Di Susun Oleh
KELOMPOK I
ANDI MUHAMMAD ARASY
AGUNAWAN WAHAB
ANDIRWAN SAPUTRA
DZUL IKRAM
EMIL ILHAM
ISMAYATI SUTINA AZIS
NURMUTMAINNAH
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Parepare
Tahun Ajaran 2007 / 2008
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkah, rahmat, dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana
yang kami harapkan.
Ada hal yang mendasar dari penyusunan makalah ini, yakni dalam sejarah
Perkembangan Demokrasi Indonesia, ada banyak peristiwa yang terjadi dan menjadi
tonggak sejarah perkembangan demokrasi Indonesia. Kebetulan kami ditunjuk untuk
membahas tema tentang Pelaksanaan Demokasi Liberal mewarnai kehidupan
demokrasi di Indonesia.
Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terima
kasih kepada Ibu guru yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Khususnya kepada guru mata pelajaran Sejarah. Semoga malakah yang telah kami
susun ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca dan pelajar yang
sedang menuntut ilmu.
Parepare, 11 February 2008
Kelompok I
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 2
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman Judul ---------------------------------------------------------------------------- 1
Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------- 2
Daftar Isi ----------------------------------------------------------------------------------- 3
Bab I Pendahuluan ---------------------------------------------------------------- 4
Bab II Pembahasan ----------------------------------------------------------------- 5
A. Peristiwa – peristiwa Penting pada Awal Pelaksanaan Demokrasi
Liberal di Indonesia ---------------------------------------------------- 5
a) Peristiwa APRA --------------------------------------------------------- 5
b) Peristiwa Andi Azis ---------------------------------------------------- 6
c) Peristiwa RMS ---------------------------------------------------------- 6
d) Peristiwa PRRI -------------------------------------------------------- 7
e) Peristiwa Permesta --------------------------------------------------- 7
B. Kehidupan Politik dan Pemerintahan pada Masa Demokrasi
Liberal ------------------------------------------------------------------- 8
a) Pemberlakuan Sistem Kabinet Parlementer ------------------- 8
b) Pemilihan Umum I --------------------------------------------------- 11
c) Upaya Konstituante menyusun UUD ---------------------------- 12
d) Dekrit Presiden 5 Juli 1959 --------------------------------------- 12
Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 14
Daftar Pustaka -------------------------------------------------------------------------- 15
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 3
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
Pada tanggal 15 Agustus 1950, dengan resmi RSI dibubarkan dan dibentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Undang – Undang Dasar yang
dipergunakan dalam NKRI pada waktu itu adalah UUDS 1950 (Undang – Undang Dasar
Sementara 1950) yang mengandug unsur – unsur UUD 1945 dan UUD RIS.
Dalam UUDS 1950, unsur UUD RIS terlihat dengan ditetapkannya sistem
Demokrasi Liberal (demokrasi bebas). Dengan sistem Demokrasi Liberal, peranan partai
politik menjadi besar. Partai politik dapat membentuk kabinet partai politik karena
berhasil mendudukkan wakilnya dalam kabinet. Selanjutnya, partai itu disebut partai
pemerintah. Partai yang tidak memiliki wakil di pemerintahan (kabinet) disebut partai
oposisi. Partai oposisi inilah yang selalu berusaha menjatuhkan kabinet yang sedang
memerintah.
UUDS 1950 menetapkan sistem pemerintahan parlementer. Dalam sistem ini,
kekuatan pmerintahan tertinggi dipegang oleh perdana menteri. Perdana menteri dan
para menteri bertanggungjawab kepada DPR. Jadi pemerintah (kabinet) harus dapat
membuat kebijakan atau kebijaksanaan yang sesuai dengan tuntutan DPR. Apabila
kebijaksanaan pemerintah tidak mendapatkan kepercayaan DPR, kabinet itu akan jatuh
dan dibubarkan kemudian dibentuk kabinet baru lagi. Dengan kata lain, pada Demokrasi
Liberal pergantian kabinet sering terjadi atau kabinet tidak berumur panjang dan
pemerintahan tidak stabil.
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 4
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
A. Peristiwa – peristiwa Penting pada Awal Pelaksanaan Demokrasi Liberal di
Indonesia.
Pada masa demokrasi Liberal, bangsa Indonesia diuji kemampuannya untuk
menghadapi berbagai gangguan dan hambatan yang berasl dari dalam negeri. Kemelut
yang terjadi sangat menghambat upaya negara untuk mengisi kemerdekaan dengan
kegiatan yang dapat memakmurkan rakyat dan mewujudkan ketentraman serta
kedamaian di Indonesia. Pergolakan di beberapa daerah itu antara lain, yaitu
Pemberontakan APRA, Andi Azis, RMS, PRRI, dan Permesta.
a) Peristiwa APRA di Bandung
Salah satu bunyi kesepakatan KMB menyatakan bahwa KNIL dibubarkan dan
selanjutnya bekas anggota KNIL yang masih berkeiniginan menjadi anggota angkatan
perang diwajibkan bergabung dengan Angkatan Peran Republik Indonesia Serikat
(APRIS). Namun, pada kenyatannya pembentukan APRIS telah menimbulkan
ketegangan – ketegangan yang berakhir dengan pertumpahan darah. Di kalangan TNI
sendiri ada keengganan bergabung dengan bekas KNIL. Sebaliknya bekas anggota
KNIL menuntut agar kesatuan – kesatuannya ditetapkan sebagai angkatan perang negara
bagian.
Di Bandung, bekas anggota KNIL yang tidak mau bergabung dengan APRIS
membentuk organisasi Angkatan Perang Ratu Adil ( APRA ) yang dipimpin Raymond
Westerling, bekas perwira Belanda. APRA menuntut agar organisasinya diakui tapi
tidak digubris oleh pemerintah. Oleh karena itu maka pada 23 Januari 1950 APRA
melancarkan serangan terhadap kota Bandung. Mereka membunuh tiap anggota TNI
yang dijumpainya dan berhasil menduduki markas staf divisi Siliwangi setelah
membunuh 15 orang regu jaganya termasuk Letkol Lembong.
Penyerbuan APRA tidak diduga sebelumnya hingga mereka dapat dengan mudah
menguasai kota Bandung. Untuk menanggulangi pemberontakan APRA, pemerintah
RIS segera mengirimkan bala bantuan ke Bandung dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 5
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
Semetara itu di Jakarta, Drs Moh Hatta dan Komisaris Tinggi Belanda
mengadakan pertemuan dan memutuskan agar Mayjen Engels sebagai komandan tentara
di Bandung di minta medesak Westerling untuk meninggalkan Bandung.
b) Peristiwa Andi Azis di Makasar
Andi Azis beserta para pengikutnya (bekas pasukan KNIL) melakukan
pemberontakan terhadap pemerintah pada tanggal 5 April 1950. Sebelum
pemberontakan, Andi Azis beserta anak buahnya telah terima oleh APRIS pada 30
Maret 1950. Ia diangkat sebagai komandan kompi dengan angkat kapten. Pengangkatan
tersebut disaksikan oleh Letkol A. Y. Mokoginta.
Beberapa hari setelahnya pada pukul 05.00, Andi Azis beserta pasukannya
menyerang maracas TNI di Makasar dan terjadilah pertempuran antara Andi Azis dan
TNI. Pasukan TNI dapat dikalahkan dengan mudah karena jumlahnya sedikit. Banyak
anggota TNI yang menjadi korban dan tawanan termasuk Mokoginta.
Setelah menguasai Makasar, Andi Azis menuntut agar APRIS diberi kekuasaan
untuk menjaga keamanan wilayah Indonesia Timur. Tapi tuntutan tersebut ditolak oleh
pemerintah, bahkan pemerintah mengeluarkan ultimatum bahwa Andi Azis harus datang
ke Jakarta dan mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam tempo 4 x 24 jam.
Setelah batas ultimatum terlewati Andi Azis belum juga menyerahkan diri sehingga
pemerintah mengirim sejumlah pasukan yang di pimpin oleh Kolonel Alex Kawilarang
untuk menumpas gerombolan Andi Azis. Hasilnya pada 15 April 1950 Andi Azis
terpaksa menyerahkan diri ke Jakarta.
c) Peristiwa RMS di Maluku
Republik Maluku Selatan (RMS) didirikan oleh Dr Soumokil (bekas Jaksa Agung
Negara Indonesia Timur) pada 25 April 1950 di Ambon. Gerakan RMS memiliki
kesamaan dengan APRA dan Andi Azis.
Semula pemerintah RIS berupaya menyelesaikan persoalan RMS dengan cara
damai yang diketuai oleh Dr J Leimena. Tapi usaha ini tidak membawa hasil yang
diharapkan sehingga pemerintah memutuskan untuk menumpas RMS dengan kekuatan
senjata. Setelah menguasai pos – pos penting di Maluku mereka kemudian melancarakn
serangan terhadap gerombolan RMS. Serangan – serangan itu dilindungi tembakan dari
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 6
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
udara dan laut. Serangan tersebut menyebabkan pasukan RMS mundur ke Benteng
Nieuw Victoria. Pertempuran tersebut berlangsung sangat sengit dan menyebabkan
Letkol Slamet Riyadi tertembak dan menyebakan kemarahan dari pasukan APRIS
sehingga serangan pun diperhebat. Akhirnya benteng tersebut berhasil direbut, namun
sayangnya Dr Soumokil meloloskan diri. Pada tanggal 12 Desember 1963, Dr Soumokil
berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
d) Peristiwa PRRI di Sumatera
Pemberontakan PRRI muncul sebagai akibat timbulnya pertentangan antara
pemerintah pusat dengan beberapa daerah. Pokok permasalahannya berpangkal pada
masalah otonomi dan pertimabngan keuangan antara pusat dan daerah yang tidak adil.
Pada 9 Februari 1958 dilakukan pertemuan di Sungai Dareh Sumatera Barat. Pertemuan
ini dihadiri para panglima pendiri dewan – dewan dan tokoh - tokoh pihak sipil. Mereka
memperbincangkan tentang pembentukan pemerintah baru.
Keesokan harinya diadakan rapat raksasa di Padang yang dipimpin oleh Letkol
Ahmad Husein yang memutuskan agar Presiden kembali ke kedudukan semula sebagai
Presiden Konstitusional. Tapi ultimatum tersebut ditolak, bahkan Ahmad Husein dkk
dipecat dari angkatan darat. Suasana bertambah genting tatkala Ahmad Husein
mengumumkan berdirinya pemerintah revolusioner Republik Indonesia.
Pemerintah RI menilai gerakan separatis di Sumatera ini tidak boleh dibiarkan
berlarut – larut. Gerakan tersebut harus ditumpas dengan kekuatan senjata. Pemerintah
lantas membentuk operasi gabungan. Salah satu yang terkenal adalah Operasi Agustus
yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani.
Dalam waktu singkat operasi ini dapat menumpas perlawanan PRRI pada 29 Mei
1961. Ahmad Husein beserta pasukannya menyerahkan diri dan berakhirlah
pemberontakan PRRI.
e) Peristiwa Permesta di Sulawesi
Pada 2 Maret 1957, Panglima Tentara dan teritorium VII Letkol Ventje Sumual
memproklamasikan berdirinya Perjuangan Rakyat Semesta ( Permesta ). Gerakan ini
meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. Piagam Permesta ditandatangani 51
tokoh masyarakat Indonesia Timur.
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 7
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
Gerakan separatis di wilayah Indonesia Timur ini membahayakan keutuhan negara
RI. Pemerintah segera melancarkan operasi gabungan yaitu Operasi Merdeka yang
dipimpin oleh Letkol Rukmito Hendraningrat. Karena Permesta memiliki persenjataan
yang memadai, APRI mendapat kesulitan dalam menumpas Permesta.
Meskipun demikian, lambat laun APRI berhasil menguasai daerah – daerah
kekuasaan Permesta. Pada pertengahan tahun 1961 sisa – sisa Permesta menyerahkan
diri dan kembali ke tengah – tengah masyarakat. Sejak saat itu keamanan, di Sulawesi
dan sekitarnya dapat dipulihkan sepenuhnya.
B. Kehidupan Politik dan Pemerintahan pada Masa Demokrasi Liberal.
Pada masa Demokrasi Liberal terjadi berbagai peristiwa penting seperti pergantian
kabinet yang cepat akibat pemberlakuan sistem Kabinet Parlementer, penyelegaraan
pemilu I RI, kegagalan konstitunte yang baru dan keluarnya Dekrit Presiden 1959.
a) Pemberlakuan Sistem Kabinet Parlementer
Semenjak RIS dibubarkan berdirilah Negara kesatuan RI dengan pedoman UUDS
1950. Isi konstitusi ini menganut ide demokrasi liberal yang meniru konstitusi negara –
negara Barat.
Pelaksanaan demokrasi liberal di Indonesia antara lain ditandai dengan berlakunya
sistem parlementer dengan ciri – ciri sebagai berikut:
Kedudukan Kepala Negara tidak dapat diganggu gugat
Kabinet dipimpin perdana menteri yang bertanggungjawab kepada
parlemen
Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara terbanyak
dalam parlemen
Masa jabatan kabinet tidak ditentukan dengan pasti lamanya
Kabinet dapat dijatuhkan setiap waktu oleh parlemen, sebaliknya
pemerintah pun dapat membubarkan parlemen.
Pada masa demokrasi liberal berlaku sistem multipartai, partai – partai ini ada yang
berkuasa di dalam pemerintahan dan ada juga yang menempatkan diri sebagai partai
oposisi. Partai yang berkuasa mendudukkan wakil – wakilnya dalam kabinet setelah
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 8
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
mendapatkan dukungan mayoritas parlemen. Namun, apabila mayoritas suara parlemen
tidak mempercayai lagi kabinet tersebut, maka jatuhlah kabinet yang berkuasa itu.
Partai – partai yang pernah berkuasa di Indonesia pada umumnya memiliki
kelemahan yang memberi peluang kepada partai oposisi untuk menjatuhkannya dalam
parlemen. Selama masa demokrasi liberal, hal ini sering terjadi sehingga menimbulkan
dampak yang kurang menguntungkan bagi kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Berikut ini kabinet yang pernah berkuasa pada masa demokrasi liberal:
Kabinet Natsir
Program kerja Kabinet Natsir antara lain:
Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih
Dewan Kostituante
Menyempurnakan susunan pemerintah dan membentuk kelengkapan
egara
Menggaitkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Menyempurnakan organisasi angkatan perang
Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat
Kabinet Sukiman
Program kerja Kabinet Sukiman antara lain:
Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai Negara hokum unutk
menjamin keamanan dan ketentraman serta menyempurnakan organisasi
alat – alat kekuasaan negara
Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka
pendek untuk mempertinggi kehidupan social ekonomi rakyat dan
mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan
Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante
dan menyelenggarakan pemilu itu dalam waktu singkat serta mempercepat
terklaksananya otonomi daerah.
Menyampiakan UU pengakuan serikat buruh, perjanjian kerjasama,
penetapan upah minimum, penyelesaian pertikaian buruh
Menyelenggarakan politik luar negeri bebas aktif
Memasukkan Irian Barat ke wilayah RI secepatnya
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 9
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
Kabinet Wilopo
Program kerja Kabinet Wilopo antara lain:
Mempersiapkan pemiliu
Berusaha mengembalika Irian Barat ke dalam pangkuan
RI
Meningkatkan keamanan dan kesjahteraan
Perbaharui bidang pendidikan dan pengajaran
Melaksanakan politik luar negeri bebas dan aktif
Kabinet Ali Sastromijoyo (Kabinet Ali-
Wongsonegoro)
Program kerja Kabinet Ali Sastromijoyo (Kabinet Ali-Wongsonegoro)
antara lain:
Menumpas pemberontakan DI/TII di berbagai daerah
Melaksanakan pemilu
Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI
Menyelenggarakan Koferensi Asia Afrika
Kabinet Burhanuddin Harahap
Program kerja Kabinet Burhanuddin Harahap antara lain:
Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah dalam hal
ini kepercayaan angkatan darat dan masyarakat
Akan dilaksanakan pemilihan umum, desentralisasi,
memecahkan masalah inflasi, dan pemberantasan korupsi
Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke RI
Kabinet Ali Sastromijoyo II
Program kerja Kabinet Ali Sastromijoyo II antara lain:
Menyelesaikan pembatalan hasil KMB
Menyelesaikan masalah Irian Barat
Pembentukan provinsi Irian Barat
Menjalankan politik luar negeri bebas aktif
Kabinet Juanda ( Kabinet Karya )
Program kerja Kabinet Karya disebut Pancakarya yang meliputi:
Membentuk dewan nasional
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 10
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
Normalisasi keadaan RI
Melanjutkan pembatalan
KMB
Memperjuangkan Irian Barat
Kembali ke RI
Mempercepat pembangunan
b) Pemilu I
Pada awal kemerdekaan pemerintah RI mengeluarkan Maklumat Pemerintah 3
November 1945 yang intinya menyatakan pemerintah mengahargai timbulnya partai –
partai politik untuk menyalurkan segala aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
Sejak saat itu, lahirlah partai – partai politik yang hidup berdampingan dengan partai
lama.
Pada masa Demokrasi Liberal sebagaian partai – partai politik yang ada tidak
bekerja sebagai penyalur aspirasi rakyat. Mereka hanya memperjuangkan kepentingan
golongan atau pribadi para pemimpin. Rakyat Indonesia menjadi frustasi melihat
kepincangan politik semacam itu sehingga rakyat menuntut diadakannya pemilihan
umum.
Persiapan menuju pemilu dirintis oleh Kabinet Ali I dan pelaksanaannya dilakukan
semasa Kabinet Burhanuddin Harahap. Pemilu I berlangsung dua tahap:
a. 29 September 1955, digunakan untuk memilih anggota DPR
b. 15 Desember 1955, pemilu dimanfaatkan untuk memilih kostituante
Pada pemilu tahap I sebanyak 39 juta rakyat Indonesia memberikan suaranya
dengan tertib dan disiplin. Pengamat luar negeri menilai pelaksanaan pemilu I
berlangsung tertib dan sukses. Dari sekitar 28 partai pemilu I di Indonesia telah
memunculkan 4 partai terkemuka yaitu Masyomi, PNI, NU, dan PKI.
Perolehan kursi DPR hasil pemilu I antara lain Masyomi 60
anggota, PNI 58 anggota, NU 47 anggota dan PKI 32 anggota.
Perolehan kursi konstituante hasil pemilu antara lain PNI 119
anggota, Masyomi 112 anggota, NU 91 anggota dan PKI 80 anggota.
Hasil pemilu yang begitu didambakan rakyat ternyata belum membuahkan hasil
yang diharapkan. Stabilitas politik tidak terwujud karena wakil – wakil rakyat yang
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 11
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
terpilih tetap saja mementingkan partainya sendiri. Pertentangan antara partai semakin
menghebat. Kabinet Ali II yang melanjutkan tugas Kabinet Burhanuddin Harahap hanya
bertahan satu tahun Karena dijatuhkan partai – partai oposisi yang semakin kuat.
c) Upaya Konstituante Menyusun UUD
Konstituante dipilih rakyat dengan tugas merancang UUD baru sebagai pengganti
UUDS 1950. Anggota kostituante mulai bersidang 10 November 1956 ternyata sampai
tahun 1958 konstituante belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Hal ini
disebabkan sering timbulnya perdebatan sengit yang berlarut – larut. Masing – masing
anggota kostituante terlalu mementingkan partainya. Dalam menanggapi hal itu,
Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang kostituante pada 25
April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD 1945. Amanat Presiden
ini diperdebatkan dan akhirnya diputuskan untuk diadakan pemungutan suara.
Pada 30 Mei 1959 kostituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269
suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak menyetujuinya. Suara yang menyetujui
memang lebih banyak daripada yang tidak setuju tetapi nyatanya suara tidak memenuhi
kuororu (dua pertiga jumlah minimum anggota yang hadir), sehingga pemungutan suara
harus diulang.
Pemungutan suara kembali diadakan 1 dan 2 Juni 1959. Dari dua kali pemungutan
suara konstituante kembali gagal mencapai dua pertiga suara yang dibutuhkan.
Akibatnya sidang – sidang berikutnya mengalami kemacetan. Pada 3 Juni konstituante
mengadakan reses yang ternyata untuk selamanya untuk mencegah akses – akses yang
membahayakan negara, pada 3 Juni 1959 pemerintah mengeluarkan peraturan yang
melarang kegiatan – kegiatan politik. Selanjutnya, rakyat yang menyadari perlunya
menjaga keselamatan negara segera melakukan pawai, rapat umum dan demonstrasi dan
penyerahan petisi. Rakyat menuntut kepada pemerintah untuk melaksanakan kembali
UUD 1945.
d) Dekret Presiden 5 Juli 1959
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 12
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945 menjadi konstitusi RI. Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka
pada 5 Juli 1959 pukul 17.00. Isi dekrit Presiden 5 Juli 1959 yakni:
a. Pembubaran kosntituante
b. Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950, dan
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat – singkatnya
Dekrit Presiden tersebut mendapat dukungan dari masyarakat. Kasad
memerintahkan kepada segenap anggota TNI untuk melaksanakan dan mengamankan
dekrit tersebut. Mahkamah Agung membenarkan dekrit tersebut. DPR dalam sidangnya
pada 22 Juli 1959 secara aklamasi menyatakan kesediaannya untuk terus bekerja dengan
berpedoman kepada UUD 1945.
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 13
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
KESIMPULAN
Peristiwa – peristiwa Penting pada Awal Pelaksanaan Demokrasi Liberal di
Indonesia antara lain:
Peristiwa APRA
Peristiwa Andi Azis
Peristiwa RMS
Peristiwa PRRI
Peristiwa Permesta
Kehidupan Politik dan Pemerintahan pada Masa Demokrasi Liberal meliputi:
Pemberlakuan Sistem Kabinet Parlementer
Pemilihan Umum I
Upaya Konstituante menyusun UUD
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 14
Pelaksanaan Demokrasi Liberal Mewarnai Kehidupan Demokrasi di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia Anwar, Suryana Moh. 2002. Sejarah Kelas 3 SLTP. Jakarta: Yudhistira.
Mustafa, Shodiq. 2007. Wawasan Sejarah 2 Indonesia dan Dunia. Kelas XI SMA
dan MA. Solo: Tiga Serangkai.
Perkembangan Demokrasi Liberal pada Awal Kemerdekaan 15