Download - makalah q ekologi
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 1/40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga secara alamiah bangsa Indonesia
merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia yang strategis
diwilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk
mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman, baik sumberdaya hayati maupun
sumberdaya lainnya.
Sebagai suatu bangsa bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau
besar dan kecil yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga
ditentukan dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut. Keunikan dan
keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari kepulauan Indonesia yang membentang
luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya.
Salah satu dari potensi tersebut atau sumberdaya hayati yang tak ternilai harganya dari segi
ekonomi atau ekologinya adalah sumberdaya terumbu karang, apabila sumberdaya terumbu karang ini
dikaitakn dengan pengembangan wisata bahari mempunyai andil yang sangat besar. Karena
keberadaan terumbu karang tersebut sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor termasuk
sektor pariwisata.
Khusus mengenai terumbu karang, Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang
untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sejauh
ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga.
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang garis pantai lebih dari 95.000 km
dan juga memiliki lebih dari 17.504 pulau. Keadaan tersebut menjadikan Indonesia termasuk kedalam
Negara yang memiliki kekayaan sumberdaya perairan yang tinggi dengan sumberdaya hayati perairan
yang sangat beranekaragam. Keanekaragaman sumberdaya perairan Indonesia meliputi sumberdaya
ikan maupun sumberdaya terumbu karang. Terumbu karang yang dimiliki Indonesia luasnya sekitar
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 2/40
2
7000 km2 dan memiliki lebih dari 480 jenis karang yang telah berhasil dideskripsikan. Luasnya
daerah karang yang ada menjadikan Indonesia sebagai Negara yang memiliki kenekaragaman ikan
yang tinggi khususnya ikan-ikan karang yaitu lebih dari1.650 jenis spesies ikan (Burke et al, 2002
dalam Zainarlan, 2007).
Kekayaan sumberdayahayati perairan Indonesia yang tinggi akan sangat bermanfaat jika
dilakukan pemanfaatan secara optimal dan bertanggung jawab. Pemanfaatan sumberdayahati perairan
ini dapat dilakukan melalui proses penangkapan yang bertanggung jawab. Penangkapan ikan yang
dilakukan adalah proses pemanfaatan sumberdaya perikanan yang bersifat ekonomis dari perairan
secara bertanggung jawab. Dalam melakukan proses penangkapan, nelayan harus mengikuti peraturan
yang berlaku. Salah satu peraturan yang mengatur mengenai kegiatan penangkapan adalah Code of
Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) yaitu prinsip-prinsip tatalaksana perikanan yang
bertanggungjawab. Tatalaksana ini menjadi asas dan standar internasional mengenai pola perilaku
bagi praktek penangkapan yang bertanggung jawab dalam pengusahaan sumberdaya perikanan
dengan maksud untuk menjamin terlaksananya aspek konservasi, pengelolaan dan pengembangan
efektif sumberdaya hayati akuatik berkenaan dengan pelestarian.
Sebagai negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak di antara Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia, keanekaragaman hayati laut Indonesia tak tehitung jumlahnya. Terumbu karang
Indonesia sangat beraneka ragam dan memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik pada garis pantai tetangga sekitarnya.
Oleh karena itu harus dilindungi dan dikembangkan secara terus menerus baik untuk kepentingan
generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya baik secara fisik
juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan tidak langsung pada terumbu karang
Indonesia, sebagian besar terumbu karang di wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan
yang sangat parah. Bagaimanapun juga, tekanan terhadap keberadaan terumbu karang paling banyak
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 3/40
3
diakibatkan oleh kegiatan manusia, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan.
Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis pantai semakin memperparah kondisi terumbu karang.
Oleh karena itu merupakan kebutuhan mendesak untuk menerapkan konservasi dan rencana-
rencana pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan yang semakin parah.
Langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi ancaman terhadap terumbu karang di
Indonesia adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga kelestarian
terumbu karang dan meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam menjaga kelestarian terumbu
karang di Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana kondisi terumbu karang di Indonesia
2. Apa penyebab kerusakan terumbu karang di Indonesia
3. Apa saja upaya-upaya yg di lakukan untuk mengatasi kerusakan terumbu karang.
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Dapat mengetahui kondisi terumbu karang di Indonesia
2. Mempelajari mengenai fungsi dan manfaat terumbu karang
3. Dapat mengetahui penyebab-penyebab rusaknya terumbu karang
1.4 Kegunaan Penulisan
Dari hasil karya tulis ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat. Pertama, dapat
memberi gambaran kondisi terumbu karang di Indonesia yang sudah sangat memprihatinkan.
Kedua, dapat memberi informasi mengenai terumbu karang, baik fungsi dan manfaatnya bagi
masyarakat. Ketiga, penyebab kerusakan terumbu karang yang selama ini telah terjadi di perairan
Indonesia.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 4/40
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Terumbu Karang
Istilah terumbu karang sangat sering kita dengar, namun belum tentu kita pahami
pengertiannya. Istilah terumbu karang ini merupakan terjemahan langsung bahasa Inggris dari
kata coral reefs. Menurut ensiklopedi dari situs htttp://dict.die.net/reef/,reef atau terumbu adalah
serangkaian struktur keras dan padat yang berada di dalam atau dekat permukaan air.
Sedangkan coral atau karang, merupakan salah satu organisme laut yang tidak bertulang belakang
(invertebrate), berbentuk polip yang berukuran mikroskopis, namun mampu menyerap kapur dari air
laut dan mengendapkannya sehingga membentuk timbunan kapur yang padat. Sekumpulan besar
polip ini kemudian menyusun suatu koloni sehingga membentuk suatu struktur kerangka menurut
jenisnya. Struktur ini secara bersama-sama dengan struktur koloni karang yang lain turut
mengendapkan kapur dan berkonstribusi besar dalam membentuk struktur terumbu yang padat.
Seiring dengan waktu, selanjutnya terumbu ini akan menjadi substrat baru bagi koloni- koloni karang
Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama.
Terumbu karang merupakan kumpulan fauna laut yang berkumpul menjadi satu membentuk terumbu.
Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini hidup dengan memakan
berbagai mikroorganisme yang hidup melayang di kolom perairan laut.
Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi
yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung dari jenis, dan kondisi
perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa milimeter saja per tahunnya. Yang
ada di perairan Indonesia saja saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.
Terumbu Karang menjadi rumah bagi ribuan spesies makhluk hidup. Jika rumahnya saja dalam
kondisi tidak baik atau bahkan hancur, bisa dibayangkan berapa banyak makhluk hidup yang
terancam punah.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 5/40
5
Gambar Anatomi Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis, meskipun pada
beberapa belahan dunia non-tropis juga kita jumpai adanya terumbu karang. Terumbu karang
terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisms
karang (filum S nedaria, klas Anthozoa,, ordo Madreporaria dan S cleractinia), alga berkapur dan
organisme-organisme lain yang mengeluarka kaisium karbonat (Nybakken, 1988).
2.1.1 Fungsi Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem khas perairan tropik, dan merupakan habitat berbagai
biota laut untuk tumbuh dan berkembang biak dalam kehidupan yang seimbang. Sifat yang menonjol
dari terumbu karang adalah produktifitas dan keanekaragamannya yang tinggi, jumlah spesies yang
banyak, serta bentuk morfologi yang sangat bervariasi dan biomassa yang besar.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 6/40
6
Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan
pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), terutama
bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting. Banyaknya spesies makhluk hidup laut
yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman
hayati laut. Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya
sebagai sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi.
Struktur masif dan kokoh dari terumbu berfungsi sebagai pelindung sempadan pantai, dan ekosistem
pesisir lain (padang lamun dan hutan mangrove) dari terjangan arus kuat dan gelombang besar.
Struktur terumbu yang mulai terbentuk sejak ratusan juta tahun yang lalu juga merupakan rekaman
alami dari variasi iklim dan lingkungan di masasilam, sehingga penting bagi penelitian paleoekologi.
Ekosistem ini juga berperan penting dalam siklus biogeokimia secara global, karena kemampuannya
menahan nutrien-nutrien dalam sistem terumbu dan perannya sebagai kolam untuk menampung segala
bahan yang berasal dari luar sistem terumbu. Secara umum, keseluruhan fungsi yang disediakan oleh
terumbu karang dapat digolongkan menjadi fungsi fisik, fungsi kimia, dan fungsi biologi dan ekologi.
Manfaat terumbu karang Dalam konteks ekonomi, terumbu karang menyediakan sejumlah manfaat
yang dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu manfaat berkelanjutan dan manfaat yang
tidak berkelanjutan.
Manfaat berkelanjutan terumbu karang adalah sebagai Perikanan lepas pantai Berbagai
sumberdaya ikan pelagis (mis. Scombridae, Exocoetidae, Carangidae, Charcharinidae) bergantung
pada ekosistem terumbu karang, baik sebagai lokasi memijah, membesarkan anak, dan makan. -
Perikanan terumbu Empat kelompok sumberdaya ikan terumbu yang penting bagi nelayan:
- Ikan, mis. Muraenidae, Serranidae, Holocentridae, Lutjanidae, dll
- Avertebrata, mis. Gastropoda, Bivalva, Krustasea, Cephalopoda, Ekhinodermata, Coelenterata
- Reptil, mis. ular laut dan penyu
- Makrofita, mis. alga dan lamun
Gambar 1. Manfaat terumbu karang sebagai daerah tangkap ikan (fishing ground) nelayan tradisional
- Perlindungan pantai dan pulau kecil
- Wisata bahari
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 7/40
7
- Marikultur
- Bioteknologi -Perdagangan biota ornamental
- Wilayah perlindungan -Penambangan pasir karang
- Kerajinan suvenir -Penelitian dan pendidikan Berbagai manfaat yang dapat diperoleh manusia dari
ekosistem terumbu karang, perlu diatur pengelolaannya karena terumbu karang merupakan ekosistem
yang rentan akan perubahan lingkungan dan memiliki daya dukung terbatas. Dengan demikian,
beberapa manfaat berkelanjutan yang awalnya mampu disediakan pada akhirnya tidak berkelanjutan
karena laju pemanfaatannya yang berlebihan atau 2metode yang digunakan bersifat merusak
(destruktif) seperti penangkapan ikan menggunakan racun sianida atau bom. Aktivitas seperti
pengumpulan biota ornamental (kerang Conus, bintang laut Linckia) yang pada awalnya hanya
bertujuan sebagai hobi atau koleksi, apabila sudah bersifat ekstraktif dan bertujuan untuk memenuhi
permintaan pasar 1`(perdagangan) akan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem alami
terumbu karang. Dampak terbesar dana paling merusak yang mungkin terjadi atas ekosistem terumbu
karang adalah pembangunan pesisir yang pesat akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
meningkatnya berbagai kebutuhan manusia (pemukiman, perikanan, industri, pelabuhan, dan lain-
lain). Hal ini akan memicu peningkatan tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya
hayati yang terkandung di dalamnya.
Manfaat yang tidak berkelanjutan dari terumbu karang ini adalah sebagai :
- Aktivitas ekstratif
- Perikanan dengan metode destruktif
- Pengumpulan organisme terumbu
- Perdagangan biota ornamental
- Pembangunan pesisir
Manfaat terumbu karang dapat berkurang atau bahkan musnah apabila di wilayah
pesisir terdapat aktivitas pembangunan yang tidak ramah lingkungan Peranan terumbu karang
terhadap sistem perikanan Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang paling produktif dan
tinggi keanekaragamanhayatinya. Produktivitas primer yang tinggi dan kompleksnya habitat yang
terdapat di ekosistem terumbu karang memungkinkan Ekologi Laut Tropis
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 8/40
8
http://web.ipb.ac.id/~dedi_s Menggunakan Joomla! Generated: 12 July, 2011, 15:20 daerah ini
berperan sebagai tempat pemijahan, tempat pengasuhan dan tempat mencari makan berbagai spesies
ikan dan biota laut lainnya. Dengan demikian, secara otomatis produksi sekunder (ikan dan biota laut
lain) di daerah terumbu karang juga sangat tinggi. Komunitas ikan di ekosistem terumbu karang
terdapat dalam jumlah yang besar dan terlihat mengisi seluruh daerah di terumbu, sehingga dapat
dikatakan bahwa ikan merupakan penyokong berbagai macam hubungan yang ada dalam ekosistem
terumbu. Tingginya keanekaragaman jenis dan kelimpahan komunitas ikan di ekosistem terumbu
disebabkan oleh tingginya variasi habitat terumbu atau beragamnya relung (niche) dari spesies-spesies
ikan tersebut. Habitat di terumbu tidak hanya tersusun oleh komunitas karang saja, melainkan juga
terdiri atas daerah berpasir, ceruk dan celah, daerah alga, serta zona-zona yang berbeda yang melintasi
hamparan terumbu. Selain keanekaan relung hidup yang tinggi, ada faktor lain yang perlu
dipertimbangkan yaitu tingkat spesialisasi yang tinggi dari tiap spesies. Banyak spesies ikan yang
memiliki kebutuhan yang sama sehingga terdapat persaingan aktif, baik antara spesies yang berbeda
maupun antara spesies yang sama. Persaingan ini kemudian menuju pada pembentukan relung ekologi
yang lebih sempit lagi. Dengan demikian, di ekosistem terumbu karang seringkali terlihat bahwa
pergerakan banyak spesies ikan sangat terlokalisasi, terbatas pada daerah-daerah tertentu, dan terdapat
perbedaan yang nyata antara ikan-ikan yang aktif di malam dan siang hari.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 9/40
9
Skema hubungan antara berbagai jenis ikan dalam ekosistem terumbu karang, yang menyokong
sistem perikanan.
Sejumlah spesies ikan pelagis tergolong piscivor (pemangsa ikan-ikan lain), seperti hiu, kerapu, kuwe,
dan kakap. Umumnya ikan-ikan piscivor berukuran besar, baik yang hidupnya di lingkungan pelagis
maupun terkait erat dengan terumbu (kerapu), memiliki nilai ekonomis penting dan menjadi target
utama dalam kegiatan perikanan tangkap. Komunitas ikan piscivor sangat bergantung pada keberadan
terumbu karang, baik untuk memijah atau bertelur, membesarkan larva dan juvenilnya, serta mencari
makan. Gambar menjelaskan tentang peran terumbu karang dalam menyokong kehidupan ikan
piscivor melalui mekanisme jejaring makanan. Dapat terlihat bahwa komunitas ikan piscivor
tergolong sebagai top predator di ekosistem terumbu karang. Selain ikan piscivor, jenis ikan lain yang
juga menjadi target tangkapan nelayan adalah ikan planktivor (pemakan plankton), terutama dari
famili Caesionidae (ikan ekor kuning).
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 10/40
10
Jenis-jenis ikan yang bergantung pada terumbu :
Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan Periode Aktif Mencari
Makan:
1. Ikan Nokturnal (aktif ketika malam hari), contohnya pada ikan-ikan dari Suku Holocentridae
(Swanggi), Suku Apogoninade (Beseng), Suku Hamulidae. Priacanthidae (Bigeyes),
Muraenidae (Eels), Seranidae (Jewfish) dan beberapa dari suku dari Mullidae (goatfishes) dll
2. Ikan Diurnal (aktif ketika siang hari), contohnya pada ikan-ikan dari Suku Labraidae
(wrasses), Chaetodontidae (Butterflyfishes) Pomacentridae (Damselfishes), Scaridae
(Parrotfishes), Acanthuridae(Surgeonfishes), Bleniidae(Blennies), Balistidae (triggerfishes),
Pomaccanthidae (Angelfishes), Monacanthidae, Ostracionthidae(Boxfishes),etraodontidae,
Canthigasteridae dan beberapa dari Mullidae (goatfishes)
3. Ikan Crepuscular (aktif diantara) contohnya pada ikan-ikan dari suku Sphyraenidae
(Baracudas), Serranidae (groupers), Carangidae (Jacks), Scorpaenidae (Lionfishes),
Synodontidae (Lizardfishes), Carcharhinidae, lamnidae, Spyrnidae (Sharks) dan beberapa dari
Muraenidae (Eels).
Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan Peranannya:
1. IKAN TARGET
Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan
ekonomis penting atau ikan kosumsi seperti; Seranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae,
Acanthuridae, Mulidae, Siganidae Labridae (Chelinus, Himigymnus, choerodon) dan Haemulidae.
2. IKAN INDIKATOR
Sebagai ikan penentu untuk terumbu karang karena ikan ini erat hubunganya dengan
kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari Famili Chaetodontidae (kepe-kepe).
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 11/40
11
Gambar jenis Ikan Karang
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 12/40
12
Fungsi utama ekosistem terumbu karang yang penting adalah menciptakan kesinambungan
antara daratan dan lautan. Terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas laut tropis yang memiliki
fungsi penting baik fisik, biologi maupun kimia. Fungsi fisik ekosistem terumbu karang adalah
sebagai pelindung garis pantai, hal ini sesuai dengan sifat terumbu karang yang dapat menahan
gelombang. Fungsi biologi ekosistem terumbu karang adalah sebagai penyedia kehidupan berbagai
organisme laut antara lain sebagai daerah pemijahan, pembesaran, dan tempat mencari makan.
Sedangkan fungsi kimia ekosistem terumbu karang adalah bahan farmakologi dan obat-obatan serta
sebagai penyerap karbon di alam.
Trumbu karang mempunyai fungsi yang amat penting bagi kehidupan laut. Fungsi-fungsi
tersebut diantaranya:
Perlindungan Ekosistem Pantai
Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah
terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.
Rumah bagi banyak jenis mahluk hidupdi laut
Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan. Karenanya banyak
hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari makan, memijah, membesarkan
anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karng mempunyai potensial
perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata pencaharian mereka.
Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya.
Sekitar 500 juta orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang, termasuk
didalamnya 30 juta yang bergantung secara total pada terumbu karang sebagai penhidupan.
Sumber obat-obatan
Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi
obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk
dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
Objek wisata
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 13/40
13
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan alternatif
pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta penyelam , menyelam dan
menikmati terumbu karang per tahun.
Daerah Penelitian
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang
lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat
di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian
yang lebih intensif untuk mengetahui µmisteri¶ laut tersebut.
2.1.2 Klasifikasi Terumbu Karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena
cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat
hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak
bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga ekosistem penting di daerah
pesisir. Hutan bakau dan padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi
pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut
lainnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut. Diperkirakan lebih dari
3.000 spesies dapt dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia Tenggara.
Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vertebrata. Beberapa jenis ikan seperti ikan
kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di terumbu karang, sedangkan ikan lain seperti
ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari
makan. Udang lobster, ikan scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya diterumbu karang bagi
mereka adalah sebagai tempat bersarang dan memijah. Terumbu karang yang beraneka ragam
bentuknya tersebut memberikan tempat persembunyian yang baik bagi ikan. Terumbu Karang dapat
di klsifikasikan berdasarkan jenis, kemampuan memproduksi kapur, bentuk dan tempat tumbuh, letak,
dan zonasi.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 14/40
14
Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi lingkungan
perairan. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari,
hydrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan makanan, sedimen, subareal exposure
dan faktor genetik. Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora
dan non- Acropora (English et.al ., 1994). Perbedaan Acropora dengan non-Acropora terletak pada
struktur skeletonnya. Acropora memiliki bagian yang disebut axial koralit dan radial koralit ,
sedangkan non- Acropora hanya memiliki radial koralit . Skeleton Acropora Skeleton non- Acropora
Bentuk Pertumbuhan K arang non- Acropora terdiri atas :
A. Bentuk Bercabang (branching ), memiliki cabang lebih
panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak terdapat di
sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang
terlindungi atau setengah terbuka.Bersifat banyak memberikan
tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.
B. Bentuk Padat (massive), dengan ukuran bervariasi serta
beberapa bentuk seperti bongkahan batu. Permukaan karang
ini halus dan padat, biasanya ditemukan di sepanjang tepi
terumbu karang dan bagian atas lereng terumbu.
C. Bentuk Kerak (encrusting ), tumbuh menyerupai dasar
terumbu dengan permukaan yang kasar dan keras serta
berlubang-lubang kecil, banyak terdapat pada lokasi yang
terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang
tepi lereng terumbu. Bersifat memberikan tempat berlindung
untuk hewan-hewan kecil yang sebagian tubuhnya tertutup
cangkang.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 15/40
15
D. Bentuk lembaran ( foliose), merupakan lembaranlembaran
yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan
membentuk lipatan atau melingkar, terutama pada
lereng terumbu dan daerah-daerah yang terlindung.
Bersifat memberikan perlindungan bagi ikan dan hewanlain.
E. Bentuk Jamur (mushroom), berbentuk oval dan tampak
seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti
punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.
F. Bentuk submasif ( submassive), bentuk kokoh dengan
tonjolan atau kolom-kolom kecil
G. Karang api ( Millepora), semua jenis karang api yang
dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung
koloni dan rasa panas seperti terbakar bila disentuh
H. Karang biru ( H eliopora), dapat dikenali dengan adanya
warna biru pada rangkanya
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 16/40
16
Bentuk pertumbuhan Acropora sebagai berikut :
A. A. Acropora bentuk cabang ( Branching Acropora),
bentuk bercabang seperti ranting pohon.
B. Acropora meja (T abulate Acropora), bentuk
bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti
meja.Karang ini ditopang dengan batang yang
berpusat atau bertumpu pada satu sisi membentuk
sudut atau datar.
C. Acropora merayap ( E ncursting Acropora),
bentuk merayap, biasanya terjadi pada Acropora
yang belum sempurna.
D. Acropora Submasif (S ubmassive Acropora),
percabangan bentuk gada/lempeng dan kokoh.
E. Acropora berjari ( Digitate Acropora), bentuk
percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari
tangan
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 17/40
17
Berdasarkan jenis terumbu karang terdiri dari sebagai berikut :
1. Spoiler for Acropora cerviconis
Dijum pai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni dapat terham par sam pai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari
cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan.
Warna : Coklat muda.
Kemiripan : A. prolifera, A. for mosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
H abitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih.
2. Spoiler for Acropora elegantula
Dijum pai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 18/40
18
Ciri-ciri : Koloni korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan menyebar. Aksial koralitnya
jelas.
Warna : Abu-abu dengan warna ujungnya muda.
Kemiripan : A. aculeus, dan A. elseyi.
Distribusi : Perairan Indonesia, S rilanka.
H abitat : Fringing reefs yang dangkal.
3 Spoiler for Acropora acuminata
Dijum pai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mem punyai 2 ukuran.
Warna : Biru muda atau coklat.
Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi : Perairan Indonesia, S olomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina. H abitat :
Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 19/40
19
A. Spoiler for Acropora micropthal ma
Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit
kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. H orrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
Distribusi : Perairan Indonesia, S olomon, Australia, Papua New Guinea. H abitat : Reef slope bagian
atas, perairan keruh dan lagun berpasir.
B. Spoiler for Acropora millepora
Dijum pai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 20/40
20
koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna : U mumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
Kemiripan : S epintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.
Distribusi : T ersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia. H abitat : Karang ini umumnya
banyak hidup di perairan yang dangkal.
Spoiler for Acropora rosaria
Dijum pai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni seperti semak, cabang utama mem punyai cabang sekunder, aksial koralit besar dan
berbentuk kubah tetapi tidak panjang. Radial koralit seperti kantung dan semua koralit mem punyai
dinding tebal.
Warna : U mumnya berwarna krem , coklat, biru danmerah muda.
Kemiripan : S epintas karang ini mirip dengan A. loripes.
Distribusi : T ersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
H abitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.
C. Spoiler for Acropora latistella
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 21/40
21
Ciri-ciri : Koloni berbentuk korimbosa atau bergum pal. Aksial koralit biasanya terpisah. Radial
koralit melingkar. T entakel biasanya setiap hari bertambah panjang.
Warna : U mumnya berwarna krem , keabu-abuan, coklat, hijau dan kuning.
Kemiripan : S epintas karang ini mirip dengan A. subulata, A. valid, A. nana dan A. dendrum.
Distribusi : T ersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia. H abitat :
Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.
Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur terdiri dari :
1. Karang hermatipik
Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal
menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler
(Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan
polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan
oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan
karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan
hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 22/40
22
dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies
binatang karang.
Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan
tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini
hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke
dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang
hangat berkisar antara 25-32 °C.
2. Karang ahermatipik
Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar
luas diseluruh dunia.
Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh terumbu karang di bedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Terumbu karang tepi ( fringing reefs )
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-
pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas
dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk
melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang
mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara
vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang ( barrier reefs )
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah
laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang
membentuklagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.
Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 23/40
23
gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau),
Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (at o l ls )
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik
yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu
karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman
rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau
Dana (NTT), Mapia (Papua)
Berdasarkan letak terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Terumbu karang tepi
Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling
sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang
tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai
kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses
perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau
bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu
jelas mengarah secara vertikal.
Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang
Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang
tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.52
km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang
membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 24/40
24
Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk
gugusan pulau karang yang terputus-putus.
Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan
Banggai (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan
berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra
Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik
yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
4. Terumbu karang datar
Terumbu karang datar atau gosong terumbu ( patch reefs), kadang-kadang disebut juga
sebagai pulau datar ( flat island ). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan,
dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan
berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal.
Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh
Berdasarkan zonasi terdiri dari :
1. Terumbu yang menghadap angin
Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward reef ) Windward
merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang
menghadap ke arah laut lepas. Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman
sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15
meter sering terdapat teras terumbu yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan
karang tumbuh dengan subur.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 25/40
25
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di bagian atas teras terumbu terdapat
penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang
yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan
terumbu yang sangat dangkal.
2. Terumbu yang membelakangi angin
Terumbu yang membelakangi angin ( Leeward reef ) merupakan sisi yang membelakangi arah
datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada
windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya
kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi
faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besa
2.2. Kegiatan dan Dampak dari Illegal Fishing
Illegal fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan tidak
bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan bertanggung jawab Illegal fishing
termasuk kegiatan mall praktek dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan yang merupakan kegiatan
pelanggaran hukum. Kegiatan illegal fishing umumnya bersifat merugikan bagi sumberdaya perairan
yang ada. Kegiatan ini semata-mata hanya akan memberikan dampak yang kurang baik baik
ekosistem perairan akan tetapi memberikan keuntungan yang besar bagi nelayan. Dalam kegiatan
panangkapan yang dilakukan nelayan dengan cara dan alat tangkap yang bersifat merusak yang
dilakukan oleh nelayan khususnya nelayan traditional. Untuk menangkap sebanyak-banyaknya ikan-
ikan karang yang banyak digolongkan kedalam kegiatan illegal fishing karena kegiatan penangkapan
yang dilakukan semata-mata memberikan keuntungan hanya untuk nelayan tersebut dampak
berdampak kerusakan untuk ekosistem karang. Kegiatan yang umumnya dilakukan nelayan dalam
melakukan penangkapan dan termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalah penggunaan alat
tangkap yang dapat merusak ekosistem seperti kegiatan penangkapan dengan pemboman,
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 26/40
26
penangkapan dengan menggunakan racun serta penggunaan alat tangkap trawl pada daerah yang
karang.
2.2.1 Kegiatan penangkapan dengan menggunakan bahan peledak
Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak merupakan cara yang sering
digunakan oleh nelayan traditional didalam memanfaatkan sumberdaya perikanan khususnya didalam
melakukan penangkapan ikan-ikan karang. Penangkapan ikan-ikan karang dengan menggunakan
bahan peledak dapat memberikan akibat yang kurang baik baik bagi ikan-ikan yang akan ditangkap
maupun untuk karang yang terdapat pada lokasi penangkapan. Penggunaan bahan peledak dalam
penangkapan ikan di sekitar daerah terumbu karang menimbulkan efek samping yang sangat besar.
Selain rusaknya terumbu karang yang ada di sekitar lokasi peledakan, juga dapat menyebabkan
kematian biota lain yang bukan merupakan sasaran penangkapan. Oleh sebab itu, penggunaan bahan
peledak berpotensi menimbulkan kerusakan yang luas terhadap ekosistem terumbu karang.
Penggunaan bahan peledak di daerah terumbu karang akan menghancurkan struktur terumbu
karang dan dapat meninggalkan gunungan serpihan karang hingga beberapa meter lebarnya (Hamid,
2007). Selain memberi dampak yang buruk untuk karang, kegiatan penangkapan dengan menggunkan
bahan peledak juga berakibat buruk untuk ikan-ikan yang ada. Ikan-ikan yang ditangkap dengan
menggunakan bahan meledak umumnya tidak memiliki kesegaran yang sama dengan ikan-ikan yang
ditangkap dengan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.
Walaupun demikian adanya, nelayan masih tetap menggunakan bahan peledak didalam melakukan
kegiatan penangkapan karena hasil yang mereka peroleh cendrung lebih besar dan cara yang
dilakukan untuk melakukan proses penangkapan tergolong mudah.
2.2.2 Kegiatan penangkapan dengan menggunakan bahan beracun
Selain penggunaan bahan peledak didalam penangkapan ikan diderah karang, kegiatan yang
marak dilakukan oleh nelayan adalah dengan menggunakan obat bius atau bahan beracun lainnya.
Bahan beracun yang umum dipergunakan dalam penangkapan ikan dengan pembiusan seperti sodium
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 27/40
27
atau potassium sianida. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap ikan hias dan
hidup memicu nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan yang merusak dengan menggunakan
racun sianida. Kegiatan ini umum dilakukan oleh nelayan untuk memperoleh ikan hidup.
Hasil yang diperoleh dengan cara ini memang merupakan ikan yang masih hidup kan tetapi
penggunaannya pada daerah karang memberikan dampak yang sangat besar bagi terumbu karang.
Selain itu penangkapan dengan cara ini dapat menyebabkan kepunahan jenis-jenis ikan karang
tertentu. Racun tersebut dapat menyebabkan ikan besar dan kecil menjadi mabuk dan mati. Disamping
mematikan ikan-ikan yang ada, sisa racun dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan
terumbu karang, yang ditandai dengan perubahan warna karang yang berwarna warni menjadi putih
yang lama kelamaan karang menjadi mati. Indikatornya adalah karang mati
2.2.3 Kegiatan penangkapan dengan menggunakan alat tangkap trawl
Kegiatan lain yang termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalah penggunaan alat tangkap
trawl pada daerah karang. Kegiatan ini merupakan kegiatan penangkapan yang bersifat merusak dan
tidak ramah lingkungan. Penggunaan alat tangkap trawl pada daerah karang dapat dilihat pada kasus
yang terjadi di perairan Bagan Siapi-Api Provinsi Sumatera Utara dan di Selat Tiworo Provinsi
Sulawesi Tenggara. Sebagaimana telah kita ketahui bersama, penggunaan alat tangkap ini sudah
dilarang penggunaannya di Indonesia karena alat tangkap tersebut termasuk kedalam alat tangkap
yang sangat tidak ramah lingkungan karena memiliki selektifitas alat tangkap yang sangat buruk.
Nelayan di sulawesi Utara cendrung tidak memperdulikan hukum yang ada. Mereka tetap melakukan
proses penangkapan dengan menggunakan alat tangkap trawl. Alat yang umumnya digunakan oleh
nelayan berupa jaring dengan ukuran yang sangat besar, memilki lubang jaring yang sangat rapat
sehingga berbagai jenis ikan mulai dari ikan berukuran kecil sampai dengan ikan yang berukuran
besar dapat tertangkap dengan menggunakan jaring tersebut. Cara kerjanya alat tangkap ditarik oleh
kapal yang mana menyapu ke dasar perairan. Akibat penggunaan pukat harimau secara terus menerus
menyebabkan kepunahan terhadap berbagai jenis sumber daya perikanan. Hal ini dikarenakan ikan-
ikan kecil yang belum memijah tertangkap oleh alat ini sehingga tidak memiliki kesempatan untuk
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 28/40
28
memijah dan memperbanyak spesiesnya. Selain hal tersebut, dampak yang ditimbulkan oleh
penggunaan alat tangkap ini pada daerah karang adalah rusaknya terumbu karang akibat tersangkut
ataupun terbawa jaring. Jaring yang tersangkut akann menjadi patah dan akhirnya menghambat
pertumbuhan dari karang itu sendiri. Apabila hal ini terus berlanjut maka ekosistem karang akan
mengalami kerusakan secara besar-besaran dan berakibat pada punahnya ikan-ikan yang berhabitat
pada daerah karang tersebut
2.2.4 Pemanasan global
Terumbu karang juga terancam oleh pemanasan global. Pemutihaan terumbu karng
meningkat selama dua dekade terakhir, masa dimana bumi mengalami beberapa kali suhu tepanas
dalam sejarah. Ketika suhu laut meningkat sangat tinggi, polip karang kehilangan algae simbiotik
didalamnya, sehingga mengubah warna mereka menjadi putih dan akhirnya mati.Pemanasan global
juga mengakibat cuaca ekstrim sukar diperkirakan, seperti badai tropis yang dapat mengakibatkan
kerusakan fisik ekosistem terumbu karang yang sangat besar. Meningkatnya permukaan laut juga
menjadi ancaman serius bagi terumbu karang dan pulau-pulau kecil maupun atol.
2.2.5Gambar Terumbu Karang Rusak
Gambar 1.
Gambar 2.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 29/40
29
Gambar 3.
Gambar 4.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 30/40
30
Gambar 5.
2.3. Cara Pencegahan Dan Penanggulangan Kerusakan Terumbu Karang
Kondisi karang di Indonesia pada saat ini adalah 4% dalam kondisi kritis, 46% telah
mengalami kerusakan, 33% kondisinya masih bagus dan kira-kira hanya 7 % yang kondisinya sangat
bagus. Bertambahnya berbagai aktivitas manusia yarng berorientasi di daerah terumbu karang akan
menambah tekanan dan sebagai dampaknya adalah turunnya kualitas terumbu karang. Jika kegiatan
yang berhubungan dengan terumbu karang tidak segera dilakukan dengan baik maka persentase
terumbu karang dengan kriteria kritis akan bertambah dengan cepat.
Pada saat ini pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah dan pihak swasta serta masyarakat
masih sedikit sekali perhatiannya terhadap ekosistem terumbu karang dan habitat sekitar yang
berasosiasi dengannya. Oleh karena itu pada saat ini dari segi pendidikan yang berwawasan
lingkungan pada umumnya dan ekosistem terumbu karang pada khususnya perlu ditingkatkan.
Program latihan dan pendidikan baik formal dan non formal perlu dilakukan dengan tujuan
untukmeningkatkan kesadaran dan kemampuan pemanfaatan masyarakat dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya terumbu karang. Dunia tanpa terumbu karang sama sekali tak
terbayangkan,"
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 31/40
31
kata Jane Lubchenco, seorang ahli biologi kelautan yang mengepalai NOAA. "Terumbu karang
adalah sumber pangan, obat, dan kehidupan yang amat berharga bagi ratusan ribu orang di seluruh
dunia. Mereka juga tempat spesial untuk beristirahat dan rekreasi bagi ribuan orang lainnya.
Keindahannya yang eksotis dan keanekaragamannya adalah harta karun dunia."
Pemanasan Global Matikan Terumbu Karang Dunia Kabar tentang kondisi terumbu karang dunia
yang tengah sekarat sebenarnya telah diketahui sejak lebih dari satu dasawarsa lalu. Pada saat itu,
Global Coral Reef Monitoring Network menemukan bahwa lebih dari seperempat terumbu karang
dunia telah lenyap dan lebih dari 70 persen akan musnah pada 2050 karena pemanasan global, polusi,
penangkapan ikan, pengembangan kawasan pesisir, dan faktor tekanan lainnya. Direktorat Pembinaan
Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar (PPK-LK Dikdas)
http://www.pkplk-plb.org Powered by Joomla! Generated: 12 July, 2011, 22:57
Terumbu karang yang menghadapi risiko. Penjualan ikan hidup dan produk koral untuk perhiasan
turut berperan dalam merosotnya populasi terumbu karang. Terumbu karang adalah rumah bagi
sekitar satu juta spesies. Pemutihan karang (coral bleaching): Sebagian besar
disebabkan oleh peningkatan temperatur laut, menyusutkan populasi alga
berpigmen yang hidup di dalam karang. Akibatnya, karang mati. Cangkangnya yang rapuh hancur
digerus gelombang.
Terungkapnya biologi dasar koral dalam beberapa tahun terakhir membantu menjelaskan
mengapa terumbu karang di seluruh dunia mulai menyusut dan mati. Pengetahuan itu juga memberi
tahu para ilmuwan apa yang dapat dilakukan agar terumbu karang dapat selamat menghadapi
perubahan iklim dan pengasaman laut. Perubahan iklim yang tengah terjadi ternyata mengganggu
sistem komunikasi biologis unik maupun kompleksitas genetik karang, yang menyaingi manusia.
Satu-satu cara mereka dapat selamat dan berfungsi dengan baik adalah hubungan simbiosis yang
saling menguntungkan dengan ganggang yang hidup dalam tubuh karang tersebut.
"Setelah menjalani kehidupan yang terbilang sukses selama 250 juta tahun, gangguan sistem biologis
dan sistem komunikasi itu adalah penyebab utama terjadinya pemutihan karang dan runtuhnya
ekosistem terumbu karang di seluruh dunia," kata para ilmuwan dalam jurnal Science.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 32/40
32
Koral adalah binatang kecil yang makan dan dapat mempertahankan diri serta membunuh
plankton sebagai makanannya. Dalam proses metabolisme itu, mereka mengeluarkan sekret kalsium
karbonat yang menjadi dasar cangkang luar tempat mereka tumbuh. Deposit yang mengalami
kalsifikasi itu dapat tumbuh hingga berukuran luar biasa besar dalam jangka waktu lama dan
membentuk apa yang disebut terumbu karang, yang dapat menampung lebih dari 4.000 spesies ikan
dan bentuk kehidupan laut lainnya. Namun koral tidak dapat hidup mandiri. Di dalam tubuhnya,
mereka menyediakan "rumah" bagi alga yang amat produktif. Tumbuhan inilah yang menfiksasi
karbon, menggunakan energi matahari untuk melakukan fotosintesis dan memproduksi gula.
"Sebagian dari alga yang menghuni koral itu sangat produktif dan dapat memasok 95 persen gula
yang dihasilkannya untuk menghasilkan energi bagi koral," kata Virginia Weis, dosen zoologi di
Oregon State University. "Sebagai gantinya, alga memperoleh nitrogen, nutrisi yang amat langka di
lautan, dengan mengkonsumsi kotoran koral. Itu adalah hubungan simbiosis yang berkembang
sempurna." Eratnya hubungan itu juga dilandasi proses komunikasi antara alga dan koral, memberi
tahu bahwa alga hidup di dalam koral dan segalanya berlangsung baik. Tanpa komunikasi tersebut,
koral akan memperlakukan alga sebagai parasit dan berusaha membunuhnya. "Walaupun koral
Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar (PPK-LK Dikdas)
http://www.pkplk-plb.org Powered by Joomla! Generated: 12 July, 2011, 22:57bergantung pada alga,
sebagian besarnya tak menyadari kehadiran alga," kata Weiss. "Kami kini yakin inilah yang terjadi
ketika air menghangat atau ada sesuatu yang membuat koral tertekan, komunikasi terputus dan pesan
tidak sampai. Alga terpaksa angkat kaki dari tempat persembunyiannya dan
menghadapi respons imun dari koral." Para pakar memperkirakan pengasaman laut dalam seabad
mendatang akan menurunkan tingkat kalsifikasi koral hingga 50 persen dan memicu tergerusnya
cangkang koral. "Berkat temuan tentang simbiosis koral dan kalsifikasinya, serta bagaimana cara
kerjanya, para ahli biologi koral mulai memahami binatang unik itu," kata Weiss. "Mungkin ada yang
bisa kami lakukan untuk membantu dan melindungi spesies koral yang dapat hidup dalam
kondisi berbeda." http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2010/03/31/Ilmu_dan_Teknologi/
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 33/40
33
Konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang perlu segera dilakukan karena pada
dewasa ini tekanan semakin bertambah besar dengan meningkatnya aktivitas pembangunan di wilayah
pesisir. Terumbu karang di wilayah Timur Indonesia menjanjikan kesempatan untuk pengembangan
wisata bahari. Tetapi perlu diingat bahwa sukses masa sekarang dalam memanfaatkan sumber daya
karang dan kelangsungan hidup komunitas daerah pesisir dan usaha komersial yang berhubungan
dengan terumbu karang akan tergantung dari kelangsungan hidup terumbu karang itu sendiri.
Melihat hal-hal tersebut serta besarnya peran terumbu karang, sebagai penyokongbagi
biodiversity kelautan, maka membuat beberapa negara di dunia ini telah sepakat untuk berupaya terus
melestarikan keseimbangan ekosistem karang. Sehingga ekosistem terumbu karang sebagai bagian
penting dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui pengembangan paradigma, etika dan perilaku
kehidupan individu, keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara, memiliki spirit yang handal
untuk berkerjasama dengan berbagai pihak dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara
sistemik dan holistik, melampaui batas negara, suku, kelompok, agama, ras, dan sektor pembangunan
memiliki kehandalan dalam penetapan hukum dan sosialisasi penaatan hukum di bidang lingkungan.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia. Luas
terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuat
Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan
terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat.Terumbu karang yang masih
berkondisi baik hanya sekitar 6,2%.Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem
terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju
eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.
Masyarakat di sekitar kawasan terumbu karang merupakan kalangan yang paling
berkepentingan dalam pemanfaatannya, sebaliknya, kalangan ini pula yang akan menerima akibat
yang timbul dari kondisi baik maupun buruknya ekosistem ini. Oleh karena itu pengendalian
kerusakan terumbu karang sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian fungsi ekosistem yang sangat
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 34/40
34
berguna bagi masyarakat pesisir. Ada beberapa cara penanggulangan mencegah rusaknya terumbu
karang di antaranya adalah:
1. Peningkatan Kesadaran dan Partipasi Masyarakat
Adalah upaya untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya pernan
terumbu karang dan mengajak masyarakat untuk berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam
mengelola dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari, seperti meningkatkan kesadaran mereka
akan peranan penting terumbu karang, seperti sebagai tempat pengembangan wisata bahari, bahan
baku obat-obatan, kosmetika, bahan makanan dan lain-lain. Penting juga untuk menanamkan arti dan
manfaat terumbu karang bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir sejak masa kanak-kanak.
2. Pengelolaan Berbasis Masyarakat
a. Membina masyarakat untuk melakukan kegiatan alternatif seperti budidaya, pemandu wisata dan
usaha kerajinan tangan yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pembinaan ini
disertai dengan bantuan pendanaan yang disalurkan melalui berbagai sistem yang telah ada dan
tidak membebani masyarakat.
b. Menerapkan pengetahuan dan teknologi rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang agar dapat
dimanfaatkan secara lestari.
3. Pengembangan Kelembagaan.
a. Memperkuat koordinasi antar instansi yang berperan dalam penanganan terumbu karang baik
pengelola kawasan, aparat keamanan, pemanfaat sumber daya dan pemerhati lingkungan.
b. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan yang berkaitan
dengan pengelolaandan teknik rehabilitasi terumbu karang.
4. Penelitian, Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan kegiatan masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan terumbu
karang. Dalam kaitan ini akan dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang
dengan membangun simpul-simpul di beberapa propinsi. Kegiatan ini akan diawasi langsung oleh
LIPI yang telah memiliki stasiun-stasiun di beberapa tempat, seperti : Biak, Ambon dan Lombok.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 35/40
35
5. Penegakan Hukum
Komponen ini dipandang sangat penting sebagai salah satu komponen kunci yang harus
dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.
Masyarakat memegang peranan penting dalam mencapai tujuan komponen penegakan hukum. Salah
satu peranan masyarakat dalam pengamanan terumbu karang secara langsung adalah sebagai
pengamat terumbu karang atau reef watcher, dimana mereka berkewajiban meneruskan informasi
kepada penegak hukum mengenai pelanggaran yang merusak terumbu karang di daerahnya.
Beberapa aktivitas manusia yang harus dilakukan agar mencegah kerusakan terumbu karang:
1. tidak membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
2. tidak membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan
saja dapat membunuh terumbu karang
3. tidak melakukan pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak
pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
4. tidak menggunakan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut
dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut
juga.
5. tidak membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu
karang yang berada di bawahnya.
6. mengatur populasi predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
7. tidak melakukan penambangan secara sembarangan
8. tidak melakukan pembangunan pemukiman diareal sekitar terumbu karang
9.
tidak melakukan reklamasi pantai secara sembarangan
10. menjaga kondisi perairan agar bebas dari polusi
11. tidak melakukan penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
Dalam upaya menanggulangi masalah kerusakan ekosistem terumbu karang di Indonesia dan
sekaligus dalam upaya pengelolaan perikanan karang yang berkelanjutan, maka perlu dilakukan upaya
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 36/40
36
pengelolaan konservasi dan rehabilitasi terumbu karang. Selama ini upaya ± upaya yang telah
ditempuh adalah melalui pengembangan karang buatan dan hasilnya telah cukup memuaskan. Selain
itu sejak tahun 1999 sudah dikembangkan melalui teknik transplantasi karang. Melalui teknik
transplantasi karang ini diharapkan dapat mengurangi kerusakan terumbu karang di Indonesia. Dalam
upaya menyebarluaskan informasi tentang teknik transplantasi karang ini maka diperlukan suatu
panduan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi semua pihak yang membutuhkan..
Berdasarkan data dan informasi yang ada, diketahui bahwa kondisi terumbu karang di
Indonesia sudah banyak mengalami kerusakan kritis. Kerusakan tersebut sebagian besar diakibatkan
oleh kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan sisanya diakibatkan oleh berbagai peristiwa alam.
Dalam upaya menanggulangi masalah tersebut, Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut,
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan
mencoba melakukan upaya pengelolaan ekosistem terumbu karang melalui rehabilitasi karang yaitu
kegiatan transplantasi karang di daerah. Oleh karena itu, sebagai acuan, maka perlu disusun Petunjuk
Pelaksanaan auklak yang dapat dijadikan pegangan bagi aparat di daerah dan stakeholder pada
umumnya dalam melaksanakan kegiatan transplantasi karang.
Berbagai praktek pemanfaatan sumber daya alam yang hanya memperhatikan keuntungan
jangka pendek, seperti penangkapan ikan dengan bahan peledak dan beracun, penangkapan yang
berlebihan, kegiatan wisata yang merusak, kegiatan pembangunan baik di darat maupun di laut yang
tidak memperhatikan kelestarian ekosistem ini, serta terjadinya konflik penggunaan di dalam
pemanfaatannya memperlihatkan masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai manfaat
ekosistem ini.
Rendahnya kesadaran masyarakat akan berakibat rendahnya peran serta dari masyarakat
dalam upaya pengelolaannya hal ini tercermin tidak adanya swakarsa masyarakat setempat, misalnya
untuk menentukan daerah reservat perikanan yang dilindungi agar menjadi sumber bibit bagi
lingkungan sekitarnya.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 37/40
37
Terjadinya konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya terumbu karang selain
mencerminkan pemikiran yang bersifat sektoral, juga kurangnya kesadaran dan pengetahuan
mengenai manfaat dan fungsi terumbu karang dari para pengambil keputusan. Kegiatan di darat dan di
laut yang tidak memperhatikan kelestarian ekosistem ini mencerminkan juga kekurangtahuan
masyarakat (pengambil keputusan dan pengusaha) akan hubungan kait mengait antar ekosistem.
Pengusaha pariwisata dan wisatawan juga karang menyadari manfaat dan fungsi terumbu karang.
Pembangunan fisik fasilitas wisata bahari serta kegiatan wisatawan seringkali jarang
memperhatikan kelestarian terumbu karang yang justru merupakan aset utama kegiatan tersebut.
Masyarakat setempat memegang peran penting di dalam kegiatan konservasi dan pengelolaan
kawasan terumbu karang. Mereka hidup di atau dekat dengan kawasan terumbu karang dan mata
pencahariannya sebagian besar tergantung pada sumber daya di sekitarnya. Pemanfaatan sumber daya
terumbu karang dengan cara yang dapat membahayakan ekosistem terumbu karang akan merugikan
masyarakat setempat.
Penegakan hukum secara tegas harus diterapkan terhadap perusak terumbu karang. Dengan
memperhatikan hal-hal di atas jelas diperlukan usaha penangkapan kesadaran dan peran serta
masyarakat penguna dan pemanfaat ekosistem terumbu karang. Hal serupa tidak kalah pentingnya
dilakukan terhadap para pengambil keputusan.
2.3.1 Pemulihan Terumbu Karang
Pemulihan kerusakan terumbu karang merupakan upaya yang paling sulit untuk dilakukan,
serta memakan biaya tinggi dan waktu yang cukup lama. Upaya pemulihan yang bisa dilakukan
adalah zonasi dan rehabilitasi terumbu karang.
1. Zonasi
Pengelolaan zonasi pesisir bertujuan untuk memperbaiki ekosistem pesisir yang sudah rusak.
Pada prinsipnya wilayah pesisir dipetakan untuk kemudian direncanakan strategi pemulihan dan
prioritas pemulihan yang diharapkan. Pembagian zonasi pesisir dapat berupa zona penangkapan
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 38/40
38
ikan, zona konservasi maupun lainnya sesuai dengan kebutuhan/pemanfaatan wilayah tersebut,
disertai dengan zona penyangga karena sulit untuk membatasi zona-zona yang telah ditetapkan di
laut. Ekosistem terumbu karang dapat dipulihkan dengan memasukkannya ke dalam zona konservasi
yang tidak dapat diganggu oleh aktivitas masyarakat sehingga dapat tumbuh dan pulih secara alami.
2. Rehabilitasi
Pemulihan kerusakan terumbu karang dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi aktif,
seperti meningkatkan populasi karang, mengurangi algae yang hidup bebas, serta meningkatkan
ikan-ikan karang.
a. Meningkatkan populasi karang
Peningkatan populasi karang dapat dilakukan dengan meningkatkan rekruitmen, yaitu
membiarkan benih karang yang hidup menempel pada permukaan benda yang bersih dan halus
dengan pori-pori kecil atau liang untuk berlindung; menambah migrasi melalui transplantasi, serta
mengurangi mortalitas dengan mencegahnya dari kerusakan fisik, penyakit, hama dan kompetisi.
b. Mengurangi alga hidup yang bebas
Pengurangan populasi alga dapat dilakukan dengan cara membersihkan karang dari alga dan
meningkatkan hewan pemangsa alga.
c. Meningkatkan ikan-ikan karang
Populasi ikan karang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan rekruitmen, yaitu dengan
meningkatkan ikan herbivora dan merehabilitasi padang lamun sebagai pelindung bagi ikan-ikan
kecil; meningkatkan migrasi atau menambah stok ikan, serta menurunkan mortalitas jenis ikan favorit.
Terumbu karang mempunyai fungsi, manfaat, dan arti yang amat penting bagi kehidupan
manusia. Proses kehidupannya memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan berkembang
biak, serta membentukseperti kondisi saat ini. Terumbu karang adalah tempat tinggal, berkembang
biak dan mencari makan ribuan jenis hewan dan tumbuhan. Tak jarang bak laboratorium alam untuk
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 39/40
39
penunjang pendidikan dan penelitian. Juga menjadi habitat bagi spesies yang terancam punah seperti
penyulaut. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 di antaranya hidup di terumbu
karang. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3-10 ton ikan per kilometer persegi per tahun.
"Kita telah melihat harta biologi ini dirusak selama berabad-abad oleh meningkatnya suhu
laut, keasaman dan level permukaan air. Sementara itu, lingkungan pesisir semakin tak terjaga
keindahannya karena manajemen yang kacau," lanjutnya. Akibatnya, penduduk daerah pesisir banyak
yang mengadu nasib ke kota. Disebutkan, pengurangan gas rumah kaca yang signifikan dan
penguatan lingkungan alami merupakan cara untuk mencegah hal buruk dan menyelamatkan terumbu
karang. Hoegh-Guldberg berpendapat tantangan Segitiga Terumbu Karang masih bisa diatasi.
"Kawasan Segitiga Terumbu Karang masih bisa merespon dengan sangat baik untuk menguragi stres
yang mendera lingkungan. Terutama akibat pemancingan yang berlebihan, polusi, serta menurunnya
kesehatan dan kualitas air," lanjutnya. Komitmen komunitas kawasan dan internasional ini sedianya
akan diwujudkan dalam WOC yang digelar di Manado. WWF menekankan, terpenting adalah
menekan emisi gas rumah kaca yang akan kembali diforumkan pada Konferensi Iklim PBB di
Kopenhagen, Denmark, pada Desember mendatang.
5/13/2018 makalah q ekologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-q-ekologi-55a7504823f4e 40/40
40
BAB III
KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan ekosistem Terumbu Karang yaitu suhu, salinitas, cahaya, kedalaman,kecerahan,
gelombang dan arus.Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penting, karena tempat
tinggal biota laut. Perubahan iklim merupakan faktor paling dominan dalam perusakkan terumbu
karang.Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus lebih mencintai lingkungan. Indonesia dikenal
sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik.Indonesia memiliki areal terumbu
karang seluas 60.000 km2 lebih.Sejauh ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk
kedalam 75 marga.
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa pengelolaan ekosistem terumbu karang
yang ramah lingkungan perlu di lanjutkan, karena terumbu karang adalah sumber ikan dan makanan
laut yang berprotein tinggi, melindungi pantai dan penduduk dari hantaman ombak dan arus, sumber
penghasilan bagi nelayan ( sumber tangkapan ikan ), kekayaan wisata bahari yang benilai jual tinggi,
misalnya memancing, menyelam dan snorkeling , juga sebagai sumber obat ± obatan alami dan
sebagai laboratorium alam untuk kepentingn pendidikan dan penelitian Maka dari itu pemerintah dan
masyarakat perlu menyadari bahwa terumbu karang itu sangat penting, dan perlu adanya tindakan
segera dalam menyelamatkan terumbu karang Indonesiadari kepunahan dengan melaksanakan
Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Coral Reef Rehabilitation and Management
Program(Coremap).