasaran prioritas nasional
Kementerian Teknis
Lainmelakukan
pemantauan teknis
pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan
DAK dari aspek teknis
TUGAS ORGANISASI PELAKSANA PUSAT
Organisasi pelaksana provinsi dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah dengan melibatkan Bappeda, Biro Administrasi Pembangunan/sebutan lain, Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), dan SKPD terkait.
Organisasi pelaksana provinsi mempunyai tugas:
1. Melakukan pemantauan teknis pelaksanaan DAK.
2. Melakukan koordinasi dengan organisasi pelaksana pusat dan kabupaten/kota melalui forum koordinasi.
3. Mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan laporan pemantauan teknis pelaksanaan DAK dari SKPD provinsi dan laporan yang diterima dari bupati/walikota.
4. Menyampaikan laporan hasil pemantauan teknis pelaksanaan DAK dan rekomendasi kebijakan kepada gubernur.
Organisasi Pelaksana Provinsi
Organisasi pelaksana kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah dengan melibatkan Bappeda, Bagian Administrasi Pembangunan/sebutan lain, SKPKD, dan SKPD terkait.
Organisasi pelaksana kabupaten/kota mempunyai tugas:
1. Melakukan pemantauan teknis pelaksanaan DAK.2. Melakukan koordinasi dengan organisasi pelaksana
pusat dan organisasi pelaksana provinsi melalui forum koordinasi.
3. Mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan laporan pemantauan teknis pelaksanaan DAK dari SKPD.
4. Menyampaikan laporan hasil pemantauan teknis pelaksanaan DAK dan rekomendasi kebijakan kepada bupati/walikota.
Organisasi Pelaksana Kab/Kota
III. POSISI PELAPORAN DAK
PER DAERAH DAN BIDANG
PELAPORAN PER-PROVINSI (Update Data : 5 Februari 2013)
1 Aceh 100,00 932.016,55 102,08 12,19% 329.055,85 30,90 22,14% 218.216,07 2.229.004,00
2 Sumatera Utara 35,29 1.553.756,16 25,02 2,73% 28.217,30 6,54 1,69% 23.534,64 43.924,01
3 Sumatera Barat 100,00 834.289,71 100,66 12,09% 242.099,59 25,74 27,98% 80.667,99 298.656,22
4 Sumatera Selatan 93,75 737.077,24 92,68 10,32% 169.217,87 22,29 13,13% 43.273,16 335.732,98
5 Riau 91,67 398.793,54 92,47 12,00% 140.035,86 33,61 4,65% 55.157,84 164.984,58
6 Kepulauan Riau 100,00 174.234,45 67,31 10,27% 22.846,37 16,90 3,14% - 24.174,54
7 Jambi 91,67 438.908,43 82,30 12,05% 90.862,79 21,94 279,54% 18.130,94 97.468,57
8 Bangka Belitung 100,00 283.250,09 100,59 13,79% 43.707,90 13,49 5,98% 754,38 34.137,85
9 Bengkulu 100,00 429.280,91 95,08 8,56% 65.343,60 14,69 11,15% 18.307,26 24.608,10
10 Lampung 46,67 1.070.149,93 74,29 8,42% 235.951,32 26,66 13,44% 127.080,81 262.219,41
11 Jawa Barat 96,30 1.991.894,57 97,96 10,52% 486.852,45 22,53 17,77% 317.588,74 455.027,95
12 Jawa Tengah 100,00 2.448.507,60 99,28 13,95% 451.229,44 16,27 27,75% 414.558,75 973.372,78
13 Banten 100,00 453.881,04 100,00 0,00% 261,37 0,06 5,16% - -
14 DI Yogyakarta 100,00 257.020,87 100,26 12,27% 237.389,20 82,08 55,58% 83.021,79 164.596,78
15 Jawa Timur 100,00 2.242.276,62 94,59 10,50% 278.184,58 11,81 8,93% 91.302,09 261.175,17
REALISASI FISIK
SWAKELOLA KONTTRAK NO DATA DAERAH
% DAERAH YG
MELAPORKAN
% REALISASI THD THD
TOTAL PAGU DAK DENGAN
DANA PENDAMPING
REALISASI YG DILAPORKAN
DAERAH
% DANA PENDAMPING
TERHADAP ANGGARAN KEMENKEU
% PAGU THD
KEMENKEU
ANGGARAN KEMENKEU
PELAPORAN PER-PROVINSI (Update Data : 5 Februari 2013)
Secara keseluruhan, tingkat pelaporan Kab/Kota mencapai 83 %, dengan realisasi keuangan 21 % dan realisasi fisik mencapai 23 %
Pelaporan Per-Bidang DAK (5 Feb 2013)
Secara keseluruhan, tingkat pelaporan Kab/Kota pada DAK bidang DAK Bidang Pemukiman mencapai 62 %, dengan realisasi keuangan 28% dan realisasi fisik mencapai 3 %
1 Pendidikan 74,44 10.041.300,00 77,87 7,93% 1.138.762,08 13,22 18,03% 1.691.996,52 679.714,86
2 Kesehatan 62,27 3.005.931,00 77,52 9,29% 515.823,06 19,77 51,28% 34.308,16 835.050,73
3 Infrastruktur Jalan 77,92 4.012.761,00 74,30 8,87% 1.004.064,19 30,08 28,29% 14.997,99 1.561.890,84
4 Infrastruktur Irigasi 81,10 1.348.508,00 80,50 9,30% 411.841,67 34,01 28,11% 21.340,42 534.507,09
5 Infrastruktur Air Minum 77,08 502.494,00 79,72 8,96% 96.458,16 21,65 18,84% 14.762,20 152.643,89
6 Infrastruktur Sanitasi 77,06 463.651,00 79,36 8,96% 76.419,57 18,66 16,54% 78.954,28 72.005,67
7 Kelautan dan Perikanan 79,47 1.547.119,00 83,49 9,02% 374.990,60 26,20 28,86% 18.352,63 424.715,71
8 Pertanian 81,63 1.879.588,00 78,55 8,77% 353.044,08 21,51 20,45% 11.284,44 484.493,40
9 Prasarana Pemerintah 90,44 444.504,00 87,79 12,68% 90.857,06 20,34 7,59% 4.829,23 170.183,82
10 Lingkungan Hidup 78,73 479.730,00 78,06 8,63% 118.073,91 28,39 23,62% 5.307,40 121.143,07
11 Keluarga Berencana 76,43 392.257,00 77,66 9,02% 77.474,14 22,78 21,14% 13.980,38 93.769,79
12 Kehutanan 78,27 489.763,00 76,12 9,81% 90.733,38 21,56 19,12% 27.599,75 111.548,68
13 Sarana dan Prasaran Perdesaan 63,39 356.940,00 47,86 4,76% 40.756,82 21,70 5,73% 1.300,79 38.858,40
14 Perdagangan 71,49 345.132,00 70,28 7,88% 53.195,56 19,72 11,99% 3.848,39 1.317.069,13
15 Keselamatan Transportasi Darat 76,40 131.617,00 81,20 10,67% 34.604,32 28,62 23,52% 1.859,91 40.318,07
16 Listrik Pedesaan 40,35 190.640,00 12,72 1,55% 1.498,46 5,51 0,22% - 1.705,57
17 Perumahan dan Pemukiman 84,62 191.243,00 83,01 9,97% 26.143,03 14,70 3,96% - 36.763,94
18 Sarpras Kawasan Perbatasan 46,67 121.385,00 43,08 5,30% 19.765,48 33,65 0,50% - 4.367,51
19 Transportasi Pedesaan 61,90 171.385,00 59,52 5,75% 30.505,49 27,27 3,03% - 49.301,39
REALISASI FISIK
SWAKELOLA KONTTRAK % PAGU
THD KEMENKEU
REALISASI YG DILAPORKAN
DAERAH
% REALISASI THD
KEMENKEU
% DANA PENDAMPING
TERHADAP ANGGARAN KEMENKEU
NO DATA DAERAH
% DAERAH YG
MELAPORKAN
ANGGARAN KEMENKEU
IV. FORMAT
PELAPORAN DAK
Format Laporan Triwulanan (1)
Format Laporan Triwulanan (2)
V. PERMASALAHAN
DAN SOLUSI PELAPORAN DAK
Penyebab Belum Optimalnya Pelaporan DAK
• Ketidaktahuan alur pelaporan DAK di tingkat
kab/kota • Ketidakpahaman format
pelaporan DAK di SEB
• Juknis yang terlambat dikeluarkan oleh K/L• Perbedaan format
pelaporan DAK antara K/L dengan SEB
1. Sosialisasi SEB
2. Juknis dan Format
• Dualisme koordinator/pengelola DAK
• Misadministrasi daerah menyampaikan laporan sehingga tidak diterima oleh Sekber DAK Bangda
• Adanya MoU yang dilakukan terpisah antara K/L dengan pengelola DAK (Perdagangan, BKKBN, PU)
• Mutasi Pejabat Pengelola DAK di daerah
• Kabupaten/Kota menyampaikan laporan langsung ke sekber DAK tanpa tembusan ke Provinsi
3. Alur pelaporan
SOLUSI PELAPORAN DAK
Meningkatkan status SEB menjadi Peraturan Presiden dimana di dalamnya akan diperjelas tentang :1. Koordinator Pengelola DAK (Bappeda / Setda) 2. Penyatuan Format Pelaporan per Bidang DAK
E-reporting sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pelaporan DAK per Bidang serta mengurangi kesenjangan pelaporan DAK di tingkat pusat (antar K/L) dan antara pusat dengan daerah, tanpa meniadakan peran Propinsi sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat
PEMBERIAN DEKON DAK DI 32 PROVINSI
MELALUI DEKON DAK DIHARAPKAN AGAR TERJADI SINERGI KELEMBAGAAN DI TINGKAT PUSAT MAUPUN DAERAH TERHADAP
PENGELOLAAN DAK KE DEPAN
MELALUI DEKON DAK DIHARAPKAN AGAR TERJADI SINERGI KELEMBAGAAN DI TINGKAT PUSAT MAUPUN DAERAH TERHADAP
PENGELOLAAN DAK KE DEPAN
MENINGKATNYA FUNGSI
KOORDINASI PROVINSI
TERBENTUKNYA KELEMBAGAAN
DI DAERAH (PROVINSI DAN
KAB/KOTA)
MENINGKATNYA PELAPORAN
PELAKSANAAN DAK KE PUSAT
MELALUI SEKBER DAK BANGDA
MENINGKATKANPEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH
EFEKTIFNYA KOORDINASI DATA TEKNIS
DAK
Prasyarat:MANAJEMEN DEKON (SUPRASTRUKTUR DAN
INFRASTRUKTUR) DI TINGKAT PROVINSI DAN PUSAT
Terima Kasih