Download - Makalah pend kesmas
MAKALAH
PENDIDIKAN KESEHATANDiajukan Untuk Memenuhi
Tugas Struktur Mata Kuliah
Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu : Asiana Gabriel
Disusun Oleh :
1. Aldi Fadilah2. Sandi Aprianto3. Sepityo Soleman4. Rati5. Melly Amaliana G6. Rina Nisrina Y
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKACIREBON
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji Syukur kami panjatkan kepada sang Kuasa, Allah SWT, atas
hidayah dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “
pendidikan kesehatan ”.
Sholawatsertasalam kami sanjungkankepadaNabi Muhammad SAW, yang
telahmengentaskankitadarizamankegelapanmenujuzamanpenuhcahaya.
Makalah yang akan kami paparkan pada kesempatan kali ini berjudul “pendidikan
kesehatan”, dengan segala kemampuan dan keterbatasan kami. Alhamdulillah
dapatterselesaikanmeskipunbanyakkendala-kendala yang kamihadapi.
kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kamimembuka kesempatan yang selebar-lebarnya untuk dapat memberikan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatbagiteman-temansemua, khususnya
demi penambahanilmusertawawasankitadalamilmuPendidikan Kesehatan Masyarakat.
Amin
Cirebon, 04 April 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3. Tujuan.............................................................................................................. 2
1.4. Manfa’at........................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan.............................................................................................................. 3
2.1. Pengertian Pendidikan Kesehatan.................................................................... 3
2.2. Pendidikan Kesehatan Masyarakat.................................................................. 4
2.3. Batasan Pendidikan Kesehatan........................................................................ 5
2.4. Tujuan Pendidikan Kesehatan........................................................................ 7
2.5. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan.......................................................... 10
2.6. Tahap Kegiatan Pendidikan Kesehatan........................................................... 12
Bab III Penutup.................................................................................................................. 14
3.1. Kesimpulan...................................................................................................... 14
3.2. Penutup............................................................................................................. 14
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol dan memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan
untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan
melakukan perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu
(Entjang, 1991)
Konsep dasar pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang terjadi
karena adanya proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang
lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Individu dapat dikatakan belajar apabila terjadi suatu proses dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.
Pendidikan kesehatanmasyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam
rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara
optimal diselenggarakan upaya kkesehatan.
Dalam pendidikan kesehatan akan menemukan masalah yang menghambat
proses belajar pendidikan bagi individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Salah satu bentuk pemecahan masalah pendidikan kesehatan tersebut adalah dengan
pendekatan pendidikan kesehatandan dengan melakukan upaya
pendidikankesehatan dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk
mencapai pendidikankesehatan secara optimal.
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan
berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara
kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal yang
1
merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari
pengobatan jika sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007: 12)
1.2. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, kami dapat mengetahui beberapa pembahasaan dari
materi Lipid dibidang kesehatansebagai berikut:
1. Pengertian pendidikan kesehatan masyarakat
2. Batasan pendidikan kesehatan masyarakat
3. Tujuan pendidikan kesehatan masyarakat
4. Tahap kegiatan dari pendidikan kesehatan masyarakat
1.3. TujuanMakalah
1. DigunakanuntukmemenuhitugasmatakuliahPendidikan Kesehatan Masyarakat
2. Untuk membahas kajian mengenai batasan, tujuan, dan tahap kegiatan
pendidikan kesehatan masyarakat
1.4. Manfaat
Dalam pembahasan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
kita semua dalam memperkaya kajian mengenaibatasan, tujuan, dan tahap kegiatan
pendidikan kesehatan masyarakatserta menambahi wawasan didalam mata kuliah
Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
BATASAN, TUJUAN, DAN TAHAP KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
MASYARAKAT
2.1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah profesi yang mendidik masyarakat tentang
kesehatan. Wilayah di dalam profesi ini meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan
fisik, kesehatan sosial, kesehatan emosional, kesehatan intelektual, dan kesehatan
rohani. Hal ini dapat didefinisikan sebagai prinsip dengan mana individu dan
kelompok orang belajar untuk berperilaku dengan cara yang kondusif untuk
promosi, pemeliharaan, atau restorasi kesehatan. Namun, karena ada beberapa
definisi dari kesehatan, ada juga beberapa definisi pendidikan kesehatan. Komite
Bersama Pendidikan Kesehatan dan Promosi Terminologi Tahun 2001
mendefinisikan Pendidikan Kesehatan sebagai "kombinasi dari pengalaman belajar
yang direncanakan berdasarkan teori suara yang memberikan individu, kelompok,
dan masyarakat kesempatan untuk memperoleh informasi dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan kesehatan yang berkualitas." Organisasi
Kesehatan Dunia mendefinisikan Pendidikan Kesehatan sebagai "yang terdiri dari
peluang sadar yang dibangun untuk pembelajaran yang melibatkan beberapa bentuk
komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan melek kesehatan, termasuk
meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan hidup yang
kondusif untuk kesehatan individu dan masyarakat."
Pengertian pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang
direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang
kesehatan dan melakukan perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku
individu (Entjang, 1991)
Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan
kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang pengaruh menguntungkan secara
3
kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, mayarakat dan bangsa. Kesemuannya ini, dipersiapkan dalam rangka
mempermudah diterimannya secara suka rela perilaku yang akan meningkatkan dan
memelihara kesehatan.
Menurut Steward dikutip dari Effendi (1997), unsur program kesehatan dan
kedokteran yang didalamnya terkandung rencana untk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S,
memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain
itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social,
maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan
fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya
untuk mempengaruhi, dan atau mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok,
atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara
operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan
dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003).
2.2. Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh
semua orang. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses memperoleh ilmu dan
pengetahuan. Pendidikan ini dapat dicapai dengan cara formal maupun non-formal.
Cara formal diantaranya dengan mengikuti program-program seperti sekolah atau
kursus, sedangkan cara non-formal yaitu dengan membaca buku-buku atau
mengikuti seminar dan penyuluhan yang diadakan oleh berbagai macam pihak.
4
Pendidikan formal dan non-formal pada dasarnya sama. Hanya saja pada
pendidikan formal, kita akan mendapatkan penilaian sejauh apa ilmu yang kita
miliki. Sehingga pendidikan formal memberikan kesan lebih penting dan bergengsi
daripada pendidikan non-formal.
Kebanyakan masyarakat menilai bahwa seseorang dapat dikatakan berilmu
dilihat dari tingkat pendidikan formalnya, padahal tingkat pendidikan seseorang itu
bukan hanya dilihat dari pendidikan formal saja, namun juga dari pendidikan non-
formal. Sehingga, antara pendidikan formal dan non-formal harus saling
mendukung.
Pendidikan kesehatan dalam Notoatmodjo (2003) merupakan penerapan
konsep pendidikan dalam bidang kesehatan berupa praktek pendidikan. Konsep
pendidikan kesehatan lahir dari asumsi mahluk sosial membutuhkan bantuan orang
lain dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat yang dalam proses
pencapaiannya tidak lepas dari belajar. Proses pendidikan kesehatan memiliki
tujuan agar masyarakat mengalami perubahan dari awalnya tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mampu memecahkan masalah kesehatan menjadi mampu.
Proses pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan secara perorangan,
kelompok dan masyarakat sehingga disesuaikan dengan ruang lingkupnya. Proses
tersebut berupa proses belajar yang tidak terlepas dari persoalan masukan (input),
proses belajar dan luaran (output). Dalam proses belajar terjadi interaksi antara
masyarakat yang belajar, pengajar atau pendidik, metode dan teknik belajar, media
atau sarana belajar serta materi atau bahan ajar.
2.3. Batasan Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Batasan kesehatan masyarakat (public health) menurut Profesor Winslow
(1920) dari Universitas Yale adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan
efisiensi, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk meningkatkan
dan perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan
kebersihan pribadi, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk
5
diagnosis dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin
setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan.
Dari batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah kombinasi
antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Ketiga
tujuan tersebut sudah barang tentu saling berkaitan dan mempunyai pengertian yang
luas. Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara
atau pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya
pengorganisasian masyarakat.
Kesehatan masyarakat berkaitan dengan gangguan kesehatan pada
kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari Ilmu kesehatan masyarakat lebih
ditekankan pada pencegahan (prevensi) dan peningkatan (promosi). Ilmu kesehatan
masyarakat berurusan dengan gangguan kesehatan pada masyarakat, di mana
masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus secara
multisektor dan multidisiplin.
Profesi dokter saja belum cukup untuk menangani masalah kesehatan
masyarakat. Penanganan kesehatan masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi
para penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke
masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan kesehatan tidak saja
ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut.
Masalah kesehatan masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja,
melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial-budaya,
pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penanganan atau
perbaikan derajat kesehatan masyarakat sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan
kepada gangguan kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain.
Misalnya, penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada anak-
anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan tambahan saja (PMT),
tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan, dan
sebagainya.
6
Objek kajian ilmu kesehatan masyarakat terutama dari aspek kesehatannya,
atau yang manjadi pasien kesehatan masyarakat adalah masyarakat. Masyarakat
sebagai objek penerapan ilmu kesehatan mempunyai aspek sosial, ekonomi, dan
budaya yang sangat kompleks.
2.3. Tujuan Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Tujuan pendidikan kesehatan merupakan domain yang akan dituju dari
pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan antara lain
pertama, tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya
perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep
hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Ketiga, menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan
adalah untuk mengubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang
kesehatan (Effendy, 1997).
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan
masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang dapat mereka
lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka
ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yang tepat
guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat
(Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan
pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan
sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan
disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya (Mubarak, 2009).
Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah
mengembangkan atau meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive
7
domain), afektif (affective domain), dan psikomotor (psychomotor domain).
(Notoatmodjo, 2003: 127)
Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom
ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
1) Tahu (know)
Text Box: Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
8
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
b. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
c. Praktik atau tindakan (practice)
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:
1) Persepsi (perception)
9
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2) Respon terpimpin (guided response)
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga.
4) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan
dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga
produktif secara ekonomi maupun sosial.
2.4. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,
antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan
kesehatan, dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan. (Herawani dkk, 2001: 4)
a. Sasaran pendidikan kesehatan
Dari dimensi sasaran, ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu:
1) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu
10
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
b. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung
diberbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:
1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran
murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan
sekolah (UKS)
2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat
kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus
dengan sasaran pasien dan keluarga pasien
3) Pendidikan kesehatan di tempat – tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan.
c. Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan
Dalam dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari
Leavel dan Clark, yaitu:
1) Promosi kesehatan (health promotion)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam
kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan
kesehatan berkala, peningkatan gizi, dan kebiasaan hidup sehat.
2) Perlindungan khusus (specific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya imunisasi sebagai
cara perlindungan terhadap penyakit, pada anak, maupun orang dewasa.
11
3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya
tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan
penyakit yang terjadi dimasyarakat.
4) Pembatasan cacat (disability limitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat
sering didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau
tidak mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya secara
tuntas. Pada tingkat ini kegiatan meliputi perawatan untuk menghentikan
penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, serta fasilitas untuk mengatasi
cacat dan mencegah kematian.
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah
sembuh dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat.
Untuk memulihkan kecacatannya itu diperlukan latihan – latihan. Untuk
melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang
ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari masyarakat
yang bersangkutan.
2.5. Tahapan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Karena merubah perilaku itu tidak mudah, maka kegiatan pendidikan
kesehatan harus melalui beberapa tahap secara ilmiah. Tahapan tersebut adalah :
(Azwar : 1983)
a. Tahap Sensitisasi
Pada tahap ini hanya memberikan informasi mengenai masalah
kesehatan, pengetahuan kesehatan, fasilitas kesehatan namun belum
12
merujuk pada perubahan sikap serta tidak bermaksud merubah perilaku
masyarkat.
b. Tahap Publisitas
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap sensitisasi, dengan bentuk
kegiatan berupa publikasi tentang program pelayanan kesehatan.
c. Tahap Edukasi
Tahap ini juga merupakan tahap lanjutan dari tahap sensitisasi yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta
mengarahkan pada perilaku yang diinginkan. Cara yang digunakan dengan
metode belajar mengajar.
d. Tahap Motivasi
Tahap kelanjutan dari tahap edukasi. Setelah masyarakat / individu
mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan mampu mengubah perilakunya
sesuai dengan yang dianjurkan kesehatan.
Kegiatan ini harus dilakukan secara berurutan tahap demi tahap, oleh karena
itu pelaksana harus mampu memahami ilmu komunikasi pada tahap sensitisasi dan
publikasi atau ilmu mengajar untuk melaksanakan pendidikan kesehatan pada tahap
edukasi dan motivasi.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep dasar pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang terjadi
karena adanya proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang
lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Individu dapat dikatakan belajar apabila terjadi suatu proses dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.
Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam
rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara
optimal diselenggarakan upaya kkesehatan.
Dalam pendidikan kesehatan akan menemukan masalah yang menghambat
proses belajar pendidikan bagi individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Salah satu bentuk pemecahan masalah pendidikan kesehatan tersebut adalah
dengan pendekatan pendidikan kesehatandan dengan melakukan upaya
pendidikankesehatan dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk
mencapai pendidikankesehatan secara optimal.
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan
berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara
kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal yang
merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari
pengobatan jika sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007: 12)
Pendidikan kesehatan dapat didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
(perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal.
Proses pendidikan kesehatan berlangsung di dalam suatu lingkungan
pendidikan atau tri pusat pendidikan yaitu di dalam keluarga (pendidikan
14
informal),di dalam sekolah (pendidikan formal), dan di dalam masyarakat.
3.2. Saran
Alhamdulillah, makalah Pendidikan Kesehatan tentang Batasan, tujuan, dan
tahap kegiatan pendidikan kesehatan telah kami selesaikan. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna , oleh sebab itu kami mohon kritikan dan saran dari
teman-temansemuanya , khususnya kepada Bapak Asiana Gabriel demi
kelengkapan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi kitasemua khususnya
dalam ilmu Pendidikan Kesehatan. Amin.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2000. Dasar-dasar pendidikan kesehatan masyarakat, ed. 1.
Depkes RI. Tt. Buku pedoman kerja Puskesmas jilid III
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2012. Naskah Akademik Pendidikan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : (Online)
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip
Dasar. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Kesehatan.Yogyakarta : AndiOffset
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wikipedia. 2013. Ilmu Kesehatan Masyarakat.http://id.wikipedia.org/wiki/
Ilmu_kesehatan_masyarakat. Diakses pada 04 April 2014.
16