INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN
Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY
Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191
MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK TEKSTIL DI ITALIA
2016
ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 [email protected]
3
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 4
ABSTRAKSI 5
I. PENDAHULUAN
I. 1 Pemilihan Produk 7
I. 2 Profil Geografi Italia 9
II. POTENSI PASAR PRODUK TEKSTIL DI ITALIA
II. 1 Ekspor Produk Tekstil Italia ke Dunia 11
II. 2 Impor Produk Tekstil Italia dari Dunia 12
II. 3 Regulasi Impor Produk Tekstil di Italia 16
II. 4 Saluran Distribusi Produk Tekstil di Italia 21
II. 5 Hambatan dan Tantangan 22
III. PELUANG & STRATEGI
III. 1 Peluang 23
III. 2 Strategi 24
IV. INFORMASI PENTING 25
DAFTAR PUSTAKA 29
4
KATA PENGANTAR
Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan
keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang
Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di
Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang
didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat
berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai
bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan
rangkaian kajian yang terus dilakukan selama satu tahun untuk memenuhi target
yaitu menyiapkan 10 Market Brief.
Pada topik ini dipilih produk pakaian tekstil sesuai data yang mengindikasikan
bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk
produk tekstil di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai
latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar, serta peluang dan
strategi memasuki pasar di Italia.
Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya
bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang
ekspor di italia.
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan.
Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membutuhkan informasi tentang produk tekstil di Italia.
Milan, Juli 2016
Kepala ITPC Milan
Agung Pramudya F.R.
5
ABSTRAKSI
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) memiliki peran penting dalam
meningkatkan ekspor negara-negara Asia seperti Indonesia, China, Thailand,
Korea Selatan, dan Taiwan. Industri TPT merupakan salah satu penyumbang
terbesar terhadap perolehan devisa Indonesia yang menyerap banyak tenaga
kerja, baik yang bekerja secara langsung ataupun tidak langsung.
Di Eropa, industri TPT merupakan sektor utama bagi industri dengan turnover
tahunan yang mencapai 215 miliar Euro dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,7
juta orang. Di Italia tercatat nilai ekspor pada tahun 2014 sebesar 8,4 miliar USD
dengan persentase kenaikan tahunan sebesar 1,90%, sedangkan untuk impor
pada tahun 2014 mencapai 6,9 miliar USD dengan persentase kenaikan tahunan
sebesar 2,54%. Produk ekspor utama Italia adalah produk kain dari rambut/bulu
hewan (HS 51) yang bernilai 2,4 miliar USD pada tahun 2014 dengan kenaikan
year-on-year sebesar 3,54%.
Italia juga mengimpor produk tekstil dari negara-negara lain. Tiga negara
penyuplai terbesar untuk produk tekstil adalah China, Jerman dan Turki. China
secara signifikan menguasai ekspor produk tekstil ke Italia dengan pangsa pasar
sebesar 18,65% atau senilai 1,5 miliar USD pada tahun 2014, disusul oleh Jerman
senilai 539,70 juta USD dan Turki senilai 520,24 juta USD.
Indonesia sendiri termasuk salah satu dari 20 pengekspor produk tekstil terbesar
ke Italia dengan nilai impor sebesar 112 juta USD pada tahun 2014, meski terlihat
penurunan year-on-year sebesar 5,49%. Produk unggulan ekspor Indonesia ke
Italia adalah produk benang dari serat stapel buatan (HS 55) sebesar 80,37 juta
USD pada tahun 2014.
Dalam menyikapi peluang yang masih terbuka untuk meningkatkan ekspor tekstil
Indonesia ke negara-negara Eropa, khususnya Italia, jelas perlu diambil beberapa
langkah strategis oleh para pengusaha tekstil dan stakeholder terkait di Indonesia,
antara lain sebagai berikut:
1. Strategi Produksi
Strategi ini meliputi mempertahankan atau meningkatkan kualitas produksi
sesuai dengan regulasi dari Uni Eropa serta meningkatkan kualitas tenaga
kerja dan mesin-mesin produksi.
2. Strategi Produk
Strategi ini meliputi mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk
sesuai dengan regulasi dan permintaan pasar Uni Eropa.
3. Strategi Transaksi
Strategi ini meliputi membangun kepercayaan dengan pembeli tentang kualitas
produk dan mempertahankan pelanggan yang telah ada.
6
4. Strategi Pemasaran
Strategi ini berfokus dalam mengikuti pameran-pameran fashion dan tekstil di
Italia, melakukan business meeting antara produsen tekstil Indonesia dengan
calon buyer di Italia, menyediakan katalog dan sample produk teksti Indonesia
kepada para buyer Italia, serta mengundang para buyer Italia untuk datang dan
langsung melihat industri tekstil di Indonesia.
7
I. Pendahuluan
I.1 Pemilihan Produk
Tekstil merupakan material serba guna yang terbuat dari tenunan benang.
Produksi tekstil dilakukan dengan proses penyulaman, penjahitan, pengikatan dan
pressing. Tekstil berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai
bahan pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya.
Industri tekstil merupakan salah satu industri yang mengalami pertumbuhan
dinamis pasca krisis ekonomi yang melanda Italia sejak tahun 2008. Menurut
Federasi Mode dan Tekstil Italia (SMI), industri teksti Italia sepanjang tahun 2014
mencatat kenaikan turnover sebesar 2,7% atau bernilai 52 milyar USD
dibandingkan 50 milyar USD di tahun 2013. Perdagangan luar negeri
dikonfirmasikan positif dengan indikasi pertumbuhan, baik dari segi ekspor
maupun impor, yang masing-masing naik sebesar 1,9% dan 2,54% di tahun 2014.
SMI bahkan memprediksikan kenaikan produksi industri tekstil Italia sebesar lebih
dari 1% di tahun 2015.
Skema 1: Negara-negara pemasok utama produk Tekstil untuk Italia Tahun
2014
Sumber: Elaborasi data WTA
Dari skema 1 di atas, tiga pemasok terbesar bagi Italia untuk produk tekstil adalah
China, Jerman dan Turki yang secara kumulatif menguasai pangsa ekspor
China036%
Germany012%Turkey
012%
Romania007%
Czech Republic007%
India006%
Spain006%
United Kingdom004%
Netherlands004%
Bulgaria003%
Indonesia003%
8
sebesar 60% di tahun 2014. Sementara itu, Indonesia dengan nilai ekspor sebesar
111,94 juta USD dan pangsa sebesar 3% memperlihatkan pergerakan bersifat
fluktuatif, dimana dalam 5 tahun terakhir (2010-2014) mencatat trend negatif
sebesar 8,49%, meski pada tahun 2013 sempat mengalami kenaikan sebesar
12% dibandingkan tahun 2012. (Lihat Skema 2 di bawah).
Skema 2 : Fluktuasi Kerja Impor Tekstil Indonesia di Italia (2010-2014)
Sumber: WTA/Istat
Munculnya trend negatif pada neraca perdagangan Italia dan Indonesia untuk
produk tekstil selama periode tahun 2010-2014 tidak secara langsung dapat
mempengaruhi prospek permintaan Italia untuk produk tekstil dari di tahun-tahun
mendatang. Fakta masuknya Indonesia dalam kategori TOP 25 negara penyuplai
tekstil bagi Italia yang didukung dengan bertumbuhnya konsumsi tekstil di dalam
negeri Italia sebesar 0,3% di tahun 2014 membuktikan adanya peluang yang nyata
bagi produsen tekstil Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke pasar Italia.
-50.000
.000
50.000
100.000
150.000
200.000
2010 2011 2012 2013 2014
Nila
i Im
po
rt/E
xpo
rt/N
era
ca D
agan
g (J
uta
USD
) Import (IDN)
Export (IDN)
Neraca Dagang (IDN)
9
I.2 Profil Geografi Italia
Italia sebelah utara berbatasan langsung
dengan empat negara Eropa yaitu Perancis,
Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi
yang strategis yaitu berada di tengah-tengah
antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki
keuntungan sebagai negara yang memberikan
akses ke negara-negara Eropa Utara, negara-
negara Mediterania dan negara-negara Eropa
Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan
301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu
pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang
merupakan dua pulau utama di samping 38
pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan
Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun
2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama
untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa
dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan
finansial terbaik.
Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja
produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga
dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga
merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing
yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no-
2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini
menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia
untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia
Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan seluas
550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano”. Setiap tahun lebih dari
30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai perdagangan asing
mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor Lombardia mencapai angka
€ 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor
dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha
Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke
pasar Italia melalui Lombardia.
Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013,
populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk
10
terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah
Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk
Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai
negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan.
Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api
dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang
rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan
kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.
Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi
penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan
pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara
lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda
penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun
2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2
juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang
modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan
Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional
dilakukan di Milan.
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah
sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan
pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala
kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan
komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2,
Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi
memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir,
pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta.
Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi
lokalnya.
Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan
hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta
menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
11
II. POTENSI PASAR PRODUK TEKSTIL DI ITALIA
II. 1 Ekspor Produk Tekstil Italia ke Dunia
Berdasarkan Tabel 1, ekspor tekstil Italia ke dunia pada tahun 2014 mengalami
kenaikan year-on-year sebesar 1,90%, meskipun secara keseluruhan
menunjukkan trend penurunan sebesar -0,77% selama periode 5 tahun terakhir
(2010-2014).
Tabel 1: Kinerja Ekspor Produk Tekstil Italia dengan dunia (2010-2014)
2010 2011 2012 2013 2014
Trend
(%)
10-14
Change
(%)
14/13
Export 8.277,81 9.392,37 8.332,15 8.310,71 8.468,53 -0,77 1,90
Import 6.703,50 8.375,29 6.468,20 6.744,22 6.915,25 -1,53 2,54
Balance
of Trade 1.574,31 1.017,08 1.863,95 1.566,49 1.553,29
Sumber: WTA/Istat
Skema 3: Jenis produk tekstil Italia yang diekspor ke Dunia tahun 2014
Sumber: WTA/Istat
Dari Skema 3 di atas, dua produk tekstil yang paling banyak dieskpor Italia adalah
produk kain wol (HS 51) dan produk benang jahit dari filamen buatan (HS 54).
Ekspor produk kain wol Italia ke dunia mencatat trend positif sebesar 0,77% dalam
kurun waktu 2010-2014 dan meningkat sebesar 3,54% pada tahun 2014
dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor produk benang jahit dari filamen buatan
Italia ke dunia juga mencatat trend positif sebesar 2,79% dalam kurun waktu 2010-
2014 dan meningkat sebesar 6,48% pada tahun 2014 dibandingkan tahun
sebelumnya.
000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
2010 2011 2012 2013 2014
Nila
i Eks
po
r Ya
rn/T
ekst
il It
alia
(ju
ta U
SD)
HS 53
HS 50
HS 55
HS 52
HS 54
HS 51
12
Tabel 2: Ekspor Produk Tekstil Italia 2010-2014 (juta USD) (WTA/Istat)
Sumber: WTA/Istat
II. 2 Impor Produk Tekstil Italia dari Dunia
Berdasarkan Tabel 5, impor Italia dari dunia pada tahun 2014 mencapai nilai 6,9
juta USD. Nilai impor tersebut mengkonfirmasikan kenaikan year-on-year sebesar
2,54%, meskipun dalam periode 5 tahun terakhir (2010-2014) menunjukan trend
penurunan sebesar -1,53%.
Setelah sempat mengalami kenaikan di tahun 2011, permintaan impor Italia untuk
produk tekstil pada tahun 2012 sempat mengalami penurunan yang tidak lain
disebabkan oleh jatuhnya daya beli konsumen domestik akibat krisis ekonomi.
Fakta lebih besarnya nilai ekspor dibandingkan nilai impor Italia untuk produk
tekstil dari dunia selama tahun 2014 telah menyebabkan perolehan surplus
sebesar 1,5 juta USD pada neraca perdagangan Italia dengan dunia untuk produk
tekstil.
Tabel 3: Kinerja Impor Produk Tekstil Italia dari dunia (2010-2014)
2010 2011 2012 2013 2014
Trend
(%)
10-14
Change
(%)
14/13
Export 8.277,81 9.392,37 8.332,15 8.310,71 8.468,53 -0,77 1,90
Import 6.703,50 8.375,29 6.468,20 6.744,22 6.915,25 -1,53 2,54
Balance
of Trade
1.574,31 1.017,08 1.863,95 1.566,49 1.553,29
Sumber: WTA/Istat
Italia banyak mengimpor produk tekstil dari negara-negara seperti China, Jerman,
Turki, Romania dan Republik Ceko. Secara garis besar, dalam kurun waktu 2013-
HS Description 2010 2011 2012 2013 2014
Trend
(%)
10-14
Change
(%)
14/13
51 Animal
Hair+Yarn,Fabric
2.218,74 2.706,09 2.398,13 2.375,95 2.459,98 0,77 3,54
54 Manmade
Filament,Fabric
2.019,06 2.289,33 2.160,90 2.213,18 2.356,69 2,79 6,48
52 Cotton+Yarn,Fab
ric
2.240,80 2.407,82 2.005,57 1.935,19 1.855,00 -5,79 -4,14
55 Manmade Staple
Fibers
1.164,08 1.305,40 1.138,25 1.144,77 1.159,73 -1,38 1,31
50 Silk;Silk
Yarn,Fabric
381,17 417,58 393,83 404,32 379,00 -0,44 -6,26
53 Other Veg Textile
Fiber
253,95 266,15 235,47 237,31 258,13 -0,82 8,77
13
2014 terjadi kenaikan ekspor produk tekstil di Italia sebesar 1,90%. Di antara
negara-negara pengekspor utama untuk produk tekstil bagi Italia, Indonesia
termasuk negara yang mengalami penurunan ekspor yaitu sebesar -5,49% atau
senilai 111,94 juta USD di tahun 2014 dari 118,45 juta USD.
Salah satu hal yang menyebabkan penurunan impor tekstil Italia dari Indonesia
antara lain ketidakmampuan industri TPT Indonesia untuk bersaing dalam
memenuhi kapasitas produksi dengan biaya rendah sesuai dengan permintaan
para buyer di Italia. Kelemahan industri TPT Indonesia tersebut diperburuk oleh
faktor internal dimana regulasi seperti peraturan Menteri Keuangan PMK No. 253
Tahun 2011 yang menetapkan tambahan pajak ekspor untuk tekstil dipandang
tidak memihak pada pemain industri kecil di Indonesia. Sementara di pihak lain
terdapat kemudahan terkait kebijakan oleh pemerintah Indonesia yang
memudahkan proses impor produk tekstil asal luar negeri.
Faktor-faktor internal lain yang dapat mengurangi daya saing Indonesia untuk
menjadi salah satu negara pengekspor utama produk tekstil untuk Italia, antara
lain mencakup:
Kondisi infrastruktur yang masih belum memadai, baik itu fasilitas jalan raya
maupun pelabuhan sehingga proses transportasi dan distribusi belum
dilakukan secara optimal;
Tingginya suku bunga bank untuk pinjaman modal usaha dan naiknya tarif
dasar listrik untuk industri dalam negeri;
Kurangnya revitalisasi dan restrukturasi peralatan mesin oleh industri tekstil
yang sudah tergolong tua sehingga berpengaruh pada terbatasnya kapasitas
produksi.
Terlepas dari beberapa kelemahan industri TPT Indonesia, kemampuan Indonesia
untuk memenuhi persyaratan ekspor produk tekstil ke pasar Uni Eropa dan Italia
masih dapat terus ditingkatkan, mengingat keunggulan Indonesia dalam hal
jumlah penduduk yang dimiliki akan memberikan prospek bagi pertumbuhan
industri tekstil Indonesia sebagai industri padat karya. Selain itu, upah tenaga kerja
di Indonesia yang relatif rendah dibandingkan dengan beberapa negara
berkembang juga memberikan comparative advantage bagi Indonesia sebagai
negara tujuan untuk kegiatan alih produksi (outsourcing) oleh perusahaan
produsen tekstil di Eropa yang merupakan salah satu strategi yang dilakukan guna
mengurangi biaya produksi.
14
Tabel 4: Kinerja impor Italia terhardap Produk Tekstil (2010-2014)
Country 2010 2011 2012 2013 2014
Trend
(%)
10-14
Change
(%)
14/13
China 1.416,85 1.844,35 1.415,15 1.513,32 1579,72 0,20 4,39
Germany 630,99 676,82 536,22 526,73 539,70 -5,48 2,46
Turkey 418,25 539,79 433,17 510,64 520,24 3,88 1,88
Romania 232,68 309,74 294,94 319,36 326,55 7,34 2,25
Czech
Republic 250,69 316,19 287,91 304,63 308,13 3,83 1,15
India 314,90 416,06 265,10 245,31 257,69 -8,87 5,04
Spain 279,39 330,93 265,11 250,56 241,75 -5,52 -3,52
United
Kingdom 154,73 166,24 145,40 173,64 179,84 3,50 3,57
Netherlan
ds 153,30 183,26 149,33 141,77 153,65 -2,49 8,38
Bulgaria 111,20 158,26 133,32 139,21 147,90 4,52 6,25
Indonesia 145,09 171,25 104,26 118,45 111,94 -8,49 -5,49
Sumber: WTA/Istat
Skema 4: Jenis Produk Tekstil yang diimpor Italia dari Dunia tahun 2014
Sumber: WTA/Istat
Dari Skema di atas, terdapat dua produk tekstil yang paling banyak diimpor Italia
dari dunia yaitu produk benang jahit dari filamen buatan (HS 54) dan produk kain
dari rambut/bulu hewan (HS 51). Impor produk kain benang jahit dari filamen
buatan Italia dari dunia mencatat trend positif sebesar 0,98% dalam kurun waktu
2010-2014 dan meningkat sebesar 7,60% pada tahun 2014 dibandingkan tahun
sebelumnya. Impor produk kain dari rambut/bulu hewan Italia dari dunia juga
mencatat trend positif sebesar 0,52% dalam kurun waktu 2010-2014 dan
meningkat sebesar 2.39% pada tahun 2014 dibandingkan tahun sebelumnya.
000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
2010 2011 2012 2013 2014
Nila
i Im
po
r Y
arn
/Te
ksti
l Ita
li (J
uta
USD
)
HS 53
HS 50
HS 55
HS 52
HS 51
HS 54
15
Tabel 5: Impor Produk Tekstil Italia dari Dunia 2010-2014 (juta USD)
HS Description 2010 2011 2012 2013 2014
Trend
(%)
10-14
Change
(%)
14/13
54
Manmade
Filament,Fabric 1.532,19 1.770,14 1.516,73 1.581,72 1.701,97 0,98 7,60
51
Animal
Hair+Yarn,Fabri
c 1.447,23 2.017,01 1.581,71 1.619,17 1.657,80 0,52 2,39
52
Cotton+Yarn,
Fabric 1.813,74 2.265,75 1.519,65 1.605,42 1.594,85 -5,84 -0,66
55
Manmade
Staple Fibers 1.402,56 1.654,09 1.267,95 1.336,86 1.329,27 -3,15 -0,57
50
Silk;Silk
Yarn,Fabric 330,27 445,13 401,04 433,94 442,00 5,73 1,86
53
Other Veg
Textile Fiber 177,51 223,17 181,12 167,11 189,36 -1,59 13,31
Sumber: WTA/Istat
16
II.3 Regulasi Produk Tekstil di Italia
Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar
ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Dalam hal Standar Kualitas
dan Persyaratan Sertifikasi, kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu
dipenuhi terkait persyaratan bagi pembeli secara umum dari Eropa dapat
dibedakan menjadi tiga jenis:
1. Persyaratan-persyaratan wajib, yaitu yang harus dipenuhi eksportir untuk
memasuki dan memasarkan produk di pasar Eropa seperti ketentuan
hukum.
2. Persyaratan-persyaratan umum, yaitu yang harus dipenuhi untuk diikuti
untuk memenuhi persyaratan pasar.
3. Persyaratan-persyaratan pasar niche untuk segmen-segmen tertentu.
Persyaratan-Persyaratan Wajib
Persyaratan Wajib Deskripsi Singkat
Keamanan produk
(The General
Product Safety
Directive) – berlaku
untuk semua
produk.
Ketentuan umum keamanan produk pada dasarnya
menetapkan bahwa semua produk yang akan dipasarkan ke
Uni Eropa harus aman untuk digunakan. Apabila tidak terdapat
ketentutan-ketentuan legal khusus untuk produk yang akan
dipasarkan, ketentuan umum untuk keamanan produk juga
berlaku sebagai tambahan, meliputi semua aspek keselamatan
yang mungkin belum dibahas seluruhnya secara spesifik.
Peraturan ini menjelaskan beberapa persyaratan keamanan
umum yang berlaku bagi seluruh produk konsumen yang dijual
di dalam pasar Uni Eropa, terlepas dari kondisi yang telah
dipakai, baik yang baru maupun yang telah diperbaiki, selama
produk tersebut tidak dijual sebagai barang antik, atau harus
diperbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan. Atas dasar
Directive tersebut, produk tekstil yang tidak aman (berbahaya)
akan ditolak dari pasar Uni Eropa
(http://inatrims.kemendag.go.id/id)
Zat-zat kimia –
khusus untuk
produk-produk
tekstil, kulit, dan
aksesoris – REACH
REACH adalah legislasi EU yang berhubungan dengan
penggunaan zat-zat kimia. Legislasi ini berlaku wajib di EU
sejak Juni 2007. REACH menetapkan sistem multiphase untuk
zat-zat kimia yang ada maupun yang baru beserta ketentuan-
ketentuannya bagi produsen-produsen di EU dan importir.
17
Regulasi (EU) No.
1007/2011 dari
Parlemen dan
Dewan Eropa
tertanggal 27
September 2011
mengenai nama
serat tekstil dan
pelabelan serta
penandaan
komposisi serat
pada produk tekstil.
Regulasi ini mengatur pelabelan dan penandaan (marking)
yang terpadu untuk produk tekstil serta metode analisis yang
akan diterapkan untuk verifikasi informasi yang tercantum di
label dan tanda tersebut. Peraturan ini berlaku untuk produk
tekstil yang mengandung paling sedikit 80% serat tekstil dari
beratnya, termasuk produk mentah, produk setengah diolah
atau yang telah diolah, produk semi manufaktur atau
manufaktur, produk setengah jadi atau produk jadi, serta produk
yang diperlakukan sama dengan produk tekstil, kecuali produk
yang dikontrakkan kepada pekerja rumahan, produk yang
dibuat di perusahaan independen tanpa pemindahan barang,
serta produk tekstil yang dibuat oleh penjahit outsourcing.
(http://inatrims.kemendag.go.id/id)
Directive1999/34/EC
dari Parlemen dan
Dewan Eropa
tertanggal 10 Mei
1999
Peraturan ini mengamanden Council Directive 85/374/EEC
mengenai pendekatan hukum, peraturan dan ketetapan
administratif pada negara anggota terkait dengan tanggung
jawab terhadap produk cacat (http://inatrims.kemendag.go.id/id)
Directive 99/44/EC
dari Parlemen dan
Dewan Eropa
tertanggal 25 Mei
1999 mengenai
aspek tertentu pada
penjualan barang-
barang konsumen
dan jaminan-
jaminannya berlaku
terhadap kontrak
untuk persediaan
barang konsumen
yang akan
diproduksi.
Menurut Directive tersebut, penjual bertanggung jawab kepada
konsumen atas segala ketidaksesuaian pada produk dalam
jangka waktu dua tahun setelah produk tersebut dikirim. Negara
Anggota dapat memberlakukan peraturan lebih tegas untuk
menjamin tingkat perlindungan konsumen yang lebih tinggi
(http://inatrims.kemendag.go.id/id).
Directive
2005/29/EC dari
Parlemen dan
Dewan Eropa
tertanggal 11 Mei
2005
Directive ini mengatur praktik komersial yang tidak adil antara
pelaku bisnis terhadap konsumen dalam pasar Uni Eropa, dan
mengamandemen Council Directive 84/450/EEC, Directives
97/7/EC, 98/27/EC dan 2002/65/EC dari Parlemen dan Dewan
Eropa serta Regulation (EC) No. 2006/2004 dari Parlemen dan
Dewan Eropa (“Unfair Commercial Practices Directive”)
bertujuan untuk memastikan kelancaran aktivitas pasar internal
Uni Eropa, karena peraturan tersebut bermanfaat bagi
konsumen dengan melindungi mereka dari praktik komersial
yang tidak adil (http://inatrims.kemendag.go.id/id).
18
Persyaratan-Persyaratan Sukarela
Standar sukarela ditetapkan dan didukung oleh industri atau sektor terkait
(dibandingkan dengan perundang-undangan wajib dalam bentuk peraturan teknis
yang diberlakukan untuk tujuan keselamatan dan kesehatan lingkungan hidup
serta perlindungan konsumen)1.
Persyaratan-persyaratan untuk tekstil dan produk tekstil di antaranya adalah
sebagai berikut:
CEN/TC 248 –Tekstil dan Produk Tekstil
EN ISO 12945-1:2000: Determination of fabric propensity to surface
fuzzing and to pilling - Part 1: Pilling box method (ISO 12945-1:2000).
EN 1773:1996 - Textiles. Fabrics. Determination of width and length.
EN 1102:1995 - Textiles and textile products. Burning behaviour. Curtains
and drapes. Detailed procedure to determine the flame spread of vertically
oriented specimens.
EN ISO 105-E10:1996 – Textiles. Tests for colour fastness. Part E10:
Colour fastness to decatizing.
EN ISO 105-E03:2010 – Textiles. Tests for colour fastness. Part E03:
Colour fastness to chlorinated water (swimming-pool water).
EN 14971:2006 - Textiles. Knitted fabrics. Determination of number of
stitches per unit of length and unit area.
EN ISO 105-Z10:1999 - Textiles. Tests for colour fastness. Determination
of relative colour strength of dyes in solution.
EN ISO 139:2005/A1:2011 - Textiles. Standard atmospheres for
conditioning and testing.
EN 14621:2005 - Textiles. Multifilament yarns. Methods of test for textured
or non-textured filament yarns.
EN ISO 30023:2012 – Textiles. Qualification symbols for labelling workwear
to be industrially laundered.
1 http://inatrims.kemendag.go.id/id
19
Berdasarkan peraturan negara-negara Uni Eropa untuk pemberian label pada
produk mode dan tekstil, informasi yang tertera pada label harus mencantumkan
keterangan mengenai jenis serat yang digunakan, negara tempat produk tersebut
diproduksi, instruksi standar perawatan tekstil.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai ketentuan-ketentuan tersebut:
1. Jenis Serat yang Digunakan
Label harus menyertakan informasi mengenai jenis serat utama yang
digunakan dan persentasinya, misalnya 80% wool, 20% katun dan sebagainya.
Informasi yang diberikan harus dapat dipahami oleh pasar dimana produk
tersebut dijual. Jika ekspor dilakukan ke negara-negara Uni Eropa, informasi
hanya dalam Bahasa Inggris tidak memenuhi syarat. Contohnya di Italia,
informasi yang tertera dalam label harus tertera dalam Bahasa Italia
2. Negara Tempat Produk Tersebut Diproduksi
Hal ini diperlukan untuk memberi informasi kepada konsumen mengenai asal
usul dari produk yang mereka beli. Memberikan keterangan palsu dalam label
mengenai tempat asal produk tersebut diproduksi adalah illegal.
3. Simbol Standar Perawatan Tekstil
Pencantuman instruksi pencucian produk tidak diwajibkan namun sangat
disarankan. Standar yang digunakan diseluruh Eropa adalah GINETEX
symbol.
Pemberian label – ketentuan khusus untuk produk tekstil
Gambar 1: Simbol standar perawatan tekstil
Dalam rangka memastikan untuk konsumen mendapatkan informasi yang akurat
mengenai komposisi serat dari produk yang mereka beli. Uni Eropa telah
20
mewajibkan adanya trademark/style produsen, manufaktur, importir, atau retailer
dan jenis serat yang digunakan berdasarkan komposisi secara berurutan.
Informasi selengkapnya tentang label dapat diperoleh dengan menghubungi
institusi Sistema Moda Italia Federazione Tessile Moda Milan, Italia dengan kontak
informasi di telepon +39 02-641191 atau email: [email protected]
Sistema Moda Italiana (Sistem Mode Italia) merupakan salah satu organisasi
terbesar di Eropa yang merepresentasikan industri mode dan tekstil. Organisasi
ini, yang mewakili lebih dari empat ratus ribu karyawan dan sekitar lima puluh ribu
perusahaan, merupakan komponen kunci dalam ekonomi dan industry produksi di
italia. Organisasi ini bertujuan untuk melindungi dan mempromosikan kepentingan
dari industri mode dan tekstil berikut semua anggotanya, mewakili seluruh jaringan
baik secara nasional maupun internasional, dalam kaitannya dengan institusi,
otoritas public, organisasi ekonomi, politik dan social. Secara khusus, Sistem
Mode Italia bertujuan untuk menjadikan sektor mode dan tekstil sebagai sektor
yang paling berpengaruh secara ekonomi di Italia.2
Selain label yang mencantumkan informasi-informasi tersebut diatas, yang juga
penting untuk diketahui adalah traceability label untuk produk pakaian yang
diimpor Italia atau Uni Eropa dalam bentuk batch code atau barcode. Label ini
dibuat untuk melacak asal usul produk berupa informasi-informasi mengenai
pembuat produk, importir, distributor, penjual dan sebagainya. Hal ini penting
untuk dilakukan jika suatu saat penarikan produk dari pasar perlu dilakukan,
karena memungkinkan pihak berwenang untuk melacak produk mulai dari pabrik
pembuatan sampai ke tangan konsumen, dan membantu produsen untuk
melakukan control yang efektif terhadap proses produksi dan distribusi produk
yang mereka hasilkan.
Uni Eropa memberikan kebebasan bagi para produsen untuk memilih teknologi
yang mereka gunakan untuk sistem pelacakan (traceability) label, tergantung pada
jenis apa yang paling sesuai bagi produk dan system distribusi mereka (cetak atau
moulding), selama label tersebut mencantumkan informasi sebagai berikut:
1. Nama dan Alamat Produsen
Produsen harus mencantumkan nama yang tercatat sebagai merk dagang
mereka dan alamat dimana mereka bisa dihubungi, di dalam produk atau
dalam dokumen yang menyertai produk. Hal ini merupakan keharusan, baik
bagi produsen yang berada di Uni Eropa maupun yang berada di luar Uni
Eropa.
2. Nama dan Alamat Importir
2 http://www.sistemamodaitalia.com/it/federazione/chi-siamo
21
Peratuan yang sama juga berlaku bagi importir, namun importir tidak boleh
meletakkan nama dan alamat dalam cara yang bisa menutupi atau
menghalangi informasi yang disediakan oleh produsen.
3. Elemen Identifikasi
Produsen harus memastikan bahwa produk mereka memiliki tipe, serial atau
nomer model dan elemen lain yang memungkinkan untuk dapat diidentifikasi.
Jika ukuran atau jenis produk tidak memungkinkan bagi produsen untuk
mencantumkan informasi tersebut pada produk, maka informasi tersebut harus
dicantumkan pada kemasan atau dalam dokumen yang menyertai produk.
4. Identifikasi Operator Ekonomi
Identifikasi para operator ekonomi, baik yang memberi dan yang diberikan
pasokan produk. Hal ini berlaku dalam periode minimal 10 tahun, meskipun
diharapkan para pihak menyimpan dokumen-dokumen terkait (yang
memungkinkan untuk dilakukannya proses pelacakan seperti invoices) dalam
jangka waktu lebih lama, untuk mengantisipasi kemungkinan dokumen-
dokumen tersebut perlu ditunjukkan sebagai bukti kepada otoritas yang
berwenang terhadap pengawasan pasar.3
II.IV Saluran Distribusi
Skema 5: Saluran Distribusi Produk Tekstil di Eropa secara Umum
Sumber: CBI EU
3 European Commission. (2013). The ‘Blue Guide’ on the implementation of EU product rules. https://cemarking.net/traceability-requirements/
22
Berdasarkan Skema 5 di atas, Saluran distribusi untuk produk tekstil di Eropa
(termasuk Italia) dikelompokkan menjadi lima jalur sebagai berikut:
1. Jalur langsung, yaitu produsen menjual produknya secara langsung ke
konsumen atau pengguna akhir, misalnya perusahaan-perusahaan yang
melakukan penjualan via pos.
2. Jalur Retailer, yaitu produsen menjual barang ke retailer lalu retailer
menjualnya ke konsumen.
3. Jalur Grosir/Penjual Skala Besar, yaitu ketika produsen menjual produk ke
retailer, dan retailer menjual produk tersebut ke konsumen.
4. Jalur agen/broker, saluran distribusi ini biasanya digunakan untuk produk-
produk yang diimpor dari negara-negara berkembang. Eksportir dari negara
berkembang akan menjual produk ke agen, kemudian barang akan dijual ke
penjual skala besar atau grosir, dan dilanjutkan ke retailer, lalu dari retailer ke
konsumen akhir atau pengguna akhir.
5. Multi Jalur, yaitu apabila lebih dari satu saluran distribusi digunakan untuk
memasarkan produk untuk konsumen yang bervariasi.
Sementara itu, para pelaku pasar dalam saluran distribusi produk tekstil mencakup
Agen/Broker, Importir/Grosir/Distributor, Produsen Eropa, Retailer, Designer
Shop/Gerai Desainer, Toko Independen, Toko Cabang Brand Tertentu,
Departement Store, Hypermarket dan Supermarket, Factory Outlet, Pemesanan
via pos, Webshop dan Pasar.
II.V Hambatan dan Tantangan
Persyaratan ketat impor tekstil oleh Italia akan menjadi hambatan terbesar bagi
para produsen dan eksportir tekstil Indonesia untuk bisa memasarkan produknya
ke Italia. Oleh karena itu sebaiknya para produsen dan eksportir tekstil Indonesia
harus benar-benar mematuhi dan mempelajari persyaratan produk tekstil yang
sudah ditetapkan agar produknya bisa masuk ke Italia.
Produk tekstil juga harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Uni Eropa dan
Italia. Saat ini Italia mengimpor tekstil dari negara-negara Eropa dan dari Jepang
serta Korea Selatan yang proses produksinya sangat baik dan sudah memenuhi
standar Uni Eropa. Oleh karena itu, tentu saja negara-negara tersebut lebih
diuntungkan sehingga efeknya bagi Indonesia akan lebih sulit untuk bersaing
dengan negara-negara tersebut.
23
III. PELUANG DAN STRATEGI
III.I Peluang
Meski impor tekstil Italia dari Indonesia mencatat trend penurunan, baik itu secara
year-on-year sebesar 5,49% di tahun 2014 maupun dalam periode tahun 2010-
2014 sebesar 8,49%, namun secara umum perdagangan luar negeri Italia untuk
produk tekstil tergolong stabil dan diprediksikan akan terus meningkat di tahun-
tahun mendatang.
Status Italia sebagai salah satu pusat fesyen dan trendsetter mode dunia secara
langsung memberikan peluang terhadap meningkatnya aktifitas produksi dan
perdagangan produk tekstil Italia. SMI (Federasi Mode dan Tekstil Italia)
melaporkan adanya pertumbuhan impor tekstil Italia dari dunia sebesar 8% selama
tahun 2014 menyusul membaiknya konsumsi domestik yang tumbuh sebesar
0,3%. SMI memprediksikan permintaan impor tekstil Italia dari negara-negara
produsen yang tetap meningkat dalam dua tahun ke depan, yaitu sebesar 5,4% di
tahun 2015 dan 1% di tahun 2016.
24
III.II Strategi
Berdasarkan analisa yang telah dijabarkan di atas, maka dapat dirumuskan
sejumlah strategi yang yang dapat membantu para eksportir tekstil Indonesia
untuk meningkatkan ekspor mereka ke Italia, yaitu sebagai berikut.
No Strategi Deskripsi Outcome
1 Strategi
Produksi Strategi ini meliputi
mempertahankan dan
meningkatkan kualitas
produksi sesuai
dengan
regulasi dari Uni Eropa
serta meningkatkan
kualitas tenaga kerja
dan mesin-mesin
untuk memproduksi.
Eksportir dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas yang
lebih besar lagi ke pasar
Uni Eropa
2 Strategi Produk Strategi ini meliputi
mempertahankan dan
meningkatkan kualitas
Produk dan sanggup
mengikuti trend dan
permintaan pasar Uni
Eropa
Mengikuti Trend Fashion dan
memahami selera konsumen
serta menghasilkan produk
yang sesuai dengan standard
teksti Uni Eropa
3 Strategi
Transaksi
Strategi ini meliputi
membangun
kepercayaan
dengan pembeli serta
mempertahankan
pembeli-
pembeli potensial
Pembeli Uni Eropa akan semakin
percaya dengan eksportir
Indonesia
yang dapat berdampak pada
meningkatnya kuantitas
pembelian tekstil
4 Strategi
Promosi
Strategi ini meliputi
ikut serta berpartisipasi
dalam pameran-
pameran
Tekstil dan Fashion
dengan berkolabo
rasi dengan designer-
designer
lokal/mancanegara
untuk mempromosikan
tekstil Indonesia
Meningkatnya nilai impor
tekstil dari Indonesia ke Italia
bahkan
negara-negara Uni Eropa lainnya
Bekerjasama dengan Meningkatnya nilai impor tekstil
dari Indonesia ke Italia bahkan
25
Indonesia Trade
Promotion
Center (ITPC)
setempat
untuk membangun
citra
Indonesia Yang positif
bagi negara Uni Eropa
Khususnya Italia
Negara-negara Uni Eropa
lainnya
akibat citra positif yang dimiliki
Indonesia
26
IV. INFORMASI PENTING
1.1 Kedutaan Italia di Indonesia
Jalan Diponegoro no. 45
Menteng
10310 Jakarta - INDONESIA
Tel: (+62-21) 31937445
Fax: (+62-21) 31937422
E-mail: [email protected]
1.2 Trade Promotion Office Italia di Indonesia
Italian Trade Commission (ICE Jakarta)
Trade Promotion Section of the Italian Embassy
BRI II, 29TH FLOOR, Suite 2902
Jl. Jend. Sudirman KAV. 44-46
10210 Jakarta - INDONESIA
Tel: (0062) 215713560
Fax: (0062) 215713561
E-mail: [email protected]
1.3 Asosiasi Dagang Italia di Indonesia
Italian Business Association Indonesia (IBAI)
Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501
Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 Indonesia
Tel. +62 (21) 571-3540
Fax +62 (21) 571-9013
Email: [email protected]
Contact person : Dr. Luigi Carlo Gastel, President
1.4 Kantor Promosi Perdagangan Indonesia di Italia
Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Milan
Via Vittor Pisani, 8 - 6° Piano
20124 Milano (MI) - Italia
Tel. +39 02 3659 8182
Fax. +39 02 3659 8191
Email: [email protected]
1.5 Perwakilan Indonesia di Italia
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Roma
Via Campania 53-55
00187 Roma, Italia
Tel: +39064200911
Fax:+39064880280 / +390648904910
27
Website: www.embassyofindonesia.it
1.6 Asosiasi Produk Tekstil di Italia
Sistema Moda Italia
Federasi Italia yang mewakili sektor tekstil dan industri fashion di Italia.
Website: http://www.sistemamodaitalia.com
Milan head office
Viale Sarca 223, 20126 Milano
Tel +39 02 64119001 Fax +39 02 66103667/70
E-mail: [email protected]
Associazione Tessile Italiana (A.T.I.)
Website: http://www.asstex.it
Sede centrale vle Sarca 223
20126 MILANO MI
Tel. 02 66103404
1.7 Daftar Pameran Produk Tekstil di Italia
Milano Unica (Salone Italiano del Tessile) – www.milanounica.it –
diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Februari dan
September di Milan, Italia.
Milano Moda Uomo (Fashion Show) – www.milanomodauomo.it –
dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Januari dan Juni di Milan,
Italia.
Pitti Immagine Uomo – www.pittimmagine.com – diselenggarakan setiap
bulan Januari di Florence, Italia.
1.8 Daftar Importir Produk Tekstil di Italia
Auchan S.p.a
Bisnis utama : Departemen store
Website : www.auchan.it
Alamat : Strada 8 Palazo N., 20089 Rozzano, Milano Fiori, MI
Telp/fax : 02 57581/02 57583189
Email :[email protected], [email protected]
COMEI – Compagnia Mercantile Internazionale SRL
Bisnis utama : Pakaian dan trading – eksport dan import
Website : www.comei.com
Alamat : Via I. Pogliaghi, 5 20146 Milano MI
Telp/fax : 02 4241481/0248958335
Email : [email protected]
Gruppo Coin Spa
Bisnis utama : Garmen, aksesoris, retailer perlengkapan rumah –
ekspor dan impor
Website : www.gruppocoin.it
Alamat : Via Terraglio, 17 30174 Mestre VE
28
Telp/fax : 0412398267/041940102
Nortons Spa
Bisnis utama : Import dan distribusi pakaian anak-anak
Alamat : Via Damiano Chiesta 37, 20026 Novate Milanese MI
Telp/fax : 02 3545651 – 3546551/02 39100445
Email : [email protected]
Onward Luxury group Spa
Bisnis utama : Produksi dan distribusi garmen fashion pria dan
Website : www.jilsander.com
Alamat : Foro Buonaparte 71, 20121 Milano MI
Telp/Fax : 02 8069131/ 02 72001877
Pam Panorma Spa
Bisnis utama : GDO – importer dan buyer
Website : www.gruppopam.it
Alamat legal : Via San Marco 5278, 30124 Venezia VE
Alamat operasional: Via delle Industrie 8, 30038 Spinea VE
Telp/Fax : 0415495486 / 0415495810
SIMAR di Bigoni Edoardo Ciro & C. SAS
Bisnis utama : Importer dan Eksporter
Website : www.simar-tex.com
Alamat legal & Operasional : Via C. Battisti 22, 24062 Costa Volpino
BG
Email : [email protected]
Telp/Fax : 03543473/0354347330
29
DAFTAR PUSTAKA
SMI (Sistema Moda Italia) – Federation of Italian Fashion and Textile,
http://www.sistemamodaitalia.com/it/
Association of the Austrian Textile Industry, http://www.textilindustrie.at/
Austrian Economic Chambers, http://portal.wko.at
Bremer Baumwollboerse, http://www.baumwollboerse.de
Coats Industrial ‚’’ Mengenal Serat Tekstil’’
http://www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/know-
about-textile-fibres
Cotton made in Africa, http://www.cotton-made-in-africa.com
Dan, Tekstil et al. “No Title.” (2008): n. pag. Print.
DWI, http://www.dwi.rwth-aachen.de
Fashion Economic Trends – Camera Nazionale della Moda Italiana
http://texsture.com/consumer-behaviour-the-3cs-countries-culture-
customers/
http://www.texmedin.eu
http://www.statista.com/statistics/441866/european-fashion-market-share/
http://www.Italialogue.com/weather
https://www.cbi.eu/market-information/apparel
http://www.coatsindustrial.com/
Fachverband der Textil-, Bekleidungs-, Schuh- und Lederindustrie (TBSL),
http://www.tbsl.at
German chamber of commerce, http://www.dihk.de
Gesamtverband der deutschen Textil- und Modeindustrie e.V.,
http://www.textil-mode.de
Global Natural Fibres Forum, http://www.globalnaturalfibres.org/
International Confederation of Manufacturers of Furnishing Fabrics
(C.I.T.A.), http://www.c-i-t-a.de
International Textile and Apparel Association, http://www.itaaonline.org
Market Access Database, http://madb.europa.eu/madb/indexPubli.html
Puspa Ragam Busana‚’’PEMILIHAN BAHAN TEKSTIL’’ (2005) – Goet
Poespo n. pag. Print.
Soscilla’s blog Karakteristik dan ciri-ciri kain serat sutera – Fakta
mengenai Sutera, http://soscilla.blogspot.it/2010/07/karakteristik-dan-ciri-
ciri-kain-sutra.html
Textile Exchange http://textileexchange.org
Textile Wholasale from indonesia http://bahankain.com/