Download - Makalah Manajemen Peserta Didik
MAKALAH
MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Memenuhi Tugas Matakuliah
Manajemen Kurikulum Pendidikan
Disusun Oleh :
1. Rizqi Munawaroh (100533406928/E)
2. Debi Oktafianto (100533406928/E)
3. Titis Ariwibowo (100533406933/E)
JURUSAN ELEKTROFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANGMaret 2011
A. PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan
sangat bergantung kepada Manajemen komponen-komponen pendukung
pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga
pelaksana dan sarana prasarana. Komponen peserta didik keberadaannya sangat
dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta
didik merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu
pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan. Oleh karena itu
keberadaan peserta.didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan
tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembaga pendidikan
(Sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi
lembaga pendidikan, sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kejiwaan
peserta didik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan
yang baik, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai
menyelesaikan studi di sekolah tersebut.
B. KAJIAN
1. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Berdasarkan asal kata, pengertian Manajemen Peserta Didik merupakan
gabungan antara Manajemen dan Peserta Didik. Secara etimologis, kata
manajemen merupakan terjemahan dari management (Bahasa inggris).
Harold koontz dan Cyril O’Donel mendefinisikan manajemen sebagai
usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Andrew F. Sikula mengemukakan bahwa Manajemen pada umumnya
dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian pengendalian,
penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan
suatu produk atau jasa secara efisisen.
Dari pendapat di atas, pengertian Manajemen adalah suatu proses yang
dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan,
pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan/mengikutsertakan
semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien.
Pengertian Peserta Didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Oemar H Malik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu komponen
masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Abu Ahmadi berpendapat bahwa Peserta Didik adalah sosok manusia
sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya). Individu diartikan “orang seorang
tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang
menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan
keinginan sendiri”.
Dari pengertian-pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa peserta didik
adalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta
mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
pendidiknya.
Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Adminisration adalah
layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan
siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan
individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan
sampai ia matang di sekolah. (Knezevich, 1961). Manajemen Peserta Didik juga
dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta
didik masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
2. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga
pendidikan (sekolah); lebih lanjut proses pembelajaran tersebut dapat berjalan
lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi Manajemen Peserta Didik adalah sebagai wahana bagi peserta
didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan
dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi
potensi peserta didik lainnya.
Ada beberapa prinsip agar fungsi Manajemen Peserta Didik dapat
tercapai, yaitu:
1) Dalam mengembangkan program Manajemen kepeserta didikan,
penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.
2) Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan manajemen
sekolah.
3) Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi
pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4) Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta yang mepunyai keragaman latar belakang dan
punya banyak perbedaan.
5) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
6) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik.
7) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
3. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik meliputi:
a. Analisis kebutuhan peserta didik
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah
melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh
lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
Besarnya jumlah peserta didik yang akan diterima harus
mempertimbangkan hal-hal berikut:
Daya tamping kelas atau jumlah kelas yang tersedia. Jumlah peserta didik
dalam satu kelas (ukuran kelas) berdasarkan kebijakan pemerintah
berkisar antara 40-45 orang. Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara
teoritik berjumlah 25-30 peserta didik per satu kelas.
Rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid guru adalah 1 : 30.
2) Menyusun program kegiatan kesiswaan
Penyusunan program kegiatan bagi siswa selama mengikuti
pendidikan di sekolah harus didasarkan kepada:
Visi dan misi lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan
Minat dan bakat peserta didik
Sarana dan prasarana yang ada
Anggaran yang tersedia
Tenaga kependidikan yang tersedia
b. Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada
hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar
yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang
bersangkutan. Langkah-langkah rekruitmen peserta didik adalah sebagai berikut:
1) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru, yang terdiri dari semua unsur
guru, tenaga tata usaha dan dewan sekolah/komite sekolah. Panitia ini
bertugas mengadakan pendaftaran calon siswa, mengadakan seleksi dan
menerima pendaftaran kembali siswa yang diterima.
2) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru
yang dilakukan secara terbuka. Pengumuman tersebut berisi hal-hal sebagai
berikut:
Gambaran singkat lembaga pendidikan (sekolah) yang meliputi: sejarah,
visi dan misi sekolah, kelengkapan fasilitas sekolah, tenaga kependidikan
yang dimiliki.
Persyaratan pendaftaran siswa baru minimal meliputi surat sehat dari
dokter, ada batasan usia yang ditunjukkan dengan akte kelahiran, SKKB,
salinan nilai dari sekolah sebelumnya, melampirkan pas foto.
Cara pendaftaran. Ada dua cara yaitu secara individual oleh masing-
masing calon peserta didik yang datang ke lembaga pendidikan (sekolah)
yang dituju atau secara kolektif oleh pihak sekolah dimana peserta didik
sekolah sebelumnya.
Waktu pendaftaran, yang memuat kapan waktu pendaftaran dimulai dan
diakhiri.
Tempat pendaftaran.
Berapa uang pendaftaran dan kepada siapa uang tersebut diserahkan,
serta bagaimana pembayarannya.
Waktu dan tempat seleksi, meliputi hari, tanggal, jam fan tempat seleksi.
Pengumuman hasil seleksi yang meliputi waktu pengumuman dan
dimana calon peserta didik dapat memperolehnya.
c. Seleksi Peserta Didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk
menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di
lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
1) Melalui tes atau ujian, yang meliputi psikotest, tes jasmani, tes kesehatan,
tes akademik atau tes ketrampilan.
2) Melalui Penelusuran Bakat Kemampuan
3) Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.
d. Orientasi
Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa
baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah)
tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Situasi dan kondisi ini
menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah.
Tujuan diadakan orientasi bagi peserta didik antara lain:
Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang
berlaku di sekolah
Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara
fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah mengikuti proses
pembelajaran di sekolah.
e. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Menurut William A Jeager dalam mengelompokkan peserta didik dapat
didasarkan kepada:
Fungsi integrasi, yaitu pengelompokkan yang didasarkan atas kesamaan-
kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokkan ini didasarkan
menurut jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Pengelompokan ini
menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal.
Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta didik disarkan pada
perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat,
bakat, kemampuan dan sebagainya. Pengelompokkan ini menghasilkan
pembelajaran yang bersifat individual.
Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, dasar-dasar pengelompokkan
peserta didik ada 5 macam yaitu:
Friendship Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada kesukaan di dalam memilih
teman antar peserta didik itu sendiri.
Achievement Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh
siswa. Dalam pengelompokkan ini biasanya diadakan percampuran antara
peserta didik yang berprestasi tinggi dengan peserta didik dengan peserta
didik yang berprestasi rendah.
Aptitude Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas kemampuan dan bakat yang
sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didik itu sendiri.
Attention or Interest Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas perhatian atau minat yang
didasari kesenangan peserta didik itu sendiri.
Intelligence Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas hasil tes intelegensi yang
diberikan kepada peserta didik itu sendiri.
f. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak
mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di
masa yang akan datang. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan
pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan
kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan dalam
kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan
kurikuler dalam bentuk proses belajar mengajar dengan nama mata pelajaran atau
bidang studi yang ada di sekolah. Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan
kurikuler ini.
Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan peserta didik
yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum. Kegiatan
ini biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang telah dimiliki oleh
peserta didik. Setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstra
kurikuler. Ia bisa memilih kegiatan mana yang dapat mengembangkan
kemampuan dirinya. Contoh kegiatan ekstra kurikuler: OSIS (Organisasi Siswa
Intra Sekolah), ROHIS (Rohani Islam), kelompok basket, silat, Pramuka, dan lain-
lain.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukur melalui
proses penilaian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (guru). Ukuran yang
sering digunakan adalah naik kelas dan tidak naik kelas bagi peserta didik yang
belum mencapai tingkat akhir sebuah lembaga pendidikan (sekolah).
g. Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan dimulai sejak peserta didik diterima
di sekolah sampai mereka tamat di sekolah tersebut. Pencatatan tentang kondisi
peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan
yang optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai wujud
tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait dapat mengetahui
perkembangan peserta didik di lembaga tersebut.
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah
melakukan pencatatan dan pelaporan biasanya berupa:
Buku Induk Siswa
Buku ini berisi catatan tentang peserta didik yang masuk pada sekolah
tersebut yang setiap catatannya berisi nompr pokok dan data-data setiap
peserta didik.
Buku Klapper
Pencatatan buku ini dapat diambil dari buku induk, tetapi penulisannya
disusun berdasarkan abjad.
Daftar presensi
Daftar hadir peserta didik sangat penting sebab frekuensi kehadiran setiap
peserta didik dapat diketahui/dikontrol.
Daftar mutasi peserta didik
Daftar mutasi ini digunakan untuk mencatat ke luar masuk peserta didik
dalam setiap bulan, semester, atau setahun.
Buku catatan pribadi peserta didik
Buku ini antara lain berisi: identitas peserta didik, keterangan mengenai
keadaan keluarga, keadaan jasmani dan kesehatan, riwayat pendidikan serta
hasil belajar, data psikologis dan kegiatan di luar sekolah.
Daftar nilai
Daftar nilai ini dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus untuk
mencatat hasil tes setiap peserta didik pada bidang studi/mata pelajaran
tertentu.
Buku Legger
Legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi untuk setiap
peserta didik. Pencatatan nilai dalam Legger biasanya satu tahun dua kali
(sesuai pembagian raport).
Buku raport
Buku raport merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar peserta didik
kepada orang tua / wali peserta didik itu sendiri. Selain prestasi belajar,
dilaporkan pula tentang kehadiran tingkah laku peserta didik.
h. Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta
didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang
telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik.
Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu
lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir, maka peserta didik
tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat.
Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara
peserta didik dan lembaga telah selesai. Hubungan antara sekolah dengan para
alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh
para alumni yang biasa disebut “reuni”. Saai ini tiap lembaga pendidikan
(sekolah) ada organisasi alumninya, misalnya IKA (Ikatan Alumni).
4. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut PP. No. 29 tahun 1990 Bab X pasal 27, pengertian bimbingan
yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan
tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
Fungsi bimbingan di sekolah ada tiga, yaitu :
1) Fungsi Penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis
sekolah lanjutannya, memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-citanya
2) Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru dan tenaga edukatif lainnya
untuk menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan minat,
kemampuan dan cita-cita peserta didik.
3) Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri
dengan bakat, minat, kemampuannya untuk mencapai perkembangan yang
optimal.
Tujuan dilaksanakannya bimbingan di sekolah antara lain:
1) Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri,
2) Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan
serta persyaratannya,
3) Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat,
4) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
5) Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak
pada bakat, minat dan kemampuannya,
6) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya dan berbagai
nilai,
7) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan, miat dan bakatnya dalam
perencanaan masa depan baik yang menyangkut pendidikan maupun
pekerjaan yang tepat,
8) Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial,
Ruang lingkup bimbingan di sekolah yaitu :
1) Layanan kepada peserta didik
a. Dilihat dari jenis permasalahan yang dihadapi peserta didik, mencakup :
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan pendidikan, bimbingan
pekerjaan (bimbingan karir).
b. Dilihat dari ukuran kegiatan, mencakup: layanan orientasi, layanan
pengumpulan data pribadi, layanan pemberian informasi, layanan
penempatan, layanan penyuluhan, layanan pengiriman, layanan tindak
lanjut.
2) Layanan kepada guru
3) Layanan kepada kepala sekolah
4) Layanan kepada calon peserta didik (feeder school)
5) Layanan kepada orang tua
6) Layanan kepada dunia kerja, teruatama dilaksanakan di sekolah kejuruan
7) Layanan kepada lembaga-lembaga dan masyarakat lain.
b. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan
dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah sering
disebut sebagai jantung sekolah, karena yang menjadi denyut nadi proses
pembelajaran di sekolah adalah perpustakaan.
Tujuan perpustakaan sekolah:
1) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya
serta mendayagunakan budaya tulisan;
2) Mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara efektif dan efisien;
3) Meletakkan dasar kea rah belajar mandiri;
4) Memupuk bakat dan minat;
5) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari atas usaha dan tanggung jawab sendiri.
Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan yaitu:
1) Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar,
2) Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan konsultasi
bagi peserta dan pendidik,
3) Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang
berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera
mengembangkan daya kreatif,
4) Melaksanakan pelayanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik
sehingga pendidikan peserta didik tertarik dan terbiasa dalam menggunakan
fasilitas perpustakaan.
Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengan sasaran yang dituju
yaitu:
1) Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subyek yang menjadi bidang;
b. Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan alat audio
visual;
c. Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata pelajaran
tertentu;
d. Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan penelitian yang
diperlukan oleh guru dalam rangka meningkatkan profesinya.
2) Layanan kepada peserta didik, meliputi :
a. Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas
cakrawala kurikulum;
b. Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta didik
memperdalam pengetahuannya;
c. Menyediakan bahan untuk meningkatkan ketrampilan;
d. Menyediakan kemudahan untuk membantu peserta didik mengadakan
penelitian.
3) Layanan terhadap manajemen sekolah
Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah adalah:
a. Sebagai perangkat pendidikan di sekolah;
b. Unit pelaksana teknis
c. Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan
Perbandingan koleksi antara buku non fiksi dan fiksi disarankan sebagai
berikut: untuk SD 60:40; untuk SMP 70:30; untuk SLTA 75:25.
Sebelum siap dipinjamkan bahan pustaka perlu diorganisasikan/diolah
berdasarkan peraturan dan ketentuan yang telah dibakukan. Klasifikasi digunakan
sistem DDC (Dewey Decimal Classification), untuk katalogisasi mempergunakan
peraturan katalogisasi Indonesia. Untuk teknis pelaksanaan digunakan pedoman
penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Tenaga perpustakaan terdiri dari :
1. Pestakawan, adalah seorang guru pustakawan, yaitu guru yang
disamping tugas mengajar juga mengolah perpustakaan. Untuk itu
diperlukan pendidikan ilmu dan teknologi perpustakaan kurang lebih
6 bulan. Guru perpustakaan mempunyai kedudukan yang sama
dengan guru.
2. Tenaga pembantu, adalah tenaga pustakawan pembantu dan tenaga
administrasi, dapat seorang guru atau tenaga administrasi deangan
pengetahuan perpustakaan sedikitnya 120 jam
Gedung atau ruang perpustakaan berfungsi sebagai:
1. Tempat penyimpanan bahan pustaka
2. Tempak aktivitas layanan perpustakaan
3. Tempat bekerja petugas perpustakaan
Jenis ruangan : ruangan perpustakaan dibagi berdasarkan aktivitas
perpustakaan, yaitu:
Ruangan penyimpan koleksi bahan pustaka
Ruangan penerbitan berkala
Ruangan alat aoudio-visual
Ruangan baca
Ruangan pengolahan
Ruangan layanan pembaca
Ruangan pustakawan
Ruangan serba guna
Ruangan antan ruangan
c. Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin / warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya
makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup
mengandung gizi, para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin
sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makan bersih
dan bergizi.
d. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah
bernaman Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Adalah merupakan usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah
Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina
kesehatan murid dan lingkungan hidupnya.
Program usaha kesehatan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Mencapai lingkungan hidup yang sehat
2. Pendidikan kesehatan
3. Pemeliharaan kesehatan di sekolah
e. Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan bagi peserta didik marupakan salah satu penunjang
untuk kelancaran proses belajar mengajar. Para peserta didik akan merasa
aman dan nyaman ketik mereka bisa dating tepat waktu dan tidak sampai
telambat mengikuti proses belajar mengajar
f. Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya
diperlukannya adanya asrama.
5. Studi Kasus
Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh kegiatan
penerimaan siswa baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, kepala sekolah
terlebih dahulu membentuk panitia berdasarkan pedoman dari dinas
pendidikan setempat. Panitia yang sudah dibentuk diformalkan dengan
menggunakan surat keputusan (SK) kepala sekolah.
Susunan panitianya sebagai berikut:
Ketua : Kepala Sekolah
Skretaris I : Urusan Kepala Sekolah Kesiswaan
Skretaris II : Kepala TU
Bendahaara : Bendahara Sekolah
Anggota : TU dan Guru (jumlah sesuai Kebutuhan)
Setelah terbentuk panitia, langkah selanjutnya pembuatan pengumuman
Kepada masyarakat, agar para calon pendaftar mengetahui syarat-syarat
memasuki sekolah tersebut.
C. PENUTUP
Kegitatan manajemen peserta didik merupakan bagian penting yang harus
diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah. Program-
program kegiatan manajemen ke peserta didik yang diselenggarakan harus
didasarkan pada kepentingan dan perkembangan serta peningkatan kemampuan
peserta didik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dan sesuai dengan
keinginan, bakat dan minat peserta didik. Pengadaan program kegiatan
manajemen peserta didik diharpkan dapat menghasilkan keluaran yang bermutu
Penyelenggaraan sekolah yang bermutu perlu didukung oleh ketersediaan
yanan kepada peserta didik yang layak dan memadahi dalam kuantitas maupun
kualitasnya. Mengingat penyelenggaraan sekolah harus mengalami perubahan dan
perkembangan, maka manajemen peserta didik yang ada di sekolah tersebut perlu
melakukan inovasi yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang ada,
agar kegiatan manajemen peserta didik bisa mendukung terlaksananya program
sekolah dan tercapainya tujuan pendidikan secara umum sebagaimana termaktub
dalam UU system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003
D. DAFTAR RUJ UKAN
Departemen Pendidikan Nasional, (2000), Panduan Manajemen Sekolah,
Jakarta, Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah,
Hasibuan, Malayu S. P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta:Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S. P. (2003). Organisasi Dan Motivasi.
Jakarta:Bumi Aksara.
Hoy, Wayne K, (2001), Education Administration : Theory, Research and
Practice Sixth Edition, New york, McGraw Hill Companies
Imron, Ali. (2004). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah,
Malang; Universitas Negeri Malang
Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi
pendidikan
Suryosubroto, B.(2004) Manajemen Pendidikan di sekolah
Jakarta ; Rineka Cipta
Tim Dosen Jurusan Adminstrasi Pendidikan. (2005).manajemen pendidikan
Bandung : Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI
Undan-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Ttentang Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standart Nasional
Pendidikan
William A, (1949), Administration and The Pupil, New York: Hapers and Brother