i
JUM’AH105960183714
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2019
MANFAAT DAN DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI PERTANIAN (ALSINTAN) MODERN OLEH PETANI PADI DI
KECAMATAN PAJO KABUPATAN DOMPU( Studi Kasus Kecamatan Pajo Kabupatan Dompu )
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Manfaat dan Dampak Penggnaan Teknlogi Pertanian (ALSINTAN) Modern oleh Petani Padi di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu.
Nama : Jum’ah
Stambuk : 105960183714
Konstrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Program : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Syafiuddin, M, Si. Syatir, S.P, M, SiNIDN :0011115712 NIDN:0904088503
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
H. Burhanuddin. S.Pi., M.P Dr.Sri Mardiyanti, S.P.,M.P NIDN NIDN
iii
PENGESAHAN KOSMISI PENGGUJI
Judul : Manfaat dan Dampak Penggnaan Teknlogi Pertanian (ALSINTAN) Modern oleh Petani Padi di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu.
Nama : Jum’ah
Stambuk : 105960183714
Konstrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Program : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Nama Tanda Tangan
1. Dr.Sri Mardiayanti,S.P,M,P Ketua Sidang
2. Ardi Rumallang.S.P,M.M.Sekertaris
3. Prof. Dr. Syafiuddin, M, Si.
Anggota
4. Syatir, S.P, M, SiAnggota
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : Manfaat dan
Dampak Penggunaan Teknologi Pertanian (ALSINTAN) Modern Oleh Petani
Padi Di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah sisebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Makassar Agustus, 2019
Jum’ah
105960183714
v
KATA PENGANTAR
حیم ن ٱلر حم ٱلر بسم ٱ
AssalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsil ini. Dan teriring salam dan salawat
kepada Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah diutus Allah Azza Wajalla
ke muka bumi untuk menuntun ummat manusia keluar dari kegelapan kehidupan
jahiliah menuju kehidupan Islam yang terang benderang.
Skripsi ini Berjudul “Manfaat Dan Dampak Penggunaan Teknolgi Pertanian
Moderen Oleh Petani Padi Di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu (Studi Kasus
Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu), sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dalam penyusunan skripsi ini, mulai dari pemilihan judul,
pengumpulan data dan pengolahan data, penulis mengalami hambatan. Namun berkat
rahmat Allah SWT, bantuan, bimbingan dan arahan dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran serta petunjuk yang sangat berharga dari berbagai pihak, baik berupa moril
maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan walau dalam bentuk yang
sederhana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun
materi sehingga penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada :
1. Allah Subhana Ta’alaa yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan langkah
guna menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua Orang Tua tercinta ayah H. Hamzah dan ibu Hadijah dan Kakak & Adik
adik tercinta Harmoko, Habibi, Alamsyah, Ahdan, Ramadan, Marfan, Cikro
vi
minoto dan Reva lina putri & segenap keluarga yang senantiasa memberikan
dukungan moril maupun finansial demi penyelesaian skripsi ini.
3. Rektor Universitas Muhammadiyah Makasasar Bapak Prof.Dr.H. Abdul Rahman
Rahim, SE, MM. Beserta para wakilnya.
4. Bapak Dr.H. Burhanuddin. S.Pi.,M.P. Selaku Dekan Fakultas Pertanian, Dosen
dan Staff Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
5. Ibu Dr. Sri Mardiyanti, S,P.,M.P. Sebagai Ketua Program Studi Agrisbisnis.
6. Bapak Prof.Dr.Syafiuddin,M,Si, Selaku pembimbing I dan Bapak
Syatir,S.P,M,Si. Selaku pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan
bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Dr.Sri Mardiyanti,S,P.,M.P selaku penguji I dan Bapak Ardi Rumallang,
S,P,M.M selaku penguji II yang telah memberi dukungan dan pengarahan.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait
Sdalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga
Limpahan rahmat Allah SWT senantiasa tercurah kepadanya. AAMIIN.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Agustus 2019
JUM’AH
105960183714
vii
ABSTRAK
JUM’AH. 105960183714. Manfaat dan Dampak Penggunaan Tenologi Pertanian (ALSINTAN) Modern oleh Petani Padi Di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu Dibimbing Oleh SYAFIUDDIN dan SYATIR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan manfaat penggunaan teknologi pertanian modern oleh petani padi di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari sampai maret 2019 di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. Informan pada penelitian ini adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian baik sebagai pelaku maupun orang lain. Adapun sumber data, adalah data primer dan data skunder. Analisis data yaitu analisis diskriptif.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa : manfaat penggunaan teknologi pertanian modern oleh petani padi di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. (a) memudahkan semua petani khususnya pada bidang pertanian (b) menghemat biaya upah buruh tani(c) meningkatkan hasil pertanian. Penggunaan teknologi pertanian modern di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu yaitu berdampak positif karena dirasakan oleh petani yang menggunakan teknologi pertanian modern tersebut. Adapun dampaknya berupa: efisien biaya, waktu dan tenaga.
Kata kunci: Pengaruh Teknologi, Moderen, Petani, dampak.
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI.......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv
KATA PENGATAR ............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR.. ..........................................................................................x
I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3. Tujua ......................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 6
2.1. Petani ......................................................................................................... 6
2.2. Teknologi dan Perubahan Sosial di Masyarakat ....................................... 8
2.3. Alat Mesin Pertanian.................................................................................10
2.4. Teori Alat Pertanian ..................................................................................11
ix
2.5. Mesin Pengelolah Tanah ...........................................................................14
2.6. Mesin Tanam.............................................................................................15
2.7. Mesin Panen ..............................................................................................15
2.8. Kerangka Pikir...........................................................................................17
III. METODE PENELITIAN...............................................................................19
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................19
3.2. Penetuan Informan...................................................................................19
3.3. Jenis dan Sumber Data.............................................................................19
3.4. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................20
3.5. Teknik Analisis Data................................................................................21
3.6. Definisi Operasional ................................................................................21
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Batas Wilayah…………………………………………………...………24
4.2. Topografi…………………………………………………...……………24
4.3. Iklim dan Curah Hujan…………………………………………………..25
4.4. Geografis………………………………………………………………...25
4.5. Luas Wilayah Kecamatan Pajo Di Rinci Per Desa / Kelurahan ………..25
4.6. Tinggi Desa / Kelurahan Dari Permukaan Laut………………….…...27
4.7. Keadaan Pertanian………………………………………. ……………..28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kondisi Sumberdaya Lahan…………………………….……….……...29
5.2. Teknologi Moderen Dalam Pertanian Padi……………...…………..….29
x
5.3. Manfaat Fenggunaa Teknologi Pertanian Moderen …………………..34
5.4. Dampak Penggunaan Teknologi Pertanian Moderen…...................…..37
VI. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan…………………………………………………….……….40
6.2. Saran……………………………………………………………….…...40
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................41
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Pembagian Desa / Kelurahan di Kecamatan Pajo………………………...26
Tabel 2 :Ketinggian Desa dari permukaan laut di Kecamatan Pajo….……………...27
Tabel 3 : Penggunaan areal pangan di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu.……….27
Tabel 4 : Traktor Roda Empat……………………………………….………..…….29
Tabel 5 : Mesin Tanah (Rice Transplanter..…………………………………………31
Tabel 6 : Mesin Combine Harvester.………………………………………..………33
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Kerangka Pikir Manfaat dan Dampak Penggunaan Tenologi Pertanian Oleh Petani Padi di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. …….……………….19
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat kita. Hal itu
didukung dengan kondisi geografis negara kita yang merupakan suatu potensi dan
sumber daya yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat. Oleh karena itu,
pembangunan pertanian perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Era globalisasi
merupakan perkembangan teknologi yang pesat. Tidak hanya di bidang IT, tapi juga
teknologi pertanian ikut berkembang dari waktu ke waktu. Teknologi yang diciptakan
tidak serta merta bisa langsung digunakan oleh petani-petani kita. Membutuhkan
proses yang panjang dalam sosialisasinya. Dampak positif dan negatif selalu ada
dalam segala hal. Dalam kegiatan pertanian tidak pernah lepas dari kegiatan
pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, penyemaian, penanaman, pemupukan,
pemeliharaan tanaman, dan peman enan. Di samping itu tidak semua jenis tanaman
memerlukan perlakuan yang sama dalam hal pemilihan bibit unggul, penanaman,
pengairan, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman (Soetriono, 2006).
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses
pertumbuhan dari tanaman dan hewan. Semua itu merupakan hal yang penting.
Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi proses produksi;
petani atau pengusaha; tanah tempat usaha; usaha pertanian. Awal kegiatan pertanian
terjadi ketika manusia mulai mengambil peranan dalam proses kegiatan tanaman
danhewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat kemajuan
pertanian mulai dari pengumpul dan pemburu, pertanian primitif, pertanian
2
tradisional sampai dengan pertanian modern.
Bertambahnya jumlah penduduk akan mempercepat habisnya pangan yang
ada di alam sekitar mereka. Untuk memenuhi kebutuhannya, mereka berpindah-
pindah tempat. Selanjutnya perpindahan tersebut tidak lagi dapat memecahkan
masalah karena jumlah manusia sudah tidak seimbang lagi dengan persediaan pangan
secara alami. Akhirnya, mereka mulai berpikir untuk mengetahui mengapa masalah
itu timbul serta berusaha memecahkannya walaupun dengan cara atau tindakan yang
menurut ukuran sekarang sangat sederhana. Pada saat manusia tidak melakukan apa
pun untuk memenuhi kebutuhan pangan dari alam, maka tumbuhan, hewan, atau ikan
akan terus tumbuh dan berkembang sampai dewasa dan memberikan suatu produk
yang dapat dijadikan sebagai bahan pangan. Jadi, bahan tumbuhan atau hewan
tersebut merupakan suatu masukan atau input kemudian mengalami suatu proses
sampai akhirnya memberikan suatu produk sebagai keluaran atau output (Soetriono,
2006).
Teknologi mampu mengubah pola hubungan dan pola interaksi antar manusia.
Aktivitas manusia sedikit banyak akan dipengaruhi oleh kehadiran teknologi.
Teknologi telah mengubah manusia. Manusia dapat berbuat apa saja dengan
teknologi. Segala hal dapat manusia lakukan. Satu hal yang perlu diingat, teknologi
selalu berwajah ganda, di satu saat ia menjadi teman, di saat yang lain ia juga bisa
menjadi lawan. Akibatnya, aktivitas manusia menjadi terusik dengan teknologi
(Fattahaya. 2017).
Nusa Tenggara Bara (NTB) merupakan provinsi yang terbagi atas 2 pulau
3
besar yaitu pulau Sumbawa dan pulau Lombok provinsi Nusa Tengga Barat (NTB)
terbagi menjadi 8 kabupaten, pada umumnya masyarakat bergantung pada sektor
pertanian dan juga terus berubah diiringi perkembangan modernisasi dan teknologi.
Perubahan sistem dan fungsi mempengaruhi dan berdampak pada norma dan nilai-
nilai dalam masyarakat, tapi masih banyak lahan-lahan yang di manfaatkan oleh para
penduduk di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk bercocok tanam, mayoritas tanaman
yang di budidayakan tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi serta beberapa
tanaman sayur dan buah.
Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dimana
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagian petani yang
membudidaya tanaman pangan sebagai meningkatkan ekonomi keluarga. Para petani
yang ada di Kabupaten Dompu memiliki barbagai macam alat mesin pertanian
(ALSINTAN) untuk menigkatkan kapasitas kerja, mengurangi biaya produksi,
meningkatkan hasil pertanian serta mengurangi kelelahan dan kebosanan dalam
bekerja.
Kecamatan Pajo adalah salah satu kecamatan pada Kabupaten Dompu yang
mempunyai luas 125.32 Km2 itu merupakan wilayah terkecil di Kabupaten Dompu,
Kecamatan Pajo sangat berpotensi dalam bidang pertanian serta perkebunan. Jumlah
penduduk di kecematan pajo yaitu 13.357 jiwa. Mayoritas penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani sawah. Dengan demikian dapat di katakan bertani padi
sawah merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat di kecamatan pajo
tersebut. (BPS Kabupaten Dompu)
4
Penggunaan teknologi pertanian di Kecamatan Pajo ini pun sudah modern.
Para petani di Kecamatan Pajo telah menggunakan teknologi canggih dalam
mengolah tanah, menanam dan panen meraka, seperti telah menggunakan mesin
traktor 4 roda untuk membajak sawah, mesin menanam rice transplanter mesin
penanam padi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan
pada areal khusus dengan umur tertentu dan mesin panen seperti combine harvester
(traktor padi) hingga dalam v proses pemanenan padi petani di kecamatan ini telah
menggunakam mesin pemotong dan sekalian perontok. Teknologi pertanian ini pun
dapat mempengaruhi kesejahteraan para petani padi di kecamatan pajo.
Perkembangan modernisasi dalam bidang teknologi pertanian di Kecamatan
Pajo ini, penulis ingin melihat penggunaan teknologi-teknologi pada sektor pertanian
di Kecamatan Pajo dan bagaimana makna penggunaan teknologi pertanian oleh
petani padi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di angkat sebuah judul penelitian
dengan judul : “Manfaat dan Dampak Penggunaan Teknologi Pertanian
(ALSINTAN) Modern oleh Petani Padi di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di tarik sebuah rumusan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan teknologi pertanian (ALSINTAN) modern oleh petani padi
di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu ?
5
2. Bagaimana manfaat dan dampak penggunan teknologi pertanian (ALSINTAN)
moderen di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuannya yaitu :
1. Untuk mengetahui pengunaan teknologi pertanian modern di Kecamatan Pajo
Kabupaten Dompu.
2. Mengetahui manfaat dan dampak penggunan teknologi pertanian modern di
Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu.
1.3.2.Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
dibidang ilmu teknologi pertanian khususnya pada makna penggunaan teknologi
pertanian modern.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Petani
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian.
Menurut Anwas (1992) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan
cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk
memperoleh kehidupan dari kegiatan itu. Pengertian petani yang dikemukakan
tersebut di atas tidak terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992)
mengemukakan bahwa pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus
dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa
mengakibatkan kerusakan alam. Bertolak dari pengertian di atas, dapat dikatakan
bahwa antara petani dan pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.
Menurut (Slamet.2000), petani asli adalah petani yang memiliki tanah sendiri,
bukan penyakap maupun penyewa. Petani asli misalnya ya, saya punya lahan
sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yang palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu
tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu tahun kan
sudah habis. Kalau sudah nggak bisa bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, jika
seseorang yang memiliki tanah tetapi pengelolaannya dikerjakan oleh buruh tani,
apakah masih bisa disebut petani asli, pak Slamet mengatakan,”ya bisa, itu namanya
petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yang dimiliki seorang petani, dia tetap
disebut petani asli jika dia memiliki tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang
6
7
mampu menguasai tanah luas, tetapi tanah yang dikuasainya itu bukan miliknya
sendiri, dia tidak bisa disebut sebagai petani asli, melainkan petani ketengan.
Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, dia belum bisa
disebut orang kaya. Karena itu, tidak mengherankan jika seorang petani ketengan
tidak dapat meningkatkan status sosialnya dalam struktur masyarakat desa bedasarkan
penguasaan tanahnya.
Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan
petani asli adalah petani yang memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun
penyakap-terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun
digarap oleh buruh tani. Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi
masyarakat desa paling tidak konstruksinya tentang sosok petani yang”sebenarnya”
(the real peasant). Penambahan kata”asli”dalam kata”petani”menunjukkan, bahwa
petani yang memiliki tanah sendiri adalah gambaran ideal sosok petani yang hidup
dalam konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita tidak bisa mendikotomikan ”asli”
dan ”palsu“, melainkan”citra ideal” dan ”kenyataan empiri”. Ideal dalam konteks ini
tidak berarti hanya hidup dalam dunia ide dan harapan, karena bisa juga lahir dari
sebuah kenyataan yang pernah ada. Itu artinya, persepsi tersebut lahir dari sebuah
pandangan historis tentang petani yang pernah dikenal masyarakat di waktu lampau.
Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam kata”petani” menandakan bahwa
secara historis apa yang disebut petani itu adalah orang yang menggarap dan
mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine
adalah orang yang memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, (2000)
8
Konseptualisasi petani asli menunjukkan, bahwa tanah merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak
pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa alat
produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak memiliki tanah
sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani
mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan
demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli memiliki kaitan sosial-
budaya-politik. (Sadikin M, 2001)
2.2 Teknologi dan Perubahan Sosial di Masyarakat
Banyak faktor yang tak dapat dipungkiri yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial di masyarakat tersebut, misalnya datangnya perpindahan penduduk
dengan berbagai ciri kebudayaan yang dibawanya, pola pendidikan, sistem ekonomi,
politik pemerintahan dan banyak hal yang tak mungkin dipisahkan dari faktor-faktor
individual, seperti data yang diambil dilapangan tercatat bahwa penduduk Fitu asli
punya pola kehidupan yang masih sederhana namun setelah datangnya penduduk
yang dipindahkan pemerintah dari Mangga Dua Empang ke kelurahan Fitu mereka
membawa ciri kebudayaan, pola pendidikan, sistem ekonomi, politik pemerintahan
dan banyak hal yang tak mungkin dipisahkan dari faktor-faktor individual yang
berpengaruh dengan secara tanpa disadari mampu mempengaruhi individu lainnya.
Faktor yang penting dalam kaitannya dengan pembicaraan ini adalah teknologi, yang
sangat nyata berkaitan dengan perubahan sosial di mayarakat seperti yang ramai
terpakai sekarang adalah pupuk oragnik. Hal ini terjadi karena pada pasca nasional
9
ini, selalu dijadikan sasaran utama pembangunan. Seperti yang teramati dilapangan
adalah sangat marak dipakai oleh masrakat setempat ini menjadi salah satu akibat
terjadinya pergeseran nilai-nilai sosial budaya dari masyarakat tersebut (Gumgum
Gumilar,2001)
Pada masa sekarang ini kita dapat amati bahwa pembangunan indonesia
sudah mencapai 60% sukses namun pembangunan untuk sumberdaya manusianya
belum mencapai kesempurnaan ini dikarenakan teknologi tadi. Masyarakat desa
menerima dan menggunakan hasil penemuan atau peniruan teknologi khususnya di
bidang pertanian, yang merupakan orientasi utama pembangunan di Indonesia.
Menurut data yang dikumpulkan dilapangan tercatat sebanyak 80% masyrakat desa
Fitu yang yang berprofesi sebagai petani dan itu karena dan itu karena pengaruh
teknologi terhadap bidang pertanian sehingga masyrakat harus beralih dari mata
pencaharian yang mulanya sebagi pelut sewaktu masih di Mangga Dua Empang
namun akhirnya karena teknlogi dan akibat dari perpindahan penduduk tadi maka
mereka harus rela beralih dari mata pencaharian yang semula ke mata pencaharian
yang baru yang sekarang mereka tekuni. Penerimaan terhadap teknologi baik itu
dipaksakan ataupun inisiatif agen-agen perubah, tidak terelakkan lagi akan
mempengaruhi perilaku sosial (social behavior) dalam skala atau derajat yang besar.
Lebih dari itu, introduksi teknologi yang tidak tepat mempunyai implikasi terhadap
perubahan sosial, yang kemudian akan diikuti dan diketahui akibatnya. Contohnya,
ketika teknologi berupa pupuk pestisida yang dulunya tidak pernah ada dan
masyarakat hanya mengandal denga temuan-temuan mitos untuk menanggulangi
10
hama yang menyerang ptanaman mereka namun kini terlihat bahwa setelah
penemuan teknologi dan menghasilkan produk baru maka sanagat berdampak
terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut ( Suyanto, 2002).
Keadaan ini menimbulkan perubahan struktur, kultur dan interaksional di
Desa Fitu Perubahan dalam suatu aspek akan merembet ke aspek lain. Struktur
keluarga berubah, di mana wanita yang hanya biasa sebagai menumbuk padi sebagai
penghasilan tambahan, sekarang hanya tinggal di rumah. Produk baru akibat
temuandari teknologi tadi maka menyebabakan mitos-mitos yang di masyrakat tadi
akan secara perlahan-lahan akan hilang.
2.3 Alat Mesin Pertanian
Alat dan mesin pertanian adalah sebutan yang digunakan untuk menyebut
alat-alat atau mesin yang digunakan dalam bidang pertanian. Pada zaman dahulu,
ketika manusia masih hidup di zaman purba tapi sudah mengenal pola bercocok
tanam, alat pertanian yang mereka gunakan adalah berupa alat-alat dari batu atau
kayu. Tapi di zaman modern ini, untuk bercocok tanam, manusia mencari
kemudahan-kemudahaan dengan menciptakan alat yang bisa mempemudah proses
bertani atau bercocok tanam. Dan alat yang di ciptakan untuk tujuan pertanian ini
kemudian di kenal dengan istilah Alat dan mesin pertanian.
Alat dan mesin pertanian sesungguhnya mempunyai pengertian yang sangat
jauh berbeda. Alsintan adalah dua kata yang di satukan. Berasal dari istilah alat
pertanian dan mesin pertanian. Keduanya, baik alat maupun mesin mempunyai
perbedaan dalam bentuk, tenaga pengerak dan proses yang dilakukan. Alat pertanian
11
mempunyai bentuk dan mekanisme yang sederhana, dijalankan secara manual dan
proses yang dilakukan sedikit. Sedangkan mesin pertanian bentuk dan mekanismenya
sangat kompleks, bekerja secara otomatis dan hasil proses yang di kerjakan sangat
banyak.
2.4 Teori Alat Pertanian
Alat pertanian ( mekanisasi pertanian) merupakan salah satu alat yang sangat
membantu petani. Maka dari itu maka diperlukanlah mekanisasi
pertanian. Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang
bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan
sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan
sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan
mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan
bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi
sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi
yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi
elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotic.
Digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan
12
hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia
menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan
lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi
biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal
telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-
mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik
pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai
dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh
petani mereka (Hamilton 1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam
pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang
memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola
secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi
mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi
irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan
masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan
13
profesional. Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus
dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan
(konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana
dan sarana pertanian sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu sehingga dapat
mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern (Anonim, 2011).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya.
Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil
dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau
swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi
dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Pada akhirnya kita punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek
pangan dan beberapa aspek lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk
berkompetesi demi kemajuan bangsa yang berdaulat dan bermartabat (Siahan,2001).
Pembangunan pertanian akan bergerak dengan baik apabila mengandung 5
(lima) syarat pokok seperti , teknologi yang selalu berubah pasar bagi hasil –hasil
usaha tani tersedianya saprotan secara local perangsang bagi petani transpotasi selain
syarat pokok tersebut juga terdapat syarat pelancar yaitu pendidikan pembangunan
kredit produksi, kegiatan bersama atau kelompok oleh petani perbaikan dan perluasan
areal lahan perencanaan nasional pembangunan pertanian (Mugniesyah, 2006).
14
2.5 Mesin Pengolah Tanah
Traktor roda empat merupakan suatu peralatan yang diciptakan oleh manusia
yang sangat bermanfaat untuk membantu meringankan tugas manusia dibidang
pertanian. Produktifitas tenaga dapat menjadi lebih meningkat, pekerjaan lebih
mudah. efisiensi kapasitas kerja dapat lebih tinggi, pendapatan petani dapat
bertambah dan juga dapat menekan biaya produksi. peranannya untuk intensifikasi
pertanian sudah jelas dan dapat di rasakan karena semakin banyak pekerjannya
berarti semakin ketat pula pengaturan waktu kerja, sehingga untuk memperoleh
ketetapan waktu yang sebaik-baiknya alat dan mesin pertanian sangat besar
manfaatnya yaitu di dalam satuan waktu yang sama (1tahun) dan di dalam area yang
sama juga besar (1 hektar) maka kapasitas bercocok tanamanya dapat menjadi
bertambah
1. Kelebihan Mesin Traktor Empat Roda
Memiliki kamampuan kerja relative tinggi, teknik pengoperasiannya lebih
praktis, meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
2. Kekurangan Traktor Empat Roda
Biaya operasionalnya mahal, tidak ramah lingkungan, tidak dapat menjangkau
areal persawahan di daerah terpencil, tidak dapat digunakan di areal persawahan yang
berbatu.
2.6 Mesin Tanam
Rice Transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk
menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu,
15
pada areal tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan
berlumpur (puddle). Oleh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi
dengan alat pengapung.
1. Kelebihan Mesin Rice Transplanter (Pencangkok Padi)
a. Tanam lebih cepat
b. Bisa menjangkau area tanam lebih luas
c. Hari orang kerja (HOK) Hanya 1 orang
d. Mudah di operasikan
e. Jarak tanam bisa di stel atau di setting
f. Tanam tepat waktu dan sesuai jadwal
g. Tanpa batasan waktu (siang/malam) kapanpun bisa
2. Kekurangan Mesi Rice Transplanter (Pencangkok Padi)
a. Petani belum terbiasa
b. Harga alat masih tinggi
1.7 Mesin Panen
Combine Harvester adalah alat pemanen padi yang dapat memotong butir
tanaman yang berdiri, merontokkan dan membersihkan gabah sambil berjalan
dilapangan. Dengan demikian waktu pemanen lebih singkat dibandingkan dengan
menggunakan tenaga manusia (manual) serta tidak membutuhkan jumlah tenaga kerja
manusia yang besar seperti pada pemanenan tradisional. Penggunaan alat ini
memerlukan investasi yang besar dan tenaga terlatih yang dapat mengoprasikan alat
ini.
16
1. Kelebihan Mesin Combine Harvester (Traktor Panen)
a. Kapasitas kerja tinggi (1 – 2 Kg/menit).
b. Efisiensi kerja 0,26 – 0,80 H/jam.
c. Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen dalam 1 hektar.
d. Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara
tradisional.
e. Kehilangan gabah di sawah relatif lebih rendah sekitar ≤3%.
f. Kondisi gabah sudah bersih dengan kadar kotoran ≤2%.
2. Kekurangan Mesin Combine Harvester (Traktor Panen)
a. Biaya awal yang tinggi untuk pembelian mesinnya.
b. Memerlukan biaya operasional/perawatan mesin.
c. Memerlukan bahan bakar yang banyak untuk dapat bekerja maksimal
2.8 Kerangka Pikir
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan
cara melakukan pengolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memilihara
tanaman seperti ( padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk
memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya
kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industry,
seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau kapas untuk
penenunan dan pembuatan pakaian.
17
Usahatani adalah usaha yang dilakukan patani dalam memperoleh pendapatan
dengan jalan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja dan modal yang mana
sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan untuk membiayai pengeluaran
yang berhubungan dengan usahatani.
Alat dan mesin pertanian atau yang biasanya disingkat dengan Alsintan
merupakan alat-alat yang digunakan dalam bidang pertanian untuk melancarkandan
mempermudah petani dalam mengolah lahan dan hasil-hasil pertanian Alat dan mesin
pertanian sangatlah berperan penting dalam berbagai kegiatan pertanian diantaranya
adalah menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja Antisipasi
minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun, meningkatkan kapasitas kerja
sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat, meningkatkan kualitas
sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu
terjamin, meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah
produktivitas kerja, mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia dan
memberikan peran dalam pertumbuhan disektor non pertanian (Anonim, 2011)
18
Gambar 1: Kerangka Pikir Manfaat dan Dampak Penggunaan Tenologi Pertanian
Moderen Oleh Petani Padi Di Kecamatan Pajo Kabupataen Dompu.
Usaha Tani Padi
Teknologi Pertanian
Moderen
Manfaat Dan Dampak
Penggunaan
Petani Padi
19
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di Laksanakan di Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, Provinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB). Penelitan ini akan di laksanakan pada bulan Januari
Maret, 2018
3.2. Penetuan Informan
Informan Penelitian adalah subyek yang memahami informasi objek
penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan penelitian utama (Key
Informan). Yang dimaksud Informan penelitian utama (Key Informan) adalah orang
yang paling tahu banyak informasi mengenai objek yang sedang diteliti atau data
yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber pertama ( Bugin 2007).
Metode penetuan informan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
purposive atau penentuan informan secara sengaja. Informan dalam penelitan ini
adalah petani yang menggunkan teknologi pertanian. Jumlah informan 6 orang yang
menggunakan teknologi pertanian.
3.3. Jenis dan Sumber Data
3.3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
20
dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah (Moeleong, 2006). Salah satu ciri penelitian kualitatif
adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Peneliti juga menggunakan catatan lapangan
berupa catatan observasi dan sumber lain.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu tertentu.
Peneliti berusaha mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi dengan
terjun langsung ke lapangan menemui informan. Dalam penelitian ini peneliti
mendeskripsikan mengenai manfaat dan dampak penggunaan teknologi Pertanian
moderen di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. Data yang diperoleh kemudian
disajikan dalam bentuk deskripsi kata-kata agar lebih mudah dimengerti sesuai
dengan yang didapatkan di lapangan. Selain dalam bentuk deskripsi kata-kata,
peneliti juga menyajikan data dalam bentuk foto-foto penelitian guna mempertegas
dan memperjelas hasil penelitian tersebut.
`3.3.2. Sumber Data
Data yang di kumpulkan dalam penelitian yaitu ada dua jenis data yaitu:
1. Data Primer
Menurut (Hasan 2002). Data primer ialah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu
21
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
Data primer ini antara lain;
a. Catatan hasil wawancara.
b. Hasil observasi lapangan.
c. Data-data mengenai informan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan 2002). Data ini
digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan
pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa pengumpulan data yaitu sebagai
berikut.
3.4.1 Pengamatan (Observasi)
Observasi di gunakan untuk memperoleh data (primer) informasi system
perenan kelompok tani, dengan melalui masyarakat petani secara langsung.
3.4.2 Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dalam
melakukan pengumpulan data melalui cara bertanya langsung pada petani/responden,
di mana dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang
pekerjaannya dan lain.
3.4.3 Dokumentasi
22
Mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari
catatan, dokumentasi,administrasi yang sesuai dengan masalah yang di teliti. Dalam
hal ini dokumentasi di peroleh melaluai dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari
lembaga yang diteliti.
3.5. Teknik Analisis Data
Adapun teknik menganalisa data dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data, pengabstrakan dari tranformasi data besar yang muncul
dari catatan-catatan yang muncul di lapangan.
2. Penyajian data, penyajian kesimpulan informasi secara sistematis yang member
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dari data yang telah di peroleh.
3.6. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran penelitian maka dibuat definisi
operasional sebagai berikut:
1. Petani adalah orang yang mengusahakan usaha taninya dan memiliki
wewenamg untuk mengambil keputusan sendiri tetang usaha taninya yang
dikelolanya, serta terbiasa mempertanggung jawabkan hasil pengolahannya itu
kepada keluarga serta masyarakat di lingkungannya.
2. Alat dan mesin pertanian adalah sebutan yang digunakan untuk menyebut alat-
alat atau mesin yang digunakan dalam bidang pertanian. Pada zaman dahulu,
23
ketika manusia masih hidup di zaman purba tapi sudah mengenal pola bercocok
tanam, alat pertanian yang mereka gunakan adalah berupa alat-alat dari batu
atau kayu. Tapi di zaman modern ini, untuk bercocok tanam, manusia mencari
kemudahan-kemudahaan dengan menciptakan alat yang bisa mempemudah
proses bertani atau bercocok tanam. Dan alat yang di ciptakan untuk tujuan
pertanian ini kemudian di kenal dengan istilah alat dan mesin.
24
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Batas Wilayah
Kabupaten DOMPU – adalah sebuah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Dompu. Kabupaten ini berada di bagian tengah
Pulau Sumbawa. Wilayahnya seluas 2.321,55 km² dan jumlah penduduknya sekitar
200.000 jiwa. Kabupaten Dompu berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa dan Teluk
Saleh di barat, Kabupaten Bima di utara dan timur, serta Samudra Hindia di selatan.
Dompu terkenal sebagai penghasil susu kuda liar dan madu. Budaya masyarakat
Dompu sangat dekat dengan Kabupaten Bima, Meskipun terdapat sedikit perbedaan
dari logat dan bahasanya.
Kecamatan Pajo adalah merupakan satu dari delapan kecamatan yang ada di
Kabupaten Dompu dengan wilayah seluas 135,32 km2. Kecamatan Pajo berbatasan
dengan Desa Kareke dan Kelurahan Potu Kecamatan Dompu di sebelah Utara;
sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Adu dan Cempi Jaya Kecamatan Hu’u;
sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Cempi Desa Dorebara, Mbawi dan Kelurahan
Kandai Satu Kecamatan Dompu dan berbatasan dengan Kabupaten Bima di sebelah
Timur.
4.2. Topografi
Wilayah Kecamatan Pajo sebagian besar merupakan dataran dengan
ketinggian berkisar antara 12 sampai dengan 85 meter dari permukaan laut dan
merupakan daerah dengan hutan lindung dan hutan produksi siap tebang yang
terbatas.
25
4.3. Iklim dan Curah Hujan
Kecamatan Pajo termasuk salah satu daerah beriklim tropis sebagaimana
daerah-daerah lainnya di Kabupaten Dompu dan dipengaruhi oleh 2 musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Kecamatan Pajo Dalam Angka 2017 Pajo District
in Figures 2017 Curah hujan selama tahun 2017 rata-rata mencapai 42,67 mm,
dengan curah hujan tertingi pada bulan Desember sebesar 1 107,40 mm dan hari
hujan rata-rata mencapai 6 hari setiap bulan.
4.4. Geografis
Secara geografis wilayah Kecamatan Pajo dengan batas-batas wilayah
administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Kareke dan Kelurahan Potu (Kecamatan Dompu)
Sebelah Selatan : Desa Adu dan Cempi Jaya (Kecamatan Hu’u)
Sebelah barat :Teluk Cempi Desa Dorebara, Mbawi, dan Kelurahan Kandai
Satu (Kecamatan Dompu)
Sebelah Timur : Kabupaten Bima
Kecamatan Pajo adalah kecamatan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara
Barat, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 6 kilometer dari ibu kota Kabupaten
Dompu kea rah selatan. Pusat pemerintahannya berada didesa Lepadi. Kecamatan
pajo memiliki luas wilayah terkecil di Kabupaten Dompu.
4.5 Luas Wilayah Kecamatan Pajo Di Rinci Per Desa / Kelurahan
Kecamatan pajo terdiri dari 6 desa yaitu Desa Jambu, Woko, Ranggo, Lepadi,
Lune dan Temba Lae. Dari masing-masing desa dipimpin oleh kepala desa.
26
Tabel 1 : Pembagian Desa / Kelurahan di Kecamatan Pajo.
Desa / Kelurahan LuasWilayah (Km2) Persentase (%)
1. Jambu 25,23 18,64
2. Woko 20,99 15,51
3. Ranggo 29,20 21,58
4. Lepadi 24,52 18,12
5. Lune 10,35 7,65
6. Temba Lae 25,03 18,50
P a j o 135,32 100,00
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Pajo, 2019.
Tabel 1, menjelaskan pembagian desa di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu,
dengan demikian desa yang berada di Kecamatan Pajo adalah Desa Jambu dengan
luas wilayahnya 25,32 km2 dengan persentase 18,64%, Desa Woko dengan luas
wilayahnya 20,99 km2 dengan persentase 15,51%, Desa Ranggo dengan luas
wilayahnya adalah 29,20 km2 dengan persentase 21,58%, Desa Lepadi luas
wilayahnya 24,52 km2 dengan persentase 18,12%, kemudian Desa Lune dengan luas
wilayahnya adalah 10,35 km2 dengan persentase 7,65%, Dan Desa Temba Lae
dengan presentase 18,50 %.
4.6. Tinggi Desa / Kelurahan dari permukaan laut.
Meter diatas permukan laut (mdpl) adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan ketinggian suatu tempat dari permukaan laut. Adapun tinngi desa dari
permukaan laut di Kecamatan Pajo adalah sebagai berikut :
27
Tabel 2, Ketinggian Desa dari permukaan laut di Kecamatan Pajo.
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Pajo, 2019
Tabel 2, Menjelaskan bahwa di Kecamatan Pajo ketinggian desa dari
permukaan laut
adalah 47,83 mdpl dengan Desa Jambu ketinggiannya 12 mdpl, Desa Woko
ketenggian 85 mdpl, Desa Ranggo dengan ketinggiannya 63 mdpl, Desa Lepadi
ketinggiannya 50 mdpl, sedangkan Desa Lune dengan ketinggian 12 mdpl, Dan Desa
Temba Lae dengan ketinggiannya adalah 62 mdpl.
Desa / Kelurahan Tinggi Dari Permukaan Laut (mdpl)
1. Jambu 12
2. Woko 85
3. Ranggo 63
4. Lepadi 50
5. Lune 15
6. Temba Lae 62
P a j o 47,83
28
4.7. Keadaan Pertanian
Kabupaten Pajo memiliki areal tanaman pangan hortikultural dan aneka
tanaman yang lain, merupakan daerah perkebunan, perikanan dan peternakan.
Tabel 3, Penggunaan areal pangan di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu.
Jenis Lahan Jumlah Total
1.Tanah Sawah
a. Sawah Irigasi
b. Sawah Non Irigasi
2 879
2 098
781
2.Tanah Kering
a. Tegal/Kebun
b. Ladang/Huma
c. Perkebunan
d. Hutan Rakyat
e. Padang Rumput /Penggembalaan
f. Hutan Negara
g. Sementara Tidak Diusahakan
9 850
4 313
2 135
86
316
0
3000
0
3. Bukan Pertanian 73
Sumber : Data Sekuder Kecamatan Pajo, 2019
29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Keadaan Pertanian Padi Di Kecamatan Pajo
Hasil penyusunan pengembangan kawasan pertanian di Kecamatan Pajo
merupakan pengembangan kawasan padi dan jagung. Kawasan ini umumnya
mempunyai IP-padi 200 dengan pola tanam umumnya berupa padi-padi jagung.
Produksi padi aktual saat ini umumnya berkisar 4,5-5,0 ton/ha. Lahan yang
berpotensi untuk pengembangan padi, tetapi berada di luar kawasan, seluas 2.879 ha.
Lahan tersebut berupa lahan sawah irigasi adalah 2.098 ha dan sawah Non irigasi
eksisting adalah 781 ha.
5.1.1 Luas Lahan Di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu.
Lahan merupakan faktor produksi utama dan tak tergantikan. Berbeda dengan
penurunan produksi yang disebabkan oleh serangan hama penyakit, kekeringan,
banjir dan faktor lainnya lebih bersifat sementara, maka penurunan produksi yang
diakibatkan oleh alih fungsi lahan lebih bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki.
Sehingga berkurangnya luasan lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian secara
signifikan dapat mengganggu stabilitas kemandirian, ketahanan dan kedaulatan
pangan baik lokal maupun nasional. Berdasarkan bentuk pemanfaatannya, pada
umumnya dilakukan pembedaan jenis lahan dalam kategori :
1. Sawah Irigasi adalah sawah yang dalam proses pengairannya dilakukan secara
teratur dan optimal serta tidak tergantung kepada curah hujan. Jadi system
pengairan sawah ini dilakukan menggunakan sistem irigasi yang airnya
30
bersumber dari bendungan. System pertanian dengan menggunakan sawah
irigasi ini sangat cocok dari segi musim, karena untuk menanam padi tidak
bergantung pada musim hujan. Selama bendungan irigasi terus hidup, maka
budidaya pertanian padi akan bisa dilakukan kapan saja tanpa harus
menunggu musim hujan. Sawah irigasi diKecamatan Pajo adalah dengan luas
lahan 2.098 ha.
2. Sawah Non Irigasi adalah sistem pengairan sawah yang hanya berdasarkan
curah hujan atau berdasarkan musim penghujan aja. Berbeda dengan sistem
sawah irigasi jadi sistem sawah non irigasi sangat bergantung pada musim
hujan untuk melakukan budidaya padi hanya dapat dilakukan ketika musim
penghujan saja. Dengan luas lahan sawah non irigasi diKecamatan Pajo
adalah 781 ha dan jumlah total diKecamatan Pajo adalah 2.879 ha.
5.1.2 Pola Tanam Di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu
Pola tanam merupakan tata urutan tanaman yang ditanam pada lahan sesuai
dengan keadaan lingkungan, curah hujan maupun musim tanam selama setahun.
Kegunaan dari pola tanam adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan
kelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam dan meningkatkan produktivitas
lahan dan pendapatan usahatani secara terus menerus. Pola tanam usahatani
mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pendapatan petani.
Saat ini sudah banyak petani yang menerapkan pola tanam campuran pada lahan
pertaniannya untuk menanggulangi kerugian akibat dari gagal panen ataupun harga
produk yang rendah.
31
Pola tanam bersifat dinamis, dalam arti ada keragaman komposisi antar tahun.
Akan tetapi, secara umum perubahan tersebut tidak menyolok, apabila ada perilaku
iklim yang sangat ekstrim, seperti musim kemarau yang sangat panjang atau musim
kemarau ekstrim pendek. Perubahan pola tanam terjadi pada tahun tersebut dan
setahun berikutnya.
1. Sawah irigasi dengan pola tanam yang ada di Kecamatan Pajo adalah padi-
padi-jagung. Padi ditanam disawah irigasi, yaitu lahan yang cukup
memperoleh air, Padi sawah pada waktu-waktu tertentu memerlukan
genangan air, terutama sejak musim tanam sampai mulai berbuah.
Kekurangan dan kelebihan air akan mengurangi hasil produksi, sehingga
diperlukan saluran irigasi yang baik untuk mengatur keluar masuknya air ke
dalam lahan persawahan yang akan di tanami padi sawah irigasi.
2. Sawah Non irigasi dengan pola tanam yang ada di Kecamatan Pajo adalah
Padi-Jagung. Tanaman jagung dapat tumbuh didataran rendah dan didataran
tinggi, secara umum tanaman ini toleran dan mampu beradaptasi dengan iklim
indonesia. Lahan tanam yang baik untuk budidaya jagung adalah lahan kering
yang berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan terasering, lahan gambut
yang telah diperbaiki, atau lahan basah bekas menanam padi. Agar tumbuh
dan berproduksi dengan baik, tanaman jagung harus ditanam di lahan terbuka
yang terkena sinar matahari penuh selama 8 jam sehari.
32
5.2 . Teknologi Modern Dalam Pertanian
Memasuki era teknologi tinggi penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-
mesin modern membantu percepatan proses pengolahan produksi pertanian.
Teknologi merupakan salah satu faktor pendorong perubahan di bidang ekonomi
maupun sosial budaya masyarakat, Teknologi pertanian jika dimanfaatkan secara
tepat dan optimal dapat meningkatkan efisiensi, kapasitas produksi dan memberikan
nilai tambah bagi ekonomi masyarakat.
5.2.1 Teknologi Traktor Roda Empat
Traktor roda empat merupakan suatu peralatan yang diciptakan oleh manusia
yang sangat bermanfaat untuk membantu meringankan tugas manusia terutamanya
pada kegiatan-kegiatan dibidang pertanian. Fungsi lain traktor ialah sebagai tenaga
penggerak peralatan mesin-mesin pertanian lainnya melalui power take off (PTO)
yang disalurkan ke mesin-mesin yang akan digerakkan.
Tabel 4, Traktor Roda Empat
No. Nama Desa Jumlah
Alat
Status Alat Ket.
Milik Bantuan
1. Jambu 1 1
2. Woko 1 1
3. Ranggo 3 3
4. Lepadi 1 1
5. Lune 1 1
6. Tembalae 3 3
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
33
5.2.2. Mesin Tanah ( Rice Transplanter)
Adalah alat penanaman bibit padi modern dengan jumlah penancapan, jarak
tanam dan kondisi penanaman yang seragam dan teratur. Rice transplanter merupakan
inovasi teknologi dalam bidang pertanian, teknologi ini memudahkan para petani
untuk melakukan proses tanam bibit padi maka diharapkan dengan adanya teknologi
ini jumlah produksi padi akan meningkat secara kuantitas maupun kualitas.
Tabel 5. Mesin Tanah (Rice Transplanter)
No. Nama Desa Jumlah
Alat
Status Alat Ket.
Milik Bantuan
1. Jambu 1 1
2. Woko 1 1
3. Ranggo 2 2
4. Lepadi 1 1
5. Lune 1 1
6. Tembalae 2 1 1
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
5.2.3. Mesin Panen (Combine Harvester)
Adalah alat pemanen padi yang dapat memotong bulir tanaman yang berdiri,
merontokkan dan membersihkan gabah sambil berjalan dilapangan. Dengan demikian
waktu pemanen lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia
(Manual) serta tidak membutuhkan jumlah tenaga kerja manusia yang besar seperti
pada pemanen tradisonal.
34
Tabel 6. Mesin Combine Harvester.
No. Nama Desa Jumlah
Alat
Status Alat Ket.
Milik Bantuan
1. Jambu 1 1
2. Woko
3. Ranggo 4 4
4. Lepadi 1 1
5. Lune 2 2
6. Temba Lae 2 2
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
5.3. Manfaat Penggunaan Teknologi Pertanian Moderen
Teknologi Pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam
mengolah/memproses input pertanian sehingga menghasilkan otuput/hasil pertanian
sehingga berdaya guna dan berhasil baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi
maupun siap pakai. Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan
potensi sumberdaya tanaman pangan.
Adapun manfaat yang di rasakan oleh petani padi dengan hadirnya teknologi
pertanian modern yaitu:
1. Memudahkan dalam pengelolaan lahan.
Traktor merupakan salah satu alat mesin pertanian yang digunakan
untuk meringankan kerja yang tidak manusiawi seperti mencangkul lahan
yang sangat luas dengan tenaga manusia. Dengan adanya traktor maka
kerja-kerja yang seperti itu dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien,
35
juga dapat meringankan beban petani sehingga petani dapat mengerjakan
pekerjaan lain dalam proses produksi produk pertanian.
Keunggulan penggunaan traktor yaitu dapat mensubstitusi penggunaan
tenaga kerja yang semakin mahal dan langka di Kecamatan Pajo terutama
untuk kegiatan persiapan lahan usahatani padi. Selain itu, traktor adalah alat
pertanian yang digunakan untuk kegiatan persiapan lahan, yang memiliki
proporsi kebutuhan terhadap tenaga kerja relatif tinggi, sehingga biaya yang
diperlukan juga relatif tinggi. Efisiensi biaya pada kegiatan persiapan lahan
akan memberikan pengaruh pada peningkatan pendapatan usahatani padi.
Traktor juga dapat mempercepat kegiatan persiapan lahan, sehingga
memungkinkan petani untuk melakukan penanaman tepat waktu pada musim
tanam. membatu peningkat hasil produksi petani, biaya yang di keluarkan
oleh petani sadah berkurang, dan waktu kerja yang cukup evisien.
2. Waktu kerja yang sangat singkat
Efisiensi waktu tenaga kerja usahatani dengan menggunakan traktor
diukur dengan cara menghitung curahan waktu kerja. Curahan waktu kerja
adalah jumlah waktu yang digunakan oleh seorang petani untuk melakukan
aktivitas kegiatan di sawah. Penggunaan tenaga kerja pada sistem usahatani
padi sawah melibatkan tenaga kerja pria dan wanita baik dari dalam
keluarga maupun dari luar keluarga. Curahan waktu dalam proses olah tanah
terdiri dari tiga kegiatan yaitu olah tanah pertama, olah tanah kedua dan
perataan. Selisih curahan waktu kerja antara usahatani menggunakan
36
manual/bajak kerbau dengan traktor adalah 7,8 HOK. Usahatani
menggunakan bajak kerbau rata – rata memerlukan waktu 9-10 hari/ha
untuk pengolahan tanah, sedangkan menggunakan traktor memerlukan
waktu 3-4 hari/ha.
3. Biaya pengolahan lahan yang dikeluarkan sediki/ menghemat biaya.
Selain menekan waktu kerja penggunaan alat pengolah tanah mesin juga
mengurangi biaya kerja, sehingga secara keseluruhan terjadi peningkatan
efisiensi. Perbedaan curahan waktu tenaga kerja usahatani dengan manual
bajak dan dengan menggunakan hand tractor mengakibatkan perbedaan
biaya yang dikeluarkan oleh petani.
4. Memperoleh benih unggul
Teknologi pertanian terbaru tidak lepas dari perusahaan penghasil benih,
dengan melibatkan alat teknologi penghasil benih modern diharapkan akan
mengasilkan produk benih yang modern. Misalnya seperti jagung hibrida
sebagai benih yang terproduk dengan bantuan perkembangan teknologi
pertanian. Karakter jagung hibrida ini nantinya memiliki kualitas yang baik,
kualitas tonggol yang unggul dan biji jagung yang semakin banyak.
37
5. Meningkatkan pendapatan petani
Dengan adanya teknologi yang berperan penuh dalam pertanian, tentu
akan berpengaruh juga pada pendapatan petani, seperti halnya penggunaan
benih unggul yang akan menghasilkan padi yang berkualitas serta jumlah
yang dihasilkan dari seetiap tungkainya pun akan lebih banyak dari biasanya.
Dengan demikian hasil panen yang didapatkan dari penggunaan benih unggul
akan meningkatkan nilai jual dari baisanya.
6. Meningkatkan kemampuan petani
Melalui teknologi pertanian yang paling baru, tentu akan mengahsilkan
alat yang canggih dan modern untuk kegiatan bercocok tanam. Secara
otomatis kemampuan petani akan mengalami perubahan, adanya alat modern
memberikan tuntutan baru bagi petani untuk bisa menggunakannya. Dengan
demikian petani harus bisa menyesuaikan perkembangan teknologi pertanian
yang ada pada saat ini.
5.4. Dampak Penggunaan Teknologi Pertanian Modern
Dalam penggunaan teknologi pertanian ini banyak pula dampak yang akan
berpengaruh baik pada tanaman itu sendiri ataupun pada tanah. Namun di negara
Indonesia penggunaan teknologi pertanian masih sangat sedikit. Hal ini yang
menyebabkan sedikitnya penggunaan teknologi ini adalah mahalnya harga paket
teknologi pertanian dan sedikitnya lahan yang dimiliki oleh para petani.
38
1. Menghasilkan panen bermutu tinggi
Sejalan dengan perkembangan waktu, dengan semakin bervariasinya
aktivitas dalam perekonomian, petani mulai menggunakan mesin teknologi
modern yang dimana para petani tidak membutuhkan lagi tenaga manusia.
Teknologi pertanian juga semakin berkembang, Dengan ditemukannya bibit
unggul, yaitu bibit yang mempunyai ciri-ciri 1.) dapat panen lebih cepat
dengan kualitas yang lebih baik, 2.) lebih tahan terhadap perubahan cuaca, 3.)
lebih tahan dengan serangan hama dan penyakit. Ketika petani menggunakan
teknologi pertanian modern pada budidaya usahataninya maka petani di
Kecamatan Pajo mengalami peningkatan mutu dan kualitas hasil panen yang
didapatkan. Dengan begitu, keuntungan yang didapat petani pun semakin
berlipat ganda.
2. Mengurangi biaya produksi
Dari segi biaya, penggunaan mesin pertanian modern relatif lebih
terjangkau jika dibandingkan ketika petani harus membayar buruh tani. Selain
itu berkurangnya tenaga buruh tani yang ada tentu akan membuat petani
kesulitan mencari pekerja yang bisa mengolah lahan pertanian yang baik.
Apabila belum mampu membeli mesin pertanian modern petani bisa
menyewa mesin terutama jika lahan sawah yang dimiliki tidak terlalu luas.
3. Pekerjaan selesai lebih cepat
Dibandingkan dengan alat tradisional untuk budidaya padi misalnya
membajak sawah secara manual menggunakan cangkul atau memanfaatkan
39
tenaga hewan ternak, traktor sawah modern memungkinkan petani mengelola
tanah dengan lebih cepat. Sebagai perbandingannya, untuk membajak sawah
seluas 1 hektar petani setidaknya membutuhkan waktu hingga lima hari
dengan bantuan hewan ternak. Sebaliknya, dengan traktor sawah modern,
pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dalam waktu satu hari saja. Artinya petani
bisa menghemat waktu lebih banyak dengan menggunakan alat pertanian
modern.
40
VI. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan hasil penelitian adalah sebagai
berikut ;
1. Penggunaan teknologi pertanian (ALSINTAN) modern oleh petani padi di
Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. memudahkan semua petani khususnya
pada bidang pertanian, menghemat biaya upah buruh tani yang meningkatkan
hasil pertanian.
2. Manfaat dan dampak penggunaan teknologi pertanian(ALSINTAN) modern
di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu adalah berdampak positif karena yang
dirasakan oleh petani pengguna teknologi modern yaitu lebih efisien biaya,
waktu dan tenaga.
6.2. Saran
Di harapkan kepada petani padi, dengan hadirnya teknologi pertanian yang
baru agar kiranya lebih meningkatkan hasil panen dengan mutu dan kualitas yang
bagus dan diharapkan kepada pemerintah setempat agar lebih memperhatikan petani
dalam penyediaan segala kebutuhan petani didaerahnya.
41
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.
Anonim.,2011.FungsiMesin Alat Pertanian.http:// mekanisasi. litbang. deptan. go.id.
Diakses pada tanggal 7 maret Pukul 20.54.
Anwas Adiwilaga, 1992, Pengantar Ilmu Pertanian, Rineke Cipta, Jakarta.
Burhan Bugin, “Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007)
Fattanaya, 2017. Modernisasi Pertanian Pada Petani Padi Di Kecamatan Bandar
Baru Kabupaten Pidie Jaya, Jurnal Ilmiah FISIP Unsyiah Vol 2, No 2,Mei
2017
Gumgum Gumilar, 2001. Teori Perubahan Sosial. Unikom. Yogyakarta.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2002
Mugniesyah, Siti Sugiah M. 2006. Peranan Penyuluhan Pertanian dalam
Pembangunan Pertanian, Bogor : IPB Press
Mugniesyah. (2006). Materi Bahan Ajar Ilmu Penyuluhan. Departemen Sains
Komunikasi dan Pengumbungan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia.
Institut Pertanian Bogor.
Robbins,2005. CRC handbook of engineering in agriculture. Boka Raton .F1.CRC
Pres
42
Sadikin M., 2001, Pengembangan Sektor Pertanian (Penanganan Komoditi
Unggul),UGM Press, Jakarta.
Siahaan, Hotman dkk. 2001. Pers yang Gamang Studi Pemberitaan Jajak Pendapat
TimorTimur. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi.
Slamet, 2000, Agrikultur, LPN-IPB-Bogor.
Sztompka,s Piötr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada
Soetriono dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Malang: Bayumedia.
Suyanto, 2002. Merefleksikan Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Universitas
Lampung.
43
LAMPIRAN
44
KUESIONER MANFAAT & DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI
PERTANIAN (ALSINTAN) MODERN
Nama Informan :.........................................
Dusun/Desa :.........................................
I. Identitas Responden
1. Tingkat pendidikan format :
2. Umur : Tahun
3. Pengalaman berusaha tani : Tahun
4. Tanggungan keluarga :
5. Luas lahan :
6. Kepemikan lahan : a. milik
b. sewa
c. penggarap
7. . Pendapatan per bulan :
II. Jenis Alat dan Mesin Pertanian
1.1 Apakah bapak/ibu menggunakan mesin Traktor Roda Empat dalam
mengolah
lahan?.................................................................................................................
1. Apakah milik sendiri/sewa?
45
2. Kenapa bapak/ibu menggunakan mesin traktor roda empat?
Alasanya ……………………………………………................................
3. Berapa biaya yang di keluarkan dalam satu kali pengolahan
lahan?..........................................................................................................
4. Bagaimana manfaat setelah menggunakan taktor empat
roda?……………………………………………………………………...
5. Bagaimana dampak menggunakan mesin traktor roda
empat?........................................................................................................
1.2 Apakah bapak/ibu menggunakan mesin tanam Rice Transplanter dalam
menanam?.........................................................................................................
6. Apakah milik sendiri/sewa?
7. Kenapa bapak/ibu menggunakan mesin tanam Rice Transplanter empat?
Alasanya ……………………………………………................................
8. Berapa biaya yang di keluarkan dalam satu kali pengolahan
lahan?..........................................................................................................
9. Bagaimana manfaat setelah menggunakan Rice
Transplanter?……………………………………………………………..
10. Bagaimana dampak menggunakan mesin tanam Rice
Transplanter?............................................................................................
1.3 Apakah bapak/ibu menggunakan mesin panen Comine Harvester dalam
proses panen?.....................................................................................................
11. Apakah milik sendiri/sewa?
46
12. Kenapa bapak/ibu menggunakan mesin Comine Harvester?
Alasanya ……………………………………………..............................
13. Berapa biaya yang di keluarkan dalam satu kali
panen?......................................................................................................
14. Bagaimana manfaat setelah menggunakan Combine
Harvester?………………………………………………………………...
15. Bagaimana dampak menggunakan mesin panen Combine
Harvester?................................................................................................
III. Cara Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian
1. Bagaimana cara mengoperasikan mesin pengolah tanah Traktor Roda
Empat?...................................................................................................
2. Bagaimana cara mengoperasikan mesin tanam Rice
Transplanter?.........................................................................................
3. Bagaimana cara mengoperasikan mesin panen Combine
Harvester?..............................................................................................
IV. Modernisasi Alat dan Mesin Petanian
1. Bagaimana menurut bapak/ibu tetang modernisasi di bidang pertanian
saat ini? …………………………………………………………………….
2. Sudah berapa tahun alat dan mesin pertanian masuk di daerah
ini?.................................................................................................................
47
3. Sudah berapa tahun bapak/ibu menggunakan alat dan mesin
pertanian?.......................................................................................................
4. Apakan ada bantuan dari pemerintah alat dan mesin
pertanian?.......................................................................................................
5. Jika ada apakah sewa/
tidak?.............................................................................................................
6. Bagaimana respon bapak/ibu tetang alat dan mesin
pertanian?.......................................................................................................
7. Apakah dengan menggunakan alat dan mesin pertanian berdampak
positif/negative?.............................................................................................
8. Berapakah biaya yang menggunakan alat dan mesin pertanian dalam
satu musim bercocok
tanam?............................................................................................................
9. Apakah menggunakan alat dan mesin pertanian itu lebih evisien
biaya,waktu, tenagga,
dll?.................................................................................................................
10. Apakah menggunakan alat dan mesin pertanian itu lebih
mudah?...........................................................................................................
V. Perubahan Sosial
1. Apakah kehidupan sosial di wilayah bapak/ibu saat ini dalam keadaan
tenang?............................................................................................................
48
2. Bagaimana pola hubungan antar penduduk di wilayah
bapak/ibu?.......................................................................................................
3. Apa momen yang digunakan untuk berkumpul antar warga di wilayah
bapak/ibu?.......................................................................................................
4. Bagaimana frekuensi pertemuan di wilayah
bapak/ibu?.......................................................................................................
5. Apabila terjadi perselisihan antar warga di wilayah bapak/ibu,bagaimana
bentuk penyelesaian yang akan
dilakukan?.......................................................................................................
49
Lampiran 1 : Dokumentasi dengan informan di Desa Ranggo
Lampiran 1 : Dokumentasi dengan informan di Desa Ranggo
50
Lampiran 2 : Dokumentasi dengan informan di Desa Woko
Lampiran 2 : Dokumentasi dengan informan di Desa Woko
Lampiran 3: Dokumentasi dengan informan di Desa Temba lae
51
Lampiran 3: Dokumentasi dengan informan di Desa Temba Lae
Lampiran 3: Dokumentasi dengan informan di Desa Temba Lae
52
Lampiran : Identitas Informan di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu.
NO Nama Alamat Tingkat Pendidikan
Penggalaman Usaha Tani
Tanggungan Keluarga
Luas Lahan
1 Abd
Gani.S.Pd
Ranggo S1 20 6 2.5 Ha
2 Darwis
Saruji
Woko SMP 10 2 2.5 Ha
3 H.Abubakar.
S.Pd
Temba
Lae
S1 25 5 5 Ha
4 Mansur Lepadi SMA 12 3 1.5 Ha
5 Syahrudin Jambu SMA 9 1 1 Ha
6 Syarifudin Lune SMA 15 5 7 Ha