Transcript

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan Limbah di Jurusan S1 Reguler Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengambil judul Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga untuk Pembuatan Pupuk Kompos dengan harapan dapat memberikan manfaat baik di bidang pendidikan maupun bidang yang lain.Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Paryanto, M.S. selaku dosen mata kuliah Teknologi Pengolahan Limbah.

2. Semua pihak yang tak dapat saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Mei 2015

PenulisDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiDAFTAR GAMBAR ivDAFTAR TABEL vBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang 1

B. Dampak Sampah Rumah Tangga 2

BAB II ISIA. Pengertian Kompos 4B. Bahan Baku dan Alat yang Dipakai 4C. Proses Pembuatan Pupuk Kompos 5D. Standardisasi Kompos 7E. Manfaat Pembuatan Kompos 8F. Penyimpanan Kompos 8BAB III PENUTUPA. Kesimpulan 10B. Penutup 10DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Di Indonesia, sampah menjadi salah satu masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi masalah pun telah menjadi masalah. Yang lebih serius lagi adalah ketika sampah itu bercampur aduk tidak karuan. Ada sampah daun dan sayur, kertas, plastik, seng, besi, aluminium, jarum suntik, obat-obatan, baterai, dan lain-lain. Jenis sampah satu dengan lain akan bereaksi dan membentuk senyawa yang lebih berbahaya. Celakanya, senyawa-senyawa itu kemudian ada yang terserap ke tanah, ada yang mengudara, ada yang mengalir, dan akhirnya masuk ke dalam tanaman kita, kemudian ke hewan dan akhirnya ke manusia.

Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari, sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta jiwa, menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran lingkungan seperti air, udara, tanah, dan menimbulkan sumber penyakit. Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa.

Klasifikasi Sampah 1. Sampah Berdasarkan Sumbernya

1.1. Sampah rumah tangga

Sampah ini berasal dari pembuangan sisa makanan rumah tangga, baik itu sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang.

1.2. Sampah komersial

Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, dan pendidikan.

1.3. Sampah bangunan

Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, dan genteng.

1.4. Sampah fasilitas umum Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, dan debu.

2. Sampah berdasarkan jenisnya

2.1. Sampah organik (bersifat degradabel)

Sampah organik merupakan sampah yang dapat di urai oleh hewan mikro organisme. Sampah organik pada umumnya berupa bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat di urai secara cepat, dan tanpa merusak lingkungan disekitarnya.2.2. Sampah anorganik (non degradabel)

Sampah anoragnik merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh bakteri atauhewan mikro organisme. Sampah anorganik dapat berupa plastik, kaca, dan logam. Pada umumnya sampah anorganik hanya sebagian yang dimamfaatkan oleh masyarakat seperti plastik dan logam.

B. Dampak Sampah Rumah Tangga

Akibat Sampah yang Bertumpuk Beberapa akibat karena sampah yang bertumpuk antara lain sebagai berikut:

1. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok. Ini akan menjadi tempat yang subur bagi organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Juga merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.2. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah. 3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.

4. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas, tertutup dan jauh dari pemukiman.

Jadi, pengelolaan sampah tidak cukup hanya dilakukan dengan manajemen 3P (Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penimbunan).

Paradigma Penanganan Sampah Paradigma baru penanganan sampah lebih merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi. Energi baru yang dihasilkan dari hasil penguraian sampah maupun proses daur ulang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu tersebut berarti paling tidak mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang & guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir. Pengurangan sumber sampah untuk industri itu berarti perlu adanya teknologi proses yang nirlimbah serta packing 5 produk yang ringkas/minim serta ramah lingkungan. Sementara pengurangan sumber sampah bagi rumah tangga berarti menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas, plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik dapat diolah menjadi kompos, biogas, briket atau produk lainnya.

Untuk mengurangi risiko tersebut, maka pemilahan sampah menjadi sesuatu yang harus segera dilaksanakan oleh semua unsur masyarakat pada semua aktivitas. Pemilahan juga bertujuan memudahkan penanganan sampah. Misalnya, sampah organik dapat diolah menjadi kompos, biogas atau bentuk lainnya.

BAB IIISIA. Pengertian Kompos

Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Proses pengomposan berjalan secara aerobik dan anaerobik. Secara keseluruhan, proses ini disebut dekomposisi.Kompos tidak hanya menambah unsur hara, tetapi juga menjaga fungsi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Berikut ini beberapa manfaat kompos bagi tanaman:

1. Kompos memberikan nutrisi bagi tanaman2. Kompos memperbaiki struktur tanah3. Kompos meningkatkan kapasitas tukar kation4. Kompos menambah kemampuan tanah untuk menahan air5. Kompos meningkatkan aktifitas biologi tanahKompos akan membantu kehidupan mikroorganisme di dalam tanah. Keberadaan kompos akan membuat tanah menjadi sejuk tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering. Kondisi seperti ini sangat disenangi oleh mikroorganisme. Sebagai contoh, cacing tanah lebih senang tinggal di tanah dengan kadar organik tinggi daripada tanah yang keras atau berpasir. Cacing tanah ini akan memberikan pupuk alami berupa kascing yang bermanfaat bagi tanaman.B. Bahan Baku dan Alat yang Dipakai1. Sampah organik rumah tangga (kertas yang tidak mengkilat, tangkai sayuran, sayuran, buah-buahan, sampah dapur, ampas teh atau kopi, kulit telur)

3. Mikroorganisme (sebagai pengurai)4. Kardus dan keranjang5. Bantalan yang dibuat dari sabut kelapa yang dibungkus dengan kasa nyamuk plastik6. Karung plastik yang berpori-pori (untuk membungkus kardus)C. Proses Pembuatan Pupuk Kompos1. Siapkan keranjang yang berlubang-lubang kecil dan tempatkan pada tempat yang teduh, tidak kena hujan dan sinar matahari langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus. Letakkan penyangga (batu bata atau bisa yang lain) pada bagian bawah keranjang agar aliran udara bisa masuk.2. Masukkan sekam ke dalam suatu wadah dan tempatkan pada bagian bawah keranjang, berfungsi untuk menyerap air, mengurangi bau, dan mengontrol udara agar mikroba berkembang dengan baik.3. Cari kardus bekas dan masukan ke dalam keranjang di atas bantalan sekam untuk menampung bahan-bahan yang akan dikomposkan.4. Isi wadah dengan starter atau kompos kurang lebih setebal 5 cm. Kompos berfungsi sebagai starter proses pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-mikroba pengurai.5. Masukkan bahan yang akan dikomposkan. Bahan-bahan yang akan dikomposkan sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong kecil-kecil dengan ukuran 2 cm x 2 cm. Semakin kecil ukuran akan semakin cepat terurai. Jika terlalu basah, tambahkan sekam atau serbuk kayu gergajian. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bila perlu tambahkan selapis kompos yang sudah jadi. Agar kompos beraroma jeruk, anda bisa menambahkan kulit jeruk ke dalam keranjang.7. Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan kita 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja dengan baik. Jika tidak, percikkan sedikit air untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi kompos terlalu kering sehingga memerlukan air.Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 - 60 hari. Bahan yang telah menjadi kompos akan berwarna hitam, tidak berbau dan tidak becek.

Gambar 1 Alat yang Dipakai

Gambar 2 Hasil Pupuk Kompos yang Sudah JadiD. Standardisasi KomposDalam pembuatan kompos dari sampah rumah tangga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pemgomposan. Salah satu yang sangat memengaruhi suhu adalah tingginya tumpukan. Tumpukan lahan yang terlalu rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas. Hal ini disebabkan tidak adanya cukup material untuk menahan panas yang dilepaskan, sehingga mikroorganisme tidak akan berkembang secara wajar. Sebaliknya, jika timbunan terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya kepadatan bahan organik yang diakibatkan oleh berat bahan, sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan tidak ada udara di dalam timbunan.

2. Tinggi timbunan yang memenuhi syarat adalah 1,2 2,0 m dan suhu ideal selama proses pengomposan adalah 40 50 oC

3. Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan, maka pH timbunan harus dijaga agar tidak terlalu rendah. Namun, pH yang terlalu rendah dapat diatasi dengan pemberian kapur, abu dapur,atau abu kayu

4. Bahan mentah yang baik untuk proses pengomposan adalah yang memiliki kadar air 50 70%. Bahan dari hijauan biasanya tidak memerlukan tambahan air, sedangkan bahan-bahan seperti cabang atau ranting tanaman yang kering harus diberi air saat dilakukan penimbunan. Kelembaban timbunan secara menyeluruh diusahakan 40 60%

5. Pada saat pengomposan akan timbul asap dari panas yang dikeluarkan. Hal ini akan mengakibatkan timbunan menjadi kering. Agar hal ini dapat diketahui sejak dini, maka ke dalam timbunan perlu ditancapkan bambu panjang

E. Manfaat Pembuatan Kompos

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:1. Aspek Ekonomi:1) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah2) Mengurangi volume atau ukuran limbah3) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya2. Aspek Lingkungan:

1) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah2) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

3. Aspek bagi tanah/ tanaman:

1) Meningkatkan kesuburan tanah

2) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah3) Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah4) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah5) Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)6) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman7) Menekan pertumbuhan/ serangan penyakit tanaman8) Meningkatkan retensi/ ketersediaan hara di dalam tanahF. Penyimpanan Kompos

Kompos apabila sudah jadi, sebaiknya disimpan sampai 1 atau 2 bulan untuk mengurangi unsur beracun, walaupun penyimpanan ini akan menyebabkan terjadinya sedikit kehilangan unsur yang diperlukan seperti Nitrogen. Tetapi secara umum kompos yang disimpan dahulu lebih baik. Penyimpanan kompos harus dilakukan dengan hatihati, terutama yang harus dijaga adalah: 1. Jaga kelembabannya jangan sampai kurang dari 20% dari bobotnya 2. Jaga jangan sampai kena sinar matahari lansung (ditutup) 3. Jaga jangan sampai kena air secara langsung (ditutup)Apabila akan dikemas, pilih bahan kemasan yang kedap udara dan tidak mudah rusak. Bahan kemasan tidak tembus cahaya matahari lebih baik. Kompos merupakan bahan yang apabila berubah, tidak dapat kembali ke keadaan semula (Ireversible). Apabila kompos mengering, unsur hara yang terkandung didalamnya akan ikut hilang bersama dengan air dan apabila kompos ditambahkan air kembali maka unsur hara yang hilang tadi tidak dapat kembali lagi. Demikian juga dengan pengaruh air hujan. Apabila kompos kehujanan, unsur hara akan larut dan terbawa air hujan. Kemasan kompos sebaiknya bahan yang kedap adalah untuk menghindarkan kehilangan kandungan air. Kemasan yang baik untuk menyimpan kompos adalah kemasan yang dapat bertahan selama kurang lebih 3 tahun.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan

Kompos sangat berperan dalam pengendalian sampah rumah tangga yang jumlahnya terus meningkat setiap harinya. Kompos juga sangat berperan dalam proses pertumbuhan tanaman. Kompos tidak hanya menambah unsur hara, tetapi juga menjaga fungsi tanah sehingga tanaman dapat tubuh dengan baik. Untuk mendapatkan kompos, caranya sangat mudah dan tidak memerlukan biaya mahal.Pembuatan kompos dari sampah rumah tangga ini sebaiknya lebih sering dilakukan, karena pembuatannya sangat mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Selain itu, pembuatan kompos dari sampah rumah tangga dapat mengurangi volume limbah yang dapat mencemari tanah.

Bahan baku untuk membuat kompos pun sangat bervariasi, mulai dari sisa sayuran atau buah-buahan, sampah kebun, kertas sisa, dan lain-lain.

B. PenutupPuji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.Penulis menyadari keterbatasan kemampuan penulis, tentunya penyajian makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dan akan penulis terima dengan terbuka.

Demikian makalah yang penulis buat. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan. Sekian dan terima kasih.

iii


Top Related