Download - makalah komunitas kumuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pemukiman Kumuh
B. Karakteristik Pemukiman Kumuh
C. Sebab dan Proses Terjadinya Pemukiman Kumuh
Dalam perkembangan suatu kota sangat erat kaitannya dengan mobilitas
penduduknya. Masyarakat yang mampu cenderung memilih tempat huniannya keluar
dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung
memilih tempat tinggal di pusat kota khususnya kelompok masyarakat urbanisasi
yang ingin mencari pekerjaan dikota.
Tidak tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong
masyarakat yang kurang mampu serta kebutuhan akan akses ke tempat usaha menjadi
penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh di perkotaan. Ledakan penduduk
di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak
terkendali juga dapat menjadi salah satu penyebab terbentuknya pemukiman kumuh.
Lebih ringkasnya, penyebab utama tumbuhnya lingkungan kumuh menurut
Khomarudin (1997) antara lain adalah:
Urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah.
Sulit mencari perkerjaan.
Sulitnya mencicil atau menyewa rumah.
Kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan.
Perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah.
Disiplin warga yang rendah
Kota sebagai pusat perdagangan yang menarik bagi para pengusaha dan kaum
pendatang.
Semakin sempitnya lahan pemukiman karena dinamika penduduk dan semakin
tingginya harga tanah maupun bangunan.
Dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara perorangan
maupun dibangunkan oleh orang lain dapat mengakibatkan munculnya lingkungan
perumahan kumuh, yang padat, tidak teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana
lingkungan yang memenuhi standar teknis dan kesehatan.
D. Masalah yang Terjadi di Pemukiman Kumuh
Perumahan kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak. Dari segi
pemerintahan, pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli
dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat. Sementara pada dampak sosial,
dimana sebagian masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan
kemampuan ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan
dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial. Terbentuknya pemukiman kumuh
yang sering disebut sebagai slum area dipandang potensial menimbulkan banyak
masalah perkotaan, karena dapat menjadi sumber timbulnya berbagai perilaku
menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
Pemukiman kumuh umumnya di pusat-pusat perdagangan, seperti pasar kota,
perkampungan pinggir kota, dan disekitar bantaran sungai kota. Kepadatan penduduk
di daerah-daerah ini cenderung semakin meningkat dengan berbagai latar belakang
sosial, ekonomi, budaya dan asal daerah. Perhatian utama pada penghuni pemukiman
ini adalah kerja keras mencari nafkah atau hanya sekedar memenuhi kebutuhan
sehari-hari agar tetap bertahan hidup dan bahkan tidak sedikit warga setempat yang
menjadi pengangguran. Sehingga tanggung jawab terhadap disiplin lingkungan,
norma sosial dan hukum, kesehatan, solidaritas sosial serta tolong menolong menjadi
terabaikan dan kurang diperhatikan.
Perilaku menyimpang yang sering dijumpai pada pemukiman kumuh adalah
perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial, tradisi dan kelaziman yang
berlaku sebagaimana kehendak sebagian besar anggota masyarakat. Wujud perilaku
menyimpang di pemukiman kumuh ini berupa perbuatan tidak disiplin lingkungan
seperti membuang sampah dan kotoran di sembarang tempat, menghindari pajak,
tidak memiliki KTP dan menghindar dari kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti
gotong-royong dan kegiatan sosial lainnya. Bagi kalangan remaja dan pengangguran,
biasanya penyimpangan perilakunya berupa mabuk-mabukan, minum obat terlarang,
pelacuran, adu ayam, memutar blue film, begadang dan berjoget di pinggir jalan
dengan musik keras sampai pagi, mencorat-coret tembok/bangunan fasilitas umum,
dan lain-lain. Akibat lebih lanjut perilaku menyimpang tersebut bisa mengarah kepada
tindakan kejahatan (kriminal) seperti pencurian, pemerkosaan, penipuan, penodongan,
pembunuhan, pengrusakan fasilitas umum, perkelahian, melakukan pungutan liar,
mencopet dan perbuatan kekerasan lainnya.
Keadaan seperti itu cenderung menimbulkan masalah-masalah baru yang
menyangkut:
1. Masalah persediaan ruang yang semakin terbatas terutama masalah
pemukiman untuk golongan ekonomi lemah dan masalah penyediaan lapangan
pekerjaan di daerah perkotaan.
2. Masalah perilaku menyimpang sebagai akibat dari adanya kekaburan atau
ketiadaan norma pada masyarakat migran di perkotaan. Disamping itu juga
pesatnya pertumbuhan penduduk kota dan lapangan pekerjaan di wilayah
perkotaan mengakibatkan semakin banyaknya pertumbuhan pemukiman-
pemukiman kumuh yang menyertainya dan menghiasi areal perkotaan tanpa
penataan yang berarti.
Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah pemukiman kumuh adalah:
1. Ukuran bangunan yang sangat sempit dan tidak memenuhi standard untuk
bangunan layak huni
2. Rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah pemukiman rawan
akan bahaya kebakaran
3. Sarana jalan yang sempit dan tidak memadai
4. Tidak tersedianya jaringan drainase
5. Kurangnya suplai air bersih
6. Jaringan listrik yang semrawut
7. Fasilitas MCK yang tidak memadai
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan berbagai permasalahan kesehatan
sangat banyak di lingkungan ini, diantaranya adalah:
Masalah sampah
Masalah air bersih
Masalah MCK
Masalah udara bersih
Masalah limbah
E. Upaya Mengatasi Masalah di Pemukiman Kumuh
Kemiskinan merupakan salah satu enyebab timbulnya pemukiman kumuh di
kawasan perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat ditanggulangi dengan adanya
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan, peningkatan lapangan pekerjaan
dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan pelayanan dasar bagi kelompok
miskin dan pengembangan institusi penanggulangan kemiskinan. Peningkatan
pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi,
penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan pemukiman pada
umumnya.
Cara Mengatasi Pemukiman Kumuh:
1. Program Perbaikan Kampung, yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi
kesehatan lingkungan dan sarana lingkungan yang ada.
2. Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh yang dilakukan dengan
membongkar lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta
menggantinya dengan rumah susun yang memenuhi syarat.
Selain usaha dari pemerintah diharapkan masyarakat juga ikut terlibat dalam
mengatasi pemukiman kumuh di perkotaan. Sehingga diperlukan kerjasama antara
pemerintah, pihak swasta dan masyarakat untuk mengatasi adanya pemukiman
kumuh. Namun, pemukiman kumuh tidak dapat diatasi dengan pembangunan fisik
semata-mata tetapi yang lebih penting yaitu mengubah prilaku dan budaya dari
masyarakat di kawasan kumuh. Jadi, masyarakat juga harus menjaga lingkungannya
agar tetap bersih, rapi, tertur dan indah. Sehingga akan tercipta lingkungan yang
nyaman, tertib dan asri.
Beberapa contoh upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam menangulangi
permukiman kumuh, sebagai berikut:
1. Membangun rumah susun
Dengan adanya rumah susun, baik Rusunawa maupun Rusunami.
Masyarakat yang masih tinggal dipemukiman kumuh ini dapat tinggal di
rumah susun ini. Terutama dapat menghemat lahan pemukiman..
2. Program perbaikan kampung
Melalui Program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP).
Diarahkan untuk pembangunan jalan lingkungan dan tempat mandi dan
cuci kakus (MCK) dipermukiman serta pembangunan.
3. Memberikan penyuluhan tentang dampak tinggal di pemukiman kumuh
ini.
Minimnya sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan berdampak
timbulkan masalah. Salah satunya adalah mewabahnya penyakit. Karena
kebanyakkan pemukiman ini lingkungannya kotor sehingga tidak terlepas
tentang penyakit. Maka dari itu pemerintah harus dapat memberikan
penyuluhkan tentang dampak yang di timbulkan dari pemukiman kumuh
ini agar masyarakat bisa sadar dan peka bahayanya tinggal di pemukiman
kumuh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ledakan penduduk dikota - kota besar merupakan salah satu penyebab dari
tumbuhnya pemukiman kumuh. Penyebab yang lain adalah karena urbanisasi maupun
karena kelahiran yang tidak terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan
ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah
untuk menyediakan permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang akan
mencari alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di
kota.
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada partisipasi masyarakat di wilayah
kumuh perkotaan adalah pendidikan yang rendah, lama tinggal di lokasi kumuh,
aktivitas komunikasi, serta tingkat pengetahuan terhadap kesehatan dan lingkungan
hidup yang rendah.
Daerah dengan jumlah penduduk yang padat dan lingkungan yang tidak sehat
banyak menimbulkan berbagai permasalahan diperkotaan karena dapat merupakan
sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber
penyakit sosial lainnya.
Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh
adalah: ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk
bangunan layak huni, rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah
permukiman rawan akan bahaya kebakaran, sarana jalan yang sempit dan tidak
memadai, tidak tersedianya jaringan drainase, kurangnya suplai air bersih, jaringan
listrik yang semrawut, dan fasilitas MCK yang tidak memadai.
B. SARAN
Pemerintah hendaknya membimbing wilayah yang kumuh, melalui kelurahan
setempat. Dapat melakukan kegiatan penyuluhan dengan bekerjasama dengan instansi
terkait dengan materi yang berhubungan dengan konsep praktis tentang penyelesaian
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di lingkungan kumuh, agar pengetahuan
akan sadar berperilaku sehat semakin meningkat.
Pemerintah dapat mengupayakan rehabilitasi terhadap peningkatan dan
pemanfaatan sumber daya masyarakat, dapat dilakukan dengan pelatihan
keterampilan, penyaluran tenaga kerja secara resmi atau penampungan terhadap
warga-warga tuna karya.
Upaya dibidang penanggulangan pemukiman kumuh, dengan cara yang lebih
manusiawi dan mempertimbangkan jalan keluar terbaik dan memihak kepada
kepentingan masyarakat pemukiman kumuh. Penanggulangan tidak dilakukan secara
brutal dengan menggusur tanpa pemberitahuan dan batas waktu yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
http://nurmansaniikbal.blogspot.co.id/2013/01/masalah-permukiman-kumuh.html?
m=1b
http://tugasnyadimas.blogspot.co.id/2014/11/pemukimankumuh-disusunoleh_4.html