Download - Manfaat Petai Cina
(1 PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA KADAR DAUN
PETAl CINA (Le.?~aena leucocephala (LAM.) DE WIT.)
TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI
MAKANAN PADA KELINCI JANTAN LOKAL
KARYA ILMIAH
ANWARSYARIF
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1980
.-'.
e· l~upersembahkan .buar, ibui ayah, kak~ dan adik~adik tercinta, yang setiap saat selalu berdoa untUk keselamatan dankeberhasilarl perjuangahku
PENGARUH. PEMBERIAN BEBERAPA KADAR DAUN PETAl eINA (Leucaena leucocephala (LAM.) DE vaT.)
TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI HAKANAN P ADA KELINGI J ANlI'AN LOKA!,
Oleh
ANWAR SYARIF
Karya Ilmiah ini telah
diperiksa dan d~setujui oleh
?2~·t~~ Ir. Subadio Susetyo
Ir. Ignatius Kis.mono
•
Pembimbing Anggota
jJ.
Ir. Sri Harini
Pembimbing Anggota
Tanggal
"Kal'ya Ilmiah ini tel~h disidangkan
di hadapan ~~atu Komisi Ujian Lis~~
pada tanggal 25 A,e;ustus , 1980 II
Ketua Seksi Pendidikan Sa~jana
Fakultaa Peternakan
Institut ertanian Bogor
1J~~ ( ~k;::Ha;l'p;nJradjib)
RINGKASAN
PENGARUH PEMBERIAN BE~E~APA KAbAR DAU~ PETAl CINA (~eUCaeha leuoooeEhala (LAM.) pm WIT.)
TERHADAP PERTAMBM1AN BOBOT ADAM DAN EFISIENa~ MAKANAN PADA KELtNor "TANTAN MKAL
Salah satu cara untuk memenuhi keb~tuhan masya~akat akan daging dan sekaligus memenuhi kebutuhan protein he~ wani adalah dengan menguSahakan peternakan seCara intensif. Di antara berbagai jenis ternak, kelinci merUpakan salah satu jenis yang baik untuk dikembangkan, terutama untuk peternakan rakyat kare~a mudah dipeliharat cepat berkembang biak dan biaya pemeliharaannya ~elat1f mutant
Sebagian besar makanan ternak kelinci adalah berupa hijauan, karena itu penggunaan hijauan yang bathilai gizi, tinggi seperti jenis kacang-kaeangan aksn dapat mem~ bantu meningkatkan pertumbuhan dan prOduks~nya.
Suatu penelitian tentang pengaruh pemherian tlaun petai eina (Leucaena leucocepha~a (LAM.) DE WIT.) terhadap pertambahan bObot badan dan e isiensi makanan pada ternak kelinci telah dilakukan di Departemen IlmU Makanan Tarnak Fru~ultas Peternakan Institut Pertanian Bogor selama 37 hari, sejak tanggal 9 Mei sampai dengan15 Juni 1980.
Hewan pereobaan terdiri dari 16 ekor kalinei jsntan lokal berumur 3-3t bulan l yang dikelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan bobot badan awal pe:):'C)obaan.
Perlakuan yang diberikan adalah berupa ransum da:in~ puran antara daun wortel (Daucus ,2.arota LINN.) dangati daun petai eina dalam perbandingan sebagai berikutl A ~ 100 % daun wortel + 0 % daun petai cina, B =',85 % daun wortel + 15 % daun petai eina, C = 70 % daun wortel + 30 % daun petai eina dan D = 55 % daun wortel + 45 % daun petai cina.
Pengulmran pertambahan bopot badan dilakukan seti.ap enam hari sekali. Perhitungan efisiensi makanan didasarkan atas konsumsi bahan segar dan konsumsi bahan kering ransum. Efisiensi penggunaan bahan segar dan efisiens1 penggunaan bahan !tering ransum diperhitungkan sebagai perbandingan antara konsumsi bahan segar dan konsumsi bahan kering ransum dengan pel':tambahan bobot badan ke-. li':lci.
Raneangan ~ercobaan yang digun~an adalah Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) dengan Rancangan Acak Kelompok sebagai rancangan dasar. Petakutama adalah , perlakuan, sedang periode pengukuran bobot badan dijadi~ kan sebagai anak petak.
Hasil pe~oobaan menunjUkkan bahwa perl~tuah berpengaruh nyata (pi 0;05) terhadap pertambahan bobot badan harian kelinci, l?ertambahan babot badan harian kelinoi adalah . 6,2 gram/~kor. 912 gram/ekorj 9,8 gram/ekot dan 12.1 gram/ ekor, mas~ng-masing untuk perlakuan At B, 0 dan D. Dengan Uji Jarak DUnoan ternyata bahwa pertambahan bobot badan, harian kellnci pad a perlakuan B. C dan D berbeda nyata (plO,O,) dengan per~akUan A. sedangantara perlakUah 0 dengan B. C dangan a ~~n D ~eng~n C tidak berbeda nyata,
Hubungan antara kadar daun petal cina ran sum dalam kisaran 0 % sampai 45 % dengan pertambahan bobot badan harlan kelinci·berbentuk linier, dengan persamaan garis regressit Y = 7.95 + O;06X (Y = pertambahan bobot badan harian kelinci (gram); X ; kadar daun petai cina ransum).
Periode tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan harian k'Jl~ ".:.c, sedang interaksi an tara perlakuan dengan periode adalah nyata (PL 0,05).
Hasil analisa kimia ransummenunjukkan bahwa kadar bahan kering re,nl.JUm meningkat dengan semakin ~·:!.ngginya kadar daun petai eina. Mungkin karena perbedaan kadar bahan kering ini. analisa sidik ragam menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (pL 0,01) antara konsumsi bahan kerinb sotiap ransum. walaupun konsumsi bahan segar tidak berbeda nyata.
Periode berpengaruh sangat nyata (Pi 0,01) terhadap konsumsi bahan kering ransum. Dati analisa sidik ragam didapatkan pula bahwa interaksi antara perlakuan dengan periods adalah nyata (Pi 0,05).
Efisiensi penggunaan bahan segar ransum adalah 0,0248, °.0387 , 0,0419 dan 0,0518, masing-Illasing untuk perlakuan A, B, C dan D. Uji Jarak Duncan menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan bahan·segar ransum pada perlakuan D dan C berbeda nyata (PL 0,05) dengan perlakuan A, sedang antara D dengan B, D dengan C, C dengan B dan B dengan A tidak berbeda nyata. Efisiensi'penggunaanbahan kering ransum adalah 0,1586, 0,2078, 0,2113 dan 0,2528, masing-masing untuk perlakuan A, B, C dan D. Uji Jarak Duncan menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan ~aban kering ransum pada perlakuan D berbeda nyata (PL 0,05) dengan perlakuan A, sedang antara D dengan B, D dengan C, C dengan A, C dengan B dan B dengan A tidak berbeda nyata.
Periods tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi penggunaan banan segar dan bahan kering ransum, sedang interaksi antara perlakuan dengan periode adalah nyata (PL O~05).
Perlakuan tidak mengakibatkan adanya kerontokan bulu yang jelas pada kelinci. Tidak nampak pula adanya kelainan lain, bail!:: pada kondisi hewan maupun pada feces dan urine.
KARYA UMIAK
01eh
ANWAR SYARIF
FAKULTAS PETERNAKAJ.'l
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1980
PENGARUH tJEMEl!Jn!AN BEBERAPA KADAR DAUN, PETAl GINA (Leucaena leUcocephala (LAM.) DE WIT.) ~ERHADAP PERTAMEAHAN BQEOT EADAN DAN EFISIENSI
MAKANAN PADA KELlNeI JAN~AN tOKAL
,
KARYA ILMlAH
Suah! Karya Ilm1ah yang Dibuat Untuk Memenuh~. Sebagian dari SyaratMsYarat Untuk Mer.lperoleh
Gelar Sarjana Peternakan pada Fw~ult~s Peternakan, Institut Pertanian Bogo~
Oleh
AnWar Syarif
Banjarbar", Kalimantan Selat2n
Pembimbing Utruna
11'. Subadio Susetyo
Dosen llmu Tanaman Makanan Ternak
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANlAN BOGOR
1980
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
SyQkur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat
Allah s.w.t., karena hanya dengan rahmat dan karuniaNya
akhirnya penelitian dan penulisan Karya Ilmiah ini da
pat diselesaikan.
Karya Ilmiah ini merupakan salah satu syarat un
tuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fru,ultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari
bahwa isinya masih jauh dari sempurna, walaupun demiki
an semoga dapat merupakan sumbangan yang bermanfaat ba
gi dunia peternakan.
Pada kesempatan ini penulis menyruapaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Ir. Subadio Susetyo sebagai pembimbing utama, Bapak
Ir. Ignatius Kismono dan Ibu Ir. Sri Harini sebagai
pembimbing anggota, yang telah memberikan bimbingan,
nasehat serta saran sejak mulai pene~itian sampai akhir
penyelesaian Karya Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada
Dekan Fakultas Peternakan IPB besrta staf atas segala
fasilitas, birabingan dan ilrau yang diberikan selaraa pe
nulis kuliah di Fakultas Peternakan IPB.
Selanjutnya penulis sampaikan ucapan terima l~asih
kepada pegawai Bagian Agrostologi Departemen Ilmu Makan
an Ternru~ Fakultas Peternakan IPB atas segala bantuan
iii
iv
yang te1ah diberikan se1ama pene1itian.
Kepada semua teman-teman yang te1ah re1a menyum
bangkan pikiran, wall:tu dan tenaganya da1am pen eli tian
dan penu1isan Karya I1miah ini, penu1is sampaikan ucap
an banyak terima kasih.
M~hirnya penulis sampaikan ucapan banyak terima
kasih kepada semUa pihak yang telah ikut memberikan
bantuan.
Bogor, Juli 1980
Penulis
DAFTAR lSI
Ha1aman
KATA PENGANTAR ••••••••• 1:1 ............ ., ........... .
DAFTAR TABEL •• " ......... Q ..................... .
DAFTAR ILUSTRASI .............................. DAFTAR LAMPI RAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0 • • • .0. •
PENDAHULUAN .......................... .........•. TINJAUM~ PUSTAKA . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Arti hijauan sebagai makanan ternak kelinci •••••••••••••••••••••••••••••••••
Petai cina (Leucaena 1eucocepha1a (LAM.) DE WIT. . ................................ . Xebutuhan zat dan bahan makanan bagi ternak. kelinci •••.••••.•••.••.••••.•.•••
MATERI DAN METODA PENELITIAN • • • • • • • • • • • • • • • • • HASIL DAN PEMBAHASAN •• " ••• 0 ••••• 0 ••••••••••••
Konsumsi ran sum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . Pertambahan bobot badan It ................ .
Efisiensi makanan .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Ke1ainan-ke1ainan pada hewan percobaan •••
KESIMPULAN DAN SARAN ...................... , ... DAFTAR PUSTAKA • • • • 1:1 • • .. • • • " .. • • • • • • • • • 0 • • • • • • • •
LAMPIRAN •••••••••••••••••••••••••••••••••••••
v
iii
vi
vii
viii
1
3
3
4
9
11
16
16
19
25
29
30
33
35
it
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi Kimia Daun Petai Cina • • • • • • • • • • 13
2. Komposisi I\imia Ransum yang Diberikan Dalam Penelitian •••••••••••••••••••• It •••• 13
3. Bagan Percobaan dengan Menggunakan Rancangan Acak Kelompok •••••••.••• G q •••••• 0, •• 10 •• 00.. 14
4. Konsumsi Bahan Segar Harian Ransum Perlakuan Selama Penelitian • • • • • • • • • • • • • • 16
5. Konsumsi Bahan Kering Harian Ran sum Perlakuan Selama Penelitian • • • • • • • • • • • • • • : 1:7
6. Pertambahan Bobot Badan Total Kelinci Selama Penelitian •••••••••••••••••••••••• 20
7. Pertambahan Bobot Badan Harian Kelinci Selama Penelitian •••••••••••••••••••••••• 21
8. Efisiensi Penggunaan Bahan Segar Ransum Selama Penelitian •••••••••••••••••••••••• 27
9. Efisiensi Penggunaan Bahan Kering Ransum Selama Penelitian •••••••••••••••••••••••• 28
vi
DAFTAR ILUSTRASI
Ilustrasi Halaman
1. Grafik Pertambahan Bobot Badan Total Kumulatif Kelinci Selama Tigapuluh Hari ••• 22
2. Hubungan Kadar Daun Petai Cina dalam Ransum denge.n Pertambahan Bobot Badan Harian Kelinci Selama Penelitian ••••••••• 24
3. Pertambahan Bobot Badan Harian Kelinci pada Berbagai Kadar Daun Petai Cina dalam Ransum ••••••••••••••••••••••••••••• 26
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halainan'
1, Perhitungan Ana1isa Sidik Ragam Konsumsi Bahan Segar Ransum Secara Petak Terpisah •• ;6
2. Perhitungan Ana1isa Sidik Ragam Konsumsi Bahan Kering Ransum Secara Petak Terpisah ••••••••• 0 ••••• ., ....... ., ......... " ... 38
3. Perhitungan Ana1isa Sidik Ragam Pertambahan Bobot Badan.Harian Ke1inci Secara Petak Terpisah ••••••••••••••••••••••••••• 42
4. Perhitungan Penentuan Hubungan Kadar Daun Petai Gina da1am Ransum dengan Pertambahan Bobot Badan Harian Ke1inci dengan Perbandingan Ortogona1 Po1inomia1 •••••••••••••• 45
5. Perhitungan Ana1isa Sidik Ragam Efisiensi Penggunaan Bahan Segar Ransum Secara Petak Terpisah ............. , •• 11 if •• __ ••••••••••••• 47
6. Perhitungan Ana1isa Sidik Ragam Efisiensi Penggunaan Bahan Kering Ransum Secara Petak Terpisah •••••••••••• , •••••••••••••• 50
viii
PENDAHULUAN
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan masyara
kat akan daging dan sekaligus memenuhi kebutuhan prote
in hewani adalah dengan mengusahakan peternakan secara
intensif. Di antara berbugai jenis ternak, kelinci me
rupakan jenis yang cukup potensiil untuk dikembangkan
terutwna untuk peternakan rakyat karena kelinci mudah
dipelihara, cepat berkembang biak dan biaya pemelihara
annya relatif murah,
Di swnping menghasilkan daging yang mengandung
protein tinggi, dari peternakan kelinci akan diperoleh
pula hasil swnpingan berupa kulit dan pupuk organik
yang baik untuk tanaman.
Sebugian besar makanan ternak kelinci adalah beru
pa hijauan, karena itu penyediaannya kurang bersaing
clengan bahan makanan manusia.
Pada umumnya ran sum kelinci terdiri dari kira-kira
65 % hijauan dan 35 % konsontrat. Jika pemakaian kon
sentrat dalam ransum dapat ditekan sampai sekeci1 mung
kin atau digantikan seluruhnya oleh hijauan tanpa me
ngurangi pertumbuhan dan produksinya, maka biaya makan
on dapat lebih dihemat karena harga makanan hijauan
umumnya 1ebih murah daripada harga konsentrat.
Dengan ransum yang terdiri dari hijauan saja, ha
.: 1. yang baik hanya mungkin dicapai jika hij au an yang
diguna};:an bernilai gizi tinggi. Di antara semua jenis
2
hijauan jenis l~acang-kacangan (leguminosa) paling meme
nuhi syarat tersebut. Jenis ini di samping kaya akan
protein dan mineral, juga umumnya lebih disukai oleh
ternak.
Salah satu jenis kacang-l~acangan yang banyak ter
sebar di daerah tropis termasull: di Indonesia adalah pe
tai cina (Leucaena leucocephala (LAM.) DE WIT.). Telah
banyak penelitian yang dilakukan untull: mengetahui pe
'1garuh pemberian hijauan petai cina terhadap produktiv
~. tas dari ternak. Pada umumnya penggunaannya dalam
ransum memberikan pengaruh yang baik asal tidal~ melam
paui batas jumlah yang dapat ditolerir oleh ternak.
Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana penga
ruh beberapa kadar daun petai cina dalam ransum campur
an antara daun wortel dengan daun petai cina terhadap
ternak kelinci lokal, terutama terhadap pertambahan bo
bot badan dan efisiensi mal~anan. Di samping itu dia
-,ati llula adanya kelainan-kelainan yang mungkin timbul
pada ternak akibat pemberian daun petai cina tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Arti hijauan sebagai makanan ternak kelinci.-- Ke
linc1 termasuk hewan herbivora dan dapat memanfaatkan
sejumlah besar tanaman yang mengandung serat kasar (NRC,
1954), Bahan makanan ternak kelinci adalah berupa rum
put, daun dan pucuk-pucuk dari beberapa jenis leguminosa
dan sayur-sayuran, umbi-umbian dan biji-bijian (Burgos,
1953; Anonim, 1973).
Secara umum NRC (1954) menggolongkan makanan ternak
kelinci menjadi tiga macam yaitu: a) konsentrat, b) hi
jauan dan c) bahan-bahan lainnya seperti sisa-sisa dapur
dan sebagainya.
Hijauan merupakan bagian yang terbesar dalam ransum
ternak kelinci. Dari susunan ran sum yang dianjurkan 0-
leh NRC (1954) dan Templeton (1968), kira-kira 65 % dari
ransum terdiri dari hijauan (dalam bentuk hay) sedang
35 % lagi adalah konsentrat.
Menurut Susetyo dkk. (1969) ada dua golongan hijau
an yaitu golongan rumput-rumputan dan golongan kacang
kacangan (leguminosa). Di samping itu ada dua sumber
lain yang tida~ kecil artinya dalam budi daya peternakan
yaitu perdu dan pohon-pohonan serta sisa-sisa hasil per
tanian.
Daun wortel (Daucus carota LINN.) merupru~an salah
satu sisa hasil pertanian yang baik untuk makanan ternak
4
kelinci. Dari suatu hasil panen wortel, kira-kira 37 % merupakan bagian yang terbuang, yaitu berupa daun, ba
tang dan sisa-sisa potongan lainnya (FAO, 1972). Kom
posisi zat-zat makanan dari daun wortel berdD.ourkan a
nalisa bahan kering adalah: protein kasar 18,9 %, lemak
5,0 %, serat !:asar 13,3 %, BETN 38,9 % dan abu 23,9 %
(Anonim, 1975).
Pada umumnya hijauan kacang-kacangan lebih tinggi
kadar protein dan mineralnya daripada jenis hijauan la
innya serta lebih disukai oleh ternlli{ (Mor~son. 1957;
Susetyo dkk., 1969), oleh karena itu sang at baik diguna
kan dalam ransum terutama sebagai sumber protein.
Termasuk ke dalam jenis kacang-kacangan ini misalnya
alfalfa (Medicago sativa LINN,), CenJ£9sema Qubescens
BENTH., turi (Sesbania gradiflora PERS.), petai cina
(Leucaena leucocephala (LAM.) DE VITT.) dan lain-lain.
Petai cina (Leucaena leucocephala (LM1.) DE WIT.).
Petai cina atau Leucaena leucoceQhala (LAM.) DE WIT.
yang dulu dikenal dengan nama Leucaena glauca BENTH"
di beberapa daerah di Indonesia dikenal dengan nama kem
landingan, lamtoro, metir, pelending atau peuteuy selong
(Heyne, 1950), sedangkan di Filipina dikenal dengan nama
ipil-ipil dan di Hawaii disebut koa haole.
Tan~~an ini berasal dari Amerika Tengah dan seka
rang telah tersebar ke negara-negara tropis. Sebenarnya
·i
5
petai cina terdiri dari beberapa tipe, tetapi yang se
karang banyak tersebar adalah tipe Hawaii, tipe Peru
dan tipe Salvador (Anonim, 1977).
Petai cina tumbuh baik terutama di daerah tropis
dan sub tropis. Siregar dan Prawiradiputra (1978) me
nyatakan bahwa di Indonesia tanaman ini dapat tumbuh
dengan baik mulai dari dataran rendah sampai dengan da
taran tinggi dengan ketinggian 800 meter.
Petai cina tumbuh lebih baik di tanah netral atau
tanah basa daripada di tanah asam. Karena sistim per
a1tarannya yang lebih dalam daripada tanaman lain, maka
petai cina dapat tumbuh pada berbagai kondisi tanah,
dari tanah berbatu-batu sampai dengan tanah liat dan
bahkan pada batu karang (Anonim, 1977).
Umumnya tanaman ini menghendaki curah hujan yang
tinggi (600-1700 mm/tahun). Walaupun demikian di Ha
waii ia dapat merupa1;:an tanaman yang dominan pada tem
pat yang curah hujannya hanya 250 mm/tahun (Anonim,
1977).
Di antara jenis kacang-kacangan tropis, petai ci
no. lilempunyai kemungkinan yang paling luas dalam peman
faatannya. Petai cina dapat menghasilkan hijauan ma
kanan ternak yang tinggi nilai gizinya, penghasil ka
yu bakar dan kayu untuk bangunan serta sebagai sumber
pupuk organik (Anonim, 1977).
Daun, bunga, buah dan biji petai cina semuanya
6
dapat dimakan oleh ternak. Sebagai makanan ternak, pe
tai cina dapat ditanam sebagai tanaman pagar di ha1runan
dan pinggir ja1an, sebagai tanaman di padang rumput ma
upun berupa tanaman potongan. Da1am bentuk potongan da
pat lang sung diberikan da1am keadaan segar atau dike
ringkan dulu untuk dijadikan tepung dan dapat pula di
buat sebagai si1ase (Anonim, 1977; Siregar dan Pralura
diputra, 1978),
l1enurut Siregar dan Prawiradiputra (1978) tanaman
ini dapat menghasilkan sampai dengan 70 ton bahan segar
atau lebih kurang 20 ton bahan kering per ha per tahun.
Di daerah tropis yang kering hasilnya agak menurun ka
rena tanaman ini mengalami stress selama musim kering.
Di1ihat dari komposisi kimianya, hijauan petai 01-
na mempunyai nilai gizi yang tinggi. Kandungan prote
innya tinggi, berkisar antara 27-34 % per bahan kering
dengan imbangan asam-asam amino yang sarna baiknya de
ngan alfalfa. Di samping itu kandungan karoten, vita
min-vitamin dan mineralnyapun tinggi (Anonim, 1977).
Pengaruh penggunaan hija~an petai cina dalam ran
sum terhadap produksi ternak CQ~UP baik. Blunt dan
Jones (1977) melaporkan bahwa sapi Shorthorn muda ke
biri yang dipelihara di padang penggembalaan campuran
petai cina dengan rumput pangola se1uas 5,6 ha dengan
kapasitas tampung 5,6 ekor per ha menunjukkan pertam-
7
bahan bobot badan yang Dagus (0,9 kg/ekor/hari) •
• Sapi-sapi mud a yang digembalakan di padang peng
gembalaan campuran petai cina dengan Nandi-setaria me
nunjukkan pertambahan bobot badan di atas 1 kg per ekor
per hari selama musim panas (Anonim, 1977), Dan bila
pemberian petai cina dicampurkan dengan potongan-po
tongan ujung tanaman tebu, akan menghasilkan pertambah
an bobot badan 0,6 kg per ekor per hari (Siebert dkk.,
1976).
v Pada sapi perah di Australia Utara dengan penggu~
naan petai cina sebagai campuran dalam ran sum , produksi
susu dapat mencapai 5000-6000 liter susu per ha. Hanya
saja pada susu yang dihasilkan akan timbul bau yang !m
rang enai~ (Anonim l 1977).
v Dingayan dan lironda (1950) membandingkan antara
tiga macam hijauan yang diberikan pacta ayam yaitu cen
trosema (Centrosema pubescens BENTH,), ipil-ipil (~
caena glauco. BENTH.) dan ubi jalar (Ipomoea batatas
LINN.), di mana dalam laporannya dinyatakan bahwa ipil
ipil memberikan pengaruh yang terbaik terhadap pertum
buhan anak-anak ayam bila dibandingkan dengan dua hi
jauan lainnya.
Namun ll:elemahan dari petai cina ialah bahwa peng
gunaannya yang terlalu banyak akan mengakibatkan tidak
normalnya fungsi fisiologis ternak karena adanya mimo
sin dalam daun, batang dan biji (Falvey, 1976).
8
Jika ransum ternak mengandung tidak lebih dari 30 %
petai cina, tida~ akan timbul pengaruh negatif pada ter
nak. Tetapi bila kandungan petai cina dalam ransum le
bih dari setengahnya dan diberikan terus-menerus selama
6 bulan atau lebih, maka akan timbul aldbat-akibat se
perti rontoknya bulu di bagian ekor dan pantat, keluar
nya air liur dengan terus-menerus dan merosotnya per
tumbuhan (Anonim, 1977),
Pada ternak domba pemberian hijauan petai cina yang
berlebihan dapat mengakibatkan ron'toknya bulu, keluarnya
air liur secara terus menerus serta lepasnya kuku (He
garty dkk., 1964),
Untuk sapi dara yang dikandangkan serta diberi ran
sum basal ditambah petai cina dapat bertumbuh secara
normal akan tetapi anak yang dilahirlwn berukuran kecil,
sedang kelenjar thyroidnya membesar (Hamilton dkk.,
1971) •
Babi sangat sensitif terhadap mimosin, walaupun de
mikian di Papua Nugini dan Filipina tepung petai cina
digunakan sebagai suplemen dalam ran sum sampai dengan
kadar 10 % untuk babi yang sedang bertulllbuh (Anonim,
1977).
Pada unggas pelllberian petai cina dapat memperlambat
dewaaa kelamin, l~arena i tu pemberian daun petai cina
yang dikeringkan pada unggas harus dibatasi jangan sampai
melampaui 5 % dari ransum (Anonim, 1977).
9
Pemberian biji petai cina yang dikeringkan pada ku
da menyebabkan lemahnya ikatan bulu terhadap kulit, se
hingga suatu usapan pad a tub'.lh heV/an tersebut akan me
nimbulkan noda yang jelas akibat rontoknya bulu. Pembe ..
rian mimosin yang te1ah dipisahkan dari hijauannya pada
kuda menyebabkan rontoknya bulu pada bagian leher dan
ekor (Kraneveld dan Djaenoedin, 1950).
Keb,utuhan zat dan bahan mak..§!;nan bagi ternak keli.!:!" .
2i.-- Jumlah zat-zat makanan dan ransum yang dibutuhkan
oleh ternak ke1inci antara lain tergantung kepada umur,
besarnya hewan dan tujuan pemeliharaan.
Henurut Templeton (1968) untuk induk yang ti~
dang menyusui, pejantan dan kelinci muda yang sedang
bertumbuh ransum harus mengandung: 12-15 % protein,
2-3,5 % lemak, 20-27 % serat kasar, 43-47 % BETN dan
5-6,5 % abu per bahan kering.
Untlli, induk yang sedang bunting dan induk yang se-
dang menyusui, susunan ransum harus mengandung protein
yang lebih tinggi yaitu: 16-20 % protein, 3-5,5 % lemak,
14-20 % serat kasar, 44-50 % BETN dan 4,5-6,5 % abu per
bahan kel'ing.
Mengenai kebutuhan bahan kering bagi ternal{ kelin-
ci, Templeton (1968) menyatakan bahwa ke1inci muda yang
akan dijadil,an bibit setiap hari membutuhkan bahan 1I:e-
ring kira-kira 6,7 % dari bobot badan, sedang 1,e1inci
10
dewasa, pdjaotan. atau induk yang tidak sedang menyusui
membutuhkan bahan kering kira-kira 3,8 % dari bobot
badannya,
MATERI DAN METODA PENELITIAN
Tempat dan wak~ti penelitian,-- Penelitian telah
dilakukan di Departemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas
Peternakan IPE selama 37 hari, sejak tanggal 9 Mei sam
pai dengan tanggal 15 Juni 1980,Waktu percobaan sela
ma 37 hari tersebut terdiri dari 7 hari periode penda
huluan dan 30 hari periode pengambilan data,
Bahan dan perlengkapan,-- Hewan percobaan yang di
guna!;:an -cerdiri dari 16 ekor kelinci jantan lokal beru
mur 3-3t bulan, Selama percobaan setiap kelinci ditem
patkan dalam kandang individual yang dibuat dari bambu
dan kawat dengan ulwran 50 x 25 x 50 Cm3 , Kandang di
lengkapi dengan bak makanan dari bambu dan tempat air
minum dari mangkuk plastik yang dilekatkan pada dinding
kandang,
Perlengkapan lain yang digunakan adalah berupa
timbangan untuk menimbang ran sum dan menimbang bobot ba-
dan hewan percobaan.
Rancangan percobaan.-- Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah (Split Plot
Design) dengan Rancangan Acak Kelompok sebagai rancang
an dasar (Steel dan Torrie, 1960; Haeruman, 1972), Se
bagai Petru, Utama adalah perlakuan, sedang periode
pengukuran bobot badan dijadill:an sEibagai Anak Petak,
12
Pelaksanaan percobaan.-- Perlakuan yang diberikan
adalah berupa ran sum campuran antara daun wortel dengan
daun petai cina dalam perbandingan sebagai berikut:
A = 100 % daun wortel + 0% daun petai cina, B = 85 %
daun wortel + 15 % daun petai cina, C = 70 % daun wor
tel + 30 % daun petai cina dan D = 55 % daun wortel +
45 % daun petai cina.
Daun Vlortel dipotong sepanjang kira-kira 5 Cm dan
dicampurkan dengan daun petai cina, kemudian diaduk
sampai merata.
Daun petRi cina yang digunakan dalam penelitian
diperoleh dari Ko~ek Fakultas Peternakan IPB dan rumah
Jl. Abesin No.1 Bogor, sedangkan daun wortel diperoleh
dari pasar sayur Ramayana Bogor. Daun wortel tersebut
merupakan bagian sisa yang tor ':luang dari wortel yang
akan dijual.
Untuk mengetahui susunan kimia daun petai cina dan
keempat macam ransum yang diberikan, dilakukan pengam
bilan contoh daun petai cina dan contoh ransum sebanyak
lima kali selama penelitian. Contoh ini kemudian di
analisa di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas
Peternakan IPB. Hasil anaiisa tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Kelinci percobaan dibagi menjadi em pat kelompok
berdasarkan bobot badan awal percobaan. Setiap e'-or
kelinci dalam masing-masing kolompok mendapat satu
13
TABEL 1. KOMPOSISI KIlHA DAUN PETAl CINA =========================================================== Sumber Air Abu Pro- Serat Le- BETN
tein kasar mak Ca P
-----"-------,,------------Dari bahan segar 1. Hasil analisa
percobaan
------------------- %
75,17 2,9 7,88 4,95 0,95 8,76 0,491 0,075
Dari bahan kering 1. Hasil ana1isa
percobaan 9,23 31,75 19,93 3,83 35,26 1,98 0,31 2. Susetyo dkk.
(1969) 10,60 36,80 13,20 1,37 38,03 ------TABEL 2. KOMPOSISI KIMIA RANSUM YANG DIBERIKAN
DALAM PENELITIAN ====~======================================================
Ransum Air Abu Pro-· Serat Le- BETN Ca P tein kasar ma.lI:
Dari bahan segar ------------------ % ------------------A 83,53 2;62 4,14 2,97 0,39 6,35 0,335 0,059 B 81,37 2,49 5,10 3, Lf7 0,58 6,99 0,367 0,059 C 80,21 2,50 5,56 3,27 0.66 7,80 0;389 0,062 D 78,28 2,52 6,19 3,93 0;78 8,30 0,435 0,063
D - b h k . & arl a an erlng ------------------ ~ ----~-----------~-A 15,90 25,14 18,02 2,37 38,57 2,03 0,36 B 13;38 27;38 18,64 3,12 37,48 1,97 0,32 C 12,61 28,09 16,51 3,31 39,48 2,01 0,31 D 11,60 28,49 18,11 3,60 38,20 2,00 0,29
A = 100 % daun worte1 + ° % daun petai cina B = 85 01 daun wox-';01 + 15 % daun petai cina /0
C 70 c l daun wortel + 30 0' cl.aun petai cina = /0 /)
D = 55 % daun worte1 + 45 % daun petai cina BETN = Bahan ekstrak tanpa N
macam perlalman secara acak. Hasil pengelompokan dan
pengacakan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
14
TABEL 3. BAGAN PERCOBAAllf DENGAN MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK .
===========================================~======~=~~
No. Bobot badan Kelompok Per). rum an (gram)
1, 522,8 I A 2. 518,5 I D 3. 506,3 I C 4. 494,6 I B 5. 478;0 II C 6. L,70,O II A 7. L,70,0 II B 8. 466,0 II D 9. 449,1 III D
10. 447,2 III C II. 427,8 III B 12. 422,3 III A 13. 406,1 IV B 14. 403,0 IV A 15. 403,0 IV C 16. 380,0 IV D
-~~-'" ~ .~.
Per.1berian ran sum dilakukan dua kali sehari yai tu
pada pagi hari kira--kira pukul 08.30 dan sore hari ki-
ra-kira pukul 17.00. Pan sum yang diberikan kepada se-
tiap ekor kelinci sotiap hari rl.iborikan dalam jumlah
yang sediki t berlebih dari .iumlah yang dapat dihabis-
kan pada periode pendahl'lUJoc1o
Untuk mencukup:i. kebu'cuhail gar-am, kedalam ransum
di tambahhan garam d"lpur sehan-Tal;: 0.' 5 % dari borat ran_
sum yang dir"rikan soUa,? l~ar:i. (Templeton, 1968; NRC,
1954),
Air minum di bed.kan !'l( \ih-i tu..ll!..
Pada awal ::'·::-:0(' . ~.-.:'.'. :'l.uan kopada hewan-hewan
per co baan di berikan cocc:i.di.o s'ca t borupa Quinoxalin-U.
15
Pengukuran pertrunbahan bobot badan dilakukan de
ngan menimbang bobot badan kelinci setiap enam hari se
kali. Dengan demikian selama penelitian ada lima kali
periode pengukuran.
Efisiensi makanan dihitung dengan dasar konsumsi
bahan segar dan konsuTIlsi bahan kering ransum.
Efisiensi penggunaan bahan segar =
'~Pte~r~t~am~b~a5h~a~n~b~o~b~o~t~b~a~d~a~n~'~~~~~7hpari~ konsuosi bahan Segar hari
Efisiensi penggunaan bahan kering =
ertambahan bobot badan onsuTIlsi bahan kering
Untuk mengetahui konsumsi ransUffi, dilakukan penim-
bangan sisa ransUffi setiap hari.
Pengamatan terhadap kelainan pada hewan percobaan
adalah berupa pengamatan terhadap ada tidaknya keron
tokan bulu dan kelainan-kelainan pada kondisi hewan
serta pada feces dan urine.
Analisa data dilakukan dengan analisa sidik ragam
sesuai dengan rancangan percobaan yang diguncl~an. Un
tuk membandingkan pengaruh dari setiap perlrucuan ter
hadap parameter yang diamati dilakllican Uji Jarrut
Duncan (Haeruman, 1972; steel dan Torrie, 1960).
HASIL DAN PEl1BAHASAN
Konsumsi ransum.-- Data konsumsi bahan segar harian
ransum se1ama pen eli tian disajilmn dalam Tabel 4, sedang
data konsumsi bahan kering ransum disajikan dalam Tabel 5.
TABEL 4. KONSUl'1S1 BAHAN SEGAR HARIAN RANSUM PERLM(Um1 SELAl1A PENELITIM~
======================================================== Perlakuan Kelompok __ ~ _____ ~P£;er=..:l;;.:· o~d~e,--____ _ Rata
rata
A
Rata-rata
B
Rata-rata
I II
III IV
I II
III IV
1 2 3 4 -~----------- gram/ekor
230,0 235,0 221,0 226,3 224,5 236,0 236,7 237,7 228;4 240,0 236,7 239,0 230,0 235,0 234,2 236,5
228,2 236,5 232,1 234,9
230;0 234,3 238,3 232,0 237,0 240;2 232,0 232;4 237,2 226,5 237,0 238,9
239,5 240;7 242,2 239,7
5
250,0 232,5 239,1 234,8 .245,0237,8 240,0 235,1
243,5 235,0
245,0 246,0 244;0 234,5
237,4 239,2 237,6 235,3
230,1 235,2 238,7 240,5 242,4 237,4
C I 230,5 234,0 238,3 239,7 239,7 236,4 II 233,0 229,0 236,0 239,3 235,0 234,5
III 230,5 235,0 236,3 239,5 232,5 234,8 IV 228,0 234,5 239,3 240,2 236,5 235,7
Rata-rata
D I
Rata-rata
II III
IV
230,5 233,1 237,5 239,7 235,9 235,3
224;0 233;3 236,8 229,6 235;0 231,7 234,0 231,7 238,7 237,2 233,5 235,0 228,0 234,2 235,5 238;8 233;0 233,9 235,7231,0238,5 24.1 ,5 237,5236,8
, 230,4 232,6 237,4 236,8 234,8 234,4
A = 100 % daun worte1 + B.= 85 % daun worte1 + C = 70 % daun worte1 + D = 55 % daun worte1 +
° % daun 15 % daun 30 % daun 4-5 % daun
petai petai petai petai
Gina Gina Gina Gina
17
TABEL 5. KONSUMSI BAHAN KERING HARLAN RANSUM PERLAKUAN SELAMA PENELITIM~
====================================================== Per1alman Ke1ompok Pe~ Rata-
1 2 3 4 5 rata
_-----_---- gram/ekor -----------A I 37,9 38,7 36,4 37,3 41,2 38,3
II 38,0 38,9 38,9 39,1 39,4 38,9 III 37,6 39,5 39,0 39,4 40j3 39,2 IV 37,9 38,7 38,6 39,0 39:7 38,7
Rata-rata 37,9 37,0 38,2 38,7 40,1 38,8
B I 42,8 43,7 44;4 44,6 45,6 44;2 II 43,2 44,1 44,7 44,8 45,8 44,5
III 42,8 43,2 4h2 45,1 45,5 44,2 . , IV 42,2 44·,1 44,5 44·,7 43,7 43,8
Rata-rata L,2, 8 43,8 44,4 L,I+,8 45,1 44,2
e I 45,6 4·6,3 47,2 47,4· 47,4 L,6,8 II 1+6,1 45,3 4·6,7 1+7,4 46,5 46,4
III 45,7 46,5 46,8 h7 L·. 46;0 h65 . ,. . , IV L,5,1 46,4 47,4 47,5 46,8 46,6
Rata-rata 45,6 L,6,1 47,0 4·7,4 46,7 L,6,6
D I 48,7 50,7 51,4 49,9 51,0 50,3 II 50,8 50,3 51,3 51,5 50,7 51,0
III 49,5 50,9 51,1 51,9 50,6 50,8 IV 51,2 50,2 51,8 52,4 51,6 51,4
Rata-rata 50,0 50,5 51,5 51,4 51,0 50,9
BMo.r konsumsi bahan segar per ekor per hari ada-
1ah rata-rata 235,0 grL®, 237,4 gram, 235,3 gram dan
234,4 gram, masing-masing untuk perlo.kuan A, B, e dan
D. Ana1isa sidik ragam tida~ menunj~~~an adanya perbe-
daan yang nyata (p> 0,05) antara konsumsi bahan 'segar
setiap ransum. Hal ini diduga karena pa1atabilitas ma-
sing-masing ransum tidak berbeda.
18
Menurut Susetyo dkk. (1969) besar keci1nya kon
sumsi hijauan makanan ternak tergantung kepada bebera
pa faktor misalnya disukai atau tidaknya oleh terna~
(palatability), jumlah yang tersedia, gerru,lajunya
sebagai makanan (rate of passage) dan pengaruh ling
kungan.
Eesarnya konsumsi dalam bentuk bahan kering per
ekor per hari untuk setiap ran sum adalah rata-rata 38,8
gram, 44,2 gram, 46,6 gram dan 50,9 gram, masing-ma
sing untuk perlakuan A, E, C dan D. Ana1isa sidik ra
gam menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering setiap ran
sum berbeda sangat nyata (PL 0,01), Dari Uji Jarak
Duncan ternyata bahwa konsumsi bahan kering antara ran
sum D dengan A, D dengan E, D dengan C, C dengan A, C
dengan B dan E dengan A berbeda sangat nyata (PL 0,01).
lni mungkin disebabkan oleh perbedaan kadar bahan ke-
ring ~asing-masing ransum.
Analisa Idmia keempat lllaCam ranSUlll Llel;lperlihat~:o."
bo.hwa kado.~· bahan kering selllru,in tinggi dengan semakin
tingginya kadar daun petai cina dal~n ransum. Dengan
demikian untuk konsumsi bahan segar yang sama, pada
ran sum dengan kadar daun petai cina yang lebih tinggi
kelinci mengkonsulllsi lebih banya~ bahan lwring,
Periode berpengaruh sangat nyata (PL 0,01) terha
dap konsumsi bahan kering. Dengan Uji Jarak Duncan
didapatlmn bahwa konsumsi bahan kering pada periode 5,
•
19
periode 4 dan periode 3 berbeda sangat nyata dengan
periode 1 (Pi. 0,01), sedang antara periode 5 dengan
periode 2, periode 4 dengan periode 2 dan periode 2
dengan'periode 1 berbeda nyata (Pi. 0,05). Ini menun
jukkan bahwa bertambah lamanya waktu penelitian sangat
nyata meningkatl~an jumlah lwnsuiUsi bahan kering ransum,
sesuai dengan bertambah besarnya hewan.
Analisa sidik ragam juga menunjukkan pengaruh in
teraksi yang nyata (Pi. 0,05) an tara perlakuan dengan
periode.
KonSUillsi bahan segar ransurn per kg bobot badan
kelinci selama pen eli tian adalah 0, LJ·l gram, 0,38 gram,
0,36 gram dan 0,33 gram, masing-masing untuk perlakuan
A, B, C dan D. Sedangkan konsumsi bahan kering ran sum
per kg bobot badan kelinci adalah 0,07 gram, 0,07 gram,
0,07 gram dan 0,07 gram, masing-masing untuk perlakuan
A, B, C dan D.
Pertambahan bobot badan.-- Perta.lllbahan bobot ba
dan total kelinci selama 30 hari disajikan dalam Ta
bel 6, sedang pertambahan bobot badan harian disajikan
dalam Tabel 7.
Pertambahan bobot badan total kelinci untuk seti
ap perlakuan adalah 185,6 gram/ekor, 274,3 gram/ekor,
295 gram/ekor dan 363,2 gram/ekor, masing-masing untuk
perlakuan A, B, C dan D. Grafik pertambahan bobot
20
TABEL 6. PERTIJ-lBl;HLJ'l BOBOT BLDliN TdTfJ.1 KELINCI SELf~A PENELITIAN
====================================================== Per1akuan Ke1ompok. Periode Total
1 2 3 4 5 ,
------------ gram/ekor ----_------A I 8,1 39,5 14,8 37,4 44,9 144,7
II 5,5 7,9 47,8 51,2 50,9 163,3 III 66,2 61,6 53,1 47,5 40,2 165,7
IV 27,1 19,4 40,Lf 40,9 37,9 165,7
Rata-rata 26,7 32,1 39,0 44,3 43,5 185,6
B I 63,9 58,9 71,8 50,6 30,5 275,7 II 65,9 60,3 76,5 75,9 48,4 327,0
III 58,0 28,9 77,9 63,8 38,7 267,3 IV 95,2 33,1 52,5 28,0 18,5 227,3
Rata-rata 70,8 45,3 69,7 54,6 34·,0 274,3
C I 79,3 76,7 56,1 56,1 45,4 313,6 II 55,6 36,8 42,4 83,0 58,8 276,6
III 70,6 29,7 31,2 87,9 8Lh8 304,2 IV 80,2 46,8 61,9 62,0 35,0 285,9
Rata-rata 71,4 47,5 47,9 72,2 56,0 295,0
D I 103,9 132,6 51,9 33,8 46,0 368,2 II 125,9 57,2 45,4 83,4 57,6 369,5
III 112,7 63,2 40,6 67,3 66,1 3~9,9 I'll 111,6 78,7 47,7 79,8 47,5 3 5.3
Rata-rata 113,5 82,9 46,4 66,1 54,3 363.2
badan tot.a1 ini digambarkan pada 11ustrasi 1.
Rata-rata pertambahan bobot badan harian ke1inci
untuk setiap per1akuan ada1ah 6,2 gram/ekor, 9,2 gram/
ekor, 9,8 gram/ekor dan 12,1 gram/ekor, masing-masing
untuk per1akuan A, B, C dan D. Dari data tersebut ter~
U.l1:<t bahwa semakin tinE/5i kadar d.:lun petai cina da1am
tahaL'.nt, pertambahan bobo.t badan ke1inci 'serJakin tinSGi
21
Tl,BEL 7. PERT.AMBll.HAN BOBOT BliDLN Hl.RIJiN KELINCI SELJJ'vlA PENELITIAN
===================================================~== Perlakuan Kelompok _____ . ..;'P;.;,ee..:r:..::i:.::o~d~e:..-_____ Ra ta
Rata-rata
I II
III IV
1 2 3 4 ------------ gram/ekor
1,3 6,6 2,5 6,2 0,9 1,3 8,0 8,5
11;0 10,2 8,9 7,9 4,5 3,2 6,7 6,8
4,4 5,3 6,5 7,4
5 rata
7,5 4,8 8,5 5,4 6,7 8,9 6,3 5,5
7,2 6,2 -------------------- ---------------B
Rata-rata
C
Rata-rata
I 10,7 9,8 12,0 8,4 5,1 9,2 II 11,0 10,0 12,8 12,7 8,1 10,9
III. 9,7 4,8 13,0 10,6 6,4 8,9 IV 15,9 5,5 8,8 4,7 3,1 7,6
11,8 7,5 11,7 9,1 5,7 9,2
I 13,2 12,8 9,3 9,3 7,6 10,4 II 9,3 6,1 7,1 13,8 9,8 9,2
III 11,8 5,0 5,2 14,7 14,1 10,2 IV 13,4 7,8 10,3 10,3 5,8 9,5 ------------------.---- ------,--------
11,9 7,9 8,0 12,0 9,3 9,8 ---------------------------- ,------
D
Rata-rata
I II
III IV
17;3 21,0 188 , 18,9
22,1 9,5
10,5 13,il
18,9 13,8
8,7 7,6 6,8 8,0
5,6 IJ,9 11,2 13,3
7,7 9,6
11;0 7,9
7,8 11,0 9,0
12,3 12,3 11,7 12,2
12,1
pula. Analisa sidik ragalll menunjukkan bahwa perlakuan
berpengaruh nyata (Pi 0,05) terhadap pertambahan bobot
badan harian kelinci. Setelah dilakukan Uji Jarru{
Duncan ternyata bahwa pertarabahan bobot badan harian
pada perlru,uan E, C dan D berbeda nyata (Pi 0,05) de-
ngan pertambahan bobot badan harian pada perlakuan A,
sedang antara perlakuan D dengan E, C dengan B dan
22
380
360 /
340 / ~ 320 / H / 0
..>:l 300 /' ill
;: ~ 280 / H / bO 260 / ~
r;ci 240 /' +' /" / 0 8 220 / / p / / <il 200 ,.I' /
't:J <il /J f" r:o 180 - / /'
/ , <-'
160 I I ,/ 0 / /
, .n I -/ • 0 / r:o 140 I / , § " /
..<:l 120 . I , / <il / .n 100 ~ / ~~ ,
Cil • / / +' I / /
. H 80 , .. ill ,/ / p.,
I • 60 ;; , ./
40 I 'I ./
/ 20 t .¥"-,,
./
0 1 2 3 4 5 Periode ( 6 hari )
-.-.-.-.-.-.-.-.- 0 % daun petai cina ----------------- 15 % daun petai cina
30 0/ daun petai cina /0
/ 45 0/ daun petai cina - - - - - /0
ILU STRASI 1. GRAFIIC PERTAJ1BAHAN BOBOT BADAN TOTAL KUMULATIF KELIHeI SELAHA TIGA PULUH HARI
23
D dengan C tidak berbeda nyata. Jadi berarti bahwa pe
nambahan daun petai cina dalam ransum nyata pengaruhnya
dalam meningkatkan pertambahan bobot badan harian kelin
ci selama penelitian.
Hubungan antara kadar daun petai cina dalam ransum
dengan pertambahan bobot badan harian kelinci adalah
berbentuk linier, dengan persamaan garis regressi
y = 7,95 + O,06X, di mana Y adalah pertambahan bobot
badan harian kelinci dalam gram dan X adalah kadar daun
petai cina ran sum dalam persen. Hubungan ini digambar
kan pada Ilustrasi 2.
Perbedaan pertambahan bobot badan kelinci antara
setiap perlakuan mungkin disebabkan oleh perbedaan ll:On
sumsi bahan kering ransum. Kelinci yang mendapat ran
sum dengan kadar daun petai cina yang lebih tinggi
mengkonsulllsi lebih banyak bahan kering, sehingga per
tambahan bobot badannya lebih tinggi.
Kemungkinan lain adalah karena meningkatnya nilai
gizi ransum akibat penambahan daun petai cina. Dari
hasil analisa kimia ran sum yang digunakan terlihat bah
wa ada peningkatan kadar protein dan kadar lemak sesuai
dengan meningkatnYa kadar daun petai cina da1am ransum,
Henurut Templeton (1968) kadar protein yang lebih
tinggi al{an memberikan pengaruh yang 1ebih baik terha
dap ternak 1I:e1inci daripada kadar protein rendah.
24
y
12 \
,-. H
11 0 ..':<:! ill
"-~ H bO 10 '-'
§ ,
.r! H nJ
::r:: 9 y 7,95 + 0,06X = Q nJ
'tJ nJ ~
+' 0
8 .n 0 ~
Q
7 t m .s::: m .n ~
+> H ill 6 Pi
l __ ~ ___ -l--'------,-+-,-------jlf-' X
o 15 30 45
Kadar Daun Petai Cina C%)
ILUSTRASI 2. HUBUNGAN KADAR DAUN PETAl CINA DALAl'! RAl'iSUM DENGAN PERTllJ'iBAHAN BOBOT BADAl~ HARlAN KELINCI SELllj\jA PENELITIAl;r
25
Jika dilihat secara keseluruhan, komposisi kimia
keempat macam ransum tersebut sebenarnya sudah memenuhi
susunan kimia ran sum untuk kelinci yang sedang bertum
buh menurut Templeton (1968).
Periode tidak berpengaruh nyata (P> 0,05) terhadap
pertambahan bobot badan harian kelinci, tetapi ada pe
ngaruh interaksi yang nyata antara perlakuan dengan pe
rio de (Pi 0,05). Interaksi ini digwnbarkan dalam I1us
trasi 3.
Efisiensi makanan.-- Data efisiensi penggunaan
bahan segar dan efisiensi penggunaan bahan kering ran
sum se1ama peneli tian disajikan dalam 'rabel 8 dan
Tabel 9.
Efisiensi penggunaan bahan segar ransum untuk se
tiap perlakuan ada1ah 0,0248, 0,0387, 0,0419 dan 0,0518
masing-masing untuk perlakuan A, B, C dan D. Uji Jarak
Duncan menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan bahan se
gar ransum pada perlakuan D dan C berbeda nyata
(Pi 0,05) dengan per1akuan A, sedang antara per1akuan
D dengan B, D dengan C, C dengan B dan B dengan A tidak
berbeda nyata.
Efisiensi penggunaan bahan kering ransum untuk se
tiap per1akuan ada1ah 0,1586, 0,2078, 0,2113 dan 0,2528
masing-masing untuk per1akuan A, B, C dan D. Uji Jarak
,..., 20 H
0, .!<: Q) 18 "-@ H 16 bJJ ~
§ 14-·rl H
1.1 m iIi
s:1 ill 1('
'1j m
r:o . ". U
+'
° ,.0 [5 ° r:o s:1 4 m ,.q m
,.0
@ 2. +' H Q)
Pi 0
\ \
\
\ \
26
'-': " \ '>/ /'--." 0 . '" /\ /5::-'-~ " //" / /." "-, "-
. _ ... -- .. -",-- .. - " .- " . --.-
1 2 3 4 5 Periode ( 6 hari )
-.-.-.-.-.-.-.-.- 0 % daun petai .cina ----------------- 15 % daun petai cina
30 01 daun petai cina /0
45 0/ daun petai cina ----- - /0
ILU STRASI 3. PERTAI'1BAHAN BOBOT BADAN HARIAt'! KELINCI PADA BERBAGAI KADAR DAUN PETAl CINA DALAM RAN SUM
i
27
TABEL 8. EFISIENSI PENGGUNlifj.l~ BAHfJ'! SEGAR RANSUM SELfMA PENELITlf~~
========================================================== Per1akuan
A
-
Ke1ompok
1
I 0;0057 II 0,0040
III 0,0482 IV 0,0196
2
0,0281 0,0055 0,0425 0,0136
Periode
3 0,0113 0,0338 0,0376 0,0286
4 0,0274 0,0358 0,0330 0,0288
5 0,0030 0,0355 0,0273 0,0262
Ratarata
0,0151 0,0229 0,0377 0,0234
Rata-rata 0,0194 0,0224 0,0278 0,0312 0,0230 0,0248
B I 0,0465 II 0,0l.j74
III 0;0418 IV 0,0702
0,0418 0,0422 0,0207 0,0232
0,0503 0,0533 0,0548 0,0368
0,0351 0,0528 0,0438 0,0196
0,0208 0,0329 0,0262 0,0132
0,0389 0,0457 0,0375 0,0326
Rata...;rata 0,0515 0,0320 0,0488 0,0378 0,0233 0,0387
c I 0;0573 II 0,0399
III 0;0512 IV 0,0605
0,0547 0;0266 0;0213 0,0333
0,0390 0,0301 0,0220 0,0430
0,0388 0,0577 0,0614 0,0429
0,0317 0,0417 0,0606 0,0245
0,0443 0,0392 0,0433 0,0408
Rata-rata 0,0522 0,0340 0,0335 0,0502 0,0396 0,0419
D I 0,0772 II 0,0897
III 0,0825 IV 0,0789
0,0947 0,0410 0,0448 0,0567
0,0367 0,0318 0,0289 0,0335
0,0244 0,0586 0,01.(.69 0,0551
0,0328 0,0411 0,0472 0,0333
0,0532 0,0524 0,0501 0,0515
Rata-rata 0,0821 0,0593 0,0327 0,0462 0,0386 0,0518
Duncan menunjul{kan bahwa efisiensi penggunaan bahan kering
ransum pada per1ru{uan D berbeda nyata (Pi 0,05) dengan
efisiensi penggunaan bahan kering ransum pada per1akuan A,
sedang an tara per1akuan D dengan B, D dengan C, C dengan
A, C dengan B dan B dengan A tidal\: berbeda nyata. Jadi
ber8.rti bahwa penambahan daun petai cina dengan kadar 45 %
da1am ransum nyata mernperbaiki efisiensi penggunaan bahan
28
TABEL 9. EFISIENSI·PENGGUNAM~ B!illM~ KERING RANSUM SELAMA PENELITIAN
========================================================== Per1akUan
Ke1ompok 1
1l. I II
III IV
Rata-rata
0;0343 0,0237 0;2925 0,1187
0,1173
Periode 2 3 5 Lx
Ratarata
0,1705 0,0687 0,1662 0,1820 0,1243 0,0334 0,2057 0,2174 0,2157 0,1392 0;2582 0,2282 0,2005 0,1662 0,2291 0,0827 0,1736 0,1744 0,1595 0,1418
0,1362 0,1690 0,1896 0,1809 0,1586 -------------------------------- ------------------
B I 0,2500 II 0;2546
III 0,2266 IV 0,3768
0,2242 0,2703 0,1883 0,1118 0,2089 0;2268 0,2863 0,2835 0,1769 0,2456 0,1111 0,2941 0,2350 0,1407 0,2015 0,1247 0,1978 0,1051 0,0709 0,1751
Rata-rata 0,2770 0,1717 0,2621 0,2030 0,1251 0,2078
C I II
III IV
0,2894 0,2017 0;2582 0,2971
0;2765 0;1347 0;1075 0,1681
0,1970 0,1962 0;1603 0;2239 0;1520 0,2911 0,2108 0;1981 0,1111 0,3101 0,3065 0,2187 0,2173 0,2168 0,1239 0,2046
Rata-rata 0,2616 0,1717 0,1693 0,2536 0,200lj. 0,2113
D I 0,3552 II 0; lj134
III 0,3798 IV 0,3633
0,4359 0;1889 0,2063 0,2610
0;1122 0,2699 0,2158 0,2538
0,1510 0,2699 0,2158 0,2538
0;1510 0,1893 0;2174 0,1531
0,2411 0;2663 0,2470 0,2570
Rata-rata 0,3779 0,2730 0,2129 0,2226 0,1777 0,2528
kering ransum. Hal ini diduga karena nilai gizi ransum D
lebih tinggi daripada ransum A, sehingga meningkatkan jum
lah zat-zat makanan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak
kelinci.
Periode tidak berpengaruh nyata (P)0,05) terhadap
efisiensi penggunaan bahan segar dan efisiensi penggunaan
bahan kering ransum, tetapi ada interaksi yang nyata
(Pi 0,05) antara perlakuan dengan periode.
29
~lainan-kelainan pada hewan percobaan.-- Secara
umum se'~ama peneli tian tidak terlihat adanya lcerontokan
bulu yang jelas pada kelinci-kelinci untuk masing-ma
sing perlakuan. Hanya pada perlakuan D,jika dilakukan
pengusapan pada tubuh hewan percobaan akan ada bulu-bu
lu yang tertinggal pad a telapak tangan, yang jumlahnya
lebih banyak jika dibandingkan dengan perlillman lainnya.
Tidak nampaknya kerontokan bu1u secara je1as ini
mungkin disebabkan oleh kurang lamanya wa.~tu pene1itian
sehingga pengaruh mimosin belum bisa terlihat. Nungkin
pula kelinci memang agak tahan terhadap mimosin sehing
ga kadar daun petai cina yang digunakan dalam peneliti
an belum cukup kuat untuk menyebabkan kerontokan bulu.
Kemungkinan lain adalah rendahnya kadar mimosin
dari daun petai cina yang digunakan. l-lenurut Siregar
dan Prawiradiputra (1978) mengingat petai cina yang
ada di Indonesia diperkirall:an merupakan hasi1 persi
langan antara Leucaena 1eucocepha1a dengan Leucaena
pul veru1 en ta, maIm ada kemungkinan kadar mimo sin yang
dikandungnya rendah, sehingga pengaruh negatifnya ter
hadap ternak tidak akan begitu besar.
Se1ama pene1itian tidak nampak pula adanya kelain
an-kelainan rucibat perlakuan, baik ke1ainan pada kondi
si hevlan raaupun ke1ainan pada feces dan urine.
KESlMPULAN DAN SARAN
Kesi~ulan.-- Berdasarkan hasil yang diperoleh
selama penelitian, maka dapat ditarik bcberapa kesim
pulan sebagai berikut:
1. Kadar bahan kering ransum campuran antara daun wor
tel dengan daun petai cina bertambah besar dengan
semaldn tine;ginya kadar daun petai cina. lni dise
babkan oleh karena kadar bahan kering daun petai
cina lebih tinggi daripada kadar bahan kering daun
wortel.
2. Konsumsi bahan segar harian keempat macam ransum
yang diberikan tidal~ berbeda nyata, sedang konsum
si bahan kering harian ransum berbeda sangat nyata.
Pada ran sum dengan kadar daun petai cina yang lebih
tinggi, kelinci mengkonsumsi lebih banyak bahan
kering.
Periode berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi
bahan kering ransum, sedang interaksi antara perla
kuan dengan periode adalah nyata.
3. Perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertambahan
bobot badan harian kelinci.
Hubungan antara kadar daun petai cina dalam ran sum
dalam kisaran 0 % sampai Lf5 % dengan pertambahan
bobot badan harian kelinci adalah linier, di mana
pertambahan bobot badan harian kelinci akan ber- •
31
tambah besar dengan semakin tingginya kadar daun
petai cina dalam ransum.
Feriode tidak berpengaruh nyata terhadap pertambah
an bobot badan harian kelinci, sedang interaksi' an
tara perlakuan dengan periode adalah nyata.
4. .Ada indikasi bahwa penggunaan daun petai cina da
lam ransum akan meningkatkan efisiensi penggunaan
bahan.kering ransum, dan pengaruh ini nyata pada
kadar 45 % daun petai cina dalam ransum.
Feriode tida~ berpengaruh nyata terhadap efisiensi
penggunaan bahan segar dan efisiensi penggunaan ba
han kering ransum, sedang inter~{si antara perl~{u
an dengan periode adalah nyata.
5. Selama penelitian tidak nampak jelas adanya keron
tokan bulu kelinci akibat penggunaan daun petai ci
na dalam ransum. Demikian pula tid~{ nampak ada
nya kelainan-kelainan lain, baik pada kondisi he
wan maupun pada feces dan urine.
6. Secara keseluruhan, penggunaan daun petai cina se
bagai campuran daun wortel dalam ransum meningkat
kan j{adar bahan kering dan nilai gizi ran sum •
Fenggunaan daun petai cina sampai dengan kadar
45 % dalam ransum pada penelitian ini mampu me
ningkatkan pertambahan bobot badan dan efisiensi
makanan pada ternak kelinci, tanpa menimbulkan su
atu pengaruh yang negatif.
32
Saran.-- Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
disarankan:
1. Adanya suatu penelitian lebih lanjut dBngan menggu
nru~an kadar daun petai cina yang lebih tinggi dan
waktu penelitian yang lebih lama. Dari sini akan
dapat diketahui sampai pada kadar berapa penggunaan
daun petai cina dalam ran sum masih meningkatkan
pertambahan bobot badan dan efisiensi makanan.
Di samping i tu ru~an dapat diketahui pula sampai ka
dar berapa dan sampai berapa lama pemberian daun
petai cina ru~an berpengaruh negatif terhadap ternak
kelinci.
2. Adanya penelitian untuk mengetahui pengaruh pBng
gunaan daun petai cina dalam ran sum terhadap aspek
lain dari produksi maupun reproduksi ternak kelinci.
3. Adanya penelitian tentang pengaruh pemberian ~aun
petai cina dengan menggunwcan jenis hijauan selain
daun wortel sebagai komponen campuran dalam ransum
ternak kelinci o
DAFTA..R PUSTAKA
1. Anonim, 1973. Commercial Rabbit Production. Ministry of Agriculture, Fisheries and Food, Bulletin 50. London, Her t1ayesty's Stationary Office.
2. Anonim. 1975. Energy Allowance and Feeding Systems for Ruminants. Tables of Food Composition. Ministry of Agriculture, Fisheries and Food Department of Agriculture & Fisheries For Scotland, Department of Agriculture For Nothern Ireland. Technical Bulletin 33. London, Her Mayesty's Stationary Office. .
3. Anonim. 1977. Leucaena Promising Forage and Tree Crop For The Tropics. National Academy of Sciences, Washington D.C.
4. Blunt, C.G. and R.J. Jones. 1977. Steer Liveweight Gains in Relation to The Proportion of Time on Leucaena leucocephala Pasture. Tropical Grasslands, 11 (2): 159-lb4.
5. Burgos, C.X. 1953. Questions and Answers on Rabbit Raising. Republic of Philippines, Department of Agriculture and Natural Resources. Bulletin No. 36.
6. Dingayan, A.B. and F.M. Fronda. 1950. A Comparative Study of Influence of The Leaves and Young Shoots of Centrocema, Ipil-ipil and Sweet Potato as Green Feed on The Growth of Chick, The Phlippine Agr. Jour., 34:110.
'7. Falvey, L. 1976. The Effect of Leucaena ;tjlucocephala on Cattle in The Nothern Territory. Aust. Vet. Jour., 52: 243. .
8. Food and Agriculture Organization of United Nations. 1972. Food Composition Table For Use in East Asia. Rome, Italy.
9. Haeruman, H. 1972. Prosedur AnalisaRancangan Per cobaan. Bagian Perencanaan Hutan, Departemen Managemen Hu tan Faku1 tas Kehu tanan Insti tu t P,ertanian Bogor.
34
10. Hamilton, R.I.; L.E. Donaldson and L.J. Lambourne. 1971. Leucaena leucocephala as a Feed For Dairy Cows: Direct Effect on Reproduction and Residual Effect on The Calf and Lactation. Aust. J. Agr. Res., 22: 681-692.
11. Hegarty, H.P.; p.G. Schinckel and R.D. Court. 1964. Reaction of Sheep to The Consumption of Leucaena glauca (L) BENTH. and to Its Toxic Principle Himosine. Aust. J. Agr. Res., 15: 153-167.
12. Heyne, K. 1950. De Nuttige Planten Van Indonesie.
13.
Deel I. 3 e Druk. N.V. Uitgeverijw van Hoeve-'s Gravenl1age/Bandung.
Kraneveld, F.C, and R. Djaenoedin, 1950. Orientation Test With Himosin as a Loss Hair in Horses. Hemerazoa, 57:
Some Cause 636.
for
14. Norrison, F.B. 1957. Feeds and Feeding, Twenty second Ed. The Morrison Publishing Company, Ithaca, New York.
15. National Research Council. 1954. Nutrient Requirements of Rabbit. National Academy of Sciences, Washington, D.C.
16. Siebert, B.D.; R.A. Hunter and P.N. Jones, 1976. ~_ The Utilization By Beef Cattle of Sugarcane
Supplemented with Animal Protein, Plant Protein or Non Protein Nitrogen and Sulphur. Aust. Jour. Exp. Agr. and Animal Husbandry, 16 (83): 789-794.
17. Siregar, H.E. dan B.R. Pralriradiputra. 1978. Lamtoro Sebagai Bahan Hakanan Ternak. Lembaran LPP Tahun VIII, No.1., Bogor.
18. Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1960, Principles and Procedure of Statistics. Hc Graw-Hill Book Co., NeVI York.
19. Susetyo, S. j I. Kisl1Jono dan B. Soewardi, 1969. Hijauan Makanan Ternak. Dinas Peternakan Rakyat, Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
20. Templeton, G.S. 1968. Domestic Rabbit Production. Fourth Ed. The Interstate Printer and Publisher, Danville, Illinois.
LAHPIRAN
LAMPIRllN 1. PERHITUNGllN ANALISA SIDIK RAGAM KONSUHSI BAHllN SEGAR RANSln'I SECARA PETAK TERPISAH
========================================================== Perlakuan Kelompok Periode Total
1 2 .2 4 .2 --------- gram/ elwr /hari --------
A I 230;0 235,0 221,0 226,3 250,0 1162,3 II 224,5 236,0 236,7 237,7 239,1 1174,0
III 228;4 240,0 236,7 239;0 245,0 1189,1 IV 230,0 235,0 234,2 236,5 240,0 1175,7
912,9 946,0 928,6 939,5 974,1 4701,1
B I 230,0 234;3 238,3 239,5 245,0 1187,1 II 232,0 237;0 240,2 240,7 246,0 1195,9
III 232;0 232,4 237;2 242;2 244;0 1187,8 IV 226,5 237,0 238,9 239,7 234,5 1176,6
920,5 940,7 954,6 962,1 969,5 4747,4
C I 230;5 234,0 238;3 239,7 239,7 1182,2 II 233;0 229,0 236,0 239,3 235;0 1172,3
III 230,5 235,0 236,3 239,5 232;5 1173,8 IV 228,0 234,5 239,3 2~-0,2 236,5 1178,5
922,0 932,5 949,9 958,7 943,7 4706,8
D I 224-, ° 233,3 236,8 229;6 235,0 1158,7 II 234;0 231,7 238,7 237,2 233,5 1175,1
III 228,0 23Lf,2 235,5 238,8 233,0 1169,5 IV 235,7 231,0 238,5 241,5 237,5 1184,2
921,7 930,2 949,5 947,1 939,0 Lf687,5
Total 3677,1 3749,4 3782,6 3807,4 3826,3 18842,8
Kelom]2ok Total
I 4690,3 II 4717,3
III 4720;2 IV 4715,0
Koreksi (C) " (18842,8)2/80 " 4438137,5
JK Total " (230,0)2+ 2 C 2111,9 •••••• + (237,5) .. "
37
JK Petak Utama = il162,3)2 + •••••• + (1184,2)2_ C = 291,3 .5.
JK Kelompok = (4690,3)2 + ·"zo· + (471.5,022
- C = 29,8
JK Perlakuan = (4701,1)2 + "2.0" + (4687.52..2
- C = 101,0
JK Acak Petak Utama = 291,3 - 29,8 - 101,0 = 160,5 2 2
JK Periode = (3677.1) + •••••• + (3826,3) _ c = 862,0 16
JK Interaksi (Perlakuan X Periode) = 2 2
(912,9) + •• , ••• + (939,0) _ C _ 101,0 -862,0 = 373,0
JK Acak Anak Petak = 2111,9 - (291,3 + 862,0 + 373,0) )
= 585,6
Daftar Sidik Ragam ========================================================= Sumber keragaman DB JK KT .- F hit F tabel
0,05 0,01
Petak Utama (PU) Perlakuan (Pr) 3 101jO 33;67 1,89 8;81 27,35 Kelompok 3 29j8 9,93 0,56 8,81 27,35 Acak PU 9 160,5 17,83
Anak Petak ( AP 2 Periode (Pd) 4 862,0 215;5 17,66-a 5,71 13,71 Interaksi (PrXPd) 12 373;0 31,08 2,55-' 2,41 '.',59 Acak AP 48 585,6 12,20
T o tal 79 2111.,.9
* = nyata (Pi 0,05) H- = sangat nyata (Pi 0,01)
38
LAl1PIRA1'l 2. PERHITUNGAlj ANALISA SIDIK RAGAl1 KONSUl1S1 BAHAN KERING RANSUH SECARA PETAK TERPISAH.
======================================================= Perlakuan Ke1ompok ________ P"-e~r,...i""o'-'d:.;;e'--___ To tal
A
B
C
D
Total
I II
III IV
I II
III IV
1 2
37,9 38,7 38,0 38,9 37;6 39,5 37,9 38,7
3 4 5 gr am/ ekor /hari
36,LI· 37;3 lJ·1;2 38;9 39,1 39;4 39,0 39;4 40,3 38,6 39,0 39,5
151,4 155,8 152,9 154,8 160,lJ·
42,8 Lf3,2 42 ;8 42,2
43,7 Lf4,1 43,2 44,1
44, lJ· Lf4,7 44;2 44,5
44,6 4Lf; 8 45;1 44,7
45,6 45;8 45;5 43,7
191,5 194;3 195;8 193,7
775,3
221,1 222,6 220,8 219,2
--------------------------,-------
I II
III IV
I II
III IV
171,0 175,1 177,8 179,2 180,6 883,7
45;6 Lf6,1 45;7 45,1
46,3 lJ-5,3 46,5 46,4
47,2 46,7 46;8 47,4
47,4 47,4 47,4 47,5
47 ;~L Lf6,5 46,0 46,8
233,9 232,0 232,lJ 233,2
182,5 184,5 188,1 189,7 186,7 931,5
48; 7 50;8 lJ9;5 51,2
50;7 50,3 50;9 50,2
51,4 51,3 51,1 51,8
Lf9,9 51,5 51,9 52,4
51;0 50 ,7 50,6 51,6
251,7 255;1 254;0 257,2
200,2 202,1 206,1 205,7 203,9 1018,0
705,1 717,5 724,9 729,4 731,6 3608,5
Kelompok Total
I 898,2 II 904,0
III 903,0 IV 903,3
Koreksi (C) = (3608,5)2/80 = 162765,90
JK Total = (37,9)2 + •••••• + (51,6)2- C = 1601,85
39
JK Petak Utama •••••• 5 c
= 1542,35
JK Kelompok = .... (8~9..,8'-2,~2;.i..)_2_+:......!.·..!.·~26 .. -1- (903,3)2_ C' = 1,05
JK Perlakuan •••••• + (1018.0)2 _ C 20
= 1535,7
JK Acak Petak Utama = 1542,35 - 1,05 - 1535,7 = 5,60
JI' P . d (705,1)2 + ...... + (731 ,6)2 C -_ 28 79 ' erlO e = 16 -,
JK Intoraksi (Per1akuan X Periode) =
2 2 (151,4) + .. -'4·· -1- £2Q..L..2.L: - c - 1535,7 - 28,79 = 11,73
JK Acak Anak Petak = 1601,85 - (1542,35 + 28,79 + 11,73)
= 11,98
Daftar Sidik Ragam ======================================================== Sumber keragaman DB JK KT . .. F tabel
F hlt 0,05 '0,01
Petak Utama (PUL Kelompok 3 1,05 0,35 0;56 8,81 27,35 Per1akuan (Pr) 3 1535,70 511,90 825,64·" 'I, 8,81 27,35 ficall: PU 9 5,60 0,62
Anall: Pet all: (APJ Periode (Pd) 4 28,79 7,20 18,00'H 5,71 15,71 Interall:si (PrXPd) 12 11,73 0,98 2,45* 2,41 3,59 Acak AP 48 18,98 0,40
T o tal 79 1601,85
* = nyata (Pi 0,05) ** = sang at nyata (Pi 0,01)
40
U,ji Jarak Duncan
1. Uji Jarak Duncan untuk nilai rata-rata konsumsi bahan kering harian ran sum pada setiap perlakuan
Nilai rata-rata konsumsi bahan kering harian
ransum pada setiap perlakuan adalah:
A = 38,8 gram/ekor B = 4~·;2 gram/ekor C = 46;6 gram/ekor D = 50,9 gram/ekor
'\ '(2)~62-) Sj{ = / lf4H5J = 0,25
Tab81 Jarak Nyata (SSR) dan Jarak Nyata Terkecil (LSR) Untuk Tingkat Nyata 1 %
======================~~===========================
Nilai p
Jarak Nyata (SSR) Jarak Nyata Terkecil (LSR)
2
4,60 1,1
3
4,86 1,2
p = jumlah nilai rata-rata yang dibandingkan LSR = (SSR) (Sx)
4
4,99 1,2
====================================================
Beda perlakuan Nilai beda LSR
D - A 12,1-~'~ 1,2 D - B 6;7** 1,2 D - C ~·,3·H 1,1 C - A 7,8'"'' 1,2 C - B 2,4"" 1,1 B - A 5,4''* 1,1
** = sangat nyata (PL 0,01)
41
2. Uji Jarak Duncan untuk nilai rata-rata konsumsi bahan kering harian ran sum pada setiap periode
Nilai rata-rata konsumsi bahan kering harian ransum pada setiap periode adalah:
Periode 1 " 44,1 gram/ekor Periode 2 = 44,8 gram/ekor Periode 3 = 45,3 gram/ekor Periode 4 = 45,6 gram/ekor Periode 5 = L,5,7 gram/ekor
S-x = 1/2t (O( ~-G) - 4) 4) = 0,;32
Tabel Jarak Nyata (SSR) dan Jarak Nyata Terkeeil (LSR) Untuk Tingkat Nyata 1 % dan 5 %
=================================================== Nilai p 2 -z-:; 4 . 5
tingkat nyata 1 % Jarak Nyata (SSR) 3,80 3,96 4,07 4,15 Jarak Nyata Terkeeil (LSR) 0,8 0,9 0,9 0,9
tingkat nyata 5 % 3,16 Jarak Nyata ( SSR) 2,85 3,00 3,09
Jarak Nyata Terkeeil (LSR) 0,6 0,7 0,7 0,7
p = jumlah nilai LSR = (SSR)(Sx)
rata-rata yang dibandingkan
===================================================
Beda periode Nilai beda LSR 0,05 0,01
5 - 1 1,6'-* 0,7 0,9 5 - 2 0,9* 0,7 0,9 5 - 3 0,4 0,7 0,9 5 - 4 0,1 0,6 0,8 4 - 1 1,5-X--< 0,7 0,9 4 - 2 0,8-~ 0,7 0,9 4 - 3 0,3 0,6 0,8 3 - 1 1,2*-' 0,7 0,9 3 - 2 0,5 0,6 0,8 2 - 1 0,7 0,6 0,8
* = nyata (Pi 0,05) ,-* = sangat nyata (Pi 0,01)
42
LA.l1PIRAN 3. PERHITUNGAN ANALISA SIDIK RAGAM PERTA.l1BAHAN BOBOT BADAN HARlAN KELINCI SECARA PETAK TERPLSAH
======================================================== Perlakuan Kelompok Perio,de Total
1 2 3 !± :2 --- .... _----- gram/ekor -----------
A I 1,3 6,6 2,5 6,2 7,5 24,1 II 0,9 1,3 80 8,5 8,5 27;2 ,
III ll'O 10,2 8,9 7;9 6,7 44;7 , IV 4,5 3,2 6,7 6;8 6,3 27,5
• 17,7 21,3 26,1 29,4 29,0 123,5
B I 10,7 9,8 12,0 8j4 5,1 ".6,0 II ll,O 10,0 12,8 12,7 8,1 54,6
III 9,7 4,8 13,0 10,6 6,4 44,5 IV 15,9 5,5 8,8 4,7 3,1 38,0
47,3 30,~ 46,6 36,4 22,7 183,1
C I 13;2 12,8 9;3 9;3 7,6 52,2 II 9,3 6,1 7,1 13,8 9,8 46;1
III ll'8 5,0 5,2 14,7 14,1 50,8 , IV 13,8 7,8 10,3 10,3 5,8 . 47,6
47,7 31,7 31,9 48,1 37,3 196,7
D I 17,3 22;1 8,7 5,6 7,7 61,4 II 21;0 9,5 7,6 13,9 9,6 61,6
III 18,8 10,5 68 11,2 ll;O 58,3 , IV 18,6 13,1 8,0 13,3 7,9 60,9
75,7 55,2 31,1 44,0 36,2 242,2
T 0 tal 188,4 138,3 135,7 157,9 125,2 745,5
Kelompok Total
I 183,7 II 189,5
III 198,3 IV 174,0
43
Koreksi (e) = (745,5)2/80 = 6947,13
JK Total = (1,3)2 + ...... + (7,9)2 2
JK Petak Utama = (24,1) + •••••• 5
- e = 1404,88 2
+ (60.9) _ e = 445,88
JK Kelompok = (183.7)2 + "20" + (174.0)2_ e = 15,61
( 22 JK Perlakuan = 123.5) + "'20' + (242,2) - e = 359,35
JK Acak Petak utama = LI-45,88 - 15,61 - 359,55 = 70,92
JK Peri 0 d e = .;.( ... 18""8"",....-;4""'2_2
....;..+....!..;, ''"''i'4fJ''''-'''''' _+.;.......;('-;!1""'2""5 ..... :;;.;..2 ) 2 _ e = 155, 58
JK Interaksi = (17.7)2 +
= 363,57
(Perlakuan X Periode) 2 -"'4" + (36,2) - c - 359,35 - 155,58
JK Aca..l{. Anak Petak = 1404,88 - (445,88 + 155,58 + 363,57)
= 439,85
Daftar Sidik Ragam ========================================================= Sumber keragaman DB -JK KT Fhit F tabeJ,-
0,05 0,01
Petak Utama (PU2 Kelompok 3 15,61 5,20 0,66 8,81 27,35 Perlakuan (Pr) 3 359,35 119,78 15,20-' 8,81 27,35 Acak PU 9 70,92 7,88
Anak Petak (AP) Periode (Pd) 4 155,58 38,90 4,25 5,71 13.71 Interaksi (PrXPd) 12 363,57 30,30 3,31* 2,41 3,59 Acak AP 48 439,85 9,16
T 0 tal 79 1404,88
* = nyata (Pi 0,05)
44
Uji Jarak Duncan
Ni1ai rata-rata pertambahan bobot badan harian
ke1inci pada setiap per1akuan ada1ah:
A = 6,2 gram/ekor B = 9,2 gram/ekor C = ' 9,8 gram/ekor D = 12,1 gram/ekor
Tabe1 Jarak Nyata (SSR) dan Jarak Nyata Terkeci1 ·(LSR). Untuk Tingkat Nyata 5 %
====================================================== Nilai p
Jar~~ Nyata (SSR) Jarak Nyata Terkeci1 (LSR)
2
3;20 2,8
p = jum1ah ni1ai rata-rata yang diuji LSR = (SSR) (Sx)
3
3,3LJ 2,9
4 3,41 3,0
====================================================== Beda per1akuan Ni1ai beda LSR
D - A 5,9* 3,0 D - B 2,9 2,9 D - C 2,3 2,8 c -- A 3,6* 2,9 c - B 0,6 2,8 B -- A 3,0 2,8
Per1akuan A B C D
Rata-rata 6,2 9,2 9,8 12,1
Setiap dua harga rata-rata yang tidak digaris bawahi ada1ah berbeda nyata
45
LA/1PIRAN 4. PERHI'fUNGAN PENENTUAN HUBUNGAN KADAR DAUN PET.AI CINA DALAl'1 RANSut1 DENGAN PERTA!1BAHAN BOBCT BADAN HARlAN KELINCI DENGAN PERBANDINGAN ORTCGONAL POLINOHIAL
========================================================== Kadar daun petai cina dalam ran sum
(perlakuan)
Jumlah pertam- Pelllbanding (Ci ) bahan bobot badan (T:~.) linear kwadratik kubik grdn/ ekoi;/l~ '1ri %
o 15 30 45
123,5 183,1 196;7 242,2
-3 -1 +1 +3
369,7
K.b.r = (L C?) r i l
«20) (5) (4)
b = jUllllah periode pengukuran r = jumlah kelompok
Daftar Sidik Ragam
= 400
341,70
+1 -1 -1 +3 -1 -3 +1 +1
-14,1 77,9
(4) (5) (4) (20) (5) (4) = 80 = 400
2,48 15,17
============================================~============
Sumber keragaman DB JK KT Fhit F tabel 0;05. 0,01
Petak Utama (PU2 Kelo111Pok 3 15,61 5,20 0,66 8,81 27,35 Perlakuan (Pr) (3) 059,35) 119,78 15,20'· 8,81 27,35 - linier 1 341,70 341,70 43,36** 8,81 27,35 - kwadratik 1 2,48 2;48 0,31 8,81 27,35 - kubik 1 15,17 15,17 1,92 8,81 27,35 Acak PU 9 70,92 7,88
T o tal 15 445,88
* = nyata (Pi 0,05) H = sang at nyata (Pi 0,01)
46
17 f" " " _ JK 1inier _ 3~1,70 _ ° 92 .,oe :t.s:t.en regress:t. - Q "" - 3 9 7 - , l:t.n:t.er '
Untuk setiap kenaikan 1 % kadar daun petai cina dalai'l
ransum, koefisien regr.essi ada1ah " °i§2 " 0,06
Persamaan garis
y " 9,2 + 2,2 Z regressi umum:
2,8 + 12,1 " 9 3 ,
x " ° + 15 Z 30 + 45 " 22,5
Y " a + bX
a " Y - bX " 9,3 - (0,06)(22,5) " 9,3 - 1,35 " 7,95
Persamaan garis regressi ada1ah: Y " 7,95 + 0,06X
47
Ll..l"IPIRAN 5. PERHITUNGAN ANll1ISA SIDIK RAGAH EFISIENSI PENGGUNMJ'! BilHJill SEGAR RANSUI1 SECilRA PETfJi: TERPIS1J{
========================================================= Per:la.- Kelom- Period'L- Total kuan pok 1 2 3 4 .2
A I 0,0057 0,0281 0,0113 0,0274 0,0030 0,0755 II 0,0040 0,0055 0,0338 0;0358 0,0355 0,1146
III 0,0~82 0,0425 0,0376 0,0330 0,0273 0,1886 IV 0,0196 0,0136 0,0286 0,0288 0,0262 0,1168
0,0775 0,0897 0,1113 0,1250 0,0920 0,4955
B I 0,0465 0, 0~-18 0,0503 0,0351 0,0208 0,1945 II 0,0474 0,0422 0,053.:- 0,0528 0,0329 0;2286
III 0,0418 0,0207 0,05LI-8 0,0438 0,0262 0,1873 IV 0,0702 0,0232 0,0368 0,0196 0,0132 0,1630
0,2059 0,1279 0,1952 0,1513 0,0931 0,7734
C I 0,0573 0,05~7 0,0390 0,0388 0,0317 0;2215 II 0,0399 0,02 6 0,0301 0,0577 0,0417 0,1960
III 0,0512 0,0213 0,0220 0,0614 0,0606 0,2165 IV 0,0605 0,0333 0,0430 0,042<; 0,0245 0,2042
0,2089 0,1359 0,1341 0,2008 0,1585 0,8382
D I 0,0772- 0, (J9ZJ7 0,9367 0,0244 0,032FJ 0,2658 II 0,0897 0,0410 0,Oj18 0,0)86 0,0411 0,2622
III 0,0825 0, 0~-48 0,0289 0,01+69 0,0472 0,2503 IV 0,0789 0,0567 0,0335 0,0551 0,0333 0,2575
0;3283 0,2372 0,1309 0,1850 0,1544 1,0358
Tot a 1 0,8206 0,5907 0,5715 0,6621 0,4980 3,1429
KelomEOlt Total
I 0,7573 II 0,8014
III 0,8427 IV 0,7415
48
Koreksi (C) =(3 t 1429)2/80 = 0,1235
JK Total = (0,0057)2 + •••••• + (0,0333)2 .. C = 0,0275
JK Petak Utama = (0,0755)2 + •••••• + (0.2575)2_ e 5--
= 0,0093
JK Kelompok = (0,7573)2 + -20l..~_~ ....... f (0.:/~.J2L.2_ C = 0,0003
2 2 JK Perlakuan = (5,4955) + "~6 n , __ :!:.J..1..Q2.5§J. - C = 0,0075
JK Acak Petak Utwna = 0,0093 - 0,0003 - 0,0075 = 0,0015
JK Periode = (0,8206)2 + ":[6" + (0_,-l,J;280)2_ C = 0,0037
JK Interaksi (Perlakuan X Periode) =
(0,0775)2 + ' (0 1544)2 .;.:;;.:..:. :::..w-"_:.L.........:..~·w·c.!·-?'.!.'.!..· ~- , _ C - 0, 0075 - 0, 0037 4
= 0,0062
JK Acak Anak Petak = 0,0275 -(0,0093 + 0,0037 + 0,0062)
= 0,0083
Daftar Sidik Ragam ==~=====================================================
Sumber keragaman DB JK KT Fhit F tabel O~05 0,01
Petak Utama (PU) Kelompok 3 0,0003 0,0001 0,5 8,81 27,35 Perlakuan (Pr) 3 0,0075 0,0025 12,5* 8,81 27,35 Acak PU 9 0,0015 0,0002
Anak Petak (AP) Periode (Pd) 4 0,0037 0,0009 4,50 5,71 13,71 Interaksi (PrXPd) 12 0,0062 0,0005 2,50"" 2,41 3,59 Acak AP Lf8 0,0083 0,0002
"----_. T 0 tal 79 0,0275
,,~.--.,-- ".
* = nyata (Pi 0,05)
49
Yji Jarak Duncan
Ni1ai rata-rata efisiensi penggunaan bahan segar
ransum ada1ah: A = 0,0248 B = 0,0387 C = 0,0387 D = 0,0518
Sx =V(2(~?~~?02) = 0,0045
Tabe1 Jarak Nyata (SSR) dan Jarak Nyata Terkeci1 (LSR) Untuk Tingkat Nyata 5 % "
===================================================== Nilai p 2 3
Jarak Nyata (SSR) Jarak Nyata Terkeci1 (LSR)
p = jum1ah ni1ai rata-rata yang dibandingkan LSR = (SSR) ( Sx)
4
====================================================== Beda per1akuan Ni1ai beda LSR
D - A 0,0270* 0,0153 D - B 0,0131 0,0150 D - C 0,0099 0,0144 C - A 0,0173* 0,0150 C B 0,0032 0,0144 B - A 0,0139 0,0144
Per1akuan A B C D
Rata-rata 0,0248 0,0387 0,OLf19 0,0518
Setiap dua harga rata-rata yang tidak digaris bawahi ada1ah berbeda nyata
50
. LA!4PIRliN 6. PERHITUNGLN LNLLISJ, SIDIK RLGLH EFISIENSI PENGGUNMN Bi~HLN !CERING RLNSUH SEC/iRA PET!J( TERPISl,H
========================================================== Per1a- Ke1om- Periode 'rotaL kUan pok 1 2 .2 !:± :;;
11. I 0,0343 0,1705 0,0687 0,1662 0,1820 0,6217 II 0,0237 0,0334 0,2057 0,2174 0,2157 0,6959
III 0,2925 0,2582 0,2282 0,2005 0,1662 1,1456 IV 0,1187 0,0827 0,1736 0,17Lf4 0,1595 0,7089
0, Lj.092 0,5448 0,6762 0,7585 0, 723Lf 3,1721 •. B I 0,2500 0,2242 0,2703 0,1883 0,1118 1,0446
II 0,25~6 0,2268 0,2863 0,2835 0,1769 1,2281 III 0,22 6 0,1111 0,2941 0,2350 0,1407 1,0075
IV 0,3768 0,1247 0,1978 0,1051 0,0709 0,8753 -1,1080 0,6868 1,OLj85 0,8119 0,5003 Lf,1555
c I 0,2894 0,2765 0,1970 0,1962 0,1603 1,1194 II 0,2017 0,1347 0,1520 0,2911 0,2108 0,9903
III 0,2582 0,1075 0,1111 0,3101 0,3065 1,0934 IV 0,2971 0,1681 0,2173 0,2168 0,1239 1,0232
1,0464 0,6868 0,6774 1,0142 0,8015 4,2263 ,
D I 0,3552 0,4359 0,1122 0,1510 0,1510 1,2053 II 0, Lj.134 0,1889 0,2699 0,2699 0,1893 1, 33lLf
III 0,3798 0,2063 0,2158 0,2158 0,2174 1,2351 IV 0,3633 0,2610 0,2538 0,;-"38 0,1531 1,2850
1,5117 1,0921 0,8517 0,8905 0,7108 5,0568
Tot a 1 4,1353 3,0105 3,2538 3,4751 2,7360 16,6107
Ke1omI?ok Total
I 3,9910 II Lj,2457
III 4, Lf816 IV 3,8924
51
Koreksi (e) = (16,6107)2/80 = 3,4489
JK Total = (0,0343)2 + ...... + (0,1513)2- e = 0,5681{
JK Petak Utama = (0,6217)2 + ...... + (1, 28 50 )2_ e 5
= 0..1400
JK (3.~9iO)2 + Kelompok =
JK Perlakuan = (3,172,1)2 +
-- 0,0893
•••••• + (3,8924)2_ C 20 ~
•••• ,. + (5,0568)2_ e 20
0,0106
JK Acak Petak Utama = 0,1400 - 0,0106 - 0,0893 = 0,0401
JK Periode = (4,1353)2 + HiGH + (2,736012 ... C = 0,0707
JK Interaksi (Perlakuan X Periode) = (0,4692)2 + l ..... + (0, 7108)2 ~ C
4 - 0,0893 - 0,0707
= 0,1359
JK Acak Anak Petak. = 0,5684 - (0,1400 + 0,0707 + 0,1359)
= 0,2218
Daftar Sidik Ragam ========================================================
Sumber keragaman DB JK KT Fhit F tabel 0,05 0,01
Petal, Utama (PUl Ke1ompok 3 0,0106 0,0035 0,78 8,81 27,35 Perlakuan (Pr) 3 0,0893 0,0298 6,62 8,81 27,35 Acak PU 9 0,0401 0,0045
Anak Petak (APL
Periode (Pd) 4 0,0707 0,0177 3,85 5,71 13,71 Interaksi (PrXPd) 12 0,1359 0,0113 2,46* 2,41 3,59 Acak AP 48 0,2218 0,0046
* = nyata (Pi 0,05)
-,
52
Uji Jarak Duncan
Ni1ai rata-rata efisiensi penggunaan bahan kering
ransum ada1ah: A = 0,1586 B = 0,2078 C = 0,2113 D = 0,2528
Tabe1 Jarak Nyata (SSR) dan Jarak Nyata Terkeci1 (LSR) Untuk Tingkat Nyata 5 %
======================================================
.. Nilai p"
Jarak Nyata (LSR) Jarak Nyata Terkeci1 (LSR)
2 3 4
3,20 3,34 3,41 0,0678 0,0708 0,0723
p = jum1ah nilai rata-rata yang dibandingkan
====================================================== Beda perlakuan Ni1ai beda LSR
, ,
D - A 0,0942* 0,0723 D - B 0,0450 0,0708 D ... C 0,0415 0,0678 C '- A 0,0527 0,0708 C - B 0,0035 0,0678 B - A 0,0492 0,0678
Per1akuan A B C D
Rata-rata 0,1586 0,2078 0,2113 0,2528
Setiap dua harga rata-rata yang tiqak'digaris bawahi ada1ah berbeda nyata
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan dari keluarga Basuni Gais dan
Rohana di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada tanggal
23 Juni 1958, sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara.
Tahun 1964 memasuki Sekolah Dasar Huhammadiyah
8eberang Mesjid, kemudian pindah ke SBko1ah Dasar
Muhammadiyah J1. Letjen. S. Parman Banjarmasin pada ta-
hun 1967. dan lulus pada tahun 1969.
Tahun 1970 memasuki Sekolah Menengah Pertama Negeri
VI Banjarmasin, kemudian pindah ke Sekolah Henengah Per
tama Negeri Banjarbaru pada tahun 1971 dan lulus pada
tahun 1972.
Tahun 1973 memasuki Sekolah Henengah Atas Negeri
Banjarbaru dan lulus pada tahun 1975.
Tahun 1976 diterima sebagai mahasiswa Institut
Pertanian Bogor dan 1ulus tingkat persiapan bersama pa-
da tahun 1977. Tahun 1977 terdaftar segai mahasiswa
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Pada tahun 1977 dan 1978 diangkat sebagai asisten
muda tidak tetap dalam mat a ajaran Biologi I dan Bio
logi II di Departemen Ilmu Pengetahuan Alam, Faku1tas
Pertanian IPB.
Anwar Syar:if
//~~;l/fCtf-< I~ St: )480 '-
tanggal