GEOLOGI STRUKTUR
IR. SUKARTONO. MT
2009
SILABUS Program Studi
Mata Kuliah dan kode
SKS
Semester
Dosen Pengampu
: Teknik Geologi Strata -1
: Geologi Struktur, GS 3214
: 3 SKS
: III
: Ir. Sukartono, MT
I. Deskripsi Mata Kuliah :
Dalam perkuliahan dijelaskan tentang pembentukan struktur pada batuan sedimen, beku, metamorf
dari kekar, sesar, lipatan dan foliasi dll, gaya pembentuk struktur, ketidakselarasan, penyajian struktur
pada peta geologi dan penampang geologi dan cara mengukur ketebalan dan kedalaman lapisan
batuan. Diadakan field-trip lapangan untuk mengenal struktur di lapangan, dan analisis struktur.
II. Kompetensi Mata Kuliah:
Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara Geologi struktur dan ilmu geologi lainnya,
mengetahui bermacam-macam struktur dan cara terjadinya dan dapat menyajikan dalam peta
geologi.
III. Analisis Intruksional
Terlampir
Sumber Bahan
a. Textbook:
Davis, G.H.1996, Structural Geology of Rock and Regions, John Wiley
and Sons.Singapore.
b. Referensi :
Price, N.J. and Cosgrove, J.W., 1990, Analysis of Geological Structures,
Cambridge University Press, Cambridge.
Badgley, 1954, Structural Methods for the Exploration Geologist,
Harper & Brothers Publishers, New Yorck.
Danis, 1972. Structural Geology, California State University Long Beach.
John Wiley & Sons. New York.
Billing, M.P., 1985, Structural Geology, Prentice-Hall, New Delhi.
Mason L. Hill, 1976, Fault Tectonics, Whitter, California, a syllabus for
Instruction in Department of Geologi at the Institut teknologi
Bandung, Indonesia
PENILAIAN
No Jenis Tagihan Bobot (%)
1 Tugas-Tugas/kuis 20
2 Ujian Tengah Semester 30
3 Ujian Akhir Semester 50
Jumlah 100%
SYARAT UNTUK UJIAN : DITENTUKAN OLEH PENGAJARAN
DENGAN : 75% X JUMLAH TATAP MUKA
Silabus 1 Pendahuluan Ada kesepakatan dengan mahasiswa tenteng mekanisme penilaian
Mahasiswa memahami tujuan dan kompetensi mata kuliah
2 Mahasiswa mampu memahami
hokum-hukum geologi
- Hukum steno; - Hukum unitarisme( Katatrospa); - The present is the
key to the past.Definisi Geologi struktur, cara mempelajarinya,
Metode geometri dan metode statistik dalam geologi struktur.
3 -Mahasiswa mampu memahami
perbedaan antara tektonik dan gaya
berat.
-Mahasiswa dapat mempelajari
struktur geologi
-Mahasiswa dapat mendefinisikan, mengetahui bedanya dengan
tektonik, struktur dasar dalam batuan, konsep rinci analisis, struktur
bidang, struktur garis, simbol-simbol struktur bidang dan garis.
-Mahasiswa paham cara mempelajari struktur dan bentuk–bentuk
struktur akibat terkena gaya.
4 Mahasiswa mengetahui beberapa arah
tegasan yang membentuk jenis
struktur
Mahasiswa di tunjukkan beberapa teori terbentuknya struktur geologi
seperti kekar, sesar dan lipatan dari beberapa konsep terbentuknya
struktur.
5 Mahasiswa mengenal bermacam –
macam simbul geologi dan tegasan
Mahasiswa dapat membuat dan menghafal simbul-simbul geologi
dalam peta dan analisisnya , diagram roset, kipas , balok dan mengenal
sterionet
6 Mahaiswa paham mengapa struktur
kekar sulit dipelajari
Mahasiswa mengetahui cara – cara terbentuknya kekar dari mulai
sedimentasi sampai terkena tektonik
7 Mahasiwa mengetahui manfaat kekar
dalam aplikasinya dalam analisis
tektonik / pertambangan
Mahasiswa mengetahui definisi, klasifikasi, cara mengukur dan
analisis kekar, menentukan arah tegasan
9 Mahasiswa dapat mengetahui struktur geologi
sesar
Mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri struktur sesar dan ikutannya,cara
analisis, penentuan arah tegasan dan penyajian dalam peta
geologi.
10 Mahasiswa dapat menganalisis sesar Mahasiswa dapat mengetahui cara membuat laporan analisis sesar dan
jenisnya sesar
11 Mahasiswa dapat mengetahui struktur geologi
lipatan
Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk dan macam lipatan , serta
beberapa klasifikasinya
12 Mahasiswa dapat menganalisis lipatan dengan
beberapa metode
Mahasiswa dapat merekontruksi bentuk lipatan, penentuan top dan
bottom , penentuan arah tegasan, penyajian dalam peta geologi.
13 Mahasiswa dapat mengetahui adanya tektonik dg
dijumpainya ketidakselarasan, ketebalan
lapisan dan kedalaman
Mahasiswa mengetahui ragamnya ketidakselarasan,
- Ketebalan dan kedalaman diketahui dengan matematik/ alignment
diagram/penampang,
14 Mahasiswa dapat melakukan interpretasi batas
litologi dengan benar
Mahasiswa mengetahui Hukum V rule, Kontur sturktur, batas satuan
batuan secara teoritis, mengenal pola penyebaran batuan.
15 Mahasiswa dapat mengetahui secara umum
terbentuknya struktur geologi, dan mengenal
ciri-ciri sesar aktif.
Mahasiswa mengetahui gaya pembentuk struktur secara regional,
pembentukan cekunan dan orogen dan bentuk-bentuk struktur
regional.
- Mengenal tanda-tanda sesar aktif,klasifikasi, pergerakan mendadak/
gempa.
16 Mengevaluasi kemampuan mahasiswa Lulus dengan nilai A/ B/ C dan tidak lulus dengan nilai D/E
Geologi Struktur
1. Definisi Geologi Struktur
Secara umum geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabakan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan.
Bagdly (1965)
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi) seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup(thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam suatu unit tektonik
SPENSER, 1977 Geologi struktur adalah meliputi struktur primer dan
sekunder
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan , misalnya struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf.
Struktur sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama akibat adanya tegasan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan batuan. Contoh struktur sekunder adalah kekar, sesar dan lipatan. Bagian terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari struktur sekunder ini.
Konsep-konsep dan hukum-
hukum dalam ilmu geologi
Hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan dalam skala waktu geologi.
Konsep uniformitarianisme (James Hutton),
hukum superposisi (Steno), konsep
keselarasan dan ketidakselarasan, konsep
transgresi-regresi, hukum potong memotong
(cross cutting relationship) dan lainnya.
Hukum stratigrafi
Tujuan utama semua hukum stratigrafi adalah untuk penentuan umur relatif, yaitu untuk memperkirakan batuan mana yang terbentuk lebih dulu dan batuan mana yang terbentuk terakhir. Juga penentuan umur absolut “kapan tepatnya batuan itu terbentuk?”. Ini bisa diketahui melalui metode radiometri/datting dengan mengukur kadar unsur radioaktif batuan sehingga diketahui umur batuan secara tepat. Hukum-hukum stratigrafi tersebut yaitu: 1. Hukum Superposisi (Steno, 1669) 2. Hukum Horizontalitas (Steno, 1669) 3. Original Continuity (Steno, 1669) 4. Uniformitarianism (Hutton, 1785) 5. Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778) 6. Strata Identified by Fossils (Smith, 1816) 7. Facies Sedimenter (Selley, 1978) 8. Cross-Cutting Relationship 9. Law Of Inclusion
Nicolas Steno,1669
1. Hukum Superposisi (Nicolas Steno,1669): Dalam suatu urutan perlapisan batuan, maka lapisan batuan yang terletak di bawah umurnya relatif lebih tua dibanding lapisan diatasnya selama lapisan batuan tersebut belum mengalami deformasi. 2. Hukum Horizontalitas (Nicolas Steno,1669): Pada awal proses sedimentasi, sebelum terkena gaya atau perubahan, sedimen terendapkan secara horizontal 3. Original Continuity (Nicolas Steno,1669): Batuan sedimen melampar dalam area yang luas di permukaan bumi.
initial-dip
Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli karena dasar cekungannya yang memang menyudut.
4. Uniformitarianism
(James Hutton, 1785) :
Uniformitarianisme adalah peristiwa yang
terjadi pada masa geologi lampau dikontrol
oleh hukum-hukum alam yang
mengendalikan peristiwa pada masa kini.
Doktrin Uniformitarianisme
Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. “The present is the key to the past” dan sejak itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah.
Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang
jelas antara hal yang alami dan asal usul batuan beku dan
sedimen.
James Hutton berhasil menyusun urutan intrusi yang
menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan
hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan
yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang paling tua.
Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus
pada tingkat individu dan telah menemukan bentuk pasti yang
dinamakan indek fosil. Indek fosil telah digunakan secara
khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu
tempat dengan tempat lainnya.
5. Faunal Succession (Abble
Giraud-Soulavie, 1778):
Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang berbeda pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan Fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya. Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan (terlindih) dengan fosil yang ada sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda (karena evolusi). Perbedaan fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.
6. Strata Identified by Fossils
(Smith, 1816)
Perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan yang lain dengan melihat kandungan fosilnya yang khas
7. Facies Sedimenter (Selley,
1978):
Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang merupakan hasil dari suatu lingkungan pengendapan yang tertentu. Aspek fisik, kimia atau biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapakan pada waktu yang sama dikatakan berbeda fasies apabila kedua batuan tersebut berbeda fisik, kimia atau biologi (S.S.I.)
8. Cross-Cutting Relationship
(A.W.R Potter & H. Robinson): Apabila terdapat penyebaran lap.
Batuan (satuan lapisan batuan),
dimana salah satu dari lapisan
tersebut memotong lapisan yang
lain, maka satuan batuan yang
memotong umurnya relatif lebih
muda dari pada satuan batuan
yang di potongnya.
9. Law of Inclusion:
Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus kerak, menelan fragmen2 besar disekitarnya yang tetap sebagai inklusi asing yang tidak meleleh. Jadi jika ada fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen batuan. Dengan kata lain batuan/lapisan batuan yang mengandung fragmen inklusi, lebih muda dari batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen tersebut
Fosil penunjuk